PENERAPAN PRINSIP ARBITRASE DI INDONESIA DALAM STUDI SENGKETA KEPEMILIKAN TELEVISI PENDIDIKAN INDONESIA (MNC TV)
(Analisis Putusan MA No. 862 K/Pdt/2013)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH)
Oleh: Helmi Abdullah 1111048000077
Konsentrasi Hukum Bisnis Program Studi Ilmu Hukum
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1436 H / 2015 M
KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini, shalawat dan salam selalu terhatur bagi junjungan Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum, pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak dari masa perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini, bukanlah hal yang yang mudah bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini . oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih pada: 1) Bpk. Dr. Asep Saefudin Jahar, M.A. selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas perkuliahan dan menyediakan tenaga pengajar yang berkualitas. 2) Bpk. Dr. Asep Syarifudin Hidayat, SH, MH, selaku Ketua Program Studi Ilmu Hukum FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membimbing perkuliahan hingga penulis bisa menyandang gelar Sarjana Hukum. 3) Bpk. Dr. Alfitra, SH, MH, selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing karya tulis ilmiah saya berupa skripsi sampai dengan lulus ujian munaqosyah. 4) Bpk. Dr. Pri Pambudi Teguh, SH, MH, selaku Panitera Muda Perdata yang telah memberikan data-data pendukung skripsi ini. 5) Pimpinan Perpustakaan FSH UIN Jakarta, Perpustakaan Utama UIN Jakarta, Perpustakaan Umum Daerah DKI Jakarta dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan. 6) Seluruh teman-teman seperjuangan di LDK Syahid, KKN Care-122, HIJAR PUI, Pemuda PUI, CIDES UIN Jakarta dan Keluarga Besar Ilmu Hukum UIN Jakarta yang telah memberikan dukungan dan doa yang berarti bagi penulisan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Ciputat, 10 Juni 2015
Helmi Abdullah
i
ABSTRAK Skripsi ini membahas tentang akuisisi yang dilakukan oleh PT. Berkah Karya Bersama terhadap PT. Citra Televisi Pendidikan Indonesia ditinjau dari hukum arbitrase, yang sampai skripsi ini selesai dibuat masih belum selesai perkaranya. Lembaga arbitrase mempunyai kompetensi absolut dalam menangani perkara yang dalam perjanjiannya memuat bahwa cara penyelesaian sengketa dilakukan dengan cara arbitrase dan Pengadilan Negeri wajib menolak dan tidak akan ikut campur tangan didalam suatu penyelesaian sengketa yang telah ditetapkan melalui arbitrase, kecuali dalam hal-hal tertentu yang ditetapkan undang-undang (pasal 11 ayat 2 undang-undang arbitrase dan APS). Namun pihak Sri Hardiyanti alias Tutut sebagai pemilik perusahaan yang di akuisisi merasa akuisisi ini tidak sah dan menggugat ke pengadilan agar kepemilikan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) atau sekarang disebut MNC TV agar kembali menjadi milik mereka. Disisi lain, Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) telah mengeluarkan putusan yang menyatakan bahwa pihak Hary Tanoe sebagai pemilik sah TPI (MNC TV). Oleh karena itu, pelanggaran yang dilakukan lembaga pengadilan ini dengan tetap menerima perkara yang berklausula arbitrase menjadikan putusannya batal demi hukum. Kata kunci
: Prinsip Arbitrase, Akuisisi, Sengketa Kepemilikan TPI
Daftar Pustaka
: Dari tahun 1997 sampai 2012
Pembimbing
: Dr. Alfitra, S.H, M.H
ii
DAFTAR ISI HALAMAN DEPAN LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN KATA PENGANTAR ......................................................................................... i ABSTRAK ……………....................................................................................... ii DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. G.
Latar Belakang .................................................................................. 1 Pembatasan dan Perumusan Masalah …........................................... 6 Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 7 Tinjauan (review) Kajian Terdahulu ................................................. 8 Kerangka Konseptual …………….................................................... 9 Metode Penelitian ............................................................................. 10 Sistematika penulisan ....................................................................... 12
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ARBITRASE A. B. C. D. E.
Arbitrase di Indonesia ........................................................................ 15 Pinsip-Prinsip Arbitrase ..................................................................... 19 Pengaturan Arbitrase Dalam Dunia Penyiaran .................................. 23 Gugatan Perkara Yang Didalamnya Terdapat Klausula Arbitrase ... 25 Kekuatan Eksekusi Putusan Arbitrase ............................................... 28
BAB III EKSEKUSI PUTUSAN ARBITRASE YANG BERLAWANAN DENGAN PUTUSAN PENGADILAN A. Pelanggaran Lembaga Pengadilan Terhadap Prinsip-Prinsip Arbitrase ........................................................................................................... 30 B. Yurisprudensi Pembatalan Putusan Arbitrase .................................. 32 C. Ketidakpastian Hukum Putusan Arbitrase ........................................ 34
iii
BAB IV KASUS POSISI DAN ANALISIS YURIDIS SENGKETA KEPEMILIKAN TPI A. Kasus Posisi ...................................................................................... 41 B. Analisis Yuridis ................................................................................. 49 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 55 B. Saran .................................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 58
LAMPIRAN
iv
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Arbitrase menjadi favorit para pelaku bisnis untuk penyelesaian sengketa dibanding lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS) dibanding yang lain. Alternative Dispute Resolution hanya didasarkan pada consensus atau mufakat para pihak, sedangkan arbitrase merupakan penyelesaian sengketa yang bersifat memutus (adjudicative).1 Harapannya akan lebih memuaskan para pihak karena (secara teori) prosesnya lebih cepat, hemat biaya dan konfidensial. Namun dalam praktiknya, banyak pihak yang tidak terpenuhi harapannya tersebut. Hal ini sebenarnya sudah dapat diminimalisir karena pada saat berlakunya undangundang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan alternative Penyelesaian Sengketa, masalah-masalah yang ada dalam 615 sampai dengan Pasal 651 Rv, Pasal 377 Herziene Inlandsch Reglement (H.I.R) , dan Pasal 705 Rechtsreglement Buistengewesten
(RBg),
dinyatakan
sudah
tidak
berlaku
lagi.
Bahkan
dibandingkan dengan pengaturan dalam arbitrase The United Nations Commission on International Trade Law (UNCITRAL) 1985 (Model Law) yang terdiri atas 36 Pasal, undang-undang No. 30/1999 yang terdiri dari 82 Pasal tersebut telah lebih luas mengatur berbagai hal terkait dengan arbitrase.2
1
Takdir Rahmadi, Mediasi: penyelesaian sengketa melalui pendekatan mufakat (Jakarta: Rajawali Press, 2011) h.11 2
Gatot Soemartono, Arbitrase dan Mediasi di Indonesia (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006) h.18
2
Institusi arbitrase ini sebenarnya bukan satu-satunya jalan untuk menyelesaikan sengeta di luar pengadilan. Masih ada beberapa alternative penyelesaian sengketa diluar pengadilan, meskipun tidak sepopuler lembaga abitrase, misalnya negosiasi, mediasi, konsiliasi, pencari fakta, peradilan mini (mini trial), ombudsman, pengadilan kasus kecil (small claim court) dan peradilan adat.3 Masalah-masalah yang timbul kemudian adalah banyaknya prinsip-prinsip arbitrase yang tidak diindahkan oleh para stakeholder. Misalnya dalam Model Law di bagian ketentuan umum (General Provision) tentang prinsip pembatasan intervensi pengadilan atau limited court involevement yang telah diatur di dalam Pasal 11 ayat (2) undang-undang Arbitrase dan APS, yaitu: “Pengadilan Negeri wajib menolak dan tidak akan ikut campur tangan didalam suatu penyelesaian sengketa yang telah ditetapkan melalui arbitrase, kecuali dalam hal-hal tertentu yang ditetapkan undang-undang” dalam kenyataannya Pengadilan Negeri tetap menerima perkara yang didalamnya telah mengikat para pihak dengan perjanjian berklausula arbitrase. Terlihat dalam beberapa yurisprudensi Pengadilan negeri yang memutus perkara bertentangan dengan prinsip tersebut diantaranya putusan kasasi Mahkamah Agung Nomor: 012 K/N/1999 yang memenangkan PT Enindo sebagai pemohon pailit terhadap PT. Putra putri sebagai termohon pailit. Pengadilan Niaga harus menyatakan tidak berwenang untuk memeriksa sengketa yang terdapat klausul arbitrase di dalamnya. Asumsinya, hukum acara yang berlaku bagi Pengadilan Niaga yang 3
Munir Fuady, Alternatif Penyelesaian Sengketa Bisnis (Jakarta: Raja Grafindo persada, 2000) h.33-60
3
merupakan bagian dari Peradilan Umum adalah H.I.R. Pendapat ini dianut oleh hakim-hakim Pengadilan Niaga. Namun, Mahkamah Agung berpendapat bahwa klausul arbitrase dalam suatu perjanjian tidak dengan sendirinya menyebabkan Pengadilan Niaga dalam masalah kepailitan tidak berwenang mengadilinya. Menurut Pasal II ayat (3) Konvensi New York 1958, berbunyi: “The court of a Contracting State, when seized of an action in a matter in respect of which the parties have made an agreement within the meaning of this article, shall, at the request of one of the parties, refer the parties to arbitration, unless it finds that the said agreement is null and void, inoperative or incapable of being performed.” yang menunjukan bahwa lembaga arbitrase mempunyai kompetensi absolut terhadap perjanjian yang di dalamnya terdapat klausula arbitrase. BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia) memberi standar klausul arbitrase untuk para pihak yaitu sebagai berikut: "Semua sengketa yang timbul dari perjanjian ini, akan diselesaikan dan diputus oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) menurut peraturan-peraturan prosedur arbitrase BANI, yang keputusannya mengikat kedua belah pihak yang bersengketa, sebagai keputusan dalam tingkat pertama dan terakhir".4 Menurut Priyatna Abdurrasyid, Ketua BANI, yang diperiksa pertama kali adalah klausul arbitrase. Artinya ada atau tidaknya, sah atau tidaknya klausul arbitrase, akan menentukan apakah suatu sengketa akan diselesaikan lewat jalur arbitrase. Priyatna menjelaskan bahwa bisa saja klausul atau perjanjian arbitrase dibuat setelah sengketa timbul. 4
Rahayu Hartini, Penyelesaian Sengketa Kepailitan di Indonesia: Dualisme Kewenangan Pengadilan Niaga dan Lembaga Arbitrase (Jakarta: Kencana, 2009) h.47
4
Penyimpangan ini terlihat pada kasus Bankers Trust (BT) vs. PT Jakarta International Hotel Development (JIHD). Sengketa antara BT vs. JIHD sebenarnya telah sampai pada putusan. Pengadilan Arbitrase Internasional London telah mengeluarkan putusan (award) yang pada intinya menyatakan JIHD telah wanprestasi dan cidera janji. JIHD juga dihukum untuk membayar ganti rugi kepada BT. Selain itu Pasal III Konvensi, prinsip-prinsip lain yang dilanggar yaitu prinsip bahwa putusan arbitrase bersifat final and binding dan konsekwensinya, putusan tersebut dengan sendirinya mengandung “kekuatan eksekutorial” atau “executorial kracht”.5 Itu berarti bahwa kekuatan eksekusi putusan BANI pada November 2014 yang memenangkan pihak PT Karya Berkah Bersama (BKB) telah final dan mengikat. Namun pada kasus Bankers Trust melawan PT Mayora Indah Tbk dan Bankers Trust vs. PT Jakarta International Development Tbk, Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menolak memberikan eksekusi terhadap putusan Arbitrase London karena mengganggu ketertiban umum. Begitu juga putusan Mahkamah Agung dalam perkara E.D & F. MAN (SUGAR) Ltd vs Yani Haryanto pada tahun 1991 yang menjadi kasus pertama bagi Indonesia untuk menolak pelaksanaan keputusan arbitrase luar negeri berdasarkan ketertiban umum.6 Kenyataan-kenyataan tersebut membangun opni bahwa lembaga arbitrase merupakan tempat untuk menyelesaikan perkara namun tanpa kepastian hukum 5 6
M. Yahya Harahap, Arbitrase (Jakarta: Sinar Grafika, 2003) h.25-27
Dilihat di http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol1905/arbitrase-pilihan-tanpakepastian tanggal 16/12/14
5
dan apabila kasusnya telah menang namun sesungguhnya itu hanya kemenangan diatas kertas karena tidak mempunyai kekuatan eksekutorial. Dalam kasus sengketa kepemilikan PT. Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) atau sekarang yang telah berubah nama menjadi MNC TV ini berawal dari diterimanya permohonan pailit Sri Hardiyanti alias Tutut oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dalam putusannya nomor No. 52/Pailit/2009/PN.NIAGA.JKT.PST lalu putusan ini dibatalkan lewat putusan kasasi MA no. 862 K/Pdt/2013 karena MA berpendapat bahwa kasus kepailitan ini bukan kepailitan yang sederhana dan kasus kepailitan yang tidak sederhana tidak bisa diselsaikan di pengadilan niaga. Putusan tersebut telah membatalkan putusan Pengadilan Tinggi (PT) Jakarta No. 629/Pdt/2011. Putusan PT Jakarta tersebut berisi pembatalan putusan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat No. 10/pdt.g/2010 yang memenangkan kubu Tutut. Pada akhirnya MK Menolak Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan oleh PT BKB. Padahal sengketa ini telah berproses di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) dan dalam hal ini telah mengeluarkan putusan yang memenangkan Pihak Hary Tanoe sebagai pemilik Televisi pendidikan Indonesia. Sengketa ini menandakan bahwa Pengadilan Negeri tidak mengindahkan kompetensi absolut lembaga arbitrase.
Karena pengadilan negeri lah yang
pertama-tama menerima gugatan oleh pihak Tutut dengan Gugatan No. 10/Pdt.G/2010 yang dalam petitumnya, Tutut Cs meminta pengadilan agar mensahkan hasil keputusan RUPSLB tanggal 17 Maret 2005. Selain itu, PT Berkah dituntut membayar ganti dugi sebesar Rp3,4 triliun yang terdiri kerugian materil sebesar Rp1,4 triliun dan immateril Rp2 triliun.
6
Disisi lain, Indonesia sebagai negara hukum yang mana negara dan masyarakatnya diatur oleh hukum, bukan diperintah oleh manusia. Negara Hukum menempatkan kekuasaan kehakiman sebagai tempat terakhir (The Last Resort) upaya penegakan hukum, kebenaran dan keadilan7. Oleh karena itu terdapat tumpang tindih kekuasaan untuk memutus suatu perkara. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis, dan untuk mensinkronisasi prinsip-prinsip yang ada pada undang-undang Arbitrase, maka penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut kedalam bentuk skripsi dengan judul “Penerapan Prinsip Arbitrase di Indonesia Dalam Studi Sengketa Kepemilikan Televisi Pendidikan Indonesia (MNC TV) (Analisis Putusan MA No. 862 K/Pdt/2013)”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk menghindari meluasnya pembahsan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi masalah yang diteliti dan hanya focus pada Keberlakuan Prinsip Abitrase di Indonesia Dalam Studi Sengketa Kepemilikan TPI (MNC TV). Hukum arbitrase yang telah berlaku di Indonesia baik yang bersumber dari hukum nasional maupun internasional, apakah penerapannya sudah sesuai atau tidak dan apabila dalam kasus yang sama putusan lembaga arbitrase berlawanan dengan putusan pengadilan, yang manakah yang bisa di eksekusi. 2. Perumusan Masalah 7
M. Yahya Harahap, Kekuasaan Mahkamah Agung, Pemeriksaan Kasasi dan Peninjauan Kembali Perkra Perdata (Jakarta:Sinar Grafika, 2008) h.5
7
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis uraikan, dalam kasus kepemilikan TPI (MNC TV) ini, telah terjadi ketidakpastian hukum. Padahal hukum arbitrase telah jelas tujuannya dan itu merupakan kesepakatan keduabelah pihak yang bersengketa. Mestinya ada kesesuaian antara lembaga pengadilan dan lembaga arbitrase. Untuk mempermudah menjawab masalah tersebut penulis merumuskan masalah sebagai beriut: a. Bagaimana penerapan hukum arbitrase pada kasus sengketa kepemilikan TPI (MNC TV)? b. Bagaimana eksekusi putusan arbitrase apabila ada putusan pengadilan yang berlawanan dengan putusan arbitrase tersebut?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui penerapan hukum arbitrase pada kasus sengketa kepemilikan TPI (MNC TV) b. Untuk mengetahui eksekusi putusan arbitrase apabila ada putusan pengadilan yang berlawanan dengan putusan arbitrase tersebut. 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu:hl a. Manfaat teoritis
8
1) Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat kepada seluruh kalangan akademisi bagi perkembangan ilmu hukum. Terutama hukum arbitrase. 2) Bagi penulis, penelitian ini diharapkan menjadi proses dan hasil pengetahuan hukum arbitrase dan berguna sebagai bahan pustaka pada penelitian yang sejenis. b. Manfaat praktis 1) Semoga penelitian ini bisa menjadi acuan pengadilan terkait penelitian ini agar lebih amanah dalam menjalankan tugasnya
D. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu Sejak diberlakukannya undang-undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa sudah banyak penelitian mengenai praktik arbitrase di Indonesia. Salah satuya dalam buku yang berjudul “Penyelesaian Sengketa Kepailitan di Indonesia: Dualisme Kewenangan Pengadilan Niaga & Lembaga Arbitrase” yang diterbitkan oleh Kencana dan penelitian
(skripsi)
tentang
“Kompetensi
Pengadilan
Niaga
Dalam
Menyelesaikan Perkara Kepailitan yang memuat klausul Arbitrase” oleh Shafira Hijriya mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Andalas Padang pada tahun 2011. Penelitian ini mengambil titik focus pada dapat atau tidaknya Pengadilan Niaga dalam menangani perkara kepailitan yang para pihaknya telah terikat perjanjian yang berklausula arbitrase.
9
Penelitian selanjutnya adalah penelitian (skripsi) tentang “Tinjauan Yuridis Kewenangan Pengadilan Niaga dalam menyelesaikan perkara kepailitan dengan akta Arbitrase (studi kasus PT Environmental Network Indonesia dan kelompok Tani Tambak FSSP Masserrocinae melawan PT Putra Putri Fortuna Windu dan PPF International Corporation) oleh Nova Kusuma Wardani mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret pada tahun 2009. Sedang penelitian ini penulis focus pada keberlakuan prinsip-prinsip arbitrase pada praktiknya di Indonesia dan yang manakah yang lebih mempunyai kekuatan hukum antara putusan pengadilan atau putusan arbitrase apabila keduanya berbenturan. Jadi penelitian penulis dengan judul “Penerapan Prinsip Arbitrase di Indonesia Dalam Studi Sengketa Kepemilikan Televisi Pendidikan Indonesia (MNC TV) (Analisis Putusan MA No. 862 K/Pdt/2013)” belum pernah dibuat.
E. Kerangka Teoritis dan Konseptual Kerangka
konseptual
merupakan
kerangka
yang
menggambarkan
hubungan antara konsep-konsep khusus yang ingin ditelilti. Konsep bukan merupakan gejala yang akan diteliti, akan tetapi suatu abstraksi dari gejala tersebut. Gejala itu sendiri dinamakan fakta, sedangkan konsep merupakan suatu uraian mengenai hubungan-hubungan dalam fakta tersebut. Namun demikian, suatu kerangka konseptua belaka, kadang dirasakan masih bersifat abstrak, sehingga dibutuhkan definisi operasional yang akan menjadi pegangan konkret
10
didalam proses penelitian. Dengan demikian suatu kerangka konseptual dapat pula mencakup definisi-definisi operasional. 8 Definisi yang kiranya perlu dijeaskan pada penelitian ini adalah: 1. Prinsip-Prinsip Arbitrase 2. Alternatif Penyelesaian Sengketa 3. Limited Court Intervention 4. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Untuk mengkaji pokok permasalahan, penelitian ini mempergunakan mentode penelitian hukum normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka. Penelitian hukum normatif ini mencakup: (1) penelitian terhadap asas-asas hukum; (2) penelitian terhadap sistematika hulum; (3) penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertical dan horizontal; (4) perbandingan hukum; dan (5) sejarah hukum. 9 2. Metode Pengumpulan Data Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan konseptual (conseptual approach) dan pendekatan perundangundangan (statute approach) karena penelitian ini bersifa yuridis normatif.
8 9
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1986) h. 132-133
Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001) h. 13-14. Lihat juga Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Peranan dan Penggunaan Perpustakaan di dalam penelitian Hukum, (Jakarta: Pusat Dokumentasi Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1979), h. 15
11
3. Sumber Penelitian Sumber penelitian yang digunakan dalam pnelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data hukum sebagaimana dijelaskan oleh Sri Mamudji dibagi menjadi tiga yaitu10: a) Bahan hukum Primer yaitu berupa ketentuan hukum dan perundangundangan serta mengikat serta berkaitan dengan studi ini. b) Bahan hukum sekunder, berupa literature-literatur tertulis yang berkaitan dengan pokok masalah dalam studi ini, baik berbentuk buku-buku, makalah-makalah serta literature-literatur terkait penelitian ini. c) Bahan hukum tersier, merupakan bahan penjelasan mengenai bahan hukum tersier maupun sekunder, berupa kamus, ensiklopedia dan sebagainya 4. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara library research (studi kepustakaan) yaitu mengumpulkan datadata dari peraturan peundang-undangan, buku, artikel dan media-media online. Kemudian berdasarkan data yang telah dikumpulkan penulis mengklasifikasi permasalahan untuk dikaji secara komprehensif. 5. Pengolahan dan Analisa Bahan Hukum Adapun bahan hukum yang diperoleh bersifat preskriptif karena ilmu hukum pada dasarnya bukan bicara “apa yang ada” (empirik-deskriptif), tapi
10
Sri Mamudji dkk., Metode Penelitian dan Penulisan Hukum (Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum UI, 2005) h.30
12
“apa yang seharusnya” (preskriptif).11 Digunakan untuk memberi petunjuk dan sesuai dengan aturan yang berlaku, dihubugkan sedemikian rupa sehingga disajikan penulis secara sistematis guna menjawab permasalahan yang telah dibuat. Adapun cara pengolahan bahan hukum dianalisis untuk melihat apakah prinsip-prinsip arbitrase teraplikasi dengan baik atau tidak.
6. Metode Penulisan Dalam penyusunan penelitian ini penulis menggunakan metode penulisan dengan sistematika penulisan yang ada pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
H. Sistematika Penulisan 1. BAB I: Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan oleh penulis mengenai latar belakang masalah; identifikasi masalah; pembatasan dan perumusan masalah yang akan diteliti; tujuan dan manfaat penelitian; tinjauan penelitian terdahulu; kerangka konseptual; metode penelitian dan sistematika penulisan. 2. BAB II: Tinjauan Umum Tentang Arbitrase Dalam bab ini akan diuraikan oleh penulis mengenai landasan teori arbitrase, prinsip-prinsip arbitrase, pengaturan arbitrase dalam dunia
11
Asrori S. Karni, Metode Penelitian dan Karakter Ilmu Hukum”, Bahan ajar, 2013
13
penyiaran, gugatan perkara yang didalamnya terdapat klausula arbitrase, dan kekuatan eksekusi putusan arbitase. 3.
BAB III: Eksekusi putusan arbitrase yang berlawanan dengan putusan pengadilan Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pelanggaran lembaga pengadilan terhadap prinsip-prinsip arbitase, dan ketidakpastian hukum putusan arbitrase.
4. BAB IV: Kasus Posisi dan Analisiss Yuridis Kasus Sengketa Kepemilikan TPI (MNC TV) Bab ini berisi kasus posisi dan analisis yuridis
kasus sengketa
kepemilikan TPI atau saat ini bernama MNC TV. Dikaitkan dengan teori-teori mengenai hukum arbitrase di Indonesia serta peraturan perundang-undangan yang terkait. Analisa dari kasus-kasus tersebut dilihat dari dasar pertimbangan hakim dalam memberikan putusan , apakah sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan hukum arbitrase yang berlaku dan juga telah sesuai dengan yurisprudensi yang ada. Penulis juga memberikan opini terkait dengan dasar pertimbangan hakim dalam memberikan keputusan. 5. BAB V: Penutup Dalam Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran dari hasil penelitian dan penjabaran fakta-fakta yang telah dilakukan dan juga jawaban dari pokok-pokok permasalahan yang telah dijabarkan pada bab pendahuluan. Serta penambahan saran-saran yang terkait dengan perumusan dan jawaban dari pokok permasalahan.
14
BAB II Tinjauan Umum Tentang Arbitrase A. Arbitrase di Indonesia Kata arbitrase berasal dari bahasa Latin arbitrare yang artinya kekuasaan untuk menyelesaikan sesuatu menurut “kebijaksanaan“. Dikaitkannya istilah arbitrase dengan kebijaksanaan seolah – olah member petunjuk bahwa majelis arbitrase tidak perlu memerhatikan hukum dalam menyelesaikan sengketa para pihak, tetapi cukup mendasarkan pada kebijaksanaan. Pandangan tersebut keliru karena arbiter juga menerapkan hukum seperti apa yang dilakukan oleh hakim di pengadilan.12 Secara umum arbitrase adalah suatu proses di mana dua pihak atau lebih menyerahkan sengketa mereka kepada satu orang atau lebih yang imparsial (disebut arbiter) untuk memperoleh suatu putusan yang final dan mengikat. Dari pengertian itu terdapat tiga hal yang harus dipenuhi, yaitu : adanya suatu sengketa; kesepakatan untuk menyerahkan ke pihak ketiga; dan putusan final dan mengikat akan dijatuhkan Menurut
Mertokusumo,
arbitrase
adalah
suatu
prosedur
penyelesaian sengketa di luar pengadilan berdasarkan persetujuan para pihak yang berkepentingan untuk menyerahkan sengketa mereka kepada seorang wasit atau arbiter.13
12 13
Subekti, Arbitrase Perdagangan (Bandung : Binacipta, 1981) h.1-3.
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum : Suatu pengantar (Yogyakarta : Penerbit Liberty, 1999) h.144
15
Dalam Pasal 1 butir 1 Undang – Undang Nomor 30 Tahun 1999 disebutkan: “Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa“. Dari pengertian Pasal 1 butir 1 tersebut diketahui pula bahwa dasar dari arbitrase adalah perjanjian di antara para pihak sendiri, yang didasarkan pada asas kebebasan berkontrak. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer), yang menyatakan bahwa apa yang telah diperjanjikan oleh para pihak mengikat mereka sebagai undang – undang. Payung hukum utama arbitrase di Indonesia adalah UndangUndang No. 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (AAPS) dan menyebutkan bahwa arbitrase adalah cara penyelesaian sengketa diluar lembaga peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat para pihak secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa.14 Undang-Undang No. 48 tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman pasal 58 telah meletakkan dasar bahwa penyelesaian perkara di luar pengadilan atas dasar perdamaian (arbitrage) tetap diperbolehkan. Mengingat ada sejumlah hambatan yang timbul di lingkungan peradilan pada saat menyelesaikan perkara atau sengketa bisnis. Kontrak bisnis
14
Sudargo Gautama, Undang-Undang Arbitrase Baru (Bandung: Citra Aditya Bhakti, 1999) h.156
16
hampir semuanya menggunakan atau mencantumkan klausul arbitrase di dalamnya, artinya lembaga arbitrase sudah menjadi alternatif penyelesaian sengketa. Undang-undang AAPS ini telah termuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 No.138 dan semenjak undang-undang ini diberlakukan maka otomatis membatalkan peraturan-peraturan arbitrase yang bertentangan sebelumnya. Sudargo Gautama memberikan batasan Arbitrase yaitu: “Arbitrase adalah cara penyelesaian hakim partikulir yang tidak terikat dengan berbagai formalitas, cepat dalam memberikan keputusan, karena dalam instansi terakhir serta mengikat, yang mudah dilaksanakan karena ditaati para pihak”.15 Lembaga arbitrase dikenal ada dua, yaitu arbitrase ad hoc dan arbitrase institusional. Arbitrase ad hoc sering disebut sebagai “arbitrase volunteer” karena jenis lembaga arbitrase ini dibentuk khusus untuk menyelesaiakan masalah perselisihan tertentu. Sementara itu lembaga arbitrase institusional adalah lembaga atau badan arbitrase yang bersifat permanen, pasal I ayat (2) Konvensi New York 1958 menyebutkan jenis lembaga ini “Permanent Arbitral Body”. 16
15 16
Rachmadi Usman, Hukum Arbitrase Nasional (Jakarta: Grasindo, 2002) h.3
Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis: Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia (Jakarta: Rajawali Press, 2009) h.236
17
Arbitrase di Indonesia menjadi favorit dikalangan pelaku bisnis karena mempunyai banyak kelebihan dan begitupun sebaliknya, banyak kritikan terhadap penyelesaian sengketa melalui pengadilan, yaitu:17 1. Penyelesaian sengketa melalui pengadilan sangat lambat 2. Biaya berperkara yang mahal 3. Pengadilan umumnya tidak responsif 4. Putusan pengadilan tidak menyelesaiakan masalah 5. Kemampuan para hakim yang bersifat generalis Sebagai contoh mengenai cepatnya proses arbitrase dalam menyelesaikan sengketa yaitu dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak negosiasi dilakukan, para pihak sudah harus mengambil keputusan dalam bentuk tertulis. Jika belum menghasilkan kesepakatan maka para pihak meminta pendapat ahli atau menunjuk mediator. Penasihat ahli atau mediator ini diberikan waktu yang sama yakni selama 14 hari untuk menyelesaikan sengketa. Jika tidak juga berhasil maka dapat ditempuh penyelesaian tahap ketiga yaitu menunjuk seorang mediator oleh lembaga arbitrase atas permintaan para pihak yang bersengketa.Penyelesaian sengketa melalui mediasi ini diharapkan sudah selesai paling lambat 30 hari terhitung sejak usaha mediasi ini dimulai.Putusan kesepakatan pilihan penyelesaian sengketa tersebut dibuat secara tertulis dan bersifat final dan mengikat.Kesepakatan tersebut wajib didaftarkan di Pengadilan Negeri dalam waktu paling lambat 30 hari sejak penandatanganan.Selanjutnya 17
M. Yahya Harahap, Beberapa Tinjauan Mengenai Sistem Peradilan dan Penyelesaian Sengketa, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997) h.240-247
18
dalam waktu paling lambat 30 hari sejak pendaftaran, hasil kesepakatan penyelesaian sengketa tersebut wajib selesai dilaksanakan. Jika cara perdamaian melalui pilihan penyelesaian sengketa ini tidak dapat dicapai, maka para pihak berdasarkan kesepakatan secara tertulis dapat mengajukan usaha penyelesaiannya melalui lembaga arbitrase atau arbitrase ad hoc. Upaya penyelesaian melalui arbitrase ini dapat dilakukan dalam waktu paling lama 180 hari sejak arbiter dibentuk dan pemeriksaannya dilakukan menurut ketentuan yang diatur dalam undangundang AAPS.18
B. Prinsip-Prinsip Arbitrase Agar arbitrase dapat menjadi badan penyelesaian sengketa yang ampuh, seharusnya badan arbitrase menganut beberapa prinsip sebagai berikut: 19 1. Efisien 2. Accessibility 3. Proteksi Hak Para Pihak 4. Final and Binding 5. Fair and Just 6. Sesuai dengan Sence of Justice dari Masyarakat 7. Kredibilitas 18
Rachmadi Usman, Hukum Arbitrase Nasional (Jakarta: Grasindo, 2002) h.16-17
19
Munir Fuady, Alternatif Penyelesaian Sengaketa Bisnis (Bandung: Citra Aditya Bhakti, 2000) h.93-94
19
Dalam asuransi, kondisi arbitrase juga diterapkan dalam polis sebagai alat untuk penyelesaian perselisihan.Bila tertanggung dirugikan atas keputusan satu arbitrase, dia tidak dapat naik banding sesuai dengan Undang – undang Arbitrase tersebut.Prinsip ini mengacu pada adanya perselisihan khususnya masalah teknis perhitungan ganti rugi. Undang– undang tentang arbitrase di Inggris: Arbitration Acts 1950 dan diamendemen menjadi the Arbitration Act 1979.20 Arbitrase
mepunyai
karakteristik
cepat,
efisien
dan
tuntas, arbitrase menganut prinsip win-win solution, dan tidak bertele-tele karena tidak ada lembaga banding dan kasasi. Biaya arbitrase juga lebih terukur, karena prosesnya lebih cepat. Keunggulan lain arbitrase adalah putusannya yang serta merta (final) dan mengikat (binding), selain sifatnya yang rahasia (confidential) di mana proses persidangan dan putusan arbitrase tidak dipublikasikan. Berdasarkan asas timbal balik putusanputusan arbitrase asing yang melibatkan perusahaan asing dapat dilaksanakan di Indonesia, demikian pula putusan arbitrase Indonesia yang melibatkan perusahaan asing akan dapat dilaksanakan di luar negeri.21 Bacelius Ruru memberikan pendapat mengenai prinsip-prinsip umum Arbitrase antara lain sebagai berikut:22
20
http://www.akademiasuransi.org/2013/09/prinsip-dan-prosedur-arbitrase.html pada tanggal 15 April 2015 21
http://www.bani-arb.org/bani_main_ind.html dilihat tanggal 15 April 2015
22
http://www.bapmi.org/in/ref_articles5.php dilihat tanggal 15 April 2015
dilihat
20
a. syarat utama Arbitrase adalah adanya kesepakatan para pihak bahwa sengketa akan diselesaikan melalui Arbitrase ("Perjanjian Arbitrase"), tanpa perjanjian tersebut maka Arbitrase tidak berwenang menangani persengketaan dimaksud; b. pengadilan tidak berwenang menangani persengketaan yang telah terikat dengan Perjanjian Arbitrase; c. para pihak yang telah terikat oleh Perjanjian Arbitrase tidak mempunyai hak lagi untuk mengajukan perkara ke pengadilan; d. Arbiter berwenang memutuskan perkara, bahkan dalam hal ketidakhadiran salah satu pihak; e. putusan Arbitrase bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap serta mengikat; f. intervensi seminim mungkin dari pengadilan terhadap pertimbangan Arbiter, namun ada dukungan dari pengadilan untuk pelaksanaan putusan Arbitrase; g. Arbiter dipilih oleh para pihak; h. para pihak mempunyai kesempatan yang sama untuk didengar pendirian dan penjelasannya; i. pemeriksaan Arbitrase berlangsung dalam kerangka waktu yang ditetapkan di awal; j. para pihak bebas memilih tempat, acara dan bahasa yang dipergunakan dalam Arbitrase; k. putusan Arbitrase dapat dimohonkan pembatalan dengan alasan tertentu yang ditetapkan dalam undang-undang Pengakuan terhadap Arbitrase dan AAPS lainnya di Indonesia bisa dilihat pada ratifikasi Indonesia atas New York Convention melalui Keppres Nomor 34 tahun 1981, Pasal 3 ayat (1) undang-undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, bagian penjelasan bahwa undang-Undang ini tidak menutup kemungkinan penyelesaian perkara dilakukan di luar peradilan negara melalui perdamaian atau Arbitrase, dan telah diberlakukannya undang-undang khusus yakni Undang-Undang AAPS sejak tahun 1999.
Undang-undang AAPS, sebagaimana halnya negara lain dan lembaga-lembaga APS, mempunyai kesamaan prinsip-prinsip umum. Hal
21
ini tidaklah mengherankan mengingat Arbitrase memang pada mulanya ditujukan bagi pelaku bisnis yang tidak mengenal batas-batas negara, yang menjalankan bisnis sesuai dengan kelaziman praktek yang diterima secara umum di dalam transaksi internasional. Kita hampir tidak menemukan perbedaan yang prinsip antara undang-undang AAPS dengan New York Convention atau UNCITRAL Model Law atau ICC Rules on Arbitration, begitu pula dengan Peraturan Acara Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia, BANI, dan banyak lembaga Arbitrase lainnya.
Di
samping peraturan
perundang-undangan,
pengadilan
di
Indonesia dan Mahkamah Agung sebenarnya juga banyak memberikan dukungan
terhadap
Arbitrase
domestik
maupun
asing,
baik
penguatan/pengakuan terhadap Perjanjian Arbitrase, penegasan terhadap kompetensi absolut Arbitrase, dan juga pelaksanaan putusan Arbitrase.
Berdasarkan uraian di atas, Arbitrase dan putusannya telah mendapatkan kepastian hukum oleh peraturan perundang-undangan maupun pengadilan di Indonesia, dan bahwa ketentuan mengenai Arbitrase di dalam undang-undang AAPS, Peraturan Acara BAPMI, BANI dan lembaga Arbitrase nasional di Indonesia sudah sesuai dengan kelaziman praktek yang diterima secara umum di dalam transaksi internasional, sehingga tidak perlu dikhawatirkan lagi.
Sebagai alternatif penyelesaian sengketa/beda pendapat yang dapat memenuhi tuntutan pelaku bisnis di Indonesia, yaitu penyelesaian secara
22
cepat, efisien, murah, mandiri dan adil. Prinsip Dasar Arbitrase menurut Felix Oentoeng Soebagjo yaitu:23 1).
Penyelesaian perkara diluar pengadilan (atas dasar perdamaian)
2).
Terjamin kerahasiaan sengketa
3).
Terhindar dari kelambatan karena prosedural dan administratif
4).
Arbiter yang memiliki wawasan dan pengalaman
C. Pengaturan Arbitrase dalam dunia penyiaran Dalam perkembangan hukum Indonesia saat ini belum terdapat pengaturan yang jelas mengenai arbitrase dalam dunia penyiaran. Baik undang-undang Nomor 32 tahun 2005 tentang Penyiaran maupun Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Swasta juga tidak membahas sedikitpun tentang arbitrase sebagai suatu bentuk penyelesaian sengketa penyiaran. Dikatakan Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Muzayyad, kewenangan KPI terbatas di etika penyiaran dan kaidah-kaidah penyiaran yang bersangkutan dengan kepentingan publik. Sedangkan status kepemilikan saham, KPI tak memiliki hak dan kewenangan untuk itu.24
Keberadaan KPI adalah bagian dari wujud peran serta masyarakat dalam hal penyiaran, baik sebagai wadah aspirasi maupun mewakili 23
Felix Oentoeng Soebagjo, Materi Diskusi Kuliah Tanggung Jawab Profesi Arbiter Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011 24
April 2015
http://poskotanews.com/2014/12/10/kpi-tak-mau-campuri-konflik-di-tpi dilihat pada 16
23
kepentingan masyarakat. Yang menarik adalah kedudukan lembaga KPI baik dari sisi Hukum maupun politik, dimana KPI diposisi dan didudukkan sebagai lembaga kuasi negara atau auxilarry state institution. Posisi tersebut menyetarakan posisi KPI dengan lembaga-lembaga lainnya seperti KPK, Lembaga Arbitrase, Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, ataupun Komisi Pengawas Persaingan Usaha. KPI juga merupakan lembaga yang berfungsi sebagai limited transfer authority karena selama ini pengelolaan penyiaran merupakan hak eksklusif pemerintah. 25
Dalam rangka menjalankan fungsinya KPI memiliki kewenangan menyusun dan mengawasi berbagai peraturan penyiaran yang menghubungkan antara lembaga penyiaran, pemerintah dan masyarakat. Pengaturan ini mencakup semua daur proses kegiatan penyiaran, mulai dari tahap pendirian, operasionalisasi, pertanggungjawaban dan evaluasi. Dalam melakukan kesemua ini, KPI berkoordinasi dengan pemerintah dan lembaga negara lainnya, karena spektrum pengaturannya yang saling berkaitan. Ini misalnya terkait dengan kewenangan yudisial dan yustisial karena terjadinya pelanggaran yang oleh undang-undang Penyiaran dikategorikan sebagai tindak pidana. Selain itu, KPI juga berhubungan dengan masyarakat dalam menampung dan menindaklanjuti segenap bentuk apresiasi masyarakat terhadap lembaga penyiaran maupun terhadap dunia penyiaran pada umumnya.
25
Judhariksawan, Hukum Penyiaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2010) hal. 9
24
Bahwa sebagai lembaga quasi negara, seharunya KPI memiliki kewenangan mengeluarkan keputusan layaknya lembaga extra yudisial lainnya, seperti lembaga arbitrase, KPPU, ataupun BPSK.26 Namun kelemahan sistem arbitrase dalam bidang penyiaran ini masih belum bisa diperbaiki hingga waktu yang tidak dapat diketahui kapan.
D. Gugatan Perkara Yang Didalamnya Terdapat Klausula Arbitrase Ada dua mengenai kekuatan berlakunya perjanjian arbitrase, apakah bisa dikesampingkan oleh para pihak yaitu:27 1. Aliran yang menyatakan perjanjian arbitrase bukan public policy. Putusan Hoge Raad Belanda, 6 Januari 1952 misalnya. Disini ditegaskan, sungguhpun ada klausula arbitrase, tetapi pengadilan tetap berwenang mengadili sejauh tidak ada eksepsi dari pihak lawan karena kalusula arbitrase bukanlah openbaar orde. 2. Aliran yang menekankan asas “pacta sunt servanda” pada klausula arbitrase. Aliran ini mengajarkan bahwa klausula arbitrase mengikat para pihak dan dapat dikesampingkan hanya dengan kesepakatan bersama para pihak.
26
Artikel ditulis oleh Rocky Marbun dan di unduh pada alamat https://www.academia.edu/5625128/peranan_komisi_penyiaran_indonesia pada tanggal 21 april 2015 27
Ibid, h. 20
25
Disamping 2 aliran tersebut, ada suatu perkembangan yang bersifat sempalan yang sangat berlawanan dengan aliran pacta sun servanda seperti yang diputus oleh mahkamah agung nomor 1851 K/Pdt/1984. Disini Pengadilan Negeri tetap menyatakan berwenang mengadili dan Mahkamah Agung membenarkannya. Alasannya karena para pihak tidak serius (istilah Pengadilan Negeri yang bersangkutan: “Dalam hati para pihak tidak ada niat untuk menggunakan arbitrase”).28 Dalam undang-undang AAPS, sengketa yang bisa diselesaiakan secara arbitrase adalah sengketa-sengketa di bidang bisnis, perburuhan, sepanjang sengketa tersebut menyangkut hak pribadi yang sepenuhnya dapat dikuasai oleh para pihak29 Pasal 5 ayat (1) undang-undang AAPS menyebutkan bahwa sengketa yang tidak dapat diselesaikan melaui arbitrase adalah sengketa yang menurut peraturan perundang-undangan tidak dapat diadakan perdamaian. Secara penafsiran argumentum a contratio, objek sengketa yang menjadi kewenangan lembaga arbitrase sengketa di bidang perdagangan dan hak yang menurut peraturan perundang-undangan dapat diadakan perdamaian.
28
Ibid, h.21
29
Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis: Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia (Jakarta: Rajawali Press, 2009) h.238
26
Perjanjian arbitrase bukan perjanjian bersyarat (voorwaardelijke verbentenis) karenanya, pelaksanaan perjanjian arbitrase tidak digantungkan kepada sesuatu kejadian tertentu di masa yang akan datang. 30 Dalam
hukum
arbitrase
dikenal
klausula
pactum
de
compromintendo.Pengaturan bentuk klausula pactum de compromintendo ini dapat dijumpai dalam Pasal 27 undang-undang AAPS, yang menyatakan bahwa “para pihak dapat menyetujui suatu sengketa yang terjadi atau yang akan terjadi antara merek untuk diselesaikan melalui arbitrase”. Juga dapat dijumpai dalam pasal II Ayat (2) Konvensi New York 1958 yang antara lain menentukan “…the parties undertake to submit to arbitration all or any differences …which may arise between them….”.31 Pasal 10 undang-undang AAPS menegaskan suatu perjanjian arbitrase tidak menjadi batal disebabkan oleh keadaan: a. b. c. d. e. f.
