PR OGRAM KREA TIFITAS MAHASISWA “Judul” PE LATIHA N PEMBUATAN “BIOGAS” LIMBAH CAIR INDU STRI TAHU SEBAGAI PENDUKUNG BERKE MBANGNYA EKONOMI DI DESA KRAJAN, MOJOSONGO, JEBRE S ( SURAKARTA) PR OPOSAL PENGABDIAN MASYARA KAT DISUSUN OLEH : Krisnawan SR
: K2508060
FAKUL TAS KE GURUAN DAN IL MU PE NDIDIKAN UNIVERSITAS SE BE L AS MARE T SURAKARTA 2009 Judul
:
PELATIHAN PEMBUATAN
LIMBAH
CAIR
INDUSTRI
TAHU
“BIOGAS” SEBAGAI
PENDUKUNG BERKEMBANGNYA EKONOMI DI DESA
KRAJAN,
SURAKARTA)
MOJOSONGO,
JEBRES
(
1. Bidang kegiatan 2. 3. Bidang Ilmu 4. Ketua Pelaksana 5. Nama lengkap 6. NIM 7. Jurusan 8. Universitas 9. Alamat Rumah 10. 11. No. Telp 12. Anggota Pelaksana kegiatan 13. Dosen pendamping 14. Nama Lengkap
: PKMM : Pendidikan
: : : : :
Krisnawan Suko Raharjo K2508060 P. Teknik Mesin UNS Ds. Kismoyoso, Rt3/Rw10, Ngemplak, Boyolali
: 085647415235 : 3 orang :
15. NIP
:
16. Biaya kegiatan Total 17. DIPA Jangka waktu Program
: Rp. 1.500.000,00 : Rp 5 bulan
HALAMAN PE NGE SAHAN
Surakarta, 5 Mei 2009 Menyetujui, Ketua Jurusan PTK
Drs. Saiful Bachri, M.Pd NIP : 131 642 340 Pembantu Rektor III UNS
ketua
Krisnawan SR NIM : K2508060 Dosen Pembimbing
Drs. Dwi Tiyanto, S.U NIP:132 206 598
_______________
USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA 1. JUDUL PROGRAM “PELATIHAN PEMBUATAN “BIOGAS”
LIMBAH CAIR INDUSTRI
TAHU SEBAGAI PENDUKUNG BERKEMBANGNYA EKONOMI DI DESA KRAJAN, MOJOSONGO, JEBRES ( SURAKARTA)”.
LATA R BE LAKANG MASALAH Desa Krajan merupakan sebuah desa kecil di daerah Jebres. Kebanyakan penduduknya adalah kalangan menengah kebawah yang kebanyakan bermata pencaharian sebagai buruh pengolah berbagai macam produk hasil kedelai. Desa ini secara geografis terletak di daerah tengah kota solo. Sehingga desa ini termasuk desa yang dengan klasifikasi mata pencaharian daerah industri kecil dan menengah. Tahu merupakan makanan tradisional kebanyakan masyarakat dijawa. Selain harganya murah cara pembuatannyapun cukup mudah. Namun limbah yang dihasilkan dari proses ini cukup mencemari lingkungan dikarenakan bau yang ditimbulkan dan berbagai penyakit akibat pembuangan limbah yang kurang memperhatikan aspek lingkungan. Seiring dengan perkembangan zaman limbah tahu padat mulai digunakan untuk dujadikan produk olahan tempe dan makanan
ternak namun untuk limbah cair masih sulit diupayakan. Pemaparan di atas merupakan acuan untuk melakukan pemanfaatan limbah cair tahu. Dimana sebagian besar limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu adalah cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut air dadih. Cairan ini mengandung kadar protein yang tinggi dan dapat segera terurai. Limbah cair ini sering dibuang secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga menghasilkan bau busuk dan mencemari sungai. Sumber limbah cair lainnya berasal dari pencucian kedelai, pencucian peralatan proses, pencucian lantai dan pemasakan serta larutan bekas rendaman kedelai. Jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuat tahu kira-kira 15-20 l/kg bahan baku kedelai, sedangkan bahan pencemarnya kira-kira untuk TSS sebesar 30 kg/kg bahan baku kedelai, BOD 65 g/kg bahan baku kedelai dan COD 130 g/kg bahan baku kedelai (EMDI & BAPEDAL, 1994). Pada industri tempe, sebagian besar limbah cair yang dihasilkan berasal dari lokasi pemasakan kedelai, pencucian kedelai, peralatan proses dan