FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
KATA PENGANTAR
Laporan Akhir (Final Report) ini diajukan untuk memenuhi pekerjaan “Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatratalok) di Wilayah Propinsi Maluku Utara Dalam Rangka Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Maluku-Papua”. Adapun dalam penyusunan laporan ini dibagi menjadi 6 (enam) Volume, yaitu:
Volume 1 : Kota Ternate
Volume 2 : Kota Tidore Kepulauan
Volume 3 : Kabupaten Halmahera Barat
Volume 4 : Kabupaten Halmahera Tengah
Volume 5 : Kabupaten Halmahera Timur
Volume 6 : Kabupaten Pulau Morotai
Penyusunan Laporan Akhir ini, untuk tiap-tiap volume dibahas beberapa hal, yaitu: (1) pendahuluan, (2) tinjauan pustaka, (3) metodologi studi, (4) kondisi wilayah dan jaringan transportasi saat ini, (5) perkiraan kondisi mendatang, dan (6) arah pengembangan jaringan. Semuanya ini disesuaikan dengan Kerangka Acuan Kerja yang ada dan Panduan Penyusunan Sistranas pada Tatralok. Pada kesempatan ini, konsultan menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu pelaksanaan kegiatan ini, serta mengharapkan kritik dan saran untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan pada tahap selanjutnya.
Bandung, November 2013
PT. GIRI AWAS
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
i
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
DAFTAR ISI Kata Pengantar
i
Daftar Isi
ii
BAB 1
BAB 2
PENDAHULUAN
1-1
1.1 Latar Belakang
1-1
1.2 Maksud dan Tujuan
1-4
1.3 Ruang Lingkup Studi
1-4
1.4 Batasan Kegiatan
1-6
1.5 Indikator Keluaran Dan Keluaran
1-6
1.6 Lokasi Dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan
1-6
1.7 Tenaga Ahli Yang Diperlukan
1-6
1.8 Perlengkapan Pendukung Pekerjaan
1-7
1.9 Sistematika Penulisan
1-7
TINJAUAN PUSTAKA
2-1
2.1 Pendekatan Studi
2-1
2.2 Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025
2-2
2.2.1 Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
2-2
2.2.2 Peningkatan Potensi Ekonomi Wilayah Melalui Koridor Ekonomi
2-3
2.2.3 Koridor Ekonomi Indonesia
2-4
2.2.4 Arahan Pengembangan Kegiatan Ekonomi Utama
2-5
2.2.5 Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan Maluku
2-6
2.3 Pola Dasar Sistranas
2-8
2.4 Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda
2 - 10
2.5 Jaringan Transportasi
2 - 13
2.6 Penyusunan Tatanan Makro Strategis Perhubungan Pada Skala Lokal Kabupaten / Kota (Tatralok)
BAB 3
2 - 26
2.7 Penguatan Konektivitas Nasional
2 - 27
2.8 Kerangka Pemikiran Studi
2 - 33
METODOLOGI STUDI
3-1
3.1
3-1
Metodologi Studi
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
ii
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3.2
Pengumpulan Data dan Desain Kuesioner
3-4
3.2.1 Pengumpulan Data
3-4
3.2.2 Desain Kuesioner
3-8
3.3
Pola Pikir Studi
3-9
3.4
Analisis Pengembangan Wilayah
3 - 12
3.5
Hubungan Antara Sistem Transportasi dan Tata Ruang
3 - 13
3.6
Pemodelan Transportasi
3 - 13
3.6.1 Struktur Model
3 - 13
3.6.2 Proses Pemodelan Transportasi
3 - 15
3.6.2.1 Penetapan Sistem Zona dan Sistem Jaringan 3 - 15
BAB 4
3.6.2.2 Estimasi dan Prediksi Tip-ends dan MAT
3 - 17
3.6.2.3 Simulasi Jaringan
3 - 18
3.7
Jaringan Transportasi Multimoda dan Intermoda
3 - 18
3.8
Pemetaan Potensi dan Kendala
3 - 19
3.9
Analisis Normatif
3 - 21
3.10 Penyusunan Strategi dan Program
3 - 21
3.11 Azas Tataran Transportasi Lokal (Tatralok)
3 - 23
KONDISI WILAYAH DAN JARINGAN TRANSPORTASI SAAT INI
4-1
4.1 Letak Geografis dan Wilayah Administrasi
4-1
4.2 Kependudukan
4-5
4.3 Potensi Produksi dan Ekonomi
4-9
4.3.1 Pertanian (Pangan)
4-9
4.3.2 Perkebunan
4 - 12
4.3.3 Peternakan
4 - 14
4.3.4 Perikanan
4 - 14
4.3.5 Perindustrian
4 - 16
4.3.6 Perdagangan
4 - 16
4.3.7 Produk Domestik Regional Bruto
4 - 19
4.4 Kondisi Pola Aktivitas Transportasi
4 - 22
4.4.1 Jaringan Jalan
4 - 28
4.4.2 Angkutan Darat
4 - 37
4.4.3 Angkutan Penyeberangan
4 - 40
4.4.4 Angkutan Laut
4 - 43
4.4.5 Angkutan Udara
4 - 47
4.4.6 Transportasi Multimoda
4 - 50
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
iii
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
BAB 5
4.5 Permasalahan Transportasi Wilayah
4 - 52
4.6 Analisis Pergerakan Orang Dan Barang Di Kota Ternate
4 - 53
4.6.1 Jaringan Jalan
4 - 53
4.6.2 Volume Lalu Lintas Di Simpang
4 - 54
4.7 Pemodelan Transportasi
4 - 56
4.7.1 Matrik Asal Tujuan
4 - 60
4.7.2 Hasil Pembebanan Lalu Lintas
4 - 64
PERKIRAAN KONDISI MENDATANG
5-1
5.1 Rencana Proyek MP3EI
5-1
5.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Ternate
5-2
5.2.1 Rencana Struktur Ruang Kota Ternate
5-3
5.2.2 Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Ternate
5-6
5.3 Pemodelan Transportasi
5-8
5.3.1 Matrik Asal Tujuan
5-8
5.3.2 Skenario Pengembangan BAB 6
5 - 19
ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN
6-1
6.1 Arah Pengembangan Jaringan Transportasi
6-1
6.1.1 Kondisi Yang Diinginkan
6-1
6.1.2 Kebijakan Yang Diinginkan
6-3
6.1.3 Program Prioritas
6-4
6.2 Sistem Jaringan Prasarana Utama
6-5
6.3 Inventarisasi Rencana Proyek MP3EI dan Pembangunan Daerah Kota Ternate
6 - 17
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1
PP 26 Tahun 2008 Tentang RTRWN
LAMPIRAN 2
RTRW Malut
LAMPIRAN 3
MP3EI
LAMPIRAN 4
Data Produksi dan Operasi Jaringan dan Simpul Transportasi
LAMPIRAN 5
Peta Kawasan Tertinggal dan Perbatasan
LAMPIRAN 6
Peta Rencana Pengembangan Jaringan Transportasi
LAMPIRAN 7
Rancangan Peraturan Walikota Tentang Sistem Transportasi Nasional Pada Tataran Transportasi Lokal
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
iv
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi. Karenanya sistem transportasi nasional (SISTRANAS) diharapkan mampu menghasilkan jasa transportasi yang berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara efisien dan efektif dalam menunjang dan sekaligus menggerakan dinamika pembangunan; mendukung mobilitas manusia dan barang serta jasa; mendukung pola distribusi nasional serta mendukung pengembangan wilayah, peningkatan hubungan nasional dan internasional yang lebih memantapkan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan Wawasan Nusantara. MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 dan melengkapi dokumen perencanaan. Suksesnya pelaksanaan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia tersebut sangat tergantung pada kuatnya derajat konektivitas ekonomi nasional (intra dan inter wilayah) maupun konektivitas ekonomi internasional Indonesia dengan pasar dunia. Dengan pertimbangan tersebut MP3EI menetapkan penguatan konektivitas nasional sebagai salah satu dari tiga strategi utama (pilar utama). Konektivitas Nasional merupakan pengintegrasian 4 (empat) elemen kebijakan nasional yang terdiri dari Sistem Logistik Nasional (Sislognas), Sistem Transportasi Nasional (Sistranas), Pengembangan wilayah (RPJMN/RTRWN), Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT). Upaya ini perlu dilakukan agar dapat diwujudkan konektivitas nasional yang efektif, efisien, dan terpadu. Sebagaimana diketahui, konektivitas nasional Indonesia merupakan bagian dari konektivitas global. Oleh karena itu, perwujudan penguatan konektivitas nasional perlu mempertimbangkan keterhubungan Indonesia dengan dengan pusat-pusat perekonomian lokal, regional dan dunia (global) dalam rangka meningkatkan daya 1-1
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
saing nasional. Hal ini sangat penting dilakukan guna memaksimalkan keuntungan dari keterhubungan lokal, regional dan global/internasional. Implementasi pelaksanaan MP3EI dalam fase pertama kurun waktu tahun 2011 – 2014 yaitu pembentukan dan operasionalisasi institusi pelaksana MP3EI yang terdiri dari :
Penyusunan rencana aksi untuk debottlenecking regulasi, perizinan, insentif, dan pembangunan dukungan infrastruktur yang diperlukan, serta realisasi komitmen investasi (quick-wins).
Penetapan hubungan internasional untuk pelabuhan dan bandar udara.
Penguatan lembaga litbang dan pelaksanaan riset di masing-masing koridor.
Pengembangan kompetensi SDM sesuai kegiatan ekonomi utama koridor.
Di sisi lain, sebagai unsur pendorong dalam pengembangan transportasi berfungsi menyediakan jasa transportasi yang efektif untuk menghubungkan daerah terisolasi, tertinggal dan perbatasan dengan daerah berkembang yang berada di luar wilayahnya, sehingga terjadi pertumbuhan perekonomian yang sinergis. Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) pada hakekatnya merupakan suatu Konsep Pembinaan Transportasi dalam pendekatan kesisteman yang mengintegrasikan sumber daya dan memfasilitasi upaya-upaya untuk mencapai tujuan nasional. Dalam hal ini adalah penting untuk secara berkelanjutan memperkuat keterkaitan fungsi atau keterkaitan aktivitas satu sama lainnya baik langsung maupun tidak langsung dengan penyelenggaraan transportasi baik pada Tataran Transportasi Nasional (Tatranas), Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil), maupun Tataran Transportasi Lokal (Tatralok). Sistranas diwujudkan dalam Tataran Transportasi Nasional (TATRANAS) ditetapkan oleh pemerintah, Tataran Transportasi Wilayah (TATRAWIL) ditetapkan oleh pemerintah propinsi, dan Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK) ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota. Keterkaitan ketiga tataran tersebut tidak dapat dipisahkan yang pada akhirnya akan menjadi acuan bagi semua pihak terkait dalam penyelenggaraan transportasi untuk perwujudan pelayanan transportasi yang efektif dan efisien baik pada tataran lokal, wilayah maupun nasional. Dalam kaitan tersebut dan dalam rangka perwujudan SISTRANAS dalam mendukung MP3EI perlu disusun jaringan transportasi pada tataran Nasional, Propinsi dan Lokal Kabupaten/Kota agar tercipta harmonisasi dan sinkronisasi penyelenggaraan transportasi. Pada Tataran wilayah Propinsi (Tatrawil) telah disusun secara simultan pada tahun 2012 yang perlu di tindak lanjuti dengan 1-2
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
penyusunanan Tatralok pada tahun 2013 ini khususnya pada wilayah Kabupaten/Kota yang belum berkembang dengan baik. Dengan demikian diperoleh arah pembangunan jaringan pelayanan dan jaringan prasarana yang dapat berperan dalam mendukung perekonomian wilayah dan mendorong pertumbuhan wilayah yang belum berkembang baik pada tataran lokal, propinsi hingga nasional/internasional. Secara makro, perkembangan ekonomi dan transportasi di wilayah Maluku Utara tidak lepas dari perkembangan ekonomi nasional, regional dan internasional di sekitarnya. Secara nasional, Program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 seperti yang diatur dalam Perpres Nomor 32 tahun 2011 diperkirakan dapat menjadi rujukan baru dan penting bagi Propinsi Maluku Utara dalam menata sistem dan layanan transportasinya sehingga selaras dengan program MP3EI guna mendukung program penguatan ekonomi koridor enam di aras Propinsi Papua, Maluku dan Maluku Utara yang berbasiskan inovasi (innovation driven economy) dan bukan hanya berdasarkan kebutuhan (needed driven economy). Berdasarkan rencana MP3EI tersebut diperkirakan besaran nilai investasi yang berpotensi dilakukan di wilayah Maluku Utara seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1 di bawah ini diperkirakan sekitar Rp 113,5 Trilyun.
Sumber: Bappenas (2011)
Gambar 1.1. Rencana dan Nilai Investasi MP3EI di Maluku Utara (nomor 1 dan 2)
1-3
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Atas dasar tersebut di atas maka perlu dilakukan Penyusunan Tatralok dalam upaya peningkatan pelayanan transportasi baik jaringan pelayanan maupun jaringan prasarana transportasi, serta peningkatan keterpaduan antar dan intramoda transportasi, disesuaikan dengan perkembangan ekonomi, tingkat kemajuan teknologi, kebijakan tata ruang dan lingkungan. Adapun Penyusunan Tatralok tersebut mengacu pada PerPres No. 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, UU No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian, UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, UU No. 1 Tahun 2009 Tentang Angkutan Udara, dan UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
1.2
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari kegiatan ini adalah menyusun, mengevaluasi dan meninjau ulang Tataran Transportasi Lokal sejalan dengan dinamika perkembangan ekonomi, wilayah sebagai pedoman pengaturan dan pembangunan transportasi wilayah. Tujuannya dari kegiatan ini adalah agar rencana dan program pengembangan transportasi di wilayah lokal kabupaten/kota, propinsi dan nasional efektif dan efisien sesuai dengan Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan rencana pengembanganan jaringan pada Tatranas dan Tatrawil.
1.3
RUANG LINGKUP STUDI
Ruang lingkup studi ini adalah : a. Identifikasi permasalahan yang ada pada sistem transportasi lokal; b. Evaluasi pelayanan, jaringan pelayanan dan jaringan prasarana transportasi secara terpadu; c. Analisis permintaan transportasi lokal terkait dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten / kota dan rencana pembangunan dalam MP3EI dan Tatrawil, Tatranas; d. Pengkajian Model kabupaten/kota;
pengembangan
jaringan
transportasi
wilayah
e. Merumuskan alternatif pengembangan jaringan transportasi; 1-4
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
f.
Menetapkan prioritas dan tahapan pengembangan jaringan transportasi lokal dalam kurun waktu 2014, 2019, 2025 dan 2030;
g. Merumuskan kebijakan pelayanan jaringan transportasi lokal; h. Menyusun rancangan peraturan Bupati/Walikota tentang Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok); i.
Mengadakan FGD di Ibu Kota Kabupaten/Kota untuk mendapatkan masukan alternatif pengembangan jaringan transportasi lokal;
j.
Menyelenggarakan seminar penyempurnaan laporan akhir dan legalitas Tatralok di Ibu Kota Propinsi.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode survei pada Kabupaten/Kota, selanjutnya hasil survey kemudian dianalisis dan dilakukan FGD serta serangkaian pembahasan pada tiap tahapan laporan dengan tim pengarah dan pendamping yang dibentuk dengan SK Kepala Badan Litbang Perhubungan sehingga akan menghasilkan keluaran. Pada akhir kegiatan studi ini diselenggarakan seminar pada wilayah studi. Tahapan pelaksanaan dan pelaporan kegiatan ini dilakukan sebagai berikut: 1) Tahapan Laporan Pendahuluan (Inception Report) Penyusunan laporan pendahuluan ini berisi penjabaran dari kerangka acuan yang meliputi metodologi dan pendekatan atau teori yang akan diterapkan, rencana kerja dan jadual kegiatan serta daftar kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian. 2) Tahapan Laporan Antara (Interim Report) Penyusunan laporan antara memuat hasil-hasil pengumpulan data serta penjelasan metode pengolahan/analisis serta penyusunan langkah selanjutnya analisis lengkap. 3) Tahapan Rancangan Laporan Akhir (Draft Final Report) Penyusunan rancangan laporan akhir berisi pengolahan data, analisis dan evaluasi dari hasil pengumpulan data pada laporan antara serta draft rekomendasi. 4) Tahapan Laporan Akhir (Final Report)
1-5
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Penyusunan pada tahap laporan akhir merupakan perbaikan/penyempurnaan dari Rancangan Laporan Akhir setelah melalui serangkaian diskusi dan pembahasan.
1.4
BATASAN KEGIATAN
Kegiatan studi ini dibatasi hanya dalam lingkup penyusunan Tataran Transportasi Lokal kabupaten/kota terkait untuk mendukung prioritas pembangunan sentra produksi di koridor ekonomi Maluku – Papua.
1.5
INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN
Indikator keluaran dari kegiatan ini adalah tersedianya Dokumen Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK) dan konsep legalitas penetapannya di dua kota (Ternate dan Tidore Kepulauan) dan empat kabupaten (Halmahera Tengah, Halmahera Timur, Halmahera Barat, dan Morotai). Keluaran dari kegiatan ini adalah 1 (satu) laporan hasil penelitian berikut legalitasnya yaitu dua kota (Ternate dan Tidore Kepulauan) dan empat kabupaten (Halmahera Tengah, Halmahera Timur, Halmahera Barat, dan Morotai).
1.6
LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan studi ini dilaksanakan di dua Kota dan empat Kabupaten, yaitu Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, Kabupaten Halmahera Tengah, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Barat, dan Kabupaten Morotai. Adapun kegiatan pelaksanaan studi akan dilaksanakan selama 7 (tujuh) bulan kalender (27 Maret – 26 Oktober 2013), berdasarkan No. Kontrak: PL.102/15/2-BLT-2013 dan No. SPMK: PL.102/15/9-BLT-2013.
1.7
TENAGA AHLI YANG DIPERLUKAN
Tenaga Ahli yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah : 1) Ahli Perencanaan Transportasi (Ketua Tim) 2) Ahli Manajemen Transportasi 3) Ahli Sistem Analis Transportasi 1-6
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4) Ahli Administrasi Kebijakan Publik 5) Ahli Tata Ruang Wilayah 6) Ahli Perencanaan Wilayah 7) Ahli Pemodelan Transportasi 8) Legal Drafter 9) Sekretaris 10) Operator Komputer
1.8
PERLENGKAPAN PENDUKUNG PEKERJAAN
Untuk mempercepat dan mengefisienkan waktu dalam menyusun kegiatan ini diperlukan perlengkapan untuk mendukung pekerjaan ini. Pada penyusunan Dokumen TATRALOK ini didalamnya terdapat beberapa pemodelan transportasi, maka dari itu bila diperlukan Konsultan akan menggunakan Software (Perangkat Lunak) yang berfungsi membantu proses pemodelan transportasi wilayah. Software ini sudah updateable untuk membantu proses-proses permasalahan pemodelan transportasi yang multi dimensi.
1.9
SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam Rancangan Laporan Akhir (Draft Final Report) ini adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN - Latar Belakang - Maksud dan Tujuan - Ruang Lingkup Studi - Hasil yang Diharapkan - Sistematika Penulisan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dikemukakan dengan jelas, ringkas, dan padat secara kritis tentang hasil tinjauan kepustakaan terkait dengan masalah Konsep dan Model Pengembangan Jaringan Transportasi. a. Tinjauan Pustaka (difokuskan pada penelitian sebelumnya) 1-7
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
1. Prinsip-prinsip yang dipegang meninjau kepustakaan itu adalah mencari “kebenaran riset” bagi landasan berpikir, berpikir dalam menentukan masalah dan menjawabnya, yang semuanya itu dilandaskan pada pegangan-pegangan yang mempunyai sifat kebenaran tinggi. 2. Ada empat hal yang dijadikan pegangan untuk meninjau pustaka yang sesuai dengan fungsi dan prinsip-prinsip meninjau pustaka itu, yakni selektif, komparatif, kritis, analitis, dan semua dilakukan secara bersamasama. b. Kerangka Pemikiran Rangkaian penalaran dalam suatu kerangka berdasarkan pada teori/konsep Menyusun Kerangka Pemikiran adalah menjawab secara rasional masalah yang telah dirumuskan dan diidentifikasi (mengapa fenomena itu terjadi) dengan jalan mengalirkan jalan pikiran dari pangkal pikir (premis) berdasarkan patokan pikir (asumsi/aksioma) sampai pada pemikiran (hasil berpikir/deduksi/hipotesis) menurut kerangka logis (logical construct). BAB 3 METODOLOGI STUDI - Memaparkan desain atau rancangan penelitian yang digunakan (sifat penelitian); - Menjabarkan dengan jelas sasaran penelitian (populasi, sample, sumber data, tempat dan waktu penelitian); - Menguraikan teori/model analisis yang digunakan dan data/informasi yang diperlukan dalam penelitian (prosedur pengkajian/uraian analisis data, metode dan teknik serta instrument pengumpulan data). BAB 4 KONDISI WILAYAH DAN JARINGAN TRANSPORTASI SAAT INI - Kondisi Sosio Ekonomi kabupaten/kota - Kondisi Pola Aktivitas - Kondisi Transportasi kabupaten/kota BAB 5 PERKIRAAN KONDIDI MENDATANG - Struktur dan pola pemanfaatan ruang kabupaten/kota - Pola Aktivitas - Bangkitan dan distribusi arus barang/penumpang - Model pengembangan jaringan transportasi - Alternatif pengembangan jaringan transportasi - Prioritas Pengembangan Jaringan Transportasi BAB 6 ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN - Arah pengembangan jaringan transportasi - Kebijakan, strategi dan program pengembangan jaringan transportasi
1-8
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
1-9
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
PENDEKATAN STUDI
Pendekatan yang memayungi studi ini secara sinergi adalah melalui MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) yang merupakan arahan strategis dan percepatan pembangunan ekonomi khususnya di wilayah studi tersebut. MP3EI menetapkan penguatan konektivitas nasional sebagai salah satu dari 3 strategi utama. Konektivitas nasional merupakan pengintegrasian 4 elemen kebijakan nasional yang terdiri dari sistem logistik nasional (Sislognas), sistem transportasi nasional (Sistranas), pengembangan wilayah (RPJMN/RTRWN), dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Strategi ini untuk mewujudkan konektivitas nasional yang efektif, efisien dan terpadu. Berarti pada wilayah studi ini perlu memahami pula keterkaitannya baik secara lokal, kabupaten/kota, wilayah propinsi, maupun nasional, bahkan regional dan global. Untuk memahami semuanya ini, perlu pengertian-pengertian dasar tentang istilah kunci, seperti: Definisi Sistranas, Tujuan dan Sasaran Sistranas, serta Tataran Transportasi (Tatranas, Tatrawil, dan Tatralok) yang dirangkum dalam kerangka pemikiran Pola Dasar Sistranas. Begitu juga halnya dengan Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda, yang menggambarkan Alur Pikir Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda, Visi dan Misi Transportasi Antarmoda/ Multimoda, Strategi Pengembangan Transportasi Antarmoda/Multimoda, dan Program Pengembangan Transportasi Antarmoda/Multimoda dalam rangka mendukung prioritas pembangunan sentra produksi di koridor ekonomi PapuaKepulauan Maluku yang dirajut dalam MP3EI. Kegiatan ini perlu alasan dan landasan atau acuan normatif yang mendasarkan pada PP No. 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, UU di Bidang Transportasi yaitu UU No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian, UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, UU No. 1 Tahun 2009 Tentang Angkutan Udara dan UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.
2-1
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2.2
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) 2011-2025
2.2.1 Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Selaras dengan visi pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025, maka visi Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia adalah “Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”. Melalui langkah MP3EI, percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi akan menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2025 dengan pendapatan per kapita yang berkisar antara USD 14.250 – USD 15.500 dengan nilai total perekonomian (PDB) berkisar antara USD 4,0 – 4,5 triliun. Untuk mewujudkannya diperlukan pertumbuhan ekonomi riil sebesar 6,4 – 7,5 persen pada periode 2011 – 2014, dan sekitar 8,0 – 9,0 persen pada periode 2015 – 2025. Pertumbuhan ekonomi tersebut akan dibarengi oleh penurunan inflasi dari sebesar 6,5 persen pada periode 2011 – 2014 menjadi 3,0 persen pada 2025. Kombinasi pertumbuhan dan inflasi seperti itu mencerminkan karakteristik negara maju.
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.1. Aspirasi Pencapaian PDB Indonesia 2-2
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Visi 2025 tersebut diwujudkan melalui 3 (tiga) misi yang menjadi fokus utamanya, yaitu: 1. Peningkatan nilai tambah dan perluasan rantai nilai proses produksi serta distribusi dari pengelolaan aset dan akses (potensi) SDA, geografis wilayah, dan SDM, melalui penciptaan kegiatan ekonomi yang terintegrasi dan sinergis di dalam maupun antar-kawasan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. 2. Mendorong terwujudnya peningkatan efisiensi produksi dan pemasaran serta integrasi pasar domestik dalam rangka penguatan daya saing dan daya tahan perekonomian nasional. 3. Mendorong penguatan sistem inovasi nasional di sisi produksi, proses, maupun pemasaran untuk penguatan daya saing global yang berkelanjutan, menuju innovation-driven economy.
2.2.2 Peningkatan Potensi Ekonomi Wilayah Melalui Koridor Ekonomi Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia diselenggarakan berdasarkan pendekatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, baik yang telah ada maupun yang baru. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Setiap wilayah mengembangkan produk yang menjadi keunggulannya. Tujuan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi tersebut adalah untuk memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan daerah serta memperbaiki ketimpangan spasial pembangunan ekonomi Indonesia.
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.2. Ilustrasi Koridor Ekonomi 2-3
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan mengembangkan klaster industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan tersebut disertai dengan penguatan konektivitas antar pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan antara pusat pertumbuhan ekonomi dengan lokasi kegiatan ekonomi serta infrastruktur pendukungnya. Secara keseluruhan, pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan konektivitas tersebut menciptakan Koridor Ekonomi Indonesia. Peningkatan potensi ekonomi wilayah melalui koridor ekonomi ini menjadi salah satu dari tiga strategi utama (pilar utama).
2.2.3 Koridor Ekonomi Indonesia Pembangunan koridor ekonomi di Indonesia dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai negara yang terdiri atas ribuan pulau dan terletak di antara dua benua dan dua samudera, wilayah kepulauan Indonesia memiliki sebuah konstelasi yang unik, dan tiap kepulauan besarnya memiliki peran strategis masing-masing yang ke depannya akan menjadi pilar utama untuk mencapai visi Indonesia tahun 2025. Dengan memperhitungkan berbagai potensi dan peran strategis masing-masing pulau besar (sesuai dengan letak dan kedudukan geografis masing-masing pulau), telah ditetapkan 6 (enam) koridor ekonomi seperti yang tergambar pada Gambar 2.3.
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.3. Peta Koridor Ekonomi Indonesia
2-4
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2.2.4 Arahan Pengembangan Kegiatan Ekonomi Utama Sebagai dokumen kerja, MP3EI berisikan arahan pengembangan kegiatan ekonomi utama yang sudah lebih spesifik, lengkap dengan kebutuhan infrastruktur dan rekomendasi perubahan/revisi terhadap peraturan perundang-undangan yang perlu dilakukan maupun pemberlakuan peraturan-perundangan baru yang diperlukan untuk mendorong percepatan dan perluasan investasi. Selanjutnya MP3EI menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. MP3EI bukan dimaksudkan untuk mengganti dokumen perencanaan pembangunan yang telah ada seperti Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 (UU No. 17 Tahun 2007) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, namun menjadi dokumen yang terintegrasi dan komplementer yang penting serta khusus untuk melakukan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi, seperti yang terlihat pada Gambar 2.4. MP3EI juga dirumuskan dengan memperhatikan Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) karena merupakan komitmen nasional yang berkenaan dengan perubahan iklim global..
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.4. Posisi MP3EI dalam Rencana Pembangunan Pemerintah 2-5
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2.2.5 Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan Maluku Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku terdiri dari Propinsi Papua, Propinsi Papua Barat, Propinsi Maluku dan Propinsi Maluku Utara. Sesuai dengan tema pembangunannya, Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku merupakan pusat pengembangan pangan, perikanan, energi, dan pertambangan nasional. Secara umum, Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku. Maluku memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, namun di sisi lain terdapat beberapa masalah yang harus menjadi perhatian dalam upaya mendorong perekonomian di koridor ini, antara lain: 1. Laju pertumbuhan PDRB di Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku dari tahun 2006 – 2009, tergolong relatif tinggi, yakni sebesar 7 persen, namun besaran PDRB tersebut relatif kecil dibanding dengan koridor lainnya; 2. Disparitas yang besar terjadi di antara kabupaten di Papua. Sebagai contoh, PDRB per kapita Kabupaten Mimika adalah sebesar IDR 240 juta, sementara kabupaten lainnya berada di bawah rata-rata PDB per kapita nasional (IDR 24,26 juta); 3. Investasi yang rendah di Papua disebabkan oleh tingginya risiko berusaha dan tingkat kepastian usaha yang rendah; 4. Produktivitas sektor pertanian belum optimal yang salah satunya disebabkan oleh keterbatasan sarana pengairan; 5. Keterbatasan infrastruktur untuk mendukung pembangunan ekonomi; 6. Jumlah penduduk yang sangat rendah dengan mobilitas tinggi memberikan tantangan khusus dalam pembuatan program pembangunan di Papua. Kepadatan populasi Papua adalah 12,6 jiwa/km 2, jauh lebih rendah dari ratarata kepadatan populasi nasional (124 jiwa/km2). Strategi pembangunan ekonomi Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku (Gambar 2.5) difokuskan pada 5 kegiatan Ekonomi utama, yaitu Pertanian Pangan - MIFEE (Merauke Integrated Food & Energy Estate), Tembaga, Nikel, Migas, dan Perikanan.
2-6
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.5. Peta Koridor Ekonomi Papua-Kepulauan Maluku 2-7
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2.3
POLA DASAR SISTRANAS
Sistranas disusun dengan landasan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional, undang-undang di bidang transportasi dan peraturan perundangan terkait lainnya. Perumusan Sistranas tersebut juga memanfaatkan peluang dan memperhatikan kendala lingkup internasional, regional dan nasional, baik dari sisi regulator, operator, pengguna jasa, maupun dari sisi masyarakat, dengan sasaran terwujudnya penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien. 1) Definisi Sistranas Sistranas adalah tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman terdiri dari transportasi jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai dan danau, transportasi penyeberangan, transportasi laut, transportasi udara, serta transportasi pipa, yang masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana, kecuali pipa, yang saling berinteraksi dengan dukungan perangkat lunak dan perangkat pikir membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, berfungsi melayani perpindahan orang dan atau barang, yang terus berkembang secara dinamis. 2) Tujuan dan Sasaran Sistranas Tujuan Sistranas adalah terwujudnya transportasi yang efektif dan efisien dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, meningkatkan mobilitas manusia, barang dan jasa, membantu terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis, serta mendukung pengembangan wilayah, dan lebih memantapkan perkembangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam rangka perwujudan wawasan nusantara dan peningkatan hubungan internasional. Sedangkan Sasaran Sistranas adalah terwujudnya penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien. Efektif dalam arti selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, serta polusi rendah. Efisien dalam arti beban publik rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan transportasi nasional. 3) Tataran Transportasi Sistranas diwujudkan dalam tiga tataran, yaitu tataran transportasi nasional (Tatranas), tataran transportasi wilayah (Tatrawil), dan tataran transportasi lokal (Tatralok).
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2-8
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
a) Tatranas Tatranas adalah tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman, terdiri dari transportasi jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai dan danau, transportasi penyeberangan, transportasi laut, transportasi udara, dan transportasi pipa, yang masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana, yang saling berinteraksi dengan dukungan perangkat lunak dan perangkat pikir membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, yang berfungsi melayani perpindahan orang dan atau barang antarsimpul atau kota nasional, dan dari simpul atau kota nasional ke luar negeri. b) Tatrawil Tatrawil adalah tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman terdiri dari transportasi jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai dan danau, transportasi penyeberangan, transportasi laut, transportasi udara, dan transportasi pipa yang masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana yang saling berinteraksi dengan dukungan perangkat lunak dan perangkat pikir membentuk suatu sistem pelayanan transportasi yang efektif dan efisien, berfungsi melayani perpindahan orang dan atau barang antarsimpul atau kota wilayah, dan dari simpul atau kota wilayah ke simpul atau kota nasional atau se-Maluku Utara-nya. c) Tatralok Tatralok adalah tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman terdiri dari transportasi jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai dan danau, transportasi penyeberangan, transportasi laut, transportasi udara, dan transportasi pipa yang masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana yang saling berinteraksi dengan dukungan perangkat lunak dan perangkat pikir membentuk suatu sistem pelayanan transportasi yang efektif dan efisien, berfungsi melayani perpindahan orang dan atau barang antarsimpul atau kota lokal, dan dari simpul atau kota lokal ke simpul atau kota wilayah, dan simpul atau kota nasional terdekat atau se-Maluku Utara-nya, serta dalam kawasan perkotaan dan perdesaan.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2-9
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2.4
CETAK BIRU TRANSPORTASI ANTARMODA/MULTIMODA
Penyusunan "Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda" dimaksudkan untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang menyebabkan terjadinya ketidaklancaran arus barang dan mobilitas orang pada simpul transportasi yang strategis dan kota metropolitan serta daerah tertinggal. Sedangkan tujuan dari cetak biru ini adalah menyusun rencana pengembangan transportasi antarmoda/multimoda untuk mewujudkan kelancaran arus barang dan mobilitas orang yang efektif dan efisien dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Adapun uraian Alur Pikir Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda, Visi dan Misi Transportasi Antarmoda/Multimoda, Strategi Pengembangan Transportasi Antarmoda/ Multimoda, dan Program Pengembangan Transportasi Antarmoda/Multimoda adalah sebagai berikut: 1) Alur Pikir Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda Pengembangan transportasi antarmoda/multimoda yang dimuat dalam Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda diarahkan pada perwujudan keterpaduan pelayanan, jaringan pelayanan dan jaringan prasarana transportasi sebagai satu kesatuan secara kesisteman. Perwujudan Sistranas pada tataran nasional (Tataran Transportasi Nasional/Tatranas), yang selanjutnya disebut sebagai Cetak Biru Pembangunan Sistranas pada Tatranas, memuat arah pengembangan jaringan pelayanan dan jaringan prasarana transportasi secara terpadu dan seirnbang dari semua moda transportasi (jalan, sungai, danau, penyeberangan, kereta api, laut dan udara) yang menghubungkan simpul-simpul kegiatan strategis nasional. Keterpaduan jaringan prasarana transportasi sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang transportasi, digambarkan dalam rencana induk atau tatanan masing-masing moda transportasi. Pada tataran nasional, pengembangan prasarana transportasi mengacu pada berbagai rencana induk yaitu Rencana Induk LLAJ Nasional, Rencana Induk Perkeretaapian Nasional, Tatanan Kepelabuhanan Nasional dan Tatanan Kebandarudaraan Nasional. Transportasi antarmoda/multimoda merupakan salah satu wujud keterpaduan pelayanan, jaringan pelayanan dan jaringan prasarana dalam rangka kelancaran arus barang dan mobilitas orang. Transportasi pada dasarnya dapat berfungsi sebagai unsur penunjang (servicing function) dan sebagai unsur pendorong (promoting function). Fungsi penunjang untuk kegiatan sektor lain pada wilayah yang telah berkembang dan bersifat komersial serta sebagai unsur pendorong bagi daerah yang belum berkembang atau tertinggal dan bersifat keperintisan.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 10
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Pelayanan transportasi antarmoda/multimoda baik untuk jaringan pelayanan pada daerah yang telah berkembang maupun wilayah perintis, dikembangkan guna mewujudkan pelayanan one stop service yang didukung oleh sistem informasi yang handal. Untuk mewujudkan pelayanan transportasi yang efektif dan efisien didasarkan pada 14 indikator Sistranas yaitu selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur, Iancar, cepat, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, rendah polusi, beban publik rendah dan utilitas tinggi serta indikator Single Seamless Services (SSS) yaitu single operator, single document dan single tariff untuk angkutan barang serta single ticket untuk angkutan penumpang. Secara lengkap, alur pikir pengembangan transportasi antarmoda/multimoda yang telah diuraikan di atas diilustrasikan dalam Gambar 2.6. Rencana Induk LLAJ Nasional Rencana Induk Perkeretaapian Nasional Tatanan Kepelabuhan Nasional Tatanan Kebandarudaraan Nasional
JARINGAN PRASARANA
SISTRANAS TATRANAS JARINGAN PELAYANAN
Blueprint Sistranas
PELAYANAN
14 Indikator efektif dan efisien
BARANG
PENUMPANG
SERVICING FUNCTION
PROMOTING FUNCTION
SERVICING FUNCTION
KOMERSIAL
PERINTIS / PSO
KOMERSIAL
Sumber: PerMenHub No. KM 15 Tahun 2010 Tentang Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda Tahun 2010-2030
Gambar 2.6. Alur Pikir Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 11
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2) Visi dan Misi Transportasi Antarmoda/Multimoda Visi transportasi antarmoda/multimoda menggambarkan suatu kondisi yang diharapkan dapat dicapai dalarn penyelenggaraan transportasi antarmoda/multimoda pada masa yang akan datang. Pada tahun 2030 transportasi antarmoda/multimoda 2030 diharapkan mampu mendukung kelancaran arus barang dan mobilitas orang sehingga tercapai efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan ekonomi dan masyarakat. Berdasarkan pertirnbangan di atas, maka dapat dirumuskan visi transportasi antarmoda/multimoda tahun 2030 adalah “Arus Barang dan Mobilitas Orang Efektif dan Efisien”. Misi transportasi antarmoda/multimoda merupakan upaya yang dilaksanakan agar tercapai visi transportasi antarrnodajrnultirnoda yaitu arus barang dan mobilitas orang yang efektif dan efisien. Adapun misi tersebut adalah: a) Mewujudkan kelancaran arus barang. b) Mewujudkan kelancaran mobilitas orang. Tujuan yang ingin dicapai dari terwujudnya visi dan misi transportasi antarrnoda/multirnoda adalah: a) Menekan lamanya waktu pelayanan pada simpul moda transportasi. b) Menurunkan biaya pelayanan transportasi pada sirnpul moda transportasi. c) Meningkatkan kelancaran arus barang dan mobilitas orang pada kota metropolitan. d) Meningkatkan aksesibilitas rnasyarakat dari dan ke daerah tertinggal. 3) Strategi Pengembangan Transportasi Antarmoda/Multimoda Strategi pengembangan transportasi antarmoda/multimoda merupakan upaya yang dilakukan untuk mewujudkan kebijakan yang ditetapkan dalam mendukung terwujudnya kelancaran arus barang dan mobilitas orang. Adapun strategi dari kebijakan mewujudkan kelancaran arus barang adalah sebagai berikut: a) Meningkatnya kualitas badan usaha angkutan multimoda b) Meningkatnya keterpaduan jaringan prasarana pada simpul transportasi laut c) Meningkatnya keterpaduan jaringan prasarana pada simpul transportasi udara
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 12
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
d) Meningkatnya aksesibilitas transportasi pada daerah tertinggal. 4) Program Pengembangan Transportasi Antarmoda/Multimoda Program pengembangan transportasi antarmoda/multimoda disusun guna mewujudkan setiap strategi yang telah ditetapkan dalam mendukung kebijakan, misi dan visi pengembangan transportasi antarmoda/multimoda. 2.5
JARINGAN TRANSPORTASI
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 49 Tahun 2005 Tentang Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS), bahwa jaringan transportasi diklasifikasikan menjadi: Transportasi Antarmoda, Transportasi Jalan, Transportasi Kereta Api, Transportasi Sungai dan Danau, Transportasi Penyeberangan, Transportasi Laut, Transportasi Udara, dan Transportasi Pipa. a. Transportasi Antarmoda 1) Jaringan Pelayanan Jaringan pelayanan transportasi antarmoda adalah pelayanan transportasi antarmoda perkotaan, transportasi antarmoda antarkota, dan transportasi antarmoda luar negeri. 2) Jaringan Prasarana Keterpaduan jaringan prasarana transportasi antarmoda diwujudkan dalam bentuk interkoneksi antarfasilitas dalam terminal transportasi antarmoda, yaitu simpul transportasi yang berfungsi sebagai titik temu antarmoda transportasi yang terlibat, yang memfasilitasi kegiatan alih muat, yang dari aspek tatanan fasilitas, fungsional, dan operasional, mampu memberikan pelayanan antarmoda secara berkesinambungan. b. Transportasi Jalan 1) Jaringan Pelayanan Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum dikelompokkan menurut wilayah pelayanan, operasi pelayanan, dan perannya. Menurut wilayah pelayanannya, angkutan penumpang dengan kendaraan umum, terdiri dari angkutan lintas batas negara, angkutan antarkota antarpropinsi, angkutan kota, angkutan perdesaan, angkutan perbatasan, angkutan khusus, angkutan taksi, angkutan sewa, angkutan pariwisata dan angkutan lingkungan.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 13
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Menurut sifat operasi pelayanannya, angkutan penumpang dengan kendaraan umum di atas dapat dilaksanakan dalam trayek dan tidak dalam trayek. Angkutan orang dengan kendaraan umum dalam trayek yaitu: a) Angkutan lintas batas negara, angkutan dari satu kota ke kota lain yang melewati lintas batas negara dengan menggunakan mobil bus umum yang terkait dalam trayek; b) Angkutan antarkota antarpropinsi (AKAP), angkutan dari satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah kabupaten/kota yang melalui lebih dari satu daerah propinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek; c) Angkutan antarkota dalam propinsi (AKDP), angkutan dari satu kota ke kota lain yang melalui antardaerah kabupaten/kota dalam satu daerah propinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek; d) Angkutan kota, angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu daerah kota atau wilayah ibukota kabupaten dengan menggunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek; e) Angkutan perdesaan, angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu daerah kabupaten yang tidak termasuk dalam trayek kota yang berada pada wilayah ibukota kabupaten dengan mempergunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek; f ) Angkutan perbatasan, angkutan kota atau angkutan perdesaan yang memasuki wilayah kecamatan yang berbatasan langsung pada kabupaten atau kota lainnya baik yang melalui satu propinsi maupun lebih dari satu propinsi; g) Angkutan khusus, angkutan yang mempunyai asal dan/atau tujuan tetap, yang melayani antarjemput penumpang umum, antarjemput karyawan, permukiman, dan simpul yang berbeda. Sedangkan untuk angkutan orang dengan kendaraan umum tidak dalam trayek yaitu : a) Angkutan taksi, angkutan dengan menggunakan mobil penumpang umum yang diberi tanda khusus dan dilengkapi dengan argometer yang melayani angkutan dari pintu ke pintu dalam wilayah operasi terbatas;
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 14
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
b) Angkutan sewa, angkutan dengan menggunakan mobil penumpang umum yang melayani angkutan dari pintu ke pintu dengan atau tanpa pengemudi, dalam wilayah operasi yang tidak terbatas; c) Angkutan pariwisata, angkutan dengan menggunakan bis umum yang dilengkapi dengan tanda-tanda khusus untuk keperluan pariwisata atau keperluan lain di luar pelayanan angkutan dalam trayek, seperti untuk keperluan keluarga dan sosial lainnya; d) Angkutan lingkungan, angkutan dengan menggunakan mobil penumpang yang dioperasikan dalam wilayah operasi terbatas pada kawasan tertentu. Pelayanan angkutan barang dengan kendaraan umum tidak dibatasi wilayah pelayanannya. Demi keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan dapat ditetapkan jaringan lintas untuk mobil barang tertentu, baik kendaraan umum maupun kendaraan bukan umum. Dengan ditetapkan jaringan lintas untuk mobil barang yang bersangkutan, maka mobil barang dimaksud hanya diijinkan melalui lintasannya, misalnya mobil barang pengangkut petikemas, mobil barang pengangkut bahan berbahaya dan beracun, dan mobil barang pengangkut alat berat. 2) Jaringan Prasarana Jaringan prasarana transportasi jalan terdiri dari simpul yang berwujud terminal penumpang dan terminal barang, dan ruang lalu lintas. Terminal penumpang menurut wilayah pelayanannya dikelompokkan menjadi: a) Terminal penumpang tipe A, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota antarpropinsi, antarkota dalam propinsi, angkutan kota, dan angkutan perdesaan; b) Terminal penumpang tipe B, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antarkota dalam propinsi, angkutan kota, dan angkutan perdesaan; c) terminal penumpang tipe C, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan perdesaan. Selanjutnya masing-masing tipe tersebut dapat dibagi dalam beberapa kelas sesuai dengan kapasitas terminal dan volume kendaraan umum yang dilayani. fungsi pelayanan penyebaran/distribusi menjadi :
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 15
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
a) Terminal utama, berfungsi melayani penyebaran antarpusat kegiatan nasional, dari pusat kegiatan wilayah ke pusat kegiatan nasional, serta perpindahan antarmoda; b) Terminal penumpang, berfungsi melayani penyebaran antarpusat kegiatan wilayah, dari pusat kegiatan lokal ke pusat kegiatan wilayah; c) Terminal lokal, berfungsi melayani penyebaran antarpusat kegiatan lokal. Jaringan jalan terdiri atas jaringan jalan primer dan jaringan jalan sekunder. Jaringan jalan primer, merupakan jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan. Sedangkan Jaringan jalan sekunder, merupakan jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan. Berdasarkan sifat dan pergerakan lalu lintas dan angkutan jalan, jalan umum dibedakan atas fungsi jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan. Jalan arteri, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. Jalan kolektor, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. Pembagian setiap ruas jalan pada jaringan jalan primer terdiri dari : a) jalan arteri primer, menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan nasional, atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah; b) jalan kolektor primer, menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan wilayah, atau menghubungkan antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal; c) jalan lokal primer, menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan atau pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lokal, pusat kegiatan lokal
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 16
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
dengan pusat kegiatan lingkungan, dan antarpusat kegiatan lingkungan. d) jalan lingkungan primer, menghubungkan antarpusat kegiatan di dalam kawasan perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan perdesaan. Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan propinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa. Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota propinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol. Jalan propinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota propinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis propinsi. Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan propinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, atau antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan PKL, antar-PKL, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten. Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota. Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan. Jalan dibagi dalam beberapa kelas didasarkan pada kebutuhan transportasi, pemilihan moda transportasi yang sesuai karakteristik masing-masing moda, perkembangan teknologi kendaraan bermotor, muatan sumbu terberat kendaraan bermotor, serta konstruksi jalan. Pembagian kelas jalan dimaksud, meliputi jalan kelas I, kelas II, kelas III A, kelas III B, dan kelas III C. Dilihat dari aspek pengusahaannya, jalan umum dikelompokkan menjadi jalan tol yang kepada pemakainya dikenakan pungutan dan merupakan alternatif dari jalan umum yang ada, dan jalan bukan tol.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 17
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
c. Transportasi Kereta Api 1) Jaringan Pelayanan Jaringan pelayanan transportasi kereta api dibedakan menjadi jaringan pelayanan transportasi kereta api antarkota dan perkotaan. Jaringan pelayanan angkutan antarkota terdiri atas: a) lintas utama berfungsi melayani angkutan jarak jauh atau sedang yang menghubungkan antarstasiun, dan berfungsi sebagai pengumpul yang ditetapkan untuk melayani lintas utama; b) lintas cabang berfungsi melayani angkutan jarak sedang atau dekat yang menghubungkan antara stasiun yang berfungsi sebagai pengumpan dengan stasiun yang berfungsi sebagai pengumpul atau antarstasiun yang berfungsi sebagai pengumpan yang ditetapkan untuk melayani lintas cabang. Menurut sifat barang yang diangkut, pengangkutan barang dengan kereta api dikelompokkan menjadi: a) angkutan barang dengan cara umum: pelayanan angkutan untuk berbagai jenis barang yang dilayani dengan menggunakan gerbong atau kereta bagasi dengan syarat-syarat umum angkutan barang; b) angkutan barang dengan cara khusus: pelayanan angkutan hanya untuk sejenis komoditi tertentu dengan menggunakan gerbong atau kereta bagasi dengan syarat-syarat khusus, seperti angkutan pupuk, minyak, batu bara, hewan dan lain sebagainya. 2) Jaringan Prasarana Jaringan prasarana transportasi kereta api terdiri dari simpul yang berwujud stasiun, dan ruang lalu lintas. Stasiun mempunyai fungsi yang sama dengan simpul moda transportasi lainnya yaitu sebagai tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, memuat dan membongkar barang, mengatur perjalanan kereta api, serta perpindahan intramoda dan atau antarmoda. Stasiun dapat dikelompokkan menurut: a) Fungsinya, dapat dibedakan menjadi stasiun penumpang dan stasiun barang. Stasiun penumpang pada umumnya dapat juga berfungsi untuk melayani angkutan barang namun bersifat terbatas, sedangkan stasiun barang hanya khusus melayani angkutan barang. Stasiun tersebut dapat dibagi menjadi stasiun pengumpul dan pengumpan
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 18
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
serta dalam beberapa kelas sesuai dengan lokasi kebutuhan operasional, dan pengusahaannya. b) Pengelolaannya, dikelompokkan menjadi stasiun umum dan stasiun khusus. Stasiun umum adalah stasiun yang digunakan untuk melayani kepentingan umum baik untuk angkutan penumpang maupun barang, sedangkan stasiun khusus adalah stasiun yang dimiliki/dikuasai badan usaha tertentu yang hanya digunakan untuk menunjang kegiatan yang bersangkutan. Ruang lalu lintas pada transportasi kereta api berupa jalur kereta api yang diperuntukkan bagi gerak lokomotif, kereta dan gerbong. Jalur kereta api dimaksud dapat dikelompokkan menurut kepemilikan dan penyelenggaraannya. Menurut kepemilikan dan penyelenggaraannya, jalur kereta api dikelompokkan menjadi jalur kereta api umum dan jalur kereta api khusus. Jalur kereta api umum adalah jalur kereta api yang digunakan untuk melayani kepentingan umum baik untuk angkutan penumpang maupun barang, sedangkan jalur kereta api khusus adalah jalur kereta api yang digunakan secara khusus oleh badan usaha tertentu untuk kepentingan sendiri. d. Transportasi Sungai dan Danau 1) Jaringan Pelayanan Pelayanan transportasi sungai dan danau untuk angkutan penumpang dan barang dilakukan dalam trayek tetap teratur, dan trayek tidak tetap dan tidak teratur. 2) Jaringan Prasarana Jaringan prasarana transportasi sungai dan danau terdiri dari simpul yang berwujud pelabuhan sungai dan danau, dan ruang lalu lintas yang berwujud alur pelayaran. Pelabuhan sungai dan danau menurut peran dan fungsinya terdiri dari pelabuhan sungai dan danau yang melayani angkutan antarpropinsi, pelabuhan sungai dan danau yang melayani angkutan antarkabupaten/kota dalam propinsi, serta pelabuhan sungai dan danau yang melayani angkutan dalam kabupaten/kota.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 19
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
e. Transportasi Penyeberangan 1) Jaringan Pelayanan Jaringan pelayanan penyeberangan, yang disebut lintas penyeberangan, menurut fungsinya terdiri dari: lintas penyeberangan antarnegara, yaitu yang menghubungkan simpul pada jaringan jalan dan atau jaringan jalur kereta api antarnegara; lintas penyeberangan antarpropinsi, yaitu yang menghubungkan simpul pada jaringan jalan dan atau jaringan jalur kereta api antarpropinsi; lintas penyeberangan antarkabupaten/kota dalam propinsi, yaitu yang menghubungkan simpul pada jaringan jalan dan atau jaringan jalur kereta api antarkabupaten/kota dalam propinsi; lintas penyeberangan dalam kabupaten/kota, yaitu yang menghubungkan simpul pada jaringan jalan dan atau jaringan jalur kereta api dalam kabupaten/kota. 2) Jaringan Prasarana Jaringan prasarana transportasi penyeberangan terdiri dari simpul yang berwujud pelabuhan penyeberangan dan ruang lalu lintas yang berwujud alur penyeberangan. Hirarki pelabuhan penyeberangan berdasarkan peran dan fungsinya dikelompokkan menjadi: a) pelabuhan penyeberangan lintas propinsi dan antar negara, yaitu pelabuhan penyeberangan yang melayani lintas propinsi dan antarnegara; b) pelabuhan penyeberangan lintas kabupaten/kota, yaitu pelabuhan penyeberangan yang melayani lintas kabupaten/kota; c) pelabuhan penyeberangan lintas dalam kabupaten yaitu pelabuhan penyeberangan yang melayani lintas dalam kabupaten/kota. f.
