1 Dinamika Sikap Penerimaan Orang Tua Yang Memiliki Anak Down Syndrome Oleh: lntan Sari Swara NIJ\11: Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyar...
Dinamika Sikap Penerimaan Orang Tua Yang Memiliki Anak Down Syndrome
Oleh:
lntan Sari Swara NIJ\11: 103070029051 Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATUL.LAH JAKARTA 2007M I 1428 H
DINAMIKA SIKAP PENERIMAAN 01RANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Psikc>logi
Oleh:
INTAN SARI SWARA NIM.103070029051
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
mbimbing II
M.Si NIP. 150 215 283
NIP. 150 277 469
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H / 2007 M
PENGESAHAN PANITIA U.JIAN Skripsi yang berjudul DINAMIKA SIKAP PENERIMAAN ORANG TUA YANG MEMILIKI
ANAK
DOWN
SYNDROME
telah
diujilcan
dalam
sidang
munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29 November 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi. Jakarta, 29 November 2007 Sidang Munaqasyah
( Ketua Mercjngkap Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota
/~~. /11\ Ora. Nettvl il!artati M.Si >
NIP. 150 2 5 938 1
"\,_j
Pembimbing I
Pe
NIP. 150 215 283
DraF~~M.Si
r Diana Mutiah, M.Si NIP. 150 277 469
Penguji I
Pe
M.Si
imbing II
uji II
r Dian::t Mutiah, M.Si NP. 150 277 469
T antangan clan Rintanga11 buka11lah Batu yang harus clijauhkan, tapi T anta11ga11 aclalal1 T angga menuju Kesuksesan.
Jaclikanlah Shalat clan Sal)ar sebagai satu-satunya Pe11olong E:agim11.
Where There is Will There is a Way
ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) 29 November 2007
(C) lntan Sari Swara (D) Dinamika Sikap Penerimaan Orang Tua yang Memiliki Anak Down Syndrome (E) Halaman 129 + 5 Lampiran (F) Sikap penerimaan merupakan dasar bagi setiap orang untuk menerima segala sesuatu kenyataan walaupun baik atau buruk. Dengan kata lain seseorang membutuhkan penerimaan tanpa disertai persyaratan dan hal tersebut dapat dicapai bila seseorang merasa diterirna apa adanya tanpa persyaratan tertentu. Begitu juga sikap peneriman orang tua yang memiliki anak yang terdeteksi down syndrome mereka met1galami gangguan dilihat dari fisik mereka yang sangat berbeda dengan anak-anak normal pada umumnya salah satunya adalah mereka memiliki wajah yang sangat mirip antara satu dengan yang lain meskipun diantara mereka tidak mempunyai ikatan saudara. Mereka mengalami keterlambatan dalam hal kognitif dan perkembangan, dan dari segi psikis mereka pun juga berbeda dengan anak normal pada umumnya. Dalam hal ini sering kali orang tua tidal< dapat menerima keadaan anak mereka yang terdeteksi down syndrome dan membuat mereka merasa malu, sedih, dan bahkan kecewa !<arena memiliki anal< yang terdeteksi down syndrome. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana d1namika sikap penerimaan orang tua terhadap anaknya yang terdeteksi o'own syndrome. Penelitian ini dilakukan mulai dari pertengahan bulan Agustus yang tepatnya pada tanggal 22 yang berakhir pada awal Septerr:ber tepatnya pada tanggal 3 2007. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena pende:
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap penerimaan orang tua terhadap anaknya yang terdeteksi down syndrome berbeda-beda seperti satu dari tiga orang tua yang anaknya terdeteksi down syndrome dapat menerima anak mereka tanpa proses secara utuh dan apa adanya dengan segala kekurangan yang dimiliki oleh anak mereka serta menyekolahkan anak mereka untuk kemajuannya. Dan dua orang tua lainnya menerima anak mereka dengan proses selama beberapa bulan yaitu satu sampai enam bulan, meskipun begitu mereka tetap melaksanakan tugas meraka sebagai mana oran~1 tua pada umumnya selama proses penerimaan terhadap anak mereka yang terdeteksi down syndrome. (G) Daftar