FAKULTAS ILMU REKAYASA PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
NEWS PUBLISHING DALAM PEMULIHAN KRISIS PERUSAHAAN Insiden Pencemaran Teluk Meksiko Oleh British Petroleum
JURNAL GENAP 2013
Disusun Oleh : Rangganie Puspandya B. 207000364
Jakarta
Biodata Penulis
Nama
: Ranggani Puspandya
Tempat tanggal lahir
: Jakarta, 12 Juni 1988
NIM
: 207000364
Program Studi
: Desain Komunikasi Visual
Jenjang
: S1
ABSTRAK Universitas Paramadina Program Studi Desain Komunikasi Visual 2013
RANGGANI PUSPANDYA B. NEWS PUBLISHING DALAM PEMULIHAN KRISIS PERUSAHAAN INSIDEN PENCEMARAN TELUK MEKSIKO OLEH BRITISH PETROLEUM 54 halaman, 1 tabel, 7 gambar Perkembangan bisnis industri energi akhir-akhir ini semakin pesat. Hampir setiap perusahaan berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kualitas produk tidak lagi menjadi satu-satunya yang dapat mendongkrak penjualan. Nilai tambah perusahaan menjadi salah satu alasan konsumen memilih sebuah merek. Ledakan pada pengeboran lepas pantai perusahaan British Petroleum yang terjadi di Teluk Meksiko pada tahun 2010 lalu tidak hanya mengurangi nilai tambah yang dimiliki BP namun juga membuat buruk citra perusahaan. Banyaknya pihak yang dirugikan dan ekosistem alam yang terganggu membuat banyak pihak mengajukan tuntutan. Walaupun ledakan ini diidentifikasikan sebagai kecelakaan industri, namun masyarakat lokal dan dunia menyalahkan BP atas kejadian ini yang tentunya berakibat buruk bagi kelangsungan bisnis BP. Adanya persaingan bisnis yang semakin ketat dengan perusahaan-perusahaan besar seperti Exxon, Chevron, Shell dan perusahaan-perusahaan lainnya menjadi pesaing utama, tentunya keadaan ini sangat merugikan BP. Oleh karena itu BP perlu dengan segera memulihkan reputasinya di mata masyarakat. Kata Kunci : News publishing, Majalah, BP, British Petroleum, PR in Crisis, Teluk Meksiko, Mexican Gulf, Desain Daftar Pustaka : Jumlah Pustaka 16, Tahun 1993, 1998, 2002, 2003, 2006, 2007, 2009, 2010.
A. PENDAHULUAN British
Petroleum
(BP)
adalah
salah
satu
perusahaan
penyediaan energi terbesar di dunia yang berbasis di Inggris. Perusahaan ini menyediakan konsumennya dengan bahan bakar untuk transportasi, energi dari panas dan cahaya, servis retail, dan produkproduk petrokimia untuk barang-barang sehari-hari. Pada tanggal 20 April 2010 lalu perusahaan ini mengalami kecelakaan Industri yang menjadi pemberitaan dimana-mana. Kecelakaan Industri yang dialami BP adalah meledaknya fasilitas pengeboran lepas pantai yang terletak di Teluk Meksiko dan menyebabkan tumpahnya minyak ke laut Teluk Meksiko dan tidak hanya mencemari lautan namun juga daratan di sekitarnya, tepatnya di negara bagian Lousiana. Selain itu, tumpahan minyak juga mengancam eksistensi habitat di sekitarnya. Diantaranya hewan laut dan burung pelikan yang menjadi penghuni terbanyak area tersebut. Masyarakat sekitar juga mengalami dampak ledakan tersebut. Sebagian masyarakat yang biasanya pergi berwisata ke pantai di area tersebut tidak dapat melakukannya lagi karena area pantai dan laut sudah sangat tercemar. Pencemaran ini juga berdampak bagi masyarakat sekitar yang bermata pencahariannya dari laut. Air laut yang tercemar dan membunuh habitat laut membuat mereka kehilangan mata pencaharian mereka. Kejadian ini menjadi peristiwa yang cukup besar bagi rakyat Amerika. Presiden Barrack Obama mendapat beberapa kecaman dari masyarakat mengenai kejadian ini. Namun akhirnya kecamankecaman tersebut disambut langsung oleh Presiden Barrack Obama dengan berjanji memberikan penyelesaian terhadap dampak bencana ini dan turun langsung ke lapangan untuk meminimalisir dampak insiden tersebut. Presiden meminta BP untuk segera menanggulangi dampak dari insiden dan mengendalikan kepanikan masyarakat. B. PERMASALAHAN Setelah terjadinya kecelakaan tersebut, BP telah mengambil langkah cepat untuk memperbaiki citra perusahaan, diantaranya membersihkan area darat dan laut yang tercemar menggunakan
teknologi, memindahkan habitat yang eksistensinya terancam ke area konservatori di daerah Lousiana, mendirikan pusat pengajuan klaim, memberitakan setiap langkah-langkah positif yang dilakukan melalui press release, memaksimalkan fungsi website (, sampai mengganti CEO perusahaan. Sejauh ini langkah-langkah yang telah dilakukan BP telah memberikan bukti bahwa BP bertanggung jawab terhadap insiden yang terjadi atas nama perusahaannya, namun sayangnya sejauh ini langkah-langkah tersebut belum bisa mengembalikan citra BP sepenuhnya. Akibat dari banyaknya kerusakan lingkungan yang terjadi, BP mendapatkan banyak tuntutan untuk segera memperbaiki kerusakan. Banyak protes berdatangan dari berbagai negara terutama dari rakyat Amerika sebagai pihak yang merasa paling dirugikan. Protes-protes tersebut berupa tuntutan untuk memenuhi ganti rugi finansial masyarakat sekitar yang kehilangan pekerjaan dan tuntutan untuk perbaikan lingkungan. Akibat insiden ini, BP juga mengalami penurunan image perusahaan drastis yang berdampak langsung pada menurunnya kepercayaan masyarakat serta stakeholder terhadap Brand. Kepercayaan masyarakat terhadap brand merupakan hal yang sangat penting karena menyangkut loyalitas konsumen. Apabila loyalitas konsumen menurun maka akan berdampak pada menurunnya penjualan. Dalam hal ini stakeholder akan merasa investasinya terancam dan memungkinkan untuk menariknya. Oleh karena itu diperlukan langkah cepat dalam pemulihan reputasi perusahaan BP. C. TUJUAN PENELITIAN Mengembalikan citra baik perusahaan BP melalui news publishing, majalah perusahaan. D. METODE PENELITIAN Dikarenakan perlunya analisa mendalam mengenai permasalahan, penulis akan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif yang dilakukan adalah penelitian studi kasus yaitu studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan
berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu. Langkah-langkah analisis data pada studi kasus, yaitu: a. Mengorganisir informasi. b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode. c. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya. d. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori. e. Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain. f. Menyajikan secara naratif. (Bungin, 2007) E. TINJAUAN PUSTAKA a. Krisis Perusahaan “Crisis” berasal dari bahasa Yunani, yang berarti keputusan.