Transportasi Laut 1) Jaringan Pelayanan Jaringan pelayanan transportasi laut berupa trayek dibedakan menurut kegiatan dan sifat pelayanannya. Berdasarkan kegiatannya, jaringan (trayek) transportasi laut terdiri dari jaringan trayek transportasi laut dalam negeri dan jaringan trayek transportasi laut luar negeri. Jaringan trayek transportasi laut dalam negeri terdiri dari:
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 20
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
a) jaringan trayek transportasi laut utama yang menghubungkan antarpelabuhan yang berfungsi sebagai pusat akumulasi dan distribusi; b) jaringan trayek transportasi laut pengumpan yaitu yang menghubungkan pelabuhan yang berfungsi sebagai pusat akumulasi dan distribusi dengan pelabuhan yang bukan berfungsi sebagai pusat akumulasi dan distribusi. Disamping itu, trayek ini juga menghubungkan pelabuhan-pelabuhan yang bukan berfungsi sebagai pusat akumulasi dan distribusi. Berdasarkan fungsi pelayanan transportasi laut sebagai ship follow the trade dan ship promote the trade, jaringan trayek transportasi laut dibagi menjadi pelayanan komersial dan nonkomersial (perintis). Jaringan trayek transportasi laut tersebut di atas ditetapkan dengan memperhatikan pengembangan pusat industri, perdagangan dan pariwisata, pengembangan daerah, keterpaduan intra dan antarmoda transportasi. Berdasarkan sifat pelayanannya jaringan pelayanan transportasi laut terdiri atas: a) jaringan pelayanan transportasi laut tetap dan teratur yaitu jaringan pelayanan dengan trayek dan jadwal yang telah ditetapkan; b) jaringan pelayanan transportasi laut tidak tetap dan tidak teratur yaitu jaringan pelayanan dengan trayek dan jadwal yang tidak ditetapkan. 2) Jaringan Prasarana Jaringan prasarana transportasi laut terdiri dari simpul yang berwujud pelabuhan laut dan ruang lalu lintas yang berwujud alur pelayaran. Pelabuhan laut dibedakan berdasarkan peran, fungsi dan klasifikasi serta jenis. Berdasarkan jenisnya pelabuhan dibedakan atas: a) pelabuhan umum yang digunakan untuk melayani kepentingan umum perdagangan luar negeri dan dalam negeri sesuai ketetapan pemerintah dan mempunyai fasilitas karantina, imigrasi, bea cukai, penjagaan dan penyelamatan; b) pelabuhan khusus yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu. Hirarki berdasarkan peran dan fungsi pelabuhan laut terdiri dari :
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 21
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
a) pelabuhan internasional hub (utama primer) adalah pelabuhan utama yang memiliki peran dan fungsi melayani kegiatan dan alih muat penumpang dan barang internasional dalam volume besar karena kedekatan dengan pasar dan jalur pelayaran internasional serta berdekatan dengan jalur laut kepulauan Indonesia; b) pelabuhan internasional (utama sekunder) adalah pelabuhan utama yang memiliki peran dan fungsi melayani kegiatan dan alih muat penumpang dan barang nasional dalam volume yang relatif besar karena kedekatan dengan jalur pelayaran nasional dan internasional serta mempunyai jarak tertentu dengan pelabuhan internasional lainnya; c) pelabuhan nasional (utama tersier) adalah pelabuhan utama memiliki peran dan fungsi melayani kegiatan dan alih muat penumpang dan barang nasional dan bisa menangani semi kontainer dengan volume bongkar sedang dengan memperhatikan kebijakan pemerintah dalam pemerataan pembangunan nasional dan meningkatkan pertumbuhan wilayah, mempunyai jarak tertentu dengan jalur/rute lintas pelayaran nasional dan antarpulau serta dekat dengan pusat pertumbuhan wilayah ibukota kabupaten/kota dan kawasan pertumbuhan nasional. d) pelabuhan regional adalah pelabuhan pengumpan primer yang berfungsi khususnya untuk melayani kegiatan dan alih muat angkutan laut dalam jumlah kecil dan jangkauan pelayanan antarkabupaten/kota serta merupakan pengumpan kepada pelabuhan utama; e) pelabuhan lokal adalah pelabuhan pengumpan sekunder yang berfungsi khususnya untuk melayani kegiatan angkutan laut dalam jumlah kecil dan jangkauan pelayanannya antarkecamatan dalam kabupaten/kota serta merupakan pengumpan kepada pelabuhan utama dan pelabuhan regional. Berdasarkan peran dan fungsi pelabuhan khusus yang bersifat nasional, terdiri dari pelabuhan khusus nasional/internasional yang melayani kegiatan bongkar muat pelayanan yang bersifat lintas propinsi dan internasional. Berdasarkan jangkauan pelayarannya pelabuhan dapat ditetapkan sebagai pelabuhan yang terbuka dan tidak terbuka untuk perdagangan luar negeri. Penyelenggaraan pelabuhan umum dapat dibedakan atas pelabuhan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat dan atau penyelenggaraannya dilimpahkan pada BUMN, dan pelabuhan umum
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 22
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
yang diselenggarakan oleh pemerintah propinsi dan kabupaten/kota dan atau yang penyelenggaraannya dilimpahkan pada BUMD. Ruang lalu lintas laut (seaways) adalah bagian dari ruang perairan yang ditetapkan untuk melayani kapal laut yang berlayar atau berolah gerak pada satu lokasi/pelabuhan atau dari suatu lokasi/pelabuhan menuju ke lokasi/pelabuhan lainnya melalui arah dan posisi tertentu. Alur pelayaran adalah bagian dari ruang lalu lintas laut yang alami maupun buatan yang dari segi kedalaman, lebar dan hambatan pelayaran lainnya dianggap aman untuk dilayari. Alur pelayaran dicantumkan dalam peta laut dan buku petunjuk pelayaran serta diumumkan oleh instansi yang berwenang. Berdasarkan fungsi ruang lalu lintas laut dikelompokkan atas: a) ruang lalu lintas laut dimana pada lokasi tersebut instruksi secara positif diberikan dari pemandu (sea traffic controller) kepada nakhoda, contoh: alur masuk pelabuhan, daerah labuh/anchorage area, kolam pelabuhan, daerah bandar dan sebagainya; b) ruang lalu lintas laut dimana pada lokasi tersebut hanya diberikan informasi tentang lalu lintas yang diperlukan meliputi antara lain informasi tentang cuaca, kedalaman, pasang surut, arus, gelombang dan lainlain. Alur pelayaran terdiri dari alur pelayaran internasional dan alur pelayaran dalam negeri serta alur laut kepulauan, untuk perlintasan yang sifatnya terus menerus, langsung dan secepatnya bagi kapal asing yang melalui perairan Indonesia (innoncent passages), seperti Selat Lombok-Selat Makassar, Selat Sunda-Selat Karimata, Laut Sawu-Laut Banda-Laut Maluku, Laut Timor-Laut Banda-Laut Maluku, yang ditetapkan dengan memperhatikan faktor-faktor pertahanan keamanan, keselamatan berlayar, rute yang biasanya digunakan untuk pelayaran internasional, tata ruang kelautan, konservasi sumber daya alam dan lingkungan, dan jaringan kabel/pipa dasar laut serta rekomendasi organisasi internasional yang berwenang.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 23
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
g. Transportasi Udara 1) Jaringan Pelayanan Jaringan pelayanan transportasi udara merupakan kumpulan rute penerbangan yang melayani kegiatan transportasi udara dengan jadwal dan frekuensi yang sudah tertentu. Berdasarkan wilayah pelayanannya, rute penerbangan dibagi menjadi rute penerbangan dalam negeri dan rute penerbangan luar negeri. Jaringan penerbangan dalam negeri dan luar negeri merupakan suatu kesatuan dan terintegrasi dengan jaringan transportasi darat dan laut. Berdasarkan hirarki pelayanannya, rute penerbangan terdiri atas rute penerbangan utama, pengumpan dan perintis. a) rute utama yaitu rute yang menghubungkan antarbandar udara pusat penyebaran; b) rute pengumpan yaitu rute yang menghubungkan antara bandar udara pusat penyebaran dengan bandar udara yang bukan pusat penyebaran, dan/atau antarbandar udara bukan pusat penyebaran; c) rute perintis yaitu rute yang menghubungkan bandar udara bukan pusat penyebaran dengan bandar udara bukan pusat penyebaran yang terletak pada daerah terisolasi/tertinggal. Berdasarkan fungsi pelayanan transportasi udara sebagai ship follow the trade dan ship promote the trade, jaringan pelayanan transportasi udara dibagi menjadi pelayanan komersial dan non komersial (perintis). Kegiatan transportasi udara terdiri atas: angkutan udara niaga yaitu angkutan udara untuk umum dengan menarik bayaran, dan angkutan udara bukan niaga yaitu kegiatan angkutan udara untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan kegiatan pokoknya bukan di bidang angkutan udara. Sebagai tulang punggung transportasi udara adalah angkutan udara niaga berjadwal, sebagai penunjang adalah angkutan udara niaga tidak berjadwal, sedang pelengkap adalah angkutan udara bukan niaga. Kegiatan angkutan udara niaga berjadwal melayani rute penerbangan dalam negeri dan atau penerbangan luar negeri secara tetap dan teratur, sedangkan kegiatan angkutan udara niaga tidak berjadwal tidak terikat pada rute penerbangan yang tetap dan teratur.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 24
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2) Jaringan Prasarana Jaringan prasarana transportasi udara terdiri dari bandar udara, yang berfungsi sebagai simpul, dan ruang udara yang berfungsi sebagai ruang lalu lintas udara. Bandar udara dibedakan berdasarkan fungsi, penggunaan, klasifikasi, status dan penyelenggaraannya serta kegiatannya. Berdasarkan hirarki fungsinya bandar udara dikelompokkan menjadi bandar udara pusat penyebaran dan bandar udara bukan pusat penyebaran. Berdasarkan penggunaannya, bandar udara dikelompokkan menjadi: a) bandar udara yang terbuka untuk melayani angkutan udara ke/dari luar negeri; b) bandar udara yang tidak terbuka untuk melayani angkutan udara ke/dari luar negeri. Berdasarkan statusnya, bandar udara dikelompokkan menjadi: a) bandar udara umum yang digunakan untuk melayani kepentingan umum; b) bandar udara khusus yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu. Berdasarkan penyelenggaraannya bandar udara dibedakan atas: a) bandar udara umum yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten/kota atau badan usaha kebandarudaraan. Badan usaha kebandarudaraan dapat mengikutsertakan pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten/ kota dan badan hukum Indonesia melalui kerja sama, namun kerja sama dengan pemerintah propinsi dan atau kabupaten/kota harus kerja sama menyeluruh. b) bandar udara khusus yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten/kota dan badan hukum Indonesia. Berdasarkan kegiatannya bandar udara terdiri dari bandar udara yang melayani kegiatan: a) pendaratan dan lepas landas pesawat udara untuk melayani kegiatan angkutan udara;
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 25
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
b) pendaratan dan lepas landas helikopter untuk melayani angkutan udara. Bandar udara untuk pendaratan dan lepas landas helikopter untuk melayani kepentingan angkutan udara disebut heliport, helipad, dan helideck. Berdasarkan fungsinya ruang udara dikelompokkan atas: a) controlled airspace yaitu ruang udara yang ditetapkan batas-batasnya, yang didalamnya diberikan instruksi secara positif dari pemandu (air traffic controller) kepada penerbang (contoh: control area, approach control area, aerodrome control area); b) uncontrolled airspace yaitu ruang lalu lintas udara yang di dalamnya hanya diberikan informasi tentang lalu lintas yang diperlukan (essential traffic information). Ruang lalu lintas udara disusun dengan menggunakan prinsip jarak terpendek untuk memperoleh biaya terendah dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan penerbangan. h. Transportasi Pipa Jaringan transportasi pipa terdiri atas : 1) Jaringan transportasi pipa lokal untuk menunjang proses produksi dan distribusi di daerah industri; 2) Jaringan transportasi pipa regional yang berfungsi sebagai pendukung proses produksi dan distribusi di dalam propinsi; 3) Jaringan transportasi pipa nasional dan antar negara yang berfungsi sebagai pendukung proses produksi dan distribusi lintas propinsi dan lintas batas negara. Didalam penggelaran jaringan pipa harus memperhatikan persyaratan keamanan, keselamatan dan kelestarian lingkungan.
2.6
PENYUSUNAN TATANAN MAKRO STRATEGIS PERHUBUNGAN PADA SKALA LOKAL KABUPATEN / KOTA (TATRALOK)
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 2006 Tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan,
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 26
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Bab IV Tentang Tanggung Jawab Pelaksanaan Tugas Perencanaan, disebutkan bahwa Proses Penyusunan Tatanan Makro Strategis Perhubungan pada Skala Lokal Kabupaten/Kota (Tatralok) dari awal penetapan pokok-pokok pikiran hingga mempunyai dasar legalitas melalui tahapan penyelesaian sebagai berikut: 1. Penyusunan Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) dilaksanakan oleh Bupati/Walikota c.q. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota dengan melibatkan instansi terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan; 2. Konsep Tatralok dimaksud diajukan oleh Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota kepada Bupati/ Walikota; 3. Konsep Tatralok dimaksud sebelum diajukan kepada Bupati/Walikota, terlebih dahulu dilakukan koordinasi/konsultasi dengan Dinas Perhubungan Propinsi yang mengkoordinasikan pembahasan bersama Sekretariat Jenderal Dephub dan Badan Litbang, instansi di daerah kabupaten/kota yang terkait, antara lain: (instansi yang menangani bidang tata ruang, dan bidang-bidang lainnya), perguruan tinggi, serta mitra kerja dan asosiasi penyedia jasa transportasi untuk penyempurnaan materi; 4. Hasil koordinasi/konsultasi atau tanggapan tertulis dari pihak-pihak sebagaimana tersebut di atas, dibahas Kepala Dinas/bidang urusan sektor perhubungan Perhubungan Kabupaten/Kota dengan melibatkan instansi terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota setempat; 5. Laporan hasil pembahasan diajukan oleh Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota untuk mendapatkan pengesahan dari Bupati/Walikota dengan terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi Gubernur. Apabila dipandang perlu dilakukan penyempurnaan substansial, maka penyempurnaan dimaksud dilakukan dengan tahapan sebagaimana butir 1 sampai dengan 4. Berdasarkan pernyataan tersebut diatas, maka jelaslah bahwa peran Kementerian Perhubungan dalam penyusunan Tatralok adalah membantu Pemerintah Daerah. Secara kuantitatif, distribusi peranan pemerintah pusat dan pemerintah daerah diperkirakan 40% banding 60%.
2.7
PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL
Suksesnya pelaksanaan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia tersebut sangat tergantung pada kuatnya derajat konektivitas ekonomi nasional (intra dan inter wilayah) maupun konektivitas ekonomi internasional
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 27
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Indonesia dengan pasar dunia. Dengan pertimbangan tersebut Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) menetapkan penguatan konektivitas nasional sebagai salah satu dari tiga strategi utama (pilar utama). Konektivitas Nasional merupakan pengintegrasian 4 (empat) elemen kebijakan nasional yang terdiri dari Sistem Logistik Nasional (Sislognas), Sistem Transportasi Nasional (Sistranas), Pengembangan wilayah (RPJMN/RTRWN), Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT). Upaya ini perlu dilakukan agar dapat diwujudkan konektivitas nasional yang efektif, efisien, dan terpadu. Sebagaimana diketahui, konektivitas nasional Indonesia merupakan bagian dari konektivitas global. Oleh karena itu, perwujudan penguatan konektivitas nasional perlu mempertimbangkan keterhubungan Indonesia dengan dengan pusat-pusat perekonomian regional dan dunia (global) dalam rangka meningkatkan daya saing nasional. Hal ini sangat penting dilakukan guna memaksimalkan keuntungan dari keterhubungan regional dan global/internasional. Konektivitas Nasional menyangkut kapasitas dan kapabilitas suatu bangsa dalam mengelola mobilitas yang mencakup 5 (lima) unsur sebagai berikut: 1. Personel/penumpang, yang menyangkut pengelolaan lalu lintas manusia di, dari dan ke wilayah. 2. Material/barang abiotik (physical and chemical materials) yang menyangkut mobilitas komoditi industri dan hasil industri. 3. Material/unsur biotik/species, yang mencakup lalu lintas unsur mahluk hidup di luar manusia seperti ternak, Bio Toxins, Veral, Serum, Verum, Seeds, BioPlasma, BioGen, Bioweapon1. 4. Jasa dan Keuangan, yang menyangkut mobilitas teknologi, sumber daya manusia dan modal pembangunan bagi wilayah. 5. Informasi, yang menyangkut mobilitas informasi untuk kepentingan pembangunan wilayah yang saat ini sangat terkait dengan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi. Peningkatan pengelolaan mobilitas terhadap lima unsur tersebut diatas akan meningkatkan kemampuan nasional dalam mempercepat dan memperluas pembangunan dan mewujudkan pertumbuhan yang berkualitas sesuai amanat UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025. Maksud dan tujuan Penguatan Konektivitas Nasional adalah sebagai berikut:
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 28
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
1. Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi utama untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan prinsip keterpaduan, bukan keseragaman, melalui inter-modal supply chains systems. 2. Memperluas pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan aksesibilitas dari pusat-pusat pertumbuhan ekonomi ke wilayah belakangnya (hinterland). 3. Menyebarkan manfaat pembangunan secara luas (pertumbuhan yang inklusif dan berkeadilan) melalui peningkatan konektivitas dan pelayanan dasar ke daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan dalam rangka pemerataan pembangunan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diintegrasikan beberapa komponen konektivitas yang saling berhubungan kedalam satu perencanaan terpadu. Beberapa komponen dimaksud merupakan pembentuk postur konektivitas secara nasional (Gambar 2.7), yang meliputi: (a) Sistem Logistik Nasional (SISLOGNAS); (b) Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS); (c) Pengembangan Wilayah (RPJMN dan RTRWN); (d) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT). Rencana dari masing-masing komponen tersebut telah selesai disusun, namun dilakukan secara terpisah. Oleh karena itu, Penguatan Konektivitas Nasional berupaya untuk mengintegrasikan keempat komponen tersebut.
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.7. Komponen Konektivitas Nasional
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 29
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Hasil dari pengintegrasian keempat komponen konektivitas nasional tersebut kemudian dirumuskan visi konektivitas nasional yaitu ‘Terintegrasi Secara Lokal, Terhubung Secara Global (Locally Integrated, Globally Connected)’, seperti yang terlihat pada Gambar 2.8 Yang dimaksud Locally Integrated adalah pengintegrasian sistem konektivitas untuk mendukung perpindahan komoditas, yaitu barang, jasa, dan informasi secara efektif dan efisien dalam wilayah NKRI. Oleh karena itu, diperlukan integrasi simpul dan jaringan transportasi, pelayanan inter-moda tansportasi, komunikasi dan informasi serta logistik. Simpul-simpul transportasi (pelabuhan, terminal, stasiun, depo, pusat distribusi dan kawasan pergudangan serta bandara) perlu diintegrasikan dengan jaringan transportasi dan pelayanan sarana inter-moda transportasi yang terhubung secara efisien dan efektif. Jaringan komunikasi dan informasi juga perlu diintegrasikan untuk mendukung kelancaran arus informasi terutama untuk kegiatan perdagangan, keuangan dan kegiatan perekonomian lainnya berbasis elektronik.
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.8. Visi Konektivitas Nasional
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 30
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Selain itu, sistem tata kelola arus barang, arus informasi dan arus keuangan harus dapat dilakukan secara efektif dan efisien, tepat waktu, serta dapat dipantau melalui jaringan informasi dan komunikasi (virtual) mulai dari proses pengadaan, penyimpanan/ pergudangan, transportasi, distribusi, dan penghantaran barang sesuai dengan jenis, kualitas, jumlah, waktu dan tempat yang dikehendaki produsen dan konsumen, mulai dari titik asal (origin) sampai dengan titik tujuan (destination). Visi ini mencerminkan bahwa penguatan konektivitas nasional dapat menyatukan seluruh wilayah Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara inklusif dan berkeadilan serta dapat mendorong pemerataan antar daerah. Sedangkan yang dimaksud globally connected adalah sistem konektivitas nasional yang efektif dan efisien yang terhubung dan memiliki peran kompetitif dengan sistem konektivitas global melalui jaringan pintu internasional pada pelabuhan dan bandara (international gateway/exchange) termasuk fasilitas custom dan trade/industry facilitation. Efektivitas dan efisiensi sistem konektivitas nasional dan keterhubungannya dengan konektivitas global akan menjadi tujuan utama untuk mencapai visi tersebut. Untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan penguatan konektivitas secara terintegrasi antara pusatpusat pertumbuhan dalam koridor ekonomi dan juga antar koridor ekonomi, serta keterhubungan secara internasional terutama untuk memperlancar perdagangan internasional maupun sebagai pintu masuk bagi para wisatawan mancanegara. (Gambar 2.9). Dalam pelaksanaannya, perlu diperhatikan beberapa prinsip utama sebagai berikut: (1) meningkatkan kelancaran arus barang, jasa dan informasi, (2) menurunkan biaya logistik, (3) mengurangi ekonomi biaya tinggi, (4) mewujudkan akses yang merata di seluruh wilayah, dan (5) mewujudkan sinergi antar pusatpusat pertumbuhan ekonomi.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 31
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Sumber: MP3EI, 2011.
Gambar 2.9. Kerangka Kerja Konektivitas Nasional Dalam konteks ini akan dilakukan pembangunan Kawasan Perhatian Investasi (KPI) dengan tujuan membangun pusat perhatian baru. KPI juga ditujukan untuk mempermudah integrasi dengan kegiatan-kegiatan yang terkait infrastruktur, sumber daya manusia (SDM), Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) serta regulasi. Dimana Sentra produksi adalah 1 (satu) kegiatan investasi dalam lokasi tertentu. KPI merupakan satu atau kumpulan beberapa sentra produksi/kegiatan investasi yang beraglomerasi di area yang berdekatan, seperti yang terlihat pada Gambar 2.10.
Sumber: Bahan Paparan Koordinasi SISTRANAS dan MP3EI 2013
Gambar 2.10. Integrasi KPI
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 32
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2.8
KERANGKA PEMIKIRAN STUDI
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Maluku Utara (Malut) yang diolah oleh Bank Indonesia (BI), dinyatakan bahwa pertumbuhan konsumsi masyarakat pada triwulan laporan masih terjaga pada tingkat yang baik, dan cenderung meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (lihat Gambar 2.11). Konsumsi masyarakat yang terdiri atas konsumsi rumah tangga dan konsumsi lembaga swasta tumbuh 8,32% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 8,03% (yoy). Beberapa faktor yang memicu pertumbuhan konsumsi adalah faktor musiman kegiatan akhir tahun seperti natal dan tahun baru, serta pelaksanaan haji. Hal tersebut menjadi dasar pemikiran bahwa perlunya disusun Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Propinsi Maluku Utara guna mendukung dan meningkatkan PDRB Propinsi Maluku Utara. Selain itu, berdasarkan KPI dan nilai investasi riil di koridor ekonomi Maluku –Papua, khususnya yang ada di Propinsi Maluku Utara terdapat nilai investasi sebesar Rp.125,5 triliun di wilayah Halmahera dan nilai investasi sebesar Rp.30,4 Triliun di wilayah Morotai, seperti yang terlihat pada Gambar 2.12 dan Tabel 2.1.
Sumber: BPS Prov Malut, diolah BI
Gambar 2.11. Perkembangan PDRB Riil Sektor Konsumsi
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 33
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Sumber: Bahan Paparan Koordinasi SISTRANAS dan MP3EI 2013
Gambar 2.12. KPI dan Nilai Investasi Sektor Riil Tabel 2.1. KPI Prioritas Sektor Riil NO KPI
NAMA KPI
NILAI INVESTASI
1
Merauke (MIFEE)
57,7 T
2
Timika
160,9 T
3
Halmahera
125,5 T
4
Bintuni
108 T
5
Morotai
30,4 T
6
Ambon
10,3T
7
Nabire
764 M
8
Manokwari
784 M
KPI Prioritas
Sumber: Bahan Paparan Koordinasi SISTRANAS dan MP3EI 2013
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 34
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Atas dasar itulah maka perlu dilakukannya kegiatan Penelitian Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kabupaten/Kota di Propinsi Maluku Utara dengan kerangka pemikiran studi sebagai berikut:
Kajian Literatur yang diperoleh dari berbagai sumber penelitian, baik berupa text book, jurnal penelitian, dan sumber lainnya yang berasal dari internet, serta data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait, seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum, Biro Pusat Statistik, Bank Indonesia, Pemerintahan Propinsi Maluku Utara, dan lain-lain.
Metodologi studi yang akan diterapkan, meliputi pengumpulan data yang akan dilakukan berkaitan dengan kegiatan ini, serta kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian.
Penjabaran gambaran umum wilayah studi yang meliputi kondisi sosioekonomi dan kondisi transportasi (sarana dan prasarana).
Penyusunan rencana kerja yang mencakup jadual kegiatan dan penugasan tenaga ahli.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
2 - 35
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
BAB 3 METODOLOGI STUDI
3.1
METODOLOGI STUDI
Untuk dapat melaksanakan seluruh lingkup kajian dalam konteks materi dan waktu yang disyaratkan, maka dalam pekerjaan Penelitian Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kab/Kota disusun metodologi studi yang disajikan dalam bentuk bagan alir (Gambar 3.1), dengan susunan tahapan pelaksanaan sebagai berikut: 1) Tahap Persiapan, yang hasilnya disampaikan pada Laporan Pendahuluan, dengan lingkup kegiatan meliputi: a) Identifikasi Masalah & Tujuan Studi b) Identifikasi Pelayanan c) Identifikasi Jaringan Pelayanan d) Identifikasi Jaringan Prasarana Transportasi Terpadu. Keempat identifikasi tersebut merupakan inisiasi studi, termasuk studi literatur dan peraturan perundangan yang berlaku. 2) Tahap Pengumpulan Data & Analisis Awal, yang hasilnya disampaikan pada Laporan Antara, dengan lingkup kegiatan meliputi: a) Pengumpulan Data Primer & Sekunder, yang diawali dengan persiapan survei. b) Survei Pola Bangkitan & Tarikan c) Survei Pergerakan Transportasi Luar & Dalam Kab/Kota d) Survei Wawancara dan Survei Instansional untuk Laporan Kegiatan Serupa Terdahulu (antara lain: tinjau ulang jaringan transportasi Propinsi khususnya pada wilayah studi, inventarisasi rencana umum dan teknis, kebijakan nasional dan daerah di wilayah studi). e) Matriks Asal Tujuan, termasuk kompilasi data yang terkumpul. f)
Analisis Permintaan Transportasi, sebagai analisis awal dari analisis Tatrawil dan Tatralok.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
3-1
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
g) Kajian Model Pengembangan Jaringan Transportasi Wilayah Kab/Kota, yang meliputi: Pemetaan potensi dan kendala Analisis wilayah Analisis teknis dan analisis normatif 3) Tahap Analisis, yang hasilnya disampaikan pada Laporan Akhir Sementara, dengan lingkup kegiatan meliputi: a) Merumuskan Kebijakan Strategi dan Program Pengembangan Jaringan Prasarana Pelayanan Transportasi b) Merumuskan Alternatif Pengembangan Jaringan Transportasi c) Menetapkan Prioritas dan Tahapan Pengembangan Jaringan Lokal dengan Kurun Waktu Tahun 2014, Tahun 2019, Tahun 2025 dan Tahun 2030. 4) Tahap Penyempurnaan & Finalisasi, yang hasilnya disampaikan pada Laporan Akhir, dengan lingkup kegiatan meliputi: a) Menyusun Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang Sistranas pada Tatralok b) Mengadakan FGD di Ibukota Kab/Kota untuk Mendapat Masukan Alternatif c) Menyelenggarakan Seminar untuk Penyempurnaan Laporan Akhir dan Legalitas Tatralok di Ibukota Propinsi.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
3-2
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku Identifikasi Masalah & Tujuan Studi
Identifikasi Pelayanan
Identifikasi Jaringan Pelayanan
Identifikasi Jaringan Prasarana Transportasi Terpadu
Pengumpulan Data & Informasi Primer & Sekunder
Pemahaman RTRW Kab/Kota
Survei Pergerakan Transportasi Luar & Dalam Kab/Kota
LAPORAN PENDAHULUAN Bulan 1
Survei Wawancara Survei Instansional untuk Laporan Kegiatan Serupa Terdahulu
Pemantapan RTRW Kab/Kota
Analisis Potensi & Pengembangan Trans
Kajian Model Pengembangan Jaringan Transportasi Wilayah Kab/Kota LAPORAN ANTARA Bulan 4
Merumuskan Kebijakan Strategi dan Program Pengembangan Jaringan Prasarana Pelayanan Transportasi
Merumuskan Alternatif Pengembangan Jaringan Transportasi
Menetapkan Prioritas dan Tahapan Pengembangan Jaringan Lokal dengan Kurun Waktu 2014, 2019, 2025, 2030
Program pengembangan transportasi di wilayah lokal kabupaten/kota, propinsi dan nasional efektif dan efisien sesuai dengan MP3EI
RANCANGAN LAPORAN AKHIR Bulan 5
Menyusun Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) Mengadakan FGD di Ibukota Kab/Kota untuk Mendapat Masukan Alternatif
Menyelenggarakan Seminar untuk Penyempurnaan FR & Legalitas Tatralok di Ibukota Propinsi
LAPORAN AKHIR Bulan 7
Gambar 3.1. Bagan Alir Metodologi Studi
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
3-3
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3.2
PENGUMPULAN DATA DAN DESAIN KUESIONER
3.2.1 Pengumpulan Data Pengumpulan Data yang akan dilakukan berkaitan dengan kegiatan ini akan dilakukan dengan cara survei data primer dan survei data sekunder. Kebutuhan data untuk kegiatan ini antara lain: 1) Data Kebijakan Transportasi Nasional, Regional, dan Lokal; 2) Data Demografi khususnya di Wilayah Studi; 3) Data Infrastruktur di Wilayah Studi; 4) Data Lingkungan dan Potensi Wilayah Studi; 5) Peta Topografi dan Geologi Wilayah Studi; 6) Data Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi dan Kab/Kota di Wilayah Studi. Adapun daftar kebutuhan data dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Daftar Data yang Dibutuhkan Aspek Kebijakan Nasional
Kebijakan daerah
Indikator SosialEkonomi
Data yang dibutuhkan MP3EI Koridor Papua - Kepulauan Maluku Sistranas / Tatranas Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Rencana Strategis (RENSTRA) Propinsi Maluku Utara Kebijakan Dinas-dinas Perhubungan, Perikanan, Perkebunan/Pertanian, Pariwisata Sumber-sumber Pendapatan utama Propinsi Maluku Utara Data Kependudukan Propinsi Maluku Utara dan Kab/Kota PDRB per Kab/Kota khususnya di wilayah studi
RTRW Propinsi Maluku Utara Kebijakan mengenai pengembangan wilayah Propinsi Maluku Utara khususnya di wilayah studi Kondisi Fisik Peta Topografi di wilayah studi Peta Kondisi Geologi di wilayah studi Data Hidrologi di wilayah studi Jaringan Jaringan Jalan Transportasi RTRW
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
Bentuk Dokumen Sumber Dokumen MP3EI Koridor Papua Kepulauan Maluku Dokumen Sistranas / Tatranas RTRWN Bappeda RPJM RPIJM
Propinsi Maluku Utara dalam angka Data Monografi Kab/Kota di wilayah studi
BPS / Bappeda
RTRW Propinsi Maluku Utara
Bappeda
Bakorsurtanal Dit. Geologi BMG
Peta Topografi Peta Geologi Peta iklim dan DAS Tatrawil Propinsi
Dinas 3-4
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Aspek Transportasi Kebijakan Angk. Umum dan Barang Fasilitas Terminal, Pelabuhan dan Bandara di wilayah studi Kebijakan Pertanian dan Perkebunan
Kebijakan Perikanan
Kebijakan Pertambang an
Jaringan dan layanan angkutan umum di wilayah studi
Data yang dibutuhkan khususnya di wilayah studi Tingkat pelayanan ruas-ruas jalan di wilayah studi Klasifikasi fungsi dan kewenangan jalan di wilayah studi Sistem dan pola operasi angkutan umum di wilayah studi Standar dan Pengawasan angkutan barang di wilayah studi
Bentuk Dokumen Maluku Utara Peta Jaringan Jalan Transportasi
Peraturan Daerah, SK Gubernur, SK Bupati ttg Pengangkutan Barang. Lokasi dan ukuran terminal Laporan Kedatangan dan Keberangkatan Lokasi dan ukuran pelabuhan dan Kapal, termasuk bandara volume angkut. Data dan jadwal keberangkatan kendaraan umum, kapal dan pesawat Laporan kedatangan dan Keberangkatan udara Pesawat, termasuk Fasilitas dan Rencana pengembangan tingkat keterisian. Pelabuhan dan Bandara Program pengembangan Pertanian Renstra Dinas tanaman pangan dan perkebunan di Pertanian Propinsi wilayah studi dan Kab/Kota Renstra Dinas Perkebunan Propinsi Maluku Utara dan Kab/Kota Fasilitas dan Rencana Renstra Dinas Pengembangan fasilitas dan Kelautan dan pelabuhan Perikanan di wilayah studi Perikanan Propinsi Maluku Utara Fasilitas dan rencana pengembangan Renstra Dinas sektor pertambangan di wilayah studi Pertambangan Propinsi Maluku Utara Jaringan trayek angkutan kota Matriks Trayek/Jurusan dgn Biaya angkutan umum jumlah armada dan Jumlah dan jenis kendaraan angkut tingkat keterisian penumpang umum antar kota. Trayek, Jenis, dan Jumlah Angkutan Kota Biaya Angkutan Kota sesuai jenis Keterisian Angkutan Kota dan Luar Kota
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
Sumber Perhubungan / Bappeda
Dinas Perhubungan
Dinas Perhubungan
Dinas Pertanian dan Perkebunan
Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Pertambangan Dinas Perhubungan
3-5
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Secara detil, Gambar 3.2 menjelaskan proses pengumpulan dan pengolahan data dengan empat proses utama yaitu pengumpulan data dan informasi, selanjutnya proses analisis dilanjutkan dengan formulasi rencana dan desain, dan terakhir adalah proses penyusunan rekomendasi yang dapat dijadikan sebagai dasar kandungan dokumen studi ini. Secara fokus per kabupaten/kota, dapat dilihat pada Gambar 3.3. Pada kelompok pengumpulan data dan informasi terdapat sembilan kelompok data atau informasi yang merupakan kombinasi dari berbagai proses evaluasi berbagai sumber kebijakan, dokumen peraturan, dan hasil survei. Kesembilan kelompok data dan informasi ini kemudian dianalisa dalam sembilan proses analisa yang kemudian dapat dijadikan sebagai dasar enam formula sebagai dasar rencana dan desain perencanaan dan pengaturan sektor transportasi di Propinsi Maluku Utara. Formulasi strategi yang didapat kemudian dijadikan rekomendasi atas tiga faktor utama yaitu berkenaan dengan strategi dan kegiatan promosi, teknik dan proses perencanaan dan aspek pengelolaan jaringan pelayanan serta sarana dan prasarana transportasi di Propinsi Maluku Utara.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
3-6
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gambar 3.2. Metode Analisis Potensi dan Pengembangan Transportasi
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
3-7
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Rencana Tata Ruang Kab/Kota
Angkutan Penumpang
Angkutan Barang
Perkiraan Bangkitan Perjalanan Penumpang
Perkiraan Bangkitan Perjalanan Barang
Perkiraan Asal Tujuan Perjalanan Orang
Perkiraan Asal Tujuan Perjalanan Barang
Pemilihan Moda Transportasi
Rencana Pelayanan Transportasi
Pemilihan Moda Transportasi
Perencanaan Trayek/ Rute Operasi Sarana
Rencana Jaringan Pelayanan Transportasi
Perencanaan Trayek/ Rute Operasi Sarana
Perkiraan Lalu-lintas Sarana pada Prasarana
Rencana Pengembangan Jaringan Transportasi Ruang lalu-lintas (ways) Simpul (terminal)
Gambar 3.3. Proses Pengembangan Jaringan Transportasi Kabupaten/Kota
3.2.2 Desain Kuesioner Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan dalam bentuk wawancara. Kuesioner yang digunakan dalam kegiatan ini diarahkan pada penggalian data dan informasi yang
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
3-8
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
berkaitan dengan sistem transportasi di wilayah Propinsi Maluku Utara khususnya di wilayah studi. Responden yang menjadi target kuesioner ini adalah orang-orang yang terkait dalam bidang pemerintahan Propinsi Maluku Utara khususnya di wilayah studi yang mengetahui keadaan sistem transportasi di Propinsi ini dan khususnya di wilayah studi tersebut. Pada studi ini, kuesioner akan dirancang dengan menggunakan dua tipe kuesioner, yaitu kuesioner tertutup (pilihan ganda) dan kuesioner terbuka. Kuesioner tertutup ini ditujukan kepada masyarakat umum (pengguna transportasi), sedangkan kuesioner terbuka ditujukan kepada para pejabat dari instansi terkait. Dengan menggunakan dua tipe kuesioner tersebut diharapkan dalam proses wawancara akan diperoleh data dan informasi yang beragam dan sangat memungkinkan untuk menambah pertanyaan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas data dan informasi yang diinginkan. Dalam rangka pengembangan transportasi di Propinsi Maluku Utara termasuk kota dan kabupatennya, maka diperlukan masukan dan usulan dan inspirasi dari aparatur, operator, akademisi, dan masyarakat pengguna, baik moda transportasi darat jalan, moda transportasi laut, dan moda transportasi udara, serta transportasi menerus (pipa). Mohon kiranya usulan dan masukan tersebut dapat disampaikan melalui kuesioner ini. Kuesioner yang telah disusun sedemikian rupa dapat dilihat pada Lampiran 1. Adapun kuesioner ini masih bersifat draft (konsep) dan akan terus ditekuni untuk lebih ditingkatkan lagi.
3.3
POLA PIKIR STUDI
Pola pikir pelaksanaan studi ini dikembangkan atas dasar latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran dan lingkup studi yang disampaikan pada KAK (lihat Bab I). Untuk dapat menyusun suatu studi yang komprehensif maka perlu dipahami konteks studi secara holistik yang menyangkut semua issue, aspek normatif, lingkungan strategis, dan semua elemen sistem yang terkait dengan pengembangan Tatralok di Propinsi Maluku Utara. Diagram pola pikir umum studi ini secara garis besar disampaikan pada Gambar 3.3. Dimulai dari review hasil studi terdahulu dalam dokumen perencanaan eksisting MP3EI, (RTRW Nasional/ Propinsi Maluku Utara), SISTRANAS/WIL, Renstra Propinsi Maluku Utara, dan studi terdahulu) sejumlah data eksisting serta rencana dan program eksisting dapat ditelusuri. Pemetaan terhadap peran
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
3-9
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
masing-masing stakeholders (Pemkab, Swasta, dan Masyarakat) dalam lingkungan strategis yang dikoridori oleh aspek normatif berupa peraturan perundangan yang berlaku merupakan langkah penting untuk dapat memahami konteks, lingkup, serta identifikasi masalah yang dihadapi dalam pengembangan Tatralok di Propinsi Maluku Utara. Elaborasi hasil pemetaan peran serta kondisi obyektif dari sistem transportasi yang ada saat ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam penyusunan strategi umum (grand strategy) pengembangan Tatralok di Propinsi Maluku Utara yang komprehensif dan terpadu (antar moda, antar wilayah, antar stakeholders, dll.). Dalam strategi umum ini termaktub sejumlah program pokok (main programs) yang harus dijabarkan dalam tahapan jangka pendek, menengah, dan panjang. Sebagai goal/tujuan akhir dari semua kegiatan tersebut adalah terciptanya tujuan pengembangan Tatralok di Propinsi Maluku Utara dalam jangka waktu yang direncanakan dengan sejumlah kriteria atau karakteristik jaringan prasarana dan jaringan pelayanan yang handal (efektif dan efisien), cepat, tertib, aman, lancar, dan terjangkau masyarakat. Untuk mendukung semua proses pengembangan Tatralok di Propinsi Maluku utara, bagaimanapun juga diperlukan adanya kajian kuantitatif dan kualitatif yang dilengkapi oleh data-data terkait dengan pola permintaan perjalanan, kondisi dan kinerja jaringan transportasi yang ada, konstelasi sosial-ekonomi yang ada, serta prediksi perubahannya ke depan dalam lingkup situasi tantangan, peluang, dan hambatan yang berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini merujuk kepada kebutuhan akan adanya pemahaman mendasar mengenai konteks penyusun Tatralok, serta adanya analisis (dan pengumpulan data) yang lengkap dan mendalam untuk memperoleh gambaran atau pemetaan mengenai situasi transportasi dan pola kegiatan ekonomi yang ada dan kemungkinan perubahannya di Propinsi Maluku Utara dan di wilayah sekitarnya yang saling mempengaruhi.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
3 - 10
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) dan di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Normatif: Peraturan Perundangan yang berlaku Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
-
Perpres. No.32 Th. 2011 (MP3EI). UU. No. 26 Th. 2007 (Tata Ruang). UU. di Bidang Transportasi. UU. No. 23 Th. 2007. UU. No. 17 Th. 2008 (Pelayaran). UU. No. 1 Th. 2009 (Penerbangan).
Subyek
Kondisi Eksisting Transportasi Prop. Maluku Utara
- UU. No. 38 Th. 2004 ttg Jalan - UU. No. 22 Th. 2009 (Lalu lintas dan Angkutan Jalan). - RTRW: Kab/Kota di Prov. Maluku Utara - Tatrawil Propinsi Maluku Utara - SISTRANAS.
Obyek
Metoda
Pemerintah - Mater Plan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia. Pusat - Perencanaan Makro SISTRANAS. - Kerangka Makro Investasi. - Regulasi Operasi dan health, safety, and environment (H,S,E) sektor transportasi.
- Blue print MP3EI. - Blue Print TATRANAS. - Penyiapan NSPM dan Juknis. - Kebijakan Investasi Nasional.
Pemerintah - Pernencanaan Transportasi Wilayah. - Pelaksanaan Operasi dan Manajemen Daerah Transportasi Wilayah. - Kebijakan Investasi Daerah.
- Penyusunan TATRALOK. - Pembentukan Kerangka Investasi Daerah.
Operator
-
Penyelenggaraan Operasi. Investasi dan Konsesi Prasarana. Pengembangan Jaringan Pelayaran. Perbaikan Kualitas Pelayanan. Pengembangan Industri dan Tek. Transp.
Pengguna/ - Penggunaan dan Pemanfaatan. Masyarakat - Partisipasi.
Strategi & Program: Tatanan Transport asi Lokal di Propinsi Malut
Manfaat: Sistem Transp. Prop. Malut yang efektif dan efisien, sesuai dengan MP3EI
- Restrukturisasi, mekanisme pasar. - Kesesuaian Standar Investasi Teknologi. - Konsultasi Publik. - Mass Media.
Pengaruh Lingkungan Strategis - Globalisasi. - Liberalisasi Sektor Transportasi. - Perekonomian Nasional. - Otonomi Daerah. - Kerjasama Regional. - Daya Beli Masyarakat..
Gambar 3.3. Pola Pikir Penyusunan Tatralok di Propinsi Maluku Utara Engineering Consultant PT. GIR I AWAS Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
3 - 11
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3.4
ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH
Transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat tersebarnya tata ruang (spasial separation) di mana kebutuhan/ kegiatan manusia dan proses ekonomi barang tidak dapat diakomodasi hanya di satu ruang saja, sehingga timbul kebutuhan pergerakan melalui berbagai moda transportasi. Penataan ruang yang mempengaruhi pola dan intensitas kegiatan sosio-ekonomi merupakan indikator yang merepresentasikan pattern dari sistem kegiatan yang harus dilayani oleh sistem transportasi. Dengan demikian, bagaimana setting tata ruang yang akan dituju di masa datang akan sangat mempengaruhi bagaimana pola dan intensitas permintaan perjalanan, yang pada gilirannya akan menentukan kebutuhan akan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan transportasi. Dalam konteks penyusunan Tatralok Propinsi Maluku Utara ini, maka pemahaman terhadap arahan penggunaan ruang yang dituangkan dalam RTRW menjadi sangat penting. Apalagi dalam struktur dokumen perencanaan Tatralok merupakan pengejawantahan RTRW untuk sektor transportasi. Pada Gambar 3.4 disajikan bagaimana interaksi antara perkembangan wilayah dengan transportasi. Terlihat bahwa korelasi antara transportasi dan perubahan atau perkembangan wilayah sangatlah besar, sehingga arahan pengembangan tata ruang dan perkembangan alamiah sesuai mekanisme pasar akan sangat menentukan bagaimana pola permintaan perjalanan wilayah di Propinsi Maluku Utara ini akan berkembang di masa datang.
Kebijakan perencanaan (MP3EI, RTRW, Renstra, Tatrawil, dll)
Faktor Sosio Ekonomi
Pola Tata Guna Lahan
Perkembangan wilayah
Kebutuhan Transportasi
Mekanisme pasar (natural setting)
Jumlah dan Pola Perjalanan
REGIONAL DEVELOPMENT
TRANSPORT DEMAND
Gambar 3.4. Interaksi Perkembangan Wilayah dengan Kebutuhan Transportasi
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
3 - 12
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3.5
HUBUNGAN ANTARA SISTEM TRANSPORTASI DAN TATA RUANG
Kebutuhan manusia akan transportasi merupakan kebutuhan turunan yang diakibatkan oleh adanya penyebaran pola penggunaan tata ruang (spatial separation), dimana kebutuhan manusia dan kegiatan produksi (dari awal penyediaan bahan mentah sampai pada proses distribusinya) tidak dapat dilakukan hanya pada satu lokasi saja. Oleh karena itu, selalu dibutuhkan proses perpindahan untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dalam kajian transportasi disebut sebagai perjalanan. Pada setiap pengembangan tata ruang selalu dibutuhkan sarana dan prasarana transportasi pendukungnya, demikian pula sebaliknya bahwa setiap pengembangan system transportasi akan mempengaruhi pola pengembangan tata ruang di sekitarnya. Interaksi timbal balik antara sistem transportasi dengan tata ruang dapat dijelaskan pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5. Keterkaitan antara Sistem Transportasi dan Tata Ruang
3.6
PEMODELAN TRANSPORTASI
3.6.1 Struktur Model Dalam studi perencanaan sistem transportasi, sebagaimana halnya dalam Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Propinsi Maluku Utara ini, sangat diperlukan adanya pemahaman mengenai besaran dan pola permintaan perjalanan. Permintaan perjalanan umumnya ditentukan oleh pola
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
3 - 13
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
interaksi ekonomi dalam pengaturan ruang yang ada, karakteristik suplai jaringan transportasi yang ada (kapasitas, flow vs speed, dan konfigurasinya), serta interaksi yang terjadi dalam ruang lalulintas yang disediakan. Untuk itu diperlukan suatu model yang dapat merepresentasikan interaksi antara elemen tata ruang, ekonomi, permintaan perjalanan, jaringan transportasi, dan lalu lintas yang terjadi. Dalam studi ini digunakan model transportasi empat tahap (four stages transport model) yang terdiri dari tahap bangkitan perjalanan (trip generation), sebaran perjalanan (trip distribution), pemisahan moda (modal split), dan pemilihan rute (route choice). Model ini dipilih karena: mudah dalam aplikasinya, cukup baik merepresentasikan karakteristik dan interaksi penting pada sistem transportasi, dan mampu menggambarkan dampak dari intervensi yang dilakukan terhadap sistem transportasi di wilayah studi. Secara umum skema struktur model perencanaan empat tahap ini ditunjukkan pada Gambar 3.6. Pendekatan model dimulai dengan menetapkan sistem zona dan jaringan transportasi, termasuk di dalamnya adalah karakteristik sosial-ekonomi di tiap zona dan karakteristik suplai jaringan yang ada. Dengan menggunakan informasi tersebut kemudian diestimasi total perjalanan yang dibangkitkan dan/atau yang ditarik oleh suatu zona tertentu (trip ends) atau disebut dengan proses bangkitan perjalanan (trip generation). Tahap ini menghasilkan persamaan trip generation yang menghubungkan jumlah perjalanan dengan karakteristik zona yang bersangkutan. Selanjutnya diprediksi dari/ke mana tujuan perjalanan yang dibangkitkan atau yang ditarik oleh suatu zona tertentu atau disebut tahap distribusi perjalanan (trip distribution). Dalam tahap ini akan dihasilkan matriks asal-tujuan (MAT). Pada tahap pemilihan moda (modal split) MAT tersebut kemudian dialokasikan sesuai dengan moda transportasi yang digunakan para pelaku perjalanan untuk mencapai tujuan perjalanannya. Dalam tahap ini dihasilkan MAT per moda. Terakhir, pada tahap pemilihan rute (trip assignment) MAT didistribusikan ke setiap ruas/link moda yang tersedia di dalam jaringan sesuai dengan kinerja rute yang ada. Tahap ini menghasilkan estimasi arus lalu lintas dan waktu perjalanan di setiap ruas. Hasil inilah yang digunakan sebagai dasar analisis dalam mengevaluasi serangkaian alternatif kebijakan pengembangan jaringan transportasi yang diusulkan.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
3 - 14
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Data Jaringan Transportasi Jalan
MODEL BANGKITAN PERJALANAN
Data Sistem Zona Wilayah Studi
Produksi Perjalanan (trips ends) per zona Biaya Perjalanan antar zona (aksesibilitas)
Karakteristik Populasi dan Tata Ruang Zona MODEL SEBARAN PERJALANAN
MAT antar zona Karakteristik Moda
Karakteristik Pelaku Perjalanan MODEL PEMILIHAN MODA PERJALANAN
MAT antar zona Karakteristik Rute/ Ruas MODEL PEMILIHAN RUTE PERJALANAN
Indikator Lalu Lintas
Model Biaya Ekonomi
Indikator Ekonomi
Analisis Kerja
Gambar 3.6. Pemodelan Perencanaan Transportasi Empat Tahap
3.6.2
Proses Pemodelan Transportasi
3.6.2.1 Penetapan Sistem Zona dan Sistem Jaringan Penetapan detail sistem zona dan sistem jaringan transportasi dilakukan sebagai kompromi antara tingkat akurasi, biaya, ketersediaan data, dan aplikabilitas
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
3 - 15
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
model. Berdasarkan pengalaman yang dilakukan dari studi terdahulu, maka dalam studi ini ditetapkan bahwa: 1. Batas wilayah studi adalah batas wilayah administrasi Kabupaten/Kota di Prop. Maluku Utara, di mana wilayah di sekitarnya diasumsikan sebagai zona eksternal. 2. Agregasi zona di dalam wilayah studi adalah kecamatan, yang selanjutnya disebut sebagai zona internal. 3. Model jaringan diutamakan untuk jaringan jalan, sedangkan jaringan angkutan umum diperlakukan sebagai fixed-flow, moda transportasi lain diintegrasikan melalui simpul terminal (moda darat), pelabuhan (moda air), dan bandara (moda udara). Sistem zona tersebut dapat diilustrasikan dalam bentuk gambar sederhana yang dapat dilihat pada Gambar 3.7. Batas Kab/Kota
Kec. A Kec. E
Kec. B
Kec. C
Kec. D
Kec. F
Kec. G
Zona Eksternal Keterangan: Kec. A B = Kec. E C = Kec. D F = Kec. D F =
Kec. H Zona Internal
Zona Eksternal
pergerakan orang/barang antar kecamatan dalam satu kab/kota. pergerakan orang/barang dari suatu kecamatan diluar kab/kota menuju ke kecamatan di dalam kab/kota. pergerakan orang/barang dari suatu kecamatan di dalam kab/kota menuju ke kecamatan di luar kab/kota. pergerakan orang/barang dari dan ke kecamatan di luar kab/kota.
Gambar 3.7. Sistem Zona Kecamatan
Dengan penetapan sistem zona tersebut, maka akan terbentuk Matriks AsalTujuan Antar Kecamatan. Matriks Asal-Tujuan ini dikelompokkan berdasarkan pergerakan orang dan barang, dimana pergerakan barang ini diuraikan lagi berdasarkan jenis barang yang diproduksi, meliputi hasil produksi pangan, sayur-
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
3 - 16
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
sayuran dan buah-buahan, perkebunan, peternakan, perikanan, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, dan kehutanan.. Untuk model jaringan transportasi yang diintegrasikan melalui simpul-simpul moda transportasi yang dibatasi dalam suatu kabupaten/kota, dapat terbentuk dari pengumpulan dan pengolahan data kedalam bentuk Matriks Asal-Tujuan Antar Simpul Moda Transportasi.
3.6.2.2 Estimasi dan Prediksi Trip-ends dan MAT Secara skematis bagan alir proses estimasi trip-ends dan MAT yang dilakukan pada studi ini ditunjukkan oleh Gambar 3.8.
Prior Matrix MAT 2013
Traffic Count Hasil survey primer
SATURN (via Program Simulasi Jaringan Transportasi)
Base Matrix MAT di Prov. Malut Tahun 2014 summation
Data sosial ekonomi Statistik di Prov. Malut: Penduduk, PDRB, dll Growth rate
Analisis regresi linier
Base Trip ends Produksi perjalanan di Prov. Malut 2014
Model bangkitan perjalanan
Prediksi data sosial ekonomi Prov. Malut
Trip ends prediction
Jarak, waktu, dan biaya transportasi antar zona
Model Furness/Gravity
Trip ends Prov. Malut: 2014, 2015, 2016, 2017, 2018, 2019, 2025, 2030
MAT Prov. Malut: 2014, 2019, dst
Gambar 3.8. Mekanisme Estimasi Trip Ends dan MAT di Propinsi Maluku Utara
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
3 - 17
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3.6.2.3 Simulasi Jaringan Simulasi jaringan transportasi (dalam hal ini dititikberatkan untuk jaringan jalan) dilakukan dalam konteks untuk: 1. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi secara makro dalam jaringan transportasi di wilayah Propinsi Maluku Utara, seperti: kemacetan, besarnya biaya transportasi, dan disparitas suplai jaringan. 2. Memprediksi permasalahan yang akan timbul di masa datang seiring dengan adanya pertumbuhan penduduk, perkembangan ekonomi, dan perubahan intensitas penggunaan ruang. 3. Mengevaluasi kinerja dari sejumlah kebijakan perencanaan yang akan diterapkan di masa datang, misal: pembangunan jalan lingkar, jalan tol, maupun pengembangan moda laut, dan udara. MAT perjalanan
Data jaringan transportasi
I I N P U T
Model Pemilihan Rute
Arus, kecepatan, waktu, jarak
O U T P U T
Analisis Lanjutan
Gambar 3.9. Struktur Umum Model Pemilihan Rute pada Program Simulasi Jaringan Transportasi
3.7
JARINGAN TRANSPORTASI MULTIMODA DAN INTERMODA
Sistem transportasi dengan sejumlah moda dapat dilihat dari dua perspektif konseptual yang berbeda, yakni: 1. Jaringan transportasi intermoda. Sistem logistik yang terhubungkan di antara dua moda atau lebih. Setiap moda memiliki karakteristik pelayanan
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
3 - 18
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
yang secara umum memungkinkan barang (atau penumpang) untuk berpindah di antara moda yang ada dalam satu perjalanan dari asal ke tujuan. 2. Jaringan transportasi multimoda. Suatu rangkaian dari moda-moda transportasi yang menyediakan hubungan antara asal dan tujuan perjalanan. Meskipun transportasi intermodal dapat dilakukan, namun dalam perspektif ini bukanlah keharusan. Gambar 3.10 menyampaikan perbedaan konsep dalam kedua cara pandang tersebut. Gambar (a) mendeskripsikan jaringan multimoda konvensional point-topoint di mana asal perjalanan (A, B, dan C) dihubungkan secara independent oleh moda transportasi (jalan dan rel) ke lokasi tujuan perjalanan (D, E, dan F). Sedangkan pada Gambar (b) dipresentasikan perspektif intermoda dalam jaringan jalan multimoda. Lalu lintas dikumpulkan pada 2 titik transshipment, yakni stasiun KA, di mana terjadi konsolidasi pergerakan penumpang/barang. Ini bias menghasilkan load-factor dan/atau frekuensi transportasi yang lebih tinggi, khususnya diantara terminal. Dalam kondisi tertentu, efisiensi suatu jaringan utamanya ditentukan oleh kapabilitas transshipment dari suatu terminal. Dalam perspektif transportasi nasional, jika diinginkan terjadinya efisiensi, maka idealnya di masa dating dikembangkan jaringan transportasi multimoda yang berkonsep kepada intermodal-transport.
