PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PENGADAAN OBAT DI PUSKESMAS SLEMAN YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi
Oleh : Megasari Delfia NIM : 118114178
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PENGADAAN OBAT DI PUSKESMAS SLEMAN YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi
Oleh : Megasari Delfia NIM : 118114178
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuni-Nya. Tak lupa shalawat serta salam penulis panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW sebagai tauladan, panutan bagi umat manusia, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Evaluasi Pengadaan Obat Dengan Metode ABC di Puskesmas Sleman Yogyakarta”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) pada Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis hingga akhir penulisan laporan skripsi. Oleh karena itupenulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan
sarana
dan
prasarana
kepada
penulis
sehingga
dapat
menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dukungan, pengarahan, dan semangat selama penyusunan skripsi. 3. Para dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyelesaian naskah skripsi ini. 4. Bappeda Kabupaten Sleman, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Kepala UPT POAK Kabupaten Sleman, Apoteker Pengelola Ruang Obat dan Dokter Puskesmas Sleman Yogyakarta dan Puskesmas Tempel I Yogyakarta yang berkenan memberikan ijin penelitian dan membantu dalam pengambilan data.
vii
proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Keluarga Tercinta, Mamah, Papah, Iyo, Teh Ulan, Teh Fanny, dan Giri Graha Fikri terimakasih atas doa dan dukungannya yang selalu diberikan, yang selalu memotivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 6. Sahabat terkasih, Titi, Panic, Ari, Vrizka Maulida, Fitri, Resa Aditama, Ikka, Windy, Ayu, Agi, Edita, Hanny, Echa, Sahnaz yang tidak putus untuk memberikan dukungan, motivasi, semangat untuk menyelesaikan skripsi ini, terimakasih. 7. Bernadetha, Rany Willem, Maria Johana, Devi , dan I Gusti Ngurah Teguh serta kerabat yang selama ini membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis mengakui terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini sehingga penulis terbuka dalam menerima kritik dan saran untuk menyempurnakan karya ini. Penulis berharap karya ini dapat menjadi acuan bagi peneliti-peneliti khususnya dalam bidang kefarmasian.
Yogyakarta, 24 November 2016 Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………….
iii
HALAMAN PENGESAHAN.…………………………………………………
iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS…………………………...................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………….
vi
PRAKATA……………………………………………………………….........
vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..
ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………………..
xii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….
xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..
xiv
INTISARI……………………………………………………………………..
xv
ABSTRACT ……………………………………………………………………..
xvi
BAB I PENGANTAR…………………………………………………………
1
A. Latar Belakang…………………………………………………………
1
………………………………………………….
3
2. Keaslian penelitian…………………………………………………
3
3. Manfaat penelitian………………………………………………….
6
1. Permasalahan
B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum……………………………………………………… ix
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Tujuan khusus……………………………………………………… BAB II PENELAAHAN PUSTAKA………………………………………….
7 8
A. Obat.…………………….. …………………………………………..…
8
B. Pengelolaan Obat.……….………………………………………………
9
C. Pengadaan Obat…………………………………………………………
10
D. Puskesmas.……………………………………………..………………..
15
E. Analisis ABC.……………………………………………………...……
18
F. Analisis VEN.…………………………………………………...………
21
G. Keterangan empiris………………………………………………..…….
24
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………..…
25
A. Jenis dan rancangan penelitian………………………………………..…
25
B. Variabel penelitian………………………………………………………
25
C. Definisi operasional……..……………………………………………….
26
D. Subyek penelitian…………………………..............................................
27
E. Bahan atau Materi Penelitian…………………….………………………
27
F. Instrument penelitian…………………………………………………….
28
G. Tempat Penelitian………………..………………………………………
28
H. Tata cara penelitian………………………………………………………
29
I. Keterbatasan Penelitian………………………………………………….
32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………….
33
A. Analisis ABC………………..…………………………………………...
33
B. Analisis VEN………………………….…………………………………
36
C. Analisis Ketersediaan Obat………………………………………… …...
38
1. Ketersediaan Obat Sesuai Dengan Pola Penyakit…………….... …..
40
2. Obat Yang Dikembalikan……………………………………………. 41 D. Hasil Wawancara………………………………………………………… 41 x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………….
44
A. Kesimpulan……………………………………………………………
44
B. Saran…………………………………………………………………..
45
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
46
LAMPIRAN…………………………………………………………………..
48
BIOGRAFI PENULIS……………………………………………………….
76
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel I. Pengelompokkan Pemakaian Obat Berdasarkan Analisis ABC Pada Tahun 2013 dan 2014 di Puskesmas Sleman……………………………………….
xii
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Tahapan Pengelolaan Obat di Puskesmas……………………………
xiii
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Laporan Pengambilan Barang Puskesmas Sleman Periode 2013….
49
Lampiran 2. Laporan Pengambilan Barang Puskesmas Sleman Periode 2014….
53
Lampiran 3. Laporan Pengambilan Obat Puskesmas Tempel I Tahun 2013……
58
Lampiran 4. Laporan Pengambilan Obat Puskesmas Tempel I Tahun 2014……
61
Lampiran 5. Analisis VEN Tahun 2013 dan 2014 Oleh Dokter Umum Puskesmas Sleman Yogyakarta…………………………………………….………………..
65
Lampiran 6. Analisis VEN Tahun 2013 Oleh Kepala UPT POAK Sleman……..
66
Lampiran 7. Analisis VEN Tahun 2014 Oleh Kepala UPT POAK Sleman…….
67
Lampiran 8. Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah yang diterima dari Puskesmas Sleman ke UPT POAK Sleman tahun 2013 dan 2014... 68 Lampiran 9. Analisis VEN Tahun 2013 Oleh Dokter Umum Puskesmas Tempel I 69 Lampiran 10. Analisis VEN Tahun 2014 Oleh Dokter Umum Puskesmas Tempel I…………………………………………………………………………………..
70
Lampiran 11. Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah yang diterima dari Puskesmas Tempel I ke UPT POAK Sleman tahun 2013 dan 2014... 71 Lampiran 12. Daftar 10 Penyakit Terbesar Tahun 2013 dan 2014 di Puskesmas Sleman……………………………………………………………………………. 73 Lampiran 13. Contoh Form LPLPO Puskesmas Tempel 1..……………………... 74 Lampiran 14. Panduan Pertanyaan Wawancara………………………………….. 75
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan obat yang efektif dan efisien untuk menghindari perhitungan kebutuhan obat yang tidak sesuai.Penelitian ini dilakukan untuk evaluasi terkait pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta menggunakan metode ABC kombinasi VEN dari data LPPO yang diperoleh dari UPT POAKdi Kabupaten Sleman Yogyakarta. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan analisis deskriptif. Pengumpulan data menggunakan rancangan penelitian retrospektif dari data pemakaian obat tahun 2013 dan 2014 didukung dengan wawancara terhadap dokter di Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I serta kepala UPT POAK Kabupaten Sleman. Analisis ABC dilakukan dengan pengambilan data pemakaian serta harga obat yang dikumulatifkan, dipersentasekan, dan diurutkan dari persen pemakaian terbesar sampai terkecil tiap tahunnya serta kategori Vital, Esensial, dan Non Esensial (VEN) dilakukan dengan wawancara. Evaluasi pengadaan 144 item obat berdasarkan metode ABC tahun 2013 diketahui sebanyak 24 item obat termasuk dalam kelompok A, 39 item obat kelompok B, dan 81 item obat kelompok C. Sedangkan tahun 2014 sebanyak 177 item obat dengan pengelompokkan dalam kategori A sebanyak 20 item obat, 45 item obat kategori B, dan 112 item obat kategori C. Dari hasil wawancara, dari kategori A tahun 2013 dan 2014 dengan narasumber berbeda yang termasuk obat vital sebanyak 1 item obat yaitu Serum ATS Inj. 1500 IU/amp. Kata kunci : Evaluasi pengadaan obat, ABC, VEN
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Drug inventory at Puskesmas aims to ensure the efficiency and the effectiveness of drug management and inventory system to estimate the accurate amount of drug needed and thus, to avoid wasting drugs that aren’t actually needed. The main goal of the research is to evaluate the drug provisioning process at Puskesmas Sleman Yogyakarta, combining the ABC and VEN method from the LPPO data collected from UPT POAK Sleman District. It’s a non-experimental with descriptive analysis research. The data collection is done retrospectively by taking the data from 2013 and 2014 drug consumption at Puskesmas Tempel 1 and Puskesmas Sleman, and by interviewing medical doctors of the Puskesmas and chief of UPT POAK Sleman. The ABC analysis method is conducted by taking the data of drug use and each of its prices, cumulating them, converting those data into percentage form, and sorting them; while the VEN method is done through the interviews. The ABC-based evaluation conducted in 2013 from 144 items of drug resulted in 24 items belong to the group A, 39 items belong to the group B and 81 items belong to the group C. In 2014, 177 drug items are divided into 3 groups, with group A hosts for 20 items, group B hosts for 45 items, and group C hosts for 112 items. From the interview, it is known that the group A hosts for 1 vital drug, 19 and 16 essential drug, while the interviewees perception on those non essential drugs are diverging. Keyword: Evaluation drug provision, ABC, VEN
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis Dinas
Kesehatan
Kabupaten
atau
Kota
yang
bertanggung
jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan. Puskesmas merupakan salah satu organisasi pelayanan kesehatan yang juga merupakan organisasi jasa pelayanan umum. Pelayanan kesehatan berkaitan dengan pelayanan obat dan pelayanan obat tergantung dari ketersediaan obat di Puskesmas (Dirjen POM, 1995). Permasalahan yang sering terjadi di Puskesmas adalah ketersediaan obat yang kurang atau berlebih dan adanya obat yang telah kadaluwarsa atau rusak yang masih ditemukan di tempat penyimpanan obat. Masalah ini dipengaruhi oleh pengelolaan obat yang kurang baik. Pengelolaan yang kurang baik bisa disebabkan karena pihak Puskesmas kurang mengetahui cara pengelolaan obat yang baik dan benar (Anshari, 2009). Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan obat yang efektif dan efisien untuk menghindari perhitungan kebutuhan obat yang tidak sesuai, sehingga mudah diperoleh pada tempat dan waktu yang tepat. Oleh karena itu, pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Kabupaten/Kota memegang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
peranan yang sangat penting dalam menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat untuk pelayanan kesehatan untuk menghindari terjadinya kekosongan obat yang dapat menghambat proses pelayanan obat. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014, proses pengelolaan obat terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap perencanaan, permintaan, penerimaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. Banyak cara dalam melakukan pengelolaan obat yang efektif dan efisien yaitu salah satunya adalah dengan metode ABC. Metode ABC dapat membantu dalam pengendalian persediaan sehingga dapat memberikan informasi dalam rangka memprioritaskan pengadaan. Dengan analisis ABC maka dapat membantu menentukan pengendalian yang tepat untuk masing-masing kelompok obat dan menentukan obat mana yang harus diprioritaskan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya. Selanjutnya kelompok A yang harus diprioritaskan akan dihitung jumlah yang harus dipesan, waktu pemesanan, dan keefisienan pemesanannya (Reddy, 2008). Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta karena Puskemas ini memiliki jumlah permintaan obat paling banyak kepada UPT POAK dibanding dengan Puskemas lainnya di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Berdasarkan data yang diperoleh dari UPT POAK bahwa Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta pada tahun 2013 memiliki permintaan obat sebanyak 144 item obat dan pada tahun 2014 memiliki permintaan obat sebanyak 177. Puskesmas ini juga memberikan pelayanan kesehatan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
cakupan yang cukup luas yaitu dengan beberapa fasilitas pendukung dalam pelayanan kesehatan antara lain : pengobatan umum, pelayanan kesehatan ibu dan anak/KB, pengobatan gigi, perbaikan gizi, psikologi, pelayanan poliklinik kesehatan reproduksi remaja, poli kesehatan dan lingkungan, poliklinik infeksi menular seksual (IMS) yang biasa berkembang menjadi HIV/AIDS, fisioterapi, pelayanan ambulan dan pelayanan penunjang laboratorium. Dengan profil Puskesmas yang memiliki banyak instalasi kesehatan maka diharapkan memiliki pengelolaan obat yang baik. Oleh karena itu dilakukan evaluasi terkait pengadaan obat dengan metode ABC yang diharapkan dapat membantu memperbaiki proses pengendalian persediaan dan pengadaan obat di Puskesmas Sleman sehingga lebih efisien dan efektif.
1. Permasalahan Beberapa permasalahan yang muncul pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Seperti apakah pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta? b. Seperti apakah hasil evaluasi pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta? 2. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penelitian mengenai evaluasi pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta belum pernah dilakukan. Akan tetapi penelitian serupa pernah dilakukan oleh :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
a. Mikha, (2011) yang berjudul Evaluasi Pengelolaan Obat Dengan Metode ABC di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta Tahun 2008-2010. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengelolaan obat dengan metode ABC di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta tahun 2008-2010 agar pengelolaan obat dapat efektif dan efisien. Pengambilan datanya dilakukan secara retrospektif yaitu data yang digunakan diambil dengan melakukan penelusuran dari LPLPO 2008-2010. Dapat disimpulkan pengelolaan obat di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta dilihat dari profil nilai pakai berdasarkan analisis ABC, ketersediaan obat sesuai dengan pola penyakit, ketersediaan obat sesuai dengan Daftar Obat Esensial National (DOEN), serta persentase sediaan obat yang dikembalikan ditiap tahunnya dapat dikatakan bahwa pengelolaan obatnya cukup baik. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat dan periode penelitian berbeda, subyek penelitian lebih dari satu, tidak melakukan perhitungan persentase obat kadaluwarsa, tidak digunakan, serta rusak yang dikembalikan oleh Puskesmas Induk Tegalrejo ke UPT POAK Kota, dan tidak hanya menggunakan metode ABC melainkan VEN. b. Nabila, (2012) yang berjudul Evaluasi Perencanaan Obat Berdasarkan Metode ABC di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. M. Dunda, Limboto, Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui nilai pemakaian dari obat yang ada dalam perencanaan berdasarkan metode ABC di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. M. Dunda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Kabupaten
Gorontalo
Tahun
2011.
Perencanaan
obat
dianalisis
menggunakan metode ABC dari tiga jalur yaitu Reguler, Jamkesmas, dan Askes. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dari ketiga jalur tersebut menyerap biaya hingga 90% dari pemakaian keseluruhan, sehingga perlu mendapat perhatian khusus pada pengendalian persediaan agar selalu terkontrol. Ini artinya perencanaan di IFRS Dr. M. M. Dunda masih kurang baik karena sering terjadi kekosongan dan kelebihan obat. Dengan menggunakan
analisis
ABC
merencanakan
pemakaian
dapatmembantu
obat
dengan
rumah
sakit
mempertimbangkan
dalam nilai
pemakaian dari beberapa item obat, pengadaan dan pengawasan obat dengan prioritas sesuai hasil analisis ABC yang bertujuan efisiensi penggunaan dana dan efektivitas efek terapi obat terhadap pasien. Perbedaan dari penelitian ini adalah tempat penelitian, subjek penelitian, dan metode yang digunakan bukan hanya metode ABC melainkan VEN. c. Lestari, (2010) yang berjudul Evaluasi Pengelolaan Obat di Puskesmas Depok II Sleman Periode Tahun 2007-2009 Dengan Metode ABC Indeks Kritis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengelolaan obat di Puskesmas berdasarkan analisis ABC Indeks Kritis sehingga pengadaan obat menjadi efektif dan efisien. Pengumpulan data menggunakan daftar seluruh obat selama tiga tahun (2007, 2008, 2009) untuk menentukan Vital, Esensial dan Non esensial. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengelolaan obat di Puskesmas dikatakan cukup baik, hal ini dilihat dari nilai indeks kritis yaitu kelompok A dan B jumlahnya lebih banyak dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
kelompok C. Selain itu obat-obatan yang masuk dalam kelompok C direkomendasikan perencanaan obatnya agar dioptimalkan pengadaannya. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat dan periode penelitian, tidak melakukan perhitungan nilai indeks kritis dan analisis z score. 3. Manfaat penelitian a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang evaluasi pengelolaan obat agar pengadaan obat dapat efisien dan pemakaian yang efektif di Puskesmas Sleman Yogyakartamenggunakan metode ABC. b. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak Puskesmas Sleman Yogyakarta berkaitan dengan pengelolaan obat terkait pengadaan obat agar lebih efisien dan efektif sehingga ketersediaan obat untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas Sleman Yogyakarta lebih terjamin.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengelolaan sediaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta berdasarkan metode ABC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
a. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini diantaranya adalah untuk : 1.
Mengetahui profil kelompok A selama tahun 2013-2014, termasuk dengan nilai VEN dalam kelompok tersebut.
2.
Mengetahui pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta selama tahun 2013-2014.
3.
Mengevaluasi pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta selama tahun 2013-2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Obat
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014,obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. Menurut Ansel (1985), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Secara umum, pengertian obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit. Sedangkan, menurut undang-undang, pengertian obat adalah suatu bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk untuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia (Dirjen POM, 1995). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 189/MENKES/SK/III/2006, obat sebagai salah satu unsur yang penting dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
upaya kesehatan, mulai dariupaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan danpemulihan harus diusahakan agar selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Obat juga dapat merugikan kesehatan bila tidak memenuhi persyaratan atau bila digunakan secara tidak tepat atau disalahgunakan.