Laurence
Barton
mengatakan
krisis
selalu
mengandung unsur kejutan, ancaman rerhadap nilai-nilai penting dalam masyarakat, dan membutuhkan keputusan yang tepat (Rahman, 2007). Survey Fortune terhadap 500 CEO yang dikutip oleh Fink (Ferguson, 1999) menyebutkan sejumlah hal yang dapat menyebabkan timbulnya krisis, antara lain: i. Kecelakaan industri ii. Masalah lingkungan iii. Pemogokan dan masalah serikat pekerja iv. Hubungan dengan investor v. Penanganan konflik vi. Perseteruan perwakilan vii. Isu dan kebocoran media viii. Masalah peraturan pemerintah ix. Terorisme
x. Pertanggung jawaban atas penipuan dan penggelapan. Berdasarkan
survey
tersebut,
kasus
BP
dapat
dikategorikan kedalam krisis yang disebabkan oleh kecelakaan industri. Dalam menagani krisis, sikap menunjukan perasaan bertanggung jawab dan permintaan maaf kepada publik saja tidak cukup. Sejumlah langkah untuk mengembalikan citra dan reputasi korporat, juga merupakan hal penting. Langkah-langkah yang harus diambil: Identifikasi krisis Analisis Krisis Isolasi Krisis Pilihan Strategi Program pengendalian b. Company Social Responsibility (CSR) Akhir-akhir ini Company Social Responsibility (CSR) menjadi trending issue. Banyak perusahaan yang menyadari fungsi CSR tidak hanya sekedar kewajiban sosial perusahaan semata namun merupakan investasi jangka panjang. Ada beberapa pernyataan tentang CSR, diantaranya : xi. Menurut The World Bussines Council for Sustainable Development berkonstribusi
CSR
adalah
dalam
komitmen
bisnis
pembangunan
untuk
ekonomi
berkelanjutan, bekerja dengan karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas setempat (lokal) dan masyarakat secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup. xii. Menurut
Chambers
dalam
Iriantara,
CSR
adalah
melakukan tindakan sosial termasuk kepedulian terhadap lingkungan hidup, lebih dari batas-batas yang dituntut peraturan undang-undang.
xiii. Menurut Trinidads & Tobago Beurau of Standards, CSR adalah komitmen berusaha secara etis, beroperasi secara legal, dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup karyawan
dan
keluarganya,
komunitas
lokal,
dan
masyarakat yang lebih luas. Definisi-definisi di atas menunjukan bahwa CSR berperan besar dalam kesejahteraan khalayak dan lingkungan serta menunjukan komitmen perusahaan baik terhadap khalayak internal dan eksternal.
c. Komunikasi Kata komunikasi (communication) berasal dari kata latin “communis” yang berarti “common” :umum; bersama. Beberapa pengertian komunikasi: xiv. Komunikasi
adalah
suatu
proses
pengiriman
dan
penerimaan pesan yang terjadi antar dua pihak. xv. Komunikasi adalah suatu kegiatan yang terjadi antara dua pihak, untuk mendapatkan pengertian yang sama mengenai hal yang sama. xvi. Komunikasi adalah pertukaran informasi, ide, sikap, pikiran atau pendapat. (Sanafayong, 2006) Tujuan dari komukasi dapat dibedakan menurut maksud dan caranya menjadi: i. Identifikasi ii. Informasi iii. Promosi (provokasi, persuasi, propaganda, dsb) iv. Ambience (pengarapan lingkungan) Pada abad ke-4, Aristoteles pertama menulis tentang seni persuasi sebagai pilihan untuk mempengaruhi, menurutnya persuasi terdiri dari tiga komponen:
i. Ethos yaitu yang berkenaan dengan kredibilitas sumbersumber. ii. Logos yaitu yang berkenaan dengan argumen logis yang digunakan unruk membujuk seseorang. iii. Pathos yaitu yang berkenaan dengan penerapan daya tarik emosional untuk argumen persuasif. Komunikasi memiliki beberapa unsur yaitu sumber atau pembuat sandi yang berperan sebagai pengirim pesan, pesan, saluran yang berperan sebagai alat atau cara mengirim pesan ke penerima, dan penerima pesan. Sebuah komunikasi yang dilakukan dari satu orang atau kelompok melalui media khusus kepada khalayak atau pasar luas adalah komunikasi publik atau massa. Tingkat komunikasi ini yang paling berkaitan dengan desain komunikasi visual.
d. Komunikasi Internasional Dalam Perspektif Jurnalistik Komunikasi Internasional dalam perspektif jurnalistik dilakukan melalui saluran media massa cetak dan elektronik. Negara maju umumnya memiliki fasilitas komunikasi yang canggih dan lengkap serta sistem yang terus dikembangan secara mantap, terpaan informasi dari mereka menjadi kian kuat (Rakhmat, Malik, & Shoelhi, 1993). Lebih jauh dalam perspektif propagandastik, bidang komunikasi internasional (dalam berbagai perspektif termasuk perspektif
jurnalistik)
lebih
ditujukan
untuk
menanamkan
gagasan ke dalam benak masyarakat negara lain dan dipacu sedemikian kuat agar mempengaruhi pemikiran, perasaan, serta tindakan. Napoleon Bonaparte pernah mengatakan “Wartawan itu cerewet, pengecam, penasihat, dan guru bangsa. Empat surat kabar musuh lebih aku takuti daripada seribu bayonet” (Rakhmat,
Malik,
&
Shoelhi,
1993).