Meninggalnya salah satu pihak Bangkrutnya salah satu pihak Novasi Insolvensi salah satu pihak Pewarisan Berlakunya syarat-syarat hapusnya perikatan pokok\bilamana pelaksanaan perjanjian dialihtugaskan kepada pihak ketiga dengan persetujuan pihak yang melkukan perjanjian arbitrase tersebut atau g. Berakhirnya atau batalnya perjanjian pokok. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1950 tentang susunan, kekuasaan dan jalan pengadilan Mahkamah Agung Indonesia menyatakan pula putusan arbitrase dapat dimohonkan pemeriksaan pada peradilan kedua, oleh salah satu 30
Rachmadi Usman, Hukum Arbitrase Nasional (Jakarta: Grasindo, 2002)h.22
31
Ibid, h.24
27
dari pihak-pihak yang berkepentingan dapat dimohonkan ulangan pemeriksaan oleh Mahkamah Agung. Putusan MA ini merupakan putusan tingkat kedua dan terakhir.Ini berarti tiada kasasi maupun peninjauan kembali yang dapat diajukan terhadap suatu putusan arbitrase.32
32
Ibid h.98
28
E. Kekuatan Eksekusi Putusan Arbitrase Pasal 60 undang-undang AAPS telah menjelaskan bahwa putusan arbitrase bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum mengikat para pihak, namun dalam pasal selanjutnya yaitu pasal 62 ada pengecualian yang bisa berdampak pada tidak bisa dilaksanakannya suatu putusan arbitrase yaitu apabila tidak bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum. Apa yang dimaksud ketertiban umum sampai saat ini sulit didefinisikan. Tidak ada kesepakatan tentang hal-hal yang terkait dengan ketertiban umum yang dapat dijadikan alas an untuk menolak putusan arbitrase nasional maupun internasional. Hal itu sangat tergantung pada kondisi masing-masing negara yang dipengaruhi oleh falsafah bangsa, kondisi masyarakat, sistem hukum dan pemerintahan dan lain-lain.33 Setelah pendeponiran, tahap selanjutnya adalah permohonan meminta untuk mendapat exequatur terhadap putusan arbitrase. Permintaan mendapat exequatur merupakan salah satu tahap permohonan terhadap eksekusi putusan arbitrase. Adapun makna exequatur adalah permintaan kepada ketua Pengadilan Negeri agar dikeluarkan perintah eksekusi terhadap putusan yang dijatuhkan suatu mahkamah arbitrase. Dari pengertian tersebut, dapat disimak betapa besarnya kewenangan yang diberikan terhadap undang-undang kepada Ketua
33
Gatot Soemartono, Arbitrase dan Mediasi di Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006) h.76
29
Pengadilan Negeri dalam menentukan dapat atau tidaknya dieksekusi putusan arbitrase. Namun disayangkan kemampuan hakim masih sangat dangkal mengenai berbagai jenis Rules Arbitrase.34 Hal ini dapat berdampak pada tindakan melampaui batas kewenangan Pengadilan Negeri terhadap putusan arbitrase.
34
M. Yahya Harahap, Arbitrase (Jakarta: Pustaka Kartini, 1991) h.400
30
BAB III EKSEKUSI PUTUSAN ARBITRASE YANG BERLAWANAN DENGAN PUTUSAN PENGADILAN A. Pelanggaran
Lembaga
Pengadilan
Terhadap
Prinsip-Prinsip
Arbitrase Lembaga peradilan diharuskan menghormati lembaga arbitrase. Kewajiban tersebut ditegaskan dalam pasal 3 juncto pasal 11 ayat (2) No. 30/1999 yang menyatakan bahwa Pengadilan Negeri tidak berwenang mengadili sengketa para pihak yang terikat dalam perjanjian arbitrase. Selain itu pengadilan negeri wajib menolak dan tidak ikut campur tangan dalam suatu penyelesaian sengketa yang telah di tetapkan melalui arbitrase. Hal itu merupakan prinsip limited court involvement.35 Meskipun terdapat kewajiban bagi pengadilan untuk menghormati perjanjian
arbitrase,
dalam
praktik
dijumpai
kasus-kasus
yang
menyimpang misalnya, dalam sengketa PT Perusahaan Dagang Tempo (Tempo) melawan PT Roche Indonesia (Roche) yang dalam putusan PN Jakarta Selatan No. 454/PDT.G/1999/PN.JAK.SEL tanggal 25 Januari 2000 dimana para pihak telah memilih BANI, namun PN Jakarta Selatan tetap meerima gugatan Tempo dan memberikan putusan.
35
Gatot Soemartono, Arbitrase dan Mediasi di Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2006)
31
Dilarangnya pengadilan untuk campur tangan menegaskan bahwa arbitrase adalah sebuah lembaga yang mandiri (independen) dan menjadi kewajiban pengadilan untuk menghormati Maka apabila lembaga peradilan tersebut tetap ikut campur diluar kewenangannya utk memereiksa hal-hal yang tidak bersifat substantive ia telah melanggar prinsip ini. Jika pelanggaran dalam prinsip ini terus menerus terjadi maka terjadilah ketidakpastian hukum arbitrase. Disamping itu prinsip itikad baik (good faith) merupakan dasar bagi seluruh aktifitas bisnis. Prinsip ini tak sering dilanggar dan berakibat pada terlanggarnya prinsip-prinsip yang lain. Sebagai contoh, apabila salah satu pihak tidak beritikad baik, ia dapat mengajukan kasus yang berklausula arbitrase ke pengadilan padahal perjanjian arbitrase telah mengikat kedua belah pihak dan sudah jelas hal tersebut sudah menjadi kewenangan absolut lembaga arbitrase. Ini yang terjadi pada kasus sengketa TPI. Prinsip ini juga diatur dalam pasal 1310 Kitab undangundang Hukum Perdata yang menandakan bahwa ini merupakan fondasi utama sebuah transaksi bisnis, jika tidak dilakukan maka pasti ada sengketa yang akan terjadi setelahnya. Implementasi prinsip itikad baik dalam suatu hubungan dagang yang berbasis juga pada etika dagang yang sehat meliputi prinsip-prinsip dagang yang berbasis juga pada etika yang sehat meliputi prinsip-prinsip kejujuran, keterbukaan, kepercayaan, kepatuhan serta saling percaya niscaya akan mampu mendorong terciptanya praktek bisnis yang sehat
32
Setelah prinsip itikad baik, prinsip kerahasiaan atau konfidensial juga harus dilaksanakan mulai dari pemerikasaan sengketa di lembaga arbitrase sampai dengan putusan. Tetapi kemudian setelah putusan arbitrase dijatuhkan maka putusan harus didaftarkan ke Pengadilan Negeri untuk mendapatkan kekuatan eksekutorial. Ini berarti prinsip konfidensial tersebut yang semula berlaku menjadi tidak berlaku lagi. Prinsip tidak boleh dipublikasikan merupakan turunan dari prinsip kerahasiaan yang berkaitan dengan putusan di dalam Undang-Undang No. 30 tahun 1999 tidak mengatur bahwa putusan harus diucapkan dengan pintu tertutup. Pengertian Private and Confidential meliputi segala hal yang berkenaan dengan subjek, obyek, prosedur hingga putusan. Berdasarkan spirit “confidentiality” maka putusan pun harus diucapkan dengan pintu tertutup. Di dalam peraturan prosedur BANI juga demikian tidak mengatur bahwa putusan harus diucapkan dengan pintu tertutup. Ketentuan pasal 48 ayat 5 International Center for Settlement of Investment Disputes (ICSID) mengatur bahwa “The centre shall not publish the award without the consent of the parties”, putusan tidak boleh dipublikasikan oleh centre tanpa persetujuan para pihak. Memang ketentuan ini ditujukan terhadap putusan, dan tidak disinggung tentang kebolehan mempublikasikan pemeriksaan. Akan tetapi kalau putusan boleh dipublikasikan asal atas persetujuan para pihak, hal itu memberi syarat akan kebolehan mengadakan pemeriksaan sidang terbuka untuk umum asal pada pihak menyetujui.
33
Dalam ketentuan arbitrase internasional lain seperti UNCITRAL juga
memberikan
kesempatan
terbukanya
sidang
untuk
umum.
Perumusannya lebih lunak dari apa yang diatur dalam pasal 48 ayat 5 ICSID. ICSID merumuskan peraturan tersebut lebih bersifat larangan. Sedangkan pengaturan dalam UNCITRAL lebih bersifat fakultatif, pasal 32 ayat 5 UNCITRAL arbitration rule mengatur “the award may be made public only with the consent of both parties”. Perkataan-perkataan “may” atau “dapat” yang langsung di gantungkan dengan syarat “only with the consent of parties”. Jadi putusan dapat diumumkan dengan ketentuan tersebut hanya mengenai kebolehan mempublikasikan putusan asal atas persetujuan para pihak. Namun secara analogis meliputi kebolehan putusan dilakukan secara terbuka untuk umum. Yang wajib menjalani prinsip ini selain para pihak juga para arbiter yang memeriksa dan memutus suatu perkara dan apabila para pihak sendiri yang melanggar prinsip kerahasiaan ini, maka mereka sendirilah yang menentukan sanksi bagi diri mereka sendiri. Prinsip pemeriksaan arbitrase secara tertutup seringkali di unggulkan karena dalam pemeriksaan dalam pengadilan biasa adalah terbuka untuk umum jadi dimungkinkan untuk semua orang mengetahui proses hukum. Arbitrase dalam pengertian yang diberikan oleh Alan Redfron dan Martin Hunter menyebutkan sebagai “Private Proses” yang berarti bahwa penyelesaian sengketa menurut arbitrase adalah bersifat “private”, tidak diketahui oleh publik dan rahasia. Proses arbitrase yang
34
demikian dikehendaki oleh para pihak yang bersengketa sebagai satu wujud prinsip partij autonomy, agar kerahasiaan tentang perusahaan para pihak tetap terjamin, kredibilitas mereka juga terjaga. Pasal 27 Undang-Undang No. 30 tahun 1999 maupun peraturan prosedur BANI pasal 14 ayat 5 tidak memberikan kekecualian terhadap sifat tertutupnya sidang pemeriksaan dalam proses arbitrase. Bahkan, para pihak juga tidak boleh mengesampingkan ketentuan prinsip tertutup ini. Hal ini disebabkan dari formulasi pasal 27 tersebut memberikan indikasi akan sifat memaksa dari ketentuan tersebut, dengan mengatur bahwa “semua” pemeriksaan sengketa oleh arbiter atau majelis arbitrase dilakukan
secara
tertutup.
Jadi
menutup
kemungkinan
adanya
penyimpangan. Artinya jika para pihak menghendaki pemeriksaan tersebut di
publikasikan,
maka
kewajiban
para
pihak
sendirilah
untuk
mempublikasikannya.36
B. Yurisprudensi Pembatalan Putusan Arbitrase Syarat–syarat formil putusan arbitrase yaitu (1) undang-undang No.30 Tahun 1999 , yaitu : i. ii. iii. iv. 36
Kepala putusan yang berbunyi “ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” Nama lengkap dan alamat para pihak Uraian singkat sengketa Pendirian para pihak
Mas Anienda, Prinsip Kerahasiaan Penyelesaian Sengketa Melalui Arbitrase Menurut Undang-Undang No. 30 Tahun 1999, ( FH UPN “Veteran” Jawa Timur: Jurnal Liga Hukum Vol.1 No.1 Januari 2009) h. 47
35
v. vi. vii. viii. ix. x. xi.
Nama lengkap dan alamat arbiter Pertimbangan dan kesipulan arbiter atau majelis arbitrase mengenai keseluruhan sengketa Pendapat tiap-tiap arbiter dalam hal terdapat perbedaan pendapat dalam majelis arbitrase Amar putusan Tepat dan tangga putusan Tanda tangan ariter atau majelis arbitrase Suatu putusan arbitrase setidak-tidaknya harus memuat apa yang tercantum dalam pasal 54 a
Sedangkan syarat-syarat materil yaitu: i.
Pertimbangan dan kesimpulan arbiter atau majelis arbitrase mengenai keseluruhan sengketa
ii.
Putusan harus menguraikan alasan-alasan atau dasar pertimbangan yang merupakan argumentasi kesimpulan hukum berdasarkan fakta-fakta dan pembuktian yang ditemukan dalam proses pemeriksaan. Putusan yang tidak lengkap secara menyeluruh dan tidak argmentatif, dianggap putusan yag kurang motivasinya atau onvoldoende gemotiverd atau imperfect judgement37
iii.
Amar putusan.38
Berdasarkan pasal 58 undang-undang AAPS, dapat disimpulkan bahwa apabila beberapa syarat dalam putusan arbitrase tidak terpenuhi, baik itu syarat materiil maupu syarat formil, maka undang-undang memberikan hak dan kesempatan kepada para pihak untuk mengajukan penambahan atau pengurangan atas putusan arbitrase.
37
M. Yahya Harahap, Beberapa Tinjauan Mengenai Sistem Peradilan dan Penyelesaian Sengketa (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997) h. 151 38
M. Yahya Harahap, Arbitrase, Edisi Kedua, (Jakarta:Sinar Grafika, 2006) h.71
36
Dari isi pasal 60 Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999, kita dapat mengetahui kalau keputusan arbitrase itu bersifat final dan mengikat bagi para pihak. Pembatalan putusan arbirase hanya dapat dilakukan jika terdapat hal-hal yang luar biasa. Pasal 70 undang-undang AAPS menentukan bahwa putusan arbitrase dapat dibatalkan apabila putusan tersebut diduga mengandung unsur-unsur sebagai berkut:39 1. Surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan, setelah putusan dijatuhkan diakui palsu atau dinyatakan palsu 2. Setelah putusan diambil ditemukan dokumen bersifat menentukan yang disembunyikan oleh pihak lawan 3. Putusan diambil dari hasil tipu muslihat yang dilakukan oleh salah satu pihak dalam pemeriksaan sengketa Meskipun Pasal 70 tidak mengatur secara jelas alasan-alasan yang dapat digunakan oleh pengadilan untuk membatalkan putusan arbitrase, akan tetapi perlu dipahami, bahwa tidak diatur bukan berarti tidak boleh. Prinsip hukum yang berlaku secara universal adalah tidak dilarang berarti boleh; bukan sebaliknya. Menurut Tony Budidjaja , ketentuan di dalam Penjelasan Umum undang-undang Arbitrase yang menyebutkan bahwa pembatalan putusan arbitrase "dimungkinkan
karena beberapa
hal,
antara
lain (alasan-
alasan sebagaimana disebutkan di dalam Pasal 70) juga menunjukkan bahwa
alasan-alasan
permohonan
pembatalan
putusan
arbitrase
sebagaimana disebutkan di dalam Pasal 70 bukan merupakan satu-satunya alasan untuk membatalkan suatu putusan arbitrase menurut undang-
39
Ibid, h.95
37
undang Arbitrase. Ada alasan-alasan lain yang dapat digunakan untuk membatalkan suatu putusan arbitrase.40 Dalam yurisprudensinya ada beberapa putusan pengadilan yang membatalkan putusan arbitrase diantaranya yaitu putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 270/Pdt.P/2009/PN.Jkt.Sel. tanggal 4 Januari 2010 yang menyatakan batal demi hukum putusan BANI nomor 300/II/ARB-BANI/2009
tertanggal
22
oktober
2009.
Selain
itu,
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan juga menjatuhkan putusan No. 254/Pdt.P/2004/PN.Jat.Sel pada tanggal 6 Januari 2005 yang membatalkan putusan arbitrase No. 15/ARB/BANI/BANI JATIM/III/2004 tanggal 19 agustus 2004. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melalui putusannya No. 86/PDT.G/2002/PN.JKT.PST juga telah membatalkan putusan Pengadilan Arbitrase Jenewa, Swiss dan selain itu masih banyak lagi putusan arbitrase yang dibatalkan oleh lembaga pengadilan. Oleh karenanya besar kemungkinan lembaga arbitrase bisa salah dalam memutuskan.
C. Ketidakpastian Hukum Putusan Arbitrase Pelaksanaan putusan arbitrase nasional diatur dalam pasal 59 sampai dengan pasal 64 undang-undang Nomor 30 Tahun 1999.Pada dasarnya, putusan arbitrase nasional harus dilakukan oleh para pihak secara sukarela.Jika para pihak tidak bersedia memenuhi pelaksanaan
40
Diakses di http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol13217/pembatalan-putusanarbitrasedi-indonesia pada tanggal 20 Mei 2015
38
putusan arbitrase tersebut secara sukarela, maka putusan arbitrase tersebut dilakukan
secara
paksa.Supaya
putusan
arbitrase
nasional
dapat
dilaksanakan, putusan tersebut harus dideponir dulu dalam akta pendaftaran di kepaniteraan di Pengadilan Negeri. Pasal 59 undangundang AAPS menentukan batas waktu penyerahan dan pendaftaran putusan arbitrase tersebut, yaitu dilakukan dalam waktu paling lama 30 hari terhitung sejak tanggal putusan diucapkan oleh arbitrer atau majelis arbitrase. Bila tindakan deponir tersebut tidak dipenuhi, maka berkibat putusan arbitrase tersebut tidak dapat dilaksanakan.41 Jadi tindakan deponir putusan arbitrase bukan hanya tindakan pendaftaran yang bersifat administrative beaka tetapi telah bersifat konstitutif, dalam arti merupakan suatu rangkaian mata rantai proses arbitrase, dengan resiko tidak dapat dieksekusi putusan jika tidak dapat dilakukan pendeponir tersebut. 42 Yang berkewajiban untuk mendaftarkan putusan tersebut adalah: a. Salah seorang anggota arbiter, atau b. Seorang kuasa untuk dan atas nama para anggota arbiter Semua biaya yang menyangkut pendaftaran ini, ditanggung oleh para pihak yang bersengketa.43
41
Ibid, h.105
42
Huala Adolf, Arbitrase Negara-Negara ASEAN (Jakarta: BPHN Depkumham RI, 2009)
h.50 43
Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis: Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia (Jakarta: Rajawali Press, 2009) h.244
39
Putusan arbitrase nasional yang telah dicatat dalam akta pendaftaran di kepaniteraan Pengadilan Negeri harus sudah dilaksanakan secara sukarela paling lambat 30 hari setelah permohonan eksekusi didaftarkan kepada panitera Pengadilan Negeri. Ketua Pengadilan Negeri akan menolak suatu permohonan pelaksanaan putusan arbitrase nasional jika terdapat alasan-alasan sebagai berikut:44 1. Putusan dijatuhkan oleh arbiter atau majelis arbitrase yang tidak berwenang untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara sengketa arbitrase yang bersangkutan; 2. Putusan dijatuhkan melebihi batas kewenangan arbiter atau majelis arbitrase yang diberikan oleh para pihak yang bersengketa; 3. Putusan yang dijatuhkan ternyata tidak memenuhi syarat-syarat penyelesaian sengketa melalui arbitrase, yaitu: a. Sengketa
yang
diputus
bukan
sengketa
di
bidang
perdagangan b. Sengketa yang diputus bukan mengenai hak yang menurut hukum dan perundang-undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa; c. Sengketa yang diputus ternyata termasuk sengketa yang menurut perundangan tidak dapat diadakan perdamaian
44
Rachmadi Usman, Hukum Arbitrase Nasional (Jakarta: Grasindo, 2002) h.107
40
4. Putusan yang dijatuhkan ternyata bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum Sedangkan contoh dari sengketa mengenai perdagangan (untuk mana arbitrase dinyatakan berwenang) antara lain sebgai berikut: 1. Perniagaan 2. Perbankan 3. Keuangan 4. Penanaman modal 5. Industry 6. Hak Kekayaan Intelektual Oleh karena itu, arbitrase berwenang untuk menangani kasus sengketa kepemilikan TPI ini dan putusan yang telah di ketuk palu pada akhir 2014 kemarin menjadi final dan mengikat. Namun dikarenakan kekuatan eksekusi lembaga yudikasi hanya dimiliki oleh lembaga yudikasi dalam hal ini Mahkamah Agung, maka lembaga arbitrase tidak dapat melaksanakan putusannya sendiri dan terjadilah ketidakpastian hukum.
41
BAB IV KASUS POSISI DAN ANALISIS YURIDIS SENGKETA KEPEMILIKAN TPI (MNC TV)
A. Kasus Posisi TPI pertama kali mengudara pada 1 Januari 1991 selama 2 jam dari pukul 19.00-21.00 WIB. TPI diresmikan Presiden Soeharto pada 23 Januari 1991 di Studio 12 TVRI Senayan, Jakarta. Secara bertahap, TPI mulai memanjangkan durasi tayangnya. Pada akhir 1991, TPI sudah mengudara selama 8 jam sehari. TPI didirikan oleh putri sulung Presiden Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana alias Mbak Tutut dan sebagian besar sahamnya dimiliki oleh PT Cipta Lamtoro Gung Persada. Stasiun televisi yang akrab dengan masyarakat segmen menengah bawah ini harus diakui tidak memiliki kinerja keuangan yang baik, terutama ketika TPI kemudian memutuskan keluar dari naungan TVRI dan beralih menjadi stasiun musik dangdut pada pertengahan 1990-an. Secara berangsur-angsur kinerja keuangan memburuk, utang-utang pun kian menumpuk. Pada tahun 2002, posisi utang TPI sudah mencapai Rp 1,634 triliun, jumlah yang sangat besar untuk periode tahun itu. Mbak Tutut pun yang saat itu juga terbelit utang maha besar kelimpungan. Di satu sisi dirinya menghadapi ancaman pailit, di sisi lain utang TPI juga terancam tak terbayar. Di tengah kondisi tersebut, Tutut
42
meminta bantuan kepada Harry Tanoe untuk membayar sebagian utangutang pribadinya. Hary Tanoe saat itu yang saat itu menjabat sebagai Direktur Utama PT Bimantara Citra Tbk (BMTR) yang sekarang berubah nama menjadi PT Global Mediacom Tbk (BMTR). Bimantara Citra merupakan perusahaan kongsi antara Bambang Trihatmojo, adik Mbak Tutut dengan Hary Tanoe dan kawan-kawan. Akhirnya Hary pun
sepakat untuk
membayar sebagian utang Tutut sebesar US$ 55 juta dengan kompensasi akan mendapat 75% saham TPI. Oleh sebab itu, kedua belah pihak yakni pihak Mbak Tutut dengan pihak Hary Tanoe melalui PT Berkah Karya Bersama (BKB) menandatangani investment agreement pada 23 Agustus 2002 dan ditandatanganinya adendum surat kuasa pengalihan 75% saham TPI kepada BKB pada Februari 2003. Dana sebesar US$ 55 juta itu digunakan untuk penyertaan modal sebesar US$ 25 juta serta refinancing utang Mbak Tutut sebesar US$ 30 juta. Dengan perjanjian itu maka kepemilikan TPI sebesar 75% boleh dibilang sudah berada di bawah kepemilikan Bimantara Citra. Namun selanjutnya, Mbak Tutut melayangkan surat kepada BKB pada 20 Desember 2004. Isinya meminta kembali 75% saham TPI yang sudah dipindahtangankan kepada BKB dan Mbak Tutut menjanjikan akan melakukan due diligence (uji tuntas) untuk membayar kompensasi gantinya.
43
Pada 7 Maret 2005, para petinggi Bimantara Citra, induk BKB, menggelar rapat internal. Rapat ini menghasilkan 3 opsi yang akan ditawarkan kepada Mbak Tutut. Opsi pertama, BKB menjual 75% saham TPI yang dimilikinya kepada Mbak Tutut seharga Rp 630 miliar. Opsi kedua, BKB membeli 25% saham TPI yang dimiliki Mbak Tutut senilai Rp 210 miliar. Opsi ketiga, jika Mbak Tutut tidak mengambil sikap maka kepemilikan saham di TPI tetap BKB sebesar 75% dan Mbak Tutut 25% Pada 8 Maret 2005, kubu Harry menyampaikan 3 opsi tersebut kepada Tutut. Dan pada 10 Maret 2005, mereka melayangkan surat pemanggilan RUPS kepada seluruh pemegang saham TPI untuk membahas opsi-opsi tersebut dalam rapat yang dijadwalkan pada 18 Maret 2005. Tutut pun didaulat harus menyampaikan opsi yang dipilihnya paling lambat pada 17 Maret 2005, agar RUPS dapat membahas mengenai opsi yang dipilih Mbak Tutut. Tapi sampai 17 Maret, Tutut tidak memberikan opsi yang diambil olehnya. Oleh sebab itu, RUPS 18 Maret 2005 memutuskan opsi ke 3, yakni kepemilikan tetap BKB 75% dan Tutut 25%. Namun, Tutut kemudian mengklaim telah menggelar RUPS sendiri pada 17 Maret 2005 yang menghasilkan keputusan bahwa 75% saham TPI kembali ke tangan Mbak Tutut.
44
Menurut Harry, RUPS ini sebenarnya cacat hukum. Pertama, RUPS 17 Maret tidak diketahui oleh jajaran direksi dan komisaris TPI lainnya, kecuali 1 orang saja yang menandatangani RUPS. Direktur ini adalah orang yang ditempatkan Tutut di jajaran direksi. Kedua, RUPS 17 Maret dilakukan tanpa melalui proses pemanggilan pemegang saham. RUPS digelar dengan alasan Tutut telah membatalkan secara sepihak adendum surat kuasa pengambilalihan 75% saham TPI ke BKB yang telah ditandatangani pada Februari 2003. Padahal, surat kuasa yang dimaksud ditandatangani oleh dua pihak, sehingga tidak dapat dibatalkan sepihak oleh Tutut. Selain itu, Tutut juga menuding Hary Tanoe dengan saudaranya Hartono Tanoe yang menjadi Komisaris di PT Sarana Rekatama Dinamika (SRD) sengaja membuat hasil RUPS 17 Maret 2005 tidak dapat dimasukkan ke dalam Sisminbakum (Sistem Administrasi Badan Hukum), seperti yang dikuak oleh Yohanes Waworuntu. Namun menurut Hary, alasan ini terlalu dibuat-buat. Hary menegaskan, pertama, baik Bimantara Citra, PT Bhakti Investama Tbk (BHIT) maupun PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) tidak memiliki saham di SRD. Tak berhenti sampai disitu, mendadak pada 23 Juni 2010, Tutut kembali menggelar RUPS yang kemudian menunjuk Ketua Umum Partai Patriot Pancasila Japto Soerjosoemarno sebagai Direktur Utama TPI bersama 3 orang jajaran direksi lainnya.
45
Landasan Mbak Tutut mengadakan RUPS tersebut adalah dikeluarkannya surat Pejabat Pelaksana Harian (Plh) Direktur Perdata Kementerian Hukum dan HAM, Rieke Amavita bertanggal 8 Juni 2010 yang menyebutkan bahwa Menteri Hukum telah membatalkan surat-surat pengesahan anggaran dasar TPI. Kubu Tutut mengklaim, keberadaan surat tersebut dengan sendirinya membatalkan susunan direksi dan komisaris TPI yang sekarang menjabat. Sementara kubu Hary Tanoe mempertanyakan status surat yang dikeluarkan oleh Rieke tersebut. Menurut Hary, surat tersebut secara hukum tidak dapat membatalkan keputusan RUPS 18 Maret 2005. Kendati demikian, kubu Tutut terus melakukan berbagai upaya merebut TPI. Bahkan pada 26 Juni 2005, Japto bersama orang-orangnya mendatangi kantor TPI guna mengklaim dan menduduki kantor tersebut. Kubu Hary Tanoe pun melaporkan upaya pendudukan tersebut ke pihak kepolisian. Kini, keduanya masih terus bersengketa. Di satu sisi kubu Mbak Tutut terus bergerilya menggoyang status kepemilikan TPI. Di sisi lain, kubu Hary Tanoe terus mengupayakan jalur hukum untuk tetap mempertahankan TPI. Pada oktober 2014, BANI telah menutus perkara ini dengan memenangkan pihak Hary Tanoe sebagai pemilik sah TPI. Namun seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, ini berseberangan dengan putusan
46
Mahkamah Agung Nomor 238 PK/Pdt/2014 yang memenangkan pihak Tutut. Putusan BANI ini kemudian dikuatkan kembali oleh hasil eksaminasi perkara tersebut yang dilaksanakan pada Rabu, 21 Januari 2015. Eksaminasi
yang dilakukan oleh sejumlah pakar hukum
menyimpulkan putusan BANI sah, karena dalam investment agreement diatur bahwa jika ada sengketa apapun penyelesaiannya harus melalui BANI, sehingga pengadilan dapat melakukan eksekusi atas keputusan BANI.
Tanggal 23 2002
Keterangan
Agustus Siti Hardianti Rukmana dan Hary Tanoe melalui PT Berkah Karya Bersama menandatangani investment agreement. Hary Tanoe akan membayarkan sebagian utang Siti Hardianti Rukmanat, dengan kompensasi 75% saham TPI
Februari 2003 Siti Hardianti Rukmana dan PT Berkah Karya Bersama menandatangani addendum surat kuasa pengalihan 75% saham TPI pada PT Berkah Karya Bersama 20 Desember Siti Hardianti Rukmana melayangkan surat kepada PT Berkah 2004
Karya Bersama meminta kembali 75% saham TPI yang sudah dipindahtangankan dan Siti Hardianti Rukmanat menjanjikan akan melakukan due dilligence (uji tuntas) untuk membayar kompensasi gantinya.
47
8 Maret 2005 Menurut Hary Tanoe, pihaknya menyampaikan 3 opsi detil mekanisme pembayaran kepada Siti Hardianti Rukmana. 10
Maret Hary Tanoe layangkan surat pemanggilan RUPSLB kepada
2005
seluruh pemegang saham TPI untuk membahas opsi-opsi tersebut dalam rapat yang dijadwalkan pada 18 Maret 2005.
17
Maret Siti Hardianti Rukmana dan pemegang saham lainnya melakukan
2005
RUPSLB merombak jajaran direksi dan dewan komisaris TPI. RUPSLB ini dituangkan dalam Akta No. 114 di hadapan notaris Buntario Tigris Darmawa.
18
Maret PT Berkah Karya Bersama selenggarakan RUPSLB yang
2005
menyebabkan perubahan dewan direksi TPI dan perubahan komposisi kepemilikan saham.
21
Maret -
2005
Keluar Surat Keputusan (SK) Menteri Hukum dan HAM No. C-07564.HT.01.04.TH.2005 tertanggal 21 Maret 2005 yang mengesahkan akta RUPSLB TPI yang dibuat pada tanggal 18 Maret 2005.
-
Sementara, akta RUPSLB yang diselenggarakan Siti Hardianti Rukmana tanggal 17 Maret 2005 tidak pernah mendapat pengesahan dari Depkumham.
8 Juni 2010
Dirjen AHU keluarkan surat bernomor AHU.2.AH.03.04-114A yang ditandatangani oleh Plh. Direktur Perdata Rike Amavita kepada Harry Ponto. Surat ini berisi pemberitahuan perihal
48
adanya pencabutan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM No. C-07564.HT.01.04.TH.2005 tentang Pengesahan Akta TPI Nomor 16 tanggal 18 Maret 2005. 23 Juni 2010
Siti Hardianti Rukmanat gelar RUPS TPI yang mengubah susunan dewan direksi TPI, berdasarkan surat dari Plh. Direktur Perdata bernomor AHU.2.AH.03.04-114A
Juli 2010
MNC ajukan gugatan ke PTUN untuk membatalkan surat dari Plh. Direktur Perdata ke PTUN Jakarta.
5 2010
Agustus Dirjen AHU memasukkan jawaban di PTUN atas gugatan pembatalan surat dari Plh. Direktur Perdata, yang menyatakan surat yang digugat tersebut bukan objek tata usaha negara berupa surat keputusan. Itu hanya surat biasa yang berisi saran yang diterbitkan oleh Plh Direktur Perdata.
12 2010 24 2010
Agustus Kuasa hukum MNC mencabut gugatan pembatalan surat Plh. Direktur Perdata Rike Amavita kepada Harry Ponto. Agustus Dirjen AHU menyatakan bahwa SK Menteri Hukum dan HAM No. C-07564.HT.01.04.TH.2005 tertanggal 21 Maret 2005 tertanggal 21 Maret 2005 yang mengesahkan akta TPI versi Kubu MNC telah batal demi hukum.
49
B. Analisis Yuridis Salah satu dasar hukum berarbitrase di Indonesia adalah Keputusan Presiden Nomor 34 tahun 1981 tentang pengesahan Konvensi New York 1958.45 Keputusan Presiden ini telah diwujudkan dalam undang-undang AAPS yang ternyata memberikan kemungkinan para pihak untuk menuntut ganti kerugian dan penggantian biaya yang dikeluarkannya serta menuntut tanggung jawab hukum lainnya dari arbiter, jika arbiter terbukti: 1. Menarik diri setelah menyatakan menerima penunjukannya sebagai arbiter, tanpa persetujuan para pihak atau penetapan pengadilan (Pasal 19) 2. Dalam memberikan keputusannya secara tidak jujur, adil, tidak sesuai dengan hukum dan kepatutan (Pasal 18 dan Pasal 86) 3. Tidak emberitahukan kepada para pihak tentang adanya conflict of interest dalam menyelesaikan sengketa (Pasal 18 dan Pasal 22) 4. Tanpa alasan yang sah tidak memberikan putusan dalam jangka waktu yang ditentukan (Pasal 20) Adanya itikad tidak baik dari tindakan-tindakan yang diambil arbiter selama proses persidangan berlangsung (Pasal 21) Selain itu pasal 22 Undang-Undang ini juga mengatur tentang tuntutan ingkar yaitu hak yang diberikan kepada para pihak ketiga untuk menuntut mundurnya seorang arbiter dari pengangkatan yang telah 45
Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis: Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia (Jakarta: Rajawali Press, 2009) h.238
50
diterima olehnya atas dasar adanya alas an bahwa arbiter yang bersangkutan berkemungkinan untuk melaksanakan pemeriksaan siding arbitrase dan selanjutnya menjatuhkan putusan arbitrase secara tidak bebas atau objektif.46 Salah satu pihak yang bersengketa dapat mengajukan permohonan koreksi putusan kepada arbiter atau majelis arbitrase.Koreksi putusan arbitrase (revision of the award) disini terbatas pada perbaikan terhadap kekeliruan yang bersifat administrative saja dan tidak mengubah substansi putusan arbitrasenya.47 Oleh karena itu analisa saya sebagai berikut: 1. Dalam Investment Agreement telah menyebutkan bahwa apabila ada sengketa maka diselesaikan di BANI Pada tahun 2002 posisi utang TPI mencapai Rp1,634 triliun dan terancam pailit. Kemudian Tutut bersama PT Berkah Karya Bersama (BKB) menandatangani Investment Agreement pada 23 Agustus 2002. Pada saat itu juga ada surat kuasa pengalihan 75 persen saham TPI kepada BKB pada Februari 2003. Pasal 13.3 perjanjian arbitrase yang menyebut, ”Jika sengketa demikian tidak dapat diselesaikan secara kekeluargaan oleh Para Pihak, maka akan diselesaikan secara eksklusif dan final melalui arbitrase di Jakarta sesuai dengan Peraturan Badan Arbitrase Nasional Indonesia.” 46
Rachmadi Usman, Hukum Arbitrase Nasional (Jakarta: Grasindo, 2002) h. 47
47
Ibid, h.92
51
Pasal 13.6 Perjanjian Investasi yang menyebut,”Keputusan arbitrase yang diberikan bersifat final, mengikat, dan tidak dapat dibantah dan dapat digunakan sebagai dasar untuk keputusan atas itu di Indonesia atau di manapun juga. Para Pihak secara tegas setuju (i) untuk mengenyampingkan Pasal 70-72 Undang-Undang No. 30 Tahun 1999....” 2. Putusan BANI telah memenangkan PT Berkah Andi Simangunsong, Kuasa Hukum PT Berkah menyatakan bahwa putusan BANI merupakan putusan yang telah memenuhi rasa keadilan. Sebab, putusan itu mengatakan bahwa PT BKB telah membayar USD81 juta (lebih dari USD55 juta sebagaimana diperjanjikan), maka PT BKB berhak atas 75% saham TPI. Menurut Andi, nilai 25% saham Tutut saat ini dengan kondisi TPI yang cemerlang dan bernilai pasar positif triliunan rupiah jauh lebih berharga daripada nilai 100% saham Tutut di tahun 2002 sebelum masuknya PT BKB, yaitu bernilai negatif dan berhutang lebih dari Rp1,6 triliun. 3. Putusan pengadilan tidak bisa menegasikan putusan BANI Margarito, Pengamat hukum tata negara Unversitas Khairun, Ternate mengatakan, keputusan BANI yang memenangkan PT BKB atas sengketa TPI telah menggugurkan keputusan PK yang telah diputuskan MA. Namun, menurutnya, bukan berarti penyelidikan dugaan suap terhadap majelis hakim MA yang sedang ditangani KY ikut gugur.
52
Pakar hukum bisnis Frans Hendra Winata menilai keputusan peninjauan kembali (PK) kasus sengketa kepemilikan TPI adalah keputusan yang keliru. Karena itu, menurut Frans, KY wajib menelusuri kekeliruan putusan hakim MA, M Saleh, tersebut. Menurut
Frans,
sesungguhnya
BANI-lah
yang
berwenang
mengadili kasus ini sesuai dengan perjanjian bisnis. Apalagi keputusan BANI tidak bisa diganggu gugat lagi. Hal senada diungkapkan pengamat hukum Universitas Negeri Semarang Arif Hidayat. Menurut dia, KY diharapkan menuntaskan dugaan pelanggaran kode etik majelis hakim MA yang menangani PK kasus TPI. Frans menegaskan dalam Pasal 3 dan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 telah mengatur bahwa jika para pihak telah memilih arbitrase sebagai forum penyelesaian sengketa (party autonomy ), maka pengadilan tidak mempunyai kewenangan atau yurisdiksi mengadili suatu sengketa bisnis. Putusan BANI dengan Nomor 547/XI/ARB-BANI/2013 pada putusan pertama dan terakhir memutuskan perkara kepemilikan saham TPI dimenangkan pihak PT Berkah Karya Bersama. Dalam putusannya, BANI mewajibkan pihak Tutut membayar utang senilai Rp510 miliar kepada PT Berkah serta membayar biaya perkara sengketa ke BANI. Termasuk dalam hal surat keputusan yang telah dikeluarkan Kementerian Hukum dan HAM nomor AHU-06536.AH.01.02 Tahun 2014 tertanggal 14 Februari 2014 yang mengembalikan kepemilikan 75 persen
53
saham TPI pada Mbak Tutut . Tergugat juga dihukum membayar ganti rugi sebesar Rp 680 miliar dan bunga 6 persen per tahun. Surat tersebut pun tidak bisa dilaksanakan karena batal demi hukum 4. Majelis hakim tidak tepat memutus perkara Putusan PK yang diajukan oleh PT Berkah Karya Bersama ini diketuk pada 29 Oktober 2014 oleh majelis hakim yang terdiri Abdul Manan sebagai ketua didampingi Hamdi dan Mohammad Saleh sebagai anggota. Dalam putusan kasasi, MA mengabulkan gugatan Siti Hardiyanti Rumana, yang memohon pengembalian kepemilikan TPI dari PT Berkah Karya Bersama. Putusan kasasi yang diketok pada 2 Oktober 2013 oleh majelis hakim yang terdiri dari Dr. Sofyan Sitompul, Takdir Rakhmadi, dan I Made Tara menyatakan para tergugat (PT Berkah) telah melakukan perbuatan melawan hukum. Dalam putusan tersebut, MA menyatakan bahwa RUPSLB tertanggal 17 Maret 2005 yang didaftarkan oleh Tutut adalah sah secara hukum karena sesuai dengan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (ADART) TPI serta Undang Undang Perseroan Terbatas (undang-undang PT). Putusan kasasi MA atas perkara nomor 862 K/Pdt/2013 tersebut telah membatalkan putusan Pengadilan Tinggi (PT) Jakarta No. 629/Pdt/2011. Putusan PT Jakarta tersebut berisi pembatalan putusan
54
Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat No. 10/pdt.g/2010
yang
memenangkan kubu Tutut. Dalam gugatan Tutut menyatakan kepemilikan 75 persen sahamnya telah diambil secara tidak sah oleh PT Berkah Karya Bersama. Perusahaan milik Hary Tanoe tersebut dituduh telah menggunakan surat kuasa pemegang saham yang tidak berlaku lagi dalam melakukan RUPSLB TPI pada 18 Maret 2005 terkait pengambilalihan saham TPI. Apabila pada awalnya PN Jakarta Pusat tidak menerima kasus yang merupakan kompetensi absolut arbitrase, maka kasus ini tidak akan berlanjut sampai MA.
55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Penerapan hukum arbitrase pada kasus sengketa kepemilikan TPI (MNC TV). Berdasarkan analisis tentang prinsip-prinsip arbitrase yang banyak dilanggar pada kasus sengketa kepemilikan TPI ini, maka disimpulkan bahwa Pengadilan Negeri dalam hal ini juga Mahkamah Agung telah menimbulkan ketidakpastian hukum dan menunjukan bahwa penerapan yang sangat lemah terhadap hukum arbitrase. Prinsip-prinsip yang dilanggar itu diantaranya Prinsip
Limited Court Involvement, prinsip
itikad baik, prinsip kerahasiaan, dan prinsip pemeriksaan arbitrase secara tertutup. Klausula arbitrase yang ada pada investment agreement, telah membeikan kompetensi absolut lembaga arbitrase untuk menangani kasus ini dan apabila Pengadilan Negeri memutus atau bahkan Mahkamah Agung (MA) memutus dengan putusan yang jauh berbeda dengan putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), maka MA telah melampaui kewenangannya. Kedepannya extra judicial akan tidak akan mendapat tempat dalam tata hukum Indonesia bahkan bisa jadi minat masyarakat bisnis terhadap lembaga arbitrase menjadi hilang. 2. Eksekusi putusan arbitrase apabila ada putusan pengadilan yang berlawanan dengan putusan arbitrase tersebut. Eksekusi putusan dalam
56
kasus ini seharusnya mengacu pada putusan BANI karena putusan MA dalam
kasus
ini
batal
demi
hukum.
kewenangannya dalam memutus perkara.
Hakim
telah
melampaui
Apabila pihak Tutut tidak
setuju dengan putusan BANI, maka seharusnya ia dapat mengoreksi putusan tersebut sesuai pasal 58 undang-undang AAPS atau membatalkan putusan apabila telah memenuhi unsur-unsur dalam pasal 70 undangundang AAPS ataupun bukti-bukti lain yang kuat. Bukan malah mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri saat kasus sedang ditangani oleh BANI. Yurisprudensi pembatalan putusan arbitrasepun telah banyak telah banyak membuktikan bahwa dalam hal lembaga arbitrase bisa salah memutuskan itu benar adanya. Bisa kita lihat dari banyaknya putusan arbitrase yang telah dibatalkan. Maka seharusnya pihak Tutut dapat menghormati jalannya proses arbitrase yang sedang berjalan.
