Gadjah Mada International Conference on Islamic Business Research ( Gama ICIBR)
Faktor-faktor Keuangan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Pembiayaan Qardhul Hasan pada Bank-Bank Syariah di Indonesia Agus Saur Utomo1),Novita Kusuma Maharani2), Danes Quirira Octavio3)
Abstract The purpose of the paper is to investigate the financial factors that determine the growth of Qardhul Hasan financing in the syariah banks of Indonesia. We employs financial ratio as such Capital Adequacy Ratio (CAR),Non Performing Financing (NPF),Net Interest Margin (NIM),Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional(BOPO),Return on Asset (ROA) and Return on Equity (ROE) to explain the growth of Qardhul hasan as long as 2011 to 2014. This paper utilize the fixed effect model and the random effect model to provide empirical evidences. The empirical result demonstrate that non performing financial(NPF), Net Interset Margin (NIM) ,Return on Asset (ROA) and BOPO have significance relationship to the Qardhul hasan financing. The finding shows that the growth of qardhul hasan financing on the syariah banks is influenced by financial ratios of NIM,NPF and BOPO .This finding added important evidence to the existing research on qardhul hasan financing in syariah banking. Key Words: Qardhul Hasan, NPF,NIM,CAR,ROE,ROA,Bank Syariah.
1) 2) 3)
Board of Director Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) (
[email protected]) Student of Master of Science, Gadjah Mada University (
[email protected]) Student of Master of Science, Gadjah Mada University (
[email protected])
Pendahuluan. Ekonomi Islam mendorong keseimbangan kegiatan ekonomi yang berorientasi pada laba (profit oriented) dan kegiatan ekonomi nir laba (nonprofit oriented). Keseimbangan tersebut diyakini dapat menjaga keberlangsungan perekonomian masyarakat, keadilan sosial dan pemerataan kemakmuran. Kegiatan ekonomi yang bertujuan pada laba diwujudkan dalam bentuk transaksi bisnis seperti jual beli (Al bai’), mudharabah, musharakah, ijarah, salam,murabaha dan istisna’a. Sedangkan kegiatan nonprofit direalisasikan dalam bentuk zakat, nafaqaat, shadaqah muwasaat, waris dan qardhul hasan. Qardhul hasan sering diidentikan dengan pinjaman tanpa bunga (Non Interest Loan) atau pinjaman kebajikan (benevolent loan). Qardhul hasan memiliki landasan hukum yang tercantum dalam Al Quran (surat 5:12, 57:18, 73:20, 64:17 dan 57:11) dan Al hadist. Akad qardhul hasan menekankan pada aspek sosial yaitu untuk membantu atau menolong pihak yang mengalami kesulitan keuangan. Namun demikian akad qardhul hasan juga berpotensi untuk mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi yang berorientasi laba. Sadr (2014), Arifin dan Adnan (2012) melaporkan adanya pertumbuhan nilai transaksi dengan akad qardhul hasan yang signifikan di perbankan syariah. Bukti tersebut menunjukan bahwa pembiayaan qardhul hasan telah diterima luas ditengah masyarakat. Widyanto dkk.(2011) menunjukkan bahwa model pembiayaan qardhul hasan cukup efektif dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat yang kurang mampu. Penelitian lain menyatakan bahwa pembiayan qardhul hasan memiliki dampak positif dalam program pengentasan kemiskinan. Perkembangan pembiayan qardhul hasan di bank syariah menarik para peneliti untuk melakukan riset tentang faktor –faktor yang mempengaruhi pertumbuhan qardhul hasan tersebut. Faktor –faktor pendorong tumbuhnya pembiayaan qardhul hasan secara umum terbagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal bank. Amin dkk.(2010) menemukan bahwa sikap (attitude) nasabah, norma subyektif (subjective norm) nasabah dan harga pembiayaan (pricing) mempengaruhi penerimaan terhadap penggunaan akad qardhul hasan. Sedangkan penelitian Hoseini dan Shabazi (2008) menunjukan bahwa promosi memiliki hubungan yang signifikan dan positif terhadap pengumpulan dana qardhul hasan di bank-bank Iran. Arifin dan Adnan (2011) merekomendasikan pada bank-bank di Malaysia untuk menyederhanakan prosedur pembiayaan qardhul hasan dan meningkatkan kualitas pelayanaanya. Fatwa DSN MUI No.19/DSN-MUI/IV/2001 menyebutkan bahwa salah satu sumber dana pembiayaan qardhul hasan berasal dari sebagian modal pemilik bank, keuntungan bank yang disisihkan dan pengembalian pembiayaan qardhul hasan . Dengan demikian faktor kinerja keuangan bank seperti modal, tingkat keuntungan dan risiko pembiayaan bias berpengaruh terhadap pertumbuhan qardhul hasan Penelitian terhadap faktor-faktor internal bank syariah yang mempengaruhi pertumbuhan pembiayaan qardhul hasan masih sangat terbatas. Salah satu faktor internal bank yang mempengaruhi kinerja suatu pembiayan perbankan adalah kondisi keuangan bank syariah itu sendiri. Kondisi keuangan bank syariah biasanya tercermin pada rasio- rasio keuangan perbankan seperti Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional(BOPO), Return on Asset (ROA), dan Return on Equity (ROE). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pembiayan qardul hasan dari sudut pandang kinerja keuangan bank syariah di Indonesia. Hasil penelitian ini untuk menjawab apakah kinerja keuangan masa lalu mempengaruhi pertumbuhan pembiayaan qardhul hasan pada masa yang
akan datang. Kinerja keuangan yang akan di jadikan prediktor adalah rasio CAR, NPF, NIM, BOPO, ROA dan ROE. Paper ini selanjutnya akan membahas kajian pustaka sebagai landasan teori penelitian dilanjutkan dengan membahas metode penelitian beserta analisisnya dan yang terakhir adalah rekomendasi dan kesimpulan. Tinjauan Pustaka Qardh adalah pengalihan kepemilikan kekayaan kepada seseorang dimana orang yang menerimanya terikat untuk mengembalikanya dengan nilai yang sama (AAOFII,2010). Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Fatwa DSN No. 19/DSNMUI/IX/2000 mendefinisikan qardh sebagai pinjaman yang diberikan kepada nasabah (muqtaridh) yang membutuhkan. Sedangkan Abdullah (2015) membedakan antara Qardh dan Qardhul hasan. Qardhul hasan adalah akad qardh yang didalamnya ada unsur keikhlasan mencari pahala dari Allah, tidak mengandung unsur riba ( non interest), subyek qardh dan cara memperolehnya adalah halal dan legal, tidak menjadi syarat atau terikat pada akad lain, memberikan kelonggaran waktu bagi peminjam yang mengalami kesulitan pembayaran dan tidak ada denda jika terlambat karena alasan kesulitan keuangan. Menurut Obaidullah (2008) penerima pembiayaan qardhul hasan dibolehkan memberi tambahan atas pengembalian pembiayaan qardhul hasan selama tidak diperjanjikan di awal akad. Kelebihan pengembalian ini dianggap sebagai hibah bukan riba (interest). Menurutnya ketika lembaga keuangan seperti bank syariah memberikan pembiayaan dengan dasar akad qardhul hasan maka bank tersebut dapat menarik biaya operasi aktual dari transaksi tersebut. Biaya operasi aktual qardhul hasan yang boleh diambil bank adalah biaya yang benar-benar terjadi akibat transaksi qardhul hasan tersebut seperti biaya komunikasi, kertas, materai, dan sebagainya. Pembiayaan qardhul hasan adalah pembiayaan bebas riba bukan bebas biaya. Akad qardhul hasan memiliki potensi sosial dan ekonomi yang besar bagi Bank Syariah. Menurut Sadr (2014) tabungan atau deposito dengan akad qardhul hasan memberikan keleluasaan bagi bank untuk menggunakan dana tersebut tanpa harus meminta ijin terlebih dahulu dari nasabahnya. Hal ini berbeda dengan akad wadiah dimana dalam akad ini tidak ada transfer kepemilikan dana dari nasabah ke bank sehingga bank wajib meminta ijin ketika akan menggunakan dana tersebut. Pembiayan qardhul hasan juga memungkinkan peminjamnya untuk menggunakanya untuk tujuan konsumsi maupun produksi. Praktek pembiayan qardhul hasan di BPRS menurut Ni’mah (2014) merupakan sesuatu menarik karena proses pencairan dananya tidak lama dan bank tidak mencampuri manajemen usaha penerima pembiayaan. Penelitian Abdullah (2015) menunjukan bahwa risiko gagal bayar pada pembiayaan qardhul hasan sangat rendah yaitu 1% dibandingkan dengan rasio NPF seluruh bank di Yordania yaitu 5,6% pada tahun 2014. Bahkan rasio NPF pembiayan qardul hasan jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata rasio NPF selama kurun waktu 2010 sampai 2014 sebesar 7,4 %. Sadr (2014) menyatakan bahwa pertumbuhan pembiayaan qardhul hasan pada 26 Bank Islam di Asia dari tahun 2005 sampai dengan 2011 cukup bervariasi. Pertumbuhan yang paling pesat terjadi pada bank-bank syariah di Indonesia dimana rasio pembiayan qardhul hasan terhadap total asetnya mencapai 13,46%. Kemudian diikuti oleh Bank Muammalat Indonesia yang mencapai 6%. Data perkembangan pembiayan syariah di Indonesia terlihat dalam tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah (miliar rupiah) Akad Mudharabah Musyarakah Murabahah Salam Istishna Ijarah Qardh
2008 6.205 7.411 22.486 0 369 765 959
2009 6.597 10.412 26.321 0 423 1.305 1.829
2010 8.631 14.624 37.508 0 347 2.341 4.731
2011 10.229 18.96 56.365 0 326 3.839 12.937
2012 12.023 27.667 88.004 0 376 7.345 12.09
2013 13.625 39.874 110.565 0 582 10.481 8.995
2014 14.09136 45.73564 113.8442 0 590.5455 10.75482 7.371727
2015 8.206917 40.84067 85.79492 0 1.534308 138.3333 4.090417
Sumber: OJK (2015)
Beradasarkan Fatwa DSN 19/DSN-MUI/IV/2001 sumber dana qardhul hasan berasal dari sebagian modal bank, keuntungan operasi bank dan sumbangan dari pihak luar yang berupa infaq. Sedangakan menurut PSAK 101 sumber dana qardhul hasan adalah infak dari bank syariah, shadaqah, hasil pengelolaan wakaf, pengembalian dana kebajikan produktif, denda, dan pendapatan nonhalal. Dengan melihat sumber dana qardul hasan maka kebijakan pembiayaan qardhul hasan di bank syariah dipengaruhi oleh ketersediaan dana (modal) bank, keuntungan bank dan risiko pengembalian dana pinjaman. Hamzah (2011) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mendorong pembiayaan qardhul hasan berbasis gadai emas adalah promosi bank , prosedur pencairan dana, dan perkiraan harga barang-barang Amin dkk.(2010) menyebutkan bahwa pembiayaan qardhul hasan di Malaysia dipengaruhi faktor-faktor internal dan eksternal bank. Faktor eksternal bank adalah sikap (attitude) dan nilai subyektif (subjective norm) dari nasabah bank terhadap pembiayaan qardhul hasan. Sikap menggambarkan penilaian perasaan positif atau negatif terhadap pembiyaan qardhul hasan. Sedangkan nilai subyektif menggambarkan persepsi seseorang berkaitan dengan persetujuan dan penolakan kelompok atau individu referensi terhadap pembiayaan qardhul hasan. Faktor internal bank adalah harga (pricing) pembiayaan qardhul hasan. Harga pembiayaan adalah sebuah proses menyeleksi penerapan biaya terbaik dalam menjual produk keuangan qardhul hasan. Sikap dan norma subyektif berhubungan positif dengan pembiayaan qardhul hasan sedangkan harga pembiayaan berhubungan secara negatif. Pembiayaan qardhul hasan di bank syariah sering diidentikan dengan program Corporate Social Responsibility (CSR) di bank-bank konvensional. Menurut Al mamun dkk.(2013) bank-bank besar di Bangladesh lebih memberikan perhatian yang lebih terhadap program CSR dibandingkan dengan bank-bank ukuran kecil. Namun dia menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara net income bank dengan pengeluaran untuk CSR. Demikian pula sebaliknya pengeluaran CSR tidak mempengaruhi laba bank, meskipun dalam jangka panjang menunjukan adanya dampak yang baik. Penelitian Samina (2012) menunjukan adanya korelasi yang positif antara pengeluaran CSR bank dengan jumlah deposito bank. Hal ini dikaitkan dengan terbentuknya image bank yang baik sehingga mendorong naiknya deposito. Temuan lain menyebutkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat CSR dan tingkat investasi. Hal ini ditunjukan dengan semakin meningkatnya nasabah yang meminjam ke bank untuk usaha produktif. Hubungan antara tingkat CSR dan net profit bank juga signifikan positif. Hal ini dikaitkan dengan tingginya tingkat deposito dan banyaknya peminjam.
Data dan metodologi Data yang digunakan adalah data kuartalan pembiayaan qardhul hasan pada 8 Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) di Indonesia pada periode 2011-2014. Data tersebut diambil dari laporan keuangan kuartalan pada masing-masing bank yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sample bank adalah bank umum syariah dan unit usaha syariah yang memiliki pembiayaan qardhul hasan dan memberikan laporan yang konsisten setiap kuartal. Periode sample hanya 4 tahun yaitu dari tahun 2011 sampai tahun 2014 dikarenakan selama periode tersebut data pembiayaaan qardhul hasan pada bank-bank sample telah stabil. Data observasi yang diperoleh dari 8 bank sampel berjumlah 128 observasi. Penelitian ini menggunakan teknik data panel untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan pembiayaan qardhul hasan. Model panel data sangat bermanfaat karena dapat menganalisa perubahan pada setiap bank sampel yang yang tidak bisa dilakukan pada model cross section maupun time series. Model data panel adalah: Yit=βo+βitXit+uit
i=1,…..N t=1,….T
(1)
Analisis data panel menggunakan regresi berganda dengan fixed effect model dan random effect model. Fixed effect model digunakan untuk mengakomodasi heterogenitas antar individu agar model estimasi yang terbentuk dapat menghasilkan dugaan yang tidak jauh berbeda dengan observasinya. Sedangkan model random effect digunakan untuk mengakomodasi perbedaan pengaruh diantara bank-bank syariah sampel . Random effect juga digunakan untuk mengatasi kelemahan model fixed effect yang menggunakan variabel dummy. Model yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah: LnQardhit=βo+βitLnCARit+βitLnNPFit+βitLnBOPOit+βitLnNIMit+uit
(2)
LnQardhit=βo+βitLnCARit+βitLnNPFit+βitLnBOPOit+βitLnNIMit+βitLnROAit+uit (3) LnQardhit=βo+βitLnCARit+βitLnNPFit+βitLnBOPOit+βitLnNIMit+βitLnROEit+uit (4) Dalam model 2,3 dan 4 Qardh adalah variable bebas yang menunjukan jumlah pembiayaan qardhul hasan setiap kuartal. Data qardh di lead satu untuk mengetahui pengaruh variable-variabel bebas terhadap pertumbuhan pembiayaan qardhul hasan pada kuartal berikutnya. Sedangkan variable terikatnya adalah (1) Capital Adequacy Ratio (CAR); (2)Non Performing Fund (NPF); (3) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO); (4) Net Interest Margin (NIM); (5) Return on Asset (ROA); dan (7) Return on Equity (ROE). Temuan dan analisis Tabel 1 menunjukan nilai korelasi antar variable yang berpasangan. Test ini digunakan untuk mengidentifikasi korelasi antar variable yang tinggi sebagai indikasi adanya multikolinearitas pada variable bebasnya.
Tabel 1. Matriks korelasi berpasangan (pairwise correlation matrix)
CAR NPF BOPO NIM ROA ROE
CAR 1.000 -0.546 0.118 0.034 -0.206 -0.400
NPF
BOPO
1.000 0.132 0.022 -0.093 0.051
NIM
1.000 -0.196 -0.838 -0.767
ROA
1.000 0.494 0.220
1 0.757
ROE
1
Hasil test menunjukan variable yang memiliki korelasi diatas 0,7 adalah ROA dan ROE (0,75) ROE dan BOPO (0,76), ROA dan BOPO (0,83). Dari hasil test VIF menunjukan adanya multikoleniaritas antar variable ROA, ROE, dan BOPO. Karena ada masalah multikoleniaritas pada tiga variable tersebut maka model regresi dibuat dengan memisahkan masing-masing variable tersebut menjadi model tersendiri. Tabel 2.Hasil regresi berganda dengan fixed effect model Variabel terikat (1) Koefesien C CAR NPF NIM BOPO ROE ROA Adjusted R-squared *) signifikan 1 %
27.071* 0.827 2.157* 2.355* -7.399*
SE 2.649 0.920 0.333 0.594 2.312
Variabel bebas (2) Koefesien SE 29.676* 0.821 2.228* 2.619*
3.111 1.049 0.360 0.614
(3) Koefesien 30.144* 0.610 2.229* 2.458*
SE 3.052 0.959 0.352 0.627
0.232 0.208 0.399 0.259 0.720
0.700
0.979
Tabel 3.Hasil regresi berganda dengan random effect model Variabel terikat (1) Koefesien C CAR NPF NIM BOPO ROE ROA
23.637* 0.738 1.810 1.706* -8.845*
SE 2.361 0.878 0.298 0.470 2.273
Adjusted R-squared 42.000 *) signifikan 1% **)signifikan 5%
Variabel bebas (2) Koefesien SE 27.047* 0.939 1.907* 1.936*
2.873 1.027 0.327 0.513
(3) Koefesien 28.717* 0.661 2.041* 2.029*
SE 3.041 0.942 0.335 0.562
0.306 0.203 0.448** 0.258 0.360
0.350
Hasil regresi berganda pada model yang menggunakan fixed effect memiliki kekuatan penjelas variable bebas (Adjusted R-squared) sebesar 72%,70%,79% pada masing-masing model 1, model 2, dan model 3. Sedangkan pada model yang menggunakan random effect adjusted R squared adalah 42%, 36%, dan 35% pada masing-masing model 1, 2 dan 3. NIM, NPF dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan pembiayaan qardhul hasan pada tingkat signifikansi 1%, 5% dan 10%. NIM dan NPF berpengaruh secara positif terhadap pembiayaan qardhul hasan sedangkan BOPO berpengaruh negative. Net Interest Margin (NIM) sebagai indikator kemampuan bank dalam menghasilkan laba /profit kotor dari asset yang dimiliki bank berpengaruh secara positif terhadap pertumbuhan pembiayaan qardhul hasan. Hasil ini sesuai dengan asumsi bahwa sumber dana pembiayaan qardhul hasan sebagian berasal dari keuntungan operasi bank. Semakin tinggi rasio NIM maka berarti semakin tinggi laba yang diperoleh bank sehingga diharapkan semakin besar dana yang disisihkan untuk dana qardhul hasan. BOPO biasanya digunakan sebagai indikator efesiensi dalam operasi bank. Rasio BOPO digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin efesien sebuah bank diharapkan mampu menghasilkan laba yang lebih tinggi. Hubungan BOPO dengan pembiayaan qardhul hasan signifikan dan negative. Hal ini kemungkinan karena semakin efesien kineja bank syariah maka tingkat laba bank akan naik dan bank akan memberikan infak pada dana qardhul hasan. Rasio NPF menujukan tingkat risiko bank terhadap kredit atau pinjaman yang mengalami potensi bermasalah dan macet. Semakin tinggi rasio NPF berarti semakin tinggi risiko bank syariah mengalami kegagalan memperoleh laba. Rasio NPF umumnya berhubungan secara negative terhadap laba perusahaan meskipun tidak selalu demikian. Rasio NPF yang tinggi bisa juga dikarenakan meningkatnya jumlah pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah. Dari hasil regresi semua model yang di kembangkan NPF berhubungan signifikan secara positif terhadap pembiayaan qardhul hasan. Hal ini kemungkinan dikarenakan dua hal yaitu sumber dana qardhul hasan bukan berasal dari bank atau karena rasio NPF yang tinggi justru berhubungan positif dengan laba bank. Pada model-model yang dikembangkan hanya satu model yang menunjukan adanya hubungan positif dan signifikan antara ROA dan pembiayaan qardhul hasan. Hubungan keduanya terlihat signifikan pada tingkat signifikansi 5 % hanya pada model 3 dengan random effect. Hasil ini sesuai dengan asumsi bahwa profitabilitas bank syariah mempengaruhi pertumbuhan pembiayaan qardhul hasan. Rasio CAR tidak signifikan berpengaruh pada pembiayaan qardhul hasan. Hal ini ditunjukan dari hasil regresi pada semua model yang dikembangkan dalam penelitan ini. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja keuangan bank syariah yang tercermin dalam rasio NPF, NIM dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan pembiayaan syariah. Hal ini terlihat dari hasil uji regresi dimana hampir semua model yang dikembangkan dalam penelitian ini menunjukan hubungan ketiganya terhadap pembiayaan qardhul hasan sangat signifikan. Sedangkan rasio ROA berpengaruh signifikan pada model tertentu saja. Rasio CAR dan ROE tidak signifikan berhubungan dengan pembiayaan qardhul hasan pada semua model. Hal ini
menunjukan bahwa kinerja keuangan bank yang diukur dengan NPF,NIM dan BOPO merupakan faktor-faktor keuangan bank yang mempengaruhi pertumbuhan pembiayaan qardhul hasan di bank-bank syariah di Indonesia. Hasil ini dapat digunakan sebagai bukti tambahan yang penting terhadap penelitian yang membahas pembiayaan qardhul hasan. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah memasukan variable-variabel lain seperti biaya promosi, jumlah kapitalisasi bank dan pembiayaan dengan akad-akad lain seperti mudharabah,murabahah,musyarakah,salaam,ijarah dan istishna’a.
Daftar pustaka Abdullah M, 2015, Analyzing the moral aspect of qard: a shariah perspective, International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management Vol. 8 No. 2, pp. 171-184 Al Mamun, Sohog, Akhter,2013, A dynamic panel analysis of the financial determinants of CSR in Bangladeshi Banking Industry, Asian Economic and Financial Review, 2013, 3(5):560-578. Amin H, Ghazali,Supinah,2010, Determinants of qardhul hasan financing acceptance among Malaysian bank customer: An empirical analysis, International Journal o/Business and Society, Vol. 11 No.1, 2010. 1 -16 Gufron H,2011, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah dalam Produk Qardh dengan Gadai Emas di PT. Bank Sumut Syariah cabang Medan , University of Sumatera Utara. Ni’mah ,2014, Analisis qardhul hasan di BPRS Artha Mas Aba di Margoyoso Pati, Iqtishadia, Vol. 7, No. Obaidullah M,2008, Introduction to Islamic microfinance, IBF Net: The Islamic Business and Finance Network. Samina, Quazi, Sagota,2012, Practice of Corporate Social Responsibility in Islamic Banks of Bangladesh, World Journal of Social Sciences Vol. 2. No. 6. September 2012 Issue. Pp. 1 –13Widiyanto, Mutamimah, Hendar,2011, effectiveness of qardh al hasan financing as a poverty alleviation model, economic jurnal of emerging market. Zada N, Saba I,2013, The potential of use os qard al hasan in Islamic microfinance, ISRA International Journal of Islamic Finance ,Vol. 5 , Issue 2.
Lampiran: Tabel 3: Ringkasan statistik deskriptif
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Observations
QARDH 1150535 588744 6529139 27 1758542 117
CAR 0.179 0.149 0.518 0.107 0.077 117
NPF 0.028 0.029 0.068 0.000 0.015 117
ROA 0.013 0.012 0.041 0.000 0.009 117
ROE 0.182 0.102 0.744 0.002 0.205 117
NIM 0.071 0.071 0.161 0.007 0.034 117
GWM 0.052 0.051 0.071 0.050 0.004 117
BOPO 0.872 0.875 1.014 0.680 0.074 117