Kata-kata
tersebut
mencerminkan
seberapa
kuat
peranan
media
dalam
mempengaruhi masyarakat.
e. Komunikasi Massa Komunikasi
Massa
dapat
digunakan
banyak
hal,
diantaranya adalah menyampaikan pesan terhadap khalayak secara serentak. Jalaluddin Rakhmat mengatakan Komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Tahapan Komunikasi terbagi menjadi berikut ini: 1. Komunikator professional Komunikator professional adalah komunikator yang terlembagakan yang bukan individu atau merupakan bagian
dari
lembaga/organisasi
yang
kompleks
misalnya media massa. 2. Cepat & berkelanjutan Proses penyampaian pesan lebih cepat karena kecanggihan teknologi serta berkelanjutan dalam menyampaikan pesan. 3. Khalayak luas & beragam/heterogen & anonim Khalayak luas tersebar di berbagai tempat bersifat heterogen dan anonim (komunikator tidak dapat mengenal audience) 4. Kesamaan makna Pesan yang disampaikan memiliki kesamaan makna diantara khalayak. 5. Mempengaruhi Khalayak Bertujuan untuk membentuk suatu sikap dan perilaku tertentu. 6. Mengutamakan unsur isi daripada hubungan
Komunikasi massa lebih mementingkan isi daripada hubungan karena pesannya melalui media. 7. Bersifat satu arah Namun
pada
saat
ini
beberapa
media
dapat
menyampaikan dalam dua arah. Jenis Media Massa saat ini juga sudah sangat luas. Tidak hanya mencakup media konvensional seperti Televisi, Radio, dan Media Cetak, tetapi juga media tidak konvensional seperti Internet, Situs Jejaring Sosial, Event, Ambient dan lainlain. (Setyowati, 2006) f. DKV (Desain Komunikasi Visual) Desain Komunikasi Visual atau DKV adalah istilah yang pertama kali digunakan oleh Will Burtin seorang pengajar di New York pada 1940-an akhir sampai 1950-an. Realita komunikasi
visual
dikatakan
sebagai
suatu
realisasi
kemungkinan-kemungkinan serta mengkomunikasikan infromasi atau pesan visual. Kata desain sendiri berasal dari kata designare yang artinya: “To
plan
and
carry
out,
especially
by
artistic
arrangement or in a skillful way.” “Untuk merencanakan dan memutuskan, terutama dalam penataan artistic atau dalam hal keterampilan.” Aldous Huxley seorang ahli etika, filsuf dan ilmuwan mengatakan tentang proses visual yaitu, apabila kita banyak tahu, kita akan melihat lebih banyak. Teori Huxley juga mengatakan bahwa penglihatan dan pikiran tidak terpisahkan. Dalam buku “Visual Communication : Images with Messages”, Paul Lester menulis tahap-tahap teori Huxley termasuk sensasi – dinamika fisik mata kita yang menyerap cahaya; seleksi – dengan penuh kesadaran konsentrasi dan mengisolasi fokus visi kita; dan persepsi – meraih atau memahami arti apa yang kita lihat. Dengan sederhana tapi jelas, formula Huxley adalah “Sensing + Selecting + Perceiving = Seeing” yang artinya
“Merasakan + Menyeleksi + Rekognisi = Melihat”. Sementara Lester lebih menekankan pada memori teorinya yang disarikan : “Sense – Select – Perceive – Remember – Learn – Know – Sense” “Sensasi – Seleksi – Rekognisi – Mengingat – Mengetahui – Sensasi” Lester menyimpulkan bahwa image tidak ada gunanya apabila yang melihat tidak menggunakan pikirannya. Sementara itu elemen-elemen visual dasar yaitu ukuran, warna, dan tekstur dan lebih daripada sekedar bentuk. Desain komunikasi visual mempunyai fungsi yaitu: 1. Untuk
memberitahu,
mencakup:
menjelaskan,
menerangkan, dan mengenalkan. 2. Untuk memberi penerangan: membuka pikiran dan menguraikan. 3. Untuk membujuk: menganjurkan (umumnya dalam periklanan),
komponen-komponennya
termasuk
kepercayaan, logika, dan daya tarik. Sebuah penyelidikan
pekerjaan dan
desain
penilitian,
yang
baik
sementara
itu
memerlukan penelitian
memerlukan rencana tertentu berdasarkan pernyataan yang jelas tentang suatu masalah dari mana proses pencarian solusi tersebut berlangsung. Fondasi sebuah penelitian terdiri dari teori-teori yang membantu dalam pemahaman dan penyelidikan berlangsung. Teori berfungsi untuk membantu kita mengerti dan mengintepretasi sebuah observasi sebelum data obyektif memastikannya.
