JURNAL SKRIPSI
o l e h: YOFITA KHAIRUNISA PRATIWI K8409073
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
1
ABSTRACT
Yofita Khairunisa Pratiwi. K8409073. COOPERATIVE MODEL IMPLEMENTATION OF STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS) METHODS FOR INCREASING INTEREST AND SOCIOLOGY OF LEARNING OUTCOMES FOR CLASS X.2 BATIK 1 HIGHSCHOOL SURAKARTA 2012/2013 ACADEMIC YEAR. Thesis, Surakarta: The Faculty of Teaching and Education Sebelas Maret University. Juny 2013. The purpose of this research is to increase the interest and achievement in Sociology learning for class x.2 Batik 1 highschool Surakarta by applying the Student Team Achievement Divisions learning model. This research is a class action research. The research was conducted in two cycles, with each cycle consisting of planning, action, observation, and reflection. The subjects were class x.2 Batik 1 highschool Surakarta which amounts to 38 students. Source of data comes from teachers and students. The data collection techniques is by observation, questionnaires, tests, and documentation or archives. The validity of the data using source triangulation techniques. Data analysis using the comparative descriptive analysis techniques. The results showed that class x.2 Batik 1 highschool Surakarta student achievement in sociology subjects had increased after the implementation of the Student Team Achievement Divisions learning model. This is indicated by an increase in average interest of each cycle. Average student interest before any action is taken on indicator only 2.58 on attention, 3.02 on the relevance, 2.09 on confidence and at 2.12 against complacency. Once applied the action on the first and second cycle average student interest has increased in each of the indicators, the first and second cycle students' attention increased to 3.07 and increased to 3.56, relevance increased to 3.23 then to 4.66 in the second cycle, student confidence increased to 2.38 and increased to 3.67 in cycle II, and student satisfaction also increased to 2.42 in the first cycle and the second cycle to 4.57. Student learning outcomes also improved, as shown by an increase in average student learning outcomes in each cycle. Average student learning outcomes before the action only (8.57%) 64.42, after application of the action in the first cycle average student learning outcomes increased to (68.42%) 73.82. In the second cycle the average student learning outcomes increased to (76.32%) 79.34. The research conclusion is application of Student Team Achievement Divisions learning model can increase the interest and learning outcomes of sociology subjects of class x.2 Batik 1 highschool Surakarta student.
Keywords: STAD cooperative learning, learning interest, learning outcome
2
karena hal ini dapat mempengaruhi
Pendahuluan
dan
Pendidikan adalah usaha sadar
hasi belajar bagi siswa, karena proses
terencana
pmebelajaran dapat dikatakan berhasil
untuk
mewujudkan proses
jika mencetak hasil belajar yang baik.
pembelajaran agar peserta didik secara
Faktor yang mempengaruhi belajar
aktif mengembangkan potensi dirinya
siswa dapat kita bedakan menjadi tiga
untuk
macam, yakni: (1) faktor internal, (2)
suasana
belajar
memiliki
keagamaaan,
dan
kekuatan
spiritual
pengendalian
diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan
dirinya,
yang
masyarakat,
diperlukan
bangsa,
dan
faktor
eksternal
dengan
adanya
Menurut
pelaksanaannya
Marimba
faktor
Pendidikan disekolah diwujudkan pembelajaran
D
(3)
pendekatan belajar.
Negara (UU No. 20 tahun 2003 ) . Ahmad
yaitu,
di
pembelajaran, sekolah
dalam
diatur
dalam
pendidikan adalah bimbingan atau
kurikulum.
pimpinan secara sadar oleh pendidik
menurut
terhadap perkembangan jasmani dan
pendidikan nasional Nomor 20 tahun
rohani si terdidik menuju kepribadian
2003 bab I pasal 1 butir 19 yang
yang utama. Unsur-unsur yang terdapat
menyatakan
dalam pendidikan dalam hal ini yaitu,
seperangkat rencana dan pengaturan
usaha (kegiatan), usaha itu bersifat
mengenai
bimbingan (pimpinan atau pertolongan)
pelajaran serta yang digunakan sebagai
dan
ada
pedoman penyelenggaarakan kegiatan
atau
pembelajaran untuk mencapai tujuan
dilakukan
pendidik
atau
secara
sadar,
pembimbing
Pengertian
kurikulum
Undang-undang
“
kurikulum
tujuan
isi
dan
sitem
adalah bahan
penolong, ada yang dididik (peserta
pendidikan
didik), bimbingan itu memiliki dasar
dipahami
dan tujuan, dalam usaha itu tentu ada
kurikulum, proses pembelajaran tetap
alat-alat yang dipergunakan (media).