Gambar 3.10. Deskripsi Jaringan Transportasi Multi dan Inter Moda
3.8
PEMETAAN POTENSI DAN KENDALA
Hasil analisis data/ dokumen yang ada dan simulasi kinerja jaringan sudah tergambarkan sejumlah permasalahan pokok dalam sistem transportasi di Propinsi Maluku Utara. Pemetaan potensi dan kendala ini dimaksudkan untuk
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
3 - 19
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
menyampaikan daftar potensi dan kendala pengembangan Tatralok di Propinsi Maluku Utara yang lebih formal/ terstruktur sehingga dapat diidentifikasi akar permasalahan secara tepat sehingga dapat ditetapkan solusi yang pantas. Secara umum pemetaan potensi dan kendala Tatralok di Propinsi Maluku Utara akan dilakukan dalam 2 kelompok berikut: 1. Aspek teknis, terkait dengan kondisi dan kinerja elemen sistem transportasi di Propinsi Maluku Utara (node, link, demand). 2. Aspek normatif, terkait dengan ketersediaan dan implementasi dari sejumlah regulasi dan kebijakan dalam perencanaan dan pengembangan jaringan transportasi maupun tata ruang di Propinsi Maluku Utara. Pemetaan masalah ini sangat berguna untuk mengevaluasi kondisi eksisting serta kapasitas yang dimiliki semua stakeholders untuk penyempurnaan sistem transportasi, sehingga tujuan pengembangan Tatralok di Propinsi Maluku Utara akan lebih membumi dengan memperhatikan kondisi obyektif yang ada. Sejumlah metodologi untuk evaluasi sistem pada dasarnya sudah banyak dikembangkan, IISD (International Institute for Sustainable Development) menyampaikan minimal ada 5 metoda, yakni: (1) SWOT analysis [Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats], (2) Results Based Management, (3) Logical Framework Analysis, (4) Outcome mapping, dan (5) Appreciative inquiry. Dilihat dari karakteristiknya, maka metoda evaluasi yang paling cocok untuk memetakan potensi dan kendala dari pengembangan Tatralok Kabupaten/Kota di Prov. Maluku Utara adalah metoda SWOT yang elemen dasarnya adalah memetakan kondisi eksisting dan potensial yang ada ke dalam 4 kuadran, yakni: 2 kuadran dari faktor internal berupa kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) dan 2 kuadran dari faktor eksternal berupa peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Pada Tabel 3.2 disampaikan konsep umum analisis SWOT ini. Tabel 3.2. Konsep Pemetaan Potensi dan Kendala dalam Analisis SWOT Dampak Faktor Internal
Eksternal
Positif
Negatif
Kekuatan
Kelemahan
(Strengths)
(Weaknesses)
Peluang
Ancaman
(Opportunities) (Threats)
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
3 - 20
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Konteks penggunaan analisis SWOT ini biasa dilakukan oleh suatu organisasi yang bertanggungjawab dalam perencanaan strategis untuk meng-assess kondisi/kegiatan eksisting dan menyusun arahan bagi kegiatan baru di masa datang.
3.9
ANALISIS NORMATIF
Analisis normatif dilakukan untuk memperoleh idealisasi pola jaringan pelayanan, hirarki prasarana, dan sistem operasi bagi pengembangan Tatralok di Propinsi Maluku Utara yang efektif dan efisien dalam rangka menunjang pengembangan wilayah, pemerataan pembangunan, dan pertumbuhan ekonomi di wilayah Propinsi Maluku Utara. Aspek normatif ini dikembangkan berdasarkan review atas peraturan perundangan yang berlaku di setiap moda transportasi (jalan, angkutan umum, laut, dan udara) serta kajian konseptual secara teoteris mengenai sistem transportasi yang ideal. Analisis ini diperlukan untuk memberikan gambaran arahan pengembangan jaringan transportasi di Propinsi Maluku Utara di masa yang akan datang sesuai dengan konsep yang lebih ideal. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam analisis normatif secara berurutan disampaikan sebagai berikut: 1. Melakukan kajian konsep pengembangan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan untuk setiap moda transportasi (jalan, angkutan umum, laut, dan udara) sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku/terbaru (UU, PP, Kepmen, Perda, dll), 2. Melakukan kajian teoretis hasil penelitian dan studi terdahulu baik di dalam maupun luar negeri mengenai idealisasi pola jaringan transportasi wilayah, 3. Melakukan analisis konsep Tatralok di Propinsi Maluku Utara yang mengelaborasikan aspek normatif secara praktis (dari butir a.) dan aspek teoritis (dari butir b.), 4. Mengidentifikasi simpul, link dan zona yang strategis dan penting untuk dikembangkan dalam rangka mewujudkan Tatralok Propinsi Maluku Utara di masa yang akan datang.
3.10
PENYUSUNAN STRATEGI DAN PROGRAM
Berdasarkan proses analisis yang dilakukan sebelumnya dapat ditarik sejumlah kesimpulan penting yang dapat dijadikan sebagai bahan dalam menyusun strategi dan program pengembangan pada Tatralok di Propinsi Maluku Utara, baik yang
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
3 - 21
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
sifatnya teknis/ fisik maupun kebijakan yang perlu ditempuh dalam rangka perwujudannya. Untuk dapat menyusun strategi dengan baik terdapat beberapa langkah yang harus diikuti sebagai berikut: 1. Masukan: tujuan, data kondisi eksisting penyediaan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan transportasi dan permintaan perjalanan berikut variabelvariabel terkait, alternatif skenario perencanaan, dan masukan serta tangkapan isu-isu yang berkembang di masyarakat baik lokal, regional, nasional, bahkan internasional; 2. Proses: pemodelan dan evaluasi kinerja dari jaringan transportasi eksisting di di Kabupaten/Kota di Prov.Maluku Utara serta sejumlah alternatif skenario perencanaan pengembangan bagi Tatralok di Propinsi Maluku Utara; 3. Keluaran: Rekomendasi Strategi dan Program (alternatif skenario perencanaan yang terpilih, prioritas serta tahapan pelaksanaannya). Rekomendasi strategi yang dikeluarkan dari studi ini terdiri dari dua kelompok umum, yakni: 1. Hard measures: terkait dengan aspek fisik dan operasional jaringan transportasi di Kabupaten/Kota di Prop. Maluku Utara sebagai respresentasi kriteria tujuan pengembangan Tatralok di Propinsi Maluku Utara: a. Pola hirarki jaringan yang diharapkan dan regulasi arus/arahan proporsi penggunaan setiap moda transportasi untuk menciptakan sistem jaringan transportasi di Kabupaten/Kota yang efisien, serta identifikasi simpul, link, dan zona potensial untuk transportasi di Propinsi Maluku Utara yang lebih efisien dan efektif di masa datang. b. Kriteria kinerja jaringan transportasi di Propinsi Maluku Utara yang diharapkan tercapai dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. 2. Soft measures: terkait dengan bagaimana mencapai tujuan pengembangan Tatralok di Propinsi Maluku Utara: a. Strategi umum (grand strategy) dalam jangka pendek, menengah, dan panjang; b. Program umum untuk mengimplementasi grand strategy sesuai dengan tahapannya; c. Rekomendasi kebijakan pendukung implementasi: tarif, investasi, insentif, dll.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
3 - 22
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3.11
AZAS TATARAN TRANSPORTASI LOKAL (TATRALOK)
Berdasarkan Pedoman Teknis yang telah ditetapkan, Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) harus disusun dengan berasaskan pada beberapa prinsip dasar berikut: 1. Azas Keadilan, dimana tataran transportasi yang disusun harus dapat menunjang kelancaran perhubungan di semua sektor pembangunan dan berpihak pada tiap lapisan masyarakat. 2. Azas Transparansi, tataran transportasi yang disusun disosialisasikan dan diterapkan secara terpadu serta transparasi pada semua sektor pembangunan dan diketahui oleh pejabat pelaksana dilapangan. 3. Azas Akuntabilitas, tataran transportasi yang disusun harus dianalisis secara teliti guna mendapatkan keserasian dan keterpaduan kesisteman transportasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam lingkup wilayah perencanaan. 4. Azas Realistis, tataran transportasi yang disusun harus ditunjang oleh kondisi eksisting yang sebenarnya sehingga hasil kebijakan yang diperoleh nantinya dapat sesuai dengan kondisi yang ada dan dapat dilaksanakan secara suistainable. 5. Azas Kesisteman, tataran transportasi yang disusun harus dapat menggambarkan keterkaitan dan keterpaduan hubungan/kesisteman transportasi antar wilayah/kawasan dalam lingkup kajiannya, serta harus disesuaikan dengan kebijakan sistem transportasi diatasnya. 6. Azas Keunggulan Moda, tataran transportasi yang disusun harus dapat menggambarkan dan mengkaji potensi-potensi guna menemukan moda unggulan. 7. Azas Keterpaduan Intra dan Antar Moda, tataran transportasi yang disusun harus dapat memberikan keterpaduan intra dan antara moda yang ada, sehingga sinkronisasi sistem transportasi antara moda tersebut dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan yang ada. 8. Azas Koordinasi dan Sinkronisasi, tataran transportasi yang disusun harus dapat memberikan gambaran dan arahan koordinasi yang jelas dan sinkronisasi yang terpadu dalam mengakomodasi perkembangan dan kebutuhan disemua sektor pembangunan.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
3 - 23
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
9. Azas Tinjau Ulang Secara Berkala, tataran trasnportasi yang disusun harus dilakukan tinjauan secara berkala guna menjaga konsistensi dalam pelaksanaannya. Lebih jelasnya, untuk Azas Penyusunan Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) dapat dilihat pada Gambar 3.11.
KEADILAN TRANSPARANSI
REALISTIS
KESISTIMAN
AKUNTABILITAS
TATRALOK TATRALOK TINJAUAN ULANG SECARA BERKALA
KOORDINASI DAN SINKRONISASI
KETERPADUAN INTRA & ANTAR MODA
KEUNGGULAN MODA
Gambar 3.11. Azas Penyusunan Tataran Transportasi Lokal (Tatralok)
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
3 - 24
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
BAB 4 KONDISI WILAYAH DAN JARINGAN TRANSPORTASI SAAT INI
4.1. LETAK GEOGRAFIS DAN WILAYAH ADMINISTRASI Ternate sebagai salah satu Kota di wilayah timur Indonesia memiliki kekayaan berupa rempah-rempah yang melimpah. Kondisi kekayaan alam yang dimiliki Ternate tersebut merupakan salah satu daya tarik bangsa asing seperti Portugis dan Belanda untuk melakukan penjajahan di Maluku Utara khususnya Ternate. Letak Kota Ternate yang dikelilingi oleh lautan dan memiliki fasilitas pelabuhan merupakan salah satu faktor pendukung bangsa Asing untuk menjajah wilayah ini. Kota Ternate merupakan wilayah Kepulauan yang wilayahnya dikelilingi oleh laut dengan letak geografisnya berada pada posisi 0° - 2° Lintang Utara dan 126° 128° Bujur Timur. Luas daratan Kota Ternate sebesar 162,03 km², sementara lautannya 5.547,55 km². Kota Ternate seluruhnya dikelilingi oleh laut dengan delapan buah Pulau, tiga diantaranya tidak berpenghuni dan mempunyai batas sebagai berikut:
Sebelah Utara dengan Laut Maluku
Sebelah Selatan dengan Laut Maluku
Sebelah Timur dengan Selat Halmahera
Sebelah Barat dengan Laut Maluku
Seperti halnya wilayah yang dikelilingi oleh lautan dengan kecenderungan temperatur udara relatif tinggi, Kota Ternate juga memiliki kemiripan ciri tersebut, dimana berdasarkan laporan Stasiun Meteorologi Babullah, rata-rata temperatur udara selama tahun 2011 sekitar 26,90C dengan suhu maksimum sebesar 30,93 0C
dan suhu minimum sebesar 24,380C. Selama tahun 2011 jumlah hari hujan
terbanyak yaitu di bulan Juni dan Desember dengan jumlah hari hujan sebanyak
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4-1
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
25 hari dengan curah hujan pada masing-masing bulan sebesar 211 mm dan 542 mm. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1999 tentang pembentukan Kotamadya Ternate pada tanggal 27 April 1999, maka Kota Ternate telah mengalami peningkatan status yang dulunya Kota Administratif menjadi Kotamadya. Peningkatan status ini tidak terlepas dari perkembangan daerah ini dari berbagai aspek terutama aspek sosial kemasyarakatan dan aspek perkembangan ekonomi. Aktivitas pemerintahan dan kemasyarakatan di Kota Ternate pada awal pembentukannya, secara administratif dibagi menjadi 3 Kecamatan dengan 58 Desa/Kelurahan. Dinamika pembangunan yang terjadi akibat pelaksanaan secara sinergis antara Pemerintah Daerah dan masyarakat telah membawa dampak perubahan yang ditandai perkembangan dan kemajuan di berbagai bidang. Dengan memperhatikan aspirasi masyarakat yang berkembang disamping pertimbangan rentang kendali pemerintahan, maka wilayah tertentu dimana perkembangannya
dipandang
memungkinkan
untuk
ditingkatkan
status
administrasinya seperti Pulau Moti maka, perlu ditempuh langkah kebijakan untuk direalisasikan. Terkait dengan itu maka Pemerintah Daerah kemudian mengeluarkan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 10 Tahun 2001 tentang pembentukan Kecamatan Moti yang tadinya merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Pulau Ternate. Sebagai konsekwensi pelaksanaan PERDA dimaksud, 4 (empat) Desa yang ada di Pulau Moti dimekarkan dan ditingkatkan statusnya menjadi 6 (enam) Kelurahan. Perkembangan lain yang dicapai dari segi administrasi pemerintahan adalah dimekarkannya Pulau Batang Dua menjadi kecamatan yang memiliki 6 kelurahan melalui PERDA Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pembentukan Kecamatan Pulau Batang Dua. Melalui PERDA No.2 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Kelurahan Mado dan Tafraka dalam Kecamatan Pulau Ternate, maka Kelurahan Togolobe mekar menjadi Kelurahan Mado dan Togolobe sedangakan Kelurahan Dorari Isa mekar menjadi Kelurahan Tafraka dan Dorari Isa. Kemudian melalui PERDA Nomor 8 Tahun 2009 tentang pembentukan kecamatan Pulau Hiri, Kelurahan Mado, Tafraka, Dorari Isa, Togolobe, Tomajiko, dan Faudu yang sebelumnya
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4-2
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
termasuk di Kecamatan Pulau Ternate dimekarkan menjadi kecamatan tersendiri yaitu Kecamatan Pulau Hiri. Informasi menyangkut daftar Kecamatan dan jumlah Kelurahan di Kota Ternate dapat dilihat pada Tabel 4.1. Adapun peta administrasi Kota Ternate ditunjukkan oleh Gambar 4.1. Tabel 4.1. Kecamatan dan Jumlah Kelurahan di Kota Ternate Tahun 2102 No.
Kode
Kecamatan
Ibu Kota
1
010
Pulau Ternate
Jambula
13
2
011
Moti
Moti Kota
6
3
012
Pulau Batang Dua
Mayau
6
4
013
Pulau Hiri
Faudu
6
5
020
Ternate Selatan
Kalumata
17
6
021
Ternate Tengah
Salahuddin
15
7
030
Ternate Utara
Dufa-Dufa
14
Jumlah
Jumlah Kelurahan
77 Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4-3
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gambar 4.1. Peta Administrasi Kota Ternate
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4-4
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4.2. KEPENDUDUKAN Hasil Proyeksi Penduduk 2011 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Ternate sebanyak 190.184 jiwa dengan jumlah laki-laki sebanyak 96.755 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 93.429 jiwa. Jika dirinci menurut kecamatan, penduduk Kota Ternate dapat ditunjukkan oleh Tabel 4.2. Tabel 4.2. Jumlah Penduduk di Kota Ternate Menurut Kecamatan Tahun 2011 Penduduk No.
Kecamatan
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Persentase
(jiwa)
(jiwa)
(jiwa)
(%)
1
Pulau Ternate
7 629
7 418
15.046
7,91
2
Moti
2 203
2 302
4.505
2,37
3
Pulau Batang Dua
1 289
1 258
2.547
1,34
4
Pulau Hiri
1 424
1 377
2.801
1,47
5
Ternate Selatan
33 230
32 054
65.283
34,33
6
Ternate Tengah
27 380
25 948
53.328
28,04
7
Ternate Utara
23 601
23 072
46.673
24,54
96 755
93 429
190.184
Jumlah
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
Berdasarkan Tabel 4.2, terlihat bahwa sebagian besar penduduk Kota Ternate tinggal di wilayah kecamatan Ternate Selatan yaitu sebanyak 34,33 % dari total jumlah penduduk sedangkan wilayah yang paling sedikit penduduknya yaitu kecamatan Pulau Batang Dua, karena hanya 1,34 % dari total jumlah penduduk Kota Ternate yang tinggal di kecamatan tersebut. Jika dilihat dari kepadatan penduduknya (Tabel 4.3), wilayah yang paling padat penduduknya adalah kecamatan Ternate Tengah sebesar 4.915 jiwa/km2, sedangkan wilayah yang paling kecil kepadatan penduduknya yaitu kecamatan Pulau Batang Dua. Dari sini dapat dibuktikan bahwa wilayah yang paling banyak penduduknya belum tentu merupakan wilayah yang paling padat penduduknya. Kecamatan Ternate Selatan memiliki penduduk lebih banyak daripada kecamatan Ternate Tengah tetapi luas wilayah Ternate Selatan lebih besar daripada luas
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4-5
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
wilayah Ternate Tengah sehingga kecamatan Ternate Tengah lebih padat penduduknya. Faktor lain yang menyebabkan kecamatan Ternate Tengah memiliki kepadatan penduduk yang terbesar adalah karena pusat pemerintahan Kota Ternate terletak di Kecamatan ini, begitu pula dengan sentra ekonomi yang sebagian besar juga terletak di kecamatan ini. Tabel 4.3. Kepadatan Penduduk di Kota Ternate Menurut Kecamatan Tahun 2011 No.
Jumlah Penduduk (jiwa)
Kecamatan
1
Pulau Ternate
2
Luas Wilayah (Km2)
Kepadatan (Jiwa/Km2)
15.046
37,23
404
Moti
4.505
24,8
182
3
Pulau Batang Dua
2.547
29,04
88
4
Pulau Hiri
2.801
6,70
418
5
Ternate Selatan
65.283
16,98
3.844
6
Ternate Tengah
53.328
10,85
4.915
7
Ternate Utara
46.673
14,38
3.245
190.184
139,98
1.359
Jumlah
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2011 (lihat Tabel 4.4), persentase penduduk laki-laki usia 15 tahun keatas yang bekerja sebanyak 72,40% sedangkan perempuan sebanyak 43,11%. Sedangkan penduduk usia 15 tahun keatas yang bukan angkatan kerja sebanyak 22,13% untuk laki-laki dan 51,37% untuk perempuan.
Angka
pengangguran
pada
tahun
2011
sedikit
lebih
kecil
dibandingkan angka pengangguran pada tahun 2010 yaitu 3,88% untuk laki-laki dan 8,31% untuk perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada ketersediaan lapangan pekerjaan terutana di sektor informal, selain itu iklim perekonomian di Kota Ternate yang semakin membaik membuat terciptanya banyak lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Kota Ternate.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4-6
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gambar 4.2.
Peta Kepadatan Penduduk Kota Ternate
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4-7
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.4. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas menurut Jenis Kegiatan pada Tahun 2011 Penduduk Jenis Kegiatan Laki-Laki (%)
Perempuan (%)
Angkatan Kerja: Bekerja Mencari Kerja Bukan Angkatan Kerja
72,40
43,11
5,47
5,52
22,13
51,37
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
Penduduk Ternate paling banyak bekerja di sektor jasa (lihat Tabel 4.5). Karena banyaknya lapangan usaha yang berada di sektor ini misalnya saja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), bengkel, salon, dan sektor jasa lainnya. Sedangkan sektor yang paling sedikit digeluti oleh penduduk Ternate adalah sektor pertambangan/penggalian, karena potensi Kota Ternate di sektor ini tidak sebesar sektor lainnya. Tabel 4.5. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama pada Tahun 2011 Tenaga Kerja Jenis Kegiatan
Laki-Laki (%)
Perempuan (%)
Pertanian
6,34
6,20
Pertambangan/Galian
0,20
0,00
Industri
1,39
1,59
Listrik, Gas dan Air
0,58
0,27
Konstruksi
4,90
0,00
Perdagangan
12,87
23,35
Transportasi
11,21
0,54
0,73
0,57
11,79
15,49
Lembaga Keuangan Jasa
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4-8
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4.3. POTENSI PRODUKSI DAN EKONOMI 4.3.1. Pertanian (Pangan) Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup potensial di wilayah Kota Ternate. Meskipun tidak memiliki lahan sawah, tetapi lahan tanaman bahan makanan pokok lainnya seperti ubi kayu dan jagung relatif luas di wilayah ini. Selain itu tanaman perkebunan pun banyak diusahakan di Kota Ternate karena sejak zaman kolonial dulu Kota Ternate terkenal sebagai penghasil rempahrempah. Karena potensi pertanian inilah maka pemerintah berusaha untuk melaksanakan berbagai program dan kebijakan agar sektor ini terus berkembang dan dapat mensejahterakan masyarakat yang mengusahakannya. Tahun 2011 luas panen jagung seluas 152 Ha yang berarti naik 19% dari tahun 2010 yang hanya 128 Ha. Sedangkan untuk tanaman ubi kayu tahun 2011 memiliki luas panen seluas 421 Ha, angka ini naik 1,93% dibandingkan tahun 2010 yang luas panennya 413 Ha. Karena kedua komoditi ini memiliki luas panen yang lebih besar dari tahun 2010 maka produksinya pun meningkat dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 produksi jagung sebesar 258 ton sedangkan pada tahun 2010 sebesar 208 ton. Untuk ubi kayu produksi tahun 2011 sebesar 1.676 ton sedangkan tahun 2010 sebesar 1.663 ton.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4-9
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.6. Hasil Produksi Pertanian Kota Ternate Tahun 2011 Komoditas (ton) Kecamatan Jagung
Ubi Kayu
Ubi Jalar
Kacang Tanah
Ketimun
Terung
Kangkung
Pulau Ternate
62.00
599.00
34.00
4.80
142.00
74.50
9.00
Moti
72.00
832.00
11.00
4.70
8.40
0.80
1.60
Pulau Batang Dua
74.00
33.00
7.00
0.30
0.50
0.40
1.00
3.00
6.00
1.00
0.20
0.10
0.50
1.50
Ternate Selatan
21.00
45.00
4.00
1.50
5.80
8.00
27.00
Ternate Tengah
3.00
19.00
1.00
1.00
5.00
2.00
1.00
23.00
42.00
2.50
0.50
10.00
17.00
2.00
Jumlah
258.00
1,576.00
60.50
13.00
171.80
103.20
43.10
2010
128.00
1,663.00
56.80
11.70
159.20
104.00
40.00
Pulau Hiri
Ternate Utara
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 10
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gambar 4.3.
Peta Produksi Pertanian Kota Ternate
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 11
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4.3.2. Perkebunan Pada tahun 2011 luas tanaman perkebunan menghasilkan untuk kelapa adalah 1.737 Ha, cengkih 1.378 Ha dan pala sebesar 657 Ha. Pada tahun 2010 produksi kelapa sebanyak 1.289 ton, produksi cengkih 590 ton dan produksi pala sebanyak 1.042,8 ton. Tabel 4.7.
Luas Areal Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Komoditi di Kota Ternate 2011 Luas Tanaman Menghasilkan (Ha)
Kecamatan
Pulau Ternate
Moti
Kelapa
345.00
Coklat
Jumlah
Pulau Batang Dua
Pulau Hiri
Ternate Selatan
Ternate Tengah
Ternate Utara
162.00
1,162.00
37.00
12.00
0.00
19.00
1,737.00
16.00
25.00
0.00
0.00
1.50
0.00
0.50
43.00
Cengkih
571.00
245.00
125.00
16.00
160.00
225.00
36.00
1,378.00
Pala
210.00
264.00
22.00
24.00
75.00
35.00
27.00
657.00
Lada
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
26.00
0.00
0.00
2.00
0.00
37.20
0.80
66.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Kayu Manis Vanili
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
Tabel 4.8.
Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Komoditi di Kota Ternate 2011 Tahun
Kecamatan 2006
2007
2008
2009
2010
Kelapa
2,353.50
2,036.70
2,036.70
1,210.00
1,289.00
Coklat
48.00
37.56
37.56
31.00
31.00
Cengkih
919.50
420.53
420.53
488.00
590.00
Pala
980.50
731.99
731.99
1,077.00
1,042.00
Lada
1.50
0.00
0.00
0.50
0.00
Kayu Manis
6.50
10.00
10.00
22.00
22.50
Vanili
2.30
0.00
0.00
0.20
0.00
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 12
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gambar 4.4.
Peta Perkebunan Kota Ternate
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 13
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4.3.3. Peternakan Untuk populasi ternak di Kota Ternate belum banyak, sehingga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan daging pemerintah masih harus memasok pasokan daging dari luar wilayah Kota Ternate terutama dari Pulau Halmahera dan dari luar Maluku Utara. Komoditi yang biasanya di pasok dari Pulau Halmahera adalah sapi dan kambing, sedangkan komoditi yang biasanya di pasok dari luar Maluku Utara adalah unggas khususnya ayam. Pada tahun 2011 populasi ternak di Kota Tenate yang paling banyak adalah Sapi dan Kambing. Meskipun begitu jumlah ini belum mencukupi kebutuhan masyarakat Ternate akan daging. Populasi sapi pada tahun 2011 sebanyak 1.570 ekor dan kambing 11.461 ekor. Tabel 4.9.
Populasi Ternak Menurut Jenis Ternak di Kota Ternate 2011 Tahun
Kecamatan
Sapi Kuda Kambing Babi Unggas
2007
2008
2009
2010
2011
1,418.00
1,554.00
1,606.00
1,757.00
1,570.00
29.00
29.00
29.00
23.00
11.00
9,023.00
15,246.00
13,764.00
336.00
334.00
0.00
9,415.00 11,461.00 310.00
336.00
154,799.00 120,742.00 156,820.00 86,974.00 87,251.00 Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
4.3.4. Perikanan Sebagai wilayah kepulauan yang dikelilingi oleh lautan, laut merupakan sumber penghidupan yang menjanjikan. Banyak masyarakat Kota Ternate yang tinggal di pesisir pantai bermata pencaharian sebagai nelayan. Selain itu tradisi masyarakat Kota Ternate yang menjadikan ikan sebagai makanan pendamping nasi yang wajib di konsumsi setiap hari, membuat nelayan menjadi salah satu mata pencaharian yang cukup menjanjikan. Di Kota Ternate terdapat dua pelabuhan perikanan yaitu pelabuhan Perikanan Bastiong, Ternate Selatan dan pelabuhan perikanan Dufa-Dufa, Ternate Utara. Kedua pelabuhan ini memasok hampir sebagian besar kebutuhan ikan masyarakat Ternate.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 14
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Produksi perikanan Kota Ternate yang terbesar adalah kecamatan Ternate Utara dan jenis ikan yang paling banyak di tangkap masih di dominasi oleh jenis ikan cakalang/tuna. Adapun perkembangan produksi hasil perikanan di Kota Ternate dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan Gambar 4.5. Tabel 4.10. Perkembangan Produksi Perikanan dirinci menurut Kecamatan di Kota Ternate 2011 Tahun Kecamatan 2007
2008
2009
2010
2011
Pulau Ternate
3,475.53
3,049.34
1,727.00
2,084.55
218.73
Moti
1,384.42
1,412.10
1,367.00
2,002.99
2,105.92
Pulau Batang Dua
0.00
495.70
1,154.00
1,628.98
173.18
Pulau Hiri
0.00
0.00
1,449.00
1,695.98
179.89
Ternate Selatan
1,470.94
1,124.89
1,480.00
3,763.89
348.01
Ternate Tengah
0.00
750.89
155.00
158.10
1,041.61
4,908.67
4,631.39
5,987.00
4,105.18
3,711.28
11,239.56
11,464.31
13,319.00
15,439.67
7,778.62
Ternate Utara Jumlah
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
Gambar 4.5. Perkembangan Produksi Hasil Perikanan di Kota Ternate
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 15
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4.3.5. Perindustrian Pada sektor industri yang berkembang di Kota Ternate adalah jenis industri kecil dan rumah tangga. Jenis industri ini cukup banyak di wilayah ini karena penggunaan
teknologi
yang
relatif
sederhana
dan
keterbatasan
aspek
permodalan. Meskipun jenis industri yang ada sebagian besar berskala kecil tapi cukup mampu menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Kota Ternate. Gambar 4.6 menunjukkan jumlah perusahaan dan tenaga kerja di Kota Ternate pada tahun 2011.
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
Gambar 4.6. Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Bidang di Kota Ternate pada Tahun 2011 4.3.6. Perdagangan Kota Ternate merupakan tempat yang sangat strategis di wilayah Maluku Utara sehingga pada saat ini sudah mulai berdatangan investor yang memanamkan investasinya dalam bentuk pembangunan pusat perbelanjaan dan HOTEL, Sektor perdagangan mempunyai peran yang sangat dominan dalam menggerakan roda perekonomian Kota Ternate selama beberapa tahun terakhir ini. Hal tersebut terlihat dalam struktur PDRB Kota Ternate dimana dari tahun ke tahun sektor ini memberikan kontribusi terbesar dibanding sektor kegiatan lainnya. Seiring dengan
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 16
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
perkembangan perdagangan di Kota Ternate, maka pemerintah selalu berusaha untuk memperbaiki dan menambah sarana dan prasarana untuk menunjang perdagangan tersebut. Sarana perdagangan pun setiap tahunnya semakin meningkat. Mulai dari toko kelontong hingga mall mulai banyak bermunculan di wilayah Kota Ternate. Tabel 4.11. Banyaknya Pedagang menurut Kecamatan dan Klasifikasi Izin di Kota Ternate 2011 Tahun Kecamatan Pedagang Besar
Pedagang Menengah
Pedagang Kecil
Pulau Ternate
1
0
2
Moti
0
0
0
Pulau Batang Dua
0
0
0
Pulau Hiri
0
0
0
Ternate Selatan
24
31
143
Ternate Tengah
47
82
191
Ternate Utara
15
44
76
87
157
412
Jumlah
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 17
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gambar 4.7.
Peta Jumlah Pedagang di Kota Ternate
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 18
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4.3.7. Produk Domestik Regional Bruto Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), adalah seluruh nilai tambah barang dan jasa (komoditi) yang diproduksi di suatu wilayah domestik / regional tanpa memperhatikan kepemilikan faktor-faktor produksinya. Nilai Produk Domestik Regional Bruto dapat dihitung melalui tiga pendekatan yaitu:
Segi Produksi, merupakan jumlah nilai tambah bruto atas suatu barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu wilayah dan biasanya dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Nilai tambah bruto yang terdiri dari biaya faktor produksi (upah/gaji, bunga netto, sewa tanah, keuntungan), penyusutan barang modal dan pajak tak langsung netto.
Segi Pendapatan, merupakan balas jasa (pendapatan) yang diterima faktor-faktor produksi karena ikut sertanya dalam proses produksi dalam suatu wilayah, dan biasanya dalam jangka waktu tertentu (satu tahun).
Segi Pengeluaran, merupakan jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah
tangga,
Pemerintah
dan
Lembaga
Swasta
Non
Profit,
pembentukan modal tetap, perubahan stok serta Ekspor Netto, biasanya dalam jangka waktu tertentu. Saat ini Kota Ternate baru menghitung PDRB dari segi produksi saja. PDRB terdiri dari PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku merupakan penjumlahan/total nilai tambah dari barang dan jasa yang di produksi dan dinilai menggunakan harga yang berlaku pada tahun
bersangkutan.
PDRB
atas
dasar
harga
konstan
merupakan
penjumlahan/total nilai tambah dari barang dan jasa yang di produksi dan dinilai menggunakan harga pada tahun dasar yaitu tahun 2000. Besarnya nilai PDRB atas dasar harga berlaku di suatu wilayah memberikan gambaran potensi perekonomian wilayah tersebut. Berdasarkan “Kota Ternate Dalam Angka 2012”, PDRB atas dasar harga berlaku Kota Ternate dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2011 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 1.145.574 juta rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 sebesar 991.795 juta rupiah.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 19
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Peningkatan ini menunjukkan bahwa terjadi perkembangan perekonomian Kota Ternate. Pada tahun 2011 sektor-sektor yang berkontribusi besar terhadap pembentukan PDRB atas dasar harga berlaku yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 29,45%, Sektor jasa sebesar 17,58%, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 16,24% serta sektor pertanian sebesar 13,26%. Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh kenaikan produksi barang dan jasa pada wilayah tersebut pada tahun tertentu. Jika kenaikan produksi barang dan jasa pada tahun tertentu lebih tinggi dari tahun sebelumnya maka dikatakan terjadi kenaikan pertumbuhan. Untuk menghindari pengaruh perubahan harga, maka pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan harga konstan. Dalam hal ini PDRB yang digunakan adalah PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000. Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kota Ternate sebesar 8,07%. Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 yaitu sebesar 8,13%. Tabel 4.12 – 4.14 menunjukkan PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB atas Dasar Harga Konstan, dan Distribusi Persentase PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha di Kota TernateTahun 2009 – 2011.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 20
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.12. PDRB atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha di Kota Ternate Tahun 2009-2011 No.
Lapangan Usaha
PDRB / Tahun (Jutaan Rupiah) 2009
2010
2011*
1
Pertanian
120 257
134 682
151 855
2
Pertambangan dan Penggalian
10 056
11 488
13 841
3
Industri Pengolahan
50 766
53 230
58 449
4
Listrik, Gas, dan Air Bersih
11 716
12 637
14 222
5
Bangunan
51 447
65 965
81 347
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
246 306
294 696
337 365
7
Pengangkutan dan Komunikasi
133 526
155 427
186 029
8
Keuangan, Persewaan dan
71 659
85 925
101 039
149 633
177 744
201 426
991 795
1 145 574
Jasa Perusahaan 9
Jasa-Jasa PDRB
845 366
* Angka Sementara
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
Tabel 4.13. PDRB atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha di Kota TernateTahun 2009 – 2011 No.
Lapangan Usaha
1
Pertanian
2
PDRB / Tahun (Jutaan Rupiah) 2009
2010
2011*
64.528
68.356
70.630
Pertambangan dan Penggalian
5.543
6.146
6.715
3
Industri Pengolahan
30.407
31.177
32.159
4
Listrik, Gas, dan Air Bersih
6.757
6.939
7.246
5
Bangunan
21.276
23.621
26.358
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
183.701
198.815
214.608
7
Pengangkutan dan Komunikasi
106.986
120.750
137.457
8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
41.653
44.704
48.882
9
Jasa-Jasa
97.439
103.159
108.315
558.290
603.665
652.369
PDRB * Angka Sementara
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 21
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.14. Distribusi Persentase PDRB atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kota TernateTahun 2009 – 2011 No.
Lapangan Usaha
Distribusi PDRB / Tahun (%) 2009
2010
2011*
1
Pertanian
14,23
13,58
13,26
2
Pertambangan dan Penggalian
1,19
1,16
1,21
3
Industri Pengolahan
6,01
5,37
5,10
4
Listrik, Gas, dan Air Bersih
1,39
1,27
1,24
5
Bangunan
6,09
6,65
7,10
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
29,14
29,71
29,45
7
Pengangkutan dan Komunikasi
15,80
15,67
16,24
8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
8,48
8,66
8,82
9
Jasa-Jasa
17,70
17,92
17,58
100,00
100,00
PDRB
100,00
* Angka Sementara
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
4.4. KINERJA PELAYANAN, JARINGAN PELAYANAN DAN JARINGAN PRASARANA TRANSPORTASI WILAYAH SAAT INI Sebagai simpul transportasi antar pulau serta pusat aktivitas perekonomian, baik perdagangan dan sektor potensial lainnya di wilayah Maluku Utara sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah, sebagaimana tercermin pada struktur ekonomi Kota Ternate dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Kota Ternate memiliki letak geografis yang strategis, berada pada pintu masuk Maluku Utara, dan titik temu perdagangan lokal yang menghubungkan Ternate dengan beberapa Kabupaten/Kota seperti, Halmahera Barat/Jailolo, Kota Tidore, Kepulauan Sula/Sanana, Halmahera Utara/Tobelo, Halmahera Selatan/Bacan, Halmahera Tengah, Halmahera Timur dan Morotai. Selain itu posisi ini juga telah menjadikan Ternate sebagai Multigate pintu masuk-keluar jalur perdagangan barang dan jasa antar wilayah yang berakses regional maupun nasional. Berdasarkan “Profil Kota Ternate 2012”, menunjukan bahwa terjadi peningkatan arus penumpang maupun arus barang bila dibandingkan dari tahun sebelumnya (lihat Gambar 4.8). Ini menunjukan bahwa terjadinya pertumbuhan ekonomi yang
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 22
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
cukup pesat di Kota Ternate. Adanya perbedaan yang sangat signifikan antara barang yang masuk dengan barang yang keluar dari Kota Ternate menunjukan bahwa Kota Ternate merupakan Kota Jasa dan Perdagangan. Arus Barang
Arus Penumpang
Sumber: PT Pelindo Wilayah IV Ternate
Gambar 4.8.
Arus Barang dan Penumpang di Kota Ternate
Selain itu beberapa jalur transportasi laut yang menjadi sentral transportasi yang menghubungkan Kota Ternate sebagai pusat tujuan perdagangan dengan beberapa wilayah di Maluku Utara untuk pelayaran penumpang dan barang adalah angkutan kapal Feri-ASDP Bastiong (Ternate Selatan). Walaupun terjadinya penurunan pada trip pelayaran kapal feri (tahun 2011) dari tahun sebelumnya (2010) akibat perpindahan Ibu Kota Provinsi Maluku Utara dari Ternate ke Sofifi namun arus penumpang, kendaraan, dan bongkar muat barang terus mengalami peningkatan, hal ini karena Kota Ternate masih sebagai sentra perdagangan untuk mendukung distribusi barang ke Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara. Indikator peningkatan aktivitas roda perekonomian dan arus transportasi perdagangan daerah baik transportasi/pelayaran nusantara, antar pulau, dan lokal menjadi simpul-simpul transportasi yang memberikan kontribusi riil terhadap pendapatan daerah. Penyebaran beberapa sarana perhubungan laut seperti dermaga Ahmad Yani (Pelni), dermaga Bastiong dan Dufa-Dufa (antar pulau/lokal), dan dermaga Feri yang menghubungkan Ternate dengan Kota Tidore-Sidangoli/Halbar-Bitung/Sulawesi. Beberapa prasarana transportasi lokal (antar daerah) juga tersebar di Kecamatan Moti, P.Hiri, dan Batang Dua.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 23
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Peningkatan infrastruktur berdampak aktivitas perekonomian daerah, sektor tranportasi menjadi penunjang pengembangan Investasi di Kota Ternate, sebagai Kota Jasa dan Perdagangan maka daerah ini secara langsung menjadi gerbang aktivitas jasa / perdagangan local maupun regional/nasional. Tingkat kepadatan arus barang dan jasa maupun aktivitas perekonomian didaerah ditandai dengan adanya peningkatan infrastruktur sebagai Kota yang lebih cepat perkembangannya jika dibandingkan dengan beberapa wilayah di Maluku Utara sehingga
kontribusi
sektor
perdagangan,
pengangkutan
dan
komunikasi,
bangunan maupun jasa-jasa masih menjadi leading sector dalam pembentukan PDRB Kota Ternate setiap tahun. Kondisi tersebut secara signifikan menunjang perkembangan investasi di Kota Ternate yang sangat baik. Tabel 4.15. Trip Pelayaran Kapal Feri Jenis Angkutan
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Naik
Turun
Naik
Turun
Naik
Turun
1,235
1,235
2,469
2,469
2,408
2,408
149,496
108,504
224,048
208,108
276,050
260,481
2,169
1,883
743
522
300
11,961
151,665
110,387
224,791
208,630
276,350
272,442
GOL I
20
73
41
0
5
12
GOL II
43,191
34,893
56,797
57,054
72,758
65,815
JUMLAH R2
43,211
34,966
56,838
57,054
72,763
65,827
PENUMPANG
8,452
7,710
8,277
9,668
11,515
11,829
GOL IV BARANG
3,783
2,757
3,879
3,111
6,277
5,124
35
8
31
7
100
17
8,865
7,259
9,672
9,056
13,191
13,143
6
3
0
0
5
2
GOL VI BARANG
194
116
104
107
81
24
GOL VII
82
55
32
50
77
104
GOL VIII
19
25
20
26
34
52
TRIP PENUMPANG EKONOMI DEWASA B EKONOMI ANAK B JUMLAH PENUMPANG KENDARAAN R2
KENDARAAN R4 GOL IV
GOL V PENUMPANG GOL V BARANG GOL VI PENUMPANG
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 24
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku Jenis Angkutan JUMLAH KENDARAAN R4
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Naik
Turun
Naik
Turun
Naik
Turun
21,436
17,933
22,015
22,025
31,280
30,295
35,225
9,473
BARANG DIATAS KENDARAAN
36,675 14,679 53,896 16,749 Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
Faktor penunjang yang memungkinkan membuka peluang investasi bagi dunia usaha di Kota ini khususnya, dan juga Maluku Utara, yaitu adanya sarana dan prasarana transportasi udara seperti Bandar Udara Sultan Babullah yang fasilitasnya terus ditingkatkan guna mampu melayani arus transportasi sehingga memiliki aksesibilitas yang tinggi bagi lalu lintas barang dan jasa dari dan keluar Kota Ternate. Adapun fasilitas bandara seperti landasan pacu dengan ukuran panjang 2150 x 30 m, konstruksi aspal hotmix dengan kemampuan PCN 135.500 LBS dan dalam kondisi baik saat ini, dan juga terminal penumpang yaitu terminal domestik dengan kapasitas 175 orang dan dilengkapi denga Bus bandara untuk penumpang dengan fasilitas yang terus ditingkatan maka terjadinya peningkatan baik dari jenis maskapai penerbangan maupun kemampuan pesawat beroperasi jenis Boeing 737 – 400. Perlunya ditingkatkan sarana dan prasaran di Bandar Udara Sultan Babullah tersebut, disebabkan oleh terus meningkatnya arus penerbangan seperti terlihat pada Tabel 4.16. Adapun maskapai penerbangan di Bandar Udara Sultan Babullah, yaitu Garuda Indonesia, Batavia Air, Sriwijaya Air, Express Air, Wing Air, PT. NBA, dan PT. MNA.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 25
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.16. Jumlah Pesawat Datang dan Berangkat Melalui Bandara Sultan Babullah Ternate 2007 – 2011 2007
2008
2009
2010
2011
Bulan Datang
Berangkat
Datang
Berangkat
Datang
Berangkat
Datang
Berangkat
Datang
Berangkat
Januari
278
278
302
302
327
327
382
382
365
365
Pebruari
250
250
283
283
310
310
313
313
323
323
Maret
269
269
279
279
294
294
359
359
344
344
April
276
276
302
302
321
321
364
364
361
361
Mei
293
293
313
313
325
325
411
411
383
383
Juni
277
277
258
258
238
238
428
428
471
471
Juli
283
283
263
263
310
310
457
457
418
418
Agustus
293
293
253
253
286
286
379
379
411
411
September
271
271
293
293
278
278
424
424
412
412
Oktober
326
326
280
280
395
395
436
436
402
402
Nopember
292
292
307
307
383
383
422
422
399
399
Desember
303
303
304
304
401
401
480
480
255
255
3,411
3,411
3,437
3,437
3,868
3,868
4,855
4,855
4,544
4,544
Jumlah
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 26
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.17. Jumlah Penumpang Datang dan Berangkat Melalui Bandara Sultan Babullah Ternate 2007 – 2011 2007
2008
2009
2010
2011
Bulan Datang
Berangkat
Datang
Berangkat
Datang
Berangkat
Datang
Berangkat
Datang
Berangkat
Januari
7,720
7,151
7,521
9,502
10,473
11,268
16,085
17,322
18,962
21,480
Pebruari
5,769
6,890
7,445
8,665
9,803
10,969
13,573
17,589
17,042
18,342
Maret
9,667
8,558
10,258
9,672
10,283
8,899
18,221
20,411
12,840
19,817
April
7,628
9,097
7,344
9,719
9,949
10,336
17,661
20,529
17,897
20,165
Mei
9,067
10,107
7,920
10,971
11,665
14,270
17,035
22,041
17,503
21,705
Juni
9,952
10,318
8,223
9,859
10,316
10,604
21,933
23,991
18,992
24,528
Juli
9,712
12,122
10,501
10,867
12,353
13,174
21,573
24,932
21,548
26,048
Agustus
7,012
10,260
8,558
9,971
12,699
13,730
16,221
20,643
18,003
22,989
September
6,862
9,002
7,007
7,805
9,675
11,926
14,878
17,675
16,764
25,618
Oktober
9,558
10,971
9,863
10,523
14,340
16,113
18,224
18,081
21,701
24,064
Nopember
9,420
9,902
9,623
10,835
11,318
15,108
20,947
21,952
19,944
23,811
Desember
9,414
11,092
9,163
11,361
13,523
19,260
19,802
24,416
14,537
17,565
101,781
115,470
103,426
119,750
136,397
155,657
216,153
249,582
215,733
266,132
Jumlah
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
Tabel 4.18. Dimuat Melalui Bandar Udara Sultan Babullah, Ternate menurut Bulan Tahun 2011 Barang (kg)
Bagasi
Bulan Bongkar
Muat
Bongkar
Muat
Januari
0
20
172,566
153,338
Pebruari
1,964
0
161,399
127,707
Maret
0
0
126,342
130,730
April
769
0
172,688
128,574
Mei
721
0
162,373
161,660
Juni
3,291
0
190,077
185,463
Juli
703
0
208,225
202,585
Agustus
2,143
0
182,504
172,078
September
2,183
0
190,668
230,193
Oktober
5,164
0
218,918
173,762
Nopember
14,067
0
226,768
105,939
Desember
9,061
0
158,053
10,577
Jumlah
40,066
20
2,170,581
1,782,606
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 27
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4.4.1.
Jaringan Jalan
Berdasarkan “Kota Ternate Dalam Angka 2012”, pada tahun 2011 panjang jalan yang ada di Kota Ternate seluruhnya sepanjang 269,651 km, dengan 87,522 km permukaannya aspal dan 44,188 km permukannya tanah. Dari seluruh panjang jalan yang ada di Kota Ternate sepanjang 101,955 km kondisinya baik, 53,416 km kondisinya rusak dan 68,575 km kondisinya rusak berat. Adapun rincian panjang jalan menurut jenis permukaan dan kondisi jalan di Kota Ternate dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini. Tabel 4.19.
Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan di Kota Ternate 2011 Jenis Permukaan
Panjang Jalan 2008
2009
2010
2011
Aspal
208,573
245,556
245,556
87,522
Kerikil
0
0
0
117,29
Tanah
79,401
42,720
44,188
64,88
275,605
287,974
288,276
269,651
Jumlah
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
Tabel 4.20.
Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kota Ternate 2011
Kondisi Jalan
Panjang Jalan 2008
2009
2010
2011
Baik
85,033
141,045
159,315
101,955
Sedang
108,139
75,785
0
45,705
Rusak
9,810
23,623
123,754
53,416
Rusak Berat
84,992
47,823
6,674
68,575
287,974
288,276
289,744
269,651
Jumlah
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
Untuk rincian nama-nama ruas jalan kewenangan nasional dan Kota di Kota Ternate ditunjukkan oleh tabel berikut ini.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 28
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.21.
Rincian Jalan Kewenangan Nasional di Kota Ternate: Jalan Kolektor Primer, menghubungkan antar ibuKota provinsi (K-1)
NOMOR
PANJANG
NAMA RUAS
(km)
KLASIFIKASI
URUT
RUAS
1
026/14/K
Jl. Merdeka
0.480
Kolektor Primer (K1)
2
026/15/K
Jl. Arnold Mononutu
0.700
Kolektor Primer (K1)
3
026/16/K
Jl. Jend. A. Yani
0.490
Kolektor Primer (K1)
4
026/17/K
Jl. Hasan Esa
0.875
Kolektor Primer (K1)
5
026/18/K
Jl. Mangga Dua
0.923
Kolektor Primer (K1)
6
026/19/K
Jl. Bastiong
0.985
Kolektor Primer (K1)
7
026/1A/K
Dermaga Ferry - Bastiong
0.220
Kolektor Primer (K1)
8
026/1B/K Jl. Bastiong - Jambula / Pelabuhan
7.012
Kolektor Primer (K1)
9
026/1B/K
Tabel 4.22.