bacaan: 19 Buku + 2 Skripsi (H) Berdasarkan penelitian ini disarankan: (1) Keluarga atau orang tua hendaknya melakukan konsultasi dengan dokter anak atau mencari informasi dari sumber-sumber yang dapat dipercaya berkaitan dengan gangguan yang diderita anaknya, agar dapat memperoleh penanganan atau perawatan yang baik. (2) Para ahli seperti psikiater atau psikolog atau pun pihak-pihak lain yang tertarik dengan gangguan pada anak terutama down syndrome diharapkan untuk lebih meningkatkan sosialisasi tentang down syndrome kepada masyarakat melalui media atau mendirikan perkumpulan yang membahas tentang down syndrome dan lain sebagainya. Karena ternyata sampai saat ini masih ada orang tua yang tidak mengetahui apa itu down syndrome. (3) Masyarakat hendaknya tidak mengolok-olok jika ada seseorang yang mengalami ketidaknormalan contohnya seperti down syndrome ini, karena justru akan memperberat keadaan baik itu bagi keluarganya maupun bagi anak yang terdeteksi down syndrome itu sendiri
KATA PENGANTAR Bismillahirahmaniirahim Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, yang berkuasa atas semua yang berada di bumi maupun di langit, syukur yang tiada henti-hentinya atas segala nikmat yang telah diberikan dan atas kehendakNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, para pengikutnya yang tetap istiqomah. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat selesai tanpa adanya bimbingan dan dukungan yang penuh ketulusan dan keikhlasan, baik secara moril maupun materil dari semua pihak oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kepada kedua orang tuaku almarhum Bapak Syamsur M dan lbu Hj. Yarnizon Syamsur yang sudah mengorbankan segalanya dan yang telah memberikan kasih sayang yang tulus dan ikhlas serta memberikan yang terbaik bagi penulis dalam mengenyam pendidikan dan mengarungi kehidupan ini. Terima kasih, ya Allah lindungilah dan sayangilah kedua orang tuaku, amin. Ma, saya sangat menyayangi mama dan saya akan membahagiakan serta rnemberikan yang terbaik untukmu. 2. Dekan Fakultas Psikologi, lbu Hj. Ora. Netty Hartati, 1\11.Si, ibu Hj. Ora. Zahrotun Nihayah, M.Si selaku pembantu dekan I biclang akademik, dan seluruh dosen serta seluruh staf Fakultas Psikologi yang telah memberikan kemudahan dalam setiap urusan penulis. 3. Bapak Ors Jaisy Prasodjo dosen pembimbing akademik. Terima kasih atas bimbingan, serta nasehat yang diberikan kepada penulis. Dan kepada ibu Sholiha atas bimbingan proposal yang telah memberikan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. lbu Ora. Fadhilah Suralaga, M.Si, pembimbing I dan ibu Diana Mutiah, M. Si, pembimbing II, yang penulis hormati dan sudah banyak meluangkan waktunya serta kesabaran dalam membimbing dan memberi arahan serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Kedua kakak dan adik penulis yang tercinta Uni Ningsih, Abang lwa, dan Riki. Kalian selalu memberikan semangat dan bantuan kepada penulis terutama disaat penulis malas mengerjakan skripsi. Dan tidak lupa juga kepada kakak ipar penulis Uda lzul yang juga selalu memberikan semangat clan dorongannya kepada penulis untuk mHnyelesaikan skripsi ini. 6. My honey bunny sweety Aditya Dwi Martanto yang SE~lalu membantu dan memberikan motivasi, serta cinta dan kasih sayangnya selama ini kepada penulis. Semoga Allah menyatukan kita jika waktunya tibB nanti. Amin. 7. My best friends yang selalu baik Vita, makasih atas judulnya ya, Dian imut makasih atas sarannya yang sangat bermanfaat di bab II, Kiki, Neneng, Ai, Nia, Dewi, Kamal, Wawan, Agung, dan Bowo terima kasih atas semua
