FAKTOR INTERNAL PERILAKU MEROKOK PADA MAHAHSISWA STIKES NGUDI WALUYO Partini*), Yuliaji Siswanto**), Sigit Ambar Widyawati**) *)
Mahasiswa PSKM STIKES Ngudi Waluyo
**)
Dosen PSKM STIKES Ngudi Waluyo
ABSTRAK Perubahan gaya hidup yang tidak baik menyebabkan permasalahan kesehatan. Contoh gaya hidup yang tidak sehat adalah merokok. Merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang yang melakukannya. Perilaku merokok dipengaruhi beberapa faktor. Dimana faktor internal merupakan faktor yang paling mempengaruhi perilaku seseorang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik, pengetahuan, sikap dan motivasi perilaku merokok di STIKES Ngudi Waluyo. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode survey. Populasi penelitian ini adalah semua mahasiswa laki-laki yang tercatat di STIKES Ngudi Waluyo Tahun ajaran 20132014 sebanyak 350 mahasiswa. Sampel yang digunakan sejumlah 119 responden yang diambil secara purposive. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 78,9% responden lama merokok <10 tahun, 45,4% responden mulai merokok sejak SMA, 52,9% responden rata-rata rokok yang dihisap perhari ≤10 batang, 71,4 % responden memakai jenis rokok filter. Sebagian respnden (52,9%) mempunyai pengetahuan tentang merokok yang cukup, sebagian responden (63,0%) bersikap mendukung untuk merokok, dan sebagian responden (59,7%) mempunyai motivasi yang sedang untuk merokok. Diharapkan mahasiswa berusaha mencari informasi tentang merokok. Sehingga pengetahuan mahasiswa menjadi baik, jika pengetahuan mahasiswa
baik akan mempengaruhi sikap dan
motivasinya.
Kata kunci
: Perilaku Merokok, Pengetahuan, Sikap dan Motivasi
Kepustakaan
: 48 (1994-2013)
ABSTRACT
Unhealthy lifestyle change caused health problems. The example of unhealthy lifestyle is smoking. Smoking is a behavior that is harmful for health, but there are still many people who smoke regularly. Smoking behavior is influenced by several factors. Where the internal factor is the most
FAKTOR INTERNAL PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA STIKES NGUDI WALUYO
1
influence factor to someone’s behavior. The aim of this study is to describe the characteristics, knowledge, attitudes and motivation of smoking behavior at STIKES Ngudi Waluyo. The type study is descriptive research with a survey method. The study population was all male students were recorded at STIKES Ngudi Waluyo in academic year of 2013-2014 as many as 350 students. The sample used number of 119 respondents drawn purposively. Data collection used questionnaires and analysed with a frequency distribution table. The result show 78.9% of respondents smoking duration <10 years, 45.4% of respondents started smoking since high school, 52.9% of respondents on average smoked ≤10 cigarettes per day, 71.4% of respondents smoke filter cigarettes, 52.9% of respondents have sufficient knowledge about smoking, 63.0% of respondents have a supportive attitude to smoke and 59.7% of respondents have sufficient motivation to smoke It is expected that the student is trying to find out the information about smoking. In order to increase the knowledge of students, if the students have good knowledge then it will influence their attitudes and motivations of themselves.
Keywords
: Smoking Behavior, Knowledge, Attitude and Motivation
Reference
: 48 (1994-2013)
menduduki peringkat ke-3 sebagai jumlah
Pendahuluan Masalah
kesehatan
yang
dialami
perokok terbesar di dunia setelah China dan
Indonesia semakin kompleks. Disatu sisi
India. Sedangkan prevalensi perokok di Asia
penyakit menular masih menjadi masalah,
Tenggara Indonesia menduduki urutan ke tiga
muncul penyakit baru yaitu penyakit tidak
setelah Timor Leste dan Laos.2 Jumlah
menular.1 Perubahan gaya hidup yang tidak
perokok di Indonesia ada sekitar 65 juta
baik dapat
perokok atau 28 % per penduduk dan mampu
menyebabkan
permasalahan
2
kesehatan. Salah satu contoh gaya hidup yang
menghabiskan
tidak
Merokok
pertahunnya.3 Perilaku merokok penduduk 15
merupakan perilaku yang berbahaya bagi
tahun keatas masih belum terjadi penurunan
kesehatan, tetapi masih banyak orang yang
dari tahun 2007 ke tahun 2013, cenderung
melakukannya.
meningkat dari 34,2%
sehat
adalah
merokok.