Jl. Keliling Pulau Ternate
Rincian Jalan Kewenangan Kota di Kota Ternate: Jalan Kota, terdiri dari: Kolektor Sekunder, Lokal Primer, dan Lokal Sekunder
NOMOR URUT
29.404 Kolektor Primer (K1) Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
NAMA RUAS
RUAS
PANJANG (km)
KLASIFIKASI
1
01
Jl. Yos Sudarso
0.760
Kolektor Sekunder
2
01.1
Jl. Mesjid Baiturrahman Maliaro
0.381
Lokal Sekunder
3
01.2
Jl. Lingk. Kampung Pisang
0.321
Lokal Sekunder
4
01.3
Jl. Terminal Cinta
0.476
Lokal Sekunder
5
01.4
Jl. Lingk. Terminal Cinta
0.652
Lokal Sekunder
6
01.5
Jl. Lingk. Yos Sudarso - Cempaka
0.364
Lokal Sekunder
7
02
Jl. Kie Raha
0.913
Lokal Primer
8
03
Jl. Stadion
0.524
Lokal Primer
9
04
Jl. Kapitan Pattimura
0.860
Kolektor Sekunder
10
04.1
Jl. Lorong Telkom
0.119
Lokal Sekunder
11
04.2
Jl. Lingk. Kalumpang
0.800
Lokal Sekunder
12
05
Jl. Cengkeh Afo
0.871
Lokal Primer
13
05.1
Jl. Lorong Cengkeh Afo
0.288
Lokal Sekunder
14
05.2
Jl. Lingk. Cengkeh Afo - Bt. Anteru
0.164
Lokal Sekunder
15
05.3
Jl. Cengkeh Afo - Pala
0.219
Lokal Sekunder
16
06
Jl. Maliaro - Tongole
5.690
Lokal Sekunder
17
06.1
Jl. Lingk. Maliaro
0.310
Lokal Sekunder
18
06.2
Jl. Maliaro - Jan
1.200
Lokal Sekunder
19
07
Jl. Seruni I
0.868
Lokal Sekunder
20
07.1
Jl. SMP 6 Stadion
0.192
Lokal Sekunder
21
08
Jl. Seruni II
0.246
Lokal Sekunder
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 29
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku NOMOR URUT
NAMA RUAS
RUAS
PANJANG (km)
KLASIFIKASI
22
09
Jl. K.H. Dewantoro
0.622
Lokal Primer
23
10
Jl. Lingk. Takoma
0.222
Lokal Sekunder
24
11
Jl. Asrama Polisi
0.277
Lokal Sekunder
25
12
Jl. Kamboja
0.391
Lokal Sekunder
26
12.1
Jl. Lingk. Pasar Kota Baru
1.132
Lokal Sekunder
27
13
Jl. Zainal Abidin Syah
0.385
Lokal Sekunder
28
14
Jl. Wijaya Kusuma
0.407
Lokal Sekunder
29
15
Jl. Cengkeh
0.223
Lokal Sekunder
30
16
Jl. Mawar
0.156
Lokal Sekunder
31
17
Jl. Sedap Malam
0.157
Lokal Sekunder
32
18
Jl. Falajawa I
0.160
Lokal Sekunder
33
19
Jl. Anggrek
0.218
Lokal Sekunder
34
20
Jl. Halmahera Raya
2.612
Kolektor Sekunder
35
21
Jl. Pahlawan Revolusi
1.319
Kolektor Sekunder
36
22
Jl. Salim Fabanyo
0.580
Lokal Primer
37
23
Jl. H. Busoiri
0.720
Lokal Primer
38
24
Jl. C.M. Tiahahu
0.303
Lokal Primer
39
24.1
Jl. S e n a n g
0.154
Lokal Sekunder
40
25
Jl. Hasan Senen
0.309
Lokal Sekunder
41
26
Jl. Kemuning
0.159
Lokal Sekunder
42
27
Jl. Nuku
0.392
Lokal Sekunder
43
28
Jl. Falajawa
0.542
Lokal Sekunder
44
29
Jl. Ade Irma Suryani
0.195
Lokal Primer
45
30
Jl. Nukila
0.740
Lokal Primer
46
30.1
Jl. Tapikong Gamalama
0.241
Lokal Sekunder
47
31
Jl. Ketilang
0.209
Lokal Sekunder
48
32
Jl. Kusuma Harapan
0.204
Lokal Sekunder
49
33
Jl. N u r i
0.612
Lokal Sekunder
50
34
Jl. Branjangan
0.669
Lokal Sekunder
51
35
Jl. Kakak Tua
0.420
Lokal Sekunder
52
36
Jl. Bangau
0.249
Lokal Sekunder
53
37
Jl. Cendrawasih
0.245
Lokal Sekunder
54
38
Jl. Merak
0.200
Lokal Sekunder
55
39
Jl. M a l e o
0.149
Lokal Sekunder
56
40
Jl. Elang
0.250
Lokal Sekunder
57
41
Jl. Merpati
0.320
Lokal Sekunder
58
41.1
Jl. Lingk. Merpati
0.121
Lokal Sekunder
59
42
Jl. C a m a r
0.140
Lokal Sekunder
60
43
Jl. Pipit
0.128
Lokal Sekunder
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 30
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku NOMOR URUT
NAMA RUAS
RUAS
PANJANG (km)
KLASIFIKASI
61
44
Jl. Gagak
0.481
Lokal Sekunder
62
45
Jl. Kesatrian
0.239
Lokal Sekunder
63
46
Jl. Salak
0.307
Lokal Sekunder
64
47
Jl. Rambutan
0.568
Lokal Sekunder
65
47.1
Jl. Lingk. Rambutan
0.250
Lokal Sekunder
66
48
Jl. Nanas
0.087
Lokal Sekunder
67
49
Jl. Manggis
0.430
Lokal Sekunder
68
50
Jl. Sultan Baabullah
0.648
Kolektor Sekunder
69
51
Jl. Yasin Gamsungi
0.877
Lokal Primer
70
51.1
Jl. Lingk. Lelong
0.126
Lokal Sekunder
71
51.2
Jl. Sonyie Lamo
0.240
Lokal Primer
72
52
Jl. Jambu
0.467
Lokal Sekunder
73
53
Jl. Jeruk
0.457
Lokal Sekunder
74
54
Jl. Mesjid Sultan
0.112
Lokal Sekunder
75
55
Jl. Kedaton
0.495
Lokal Sekunder
76
56
Jl. Semangka Tobenga
1.395
Lokal Sekunder
77
57
Jl. Soa Konora
0.329
Lokal Primer
78
58
Jl. Akeboca
0.623
Lokal Primer
79
59
Jl. Ngidi - Kasturian
1.585
Kolektor Sekunder
80
59.1
Jl. Soa Puncak I
0.324
Lokal Sekunder
81
59.2
Jl. Soa Puncak II
0.718
Lokal Sekunder
82
59.3
Jl. Lingk. Ngidi - Kasturian
0.100
Lokal Sekunder
83
59.4
Jl. Lingk. Salero - Kasturian
0.534
Lokal Sekunder
84
59.5
Jl. Lingk. Ngade Sone
0.460
Lokal Sekunder
85
59.6
Jl. Ngade Sone
1.073
Kolektor Sekunder
86
60
Jl. Kasturian - Facei
0.978
Lokal Primer
87
60.1
Jl. Lingk. Kasturian - Facei
0.100
Lokal Sekunder
88
60.2
Jl. Lingk. Bola
0.374
Lokal Sekunder
89
60.3
Jl. Stasion Pantai Sabia
0.380
Lokal Sekunder
90
61
Jl. Facei - Tarau
3.995
Kolektor Sekunder
91
61.1
Jl. Lingk. Toloko Puncak
0.100
Lokal Sekunder
92
61.2
Jl. Lingk. Facei - Tarau
0.300
Lokal Sekunder
93
61.3
Jl. SMP Tsanawiyah Dufa-dufa
0.358
Lokal Sekunder
94
62
Jl. SMP Islam - Moya
2.300
Lokal Sekunder
95
62.1
Jl. Lingk. SMP Islam
0.438
Lokal Sekunder
96
62.2
Jl. Lingk. Gamayaou
0.151
Lokal Sekunder
97
62.3
Jl. Lingk. SMP Islam - Skeep
0.860
Lokal Sekunder
98
62.4
Jl. Lingk. Gamayaou Puncak
0.500
Lokal Sekunder
99
63
Jl. Skeep Pohong Amo
0.379
Lokal Sekunder
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 31
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku NOMOR URUT
NAMA RUAS
RUAS
PANJANG (km)
KLASIFIKASI
100
63.1
Jl. Lingk. Skeep
0.606
Lokal Sekunder
101
63.2
Jl. Lingk. Skeep Pohong Amo
0.306
Lokal Sekunder
102
64
Jl. Salahudin
0.729
Lokal Primer
103
65
Jl. Kayu Manis - Moya
2.319
Lokal Primer
104
65.1
Jl. Lingk. Tabahawa
0.550
Lokal Sekunder
105
65.2
Jl. Lingk. Tabahawa II
0.804
Lokal Sekunder
106
65.3
Jl. Lingk. Kayu manis
0.100
Lokal Sekunder
107
65.4
Jl. Moya Bukubendera
3.300
Lokal Sekunder
108
66
Jl. Torano
0.739
Lokal Sekunder
109
66.1
Jl. Fala Lamo Torano
1.000
Lokal Sekunder
110
67
Jl. BTN - Torano
1.310
Lokal Sekunder
111
67.1
Jl. Lingk. BTN - Torano
0.211
Lokal Sekunder
112
67.2
Jl. Lingk. Jepa I
0.310
Lokal Sekunder
113
68
Jl. Tanah Mesjid - BTN
0.664
Lokal Sekunder
114
68.1
Jl. Lingk.Tanah Mesjid
0.259
Lokal Sekunder
115
68.2
Jl. Lingk. BTN Baru
0.280
Lokal Sekunder
116
69
Jl. Kompleks BTN
1.842
Lokal Sekunder
117
70
Jl. Marikurubu
1.784
Lokal Sekunder
118
70.1
Jl. Lingk. Marikurubu
0.375
Lokal Sekunder
119
71
Jl. Pala - Marikurubu
0.598
Lokal Primer
120
71.1
Jl. Lingk. BTN Pala - Marikurubu
0.342
Lokal Sekunder
121
71.2
Jl. Lingk. Pala - Marikurubu
0.182
Lokal Sekunder
122
72
Jl. Palapa
0.259
Kolektor Sekunder
123
73
Jl. Lingk. Palapa
0.149
Lokal Sekunder
124
74
Jl. Puskesmas Kalumpang
0.515
Lokal Sekunder
125
75
Jl. Terminal Baru Gamalama
1.822
Lokal Primer
126
76
Jl. Marikurubu - Jati
1.286
Lokal Primer
127
76.1
Jl. Ake Oti
1.632
Lokal Sekunder
128
76.2
Jl. Tanah Tinggi Barat
0.230
Lokal Sekunder
129
76.3
Jl. Maliaro - Jati Jan
0.300
Lokal Sekunder
130
76.4
Jl. Kamp. Kodok Jerbus
0.123
Lokal Sekunder
131
77
Jl. Tanah Tinggi
0.717
Kolektor Sekunder
132
77.1
Jl. Lingk. Tanah Tinggi
0.199
Lokal Sekunder
133
78
Jl. Belakang RSU
0.596
Lokal Sekunder
134
79
Jl. Cempaka Tanah Tinggi
0.653
Lokal Sekunder
135
80
Jl. Larat
0.191
Lokal Sekunder
136
81
Jl. Nusa Indah
0.319
Lokal Sekunder
137
82
Jl. Kecubung
0.215
Lokal Sekunder
138
83
Jl. Teratai
0.105
Lokal Sekunder
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 32
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku NOMOR URUT
NAMA RUAS
RUAS
PANJANG (km)
KLASIFIKASI
139
84
Jl. Bougenville
0.192
Lokal Sekunder
140
85
Jl. Kenanga
0.311
Lokal Sekunder
141
86
Jl. Vanda
0.127
Lokal Sekunder
142
87
Jl. Bonsai
0.243
Lokal Sekunder
143
88
Jl. Kaca Piring
0.245
Lokal Sekunder
144
89
Jl. Dahlia
0.309
Lokal Sekunder
145
90
Jl. Kelapa Pendek
0.768
Lokal Sekunder
146
90.1
Jl. Lingk. Kelapa Pendek
0.081
Lokal Sekunder
147
91
Jl. Jati I
0.693
Lokal Primer
148
92
Jl. Jati II
0.562
Lokal Primer
149
92.1
Jl. Lingk. Jati II
0.100
Lokal Sekunder
150
93
Jl. Jati III
0.552
Lokal Sekunder
151
94
Jl. J a t i
0.420
Kolektor Sekunder
152
95
Jl. Jerebusua
0.764
Lokal Primer
153
95.1
Jl. Lingk. Jerebusua
0.251
Lokal Sekunder
154
96
Jl. Jati Baru
0.766
Lokal Sekunder
155
96.1
Jl. Lingk. Jati Baru
0.100
Lokal Sekunder
156
97
Jl. Jati Jan
2.271
Lokal Primer
157
97.1
Jl. Lingk. Trans TV
0.650
Lokal Sekunder
158
97.2
Jl. Lingk. Jati - Jan (metro)
0.746
Lokal Sekunder
159
98
Jl. J a n
1.407
Lokal Primer
160
98.1
Jl. Lingk. Perumahan Ubo-ubo
0.391
Lokal Sekunder
161
98.2
Jl. Lingk. Jan
0.133
Lokal Sekunder
162
98.3
Jl. Lingk. Jan Baru
0.450
Lokal Sekunder
163
99
Jl. Perumnas - Jati
0.825
Lokal Sekunder
164
99.1
Jl. Lingk. Perumnas - Jati
0.455
Lokal Sekunder
165
99.2
Jl. Lingk. Perumnas Motoa I
0.198
Lokal Sekunder
166
100
Jl. Melati - Kalumata
2.378
Kolektor Sekunder
167
100.1
Jl. Lingk. Melati - Cempaka
0.394
Lokal Sekunder
168
100.2
Jl. Lingk. Jati
1.023
Lokal Sekunder
169
100.3
Jl. Melati Jati
0.520
Lokal Sekunder
170
100.4
Jl. Lingk. Perumnas Danau Toba
0.708
Lokal Sekunder
171
100.5
Jl. SMP Al Irsyad
0.706
Lokal Sekunder
172
100.6
Jl. Himo-himo
0.515
Lokal Sekunder
173
100.7
Jl. Obona - Bukusandar
2.300
Lokal Sekunder
174
100.8
Jl. Pengadilan Agama Kayu Merah
0.509
Lokal Sekunder
175
100.9
Jl. DPRD Kota - Kalumata
0.765
Lokal Sekunder
176
100.10
Jl. Rumah Dinas WaliKota
0.950
Lokal Sekunder
177
101
Jl. Kalumata - Gambesi
4.245
Lokal Primer
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 33
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku NOMOR URUT
NAMA RUAS
RUAS
PANJANG (km)
KLASIFIKASI
178
101.1
Jl. Barito Puncak
0.913
Lokal Sekunder
179
101.2
Jl. Lingk. Kalumata Puncak
0.569
Lokal Sekunder
180
101.3
Jl. Lingk. Kalumata - Gambesi
0.177
Lokal Sekunder
181
101.4
Jl. Asrama Haji Ngade
0.250
Lokal Sekunder
182
102
Jl. Gambesi - Sasa
1.500
Kolektor Sekunder
183
102.1
Jl. Lingk. Gambesi - Sasa
0.150
Lokal Sekunder
184
103
Jl. Sasa - Foramadiahi
1.975
Kolektor Sekunder
185
104
Jl. Mangga Dua - Jati
0.404
Lokal Sekunder
186
104.1
Jl. Lingk. Mangga Dua - Jati
0.093
Lokal Sekunder
187
105
Jl. Perumnas - Bastiong
0.683
Lokal Sekunder
188
105.1
Jl. SMP 4 Bastiong
0.104
Lokal Sekunder
189
105.2
Jl. Lingk. Talangame
0.100
Lokal Sekunder
190
105.3
Jl. Masuk BPOM Bastiong
0.248
Lokal Sekunder
191
106
Jl. Cakra Ubo-ubo
0.836
Lokal Sekunder
192
106.1
Jl. Lingk.Tanah Misi
0.488
Lokal Sekunder
193
107
Jl. Pasar Bastiong
0.675
Lokal Primer
194
107.1
Jl. Lingk. Pasar Bastiong
0.734
Lokal Sekunder
195
108
Jl. Bastiong Pantai
0.195
Lokal Sekunder
196
108.1
Jl. Lingk. Bastiong Pantai
0.440
Lokal Sekunder
197
109
Jl. Lingk. Ferry Bastiong
0.177
Lokal Sekunder
198
110
Jl. Ubo-ubo
0.828
Lokal Primer
199
111
Jl. SDN ubo-ubo
0.584
Lokal Sekunder
200
112
Jl. Meteorologi
0.629
Lokal Sekunder
201
112.1
Jl. Meteorologi Perumnas - Jan
0.548
Lokal Sekunder
202
112.2
Jl. Lingk. Meteorologi
0.137
Lokal Sekunder
203
113
Jl. Sosial Ubo-ubo
0.593
Lokal Sekunder
204
114
Jl. Falajawa II
0.784
Lokal Primer
205
114.1
Jl. Kompleks Falajawa II
3.139
Lokal Sekunder
206
115
Jl. Lingk. Pemancar RRI
0.386
Lokal Sekunder
207
116
Jl. Lingk. Kayu Merah
0.510
Lokal Sekunder
208
117
Jl. Vihara
0.464
Lokal Sekunder
209
118
Jl. Kalumata
0.641
Kolektor Sekunder
210
118.1
Jl. Lingk. Barito
0.649
Lokal Sekunder
211
119
Jl. Lingk. Kalumata
0.411
Lokal Sekunder
212
120
Jl. Daniel Bohang
0.745
Lokal Primer
213
120.1
Jl. Lingk. Daniel Bohang
0.308
Lokal Sekunder
214
121
Jl. Am Kamaruddin
1.090
Lokal Sekunder
215
121,1
Jl. Samping Mapolsek Utara
0.218
Lokal Sekunder
216
122
Jl. Air Sentosa
0.209
Kolektor Sekunder
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 34
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku NOMOR URUT
NAMA RUAS
RUAS
PANJANG (km)
KLASIFIKASI
217
123
Jl. SD Salero
0.118
Lokal Sekunder
218
124
Jl. Mesjid Kasturian
0.119
Lokal Sekunder
219
125
Jl. Cempedak - Kasturian
0.461
Lokal Sekunder
220
126
Jl. Toboleu
1.107
Lokal Sekunder
221
126.1
Jl. Gang Gipsy Koloncucu
0.608
Lokal Sekunder
222
127
Jl. Lingk. Toboleu
0.665
Lokal Sekunder
223
128
Jl. B o l a
0.422
Lokal Sekunder
224
129
Jl. Gamcim
0.489
Lokal Sekunder
225
130
Jl. Koloncucu
0.280
Lokal Sekunder
226
131
Jl. Penyu Sabia
0.405
Lokal Sekunder
227
131.1
Jl. Lingk. Sabia
0.312
Lokal Sekunder
228
131.2
Jl. Puskesmas Siko
0.395
Lokal Sekunder
229
131.3
Jl. Sabia Facei
0.175
Lokal Sekunder
230
132
Jl. Mutiara
0.248
Lokal Sekunder
231
133
Jl. Kepiting
0.491
Lokal Sekunder
232
134
Jl. Teripang
0.175
Lokal Sekunder
233
135
Jl. Facei - Buku Bandera
2.394
Lokal Sekunder
234
136
Jl. Samping Makam Pahlawan
0.389
Lokal Sekunder
235
137
Jl. Toloko Barat
0.431
Lokal Sekunder
236
137.1
Jl. Lingk.Toloko Barat
0.148
Lokal Sekunder
237
138
Jl. SKB Toloko
0.554
Lokal Sekunder
238
139
Jl. Benteng Toloko
0.281
Lokal Primer
239
140
Jl. Cakalang
0.520
Kolektor Sekunder
240
140.1
Jl. Samping SMA 4 Dufa-dufa
0.157
Lokal Sekunder
241
140.2
Jl. Terminal Dufa-dufa
0.185
Lokal Primer
242
141
Jl. Kampus Stain
0.315
Lokal Sekunder
243
142
Jl. Julung
0.690
Lokal Sekunder
244
142.1
Jl. Lingk. Dufa-dufa
0.528
Lokal Sekunder
245
143
Jl. Tafure
0.879
Lokal Sekunder
246
143.1
Jl. Lingk. Lanal
0.137
Lokal Sekunder
247
143.2
Jl. Kenari - Tafure
0.418
Lokal Sekunder
248
143.3
Jl. Lingk. Tafure
0.431
Lokal Sekunder
249
143.4
Jl. Pantai Daulasi
1.500
Lokal Sekunder
250
144
Jl. Pantai Tafure
0.300
Lokal Sekunder
251
144
Jl. Asrama AL.
0.845
Lokal Sekunder
252
145
Jl. Daulasi
1.014
Lokal Primer
253
146
Jl. Sigi Heku
0.848
Lokal Primer
254
147
Jl. Cendana
1.086
Lokal Primer
255
148
Jl. Tubo
0.777
Lokal Primer
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 35
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku NOMOR URUT
NAMA RUAS
RUAS
PANJANG (km)
KLASIFIKASI
256
149
Jl. Lingk.Tabam
0.800
Lokal Sekunder
257
150
Jl. Pantai Tabam
0.650
Lokal Sekunder
258
150
Jl. Lingk. Sango
0.252
Lokal Sekunder
259
151
Jl. Tarau
0.271
Lokal Sekunder
260
151.1
Jl. Lingk. Tarau Barat
0.356
Lokal Sekunder
261
151.2
Jl. Lingk. Tarau
0.294
Lokal Sekunder
262
152
Jl. PLTD Kayu Merah
0.256
Lokal Sekunder
263
153
Jl. Puskesmas Kalumata
0.390
Lokal Sekunder
264
154
Jl. Kalumata Baru
0.928
Lokal Sekunder
265
154.1
Jl. Lingk. Kalumata Baru
0.487
Lokal Sekunder
266
155
Jl. Ngade Baru
0.790
Lokal Sekunder
267
155.1
Jl. Laguna Permai
0.300
Lokal Sekunder
268
156
Jl. Danau Laguna
1.532
Lokal Sekunder
269
157
Jl. Fitu Baru
0.963
Lokal Sekunder
270
158
Jl. Nelayan Fitu
0.288
Lokal Sekunder
271
159
Jl. Lingk. Perumahan LUPH
0.157
Lokal Sekunder
272
160
Jl. Gambesi Baru
1.090
Lokal Sekunder
273
160.1
Jl. Lingk. Gambesi Baru
0.157
Lokal Sekunder
274
161
Jl. SMAN 3 Gambesi
0.474
Lokal Sekunder
275
162
Jl. Legu Gam
1.583
Lokal Sekunder
276
163
Jl. Sasa Puncak
1.200
Lokal Sekunder
277
164
Jl. Sasa Baru
0.720
Lokal Sekunder
278
164.1
Jl. Lingk. Sasa Baru
0.488
Lokal Sekunder
279
165
Jl. Terminal Sasa
0.434
Lokal Sekunder
280
166
Jl. Foramadiahi
1.400
Lokal Primer
281
167
Jl. J a m b u l a
1.200
Lokal Sekunder
282
167.1
Jl. Madrasah Tsanawiyah Sasa
0.663
Lokal Sekunder
283
169
Jl. Ake Tubo
1.563
Lokal Sekunder
284
170
Jl. Lingk. Tubo
0.480
Lokal Sekunder
285
171
Jl. K u l a b a
0.250
Lokal Sekunder
286
172
Jl. B u l a
3.000
Lokal Sekunder
287
173
Jl. T o b o l o l o
3.200
Lokal Sekunder
288
143.1
Jl. Lingk. Lanal
0.137
Lokal Sekunder
289
174
Jl. Sulamadaha
0.805
Lokal Sekunder
290
175
Jl. Wisata Sulamadaha
0.150
Lokal Sekunder
291
176
Jl. Pelabuhan Sulamadaha
0.175
Lokal Sekunder
292
177
Jl. Puskesmas Sulamadaha
0.095
Lokal Sekunder
293
178
Jl. T a k o m e
2.000
Lokal Sekunder
294
179
Jl. Masuk TPA Takome
0.698
Lokal Sekunder
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 36
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku NOMOR URUT
NAMA RUAS
RUAS
PANJANG (km)
KLASIFIKASI
295
180
Jl. Danau Tolire
0.249
Lokal Sekunder
296
181
Jl. L o t o
0.263
Lokal Sekunder
297
182
Jl. T a d u m a
0.472
Lokal Sekunder
298
183
Jl. A f t a d o r
2.750
Lokal Sekunder
299
184
Jl. T o g a f o
1.800
Lokal Sekunder
300
185
Jl. R u a
3.400
Lokal Sekunder
301
186
Jl. K a s t e l a
1.560
Lokal Sekunder
302
187
Jl. Wisata Sampalo
0.150
Lokal Sekunder
303
188
Jl. Keliling Pulau Hiri
9.338
Lokal Primer
304
189
Jl. Keliling Pulau Moti
18.942
Lokal Primer
305
189.1
Jl. Moti Kota
1.340
Lokal Primer
306
189.2
Jl. Tadenas
1.420
Lokal Primer
307
190
Jl. Keliling Pulau Mayau
21.317
Lokal Primer
308
191
Jl. Keliling Pulau Tifure
14.000
Lokal Primer
309
192
Jl. Sultan Khairun
0.71
Kolektor Sekunder
310
193
Jl. Rawasari I
0.145
Lokal Sekunder
311
192
Jl. Rawasari II
4.4.2.
0.215 Lokal Sekunder Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Ternate Tahun 2010
Angkutan Darat
Seiring dengan bertambahnya panjang jalan yang berkondisi baik dan semakin mudahnya fasilitas kepemilikan kendaraan bermotor, maka semakin banyak pula angkutan darat maupun kendaraan pribadi di Kota Ternate. Menurut Dinas Perhubungan Kota Ternate, jumlah kendaraan pada tahun 2011 sebesar 26.828 kendaraan, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.23.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 37
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.23.
NO
Jumlah Kendaraan Menurut Jenis Kendaraan Di Kota Ternate Tahun 2006 – 2011
JENIS KENDARAAN
SATUAN
TAHUN 2006
2007
2008
2009
2010
2011
1.
Sepeda Motor
UNIT
8.872
13.653
15.163
18.212
22.112
22.765
2.
Mobil
UNIT
62
130
136
1.384
2.150
2.357
3.
Mobil Jeep
UNIT
124
162
219
265
315
286
4.
Mobil Pick Up
UNIT
-
-
-
-
-
-
5.
Bus Kecil
UNIT
1.242
1.716
1.955
740
650
482
6.
Bus Sedang
UNIT
5
7
10
15
17
15
7.
Bus Besar
UNIT
-
-
-
-
-
-
8.
Truk Kecil
UNIT
-
-
-
-
-
-
9.
Truk Sedang
UNIT
-
-
-
-
-
-
10.
Truk Besar
UNIT
-
-
-
-
-
-
11.
Becak Motor (Bentor)
UNIT
-
-
-
-
-
-
12.
Dokar / Andong
UNIT
-
-
-
-
-
-
13.
Lainnya
UNIT
275
324
404
631
810
923
JUMLAH
UNIT
10.580 15.992 17.887 21.247 26.054 26.828 Sumber: Dinas Perhubungan Kota Ternate, 2012
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Dinas Perhubungan Kota Ternate diperoleh infromasi bahwa jumlah angkutan penumpang dan barang pada saat ini adalah sebagai berikut:
Pick up
: 465 unit
Truk
: 165 unit
Tronton
: 15 unit
ANGKOT
: 460 unit
Bus Sekolah : 2 unit
Perlu diketahui bahwa pada saat ini Angkutan Kota (ANGKOT) di Kota Ternate belum memiliki nomor trayek khusus sesuai rute yang ditentukan oleh Dinas Perhubungan Kota Ternate. Kondisi ini menyebabkan ANGKOT dapat dengan bebas melalui rute angkutan lainnya sesuai dengan keinginan penumpang. Di Kota Ternate saat ini terdapat 15 trayek dengan rute seperti disampaikan pada Tabel 4.24.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 38
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.24.
Rute dan Jarak Trayek Angkutan di Kota Ternate Tahun 2011/2012 No.
Trayek
Jarak (Km)
1
Terminal – Akehuda
5.0
2
Terminal – Tarau
7.0
3
Terminal – Moya
5.5
4
Terminal – Air Tege-Tege
5.5
5
Terminal – Tanah Tinggi
4.0
6
Terminal – Jerbus
4.5
7
Terminal – Perumnas
5.0
8
Terminal – Ubo-Ubo
5.0
9
Terminal – Kalumata
5.0
10
Terminal – Jambula
11.0
11
Terminal – Rua
14.0
12
Terminal – Taduma
18.0
13
Terminal – Togafa
22.0
14
Terminal – Sulamadaha
13.0
15
Terminal – Sasa
10.0
Sumber: Dinas Perhubungan Kota Ternate, 2012
Gambar 4.9. Angkutan Kota di Terminal Gamalama Ternate Terdapat beberapa permasalahan yang sedang dihadapi oleh Dinas Perhubungan Kota Ternate pada saat ini adalah: -
belum dimilikinya fasilitas Jembatan Timbang sehingga tonase barang yang diangkut oleh angkutan umum yang melewati ruas jalan di Kota Ternate tidak bisa terkontrol atau terdeteksi. Kondisi ini sangat rawan terhadap kerusakan perkerasan jalan.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 39
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
-
belum dimilikinya Alat Uji Emisi Kendaraan sehingga dikawatirkan dengan semakin bertambahnya jumlah dan usia kendaraan yang ada di jalan raya akan menyebabkan tingkat polusi udara tidak dapat terdeteksi dan terkontrol.
-
maksud di adakannya bus angkutan sekolah adalah untuk mengurangi beban masyarakat dalam hal biaya pendidikan. Namun demikian berdasarkan hasil evaluasi diperoleh kesimpulan bahwa pelajar kurang berminat untuk menggunakan BUS SEKOLAH tetapi lebih memilih angkutan kota atau ojek atau dengan kendaraan pribadi.
4.4.3.
Angkutan Penyeberangan
Wilayah Maluku Utara yang terdiri dari pulau-pulau menyebabkan transportasi antar kabupaten memerlukan kapal ferry sebagai salah satu angkutan penyebrangan. Jasa angkutan penyeberangan dari Kota Ternate ke kabupaten lain pengelolaannya di lakukan oleh PT (Persero) ASDP Cabang Ternate. Beberapa trayek yang sudah dilayani oleh PT (Persero) ASDP Ternate diantaranya Ternate – Sofifi, Ternate – Tidore, dan Ternate – Babang. Di Kota Ternate pada saat ini terdapat dua jenis angkutan penyeberangan yaitu penyeberangan laut (A-Yani) dan penyeberangan lokal (Bastiong) dengan menggunakan mesin penggerak dibawah 7 GT. Berdasarkan “Kota Ternate Dalam Angka 2012”, jumlah kendaraan dan penumpang yang menggunakan jasa angkutan penyeberangan pada tahun 2011 mengalami peningkatan daripada tahun 2010. Pada tahun 2011 jumlah penumpang untuk lintasan Bastiong-Rum naik 193,43% dibandingkan tahun 2010, untuk lintasan Bastiong-Sidangoli naik 72,95%, untuk lintasan Ternate-Babang naik 341,25%, dan untuk lintasan Bastiong-Sofifi naik 74,64%. Kenaikan yang sangat signifikan untuk lintasan Bastiong-Babang dan Bastiong-Rum karena adanya penambahan jadwal penyeberangan. Transportasi
penyeberangan
berfungsi
sebagai
jembatan
bergerak
yang
menghubungkan jaringan jalan yang terputus karena adanya perairan, untuk mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya. Oleh karenanya
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 40
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
pelabuhan penyeberangan harus terpadu dengan jaringan pelayanan dan prasarana transportasi jalan. Tabel berikut ini menunjukkan data produksi PT. ASDP Indonesia Ferry cabang Ternate untuk lintasan Bastiong – Rum, Bastiong – Sidangoli, Bastiong – Sofifi, dan Ternate-Babang. Tabel 4.25.
Data Angkutan Laut dan Lokal di Kota Ternate Tahun 2009 2012
No.
Trayek
Jarak (mil)
1
Ternate – Sidangali
2 3
Jumlah Armada 2009
2010
2011
2012
12.0
39
64
69
66
Ternate – Sofifi
16.0
69
80
120
149
Dufa-Dufa – Jailolo
18.0
18
24
32
24
126
168
221
239
Jumlah
Sumber: Dishub Kota Ternate 2012
Tabel 4.26. Data Produksi PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Ternate Untuk Lintasan Bastiong – Rum Tahun 2008 – 2011 Uraian
Jumlah / Tahun 2008
2009
2010
2011
Trip
1.142
1.152
1.335
2.772
Penumpang (orang)
64.132
79.320
71.014
208.377
- Roda 2
22.500
*)
26.358
77.112
- Roda 4 / Lebih
10.714
*)
11.094
17.782
14.544
15.696
13.392
25.212
0
0
0
Kendaraan:
Barang (Ton/M3): - Diatas kendaraan - Curah
0
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 41
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.27. Data Produksi PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Ternate Untuk Lintasan Bastiong – Sidangoli Tahun 2008 – 2011 Uraian
Jumlah / Tahun 2008
2009
2010
2011
409
406
370
676
29.166
35.732
37.946
65.628
- Roda 2
8.601
*)
10.610
16.809
- Roda 4 / Lebih
5.102
*)
4.343
8.516
12.840
13.199
9.704
14.896
0
0
0
Trip Penumpang (orang) Kendaraan
Barang (Ton/M3) - Diatas kendaraan - Curah
0
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
Tabel 4.28. Data Produksi PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Ternate untuk Lintasan Bastiong – Sofifi Tahun 2008 – 2011 Uraian
Jumlah / Tahun 2008
2009
2010
2011
149
182
653
1.205
9.757
18.505
113.969
199.032
- Roda 2
1.768
*)
19.594
35.060
- Roda 4 / Lebih
1.614
*)
6.403
7.658
3.504
5.424
13.431
27.677
0
1
0
0
Trip Penumpang (orang) Kendaraan
Barang (Ton/M3) - Diatas kendaraan - Curah
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 42
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.29. Data Produksi PT. ASDP Indonesia Ferry cabang Ternate untuk Lintasan Ternate – Babang Tahun 2008 – 2011 Jumlah / Tahun
Uraian
2008
2009
2010
2011
Trip
42
68
76
132
Penumpang (orang)
98
344
80
353
- Roda 2
18
21
*)
396
- Roda 4 / Lebih
290
104
*)
326
178
68
387
216
0
24
0
Kendaraan
Barang (Ton/M3) - Diatas kendaraan - Curah
0
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
Gambar 4.10. 4.4.4.
Aktivitas Angkutan Laut di Pelabuhan Bastiong
Angkutan Laut
Ternate sebagai wilayah kepulauan yang dikelilingi oleh lautan tentu saja moda angkutan laut menjadi salah satu alat transportasi yang banyak digunakan baik oleh pedagang untuk mengirim barang dagangan maupun oleh penduduk Kota Ternate untuk bepergian ke wilayah di luar Maluku Utara. Selain itu, sebagai pusat perdagangan dan kegiatan ekonomi di Provinsi Maluku Utara, banyak kapal baik kapal penumpang maupun barang yang berlayar dan singgah di pelabuhan Ternate. Untuk lebih jelasnya, diuraikan kondisi pelabuhan laut yang ada di Kota Ternate, yaitu:
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 43
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Pelabuhan Ternate (Pelabuhan Ahmad Yani dan Bastiong) Pelabuhan Nasional di Propinsi Maluku Utara tercatat sebanyak 2 pelabuhan, yakni Pelabuhan Ternate dan Pelabuhan Mangole – Falabisahaya. Dimana untuk pelabuhan nasional yang dipersiapkan terbuka untuk melayani jalur pelayaran keluar negeri, pelayaran dalam negeri, pelayaran rakyat dan perintis adalah Pelabuhan Ternate yang terdiri dari Daratan Pangkalan Jendral Ahmad Yani dan Pangkalan Bastiong, dimana Pelabuhan Ternate (Ahmad Yani) ini merupakan Pelabuhan Cabang Kelas II di Wilayah Kerja PT. Pelindo IV. Pelabuhan Bastiong merupakan pelabuhan angkutan orang/barang dengan status pelabuhan regional yakni pelayanan antar kabupaten dalam Propinsi Maluku Utara. Dimana dalam kompleks Pelabuhan Bastiong ini terdapat Pasar Bastiong dan Terminal Penumpang Bastiong, rute pelayaran yang di layani yaitu dari Ternate menyebar kepelabuhan di kabupaten-kabupaten lainnya, seperti Sofifi, Jailolo, Tidore dan Sanana serta kabupaten/kota lainnya dengan frekuensi pelayaran yang relatif padat. Wilayah kerja Pelabuhan Ternate (Pelabuhan A. Yani dan Bastiong) tersebut ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.04 Tahun 1999 tentang batas-batas Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan Ternate, sebagai berikut: a) Daerah Lingkungan Kerja (DLKR) meliputi daratan seluas 60.850 m2 yang terdiri dari: Daratan Pangkalan Jend. Ahmad Yani seluas 57.490 m2. Daratan Pangkalan Bastiong seluas 3.360 m2. b) Daerah Lingkungan Keperntingan (DLKP) pelabuhan seluas 3.803 Ha dan daerah lingkungan kepentingan perairan seluas 6.696 Ha. Dilihat
dari
letak
wilayahnya,
kedudukan
Pelabuhan
Ternate
cukup
menguntungkan dalam jalur pelayaran domestik, nasional maupun internasional. Dimana bila dilihat dari jalur pelayaran domestik, Pelabuhan Ternate ini terletak diantara dua kabupaten/kota di Propinsi Maluku Utara yakni Kabupaten
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 44
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Halmahera Barat dan Kota Tidore Kepulauan, sedangkan bila ditinjau dari jalur nasional, wilayah pelabuhan ternate cukup strategis karena berada diantara Pulau Sulawesi dan Papua, sehingga aktifitas pergerakan orang dan barang dari kedua pulau tersebut akan melewati Pelabuhan Ternate. Sedangkan dari sisi jalur international, Pelabuhan Ternate ini terletak pada posisi silang antara Benua Asia dan Australia. Maka Perkembangan Pelabuhan Ternate dimasa mendatang dalam mendukung perdagangan luar negeri dan daerah hinterland disekitarnya, diharapkan akan menjadi pintu gerbang utama atau main port sebagai pusat pengumpul dan distribusi barang di Propinsi Maluku Utara. Dimana untuk daya dukung Pelabuhan Ternate pada saat ini berdasarkan data dari PT. Pelindo IV Cabang Ternate tahun 2007 dapat diurakan sebagai berikut: a) Pelayanan Jasa Kapal Tambatan Pangkalan A. Yani, memiliki konstruksi dermaga berupa Beton sepanjang 248 x 12 m. Pangkalan Bastiong, konstruksi beton sepanjang 25 x 5 m. Besi / kayu sepanjang 50 meter. Sheet Pile sepanjang 150 meter. Boat sebanyak 1 unit. b) Pelayanan Jasa Barang Dermaga Pangkalan A. Yani seluas 2,976 m2. Dermaga Pangkalan Bastiong seluas 300 m2. Dermaga Sheet Pile 900 m2. Gudang 01/02 seluas 432 m2. Gudang 04 seluas 900 m2 Gudang 05 seluas 1.000 m2. Lapangan peti kemas seluas 5,360 m2. Lapangan non-peti kemas seluas 520 m2. c) Pengusahaan Alat Alat Forklift kapasitas 3 ton sebanyak 1 unit. Alat PMK sebanyak 1 unit.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 45
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
d) Pengusahaan Tanah BangunanLingkungan Lingkungan Daratan seluas 60,850 m2. Lingkungan Perairan seluas 3,803 Ha. Areal Bangunan seluas 1,724 m2. Kapasitas Tampung Air Bersih 375 ton. Kapasitas Suply air bersih 100 ton/jam. e) Pengusahaan Lainnya Terminal Penumpang Pangkalan A. Yani seluas 600 m2. Terminal Penumpang Pangkalan Bastiong seluas 98 m2. Tabel 5.2.1. Jumlah Kapal Yang Berdomisili (Home Base) Di Pelabuhan Ternate dan Sekitarnya Yang Berada Dalam Pengawasan Kantor Administrator Pelabuhan Ternate No
Uraian
Jumlah (unit)
1
Kapal Nusantara
49
2
Kapal Lokal
57
3
Kapal Rakyat
71
4
Kapal Khusus
17
5
Kapal Perintis
3
6
Armada Semut (Kurang dari 7 GT)
242
Sumber: Kantor Administrator Pelabuhan Cab. Ternate, 2007
Tabel 4.30 menunjukkan lalu lintas penumpang dan barang angkutan laut di pelabuhan Ahmad Yani Ternate.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 46
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.30.
Lalu Lintas Penumpang dan Barang Angkutan Laut di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate Menurut Bulan Tahun 2011
Bulan
4.4.5.
Penumpang (orang)
Barang (ton)
Berangkat
Datang
Bongkar
Muat
Januari
39.502
38.758
25.202
1.618
Pebruari
36.791
36.109
35.226
2.024
Maret
58.392
57.395
33.782
2.122
April
35.052
34.400
36.789
2.224
Mei
14.141
13.829
38.315
1.566
Juni
39.525
38.837
34.793
1.931
Juli
41.707
40.896
40.557
1.569
Agustus
33.784
33.073
37.105
1.141
September
37.461
36.797
22.212
1.235
Oktober
22.920
22.470
40.917
2.148
Nopember
15.348
14.949
37.818
1.575
Desember
12.198
11.949
35.066
831
Jumlah
386 821
379.462 417.782 19.984 Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
Angkutan Udara
Angkutan udara merupakan sarana transportasi udara yang perkembangannya pesat baik dari segi jumlah armada penerbangan, frekuensi penerbangan maupun jumlah rute. Rute penerbangan tidak hanya melayani penerbangan ke luar wilayah Maluku Utara, tetapi juga melayani rute antar kabupaten di wilayah Maluku Utara. Di Kota Ternate terdapat 1 bandar udara yakni Bandara Sultan Babullah yang merupakan Bandara Kelas II / B dengan Panjang Runway 2.100 x 30 m, saat ini melayani penerbangan sebanyak 63 kali/minggu, yakni penerbangan domestik antar provinsi sebanyak 39 kali/minggu menggunakan pesawat jenis Boing 737200, Boeing 737-500, Fokker 28/100, ATR-42, DHC/Dash-8 dan Cassa 212 dengan 6 maskapai penerbangan yaitu Garuda Indonesia Airways, Batavia Air , Merpati Nusantara Airlines, Sriwijaya Air, Wings Air, Express Air, dan Trigana Air, rute penerbangannya adalah: a) Ternate – Manado – Makasar / Jakarta / Surabaya / Yogyakarta / Sorong (PP),
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 47
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
b) Ternate – Makasar – Jakarta / Surabaya / Yogyakarta / Sorong (PP), c) Ternate – Ambon – Makasar – Jakarta / Surabaya / Yogyakarta / Sorong (PP). Kemudian untuk penerbangan domestik antar kota dalam provinsi sebanyak 24 kali penerbangan dalam 1 minggu dengan rute Ternate – Buli / Morotai / Kao / Weda / Labuha / Sanana / Fala (PP). Berdasarkan “Kota Ternate Dalam Angka 2012”, pada tahun 2011 wilayah Maluku Utara dilayani oleh 6 maskapai penerbangan yang ada yaitu Lion Air / Wings Air, Batavia Air, Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, Express Air, Merpati Nusantara Airlines. Dengan jumlah rute penerbangan yang semakin meningkat dari tahun sebelumnya. Di tahun 2011 jumlah pesawat yang datang dan berangkat dari Bandara Sultan Babullah sebanyak 4.544 buah. Jumlah ini menurun 6,98 % dari tahun sebelumnya yang hanya 4.885 buah. Seiring dengan peningkatan jumlah pesawat yang datang dan berangkat, maka jumlah
penumpang
mengalami
peningkatan
yang
signifikan
dari
tahun
sebelumnya. Hal ini di karenakan angkutan udara merupakan moda transportasi dengan beberapa keunggulan antara lain: cepat, harga bersaing serta lebih nyaman dibanding jenis angkutan lainnya, pada tahun 2011 jumlah penumpang yang datang sebanyak 215.553 orang, jumlah ini menurun 0,28 % dari tahun sebelumnya yang berjumlah 216.153 orang. Sedangkan jumlah penumpang yang berangkat dari bandara Sultan Babullah Ternate sebanyak 266.132 orang, jumlah ini meningkat 6,63 % dari tahun sebelumnya yang berjumlah 249.852 orang. Tabel 4.31 menunjukkan jumlah pesawat yang datang dan berangkat melalui bandara Sultan Babullah Ternate dan Tabel 4.32 menunjukkan jumlah penumpang yang datang dan berangkat melalui bandara Sultan Babullah Ternate. Sedangkan jumlah barang dan bagasi yang dibongkar/dimuat melalui bandar udara Sultan Babullah ditunjukkan oleh Tabel 4.33.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 48
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.31.
Jumlah Pesawat Datang dan Berangkat Melalui Bandara Sultan Babullah Ternate Tahun 2007 – 2011 Datang
Bulan
Berangkat
2007
2008
2009
2010
2011
2007
2008 2009 2010 2011
Januari
278
302
327
382
365
278
302
327
382
365
Pebruari
250
283
310
313
323
250
283
310
313
323
Maret
269
279
294
359
344
269
279
294
359
344
April
276
302
321
364
361
276
302
321
364
361
Mei
293
313
325
411
383
293
313
325
411
383
Juni
277
258
238
428
471
277
258
238
428
471
Juli
283
263
310
457
418
283
263
310
457
418
Agustus
293
253
286
379
411
293
253
286
379
411
September
271
293
278
424
412
271
293
278
424
412
Oktober
326
280
395
436
402
326
280
395
436
402
Nopember
292
307
383
422
399
292
307
383
422
399
Desember
303
304
401
480
255
303
304
401
480
255
Jumlah
3.411 3.437 3.868 4.885 4.544 3.411 3.437 3.868 4.855 4.544 Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
Tabel 4.32.
Jumlah Penumpang Datang dan Berangkat Melalui Bandara Sultan Babullah Ternate Tahun 2007 – 2011 Datang
Bulan
Berangkat
2007
2008
2009
2010
2011
2007
2008
2009
2010
2011
Januari
7 720
7 521
10 473
16 085
18 962
7 151
9 502
11 268
17 322
21 480
Pebruari
5 769
7 445
9 803
13 573
17 042
6 890
8 665
10 969
17 589
18 342
Maret
6 967
10 258
10 283
18 221
12 840
8 558
9 672
8 899
20 411
19 817
April
7 628
7 344
9 949
17 661
17 897
9 097
9 719
10 336
20 529
20 165
Mei
9 067
7 920
11 665
17 035
17 503
10 107
10 971
14 270
22 041
21 705
Juni
9 952
8 223
10 316
21 933
18 992
10 318
9 859
10 604
23 991
24 528
Juli
9 712
10 501
12 353
21 573
21 548
12 122
10 867
13 174
24 932
26 048
Agustus
7 012
8 558
12 699
16 221
18 003
10 260
9 971
13 730
20 643
22 989
September
6 862
7 007
9 675
14 878
16 764
9 002
7 805
11 926
17 675
25 618
Oktober
9 558
9 863
14 340
18 224
21 701
10 971
10 523
16 113
18 081
24 064
Nopember
9 420
9 623
11 318
20 947
19 944
9 902
10 835
15 108
21 952
23 811
Desember
9 414
9 163
13 523
19 802
14 357
11 092
11 361
19 260
24 416
17 565
Jumlah
99 081
103 426 136 397 216 153 215 553 115 470 119 750 155 657 249 582 266 132 Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 49
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.33.
Jumlah Barang dan Bagasi yang Dibongkar/Dimuat Melalui Bandar Udara Sultan Babullah Ternate menurut Bulan pada Tahun 2011 Bulan
4.4.6.
Barang
Bagasi
Bongkar
Muat
Bongkar
Muat
Januari
-
20
172 566
153 338
Pebruari
1 964
-
161 399
124 707
Maret
-
-
126 342
130 730
April
769
-
172 688
128 574
Mei
721
-
162 373
161 660
Juni
3 291
-
190 077
185 463
Juli
703
-
208 225
202 585
Agustus
2 143
-
182 504
172 078
September
2 183
-
190 668
230 193
Oktober
5 164
-
218 918
173 762
Nopember
14 067
-
226 768
105 939
Desember
9 061
-
158 053
109 577
Jumlah
40 066
20 2 170 634 1 878 606 Sumber: Kota Ternate Dalam Angka 2012
Transportasi Multimoda
Pelayanan multimoda, dapat dilakukan dengan mengembangkan trayek angkutan umum yang menghubungkan pelabuhan/bandar udara dengan pusat kota atau wilayah lain yang mempunyai potensi penumpang besar. Pelayanan multimoda ini merupakan integrasi dari dua moda yang berbeda, agar pelayanan angkutan umum tidak terputus. Sebagai contoh adalah layanan angkutan umum kota di Terminal Bastiong, Kota Ternate yang dapat melayani penumpang dari kota menuju pelabuhan atau sebaliknya.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 50
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gambar 4.11.
Peta Prasarana Transportasi di Kota Ternate
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 51
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4.5.
PERMASALAHAN TRANSPORTASI WILAYAH
Salah satu faktor keberhasilan dari suatu pembangunan wilayah adalah peran serta sektor transportasi. Oleh sebab sistem transportasi memerlukan pembinaan yang berorientasi pada peningkatan pelayanan sehingga akan menghasilkan jasa transportasi yang handal, berkemampuan tinggi serta dilaksnakan secara terpadu, tertip, lancar, aman, nyaman dan efisien. Rencana strategis merupakan suatu konsep dari perencanaan Kota yang sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan pembangunan di Kota Ternate dimasa yang akan datang mengingat permasalahan yang semakin berkembang baik secara kualitatif maupun kuantitatif sesuai dinamika masyarakat. Oleh sebab itu untuk menangani permasalahan di Kota Ternate perlu dilakukan secara konsepsional, relevan dan menyeluruh. Secara rinci permasalahan transportasi yang ada di Kota Ternate antara lain adalah: 1. Pertumbuhan ekonomi Kota Ternate yang meningkat seiring dengan berkembangnya aktivitas masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik. Kondisi ini disebabkan Ternate merupakan Kota perdagangan, distribusi dan penyangga ekonomi bagi Provinsi Maluku Utara; 2. Jumlah penduduk yang semakin padat, kompleksnya permasalahan transportasi;
berakibat
pada
semakin
3. Kualitas jaringan pelayanan yang meliputi sarana, prasarana jaringan pelayanan seperti terminal dan sistem pengendalian pelayanan angkutan umum belum tertata secara konsepsional; 4. Bertambahnya jumlah kendaraan angkutan umum, angkutan barang, pribadi, dinas dan kendaraan roda dua yang tidak seimbang dengan fasilitas jaringan jalan yang tersedia saat ini; 5. Belum tersedianya kawasan parkir yang representatif sehingga menyebabkan ruas dan bahu jalan dipergunakan sebagai tempat parkir yang berakibat pada gangguan aktivitas kelancaran lalulintas. 6. Belum tertatanya sistem angkutan kota yang beroperasi secara reguler dan terjadwal serta tarif yang terjangkau masyarakat.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 52
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gambar 4.12. 4.6.
Permasalahan Parkir di Kota Ternate
ANALISIS PERGERAKAN ORANG DAN BARANG DI KOTA TERNATE
4.6.1. Jaringan Jalan Dalam model, jaringan jalan direpresentasikan dengan node dan link. Node mewakili titik-titik persimpangan dan pertemuan ruas jalan di dalam peta agar daerah lengkung jalan bisa tergambar. Link mewakili ruas-ruas jalan. Studi ini menggunakan jaringan jalan yang secara langsung memiliki kontribusi signifikan dalam pemodelan. Jaringan jalan yang berdampak terhadap pemodelan adalah jaringan jalan yang secara fungsional dipakai untuk pergerakan lalu lintas dengan volume yang cukup besar. Gambar jaringan jalan di Kota Ternate dapat dilihat pada Gambar 4.14. berikut ini.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 53
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gambar 4.13.
Jaringan jalan Kota Ternate
4.6.2. Volume Lalulintas di Simpang Data perhitungan volume lalu-lintas dapat diperoleh dengan cara melakukan traffic counting survey. Traffic counting survey dilakukan untuk mendapatkan gambaran volume lalu-lintas yang ada. Volume lalu-lintas didapat dengan mengukur volume lalu-lintas dari berbagai jenis kendaraan yang melalui jalan di wilayah daerah studi yang ada. Survai persimpangan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi persimpangan/ pertemuan jalan baik situasi fisik maupun kondisi lalu-lintas antara lain komposisi, distribusi menurut waktu dan arah, dan lain-lain. Penghitungan traffic counting di persimpangan berdasarkan jenis kendaraan dan penunjukan waktu yang dilakukan pada jam puncak pagi, siang dan sore hari. Tujuan survai adalah untuk memperoleh data sebagai berikut:
Semua jenis kendaraan yang lewat. -
Kendaraan tak bermotor (KTB)
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 54
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
-
Sepeda motor
-
Mobil penumpang
-
Mobil penumpang umum/angkot
-
Bus kecil
-
Bus sedang
-
Bus besar
-
Truk (1,2 L)
-
Truk (1,2 H)
-
Truk (1,22 H)
-
Truk gandengan dan trailer
Jumlah masing-masing jenis kendaraan yang lewat.
Jumlah titik dan lokasi survai yang dapat mewakili lingkup wilayah studi dan disesuaikan dengan kebutuhan analisis yang diperlukan dalam studi ini. Lokasi survai dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.34.
Lokasi survai traffic counting No.
Nama Lokasi
1
Simpang Toyota / Bastiong Talangamen
2
Simpang Kantor Gubernur Lama
3
Simpang Pasar Gamalama
4
Simpang Dufa-Dufa
5
Simpang Tarau
6
Simpang Pelabuahn Speed Feri
7
Simpang Tubo
8
Simpang Maliaro
9
Simpang Jerebus
10
Simpang Ubo-Ubo
11
Simpang Ngade Baru
12
Simpang Takoma/Grand Majang Hotel
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 55
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
No.
Nama Lokasi
13
Simpang UNHAIR
14
Simpang Kalimata/BPKP
15
Simpang Empat Pegadaian
16
Simpang Tanah Tinggi/Perum BI
17
Simpang PALAPA
18
Simpang Kraton/Tugu
19
Simpang Kantor Walikota
Dari hasil survei perhitungan lalulintas diperoleh data jumlah kendaraan pada setiap jenisnya. Selanjutnya untuk keperluan analisis lanjut, data tersebut kemudian dikonversikan dalam satuan mobil penumpang (smp) dengan menggunakan faktor konversi tertentu. 4.7. PEMODELAN TRANSPORTASI Dalam model, jaringan jalan direpresentasikan dengan node dan link. Node mewakili titik-titik persimpangan dan pertemuan ruas jalan di dalam peta agar daerah lengkung jalan bisa tergambar. Link mewakili ruas-ruas jalan. Studi ini menggunakan jaringan jalan yang secara langsung memiliki kontribusi signifikan dalam pemodelan. Jaringan jalan yang berdampak terhadap pemodelan adalah jaringan jalan yang secara fungsional dipakai untuk pergerakan lalu lintas dengan volume yang cukup besar. Sistem zonasi kegiatan adalah hal yang penting untuk diketahui sebelum melakukan analisis pemodelan pergerakan suatu wilayah studi. Sistem zonasi dari suatu wilayah akan mengatur pergerakan yang terjadi pada wilayah tesebut. Maksud dibuatnya zonasi ini adalah agar supaya perjalanan yang dilakukan di jaringan jalan di dalam wilayah studi dapat dengan mudah dimodelkan. Meskipun berbasis zona administrasi pembuatan zonasi model dibuat berdasarkan acuan kodifikasi yang telah dihasilkan oleh jaringan jalan. Sebuah wilayah administrasi (bisa berupa kelurahan, kecamatan atau kabupaten) dapat berupa satu atau lebih zona model tergantung pada jaringan jalan yang telah atau akan dibuat. Hal ini disebabkan karena:
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 56
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
a) jaringan jalan bukan merupakan batas wilayah administrasi, b) pembebanan lalulintas dilakukan berdasarkan data bangkitan dan tarikan di tiap-tiap zona yang akan menghasilkan volume lalulintas pada jaringan jalan, c) kemudahan representasi model berdasarkan zona-zona aktual di lapangan. Dalam pemodelan ini digunakan peta jaringan jalan yang didasarkan pada peta jaringan jalan eksisting Kota Ternate. Zona bangkitan dan tarikan di Kota Ternate diwakili oleh 77 kelurahan di 7 Kecamatan di Kota Ternate. Tabel 4.35.
Zona Berbasis Wilayah Administratif di Kota Ternate No
Kecamatan/ Kelurahan
I
Pulau Ternate
1
Jambula
2
Foramadahi
3
Kastela
4
Rua
5
Afe – Taduma
6
Togafo
7
Loto
8
Takome
9
Sulamadaha
10
Tobololo
11
Bula
12
Kulaba
13
Dorpedu
II
Ternate Selatan
1
Sasa
2
Gambesi
3
Fitu
4
Kalumata
5
Kayu Merah
6
Bastiong Talangame
7
Ubo Ubo
8
Mangga Dua
9
Jati
10
Toboko
11
Tanah Tinggi
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 57
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
No
Kecamatan/ Kelurahan
12
Tanah Tinggi Barat
13
Mangga Dua Utara
14
Jati Perumnas
15
Tabona
16
Bastiong Karance
17
Ngade
III
Ternate Utara
1
Soa
2
Soa Sio
3
Kasturian
4
Salero
5
Toboleu
6
Sangaji
7
Dufa Dufa
8
Tafure
9
Tabam
10
Sango
11
Tarau
12
Sangaji Utara
13
Akehuda
14
Tubo
IV
Moti
1
Takofi
2
Kota
3
Tafamutu
4
Tafaga
5
Figur
6
Tadenas
V
Pula Batang Dua
1
Mayau
2
Tifure
3
Lelewi
4
Bido
5
Pantai Sagu
6
Perum Bersatu
VI
Ternate Tengah
1
Kampung Makassar Barat
2
Kampung Makassar Timur
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 58
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
No
Kecamatan/ Kelurahan
3
Salahuddin
4
Kalumpang
5
Santiong
6
Gamalama
7
Moya
8
Marikurubu
9
Kampung Pisang
10
Takoma
11
Muhajirin
12
Maliaro
13
Kota Baru
14
Tanah Raja
15
Stadion
VII
Pulau Hiri
1
Togolobe
2
Dorari Isa
3
Faudu
4
Mado
5
Tomajiko
6
Tafraka
Gambar jaringan jalan yang telah diubah dalam bentuk node dan link di Kota Ternate dapat dilihat pada Gambar 4.14, berikut ini.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 59
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gambar 4.14.
Jaringan Jalan Eksisting dengan Node dan Link untuk Pemodelan
Pada Gambar 4.15, ditunjukkan karakteristik kecepatan kendaraan yang melewati jaringan jalan di Kota Ternate.
Gambar 4.15.
Karakteristik kecepatan pada kondisi eksisting
4.7.1. Matrik Asal Tujuan Matrik Asal Tujuan (OD Matrix) Perjalanan merupakan matrik dua dimensi yang menunjukkan pola dan besaran perjalanan dari titik asal (origin) ke titik tujuan (destination), yang berisi bangkitan dan tarikan (jumlah perjalanan dari tempat asal ke tempat tujuan) yang berasal dari 77 zona yang mewakili pergerakan dan seluruhnya diwakili oleh 77 kelurahan di dalam Kota Ternate. Dalam pemodelan Kota Ternate ini, Matrik Asal Tujuan didapatkan dari generalisasi land use atau tata guna lahan, jumlah penduduk, yang terdiri atas jumlah pekerja yang tinggal pada suatu kawasan (origin) atau dikenal sebagai working residence (tempat tinggal), yang kemudian melakukan perjalanan ke tempat pekerjaan (destination), atau disebut sebagai jobs (pekerjaan). Matrik Asal Tujuan di Kota Ternate dapat digambarkan dalam ilustrasi model berikut ini.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 60
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gambar 4.16.
Matrik Asal Tujuan dalam Pemodelan Transportasi Kota Ternate
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 61
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.36.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
Matrik Asal Tujuan Perjalanan Orang Eksisting di Kota Ternate 2013
4 - 62
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.37.