meiliki
Dalam proses belajar ada beberapa
perencanaan dan pertimbangan yang
faktor yang mempengaruhi. Penting
bertujuan untuk tercapainya tujuan
bagi guru untuk memperhatikan faktor-
pendidikan tersebut.
faktor yang mempengaruhi belajar
tertentu”. bahwa
aturan,
Maka
dengan dan
dapat adanya
membutuhkan
3
lembaga
kriteria ketuntasan minimal yaitu 75.
pendidikan formal yang memegang
Jumlah siswa seluruhnya adalah 38 dan
peranan yang sangat penting dalam
yang tuntas hanya ada 3 orang siswa
meningkatkan kualitas sumber daya
saja.
manusia.
permasalahnnya
Sekolah
merupakan
Sekolah juga merupakan
Dapat
di
tarik adalah
identifikasi (1).
Guru
tempat berlangsungnya kegiatan belajar
masih sering menggunakan metode
mengajar.
tempat
belajar secara konvensional (2) Hasil
belajar
belajar siswa kelas X.2 banyak yang
mengajar, maka di sekolah terjadi
belum tuntas (3) Siswa masih sulit
proses belajar. Namun faktanya bahwa
memahami
hasil
untuk
pelajaran sosiologi (4) Siswa kurang
belum
sumbangan gagasan berdiskusi (5)
memuaskan, permasalahan ini juga
Kurangnya minat keseriusan siswa
terjadi pada kelas X. 2 SMA Batik 1
dalam mengikuti pelajaran sosiologi.
Sebagai
berlangsungnya
belajar
pelajaran
kegiatan
peserta
sosiologi
didik masih
Surakarta.
dan
menguasai
materi
Berkaitan dengan permasalahan
Dari hasil observasi yang telah
diatas, agar minat dan hasil belajar
dilakuakan oleh peneliti di dalam kelas
siswa meningkat maka peneliti ingin
X.2 menyimpulkan bahwa pada saat
menyelesaikan
proses
dengan Penelitian Tindakan Kelas dan
pembelajaran
berlangsung
ditemukan masalah pembelajaran baik
menerapkan
dari
siswa
tersebut
dengan
model
kooperatif.
Metode
guru
yang
pembelajaraan
permasalahan
yang
kooperatif dipilih karena metode ini
ditemukan di SMA Batik 1 Surakarta
menggunakan format diskusi yang
yaitu tidak semua siswanya memiliki
memungkinkan
kecenderungan dalam aktif belajar, dan
mengembangkan
minat
diberi
bersangkutan,
hasil
memuaskan.
maupun
masalah
belajar
masih
Pernyataan
belum tersebut
siswa potensinya,
kesempatan
untuk
leluasa siswa mencari
informasi dari berbagai sumber, siswa
dibuktikan dari hasil ujian semester
dapat
membuat
alternatif
untuk
gasal yang telah dilaksanakan, ternyata
mengatasi topik dan diskusi. Model
banyak peserta didil belum mencapai
kooperatif sangat dimungkinkan untuk
4
mengembangkan melatih
percaya diri dan
mengungkapkan
pendapat
penelitian
ini
adalah
tindakan
kelas
penelitian
(PTK).