B. Pengelolaan Obat
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas, pengelolaan obat merupakan alah satu kegiatan pelayanan kefarmasian yang mencangkup aspek
perencanaan,
permintaan,
penerimaan,
penyimpanan,
pengadaan,
pendistribusian, dan pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta pemantauan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan perbekalan farmasi meningkatkan
kompetensi
atau
yang efisien, efektif, dan rasional,
kemampuan
tenaga
kefarmasian,
dan
melaksanakan pengendalian mutu pelayanan. Kegiatan pengelolaan obat meliputi perencanaan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai. Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi obat untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas. Tujuan perencanaan obat untuk mendapatkan : a. Perkiraan jenis dan jumlah obat yang mendekati kebutuhan b. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Proses seleksi obat merupakan salah satu proses perencanaan yang dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi obat periode sebelumnya, data mutasi obat, dan rencana pengembangan. Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di puskesmas seperti dokter, bidan, dan perawat, serta pengelola Puskesmas yang berkaitan dengan pengobatan. Proses perencanaan kebutuhan obat per tahun dilakukan secara berjenjang (bottom-up). Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Selanjutnya Instansi Farmasi Kabupaten/Kota akan melakukan analisa terhadap kebutuhan obat di Puskesmas menyesuaikan pada anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu kekosongan obat, buffer stock, serta menghindari stok berlebih. Pencatatan dan pelaporan dilakukan dalam rangka penatalaksanaan secara tertib, baik obat dan bahan medis habis pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan, dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya.
C. Pengadaan Obat
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui melalui pembelian, baik secara langsung atau tender dari distributor, produksi/pembuatan sediaan farmasi baik steril maupun non steril, maupun yang berasal dari sumbangan (Pratiwi et al., 2011). Pengadaan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang telah ditetapkan di dalam fungsi perencanaan. Proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
pelaksanaan rencana pengadaan dari fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan, serta rencana pembiayaan dari fungsi penganggaran (Seto et al., 2012). Tujuan pengadaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di setiap unit pelayanan kesehatan sesuai dengan pola penyakit di wilayah kerja Puskesmas (Depkes, 2003). Pengadaan obat di Puskesmas dilakukan untuk memperoleh jenis dan jumlah obat, obat dengan mutu yang tinggi, menjamin tersedianya obat dengan cepat dan tepat waktu. Oleh karena itu, pengadaan obat harus memperhatikan dan mempertimbangkan bahwa obat yang diminta atau diadakan sesuai dengan jenis dan jumlah obat yang telah direncanakan (Depkes RI, 2003). Pengadaan obat memiliki tiga syarat penting yangharus dipenuhi, antara lain: sesuai rencana, sesuai kemampuan, sistem atau cara pengadaan sesuai ketentuan (Seto et al., 2012). Proses pengadaan yang efektif adalah berusaha untuk memastikan ketersediaan obat yang tepat dalam jumlah yang tepat, pada harga yang tepat, dan kualitas sesuai dengan standar yang diakui. Obat-obatan dapat diperoleh melalui pembelian, sumbangan, atau produksi sendiri (Quick et al., 2012). Siklus pengadaan obat meliputi langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Meninjau atau memeriksa kembali tentang pemilihan obat (seleksi obat)
2.
Menyesuaikan atau mencocokan kebutuhan dan dana
3.
Memilih metode pengadaan
4.
Mengalokasikan dan memilih calon penyedia obat (supplier)
5.
Menentukan syarat-syarat atau isi kontrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
6.
Memantau status pesanan
7.
Menerima dan mengecek obat
8.
Melakukan pembayaran
9.
Mendistribusikan obat
10. Mengumpulkan informasi mengenai pemakaian Sebuah proses pengadaan yang efektif harus : 1.
Mengelola hubungan antara pembeli dan penjual secara transparan dan etis
2.
Pengadaan obat yang tepat dalam jumlah yang tepat
3.
Mendapatkan harga pembelian terendah dari harga total
4.
Memastikan bahwa semua obat-obatan yang dibeli memenuhi standar yang berkualitas
5.
Mengatur pengiriman tepat waktu untuk menghindari kekurangan dan kehabisan stok obat Mengatur jadwal pembelian, jumlah pesanan, dan tingkat safety stock
untuk mencapai total biaya terendah dalam pembelian (Quick et al., 2012). Permintaan/pengadaan dimaksudkan agar obat tersedia dengan jenis dan jumlah
yang
tepat.
Pengadaan
meliputi
kegiatan
pengusulan
kepada
Kota/Kabupaten melalui mekanisme Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Permintaan/pengadaan obat di Puskesmas merupakan bagian dari tugas distribusi obat oleh Gudang Farmasi Kabupaten/Kota (GFK), sehingga ketersediaan obat di Puskesmas sangat tergantung dari kemampuan GFK dalam melakukan distribusi berdasarkan laporan pemakaian dan permintaan obat di semua Puskesmas (Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Kegiatan utama dalam permintaan dalam pengadaan obat baik di Rumah sakit maupun Puskesmas antara lain berupa : a.
Menyusun daftar permintaan obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan.
b.
Mengajukan
permintaan
kebutuhan
obat
kepada
Dinas
Kesehatan
Kota/Kabupaten dan GFK dengan menggunakan LPLPO. c.
Penerimaan dan pengecekan jenis dan jumlah obat. Langkah-langkah pengadaan obat meliputi:
a.
Memilih metode pengadaan melalui pelelangan umum, terbatas, penunjukkan langsung, perundingan kompetisi dan pengadaan langsung.
b.
Memilih pemasok dan dokumen kontrak
c.
Pemantauan status pesanan, dengan maksud untuk pengiriman, pesanan terlambat segera ditangani
d.
Penerimaan dan pemeriksaan obat melalui penyusunan rencana pemasukan obat, pemeriksaan penerimaan obat, berita acara dan pemeriksaan obat, obatobat yang tidak memenuhi syarat dikembalikan serta pencatatan harian penerimaan obat (Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995). Ada berbagai cara yang dapat ditempuh dalam fungsi pengadaan logistik
yaitu : a.
Pembelian yaitu dengan cara membeli baik dengan cara pengadaan langsung, pemilihan (banding) langsung atau dengan pelelangan
b.
Produksi sendiri, beberapa jenis bahan farmasi dan obat sederhana dapat dibuat oleh unit produksi dari Instalasi Farmasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
c.
Sumbangan atau hibah. Biasanya sumbangan ini berasal dari Badan Sosisal dan atau lembaga dari luar negeri yang tidak mengikat
d.
Meminjam yaitu meminjam dari Puskesmas lain atau lembaga lain, biasanya untuk mengatasi kedaruratan atau keadaan diluar perhitungan
e.
Menukar,
biasanya
dilakukan
terhadap
barang-barang
yang
jarang
terpakai sehingga menumpuk dalam persediaan Masalah yang sering dihadapi dalam pengadaan obat yakni anggaran yang terbatas sehingga kebutuhan tidak mencukupi, pemasok yang yang kurang baik, kualitas obat rendah dan jadwal penerimaan barang yang tidak sesuai. Metode pengadaan pada setiap tingkat sistem kesehatan umumnya jatuh ke dalam kategori dasar, yaitu : tender terbuka, tender terbatas, negosiasi bersaing, dan pengadaan langsung, yang mana kesemuanya akan berpengaruh terhadap harga dan waktu pengiriman. Pengadaan obat dapat berjalan dengan model berbeda misalnya model pembelian tahunan, pembelian tetap atau pembelian terus menerus (Quick, et al., 2012) Pengadaan obat merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui. Menurut Quick J., et al., ada empat metode proses pengadaan : 1.
Tender terbuka, berlaku untuk semua rekanan yang terdaftar dan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pada penentuan harga lebih menguntungkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
2.
Tender terbatas sering disebut dengan lelang tertutup. Hanya dilakukan pada rekanan tertentu yang sudah terdaftar dan punya riwayat yang baik. Harga masih bisa dikendalikan.
3.
Pembelian dengan tawar menawar dilakukan bila jenis barang tidak urgen dan tidak banyak, biasanya dilakukan pendekatan langsung untuk jenis tertentu.
4.
Pengadaan langsung, pembelian jumlah kecil, perlu segera tersedia. Harga tertentu relatif agak mahal.
D. Puskesmas
1.
Definisi Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014, Pusat Kesehatan Masyarakat yang disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. 2.
Pengelolaan obat di Puskesmas Berdasarkan pedoman teknis pengelolaan obat untuk unit pelayanan
kesehatan Kabupaten/Kota menyatakan bahwa pengadaan obat dilakukan setelah perhitungan biaya kebutuhan obat dalam rupiah yang disesuaikan dengan dana yang tersedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Dalam pengadaan obat, kesesuaian jumlah dan jenis obat antara yang direncanakan dengan yang diadakan merupakan salah satu hal yang penting untuk mencegah terjadinya kelebihan atau kekurangan obat. Penyimpanan obat harus sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam distribusi obat. Pendistribusian obat dari UPT POAK dilakukan secara bijaksana agar obat yang tersedia di Kabupaten/Kota dapat tersebar secara merata memenuhi kebutuhan Puskesmas. Pencatatan atau pelaporan obat merupakan fungsi pengendalian dan evaluasi administratif obat mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, sampai pendistribusian obat (Ditjen POM, 2000). Pengelolaan obat di Puskesmas juga melakukan manajemenlogistik yang ditandai dengan adanya pemesanan, penyimpanan, pengeluaran, dan pengawasan atau pemeliharaan dalam jangka waktu tertentu. Pemesanan yang dilakukan oleh Puskesmas disesuaikan dengan kebutuhan pada Puskesmas tersebut dengan memperhatikan pemakaian bulan yang lalu dan sisa stok yang ada. Setelah obat diperoleh maka
Puskesmas selanjutnya
melakukan tahap
penyimpanan.
Permasalahan yang sering dihadapi pada tahap penyimpanan adalah pada buku pencatatan terutama kartu stok kadang tidak tercatat, adanya resep yang tidak tercatat, label pada kaleng obat sering lepas, hilang atau tercecer, dan kadang tidak memadainya tempat untuk penyimpanan (Arsad, 2008). Tahapan pengelolaan obat di Puskesmas dapat digambarkan seperti gambar dibawah ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Pemesanan
Pengawasan dan Pemeliharaan
Tahapan Pengelolaan Obat Penyimpanan di Puskesmas
Distribusi
Gambar 1. Tahapan Pengelolaan Obat di Puskesmas (Arsad, 2008) 3.
Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta Puskesmas Sleman merupakan salah satu Puskesmas yang ada di
Kabupaten Sleman Yogyakarta. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, Puskesmas Sleman memiliki visi yaitu “Terwujudnya Puskesmas yang berkualitas dan professional menuju Sleman sehat”. Puskesmas ini juga memiliki misi yaitu : 1.
Memberikan pelayanan yang berkualitas
2.
Menyediakan Sumber Daya Manusia yang professional
3.
Meningkatkan peran serta masyarakat
4.
Mengelola lingkungan dengan baik
5.
Pengelolaan manajemen Puskesmas secara efisien dan efektif
6.
Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Adapun pelayanan kesehatan yang dilakukan di Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta meliputi pengobatan umum, pelayanan kesehatan ibu dan anak/KB, pengobatan gigi, perbaikan gizi, psikologi, pelayanan poliklinik kesehatan reproduksi remaja, poli kesehatan dan lingkungan, poliklinik infeksi menular seksual (IMS) yang biasa berkembang menjadi HIV/AIDS, fisioterapi, pelayanan ambulan dan pelayanan penunjang laboratorium.
E. Analisis ABC
Analisis ABC merupakan metode yang sangat berguna dalam melakukan pemilihan, penyediaan, manajemen distribusi, dan promosi penggunaan obat yang rasional. Analisis ABC juga dapat membantu untuk mengidentifikaasi biaya yang dihabiskan untuk setiap item obat yang tidak terdapat dalam daftar obat esensial atau untuk obat yang jarang digunakan. Metode ini dalam proses pengadaan sesuai dengan prioritas masyarakat dan menaksir frekuensi pemesanan yang mempengaruhi keseluruhan persediaan (Quick et al., 2012). Terkait dengan pendapat dari penyediaan obat, analisis ABC digunakan untuk : 1.
Menentukan frekuensi permintaan item obat Memesan item obat pada kelompok A lebih sering dan dalam jumlah yang lebih kecil akan mengurangi biaya inventoris
2.
Mencari sumber item kelompok A dengan harga yang lebih murah Dilakukan dengan mencari item kelompok A dalam bentuk sediaan yang paling murah atau supplier yang paling murah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
3.
Memonitor status permintaan item Hal ini untuk mencegah terjadinya kekurangan item yang mendadak dan keharusan untuk melakukan pembayaran darurat yang biasanya mahal
4.
Memonitor prioritas penyediaan Pola penyediaan disesuaikan dengan prioritas sistem kesehatanyang menunjukkan jumlah obat jenis apa saja yang sering digunakan
5.
Membandingkan biaya aktual dan terencana
6.
Membandingkan biaya aktual dan terencana dengan sistem penyediaan obat di sektor publik Negara yang bersangkutan (Quick et al., 1997). Analisis ABC juga sering disebut dengan hukum Pareto. Pareto ABC
digunakan untuk mengetahui prioritas item yang digunakan di apotek yaitu melihat persentase kumulatif dari jumlah pemakaian (nilai pakai), persentase kumulatif dari jumlah investasi (nilai investasi), dan skor total nilai pakai dan nilai investasi (nilai indeks kritis). Dalam metode ini, item obat dikelompokkan menjadi kelompok berdasarkan persentase kumulatif dari nilai pakai dan nilai investasi, yaitu 80% untuk kelompok A, 15% untuk kelompok B, dan 5% untuk kelompok C. Item prioritas merupakan item kelompok A yang menghabiskan biaya sebesar 80% dari total biaya persediaan (Ancelmatini, 2013). Analisis ABC didasarkan pada sebuah konsep yang dikenal dengan nama Hukum Pareto (Ley de Pareto), dari nama ekonom dan sosiolog Italia, Vilfredo Pareto (1848-1923). Hukum Pareto menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%). Pada tahun 1940-an, Ford Dickie dari General Electric mengembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
konsep Pareto ini untuk menciptakan konsep ABC dalam klasifikasi barang persediaan (Kusnadi, 2009). Dalam hal ini, pengelompokan kelas, yaitu: A, B, dan C, di mana besaran masing-masing kelas ditentukan sebagai berikut : 1.
Kelas A, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 15-20% dari total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 75-80% dari total nilai uang.
2.
Kelas B, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 20-25% dari total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 10-15% dari total nilai uang.
3.
Kelas C, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 60-65% dari total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 5-10% dari total nilai uang (Sutarman, 2003). Metode ABC ini dalam proses pengadaan digunakan untuk memastikan
bahwa pengadaan sesuai dengan prioritas kesehatan masyarakat dan menaksir frekuensi pemesanan yang mempengaruhi keseluruhan persediaan (Quick et al., 2012). Kriteria nilai kritis obat adalah : a. Kelompok A adalah kelompok obat yang tidak boleh diganti dan harus selalu tersedia dalam rangka proses perawatan pasien, untuk mengatasi penyakit penyebab kematian, kekosongan obat tidak dapat ditoleransi mengingat efek terapinya terhadap pasien. b. Kelompok B adalah obat-obatan yang dapat diganti dengan obat lain yang tersedia, banyak digunakan dalam pengobatan pencegahan penyakit. Kekosongan kurang dari 48 jam masih dapat ditoleransi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
c. Kelompok C adalah obat-obatan yang digunakan untuk penyakit yang dapat sembuh sendiri. Kekosongan lebih dari 48 jam dapat ditoleransi (Modeong, 2014). Analisis ABC dapat diterapkan pada suatu periode tahunan atau periode lebih singkat. Langkah-langkah analisis ABC yaitu : 1.
Menghitung total pemakaian obat selama satu periode dan memasukkannya dalam unit biaya
2.
Data pemakaian obat dikelompokkan berdasarkan jumlah pemakaian dari pemakaian terbesar sampai terkecil
3.
Menghitung persentase nilai total setiap item
4.
Menyusun kembali daftar berurutan dari nilai total yang paling tinggi sampai terkecil
5.
Menghitung persentase kumulatif nilai total untuk setiap item
6.
Kelompok obat A dengan pemakaian 80% dari keseluruhan pemakaian obat, kelompok obat B dengan pemakaian 15% dari keseluruhan pemakaian obat dan kelompok obat C dengan pemakaian 5% dari keseluruhan pemakaian obat (Quick et al., 2012).
F. Analisis VEN
Analisis VEN merupakan analisa yang digunakan untuk menetapkan prioritas seleksi pembelian obat serta menentukan tingkat stok yang aman dan harga penjualan obat yang tepat, sering digunakan untuk memprioritaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
pengadaan obat bila tidak cukup dana untuk membeli semua item yang diminta. Analisis VEN juga membantu menentukan item mana yang harus dibeli bila diperlukan (Quick et al., 2012). Menurut
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor:
1121/MENKES/SK/XII/2008, analisa VEN merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat yang terbatas adalah dengan mengelompokkan obat didasarkan kepada dampak tiap jenis obat pada kesehatan. Semua jenis obat yang tercantum dalam daftar obat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok berikut : a.
