PERAN BANK SYARIAH MANDIRI BAGI PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI BUKITTINGGI
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh :
Alvi Shidqi NIM: 204046102890
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul “PERAN BANK SYARIAH MANDIRI BAGI PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI BUKITTINGGI” telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 28 November 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Jakarta, 28 November 2008 Mengesahkan, Dekan
Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM. NIP. 150 210 422 PANITIA UJIAN Ketua : Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA. NIP. 130 789 745
(...……………...)
Sekretaris
: Drs. H. Ahmad Yani, MA. NIP. 150 269 678
(………………..)
Pembimbing I : DR. Anwar Abbas, M.Ag. NIP. 131 273 007
(...……………...)
Pembimbing II: Drs. Noryamin Aini, MA. NIP. 150 247 330
(….....………….)
Penguji I
: Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA. NIP. 130 789 745
(....……………..)
Penguji II
: Drs. H. Ahmad Yani, MA. NIP. 150 269 678
(....…………….)
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 November 2008
Alvi Shidqi
ا ا ا KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan Rahmat dan KaruniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada pembimbing umat, Rasulullah Muhammad SAW, bagi keluarganya, para sahabatnya dan umatnya. Dengan penuh kesadaran penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Seperti juga perjalanan studi yang penulis lalui dari awal hingga akhir, tidak ada pekerjaan yang sukses dilalui dalam kesendirian. Dibalik keberhasilan selalu ada lingkaran lain yang memberikan semangat, motivasi, bimbingan serta doa. Untuk itu penulis sangat berterima kasih atas bantuan dan jasa yang diberikan oleh beberapa pihak dalam menyelesaikan skripsi ini untuk mempersembahkan yang terbaik, diantaranya: 1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM. 2. Ibu DR. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Muamalah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, selaku sekretaris Jurusan Muamalah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Bapak Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA., selaku
Ketua Program Non-Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Drs. H. Ahmad Yani, MA., selaku Sekretaris Program Non-Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu penulis dalam menentukan judul dan dalam penyelesaian hal-hal administratif dan nasehat-nasehat yang sangat berharga. 3. Bapak DR. Anwar Abbas, M.Ag, dan bapak Drs. Noryamin Aini, MA, selaku pembimbing yang telah sabar membimbing, memberikan arahan dan meluangkan waktunya kepada penulis sehingga skripsi ini selesai. 4. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Muamalah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah banyak memberikan peranan dalam memberikan pembelajaran. 5. Pimpinan dan seluruh Staf Karyawan perpustakaan utama dan perpustakaan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan fasilitas untuk studi kepustakaan. 6. Pimpinan (bapak Adam Malik) dan karyawan Bank Syariah Mandiri Bukittinggi (bapak Atep, bapak Zaenal, bapak Zulfikar, dll) yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian dan meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Papaku dan Mamaku tercinta terima kasih atas segala kasih sayang, perhatian dan motivasinya baik moril maupun materil yang sangat berperan dalam hidup, serta tahap penyelesaian kuliah dan skripsi ini.
8. Bunda, Ayah, Ummi, Abi, Khali, Khalah, Ammi, Aphi, Paman, Om, terima kasih atas segala kasih sayang dan perhatian serta motivasinya baik moril maupun materil yang sangat berperan dalam penyelesaian kuliah dan skripsi ini. 9. Ade-ade ku yang tercinta kalian adalah penyemangat dalam penyelesaian kuliah dan skripsi ini. 10. “Afiatun Fikri”, makasih atas segala perhatian, kasih sayang, pengorbanan, motivasi, waktu, pinjaman buku-bukunya, yang telah setia mendampingi dalam mencari data dari awal sampai akhir dan telah memberikan nasehat-nasehat yang berharga. 11. Om Rizal, Om Ephi Candra, Om Yuldelasharmi, Om Tefnizar, Mas Ruri, terima kasih atas masukan, nasehat, bimbingan, bantuan,
dan waktunya, sehingga
terselesaikan skripsi ini. 12. Teman-teman PS B 2004 Ekstensi dan teman-teman Fakultas Syariah Ekstensi tahun 2004, makasih atas kebersamaannya selama kita 4 tahun kita saling mengenal dan menjalin persahabatan bahkan persaudaraan. I always miss u all. 13. Teman- temanku se-kosan dan saat menghadapi wisuda, Andra Choky, Komeng, Fatwa Ginting, Rahmat, Faqih, Inal, Dani, Uda Dion, Nisa, Dhani, dan temanteman yang lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu karena saking banyaknya, makasih sudah menemani dan bantuannya saat menyelesaikan skripsi ini.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat memanjatkan do’a kepada Allah SWT semoga kebaikan yang telah diberikan dapat bernilai ibadah dan dibalas oleh Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita semua. Amin. Jakarta, November 2008 M 1429 H
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................
i
DAFTAR ISI ...................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
vii
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................
6
D. Metode Penelitian .....................................................................
7
E. Review Studi Terdahulu............................................................
9
F. Sistematika Penulisan ...............................................................
10
TEORI PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT A. Pengertian Pengembangan Ekonomi Masyarakat ......................
12
B. Tujuan Pengembangan Ekonomi Masyarakat ............................
18
C. Ruang Lingkup Pengembangan Ekonomi Masyarakat...............
20
D. Ciri-Ciri Pengembangan Ekonomi Masyarakat .........................
21
E. Bentuk-Bentuk Pengembangan Ekonomi Masyarakat ...............
22
F. Langkah-Langkah Pengembangan Ekonomi Masyarakat...........
26
GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BUKITTINGGI
BAB IV
A. Sejarah Bank Syariah Mandiri ..................................................
29
B. Visi, Misi, Budaya Perusahaan dan Tujuan Bank Syariah Mandiri
33
1. Visi Bank Syariah Mandiri..................................................
33
2. Misi Bank Syariah Mandiri .................................................
33
3. Budaya Perusahaan Bank Syariah Mandiri ..........................
34
4. Tujuan Bank Syariah Mandiri .............................................
35
C. Peran Bank Syariah Mandiri .....................................................
35
D. Produk-Produk Bank Syariah Mandiri.......................................
37
E. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri ................................
39
PERAN BANK SYARIAH MANDIRI BAGI PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT A. Gambaran Umum Kota Bukittinggi...........................................
40
B. Analisis terhadap Peran Bank Syariah Mandiri bagi Pengembangan Ekonomi Masyarakat...................................... BAB V
47
PENUTUP A. Kesimpulan...............................................................................
71
B. Saran ........................................................................................
73
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ LAMPIRAN
74
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1
Jumlah Dana Pihak Ketiga Bank Syariah Mandiri Bukittinggi 57
2. Tabel 2
Penyaluran Kredit Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Syariah Mandiri Bukittinggi
58
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi lembaga perbankan syariah dalam beberapa tahun terakhir memang menjadi salah satu alternatif lembaga keuangan bagi masyarakat sebagai dampak krisis ekonomi pada tahun 1997 yang berimbas pada likuiditas perbankan nasional. Dalam kurun waktu tahun 1997 hingga kini, lembaga perbankan syariah mengalami pengembangan yang signifikan. Berdirinya Bank Muamalat Indonesia di tahun 1992 merupakan indikasi awal dari perkembangan lembaga syariah di Indonesia. Pada tahun 2005, hanya dalam kurun waktu 13 tahun, lembaga syariah di Indonesia tumbuh dengan pesat. Lembaga-lembaga itu adalah perbankan syariah, asuransi syariah, reksadana syariah, pegadaian syariah, bahkan properti dan hotel syariah. 1 Apalagi setelah keluarnya fatwa MUI tentang bunga bank adalah salah satu bentuk riba yang diharamkan, dimana riba diharamkan dalam Alqur’an yang terdapat pada Surat Ali Imran ayat 130, yang berbunyi :
#$%&'
(-⌧) / 1
!" () *+,
Hermawan Kertajaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing (Bandung: Mizan, 2006), Cet Pertama, h. 160.
2345!'
01" :+$;< 6!89)"
Artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda
dan
bertakwalah
kamu
kepada
Allah
supaya
kamu
mendapat
keberuntungan.” Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa sampai bulan November 2007, jumlah bank syariah telah mencapai 143 unit. Perinciannya, tiga bank merupakan Bank Umum Syariah (BUS), 26 bank merupakan Unit Usaha Syariah (UUS), dan 114 bank merupakan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Pertumbuhan jumlah bank syariah yang pesat tersebut juga diikuti oleh peningkatan nilai indikator-indikator perbankan syariah, seperti aset, dana pihak ketiga (DPK), dan pembiayaan. Nilai aset perbankan syariah (selain BPR Syariah) pada akhir tahun 2003 baru mencapai Rp. 7,9 trilyun. Pada bulan November 2007, nilai tersebut telah meningkat hingga lebih dari empat kali lipat menjadi Rp. 33,3 trilyun. Nilai dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun dan nilai pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah juga mengalami kenaikan yang tajam, dari hanya
Rp. 5,7 trilyun dan Rp. 5,5 trilyun menjadi masing-masing Rp. 25,7 trilyun dan Rp. 26,5 trilyun.2 Mengingat Indonesia adalah Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Sisi ini patut menjadi potensi aset yang kuat jika diikuti dengan kualitas sumber daya manusia yang memadai. Pada tahun 2007 sebesar 88% dari total jumlah penduduk yang mencapai 225 juta jiwa adalah muslim, Indonesia mestinya menjadi pasar yang luar biasa bagi bisnis syariah. Namun kenyataan yang terjadi masih cukup memprihatinkan. Sayang sekali, potensi kependudukan sedemikian besar itu ternyata tidak secara otomatis memuluskan sosialisasi perbankan syariah.3 Ada beberapa persoalan yang perlu digarap untuk memuluskan jalan perbankan syariah bisa diterima di negeri mayoritas muslim ini. Pertama, pertumbuhan Bank Syariah belum merata. Walaupun sudah tersebar di daerahdaerah kotamadya/kabupaten, tetapi belum merata tersebar diwilayah Indonesia. Kedua, masyarakat Muslim Indonesia masih belum sepenuh hati menerima Bank Syariah. Sebuah survei oleh Bank Indonesia di enam propinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Jambi menunjukkan hal itu.
2
Akhmad Akbar Susamto dan Malik Cahyadin, “Praktik Ekonomi Islami di Indonesia dan Implikasinya terhadap Perekonomian”, artikel ini di akses pada 14 September 2008 dari http;/www.lebi.fe.ugm.ac.id/shirat/data/ImplikasiEkonomiIslamterhadapPerekonomianIndonesia.pdf. 3 http//www.mail-archive.com/
[email protected]. Diakses 14 September 2008.
Ketiga, ada kesenjangan antara kebutuhan dan pengetahuan masyarakat terhadap jenis-jenis produk syariah. Akibatnya, permintaan masyarakat rendah, bank pun kesulitan memasarkan produk syariahnya.4 Alasan lain yang dapat ditemukan adalah bahwa masyarakat umum masih memerlukan keterangan dan penjelasan tentang seluruh aspek lembaga keuangan dengan prinsip syariah, ini terutama fasilitas dan produk yang dapat dimanfaatkan oleh calon nasabah, serta sistem dan cara menggunakan fasilitas dan produk perbankan syariah tersebut. Untuk itu, semua pihak baik kalangan teknisi, akademisi,
ahli
ekonomi,
maupun
ulama
mesti
berperan
dalam
mempublikasikannya sehingga pemahaman masyarakat lebih objektif dan bijaksana dalam memilih produk ekonomi. Dilihat dari pandangan khusus, ada beberapa faktor yang menarik bagi penulis untuk membahas masalah ini. Pertama, pengembangan perbankan syariah telah masuk ke daerah-daerah termasuk Kota Bukittinggi yang merupakan salah satu kota di Propinsi Sumatera Barat merupakan sentra ekonomi di Sumatera Barat yang mana pusat perdagangan terletak di kota ini, tetapi belum terlalu berkembang seperti di kota-kota besar lainnya, padahal semakin banyaknya masyarakat yang memfokuskan untuk menabung ke Bank Syariah. Kedua, dilihat dari kebiasaan masyarakat daerah Sumatera Barat yang sangat kental dengan keislamannya, dimana merupakan pusat penyebaran dan berkembangnya agama
4
Deni Setiawan, Loyalitas Nasabah pada Perbankan Syariah, http://www.riaupos.com/web, 28 Agustus 2008.
Islam yang terkenal dengan sebutan “adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah “.5 Adat dalam arti umum adalah norma dan budaya. Norma adalah aturanaturan, dan budaya adalah kebiasaan. Dalam arti hukum, adat adalah pedoman atau patokan dalam bertingkah laku, bersikap, berbicara, bergaul, berpakaian, dan sebagainya. Basandi, berasal dari sendi, artinya dasar atau potensi yang kuat. Sedangkan syara’, maksudnya ajaran agama Islam yang berdasarkan al-Qur’an dan Hadis Rasulullah SAW serta Sunatullah (natural law) sebagai hukum alam takambang menjadi guru. Antara adat dan syara’ tidak lagi dipisahkan, dan tidak akan ada pertikaian. Karena apa yang dikatakan syara’, itulah yang dipakai oleh masyarakat adat Minangkabau. Oleh karena itu, apapun aktifitas kehidupan dan bagaimanapun interaksi sosial masyarakat adat Minangkabau selalu dilandasi alQur’an, Hadis, dan hukum alam (dalam Islam dikenal dengan ayat-ayat kauniyah). Ketiga, keberadaan PT Bank Syariah Mandiri Cabang Bukittinggi yang berlokasi di Jl. Jendral Sudirman No. 73 Bukittinggi – 26116 Propinsi Sumatera Barat sebagai salah satu cabang Bank Umum Syariah yang pertama di Bukittinggi. Bank Syariah Mandiri memiliki perkembangan yang cukup baik dan juga telah memiliki sebuah kantor cabang pembantu di Kota Payakumbuh dan
5
Syukri Iska, ed.,“Dilematis Lembaga Perbankan Syariah dalam Kultur Minang Kabau”, Jurnal Ilmiah Syariah (STAIN Batusangkar, Juni 2006), h. 3-5.
Kantor Kas di Aur Kuning. Dengan dasar inilah penulis ingin mengetahui lebih jauh peran Bank Syariah Mandiri bagi pengembangan ekonomi masyarakat di Bukittinggi. Dari penjelasan yang sudah penulis uraikan, maka penulis akan mengkaji “Peran Bank Syariah Mandiri Bagi Pengembangan Ekonomi Masyarakat Di Bukittinggi”.
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah Pembahasan permasalahan ini memiliki cakupan yang sangat luas, sehingga penulis merasa perlu untuk memberikan batasan-batasan dan rumusanrumusan masalah pada peran Bank Syariah bagi pengembangan ekonomi masyarakat di Bukittinggi. Adapun rumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah konsep tentang pengembangan ekonomi masyarakat ? b. Bagaimanakah aplikasi peran Bank Syariah Mandiri bagi pengembangan ekonomi masyarakat di Bukittinggi? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dan manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Penelitian Mengetahui
bagaimana
peran
Bank
Syariah
pengembangan ekonomi masyarakat, yaitu dalam hal : a. Konsep tentang pengembangan ekonomi masyarakat.
Mandiri
dalam
b. Aplikasi dan analisis peran Bank Syariah Mandiri bagi pengembangan ekonomi masyarakan analisis di Bukittinggi. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis Memberi dan menambah pengetahuan serta pengalaman penulis tentang Bank Syariah Mandiri, serta peran Bank Syariah Mandiri bagi pengembangan ekonomi masyarakat di Bukittinggi. b. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan yang bermanfaat dalam mengembangkan Bank Syariah Mandiri agar kedepannya lebih baik, dalam hal mengembangkan ekonomi masyarakat. c. Bagi Fakultas Syariah dan Hukum Dapat dijadikan pedoman atau referensi untuk bahan perkuliahan atau sebagai perbandingan dengan strategi promosi Bank Syariah lainnya. D. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kualitatif, karena sifat penelitiannya adalah deskriptif yang menjelaskan data-data yang diperoleh apa adanya secara sistematis. Teknik penelitian yang dilakukan yaitu penelitian lapangan (field research), dimana penulis langsung terjun ke objek penelitian yaitu pada Bank
Syariah Mandiri dan masyarakat dengan menggunakan teknik pengumpulan sebagai berikut : a. Interview yaitu dengan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu kepada : 1) Pegawai Bank Syariah Mandiri, yaitu Adam Malik (Pimpinan Cabang), Zaenal Abidin (Manager Marketing), Atep Heri Herlambang (Manager Operasional), Zulfikar (Account Officer) dan Rahma Yeni (Costumer Service) dimana mereka mempunyai wewenang dan keahlian khusus mengetahui bagaimana peran Bank Syariah Mandiri bagi pengembangan ekonomi masyarakat di Bukittinggi. 2) Nasabah, yang terdiri dari nasabah penghimpunan dana, nasabah penyaluran dana untuk menjelaskan sejauh mana peran Bank Syariah Mandiri dalam mengembangkan ekonomi masyarakat. 3) Masyarakat, untuk mengetahui sejauh mana peran Bank Syariah Mandiri dalam mengembangkan ekonomi masyarakat. b. Dokumentasi yaitu mengumpulkan data berdasarkan laporan yang di terima dari perusahaan yang diteliti dan laporan lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian ini. 2. Sumber Data Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis data, yaitu:
a. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dari Bank Syariah yang bersangkutan, juga wawancara dari nasabah dan masyarakat. b. Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen, literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku serta sumber lainnya yang berkaitan dengan materi penulisan skripsi ini. 3. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka dalam pengumpulan data skripsi ini penulis menggunakan wawancara dan studi dokumentasi. 4. Teknik Analisa Data Seluruh data yang penulis peroleh dari wawancara terhadap pegawai Bank Syariah Mandiri, nasabah Bank Syariah Mandiri, masyarakat umum dan dokumentasi data-data yang telah didapatkan dari Bank Syariah Mandiri yang berupa laporan tahunan, data rincian pendanaan dan pembiayaan. Data yang diperoleh diolah dengan pendekatan deskriptif analitis. Pendekatan deskriptif yaitu data penelitian yang berupa kata-kata, berupa wawancara, catatan-lapangan, dokumen resmi. Setelah itu data dikumpulkan, diolah, dan dijelaskan sesuai apa adanya.