lantai. Karakter limbah cair yang dihasilkan berupa bahan organik padatan tersuspensi (kulit, selaput lendir dan bahan organik lain) (Darmono, 2001). Industri pembuatan tahu dan tempe harus berhati-hati dalam program kebersihan pabrik dan pemeliharaan peralatan yang baik karena secara langsung hal tersebut dapat mengurangi kandungan bahan protein dan organik yang terbawa dalam limbah cair. Kunci untuk mengurangi pencemaran adalah mencegah bahan-bahan yang masih bermanfaat terbawa limbah cair. Larutan bekas pemasakan dan
perendaman dapat didaur ulang kembali dan digunakan sebagai air pencucian awal kedelai. Perlakuan hati-hati juga dilakukan pada gumpalan tahu yang terbentuk dilakukan seefisien mungkin untuk mencegah protein yang terbawa dalam air dadih (EMDI & BAPEDAL, 1994). Perombakan (degradasi) limbah cair organik akan menghasilkan gas metana, karbondioksida dan gas-gas lain serta air. Perombakan tersebut dapat berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Pada proses aerobik limbah cair kontak dengan udara, sebaliknya pada kondisi anaerobik limbah cair tidak kontak dengan udara luar (Sugiharto, 1987). Biasanya biogas dibuat dari limbah peternakan yaitu kotoran hewan ternak maupun sisa makanan ternak, namun pada prinsipnya biogas dapat juga dibuat dari limbah cair. Biogas sebenarnya adalah gas metana (CH4 ). Gas metana bersifat tidak berbau, tidak berwarna dan sangat mudah terbakar. Pada umumnya di alam tidak berbentuk sebagai gas murni namun campuran gas lain yaitu metana sebesar 65%, karbondioksida 30%, hidrogen disulfida sebanyak 1% dan gas-gas lain 3
3
dalam jumlah yang sangat kecil. Biogas sebanyak 1000 ft (28,32 m ) mempunyai nilai pembakaran yang sama dengan 6,4 galon (1 US gallon = 3,785 liter) butana atau 5,2 gallon gasolin (bensin) atau 4,6 gallon minyak diesel. Untuk memasak 3
pada rumah tangga dengan 4-5 anggota keluarga cukup 150 ft per hari. Proses dekomposisi limbah cair menjadi biogas memerlukan waktu sekitar 8-10 hari. Proses dekomposisi melibatkan beberapa mikroorganisme baik bakteri maupun jamur, antara lain : 1. Bakteri selulolitik
Bakteri selulolitik bertugas mencerna selulosa menjadi gula. Produk akhir yang dihasilkan akan mengalami perbedaan tergantung dari proses yang digunakan. Pada proses aerob dekomposisi limbah cair akan menghasilkan karbondioksida, air dan panas, sedangkan pada proses anaerobik produk akhirnya berupa karbondioksida, etanol dan panas. 1. Bakteri pembentuk asam Bakteri pembentuk asam bertugas membentuk asam-asam organik seperti asamasam butirat, propionat, laktat, asetat dan alkohol dari subtansi-subtansi polimer kompleks seperti protein, lemak dan karbohidrat. Proses ini memerlukan suasana yang anaerob. Tahap perombakan ini adalah tahap pertama dalam pembentukan biogas atau sering disebut tahap asidogenik. 1. Bakteri pembentuk metana Golongan bakteri ini aktif merombak asetat menjadi gas metana dan karbondioksida. Tahap ini disebut metanogenik yang membutuhkan suasana yang anaerob, pH tidak boleh terlalu asam karena dapat mematikan bakteri metanogenik. Dengan potensi yang ada, baik di tinjaun dari kadaan penduduknya dan manfaat pengolahan hlimbah cair tahu. Maka kami bermaksud untuk mengadakan pelatihan pembuatan biogas dari
limbah
cair tahu untuk mendukung
perkembangan ekonomi dan pemanfaatan limbah di desa krajan .