Matrik Asal Tujuan Perjalanan Barang Eksisting di Kota Ternate 2013
Tujuan Pulau Ternate
Moti
Pulau Batang Dua
Pulau Hiri
Ternate Selatan
Ternate Tengah
Ternate Utara
Jumlah
-
21.7
4.3
10.4
12.0
26.8
117.1
192
Moti
21.7
-
5.4
2.7
9.3
15.2
40.4
95
Pulau Batang Dua
4.3
5.4
-
0.6
1.4
2.4
6.7
21
Pulau Hiri
10.4
2.7
0.6
-
1.9
2.6
6.2
24
Ternate Selatan
12.0
9.3
1.4
1.9
-
18.7
30.4
74
Ternate Tengah
26.8
15.2
2.4
2.6
18.7
-
85.9
152
Ternate Utara
117.1
40.4
6.7
6.2
30.4
85.9
-
287
192
95
21
24
74
152
287
844
Asal Pulau Ternate
Jumlah
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 63
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4.7.2. Hasil Pembebanan Lalulintas a. Kondisi Eksisting Tahapan berikutnya adalah pembebanan lalulintas pada jaringan jalan atau trip/traffic assignment, yaitu dengan mengalokasikan perjalanan yang telah dipisahkan menurut moda masing-masing ke dalam berbagai rute jaringan yang tersedia yang menghubungkan zona asal tujuan yang ditentukan. Salah satu tujuan utama dari tahap pembebanan lalulintas atau pembebanan kebutuhan perjalanan adalah untuk dapat mengidentifikasikan rute-rute yang akan dilalui dan ditempuh oleh pemakai jalan dari suatu zona asal ke zona tujuan dan jumlah perjalanan yang melalui setiap ruas jalan pada suatu jaringan jalan. Metoda yang paling sesuai untuk suatu daerah akan sangat tergantung dari karakteristik wilayah studi itu sendiri. Variabel tingkat dari kemacetan, adanya rute-rute alternatif dengan masing-masing biaya (travel cost) dan ditambah dengan perilaku dari pengendara akan sangat berpengaruh dalam menentukan metoda trip assignment yang terbaik pada suatu kasus tertentu. Pada wilayah Kota Ternate ini, metoda assignment yang dipilih adalah metoda user equilibrium mengingat lokasi studi berupa wilayah kota dengan jaringan jalan yang cukup banyak alternatif. Setelah distribusi perjalanan dibebankan ke jaringan jalan maka didapatkan volume lalulintas di ruas jalan sehingga dapat diketahui VC ratio dari masingmasing ruas jalan yang dimodelkan. Besarnya volume dan VC ratio dari kondisi jaringan jalan eksisting secara lengkap dapat dilihat pada gambar berikut ini.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 64
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gambar 4.17.
Hasil Pembebanan Lalulintas Kota Ternate Kondisi Eksisting
Dari gambar di atas terlihat bahwa pembebanan lalulintas pada jaringan jalan di Kota Ternate masih berada pada kondisi normal, dengan VC Ratio rata-rata masih di bawah 0,3. Rekapitulasi besaran arus lalulintas pada jaringan jalan dan besaran VC Ratio kondisi eksisting di Kota Ternate dapat dilihat pada Gambar 4.18, berikut ini.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 65
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gambar 4.18.
Rekapitulasi VC Ratio dan Arus Lalulintas di Jaringan Jalan di Kota Ternate Kondisi Eksisting
Hasil pembebanan lalulintas tiap-tiap ruas jalan tertuang dalam rekapitulasi tabel berikut ini.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
4 - 66
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 4.38. Rekapitulasi Data Jaringan Jalan, Kapasitas, Arus Lalulintas dan VC Ratio Hasil Pembebanan Kota Ternate Kondisi Eksisting No Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
01
Jl. Yos Sudarso
0,7600
7,00
2323
298
0,128
01.1
Jl. M. Baiturrahman Maliaro
0,3805
4,00
1301
79
0,061
01.2
Jl. Lingk Kampung Pisang
0,3400
3,50
1301
86
0,066
01.3
Jl. Terminal Cinta
0,4757
4,50
1301
76
0,058
01.4
Jl. Lingk Terminal Cinta
0,6521
3,50
1301
98
0,075
01.5
Jl. Lingk Y Sudarso - Cempaka
0,3636
3,50
1301
82
0,063
02
Jl. Kie Raha
0,9130
5,00
1301
65
0,050
03
Jl. Stadion
0,5238
5,00
1301
103
0,079
04
Jl. Kapitan Pattimura
0,8600
6,00
2021
203
0,100
04.1
Jl. Lingk Kalumpang 01
0,8000
4,00
1301
80
0,061
05
Jl. Cengkeh AFO
0,8710
6,00
2021
204
0,101
05.1
Jl. Lorong Cengkeh Avo
0,2876
4,50
1301
95
0,073
06
Jl. Tongole TVRI
2,3500
4,50
1301
64
0,049
06.1
Jl. Lingk Tongole TVRI 03
0,2070
3,50
1301
66
0,051
07
Jl. Maliaro TVRI
3,7200
4,50
1301
59
0,045
07.1
Jl. Lingk Maliaro
0,3100
3,50
1301
80
0,061
07.2
Jl. Maliaro - Jan
1,2000
4,50
1301
83
0,064
07.3
Jl. Lingk Maliaro TVRI 3 (TVRI)
0,0440
3,50
1301
89
0,068
08
Jl. Seruni I
0,8675
5,50
1301
49
0,038
08.1
Jl. SMPN 6 Stadion
0,1920
4,00
1301
97
0,075
09
Jl. Seruni II
0,2464
4,50
1301
94
0,072
10
Jl. KH Dewantoro
0,6216
5,50
1301
101
0,078
10.1
Jl. Lingk Takoma
0,1065
6,50
2021
266
0,132
11
Jl. Asrama Polisi
0,2767
6,50
2021
199
0,098
12
Jl. Kamboja
0,3911
5,50
1301
123
0,095
12.1
Jl. Lingk Pasar Kotabaru
0,1320
3,50
1301
97
0,075
12.2
Jl. Pantai K Baru - Bastiong
1,7000
18,00
5710
88
0,015
13
Jl. Zainal Abidin Syah
0,3845
5,00
1301
101
0,078
14
Jl. Wijaya Kusuma
0,4072
5,00
1301
100
0,077
15
Jl. Cengkeh
0,2232
5,50
1301
115
0,088
16
Jl. Mawar
0,1560
6,50
2021
133
0,066
17
Jl. Sedap Malam
0,1566
5,50
1301
135
0,104
18
Jl. Falajawa III
0,1604
4,50
1301
129
0,099
19
Jl. Anggrek
0,2182
6,00
2021
101
0,050
20
Jl. Sultan Jabirsyah (Halmahera)
2,1620
16,00
5710
268
0,047
20.1
Jl. Ternate Beach
0,6500
12,00
4864
197
0,041
21
Jl. Pahlawan Revolusi
1,3190
12,00
4864
278
0,057
22
Jl. Salim Fabanyo
0,5799
4,50
1301
155
0,119
4 - 67
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
23
Jl. H. Busoiri
0,7197
6,00
2021
202
0,100
24
Jl. Cm Tiohohu
0,3030
5,00
1301
144
0,111
24.1
Jl. Senang
0,1543
3,50
1301
78
0,060
25
Jl. Hasan Senen
0,3086
4,00
1301
88
0,068
26
Jl. Kemuning
0,1590
6,00
2021
122
0,060
27
Jl. Nuku
0,3920
5,00
1301
103
0,079
28
Jl. Falajawa
0,5424
4,50
1301
111
0,085
29
Jl. Ade Irma Suryani
0,1950
5,00
1301
89
0,068
30
Jl. Nukila
0,6050
5,00
1301
66
0,051
30.1
Jl. Tapikong Gamalama
0,2405
3,50
1301
45
0,035
31
Jl. Ketilang
0,2086
4,50
1301
92
0,071
32
Jl. Kusuma Harapan
0,2040
4,00
1301
83
0,064
33
Jl. Juma Puasa
0,6570
5,00
1301
69
0,053
34
Jl. Branjangan
0,6689
7,00
2323
113
0,049
35
Jl. Kakak Tua
0,4203
4,50
1301
69
0,053
36
Jl. Bangau
0,2487
5,00
1301
68
0,052
37
Jl. Cendrawasih
0,2452
5,00
1301
65
0,050
38
Jl. Merak
0,2000
4,50
1301
66
0,051
39
Jl. Maleo
0,1486
4,50
1301
77
0,059
40
Jl. Elang
0,2500
5,00
1301
72
0,055
41
Jl. Merpati
0,3200
4,50
1301
70
0,054
42
Jl. Camar
0,1400
5,00
1301
69
0,053
43
Jl. Pipit
0,1280
4,50
1301
69
0,053
44
Jl. Gagak
0,4810
5,00
1301
77
0,059
45
Jl. Kesatrian
0,2390
5,50
1301
75
0,058
46
Jl. Salak
0,3074
4,50
1301
80
0,061
47
Jl. Rambutan
0,6280
4,50
1301
81
0,062
47.1
Jl. Lingk Rambutan I
0,2500
4,00
1301
47
0,036
48
Jl. Nanas
0,0870
4,00
1301
66
0,051
49
Jl. Manggis
0,4300
4,00
1301
67
0,052
50
Jl. Sultan Babullah
0,6480
5,50
1301
98
0,075
51
Jl. Yasin Gamsungi
0,8770
4,50
1301
79
0,061
51.1
Jl. Lingk Lelong
0,1260
3,50
1301
76
0,058
51.2
Jl. Sonyie Lamo
0,2400
5,50
1301
70
0,054
52
Jl. Jambu
0,4670
4,50
1301
81
0,062
53
Jl. Jeruk
0,4570
4,50
1301
97
0,075
54
Jl. Mesjid Sultan
0,1118
4,50
1301
92
0,071
55
Jl. Kedaton
0,4950
5,00
1301
91
0,070
56
Jl. Semangka Tobenga
1,3950
5,00
1301
66
0,051
57
Jl. Soa Konora
0,3287
4,50
1301
50
0,038
58
Jl. Akeboca
0,6230
4,50
1301
63
0,048
4 - 68
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
59
Jl. Ngidi Kasturian
0,9850
6,00
2021
100
0,049
59.1
Jl. Soa - Puncak I
0,3238
4,00
1301
57
0,044
59.2
Jl. Soa - Puncak II
0,7180
4,00
1301
65
0,050
59.3
Jl. Lingk Ngidi Kasturian
0,5300
3,40
1301
48
0,037
59.4
Jl. Tanah Gusur (RD DPRD K)
0,4600
4,50
1301
65
0,050
59.5
Jl. Lingk Ngade Sone
0,4600
4,00
1301
62
0,048
59.6
Jl. Ngade Sone
1,0730
5,00
1301
68
0,052
60
Jl. Kasturian - Facey
0,9780
6,00
2021
111
0,055
60.1
Jl. Lingk Kasturian - Facey
0,2690
3,50
1301
66
0,051
60.2
Jl. Lingk Bola
0,3740
4,50
1301
68
0,052
60.3
Jl. Stasion Pantai Sabia
0,4330
4,50
1301
61
0,047
61
Jl. Facey - Tubo
1,3330
6,67
2021
133
0,066
61.1
Jl. Lingk Facey - Tarau
0,3000
3,50
1301
59
0,045
61.2
Jl. SMP Tsanawiyah Dufa-dufa
0,4280
4,50
1301
69
0,053
62
Jl. SMP Islam - Moya
3,1600
5,00
1301
98
0,075
62.1
Jl. Lingk SMP Islam
0,4380
3,50
1301
66
0,051
62.2
Jl. Lingk Gamayou
0,1510
3,50
1301
59
0,045
62.3
Jl. Lingk SMP Islam - Skeep
0,8600
4,00
1301
51
0,039
63
Jl. Skeep Pohong Amo
0,3787
4,50
1301
99
0,076
63.1
Jl. Lingk Skeep
0,6063
3,50
1301
54
0,042
63.2
Jl. Lingk Skeep Pohong Pala
0,6430
3,50
1301
49
0,038
64
Jl. Salahudin
0,7286
5,00
1301
102
0,078
65
Jl. Kayu Manis - Moya
2,3193
5,00
1301
112
0,086
65.1
Jl. Lingk Tabahawa
0,5500
3,50
1301
64
0,049
65.2
Jl. Lingk Tabahawa II
0,9590
3,50
1301
53
0,041
65.3
Jl. Moya - Bukubandera
3,3000
4,00
1301
54
0,042
66
Jl. Torano
0,7393
4,00
1301
109
0,084
66.1
Jl. Fala Lamo Torano
1,0000
3,50
1301
76
0,058
67
Jl. BTN - Torano
1,3099
4,00
1301
131
0,101
67.1
Jl. Lingk BTN - Torano
0,2107
3,50
1301
49
0,038
68
Jl. Tanah Mesjid - BTN
0,6640
5,50
1301
102
0,078
68.1
Jl. Lingk Tanah Mesjid
0,2590
3,50
1301
55
0,042
68.2
Jl. Lingk BTN Baru
0,2795
3,50
1301
65
0,050
69
Jl. Kompleks BTN
1,8419
5,00
1301
95
0,073
70
Jl. Marikurubu
1,7840
4,50
1301
102
0,078
70.1
Jl. Lingk Marikurubu - Pala
0,1680
3,50
1301
33
0,025
71
Jl. Pala - Marikurubu
0,5981
4,00
1301
98
0,075
71.1
Jl. Lingk BTN Pala - Marikurubu
0,3415
3,50
1301
45
0,035
71.2
Jl. Lingk Pala - Marikurubu
0,1819
3,50
1301
42
0,032
72
Jl. Palapa
0,8587
5,00
1301
97
0,075
73
Jl. Lingk Palapa
0,1490
4,50
1301
69
0,053
4 - 69
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
74
Jl. Puskesmas Kalumpang
0,5149
4,50
1301
70
0,054
75
Jl. Terminal Baru Gamalama
1,8220
6,00
2021
136
0,067
75.1
Jl. Kamp Makassar Timur
0,4500
5,00
1301
88
0,068
75.2
Jl. Lingk Terminal Gamalama
0,1950
4,00
1301
85
0,065
76
Jl. Marikurubu - Jati
1,2860
4,00
1301
106
0,081
76.1
Jl. Ake Oti
1,6320
4,00
1301
66
0,051
76.2
Jl. Tanah Tinggi Barat
0,2300
3,50
1301
63
0,048
76.3
Jl. Maliaro - Jati Jan
0,3000
4,50
1301
65
0,050
76.4
Jl. Kamp Kodok Jerbus
0,1232
3,50
1301
54
0,042
76.5
Jl. Lingk Marikurubu - Jati 01
0,3050
4,00
1301
49
0,038
76.6
Jl. Lingk Marikurubu - Jati 02
0,7570
4,00
1301
40
0,031
77
Jl. Tanah Tinggi
0,7167
5,50
1301
88
0,068
77.1
Jl. Lingk Tanah Tinggi 1
0,1994
3,50
1301
67
0,052
77.2
Jl. Lingk Tanah Tinggi 2
0,1530
4,00
1301
64
0,049
78
Jl. Belakang RSU
0,5958
4,50
1301
119
0,091
79
Jl. Cempaka Tanah Tinggi
0,6529
5,00
1301
103
0,079
80
Jl. Larat
0,1912
5,00
1301
89
0,068
81
Jl. Nusa Indah
0,3193
5,50
1301
85
0,065
82
Jl. Kecubung
0,2146
5,00
1301
76
0,058
83
Jl. Teratai
0,1051
4,50
1301
55
0,042
84
Jl. Bougenville
0,1922
4,50
1301
67
0,052
85
Jl. Kenanga
0,3111
4,00
1301
69
0,053
86
Jl. Vanda
0,1270
4,50
1301
69
0,053
87
Jl. Bonsai
0,2432
5,00
1301
69
0,053
88
Jl. Kaca Piring
0,2450
5,00
1301
75
0,058
89
Jl. Dahlia
0,3089
5,00
1301
76
0,058
90
Jl. Kelapa Pendek
0,7675
5,00
1301
77
0,059
90.1
Jl. Lingk Kelapa Pendek
0,0810
3,50
1301
49
0,038
91
Jl. Jati I
0,6926
4,00
1301
133
0,102
92
Jl. Jati II
0,5618
5,00
1301
123
0,095
92.1
Jl. Lingk Jati II
0,1000
3,50
1301
67
0,052
93
Jl. Jati III
0,5519
4,00
1301
90
0,069
94
Jl. Jati
0,4198
5,00
1301
91
0,070
95
Jl. Jerebusua
0,7640
4,50
1301
93
0,071
95.1
Jl. Lingk Jerebusua 1
0,2510
3,50
1301
54
0,042
96
Jl. Jati Baru
0,7664
4,50
1301
104
0,080
97
Jl. Jati - Jan
2,2710
5,00
1301
106
0,081
97.1
Jl. Lingk TransTV
0,6500
3,50
1301
53
0,041
97.2
Jl. Link Jati Jan (MetroTV)
0,7460
3,50
1301
53
0,041
98
Jl. Jan
1,4067
4,50
1301
104
0,080
98.1
Jl. Lingk Perumahan Ubo-ubo
0,3910
3,50
1301
47
0,036
4 - 70
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
98.2
Jl. Lingk Jan
0,1330
3,50
1301
59
0,045
98.3
Jl. Lingk Jan Baru 1
0,4500
3,50
1301
58
0,045
99
Jl. Perumnas - Jati
0,8250
5,00
1301
111
0,085
99.1
Jl. Lingk Perumnas - Jati
0,4550
3,50
1301
87
0,067
99.2
Jl. Lingk Perumnas Motoa 1
0,1980
3,50
1301
75
0,058
100
Jl. Melati - Kalumata
2,3783
5,50
1301
107
0,082
100.1
Jl. Lingk Melati - Cempaka
0,3937
4,00
1301
87
0,067
100.2
Jl. Lingk Jati
1,0229
3,50
1301
89
0,068
100.3
Jl. Melati Jati
0,5200
4,00
1301
90
0,069
100.4
Jl. Perumnas Danau Toba
0,7076
4,50
1301
86
0,066
100.5
Jl. Lingk Danau Toba II (M. Nurilahi Jati)
0,1350
3,50
1301
87
0,067
100.6
Jl. SMP Al Irsyad (Metro TV)
0,7060
5,00
1301
88
0,068
100.7
Jl. Lingk SMP Al Irsyad (Metro TV) 1
0,1230
4,00
1301
88
0,068
100.8
Jl. SDN Ubo-ubo
0,5840
4,00
1301
88
0,068
100.9
Jl. Himo Himo
0,5150
3,50
1301
88
0,068
100.10
Jl. Lingk Himo Himo Tabona
0,3715
4,00
1301
83
0,064
100.11
Jl. Tobona - Bukusandar
2,3000
4,00
1301
83
0,064
100.12
Jl. Lingk Tobona
0,3710
3,50
1301
83
0,064
100.13
Jl. P. Agama Kayu Merah
0,5090
4,00
1301
85
0,065
100.14
Jl. K. Merah - R. Dinas Walikota
0,8000
5,00
1301
102
0,078
100.15
Jl. DPRD Kota - Kalumata
0,7650
4,50
1301
99
0,076
100.16
Jl. Lingk DPRD Kota - Kalumata
0,2220
3,65
1301
99
0,076
101
Jl. Kalumata - Gambesi
4,2450
5,50
1301
133
0,102
101.1
Jl. Barito Puncak
0,9130
4,00
1301
80
0,061
101.2
Jl. Lingk Kalumata Puncak
0,5690
3,50
1301
80
0,061
101.3
Jl. Masuk R. Dinas Walikota
0,9500
5,50
1301
80
0,061
101.4
Jl. Asrama Haji Ngade
0,2500
3,50
1301
80
0,061
102
Jl. Gambesi - Sasa
1,5000
4,50
1301
100
0,077
102.1
Jl. Lingk Gambesi - Sasa (rencana Pesantren)
0,7000
4,00
1301
79
0,061
103
Jl. Sasa - Foramadiahi
1,9748
4,00
1301
124
0,095
103.1
Jl. Lingk Sasa - Foramadiahi 2 (STIKIP)
0,5050
4,00
1301
79
0,061
104
Jl. Mangga Dua - Jati
0,4035
4,50
1301
108
0,083
105
Jl. Perumnas - Bastiong
0,6830
4,50
1301
109
0,084
105.1
Jl. SMP 4 Bastiong
0,1040
3,50
1301
97
0,075
105.2
Jl. Lingk Talangame
0,1000
3,50
1301
98
0,075
105.3
Jl. Masuk BPOM Bastiong
0,3589
3,50
1301
93
0,071
106
Jl. Cakra Ubo-ubo
0,8360
4,50
1301
118
0,091
106.1
Jl. Lingk Tanah Misi
0,4880
3,50
1301
55
0,042
107
Jl. Pasar Bastiong
0,6750
5,00
1301
177
0,136
108
Jl. Bastiong Pantai
0,1945
4,00
1301
103
0,079
109
Jl. Lingk Bastiong Pantai
0,4400
3,50
1301
122
0,094
4 - 71
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
110
Jl. Lingk Ferry Bastiong
0,1770
3,50
1301
88
0,068
111
Jl. Ubo Ubo
0,8280
5,00
1301
90
0,069
112
Jl. Meteorologi
0,6290
5,00
1301
90
0,069
112.1
Jl. Lingk Meteorologi - Perum Jan
0,6030
4,00
1301
59
0,045
113
Jl. Sosial Ubo-ubo
0,5930
5,00
1301
102
0,078
114
Jl. Falajawa II
0,7840
5,00
1301
112
0,086
115
Jl. Kompleks Falajawa II
3,1387
4,00
1301
85
0,065
116
Jl. Pemancar RRI Kayu Merah
0,3862
5,00
1301
110
0,085
117
Jl. Lingk Kayu Merah
0,8691
3,50
1301
114
0,088
118
Jl. Kalumata
0,6410
5,00
1301
166
0,128
119
Jl. Lingk Kalumata
0,4110
4,00
1301
98
0,075
120
Jl. Daniel Bohang
0,7450
4,50
1301
105
0,081
121
Jl. AM Kamaruddin
1,0900
6,94
2323
106
0,046
121.1
Jl. Samping Mapolsek Utara
0,2180
3,50
1301
77
0,059
122
Jl. Air Sentosa
0,2086
5,00
1301
96
0,074
123
Jl. SD Salero
0,1176
4,00
1301
98
0,075
124
Jl. Mesjid Kasturian
0,1190
4,00
1301
98
0,075
125
Jl. Cempedak - Kasturian
0,4610
5,00
1301
79
0,061
126
Jl. Toboleu
2,3070
4,50
1301
79
0,061
127
Jl. Lingk Toboleu
0,6650
4,00
1301
99
0,076
128
Jl. Bola
0,4216
4,50
1301
81
0,062
129
Jl. Gamcim
0,4889
4,00
1301
76
0,058
130
Jl. Koloncucu
0,2800
4,50
1301
77
0,059
131
Jl. Penyu Sabia
0,4050
4,50
1301
77
0,059
132
Jl. Lingk Sabia
0,3117
4,00
1301
77
0,059
133
Jl. Puskesmas Siko
0,3900
4,11
1301
96
0,074
134
Jl. Mutiara
0,2480
4,50
1301
66
0,051
135
Jl. Kepiting
0,4910
4,50
1301
65
0,050
136
Jl. Teripang
0,1750
4,00
1301
65
0,050
137
Jl. Facey - Buku Bandera
2,3942
4,50
1301
109
0,084
138
Jl. Samping Makam Pahlawan
0,3890
4,00
1301
105
0,081
139
Jl. Toloko Barat
0,4310
4,50
1301
98
0,075
140
Jl. Benteng Toloko
0,2810
5,00
1301
115
0,088
141
Jl. Cakalang
0,5530
4,50
1301
166
0,128
142
Jl. Terminal Dufa Dufa
0,1845
5,00
1301
167
0,128
143
Jl. Dufa Dufa Beach
0,6810
12,00
4864
103
0,021
144
Jl. Kampus STAIN
0,3150
4,50
1301
105
0,081
145
Jl. Julung
0,6900
4,50
1301
66
0,051
146
Jl. Tafure
0,8790
4,00
1301
65
0,050
147
Jl. Asrama AL
0,8445
3,50
1301
78
0,060
148
Jl. Daulasi
1,0140
4,42
1301
54
0,042
4 - 72
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
149
Jl. Pantai Daulasi
1,5000
8,00
2648
88
0,033
150
Jl. Cendana
1,0860
4,56
1301
65
0,050
151
Jl. Tubo
0,6250
4,50
1301
56
0,043
152
Jl. Tabam
0,8000
4,00
1301
56
0,043
153
Jl. Lingk Sango
0,2515
3,50
1301
59
0,045
154
Jl. Tarau
0,2713
4,00
1301
54
0,042
155
Jl. Lingk Tarau Barat
0,3558
3,50
1301
87
0,067
156
Jl. Lingk Tarau
0,2940
3,50
1301
80
0,061
157
Jl. Kalumata Baru
0,9280
4,50
1301
102
0,078
158
Jl. Ngade Baru
0,7900
4,00
1301
56
0,043
159
Jl. Laguna Permai
0,4380
4,00
1301
89
0,068
160
Jl. Danau Laguna
1,5320
4,00
1301
89
0,068
161
Jl. Lingk Danau Laguna
0,3180
3,50
1301
55
0,042
162
Jl. Fitu Baru
0,9630
4,00
1301
79
0,061
163
Jl. Nelayan Fitu
0,2880
4,00
1301
87
0,067
164
Jl. Lingk Perum Luph Fitu
0,1570
3,50
1301
54
0,042
165
Jl. Gambesi Baru
1,0900
4,50
1301
71
0,055
166
Jl. SMAN 3 Gambesi
0,4740
3,50
1301
94
0,072
167
Jl. Sasa Puncak
1,2000
4,00
1301
101
0,078
168
Jl. Sasa Baru
0,7200
4,00
1301
98
0,075
169
Jl. Terminal Sasa
0,4340
3,50
1301
132
0,101
170
Jl. Foramadiahi
1,4000
4,50
1301
113
0,087
171
Jl. Jambula
1,2000
4,50
1301
90
0,069
172
Jl. Pantai Tafure - Sango
1,6500
5,00
1301
142
0,109
173
Jl. Ake Tubo
1,5630
4,00
1301
121
0,093
174
Jl. Lingk Tubo
0,4800
4,00
1301
123
0,095
175
Jl. Tobololo
3,2000
4,00
1301
76
0,058
176
Jl. Sulamadaha
0,8050
3,50
1301
99
0,076
177
Jl. Pelabuhan Sulamadaha
0,1750
3,50
1301
126
0,097
178
Jl. Takome
1,7670
4,50
1301
80
0,061
179
Jl. Masuk TPA Takome
0,6975
3,50
1301
79
0,061
180
Jl. Danau Tolire
0,2490
3,50
1301
47
0,036
181
Jl. Lingk Taduma 1 (Paving)
0,2220
5,00
1301
43
0,033
182
Jl. Lingk Taduma 2
0,2120
3,50
1301
43
0,033
183
Jl. Kastela
1,5600
3,50
1301
43
0,033
184
Jl. Lingk Kastela Makam Babbullah
0,9410
7,00
2323
144
0,062
185
Jl. Keliling Pulau Hiri
10,1050
4,00
1301
125
0,096
186
Jl. Keliling Pulau Moti
19,1070
4,00
1301
126
0,097
187
Jl. Moti Kota
1,3400
4,00
1301
104
0,080
188
Jl. Tadenas
1,4200
4,00
1301
87
0,067
189
Jl. Tafaga
0,6000
3,50
1301
87
0,067
4 - 73
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
190
Jl. Keliling Pulau Mayau
21,3170
4,00
1301
109
0,084
191
Jl. Keliling Pulau Tifure
14,0000
4,00
1301
109
0,084
(sumber: hasil analisis pemodelan,diolah)
4 - 74
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
BAB 5 PERKIRAAN KONDISI MENDATANG
5.1. RENCANA PROYEK MP3EI Dalam MP3EI ditetapkan bahwa Propinsi Maluku Utara merupakan bagian dari Koridor Ekonomi Papua – Kepulauan Maluku. Adapun produksi unggulan dan investasi Nasional di koridor tersebut khususnya di wilayah Propinsi Maluku Utara adalah pertambangan nikel dan perikanan. Tabel 5.1 menunjukkan daftar investasi infrastruktur yang teridentifikasi di koridor Papua-Maluku (MP3EI), khususnya di wilayah Kota Ternate. Dari Tabel 5.1 disebutkan proyek MP3EI adalah peningkatan administrasi pelabuhan, hal ini guna meningkatkan pelabuhan Ternate sebagai pelabuhan Nasional, yang disebabkan oleh besarnya jumlah bongkar/muat barang. Adapun peta lokasi proyek MP3EI di Kota Ternate dapat dilihat pada Gambar 5.1. Tabel 5.1. Daftar Investasi Infrastruktur yang Teridentifikasi di Koridor Papua – Maluku, Khususnya di Wilayah Kota Ternate No 1
Proyek MP3EI Adpel Ternate
Nilai Investasi
Periode
Periode
(IDR Miliar)
Mulai
Selesai
150
2011
2014
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
Lokasi Kota Ternate
5-1
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Adpel Ternate Nilai Investasi Rp 150 M
Gambar 5.1. Peta Lokasi Proyek MP3EI di Kota Ternate 5.2. RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA TERNATE Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Ternate telah dimuat didalam Peraturan Daerah Kota Ternate Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
5-2
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Ruang Wilayah Kota Ternate Tahun 2012 – 2032. Penataan Ruang Kota Ternate bertujuan untuk: “Mewujudkan Kota Ternate Sebagai Kota Pesisir dan Kepulauan yang Adil, Mandiri dan Berkelanjutan berbasis pada sektor unggulan Jasa Perdagangan, Perikanan dan Pariwisata“. Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang tersebut, disusun kebijakan penataan ruang wilayah Kota Ternate yang terdiri atas: a. Kebijakan penetapan struktur ruang; b. Kebijakan pola ruang; dan c.
Kebijakan penetapan kawasan strategis.
5.2.1. Rencana Struktur Ruang Kota Ternate Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Ternate Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Ternate Tahun 2012 – 2032, dimana didalam Pasal 6 ayat (1) disebutkan bahwa Rencana struktur ruang wilayah Kota Ternate meliputi: a. Sistem pusat-pusat kegiatan; b. Sistem prasarana utama; dan c. Sistem jaringan prasarana lainnya. Sistem pusat pelayanan tersebut terdiri atas: a. Pusat Pelayanan Kota; b. Sub Pusat Pelayanan Kota; dan c. Pusat Lingkungan; Sistem pusat pelayanan Kota Ternate terdiri atas 1 (satu) pusat pelayanan, 6 (enam) sub pusat pelayanan dan 26 pusat lingkungan. Pusat pelayanan kota terdapat di sebagian Bagian Wilayah Kota (BWK) I, BWK II, BWK III yang meliputi Kelurahan Salero, Soa, Kampung Makassar Timur, Kampung Makassar Barat,
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
5-3
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gamalama, Muhajirin, Tanah Raja, Takoma, Kota Baru, Maliaro, Stadion, Tanah Tinggi, Kalumpang, Santiong dan Kelurahan Salahuddin. Pusat pelayanan kota memiliki fungsi sebagai pusat pelayanan pemerintahan kota, pendidikan dan olahraga, perdagangan dan jasa, pusat pelayanan transportasi, pusat pelayanan kesehatan, pusat keamanan dan keselamatan serta pusat sejarah dan kebudayaan. Sub pusat pelayanan kota terdiri atas: a. Kelurahan Dufa-dufa di Kecamatan Ternate Utara (BWK I); b. Kelurahan Bastiong Talangame dan Bastiong Karance di Kecamatan Ternate Selatan (BWK III); c. Kelurahan Jambula dan Sasa di Kecamatan Ternate Selatan dan Kecamatan Pulau Ternate (BWK IV); d. Kelurahan Togolobe di Kecamatan Hiri (BWK V); e. Kelurahan Moti Kota di Kecamatan Moti (BWK VI); dan f.
Kelurahan Mayau di Kecamatan Batang Dua (BWK VII).
Pusat lingkungan terdiri atas: a. Kelurahan Moya, Kampung Makassar Barat, Santiong, Kota Baru, Stadion dan Maliaro di Kecamatan Ternate Tengah; b. Kelurahan Tanah Tinggi Barat, Taboko, Mangga Dua, Jati dan Gambesi di Kecamatan Ternate Selatan; c. Kelurahan Tabam, Akehuda dan Sangaji di Kecamatan Ternate Utara; d. Kelurahan Kastela, Rua, Afetaduma, Loto, Takome, Sulamadaha, dan Kulaba di Kecamatan Pulau Ternate; e. Kelurahan Tafaga, dan Takofi di Kecamatan Moti; f.
Kelurahan Faudu di Kecamatan Hiri; dan
g. Kelurahan Bido dan Tifure di Kecamatan Batang Dua.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
5-4
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gambar 5.2. Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota Ternate
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
5-5
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5.2.2
Rencana Pola Ruang Kota Ternate
Di dalam Peraturan Daerah Kota Ternate Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Ternate Tahun 2012 – 2032, Pasal 19 ayat (1) menyebutkna bahwa Rencana pola ruang wilayah Kota Ternate meliputi : a. Rencana kawasan lindung; dan b. Kawasan budidaya. Kawasan lindung terdiri atas: a. Kawasan hutan lindung; b. Kawasan
yang
memberikan
perlindungan
terhadap
kawasan
bawahannya; c. Kawasan perlindungan setempat; d. Ruang Terbuka Hujau (RTH); e. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya; dan f.
Kawasan rawan bencana alam.
Sedangkan kawasan budidaya terdiri atas: a. Kawasan hutan produksi; b. Kawasan permukiman; c. Kawasan jasa dan perdagangan; d. Kawasan perkantoran; e. Kawasan industri; f.
Kawasan pariwisata;
g. Kawasan perikanan; h. Kawasan pertanian; i.
Kawasan ruang evakuasi bencana;
j.
Kawasan terbuka non hijau; dan
k. Kawasan peruntukan lainnya.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
5-6
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gambar 5.3. Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Ternate
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
5-7
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5.3. PEMODELAN TRANSPORTASI Setelah dilakukan analisis terhadap beban lalulintas pada kondisi saat ini, seperti terlihat pada bab 4. Sub bab. 4.7.2., kemudian dilakukan analisis pembebanan terhadap kondisi yang akan datang. 5.3.1. Matrik Asal Tujuan Matrik Asal Tujuan (OD Matrix) Perjalanan merupakan matrik dua dimensi yang menunjukkan pola dan besaran perjalanan dari titik asal (origin) ke titik tujuan (destination), yang berisi bangkitan dan tarikan (jumlah perjalanan dari tempat asal ke tempat tujuan) yang berasal dari 7 zona yang mewakili pergerakan dan seluruhnya diwakili oleh 7 kecamatan di dalam Kota Ternate. Dalam pemodelan Kota Ternate ini, Matrik Asal Tujuan didapatkan dari generalisasi land use atau tata guna lahan, jumlah penduduk, yang terdiri atas jumlah pekerja yang tinggal pada suatu kawasan (origin) atau dikenal sebagai working residence (tempat tinggal), yang kemudian melakukan perjalanan ke tempat pekerjaan (destination), atau disebut sebagai jobs (pekerjaan). Matrik Asal Tujuan di Kota Ternate dapat digambarkan dalam ilustrasi model berikut ini.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
5-8
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 5.2. Matrik Asal Tujuan Perjalanan Orang Skenario di Kota Ternate 2014 Tujuan Asal Pulau Ternate
Pulau Ternate
Moti
Pulau Batang Dua
Pulau Hiri
Ternate Selatan
Ternate Tengah
Ternate Utara
Jumlah
-
1,364
473
2,754
37,694
36,184
41,893
120,363
1,364
-
120
243
6,960
5,408
4,500
18,594
473
120
-
91
2,012
1,620
1,396
5,712
2,754
243
91
-
7,880
5,544
4,270
20,781
Ternate Selatan
37,694
6,960
2,012
7,880
-
254,346
152,704
461,596
Ternate Tengah
36,184
5,408
1,620
5,544
254,346
-
171,438
474,540
Ternate Utara
41,893
4,500
1,396
4,270
152,704
171,438
-
376,203
120,363
18,594
5,712
20,781
461,596
474,540
376,203
1,477,790
Moti Pulau Batang Dua Pulau Hiri
Jumlah Sumber: analisis
5-9
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 5.3.
Matrik Asal Tujuan Perjalanan Orang Skenario di Kota Ternate 2015 Tujuan
Asal Pulau Ternate Moti
Pulau Ternate -
Moti
Pulau Batang Dua
1,473
511 129
-
1,473
Pulau Batang Dua Pulau Hiri Ternate Selatan Ternate Tengah Ternate Utara Jumlah
-
Pulau Hiri
Ternate Selatan
Ternate Tengah
Ternate Utara
Jumlah
2,974
40,710
39,079
45,245
129,992
262
7,516
5,840
4,860
20,082
98
2,173
1,750
1,508
6,169
8,510
5,987
4,612
22,444
274,694
164,921
498,524
185,153
512,503
511
129
2,974
262
98
40,710
7,516
2,173
8,510
39,079
5,840
1,750
5,987
274,694
45,245
4,860
1,508
4,612
164,921
185,153
129,992
20,082
6,169
22,444
498,524
512,503
-
-
-
406,299
406,299 1,596,013
Sumber: analisis
5 - 10
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 5.4.
Matrik Asal Tujuan Perjalanan Orang Skenario di Kota Ternate 2019 Tujuan
Asal Pulau Ternate Moti
Pulau Ternate 2,004
Pulau Batang Dua Pulau Hiri Ternate Selatan Ternate Tengah Ternate Utara Jumlah
Pulau Batang Dua
Moti
2,004 -
Pulau Hiri
Ternate Selatan
Ternate Tengah
Ternate Utara
Jumlah
695
4,047
55,385
53,167
61,555
176,852
176
357
10,226
7,945
6,613
27,321
133
2,956
2,380
2,052
8,393
11,578
8,145
6,275
30,535
373,718
224,373
678,236
251,899
697,255
-
695
176
4,047
357
133
55,385
10,226
2,956
11,578
53,167
7,945
2,380
8,145
373,718
61,555
6,613
2,052
6,275
224,373
251,899
176,852
27,321
8,393
30,535
678,236
697,255
-
-
-
552,765
552,765 2,171,358
Sumber: analisis
5 - 11
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 5.5.
Matrik Asal Tujuan Perjalanan Orang Skenario di Kota Ternate 2025 Tujuan
Asal Pulau Ternate
Pulau Ternate -
Moti
Pulau Batang Dua
Pulau Hiri
3,180
1,103
6,421
87,889
84,369
97,680
280,643
280
567
16,227
12,608
10,493
43,355
212
4,691
3,777
3,256
13,319
18,373
12,926
9,957
48,455
593,044
356,052
1,076,276
399,732
1,106,456
-
Ternate Selatan
Ternate Tengah
Ternate Utara
Moti
3,180
Pulau Batang Dua
1,103
280
Pulau Hiri
6,421
567
212
Ternate Selatan
87,889
16,227
4,691
18,373
Ternate Tengah
84,369
12,608
3,777
12,926
593,044
Ternate Utara
97,680
10,493
3,256
9,957
356,052
399,732
280,643
43,355
13,319
48,455
1,076,276
1,106,456
Jumlah
-
-
-
-
Jumlah
877,169
877,169 3,445,673
Sumber: analisis
5 - 12
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 5.6.
Matrik Asal Tujuan Perjalanan Orang Skenario di Kota Ternate 2030 Tujuan
Asal Pulau Ternate
Pulau Ternate
Pulau Batang Dua
Moti -
4,673 -
Pulau Hiri
Ternate Selatan
Ternate Tengah
Ternate Utara
Jumlah
1,621
9,435
129,138
123,965
143,524
412,356
411
833
23,843
18,526
15,418
63,703
311
6,893
5,550
4,784
19,569
26,995
18,992
14,630
71,196
871,376
523,157
1,581,403
587,337
1,625,747
Moti
4,673
Pulau Batang Dua
1,621
411
Pulau Hiri
9,435
833
311
Ternate Selatan
129,138
23,843
6,893
26,995
Ternate Tengah
123,965
18,526
5,550
18,992
871,376
Ternate Utara
143,524
15,418
4,784
14,630
523,157
587,337
Jumlah
412,356
63,703
19,569
71,196
1,581,403
1,625,747
-
-
-
-
-
1,288,849
1,288,849 5,062,824
Sumber: analisis
5 - 13
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 5.7.
Matrik Asal Tujuan Perjalanan Barang Skenario di Kota Ternate 2014 Tujuan
Pulau Ternate
Moti
Pulau Batang Dua
Pulau Hiri
Ternate Selatan
Ternate Tengah
Ternate Utara
Jumlah
-
1,410
489
2,846
38,950
37,391
43,290
124,375
1,410
-
124
251
7,192
5,588
4,650
19,215
489
124
-
94
2,079
1,674
1,443
5,902
Pulau Hiri
2,846
251
94
-
8,142
5,728
4,413
21,474
Ternate Selatan
38,950
7,193
2,079
8,142
-
262,824
157,794
476,983
Ternate Tengah
37,391
5,588
1,674
5,728
262,824
-
177,152
490,358
Ternate Utara
43,290
4,650
1,443
4,413
157,794
177,152
-
388,743
Jumlah
124,375
19,216
5,903
21,474
476,982
490,358
388,743
1,527,049
Asal Pulau Ternate Moti Pulau Batang Dua
Sumber: analisis
5 - 14
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 5.8.
Matrik Asal Tujuan Perjalanan Barang Skenario di Kota Ternate 2015 Tujuan
Asal Pulau Ternate Moti
Pulau Ternate -
1,522
Pulau Batang Dua
Pulau Batang Dua
Moti
1,522 -
Pulau Hiri
Ternate Selatan
Ternate Tengah
Ternate Utara
528
3,073
42,066
40,382
46,753
134,325
134
271
7,767
6,035
5,023
20,752
101
2,245
1,808
1,558
6,375
8,793
6,187
4,766
23,192
283,850
170,418
515,142
191,325
529,586
-
528
134
3,073
271
101
Ternate Selatan
42,066
7,768
2,245
8,793
Ternate Tengah
40,382
6,035
1,808
6,187
283,850
Ternate Utara
46,753
5,023
1,558
4,766
170,418
191,325
134,325
20,753
6,375
23,192
515,141
529,586
Pulau Hiri
Jumlah
Jumlah
-
-
-
-
419,842
419,842 1,649,213
Sumber: analisis
5 - 15
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 5.9.
Matrik Asal Tujuan Perjalanan Barang Skenario di Kota Ternate 2019 Tujuan
Asal Pulau Ternate Moti
Pulau Ternate
Moti -
2,071
Pulau Batang Dua Pulau Hiri Ternate Selatan Ternate Tengah Ternate Utara Jumlah
Pulau Batang Dua
2,071 -
Pulau Hiri
Ternate Selatan
Ternate Tengah
Ternate Utara
Jumlah
718
4,181
57,231
54,939
63,607
182,747
182
369
10,567
8,210
6,833
28,233
138
3,055
2,460
2,120
8,673
11,963
8,417
6,484
31,552
386,175
231,852
700,845
260,295
720,496
-
718
182
4,181
369
138
57,231
10,569
3,055
11,963
54,939
8,210
2,460
8,417
386,175
63,607
6,833
2,120
6,484
231,852
260,295
182,747
28,234
8,673
31,552
700,843
720,496
-
-
-
-
571,191
571,191 2,243,737
Sumber: analisis
5 - 16
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 5.10. Matrik Asal Tujuan Perjalanan Barang Skenario di Kota Ternate 2025 Tujuan Asal Pulau Ternate
Pulau Ternate
Moti
-
Pulau Batang Dua
3,286 -
Pulau Hiri
Ternate Selatan
Ternate Tengah
Ternate Utara
Jumlah
1,140
6,635
90,818
87,182
100,936
289,997
289
585
16,768
13,029
10,843
44,802
219
4,848
3,903
3,364
13,762
18,984
13,356
10,289
50,070
612,812
367,920
1,112,153
413,055
1,143,337
Moti
3,286
Pulau Batang Dua
1,140
289
Pulau Hiri
6,635
585
219
Ternate Selatan
90,818
16,771
4,848
18,984
Ternate Tengah
87,182
13,029
3,903
13,356
612,812
Ternate Utara
100,936
10,843
3,365
10,289
367,920
413,055
Jumlah
289,997
44,804
13,763
50,070
1,112,150
1,143,337
-
-
-
-
-
906,408
906,408 3,560,528
Sumber: analisis
5 - 17
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 5.11. Matrik Asal Tujuan Perjalanan Barang Skenario di Kota Ternate 2030 Tujuan
Pulau Ternate
Moti
Pulau Batang Dua
Pulau Hiri
Ternate Selatan
Ternate Tengah
Ternate Utara
Jumlah
-
4,829
1,675
9,750
133,441
128,098
148,308
426,100
Moti
4,829
-
424
860
24,638
19,144
15,932
65,828
Pulau Batang Dua
1,675
424
-
321
7,123
5,735
4,943
20,221
Pulau Hiri
9,750
860
321
-
27,894
19,625
15,118
73,569
Ternate Selatan
133,441
24,642
7,123
27,894
-
900,422
540,595
1,634,117
Ternate Tengah
128,098
19,144
5,735
19,625
900,422
-
606,914
1,679,938
Ternate Utara
148,308
15,932
4,944
15,118
540,595
606,914
-
1,331,811
Jumlah
426,100
65,832
20,222
73,569
1,634,113
1,679,938
1,331,810
5,231,584
Asal Pulau Ternate
5 - 18
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
5.3.2. Skenario Pengembangan Skenario pengembangan yang dilakukan adalah berdasar pada investasi infrastruktur MP3EI yang berada di koridor Papua – Maluku, berupa peningkatan administrasi pelabuhan Adpel Pelabuhan Ternate. Selain itu, juga dilakukan pembangunan pelabuhan di beberapa lokasi untuk menunjang pengembangan ekonomi wilayah, seperti pembangunan pelabuhan Wisata Marina Dodoku Ali di Kelurahan Salero, pengembangan landasan peti kemas Pelabuhan Ahmad Yani, pengembangan pelabuhan pengumpan di Moti Kota, Mayau, Tifure dan Togolobe, peningkatan dan pemeliharaan Pelabuhan Perikanan (PPN) Nusantara Bastiong, peningkatan dan pemeliharaan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Dufa-dufa, pembangunan pelabuhan rakyat (di Kelurahan Sasa dan Kelurahan Sulamadaha), pembangunan dermaga speed boat terpadu (Kelurahan Mangga Dua, Dermaga Sasa, Pos Angkatan Laut di Kecamatan Batang Dua, dan pembangunan dermaga/tambatan
perahu
di
Kelurahan
Sulamadaha),
pembangunan
pelabuhan/dermaga ferry di Pulau Moti dan Pulau Tifure. Dalam pemodelan lalu lintas darat, skenario di atas direpresentasikan dengan cara merubah Matriks Asal Tujuan khusus pada lokasi-lokasi yang telah dideskripsikan di atas. Hasil pembebanan skenario pengembangan Adpel Pelabuhan Ternate dalam sektor jaringan jalan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
5 - 19
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gambar 5.4. Hasil Pembebanan Lalulintas Kota Ternate Kondisi Skenario Dari hasil pembebanan lalulintas di atas dapat dilihat bahwa terdapat pengembangan arus lalulintas dari dan menuju ke Pelabuhan Ternate. Rekapitulasi besaran arus lalulintas pada jaringan jalan dan besaran VC Ratio kondisi skenario pengembangan di Kota Ternate dapat dilihat pada gambar berikut ini.