kritik dan saran, motivasi dan dukungan kalian semua untuk kemajuan penulis selama ini. Semoga Allah SWT memudahkan jalan kita dalam meraih masa depan dan membangun kehidupan yang lebih baik. Amin. 8. Untuk keponakan penulis yang penulis sayangi Muhammad Rasya ramadhan cepet gede ya sayang dan jangan nakal yaaaaaa. 9. Untuk Aryo UI, thanks banget atas bantuan dan tape recordernya, jangan kapok ya buat minjemin lagi, cepet lulus juga pastinya. 1O. Teman-teman kelompok KKL PT Pelita Air service Rini, Yeti, Hana, Ayu. Terima kasih atas kerja sama dan berbagi pengalamannya semoga kita jadi HRD beneran yaaa. Amin. 11. Kepala Perpustakaan Fakultas Psikologi UIN Syari1f Hidc.yatullah Jakarta, Bapak Haidir yang telah memberikan pelayanan terbaiknya di fakultas Psikologi. 12. Untuk bu Syariah terima kasih atas kesabaran dan pelayanan terbaiknya selama ini kepada penulis. 13. Teman-teman Fakultas Psikologi angkatan 2003 terntarna kelas B Hung, Dian A dan K, Ida, Ila, Fadly, Herlin, Ayu Konsah, clan semuanya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu. 14. Kepala sekolah SLB C PTN Lebak Bulus Bapak Supardimin, S.P.d dan kepala sekolah SLB C Frobel Montesory Condet Jakarta Timur Bapak Daryanto, S.P.d. yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengambil data. 15. Ketiga responden yang telah memberikan informasi dan kepen::ayaannya kepada peneliti untuk diwawancarai. 16.Novandra makasih atas kebersamaan dan bantuannya selama ini, so rajin-rajin kuliahnya va. 17. Bi Wati makasih ya, dah menghibur penulis dan selalu membuat penulis tertawa disaat penulis berada dirumah. Dan buat Nurul, dede 1(3cu clan dede Yudi yang dah menjadi teman sehari-hari penulis kalian jangan nakal-nakal ok. 18. Terakhirterima kasih buat semua teman-teman dan saudara-saudaraku yang telah berjasa membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Jakarta, 29 November 2007
Penulis
DAFTAR ISi Ha lam an Judul .......................................................................... . Halaman Persetujuan ................................................................ . Halaman Pengesahan .............................................................. . Motto ......................................................................................... . Abstract ......................................................................................
2.2.4. Penerimaan dalam Islam...........................
15
Orang Tua ............................................................. .
17
,---...,..
f
11tv rJ:::,fi'f1.!1 /1•0·11•"
2.3.1. Definisi Orang Tua ............ . 2.3.2. Peran Orang Tua .................................. . 2.3.3. Karakteristik Perkembangan Orang Tua ...... .
2.4.
2.3.4. Tugas Perkembangan Orang Tua................
2'1
2.3.5. Reaksi Emosional Orang Tua.......................
23
Down Syndrome......................................................
25
2.4.1. Definisi Down Syndrome............................
25
2.4.2. Ciri-ciri Anak Down Syndrome.....................
26
2.4.3. Karakteristik Perkembangan Anak Down Syndrome............................................. 31
2.4.4. Faktor-faktor yang menyebabkan down syndrome.. . ... .. . .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 34
Gambar 4.1 Skema dinamika sikap penerimaan orang tua
77
BABI PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Kelahiran anak merupakan hal yang umumnya dinanti-nantikan oleh orang tua, karena anak merupakan penerus tradisi keluarga yang sekaligus dapat mempererat hubungan suami-istri. Dengan kehadiran anak, kehidupan berumah tangga dapat dikatakan lebih sempurna atau utuh. Orang tua sendiri menaruh harapan-harapan yang besar pada anaknya clan memiliki rencanarencana yang terbaik untuk diberikan kepada anaknya, misalnya rencana yang berkaitan dengan pendidikan, pengasuhan, dan sebagainya. Orang tua biasanya bertekad untuk memberikan yang terbaik bagi anak.