Subjek
kepada temannya, dan mempunyai
penelitian adalah siswa kelas X.2
banyak kesempatan untuk mengolah
SMA
informasi
dan
Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah
keterampilan
berkomunikasi.
meingkatkan
Batik
1
Surakarta
Tahun
Maka
siswa 38 anak yang terdiri. Penelitian
pembelajaran
ini dilaksanakan dalam dua siklus
kooperatif Student Team Achievement
tindakan, materi yang disampaikan
Divisions sebagai penyelesaian dari
pada siklus pertama membahas pokok
permasalahan yang ditemukan di kelas
bahasan
X. 2 SMA Batik 1 Surakarta. Pada
menyimpang
hakekatnya
membahas
dipilihlah
model
Model
Student
Achievement Divisions pembelajaran
Team
merupakan
kooperatif
mengenai dan
perilaku
siklus
kedua
pokok
pengendalian
sosial.
bahasan Data
yang
penelitian
memberikan tindakan yang dilakukan
observasi
adalah (a) mengajak siswa terlibat dari
pembelajaran
awal, (b) belajar kelompok, (c) diskusi
observasi, angket, tes, dan dokumentasi
berpasangan
atau arsip. Data yang diperoleh dari
atau
kelompok,
(d)
diperoleh
hasil
dari
selama
kegiatan
menggunakan
lembar
presentasi interaktif, (e) umpan balik
lembar
dan evaluasi kerja siswa, (f) aktifitas
dianalisis dengan menghitung dari
dukungan teman . Dengan model
keseluruhan aspek yang diamati. Data
pembelajaran kooperatif Student Team
yang diperoleh dari tes dan angket
Achievement
dianalisis
Divisions
diharapkan
dapat meningkatkan minat dan hasil belajar atau prestasi siswa khususnya pada mata pelajaran sosiologi di kelas X.2 SMA Batik 1 Surakarta
observasi
hasil
dengan
belajar
siswa
menggunakan
triangulasi sumber. Review Literatur Menurut Agus Suprijono (20011; 46), model pembelajaran adalah pola
Metode
yang digunakan untuk penyusunan
Penelitian ini SMA Batik
1
dilaksanakan di Surakarta. Bentuk
kurikulum, memberi
mengatur
materi,
dan
petunjuk kepada guru di
5
bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.
kelas. Model pembelajaran , mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, kegiatan
tahap-tahap
dalam
pembelajaran,
dan
pengelolaan kelas (Arend, 2011; 46). Pembelajaran
kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif adalah
mengurangi
kesenjangan
pendidikan dalam wujud input pada level individual. Selain itu belajar kooperatif
dapat
mengembangkan
merupakan
solidaritas sosial dikalangan siswa.
bentuk pembelajaran dengan cara siswa
Dari belajar kooperatif diharapkan
belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelak akan muncul generasi baru yang
kelompok kecil secara kolaboratif yang
memiliki
anggotanya terdiri dari empat sampai
cemerlang dan memiliki solidaritas
enam orang dengan struktur kelompok
sosial (Trianto, 2010: 57-58).
(cooperative
learning)
Menurut
yang bersifat hetrogen. Menurut Suprijono (2009: 54) berpendapat
mengenai
prestasi
model
pembelajaran kooperatif, yaitu: Pembelajaran koooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaanpertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan
akademik
Hardjana,
yang
minat
merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan, yang dirasa atau tidak dirasakan atau keinginan hal tertentu. Pada proses belajar jika siswa memiliki minat yang tinggi terhadap belajar, maka siswa akan dengan senang melaksanakan aktifitas tersebut Minat belajar dalam penelitian ini adalah kekuatan penggerak siswa yang menimbulkan
rasa
tertarik
dan
perhatian terhadap kegiatan belajar sosiologi. Jadi siswa belajar karena adanya rasa tertarik, senang dan ingin memahami pengetahuan dan terlibat Mengingat
pentingnya
minat
pada setiap individu yang berpengaruh
6
hasil
mengatasi
pembelajaran, maka perlu dilakukan
hambatan
upaya untuk mengembangkan minat.
mengembangkanbakatnya, (11) Jalin
Berkaitan dengan hal ini Lucy (2009:
hubungan baik antara orangtua dan
35)
guru dengan anak.
