FAKULTAS ILMU REKAYASA PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
PERANCANGAN VISUAL BRANDING T-TA PARAMADINA GOES TO MACAU DALAM EVENT INTERNATIONAL DANCE FESTIVAL 2014
JURNAL ILMIAH
Disusun Oleh: ARUMDARI NURGIANTI 211000002
JAKARTA 2014 i
BIODATA PENULIS
Nama
: Arumdari Nurgianti
Tempat & Tanggal Lahir
: Sukabumi, 07 Mei 1993
NIM
: 211000002
Program Studi
: Desain Komunikasi Visual
Jenjang
: Strata 1
ii
ABSTRAK Universitas Paramadina Program Studi Desain Komunikasi Visual 2014. Arumdari Nurgianti/211000002. Perancangan Visual Branding T-Ta Paramadina Goes To Macau dalam Event International Dance Festival 2014. Jumlah Halaman:17, Jumlah Tabel:0, Jumlah Gambar:19, Jumlah Lampiran:1. T-ta Paramadina (Student Organization of Traditional Dance and Music) will promoting the beauty of Indonesia, exactly the culture of Indonesia in International dance festival 2014 at Macau. For informing this program to others, team of T-ta made visual branding to create good communication in Indonesia and other country, the visual branding is about T-ta goes to Macau. This paper exactly to tell the visual design which has published, Writer using the kualitatif methode, which is to tell all of the visual design have been created and presented to others. The result of this visual branding are the respon of corporate’s to be sponsor, people’s know T-ta goes to Macau, good apperciating at social media etc, it’s all the result of visual branding. So that, the conclusion is every event such as cultural mission, there is many information about T-ta goes to Macau programs must be send to others, so visual is one of the most important aspect to make identity and communication process. Kata Kunci : Visual Branding, T-ta Goes to Macau, International Dance Festival 2014. Daftar Pustaka : Jumlah Pustaka:8 tahun 2001 s.d 2013.
iii
1
PENDAHULUAN “We are not professional dancer, but we dance like a professional”, itulah kalimat yang dijadikan tagline T-ta Paramadina, organisasi mahasiswa yang menyadari pentingnya dunia seni tari, bersama T-ta mahasiswa sedikit demi sedikit memahami seni tari, menampilkan dan mengetahui bagaimana cara mengembangkannya. Semangat itulah yang membuktikan kecintaan T-ta Paramadina terhadap seni tari, khususnya seni tari Indonesia. Kita bukanlah mahasiswa seni tari dan seniman dibidang tari, tetapi kita berasal dari bidang yang berbeda namun kita memiliki visi yang sama yaitu terus menari dengan hati, tunjukan indahnya budaya Indonesia. Melalui visi tersebut T-ta Paramadina menjalankannya melalui misi bersama, salah satunya dengan Misi Budaya di ajang International Dance Festival. T-ta Paramadina bekerja sama dengan organisasi IOV (Organisasi penyelenggara festival internasional) telah banyak menjalankan misi budaya seperti T-ta Goes to Poland, Prancis, Spanyol, Portugal, Dubai dan untuk tahun 2014 T-ta Paramadina diberi kesempatan untuk menjalankan misi budaya di Asia yaitu di Macau. Program misi budaya tersebut adalah sebuah perjuangan untuk T-ta dalam mencari dana pada perusahaan, fundraising, berorganisasi hingga menyelenggarakan malam gelar pamit pra-keberangkatan, semua itu tak lepas dari dukungan teman mahasiswa, kampus dan pihak-pihak yang juga peduli pada budaya Indonesia. Disetiap program misi budaya T-ta Paramadina membuat branding agar program tersebut memiliki identitas dan karakter yang diterapkan secara integrasi dan diselenggarakan dengan baik. Adapun branding tersebut dilakukan dengan membuat brand name, struktur organisasi, visual branding dsb. Aspek yang termasuk pada piranti ini yaitu branding sebagai organisasi. “difokuskan pada atribut-atribut organisasi seperti inovasi, kepedulian
terhadap
lingkungan
yang
diciptakan
masyarakat;
budaya,
nilai
dan
program.”(Susanto dan Himawan, 2004, 90). Dalam jurnal ilmiah ini penulis hanya akan memaparkan mengenai visual branding karena visual branding merupakan job desk yang penulis kerjakan untuk program misi budaya tersebut. Perancangan visual branding ini bertujuan untuk mendukung proses komunikasi T-ta dalam menjalankan misinya. Membantu memperkenalkan misi budaya dengan identitas visual, memfasilitasi divisi sponsorship dalam pengajuan proposal, memfasilitasi anggota tim misi dalam perancangan marchendise sebagai identitas tim dari Indonesia. Mendukung pihak humas dan media sosial dalam promosi kegiatan dan malam gelar pamit. Semua itu terintegrasi dalam visual branding.