Setiap orang ketika menantikan kelahiran anaknya pasti mengharapkan anaknya terlahir normal, tidak ada satu orang tua pun yang menghenclal
2
menginginkan yang terbaik bagi anaknya walaupun anak terdeteksi down
syndrome, namun dalam proses ke arah yang lebih baik orang tua mempunyai peran dan tanggung jawab untuk dapat menerima keadaan anaknya dengan apa adanya secara keseluruhan, tanpa disertai persyaratan atau penilaian. Selain itu juga tetap menghargai dan memahaminya sebagai individu yang berbeda dan mendukung perkembangannya. Sikap penerimaan orang tua ini akan sangat berpengaruh terhadap keadaan psikologis anak. Menerima anak berarti menyadari anak sebagai seorang individu yang memiliki perasaan, keinginan, dan kebutuhan yang sarna dengan anak-anak lainnya (Frida, 1998).
Anak penyandang down syndrome adalah anak yang memiliki keterbelakangan mental. Mereka mempunyai kelainan badaniah yang sama dan penampilan wajah yang mirip satu dengan yang lainnya. Wajah mereka lebih rata dari pada anak-anak normal dan mata mereka yang cenderung sipit. Mereka biasanya memiliki hidung dan mulut yang kecil, rambut lurus dan lemas serta leher yang pendek dan lebar. Ukuran tubuhnya lebih pendek dari pada anak seusianya yang normal dan banyak cliantara mereka yang mengalami obesitas. Oleh karena memiliki karakteristik seperti orang-orang asia, anak down syndrome sering disebut "Anak-anak Mongol" (Frida, 1998: 120)
3
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang berjudul "Gambaran Makna Hidup pada Orang Tua yang Memiliki Anak Down Syndrome" (dalam Tuti Kurniasih, 2005: 92-93), orang tua yang memiliki anak down syndrome dalam mengubah hidup tanpa makna menjadi hidup yang lebih bermakna membutuhkan proses dari tidak bisa menerima sama sekali sarnp8i pada akhirnya menerima anak dengan apa adanya. Komponen yang menyebabkan orang tua dapat berhasil mengubah penghayatan hidup dari tidak bermakna menjadi bermakna tidal< sama pada semua orang, dan komponen yang paling berperan adalah pengubahan sikap dari yang tidak menerima sampai menerima, dukungan sosial, dan spiritual. Dengan kata lain bahwa ketiga komponen ini adalah beberapa penunjang sikap penerimaan diri orang tua yang memiliki anal< down syndrome.
Secara praktis anak down syndrome tentu memerlukani tindakan yang khusus, seperti perhatian yang ekstra khusus, memasukkan anal< tersebut ke sekolah yang khusus pula, intervensi dini, dan sebagainya. Tindakan ini perlu dilakukan karena inteligensi dan kemampuannya yang berbeda yaitu di bawah rata-rata, sehingga membutuhkan bantuan khusus seperti pengasuhan yang khusus, baik dari orang tua maupun pengasuh. Sebagai konsekuensinya hal ini akan meningkatkan pengeluaran yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi keluarga.
