FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA TERHADAP SEKTOR INDUSTRI KECIL DI KOTA PADANG Rinaldi Siambaton, Evi Susanti Tasri¹, Kasman Karimi¹ Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRACT This study aims to look at and analyze the effect of the number of business units, investment, and the provincial minimum wage on employment labor absorption of the small industrial sector in Padang. The data used are secondary data start from 19982012 from the Central Agency on Statistic (BPS), the Department of Industry, Trade, Mining and Energy (Disperindagtamben), and other relevant agencies. From the results of hypothesis testing can be concluded that the variable number of business units and investments have a significant effect on employment in the small industrial sector in the Padang, while the provincial minimum wage variable has insignificant effect. Keywords: number of business units, Investment, Provincial Minimum Wage (UMP)
Pendahuluan Pembangunan ekonomi yang dilakukan
meningkatkan serta menghemat devisa,
oleh negara-negara berkembang diarahkan
mendorong
untuk
meningkatkan dan meratakan pendapatan
mencapai
kesejahteraan Namun
kemakmuran
bagi
dalam
seluruh
dan
rakyatnya.
mencapainya
sering
dihadapkan pada masalah-masalah pokok seperti
pengangguran,
masyarakat
pembangunan
serta
daerah,
mengentaskan
masyarakat dari kemiskinan. Menurut Mudrajat Kuncoro (2007)
ketimpangan
Pengembangan industri kecil adalah cara
distribusi pendapatan, kemiskinan dan
yang dinilai besar peranannya dalam
ketidakseimbangan ekonomi antar daerah
pengembangan
industri
(Lestariningsih, 2006).
Pengembangan
industri
Industrialisasi memiliki peran strategis
membantu
mengatasi
manufaktur. kecil
akan masalah
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi
pengangguran mengingat teknologi yang
yang cukup tinggi secara berkelanjutan
digunakan adalah teknologi padat karya
dan
sehingga bisa memperbesar lapangan kerja
meningkatkan
produksi
fisik
masyarakat melalui perluasan lapangan
dan
kesempatan
usaha,
yang
pada
usaha dan memperluas kesempatan kerja,
1
gilirannya
mendorong
pembangunan
daerah dan kawasan pedesaan. Industri
adalah
Pada tahun 2010 jumlah unit usaha yang ada di kota padang berjumlah 140
usaha
untuk
unit dan tenaga kerja yang terserap
memproduksi barang-barang jadi, dari
berjumlah 744 orang, dan pada 2011
bahan baku atau bahan mentah melalui
jumlah unit usaha dan tenaga kerja di
suatu proses penggarapan dalam jumlah
sektor
besar, sehingga barang-barang itu bisa
peningkatan yang semakin tinggi yaitu
diperoleh dengan harga satuan yang
jumlah unit usaha 3.452 unit dan tenaga
serendah mungkin tetapi tetap dengan
kerja berjumlah 17.676 orang, dan pada
mutu setinggi mungkin (Panca Kuniasari,
tahun 2012, jumlah unit usaha yang
2011).
berjumlah 3.503 orang dan jumlah tenaga
Pertumbuhan unit usaha suatu sektor dalam hal ini industri kecil dan menengah
industri
kecil
mengalami
kerja 19.643. orang. Berdasarkan
latar
belakang
pada suatu daerah akan menambah jumlah
permasalahan yang telah dipaparkan di
lapangan
atas, maka penulis
pekerjaan.
Hal
ini
berarti
menarik untuk
permintaan tenaga kerja juga bertambah.
menulis tentang penyerapan tenagakerja
Jika unit usaha suatu industri ditambah
ini.
maka
mempengaruhi penyerapan tenaga kerja
permintaan
tenaga
kerja
juga
bertambah (Azis Prabowo, 1997).
Yaitu
Faktor-faktor
yang
terhadap sektor industri kecil di kota
Salah satu usaha yang di lakukan dalam
padang periode 1998-2012.
mengurangi pengangguran yaitu dengan
Tinjauan Pustaka
cara mengembangan sektor industri kecil,
Pengertian dan konsep Tenaga kerja
Untuk mengembangkan sektor industri
Menurut Simanjuntak (1998), Tenaga
perlu adanya investasi yang memadai agar
kerja mencakup penduduk yang sudah atau
pengembangan
dapat
sedang bekerja, yang sedang mencari
berjalan sesuai tujuan. Usaha akumulasi
pekerjaan dan yang melakukan kegiatan
modal dapat dilakukan dengan melalui
lain seperti bersekolah dan mengurus
kegiatan
sektor
investasi
industri
yang
akan
rumah tangga. Pencari kerja, bersekolah,
perekonomian
melalui
dan mengurus rumah tangga walaupun
mekanisme permintaan agregat, dimana
tidak bekerja, tetapi mereka secara fisik
akan meningkatkan usaha produksi dan
mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut
pada akhirnya akan mampu meningkatkan
bekerja.
menggerakkan
permintaan 1998).
tenaga
kerja.
