FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN MENJAMURNYA PERJUDIAN TOGEL DI DESA BOTUMOITO KECAMATAN BOTUMOITO KABUPATEN BOALEMO “Factors That Affect Togel Gambling Widespread in Botumoito, Botumoito Subdistrict, Botumoito District” Meldi Adipu1, Sastro M. Wantu 2 dan Udin Hamim2
ABSTRACT Meldi Adipu. 2013. “Faktor that affect Togel Gambling widespread in Botumoito, Botumoito subdistrict, Boalemo district. Skripsi. Department of Law and Social Sciences, study program of Civic Education, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Gorontalo. The supervisor was Sastro M. Wantu and Co supervisor was Udin Hamim. This research aimed to study and analyze factors that caused Togel Gambling in Botumoito, Botumoito subdistrict, and determine the impact of the gambling through society. Using qualitative approach, this research used samples that were gained from purposive sampling technique. The technique of data analyzing was applied coinciding with data collecting consisted of data reduction, data displaying, and conclusion. The results of this research showed that the gambling system consisted of bookies, collectors, retailers and gambler. The interview result collected from the resource concluded that factors that caused the Togel Gambling in Botumoito were intern factors (religion, economic situation, education) dan ekstern factors (environment, law and perception about the winning probability). This kind of gambling caused negative impacts toward society mindset such as direct impact (far from the religion, irrasional behaviour, moral declining, and loss the sense of shame) and no direct impact (the economic declining, family and job is disregarded, and laziness) Key words: Togel Gambling, Society PENGANTAR Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi cara berpikir, bersikap dan bertindak setiap orang. Perubahan sikap, pandangan dan orientasi inilah yang mempengaruhi kesadaran hukum dan penilaian terhadap suatu tingkah laku. Pola hidup yang cenderung konsumtif membuat setiap orang ingin mencapai apa yang dikehendaki dengan segala cara sehingga berakibat timbulnya sebuah tindak kejahatan yang salah satunya adalah perjudian.
1
Perjudian yang sekarang lagi marak adalah perjudian toto gelap (togel), merupakan salah satu permasalahan yang paling utama disorot oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Togel merupakan bentuk judi dengan cara menebak dua angka atau lebih. Bila tebakan tepat maka sipembeli mendapatkan hadiah beberapa ratus atau ribu kali lipat dari jumlah uang yang dipertaruhkan. Togel juga merupakan judi yang memainkan angka-angka dengan sejuta impian dan harapan yang cukup besar untuk memperoleh keuntungan. Permainan tebak nomor yang angka keluaran berdasarkan nomor keluaran Singapura sangat di gemari seluruh lapisan masyarakat tanah air. Dengan adanya praktek judi togel ini, tidak sedikit masyarakat yang terganggu dalam hal keamanan dan kenyamanannya. Menurut survey/observasi awal, saat ini praktek perjudian togel di Desa Botumoito Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo masih dilakukan oleh masyarakat. Sekitar 65 % masyarakat desa Botumoito tergila-gila dengan nomor togel. Segala usia ikut terlibat dalam judi ini meskipun anak-anak dibawah umur hanya menyaksikan orang tuanya atau orang yang disekitaranya tergiur memasang nomor togel dengan uang taruhan yang tidak dapat dihitung jumlahnya. Hal ini terlihat pada sejak pagi sampai malam hari topik pembicaraan mengenai mimpi, shio bahkan prediksi nomor yang keluar. Hal inilah yang menyebabkan 2 orang pada bulan Agustus tahun 2012 di tangkap oleh anggota kepolisian sektor (Polsek) karena melakukan operasi pencatatan nomer togel pada bulan Ramadhan. Maraknya perjudian togel mungkin disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan yang mendorong seseorang bertindak tanpa berfikir panjang dan lebih memilih melanggar norma-norma yaitu dengan melakukan perjudian dan disebabkan oleh faktor ekonomi. Penghasilan yang minim dan hampir tidak mencukupi bagi pemenuhan hidup keluarganya yang menyebabkan seseorang cenderung melakukan hal-hal yang sifatnya untung-untungan dan memilih melakukan perjudian sebagai jalan keluarnya. Lingkungan sosial juga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keinginan seseorang untuk berjudi togel. Selain itu orang yang melakukan perjudian disebabkan keyakinan akan norma agama juga semakin menipis. Hal ini dibuktikan dengan para penjudi togel menghalalkan segala macam cara untuk memperoleh uang taruhan togel seperti
2
memotong uang kebutuhan rumah tangga atau dengan mencuri demi kepuasan nafsu untuk berjudi. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa terdorong untuk mengkaji secara mendalam mengenai perjudian togel yang ada di desa Botumoito dengan judul “Faktor-faktor Yang Menyebabkan Menjamurnya Perjudian Togel di Desa Botumoito Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo.” Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan menjamurnya perjudian togel di Desa Botumoito Kabupaten Boalemo dan untuk mengetahui dampak perjudian togel terhadap masyarakat.