V (Vital) Merupakan obat-obat
yang harus ada, yang diperlukan untuk
menyelamatkan kehidupan (life saving drugs), obat untuk mengatasi penyakitpenyakit penyebab kematian terbesar ataupun untuk pelayanan pokok kesehatan di Puskesmas salah satunya adalah Vaksin, Vitamin A, Salbutamol sulfat tablet. Pada obat kelompok ini tidak boleh terjadi kekosongan. Contoh obat yang termasuk jenis obat vital adalah adrenalin, antitoksin, insulin, obat jantung. b.
E (Essensial) Merupakan obat-obat yang efektif untuk mengurangi rasa kesakitan,
namun sangat signifikan untuk bermacam-macam penyakit. Kriteria nilai kritis obat ini adalah obat yang bekerja kausal yaitu obat yang bekerja pada sumber penyebab penyakit dan banyak digunakan dalam pengobatan pencegahan penyakit terbanyak. Kekosongan obat kelompok ini dapat ditolelir kurang dari 48 jam. Contoh obat yang termasuk jenis obat Essensial adalah antibiotik, obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
gastrointestinal, NSAID dan lain lain. Contoh obat yang termasuk jenis obat Esensial di Puskesmas adalah Aminofilin tablet, Klorpromazin HCl, Vitamin B kompleks. c. N (Non Essensial) Merupakan obat-obat yang digunakan untuk penyakit yang dapat sembuh sendiri dan obat yang diragukan manfaatnya dibanding obat lain yang sejenis. Kriteria nilai krisis obat ini adalah obat penunjang agar tindakan atau pengobatan menjadi lebih baik, untuk kenyamanan atau untuk mengatasi keluhan. Kekosongan obat kelompok ini dapat ditolerir lebih dari 48 jam. Contoh obat yang termasuk jenis obat Non-esensial adalah vitamin, suplemen dan lain-lain. Contoh obat yang termasuk jenis obat Non Esensial di Puskesmas adalah Aspirin tablet, Propranolol HCl, Nystatin tablet (Quick.,2012). Analisis VEN merupakan analisa yang digunakan untuk menetapkan prioritas pembelian obat serta menentukan tingkat stok yang aman dan harga penjualan obat (Syifa, 2011). Langkah-langkah menentukan VEN antara lain menyusun kriteria VEN, menyediakan data pola penyakit, dan merujuk pada pedoman pengobatan. Pemantauan status pesanan dilakukan berdasarkan sistem VEN dengan memperhatikan nama obat, satuan kemasan, jumlah obat yang diadakan, obat yang sudah dan belum diterima (Syifa, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
G. Keterangan Empiris
Pengelolaan obat di Puskesmas merupakan suatu aspek manajemen yang penting karena mempengaruhi efisiensi pelayanan di Puskesmas. Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh data berupaprofil nilai VEN berdasarkan metode ABC di Puskesmas Sleman Yogyakarta sebagai Puskesmas dengan jumlah permintaan obat terbanyak dari UPT POAK di Kabupaten Sleman Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu berdasarkan data sebenarnya (tanpa adanya manipulasi data). Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan secara retrospektif yaitu pengambilan data diambil berdasarkan data yang telah ada yaitu dari daftar seluruh obat yang ada di Puskesmas Sleman tahun 2013-2014 (Pratiknya, 2001).
B. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah obat yang diterima Puskesmas dari UPT POAK dannilai pareto serta VEN dari jumlah obat yang diterima Puskesmas dari UPT POAK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
C. Definisi Operasional
1.
Analisis ABC merupakan metode yang digunakan untuk mengelompokkan obat berdasarkan jumlah pemakaian yang dikategorikan menjadi kelompok A, B, dan C dilakukan dengan pengambilan data pemakaian serta harga obat dari LPLPO yang dikumulatifkan, dipersentasekan, dan diurutkan dari persen pemakaian terbanyak sampai terkecil tiap tahunnya.
2.
Kategori ABC dikelompokkan menjadi kelompok A merupakan kelompok obat yang menyerap biaya sebesar 80% dari total biaya persediaan, kelompok B merupakan kelompok obat yang menyerap biaya sebesar 15% dari total biaya persediaan, sedangkan kelompok C merupakan kelompok obat yang menyerap biaya sebesar 5% dari total biaya persediaan.
3.
Analisis VEN adalah metode yang digunakan untuk mengelompokkan obat berdasarkan dampaknya terhadap kesehatan. Untuk mengetahui alasan kriteria VEN dilakukan wawancara terhadap Kepala Pengelola Obat Puskesmas Sleman, dokter umum Puskesmas Sleman dan Kepala UPT POAK dari kelompok A hasil analisis ABC.
4.
Pengadaan obat di Puskesmas adalah jumlah obat yang digunakan atau pemakaian obat di Puskesmas yang tertulis di LPLPO.
5.
Jumlah obat yang diminta dan diterima oleh Puskesmas diperoleh dari data obat dalam LPLPO yang didapatkan dari UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
6.
Wawancara dilakukan dengan Kepala Pengelola Obat Puskesmas Sleman, dokter umum Puskesmas Sleman dan Kepala UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta untuk mengetahui alasan kategori VEN dari kelompok A hasil analisa ABC pada tahun 2013-2014 agar bisa diprioritaskan pengadaannya.
D. Subyek Penelitian
Data obat dalam LPLPO dari Puskesmas Sleman dan Tempel I yang diperoleh dari UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta merupakan subjek penelitian ini. Kriteria inklusi yang digunakan oleh peneliti adalah seluruh obat yang digunakan di Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I selama tahun 2013-2014 dan kriteria eksklusi yang digunakan oleh peneliti adalah sediaan obat yang tidak diketahui harga satuannya.
E. Bahan Atau Materi Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pemakaian obat dalam LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) dari Puskesmas ke UPT POAK dan hasil wawancara yang dilakukan terhadap Kepala Pengelola Ruang Obat Puskesmas Sleman, dokter umum Puskesmas Sleman dan Tempel I, dan Kepala UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalahpenyimpan data berupa flash untuk memuat data daftar seluruh obat selama tahun 2013 dan 2014untuk menentukan Vital, Essensial, dan Non-Essensial. Tabel pencatatan data yang berisi tentangdata yang diambil dari perhitungan dengan metode ABC yang kemudian diambil data dari kategori A untuk menentukan VEN karena jumlah penggunaannya terbanyak yaitu sebesar 80% di Puskesmas Sleman maupun di Puskesmas Tempel I dengan cara pengisian tabel data yg diisi oleh Kepala UPT POAK Kabupaten Sleman, dokter umum Puskesmas Sleman dan Tempel I, dan pengelola ruang obat Puskesmas Sleman Yogyakarta yang ditunjang dengan wawancara secara terstruktur terkait hal mengenai metode ABC dan VEN, pengelolaan obat di Puskesmas, dan 10 penyakit terbanyak yang ada di Puskesmas Sleman dan Tempel I Kabupaten Sleman Yogyakarta.
G. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta, Jl. Candi Jonggrang No.6 Beran Tridadi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Puskesmas Sleman, Jl. Kapten Haryadi No. 6 Desa Triharjo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta dan Puskesmas Tempel I, Jl. Magelang KM 17,5, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
H. Tata Cara Penelitian
1.
Observasi awal Observasi awal dilakukan dengan menentukan Puskesmas di Kabupaten
Sleman Yogyakarta sebagai tempat untuk diteliti. Berdasarkan observasi ditetapkan Puskesmas Sleman sebagai lokasi penelitian dikarenakan jumlah permintaan obatnya paling banyak dan dilakukan perbandingan terhadap data Puskesmas Tempel I dengan jumlah permintaan obat paling sedikit di Kabupaten Sleman Yogyakarta sebagai tolak ukur untuk melihat pengadaan obat yang dilakukan sudah sesuai dengan yang direncanakan. 2.
Permohonan izin dan kerjasama Perizinan dilakukan dengan mengusulkan atau memasukkan surat
permohonan izin penelitian ke Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I Kabupaten Yogyakarta. 3.
Pembuatan pedoman wawancara Pembuatan pedoman wawancara dilakukan dengan cara menyusun
pertanyaan dan melampirkan data terkait kriteria VEN untuk kategori A oleh Kepala UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta, dokter umum Puskesmas Sleman dan Tempel I, dan kepala pengelola ruang obat Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta. 4.
Pengambilan data Pengambilan data diambil melalui proses perizinan dari rekomendasi
Bapedda ke Dinas Kesehatan yang kemudian sampai ke UPT POAK dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
didapatkan data retrospektif yang meliputi data pemakaian sediaan obat serta harga obat pada tahun 2013 dan 2014 serta data LPLPO yang diambil dari Puskesmas Sleman dan Tempel I terkait jumlah permintaan dan jumlah yang diterima dari UPT POAK ke Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I Kabupaten Yogyakarta. 5.
Pengolahan dan analisis data Tahapan berikutnya adalah pengolahan data dan analisis data yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam penarikan kesimpulan dan pemberian saran yang dapat berguna dalam pengadaan sediaan obat. 1. Analisis ABC Proses
pengumpulan
data
diambil
berdasarkan
analisis
ABC.
Pengambilan data dilakukan terhadap besarnya jumlah pemakaian obat per satu bulan kemudian dikumulatifkan menjadi satu tahun lalu diurutkan dari pemakaian tertinggi sampai terendah, selanjutnya dibuat persentasenya dan diurutkan dari persentase tertinggi hingga terendah, dan dikumulatifkan lalu dilakukan penetapan klasifikasi menjadi kelompok A, B, dan C berdasarkan persentase kumulatif 80%, 15%, dan 5%. Kelompok A merupakan kelompok obat yang menyerap biaya sebesar 80% dari total biaya persediaan, kelompok B merupakan kelompok obat yang menyerap biaya sebesar 15% dari total biaya persediaan, sedangkan kelompok C merupakan kelompok obat yang menyerap biaya sebesar 5% dari total biaya persediaan. Diawali dengan cara mengidentifikasi obat dengan mengurutkan pemakaian biaya dari yang terbesar ke yang terkecil. Cara perhitungannya :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
=nxh Keterangan : x : jumlah investasi dari obat n : jumlah pemakaian obat h : harga satuan obat y = x/∑x x 100% Keterangan : y : % investasi x : jumlah investasi dari obat ∑x : jumlah seluruh investasi dalam periode tertentu
2. Analisis VEN Kategori VEN didapatkan dari data pengelompokkan obat dengan metode ABC yang kemudian diambil dari kategori A karena persentase kumulatifnya paling besar. Analisis VEN dilakukan dengan melakukan wawancara kepada dokter umum Puskesmas Sleman dan Puskesmas Tempel I serta Kepala UPT POAK Sleman Yogyakarta yang bertujuan untuk menetapkan obat-obat yang masuk dalam kategori obat vital, esensial, dan non esensial. Ketiganya dipilih untuk menjadi narasumber dikarenakan sama-sama memiliki peranan penting dan saling berkontribusi satu sama lain dalam bidang kesehatan terutama dalam masalah obat-obatan dan menghadapi keluhan pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
I. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan obat yang diketahui harganya, dengan demikian evaluasi pengadaan obat di Puskesmas Sleman maupun Tempel I hanya terbatas pada data yang lengkap, sehingga tidak dapat mengevaluasi seluruh obat yang diadakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis ABC
Penelitian Evaluasi Pengadaan Obat Dengan Metode ABC di Puskesmas Sleman Kabupaten Yogyakarta tahun 2013-2014 menggunakan data pemakaian obat-obat selama periode tahun 2013-2014 yang diambil di UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta dan data yang diambil dari Puskesmas Sleman Kabupaten Yogyakarta kemudian dilakukan evaluasi ABC. Analisis ABC dilakukan dengan perhitungan menggunakan metode ABC dan kemudian dilakukan wawancara dengan dokter umum dan kepala pengelola ruang obat Puskesmas Sleman Yogyakarta terkait pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta dan penjelasan mengenai VEN (Vital, Esensial, dan Non Esensial). Analisis ABC bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan dana dengan pengelompokkan obat berdasarkan penggunaannya. Pemrosesan data dimulai dengan pengambilan data obat secara retrospektif berupa data pemakaian obat serta harga obat tahun 2013 dan 2014 di UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta yang kemudian dipilih Puskesmas Sleman untuk diambil datanya lalu dianalisis untuk bisa dievaluasi. Pengambilan obat di UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta dibuat untuk setiap bulannya. Pemesanan obat yang dilakukan ke UPT POAK Sleman Yogyakarta dari Puskesmas Sleman dibatasi pemesanannya karena untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
menghindari obat yang tersisa dari jumlah yang dipesan. Apabila jumlah obat yang dipesan masih tersisa, maka dari pihak UPT POAK Sleman Yogyakarta tidak bertanggung jawab untuk menampung pengembalian obat yang sudah dipesan, karena setiap Puskesmas sudah seharusnya memperkirakan berapa banyak obat-obatan yang ingin dipesan untuk setiap bulannya. Berikut hasil analisis ABC yang didapatkan dari data LPLPO tahun 2013 dan 2014 : Tabel I. Pengelompokkan Pemakaian Obat Berdasarkan Analisis ABC Pada Tahun 2013 dan 2014 di Puskesmas Sleman
%
A
24
16,7
B
39
27,1
C
81
56,2
Total
144
100
Kel.
Jumlah pemakaian (Rp)
Rp 317,998,075.00 Rp 61,153,115.00 Rp 20,281,180.00 Rp 399,432,370.00
2014 Persentase jumlah pemakaian (%)
Jumlah item obat
Jumlah item obat
2013
%
79,6
20
11,3
15,3
45
25,4
5,1
112
63,3
100
177
100
Jumlah pemakaian (Rp)
Rp 425,892,725.00 Rp 84,622,515.00 Rp 26,940,150.00 Rp 537,455,390.00
Persentase jumlah pemakaian (%) 79,2 15,7 5,1 100
Tabel I menjelaskan analisis ABC di Puskesmas Sleman Yogyakarta pada tahun 2013. Data yang didapatkan pada tahun 2013, jumlah total item obat sebanyak 144. Analisis ABC dilakukan dengan mengurutkan nilai pemakaian obat dari terbesar hingga terkecil lalu dibuat persentase dan dibuat persen kumulatif sehingga didapatkan mana yang masuk dalam kategori A dengan persen kumulatif mencapai 80%, kelompok B 15%, maupun C dengan persen kumulatif sebesar 5%. Pada tahun 2013 obat yang masuk dalam kelompok A sebesar 24 item atau 16,7% dari total item dengan jumlah pemakaian Rp317,998,075,00 atau 79,6%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
dari total pemakaian. Kelompok B sebesar 39 item atau 27,1% dari total item dengan jumlah pemakaian Rp 61,153,115,00 atau 15,3% dari total pemakaian. Kelompok C sebesar 81 item atau 56,2% dari total item dengan jumlah pemakaian Rp 20,281,180.00 atau 5,1% dari total pemakaian. Data yang didapatkan pada tahun 2014, jumlah total item obat sebanyak 177. Pada tahun 2014 obat yang masuk dalam kelompok A sebesar 20 item atau 11,3% dari total item dengan jumlah pemakaian Rp 425,892,725,00 atau 79,2% dari total pemakaian. Kelompok B sebesar 45 item atau 25,4% dari total item dengan jumlah pemakaian Rp 84,622,515.00 atau 15,7% dari total pemakaian. Kelompok C sebesar 112 item atau 63,3% dari total item dengan jumlah pemakaian Rp 26,940,150.00 atau 5,1% dari total pemakaian. Dilihat dari kedua tabel pada tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat bahwa kelompok A memiliki jumlah item obat terendah dari pada kelompok B dan C tiap tahunnya, sedangkan kelompok C dari tahun 2013 hingga tahun 2014 memiliki jumlah item obat terbesar dibandingkan kelompok A dan B. Jika pada tabel 1 dan 2 dikaitkan maka dapat dilihat bahwa kelompok A memiliki jumlah item obat yang paling sedikit tetapi memiliki jumlah pemakaian yang besar, sedangkan kelompok C memiliki jumlah item obat yang paling banyak tetapi memiliki jumlah pemakaian rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
B. Analisis VEN
Analisis VEN (Vital, Esesnsial, dan Non Esensial) diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan dokter umum Puskesmas dan kepala UPT POAK, dan data ini ditentukan dari pendapat dan pengamatan masing-masing terhadap semua item obat yang ada di Puskesmas selama tahun 2013-2014. Analisis VEN ini digunakan untuk menetapkan prioritas pembelian obat serta menentukan tingkat stok yang aman dan harga penjualan obat dengan mengklasifikasikannya ke dalam kelompok obat vital, esensial, dan non esensial. Analisis VEN didapatkan dari obat yang masuk dalam kategori A pada tahun 2013 maupun 2014 yang kemudian dilakukan wawancara kepada informan yang berbeda dapat menyebabkan obat yang sama masuk ke dalam kelompok yang berbeda. Pada penelitian ini dilakukan juga pengambilan data dari Puskesmas Tempel I yang merupakan Puskesmas yang paling sedikit mengambil obat ke UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta. Hal ini dilakukan karena untuk menjadi tolak ukur dan membuktikan bahwa semua Puskesmas yang ada di Kabupaten Sleman Yogyakarta pengelolaan obat terkait pengadaan obatnya sudah berjalan baik atau belum dengan menggunakan metode ABC. Pengambilan data yang
diambil
dilakukan
dengan
cara
yang
sama,
yaitu
dengan
mengelompokkannya ke dalam kelompok ABC kemudian dikategorikan yang termasuk dalam VEN (lihat lampiran 3 dan 4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Pemilihan obat ke dalam kelompok vital, esensial dan non esensial dilihat berdasarkan pertimbangan akan kebutuhan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dengan penyediaan obat-obat yang dibutuhkan untuk pasien dengan menimbang resiko yang mungkin terjadi apabila sampai terjadi kekosongan stok obat. Selain itu pengelompokkan obat dengan mempertimbangkan suatu obat berdasarkan kebutuhan akan obat tersebut, tentunya sangat tergantung pengisi kuisioner yaitu dokter umum dan Kepala UPT POAK yang melakukan pengelompokkan obat sehingga apabila informannya berbeda kemungkinan untuk item obat yang sama penilaian kelompok obatnya menjadi berbeda. Menurut dokter umum di Puskesmas Sleman melihat 24 jenis obat pada tahun 2013 dan 20 jenis obat pada tahun 2014 yang termasuk dalam kategori obat vital yaitu Serum ATS inj. 1500 IU/amp dan Hyosine N Butilbromide tab 10 mg, selebihnya termasuk dalam kategori esensial (Vaksin Polio, Vaksin BCG, Parasetamol 500 mg, dan lain-lain) dan non esensial yaitu Tablet Kalium dan Vaksin-ADS 0,5 ml (lihat lampiran 5). Sedangkan menurut Kepala UPT POAK Sleman mempunyai pendapat yang berbeda pada tahun 2013 dengan 24 jenis obat yang sama, Vaksin HB Uniject dan Serum ATS inj. 1500 IU/amp termasuk dalam kategori obat vital dan selebihnya masuk dalam kategori esensial (Hemafort tablet salut, Ibuprofen 400 mg, Amoksisilin 500 mg, dan lain-lain) dan non esensial yaitu Hyosine N Butilbromide tab 10 mg. Pada tahun 2014 hanya Serum ATS inj. 1500 IU/amp saja yang termasuk dalam kategori obat vital (lihat lampiran 6 dan 7). Dari pengisian kategori VEN keduanya didapatkan VEN dari kategori A tahun 2013 dan 2014 yang termasuk obat vital sebanyak 1 item obat, esensial sebanyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
19 dan 16 item obat pada tahun 2013 dan 2014, sedangkan non esensial sebanyak 1 item obat tahun 2013 maupun 2014 (lihat lampiran 5, 6, dan 7). Dari hasil wawancara menurut dokter umum Puskesmas Tempel I melihat 16 jenis obat pada tahun 2013 yang termasuk kategori vital adalah OAT FDC Kat. I dan selebihnya masuk dalam kategori esensial dan non esensial (lihat lampiran 9). Sedangkan pada tahun 2014 dengan 20 jenis obat yang ada terdapat 7 obat yang termasuk dalam kategori vital diantaranya Vaksin Polio, Vaksin DPT-HBHIB (Pentavalen), Vaksin-ADS 0,5 ml, Vaksin Campak, dan lainnyadan selebihnya masuk dalam kategori esensial dan non esensial (lihat lampiran 10).