4
Sikap penerimaan orang tua terhadap anaknya yang terdeteksi down
syndrome mungkin akan berbeda dengan anak yang normal atau tidak terdeteksi down syndrome. Dinamika yang dialami oleh orang tua yang mempunyai anak down syndrome mulai dari rasa stress, shock, sedih, marah, dan rasa tidak percaya hingga mencoba memulai untuk menerima anaknya yang terkena down syndrome dengan lapang dada walaupun secara perlahan-lahan. Bisa juga ada orang tua yang sama sekali tidak mau menerima anaknya yang terdeteksi down syndrome sehingga mengurungnya dalam rumah ataupun dititipkan di Panti Asuhan.
Berbagai kemungkinan terjadi dalam sikap penerimaan orang tua terhadap anaknya seperti telah dikemukakan di alas tentu berimplikasi terhadap anaknya.
Menyadari pentingnya proses penerimaan orang tua terhadap anak yang terdeteksi down syndrome, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tersebut, keinginan peneliti semakin besar mengingat penelitian mengenai sikap penerimaan orang tua terhadap anaknya yang terdeteksi down
syndrome dapat dikatakan langka. Oleh karena itu melalui penelitian ini diharapkan dapat mengetahui bagaimana sikap penerimaan orang tua (ayah dan ibu) yang memiliki anak down syndrome. Penelitian ini dilakukan dengan
5
judul "DJNAMIKA SIKAP PENERIMAAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME".
1.2. ldentifikasi Masalah 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi sikap pienerimaan orang tua yang memiliki anak down syndrome? 2. Bagaimanakah sikap pertama orang tua pada saat mengetahui anaknya terdeteksi down syndrome? 3. Apakah orang tua dapat menerima anaknya yang terdeteksi down syndrome?
4. Bagaimanakah dinamika sikap penerimaan orang tua terhadap anaknya yang terdeteksi down syndrome?
1.3. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah 1.3.1. Batasan Masalah Agar penelitian tidak meluas dan Jebih terarah, penelitian ini akan diberi batasan, sebagai berikut: 1. Sikap penerimaan adalah dasar bagi setiap orang untuk dapat menerima kenyataan hidup baik atau buruk. Dengan kata Jain seseorang membutuhkan pengakuan tanpa disertai persyaratan dan hal tersebut
6
dapat dicapai bila seseorang merasa diterima apa adanya tanpa ada persyaratan tertentu.
2. Down syndrome adalah salah satu sindroma bawaan pada saat kelahiran seorang anak. Kata sindroma mengacu pada suatu kondisi yang berbeda yang disebabkan oleh munculnya sekumpulan ciri-Giri ketidaknormalan pada aspek-aspek antara lain seperti: wajah, kepala bagian belakang sedikit rata, hidung yang kecil, telinga yang kecil, rongga mulut, gigi yang kecil dan memiliki bentuk dan posisi yang abnormal, rambut yang lemas dan Jurus, leher yang pendek dan Jebar, tangan cenderung kecil dan Jebar dengan jari-jari yang pendek, telapak tangan hanya memiliki satu garis lengkung horisontal atau bila ada dua garis, keduanya mungkin memanjang melintasi tangan, kaki cenderung pendek dan gemuk dengan jarak yang Jebar antara ibu jari dan telunjuk, kulit tubuh biasanya kering, tonus yang rendah (hipotonia), tinggi badan Jebih rendah dari rata-rata, kualitas suara rendah, keterlambatan dalam bicara, dan sulit untuk mengucapkan artikulasi, pertahanan tubuh relatif lemah, 30 sampai 40 % anak penyandang down syndrome memiliki kelainan jantung.
7
3. Orang tua yang dimaksud adalah pasangan suami--istri yang tinggal serumah dan termasuk dalam kategori yang memasuki dewasa madya, · dan tinggal bersama anaknya yang down syndrom19. Dengan demikian, maka interaksi orang tua dengan anak dapat dilihat, sehingga mempermudah pemahaman peneliti akan sikap penerimaan orang tua kepada anaknya yang menyandang down syndrome.
1.3.2. Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimanakah dinamika sikap penerimaan orang tua terhadap anaknya yang terdetel<si down syndrome?