KAJIAN TEORI Togel berasal dari dua kata yaitu toto dan gelap. Toto sendiri berarti pacuan kuda. Sedangkan gelap adalah sesuatu yang sifatnya tidak resmi atau ilegal. Jadi togel merupakan bentuk perjudian taruhan yang sifatnya ilegal atau tidak resmi yang biasanya tentang keputusan perlombaan pacuan kuda yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba (Kusumaningtyas, 2008: 25). Alasan lain togel disebut sebagai toto gelap karena segala pelaksanaan baik penjualan nomor, pelaksana nomor keluaran mengacu ke negara Singapura. Semua pemasang nomor di lakukan secara diam-diam baik melalui verbal, kopi di kertas, atau melalui ataupun telepon dan handphone. Bandar atau agen togel menjamur walaupun pemerintah gencar menangkap dan menutup lokasi penerima pasang togel. Menurut Kusumaningtyas (2008: 2) bahwa faktor-faktor penyebab timbulnya perjudian disebabkan oleh beberapa hal yang dapat dikatakan erat hubungannya dengan sebab-sebab yang menimbulkan kejahatan. Secara garis besar faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejahatan adalah sebagai berikut: 1) Faktor dalam diri individu (intern) a) Tingkat pendidikan Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi pula intelegensinya. Pendidikan yang lebih tinggi memungkinkan perubahan perilaku dan penalaran sesorang, sehingga mengerti sebab akibat apa yang dilakukannya.
3
b) Faktor agama Peranan agama sangat besar dalam membentuk moral dan kepribadian seseorang. Pada dasarnya semua agama mengajak dan membimbing manusia pada kebaikan dan kebenaran. c) Psikologi Yaitu
adanya
kelainan-kelainan
kejiwaan
yang
menyebabkan
penyimpangan sehingga mendorong melakukan tindak pidana kejahatan. 2) Faktor yang bersumber dari luar individu (ekstern) a) Faktor ekonomi Sulitnya orang mendapatkan nafkah yang bisa menyebabkan orang berspekulasi bermain judi atau karena perbedaan tingkat ekonomi yang mencolok dimana satu pihak hidup serba kekurangan dalam penghasilan rendah sedangkan di pihak lain orang hidup serba kecukupan dan mewah sehingga dapat menimbulkan kejahatan. b) Faktor pergaulan Apabila lingkungan tempat tinggalnya baik maka akan baik pula manusianya, namun sebaliknya apabila lingkungan buruk atau jahat maka manusianya pun akan jahat. c) Lingkungan keluarga Keluarga memiliki pengaruh yang kuat dalam pembentukan kepribadian seseorang. Apabila anggota keluarga yang diambil itu teladannya berbuat menyimpang, maka dipastikan akan berpegaruh juga pada diri seseorang itu apabila didukung dari tendensi dari diri seseorang tersebut.