B. Saran Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Berkaitan dengan banyaknya prinsip-prinsip yang dilanggar oleh lembaga in-court justice maka Komisi Yudisial harus membuat peraturan yang berisi sanksi terhadap hakim pengadilan yang masih ikut campur dalam kasus yang didalamnya terdapat klausula arbitrase dan Mahkamah Agung sebagai the last resort harus segera berbenah diri agar menjaga
57
kondusifitas law enforcement yang telah mengalami grafik naik di Indonesia baik dalam bidang hukum bisnis maupun bidang hukum lain. 2. Berkaitan dengan terjadinya ketidakpastian hukum dikarenakan oleh putusan Mahkamah Agung yang berlawanan dengan putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia maka Majelis Permusyawaratan Rakyat harus menbuat TAP MPR yang mengatur tentang lembaga peradilan dan non peradilan yang berlawanan.
58
DAFTAR PUSTAKA
Adolf, Huala. Arbitrase Negara-Negara ASEAN. Jakarta: BPHN Depkumham RI, 2009 Asyhadie, Zaeni. Hukum Bisnis: Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia. Jakarta: Rajawali Press, 2009 Fuady, Munir. Alternatif Penyelesaian Sengketa Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo persada, 2000. Gautama, Sudargo. Undang-Undang Arbitrase Baru. Bandung: Citra Aditya Bhakti, 1999 Harahap, M. Yahya. Arbitrase. Jakarta: Sinar Grafika, 2003 _____________. Arbitrase. Cet.II, Jakarta: Sinar Grafika, 2006. _____________. Kekuasaan Mahkamah Agung, Pemeriksaan Kasasi dan Peninjauan Kembali Perkara Perdata, Jakarta: Sinar Grafika, 2008. _____________. Beberapa Tinjauan Mengenai Sistem Peradilan dan Penyelesaian Sengketa. Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997 Mamudji dkk., Sri. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum UI, 2005. Hartini, Rahayu. Penyelesaian Sengketa Kepailitan di Indonesia: Dualisme Kewenangan Pengadilan Niaga dan Lembaga Arbitrase, Jakarta: Kencana, 2009. Judhariksawan, Hukum Penyiaran, Jakarta: Rajawali Press, 2010. Rahmadi, Takdir. Mediasi: penyelesaian sengketa melalui pendekatan mufakat. Jakarta: Rajawali Press, 2011. Soemartono, Gatot. Arbitrase dan Mediasi di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006. Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press, 1986. _______________. Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001.
59
S. Karni, Asrori. Metode Penelitian dan Karakter Ilmu Hukum.Bahan Ajar. Jakarta: FSH UIN Jakarta, 2012 Soebagjo,Felix Oentoeng. Tanggung Jawab Profesi Arbiter. Materi Diskusi Kuliah. Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011 Subekti. Arbitrase Perdagangan. Bandung : Binacipta,1981 Mertokusumo, Sudikno. Mengenal Hukum : Suatu pengantar. Yogyakarta : Penerbit Liberty,1999 Margono, Suyud. ADR dan Arbitrase Proses Pelembagaan dan Aspek Hukum. Jakarta : Ghalia Indonesia, 2000 Usman, Rachmadi. Hukum Arbitrase Nasional. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002
Perundang-Undangan Wetboek van Strafrecht Burgerlijk Wetboek Wetboek van Koophandel Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Undang-undang Republik Indonesia Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Undang-Undang Republik Indoneisa Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran New York Convention 1958 UNCITRAL Model Law ICC Rules on Arbitration Peraturan Prosedur Badan Arbitrase Nasional Indonesia
60
Sumber Jurnal Mas Anienda, Prinsip Kerahasiaan Penyelesaian Sengketa Melalui Arbitrase Menurut Undang-Undang No. 30 Tahun 2009. Jawa Timur: Jurnal Liga Hukum FH UPN “Veteran” Vol.1 No.1 Januari 2009
Sumber Internet http://www.akademiasuransi.org dilihat pada tanggal 15 April 2015 http://www.bani-arb.org dilihat pada tanggal 15 April 2015 http://www.bapmi.org dilihat pada tanggal 15 April 2015 http://poskotanews.com dilihat pada 16 April 2015 https://www.academia.edu pada tanggal 21 april 2015
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
PUTUSAN Nomor 862 K/Pdt/2013
ng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
do
A gu
memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara:
1. Ny. SITI HARDIYANTI RUKMANA, bertempat tinggal di Jalan
In
Yusuf Adiwinata Nomor 14, RT. 003, RW. 001, Kelurahan Gondangdia, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat;
lik
ah
2. PT. TRIDAN SATRIAPUTRA INDONESIA, berkedudukan di Citra Graha Lantai 9, Jalan Jenderal Gatot Soebroto Kav. 35-
ub
m
36, Jakarta Selatan;
3. PT. CITRA LAMTORO GUNG PERSADA, berkedudukan di
ka
Jalan Yusuf Adiwinata Nomor 14, RT. 003, RW. 001, Kelurahan
ep
Gondangdia, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat;
ah
4. YAYASAN PURNA BHAKTI PERTIWI, berkedudukan di
R
Gedung Granadi Lantai 6, Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta
ini
kesemuanya
diwakili
oleh
kuasanya
:
Herry
ne
hal
ng
Dalam
si
Selatan;
Ponto,SH.,LL.M, Judiati Setyoningsih,SH., Desmayani S,SH.,M.Kn., Christine Permata Winandya,SH., para Advokat pada kantor Advokat
A gu
do
Kailimang & Ponto, yang berkantor di Menara Kuningan Lt. 14/A, Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-7, Kav. 5, Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa
In
Khusus tanggal 23 November 2009 Nomor 015/HP-JD.DSM-
CHR/XI/09;
ka m ah
Para Pemohon Kasasi dahulu Penggugat
I, II, III, IV/Tergugat
lik
Intervensi I, II, III, IV/ Para Terbanding VI/Para Pembanding VI; M e l a w a n:
ub
1. PT BERKAH KARYA BERSAMA, berkedudukan di Menara Kebon Sirih Lantai 5, Jalan Kebon Sirih Nomor 17-19, Jakarta
ep
Pusat, dalam hal ini memberikan kuasa kepada Andi F. Simangunsong dan Rekan, Para Advokat yang berkantor di Menara
ah
Thamrin Lt. 14, Nomor 1408, Jalan MH. Thamrin Kav. 3, Jakarta
R
Pusat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 21 Januari 2013;
ng
do
Hal. 1 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Jakarta Pusat;
s
Menara Kebon Sirih Lantai 8, Jalan Kebon Sirih Nomor 17-19,
ne
M
2. PT SARANA REKATAMA DINAMIKA, berkedudukan di
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 1
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
Para Termohon Kasasi dahulu Tergugat I, Tergugat II/Tergugat Intervensi V, Tergugat Intervensi VI/Pembanding I, Terbanding
ng
I/Pembanding IV, Terbanding IV;
D a n:
Pintu II Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur;
do
A gu
1. PT CIPTA TELEVISI REPUBLIK INDONESIA, berkedudukan di Jalan
2. SANG NYOMAN SUWISMA, bertempat tinggal di Kantor PT Cipta
In
Televisi Republik Indonesia, Jalan Pintu II Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur;
lik
ah
3. SUTJIPTO, S.H., bertempat tinggal di Gedung Bursa Efek Jakarta, Lantai 26, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta selatan; 4. ARTINE SAVITRI UTOMO, bertempat tinggal di Jalan Permata
ub
m
Berlian Blok Q Nomor 2, Permata Hijau, Jakarta Selatan; 5. BAMBANG WIWEKO, S.H., M.H., bertempat tinggal di Jalan
ep
ka
Pesanggrahan Raya Nomor 35 A, Lantai 3, Meruya Utara, Jakarta Barat;
ah
6. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK
si
R
INDONESIA, berkedudukan di Jalan H.R. Rasuna Said Kav. 6-7, Kuningan, Jakarta Selatan
ne
ng
7. YOHANES WAWORUNTU, S.E., Direktur Utama PT Sarana
A gu
8, Jalan Kebon Sirih Nomor 17-19, Jakarta Pusat;
do
Rekatama Dinamika, berkedudukan di Menara Kebon Sirih Lantai
Para Turut Termohon Kasasi dahulu Turut Tergugat I/Turut Tergugat
In
Intervensi I, Turut Tergugat III/Turut Tergugat Intervensi III, Turut Tergugat V/Turut Tergugat Intervensi V, Turut Tergugat II/Turut Tergugat Intervensi II, Turut Tergugat IV/Turut Tergugat Intervensi IV, Tergugat
VI/Turut
Intervensi/Terbanding
II,
Tergugat
Intervensi
VI/
lik
Turut
ka m ah
Pembanding
III
dan
Penggugat
Terbanding
III,
ub
Pembanding V dan Terbanding V, Turut Terbanding I, Turut Terbanding II, Turut Terbanding III, Pembanding II dan Terbanding VII; Mahkamah Agung tersebut;
ep
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang
R
Para Pemohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat I, II, III, IV/Tergugat Intervensi
dahulu sebagai Tergugat I/Tergugat Intervensi V, Tergugat II/Tergugat
do
Hal. 2 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Intervensi VI/Pembanding I/Terbanding I/Pembanding IV, Terbanding IV dan
ne
ng
Intervensi/Pembanding VII telah menggugat sekarang Para Termohon Kasasi
s
I, II, III, IV/Para Terbanding VI/Para Pembanding VI serta Penggugat
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 2
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Para Turut Termohon Kasasi dahulu Turut Tergugat I/Turut Tergugat Intervensi I, Turut Tergugat III/Turut Tergugat Intervensi III, Turut Tergugat V/Turut Tergugat
ng
Intervensi V, Turut Tergugat II/Turut Tergugat Intervensi II, Turut Tergugat
IV/Turut Tergugat Intervensi IV, Turut Tergugat VI/Turut Tergugat Intervensi VI, dan Terbanding II, Pembanding III dan Terbanding III, Pembanding V dan
A gu
do
Terbanding V, Turut Terbanding I, Turut Terbanding II, Turut Terbanding III, Terbanding VII di muka persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada
In
pokoknya atas dalil-dalil:
1. PT Cipta Televisi Republik Indonesia, dikenal dengan TPI (Turut Tergugat
lik
ah
I) adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan dengan Anggaran
Dasar yang termuat dalam Akta Nomor 587, tanggal 23 Maret 1990, yang dibuat oleh Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., Notaris di Jakarta. Anggaran
ub
m
Dasar Turut Tergugat I tersebut telah mendapatkan pengesahan Menteri
ka
Kehakiman Republik Indonesia sesuai Surat Keputusan Nomor C2-
ep
6475.HT.01.01.TH.90, tanggal 13 Desember 1990, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 40 tanggal 18 Mei 1993,
ah
Tambahan Nomor 2183;
si
R
2. Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Nomor 94 tanggal 29 September 1997, yang dibuat oleh Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., Notaris di Jakarta
ng
ne
yang telah mendapatkan persetujuan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor C-09813.HT.01.04.TH.2002, tanggal 5
do
A gu
Juni 2002, susunan pemegang saham Turut Tergugat I adalah sebagai
Nama pemegang
Nilai nominal
prosentase
Saham
saham
1. Ny.Siti Hardiyanti
22.048.00
11.024.000.000,00
1.576.000
78.000.000,000,38
3. Yayasan Purna
lik
5,35
780.000
190.494.000.000,00
92,54
394.000.000,00
0,19
1.575.000.000,00
0,77
A
3.150.000
do
gu
6. Ny.Niken Vijayanti
Hal. 3 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
ng
Jarman, S.E
s
4. PT Tridan Satriaputra 380.988.000
ne
ep
3.150.000 1.575.000.000,000,77
Bhakti Pertiwi
5. Tuan Mohamad
(%)
ub
Gung Persada
Indonesia
M
(Rp)
Rukmana
2. PT Citra Lamtoro
jumlah
In
Nomor
R
ah
ka m ah
berikut:
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 3
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
(Niken) Jumlah
411.700.00
205.850.000.000,00
100
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ng
3. Sedangkan susunan pengurus Turut Tergugat I berdasarkan Akta Petikan Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan Nomor 34 tanggal 30 Desember
2003, yang dibuat oleh Notaris Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H. adalah
do
A gu
sebagai berikut:
Tn. Hidajat Tjandradjaja;
Direktur:
Tn. Artine S. Utomo (Turut Tergugat II);
Direktur:
Tn. Daniel Gunawan Resowijo.yo;
Direktur:
Tn. Muliawan Pahala Guptha;
Direktur:
Tn. Mohamad Jarmar;
ub
Komisaris Utama:
Dandy Nugroho Rukmana;
Komisaris:
Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo.;
ep
Komisaris:
Alexander Edwin Kawilarang;
Komisaris:
Shadik Wahono;
R
Komisaris:
Adji Gunawan;
si
ka
m
Dewan Komisaris:
ah
In
Direktur Utama:
lik
ah
Direksi:
Perubahan Pengurus Turut Tergugat I Melalui Rapat Umum Pemegang
ng
ne
Saham Luar Biasa Turut Tergugat I tanggal 17 Maret 2005 adalah sah
menurut hukum dan mengikat Turut Tergugat I, Para Pemegang Saham
A gu
do
serta pengurus Turut Tergugat I;
4. Pada tanggal 17 Maret 2005, Para Penggugat sebagai Pemegang Saham
In
sah dalam Turut Tergugat I mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB 17 Maret 2005). RUPSLB 17 Maret 2005 ini
lik
suara yang sah, yaitu sebanyak 411.700.000 (empat ratus sebelas juta tujuh ratus ribu) saham yang merupakan seluruh saham yang telah dikeluarkan
ub
oleh dan disetor penuh kepada Turut Tergugat I;
5. Salah satu hasil RUPSLB 17 Maret 2005 adalah memutuskan untuk memberhentikan dengan hormat seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Turut Tergugat I terhitung sejak tangal ditutupnya RUPSLB 17
ep
ah
ka m ah
dihadiri/diwakili oleh seluruh pemegang saham Turut Tergugat I dengan hak
Maret 2005, dan mengangkat anggota Direksi dan Dewan Komisaris Turut
M
Direksi:
s
R
Tergugat I yang baru dengan susunan sebagai berikut:
ne do
: Mohamad Jarman, S.E;
Hal. 4 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Direktur
ng
Direktur Utama : Dandy Nugroho Hendro Mariyanto Rukmana;
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 4
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Dewan Komisaris: Komisaris
: Danny Bimo Hendro Utomo;
ng
6. Hasil RUPSLB 17 Maret 2005, termasuk keputusan pemberhentian anggota
Direksi dan Dewan Komisaris Turut Tergugat I sebagaimana diuraikan pada
angka 5 di atas adalah sebagaimana tertuang dalam Akta Pernyataan
A gu
do
Keputusan Rapat Turut Tergugat I Nomor 114, tanggal 17 Maret 2005, yang
dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., Notaris di
In
Jakarta, dan telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Turut Tergugat VI) pada tanggal 17 Maret
lik
ah
2005 guna pencatatan perubahan Susunan Pengurus Turut Tergugat I;
7. Karena penyelenggaraan RUPSLB 17 Maret 2005 serta pengambilan keputusan dalam RUPSLB 17 Maret
2005 tersebut telah memenuhi
ub
m
Ketentuan Anggaran Dasar Turut Tergugat I, maka RUPSLB 17 Maret 2005
ka
telah sah diadakan dan seluruh hasil keputusan RUPSLB 17 Maret 2005
RUPSLB 17 Maret 2005;
ep
adalah sah dan mengikat Turut Tergugat I sejak tanggal ditutupnya
ah
Kehadiran Tergugat I dan Pengambilan Keputusan oleh Tergugat I dalam
si
R
RUPSLB Tanggal 18 Maret 2008 merupakan tindakan yang tidak patut dan
ne
melanggar hak Para Penggugat;
ng
8. Pada tanggal 18 Maret 2005, telah diadakan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa Turut Tergugat I (RUPSLB 18 Maret 2005) yang dihadiri
A gu
do
oleh Tergugat I saja, yang mengaku sebagai kuasa yang sah dari seluruh
pemegang saham Turut Tergugat I, termasuk Para Penggugat, dan
In
melakukan perbuatan hukum pengambilan keputusan dalam RUPSLB 18
Maret 2005 yang mengatas-namakan keputusan seluruh pemegang saham
lik
9. RUPSLB 18 Maret 2005 memutuskan 2 (dua) hal, yang pada intinya adalah sebagai berikut:
ub
9.1 Persetujuan tentang cara penyelesaian transaksi antara Penggugat I secara pribadi (yang dalam RUPSLB tersebut diwakili oleh Tergugat I) dengan Tergugat I itu sendiri. Keputusan tersebut kemudian dituangkan
ep
ah
ka m ah
Turut Tergugat I, termasuk Para Penggugat;
dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Nomor 16 tanggal 18 Maret 2005 yang dibuat di hadapan Notaris Bambang Wiweko, S.H., M.H.
(yang telah sah
ng
diubah menurut hukum dengan keputusan RUPSLB 17 Maret 2005).
do
Hal. 5 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Keputusan tersebut kemudian dituangkan dalam Akta Pernyataan
s
M
9.2 Persetujuan perubahan pengurus Turut Tergugat I
ne
R
(Turut Tergugat IV) (Akta Nomor 16 Tanggal 18 Maret 2005);
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 5
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
Keputusan Rapat Nomor17 tanggal 18 Maret 2005 yang dibuat oleh
Bambang Wiweko, S.H., M.H. (Turut Tergugat IV), Notaris di Jakarta
ng
(Akta Nomor 17, tanggal 18 Maret 2005);
10. Tergugat I, dalam RUPSLB 18 Maret 2005, telah melakukan perbuatan melawan hukum terhadap Para Penggugat yang merupakan pemegang
A gu
do
saham Turut Tergugat I yang sah, hal mana ternyata dari perbuatan hukum
Tergugat I sebagai berikut:
In
10.1 Dalam RUPSLB 18 Maret 2005, Tergugat I hadir dan mengaku sebagai kuasa yang sah dari seluruh pemegang saham Turut
lik
ah
Tergugat I, termasuk Para Penggugat dan mengambil keputusan mengenai tata cara dan pelaksanaan penyelesaian transaksi antara Penggugat I (Ibu Siti Hardiyanti Rukmana) pribadi dan Tergugat I (PT
ub
m
Berkah Karya Bersama) sendiri. Padahal, Tergugat I tidak berwenang
ka
untuk hadir dalam RUPSLB 18 Maret 2005 tersebut serta membuat
ep
keputusan mengenai masalah penyelesaian transaksi Penggugat I pribadi dengan Tergugat I dalam RUPSLB 18 Maret 2005 Turut
ah
Tergugat I. Ketidakberwenangan Tergugat I tersebut dijabarkan lebih
si
R
lanjut pada angka 13 dan 14 Gugatan. Karenanya, keputusan yang diambil dalam RUPSLB 18 Maret 2005 adalah jelas tidak sah dan
ne
ng
cacat hukum sehingga tidak mengikat Para Pemegang Saham Turut
Tergugat I, termasuk Para Penggugat, serta Turut Tergugat I karena
A gu
do
didasari oleh perbuatan hukum Tergugat I yang tidak patut;
10.2 Tergugat I telah mengambil tindakan yang menguntungkan diri sendiri
In
dan dengan sengaja melanggar hak dan kepentingan orang lain,
dalam hal ini hak dan kepentingan Penggugat I, melalui pengambilan
lik
Turut Tergugat I mengenai penyelesaian urusan/masalah tagihan Tergugat I kepada Penggugat I pribadi yang jelas-jelas merupakan
ub
permasalahan yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan PTlCipta Televisi Pendidikan Indonesia/Turut Tergugat I;
11. Sehubungan dengan uraian tersebut di atas, kehadiran Tergugat I dalam RUPSLB 18 Maret 2005 dan pengambilan keputusan oleh Tergugat I dalam
ep
ka m ah
keputusan secara melawan hukum dalam RUPSLB 18 Maret 2005 di
RUPSLB 18 Maret 2008 merupakan bukti nyata bahwa Tergugat I telah
R
melakukan perbuatan melawan hukum terhadap Para Penggugat;
do
Hal. 6 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
ayat (2) Anggaran Dasar PT Cipta Televisi Republik Indonesia (Turut
ne
ng
12. Pemanggilan RUPSLB 18 Maret 2005 telah menyalahi ketentuan Pasal 20
s
RUPSLB 18 Maret 2005 tidak sah dan mengandung cacat hukum;
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 6
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Tergugat I). Berdasarkan ketentuan tersebut, pemanggilan rapat harus
dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum tanggal rapat, dan pemanggilan
rapat hanya
dapat
dipersingkat menjadi
ng
jangka waktu
paling lambat 7 (tujuh) hari sebelumnya dalam hal yang mendesak. Pada kenyataannya, pemanggilan RUPSLB 18 Maret 2005 tidak dilakukan sesuai
A gu
do
ketentuan Anggaran Dasar Turut Tergugat I. Pemanggilan RUPSLB 18 Maret 2005 yang dilakukan dalam waktu 7 (tujuh) hari sebelum RUPSLB 18
In
Maret 2005, faktanya tidak menjelaskan adanya suatu keadaan mendesak yang mengharuskan rapat segera diadakan;
lik
ah
13. Undangan RUPS 18 Maret 2005 tidak ditujukan kepada Para Penggugat selaku Para Pemegang Saham Turut Tergugat I (Para Penggugat) secara langsung, melainkan dialamatkan kepada PT Berkah Karya Bersama
ub
m
(Tergugat I) yang dalam undangan tersebut dicantumkan sebagai penerima kuasa Para Penggugat. Padahal Para Penggugat tidak pernah memberikan khusus kepada Tergugat I untuk mewakili
Para
Tergugat
ep
ka
kuasa
membicarakan dan membahas agenda dalam undangan RUPSLB 18 Maret
R
2005;
si
ah
2005 serta memutuskan hal-hal terkait dengan agenda RUPSLB 18 Maret
14. Tambahan pula, melalui surat tanggal 16 Maret 2005, Para Penggugat telah
ng
ne
mencabut Surat Kuasa (power of attorney) tertanggal 3 Juni 2003 yang dipergunakan oleh Tergugat I untuk hadir dalam RUPSLB 18 Maret 2005 di
A gu
do
Turut Tergugat I dengan mengatas-namakan dirinya sebagai wakil/kuasa yang sah dari seluruh Pemegang Saham Turut Tergugat I, termasuk Para
In
Penggugat, dan melakukan pengambilan keputusan dalam RUPSLB 18
Maret 2005 di Turut Tergugat I secara melawan hukum; Dalam surat Para
lik
Penggugat) menarik kembali/mencabut Surat Kuasa (power of attorney) tertanggal 3 Juni 2003 terhitung sejak tanggal surat dan menyatakan Surat
ub
Kuasa tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum apapun juga; 15. RUPSLB 18 Maret 2005 diselenggarakan oleh mantan Direksi Turut Tergugat I (dalam hal ini Turut Tergugat II) yang telah diberhentikan oleh
ep
RUPSLB 17 Maret 2005 terhitung sejak tanggal 17 Maret 2005; 16. Uraian di atas memperjelas fakta bahwa Tergugat I berupaya sedemikian
ah
ka m ah
Penggugat tersebut, ditegaskan bahwa Para Pemegang Saham (Para
R
rupa mengemas forum RUPSLB 18 Maret 2005 untuk mensahkan
Tergugat
I
pribadi
yang
jelas-jelas
merupakan
permasalahan yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan PT Cipta
do
Hal. 7 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Televisi Pendidikan Indonesia/Turut Tergugat I.;
ne
dengan
ng
M
pribadi
s
keputusan Tergugat I sendiri mengenai penyelesaian transaksi Penggugat I
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 7
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia 17. Perbuatan melawan hukum Tergugat I terus berlanjut, hal mana terungkap dari fakta hukum telah diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang
ng
Saham Luar Biasa Turut Tergugat I tanggal 19 Oktober 2005 dan tanggal
23 Desember 2005, karena pemanggilan kedua rapat tersebut dilakukan
oleh anggota Direksi Turut Tergugat I, yaitu Turut Tergugat III yang
A gu
do
diangkat oleh RUPSLB 18 Maret 2005 yang jelas-jelas tidak sah dan cacat hukum;
In
18. Berdasarkan uraian Para Penggugat tersebut di atas, sangat berdasar
hukum kiranya Para Penggugat mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim
lik
ah
agar membatalkan dan menyatakan tidak sah dan tidak berkekuatan hukum atas, berikut setiap dan segala perikatan yang timbul dari, dan juga segala akibat hukum dari :
ub
m
18.1 Keputusan RUPSLB 18 Maret 2005 sebagaimana tertuang dalam Akta Nomor 16 tanggal 18 Maret 2005 dan Akta Nomor 17 tanggal 18
ep
ka
Maret 2005, keduanya dibuat di hadapan Turut Tergugat IV (Bambang Wiweko, S.H., M.H.) selaku Notaris di Jakarta;
ah
18.2 Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 19
si
R
Oktober 2005 sebagaimana tertuang dalam Akta Nomor 128 tanggal 19 Oktober 2005 yang dibuat di hadapan Turut Tergugat V (Sutjipto,
ng
ne
S.H.), Notaris di Jakarta;
18.3 Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Turut
do
A gu
Tergugat I tanggal 23 Desember 2005;
19. Karena perbuatan hukum yang dilakukan oleh Tergugat I sebagaimana maupun tindakan pengurus Turut
In
Para Penggugat uraikan di atas
Tergugat I yang notabene bentukan atau diangkat oleh Tergugat I
Pendidikan Indonesia)
dikembalikan
lik
hukum, sudah sepatutnya keadaan Turut Tergugat I (PT Cipta Televisi seperti
keadaan
semula yaitu
I
melakukan
tindakan-tindakan
sehubungan dengan:
ub
keadaan Turut Tergugat I pada tanggal 17 Maret 2005, sebelum Tergugat apapun
lainnya
berdasarkan
atau
19.1 Keputusan RUPSLB 18 Maret 2005 yang tertuang dalam Akta Nomor
ep
ah
ka m ah
terhitung sejak tanggal 18 Maret 2005 adalah tidak sah dan cacat
16 tanggal 18 Maret 2005 dan Akta Nomor 17 tanggal 18 Maret 2005,
R
keduanya dibuat di hadapan Turut Tergugat IV (Bambang Wiweko,
do
Hal. 8 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Oktober 2005 yang tertuang dalam Akta Nomor 128 tanggal 19
ne
ng
M
19.2 Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 19
s
S.H., M.H.) selaku Notaris di Jakarta;
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 8
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Oktober 2005 yang dibuat di hadapan Turut Tergugat V (Sutjipto, S.H.), Notaris di Jakarta;
ng
19.3 Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Turut Tergugat I tanggal 23 Desember 2005;
RUPSLB 17 Maret 2005 adalah sah secara hukum dan patut dicatat
A gu
do
pelaporannya;
20. Karena RUPSLB 17 Maret 2005 PT Cipta Televisi Republik Indonesia
In
(Turut Tergugat I) telah memenuhi ketentuan Anggaran Dasar Turut
Tergugat I, maka RUPSLB 17 Maret 2005 dan seluruh hasil keputusan
lik
ah
RUPSLB 17 Maret adalah sah menurut hukum;
21. Namun demikian, pada kenyataannya, pada saat Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng
melaporkan hasil keputusan RUPS Luar Biasa tersebut
ub
m
melalui online system Sistem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) yang ada pada Turut Tergugat VI, sistem tersebut tidak bekerja sebagaimana
ep
ka
mestinya;
22. Berdasarkan keterangan yang diberikan Notaris Buntario Tigris Darmawa
ah
Ng, data perubahan anggaran dasar sebagaimana telah diputuskan secara
si
R
sah dalam RUPSLB 17 Maret 2005 yang akan dimasukkan ke dan diproses pelaporannya melalui Sisminbakum Turut Tergugat VI (Menteri Hukum &
ng
ne
HAM RI) tidak dapat dilakukan. Khusus untuk Turut Tergugat I, Sisminbakum menolak adanya input seolah-olah ada perubahan Anggaran Dasar Turut
A gu
do
Tergugat I yang sedang diproses oleh Turut Tergugat VI. Namun, faktanya
setelah dilakukan pengecekan sama sekali tidak ada perubahan anggaran
In
dasar Turut Tergugat I yang sedang diproses oleh Turut Tergugat VI
(Menteri Hukum & HAM RI ) pada waktu itu;
lik
Indonesia (Turut Tergugat I) mengajukan surat permohonan pencatatan perubahan anggaran dasar Turut Tergugat I yang merupakan hasil
ub
keputusan RUPSLB 17 Maret 2005 secara manual kepada Turut Tergugat VI, yaitu melalui surat tanggal 17 Maret 2005 agar dicatatkan perubahan yang dilakukan. Namun atas permohonan tersebut Para Penggugat tidak mendapatkan penjelasan secara benar, tepat dan jelas menurut ketentuan
ep
ah
ka m ah
23. Mengatasi hal tersebut, pada hari itu juga, PT Cipta Televisi Pendidikan
hukum yang ada perihal pelaporan PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia
R
(Turut Tergugat I) pada tanggal 17 Maret 2005 yang gagal/tidak dapat
do
Hal. 9 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
patut diduga terjadi “permainan” dalam Sisminbakum pada saat itu;
ne
ng
M
hak hukumnya untuk mendapatkan keadilan telah terabaikan, sehingga
s
diproses sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, Para Penggugat merasa
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 9
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia 24. Sehubungan dengan adanya indikasi permainan dalam Sisminbakum Turut Tergugat VI, Penggugat I melalui Surat tanggal 18 Maret 2005 kepada Tergugat
VI
telah
mengajukan
permohonan
pemberhentian
ng
Turut
sementara persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia atas akta-akta anggaran dasar Turut Tergugat I karena adanya
do
A gu
ketidak-sesuaian dan permasalahan antara Para Pemegang Saham dan
Pengurus Turut Tergugat I yang belum terselesaikan;
In
25. Pada kenyataannya yang terjadi adalah sebaliknya, RUPSLB 18 Maret 2005 Turut Tergugat I yang jelas-jelas tidak sah dan cacat hukum dicatatkan
lik
ah
perubahannya oleh Turut Tergugat VI;
26. Berdasarkan pemberitaan-pemberitaan di media massa, terungkap bahwa penyedia layanan Sisminbakum adalah PT Sarana Rekatama Dinamika
ub
m
(Tergugat II), yang pemiliknya notabene sama dengan pemilik Tergugat I. Bahkan dalam beberapa pemberitaan di media massa, Yohannes Woworuntu
ep
ka
(Direktur Utama Tergugat II) dalam pemeriksaan menyatakan bahwa dirinya dipaksa oleh Hartono Tanoesoedibjo dan Harry Tanoesoedibjo untuk menjadi
ah
pemegang saham di Tergugat II;
si
R
27. Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, patut diduga adanya permainan antara Tergugat I dengan Tergugat II dalam proses on line pencatatan
ng
ne
pelaporan keputusan RUPSLB 17 Maret 2005 Turut Tergugat I, yang tidak dapat diproses pencatatannya, sedangkan pencatatan hasil RUPSLB 18
A gu
do
Maret 2005 yang tidak sah dan cacat hukum dapat diterima dan diproses dengan baik oleh Turut Tergugat VI;
In
28. Karena seluruh perubahan Anggaran Dasar Turut Tergugat I yang
dilakukan oleh Tergugat I sejak tanggal 18 Maret 2005 (baik langsung
lik
perbuatan melawan hukum, adalah tepat jika seluruh persetujuan, pencatatan pelaporan dan pemberitahuan yang dilakukan oleh Menteri Hukum dan Hak
ub
Asasi Republik Indonesia (Turut Tergugat VI) atas perubahan-perubahan Anggaran Dasar Turut Tergugat I sejak tanggal 18 Maret 2005 dinyatakan batal dengan segala akibat hukumnya. Oleh karena itu, melalui gugatan ini Para Penggugat mohon agar Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa
ep
ah
ka m ah
maupun melalui Turut Tergugat II dan Turut Tergugat III) merupakan
perkara a quo menghukum Turut Tergugat VI untuk menerima laporan dan
R
mencatatkan hasil keputusan RUPSLB 17 Maret 2005 Turut Tergugat I
do
Hal. 10 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
sah menurut hukum;
ne
ng
M
oleh Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., Notaris di Jakarta, yang
s
yang tertuang dalam Akta Nomor 114 tanggal 17 Maret 2005, yang dibuat
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 10
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
29. Akibat perbuatan melawan hukum dari Para Tergugat, Para Penggugat mengalami kerugian baik materil maupun immateril sebagai berikut:
ng
29.1 Kerugian Materiil:
Kerugian materil yang timbul dari perbuatan melawan hukum Para
Tergugat dan diderita oleh Para Penggugat adalah sebesar
A gu
do
Rp1.430.250.000.000,00 (satu trilyun empat ratus tiga puluh milyar dua ratus lima puluh juta rupiah), dengan perincian sebagai berikut:
In
75% x (Rp1.000.000.000.000,00 + Rp 907.000.000.000,00) = 75% x Rp1.907.000.000.000,00 = Rp 1.430.250.000.000,00;
lik
ah
Kerugian ini timbul dan dihitung dari perubahan prosentase kepemilikan saham Para Penggugat di PT Cipta Televisi Republik Indonesia (Turut Tergugat I) yang terdilusi sebesar 75% (tujuh puluh
ub
m
lima persen) sehingga Para Penggugat kehilangan pengendalian dalam Turut Tergugat I, dikalikan dengan Rp1.000.000.000.000,00
ep
ka
yang merupakan nilai (i) ijin nasional+frequensi penyiaran dari Turut Tergugat I dan (ii) Branding Image Tergugat I sebagai televisi swasta
ah
nasional satu-satunya yang mengusung pendidikan sekolah, dan
si
R
sebesar Rp907.000.000.000,00 yang merupakan nilai aktiva Turut Tergugat I sesuai dengan Laporan Keuangan yang berakhir pada
ng
ne
Desember 2008; 29.2 Kerugian Immateriil:
mengingat upaya Para Penggugat membangun Turut
do
A gu
Kerugian immaterial Para Penggugat tentu sulit dinilai apalagi
Tergugat I
In
sejak awal tahun 1990-an, yang kemudian “diambil-alih” pengendalian
pengelolaannya melalui perbuatan melawan hukum Para Tergugat. Kerugian immateriil juga timbul karena kredibilitas Para Penggugat di
lik
ka m ah
dunia usaha pada umumnya dan dunia pertelevisian pada khususnya menjadi tidak baik, yang jika dinilai dengan sejumlah uang adalah
ub
sebesar Rp2.000.000.000.000,00 (dua trilyun rupiah);
Sehingga total kerugian materil dan immateril yang diderita oleh Para Penggugat yang sepatutnya dibebankan kepada Para Tergugat secara
ep
tanggung renteng dan diberikan kepada Para Penggugat secara tunai adalah sebesar Rp3.430.250.000.000,00 (tiga trilyun empat ratus tiga puluh milyar
ah
R
dua ratus lima puluh juta rupiah), ditambah bunga sebesar 6% (enam persen)
30. Karena Para Tergugat terbukti telah melakukan perbuatan melawan hukum
do
Hal. 11 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
terhadap Para Penggugat, guna menghindari kerugian yang lebih jauh/
ne
ng
Negeri Jakarta Pusat sampai seluruhnya dibayar lunas;
s
per tahun terhitung sejak gugatan ini didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
M
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 11
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia banyak, Para Penggugat mohon agar Yang Mulia Majelis Hakim yang
memeriksa perkara ini berkenan untuk memberikan putusan provisi yang
ng
memerintahkan Para Tergugat atau atau siapapun juga untuk tidak mengambil tindakan apapun (status quo) sampai perkara ini memiliki kekuatan hukum tetap, yang didasarkan pada:
do
A gu
(a) Surat Kuasa (power of attorney tertanggal 3 Juni 2003);
(b) Keputusan RUPSLB 18 Maret 2005 yang tertuang dalam Akta Nomor
In
16 tanggal 18 Maret 2005 dan Akta Nomor17 tanggal 18 Maret 2005,
keduanya dibuat di hadapan Turut Tergugat IV (Bambang Wiweko,
lik
ah
S.H., M.H.), Notaris di Jakarta;
(c) Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 19 Oktober 2005 yang tertuang dalam Akta Nomor128 tanggal 19 Oktober
ub
m
2005 yang dibuat di hadapan Turut Tergugat V (Sutjipto, S.H.), Notaris di Jakarta;
ep
ka
(d) Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 23 Desember 2005;
ah
31. Selain itu, apabila permohonan tindakan provisional ini dikabulkan oleh
si
R
Majelis Hakim yang Mulia, Para Penggugat mohon agar Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini memerintahkan dan menghukum Para
ng
ne
Tergugat, dalam hal terjadi ketidak-patuhan oleh Para Tergugat atau siapapun juga atas putusan provisi, untuk membayar uang paksa sebesar
A gu
do
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) untuk setiap hari pelanggaran demikian terjadi atau berlanjut, dan bahwa uang paksa tersebut harus
In
dibayarkan oleh Para Tergugat, baik atas tanggungan sendiri maupun bersama, dengan segera dan sekaligus kepada Para Penggugat;
lik
berdasar hukum ini tidak sia-sia (illusoir), maka Para Penggugat mohon peletakan sita jaminan (conservatoir beslag) atas harta benda milik Para
ub
Tergugat yang akan Para Penggugat uraikan dalam permohonan sita jaminan tersendiri;
33. Karena gugatan a quo berdasarkan pada bukti-bukti yang kuat dan beralasan hukum untuk dikabulkan, Para Penggugat mohon agar Para
ep
ah
ka m ah
32. Selain itu, sebagai jaminan agar gugatan Para Penggugat yang sangat
Tergugat, baik atas tanggungan sendiri maupun bersama, dihukum
R
membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus
dengan putusan perkara ini dilaksanakan, dan juga Para Tergugat dihukum
do
Hal. 12 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
pula untuk membayar seluruh biaya dalam perkara ini;
ne
ng
M
apabila lalai memenuhi ketentuan putusan dalam perkara ini sampai
s
juta rupiah) per hari secara tunai dan sekaligus kepada Para Penggugat
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 12
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
34. Karena Gugatan Para Penggugat didasarkan dengan bukti-bukti yang sah dan otentik dan berdasarkan ketentuan Pasal 180 HIR, maka putusan
ng
dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada banding, verzet, ataupun kasasi (uitvoerbaar bij voorraad);
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Para Penggugat mohon kepada
A gu
do
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat agar memberikan putusan sebagai berikut:
Dalam Provisi:
In
1. Memerintahkan masing-masing Para Tergugat atau siapapun juga untuk tidak mengambil tindakan apapun (status quo) sampai perkara ini memiliki
lik
ah
kekuatan hukum tetap, yang didasarkan pada:
(a). Surat Kuasa (power of attorney tertanggal 3 Juni 2003); (b). Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 18 Maret
ub
m
2005 sebagaimana tertuang dalam Akta Nomor 16 tanggal 18 Maret 2005 dan Akta Nomor 17 tanggal 18 Maret 2005, keduanya dibuat di hadapan
ep
ka
Turut Tergugat IV (Bambang Wiweko, S.H., M.H.), Notaris di Jakarta; (c). Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 19
ah
Oktober 2005 sebagaimana tertuang dalam Akta Nomor 128, tanggal 19
si
R
Oktober 2005 yang dibuat di hadapan Turut Tergugat V (Sutjipto, S.H.), Notaris di Jakarta;
ng
ne
(d). Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 23 Desember 2005;
A gu
do
2. Memerintahkan dan menghukum Para Tergugat, dalam hal terjadi ketidakpatuhan atas putusan provisi, apabila permohonan tindakan provisional ini
In
dikabulkan oleh Majelis Hakim yang Mulia, untuk membayar uang paksa
sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) untuk setiap hari pelanggaran
segera dan sekaligus kepada Para Penggugat;
ub
Dalam Pokok Perkara:
lik
oleh Para Tergugat, baik atas tanggungan sendiri maupun bersama, dengan
1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya; 2. Menyatakan bahwa Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum;
ep
ka m ah
demikian terjadi atau berlanjut, dan bahwa uang paksa tersebut harus dibayarkan
3. Menyatakan sah dan sesuai dengan hukum keputusan Rapat Umum
ah
R
Pemegang Saham Turut Tergugat I tanggal 17 Maret 2005 tersebut tertuang
4. Menyatakan sah dan berharga sita conservatoir (conservatoir beslag) yang
do
Hal. 13 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
telah dilakukan;
ne
ng
Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., Notaris di Jakarta;
s
dalam Akta Nomor 114, tanggal 17 Maret 2005, yang dibuat di hadapan
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
M
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 13
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia 5. Membatalkan dan menyatakan tidak sah dan tidak berkekuatan hukum atas, berikut segala perikatan yang timbul dan juga segala akibat hukum dari :
ng
(a) Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 18 Maret 2005 sebagaimana tertuang dalam Akta Nomor 16, tanggal 18 Maret 2005
dan Akta Nomor 17, tanggal 18 Maret 2005, keduanya dibuat di hadapan
A gu
do
Turut Tergugat IV (Bambang Wiweko, S.H., M.H.), Notaris di Jakarta;
(b) Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 19
In
Oktober 2005 sebagaimana tertuang dalam Akta Nomor 128, tanggal 19 Oktober 2005 yang dibuat di hadapan Turut Tergugat V (Sutjipto,
lik
ah
S.H.), Notaris di Jakarta;
(c) Hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 23 Desember 2005;
ub
m
6. Menghukum Tergugat I untuk mengembalikan keadaan Turut Tergugat I (PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia) seperti keadaan semula, seperti sebelum
ep
ka
dilakukannya:
(a) Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 18 Maret 2005
ah
sebagaimana tertuang dalam Akta Nomor 16, tanggal 18 Maret 2005
si
R
dan Akta Nomor 17, tanggal 18 Maret 2005, keduanya dibuat di hadapan Turut Tergugat IV (Bambang Wiweko, S.H., M.H.), Notaris di
ng
ne
Jakarta;
(b) Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 19 Oktober 2005
A gu
do
sebagaimana tertuang dalam Akta Nomor 128, tanggal 19 Oktober
2005 yang dibuat di hadapan Turut Tergugat V (Sutjipto, S.H.), Notaris
In
di Jakarta;
(c) Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 23 Desember
materiil
(sebesar
Rp1.430.250.000.000,00)
lik
7. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng membayar ganti rugi dan
immateriil
(sebesar
ub
Rp2.000.000.000.000,00) atau keseluruhannya sebesar Rp3.430.250.000.000,00 (tiga trilyun empat ratus tiga puluh milyar dua ratus lima puluh juta rupiah) secara tunai kepada Para Penggugat, ditambah bunga sebesar 6% (enam
ep
persen) per tahun terhitung sejak gugatan ini didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sampai seluruhnya dibayar lunas;
R
8. Menghukum Para Tergugat, baik atas tanggungan sendiri maupun
ng
Penggugat apabila lalai memenuhi ketentuan putusan dalam perkara ini
do
Hal. 14 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
sampai dengan putusan perkara ini dilaksanakan;
ne
(lima ratus juta rupiah) per hari secara tunai dan sekaligus kepada Para
s
bersama, membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp500.000.000,00
M
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka m ah
2005;
Halaman 14
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia 9. Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya perkara;
10. Menghukum Para Turut Tergugat untuk tunduk dan patuh pada putusan
ng
perkara ini;
11. Menghukum Turut Tergugat VI untuk menerima laporan dan mencatatkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Turut Tergugat I tanggal
A gu
do
17 Maret 2005 tersebut tertuang dalam Akta Nomor1 14, tanggal 17 Maret 2005, yang dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E.,
In
M.H., Notaris di Jakarta;
12. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dilakukan dan dijalankan
lik
ah
terlebih dahulu (uitvoerbaar bij voorraad) walaupun ada bantahan, banding maupun kasasi;
m
seadil-adilnya (ex aequo et bono);
ub
Apabila Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain, mohon putusan yang
Atau, memberikan putusan lain yang seadil-adilnya;
ep
ka
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat I, Turut Tergugat I dan Turut Tergugat III mengajukan eksepsi pada pokoknya atas dalil-
ah
dalil sebagai berikut:
si
R
Dalam Eksepsi pihak Tergugat I:
I. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Tidak Memiliki Kompetensi Absolut Karena
ng
ne
Perkara a quo Merupakan Sengketa Pelaksanaan Investment Agreement
- Tergugat I
(Ny. Siti Hardiyanti Rukmana, PT. Tridan Satriaputra Indonesia, PT. Citra Lamtoro Gung Persada, Yayasan Purna Bhakti Pertiwi)
(PT. Berkah Karya Bersama)
In
Para Penggugat
lik
- Turut Tergugat II
ub
(PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia)
ep
Investment Agreement tertanggal 23 Agustus 2002 & Supplemental Agreement tertanggal 7 Februari 2003
ne
s
Pasal 13.3: sengketa yang timbul akan diselesaikan melalui arbitrase di Jakarta dengan ketentuan BANI
ng
M
R
ah
ka m ah
A gu
SKEMA EKSEPSI KOMPETENSI ABSOLUT
do
Yang Mengandung Klausula Arbitrase Yang Tegas;
do
Hal. 15 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Dilaksanakan melalui
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 15
R ep ub -
Kuasa 3 Juni 2003
do
Kuasa 7 Februari 2003
In
A gu
.