5 - 20
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gambar 5.5. VC Ratio di Jaringan Jalan di Kota Ternate Kondisi Skenario Tahun 2030 Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa pada tahun 2030 Vc ratio di ruas jalan yang ada di Kota ternate sebagian besar sudah di atas 0.4, bahkan sebagian dari ruas jalan sudah ada yang lebih dari 1,00. Secara rinci vc ratio dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2030 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
5 - 21
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 5.12. Rekapitulasi Data Jaringan Jalan, Kapasitas, Arus Lalulintas dan VC Ratio Hasil Pembebanan Kota Ternate Kondisi Skenario Tahun 2014 No. Ruas 1
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
Jl. Yos Sudarso
0,7600
7,00
2323
1815
0.781
1.1
Jl. M. Baiturrahman Maliaro
0,3805
4,00
1301
481
0.370
1.2
Jl. Lingk Kampung Pisang
0,3400
3,50
1301
524
0.403
1.3
Jl. Terminal Cinta
0,4757
4,50
1301
566
0.435
1.4
Jl. Lingk Terminal Cinta
0,6521
3,50
1301
597
0.459
1.5
Jl. Lingk Y Sudarso - Cempaka
0,3636
3,50
1301
499
0.384
2
Jl. Kie Raha
0,9130
5,00
1301
396
0.304
3
Jl. Stadion
0,5238
5,00
1301
627
0.482
4
Jl. Kapitan Pattimura
0,8600
6,00
2021
1236
0.612
Jl. Lingk Kalumpang 01
0,8000
4,00
1301
487
0.374
Jl. Cengkeh AFO
0,8710
6,00
2021
1242
0.615
Jl. Lorong Cengkeh Avo
0,2876
4,50
1301
579
0.445
Jl. Tongole TVRI
23,500
4,50
1301
390
0.300
Jl. Lingk Tongole TVRI 03
0,2070
3,50
1301
402
0.309
7
Jl. Maliaro TVRI
37,200
4,50
1301
359
0.276
7.1
Jl. Lingk Maliaro
0,3100
3,50
1301
487
0.374
7.2
Jl. Maliaro - Jan
12,000
4,50
1301
505
0.389
7.3
Jl. Lingk Maliaro TVRI 3 (TVRI)
0,0440
3,50
1301
542
0.417
Jl. Seruni I
0,8675
5,50
1301
298
0.229
Jl. SMPN 6 Stadion
0,1920
4,00
1301
591
0.454
9
Jl. Seruni II
0,2464
4,50
1301
572
0.440
10
Jl. KH Dewantoro
0,6216
5,50
1301
615
0.473
10.1
Jl. Lingk Takoma
0,1065
6,50
2021
1620
0.802
11
Jl. Asrama Polisi
0,2767
6,50
2021
1212
0.600
12
Jl. Kamboja
0,3911
5,50
1301
749
0.576
12.1
Jl. Lingk Pasar Kotabaru
0,1320
3,50
1301
591
0.454
12.2
Jl. Pantai K Baru - Bastiong
17,000
18,00
5710
536
0.094
13
Jl. Zainal Abidin Syah
0,3845
5,00
1301
615
0.473
14
Jl. Wijaya Kusuma
0,4072
5,00
1301
609
0.468
15
Jl. Cengkeh
0,2232
5,50
1301
700
0.538
16
Jl. Mawar
0,1560
6,50
2021
810
0.401
17
Jl. Sedap Malam
0,1566
5,50
1301
822
0.632
18
Jl. Falajawa III
0,1604
4,50
1301
786
0.604
19
Jl. Anggrek
0,2182
6,00
2021
615
0.304
4.1 5 5.1 6 6.1
8 8.1
5 - 22
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas 20
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
Jl. Sultan Jabirsyah (Halmahera)
21,620
16,00
5710
1632
0.286
Jl. Ternate Beach
0,6500
12,00
4864
1200
0.247
21
Jl. Pahlawan Revolusi
13,190
12,00
4864
1693
0.348
22
Jl. Salim Fabanyo
0,5799
4,50
1301
944
0.726
23
Jl. H. Busoiri
0,7197
6,00
2021
1230
0.609
24
Jl. Cm Tiohohu
0,3030
5,00
1301
877
0.674
Jl. Senang
0,1543
3,50
1301
475
0.365
25
Jl. Hasan Senen
0,3086
4,00
1301
536
0.412
26
Jl. Kemuning
0,1590
6,00
2021
743
0.368
27
Jl. Nuku
0,3920
5,00
1301
627
0.482
28
Jl. Falajawa
0,5424
4,50
1301
676
0.520
29
Jl. Ade Irma Suryani
0,1950
5,00
1301
542
0.417
30
Jl. Nukila
0,6050
5,00
1301
402
0.309
Jl. Tapikong Gamalama
0,2405
3,50
1301
274
0.211
31
Jl. Ketilang
0,2086
4,50
1301
560
0.431
32
Jl. Kusuma Harapan
0,2040
4,00
1301
505
0.389
33
Jl. Juma Puasa
0,6570
5,00
1301
420
0.323
34
Jl. Branjangan
0,6689
7,00
2323
688
0.296
35
Jl. Kakak Tua
0,4203
4,50
1301
420
0.323
36
Jl. Bangau
0,2487
5,00
1301
414
0.318
37
Jl. Cendrawasih
0,2452
5,00
1301
396
0.304
38
Jl. Merak
0,2000
4,50
1301
402
0.309
39
Jl. Maleo
0,1486
4,50
1301
469
0.360
40
Jl. Elang
0,2500
5,00
1301
438
0.337
41
Jl. Merpati
0,3200
4,50
1301
426
0.328
42
Jl. Camar
0,1400
5,00
1301
420
0.323
43
Jl. Pipit
0,1280
4,50
1301
420
0.323
44
Jl. Gagak
0,4810
5,00
1301
469
0.360
45
Jl. Kesatrian
0,2390
5,50
1301
457
0.351
46
Jl. Salak
0,3074
4,50
1301
487
0.374
47
Jl. Rambutan
0,6280
4,50
1301
493
0.379
Jl. Lingk Rambutan I
0,2500
4,00
1301
286
0.220
48
Jl. Nanas
0,0870
4,00
1301
402
0.309
49
Jl. Manggis
0,4300
4,00
1301
408
0.314
50
Jl. Sultan Babullah
0,6480
5,50
1301
597
0.459
51
Jl. Yasin Gamsungi
0,8770
4,50
1301
481
0.370
51.1
Jl. Lingk Lelong
0,1260
3,50
1301
463
0.356
51.2
Jl. Sonyie Lamo
0,2400
5,50
1301
426
0.328
20.1
24.1
30.1
47.1
5 - 23
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
52
Jl. Jambu
0,4670
4,50
1301
493
0.379
53
Jl. Jeruk
0,4570
4,50
1301
591
0.454
54
Jl. Mesjid Sultan
0,1118
4,50
1301
560
0.431
55
Jl. Kedaton
0,4950
5,00
1301
554
0.426
56
Jl. Semangka Tobenga
13,950
5,00
1301
402
0.309
57
Jl. Soa Konora
0,3287
4,50
1301
305
0.234
58
Jl. Akeboca
0,6230
4,50
1301
384
0.295
59
Jl. Ngidi Kasturian
0,9850
6,00
2021
609
0.301
59.1
Jl. Soa - Puncak I
0,3238
4,00
1301
347
0.267
59.2
Jl. Soa - Puncak II
0,7180
4,00
1301
396
0.304
59.3
Jl. Lingk Ngidi Kasturian
0,5300
3,40
1301
292
0.225
59.4
Jl. Tanah Gusur (RD DPRD K)
0,4600
4,50
1301
396
0.304
59.5
Jl. Lingk Ngade Sone
0,4600
4,00
1301
378
0.290
59.6
Jl. Ngade Sone
10,730
5,00
1301
414
0.318
Jl. Kasturian - Facey
0,9780
6,00
2021
676
0.334
60.1
Jl. Lingk Kasturian - Facey
0,2690
3,50
1301
402
0.309
60.2
Jl. Lingk Bola
0,3740
4,50
1301
414
0.318
60.3
Jl. Stasion Pantai Sabia
0,4330
4,50
1301
371
0.286
Jl. Facey - Tubo
13,330
6,67
2021
810
0.401
61.1
Jl. Lingk Facey - Tarau
0,3000
3,50
1301
359
0.276
61.2
Jl. SMP Tsanawiyah Dufa-dufa
0,4280
4,50
1301
420
0.323
62
Jl. SMP Islam - Moya
31,600
5,00
1301
597
0.459
62.1
Jl. Lingk SMP Islam
0,4380
3,50
1301
402
0.309
62.2
Jl. Lingk Gamayou
0,1510
3,50
1301
359
0.276
62.3
Jl. Lingk SMP Islam - Skeep
0,8600
4,00
1301
311
0.239
Jl. Skeep Pohong Amo
0,3787
4,50
1301
603
0.463
63.1
Jl. Lingk Skeep
0,6063
3,50
1301
329
0.253
63.2
Jl. Lingk Skeep Pohong Pala
0,6430
3,50
1301
298
0.229
64
Jl. Salahudin
0,7286
5,00
1301
621
0.477
65
Jl. Kayu Manis - Moya
23,193
5,00
1301
682
0.524
65.1
Jl. Lingk Tabahawa
0,5500
3,50
1301
390
0.300
65.2
Jl. Lingk Tabahawa II
0,9590
3,50
1301
323
0.248
65.3
Jl. Moya - Bukubandera
33,000
4,00
1301
329
0.253
Jl. Torano
0,7393
4,00
1301
664
0.510
Jl. Fala Lamo Torano
10,000
3,50
1301
463
0.356
Jl. BTN - Torano
13,099
4,00
1301
798
0.613
67.1
Jl. Lingk BTN - Torano
0,2107
3,50
1301
298
0.229
68
Jl. Tanah Mesjid - BTN
0,6640
5,50
1301
621
0.477
60
61
63
66 66.1 67
5 - 24
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
68.1
Jl. Lingk Tanah Mesjid
0,2590
3,50
1301
335
0.257
68.2
Jl. Lingk BTN Baru
0,2795
3,50
1301
396
0.304
69
Jl. Kompleks BTN
18,419
5,00
1301
579
0.445
70
Jl. Marikurubu
17,840
4,50
1301
621
0.477
Jl. Lingk Marikurubu - Pala
0,1680
3,50
1301
201
0.154
Jl. Pala - Marikurubu
0,5981
4,00
1301
597
0.459
71.1
Jl. Lingk BTN Pala - Marikurubu
0,3415
3,50
1301
274
0.211
71.2
Jl. Lingk Pala - Marikurubu
0,1819
3,50
1301
256
0.197
72
Jl. Palapa
0,8587
5,00
1301
591
0.454
73
Jl. Lingk Palapa
0,1490
4,50
1301
420
0.323
74
Jl. Puskesmas Kalumpang
0,5149
4,50
1301
426
0.328
75
Jl. Terminal Baru Gamalama
18,220
6,00
2021
828
0.410
75.1
Jl. Kamp Makassar Timur
0,4500
5,00
1301
536
0.412
75.2
Jl. Lingk Terminal Gamalama
0,1950
4,00
1301
518
0.398
Jl. Marikurubu - Jati
12,860
4,00
1301
646
0.496
76.1
Jl. Ake Oti
16,320
4,00
1301
402
0.309
76.2
Jl. Tanah Tinggi Barat
0,2300
3,50
1301
384
0.295
76.3
Jl. Maliaro - Jati Jan
0,3000
4,50
1301
396
0.304
76.4
Jl. Kamp Kodok Jerbus
0,1232
3,50
1301
329
0.253
76.5
Jl. Lingk Marikurubu - Jati 01
0,3050
4,00
1301
298
0.229
76.6
Jl. Lingk Marikurubu - Jati 02
0,7570
4,00
1301
244
0.187
Jl. Tanah Tinggi
0,7167
5,50
1301
536
0.412
77.1
Jl. Lingk Tanah Tinggi 1
0,1994
3,50
1301
408
0.314
77.2
Jl. Lingk Tanah Tinggi 2
0,1530
4,00
1301
390
0.300
78
Jl. Belakang RSU
0,5958
4,50
1301
725
0.557
79
Jl. Cempaka Tanah Tinggi
0,6529
5,00
1301
627
0.482
80
Jl. Larat
0,1912
5,00
1301
542
0.417
81
Jl. Nusa Indah
0,3193
5,50
1301
518
0.398
82
Jl. Kecubung
0,2146
5,00
1301
463
0.356
83
Jl. Teratai
0,1051
4,50
1301
335
0.257
84
Jl. Bougenville
0,1922
4,50
1301
408
0.314
85
Jl. Kenanga
0,3111
4,00
1301
420
0.323
86
Jl. Vanda
0,1270
4,50
1301
420
0.323
87
Jl. Bonsai
0,2432
5,00
1301
420
0.323
88
Jl. Kaca Piring
0,2450
5,00
1301
457
0.351
89
Jl. Dahlia
0,3089
5,00
1301
463
0.356
90
Jl. Kelapa Pendek
0,7675
5,00
1301
469
0.360
Jl. Lingk Kelapa Pendek
0,0810
3,50
1301
298
0.229
70.1 71
76
77
90.1
5 - 25
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
91
Jl. Jati I
0,6926
4,00
1301
810
0.623
92
Jl. Jati II
0,5618
5,00
1301
749
0.576
Jl. Lingk Jati II
0,1000
3,50
1301
408
0.314
93
Jl. Jati III
0,5519
4,00
1301
548
0.421
94
Jl. Jati
0,4198
5,00
1301
554
0.426
95
Jl. Jerebusua
0,7640
4,50
1301
566
0.435
Jl. Lingk Jerebusua 1
0,2510
3,50
1301
329
0.253
96
Jl. Jati Baru
0,7664
4,50
1301
633
0.487
97
Jl. Jati - Jan
22,710
5,00
1301
646
0.496
97.1
Jl. Lingk TransTV
0,6500
3,50
1301
323
0.248
97.2
Jl. Link Jati Jan (MetroTV)
0,7460
3,50
1301
323
0.248
Jl. Jan
14,067
4,50
1301
633
0.487
98.1
Jl. Lingk Perumahan Ubo-ubo
0,3910
3,50
1301
286
0.220
98.2
Jl. Lingk Jan
0,1330
3,50
1301
359
0.276
98.3
Jl. Lingk Jan Baru 1
0,4500
3,50
1301
353
0.271
99
Jl. Perumnas - Jati
0,8250
5,00
1301
676
0.520
99.1
Jl. Lingk Perumnas - Jati
0,4550
3,50
1301
530
0.407
99.2
Jl. Lingk Perumnas Motoa 1
0,1980
3,50
1301
457
0.351
100
Jl. Melati - Kalumata
23,783
5,50
1301
843
0.648
100.1
Jl. Lingk Melati - Cempaka
0,3937
4,00
1301
530
0.407
100.2
Jl. Lingk Jati
10,229
3,50
1301
542
0.417
100.3
Jl. Melati Jati
0,5200
4,00
1301
548
0.421
100.4
Jl. Perumnas Danau Toba
0,7076
4,50
1301
524
0.403
100.5
Jl. Lingk Danau Toba II (M. Nurilahi Jati)
0,1350
3,50
1301
530
0.407
100.6
Jl. SMP Al Irsyad (Metro TV)
0,7060
5,00
1301
536
0.412
100.7
Jl. Lingk SMP Al Irsyad (Metro TV) 1
0,1230
4,00
1301
536
0.412
100.8
Jl. SDN Ubo-ubo
0,5840
4,00
1301
536
0.412
100.9
Jl. Himo Himo
0,5150
3,50
1301
536
0.412
100.1
Jl. Lingk Himo Himo Tabona
0,3715
4,00
1301
505
0.389
100.11
Jl. Tobona - Bukusandar
23,000
4,00
1301
505
0.389
100.12
Jl. Lingk Tobona
0,3710
3,50
1301
505
0.389
100.13
Jl. P. Agama Kayu Merah
0,5090
4,00
1301
518
0.398
100.14
Jl. K. Merah - R. Dinas Walikota
0,8000
5,00
1301
621
0.477
100.15
Jl. DPRD Kota - Kalumata
0,7650
4,50
1301
603
0.463
100.16
Jl. Lingk DPRD Kota - Kalumata
0,2220
3,65
1301
603
0.463
Jl. Kalumata - Gambesi
42,450
5,50
1301
810
0.623
101.1
Jl. Barito Puncak
0,9130
4,00
1301
487
0.374
101.2
Jl. Lingk Kalumata Puncak
0,5690
3,50
1301
487
0.374
92.1
95.1
98
101
5 - 26
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
1301
487
0.374
3,50
1301
487
0.374
15,000
4,50
1301
609
0.468
0,7000
4,00
1301
481
0.370
Jl. Sasa - Foramadiahi
19,748
4,00
1301
755
0.580
Jl. Lingk Sasa - Foramadiahi 2 (STIKIP)
0,5050
4,00
1301
481
0.370
104
Jl. Mangga Dua - Jati
0,4035
4,50
1301
658
0.506
105
Jl. Perumnas - Bastiong
0,6830
4,50
1301
664
0.510
105.1
Jl. SMP 4 Bastiong
0,1040
3,50
1301
591
0.454
105.2
Jl. Lingk Talangame
0,1000
3,50
1301
597
0.459
105.3
Jl. Masuk BPOM Bastiong
0,3589
3,50
1301
566
0.435
Jl. Cakra Ubo-ubo
0,8360
4,50
1301
719
0.552
Jl. Lingk Tanah Misi
0,4880
3,50
1301
335
0.257
107
Jl. Pasar Bastiong
0,6750
5,00
1301
1078
0.829
108
Jl. Bastiong Pantai
0,1945
4,00
1301
627
0.482
109
Jl. Lingk Bastiong Pantai
0,4400
3,50
1301
743
0.571
110
Jl. Lingk Ferry Bastiong
0,1770
3,50
1301
536
0.412
111
Jl. Ubo Ubo
0,8280
5,00
1301
548
0.421
112
Jl. Meteorologi
0,6290
5,00
1301
548
0.421
Jl. Lingk Meteorologi - Perum Jan
0,6030
4,00
1301
359
0.276
113
Jl. Sosial Ubo-ubo
0,5930
5,00
1301
621
0.477
114
Jl. Falajawa II
0,7840
5,00
1301
682
0.524
115
Jl. Kompleks Falajawa II
31,387
4,00
1301
518
0.398
116
Jl. Pemancar RRI Kayu Merah
0,3862
5,00
1301
670
0.515
117
Jl. Lingk Kayu Merah
0,8691
3,50
1301
694
0.534
118
Jl. Kalumata
0,6410
5,00
1301
1011
0.777
119
Jl. Lingk Kalumata
0,4110
4,00
1301
597
0.459
120
Jl. Daniel Bohang
0,7450
4,50
1301
639
0.492
121
Jl. AM Kamaruddin
10,900
6,94
2323
646
0.278
Jl. Samping Mapolsek Utara
0,2180
3,50
1301
469
0.360
122
Jl. Air Sentosa
0,2086
5,00
1301
585
0.449
123
Jl. SD Salero
0,1176
4,00
1301
597
0.459
124
Jl. Mesjid Kasturian
0,1190
4,00
1301
597
0.459
125
Jl. Cempedak - Kasturian
0,4610
5,00
1301
481
0.370
126
Jl. Toboleu
23,070
4,50
1301
481
0.370
127
Jl. Lingk Toboleu
0,6650
4,00
1301
603
0.463
128
Jl. Bola
0,4216
4,50
1301
493
0.379
129
Jl. Gamcim
0,4889
4,00
1301
463
0.356
No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
101.3
Jl. Masuk R. Dinas Walikota
0,9500
5,50
101.4
Jl. Asrama Haji Ngade
0,2500
Jl. Gambesi - Sasa Jl. Lingk Gambesi - Sasa (rencana Pesantren)
102 102.1 103 103.1
106 106.1
112.1
121.1
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
5 - 27
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
130
Jl. Koloncucu
0,2800
4,50
1301
469
0.360
131
Jl. Penyu Sabia
0,4050
4,50
1301
469
0.360
132
Jl. Lingk Sabia
0,3117
4,00
1301
469
0.360
133
Jl. Puskesmas Siko
0,3900
4,11
1301
585
0.449
134
Jl. Mutiara
0,2480
4,50
1301
402
0.309
135
Jl. Kepiting
0,4910
4,50
1301
396
0.304
136
Jl. Teripang
0,1750
4,00
1301
396
0.304
137
Jl. Facey - Buku Bandera
23,942
4,50
1301
664
0.510
138
Jl. Samping Makam Pahlawan
0,3890
4,00
1301
639
0.492
139
Jl. Toloko Barat
0,4310
4,50
1301
597
0.459
140
Jl. Benteng Toloko
0,2810
5,00
1301
700
0.538
141
Jl. Cakalang
0,5530
4,50
1301
1011
0.777
142
Jl. Terminal Dufa Dufa
0,1845
5,00
1301
1017
0.782
143
Jl. Dufa Dufa Beach
0,6810
12,00
4864
627
0.129
144
Jl. Kampus STAIN
0,3150
4,50
1301
639
0.492
145
Jl. Julung
0,6900
4,50
1301
402
0.309
146
Jl. Tafure
0,8790
4,00
1301
396
0.304
147
Jl. Asrama AL
0,8445
3,50
1301
475
0.365
148
Jl. Daulasi
10,140
4,42
1301
329
0.253
149
Jl. Pantai Daulasi
15,000
8,00
2648
536
0.202
150
Jl. Cendana
10,860
4,56
1301
396
0.304
151
Jl. Tubo
0,6250
4,50
1301
341
0.262
152
Jl. Tabam
0,8000
4,00
1301
341
0.262
153
Jl. Lingk Sango
0,2515
3,50
1301
359
0.276
154
Jl. Tarau
0,2713
4,00
1301
329
0.253
155
Jl. Lingk Tarau Barat
0,3558
3,50
1301
530
0.407
156
Jl. Lingk Tarau
0,2940
3,50
1301
487
0.374
157
Jl. Kalumata Baru
0,9280
4,50
1301
621
0.477
158
Jl. Ngade Baru
0,7900
4,00
1301
341
0.262
159
Jl. Laguna Permai
0,4380
4,00
1301
542
0.417
160
Jl. Danau Laguna
15,320
4,00
1301
542
0.417
161
Jl. Lingk Danau Laguna
0,3180
3,50
1301
335
0.257
162
Jl. Fitu Baru
0,9630
4,00
1301
481
0.370
163
Jl. Nelayan Fitu
0,2880
4,00
1301
530
0.407
164
Jl. Lingk Perum Luph Fitu
0,1570
3,50
1301
329
0.253
165
Jl. Gambesi Baru
10,900
4,50
1301
432
0.332
166
Jl. SMAN 3 Gambesi
0,4740
3,50
1301
572
0.440
167
Jl. Sasa Puncak
12,000
4,00
1301
615
0.473
5 - 28
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
168
Jl. Sasa Baru
0,7200
4,00
1301
597
0.459
169
Jl. Terminal Sasa
0,4340
3,50
1301
804
0.618
170
Jl. Foramadiahi
14,000
4,50
1301
688
0.529
171
Jl. Jambula
12,000
4,50
1301
548
0.421
172
Jl. Pantai Tafure - Sango
16,500
5,00
1301
865
0.665
173
Jl. Ake Tubo
15,630
4,00
1301
737
0.566
174
Jl. Lingk Tubo
0,4800
4,00
1301
749
0.576
175
Jl. Tobololo
32,000
4,00
1301
463
0.356
176
Jl. Sulamadaha
0,8050
3,50
1301
518
0.398
177
Jl. Pelabuhan Sulamadaha
0,1750
3,50
1301
463
0.356
178
Jl. Takome
17,670
4,50
1301
487
0.374
179
Jl. Masuk TPA Takome
0,6975
3,50
1301
481
0.370
180
Jl. Danau Tolire
0,2490
3,50
1301
286
0.220
181
Jl. Lingk Taduma 1 (Paving)
0,2220
5,00
1301
262
0.201
182
Jl. Lingk Taduma 2
0,2120
3,50
1301
262
0.201
183
Jl. Kastela
15,600
3,50
1301
262
0.201
184
Jl. Lingk Kastela Makam Babbullah
0,9410
7,00
2323
877
0.378
185
Jl. Keliling Pulau Hiri
101,050
4,00
1301
548
0.421
186
Jl. Keliling Pulau Moti
191,070
4,00
1301
518
0.398
187
Jl. Moti Kota
13,400
4,00
1301
548
0.421
188
Jl. Tadenas
14,200
4,00
1301
530
0.407
189
Jl. Tafaga
0,6000
3,50
1301
530
0.407
190
Jl. Keliling Pulau Mayau
213,170
4,00
1301
542
0.417
191
Jl. Keliling Pulau Tifure
140,000
4,00
1301
530
0.407
192
Toboko - Ubo Ubo
7.00
2323
1542
0.664
Sumber: Hasil analisis
Tabel 5.13. Rekapitulasi Data Jaringan Jalan, Kapasitas, Arus Lalulintas dan VC Ratio Hasil Pembebanan Kota Ternate Kondisi Skenario Tahun 2015 No. Ruas 1
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
Jl. Yos Sudarso
0,7600
7,00
2323
1901
0.818
1.1
Jl. M. Baiturrahman Maliaro
0,3805
4,00
1301
504
0.387
1.2
Jl. Lingk Kampung Pisang
0,3400
3,50
1301
549
0.422
1.3
Jl. Terminal Cinta
0,4757
4,50
1301
593
0.456
1.4
Jl. Lingk Terminal Cinta
0,6521
3,50
1301
625
0.481
1.5
Jl. Lingk Y Sudarso - Cempaka
0,3636
3,50
1301
523
0.402
5 - 29
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
2
Jl. Kie Raha
0,9130
5,00
1301
415
0.319
3
Jl. Stadion
0,5238
5,00
1301
657
0.505
4
Jl. Kapitan Pattimura
0,8600
6,00
2021
1295
0.641
Jl. Lingk Kalumpang 01
0,8000
4,00
1301
510
0.392
Jl. Cengkeh AFO
0,8710
6,00
2021
1302
0.644
Jl. Lorong Cengkeh Avo
0,2876
4,50
1301
606
0.466
Jl. Tongole TVRI
23,500
4,50
1301
408
0.314
Jl. Lingk Tongole TVRI 03
0,2070
3,50
1301
421
0.324
7
Jl. Maliaro TVRI
37,200
4,50
1301
376
0.289
7.1
Jl. Lingk Maliaro
0,3100
3,50
1301
510
0.392
7.2
Jl. Maliaro - Jan
12,000
4,50
1301
530
0.407
7.3
Jl. Lingk Maliaro TVRI 3 (TVRI)
0,0440
3,50
1301
568
0.436
Jl. Seruni I
0,8675
5,50
1301
313
0.240
Jl. SMPN 6 Stadion
0,1920
4,00
1301
619
0.476
9
Jl. Seruni II
0,2464
4,50
1301
600
0.461
10
Jl. KH Dewantoro
0,6216
5,50
1301
644
0.495
10.1
Jl. Lingk Takoma
0,1065
6,50
2021
1697
0.840
11
Jl. Asrama Polisi
0,2767
6,50
2021
1270
0.628
12
Jl. Kamboja
0,3911
5,50
1301
785
0.603
12.1
Jl. Lingk Pasar Kotabaru
0,1320
3,50
1301
619
0.476
12.2
Jl. Pantai K Baru - Bastiong
17,000
18,00
5710
561
0.098
13
Jl. Zainal Abidin Syah
0,3845
5,00
1301
644
0.495
14
Jl. Wijaya Kusuma
0,4072
5,00
1301
638
0.490
15
Jl. Cengkeh
0,2232
5,50
1301
734
0.564
16
Jl. Mawar
0,1560
6,50
2021
849
0.420
17
Jl. Sedap Malam
0,1566
5,50
1301
861
0.662
18
Jl. Falajawa III
0,1604
4,50
1301
823
0.633
19
Jl. Anggrek
0,2182
6,00
2021
644
0.319
20
Jl. Sultan Jabirsyah (Halmahera)
21,620
16,00
5710
1710
0.299
Jl. Ternate Beach
0,6500
12,00
4864
1257
0.258
21
Jl. Pahlawan Revolusi
13,190
12,00
4864
1774
0.365
22
Jl. Salim Fabanyo
0,5799
4,50
1301
989
0.760
23
Jl. H. Busoiri
0,7197
6,00
2021
1289
0.638
24
Jl. Cm Tiohohu
0,3030
5,00
1301
919
0.706
Jl. Senang
0,1543
3,50
1301
498
0.383
25
Jl. Hasan Senen
0,3086
4,00
1301
561
0.432
26
Jl. Kemuning
0,1590
6,00
2021
778
0.385
27
Jl. Nuku
0,3920
5,00
1301
657
0.505
4.1 5 5.1 6 6.1
8 8.1
20.1
24.1
5 - 30
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
28
Jl. Falajawa
0,5424
4,50
1301
708
0.544
29
Jl. Ade Irma Suryani
0,1950
5,00
1301
568
0.436
30
Jl. Nukila
0,6050
5,00
1301
421
0.324
Jl. Tapikong Gamalama
0,2405
3,50
1301
287
0.221
31
Jl. Ketilang
0,2086
4,50
1301
587
0.451
32
Jl. Kusuma Harapan
0,2040
4,00
1301
530
0.407
33
Jl. Juma Puasa
0,6570
5,00
1301
440
0.338
34
Jl. Branjangan
0,6689
7,00
2323
721
0.310
35
Jl. Kakak Tua
0,4203
4,50
1301
440
0.338
36
Jl. Bangau
0,2487
5,00
1301
434
0.333
37
Jl. Cendrawasih
0,2452
5,00
1301
415
0.319
38
Jl. Merak
0,2000
4,50
1301
421
0.324
39
Jl. Maleo
0,1486
4,50
1301
491
0.378
40
Jl. Elang
0,2500
5,00
1301
459
0.353
41
Jl. Merpati
0,3200
4,50
1301
447
0.343
42
Jl. Camar
0,1400
5,00
1301
440
0.338
43
Jl. Pipit
0,1280
4,50
1301
440
0.338
44
Jl. Gagak
0,4810
5,00
1301
491
0.378
45
Jl. Kesatrian
0,2390
5,50
1301
479
0.368
46
Jl. Salak
0,3074
4,50
1301
510
0.392
47
Jl. Rambutan
0,6280
4,50
1301
517
0.397
Jl. Lingk Rambutan I
0,2500
4,00
1301
300
0.230
48
Jl. Nanas
0,0870
4,00
1301
421
0.324
49
Jl. Manggis
0,4300
4,00
1301
427
0.329
50
Jl. Sultan Babullah
0,6480
5,50
1301
625
0.481
51
Jl. Yasin Gamsungi
0,8770
4,50
1301
504
0.387
51.1
Jl. Lingk Lelong
0,1260
3,50
1301
485
0.373
51.2
Jl. Sonyie Lamo
0,2400
5,50
1301
447
0.343
52
Jl. Jambu
0,4670
4,50
1301
517
0.397
53
Jl. Jeruk
0,4570
4,50
1301
619
0.476
54
Jl. Mesjid Sultan
0,1118
4,50
1301
587
0.451
55
Jl. Kedaton
0,4950
5,00
1301
581
0.446
56
Jl. Semangka Tobenga
13,950
5,00
1301
421
0.324
57
Jl. Soa Konora
0,3287
4,50
1301
319
0.245
58
Jl. Akeboca
0,6230
4,50
1301
402
0.309
59
Jl. Ngidi Kasturian
0,9850
6,00
2021
638
0.316
59.1
Jl. Soa - Puncak I
0,3238
4,00
1301
364
0.280
59.2
Jl. Soa - Puncak II
0,7180
4,00
1301
415
0.319
30.1
47.1
5 - 31
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
59.3
Jl. Lingk Ngidi Kasturian
0,5300
3,40
1301
306
0.235
59.4
Jl. Tanah Gusur (RD DPRD K)
0,4600
4,50
1301
415
0.319
59.5
Jl. Lingk Ngade Sone
0,4600
4,00
1301
396
0.304
59.6
Jl. Ngade Sone
10,730
5,00
1301
434
0.333
Jl. Kasturian - Facey
0,9780
6,00
2021
708
0.350
60.1
Jl. Lingk Kasturian - Facey
0,2690
3,50
1301
421
0.324
60.2
Jl. Lingk Bola
0,3740
4,50
1301
434
0.333
60.3
Jl. Stasion Pantai Sabia
0,4330
4,50
1301
389
0.299
Jl. Facey - Tubo
13,330
6,67
2021
849
0.420
61.1
Jl. Lingk Facey - Tarau
0,3000
3,50
1301
376
0.289
61.2
Jl. SMP Tsanawiyah Dufa-dufa
0,4280
4,50
1301
440
0.338
62
Jl. SMP Islam - Moya
31,600
5,00
1301
625
0.481
62.1
Jl. Lingk SMP Islam
0,4380
3,50
1301
421
0.324
62.2
Jl. Lingk Gamayou
0,1510
3,50
1301
376
0.289
62.3
Jl. Lingk SMP Islam - Skeep
0,8600
4,00
1301
325
0.250
Jl. Skeep Pohong Amo
0,3787
4,50
1301
632
0.485
63.1
Jl. Lingk Skeep
0,6063
3,50
1301
345
0.265
63.2
Jl. Lingk Skeep Pohong Pala
0,6430
3,50
1301
313
0.240
64
Jl. Salahudin
0,7286
5,00
1301
651
0.500
65
Jl. Kayu Manis - Moya
23,193
5,00
1301
715
0.549
65.1
Jl. Lingk Tabahawa
0,5500
3,50
1301
408
0.314
65.2
Jl. Lingk Tabahawa II
0,9590
3,50
1301
338
0.260
65.3
Jl. Moya - Bukubandera
33,000
4,00
1301
345
0.265
Jl. Torano
0,7393
4,00
1301
695
0.535
Jl. Fala Lamo Torano
10,000
3,50
1301
485
0.373
Jl. BTN - Torano
13,099
4,00
1301
836
0.642
67.1
Jl. Lingk BTN - Torano
0,2107
3,50
1301
313
0.240
68
Jl. Tanah Mesjid - BTN
0,6640
5,50
1301
651
0.500
68.1
Jl. Lingk Tanah Mesjid
0,2590
3,50
1301
351
0.270
68.2
Jl. Lingk BTN Baru
0,2795
3,50
1301
415
0.319
69
Jl. Kompleks BTN
18,419
5,00
1301
606
0.466
70
Jl. Marikurubu
17,840
4,50
1301
651
0.500
Jl. Lingk Marikurubu - Pala
0,1680
3,50
1301
211
0.162
Jl. Pala - Marikurubu
0,5981
4,00
1301
625
0.481
71.1
Jl. Lingk BTN Pala - Marikurubu
0,3415
3,50
1301
287
0.221
71.2
Jl. Lingk Pala - Marikurubu
0,1819
3,50
1301
268
0.206
72
Jl. Palapa
0,8587
5,00
1301
619
0.476
73
Jl. Lingk Palapa
0,1490
4,50
1301
440
0.338
60
61
63
66 66.1 67
70.1 71
5 - 32
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
74
Jl. Puskesmas Kalumpang
0,5149
4,50
1301
447
0.343
75
Jl. Terminal Baru Gamalama
18,220
6,00
2021
868
0.429
75.1
Jl. Kamp Makassar Timur
0,4500
5,00
1301
561
0.432
75.2
Jl. Lingk Terminal Gamalama
0,1950
4,00
1301
542
0.417
Jl. Marikurubu - Jati
12,860
4,00
1301
676
0.520
76.1
Jl. Ake Oti
16,320
4,00
1301
421
0.324
76.2
Jl. Tanah Tinggi Barat
0,2300
3,50
1301
402
0.309
76.3
Jl. Maliaro - Jati Jan
0,3000
4,50
1301
415
0.319
76.4
Jl. Kamp Kodok Jerbus
0,1232
3,50
1301
345
0.265
76.5
Jl. Lingk Marikurubu - Jati 01
0,3050
4,00
1301
313
0.240
76.6
Jl. Lingk Marikurubu - Jati 02
0,7570
4,00
1301
255
0.196
Jl. Tanah Tinggi
0,7167
5,50
1301
561
0.432
77.1
Jl. Lingk Tanah Tinggi 1
0,1994
3,50
1301
427
0.329
77.2
Jl. Lingk Tanah Tinggi 2
0,1530
4,00
1301
408
0.314
78
Jl. Belakang RSU
0,5958
4,50
1301
759
0.584
79
Jl. Cempaka Tanah Tinggi
0,6529
5,00
1301
657
0.505
80
Jl. Larat
0,1912
5,00
1301
568
0.436
81
Jl. Nusa Indah
0,3193
5,50
1301
542
0.417
82
Jl. Kecubung
0,2146
5,00
1301
485
0.373
83
Jl. Teratai
0,1051
4,50
1301
351
0.270
84
Jl. Bougenville
0,1922
4,50
1301
427
0.329
85
Jl. Kenanga
0,3111
4,00
1301
440
0.338
86
Jl. Vanda
0,1270
4,50
1301
440
0.338
87
Jl. Bonsai
0,2432
5,00
1301
440
0.338
88
Jl. Kaca Piring
0,2450
5,00
1301
479
0.368
89
Jl. Dahlia
0,3089
5,00
1301
485
0.373
90
Jl. Kelapa Pendek
0,7675
5,00
1301
491
0.378
Jl. Lingk Kelapa Pendek
0,0810
3,50
1301
313
0.240
91
Jl. Jati I
0,6926
4,00
1301
849
0.652
92
Jl. Jati II
0,5618
5,00
1301
785
0.603
Jl. Lingk Jati II
0,1000
3,50
1301
427
0.329
93
Jl. Jati III
0,5519
4,00
1301
574
0.441
94
Jl. Jati
0,4198
5,00
1301
581
0.446
95
Jl. Jerebusua
0,7640
4,50
1301
593
0.456
Jl. Lingk Jerebusua 1
0,2510
3,50
1301
345
0.265
96
Jl. Jati Baru
0,7664
4,50
1301
664
0.510
97
Jl. Jati - Jan
22,710
5,00
1301
676
0.520
Jl. Lingk TransTV
0,6500
3,50
1301
338
0.260
76
77
90.1
92.1
95.1
97.1
5 - 33
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas 97.2
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
Jl. Link Jati Jan (MetroTV)
0,7460
3,50
1301
338
0.260
Jl. Jan
14,067
4,50
1301
664
0.510
98.1
Jl. Lingk Perumahan Ubo-ubo
0,3910
3,50
1301
300
0.230
98.2
Jl. Lingk Jan
0,1330
3,50
1301
376
0.289
98.3
Jl. Lingk Jan Baru 1
0,4500
3,50
1301
370
0.284
99
Jl. Perumnas - Jati
0,8250
5,00
1301
708
0.544
99.1
Jl. Lingk Perumnas - Jati
0,4550
3,50
1301
555
0.427
99.2
Jl. Lingk Perumnas Motoa 1
0,1980
3,50
1301
479
0.368
100
Jl. Melati - Kalumata
23,783
5,50
1301
883
0.679
100.1
Jl. Lingk Melati - Cempaka
0,3937
4,00
1301
555
0.427
100.2
Jl. Lingk Jati
10,229
3,50
1301
568
0.436
100.3
Jl. Melati Jati
0,5200
4,00
1301
574
0.441
100.4
Jl. Perumnas Danau Toba
0,7076
4,50
1301
549
0.422
100.5
Jl. Lingk Danau Toba II (M. Nurilahi Jati)
0,1350
3,50
1301
555
0.427
100.6
Jl. SMP Al Irsyad (Metro TV)
0,7060
5,00
1301
561
0.432
100.7
Jl. Lingk SMP Al Irsyad (Metro TV) 1
0,1230
4,00
1301
561
0.432
100.8
Jl. SDN Ubo-ubo
0,5840
4,00
1301
561
0.432
100.9
Jl. Himo Himo
0,5150
3,50
1301
561
0.432
100.1
Jl. Lingk Himo Himo Tabona
0,3715
4,00
1301
530
0.407
100.11
Jl. Tobona - Bukusandar
23,000
4,00
1301
530
0.407
100.12
Jl. Lingk Tobona
0,3710
3,50
1301
530
0.407
100.13
Jl. P. Agama Kayu Merah
0,5090
4,00
1301
542
0.417
100.14
Jl. K. Merah - R. Dinas Walikota
0,8000
5,00
1301
651
0.500
100.15
Jl. DPRD Kota - Kalumata
0,7650
4,50
1301
632
0.485
100.16
Jl. Lingk DPRD Kota - Kalumata
0,2220
3,65
1301
632
0.485
Jl. Kalumata - Gambesi
42,450
5,50
1301
849
0.652
101.1
Jl. Barito Puncak
0,9130
4,00
1301
510
0.392
101.2
Jl. Lingk Kalumata Puncak
0,5690
3,50
1301
510
0.392
101.3
Jl. Masuk R. Dinas Walikota
0,9500
5,50
1301
510
0.392
101.4
Jl. Asrama Haji Ngade
0,2500
3,50
1301
510
0.392
Jl. Gambesi - Sasa Jl. Lingk Gambesi - Sasa (rencana Pesantren)
15,000
4,50
1301
638
0.490
0,7000
4,00
1301
504
0.387
Jl. Sasa - Foramadiahi
19,748
4,00
1301
791
0.608
Jl. Lingk Sasa - Foramadiahi 2 (STIKIP)
0,5050
4,00
1301
504
0.387
104
Jl. Mangga Dua - Jati
0,4035
4,50
1301
689
0.530
105
Jl. Perumnas - Bastiong
0,6830
4,50
1301
695
0.535
105.1
Jl. SMP 4 Bastiong
0,1040
3,50
1301
619
0.476
105.2
Jl. Lingk Talangame
0,1000
3,50
1301
625
0.481
98
101
102 102.1 103 103.1
5 - 34
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas 105.3
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
Jl. Masuk BPOM Bastiong
0,3589
3,50
1301
593
0.456
Jl. Cakra Ubo-ubo
0,8360
4,50
1301
753
0.579
Jl. Lingk Tanah Misi
0,4880
3,50
1301
351
0.270
107
Jl. Pasar Bastiong
0,6750
5,00
1301
1129
0.868
108
Jl. Bastiong Pantai
0,1945
4,00
1301
657
0.505
109
Jl. Lingk Bastiong Pantai
0,4400
3,50
1301
778
0.598
110
Jl. Lingk Ferry Bastiong
0,1770
3,50
1301
561
0.432
111
Jl. Ubo Ubo
0,8280
5,00
1301
574
0.441
112
Jl. Meteorologi
0,6290
5,00
1301
574
0.441
Jl. Lingk Meteorologi - Perum Jan
0,6030
4,00
1301
376
0.289
113
Jl. Sosial Ubo-ubo
0,5930
5,00
1301
651
0.500
114
Jl. Falajawa II
0,7840
5,00
1301
715
0.549
115
Jl. Kompleks Falajawa II
31,387
4,00
1301
542
0.417
116
Jl. Pemancar RRI Kayu Merah
0,3862
5,00
1301
702
0.539
117
Jl. Lingk Kayu Merah
0,8691
3,50
1301
727
0.559
118
Jl. Kalumata
0,6410
5,00
1301
1059
0.814
119
Jl. Lingk Kalumata
0,4110
4,00
1301
625
0.481
120
Jl. Daniel Bohang
0,7450
4,50
1301
670
0.515
121
Jl. AM Kamaruddin
10,900
6,94
2323
676
0.291
Jl. Samping Mapolsek Utara
0,2180
3,50
1301
491
0.378
122
Jl. Air Sentosa
0,2086
5,00
1301
612
0.471
123
Jl. SD Salero
0,1176
4,00
1301
625
0.481
124
Jl. Mesjid Kasturian
0,1190
4,00
1301
625
0.481
125
Jl. Cempedak - Kasturian
0,4610
5,00
1301
504
0.387
126
Jl. Toboleu
23,070
4,50
1301
504
0.387
127
Jl. Lingk Toboleu
0,6650
4,00
1301
632
0.485
128
Jl. Bola
0,4216
4,50
1301
517
0.397
129
Jl. Gamcim
0,4889
4,00
1301
485
0.373
130
Jl. Koloncucu
0,2800
4,50
1301
491
0.378
131
Jl. Penyu Sabia
0,4050
4,50
1301
491
0.378
132
Jl. Lingk Sabia
0,3117
4,00
1301
491
0.378
133
Jl. Puskesmas Siko
0,3900
4,11
1301
612
0.471
134
Jl. Mutiara
0,2480
4,50
1301
421
0.324
135
Jl. Kepiting
0,4910
4,50
1301
415
0.319
136
Jl. Teripang
0,1750
4,00
1301
415
0.319
137
Jl. Facey - Buku Bandera
23,942
4,50
1301
695
0.535
138
Jl. Samping Makam Pahlawan
0,3890
4,00
1301
670
0.515
139
Jl. Toloko Barat
0,4310
4,50
1301
625
0.481
106 106.1
112.1
121.1
5 - 35
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
140
Jl. Benteng Toloko
0,2810
5,00
1301
734
0.564
141
Jl. Cakalang
0,5530
4,50
1301
1059
0.814
142
Jl. Terminal Dufa Dufa
0,1845
5,00
1301
1065
0.819
143
Jl. Dufa Dufa Beach
0,6810
12,00
4864
657
0.135
144
Jl. Kampus STAIN
0,3150
4,50
1301
670
0.515
145
Jl. Julung
0,6900
4,50
1301
421
0.324
146
Jl. Tafure
0,8790
4,00
1301
415
0.319
147
Jl. Asrama AL
0,8445
3,50
1301
498
0.383
148
Jl. Daulasi
10,140
4,42
1301
345
0.265
149
Jl. Pantai Daulasi
15,000
8,00
2648
561
0.212
150
Jl. Cendana
10,860
4,56
1301
415
0.319
151
Jl. Tubo
0,6250
4,50
1301
357
0.275
152
Jl. Tabam
0,8000
4,00
1301
357
0.275
153
Jl. Lingk Sango
0,2515
3,50
1301
376
0.289
154
Jl. Tarau
0,2713
4,00
1301
345
0.265
155
Jl. Lingk Tarau Barat
0,3558
3,50
1301
555
0.427
156
Jl. Lingk Tarau
0,2940
3,50
1301
510
0.392
157
Jl. Kalumata Baru
0,9280
4,50
1301
651
0.500
158
Jl. Ngade Baru
0,7900
4,00
1301
357
0.275
159
Jl. Laguna Permai
0,4380
4,00
1301
568
0.436
160
Jl. Danau Laguna
15,320
4,00
1301
568
0.436
161
Jl. Lingk Danau Laguna
0,3180
3,50
1301
351
0.270
162
Jl. Fitu Baru
0,9630
4,00
1301
504
0.387
163
Jl. Nelayan Fitu
0,2880
4,00
1301
555
0.427
164
Jl. Lingk Perum Luph Fitu
0,1570
3,50
1301
345
0.265
165
Jl. Gambesi Baru
10,900
4,50
1301
453
0.348
166
Jl. SMAN 3 Gambesi
0,4740
3,50
1301
600
0.461
167
Jl. Sasa Puncak
12,000
4,00
1301
644
0.495
168
Jl. Sasa Baru
0,7200
4,00
1301
625
0.481
169
Jl. Terminal Sasa
0,4340
3,50
1301
842
0.647
170
Jl. Foramadiahi
14,000
4,50
1301
721
0.554
171
Jl. Jambula
12,000
4,50
1301
574
0.441
172
Jl. Pantai Tafure - Sango
16,500
5,00
1301
906
0.696
173
Jl. Ake Tubo
15,630
4,00
1301
772
0.593
174
Jl. Lingk Tubo
0,4800
4,00
1301
785
0.603
175
Jl. Tobololo
32,000
4,00
1301
485
0.373
176
Jl. Sulamadaha
0,8050
3,50
1301
542
0.417
177
Jl. Pelabuhan Sulamadaha
0,1750
3,50
1301
485
0.373
5 - 36
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
178
Jl. Takome
17,670
4,50
1301
510
0.392
179
Jl. Masuk TPA Takome
0,6975
3,50
1301
504
0.387
180
Jl. Danau Tolire
0,2490
3,50
1301
300
0.230
181
Jl. Lingk Taduma 1 (Paving)
0,2220
5,00
1301
274
0.211
182
Jl. Lingk Taduma 2
0,2120
3,50
1301
274
0.211
183
Jl. Kastela
15,600
3,50
1301
274
0.211
184
Jl. Lingk Kastela Makam Babbullah
0,9410
7,00
2323
919
0.395
185
Jl. Keliling Pulau Hiri
101,050
4,00
1301
574
0.441
186
Jl. Keliling Pulau Moti
191,070
4,00
1301
542
0.417
187
Jl. Moti Kota
13,400
4,00
1301
574
0.441
188
Jl. Tadenas
14,200
4,00
1301
555
0.427
189
Jl. Tafaga
0,6000
3,50
1301
555
0.427
190
Jl. Keliling Pulau Mayau
213,170
4,00
1301
568
0.436
191
Jl. Keliling Pulau Tifure
140,000
4,00
1301
555
0.427
7.00
2323
1616
0.696
192 Toboko - Ubo Ubo Sumber: hasil analisis
Tabel 5.14. Rekapitulasi Data Jaringan Jalan, Kapasitas, Arus Lalulintas dan VC Ratio Hasil Pembebanan Kota Ternate Kondisi Skenario Tahun 2019 No. Ruas 1
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
Jl. Yos Sudarso
0,7600
7,00
2323
2247
0.967
1.1
Jl. M. Baiturrahman Maliaro
0,3805
4,00
1301
596
0.458
1.2
Jl. Lingk Kampung Pisang
0,3400
3,50
1301
648
0.498
1.3
Jl. Terminal Cinta
0,4757
4,50
1301
701
0.539
1.4
Jl. Lingk Terminal Cinta
0,6521
3,50
1301
739
0.568
1.5
Jl. Lingk Y Sudarso - Cempaka
0,3636
3,50
1301
618
0.475
2
Jl. Kie Raha
0,9130
5,00
1301
490
0.377
3
Jl. Stadion
0,5238
5,00
1301
777
0.597
4
Jl. Kapitan Pattimura
0,8600
6,00
2021
1531
0.757
Jl. Lingk Kalumpang 01
0,8000
4,00
1301
603
0.464
Jl. Cengkeh AFO
0,8710
6,00
2021
1538
0.761
Jl. Lorong Cengkeh Avo
0,2876
4,50
1301
716
0.551
Jl. Tongole TVRI
23,500
4,50
1301
483
0.371
Jl. Lingk Tongole TVRI 03
0,2070
3,50
1301
498
0.383
7
Jl. Maliaro TVRI
37,200
4,50
1301
445
0.342
7.1
Jl. Lingk Maliaro
0,3100
3,50
1301
603
0.464
4.1 5 5.1 6 6.1
5 - 37
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
7.2
Jl. Maliaro - Jan
12,000
4,50
1301
626
0.481
7.3
Jl. Lingk Maliaro TVRI 3 (TVRI)
0,0440
3,50
1301
671
0.516
Jl. Seruni I
0,8675
5,50
1301
369
0.284
Jl. SMPN 6 Stadion
0,1920
4,00
1301
731
0.562
9
Jl. Seruni II
0,2464
4,50
1301
709
0.545
10
Jl. KH Dewantoro
0,6216
5,50
1301
762
0.585
10.1
Jl. Lingk Takoma
0,1065
6,50
2021
2006
0.992
11
Jl. Asrama Polisi
0,2767
6,50
2021
1500
0.742
12
Jl. Kamboja
0,3911
5,50
1301
927
0.713
12.1
Jl. Lingk Pasar Kotabaru
0,1320
3,50
1301
731
0.562
12.2
Jl. Pantai K Baru - Bastiong
17,000
18,00
5710
664
0.116
13
Jl. Zainal Abidin Syah
0,3845
5,00
1301
762
0.585
14
Jl. Wijaya Kusuma
0,4072
5,00
1301
754
0.580
15
Jl. Cengkeh
0,2232
5,50
1301
867
0.666
16
Jl. Mawar
0,1560
6,50
2021
1003
0.496
17
Jl. Sedap Malam
0,1566
5,50
1301
1018
0.782
18
Jl. Falajawa III
0,1604
4,50
1301
973
0.748
19
Jl. Anggrek
0,2182
6,00
2021
762
0.377
20
Jl. Sultan Jabirsyah (Halmahera)
21,620
16,00
5710
2021
0.354
Jl. Ternate Beach
0,6500
12,00
4864
1485
0.305
21
Jl. Pahlawan Revolusi
13,190
12,00
4864
2096
0.431
22
Jl. Salim Fabanyo
0,5799
4,50
1301
1169
0.898
23
Jl. H. Busoiri
0,7197
6,00
2021
1523
0.754
24
Jl. Cm Tiohohu
0,3030
5,00
1301
1086
0.835
Jl. Senang
0,1543
3,50
1301
588
0.452
25
Jl. Hasan Senen
0,3086
4,00
1301
664
0.510
26
Jl. Kemuning
0,1590
6,00
2021
920
0.455
27
Jl. Nuku
0,3920
5,00
1301
777
0.597
28
Jl. Falajawa
0,5424
4,50
1301
837
0.643
29
Jl. Ade Irma Suryani
0,1950
5,00
1301
671
0.516
30
Jl. Nukila
0,6050
5,00
1301
498
0.383
Jl. Tapikong Gamalama
0,2405
3,50
1301
339
0.261
31
Jl. Ketilang
0,2086
4,50
1301
694
0.533
32
Jl. Kusuma Harapan
0,2040
4,00
1301
626
0.481
33
Jl. Juma Puasa
0,6570
5,00
1301
520
0.400
34
Jl. Branjangan
0,6689
7,00
2323
852
0.367
35
Jl. Kakak Tua
0,4203
4,50
1301
520
0.400
36
Jl. Bangau
0,2487
5,00
1301
513
0.394
8 8.1
20.1
24.1
30.1
5 - 38
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
37
Jl. Cendrawasih
0,2452
5,00
1301
490
0.377
38
Jl. Merak
0,2000
4,50
1301
498
0.383
39
Jl. Maleo
0,1486
4,50
1301
581
0.446
40
Jl. Elang
0,2500
5,00
1301
543
0.417
41
Jl. Merpati
0,3200
4,50
1301
528
0.406
42
Jl. Camar
0,1400
5,00
1301
520
0.400
43
Jl. Pipit
0,1280
4,50
1301
520
0.400
44
Jl. Gagak
0,4810
5,00
1301
581
0.446
45
Jl. Kesatrian
0,2390
5,50
1301
566
0.435
46
Jl. Salak
0,3074
4,50
1301
603
0.464
47
Jl. Rambutan
0,6280
4,50
1301
611
0.469
Jl. Lingk Rambutan I
0,2500
4,00
1301
354
0.272
48
Jl. Nanas
0,0870
4,00
1301
498
0.383
49
Jl. Manggis
0,4300
4,00
1301
505
0.388
50
Jl. Sultan Babullah
0,6480
5,50
1301
739
0.568
51
Jl. Yasin Gamsungi
0,8770
4,50
1301
596
0.458
51.1
Jl. Lingk Lelong
0,1260
3,50
1301
573
0.440
51.2
Jl. Sonyie Lamo
0,2400
5,50
1301
528
0.406
52
Jl. Jambu
0,4670
4,50
1301
611
0.469
53
Jl. Jeruk
0,4570
4,50
1301
731
0.562
54
Jl. Mesjid Sultan
0,1118
4,50
1301
694
0.533
55
Jl. Kedaton
0,4950
5,00
1301
686
0.527
56
Jl. Semangka Tobenga
13,950
5,00
1301
498
0.383
57
Jl. Soa Konora
0,3287
4,50
1301
377
0.290
58
Jl. Akeboca
0,6230
4,50
1301
475
0.365
59
Jl. Ngidi Kasturian
0,9850
6,00
2021
754
0.373
59.1
Jl. Soa - Puncak I
0,3238
4,00
1301
430
0.330
59.2
Jl. Soa - Puncak II
0,7180
4,00
1301
490
0.377
59.3
Jl. Lingk Ngidi Kasturian
0,5300
3,40
1301
362
0.278
59.4
Jl. Tanah Gusur (RD DPRD K)
0,4600
4,50
1301
490
0.377
59.5
Jl. Lingk Ngade Sone
0,4600
4,00
1301
467
0.359
59.6
Jl. Ngade Sone
10,730
5,00
1301
513
0.394
Jl. Kasturian - Facey
0,9780
6,00
2021
837
0.414
60.1
Jl. Lingk Kasturian - Facey
0,2690
3,50
1301
498
0.383
60.2
Jl. Lingk Bola
0,3740
4,50
1301
513
0.394
60.3
Jl. Stasion Pantai Sabia
0,4330
4,50
1301
460
0.354
Jl. Facey - Tubo
13,330
6,67
2021
1003
0.496
Jl. Lingk Facey - Tarau
0,3000
3,50
1301
445
0.342
47.1
60
61 61.1
5 - 39
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas 61.2
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
Jl. SMP Tsanawiyah Dufa-dufa
0,4280
4,50
1301
520
0.400
62
Jl. SMP Islam - Moya
31,600
5,00
1301
739
0.568
62.1
Jl. Lingk SMP Islam
0,4380
3,50
1301
498
0.383
62.2
Jl. Lingk Gamayou
0,1510
3,50
1301
445
0.342
62.3
Jl. Lingk SMP Islam - Skeep
0,8600
4,00
1301
385
0.296
Jl. Skeep Pohong Amo
0,3787
4,50
1301
746
0.574
63.1
Jl. Lingk Skeep
0,6063
3,50
1301
407
0.313
63.2
Jl. Lingk Skeep Pohong Pala
0,6430
3,50
1301
369
0.284
64
Jl. Salahudin
0,7286
5,00
1301
769
0.591
65
Jl. Kayu Manis - Moya
23,193
5,00
1301
844
0.649
65.1
Jl. Lingk Tabahawa
0,5500
3,50
1301
483
0.371
65.2
Jl. Lingk Tabahawa II
0,9590
3,50
1301
400
0.307
65.3
Jl. Moya - Bukubandera
33,000
4,00
1301
407
0.313
Jl. Torano
0,7393
4,00
1301
822
0.632
Jl. Fala Lamo Torano
10,000
3,50
1301
573
0.440
Jl. BTN - Torano
13,099
4,00
1301
988
0.759
67.1
Jl. Lingk BTN - Torano
0,2107
3,50
1301
369
0.284
68
Jl. Tanah Mesjid - BTN
0,6640
5,50
1301
769
0.591
68.1
Jl. Lingk Tanah Mesjid
0,2590
3,50
1301
415
0.319
68.2
Jl. Lingk BTN Baru
0,2795
3,50
1301
490
0.377
69
Jl. Kompleks BTN
18,419
5,00
1301
716
0.551
70
Jl. Marikurubu
17,840
4,50
1301
769
0.591
Jl. Lingk Marikurubu - Pala
0,1680
3,50
1301
249
0.191
Jl. Pala - Marikurubu
0,5981
4,00
1301
739
0.568
71.1
Jl. Lingk BTN Pala - Marikurubu
0,3415
3,50
1301
339
0.261
71.2
Jl. Lingk Pala - Marikurubu
0,1819
3,50
1301
317
0.243
72
Jl. Palapa
0,8587
5,00
1301
731
0.562
73
Jl. Lingk Palapa
0,1490
4,50
1301
520
0.400
74
Jl. Puskesmas Kalumpang
0,5149
4,50
1301
528
0.406
75
Jl. Terminal Baru Gamalama
18,220
6,00
2021
1025
0.507
75.1
Jl. Kamp Makassar Timur
0,4500
5,00
1301
664
0.510
75.2
Jl. Lingk Terminal Gamalama
0,1950
4,00
1301
641
0.493
Jl. Marikurubu - Jati
12,860
4,00
1301
799
0.614
76.1
Jl. Ake Oti
16,320
4,00
1301
498
0.383
76.2
Jl. Tanah Tinggi Barat
0,2300
3,50
1301
475
0.365
76.3
Jl. Maliaro - Jati Jan
0,3000
4,50
1301
490
0.377
76.4
Jl. Kamp Kodok Jerbus
0,1232
3,50
1301
407
0.313
76.5
Jl. Lingk Marikurubu - Jati 01
0,3050
4,00
1301
369
0.284
63
66 66.1 67
70.1 71
76
5 - 40
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
1301
302
0.232
5,50
1301
664
0.510
0,1994
3,50
1301
505
0.388
Jl. Lingk Tanah Tinggi 2
0,1530
4,00
1301
483
0.371
78
Jl. Belakang RSU
0,5958
4,50
1301
897
0.690
79
Jl. Cempaka Tanah Tinggi
0,6529
5,00
1301
777
0.597
80
Jl. Larat
0,1912
5,00
1301
671
0.516
81
Jl. Nusa Indah
0,3193
5,50
1301
641
0.493
82
Jl. Kecubung
0,2146
5,00
1301
573
0.440
83
Jl. Teratai
0,1051
4,50
1301
415
0.319
84
Jl. Bougenville
0,1922
4,50
1301
505
0.388
85
Jl. Kenanga
0,3111
4,00
1301
520
0.400
86
Jl. Vanda
0,1270
4,50
1301
520
0.400
87
Jl. Bonsai
0,2432
5,00
1301
520
0.400
88
Jl. Kaca Piring
0,2450
5,00
1301
566
0.435
89
Jl. Dahlia
0,3089
5,00
1301
573
0.440
90
Jl. Kelapa Pendek
0,7675
5,00
1301
581
0.446
Jl. Lingk Kelapa Pendek
0,0810
3,50
1301
369
0.284
91
Jl. Jati I
0,6926
4,00
1301
1003
0.771
92
Jl. Jati II
0,5618
5,00
1301
927
0.713
Jl. Lingk Jati II
0,1000
3,50
1301
505
0.388
93
Jl. Jati III
0,5519
4,00
1301
679
0.522
94
Jl. Jati
0,4198
5,00
1301
686
0.527
95
Jl. Jerebusua
0,7640
4,50
1301
701
0.539
Jl. Lingk Jerebusua 1
0,2510
3,50
1301
407
0.313
96
Jl. Jati Baru
0,7664
4,50
1301
784
0.603
97
Jl. Jati - Jan
22,710
5,00
1301
799
0.614
97.1
Jl. Lingk TransTV
0,6500
3,50
1301
400
0.307
97.2
Jl. Link Jati Jan (MetroTV)
0,7460
3,50
1301
400
0.307
Jl. Jan
14,067
4,50
1301
784
0.603
98.1
Jl. Lingk Perumahan Ubo-ubo
0,3910
3,50
1301
354
0.272
98.2
Jl. Lingk Jan
0,1330
3,50
1301
445
0.342
98.3
Jl. Lingk Jan Baru 1
0,4500
3,50
1301
437
0.336
99
Jl. Perumnas - Jati
0,8250
5,00
1301
837
0.643
99.1
Jl. Lingk Perumnas - Jati
0,4550
3,50
1301
656
0.504
99.2
Jl. Lingk Perumnas Motoa 1
0,1980
3,50
1301
566
0.435
100
Jl. Melati - Kalumata
23,783
5,50
1301
1043
0.802
Jl. Lingk Melati - Cempaka
0,3937
4,00
1301
656
0.504
No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
76.6
Jl. Lingk Marikurubu - Jati 02
0,7570
4,00
Jl. Tanah Tinggi
0,7167
77.1
Jl. Lingk Tanah Tinggi 1
77.2
77
90.1
92.1
95.1
98
100.1
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
5 - 41
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
100.2
Jl. Lingk Jati
10,229
3,50
1301
671
0.516
100.3
Jl. Melati Jati
0,5200
4,00
1301
679
0.522
100.4
Jl. Perumnas Danau Toba
0,7076
4,50
1301
648
0.498
100.5
Jl. Lingk Danau Toba II (M. Nurilahi Jati)
0,1350
3,50
1301
656
0.504
100.6
Jl. SMP Al Irsyad (Metro TV)
0,7060
5,00
1301
664
0.510
100.7
Jl. Lingk SMP Al Irsyad (Metro TV) 1
0,1230
4,00
1301
664
0.510
100.8
Jl. SDN Ubo-ubo
0,5840
4,00