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan, maka tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dinamika sikap penerimaan orang tua terhadap anaknya yang terdetel<si down syndrome.
1.4.2. Manfaat Penelitian Ada pun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis
8
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bennanfaat bagi pengembangan teori-teori psikologi terutama yang berkaitan dengan informasi mengenai anak yang mengalami down syndrome.
2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat mernberikan konstribusi pemikiran umumnya bagi masyarakat tentang permasalahan-masalahan yang berkaitan dengan down syndrome, terutama menambah wawasan bagi orang tua yang memiliki anak down syndrome.
1.5. Sistematika Penulisan Skripsi Agar dalam pembahasan ini lebih terarah dan sisternatis, maka skripsi penulis susun sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penulisan dan manfaat penulisan, serta sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka. Bab ini berisi tentang deskripsi teoritis terdiri dari sikap penerimaan orang tua dan down syndrome.
9
Bab Ill Metode Penelitian. Bab ini berisi tentang pendekatan penelitian, subjek penelitian, populasi dan sampel, teknik pengurnpulan data, instrument pengumpulan data, serta teknis analisis data.
Bab IV, bab ini berisi hasil penelitian yaitu gambaran umum subjek penelitian, analisi kasus dan antar kasus.
Bab V, bab ini berisi tentang kesimpulan yang mengemukakan uraian tentang pernyataan mengenai hasil penelitian sebagai jawaban atas tujuan dan masalah penelitian. Kemudian dikusi dan saran.
BAB II KAJIAN TEORI
2.1. Pengertian Sikap 2.1.1. Definisi Sikap Sikap merupakan kecenderungan untuk mereaksi terhadap orang, atau kejadian, baik secara positif maupun negatif. Sikap dapat dilihat secara spesifik terhadap objek: tertentu yang dapat merupakan pandangan atau perasaan, disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap itu (Frida, 1998).
Menurut Thurstone dan Likert, "Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung dan memihak (favourable) ataupun perasaan tidak mendukung atau memihak (unfavourable) pada obyek tersebuf' (Az:war, 2005: 4-5).
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi sikap adalah perbuatan yang berdasarkan pada pendirian, keyakinan seseorang terhadap obyek (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000: 1063).
11
Menurut Chaplin, definisi sikap (attitude) adalah satu predisposisi atau kecenderungan yang relatif stabil dan berlangsung terus menerus untuk bertingkah laku atau untuk merespon dengan satu cara tertentu terhadap pribadi lain, atau persoalan tertentu (Chaplin, 2006: 43).
2.2. Sikap Penerimaan 2.2.1. Definisi Sikap Penerimaan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sikap penerimaan adalah: proses untuk berbuat dan menerima, serta bersikap terhadap seseorang atau individu lainnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2000: 1183).
Sedangkan menurut Chaplin, sikap penerimaan (Acceptance) ditandai dengan sikap positif atau menolak kepada individu lainnya berupa tingkah laku baik dengan keterkaitan emosi maupun tanpa keterkaitan emosi (Chaplin, 2006: 4).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap penerimaan merupakan dasar bagi setiap orang untuk menerima segala sesuatu kenyataan walaupun baik atau buruk.
Dengan kata lain seseorang
membutuhkan penerimaan tanpa disertai persyaratan dan hal tersebut dapat dicapai bila seseorang merasa diterima apa adanya tanpa persyaratan
12
tertentu. Jadi secara khusus sikap penerirnaan orang tua adalah kesiapan orang tua untuk bertindak dan rnelakukan sesuatu dalarn menerima anaknya dalam kondisi apapun tanpa persyaratan tertentu dengan lapang dada.
2.2.2. Faktor-faktor yang Mernpengaruhi Pernbentukan Sikap Penerirnaan Pernbentukan sikap penerirnaan tidak terjadi begitu saja, rnelainkan terbentuk melalui suatu proses tetentu, yaitu berupa interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu lainnya atau dengan lingkungannya.
