1
2
INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT (Studi Kasus di Desa Kaaruyan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo)
Pembimbing : Drs. Darwin Une, M.Pd * Sutrisno Mohamad, S.Pd, M.Pd ** Chairunnisyah Arief Jurusan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Chairunnisyah Arief, Nim.231409091. Interaksi Sosial Masyarakat (Studi Kasus di Desa Kaaruyan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo) Tahun 2013. Skripsi Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui. Pertama, Proses interaksi sosial masyarakat desa kaaruyan. Kedua Bentuk–bentuk interaksi sosial masyarakat di desa Kaaruyan. Ketiga, Faktor–faktor yang mendorong dan menghambat interaksi sosial masyarakat di desa Kaaruyan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang membahas tentang kajian fenomenologis dan di ungkapkan secara deskriptif analisis kritis. Teknik analisis interaktif ini memiliki empat komponen analisis yaitu: Pertama, pengumpulan data. Kedua, reduksi data. Ketiga, sajian data. Keempat verifikasi /penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan : (1) proses interaksi sosial masyarakat di desa Kaaruyan berlangsung dengan baik, tidak ada perpecahan walaupun memiliki perbedaan etnis maupun perbedaan keyakinan karena selalu mengedepankan persaudaraan antar sesama dan tidak selalu menonjolkan perbedaan. (2) Bentuk-bentuk Interaksi sosial masyarakat di desa Kaaruyan yakni terjalin kerja sama yang baik antara sesama masyarakat dimana di desa Kaaruyan terlihat bahwa rasa tolong menolong dan saling gotong royang dibudayakan seperti pada pembuatan rumah dan ketika bertani. Dimana masyarakat Kaaruyan saling membantu ketika ada yang bertani sehingga terjadi interaksi sosial di tempat tersebut. (3) Faktor yang mendorong interaksi sosial masyarakat di desa Kaaruyan antara lain, faktor ekonomi, sosial budaya, politik, pendidikan. Faktor yang menghambat interaksi sosial di desa Kaaruyan, faktor keragaman etnis dan agama. Kata Kunci : Interaksi, Masyarakat, Agama.
3
PENDAHULUAN Pembauran dan kesatuan bangsa adalah suatu usaha jangka panjang untuk menyelaraskan tata nilai menuju ke suatu keserasian sosial yang tertib antar golongan etnik yang ada di Indonesia yang masyarakatnya bersifat majemuk. Dalam kehidupan masyarakat majemuk sering terjadi kesenjangan sosial dalam hubungan berinteraksi, karena diantara masyarakat mempunyai kebiasaan dan tabiat yang berbeda-beda serta kerja sama yang akrab akan terjadi apabila diantara masyarakat saling membutuhkan, tolong menolong, dan mampu menyatuhkan persepsi, sebaliknya akan terjadi kesalahpahaman jika mereka tidak mampu dalam menyatukan persepsi. Masyarakat majemuk terdiri dari kelompok-kelompok kelembagaan yang otonom dan secara struktural terpisah satu sama lain, baik dari segi sosial maupun budaya. Karekteristik masyarakat majemuk atau kelompok etnik, kadangkala tidak menunjukkan adanya dominasi suatu etnik tertentu, namun dilihat dari kapasitas suatu wilayah yang didiami oleh kelompok etnik akan melakukan adaptasi terhadap lingkungan sosial dan fisik yang baru. Mereka menyesuaikan diri mengorganisir adat istiadat dan tradisi, atau mengembangkan adat istiadat baru, tetapi dengan menggunakan simbol lama. Dengan kata lain, mereka berusaha mempergunakan norma dan ideologi tradisional untuk membedakan kelompok mereka dengan jiwa lain dalam situasi kontemporer. Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu, antara kelompok dengan kelompok, dan antara individu dengan kelompok. Ragam tingkah laku individu atau kelompok masyarakat akan mempunyai akibat yang positif apabila diwujudkan dalam posisi yang serasi. Ketidakserasian akan menimbulkan akibat negatif dalam pergaulan hidup, yang tidak mustahil dapat terjadi apabila ada keganjalan dalam penyesuain diri di dalam proses hubungan sosial tersebut. Masyarakat desa Kaaruyan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo yang masyarakatnya sangat berbeda dengan masyarakat desa-desa pada umumnya yang ada di kecamatan Mananggu. Desa Kaaruyan dibuka sekitar tahun 1920-an. Saat itu masih hutan belukar dan sering disebut hutan Mananggu, pada saat itu ada