1301
664
0.510
100.9
Jl. Himo Himo
0,5150
3,50
1301
664
0.510
100.1
Jl. Lingk Himo Himo Tabona
0,3715
4,00
1301
626
0.481
100.11
Jl. Tobona - Bukusandar
23,000
4,00
1301
626
0.481
100.12
Jl. Lingk Tobona
0,3710
3,50
1301
626
0.481
100.13
Jl. P. Agama Kayu Merah
0,5090
4,00
1301
641
0.493
100.14
Jl. K. Merah - R. Dinas Walikota
0,8000
5,00
1301
769
0.591
100.15
Jl. DPRD Kota - Kalumata
0,7650
4,50
1301
746
0.574
100.16
Jl. Lingk DPRD Kota - Kalumata
0,2220
3,65
1301
746
0.574
Jl. Kalumata - Gambesi
42,450
5,50
1301
1003
0.771
101.1
Jl. Barito Puncak
0,9130
4,00
1301
603
0.464
101.2
Jl. Lingk Kalumata Puncak
0,5690
3,50
1301
603
0.464
101.3
Jl. Masuk R. Dinas Walikota
0,9500
5,50
1301
603
0.464
101.4
Jl. Asrama Haji Ngade
0,2500
3,50
1301
603
0.464
Jl. Gambesi - Sasa Jl. Lingk Gambesi - Sasa (rencana Pesantren)
15,000
4,50
1301
754
0.580
0,7000
4,00
1301
596
0.458
Jl. Sasa - Foramadiahi
19,748
4,00
1301
935
0.719
Jl. Lingk Sasa - Foramadiahi 2 (STIKIP)
0,5050
4,00
1301
596
0.458
104
Jl. Mangga Dua - Jati
0,4035
4,50
1301
814
0.626
105
Jl. Perumnas - Bastiong
0,6830
4,50
1301
822
0.632
105.1
Jl. SMP 4 Bastiong
0,1040
3,50
1301
731
0.562
105.2
Jl. Lingk Talangame
0,1000
3,50
1301
739
0.568
105.3
Jl. Masuk BPOM Bastiong
0,3589
3,50
1301
701
0.539
Jl. Cakra Ubo-ubo
0,8360
4,50
1301
890
0.684
Jl. Lingk Tanah Misi
0,4880
3,50
1301
415
0.319
107
Jl. Pasar Bastiong
0,6750
5,00
1301
1335
1.026
108
Jl. Bastiong Pantai
0,1945
4,00
1301
777
0.597
109
Jl. Lingk Bastiong Pantai
0,4400
3,50
1301
920
0.707
110
Jl. Lingk Ferry Bastiong
0,1770
3,50
1301
664
0.510
111
Jl. Ubo Ubo
0,8280
5,00
1301
679
0.522
112
Jl. Meteorologi
0,6290
5,00
1301
679
0.522
Jl. Lingk Meteorologi - Perum Jan
0,6030
4,00
1301
445
0.342
101
102 102.1 103 103.1
106 106.1
112.1
5 - 42
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
113
Jl. Sosial Ubo-ubo
0,5930
5,00
1301
769
0.591
114
Jl. Falajawa II
0,7840
5,00
1301
844
0.649
115
Jl. Kompleks Falajawa II
31,387
4,00
1301
641
0.493
116
Jl. Pemancar RRI Kayu Merah
0,3862
5,00
1301
829
0.638
117
Jl. Lingk Kayu Merah
0,8691
3,50
1301
860
0.661
118
Jl. Kalumata
0,6410
5,00
1301
1252
0.962
119
Jl. Lingk Kalumata
0,4110
4,00
1301
739
0.568
120
Jl. Daniel Bohang
0,7450
4,50
1301
792
0.609
121
Jl. AM Kamaruddin
10,900
6,94
2323
799
0.344
Jl. Samping Mapolsek Utara
0,2180
3,50
1301
581
0.446
122
Jl. Air Sentosa
0,2086
5,00
1301
724
0.556
123
Jl. SD Salero
0,1176
4,00
1301
739
0.568
124
Jl. Mesjid Kasturian
0,1190
4,00
1301
739
0.568
125
Jl. Cempedak - Kasturian
0,4610
5,00
1301
596
0.458
126
Jl. Toboleu
23,070
4,50
1301
596
0.458
127
Jl. Lingk Toboleu
0,6650
4,00
1301
746
0.574
128
Jl. Bola
0,4216
4,50
1301
611
0.469
129
Jl. Gamcim
0,4889
4,00
1301
573
0.440
130
Jl. Koloncucu
0,2800
4,50
1301
581
0.446
131
Jl. Penyu Sabia
0,4050
4,50
1301
581
0.446
132
Jl. Lingk Sabia
0,3117
4,00
1301
581
0.446
133
Jl. Puskesmas Siko
0,3900
4,11
1301
724
0.556
134
Jl. Mutiara
0,2480
4,50
1301
498
0.383
135
Jl. Kepiting
0,4910
4,50
1301
490
0.377
136
Jl. Teripang
0,1750
4,00
1301
490
0.377
137
Jl. Facey - Buku Bandera
23,942
4,50
1301
822
0.632
138
Jl. Samping Makam Pahlawan
0,3890
4,00
1301
792
0.609
139
Jl. Toloko Barat
0,4310
4,50
1301
739
0.568
140
Jl. Benteng Toloko
0,2810
5,00
1301
867
0.666
141
Jl. Cakalang
0,5530
4,50
1301
1252
0.962
142
Jl. Terminal Dufa Dufa
0,1845
5,00
1301
1259
0.968
143
Jl. Dufa Dufa Beach
0,6810
12,00
4864
777
0.160
144
Jl. Kampus STAIN
0,3150
4,50
1301
792
0.609
145
Jl. Julung
0,6900
4,50
1301
498
0.383
146
Jl. Tafure
0,8790
4,00
1301
490
0.377
147
Jl. Asrama AL
0,8445
3,50
1301
588
0.452
148
Jl. Daulasi
10,140
4,42
1301
407
0.313
149
Jl. Pantai Daulasi
15,000
8,00
2648
664
0.251
121.1
5 - 43
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
150
Jl. Cendana
10,860
4,56
1301
490
0.377
151
Jl. Tubo
0,6250
4,50
1301
422
0.325
152
Jl. Tabam
0,8000
4,00
1301
422
0.325
153
Jl. Lingk Sango
0,2515
3,50
1301
445
0.342
154
Jl. Tarau
0,2713
4,00
1301
407
0.313
155
Jl. Lingk Tarau Barat
0,3558
3,50
1301
656
0.504
156
Jl. Lingk Tarau
0,2940
3,50
1301
603
0.464
157
Jl. Kalumata Baru
0,9280
4,50
1301
769
0.591
158
Jl. Ngade Baru
0,7900
4,00
1301
422
0.325
159
Jl. Laguna Permai
0,4380
4,00
1301
671
0.516
160
Jl. Danau Laguna
15,320
4,00
1301
671
0.516
161
Jl. Lingk Danau Laguna
0,3180
3,50
1301
415
0.319
162
Jl. Fitu Baru
0,9630
4,00
1301
596
0.458
163
Jl. Nelayan Fitu
0,2880
4,00
1301
656
0.504
164
Jl. Lingk Perum Luph Fitu
0,1570
3,50
1301
407
0.313
165
Jl. Gambesi Baru
10,900
4,50
1301
535
0.411
166
Jl. SMAN 3 Gambesi
0,4740
3,50
1301
709
0.545
167
Jl. Sasa Puncak
12,000
4,00
1301
762
0.585
168
Jl. Sasa Baru
0,7200
4,00
1301
739
0.568
169
Jl. Terminal Sasa
0,4340
3,50
1301
995
0.765
170
Jl. Foramadiahi
14,000
4,50
1301
852
0.655
171
Jl. Jambula
12,000
4,50
1301
679
0.522
172
Jl. Pantai Tafure - Sango
16,500
5,00
1301
1071
0.823
173
Jl. Ake Tubo
15,630
4,00
1301
912
0.701
174
Jl. Lingk Tubo
0,4800
4,00
1301
927
0.713
175
Jl. Tobololo
32,000
4,00
1301
573
0.440
176
Jl. Sulamadaha
0,8050
3,50
1301
641
0.493
177
Jl. Pelabuhan Sulamadaha
0,1750
3,50
1301
573
0.440
178
Jl. Takome
17,670
4,50
1301
603
0.464
179
Jl. Masuk TPA Takome
0,6975
3,50
1301
596
0.458
180
Jl. Danau Tolire
0,2490
3,50
1301
354
0.272
181
Jl. Lingk Taduma 1 (Paving)
0,2220
5,00
1301
324
0.249
182
Jl. Lingk Taduma 2
0,2120
3,50
1301
324
0.249
183
Jl. Kastela
15,600
3,50
1301
324
0.249
184
Jl. Lingk Kastela Makam Babbullah
0,9410
7,00
2323
1086
0.467
185
Jl. Keliling Pulau Hiri
101,050
4,00
1301
679
0.522
186
Jl. Keliling Pulau Moti
191,070
4,00
1301
641
0.493
187
Jl. Moti Kota
13,400
4,00
1301
679
0.522
5 - 44
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
188
Jl. Tadenas
14,200
4,00
1301
656
0.504
189
Jl. Tafaga
0,6000
3,50
1301
656
0.504
190
Jl. Keliling Pulau Mayau
213,170
4,00
1301
671
0.516
191
Jl. Keliling Pulau Tifure
140,000
4,00
1301
656
0.504
7.00
2323
1909
0.822
192 Toboko - Ubo Ubo Sumber: hasil analisis
Tabel 5.15. Rekapitulasi Data Jaringan Jalan, Kapasitas, Arus Lalulintas dan VC Ratio Hasil Pembebanan Kota Ternate Kondisi Skenario Tahun 2025 No. Ruas 1
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
Jl. Yos Sudarso
0,7600
7,00
2323
2765
1.190
1.1
Jl. M. Baiturrahman Maliaro
0,3805
4,00
1301
733
0.564
1.2
Jl. Lingk Kampung Pisang
0,3400
3,50
1301
798
0.613
1.3
Jl. Terminal Cinta
0,4757
4,50
1301
863
0.663
1.4
Jl. Lingk Terminal Cinta
0,6521
3,50
1301
909
0.699
1.5
Jl. Lingk Y Sudarso - Cempaka
0,3636
3,50
1301
761
0.585
2
Jl. Kie Raha
0,9130
5,00
1301
603
0.464
3
Jl. Stadion
0,5238
5,00
1301
956
0.735
4
Jl. Kapitan Pattimura
0,8600
6,00
2021
1884
0.932
Jl. Lingk Kalumpang 01
0,8000
4,00
1301
742
0.571
Jl. Cengkeh AFO
0,8710
6,00
2021
1893
0.937
Jl. Lorong Cengkeh Avo
0,2876
4,50
1301
882
0.678
Jl. Tongole TVRI
23,500
4,50
1301
594
0.457
Jl. Lingk Tongole TVRI 03
0,2070
3,50
1301
612
0.471
7
Jl. Maliaro TVRI
37,200
4,50
1301
548
0.421
7.1
Jl. Lingk Maliaro
0,3100
3,50
1301
742
0.571
7.2
Jl. Maliaro - Jan
12,000
4,50
1301
770
0.592
7.3
Jl. Lingk Maliaro TVRI 3 (TVRI)
0,0440
3,50
1301
826
0.635
Jl. Seruni I
0,8675
5,50
1301
455
0.350
Jl. SMPN 6 Stadion
0,1920
4,00
1301
900
0.692
9
Jl. Seruni II
0,2464
4,50
1301
872
0.670
10
Jl. KH Dewantoro
0,6216
5,50
1301
937
0.720
10.1
Jl. Lingk Takoma
0,1065
6,50
2021
2468
1.221
11
Jl. Asrama Polisi
0,2767
6,50
2021
1847
0.914
12
Jl. Kamboja
0,3911
5,50
1301
1141
0.877
Jl. Lingk Pasar Kotabaru
0,1320
3,50
1301
900
0.692
4.1 5 5.1 6 6.1
8 8.1
12.1
5 - 45
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
5710
817
0.143
5,00
1301
937
0.720
0,4072
5,00
1301
928
0.713
Jl. Cengkeh
0,2232
5,50
1301
1067
0.820
16
Jl. Mawar
0,1560
6,50
2021
1234
0.611
17
Jl. Sedap Malam
0,1566
5,50
1301
1253
0.963
18
Jl. Falajawa III
0,1604
4,50
1301
1197
0.920
19
Jl. Anggrek
0,2182
6,00
2021
937
0.464
20
Jl. Sultan Jabirsyah (Halmahera)
21,620
16,00
5710
2487
0.436
Jl. Ternate Beach
0,6500
12,00
4864
1828
0.376
21
Jl. Pahlawan Revolusi
13,190
12,00
4864
2580
0.530
22
Jl. Salim Fabanyo
0,5799
4,50
1301
1438
1.106
23
Jl. H. Busoiri
0,7197
6,00
2021
1875
0.928
24
Jl. Cm Tiohohu
0,3030
5,00
1301
1336
1.027
Jl. Senang
0,1543
3,50
1301
724
0.556
25
Jl. Hasan Senen
0,3086
4,00
1301
817
0.628
26
Jl. Kemuning
0,1590
6,00
2021
1132
0.560
27
Jl. Nuku
0,3920
5,00
1301
956
0.735
28
Jl. Falajawa
0,5424
4,50
1301
1030
0.792
29
Jl. Ade Irma Suryani
0,1950
5,00
1301
826
0.635
30
Jl. Nukila
0,6050
5,00
1301
612
0.471
Jl. Tapikong Gamalama
0,2405
3,50
1301
418
0.321
31
Jl. Ketilang
0,2086
4,50
1301
854
0.656
32
Jl. Kusuma Harapan
0,2040
4,00
1301
770
0.592
33
Jl. Juma Puasa
0,6570
5,00
1301
640
0.492
34
Jl. Branjangan
0,6689
7,00
2323
1049
0.451
35
Jl. Kakak Tua
0,4203
4,50
1301
640
0.492
36
Jl. Bangau
0,2487
5,00
1301
631
0.485
37
Jl. Cendrawasih
0,2452
5,00
1301
603
0.464
38
Jl. Merak
0,2000
4,50
1301
612
0.471
39
Jl. Maleo
0,1486
4,50
1301
715
0.549
40
Jl. Elang
0,2500
5,00
1301
668
0.514
41
Jl. Merpati
0,3200
4,50
1301
650
0.499
42
Jl. Camar
0,1400
5,00
1301
640
0.492
43
Jl. Pipit
0,1280
4,50
1301
640
0.492
44
Jl. Gagak
0,4810
5,00
1301
715
0.549
45
Jl. Kesatrian
0,2390
5,50
1301
696
0.535
46
Jl. Salak
0,3074
4,50
1301
742
0.571
No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
12.2
Jl. Pantai K Baru - Bastiong
17,000
18,00
13
Jl. Zainal Abidin Syah
0,3845
14
Jl. Wijaya Kusuma
15
20.1
24.1
30.1
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
5 - 46
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas 47
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
Jl. Rambutan
0,6280
4,50
1301
752
0.578
Jl. Lingk Rambutan I
0,2500
4,00
1301
436
0.335
48
Jl. Nanas
0,0870
4,00
1301
612
0.471
49
Jl. Manggis
0,4300
4,00
1301
622
0.478
50
Jl. Sultan Babullah
0,6480
5,50
1301
909
0.699
51
Jl. Yasin Gamsungi
0,8770
4,50
1301
733
0.564
51.1
Jl. Lingk Lelong
0,1260
3,50
1301
705
0.542
51.2
Jl. Sonyie Lamo
0,2400
5,50
1301
650
0.499
52
Jl. Jambu
0,4670
4,50
1301
752
0.578
53
Jl. Jeruk
0,4570
4,50
1301
900
0.692
54
Jl. Mesjid Sultan
0,1118
4,50
1301
854
0.656
55
Jl. Kedaton
0,4950
5,00
1301
844
0.649
56
Jl. Semangka Tobenga
13,950
5,00
1301
612
0.471
57
Jl. Soa Konora
0,3287
4,50
1301
464
0.357
58
Jl. Akeboca
0,6230
4,50
1301
585
0.449
59
Jl. Ngidi Kasturian
0,9850
6,00
2021
928
0.459
59.1
Jl. Soa - Puncak I
0,3238
4,00
1301
529
0.407
59.2
Jl. Soa - Puncak II
0,7180
4,00
1301
603
0.464
59.3
Jl. Lingk Ngidi Kasturian
0,5300
3,40
1301
445
0.342
59.4
Jl. Tanah Gusur (RD DPRD K)
0,4600
4,50
1301
603
0.464
59.5
Jl. Lingk Ngade Sone
0,4600
4,00
1301
575
0.442
59.6
Jl. Ngade Sone
10,730
5,00
1301
631
0.485
Jl. Kasturian - Facey
0,9780
6,00
2021
1030
0.510
60.1
Jl. Lingk Kasturian - Facey
0,2690
3,50
1301
612
0.471
60.2
Jl. Lingk Bola
0,3740
4,50
1301
631
0.485
60.3
Jl. Stasion Pantai Sabia
0,4330
4,50
1301
566
0.435
Jl. Facey - Tubo
13,330
6,67
2021
1234
0.611
61.1
Jl. Lingk Facey - Tarau
0,3000
3,50
1301
548
0.421
61.2
Jl. SMP Tsanawiyah Dufa-dufa
0,4280
4,50
1301
640
0.492
62
Jl. SMP Islam - Moya
31,600
5,00
1301
909
0.699
62.1
Jl. Lingk SMP Islam
0,4380
3,50
1301
612
0.471
62.2
Jl. Lingk Gamayou
0,1510
3,50
1301
548
0.421
62.3
Jl. Lingk SMP Islam - Skeep
0,8600
4,00
1301
473
0.364
Jl. Skeep Pohong Amo
0,3787
4,50
1301
919
0.706
63.1
Jl. Lingk Skeep
0,6063
3,50
1301
501
0.385
63.2
Jl. Lingk Skeep Pohong Pala
0,6430
3,50
1301
455
0.350
64
Jl. Salahudin
0,7286
5,00
1301
947
0.728
65
Jl. Kayu Manis - Moya
23,193
5,00
1301
1039
0.799
47.1
60
61
63
5 - 47
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
65.1
Jl. Lingk Tabahawa
0,5500
3,50
1301
594
0.457
65.2
Jl. Lingk Tabahawa II
0,9590
3,50
1301
492
0.378
65.3
Jl. Moya - Bukubandera
33,000
4,00
1301
501
0.385
Jl. Torano
0,7393
4,00
1301
1012
0.777
Jl. Fala Lamo Torano
10,000
3,50
1301
705
0.542
Jl. BTN - Torano
13,099
4,00
1301
1216
0.934
67.1
Jl. Lingk BTN - Torano
0,2107
3,50
1301
455
0.350
68
Jl. Tanah Mesjid - BTN
0,6640
5,50
1301
947
0.728
68.1
Jl. Lingk Tanah Mesjid
0,2590
3,50
1301
510
0.392
68.2
Jl. Lingk BTN Baru
0,2795
3,50
1301
603
0.464
69
Jl. Kompleks BTN
18,419
5,00
1301
882
0.678
70
Jl. Marikurubu
17,840
4,50
1301
947
0.728
Jl. Lingk Marikurubu - Pala
0,1680
3,50
1301
306
0.235
Jl. Pala - Marikurubu
0,5981
4,00
1301
909
0.699
71.1
Jl. Lingk BTN Pala - Marikurubu
0,3415
3,50
1301
418
0.321
71.2
Jl. Lingk Pala - Marikurubu
0,1819
3,50
1301
390
0.300
72
Jl. Palapa
0,8587
5,00
1301
900
0.692
73
Jl. Lingk Palapa
0,1490
4,50
1301
640
0.492
74
Jl. Puskesmas Kalumpang
0,5149
4,50
1301
650
0.499
75
Jl. Terminal Baru Gamalama
18,220
6,00
2021
1262
0.624
75.1
Jl. Kamp Makassar Timur
0,4500
5,00
1301
817
0.628
75.2
Jl. Lingk Terminal Gamalama
0,1950
4,00
1301
789
0.606
Jl. Marikurubu - Jati
12,860
4,00
1301
984
0.756
76.1
Jl. Ake Oti
16,320
4,00
1301
612
0.471
76.2
Jl. Tanah Tinggi Barat
0,2300
3,50
1301
585
0.449
76.3
Jl. Maliaro - Jati Jan
0,3000
4,50
1301
603
0.464
76.4
Jl. Kamp Kodok Jerbus
0,1232
3,50
1301
501
0.385
76.5
Jl. Lingk Marikurubu - Jati 01
0,3050
4,00
1301
455
0.350
76.6
Jl. Lingk Marikurubu - Jati 02
0,7570
4,00
1301
371
0.285
Jl. Tanah Tinggi
0,7167
5,50
1301
817
0.628
77.1
Jl. Lingk Tanah Tinggi 1
0,1994
3,50
1301
622
0.478
77.2
Jl. Lingk Tanah Tinggi 2
0,1530
4,00
1301
594
0.457
78
Jl. Belakang RSU
0,5958
4,50
1301
1104
0.849
79
Jl. Cempaka Tanah Tinggi
0,6529
5,00
1301
956
0.735
80
Jl. Larat
0,1912
5,00
1301
826
0.635
81
Jl. Nusa Indah
0,3193
5,50
1301
789
0.606
82
Jl. Kecubung
0,2146
5,00
1301
705
0.542
83
Jl. Teratai
0,1051
4,50
1301
510
0.392
66 66.1 67
70.1 71
76
77
5 - 48
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
84
Jl. Bougenville
0,1922
4,50
1301
622
0.478
85
Jl. Kenanga
0,3111
4,00
1301
640
0.492
86
Jl. Vanda
0,1270
4,50
1301
640
0.492
87
Jl. Bonsai
0,2432
5,00
1301
640
0.492
88
Jl. Kaca Piring
0,2450
5,00
1301
696
0.535
89
Jl. Dahlia
0,3089
5,00
1301
705
0.542
90
Jl. Kelapa Pendek
0,7675
5,00
1301
715
0.549
Jl. Lingk Kelapa Pendek
0,0810
3,50
1301
455
0.350
91
Jl. Jati I
0,6926
4,00
1301
1234
0.949
92
Jl. Jati II
0,5618
5,00
1301
1141
0.877
Jl. Lingk Jati II
0,1000
3,50
1301
622
0.478
93
Jl. Jati III
0,5519
4,00
1301
835
0.642
94
Jl. Jati
0,4198
5,00
1301
844
0.649
95
Jl. Jerebusua
0,7640
4,50
1301
863
0.663
Jl. Lingk Jerebusua 1
0,2510
3,50
1301
501
0.385
96
Jl. Jati Baru
0,7664
4,50
1301
965
0.742
97
Jl. Jati - Jan
22,710
5,00
1301
984
0.756
97.1
Jl. Lingk TransTV
0,6500
3,50
1301
492
0.378
97.2
Jl. Link Jati Jan (MetroTV)
0,7460
3,50
1301
492
0.378
Jl. Jan
14,067
4,50
1301
965
0.742
98.1
Jl. Lingk Perumahan Ubo-ubo
0,3910
3,50
1301
436
0.335
98.2
Jl. Lingk Jan
0,1330
3,50
1301
548
0.421
98.3
Jl. Lingk Jan Baru 1
0,4500
3,50
1301
538
0.414
99
Jl. Perumnas - Jati
0,8250
5,00
1301
1030
0.792
99.1
Jl. Lingk Perumnas - Jati
0,4550
3,50
1301
807
0.621
99.2
Jl. Lingk Perumnas Motoa 1
0,1980
3,50
1301
696
0.535
100
Jl. Melati - Kalumata
23,783
5,50
1301
1284
0.987
100.1
Jl. Lingk Melati - Cempaka
0,3937
4,00
1301
807
0.621
100.2
Jl. Lingk Jati
10,229
3,50
1301
826
0.635
100.3
Jl. Melati Jati
0,5200
4,00
1301
835
0.642
100.4
Jl. Perumnas Danau Toba
0,7076
4,50
1301
798
0.613
100.5
Jl. Lingk Danau Toba II (M. Nurilahi Jati)
0,1350
3,50
1301
807
0.621
100.6
Jl. SMP Al Irsyad (Metro TV)
0,7060
5,00
1301
817
0.628
100.7
Jl. Lingk SMP Al Irsyad (Metro TV) 1
0,1230
4,00
1301
817
0.628
100.8
Jl. SDN Ubo-ubo
0,5840
4,00
1301
817
0.628
100.9
Jl. Himo Himo
0,5150
3,50
1301
817
0.628
100.1
Jl. Lingk Himo Himo Tabona
0,3715
4,00
1301
770
0.592
100.11
Jl. Tobona - Bukusandar
23,000
4,00
1301
770
0.592
90.1
92.1
95.1
98
5 - 49
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
100.12
Jl. Lingk Tobona
0,3710
3,50
1301
770
0.592
100.13
Jl. P. Agama Kayu Merah
0,5090
4,00
1301
789
0.606
100.14
Jl. K. Merah - R. Dinas Walikota
0,8000
5,00
1301
947
0.728
100.15
Jl. DPRD Kota - Kalumata
0,7650
4,50
1301
919
0.706
100.16
Jl. Lingk DPRD Kota - Kalumata
0,2220
3,65
1301
919
0.706
Jl. Kalumata - Gambesi
42,450
5,50
1301
1234
0.949
101.1
Jl. Barito Puncak
0,9130
4,00
1301
742
0.571
101.2
Jl. Lingk Kalumata Puncak
0,5690
3,50
1301
742
0.571
101.3
Jl. Masuk R. Dinas Walikota
0,9500
5,50
1301
742
0.571
101.4
Jl. Asrama Haji Ngade
0,2500
3,50
1301
742
0.571
Jl. Gambesi - Sasa Jl. Lingk Gambesi - Sasa (rencana Pesantren)
15,000
4,50
1301
928
0.713
0,7000
4,00
1301
733
0.564
Jl. Sasa - Foramadiahi
19,748
4,00
1301
1151
0.884
Jl. Lingk Sasa - Foramadiahi 2 (STIKIP)
0,5050
4,00
1301
733
0.564
104
Jl. Mangga Dua - Jati
0,4035
4,50
1301
1002
0.770
105
Jl. Perumnas - Bastiong
0,6830
4,50
1301
1012
0.777
105.1
Jl. SMP 4 Bastiong
0,1040
3,50
1301
900
0.692
105.2
Jl. Lingk Talangame
0,1000
3,50
1301
909
0.699
105.3
Jl. Masuk BPOM Bastiong
0,3589
3,50
1301
863
0.663
Jl. Cakra Ubo-ubo
0,8360
4,50
1301
1095
0.842
Jl. Lingk Tanah Misi
0,4880
3,50
1301
510
0.392
107
Jl. Pasar Bastiong
0,6750
5,00
1301
1643
1.263
108
Jl. Bastiong Pantai
0,1945
4,00
1301
956
0.735
109
Jl. Lingk Bastiong Pantai
0,4400
3,50
1301
1132
0.870
110
Jl. Lingk Ferry Bastiong
0,1770
3,50
1301
817
0.628
111
Jl. Ubo Ubo
0,8280
5,00
1301
835
0.642
112
Jl. Meteorologi
0,6290
5,00
1301
835
0.642
Jl. Lingk Meteorologi - Perum Jan
0,6030
4,00
1301
548
0.421
113
Jl. Sosial Ubo-ubo
0,5930
5,00
1301
947
0.728
114
Jl. Falajawa II
0,7840
5,00
1301
1039
0.799
115
Jl. Kompleks Falajawa II
31,387
4,00
1301
789
0.606
116
Jl. Pemancar RRI Kayu Merah
0,3862
5,00
1301
1021
0.785
117
Jl. Lingk Kayu Merah
0,8691
3,50
1301
1058
0.813
118
Jl. Kalumata
0,6410
5,00
1301
1540
1.184
119
Jl. Lingk Kalumata
0,4110
4,00
1301
909
0.699
120
Jl. Daniel Bohang
0,7450
4,50
1301
974
0.749
121
Jl. AM Kamaruddin
10,900
6,94
2323
984
0.423
Jl. Samping Mapolsek Utara
0,2180
3,50
1301
715
0.549
101
102 102.1 103 103.1
106 106.1
112.1
121.1
5 - 50
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
122
Jl. Air Sentosa
0,2086
5,00
1301
891
0.685
123
Jl. SD Salero
0,1176
4,00
1301
909
0.699
124
Jl. Mesjid Kasturian
0,1190
4,00
1301
909
0.699
125
Jl. Cempedak - Kasturian
0,4610
5,00
1301
733
0.564
126
Jl. Toboleu
23,070
4,50
1301
733
0.564
127
Jl. Lingk Toboleu
0,6650
4,00
1301
919
0.706
128
Jl. Bola
0,4216
4,50
1301
752
0.578
129
Jl. Gamcim
0,4889
4,00
1301
705
0.542
130
Jl. Koloncucu
0,2800
4,50
1301
715
0.549
131
Jl. Penyu Sabia
0,4050
4,50
1301
715
0.549
132
Jl. Lingk Sabia
0,3117
4,00
1301
715
0.549
133
Jl. Puskesmas Siko
0,3900
4,11
1301
891
0.685
134
Jl. Mutiara
0,2480
4,50
1301
612
0.471
135
Jl. Kepiting
0,4910
4,50
1301
603
0.464
136
Jl. Teripang
0,1750
4,00
1301
603
0.464
137
Jl. Facey - Buku Bandera
23,942
4,50
1301
1012
0.777
138
Jl. Samping Makam Pahlawan
0,3890
4,00
1301
974
0.749
139
Jl. Toloko Barat
0,4310
4,50
1301
909
0.699
140
Jl. Benteng Toloko
0,2810
5,00
1301
1067
0.820
141
Jl. Cakalang
0,5530
4,50
1301
1540
1.184
142
Jl. Terminal Dufa Dufa
0,1845
5,00
1301
1550
1.191
143
Jl. Dufa Dufa Beach
0,6810
12,00
4864
956
0.197
144
Jl. Kampus STAIN
0,3150
4,50
1301
974
0.749
145
Jl. Julung
0,6900
4,50
1301
612
0.471
146
Jl. Tafure
0,8790
4,00
1301
603
0.464
147
Jl. Asrama AL
0,8445
3,50
1301
724
0.556
148
Jl. Daulasi
10,140
4,42
1301
501
0.385
149
Jl. Pantai Daulasi
15,000
8,00
2648
817
0.308
150
Jl. Cendana
10,860
4,56
1301
603
0.464
151
Jl. Tubo
0,6250
4,50
1301
520
0.399
152
Jl. Tabam
0,8000
4,00
1301
520
0.399
153
Jl. Lingk Sango
0,2515
3,50
1301
548
0.421
154
Jl. Tarau
0,2713
4,00
1301
501
0.385
155
Jl. Lingk Tarau Barat
0,3558
3,50
1301
807
0.621
156
Jl. Lingk Tarau
0,2940
3,50
1301
742
0.571
157
Jl. Kalumata Baru
0,9280
4,50
1301
947
0.728
158
Jl. Ngade Baru
0,7900
4,00
1301
520
0.399
159
Jl. Laguna Permai
0,4380
4,00
1301
826
0.635
5 - 51
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
160
Jl. Danau Laguna
15,320
4,00
1301
826
0.635
161
Jl. Lingk Danau Laguna
0,3180
3,50
1301
510
0.392
162
Jl. Fitu Baru
0,9630
4,00
1301
733
0.564
163
Jl. Nelayan Fitu
0,2880
4,00
1301
807
0.621
164
Jl. Lingk Perum Luph Fitu
0,1570
3,50
1301
501
0.385
165
Jl. Gambesi Baru
10,900
4,50
1301
659
0.506
166
Jl. SMAN 3 Gambesi
0,4740
3,50
1301
872
0.670
167
Jl. Sasa Puncak
12,000
4,00
1301
937
0.720
168
Jl. Sasa Baru
0,7200
4,00
1301
909
0.699
169
Jl. Terminal Sasa
0,4340
3,50
1301
1225
0.942
170
Jl. Foramadiahi
14,000
4,50
1301
1049
0.806
171
Jl. Jambula
12,000
4,50
1301
835
0.642
172
Jl. Pantai Tafure - Sango
16,500
5,00
1301
1318
1.013
173
Jl. Ake Tubo
15,630
4,00
1301
1123
0.863
174
Jl. Lingk Tubo
0,4800
4,00
1301
1141
0.877
175
Jl. Tobololo
32,000
4,00
1301
705
0.542
176
Jl. Sulamadaha
0,8050
3,50
1301
789
0.606
177
Jl. Pelabuhan Sulamadaha
0,1750
3,50
1301
705
0.542
178
Jl. Takome
17,670
4,50
1301
742
0.571
179
Jl. Masuk TPA Takome
0,6975
3,50
1301
733
0.564
180
Jl. Danau Tolire
0,2490
3,50
1301
436
0.335
181
Jl. Lingk Taduma 1 (Paving)
0,2220
5,00
1301
399
0.307
182
Jl. Lingk Taduma 2
0,2120
3,50
1301
399
0.307
183
Jl. Kastela
15,600
3,50
1301
399
0.307
184
Jl. Lingk Kastela Makam Babbullah
0,9410
7,00
2323
1336
0.575
185
Jl. Keliling Pulau Hiri
101,050
4,00
1301
835
0.642
186
Jl. Keliling Pulau Moti
191,070
4,00
1301
789
0.606
187
Jl. Moti Kota
13,400
4,00
1301
835
0.642
188
Jl. Tadenas
14,200
4,00
1301
807
0.621
189
Jl. Tafaga
0,6000
3,50
1301
807
0.621
190
Jl. Keliling Pulau Mayau
213,170
4,00
1301
826
0.635
191
Jl. Keliling Pulau Tifure
140,000
4,00
1301
807
0.621
7.00
2323
2350
1.012
192 Toboko - Ubo Ubo Sumber: hasil analisis
5 - 52
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 5.16. Rekapitulasi Data Jaringan Jalan, Kapasitas, Arus Lalulintas dan VC Ratio Hasil Pembebanan Kota Ternate Kondisi Skenario Tahun 2030 Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
2323
3198
1.376
4,00
1301
848
0.652
0,3400
3,50
1301
923
0.709
Jl. Terminal Cinta
0,4757
4,50
1301
998
0.767
1.4
Jl. Lingk Terminal Cinta
0,6521
3,50
1301
1052
0.808
1.5
Jl. Lingk Y Sudarso - Cempaka
0,3636
3,50
1301
880
0.676
2
Jl. Kie Raha
0,9130
5,00
1301
697
0.536
3
Jl. Stadion
0,5238
5,00
1301
1105
0.849
4
Jl. Kapitan Pattimura
0,8600
6,00
2021
2178
1.078
Jl. Lingk Kalumpang 01
0,8000
4,00
1301
858
0.660
Jl. Cengkeh AFO
0,8710
6,00
2021
2189
1.083
Jl. Lorong Cengkeh Avo
0,2876
4,50
1301
1019
0.784
Jl. Tongole TVRI
23,500
4,50
1301
687
0.528
Jl. Lingk Tongole TVRI 03
0,2070
3,50
1301
708
0.544
7
Jl. Maliaro TVRI
37,200
4,50
1301
633
0.487
7.1
Jl. Lingk Maliaro
0,3100
3,50
1301
858
0.660
7.2
Jl. Maliaro - Jan
12,000
4,50
1301
891
0.685
7.3
Jl. Lingk Maliaro TVRI 3 (TVRI)
0,0440
3,50
1301
955
0.734
Jl. Seruni I
0,8675
5,50
1301
526
0.404
Jl. SMPN 6 Stadion
0,1920
4,00
1301
1041
0.800
9
Jl. Seruni II
0,2464
4,50
1301
1009
0.775
10
Jl. KH Dewantoro
0,6216
5,50
1301
1084
0.833
10.1
Jl. Lingk Takoma
0,1065
6,50
2021
2854
1.412
11
Jl. Asrama Polisi
0,2767
6,50
2021
2135
1.057
12
Jl. Kamboja
0,3911
5,50
1301
1320
1.014
12.1
Jl. Lingk Pasar Kotabaru
0,1320
3,50
1301
1041
0.800
12.2
Jl. Pantai K Baru - Bastiong
17,000
18,00
5710
944
0.165
13
Jl. Zainal Abidin Syah
0,3845
5,00
1301
1084
0.833
14
Jl. Wijaya Kusuma
0,4072
5,00
1301
1073
0.825
15
Jl. Cengkeh
0,2232
5,50
1301
1234
0.948
16
Jl. Mawar
0,1560
6,50
2021
1427
0.706
17
Jl. Sedap Malam
0,1566
5,50
1301
1449
1.113
18
Jl. Falajawa III
0,1604
4,50
1301
1384
1.064
19
Jl. Anggrek
0,2182
6,00
2021
1084
0.536
No. Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Jl. Yos Sudarso
0,7600
7,00
1.1
Jl. M. Baiturrahman Maliaro
0,3805
1.2
Jl. Lingk Kampung Pisang
1.3
1
4.1 5 5.1 6 6.1
8 8.1
Nama Ruas
Kapasitas Jalan (smp/jam)
5 - 53
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
5710
2876
0.504
12,00
4864
2114
0.435
13,190
12,00
4864
2983
0.613
Jl. Salim Fabanyo
0,5799
4,50
1301
1663
1.278
23
Jl. H. Busoiri
0,7197
6,00
2021
2167
1.072
24
Jl. Cm Tiohohu
0,3030
5,00
1301
1545
1.188
Jl. Senang
0,1543
3,50
1301
837
0.643
25
Jl. Hasan Senen
0,3086
4,00
1301
944
0.726
26
Jl. Kemuning
0,1590
6,00
2021
1309
0.648
27
Jl. Nuku
0,3920
5,00
1301
1105
0.849
28
Jl. Falajawa
0,5424
4,50
1301
1191
0.915
29
Jl. Ade Irma Suryani
0,1950
5,00
1301
955
0.734
30
Jl. Nukila
0,6050
5,00
1301
708
0.544
Jl. Tapikong Gamalama
0,2405
3,50
1301
483
0.371
31
Jl. Ketilang
0,2086
4,50
1301
987
0.759
32
Jl. Kusuma Harapan
0,2040
4,00
1301
891
0.685
33
Jl. Juma Puasa
0,6570
5,00
1301
740
0.569
34
Jl. Branjangan
0,6689
7,00
2323
1212
0.522
35
Jl. Kakak Tua
0,4203
4,50
1301
740
0.569
36
Jl. Bangau
0,2487
5,00
1301
730
0.561
37
Jl. Cendrawasih
0,2452
5,00
1301
697
0.536
38
Jl. Merak
0,2000
4,50
1301
708
0.544
39
Jl. Maleo
0,1486
4,50
1301
826
0.635
40
Jl. Elang
0,2500
5,00
1301
773
0.594
41
Jl. Merpati
0,3200
4,50
1301
751
0.577
42
Jl. Camar
0,1400
5,00
1301
740
0.569
43
Jl. Pipit
0,1280
4,50
1301
740
0.569
44
Jl. Gagak
0,4810
5,00
1301
826
0.635
45
Jl. Kesatrian
0,2390
5,50
1301
805
0.619
46
Jl. Salak
0,3074
4,50
1301
858
0.660
47
Jl. Rambutan
0,6280
4,50
1301
869
0.668
Jl. Lingk Rambutan I
0,2500
4,00
1301
504
0.388
48
Jl. Nanas
0,0870
4,00
1301
708
0.544
49
Jl. Manggis
0,4300
4,00
1301
719
0.553
50
Jl. Sultan Babullah
0,6480
5,50
1301
1052
0.808
51
Jl. Yasin Gamsungi
0,8770
4,50
1301
848
0.652
51.1
Jl. Lingk Lelong
0,1260
3,50
1301
815
0.627
51.2
Jl. Sonyie Lamo
0,2400
5,50
1301
751
0.577
No. Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Jl. Sultan Jabirsyah (Halmahera)
21,620
16,00
Jl. Ternate Beach
0,6500
21
Jl. Pahlawan Revolusi
22
20 20.1
24.1
30.1
47.1
Nama Ruas
Kapasitas Jalan (smp/jam)
5 - 54
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
52
Jl. Jambu
0,4670
4,50
1301
869
0.668
53
Jl. Jeruk
0,4570
4,50
1301
1041
0.800
54
Jl. Mesjid Sultan
0,1118
4,50
1301
987
0.759
55
Jl. Kedaton
0,4950
5,00
1301
976
0.751
56
Jl. Semangka Tobenga
13,950
5,00
1301
708
0.544
57
Jl. Soa Konora
0,3287
4,50
1301
537
0.412
58
Jl. Akeboca
0,6230
4,50
1301
676
0.520
59
Jl. Ngidi Kasturian
0,9850
6,00
2021
1073
0.531
59.1
Jl. Soa - Puncak I
0,3238
4,00
1301
612
0.470
59.2
Jl. Soa - Puncak II
0,7180
4,00
1301
697
0.536
59.3
Jl. Lingk Ngidi Kasturian
0,5300
3,40
1301
515
0.396
59.4
Jl. Tanah Gusur (RD DPRD K)
0,4600
4,50
1301
697
0.536
59.5
Jl. Lingk Ngade Sone
0,4600
4,00
1301
665
0.511
59.6
Jl. Ngade Sone
10,730
5,00
1301
730
0.561
Jl. Kasturian - Facey
0,9780
6,00
2021
1191
0.589
60.1
Jl. Lingk Kasturian - Facey
0,2690
3,50
1301
708
0.544
60.2
Jl. Lingk Bola
0,3740
4,50
1301
730
0.561
60.3
Jl. Stasion Pantai Sabia
0,4330
4,50
1301
655
0.503
Jl. Facey - Tubo
13,330
6,67
2021
1427
0.706
61.1
Jl. Lingk Facey - Tarau
0,3000
3,50
1301
633
0.487
61.2
Jl. SMP Tsanawiyah Dufa-dufa
0,4280
4,50
1301
740
0.569
62
Jl. SMP Islam - Moya
31,600
5,00
1301
1052
0.808
62.1
Jl. Lingk SMP Islam
0,4380
3,50
1301
708
0.544
62.2
Jl. Lingk Gamayou
0,1510
3,50
1301
633
0.487
62.3
Jl. Lingk SMP Islam - Skeep
0,8600
4,00
1301
547
0.421
Jl. Skeep Pohong Amo
0,3787
4,50
1301
1062
0.817
63.1
Jl. Lingk Skeep
0,6063
3,50
1301
579
0.445
63.2
Jl. Lingk Skeep Pohong Pala
0,6430
3,50
1301
526
0.404
64
Jl. Salahudin
0,7286
5,00
1301
1094
0.841
65
Jl. Kayu Manis - Moya
23,193
5,00
1301
1202
0.924
65.1
Jl. Lingk Tabahawa
0,5500
3,50
1301
687
0.528
65.2
Jl. Lingk Tabahawa II
0,9590
3,50
1301
569
0.437
65.3
Jl. Moya - Bukubandera
33,000
4,00
1301
579
0.445
Jl. Torano
0,7393
4,00
1301
1170
0.899
Jl. Fala Lamo Torano
10,000
3,50
1301
815
0.627
Jl. BTN - Torano
13,099
4,00
1301
1406
1.080
67.1
Jl. Lingk BTN - Torano
0,2107
3,50
1301
526
0.404
68
Jl. Tanah Mesjid - BTN
0,6640
5,50
1301
1094
0.841
60
61
63
66 66.1 67
5 - 55
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
68.1
Jl. Lingk Tanah Mesjid
0,2590
3,50
1301
590
0.454
68.2
Jl. Lingk BTN Baru
0,2795
3,50
1301
697
0.536
69
Jl. Kompleks BTN
18,419
5,00
1301
1019
0.784
70
Jl. Marikurubu
17,840
4,50
1301
1094
0.841
Jl. Lingk Marikurubu - Pala
0,1680
3,50
1301
354
0.272
Jl. Pala - Marikurubu
0,5981
4,00
1301
1052
0.808
71.1
Jl. Lingk BTN Pala - Marikurubu
0,3415
3,50
1301
483
0.371
71.2
Jl. Lingk Pala - Marikurubu
0,1819
3,50
1301
451
0.346
72
Jl. Palapa
0,8587
5,00
1301
1041
0.800
73
Jl. Lingk Palapa
0,1490
4,50
1301
740
0.569
74
Jl. Puskesmas Kalumpang
0,5149
4,50
1301
751
0.577
75
Jl. Terminal Baru Gamalama
18,220
6,00
2021
1459
0.722
75.1
Jl. Kamp Makassar Timur
0,4500
5,00
1301
944
0.726
75.2
Jl. Lingk Terminal Gamalama
0,1950
4,00
1301
912
0.701
Jl. Marikurubu - Jati
12,860
4,00
1301
1137
0.874
76.1
Jl. Ake Oti
16,320
4,00
1301
708
0.544
76.2
Jl. Tanah Tinggi Barat
0,2300
3,50
1301
676
0.520
76.3
Jl. Maliaro - Jati Jan
0,3000
4,50
1301
697
0.536
76.4
Jl. Kamp Kodok Jerbus
0,1232
3,50
1301
579
0.445
76.5
Jl. Lingk Marikurubu - Jati 01
0,3050
4,00
1301
526
0.404
76.6
Jl. Lingk Marikurubu - Jati 02
0,7570
4,00
1301
429
0.330
Jl. Tanah Tinggi
0,7167
5,50
1301
944
0.726
77.1
Jl. Lingk Tanah Tinggi 1
0,1994
3,50
1301
719
0.553
77.2
Jl. Lingk Tanah Tinggi 2
0,1530
4,00
1301
687
0.528
78
Jl. Belakang RSU
0,5958
4,50
1301
1277
0.981
79
Jl. Cempaka Tanah Tinggi
0,6529
5,00
1301
1105
0.849
80
Jl. Larat
0,1912
5,00
1301
955
0.734
81
Jl. Nusa Indah
0,3193
5,50
1301
912
0.701
82
Jl. Kecubung
0,2146
5,00
1301
815
0.627
83
Jl. Teratai
0,1051
4,50
1301
590
0.454
84
Jl. Bougenville
0,1922
4,50
1301
719
0.553
85
Jl. Kenanga
0,3111
4,00
1301
740
0.569
86
Jl. Vanda
0,1270
4,50
1301
740
0.569
87
Jl. Bonsai
0,2432
5,00
1301
740
0.569
88
Jl. Kaca Piring
0,2450
5,00
1301
805
0.619
89
Jl. Dahlia
0,3089
5,00
1301
815
0.627
90
Jl. Kelapa Pendek
0,7675
5,00
1301
826
0.635
Jl. Lingk Kelapa Pendek
0,0810
3,50
1301
526
0.404
70.1 71
76
77
90.1
5 - 56
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
91
Jl. Jati I
0,6926
4,00
1301
1427
1.097
92
Jl. Jati II
0,5618
5,00
1301
1320
1.014
Jl. Lingk Jati II
0,1000
3,50
1301
719
0.553
93
Jl. Jati III
0,5519
4,00
1301
966
0.742
94
Jl. Jati
0,4198
5,00
1301
976
0.751
95
Jl. Jerebusua
0,7640
4,50
1301
998
0.767
Jl. Lingk Jerebusua 1
0,2510
3,50
1301
579
0.445
96
Jl. Jati Baru
0,7664
4,50
1301
1116
0.858
97
Jl. Jati - Jan
22,710
5,00
1301
1137
0.874
97.1
Jl. Lingk TransTV
0,6500
3,50
1301
569
0.437
97.2
Jl. Link Jati Jan (MetroTV)
0,7460
3,50
1301
569
0.437
Jl. Jan
14,067
4,50
1301
1116
0.858
98.1
Jl. Lingk Perumahan Ubo-ubo
0,3910
3,50
1301
504
0.388
98.2
Jl. Lingk Jan
0,1330
3,50
1301
633
0.487
98.3
Jl. Lingk Jan Baru 1
0,4500
3,50
1301
622
0.478
99
Jl. Perumnas - Jati
0,8250
5,00
1301
1191
0.915
99.1
Jl. Lingk Perumnas - Jati
0,4550
3,50
1301
934
0.718
99.2
Jl. Lingk Perumnas Motoa 1
0,1980
3,50
1301
805
0.619
100
Jl. Melati - Kalumata
23,783
5,50
1301
1485
1.141
100.1
Jl. Lingk Melati - Cempaka
0,3937
4,00
1301
934
0.718
100.2
Jl. Lingk Jati
10,229
3,50
1301
955
0.734
100.3
Jl. Melati Jati
0,5200
4,00
1301
966
0.742
100.4
Jl. Perumnas Danau Toba
0,7076
4,50
1301
923
0.709
100.5
Jl. Lingk Danau Toba II (M. Nurilahi Jati)
0,1350
3,50
1301
934
0.718
100.6
Jl. SMP Al Irsyad (Metro TV)
0,7060
5,00
1301
944
0.726
100.7
Jl. Lingk SMP Al Irsyad (Metro TV) 1
0,1230
4,00
1301
944
0.726
100.8
Jl. SDN Ubo-ubo
0,5840
4,00
1301
944
0.726
100.9
Jl. Himo Himo
0,5150
3,50
1301
944
0.726
100.1
Jl. Lingk Himo Himo Tabona
0,3715
4,00
1301
891
0.685
100.11
Jl. Tobona - Bukusandar
23,000
4,00
1301
891
0.685
100.12
Jl. Lingk Tobona
0,3710
3,50
1301
891
0.685
100.13
Jl. P. Agama Kayu Merah
0,5090
4,00
1301
912
0.701
100.14
Jl. K. Merah - R. Dinas Walikota
0,8000
5,00
1301
1094
0.841
100.15
Jl. DPRD Kota - Kalumata
0,7650
4,50
1301
1062
0.817
100.16
Jl. Lingk DPRD Kota - Kalumata
0,2220
3,65
1301
1062
0.817
Jl. Kalumata - Gambesi
42,450
5,50
1301
1427
1.097
101.1
Jl. Barito Puncak
0,9130
4,00
1301
858
0.660
101.2
Jl. Lingk Kalumata Puncak
0,5690
3,50
1301
858
0.660
92.1
95.1
98
101
5 - 57
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
1301
858
0.660
3,50
1301
858
0.660
15,000
4,50
1301
1073
0.825
0,7000
4,00
1301
848
0.652
Jl. Sasa - Foramadiahi
19,748
4,00
1301
1331
1.023
Jl. Lingk Sasa - Foramadiahi 2 (STIKIP)
0,5050
4,00
1301
848
0.652
104
Jl. Mangga Dua - Jati
0,4035
4,50
1301
1159
0.891
105
Jl. Perumnas - Bastiong
0,6830
4,50
1301
1170
0.899
105.1
Jl. SMP 4 Bastiong
0,1040
3,50
1301
1041
0.800
105.2
Jl. Lingk Talangame
0,1000
3,50
1301
1052
0.808
105.3
Jl. Masuk BPOM Bastiong
0,3589
3,50
1301
998
0.767
Jl. Cakra Ubo-ubo
0,8360
4,50
1301
1266
0.973
Jl. Lingk Tanah Misi
0,4880
3,50
1301
590
0.454
107
Jl. Pasar Bastiong
0,6750
5,00
1301
1899
1.460
108
Jl. Bastiong Pantai
0,1945
4,00
1301
1105
0.849
109
Jl. Lingk Bastiong Pantai
0,4400
3,50
1301
1309
1.006
110
Jl. Lingk Ferry Bastiong
0,1770
3,50
1301
944
0.726
111
Jl. Ubo Ubo
0,8280
5,00
1301
966
0.742
112
Jl. Meteorologi
0,6290
5,00
1301
966
0.742
Jl. Lingk Meteorologi - Perum Jan
0,6030
4,00
1301
633
0.487
113
Jl. Sosial Ubo-ubo
0,5930
5,00
1301
1094
0.841
114
Jl. Falajawa II
0,7840
5,00
1301
1202
0.924
115
Jl. Kompleks Falajawa II
31,387
4,00
1301
912
0.701
116
Jl. Pemancar RRI Kayu Merah
0,3862
5,00
1301
1180
0.907
117
Jl. Lingk Kayu Merah
0,8691
3,50
1301
1223
0.940
118
Jl. Kalumata
0,6410
5,00
1301
1781
1.369
119
Jl. Lingk Kalumata
0,4110
4,00
1301
1052
0.808
120
Jl. Daniel Bohang
0,7450
4,50
1301
1127
0.866
121
Jl. AM Kamaruddin
10,900
6,94
2323
1137
0.490
Jl. Samping Mapolsek Utara
0,2180
3,50
1301
826
0.635
122
Jl. Air Sentosa
0,2086
5,00
1301
1030
0.792
123
Jl. SD Salero
0,1176
4,00
1301
1052
0.808
124
Jl. Mesjid Kasturian
0,1190
4,00
1301
1052
0.808
125
Jl. Cempedak - Kasturian
0,4610
5,00
1301
848
0.652
126
Jl. Toboleu
23,070
4,50
1301
848
0.652
127
Jl. Lingk Toboleu
0,6650
4,00
1301
1062
0.817
128
Jl. Bola
0,4216
4,50
1301
869
0.668
129
Jl. Gamcim
0,4889
4,00
1301
815
0.627
No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
101.3
Jl. Masuk R. Dinas Walikota
0,9500
5,50
101.4
Jl. Asrama Haji Ngade
0,2500
Jl. Gambesi - Sasa Jl. Lingk Gambesi - Sasa (rencana Pesantren)
102 102.1 103 103.1
106 106.1
112.1
121.1
Kapasitas Jalan (smp/jam)
5 - 58
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
130
Jl. Koloncucu
0,2800
4,50
1301
826
0.635
131
Jl. Penyu Sabia
0,4050
4,50
1301
826
0.635
132
Jl. Lingk Sabia
0,3117
4,00
1301
826
0.635
133
Jl. Puskesmas Siko
0,3900
4,11
1301
1030
0.792
134
Jl. Mutiara
0,2480
4,50
1301
708
0.544
135
Jl. Kepiting
0,4910
4,50
1301
697
0.536
136
Jl. Teripang
0,1750
4,00
1301
697
0.536
137
Jl. Facey - Buku Bandera
23,942
4,50
1301
1170
0.899
138
Jl. Samping Makam Pahlawan
0,3890
4,00
1301
1127
0.866
139
Jl. Toloko Barat
0,4310
4,50
1301
1052
0.808
140
Jl. Benteng Toloko
0,2810
5,00
1301
1234
0.948
141
Jl. Cakalang
0,5530
4,50
1301
1781
1.369
142
Jl. Terminal Dufa Dufa
0,1845
5,00
1301
1792
1.377
143
Jl. Dufa Dufa Beach
0,6810
12,00
4864
1105
0.227
144
Jl. Kampus STAIN
0,3150
4,50
1301
1127
0.866
145
Jl. Julung
0,6900
4,50
1301
708
0.544
146
Jl. Tafure
0,8790
4,00
1301
697
0.536
147
Jl. Asrama AL
0,8445
3,50
1301
837
0.643
148
Jl. Daulasi
10,140
4,42
1301
579
0.445
149
Jl. Pantai Daulasi
15,000
8,00
2648
944
0.357
150
Jl. Cendana
10,860
4,56
1301
697
0.536
151
Jl. Tubo
0,6250
4,50
1301
601
0.462
152
Jl. Tabam
0,8000
4,00
1301
601
0.462
153
Jl. Lingk Sango
0,2515
3,50
1301
633
0.487
154
Jl. Tarau
0,2713
4,00
1301
579
0.445
155
Jl. Lingk Tarau Barat
0,3558
3,50
1301
934
0.718
156
Jl. Lingk Tarau
0,2940
3,50
1301
858
0.660
157
Jl. Kalumata Baru
0,9280
4,50
1301
1094
0.841
158
Jl. Ngade Baru
0,7900
4,00
1301
601
0.462
159
Jl. Laguna Permai
0,4380
4,00
1301
955
0.734
160
Jl. Danau Laguna
15,320
4,00
1301
955
0.734
161
Jl. Lingk Danau Laguna
0,3180
3,50
1301
590
0.454
162
Jl. Fitu Baru
0,9630
4,00
1301
848
0.652
163
Jl. Nelayan Fitu
0,2880
4,00
1301
934
0.718
164
Jl. Lingk Perum Luph Fitu
0,1570
3,50
1301
579
0.445
165
Jl. Gambesi Baru
10,900
4,50
1301
762
0.586
166
Jl. SMAN 3 Gambesi
0,4740
3,50
1301
1009
0.775
167
Jl. Sasa Puncak
12,000
4,00
1301
1084
0.833
5 - 59
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku No. Ruas
Nama Ruas
Panjang (km)
Lebar (m)
Kapasitas Jalan (smp/jam)
Volume Lalulintas (smp/jam)
VC Ratio
168
Jl. Sasa Baru
0,7200
4,00
1301
1052
0.808
169
Jl. Terminal Sasa
0,4340
3,50
1301
1416
1.089
170
Jl. Foramadiahi
14,000
4,50
1301
1212
0.932
171
Jl. Jambula
12,000
4,50
1301
966
0.742
172
Jl. Pantai Tafure - Sango
16,500
5,00
1301
1524
1.171
173
Jl. Ake Tubo
15,630
4,00
1301
1298
0.998
174
Jl. Lingk Tubo
0,4800
4,00
1301
1320
1.014
175
Jl. Tobololo
32,000
4,00
1301
815
0.627
176
Jl. Sulamadaha
0,8050
3,50
1301
912
0.701
177
Jl. Pelabuhan Sulamadaha
0,1750
3,50
1301
815
0.627
178
Jl. Takome
17,670
4,50
1301
858
0.660
179
Jl. Masuk TPA Takome
0,6975
3,50
1301
848
0.652
180
Jl. Danau Tolire
0,2490
3,50
1301
504
0.388
181
Jl. Lingk Taduma 1 (Paving)
0,2220
5,00
1301
461
0.355
182
Jl. Lingk Taduma 2
0,2120
3,50
1301
461
0.355
183
Jl. Kastela
15,600
3,50
1301
461
0.355
184
Jl. Lingk Kastela Makam Babbullah
0,9410
7,00
2323
1545
0.665
185
Jl. Keliling Pulau Hiri
101,050
4,00
1301
966
0.742
186
Jl. Keliling Pulau Moti
191,070
4,00
1301
912
0.701
187
Jl. Moti Kota
13,400
4,00
1301
966
0.742
188
Jl. Tadenas
14,200
4,00
1301
934
0.718
189
Jl. Tafaga
0,6000
3,50
1301
934
0.718
190
Jl. Keliling Pulau Mayau
213,170
4,00
1301
955
0.734
191
Jl. Keliling Pulau Tifure
140,000
4,00
1301
934
0.718
7.00
2323
2717
1.170
192 Toboko - Ubo Ubo Sumber: hasil analisis
5 - 60
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
BAB 6 ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN
6.1. ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI Salah satu faktor keberhasilan dari suatu pembangunan wilayah adalah peran serta sektor transportasi. Oleh sebab sistem transportasi memerlukan pembinaan yang berorientasi pada peningkatan pelayanan sehingga akan menghasilkan jasa transportasi yang handal, berkemampuan tinggi serta dilaksanakan secara terpadu, tertip, lancar, aman, nyaman dan efisien. Rencana strategis merupakan suatu konsep dari perencanaan Kota yang sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan pembangunan di Kota Ternate dimasa yang akan datang mengingat permasalahan yang semakin berkembang baik secara kualitatif maupun kuantitatif sesuai dinamika masyarakat. Oleh sebab itu untuk menangani permasalahan di Kota Ternate perlu dilakukan secara konsepsonal, relevan dan menyeluruh. 6.1.1. Kondisi Yang Diinginkan Keinginan yang ingin di capai dalam pembangunan di sektor perhubungan adalah suatu perubahan yang berupa perbaikan dan peningkatan dari kondisi saat ini. Guna mencapai hal tersebut maka diperlukan suatu perencanaan yang komprehensif sehingga diharapkan output yang dihasilkan dapat menjawab berbagai permasalahan yang terjadi. Berikut ini beberapa kondisi yang diingikan oleh Dinas Perhubungan dalam kaitannya dengan program yang tertuang dalam rencana strategis Dinas Perhubungan Tahun 2011 – 2015. 1. Peningkatan infrastruktur perkotaan dan pengembangan kawasan strategis;
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
6-1
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2. Rekonstruksi dan pemberdayaan birokrasi untuk peningkatan pelayanan publik; 3. Rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas lalulintas angkutan jalan; 4. Peningkatan aksesbilitas pelayanan angkutan darat dan laut melalui peningkatan sumber daya manusia dan kualitas keberagaman; 5. Rencana pengembangan kota baru. Sedangkan proyeksi ke depan dengan adanya rencana strategis Dinas Perhubungan adalah sebagai berikut: 1. Pembangunan
infrastruktur
perkotaan
melalui
perluasan
jaringan
transportasi yang dapat memberikan akses langsung dari sentra ekonomi atau pusat Kota ke bagian wilayah Kota yang akan dikembangkan termasuk pembangunan Kota baru; 2. Sarana terminal angkutan Kota yang sudah ada saat ini perlu ditambah di bagian selatan dan utara Kota Ternate, hal ini perlu dilakukan guna memudahkan penataan sistem trayek; 3. Membangun sarana transportasi laut berupa dermaga lokal akan mempunyai
arti
penting
dan
strategis
dalam
rangka
peningkatan
pertumbuhan perekonomian dan sekaligus dapat menjadikan Ternate sebagai Kota Perdagangan bagi Provinsi Maluku Utara. Untuk itu perlu penyiapan berbagai sarana dan prasana di bidang perhubungan laut; 4. Rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas lalulintas angkutan jalan, dengan cara melakukan pemeliharaan baik secara rutin maupun berkala pada fasilitas lalulintas yang terdiri dari: traffic light dan warning light, rambu-rambu lalulintas, rambu pendahulu petunjuk jalan (RPPJ), guard rail, marka jalan dan marka parkir serta traffic cone. 5. Peningkatan aksesbilitas pelayanan angkutan darat dan laut melalui peningkatan sumber daya manusia dan kualitas keberagamaan:
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
6-2
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
-
Peningkatan kualitas sumber daya aparatur Dinas Perhubungan melalui pendidikan teknis struktural, fungsional dan pendidikan formal;
-
Melakukan studi komperatif;
-
Pembinaan moralitas aparatur.