Data-data yang telah terkumpul diperiksa kembali mengenai kelengkapan jawaban yang diterima, kejelasannya, konsistensi jawaban atau informasi yang biasa disebut editing. 5. Teknik Penulisan Teknik penulisan ini merujuk pada buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007. E. Review Studi Terdahulu Adapun review studi terdahulu yang digunakan dari penulisan ini adalah: 1. Pada tahun 2003 ditulis skripsi atas nama Tedy Susanto Tabrani dengan judul Peran Bank Muamalat Indonesia dalam Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan, merupakan bantuan inspirasi penulis dalam membahas bagaimana peran bank syariah dalam mengembangkan ekonomi masyarakat.6 2. Buku yang berjudul Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum Penulis Muhammad Syafi’i Antonio Penerbit Taskia Institute, dimana disini dibahas bagaimana pertumbuhan dan perkembangan Bank Syariah secara umum. Namun, belum ada yang membahas mengenai bagaimana peran Bank Syariah bagi pengembangan ekonomi masyarakat di Bukittinggi, yang mana sasaran utama perbankan syariah adalah masyarakat, baik itu kalangan bawah, menengah, atau atas. Fakta ini penulis peroleh dari data yang dilihat di perpustakaan, dan menanyakan langsung kepada pihak Bank Syariah Mandiri. 6
Tedy Susanto Tabrani, “Peran Bank Muamalat Indonesia dalam Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2003).
F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penyusunan, penulis membagi skripsi ini menjadi beberapa bab dan setiap bab terdiri sub bab dengan sistematika sebagai berikut : Bab I
Pendahuluan Berisi Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Review Studi Terdahulu, dan Sistematika Penulisan.
Bab II
Tinjauan Teoritis Tentang Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pengertian
Pengembangan
Ekonomi
Masyarakat,
Tujuan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat, Ruang Lingkup Pengembangan Ekonomi Masyarakat, Ciri-Ciri Pengembangan Ekonomi Masyarakat, Bentuk-Bentuk Pengembangan Ekonomi Masyarakat, LangkahLangkah Pengembangan Ekonomi Masyarakat. Bab III
Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri Cabang Bukittinggi Sejarah Bank Syariah Mandiri, Visi, Misi, dan Tujuan Bank Syariah Mandiri, Produk-Produk Bank Syariah Mandiri, Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri.
Bab IV
Peran Bank Syariah Mandiri Bagi Pengembangan Ekonomi Masyarakat Di Bukittinggi Gambaran Umum Kota Bukittinggi, Analisis terhadap Peran Bank Syariah Mandiri bagi Pengembangan Ekonomi Masyarakat
Bab V
Penutup
Kesimpulan, saran-saran
BAB II TEORI TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT A. Pengertian Pengembangan Ekonomi Masyarakat Sebelum membahas mengenai pengembangan ekonomi masyarakat secara luas, terlebih dahulu penulis akan membahas pengertian pengembangan ekonomi masyarakat baik dari segi etimologi maupun segi terminologinya. Pengembangan ekonomi masyarakat sebuah istilah yang mengandung tiga suku kata yang masing-masing memiliki arti sendiri. Pertama, pengembangan secara etimologi berasal dari kata kembang yang berarti proses, cara, perbuatan, mengembang. 7 Pengembangan juga dapat diartikan membina dan meningkatkan kualitas. 8 Sedangkan secara istilah, Edi Soeharto mendefenisikan pengembangan sebagai usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. 9 Kemudian menurut Wasty Soemanto seperti yang dikutip oleh Mangkunegara mengatakan bahwa pengembangan merupakan istilah yang berhubungan dengan usaha berencana yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan skill dan pengetahuan.10 7
Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 1991),
h.538. 8
Nanih Mahendrawaty dan Agus A Sapei, Pengembangan Masyarakat Islam : DariIdiologi, Strategi sampai Tradisi (Bandung: Rosda, 2001). 9
Edi Soeharto, “Metodologi Pengembangan Masyarakat”, Jurnal Comdev (Jakarta: BEMJPMI, 2004), Vol 1, h.3. 10
Anwar Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan (Bandung : Rosda, 2000), h.44.
Istilah pengembangan sendiri merupakan istilah yang diadopsi dari bahasa asing Inggris yang merupakan terjemahan dari kata development. Istilah development sendiri sebenarnya menyangkut banyak aspek jika ditinjau dari berbagai sudut pandang disiplin ilmu. Istilah tersebut dapat merujuk pada berbagai bidang kehidupan masyarakat seperti bidang ekonomi, sosial, budaya, psikologi, politik dan lain sebagainya.11 Namun semuanya selalu merujuk pada proses perubahan aspek kehidupan manusia baik individu atau kelompok menuju pada arah yang lebih positif. Pengembangan dalam prakteknya memposisikan masyarakat sebagai suatu komunitas yang aktif. Pengembangan menurut Edi Soeharto sering diimplikasikan dalam bentuk proyek-proyek pembangunan yang memungkinkan anggota masyarakat memperoleh dukungan yang memungkinkan kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab.12 Kedua, ekonomi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yakni Oikonomia. Oikonomia sendiri berasal dari dua suku kata yakni oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga dan nomos berarti aturan. Dengan demikian secara sederhana, ekonomi dapat diartikan sebagai kegiatan mengurus rumah tangga yang dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah economics.13
11
Elly Iriawan, Pengembangan Masyarakat (Jakarta: UT, 1995), h.3.
12
Edi Soeharto, “Metodologi Pengembangan Masyarakat”, Jurnal Comdev, h.3.
13
Abu Zaky, Ekonomi dalam Perspektif Islam (Bandung : Pustaka Setia, 2002), h.5.
Sedangkan secara terminologi/istilah, ekonomi adalah pengetahuan tentang peristiwa dan persoalan yang berkaitan dengan upaya manusia baik individu atau kelompok dalam memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas yang dihadapkan pada sumber-sumber yang terbatas.14 Sedangkan menurut para ahli ekonomi seperti Marshall sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Karim dalam bukunya, berpendapat bahwa ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usahausaha individu maupun kelompok dalam ikatan pekerjaan sehari-hari yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh pendapatan dan bagaimana pula mempergunakan pendapatan tersebut.15 Ketiga, masyarakat secara etimologi diartikan sebagai sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terkait oleh sesuatu kebutuhan yang mereka anggap sama.16 Sedangkan secara terminologi/istilah masyarakat diartikan sebagai berikut: 1. R. Lipton: Setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya, berpikir tentang dirinya dalam suatu kesatuan sosial dalam batas-batas tertentu.17 2. Selo Soemarjan: Orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan budaya.
14
L.T Sianturi, Ekonomi dan Koperasi (Jakarta: Gunung Mulia, 1992), h. 45
15
Ahmad Karim, Sistem, Prinsip, dan Tujuan Ekonomi Islam (Bandung: Pustaka Setia, 1999),
h. 10 16
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), h. 721 17
h.78.
Selo Soemarjan, Pengantar Sosiologi Umum (Jakarta: Raja Grafindo,2002), Cet. Ke-ix,
3. Parsuri Suparlan: Satuan kehidupan sosial manusia yang menempati suatu wilayah tertentu. 4. Gillin and Gillin: Suatu kelompok manusia yang memiliki kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang diikat oleh persamaan agama. 18 Jika dilihat dari beberapa definisi tersebut maka, kita agak sukar memberikan batasan tentang masyarakat. Sukarnya batasan masyarakat itu dikarenakan konsep masyarakat meliputi berbagai faktor. Tetapi secara garis besar masyarakat dapat dibagi kepada dua pengertian, yakni pengertian masyarakat secara luas dan pengertian masyarakat secara sempit. Dalam pengertian luas, masyarakat dimaksudkan dengan keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa, dan lain sebagainya. Sedangkan masyarakat dalam pengertian sempit diartikan sebagai sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu seperti teritorial, golongan, bangsa, dan lain sebagainya. Menurut Elly Iriawan istilah masyarakat dalam konteks pengembangan masyarakat adalah sekelompok orang-orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah geografis tertentu dimana satu sama lainnya saling berinteraksi untuk mencapai tujuan hidupnya. 19 Sedangkan menurut Edy Soeharto istilah masyarakat dapat dibedakan menjadi dua konsep. Konsep pertama masyarakat didefinisikan sebagai sebuah tempat bersama yang bentuknya bisa berupa wilayah geografi seperti sebuah 18
19
Ibid., h.78. Elly Iriawan, Pengembangan Masyarakat Islam, h.1.
Rukun Tangga (RT), perumahan di daerah perkotaan atau sebuah kampung di wilayah pedesaan. Konsep kedua masyarakat diartikan sebagai sebuah kepentingan bersama, yakni kesamaan kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas. Sebagai contoh, kepentingan bersama pada masyarakat etnis minoritas, atau kepentingan bersama berdasarkan kebutuhan tertentu seperti pada kasus orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus (cacat fisik) atau bekas para pengguna pelayanan kesehatan mental. 20 Beberapa definisi pengembangan ekonomi masyarakat (Community Economic Development) menurut beberapa pakar antara lain: Menurut Amrullah Ahmad sebagaimana yang dikutip oleh Nanih Mahendrawati dalam bukunya, pengembangan ekonomi masyarakat diartikan sebagai sistem tindakan nyata yang menawarkan alternatif model pemecahan masalah masyarakat di bidang ekonomi.21 Menurut Edi Soeharto, pengembangan ekonomi masyarakat adalah suatu usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dalam bidang ekonomi.22
20
Edi Soeharto, Metodologi Pengembangan Masyarakat, h.3.
21
Nanih Mahendrawaty dan Agus A. Sapei Pengembangan Masyarakat Islami, h.42.
22
Edi Soeharto, Metodologi Pengembangan Masyarakat, h.4.
Menurut Imang Mansur sebagaimana dikutip oleh Nanih Mahendrawaty, pengembangan ekonomi masyarakat adalah upaya membangkitkan potensi umat islam ke arah yang lebih baik dalam bidang ekonomi. 23 Dari
beberapa
definisi
tersebut,
penulis
menyimpulkan
bahwa
pengembangan ekonomi masyarakat pada intinya merupakan suatu upaya peningkatan kualitas dan kuantitas kehidupan ekonomi masyarakat kearah yang lebih baik menuju masyarakat yang sejahtera melalui prinsip-prinsip keadilan, pemerataan, partisipasi dan didasarkan pada kebutuhan masyarakat setempat. Pengembangan ekonomi masyarakat dalam prakteknya juga tidak melupakan konsep pemberdayaan masyarakat (empowerment). Walaupun secara kebahasaan dua kata tersebut memiliki arti yang berbeda, namun dalam prakteknya antara pengembangan dan pemberdayaan dapat disamakan atau setidaknya dapat dipertukarkan (interchangeable). Dengan demikian, dua istilah ini mempunyai pengertian sebagai upaya memperluas horizon pilihan bagi masyarakat, dengan demikian dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang dapat memilih dan memiliki kesempatan untuk mengadakan pilihan-pilihan.24 Upaya pengembangan ekonomi masyarakat berkaitan erat dengan persoalan pemihakan pada pengembangan usaha kecil kerakyatan. Tanpa
23
Nanih Mahendrawaty dan Agus A.Sapei, Pengembangan Masyarakat Islam, h.42.
24
Ibid., h.42.
bermaksud ‘menggusur’ keberadaan usaha sekelompok besar. Hal yang harus menjadi perhatian adalah pemerataan aset ekonomi. Karena itu pemihakan pada upaya pengembangan ekonomi masyarakat merupakan keharusan dalam rangka peningkatan
usaha
masyarakat
demi
terlaksananya
pertumbuhan
yang
berkelanjutan (sustainable) serta keadilan (equity). Pengembangan ekonomi masyarakat mensyaratkan adanya mental wirausaha yang tangguh dan mampu bersaing dalam percaturan bisnis. Masyarakat harus bisa menciptakan lapangan kerja, bukan mencari lapangan kerja. Jika masyarakat mampu menciptakan lapangan kerja, ia akan mampu menyerap tenaga kerja. Semakin besar dan berkembang usaha mereka maka tenaga kerja akan semakin banyak tersalurkan. Tentu
hal ini merupakan
sumbangan yang tidak kecil bagi penciptaan lapangan kerja baru dan pengurangan jumlah pengangguran. 25 B. Tujuan Pengembangan Ekonomi Masyarakat Tujuan
pengembangan
ekonomi
masyarakat
terutama
Surna
T. Djajadiningrat adalah usaha meningkatkan kapasitas masyarakat dan sasaran kesejahteraan. Peningkatan kapasitas dapat dicapai melalui upaya pemberdayaan (empowerment) agar anggota masyarakat dapat ikut andil dalam proses produksi, keadilan (equity) dengan tidak membedakan status, keahlian, keberlanjutan
25
M.Azwir Dainy Taba, Strategi Membangun Ekonomi Rakyat (Jakarta: Nuansa Madani, 2001), h. 96.
(sustainable), dan kerjasama (coorporation). Jika sasaran pertama dapat berjalan dengan baik, diharapkan sasaran kesejahteraan dapat tercapai. 26 Sedangkan menurut Sukriyanto, tujuan dari pengembangan ekonomi masyarakat adalah membantu meningkatkan kemampuan masyarakat agar mereka dapat hidup dengan baik, dalam pengertian lebih kuat etos kerjanya, lebih efisien, lebih sejahtera, dan tercukupinya kebutuhan hidupnya sekaligus bahagia.27 Sementara menurut Adi Sasono sebagaimana yang dikutip oleh Bambang Rudito, pengembangan ekonomi masyarakat memiliki tujuan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
Memperkuat usaha-usaha kemandirian di kalangan masyarakat. Meningkatkan mobilisasi sumber daya lokal. Mengorientasikan pembangunan ke arah yang mandiri dan berkeadilan. Memperkuat partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan yang berbasiskan masyarakat. 5. Menggerakkan seluruh potensi untuk gerakan keswadayaan.28 Sedangkan Bambang Rudito mengatakan tujuan pengembangan ekonomi masyarakat adalah: a. Meningkatkan kapasitas masyarakat baik secara kualitatif/kuantitatif. Dengan adanya peningkatan kapasitas tersebut diharapkan akan memicu peningkatan kesejahteraan masyarakat. b. Mendorong dan mengembangkan potensi berwirausaha yang didasarkan pada sumber daya lokal. 26
Ibid.,h.3.
27
Sukriyanto, “Pengembangan Masyarakat Islam : Agama, Sosial. Ekonomi, dan Budaya”, Jurnal Comdev (Yogyakarta: Elang Press, 2003), Edisi ke-3, h.28. 28
h.42.
Bambang Rudito, Akses Peran Serta Masyarakat (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003),
c. Memperkuat partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan yang berbasis masyarakat. d. Mengorientasikan pembangunan kearah yang mandiri dan berkelanjutan.29 Sementara Baihaki A. Madjid, sebagaimana yang dikutip oleh Lili Bariadi dan kawan-kawan merumuskan tujuan pengembangan ekonomi adalah : a. b. c. d.
Menciptakan pemerataan asset ekonomi produktif. Menciptakan kemandirian dan mengurangi ketergantungan masyarakat. Menciptakan lapangan kerja sekaligus mengurangi pengangguran. Menciptakan daya saing dalam menghadapi era globalisasi. 30 Jadi dapat disimpulkan, inti dari tujuan pengembangan ekonomi adalah
untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dilihat dari berbagai macam cara untuk meningkatkannya. C. Ruang Lingkup Pengembangan Ekonomi Masyarakat Ruang lingkup pengembangan ekonomi masyarakat mencakup segala aspek kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat dan selalu dituntut untuk terus melakukan perbaikan atau pengembangan di berbagai aspek untuk mencapai kesejahteraan bersama terutama dalam proses pengentasan kemiskinan. Namun demikian secara umum pengembangan masyarakat meliputi bidang-bidang pembangunan yakni di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, keagamaan, dan budaya.31 29
Ibid., h.194.
30
Lili Bariadi dkk, Zakat dan Wirausaha (Jakarta: CED,2005), Cet.Ke-1, h.63-64.
31
Edi Soeharto, “Metodologi Pembangunan Masyarakat”, Jurnal Comdev,h. 3
Menurut Isbandi Rukminto Adi, beberapa bidang yang hingga saat ini masih berpotensi untuk dikembangkan antara lain adalah bidang-bidang yang terkait dengan usaha kesejahteraan sosial terhadap anak, perempuan, dan keluarga di
level
komunitas,
di
bidang
kesehatan,
pendidikan,
lingkungan,
perlindungan/advokasi, sektor industri kecil, golongan masyarakat yang tertindas dan lain-lain. Sedangkan menurut Surna T. Djajadiningrat sebagaimana yang dikutip oleh Bambang Rudito, ruang lingkup pengembangan masyarakat ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut: 1. Wilayah yang terkena dampak negatif pembangunan baik dampak fisik maupun sosial. 2. Wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang selama ini belum dikembangkan, karena dengan demikian akan dapat dilakukan assessment terhadap kegiatan yang akan dilakukan berkenaan dengan masyarakat. 3. Wilayah di mana terdapat kelompok masyarakat terbelakang dalam kehidupan ekonomi maupun sosial seperti suku terasing atau suku pedalaman. Hal ini berkaitan dengan tujuan dari pengembangan masyarakat itu sendiri yang memfokuskan pada kehidupan sosial kemasyarakatan dengan cara meningkatkan taraf hidup masyarakat secara luas. 4. Wilayah di mana terdapat masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Dengan demikian pengembangan dapat membantu meningkatkan pendapatan dan pendidikan yang diperlukan bagi masyarakat.32 Sedangkan pada tataran ekonomi, pengembangan masyarakat Islam harus diarahkan pada upaya bagaimana membentuk dan melestarikan semangat usaha/wirausaha yang benar-benar berjiwa mandiri dengan jalan pemberdayaan 32
Ibid., h.29.
ekonomi kerakyatan agar tercapai life skill, upaya penyadaran terhadap pentingnya berusaha sebagai bagian ibadah muamalah yang jika dikerjakan secara sungguh-sungguh akan mendapatkan keuntungan ganda yakni keuntungan dunia sekaligus akhirat. Selama ini usaha-usaha terhadap pengembangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat masih sangat terbatas dan belum sepenuhnya menjadi perhatian dari pemerintah.33 D. Ciri-Ciri Pengembangan Ekonomi Masyarakat Ciri-ciri pengembangan ekonomi masyarakat menurut Elly Iriawan adalah sebagai berikut: 1. Mempunyai tujuan yang hendak dicapai 2. Mempunyai wadah yang terorganisir 3. Aktivitas yang dilakukan terencana, berlanjut, serta harus sesuai dengan kebutuhan dan sumber daya setempat. 4. Ada tindakan bersama dan keterpaduan dari berbagai aspek yang terkait. 5. Ada perubahan sikap pada masyarakat sasaran selama tahap pengembangan atau pemberdayaan. 6. Menekankan pada sikap partisipasi masyarakat dalam ekonomi terutama dalam wirausaha. 7. Ada keharusan membantu lapisan masyarakat, khususnya masyarakat lapisan bawah. Jika tidak maka solidaritas dan kerja sama sulit tercapai.