C. Analisis Kesediaan Obat
Pengadaan obat di Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta diadakan menggunakan LPLPO dari Puskesmas Sleman ke UPT POAK setiap satu bulan sekali. Dalam penelitian ini pengadaan obat dilakukan selama dua tahun yaitu tahun 2013 dan 2014. Selain dari wawancara, dilakukan kesesuaian obat dari kelompok A yang menjadi sasaran pengelompokkan VEN dengan melihat jumlah yang diminta dari Puskesmas Sleman dengan jumlah obat yang diberikan dari UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta yaitu dengan melihat lembar LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) dari Puskesmas Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Kesesuaian jumlah permintaan obat ke UPT POAK dan jumlah obat yang diterima oleh Puskesmas Sleman dari data LPLPO didapatkan persentase rata-rata tahun 2013 sebesar 93,2% dan tahun 2014 sebesar 91,8% (lihat lampiran 8). Sedangkan melihat kesesuaian jumlah permintaan obat ke UPT POAK dan jumlah obat yang diterima oleh Puskesmas Tempel I dari data LPLPO didapatkan persentase rata-rata tahun 2013 sebesar 89,1% dan tahun 2014 sebesar 91,8% (lihat lampiran 11). Dari kedua Puskesmas tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Puskesmas Sleman dengan pengambilan obat paling banyak dan Puskesmas Tempel I dengan pengambilan obat paling sedikit pada tahun 2013 dan 2014, keduanya belum 100% melakukan pengelolaan obat terkait pengadaan obat secara efisien dan efektif dengan melihat dari persentase pemesanan obat dan yang diterima. Sehingga obat yang termasuk kategori VEN seharusnya pengadaan obatnya lebih diprioritaskan khususnya obat vital yang merupakan obat yang mengancam jiwa dan beresiko bagi pasien jika terjadi kekosongan stok obat. Menurut data pemakaian obat Puskesmas Sleman yang telah dianalisis menggunakan metode ABC, adanya peningkatan ataupun penurunan dalam jumlah pemakaian obat ditiap tahunnya itu dipengaruhi oleh tingkat kejadian penyakit. Apabila terdapat kasus tertentu yang memiliki tingkat kejadian tinggi maka akan memerlukan obat yang banyak juga dan apabila tingkat kejadian kasus tersebut turun maka obat yang digunakan akan semakin berkurang. Dengan adanya perubahan-perubahan ditiap tahunnya maka diperlukan pengelolaan obat yang baik. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
1. Ketersediaan Obat Sesuai Dengan Pola Penyakit Dalam perencanaan kebutuhan obat dapat menggunakan pencatatan penggunaan total semua jenis obat pada pasien di Puskesmas, sisa stok obat, dan pola penyakit. Perencanaan kebutuhan obat dengan melihat pola penyakit merupakan pendekatan secara epidemiologi. Pendekatan secara epidemiologi ini memiliki keunggulan yang lebih tepat dan sesuai dengan realitas, dimana obat yang keluar atau terdistribusi disebabkan oleh penggunaan yang riil. Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi di Puskesmas Sleman Yogyakarta dari tahun 2013 hingga 2014 dan selalu berada pada peringkat pertama dari 10 besar penyakit yang terjadi di Puskesmas. Pada tahun 2013 persentase penyakit ISPA dari 10 besar penyakit sebesar 20,4% dari 27.751 pasien dan pada tahun 2014 sebesar 21,4% dari 30.077 pasien (lihat lampiran 12). Berdasarkan data yang didapatkan dari analisis ABC dari kategori A obat-obatan yang merupakan obat-obatan yang digunakan untuk penyakit ISPA telah dibuktikan diantaranya adalah Amoksisilin, Parasetamol, dan Ibuprofen sebagai obat antibiotik maupun analgesik. Ini membuktikan bahwa ketersediaan obat di Puskesmas Sleman telah sesuai dengan pola penyakit yang masuk dalam 10 besar penyakit tersebut. Namun, pengadaan obatnya yang terpenuhi hanya sekitar 80-90%. Semua obat yang banyak dipakai dari 10 penyakit terbesar di Puskesmas Sleman Yogyakarta tersebut, pengadaannya perlu diperhatikan yaitu dalam pemesanan kembali dan berapa jumlah yang akan dipesan karena obat-obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
tersebut diharapkan dapat selalu tersedia di Puskesmas Sleman Yogyakarta dan diharapkan tidak terjadi kekosongan atau kekurangan. Hal ini nantinya akan mempengaruhi pelayanan obat di Puskesmas. 2. Obat Yang Dikembalikan Untuk meningkatkan pengelolaan obat dalam mengurangi adanya obat yang dikembalikan sebaiknya dilakukan monitoring yang lebih baik dalam pengelolaan obat dari mulai perencanaan hingga pemakaian obat. Obat mengalami kerusakan dapat dikarenakan oleh faktor penyimpanan yang kurang baik. Dalam penyimpanan obat diharapkan ruang penyimpanan dan proses penyimpanan memiliki persyaratan yang sesuai dengan pedoman pengelolaan obat di Puskesmas. Penyimpanan obat juga harus sedemikian rupa sehingga memudahkan distribusi obat secara FIFO (first in first out) yaitu sisa stok tahun yang lalu digunakan terlebih dahulu daripada pengadaan baru, sehingga akan mencegah terjadinya obat rusak atau kadaluwarsa.
D. Hasil Wawancara
Analisis VEN didapatkan dari obat yang masuk dalam kategori A pada tahun 2013 maupun 2014 yang kemudian dilakukan wawancara kepada informan yang berbeda dapat menyebabkan obat yang sama masuk ke dalam kelompok yang berbeda. Dari hasil wawancara terdapat perbedaan dalam pengisian kategori VEN. Hasil wawancara yang didapat dari dokter umum Puskesmas Sleman menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
bahwa pengertian obat vital adalah obat-obatan yang menyelamatkan nyawa, obat yang seharusnya ada dan tidak boleh terjadi kekosongan. Obat esensial merupakan obat yang wajib ada karena banyak paling banyak dipergunakan di Puskesmas. Dan obat non esensial merupakan obat yang diperlukan di Puskesmas tetapi jarang dipergunakan untuk tindak lanjut terapi atau pengobatan. Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Kepala UPT POAK Sleman Yogyakarta menyatakan bahwa obat vital merupakan obat untuk menyelamatkan nyawa, obat yang harus ada, penyerapannya tinggi karena tidak ada penggantinya. Yang dimaksud dengan obat esensial merupakan obat yang mirip dengan vital yaitu sebagai pencegahan maupun pengobatan. Dan obat non esensial diartikan sebagai obat penunjang saja, karena tidak terlalu banyak manfaatnya, contohnya vitamin. Vitamin masuk ke dalam kategori non esensial, tetapi dapat dilihat kembali dari efek penggunaannya, ada vitamin-vitamin tertentu yang masuk dalam kategori vital penggunaannya, contoh vitamin penambah darah. Menurut dokter umum di Puskesmas Tempel I yang dikatakan obat vital adalah obat yang wajib disediakan di pelayanan kesehatan karena untuk pasien yang mengancam jiwa, sedangkan obat esensial adalah obat yang wajib disediakan di pelayanan kesehatan, dan obat non esensial tidak disediakan di pelayanan kesehatan tidak menjadi masalah karena itu hanya menjadi pelengkap saja. Dengan narasumber berbeda maka akan didapatkan pendapat yang berbeda juga. Dari semua narasumber yang telah diwawancarai pengertian obat vital, esensial, dan non esensial kurang lebih sama, dapat dilihat lagi bagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
kebutuhan pasiennya dengan kondisi kesehatan yang dialami dengan segala pertimbangan. Adapun hasil wawancara mengenai obat-obatan yang dikembalikan oleh Puskesmas ke UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta yaitu obat yang tidak digunakan, obat yang rusak, dan obat yang telah kadaluwarsa. Puskesmas wajib melaporkan dan mengirim kembali jenis obat yang rusak atau kadaluwarsa kepada Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota. Obat yang tidak digunakan juga harus dikembalikan sebelum kadaluwarsa karena obat tersebut dapat diberikan atau direlokasi kepada Puskesmas lain yang lebih membutuhkan. Hal ini bertujuan dalam proses pemerataan pengadaan obat di semua wilayah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.
Pengadaan obat di Puskemas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta dilakukan berdasarkan hasil Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) dari Puskesmas ke UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta setiap satu bulan sekali.
2.
Evaluasi pengadaan obat di Puskesmas Sleman Yogyakarta berdasarkan metode ABC didapatkan bahwa kelompok C memiliki item obat terbanyak yaitu sebanyak 81 item obat (56,2%) di tahun 2013 dan 112 item obat (63,3%) di tahun 2014. Sedangkan dari hasil analisa VEN yang didapatkan dalam kelompok A yang menyerap 80% pemakaian obat terbanyak tiap tahunnya terdapat 1item obat yang termasuk dalam kategori vital dengan narasumber berbeda yaitu Serum ATS Inj. 1500U/Amp. Pengadaan obat yang diadakan selama dua tahun (2013 dan 2014) dari kelompok A di kedua Puskesmas hanya terpenuhi 80%-90%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
B. Saran
1.
Dalam penelitian selanjutnya diharapkan peneliti mampu mendapatkan data permintaan obat lengkap beserta harga obatnya umtuk meminimalkan kesalahan dalam perhitungan dalam pengelompokkan ABC.
2.
Diadakan data relokasi obat antar Puskesmas sehingga penilaian pemenuhan permintaan obat bisa optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
DAFTAR PUSTAKA
Athijah, Umi et al., 2010, Perencanaan dan Pengadaan Obat di Puskesmas Surabaya Timur dan Selatan, Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 5 No. 1, pp. 16. Ansel, C. Howard., 1985, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi keempat, Terjemahan : Farida Ibrahim, UI Press, Jakarta. Anshari, M., 2009, Aplikasi Manajemen Pengelolaan Obat dan Makanan, Nuha Medika, Yogyakarta, pp. 3. Arief, 2007, Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Obat, UGM Press University, Yogyakarta, pp. 131-140. Departemen Kesehatan RI, 2003, Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas, Direktorat Jenderal Palayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 2006, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 189/MENKES/SK/III/2006 Tentang Kebijakan Obat Nasional, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 2008, Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 2000, Keputusan Menteri Kesehatan RI No:633/Menkes/SK/IV/2000 Tentang Pembentukan Gudang Perbekalan Kesehatan di Bidang Farmasi di Kabupaten/Kota Tertentu, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, 2007, Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Daerah Perbatasan, Depkes RI, Jakarta. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995, Pengelolaan Obat di Tingkat Puskesmas, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Kusnadi, E., 2009, Analisis Produktivitas Terhadap Penyeimbangan Lintasan Unpublished Undergraduate Thesis, Program Studi Teknik Industri, Universitas Mercu Buana, Jakarta. Lestari, Maria Murnian, 2010, Evaluasi Pengelolaan Obat di Puskesmas Depok II Sleman Periode Tahun 2007-2009 Dengan Metode ABC Indeks Kritis, Program Studi Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Mayawati, Dwi Md, Y., 2010, Evaluasi Pengelolaan Sediaan Farmasi di Puskesmas Kuta I Periode Tahun 2007-2009 (Dengan Metode ABC Indeks Kritis), Program Studi Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Modeong, Nabila, 2012, Evaluasi Perencanaan Obat Berdasarkan Metode ABC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. M. Dunda Kabupaten Gorontalo Tahun 2011, Program Studi D-III Farmasi, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo. Nurwulandari, Ancelmatini, Prima Rosa, Paulina H., 2013, Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pengadaan Obat Menggunakan Model Pareto ABC dan Optimasi Kualitatif, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, Yogyakarta, ISSN : 1907-15022. Pratama Sari, Mikha, 2011, Evaluasi Pengelolaan Obat Dengan Metode ABC di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta Tahun 2008-2010, Program Studi Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Pratiknya, A. W., 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Edisi I, Cetakan II, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Pratiwi, F., I. Dwiprahasto., dan E. Budiarti, 2011, Evaluasi Perencanaan dan Pengadaan Obat di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Semarang, Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi, 01: 238-239. Rahim Ali, Arsad., 2008, Pengelolaan Obat, Alat dan Bahan Habis Pakai Puskesmas. https://arali2008.wordpress.com/2009/09/10/gambaranpengelolaan-obat-dan-bahan-habis-pakai-serta-alat-puskesmas-dipolewali-mandar/, diakses tanggal 6 Februari 2016. Reddy V. V., 2008, Hospital Material Management, In A. V. Srinivasan (Ed), Managing a Modern Hospital (2nd ed), New Delhi : Sage Publications, pp. 126-143. Sari, Mikha Pratama, 2011, Evaluasi Pengelolaan Obat Dengan Metode ABC di Puskesmas Induk Tegalrejo Yogyakarta Tahun 2008-2010, Program Studi Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Susi, Suciati, Adisasmito, Wiku B., 2006, Analisis Perencanaan Obat Berdasarkan ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi, Jurnal Manajemen Kesehatan, Volume 9, pp. 20-21. Sutarman, 2003, Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Model Backorder, Infomatek, 5(3), pp. 141–152. Syamsuni, 2005, Farmasetika Dasar dan Perhitungan Farmasi, EGC, Jakarta, pp. 47-49. Syifa, 2011, Analisis ABC dan Analisis VEN, https://syifa.blogspot.com/2011/analisis-abc-dan-analisis-ven/, diakses tanggal 12 Agustus 2016. Quick, J.D., Hume, M.L., Rankin J, R., O’Connor, R. W., 1997, Managing Drug Supply, Management Sciences for Health, 7th printing, Boston, Massachussets. Quick, J.D., Rankin, J.R., Dias, Vimal, 2012, Inventory Management in Managing Drug Supply, Third Edition, Managing access to medicines and health technologies, Management Sciences for Health, Arlington.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Lampiran 1. Laporan Pengambilan Barang Puskesmas Sleman Periode 2013
No
Tanggal
Nama Obat
Satuan
Jumlah
Harga
Nilai
Persen (%)
Persen Kumulatif (%)
Kategori
0 Deksametason tab. 0,5 mg
1
14/01/2013
28.400
2002
56.856.800
2
14/01/2013
14,23
14,23
tablet
70.900
715
50.693.500
Hemafort tab salut
3
17/09/2013
Vaksin BCG
12,69
26,93
pcs
1600
21.125
33.800.000
8,46
35,39
4
17/09/2013
Vaksin Polio (IPV)
5
14/01/2013
pcs
1300
25.903
33.673.900
8,43
43,82
kaplet
75.800
303
22.967.400
5,75
49,57
6
17/09/2013
1100
14.065
15.471.500
7
14/01/2013
3,87
53,44
tablet
137.500
105
14.437.500
8
14/01/2013
3,61
57,06
Captopril 25 mg
tablet
61.700
138
8.514.600
9
14/01/2013
2,13
59,19
OAT FDC Kat. I
paket
23
360.000
8.280.000
2,07
61,26
10
14/01/2013
Tablet Kalium Parasetamol sirup 120 mg/5 ml Serum ATS inj. 1500 IU/amp Hyosine N Butilbromide tab 10 mg Natrium diklofenak 50 mg tab
tablet
3300
2.251
7.428.300
1,86
63,12
11
14/01/2013
3930
1.725
6.779.250
1,70
64,82
12
14/01/2013
70
84.150
5.890.500
13
12/02/2013
1,47
66,29
4400
1.287
5.662.800
1,42
67,71
14
14/01/2013
26.900
210
5.649.000
15
17/09/2013
1,41
69,12
pcs
300
17.360
5.208.000
16
14/01/2013
1,30
70,43
tablet
31.900
152
4.848.800
17
12/02/2013
1,21
71,64
4
1.200.00 0
4.800.000
18
14/01/2013
1,20
72,84
1915
2.365
4.528.975
1,13
73,98
19
14/01/2013
20
14/01/2013
21
17/09/2013
22
14/01/2013
23
14/01/2013
24
14/03/2013
25
14/01/2013
26
14/01/2013
27
14/01/2013
28
14/03/2013
29
14/01/2013
Ranitidin 150 mg
30
14/01/2013
31
14/01/2013
Kotrimoksazol suspensi Kloramfenikol tetes mata 0,5%
32
14/01/2013
33
14/01/2013
34
17/09/2013
35
14/01/2013
Amoksisilin 500 mg Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) Parasetamol 500 mg
Vaksin HB Uniject Metformin HCl 500 mg
tablet
pcs
botol ampul tablet tablet
OAT FDC Kat. II Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml
paket
Retinol 200.000 IU
kapsul
9.550
471
4.498.050
1,13
75,10
tablet
30.600
144
4.406.400
1,10
76,21
pcs
2700
1395
3.766.500
0,94
77,15
tablet
7.700
455
3.503.500
0,88
78,03
sak
9.200
355
3.266.000
0,82
78,84
botol
340
9.020
3.066.800
0,77
79,61
1015
2.825
2.867.375
0,72
80,33
10600
260
2.756.000
0,69
81,02
48.000
52
2.496.000
0,62
81,65
440
5.500
2.420.000
0,61
82,25
tablet
15.400
156
2.402.400
0,60
82,85
botol
670
3.500
2.345.000
0,59
83,44
345
6.600
2.277.000
0,57
84,01
botol
1505
1.500
2.257.500
0,57
84,57
tablet
24.200
91
2.202.200
0,55
85,13
pcs
250
8.450
2.112.500
0,53
85,66
tablet
17.700
115
2.035.500
0,51
86,16
Ibuprofen 400 mg. Vaksin - ADS 0.5 ml Zinc tab. 20 mg Garam Oralit 200 ml Domperidon Syrup Antibakteri DOEN salep Basitrasin Siprofloksasin 500 mg Kalsium Laktat tab. 500 mg Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg
Obat Batuk Hitam cairan Antasida DOEN Vaksin DPT-HB Combo Antalgin tab. 500 mg
botol
tube tablet tablet vial
botol
A
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
36
14/01/2013
37
12/02/2013
38
14/01/2013
39
14/01/2013
40
14/01/2013
41
14/01/2013
42
14/01/2013
43
14/01/2013
44
14/01/2013
45
14/01/2013
46
14/01/2013
47
14/01/2013
48
14/01/2013
49
14/01/2013
50
14/01/2013
51
14/03/2013
52
17/09/2013
53
14/01/2013
54
14/01/2013
55
14/01/2013
Alopurinol 100 mg Dekstrometorfan HBr sirup Griseofulvin 125 mg. micro.
56
12/02/2013
57
14/01/2013
58
14/01/2013
59
12/02/2013
60
14/01/2013
61
14/01/2013
62
14/01/2013
63
13/06/2013
64
12/02/2013
65
14/03/2013
66
14/01/2013
67
16/10/2013
68
14/01/2013
69
14/01/2013
70
14/01/2013
71
12/02/2013
72
14/01/2013
73
14/01/2013
Kotrimoksazol dewasa Etil Klorida semprot
tablet
12600
160
2.016.000
0,50
86,67
botol
26
76.010
1.976.260
0,49
87,16
botol
354
5.390
1.908.060
0,48
87,64
87.000
21
1.827.000
0,46
88,10
72.000
23
1.656.000
0,41
88,51
Kloramfenikol t.t. 3% Klorfeniramin Maleat tab. 4 mg Gliseril Guaiacolat 100 mg
tablet
Betametason krim 0,1%
tube
920
1.760
1.619.200
0,41
88,92
tube
530
3.000
1.590.000
0,40
89,32
tablet
21.200
64
1.356.800
0,34
89,66
tablet
39.000
34
1.326.000
0,33
89,99
460
2.842
1.307.320
0,33
90,32
30.000
42
1.260.000
0,32
90,63
kaplet
1400
887
1.241.800
0,31
90,94
tablet
3500
350
1.225.000
0,31
91,25
4.600
266
1.223.600
0,31
91,56
tablet
5100
238
1.213.800
0,30
91,86
Serum Golongan darah
set
4
291.500
1.166.000
0,29
92,15
Vaksin Campak
pcs
500
2.169
1.084.500
0,27
92,42
tablet
8.500
125
1.062.500
0,27
92,69
380
2.701
1.026.380
0,26
92,95
5100
201
1.025.100
0,26
93,20
tablet
7300
131
956.300
0,24
93,44
tablet
14.900
63
938.700
0,24
93,68
2
468.270
936.540
0,23
93,91
66
12.980
856.680
0,21
94,13
35.000
24
840.000
0,21
94,34
botol
34
23.100
785.400
0,20
94,53
tablet
9300
84
781.200
0,20
94,73
3
258.500
775.500
0,19
94,92
1900
407
773.300
0,19
95,12
6.000
128
768.000
0,19
95,31
kotak
695
1.100
764.500
0,19
95,50
pcs
300
2500
750.000
0,19
95,69
7.300
99
722.700
0,18
95,87
14.800
44
651.200
0,16
96,03
260
2450
637.000
0,16
96,19
42
14.887
625.254
0,16
96,35
300
1.904
571.200
0,14
96,49
330
1.650
544.500
0,14
96,63
Mikonazol krim Glibenklamid 5 mg Thiamin HCl tab. 50 mg Hidrokortison krim 2,5 % Hidroklorotiazida 25 mg. Eritromisin 500 mg Asiklovir tab. 400 mg Kloramfenikol kapsul 250 mg Simvastatin tab.10 mg
Nifedipine 10 mg Haloperidol 1,5 mg. Pasta pengisi saluran akar Framisetin Asam Askorbat/Vit. C 50 mg Etanol 70 % 1000 ml Salbutamol 2 mg. Devitalisasi pasta (non arsen) Fenoksimetil P. 500 mg. Klorpromazin HCl Sal. 100 mg. Salisil bedak 2% Vaksin - ADS 0.05 ml Dekstrometorfan HBr tab. 15 mg Triheksifenidil HCl tab. 2 mg Anti haemoroid doen komb. Bisacodyl suppo 5 mg Anti fungi doen/Whitefield Kloramfenikol salep
tablet
tube tablet
kapsul
botol tablet
kotak lembar tablet
botol tablet tablet
tablet tablet sup sup pot botol
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
mata 1% 74
12/02/2013
75
12/02/2013
76
14/01/2013
77
14/01/2013
78
14/01/2013
79
14/01/2013
80
17/09/2013
81
12/02/2013
82
14/01/2013
83
14/01/2013
84
14/01/2013
85
14/01/2013
86
14/01/2013
87
12/02/2013
88
15/11/2013
89
14/01/2013
90
14/01/2013
91
14/01/2013
92
12/02/2013
93
17/09/2013
94
13/12/2013
95
14/01/2013
96
14/01/2013
97
14/01/2013
98
14/01/2013
99
14/03/2013
100
12/02/2013
101
14/01/2013
102
12/02/2013
103
16/05/2013
104
14/01/2013
105
14/01/2013
106
12/02/2013
107
12/02/2013
108
13/12/2013
109
12/02/2013
110
16/05/2013
Oksitosin injeksi 10 IU/ml-1 ml.
73
7.326
534.798
0,13
96,76
tube
13
38.126
495.638
0,12
96,88
tablet
37.000
13
481.000
0,12
97,01
Furosemida tab. 40 mg
tablet
4700
102
479.400
0,12
97,13
Vitamin B komplek Asiklovir krim 5% 5 gram
tablet
21.000
22
462.000
0,12
97,24
175
2.552
446.600
0,11
97,35
kapsul
20
22.000
440.000
0,11
97,46
ampul
50
8.800
440.000
0,11
97,57
pot
235
1.800
423.000
0,11
97,68
tablet
3900
102
397.800
0,10
97,78
Larutan hipokloride
botol
30
13.200
396.000
0,10
97,88
Metronidazol 250 mg
tablet
3500
112
392.000
0,10
97,98
Kloramfenikol suspensi Fitomenadion inj. 2 mg/ml Sulfasetamid Na. Tm. 15 %
botol
115
3.370
387.550
0,10
98,07
35
11.000
385.000
0,10
98,17
100
3.843
384.300
0,10
98,27
1.300
293
380.900
0,10
98,36
420
895
375.900
0,09
98,45
kotak
5
69.300
346.500
0,09
98,54
vial
1
346.500
346.500
0,09
98,63
pcs
300
1.140
342.000
0,09
98,71
tablet
30
11.000
330.000
0,08
98,80
Fenoksimetil P. 250 mg. Metoklorpropamide tab. 10 mg
tablet
1200
272
326.400
0,08
98,88
3700
88
325.600
0,08
98,96
Fenol gliserol TT 10%
botol
255
1.243
316.965
0,08
99,04
tablet
2700
113
305.100
0,08
99,12
tablet
5800
46
266.800
0,07
99,18
13
19.800
257.400
0,06
99,25
6.000
38
228.000
0,06
99,30
180
1.210
217.800
0,05
99,36
1500
142
213.000
0,05
99,41
1600
120
192.000
0,05
99,46
35
4900
171.500
0,04
99,50
30
5.170
155.100
0,04
99,54
botol
7
18.000
126.000
0,03
99,57
kapsul
50
2394
119.700
0,03
99,60
botol
45
2.600
117.000
0,03
99,63
200
579
115.800
0,03
99,66
Diazepam rectal 5 mg Piridoksin 10 mg
Fluconazole cap 150 mg Salbutamol Nebules Salep 2 - 4 kombinasi Dimenhidrinat
Retinol 100.000 IU Gentian Violet larutan 1 % Cocoa Butter Serum ABU I inj. 5 ml. Vaksin - TT Azithromycin 500 mg
Aminofilin 200 mg Parasetamol 100 mg. Yodium Povidon 10% 300 ml Prednison 5 mg Lidokain kompositum injeksi Carbo adsorben 250 mg/Bekarbon Amitriptilin HCl Salut 25 mg. Natrium Klorida lar. infus 0,9% Ringer Laktat lar. infus 500 ml Dettol Cefixime kapsul 100 mg Levertran salep 15 gram Fitomenadion Sal. 10 mg.
ampul
tube
ampul botol kapsul botol
tablet
botol tablet ampul tablet tablet botol botol
tablet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
111
12/02/2013
112
21/08/2013
113
16/05/2013
114
12/02/2013
115
14/01/2013
116
12/02/2013
117
14/01/2013
118
12/02/2013
119
14/01/2013
120
14/01/2013
121
12/02/2013
122
14/01/2013
123
13/12/2013
124
14/01/2013
125
Polikresulen (Albutil larutan)
4
24.300
97.200
1.000
97
97.000
200
484
96.800
600
154
92.400
312
282
87.984
botol
15
4.950
74.250
tablet
2500
26
65.000
tablet
600
105
63.000
tablet
400
157
62.800
Karbamazepin 200 mg. Oksitetrasiklin HCl salep mata 1% Nistatin Vaginal 100.000 IU Benzatin BP inj. 2.4 jt IU/vial Isosorbid dinitrat Sub. 5 mg.
tablet
200
272
54.400
40
1.350
54.000
120
407
48.840
4
12.185
48.740
500
90
45.000
13/12/2013
Ethambutol tab 500 mg
tablet
100
410
41.000
126
17/07/2013
tablet
200
186
37.200
127
14/03/2013
Haloperidol 5 mg Anti migrain doen/Ergotamin
300
102
30.600
128
14/01/2013
3
10.175
30.525
129
12/02/2013
15
2.002
30.030
130
17/07/2013
10
3.000
30.000
131
14/01/2013
botol
1
27.500
27.500
132
17/09/2013
kapsul
100
253
25.300
133
13/12/2013
botol
4
5.000
20.000
134
17/09/2013
tablet
200
95
19.000
135
16/05/2013
4
3.000
12.000
136
12/02/2013
100
108
10.800
137
12/02/2013
5
2.090
10.450
138
12/02/2013
10
960
9.600
139
12/02/2013
8
1.026
8.208
140
17/10/2013
5
1.450
7.250
141
17/09/2013
5
1.394
6.970
142
12/02/2013
2
2.366
4.732
143
15/04/2013
2
1.948
3.896
144
12/02/2013
2
0
0
TOTAL
Isoniazida 300 mg. Rifampisin kapsul 300 mg. Metronidazol 500 mg Pirantel Pamoat tab. 125 mg Glukosa lar. infus 5% Diazepam tab. 2 mg Asetosal tablet 100 mg. Digoksin 0,25 mg.
Klorhexidine 0,2 % Deksametason inj. 5 mg. ml. Aminofilin inj. 24 mg/ml-10 ml. Eugenol cairan Doksisiklin 100 mg Aqua pro inj. 25 ml Ambroxol 30 mg tab Etakridin lar. 0.1% 300 ml. Metilergometrin M. sal. 0,125 Ichtiol salep 15 gram Difenhidramin HCl inj. 10 mg/ml Epinefrin HCl/bitartrat inj. 0.1% Fitomenadion inj. 10 mg/ml. Metilergometrin M. inj. 0,200 mg. Diazepam inj. 5 mg/ml 2 ml Magnesium sulfat inj. 40% Dekstrose inj.40% 25 ml
botol tablet kapsul tablet tablet
tube tablet vial tablet
tablet botol ampul ampul
botol tablet pot ampul ampul ampul ampul ampul ampul kapsul
399.432.370
0,02
99,69
0,02
99,71
0,02
99,73
0,02
99,76
0,02
99,78
0,02
99,80
0,02
99,81
0,02
99,83
0,02
99,85
0,01
99,86
0,01
99,87
0,01
99,89
0,01
99,90
0,01
99,91
0,01
99,92
0,01
99,93
0,01
99,94
0,01
99,94
0,01
99,95
0,01
99,96
0,01
99,97
0,01
99,97
0,01
99,98
0,00
99,98
0,00
99,98
0,00
99,99
0,00
99,99
0,00
99,99
0,00
99,99
0,00
100,00
0,00
100,00
0,00
100,00
0,00
100,00
0,00
100,00
100,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Lampiran 2. Laporan Pengambilan Barang Puskesmas Sleman Periode 2014 No
Tanggal
Nama Obat
Satuan
Jumlah
Harga
Nilai
Persen (%)
Persen Kumulatif (%)
Kategori
0 1
19/08/2014
Vaksin Polio (IPV)
pcs
3800
25.903
98.431.400
2
14/05/2014
Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen)
pcs
4815
14.065
67.722.975
3
14/05/2014
Vaksin BCG
pcs
3200
21.125
4
16/05/2014
Hemafort tab salut
tablet
62.200
660
5
14/07/2014
Amoksisilin 500 mg
kaplet
72.600
6
15/10/2014
Vaksin - ADS 0.5 ml
pcs
7
14/02/2014
Parasetamol 500 mg
8
17/11/2014
OAT FDC Kat. I
9
17/06/2014
Vaksin HB Uniject
10
14/03/2014
11
18,31
18,31
12,60
30,92
67.600.000
12,58
43,49
41.052.000
7,64
51,13
303
21.997.800
4,09
55,22
13202
1.395
18.416.790
3,43
58,65
tablet
124.500
105
13.072.500
2,43
61,08
paket
35
359.900
12.596.500
2,34
63,43
pcs
660
17.360
11.457.600
2,13
65,56
Tablet Kalium
tablet
3500
2.750
9.625.000
1,79
67,35
15/10/2014
Kotrimoksazol dewasa
tablet
19.700
445
8.766.500
1,63
68,98
12
16/07/2014
Vaksin Campak
pcs
3840
2.169
8.328.960
1,55
70,53
13
17/11/2014
Ibuprofen 400 mg.
tablet
50.300
150
7.545.000
1,40
71,93
tablet
5500
1.287
7.078.500
1,32
73,25
ampul
90
69.300
6.237.000
1,16
74,41
Hyosine N Butilbromide tab 10 mg Serum ATS inj. 1500 IU/amp
14
14/03/2014
15
14/02/2014
16
14/03/2014
Retinol 200.000 IU
kapsul
12.000
471
5.652.000
1,05
75,46
17
13/06/2014
Captopril 25 mg
tablet
60.200
88
5.297.600
0,99
76,45
18
15/08/2014
Natrium diklofenak 50 mg tab
tablet
24.600
210
5.166.000
0,96
77,41
19
16/05/2014
Metformin HCl 500 mg
tablet
44.200
113
4.994.600
0,93
78,34
20
27/10/2014
Vaksin - Td
pcs
3.000
1.618
4.854.000
0,90
79,24
21
15/08/2014
Parasetamol Suppo
sup
60
78.650
4.719.000
0,88
80,12
22
14/02/2014
botol
3025
1.438
4.349.950
0,81
80,93
23
13/06/2014
botol
550
6.600
3.630.000
0,68
81,61
24
14/07/2014
botol
1415
2.300
3.254.500
0,61
82,21
25
17/09/2014
tablet
1075
2.825
3.036.875
0,57
82,78
26
16/04/2014
Garam Oralit 200 ml
sak
9.800
292
2.861.600
0,53
83,31
27
14/03/2014
Siprofloksasin 500 mg
tablet
11200
250
2.800.000
0,52
83,83
28
17/11/2014
Zinc tab. 20 mg
tablet
5700
455
2.593.500
0,48
84,31
29
27/10/2014
Vaksin Jerap DT
pcs
1.500
1.641
2.461.500
0,46
84,77
30
17/09/2014
Fluconazole cap 150 mg
kapsul
110
22.000
2.420.000
0,45
85,22
31
16/04/2014
Eritromisin 500 mg
kaplet
2800
864
2.419.200
0,45
85,67
32
15/12/2014
OAT FDC Kat. II
paket
2
1.200.000
2.400.000
0,45
86,12
33
14/03/2014
Ranitidin 150 mg
tablet
15.300
156
2.386.800
0,44
86,56
34
17/09/2014
Vitamin B komplek
tablet
20.000
107
2.140.000
0,40
86,96
14/02/2014
Kalsium Laktat tab. 500 mg
tablet
40.000
52
2.080.000
0,39
87,35
35
Parasetamol sirup 120 mg/5 ml Kloramfenikol tetes mata 0,5% Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml Antibakteri DOEN salep Basitrasin
A
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
36
15/08/2014
Etil Klorida semprot
botol
24
76.010
1.824.240
37
15/10/2014
Vaksin - ADS 0.05 ml
0,34
87,69
pcs
700
2.500
1.750.000
38
15/12/2014
0,33
88,01
Obat Batuk Hitam cairan
botol
1320
1.320
1.742.400
39
0,32
88,34
15/08/2014
Thiamin HCl tab. 50 mg
tablet
28.000
62
1.736.000
0,32
88,66
40
15/10/2014
Hidrokortison krim 2,5 %
tube
710
2.399
1.703.290
0,32
88,98
41
15/08/2014
Kotrimoksazol suspensi
botol
695
2.340
1.626.300
0,30
89,28
42
13/06/2014
Alopurinol 100 mg
tablet
13.000
125
1.625.000
0,30
89,58
43
13/06/2014
Betametason krim 0,1%
tube
915
1.760
1.610.400
0,30
89,88
44
16/04/2014
Domperidon Syrup
botol
430
3.624
1.558.320
0,29
90,17
45
14/02/2014
Gliseril Guaiacolat 100 mg
tablet
47.000
32
1.504.000
0,28
90,45
46
13/01/2014
Antasida DOEN
tablet
18.000
83
1.494.000
0,28
90,73
47
14/03/2014
tablet
71.000
21
1.491.000
0,28
91,00
48
17/11/2014
tablet
21.600
69
1.490.400
0,28
91,28
49
14/07/2014
Mikonazol krim
tube
490
3.000
1.470.000
0,27
91,56
50
26/08/2014
Vaksin - ADS 5 ml
pcs
684
2041
1.396.044
0,26
91,82
51
14/03/2014
Cefixime kapsul 100 mg
kapsul
550
2394
1.316.700
0,24
92,06
52
17/09/2014
Amlodipin 10 mg
tablet
3870
330
1.277.100
0,24
92,30
53
14/07/2014
Azithromycin 500 mg
tablet
280
4.500
1.260.000
0,23
92,53
54
12/11/2014
Vaksin - TT
pcs
1100
1.140
1.254.000
0,23
92,77
55
15/08/2014
Fenoksimetil P. 500 mg.
tablet
2900
407
1.180.300
0,22
92,99
56
14/03/2014
Hidroklorotiazida 25 mg.
tablet
28.000
42
1.176.000
0,22
93,20
57
17/11/2014
Glibenklamid 5 mg
tablet
21.500
54
1.161.000
0,22
93,42
58
14/02/2014
Asam Askorbat/Vit. C 50 mg
tablet
29.000
40
1.160.000
0,22
93,64
59
13/06/2014
Bisacodyl suppo 5 mg
sup
72
15.583
1.121.976
0,21
93,84
60
13/01/2014
Ringer Laktat lar. infus 500 ml
botol
210
5.200
1.092.000
0,20
94,05
61
16/05/2014
Framisetin
lembar
68
16.000
1.088.000
0,20
94,25
62
13/06/2014
Ambroxol 30 mg tab
tablet
11400
95
1.083.000
0,20
94,45
63
14/07/2014
Asiklovir tab. 400 mg
tablet
2900
350
1.015.000
0,19
94,64
64
15/12/2014
Haloperidol 1,5 mg.
tablet
13700
69
945.300
0,18
94,82
65
13/06/2014
vial
180
5.099
917.820
0,17
94,99
66
14/07/2014
tablet
4000
219
876.000
0,16
95,15
67
15/10/2014
Etanol 70 % 1000 ml
botol
36
23.430
843.480
0,16
95,31
68
17/11/2014
Piridoksin 10 mg
tablet
42.000
20
840.000
0,16
95,46
69
13/01/2014
sup
228
3.300
752.400
0,14
95,60
70
16/05/2014
tube
245
2.997
734.265
0,14
95,74
71
13/06/2014
tablet
5000
140
700.000
0,13
95,87
72
17/09/2014
Salbutamol 2 mg.
tablet
9100
76
691.600
0,13
96,00
73
15/08/2014
Salbutamol Nebules
ampul
100
6.600
660.000
0,12
96,12
Klorfeniramin Maleat tab. 4 mg Deksametason tab. 0,5 mg
Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg Griseofulvin 125 mg. micro.
Anti haemoroid doen komb. Asiklovir krim 5% 5 gram Metoklorpropamide tab. 10 mg
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
74
15/10/2014
Nifedipine 10 mg Triheksifenidil HCl tab. 2 mg Kloramfenikol kapsul 250 mg
tablet
5800
112
649.600
tablet
14500
44
638.000
kapsul
2380
266
633.080
75
17/11/2014
76
15/12/2014
77
17/09/2014
Metronidazol 500 mg
tablet
3200
190
608.000
78
17/11/2014
Klorpromazin HCl Sal. 100 mg.
tablet
4500
133
598.500
79
14/07/2014
Salisil bedak 2%
kotak
470
1.250
587.500
botol
245
2270
556.150
ampul
200
2.750
550.000
Gentian Violet larutan 1 % Oksitosin injeksi 10 IU/ml-1 ml.
0,12
96,24
0,12
96,36
0,12
96,48
0,11
96,59
0,11
96,70
0,11
96,81
0,10
96,92
0,10
97,02
80
16/04/2014
81
17/09/2014
82
13/01/2014
Cresophene
botol
1
539.000
539.000
0,10
97,12
83
14/03/2014
Retinol 100.000 IU
kapsul
1750
293
512.750
0,10
97,21
kaplet
3.200
155
496.000
0,09
97,31
tablet
990
480
475.200
Asam mefenamat 500 mg Nistatin Vaginal 100.000 IU
84
15/08/2014
85
13/01/2014
0,09
97,40
86
13/06/2014
Larutan hipokloride
botol
44
10.120
445.280
0,08
97,48
87
13/06/2014
Fenol gliserol TT 10%
botol
215
2.042
439.030
0,08
97,56
88
16/05/2014
Kloramfenikol t.t. 3%
botol
210
2.090
438.900
0,08
97,64
89
15/12/2014
Loratadine 10 mg
tablet
2700
160
432.000
0,08
97,72
90
17/09/2014
Omeprazole 20 mg
tablet
2040
211
430.440
0,08
97,80
91
17/09/2014
Ketokonazole 200 mg
tablet
1400
300
420.000
0,08
97,88
92
14/07/2014
tablet
3500
112
392.000
0,07
97,95
93
17/09/2014
botol
19
19.800
376.200
0,07
98,02
94
15/10/2014
Braito TM
botol
60
6.100
366.000
0,07
98,09
95
15/10/2014
Gemfibrozil 300 mg tab
tablet
1320
272
359.040
0,07
98,16
96
15/12/2014
Fenoksimetil P. 250 mg.
tablet
1300
272
353.600
0,07
98,22
97
14/02/2014
Antalgin tab. 500 mg
tablet
3.000
115
345.000
0,06
98,29
98
14/03/2014
Medroksi progesteron asetat inj depo 50 mg
vial
60
5.500
330.000
0,06
98,35
99
14/03/2014
Furosemida tab. 40 mg
tablet
3200
102
326.400
0,06
98,41
100
17/11/2014
Amoksisilin Sirup forte 250mg/5ml
botol
80
4.070
325.600
0,06
98,47
101
16/05/2014
Serum Golongan darah
set
1
291.500
291.500
0,05
98,52
0,05
98,58
0,05
98,63
0,05
98,68
0,05
98,73
Amitriptilin HCl Salut 25 mg. Yodium Povidon 10% 300 ml
Dekstrometorfan HBr tab. 15 mg Fitomenadion inj. 10 mg/ml. Lidokain kompositum injeksi
tablet
2900
99
287.100
ampul
190
1450
275.500
ampul
210
1.295
271.950
102
13/01/2014
103
16/05/2014
104
17/11/2014
105
14/02/2014
Aminofilin 200 mg
tablet
2400
113
271.200
106
17/09/2014
Natrium Klorida lar. infus 0,9%
botol
55
4.900
269.500
0,05
98,78
107
13/06/2014
Parasetamol drop
botol
50
5.227
261.350
0,05
98,83
108
15/08/2014
Asam Folat 1 mg
tablet
5100
48
244.800
0,05
98,88
109
17/09/2014
Dimenhidrinat
tablet
2300
104
239.200
0,04
98,92
110
14/02/2014
Metronidazol 250 mg
tablet
2100
112
235.200
0,04
98,96
111
17/11/2014
Prednison 5 mg
tablet
6.000
38
228.000
0,04
99,01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
112
15/12/2014
Salep 2 - 4 kombinasi Anti fungi doen/Whitefield Fitomenadion Sal. 10 mg.
pot
105
2.000
210.000
pot
110
1.904
209.440
tablet
300
693
207.900
0,04
99,04
0,04
99,08
113
15/08/2014
114
15/08/2014
0,04
99,12
115
13/06/2014
Perak Sulfadiazin 35 gr
tube
5
40.150
200.750
0,04
99,16
116
16/04/2014
Parasetamol 100 mg.
tablet
4300
46
197.800
0,04
99,20
botol
110
1.650
181.500
0,03
99,23
tube
90
1.920
172.800
0,03
99,26
botol
50
3.370
168.500
0,03
99,29
tube
30
5.550
166.500
0,03
99,32
botol
115
1.379
158.585
Kloramfenikol salep mata 1% Oksitetrasiklin HCl salep mata 1%
117
16/05/2014
118
17/11/2014
119
15/08/2014
120
15/12/2014
121
14/03/2014
0,03
99,35
122
13/06/2014
Diazepam rectal 5 mg
tube
5
29.700
148.500
0,03
99,38
123
17/09/2014
Bisacodyl suppo 10 mg
sup
24
6.045
145.080
0,03
99,41
124
13/06/2014
tablet
1500
92
138.000
0,03
99,43
125
15/08/2014
botol
5
24.300
121.500
0,02
99,46
126
14/02/2014
Asetosal tablet 100 mg.
tablet
1000
116
116.000
0,02
99,48
127
14/02/2014
Dettol
botol
6
18.000
108.000
0,02
99,50
128
15/12/2014
Amoksisilin inj 1000 mg/ml
vial
10
10.000
100.000
0,02
99,52
129
16/05/2014
Aqua pro inj. 25 ml
botol
20
5.000
100.000
0,02
99,54
130
16/04/2014
Glukosa lar. infus 5%
botol
20
4.950
99.000
0,02
99,55
131
15/10/2014
Deksametason inj. 5 mg. ml.
ampul
70
1.400
98.000
0,02
99,57
132
16/05/2014
Reserpin 0,25 mg.
tablet
1.000
97
97.000
0,02
99,59
133
17/11/2014
Ketorolac inj. 10 mg/ml
ampul
60
1.616
96.960
0,02
99,61
134
17/09/2014
Rifampisin kapsul 300 mg.
kapsul
200
484
96.800
0,02
99,63
135
15/10/2014
Simvastatin tab.10 mg
tablet
390
238
92.820
0,02
99,64
136
17/11/2014
Levertran salep 15 gram
botol
35
2.600
91.000
0,02
99,66
137
15/12/2014
Kotrimoksazol Forte
tablet
200
445
89.000
0,02
99,68
138
17/09/2014
Doksisiklin 100 mg
botol
400
220
88.000
0,02
99,69
139
16/04/2014
Ichtiol salep 15 gram
pot
15
5.500
82.500
0,02
99,71
140
15/08/2014
Eritromisin syrup
botol
10
7.700
77.000
0,01
99,72
141
16/05/2014
Calcil Gluconas 100 mg inj.
ampul
5
15.000
75.000
0,01
99,74
142
15/08/2014
Zinc Syr 20 mg/5 ml
botol
10
7.400
74.000
0,01
99,75
143
15/12/2014
Amlodipin 5 mg
tablet
390
187
72.930
0,01
99,77
144
15/12/2014
Yodium Povidon 10% 30 ml
botol
36
2.000
72.000
0,01
99,78
145
15/12/2014
Vitamin B12 50mg tab
tablet
1.000
70
70.000
0,01
99,79
146
15/08/2014
Epinefrin HCl/bitartrat inj. 0.1%
ampul
45
1.500
67.500
0,01
99,80
147
15/10/2014
Ranitidin inj 25 mg/2ml
ampul
35
1.928
67.480
0,01
99,82
148
14/07/2014
Domperidon tablet 10 mg
tablet
400
167
66.800
0,01
99,83
149
15/08/2014
Glimepiride tab 1 mg
tablet
250
265
66.250
0,01
99,84
Kloramfenikol suspensi Kloramfenikol salep kulit Dekstrometorfan HBr sirup
Isosorbid dinitrat Sub. 5 mg. Polikresulen (Albutil larutan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
150
15/12/2014
Salbutamol Rotahaler Aminofilin inj. 24 mg/ml-10 ml. Carbo adsorben 250 mg/Bekarbon
pcs
10
5.867
58.670
ampul
15
3.818
57.270
tablet
400
141
56.400
151
14/07/2014
152
14/03/2014
153
15/08/2014
Karbamazepin 200 mg.
tablet
200
272
54.400
154
15/12/2014
Diazepam Rectal 10 mg/2.5 ml
tube
3
16.748
50.244
155
15/12/2014
Metronidazole suspensi
botol
5
9.000
45.000
kapsul
100
431
43.100
botol
10
3.843
38.430
tablet
300
123
36.900
Salbutamol serb.inh 200 mcg/kaps Sulfasetamid Na. Tm. 15 % Anti migrain doen/Ergotamin
0,01
99,85
0,01
99,86
0,01
99,87
0,01
99,88
0,01
99,89
0,01
99,90
0,01
99,91
0,01
99,92
156
15/10/2014
157
13/01/2014
158
16/04/2014
0,01
99,92
159
16/05/2014
Diazepam tab. 2 mg
tablet
1300
26
33.800
0,01
99,93
160
15/08/2014
Captopril 12,5 mg
tablet
500
62
31.000
0,01
99,94
161
14/07/2014
0,01
99,94
162
15/10/2014
0,01
99,95
163
15/08/2014
0,01
99,95
164
0,01
99,96
0,01
99,96
0,01
99,97
0,00
99,97
0,00
99,98
0,00
99,98
0,00
99,99
0,00
99,99
0,00
99,99
0,00
100,00
0,00
100,00
0,00
100,00
0,00
100,00
0,00
100,00
Pirantel Pamoat tab. 125 mg Metilergometrin M. inj. 0,200 mg. Difenhidramin HCl inj. 10 mg/ml
tablet
112
274
30.688
ampul
22
1.394
30.668
ampul
30
960
28.800
15/12/2014
Ambroxol Syr
botol
10
2.800
28.000
165
16/05/2014
Metilergometrin M. sal. 0,125
tablet
200
140
28.000
166
15/10/2014
Digoksin 0,25 mg.
tablet
300
91
27.300
167
15/08/2014
Natrium diklofenak 25 mg tab
tablet
200
133
26.600
168
13/06/2014
Pirazinamida 500 mg
tablet
100
235
23.500
ampul
10
2.344
23.440
ampul
5
4.500
22.500
botol
10
2.160
21.600
ampul
20
960
19.200
ampul
15
850
12.750
botol
4
2.970
11.880
ampul
5
1.948
9.740
169
14/02/2014
170
17/11/2014
171
15/08/2014
Diazepam inj. 5 mg/ml 2 ml Hyosine N Butilbromide Inj. Antasida suspensi Metoklopramide inj. 5 mg/ml Lidokain non Epinefrin injeksi Etakridin lar. 0.1% 300 ml. Magnesium sulfat inj. 40%
172
13/06/2014
173
17/09/2014
174
15/08/2014
175
16/05/2014
176
15/08/2014
Albendazol tab. 400 mg.
tablet
30
102
3.060
15/12/2014
Kombipak Azithromycin - Cefixime
paket
18
0
0
177
TOTAL
537.455.390
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Lampiran 3. Laporan Pengambilan Obat Puskesmas Tempel I Tahun 2013 No
Tanggal
Nama Obat
Jumlah
Satuan
Harga
Nilai
Persen (%)
Persen Kumulatif (%)
Kategori
0 1 2 3
14/06/2013 14/11/2013 15/04/2013
Hemafort tab salut
33.600
tablet
715
24.024.000
20,11
20,11
Vaksin Polio (IPV)
400
dosis
25.903
10.361.200
8,67
28,78
Amoksisilin 500 mg
33.500
kaplet
303
10.150.500
8,50
37,28
tablet
105
9.649.500
8,08
45,36
dosis
21.125
8.450.000
7,07
52,43
dosis
14.065
8.439.000
7,06
59,49
paket
360.000
5.040.000
4,22
63,71
4
15/01/2013
Parasetamol 500 mg
91.900
5
14/11/2013
Vaksin BCG Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen)
400
OAT FDC Kat. I Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg
14
6 7 8
16/10/2013 16/09/2013 12/07/2013
600
480
vial
5.500
2.640.000
2,21
65,92
Zinc tab. 20 mg
5400
tablet
455
2.457.000
2,06
67,98
13/12/2013
Ibuprofen 400 mg.
17000
tablet
144
2.448.000
2,05
70,03
11
14/11/2013
Captopril 25 mg
17.400
tablet
138
2.401.200
2,01
72,04
12
12/07/2013
Retinol 200.000 IU Obat Batuk Hitam cairan Metformin HCl 500 mg
4.000
kapsul
471
1.884.000
1,58
73,62
botol
1.500
1.747.500
1,46
75,08
9
12/07/2013
10
13 14 15 16
13/12/2013 17/10/2013 18/03/2013
10800
tablet
152
1.641.600
1,37
76,45
16.200
tablet
91
1.474.200
1,23
77,69
4000
sak
355
1.420.000
1,19
78,87
botol
1.725
1.362.750
1,14
80,02
tablet
23
1.288.000
1,08
81,09
tablet
210
1.176.000
0,98
82,08
ampul
84.150
1.093.950
0,92
82,99
tablet
21
978.600
0,82
83,81
dosis
8.450
845.000
0,71
84,52
16/09/2013
Garam Oralit 200 ml Parasetamol sirup 120 mg/5 ml Gliseril Guaiacolat 100 mg Natrium diklofenak 50 mg tab Serum ATS inj. 1500 IU/amp Klorfeniramin Maleat tab. 4 mg Vaksin DPT-HB Combo Kloramfenikol tetes mata 0,5%
botol
6.600
792.000
0,66
85,18
24
14/11/2013
Etil Klorida semprot
10
botol
76.010
760.100
0,64
85,82
25
19/08/2013
Alopurinol 100 mg
5900
tablet
125
737.500
0,62
86,44
26
16/09/2013
Asiklovir tab. 400 mg
2000
tablet
350
700.000
0,59
87,02
Mikonazol krim
230
tube
3.000
690.000
0,58
87,60
Tablet Kalium Hidrokortison krim 2,5 %
300
tablet
2.251
675.300
0,57
88,17
tube
2.842
639.450
0,54
88,70
Ranitidin 150 mg Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml
3900
tablet
156
608.400
0,51
89,21
botol
2.365
579.425
0,49
89,70
Vaksin HB Uniject Kalsium Laktat tab. 500 mg
30
dosis
17.360
520.800
0,44
90,13
tablet
52
520.000
0,44
90,57
17 18 19 20 21 22 23
27 28 29 30 31 32 33
16/09/2013
Antasida DOEN
1165
19/08/2013 14/11/2013 18/03/2013 16/09/2013 15/01/2013 16/10/2013
15/01/2013 15/04/2013 15/01/2013 19/08/2013 12/07/2013 14/11/2013 15/04/2013
790 56.000 5600 13 46.600 100 120
225
245
10.000
A
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
18/03/2013 18/03/2013 15/05/2013 16/09/2013 14/06/2013 14/06/2013 15/01/2013 15/05/2013 15/01/2013 18/03/2013 14/11/2013 13/12/2013 14/06/2013
Siprofloksasin 500 mg Antibakteri DOEN salep Basitrasin
2000
Nifedipine 10 mg
3500 85
Kloramfenikol t.t. 3% Hidroklorotiazida 25 mg.
175
10.000
0,38
91,80
botol
5.390
458.150
0,38
92,18
92,87
Haloperidol 1,5 mg. Kloramfenikol salep mata 1% Thiamin HCl tab. 50 mg Anti haemoroid doen komb. Betametason krim 0,1%
tablet
63
384.300
0,32
93,19
tube
1.650
330.000
0,28
93,47
tablet
34
306.000
0,26
93,72
sup
2450
294.000
0,25
93,97
200 9.000 120 165
tube
1.760
290.400
0,24
94,21
Domperidon Syrup
30
botol
9.020
270.600
0,23
94,44
Bisacodyl suppo 5 mg
18
sup
14.887
267.966
0,22
94,66
kaplet
887
266.100
0,22
94,88
botol
1.243
261.030
0,22
95,10
tablet
44
259.600
0,22
95,32
tablet
128
256.000
0,21
95,53
53
15/05/2013
5900 2.000 6
tube
40.150
240.900
0,20
95,74
14.000
tablet
17
238.000
0,20
95,94
Salisil bedak 2%
215
kotak
1.100
236.500
0,20
96,13
Retinol 100.000 IU
800
kapsul
293
234.400
0,20
96,33
Salbutamol 2 mg. Dekstrometorfan HBr tab. 15 mg
2900
tablet
76
220.400
0,18
96,51
tablet
99
217.800
0,18
96,70
100
dosis
2.169
216.900
0,18
96,88
tube
2.552
191.400
0,16
97,04
botol
2.701
189.070
0,16
97,20
ampul
1.210
181.500
0,15
97,35
2200
15/04/2013
Vaksin Campak Asiklovir krim 5% 5 gram Dekstrometorfan HBr sirup Lidokain kompositum injeksi Ethambutol tab 500 mg
tablet
574
172.200
0,14
97,49
62
14/11/2013
Glibenklamid 5 mg
2600
tablet
64
166.400
0,14
97,63
63
19/08/2013
Kotrimoksazol dewasa Asam Askorbat/Vit. C 50 mg
1000
tablet
160
160.000
0,13
97,77
58 59 60 61
64 65 66 67 68 69 70
17/09/2013
458.500
0,33
Vitamin B komplek
57
131
398.310
12/07/2013
15/01/2013
tablet
23.430
19/08/2013
56
91,42
botol
52
14/11/2013
0,41
6100
210
12/07/2013
494.375
Etanol 70 % 1000 ml
Fenol gliserol TT 10% Triheksifenidil HCl tab. 2 mg Klorpromazin HCl Sal. 100 mg. Perak Sulfadiazin 35 gr
55
2.825
92,53
Eritromisin 500 mg
54
tube
0,35
13/02/2013
51
91,00
420.000
14/11/2013
16/09/2013
0,44
42
48
50
520.000
tablet
300
13/12/2013
260
17
47
49
tablet
14/06/2013 17/10/2013 15/05/2013
18/03/2013 12/07/2013 14/06/2013 13/12/2013 15/04/2013 13/12/2013 17/10/2013
75 70 150 300
6.000
tablet
26
156.000
0,13
97,90
Framisetin
12
lembar
12.980
155.760
0,13
98,03
Salep 2 - 4 kombinasi Deksametason tab. 0,5 mg
95
pot
1.613
153.235
0,13
98,16
tablet
85
153.000
0,13
98,28
tablet
238
149.940
0,13
98,41
pot
1.904
133.280
0,11
98,52
kapsul
266
130.340
0,11
98,63
Simvastatin tab.10 mg Anti fungi doen/Whitefield Kloramfenikol kapsul 250 mg
1800 630 70 490
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102
13/02/2013
13/12/2013 14/11/2013 17/10/2013 18/03/2013
Hyosine N Butilbromide tab 10 mg Oksitetrasiklin HCl salep mata 1% Vaksin - TT Metoklorpropamide tab. 10 mg Kotrimoksazol suspensi
100 60 100 1100 30
1.287
128.700
0,11
98,74
tube
1.920
115.200
0,10
98,83
dosis
1.140
114.000
0,10
98,93
tablet
99
108.900
0,09
99,02
botol
3.500
105.000
0,09
99,11
Isoniazida 300 mg.
1.000
tablet
97
97.000
0,08
99,19
Larutan hipokloride
7
botol
13.200
92.400
0,08
99,27
7.000
tablet
13
91.000
0,08
99,34
Aminofilin 200 mg
800
tablet
105
84.000
0,07
99,41
Antalgin tab. 500 mg Sulfasetamid Na. Tm. 15 %
700
tablet
115
80.500
0,07
99,48
botol
3.843
76.860
0,06
99,54
Dimenhidrinat Fitomenadion Sal. 10 mg. Pirantel Pamoat tab. 125 mg Nistatin Vaginal 100.000 IU Natrium Klorida lar. infus 0,9%
600
tablet
102
61.200
0,05
99,60
tablet
579
57.900
0,05
99,64
tablet
282
51.888
0,04
99,69
tablet
407
48.840
0,04
99,73
botol
4950
44.550
0,04
99,77
Furosemida tab. 40 mg
400
tablet
102
40.800
0,03
99,80
Prednison 5 mg Anti migrain doen/Ergotamin Gemfibrozil 300 mg tab Deksametason inj. 5 mg. ml. Griseofulvin 125 mg. micro.
1.000
tablet
38
38.000
0,03
99,83
tablet
123
36.900
0,03
99,86
tablet
272
32.640
0,03
99,89
ampul
2.002
26.026
0,02
99,91
tablet
201
20.100
0,02
99,93
tablet
95
19.000
0,02
99,94
15/05/2013
Ambroxol 30 mg tab Ringer Laktat lar. infus 500 ml
200
botol
5.200
15.600
0,01
99,96
13/12/2013
Efedrin tab. 25 mg
250
tablet
58
14.500
0,01
99,97
Metronidazol 250 mg Haloperidol tab. 0.5 mg. Oksitosin injeksi 10 IU/ml-1 ml. Diazepam inj. 5 mg/ml - 2 ml Gentian Violet larutan 1% Epinefrin HCl/bitartrat inj. 0.1%
100
tablet
112
11.200
0,01
99,98
tablet
60
6.000
0,01
99,98
ampul
1.820
5.460
0,00
99,99
ampul
2.344
4.688
0,00
99,99
botol
440
4.400
0,00
100,00
ampul
1.026
4.104
0,00
100,00
Vaksin - ADS 0.5 ml
700
pcs
0
0
0,00
100,00
pcs
0
0
0,00
100,00
dosis
0
0
0,00
100,00
dosis
0
0
0,00
100,00
15/04/2013 18/03/2013 14/11/2013 13/02/2013 15/05/2013 13/12/2013 15/05/2013 16/09/2013 17/10/2013 16/09/2013 13/02/2013 15/04/2013 15/04/2013 13/12/2013 13/12/2013 19/08/2013 15/01/2013 13/12/2013
15/01/2013 19/08/2013 14/06/2013 13/12/2013 13/02/2013 12/07/2013 11/12/2013
Piridoksin 10 mg
20
100 184 120 9
300 120 13 100
3
100 3 2 10 4
103
17/09/2013
Vaksin - ADS 5 ml
100
104
14/11/2013
Vaksin - Pelarut BCG Vaksin - Pelarut Campak
400
105
tablet
17/09/2013 Total
100
119.464.687
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Lampiran 4. Laporan Pengambilan Obat Puskesmas Tempel I Tahun 2014 No.
Tanggal
Nama Obat
Satuan
Jumlah
Harga
Nilai
Persen (%)
Persen Kumulatif (%)
Kategori
0 1
12/03/2014
Vaksin Polio (IPV)
dosis
1000
25.903
25.903.000
17,64
17,64
2
04/07/2014
tablet
28.400
660
18.744.000
12,76
30,40
dosis
1055
14.065
14.838.575
10,10
40,50
15/10/2014
Hemafort tab salut Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen)
4
11/09/2014
Amoksisilin 500 mg
kaplet
36.200
303
10.968.600
7,47
47,97
5
04/07/2014
Parasetamol 500 mg
tablet
87.200
100
8.720.000
5,94
53,91
6
15/09/2014
Vaksin - ADS 0.5 ml
pcs
5440
1.395
7.588.800
5,17
59,08
7
20/08/2014
Vaksin Campak
dosis
1580
2.169
3.427.020
2,33
61,41
8
11/09/2014
OAT FDC Kat. I
paket
9
359.900
3.239.100
2,21
63,62
9
12/03/2014
Vaksin BCG
dosis
1000
2.523
2.523.000
1,72
65,33
10
15/10/2014
Vaksin HB Uniject
dosis
130
17.360
2.256.800
1,54
66,87
04/07/2014
Retinol 200.000 IU
kapsul
4.700
471
2.213.700
1,51
68,38
12
14/02/2014
Ibuprofen 400 mg.
tablet
14.400
145
2.088.000
1,42
69,80
13
14/03/2014
Zinc tab. 20 mg
tablet
4500
455
2.047.500
1,39
71,19
14
16/05/2014
Vitamin B komplek
tablet
17.400
107
1.861.800
1,27
72,46
15
27/10/2014
dosis
1.100
1.618
1.779.800
1,21
73,67
tablet
15.400
113
1.740.200
1,18
74,86
tablet
8150
210
1.711.500
1,17
76,02
04/07/2014
Vaksin - Td Metformin HCl 500 mg Natrium diklofenak 50 mg tab Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg
320
5.099
1.631.680
1,11
77,13
19
14/02/2014
Captopril 25 mg
tablet
18.300
88
1.610.400
1,10
78,23
20
13/11/2014
tablet
18.300
83
1.518.900
1,03
79,27
botol
1000
1.320
1.320.000
0,90
80,16
tablet
33.000
32
1.056.000
0,72
80,88
botol
728
1.438
1.046.864
0,71
81,60
ampul
15
69.300
1.039.500
0,71
82,30
3
11
16 17 18
A
14/03/2014 15/01/2014
vial
15/01/2014
Antasida DOEN Obat Batuk Hitam cairan Gliseril Guaiacolat 100 mg Parasetamol sirup 120 mg/5 ml Serum ATS inj. 1500 IU/amp
25
14/03/2014
Ranitidin 150 mg
tablet
6600
156
1.029.600
0,70
83,00
26
11/04/2014
Ambroxol 30 mg tab
tablet
10500
95
997.500
0,68
83,68
27
16/05/2014
Etil Klorida semprot
botol
13
76.010
988.130
0,67
84,36
28
27/10/2014
dosis
600
1.641
984.600
0,67
85,03
botol
140
6.600
924.000
0,63
85,66
tablet
40.000
21
840.000
0,57
86,23
21 22 23 24
14/08/2014 16/05/2014 13/10/2014
16/05/2014
Vaksin Jerap DT Kloramfenikol tetes mata 0,5% Klorfeniramin Maleat tab. 4 mg
31
16/05/2014
Garam Oralit 200 ml
sak
2800
292
817.600
0,56
86,78
32
04/07/2014
Mikonazol krim
tube
260
3.000
780.000
0,53
87,32
33
17/06/2014
Vaksin - ADS 0.05 ml
pcs
300
2.500
750.000
0,51
87,83
29 30
12/12/2014
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
34
13/11/2014
Alopurinol 100 mg Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml Perak Sulfadiazin 35 gr Thiamin HCl tab. 50 mg
38
12/12/2014
Amlodipin 10 mg
tablet
1830
330
603.900
0,41
90,05
39
15/01/2014
Haloperidol 1,5 mg.
tablet
8300
69
572.700
0,39
90,44
40
15/01/2014
Bisacodyl suppo 5 mg
sup
36
15.583
560.988
0,38
90,82
41
12/11/2014
Vaksin - ADS 5 ml Hidroklorotiazida 25 mg.