(Sudarsono,
Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15- 65 tahun ) atau 2
jumlah seluruh penduduk dalam suatu
tingkat upah dan faktor-faktor lain yang
negara yang dapat memproduksi barang
mempengaruhi permintaan hasil (Sony
dan jasa jika ada permintaan terhadap
Sumarsono,2003).
tenaga mereka, dan jika mau berpartisipasi
Penyerapan tenaga kerja
dalam aktivitas tersebut. (Mulyadi,2003).
Penyerapan tenaga kerja pada dasarnya
Tenaga kerja Menurut UU No. 13 tahun
tergantung dari besar kecilnya permintaan
2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan
tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja
bahwa tenaga kerja adalah setiap orang
secara
yang mampu melakukan pekerjaan guna
kemampuan suatu perusahaan menyerap
menghasilkan barang dan atau jasa baik
sejumlah tenaga kerja untuk menghasilkan
untuk
suatu
memenuhi
kebutuhan
sendiri
umum
produk.
menunjukkan
Kemampuan
besarnya
untuk
maupun untuk masyarakat. (Evi Susanti
menyerap tenaga kerja besarnya tidak
Tasri,2010).
sama antara sektor satu dengan sektor lain
Tenaga kerja atau buruh di definisikan dengan berbagai pemahaman oleh berbagai
(Sumarno, 2003). Industri kecil
pakar ekonomi dan social serta institusi.
Industri kecil adalah unit usaha dengan
Buruh adalah seseorang yang bekerja pada
jumlah pekerja paling sedikit 5 orang dan
orang
dan
yang paling banyak 19 orang. Sedangkan
mendapatkan upah sebagai imbalan atas
Industri Rumah Tangga adalah unit usaha
jerih payahnya menyelesaikan pekerjaan
dengan jumlah pekerja kurang 1 sampai 4
yang dibebankan kepadanya, dengan kata
orang, termasuk pengusaha. Unit usaha
lain semua orang yang tidak memiliki alat
tanpa pekerja (self- employment unit)
produksi dan bekerja pada pemilik alat
termasuk dalam kategori ini. sedangkan
produksi maka bisa dikatakan sebagai
industri sedang adalah unit usaha yang
buru. (Grendi, 2010 ).
mengajarkan lebih dari 20 orang sampai 99
Permintaan tenaga kerja
orang (Dumairy, 1996).
lain
atau
badan
hukum
Permintaan tengakerja dapat diartikan
Stoner, Freeman dan Gilbert, 1998
sebagai jumlah tenaga kerja yang diminta
dalam Rizky Adrianto, 2013) menyatakan
oleh pengusaha pada berbagai tingkat
bahwa, Industri kecil adalah bisnis yang
upah. permintaan tenaga kerja berkaitan
dimiliki dan dikelola oleh orang setempat
dengan
yang
atau secara lokal, sering kali dengan
dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi
jumlah karyawan yang amat sedikit dan
tertentu. Biasanya permintaan akan tenaga
bekerja di satu lokasi.
jumlah
tenaga
kerja
kerja ini dipengaruhi oleh perubahan 3
pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan - peralatan produksi
Jumlah unit usaha Unit usaha menurut Badan Pusat Statistik
(BPS)
adalah
dan
yang
terutama untuk menambah barang- barang
melakukan kegiatan yang dilakukan oleh
modal dalam perekonomian yang akan di
perseorangan atau rumah tangga maupun
gunakan untuk memproduksi barang dan
suatu badan dan mempunyai kewenangan
jasa di masa depan. Dengan kata lain,
yang ditentukan berdasarkan kebenaran
dalam teori ekonomi investasi berarti
lokasi
kegiatan perbelanjaan untuk meningkatkan
bangunan
unit
dengan tujuan untuk mengganti
fisik,
dan
wilayah
operasionalnya.