juga
terhadap
proses
menyatakan
dan
bahwa
terdapat
beberapa hal yang perlu dilakukan
berbagai
kesulitan
dan dalam
Menurut Agus Suprijono (2011;
oleh orang tua dan guru dalam
5)
mengembangkan minat dan bakat anak
perubahan,
yaitu antara lain (1) Sejak usia dini,
pengertian, sikap-sikap apresiasi dan
cermati
kelebihan,
ketrampilan. Sedangkan hasil belajar
ketrampilan, dan kemampuan yang
Muchtar Buchari (1984; 94), adalah
tampak menonjol pada anak, (2) Bantu
skor yang dicapai oleh masing-masing
anak dalam meyakini dan fokus pada
anak. Hasil belajar memiliki beragam
kelebihan dirinya, (3) Kembangkan
jenisnya, tidak hanya diperoleh dari
konsep diri pada anak, (4) Perkaya
ulangan maupun tes saja. Menurut
anak
Masrun dan Sri Martinah (2010;2 1),
berbagai
dengan
pengetahuan,
berbagai
adalah
nilai-nilai,
pola-pola pengertian-
hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa
Usahakan
faktor yaitu: (1) Faktor Intern, faktor
berbagai cara untuk meningkatkan
yang berasal dalam diri individu, faktor
minat anak untuk belajar dan menekuni
ini meliputi faktor psikologi dan fisik.
bidang-bidang
menjadi
(2) faktor ekstern, faktor yang berasal
kelebihannya, (6) Tingkatkan motivasi
dari luar individu, faktor ini meliputi
anak untuk
sosial, lingkungan, metode mengajar,
bidang,
pengalaman
belajar
di
berbagai
serta
wawasan,
hasil
(5)
yang
mengembangkan dan
melatih kemampuannya, (7) Berikan
materi pembelajaran dsb.
penghargaan dan pujian untuk setiap usaha
yang
Stimulasi
dilakukan
anak
untuk
anak,
(8)
meluaskan
Model
pembelajaran
STAD
diharapkan dapat meningkatkan minat dan
hasil
belajar
siswa
dengan
kemampuanya dari satu bakat ke bakat
berpedoman pada beberapa alasan.
yang lain (9) Sediakan fasilitas atau
Pada hakekatnya Model Student Team
sarana untuk mengembangkan bakat
Achievement Divisions
anak,
pembelajaran
(10)
Dukung
anak
untuk
merupakan
kooperatif
yang
7
memberikan tindakan yang dilakukan
penelitian tindakan kelas sesuai dengan
adalah (a) mengajak siswa terlibat dari
teori
awal, (b) belajar kelompok, (c) diskusi
tindakan kelas ini peneliti melakukan
berpasangan
(d)
observasi terhadap minat dan hasil
presentasi interaktif, (e) umpan balik
belajar siswa dalam penerapan metode
dan evaluasi kerja siswa, (f) aktifitas
pembelajaran kooperatif Student Team
dukungan teman. Maka dari situlah
Achievement Divisions di kelas X.2
bahwa penerapan model pembelajaran
SMA Batik 1 Surakarta.
kooperatif
atau
kelompok,
sebagai
upaya
untuk
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
ini memiliki kerangka berpikir sebagai berikut: Minat dan Hasil Belajar masih rendah
Gurubelum menggunakan metode STAD
ada.
Pada
Pelaksanaan
penelitian
penelitian
ini
dimulai dengan peneliti melakukan observasi
Untuk lebih jelasnya penelitian
Kondisi Awal
yang
awal
pembelajaran
terhadap di
kegiatan
kelas
untuk
mengetahui secara nyata keadaan yang ada di kelas X.2 SMA Batik 1 Surakarta.
Berdasarkan
diperoleh
dari
hasil
observasi
yang
peneliti
menemukan beberapa permasalahan pembelajaran baik dari segi proses
Tindaka n
Siklus 1, Memanfaatkan STAD dengan kelompok besar (6-8)
Memanfaatkan model STAD
Siklus 2, Memanfaatkan STAD dengan kelompok kecil (3-4)
Kondisi Akhir
maupun
hasilnya.
pembelajaran
proses
cenderung
menerapkan metode ceramah sehingga siswa tampak tidak tertarik mengikuti pembelajaran
Diduga dengan menggunakan metode STAD dapat meningkatkan minat dan hasil belajar
guru
Pada
di
kelas
yang
mengindikasikan bahwa minat siswa terhadap pembelajaran rendah. Pada hasil belajar siswa dapat dilihat pada
Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian tindakan
kelas
nilai rata-rata kelas yang rendah dan ini
tidak tuntas KKM. Oleh karena itu
terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri
peneliti
dari
lanjut dengan guru mata pelajaran
3
dilaksanakan
kali
pertemuan dengan
yang
prosedur
mengadakan
diskusi
lebih
8
Sosiologi
untuk
mengatasi
permasalahan yang muncul tersebut dengan
menerapkan
metode
b. Siswa tidak melakukan diskusi kelompok dengan serius c. Siswa belum terbiasa dengan
pembelajaran kooperatif teknik Student
metode
Team Achievement Divisions.