Menurut data WHO jumlah perokok di
36,3%
225
miliar
batang
rokok
tahun 2007 menjadi
tahun 2013. Sedangkan
Prevalensi
dunia mencapai 1,1 milyar orang. Indonesia
perokok di Jawa Tengah pada kelompok umur
merupakan salah satu negara di dunia yang
> 10 tahun sebesar 27,9% di tahun 2007 dan
tinggi mengenai konsumsi tembakau dengan
28,2% di tahun 2013.4
prevalensi 46,8% laki-laki dan 3,1 perempuan
Perilaku
dengan
usia
diklasifikasikan
10
tahun
sebagai
ke
atas
perokok.
merokok
yang
dinilai
yang
merugikan telah bergeser menjadi perilaku
Serta
yang menyenangkan dan merupakan salah satu
FAKTOR INTERNAL PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA STIKES NGUDI WALUYO
2
fenomena gaya hidup pada orang masa kini.
tujuan juga dapat terwujud dalam bentuk
Dilihat dari berbagai sudut pandang perilaku
perilaku.8
merokok sangat merugikan baik untuk diri
STIKES Ngudi Waluyo, sebenarnya
sendiri maupun orang disekitarnya.5 Beberapa
memiliki
penyakit yang diakibatkan oleh merokok
mahasiswa merokok di lingkungan kampus,
kanker paru, emfisema, penyakit jantung,
mengingat kebijakan yang dibuat, seharusnya
kandung
konsumsi rokok pada mahasiswa berkurang,
kemih,
aterosklerosis
hipertensi
impotensi, stroke, kemandulan.6
kebijakan
tidak
membolehkan
tetapi tidak begitu pada kenyataannya. Akan
Perilaku merokok merupakan perilaku
tetapi peneliti
masih menjumpai
banyak
yang tidak muncul dengan sendirinya, tetapi
mahasiswa merokok di sekitar lingkungan
melalui
dapat
kampus dan pada saat selesai perkuliahan
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor yang
mahasiswa merokok di lokasi sekitar kampus.
mempengaruhi
Sebagai
serangkaian
proses
perilaku
dan
seseorang
adalah
mahasiswa
kesehatan
seharusnya
faktor internal dan faktor ekternal. Faktor
mereka memiliki pengetahuan yang baik
internal adalah karakteristik yang muncul dari
tentang kesehatan. Tetapi pada kenyataannya
dalam
individu
internal
tersebut.
merupakan
Dimana
faktor
mahasiswa
yang
paling
membahayakan bagi kesehatan.
faktor
7
mempengaruhi perilaku seseorang.
melakukan
perilaku
dapat
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Faktor internal terdiri dari pengetahuan,
faktor internal (karateristik, pengetahuan, sikap
sikap dan motivasi.7 Pengetahuan adalah hasil
dan
pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang
mahasiswa STIKES Ngudi Waluyo.
motivasi)
perilaku
merokok
pada
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, Setelah
hidung, telinga, dan mendapatkan
sebagainya).
stimulus
akan
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
menimbulkan pengetahuan yang baru terhadap
dengan
subjek tersebut, dan selanjutnya menimbulkan
penelitian ini adalah semua mahasiswa laki-
repon batin dalam bentuk sikap pada subjek
laki yang tercatat di STIKES Ngudi Waluyo
terhadap objek yang telah diketahui itu. Sikap
pada Tahun ajaran 2013-2014 yaitu 350
adalah respons tertutup seseorang terhadap
responden. Teknik sampling yang dipakai
stimulus atau objek tertentu, yang sudah
dalam penelitian ini adalah teknik purposive
melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
sampling. Setelalah dilakukan
bersangutan
didapatkan sampel sebanyak 119 responden.
(positif-negatif,
setuju–tidak
metode
survei.