Teori berdasarkan suatu keyakinan yang
berakar dalam observasi, analisis, evaluasi, dan informasi factual dan kadang-kadang dalam perasaan, pengalaman masa lalu atau firasat. Proses Desain Komunikasi Visual meliputi tahap: i. Riset • Tentukan inti masalah • Fokuskan tujuan / objektif / goal komunikasi
o Kumpulkan fakta-fakta o Membaca semua yang relevan ii. Analisis • Analisis Sasaran o Variabel
sasaran
(geografi,
demografi, psikografi, perilaku) o VALS
(Values,
Attitude,
and
Lifestyle) • Analisis tantangan dan peluang / SWOT Analisis dapat dilakukan dengan pemetaan pikiran. iii. Sintesis • Definisi sasaran o Demografis o Psikografis (VALS) o Perilaku o Geografis • Tantangan dan peluang (rumusan dari SWOT) iv. Tetapkan Kata Kunci • Pilih satu atau dua tema / positioning statement / karakteristik. • Strategi Komunikasi • Tahap komunikasi • Tujuan Komunikasi • Pendekatan Pesan o Rasional o Emosional o Moral • Pertimbangan penyampaian pesan : apa, bagaimana, kapan, dimana, dan siapa. • Pendekatan semiotik o Semantik o Sintaktik
o Pragmatik (khusus untuk pekerjaan Signage System) v. Value-added Suatu tuntutan atau tantangan baru yang baik untuk dijelajahi. vi. Pemilihan media Sesuai sasaran, komunikasi, dan anggaran. vii. Visualisasi • Pendekatan : analogi, metafor, simbolis, alegori, simile • Tone & Manner o Sketsa / ide awal o Dummy / komprehensif / presentasi visual / mock-up o Aplikasi • Manual Desain viii. Produksi • Teknik • Metoda (material/proses) (Sanafayong, 2006) g. Desain Publikasi Kita mengetahui banyak sekali jenis-jenis publikasi, diantaranya adalah majalah, koran, buku, laporan tahunan perusahaan, katalog, jurnal, dan sebagainya. Definisi desain publikasi: i. Membuat
sesuatu
menjadi
publik,
terutama
material cetak yang untuk dijual ii. Sesuatu yang telah dipublikasikan terutama dalam bentuk cetak iii. Mengkomunikasikan informasi terhadap publik Desain publikasi ditujukan untuk khalayak luas meliputi konsumen, perusahaan dan dagang dan sebagainya.
Terdapat enam poin yang menarik perhatian dalam desain publikasi yaitu: i. Format ii. Grid iii. Tipografi iv. Warna v. Sampul vi. Penggunaan gambar dalam desain publikasi (Bhaskaran, 2006) Untuk
menangkap
perhatian
pembaca
koran
atau
majalah bukan hanya memerlukan penulisan yang baik. Cara penyajian visual juga memiliki peranan penting dalam menarik perhatian pembaca, struktur cara dalam tata letak dan dikombinasikan dengan unsur grafik, dapat membuat sebuah material bacaan menjadi lebih menarik. (Cairo, 2010) i. Newsletter, Jurnal, Majalah •
Halaman depan o Masthead / nameplate / banner Sering
menggunakan
typeface
khusus dalam ukiran besar. Umumnya ditempatkan secara horizontal, pada koran dan majalah, ditempatkan pada bagian ¼ 1/5 halaman pertama, agar jelas terlihat dan mudah dikenal pada rak agen atau penjual. o Volume / nomor Pada terbitan bulanan, akan ada 12 edisi. Adapun yang dikeluarkan per tiga bulan sehingga menjadi 4 edisi. Edisi pertama tidak harus dikeluarkan pada bulan januari. Kini, lebih dipakai angka sebagai urutan dan tidak memakai jilid. o Bar code
Kode yang dmemiliki informasi tertentu untuk mengetahui jenis barang, harga, dan lain sebagainya. o Tanggal, harga Tanggal dan info harga biasanya terkait dengan nameplate / masthead bersama
dengan
bersama
bar
nomer
code.
edisi
Hal
atau
tersebut
merupakan informasi penting, namun tidak terlalu penting bagi pembaca =, jadi cukup dala ukuran kecil saja. o Cover Story Cover Story adalah cerita utama dalam majalah tersebut yang muncul dalam sampul depan majalah. o Teaser Copy Teaser Copy adalah daftar beberapa topik artikel disertakan nomor halaman untuk mempermudah pencarian. Biasanya ada urutan teasers; topik-topik yang penting lebih dekat ke atas, dengan huruf yang lebih besar dan warna yang lebih mencolok. o Spine
/
punggung
(dibaca
dari
atas
kebawah)
•
Nama publikasi
Volume, nomor, tanggal
Logo penerbit
Topik yang menarik (kadang-kadang)
Halaman-halaman pendahuluan o Daftar isi Dalam majalah daftar isi tidak perlu dibuat
secara
kronologis,
akan
tetapi
secara kepentingan bagi pembaca, jadi
cerita sampul depan dan artikel-artikel khusus tercantum lebih dulu, diikuti oleh suplemen khusus, kolom/ artikel tetap dan listing. Biasanya ringkasan
ada
pendek
judul,
tentang
sebuah isi,
nama
penulis, dan nomor halaman. Terkadang
ada
ilutrasi
gambar
artikelsupaya lebih dapat dikenal. Dengan gambar tersebut ada caption dan nomor halaman, untuk membantu pembaca yang hanya melihat gambar dan tidak melihat daftar isi. o Editorial Perlakuan editorial sama dengan teks. Sebuah editorial biasanya adalah opini atau perkenalan isi, sebuah komentar dan bukan presentasi fakta-fakta baru. o Profil kontributor o Surat-surat kepada editor Teks surat biasanya menggunakan jenis huruf yang sama dengan teks, tetapi kata pembukaan (editor yang terhormat) dan akhiran bisa berbeda. Seringkali kata pembukaan
tidak
dipakai,
huruf
italic
biasanya digunakan. o Informasi penerbit
Nama penerbit dan staf produksi (editor, art director, kontributor / penulis)
Alamat pengiriman
Nomor telepon
Nomor fax
Email dan alamat web
Jumlah penerbitan per tahun
Cara-cara berlangganan (termasuk harga & diskon)
Cara-cara beriklan
Kontak iklan
Petunjuk untuk penyumbang tulisan (cara mengirim artikel)
Informasi copyright, seperti ISSn
o Running heads / feet (headers dan footers dalam istilah komputer)
Nama publikasi
Tanggal dan atau nomor edisi
Folio (nomor halaman)
Judul artikel pada halaman recto (dalam jurnal)
o Teks
Judul departemen Ada judul departemen yang memisahkan
subyek
kategori-
editorial, surat, berita, catatan saran, dan sebagainya. Biasanya dengan huruf berukuran kecil dibagian atas halaman
atau
kolom.
