DAMPAK JUDI TOGEL TERHADAP MASYARAKAT DESA (Kasus Desa Rappolemba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa)
The Effect Of Togel Gambling Toward Rural Society (Case Rappolemba Village, Tompobulu District, Gowa Regency)
SKRIPSI SUMARLIN NIM : E411 10 901
Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Derajat Kesarjanaan Pada Jurusan Sosiologi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014
i
ii
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Setiap Hari Menjual Peniti Peniti Dijual Di Panti Asuhan Skripsi Ini Tidaklah Berarti Tanpa Ada Halaman Persembahan Saya bukanlah orang yang hebat Tapi saya ingin belajar dari orang-orang yang hebat Saya adalah orang yang biasa Tapi saya ingin menjadi orang yang luar biasa Dan saya bukanlah orang yang istimewa Tapi saya ingin membuat orang menjadi istimewa Skripsi ini saya dedikasikan atau persembahkan untuk kedua orang tuaku (Ayahanda Almarhum Saleh dan Ibunda Surianti) yang telah begitu banyak memberikan perhatian, kasih sayang, dan motivasi kepada penulis selama menempuh pendidikan, semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian berdua. Amin.........................
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat melalui masa perkuliahan dan penyusunan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Dampak Judi Togel Terhadap Masyarakat Desa (Kasus Desa Rappolemba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa)” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pada jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar. Kepada Prof. Dr. Maria E. Pandu, MA selaku pembimbing I, terima kasih atas kepercayaan dan bimbingannya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dan Dr. H. M. Darwis, MA, DPS selaku pembimbing II, terima kasih untuk setiap waktu yang diberikan tanpa lelah membimbing penulis untuk menyusun skripsi ini. Ucapan terima kasih juga yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA selaku Rektor Universitas Hasanuddin Makassar beserta jajarannya. 2. Prof Dr. Hamka Naping, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar. 3. Dr. H. M. Darwis, MA. DPS selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar.
vi
4. Dr. Rahmat Muhammad M.Si selaku Sekertaris Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar. 5. Buat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIRJEN DIKTI) yang telah memberi beasiswa Bidikmisi sehingga penulis bisa tetap kuliah. 6. Buat Bapak dan Ibu Dosen tanpa terkecuali yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswa di Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univesitas Hasanuddin. Buat seluruh staf Jurusan Sosiologi yang telah memberikan
bantuan
kepada
penulis
selama
menjadi
mahasiswa. Utamanya Pak Asmudir serta Ibu Ros yang telah banyak membantu selama ini. 7. Buat kakak serta adik tercinta (Kak Syahril, Kak Sinar, Kak Cummi, Kak Anca, Dinda Hasbia, Dinda Muhlis serta Dinda Fitri) atas segala bantuan yang diberikan tanpa pamrih baik moril maupun materil yang penulis tidak akan pernah bisa membalasnya. 8. Buat Guru SD Inpres Kayumalle, MTs Yapit Malakaji, SMA Negeri
1
Tompobulu,
serta
buat
Alumni
SD Inpres
Kayumalle Kabupaten Gowa Tahun 2004, MTs Yapit Malakiji Kabupaten Gowa Tahun 2007, dan SMA Negeri 1 Tompobulu Tahun 2010 Kabupaten Gowa.
vii
9. Buat
Iparku (kak Mia, Kak Napi dan kak Usman) dan
sepupuku (Tati), serta buat keluargaku di desa Rappolemba tanpa terkecuali yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas segala nasehat dan bantuannya selama Ini. 10. Buat teman-teman TUNAS (Komunitas Pantun Unhas), kak Rijal, kak Mira, Rahmat, Sahlan, Desi, Rezky, Ulfa, Wahyu, Rusdy, Mamat, Baso, Fadly, Mattes, Yohan, Ale’, Nayla, Nunu,
Hesty,
memperkenalkan
Satria,
Ilo’
pantun
tetap
pada
semangat
individu
dan
tetap
maupun
pada
masyarakat luas, Salam budaya cinta pentun. 11. Buat HIPMA GOWA (Himpunan Pelajar Mahasiswa Gowa), FOSMA SUL-SEL (Forum Silaturahmi Mahasiwa Sulawesi Selatan), KEMASOS (Keluarga Mahasiswa Sosiologi), FKI FISIP-UH (Forum Kajian Insani Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin), IKAB-UH (Ikatan Keluarga Mahasiswa
Bidikmisi
Universitas
Hasanuddin),
KPAJ
(Komunitas Pecinta Anak Jalanan), tetap semangat dan berjuang demi masa depan yang baik. 12. Buat Teman Prodigy (Sosiologi angkatan 2010), teman seperjuangan penulis tetap semangat dan jadilah yang terbaik. 13. Buat teman KKN penulis Gelombang 85, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu, terima kasih motivasinya selama ini.
viii
14. Buat Sahabat penulis (Ince Iksan KA perikanan 2010, Samsul Sastra Arab 2010, Khaeril Manajemen 2012, Fadly Politik 2012, Rudi Sastra Inggris 2012, Fikar Sosiologi 2010, Suardi Sosiologi 2012,
Anhar Sastra Arab 2010, Yohan
Kedokteran 2012, Putri Farmasi 2010, Hadijah Matematika 2010, Hadi Hukum 2010, Wahyu Teknik 2010, Herman Peternakan 2010, Andri Pertanian 2011, Richa Kehutanan 2013, Haidir Hukum 2010, Mai Komunikasi 2011 Hardianti Unismuh 2010, Yudi UNM 2010, Edi Universitas Sawerigading 2010), terima kasih motivasi dan bantuannya selama ini, semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian. 15. Buat teman-teman dari HI 2011(Vera, Wulan, Indri, Mega, Dini dan Ayu), yang selalu setia tersenyum setiap bertemu memberi motivasi terhadapa penulis. 16. Buat para responden yang telah bersedia meluangkan waktunya
untuk
diwawancarai
sehingga
penulis
dapat
memperoleh informasi mengenai judi togel. Buat Nurlinda dan Lukman Rais terima kasih telah bersedia membantu dan membimbing penulis meginput data ke dalam SPSS. 17. Buat Arham, Agus dan Unhy (Sastra Inggris 2010), serta Agor (Hubungan Intenasional 2010), yang sangat banyak membantu penulis selama penyusunan skripsi ini, terima kasih banyak atas bantuannya.
ix
18. Buat kak Iva Sosiologi angkatan 2005, terima kasih motivasinya selama ini. 19. Buat teman-teman terbaikku di Malakaji (Asha, Ika, Rini Wulan, Widi, Nani, Fitri, Eni, Mila, Fardan, Saddik, Ciwan Kasim dan Lina), terima kasih atas doa dan motivasinya selama ini. 20. Buat ibu kost (Daeng Sakking) yang telah banyak membantu, terima kasih atas bantuannya selama ini, serta pihak lain yang tidak sempat penulis tuliskan satu per satu, kami haturkan banyak terima kasih. Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai kesempurnaan. Namun penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, semua itu dikarenakan keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis akan menerima dengan hati terbuka atas segala kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini memiliki guna dan manfaat bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan, amin.