Populasi
dalam
screening
setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya). Setiap orang
mempunyai
sikap
yang
berbeda,
HASIL DAN PEMBAHASAN
meskipun mengamati terhadap objek yang
Analisis Distribusi Frekuensi Karakteristik
sama.
Responden,
Sedangkan
motivasi
adalah
suatu
dorongan untuk bertindak mencapai suatu
Pengetahuan,
Sikap
dan
Motivasi Perilaku Merokok
FAKTOR INTERNAL PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA STIKES NGUDI WALUYO
3
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karateristik Responden Pada Mahasiswa STIKES Ngudi Waluyo F Presentase Variabel n= (%) 119 Lama Merokok (tahun) < 10 94 78,9 ≥ 10 25 21,1 Mulai Merokok TK 1 0,8 SD 22 18,5 SMP 30 25,2 SMA 54 45,4 Kuliah 12 10,1 Jumlah rokok yang dihisap (batang per hari) ≤ 10 63 52,9 11-20 47 39,5 21-30 2 1,7 ≥31 7 5,9 Jenis Rokok Filter 85 71,4 Kretek 5 4,2 Filter dan Kretek 29 24,4 Dari tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian responden rata-rata rokok yang dihisap perhari ≤ 10 batang yaitu sebesar 63 responden (52,9%). Hal ini dikarenakan bahwa mulai merokok mahasiswa berkisar antara umur 11-18 tahun. Usia tersebut dapat dikategorikan termasuk dalam rentang remaja. Pada masa ini terjadi perkembangan transisi antara masa anak-anak dan dewasa. Masa remaja
terjadi
masa
krisis
psikososial.
Sehingga mudah untuk terpengaruh oleh hal yang negatif dari teman-teman, keluarga yang merokok dan iklan. Selain itu mungkin karena begitu mudahnya untuk memperoleh rokok. Menurut Erikson dalam Juliansyah, remaja mulai merokok berkaitan dengan adanya krisis aspek psikososial yang dialami pada masa perkembangannya. Upaya-upaya untuk menemukan jati diri tersebut tidak selalu
dapat berjalan dengan harapan masyarakat.9 Brigham
dalam
Komalasari
menyatakan
perilaku merokok bagi remaja merupakan simbolisasi. Simbol dari kematangan, kekuatan dan daya tarik dari lawan jenis. 10 Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian
yang
dilakukan
Barus
yang
menyatakan bahwa responden mulai merokok umur 3-21 tahun dengan rata usia mulai merokok 15,74 tahun.11 Dari
tabel
1
menunjukkan
bahwa
sebagian responden mulai merokok dimulai sejak SMA yaitu sebesar 54 responden (45,4%). Hal ini dikarenakan SMA masih dalam kategori remaja dimana psikologis remaja belum matang sehingga mudah untuk terpengaruh dengan pengaruh negatif. Hal ini didukung dengan yang dikemukakan Perry 1988 dalam Smet bahwa perilaku merokok terutama dimulai saat remaja dibawah umur 18 tahun. 12 Hasil ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Faudah yang menyatakan bahwa 46,9% mahasiswa laki-laki FT UNJ Angkatan 2009 mulai merokok pada saat duduk di bangku SMA. 13 Dari
tabel
1
menunjukkan
bahwa
sebagian responden rata-rata rokok yang dihisap perhari ≤10 batang yaitu sebesar 63 responden (52,9%).
Hal ini dikarenakan ada
nikotin dalam rokok yang menyebabkan kecanduan. Semakin lama seseorang merokok maka semakin meningkat kandungan nikotin dalam tubuhnya. Sebatang rokok umumnya berisi 1-3 mg nikotin. Nikotin merupakan suatu bahan adiktif bahkan sama adiktifnya dengan heroin dan
FAKTOR INTERNAL PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA STIKES NGUDI WALUYO
4
kokain, bahan yang dapat membuat orang
Dari tabel 2 menunjukkan bahwa sangat
14
sedikit responden mempunyai pengetahuan
hasil
yang baik yaitu sebanyak 23 responden
ketagihan dan menimbulkan ketergantungan. Hasil
penelitian
ini
sama
dengan
penelitian yang dilakukan oleh Barus yang
(19,3%)
menyatakan
frekuensi
mempunyai pengetahuan tentang rokok dalam
merokok pada responden adalah 10 batang
kategori cukup yaitu sebanyak 62 responden
perhari. 11
(52,1%). Hal ini dikarenakan mahasiswa
Dari
bahwa
tabel
rata-rata
sebagian
besar
responden
menunjukkan
bahwa
memiliki keinginan untuk mencari informasi
sebagian besar responden memakai
jenis
tentang merokok dan selain itu mahasiswa
yaitu sebesar 85 responden
tidak mau mendiskusikan hal-hal tentang
rokok filter (71,4%).