Kadang-
kadang dengan ilustrasi kecil atau symbol untuk identifikasi visual.
Berita singkat Bagian
berita
memerlukan
level heading yang berbeda dengan tipografi karena sering ditempatkan pada kolom sempit, berbeda dengan artikel
cerita
tanggal.
Pull-Quotes
dan
memerlukan
Kalimat
yang
merupakan
bagian dari artikel yang berukuran sedikit
lebih
memberikan kepada
besar
untuk
gambaran
singkat
pemaca
isi
dari
artikel
tersebut.
Teks box Kotak yang berisikan tulisan.
Kalendar acara Kaleidoskop acara yang akan diselenggarakan dalam kurun waktu tertentu (1 bulan, 1 tahun, dll)
Daftar supplier Daftar menyuplai
vendor-vendor kebutuhan
yang
majalah
(wardrobe, fotografi, percetakan, dll)
Iklan Produk-produk
yang
berpromosi pada suatu majalah.
Judul-judul artikel Nama bagi sebuah artikel agar yang dapat menggambarkan isi dari artikel tersebut.
Penulis / kontributor byline Nama penulis atau kontributor dari sebuah artikel atau foto. Dapat seorang free lance atau pekerja tetap.
Lead paragraph / deck / stand first Paragraf awal yang menjadi intro
dari
sebuah
artikel
untuk
memberikan gambaran awal tentang artikel tersebut. Biasanya sebuah
lead harus menarik agar pembaca mau untuk meneruskan membaca artikel tersebut.
Abstrak Kata-kata yang dibuat oleh penulis dapat berupa prologue atau kata pengantar dari penulis tersebut sebelum
masuk
ke
isi
sebuah
dari
sebuah
majalah atau buku.
Body copy (teks utama) Paragraph
isi
artikel atau tulisan.
Captions Keterangan yang biasanya digunakan
untuk
menjelaskan
sebuah foto atau item.
Continuation lines Sambungan paragraph atau kalimat dari kolom sebelumnya.
Simbol penutupan artikel Simbol ini biasanya berupa Informasi Kontributor,
namun
penempatan
dapat dilakukan di tempat yang berbeda. (Sanafayong, 2006) h. Metode Penelitian Kualitatif Data-data Insiden Teluk Meksiko banyak terangkum kedalam dokumentasi perusahaan dan News Item. Metodemetode yang dilakukan adalah wawancara dan penelusuran dokumen. Untuk mengintepretasikan data-data ini diperlukan analisa yang mendalam. Oleh karena itu, metode yang dipilih adalah metode penelitian kualitatif. Wawancara
yang
dilakukan
dengan
representatif
perusahaan dan wawancara dengan responden yang dipilih berdasarkan strata ekonomi. Wawancara terhadap representatif perusahaan dilakukan untuk mengetahui lebih mendalam mengenai kasus yang menjadi topik penulisan terutama pandangannya Sedangkan
mengenai
wawancara
berdasarkan
strata
pandangan
terhadap
isu
ini
dengan
ekonomi isu
sebagai responden
adalah
sebagai
orang
untuk
orang
yang
dalam. dipilih
memberikan
luar.
Pemilihan
responden berdasarkan strata ekonomi dikarenakan dampak insiden Teluk Meksiko di Indonesia tidak secara langsung (kerusakan lingkungan, penurunan ekonomi, dan lain-lain). Namun dampaknya lebih kepada terhadap industri energi lokal, dan aset BP di Indonesia. Selain itu hanya kalangan tertentu yang menggunakan produk BP di Indonesia (produk BP di Indonesia hanya pelumas Castrol), dan pemberitaan mengenai insiden Teluk Meksiko di Indonesia tidaklah banyak. Walau begitu
Indonesia
sebagai
negara
yang
menjadi
tempat
eksplorasi sumber daya alam oleh berbagai perusahaan, patut menjadikan insiden Teluk Meksiko pembelajaran agar tidak terjadi di masa mendatang, dan pihak-pihak yang terkena dampak atau mengikuti perkembangan isu ini adalah umumnya pekerja. Sehingga sangat penting untuk mengetahui dampak insiden ini terhadap berbagai strata ekonomi. Metode penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Strauss and Corbin, 1990). Data tidak berbentuk angka, lebih banyak berupa narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis (gambar, foto). tertulis (gambar, foto). Data yang banyak dan kaya informasi hanya akan menjadi setumpuk kertas yang tidak bermakna bila peneliti tidak mampu mengolah dan menginterpretasikannya.
“In short, there are no absolute rules except to do the very best with your full intelect to fairly represent the data and communicate what the data reveal given the purpose of the study.” (Patton, 1990) “Singkat kata, tidak ada peraturan mutlak kecuali melakukan penelitian dengan intelektual penuh untuk merepresentasikan
data
secara
onjektif
dan
mengkomunikasikan hasil penelitian terhadap tujuan pembelajaran.” Hal-hal yang penting untuk diorganisir dalam metode penelitian kualitatif: ii.
Data mentah (catatan lapangan, kaset hasil rekaman). !
iii.
Data
yang
sebagian
sudah
diproses
(transkrip
wawancara, catatan refleksi peneliti). iv.
Data yang sudah diberi kode-kode spesifik.
v.
Penjabaran kode-kode dan kategori secara luas melalui skema.
vi.
