Azhar Amsal, Evaluasi Program Diklat...
EVALUASI PROGRAM DIKLAT PADA KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) DALAM LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH TAHUN 2011 Azhar Amsal1
ABSTRAK
Perguruan Tinggi memiliki landasan ideal dan praktis yakni sebagai bagian dari upaya kegiatan pengembangan dalam proses pembelajaran bagi mahasiswa dan mempunyai hubungan kerjasama dan jaringan antar kampus. Jaringan assosiasi Koperasi Mahasiswa (Kopma) merupakan satu kekuatan organisasi yang dapat digerakkan sebagai wadah yang mampu mendukung sinergi pengembangan dalam mengatasi segala permasalahan kopma di tingkat nasional, regional dan lokal. Evaluasi program bertujuan untuk mengetahui apakah program yang dirancang, dilaksanakan, dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam program dimaksud. Pada pelaksanaannya evaluasi program diklat untuk koperasi mahasiswa dalam lingkungan Perguruan Tinggi Bina Bangsa Getsempena Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam ini bermaksud mencari informasi untuk mendapatkan gambaran rancangan dan pelaksanaan program diklat perkoperasian yang telah dilaksanakan. Hasil evaluasi program diklat tersebut akan digunakan untuk mengambil keputusan tentang program diklat perkoperasian yang dimaksud. Tujuan evaluasi program pendidikan dan latihan pada koperasi mahasiswa ini untuk mengevaluasi efektivitas pelaksanaan diklat perkoperasian, serta untuk merumuskan model dan sistem evaluasi diklat perkoperasian yang ideal di koperasi mahasiswa dalam lingkungan Perguruan Tinggi Bina Bangsa Getsempena Propinsi NAD. Dalam prakteknya Diklat Perkoperasian yang pernah diselenggarakan masih memiliki sisi-sisi kekurangan. Dari sisi internal adalah kurikulum berupa materi pelatihan kurang sesuai dengan usaha koperasi mahasiswa, ketidakseimbangan antara penyampaian teori dan praktek lapangan, kompetensi pelatih/instruktur yang belum sepadan dengan kepentingan usaha kopma, rentang waktu pelatihan yang belum sejalan dengan harapan peserta. Dari sisi eksternal adalah kurangnya pemupukan modal usaha kopma pasca diklat serta minimnya program pendampingan dalam pemasaran dan penguatan jaringan kemitraan kopma terhadap sentra industri di sekitar kampus. Disamping itu pihak peserta dan instruktur mengeluhkan minimnya insentif selama pelatihan berlangsung. Pelatihan perkoperasian di masa mendatang sepatutnya merupakan hasil pilihan yang kompromi diantara berbagai kalangan mulai dari pihak penyelenggara/ instansi terkait, peserta dan pengelola koperasi mahasiswa, perguruan tinggi, LSM dan lembaga keuangan terkait. Hal tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa elemen yang berhubungan dengan input, proses, output, outcome dan impact merupakan tahapan-tahapan yang tidak boleh lepas dari semua pihak yang terkait. Indikator keberhasilan dan kekurangberhasilan pelatihan perkoperasian bagi Kopma tidak saja ditentukan oleh tingkat pengorganisasian pelatihan selama proses belajar mengajar dalam pelatihan, akan tetapi juga oleh hasil pembinaan pasca pelatihan. Oleh karena itu Diklat Perkoperasian yang selama ini dilaksanakan oleh berbagai pihak patut diteruskan dengan melakukan berbagai penyesuaian dan perbaikan. Kata Kunci: Koperasi, efektifitas, sistem evaluasi
1
Azhar Amsal, Dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar – STKIP Bina Bangsa Getsempena, Jalan Tgk Chik Di Tiro, Peuniti, Banda Aceh, Telepon 0651-332144, Email:
[email protected] ISSN 2086 - 1397
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 13
Azhar Amsal, Evaluasi Program Diklat...
mengevaluasi
A. LATAR BELAKANG MASALAH Koperasi berkembang
mahasiswa
dan
kini
menjadi
telah
semacam
sejauhmana
diimplementasikan
hasil
dalam
diklat
pengelolaan
organisasi koperasi mahasiswa. Berdasarkan
representasi salah satu lembaga ekonomi
ini
menjadi
salah
Diklat
kampus dengan ciri kemandirian yang khas.
perkoperasian
Eksistensi koperasi mahasiswa dapat ditinjau
aktivitas
melalui tiga dimensi yaitu sebagai pendukung
mengembangan ekonomi kampus. Koperasi
mekanisme
mahasiswa
sebagai
kehidupan
pembinaan
ekonomi
kader
kampus,
koperasi
bagi
akan
pemikiran
yang
dapat
dalam
lingkungan
satu
membantu
Perguruan
Tinggi Bina Bangsa Getsempena Propinsi
mahasiswa dan sebagai stimulator sosio-
Nanggroe
ekonomi
kampus.
Koperasi Mahasiswa STKIP Bina Bangsa
Koperasi mahasiswa juga berfungsi sebagai
Getsempena Banda Aceh, STKIP Bina Bangsa
faktor penopang bagi pertumbuhan ekonomi
Meulaboh, STIKES Getsempena Lhoksukon,
kampus yang berakar pada mahasiswa dan
STIKES Bina Nusantara Idi, dan STIKES
masyarakat di lingkungan sekitar kampus.
Bina Bangsa Kuala Simpang.
masyarakat
di
sekitar
Aceh
Darussalam
terdiri
atas
Demikian juga halnya koperasi mahasiswa
Data dari observasi awal terhadap
dalam lingkungan Perguruan Tinggi Bina
kinerja koperasi mahasiswa dalam lingkungan
Bangsa Getsempena Propinsi Nanggroe Aceh
Perguruan Tinggi Bina Bangsa Getsempena
Darussalam.
Propinsi
Dalam rangka pengembangan dan pembinaan
koperasi,
Pemerintah
Daerah
Nanggroe
Aceh
Darussalam
ditemukan beberapa permasalahan sebagai berikut:
(Pemda) melalui Dinas Pembinaan Koperasi &
1). Setelah mengikuti diklat, kinerja pengurus
UKM Propinsi dan Kabupaten/Kota, Balatkop,
kopma belum menunjukkan perubahan dan
Perguruan Tingi, Kementerian KUKM serta
perbaikan yang signifikan.
LSM memberikan atensi yang sama kepada
2). Perluasan pangsa pasar belum berhasil
koperasi mahasiswa melalui penyelenggaraan
dilakukan dan masih terbatas kepada pihak
diklat bagi kopma-kopma. Program yang
tertentu saja yaitu para mahasiswa di
diterapkan bertujuan untuk memperkokoh
lingkungan sendiri.
kapasitas internal koperasi mahasiswa dalam
3). Pengelolaan dan pertanggungjawaban dana
melayani anggotanya yaitu para mahasiswa
anggota masih belum efektif dan kurang
dan masyarakat di sekitar kampus. Setelah berjalan dipandang
dalam perlu
ISSN 2086 – 1397
kurun
waktu
tertentu,
untuk
mengamati
dan
transparan. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dan setelah program diklat perkoperasian Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 14
Azhar Amsal, Evaluasi Program Diklat...
berjalan dalam kurun waktu satu tahun, maka
dalam lingkungan Perguruan Tinggi Bina
perlu dilakukan evaluasi program untuk
Bangsa Getsempena Propinsi Nanggroe
mengamati dan mengevaluasi sejauhmana
Aceh Darussalam?
hasil
diklat
diimplementasikan
dalam
pengelolaan organisasi koperasi mahasiswa (kopma) dalam lingkungan Perguruan Tinggi
C. TUJUAN DAN MANFAAT EVALUASI PROGRAM 1. Tujuan
Bina Bangsa Getsempena Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Tujuan evaluasi program pendidikan dan latihan pada koperasi mahasiswa (kopma) ini yaitu:
B. RUMUSAN MASALAH
a. Mengevaluasi efektivitas pelaksanaan diklat
Berdasarkan permasalahan tersebut di
perkoperasian di kopma dalam lingkungan
atas, maka yang menjadi pertanyaan utamanya
Perguruan Tinggi Bina Bangsa Getsempena
adalah
mengapa
mahasiswa
pengurus
(kopma)
dalam
koperasi
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
lingkungan
b. Merumuskan model dan sistem evaluasi
Perguruan Tinggi Bina Bangsa Getsempena
diklat perkoperasian yang ideal di koperasi
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang
mahasiswa dalam lingkungan Perguruan
sudah mengikuti Pendidikan dan Latihan
Tinggi Bina Bangsa Getsempena Propinsi
Perkoperasian masih belum dapat secara maksimal
untuk
menerapkan
Nanggroe Aceh Darussalam.
dan
mengimplementasikan ilmu dan pengetahuan
2. Manfaat
yang didapat dari diklat dalam melaksanakan tugasnya?.
Adapun manfaat evaluasi program pendidikan
Adapun pertanyaan khususnya sebagai
dan
latihan
mahasiswa (kopma)
pada
koperasi
ini ialah tersedianya
berikut:
bahan dan data tentang kondisi empirik
1) Bagaimana bentuk dan jenis program
koperasi mahasiswa yang dapat digunakan
diklat yang dibutuhkan untuk pembinaan
sebagai
kopma?
pengembangan dan pembinaan kopma dalam
2) Sejauh manakah efektivitas program diklat
bahan
Getsempena
3) Upaya apa saja yang perlu dilakukan
Darussalam.
4) Bagaimana pandangan warga masyarakat sekitar
kampus
terhadap
keberadaan
kopma? 5) Apakah faktor-faktor keberhasilan maupun kegagalan dalam penyelenggaraan kopma ISSN 2086 - 1397
kebijakan
lingkungan Perguruan Tinggi Bina Bangsa
dalam menunjang pertumbuhan kopma?
untuk meningkatkan kinerja kopma?
perumusan
Propinsi
Nanggroe
Aceh
D. SUMBER DATA Sumber-sumber Informasi yang akan menjadi sumber untuk data dalam evaluasi program diklat perkoperasian untuk kopma (koperasi
mahasiswa)
dalam
lingkungan
Perguruan Tinggi Bina Bangsa Getsempena Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 15
Azhar Amsal, Evaluasi Program Diklat...
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam ini
kinerja kopma. Input pelatihan yang dimaksud
diperoleh dari :
adalah materi, metode, teori, praktek
1). Dewan Pembina Kopma
lapangan, sarana dan prasarana pelatihan,
2). Pimpinan Kopma
format
3). Dewan Pengurus Kopma
pengembangan
4). Pihak Penyelenggara Diklat
berhubungan dengan kemampuan peserta,
5). Anggota Kopma
mudah
E. PENGUMPULAN DATA
tanggungjawab
pelaksanaan wacana
menyelesaikan serta
pelatihan
dan
koperasi
yang
tugas
dan
menyesuaikan
diri
untuk
dengan lingkungan usaha koperasi mahasiswa,
mendapatkan data yang berkualitas pada
berinteraksi dengan lingkungan pekerjaan,
evaluasi program diklat perkoperasian dalam
koordinasi dengan kopma atau instansi lain.
lingkungan Perguruan Tinggi Bina Bangsa
Analisis Hubungan Antara Input Pelatihan
Getsempena
dengan Pengetahuan Perkoperasian Pasca
Upaya
yang
dilakukan
Propinsi
Nanggroe
Aceh
Darussalam ini antara lain adalah dengan
Pelatihan dilakukan melalui uji Chi-Square.
menjaga
kerahasiaan
G. KAJIAN TEORITIS
informasi
karena
identitas
mereka
sumber
khawatir
jika
1. Pendekatan dalam Evaluasi Program
memberikan informasi yang benar dan jujur
Diklat Kopma
tetapi bertentangan dengan kebijakan di
Kampus memiliki landasan ideal dan
tingkat
yang lebih tinggi.akan berakibat
terhadap
status
kepengurusan
dan
kepemimpinannya. yang
program
mahasiswa
kegiatan pengembangan dalam proses belajar mengajar di lingkungan warga kampus dan
Instrumen evaluasi
praktis yakni sebagai bagian dari upaya
digunakan
diklat
dalam
untuk
lingkungan
pada
mempunyai hubungan kerjasama dan jaringan
koperasi
antar kampus. Jaringan assosiasi koperasi
Perguruan
mahasiswa
merupakan
satu
kekuatan
Tinggi Bina Bangsa Getsempena Propinsi
organisasi yang dapat digerakkan sebagai
Nanggroe Aceh Darussalam ini dihimpun
wadah yang mampu mendukung sinergi
melalui seperangkat instrumen dalam bentuk
pengembangan
interview guide dengan opsi tertutup dan
segala permasalahan koperasi mahasiswa di
terbuka,
tingkat nasional, regional dan lokal.
serta
kesempatan
peluang
argumentasi atau alasan responden atas setiap
Kopma
dalam
mengatasi
Pendekatan yang sesuai pada evauasi
jawaban yang diberikannya tersebut.
program
F. ANALISIS DATA
lingkungan Perguruan Tinggi Bina Bangsa
Analisis
data
dilakukan
dengan
Getsempena
diklat
perkoperasian
Propinsi
Nanggroe
dalam
Aceh
ini
Darussalam ini adalah model evaluasi program
apakah
yang dikembangkan oleh Donald Kirkpatrick
terdapat hubungan antara input pelatihan yang
(dalam Muzayanah, 2011). Menetapkan model
diterima dengan
evaluasi program Model Kirpatrick karena
probabilitas
uji
dimaksudkan
Chi-Square.
untuk
ISSN 2086 – 1397
mengetahui
Uji
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 16
Azhar Amsal, Evaluasi Program Diklat...
model ini pada umumnya digunakan untuk
untuk
evaluasi program pelatihan, jadi sesuai untuk
berikut:
model evaluasi program diklat perkoperasian.
Apakah program tersebut berjalan baik?
Model Kirpatrick tersebut mencakup tahapan
Manfaat apa yang bisa diperoleh dari suatu
sebagai berikut: 1. Reaction, 2. Learning, 3. Behaviour,
dan
4.
Result.
pertanyaan-pertanyaan
program?
Apakah program berjalan efektif?
Bagian program mana yang pengaruhnya
2. Paradigma Evaluasi Program Diklat Kopma
menjawab
lebih besar?
Evaluasi program bertujuan untuk
Penyesuaian apa yang harus dibuat agar program bisa berjalan lebih efektif?
mengetahui apakah program yang dirancang,
Desain evaluasi merupakan bentuk
dilaksanakan, dan bermanfaat bagi pihak-
rencana untuk melakukan evaluasi yang
pihak yang berkepentingan dalam program
meliputi
dimaksud.
berikut:
Pada
pelaksanaannya
evaluasi
komponen-komponen fokus
evaluasi,
cara
sebagai menjaring
program diklat untuk koperasi mahasiswa
informasi,
dalam lingkungan Perguruan Tinggi Bina
didapatkan, membuat laporan, dan melakukan
Bangsa Getsempena Propinsi Nanggroe Aceh
review atau peninjauan kembali terhadap
Darussalam ini bermaksud mencari informasi
semua langkah evaluasi yang telah dilakukan.
sebanyak
mungkin
untuk
mengolah
informasi
yang
mendapatkan
gambaran rancangan dan pelaksanaan program
3. Deskripsi Program yang Dievaluasi
diklat perkoperasian yang telah dilaksanakan.
Kategori diklat yang diselenggarakan
Hasil evaluasi program diklat tersebut akan
untuk koperasi mahasiswa terbagi atas dua
digunakan
kelompok, yakni pelatihan untuk Dewan
bagi
para
pihak
yang
berkepentingan untuk mengambil keputusan
Pengurus
tentang program diklat perkoperasian yang
pelatihan untuk Pelatih dan Pejabat/Pembina
dimaksud.
Kopma. Jenis-jenis pelatihan yang telah
dan
Pimpinan
Kopma,
serta
Menurut Sanders dan Worthen (dalam
dilaksanakan di kopma dalam lingkungan
Muzayanah, 2011) evaluasi program adalah
Perguruan Tinggi Bina Bangsa Getsempena
proses deskripsi, pengumpulan data dan
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah
penyampaian informasi kepada pengambil
sebagai berikut:
keputusan
1. Manajemen Keuangan Koperasi
yang
akan
dipakai
untuk
pertimbangan tentang kelanjutan program
2.
dimaksud, jadi berbeda dengan penelitian,
Usaha
hasil evaluasi merupakan keputusan sedangkan
3. Kewirausahaan
hasil penelitian merupakan kesimpulan. Peran
4. Simpan Pinjam Pola Syariah
utama evaluasi program adalah antara lain
5. Pelatihan Pengantar Bisnis
ISSN 2086 - 1397
Business
Plan/Strategi
Pengembangan
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 17
Azhar Amsal, Evaluasi Program Diklat...
6. Manajemen Pemasaran dan Distribusi
Getsempena
7. Pelatihan Usaha Simpan Pinjam
Darussalam terdiri atas Koperasi Mahasiswa
8. Pelatihan Usaha Peternakan
STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh,
9. Pelatihan Untuk Pengelola Koperasi
STKIP Bina Bangsa Meulaboh, STIKES
10.Pelatihan Untuk Perikanan
Getsempena
Jenis
pelatihan
di
Nanggroe
Lhoksukon,
STIKES
Aceh
Bina
atas
Nusantara Idi, dan STIKES Bina Bangsa
merupakan akumulasi dari semua diklat yang
Kuala Simpang. Koperasi mahasiswa dari 5
pernah diikuti koperasi mahasiswa dalam
Sekolah Tinggi dalam lingkungan Perguruan
lingkungan Perguruan Tinggi Bina Bangsa
Tinggi Bina Bangsa Getsempena tersebut
Getsempena
Aceh
semuanya (100 persen) berlokasi di perkotaan
Darussalam, dan tidak semua responden
yang dekat dengan pemukiman penduduk dan
mengikuti seluruh jenis pelatihan dimaksud.
industri perkotaan, hal ini mengindikasikan
Propinsi
tersebut
Propinsi
Nanggroe
4. Aspek Yang Dievaluasi
potensi Kopma Perguruan Tinggi Bina Bangsa
Adapun aspek atau komponen yang akan dievaluasi pada program pendidikan dan latihan perkoperasian pada kopma (koperasi mahasiswa)
dalam
lingkungan
Getsempena
untuk
berinteraksi
dengan
masyarakat di sekitarnya ternyata sangat besar. 2. Aspek Jenis Pelatihan
Perguruan
Berdasarkan sebaran data untuk jenis
Tinggi Bina Bangsa Getsempena Propinsi
diklat perkoperasian yang pernah diikuti
Nanggroe Aceh Darussalam ini adalah sebagai
diperoleh data sebagai berikut :
berikut:
1. Diklat Kewirausahaan diikuti oleh 40
1. Aspek frekuensi pelatihan
persen anggota Kopma, Pelatihan untuk
2. Aspek jenis pelatihan yang mendukung
Pengelola Koperasi sejumlah 33 persen,
usaha kopma
Manajemen Simpan Pinjam Pola Syariah
4. Aspek kendala pelatihan
32 persen, selebihnya frekuensi intensitas
5. Aspek penyelenggaraan pelatihan
keikutsertaannya kurang dari 10 persen.
6. Aspek dampak pelatihan
2. Pimpinan yang mengikuti jenis pelatihan
7. Aspek saran dan harapan terhadap pelatihan
Kewirausahaan
8. Analisis hubungan antara input pelatihan
Manajemen Simpan Pinjam Pola Syariah
dengan hasil pelatihan ditinjau dari kinerja
50 persen, selebihnya frekuensi intensitas
koperasi mahasiswa
sejumlah
56
persen,
keikutsertaannya kurang dari 20 persen.
H. HASIL EVALUASI PROGRAM DAN
3. Pengurus Kopma yang mengikuti jenis
PEMBAHASAN
Pelatihan Manajemen Keuangan Koperasi
1. Profil Kopma dalam lingkungan
sebanyak
Perguruan
Tinggi
Bina
Bangsa
persen,
Kewirausahaan
sejumlah 43 persen, Pelatihan Usaha Simpan Pinjam sejumlah 33 persen,
Getsempena Koperasi
49
mahasiswa
dalam
Manajemen Simpan Pinjam Pola Syariah
lingkungan Perguruan Tinggi Bina Bangsa ISSN 2086 – 1397
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 18
Azhar Amsal, Evaluasi Program Diklat...
32 persen, selebihnya frekuensi intensitas
yaitu: Manajemen Keuangan Koperasi
keikutsertaannya kurang dari 5 persen.
sejumlah 57 persen, Manajemen Simpan
4. Pelatih yang menyatakan jenis pelatihan
Pinjam Pola Syariah 43 persen, selebihnya
yang pernah dilaksanakan: Manajemen Keuangan Koperasi dan Kewirausahaan sejumlah
62
persen,
Bisnis/Strategi
menyatakan kurang mendukung. 4. Pelatih yang menyatakan jenis pelatihan yang pernah dilaksanakan dan mendukung
Pengembangan Usaha sejumlah 52 persen,
usaha
Pelatihan untuk Pengelola Koperasi 45
Perkoperasian
persen, selebihnya frekuensi intensitas
Kewirausahaan sejumlah 58,6 persen,
pelaksanaannya kurang dari 10 persen.
selebihnya
5. Manajer
Pelatihan
seluruhnya
telah
Kopma
yaitu:
sejumlah
Pelatihan 66
frekuensi
persen,
intensitas
jawabannya kurang.
melaksanakan jenis pelatihan Manajemen
5. Manajer Pelatihan yang menyatakan jenis
Keuangan Koperasi yaitu 100 persen,
pelatihan yang pernah dilaksanakan dan
Kewirausahaan
mendukung
sejumlah
67
persen,
usaha
Kopma
yaitu:
Bisnis/Strategi Pengembangan Usaha dan
Manajemen Keuangan Koperasi sejumlah
Pelatihan
67 persen, Kewirausahaan sejumlah 58
Untuk
Pengelola
Koperasi
sejumlah 58 persen. 3. Aspek
Jenis
persen. Pelatihan
yang
6. Rata-rata
Pejabat
Mendukung Usaha Kopma
diklat
Berdasarkan sebaran data dari hasil
mendukung
evaluasi program
ini dapat dideskripsikan
Dinas/Penyelenggara
menyatakan jenis pelatihan yang usaha
Kopma
adalah:
Manajemen Simpan Pinjam Pola Syariah
sebagai berikut :
sejumlah 47 persen, Bisnis Plan/Strategi
1. Peserta Pelatihan yang menyatakan jenis
Pengembangan dan Manajemen Keuangan
pelatihan yang mendukung usaha Kopma
Koperasi sejumlah 40 persen.
yaitu: Kewirausahaan sejumlah 33 persen,
4. Aspek Kendala Pelatihan
Manajemen Simpan Pinjam Pola Syariah
Intensitas jawaban responden dalam
32 persen, selebihnya menyatakan kurang
menjawab kendala dari segi input yang pernah
mendukung usaha Kopma.
mereka alami selama mengikuti pelatihan
2. Pimpinan yang menyatakan jenis pelatihan
perkoperasian
dapat
dinarasikan
bahwa
yang mendukung usaha Kopma yaitu:
sebagian besar responden menjawab sebagai
Manajemen Simpan Pinjam Pola Syariah
berikut :
59 persen, Kewirausahaan sejumlah 50
1. Tidak seimbangnya antara Penyampaian
persen, selebihnya menyatakan kurang
Teori dan Praktik Lapangan sejumlah 49
mendukung.
persen.
3. Pengurus Kopma yang menyatakan jenis pelatihan yang mendukung usaha Kopma ISSN 2086 - 1397
2. Tugas
Praktik
Lapangan
Kurang
Diperhatikan, sejumlah 46 persen. Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 19
Azhar Amsal, Evaluasi Program Diklat...
3. Materi
Kurang
Mengarah
Pada
7. Aspek
Saran
Pengembangan Usaha Kopma sejumlah 36
Terhadap Pelatihan
persen
Dari
5. Aspek Penyelenggaraan Pelatihan Menurut responden dari kalangan anggota
kopma,
penyelenggara
pelatihan
hasil
dan
evaluasi
Harapan
program
ini
diperoleh rata-rata terbesar jawaban responden yang menilai bahwa pihak yang dianggap mampu
koperasi
meningkatkan
yang pernah mereka ikuti adalah: Pemda
pengembangan
tingkat
dilaksanakan dalam bentuk kerjasama antara
Provinsi
Balatkop,
dan
Kementerian
kabupaten/Kota, KUKM,
keterampilan bagi
Koma
adalah
dan yang
LSM,
Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah
Perguruan Tingi dan Pengurus Kopma itu
melalui dinas setempat. Sedangkan dari sisi
sendiri. Berdasarkan data yang diperoleh dapat
penyelenggara diklat non-dinas sejumlah 67
dideskripsikan sebagai berikut.
persen
1. Dilaksanakan oleh Balatkop, sejumlah 45
diharapkan memberikan pelatihan bagi Kopma
persen.
adalah Balatkop dan Perguruan Tinggi 26
2. Dilaksanakan oleh Pemda Kabupaten/Kota,
persen. Terkait dengan Program Pelatihan,
sejumlah 41 persen.
tanggapan responden terhadap perbaikan atau
Intensitas jawaban responden dalam
memberi
jawaban
bahwa
penyempurnaan yang perlu diantisipasi adalah
menjawab pelaksana pelatihan terbaik adalah:
sebagai berikut.
1.
1. Mutu Pelatih, dari sejumlah 51 persen
Penyelenggara
pelatihan
terbaik
yang
dilaksanakan oleh Balatkop, sejumlah 50
2. Uang Saku Pelatihan, sejumlah 50 persen
persen.
3. Anggaran Biaya, sejumlah 48 persen
2. Penyelenggara terbaik dilaksanakan oleh
4. Kurikulum Pelatihan, sejumlah 44 persen
Pemda Kabupaten/Kota, sejumlah 20 persen.
5. Metode pelatihan, sejumlah 43 persen 6. Kelengkapan Peralatan Pelatihan, sejumlah
6. Aspek Dampak Pelatihan Dampak
pelatihan
bagi
Koperasi
40 persen
mahasiwa dapat dinilai oleh responden dari
7. Bahan-bahan Pelatihan sejumlah 34 persen
sisi pelaksanaan tugas-tugas atau pekerjaan
8. Waktu Pelatihan sejumlah 33 persen
yang terlaksana dengan lebih baik dalam
Mengenai
waktu
atau
lama
lingkungan Kopma. Dari hasil penilaian ini
pelaksanaan Diklat perkoperasian bagi kopma,
ternyata sebagian besar responden menjawab
rata-rata responden yaitu 46 persen menjawab
sebagi berikut:
lama pelaksanaan pelatihan yang efektif dan
1. Pengelolaan Usaha Simpan Pinjam menjadi
diinginkan adalah tidak lebih dari tujuh hari (1
lebih baik, sejumlah 35 persen.
minggu).
2.
Pengelolaan
Administrasi/Tata
Usaha
8. Analisis Hubungan antara Input
Kopma menjadi lebih baik, sejumlah 20
Pelatihan dengan Hasil Pelatihan
persen.
Ditinjau dari Kinerja Kopma
ISSN 2086 – 1397
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 20
Azhar Amsal, Evaluasi Program Diklat...
Pengukuran
dilakukan
dengan
dengan pengelolalan usaha jasa dan barang,
probabilitas uji Chi-Square dan hasil uji
simpan
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
pengelolaan bahan baku, pendidikan dan
input pelatihan yang diterima dengan kinerja
latihan anggota Kopma, administrasi dan tata
Kopma. Input pelatihan dimaksud adalah
usaha, pengelolaan teknik produksi, keuangan
materi, metode, teori, praktek lapangan, sarana
dan pergudangan. Tingkat keeratan kedua
dan prasarana pelatihan, format pelaksanaan
variabel tersebut diperoleh dari nilai koefisien
pelatihan dan pengembangan wacana koperasi
kontingensi
yang
kemampuan
hubungan antara kedua variabel memiliki
peserta, mudah menyelesaikan tugas dan
tingkat kekuatan yang cukup/sedang, dengan
tanggungjawab
diri
tingkat keberlakuan sebesar 0,001. Tingkat
dengan lingkungan usaha Kopma, berinteraksi
keberlakuan ini menyatakan kemungkinan
dengan
(probalita) keberlakuan hubungan dengan nilai
berhubungan
dengan
serta
lingkungan
menyesuaikan
pekerjaan,
koordinasi
dengan Kopma atau instansi lain. Tingkat
pinjam,
penjualan/pemasaran
sebesar
0,46
yang
berarti
sebesar 0,46 adalah 99,9 persen.
keeratan hubungan input pelatihan dengan
Analisis
hubungan
pelatihan
diperoleh dari nilai koefisien kontingensi
perkoperasian pasca pelatihan, berakhir pada
diantara dua variabel sebesar 0,48 yang berarti
kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan
hubungan antara kedua variabel memiliki
antara input pelatihan yang diterima dengan
tingkat kekuatan yang cukup/sedang, pada
sosialisasi responden terhadap pengetahuan
tingkat keberlakuan sebesar 0,001. Tingkat
perkoperasian yang telah diterima. Artinya
keberlakuan
bahwa
materi, metode, teori, praktek lapangan, sarana
keberlakuan
dan prasarana pelatihan, format pelaksanaan
hubungan dengan nilai 0,48 adalah sebesar
pelatihan dan pengembangan wacana koperasi
99,9 persen.
tidak berpengaruh terhadap upaya penerapan
kemungkinan
menyatakan
(probalita)
Analisis
hubungan
pengetahuan
input
hasil pelatihan perkoperasian bagi mahasiswa
pelatihan dengan pengetahuan perkoperasian
lainnya. Tingkat keeratan kedua variabel ini
pasca pelatihan, dilakukan melalui uji Chi-
diperoleh dari nilai koefisien kontingensi
Square. Hasil analisis menyajikan kesimpulan
yakni sebesar 0,31 yang berarti hubungan
bahwa
antara
terdapat
hubungan
antara
sosialisasi
input
hasil pelatihan dari segi kinerja Kopma,
ini
dengan
antara
antara
input
kedua
variabel
memiliki
tingkat
pelatihan yang diterima dengan pengetahuan
kekuatan yang cukup/sedang, dengan tingkat
perkoperasian
keberlakuan sebesar 0,46. Tingkat keberlakuan
artinya;
responden
materi,
metode,
pasca
pelatihan,
teori,
praktek
ini
menyatakan
kemungkinan
(probalita)
lapangan, sarana dan prasarana pelatihan,
keberlakuan hubungan dengan nilai sebesar
format
0,46 adalah 54 persen.
pelaksanaan
pelatihan
dan
pengembangan wacana koperasi berhubungan ISSN 2086 - 1397
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 21
Azhar Amsal, Evaluasi Program Diklat...
Analisis tingkat
input
partisipasi
pelatihan
masyarakat
dengan
(kemitraan
sebesar
0,001.
menyatakan
Tingkat
keberlakuan
kemungkinan
ini
(probalita)
koperasi) memberikan kesimpulan bahwa
keberlakuan hubungan dengan nilai sebesar
terdapat hubungan antara input yang diterima
0,001 adalah 99,9 persen.
dengan partisipasi masyarakat terhadap kopma
Analisis
hubungan
antara
input
(kemitraan kopma). Artinya materi, metode,
pelatihan dengan pembinaan hasil pelatihan,
teori, praktek lapangan, saran dan prasarana
kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara
pelatihan, format pelaksanaan pelatihan dan
input
pengembangan wacana koperasi berpengaruh
pembinaan hasil pelatihan perkoperasian yang
nyata terhadap upaya perluasan mitra kerja
ada. Artinya materi, metode, teori, praktek
usaha (partisipasi masyarakat) dari Kopma.
lapangan, saran dan prasarana pelatihan,
Tingkat keeratan hubungan kedua variabel
format
ditunjukkan oleh nilai koefisien kontingensi
pengembangan wacana koperasi tidak gigih
sebesar 0,02 yang berarti hubungan antara
mengupayakan pembinaan hasil pelatihan bagi
kedua variabel memiliki tingkat kekuatan yang
peserta dan Kopma. Dengan kata lain tidak ada
cukup/sedang, dengan tingkat keberlakuan
upaya untuk melakukan penyuntikan modal
sebesar
usaha bagi Kopma yang mengalami kesulitan,
0,02.
menyatakan
Tingkat
keberlakuan
kemungkinan
ini
(probalita)
pelatihan
yang
pelaksanaan
pembinaan
mutu
hasil
diterima
dengan
pelatihan
usaha,
dan
jaringan
keberlakuan hubungan dengan nilai sebesar
pemasaran dan kedisiplinan. Pada tingkat
0,02 adalah 99 persen.
keeratan
kedua
variabel
tersebut,
nilai
Analisis hubungan input pelatihan
koefisien kontingensi dari pengujian dua
dengan proses belajar mengajar menyimpulkan
variabel adalah sebesar 0,63 yang berarti
adanya hubungan antara input pelatihan yang
hubungan antara kedua variabel memiliki
diterima dengan proses belajar mengajar
tingkat kekuatan yang cukup/sedang, dengan
selama pelatihan perkoperasian berlangsung.
tingkat keberlakuan sebesar 0,05. Tingkat
Artinya
praktek
keberlakuan ini menyatakan kemungkinan
lapangan, saran dan prasarana pelatihan,
(probalita) keberlakuan hubungan dengan nilai
format
sebesar 0,63 adalah 95 persen.
materi,
metode,
pelaksanaan
teori,
pelatihan
dan
pengembangan wacana koperasi berpengaruh
Analisis terhadap hubungan antara
terhadap
kesempurnaan
proses
belajar
input pelatihan dengan sikap untuk pelatihan
mengajar
yang
peserta
selama
mendatang, memberikan suatu kesimpulan
pelatihan berlangsung. Pada tingkat keeratan
bahwa tidak terdapat hubungan antara input
kedua
koefisien
pelatihan yang diterima dengan sikap untuk
kontingensi dari pengujian dua variabel adalah
pelatihan perkoperasian mendatang. Artinya
sebesar 0,7 yang berarti hubungan antara
materi, metode, teori, praktek lapangan, saran
kedua variabel memiliki tingkat kekuatan yang
dan prasarana pelatihan, format pelaksanaan
cukup/sedang, dengan tingkat keberlakuan
pelatihan dan pengembangan wacana koperasi
variabel
ISSN 2086 – 1397
dialami
tersebut,
nilai
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 22
Azhar Amsal, Evaluasi Program Diklat...
tidak memiliki perbedaan yang mendasar
I. KESIMPULAN
diantara sesama responden dari pelbagai pihak
1. Tingkat
dalam
memandang
urgennya
akselarasi
pertumbuhan
dan
pelatihan
perkembangan koperasi mahasiswa dalam
perkoperasian sejenis dilanjutkan untuk masa
lingkungan Perguruan Tinggi Bina Bangsa
yang akan datang. Dengan kata lain umumnya
Getsempena Propinsi Nanggroe Aceh
responden
pelatihan
Darussalam, terkait erat dengan partisipasi
perkoperasian masih perlu dilanjutkan dengan
masyarakat sekitarnya dalam mendukung
banyak perbaikan.
kegiatan usahanya. Hal ini berarti Diklat
memandang
Adapun nilai koefisien kontingensi
Perkoperasian untuk kopma selayaknya
yang menjadi indikator tingkat keeratan kedua
mengarah pada jenis-jenis pelatihan yang
variabel tersebut adalah sebesar 0,23 yang
menopang program usaha Kopma.
berarti
hubungan
memiliki
tingkat
antara
kedua
kekuatan
variabel
yang rendah,
2. Dalam prakteknya Diklat Perkoperasian yang
pernah
diselenggarakan
oleh
dengan tingkat keberlakuan sebesar 0,3.
berbagai penyelenggara, masih memiliki
Tingkat
menyatakan
sisi-sisi kekurangan. Dari sisi internal
keberlakuan
adalah kurikulum berupa materi pelatihan
hubungan dengan nilai sebesar 0,27 adalah 69
kurang sesuai dengan usaha koperasi
persen pada populasi responden. Dilihat dari
mahasiswa,
hubungan
tingkat
penyampaian teori dan praktek lapangan,
ketepatan dugaan tersebut, terdapat makna
kompetensi pelatih/instruktur yang belum
bahwa
peserta,
sepadan dengan kepentingan usaha kopma,
pelatih, materi sesuai dengan persyaratan
rentang waktu pelatihan yang belum
kompetensi dasar. Sementara itu proses akan
sejalan
menopang program pelatihan apabila metode,
Selanjutnya, dari sisi eksternal adalah
alat bantu (media), penggunaan waktu serta
kurangnya
sarana yang relevan. Output melukiskan
kopma pasca Diklat serta minimnya
penguasaan
program
keberlakuan
kemungkinan
(probalita)
variabel-variabel
input
pelatihan.
tercapai
Outcome peserta
mahasiswa,
impact
perkembangannya
dan
sekitar
dan
manakala
pengetahuan
keterampilan
masyarakat
ini
dari
peserta
diperlihatkan mengelola
oleh
koperasi
ketidakseimbangan
dengan
harapan
pemupukan
pendampingan
pemasaran,
dan
antara
peserta.
modal
usaha
dalam
penguatan
hal
jaringan
kemitraan koperasi mahasiswa terhadap
terlihat
dari
sentra industri di sekitar kampus. Di
peningkatan
peran
samping itu pihak peserta dan pelatih/
terhadap
instruktur mengeluhkan minimnya insentif
kampus
kehidupan koperasi mahasiswa.
selama pelatihan berlangsung. Sementara pihak
manager
mengeluhkan
hal
dan yang
pejabat
dinas
sama
yakni
minimnya anggaran biaya pelatihan. ISSN 2086 - 1397
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 23
Azhar Amsal, Evaluasi Program Diklat...
3. Kecenderungan ekonomi masyarakat di
Getsempena
Propinsi
Nanggroe
Aceh
Indonesia sekarang ini mengarah kepada
Darussalam adalah sebagai berikut:
Pola Syariah. Pihak koperasi mahasiswa
1. Cakupan peserta Diklat Perkoperasian
membutuhkan pengayaan konsep Koperasi
perlu diperluas dan tidak terfokus pada
Pola
mendalam
Pengurus Kopma, Pimpinan dan Pembina
sehingga tidak ketinggalan dari pola
kopma saja, kemudian secara khusus atau
perbankan konvensional.
periodik juga ditujukan kepada kalangan
Syariah
4. Pelatihan
yang
lebih
perkoperasian
di
masa
mahasiswa sebagai generasi penerus.
mendatang sepatutnya merupakan hasil
2. Agar hasil pelatihan perkoperasian secara
pilihan yang kompromi diantara berbagai
intensif diefektifkan oleh alumni peserta
kalangan
pihak
diklat dalam mengembangkan kopma,
penyelenggara/instansi terkait, peserta dan
maka diperlukan upaya perumusan strategi
pengelola koperasi mahasiswa, perguruan
sistem monitoring dan penyuluhan yang
tinggi, LSM dan lembaga keuangan
berkesinambungan dari berbagai pihak
terkait. Hal tersebut didasarkan pada
terutama pihak perguruan tinggi yang
kenyataan
bersangkutan terkait tindak lanjut pasca
mulai
bahwa
dari
elemen
yang
berhubungan dengan input, proses, output,
pelatihan perkoperasian.
outcome dan impact merupakan tahapan-
3. Bagi peserta pelatihan yang berprestasi
tahapan yang tidak boleh lepas dari semua
hendaknya diberikan semacam rewards
pihak yang terkait.
seperti pembinaan dan bantuan untuk
5. Indikator
keberhasilan
kekurangberhasilan
dan pelatihan
pemupukan modal usaha serta perluasan jaringan
kemitran
dan
perkoperasian bagi Kopma tidak saja
Pelatihan
ditentukan oleh tingkat pengorganisasian
perbaikan program pelatihan dengan fokus
pelatihan selama proses belajar mengajar
pada perbaikan kurikulum pelatihan, mutu
dalam pelatihan, akan tetapi juga oleh
atau kopotensi pelatih/instruktur, serta
hasil pembinaan pasca pelatihan. Oleh
rentang waktu pelatihan tidak lebih dari
karena itu Diklat Perkoperasian yang
tujuh hari (satu minggu).
selama ini dilaksanakan oleh berbagai
4. Dalam
perkoperasian
pemasaran.
penyusunan
memerlukan
program
diklat
pihak patut diteruskan dengan melakukan
sebaiknya terlebih dahulu diselenggarakan
berbagai penyesuaian dan perbaikan.
semiloka bersama stakeholder, kopma dan perguruan tinggi terkait, sehingga program
J. REKOMENDASI
menyentuh
kebutuhan
kopma
yang
Beberapa rekomendasi sebagai bahan
memerlukan pelatihan. Tempat pelatihan
pertimbangan berbagai pihak yang terkait pada
sebaiknya diadakan secara bergilir di
diklat perkoperasian untuk kopma dalam
kampus-kampus yang memiliki kopma
lingkungan Perguruan Tinggi Bina Bangsa
dengan perkembangan positif. Hal ini
ISSN 2086 – 1397
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 24
Azhar Amsal, Evaluasi Program Diklat...
dimaksudkan agar pelaksanaan Diklat
DAFTAR PUSTAKA
dapat menjalin silaturrahmi dan saling
Abdul Wahab, 1996, Beberapa Substansi
tukar informasi untuk mengembangkan
Pokok Undang-Undang No. 25 Tahun
kopma sehingga dapat memotivasi peserta
1992.Pengantar Untuk Membangun
pelatihan
Kesadaran
untuk
terus
berusaha
Berkoperasi,
memperbaiki kinerja agar tujuan tercapai,
Disampaikan
pada
disisi
Perkoperasian
Tingkat
lain
pendekatan
memungkinan terhadap
pengenalan
kinerja
tersebut dari
Kopma
dekat
Makalah Pendidikan Lanjutan,
Kopma IAIN Jakarta, 19 Desember
setempat
1996.
sehingga dapat menjadi acuan bagi peserta
Amin Azis, 1983, Partisipasi Anggota dan
dari kampus lain. Pihak perguruan tinggi
Pengembangan Koperasi, dalam Sri
hendaknya
mensponsori
efektifitas
Edi Swasono (Ed), Mencari Bentuk,
keorganisasian
koperasi
Posisi dan Realitas Koperasi dalam
mahasiswa, sehingga terdapat peluang
Orde Ekonomi Indonesia, UI-Press,
untuk
Jakarta.
jaringan
meningkatkan
pengembangan memberi
kopma
informasi
sinergi
dengan tentang
saling
Cranton P, 1986, Planning Instruction For
potensi
Adult Leamers, Wall Emersob. Inc.,
pengembangan masing-masing kopma.
Toronto, Canada.
5. Perlu evaluasi lanjutan tentang respons
Dawam Rahardjo, M. 1995. Koperasi: Kabar
masyarakat terhadap kehadiran kopma
dari Lapangan, dalam Suyono AG dan
untuk mendapatkan prespektif kampus di
Irsyad Muchtar dkk (Ed), Koperasi
tengah masyarakat agar konsep koperasi
dalam Sorotan Pers: Agenda yang
dapat diterapkankan ke tengah-tengah
Tertinggi dalam Rangka 50 tahun RI.
masyarakat. Dengan demikian Kopma
Pustaka Sinar Harapan, Yogyakarta.
dapat lebih berperan dalam mengantisipasi tengkulak
pada
Teaching and Media: A Sistematic
masyarakat sekitar kampus. Evaluasi dan
Approach, Prentice. Hall, Englewood
pembinaan koperasi mahasiswa harus
Clifs. N.A.
diupayakan
atau
praktek
secara
riba
Gerlach, Vermon S. And Ely, Donald P. 1971,
berimbang
Rahim,
2001,
diperlukan pula fasilitasi pembentukan
Koperasi
di
jaringan kemitraan dengan sentra-sentra
Peningkatan Tahun Anggaran 2001
industri di sekitar kampus, sehingga
Direktorat
konsep koperasi dapat dituangkan ke
Agama Islam Depag, Jakarta.
dalam wilayah usaha yang lebih luas.
dan
Husni
Muzayanah,
2011.
Pondok
Pesantren
Indonesia,
Jenderal
Proyek
Kelembagaan
Evaluasi
Program
Pendidikan, Program Studi Teknologi
ISSN 2086 - 1397
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 25
Azhar Amsal, Evaluasi Program Diklat...
Pendidikan
Program
Pascasarjana
UNJ, Jakarta.
ISSN 2086 – 1397
Volume III. Nomor 1. Januari – Juni 2012 | 26