33
Ibid., h.29.
8. Akan lebih efektif jika program pengembangan masyarakat pada awalnya memperoleh bantuan dari pemerintah. Selain itu sumber dari organisasi sukarela non-pemerintah juga harus dimanfaatkan. 34 E. Bentuk-Bentuk Pengembangan Ekonomi Masyarakat Bentuk-bentuk pengembangan ekonomi masyarakat setidaknya mencakup tiga bidang pengembangan, yaitu: 1. Pengembangan Aset Manusia (Human Asset) Pengembangan ini berkaitan erat dengan pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM). Menurut Michael Sheraden, human asset ini termasuk pada golongan aset tidak nyata. Human asset secara umum meliputi intelegensia,
latar
belakang
pendidikan,
pengalaman,
pengetahuan,
keterampilan, ide, dan lain sebagainya. 35 Dalam Teori Sumber Daya Manusia, peningkatan SDM dipandang sebagai kunci keberhasilan pembangunan ekonomi dan kestabilan sosial. Perbaikan mutu sumber daya manusia (SDM) akan meningkatkan inisiatif dan sikap-sikap kewiraswastaan yang pada akhirnya menumbuhkan investasi dan lapangan kerja baru. Investasi tidak hanya diarahkan pada peningkatan Phsical Capital Stock tetapi juga diarahkan pada Human Capital Stock. Modal
34
35
Elly Iriawan, Pengembangan Masyarakat, h.3.
Michael Sheraden, Aset untuk Orang Miskin: Perspektif Baru Usaha Pengentasan Kemiskinan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2006), h.127.
dalam Teori Sumber Daya Manusia (SDM) bukan dipandang sebagai syarat utama untuk menciptakan pertumbuhan . Usaha-usaha untuk meningkatkan human asset ini biasanya dilakukan dalam berbagai program yang bersifat kualitatif seperti: a. Program Pelatihan dan Keterampilan dalam bentuk kursus-kursus. b. Program Penyuluhan yang kesemuanya bertujuan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang pada akhirnya menghasilkan out put pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). 2. Pengembangan Aset Modal (Financial Asset) Pengembangan ini meliputi modal produksi yang terdiri dari tanah, bangunan,
mesin
produksi
dan
alat-alat/komponen
produksi
nyata
lainnya.36Salah satu masalah klasik yang dihadapi oleh para pelaku perekonomian kecil baik yang bergerak dalam bidang produksi, distribusi, perdagangan, maupun jasa adalah sulitnya mendapatkan modal khususnya kredit usaha. Ketidakmampuan dan ketidaksiapan mereka dalam memenuhi setiap syarat yang diajukan oleh lembaga formal seperti bank menjadikan sulitnya dana usaha terealisasikan. Para pengusaha kecil pada umumnya tidak memiliki aset yang cukup untuk dijaminkan kepada bank. Permasalahan tersebut sebenarnya dapat dipecahkan dengan cara para pengusaha kecil
36
Ibid., h.135.
tersebut bergabung dengan sebuah organisasi, wadah usaha bersama dalam pembiayaan dimana dana tersebut dihasilkan dari modal bersama. Wadah tersebut dapat berupa koperasi simpan pinjam, Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KSM), Kelompok Usaha Bersama (KUBE), dan lain sebagainya.37 Dengan adanya lembaga keuangan yang dibangun secara bersama tersebut diharapkan permasalahan pendanaan usaha akan dapat teratasi, menghindarkan pinjaman
dari
rentenir
yang
pada
akhirnya
turut
andil
dalam
ketidakberkembangan aset. Keberadaan lembaga keuangan yang dibentuk secara bersama ini diharapkan menjadi kunci bagi permasalahan keterbatasan akses permodalan yang selanjutnya akan mempengaruhi pada peningkatan produsi baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Peningkatan secara kuantitatif dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain bertambahnya aset produksi, pendapatan dan kesejahteraan secara umum. 3. Pengembangan Aset Sosial (Sosial Asset) Aset Sosial menurut Michael Sheraden meliputi keluarga, teman, koneksi, atau jaringan sosial dalam bentuk dukungan material, dukungan emosional informasi, dan akses yang lebih mudah pada pekerjaan, kredit, bantuan-bantuan, dan tipe aset lainnya. 38 Modal sosial ini menurut Mark 37
Dewan Koperasi Indonesia, Koperasi untuk Pemberdayaan Usaha Kecil dan Mikro, (Jakarta: DEKOPIN, 2002), h.50. 38
Michael Sheraden, Aset untuk Orang Miskin, h. 134.
Gronovetler dan James Coleman secara potensial sangat penting dalam menciptakan aktifitas sosial dan ekonomi individu masyarakat. 39 Aset sosial menurut Edi Soeharto berkontribusi bagi kehidupan, terbuka aset sosial berdampak pada peningkatan kesejahteraan keluarga/kelompok masyarakat tertentu. Orang yang terikat dalam sebuah lembaga/komunitas memanfaatkan aset tersebut dalam menghadapi kesulitan, kegembiraan, dan lain-lain. Oleh karena itu, suatu komunitas yang mewarisi berbagai jaringan sosial dan perkumpulan biasanya lebih baik dalam mengentaskan kemiskinan dan kerentanan, memecahkan masalah/perselisihan, dan mengambil manfaat dari peluang-peluang baru.40
F. Langkah-Langkah Pengembangan Ekonomi Masyarakat Sebagai bagian dari pengembangan masyarakat, pengembangan ekonomi masyarakat dalam tahapan-tahapan programnya juga memiliki kesamaan. Secara sederhana beberapa langkah program pengembangan ekonomi masyarakat meliputi: 41 1. Tahap Identifikasi/Assesment 39
Ibid., h. 134
40
Edi Soeharto, Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi, (Jakarta: Balitbang, DepSos, 2004), h. 81. 41
Bambang Rudito, Akses Peran Serta Masyarakat, h.49.
Tahap identifikasi ini dapat dilakukan oleh kelompok masyarakat, pemerintah daerah, community worker dan lain sebagainya. Dari hasil identifikasi tersebut nantinya akan ditentukan bersama masyarakat skala prioritas utama berdasarkan felt needs. Teknik assesment ini bisa menggunakan metode SWOT dengan melihat kekuatan/potensi yang ada di suatu daerah tersebut (strength), kelemahan (weakneses), kesempatan (oportunities), dan ancaman (threat). 2. Tahap Perencanaan Program Hasil dari identifikasi tersebut kemudian disampaikan ke masyarakat yang selanjutnya menentukan program apa yang sesuai berdasarkan skala prioritas tersebut berdasarkan analisis SWOT.42 3. Tahap Penilaian Program Penilaian program sebaiknya dilakukan oleh tim khusus yang diambil dari jaringan atau community worker/CD. Penilaian berkaitan dengan rancangan program yang didasarkan pada kekuatan dana, keterlibatan masyarakat dalam program tersebut, dan lain sebagainya. Hasil dari penilaian program tersebut merupakan rekomendasi yang akan diberikan kepada tim community development yang berisikan program-program yang dianggap layak berdasarkan skala prioritas untuk dijalankan. 4. Tahap Persetujuan
42
Ibid., h.50.
Hasil dari penilaian merupakan persetujuan bahwa program tersebut dapat disetujui untuk dijalankan, termasuk persetujuan tentang pendanaan dari lembaga lain yang terlibat. Beberapa hal yang dapat dijadikan acuan dalam mempertimbangkan apakah suatu program dapat disetujui atau tidak, antara lain: a. Apakah program yang dibuat tersebut dapat mengurangi kemiskinan atau keterbelakangan masyarakat/komunitas baik secara langsung maupun tidak ? b. Apakah program tersebut bersifat sementara, terputus, atau bersifat keberlanjutan (suistainable) ? c. Apakah hasil yang diharapkan dan aktifitas yang akan dilakukan didalam proposal tersebut didasarkan pada azas partisipasif didalam perencanaan program maupun pelaksanaannya ? 5. Tahap Pelaksanaan/Implementasi Program Pelaksanaan program dimulai secara formal saat penandatanganan naskah perjanjian dilakukan oleh tim community development dalam pelaksanaan program diharapkan adanya pemantauan yang dilakukan oleh tim comdev secara periodik.43 6. Tahap Evaluasi
43
Ibid., h.50.
Evaluasi program dilakukan pada saat program tersebut selesai dilaksanakan. Evaluasi dilakukan secara bersama antara stokeholder yang terkait dalam tim community development. Hasil dari program tersebut merupakan umpan balik program-program selanjutnya. 7. Tahap Terminasi Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Terminasi dilakukan jika masyarakat sudah layak dianggap mandiri. Namun tidak jarang terminasi dilakukan karena telah memasuki jangka yang telah ditentukan. Pada tahap ini program-program yang telah dilaksanakan dengan baik dapat dipertahankan sehingga prinsip suistainable masyarakat.44
44
Ibid., h.50.
dapat
berjalan
sesuai
nilai-nilai
idealis
pengembangan
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BUKITTINGGI A. Sejarah Bank Syariah Mandiri 1. Sejarah Bank Syariah Gagasan mengenai bank yang menggunakan sistem bagi hasil telah muncul sejak lama, ditandai dengan banyaknya pemikir-pemikir muslim yang menulis tentang keberadaan bank syariah, misalnya Anwar Qureshi (1946), Naiem Siddiqi (1948), dan Mahmud Ahmad (1952). Kemudian uraian yang terperinci tentang gagasan itu ditulis oleh Mawdudi (1961). Demikian juga dengan tulisan-tulisan Muhammad Hamidullah yang ditulis pada 1944, 1955, 1957, dan 1962, bisa dikategorikan sebagai gagasan pendahulu mengenai perbankan islam.45 Sejarah perkembangan bank syariah modern tercatat di Pakistan dan Malaysia sekitar tahun 1940, yaitu upaya pengelolaan dana jamaah haji secara non-konvensional.46 Rintisan bank syariah lainnya adalah dengan berdirinya
45
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi (Yogyakarta: EKONISIA Kampus Fakultas Ekonomi UII, 2007), Edisi Kedua, h.28. 46
2001), h.18
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani,
Mit Ghamr Lokal Saving Bank pada tahun 1963 di Mesir oleh Dr Ahmed elNajar. Permodalan bank ini dibantu oleh Raja Faisal dari Arab Saudi. Bank pedesaan yang beroperasi tanpa bunga dan sejalan dengan prinsip-prinsip syariah ini sangat populer dan pada mulanya tumbuh dengan baik. Empat tahun kemudian Mit Ghamr dapat membuka sembilan cabang dengan nasabah sekitar satu juta orang. Namun pada tahun 1967, karena persoalan politik, bank ini ditutup. Pada pertengahan tahun 1967 bank ini diambil alih oleh National Bank of Egypt dan Central Bank of Egypt, sehingga beroperasi atas dasar bunga.47 Pada tahun 1972, sistem bank tanpa riba diperkenalkan lagi dengan berdirinya Nasser Social Bank di Mesir. Berdirinya bank ini lebih bersifat sosial dari pada komersial.48 Bank syariah adalah Bank yang semua transaksinya harus berdasarkan akad yang dibenarkan oleh syariah, karena semua transaksi harus mengikuti kaidah dan aturan yang berlaku pada akad-akad muamalah syariah. Bank syariah menggunakan pendekatan profit sharing, artinya yang diterima bank disalurkan kepada pembiayaan, keuntungan yang didapatkan dari pembiayaan tersebut dibagi dua, untuk bank dan untuk nasabah berdasarkan perjanjian pembagian keuntungan di muka (biasanya terdapat dalam formulir pembukaan rekening yang berdasarkan mudharabah). Pada bank syariah 47
Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah, Lingkup Peluang, Tantangan dan Prospek (Jakarta: Alvabet, 2000), h.11. 48
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia Indonesia (Jakarta: Grafiti 1999), h.5.
penyaluran dana simpanan dari masyarakat dibatasi oleh dua prinsip dasar, yaitu prinsip syariah dan prinsip keuntungan. Artinya pembiayaan yang akan diberikan harus mengikuti kriteria-kriteria syariah, di samping pertimbanganpertimbangan keuntungan. Misalnya pemberian pembiayaan (kredit) harus kepada bisnis lain yang halal, tidak boleh kepada perusahaan atau bisnis yang memperoleh makanan dan minuman yang diharamkan, pornografi dan bisnis lain yang tidak sesuai dengan syariah. Karena itu, menabung di bank syariah relatif lebih aman bila ditinjau dari perspektif Islam karena akan mendapatkan keuntungan yang didapati dari bisnis yang halal. Bank Konvensional dilihat dari investasi terlihat dari tidak adanya batasan dana dari mana didapatkan. Bank Konvensional memakai system bunga, dan menggunakan pendekatan profit sharing saja, artinya yang diterima bank disalurkan kepada pembiayaan, keuntungan yang didapatkan dari pembiayaan tersebut dibagi sesuai ketentuan bank yang mana nasabah harus mengikuti aturan-aturan tersebut.49 2. Sejarah Bank Syariah Mandiri Gambaran umum tentang Bank Syariah Mandiri yaitu, sejarah berdirinya senin, tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank 49
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum (Jakarta: Tazkia Institute, 2000),Edisi Khusus.
syariah di PT. Bank Susila Bakti dan Manajemen PT Bank Syariah Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah di lingkungan PT Bank Mandiri (Persero). PT Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nila-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.50 Dalam rangka perluasan jaringan layanannya, maka Bank Syariah Mandiri membuka outlet pertamanya di Kota Padang pada 17 Juli 2002. Seiring
dengan
perkembangan,
pertumbuhannya
dan
tingginya
laju
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat, serta kebutuhan masyarakat akan lembaga keuangan syariah yang cukup
besar serta dalam rangka
pengembangan ekonomi umat, maka pada tanggal 30 September 2003, Bank Syariah Mandiri membuka cabang baru di daerah Bukittinggi tepatnya di Jl. Jendral Sudirman No. 73 Bukittinggi Sumatera Barat. Pada saat sekarang ini, karena tingginya kebutuhan masyarakat terhadap Bank Syariah maka untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat dan upaya untuk menjangkau nasabah atau calon nasabah yang posisinya berjauhan dari kantor cabang, BSM Cabang Bukittinggi
50
2008.
http;//www.syariahmandiri.co.id/banksyariahmandiri/sejarah.php. Diakses 10 September
memperluas jangkauannya dengan membuka Kantor Cabang Pembantu (KCP) di daerah Payakumbuh yang diresmikan oleh walikota Payakumbuh dan Kantor Kas di daerah Aur Kuning yang diresmikan oleh walikota Bukittinggi pada waktu bersamaan 14 Juni 2004.51 Adapun profil perusahaan adalah52 PT. Bank Syariah Mandiri, yang beralamat Jl. Jendral Sudirman No. 73 Bukittinggi, Sumatera Barat 26116, telepon (0752) 627633 (Hunting), faksimili (0752) 62763, situs web, www. syariahmandiri.co.id. Tanggal berdiri Bank
Syariah Mandiri cabang
Bukittinggi adalah 30 September 2003, sedangkan tanggal beroperasi 4 Oktober 2003. Modal dasar BSM Bukittinggi Rp. 4.000.000.000,- (tergantung potensi daerah)53, jumlah kantor, satu kantor cabang pembantu dan satu kantor kas pembantu, jumlah ATM satu buah dan jumlah karyawan sebanyak 36 orang. B. Visi, Misi, Budaya Perusahaan, Dan Tujuan Bank Syariah Mandiri 1. Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan a. Visi Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha. b. Misi
51
http;//www.syariahmandiri.co.id/banksyariahmandiri/berita/details.php?cid=1&id=38. Diakses 10 September 2008. 52 Bank Syariah Mandiri (BSM). Laporan Tahunan 2007 : Menuju Kesempurnaan 53 Wawancara Pribadi dengan Zulfikar, Account Officer Bank Syariah Mandiri. Bukittinggi, 25 Juli 2008.