Memo dan draft untuk analisis data (refleksi konsepsual peneliti mengenai arti konsepsual data).
vii.
Catatan pencarian dan penemuan (search and retrieval records). !
viii.
Display data melalui skema atau jaringan informasi. !
ix.
Dokumentasi langkah-langkah kegiatan penelitian. !
x.
Daftar indeks laporan
xi.
Draft Laporan Dalam hal ini penting bagi peneliti untuk memiliki
kepekaan teoritis. Sumber kepekaan teoritis yaitu: i. Literatur,
bahan
bacaan
tentang
teori,
penelitian,
berbagai jenis dokumen (laporan, biografi, koran, majalah). ""
ii. Pengalaman profesi, semakin banyak seorang peneliti melakukan penelitian dan terjun ke lapangan, semakin baik baik memperoleh gambaran tentang bagaimana segala sesuatu berlangsung, mengapa, dan bagaimana sesuatu akan terjadi pada kondisi tertentu. iii. Pengalaman
pribadi,
Mengalami
langsung
dan
bersentuhan dengan masalah-masalah yang kita teliti akan memperkaya kemampuan analisis kita, dibanding hanya membaca atau mendengar dari orang lain. iv. Proses analisis, wawasan dan pemahaman tentang fenomena akan meningkat ketika penelitian berinteraksi dengan data. v. Hal-hal Penting dalam Strategi Analisis: a. Mempresentasikan secara kronologis peristiwa yang diamati, mulai dari awal hingga akhir. Diamati, mulai dari awal hingga akhir. b.
Mempresentasikan kejadian-kejadian kritis atau peristiwa kunci, berdasarkan urutan kepentingan kejadian tersebut. kunci, berdasarkan urutan kepentingan kejadian tersebut.
c.
Memfokuskan analisis dan presentasi pada individu- individu atau kelompokkelompok, bila memang individu atau kelompok tersebut menjadi unit analisis primer.
d.
Mengorganisir data dengan menjelaskan proses-proses yang terjadi (seleksi, pengambilan keputusan, komunikasi, yang terjadi (seleksi, pengambilan keputusan, komunikasi, dll).
e.
Memfokuskan pengamatan pada isu-isu
kunci yang diperkirakan akan sejalan dengan
upaya
menjawab
pertanyaan
primer. (Bambang Purwoko: Dosen, Peneliti, Konsultan bidang Politik dan Pemerintahan) i. Wawancara Penulis telah melakukan wawancara untuk mengetahui tentang dampak permasalahan BP di Indonesia terhadap beberapa responden melalui wawancara. Survey ini dilakukan kepada responden yang diklasifikasi berdasarkan strata sosial (purposeful qualitative sampling atau pengambilan sample yang mengerti permasalahan yang diteliti). Klasifikasi ini diakukan berdasarkan pada fakta bahwa permasalahan tentang BP hanya diketahui oleh kelompok spesifik. Wawancara dilakukan dengan janji pertemuan maupun via telepon. Adapaun beberapa responden yang menjawab questionnaires melalui email dan menjawab secara deskriptif. Klasifikasi tersebut terbagi menjadi: b. Level eksekutif (2 orang) c. Level manajer (2 orang) d. Level karyawan (2 orang) e. Level bukan pekerja ( 2 orang) Daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden sebagai berikut: Nama
:
Pekerjaan
:
Email
:
1. Seberapa baik anda mengetahui mengenai permasalahan British petroleum di Teluk Meksiko? 2. Bagaimana tanggapan anda tentang permasalahan tersebut?
3. Seberapa besarkah dampak permasalahan tersebut terhadap anda? 4. Menurut anda seberapa besar dampak permasalahan tersebut terhadap Indonesia? 5. Apakah anda mengetahui langkah-langkah yang telah dilakukan BP untuk memperbaiki permasalahan tersebut (bila iya, mohon disebutkan)? 6. Apa tanggapan anda mengenai langkah-langkah yang telah dilakukan? 7. Apa harapan anda terhadap British Petroleum tentang langkahlangkah yang harus dilakukan BP baik mengenai permasalahan di teluk meksiko maupun secara keseluruhan? 8. Menurut anda, apakah langkah-langkah yang layak dilakukan British Petroleum untuk memulihkan citra perusahaannya baik secara internal maupun external? Pertanyaan nomor satu, tentang seberapa baik responden mengetahui mengenai permasalahan British petroleum di Teluk Meksiko, mayoritas responden menjawab bahwa mereka mengetahui cukup baik tentang kejadian tumpahnya minyak ke Teluk Meksiko oleh BP, walaupun ada satu responden dari kalangan bukan pekerja yang menjawab kurang begitu paham tetapi mengetahui kejadian tersebut. Pertanyaan responden
nomor
tentang
dua,
tentang
permasalahan
bagaimana
tersebut,
tanggapan
responden
secara
keseluruhan menjawab BP harus bertanggung jawab penuh, baik terhadap pembersihan teluk meksiko dari tumpahan minyak maupun ganti rugi baik dari segi kelestarian lingkungan, maupun dana kompensasi bagi para korban bencana pencemaran minyak ini. Bahkan kalangan eksekutif menjawab bahwa kejadian ini membuat reputasi mengenai perusahaan asing yang bergerak dibidang sumber daya alam tak terbarukan menjadi semakin buruk. Sebelum kejadian ini pun perusahaan yang bergerak dibidang sumber daya alam sudah buruk karena lekat dengan citra “eksploitasi alam/tidak ramah