-
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
ng
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
lik
ah
Pokok perkara dalam gugatan ini adalah sengketa pelaksanaan investment agreement tanggal 23 Agustus 2002;
1. Pokok gugatan perkara a quo berupa pencabutan Surat Kuasa tanggal 3
ub
m
Juni 2003 (vide bukti T1 eks-1.1 dan T1 eks-1.2) dan pembatalan rapat umum pemegang saham luar biasa PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia
ep
ka
(TPI) tanggal 18 Maret 2005 (RUPSLB 18 Maret 2005) (vide bukti T1 eks-2.1 dan T1 eks-2.2) adalah perkara mengenai pelaksanaan investment
ah
agreement sebagai perjanjian pokok yang ditandatangani pada tanggal 23
si
R
Agustus 2002 antara seluruh pemegang saham TPI pada waktu itu, yaitu Para Penggugat beserta M. Jarman dan Niken Vijayanti dengan Tergugat I
ng
ne
sebagai Investor dan dengan Turut Tergugat I (investment agreement) (vide bukti T1 eks-3.1) serta suatu supplemental agreement yang merupakan
A gu
do
tambahan atas investment agreement yang ditandatangani pada tanggal 7
Februari 2003 dan ditandatangani oleh pihak yang sama (vide bukti T1 eks-
In
3.2) (supplemental agreement);
2. Surat Kuasa tanggal 3 Juni 2003 dan RUPSLB 18 Maret 2005 merupakan
3. Berdasarkan
investment
agreement,
lik
perjanjian pokoknya;
Tergugat
I
akan
melakukan
ub
pembiayaan dan restrukturisasi hutang-hutang TPI dengan nilai maksimal US$55,000,000.00 dan berdasarkan supplemental agreement, apabila pembiayaan dan restrukturisasi yang dilakukan melebihi nilai maksimal tersebut dan membutuhkan dana lebih dari US$55,000,000.00, maka hal
ep
ah
ka m ah
realisasi atas investment agreement dan supplemental agreement sebagai
tersebut menjadi tanggung jawab Para pemegang saham TPI pada waktu itu
R
termasuk Para Penggugat, melalui penjualan aset miliknya. Berdasarkan
do
Hal. 16 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
hhutang Turut Tergugat I;
ne
ng
M
dengan cara penerbitan saham baru/dilusi atas penyelesaian-penyelesaian
s
investment agreement, Tergugat I diberikan hak atas 75% saham TPI
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 16
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia 4. Adapun untuk merealisasikan investment agreement telah diperjanjikan dalam Pasal 14.1 investment agreement bahwa Para pihak dalam investment
ng
agreement akan menandatangani dokumen-dokumen yang diperlukan :
“14.1 Each Party here to…….shall execute and deliver such further certificates, agreements and other documents and take such other
A gu
do
actions as may be reasonably requested to consummate, implement or evidence the transactions contemplated hereby”;
In
Yang dalam Bahasa Indonesia artinya:
“14.1 Setiap Pihak dalam perjanjian ini….. akan menandatangani dan
lik
ah
memberikan sertifikat, perjanjian dan dokumen-dokumen lainnya dan
akan melakukan tindakan lainnya yang secara wajar diminta untuk menyelesaikan, dan mengimplementasikan transaksi yang diperjanjikan
ub
m
dalam perjanjian ini”;
5. Atas dasar ketentuan dalam investment agreement tersebut, Para
beberapa
surat
kuasa
ep
ka
Penggugat dan M. Jarman memberikan kuasa kepada Tergugat I melalui diantaranya
untuk
mengajukan
permohonan
ah
mengadakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) dan
si
R
menghadiri RUPSLB yang agendanya adalah untuk mengubah susunan direksi dan komisaris TPI, mengubah anggaran dasar TPI, menambah modal
ng
ne
TPI, serta hal-hal lainnya sehubungan dengan implementasi investment agreement. Berdasarkan surat kuasa tersebut Tergugat I menghadiri
A gu
do
RUPSLB 18 Maret 2005 dan mengeluarkan keputusan terkait kepemilikan 75% saham TPI oleh Tergugat I, sesuai dengan dan sebagai implementasi
In
dari investment agreement;
6. Oleh karena itu jelaslah bahwa surat kuasa dan RUPSLB 18 Maret 2005
turunan/accessoir
dari
investment
lik
pelaksanaan/perjanjian
agreement
sebagai perjanjian pokok, yang dengan demikian baik surat kuasa maupun
ub
RUPSLB 18 Maret 2005 merupakan realisasi dan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari investment agreement;
7. Terlebih lagi, Penggugat I telah mengakui bahwa RUPSLB 18 Maret 2005 yang menjadi dasar bagi Tergugat I untuk menjadi pemegang 75% saham
ep
ah
ka m ah
yang dipermasalahkan Para Penggugat dalam perkara ini merupakan
Turut Tergugat I merupakan pelaksanaan dari investment agreement,
R
sebagaimana tercantum dalam Tanggapan Penggugat I pada permohonan
do
Hal. 17 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
investment limited selaku Pemohon terhadap Ny. Siti Hardiyanti Rukmana
ne
ng
M
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang diajukan oleh literati capital
s
pailit Perkara Nomor 6/Pailit/2010/PN Niaga Jkt.Pst di Pengadilan Niaga
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 17
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
(Penggugat I) selaku Termohon (Permohonan Pailit Nomor 6, vide bukti T1 eks-4), halaman 9 angka 4:
ng
”...Berkah (baca Tergugat I) melalui RUPSLB TPI tanggal 18 Maret 2005 (meskipun masih disengketakan) telah menuntaskan penyelesaian transaksi
antara Termohon (baca Penggugat I) dan berkah dengan melaksanakan
A gu
do
salah satu alternatif penyelesaian yang diagendakan dalam RUPSLB TPI
(baca: Turut Tergugat I) tanggal 18 Maret 2005 sebagaimana ternyata dari
In
undangan RUPSLB tanggal 10 Maret 2005 dan Akta Pernyataan Keputusan RUPSLB 18 Maret 2005 Nomor 16, yaitu melaksanakan investment
lik
ah
agreement dengan menjadi pemegang 75% saham di TPI”; Halaman 11 angka 4:
”...Berkah melaksanakan salah satu alternatif penyelesaian yang diagendakan
ub
m
dalam RUPSLB TPI tanggal 18 Maret 2005, yaitu melaksanakan investment agreement dengan menjadi pemegang 75% saham di TPI...”;
ep
ka
Halaman 13 angka 7 dan angka 9:
”...penyelesaian transaksi antara Termohon dan Berkah telah dituntaskan
ah
secara sepihak oleh Berkah dengan dilaksanakannya salah satu alternatif
si
R
penyelesaian yang diagendakan dalam RUPSLB TPI tanggal 18 Maret 2005 tersebut, yaitu pelaksanaan investment agreement dengan Berkah manjadi
ng
ne
pemegang 75% saham di TPI”;
”...penyelesaian transaksi antara Termohon dan Berkah telah dituntaskan
A gu
do
secara sepihak oleh Berkah dengan dilaksanakannya investment agreement oleh Berkah yang menjadi pemegang 75% saham di TPI melalui keputusan
In
RUPSLB TPI tanggal 18 Maret 2005...”;
Dalam kutipan-kutipan di atas, terdapat pengakuan yang sempurna dari
Penggugat I bahwa (1) Tergugat I mendapatkan 75% saham Turut Tergugat
lik
ka m ah
I berdasarkan investment agreement dan (2) RUPSLB 18 Maret 2005 adalah pelaksanaan dari investment agreement. Dengan demikian permasalahan
ub
seputar RUPSLB 18 Maret 2005 dan seputar kepemilikan Tergugat I atas 75% saham TPI termasuk dalam lingkup investment agreement. Meskipun demikian, dengan ini Tergugat I tegaskan bahwa Tergugat I tidak
ep
mengakui, bahwa hutang-hutang group Penggugat I (selain hutang TPI yang disebutkan dalam investment agreement) yang dahulu diambil alih oleh
ah
R
Tergugat I termasuk Hhutang PT Citra Industri Logam Mesin Persada dan
8. Dalam perkara ini sengketa yang didalilkan Para Penggugat timbul dari
do
Hal. 18 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
hubungan hukum Para pihak dalam investment agreement, adalah:
ne
ng
yang harus diselesaikan Tergugat I dalam investment agreement;
s
Hutang PT Trihasra Sarana Jaya Purnama, merupakan bagian dari hutang
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
M
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 18
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (1) Apakah Tergugat I telah melakukan RUPSLB 18 Maret 2005 secara sah
dan tidak melawan hukum ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut
ng
maka harus diperhatikan isi dari investment agreement yang mengatur
ada tidaknya hak Tergugat I untuk memperoleh 75% saham TPI dan apakah pelaksanaan RUPSLB 18 Maret 2005 tersebut sejalan dengan
A gu
do
investment agreement. Jawabnya, RUPSLB 18 Maret 2005 tersebut sah dan sejalan dengan investment agreement;
In
(2) Demikian juga sebagaimana dalil Para Penggugat bahwa pelaksanaan
RUPSLB tanggal 18 Maret 2005 oleh Tergugat I adalah melawan hukum
lik
ah
karena didasarkan atas surat kuasa yang telah dicabut. Surat kuasa tersebut adalah perjanjian accessoir dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari investment agreement sebagai perjanjian pokok, dengan
tersebut
oleh
ub
m
demikian perlu terlebih dahulu didalami apakah pencabutan surat kuasa Para
Penggugat
dibenarkan
berdasarkan
investment
ep
ka
agreement sebagai perjanjian pokoknya atau tidak. Jawabnya, surat kuasa tersebut tidak bisa dicabut karena merupakan turunan dari investment
si
(irrevocable);
R
ah
agreement dan merupakan kuasa yang tidak dapat ditarik kembali
9. Oleh karena permasalahan dalam perkara a quo nyata-nyata berada dalam
ng
ne
lingkup investment agreement, maka untuk penyelesaian sengketa haruslah mengikuti ketentuan dalam investment agreement yaitu pada arbitrase di
A gu
do
Jakarta berdasarkan ketentuan Badan Arbitrase Nasional Indonesia dan bukan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;
In
Di dalam investment agreement terdapat klausula arbitrase yang tegas dan mengikat Para Penggugat, Tergugat I dan Turut Tergugat I;
lik
“13.2. All controversies arising between the parties out of or in relation to this agreement, including without limitation, any question relative to its
ub
interpretation, performance validity, effectiveness and the termination of the rights or obligations of any party, shall be settled amicably by the parties wherever practicable;
13.3. If such dispute cannot be resolved amicably by the Parties then, it shall
ep
ah
ka m ah
10. Pasal 13.2-13.4 investment agreement berbunyi :
be settled exclusively and finally by arbitration in Jakarta in accordance with
R
the Rules of Badan Arbitrase Nasional Indonesia;
do
Hal. 19 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
(August 12, 1999) and shall irrevocably bind the Parties to submit all
ne
ng
M
No. 30 of 1999 regarding Arbitration and Alternative Dispute Resolution
s
13.4. This Clause 13 is to be an Arbitration Clause within the meaning of Law
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 19
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia irreconcilable disputes to final and binding arbitration in accordance with such law and the provisions herein set forth”;
ng
Yang dalam Bahasa Indonesia artinya:
“13.2. Segala sengketa yang timbul antara Para pihak yang berasal dari
atau terkait dengan perjanjian ini, termasuk namun tidak terbatas pada,
A gu
do
pertanyaan apapun terkait dengan penafsiran, keabsahan pelaksanaan, keefektifan dan pemutusan hak atau kewajiban dari pihak manapun, akan
In
diselesaikan melalui musyarawarah;
13.3. Apabila sengketa tersebut tidak dapat diselesaikan secara musyawarah,
lik
ah
maka harus diselesaikan secara eksklusif dan mengikat melalui arbitrase di Jakarta sesuai dengan ketentuan Badan Arbitrase Nasional Indonesia; 13.4. Pasal 13 ini merupakan suatu klausula arbitase yang tercakup dalam
ub
m
pengertian pada Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (12 Agustus 1999) dan tidak dapat
ep
arbitrase yang final dan mengikat sesuai dengan hukum dan ketentuanketentuan yang diatur di perjanjian ini”;
11. Bahwa Pasal 6 supplemental agreement menyatakan dengan tegas mengikuti
si
R
ah
ka
dicabut serta mengikat Para pihak untuk menyampaikan sengketa kepada
ketentuan Pasal 13 investment agreement mengenai penyelesaian sengketa;
ng
ne
12. Berdasarkan Pasal 13 di atas bahwa segala sengketa yang timbul dari ataupun berhubungan dengan investment agreement harus diselesaikan dengan cara
do
A gu
musyawarah oleh Para pihak. Jika musyawarah tidak dapat terlaksana, maka
sengketa tersebut harus diselesaikan dengan cara arbitrase sesuai dengan
In
ketentuan-ketentuan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI);
13. Gugatan a quo yang menyangkut pencabutan Surat Kuasa 3 Juni 2003 dan
lik
berasal dari atau setidak-tidaknya terkait dengan investment agreement, oleh karenanya sengketa tersebut harus tunduk kepada perjanjian arbitrase di dalam investment agreement;
ub
ka m ah
pembatalan RUPSLB 18 Maret 2005 adalah nyata-nyata sengketa yang
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat wajib menolak perkara a quo;
(Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999) menyatakan:
ep
ah
14. Pasal 3 Undang Undang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa
“Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk mengadili sengketa Para pihak
R
yang telah terikat dalam perjanjian arbitrase”;
untuk mengajukan penyelesaian sengketa atau beda pendapat yang
do
Hal. 20 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
termuat dalam perjanjiannya ke Pengadilan Negeri;
ne
ng
M
“(1) Adanya suatu perjanjian arbitrase tertulis meniadakan hak Para pihak
s
Selanjutnya, Pasal 11 Undang Undang Nomor 30 Tahun1999 menyatakan:
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 20
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (2) Pengadilan Negeri wajib menolak dan tidak akan campur tangan di dalam suatu penyelesaian sengketa yang telah ditetapkan melalui arbitase,
ng
kecuali dalam hal-hal tertentu yang ditetapkan dalam undang- undang ini.”;
15. Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 455 K/Sip/1982, tanggal 27 Januari 1983, Para pihak PT Maskapai Asuransi Ramayana vs Sohadi
A gu
do
Kawilarang;
“Dalam Polis Kecelakaan Pribadi Nomor 210/PA/20.318, tanggal 10 Agustus
In
1978 dicantumkan bahwa “pertikaian berkenaan dengan Polis ini, diselesaikan dalam tingkat tertinggi di Jakarta oleh 3 orang juri pemisah
lik
ah
(arbitrase)”;
“Dengan demikian Pengadilan Negeri tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini. Pasal 3 Undang Undang Nomor 14 Tahun 1970 (khusus memori
ub
berdasarkan Pasal 134 HIR Hakim berwenang untuk menambahkan
ep
pertimbangan dan alasan hukum secara jabatan…” 16. Berdasarkan Pasal 11 ayat (1) Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999, maka jelas atas dasar klausula arbitrase yang tercantum dalam Pasal 13
ah
ka
m
penjelasan). Meskipun hal ini tidak diajukan oleh Pihak Tergugat namun
si
R
investment agreement, hak Para Penggugat, Tergugat I dan Turut Tergugat I untuk mengajukan sengketa a quo ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat
ng
ne
menjadi tiada;
17. Berdasarkan Pasal 3 jo.. Pasal 11 ayat (2) Undang Undang Nomor 30/1999,
A gu
do
maka nyata bahwa PN Jakarta Pusat tidak berwenang mengadili sengketa a
quo dan wajib menolak perkara a quo karena berdasarkan investment
In
agreement, kewenangan absolut untuk memeriksa sengketa hanya dimiliki oleh suatu arbitrase di Jakarta sesuai dengan ketentuan BANI;
lik
pada arbitrase di Jakarta sesuai dengan ketentuan BANI, maka Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sudah selayaknya memutus tidak memiliki kewenangan
ub
untuk mengadili perkara ini. Mengingat eksepsi ini adalah eksepsi kompetensi absolut mengenai tidak berwenangnya Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk mengadili perkara a quo, maka dengan ini Tergugat I memohon agar Majelis Hakim Yang Terhormat berkenan memberikan
ep
ah
ka m ah
18. Oleh karena itu, mengingat kewenangan absolut atas perkara a quo berada
putusan sela yang amarnya berbunyi:
ng
mengadili perkara a quo;
Hal. 21 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
do
Menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima;
gu
3.
s
M
2. Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang untuk
ne
Tergugat I;
R
1. Menerima seluruh eksepsi kompetensi absolut yang diajukan oleh
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 21
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia II. Gugatan Kabur (obscuur libel) Mengenai Pihak Selaku Turut Tergugat I Yang Oleh Karenanya Menyebabkan Salah Pihak (error in persona);
ng
19. Gugatan Para Penggugat mengandung cacat formalitas karena gugatan
kabur (obscuur libel) mengenai siapa yang menjadi Turut Tergugat I dalam perkara a quo (error in persona). Dalam angka 1 halaman 3 gugatan
do
A gu
Penggugat tertulis:
“PT Cipta Televisi Republik Indonesia, dikenal dengan TPI (Turut Tergugat
In
I) adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dengan…”;
20. Identitas Turut Tergugat I adalah salah karena seharusnya adalah “PT Cipta
lik
Indonesia. PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia-lah yang menjalankan stasiun televisi yang dikenal dengan nama TPI dan bukan PT Cipta Televisi
ub
Republik Indonesia;
21. Ketidakcermatan Para Penggugat tersebut menyebabkan gugatan kabur (obscuur libel) mengenai siapa pihak yang digugatnya (error in persona),
ep
ka
m
ah
Televisi Pendidikan Indonesia” dan bukan PT Cipta Televisi Republik
khususnya mengenai identitas Turut Tergugat I sehingga Tergugat I
ah
memohon kepada Majelis Hakim Yang Terhormat untuk menolak gugatan
si
R
Para Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan bahwa gugatan yang diajukan Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);
ng
ne
III. Gugatan Kurang Pihak (exceptio plurium litis consortium);
22. Sebagaimana disebutkan di atas, petitum yang diajukan Para Penggugat dalam
A gu
do
halaman 15 dan 16 gugatannya diantaranya adalah untuk membatalkan RUPSLB 18 Maret 2005 dan oleh karenanya Para Penggugat juga meminta
In
agar Tergugat I mengembalikan keadaan Turut Tergugat I seperti keadaan
semula seperti sebelum dilakukannya RUPSLB 18 Maret 2005 tersebut;
lik
saham TPI sebelum tanggal 18 Maret 2005 akan kembali memiliki 100% saham TPI sehingga perkara ini akan berpengaruh kepada seluruh
waktu Itu (sebelum 18 Maret 2005);
ub
pemegang saham TPI Saat Ini dan seluruh pemegang saham TPI pada
Gugatan kurang pihak sebab tidak menyertakan PT Media Nusantara Citra,
ep
Tbk. (MNC) sebagai pemegang saham mayoritas TPI saat ini; 24. Saat ini Tergugat I tidak lagi memegang 75% saham TPI. Saham tersebut
ah
ka m ah
23. Apabila RUPSLB 18 Maret 2005 dibatalkan, akibatnya adalah pemegang
R
telah dialihkan kepada PT Media Nusantara Citra, Tbk. (MNC) berdasarkan
eks-5). Susunan pemegang saham saat ini sebagaimana telah diterima dan
Hal. 22 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
hukum (SABH)
do
dalam database sistem administrasi badan
gu
dicatat
ne
ng
M
TPI yang dibuat di hadapan Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta (vide bukti T1
s
Akta Nomor 93, tanggal 21 Juli 2006 tentang Pernyataan Keputusan Rapat
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 22
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Depkumham berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan
Perubahan
Nama Pemegang Saham, Direksi dan Komisaris TPI Nomor W7-HT. 01.10-
2.
Ny. Siti Hardiyanti Rukmana; PT Citra Lamtoro Gung Persada; Yayasan Purna Bhakti Pertiwi;
5.
PT Tridan Satriaputra Indonesia;
6.
Tn. Mohammad Jarman, SE;
7.
Ny. Niken Vijayanti;
In
4.
lik
ah
A gu
3.
PT Media Nusantara Citra, Tbk. (MNC);
do
1.
ng
4534 tanggal 5 April 2007 adalah:
25. Oleh karena MNC merupakan pemegang saham saat ini (bahkan merupakan pemegang saham mayoritas), maka gugatan ini haruslah menyertakan MNC
ub
m
sebagai pihak dalam perkara. Sebab bagaimana mungkin Para Penggugat ingin mengembalikan keadaan kepemilikan TPI kepada keadaan semula tanpa
ep
ka
mengikutsertakan pemilik saat ini. Tidaklah memungkinkan untuk menghilangkan hak MNC atas kepemilikannya terhadap 75% saham TPI yang dijamin oleh
ah
hukum, tanpa menyertakannya sebagai pihak dalam perkara. Dengan demikan,
si
R
tidak diikutsertakannya MNC sebagai pemilik 75% saham TPI saat ini menyebabkan gugatan Para Penggugat kurang pihak;
ng
ne
26. Hal ini sesuai dengan putusan Mahkamah Agung Nomor 1827 K/Pdt/2000. Dalam perkara tersebut penggugat mendalilkan bahwa dirinya merupakan
A gu
do
pemilik yang sah atas sebidang tanah dan tidak pernah menjual tanah tersebut kepada siapapun. Penggugat kemudian mengajukan gugatan
In
terhadap tergugat yang mendirikan hotel di atas sebidang tanah tersebut. Tergugat mengajukan pembelaan bahwa ia telah membelinya secara sah
lik
maka gugatan menjadi kurang pihak. Mahkamah Agung memutuskan bahwa gugatan kurang pihak sebab seharusnya orang yang menjual tanah
ub
sengketa kepada tergugat dalam perkara itu juga dijadikan tergugat atau setidak-tidaknya turut tergugat sehingga dapat diketahui darimana orang tersebut mempunyai alas hak untuk menjual tanahnya kepada Tergugat;
ep
27. Berdasarkan putusan Mahkamah Agung tersebut, jelas bahwa apabila pihak
ah
ka m ah
dari pihak lain dan dengan tidak diikutsertakannya pihak penjual tanah tersebut,
penjual (pihak yang tidak lagi memiliki objek yang dipersengketakan) saja
R
dianggap sebagai pihak yang berkepentingan dalam transaksi atas objek
memiliki objek yang dipersengketakan juga harus menjadi pihak dalam
do
Hal. 23 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
perkara. Oleh karenanya jelas bahwa MNC sebagai pihak yang telah
ne
ng
M
tidak kurang pihak, maka sudah pasti pihak pembeli sebagai pihak yang
s
perkara tersebut, sehingga perlu diikutsertakan dalam gugatan agar gugatan
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 23
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia mengambil alih dan menjadi pemilik 75% saham TPI dari Tergugat I harus diikutsertakan sebagai pihak dalam perkara;
ng
28. Dengan demikian, tidak diikutsertakannya MNC sebagai pihak dalam perkara telah membuat gugatan Para Penggugat kurang pihak (exceptio plurium litis consortium) dan karenanya Majelis Hakim Yang Terhormat
A gu
do
sudah sepatutnya menolak atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);
In
Gugatan kurang pihak sebab tidak menyertakan M. Jarman dan Niken Vijayanti sebagai pemegang saham TPI saat ini dan pra RUPSLB 18 Maret 2005;
lik
ah
29. Sebagaimana terdapat dalam gugatan Para Penggugat pada angka 2 di halaman 3, pemegang saham TPI sebelum diadakannya RUPSLB 18 Maret 2005 adalah:
ub
m
1. Ny. Siti Hardiyanti Rukmana;
2. PT Citra Lamtoro Gung Persada;
ep
ka
3. Yayasan Purna Bhakti Pertiwi;
4. PTl Tridan Satriaputra Indonesia;
ah
5. Tn. Mohammad Jarman, S.E;
si
R
6. Ny. Niken Vijayanti;
30. Oleh karena perkara ini berpengaruh terhadap hak dan kewajiban seluruh
ng
ne
pemegang saham TPI saat ini dan seluruh pemegang saham TPI sebelum RUPSLB 18 Maret 2005, maka seluruh pemegang saham TPI sebagaimana
A gu
do
disebut di atas seharusnya dan sepatutnya menjadi pihak dalam gugatan Para Penggugat;
diikutsertakan sebagai pihak
In
31. Namun ternyata, Tn. Mohammad Jarman dan Ny. Niken Vijayanti tidak dalam perkara. Padahal, setidak-tidaknya
lik
gugatan yang diajukan Para Penggugat adalah kurang pihak (exceptio plurium litis consortium);
ub
32. Oleh karena gugatan yang diajukan Para Penggugat kurang pihak (exceptio plurium litis consortium), maka sudah sepatutnya Majelis Hakim yang terhormat
menolak
gugatan
Para
Penggugat
atau
setidak-tidaknya
ep
menyatakan bahwa gugatan yang diajukan Para Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);
R
Dalam Eksepsi Turut Tergugat I:
ng
agreement dan ternyata di dalam investment agreement di atas bahwa
do
Hal. 24 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
setiap sengketa diselesaikan melalui arbitrase bani, dan;
ne
Inti pokok gugatan adalah perihal sengketa pelaksanaan dari investment
s
I. Eksepsi Kompetensi Absolut
M
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka m ah
seharusnya dijadikan Turut Tergugat dalam perkara a quo. Dengan demikian,
Halaman 24
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat secara kompetensi absolut
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia tidak
berwenang mengadili perkara ini karena inti pokok dari semua surat gugatan
ng
adalah Para penggugat menggugat tidak sah kepemilikan 75% saham (RUPSLB Turut Tergugat I, tanggal 18 maret 2005) dari Tergugat I di PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) atau turut Tergugat I
yang diperoleh
A gu
do
Tergugat I berdasarkan investment agreement tertanggal 23 agustus 2002 yang ditandatangani oleh Para penggugat, Niken Vijayanti, Mohamad Jarman
In
dengan Tergugat I dan Turut Tergugat I, padahal berdasarkan Pasal 13
investment agreement tertanggal 23 agustus 2002 (vide bukti TT.1-1) jelas
lik
ah
diatur setiap perselisihan megenai interpretasi pelaksanaan, keabsahan, kekuatan berlaku dan pemutusan hak dan kewajiban Para pihak dari setiap sengketa (disputes) disepakati diselesaikan melalui BANI (Badan Arbitrase
ub
m
Nasional Indonesia), sedangkan pada Pasal 13.7 investment agreement tertanggal 23 agustus 2002 jelas diatur bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
ep
ka
hanya berwenang untuk pelaksanaan (eksekusi) dari putusan arbitrase; I.1. bukti-bukti Kewenangan BANI;
ah
I.1.a. Bahwa pada awal jatuhnya kekuasaan orde baru ternyata
si
R
Penggugat I (Ny. Siti Hardiyanti Rukmana) dan grup usahanya (yaitu pada saat itu PTlTPI) terlilit hhutang yang sangat besar ke
ng
ne
berbagai pihak, baik hutang yang benar-benar sah maupun
hutang rekayasa;
A gu
do
I.1.b. Bahwa akhirnya Penggugat I meminta bantuan kepada investor yaitu PT Berkah Karya Bersama (Tergugat I) untuk mengatasi
In
hutang-hutang dari PT TPI yang pada saat itu milik dari Penggugat I
dan yang seperti disepakati dalam investment agreement, tertanggal 23 Agustus 2002 yang ditandatangani oleh:
lik
ka m ah
- PT Berkah Karya Bersama (Tergugat I);
- Ny. Siti Hardiyanti Rukmana (Penggugat I) (dalam kapasitasnya
ub
untuk dan atas nama diri sendiri, sebagai kuasa dari PT Tridan Satriaputra Indonesia (Penggugat II), sebagai kuasa dari PT Citra Lamtoro Gung Persada (Penggugat III), sebagai kuasa dari
ep
Yayasan Purna Bhakti Pertiwi (Penggugat IV), sebagai kuasa
ah
dari Niken Vijayanti, dan sebagai kuasa dari Mohamad Jarman;
R
dan PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Turut Tergugat I)
ketiga, dan sebagai imbalannya Tergugat I akan mendapatkan
do
Hal. 25 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
75% saham yang akan diterbitkan baru oleh PT TPI (Turut
ne
ng
M
hutang dari PT TPI dibayarkan oleh Tergugat I kepada pihak
s
(vide bukti TT.1-1), dengan syarat sejumlah tertentu hutang-
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 25
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Tergugat I), sehingga Para pemegang saham lama (Para
Penggugat) hanya memiliki 25% saham di PT TPI (Turut
ng
Tergugat I); Untuk
jelasnya
dikutip
kesepakatan
di
dalam
investment
do
investor (yaitu Tergugat I) akan mendapatkan 75% saham di PT TPI (Turut Tergugat I);
In
- Butir B dari Preambule Investor Agreement tertanggal 23 Agustus 2002 pada halaman 2 dikutip sebagai berikut:
“The Existing Shareholders have agreed with the Investor that
lik
ah
A gu
agreement tertanggal 23 Agustus 2002 sebagai berikut di mana
the Investor may acquire a majority shareholding in TPI conditional upon the Investor subscribing for shares in TPI and
ub
m
arranging for the acquisition and restructuring of certain debts of TPI as more specifically described in this Agreement”;
ep
ka
Terjemahan :
“Para Pemegang Saham Sekarang telah setuju dengan Investor
ah
bahwa Investor akan mendapatkan mayoritas kepemilikan saham di
si
R
TPI dengan syarat Investor akan mendapatkan saham-saham di TPI dan Investor akan mengatur pengambilalihan beberapa
ne
ng
hutang dari TPI seperti diuraikan dalam Perjanjian ini”;
(Catatan Para pemegang saham sekarang adalah Para Penggugat,
A gu
do
sedangkan investor adalah Tergugat I);
- Pasal 3.1. dari investment agreement tertanggal 23 Agustus 2002
In
dikutip sebagai berikut: 3.1. Share Subscription:
3.1.1.Subject to the terms of the Share Subscription Agreement, for and TPI shall issue to
lik
ka m ah
the Investor shall subscribe
the Investor, shares in TPI constituting 75% (the “initial
ub
investor stake”) of TPI’s total issued share capital, post subscription, on a fully diluted basis (the “Subscription
Terjemahan :
ep
Shares)”;
ah
3.1. Pengeluaran/Penerbitan Saham:
R
3.1.1. Dengan tunduk kepada share subscription agreement,
dimiliki oleh investor) dari total seluruh saham yang
do
Hal. 26 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
diterbitkan oleh TPI yang akan diterbitkan kemudian
ne
ng
M
oleh TPI sebesar 75% (bagian awal saham yang akan
s
investor akan mendapatkan saham yang akan diterbitkan
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 26
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dengan dasar dilusi penuh saham-saham (saham yang
dikeluarkan”)”;
ng
(Catatan: Jadi, Tergugat I (Investor) berhak 75% saham di PT TPI dengan cara PT TPI menerbitkan saham baru);
-
Pasal 3.4.2.3. dari Investment Agreement tertanggal 23
do
A gu
Agustus 2002 dikutip sebagai berikut:
3.4.2.3. a right on the part of (i) the Existing Shareholders and
In
(ii) SPV, so long as the Existing Shareholders and SPV shall continue to hold, in aggregate at such time,
lik
ah
at least 25% of the total issued share capital of TPI, for the existing shareholders, collectively, to nominate of maximum of 1 person and SPV to nominate a
ub
m
maximum of 1 person in each case to be appointed to the Board of Commissioners of TPI;
ep
ka
Terjemahan:
3.4.2.3. “Hak pada bagian dari (i) Para pemegang saham
ah
sekarang dan (ii) SPV, selama Para pemegang
si
R
saham sekarang dan SPV masih terus sebagai pemegang saham, pada saat tersebut, akan terus
ne
ng
sebagai pemilik dari, sekurang-kurangnya 25% dari total modal saham yang disetor pada TPI, untuk Para dengan
SPV,
untuk
do
bersama-sama
mencalonkan paling banyak 1 orang dan untuk ditunjuk
In
dalam Dewan Komisaris TPI”;
(Catatan: Jadi disepakati bahwa pemegang saham lama (yaitu Para Penggugat) dan SPV untuk selanjutnya hanya
lik
berhak memiliki maksimum 25% saham di PT TPI); I.1.c. Bahwa kemudian PT Berkah Karya Bersama (Tergugat I); Ny. Siti
ub
Hardiyanti Rukmana (Penggugat I) (dalam kapasitasnya untuk dan atas nama diri sendiri, dan juga sebagai kuasa dari PT Tridan Satriaputra Indonesia (Penggugat II), dan juga sebagai kuasa dari
ep
PT Citra Lamtoro Gung Persada (Penggugat III), dan juga sebagai kuasa dari Yayasan Purna Bhakti Pertiwi (Penggugat
ah
ka m ah
A gu
pemegang,
R
IV)), dan juga sbagai kuasa dari Niken Vijayanti dan juga sebagai
dan
menandatangani Supplemental Agreement tertanggal 7 Februari bukti
TT.1-2)
yang
merupakan
perluasan/
do
(vide
Hal. 27 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
2003
ne
ng
M
Televisi Pendidikan Indonesia (Turut Tergugat I), membuat
s
kuasa dari Mohamad Jarman); dan juga sebagai dari PTCipta
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 27
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia pengembangan syarat dan ketentuan dari investment agreement,
karena Supplemental Agreement tertanggal 7 Februari 2003
ng
tersebut merujuk kepada ketentuan Pasal 15.1. Investment Agreement tertanggal 23 Agustus 2002 yang berbunyi :
do
signed by the Parties here to”; Terjemahan:
In
“Suatu variasi atas syarat atau ketentuan apapun dalam perjanjian ini harus dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh Para pihak”;
lik
ah
A gu
“A variation of any term of this Agreement must be in writing and
Dan pengembangan syarat dan ketentuan yang diatur dalam Supplemental Agreement tertanggal 7 Februari 2003 dimaksud
ub
m
berkenaan dengan pendanaan/pembiayaan yang dilakukan oleh Tergugat I untuk restrukturisasi hutang-hutang Turut Tergugat I disebutkan
dalam
Pasal
2.6
Supplemental
ep
ka
sebagaimana
Agreement yang merujuk kepada ketentuan Pasal 2.4 Investment
ah
Agreement, yang dikutip sebagai berikut:
si
R
Pasal 2.6 Supplemental Agreement: “2.6 In the event that the financing required for the TPI
ng
ne
Debts Restructuring (as contemplated in Clause 2.4) exceeds US$55 million …”;
do
“2.6 Dalam hal pendanaan/pembiayaan yang diperlukan
Bahwa
untuk Restrukturisasi Utang-hutang TPI (sebagaimana
In
A gu
Terjemahan:
ditentukan dalam Pasal 2.4) melebihi USD 55 juta, …” sebagai
pelaksanaan
dari
Investment
Agreement
lik
ka m ah
tertanggal 23 Agustus 2002 (vide bukti TT.1-1) dan Supplemental Agreement tertanggal 7 Februari 2003 tersebut (vide bukti TT.1-2)
ub
khususnya 75% saham di PT TPI yang akan diserahkan kepada Tergugat I, maka Penggugat I, Penggugat II dan Penggugat III (selaku pemegang saham lama di PT TPI) masing-masing
ep
menyerahkan Surat Kuasa tertanggal 7 Februari 2003 kepada
ah
Tergugat I (vide bukti TT.1-3.a, TT.1-3.b, dan TT.1-3.c). Jadi,
R
terdapat 3 (tiga) Surat Kuasa tertanggal 7 Februari 2003. Tiga
dan/atau menghadiri RUPS PT TPI (Turut Tergugat I) yang
do
Hal. 28 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
membahas masalah/agenda apapun dalam rangka pelaksanaan
ne
ng
M
kuasa kepada Tergugat I untuk meminta diselenggarakan
s
Surat Kuasa tertanggal 7 Februari 2003 tersebut memberikan
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 28
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
Investment
Agreement
tertanggal
23
Agustus
2002
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dan
Supplemental Agreement tertanggal 7 Februari 2003, sebagaimana
ng
dikutip sebagai berikut:
“…in the framework of the implementation of the Investment
do
the supplemental agreement dated 7 February 2003 executed by
the parties thereto, including the Principal and the Attorney…”
In
…to call and/or attend any EGM of CTPI which will discuss, inter alia, the following matters: 5. Other matters”;
lik
ah
A gu
Agreement dated 23 August 2002 as further supplemented by
Terjemahan:
“….Dalam rangka melaksanakan Investment Agreement tertanggal
ub
m
23 Agustus 2002 yang dilengkapi dengan Supplemental Agreement tertanggal 7 Februari 2003 yang dilaksanakan oleh Para pihak
ep
ka
dalam perjanjian tersebut termasuk pemberi kuasa dan Penerima Kuasa….;
ah
…untuk meminta diselenggarakan dan/atau menghadiri RUPSLB
si
R
CTPI yang akan membahas, antara lain, hal-hal sebagai berikut : 5. Hal-hal lainnya”;
ng
ne
Jadi, 3 (tiga) Surat Kuasa tertanggal 7 Februari 2003 tersebut
jelas-jelas menunjuk kepada Investment Agreement tertanggal 23
do
A gu
Agustus 2002 (vide bukti TT.1-1) dan Supplemental Agreement
tertanggal 7 Februari 2003 (vide bukti TT.1-2);
In
Setelah itu, Para Penggugat juga memberikan Surat Kuasa
tertanggal 3 Juni 2003 (vide bukti TT.1-4) kepada Tergugat 1
untuk menyelenggarakan RUPS Luar Biasa di PT TPI (Turut
lik
ka m ah
Tergugat 1) dalam rangka untuk menerbitkan 75% saham baru di PT TPI yang akan dimiliki oleh Tergugat I sesuai Pasal 3.1. dari Agreement
tertanggal
23
Agustus
2002;
dan
ub
Investment
berdasarkan Surat Kuasa tertanggal 3 Juni 2003 (vide bukti TT.14), maka Tergugat I melaksanakan RUPSLB Turut Tergugat I
ep
tanggal 18 Maret 2005 yang hasilnya antara lain penerbitan 75%
ah
saham baru di PT TPI yang dimiliki Tergugat I, sebagaimana
R
dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan
Wiweko, S.H., M.H., Notaris di Jakarta (vide bukti TT.1-5.a),
do
Hal. 29 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
dimana sehubungan dengan penerbitan 75% saham baru di Turut
ne
ng
M
tertanggal 18 Maret 2005, yang dibuat di hadapan Bambang
s
Terbatas PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia Nomor 16
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 29
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Tergugat I tersebut disetujui dilakukan perubahan terhadap anggaran dasar Turut Tergugat 1, yang mendapat persetujuan
ng
dari Menteri Hukum dan HAM melalui Surat Keputusan Nomor C-
07564 HT.01.04.TH.2005 tertanggal 21 Maret 2005 (vide bukti
do
tanggal 29 November 2005 Tambahan Nomor 12213 (vide bukti TT.1-5.c);
In
Untuk jelasnya dikutip isi Akta Pernyataan Keputusan Rapat
Perseroan Terbatas PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia Nomor 16 tertanggal 18 Maret 2005 tersebut di atas (lihat
lik
ah
A gu
TT.1-5.b) dan telah dimuat dalam Berita Negara R.I. Nomor 95
lembaran/halaman ke-5):
“Lebih lanjut penghadap bertindak dalam kedudukannya diuraikan
ub
m
di atas menerangkan bahwa penghadap hendak menyatakan keputusan yang diambil dalam rapat antara lain sebagai berikut:
ep
ka
1. Menyetujui bahwa penyelesaian transaksi antara Nyonya Siti Hardiyanti Rukmana dan perseroan terbatas PT Berkah Karya
ah
Bersama akan dilaksanakan dengan mengikuti tujuan atau
si
R
rencana dari investment agreement, yaitu perseroan terbatas PT Berkah Karya Bersama akan menjadi pemegang atau
ng
ne
pemilik saham dalam Perseroan yang memiliki sebanyak 75% (tujuh puluh lima persen) dari seluruh saham yang ditempatkan
do
A gu
dan disetor penuh dalam Perseroan….”;
(Catatan: Nyonya Siti Hardiyanti Rukmana adalah Penggugat I,
In
PT Berkah Karya Bersama adalah Tergugat I, dan perseroan adalah PT TPI (Turut Tergugat I) dalam perkara a quo);
I.1.d. Jadi apa yang digugat di amar surat gugatan Para Penggugat
lik
ka m ah
perihal penerbitan Surat Kuasa tertanggal 3 Juni 2003 tersebut dan RUPSLB Turut Tergugat 1 tanggal 18 Maret 2005 tersebut
ub
bukan surat kuasa biasa dan bukan sekadar RUPSLB melainkan imbalan atau kontra prestasi yang diberikan oleh Para pemegang saham lama dari PT TPI (yaitu Para Penggugat) kepada Tergugat
ep
I sebagai pelaksanaan dari prestasi dari Penggugat I untuk
ah
merestrukturisasi dan membayar sejumlah tertentu hutang-hutang
R
dari PT TPI sesuai Investment Agreement tertanggal 23 Agustus
13.2, Pasal 13.3 dan Pasal 13.4 atas semua sengketa termasuk
do
Hal. 30 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
tentang penerbitan 75% saham tersebut;
ne
ng
M
Agustus 2002 tersebut ada klausula arbitrase di dalam Pasal
s
2002 dan ternyata di dalam Investment Agreement tertanggal 23
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 30
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Untuk jelasnya dikutip klausula arbitrase dalam Pasal 13.2, Pasal
13.3 dan Pasal 13.4 Investment Agreement tertanggal 23 Agustus
ng
2002 :
Pasal 13.2 investment agreement tertanggal 23 Agustus 2002 :
do
to this Agreement, including without limitation, any question
relative to its interpretation, performance, validity, effectiveness
In
and the termination of the rights or obligations of any Party shall be settled amicably by the Parties wherever practicable”; Terjemahan :
lik
ah
A gu
“All controversies arising between the Parties out of or in relation
“Segala sengketa yang timbul diantara Para pihak yang berasal dari atau terkait dengan Perjanjian ini, termasuk tetapi tidak
ub
m
terbatas pada, pertanyaan apapun terkait dengan penafsiran, keabsahan pelaksanaan, keefektifan dan pemutusan hak atau
musyawarah”;
ep
ka
kewajiban dari pihak manapun akan diselesaikan secara
ah
Pasal 13.3 investment agreement tertanggal 23 Agustus 2002 :
si
R
“If such dispute cannot be resolved amicably by the Parties then, it shall be settled exclusively and finally by arbitration in Jakarta in
ng
ne
accordance with the Rules of Badan Arbitrase Nasional Indonesia”;
do
A gu
Terjemahan :
“Apabila sengketa tersebut tidak dapat diselesaikan dengan tersebut
harus
In
musyawarah oleh Para pihak, maka sengketa
diselesaikan secara eksklusif dan bersifat final melalui arbitrase di Jakarta menurut Peraturan Badan Arbitrase Nasional Indonesia”;
lik
ka m ah
Pasal 13.4 investment agreement tertanggal 23 Agustus 2002: “This Clause 13 is intended to be an Arbitration Clause within the
ub
meaning of Law Nomor30 of 1999 regarding Arbitration and Alternative Dispute Resolution (August 12, 1999) and shall be irrevocably bind the Parties to submit all irreconcilable disputes to
ep
final and binding arbitration in accordance with such law and the
ah
provisions herein set forth”;
R
Terjemahan:
tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (12
do
Hal. 31 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Agustus 1999) dan tidak dapat dicabut serta mengikat Para Pihak
ne
ng
M
dalam pengertian menurut Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999
s
“Pasal 13 ini merupakan suatu Klausula Arbitrase yang tercakup
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 31
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia untuk menyerahkan sengketa kepada arbitrase bersifat final dan
mengikat sesuai dengan hukum dan ketentuan-ketentuan di dalam
ng
Perjanjian ini”;
I.2. Bukti Pengakuan dari Penggugat I bahwa Surat Kuasa (power of attorney) tertanggal 3 Juni 2003 dan RUPSLB Turut Tergugat I tanggal
A gu
do
18 Maret 2005 adalah pelaksanaan dari investment agreement
tertanggal 23 Agustus 2002, sehingga secara absolut kewenangan dari
In
arbitrase;
I.2.a.Bahwa di dalam perkara terkait ternyata Penggugat I membuat tersebut
dalam
pembelaan
dari
Penggugat
I
lik
ah
pengakuan
(Tanggapan tertanggal 8 Maret 2010) (vide bukti TT.1-6) di Perkara Pailit Nomor 6/Pailit/2010/PN Niaga.Jkt.Pst. yang dikutip
ub
m
sebagai berikut:
Dalam perkara pailit ini yang dimaksud dengan Termohon adalah
adalah
ep
ka
Ny. Siti Hardiyanti Rukmana (Penggugat I) sedang Pemohon Literati
Capital
Investments,
Ltd.,
yang
mendapat
ah
pengalihan piutang dari PT Berkah Karya Bersama Tergugat I));
si
R
Butir II.1. sampai dengan II.4. Tanggapan Ny. Siti Hardiyanti Rukmana tertanggal 8 Maret 2010 (melalui kuasa hukumnya, yaitu
ng
ne
Kantor Advokat Kailimang & Ponto) dalam Perkara Pailit Nomor 6/
Pailit/2010/PN.Niaga Jkt.Pst. (vide bukti TT.1-6) :
do
Ditagih Tidak Terpenuh :
Termohon tidak mempunyai hutang apapun yang telah
In
1.
jatuh tempo dan dapat ditagih kepada Pemohon; 2.