Makassar, 08 Maret 2014 Penulis
SUMARLIN
x
ABSTRAK
SUMARLIN, E 411 10 901, Dampak Judi Togel Terhadap Masyarakat Desa (Kasus Desa Rappolemba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa) dibimbing oleh Maria E Pandu dan M. Darwis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak judi togel terhadap masyarakat desa di Desa Rappolemba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa. Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai bagaimana dampak judi togel terhadap masyarakat desa di Desa Rappolemba. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan dasar penelitian survei, dan teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian adalah masyarakat yang terlibat dalam permainan judi togel di Desa Rappolemba. Dan juga menggunakan wawancara serta observasi untuk memperkuat hasil penelitian ini. Hasil dari penelitian ini, keseluruhan responden berpendapat bahwa dampak positif judi togel adalah menghasilkan uang. Begitupun sebaliknya, keseluruhan responden menjawab atau berpendapat bahwa dampak negatif judi togel tidak ada.
xi
ABSTRACT
SUMARLIN, E411 10 901, The Effect Of Togel Gambling Toward Rural Society (Case Rappolemba Village, Tompobulu District, Gowa Regency) supervised by Maria E Pandu and M. Darwis. This research is aimed to recognize how the effect of togel gambling toward rural society in Rappolemba Village, District Tompobulu, Gowa Regency. The goals of this research is expected to show what the impact of togel gambling toward some of citizens in Rappolemba Village. It uses a quantitative research based on survey research, and using a questioner as the method of collecting data. The population in this research are the people who involve in togel gambling in Rappolemba Village. And it also uses an interview and observation to reinforce the result. The result or this research, shows that all of respondences stated, the positive effect of togel gambling is earning money. As the opposite, all of respondences also stated, the negative effect of togel gambling is nothing.
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................... i Halaman Pengesahan ......................................................................... ii Lembar Penerimaan Tim Evaluasi ..................................................... iii Pernyataan Keaslian Skripsi .............................................................. iv Halaman Persembahan ...................................................................... v Kata Pengantar.................................................................................... vi Abstrak ................................................................................................ xi Abtrack ................................................................................................ xii Daftar Isi .............................................................................................. xiii Daftar Tabel ......................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 10 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................... 10 BAB III METODE PENELITIAN............................................................ 12 A. Pendekatan Penelitian ............................................................... 12 xiii
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ...................................................... 12 C. Dasar Penelitian ......................................................................... 13 D. Populasi dan Sampel ................................................................. 14 E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 16 F. Analisis Data .............................................................................. 17 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 19 A. Identitas Responden .................................................................. 19 B. Faktor Yang Menyebabkan Maraknya Judi Togel ...................... 27 C. Dampak Judi Togel .................................................................... 28 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 31 LAMPIRAN............................................................................................ 33
xiv
DAFTAR TABEL 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 19 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur ....................................... 21 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan .............................. 24 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan................................ 25 5.5 Persentase Responden Berdasarkan Pemanfaatan Hasil Judi Togel ....................................................................................... 29
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pergaulan sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dari nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, baik masyarakat yang berada di perkotaan maupun masyarakat yang berada di pedesaan. Apabila semua anggota masyarakat mentaati norma dan nilai tersebut, maka kehidupan masyarakat akan tenteram, aman, dan damai. Namun dalam kenyataannya, sebagian dari anggota masyarakat ada yang melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap norma dan nilai tersebut. Pelanggaran terhadap norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat dikenal dengan istilah penyimpangan sosial atau istilah yang sering digunakan dalam perspektif psikologi adalah patologi sosial
(social
pathology).
Akibat
penyimpangan
sosial
ini,
memunculkan berbagai permasalahan kehidupan masyarakat yang selanjutnya dikenal dengan penyakit sosial. Setiap perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma akan disebut sebagai perilaku menyimpang dan setiap pelaku yang melakukan penyimpangan akan digambarkan sebagai penyimpang atau deviant (Siahaan, 2009: hlm 5). Norma sesungguhnya sangat penting dalam menjaga ketertiban. Norma dianggap sebagai budaya 1
ideal atau sebagai harapan bagi individu dalam situasi tertentu. Norma budaya yang ideal dapat ditentukan dari pembicaraan atau dari melihat sanksi dan reaksi yang diberikan (Siahaan, 2009: hlm 21). Sosiologi pada dasarnya mempelajari tatanan masyarakat dari sisi yang “baik”. Namun, apabila kemudian berbicara tentang penyimpangan, kita akan membahas mengenai tatanan masyarakat dari sisi yang “buruk”. Tidak hanya sosiologi, masalah sosial dan kriminologi juga turut andil dalam mengkaji pelanggaran norma atau penyimpangan. Inilah yang kemudian diperkenalkan sebagai sosiologi perilaku menyimpang (Siahaan, 2009: hlm 6). Penyimpangan adalah kesakitan atau menyimpang dari norma sehat yang lebih ditetapkan oleh banyak orang. Orang atau situasi yang berbeda dengan harapan yang ditetapkan ini dianggap “sakit”. Bagi para ahli patologi, masalah sosial atau penyimpangan adalah pelanggaran terhadap harapan moral (Siahaan, 2009: hlm 99-100). Penyimpangan sosial dari sekelompok masyarakat atau individu akan mengakibatkan masalah sosial, kejadian tersebut terjadi karena adanya interaksi sosial antar individu, individu dengan kelompok, dan antar kelompok (Soekanto, 2009: hlm 312). Interaksi sosial berkisar pada ukuran nilai adat-istiadat, tradisi dan ideologi yang ditandai dengan proses sosial yang diasosiatif. Adanya penyimpangan
perilaku
dari
mereka
terhadap
pranata
sosial
masyarakat. Masalah sosial adalah sebuah gejala atau fenomena
2
yang muncul dalam realitas kehidupan masyarakat. Dalam kehidupan keseharian fenomena tersebut hadir bersamaan dengan fenomena sosial yang lain, oleh sebab itu untuk dapat memahaminya sebagai masalah sosial, dan membedakannya dengan fenomena yang lain dibutuhkan suatu identifikasi (Soetomo, 2013: hlm 28). Masalah sosial timbul karena individu gagal dalam proses sosialisasi atau individu karena adanya beberapa cacat yang dimilikinya, dalam sikap dan berperilaku tidak berpedoman pada nilainiali sosial dan nilai-nilai kepercayaan yang ada dalam masyarakat (Soetomo, 2013: hlm 78). Ketidaksesuaian antar unsur-unsur kebudayaan masyarakat dapat membahayakan kelompok sosial, kondisi ini berimplikasi pada disfungsional ikatan sosial. Apabila kejadian tersebut terus terjadi dalam masyarakat, maka perjudian tersebut akan menjadi virus yang dapat mengganggu kehidupan masyarakat. Sakitnya masyarakat ini bisa dalam bentuk keresahan atau ketidaktenteraman kehidupanan masyarakat. Oleh karena itulah, perjudian itu dikategorikan sebagai penyakit masyarakat atau penyakit sosial. Penyakit sosial adalah perbuatan atau tingkah laku yang bertentangan dengan nilai dan norma. Di dunia barat perilaku berjudi sudah dikenal sejak jaman Yunani kuno. Keanekaragaman permainan judi dan tekniknya yang sangat mudah membuat perjudian dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia.