2
Manfaat perancangan visual branding tersebut adalah sebagai bentuk usaha dalam membuat identitas tim Indonesia yang akan dikenalkan di ajang festival internasional, Tim misi T-ta berusaha untuk menjadi tim yang profesional dalam berhubungan dengan pihak lain, sehingga visual branding disini menjadi salah satu cara T-ta untuk berusaha profesional. PEMBAHASAN Dalam perancangan visual branding Tim misi T-ta Paramadina Goes to Macau bermula dari sebuah identitas visual/ logo, elemen estetis kemudian master desain yang akan diaplikasikan pada beberapa media, diantaranya proposal pengajuan sponsorship, paket machendise pin, id card dan promosi malam gelar pamit. 1. Logo Logo dijadikan sebagai sarana merepresentasikan pesan yang akan disampaikan. “Logo mencerminkan citra untuk dipahami dan dihargai dan sagat membantu memberikan brand pada event, logo juga berfungsi untuk mengamankan merk.” ( Leonardo, 2006, 206). Berikut desain logo yang telah dirancang dan dipublikasikan :
Gambar 1.1. Logo T-ta Goes to Macau Konsep 1.1.Icon Icon yang terdapat pada logo T-ta goes to Macau berasal dari penyederhanaan menara yang menjadi khas dari negara Macau. Penyederhanaan tersebut melalui kajian bentuk dari menara Macau, dimana menara Macau adalah landmark yang kemudian disebut sebagai icon yang nantinya tim misi budaya akan mencapai mimpinya menginjakan
3
kaki untuk memperkenalkan budaya Indonesia di Macau. Dilakukan kajian bentuk dari menara tersebut, ternyata setelah digali, jika hanya menggunakan outline dari bentuk tersebut selain nilai estetisnya lebih tinggi, menara Macau akan terlihat indah dimalam hari ketika lampu disekitar outline menara tersebut dinyalakan, malam hari adalah waktu dimana tim misi akan menampilkan tari dan musik khas Indonesia. Maka dari itu outline yang berasal dari bentuk menara dengan hiasan lampu menjadi saksi tim Indonesia dalam mempromosikan budaya Indonesia.
Gambar 1.2. Proses Penyederhanaan Icon
1.2.Logotype Font yang digunakan pada logo T-ta Goes to Macau adalah Philosopher, font ini memiliki aksentuasi disetiap hurufnya, dimana aksentuasi tersebut melambangkan satu misi yang sama untuk budaya Indonesia, misi tersebut diperjuangkan sama-sama oleh tim misi untuk bisa menggapainya. “Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif.” (Danton, 2001, 58).
Bidang yang tipis merupakan simbol bahwa perjuangan tim T-ta berawal dari usaha kecil, kemudian dianjutkan dengan usaha yang besar (ditandai oleh bidang besar) semua perjuangan itu tak lain untuk menuju misi bersama.
Misi Bersama
Gambar 1.3. Karakteristik dan Makna dari Logotype
4
Gambar 1.4. Font Philosopher 1.3.Warna Warna yang diguanakan yaitu orange dan coklat, dimana orange mewakili warna menara Macau ketika malam hari. “Orange dalam psikologis memiliki makna Muda, Kreatif, Keakraban, Dinamis, Persahabatan... Menebarkan energi, menghanagatkan hati, memancarkan keceriaan.” (Anne, 2007, 41) . “Coklat merupakan warna yang mencerminkan tradisi, segala seusatu yang berbau kebudayaan, visualisasi yang erat dengan khas klasik, dan keindahan bangunan tua.” (Anne, 2007, 46)
Gambar 1.5. Identitas Warna Logo 2. Master Desain Konsep master desain juga memanfaatkan bentuk menara Macau, dengan memanfaatkan ruang kosong dengan foto-foto T-ta ketika sedang menari. Hal tersebut bertujuan untuk memeprlihatkan bagaimana semangat T-ta ketika menari dengan hati, senyum dan ekspresi ketika menari diperlihatkan pada master desain. Aplikasi master desain ini ada dua macam untuk media portrait dan landscape.