1) Menciptakan suasana pasar perbankan syariah agar dapat berkembang dengan mendorong terciptanya syarikat dagang yang terkoordinasi dengan baik. 2) Mencapai pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan melalui sinergi dengan mitra strategis agar menjadi bank syariah terkemuka di Indonesia yang mampu meningkatkan nilai bagi pemegang saham dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas. 2. Budaya Perusahaan Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”. a. Excellence Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan. b. Teamwork Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi. c. Humanity Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius. d. Integrity Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.
e. Customer Focus Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan.54 3. Tujuan Bank Syariah Mandiri a. Menjalankan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara Islam, khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan, agar terhindar dari praktek-praktek riba atau jenis-jenis usaha lain yang mengandung unsur tipuan (gharar), dimana jenis-jenis usaha tersebut selalu dilarang dalam Islam juga telah menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi Islam. b. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan jalan meratakan
pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi
kesenjangan yang amat besar antar pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana. c. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat, dengan jalan membuka peluang berusaha yang lebih besar terutama pada kelompok miskin, yang diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif. C. Peran Bank Syariah Mandiri Peran bank syariah dibagi atas dua yaitu, peran benda55 yang aktivitasnya
54
http;//www.syariahmandiri.co.id/banksyariahmandiri/sejarah.php. Diakses 17 September
2008. 55
http;//www.lampungpost.com/cetak/berita.php.id. Diakses Senin, 30 Juni 2008
meliputi sebagai manajer investasi, sebagai investor, dan penyedia jasa layanan perbankan. Sedangkan peran kedua adalah peran harta, yang aktivitasnya bergerak dalam bidang sosial. Bank syariah sebagai sumber investasi bertugas mengelola dana masyarakat apakah dengan akad titipan maupun bagi hasil seperti rekening giro, tabungan, dan deposito waktu. Bank syariah sebagai investor, perannya mengelola dana dari masyarakat untuk disalurkan dalam bentuk pembiayaan (jual beli, bagi hasil), gadai (rahn) maupun sewa (ijarah). Sedangkan dalam fungsi layanan perbankan bank syariah dapat menyediakan jasa transfer (wakalah) baik melalui mekanisme kliring maupun RTGS (Real Time Gross Settlement) maksudnya adalah transfer antar bank skala nasional dimana dana efektif diterima di bank tujuan dalam hitungan menit, selama transaksi dilakukan sebelum batas waktu,56 selain itu juga menyediakan bank garansi (kafalah), anjak piutang (hawalah), letter of credit (wakalah), tukar menukar mata uang (sharf), pay roll (pembayaran gaji), ATM, pembayaran pajak, telepon, listrik serta sebagai agen penjual reksadana berbasis syariah. Dalam menjalankan peran sosial, bank syariah memiliki Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang mengelola dana kebajikan, penghimpunan dan penyaluran qardul hasan, penghimpunan dan penyaluran ZIS. Dalam pengelolaan LAZ harus tunduk kepada tata cara pengelolaaan tentang zakat. Bank juga harus melaporkan 56
http;//internal.dsuc.co.id/transfer-bank-dengan-rtgs. Diakses 30 Juni 2008.
kondisi keuangan LAZ bersamaan dengan laporan publikasi laporan keuangan bank syariah. Salah satu sumber dana kebajikan juga berasal dari denda-denda nasabah yang wanprestasi atas akad-akad yang tidak terpenuhi. Jika bank syariah dengan status bank devisa, produk-produk yang dimilikinya dalam bentuk mata uang asing (valas) seperti tabungan dolar/deposito (USD), pembiayaan dan L/C dalam mata uang asing.57 D. Produk-Produk Bank Syariah Mandiri 1. Tabungan Tabungan terdiri dari, Tabungan BSM, Tabungan Mabrur, Tabungan Pendidikan (Investa Cendekia), Tabungan Qurban, Tabungan BSM Simpatik, tabungan BSM Berencana 2. Deposito58 Deposito terdiri dari, Deposito BSM, dan Deposito BSM Valas. 3. Giro 59 Giro terdiri dari, Giro BSM, dan Giro BSM Valas. 4. Obligasi Bank Syariah Mandiri Obligasi Bank Syariah Mandiri yaitu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang mewajibkan Emiten (Bank Syariah Mandiri)
57
http;//www.lampungpost.com/cetak/berita.php.id. Diakses 30 Juni 2008.
58
Bank Syariah Mandiri (BSM). Laporan Tahunan 2007 ,h.73-75. Ibid,.
59
untuk membayar Pendapatan Bagi Hasil/Kupon dan membayar kembali Dana Obligasi Syariah pada saat jatuh tempo. 5. Pembiayaan Pembiayaan terdiri dari, Pembiayaan Mudharabah BSM, Pembiayaan Murabahah BSM,60 Pembiayaan Musyarakah BSM, Pembiayaan Talangan Haji BSM, Pembiayaan dengan Skema IMBT (Ijarah Muntahiyah Bittamliik), BSM Implan, Pembiayaan Pemilikan Rumah (Griya BSM), Pembiayaan Istishna, Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet.
60
Ibid,.
BAB IV PERAN BANK SYARIAH MANDIRI BAGI PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI BUKITTINGGI A. Gambaran Umum Kota Bukittinggi Bukittinggi dalam kehidupan ketatanegaraan semenjak zaman penjajahan Belanda, zaman penjajahan Jepang serta zaman kemerdekaan dengan berbagai variasinya tetap merupakan pusat Pemerintahan Sumatera bagian Tengah maupun Sumatera secara keseluruhan. Bahkan Bukittinggi pernah berperan sebagai Pusat Pemerintahan Republik Indonesia setelah Yogyakarta diduduki Belanda dari bulan Desember 1948 sampai dengan bulan Juni 1949.61 Semasa pemerintahan Belanda dahulu, Bukittinggi oleh Belanda selalu ditingkatkan perannya dalam ketatanegaraan, dari apa yang dinamakan Gemetelyk Resort tahun 1828. Belanda telah mendirikan kubu pertahanannya tahun 1825, yang sampai sekarang kubu pertahanan tersebut masih dikenal dengan Benteng Fort De Kock. Kota ini telah digunakan juga oleh Belanda sebagai tempat peristirahatan opsir-opsir yang berada di wilayah jajahannya di wilayah timur ini. Oleh pemerintah Jepang, Bukittinggi dijadikan sebagai pusat pengendalian Pemerintah militernya untuk kawasan Sumatera, bahkan sampai ke Singapura dan Thailand karena disini berkedudukan komandan Militer ke 25. Pada masa ini Bukittinggi berganti nama dari Taddsgemente Fort de Kock menjadi Bukittinggi 61
http;//www.antara-sumbar.com/id/index.php?mod=profil&2.Diakses 10 September 2008
Si Yaku Sho yang daerahnya diperluas dengan memasukkan nagari-nagari Sianok, Gadut, Kapau, Ampang Gadang, Batu taba dan Bukit Batabuah yang sekarang kesemuanya itu kini berada dalam daerah Kabupaten Agam, di Kota ini pulalah pemerintah bala tentara Jepang mendirikan pemancar Radio terbesar untuk pulau Sumatera dalam rangka mengibarkan semangat rakyat untuk menunjang kepentingan perang Asia Timur Raya versi Jepang. Pada zaman perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia Bukitinggi berperan sebagai kota perjuangan. Dari bulan Desember 1948 sampai dengan bulan Juni 1949 ditunjuk sebagai Ibu Kota Pemerintahan darurat Republik Indonesia ( PDRI ), setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda. 62 Selanjutnya sebelum tahun 1958 Bukittinggi pernah menjadi Ibukota Propinsi Sumatera dengan Gubernurnya Mr. Tengku Muhammad Hasan.63 Kemudian dalam peraturan Pemerintah Pengganti undang-undang No. 4 tahun 1959 Bukittinggi ditetapkan sebagai Ibu Kota Sumatera Tengah yang meliputi keresidenan-keresidenan Sumatera Barat, Jambi dan Riau yang sekarang masingmasing Keresidenan itu telah menjadi Propinsi-propinsi sendiri. Setelah keresidenan Sumatera Barat dikembangkan menjadi Propinsi Sumatera Barat, maka Bukittinggi ditunjuk sebagai Ibu Kota Propinsinya, semenjak tahun 1958 secara de facto Ibukota Propinsi telah pindah ke Padang namun secara de yuire barulah tahun 1978 Bukittinggi tidak lagi menjadi Ibukota 62 63
http;//www.bukittinggikota.go.id/?module=text&file.id=28.Diakses 10 September 2008. http://id.wikipedia.org/wiki/Bukittinggi. Diakses 10 September 2008.
Propinsi Sumatera Barat, dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1979 yang memindahkan Ibukota Propinsi Sumatera Barat ke Padang. Sekarang ini Bukittinggi berstatus sebagai kotamadya sesuai dengan undang-undang No. 5 tahun 1974 tentang Pokok Pemerintah di Daerah yang telah disempurnakan dengan UU NO. 22/99 menjadi Kota Bukittinggi. Dengan bermacam ragamnya status maupun fungsi yang diemban Bukittinggi seperti yang diuraikan di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa Bukittinggi memang cukup strategis letaknya dan ditunjang pula oleh hawanya yang sejuk, karena terletak di jajaran Bukit Barisan. Dilihat dari segi sosial kemasyarakatan, Bukitinggi tidak kurang pula perannya, baik dalam ukuran regional, nasional maupun internasional. Di kota ini sering diadakan rapat-rapat kerja pemerintah, pertemuan-pertemuan ilmiah, kongres-kongres oleh organisasi kemasyarakatan dan lain sebagainya. Pemerintah Daerah dengan Surat Keputusan walikota Kepala Daerah Kota Bukittinggi No.188.45-177-1988 tanggal 17 Desember 1988 menetapkan Hari Jadi Kota Bukittinggi tanggal 22 Desember 1784.64 Kota Bukittinggi terletak hampir di tengah-tengah pulau Sumatera di atas jajaran Bukit Barisan, dengan konfigurasi fisik berbukit dan berlembah serta berhawa sejuk. Di kota ini terdapat objek-objek wisata alam dengan pemandangan yang indah, dengan luas wilayah 25,239 km2 yang terdiri dari 27 bukit, di antaranya: Bukit Mandiangin, Bukit Ambacang, Bukit Upang-upang, Bukit 64
http://id.wikipedia.org/wiki/Bukittinggi. Diakses 10 September 2008.
Pauah, Bukit Lacia, Bukit Jalan Aua Dalam Pasa, Bukit Cindai, Bukit Campago, Bukit Gumasik, Bukit Gamuak, Bukit Guguak Bulek, Bukit Sangkuik, Bukit Apit, Bukit Pinang Sabatang, Bukit Malambuang, Bukit Cubadak Bungkuak, Bukit Sarang Gagak, Bukit Tambun Tulang, Bukit Cangang, Bukit Parit Natuang, Bukit Paninjauan, Bukit Sawah Laweh, Bukit Batarah, Bukit Panganak, Bukit Kandang Kabau, Bukit Gulimeh. Lembah yang sangat terkenal adalah Ngarai Sianok yang terletak pada sisi barat Kota Bukittinggi, terdapat jurang yang curam dengan kedalaman 100 M serta mempunyai kemiringan antara 800-900 yang menjadi daya tarik Pariwisata. Di samping itu Kota Bukittinggi dilatarbelakangi oleh tiga gunung yaitu: Gunung Merapi, Gunung Singgalang, Gunung Sago, sehingga sebutan Kota Tri Arga sangat populer sebagai julukan untuk daerah ini. Secara geografis Bukittinggi terletak antara 100,210-100,250 BT dan antara 00,76-00,190 LS dengan ketinggian 909 - 941 m di atas permukaan laut, udara sejuk dengan suhu berkisar antara 16,100-24,900C. Pada umumnya di kota ini banyak turun hujan, rata-rata 2,381 mm/tahun dengan jumlah hujan rata-rata 193 hari/tahun dan kelembaban hawa berkisar antara min 82,0-90,8% max.65 2. Pemerintahan a. Visi
65
2008.
http://www.kpt-bukittinggi.go.id/selayang.php#kependudukan. Diakses 10 September
Terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan potensi unggulan daerah (Jasa dan Perdagangan, Kepariwisataan, Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan), yang dijiwai oleh Agama dan Adat, Syarak Mangato Adaik Mamakai. b. Misi 1) Mewujudkan masyarakat yang berbudaya dan beradat berdasarkan iman dan taqwa. 2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang profesional dalam rangka penyelenggaraan pemerintah yang baik. 3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana yang mendukung potensi unggulan kota. 4) Meningkatkan kualitas pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab dalam rangka pencapaian tujuan pemberian otonomi daerah tersebut. 5) Peningkatan pelaksanaan demokrasi. 6) Peningkatan Iman dan Taqwa.66 3. Pembagian Wilayah Administratif Kota Bukittinggi berbatasan dengan: Sebelah Utara dengan Kecamatan Tilatang Kamang Sebelah Selatan dengan Kecamatan Banuhampu Sungai Puar Sebelah Barat dengan Kecamatan IV Koto 66
http://www.kpt-bukittinggi.go.id/selayang.php#kependudukan. Diakses 10 September 2008
Sebelah Timur dengan Kecamatan IV Angkat Candung Kota Bukittinggi saat ini terdiri atas 3 Kecamatan dengan 24 Kelurahan. Setelah keluarnya Peraturan Pemerintah No.84 Tahun 1999 tanggal 07 Oktober 1999 tentang Perubahan Batas Wilayah Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam, Bukittinggi akan mengadakan perubahan batas wilayah dengan memasukkan sebagian Wilayah Kabupaten Agam ke dalam wilayah Kota Bukittinggi, sehingga nantinya Kota Bukittinggi mempunyai luas 145,299 km2 yang terdiri dari 7 kecamatan dan 58 Kelurahan/Desa. 4. Kependudukan Kota Bukittinggi mempunyai penduduk menurut data terakhir 100.254 orang(2004) dengan laju pertumbuhan rata-rata 1,14% dan kepadatan rata-rata 3.738 jiwa per-km2.67 Semangat membangun masyarakat Bukittinggi cukup menggembirakan, terbukti dengan meningkatnya kesejahteraan hidup yang
umumnya bermata pencaharian sebagai pedagang, pegawai, petani,
pengusaha industri kecil dan kerajinan serta jasa-jasa lainnya, dengan pendapatan perkapita tahun 2001 Rp. 7.252.442,48.68 Sebagian besar penduduk kota Bukittinggi beragama Islam sekitar 97,14% dan selebihnya beragama Katolik, Protestan, Budha, Hindu. Penduduk terpadat berdomisili di Kecamatan Guguk Panjang, karena pusat
67 68
http://id.wikipedia.org/wiki/Bukittinggi. Diakses 10 September 2008. http// www.regionalinvestment.co.id. Diakses 10 September 2008.
perdagangan dan kegiatan lain sebagian besar berada di kecamatan tersebut, dengan kepadatan rata-rata 5.787 jiwa/km2. 5. Julukan Kota Bukittinggi Bukittinggi walaupun kecil, namun banyak menyandang nama atau julukan yang sangat membanggakan warganya, yaitu: Kota Pendidikan, Kota Perjuangan, Kota Jam Gadang, Kota Tri Arga, Kota Wisata, Kota Pelayanan Kesehatan, Kota Jasa Dan Perdagangan.69 6. Gambaran Umum Perbankan Syariah Di Bukittinggi Bukittinggi termasuk sasaran utama pengembangan perbankan syariah di propinsi Sumatera Barat. Ini dilihat dari potensi daerah Bukittinggi yang merupakan pusat perdagangan di Sumatera Barat. Pada saat sekarang ini telah terdapat enam bank syariah di Bukittinggi, yaitu Bank BNI Syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank Danamon Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Carana Kiat, Bank Syariah Mandiri.70 Data mengalami kenaikan sumber data pada tahun 2003 yang hanya terdapat satu bank syariah. Kota Bukittinggi dan Kota Padang Panjang merupakan daerah yang cukup pesat pertumbuhan bank syariah. Pada saat ini, jumlah total aset Bank Syariah di Bukittinggi dan Kota Padang Panjang senilai Rp. 25 triliun, dan dana pihak ketiga sebesar Rp. 18 triliun, mengalami kemajuan yang pesat dari tahun
69
http// www.regionalinvestment.co.id. Diakses 10 September 2008. http://regionalinvestment.com/sipid/id/saranaperbankan.php?ia=1375&is=57. Diakses 10 September 2008. 70
2003. Pada tahun 2003 data pihak ketiga cuma sebesar Rp. 6,92 triliun, sedangkan total asetnya senilai Rp. 9,98 triliun.71 B. Analisis Terhadap Peran Bank Syariah Mandiri Bagi Pengembangan Ekonomi Masyarakat Dalam peran Bank Syariah Mandiri bagi pengembangan ekonomi masyarakat terdapat beberapa hal yang harus dikembangkan, yaitu : 1. Pengembangan Aset Manusia Pengembangan aset manusia dalam hal ini meliputi, pengembangan intelegensia,
latar
belakang
pendidikan,
pengalaman,
pengetahuan,
keterampilan, ide-ide, dan lain-lain. a. Pengembangan Intelegensia Pengembangan Intelegensia adalah pengembangan masyarakat agar menjadikan masyarakat ahli atau menjadi kaum cendikia dalam bidangnya. Maksudnya dalam peran bank syariah mandiri, telah menjadikan masyarakat menjadi ahlinya dalam hal mengembangkan ekonominya. Bank Syariah Mandiri telah memberikan pengetahuanpengetahuan,
dan
keterampilan-keterampilan
khusus
bagaimana
mengembangkan produksi yang baik guna mendapatkan hasil yang maksimal, dan tidak sedikit masyarakat menjadi ahli dalam bidangnya setelah diberikan pengetahuan dan keterampilan tersebut. Bank Syariah Mandiri memberikan penyuluhan kepada petani, pedagang, dan peternak 71
http://64.203.71.11/kompas-cetak/0312/17/daerah/751919.htm. Diakses 10 September 2008
yang disalurkan pembiayaan bagaimana menghasilkan hasil panen dan hasil jual yang baik dan maksimal. Dan buktinya, usaha masyarakat berjalan dengan baik.72 Contoh penyuluhan bagaimana bertani dan beternak yang baik, BSM adakan di daerah Payakumbuh (akhir desember 2007). b. Pengembangan Latar Belakang Pendidikan Dalam hal pengembangan latar belakang pendidikan masyarakat, Bank Syariah Mandiri sudah berusaha bekerjasama dengan sekolahsekolah agar memberikan tugas rumah kepada siswa-siswi mempelajari tentang perbankan syariah seperti Bank Syariah Mandiri bekerjasama dengan SMA di Bukittinggi agar para guru memberikan tugas rumah kepada siswa-siswa SMA mempelajari tentang perbankan syariah. Nantinya masyarakat akan mengetahui bagaimana berekonomi sebenarnya menurut ajaran agama mereka yaitu islam. 73 Sebagai buktinya, sewaktu penulis melakukan penelitian di Bank Syariah Mandiri Bukittinggi, beberapa orang siswa melakukan diskusi dengan Costumer Service guna mempertanyakan masalah perbankan syariah.