Hal
1
dan
ini
dikarenakan
menurut
merokok ketika sedang berkumpul dengan
mahasiswa rokok filter mempunyai nilai
teman-temannya. Hasil penelitian ini didukung
gengsi yang tinggi selain itu rasa rokok filter
penelitian yang dilakukan oleh Loren yang
lebih enak dibandingkan rokok kretek karena
menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan yang
kandungan
tar dan nikotinnya lebih rendah
dikategorikan sedang sebanyak 87,3% dan
dibandingkan dengan rokok kretek dan rokok
tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik
filter memiliki saringan pada ujung rokok.
sebesar 7,2%.17
Kandungan tar dan nikotin pada rokok
Menurut
Notoatmodjo
filter lebih rendah dibandingkan dengan rokok
dipengaruhi
oleh
beberapa
kretek dan rokok pada umumnya. Selain itu
pendidikan,
umur, 18
dan
pengetahuan faktor
informasi
yaitu dari
juga rokok filter memiliki filter pada ujung
lingkungan sosial.
batang rokok. Menurut kamus bisnis dan bank,
media informasi juga mendukung seperti
rokok putih adalah rokok buatan pabrik yang
media cetak dan media elektrronik. Peranan
tidak
media elektronik sangatlah penting karena
mengandung
campuran
cengkeh atapun menyan. Hasil
tambahan
15
penelitian
mahasiswa
medapatkan
informasi dari internet. Pengetahuan tentang
peneltian yang dilakukan oleh Mayasari yang
merokok mahasiswa akan meningkat apabila
menunjukkan
mahasiswa mau menggunakan fasilitas internet
menghisap rokok putih.
sama
cenderung
dengan
bahwa
ini
lebih
Selain itu kepaparan dari
70,73%
remaja
16
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Merokok Di STIKES Ngudi Waluyo Presentase Pengetahuan f (%) Baik 23 19,3 Cukup 62 52,1 Kurang 34 28,6 Total 119 100,0
yang ada di kampus untuk mencari informasi tentang merokok. Informasi diperoleh
tentang
responden
merokok
akan
yang
menstimulus
pengetahuan tentang merokok. Tetapi dalam menerima
informasi
mempunyai
persepsi
Sehingga
akan
pengetahuan
responden yang
berbeda-beda.
mempengaruhi responden.
bisa
tingkatan
Notoatmodjo
FAKTOR INTERNAL PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA STIKES NGUDI WALUYO
5
mengungkapkan bahwa pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
perilaku
merokok,
yaitu
sebanyak
37
19
responden (64,9%).
tingkatan, yaitu tahu, memahami, aplikasi,
Pengetahuan merupakan terbentuknya
analisis, sistesis, dan evaluasi.8 Jadi walaupun
tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan
informasi dapat diperoleh secara bebas, tetapi
sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan
tingginya pengetahuan tergantung perhatian,
diri dan dorongan sikap seseorang setiap hari.
dan pemahaman informasi yang diterima.
Sehingga
dapatkan
dikatakan
bahwa
Mahasiswa merupakan individu yang
pengetahuan merupakan dasar individu untuk
seharusnya memiliki intelektual yang tinggi,
membentuk sikap.18 Sikap merupakan penentu
termasuk pengetahuannya tentang merokok
penting dalam tingkah laku manusia karena
juga harusnya tinggi. Selain itu mahasiswa
pembentukan
sebagai individu yang memiliki intelektualitas
sendirinya. Tetapi pembentukannya senantiasa
diharapkan
yang
berlangsung dalam interaksi manusia dan
tercakup dalam domain kognitif. Apalagi
berkenaan dengan alternatif yaitu mendukung
Mahasiswa
atau tidak mendukung, suka atau tidak suka.20
memiliki
yang
pengetahuan
belajar
di
kesehatan
sikap
Apabila
yang lebih baik daripada mahasiswa yang
keyakinan yang mendukung suatu objek maka
belajar di non kesehatan, karena apa yang
akan timbul sikap yang mendukung suatu
mereka
objek.
berkaitan
dengan
dunia
Sikap
yang
memiliki
dengan
diharapkan memiliki kepedulian serta perilaku
pelajari
seseorang
tidak terjadi
keyakinan-
mendukung
terhadap
kesehatan.
perilaku merokok tidak mengganggap perilaku
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Perilaku Merokok Di STIKES Ngudi Waluyo Presentase Sikap f (%) Mendukung 75 63,0 Tidak mendukung 44 37,0 Total 119 100,0 Dari tabel 3 menunjukkan bahwa
merokok berbahaya bagi kesehatan, merokok merupakan menyenangkan serta individu tidak akan
merasa
perilaku
merokok
dapat
menggangu orang disekitarnya sehingga akan membuat seseorang menjadi perokok.
sedikit yang memiliki pengetahuan yang baik,
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi Di STIKES Ngudi Waluyo Presentase Motivasi Merokok f (%) Motivasi tinggi 44 37,0 Motivasi sedang 71 59,7 Motivasi rendah 4 3,4 Total 119 100,0 Dari tabel 4 menunjukkan bahwa
sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi
sebagian dari responden mempunyai motivasi
sikapnya.
sedang untuk merokok
sebagian besar responden mempunyai sikap mendukung untuk merokok yaitu sebanyak 75 responden (63%). untuk merokok dikarenakan pengetahuan yang dimiliki responden hanya
Hasil
penelitian
ini
sama
yaitu sebanyak 71
dengan
responden (59,7%). Motivasi dipengaruhi oleh
penelitian yang dilakukan oleh W. Novi yang
pengetahuan, usia, nilai, tingkat pendidikan,
menyatakan sikap siswa positif terhadap
pengalaman, lingkungan dan fasilitas. Motivasi
FAKTOR INTERNAL PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA STIKES NGUDI WALUYO
6
sebagian
besar
pengetahuan
sedang
dikarenakan
Seseorang berniat melakukan sesuatu
responden sangat sedikit yang
karena memiliki motivasi untuk melindungi
memiliki pengetahuan yang baik
dan sikap
dirinya. Respon maladaptif ialah dimana
yang dimiliki responden mendukung untuk
seseorang melakukan perilaku beresiko yang
merokok,
dapat menyebabkan konsekuensi negatif (salah
sehingga
hal
tersebut
dapat
mempengaruhi motivasinya.
satunya adalah merokok) dan absence of
Motivasi tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat di interprestasikan
behaviour
yang
dapat
menyebabkan
konsekuensi negatif.21
dalam tingkah lakunya berupa, dorongan munculnya
suatu
tingkah
laku
tertentu.
Sebagian besar perilaku diwarnai oleh adanya
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
motivasi tertentu. Beberapa motivasi yang
Berdasarkan
hasil,
maka
melatar belakangi seseorang untuk merokok
disimpulkan sebagai berikut :
adalah
1. Sebagian
untuk
mendapatkan
pengakuan
besar
(anticipatory beliefs), untuk menghilangkan
pengetahuan
kekecewaan
(reliefing
beliefs)
dan
kategori
menganggap
perbuatannya
tersebut
tidak
melanggar norma (permission beliefs/positive).
menyatakan
bahwa
dalam perokok
Ogdane mengatakan
cukup
2. Sebagian sikap
1987
tentang yaitu
mempunyai
merokok
sebanyak
besar
responden
mendukung untuk merokok yaitu
sebanyak 75 responden (63%). 3. Sebagian
dari
responden
mempunyai
motivasi sedang untuk merokok
mood positif dan dapat membantu individu
sebanyak 71 responden (59,7).
22
yaitu
mengurangi
ketegangan,
membantu konsentrasi dan menyenangkan. 12 Selain itu ketakutan dapat menjadi penggerak yang memotivasi perilaku trial and
yaitu
Saran
Selain itu keuntungan merokok (terutama bagi perokok)
62
mempunyai
bahwa dengan merokok dapat menghasilkan
menghadapi keadaan-keadaan yang sulit.
dalam
responden (52,1%)
21
Graham
responden
dapat
Diharapkan mahasiswa berusaha untuk mencari informasi tentang merokok. Sehingga pengetahuan mahasiswa menjadi baik, jika pengetahuan mahasiswa baik maka akan mempengaruhi sikap dan motivasinya.
error. Jika seseorang menerima informasi yang menakutkan, maka seseorang akan termotivasi
DAFTAR PUSTAKA
untuk menurunkan kondisi yang emosional
1.
yang tidak menyenangkan. Jika informasi juga mengandung saran untuk berperilaku tertentu, mengikuti saran merupakan salah satu cara untuk menurunkan ancaman.
2.
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes).2012.Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Penyakit Tidak Menular.Jakarta:Bakti Husada. WHO (World Health Organisation).2011.WHO Report on the Global Tobacco
FAKTOR INTERNAL PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA STIKES NGUDI WALUYO
7
3.
4.
5. 6.
7. 8.
9.
10.
11.
12. 13.
14. 15.
16.
Epidemic,2009.http://www.who.int/tobacc o/global_report/2009/en/index.html. WHO (World Health Organisation).2009.WHO Report on the Global Tobacco Epidemic,2011.http://www.who.int/tobacc o/global_report/2011/en/index.html. Departemen Kesehatan RI.Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS).2013.Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta:Departemen Kesehatan RI. Bustan, M.N,.2007.Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.Jakarta:Rineka Cipta. Antariksa, Budhi.2012.Bahaya Merokok Bagi Kesehatan. http.//Dokita.com diakses 10 maret 2014. Notoatmodjo, Soekidjo.2010.Ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta. ----------------------------.2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta: Rineka Cipta. Juliansyah, Fajar.2010.Perilaku Merokok pada Remaja.Dipublikasikan 7 Februari 2010.http://fajarjuliansyah.wordpress.com /2010/02/07/perilaku-merokok-padaremaja. Komalasari, D & Helmi, A.F (2000). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja.[online] tersedia dihttp://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/pe rilakumerokok_avin.pdf (diakses pada 27 agustus 2014. Barus, Henni.2012.Hubungan Pengetahuan Perokok Aktif Tentang Rokok Dengan Motivasi Berhenti Merokok Pada Mahasiswa FKM dan FISIP Universitas Indonesia (Skripsi).Fakultas Ilmu Keperawatan. UI. Smet, B.1994.Psikologi Kesehatan.Semarang:PT Gramedia. Fuadah, Maziyyatul.2012.Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Mahasiswa LakiLaki Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta (Skripsi).Fakultas Ilmu Keperawatan. UI Triswanto, Sugeng.2007.Stop Smoking.Yogjakarta:Proggresif Books. Wikipedia.2014.Rokok Filter. Dipublikasikan 6 Mei 2014. http//id.m.wikipedia.org/wiki/Rokok_filte r Mayasari, Rika Alamsyah.2009.FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Merokok dan Hubungannya Dengan Status Penyakit Periondontal Remaja Di Kota Medan Tahun 2007(Tesis). Sekolah Paska Sarjana. Universitas Sumatra Utara. Loren, Jeff.2009.Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Terhadap Rokok. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. Notoatmodjo, Soekidjo.2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan Jakarta: Rineka Cipta. W, Novi Frehartine.2013.Faktor-Farktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Siswa Laki-Laki Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh. Diakses 9 maret 2014. Joewana, Satya, 2004. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif : Penyalahgunaan NAPZA/Narkoba Edisi 2. Jakarta : EGC. Azwar, S.2012.Sikap Manusia dan Penguklurannya. Yogjakarta:Pustaka Belajar. Ogdane, Jane.1996.Health Psycology A Text Book.Philadelphia:Open Univercity Pres
FAKTOR INTERNAL PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA STIKES NGUDI WALUYO
8