terbiasa mengerjakan tugas setiap
1. Siklus I terdiri dari empat tahap, yaitu
perencanaan,
pelaksanaan,
observasi, dan refleksi . Pada siklus I pembelajaran dilaksanakan dengan 3
kali
pertemuan,
di
mana
pertemuan terkahir digunakan untuk melaksanakan tes hasil belajar dan pengisian angket minat. Materi yang digunakan pada siklus I adalah proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian dengan pokok bahasan sosialisasi (pengertian sosialisasi, tujuan
sosialisasi,
keberhasilan
indikasi
sosialisasi,
bentuk,
tipe, dan tahap sosialisasi, faktorfaktor
yang
mempengaruhi
sosialiasi, agen sosialisasi, pola sosialisasi).
Pada
siklus
I
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif ini. Hal
ini
terlihat
pelaksanaan terdapat
pada
saat
kekurangan
baik dari siswa maupun dari guru. a. Banyak siswa yang tidak aktif dalam bertanya
STAD
belum
yaitu
kali pembelajaran berlangsung. d. Siswa belum mengetahui pasti langkah-langkah sehingga
pembelajaran
siswa
masih
kebingunan. e. Siswa masih merasa malu dalam mengungkapkan
kesulitan
belajarnya. f. Guru
kurang
membangkitkan
rasa ingin tahu siswa. g. Kurangnya
kualitas
interaksi
dalam pembelajaran sosiologi. h. Kurangnya
pemusatan
siswa
terhadap pembelajaran di kelas. i. Guru belum bisa mengelola kelas dengan baik. j. Guru
dalam
materi
menyampaikan
pembelajaran
sosiologi
masih kurang jelas. 2. Pada
siklus
dilaksanakan
II
pembelajaran
dengan
pertemuan,
di
mana
terkahir
digunakan
3
kali
pertemuan untuk
melaksanakan tes hasil belajar dan pengisian angket minat. Pada siklus
9
II baik dari siswa maupun guru
dengan perasaan terutama perasaan
mengalami perubahan yang positif.
senang, karena itu dapat dikatakan
Suasana pembelajaran sudah mulai
minat itu terjadi karena sikap senang
baik yakni siswa lebih antusias, aktif
kepada sesuatu. Hal ini dibuktikan
bertanya, mengungkapkan pendapat
dengan terlaksananya guru dalam
dan lebih mudah memahami materi
membangkitkan minat atau rasa
pembelajaran. Dapat terlihat bahwa.
ingin tahu siswa sehingga siswa
a. Siswa
memiliki hasil belajar yang lebih
lebih
mengerjakan
serius
dalam
tugas
yang
diberikan guru.
Hal ini sesuai dengan pendapat
b. Suasana
kelas
tidak
sehingga
siswa
bisa
perhatian
pada
gaduh
(Winkel, 2007;150) tentang minat
terpusat
belajar adalah keseluruhan daya
proses
penggerak psikis dalam diri siswa
pembelajaran.
yang menimbulkan kegiatan belajar,
c. Sebagian besar siswa terlihat senang
atau
baik
memiliki
minat
tinggi dengan metode STAD. d. Guru jelas dalam menyampaikan materi sosiologi.
menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan
untuk
mencapai
suatu
tujuan. Selanjutnya Sardiman (1994; 94), mengemukakan proses belajar
e. Nada dan intonasi guru dalam
akan berjalan lancar kalu disertai
menyampaikan materi sosiologi
dengan minat.
sudah baik.