PEMBAHASAN 1. Gambaran Perjudian Togel di Desa Botumoito a. Pembagian kerja Masyarakat desa Botumoito sadar bahwa togel merupakan salah satu judi terbesar yang dilarang oleh hukum karena termasuk illegal yakni perjudian yang tidak mendapatkan izin dari pemerintahan dan diharamkan oleh agama karena termasuk dosa besar. Meskipun dari segi hukum dan agama (moral) judi togel dilarang tetapi judi togel tetap marak di lingkungan masyarakat. Hal ini karena
4
kegiatan judi togel memiliki sistem informasi jaringan yang kompleks dalam menjalankan operasi judi togelnya. Selain itu terdapat peran di dalam jaringan yang
saling berhubungan dan saling memberi keuntungan. Menurut Kusumaningtyas (2008: 49) bahwa antara pengepul, pengecer dan Bandar saling memiliki memiliki hubungan kerja sama yang rapi dan terorganisir (tidak terpisahkan). Mereka memiliki peranan yang saling terkait antara satu dengan yang lain. Bandar besar merupakan tokoh utama dalam permainan judi togel karena ia penanggung jawab pemegang hadiah para pemain judi togel dan merupakan tokoh kunci karena pengepul dan pengecer tidak akan ada jika tidak ada bandar besar judi togel. Oleh karena itu mengapa pihak kepolisian tidak dapat memberantas perjudian togel ini karena mereka tidak pernah bisa menangkap ‘induk’ judi togel yaitu Bandar besarnya. Nomor togel yang keluar dapat dilihat di internet pada sore hari sehingga biasanya sore hari rumah pengecer ramai dengan pemasang nomor yang penasaran dengan nomor yang keluar pada hari itu. Selain operasi perjudian dengan sistem jaringan, hadiah yang ditawarkan kepada para pemain judi togel bukanlah dalam jumlah yang sedikit sehingga tidak mengherankan jika para pemain menyukai permainan judi togel. b. Pembagian penghasilan
Bagi sebagian pelaku judi terutama pengecer judi togel dianggap sebagai pekerjaan pokok. Uang hasil komisi dari penjualan nomor dapat digunakan untuk keperluan lain dan jumlahnya pun sangat mencukupi tergantung pada hasil penjualan. Sistem pembagaian penghasilan setiap orang yang terlibat seperti pengecer, pengepul dan bandar. Hasil penjualan nomor dalam sehari disetor kepada pengepul.Pengecer memperoleh 25% dari total penjualan nomor yang diberikan oleh pengepul, pengepul memperoleh 30% hasil penjualan nomor togel yang diterima dari pen Biasanya para pemasang membeli nomor dari pengecer. Alat yang digunakan oleh pengecer adalah kupon togel, bolpoint dan karbon. Dimana nomor yang dipesan oleh penombok ditulis oleh pengecer rangkap dua, yang asli disimpan oleh penombok dan arsipnya diserahkan kepada agen/pengepul sebagai rekapan. Nomor yang dipasang bisa dua angka, tiga angka dan empat angka.
5
Apabila nomor yang dipasang cocok dengan nomor yang keluar maka pemasang akan dianggap menang dengan mendapatkan kelipatan 65 kali untuk dua angka. 2. Faktor-Faktor Penyebab Menjamurnya Judi Togel Berdasarkan hasil penelitian, perjudian togel yang tersebar di masyarakat tidak terjadi begitu saja melainkan ada faktor-faktor yang menunjang seseorang bisa mengenal dan ikut dalam permainan judi kupon putih ini diantaranya: a. Faktor internal (faktor dari dalam individu) 1) Faktor Agama Berdasarkan hasil penelitian, para pengecer tidak sungkan lagi menggunakan uang hasil komisi dari penjualan nomor untuk membeli segala kebutuhan ekonomi yang secara tidak langsung digunakan untuk makan seharihari. Bagi pelaku judi yang berhasil menebak nomor, uangnya digunakan untuk membeli keperluan lainnya atau digunakan kembali sebagai uang taruhan. Fenomena ini tidak lepas dari miskinnya iman dan hilangnya rasa malu yang membuat seseorang melakukan kegiatan perjudian dan menjadikannya sebagai mata pencaharian sampingan. Mereka dapat dikatakan miskin iman karena waktu pagi, siang bahkan sampai malam hari sibuk berkumpul untuk mencari-mencari mimpi. Selain itu mereka juga melakukan perbuatan yang merusak akidah agama berupa meramal mimpi, percaya pada primbon/shio atau ramalan yang tidak jelas pangkal dan ujungnya, serta berkhayal untuk menjadi kaya mendadak. Menurut
Kartono (dalam Rudianto, 2005:111) bahwa satu hal yang
menarik adalah aktifitas-aktifitas yang dilakukan sekitar perjudian ini, yakni ramal-meramal. Mengapa menarik, karena telah memasuki wilayah-wilayah mistik magis dan ini berarti memasuki wilayah belief system (system keyakinan). Pemain judi togel itu selalu membayangkan adanya harapan untuk memperoleh keuntungan yang cukup besar secara mendadak, dan menurut mereka maka semakin pintar dan terbiasa, seorang pemain judi mempunyai kemungkinan besar untuk memperoleh keuntungan dengan mendapatkan sejumlah uang yang besar. Hal ini ditegaskan oleh Kartono (1983: 58) bahwa pertaruhan dalam perjudian sifatnya murni spekulatif untung-untungan. Konsepsi untung-untungan ini sedikit atau banyak selalu mengandung unsur kepercayaan mistik terhadap kemungkinan beruntung.