6. Pemberdayaan organisasi pemerintah, hal ini penting agar pengelolaan tugas
pokok
dan
terbagi
habis
kepada
seluruh
pegawai
Dinas
Perhubungan. 6.1.2. Kebijakan Yang Diinginkan Suatu kebijakan diterapkan pada prinsipnya berawal dari suatu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah yang dalam hal ini Dinas Perhubungan Kota Ternate. a. Kebijakan Internal -
Menempatkan petugas lapangan dalam rangka melakukan pengawasan, penertiban dan pengaturan arus lalulintas untuk menghindari kemacetan;
-
Melakukan survei penempatan rambu-rambu lalulintas sesuai dengan tingkat kepadatan arus lalulintas untuk menghindari kemacetan;
-
Menyederhanakan prosedur perizinan angkutan darat, laut dalam upaya memberikan kepastian hukum dengan biaya yang terjangkau sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
-
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur melalui pendidik dan pelatihan;
-
Melakukan pengendalian dan pengawasan trayek;
-
Melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap perijinan bagi armada untuk kendaraan angkutan umum, barang dan laut di bawah 7 GT;
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
6-3
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
-
Melakukan pembinaan disiplin dan evaluasi kinerja terhadap aparatur yang dikendalikan melalui absensi dan rapat-rapat staf;
-
Memberikan pelayanan langsung pada mahasiswa, pelajar dengan menggunakan bus sekolah;
-
Peningkatan sarana informasi dan pendataan;
-
Meningkatkan pengelolaan administrasi;
-
Meningkatkan budaya tertib hukum bagi masyarakat.
b. Kebijakan Eksternal -
Peningkatan pelayanan terhadap masyarakat;
-
Peningkatan manajemen lalulintas, seperti:
-
Penataan lalulintas searah;
Pembatasan kecepataan kendaraan;
Pemberlakukan ANDALALIN dalam pembangunan kawasan;
Penetapan jalur khusus;
Penetapan jalur parkir;
Kawasan tertib lalulintas.
Pemeriksaan dan pengawasan perijinan dan sertifikasi kapal motor di bawah 7 GT.
6.1.3. Program Prioritas Beberapa kegiatan yang termasuk dalam program prioritas antara lain: 1. Pembangunan ruang tunggu dermaga speed pelabuhan Dufa-Dufa; 2. Pemeliharaan fasilitas parkir;
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
6-4
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
3. Pengendalian disiplin pengoperasian angkutan umum di jalan raya; Pada lingkup Kota Ternate pengembangan jaringan transportasi diarahkan untuk mendukung program MP3EI dan pengembangan ekonomi wilayah dengan memperhatikan jenis moda maupun infrastruktur yang akan dikembangkan dengan memperkuat hubungan internal antar simpul-simpul ekonomi kecamatan di Kota Ternate. Simpul-simpul dimaksud meliputi kawasan pelabuhan, terminal, dan bandar udara. Untuk menghubungkan sentra produksi maupun potensi ekonomi dengan lokasi simpul diperlukan sarana dan prasarana pendukung untuk melayani pergerakan orang dan barang. 6.2. SISTEM JARINGAN PRASARANA UTAMA Sistem jaringan prasarana utama yang ada di Kota Ternate terdiri atas: a. Sistem jaringan transportasi darat, terdiri dari: - Jaringan jalan, terdiri dari: Jaringan jalan Kolektor meliputi ruas jalan: -
Ruas Jalan Merdeka;
-
Ruas Jalan Arnold Mononutu;
-
Ruas Jalan Jend. A. Yani;
-
Ruas Jalan Hasan Esa;
-
Ruas Jalan Mangga Dua;
-
Ruas Jalan Bastiong;
-
Ruas Jalan Dermaga Ferry - Bastiong;
-
Ruas Jalan Bastiong – Jambula/Pelabuhan; dan
-
Ruas Jalan Keliling Pulau Ternate.
Jaringan jalan Kolektor Sekunder meliputi ruas jalan: 1.
Ruas Jalan Yos Sudarso
10.
Ruas Jalan Tanah Tinggi
2.
Ruas Jalan Kapitan Pattimura
11.
Ruas Jalan Jati
3.
Ruas Jalan Halmahera Raya
12.
Ruas Jalan Melati – Kalumata
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
6-5
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku 4.
Ruas Jalan Pahlawan Revolusi
13.
Ruas Jalan Gambesi – Sasa
5.
Ruas Jalan Sultan Babullah
14.
Ruas Jalan Sasa – Foramadiahi
6.
Ruas Jalan Ngidi – Kasturian
15.
Ruas Jalan Kalumata
7.
Ruas Jalan Ngade Sone
16.
Ruas Jalan Air Sentosa
8.
Ruas Jalan Facei – Tarau
17.
Ruas Jalan Cakalang
9.
Ruas Jalan Palapa
18.
Ruas Jalan Sultan Khairun
Jaringan jalan Lokal Primer meliputi ruas jalan: 1.
Ruas Jalan Kie Raha
23.
Ruas Jalan Jerebusua
2.
Ruas Jalan Stadion
24.
Ruas Jalan Lingk. Jati – Jan (metro)
3.
Ruas Jalan Cengkeh Afo
25.
Ruas Jalan J a n
4.
Ruas Jalan K.H Dewantoro
26.
Ruas Jalan Kalumata – Gambesi
5.
Ruas Jalan Salim Fabanyo
27.
Ruas Jalan Pasar Bastiong
6.
Ruas Jalan H. Busoiri
28.
Ruas Jalan Ubo – Ubo
7.
Ruas Jalan C.M Tiahahu
29.
Ruas Jalan Falajawa II
8.
Ruas Jalan Ade Irma Suryani
30.
Ruas Jalan Daniel Bohang
9.
Ruas Jalan Nukila
31.
Ruas Jalan Benteng Toloko
10.
Ruas Jalan Yasin Gamsungi
32.
Ruas Jalan Terminal Dufa – dufa
11.
Ruas Jalan Sonyie Lamo
33.
Ruas Jalan Daulasi
12.
Ruas Jalan Soa Konora
34.
Ruas Jalan Sigi Heku
13.
Ruas Jalan Akeboca
35.
Ruas Jalan Cendana
14.
Ruas Jalan Kasturian – Facei
36.
Ruas Jalan Tubo
15.
Ruas Jalan Salahudin
37.
Ruas Jalan Foramadiahi
16.
Ruas Jalan Kayu Manis – Moya
38.
Ruas Jalan Keliling Pulau Hiri
17.
Ruas Jalan Pala – Marikurubu
39.
Ruas Jalan Keliling Pulau Moti
18.
Ruas Jalan Terminal Baru- Gamalama
40.
Ruas Jalan Moti Kota
19.
Ruas Jalan Marikurubu - Jati
41.
Ruas Jalan Tadenas
20.
Ruas Jalan Kelapa Pendek
42.
Ruas Jalan Keliling Pulau Mayau
21.
Ruas Jalan Jati I
43.
Ruas Jalan Keliling Pulau Tifure
22.
Ruas Jalan Jati II
Jaringan sebagai jalan lokal sekunder meliputi ruas jalan: 1
Ruas Jalan Mesjid Baiturrahman Maliaro
124 Ruas Jalan Jati III
2
Ruas Jalan Lingk. Kampung Pisang
125 Ruas Jalan Lingk. Jerebusua
3
Ruas Jalan Terminal Cinta
126 Ruas Jalan Jati Baru
4
Ruas Jalan Lingk. Terminal Cinta
127 Ruas Jalan Lingk. Jati Baru
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
6-6
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku 5
Ruas Jalan Lingk. Yos Sudarso – Cempaka
128 Ruas Jalan Lingk. TransTV
6
Ruas Jalan Lorong Telkom
129 Ruas Jalan Lingk. Perumahan Ubo–ubo
7
Ruas Jalan Lingk. Kalumpang
130 Ruas Jalan Lingk. Jan
8
Ruas Jalan Lorong Cengkeh Afo
131 Ruas Jalan Lingk. Jan Baru
9
Ruas Jalan Cengkeh Afo - Bt. Anteru
132 Ruas Jalan Perumnas-Jati
10
Ruas Jalan Cengkeh Afo – Pala
133 Ruas Jalan Lingk. Perumnas-Jati
11
Ruas Jalan Maliaro –Tongole
134 Ruas Jalan Lingk. Perumnas Motoa 1
12
Ruas Jalan Lingk. Maliaro
135 Ruas Jalan Lingk. Melati – Cempaka
13
Ruas Jalan Maliaro – Jan
136 Ruas Jalan Lingk. Jati
14
Ruas Jalan Seruni I
137 Ruas Jalan Melati Jati
15
Ruas Jalan SMP 6 Stadion
138 Ruas Jalan Lingk. Perumnas Danau Toba
16
Ruas Jalan Seruni II
139 Ruas Jalan SMP Al-Irsyad
17
Ruas Jalan Lingk. Takoma
140 Ruas Jalan Himo – himo
18
Ruas Jalan Asrama Polisi
141 Ruas Jalan Tobona – Bukusandar
19
Ruas Jalan Kamboja
142 Ruas Jalan Pengadilan Agama Kayu Merah
20
Ruas Jalan Lingk. Pasar Kota Baru
143 Ruas Jalan DPRD Kota – Kalumata
21
Ruas Jalan Zainal Abidin Syah
144 Ruas Jalan Rumah Dinas WaliKota
22
Ruas Jalan Wijaya Kusuma
145 Ruas Jalan Barito Puncak
23
Ruas Jalan Cengkeh Afo
146 Ruas Jalan Lingk. Kalumata Puncak
24
Ruas Jalan Mawar
147 Ruas Jalan Lingk. Kalumata – Gambesi
25
Ruas Jalan Sedap Malam
148 Ruas Jalan Asrama Haji Ngade
26
Ruas Jalan Falajawa I
149 Ruas Jalan Lingk. Gambesi – Sasa
27
Ruas Jalan Anggrek
150 Ruas Jalan Mangga Dua – Jati
28
Ruas Jalan Sena n g
151 Ruas Jalan Lingk. Mangga Dua – Jati
29
Ruas Jalan Hasan Senen
152 Ruas Jalan Perumnas – Bastiong
30
Ruas Jalan Kemuning
153 Ruas Jalan SMP 4 Bastiong
31
Ruas Jalan Nuku
154 Ruas Jalan Lingk. Talangame
32
Ruas Jalan Falajawa
155 Ruas Jalan Masuk BPOM Bastiong
33
Ruas Jalan Tapikong Gamalama
156 Ruas Jalan Cakra Ubo-ubo
34
Ruas Jalan Ketilang
157 Ruas Jalan Lingk. Tanah Misi
35
Ruas Jalan Kusuma Harapan
158 Ruas Jalan Lingk. Pasar Bastiong
36
Ruas Jalan N u r i
159 Ruas Jalan Bastiong Pantai
37
Ruas Jalan Branjangan
160 Ruas Jalan Lingk. Bastiong Pantai
38
Ruas Jalan Kakak Tua
161 Ruas Jalan Lingk. Ferry Bastiong
39
Ruas Jalan Bangau
162 Ruas Jalan SDN Ubo-ubo
40
Ruas Jalan Cendrawasih
163 Ruas Jalan Meteorologi
41
Ruas Jalan Merak
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
164
Ruas Jalan Meteorologi Perumnas – Jan
6-7
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku 42
Ruas Jalan M a l e o
165
Ruas Jalan Lingk. Meteorologi
43
Ruas Jalan Elang
166
Ruas Jalan Sosial Ubo-ubo
44
Ruas Jalan Merpati
167
Ruas Jalan Kompleks Falajawa II
45
Ruas Jalan Lingk. Merpati
168
Ruas Jalan Lingk. Pemancar RRI
46
Ruas Jalan C a m a r
169
Ruas Jalan Lingk. Kayu Merah
47
Ruas Jalan Pipit
170
Ruas Jalan Vihara
48
Ruas Jalan Gagak
171
Ruas Jalan Lingk. Barito
49
Ruas Jalan Kesatrian
172
Ruas Jalan Lingk. Kalumata
50
Ruas Jalan Salak
173
Ruas Jalan Lingk. Daniel Bohang
51
Ruas Jalan Rambutan
174
Ruas Jalan AM Kamaruddin
52
Ruas Jalan Lingk. Rambutan
175
Ruas Jalan Samping Mapolsek Utara
53
Ruas Jalan Nanas
176
Ruas Jalan SD Salero
54
Ruas Jalan Manggis
177
Ruas Jalan Mesjid Kasturian
55
Ruas Jalan Lingk. Lelong
178
Ruas Jalan Cempedak – Kasturian
56
Ruas Jalan Jambu
179
Ruas Jalan Toboleu
57
Ruas Jalan Jeruk
180
Ruas Jalan Gang Gipsy Koloncucu
58
Ruas Jalan Mesjid Sultan
181
Ruas Jalan Lingk. Toboleu
59
Ruas Jalan Kedaton
182
Ruas Jalan B o l a
60
Ruas Jalan Semangka Tobenga
183
Ruas Jalan Gamcim
61
Ruas Jalan Soa Puncak I
184
Ruas Jalan Koloncucu
62
Ruas Jalan Soa Puncak II
185
Ruas Jalan Penyu Sabia
63
Ruas Jalan Lingk. Ngidi – Kasturian
186
Ruas Jalan Lingk. Sabia
64
Ruas Jalan Link Salero – Kasturian
187
Ruas Jalan Puskesmas Siko
65
Ruas Jalan Lingk. Ngade Sone
188
Ruas Jalan Sabia Facey
66
Ruas Jalan Lingk. Kasturian – Facey
189
Ruas Jalan Mutiara
67
Ruas Jalan Lingk. Bola
190
Ruas Jalan Kepiting
68
Ruas Jalan Stasion Pantai Sabia
191
Ruas Jalan Teripang
69
Ruas Jalan Lingk. Toloko Puncak
192
Ruas Jalan Facey - Buku Bandera
70
Ruas Jalan lingk. Facey – Tarau
193
Ruas Jalan Samping Makam Pahlawan
71
Ruas Jalan SMP Tsanawiyah Dufa-dufa
194
Ruas Jalan Toloko Barat
72
Ruas Jalan SMP Islam – Moya
195
Ruas Jalan Lingk. Toloko Barat
73
Ruas Jalan Lingk. SMP Islam
196
Ruas Jalan SKB Toloko
74
Ruas Jalan Lingk. Gamayaou
197
Ruas Jalan Samping SMA 4 Dufa-dufa
75
Ruas Jalan Lingk. SMP Islam –Skep
198
Ruas Jalan Kampus STAIN
76
Ruas Jalan Lingk. Gamayou Puncak
199
Ruas Jalan Julung
77
Ruas Jalan Skeep Pohon Amo
200
Ruas Jalan Lingk. Dufa – dufa
78
Ruas Jalan Lingk. Skep
201
Ruas Jalan Lingk. Lanal
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
6-8
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku 79
Ruas Jalan Lingk. Skep Pohon Amo
202
Ruas Jalan Kenari – Tafure
80
Ruas Jalan Lingk. Tabahawa
203
Ruas Jalan Lingk. Tafure
81
Ruas Jalan Lingk. Tabahawa II
204
Ruas Jalan Pantai Daulasi
82
Ruas Jalan Lingk. Kayu Manis
205
Ruas Jalan Pantai Tafure
83
Ruas Jalan Moya Bukubendera
206
Ruas Jalan Asrama AL
84
Ruas Jalan Torano
207
Ruas Jalan Lingk. Tabam
85
Ruas Jalan Fala Lamo Torano
208
Ruas Jalan Pantai Tabam
86
Ruas Jalan BTN – Torano
209
Ruas Jalan Lingk. Sango
87
Ruas Jalan Lingk. BTN – Torano
210
Ruas Jalan Lingk. Tarau Barat
88
Ruas Jalan Lingk. Jepa I
211
Ruas Jalan Lingk. Tarau
89
Ruas Jalan Raya BTN
212
Ruas Jalan PLTD Kayu Merah
90
Ruas Jalan Lingk. Tanah Mesjid
213
Ruas Jalan Puskesmas Kalumata
91
Ruas Jalan Lingk. BTN Baru
214
Ruas Jalan Kalumata Baru
92
Ruas Jalan Kompleks BTN
215
Ruas Jalan Lingk. Kalumata Baru
93
Ruas Jalan Marikurubu
216
Ruas Jalan Ngade Baru
94
Ruas Jalan Lingk. Marikurubu
217
Ruas Jalan Laguna Permai
95
Ruas Jalan Lingk. BTN Pala – Marikurubu
218
Ruas Jalan Danau Laguna
96
Ruas Jalan Lingk. Pala – Marikurubu
219
Ruas Jalan Fitu Baru
97
Ruas Jalan Lingk. Palapa
220
Ruas Jalan Nelayan Fitu
98
Ruas Jalan Puskesmas Kalumpang
221
Ruas Jalan Lingk. Perumahan LUPH
99
Ruas Jalan Ake Oti
222
Ruas Jalan Gambesi Baru
100
Ruas Jalan Tanah Tinggi Barat
223
Ruas Jalan Lingk. Gambesi Baru
101
Ruas Jalan Maliaro - Jati Jan
224
Ruas Jalan SMAN 3 Gambesi
102
Ruas Jalan Kamp. Kodok Jerbus
225
Ruas Jalan Legu Gam
103
Ruas Jalan Lingk. Tanah Tinggi
226
Ruas Jalan Sasa Puncak
104
Ruas Jalan Belakang RSU
227
Ruas Jalan Sasa Baru
105
Ruas Jalan Cempaka Tanah Tinggi
227
Ruas Jalan Lingk. Sasa Baru
106
Ruas Jalan Larat
229
Ruas Jalan Terminal Sasa
107
Ruas Jalan Nusa Indah
230
Ruas Jalan Madrasah Tsanawiyah Sasa
108
Ruas Jalan Kecubung
231
Ruas Jalan Ake Tubo
109
Ruas Jalan Teratai
232
Ruas Jalan Lingk Tubo
110
Ruas Jalan Bougenville
233
Ruas Jalan K u l a b a
111
Ruas Jalan Kenanga
234
Ruas Jalan Wisata Sulamadaha
112
Ruas Jalan Vanda
235
Ruas Jalan Pelabuhan Sulamadaha
113
Ruas Jalan Bonsai
236
Ruas Jalan Puskesmas Sulamadaha
114
Ruas Jalan Kaca Piring
237
Ruas Jalan Masuk TPA Takome
115
Ruas Jalan Dahlia
238
Ruas Jalan Danau Tolire
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
6-9
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku 116
Ruas Jalan Lingk. Kelapa Pendek
239
Ruas Jalan Wisata Sampalo
117
Ruas Jalan Lingk. Jati II
240
Ruas Jalan Jati – Jan
118
Ruas Jalan Loto
241
Ruas Jalan Takome
119
Ruas Jalan Taduma
242
Ruas Jalan Bula
120
Ruas Jalan Aftador
243
Ruas Jalan Tobololo
121
Ruas Jalan Togafo
244
Ruas Jalan Sulamadaha
122
Ruas Jalan Rua
245
Ruas Jalan Tarau
123
Ruas Jalan Kastela
246
Ruas Jalan Rawasari 1
247
Ruas Jalan Rawasari 2
Dalam RTRW 2012 – 2013 terdapat rencana pengembangan jaringan jalan yang sudah ada saat ini, yang terdiri dari: 1. Jalan Kolektor Primer meliputi: ruas jalan Dermaga Ferry – Bastiong, ruas jalan Bastiong, ruas jalan Mangga Dua, ruas jalan Hasan Esa, ruas jalan Arnold Mononutu, ruas jalan Merdeka, ruas jalan Jend. A. Yani, ruas jalan Bastiong – Jambula/Pelabuhan dan ruas jalan Keliling Pulau Ternate. 2. Jalan Kolektor Sekunder meliputi ruas jalan ruas jalan Yos Sudarso, ruas jalan Ngidi – Kasturian, ruas jalan Ngade Sone, ruas jalan Facei – Tarau, ruas jalan Palapa, ruas jalan Tanah Tinggi, Ruas Jalan Melati – Kalumata, Ruas Jalan Gambesi – Sasa, ruas jalan Sasa – Foramadiahi, ruas jalan Kalumata dan ruas jalan Air Sentosa. 3. Jalan Lokal Primer meliputi ruas jalan ruas jalan Keliling Pulau Hiri, ruas jalan Keliling Pulau Moti, dan ruas jalan Pulau Mayau; 4. Jalan Lokal Sekunder meliputi seluruh ruas jalan kategori lokal sekunder; dan 5. Pengembangan Jaringan Jalan Existing di seluruh wilayah Kota Ternate, meliputi peningkatan mutu dan daya tampung, perbaikan drainase dan membangun fasilitas jalan, dan peningkatan kualitas perkerasan jalan. Dalam RTRW 2012 – 2013 juga terdapat rencana pengembangan jaringan jalan baru yang meliputi: 1.
Jalan Kolektor Sekunder: jalan Reklamasi Dufa dufa – Salero, jalan Reklamasi Kota Baru – Bastiong dan jalan reklamasi Kayu Merah – Sasa;
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
6 - 10
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
2.
Jalan Lokal Sekunder: jalan kawasan Foramadiahi - Ngade Puncak kawasan Tubo, ruas jalan Kelurahan Pante Sagu – Tifure dan ruas jalan Kastela – makam Sultan Baabullah; dan
3.
Pengembangan Jaringan Jalan Baru di Kota Ternate sebagai upaya untuk mendukung program minapolitan dan Kota pesisir (waterfront city), memperlancar aksesibilitas transportasi, mendukung peningkatan hasil-hasil produksi, perikanan perkebunan dan pertanian, mewujudkan pemerataan pembangunan serta menunjang pertumbuhan perekonomian di wilayah pulau – pulau.
- Jaringan jembatan; Dalam jaringan jembatan ini rencana yang tertuang dalam RTRW berupa rencana pengembangan dan pembangunan jembatan baru. Rencana Pengembangan Jembatan Eksisting, terdiri atas: 1. Jembatan-jembatan pada ruas jalan kolektor primer, sekunder, lokal primer dan ruas jalan lokal sekunder; dan
kolektor
2. Rencana pengembangan jembatan eksisting meliputi perbaikan dan pelebaran jembatan. Sedangkan rencana Pembangunan Jembatan Baru, meliputi: 1. Jembatan Ngadesonge panjang kurang lebih 120 m; 2. Jembatan pada ruas rencana jalan pantai Dufa Dufa - ke Salero; 3. Jembatan pada ruas rencana jalan pantai Kayu merah – Sasa; 4. Jembatan pada ruas jalan pantai Kota Baru – Bastiong; 5. Jembatan pada ruas jalan keliling Pulau Hiri, Pulau Moti, Mayau dan Tifure; dan 6. Jembatan pada rencana ruas jalan Ngade Puncak – Tubo. - Sistem terminal; Jaringan sistem terminal yang ada di Kota Ternate, antara lain:
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
6 - 11
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
- Terminal penumpang tipe A Gamalama terdapat di Kelurahan Gamalama Kecamatan Ternate Tengah; - Terminal penumpang tipe B Bastiong terdapat di Kelurahan Bastiong Kecamatan Ternate Selatan; - Terminal penumpang tipe C Sulamadaha, terdapat di Kelurahan Sulamadaha Kecamatan Pulau Ternate; dan - Terminal penumpang tipe C Dufa-dufa, terdapat di Kelurahan Dufadufa Kecamatan Ternate Utara. Rencana pengembangan terminal di Kota Ternate berupa: - Peningkatan kualitas pelayanan; - Peningkatan fasilitas ruang tunggu terminal; - Membuka ruang/lahan parkir kendaraan pribadi; - Perbaikan/mengoptimalkan fasilitas menara kontrol; - Penertiban area pedagang kaki lima; dan - Pembangunan terminal baru tipe C di Kelurahan Sasa, Pulau Moti, Pulau Hiri dan Pulau Batang Dua. - Sistem perparkiran; Rencana pembenahan jaringan sistem perparkiran di Kota Ternate yang dimaksud adalah: - Parkir dalam areal khusus parkir (Sistem off street parking); dan - Parkir sisi jalan (Sistem on street parking). - Sistem angkutan umum Rencana-rencana yang akan ditinjau dalam sistem angkutan umum yang dimaksud dalam RTRW Kota Ternate adalah: - Jalur pelayanan diprioritaskan pada jalan kolektor primer dan sekunder, pengembangan pada jalan lokal primer dan sekunder diarahkan pada jalan-jalan tertentu yang merupakan jalan penghubung penting;
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
6 - 12
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
- Peninjauan rute/trayek angkutan Kota guna menghindari terjadinya penumpukkan kendaraan angkutan umum pada ruas jalan tertentu; - Mengoptimalkan fungsi terminal-terminal yang ada sebagai titik berangkat dan tujuan rute angkutan umum; - Mengoptimalkan jalur/rute trayek angkutan penumpang yang terdiri atas : 1)
Terminal – Akehuda (5 Km) ;
2)
Terminal – Tarau (7 Km);
3)
Terminal – Moya (5,5 Km);
4)
Terminal – Air Tege-Tege (5,5 Km);
5)
Terminal – Tanah Tinggi (4 Km);
6)
Terminal – Jerbus (4,5 Km);
7)
Terminal – Perumnas (5 Km);
8)
Terminal – Obu-Ubo (5 Km);
9)
Terminal – Kalumata (5 Km);
10) Terminal – Jambula (11 Km); 11) Terminal – Rua (14 Km); 12) Terminal – Taduma (18 Km); 13) Terminal – Togafo (22 Km); 14) Terminal – Sulamadaha (13 Km); dan 15) Terminal – Sasa (10 Km). - Pengembangan trayek angkutan umum di Pulau Hiri, Moti dan Batang Dua. - Jaringan angkutan penyeberangan Jaringan angkutan penyeberangan terdiri dari: a. Alur pelayaran angkutan penyeberangan dalam wilayah Kota dan antar wilayah, yang terdiri dari: - Alur pelayaran dalam Kota terdiri atas: Bastiong – Mayau, Mayau – Bastiong;
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
6 - 13
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
- Alur pelayaran antar wilayah: Bastiong – Sofifi, Bastiong – Sidangoli, Bastiong – Rum dan Bastiong – Bitung; - Rencana pengembangan alur pelayaran angkutan penyeberangan Kota Ternate, terdiri atas: 1) Bastiong – Moti Kota – Bastiong; 2) Mayau – Tifure; dan 3) Tifure – Bastiong. b. Pelabuhan/dermaga penyeberangan, terdiri dari: - Pelabuhan Fery Bastiong di Kecamatan Ternate Selatan; - Pelabuhan Fery Mayau di Kecamatan Batang Dua; dan - Rencana pengembangan pelabuhan/dermaga penyeberangan, antara lain: 1) Pembangunan pelabuhan/dermaga ferry di Pulau Moti dan Pulau Tifure; 2) Peningkatan tempat tambat, kolam sandar, daya tampung parkir kendaraan dan peningkatan sarana prasarana ruang tunggu pelabuhan Ferry Bastiong; dan 3) Peningkatan sarana prasarana pelabuhan Ferry Mayau di Kecamatan Batang Dua. b. Sistem jaringan transportasi laut Sistem jaringan transportasi laut yang dimaksud dalam rencana struktur ruang adalah berupa: a. Tatanan kepelabuhanan; dan b. Alur pelayaran. Tatanan kepelabuhanan di Kota Ternate terdiri dari: - Pelabuhan pengumpul, yaitu Pelabuhan Ahmad Yani Ternate Tengah;
di Kecamatan
- Pelabuhan Pengumpan, yaitu terdiri dari: 1. Pelabuhan Bastiong di Kecamatan Ternate Selatan; 2. Pelabuhan Dufa-dufa di Kecamatan Ternate Utara; 3. Pelabuhan Sulamadaha di Kecamatan Pulau Ternate;
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
6 - 14
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
4. Pelabuhan Togolobe di Kecamatan Hiri; 5. Pelabuhan Mayau di Kecamatan Batang Dua; 6. Pelabuhan Tifure di Kecamatan Batang Dua 7. Pelabuhan Moti Kota di Kecamatan Moti; 8. Dermaga Tadenas di Kecamatan Moti; 9. Dermaga Tafaga di Kecamatan Moti; dan 10. Dermaga Takofi di Kecamatan Moti. - Pelabuhan Terminal Khusus, terdiri dari: 1. Pelabuhan khusus BBM Jambula di Kecamatan Pulau Ternate; 2. Pelabuhan/Dermaga VIP Resident di Falajawa Kecamatan Ternate Tengah; dan 3. Pembangunan pelabuhan Wisata Marina Dodoku Ali di Kelurahan Salero. Alur pelayaran terdiri dari: - Alur pelayaran Nasional, meliputi: 1. Sorong – Manokwari – Biak – Jayapura; 2. Bitung – Makassar – Bau Bau – Palu – Balikpapan – Surabaya – Jakarta – Padang – Medan; dan 3. Ambon – Namlea – Banda - Tual. - Alur pelayaran Regional dan antar pulau, meliputi: 1. Sanana, Falabisahaya, Bobong (Kabupaten Kepulauan Sula); 2. Buli (Kabupaten Halmahera Timur); 3. Weda, Pulau Gebe (Kabupaten Halmahera Tengah); 4. Tobelo (Kabupaten Halmahera Utara); 5. Jailolo dan Loloda (Kabupaten Halmahera Barat); 6. Daruba (Kabupaten Morotai); 7. Obi, Labuha, Kayoa dan Makian (Kabupaten Halmahera Selatan); dan 8. Rum, Goto, Gita dan Payahe (Kota Tidore Kepulauan); - Alur Pelayaran Lokal/rakyat, meliputi:
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
6 - 15
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
1. Moti Kota, Tadenas, Tafaga, Takofi dan Tafamutu (Kecamatan Moti); 2. Togolobe (Kecamatan Hiri); dan 3. Mayau dan Tifure (Kecamatan Batang Dua); - Pengembangan tatanan kepelabuhanan Kota Ternate, meliputi : 1) Pengembangan dan peningkatan hirarki pelabuhan Ahmad Yani menjadi pelabuhan utama dan pengembangan pelabuhan Moti Kota, Mayau, Tifure dan Togolobe menjadi pelabuhan pengumpan; 2) Pengembangan kepelabuhanan;
dan
peningkatan
sarana
prasarana
3) Pengembangan landasan peti kemas Pelabuhan Ahmad Yani; 4) Pembangunan pelabuhan rakyat Kelurahan Sulamadaha; dan
di
Kelurahan
Sasa
dan
5) Pembangunan dermaga speed boat terpadu Kelurahan Mangga Dua, Dermaga Sasa, Pos Angkatan Laut di Kecamatan Batang Dua dan pembangunan dermaga/tambatan perahu di Kelurahan Sulamadaha. c. Sistem jaringan transportasi udara. Sistem jaringan transportasi udara yang dimaksud dalam struktur ruang terdiri dari: a. Tatanan kebandarudaraan yaitu khusus untuk Bandar udara pengumpul Bandar Udara Sultan Baabullah di Kecamatan Ternate Utara. b. Ruang udara untuk penerbangan adalah Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) yang meliputi : -
Kawasan ancangan pendaratan dan lepas landas;
-
Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan;
-
Kawasan di bawah permukaan transisi;
-
Kawasan dibawah permukaan horizontal dalam;
-
Kawasan dibawah kerucut; dan
-
Kawasan dibawah permukaan horizontal luar.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
6 - 16
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
c. Pengembangan Bandar Udara Sultan Baabullah yang meliputi: -
Peningkatan sarana dan prasarana penunjang bandar udara (Runway, Apron, pengembangan terminal ruang tunggu dan ruang Parkir); dan
-
Penambahan rute penerbangan.
6.3. INVENTARISASI RENCANA PROYEK MP3EI DAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA TERNATE Secara rinci Inventarisasi Rencana Proyek MP3EI dan Pembangunan Daerah Kota Ternate dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
6 - 17
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Tabel 6.1. Inventarisasi Rencana Proyek MP3EI dan Pembangunan Daerah Kota Ternate No
Rencana Proyek MP3EI dan Pembangunan Daerah
Lokasi
Besaran Satuan
Perkiraan Nilai Investasi (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan 2014 – 2015 I
II
2016 – 2020 I
II
III IV
2021 – 2025 V
I
II III IV V
2026 – 2030 I
II
III IV
V
Sumber Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
APBN/ APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Ternate
Sistem Prasarana Transportasi Darat dan Penyeberangan
1
- Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Kolektor Primer, meliputi: • Ruas jalan Dermaga Ferry – Bastiong, • Ruas jalan Bastiong, • Ruas jalan Mangga Dua, • Ruas jalan Hasan Esa, • Ruas jalan Arnold Mononutu, • Ruas jalan Merdeka • Ruas jalan Jend. A. Yani, • Ruas jalan Bastiong – Jambula/Pelabuhan, • Ruas jalan Keliling Pulau Ternate.
2
- Rencana Pengembangan jaringan Jalan Kolektor Sekunder, meliputi: • Ruas jalan Yos Sudarso, • Ruas jalan Ngidi – Kasturian, • Ruas jalan Ngade Sone, • Ruas jalan Facei – Tarau, • Ruas jalan Palapa, • Ruas jalan Tanah Tinggi, • Ruas Jalan Melati – Kalumata, • Ruas Jalan Gambesi – Sasa, • Ruas jalan Sasa – Foramadiahi, • Ruas jalan Kalumata, dan • Ruas jalan Air Sentosa.
3
- Rencana Pengembangan jaringan Jalan Lokal Primer, meliputi: • Ruas jalan Keliling Pulau Hiri (+ 10.105 Km), • Ruas jalan Keliling Pulau Moti (+ 18.136 Km), dan • Ruas jalan Pulau Mayau (+ 21.317 Km)
4
- Rencana Pengembangan jaringan Jalan Lokal Sekunder, meliputi: • Seluruh ruas jalan kategori lokal sekunder (+541,92 Km).
5
- Rencana Pengembangan Jaringan Baru Jalan Kolektor Sekunder, meliputi: • Jalan Reklamasi Dufa Dufa – Salero (+ 1,5 Km), •
Kota Ternate
Kota Ternate
Paket
3.280.000.000,2.689.000.000,16.330.000.000,1.300.000.000,2.230.000.000,3.127.000.000,38.375.000.000,20.285.000.000,23.570.000.000,1.916.000.000,1.298.000.000,-
1 1 1
Paket
16.500.000.000,32.100.000.000,37.550.000.000,-
Kota Ternate
1
Paket
775.000.000.000,-
1
Paket
5.500.000.000,-
1
Paket
5.800.000.000,-
Paket
6.145.000.000,3.860.000.000,5.285.000.000,5.285.000.000,-
Kota Ternate
6
- Rencana Pengembangan jaringan jalan baru Lokal Primer, meliputi: • Jalan Reklamasi Kayu Merah – Fitu ( + 3,6 Km ), • Jalan Pantai Fitu – Pasar Sasa ( + 2,0 Km ), • Jalan Tomajiko – Dorari Isa ( + 3,0 Km ), • Jalan Takofi – Tafaga – Tadenas ( + 3,0 Km ),
7
- Rencana Pengembangan jaringan baru Jalan Lokal Sekunder, meliputi: • Jalan Kawasan Foramadiahi – Ngade Puncak – Kawasan Tubo, ( + 3,0 Km ), • Ruas jalan Kelurahan Pante Sagu – Tifure ( + 3,0 Km ), Kota Ternate • Ruas jalan Kastela – Makam Sultan Baabullah (+ 3,0 Km ).
Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Paket
1.660.000.000,3.955.000.000,3.769.000.000,3.625.000.000,3.100.000.000,2.440.000.000,2.470.000.000,22.036.000.000,51.400.000.000,-
Kecamatan Moti, Kecamatan Hiri, dan Kecamatan Batang Dua
Jalan Reklamasi Kota Baru – Bastiong (+ 1,6 Km)
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant
1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kota Ternate
1 1 1 1 1 1 1
Paket
5.285.000.000,5.285.000.000,5.285.000.000,-
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Ternate
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Ternate
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Ternate
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Ternate
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Ternate
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Ternate
6 - 18
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
No
Rencana Proyek MP3EI dan Pembangunan Daerah
Lokasi
Besaran Satuan
Perkiraan Nilai Investasi (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan 2014 – 2015 I
II
2016 – 2020 I
II
III IV
2021 – 2025 V
I
II III IV V
2026 – 2030 I
II
III IV
V
Sumber Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait
8
- Studi peningkatan status fungsi jalan perkotaan
Kota Ternate
1
Paket
1.000.000.000,-
APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Ternate
9
- Rencana Pengembangan (perbaikan dan pelebaran) Jembatan Eksisting pada ruas jalan kolektor primer, kolektor sekunder, lokal primer dan lokal sekunder, (9 x 10 m2)
Kota Ternate
4
Paket
6.750.000.000,-
APBN/ APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Ternate
APBN/ APBD Prov / APBD Kota
DPU Kota Ternate
Paket
2.500.000.000,5.000.000.000,2.500.000.000,2.500.000.000,-
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Kota Ternate
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Kota Ternate
- Rencana Pembangunan Jembatan Baru, meliputi: • Jembatan Ngadesonge (9 x 10 m2); • Jembatan jalan pantai Dufa Dufa – Salero (9 x 10 m2); • Jembatan jalan pantai Kayu Merah – Sasa (9 x 10 m2); • Jembatan ruas jalan pantai Kota Baru – Bastiong (9 x 10 m2); • Jembatan ruas jalan keliling: 10 - Pulau Hiri (9 x 10 m2), - Pulau Moti (9 x 10 m2), - Pulau Mayau (9 x 10 m2), - Pulau Tifure (9 x 10 m2), • Jembatan jalan Ngade Puncak – Tubo (9 x 10 m2). 11
- Pengembangan dan Peningkatan Terminal Gamalama dan Terminal Pengumpan Sasa, Dufa-Dufa, Gambesi dan Bastiong
12 - Pembangunan Terminal Baru
13
- Studi Perbaikian Sistem Perparkiran, meliputi: • Parkir dalam areal khusus parkir (off street parking); dan • Parkir sisi jalan (on street parking).
14 - Studi Perbaikan Sistem Angkutan Umum
Kota Ternate
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Paket
3.375.000.000,3.375.000.000,3.375.000.000,3.375.000.000,3.375.000.000,3.375.000.000,3.375.000.000,3.375.000.000,3.375.000.000,3.375.000.000,-
Kecamatan Ternate Tengah, Kecamatan Ternate Selatan, Kecamatan Pulau Ternate, Kecamatan Ternate Utara.
1 2 1 1
Kecamatan Moti, Kecamatan Hiri, Kecamatan Batang Dua
1 1 1
Paket
3.500.000.000,3.500.000.000,3.500.000.000,-
Kecematan Ternate Utara, Kecematan Ternate Tengah, Kecematan Ternate Selatan,
3
Paket
1.000.000.000,-
Kota Ternate
1
Paket
1.000.000.000,-
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Kota Ternate
Dinas Perhubungan Kota Ternate
15
- Studi pengembangan trayek angkutan umum di Pulau Hiri, Moti dan Batang Dua.
Kecamatan Moti, Kecamatan Hiri, dan Kecamatan Batang Dua
1 1 1
Paket
1.000.000.000,1.000.000.000,1.000.000.000,-
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Kota Ternate
16
- Penataan Trayek Angkutan Barang mencakup wilayah Perkotaan Menuju Pelabuhan
Pulau Ternate
1
Paket
1.000.000.000,-
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Kota Ternate
Kota Ternate
1 1 1
Paket
1.000.000.000,1.000.000.000,1.000.000.000,-
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Kota Ternate
APBN
PELINDO/ Dinas Perhubungan Kota Ternate
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan
- Rencana pengembangan alur pelayaran angkutan penyeberangan Kota Ternate: • Bastiong – Moti Kota – Bastiong, 17 • Mayau – Tifure, dan • Tifure – Bastiong. Sistem Prasarana Transportasi Laut 1
- Peningkatan ADPEL Pelabuhan Ternate (MP3EI)
Kecamatan Ternate Utara
1
Paket
150.000.000.000,-
2
- Rencana pembangunan pelabuhan Wisata Marina Dodoku Ali di Kelurahan Salero
Kecamatan Ternate Utara
1
Paket
3.750.000.000,-
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
6 - 19
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
No
Rencana Proyek MP3EI dan Pembangunan Daerah
Lokasi
Besaran Satuan
Perkiraan Nilai Investasi (Rp).
Perkiraan Waktu Pelaksanaan 2014 – 2015 I
II
2016 – 2020 I
II
III IV
2021 – 2025 V
I
II III IV V
2026 – 2030 I
II
III IV
V
Sumber Pendanaan
Penanggung Jawab/ Instansi Terkait Kota Ternate
3
- Studi pengembangan dan peningkatan hirarki pelabuhan Ahmad Yani menjadi pelabuhan utama.
Kecamatan Ternate Utara
1
Paket
1.000.000.000,-
APBN/ APBD Prov
PELINDO/ Dinas Perhubungan Kota Ternate
4
- Pengembangan Landasan Peti Kemas Pelabuhan Ahmad Yani
Kecamatan Ternate Utara
1
Paket
27.500.000.000.
APBN/ APBD Prov
PELINDO/ Dinas Perhubungan Kota Ternate
5
- Pengembangan Pelabuhan Pengumpan di Moti Kota, Mayau, Tifure Dan Togolobe
Kecamatan Moti, Kecamatan Hiri, Kecamatan Batang Dua
1 1 1
Paket
3.750.000.000,3.750.000.000,3.750.000.000,-
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perikanan dan Perhubungan Kota Ternate
6
- Peningkatan dan Pemeliharaan Pelabuhan Perikanan (PPN) Nusantara Bastiong
Kecamatan Ternate Selatan
1
Paket
1.000.000.000,-
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perikanan dan Perhubungan Kota Ternate
7
- Peningkatan dan Pemeliharaan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Dufadufa.
Kecamatan Ternate Utara
1
Paket
1.000.000.000,-
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Kota Ternate
8
- Pembangunan Pelabuhan Rakyat di: • Kelurahan Sasa, • Kelurahan Sulamadaha.
Kecamatan Ternate Utara
1 1
Paket
3.750.000.000,3.750.000.000,-
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Kota Ternate
9
- Pembangunan Dermaga Speed Boat Terpadu: • Kelurahan Mangga Dua, • Dermaga Sasa, • Pos Angkatan Laut di Kecamatan Batang Dua, dan • Pembangunan dermaga/tambatan perahu di Kelurahan Sulamadaha.
Kecamatan Batang Dua, Kecamatan Ternate Utara
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Kota Ternate
1 1 1 1
Paket
3.750.000.000,3.750.000.000,3.750.000.000,3.750.000.000,-
10 - Pembangunan pelabuhan/dermaga ferry di Pulau Moti dan Pulau Tifure,
Kecamatan Moti, Kecamatan Batang Dua
1 1
Paket
3.750.000.000,3.750.000.000,-
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Kota Ternate
11 - Pengembangan Landasan Peti kemas Pelabuhan Kota Baru
Kecamatan Ternate Tengah
1
Paket
27.500.000.000,-
APBD Prov / APBD Kota
Dinas Perhubungan Kota Ternate
1
- Pengembangan Bandara Sultan Baabullah, meliputi: • Sarana perparkiran; • Sarana pergudangan; • Perpanjangan Runway; • Pelebaran Runway; • Pelebaran Apron; • Pemantapan Solder; • Pararel Taxiway.
Kecamatan Ternate Utara
1
Paket
450.000.000.000,-
APBN
Dinas Perhubungan Kota Ternate
2
- Studi Pengembangan Bandar Udara Sultan Baabullah, berupa: penambahan rute penerbangan
Kecamatan Ternate Utara
1
Paket
1.000.0000.000,-
APBN
Dinas Perhubungan Kota Ternate
Sistem Prasarana Transportasi Udara
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
6 - 20
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Gambar 6.1. Rencana Proyek MP3EI dan Rencana Pembangunan Daerah Kota Ternate
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
6 - 21
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kota Ternate, 2012, Ternate Dalam Angka 2012, Ternate. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Provinsi Maluku Utara, 2012, Dokumen Perhubungan Dalam Angka Provinsi Maluku Utara Tahun 20082012, Ternate. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025, Jakarta. Kementerian Perhubungan, 2004, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 20 Tahun 2004 Tentang Penetapan Kelas Jalan di Propinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, dan Papua, Jakarta. Kementerian Perhubungan, 2005, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 49 Tahun 2005 Tentang Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS), Jakarta. Kementerian Perhubungan, 2006, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 2006 Tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan, Jakarta. Kementerian Perhubungan, 2010, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 15 Tahun 2010 Tentang Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda Tahun 2010-2030, Jakarta. McNally, M.G., 2007, The Four Step Model, Department of Civil and Environmental Engineering and Institute of Transportation Studies, University of California, Irvine, USA. Pemerintah Daerah Kota Ternate, Peraturan Daerah Kota Ternate Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Ternate Tahun 2012 – 2032, Ternate. Pemerintah Republik Indonesia, 2007, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia, 2008, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia, 2009, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan, Jakarta.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan
FINAL REPORT – KOTA TERNATE Studi Sistranas pada Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) di Wilayah Provinsi Maluku Utara dalam Mendukung Prioritas Pembangunan Sentra Produksi di Koridor Ekonomi Papua – dan Kepulauan Maluku
Pemerintah Republik Indonesia, 2009, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Jakarta. Presiden Republik Indonesia, 2011, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025, Jakarta. Tamin, O.Z., 2008, Perencanaan Pemodelan & Rekayasa Transportasi, Program Studi Teknik Sipil, FTSL Institut Teknologi Bandung, Bandung.
PT. GIR I AWAS Engineering Consultant Arsitek, Sipil, Mekanikal, Tata Lingkungan, Pengembangan Pertanian & Pedesaan, Telematika, Pariwisata, Keuangan