Menurut Lucy salah satu cara untuk
f. Guru bisa mengamati kesulitan dan kemajuan belajar siswa.
mengembangkan minat pada poin ke tujuh
adalah
memberikan
Di siklus II ini aktivitas guru
penghargaan dan pujian untuk setiap
mengalami
yakni
usaha yang dilakukan anak (2009).
ditunjukkan dengan terlaksananya
Pada penerapan metode Student
metode STAD yaitu dengan proses
Achievement Divisions memberikan
pembelajaran yang menyenangkan
penghargaan pada siswa yang dapat
untuk siswa. Minat belajar siswa
menjawab pertanyaan dengan baik
meningkat. Minat ini erat kaitannya
dan benar, serta bagi siswa yang
peningkatan
10
Tabel
mendapat nilai tertinggi pertama dan kedua. Pemberian penghargaan pada siswa
dalam
penerapan
model
Rerata Data Hasil Angket Minat pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
pembelajaran ini cukup berhasil
Siklus
Siklus
I
II
2,58
3,07
3,56
Relevansi (Relevance)
3,02
3,23
4,66
3
Percaya Diri (Confidence)
2,09
2,38
3,67
4
Kepuasan (Satisfaction)
2,12
2,42
4,57
No
Kondisi Pernyataan
Pra Siklus
memaparkan bahwa “gagasan utama
1
Perhatian (Attention)
dibelakang STAD adalah memacu
2
meningkatkan minat siswa. Slavin
siswa agar saling mendorong dan mmbatu
satu
menguasai diajarkan
sma
lain
ketrampilan guru.”.
jika
mrnginginkan
untuk yang siswa
kelompok
memperoleh hadiah, mereka harus membantu
hasil
belajar
yang
sekelompok
diperoleh siswa kelas X.2 SMA
mempelajari
Batik 1 Surakarta terjadi setelah
pelajaran. Mereka harus mendorong
diterapkannya metode pembelajaran
teman sekelompok untuk melakukan
kooperatif
Student
Team
yang
Achievement
Divisions.
Pada
mereka
teman
a. Peningkatan
dalam
terbaik,
memperlihatkan
norma-norma bahwa belajar itu
kondisi awal guru lebih cenderung
penting. Para siswa diberi waktu
menggunakan teacher center berupa
untuk bekerja sama setelah belajar
ceramah dan tanya jawab dengan
Berdasarkan
perolehan hasil belajar yang kurang
hasil pengisian angket capaian skor
optimal, bahkan tidak mencapai
rata-rata minat siswa pada setiap
batas.
siklusnya mengalami peningkatan.
diterapkan
diberikan oleh guru,
Berikut adalah hasil rata-rata skor minat siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II
KKM
(75,00).
metode
kooperatif
Setelah
pembelajaran
Student
Team
Achievement hasil belajar siswa menjadi meningkat, hal ini terkait dengan pembelajaran dalam
pendapat
Tujuan
menurut
Ibrahim
(Trianto,
2010:
59)
11
berpendapat
bahwa
tujuan
siswa sebelum dilakukan tindakan
pembelajaran ini mencakup tiga
hanya
jenis tujuan penting yaitu hasil
diterapkan tindakan pada siklus I
belajar
penerimaan
akademik,
terhadap
keragaman,
dan
rata-
(8,57%) rata
mengalami
64,42,
hasil
setelah
belajar
peningkatan
siswa menjadi
pengembangan keterampilan sosial.
(68,42%) 73,82. Pada siklus II rata-
Pembelajaran kooperatif merupakan
rata hasil belajar siswa semakin
pembelajaran
meningkat menjadi(76,32%) 79,34.
kelompok
yang dan
bersifat
mengutamakan
Berikut pada tabel Tabel 4.16
kerjasama setiap siswa. Pertama,
rekapitulasi antar siklus
pembelajaran
kooperatif
Perbandingan Frekuensi Ketuntasan
meningkatkan
hasil
dapat belajar
Siswa
akademik kaerena siswa belajar bersama dan bekerja sama dalam kelompoknya,
serta
Frekuensi Kategori Pra Siklus
adanya
pertukaran informasi siswa antara
Tuntas KKM
satu siswa dengan siswa yang lain. Kedua
pembelajaran
kooperatif
siswa dapat menerima keragaman, karena
dalam
Tidak Tuntas KKM
Siklus I Sikuls II
3
26
29
7.89%
68.42%
76.32%
35
12
9
92.11%
31.58%
23.68%
pembelajran
kooperatif siswa belajar bersama
Student Team Achievement Divison
pada satu kelompok yang heterogen.