72
Wawancara Pribadi dengan Zaenal Abidin. Manager Marketing BSM Bukittinggi. Bukittinggi. 7 Agustus 2008 73
Wawancara Pribadi dengan Atep Heri Herlambang, Manager Operasional Bank Syariah Mandiri Bukittinggi. Bukittinggi. 6 Agustus 2008
c. Pengembangan Pengalaman Dalam pengembangan pengalaman, masyarakat akan mendapatkan pelajaran-pelajaran
bagaimana
mengembangkan
ekonomi,
setelah
melakukan kerjasama dengan Bank Syariah Mandiri. Bank Syariah Mandiri setidaknya telah memberikan pengalaman-pengalaman yang berarti berupa pengetahuan dan praktek-praktek berproduksi yang baik sesuai dengan ajaran islam, yang dulunya sebelum melakukan kerjasama dengan Bank Syariah Mandiri belum mengetahui hal tersebut.74 Bank Syariah Mandiri memberikan penyuluhan kepada petani, pedagang, dan peternak yang disalurkan pembiayaan bagaimana menghasilkan hasil panen dan hasil jual yang baik dan maksimal. Dan buktinya, usaha masyarakat berjalan dengan baik. Kegiatan ini rutin dilakukan, setelah petani, pedagang, peternak mendapatkan bantuan modal. d. Pengembangan Pengetahuan Bank Syariah Mandiri perlahan-lahan meningkatkan pengetahuan ekonomi masyarakat yaitu dengan mengadakan seminar-seminar tentang perbankan syariah (seperti Festival Ekonomi Syariah), BSM juga mengadakan bedah buku untuk mengenalkan perbankan syariah lebih mendalam kepada masyarakat yang diadakan di Bukittingi, begitu juga
74
Wawancara Pribadi dengan Zaenal Abidin, Bukittinggi. 7 Agustus 2008.
program “Ayo Ke Bank dari Pusat” dimana Bank Syariah Mandiri mengadakan penyuluhan, kegiatan-kegiatan yang bersifat wejangan, memberikan pengetahuan kepada masyarakat bagaimana berekonomi yang baik(diadakan pada akhir tahun 2007 lalu). Selain meningkatkan pengetahuan
berekonomi
masyarakat,
BSM
juga
meningkatkan
pengetahuan spritual masyarakat dengan menjadi promotor dalam mengadakan acara-acara keagamaan (seperti Tabhlig Akbar yang dilakukan waktu peringatan acara isra’ mi’raj).75 Dari wawancara yang penulis lakukan terhadap masyarakat, salah seorang dari mereka mengatakan: Saya sangat antusias sekali dengan Bank Syariah Mandiri. BSM telah beberapa kali melakukan kegiatan-kegiatan yang difungsikan untuk meningkatkan pengetahuan/wawasan kami terhadap bank syariah. Saya telah beberapa kali mengikuti seminar-seminar tentang perbankan syariah, dan saya juga telah mendapati beberapa kali Bank Syariah Mandiri menjadi promotor dalam acara-acara keagamaan yang dilakukan di Bukittinggi ini. Saya rasa, Bank Syariah Mandiri telah berupaya dalam meningkatkan wawasan masyarakat Bukittinggi. 76 e. Pengembangan Keterampilan Dalam hal meningkatkan keterampilan/keahlian masyarakat, Bank Syariah
Mandiri
memberikan
pelatihan-pelatihan
khusus
kepada
masyarakat terutama masyarakat yang akan disalurkan pembiayaan untuk meningkatkan usaha nantinya. Bank Syariah Mandiri disini memberikan
75 76
2008.
Wawancara Pribadi dengan Atep Heri Herlambang, Bukittinggi. 6 Agustus 2008. Wawancara Pribadi dengan Syamsir, Masyarakat Bukittinggi. Bukittinggi. 5-7 Agustus
pengetahuan,
dan
pelatihan-pelatihan
khusus
bagaimana
cara
mengembangkan usaha baik dalam hal bagaimana cara pembukuan yang baik, bagaimana pencatatan stock barang, bagaimana manajemen toko yang baik, dan lain-lain.77 f. Pengembangan Ide-Ide Hal ini yang belum dilakukan Bank Syariah Mandiri, yaitu belum menampung setiap ide-ide yang diusulkan masyarakat. Bank Syariah Mandiri yang sifatnya lebih memberi, belum terlihat membuka layanan untuk menerima ide-ide untuk mengembangkan ekonomi masyarakat. BSM lebih bersifat terjun sendiri dalam membantu masyarakat. 2. Pengembangan Aset Modal Dalam hal pengembangan aset modal, Bank Syariah Mandiri melakukan
kerjasama
dalam
bidang
pembiayaan
dan
bagaimana
memproduktifkan modal tersebut, yang mana Bank Syariah Mandiri membiayai
sektor-sektor
apapun
di
masyarakat
guna
membantu
perekonomian masyarakat. Skema pembiayaan yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut: a. Pembiayaan Mudharabah BSM78 Pembiayaan Mudharabah BSM adalah pembiayaan dimana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank. Keuntungan 77
Wawancara Pribadi dengan Zaenal Abidin. Bukittinggi. 7 Agustus 2008
78
Bank Syariah Mandiri (BSM). Laporan Tahunan 2007 ,h.73-75.
yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati. Jumlah pembiayaan Mudharabah BSM yang disalurkan sampai laporan Juli 2008 adalah Rp. 57.289.000.000. Jumlah data ini mengalami kenaikan dari akhir tahun 2007 yang berkisar Rp. 43.356.000.000.79 b. Pembiayaan Murabahah BSM80 Pembiayaan Murabahah BSM adalah pembiayaan berdasarkan akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan margin yang disepakati dapat dipergunakan untuk kepentingan usaha (investasi, modal kerja) dan pembiayaan konsumer. Jumlah pembiayaan Murabahah yang disalurkan sampai laporan Juli 2008 adalah Rp. 11.856.000.000. Jumlah ini mengalami kenaikan dari akhir tahun 2007 yang berkisar Rp. 10.237.000.000. Dalam pembiayaan ini, BSM telah memberikan pembiayaan pada sektor pertanian, perikanan (di kantor cabang Payakumbuh), pertanian, industri, dan kerja sama dalam memberikan modal kerja dibidang usaha, seperti pada salah satu toko pakaian di Pasar Atas Bukittinggi, toko peralatan mobil di Bukittinggi.81 c. Pembiayaan Musyarakah BSM
79
Data Rincian Target Pembiayaan tahun 2008. Bank Syariah Mandiri. Bank Syariah Mandiri (BSM). Laporan Tahunan 2007 , h.73-75. 81 Wawancara Pribadi dengan Atep Heri Herlambang, Bukittinggi. 30 Juli 2008.
80
Pembiayaan Musyarakah BSM adalah pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati. Jumlah pembiayaan Musyarakah yang telah disalurkan sampai laporan Juli 2008 adalah Rp. 2.571.000.000, yang mana mengalami kenaikan dari akhir tahun 2007 yang berkisar Rp. 1.075.000.000.82 d. Pembiayaan Talangan Haji BSM Pembiayaan Talangan adalah merupakan pinjaman dana talangan dari bank ke nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk memperoleh kursi/seat haji dan pada saat pelunasan BPIH. Talangan haji ini memakai sistem Qardh, dimana Bank Syariah Mandiri membantu nasabah meminjamkan dananya untuk talangan nasabah mendaftar di SISKOHAT. Setoran awal Talangan Haji ini
minimum Rp. 5 juta,
tujuannya untuk membantu nasabah menunaikan ibadah haji, agar terdaftar di SISKOHAT Depag walaupun dana nasabah belum mencukupi. Jadi BSM disini membantu nasabah membayar uang talangan agar nasabah terdaftar sebagai calon jamaah haji. Bank akan membantu nasabah sebesar 10 atau 15 juta untuk menambah dana awal nasabah yang mempunyai dana Rp 5 juta. Waktu pembayaran, dari dana 10 atau 15 juta tersebut
nantinya nasabah dikenakan akad
ujrah sebagai biaya
administrasi, maksudnya memakai akad ujrah disini karena nasabah telah 82
Data Rincian Target Pembiayaan tahun 2008. Bank Syariah Mandiri.
menyewa jasa Bank Syariah Mandiri yang mana telah mendaftarkan nasabah kepada SISKOHAT Depag maka Bank Syariah Mandiri mengenakan biaya administrasi kepada nasabah, tetapi bukan berdasarkan jumlah pinjaman, tetapi sesuai tabel tiring yang terdapat di Bank Syariah Mandiri, karena dana yang dipinjamkan dari modal bank, bukan dari dana pihak ketiga. Waktu pembayaran nasabah diberi keringanan membayar tidak perbulan dan tidak harus flat, asalkan sebelum jatuh tempo pemberangkatan, pembayaran dana haji lunas. 83 Jumlah pembiayaan Talangan Haji yang telah disalurkan sampai laporan bulan Juli 2008 adalah Rp. 5.555.000.000. Jumlah ini mengalami kenaikan dari akhir tahun 2007 yang berkisar Rp. 4.482.000.000.84 e. Pembiayaan dengan Skema IMBT (Ijarah Muntahiyah Bittamliik) Pembiayaan dengan Skema IMBT (Ijarah Muntahiyah Bittamliik) adalah fasilitas pembiayaan yang dengan skema sewa atas suatu objek sewa antara bank dan nasabah dalam periode yang ditentukan yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan nasabah. f. BSM Implan BSM Implan adalah pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan bank kepada karyawan tetap perusahaan/anggota
83
Wawancara Pribadi dengan Rahma Yeni, Costumer Service BSM Bukittinggi. Bukittinggi. 7 Agustus dan 1 Desember 2008. 84 Data Rincian Target Pembiayaan tahun 2008. Bank Syariah Mandiri.
KOPKAR (Koperasi Karyawan) yang pengajuannya dilakukan secara massal (kolektif).85 g. Pembiayaan Pemilikan Rumah (Griya BSM) Pembiayaan Pemilikan Rumah (Griya BSM) adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, atau jangka panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal (konsumer), baik berupa baru maupun bekas, di lingkungan developer maupun non developer, dengan sistem murabahah. Pembiayaan yang disalurkan difokuskan kepada modal kerja, investasi, dan konsumtif.86 Sektor-sektor ekonomi yang disalurkan yaitu pada pertanian, industri, konstruksi, perdagangan, transportasi dan komunikasi, jasa dunia usaha, dan lain-lain. Dalam pembiayaan modal kerja, dari data bulan Juli 2008, tercatat Rp. 60.058.000.000 disalurkan ke masyarakat. Data ini mengalami kenaikan dari akhir tahun 2007 yang hanya berkisar Rp. 46.161.000.000.87 Dalam pembiayaan investasi, dari data bulan Juli 2008, tercatat Rp. 4.873.000.000 disalurkan ke masyarakat. Data ini mengalami kenaikan dari data akhir tahun 2007 yang hanya berkisar Rp. 3.748.000.000.88
85
Bank Syariah Mandiri (BSM). Laporan Tahunan 2007 ,h.73-75. Data Rincian Target Pembiayaan tahun 2008. Bank Syariah Mandiri. 87 Ibid., 88 Ibid., 86
Dalam pembiayaan konsumtif, dari data bulan Juli 2008 tercatat Rp. 12.519.000.000 disalurkan ke masyarakat. Data ini mengalami kenaikan dari data akhir tahun 2007 yang berkisar Rp. 4.541.000.000. Begitu juga dalam pembiayaan sektor-sektor ekonomi, dana-dana yang disalurkan mengalami kenaikan. Secara garis besar, data bulan Juli 2008 pembiayaan yang disalurkan ke sektor-sektor ekonomi, tercatat
Rp.
77.450.000.000, mengalami kenaikan dari akhir tahun 2007, yang hanya berkisar Rp. 59.250.000.000.89 Hasil wawancara dengan Pak Adam Malik selaku pimpinan Bank Syariah Mandiri:90 Bank Syariah Mandiri bekerjasama dengan nasabah dan masyarakat dengan memberikan pembiayaan berbentuk KUR (Kredit Usaha Rakyat) pada sektor perdagangan, pertanian, dan profesi, Koperasi Karyawan (KopKar), Koperasi Pegawai Negeri. Dari pembiayaan langsung, BSM membiayai di sektor riil, seperti modal kerja. BSM merupakan salah satu bank yang ditunjuk langsung dari pusat untuk membantu masyarakat bawah berbentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR). Karena merupakan program dari pusat, bukan berarti BSM memberikan pembiayaan ke sembarang orang, BSM benar-benar memberikan kepada orang yang membutuhkan, karena kalau terlalu mudah, misalnya 89
Ibid., Wawancara Pribadi dengan Adam Malik. Pimpinan BSM Cabang Bukittinggi. Bukittinggi. 11 Agustus 2008 . 90
nantinya usaha yang disalurkan pembiayaan bangkrut/kurang produktif, BSM juga akan merasakan akibatnya, karena memakai prinsip bagi hasil. BSM juga banyak membantu di sektor koperasi, bahkan BSM sudah melewati batas wilayah kerja sebenarnya yaitu Bukittinggi, BSM sudah sampai di daerah Pariaman, Pasaman, Solok. Jenis transaksi yang sering digunakan pola mudharabah. Dengan adanya BSM ikut andil dalam koperasi, maka akan menjadikan
koperasi
tersebut
besar,
nantinya
akan
meningkatkan
kesejahteraan anggotanya, yaitu masyarakat. Jadi Bank Syariah Mandiri secara langsung telah membantu perekonomian rakyat. Dari perkembangan aset, juga terdapat kenaikan yang signifikan dari tahun ketahun, begitu juga jumlah nasabah yang semakin lama semakin bertambah.91 Dapat dilihat dari tabel jumlah dana pihak ketiga dan jumlah penyaluran kredit dana pihak ketiga Bank Syariah Mandiri Bukittinggi dari awal tahun berdiri (2003) sampai data terakhir bulan Juli 2008. Tabel 1. Jumlah Dana Pihak Ketiga Bank Syariah Mandiri Bukittinggi92 Tahun Jumlah Dana Pihak Ketiga 2003 Rp. 30.411.000.000 2004 Rp. 40.122.000.000 2005 Rp. 45.956.000.000 2006 Rp. 50.431.000.000 2007 Rp. 62.1777.000.000 Juli 2008 Rp. 79.162.000.000
91
Wawancara Pribadi dengan Atep Heri Herlambang. Adam Malik, Zaenal Abidin, Zulfikar. Bukittinggi. 6 Agustus 2008. 92 Wawancara Pribadi dengan Atep Heri Herlambang Via telepon. 27 Oktober 2008.
Tabel 2. Penyaluran Kredit Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Syariah Mandiri Bukittinggi93 Tahun Jumlah Penyaluran DPK 2003 2004 2005 2006 2007 Juli 2008
Rp. 32.933.000.000 Rp. 38.355.000.000 Rp. 43.515.000.000 Rp. 48.618.000.000 Rp. 59.250.000.000 Rp. 77.450.000.000
Dari Tabel diatas dijelaskan bahwa perkembangan yang signifikan dari tahun ketahun, baik dari jumlah dana pihak ketiga maupun penyaluran dana pihak ketiga. Tahun 2003 dana yang berasal dari pihak ketiga lebih kecil dari dana yang disalurkan, ini disebabkan karena banyaknya jumlah kredit yang harus disalurkan kepada masyarakat, jadi Bank Syariah Mandiri Bukittinggi harus mengajukan pinjaman ke Bank Syariah Mandiri Pusat. Dari tahun ketahun dapat dilihat ada peningkatan yang signifikan. Ini menandakan peran Bank Syariah Mandiri memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan ekonomi masyarakat di Bukittinggi. BSM Bukittinggi juga menjadi partner pemerintah dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Bukittinggi.94 Bank Syariah Mandiri sesuai RKAC (Rencana Kerja Anggaran Cabang) telah masuk ke dalam wilayah Ring III, dimana pengembangannya tidak saja dilakukan di daerah Bukittinggi saja, tetapi telah berkembang ke
93
Ibid.,
94
Ibid.,
daerah-daerah yang lain sampai ke pelosok-pelosok di wilayah Sumatera Barat, secara tidak langsung telah mengembangkan ekonomi masyarakat di luar kota Bukittinggi. Begitu juga dalam target pendanaan dan pembiayaan yang dicanangkan dari pusat sampai pertengahan tahun ini sudah melampaui target. Bank Syariah Mandiri juga telah membiayai sektor-sektor produksi masyarakat dengan memberikan pembiayaan kepada koperasi-koperasi pedesaan untuk membantu masyarakat menengah kebawah, pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta membantu masyarakat mengembangkan usahanya dengan memberikan pembinaan khusus kepada masyarakat tentang bagaimana berwirausaha yang baik, manajemen yang baik, serta pengolahan usaha yang baik.95 Data ini juga didukung oleh data wawancara terhadap nasabah Bank Syariah Mandiri, dimana mereka juga memberikan antusias yang besar karena telah bekerja sama dengan Bank Syariah Mandiri. Setelah bekerja sama dengan BSM, nasabah merasa ada peningkatan dalam hal pendapatan, modal, produksi, mutu barang dan jasa, aset, serta karyawan. Nasabah juga memberikan poin plus kepada Bank Syariah Mandiri karena pelayanan dan kerjasama Bank Syariah Mandiri dari bank-bank lainnya setelah mereka bandingkan. Dari beberapa orang nasabah penyaluran dana yang penulis wawancarai, salah satunya mengatakan:
95
Ibid.,
Kami sangat senang sekali bekerjasama dengan Bank Syariah Mandiri. Disini kami selain mendapatkan dana pembiayaan, juga kami mendapatkan pelayanan yang bagus. Kami rasa Bank Syariah Mandiri telah melakukan tugasnya dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Ini bisa kami lihat dari kerjasama BSM dengan masyarakat dengan memberikan kami pembiayaan. Setelah bekerjasama dengan BSM, kami juga alhamdulillah mengalami peningkatan dari sisi penghasilan, peningkatan modal, produksi, dalam jumlah karyawan, peningkatan mutu barang dan jasa, omset serta aset.96 Perkembangan Target Pembiayaan Bank Syariah Mandiri97 Dari 100 % target pembiayaan yang ditentukan dari pusat, pada tahun 2005 target pembiayaan cuma tercapai 95 %
minus 5 % dari target
pembiayaan dari pusat. Pada tahun 2006 target pembiayaan yang ditentukan pusat tercapai dengan angka 100 %. Sedangkan pada tahun 2007 mengalami kenaikan 30 % dari target yang ditentukan pusat yaitu 130 %. Dari jumlah dana yang dihimpun sebesar Rp. 79.162.000.000 pada bulan Juli 2008 dari nasabah, seluruh dana disalurkan kepada masyarakat.98 3. Pengembangan Aset Sosial Pengembangan aset sosial dalam hal bagaimana menghubungkan masyarakat dengan keluarga, teman, koneksi/jaringan sosial agar masyarakat tersebut mendapatkan dukungan material dan emosional guna meningkatkan ekonomi masyarakat. Bank Syariah Mandiri mempunyai andil penuh dalam menghubungkan antara masyarakat dengan keluarga, teman, koneksi/jaringan
96
Wawancara Pribadi dengan H.Saleh, Nasabah Pembiayaan BSM Bukittinggi. Bank Syariah Mandiri Bukittinggi. 8-9 Agustus 2008. 97 Wawancara Pribadi dengan Atep Heri Herlambang, Bukittinggi. 6 Agustus 2008. 98 Wawancara Pribadi dengan Adam Malik, Bukittinggi. 11 Agustus 2008.