5
Gambar 1. 6. Master Desain 3. Elemen estetis Elemen estestis yang digunakan yaitu hasil kolaborasi dari motif batik khas Indonesia yang berasal dari Aceh dan Betawi, karena dua daerah tersebut adalah daerah yang akan diwakili tim misi untuk dikenalkan di ajang festival internasional melalui tarian yaitu Saman dari Aceh dan Kembang Rumpi dari Betawi, menggunakan teknis yang disederhanakan menggunakan outline dengan pengaturan opacity.
Gambar 1.7. Elemen Estetis
6
4. Typeface Menggunakan font Din Pro karena merupakan font yang sering digunakan organisasi T-ta dalam segi visual dan administrasi. Din Pro memiliki tingkat keterbacaan yang baik untuk body teks, jika dilihat dengan ukuran 8 maka font Din Pro masih bisa terbaca.
Gambar 1.8. Font Din Pro
Gambar 1.9. Hubungan karakterisitik antara logotype dan typeface
7
5. Typeface Tagline Untuk tagline T-ta Goes to Macau terbagi menjadi dua, tagline umum : “Embracing the worlds diversity with spirit of Indonesia young dancers”dan tagline untuk malam gelar pamit pra-keberangkatan tim misi : “Ekspresi cinta nusantara dalam sentuhan musik dan tari”. Kedua tagline tersebut menggunakan font jenis script agar tagline ini menjadi kalimat pokok dari setiap pesan yang akan disampaikan oleh tim misi budaya, font yang digunakan yaitu Pristina, font ini mewakili pesan tim misi yaitu penari muda yang semangat, lincah dan tak lupa untuk terus tersenyum setiap menari.
1.10. Font Pristina 6. Aplikasi pada Media 6.1.Proposal
8
Gambar 1.11. Proposal T-ta Goes to Macau 6.1.1. Konsep Cover menggunakan master desain untuk aplikasi portrait, elemen estetis menggunakan warna-warna yang telah ditentukan untuk elemen estetis, isi menggunakan layout dengan memanfaatkan ruang persegi, agar konten yang yang banyak dapat di sampaikan dengan efektif. Elemen estetis dan body teks menggunakan warna putih karena konten menggunakan background berwarna yaitu orange. 6.1.2. Placement Proposal T-ta Goes to Macau dirancang untuk memfasilitasi pihak sponsorship dalam pencarian dana dan media partner pada pihak-pihak tertentu yang telah disepakati tim misi budaya.
9
6.2.Marchendise Pin
Gambar 1.12. Pin 6.2.1. Konsep Tujuan dari perancangan pin ini yaitu sebagai tanda pengenal nama masing-masing tim misi budaya, sehingga point of view dari desain adalah nama dari masing-masing tim misi. Elemen estetis berwarna putih digunakan pada background pin berwarna orange. 6.2.2. Placement. Pin digunakan selama festival berlangsung di Macau.
6.3.ID Card
Gambar 1.13. ID Card
10
6.3.1. Konsep ID Card dirancang sebagai pengingat anggota tim misi untuk proses check in dan check out hotel di Macau, sehingga point of view lebih ditekankan pada nama tim misi kemudian list jadwal diletakan dibawah nama agar list tersebut dapat cepat dilihat. 6.3.2. Placement ID Card digunakan tim misi selama perjalanan festival berlangsung sebagai reminder masuk dan keluar dari hotel. 6.4.Promosi Gelar Pamit Promosi bertujuan untuk memperkenalkan juga mempengaruhi banyak orang orang untuk tertarik pada event malam gelar pamit sebagai malam pra-keberangkatan tim misi dari Indonesia. “Promosi merupakan penggerak untuk menumbuhkan ketertarikan terhadap upaya Anda.” (Leonardo, 2006, 51) 6.4.1. Poster
Gambar 1.14. Poster
11
6.4.1.1. Konsep Konsep desain pada poster promosi gelar pamit ini yaitu menggunakan master desain dengan elemen estetis, konten berisikan informing mengenai tema, waktu dan contact person dari malam gelar pamit tersebut. 6.4.1.2. Placement Poster ini di promosikan pada kampus-kampus yang mempunyai UKM dibidang seni tari, mading kampus paramadina, media sosial dan disekitar gedung tempat tim misi menari. 6.4.2. Spanduk