3
Judi merupakan
salah
satu
dari tindakan
sosial yang
disebabkan hilangnya kegiatan produksi pertanian karena lahan tani digunakan untuk lahan industri. Mereka yang dahulu hidup tenang dan berkecukupan, kemudian mengalami krisis akan ketiadaan proses produksi tani. Urbanisasi sebagai pilihan yang kemudian memaksa mereka berinteraksi dengan tindakan-tindakan yang dikategorikan sebagai bagian dari patologi sosial. Akibat dari perjudian diketahui terjadi dalam masyarakat, judi senantiasa membawa akibat buruk bagi masyarakat. Oleh kerena itu, sikap masyarakat pada dasarnya sangat setuju diberantasnya judi secara berlanjut, tegas tanpa pandang bulu terhadap para pelaku sehingga timbul tampak jera dan sadar bahwa judi adalah penyakit masyarakat. Masyarakat yang sudah berada dalam keadaan sengsara dan serba kesulitan akan diperparah lagi dengan adanya permainan judi yang banyak terdapat di kalangan masyarakat tertentu. Judi yang menyengsarakan masyarakat harus dicegah dan diberantas, atau diupayakan masyarakat.
agar tidak dilakukan, mengingat
akibatnya
pada
(http://dimaslova.wordpress.com/2008/11/23/karya-
ilmiah-upaya-penanggulangan-perjudian/) diakses 04 Desember 2013. Sama seperti bangsa-bangsa lain di dunia, perilaku berjudi juga merebak dalam masyarakat Indonesia. Namun karena hukum yang
4
berlaku di Indonesia tidak mengijinkan adanya perjudian, maka kegiatan tersebut dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Beberapa orang melakukan dan memilih tindakan judi karena mereka dihantui oleh masa depan yang suram tindakan judi kemudian dijadikan jalan pintas untuk menggapai masa depan yang terang (http://suhadirembang.blogspot.com/2010/09/perjudian-dalam-kajian terdahulu.html/) diakses 19 september 2013. Perjudian dalam masyarakat Indonesia dapat dijumpai di berbagai lapisan masyarakat. Bentuk-bentuk perjudian pun beraneka ragam, dari yang tradisional seperti perjudian dadu, sabung ayam, judi togel offline sampai pada penggunaan teknologi canggih seperti judi melalui internet. Bahkan kegiatan-kegiatan olahraga seperti Piala Dunia (World Cup) yang baru saja berlangsung tidak ketinggalan dijadikan sebagai lahan untuk melakukan perjudian. Perjudian online di internet pun sudah sangat banyak dikunjungi para penjudi, meskipun tidak diperoleh data apakah pengguna internet Indonesia sering mengunjungi situs-situs tersebut. Terlepas dari berbagai pendapat yang pro maupun kontra terhadap perjudian, perilaku berjudi menjadi bahan menarik untuk dikaji lebih lanjut mengingat perilaku tersebut sebenarnya amat sulit diberantas. Perjudian di satu pihak sangat terkait dengan kehidupan dunia bawah kita (underworld), tapi di pihak lain dilegalisasi
5
(legitimated world), dan seakan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dunia rekreasi dan hiburan. Keberanian mengambil risiko dan ketangguhan menghadapi ketidakpastian dalam dunia perjudian dan bisnis merupakan dua elemen yang nuansanya sama, kendati dalam konteks yang amat berbeda. Oleh sebab itu, dalam komunitas masyarakat tertentu perjudian tidak dianggap sebagai perilaku menyimpang yang dapat menimbulkan masalah moral dalam komunitas. Berbeda dengan pendapat yang dikeluarkan oleh American Psychiatric Assocation (APA) justru mengatakan bahwa perilaku berjudi dapat dianggap sebagai gangguan kejiwaaan. Hal ini didasarkan atas kriteria perilaku yang cenderung dilakukan secara berulang-ulang tanpa dapat dikendalikan, sudah mendarah daging dan sulit untuk ditinggalkan (http://www.e-psikologi.com/epsi/sosial_detail.asp?id=278/diakses
19
september 2013).
Para ahli sosiologi menyatakan bahwa penyakit sosial itu timbul karena adanya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh orang atau sekelompok orang terhadap norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Pelanggaran terhadap norma dan nilai masyarakat inilah yang kemudian dikenal dengan penyimpangan sosial. Fenomena perjudian adalah permasalahan yang kompleks, untuk itu maka ada baiknya bila kita mencoba menarik beberapa
6
intisari permasalahan berkaitan dengan fenomena tersebut agar pembahasan dapat lebih terarah dan tepat. Definisi
yang
diberikan
dalam
sebuah
kamus
besar
“khususnya” kamus Bahasa Indonesia yang mana kata “judi” adalah: “Permainan dengan memakai uang atau barang berharga sebagai taruhan; berjudi berarti mempertaruhkan sejumlah uang atau harta di permainan
tebakan
berdasarkan
kebetulan,
dengan
tujuan
mendapatkan sejumlah uang atau harta yang lebih besar daripada jumlah uang atau harta semula; menjudikan ialah memakai sesuatu untuk bertaruh, penjudian yaitu proses, cara, perbuatan menjudikan. Dierah global seperti sekarang ini sulitnya pemberantasan perjudian “khususnya” judi kupon putih ini atau lebih dikenal sebutan toto gelap (Togel) kian membuat sebagian masyarakat menjadi resah. (http://topikislam.wordpress.com/judi-togel-semakin-merajalelah/diakses) 23 Februari 2014) Selain itu juga diduga adanya oknum-oknum aparat yang membeking bandar-bandar togel ini menyebabkan peredaran kupon putih ini kian marak terjadi di kalangan masyarakat luas. Sebagai suatu contoh seorang pak tua yang mempunyai profesi sebagai tukang becak terpaksa harus berurusan dengan oknum aparat keamanan setempat karena ketahuan mengedarkan kupon putih tersebut di kawasan pasar sentral Makassar Sulawesi Sulawesiselatan. Mengedarkan kupon judi toto gelap (togel) oleh anggota
7
Kepolisian Sektor Kota Makassar Sulawesi-selatan. Bapak tua yang mempunyai profesi sehari-harinya sebagai tukang becak itu mengaku, baru beberapa pekan terakhir ini berjualan togel disekitar pasar sentral Makassar. Dari hasil penjualan togel dia gunakan untuk memenuhi dari kekurangan pendapatannya sebagai tukang becak untuk
memenuhi
kebutuhan
anak-anaknya
untuk
bersekolah.