sosial disini lebih dikenal dengan nasabah untuk mendapatkan dukungan material dan emosional. Dukungan tersebut berupa: a. Peran Intermediasi Bank Syariah Mandiri menjadi fasilitator antara masyarakat dengan keluarga, teman, koneksi/jaringan sosial (nasabah) dalam hal mendukung material, emosional, informasi dan akses. BSM disini sebagai media dalam menghubungkan itu.Untuk itu Bank Syariah Mandiri telah mengenalkan produk-produknya dengan melakukan kerjasama dengan media-media elektronik, seperti di media lokal memasang iklan di tv lokal Bukittinggi, radio (seperti iklan mari menabung di BSM pada salah satu radio lokal), begitu juga di media massa, seperti di Koran (Padang Ekspress), majalah, spanduk yang ada dimana-mana, pamplet, dan lain sebagainya untuk menarik nasabah. Bank Syariah Mandiri juga bekerja sama
dengan
perusahaan-perusahaan
(seperti
kerjasama
dengan
perusahaan batu bara, perusahaan air mineral,dll), dan instansi pemerintah (seperti Telkom, Depag, koperasi-koperasi pegawai, STAIN Al Ikhlas Bukittinggi, STAIN Batusangkar), agar karyawan-karyawannya memakai jasa perbankan syariah, sehingga dengan kerjasama yang terjadi, lambat laun dana yang dihimpun akan semakin bertambah dan nantinya semakin
banyak pula dana tersebut dikucurkan kepada masyarakat, sehingga akan membantu ekonomi masyarakat.99 Produk yang dikeluarkan oleh bank syariah mandiri ini telah beragam, dan mempunyai beberapa bagian yang membuat produk-produk ini menjadi menarik dan mudah diterima oleh nasabah dan membuat nasabah menjadi tertarik untuk menggunakan produk ini. Produk-produk tersebut adalah sebagai berikut : 1) Tabungan a) Tabungan BSM Tabungan BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah dengan
akad
mudharabah
muthlaqah
yang
penarikannya
berdasarkan syarat-syarat tertentu. Jumlah tabungan BSM cabang Bukittinggi
sampai
laporan
Juli
2008
mencapai
Rp. 44.331.000.000. Data ini mengalami kenaikan dari akhir tahun 2007 yang hanya berkisar sekitar Rp. 39.229.000.000.100 b) Tabungan Mabrur Tabungan Mabrur
adalah tabungan
yang
bertujuan
membantu masyarakat untuk merencanakan ibadah haji dan umrah. Akad yang digunakan adalah mudharabah muthlaqah.
99
Wawancara Pribadi dengan Zulfikar (Account Officer BSM Bukittinggi), Zaenal Abidin (Manager Marketing BSM Bukittinggi), Adam Malik (Pimpinan Cabang BSM Bukittinggi). Bukittinggi. 7 Agustus 2008. 100 Data Rincian Pendanaan Tahun 2008 Bank Syariah Mandiri.
Jumlah tabungan mabrur BSM cabang Bukittinggi sampai laporan bulan Juli 2008 adalah Rp. 3.880.000.000. Data ini mengalami kenaikan
dari
akhir
tahun
2007
yang
hanya
berkisar
Rp. 3.450.000.000.101 c) Tabungan Pendidikan (Investa Cendekia) Tabungan Pendidikan (Investa Cendekia) adalah tabungan berjangka yang diperuntukkan bagi masyarakat dalam melakukan perencanaan keuangan, khususnya perencanaan dana pendidikan anak. Prinsip yang digunakan mudharabah muthlaqah, dimana penabung akan mendapatkan bagi hasil sesuai nisbah yang telah disepakati di awal pembukaan tabungan berdasarkan saldo ratarata tiap bulan.102 Jumlah tabungan BSM Investa Cendekia Bukittinggi
sampai
laporan
bulan
Juli
2008
adalah
Rp. 769.000.000, mengalami kenaikan dari akhir tahun 2007 yang hanya berkisar Rp. 641.000.000. d) Tabungan Qurban Tabungan
Qurban
adalah
tabungan
investasi
yang
bertujuan membantu masyarakat untuk merencanakan ibadah qurban dan
aqiqah.
Akad
yang
digunakan
adalah
akad
mudharabah muthlaqah. Jumlah tabungan Qurban cabang
101 102
Ibid., Bank Syariah Mandiri (BSM). Laporan Tahunan 2007. h.73-75.
Bukittinggi sampai laporan bulan Juli 2008 adalah Rp. 2.000.000, mengalami kenaikan dari akhir tahun 2007 yang hanya berkisar Rp. 1.000.000.103 e) Tabungan BSM Simpatik Tabungan BSM Simpatik adalah tabungan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip wadiah, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati.104 Akad yang digunakan adalah wadiah yaddhamanah. Jumlah tabungan BSM Simpatik cabang Bukittinggi sampai laporan bulan Juli 2008 adalah Rp. 148.000.000, mengalami kenaikan
dari
akhir
tahun
2007
yang
hanya
berkisar
Rp. 135.000.000. f) Tabungan BSM Berencana Tabungan BSM Berencana adalah tabungan berencana yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian bagi penabung maupun ahli waris untuk memperoleh dananya sesuai target pada waktu yang diinginkan, dengan perlindungan asuransi gratis. Jumlah tabungan BSM Berencana cabang Bukittinggi sampai laporan bulan Juli 2008 adalah Rp. 315.000.000,
103 104
Data Rincian Pendanaan Tahun 2008 Bank Syariah Mandiri. Bank Syariah Mandiri (BSM). Laporan Tahunan 2007 ,h.73-75.
mengalami kenaikan dari akhir tahun 2007 yang hanya berkisar Rp. 187.000.000. 2) Deposito105 a) Deposito BSM Deposito BSM adalah produk investasi berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan. Akad yang digunakan adalah mudharabah muthlaqah. Jumlah Deposito BSM cabang Bukittinggi sampai laporan bulan Juli 2008 adalah Rp. 22.466.000, mengalami kenaikan
dari
akhir
tahun
2007
yang
berkisar
adalah
Rp. 14.991.000.000. b) Deposito BSM Valas Deposito BSM Valas adalah produk investasi berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan dalam bentuk valuta asing. Akad yang digunakan adalah mudharabah muthlaqah. Jumlah Deposito BSM Valas cabang Bukittinggi sampai laporan bulan Juli 2008 adalah Rp. 898.000.000, mengalami kenaikan dari takhir tahun 2007 yang hanya berkisar Rp. 626.000.000.106
105 106
Bank Syariah Mandiri (BSM). Laporan Tahunan 2007 ,h.73-75 Data Rincian Pendanaan Tahun 2008 Bank Syariah Mandiri.
3) Giro 107 a) Giro BSM Giro BSM adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet, giro, atau alat perintah bayar lainnya dengan prinsip wadiah yad adhdhamanah. Jumlah Giro BSM cabang Bukittinggi sampai laporan bulan Juli 2008 adalah Rp. 5.641.000.000, mengalami kenaikan dari akhir tahun 2007 Rp. 2.506.000.000. b) Giro BSM Valas Giro BSM Valas adalah simpanan dalam mata uang asing yang
penarikannya
dapat
dilakukan
setiap
saat
dengan
menggunakan cek, bilyet, giro atau alat perintah bayar lainnya dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah. Jumlah Giro BSM Valas cabang Bukittinggi sampai laporan bulan Juli 2008 adalah Rp. 457.000.000, mengalami kenaikan dari akhir tahun 2007 yang berkisar Rp. 191.000.000.108 Dari keragaman produk diatas, nasabah yang
melakukan
penyimpanan dana di Bank Syariah Mandiri mengalami kenaikan dari tahun 2006, dimana tahun 2006 berjumlah 9028 orang, yang terdiri dari 55 orang nasabah giro, 8578 orang nasabah tabungan, dan 395 orang nasabah
107 108
Bank Syariah Mandiri (BSM). Laporan Tahunan 2007 ,h.73-75 Data Rincian Pendanaan Tahun 2008 Bank Syariah Mandiri.
deposito. Sedangkan pada tahun 2007, berjumlah 16615 orang, dimana terdiri dari 128 orang nasabah giro, 16362 orang nasabah tabungan, dan 125 orang nasabah deposito. Dari data jumlah dana yang dihimpun oleh Bank Syariah Mandiri pada bulan Juli 2008 adalah Rp. 79.162.000.000. Jumlah ini mengalami kenaikan dari data akhir tahun 2007 sebesar Rp. 62.177.000.000. Dari dana ini nantinya BSM akan membantu permodalan masyarakat yang membutuhkan, ditambah bantuan dana dari Bank Syariah Mandiri Pusat.109 Strategi BSM dalam penghimpunan dana, Bank Syariah Mandiri melakukan cara dengan menjemput bola langsung ke masyarakat. Bank Syariah Mandiri berani datang ke acara-acara masyarakat, untuk memasarkan produk-produk syariah. Cara ini, tergolong manjur, sekarang nasabah BSM tidak hanya berada pada daerah Bukittinggi, tetapi juga tersebar di daerah Sumatera Barat.110 Selain dari data yang dijelaskan di atas, kesimpulan ini juga didukung oleh data wawancara dengan nasabah dimana nasabah memberikan jawaban bahwa Bank Syariah Mandiri sangat berperan sekali dalam pengembangan ekonomi masyarakat, yaitu sebagai berikut: “Menurut saya, BSM telah melakukan perannya dalam hal penghimpunan dana dari nasabah karena dilihat banyaknya produk yang dikeluarkan oleh BSM. BSM memiliki produk yang beragam dengan sasaran nasabah semua kalangan. Saya ketahui, BSM memiliki produk 109 110
Ibid., Wawancara Pribadi dengan Adam Malik, Bukittinggi. 11 Agustus 2008 .
yang difungsikan untuk kalangan bawah dimana saldo awal untuk membuka tabungan disesuaikan dengan kemampuan nasabahnya, begitu juga tabungan investa cindekia yang diperuntukkan bagi orang tua yang akan membiayai sekolah anak-anaknya, ada juga tabungan mabrur bagi nasabah yang akan menunaikan ibadah haji dan umrah yang mana BSM membantu membayarkan dana awalnya untuk pendaftaran dan nantinya nasabah membayar dengan cicilan kepada BSM, dan yang lainnya BSM juga memiliki tabungan qurban untuk nasabah yang akan melakukan qurban di waktu yang akan datang. Saya rasa, ini kelebihan yang dimiliki BSM dari bank-bank lainnya yang membuat saya menjadi menarik bekerjasama dengan BSM. Belum lagi service quality nya membuat saya menjadi senang melakukan transaksi disini, karena petugas-petugasnya yang ramah dan berusaha dengan baik melayani saya, apalagi didasarkan pada prinsip islami.”111 Tingginya kebutuhan masyarakat terhadap bank syariah, dan untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat serta upaya menjangkau nasabah atau calon nasabah yang berada jauh dari kantor cabang, BSM cabang Bukittinggi memperluas jangkauan dengan membuka Kantor Cabang Pembantu (KCP) di Payakumbuh dan Kantor Kas Pembantu di Aur Kuning. 112 Dari ragam produk yang ditawarkan, Bank Syariah Mandiri mempunyai bentuk-bentuk tabungan yang disesuaikan dengan kondisi ekonomi dan kebutuhan nasabahnya, seperti tabungan pendidikan, tabungan mabrur untuk haji dan umrah, tabungan qurban, dan lainnya, sehingga membuat nasabah menjadi bisa berinvestasi di Bank Syariah Mandiri, kapan, dan dalam hal apa saja disertai juga dengan saldo yang
111
Wawancara Pribadi dengan Ernawita, Nasabah Penghimpun Dana BSM Bukitinggi. BSM Bukittinggi. 8 Agustus 2008 112 Wawancara Pribadi dengan Zaenal Abidin, 7 Agustus 2008
rendah dan sesuai kebutuhan nasabah. Bank Syariah Mandiri benar-benar melihat kebutuhan masyarakat dan sebisanya memudahkan masyarakat menggunakan produk dan jasa Bank Syariah Mandiri. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa nasabah merasa peranan Bank Syariah Mandiri sangat baik terlihat dari sistem, pola, jenis produk dan layanan yang sangat memuaskan. b. Peran Memberikan Bantuan-Bantuan Selain dari hal diatas Bank Syariah Mandiri ikut andil dalam membantu masyarakat waktu musibah bencana alam, diantaranya Bank Syariah Mandiri membuka rekening peduli masyarakat yang difungsikan membantu masyarakat yang terkena musibah. Beberapa waktu yang lalu, Bank Syariah Mandiri berpartisipasi dalam membantu korban gempa bumi dan longsor yang terjadi di daerah Padang Panjang. Bank Syariah Mandiri membantu masyarakat yang tertimpa bencana dalam bentuk dana langsung, makanan-makanan, tenda-tenda darurat, bantuan tenaga medis, membangun rumah masyarakat yang telah hancur, dan lainnya. Masyarakat sangat antusias sekali dengan partisipasi Bank Syariah Mandiri tersebut, dilihat dari sangat senangnya masyarakat setelah menerima bantuan.113 Hasil wawancara penulis dengan masyarakat:
113
Wawancara Pribadi dengan Zulfikar. Account Officer BSM Bukittinggi. Bukittinggi. 7 Agustus 2008.
Bank Syariah Mandiri ikut serta dalam membantu bencana alam beberapa waktu lalu. BSM menjadi sukarelawan membantu kepada korban bencana alam gempa bumi beberapa waktu lalu. Bantuan moril, dan makanan-makanan, tenaga medis, serta bantuan tenda-tenda darurat juga dikirimkan waktu itu. Setelah bencana terjadi, BSM juga membantu membangun rumah masyarakat yang telah hancur. Saya rasa BSM cukup antusias waktu itu menolong bencana alam. 114 c. Peran Sosial Lainnya Dalam hal lain, BSM memberitahukan kepada nasabah perihal ada pemberitahuan yang harus diketahui nasabah, seperti transfer yang masuk, masalah-masalah yang berhubungan dengan nasabah, memberikan hadiah kepada nasabah yang telah lama bekerjasama dengan BSM, menjalani silaturrahmi dengan mengunjungi nasabah, dan lainnya. 115 Secara garis besar setelah melihat data dan hasil wawancara dengan nasabah dan masyarakat, penulis memberikan kesimpulan bahwa Bank Syariah Mandiri telah melakukan perannya dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Ini juga dibuktikan dari 100 orang nasabah dan masyarakat yang penulis minta pendapatnya secara umum mereka menyatakan sangat puas terhadap peran Bank Syariah Mandiri bagi pengembangan ekonomi masyarakat.116 Jadi jelaslah, ini mengindikasikan betapa tingginya peran Bank Syariah Mandiri bagi Pengembangan Ekonomi Masyarakat Di Bukittinggi khususnya, dan di wilayah Sumatera Barat umumnya.