kapasitas
Secara umum, pertumbuhan unit usaha suatu sektor dalam hal ini industri kecil dan menengah pada suatu daerah akan
memproduksi
sesuatu
perekonomian. Upah minimum provinsi Upah
adalah
penerimaan
sebagai
menambah jumlah lapangan pekerjaan.
imbalan dari pengusaha kepada karyawan
Hal ini berarti penyerapan tenaga kerja
untuk suatu pekerjaan atau jabatan yang
juga
usaha
telah akan dilakukan dan dinyatakan atas
positif
nilai dalam bentuk uang yang ditetapkan
terhadap permintaan tenaga kerja, artinya
atas dasar suatu persetujuan atau peraturan
jika unit usaha suatu industri ditambah
perundang-undangan serta dibayarkan atas
maka
dasar
bertambah.
mempunyai
Jika
pengaruh
permintaan
bertambah.
unit yang
tenaga
Semakin
kerja
banyak
juga
suatu
perjanjian
kerja
antara
jumlah
pengusaha dengan karyawan termasuk
perusahaan atau unit usaha yang berdiri
tunjangan baik untuk karyawan itu sendiri
maka akan semakin banyak untuk terjadi
maupun untuk keluarganya. (Aris Ananta,
penambahan
1990)
tenaga
kerja
(Azis
Prabowo,1997).
Berbicara mengenai upah, maka perlu diketahui istilah yang tepat tentang upah.
Investasi Menurut (Sukirno,2000, dalam Budi
Adapun definisi dari upah tersebut adalah
Raimond, 2007) Investasi merupakan salah
sebagai berikut :
satu istilah ekonomi yang selalu di
1. Menurut Undang-Udang No.33 tahun
gunakan orang awam. Tetapi kerap kali
1947 pasal 7 yang dimaksud dengan
pengertiannya
arti
upah adalah tiap pembayaran berupa
investasi dalam teori ekonomi. Teori
uang yang diterima oleh buruh (tenaga
ekonomi mengartikan akan mendefinisikan
kerja) sebagai imbalan atas pekerjaan
investasi
yang diberikan.
berbeda
sebagai
dengan
pengeluaran
-
4
2. Menurut
Dewan
Penelitian
Kota Padang dan Badan Pusat Statistik
Pengupahan nominal yang dimaksud
Sumatera Barat.
dengan upah adalah suatu penerimaan
PEMBAHASAN DAN HASIL
sebagai imbalan dari pemberi kerja
PENELITIAN
kepada
penerima
untuk
Analisis yang dilakukan untuk melihat
pekerjaan atau jasa kerja yang telah
besarnya pengaruh variabel independen
dan akan dilakukan. Dimana upah ini
terhadap variabel dependen. Model yang
berfungsi
sebagai
kelangsungan
digunakan
kehidupan
yang
layak
bagi
menggambarkan bahwa variabel dependen
kelangsungan
yaitu penyerapan tenaga kerja (Y), salah
layak
bagi
satunya dipengaruhi oleh besarnya nilai
kelangsungan
variabel indepeden yaitu jumlah unit usaha
kemanusiaan
dan
kehidupan
yang
kemanusian produksi
kerja
dan
yang
dinyatakan
dalam
(X1),
adalah
investasi
(X2),
fungsi
upah
yang
minimum
bentuk uang dan besaarnya berlaku
provinsi (X3). Untuk mendapatkan hasil
serta dibayarkan atas dasar suatu
regresi antara variabel dependen dengan
perjanjian kerja (tertulis atau tidak
variabel
tertulis) antara pemberi kerja dengan
sekunder yang berasal dari badan pusat
penerima kerja.
statistik (BPS) Sumatera Barat
independen
digunakan
data
yang
dicatat mulai tahun 1998-2012 dan diolah METODE PENELITIAN
dengan menggunakan bantuan program
Lokasi Penelitian
komputer SPSS 17.00. Hasil uji estimasi
Penelitian ini membatasi data hanya di Kota Padang. Penelitian ini menggunakan metode regresi linear berganda. Periode tahun 1998-2012.
menggunakan
sebagai berikut: Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + μ Berikut hasil pengolahan data dengan
Sumber Data Rancangan
persamaan regresi penelitian ini adalah
menggunakan dalam data
penelitian sekunder,
ini yaitu
penelitian ini membatasi data hanya di
analisis
regresi
linear
berganda dapat dibentuk model hasil estimasi sebagai berikut:
Kota Padang. Penelitian ini menggunakan ₃
metode regresi linear berganda. Periode tahun 1998-2012. Data yang telah diolah dan di terbitkan oleh Badan Pusat Statistik
T-hitung (41.491) (2.288) (-0.507) F-hitung = 760.857 5
R²= 0,995
Investasi sebesar 1000 rupiah, maka Penyerapan Tenaga Kerja di Kota
R = 0,998 Beberapa
pengujian
Padang telah
dilakukan
akan meningkat sebesar 5
orang.
sebelumnya ternyata menunjukan bahwa
4. Koefisiensi regresi dari nilai Upah
model regresi yang digunakan sudah baik
minimum provinsi (X₃) adalah 8.103
dan bebas dari asumsi klasik dan dari
dan nilai tersebut negatif, maka nilai
regresi yang dilakukan dihasilkan data
Upah
berikut:
berhubungan
1. Dari
hasil
pengolahan
data
menghasilkan constanta sebesar 98.115 yang
artinya
apabila
variabel
indipendent jumlah unit usaha (X₁), investasi (X₂) dan upah minimum provinsi (UMP) (X₃) bernilai nol maka penyerapan tenaga kerja (Y) akan turun sebanyak 98.115 orang. 2. Koefisiensi regresi dari nilai jumlah unit usaha adalah 5.018 dan nilai tersebut positif, maka nilai jumlah unit usaha berhubungan positif terhada penyerapan tenaga kerja di Kota Padang. Artinya setiap kenaikan nilai jumlah unit usaha sebesar 1000 unit, maka penyerapan tenaga Kerja di Kota Padang
akan meningkat sebenyak
5.018 orang. 3. Koefisiensi regresi dari nilai Investasi (X₂) adalah 0.005 dan nilai tersebut positif, maka nilai Investasi (X₂) berhubungan
Positif
minimum
provinsi
Negatif
(X₃)
terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja (Y) di Kota Padang. Artinya setiap kenaikan nilai Upah minimum provinsi sebesar 1000 rupiah, maka Penyerapan Tenaga Kerja di Kota Padang turun sebanyak 8.103 orang. hal
ini
kemukakan
sama
dengan
yang
di
sesuai
dengan
penelitian
Kuncoro (2002), bahwa besarnya tenaga kerja
yang diserap dipengaruhi
oleh
tingkat upah riil. Menurut teori permintaan tenaga kerja, kualitas tenaga kerja yang diminta akan menurun sebagai akibat dari kenaikan upah. Apabila tingkat upah naik, sedangkan input lainnya tetap, berarti harga tenaga kerja relatif lebih mahal dari pada input lain. Situasi ini mendorong pengusaha untuk mengurangi penggunaan tenaga kerja yang harganya relatif mahal dengan input-input lain yang harga relatif nya lebih murah guna mempertahankan keuangan yang maksimum.
terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja (Y) di Kota Padang. Artinya setiap kenaikan nilai 6
Uji Signifikan Parameter Simultan (F-
kepercayaan 95% (α =5%) , df = 11
test)
diperoleh 2,200. Terlihat t-tabel lebih kecil dari t-hitung, maka H0 ditolak, Ha diterima Untuk melihat signifikan variabel
jumlah unit usaha (X1), investasi (X2), upah
minimum
mempengaruhi
provinsi
secara
(X3)
bersama-sama
tarhadap variabel dependen penyerapan tenaga kerja (Y) dapat dilihat dari hasil estimasi,
diketahui
F-hitung
sebesar
760.857 maka dapat dijelaskan bahwa:
yang berarti jumlah unit usaha (X1) berpengaruh
df2 = n - k = 15 - 3 - 1 = 11
penyerapan tenaga kerja (Y) di Kota Padang pada tingkat kepercayaan 95%. Dari implikasi hasil penelitian di atas arah hubungan variabel independen jumlah unit usaha (X1) dengan penyerapan tenaga kerja di Kota Padang dinilai konsisten
2. Pengaruh
bahwa F-hitung > F-tabel (760.857 > 3,59). Dengan demikian, Ha diterima yang artinya bahwa variabel independen yaitu jumlah unit usaha (X1), Investasi (X2), (X3) secara
mempengaruhi
besarnya
variabel dependen yaitu penyerapan tenaga kerja (Y) dan secara statistik dapat dipercaya
pada
tingkat
kepercayaan
Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t-hitung untuk Investasi sebesar 2.228 dan t-tabel dengan tingkat kepercayaan 95% (α =5%) , df = 11 diperoleh 2,200. Terlihat t-tabel lebih kecil dari t-hitung, maka H0 ditolak, Ha diterima yang berarti investasi
(X2)
berpengaruh
signifikan
terhadap penyerapan tenaga kerja (Y) di Kota Padang
pada tingkat kepercayaan
95%.
sebesar 95%.
Dari implikasi hasil penelitian di atas
Uji Parsial (Uji t-test)
arah 1. Pengaruh jumlah unit usaha terhadap
terhadap
Padang.
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh
keseluruhan
Investasi
penyerapan tenaga kerja di Kota
Maka F-tabel = 3,59
provinsi
terhadap
dengan teori dan hipotesis.
Dimana α = 5 %, df1 = k = 3
upah minimum
signifikan
penyerapan
tenaga
kerja di Kota Padang.
hubungan
variabel
independen
investasi (X2) dengan penyerapan tenaga kerja di Kota Padang dinilai konsisten dengan teori dan hipotesis.
Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t-hitung untuk jumlah unit usaha sebesar 41.491 dan t-tabel dengan tingkat 7
minimum
pengusaha untuk mengurangi penggunaaan
provinsi terhadap penyerapan
tenaga kerja yang harganya relatif mahal
tenaga kerja di Kota Padang.
dengan input-input lain yang
3. Pengaruh
upah
Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t-hitung untuk Upah sebesar -0,507 dan t-tabel dengan tingkat kepercayaan 95% (α =5%) , df = 11 diperoleh 2,200.
relatifnya
lebih
mempertahankan
upah
kesimpulan bahwa:
berpengaruh
yang
maka
uraian-uraian dapat
diambil
terhadap
1. Model regresi yang di gunakan
tenaga kerja (Y) di Kota
pada penelitian ini adalah model regresi
Padang pada tingkat kepercayaan 95%.
linier berganda dan data yang diuji
Dari implikasi hasil penelitian di atas arah
berdistribusikan normal, serta bebas dari
hubungan
asumsi
Penyerapan
signifikan
tidak
keuangan
Berdasarkan sebelumnya
(X3)
guna
Kesimpulan
maka Ho diterima, Ha ditolak yang berarti provinsi
murah
maksimum.
Terlihat t- hitung lebih kecil dari t-tabel,
minimum
harga
variabel
independen
upah
klasik,
yaitu
minimum provinsi dengan pernyerapan
normalitas,multikolinearitas,
tenaga kerja di Kota Padang bertolak
heteroskedastisitas, autokorelasi.
belakang dengan teori, secara statistik tidak signifikan dan berhubungan negatif. hal ini dapat terjadi dikarenakan banyak industri kecil di Kota Padang yang tidak menerapkan upah minimum, hal ini sama dengan yang dikemukakan Sesuai
2. Variabel X₁ pada penelitian ini yaitu jumlah unit usaha dalam penelitian ini secara parsial berhubungan Positif dan berpengaruh signifikan terhadap variabel Y yaitu penyerapan tenaga kerja di Kota Padang. 3. Variabel X₂ pada penelitian ini
dengan penelitian kuncoro (2002), bahwa besarnya
tenaga
dipengaruhi
oleh
kerja
yang
tingkat
diserap
upah
riil.
Menurut teori permintaan tenaga kerja, kuantitas tenaga kerja yang diminta akan menurun sebagai akibat dari kenaikan upah.
Apabila
tingkat
upah
naik,
sedangkan input lainnya tetap, berarti harga tenaga kerja relatif mahal dari pada input
lain.
Situasi
ini
mendorong
yaitu Investasi dalam penelitian ini secara parsial
berhubungan
positif
dan
berpengaruh signifikan terhadap variabel Y yaitu penyerapan tenaga kerja di Kota Padang. 4.Variabel X3 pada penelitian ini yaitu upah minimum provinsi dalam penelitian ini secara parsial berhubungan negatif dan tidak berpengaruh signifikan 8
terhadap variabel Y yaitu penyerapan
tingkatkan lagi, agar sektor industri
tenaga kerja di Kota Padang. hal ini
kecil menjadi sektor yang paling
disebabkan masih banyaknya industri yang
unggul di kota Padang khususnya
tidak mentaati standard upah minimum.
dalam penyerapan tenaga kerja,
5. Nilai R2 yaitu 0,995 yang berarti masing-masing
variabel
dan hendaknya peran dan fungsi
independen
dari kehadiran sektor industri kecil
jumlah unit usaha (X1), investasi (X2), dan
dalam penyerapan tenaga kerja
upah
dapat
mendapat perhatian pemerintah,
turunnya
supaya berkembang lebih baik lagi
minimum
menerangkan
provinsi
variasi
(X3),
naik
variabel dependen Penyerapan Tenaga
di masa mendatang.
Kerja (Y) sebesar 99,5 persen, sedangkan
2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil
sisanya sebesar 0,05 persen dipengaruhi
penelitian ini diharapkan dapat
oleh variabel lain diluar model.
menjadi
6.Nilai
F-hitung
menggunakan derajat persen
yang
memadai
dengan
dalam menambah referensi atau
kepercayaan 95
bahan untuk penelitian selanjutnya
variabel
dan kalau bisa dapat menambahkan
independen yaitu jumlah unit usaha (X1),
variabel lain diluar model ini untuk
investasi (X2), dan upah minimum provinsi
penelitian yang akan datang.
(X3),
dijelaskan
acuan
bahwa
secara
keseluruhan
signifikan
mempengaruhi
besarnya
variabel
DAFTAR PUSTAKA
dependent yaitu Penyerapan Tenaga Kerja
Azis Prabowo, 1997, Analisis Penyerapan
(Y) dengan nilai yang diperoleh bahwa F-
Tenaga Kerja Pada Subsektor
hitung > F-tabel (760.857 > 3,59). Dengan
Industri
demikian Ha diterima.
Tegal, Skripsi, FE Universitas
Saran
Diponegoro, Setelah
penulis
menganalisa
Kecil
di
Kabupaten
Semarang,
Tidak
Dipublikasikan.
perkembangan nilai variabel independen
Aris Ananta. 1990, Modal Manusia
yaitu Jumlah unit usaha (X1), Investasi
Dalam Pembangunan Ekonomi.
(X2),
(X3),
Dalam Ekonomi Sumber Daya
terhadap penyerapan tenaga kerja (Y).
Manusia, A. Ananta (ed.), Jakarta
Maka penulis mempunyai saran yaitu :
: Lembaga Demografi FEUI.
Upah
minimum
1. Pengembangan
provinsi
sektor
Industri
kecil di Kota Padang harus di
Adrianto, Rizky.2013. Analisis FaktorFaktor
Yang
Mempengaruhi
Penyerapan Tenaga Kerja Pada 9
Industri Kecil, (Studi Kasus Pada Industri
Krupuk
Rambak
Susanti tasri,evi. 2010. Perekonomian
di
indonesia. Bung Hatta Universitas
Kelurahan Bangsal, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto). Kuncoro,Mudjarat.2002.
Manajemen
press Sonny
Sumarsono,
2003.
Manajemen
Sumber
Ekonomi Daya
perbankan : Teori dan Aplikasi
Manusia dan Ketenagakerjaan.
Yogyakarta : BPFE
Yogyakarta: Graha Ilmu.
_______________.2007.
Ekonomika
Industri
Indonesi.Andi
Yogyakarta.
Yogyakarta : BP.STIE.YKPN. Sumarno, 2003. Artikel . Perkembangan
Kurniasari,Panca.2011.Analisis dan
Sudarsono. 1998. Ekonomi Pembangunan.
Efesiensi
Faktor-faktor
yang
Pembangunan
Hortikultura
di
Indonesia. Website Hortikultura.
mempengaruhi produksi industri
Ditjen.
Bina
kecil kabupaten kendal. skripsi.
Hortikultura. Jakarta.
Produksi
universitas diponegoro semarang. Lestariningsih. 2006. Analisis Break Even Point
Usaha
Produksi
Telur
Ayam Ras-Kasus di Luwes Farm Kabupaten Sukoharjo. Skripsi FP UNS. Surakarta. Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber daya manusia
dalam
perspektif
pembangunan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Payaman J. Simanjuntak.,1998. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. BPFE UI, Jakarta. Riamond,budi.2007.
Pengaruh
Jumlah
Unit Usaha,Tenaga Kerja dan Investasi
Terhadap
Industri
Kecil
Bukittinggi.
Produksi Di
Kota
Universitas
Bunghatta, Padang.
10