Menurut Syaifudin Az.war (2005: 30), faktor-faktor yang mernpengaruhi terbentuknya sikap penerimaan adalah: a. Faktor intern, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu yang bersangkutan, yang berupa selektivitasnya sendiri, daya pilihnya sendiri, atau minat perhatiannya untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar dirinya. b. Faktor ekstern, yaitu faktor-faktor yang terdapat diluar individu yang bersangkutan, diantaranya seperti: orang lain yang dianggap penting oleh
individu
tersebut,
pengaruh
budaya,
pengaruh
pendidikan dan lernbaga agama, dan 'faktor media rnasa.
lembaga
13
Menurut Gerungan (2004), pembentukan sikap penerimaan tidak terjadi dengan sendirinya. Pembentukan sikap penerimaan itu biasanya terjadi dalam interaksi manusia dan berkaitan dengan objek tertentu. lnteraksi sosial di dalam kelompok maupun di luar kelompok dapat membentuk sikap penerimaan yang baru. Yang di maksud dengan interaksi di luar kelompok adalah interaksi dengan hasil kebudayaan manusia yang sampai kepadanya melalui media komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, buku, dan risalah. Faktor-faktor lain yang memegang peranan adalah faktor-faktor internal di dalam diri manusia, yaitu selektivitasnya sendiri, daya pilihnya sendiri, atau minat perhatiannya untuk menerima dan mengolah pengaruhpengaruh yang datang dari luar dirinya.
2.2.3. Komponen-Komponen Sikap Penerimaan Sikap
penerimaan
terbentuk
dari
komponen-komponen
yang
saling
menunjang satu dengan yang lainnya yaitu: komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.
Mann (dalam Azwar, 2005: 24-27), menjelaskan tentang komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif.
14
a. Komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan, yang dimiliki individu mengenai sesuatu, komponen ini seringkali diartikan sebagai opini terutama bila menyangkut problem atau masalah yang kontroversial. Misalnya seperti pandangan terhadap anak down syndrome, namun begitu kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak selalu akurat, kadangkala kepercayaan ini terbentuk justru dikarenakan kurang atau tidak adanya informasi mengenai objek yang
di~1adapinya.
b. Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap penerimaan dan menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap penerimaan dan merupakan aspel< yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang. Sikap penerimaan afektif positif seperti ikhlas dan lapang dada, sedangkan sikap penerimaan afektif negatif seperti stress, shock, cemas, dan lain-lain. c. Komponen perilaku atau konatif dalam struktur sikap menunjukan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku, bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu terhadap objek yang dihadapinya.
15
Sikap penerimaan konatif positif seperti menyekolahkan, merawat, menjaga, dan lain-lain, sedangkan sikap penerimaan negatif konatif seperti mengucilkan, membuang, tidak peduli dan lain-lain.
Ketiga komponen itu merupakan dasar seseorang b13reaksi atau merespon terhadap hal-hal tertentu, walaupun belum tentu berakhir pada tindakan nyata atau perilaku, karena sikap penerimaan disini merupakan predisposisi untuk berperilaku.
2.2.4. Sikap Penerimaan dalam Islam Islam adalah agama yang universal yang mencakup berbagai hal di dalamnya. Termasuk mengatur bagaimana berhubungan dengan Allah dan manusia, ketika peran tersebut mengalami hambatan maka yang terjadi adalah individu tersebut harus menyesuaikan di1'i dengan apa yang menimpanya terlebih ketika Allah mengujinya dengan penyakit, anak dan harta. Maka hal tersebut adalah semata-mata untuk menguji keimanannya, seperti dalam firman Allah dalam Al Quran surat Al Kahfi ayat 46.
16
"Harta dan anak ada/ah perhiasan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan" (QS. Al Kahfi : 46). Jil
')L..4 ' ','f,\ ~.r I\ ~