lingkungan”. Namun salah satu responden dari kalangan eksekutif memuji kinerja BP yang dianggap cukup responsif sementara responden lainnya berpendapat sebaliknya. Pertanyaan nomor tiga, tentang seberapa besarkah dampak permasalahan tersebut terhadap responden, seluruhnya menjawab tidak ada. Pertanyaan nomor empat, tentang seberapa besar dampak permasalahan tersebut terhadap Indonesia, kalangan eksekutif, manajer, dan staf menjawab kebocoran minyak di Teluk Meksiko sedikit banyak berpengaruh terhadap Indonesia, terutama dalam harga minyak bumi di dunia, yang akan berdampak langsung kepada masyarakat Indonesia. Selain itu juga sebagai pelajaran dalam menghadapi kemungkinan kasus tersebut untuk terjadi di Indonesia. Sementara kalangan non pekerja menjawab bahwa kejadian tersebut hampir tidak memiliki imbas apa-apa terhadap Indonesia. Pertanyaan nomor lima, tentang apakah responden mengetahui langkah-langkah yang telah dilakukan BP untuk memperbaiki permasalahan tersebut, kalangan eksekutif dan manajer menjawab dengan cukup baik. Sementara staff dan kalangan non pekerja menjawab tidak tahu. Pertanyaan nomor enam, tentang apa tanggapan responden mengenai langkah-langkah yang telah dilakukan oleh BP untuk memperbaiki akibat kejadian tersebut, kalangan eksekutif dan manajer yang merupakan kalangan yang mengetahui solusi BP terhadap kejadian tersebut merespon positif. Menurut mereka, penanggulangan yang dilakukan oleh BP telah dilakukan sebaik dan semaksimal
yang
mereka
bisa,
tentunya
dengan
tetap
memperhatikan aspek untung dan rugi perusahaan. Pertanyaan nomor tujuh, tentang apa harapan responden terhadap British Petroleum tentang langkah-langkah yang harus dilakukan BP baik mengenai permasalahan di teluk meksiko maupun secara keseluruhan, mayoritas responden menjawab berharap BP
menjaga konsistensi dan etiket baik tetap harus menjadi komitmen dalam penyelesaian dan penanggulangan tumpahan minyak di Teluk Meksiko. Selain itu mereka juga berharap ganti rugi terhadap klaim dapat tergantikan semua. Pertanyaan nomor delapan, tentang langkah-langkah yang layak dilakukan BP untuk memulihkan citra perusahaannya baik secara internal maupun external mayoritas responden menjawab:
External o Mempublikasikan mengenai kemajuan proses penanggulangan kebocoran minyak dan tanggung jawab penuh BP sebagai perusahaan besar ataupun praktek nyata dari “lesson learned” peristiwa ini melalui media massa. o Memperbanyak program CSR (Corporate Social Responsibilty) terutama terhadap korban dan masyarakat. o BP juga harus terus mempublikasi upaya-upaya pemulihan lingkungan. o BP harus mendorong siapa saja yang mampu menciptakan teknologi yang lebih baik di bidang pertambangan atau lingkungan dengan mendanai riset mereka, dan mereka harus terjun lebih jauh kebidang bahan bakar alternatif.
Internal o Melakukan penggantian CEO dan Direktur Operasional. o Menggalakkan program pelatihan-pelatihan baik bagi seluruh pegawai BP pada umumnya maupun pegawai lapangan pada khususnya. o Pembuatan panduan keamanan pengeboran minyak lepas pantai dan prinsip praktek ramah
lingkungan yang baru harus segera ditetapkan dan disosialisasikan kepada seluruh pegawai BP. o BP harus lebih transparan tentang detil kecelakaan di teluk mexico. o BP harus memberikan kesempatan bagi staff internal BP untuk mendapatkan peningkatan pengetahuan dibidangnya (agar menunjukan bahwa BP peduli dengan pekerjanya dan berminat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya) o BP harus menerapkan system eco-friendly dalam perusahaan.
F. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap sejumlah responden
dan
data-data
yang
telah
dikumpulkan,
khalayak
memandang tanggung jawab BP dalam penanggulangan kejadian tersebut sudah cukup maksimal. Namun tingkat kesadaran terhadap langkah-langkah yang dilakukan BP hanya terarah pada kalangan tertentu saja. Kalangan eksekutif dan manajer merupakan kalangan yang paling dekat dengan lingkup tersebut akan lebih mudah dan lebih peduli terhadap isu tersebut sehingga mempunyai kecenderungan untuk memperhatikan pemberitaan. Sementara khalayak umum yang belum bekerja tidak dalam tingkat perusahaan memiliki pengetahuan yang sangat minim mengenai langkah-langkah tersebut oleh karena itu popularitas BP masih rendah di mata mereka. Popularitas BP juga bergantung kepada konsistensi mereka dalam melakukan tanggung jawabnya terhadap perbaikan-perbaikan dan
strategi
publikasinya
melalui
media.