Sebagaimana didalilkan Pemohon dalam permohonan
ka m ah
bahwa
yang
terhadap
dianggap
Termohon,
sebagai
pihutang
lik
A gu
“II. Unsur Adanya Utang Yang Telah Jatuh Waktu dan Dapat
diperoleh
Pemohon
Pemohon melalui
ub
pengalihan hak tagih dari PT Berkah Karya Bersama kepada Pemohon pada tanggal 18 November 2009 berdasarkan Perjanjian Pengalihan Pihutang tertanggal
ep
18 November 2009 (vide dalil Pemohon angka 5 halaman
ah
4 Permohonan). Faktanya Berkah tidak memiliki piutang
R
atau tagihan terhadap CILMP PT Citra Industri Logam
(“BII”) yang kemudian diambil alih oleh (BPPN) Badan
do
Hal. 32 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Penyehatan Perbankan Nasional dan dijual kepada
ne
Utang CILMP kepada PT Bank Internasional Indonesia
ng
M
3.
s
Mesin Persada;
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 32
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Berkah merupakan bagian dari penyelesaian hutang TPI
PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia yang harus
ng
dilakukan oleh Berkah, selaku investor di TPI berdasarkan Investment Agreement tanggal 23 Agustus 2002 antara Berkah dengan TPI dan Para pemegang saham TPI
do
A gu
(termasuk Termohon);
3.1. Dalam investment agreement disepakati antara lain
In
bahwa Berkah setuju untuk menyediakan dana bagi TPI hingga sejumlah US$55,000,000.00 yaitu : sejumlah
US$25,000,000.00
untuk
lik
ah
a. hingga
mengambil bagian saham mayoritas di TPI (hingga maksimum sebesar 75% dari seluruh
TPI)
ub
m
modal saham yang ditempatkan dan disetor di sesuai
syarat-syarat
dan
ketentuan-
ep
ka
ketentuan share subscription agreement yang akan ditandatangani oleh dan antara TPI, Para
ah
pemegang saham eksisting TPI dan Berkah, dan;
si
R
b. hingga US$30,000,000.00 untuk pembiayaan
hutang TPI”;
ne
ng
kembali/pengambilalihan dan restrukturisasi hutang-
Catatan:
Pertama:
Penggugat I mengakui Investment Agreement tertanggal 23 Agustus 2002;
lik
Kedua:
ka m ah
do
tiga (3) hal penting yait :
In
A gu
Pembelaan dari Penggugat I tersebut di atas membuktikan
Penggugat I mengakui bahwa Tergugat I mendapat 75%
ub
saham di PT TPI; Ketiga:
Penggugat I mengakui bahwa perjanjian dasar/pokok
ep
sehingga Tergugat I memiliki 75%
saham di PT TPI
ah
dan selanjutnya melaksanakan RUPSLB Turut Tergugat
R
1 tanggal 18 Maret 2005 adalah pelaksanaan dari
disepakati apabila terjadi sengketa maka akan diselesaikan
do
Hal. 33 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
melalui lembaga arbitrase BANI;
ne
ng
M
dalam Investment Agreement tertanggal 23 Agustus 2002
s
Investment Agreement tertanggal 23 Agustus 2002 dan di
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 33
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Selanjutnya, Penggugat 1 di dalam perkara terkait, yaitu Perkara Nomor06/Pailit/2010/PN Niaga.Jkt.Pst.dengan sebagai
Termohon
Pailit
ng
kedudukan
membuat
pengakuan di dalam butir 4 dari surat Tanggapan tertanggal 8 Maret 2010 (vide bukti TT.1-6) yang dikutip
do
A gu
sebagai berikut:
“4. Termohon tidak memiliki kewajiban apapun kepada Pemohon
In
terkait dengan hutang CILMP dan TSJP yang diselesaikan oleh Berkah melalui BPPN, karena Berkah melalui RUPSLB
lik
ah
TPI tanggal 18 Maret 2005 (meskipun masih disengketakan) telah menuntaskan penyelesaian transaksi antara Termohon dan Berkah dengan melaksanakan salah satu alternatif
ub
m
penyelesaian yang diagendakan dalam RUPSLB TPI tanggal 18 Maret 2005 sebagaimana ternyata dari undangan RUPSLB
ep
ka
tanggal 10 Maret 2005 dan Akta Pernyataan Keputusan RUPSLB 18 Maret 2005 Nomor 16, yaitu melaksanakan
ah
investment agreement dengan menjadi pemegang 75% saham
si
R
di TPI”;
Jadi terbukti Penggugat I mengakui bahwa RUPSLB Turut Tergugat I
ng
ne
tanggal 18 Maret 2005 dan Surat Kuasa tertanggal 7 Februari 2003 adalah sebagai pelaksanaan dari Investment Agreement tertanggal
A gu
do
23 Agustus 2002 dan oleh karenanya sengketa atas keabsahan RUPSLB Turut Tergugat I tanggal 18 Maret 2005 dan Surat Kuasa
In
tertanggal 3 Juni 2003 yang digugat dalam perkara ini harus diselesaikan melalui lembaga arbitrase yaitu BANI;
I.2.b.Dari kutipan tersebut di atas, maka jelas terbukti bahwa
lik
ka m ah
Penggugat I mengakui pada butir 4 (empat) kutipan di atas bahwa RUPSLB Turut Tergugat I tanggal 18 Maret 2005 (yang dibuat
ub
dengan dasar Surat Kuasa tertanggal 3 Juni 2003) adalah pelaksanaan dari Investment Agreement Tertanggal 23 Agustus 2002, sehingga apabila terjadi sengketa secara absolut menjadi
ep
kewenangan dari BANI sesuai Pasal 13 dari
Investment
ah
Agreement atau apabila dikutip butir II angka 4 Tanggapan Ny. Siti
R
Hardiyanti Rukmana dalam Perkara Pailit Nomor 6/Pailit/ 2010/PN
tentang
pelaksanaan
terlihat dari
bahwa
Investment
ne
adalah
jelas
Hal. 34 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
sengketanya
akan
do
Niaga.Jkt.Pst)
ng
M
Pdt.G/2010/PN
s
Niaga.Jkt.Pst. dengan petitum dalam perkara ini (Nomor 10/
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 34
R ep ub
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Agreement tertanggal 23 Agustus 2002 (vide bukti TT.1-1), seperti dikutip sebagai berikut:
ng
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Pembelaan Rukmana
Ny.Siti
Hardiyanti Petitum surat Gugatan Ny.Siti
Dalam
tanggapan Hardiyanti Rukmana butir 5 dan
do
A gu
tanggal 8 Maret 2010 Butir II.4 Butir 6 dalam Perkara Nomor
dan butir III.4 dalam perkara Pailit 10/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Pst 6/Pailit/2010/PN
Niaga Butir 5 :
Membatalkan dan menyatakan
lik
ah
Jkt.Pst.
Butir II.4:
tidak sah dan tidak berkekuatan
“Termohon
tidak
memiliki hukum atas segala perikatan
kewajiban
apapun
kepada yang timbul juga segala akibat
ub
m
In
Nomor
yang (a). Keputusan Rapat Umum Peme gang Saham Luar
BPPN, karena Berkah melalui
biasa tanggal
RUPSLB TPI tanggal 18 Maret
2005
2005
tertuang dalam Akta Nomor
R
(meskipun
masih
ng
disengketakan)
16 tanggal 18 Maret 2005
18 Maret 2005, keduanya
dengan
melaksanakan
dibuat di hadapan Turut
salah satu alternatif penyelesaian
Tergugat
yang
Wiweko,
diagendakan
do
Transaksi Antara Termohon Dan
dalam
RUPSLB TPI tanggal 18 Maret
VI
(Bambang
S.H.,
M.H.,
Notaris di Jakarta);
lik
2005 sebagaimana ternyata dari (b). Keputusan Rapat Umum Pemegang
Maret 2005 dan Akta Pernyataan
Biasa tanggal 19 Oktober
Keputusan RUPSLB 18 Maret
melaksanakan agreement
yaitu
investment dengan
2005 sebagaimana tertuang dalam
128
yang dibuat di hadapan
menjadi
R ng gu A
Nomor
tanggal 19 Oktober 2005
Turut Tergugat V (Sutjipto,
pemegang 75% saham di TPI.”
M
Akta
S.H., Notaris di Jakarta); (c).
Hasil
Keputusan
Rapat
Umum Pemegang Saham
s
16,
Luar
ne
Nomor
Saham
do
2005
ub
undangan RUPSLB tanggal 10
ep
ka m ah
sebagaimana
dan Akta Nomor 17 tanggal
Berkah
ah
Maret
Penyelesaian
A gu
Menuntaskan
18
Hal. 35 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
ah
diselesaikan oleh Berkah melalui
si
TSJP
ne
dan
ep
CILMP
In
ka
Pemohon terkait dengan hutang hukum dari:
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 35
R ep ub
Luar
Biasa
tanggal
23
Desember 2005.”
Butir III.4.: “Dengan
Butir 6:
Telah
Tuntasnya “Menghukum Tergugat 1 untuk
do
A gu
Penyelesaian Transaksi Antara mengembalikan keadaan Turut
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
ng
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Termohon Dan Berkah, di mana Tergugat 1 (PTCipta Televisi
alternatif
In
Berkah melaksanakan salah satu Pendidikan Indonesia) seperti yang keadaan
penyelesaian
semula,
seperti
lik
ah
diagendakan dalam RUPSLB TPI sebelum dilakukannya:
tanggal 18 Maret 2005 yaitu (a). Keputusan Rapat Umum
ep R
ah
18
Maret
2005 sebagaimana tertuang dalam
Akta
Nomor
16
tanggal 18 Maret 2005 dan Akta Nomor 17 tanggal 18 Maret
2005,
keduanya
dibuat di hadapan Turut
ng
Tergugat
VI
(Bambang
Wiweko, S.H., M.H., Notaris
A gu
di Jakarta;
(b). Keputusan Rapat Umum Saham
Luar
In
Pemegang
Biasa tanggal 19 Oktober
2005 sebagaimana tertuang Akta
Nomor128
lik
ka m ah
dalam
tanggal 19 Oktober 2005
ub
yang dibuat di hadapan Turut Tergugat V (Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta);
ep
(c).
Hasil
Keputusan
Rapat
Umum Pemegang Saham Luar
Biasa
tanggal
23
s
Desember 2005).”
ng
ne
R
ah
M
tanggal
Luar
si
pemegang 75% saham di TPI;
ka
Biasa
menjadi
Saham
ne
dengan
Pemegang
do
m
agreement
investment
ub
melaksanakan
do
Hal. 36 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Catatan :
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 36
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Jadi terbukti bahwa Penggugat I mengakui bahwa RUPSLB Turut
Tergugat I tanggal 18 Maret 2005 adalah pelaksanaan dan bagian tidak dari
kesepakatan
di
dalam
Investment
ng
terpisahkan
Agreement
tertanggal 23 Agustus 2002.;
I.2.c. Dari kutipan-kutipan tersebut di atas jelas terbukti bahwa gugatan
A gu
do
Para Pengugat dalam perkara a quo adalah tentang Sengketa
Pelaksanaan Dari Investment Agreement Tanggal 23 Agustus
In
2002 yang secara absolut apabila terjadi sengketa menjadi
kewenangan dari Bani, sebagaimana ditegaskan dalam Pasal
lik
ah
13.3. Investment Agreement yang berbunyi :
Pasal 13.3 investment agreement tertanggal 23 Agustus 2002 : “If such dispute cannot be resolved amicably by the Parties then, it
ub
m
shall be settled exclusively and finally by arbitration in Jakarta in accordance with the Rules of Badan Arbitrase Nasional Indonesia.”
ep
ka
Yang dapat diterjemahkan sebagai berikut: “Apabila sengketa tersebut tidak dapat diselesaikan dengan
ah
musyawarah oleh Para pihak, maka sengketa tersebut harus
si
R
diselesaikan secara eksklusif dan bersifat final melalui arbitrase di Jakarta menurut Peraturan Badan Arbitrase Nasional Indonesia”;
ng
ne
I.2.d. Merujuk kepada ketentuan Pasal 3 dan Pasal 11 Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999 (Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999)
A gu
do
yang berbunyi: Pasal 3 Undang Undang Nomor 30/199 :
In
“Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk mengadili sengketa Para pihak yang telah terikat dalam perjanjian arbitrase”; Pasal 11 Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999 :
lik
ka m ah
1. Adanya suatu perjanjian arbitrase tertulis meniadakan hak Para pihak untuk mengajukan penyelesaian sengketa atau beda
Negeri;
2. Pengadilan Negeri
ub
pendapat yang termuat dalam perjanjiannya ke Pengadila
wajib menolak dan tidak akan campur
ep
tangan di dalam suatu penyelesaian sengketa yang telah
ah
ditetapkan melalui arbitrase, kecuali dalam hal-hal tertentu yang
R
ditetapkan dalam undang-undang ini”;
do
Hal. 37 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Jakarta Pusat tidak berwenang mengadili perkara ini.
ne
ng
M
Pasal 13.3 investment agreement, maka Pengadilan Negeri
s
Maka jelas atas dasar klausula arbitrase yang tercantum dalam
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 37
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia I.2.e. Sesuai hukum acara apabila diajukan eksepsi kompetensi absolut
maka harus terlebih dahulu diputus dengan putusan sela sebelum
ng
Para pihak mengajukan jawaban/pembelaan dan bukti-bukti dalam pokok perkara;
Turut Tergugat I memohon agar sesuai hukum acara dan praktik
A gu
do
puluhan tahun dari yurisprudensi, Majelis Hakim yang terhormat terlebih dahulu memeriksa dan memutus eksepsi kompetensi
In
absolut ini didasarkan kepada landasan hukum sebagai berikut:
Pasal 134 HIR yang mengatur Eksepsi Kekuasaan Absolut yang
lik
ah
berbunyi:
“Jika perselisihan itu adalah suatu perkara yang tidak masuk wewenang Pengadilan Negeri, maka setiap waktu dalam pemeriksaan perkara
ub
m
itu, dapat diminta supaya Hakim menyatakan dirinya tidak berwenang”;
ep
ka
Pasal 136 HIR yang berbunyi:
“Eksepsi (penangkisan) yang sekiranya hendak dikemukakan oleh
ah
orang yang digugat, kecuali tentang hal Hakim tidak berkuasa,
si
R
tidak boleh dikemukakan dan ditimbang satu-satu, tetapi harus dibicarakan dan diputuskan bersama-sama dengan pokok perkara”;
ng
ne
Jadi Pasal 136 HIR Jo. Pasal 134 HIR mengharuskan agar Majelis
Hakim memutus terlebih dahulu eksepsi kompetensi absolut
replik, duplik, bukti-bukti dan kesimpulan Para pihak;
do
A gu
tentang arbitrase, sebelum Majelis Hakim menerima jawaban,
In
Hal tersebut sudah lama diterapkan dalam sistem peradilan di
Indonesia dan juga didukung oleh Para ahli hukum (communis opinio doctorum) dan Yurisprudensi sebagai berikut:
lik
ka m ah
Pendapat Para Ahli Hukum:
a. Ny. Retnowulan Sutanto, S.H. berpendapat:
ub
“Apabila eksepsi ditolak oleh Pengadilan Negeri oleh karena tidak beralasan, maka dijatuhkan Putusan Sela dan dalam putusan tersebut sekalian diperintahkan agar supaya kedua
ep
belah pihak melanjutkan perkara tersebut. Selanjutnya pokok
ah
perkara diperiksa dan pada akhirnya dijatuhkan putusan akhir.”
R
(Buku Hukum Acara Perdata Dalam Teori Dan Praktek”, oleh
Jadi Ny. Retnowulan Sutantio berpendapat bahwa jawaban
do
Hal. 38 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
dalam pokok perkara, duplik, replik, kesaksian, pembuktian dan
ne
ng
M
Bandung, halaman 28-29);
s
Ny. Retnowulan Sutanto, S.H., Cs, Penerbit Alumni/1985/
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 38
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia kesimpulan dalam pokok perkara diajukan belakangan dan
hanya diperlukan apabila eksepsi absolut yang diajukan Turut
ng
Tergugat I telah ditolak oleh Pengadilan Negeri; b. Prof. Dr. Supomo, S.H., berpendapat:
“Terhadap eksepsi tidak berkuasanya hakim itu, Pasal 136
do
A gu
mengijinkan adanya pemeriksaan dan putusan tersendiri” (halaman 49); hakim wajib,
berhubungan
dengan
jabatannya
In
“bahkan
(ambtshalve) memecahkan soal berkuasa atau tidaknya itu
lik
ah
dengan tidak menunggu dimajukannya keberatan dari pihak yang berperkara” (Halaman 50”;
(Buku Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri, oleh Prof. Dr.
ub
m
Supomo, S.H., Penerbit Pradnya Paramita, Cetakan Keenam, 1986);
ep
ka
Jadi Prof. Soepomo berpendapat bahwa putusan sela atas eksepsi kompetensi absolut harus tersendiri bahkan tanpa
ah
menunggu pembelaan dan keberatan dari Para pihak yang
si
R
berperkara;
c. Ridwan Syahrani, S.H., berpendapat:
ng
ne
“Menurut Pasal 136 HIR/162 RBg semua eksepsi, kecuali
tentang tidak berwenangnya hakim untuk memeriksa perkara
do
bersama-sama dengan pokok perkara. Dengan kata lain, apabila Tergugat mengajukan eksepsi tentang kompetensi
In
A gu
(absolut maupun relatif) harus diperiksa dan diputuskan
pengadilan, maka hakim akan menjatuhkan putusan sela terhadap eksepsi tersebut”;
lik
ka m ah
(Buku Hukum Acara Perdata Di Lingkungan Peradilan Umum oleh Ridwan Syahrani, S.H., Penerbit Pustaka Kartini, 1988,
ub
halaman 52); Catatan :
Jadi menurut doktrin ini, Majelis Hakim tidak perlu meminta
ep
Para pihak untuk mengajukan jawaban pokok perkara, replik,
ah
duplik, bukti-bukti dan kesimpulan, akan tetapi Majelis Hakim
R
harus terlebih dahulu mengeluarkan putusan sela tentang
ng
M
d. Setiawan, berpendapat: “Adanya kesepakatan/perjanjian untuk menyerahkan penyelesaian
do
Hal. 39 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
sengketa melalui arbitrase menyebabkan Pengadilan Tidak
ne
s
eksepsi kompetensi absolut tersebut;
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 39
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia berwenang lagi (obevoegheid) memeriksa dan mengadili perkara mereka”;
ng
(Buku “Aneka Masalah Hukum dan Hukum Acara Perdata”, Bandung: 1992, halaman 8 dan seterusnya);
do
Jadi menurut doktrin ini, Majelis Hakim tidak perlu meminta
Para pihak untuk mengajukan jawaban pokok perkara, replik,
In
duplik, bukti-bukti dan kesimpulan, akan tetapi Majelis Hakim
harus terlebih dahulu mengeluarkan putusan sela tentang eksepsi kompetensi absolut tersebut;
lik
ah
A gu
Catatan:
e. Prof. Sudargo Gautama berpendapat:
“Bahwa jika ada klausula arbitrase maka Pengadilan tidak memeriksa
perkara
bersangkutan.
ub
m
dapat
Dalam intensi
pertama Pengadilan harus menyatakan diri tidak berwenang
ep
ka
untuk memeriksa perkara tersebut dan menyerahkan kepada arbitrase. Oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia sudah
ah
diakui hal ini. Dalam berbagai perkara yang akhir-akhir ini telah
si
R
diputuskan, kita saksikan bahwa pengadilan di Indonesia umumnya pada waktu sekarang ini dihormati klausula
ng
ne
arbitrase. Jika terdapat klausula arbitrase ini maka Pengadilan Negeri akan menyatakan dirinya tidak berwenang untuk
do
sesuai dengan Konvensi New York 1958 yang berlaku di Indonesia sejak Keppres 1981 Nomor 34 (Pasal II ayat 3)”;
In
A gu
memeriksa perkara bersangkutan. Sikap demikian adalah
Catatan:
Jadi menurut doktrin ini, Majelis Hakim tidak perlu meminta
lik
ka m ah
Para pihak untuk mengajukan jawaban pokok perkara, replik, duplik, bukti-bukti dan kesimpulan, akan tetapi Majelis Hakim
ub
harus terlebih dahulu mengeluarkan putusan sela tentang eksepsi kompetensi absolut tersebut; Yurisprudensi:
ep
a. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 197/Pdt.G/
ah
1991, tertanggal 4 Juni 1991;
R
Para Pihak Christine Hartini Tjakra vs. Syamsulrizal Anis, Cs;
keabsahan Perjanjian ini) akan diselesaikan melalui arbitrase
do
Hal. 40 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
oleh Badan Arbitrase yang terdiri dari 3 (tiga) anggota yang
ne
ng
M
Perjanjian atau pelaksanaannya (termasuk perselisihan/sengketa
s
“…Pertentangan dan perselisihan dari atau sehubungan dengan
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 40
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia akan bersidang di Jakarta dalam bahasa Inggris berdasarkan
“The Rule of The United Nation Centre For International Trade
ng
(UNCITRAL Rules)”;
b. Putusan Mahkamah Agung Nomor 455 K/Sip/1982, tanggal 27
do
Para Pihak PT Maskapai Asuransi Ramayana vs Sohadi
Kawilarang;
In
“Dalam Polis Kecelakaan Pribadi Nomor 210/PA/20.318 tanggal 10 Agustus 1978 dicantumkan bahwa “pertikaian
lik
berkenaan dengan polis ini, diselesaikan dalam tingkat
ah
A gu
Januari 198;
tertinggi di Jakarta oleh 3 orang juri pemisah (arbitrase)”; “Meskipun hal ini tidak diajukan oleh pihak Tergugat namun Pasal
134
RIB
Hakim
ub
m
berdasarkan
berwenang
untuk
menambahkan pertimbangan dan alasan hukum secara
ep
ka
jabatan. Dengan demikian Pengadilan Negeri tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini. Pasal 3 Undang Undang
ah
Nomor 14/1970 (khusus memori penjelasan). Pasal 134 RIB
si
R
jo. Pasal 377 RIB jo. Pasal 615 dan seterusnya Rv”; c. Putusan Mahkamah Agung Nomor 794 K/Sip/1982, tanggal 27
ng
ne
Januari 1983;
Para pihak PT Asuransi Royal Indrapura vs Sohadi Kawilarang.
do
Negeri harus dibatalkan dengan alasan Mahkamah Agung sendiri karena Pengadilan Tinggi salah menerapkan hukum”;
In
A gu
“Terlepas dari alasan kasasi, putusan Pengadilan Tinggi/Pengadilan
“Dalam Policy Nomor 49/00137/08, tanggal 10 Agustus 1978 di bawah bagian tentang Conditions telah diuraikan bahwa “all
lik
ka m ah
differences arising out of this Policy shall be reffered to the decision of an arbitrator to be appointed in writing by the
arbitrator”.
Dengan
ub
parties in diferrence or if they cannot agree upon a single demikian
Pengadilan
Negeri
tidak
berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, sesuai
ep
Pasal 3 Undang Undang Nomor 14 Tahun 1970 khususnya
ah
memori penjelasan pasal tersebut”;
R
d. Putusan Mahkamah Agung Nomor 3179 K/Pdt/1984, tanggal 4
“Kewenangan Pengadilan memeriksa perkara dalam hal Dalam
hal
ada
klausula
arbitrase,
do
arbitrase.
Hal. 41 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
klausula
ne
ng
M
Para Pihak: PT Arpeni Pratama Ocean Line vs. PT Shorea Mas;
s
Mei 1988;
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 41
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
Pengadilan
tidak
berwenang
memeriksa
dan
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia mengadili
gugatan, baik dalam konvensi maupun dalam rekonvensi”;
ng
“Melepaskan clausule arbitrase harus dilakukan secara tegas dan dengan suatu persetujuan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Pasal 377 RIB jo. Pasal 615 dan seterusnya Rv”;
do
Oktober 1983;
In
Para Pihak: Ahju Forestry Company Ltd. vs. Sutomo Dirut PTl Balapan Jaya; “Keberatan
Pemohon
kasasi
yang
menyatakan
behwa
lik
ah
A gu
e. Putusan Mahkamah Agung Nomor 117/1983 tertanggal 1
ketentuan mengenai dewan arbitrase disebutkan dalam Basic Agreement for Joint Venture telah mengikat Para pihak
ub
m
sebagai undang-undang (Pasal 1338 BW), dan karenanya putusan Judex Facti telah bertentangan dengan Pasal 615 Rv
ep
ka
dibenarkan”;
“Mahkamah Agung membatalkan putusan Judex Facti dan
ah
menyatakan
bahwa
Pengadilan
Negeri
tidak
berkuasa
si
R
mengadili perkara itu. Pasal 377 RIB dan Pasal 615 dan seterusnya Rv”;
ng
ne
f. Putusan Mahkamah Agung Nomor 2924 K/Sip/1981, tanggal 8 Pebruari 1982;
do
A gu
Para Pihak: Lioe Lian Tang vs. Union Des Transports Aeriens/
UTA;
In
“….dari segi kompetensi absolut pun Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, karena dalam Pasal 5 dari Perjanjian Sewa tanggal
lik
ka m ah
15 Juni 1976 disebutkan bahwa dalam hal tidak tercapainya kesepakatan ganti rugi masalahnya akan diajukan kepada
ub
seorang arbiter”;
g. Putusan Mahkamah Agung Nomor 3190 K/Pdt/1995, tertanggal 27 September 1996;
ep
Para pihak PT Sanggar Mustika Indah vs PT Jaya Konstruksi
ah
Manggala Pratama dan Mowlem International Limited;
perkara
ini
merupakan
tindakan
yang
ng
M
bertentangan dengan ketentuan Pasal 615 R.V dan Pasal 134
do
Hal. 42 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
HIR sebab dengan adanya “klausula arbitrase tersebut,
s
mengadili
ne
dan
R
“…bahwa in casu Pengadilan Negeri yang telah memeriksa
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 42
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Pengadilan Negeri secara absolut tidak berwenang memeriksa dan mengadili gugatan tersebut”;
ng
“…Keberatan-keberatan yang diajukan Pemohon Kasasi tidak dapat
dibenarkan
menerapkan
hukum,
lagipula
mengenai
hal
ini
telah
do
dipertimbangkan dengan cukup oleh Pengadilan Tinggi. Selain
A gu
itu keberatan-keberatan kasasi tersebut adalah mengenai
In
penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang
suatu kenyataan, hal mana tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan tingkat kasasi”;
lik
ah
II.
karena Pengadilan Tinggi tidak salah
Eksepsi Gugatan Kurang Pihak (exceptio plurium litis consortium); Gugatan kurang pihak karena Niken Vijayanti Dan Mohamad Jarman
ub
m
ternyata tidak menjadi pihak dalam perkara a quo padahal hak, kewajiban dan kepentingan Niken Vijayanti Dan Mohamad Jarman selaku pemegang
ep
ka
saham pada Turut Tergugat I sangat terkait erat dengan putusan pengadilan atas gugatan Para Penggugat yang menuntut pembatalan
ah
keputusan RUPSLB Turut Tergugat I tanggal 18 Maret 2005 yang salah
keputusan RUPSLB Turut Tergugat I tanggal 18
si
R
satunya mengenai komposisi kepemilikan saham, dimana berdasarkan Maret 2005 Tersebut
ng
ne
prosentase kepemilikan saham Niken Vijayanti terdilusi dari 0,77% menjadi
0,19% dan prosentase kepemilikan saham Mohamad Jarman terdilusi dari
A gu
do
0,19% menjadi 0,05%;
II.1. Sebagaimana didalilkan Para Penggugat pada butir 2 halaman 3
In
gugatan, susunan pemegang saham pada Turut Tergugat I sebelum
Nama
Jumlah
Pemegang
Saham
Nilai Nominal (Rp)
lik
Rukmana (Penggugat 1) PT Citra
2
Lamtoro Gung Persada
22.048.000 (Seri A)
11.024.000.000,00
5,35
1.576.000 (Seri A)
788.000.000,00
0,38
1.575.000.000,00
0,77
s
1
e (%)
ep
Siti Hardiyanti
ub
Saham
Prosentas
A
do
3.150.000
Hal. 43 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
Yayasan Purna
gu
3
ng
M
(Penggugat 3)
ne
No.
R
ah
ka m ah
pelaksanaan RUPSLB Turut Tergugat 1 tanggal 18 Maret 2005 adalah:
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 43
R ep ub
Bhakti Pertiwi
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
(Seri A)
(Penggugat 4)
380.988.000
ng 4
Satriaputra (Penggugat 2) Mohamad
788.000
Jarman
(Seri A)
A gu 5
6
394.000.000,00
3.150.000
Niken Vijayanti
92,54
0,19
1.575.000.000,00
0,77
411.700.000 205.850.000.000,00
100
(Seri A)
Jumlah
lik
ah
190.494.000.000,00
(Seri A)
do
PT Tridan
In
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
sebagaimana dimuat dalam Akta Berita Acara Rapat Nomo r94 tanggal 29 September 1997 yang dibuat oleh Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H.,
ub
m
Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menteri
ka
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor C-
ep
09813.HT.01.04.TH.2002, tanggal 5 Juni 2002 (vide bukti TT.1-7); II.2. Bahwa pada tanggal 23 Agustus 2002 telah dibuat dan ditandatangani Agreement
oleh
dan
antara
PT Berkah
Karya
R
ah
Investment
si
Bersama (Tergugat I), Ny. Siti Hardiyanti Rukmana (Penggugat I)
ne
(dalam kapasitasnya untuk dan atas nama diri sendiri, PT Tridan
ng
Satriaputra Indonesia (Penggugat 2), PT Citra Lamtoro Gung Persada
(Penggugat 3), Yayasan Purna Bhakti Pertiwi (Penggugat 4)), Niken
do
A gu
Vijayanti, dan Mohamad Jarman, selaku Para pemegang saham (existing shareholders) 100% pada Turut Tergugat I, dan PT Cipta Pendidikan
Indonesia
(Turut
Tergugat
1)
(investment
In
Televisi
agreement) (vide bukti TT.1-1). Para pihak kemudian melengkapi
II.3 Untuk
pelaksanaan
investment
lik
Agreement tertanggal 7 Februari 2003 (vide bukti TT.1-2); agreement
dan
supplemental
ub
agreement tersebut di atas, maka pada tanggal 3 Juni 2003 Penggugat I memberikan kuasa yang tidak dapat ditarik atau dicabut (irrevocable power of attorney) kepada Tergugat I (Surat Kuasa tanggal 3 Juni 2003) untuk mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Penggugat
ep
ah
ka m ah
investment agreement tersebut dengan menandatangani Supplemental
I dalam kapasitasnya sebagai: (i) pemegang 22.048.000 saham pada
R
Turut Tergugat I, (ii) Presiden Direktur Penggugat II selaku pemegang
ng
do
Hal. 44 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
I dan Vice Chairman Penggugat IV selaku pemegang 3.150.000
s
Penggugat 3 selaku pemegang 1.576.000 saham pada Turut Tergugat
ne
M
380.988.000 saham pada Turut Tergugat I, (iii) Presiden Direktur
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 44
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia saham pada Turut Tergugat I dan karenanya mewakili Penggugat I
dalam setiap dan segala Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham
ng
(RUPSLB) Turut Tergugat I dan sebagai Presiden Komisaris Turut Tergugat I untuk:
a. Memanggil dan/atau menghadiri setiap dan segala RUPSLB Turut
do
A gu
Tergugat I yang membahas antara lain:
In
Turut Tergugat I, termasuk tetapi tidak terbatas pada menunjuk
dan/atau mengakhiri anggota Direksi dan Komisaris dan memberikan acquit et de charge kepada Direksi dan Komisaris;
lik
ah
- Persetujuan atas perubahan susunan Direksi dan Komisaris
- Persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar Turut Tergugat I; - Persetujuan atas kenaikan modal dasar, modal yang dikeluarkan
ub
m
dan modal yang ditempatkan pada Turut Tergugat I; - Hal-hal lain;
ep
ka
b. Untuk membahas dan mengusulkan hal-hal yang terkait dengan agenda tersebut di atas pada RUPSLB Turut Tergugat I dan
ah
membuat segala
keputusan
serta menggunakan hak suara
si
R
dari saham-sahamnya Penggugat I, Penggugat II, Penggugat III, Penggugat IV sebanyak 407.762.000 pada Turut Tergugat I dalam
ng
ne
RUPSLB Turut Tergugat I tersebut;
c. untuk mewakili, menghadiri serta bertindak untuk dan atas nama
pemerintah
do
A gu
Penggugat I menghadap pihak-pihak terkait, termasuk Notaris dan Indonesia yang berwenang, untuk memberikan
In
penjelasan dan untuk melaksanakan semua tindakan yang perlu sehubungan dengan maksud dan tujuan tersebut di atas;
lik
tidak secara spesifik diberikan sebagai kuasa dari Penggugat I yang dianggap layak sehubungan dengan kuasa yang diberikan
ub
tersebut di atas;
II.4. Selanjutnya, pada tanggal 18 Maret 2005 diadakan RUPSLB Turut Tergugat I yang merupakan implementasi Para pihak dalam
ep
Investment Agreement terhadap Investment Agreement dan Surat Kuasa 3 April 2003. Berdasarkan Keputusan RUPSLB Turut Tergugat
ah
ka m ah
d. Secara umum melakukan perbuatan-perbuatan dan hal-hal yang
R
I tanggal 18 Maret 2005, sebagaimana termuat dalam Akta
bukti TT.1-5), komposisi kepemilikan pemegang saham pada Turut
do
Hal. 45 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Tergugat I adalah:
ne
ng
M
dibuat oleh Bambang Wiweko, S.H., M.H., Notaris di Jakarta (vide
s
Pernyataan Keputusan Rapat Nomor 16, tanggal 18 Maret 2005 yang
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 45
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
Nama
Jumlah
ng
No.