6
Rendahnya pemahaman akan agama inilah yang membuat mereka seringkali meremehkan dosa dan tidak merasa bahwa tindakannya dapat menular kepada orang lain terutama anak-anak karena judi togel dilakukan di tempat terbuka dan terang-terangan. 2) Faktor Ekonomi Perjudian digemari oleh seluruh golongan masyarakat, terutama oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Pada umumnya orang melakukan permainan judi didasari oleh hobby atau hiburan saja. Di samping itu juga didorong oleh adanya keinginan keras untuk memperoleh keuntungan yang besar atau berlipat ganda, dengan cara taruhan yang kemenangannya tergantung pada untunguntungan dan juga kadang-kadang karena kemahiran bermain. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada awalnya baik pelaku judi togel hanya tertarik dan sekedar ingin mencoba bagaimana proses permainan judi togel. Seorang pedagang kecil, tukang bentor, pengangguran, ibu rumah tangga dan lainlain yang berpenghasilan rendah dan hampir-hampir tidak mencukupi bagi pemenuhan hidup keluarganya cenderung melakukan perjudian. Seseorang yang mempunyai penghasilan rendah yang ingin cepat kaya dan mendapatkan keuntungan yang besar umumnya melakukan hal-hal yang sifatnya untunguntungan dengan harapan akan mendapatkan keuntungan. Keuntungan ini diharapkan dapat digunakan untuk tambahan belanja maupun memenuhi kebutuhan lainnya. Judi terkait dengan dunia mimpi yang menawarkan hidup di alam bawah sadar. Tidak ada orang kaya karena judi, tapi masyarakat penjudi begitu sangat percaya bahwa dengan judi mereka akan bisa kaya. Masyarakat tidak pernah sadar akan hal ini, mereka hanya tergiur akan pelipat-gandaan uang mereka ketika menang, tanpa memperhitungkan uang setiap hari yang dikeluarkan untuk membeli sebuah nomor. Ketika seseorang menang, maka berita tersebut akan tersebar ke mana-mana sehingga seolah-olah dengan mudahnya seseorang mendapat uang banyak hanya dengan mengeluarkan sedikit uang. Tetapi ketika mereka kalah, tidak ada yang membicarakan hal ini.
7
3) Faktor Tingkat Pendidikan Menurut Arisanti (2009: 71) bahwa tinggi rendahnya tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh pada tingkah laku seseorang dalam hidup bermasyarakat. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka seseorang tersebut cenderung berfikir panjang sebelum berbuat. Dan sebaliknya semakin rendahnya tingkat pendidikan seseorang maka seseorang tersebut akan cenderung tidak berfikir panjang dan tidak memikirkan akibat dalam bertindak dan cenderung akan melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar norma-norma dan hukum. Berdasarkan data dari hasil wawancara, diketahui bahwa para pelaku tindak pidana perjudian togel (baik pengecer maupun pembeli) berpendidikan lulusan SD dan tidak tamat SMP mempunyai presentase yang tinggi dibandingkan dengan para pelaku yang SLTA/Sederajat ataupun Akademi/Sederajat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin rendahnya tingkat pendidikan seseorang, maka semakin besar presentase terjadinya tindak pidana perjudian. Rendahnya pendidikan menyebabkan seseorang berfikir pragmatis dan sederhana yakni berfikir kalau nomor yang dipasang tembus dua atau tiga angka akan memperoleh uang sekian juta tanpa berfikir seberapa besar jumlah uang yang dipertaruhkan di perjudian, berapa besar perbandingan orang yang menang dengan nomor yang tembus, juga jarang berfikir berapa besar peluang antara kemenangan dan kekelahan. Semuanya berfikir pada kemenangan dan kemenangan saja. Menurut Haryanto (2003: 42) bahwa kemiskinan ilmu menyebabkan seseorang termasuk pada kelompok manusia yang tidak mempunyai prinsip dan pendirian karena mudah mengikuti arah angin sehingga mudah diarahkan pada hal-hal yang kurang baik, mengikuti hawa nafsu dan memperturutkan anganangan kosong dan mimpi indah tak berujung. b. Faktor ekstern (Faktor yang bersumber dari luar individu) 1. Faktor Lingkungan Menurut Sudarsono (2008: 113) bahwa manusia merupakan makhluk sosial, untuk melangsungkan hidupnya harus bekerja sama dengan manusia yang lain disekitarnya. Hal ini erat kaitannya dengan lingkungan tempat tinggal itu sendiri.