114
Wawancara Pribadi dengan Akmal, Masyarakat Bukittinggi. Bukittinggi. 5-7 Agustus
2008. 115 116
Ibid., Hasil Wawancara dengan Nasabah dan Masyarakat. Bukittinggi, 5-7 Agustus 2008.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Konsep pengembangan ekonomi masyarakat merupakan suatu upaya peningkatan kualitas dan kuantitas kehidupan ekonomi masyarakat kearah yang lebih baik menuju masyarakat yang sejahtera melalui prinsip-prinsip keadilan, pemerataan, partisipasi dan didasarkan pada kebutuhan masyarakat. Tujuan
pengembangan
ekonomi
masyarakat
terutama
adalah
usaha
meningkatkan kapasitas masyarakat dan sasaran kesejahteraan. Ruang lingkup pengembangan ekonomi masyarakat mencakup segala aspek kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Bentuk pengembangan ekonomi masyarakat yaitu pengembangan aset manusia, pengembangan aset modal, pengembangan aset sosial. Sedangkan langkah program pengembangan ekonomi masyarakat adalah Tahap Identifikasi/Assesment, Tahap Perencanaan Program, Tahap Penilaian Program. Dilihat dari konsep pengembangan ekonomi masyarakat, terdapat tiga peran Bank Syariah Mandiri bagi pengembangan ekonomi masyarakat, yaitu Pengembangan Aset Manusia, Pengembangan Aset Modal, Pengembangan Aset Sosial. 2. Dari data diatas setelah dianalisis, Bank Syariah telah melakukan perannya dalam pengembangan ekonomi masyarakat, ini terbukti dengan data Bank Syariah Mandiri memberikan penyuluhan-penyuluhan, memberikan tugas
rumah kepada siswa-siswa SMA mempelajari tentang perbankan syariah, meningkatkan pengetahuan ekonomi masyarakat yaitu dengan mengadakan seminar-seminar, bedah buku, program “Ayo Ke Bank dari Pusat” dimana Bank Syariah Mandiri mengadakan penyuluhan, kegiatan-kegiatan yang bersifat wejangan, memberikan pengetahuan kepada masyarakat bagaimana berekonomi yang baik(diadakan pada akhir tahun 2007 lalu), memberi bantuan kepada masyarakat berupa membantu korban bencana alam longsor dan gempa bumi. Bank Syariah Mandiri telah melakukan kerjasama dalam bidang pembiayaan dan bagaimana memproduktifkan modal tersebut. Setelah dibuktikan kepada masyarakat, telah nampak hasil yang telah dilakukan BSM, sebagai contoh hasil panen petani bertambah, pengetahuan masyarakat bertambah, dan modal yang diberikan telah membantu masyarakat dalam mengembangkan usahanya, untuk itu diharapkan masyarakat kedepannya lebih percaya untuk menggunakan bank syariah sebagai solusi ekonomi pada saat sekarang ini. Dari penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan, betapa sangat berperannya Bank Syariah Mandiri dalam mengembangkan ekonomi masyarakat, dilihat dari kerjasama dan bantuanya yang telah diberikan dan dikembangkan oleh Bank Syariah Mandiri. Sungguh ini sangat membantu masyarakat, mengingat masyarakat Bukittinggi merupakan masyarakat yang islami, dan berbudaya, serta struktur kota yang merupakan pusat perekonomian di Sumatera Barat.
B. Saran Pada kesempatan terakhir ini penulis ingin menyampaikan beberapa saran berkenaan dengan pembahasan yang telah dijelaskan diatas: 1. Perlunya Bank Syariah Mandiri mengembangkan perannya di semua sektor produksi, agar pengembangan ekonomi masyarakat merata di semua lini. 2. Perlunya Bank Syariah Mandiri lebih mengembangkan wawasan ekonomi masyarakat. 3. Perlunya Bank Syariah Mandiri lebih meragamkan produknya agar semua kalangan masyarakat tersentuh. 4. Perlunya Bank Syariah Mandiri lebih meyakinkan masyarakat Bukittinggi agar menggunakan produk dan jasa bank syariah. 5. Perlunya Bank Syariah Mandiri lebih memberikan permodalan kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan, sehingga nantinya benar-benar akan membantu mengangkat perekonomian masyarakat. 6. Perlunya Bank Syariah Mandiri lebih mensosialisasikan prinsip-prinsip ekonomi syariah dengan melakukan pelatihan-pelatihan lebih terhadap masyarakat agar lebih mengetahui arti perbankan syariah sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001. Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, Jakarta: Tazkia Institute, 2000, edisi khusus. Arifin, Zainul, Memahami Bank Syariah, Lingkup Peluang, Tantangan dan Prospek, Jakarta: Alvabet, 2000. Bariadi, Lili, Zakat dan Wirausaha, Jakarta: CED, 2005, Cet. Ke-1. Indonesia, Dewan Koperasi, Koperasi untuk Pemberdayaan Usaha Kecil dan Mikro, (Ja Soeharto, Edi, Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi, Jakarta: Balitbang, DepSos, 2004karta: DEKOPIN, 2002). Iriawan, Elly, Pengembangan Masyarakat, Jakarta: UT, 1995. Iska, Syukri, ed., “Dilematis Lembaga Perbankan Syariah dalam Kultur Minangkabau”, Jurnal Ilmiah Syariah, STAIN Batusangkar, Juni 2006. Karim, Ahmad, Sistem, Prinsip, dan Tujuan Ekonomi Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1999. Kertajaya, Hermawan dan Syakir Sula, Muhammad, Syariah Marketing, Bandung: Mizan, 2006, Cetakan Pertama. Mahendrawaty, Nanih dan Sapei, Agus A, Pengembangan Masyarakat Islam: Dari Isiologi, Strategi sampai Tradisi, Bandung: Rosda, 2001. Mandiri, Bank Syariah, Laporan Tahunan 2007: Menuju Kesempurnaan, Bukittinggi: BSM, 2007.
Mangkunegara, Anwar, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: Rosda, 2004. Nasional, Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999. Pendidikan, Departemen, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1991. Rudito, Bambang, Akses Peran Serta Masyarakat, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003. Setiawan, Deni, Loyalitas Nasabah http;//www.riaupos.com, Agustus 2008.
pada
Perbankan
Syariah,
Sheraden, Michael, Aset untuk Orang Miskin: Perspektif Baru Usaha Pengentasan Kemiskinan, Jakarta: Raja Grafindo, 2006. Sianturi, L.T, Ekonomi dan Koperasi, Jakarta: Gunung Mulia, 1992. Sjahdeini, Sutan Remy, Perbankan islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, Jakarta: Grafiti, 1999. Soeharto, Edi, Metodologi Pengembangan Masyarakat, Jurnal Comdev, Jakarta: BEMJ-PMI, 2004. Soemarjan, Selo, Pengantar Sosiologi Umum, Jakarta: Raja Grafindo, 2002. Cet. Keix. Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta: EKONISIA Kampus Fakultas Ekonomi UII, 2007. Sukriyanto, “Pengembangan Masyarakat: Agama, Sosial, Ekonomi, dan Budaya”, Jurnal Comdev, Yogyakarta: Elang Press, 2003, Edisi Ketiga. Susamto, Akhmad Akbar dan Cahyadin, Malik, Praktik Ekonomi Islami di Indonesia dan Implikasinya terhadap Perbankan, http;/www.lebi.fe.ugm.ac.id, September 2008. Taba, M.Azwir Dainy, Strategi Membangun Ekonomi Rakyat, Jakarta: Nuansa Madani, 2001. Zaky, Abu, Ekonomi dalam Perspektif Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2002.
http//www.mail-archive.com. http;//bukittinggikota.go.id http;//id.wikipedia.org http;//internal.dsuc.co.id http;//kompas-cetak.htm http;//regionalinvestment.com http;//www.antara-sumbar.com http;//www.kpt-bukittinggi.go.id http;//www.lampungpost.com http;//www.syariahmandiri.co.id
Laporan Wawancara kepada salah seorang Nasabah Penghimpunan Dana A. Identitas Nama Usia Jenis Kelamin Bentuk Kerjasama Alamat
: : : : :
Erna Wita 28 tahun Perempuan Nasabah Tabungan Pakan Kamis
B. Pertanyaan 1. Sudah berapa lama bapak/ibu menggunakan produk/jasa bank syariah ? Saya sudah menggunakan produk bank syariah ini sekitar 3 tahun yang lalu. 2. Apa yang menyebabkan bapak/ibu tertarik menggunakan produk/jasa bank syariah ? Saya menggunakan produk bank syariah karena menlihat system perbankan yang sesuai dengan islam, dan setelah saya bekerjasama dengan bank syariah ini, saya mendapatkan perlakuan dan pelayanan yang sangat baik, sehingga membuat saya menjadi betah bekerjasama dengan bank syariah ini. 3. Dari mana bapak/ibu mengetahui tentang bank syariah ? Dari iklan baik itu di televisi, kalau tentang Bank Syariah Mandiri ini, saya melihatnya di Koran Padang Ekspress waktu itu, berapa kali saya juga mendengar iklannya di radio daerah Bukittinggi. 4. Bagaimana bentuk kerjasama dengan bank syariah ? Saya disini menggunakan produk Tabungan BSM. 5. Bagaimana menurut bapak/ibu prosedur yang dipakai di Bank Syariah Mandiri ini ? Apakah itu menyulitkan bapak/ibu ? Saya rasa sangat gampang sekali bekerjasama dengan bank syariah ini, tidak harus mempunyai syarat yang berbelit-belit. 6. Perbedaaan apa yang dirasakan bapak/ibu setelah memakai produk/jasa bank syariah ? Ya, saya merasa nyaman aja setelah bekerjasama dengan Bank Syariah Mandiri, selain tidak pakai bunga juga pelayanannya yang saya rasa lebih dari bank-bank lainnya. 7. Adakah kenyamanan tersendiri yang dirasakan bapak/ibu setelah bekerjasama dengan Bank Syariah Mandiri ? Saya rasa disini adil dan mententramkan. 8. Adakah pelayanan-pelayanan khusus yang dilakukan BSM dalam mendekati dan menjaga nasabahnya? Saya rasa tiap bank harus selalu menjaga nasabahnya, begitu juga BSM berusaha men service saya dengan berbagai cara, melaporkan transfer yang
masuk kalau ada, saya juga mendengar BSM mengunjungi pasiennya kalau ada yang sakit, menurut saya ini trik-trik tertentu bank ini. 9. Adakah saran bapak/ibu kedepannya untuk mengembangkan BSM ? BSM ini mengedepankan membantu kelompok-kelompok usaha masyarakat, kalau boleh usul individual juga lebih diperhatikan. 10. Menurut bapak/ibu, sejauh ini BSM telah meningkatkan pengembangan ekonomi masyarakat di Bukittinggi ? Apakah bapak/ibu merasa puas ? Pasti, dan sangat puas, BSM telah meningkatkan ekonomi masyarakat saya lihat dari beragamnnya pemberian kredit kepada masyarakat.
Laporan Wawancara kepada salah seorang Nasabah Penyaluran Dana A. Identitas Nama Usia Jenis Kelamin Bentuk Kerjasama Alamat
: : : : :
H. Saleh 48 tahun Laki-Laki Pedagang Bangunan Pasar Atas
B. Pertanyaan 1. Sudah berapa lama bapak/ibu menggunakan produk/jasa bank syariah ? Saya sudah bekerjasama dengan BSM dari sekitar 4 tahun yang lalu. 2. Apa yang menyebabkan bapak/ibu tertarik menggunakan produk/jasa bank syariah ? Saya teratrik dengan pola bagi hasilnya, yang mana saya dan bank menanggung resiko. 3. Dari mana bapak/ibu mengetahui tentang bank syariah ? Saya mengetahui BSM dari teman atau juga saudara saya waktu itu mempromosikan ke saya. 4. Bagaimana bentuk kerjasama dengan bank syariah ? Saya bekerjasama yaitu pembiayaan musyarakah. 5. Bagaimana menurut bapak/ibu prosedur yang dipakai di Bank Syariah Mandiri ini ? Apakah itu menyulitkan bapak/ibu ? Gampang dan tidak menyulitkan asal kita sesuai prosedur yang telah ditetapkan. 6. Sebelum memakai produk/jasa bank syariah bagaimana keadaan ekonomi bapak/ibu? Ya cukup lumayanlah. 7. Setelah memakai produk/jasa bank syariah bagaimana keadaan ekonomi bapak/ibu ? Sangat membantu sekali, saya mendapatkan tambahan pembiayaan untuk opersaional saya dalam membeli barang-barang, sehingga membuat ekonomi saya menjadi bertambah. Selain dari itu, BSM juga memberikan penyuluhanpenyuluhan yang bersifat pelatihan dan pengatuhan kepada saya. 8. Kalau tidak keberatan, bisakah bapak/ibu menyebutkan penghasilan bapak/ibu sebelum dan sesudah bekerjasama dengan bank syariah ? Duuh, gimana ya, yang penting ada peningkatan lah. 9. Berapa % peningkatan pendapatan bapak/ibu ? Ya sekitar 60 %. 10. Apakah ada peningkatan dalam hal modal ? Sangat ada peningkatan.
11. Apakah ada peningkatan dalam hal produksi ? Ada peningkatan. 12. Apakah ada peningkatan dalam karyawan ? Otomatis saya membutuhkan tambahan karyawan untuk mengurusi toko saya. 13. Apakah ada peningkatan dalam mutu barang dan jasa ? Ada peningkatan. 14. Apakah ada peningkatan dalam bidang pemasaran dan omset ? Meningkat, banyak yang membeli di toko saya. 15. Apakah ada peningkatan dalam bidang asset ? Sangat ada sekali. 16. Apakah ada peningkatan dalam bidang usaha lainnya ? Saya Cuma punya usaha ini. 17. Apakah pengaruh tersebut berasal setelah bekerjasama dengan BSM ? Iya, karena BSM lah yang membantu saya dalam hal peningkatan ekonomi saya, baik itu dalam hal modal, maupun pengetahuan. 18. Menurut bapak/ibu, dimana letak kelebihan dan kekurangan BSM ? Lebih banyak saja lagi memperhatikan masyarakat. 19. Menurut bapak/ibu, adakah trik-trik khusus BSM dalam mendekati nasabahnya ? BSM juga ikut mengawasi toko saya, barangkali ada yang tidak sesuai, BSM memberikan masukan-masukan. 20. Menurut bapak/ibu, BSM itu seperti apa, agar dapat meningkatkan usaha bapak/ibu ? Pinjamannya lebih dibanyakkin lagi,hehe. 21. Menurut bapak/ibu, apakah peran BSM dapat meningkatkan pengembangan ekonomi masyarakat ? Apakah bapak/ibu merasa puas ? Iya, iya, sangat membantu sekali, dan saya sangat puas. 22. Menurut bapak/ibu, faktor apa saja yang menjadi pendorong dan penghambat pengembangan ekonomi masyarakat ? Pengetahuan dan Keterampilan masyarakat ditingkatkan tentang bagaimana Bank Syariah dan sistemnya.
Laporan Wawancara kepada salah seorang Masyarakat. A. Identitas Nama Usia Jenis Kelamin Pekerjaan Alamat
: : : : :
Syamsir 48 tahun Laki-Laki Guru Tilatang Kamang
B. Pertanyaan 1. Apakah bapak/ibu mengetahui BSM ? Ya, saya mengetahuinya. 2. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang BSM ? Produk-produknya ? Perbankan yang islami mengeluarkan produk pinjaman melalui barang. 3. Dari mana bapak/ibu mengetahui BSM ? Dari media massa. 4. Sudah berapa lama bapak/ibu mengetahui BSM ? Sudah sekitar 2 tahun yang lalu. 5. Adakah bentuk sosialisasi yang dilakukan BSM dilingkungan masyarakat ? Dalam hal apa ? Waktu itu saya pernah di ajak ikut seminar, dan lokakarya tentang bank syariah, tetapi saya kebetulan ada keperluan, jadi tidak jadi ikut. 6. Menurut bapak/ibu sosialisasi yang dilakukan sudah maksimal untuk menarik peminat ? Saya rasa sudah maksimal, selain dari seminar, saya juga pernah mendengar dari radio, pamphlet-pamplet, juga beberapa kali menjadi sponsor dalam mengadakan acara keagamaan. 7. Menurut bapak/ibu sosialisasi tersebut efisien atau tidak ? Sangat efisien sekali. 8. Menurut bapak/ibu, adakah trik-trik khusus yang dilakukan BSM dalam mendekati masyarakat ? BSM datang door to door ke rumah masyarakat untuk mengenalkan produknya. Saya rasa ini cukup berani dari bank lainnya. 9. Menurut bapak/ibu, cara apa yang dilakukan BSM agar masyarakat mengetahui tentang BSM ? Pinjaman kecil-kecil lebih ditingkatkan kepada rakyat kecil. 10. Apakah masyarakat memberikan respon baik terhadap kinerja BSM dalam mengembangkan ekonomi masyarakat ? Saya rasa baik dilihat juga bantuan kepada pedagang-pedagang dan petani di daerah sekitar sini dalam membantu dalam meningkatkan produksinya, baik dari hal materil maupun non materil.
Laporan Wawancara Wawancara Skripsi ini penulis lakukan terhadap lima orang pegawai Bank Syariah Mandiri, dimana mereka mempunyai wewenang dan keahlian khusus dibidang mereka masing-masing. Penulis melakukan wawancara kepada: I.
Pak Adam Malik, Pimpinan Cabang Bank Syariah Mandiri.
II.
Pak Zaenal Abidin, Manager Marketing.
III.
Pak Atep Heri Herlambang, Manager Operasional.
IV.
Pak Zulfikar, Account Officer.
V.
Rahma Yeni, Costumer Services.
1. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri (BSM) Pak Zulfikar, Pak Adam ; Sekitar bulan Agustus 2003, melihat kebutuhan masyarakat akan perbankan syariah. Dan melihat dasar keislaman disini yang sangat kental. Dimana masyarakatnya mayoritas agama islam, dan sangat patuh kepada ajaran-ajaran agama islam. Diresmikan oleh Menteri Agama Fauzi Gazali. Dan dilihat dari corak masyarakat sini yang pada umumnya merupakan pusat perekonomian di Sumatera Barat. Pak Zaenal : Melihat dari potensi masyarakat di Minang Kabau, dimana kental dengan keislamannya, yang dikenal juga dengan sebutan adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah. Sekitar akhir tahun 2003, dan dilihat dari kebiasaan mata pencaharian masyarakat yang berdagang. Pak Atep ; Dari kebutuhan masyarakat, diman Bank Syariah Mandiri yang pertama di Bukittinggi, tetapi yang kedua di Sumatera Barat, karena Bank Muamalat telah dulu ada tetapi di Kota Padang. 2. Struktur Organisasi Pak Zulfikar : Kepala Cabang ---- Manager Operasional ---- Staff Operasional
Manager Marketing ----- Staff Marketing trus ke bawah. Pak Zaenal : terlampir. Pak Atep : Merupakan wilayah kerja kelas III, dimana ada tiga tingkatan yang ada yaitu, kelas I, kelas II, kelas III. Kelas-kelas ini dibagi sesuai dengan wilayah kerjanya dan jumlah asset yang dikelola, bentuk organisasinya terlampir.