1. PE RUMUSAN MASAL AH 2. Bagaimana penyelenggaraan pelatihan pembuatan “Biogas” dari limbah cair tahu di desa krajan? 3. Bagaimana proses pembuatan “Biogas” dari limbah cair tahu?
4. Bagaimana masyarakatmampumengolah limbah cairtahusehingga menghasilkan biogas dengan harga yang terjangkau ? 5. Bagaimana msyarakat dapat memanfaatkan “Biogas” secara maksimal dan efektif?
6. TUJUAN PROGRAM 7. Menyelenggarakan pelatihan pembuatan “Biogas” dari limbah cair tahu di desa krajan. 8. Mengetahui proses pembuatan “Biogas” dari limbah cair tahu. 9. Memberikan wawasan dan inovasi pemasaran “Biogas” kepada masyarakat di desa krajan mojosongo.
1. LUARAN YANG DIHARAPA KAN 2. Jangka pendek 3. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat sasaran tentang pemanfaatan limbah cair tahu. 4.
Terbentuknya kompor berbahan bakar biogas di masyarakat
1. Jangka panjang 2.
Munculnya produk olahan limbah cair tahu yang dapat memiliki nilai ekonomis
3.
Terbentuknya unit usaha pembuatan biogas sebagi energi alternatif pengganti
bahan bakar minyak bumi 4.
Membentuk hubungan kerjasama yang berkesinambungan antara pihak UNS
dengan masyarakat sasaran sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat dalam kerangka Tri dharma perguruan tinggi
1. KEGUNAAN PROGRAM 2.
Masyarakat sasaran memperoleh pengetahuan dan bekal ketrampilan dalam
pengolahan limbah tahu menjadi biogas 3. Masyarakat sasaran akan mendapatkan nilai tambah dari pengolahan limbah cair tahu 4. Memunculkan peluang usaha baru bagi masyarakat sasaran untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya dengan cara menciptakan dan memperluas lapangan kerja produktif melalui pemberdayaan potensi yang di miliki. 5. Mewujudkan peranan perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan mengentaskan kemiskinan dalam bingkai Tri dharma perguruan tinggi
1. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN Desa krajan merupakan desa kecil yang berada ditengah kawasan perkotaan di daerah Mojosongo, Surakarta. Kebanyakan penduduk didesa ini bermata pencaharian sebagai pengolah berbagai makan hasil olahan kedelai seperti tahu dan tempe. Berbagai macam produk olahan yang dihasilkan disini, sehingga dapat dikatakan desa ini memilki potensi yang sangat strategis untuk dijadikan daerah penghasil biogas
dari
limbah
tahu.
Untuk
pengolahan
tahu
masyarakat
masih
menggantungkan pada limbah hasil olahan kayu, sehingga sangat sesuai andaikan mereka menggunakan biogas karena dengan penggunaan biogas ini masyarakat desa dapat menekan biaya produksi pembuatan tahu. Apalagi dengan semakin
tingginya harga BBM membuat semakin dibutuhkannya biogas sebagai energi alternatif yang hemat biaya dan ramah lingkungan.
1. METODE PE LAKSANAAN PROGRAM Kegiatan
pelatihan pembuatan ini di rencanakan bertempat di balai desa
Mojosongo. Alasan pemilihan tempat tersebut adalah letaknya sangat strategis berada di tengah desa sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat. Selain itu tempat nya nyaman dekat dengan sarana dan prasarana serta ditinjau dari kapasitasnya. Balai desa mampu menampung masyarakat dengan jumlah yang banyak. Ada beberapa tahapan pelaksanaan kegiatan ini, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Survay dan focus group discussion Tahap ini di awali dengan pengenalan medan. Khususnya desa Krajan, Mojosongo. Memantau sejauhmana potensi yang di miliki masyarakat dan pengenalan karakter masyarakat. Selain itu tahap pengenalan medan maupun objek secara sekilas di teruskan dengan seleksi sederhana terkait dengan kebutuhan yang di perlukan warga masyarakat dalam mendukung terlaksananya program ini
1. Perizinan, persiapan alat dan bahan Tahap selanjutnya setelah kita sudah mengenal medan dan karakter masyarakat secara sekilas, maka tem yang akan mengadakan pelatihan harus melakukan
prosedur perizinan. Dengan memasukan surat ke Kapolsek, kepala desa serta masyarakat setempat.