4
seorang petugas penjaga kawat telefon bernama Niklas Pandeirot melihat bahwa daerah tersebut subur, tumbuhan yang menghijau, tanahnya luas dan datar ditumbuhi pohon dan semak cocok untuk dijadikan lahan pertanian, perkebunan, bahkan perkampungan. Hal ini diceritakan kepada teman-temannya yang pada waktu itu merantau di daerah Gorontalo (sekarang kota Gorontalo) sehingga terjadilah kesepakatan bersama untuk mengunjungi sekaligus membuka hutan belukar tersebut menjadi areal perkebunan. (sumber: Data tertulis yang ada di sekertariat kantor desa Kaaruyan) Setelah mereka bercocok tanam di daerah tersebut mereka kembali kedaerah Minahasa dengan tujuan memanggil/mengajak sanak saudara dan teman-teman sehingga mulai pada saat itu terjadilah perpindahan penduduk secara bergelombang. Dan sejak saat itu Kaaruyan telah memenuhi syarat menjadi satu Dusun bergabung dengan Desa tetangga (Desa Tabulo) seiring dengan berjalannya waktu maka pada tahun 1948 Dusun Kaaruyan yang dipimpin oleh Jairus Walukow resmi menjadi Desa definitiv Desa Kaaruyan. Nama Kaaruyan berasal dari bahasa Minahasa Aruyyang artinya senang, bahagia. (sumber: Data tertulis yang ada di sekertariat kantor desa Kaaruyan) Berdasarkan uraian diatas, nampaklah dalam interaksi mereka dalam segala aspek kehidupan, pada umumnya telah mengalami perkembangan adanya kerja sama yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan bersama. Kehidupan masyarakat tersebut pada hakekatnya mempunyai dinamika tersendiri dari berbagai suku, sebagaimana desa Kaaruyan terdapat suatu masyarakat yang terdiri dari berbagai macam suku diantaranya suku Minahasa, Gorontalo, Toraja, dan Dayak, yang sekarang ini memperlihatkan kehidupan yang bersifat penuh kerukunan antara suku satu dengan yang lainnya. Fragmentasi sosial yang ditandai oleh adanya perkembangan serta alur dinamika dalam suatu kelompok masyarakat tidak dapat dilepaskan dengan proses historis, perkembangan sikap mental manusia yang senantiasa melakukan inovasi. Realisasi keadaan ini memungkinkan manusia melahirkan berbagai budaya sebagai hasil karya dan karsa manusia.
5
Pada dasarnya hubungan timbal balik di antara masyarakat yang berbeda etnis merupakan manifestasi dalam wujud kegiatan maupun aktivitas yang pada umumnya bermakna keakraban di antara masyarakat sebab melalui hubungan baik yang akrab di antara masyarakat tersebut, akan lebih menciptakan nilai sosial serta ikatan hubungan sosial yang baik antara satu golongan dengan golongan yang lainnya. METODE PENELITIAN Untuk penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. untuk dapat menggambarkan sifat-sifat individu, kelompok, dan keadaan atau situasi kehidupan sosial budaya. Pendekatan kualitatif berguna untuk menggambarkan suatu realita kondisi sosial budaya dalam masyarakat. Menurut Judistira K, (2007: 23) tujuan penelitian kualitatif adalah berupaya memahami gejala-gejala sedemikian rupa dan tidak memerlukan kuantitatif, atau karena gejala-gejala
tersebut tidak
memungkinkan diukur secara tepat. Untuk memahami gejala-gejala tersebut, maka perlu memahami konteks budaya dan kondisi sosial masyarakat setempat. Pendekatan ini digunakan karena Pertama, yang akan diteliti berkaitan dengan pemahaman gejala-gejala sosial budaya masyarakat. Kedua, penelitian ini berupaya untuk memahami konteks sosial budaya masyarakat tertentu.
HASIL DAN PEMBAHASAN Proses Interaksi Sosial Masyarakat Di Desa Kaaruyan Penduduk asli Kaaruyan adalah warga dari Minahasa yang selanjutnya berkembang menjadi sebuah tatanan masyarakat yang bersifat multietnik. Keragaman etnis yang ada di desa Kaaruyan tidak dipandang sebagai suatu perbedaan yang mengarah pada ketidakharmonisan hubungan sosial antar masyarakat, akan tetapi dipandang sebagai suatu kekayaan budaya yang selalu dijaga keberadaanya.