Pemegang
Nilai Nominal (Rp)
Prosen
Saham
tase
22.048.000
Rukmana
Citra
1.576.000
Lamtoro Gung
(Seri A)
Persada (Penggugat 3) Yayasan
ka
Purna
3.150.000 Bhakti
PT
ep
ah
4
Tridan
380.988.000
1.575.000.000,00
0,19
190.494.000.000,00
23,13
394.000.000,00
0,05
1.575.000.000,00
0,19
148.212.000.000,00
75
(Seri A)
R
Satriaputra
0,10
(Seri A)
Pertiwi (Penggugat 4)
788.000.000,00
ub
m
3
1,34
In
(Seri A)
(Penggugat 1) PT
11.024.000.000,00
do
Siti Hardiyanti
si
ah
2
(%)
lik
A gu
Saham
1
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Jarman
(Seri A)
Niken Vijayanti
PT
(Seri A) Berkah
1.235.100.000
Karya
In
7
3.150.000
do
788.000
A gu
6
Mohamad
ng
5
(Seri B)
411.700.000
354.062.000.000,00
100
ub
(Seri A)
lik
Jumlah
1.235.100.000
(Seri B)
ep
ah
ka m ah
Bersama (Tergugat 1)
ne
(Penggugat 2)
II.5. Bahwa sebelum pelaksanaan RUPSLB Turut Tergugat I 18 Maret 2005,
R
kepemilikan saham Niken Vijayanti pada Turut Tergugat I adalah
ng
do
Hal. 46 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
saham senilai Rp394.000.000,00 atau 0,19%, sebagaimana termuat
s
kepemilikan saham M. Jarman pada Turut Tergugat I adalah 788.000
ne
M
3.150.000 saham senilai Rp1.575.000.000.- atau 0,77%, sedangkan
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 46
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam Akta Berita Acara Rapat Nomor 94 tanggal 29 September 1997 yang dibuat oleh Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., Notaris di Jakarta (vide
ng
bukti TT.1-7) (lihat butir 1 di atas);
II.6. Setelah pelaksanaan RUPSLB Turut Tergugat I 18 Maret 2005, kepemilikan saham Niken Vijayanti
pada Turut Tergugat I adalah
A gu
do
3.150.000 saham senilai Rp1.575.000.000,00 dan secara prosentase turun menjadi 0,19%, sedangkan kepemilikan saham M. Jarman pada
In
Turut Tergugat I adalah 788.000 saham senilai Rp394.000.000,00 dan secara prosentase turun menjadi 0,05%, sebagaimana termuat
lik
ah
dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Nomor 16 tanggal, 18 Maret 2005 yang dibuat oleh Bambang Wiweko, S.H., M.H., Notaris di Jakarta (vide bukti TT.1-5) (lihat butir 4 di atas);
ub
m
II.7. Bahwa salah satu tuntutan Para Penggugat dalam perkara a quo adalah membatalkan keputusan RUPSLB Turut Tergugat I 18 Maret
ep
ka
2005 dan meminta agar Tergugat I mengembalikan keadaan Turut Tergugat I seperti keadaan semula sebelum dilaksanakan RUPSLB
ah
Turut Tergugat I 18 Maret 2005. Jadi, apabila tuntutan Para
si
R
Penggugat membatalkan keputusan RUPSLB Turut Tergugat I 18 Maret 2005 dikabulkan Majelis Hakim, maka salah satu akibat
ng
ne
terhadap keadaan Turut Tergugat I antara lain adalah menyangkut
komposisi pemegang saham pada Turut Tergugat I, yang artinya
A gu
do
komposisi pemegang saham pada Turut Tergugat I adalah kembali kepada keadaan komposisi pemegang saham sebagaimana termuat
In
dalam Akta Berita Acara Rapat Nomor 94, tanggal 29 September
1997 yang dibuat oleh Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., Notaris di
lik
II.8. Bahwa pada faktanya, Niken Vijayanti dan Mohamad Jarman tidak diikutsertakan sebagai pihak dalam perkara a quo, padahal Niken
ub
Vijayanti dan Mohamad Jarman jelas-jelas memiliki hak, kewajiban dan kepentingan yang sangat terkait erat dengan gugatan perkara a quo dan putusan pengadilan dalam perkara a quo memiliki konsekuensi atau
ep
akibat hukum terhadap Niken Vijayanti dan Mohamad Jarman, sebab keduanya juga merupakan pemegang saham pada Turut Tergugat I dan
ah
ka m ah
Jakarta (vide butir 1 di atas);
R
pihak dalam Investement Agreement tertanggal 23 Agustus 2002,
ne do
Hal. 47 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
ng
M
Jarman menjadi Turut Tergugat;
s
sehingga seharusnya setidak-tidaknya Niken Vijayanti dan Mohamad
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 47
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia II.9. Dengan demikian, terbukti bahwa gugatan Para Penggugat kurang pihak dan sudah sepatutnya gugatan Para Penggugat ditolak atau
ng
tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard); Dalam Eksepsi Turut Tergugat III: I. Eksepsi Kompetensi Absolut:
A gu
do
Bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat secara kompetensi absolut tidak berwenang mengadili perkara ini karena inti pokok dari semua surat
In
gugatan adalah Para Penggugat menggugat tidak sah kepemilikan 75%
saham (RUPSLB Turut Tergugat I tanggal 18 Maret 2005) Dari Tergugat I
diperoleh Tergugat I
lik
ah
di PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) atau Turut Tergugat I yang berdasarkan Investment Agreement tertanggal 23
Agustus 2002 yang ditandatangani Para Penggugat,
Vijayanti,
Dan Turut Tergugat I, padahal
ub
m
Mohamad Jarman dengan Tergugat I
Niken
berdasarkan Pasal 13 Investment Agreement tertanggal 23 Agustus 2002
ep
ka
(vide Bukti TT.3-1) jelas diatur setiap perselisihan mengenai interpretasi pelaksanaan, keabsahan, kekuatan berlaku dan pemutusan hak dan
melalui
BANI
(Badan
Arbitrase
Nasional
Indonesia),
si
diselesaikan
R
ah
kewajiban Para pihak dari setiap sengketa (DISPUTES) disepakati
sedangkan pada Pasal 13.7 Investment Agreement tertanggal 23 Agustus
ng
ne
2002 jelas diatur bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat hanya berwenang untuk pelaksanaan (eksekusi) dari putusan arbitrase”;
A gu
do
Turut Tergugat III dalam kapasitasnya sebagai Direktur Utama dari PT TPI (Turut Tergugat I) membenarkan adanya fakta-fakta hukum sebagaimana
In
diuraikan di bawah ini; I.1. Bukti-bukti Kewenangan BANI:
lik
Penggugat I (Ny. Siti Hardiyanti Rukmana) dan grup usahanya (yaitu pada saat itu PT TPI) terlilit hutang yang sangat besar ke
ub
berbagai pihak, baik hutang yang benar-benar sah maupun hutang rekayasa;
I.1.b. Bahwa akhirnya Penggugat I meminta bantuan kepada investor
ep
yaitu PT Berkah Karya Bersama (Tergugat I) untuk mengatasi hutang-hutang dari PT TPI yang pada saat itu milik dari Penggugat I
ah
ka m ah
I.1.a. Bahwa pada awal jatuhnya kekuasaan orde baru ternyata
R
dan yang seperti disepakati dalam Investment Agreement,
(Penggugat I) (dalam kapasitasnya untuk dan atas nama diri sendiri,
do
Hal. 48 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
PT Tridan Satriaputra Indonesia (Penggugat II), PT Citra Lamtoro
ne
ng
M
Karya Bersama (Tergugat I); Ny. Siti Hardiyanti Rukmana
s
tertanggal 23 Agustus 2002 yang ditandatangani oleh PT Berkah
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 48
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Gung Persada (Penggugat III), Yayasan Purna Bhakti Pertiwi (Penggugat IV)), Niken Vijayanti, Mohamad Jarman dan PT Cipta
ng
Televisi Pendidikan Indonesia (Turut Tergugat I) (vide bukti TT.3-1), dengan syarat sejumlah tertentu hutang-hutang dari PT TPI
do
imbalannya Tergugat 1 akan mendapatkan 75% saham yang akan diterbitkan baru oleh PT TPI (Turut Tergugat I), sehingga Para
In
pemegang saham lama (Para Penggugat) hanya memiliki 25% saham di PT TPI (Turut Tergugat I); Untuk jelasnya
dikutip
kesepakatan
di dalam Investment
lik
ah
A gu
dibayarkan oleh Tergugat I kepada pihak ketiga dan sebagai
Agreement tertanggal 23 Agustus 2002 sebagai berikut di mana
m
TPI (Turut Tergugat I);
ub
investor (yaitu Tergugat I) akan mendapatkan 75% saham di PT
- Butir B dari Preambule Investor Agreement tertanggal 23
ep
ka
Agustus 2002 pada halaman 2 dikutip sebagai berikut: “The Existing Shareholders have agreed with the Investor that
ah
the Investor may acquire a majority shareholding in TPI
si
R
conditional upon the Investor subscribing for shares in TPI and arranging for the acquisition and restructuring of certain debts of
ne
ng
TPI as more specifically described in this Agreement”;
Terjemahan:
A gu
do
“Para pemegang saham sekarang telah setuju dengan investor
bahwa investor akan mendapatkan mayoritas kepemilikan saham di
In
TPI dengan syarat Investor akan mendapatkan saham-saham di
TPI dan Investor akan mengatur pengambilalihan beberapa hutang dari TPI seperti diuraikan dalam Perjanjian ini”;
lik
ka m ah
(Catatan Para pemegang saham sekarang adalah Para Penggugat, sedangkan investor adalah Tergugat I);
ub
- Pasal 3.1. dari investment agreement tertanggal 23 Agustus 2002 dikutip sebagai berikut: 3.1. Share Subscription:
ep
3.1.1. Subject to the terms of the Share Subscription
ah
Agreement, the Investor shall subscribe for and TPI
R
shall issue to the Investor, shares in TPI constituting
basis (the Subscription Shares)”;
do
Hal. 49 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Terjemahan :
ne
ng
M
share capital, post subscription, on a fully diluted
s
75% (the Initial Investor Stake) of TPI’s total issued
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 49
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia 3.1. Pengeluaran Saham: 3.1.1. Dengan
tunduk
kepada
share
subscription
yang akan diterbitkan oleh TPI sebesar 75%
(bagian awal saham yang akan dimiliki oleh
do
investor) dari total seluruh saham yang diterbitkan
oleh TPI yang akan diterbitkan kemudian dengan
In
dasar dilusi penuh saham-saham (saham yang Dikeluarkan)”;
(Catatan: Jadi, Tergugat I (Investor) berhak 75% saham di
lik
ah
A gu
ng
agreement, investor akan mendapatkan saham
PTlTPI dengan cara PTlTPI menerbitkan saham baru); - Pasal 3.4.2.3. dari Investment Agreement tertanggal 23
ub
m
Agustus 2002 dikutip sebagai berikut:
3.4.2.3. a right on the part of (i) the Existing Shareholders and
ep
ka
(ii) SPV, so long as the Existing Shareholders and SPV shall continue to hold, in aggregate at such time, at
ah
least 25% of the total issued share capital of TPI, for
si
R
the existing shareholders, collectively, to nominate of maximum of 1 person and SPV to nominate a
ng
ne
maximum of 1 person in each case to be appointed to the Board of Commissioners of TPI”;
do
sekarang dan (ii) SPV, selama Para pemegang saham sekarang dan SPV masih terus sebagai pemegang saham, pada saat tersebut, akan terus sebagai pemilik dari, sekurang-kurangnya 25% dari total modal saham
lik
ka m ah
yang disetor pada TPI, untuk Para pemegang,
ub
bersama-sama dengan SPV, untuk mencalonkan paling banyak 1 orang dan untuk ditunjuk dalam Dewan Komisaris TPI”;
(Catatan: Jadi disepakati bahwa pemegang saham lama (yaitu
ep
ah
3.4.2.3. Hak pada bagian dari (i) Para pemegang saham
In
A gu
Terjemahan:
Para Penggugat) dan SPV untuk selanjutnya hanya berhak
R
memiliki maksimum 25% saham di PT TPI);
dan atas nama diri sendiri, PT Tridan Satriaputra Indonesia
do
Hal. 50 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
(Penggugat II), PT Citra Lamtoro Gung Persada (Penggugat III),
ne
ng
M
Hardiyanti Rukmana (Penggugat I) (dalam kapasitasnya untuk
s
I.1.c. Bahwa kemudian PT Berkah Karya Bersama (Tergugat I), Ny. Siti
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 50
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Yayasan Purna Bhakti Pertiwi (Penggugat IV)), Niken Vijayanti
dan Mohamad Jarman); dan PT Cipta Televisi Pendidikan
ng
Indonesia (Turut Tergugat I) membuat dan menandatangani
Supplemental Agreement tertanggal 7 Februari 2003 (vide bukti
do
ketentuan dari investment agreement, karena Supplemental Agreement tertanggal 7 Februari 2003 tersebut merujuk kepada
In
ketentuan Pasal 15.1. Investment Agreement tertanggal 23 Agustus 2002 yang berbunyi:
“A variation of any term of this Agreement must be in writing and signed by the Parties here to”; Terjemahan:
lik
ah
A gu
TT.3-2) yang merupakan perluasan/pengembangan syarat dan
ub
m
“Suatu variasi atas syarat atau ketentuan apapun dalam Perjanjian ini harus dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh
ep
ka
Para Pihak.”
dan pengembangan syarat dan ketentuan yang diatur dalam
ah
Supplemental Agreement tertanggal 7 Februari 2003 dimaksud
si
R
berkenaan dengan pendanaan/pembiayaan yang dilakukan oleh Tergugat 1 untuk restrukturisasi hutang-hutang Turut Tergugat I
yang
merujuk
kepada
ketentuan
Pasal
2.4
Investment
do
A gu
Agreement, yang dikutip sebagai berikut:
ne
ng
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 2.6 Supplemental Agreement
Pasal 2.6 Supplemental Agreement:
In
2.6 In the event that the financing required for the TPI Debts
Restructuring (as contemplated in Clause 2.4) exceeds US$55 million, …”;
lik
ka m ah
Terjemahan:
2.6 Dalam hal pendanaan/pembiayaan yang diperlukan untuk
ub
restrukturisasi hutang-hutang TPI (sebagaimana ditentukan dalam Pasal 2.4) melebihi US$ 55,000,000.00 …”; Bahwa sebagai pelaksanaan dari Investment Agreement tertanggal
ep
23 Agustus 2002 (vide bukti TT.3-1) dan Supplemental Agreement
ah
tertanggal 7 Februari 2003 tersebut (vide bukti TT.3-2) khususnya
R
75% saham di PT TPI yang akan diserahkan kepada Tergugat I,
Surat Kuasa tertanggal 7 Februari 2003 kepada Tergugat I (vide
do
Hal. 51 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
bukti TT.3-3.a, TT.3-3.b, dan TT.3-3.c). Jadi, terdapat 3 (tiga) Surat
ne
ng
M
pemegang saham lama di PT TPI) masing-masing menyerahkan
s
maka Penggugat I, Penggugat II dan Penggugat III (selaku
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 51
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Kuasa tertanggal 7 Februari 2003. Tiga Surat Kuasa tertanggal 7 Februari 2003 tersebut memberikan kuasa kepada Tergugat I untuk
ng
meminta diselenggarakan dan/atau menghadiri RUPS PT TPI (Turut Tergugat I) yang membahas masalah/agenda apapun dalam rangka
Supplemental
Agreement tertanggal
7
Februari
2003,
do
dan
sebagaimana dikutip sebagai berikut:
In
“…in the framework of the implementation of the Investment Agreement dated 23 August 2002 as further supplemented by
the Supplemental Agreement dated 7 February 2003 executed by
lik
ah
A gu
pelaksanaan Investment Agreement tertanggal 23 Agustus 2002
the parties thereto, including the Principal and the Attorney…”; …to call and/or attend any EGM of CTPI which will discuss, inter
ub
m
alia, the following matters: 5. Other matters”:
“….
Dalam
ah
tertanggal
ep
ka
Terjemahan: rangka
23
melaksanakan
Agustus
2002
investment
yang
agreement
dilengkapi
dengan
si
R
Supplemental Agreement tertanggal 7 Februari 2003 yang
ng
Pemberi Kuasa dan Penerima Kuasa….”;
ne
dilaksanakan oleh Para pihak dalam perjanjian tersebut termasuk
…untuk meminta diselenggarakan dan/atau menghadiri RUPSLB
do
A gu
CTPI yang akan membahas, antara lain, hal-hal sebagai berikut: 5. Hal-hal lainnya.”;
In
Jadi, 3 (tiga) Surat Kuasa tertanggal 7 Februari 2003 tersebut
jelas-jelas menunjuk kepada Investment Agreement tertanggal 23
Agustus 2002 (vide bukti TT.1-1) dan Supplemental Agreement
lik
ka m ah
tertanggal 7 Februari 2003 (vide bukti TT.1-2);
Setelah itu, Para Penggugat juga memberikan Surat Kuasa
ub
tertanggal 3 Juni 2003 (vide bukti TT.3-4) kepada Tergugat I untuk menyelenggarakan RUPS Luar Biasa di PT TPI (Turut Tergugat I) dalam rangka untuk menerbitkan 75% saham baru di
ah
Investment
ep
PT TPI yang akan dimiliki oleh Tergugat I sesuai Pasal 3.1. dari Agreement
tertanggal
23
Agustus
2002;
dan
R
berdasarkan Surat Kuasa tertanggal 3 Juni 2003 (vide bukti TT.3-
saham baru di PT TPI yang dimiliki Tergugat I, sebagaimana
do
Hal. 52 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan
ne
ng
M
tanggal 18 Maret 2005 yang hasilnya antara lain penerbitan 75%
s
4), maka Tergugat I melaksanakan RUPSLB Turut Tergugat I
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 52
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Terbatas PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia Nomor 16
tertanggal 18 Maret 2005, yang dibuat dihadapan Bambang
ng
Wiweko, S.H., M.H., Notaris di Jakarta (vide bukti TT.3-5);
Untuk jelasnya dikutip isi Akta Pernyataan Keputusan Rapat
do
Nomor 16 tertanggal 18 Maret 2005 tersebut di atas (lihat lembaran/halaman ke-5):
In
“Lebih lanjut penghadap bertindak dalam kedudukannya diuraikan di atas menerangkan bahwa penghadap hendak menyatakan keputusan yang diambil dalam Rapat antara lain sebagai berikut:
lik
ah
A gu
Perseroan Terbatas PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia
2. Menyetujui bahwa penyelesaian transaksi antara Nyonya Siti Hardiyanti Rukmana dan perseroan terbatas PT Berkah Karya
ub
m
Bersama akan dilaksanakan dengan mengikuti tujuan atau rencana dari investment agreement, yaitu perseroan terbatas
ep
ka
PT Berkah Karya Bersama akan menjadi pemegang atau pemilik saham dalam perseroan yang memiliki sebanyak 75%
ah
(tujuh puluh lima persen) dari seluruh saham yang ditempatkan
si
R
dan disetor penuh dalam Perseroan….”; (Catatan: Nyonya Siti Hardiyanti Rukmana adalah Penggugat I
ne
ng
PT Berkah Karya Bersama adalah Tergugat I, dan Perseroan adalah PT TPI (Turut Tergugat I) dalam perkara a quo);
A gu
do
I.1.d. Jadi penerbitan Surat Kuasa tertanggal 3 Juni 2003 tersebut dan RUPSLB Turut Tergugat I tanggal 18 Maret 2005 tersebut bukan
In
surat kuasa biasa dan bukan sekadar RUPSLB melainkan
Imbalan atau “kontra prestasi” yang diberikan oleh Para Pemegang Saham lama dari PT TPI (yaitu Para Penggugat)
lik
ka m ah
kepada Tergugat I sebagai pelaksanaan dari “Prestasi” dari Penggugat I untuk merustrukturisasi sejumlah tertentu hutang-
ub
hutang dari PTlTPI sesuai Investment Agreement tertanggal 23 Agustus 2002 dan ternyata di dalam Investment Agreement tertanggal 23 Agustus 2002 tersebut ada Klausula Arbitrase di
ep
dalam Pasal 13.2, Pasal 13.3 dan Pasal 13.4 atas semua
ah
sengketa termasuk tentang penerbitan 75% saham tersebut;
R
Untuk jelasnya dikutip klausula arbitrase dalam Pasal 13.2, Pasal
do
Hal. 53 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Pasal 13.2 investment agreement tertanggal 23 Agustus 2002 :
ne
ng
M
2002 :
s
13.3 dan Pasal 13.4 Investment Agreement tertanggal 23 Agustus
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 53
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia “All controversies arising between the Parties out of or in relation to this Agreement, including without limitation, any question
ng
relative to its interpretation, performance, validity, effectiveness
and the termination of the rights or obligations of any Party shall
do
Terjemahan:
“Segala sengketa yang timbul diantara Para pihak yang berasal dari
In
atau terkait dengan perjanjian ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada, pertanyaan apapun terkait dengan penafsiran, keabsahan pelaksanaan, keefektifan dan pemutusan hak atau kewajiban dari
lik
ah
A gu
be settled amicably by the Parties wherever practicable”;
pihak manapun akan diselesaikan secara musyawarah”; Pasal 13.3 Investment Agreement tertanggal 23 Agustus 2002:
ub
m
“If such dispute cannot be resolved amicably by the Parties then, it shall be settled exclusively and finally by arbitration in Jakarta in
Indonesia”;
ah
Terjemahan :
ep
ka
accordance with the Rules of Badan Arbitrase Nasional
si
R
“Apabila sengketa tersebut tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah oleh Para pihak, maka sengketa tersebut harus
Jakarta menurut Peraturan Badan Arbitrase Nasional Indonesia”;
A gu
do
Pasal 13.4 Investment Agreement tertanggal 23 Agustus 2002:
ne
ng
diselesaikan secara eksklusif dan bersifat final melalui arbitrase di
“This Clause 13 is intended to be an Arbitration Clause within the
In
meaning of Law Nomor 30 of 1999 regarding Arbitration and Alternative Dispute Resolution (August 12, 1999) and shall be irrevocably bind the Parties to submit all irreconcilable disputes to
provisions herein set forth”;
ub
Terjemahan :
lik
ka m ah
final and binding arbitration in accordance with such law and the
“Pasal 13 ini merupakan suatu Klausula Arbitrase yang tercakup dalam pengertian menurut Undang Undang Nomor 30 Tahun
ep
1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (12
ah
Agustus 1999) dan tidak dapat dicabut serta mengikat Para pihak
R
untuk menyerahkan sengketa kepada arbitrase bersifat final dan
I.2. Bukti Pengakuan dari Penggugat I bahwa Surat Kuasa (Power of
do
Hal. 54 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Attorney) tertanggal 3 Juni 2003 dan RUPSLB Turut Tergugat I tanggal 18
ne
ng
M
dalam Perjanjian ini”;
s
mengikat sesuai dengan hukum dan ketentuan-ketentuan di
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 54
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Maret 2005 adalah pelaksanaan dari Investment Agreement tertanggal 23 Agustus 2002, sehingga secara absolut kewenangan dari arbitrase;
ng
I.2.a.Bahwa di dalam perkara terkait ternyata Penggugat I membuat pengakuan
tersebut
dalam
pembelaan
dari
Penggugat
I
(Tanggapan tertanggal 8 Maret 2010) (vide bukti TT.3-6) di
A gu
do
Perkara Pailit Nomor 6/Pailit/2010/PN Niaga.Jkt.Pst. yang dikutip
sebagai berikut:
In
Dalam perkara pailit ini yang dimaksud dengan Termohon adalah Ny. Siti Hardiyanti Rukmana (Penggugat I) sedang Pemohon
lik
ah
adalah Literality Capital Investments, Ltd., yang mendapat
pengalihan pihutang dari PT Berkah Karya Bersama Tergugat I); Butir II.1. sampai dengan II.4. Tanggapan Ny. Siti Hardiyanti
ub
m
Rukmana tertanggal 8 Maret 2010 (melalui kuasa hukumnya, yaitu Kantor Advokat Kailimang & Ponto) dalam Perkara Pailit Nomor
ep
ka
6/Pailit/2010/PN Niaga.Jkt.Pst. (vide bukti TT.3-6): II. Unsur Adanya Utang Yang Telah Jatuh Waktu dan Dapat
ah
Ditagih Tidak Terpenuhi:
si
R
1. Termohon tidak mempunyai hutang apapun yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih kepada Pemohon;
dianggap
diperoleh
pihutang
Pemohon
Pemohon
terhadap
melalui pengalihan hak
tagih dari Berkah PT Berkah Karya Bersama kepada
Pemohon pada tanggal 18 November 2009 berdasarkan
In
A gu
Termohon,
sebagai
ne
yang
do
ng
2. Sebagaimana didalilkan Pemohon dalam permohonan bahwa
Perjanjian Pengalihan Pihutang tertanggal 18 November 2009 (vide dalil Pemohon angka 5 halaman 4 Permohonan).
lik
ka m ah
Faktanya Berkah tidak memiliki pihutang atau tagihan terhadap CILMP PT Citra Industri Logam Mesin Persada;
ub
3. Utang CILMP kepada PT Bank Internasional Indonesia (“BII”) yang kemudian diambil alih oleh BPPN/Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan dijual kepada Berkah
ep
merupakan bagian dari penyelesaian hutang TPI PTCipta
ah
Televisi Pendidikan Indonesia yang harus dilakukan oleh
R
Berkah, selaku investor di TPI berdasarkan Investment
ne
do
Hal. 55 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
ng
M
TPI dan Para pemegang saham TPI (termasuk Termohon);
s
Agreement tanggal 23 Agustus 2002 antara Berkah dengan
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 55
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia 3.1 Dalam investment agreement disepakati antara lain bahwa Berkah setuju untuk menyediakan dana bagi TPI
ng
hingga sejumlah US$55,000,000.00 yaitu:
bagian saham mayoritas di TPI (hingga maksimum sebesar
75% dari
seluruh
modal
saham yang
do
A gu
a. Hingga sejumlah US$25,000,000.00 untuk mengambil
ditempatkan dan disetor di TPI) sesuai syarat-syarat
In
dan ketentuan-ketentuan Share Subscription Agreement yang akan ditandatangani oleh dan antara TPI, Para
lik
ah
pemegang saham eksisting TPI dan Berkah, dan; b. Hingga US$30,000,000.00 untuk pembiayaan kembali/ pengambilalihan dan restrukturisasi hutang-hutang TPI”;
ub
m
Catatan :
Pembelaan dari Penggugat 1 tersebut di atas membuktikan
Pertama:
ep
ka
tiga (3) hal penting, yaitu:
ah
Penggugat I mengakui investment agreement tertanggal 23
si
R
Agustus 2002; Kedua:
ng
ne
Penggugat I mengakui bahwa Tergugat I mendapat 75% saham di PT TPI;
do
Penggugat I mengakui bahwa perjanjian dasar/pokok sehingga
In
Tergugat I memiliki 75% saham di PT TPI dan selanjutnya melaksanakan RUPSLB Turut Tergugat 1 tanggal 18 Maret
2005 adalah karena adanya Investment Agreement tertanggal
lik
23 Agustus 2002 dan di dalam Investment Agreement tertanggal 23 Agustus 2002 disepakati apabila terjadi
ub
sengketa maka akan diselesaikan melalui lembaga arbitrase BANI;
Selanjutnya, Penggugat I di dalam perkara terkait, yaitu Perkara Nomor 6/Pailit/2010/PN.Niaga.Jkt.Pst. dengan kedudukan sebagai Termohon
ep
ah
ka m ah
A gu
Ketiga:
pailit membuat pengakuan di dalam butir 4 dari Surat Tanggapan
R
tertanggal 8 Maret 2010 (vide bukti TT.3-6) yang dikutip sebagai berikut:
melalui BPPN, karena Berkah melalui RUPSLB TPI tanggal 18 Maret
do
Hal. 56 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
2005 (meskipun masih disengketakan) telah menuntaskan penyelesaian
ne
ng
M
dengan hutang CILMP dan TSJP yang diselesaikan oleh Berkah
s
4. Termohon tidak memiliki kewajiban apapun kepada Pemohon terkait
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 56
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia transaksi antara Termohon dan Berkah dengan melaksanakan salah satu alternatif penyelesaian yang diagendakan dalam RUPSLB TPI
ng
tanggal 18 Maret 2005 sebagaimana ternyata dari undangan
RUPSLB tanggal 10 Maret 2005 dan Akta Pernyataan Keputusan RUPSLB 18 Maret 2005 Nomor 16, yaitu melaksanakan Investment
A gu
do
Agreement dengan menjadi pemegang 75% saham di TPI”;
Jadi terbukti Penggugat I mengakui bahwa RUPSLB Turut Tergugat I
In
tanggal 18 Maret 2005 dan Surat Kuasa tertanggal 7 Februari 2003 adalah sebagai pelaksanaan
dari Investment Agreement tertanggal
lik
ah
23 Agustus 2002 dan oleh karenanya sengketa atas keabsahan RUPSLB Turut Tergugat I tanggal 18 Maret 2005 dan Surat Kuasa tertanggal 3 Juni 2003 yang digugat dalam perkara ini harus diselesaikan melalui
ub
m
lembaga arbitrase, yaitu BANI;
I.2.b. Dari kutipan tersebut di atas, maka jelas terbukti bahwa
ep
ka
PenggugaI mengakui pada butir 4 (empat) kutipan di atas bahwa RUPSLB Turut Tergugat I tanggal 18 Maret 2005 (yang
ah
dibuat dengan dasar Surat Kuasa tertanggal 3 Juni 2003)
si
R
adalah pelaksanaan dari Investment Agreement Tertanggal 23 Agustus 2002 sehingga apabila terjadi sengketa secara absolut
ng
ne
menjadi kewenangan dari BANI sesuai Pasal 13 dari Investment Agreement atau apabila dikutip butir II angka 4 Tanggapan Ny.
do
A gu
Siti Hardiyanti Rukmana dalam Perkara Pailit Nomor 6/Pailit/ 2010/PN.Niaga.Jkt.Pst. dengan petitum dalam perkara ini
bahwa
sengketanya
adalah
tentang
In
(Nomor 10/Pdt.G/2010/PN Niaga.Jkt.Pst.) akan jelas terlihat pelaksanaan
dari
Investment Agreement tertanggal 23 Agustus 2002 (vide bukti
Petitum Surat Gugatan
ub
Pembelaan Ny. Siti Hardiyanti
lik
ka m ah
TT.3-1), seperti dikutip sebagai berikut:
Ny. Siti Hardiyanti Rukmana
8 Maret 2010 butir II.4 dan butir III.4
butir 5 dan butir 6
dalam Perkara Pailit Nomor
dalam Perkara Nomor
06/Pailit/2010/PN.Niaga.Jkt.Pst.
10/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Pst.
A
sah
dan
tidak
do
gu
apapun kepada Pemohon terkait tidak
Hal. 57 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
ng
M
“Termohon tidak memiliki kewajiban “Membatalkan dan menyatakan
s
Butir 5:
ne
Butir II.4.:
R
ah
ep
Rukmana dalam Tanggapan tanggal
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 57
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
dengan hutang CILMP dan TSJP berkekuatan
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia hukum
atas,
yang diselesaikan oleh Berkah melalui berikut segala perikatan yang
TPI tanggal 18 Maret 2005 (meskipun hukum dari: disengketakan)
Pemegang Saham Luar
Transaksi Antara Termohon Dan
Biasa tanggal 18 Maret
Berkah dengan melaksanakan salah
2005
satu alternatif penyelesaian yang
tertuang
diagendakan dalam RUPSLB TPI
Nomor
tanggal 18 Maret 2005 sebagaimana
In 16
Akta
tanggal
Maret
2005
dan
Nomor
17
tanggal
ub
Maret
2005,
18 Akta 18
keduanya
dibuat di hadapan Turut
Maret
Tergugat
Nomor
Agreement
16,
yaitu
Wiweko,
Investment
dengan
VI
(Bambang
S.H.,
M.H.,
Notaris di Jakarta);
menjadi
(b). Keputusan Rapat Umum
R
pemegang 75% saham di TPI.”
Pemegang Saham Luar
ng
Biasa tanggal 19 Oktober 2005
sebagaimana
tertuang
A gu
ne
2005
melaksanakan
ah
dalam
Pernyataan Keputusan RUPSLB 18
ep
ka
m
tanggal 10 Maret 2005 dan Akta
sebagaimana
dalam
Akta
do
ah
ternyata dari undangan RUPSLB
do
Penyelesaian
A gu
Menuntaskan
Telah (a). Keputusan Rapat Umum
lik
masih
si
ng
BPPN, karena Berkah melalui RUPSLB timbul dan juga segala akibat
Nomor 128 tanggal 19
In
Oktober 2005 yang dibuat
di hadapan Turut Tergugat V (Sutjipto, S.H., Notaris
lik
ka m ah
di Jakarta);
(c). Hasil Keputusan Rapat
ub
Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 23
ng
M
“Termohon tidak memiliki kewajiban “Membatalkan dan menyatakan
do
Hal. 58 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
apapun kepada Pemohon terkait tidak sah dan tidak berkekuatan
s
Butir 5:
ne
Butir II.4.:
R
ah
ep
Desember 2005.”
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 58
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
dengan hutang CILMP dan TSJP hukum
atas,
berikut
ne si a
segala
yang diselesaikan oleh Berkah perikatan yang timbul dan juga
melalui RUPSLB TPI tanggal 18 (a). Maret
2005
(meskipun
tanggal
Penyelesaian
Antara
sebagaimana tertuang dalam
Termohon Dan Berkah dengan
Akta Nomor 16 tanggal 18
melaksanakan salah satu alternatif
Maret 2005 dan Akta Nomor
penyelesaian yang diagendakan
17 tanggal 18 Maret 2005,
2005
sebagaimana
do
Turut Tergugat VI (Bambang Wiweko, S.H., M.H., Notaris di
ub
tanggal 10 Maret 2005 dan Akta
Jakarta);
ep
Pernyataan Keputusan RUPSLB (b).
Keputusan
Rapat
Umum
18 Maret 2005 Nomor 16, yaitu
Pemegang Saham Luar Biasa
melaksanakan
tanggal
dengan
R
Agreement
Investment
19
Oktober
2005
sebagaimana tertuang dalam
menjadi
pemegang 75% saham di TPI.”
Akta Nomor 128 tanggal 19
ng
Oktober 2005 yang dibuat di
hadapan Turut Tergugat V
A gu
(Sutjipto,
S.H.,
Notaris
di
do
m
2005
keduanya dibuat di hadapan
ternyata dari undangan RUPSLB
ka
Maret
In
Transaksi
18
lik
Maret
Jakarta);
In
(c). Hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 23 Desember 2005.” Butir 6: telah
penyelesaian
tuntasnya “Menghukum Tergugat 1 untuk
transaksi
antara mengembalikan
ub
“Dengan
lik
Butir III.4.:
ka m ah
Umum
Pemegang Saham Luar Biasa
dalam RUPSLB TPI tanggal 18
ah
Rapat
disengketakan) Telah Menuntaskan
A gu ah
masih
Keputusan
si
ng
melalui BPPN, karena Berkah segala akibat hukum dari:
ne
keadaan
Turut
Termohon dan berkah, di mana Tergugat 1 (PT Cipta Televisi Berkah melaksanakan salah satu Pendidikan penyelesaian
RUPSLB dilakukannya: Rapat
Umum
Pemegang Saham Luar Biasa
dengan menjadi pemegang 75%
tanggal
18
Maret
2005
sebagaimana tertuang dalam
do
gu
saham di TPI, ….”;
A
Keputusan
melaksanakan Investment Agreement
ng
M
R
TPI tanggal 18 Maret 2005, yaitu (a).
s
dalam
Hal. 59 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
ah
diagendakan
seperti
yang keadaan semula, seperti sebelum
ep
alternatif
Indonesia)
ne
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 59
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Akta Nomor 16 tanggal 18 Maret 2005 dan Akta Nomor
ng
17 tanggal 18 Maret 2005, keduanya dibuat di hadapan Turut Tergugat VI (Bambang
do
A gu
Wiweko, S.H., M.H., Notaris di Jakarta; Keputusan
Rapat
In
(b).
Umum
Pemegang Saham Luar Biasa 19
Oktober
2005
lik
ah
tanggal
sebagaimana tertuang dalam Akta Nomor 128 tanggal 19
ub
m
Oktober 2005 yang dibuat di
S.H.,
Notaris
di
Jakarta); (c). Hasil Keputusan Rapat Umum
R
ah
ep
(Sutjipto,
Pemegang Saham Luar Biasa
si
ka
hadapan Turut Tergugat V
ng
ne
tanggal 23 Desember 2005).”
Catatan:
do
A gu
Jadi terbukti bahwa Penggugat I mengakui bahwa RUPSLB Turut
Tergugat 1 tanggal 18 Maret 2005 adalah pelaksanaan dan bagian terpisahkan
dari
kesepakatan
di
dalam
investment
In
tidak
agreement tertanggal 23 Agustus 2002;
I.2.c. Dari kutipan-kutipan tersebut di atas jelas terbukti bahwa gugatan
lik
ka m ah
Para Pengugat dalam perkara a quo adalah tentang sengketa pelaksanaan dari Investment Agreement tanggal 23 Agustus 2002
ub
yang secara absolut apabila terjadi sengketa menjadi kewenangan dari BANI, sebagaimana ditegaskan dalam: Pasal 13.3. Investment Agreement yang berbunyi:
ep
Pasal 13.3 Investment Agreement tertanggal 23 Agustus 2002:
ah
“If such dispute cannot be resolved amicably by the Parties then, it
R
shall be settled exclusively and finally by arbitration in Jakarta in
ne do
Hal. 60 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
ng
M
Yang dapat diterjemahkan sebagai berikut:
s
accordance with the Rules of Badan Arbitrase Nasional Indonesia”;
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 60
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia “Apabila sengketa tersebut tidak dapat diselesaikan dengan
musyawarah oleh Para Pihak, maka sengketa tersebut harus
ng
diselesaikan secara eksklusif dan bersifat final melalui arbitrase di Jakarta menurut Peraturan Badan Arbitrase Nasional Indonesia”;
I.2.d. Merujuk kepada ketentuan Pasal 3 dan Pasal 11 Undang Undang
do
A gu
Nomor 30 Tahun 1999 (Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999)
yang berbunyi:
In
Pasal 3 Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999:
“Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk mengadili sengketa
lik
ah
Para pihak yang telah terikat dalam perjanjian arbitrase”; Pasal 11 Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999:
(1) Adanya suatu perjanjian arbitrase tertulis meniadakan hak Para
ub
m
pihak untuk mengajukan penyelesaian sengketa atau beda pendapat yang termuat dalam perjanjiannya ke Pengadila
ep
ka
Negeri;
(2)Pengadilan Negeri wajib menolak dan tidak akan campur tangan
ah
di dalam suatu penyelesaian sengketa yang telah ditetapkan
si
R
melalui arbitrase, kecuali dalam hal-hal tertentu yang ditetapkan dalam undang-undang ini”;
ng
ne
Maka jelas atas dasar klausula arbitrase yang tercantum dalam Pasal 13.3 investment agreement, hak Para Penggugat, Tergugat
do
A gu
I dan Turut Tergugat I untuk mengajukan sengketa a quo ke
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menjadi tiada;
putusan
sela
sebelum
Para
pihak
In
I.2.e. Eksepsi kompetensi absolut harus terlebih dahulu diputus dengan mengajukan
pembelaan dan bukti-bukti dalam pokok perkara;
jawaban/
lik
ka m ah
Turut Tergugat I memohon agar sesuai hukum acara dan praktik puluhan tahun dari Yurisprudensi, Majelis Hakim yang terhormat
ub
terlebih dahulu memeriksa dan memutus eksepsi kompetensi absolut ini didasarkan kepada landasan hukum sebagai berikut: - Pasal 134 HIR yang mengatur eksepsi kekuasaan absolut yang
ep
berbunyi:
ah
“Jika perselisihan itu adalah suatu perkara yang tidak masuk
pemeriksaan
perkara
itu,
dapat
diminta
supaya
Hakim
ne
ng
M
menyatakan dirinya tidak berwenang”;
do
Hal. 61 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
gu
- Pasal 136 HIR yang berbunyi:
A
s
R
wewenang Pengadilan Negeri, maka setiap waktu dalam
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 61
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia “Eksepsi (penangkisan) yang sekiranya hendak dikemukakan
oleh orang yang digugat, kecuali tentang hal Hakim tidak
ng
berkuasa, tidak boleh dikemukakan dan ditimbang satu-satu, tetapi harus dibicarakan dan diputuskan bersama-sama dengan pokok perkara”;
A gu
do
Jadi Pasal 136 HIR jo.. Pasal 134 HIR mengharuskan agar Majelis
Hakim memutus terlebih dahulu eksepsi kompetensi absolut
In
tentang arbitrase, sebelum Majelis Hakim menerima jawaban, replik, duplik, bukti-bukti dan kesimpulan Para pihak;
lik
ah
Hal tersebut sudah lama diterapkan dalam sistem peradilan di Indonesia dan juga didukung oleh Para ahli hukum (communis opinio doctorum) dan Yurisprudensi sebagai berikut:
ub
m
Pendapat Para ahli hukum:
a. Ny. Retnowulan Sutanto, S.H., berpendapat:
ep
ka
“Apabila eksepsi ditolak oleh Pengadilan Negeri oleh karena tidak beralasan, maka dijatuhkan putusan sela dan dalam
ah
putusan tersebut sekalian diperintahkan agar supaya kedua
si
R
belah pihak melanjutkan perkara tersebut. Selanjutnya pokok perkara diperiksa dan pada akhirnya dijatuhkan putusan akhir”;
ng
ne
(Buku: “Hukum Acara Perdata Dalam Teori Dan Praktek”, oleh Ny. Retnowulan Sutanto, S.H., Cs, Penerbit Alumni/1985/Bandung,
A gu
do
halaman 28-29);
Jadi Ny. Retnowulan Sutantio berpendapat bahwa jawaban
In
dalam pokok perkara, duplik, replik, kesaksian, pembuktian dan
kesimpulan dalam pokok perkara diajukan belakangan dan hanya diperlukan apabila eksepsi absolut yang diajukan Turut
lik
ka m ah
Tergugat I telah ditolak oleh Pengadilan Negeri; b. Prof. Dr. Supomo, SH. Berpendapat:
ub
“Terhadap eksepsi tidak berkuasanya hakim itu, Pasal 136 mengijinkan adanya pemeriksaan dan putusan tersendiri” (halaman 49); hakim
wajib,
berhubungan
ep
“bahkan
dengan
jabatannya
ah
(ambtshalve) memecahkan soal berkuasa atau tidaknya itu
R
dengan tidak menunggu dimajukannya keberatan dari pihak
Supomo, SH., Penerbit Pradnya Paramita, Cetakan Keenam,
do
Hal. 62 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
1986);
ne
ng
M
(Buku “Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri”, oleh Prof. Dr.
s
yang berperkara” (halaman 50);
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 62
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Jadi Prof. Soepomo berpendapat bahwa putusan sela atas eksepsi
kompetensi absolut harus tersendiri bahkan tanpa menunggu
ng
pembelaan dan keberatan dari Para pihak yang berperkara; c. Ridwan Syahrani, S.H., berpendapat:
do
tentang tidak berwenangnya hakim untuk memeriksa perkara
(absolut maupun relatif) harus diperiksa dan diputuskan
In
bersama-sama dengan pokok perkara. Dengan kata lain, apabila Tergugat mengajukan eksepsi tentang kompetensi
pengadilan, maka hakim akan menjatuhkan putusan sela terhadap eksepsi tersebut”;
lik
ah
A gu
“Menurut Pasal 136 HIR/162 Rbg semua eksepsi, kecuali
(Buku “Hukum Acara Perdata Di Lingkungan Peradilan Umum“,
ub
m
oleh Ridwan Syahrani, S.H., Penerbit Pustaka Kartini, 1988, halaman 52);
ep
ka
Catatan:
Jadi menurut doktrin ini, Majelis Hakim tidak perlu meminta Para
ah
pihak untuk mengajukan jawaban pokok perkara, replik, duplik,
si
R
bukti-bukti dan kesimpulan, akan tetapi Majelis Hakim harus terlebih dahulu mengeluarkan putusan sela tentang eksepsi
ng
ne
kompetensi absolut tersebut;
d. Setiawan, berpendapat:
A gu
do
“Adanya kesepakatan/perjanjian untuk menyerahkan penyelesaian sengketa melalui arbitrase menyebabkan Pengadilan
tidak
In
berwenang lagi (obenvoegd) memeriksa dan mengadili perkara mereka”;
ka m ah
1992, halaman 8 dan seterusnya); Catatan :
lik
(Buku “Aneka Masalah Hukum dan Hukum Acara Perdata”, Bandung
ub
Jadi menurut doktrin ini, Majelis Hakim tidak perlu meminta Para pihak untuk mengajukan jawaban pokok perkara, replik, duplik, bukti-bukti dan kesimpulan, akan tetapi Majelis Hakim
ep
harus terlebih dahulu mengeluarkan putusan sela tentang
ah
eksepsi kompetensi absolut tersebut;
R
e. Prof. Sudargo Gautama berpendapat:
perkara
bersangkutan.
Dalam intensi
pertama Pengadilan harus menyatakan diri tidak berwenang
do
Hal. 63 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
untuk memeriksa perkara tersebut dan menyerahkan kepada
ne
memeriksa
ng
M
dapat
s
“Bahwa jika ada klausula arbitrase maka Pengadilan tidak
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 63
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia arbitrase. Oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia sudah
diakui hal ini. Dalam berbagai perkara yang akhir-akhir ini telah
ng
diputuskan, kita saksikan bahwa pengadilan di Indonesia umumnya pada waktu sekarang ini dihormati klausula
do
Negeri akan menyatakan dirinya tidak berwenang untuk
memeriksa perkara bersangkutan. Sikap demikian adalah
In
sesuai dengan Konvensi New York 1958 yang berlaku di Indonesia sejak Keppres 1981 Nomor 34 (Pasal II ayat 3)”; (Buku “Aneka Hukum Arbitrase”, Bandung 1996, halaman 15-16);
lik
ah
A gu
arbitrase. Jika terdapat klausula arbitrase ini, maka Pengadilan
Catatan :
Jadi menurut doktrin ini, Majelis Hakim tidak perlu meminta
ub
m
Para pihak untuk mengajukan jawaban pokok perkara, replik, duplik, bukti-bukti dan kesimpulan, akan tetapi Majelis Hakim
ep
ka
harus terlebih dahulu mengeluarkan putusan sela tentang eksepsi kompetensi absolut tersebut;
ah
Yurisprudensi:
si
R
a. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 197/Pdt.G/1991,
ng
Para pihak Christine Hartini Tjakra vs. Syamsulrizal Anis Cs.
ne
tertanggal 4 Juni 1991;
“…Pertentangan dan perselisihan dari atau sehubungan dengan
do
keabsahan Perjanjian ini) akan diselesaikan melalui arbitrase
oleh Badan Arbitrase yang terdiri dari 3 (tiga) anggota yang
In
A gu
Perjanjian atau pelaksanaannya (termasuk perselisihan/sengketa
akan bersidang di Jakarta dalam bahasa Inggris berdasarkan “The Rule of The United Nation Centre For International Trade
lik
ka m ah
(UNCITRAL Rules)”.
b. Putusan Mahkamah Agung Nomor 455 K/Sip/1982, tanggal 27
ub
Januari 1983.