Gambar 1.15. Spanduk 6.4.2.1. Konsep Spanduk didesain sebagai promosi event sama halnya dengan poster, akan tetapi spanduk tidak dicetak dengan jumlah yang banyak. Menggunakan master desain landscape. 6.4.2.2. Placement Spanduk diletakan pada halaman depan kampus paramadina dan pintu masuk gedung pertunjukan Bulungan sebagai tempat tim misi menari. 6.4.3. Tiket
Gambar 1.16. Tiket
12
6.4.3.1. Konsep Tiket didesain menggunakan master desain portrait, tiket didesain untuk pemesanan kursi penonton di Bulungan. Sehingga informasi yang disampaikan sama halnya dengan poster dan spanduk ditambah dengan harga tiket. 6.4.3.2. Placement Tiket di jual oleh dvisi ticketing melalui media sosial dan secara langsung. 6.4.4. Program Book
Gambar 1.17. Program Book
13
Gambar 1.18. Modifikasi elemen estetis untuk bentuk foto
Bentuk yang dimanfaatkan untuk visual foto tarian adalah berasal dari penyederhanaan elemen estetis yang dinamis, bermakna bahwa tari yang dipelajari oleh tim misi akan terus dikembangkan lebih kreatif menyesuaikan perkembangan zaman akan tetapi tidak melupakan dasar budaya/pakem dari tarian tersebut. Sehingga bentuk bidang untuk memperlihatkan jenis tarian berbeda dengan cover, karena cover lebih ditujukan untuk memperlihatkan identitas dari T-ta Goes to Macau yang berasal dari bentuk land mark Macau yang telah disederhanakan. 6.4.4.1. Konsep Program book dirancang untuk menginformasikan jenis tarian yang akan ditampilkan di ajang festival internasional beserta deskripsinya, nama-nama tim misi, sponsor dan media partner. Warna yang digunakan untuk background yaitu dari warna elemen estetis. Bentuk foto adalah hasil cliping mask dengan bentuk elemen estetis agar ada kesinambungan bentuk antar keduanya. 6.4.4.2. Placement Program Book ini dibagikan ketika tamu undangan akan memasuki tempat pertunjukan.
14
6.4.5. Kartu Panitia
Gambar 1.19. Kartu Panitia 6.4.5.1.
Konsep
ID Card ini dirancang sebagai tanda pengenal ketika event malam gelar pamit berlangsung, desain hanya menampilkan headline dan elemen estetis karena ID Card ini lebih fokus untuk memperlihatkan nama dan job desk panitia. 6.4.5.2.
Placement
ID Card ini digunakan untuk panitia selama event malam gelar pamit berlangsung.
15
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Dalam menjalankan setiap program, T-ta Paramadina tak lepas dari branding, dimana aspek komunikasi, struktur organisasi, sistem kerja, visualisasi menjadi piranti yang ada dalam branding tersebut. Visual Branding merupakan salah satu yang diandalkan oleh Tta goes to Macau karena visualisasi tersebut adalah sebagai sarana dan pendukung dalam aspek komunikasi dan representasi program tersebut. Dalam segi identitas yang dirancang melalui visual dijadikan sebagai khas tim misi budaya dari Indonesia di kancah internasional, dan visual dalam aspek komunikasi sebagai fungsi promosi untuk memperkenalkan semangat penari muda dalam mencintai budaya dan ikut memperkenalkannya di kancah internasional. 2. Saran Dalam melestarikan budaya Indonesia, semangat terus berkreasi takkan pernah pudar dalam diri penari-penari muda yaitu T-ta Paramadina. Saran kedepannya untuk misi budaya selanjutnya T-ta lebih kreatif untuk menjalankan misi budaya baik itu dari segi cara komunikasi, pencarian sponsor, pembagian organisasi, ide kreatif pencarian dana dan tentunya dari segi visual branding.
16
DAFTAR PUSTAKA Astuti, FA.. (2009). “T-ta Paramadina”. Jakarta:Paramadina. Dameria, A. (2007). Basic Color. Jakarta: Link & Match Graphic. Hoyle, L. (2006). Event marketing. Jakarta:Penerbit PPM. Sihombing, D. (2001).Tipografi, Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama. Susanto, A.B. dan Wijanarko, H. (2004). Power Branding, Bandung:PT Mizan Publika. Sumber Elektronik Batik Indonesia. (2013). Batik Indonesia, dalam www.googleimage.com//batikiaceh. Batik Indonesia. (2013). Batik Indonesia, dalam www.googleimage.com//batikibetawi. Macau. (2013). Wynn-macau-s-performance, dalam www.googleimage.com//macau.
17
LAMPIRAN DOKUMENTASI T-TA GOES TO MACAU