6
Masyarakat yang hidup dalam berbagai latar belakang yang beragam, masyarakat Kaaruyan mencoba untuk mempertahankan tradisi serta kebiasaan mereka masing-masing tanpa mengganggu tradisi dari masyarakat etnis lainnya. Masing-masing etnis berupaya semaksimal mungkin untuk tidak melakukan intervensi terhadap budaya dari etnis lain sehingga masing-masing lapisan masyarakat menjalani kehidupan sosialnya berdasarkan kepercayaan dan keyakinan yang dianutnya. Wujud nyata interaksi sosial pada masyarakat tersebut misalnya terlihat dalam hal saling menghormati antara satu suku dengan yang lainnya, memberikan bantuan pada orang yang mengalami musibah, memperhatikan orang lain yang mengalami kesulitan dan masih banyak hal-hal yang dilakukan dalam usaha membina hubungan diantara sesama anggota masyarakat. Sifat
masyarakat
Gorontalo
pada
umumnya
yang
lebih
suka
mengedepankan rasa saling kerja sama, sebagai warga yang hidup berdampingan meskipun memiliki keragaman etnis dan latar belakang agama yang berbeda, masyarakat Kaaruyan tetap masih menjalin hubungan sosial yang harmonis melalui kerja sama diberbagai bentuk seperti bergotong royong dalam melaksanakan pekerjaan sosial.
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Masyarakat Di Desa Kaaruyan Sehubungan dengan bentuk-bentuk interaksi yang dikemukakan oleh Elly M. Setiadi pada bab sebelumnya yakni interaksi sosial terjadi dari kerja sama, persaingan, pertikaian, serta akomodasi. Adapun bentuk-bentuk interaksi sosial masyarakat desa Kaaruyan yakni: pertama, kerja sama di desa Kaaruyan terlihat bahwa rasa tolong menolong dan saling gotong royong dibudayakan seperti pada pembuatan rumah dan ketika bertani. Dimana masyarakat Kaaruyan saling membantu ketika ada yang bertani sehingga terjadi interaksi sosial di tempat tersebut. Kemudian yang kedua, pertikaian merupakan salah satu bentuk interaksi, akan tetapi proses tersebut jelas menimbulkan unsur-unsur yang negatif dalam kehidupan masyarakat. Di desa Kaaruyan tidak terjadi pertikaain yang menimbulkan perpecahan, namun
7
walaupun seperti itu tetap ada pertikaian walaupun hanya terjadi perbedaan pendapat sehingga terjadi pertikaian akan tetapi tidak menimbulkan pertikaian antar sesama masyarakat. Ketiga, persaingan atau cooveration dapat diartikan sebagai proses sosial, dimana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi perhatian umum baik perseorangan maupun kelompok manusia dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan kekerasan. Di desa Kaaruyan terjadi persaingan ekonomi, persaingan kebudayaan, persaingan kedudukan dan persaingan ras. Persaingan di bidang ekonomi terjadi apabila terbatasnya jumlah produksi bila dibandingkan dengan jumlah konsumennya atau sebaliknya. Kemudian persaingan dibidang kebudayaan terjadi dimana adanya perbedaan pola pikir dari masing-masing penganut kebudayaan tersebut misalnya menyangkut persaingan dalam keagamaan, lembaga masyarakat seperti pendidikan dan sebagainya. Persaingan kedudukan terjadi di desa Kaaruyan dimana ada beberapa kelompok tertentu terdapat keinginan-keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan yang terpandang. Selain itu juga terjadi persaingan ras dimana terjadi perbedaan ras, dan warna kulit maupun corak lainnya menyebabkan perbedaan ciri-ciri badaniah. Akibat upaya anggota ras untuk menunjukkan kelebihan atau keunggulan dari ras tersebut sehingga terjadi persaingan antara sesama masyarakat lainnya. Faktor-Faktor Yang Mendorong Interaksi Sosial Masyarakat Di Desa Kaaruyan Selain Keragaman agama, Kaaruyan juga merupakan daerah yang memiliki keragaman etnis/suku diantaranya suku Minahasa sebagai suku mayoritas, suku Gorontalo, suku Toraja, dan suku Dayak. Berbagai keragaman suku tersebut selalu berbaur dalam melakukan interaksi sosial. Adapun faktorfaktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial budaya antar etnis di desa Kaaruyan dapat dikemukakan sebagai berikut.
8
a. Faktor Ekonomi Kebijakan sektoral pembangunan di Kabupaten Boalemo diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat di segala lapisan secara merata, serta meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan selanjutnya, sehingga kedepan pelaksanaan pembangunan di desa Kaaruyan dapat benar-benar mencerminkan keterpaduan dan keserasian antar program-program sektoral, dengan demikian sumber-sumber potensi daerah dapat di optimalkan pemanfaatannya dan dapat dikembangkan secara merata. Pelaksanaan pembangunan tentunya tidak terlepas dari upaya meningkatan kesejahteraan masyarakat, hal ini berkaitan dengan kondisi ekonomi dan kemakmuran masyarakatnya, dilihat dari tingkat ekonomi masyarakat, maka pertumbuhan dan perkembangan kecamatan akan sangat perpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan desa yang ada disekitarnya. Kerjasama dibidang ekonomi merupakan salah satu bentuk kerja sama yang terdapat dalam suatu kelompok manusia. Hal tersebut merupakan suatu kewajaran yang ditemui dalam sekelompok manusia. Kerjasama muncul akibat dari kesadaran manusia sebagai individu yang memiliki keterbatasan baik secara fisik maupun nonfisik sementara ia harus memenuhi segala kebutuhan guna menjamin kelangsungan hidupnya. Memenuhi kebutuhan hidupnya, seseorang manusia membutuhkan manusia lain dalam upaya untuk menutup keterbatasan yang dilikinya. Kerjasama bidang ekonomi lebih dititikberatkan pada upaya pemenuhan kebutuhan hidup. Sebagai contoh seorang produsen tidak dapat berbuat banyak tanpa ada konsumen yang membutuhkan produknya, sebaliknya istilah konsumen mungkin tidak akan ada tanpa ada produsen yang memproduksi sesuatu yang dibutuhkannya. Oleh sebab itu hubungan baik antara keduanya perlu dibina sehingga prinsip saling menguntungkan akan dapat tercapai. Kenyataan inilah yang turut disadari oleh masyarakat desa Kaaruyan sehingga mendorong mereka untuk menjalin hubungan baik antar sesama dalam bidang ekonomi. Kondisi pedesaan yang belum terlalu banyak tersentuh oleh suasana perkotaan menyebabkan kerjasama di bidang ekonomi lebih bersifat
9
tradisional dan sederhana namun tetap memperhatikan untung rugi dari kerjasama tersebut. Kenyataannya masyarakat yang hidup di desa Kaaruyan rata-rata masih tergolong sebagai masyarakat berekonomi menengah ke bawah sehingga pertimbangan bisnis tidak terlalu diperhatikan. Penghasilan yang pas-pasan cukup disadari oleh setiap individu sehingga jalinan kerjasama dipupuk berdasarkan ikatan persaudaraan dan kesederhanaan guna mencukupi kebutuhan hidup bersama. a. Faktor Sosial Budaya Telah menjadi pengetahuan umum bahwa manusia merupakan makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, manusia selalu berusaha memenuhi kepentingan pribadinya. Sebagai makhluk sosial manusiapun berusaha untuk mengadakan hubungan sosial dengan sesamanya demi pemenuhan hasrat hidupnya. Konsep tersebut menunjukkan bahwa manusia tak dapat berkembang dengan sempurna tanpa adanya interaksi sosial dengan sesamanya. Hubungan interaksi sosial sebagai manifestasi bahwa manusia tak dapat bertahan hidup tanpa sesamanya. Khusus untuk lokasi yang menjadi objek penelitian ini, berdasarkan pengamatan yang di lakukan di temukan berbagai aktivitas kerjasama sosial yang masih ditemukan di desa Kaaruyan walaupun mulai jarang dilakukan namun masih tetap dipertahankan diantaranya. (a) tolong menolong dalam hal pembersihan kebun, (b) gotong royong upaya menjalankan kepentingan bersama misalnya dalam membangun tempat ibadah, bakti sosial dan sebagainya. Kegiatan tersebut di atas menunjukkan adanya ikatan kerjasama yang cukup baik dalam upaya menjalin hubungan sosial yang harmonis guna kepentingan bersama sehingga berbagai perbedaan dapat diminimalisir. Data yang diperoleh menunjukan bahwa masyarakat Kaaruyan lebih mengedepankan rasa saling kerjasama, sebagai warga yang hidup berdampingan meskipun memiliki keragaman etnis dan latar belakang agama yang berbeda, mereka masih tetap menjalin hubungan sosial yang harmonis melalui kerjasama-
10
kerjasama dalam berbagai bentuk seperti bergotong royong dalam melaksanakan suatu pekerjaan sosial, kerjasama dalam hal bertani dan lain sebagainya. b. Faktor Politik Di dalam diri seseorang maupun kelompok terdapat keinginan-keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan yang terpandang. Keinginan tersebut dapat terarah pada suatu persamaan derajat dengan kedudukan serta peranan pihak lain, atau lebih tinggi. Mencapai tujuan tersebut seseorang harus berupaya untuk meyakinkan orang lain. Berbagai macam kepentingan menyangkut kedudukan sosial inilah yang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan adanya interaksi sosial bahkan budaya antara seseorang dengan orang lain atau sekelompok orang dengan kelompok yang lain. Kenyataan yang ditemukan mengungkapkan bahwa faktor politik di desa Kaaruyan merupakan faktor penting dalam menciptakan kondusif atau tidaknya kondisi sosial. Di satu sisi faktor politik membawa dampak positif
bagi
kelangsungan hidup di daerah tersebut. Namun di sisi lain latar belakang masyarakat yang beragam di desa Kaaruyan mengindikasikan adanya kondisi yang rentan dengan konflik jika tidak diberikan pendidikan politik yang sehat dan memadai. Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan tersebut di atas, berbagai elemen yang terkait misalnya pemerintah baik desa hingga pemerintah daerah telah melakukan upaya-upaya berupa penjelasan-penjelasan, melaksanakan kegiatan-kegiatan yang positif
hingga memberikan jaminan keamanan dan
ketertiban. Hal ini dimaksudkan agar supaya masyarakat Kaaruyan dapat hidup dalam keadaan yang tentram tanpa terinterfensi oleh hal-hal yang menimbulkan potensi politik. c. Faktor pendidikan Pendidikan merupakan sebuah kunci dalam pembangunan suatu daerah, oleh sebab itu pendidikan dituntut menghasilkan sumber daya manusia yang mempunyai kesanggupan dalam mengelolah aset-aset bangsa atau sumber daya
11
alam, mampu menciptakan lapangan kerja yang nantinya akan mensejahterakan bangsa. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah yang memiliki kemampuan dan keterampilan tidak hanya yang bersifat teknik saja tetapi juga yang bersifat keahlian dan kemampuan mengorganisir. Lebih jelasnya, data penduduk desa Kaaruyan dari segi pendidikan dapat dilihat pada tabel. (dalam lampiran 3). Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa masyarakat desa Kaaruyan jika dipresentasikan tingkat pendidikannya maka sekitar 98% yang sudah mengenyam pendidikan formal walaupun baru 6% yang perguruan tinggi hingga memperoleh gelar sarjana, dan sekitar 2% yang belum mengenyam pendidikan formal. Di Desa Kaaruyan tidak ada yang buta huruf dan yang belum mengenyam pendidikan tersebut yaitu yang masih bayi. Sehingga dilihat secara keseluruhan untuk pemahaman masyarakat tentang pendidikan dapatlah dikatakan telah menunjukan cukup berarti. Kenyataan tersebut menunjukan bahwa faktor pendidikan memainkan peranan cukup penting dalam proses interaksi sosial budaya di desa Kaaruyan. Dengan mengenyam dunia pendidikan, masyarakat (pendidik maupun peserta didik) dapat menjalin hubungan sosial yang positif. Selain itu, pendidikan juga turut berperan penting dalam proses transfer budaya yang disertai dengan penjelasan-penjelasan yang memadai hingga peserta didik dapat mengenal lebih jauh tentang keragaman budaya kompleks di desa Kaaruyan. Faktor-faktor Yang Menghambat Interaksi Sosial Masyarakat Di Desa Kaaruyan a. Faktor Keragaman Etnis/Ras Young (dalam Ismail, 2010: 45) mengemukakan bahwa “ada beberapa atribut yang terkait dengan pengelompokkan etnis antara lain bahasa, daerah, wilayah (territory) tempat asal usul pemukiman, unit politik/pemerintahan lokal atau nilai dan simbol budaya bersama. Boleh saja salah satu atribut tersebut tidak dimiliki oleh salah satu kelompok etnis tertentu, tetapi penggunaan bahasa daerah (etnis) dapat dikatakan sebagai identitas umum”.
12
Desa Kaaruyan yang memiliki latar belakang etnis yang beragam sangatlah membuka peluang dalam hal mencari perbedaan budaya. Apabila masing-masing etnis yang notabennya memiliki latar belakang budaya yang berbeda dan berupaya untuk mempertahankan budaya mereka masing-masing bahkan saling mempengaruhi, maka kemungkinan akan terjadi benturan antar budaya. Data yang diperoleh menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat desa Kaaruyan menganut suku Minahasa. Lebih jelasnya, data penduduk desa kaaruyan menurut etnis dapat dilihat dalam table. (lampiran 3). Data pada tabel tersebut menunjukan bahwa penduduk desa Kaaruyan didominasi oleh etnis Minahasa dengan jumlah 456 jiwa (70, 70%), sedangkan etnis lain merupakan etnis minoritas seperti etnis Gorontalo 163 jiwa (25,27%), etnis Toraja 16 jiwa (2,48%) dan etnis Dayak 10 jiwa (1,55%). Hal tersebut juga merupakan bagian dari persaingan dibidang kebudayaan. Perbedaan ras, baik perbedaan warna kulit, maupun corak lainnya hanya merupakan suatu perlambang kesadaran dan sikap atas perbedaan-perbedaan dalam kebudayaan. Hal ini pada umumnya disebabkan perbedaan ciri-ciri badaniah yang lebih terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya. Keragaman etnis di desa Kaaruyan sangat rentan dengan potensi konflik.Namun dengan adanya kesadaran dan penuh dengan kehati-hatian dalam melakukan interaksi sosial budaya maka tidak terjadi konflik yang dapat merugikan masing-masing etnis. b. Faktor Agama/Religius Salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam menghambat jalannya interaksi sosial budaya di desa Kaaruyan adalah faktor agama. Meskipun telah lama hidup berdampingan dalam melaksanakan aktivitas hubungan sosial namun hal ini bukan berarti bahwa masyarakat Kaaruyan tidak mengalami kendala. Keragaman agama dan latar belakang budaya menjadi hal yang paling mempengaruhi dalam menghambat hubungan sosial antar masyarakat.
13
Data yang diperoleh menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat desa Kaaruyan menganut agama Kristen Protestan. Lebih jelasnya, data penduduk desa Kaaruyan dari segi agama dapat dilihat pada tabel. (lampiran 3). Data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa penduduk desa Kaaruyan didominasi oleh agama Kristen Protestan dengan jumlah 588 jiwa (91,163%), agama Kristen Katolik berjumlah 48 jiwa (7,442%) sedangkan Agama Islam berjumlah 9 jiwa (1,395%). Perbedaan dasar keyakinan yang sangat berbeda antara satu dengan yang lain diyakini sebagai jembatan yang membatasi hubungan pola interaksi antar sesama warga masyarakat desa Kaaruyan. Masing-masing penganut kepercayaan tertentu memiliki pantangan-pantangan yang membatasi ruang gerak mereka dalam melakukan interaksi sosial. Meskipun demikian kesadaran yang tinggi masyarakat Kaaruyan mencoba untuk membendung permasalahan tersebut dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan tanpa mengenal agama serta masing-masing individu mencoba untuk tidak perlu mencampuri urusan yang menyangkut perihal keagamaan dari individu lain. PENUTUP Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Proses interaksi sosial masyarakat di desa Kaaruyan berlangsung dengan baik, tidak ada perpecahan walaupun memiliki perbedaan etnis maupun perbedaan keyakinan karena selalu mengedepankan persaudaraan antar sesama dan tidak selalu menonjolkan perbedaan. 2. Bentuk-bentuk interaksi sosial masyarakat di desa kaaruyan yakni terjalin kerja sama yang baik antara sesama masyarakat dimana di desa Kaaruyan terlihat bahwa rasa tolong menolong dan saling gotong royong dibudayakan seperti pada pembuatan rumah dan ketika bertani. Dimana masyarakat Kaaruyan saling membantu ketika ada yang bertani sehingga terjadi interaksi sosial di tempat tersebut. Tidak terjadi pertikaian antar masyarakat yang
14
menimbulkan perpecahan, selain itu masyarakat Kaaruyan juga mengalami persaingan yakni persaingan ekonomi, persaingan kebudayaan, persangan kedudukan, serta persaingan ras. 3. Faktor-faktor yang mendorong interaksi sosial masyarakat di desa Kaaruyan antara lain: Faktor ekonomi Faktor yang paling utama yaitu ekonomi karena yang sangat potensial di desa Kaaruyan adalah pertanian misalnya melalui kegiatan bertani maka terjalinlah hubungan komunikasi yang baik antara sesama umat atau sesama etnis Faktor sosial Di desa Kaaruyan hubungan antar etnis maupun agama agama sangat baik karena masyarakatnya terutama pribumi sangat ramah menerima para pendatang.Kehidupan keseharian mereka telah mencerminkan adanya suatu bentuk interaksi di antara mereka yang berlatar belakang etnis budaya maupun agama yang berbeda. Hubungan yang berlangsung diantara para etnis dapat berjalan dengan baik dan mencerminkan adanya suatu hubungan yang damai Faktor politik Faktor politik ini terjadi hubungan masyarakat sangat baik yakni dalam struktur dan kebebasan berkiprah sama-sama di partai politik manapun.Hal ini dimaksudkan agar diantara masyarakat yang berbeda tidak saling mencurigai anatar sesama. Faktor pendidikan Faktor pendidikan ini merupakan faktor terpenting dalam kehidupan masyarakat. Sebab, dengan adanya kualitas pendidikan maka kemampuan, kreativitas, keuletan, dan daya kritis akan mewujudkan suatu kemajuan. Usaha peningkatan mutu pendidikan tersebut. Nampak dalam kehidupan masyarakat desa Kaaruyan yang mana antar etnis tersebut saling memperhatikan sehingga mengalami perkembangan dan saling bantu
15
membantu maka nampaklah keseragaman serta keakraban dalam masyarakat 4. Faktor-faktor yang menghambat interaksi sosial masyarakat di desa Kaaruyan anatara lain sebagai berikut. Faktor keragaman etnis/ras Pada faktor keragaman etnis di desa kaaruyan yang memiliki berbagai etnis
dan
mempunyai
beragam
budaya.
Apabila
masing-masing
mempertahankan budaya mereka, maka kemungkinan akan terjadi benturan antar budaya tidak dapat di hindari. Namun sejauh ini belum ada perpecahan yang terjadi pada masyarakat desa Kaaruyan Faktor agama Faktor agama di desa Kaaruyan sangat berpengaruh serta dapat menghambat jalannya interaksi antar budaya. Meskipun telah lama hidup bersama dalam menjalankan aktifitas hubungan sosial masih mengalami banyak kendala. Hal ini dikarenakan keragaman agama dan latar belakang budaya yang ada di desa Kaaruyan Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada pemerintah supaya lebih mengintensifkan fungsi kontrol dan sosialisasi terhadap kondisi sosial agar potensi konflik tidak akan terjadi di desa Kaaruyan 2. Diharapkan kepada tokoh masyarakat/agama agar lebih memperhatikan perbedaan antara agama agar tidak terjadi sumber konflik yang berakibat dapat mengganggu hubungan antar etnis yang telah lama dibina. Sehingga hubungan yang harmonis antara masyarakat desa Kaaruyan tetap terjaga. 3. Kepada generasi muda diharapkan dapat selalu menjaga stabilitas sosial serta turut membantu dalam hal memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
16
DAFTAR RUJUKAN Elly, M. Setiadi. 2007. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Pernada Media Group Garna, Judistira K. 2007. Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif. Bandung : CV.Primaco Akademika. Ismail, Asma. 2010. Skripsi Interaksi Sosial budaya Antar Etnis. Gorontalo: Tidak Di Terbitkan Johnson, Poyle Paul. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jilid I, alih bahasa Robert M.Z. lawang – Jakarta : PT. Gramedia. Joko Tri Prasety dkk. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta Koentjaraningrat. 1993. Sejarah Teori Antropologi, Jakarta : Universitas Indonesia Press. . 2004. Kebudayaan Mentalitas Dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Milles
Matthew
B
&
Huberman
Michael
A.
2002.Analaisis
Data
Kualitatif.Jakarta: Universitas Indonesia M. Zani Hasan. 1996. Pengantar Ilmu Sosial.Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Pengajar Akademik Soerjono, Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo Persada Supartono. 2001. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT Ghalia Indonesia