3. Modal awal BSM ? Pak Zulfikar : Modal dasar sekitar 400 milyar, sedangkan cabang 2-4 milyar. Itu semua dari pusat. Kantor kas pun, modal awalnya juga dari pusat. Modal dasar seluruh wilayah Indonesia (SELINDO) Pak Zaenal : Kami langsung saja beroperasi, setelah mendapat modal awal dari pusat, jumlahnya saya tidak tahu pasti, tapi itu merupakan ketentuan dari pusat, dan sama setiap cabangnya. 4. Produk dan Jasa Apa yang ditawarkan BSM ? Pak Zulfikar : Pembiayaan : pinjaman-pinjaman kepada masyarakat. Dana, : tabungan, deposito, giro, dan Jasa : transfer, inkaso, atm, pembayaran telepon, dll. Dalam hal pembiayaan, yang kami gunakan yaitu mudharabah, musyarakah, murabahah,dll. Dalam hal Jasa, kami menggunakan ijarah, Istishna, dan Salam. Mudharabah yang paling banyak diminati masyarakat, kami menggunakannya dalam bentuk kerjasama dengan koperasi-koperasi, kalau musyarakah dalam
bentuk kerjasama dalam bidang perdagangan, proyek-proyek, dan kerjasama dengan usaha kecil menengah (UKM). Pak Zaenal : Kami mengeluarkan semua jenis produk perbankan syariah, tinggal kebutuhan masyarakat saja, kalau tidak salah ada kurang lebih 15 produk bank syariah, kami bisa menggunakan semuanya, tinggal sesuai tidak nantinya dengan kebutuhan kerjasama yang diminta oleh masyarakat tersebut. Pak Atep ; Kami mempunyai program-program yang bertujuan untuk membantu masyarakat. Dari pembiayaan, kami memiliki pembiayaan konsumtif kepada pedagang, ada program CSR, sedangkan di cabang kami di Payakumbuh kami memfokuskan kepada peternakan, perikanan, perkebunan. 5. Bagaimana perkembangan asset BSM dari tahun ketahun ? berapa % perkembangannya dari tahun ketahun ? Pak Zulfikar : Perkembangannya sangat signifikan, dari tahun ketahun mengalami perkembangan. Kalau % nya saya tidak tahu, tetapi yang jelas ada perkembangan. Pak Zaenal : Dari asset kami mengalami peningkatan, untuk target 2008 kami sudah mencukupi dan sudah closing. 6. Peran BSM bagi pengembangan ekonomi masyarakat ? Pak Zulfikar, Pak Adam Malik, Pak Zainal Abidin, Pak Atep Heri Herlambang : Peran dalam penghimpunan dana, peran dalam penyaluran dana, peran dalam mensosialisasikan prinsip-prinsip syariah. a. Peran Dalam Penghimpunan Dana 1) Bentuk penghimpunan dana di BSM
Pak Zulfikar, Pak Zaenal : Kami mengeluarkan produk berupa tabungan, deposito, dan giro guna masyarakat dapat menyimpan dana mereka di bank syariah ini, dan dengan menggunakan prinsip bagi hasil, tanpa disertai bunga, nasabah datang sendiri menginvestasikan dana mereka. 2) Strategi dalam penghimpunan dana ? Pak Zulfikar, Pak Zaenal : Setelah kami melakukan pengenalan-pengenalan tentang bank syariah, masyarakat datang sendirinya untuk melakukan investasi sendiri. 3) Akad apa yang dipakai ? Pak Zulfikar, Pak Zaenal : Tergantung kerjasamanya, tetapi kami banyak memakai akad mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah, dan giro memakai akad wadiah. 4) Dari mana saja dana dihimpun, berapa % kenaikan dari tahun ketahun ? berapa banyak dana yang didapatkan dari tahun ketahun ? Pak Zulfikar : Dana yang dihimpun semua dari masyarakat, jelas sekali ada peningkatan dari tahun ketahunnya, tapi saya tidak mengetahui berapa kenaikannya, dan berapa banyak dana yang didapat, itu data rahasia kami internal bank. Pak Zaenal : Dana dihimpun dari siapa saja, yang sesuai criteria, dimana kami tidak memberatkan nasabah untuk menabung di BSM, kami punya bentukbentuk tabungan yang mana saldo minimalnya ringan, seperti BSM Simpatik (untuk petani, dan pedagang), Tabungan Investa Cendekia (untuk pendidikan anak), kami benar-benar melihat kebutuhan masyarakat, dan sebisanya memudahkan masyarakat.
5) Bagaimana respon masyarakat terhadap penghimpunan dana ? Pak Zulfikar, Pak Zaenal : antusias dan cukup berkeinginan sekali
6) Halangan/ kendala apa yang terjadi dalam hal penghimpunan dana ? Pak Zulfikar, Pak Zaenal : belum banyaknya masyarakat yang mengerti akan perbankan syariah, jadi mereka masih terikat dan masih percaya kepada konvensional, tapi kami yakin lambat laun masyarakat akan berpalin dari konvensional ke syariah, karena kita lihat sekarang bagaimana perkembangan bank syariah yang walaupun perkembangannya merangkak, tetapi sudah terlihat kemajuan yang bagus.
b. Peran Dalam Penyaluran Dana 1) Bagaimana bentuk penyaluran dana yang digunakan BSM ? Pak Zulfikar,Pak Zaenal : ada dibuku laporan tahunan BSM 2) Kepada siapa saja penyaluran dana dilimpahkan? Pak Zulfikar,Pak Zaenal : pada semua kalangan masyarakat, asal sesuai dengan kriteria dan analisa bank, kemampuan mereka untuk membayar disesuaikan dengan pinjaman. Jaminan yang bagus bukan berarti menjamin juga, tetapi kami benar-benar melihat bagaimana prospek usaha mereka nantinya. 3) Bagaimana strategi penyaluran dana BSM kepada masyarakat ? Pak Zulfikar : mendatangkan nasabah, kerjasama dengan perusahaanperusahaan/instansi-instansi pemerintah, promosi (radio, spanduk), seminar-seminar perbankan syariah, selebaran-selebaran/ pamphlet, juga kami mengadakan acara-acara keagamaan dan menjadi sponsor.
Pak Zaenal : Kami melakukan pembiayaan yang mudah, dengan mengambil keuntungan yang sedikit, pola bagi hasil, serta jaminan yang mudah, dan tidak ada batasan kalangan tertentu yang kami berikan pembiayaan. Kami juga ada program qardhul hasan, dimana membantu masyarakat kecil untuk diberikan dana untuk usaha mereka. Kami juga ada program bekerjasama berbentuk KUR (kredit usaha rakyat) kepada sektor perdagangan, pertanian, dan profesi, Koperasi Karyawan (KopKar), Koperasi Pegawai Negeri, BSM Implan,dll nya.
4) Berapa peningkatan dana yang disalurkan dari tahun ke tahun ? Pak Zulfikar, Pak Zaenal : meningkat setiap tahun, data riilnya rahasia internal. 5) Dari dana yang terkumpul, berapa % dana yang disalurkan kemasyarakat, sisanya difungsikan untuk apa ? Pak Zulfikar, Pak Zaenal : semua dana yang terkumpul, disalurkan kepada masyarakat, tidak ada dana yang kami jadikan SWBI atau lainnya. 6) Setelah disalurkan kemasyarakat, adakah membantu kondisi ekonomi masyarakat dan peningkatan pendapatan BSM ? Pak Zulfikar, Pak Zaenal ; otomatis ada, setidaknya membantu mereka yang dulunya kekurangan, sekarang menjadi lebih bisa membangun usaha mereka. Bagi Bank, berbagi keuntungan dan kerugian merupakan nilai yang kami dapatkan. 7) Bagaimana tanggapan dan antusias masyarakat terhadap dana yang disalurkan BSM ? Pak Zulfikar, Pak Zaenal : Berkeinginan sekali, mereka pada dasarnya sangat membutuhkan.
8) Adakah pembinaan dan pengawasan yang dilakukan BSM kepada pihak yang disalurkan dananya, dalam bentuk riilnya seperti apa ? Pak Zulfikar : ada, kami mengarahkan mereka bagaimana malakukan usaha yang baik, bagaimana caranya, bagaimana meminimalkan rugi, dan sebagainya. Pak Zaenal : Kami memberikan pelatihan-pelatihan khusus, yaitu bagaimana pembukuan yang baik, bagaimana cara pencatatan stock barang, kami tunjukkan bagaimana manajemen took yang baik (biasanya untuk usaha kecil menengah).
c. Peran Dalam Hal Sosialisasi Prinsip-Prinsip Syariah 1) Bagaimana bentuk sosialisasi yang dilakukan BSM ? Pak Zulfikar : berbagai cara yang kami lakukan Pak Zaenal : Kami bekerjasama dengan instansi-instansi, lembaga pendidikan, kelompok tani, dan juga terjun langsung ke masyarakat. Pak Atep : Ayo ke Bank dari Pusat, Radio, Pamflet, Festival Ekonomi Syariah, Gerak Jalan, menjadi sponsor dalam acara bedah buku. 2) Kepada siapa saja sosialisasi dilakukan ? Pak Zulfikar : semua kalangan masyarakat, juga kepada semua instansi pemerintah.
Pak Zaenal ; Kepada siapa saja. 3) Apa strategi yang dilakukan BSM ? Pak Zulfikar : Radio, spanduk, seminar-seminar tentang perbankan. Pak Zaenal : ya seperti diatas. 4) Adakah peningkatan sosialisasi dari tahun ketahun, berebentuk seperti apa? Berapa % peningkatannya dari tahun ke tahun ? Pak Zulfikar, Pak Zaenal : ada, kami awalnya yang hanya memasarkan produk di Bukittinggi, sekarang kami sudah berusaha masuk kedaerah-daerah lain. Kalau dilihat % nya, susah juga, tetapi yang jelas kami selalu ada peningkatan dari tahun ketahunnya, karena kami selalu di beri target dari pusat, yang target itu semakin lama semakin banyak. Pak Atep : Didalam mensosialisasikan prinsip-prinsip syariah, Bank Syariah Mandiri sesuai RKAC (Rencana Kerja Anggaran Cabang) telah masuk kedalam wilayah Ring III, dimana pengembangannya tidak saja dilakukan di daerah Bukittinggi saja, tetapi telah berkembang ke daerah-daerah yang lain sampai kepelosok-pelosok di wilayah Sumatera Barat. Begitu juga dalam target pendanaan dan pembiayaan yang dicanangkan dari pusat sampai pertengahan tahun ini sudah melampaui target. 5) Strategi apa yang paling efektif dilakukan BSM ? Pak Zulfikar : ya, seperti yang saya jelaskan tadi, radio, spanduk, dan seminar-seminar. Pak Zaenal : Startegi sosialisasi head to head, bagaimana kita masuk kadiri masyarakat itu langsung, bagaimana agar menarik minat masyarakat dengan pendekatan batin.
6) Bagaimana respon masyarakat terhadap sosialisasi yang dilakukan BSM ? Pak Zulfikar, Pak Zaenal : bagus sekali, buktinya semakin banyak masyarakat yang memakai produk perbankan syariah kami, dan dilihat dari asset kami yang semakin bagus 7) Adakah akibat dan dampak dari sosialisasi terhadap penghimpunan dan penyaluran dana, serta peningkatan pendapatan BSM ? Pak Zulfikar, Pak Zaenal : akibatnya, banyak nasabah yang datang ke BSM,dilihat dari kendala mungkin pengetahuan masyarakat akan perbankan syariah masih minim, tapi kami tidak akan gencar terus melakukan sosialisasi.
7. Dalam mengembangkan BSM, adakah halangan/kendala yang terjadi ? Pak Zulfikar : Ya itu tadi, pengetahuan masyarakat tentang perbankan syariah yang masih kurang. Pak Zaenal ; Pemahaman masyarakat yang kurang, kerjasama dengan pemerintahan yang masih belum optimal, pemikiran cendikiawan-cendikiawan sini yang belum terlalu mengerti tentang perbankan syariah, serta ikut andil mahasiswamahasiswa di Universitas islam yang banyak berkembang disini, agar membantu. 8. Melihat persaingan perbankan saat ini, apakah BSM telah melakukan gebrakan yang lebih maju ? dalam hal apa ? Pak Zulfikar : produk kami yang beraneka ragam, pelayanan lebih baik, keluhan yang masuk kami tanggapi dengan baik, serta cara menerima tamu lebih kami agungkan, mungkin kami andalkan dari service quality. Pak Zaenal :
Kami sering mengadakan silaturrahmi kepada nasabah, dimana kami melakukan pendekatan, misalnya sewaktu nasabah ulang tahun, kami coba untuk member bingkisan, atau sewaktu mereka kebetulan lagi sakit, kami jenguk,mungkin service seperti ini membedakan kami dari yang lainnya.
Wawancara dengan bapak Adam Malik : Peran kami terhadap pengembangan masyarakat pasti ada, yaitu dari program langsung dan tidak langsung. Dari langsung, kami membiayai dari sektor riil, seperti modal kerja, kita juga banyak bekerjasama karena BSM merupakan salah satu bank yang ditunjuk langsung dari pusat untuk membantu masyarakat bawah yang berbentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dengan cara begini secara langsung, kita telah membantu perekonomian rakyat. Karena ini juga merupakan program pemerintah, bukan berarti kita memberikan pembiayaan ke sembarang orang, kita benar-benar memberikan kepada orang yang membutuhkan, karena kalau kita terlau gampang, otomatis kalau nantinya usaha yang dilakukannya bangkrut, BSM juga akan merasakan akibatnya, karena kerjasama kita tadi yang memakai prinsip bagi hasil. Kita juga banyak bantu sektor koperasi, bahkan kita melewati batas wilayah kerja sebenarnya yaitu Bukittinggi, kita juga sudah sampai di daerah Pariaman, Pasaman, Solok, itu menjalankan sector koperasi dengan pola mudharabah. Dengan adanya BSM ikut andil dalam koperasi itu, maka akan menjadikan koperasi tersebut besar, ujung-ujungnya meningkatkan kesejahteraan anggotanya, anggotanya itukan masyarakat. Pola Konsumtif/ tidak Langsung, seperti BSM Implan, walaupun sifatnya konsumtif, artinya buat kepentingan individu, misalnya dia mau beli motor, motor kan untuk usaha, otomatis dia jadi terbantukan, atau membangun rumah, tetapi dia kan membeli bahan bangunan di toko bangunan, jadi dia membantu usaha bangunan orang tersebutkan. Misal juga kita membeli baju, makanan, otomatis membantu usaha mereka kan. Program ini telah berjalan dari awal, dari awal kami berdiri sekitar dari tahun 2003. Dalam strategi pencarian nasabah, kami menggunakan system
jemput bola, artinya tidak hanya dalam satu wilayah saja, tetapi dimana saja kami lakukan sosialisasi. Kita banyak memasarkan pembiayaan-pembiayaan Sedangkan dana yang dapat, merupakan dana dari masyarakat, paling modal awalnya saja dari pusat dana tersebutlah yang kami gunakan untuk membiayai modal kerja, usaha-usaha, koperasi, dan memakai pola-pola yang dipakai dalam perbankan syariah. Kita mempunyai produk-produk yang beraneka ragam, bisa dibilang produk BSM paling lengkaplah, apapun ada, kayak gini deh lu mau apa gw ada, termasuk pelayanan jasa seperti sms banking untuk kalangan-kalangan tertentu. FDR kita di atas 100 %, kalau tidak salah 130 %. Dana yang dikucurkan semua diuntukkan ke masyarakat. Di tahun 2008 ini, semua point-point yang ditargetkan oleh manajemen pusat sudah kita lampaui, baik itu pendanaan, pembiayaan, kualitas juga sudah bagus, artinya masyarakat sangat antusias terhadap BSM. Sosialisasi yang kita lakukan, kita telah melakukan seminar tentang perbankan syariah, dan sosialisasi yang paling baik adalah head to head, langsung ke masyarakat. Kekurangan saat ini, paling pengetahuan masyarakat yang masih kurang, kerjasama pemerintah yang belum optimal. Kelebihan dari kami adalah produk kami lebih baik, pelayanan yang baik, bagaimana kita menerima tamu, trus memperlakukan nasabah. Kalau untuk data, kami mungkin tidak bisa memberikan dalam bentuk angka, karena itu merupakan rahasia internal kami, maupun juga data-data nasabah, kami juga tidak boleh memberitahukan. Maaf sekali ya..
Wawancara dengan Bu Rahma Yeni (Costumer Service) : Bagaimana penyaluran dana ke nasabah ?
Awalnya dana dari pihak ketiga, setelah itu melihat kebutuhan, dan kendala keuangan nesabah. Setelah itu dipertimbangkan, kalau disetujui baru dana di cairkan. Pembiayaan ada 2, produktif dan konsumtif. Kalau Produktif, pembiayaan kepada Usaha Kecil Menengah (UKM), Modal Kerja, ke Pengusaha-pengusaha. Pembiayaan Konsumtif, pembiayaan kepada koperasi-koperasi, dana pinjaman ke guru-guru. Dana awal diperoleh dari modal awal Bank dari pusat. Ada juga, produk kami yaitu Qardh adalah dana talangan haji. Yang setoran awalnya Rp 10 juta, Rp 15 Juta, tujuannya untuk membantu nasabah untuk naik haji, agar terdaftar di siskohat walaupun dana nasabah belum mencukupi jadi kami disini membantu nasabah membayar uang untuk bisa naik haji sebagai talangan. Syaratnya biaya awal 10 atau 15 juta, disini kami memakai akad ujrah untuk sebagai biaya administrasi, nasabah diberi keringanan membayar tidak harus perbulan dan tidak harus flat, asal sebelum jatuh tempo pemberangkatan pembayaran dana haji lunas. Pembiayaan produktif seperti implant dan chanelling, kalau implant BSM secara kolektif memberikan pembiayaan kepada masyarakat sedangkan chanelling BSM memberikan pembiayaan melalui pihak ketiga seperti koperasi. Selanjutnya kami juga ada melakukan simpanan dana pensiunan. Dalam koperasi, kami memakai akad mudharabah dan murabahah. Prinsip yang memakai prinsip murabahah seperti pembelian barang-barang, jual beli mobil, dan pembelian rumah. Kalau untuk mudharabah digunakan dalam kerjasama proyek pembuatan jalan, kerjasama dengan pabrik-pabrik. Dan untuk jaminan, disesuaikan dengan pinjaman, biasanya kami menerima kendaraan bermotor (5 tahun update), sertifikat rumah dan tanah yang sudah lunas.