8
Berdasarkan data yang ada, beberapa pengecer yang merupakan ibu rumah tangga tidak segan-segan lagi menjalankan perannya sebagai pencatat nomor togel karena keluarga terdekat tidak ada yang melarang bahkan ikut-ikutan memasang nomor. Untuk pembeli nomor sendiri pada awalnya ia hanya ingin mencoba, akan tetapi karena penasaran dan berkeyakinan bahwa kemenangan bisa terjadi kepada siapapun, termasuk dirinya dan berkeyakinan bahwa dirinya suatu saat akan menang atau berhasil, sehingga membuatnya melakukan perjudian berulang kali. Dari pernyataan diatas, ada dua lingkungan yang berpengaruh terhadap kepribadian/jiwa seseorang untuk melalukan judi togel. Yang pertama adalah lingkungan keluarga. Karena di lingkungan keluarga pertama kali seseorang dididik, dibesarkan, mendapatkan kesempatan bertemu dengan sesama manusia, dan memperoleh pengetahuan-pengetahuan tentang norma-norma yang ada di masyarakat. Lingkungan yang kedua adalah lingkungan masyarakat. Dalam lingkungan bermasyarakat, seseorang selalu berhubungan dengan kehidupan masyarakat yang lain. Dapat dikatakan apabila lingkungan tempat tinggalnya baik maka akan baik pula manusianya, namun sebaliknya apabila lingkungannya buruk atau jahat maka manusianya pun akan berlaku jahat. Misalnya saja seseorang yang tinggal di lingkungan yang mayoritas masyarakatnya gemar bermain judi, maka orang tersebut lama-kelamaan akan ikut melakukan permainan judi. Karena baik secara langsung maupun tidak langsung seseorang akan terbiasa dengan kebiasaan masyarakat tersebut untuk bermain judi dan cenderung berbuat sesuai dengan lingkungannya. Lingkungan sosial memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keinginan subjek membeli togel. Terbukti dari subjek pada awalnya mengetahui prosedur permainan dan pembelian togel dari teman-temannya. Berita mengenai para penjudi yang berhasil menang memberikan kesan kepada para calon penjudi kemenangan dalam perjudian adalah suatu yang biasa, mudah dan dapat terjadi pada siapa saja (padahal kenyataannya kemungkinan menang sangatlah kecil). Dengan demikian mungkin judi sudah merupakan penyakit sosial yang usianya sebaya dengan kelahiran manusia dan tetap saja ada mengisi kebutuhan manusia.
9
2. Faktor Hukum Hukum merupakan peraturan yang sifatnya mengikat dan memaksa masyarakat untuk menaatinya. hukum perlu ada untuk mengatur kepentingan manusia dalam masyarakat agar memperoleh kehidupan yang tertib. Jika aturan ini dilanggar akan ada sanksi yang bersifat memaksa. Data
hasil
penelitian
menunjukan
bahwa
tidak
adanya
sosialisasi/penyuluhan mengenai bahaya judi togel dan hukuman yang tepat bagi masyarakat jika didapati berjudi togel, sehingga masyarakat tidak segan lagi berkumpul dan membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan togel seperti mimpi, shio yang berlaku pada hari itu dan nomor yang paling banyak keluar. Selain itu, karena sering melihat aparat kepolisian ikut dalam memasang nomor, masyarakat seakan-akan tak takut lagi dan secara terang-terang berjudi. Hal inilah yang membuat togel makin marak di lingkungan masyarakat akibat lemahnya hukum dalam menangani masalah perjudian. Selain itu vonis hukuman yang dijatuhkan hakim sangatlah ringan. Rata-rata kasus yang sudah divonis para pelaku penjual togel divonis berkisar 3-4 bulan penjara. Padahal ancaman hukum bagi para pelaku perjudian sudah diatur dalam pasal 303 KUHP dengan ancaman hukum 10 tahun penjara. Rendahnya vonis hakim tersebut tidak menimbulkan efek jera bagi para pelaku penjual togel sehingga mereka ingin mengulangi dan mengulangi lagi perbuatannya. 3. Faktor Persepsi Probabilitas pada kemenangan Menurut Johanes (2002: 3) bahwa persepsi yang dimaksudkan disini adalah persepsi pelaku dalam membuat evaluasi terhadap peluang menang yang akan diperolehnya jika ia melakukan perjudian. Para penjudi yang sulit meninggalkan perjudian biasanya cenderung memiliki persepsi yang keliru tentang kemungkinan untuk menang. Mereka pada umumnya merasa sangat yakin akan kemenangan yang akan diperolehnya, meski pada kenyataannya peluang tersebut amatlah kecil karena keyakinan yang ada hanyalah suatu ilusi yang diperoleh dari evaluasi peluang berdasarkan sesuatu situasi atau kejadian yang tidak menentu dan sangat subyektif. Para pembeli nomor togel tertarik dengan hadiah yang ditawarkan dengan taruhan yang sedikit. Permainan ini dilakukan secara terus menerus karena telah