Walaupun
BP
telah
melakukan beberapa langkah komunikasi, namun citra BP masih juga rendah. Hal ini ditunjukan oleh mayoritas responden yang menunjukan sikap mengkritisi atau antipati terhadap perusahaan walaupun
mengetahui BP bertanggung jawab atas tindakannya. Selain itu, citra BP dapat diindikasikan melalui riset yang dilakukan oleh BP sendiri dan dirangkum dalam sebuah laporan yang dikeluarkan per tiga bulan. Isi laporan tersebut sebagai berikut: “The incident has damaged BP’s reputation and brand, with adverse public and political sentiment evident. This could persist into the longer term, which could impede our ability to deliver long-term growth.” “Kejadian ini telah merusak reputasi dan merek BP, dengan bukti-bukti sentimen buruk publik dan secara politik. Hal ini bisa berlanjut kejangka panjang, yang dapat menghambat kemampuan BP untuk melaksanakan pertumbuhan jangka panjang.” (BP p.l.c. Group results Second quarter and half year 2010(a))
Pemilihan strategi untuk mengatasi krisis yang dilakukan BP saat ini adalah Strategi Dinamis misalnya dengan menjual saham atau menerapkan manajemen isu. Sedangkan strategi yang seharusnya dilakukan BP adalah Strategi adaptasi, misalnya dengan merubah kebijakan, kompromi, pembangunan reputasi dan citra perusahaan. Apabila strategi tersebut dijalankan, BP akan membutuhkan sebuah strategi pencitraan yang baik. Sementara itu, CSR yang dilakukan secara kontinyu adalah salah satu cara untuk dapat mencegah terjadinya krisis pencitraan. Selain itu, dari hasil wawancara diatas, harapan-harapan khalayak terhadap BP bukan hanya sebatas BP melaksanakan tanggung jawabnya secara konsisten, namun juga berharap agar BP melaksanakan komitmen terhadap khalayak dan lingkungan. Tentunya dalam hal ini BP dapat menggunakan CSR bukan hanya sebagai alat pencegah, tetapi juga sebagai alat pemulihan. Apabila dengan komitmen penuh BP menjalankan
harapan-harapan khalayak terhadap BP seperti yang dipaparkan dalam hasil wawancara, maka kepercayaan antara perusahaan dengan khalayak akan terjalin dan citra BP dapat bangkit kembali. Tentu saja melakukan CSR saja tidak cukup, BP harus merencanakan langkah publikasi yang lebih besar lagi untuk meningkatkan kesadaran khalayak terhadap itikad baik BP. Dalam tinjauan pustaka disebutkan pada sub bab komunikasi internasional dalam perspektif jurnalistik bahwa media pemberitaan memiliki kekuatan yang tidak tertandingi. Dalam pencarian fakta, umumnya khalayak akan mengandalkan pada pemberitaan. Iklan dinilai bersifat persuasif
sehingga
belum
tentu
mengandung
fakta.
Apalagi
perusahaan yang masih beriklan di masa kritis akan dinilai terlalu arogan
(Nova, 2009). Oleh karena itu, BP harus membuat
pemberitaan dalam skala besar yang isinya mencakup eksposur terhadap permasalahan di Teluk Mexico dan perbaikan-perbaikannya serta langkah-langkah CSR yang akan dilakukan oleh BP.
G. DESAIN BP Magazine adalah majalah perusahaan BP yang diterbitkan untuk publik eksternal dan tidak tertutup juga internal sebagai salah satu sumber berita (news item) yang berkaitan dengan BP. Tampilan dan isi dari majalah ini akan merresentasikan citra perusahaan di mata pembaca. Oleh karena itu penting untuk memberikan kesan yang tepat terhadap pembaca berkaitan dengan perbaikan citra perusahaan BP setelah insiden Teluk Meksiko. Majalah BP Magazine memiliki konten yang fokus pada prestasi perusahaan walaupun terkadang yang dianggap prestasi tersebut memberikan kesan arogan pada citra BP. Tipografi dan desain yang digunakan cenderung lebih kaku dan tidak terlihat ramah. Sampul depan majalah penuh dengan copy teaser dan masthead yang dipampang lebih besar dari nama majalah. Tampilan ini terkesan agresif dan tidak sejalan dengan gambaran baru yang diinginkan BP
yang telah berhasil diimplementasikan kedalam logonya bahwa perusahaan ini peduli dengan manusia dan lingkungan.
b. Thumbnail
Gambar 1 Tampak Depan
Gambar 2 Tampak Belakang
Gambar 3 Daftar Isi
Gambar 4 Opening Artikel
H. KESIMPULAN DAN SARAN Pada situasi krisis sebuah perusahaan harus mengambil langkah cepat untuk memperbaiki reputasinya. Salah satu jalan yang bisa ditempuh adalah melalui desain komunikasi visual. Dalam kasus ini, pembuatan News Publishing dengan konten CSR menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi krisis reputasi yang dialami BP. News Publishing tersebut berupa majalah perusahaan yang diperuntukan kepada klien dan mitra BP. Nama BP Magazine, dirubah menjadi PURE (Presenting Useful and Renewable Energy). Selain itu, PURE dalam bahasa Inggris memiliki arti yang baik yaitu “Murni”. Saran terhadap BP adalah mengurangi konten yang bersifat membangga-banggakan prestasi yang bisa dikaitkan dengan hal-hal negatif seperti perusakan alam. Konten CSR bisa terus dikembangkan ke dalam media informasi lainnya seperti website, iklan tv, iklan internet, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Rustan, Surianto, S.Sn., Layout, Dasar Penerapannya, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 2009 Melvin, Mencher, News Reporting & Writing, New York: McGraw Hill, 2006 Working Group I Contribution to the 4th Assessment (UNEP), Climate Change 2007, UK: Cambridge, 2007 Safanayong, Yongky, Desain Komunikasi Visual, Jakarta: Arte Media, 2006 Nova, Firsan, Crisis Public Relations, Jakarta: PT. Grasindo, 2009 Djamaluddin Malik, D., Rakhmat, Jalaluddin, dan Shoelhi, Mohammad, Komunikasi Internasional, Bandung: PT. Remaja Rosda Rosdakarya, 1993 Rahman, Reza, Corporate Social Responsibilty Antara Teori dan Kenyataan, Jakarta: PT. Buku Kita, 2009 Payne, Philip, The International Comparative Legal Guide to:Gas Regulation 2010, London: Global Legal Group Ltd, 2010 Siregar, Chairil N., Jurnal Sosioteknologi Edisi 12 Tahun 6: Analisis Sosiologis Terhadap Implementasi Corporate Social Responsibility Pada Masyarakat Indonesia, Bandung : FSRD ITB, 2007 Beder, S., 'bp: Beyond Petroleum?' in Battling Big Business: Countering greenwash, infiltration and other forms of corporate bullying. (E. Lubbers, Ed.) Devon, UK: Green Books,2002 Bhaskaran, L., What is Publication Design? SA: RotoVision, 2006 Cairo, A., Publication Design. Retrieved November 9, 2010, from www.albertocairo.com: http://www.albertocairo.com/jomc/jomc185.pdf, 2010, july 1 Rakhmat, J., Malik, D. D., & Shoelhi, M. (1993). Komunikasi Internasional. Bandung: Rosida Karya. Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta. Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta. Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc: California