Judi togel itu sendiri sebenarnya adalah jenis judi yang banyak digemari oleh masyarakat luas. Yang mana jenis judi togel itu sendiri berasal dari negara Singapura. Dalam hal ini jika melihat dari kinerja dari pihak pemerintah dan oknum aparat keamanan seperti kehabisan akal untuk mengatasi judi gelap yang diharamkan oleh setiap agama. Pasalnya, jenis judi yang memiliki perputaran uang milyaran rupiah dalam satu hari saja tersebut mudah diperoleh hingga ke sudut-sudut perkampungan sekalipun. (http://topikislam.wordpress.com/judi-togel-semakin-merajalelah/diakses) 23 Februari 2014). Togel ini bahkan lebih dahsyat ketimbang judi lainnya yang berada di Indonesia. Perkembangan perjudian di Indonesia ibarat jamur yang tumbuh di musim penghujan. Perjudian ada di mana-mana dan digemari oleh banyak orang salah satunya adalah masyarakat desa
Rappolemba,
Kecamatan
Tompobulu,
Kabupaten
Gowa.
Perjudian memberikan harapan-harapan bagi pelakunya. Banyak di antara masyarakat kita ingin menjadi kaya, namun tidak mau bekerja
8
keras. Orang seperti ini mengambil jalan pintas untuk menjadi cepat kaya, yaitu dengan cara mengadu nasib melalui berjudi. Bila kita lihat pelaku, perjudian dilakukan oleh orang yang berasal dari semua lapisan masyarakat, apakah masyarakat bawah, menengah maupun atas. Namun perjudian jenis ini lebih banyak dilakukan oleh masyarakat lapisan bawah. Perjudian juga bisa dilakukan oleh anak-anak, remaja, maupun dewasa. Perjudian sekarang ini tidak hanya dilakukan oleh orang-orang yang berada di kota-kota besar, tetapi sudah menjamur sampai ke pelosok desa. Seperti judi togel yang sudah menjamur di desa Rappolemba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa yang tentunya sangat diharapkan peran pemerintah dalam mengatasi judi togel tersebut, agar masyarakat desa Rappolemba dapat memahami bahwa berjudi merupakan hal yang dilarang untuk terus dilakukan dan ada UU yang mengatur. Togel adalah kepanjangan dari toto gelap. Judi togel ini dalam kehidupan
sehari-hari
dilaksanakan
secara
diam-diam,
karena
dilarang oleh pemerintah. Judi togel tidak terbukti dapat memperkaya seseorang, justru judi jenis ini dapat memiskinkan orang. Judi togel sudah menjamur di desa Rappolemba, Kabupaten Gowa. Namun, melihat realita yang terjadi judi togel cukup berdampak terhadap masyarakat desa Rappolemba. Maraknya judi togel di desa
9
Rappolemba,
Kabupaten
Gowa
tentunya
memerlukan
peran
pemerintah setempat dalam mengatasi masalah judi togel tersebut. Judi togel salah satu masalah sosial yang terjadi atau salah satu perilaku menyimpang dan melanggar nilai dan norma yang sudah menjadi virus dalam masyarakat desa Rappolemba, Kabupaten Gowa. Hal inilah yang menarik untuk dikaji lebih lanjut, maka dengan ini penulis mengambil judul : DAMPAK JUDI TOGEL TERHADAP MASYARAKAT DESA (Kasus Desa Rappolemba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa) B. Rumusan Masalah 1. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan maraknya judi togel di desa Rappolema, Kabupaten Gowa? 2. Bagaimana
dampak
judi
togel
terhadap
masyarakat
desa
Rappolemba, Kabupaten Gowa?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan: 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan maraknya judi togel di desa Rappolemba, Kabupaten Gowa. 2. Untuk mengetahui dampak judi togel terhadap masyarakat desa Rappolemba, Kabupaten Gowa. Kegunaan Penelitian: Penelitian ini dilakukan agar dapat berguna yaitu sebagai berikut:
10
1. Bagi Peneliti : dapat memberi pengetahuan mengenai judi togel dan pengalaman dalam hal meneliti di desa Rappolemba, Kabupaten Gowa. 2. Bagi Akademisi : dapat dijadikan sebagai sumber informasi ataupun referensi untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi Masyarakat : penelitian ini diharapkan akan berkontribusi dalam memberikan informasi dan
pemahaman mengenai
dampak judi togel di desa Rappolemba, Kabupaten Gowa. 4. Bagi Pemerintah : dapat memberikan informasi tentang dampak judi togel.
11
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang lebih condong ke pengukuran, menguji hipotesis, pemikiran deduktif, dan pengumpulan referensi atau informasi ilmiah (Santoso, 2005: hlm10). Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bersifat penjelasan (eksplanatif) yang bersifat umum. Proses penelitian kuantitatif dimulai dengan adanya suatu masalah yang diteliti dan diangkat ke permukaan dengan maksud menggeneralisasikannya (Nasehuddin dan Gozali, 2012: hlm 69). B. Waktu dan Lokasi penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu penelitian yang digunakan Bulan Desember 2013Januari 2014 2. Lokasi penelitian Lokasi
penelitian
berlangsung
di
desa
Rappolemba,
Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa. Alasan dipilihnya desa Rappolemba sebagai lokasi penelitian, karena desa Rappolemba merupakan desa yang masih tergolong primitif, dan jarang dijadikan sebagai lokasi penelitian bahkan tidak 12
pernah dijadikan sebagai lokasi penelitian oleh peneliti manapun. Selain itu, yang menjadi alasan dipilihnya desa Rappolemba sebagai lokasi penelitian karena dalam hal komunikasi antara si peneliti dan masyarakat yang akan menjadi responden nantinya, memiliki dialek yang sama sehingga dapat memperlancar komunikasi antara si peneliti dan responden. C. Dasar Penelitian Adapun dasar penelitian yang digunakan adalah penelitian survei deskriptif yaitu semata-mata memberikan gambaran tentang sesuatu. Survei deskriptif mempunyai beberapa ciri, yaitu:
Survei deskriptif berkaitan dengan situasi yang memerlukan teknik pengumpulan data tertentu seperti wawancara, kuesioner, angket, atau oebservasi.
Populasi penelitian harus dipilih dengan hati-hati, didefinisikan secara jelas, dan dibatasi secara tepat agar dapat menetapkan parameternya secara tepat untuk menjamin keterbatasan populasi tersebut.
Data dalam survei deskriptif mudah mengalami distorsi karena bias dalam rancangan penelitian.
Harus dan disajikan secara sistematik sehingga dapat ditarik kesimpulan yang benar dan teliti (Soehartono, 1995: hlm 53-54). Penelitian deskriptif, umumnya bertujuan mendeskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat terhadap suatu populasi atau daerah
13
tertentu menegenai berbagai sifat dan faktor tertentu (Santoso, 2005: hlm 29). Survei deskripstif adalah survei yang tidak disertai dengan penelitian terhadap korelasi antara variabel-variabel (Mustofa dkk, 2008: hlm 309). D. Populasi dan Sampel Populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga (Singarimbun dan Effendi, 2011: hlm 152). Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 2007: hlm 150). Populasi juga diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: hlm 49). Sementara sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi itu (Sugiyono, 2012: hlm 49). Sampel adalah sebagian dari populasi (Singarimbun dan Effendi, 2011: hlm 149). Suatu metode pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: 1. Dapat menghasislkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti.
14
2. Dapat menenukan presisi (precision) dari hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan baku (standar) dari taksiran yang diperoleh. 3. Sederhana hingga mudah dilaksanakan 4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah-rendahnya (Singarimbun dan Effendi, 2011: hlm 149150). Sampel adalah bagian yang mewakili suatu kelompok unit-unit (Mustofa dkk, 2008: hlm 275). Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah kepala keluarga di Desa Rappolemba. Sedangkan sub populasi (pelaku penjudi) dilakukan sensus atau pencacahan terhadap pelaku penjudi, sehingga ditemukan sejumlah 35 kepala keluarga. Dengan demikian, yang menjadi sampel adalah 35 orang, pemilihan sampel ini disebut sebagai sampel jenuh. Dikatakan sampel jenuh karena keseluruhan jumlah populasi menjadi sampel dalam penelitian ini. Responden adalah orang yang memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk memberikan informasi tentang masalah yang akan diangkat. Responden merupakan sumber informasi yang penting bagi peneliti. Untuk memperoleh hasil penelitian yang memiliki validitas dan akurasi bernilai tinggi, maka penulis menetapkan responden yang menjadi sumber data yaitu : para pelaku judi togel di desa
15
Rappolemba,
Kecamatan
Tompobulu,
Kabupaten
Gowa
yang
dianggap mampu memberikan informasi mengenai judi togel. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data untuk memperolah data adalah : 1) Data primer Data ini dikumpulkan dengan menggunakan: a. Kuesioner Kata kuesioner dipakai untuk menyebutkan metode atau instrumen. Tujuan pokok penyusuna kuesioner adalah memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian, memperoleh informasi yang tingkat kebenaran dan kepercayaannya (validitas dan reliabilitas) tinggi (Nasehudin dan Gozali, 2012: hlm 113). b. Observasi Observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran (Soehartono, 2004: hlm 69). 2) Data Sekunder Data ini dikumpulkan melalui penelusuran atau studi pustaka dari berbagai arsip-arsip penelitian, artikel-artikel, dokumen-dokumen dan buku-buku yang terkait dengan kajian penelitian ini.
16
F. Analisis Data Data yang diperoleh baik primer maupun data sekunder dianalisis kemudian disajikan secara deskriptif kuantitatif, yaitu menjelaskan, menguraikan, menggambarkan sesuai dengan judul yang diteliti. Data yang telah dikumpulkan tidak mempunyai arti apaapa apabila tidak dianalisis. Analisis ini
merupakan langkah yang
penting dalam penelitian (Nasehudin dan Gozali, 2012: hlm 133). Dalam pengolahan data langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Editing Data yang telah terkumpul harus dibaca untuk memastikan apakah data tersebut dijadikan bahan analisis atau tidak (Nasehudin dan Gozali, 2012: hlm 135). 2. Klasifikasi Menggolongkan atau mengelompokkan data yang berupa jawaban dari pertanyaan terbuka (Nasehudin dan Gozali, 2012: hlm 136). 3. Mengkode data Yaitu memberikan skor atau nilai pada setiap item jawaban (Nasehudin dan Gozali, 2012: hlm 136). 4. Penyusunan buku kode Untuk memudahkan pengolah data dalam melaksanakan tugasnya. Coding book dapat dijadikan pedoman bagi peneliti atau
17
orang yang ditugaskan untuk mengolah data (Nasehudin dan Gozali, 2012: hlm 140). 5. Menghitung frekuensi Memindahkan data yang telah dicatat pada lembar kerja koding ke dalam tabel (Nasehudin dan Gozali, 2012: hlm 144). 6. Tabulasi Penyajian data dalam bentuk tabel sehingga memudahkan para pembaca memahami laporan penelitian tersebut(Nasehudin dan Gozali, 2012: hlm 146). Kesimpulan,
merupakan
proses
untuk
menjawab
permasalahan dan tujuan sehingga ditentukan saran dan masukan untuk pemecahan masalah.
18
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini disajikan temuan data lapangan, dimana bab ini diketengahkan dalam bentuk deskripsi tentang profil masing-masing responden (pelaku judi togel) di desa Rappolemba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa. Pelaku judi togel merupakan sumber informasi yang utama. Adapun responden tersebut berjumlah 35 orang yang tentunya berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda, pekerjaan yang berbeda serta umur yang berbeda-beda dan lain-lain. A. Identitas Responden 1. Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis, dapat diketahui jenis kelamin responden pada tabel berikut: Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
1
Laki-laki
20
57.1
2
Perempuan
15
42.9
35
100.0
Total
Sumber: Hasil Olahan Data Primer 2014
19
Dengan melihat tabel 5.1 di atas, data menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki dan terlibat dalam permainan judi togel sebanyak 20 orang (57.1%) dan responden yang berjenis kelamin perempuan yang terlibat dalam permainan judi togel sebanyak 15 orang (42.9%). Dengan melihat persentase jenis kelamin tersebut, dapat dikatakan bahwa ternyata permainan judi togel tidak hanya dilakukan oleh seorang laki-laki akan tetapi perempuan juga ikut andil atau ikut terlibat dalam permainan judi togel.
20
2. Umur Responden Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis, dapat diketahui usia responden pada tebel berikut:
No
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Umur Responden Frekuensi Persentase
1
10-14
3
8.6
2
15-19
3
8.6
3
20-24
3
8.6
4
25-29
6
17.1
5
30-34
3
8.6
6
35-39
2
5.7
7
40-44
2
5.7
8
45-49
3
8.6
9
50-54
1
2.9
10
55-59
1
2.9
11
60-64
2
5.7
12
65-69
1
2.9
13
70-74
1
2.9
14
75-79
1
2.9
15
80-84
2
5.7
16
85-89
1
2.9
Total
35
100.0
Sumber: Hasil Olahan Data Primer 2014
21
Pada tabel 5.2 di atas dapat dikatakan bahwa usia yang berada antara 10-24 tahun sebanyak 3 orang atau sebanyak 8.6%, usia yang berada antara 15-19 tahun sebanyak 3 orang atau sebanyak 8.6%, usia yang berada antara 20-24 sebanyak 3 orang atau sebanyak 8.6%, usia yang berada antara 25-29 tahun sebanyak 6 orang atau sebanyak 17.1%, usia yang berada antara 30-34 tahun sebanyak 3 orang atau sebanyak 8.6%, usia yang berada antara 35-39 tahun sebanyak 2 orang atau sebanyak 5.7%, usia yang berada antara 40-44 tahun sebanyak 2 orang atau sebanyak 5.7%, usia yang berada antara 45-49 sebanyak 3 orang atau sebanyak 8.6%, usia yang berada antara 50-54 tahun sebanyak 1 orang atau sebanyak 2.9%, usia yang berada antara 55-59 sebanyak 1 orang atau sebanyak 2.9%, usia yang berada antara 60-64 tahun sebanyak 2 orang atau sebanyak 5.7%, usia yang berada antara 65-69 tahun sebanyak 1 orang atau sebanyak 2.9%, usia yang berada antara 70-74 tahun sebanyak 1 orang atau sebanyak 2.9%, usia yang berada antara 75-79 tahun sebanyak 1 orang atau sebanyak 2.9%, usia yang berada antara 80-84 tahun sebanyak 2 orang atau sebanyak 5.7%, dan usia yang berada antara 85-89 tahun sebanyak 1 orang atau sebanyak 2.9%. Dengan melihat persentase umur di atas yang terlibat di dalam permainan judi togel. Maka urutan pertama responden yang paling banyak terlibat dalam permainan judi togel berdasarkan umur adalah usia 25-29 tahun yaitu sebanyak 6 orang atau sebanyak 17.1%, urutan kedua adalah usia 10-14 tahun, usia 15-
22
19 tahun, usia 20-24 tahun, usia 30-34 tahun, usia 45-49 tahun masingmasing sebanyak
3 orang atau masing-masing sebanyak 8.6%,
keseluruhan jumlah tersebut yaitu sebanyak 43%, urutan ketiga yaitu usia 35-39 tahun, usia 60-64 tahun, dan usia 80-84 tahun masing sebanyak 2 orang atau masing sebanyak 5.7%, keseluruhan jumlah tersebut adalah sebanyak 17.1%. Usia yang berada antara 40-44 tahun, usia 50-54 tahun, usia 55-59 tahun, usia 65-69 tahun, usia 70-74 tahun, usia 75-79 tahun dan usia antara 85-89 tahun masing-masing sebanyak 1 orang atau masing-masing sebanyak 2.9%, keseluruhan jumlah tersebut adalah 20.3%. Berdasarkan persentase di atas maka pelaku yang paling banyak terlibat dalam permaianan judi togel di desa Rappolemba adalah usia yang berada antara 25-29 tahun yaitu sebanyak 17.1% dan pelaku yang paling sedikit terlibat dalam permainan judi togel adalah usia antara 40-44 tahun, usia 50-54 tahun, usia 55-59 tahun, usia 65-69 tahun, usia 70-74 tahun, usia 75-79 tahun dan usia antara 85-89 tahun yaitu masing-masing 2.9%.
23
3. Agama Responden Selain responden berdasarkan umur dan jenis kelamin, dalam penelitian ini juga diuraikan masalah agama yang dianut oleh responden. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis maka dapat diketahui bahwa keseluruhan responden beragama Islam atau 100% beragama Islam. Ini disebabkan karena keseluruhan jumlah penduduk desa Rappolemba beragama Islam (4689). 4. Pendidikan Responden Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis, dapat diketahui pendidikan responden pada tebel berikut: Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan No
Frekuensi
Persentase
Tidak Pernah Sekolah
2
5.7
2
Tidak Tamat SD
5
14.3
3
Tamat SD
23
65.7
4
Tamat SLTP
5
14.3
35
100.0
1
Pendidikan Responden
Total
Sumber: Hasil Olahan Data Primer 2014 Berdasarkan tabel 5.3 di atas, data menunjukkan bahwa di antara 35 responden yang tidak pernah sekolah sebanyak 2 orang atau sebanyak 5.7%, yang tidak tamat SD sebanyak 5 orang atau sebanyak 14.3%, yang tamat SD sebanyak 23 orang atau sebanyak 65.7%, dan
24
yang tamat SLTP sebanyak 5 orang atau sebanyak 14.3%. Jika dilihat persentase pendidikan responden di atas, maka dapat dikatakan bahwa responden yang hanya tamat SD adalah paling banyak terlibat dalam permaianan judi togel atau responden yang hanya tamat SD adalah berasa diurutan pertama yang paling banyak terlibat dalam permainan judi togel yaitu sebanyak 23 orang (65.7%), urutan kedua adalah tidak tamat SD dan tamat SLTP masing-masing sebanyak 5 orang atau masing sebanyak (14.3%), dan urutan yang ketiga adalah responden yang tidak pernah sekolah yaitu sebanyak 2 orang (5.7%). 5. Pekerjaan Responden Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis, dapat diketahui pekerjaan responden pada tebel berikut Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan No
Pekerjaan Responden
Frekuensi
Persentase
1
Petani
18
51.4
2
Tukang Ojek
2
5.7
3
Ibu Rumah Tangga
10
28.6
4
Masih Sekolah
5
14.3
35
100.0
Total
Sumber: Hasil Olahan Data Primer 2014 Berdasarkan tabel 5.4 di atas, maka data menunjukkan bahwa di antara 35 jumlah responden ternyata memiliki profesi atau pekerjaan
25
yang berbeda-beda. Responden yang berprofesi sebagai petani sebanyak 18 orang atau sebanyak 51.4%, responden yang berprofesi sebagai tukang ojek sebanyak 2 orang atau sebanyak 5.7%, responden yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga sebanyak 10 orang atau sebanyak 28.6%, dan responden yang masih sekolah sebanyak 5 orang atau sebanyak 14.3%. Dapat dikatakan bahwa urutan pertama responden yang paling banyak terlibat dalam permainan judi togel adalah responden yang berprofesi sebagai petani yaitu sebanyak 18 orang atau sebanyak 51.4%, urutan kedua yaitu responden yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 10 orang atau sebanyak 28.6%, urutan ketiga yaitu responden yang masih sekolah sebanyak 5 orang atau sebanyak 14.3%, dan urutan keempat atau urutan keempat atau terakhir adalah tukang ojek yaitu sebanyak 5.7%. berarti dapat pula dikatakan bahwa angka tertinggi yang paling banyak melakukan atau ikut terlibat dalam permainan judi togel jika dilihat dari segi pekerjaan atau profesi adalah responden yang berprofesi sebagai petani yaitu sebanyak 18 orang dan angka terendah yang ikut terlibat dalam permainan judi togel jika dilihat dari segi profesi atau pekerjaan adalah tukang ojek yaitu hanya 2 orang.
26
B. Faktor Yang Menyebabkan Maraknya Judi Togel Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
penulis
peroleh,
keseluruha responden (100%) mengatakan bahwa faktor ekonomi merupakan faktor yang menyebabkan maraknya judi togel di desa Rappolemba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa. Jadi, dapat dikatakan bahwa 100% responden sependapat bahwa faktor ekonomilah yang menyebabkan maraknya judi togel di desa Rappolemba.
Faktor
ekonomi
merupakan
faktor
yang
menyebabkan maraknya judi togel di desa Rappolemba, karena masyarakat desa Rappolemba mayoritas bermata pencaharian petani, dasar pertaniannya adalah kebun dan sawah yang tentunya memerlukan waktu yang cukup lama untuk menunggu hasil panen dari persawahan dan perkebunan tersebut atau hasil penen dari persawahan dan perkebunan merupakan hasil musiman yang butuh waktu cukup lama. Hal inilah yang kemudian memicu terjadinya perjudian di desa Rappolemba. Selain itu, kemiskinan juga merupakan salah satu pemicu terjadinya perjudian di desa Rappolemba, karena yang paling banyak terlibat dalam permainan judi togel adalah masyarakah yang tergolong dalam ekonomi lemah serta
yang
menjadi
pemicu
terjadinya
perjudian
di
desa
Rappolemba adalah karena sebagian besar masyarakat desa Rappolemba masih kurang memahami ajaran agama yang sesungggunya, dan juga masyarakat desa Rappolemba masih
27
kurang memahami masalah UU yang mengatur tentang larangan bermain judi di Indonesia. C. Dampak Judi Togel 1. Dampak Positif Judi Togel Dari hasil penelitian yang diperoleh penulis, keseluruhan jumlah responden atau 100% jumlah responden mengatakan bahwa dampak positif dari main judi togel adalah menghasilkan uang. 2. Dampak Negatif Judi Togel Dari
hasil
penelitian
yang
diperoleh
penulis,
data
menunjukkan bahwa di antara 35 responden (100%) jumlah responden, berpendapat bahwa dampak negatif judi togel tidak ada.
28
3. Pemanfaatan Hasil Judi Togel Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis, dapat diketahui pemanfaatan hasil judi togel pada tebel berikut: Tabel 5.5 Persentase Responden Berdasarkan Pemanfaatan Hasil Judi Togel No
Pemanfaatan Hasil Togel
Frekuensi
Persentase
1
Membeli Makanan
3
8.6
2
Kebutuhan Keluarga
14
40.0
3
Membeli Rokok
16
45.7
4
Membeli Alat Make Up
2
5.7
35
100.0
Total
Sumber: Hasil Olahan Data Primer 2014 Melihat tabel 5.5 di atas, data menunjukkan di antara 35 jumlah responden ketika memperoleh uang dari hasil judi togel, responden menggunakan atau memanfaatkan uangnya dengan cara yang berbeda-beda. Responden yang memanfaatkan uangnya dengan membeli makanan sebanyak 3 orang atau sebanyak 8.6%, responden yang memanfaatkan uangnya dengan kebutuhan keluarga sebanyak 14 orang atau sebanyak 40.0%, responden yang memanfaatkan uangnya dengan membeli rokok sebanyak 16 orang atau sebanyak 45.7%, dan ada juga responden yang memanfaatkan uangnya dengan membeli alat make up sebanyak 2
29
orang atau sebanyak 5.7%. Membeli rokok menjadi urutan pertama yaitu sebanyak 45.7% karena mayoritas responden yang berjenis kelamin laki-laki adalah perokok dan ada juga istri yang terlibat dalam permainan judi togel jika menang maka dari hasil permaianan judi togel tersebut dimanfaatkan membeli rokok untuk suami. Kebutuhan keluarga berada diurutan kedua yaitu sebanyak 40,0% karena responden yang berjenis kelamin perempuan mayoritas sudah menikah, hal inilah yang menyebabkan kebutuhan keluarga yang menjadi urutan kedua. Membeli makanan berada diurutan ketiga yaitu 8.6% karena jika dilihat dari segi usia, responden yang memanfaatkan hasil judi togel dengan membeli makanan tersebut merupakan responden yang masih tergolong anak-anak
atau
masih
tergolong
remaja
sehingga
hanya
memikirkan makanan. Dan membeli alat make up menjadi urutan keempat
yaitu 5,7% karena adanya responden yang berjenis
kelamin perempuan, yang masih tergolong usia remaja yang lebih mengutamakan kecantikan dibandingkan dengan kebutuahan yang lain.
30
Daftar Pustaka Abdulsyani. 2012. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Bisri, Mostofa dan Elisa Vindi Maharani. 2008. Kamus Lengkap Sosiologi. Yogyakarta: Panji Pustaka. Kartono, Kartini. 2013. Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2013. Patologi Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Nasehudin, Toto Syatori dan Nanang Gozali. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: CV Pustaka Setia. Nawawi, Hadari. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Santoso, Gempur. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Prestasi Pustaka. Siahaan, Jokie. 2009. Perilaku Menyimpang Pendekatan Sosiologi. Jakarta: PT Indeks. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2011. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Soeharto, Irawan. 2004. Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Soekanto, Soejono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Soetomo. 2013. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiono, 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta Usman, Husain dan Purnomo Setiady Akbar. 2011. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sumber dari Internet:
31
http://www.e-psikologi.com/epsi/sosial_detail.asp?id=278/diakses 19 september 2013 http://purplenitadyah.wordpress.com/2012/05/05/patologi-sosial-perjudian-2/diakses 17 september 2013 http://aboeshafiyyah.wordpress.com/2013/01/05/judi-gelap-togel/diakses 31 Oktober 2013 http://nuansartikel.wordpress.com/2012/03/31/judi-togel-indonesia/diakses 07 September 2013 http://ensiklopedia.mywapblog.com/togel.xhtml diakses 07 September 2013 http://www.e-psikologi.com/epsi/sosial_detail.asp?id=278/diakses 19 september 2013 http://eprints.umm.ac.id/1563/1/FaktorFaktor_Penyebab_Terjadinyaperjudian_Togel_2.pd f/diakses 23 Februari 2014) http://dimaslova.wordpress.com/2008/11/23/karya-ilmiah-upaya-penanggulanganperjudian/diakses 04 Desember 2013 http://suhadirembang.blogspot.com/2010/09/perjudian-dalam-kajianterdahulu.html/diakses 19 september 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Perjudian/daikses 23 Februari 2014 http://topikislam.wordpress.com/judi-togel-semakin-meraja-lelah/diakses 2014 http://daniapriyanto.tumblr.com/post/30973651939/pengertian-judi/diakses 2014
32
23
Februari
23 Februari
Lampiran: 1 KUESIONER PENELITIAN DAMPAK JUDI TOGEL TERHADAP MASYARAKAT DESA (KASUS DESA RAPPOLEMBA, KECAMATAN TOMPOBULU, KABUPATEN GOWA) 1. Nomor Kuesioner
A. Identitas Responden 2. Nama Responden 3. Jenis Kelamin
1. Laki-laki 2. Perempuan
4. Berapa Umur Anda ?
........... tahun
5. Agama
1. Islam 2. Hindu 3. Katolik 4. Budha 5. Protestan 6. Kong Hu Cu 7. Lainnya......(tuliskan)
33
6. Pendidikan Terakhir
1. Tidak pernah sekolah 2. Tidak tamat SD 3. Tamat SD 4. Tamat SLTP 5. Tamat SLTA 6. Tamat D1/D2/D3 7. Tamat D4/S1 8. Tamat S2/S3
7. Pekerjaan
1. Petani 2. Guru 3. Tukang Ojek 4. Ibu Rumah Tangga 5. Masih sekolah/kuliah 6. Lainnya......(tuliskan)
34
B.
Dampak Judi Togel Terhadap Masyarakat Desa Rappolemba 8. Menurut Anda apakah dampak positif dari judi
.......................................................
togel?
9. Pemanfaatan dampak
.......................................................
positif dari judi togel?
10. Menurut Anda apakah
.......................................................
dampak negatif dari judi togel?
35
C. Maraknya Judi Togel Di Desa Rappolemba 11. Menurut Anda apakah faktor ekonomi menyebabkan
1. Ya 2. Tidak
maraknya judi togel di desa Rappolemba?
12. Menurut Anda apakah faktor budaya menyebabkan
1. Ya 2. Tidak
maraknya judi togel di desa Rappolemba?
13. Menurut Anda apakah faktor sosial menyebabkan maraknya
1. Ya 2. Tidak
judi togel di desa Rappolemba?
14. Menurut Anda apakah faktor politik menyebabkan maraknya
1. Ya 2. Tidak
judi togel di desa Rappolemba?
15. Manurut Anda faktor apakah
36
1. Ekonomi
yang dominan menyebabkan
2. Budaya
terjadinya judi togel?
3. Sosial 4. Politik
D. Peran Pemerintah Setempat Dalam Mengatasi Masalah Judi Togel Di Desa Rappolemba 16. Menurut Anda apakah
1. Ya (lanjut ke 17)
pemerintah berperan penting dalam mengatasi judi togel?
17. Bagaimana peran penting tersebut?
37
2. Tidak
DOKUMENTASI PENELITIAN
38
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
A. IDENTITAS DIRI Nama
: Sumarlin
Tempat/Tgl.Lahir : Boritallasa, 31 Desember 1991 Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Alamat Saat Ini
: Jalan Damai, No 13 Makassar
Agama
: Islam
Cita-Cita
: Ingin Jadi Pelawak, Dosen, Mentri Sosial
Hobi
: Membaca Buku Motivasi, Menyanyi dan Melawak
Asal Derah
: Desa Rappolemba (Malakaji) Gowa
Email
:
[email protected]
Facebook
: Marlin Putra Malakaji
Twitter
: Marlin_mkj
Blog
: Marlin Putra Malakaji
Status
: Belum Menikah
Suku
: Makassar
Bangsa
: Indonesia
39
B. RIWAYAT PENDIDIKAN 1. SD Inpres Kayumalle Kabupaten Gowa (Masuk Tahun 1998 Lulus Tahun 2004) 2. MTs Yapit Malakaji Kabupaten Gowa (Masuk Tahun 2004 - Lulus Tahun 2007) 3. SMA Negeri 1 Tompobulu Kabupaten Gowa (Masuk Tahun 2007 Lulus Tahun 2010) 4. Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar (Masuk Tahun 2010 - Lulus Tahun 2014) C. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Kordinator Departemen Keilmuan Ikatan Keluarga Mahasiswa Bidikmisi Unhas (IKAB-UH) periode 2010/2011. 2. Anggota Humas Himpunan Pelajar Mahasiswa Gowa (HIPMA GOWA) periode 2010/2011. 3. Kordinator Divisi Sosial FOSMA Sul-Sel (Forum Silaturahmi Mahasiswa Sulawesi Selatan) periode 2011/2012. 4. Anggota Syiar Islam dan Ilmy FKI FISIP UNHAS (Forum Kajian Insani
Fakultas
Ilmu
Sosial
dan
Ilmu
Politik
Universitas
Hasanuddin) periode 2012/2013 5. Wakil Kepala Suku Komunitas Pantun Unhas (TUNAS) periode 2012/2013
40
6. Anggota Kesekretariatan dan Perlengkapan Keluargan Mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (KEMASOS FISIP UNHAS) periode 2013/2014.
41