1. Pelatihan Tapan ini adalah tahap action, diawalai dengan pengenalan serta pemahaman terkait dengan manfaat dari biogas, maka tahap selanjutnya adalah praktek pengolahan limbah tahu menjadi biogas. Dimana fenomenanya, masyarakat yang hadir dalam acara pelatihan tersebut di bagi menjadi 3 kelompok. Masing – masing kelompok akan bersimulasi dalam proses pembuatan biogas.
1.
Pembuatan laporan
Tahap
terahir
adalah
pembuatan
laporan
kegiatan
sebagai
bukti
pertanggungjawaban atas pengabdian yang telah dilakukan kepada masyarakat.
1. JADWAL KE GIATAN PROGRAM No.
Jenis kegiatan
Jangka waktu Bulan 1
1 Survai lapangan dan focus group discussion
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
Bulan 5
1-4
2 Perizinan, persiapan alat dan bahan
1-2
3 Koordinasi
1-2
4 Pelatihan (teori dan praktek)
3-4
5 Orientasi Produk
1-4
6 Pembuatan Proposal
1-3
NAMA DAN BI
L. BIODATA KE TUA SER TA ANGGOTA 1. Ketua pelaksana 2. Nama
: Krisnawan SR
3. NIM
: K2508060
4. Fakultas/ program studi
: FKIP/ PTM
5. Perguruan tinggi
: UNS
6. Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam / Minggu
1. Anggota pelaksana 2. Nama
:
3. NIM
:
4. Fakultas/ program studi
:
5. Perguruan tinggi
: UNS
6. Waktu untuk kegiatan PKM : 7. Anggota pelaksana 8. Nama
:
9. NIM
:
10. Fakultas/ program studi
:
11. Perguruan tinggi
: UNS
12. Waktu untuk kegiatan PKM :
1. NAMA DAN BIODATA DOSE N PENDAMPING
1. Nama
:
2. Golongan Pangkat
:
3. Jabatan fungsional
:
4. Fakultas
:
5. Perguruan tinggi
: Universitas Sebelas maret
6. Bidang Keahlian
:
1. BIAY A BIAYA BAHAN BAKU 250 Liter limbah cair tahu
: Rp. 20.000,00
25 Liter starter dari EM4
: Rp. 25.000,00
air 10 liter,
: Rp. 15.000,00
BIAYA TIDAK LANGGSUNG 2 Kompor
: Rp. 200.000,00
5 Ember
: Rp.
25.000,00
Baskom
: Rp.
40.000,00
2 Drum Kaleng
: Rp. 100.000,00
ADMINISTRASI Proposal
: Rp.
108.000,00
Tinta printer
: Rp .
30.000,00
Kertas HVS
: Rp.
25.000,00
TRANSPORTASI 4 x @ 50.000
; Rp. 200.000,00
DOKUMENTASI
: Rp.
80.000,00
konsumsi @ 5000 x2 x4
: Rp.
40.000,00
snack warga @ 5000 x 50
: Rp.