Para pihak PT Maskapai Asuransi Ramayana vs. Sohadi Kawilarang.
ep
“Dalam Polis Kecelakaan Pribadi Nomor 210/PA/20.318
ah
tanggal 10 Agustus 1978 dicantumkan bahwa “pertikaian
R
berkenaan dengan polis ini, diselesaikan dalam tingkat
berdasarkan
Pasal
134
RIB
Hakim
berwenang
untuk
do
Hal. 64 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
menambahkan pertimbangan dan alasan hukum secara
ne
ng
M
“Meskipun hal ini tidak diajukan oleh Pihak Tergugat namun
s
tertinggi di Jakarta oleh 3 orang juri pemisah (arbitrase)”;
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 64
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia jabatan. Dengan demikian Pengadilan Negeri tidak berwenang
memeriksa dan mengadili perkara ini. Pasal 3 Undang Undang
ng
Nomor 14 Tahun 1970 (khusus memori penjelasan). Pasal 134 RIB jo.. Pasal 377 RIB jo.. Pasal 615 dan seterusnya Rv”;
c. Putusan Mahkamah Agung Nomor 794 K/Sip/1982, tanggal 27
A gu
do
Januari 1983;
Para Pihak: PT Asuransi Royal Indrapura vs Sohadi Kawilarang;
In
“Terlepas dari alasan kasasi, putusan Pengadilan Tinggi/ Pengadilan Negeri harus dibatalkan dengan alasan Mahkamah Agung sendiri
lik
ah
karena Pengadilan Tinggi salah menerapkan hukum”;
“Dalam Policy Nomor 49/00137/08, tanggal 10 Agustus 1978 di bawah bagian tentang Conditions telah diuraikan bahwa “all
ub
m
differences arising out of this Policy shall be reffered to the decision of an arbitrator to be appointed in writing by the parties in
ep
ka
diferrence or if they cannot agree upon a single arbitrator”. Dengan demikian Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk memeriksa
ah
dan mengadili perkara ini, sesuai Pasal 3 Undang Undang Nomor
si
R
14 Tahun 1970 khususnya memori penjelasan pasal tersebut”;
ng
1988;
Para pihak PT Arpeni Pratama Ocean Line vs. PT Shorea Mas;
ne
d. Putusan Mahkamah Agung Nomor 3179 K/Pdt/1984, tanggal 4 Mei
A gu
do
“Kewenangan Pengadilan memeriksa perkara dalam hal klausula
arbitrase. Dalam hal ada klausula arbitrase, Pengadilan tidak
In
berwenang memeriksa dan mengadili gugatan, baik dalam konvensi maupun dalam rekonvensi”;
“Melepaskan clausule arbitrase harus dilakukan secara tegas dan
lik
ka m ah
dengan suatu persetujuan yang ditanda-tangani oleh kedua belah pihak. Pasal 377 RIB jo. Pasal 615 dan seterusnya Rv”.
ub
e. Putusan Mahkamah Agung Nomor117/1983 tertanggal 1 Oktober 1983;
Balapan Jaya;
ep
Para pihak: Ahju Forestry Company, Ltd. vs. Sutomo/Dirut PTl
ah
“Keberatan Pemohon kasasi yang menyatakan behwa ketentuan
R
mengenai dewan arbitrase disebutkan dalam basic agreement for
do
Hal. 65 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
bertentangan dengan Pasal 615 Rv dibenarkan”;
ne
ng
M
(Pasal 1338 BW), dan karenanya putusan Judex Facti telah
s
joint venture telah mengikat Para pihak sebagai undang-undang
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 65
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia “Mahkamah Agung membatalkan putusan Judex Facti dan menyatakan bahwa Pengadilan Negeri tidak berkuasa mengadili
ng
Perkara itu. Pasal 377 RIB dan Pasal 615 dan seterusnya Rv”;
f. Putusan Mahkamah Agung Nomor2924 K/Sip/1981 tanggal 8 Pebruari 1982;
A gu
do
Para Pihak: Lioe Lian Tang vs. Union Des Transports Aeriens/UTA;
“….dari segi kompentensi absolut pun Pengadilan Negeri Jakarta
In
Pusat tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, karena dalam Pasal 5 dari Perjanjian Sewa tanggal 15 Juni 1976
lik
ah
disebutkan bahwa dalam hal tidak tercapainya kesepakatan ganti rugi masalahnya akan diajukan kepada seorang arbiter”;
g. Putusan Mahkamah Agung Nomor 3190 K/Pdt/1995, tertanggal 27
ub
m
September 1996;
Para Pihak: PT Sanggar Mustika Indah vs PT Jaya Konstruksi
ep
ka
Manggala Pratama dan Mowlem International Limited; “…bahwa in casu Pengadilan Negeri yang telah memeriksa dan
ah
mengadili perkara ini merupakan tindakan yang bertentangan
adanya klausula arbitrase tersebut, Pengadilan
Negeri
si
R
dengan ketentuan Pasal 615 Rv dan Pasal 134 HIR sebab dengan secara
ng
ne
absolute tidak berwenang memeriksa dan mengadili gugatan
tersebut”;
A gu
do
“…Keberatan-keberatan yang diajukan Pemohon Kasasi tidak dapat dibenarkan karena Pengadilan Tinggi tidak salah menerapkan hukum,
In
lagipula mengenai hal ini telah dipertimbangkan dengan cukup oleh
Pengadilan Tinggi. Selain itu keberatan-keberatan kasasi tersebut
lik
penghargaan tentang suatu kenyataan, hal mana tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan tingkat kasasi”;
ub
I. Eksepsi Gugatan Kurang Pihak (exceptio plurium litis consortium); Gugatan kurang pihak karena Niken Vijayanti Dan Mohamad Jarman ternyata tidak menjadi pihak dalam perkara a quo padahal hak, kewajiban dan kepentingan Niken Vijayanti Dan Mohamad Jarman selaku pemegang
ep
ah
ka m ah
adalah mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat
saham pada Turut Tergugat I sangat terkait erat dengan putusan
R
Pengadilan atas gugatan Para Penggugat yang menuntut pembatalan
keputusan RUPSLB Turut Tergugat I tanggal 18 Maret 2005 tersebut
do
Hal. 66 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
prosentase kepemilikan saham Niken Vijayanti terdilusi dari 0,77% menjadi
ne
ng
M
satunya mengenai komposisi kepemilikan saham, dimana berdasarkan
s
keputusan RUPSLB Turut Tergugat I tanggal 18 Maret 2005 yang salah
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 66
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia 0,19% dan prosentase kepemilikan saham Mohamad Jarman terdilusi dari 0,19% menjadi 0,05%;
ng
Turut Tergugat III dalam kapasitasnya sebagai Direktur Utama dari PTlTPI (Turut Tergugat I) membenarkan adanya fakta-fakta hukum sebagaimana diuraikan di bawah ini;
do
A gu
II.1. Sebagaimana didalilkan Para Penggugat pada butir 2 halaman 3
gugatan, susunan pemegang saham pada Turut Tergugat I sebelum
Nama
Jumlah
Nilai Nominal (Rp)
Pemegang
Saham
lik
Saham Siti
22.048.000
ep
Citra
1.576.000
788.000.000,00
0,38
Lamtoro
(Seri A)
ng
ne
Gung
Yayasan
3.150.000
Purna
(Seri A)
Bhakti
(Penggugat
ub
4)
Tridan 380.988.000 190.494.000.000,00
(Penggugat
5
Mohamad
6
Niken
ng
M
Jarman
A
gu
Vijayanti
788.000
R
ah
2)
(Seri A)
ep
Satriaputra
92,54
394.000.000,00
0,19
1.575.000.000,00
0,77
(Seri A)
3.150.000 (Seri A)
do
PT
0,77
lik
ka m ah
Pertiwi
4
1.575.000.000,00
Hal. 67 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
3
3)
In
A gu
(Penggugat
do
Persada
s
PT
R
ah
2
5,35
(Seri A)
Rukmana
1)
11.024.000.000,00
si
ka
Hardiyanti
(Penggugat
(%)
ub
m
1
Prosentase
ne
ah
Nomor
In
pelaksanaan RUPSLB Turut Tergugat I tanggal 18 Maret 2005 adalah:
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 67
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
Jumlah
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia 411.700.000 205.850.000.000,00
100
ng
sebagaimana dimuat dalam Akta Berita Acara Rapat Nomor 94 tanggal
29 September 1997 yang dibuat oleh Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan persetujuan dari
A gu
do
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor C-09813.HT.01.04.TH.2002, tanggal 5 Juni 2002 (vide bukti TT.3-7);
In
II.2. Bahwa pada tanggal 23 Agustus 2002 telah dibuat dan ditandatangani investment agreement oleh dan antara PT Berkah Karya Bersama
lik
ah
(Tergugat 1), Ny. Siti Hardiyanti Rukmana (Penggugat 1) (dalam kapasitasnya untuk dan atas nama diri sendiri, PT Tridan Satriaputra Indonesia (Penggugat 2), PT Citra Lamtoro Gung Persada (Penggugat
ka
Mohamad
Jarman,
ub
m
3), Yayasan Purna Bhakti Pertiwi (Penggugat 4)), Niken Vijayanti, dan selaku
Para
pemegang
saham
(existing
ep
shareholders) 100% pada Turut Tergugat I), dan PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Turut Tergugat I) (“investment agreement”)
tersebut
dengan
menandatangani
Supplemental
si
Agreement
R
ah
(vide bukti TT.3-1). Para pihak kemudian melengkapi Investment
Agreement tertanggal 7 Februari 2003 (vide bukti TT.3-2) ; Investment
agreement
dan
supplemental
ne
pelaksanaan
ng
II.3 Untuk
agreement tersebut di atas, maka pada tanggal 3 Juni 2003 Penggugat
A gu
do
I memberikan kuasa yang tidak dapat ditarik atau dicabut (irrevocable power of attorney) kepada Tergugat I (Surat Kuasa tanggal 3 Juni
In
2003) untuk mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Penggugat I
dalam kapasitasnya sebagai (i) pemegang 22.048.000 saham pada
lik
380.988.000 saham pada Turut Tergugat I, (iii) Presiden Direktur Penggugat 3 selaku pemegang 1.576.000 saham pada Turut Tergugat
ub
I dan Vice Chairman Penggugat IV selaku pemegang 3.150.000 saham pada Turut Tergugat I dan karenanya mewakili Penggugat I dalam setiap dan segala Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham (RUPSLB) Turut Tergugat I dan sebagai Presiden Komisaris Turut Tergugat I untuk:
ep
ah
ka m ah
Turut Tergugat I, (ii) Presiden Direktur Penggugat II selaku pemegang
R
a. Memanggil dan/atau menghadiri setiap dan segala RUPSLB Turut
do
Hal. 68 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Tergugat I, termasuk tetapi tidak terbatas pada menunjuk dan/atau
ne
ng
M
- Persetujuan atas perubahan susunan Direksi dan Komisaris Turut
s
Tergugat I yang membahas antara lain:
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 68
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia mengakhiri anggota Direksi dan Komisaris dan memberikan acquit et de charge kepada Direksi dan Komisaris;
ng
- Persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar Turut Tergugat I;
- Persetujuan atas kenaikan modal dasar, modal yang dikeluarkan dan modal yang ditempatkan pada Turut Tergugat I;
A gu
do
- Hal-hal lain;
b. Untuk membahas dan mengusulkan hal-hal yang terkait dengan
In
agenda tersebut di atas pada RUPSLB Turut Tergugat I dan
membuat segala keputusan serta menggunakan hak suara dari
lik
ah
saham-sahamnya Penggugat I, Penggugat II, Penggugat III, Penggugat 4 sebanyak 407.762.000 pada Turut Tergugat I dalam
RUPSLB Turut Tergugat I tersebut;
ub
m
c. Untuk mewakili, menghadiri serta bertindak untuk dan atas nama Penggugat I menghadap pihak-pihak terkait, termasuk Notaris dan Indonesia yang berwenang, untuk memberikan
ep
ka
pemerintah
penjelasan dan untuk melaksanakan semua tindakan yang perlu
ah
sehubungan dengan maksud dan tujuan tersebut di atas;
si
R
d. Secara umum melakukan perbuatan-perbuatan dan hal-hal yang tidak secara spesifik diberikan sebagai kuasa dari Penggugat I
ng
ne
yang dianggap layak sehubungan dengan kuasa yang diberikan tersebut di atas;
A gu
do
II.4. Selanjutnya, pada tanggal 18 Maret 2005 diadakan RUPSLB Turut
Tergugat I yang merupakan implementasi Para pihak dalam
In
investment agreement terhadap investment agreement dan Surat Kuasa 3 April 2003. Berdasarkan keputusan RUPSLB Turut Tergugat I tanggal 18 Maret 2005, sebagaimana termuat dalam Akta
lik
ka m ah
Pernyataan Keputusan Rapat Nomor 16 tanggal 18 Maret 2005 yang dibuat oleh Bambang Wiweko, S.H., M.H., Notaris di Jakarta (vide
ub
bukti TT.3-5), komposisi kepemilikan pemegang saham pada Turut
ah
Pemegang
1
Siti
22.048.000
Prosent ase (%)
11.024.000.000,00
1,34
(Seri A)
ng
M
Hardiyanti
Nilai Nominal (Rp)
Saham
R
Saham
Jumlah
ne
Nama
ep
No.
do
Hal. 69 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
gu
Rukmana
A
s
Tergugat I adalah :
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 69
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
(Penggugat 1) PT
Citra
1.576.000
ng
2
Lamtoro
788.000.000,00
0,10
(Seri A)
Gung
do
(Penggugat3
Yayasan
3.150.000 (Seri A)
Pertiwi (Penggugat
Tridan
380.988.000
Satriaputra
Mohamad
788.000
R
5
Jarman Niken
ng
6
3.150.000
A gu
1.575.000.000,00
0,19
Berkah
148.212.000.000,00
75
(Seri A) 1.235.100.00
Karya
0
Bersama
(Seri B)
(Tergugat 1) Jumlah
411.700.000 (Seri A) 1.235.100.00
354.062.000.000,00
100
ub
0
ep
(Seri B)
II.5. Bahwa sebelum pelaksanaan RUPSLB Turut Tergugat I 18 Maret 2005, kepemilikan saham Niken Vijayanti pada Turut Tergugat 1
ah
ka m ah
PT
0,05
(Seri A)
Vijayanti
7
394.000.000,00
ne
ah
2)
23,13
(Seri A)
ep
(Penggugat
190.494.000.000,00
In
ka
PT
ub
m
4) 4
0,19
lik
ah
Purna Bhakti
1.575.000.000,00
lik
3
In
)
do
A gu
Persada
si
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
adalah 3.150.000 saham senilai Rp1.575.000.000,00 atau 0,77%,
ng
do
Hal. 70 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
sebagaimana termuat dalam Akta Berita Acara Rapat Nomor 94,
s
adalah 788.000 saham senilai Rp394.000.000,00 atau 0,19%,
ne
M
sedangkan kepemilikan saham M. Jarman pada Turut Tergugat 1
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 70
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 29 September 1997 yang dibuat oleh Siti Pertiwi Henny
Singgih, S.H., Notaris di Jakarta (vide bukti TT.3-7) (lihat butir 1 di
ng
atas);
II.6. Setelah pelaksanaan RUPSLB Turut Tergugat I 18 Maret 2005, kepemilikan saham Niken Vijayanti
pada Turut Tergugat I adalah
A gu
do
3.150.000 saham senilai Rp1.575.000.000,00 dan secara prosentase turun menjadi 0,19%, sedangkan kepemilikan saham M. Jarman
In
pada Turut Tergugat I adalah 788.000 saham senilai Rp394.000.000,00
dan secara prosentase turun menjadi 0,05%, sebagaimana termuat
lik
ah
dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Nomor 16 tanggal dan 18 Maret 2005 yang dibuat oleh Bambang Wiweko, S.H., M.H., Notaris di Jakarta (vide bukti TT.3-5) (lihat butir 4 di atas);
ub
m
II.7. Bahwa salah satu tuntutan Para Penggugat dalam perkara a quo adalah membatalkan keputusan RUPSLB Turut Tergugat I 18 Maret
ep
ka
2005 dan meminta agar Tergugat I mengembalikan keadaan Turut Tergugat I seperti keadaan semula sebelum dilaksanakan RUPSLB
ah
Turut Tergugat I 18 Maret 2005. Jadi, apabila tuntutan Para
si
R
Penggugat membatalkan keputusan RUPSLB Turut Tergugat I 18 Maret 2005 dikabulkan Majelis Hakim, maka salah satu akibat
ng
ne
terhadap keadaan Turut Tergugat I antara lain adalah menyangkut
komposisi pemegang saham pada Turut Tergugat I, yang artinya
A gu
do
komposisi pemegang saham pada Turut Tergugat I adalah kembali kepada keadaan komposisi pemegang saham sebagaimana termuat
In
dalam Akta Berita Acara Rapat Nomor 94, tanggal 29 September
1997 yang dibuat oleh Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., Notaris di
lik
II.8. Bahwa pada faktanya, Niken Vijayanti dan Mohamad Jarman tidak diikutsertakan sebagai pihak dalam perkara a quo, padahal Niken
ub
Vijayanti dan Mohamad Jarman jelas-jelas memiliki hak, kewajiban dan kepentingan yang sangat terkait erat dengan gugatan perkara a quo dan putusan pengadilan dalam perkara a quo memiliki konsekuensi
ep
atau akibat hukum terhadap Niken Vijayanti dan Mohamad Jarman, sebab keduanya juga merupakan pemegang saham pada Turut
ah
ka m ah
Jakarta (vide butir 1 di atas);
R
Tergugat 1 dan pihak dalam Investement Agreement tertanggal 23
ne do
Hal. 71 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
ng
M
dan Mohamad Jarman menjadi Turut Tergugat;
s
Agustus 2002, sehingga seharusnya setidak-tidaknya Niken Vijayanti
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 71
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia II.9. Dengan demikian, terbukti bahwa gugatan Para Penggugat kurang
pihak dan sudah sepatutnya gugatan Para Penggugat ditolak atau
ng
tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);
Bahwa Penggugat Intervensi/Terbanding VII (Yohanes Waworuntu, S.E) di
depan persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengajukan gugatan
A gu
do
intervensi pada pokoknya atas dalil-dalil :
1. Bahwa Pemohon adalah Direktur Utama PTlSarana Rekatama Dinamika
In
(Tergugat II dalam perkara a quo) sebagaimana tercantum dalam Akta
Pendirian PT Sarana Rekatama Dinamika Nomor 339, tanggal 30 Juni 2000
lik
ah
yang dibuat di hadapan Rachmat Santoso, S.H., selaku Notaris di Jakarta
dan karenanya sesuai dengan akta pendirian tersebut Pemohon adalah orang yang berhak untuk mewakili perseroaan PT Sarana Rekatama
ub
m
Dinamika, baik didalam maupun diluar Pengadilan;
2. Bahwa pada tanggal 9 Juni 2010 permohon melalui kuasa hukumnya telah
ep
ka
hadir di Persidangan guna menghadapi gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat dalam perkara a quo namun ternyata Tergugat II, yakni PT
ah
Sarana Rekatama Dinamika telah menunjuk Direktur Tergugat II lainnya
si
R
untuk menghadiri persidangan perkara a quo. Selanjutnya Pemohon mengajukan bukti-bukti kehadapan Majelis Hakim bahwa Pemohon adalah
ng
ne
orang yang berhak untuk menghadiri persidangan ini;
3. Bahwa pada tanggal 21 Juni 2010, Pemohon menerima surat pemberitahuan
do
A gu
pemberhentian sementara Nomor 001/KOM-SRD/VI/2010, tanggal 17 Juni 2010 yang ditandatangani oleh Dewan Komisaris PT Sarana
In
Rekatama Dinamika. Kemudian pada siding tanggal 23 Juni 2010, Kuasa
Hukum Tergugat II lainnya menyampaikan surat pemberhentian ini kepada
keberatan
atas
pemberhentian
tersebut
karena
lik
mengajukan
surat
pemberhentian ini ditandatangani oleh orang-orang yang mengaku sebagai
ub
Dewan Komisaris tetapi namanya tidak tercantum dalam surat Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia tanggal 1 April 2010 tentang Company Profile perseroaan PT Sarana Rekatama Dinamika;
ep
4. Bahwa dengan adanya surat pemberhentian tersebut, akhirnya Majelis
ah
ka m ah
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo. Pemohon
Hakim memutuskan Pemohon sudah tidak berwenang lagi mewakili
ng
M
a. Penetapan tersebut telah mengabaikan fakta hukum bahwa orang yang memecat Pemohon yang mengaku-ngaku sebagai Komisaris adalah
do
Hal. 72 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
orang-orang yang tidak tercatat sebagai Komisdaris PT Sarana
ne
karena:
s
R
Tergugat II, yang mana Pemohon sangat keberatan atas penetapan tersebut
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 72
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Rekatama Dinamika (Tergugat II) di Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia;
ng
b. Penetapan tersebut mengabaikan rasa keadilan karena Majelis Hakim hanya mendengar dari satu pihak saja, sedangkan bukti-bukti otentik dari Pemohon, yaitu surat Company Profile dari Departemen Hukum dan
A gu
do
HAM Republik Indonesia tanggal 1 April 2010 sama sekali tidak dipertimbangkan sehingga terlihat bahwa majelis tidak berpihak pada
In
keadilan, tetapi telah berpihak pada kuasa Tergugat II yang sebenarnya
tidak bisa membantah validitas dan keberadaan Surat Company Profile
lik
ah
dari Departemen Hukum dan HAM tanggal 1 April 2010;
c. Penetapan tersebut keliru karena hanyut pada argumentasi bohong dari kuasa
Tergugat
II,
yaitu
substansi
pemecatan
yang
mengada-
ub
m
ngada/pemecatan tidak sah. Bagaimana bisa orang-orang yang mengakungaku sebagai Komkisaris PT SRD mengatakan bahwa Pemohon dihukum
ep
ka
pidana, padahal Pemohon bahkan Jaksa Penuntut Umum sendiri sampai sekarang tidak ada menerima salinan putusan Mahkamah Agung
ah
Republik Indonesia, sayangnya Majelis Hakim tidak meneliti dan
si
R
menerima begitu saja argument tak berdasar tersebut; d. Ada hal yang janggal, mengapa PT SRD tidak ingin diwakili oleh Direktur
ng
ne
Utamanya dan secara menabrak undang-undang memaksa melakukan pemecatan pada Pemohon agar Direktur Utama tidak bisa mewakili
A gu
do
PTlSRD, aneh karena seharusnya orang tidak ingin digugat, tapi dalam perkara ini justru Direktur PT SRD dan oaring-orang yang mengaku
In
Komkisaris secara proaktif memecat Direktur Utama agar Direktur biasa bisa mewakili PT SRD (dengan kata lain mereka ingin sekali digugat);
lik
terungkap ada fakta yang akan ditutupi PT SRD melalui Direksinya, sehingga kebenaran tidak akan terungkap di persidangan ini, oleh karena itu
ub
Pemohon melihat bahwa kepentingan Pemohon menjadi tidak terlindungi dan untuk melindungi kepentingan Pemohon tersebut dengan ini Pemohon mengajukan Intervensi dalam perkara ini;
ep
6. Bahwa Pemohon sangat berkepentingan dengan perkara ini dan berkepentingan
ah
ka m ah
5. Bahwa akibat dari ditolaknya Pemohon mewakili Tergugat II, maka jelas
menanggapi/menjawab gugatan Para Penggugat tersebut sejauh berkaitan
R
dengan kedudukan Pemohon pada saat menjabat sebagai Direktur Utama
a. Melindungi Pemohon pribadi dari tanggung jawab hukum secara pribadi,
do
Hal. 73 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
apabila PT SRD (Tergugat II) tidak menjawab dengan sebenar-benarnya
ne
ng
M
sebagai berikut:
s
PT Sarana Rekatama Dinamika (PT SRD)/Tergugat II dengan alasan
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 73
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dan melimpahkan kesalahan pada (mengorbankan) Pemohon selaku Direktur Utama PT SRD waktu itu;
ng
b. Dalam hal terbukti adanya pemblokiran maka kepentingan Pemohon
adalah menghindari tanggungjawab pribadi Pemohon, Pemohon khwatir karena PT lSRD bisa berkelit-kelit sesuka hati bahwa kesalahan
A gu
do
pemblokiran yang dilakukan adalah tanggungjawab pribadi Pemohon yang
waktu itu sebagai Direktur Utama (asas fiduciary duty of the director );
In
c. Dengan mengungjkap peran-peran Pemohon pribadi pada waktu itu dalam jawaban ini, maka akan diperoleh kebenaran sehingga diketahui
lik
ah
siapa yang harusnya bertanggungjawab (tidak dibebankan/dicari kambing hitam pada pribadi Direkturt Utama PT SRD);
d. Intervensi ini akan memudahkan Majelis memutuskan perkara karena
ub
m
mengetahui duduk soal yang sebenarnya, tidak ada yang ditutupi lagi; Jawaban Atas Gugatan Nomor 10/Pdt.G/2010/PN Jkt.Pst:
ep
ka
Dengan ini, Pemohon mengajukan Jawaban atas gugatan sebagai berikut: 7. Bahwa segala apa yang didalilkan oleh Para Penggugat dalam gugatannya
ah
tertanggal 11 Januari 2010 yang terdaftar dalam register perkara perdata
si
R
Nomor 10/Pdt.G/2010/PN Jkt.Pst sejauh berkaitan dengan PT Sarana Rekatama Dinamika (Tergugat II) adalah benar;
ne
ng
8. Bahwa Tergugat II adalah perusahaanyang bergerak sebagai operator Program System Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) berdasarkan Perjanjian 135/K/UM/KPPDK/XI/2000
dan
Nomor
021/Dir/YW-
do
Nomor
A gu
Kerjasama
SRD/XI/2000, tanggal 8 November 2000 tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan
In
System Administrasi Badan Hukum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum antara Koperasi Pengayoman Pegawai Departemen Kehakiman dan Hak
lik
9. Bahwa tugas dan kewajiban Tergugat II dalam pelaksanaan dan pengoperasian Sisminbakum adalah sebagai berikut:
ub
a. Membuat dan/atau menyebabkan dibuatnya Sisminbakum;
b. Menyiapkan tenaga kerja yang terlatih untuk pengelolaan dan mensosialisasikan Sisminbakum;
c. Memberikan laporan setiap akhir bulan kepada koperasi pengayoman
ep
ah
ka m ah
Asasi Manusia dengan PT Sarana Rekatama Dinamika (Tergugat II);
pegawai Departemen Kehakiman dan Hak Asasi manusia atas semua
R
aktifitas Sisminbakum;
do
Hal. 74 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
fungsi Sisminbakum;
ne
ng
M
semua perangkat keras dan lunak yang digunakan dalam menunjang
s
d. Bertanggungjawab untuk memelihara dan merawat atau memperbaiki
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 74
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia 10. Bahwa benar dalil Penggugat pada butir 21 sampai dengan 24 yang mendalilkan akses yang dilakukan oleh Notaris Buntario Tigris Dharmawan
ng
Ng, S.H., untuk pencatatan keputusan RUPSLB PT CTPI, tanggal 17 Maret 2005 secara on line telah diblokir oleh bagian IT Tergugat II;
11. Bahwa adapun kronologi pelaksanaan pemblokiran dapat Pemohon jelaskan
A gu
do
sebagai berikut: NB:
In
Pertama-tama sebelum masuk pada kronologi, perlu Majelis Hakim ketahui
perusahaan-perusahaan yang terkait dalam hal ini adalah:
lik
ah
- PT Berkah Karya Bersama/Tergugat I merupakan kepanjangan tangan dari Hary Tanoesoedibyo;
- Tergugat II (PT Sarana Rekatama Dinamika) adalah anak perusahaan
milik Hary Tanoesoedibyo;
ub
m
dari PT Bhakti asset Managemen, yang merupakan group perusahaan
ep
ka
- Pada sekitar bulan Maret 2005, Pemohon dalam jabatannya sebagai Direktur Utama PT Sarana Rekatama Dinamika/Tergugat II telah
ah
dipanggil oleh Hary Tanoesoedijo (atasan Tergugat II/pemilik PT Sarana
si
R
Rekatama Dinamika sekaligus kuasa PT Berkah Karya Bersama, Tergugat I) untuk memblokir akses pelapor hasil keputusan RUPSLB PT
ng
ne
Cipta Televisi Pendidikan Indonesia melalui online system administrasi badan hukum (sisminbakum);
A gu
do
- Bahwa Pemohon mencoba menjelaskan kepada Hary Tanoesoedibjo. (kuasa
PT Berkah Karya Bersama, Tergugat I) bahwa yang berhak melakukan
In
pemblokiran adalah kewenangan mutlak Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum (Dirjen AHU) yang harus berdasarkan putusan/penetapan
lik
tertulis dan didelegasikan berjenjang kepada Direktur pusat data ke Kasubdit Badan Hukum ke Kasie dan terakhirt ke Tergugat II;
ub
- Bahwa kendati Pemohon dalam jabatannhya selaku Dirtektur Utama telah menjelaskan hal tersebut, Hary Tanoesoedibjo. tetap memerintahkan kepada Pemohon agar akses Notaris ke PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Turut Tergugat I) diblokir dan diawasi;
ep
ah
ka m ah
pengadilan yang sudah berkekuatan hukum tetap dan perintah itu harus
- Bahwa atas perintah tersebut, kemudian Pemohon melaporkan perintah
R
pemblokiran tersebut kepada Hartono Tanoesoedibjo (kakak dari Hary
ne do
Hal. 75 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
ng
M
Dinamika sekaligus kuasa;pemegang saham pengendali;
s
Tanoesoedibjo) selaku Wakil Komisaris Utama PT Sarana Rekatama
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 75
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia - Bahwa kemudian Hartono Tanoesoedibjo memanggil Richard Tirtadji selaku Direktur T dan kemudian memerintahkan memblokir akses Notaris
ng
ke Turut Tergugat I;
- Bahwa selanjutnya Ricard Tirtadji memerintahkan Setiawan selaku
Kepala Divisi database untuk memblokir akses sesuai dengan peringatan
A gu
do
dari Wakil Komisaris Utama PT Sarana Rekatama Dinamika dan pemegang
saham PT Sarana Rekatama Dinamika;
In
Pemblokiran yang dilakukan oleh Pegawai Tergugat II atas perintah Hary Tanoesoedibyo dan pemegang saham PT Sarana Rekatama Dinamika tersebut
lik
ah
dilakukan dengan cara:
a. Notaris tidak dapat mengakses perubahan apapun terkait PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia dalam on line Sisminbakum;
ub
m
b. On line Sisminbakum tidak mencatat perubahan apapun atas PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia dan mengeluarkan statement yang dapat di
ep
ka
print out;
1. Maaf…….nama perseroaan PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia
ah
sedang dalam proses pengesahan nama, silahkan mencari nama yang
si
R
lain untuk pendirian perseroaan (dikeluarkan oleh online Sisminbakum); 2. Maaf…….nama perseroaan PT Ciptya Televisi Pendidikan Indonesia
yang
lain
untuk
pendirian
perseroaan
(dikeluarkan
oleh
online
A gu
do
Sisminbakum);
ne
ng
telah tercatat dalam daftar pemesanan nama, silahkan mencari nama
Catatan: padahal, sebenarnya PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia
isi/substansi pemblokiran tersebut tidak benar adanya;
In
setahu Tergugat Intervensi sudah berdiri sejak tahun 1990, sehingga
lik
S.H., mendatangi petugas customer service mempertanyakan kenapa gagal akses terhadap akses PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia,
ub
kemudian sesuai arahan dari Wakil Komisaris Utama PT Sarana Rekatama Dinamika dan pemegang saham PT Sarana Rekatama
saat itu sedang “hang”;
ep
Dinamika, staf PT Sarana Rekatama Dinamika menyatakan system pada
12. Bahwa keesikan harinya tanggal 18 Maret 2005, Pemohon kemudian
ah
ka m ah
- Bahwa beberapa hari kemudian Notaris Buntario Tigris Dharmawa Ng,
R
mendapat perintah dari Wakil Komisaris Utama PT Sarana Rekatama
do
Hal. 76 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
akan adanya akses pencatatan hasil RUPSLB tanggal 18 Maret 2005 yang
ne
ng
M
membuka blokir atas PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia sehubungan
s
Dinamika dan pemegang saham PT Sarana Rekatama Dinamika untuk
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 76
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
akan dimasukkan dalam online Sisminbakum oleh Notaris Bambang Wiweko, S.H.;
ng
13. Bahwa beberapa hari setelah gagal akses sisminbakum, maka salah satu
Pengacara dari Kantor Hukum Kailimang & Ponto (yang mewakili pemegang saham PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia) datang mempertanyakan
A gu
do
kenapa hasil RUPSLB PT Cipta Televisi Indonesia, tanggal 17 Maret 2005 tidak dapat diakses pencatatannya dalam online sisminbakum tetapi
In
kemudian tanggal 18 Maret 2005, hasil RUPSLB tanggal 18 Maret 2005 yang dibuat oleh Notaris Bambang Wiweko, S.H., dapat dengan mudah
lik
ah
dicatatkan dalam online Sisminbakum, atas pengaduan tersebut kemudian Pemohon sebagai Direktur Utama dipanggil oleh Dirjen AHU, karena bersifat teknis, maka Pemohon bersama-sama dengan Richard Tirtadji dan Daniel
ub
m
Sitompul menemui Bapak Dirjen AHU;
Demikianlah Kronologis pemblokiran akses TPI;
ep
ka
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Pemohon mohon kepada yang terhormat Bapak Ketua:Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berkenan
ah
menerima permohonan ini dan selanjutnya Majelis Hakim yang memeriksa dan
si
R
mengadili perkara ini dapat memberikan putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono) baik bagi perkara ini, maupun bagi Pemohon Intervensi/Tergugat
ng
ne
Intervensi tidak dibebani hukuman apapun;
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah
do
Putusan Sela Nomor 10/Pdt.G/2010/PN Jkt Pst. tanggal 18
A gu
memberikan
Agustus 2010 dengan amar sebagai berikut:
In
1. Menolak eksepsi kompetensi absolut dari Tergugat I, Turut Tergugat I dan Turut Tergugat III;
lik
Nomor 10/Pdt.G/2010/PN Jkt.Pst;
3. Menyatakan pemeriksaan perkara a quo dilanjutkan;
ub
4. Menangguhkan biaya perkara hingga putusan akhir;
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memberikan Putusan Sela Intervensi Nomor 10/Pdt.G/2010/PN Jkt Pst. tanggal 23 September 2010 dengan amar sebagai berikut:
ep
ka m ah
2. Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berwenang mengadili perkara
1. Mengabulkan Permohonan Intervensi dari Pemohon Intervensi;
R
2. Menetapkan Pemohon Intervensi sebagai pihak dalam Perkara Nomor 10/
ng
3. Menangguhkan biaya perkara sampai pada putusan akhir; Bahwa selanjutnya Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memberikan
do
Hal. 77 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Putusan Selanya Nomor 10/Pdt.G/2010/PN Jkt Pst. tanggal 10 Maret 2011
ne
s
Pdt.G/2010/PN Jkt.Pst;
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 77
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dengan amar sebagai berikut:
1. Menolak Permohonan Intervensi dari Pemohon Intervensi Henry Suparman
ng
terhadap perkara a quo;
2. Menangguhkan biaya perkara hingga putusan akhir;
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah
A gu
do
memberikan Putusan Nomor 10/Pdt.G/2010/PN Jkt Pst. tanggal 14 April 2011 dengan amar sebagai berikut:
In
Dalam Konvensi Dalam Provisi
lik
ah
- Menolak tuntutan provisi Para Penggugat;
Dalam Eksepsi:
- Menolak eksepsi Para Tergugat untuk seluruhnya;
ub
m
Dalam Pokok Perkara:
ka
1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk sebagian;
ep
2. Menyatakan bahwa perbuatan Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum;
R
ah
3. Menyatakan sah dan sesuai dengan hukum Keputusan Rapat Umum
si
Pemegang Saham Turut Tergugat I tanggal 17 Maret 2005 tersebut tertuang
ng
Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., Notaris di Jakarta;
ne
dalam Akta Nomor 114, tanggal 17 Maret 2005 yang dibuat di hadapan
4. Membatalkan dan menyatakan tidak sah dan tidak berkekuatan hukum atas
A gu
do
berikut segala perikatan yang timbul dan juga segala akibat hukum dari:
a. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar biasa tanggal 18 Maret
In
2005 dan akta Nomor16 tanggal 18 Maret 2005 dan Akta Nomor 17,
Tanggal 18 Maret 2005, keduanya dibuat di hadapan Turut Tergugat IV
lik
b. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 19 Oktober 2005 sebagaimana tertuang dalam akta Nomor128 tanggal 19
ub
Oktober 2005 yang dibuat di hadapan Turut Tergugat V (Sutjipto, S.H.) Notaris di Jakarta;
ep
c. Hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 23 Desember 2005;
5. Menghukum Tergugat I untuk mengembalikan keadaan Turut Tergugat I (PT
ah
ka m ah
(Bambang Wiweko, S.H., M.H.) Notaris di Jakarta;
ng
do
Hal. 78 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
sebagaimana tertuang dalam Akta Nomor 16 tanggal 18 maret 2005 dan
s
a. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 18 Maret 2005
ne
M
sebelum dilakukannya:
R
Cipta Televisi Pendidikan Indonesia) seperti keadaan semula seperti
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 78
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Akta Nomor 17, tanggal 18 Maret 2005,keduanya dibuat dihadapan Turut Tergugat IV (Bambang Wiweko, SH, MH) Notaris di Jakarta;
ng
b. Rapat Umum Pemegang Saham Luar biasa tanggal 19 Oktober 2005 sebagaimana tertuang dalam Akta Nomor 128 tanggal 19 Oktober 2005
yang dibuat di hadapan Turut Tergugat V (Sutjipto, S.H.) Notaris di
A gu
do
Jakarta;
c. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 23 Desember 2005;
In
6. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar ganti
rugi materiil sebesar Rp680.250.000.000,00 (enam ratus delapan puluh
lik
ah
milyar dua ratus lima puluh juta rupiah) secara tunai kepada Para Penggugat
ditambah bunga 6% per tahun sejak gugatan ini didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sampai seluruhnya dibayar lunas;
ub
m
7. Menghukum Para Tergugat untuk tunduk dan patuh pada putusan ini; 8. Menghukum Turut Tergugat VI untuk menerima laporan dan mencatatkan
ep
ka
hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Turut Tergugat I tanggal 17 Maret 2005 tersebut tertuang dalam Akta Nomor 114, tanggal 17 Maret 2005
si
Notaris di Jakarta;
R
ah
yang dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H.,
9. Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya perkara Rp2.891.000,00
ng
ne
(dua juta delapan ratus sembilan puluh satu ribu rupiah); 10. Menolak gugatan selain dan selebihnya;
A gu
do
Dalam Intervensi:
- Menolak pencabutan keterangan Tergugat Intervensi pada persidangan
In
sebelumnya;
Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan Tergugat
lik
I/Pembanding II, Turut Tergugat III/Turut Tergugat Intervensi III/Pembanding III, Tergugat II/Tergugat Intervensi VI/Pembanding IV,Turut Tergugat V/Turut Tergugat
ub
Intervensi V/Pembanding V, Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 10/Pdt.G/2010/PN Jkt Pst. tanggal 14 April 2011 tersebut telah dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Jakarta dengan Putusan Nomor 629/PDT/2011/PT DKI tanggal
ep
20 April 2012 dengan amar sebagai berikut:
- Menerima permohonan-permohonan banding dari:
ah
ka m ah
I/Tergugat Intervensi V/Pembanding I, Turut Tergugat I/Tergugat Intervensi
R
1. PT Berkah Karya Bersama selaku Pembanding l/Terbanding I semula
do
Hal. 79 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
II semula Turut Tergugat I/Turut Tergugat Intervensi I;
ne
ng
M
2. PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia selaku Pembanding II/ Terbanding
s
Tergugat l/Tergugat Intervensi V;
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 79
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
3. Sang Nyoman Suwisma selaku Pembanding lll/Terbanding III semula Turut Tergugat lll/Turut Tergugat Intervensi III;
ng
4. PT Sarana Rekatama Dinamika selaku Pembanding IV/Terbanding IV semula Tergugat ll/Tergugat Intervensi VI;
5. Sutjipto, S.H., selaku Pembanding V/Terbanding V semula Turut Tergugat
A gu
do
V/Turut Tergugat Intervensi V;
6. 1. Nyonya Siti Hardiyanti Rukmana;
In
2. PT Tridan Satriaputra Indonesia; 3. PT Citra Lamtoro Gung Persada;
lik
ah
4. Yayasan Purna Bhakti Pertiwi;
selaku Para Terbanding Vl/Para Pembanding VI semula Penggugat I, II,III, IV/Tergugat Intervensi I, II, III, IV;
ub
m
- Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat:
ka
1. Putusan Sela Nomor 10/Pdt.G/2010/PN Jkt.Pst. tanggal 18 Agustus 2010;
ep
2. Putusan Sela Intervensi Nomor 10/Pdt.G/2010/PN Jkt.Pst., tanggal 23 September 2010;
R
ah
3. Putusan Nomor 10/Pdt.G/2010/PN Jkt.Pst., tanggal 14 April 2011;
ne
Dalam Eksepsi:
si
Mengadili Sendiri
ng
- Menerima eksepsi Tergugat I, Turut Tergugat I dan Turut Tergugat III tentang kompetensi absolut;
A gu
do
- Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang untuk mengadili perkara ini;
In
Dalam Pokok Perkara:
- Menyatakan gugatan Para Terbanding Vl/Para Pembanding VI semula
lik
dapat diterima;
- Menghukum Para Terbanding Vl/Para Pembanding VI semula Penggugat
ub
I, II, III, IV/Tergugat Intervensi I, II, III, IV untuk membayar biaya perkara pada kedua tingkat Pengadilan yang dalam tingkat banding ditetapkan sejumlah Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah); Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada
ep
ka m ah
Penggugat I, II, III, IV/Tergugat Intervensi I, II, III, IV dalam perkara ini tidak
Penggugat I sampai dengan IV/Tergugat Intervensi I, II, III, IV/Para Terbanding
R
VI/Para Pembanding VI pada tanggal 5 Oktober 2012 kemudian terhadapnya
dengan
A
gu
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal
perantaraan
kuasanya,
23 November 2009 diajukan
ne
VI
do
Pembanding
Hal. 80 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
VI/Para
ng
Terbanding
s
oleh Penggugat I sampai dengan IV/Tergugat Intervensi I, II, III, IV/Para
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 80
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
permohonan kasasi secara tertulis pada tanggal 17 Oktober 2012 sebagaimana
ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor 136/Srt.Pdt.Kas/2012/PN Jkt Pst
ng
Jo. Nomor 10/Pdt.G/2010/PN Jkt Pst, yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, permohonan tersebut diikuti dengan memori kasasi yang
memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
A gu
do
Jakarta Pusat tersebut pada tanggal 30 Oktober 2012;
Bahwa memori kasasi dari Para Pemohon Kasasi/ Penggugat I sampai
In
dengan IV/Tergugat Intervensi I, II, III, IV/Para Terbanding VI/Para Pembanding
VI tersebut telah diberitahukan kepada:
lik
ah
1. Tergugat I/Tergugat Intervensi V pada tanggal 15 April 2013;
2. Tergugat II/Tergugat Intervensi VI pada tanggal 11 Januari 2013; 3. Turut Tergugat I/Turut Tergugat Intervensi I pada tanggal 14 Januari 2013;
ub
m
4. Turut Tergugat III/Turut Tergugat Intervensi III pada tanggal14 Januari 2013; 5. Turut Tergugat V/Turut Tergugat Intervensi V pada tanggal 11 Januari 2013;
ep
ka
6. Turut Tergugat II/Turut Tergugat Intervensi IV pada tanggal 11 Januari 2013; 7. Turut Tergugat IV/Turut Tergugat Intervensi IV pada tanggal 16 Januari 2013;
ah
8. Turut Tergugat VI/Turut Tergugat Intervensi VI pada tanggal 25 Januari 2013;
si
R
9. Penggugat Intervensi pada tanggal 11 Januari 2013; Bahwa kemudian Termohon Kasasi I/Tergugat I/Tergugat Intervensi
ng
ne
V/Pembanding I, Terbanding I mengajukan tanggapan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 23 Januari 2013,
A gu
do
sedangkan Termohon Kasasi II/Tergugat II/Tergugat Intervensi VI/Pembanding
IV, Terbanding IV dan Para Turut Termohon Kasasi dahulu Turut Tergugat I/Turut
In
Tergugat Intervensi I, Turut Tergugat III/Turut Tergugat Intervensi III, Turut Tergugat V/Turut Tergugat Intervensi V, Turut Tergugat II/Turut Tergugat
lik
VI/Turut Tergugat Intervensi VI, Penggugat Intervensi/Pembanding II dan Terbanding II, Pembanding III dan Terbanding III, Pembanding V dan
ub
Terbanding V, Turut Terbanding I, Turut Terbanding II, Turut Terbanding III, Terbanding VII tidak mengajukan tanggapan memori kasasi; Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam
ep
ka m ah
Intervensi II, Turut Tergugat IV/Turut Tergugat Intervensi IV, Turut Tergugat
tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, oleh
R
karena itu permohonan kasasi tersebut secara formal dapat diterima;
Terbanding VI/Para Pembanding VI dalam memori kasasinya tersebut pada
do
Hal. 81 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
pokoknya sebagai berikut:
ne
ng
Kasasi dahulu Penggugat I, II, III, IV/Tergugat Intervensi I, II, III, IV/Para
s
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Para Pemohon
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 81
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Para Pemohon Kasasi keberatan dan tidak sependapat dengan
pertimbangan-pertimbangan hukum dan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
ng
tanggal 20 April 2012 Nomor 629/Pdt/2011/PT DKI karena telah salah menerapkan hukum dan melanggar hukum dalam memeriksa dan memutus
perkara a quo sebagaimana dimaksud oleh 30 (1) Undang Undang Republik
A gu
do
Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung,
In
sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan kedua atas Undang Undang Nomor 14
Adapun
keberatan-keberatan
Para
sebagaimana diuraikan di bawah ini:
Pemohon
Kasasi
adalah
ub
m
Keberatan Pertama:
lik
ah
Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung;
Judex Facti Pengadilan Tinggi DKI Jakarta melanggar hukum karena
ep
ka
lalai/tidak memeriksa atau melanggar ketentuan Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
ah
Penyelesaian Sengketa:
si
R
1. Bahwa Putusan Judex Facti Pengadilan Tinggi DKI Jakarta mengandung kekeliruan yang nyata karena Judex Facti Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
ne
ng
telah lalai memeriksa atau melanggar ketentuan Pasal 5 Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
A gu
do
Penyelesaian Sengketa (Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999);
2. Berdasarkan ketentuan Pasal 5 (1) Undang Undang 30 Tahun 1999,
In
sengketa yang dapat diselesaikan melalui arbitrase hanya sengketa dibidang perdagangan dan mengenai hak yang menurut hukum dan peraturan
lik
Selanjutnya, ketentuan ayat (2) Pasal 5 Undang Undang 30 Tahun 1999 menyebutkan bahwa sengketa yang tidak dapat diselesaikan melalui
tidak dapat diadakan perdamaian;
ub
arbitrase adalah sengketa yang menurut peraturan perundang-undangan
3. Apabila Judex Juris mencermati gugatan Para Pemohon Kasasi dahulu Para Penggugat dengan seksama, sangat jelas bahwa gugatan Para Pemohon
ep
ah
ka m ah
perundang-undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihakyang bersengketa;
Kasasi tidak dapat dikategorikan sebagai/tidak termasuk sengketa mengenai
R
hak yang menurut hukum dan peraturan perundang-undangan dikuasasi
do
Hal. 82 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Agreement tertanggal 23 Agustus 2002), dan gugatan Para Pemohon Kasasi
ne
ng
M
pihak yang tertuang dalam suatu perjanjian (dalam hal ini Investment
s
sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa atas dasar kesepakatan Para
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 82
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia tersebut termasuk dalam sengketa yang menurut peraturan perundangundangan tidak dapat diadakan perdamaian.