10
terkondisikan dengan kemenangan-kemenangan sebelumnya sehingga mereka berpikiran akan ada kemenangan selanjutnya. Selain itu, para pembeli nomor yang setiap hari memasang nomor tapi tidak pernah menang, berharap aka ada kemenangan di hari-hari berikutnya. Hal ini tidak disadari karena kemunginan kemenangan berbanding sama dengan kekalahan. Harapan subjek sebagai konsumen togel menjadi berlebihan atau tidak realistis karena mengharapkan kemenangan yang berlipat ganda dari kemungkinan (probabilitas) yang sangat kecil. Hal yang dirasakan irrasional lainnya adalah konsumen dengan berbagai khayalan atau imajinasinya mencoba menebak atau meramal nomer togel dengan cara menghubungkan kejadian sehari-hari dengan kemungkinan menang. Tindakan tersebut seperti mencari nomer melalui plat nomer yang mengalami kerusakan atau kecelakaan. Menurut Kartono (1983: 59) bahwa pada perjudian terdapat unsur minat dan pengharapan oleh ketidakpastian untuk menang atau kalah. Situasi membuat seseorang semakin tegang dan makin gembira, yang menimbulkan rangsanganrangsangan besar untuk betah bermain. 3. Dampak-Dampak Perjudian Togel Bagi Masyarakat Judi togel merupakan salah satu kejahatan sedangkan kejahatan itu sendiri sebagai perbuatan yang sangat merugikan, serta meresahkan masyarakat. Oleh karena itu tidak boleh dibiarkan begitu saja tumbuh dan berkembang dengan subur ditengah-tengah masyarakat. Perilaku perilaku judi memiliki efek negatif yang berhubungan dengan psiskis, mental dan moral yang berpengaruh tidak hanya pada level individu, tetapi pada keluarga dan komunitas. a. Dampak langsung 1) Menjauhkan diri dari agama dan melemahnya iman karena kewajiban sebagai umat ditinggalkan sehingga mendorong orang untuk melakukan tindak asusila. 2) Berubahnya pemikiran masyarakat menjadi irasional. Hal yang irasional adalah dimana para konsumen togel dengan khayalan dan imajinasi mencoba menebak dan meramal nomor togel dengan menghubungkan pada kejadian yang terjadi sehari-hari atau dari tafsir mimpi. Selain itu , pikiran jadi kacau, karena selalu digoda oleh harapan untuk menang.
11
3) Merosotnya moral. Hal ini dibuktikan dengan seringnya konsumen togel menghalalkan segala macam cara untuk mendapatkan uang taruhan dengan menggunakan uang hasil bekerja atau biasanya memotong uang untuk kebutuhan rumah tangga. Selain itu para konsumen togel mudah berspekulasi dan cepat mengambil resiko tanpa pertimbangan. 4) Hilangnya rasa malu dan acuh tak acuh karena tidal lagi memperdulikan lingkungan sekitar, berjudi secara terang-terangan dan di tempat terbuka yang semua orang bias menyaksikan perjudian togel tersebut. b. Dampak tidak langsung 1) Kemunduran tingkat perekonomian keluarga. Biasanya uang yang digunakan untuk memasang nomor togel berasal dari uang sisihan atau potongan dari uang hasi jerih payah sehari 2) Keluarga menjadi terbaikan karena waktu dalam sehari habis memikirkan nomor togel. 3) Pekerjaan menjadi terbaikan karena semua energy dan pikiran tercurah pada kesenangan untuk berjudi. 4) Timbulnya rasa malas untuk bekerja. Para konsumen togel beharap akan memperoleh keberuntungan memenangkan togel dan memperoleh uang yang banyak tanpa harus bersusah payah. Hal ini juga didasarkan pada keyakinan akan tafsir mimpi. Menurut Tiyarto (2006: 28) bahwa bagi mereka yang terlibat langsung dengan perjudian akan cenderung berpikir negatif dan tidak rasional. Bahkan tidak mungkin akan memicu pada tindak kriminal yang lebih besar. Dari segi perilaku masyarakat juga mudah ditebak, mereka ini cenderung mengisolasi diri dan mencari komunitas yang sejalan dengan mereka. Dengan demikian mungkin judi sudah merupakan penyakit sosial yang usianya sebaya dengan kelahiran manusia dan tetap saja ada mengisi kebutuhan manusia. Perilaku berjudi memiliki efek negatif terhadap pelaku serta lingkungan sosial. Menurut Haryanto (2003: 45) bahwa perilaku berjudi memilki ekses sebagai berikut: 1. Energi dan pikiran berkurang, karena selalu didorong nafsu judi dan kerakusan ingin menang dalam waktu pendek.
12
2. Badan jadi lesu dan sakit-sakitan karena kurang tidur serta selalu dalam keadaan tegang. 3. Pikiran jadi kacau, karena selalu digoda oleh harapan untuk menang. 4. Pekerjaan jadi terlantar, karena keasyikan main judi 5. Anak istri dan rumah tangga tidak diperhatikan lagi. 6. Mudah tersinggung, mudah marah bahkan cenderung agresif. 7. Mentalnya terganggu dan kepribadiannya labil 8. Mendorong orang untuk melakukan kriminal untuk mendapatkan modal atau membayar hutang kalau kalah dalam main judi. 9. Merusak ekonomi rakyat, karena orang bersikap untung-untungan dan kurang serius dalam bekerja
KESIMPULAN Dari kajian yang telah dikemukan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan; 1. Gambaran perjudian togel di desa Botumoito terdiri dari : a. Pembagian kerja pada perjudian togel Dalam sistem perjudian togel di desa Botumito terdapat kerja sama yang terorganisir dan memiliki peranan yang saling terkait antara satu dengan yang lain yang terdiri dari bandar besar (tokoh utama), pengepul dan pengecer (tokoh kunci) dan pemasang nomor togel. b. Pembagian penghasilan Pengecer dan pengepul memperoleh penghasilan dari jumlah penjualan kupon togel dalam bentuk presentase. Pengecer akan mendapatkan sekitar 25 % dari semua penjualan nomor togel dalam sehari dari pengepul sedangkan pengepul mendapat 30 % dari semua penjualan nomor togel dari Bandar. 2. Perjudian togel yang marak di desa Botumoito disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya;
13
a. Faktor intern (Faktor yang bersumber dalam diri individu) 1) Faktor Agama : Miskinnya iman dan hilangnya rasa malu yang membuat seseorang melakukan kegiatan perjudian dan menjadikannya sebagai mata pencaharian sampingan serta percaya pada mimpi dan shio. 2) Faktor Ekonomi : Seorang pedagang kecil, tukang bentor, pengangguran, ibu rumah tangga dan lain-lain yang berpenghasilan rendah dan hampirhampir tidak mencukupi bagi pemenuhan hidup keluarganya cenderung melakukan perjudian. 3) Faktor Pendidikan : Rendahnya pendidikan menyebabkan seseorang berfikir pragmatis dan sederhana yakni berfikir kalau nomor yang dipasang tembus dua atau tiga angka akan memperoleh uang sekian juta tanpa berfikir seberapa besar jumlah uang yang dipertaruhkan di perjudian, berapa besar perbandingan orang yang menang dengan nomor yang tembus, juga jarang berfikir berapa besar peluang antara kemenangan dan kekelahan b. Faktor ekstern (Faktor yang bersumber dari luar individu) 1) Faktor Lingkungan : Para pelaku judi togel tidak segan-segan lagi menjalankan perannya sebagai pencatat nomor togel karena keluarga terdekat tidak ada yang melarang bahkan ikut-ikutan memasang nomor. Terbukti dari subjek pada awalnya mengetahui prosedur permainan dan pembelian togel dari teman-temannya 2) Faktor Hukum : Tidak adanya sosialisasi/penyuluhan mengenai bahaya judi togel dan hukuman yang tepat bagi masyarakat jika didapati berjudi
14
togel,
sehingga
masyarakat
tidak
segan
lagi
berkumpul
dan
membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan togel. 3) Faktor Persepsi Probabilitas pada kemenangan : Permainan ini dilakukan secara terus menerus karena telah terkondisikan dengan kemenangankemenangan sebelumnya
sehingga
mereka berpikiran akan ada
kemenangan selanjutnya 3. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh maraknya perjudian togel berupa; a. Dampak langsung 1) Menjauhkan diri dari agama dan melemahnya iman karena kewajiban sebagai umat ditinggalkan sehingga mendorong orang untuk melakukan tindak asusila. 2) Berubahnya pemikiran masyarakat menjadi irasional. Hal yang irasional adalah dimana para konsumen togel dengan khayalan dan imajinasi mencoba menebak dan meramal nomor togel dengan menghubungkan pada kejadian yang terjadi sehari-hari atau dari tafsir mimpi. Selain itu , pikiran jadi kacau, karena selalu digoda oleh harapan untuk menang. 3) Merosotnya moral. Hal ini dibuktikan dengan seringnya konsumen togel menghalalkan segala macam cara untuk mendapatkan uang taruhan dengan menggunakan uang hasil bekerja atau biasanya memotong uang untuk kebutuhan rumah tangga. Selain itu para konsumen togel mudah berspekulasi dan cepat mengambil resiko tanpa pertimbangan. 4) Hilangnya rasa malu dan acuh tak acuh karena tidal lagi memperdulikan lingkungan sekitar, berjudi secara terang-terangan dan di tempat terbuka yang semua orang bias menyaksikan perjudian togel tersebut.
15
b. Dampak tidak langsung 1) Kemunduran tingkat perekonomian keluarga. Biasanya uang yang digunakan untuk memasang nomor togel berasal dari uang sisihan atau potongan dari uang hasi jerih payah sehari. 2) Keluarga menjadi terabaikan karena waktu dalam sehari habis memikirkan nomor togel. 3) Pekerjaan menjadi terbaikan karena semua energy dan pikiran tercurah pada kesenangan untuk berjudi. 4) Timbulnya rasa malas untuk bekerja. Para konsumen togel beharap akan memperoleh keberuntungan memenangkan togel dan memperoleh uang yang banyak tanpa harus bersusah payah. Hal ini juga didasarkan pada keyakinan akan tafsir mimpi. Saran 1.
Penyuluhan-penyuluhan mengenai masalah-masalah hukum terutama bahaya dan hukuman bagi para pelaku judi togel lebih dimaksimalkan sehingga masyarakat lebih paham dan jera untuk berjudi.
2.
Bagi pelaku perjudian, kesadaran dari masing-masing individu sangat diperlukan untuk memerangi dan memberantas perjudian togel karena judi termasuk tindak pidana dan menimbulkan dampak negatif sehingga harus ditinggalkan.
3.
Bagi pihak kepolisian, sebaiknya lebih meningkatkan pengawasan terhadap segala bentuk perjudian togel dan mendatangi tempat-tempat yang biasanya digunakan sebagai pusat perkumpulan para pelaku judi togel.
16
DAFTAR PUSTAKA Afrilya, Anggi Mega. 2009. Dasar Pertimbangan Jaksa Penuntut Umum Dalam Menentukan Berat Ringannya Tuntutan Pidana Terhadap Terdakwa Kasus Perjudian (Studi Di Kejaksaan Negeri Kediri). Skripsi. Malang: Universitas Brawijaya. Arisanti, Heny Septriana.2009. Upaya Polri Dalam Mengungkap Tindak Pidana Perjudian di Kalangan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (Studi di Polres Trenggalek). Skripsi. Malang: Universitas Brawijaya. Arming. 2010. Hukum Tata Negara: Judi Togel Semakin Merajalela. Haryanto. 2003. Indonesia, Negara Judi?. Jakarta Timur: Yayasan Khasanah Insan Mandiri. Kartono, Kartini. 1983. Patologi Sosial Jilid 1. Jakarta : C.V. Rajawali Kusumaningtyas, Cecilia Bhekti. 2008. Upaya Polri Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Perjudian Toto Gelap (Togel) di Kalangan Masyarakat (Studi di Polres Malang). Malang: Universitas Brawijaya. Moeljatno. 2011. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Jakarta: Bumi Aksara. Papu, Johanes. 2002. Perilaku Berjudi. Tersedia di: http://www.e psikologi.com/e psi/sosial_detail.asp?id=278. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1981 Tentang Pelaksanaan Penertiban Perjudian Putra, Muhammad Ghazali. 2004. Judi kupon Togel Kaitannya Dengan Disharmonisasi Kehidupan Rumah Tangga Konsumennya di Jogjakarta. Surabaya: Universitas Airlangga Surabaya. Sudarsono. 2008. Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sutiyoso, Bambang. 2008. Perjudian Dalam Perspektif Hukum. Tersedia di: http://bambang.staff.uii.ac.id/2008/10/17/perjudian-dalam-perspektifhukum/ Tiyarto, Sugeng. 2006. Kebijakan Penegakan Hukum Pidana Dalam Rangka Penanggulangan Perjudian. Semarang: Universitas Ponorogo. Umar, Musni. 2012. Mengapa Judi Merajalela di Masyarakat Bawah. Tersedia di: http://musniumar.wordpress.com/2012/06/22/mengapa-judi-merajalela-
17
di-masyarakat-bawah/ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2010 Tentang Kepolisian. 2010. Bandung: Citra Umbara. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Daerah Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2010 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia.
18