250.000,00
Total
: --------------
CARA PEMBUATAN 1. Pembuatan starter
Starter dibuat dari EM4 sebanyak 10 liter dan dimasukkan ke dalam limbah cair industri tahu dan tempe sebanyak 100 liter. Kemudian difermentasi selama 3-4
hari. Proses fermentasi berlangsung secara anaerobic sehingga diperlukan tangki yang kedap udara. 1. Fermentasi limbah cair menjadi biogas Diperlukan 2 bangunan yaitu : tangki pencerna atau tangki fermentasi dan tangki metana. Tangki pencerna berbentuk persegi atau silindris yang terbuat dari bahan kedap air dan udara. Ukuran tangki pencerna tergantung jumlah limbah cair yang akan difermentasi (biasanya seukuran 250 liter). Tangki gas juga harus kedap air dan udara. Umumnya tangki gas dibuat dari logam dan dimasukkan ke dalam tangki pencerna untuk menampung gas metana. Tutup tangki gas terdapat pipa yang dilengkapi kran untuk mengeluarkan gas metana. Limbah car industri tahu dan tempe dimasukkan ke dalam tangki pencerna sebanyak 250 liter. Kemudian ditambahkan starter sebanyak 25 liter, kemudian difermentasi selama 8 – 10 hari. Tangki fermetasi dihubungkan dengan tangki gas dengan selang sehingga jika terbentuk gas akan langsung masuk ke tangki gas. 1. Uji Produk di lapangan Biogas yang dihasilkan diujicobakan yaitu digunakan untuk memasak. Kompor yang digunakan adalah kompor khusus yang terbuat dari kaleng biskuit. Efektifitas biogas kemudian diukur.
DAF TAR REF ERE NSI
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran : Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. UI Press, Jakarta.
EMDI dan BAPEDA L. 1994. Limbah Cair Berbagai Industri Di Indonesia: Sumber, pengendalian dan baku Mutu. Project of the Ministry for the Environment, Republic of Indonesia and Dalhousie Univ ersity, Canada.
Sugiharto. 1987. Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah. UI-Press, Jakarta.
1. LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA PELAKSANA Nama Lengkap : Kawan Suko Raharjo TTL
:
Boyolali, 7 April 1991
Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Fak/Jur/Prodi/Angkt
:
FKIP / PTK/PTM/2008
Email / web
:
[email protected]
Alamat Rumah
:
Ds. Kismoyoso Rt 03 Rw 10 kec Ngeplak Kab Boyolali
Kos
:
-
No telepon
:
085647415235
Cita-cita Pribadi
:
Menjadi orang yang selalu bermanfaat
Nama Orang Tua Ayah
:
Ibu
:
Pekerjaan Orang Tua Ayah Ibu
Pengalaman organisasi
: :
;
1. Pimred Buletin Al-Firdaus SMAN 6 Surakarta 2006
2. Anggota PKS SMAN 6 Suakarta 2006 3. Anggota FAROIS Surakarta 2006 4. Kabid Jurnalistik ROHIS SMAN 6 Surakarta 2007 5. Anggota MPK SMAN 6 Surakarta 2008 6. Staf Syi’ar SKI FKIP UNS Wil. Pabelan 2009 7. Staf Kastrat KAMMI Soyyub UNS 2009 8. Anggota Bid. Infokom HMJ PTK 2009 9. Anggota Div.Iptek Badan Intra Angkatan FKIP 08’ 10. Staf Dept. Kajian & Penelitian LSP FKIP 2009 Pelatihan – pelatihan yang pernah di ikuti ; 1. AMT 2. Pelatihan ICT 3. Training penelitian. Surakarta, 7 Mei 2009
Krisnawan SR
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PELAKSANA II
Nama Lengkap
:
TTL
:
Jenis Kelamin
:
Fak/Jur/Prodi/Angkt
:
Email / web
:
Alamat Rumah
:
Kos
:
No telepon
:
Cita-cita Pribadi
:
Nama Orang Tua Ayah
:
Ibu
:
Pekerjaan Orang Tua Ayah Ibu Pengalaman organisasi
: : ;
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PELAKSANA III
Nama Lengkap :
NIM :
TTL :
Fak/Jur/Prodi/Angkt :
Universitas :
Alamat Rumah :
Riwayat Pendidikan
Pengalaman Organisasi
BIODATA DOSEN PEMBIMBING
Nama lengkap
;
Jabatan
:
Nip
:
TTL
:
Jenis kelamanin
:
Alamat Rumah
:
Telp
:
Fakultas/ program
;
Bidang keahlian
: