SELAYANG PANDANG KABUPATEN BOALEMO Kabupaten Boalemo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Gorontalo yang memiliki luas wilayah 2.248,24 km2 atau 18,4 % luas Provinsi Gorontalo, secara administratif terdiri dari 7 kecamatan dengan 67 desa dan 11 desa pemekaran dari 4 UPT. Keberadaan lokasi transmigrasi di Kabupaten Boalemo menjadikan jumlah penduduknya terus mengalami peningkatan. Hasil pendataan terakhir jumlah penduduknya 106.790 jiwa, diantaranya 19.840 jiwa merupakan penduduk di permukiman transmigrasi. Kebijakan Tata Ruang Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam pengembangan wilayah, membagi 3 SWP (Satuan Wilayah Pengembangan) sebagai pusatpusat pelayanan di Provinsi Gorontalo. Kabupaten Boalemo termasuk dalam Satuan Wilayah Pengembangan III dengan fungsi sebagai pengembangan kawasan tertentu, termasuk didalamnya kawasan pengembangan transmigrasi. Klasifikasi Wilayah Pengembangan Pusat Pelayanan Provinsi Gorontalo: Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) I, meliputi Kota Gorontalo dan sekitarnya berfungsi sebagai pusat pelayanan utama terhadap Provinsi Gorontalo. Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) II meliputi Kabupaten Gorontalo dan sekitarnya, dengan pusat pengembangan di Limboto Satuan Wilayah Pengembangan III meliputi Kabupaten Boalemo dan sekitarnya dengan pusat pengembangan di Tilamuta
Pemerintah Kabupaten Boalemo dalam Program Transmigrasi baik dalam pembukaan areal baru maupun pengembangan kawasan transmigrasi, terus berinovasi dalam mewujudkan program transmigrasi yang partisipatif, holistik dan berkesinambungan. Implementasi kebijakan tersebut adalah pembangunan kawasan transmigrasi yang menjabarkan Pola Pemberdayaan Kawasan Pemukiman Transmigrasi menjadi ”Transmigrasi Berbasis Kawasan (TBK) Menuju Kota Agropolitan Terpadu Mandiri (KATM)”, yang kemudian menjadi Kota Terpadu Mandiri (KTM). Kawasan percontohan adalah Kecamatan Paguyaman dan Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo yang kemudian disingkat dengan KTM Pawonsari. Kebijakan pemerintah Boalemo yang tertuang dalam Strategi pencapaian visi dan misi Lima Pengentasan Pembangunan Boalemo 2006-2011 (MANTAP Boalemo) memberikan arah yang seharusnya difungsikan dengan adanya Kawasan KTM Pawonsari yaitu pembangunan infrastruktur diarahkan untuk membuka akses ke sentra produksi dan desa terpencil.
3
Program pemerintah daerah Kabupaten Boalemo yang saat ini dipadukan dengan pengembangan kawasan transmigrasi diantaranya: Pengembangan agropolitan berbasis jagung Pengembangan tanaman jarak sebagai bahan baku Biodiesel Reboisasi hutan sebagai daerah resapan untuk mengganti pemanfaatan kayu, disamping pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal Peningkatan kemampuan petani agar memiliki daya saing berproduksi yang tentunya dengan memanfaatkan potensi pertanian Intensifikasi dan ekstensifikasi areal persawahan dengan memanfaatkan pengairan dari Irigasi Paguyaman.
4
GAMBARAN UMUM KTM PAWONSARI Kawasan KTM Pawonsari terletak pada Kecamatan Paguyaman dan Wonosari Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo, dengan luas 34.113 Ha. Secara Geografis Kawasan KTM Pawonsari terletak diantara 00 24’ 04” - 010 02’ 30” Lintang Utara dan 1210 08’ 04” - 1230 32’ 09” Bujur Timur dengan batas-batas : Sebelah Utara : Kabupaten Gorontalo Sebelah Selatan : Kecamatan Paguyaman Pantai Sebelah Barat : Kecamatan Dulupi Sebelah Timur : Kabupaten Gorontalo Pencapaian lokasi ke kawasan KTM Pawonsari dapat dicapai melalui transportasi darat baik dari Ibukota provinsi Gorontalo melalui Tilamuta dengan jarak ± 157 km dan waktu tempuh ± 4 jam menggunakan sarana transportasi bus/travel.
1. KONDISI FISIK Iklim Kategori Iklim : Bulan Basah : Bulan Kering : Curah Hujan rata-rata tahunan : Curah Hujan rata-rata bulanan : Suhu harian rata-rata : Suhu Maksimum : Suhu Minimum : Kecepatan Angin Maksimum : Kecepatan Angin Minimum : Penyinaran Matahari Maksimum : Penyinaran Matahari Minimum : Kelembaban Maksimum : Kelembaban Minimum :
Oldeman tipe E1 < 3 bulan < 2 bulan 1.508 mm 160,50 mm 26,5º C 27,1º C (bulan Juni) 25,8º C (bulan Desember-Januari) 3,1 m/detik (bulan Juni) 1,9 m/detik (bulan Juli, Agustus, Februari) 57,4% (bulan September) 35,1% (bulan Desember) 85,8% (bulan Desember) 75,9% (bulan September)
5
Topografi dan Lereng Kondisi topografi kawasan terletak pada ketinggian 25-1400 m dari permukaan laut (MSL) dengan keadaan lereng datar (37,41%), bergelombang (24,01%), berombak (22,86%), berbukit (8,63%), agak bergelombang (5,04%) dan bergunung (2,05%).
Jenis Tanah Jenis tanah dalam kawasan KTM Pawonsari berkembang dari batuan andesitbasal, vulkanik yang menghasilkan empat (4) jenis tanah yang didominasi oleh tanah Kambisol Eutrik (61,8%), grumosol (26,7%),gleysol Hidrik (11,4%) dan alluvial humik (0,03%).
Hidrologi Sungai utama adalah sungai Paguyaman dengan lebar 25-30m yang mempunyai beberapa anak sungai seperti sungai-sungai Topolo, Nangka, Upooloala, Dologo, Natu, Humilo, Patulo dan beberapa anak-anak sungai lainnya.
Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di kawasan KTM Pawonsari terdiri dari tegalan (berupa kebun campuran, ladang dan ladang campur semak), permukiman, perkebunan tebu, sawah, semak belukar dan hutan. Masing-masing jenis penggunaan lahan ini menyebar pada areal dengan luas hamparan yang beragam.
Penggunaan Lahan di KTM Pawonsari No
Luas
Jenis Penggunaan
Ha
%
1
Padi Sawah
4.373,00
12,82
2
Ladang
8.739,00
25,62
3
Ladang Campur
646,00
1,89
4
Permukiman/Pekarangan
2.344,00
6,87
5
Perkebunan Tebu
3.108,05
9,11
6
Kebun Campur
2.452,81
7,19
7
Semak Belukar
7.296,00
21,39
8
Hutan
2.631,00
7,71
9
Lainnya
2.523,14
7,40
34.113,00
100,00
TOTAL
6
KTM Pawonsari meliputi dua kecamatan yaitu Kecamatan Paguyaman dan Kecamatan Wonosari, dengan luas kawasan 34.133 Ha. Luas lahan tersebut 5% dialokasikan sebagai areal konservasi dan areal pemanfaatan 95 % dimana areal pemanfaatan di alokasikan untuk pertanian dan perkebunan. Saat ini pemanfaatan kawasan sebagian besar masih dimanfaatkan untuk aktivitas berladang 25,62% dari luas KTM (8.739 ha) dan 21,39 % lahan yang belum dimanfaatkan secara optimal. Kawasan KTM 34.113 Ha
Konservasi 5 % KTM
Lahan Pemanfaatan (LP) Luas 95 % KTM
Pemukiman 7 % dari LP
Pertanian & Perkebunan. 58 % dari LP
Lahan Potensial 35 % dari LP
Skema Alokasi Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha)
10000 8000 6000 4000 2000 0
a ny in La an ut H ak m r Se pu am .C K u eb .T K ah m Ru pur m Ca L. ng da La h wa Sa Penggunaan Lahan
Kepemilikan lahan penduduk transmigran pada awalnya diatur pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan alokasi lahan seluas 2,0 Ha/KK, yang terdiri dari Lahan Pekarangan (LP) 0,25 Ha, Lahan Usaha I (LU I) seluas 0,75 Ha dan Lahan Usaha II seluas 1,0 Ha. Lahan pekarangan dimanfaatkan masyarakat untuk tempat bercocok tanam sayursayuran, tanaman obat-obatan, dan buah-buahan, sedangkan Lahan usaha I dimanfaatkan untuk tempat bercocok tanam tanaman pangan palawija, hortikultura dan tanaman tahunan dan Lahan usaha II dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman tahunan.
7
Status Hutan Berdasarkan status hutan bahwa wilayah Kabupaten Boalemo terdiri dari Hutan Lindung (HL), Hutan Produksi Terbatas (HPT), Hutan Produksi Tetap (HPB) dan kawasan Areal Penggunaan Lain (APL), namun yang termasuk dalam perencanaan KTM terdiri dari kawasan Areal Penggunaan Lain (APL) dan Hutan Produksi Terbatas (HPT).
2. KONDISI SOSIAL-DEMOGRAFIS Kependudukan Desa-desa yang ada di kawasan KTM Pawonsari merupakan pengembangan dari eks UPT yang penempatannya dimulai dari tahun 1976 berasal dari Jawa Timur, Bali, NTB, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Gorontalo. Berdasarkan hasil deliniasi teridentifikasi 25 desa yang masuk kedalam kawasan KTM yang terdiri atas 16 desa di kecamatan Wonosari dan 9 desa di kecamatan Paguyaman. Jumlah penduduk eksisting pada tahun 2006 berjumlah 40.432 jiwa, jumlah penduduk terpadat pada tingkat SKP yaitu SKP III (15211 jiwa & 4345 KK), sedangkan pada tingkat desa yaitu Desa Saripi (3.735 jiwa atau 9,2% dari penduduk KTM) dengan rasio jenis kelamin jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki. Kepadatan penduduk pada desa – desa di dalam kawasan Pawonsari terpadat penduduknya (lebih dari 300 jiwa/km2) terdapat di Desa Saripi (524 jiwa/km2), Sejahtera (457 jiwa/km2), Mutiara (373 jiwa/km2) dan Desa Makmur (359 jiwa/km2). Disamping itu terdapat juga desa-desa yang memiliki kepadatan dibawah 100 jiwa/km2 desa-desa tersebut diantaranya UPT Pangea 1 dan 2, Dimito, dan Molombuhale. Agama penduduk kawasan KTM Pawonsari didominasi oleh penduduk beragama Islam (41.679 jiwa), kemudian Hindu (2.023 jiwa), Protestan (486 jiwa), Katolik (126 jiwa) dan yang paling sedikit agama Budha (13 jiwa).
Mata Pencaharian Mata pencaharian utama penduduk kawasan KTM Pawonsari adalah pertanian sedangkan mata pencaharian sampingan adalah pertambangan/penggalian, industri pengolahan, perdagangan, rumah makan & akomodasi, jasa dan lainnya.
8
Jumlah
16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 SKP I KK
Jiwa
SKP II
SKP III
SKP IV
Kawasan
Jumlah penduduk di KTM Pawonsari tahun 2006
Budaya Sebagai kawasan transmigrasi, budaya masyarakat sudah banyak mengalami akulturasi termasuk jenis kesenian maupun pemaenan rakyat. Jenis kesenian yang ada antara lain: paduan suara, vokal group, qasidah, wayang orang, kuda lumping, ludruk, reog ponorogo dan lain-lain. Permaenan rakyat, antara lain egrang, tarik tambang, lari karung, panjat pinang dan lain. Sedangkan upacara rakyat yang masih diselenggarakan molontalo, mongakiki, mohuntingo, moluna, moloopu dan lain-lain.
3. KONDISI PEREKONOMIAN Wilayah KTM Pawonsari merupakan wilayah pertanian dengan berbagai jenis bentuk pengusahaan, antara lain pertanian sawah, perladangan seperti tebu, perkebunan dan kehutanan serta perternakan. Sehingga pada umumnya mata pencaharian penduduk adalah pertanian, sektor-sektor lainnya dapat dikatakan belum berkembang di kawasan ini.
Kondisi Lahan Pertanian KTM
Berdasarkan jumlah produksinya, komoditi pangan merupakan komoditi paling tinggi produksinya yaitu 281.017 ton/tahun (didominasi Jagung) diikuti oleh komoditi perkebunan 228.497,5 ton/tahun (didominasi Tebu), komoditi buah 962,3 ton/tahun (didominasi Pisang), dan paling rendah komoditi sayur 203,1 (didominasi Cabe). Sedangkan komoditi peternakan didominasi oleh Ayam Buras (27.657 ekor) dan Sapi (7.852).
9
Dengan orientasi terhadap keuntungan serta dorongan melalui program pemerintah daerah maka hanya beberapa jenis tanaman yang dikembangkan yakni tanaman pangan (padi dan jagung), dan tanaman perkebunan (tebu, kemiri, kakao). Tebu diolah menjadi gula pada pabrik gula PT PG Gorontalo (eks PT Radjawali) yang berlokasi di Desa Lakea Kecamatan Tolangohula (Kabupaten Gorontalo). Untuk jagung dan padi/beras dipasarkan ke Gorontalo atau Manado bahkan ekspor (untuk jagung). Jenis tanaman potensial di KTM Pawonsari Kategori Tanaman Pertanian Pangan Pertanian Buahbuahan Pertanian Sayuran Perkebunan Kehutanan Pertenakan
Jenis Tanaman Padi, jagung, kedalai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar. Pisang, nangka, nenas, mangga, pepaya, jeruk, rambutan. Cabe, tomat, kacang panjang, bayam, katuk, kangkung. Tebu, kelapa, kemiri, kakao, kopi, vanili. Jati emas, jati putih, gamal. Sapi, Kambing, Babi, Kuda, Itik, Ayam Buras, Ayam Ras.
Penanganan Pasca Panen dan Pemasaran Hasil Kegiatan Pasca Panen dan pemasaran hasil beberapa produk dalam kawasan adalah sebagai berikut : a) Peternakan Ternak besar diusahakan selain untuk mendapatkan dagingnya (berupa sapi potong), juga diharapkan sebagai sumber tenaga kerja. Ternak sapi dipergunakan untuk pekerjaan pengolahan tanah di lahan kering maupun lahan sawah serta menarik gerobak. Kuda dipergunakan sebagai alat transport (bendi) khususnya di sekitar Wonosari. Ternak babi diusahakan oleh sebagian masyarakat untuk dipasarkan ke luar wilayah KTM yaitu Manado dan umumnya diusahakan oleh masyarakat dengan latar belakang etnis Bali. b) Padi Penanganan pasca panen untuk tanaman padi umumnya dilaksanakan bukan oleh petani pemilik. Mekanisme yang terbentuk yakni setelah tanaman padi siap panen, petani menyerahkan kegiatan pasca panen kepada pihak “Pemilik Penggilingan" yang akan melakukan pemanen, pengeringan sampai diolah menjadi beras. Petani akan mendapat uang yang diperoleh dari hasil penjualan beras. Jumlah dan harga beras sepenuhnya mengikuti apa yang disampaikan oleh “Pemilik Gilingan”. Hasil ikutan seperti dedak, sepenuhnya menjadi hak “Pemilik Gilingan”.
10
c) Jagung Pada tanaman jagung, sebagian besar petani jagung menyerahkan kegiatan pasca panen terhadap pembeli yang adakalanya juga adalah “pemodal” terselenggaranya usahatani jagung. Faktor utama yang menyebabkan timbulnya penyerahan kegiatan pasca panen terhadap “pembeli” adalah karena petani ingin secepatnya mendapatkan uang tunai dan enggan menyimpan produk usahataninya karena keterbatasan fasilitas penyimpanan dan tenaga kerja. Sampai saat ini pemasaran hasil pertanian dan perternakan di KTM Pawonsari masih bersifat lokal. Sehingga harga sangat di pengaruhi oleh perilaku para pembeli lokal terutama tengkulak.
4. KONDISI INFRASRUKTUR Pendidikan 20 Jum lah (Unit)
Sarana pendidikan di kawasan KTM Pawonsari terdiri atas: Taman Kanak-kanak : 25 Unit Sekolah Dasar : 41 Unit SLTP : 8 Unit SLTA : 2 Unit SMK : 2 Unit Ibtidaiyah : 2 Unit Tsanawiyah : 2 Unit
15 10 5 0 TK
SD
SLTP Wonosari
Sekolah
Paguyaman
25 20 15 10 5 0 Po
Po
Pu
Pu
l in s
nd
g
as
u
sm
de
s ya
s l in
st u
sk e
Wonosari Paguyaman
Pu
Sarana kesehatan yang terdapat di kawasan KTM Pawonsari terdiri dari : Puskesmas : 2 Unit Puskesmas Pembantu : 11 Unit Puskesmas Keliling : 2 Unit Posyandu : 42 Unit Polindes : 9 Unit
J u m la h (u n it )
Kesehatan
SLTA
Infrastruktur Kesehatan
Peribadatan Fasilitas peribadatan yang terdapat di kawasan KTM Pawonsari terdiri dari : Masjid : 70 Unit Mushola : 16 Unit Gereja Protestan : 4 Unit Gereja Katolik : 2 Unit Pura : 8 Unit
11
Transportasi Sampai saat ini terdapat 2 jalur aksesibilitas, yaitu jalur 1. Gorontalo – Kawasan Pawonsari dengan jarak 100 km yang dapat ditempuh dalam waktu 2,5 jam menggunakan bus/travel; Jalur 2. jalur Tilamuta-Kawasan Pawonsari dengan jarak 50 km yang dapat ditempuh dalam waktu 1,5 jam menggunakan bus/angkutan kota.
Baik 18%
Rusak
82% Untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari ke kawasan KTM Pawonsari terdapat 15 ruas jalan dengan volume jalan 74,9 km di kecamatan Wonosari dan 7 ruas jalan dengan volume 31,9 km di kecamatan Paguyaman. Sebagian besar jalan sudah di aspal akan tetapi 82 % atau 88,1 km dalam kondisi rusak, hanya 18,7 % atau 18,7 km kondisi baik.
Jaringan Listrik Saat ini listrik telah menjadi fasilitas perumahan yang sangat diperlukan. Pada tahun 2007, desa di Paguyaman yang belum menikmati jaringan listrik hanya desa Karya Murni. Saat ini listrik telah menjadi fasilitas perumahan yang sangat diperlukan. Sedangkan Pada tahun 2007, desa-desa di Wonosari yang belum menikmati jaringan listrik adalah Pangeya, Dimito, Suka Mulia dan Sari Tani.
Air Bersih Pada tahun 2005, kebutuhan air di Paguyaman masih dipenuhi oleh sumber air seperti sumur dan sungai, hanya desa Molombulahe, Tangkobu, Wonggahu yang sudah menikmati air PAM. Ketersediaan air minum yang sehat sangat dibutuhkan masyarakat. Pada tahun 2005, kebutuhan air di Wonosari masih dipenuhi oleh sumber air seperti sumur dan sungai.
Pos dan Telekomunikasi Pada tahun 2005, sarana komunikasi di Paguyaman terdapat 11 wartel dan 1 Kantor Pos Pembantu, sedangkan di Kecamatan Wonosari terdapat 5 wartel dan 1 Kantor Pos Pembantu. Pembangunan pos dan telekomunikasi mencakup jangkauan baik pelayanan maupun peningkatan jasa telekomunikasi dan informasi. Pada tahun 2005, sarana komunikasi di Wonosari terdiri dari kantor pos. Sedangkan untuk jaringan telepon pada kawasan ini belum tersedia.
12
Irigasi Usahatani di Kawasan Pawonsari sangat tergantung pada musim, dimana kegiatan usahatani hanya optimal dilakukan pada musim hujan. Untuk lokasi desa Mutiara, Bongo Tua dan sekitarnya yang masuk ke dalam SKP III terdapat Irigasi kecil dengan Intake di Sungai Paguyaman tetapi hanya dapat mengairi persawahan teknis ± 300 ha. Sedangkan kawasan rencana pusat KTM masih banyak menggunakan Pompa Deep Well bantuan Jepang (JICA). Saat ini sedang dibangun Bendungan Paguyaman yang nantinya dapat mengairi persawahan teknis di Kawasan Pawonsari seluas ± 4.200 Ha.
Pasar dan Toko Pada tahun 2005, infrastruktur perdagangan yang paling banyak di KTM Pawonsari adalah Toko/ Kelontong. Tabel infrastruktur pasar dan toko kawasan KTM Pawonsari No.
Jumlah / Kecamatan Wonosari Paguyaman 3 10
Infrastruktur
1
Pasar Permanen
2
Pasar Non-Permanen
1
1
3
Pasar Hewan
1
2
4
Kedai/Warung Makan
5
Toko/ Kelontong
13
5
6
189
67
RENCANA PENGEMBANGAN KTM PAWONSARI Kawasan KTM Pawonsari dalam Tata Ruang Makro kabupaten difungsikan sebagai pendukung pengembangan wilayah Kabupaten Boalemo dalam meningkatkan pertumbuhan ekonominya dengan membuka keterisolasian daerahnya serta memperbesar pasar dan pengembangan Tata Ruang Mikro meliputi pengembangan kawasan budidaya, pengembangan infrastruktur dan prainfrastruktur.
1. Rencana Pengembangan Ruang Konsep pengembangan tata ruang kawasan dirumuskan berdasarkan masingmasing skenario pengembangan struktur ruang kawasan, baik dalam lingkup makro maupun dalam lingkup mikro. Dalam lingkup makro arahan pengembangan struktur ruang kawasan diorientasikan pada keterkaitan/hubungan antara kawasan dengan lingkup wilayah yang lebih luas (eksternal). Sedangkan dalam lingkup mikro arahannya adalah pengembangan keterkaitan antara fungsi-fungsi ruang dalam kawasan.
Tata Ruang Kawasan Pengembangan KTM Pawonsari dibagi kedalam 4 Satuan Kawasan Pengembangan (SKP). Secara hirarki sistem permukiman, di dalam Kota Terpadu Mandiri (KTM) Pawonsari akan terdiri atas Pusat KTM , Desa Utama dan Pusat Desa. Pada setiap pusat direncanakan sejumlah prainfrastruktur dan infrastruktur perkotaan, dimana kelengkapannya akan tergantung dari fungsi dan peran setiap pusat permukiman. Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) I SKP I mempunyai luas sebesar 6.467,15 Ha yang direncanakan mempunyai pusat kawasan di Desa Pangea. Kondisi existing kawasan perkebunan, pertanian palawija dan padi tadah hujan. Dengan persawahan yang cukup luas terutama di wilayah desa Saritani menggambarkan kawasan ini mempunyai tanah yang cukup subur walaupun belum ada sawah yang beririgasi teknis.
14
Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) 2 SKP II mempunyai luas 7.398,90 Ha yang direncanakan mempunyai pusat di Desa Bongo IV. Kondisi existing kawasan ini adalah perkebunan dan buah-buahan.
Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) 3 SKP. III mempunyai luas 9.050,11 Ha dengan rencana pusat kawasan di Molumbuhale. Kondisi existing kawasan ini adalah sawah beririgasi teknis seluas 350 Ha. Kawasan ini merupakan pusat kecamatan Paguyaman yang mempunyai fasilitas umum yang cukup lengkap. Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) 4 Kawasan ini mempunyai luas terbesar yaitu 11.188,53 Ha yang mempunyai Pusat Kawasan di Bongo 2 atau Desa Sejahtera. Kondisi existing kawasan ini permukiman, sawah dengan irigasi pompanisasi dan sawah gogo, perkebunan tebu.
Struktur Ruang Kawasan 1. Pusat KTM Pawonsari diarahkan berorientasi ke Kota Gorontalo (Ibukota Provinsi) sebagai tempat pemasaran hasil-hasil komoditas 2. Pusat KTM Pawonsari diarahkan sebagai PKL (Pusat Kegiatan Lokal) yang melayani Kabupaten atau beberapa kecamatan. 3. Pemasaran hasil komoditas keluar dari Provinsi Gorontalo menggunakan pelabuhan anggrek dan kwandang yang berorientasi ke arah utara sedangkan yang berorientasi ke arah selatan melalui pelabuhan Tilamuta. 4. Kawasan KTM Pawonsari diarahkan untuk pengembangan tanaman padi sawah, Jagung dan perkebunan tebu.
15
Rencana peranan pusat-pusat pengembangan di KTM Pawonsari:
Pusat KTM berperan sebagai pusat berbagai kegiatan antara lain: ekonomi wilayah, pengolahan hasil, jasa dan perdagangan, pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan tingkat menengah, Fasilitas umum dan sosial dan Pemerintahan. Pusat SKP (Desa Utama) berperan sebagai pusat kegiatan sebagai berikut: ekonomi wilayah, pengolahan hasil, pelayanan jasa dan perbankan, pelayanan kesehatan masayarakat, pendidikan tingkat pertama. Pusat Desa berperan sebagai pusat kegiatan berikut : Usaha Ekonomi skala kecil, pelayanan jasa perdagangan, pendidikan tingkat dasar, Pelayanan kesehatan dasar.
2. Rencana Pengembangan Infrastruktur Rencana Pengembangan Pendidikan Berdasarkan peningkatan kebutuhan 10 tahun ke depan, maka secara umum jumlah kebutuhan semua jenjang sekolah dan luas ruangan yang dibutuhkan mengalami peningkatan. Infrastruktur TK merupakan sekolah yang perlu paling banyak penambahan unit. Rencana Pengembangan Sarana Pendidikan
NO
KELOMPOK FASILITAS
PUSAT KTM
SKP I
SKP II
SKP III
Jml (Unit)
Ruang (m²)
Jml (Unit)
Ruang (m²)
Jml (Unit)
Ruang (m²)
Jml (Unit)
Ruang (m²)
a.
TK
10
12.000
10
12.000
10
12.000
10
12.000
b.
SD
2
7.200
1
3.600
1
3.600
1
3.600
c.
SMP
1
5.000
1
5.000
1
5.000
0
0
d.
SMA
1
6.000
0
0
0
0
0
0
e.
SMK
1
6.000
0
0
0
0
0
0
f.
PT JUMLAH
0
0
0
0
0
0
0
0
15
36.200
12
20.600
12
20.600
11
15.600
Rencana Pengembangan Kesehatan Berdasarkan analisis peningkatan jumlah kebutuhan infrastuktur kesehatan 10 tahun kedepan maka jumlah kebutuhan Balai Pengobatan (20 unit dengan luas 6.000 m2 ) dan Rumah Sakit Bersalin (6 unit dengan luas 6.000 m2).
16
Rencana Pengembangan Sarana Kesehatan Kelompok Fasilitas
Pusat KTM
SKP I
RS Type C
1
2.400
0
0
0
0
0
0
Puskesmas
0
0
0
0
0
0
0
0
B.Pengobatan
8
2.400
3
900
4
1.200
5
1.500
Apotek
2
700
1
350
1
350
1
350
1
350
0
0
0
0
1
350
12
5.850
4
1.250
5
1.550
7
2.200
JUMLAH
Ruang (m2)
Jml (Unit)
SKP III
Ruang (m2)
Laboratorium
Jml (Unit)
SKP II
Jml (Unit)
Ruang (m2)
Jml (Unit)
Ruang (m2)
Rencana Pengembangan Peribadatan Secara umum jumlah kebutuhan tempat ibadah sampai 10 tahun kedepan tidak mengalami peningkatan kecuali tempat peribadatan agama Islam (Musholla) mengalami peningkatan. Jumlah saat ini 15 unit Musholla menjadi 20 unit. Ini dilihat dari jumlah dan tingkat pertumbuhan penduduk yang beragama Islam terus mengalami peningkatan. Rencana Pengembangan Sarana Peribadatan KEL FASILITAS Masjid
STANDAR CIPTA KARYA Jumlah Pdk Pendukung
Luas (m²)
JUMLAH FASILITAS 2007
RENCANA KEBUTUHAN 2018 BUTUH
KURANG
RUANG
30.000
1.200
8
2
0
0
Musholla
2.500
300
15
20
5
1.500
Gereja Protestan
15.000
600
4
2
0
0
Gereja Katolik
15.000
600
2
2
0
0
Vihara
15.000
600
0
0
0
0
Pura
15.000
600
8
0
0
0
Klenteng
15.000
600
0
0
0
0
Rencana Pengembangan Pelayanan Umum dan Pemerintahan Untuk sarana umum yang terdapat di Kawasan Pawonsari berupa Kantor Polisi (Polsek) dan Kantor Pos Pembantu. Kantor Pos Polisi untuk Kecamatan Paguyaman terletak di Molombulahe (SKP. III) sedangkan Kantor Pos Polisi untuk Kecamatan Wonosari terletak di Desa Harapan.
17
Rencana Pengembangan Jaringan Listrik Penyediaan kebutuhan listrik untuk di kawasan terdiri dari kebutuhan listrik untuk private (rumah tangga) dan kebutuhan untuk kepentingan publik yaitu dalam rangka menunjang kegiatan industri dan perdagangan. Berdasarkan asumsi kebutuhan listrik 180 watt/jiwa untuk keperluan rumah tangga, ± 10 % dari kebutuhan rumah tangga untuk penerangan jalan umum,dan ± 20 % dari kebutuhan rumah tangga untuk kegiatan-kegiatan perdagangan dan jasa serta industri, maka kebutuhan listrik masyarakat 10 tahun yang akan datang menjadi 14.040.000 watt. Rencana Pengembangan Jaringan Telepon Penyediaan sambungan telepon di wilayah ini ditentukan dengan menggunakan asumsi bahwa untuk penyediaan sambungan telepon kawasan perumahan target pelayanan hingga tahun 2018 telah mencapai 60% khususnya untuk kawasan dengan aktifitas yang tinggi dan sangat membutuhkan jaringan telepon, seperti kawasan industri, kawasan permukiman dan perkantoran. Kebutuhan Sambungan Telepon di Kawasan Sampai Tahun 2018 No.
Fasilitas
Standar (SST)
Jml Rumah Tangga
0,6
12.000
1.
Rumah Tangga
2.
Fasos dan Fasum
2 % kebutuhan rumah tangga
3.
Industri, Jasa, Perdagangan
20 % kebutuhan rumah tangga
4.
Jumlah kebutuhan Sambungan Telepon tahun 2018
Jumlah (SST) 7.200 64 638 3.894
Rencana Pengembangan Air Bersih Proyeksi Kebutuhan Air Bersih NO 1
URAIAN
Satuan
Tahun 2006
2010
2014
2018
Jiwa
40,433
43,049
45,834
48,800
- Sambungan Rumah Tangga
Jiwa
40,433
43,049
45,834
48,800
- Sambungan Umum
Jiwa
8,087
8,610
9,167
9,760
PELAYANAN PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK RENCANA PELAYANAN
2
3
4 5 6
STANDARD KEBUTUHAN AIR - Sambungan Rumah Tangga
l/org/hr
50
50
50
50
- Sambungan Umum
l/org/hr
10
10
10
10 2,440
KEBUTUHAN AIR DOMESTIK - Sambungan Rumah Tangga
m3/hr
2,022
2,152
2,292
- Sambungan Umum
m3/hr
81
86
92
98
BANYAKNYA KEBUTUHAN AIR PROSENTASE KEHILANGAN AIR TOTAL KEBUTUHAN AIR
m3/hr m3/hr m3/hr
2,103 210 1,892
2,239 224 2,015
2,383 238 2,145
2,538 254 2,284
18
Rencana Pengembangan Jaringan Transportasi Karena kondisi jalan 82 % atau 88,1 km dalam kondisi rusak, hanya 18,7 % atau 18,7 km kondisi baik dan peroduktivitas perekonomian terus meningkat maka perlu ada rencana perbaikan dan pengembangan jalan atau jaringan transportasi. Rencana pengembangan jaringan transportasi diarahkan untuk memperbaiki kinerja jaringan transportasi yang ada, dan diarahkan untuk melayani pusat-pusat pertumbuhan dalam Kawasan Pawonsari.
Rencana Pengembangan Jaringan Persampahan Berdasarkan jumlah penduduk 48.800 jiwa/ 12.200kk maka 10 tahun kedepan dibutuhkan 732.000 unit tong sampah, 244 unit kontainer, 244 unit gerobak sampah, 122 unit transfer dipo, 49 unit truk sampah, 41 unit teruk komperator dan 1 komplek TPA.
Rencana Pengembangan Jaringan Drainase Rencana pengembangan jaringan drainase diarahkan untuk melayani Pusat KTM dan Sub. Pusat KTM. Drainase yang dimaksud yaitu jaringan drainase jalan, dan darinase penghubung untuk drainase sekunder mamanfaatkan sungai-sungai yang terdapat dalam Kawasan.
Rencana Pengembangan Jaringan Irigasi No.
Rencana kegiatan
Lokasi
Volume
1.
Pembangunan Irigasi Teknis
Kec. Wonosari Kec. Paguyaman
2.
Rehab. Saluran Primer Irigasi Bongo Tua
Kec. Paguyaman
3.
Rehab. saluran sekunder irigasi Bongo Tua
Kec. Paguyaman
5 Km
4.
Pembangunan Irigasi Sungai Bontuladidi
Kec. Paguyaman
200 Ha.
4.200 Ha. 6 Km
3. Rencana Pengembangan Usaha Ekonomi Pengembangan budidaya komoditas unggulan Pengembangan budidaya komoditas unggulan, melalui peningkatan produktivitas lahan, diversifikasi pertanaman, rehabilitasi lahan marginal, terasering lahan dan budidaya lorong, peningkatan kualitas pemeliharaan tanaman dan perluasan areal baru.
19
Pengembangan Infrastruktur dan Prainfrastruktur Pertanian, meliputi pembangunan infrastruktur irigasi, pengadaan dan optimalisasi balai benih, pengadaan stasiun klimatologi pertanian, penguatan kelompok tani, dan pengadaan teknologi produksi. Pengembangan Kemitraan, dengan membangun kerjasama petani, pemodal (pengusaha) dan pemerintah (koperasi) yang saling membutuhkan dan menguntungkan. Pola kemitraan yang dikembangkan bisa berpola Bapak Angkat atau pola Perusahaan Pendamping (Perusahaan Inti Rakyat/PIR, Perusahaan Pengelola, Perusahaan Penghela). Pengembangan Kelembagaan Pengkajian Alih Teknologi, yang berfungsi melakukan kajian dan alih teknologi sesuai potensi. Pengembangan Kelembagaan Keuangan dan Permodalan, memberikan kemudahan akses layanan keuangan dan perkreditan dalam penguatan permodalan untuk mengembangkan usaha pertanian Pengembangan Pasca Panen dan Agroindustri, dengan mempertimbangkan jenis produk olahan, pemilihan teknologi pengolahan, pemilihan lokasi pengolahan, fasilitas persediaan dan masukan, bahan pelengkap serta desain produksi. Analisis Kelayakan Usaha Komoditas Unggulan, antara lain: usaha pertanian jagung, usaha tebu, usaha padi, usaha sapi potong, dan usaha industri pakan ternak.
Pengembangan Usaha Dikaitkan dengan Pohon Industri Rencana pengembangan kegiatan yakni: Pengembangan kegiatan industri pengalengan daging, Pengembangan kegiatan industri pengolahan tepung (beras/jagung), dan Pengembangan kegiatan tersier (perdagangan dan jasa) Pengembangan kegiatan industri pengalengan daging, pengolahan tepung dan lain-lain dengan tetap mempertimbangkan skala usaha ekonomi.
Pengembangan Pertanian Terpadu Konsep pengembangan pertanian terpadu menerapkan konsep: 1. Adanya penyelenggaraan kegiatan usaha dengan tujuan pemenuhan kebutuhan sendiri. 2. Untuk menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran produk. 3. Peningkatan atau perbaikan pemanfaatan sumberdaya yang ada. 4. Peningkatan pendapatan pelaku kegiatan usaha.
Kemitraan Pola Bapak Angkat dan Pola Perusahaan Pembimbing mencakup: Pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR), Pola Perusahaan Pengelola, dan Pola Perusahaan Penghela
20
Pengembangan Kelembagaan Pengkajian dan Alih Teknologi Pengembangan kelembagaan pengkajian dan alih teknologi yang berfungsi melakukan kajian dan alih teknologi sesuai potensi kawasan meliputi: Balai Pengkajian dan alih Teknologi Balai Konsultasi Agribisnis Balai Pelatihan dan Penyuluhan Pendamping Lapangan
Pengembangan Kelembagaan Keuangan dan Permodalan Lembaga Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Lembaga Keuangan Mikro-BMT BRI-Unit Bank Desa Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Permodalan Nasional Madani (PNM) Lembaga Dana dan Kredit Perdesaan (LDKP)
Pengembangan Pasca Panen dan Agroindustri Penentuan Jenis Produk Olahan Pemilihan Teknologi Pengolahan Pemilihan Lokasi Fasilitas Persediaan dan Bahan Pelengkap Produksi Desain Produksi
Pengembangan dan Pemberdayaan Ekonomi Program yang perlu mendapat perhatian yaitu: Pelatihan manajemen koperasi, Pemberian bantuan dana untuk pengembangan kegiatan arisan masyarakat, dan Program pengembangan masyarakat desa melalui pinjaman dana bergulir. Pengembangan dan Pemberdayaan Ekonomi Bidang pengembangan PELATIHAN
Program Pelatihan manajemen koperasi 1.
LEMBAGA KEUANGAN
Lokasi
2.
Bantuan dana pengembangan arisan Program pengembangan masyarakat melalui dana bergulir
21
Volume
Pusat SKP & SKP 1,2 dan 3
@ 5 org/skp 2 pkt/thn
Pusat SKP & SKP 1,2 dan 3
1 pkt/thn
4. Rencana Pengembangan Masyarakat Pengembangan dan Pemberdyaan Ekonomi Pelatihan Agribisnis, Pelatihan Manajemen Koperasi, dan Pemberian bantuan modal secara bergilir atau dalam bentuk dana bergulir
Pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM) Pembangunan Rumah Pintar, Pemberian bantuan sarana dan prasarana perpustakaan, Pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi, terutama untuk bidang-bidang yang dibutuhkan sebagai kader dalam layanan kemasyarakatan, termasuk bidang bahasa asing (Inggris dan Arab), dan Pengadaan sarana dan prasarana pusat kegiatan-kegiatan belajar masyarakat (PKBM)
Pengembangan Layanan Kesehatan Penyediaan tenaga medis dan paramedis, pemberian beasiswa atau fasilitasi bagi pendidikan dan pelatihan tenaga medis dan paramedis
Peningkatan Sikap Mental-Spriritual Layanan pengembangan kader-kader da’wah (da’i/mubaligh), dan pengadaan buku-buku agama
Pembinaan Ketertiban dan Keamanan Lingkungan Pembentukan dan pengembangan forum komunikasi massa (antar umat beragama, ormas dan pemuda)
Pengembangan Kelembagaan Masyarakat Desa Pembentukan dan pengembangan lembaga-lembaga sosial desa dan Pembentukan dan Pengembangan lembaga-lembaga kesenian, pemuda dan olahraga
5. INSTITUSI PENGELOLA Program pembangunan KTM Pawonsari meliputi beberapa pengembangan sektor, yaitu perekonomian (perdagangan dan jasa), pendidikan, kesehatan, peribadatan, pelayanan umum, kelembagaan pemberdayaan masyarakat. Pembagunan KTM Pawonsari harus terintegrasi dengan pembangunan daerah secara keseluruhan. Diusulkan dibentuk Badan Pengelola KTM Pawonsari yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Boalemo. Sedangkan Kepala Badan Pengelola Kota Terpadu Mandiri diangkat berdasarkan SK Bupati Boalemo, struktur badan pengelola KTM tersebut sebagai berikut:
22
a. Stakeholder,, sebagai sumber dan penyandang dana serta pendukung utama keberadaan, kelangsungan dan perkembangan Kota Terpa Terpadu Mandiri Kawasan Pawonsari. b. Lembaga Penanggung Jawab,, selama periode tahun 2008 – 20012 diusulkan untuk diemban oleh Gubernur Gorontalo dan atau Bupati Boalemo. c. Badan Musyawarah,, yang terdiri atas berbagai unsur unsur-unsur Stakeholders (Pemerintah, Swasta/Investor/LSM, Lembaga Adat, Tokoh Masyarakat, Para Pakar, Komunitas, Akademisi, Komunit Komunitas Pers). d. Kepala Badan Pengelola,, yaitu seseorang yang dipilih berdasarkan kesepakatan dan keputusan Badan Musyawarah sebagai Penanggung Jawab pelaksanaan Badan ini sehari sehari-hari. Kepala Badan Pengelola ini dibantu oleh Sekretaris, beberapa Staff Administra Administrasi dan Keuangan. Bilamana diperlukan dapat dibantu oleh beberapa Tim/Tenaga Advisory. e. Kepala Bidang,, yang salah satu diantaranya dapat merangkap sebagai Wakil Kepala Badan Pengelola Pengelola, yaitu Seseorang yang diajukan oleh Kepala Badan Pengelola.
23
INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN NO
PROGRAM / KEGIATAN
VOL 2008 2009
I.
2010 2011 2012
SEKTOR TERKAIT
PERENCANAAN - Pembuatan RTDR Pusat dan Sub Pusat KTM
1 Kec
Depnakertrans
- DED Fasum & Pst Pemerintahan
1 Kec
Depnakertrans
- Jagung (2 Kec)
1 Pkt
Dep Industri
- Makanan Ternak (2 Kec)
1 Pkt
Dep Industri
- Makanan Ringan (2 Kec)
- FS Pembangunan Industri
II.
1 Pkt
Dep Industri
- Perencanaan Teknis DED Sarana Prasarana dan Utilitas (2 Kec)
2 Pkt
Depnakertrans
- Studi AMDAL Kawasan (Kws)
1 Pkt
Depnakertrans
- Identifikasi Status kepemilikan lahan mendukung P4T (Kws)
1 Pkt
BPN Kab
- Identifikasi Potensi Calon Areal Trans daerah hinterland (Kws)
1 Pkt
Depnakertrans
1 Pkt
Depnakertrans
- Tingkat Kecamatan
2 Kec
BAPPEDA
- Tingkat Desa
25 Ds
BAPPEDA
- Pelatihan Petugas
2 Kali
BAPPEDA
1 Pkt
BAPPEDA
5 Thn
Depnakertrans
PERSIAPAN PELAKSANAAN - Peny Organisasi & Kesekretariatan - Sosialisasi KTM (Buku, Brosur)
- Penyusunan Legalitas melalui PERDA/PERMEN
III.
ORGANISASI & MANAJEMEN - Operasional POKJA KTM Prov
IV.
- Operasional POKJA KTM Kab
5 Thn
Depnakertrans
- Operasional Org Pelaksana KTM
5 Thn
Depnakertrans
2 Pkt
Dep Tan
2.000 ekr
Dep Tan
- Pengadaan Alsintan/Pwr Threser
25 Unit
Dep Tan
- Hand Tracktor Rotary (2 Kec)
25 Unit
Dep Tan
PENGEMB USAHA KWS a. Pengembangan Tan Jagung (Bantuan Saprodi 2 Kec) b. Pengadaan Sapi Bakalan (2 Kec) c. Peningkatan Ketahanan Pangan :
24
INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN NO
PROGRAM / KEGIATAN
VOL 2008 2009
- Hand Sprayer (2 Kec)
2010 2011 2012
SEKTOR TERKAIT
25 Unit
Dep Tan
- Budidaya ikan lokal (lele, mas)
14 Desa
DKP
- Pembuatan Drainase Tambak Air Tawar (2 Kec)
14 Desa
DKP
d. Pengembangan Perikanan :
V.
PEMBERDAYAAN MASY 1. Peningkatan Lay Kesehatan - Pengemb Sarana Pustu (2 Kec)
11 Pkt
Dep Kes
- Pengemb Sarana Puskesmas
2 Pkt
Dep Kes
- Pengemb Sarana SD (2 Kec)
32 Pkt
Dep Diknas
- Pengemb Sarana SMP (2 Kec)
9 Pkt
Dep Diknas
- Pengemb Sarana SMA (2 Kec)
2 Pkt
Dep Diknas
- Pengemb Sarana SMK (2 Kec)
2 Pkt
Dep Diknas
- Peningk Jalan Wonggahu – Mutiara – B. Tua
8 Km
Dis PU Kab
- Peningk Jalan akses pertanian Tangkobu - Wonggahu
6 Km
Dis PU Kab
- Pemb Jalan Dimito – Bongo IV
7 Km
Dis PU Kab
- Peningk Jalan Agro Mustika – Bongo Tua
4 Km
Dis PU Kab
- Peningk Jln Bongo Nol – Bongo I
11 Km
Dis PU Kab
- Peningk Jalan Suka Mulya – Desa Pangea
2 Km
Dis PU Kab
- Peningk Jalan Suka Mulya – Pangea SP. 1
18 Km
Dis PU Kab
2. Peningkatan Lay Pendidikan
VI.
PENGEMB SARPRAS 1. Prasarana Jalan :
- Peningk Jalan Diloato - Harapan
5 Km
Dis PU Kab
- Peningk Jln Wonggahu - Sorpite
2 Km
Dis PU Kab
- Peningk Jalan Mutiara - Mustika
3,5 Km
Dis PU Kab
- Peningk Jalan Bualo – Beringin Jaya Sakti
3 Km
Dis PU Kab
- Peningk Jln Karya Baru - Pangea
4 Km
Dis PU Kab
25
INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN NO
PROGRAM / KEGIATAN
VOL 2008 2009
2010 2011 2012
SEKTOR TERKAIT
- Peningk Jln Bongo III - Dimito
3 Km
Dis PU Kab
- Peningk Jln Karya Murni – Tongkobu - Girisa
15 Km
Dis PU Kab
- Pemb Jalan Bongo IV - Tulilango
3 Km
Dis PU Kab
- Pemb Jemb S. Paguyaman
80 m
Dep PU
- Pemb Jemb Sukamulya - Saritani
24 m
Dis PU Kab
- Pemb Jem Pangea SP.2-Pangea
12 m
Dis PU Kab
- Pemb Jemb Pangea SP. 1
12 m
Dis PU Kab
25 Ds
Swasta
2. Prasarana Jembatan :
VII.
PEMB PUSAT-2 PERTUMBUHAN 1. TINGKAT DESA/PUSAT DESA a. Mendukung Usaha Tani - Pembangunan Kios Tani - Pembangunan Lantai Jemur
25 Ds
Dep Tan
- Pemb Gudang Pengumpul
25 Ds
Dep Tan
- Listrik dan Telepon
25 Ds
Telkom, PLN
- Sarana Air Bersih
25 Ds
Dep PU
- Taman Terbuka / Sarana OR
25 Ds
Pemkab
- Fasilitas Bank (2 Kec)
4 Unit
Swasta
- Pusat Layanan Koperasi
4 Unit
Dis Kop Kab
- Kios Tani Skala Menengah
2 Kec
Swasta
- Gudang Saprotan (2 Kec)
4 Unit
Dis Tan Kab
- Toko Sembako
2 Kec
Swasta
- Bengkel ALSINTAN (2 Kec)
4 Unit
Swasta
- Pasar Tradisional (2 Kec)
4 Unit
Pemkab
- Bengkel Sepeda/motor(2Kec)
4 Unit
Swasta
- Pemb Terminal Lokal (2 Kec)
4 Unit
Dep Hub
- Penginapan (2 Kec)
4 Unit
Swasta
b. Mendukung Permukiman
2. TINGKAT SKP/DESA UTAMA a. Mendukung Ekonomi Kws
b. Industri Pengolah Hasil
26
INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN NO
PROGRAM / KEGIATAN
VOL 2008 2009
VIII.
2010 2011 2012
SEKTOR TERKAIT
PPE PUSAT KTM 1. Pemb Pusat Industri Olahan - Pabrik Pengolahan jagung
1 Unit
Swasta
- Pabrik Pengolahan Coklat
1 Unit
Swasta
- Industri Pengolahan jagung
1 Kec
Swasta
- Bangunan Pengolah Limbah
1 Kec
Depnakertrans
- Pusat Penjualan pupuk, obat2an
1 Unit
Swasta
- Layanan Bank
1 Unit
Swasta
- Pusat Informasi dan Promosi
1 Unit
Pemkab
- Pasar Grosir / Induk
1 Unit
Swasta
- Terminal ( orang dan barang)
1 Unit
Swasta
- Terminal Agro
1 Unit
Swasta
- Pusat Pertokoan
1 Unit
Swasta
- Supermarket
1 Unit
Swasta
- Pusat Bengkel ALSINTAN
1 Unit
Swasta
- Pusat Bengkel Otomotif
1 Unit
Swasta
- Pusat Service Elektronik
1 Unit
Swasta
- Penginapan / Hotel
1 Unit
Swasta
- Gudang Produk
1 Unit
Pemkab
- Gudang Saprotan
1 Unit
Dep Tan
- Pasar Harian
1 Unit
Pemkab
- Pasar Hewan
1 Unit
Pemkab
- Showroom Otomotif
1 Unit
Swasta
2. Layanan Jasa Perdagangan
- Showroom Furniture
1 Unit
Swasta
- Showroom Alsintan
1 Unit
Swasta
- Koperasi
1 Unit
KOP & UKM
- Rumah Makan
1 Unit
Swasta
- Badan Pengelola KTM
1 Unit
Depnakertrans
- Kantor Polisi
1 Unit
POLRI
3. Pemb Sarana Perkotaan
27
INDIKASI PROGRAM TAHUN PELAKSANAAN NO
PROGRAM / KEGIATAN
VOL 2008 2009
2010 2011 2012
SEKTOR TERKAIT
- Kantor Pos
1 Unit
PT POS
- Kantor PDAM
1 Unit
PDAM
- Kantor PLN
1 Unit
PLN
- Kantor Telepon
1 Unit
PT Telkom
- Kantor Pemadam Kebakaran
1 Unit
Pemkab
- Kantor Urusan Agama
1 Unit
Pemkab
- Taman Kanak Kanak
1 Unit
Dep Diknas
- Sekolah Dasar
1 Unit
Dep Diknas
- Sekolah Menengah Pertama
1 Unit
Dep Diknas
- Sekolah Menengah Atas
1 Unit
Dep Diknas
- Sekolah Menengah Kejuruan
1 Unit
Dep Diknas
- Perguruan Tinggi
1 Unit
Swasta
- Perpustakaan Umum
1 Unit
Pemkab
- Rumah Sakit Umum Daerah
1 Unit
Dep Kes
- Lapangan Olahraga / Stadion
1 Unit
Menpora
- Masjid
1 Unit
Pemkab
- Gereja
1 Unit
Pemkab
- Pura
1 Unit
Pemkab
350 Unit
Swasta
1 Unit
Swasta
- Perumahan - Tugu dan Plaza KTM - Ruang Terbuka Hijau
1 Unit
Pemkab
- Pemakaman Umum
1 Unit
Pemkab
- Mushola
3 Unit
Pemkab
- Jalan Kolektor Sekunder
3 Km
Dis PU Kab
- Jalan Lokal Sekunder
16 Km
Dis PU Kab
28