ng
4. Bahwa sebagaimana dipertimbangkan oleh Judex Facti Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat
bahwa
materi
perkara
a
quo
tidak
tunduk
klausul/perjanjian arbitrase dalam Investment Agreement
tanggal 23
A gu
do
Agustus 2002 oleh karena pada pokoknya mempermasalahkan tentang: -
pada
Perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat I/Termohon
In
Kasasi I terhadap Para Termohon Kasasi karena telah mengadakan
RUPS Luar Biasa PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Turut
lik
ah
Tergugat I/Turut Termohon Kasasi I) pada tanggal 18 Maret 2005 sebagaimana tertuang dalam Akta tertanggal 18 Maret 2005 Nomor 16
dan Nomor 17 yang dibuat oleh Notaris Bambang Wiweko, S.H., M.H.,
-
ub
m
(Turut Tergugat IV/Turut Termohon Kasasi IV) secara melawan hukum; Adanya pemblokiran Sistem Administrasi Badan Hukum/SABH (dahulu
ep
ka
Sisminbakum) yang dilakukan Tergugat II/Termohon Kasasi II selaku operator Sisminbakum yang dikualifikasi sebagai perbuatan melawan
ah
hukum yang merugikan Para Pemohon Kasasi;
si
R
Bahwa pokok permasalahan sebagaimana diuraikan pada angka 4 di atas jelas bukan merupakan sengketa mengenai hak (kewenangan atau
ng
ne
kekuasaan untuk berbuat atau untuk menuntut sesuatu) Para pihak yang telah ditentukan dalam Investment Agreement 23 Agustus 2002 dan
A gu
do
terhadap sengketa mengenai pokok permasalahan tersebut jelas tidak dapat
diadakan perdamaian sebagaimana diatur dalam Kitab Undang Undang
In
Hukum Perdata Pasal 1851 Paragraf 1 dan Pasal 1852 Paragraf 1, yang berbunyi sebagai berikut:
lik
pihak, dengan menyerahkan, menjanjikan atau menahan suatu barang mengakhiri suatu perkara yang sedang bergantung
ub
atau pun mencegah timbulnya suatu perkara";
Pasal 1852: "Untuk mengadakan suatu perdamaian diperlukan bahwa seseorang mempunyai kekuasaan untuk melepaskan haknya
ep
atas hal-hal yang termaktub di dalam perdamaian itu"; 6. Bahwa kelalain Judex Facti Pengadilan Tinggi DKI Jakarta sebagaimana
ah
ka m ah
Pasal 1851: "Perdamaian adalah suatu perjanjian dengan mana kedua belah
R
diuraikan di atas tercermin pula dari pertimbangan hukum-pertimbangan
do
Hal. 83 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
investment agreement, akan tetapi sebagai sengketa yang berhubungan
ne
ng
M
tegas menyebutkan bahwa sengketa Para pihak adalah sengketa tentang
s
hukum Majelis Hakim tingkat banding dalam Putusannya yang tidak pernah
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 83
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
dengan pelaksanaan investment agreement. Berikut uraian pertimbangan hukum terkait:
ng
Pertimbangan hukum pada halaman 38-39 putusan banding:
"Menimbang, bahwa yang dijadikan dasar gugatan Penggugat menggugat
Para Tergugat dengan wanprestasi perbuatan melawan hukum adalah
do
A gu
mengenai pelaksanaan yang berhubungan dengan materi investment agreement sebagaimana tersebut pada bukti akta T-1 eks-31, TT1-1, TT3-1."
In
Pertimbangan hukum pada halaman 39 putusan banding:
"Menimbang, bahwa oleh karena sengketa yang digugat oleh Para Penggugat
lik
ah
dalam perkara ini terbukti adalah sengketa yang berhubungan dengan pelaksanaan investment agreement, maka untuk menentukan dan seterusnya"; Pertimbangan hukum pada halaman 43 putusan banding:
ub
m
"Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan yang telah diuraikan di atas Terbukti, sengketa yang digugat dalam perkara ini adalah sengketa yang
ep
ka
berkaitan dan berhubungan (mengenai) pelaksanaan investasi (investment agreement) tertanggal 23 Agustus 2002 dan seterusnya"
ah
7. Bahwa oleh karena Judex Facti Pengadilan Tinggi DKI Jakarta melanggar
si
R
ketentuan Pasal 5 Undang Undang 30 Tahun 1999 sebagaimana diuraikan di atas, maka sangat berdasar hukum bagi Yang Mulia Majelis Hakim Agung
ng
ne
untuk membatalkan putusan Judex Facti Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dan mengadili sendiri perkara a quo.
Judex
Facti
Pengadilan
Tinggi
DKI
Jakarta
do
A gu
Keberatan Kedua:
tidak
memberikan
In
pertimbangan hukum yang cukup dalam memberikan putusan tentang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berwenang mengadili perkara a quo karena
lik
dengan Pasal 1 angka 1 dan 3 serta Pasal 3 Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999;
ub
8. Dalam pertimbangan hukum putusan tentang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang mengadili perkara a quo, Judex Facti Pengadilan Tinggi DKI Jakarta hanya bersandar pada ketentuan Pasal 13.2 Investment Agreement 23 Agustus 2002 dikaitkan dengan Pasal 1 angka 3 serta Pasal
ep
ka m ah
Judex Facti mendasarkan pada Pasal 13.2 investment agreement dikaitkan
3 Undang Undang 30 Tahun 1999, tanpa mempertimbangkan sama sekali
R
apakah sengketa Para pihak memenuhi kriteria Pasal 5 ayat (1) dan (2)
s
Undang Undang 30 Tahun 1999;
ne
ng
9. Perihal pertimbangan hukum Judex Facti tersebut, tercermin dari:
do
Hal. 84 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Pertimbangan hukum pada halaman 45 putusan banding:
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 84
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia "Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 butir 3 Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
ng
Sengketa menyatakan:
Perjanjian Arbitrase adalah suatu kesepakatan berupa klausul arbkrase yang
tercantum dalam suatu perjanjian tertulis yang dibuat pihak-pihak sebelum
A gu
do
sengketa dan seterusnya
Pertimbangan hukum pada halaman 45 dan 46 putusan banding:
In
"Menimbang, bahwa sengketa dimaksud dalam angka 13.3 adalah sengketa
yang tidak dapat diselesaikan melalui musyawarah dalam angka 13.2, yaitu:
lik
ah
segala sengketa yang timbul antara Para pihak dari atau berkaitan dengan perjanjian ini, termasuk, namun tidak terbatas pada pernyataan yang
berhubungan dengan penafsiran, pelaksanaaan, keabsahan, keberlakuan
ub
m
Perjanjian ini dan pengakhiran hak-hak dan kewajiban setiap pihak, akan diselesaikan secara musyawarah oleh Para pihak, bilamana dapat dilakukan.
ep
ka
pertimbangan hukum pada halaman 46 putusan banding: "Menimbang, bahwa sengketa perbuatan melawan hukum yang digugat
ah
Para Penggugat dalam perkara ini adalah tentang keabsahan perbuatan
si
R
Tergugat I dan seterusnya yang ternyata berdasarkan Pasal 13.2 telah menyebutkan secara tegas sengketa yang termasuk klausula Arbitrase
ng
ne
dalam Perjanjian tersebut, antara lain sengketa yang berhubungan dengan
penafsiran, pelaksanaaan, keabsahan, keberlakuan perjanjian ini dan
A gu
do
pengakhiran hak-hak dan kewajiban setiap pihak, akan diselesaikan secara muyawarah oleh Para Pihak, bilamana dapat dilakukan, maka sesuai
In
dengan fakta-fakta tersebut sengketa gugatan penggugat dalam perkara a
quo adalah masuk klausula arbitrase yang merupakan kewenangan Badan
lik
Pertimbangan hukum pada halaman 48 putusan banding:
"Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 3 Undang Undang
ub
Nomor 30 Tahun 1999 sudah terbukti bahwa gugatan Penggugat dalam perkara a quo adalah merupakan sengketa yang telah terikat dengan perjanjian arbitrase (termasuk kalusula arbitrase), maka Pengadilan Negeri
ep
Jakarta Pusat harus secara absolut menyatkan tidak berwenang untuk mengadili sengketa yang digugat dalam perkara ini";
R
10. Berdasarkan uraian tersebut di atas jelas bahwa Judex Facti Pengadilan
ng
Kasasi termasuk dalam pengertian sengketa sebagaimana diatur dalam
do
Hal. 85 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Pasal 5 ayat (1) dan (2) Undang Undang 30 Tahun1999 atau tidak, untuk
ne
tentang apakah sengketa yang digugat Para Penggugat/Para Pemohon
s
Tinggi DKI Jakarta tidak memberikan pertimbangan hukum yang cukup
M
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka m ah
Arbitrase Nasional Indonesia untuk mengadilinya;
Halaman 85
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dapat dikatakan sengketa Para pihak tunduk pada perjanjian arbitrase sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Undang Undang 30 Tahun 1999;
ng
11. Bahwa tidak cukup pertimbangan hukum Judex Facti Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tersebut berakibat fatal terhadap putusan Judex Facti yang memutuskan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang mengadili
A gu
do
perkara a quo, karenanya patut dan beralasan hukum dibatalkan oleh Majelis Hakim Agung Judex Juris yang memerika perkara a quo;
In
Keberatan Ketiga:
Judex Facti Pengadilan Tinggi DKI Jakarta mengabaikan atau tidak memberikan
lik
dilakukan oleh Termohon Kasasi II/Tergugat II, sehingga Judex Facti
Undang Undang 30 Tahun 1999;
ub
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta salah menerapkan Pasal 1 angka 1 dan 3
12. Pokok Gugatan Para Pemohon Kasasi (dahulu Para Penggugat) antara lain
ka
m
ah
pertimbangan hukum sama sekali tentang perbuatan melawan hukum yang
ep
adalah:
a. Perbuatan melawan hukum (PMH) pertama:
ah
PMH Termohon Kasasi I/Tergugat I (PT Berkah Karya Bersama) dan
si
R
Termohon Kasasi II/Tergugat II (PT Sarana Rekatama Dinamika) sehubungan dengan penutupan akses (pemblokiran) data PT Cipta
ng
ne
Televisi Pendidikan Indonesia pada Sisminbakum sehingga hasil
keputusan RUPSLB PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia yang
A gu
do
diselenggarakan oleh Para Pemohon Kasasi/Para Penggugat pada tanggal 17 Maret 2005 yang tertuang dalam Akta Notaris Buntario Tigris
In
Darmawa Ng, S.H., Nomor 114, tanggal 17 Maret 2005 gagal diproses atau tidak dapat dilakukan pencatatan pemberitahuannya secara on line
lik
b. Perbuatan Melawan Hukum Kedua:
PMH Termohon Kasasi I/Tergugat I (PT Berkah Karya Bersama) terkait
ub
dengan penyelenggaraan RUPSLB tanggal 18 Maret 2005 dan perbuatan melawan hukum Termohon Kasasi II/Tergugat II (PT Sarana Rekatama Dinamika) sehubungan dengan pembukaan akses blokir terhadap data PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia untuk kepentingan Termohon
ep
ah
ka m ah
melalui Sisminbakum karena dalam kondisi terblokir.
Kasasi I/Tergugat I sehingga permohonan pengesahan hasil RUPSLB
R
tanggal 18 Maret 2005 yang cacat hukum (baik formil maupun materil)
ne do
Hal. 86 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
ng
M
tanpa halangan apapun;
s
dapat diproses secara on line melalui Sisminbakum dengan lancar dan
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 86
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia PMH Termohon Kasasi I/Tergugat I sebagaimana diuraikan pada bagian Kasus Posisi dan PMH Termohon Kasasi I/Tergugat II tersebut di atas
ng
jelas Saling Berkaitan. Oleh karena itu, kedua PMH yang menjadi pokok sengketa dalam perkara a quo, wajib untuk dipertimbangkan sebagai satu kesatuan sebelum diputuskan.
A gu
do
13. Pokok gugatan perkara a quo telah dipahami dengan baik oleh Judex Facti
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Hal ini tercermin dalam pertimbangan hukum
In
alinea 3 halaman 192 putusan sela dan diperkuat dalam pertimbangan alinea 4
halaman 339 Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 10/Pdt.G/
lik
ah
2010/PN Jkt.Pst. tanggal 14 April 2011 (putusan akhir), sebagai berikut: Pertimbangan hukum alinea 3 halaman 192 putusan sela:
"Menimbang, bahwa setelah Majelis mencermati materi gugatan Para
-
ub
m
Penggugat terhadap Para Tergugat dapat disimpulkan sebagai berikut: Gugatan Para Penggugat ditujukan kepada Tergugat I
, Tergugat II,
ep
ka
Turut Tergugat II, Turut Tergugat III, Turut Tergugat IV, Turut Tergugat V, dan Turut Tergugat VI;
Bahwa materi gugatan Pengugat pada pokoknya mempermasalahkan
-
si
tentang:
R
ah
-
Perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat I dan Tergugat
ne
ng
II karena mengadakan rapat umum pemegang saham Luar Biasa tanggal
A gu
memiliki cacat hukum dan hal tersebut merugikan Para pihak; -
do
18 Maret 2005 dan RUPS RUPS yang lain yang menurut Para Penggugat
Adanya pemblokiran system administrasi badan hukum (Sisminbakum)
operator Sisminbakum";
lik
"Menimbang, bahwa pada dasarnya gugatan penggugat adalah merupakan gugatan perbuatan melawan hukum bukan gugatan tentang wanprestasi
ub
terhadap investment agreeement. Gugatan Penggugat pada pokoknya berkaitan dengan perbuatan melawan hukum Tergugat I melaksanakan RUPSLB, tanggal 18 Maret 2005 dan tentang penutupan/pemblokiran data, sehingga keputusan RUPSLB, tanggal 17 Maret 2005 gagal diproses";
ep
ka m ah
Pertimbangan Hukum alinea 4 halaman 339 putusan akhir:
In
Departemen Hukum dan HAM RI yang dilakukan oleh Tergugat II selaku
ah
14. Meskipun dalam alinea 3 halaman 34-35 putusan banding, Judex Facti
R
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menyebutkan adanya 2 (dua) pokok sengketa
tidak memberikan pertimbangan hukum tentang perbuatan melawan hukum
do
Hal. 87 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
(PMH) yang dilakukan oleh Termohon Kasasi II/Tergugat II (untuk
ne
ng
M
hukumnya, Judex Facti Pengadilan Tinggi DKI Jakarta mengabaikan dan
s
dalam gugatan perkara a quo, namun dalam pertimbangan-pertimbangan
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 87
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
kepentingan
Termohon
Kasasi
I/Tergugat
I),
yaitu
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia penutupan
akses/pemblokiran data PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia pada
ng
Sisminbakum, sehingga keputusan RUPSLB tanggal 17 Maret 2005 gagal
diproses dan pembukaan akses blokir data PT Cipta Televisi Pendidikan
Indonesia pada Sisminbakum agar RUPSLB, tanggal 18 Maret 2005 versi
A gu
do
Termohon Kasasi I dapat diproses;
Hal ini tercermin dalam beberapa pertimbangan hukum Judex Facti
In
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dalam putusan banding, yang pada intinya
hanya menyatakan bahwa sengketa dalam perkara a quo adalah
lik
ah
pelaksanaan Perjanjian Investasi (Investmant Agreement) tanggal 23
Agustus 2002. Tidak ada sama sekali pertimbangan hukum mengenai adanya sengketa PMH yang dilakukan Termohon Kasasi II/Tergugat II.
ub
m
Adapun beberapa pertimbangan hukum Judex Facti Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tersebut adalah sebagai berikut:
ep
ka
Pertimbangan Hukum alinea 1 halaman 39 putusan banding "Menimbang, bahwa oleh karena sengketa yang digugat oleh Para
ah
Penggugat dalam perkara ini terbukti adalah sengketa yang berhubungan
si
R
dengan pelaksanaan investment agreement, maka untuk menentukan apakah sengketa yang digugat Penggugat dalam perkara ini masuk
ng
ne
kewenangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atau Badan Arbitrase Nasional Indonesia.... dan seterusnya";
do
A gu
Pertimbangan Hukum alinea 1 halaman 43 putusan banding
"Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan yang telah diuraikan di atas
In
terbukti, sengketa yang digugat dalam perkara ini adalah sengketa yang berkaitan dan berhubungan (mengenai) pelaksanaan Perjanjian Investasi
lik
Pertimbangan Hukum alinea 1 halaman 44 putusan banding:
"Menimbang, bahwa terbukti yang menjadi pokok sengketa gugatan
ub
Penggugat I, II, III, IV dalam perkara ini adalah sengketa dibidang perdagangan yaitu perjanjian tentang investasi pada PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Turut Tergugat II/Pembanding II), .... dan seterusnya". Pertimbangan Hukum alinea 1 halaman 46 Salman putusan banding
ep
ah
ka m ah
(investmant agreement) tertanggal 23 Agustus 2002.... dan seterusnya".
"Menimbang, bahwa sengketa perbuatan melawan hukum yang digugat
R
Para Penggugat dalam perkara ini adalah tentang keabsahan perbuatan
do
Hal. 88 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Indonesia (Turut Tergugat I/Pembanding II) tersebut pada Akta Nomor 16
ne
ng
M
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Cipta Televisi Pendidikan
s
melawan Tergugat I/Pembanding I yang telah melakukan Rapat Umum
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 88
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
dan Nomor 17 tanggal 18 Maret 2005 dihadapan Bambang Wiweko, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, .... dan seterusnya";
ng
Pertimbangan hukum alinea 1 halaman 47 salinan putusan banding "Menimbang, bahwa yang menjadi pokok gugatan Penggugat dalam perkara ini adalah kaitannya dengan investment agreement
tanggal 23 Agustus
A gu
do
2002 antara Para Penggugat dengan Tergugat I PT Berkah Karya Bersama,
.... dan seterusnya";
In
15. Dengan Judex Facti Pengadilan Tinggi DKI Jakarta mengabaikan dan tidak memberikan pertimbangan hukum mengenai PMH yang dilakukan oleh
lik
ah
Termohon Kasasi II/Tergugat II tersebut, mengakibatkan Judex Facti Pengadilan Tinggi DKI Jakarta salah menerapkan hukum dalam memutus perkara a quo;
ub
m
Judex Facti Pengadilan Tinggi DKI Jakarta seharusnya tidak menerapkan ketentuan Pasal 1 butir 1 dan butir 3 Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999
ep
ka
tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (Undang Undang Arbitrase) dalam memutus perkara a quo, karena Termohon Kasasi
ah
II/Tergugat II bukan pihak yang membuat dan menandatangani perjanjian
si
R
investasi (investment agreement) tanggal 23 Agustus 2002, karenanya
ng
Pasal 1 Butir 1 Undang Undang Arbitrase jelas menentukan bahwa:
ne
Termohon Kasasi II tidak terikat serta tidak tunduk pada perjanjian investasi serta perjanjian/klausula arbitrase yang diatur dalam perjanjian investasi;
A gu
do
"Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis
In
oleh Para Pihak yang bersengketa";
Catatan:
lik
Kemudian Pasal 1 Butir 3 Undang Undang Arbitrase juga jelas menentukan bahwa:
ub
"Perjanjian arbitrase adalah suatu kesepakatan berupa klausula arbitrase yang tercantum dalam suatu perjanjian tertulis yang dibuat Para pihak sebelum timbul sengketa, atau suatu perjanjian arbitrase tersendiri yang dibuat Para pihak setelah timbul sengketa";
ep
ka m ah
Huruf Kapital dan penebalan huruf serta garis bawah, sengaja kami tambahkan.
Catatan:
ng
Undang 30 Tahun 1999 karena Judex Facti Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
do
Hal. 89 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
keliru mempertimbangkan mengenai Para pihak yang terikat dalam
s
16. Bahwa kesalahan Judex Facti menerapkan Pasal 1 butir 1 dan 3 Undang
ne
tambahkan;
R
Huruf Kapital dan penebalan huruf serta garis bawah, sengaja kami
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 89
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Perjanjian Investasi. Sebagaimana diuraikan di atas Termohon Kasasi
II/Tergugat II bukan pihak yang membuat/turut membuat dan menandatangani/
ng
turut menandatangani Perjanjian Investasi (Investment Agreement) tanggal
23 Agustus 2002, karenanya Para Pemohon Kasasi menolak dengan tegas
pertimbangan hukum yang keliru dari Judex Facti Pengadilan Tinggi DKI
A gu
do
Jakarta sebagaimana diuraikan pada bagian awal dan alinea 1 halaman 43 putusan banding, sebagai berikut:
In
Bagian Awal halaman 43 putusan banding:
"...... maka sesuai dengan ketentuan Pasal 1338 Kitab Undang Undang
lik
ah
Hukum Perdata (BW) sengketa yang dipermasalahkan Penggugat I, II, III, IV dalam perkara a quo haruslah didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang
telah diperjanjikan antara Penggugat I, II, III, IV dengan Tergugat I, Tergugat
ub
m
II dan Turut Tergugat atau pihak lainnya pada Perjanjian Investasi (Investment Agreement) tertanggal 23 Agustus 2002 (bukti Tl eks-4.1/Tl eks-
ep
ka
4b, TT1-1 dan TT3-1) tersebut;";
Alinea 1 halaman 43 putusan banding:
ah
"Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan yang telah diuraikan di atas
si
R
terbukti, sengketa yang digugat dalam perkara ini adalah sengketa yang berkaitan dan berhubungan (mengenai) pelaksanaan Perjanjian Investasi
ng
ne
(Investment Agreement) tertanggal 23 Agustus 2002 yang telah disetujui antara Penggugat I, II, III, IV dengan Tergugat I, Tergugat II, Turut Tergugat I
A gu
do
dan Turut Tergugat III, sedangkan berdasarkan ketentuan pada angka 13.3,
13.4, 13.5 dalam Perjanjian Investasi (Investment Agreement) tersebut
In
terbukti Para pihak Penggugat I, II, III, IV dan Tergugat I telah bersepakat
dan menentukan penyelesaian setiap sengketa yang berhubungan dengan
dan berdasarkan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)";
lik
ka m ah
pelaksanaan Investment Agreement diselesaikan dan diserahkan kepada
ub
pertimbangan hukum sama sekali mengenai PMH yang dilakukan oleh Termohon Kasasi II/Tergugat II (yang pada akhirnya mengakibatkan Judex Facti Pengadilan Tinggi DKI Jakarta salah menerapkan hukum), maka patut demi hukum bagi Yang Mulia Hakim Agung yang memutus perkara a quo
ep
ah
17. Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, dengan tidak diberikannya
untuk membatalkan putusan Judex Facti Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
R
(putusan banding). Hal ini sejalan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung
"karena Judex Facti tidak memberikan alasan-alasan/pertimbangan yang
do
Hal. 90 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
cukup, maka putusan Judex Facti harus dibatalkan";
ne
ng
M
menyatakan bahwa:
s
Republik Indonesia Nomor 67 K/Sip/1972, tertanggal 13 Agustus 1972 yang
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 90
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia 18. Untuk selanjutnya, melalui Memori Kasasi ini, Para Pemohon Kasasi mohon
kepada Yang Mulia Hakim Agung yang memeriksa dan memutus perkara a
ng
quo untuk memberikan pertimbangan yang menyeluruh, sebagaimana Judex Facti Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah arief dan bijaksana lakukan. Keberatan Keempat:
A gu
do
Judex Facti Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah salah menerapkan hukum
dalam perkara a quo, yaitu menerapkan ketentuan hukum Pasal 47 Undang
In
Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara
sebagaimana telah diubah dan ditambah oleh Undang Undang Nomor 9 Tahun
lik
Peradilan Tata Usaha Negara dan terakhir diubah dengan Undang Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor
ub
5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara;
19. Para Pemohon Kasasi keberatan dengan pertimbangan hukum Judex Facti Pengadilan Tinggi DKI Jakarta pada alinea 2 dan 3 halaman 47 putusan
ep
ka
m
ah
2004 Tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang
banding, yang pada intinya menyatakan bahwa petitum angka 11 gugatan
ah
Para Pemohon Kasasi (dahulu Para Penggugat) adalah merupakan
si
R
kewenangan dari Peradilan Tata Usaha Negara; "Menimbang, bahwa khusus dengan kedudukan Menteri Hukum dan Hak
ng
ne
Asasi Manusia Republik Indonesia selaku Turut Tergugat VI, tetapi dalam
petitum gugatan pada butir 11 Para Penggugat menuntut agar Pengadilan:
A gu
do
"Menghukum Turut Tergugat VI untuk menerima laporan dan mencatatkan
hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Turut Tergugat I tanggal 17
In
Maret 2005 tersebut tertuang dalam akta Nomor114 tanggal 17 Maret 2005 yang dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H.,
lik
Menimbang, bahwa Turut Tergugat VI Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia adalah Pejabat Eksekutif dan tuntutan yang
ub
dimohonkan adalah menyangkut tentang keputusan/penetapan pejabat/ badan eksekutif sesuai dengan ketentuan Pasal 47 Undang Undang Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah dan ditambah oleh Undang
ep
Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan terakhir dirubah dengan Undang Undang Nomor 51 Tahun 2009 secara absolut adalah merupakan kewenangan dari
R
Peradilan Tata Usaha Negara";
ng
a. Sengketa dalam perkara a quo bukanlah Sengketa Tata Usaha Negara,
do
Hal. 91 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 1 angka 10 Undang
ne
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta tersebut di atas, karena:
s
20. Para Pemohon Kasasi keberatan dengan pertimbangan hukum Judex Facti
M
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka m ah
Notaris di Jakarta, Majelis Hakim memberikan pertimbangan sebagai berikut:
Halaman 91
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan kedua atas Undang Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara,
ng
yang menentukan bahwa:
"Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara orang atau badan hukum perdata
A gu
do
dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun di
daerah, sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara,
In
termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku";
lik
ah
Yang disengketakan dalam perkara a quo adalah:
- PMH Termohon Kasasi I/Tergugat I dan Termohon Kasasi II/Tergugat II sehubungan dengan penutupan akses (pemblokiran) data PT Cipta
ub
m
Televisi Pendidikan Indonesia pada Sisminbakum sehingga hasil keputusan RUPSLB PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia yang
ep
ka
diselenggarakan oleh Para Pemohon Kasasi/Para Penggugat pada tanggal 17 Maret 2005 yang tertuang dalam Akta Notaris Buntario
ah
Tigris Darmawa Ng, S.H., Nomor 114, tanggal 17 Maret 2005 gagal
si
R
diproses atau tidak dapat dilakukan pencatatan pemberitahuannya secara on line melalui Sisminbakum karena dalam kondisi terblokir;
ng
ne
- PMH Termohon Kasasi I/Tergugat I terkait dengan penyelenggaraan RUPSLB tanggal 18 Maret 2005 dan PMH Termohon Kasasi
A gu
do
II/Tergugat II sehubungan dengan pembukaan akses blokir terhadap data PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia untuk kepentingan
In
Termohon Kasasi I/Tergugat I sehingga permohonan pengesahan
hasil RUPSLB tanggal 18 Maret 2005 yang cacat hukum (baik formil
lik
dengan lancar dan tanpa halangan apapun;
Uraian sengketa dalam perkara a quo tersebut di atas, jelas
ub
membuktikan bahwa sengketa dalam perkara a quo bukan sengketa yang masuk dalam lingkup sengketa Tata Usaha Negara dan obyek sengketa perkara a quo bukan mengenai putusan Pejabat Tata Usaha. Judex Facti Pengadilan Tinggi DKI Jakarta sendiri dalam alinea 1
ep
ah
ka m ah
maupun materil) dapat diproses secara on line melalui Sisminbakum
halaman 44 putusan banding memberikan pertimbangan yang pada
R
intinya menyatakan sengketa dalam perkara ini adalah sengketa di
Usaha Negara, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 1 angka
do
Hal. 92 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
8 Undang Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua
ne
ng
M
b. Pihak yang digugat dalam perkara a quo bukan Badan atau Pejabat Tata
s
bidang perdagangan, bukan sengketa tata usaha negara;
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 92
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
Atas Undang Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yaitu:
ng
"Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara adalah badan atau pejabat yang
melaksanakan
urusan
pemerintahan
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku";
A gu
do
Yang digugat dalam perkara a quo adalah:
1. Termohon Kasasi I/Tergugat I, yaitu PT Berkah Karya Bersama, dan;
In
2. Termohon Kasasi I/Tergugat II, yaitu PT Sarana Rekatama Dinamika)
keduanya merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan
lik
ah
berdasarkan hukum Republik Indonesia;
Sedangkan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia cq. Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum cq. Direktur Perdata
ub
m
selaku Turut Termohon Kasasi VI/Turut Tergugat VI, didudukan sebagai pihak dalam perkara a quo adalah guna tunduk dan patuh
ep
ka
pada putusan perkara a quo, agar hak-hak Para Pemohon Kasasi/Para Penggugat dipulihkan, sebagai akibat PMH dari Tergugat I dan
ah
Tergugat II. Dengan kata lain, dihukumnya Turut Termohon Kasasi
si
R
VI/Turut Tergugat VI untuk menerima laporan dan mencatatkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Turut Tergugat I tanggal 17
ng
ne
Maret 2005 tersebut tertuang dalam Akta Nomor 114 tanggal 17 Maret 2005, yang dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H.,
A gu
do
Notaris di Jakarta, merupakan konsekuensi dari dikabulkannya gugatan
perbuatan melawan hukum Para Pemohon Kasasi terhadap Para
In
Termohon Kasasi/Para Tergugat;
21. Berdasarkan alasan-alasan Para Pemohon Kasasi dalam angka 20 tersebut di atas, maka petitum angka 11 gugatan perkara a quo, yang pada intinya memohon untuk menghukum Turut Tergugat VI guna menerima laporan dan
lik
ka m ah
mencatatkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Turut
ub
Tergugat I tanggal 17 Maret 2005, bukanlah sengketa yang secara absolut merupakan kewenangan dari Pengadilan Tata Usaha Negara. Dengan demikian, terbukti bahwa Judex Facti Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Telah
ep
Salah Menerapkan Ketentuan Hukum Pasal 47 Undang Undang Tata Usaha Negara dalam memutus perkara a quo;
ng
Bahwa alasan-alasan kasasi dapat dibenarkan, Judex Facti (Pengadilan
do
Hal. 93 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Tinggi) telah salah menerapkan hukum dengan alasan sebagai berikut:
ne
berpendapat:
s
R
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 93
-
ne si a
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa Judex Facti (Pengadilan Tinggi) telah keliru menafsirkan isi
kesepakatan investmen Agreement tertanggal 23 Agustus 2002 tersebut,
ng
karena tindakan Tergugat II serta RUPSLB yang dilakukan Tergugat I dengan
hal-hal
yang
sudah
dipertimbangkan
oleh
Judex
Facti
(Pengadilan Tinggi) benar berada diluar perjanjian yang mengandung
A gu
do
klausule arbitrase;
-
Bahwa perjanjian investmen Agreement tertanggal 23 Agustus 2002 terjadi
In
antara Para Penggugat dengan Tergugat I saja, sedangkan Tergugat II i.c. PT. Sarana Rekatama Dinamika tidak ikut serta dalam perjanjian tersebut,
lik
ah
sehingga secara hukum Tergugat II tidak terikat atas isi perjanjian yang disepakati oleh Para Penggugat dengan Tergugat I tersebut; Bahwa masalah pokok dalam perkara ini adalah tentang “hasil RUPSLB
m
tanggal 17 Maret 2005
i.c. Akta No.17 yang dilakukan oleh Para
ub
-
Penggugat atas PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia
i.c Turut
ep
ka
Tergugat I, “akses Sisminbakum telah diblokir” oleh Tergugat II atas kemauan Tergugat I, sehingga pendaftaran hasil RUPSLB tersebut tidak
-
si
pada Depkumham;
R
ah
dapat diterima oleh Turut Tergugat VI, akibatnya tidak bisa didaftarkan
Bahwa selanjutnya Tergugat I mengadakan RUPSLB “sendiri” pada tanggal
ng
ne
18 Maret 2005 akses sisminbakum dibuka oleh Tergugat II dan langsung
dimasukkan kepada Turut Tergugat VI, sehingga hasil RUPSLB yang dibuat
A gu
do
Tergugat I dapat didaftarkan kepada Depkumham; -
Perbuatan tersebut termasuk lingkup perbuatan melawan hukum, yang berada
In
diluar isi kesepatakan investmen Agreement tertanggal 23 Agustus 2002, sehingga sengketa ini adalah merupakan kewenangan Peradilan Umum;
dalam kontra memori kasasi harus ditolak; -
lik
Bahwa atas semua hal tersebut diatas maka tanggapan Termohon Kasasi
Bahwa pertimbangan Pengadilan Negeri sudah tepat dan diambil-alih menjadi
ub
pertimbangan Mahkamah Agung, kecuali mengenai tuntutan tentang ganti kerugian yang dimohon Penggugat, Judex Juris berpendapat bahwa oleh karena tuntutan ganti rugi yang diajukan Penggugat/Pemohon Kasasi tidak disertai perincian yang jelas dan tidak didukung bukti-bukti yang cukup maka
ep
ka m ah
-
tuntutan ganti rugi tersebut dinyatakan tidak dapat diterima;
R
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, Mahkamah Agung
kawan tersebut, dan membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor
do
Hal. 94 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
629/PDT/2011/PT.DKI tanggal 20 April 2012 yang membatalkan Putusan
ne
ng
kasasi dari Para Pemohon Kasasi Ny. SITI HARDIYANTI RUKMANA dan kawan-
s
berpendapat, bahwa terdapat cukup alasan untuk mengabulkan permohonan
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
R ep ub
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 94
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 10/Pdt.G/2010/PN.Jkt Pst. tanggal 14
April 2011 serta Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara ini dengan amar
ng
putusan sebagaimana yang akan disebutkan di bawah ini;
Menimbang, bahwa oleh karena Para Termohon Kasasi berada di pihak yang kalah, maka Para Termohon Kasasi harus dihukum untuk membayar biaya
A gu
do
perkara dalam semua tingkat peradilan;
Memperhatikan Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
In
Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan
lik
ah
Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang
bersangkutan;
ub
m
M E N G A D I L I:
1. Mengabulkan permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi: 1. Ny. SITI
ep
ka
HARDIYANTI RUKMANA, 2. PT. TRIDAN SATRIAPUTRA INDONESIA, 3. PT. CITRA LAMTORO GUNG PERSADA, 4. YAYASAN PURNA BHAKTI
ah
PERTIWI tersebut;
si
R
2. Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 629/PDT/2011/PT.
ng
Jakarta Pusat Nomor 10/Pdt.G/2010/PN.Jkt Pst. tanggal 14 April 2011; MENGADILI SENDIRI:
A gu
do
DALAM PERKARA POKOK: Dalam Provisi: Menolak tuntutan provisi Para Penggugat;
Dalam Eksepsi: Menolak eksepsi Para Tergugat untuk seluruhnya;
lik
Dalam Pokok Perkara:
Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk sebagian;
2.
Menyatakan bahwa perbuatan Para Tergugat telah melakukan perbuatan
ub
1.
melawan hukum; 3.
Menyatakan sah dan sesuai dengan hukum Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Turut Tergugat I tanggal 17 Maret 2005 tersebut tertuang
ep
ah
ka m ah
-
In
-
ne
DKI tanggal 20 April 2012 yang membatalkan Putusan Pengadilan Negeri
dalam Akta Nomor 114, tanggal 17 Maret 2005 yang dibuat di hadapan
do
Hal. 95 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
dari:
ng
M
atas berikut segala perikatan yang timbul dan juga segala akibat hukum
s
Membatalkan dan menyatakan tidak sah dan tidak berkekuatan hukum
ne
4.
R
Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., Notaris di Jakarta;
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 95
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
4.a. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar biasa tanggal
18 Maret 2005 dan akta Nomor 16 tanggal 18 Maret 2005 dan
ng
Akta Nomor 17, Tanggal 18 Maret 2005, keduanya dibuat di
hadapan Turut Tergugat IV (Bambang Wiweko, S.H., M.H.)
Notaris di Jakarta;
A gu
do
4.b. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 19 Oktober 2005 sebagaimana tertuang dalam akta Nomor 128
In
tanggal 19 Oktober 2005 yang dibuat di hadapan Turut Tergugat V (Sutjipto, S.H.) Notaris di Jakarta;
lik
ah
4.c. Hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 23 Desember 2005;
5. Menghukum Tergugat I untuk mengembalikan keadaan Turut Tergugat I
ub
m
(PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia) seperti keadaan semula seperti sebelum dilakukannya:
ep
ka
5.a. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 18 Maret 2005 sebagaimana tertuang dalam Akta Nomor 16 tanggal 18
ah
maret 2005 dan Akta Nomor 17, tanggal 18 Maret 2005, keduanya
si
R
dibuat dihadapan Turut Tergugat IV (Bambang Wiweko, SH, MH) Notaris di Jakarta;
ng
ne
5.b. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 19 Oktober
2005 sebagaimana tertuang dalam Akta Nomor 128 tanggal 19
A gu
do
Oktober 2005 yang dibuat di hadapan Turut Tergugat V (Sutjipto, S.H.) Notaris di Jakarta;
In
5.c. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 23 Desember 2005;
6. Menghukum Para Tergugat untuk tunduk dan patuh pada putusan ini;
lik
ka m ah
7. Menghukum Turut Tergugat VI untuk menerima laporan dan mencatatkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Turut Tergugat I tanggal
ub
17 Maret 2005 tersebut tertuang dalam Akta Nomor 114, tanggal 17 Maret 2005 yang dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., Notaris di Jakarta;
ep
8. Menyatakan tuntutan ganti kerugian tidak dapat diterima; 9. Menolak gugatan selain dan selebihnya;
Menolak pencabutan keterangan Tergugat Intervensi pada persidangan
ng
sebelumnya;
3. Menghukum Para Termohon Kasasi/Tergugat I/Tergugat Intervensi V,
do
Hal. 96 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
Tergugat II/Tergugat Intervensi VI/Pembanding I, Terbanding I/Pembanding
s
-
R
DALAM INTERVENSI:
ne
ah
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
M
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 96
R ep ub
putusan.mahkamahagung.go.id
ne si a
hk am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia IV, Terbanding IV untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat peradilan yang dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sejumlah Rp500.000,00
ng
(lima ratus ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari R a b u, tanggal 2 Oktober 2013, oleh I Made Tara, S.H.,
A gu
do
Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Soltoni Mohdally, S.H., M.H., dan Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H.,
In
LL.M., Hakim-hakim Agung sebagai anggota, dan diucapkan dalam sidang
terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri Para
Panitera Pengganti, ttd Dadi Rahmadi, S.H., M.H
do
Untuk Salinan Mahkamah Agung R.I a.n. Panitera Panitera Muda Perdata
In
A gu
ng
R
Biaya-biaya: 1. M e t e r a i…………….. Rp 6.000,00 2. R e d a k s i…………….. Rp 5.000,00 3. Administrasi kasasi……….. Rp489.000,00 Jumlah……………….......... Rp500.000,00
Ketua Majelis, ttd I Made Tara, S.H
ne
ah
ep
ka
ub
m
Anggota-anggota: ttd Soltoni Mohdally, S.H., M.H ttd Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H., LL.M
Dr. PRI PAMBUDI TEGUH, SH.,MH. NIP. 19610313 198803 1 003
s ne do
Hal. 97 dari 97 hal. Put. No. 862 K/Pdt/2013
In
A
gu
ng
M
R
ah
ep
ub
lik
ka m ah
si
Pengganti dan tidak dihadiri oleh para pihak.
lik
ah
anggota tersebut dan dibantu oleh Dadi Rahmadi, S.H., M.H., Panitera
ik
h
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email :
[email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 97