yang dilakukan oleh peneliti pada
Yang dimaksud heterogen disini
siklus I dan siklus II pada siswa kelas
adalah
kemampuan
X.2 SMA NBatik 1 Surakarta, dapat
ras,
disimpulkan bahwa penerapan metode
keragaman
intelektual,
agama,
suku,
pendapat, dsb. Yang ketiga, siswa
pembelajaran
Student
Team
dapat mengembangkan keterampilan
Achievement
Divisions
dapat
sosial. Hal ini dikarenakan pada saat
meningkatkan minat dan hasil belajar
belajar bersama secara kelompok
Sosiologi pada siswa kelas X.2 SMA
siswa dididik untuk meningkatkan
Batik 1 Surakarta. Peningkatan minat
solidaritas. Rata- rata hasil belajar
dan hasil belajar disebabkan karena
12
dengan
menerapkan
model
kepada kepala sekolah, guru, siswa
pembelajaran ini siswa dituntut untuk
maupun pihak
saling mendorong dan membantu satu
menerapkan model pembelajaran
sama lain untuk menguasai ketrampilan
tersebut.
yang
Bagi kepala sekolah sebaiknya :
diajarkan
berdiskusi
guru
dalam
dan
saling
kelompoknya.
a. Kepala
lain
yang
sekolah
akan
sebaiknya
Kondisi ini akan berdampak positif
mendorong guru mata pelajaran
bagi siswa yaitu siswa termotivasi
untuk melaksanakan PTK sesuai
untuk
menggali
dengan bidang studinya baik itu
pengetahuan dari berbagai sumber
formal ataupun informal untuk
belajar,
memperbaiki
membaca
dan
siswa
mengungkapkan
lebih
berani
pendapatnya,
dan
proses
pembelajaran sehingga kualitas
siswa akan lebih memahami materi
pembelajaran dapat meningkat.
pelajaran, khususnya untuk materi yang
b. Kepala Sekolah perlu membuat
belum dipahami. Model pembelajaran
kebijakan untuk meningkatkan
ini
kualitas
dapat
menciptakan
pembelajaran
yang
menyenangkan,
susasana
menarik
sehingga
dan dapat
pembelajaran
memberikan
pengetahuan
mengenai
model-model
meningkatkan minat siswa. Adanya
pembelajaran
minat
guru mata pelajaran
siswa
pada
pembelajaran
dengan
kepada
seluruh
Sosiologi akan diwujudkan dengan usaha dan partipasi siswa yang akan berdampak positif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Bagi Guru sebaiknya: a. Guru hendaknya harus lebih
penelitian
kreatif dalam memilih model
tindakan kelas dengan menerapkan
ppembelajaran dan hendaknya
1. Setelah
melakukan
pembelajaran
metode
model
pembelajaran
yang
kooperatifStudent
Team
diterapkan sesuai dengan materi
Achievement
maka
yang diajarkannya. Sehingga
Divisions,
peneliti memberikan beberapa saran
model
pembelajaran
yang
bervariasi akan memunculkan
13
rasa ketertarikan siswa yang
center.,
memudahkan
meningkatkan minat dan hasil
proses
pemahaman
maupun
sehingga
dapat
belajar bagi siswa.
penguasaan konsep pada siswa.
Bagi Siswa
Sehingga akan mendapatkan
Siswa hendaknya ikut berperan aktif
hasil belajar yang baik dan
dalam proses pembelajaran, dan
optimal.
selalu mengerjakan tugas-tugas yang
b. Guru sebaiknya harus lebih mempersiapkan diri sebelum proses hendaknya
pembelajaran harus
dan
mengubah
dari teacher center ke student
diberikan oleh guru. Selain itu agar mendapatkan hasil belajar
yang
optimal,
harus
siswa
juga
meningkatkan usaha belajarnya.
14
Daftar Referensi Suprijono, A. 2012. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Anwar, K. & Harmi, H. 2011. Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: Alfabeta. Huda, M. 2012. Cooperative Learning: Metode, Teknik, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
PERSETUJUAN
Jurnal yang berjudul PENERAPAN MODEL KOOPERATIF METODE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS) UNTUK PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI BAGI SISWA KELAS X.2 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ini telah disetujui sebagai syarat ujian Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta