ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL DI KOTA PADANG Yola Pita Loka, Drs. Fidaus SY, M.P1. Nurul Huda, SE., M.Si2 Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta Email :
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Indonesia is a developing country that is working to boost the national economy in order to improve people's welfare. But the high population growth and population of Indonesia will hinder development, if not offset by the expansion of employment opportunities and improving the quality of the labor force. The government or the private sector has limited capacity to provide new jobs. The purpose of this study were (1) .To analyze the influence of the business unit on employment in small industry in the city of Padang. (2). To analyze the effect of capital to labor absorption in the small industrial city of Padang. The analytical method used is by using multiple linear regression analysis. The research result t test showed that the number of business units (4.912) and capital (3.430)> (t_tabel 2,160) positive and significant effect on employment in the City Padang small industries. Keywords: Small Industries, Manpower Business Unit, Capital. Pendahuluan Pemberdayaan industri kecil dan menengah merupakan salah satu prioritas pengembangan ekonomi kerakyatan, karena merupakan wujud kehidupan sebagian rakyat Indonesia paska krisis dan mampu mempertahankan kelangsungan usahanya di banding industri besar. Industri kecil dan menengah juga merupakan sektor yang strategis bagi tiap daerah untuk mengurangi masalah pengangguran. (Rini Anita Sari dan Muhammad Husaini (2015). Industri adalah usaha untuk memproduksi barang-barang jadi, dari bahan baku atau bahan mentah melalui suatu proses penggarapan dalam jumlah besar, sehingga barang-barang itu bisa
diperoleh dengan harga satuan yang serendah mungkin tetapi tetap dengan mutu setinggi mungkin.(Panca Kurniasari (2011). Menurut Muhammad Arif Dirganto dkk (2009) menyatakan bahwa angkatan kerja merupakan salah satu faktor produksi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi. Apabila angkatan kerja tidak dapat terserap seluruhnya di pasar kerja maka akan terjadi pengangguran. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Padang atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha dari tahun 2004-2013, bahwasannya lapangan usaha industri pengolahan selalu
mengalami peningkatan dari tahun 20042013. Pada tahun 2004 sampai 2005 mengalami peningkatan dari Rp. 1.475,54 milyar menjadi Rp. 1.547,69 milyar, dan sampai pada tahun 2013 selalu mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp.1.625,75 milyar di tahun 2006, Rp. 1.705,20 milyar di tahun 2007, Rp. 1787,05 milyar di tahun 2008 , Rp. 1854,25 milyar di tahun 2009, Rp. 1. 938,43 milyar di tahun 2010, Rp. 2.033,22 milyar di tahun 2011, dan Rp. 2.119,22 milyar di tahun 2012. Begitupun pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar Rp. 2.234,97 milyar. Tenaga kerja adalah bagian penduduk yang mampu bekerja memproduksi barang dan jasa. Perserikatan bangsa-bangsa menggolongkan penduduk usia 15-46 tahun sebagai tenaga kerja. Indonesia menggolongakan penduduk usia 10 tahun ke atas sebagai tenaga kerja, dengan alasan terdapat banyak penduduk usia 10-14 dan 65 tahun ke atas yang bekerja. Karena tenaga kerja adalah bagian penduduk yang mampu bekerja memproduksi barang dan jasa, maka sering di hitung angka beban tanggungan untuk memperlihatkan ratarata berapa orang (tidak termasuk dirinya sendiri) yang harus di tanggung oleh seorang tenaga kerja. Bila menggunakan kriteria perserikatan bangsa-bangsa, maka angka beban tanggungan ini di hitung dari perbandingan antara jumlah penduduk yang tidak berusia 15-64 tahun dengan penduduk yang berusia 15-64. Menurut Parhah (2002) semakin besar jumlah tenaga kerja akan meningkatkan jumlah output yang di hasilkan di dalam perekonomian. Tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi yang di pakai dalam proses produksi peranannya di pengaruhi oleh keterampilan, tingkat pendidikan, dan daya
kreasi yang di miliki oleh tenaga kerja tersebut, semakin tinggi tenaga kerja tersebut memiliki kemampuan itu, maka akan cendrung meningkatkan produktivitasnya. Meningkatnya produktivitas tenaga kerja dalam bentuk meningkatnya output yang di hasilkan akan mendorong pertumbuhan. Menurut BPS, jumlah Industri di Kota Padang dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tahun 2013, jumlah industri makanan dan minuman bertambah sebanyak 3 perusahaan dan mampu menyerap tenaga kerja sejumlah 104 orang. Sementara itu industri tekstil juga mengalami pertambahan sejumlah 8 perusahaan yang mampu menyerap tenaga kerja sejumlah 295 orang. Sedangkan perkembangan jumlah perusahaan industri kecil di Kota Padang dari tahun 2001 sampai tahun 2013 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2001 sampai tahun 2009 jumlah perusahaan mengalami peningkatan dari 3.684 unit di tahun 2001 menjadi 3.834 unit di tahun 2002, begitupun tahun 2003 sebesar 3.991 unit menjadi 4.068 unit di tahun 2004 dan pada tahun 2005 berjumlah sebanyak 4.212 unit menjadi 4.381 unit ditahun 2006 dan pada tahun 2007 ke 2009 berjumlah sebanyak 4.635 unit tahun 2007, 4.868 unit di tahun 2008 dan menjadi 4.992 unit di tahun 2009 . Bermula dari tahun 2009 yang berjumlah sebanyak 4.992 unit sampai pada tahun 2010 juga pada tahun 2011 jumlah perusahaan mengalami penurunan yaitu menjadi 3.912 unit ditahun 2010 dan 3.452 unit di tahun 2011. Namun ketika di lihat dari tahun 2011 ke 2012 dan 2013 jumlah perusahaan mengalami peningkatan yaitu sebanyak 3.452 unit di tahun 2011 menjadi 3.503 di tahun 2012 dan 2013.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut di atas maka penelitian ini bertujuan : 1. Untuk menganalisis pengaruh unit usaha terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecil di Kota Padang. 2. Untuk menganalisis pengaruh modal terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecil di Kota Padang. Metodologi Penelitian Lokasi penelitian Daerah yang menjadi sasaran penelitian adalah Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Pemilihan lokasi di lakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa industri kecil yang menjadi objek dalam penelitian ini banyak tersebar di Kota Padang. data yang di gunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada kurun waktu 2001-2013.
Definisi Operasional Variabel 1. Penyerapan Tenaga Kerja ( Y ) penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang di butuhkan oleh perusahaan pada industri kecil dalam memenuhi kebutuhan produksi, di ukur dalam jumlah tenaga kerja yang bekerja pada industri kecil tersebut. Kriteria industri kecil yang di maksud dalam penelitian ini adalah usaha yang memiliki tenaga kerja 5-19 orang. 2. Unit usaha ( X1 ) Unit usaha adalah usaha yang ada pada sector industri atau perusahaan-perusahaan yang terdapat pada industri kecil.unit
usaha di hitung dalam satuan jumlah unit. 3. Modal ( X2) Modal adalah dana yang di gunakan dalam proses produksi oleh industri kecil dari tahun 20012013 dalam satuan rupiah. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang di gunakan adalah data sekunder. Data sekunder yang di dapat melalui studi literature baik dari buku, jurnal, penelitian, serta sumber data terbitan beberapa instansi tertentu. Data yang di gunakan data kuatitatif dengan cross section dari tahun 2001-2013. Metode Analisis dan Prosedur Pengujian Statistik Penulis menggunakan program SPSS Ver 15.0 untuk mengolah data dalam penulisan penelitian ini.
Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda adalah regresi di mana variabel terikatnya (Y) dijelaskan oleh lebih dari satu variabel yaitu (X1, X2, X3.....Xn) atau dengan persamaan sebagai berikut (Suliyanto, 2011). Y = f (X1, X2)……….......... (1) Dengan dapat dibentuk persamaan regresi sebagai berikut: Y = a+b1X1 +b2X2 + μ........................ (2) Dimana: Y = Penyerapan Tenaga Kerja X1 = Unit usaha X2 = Modal a = Koefisien Konstanta b1 = Koefisien regresi Unit usaha
b2 = Koefisien regersi Modal u = Disturbance Terms Uji Asumsi Klasik Analisis data dengan menggunakan ordinary least square (OLS) memerlukan asumsi-asumsi dalam model regresi linear klasik di gunakan dalam penelitian ini. OLS merupakan model yang paling populer di gunakan untuk mempelajari hubungan di antara variabel ekonomi. Metode ini di anggap mempunyai sifatsifat yang dapat di unggulkan oleh karena secara teknis sangat mudah dalam perhitungan dan penarikan interprestasinya. Di samping itu, karena sifat penaksir OLS yang Best linear Unbiased Estimator ( BLUE), di mana nilai penaksir tak biasa, mempunyai varians yang minimum. OLS harus di tunjang oleh seperangkat asumsi yang harus di penuhi agar tercapai hasil yang optimum. Menurut Gujarat (2009) bahwa asumsi-asumsi dalam Model Regresi Linear Klasik yang perlu di uji adalah: Uji Multikolinearitas Suliyanto (2011) menyatakan bahwa multikolinearitas mempunyai pengertian bahwa ada hubungan linear yang “sempurna” atau pasti di antara beberapa atau semua variabel independen (variabel yang menjelaskan) dari model regresi. Konsekuensi adanya multikolinearitas adalah koefisien regresi variabel tidak tentu dan kesalahan menjadi tidak terhingga. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi di temukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika dalam model regresi uang terbentuk terdapat
korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas maka model regresi tersebut di nyatakan mengandung masalah multikolinearitas. Untuk mengetahui adanya masalah multikolinearitas pada penelitian ini di gunakan dengan mengunakan nilai TOL (Tolerance) dan VIF (Variance Inflation Factor). Salah satu cara untuk menguji gejala multikolinearitas dalam model regresi adalah melihat nilai tolerance dan variance inflation factor dari masingmasing variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 maka model di nyatakan tidak mengandung multikolinearitas. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada semua pengamatan. Apabila terjadi heteroskedastisitas tetapi jika titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian Hipotesis Selanjutnya untuk mengetahui keakuratan data maka perlu di lakukan beberapa pengujian.(Suliyanto, 2011). Koefisien Determinasi (R2) Pengujian R2 atau koefisien determinasi berguna untuk melihat seberapa besar proporsi sumbangan seluruh variabel bebas terhadap naik turunnya variabel terikat. (J. supranto, 2001): ∑𝑋1𝑦1 R2 = Ʃ𝑋1²Ʃ𝑦1² Dimana: R2 = Koefisien determinasi
Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1, suatu R2 sebesar 1 berarti ada kecocokan sempurna, sedangkan yang bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji Statistik t Di gunakan untuk menunjukkan apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: Uji koefisien regresi (t statistik) melihat pengaruh antara variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat ( J.Supranto,2001) 𝑏𝑗
Ttest =1+𝑠𝑒(𝑏𝑖 ) Dimana: t = Nilai t yang di hitung bi = elastisitas variabel (i) se(bi) = Standar error (i) dengan ketentuan : 1. t-hitung < t-tabel
2.
Hipotesa nol (Ho) di terima dan hipotesa alternatif (Ha) di tolak, artinya tidak ada hubungan yang berarti antara variabel bebas dengan variabel terikat. t-hitung > t-tabel Hipotesa nol (Ho) di tolak dan hipotesa alternatif (Ha) diterima, artinya terdapat hubungan yang berarti antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Pengujian F (F-test) Uji F di perlukan untuk melihat signifikansi koefisien seluruh variabel penelitian secara simultan dan bersamasama.
Untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat ( J.Supranto,2001): F test =
𝑅 2 𝑘−1 1−𝑅 2 (𝑛−𝑘)
Dimana : F test = Nilai F yang di hitung R2 = Koefisisien determinasi k = Jumlah variabel n = Jumlah tahun pengamatan dengan ketentuan: F hitung < F tabel Hipotesa nol (Ho) di terima dan hipotesa alternatif (Ha) ditolak, artinya tidak ada hubungan yang berarti antara variabel bebas dengan variabel terikat. F hitung > F tabel Hipotesa nol (Ho) di tolak dan hipotesa alternatif (Ha) di terima, artinya terdapat hubungan yang berarti antara variabel bebas dengan variabel terikat Hasil Dan Pembahasan Hasil Analisis Statistik Analisi statistik dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda di maksudkan untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian. Teknik analisis regresi bertujuan untuk mengestimasikan variabel unit usaha, produktivitas, dan modal terhadap jumlah tenaga kerja. Berikut ini di kemukakan hasil analisis regresi tersebut dapat di lihat pada tabel 1 : Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Variabel Koefisien TTSignifikansi Independen Regresi Hitung Tabel Konstanta 137,549 Unit Usaha 4,912 35,772 2,16 0.000 Modal/Investasi 0,007 3,430 2,16 0,006 Sumber: Hasil pengolahan Data Menggunakan SPSS ver.15 Signifikansi α = 5%
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS menghasilkan nilai olah data sebagai berikut:
asumsi-asumsi dalam Model Regresi Linear Klasik yang perlu di uji adalah:
Y T- Hitung F-Hitung R2
= 137,549 + 4,912 X1 + 0,007X2 = (35,722) (3,430) = (653,441) = (0,996) = 99,6 %
standar error
= (563,356) (0,137)
Uji Multikolinearitas Suliyanto (2011) menyatakan bahwa multikolinearitas mempunyai pengertian bahwa ada hubungan linear yang “sempurna” atau pasti di antara beberapa atau semua variabel independen (variabel yang menjelaskan) dari model regresi. Konsekuensi adanya multikolinearitas adalah koefisien regresi variabel tidak tentu dan kesalahan menjadi tidak terhingga. Untuk mengetahui adanya masalah multikolinearitas pada penelitian ini di gunakan dengan mengunakan nilai TOL (Tolerance) dan VIF (Variance Inflation Factor). Salah satu cara untuk menguji gejala multikolinearitas dalam model regresi adalah melihat nilai tolerance dan variance inflation factor dari masingmasing variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 maka model di nyatakan tidak mengandung multikolinearitas.
(0,002)
Besarnya koefisien regresi variabel unit usaha sebesar 4,912 artinya apabila unit usaha bertambah 1 unit, maka penyerapan tenaga kerja sektor industri di Kota Padang akan bertambah sebanyak 4,912 orang dengan asumsi variabelvariabel lain konstan. Besarnya koefisien regresi variabel modal sebesar 0,007 artinya apabila modal bertambah Rp. 1 juta, maka penyerapan tenaga kerja sektor industri di Kota Padang akan bertambah sebanyak 0,007 orang dengan asumsi variabel-variabel lain konstan. Uji Asumsi Klasik Analisis data dengan menggunakan ordinary least square (OLS) memerlukan asumsi-asumsi dalam model regresi linear klasik di gunakan dalam penelitian ini. OLS merupakan model yang paling populer di gunakan untuk mempelajari hubungan di antara variabel ekonomi. Metode ini di anggap mempunyai sifatsifat yang dapat di unggulkan oleh karena secara teknis sangat mudah dalam perhitungan dan penarikan interprestasinya. Di sampiing itu, karena sifat penaksir OLS yang Best linear Unbiased Estimator ( BLUE), di mana nilai penaksir tak biasa, mempunyai varians yang minimum. OLS harus di tunjang oleh seperangkat asumsi yang harus di penuhi agar tercapai hasil yang optimum. Menurut Gujarat, 2009) bahwa
Tabel 2 Hasil Uji Multikoliearitas Model
Collinearity Statistics Tolerance
1
VIF
(Constant) UnitUsaha
,998
1,002
Modal
,998
1,002
Sumber: Hasil pengolahan Data Menggunakan SPSS ver.15
Berdasarkan hasil dari SPSS Ver 15 dapat dilihat nilai VIF untuk seluruh variabel kurang dari 10 dan nilai tolerance kecil dari satu , maka dapat di simpulkan tidak multikolinearitas. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada semua pengamatan. Apabila terjadi
heteroskedastisitas tetapi jika titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 1 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Tabel 3 Hasil Uji T Model 1
(Constant) UnitUsaha Modal
t 0,244 35,772 3,430
Sig ,812 ,000 ,006
Sumber : Data Diolah Dengan Menggunakan SPSS 15.0
Scatterplot
Berdasarkan hasil regresi variabel unit usaha di peroleh nilai t hitung untuk unit usaha sebesar 35,772 lebih besar dari pada t tabel 2,160 berarti variabel unit usaha berpengaruh signifikan terhadap variabel penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil di Kota Padang. Sedangkan untuk variabel modal Sumber: Hasil pengolahan Data Menggunakan SPSS diperoleh nilai t hitung sebesar 3,430 lebih Regression Standardized Residual ver.15 besar dari t tabel sebesar 2,160 berarti Berdasarkan hasil dari SPSS Ver variabel modal berpengaruh singnifikan 15 titik-titik menyebar di atas dan di terhadap penyerapan tenaga kerja sektor bawah angka 0 maka tidak terjadi industri di Kota Padang. heteroskedastisitas. Dependent Variable: TK
Regression Studentized Residual
2
1
0
-1
-2
-3
-3
-2
-1
0
Uji Statistik Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji statistic meliputi goodness of fit.Uji F dan uji t. Nilai R- square sebesar 0,992 menunjukkan uji ketepatan perkiraan (goodness of fit) dari model persamaan adalah baik. Hal ini berarti bahwa 99,20% keragaman variabel terikat yaitu penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil di kota Padang di jelaskan oleh keragaman varibel-variabel bebas yaitu Unit Usaha dan modal sedangkan sisanya sebesar 0,80% di jelaskan oleh variabel lain di luar model seperti pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan tingkat bunga. Uji T Uji T di perlukan untuk melihat signifikansi koefisien masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
1
2
Uji F Di gunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Uji F menunjukkan hasil yang baik. Hal ini di tunjukkan dengan angka propabilitas F statistic sebesar 653,441 dengan signifikansi F sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 dengan f tabel sebesar 3,411. Artinya bahwa seluruh variabel bebas (Unit Usaha, dan Modal) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Tenaga Kerja). Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah di lakukan pada bab sebelumnya, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai koefisien regresi variabel unit usaha (X1), sebesar 4,912 artinya
apabila unit usaha bertambah 1 unit, maka penyerapan tenaga kerja sektor industri di Kota Padang akan bertambah sebanyak 4,912 orang dengan asumsi variabel-variabel lain konstan. Hasil regresi variabel unit usaha di peroleh nilai t hitung untuk unit usaha sebesar 35,772 lebih besar dari pada t tabel 2,160 berarti variabel unit usaha berpengaruh singnifikan terhadap variabel penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil di Kota Padang. 2. Nilai koefisien regresi variabel modal (X2), sebesar 0,007 artinya apabila modal bertambah Rp. 1 juta, maka penyerapan tenaga kerja sektor industri di Kota Padang akan bertambah sebanyak 0,007 orang dengan asumsi variabel-variabel lain konstan. Hasil regresi variabel modal di peroleh nilai t hitung sebesar 3,430 lebih besar dari t tabel sebesar 2,160 berarti variabel modal berpengaruh singnifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri di Kota Padang. 3. Secara bersama-sama (Uji F) variabel unit usaha, dan modal berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri kecil di Kota Padang. 4. Hasil koefisien determinasi (R2) bahwa penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil di Kota Padang di pengaruhi oleh variabel bebas (unit usaha dan modal) sebesar 99,20 persen sedangkan sisanya sebesar 0,80 persen di pengaruhi oleh variabel lain diluar model. Saran
Dari analisis yang di peroleh peneliti ingin menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan permintaan tenaga kerja dapat di lakukan dengan meningkatkan unit usaha yang
ada
atau
juga
dapat
mengembangkan usaha yang telah ada, hal ini sangat membantu dalam penyerapan tenaga kerja. 2. Pemerintah atau pihak terkait seharusnya lebih meningkatkan sosialisasi ataupun memasarkan akan unit usaha ini. Sehingga banyak masyarakat yang tertarik pada produk di UMKM . Dengan perkembangan unit usaha tersebut, maka di harapkan terjadi peningkatan permintaan penyerapan tenaga kerja pada industri kecil di Kota Padang. 3. Di harapkan adanya kebijakan dari Pemerintah Kota Padang dan juga pihak perbankan yang seharusnya mengutamakan dan mempermudah dalam urusan permodalan bagi usaha sektor industri kecil di Kota Padang, agar para pengusaha industri kecil tersebut dapat mengembangkan usahanya sehingga mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak khususnya di Kota Padang. DAFTAR PUSTAKA
Aska, Wina. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga kerja Pada Industri Kecil Di Kota Padang. Skripsi.Universitas Bunghatta.Padang. Dirgantoro, M Arief, Mangkuprawira Dan H. Sireger, B.M Sinaga. 2009. Kebijakan Desentralisasi Fiskal Terhadap Transformasi Ekonomi Di Provinsi jawa Barat.Jurn Al Organisasi Dan Manajemen. Volume 5 Nomor 1 Hal 19. Divianto. 2014. Pengaruh Upah,Modal, Produktivitas, Dan Teknologi Terhadap penyerapan Tenaga Kerja Pada Usaha KecilMenengah Di Kota Palembang (Studi Kasus Usaha Percetakan). Jurnal Politeknik Negeri Sriwijaya. Vol.4No .1. Gujarati,
Damador., 2009. Basic Economic. Fifth Editio . Mc Graw Hill, USA.
Hasan M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Statistik 2, PT. Bumi Aksara. Jakarta. Indartini, Mintarti. Retno Djumhariyati, Dan Indayati. 2010. Analisis Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Genteng (Studi Kasus Di Desa Baderan Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi). Fakultas Ekonomi. Universitas Merdeka
Madiun. Jurnal Sosial Ekonomi Volume 11 Nomor 2 September 2010. Kuncoro, Haryo.2002. System Bagi Hasil Dan Stabilitas Penyerapan Tenaga Kerja. Jurnal EP, Volume 7, Nomor 1 Hal 45-56. Kurniasari,
Panca. 2011. Analisis Efiesiensi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Industri Kecil Di Kabupaten Kendal.Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.
Parhah, Siti. 2002. Kontribusi Desentralisasi Fiscal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia (Analisis Data CrossSection Tahun 2002) Http:/File.Upi.Edu/Direktori/Fpeb/ Prodi._Eekonomi_Dan_Koperasa/S itirhaha/Kontribusi_Desentralisasi_ Fiskal_Terhadappertumbuhan_Eko nom.Pdf.Diakses Tanggal 4 Juli 2011. Pindyck, Robert S. 2007. Mikro Ekonomi. Edisi Keenam. Jakarta Raimond, Budi. 2007. Pengaruh Jumlah Unit Usaha,Tenaga Kerja Dan Investasi Terhadap Produksi Industri Kecil Di Kota Bukittinggi. Universitas Bung Hatta. Saputri, Oktaviana Dwi, Tri Wahyu Rejekiningsih. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota Saltiga. Jurnal.
Sari, Rini Anita Dan Muhammad Hasaini. 2015. Analisis Penyerapan Tenaga Kerjapada Industri Tempe Di Kabupaten Tulang Bawang Periode 2009-2013. FEB Unila. Subanar, Harimurti. 2001. Manajemen Usaha Kecil. Yogyakarta : BPFE Suhardjono. 2003. Manajemen Perkreditan Usaha Kecil Dan Menengah. Yogyakarta.: BPFE Sukirno, Sadono. 2006. Makro Ekonomi. Jakarta. PT.Raja Grafindo. Suliyanto, 2011. Ekonometrika Terapan : Teori Dengan Aplikasi Dengan SPSS. Andi Yogyakarta. Yogyakarta. Sumarsono, Sonny. 2003. Upah Minimum Bagi Buruh Dan Strategi Perjuangan Serikat Pekerja Atau Serikat Buruh, Jurnal Analisis Sosial Volume 7 No. 1, Hal 77. Supranto, J. 2001.Statistik Teori Dan Aplikasi .Erlangga .Jakarta. Suryana. 2003. Kewirausahaan. Pedoman Praktis, Kiat Dan Proses Menuju Sukses. Jakarta : Salemba Empat. Zamrowi,Taufik,M.2007. Analisa Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Mebel Di Kota Semarang. Skripsi. Universitas Di Ponogoro. Undang-Undnag Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Https://Www.Academia.Edu/9884492/Pengert ian_Ukm?Auto=Download/2016 (Walter I. Dornez)