pcs
268
2.041
546.988
0,37
91,20
tablet
13.000
42
546.000
0,37
91,57
tablet
2100
250
525.000
0,36
91,93
tube
210
2.399
503.790
0,34
92,27
ampul
160
3.100
496.000
0,34
92,61
35 36 37
42 43
14/03/2014 15/01/2014 13/11/2014
13/11/2014
5700
125
712.500
0,49
88,31
botol
300
2.300
690.000
0,47
88,78
tube
16
40.150
642.400
0,44
89,22
tablet
10.000
62
620.000
0,42
89,64
11/04/2014
Siprofloksasin 500 mg Hidrokortison krim 2,5 % Lidokain kompositum injeksi Kalsium Laktat tab. 500 mg
tablet
9.000
52
468.000
0,32
92,93
47
16/07/2014
Vaksin - TT
dosis
400
1.140
456.000
0,31
93,24
48
15/01/2014
Nifedipine 10 mg Antibakteri DOEN salep Basitrasin
tablet
4000
112
448.000
0,31
93,54
tube
160
2.491
398.560
0,27
93,81
Fenol gliserol TT 10% Klorpromazin HCl Sal. 100 mg. Betametason krim 0,1%
botol
195
2.042
398.190
0,27
94,08
tablet
1600
245
392.000
0,27
94,35
tube
222
1.760
390.720
0,27
94,62
blister
110
3.383
372.130
0,25
94,87
13/10/2014
Pil KB kombinasi Triheksifenidil HCl tab. 2 mg
tablet
8200
44
360.800
0,25
95,12
14/02/2014
Braito TM
botol
50
6.100
305.000
0,21
95,32
15/01/2014
Framisetin
lembar
19
16.000
304.000
0,21
95,53
11/06/2014
tablet
3900
76
296.400
0,20
95,73
tablet
7.000
40
280.000
0,19
95,92
44 45 46
49 50 51 52 53 54 55 56 57
14/08/2014
tablet
13/11/2014 12/12/2014
13/11/2014 11/04/2014 12/12/2014 13/10/2014 15/01/2014
16/05/2014
Salbutamol 2 mg. Asam Askorbat/Vit. C 50 mg
59
14/03/2014
Eritromisin 500 mg
kaplet
300
864
259.200
0,18
96,10
60
11/06/2014
botol
11
23.430
257.730
0,18
96,27
58
16/05/2014
Etanol 70 % 1000 ml Metoklorpropamide tab. 10 mg
tablet
1800
140
252.000
0,17
96,45
62
13/10/2014
Asiklovir tab. 400 mg
tablet
700
350
245.000
0,17
96,61
63
11/06/2014
Salisil bedak 2%
kotak
190
1.250
237.500
0,16
96,77
64
14/02/2014
botol
65
3.624
235.560
0,16
96,93
tablet
3300
69
227.700
0,16
97,09
tube
75
2.997
224.775
0,15
97,24
14/08/2014
Domperidon Syrup Deksametason tab. 0,5 mg Asiklovir krim 5% 5 gram Anti haemoroid doen komb.
sup
68
3.300
224.400
0,15
97,40
68
13/11/2014
Tablet Kalium
tablet
300
700
210.000
0,14
97,54
69
12/12/2014
Omeprazole 20 mg Kloramfenikol salep mata 1%
tablet
900
211
189.900
0,13
97,67
tube
115
1.650
189.750
0,13
97,80
61
65 66 67
70
11/06/2014 04/07/2014
16/05/2014
C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
71
11/09/2014
72
14/03/2014
73
15/01/2014
74
04/07/2014
75 76
Yodium Povidon 10% 300 ml Dekstrometorfan HBr tab. 15 mg Sulfasetamid Na. Tm. 15 %
Botol
9
19.800
178.200
0,12
97,92
Tablet
1700
99
168.300
0,11
98,03
Botol
40
3.843
153.720
0,10
98,14
Retinol 100.000 IU
Kapsul
500
293
146.500
0,10
98,24
14/08/2014
Anti fungi doen/Whitefield
pot
53
2.750
145.750
0,10
98,34
70
2.000
140.000
0,10
98,43
14/03/2014
Salep 2 - 4 kombinasi
pot
77
16/05/2014
900
140
126.000
0,09
98,52
14/08/2014
Kotrimoksazol dewasa Asam mefenamat 500 mg
tablet
78
kaplet
800
155
124.000
0,08
98,60
79
16/05/2014
Glibenklamid 5 mg Oksitetrasiklin HCl salep mata 1%
tablet
2200
54
118.800
0,08
98,68
tube
60
1.920
115.200
0,08
98,76
botol
55
2.090
114.950
0,08
98,84
tube
10
11.475
114.750
0,08
98,92
80 81
11/09/2014
11/09/2014
Kloramfenikol t.t. 3% Permetrin krim 5% (Scabimite)
83
14/02/2014
Piridoksin 10 mg
tablet
5.000
20
100.000
0,07
98,99
84
15/01/2014
botol
1
99.000
99.000
0,07
99,05
85
14/02/2014
botol
4
24.300
97.200
0,07
99,12
86
13/11/2014
Eugenol cairan Polikresulen (Albutil larutan) Rifampisin kapsul 300 mg.
kapsul
200
484
96.800
0,07
99,19
87
14/03/2014
Dimenhidrinat
tablet
900
104
93.600
0,06
99,25
88
11/04/2014
ampul
10
8.800
88.000
0,06
99,31
kapsul
320
266
85.120
0,06
99,37
tablet
600
135
81.000
0,06
99,42
82
16/05/2014
15/01/2014
Salbutamol Nebules Kloramfenikol kapsul 250 mg Anti migrain doen/Ergotamin
91
12/12/2014
Glimepiride tab 1 mg
tablet
300
265
79.500
0,05
99,48
92
14/08/2014
Zinc Syr 20 mg/5 ml
botol
10
7.400
74.000
0,05
99,53
93
11/09/2014
Simvastatin tab.10 mg
tablet
310
238
73.780
0,05
99,58
94
13/10/2014
Loratadine 10 mg
tablet
400
160
64.000
0,04
99,62
95
11/06/2014
Diazepam rectal 5 mg Kotrimoksazol suspensi Salbutamol serb.inh 200 mcg/kaps
tube
2
29.700
59.400
0,04
99,66
botol
23
2.090
48.070
0,03
99,69
kapsul
100
431
43.100
0,03
99,72
7
5.867
41.069
0,03
99,75
tablet
200
194
38.800
0,03
99,78
tablet
200
167
33.400
0,02
99,80
89 90
96 97 98 99 100 101 102
14/02/2014
11/09/2014 11/09/2014 11/09/2014 16/05/2014 13/11/2014 11/09/2014
pcs
tablet
120
272
32.640
0,02
99,82
tablet
100
300
30.000
0,02
99,84
16/05/2014
Ketokonazole 200 mg Nistatin Vaginal 100.000 IU
tablet
70
407
28.490
0,02
99,86
104
11/04/2014
Aminofilin 200 mg
tablet
300
87
26.100
0,02
99,88
105
11/09/2014
tablet
100
235
23.500
0,02
99,90
12/12/2014
Pirazinamida 500 mg Gentian Violet larutan 1%
botol
10
2.270
22.700
0,02
99,91
13/11/2014
Metronidazol 500 mg
tablet
100
190
19.000
0,01
99,92
103
106 107
11/09/2014
Salbutamol Rotahaler Griseofulvin 125 mg. micro. Domperidon tablet 10 mg Gemfibrozil 300 mg tab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120
13/11/2014 12/12/2014 16/05/2014 13/10/2014 11/06/2014 11/06/2014 16/05/2014 14/08/2014 16/05/2014 11/06/2014 16/05/2014 16/05/2014 16/05/2014
121
15/09/2014
122
20/08/2014 Total
Furosemida tab. 40 mg Diazepam Rectal 10 mg/2.5 ml Ringer Laktat lar. infus 500 ml Pirantel Pamoat tab. 125 mg Epinefrin HCl/bitartrat inj. 0.1%
tablet
200
85
17.000
0,01
99,94
tube
1
16.748
16.748
0,01
99,95
botol
3
5.200
15.600
0,01
99,96
tablet
56
274
15.344
0,01
99,97
ampul
8
1.500
12.000
0,01
99,98
Aqua pro inj. 25 ml Dekstrometorfan HBr sirup Natrium Klorida lar. infus 0,9% Ranitidin inj 25 mg/2ml Etakridin lar. 0.1% 300 ml. Magnesium sulfat inj. 40% Metoklopramide inj. 5 mg/ml Magnesium sulfat inj. 20%
botol
2
5.000
10.000
0,01
99,98
botol
5
1.379
6.895
0,00
99,99
botol
1
4.700
4.700
0,00
99,99
ampul
2
1.928
3.856
0,00
99,99
botol
1
2.970
2.970
0,00
100,00
ampul
1
1.948
1.948
0,00
100,00
ampul
2
960
1.920
0,00
100,00
ampul
1
1.540
1.540
0,00
100,00
Vaksin - Pelarut BCG Vaksin - Pelarut Campak
dosis
1000
0
0
0,00
100,00
dosis
1580
0
0
0,00
100,00
146.864.710
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Lampiran 5. Analisis VEN Tahun 2013 oleh dokter umum Puskesmas Sleman No
Nama Obat V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Deksametason tab. 0,5 mg Hemafort tab salut Vaksin BCG Vaksin Polio (IPV) Amoksisilin 500 mg Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) Parasetamol 500 mg Captopril 25 mg OAT FDC Kat. I Tablet Kalium Parasetamol sirup 120 mg/5 ml Serum ATS inj. 1500 IU/amp Hyosine N Butilbromide tab 10 mg Natrium diklofenak 50 mg tab Vaksin HB Uniject Metformin HCl 500 mg OAT FDC Kat. II Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml Retinol 200.000 IU Ibuprofen 400 mg. Vaksin - ADS 0.5 ml Zinc tab. 20 mg Garam Oralit 200 ml Domperidon Syrup
Kategori E ● ● ● ● ● ● ● ● ●
N
● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
Analisis VEN Tahun 2014 oleh dokter umum Puskesmas Sleman No
Nama Obat V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Vaksin Polio (IPV) Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) Vaksin BCG Hemafort tab salut Amoksisilin 500 mg Vaksin - ADS 0.5 ml Parasetamol 500 mg OAT FDC Kat. I Vaksin HB Uniject Tablet Kalium
Kategori E ● ● ● ● ●
N
● ● ● ● ●
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kotrimoksazol dewasa Vaksin Campak Ibuprofen 400 mg. Hyosine N Butilbromide tab 10 mg Serum ATS inj. 1500 IU/amp Retinol 200.000 IU Captopril 25 mg Natrium diklofenak 50 mg tab Metformin HCl 500 mg Vaksin - Td
● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
Lampiran 6. Analisis VEN Tahun 2013 oleh Kepala UPT POAK Sleman Yogyakarta No
Nama Obat V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Deksametason tab. 0,5 mg Hemafort tab salut Vaksin BCG Vaksin Polio (IPV) Amoksisilin 500 mg Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) Parasetamol 500 mg Captopril 25 mg OAT FDC Kat. I Tablet Kalium Parasetamol sirup 120 mg/5 ml Serum ATS inj. 1500 IU/amp Hyosine N Butilbromide tab 10 mg Natrium diklofenak 50 mg tab Vaksin HB Uniject Metformin HCl 500 mg OAT FDC Kat. II Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml Retinol 200.000 IU Ibuprofen 400 mg. Vaksin - ADS 0.5 ml Zinc tab. 20 mg Garam Oralit 200 ml Domperidon Syrup
Kategori E ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
N
● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Lampiran 7. Analisis VEN Tahun 2014 oleh Kepala UPT POAK Sleman Yogyakarta No
Nama Obat V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Vaksin Polio (IPV) Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) Vaksin BCG Hemafort tab salut Amoksisilin 500 mg Vaksin - ADS 0.5 ml Parasetamol 500 mg OAT FDC Kat. I Vaksin HB Uniject Tablet Kalium Kotrimoksazol dewasa Vaksin Campak Ibuprofen 400 mg. Hyosine N Butilbromide tab 10 mg Serum ATS inj. 1500 IU/amp Retinol 200.000 IU Captopril 25 mg Natrium diklofenak 50 mg tab Metformin HCl 500 mg Vaksin - Td
Kategori E ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
N
● ● ● ● ● ● ●
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Lampiran 8. Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah yang diterima dari Puskesmas Sleman ke UPT POAK Sleman tahun 2013
No
Nama Obat
Satuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Deksametason tab. 0,5 mg Hemafort tab salut Vaksin BCG Vaksin Polio (IPV) Amoksisilin 500 mg Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) Parasetamol 500 mg Captopril 25 mg OAT FDC Kat. I Tablet Kalium Parasetamol sirup 120 mg/5 ml Serum ATS inj. 1500 IU/amp Hyosine N Butilbromide tab 10 mg Natrium diklofenak 50 mg tab Vaksin HB Uniject Metformin HCl 500 mg OAT FDC Kat. II Amoksisilin sirup kering 125mg/5ml Retinol 200.000 IU Ibuprofen 400 mg Vaksin - ADS 0.5 ml Zinc tab. 20 mg Garam Oralit 200 ml Domperidon Syrup Rata-rata %
dosis tablet dosis kaplet tablet pcs dosis paket dosis dosis kapsul tablet tablet tablet dosis tablet tablet vial tablet tablet pcs tablet sak botol
2013 Permintaan 28200 72000 2960 6000 76100 1100 135000 64900 25 4200 17050 85 4300 27000 800 33000 4 1825 15500 33000 5900 8000 10400 430
Pemberian 26300 70400 3200 2520 73900 1300 134400 64900 22 3300 17000 75 4400 24600 700 31000 4 1795 15500 29700 5900 6400 10300 340
% 93,3 97,4 130,3 50,1 97,3 100 99,5 100 91,7 78,2 97,7 88,9 104,4 83,9 90,9 93,3 100 95,7 100 88,5 100 88,6 96,4 71,8 93,2
Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah yang diterima dari Puskesmas Sleman ke UPT POAK Sleman tahun 2014
No 1 2 3
Nama Obat Vaksin Polio (IPV) Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) Vaksin BCG
Satuan Pcs Pcs Pcs
2014 Permintaan Pemberian 4200 3800 3700 3500 3000 3200
% 90,7 93,9 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Hemafort tab salut Amoksisilin 500 mg Vaksin - ADS 0.5 ml Parasetamol 500 mg OAT FDC Kat. I Vaksin HB Uniject Tablet Kalium Kotrimoksazol dewasa 480mg Vaksin Campak Ibuprofen 400 mg. Hyosine N Butilbromide tab 10 mg Serum ATS inj. 1500 IU/amp Retinol 200.000 IU Captopril 25 mg Natrium diklofenak 50 mg tab Metformin HCl 500 mg Vaksin - Td Rata-rata %
Tablet Kaplet Pcs Tablet Paket Pcs Tablet Tablet Pcs Tablet Tablet Vial Kapsul Tablet Tablet Kaplet Pcs
63000 74700 5400 126500 37 700 4300 21300 1000 53300 6600 100 9500 65000 25500 50500 3000
62200 71600 5200 124500 33 630 3500 19200 1000 50300 5000 80 12000 60200 23600 41200 3000
98 95,3 96,9 97,6 91,1 87,3 80,4 84,4 100 91,9 68,3 83,3 100 90,6 89,2 88,1 100 91,8
Lampiran 9. Analisis VEN Tahun 2013 oleh Dokter Umum Puskesmas Tempel I No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama Obat Hemafort tab salut Vaksin Polio (IPV) Amoksisilin 500 mg Parasetamol 500 mg Vaksin BCG Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) OAT FDC Kat. I Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg Zinc tab. 20 mg Ibuprofen 400 mg. Captopril 25 mg Retinol 200.000 IU Obat Batuk Hitam cairan Metformin HCl 500 mg Antasida DOEN Garam Oralit 200 ml
V
Kategori E
N ●
● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Lampiran 10. Analisis VEN Tahun 2014 oleh Dokter Umum Puskesmas Tempel I No.
Nama Obat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Vaksin Polio (IPV) Hemafort tab salut Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) Amoksisilin 500 mg Parasetamol 500 mg Vaksin - ADS 0.5 ml Vaksin Campak OAT FDC Kat. I Vaksin BCG Vaksin HB Uniject Retinol 200.000 IU Ibuprofen 400 mg. Zinc tab. 20 mg Vitamin B komplek Vaksin - Td Metformin HCl 500 mg Natrium diklofenak 50 mg tab Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg Captopril 25 mg Antasida DOEN
V ●
Kategori E
N ●
● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Lampiran 11. Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah yang diterima dari Puskesmas Tempel I ke UPT POAK Sleman tahun 2013
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama Obat Hemafort tab salut Vaksin Polio (IPV) Amoksisilin 500 mg Parasetamol 500 mg Vaksin BCG Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) OAT FDC Kat. I Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg Zinc tab. 20 mg Ibuprofen 400 mg. Captopril 25 mg Retinol 200.000 IU Obat Batuk Hitam cairan Metformin HCl 500 mg Antasida DOEN Garam Oralit 200 ml Rata-rata %
2013
Satuan tablet dosis kaplet tablet dosis dosis paket
%
Permintaan Pemberian 37600 33100 1670 1050 37000 33500 105000 91900 1300 1300 550 650 10 10
87,1 75,1 90,6 87,2 100 120 100
vial
300
300
100
tablet tablet tablet kapsul botol tablet tablet sak
6800 21200 20700 4000 1420 12400 21700 5000
5400 17000 16500 4000 1165 10800 16200 4000
74,6 80,4 77,8 100 80,9 97,2 76,1 77,9 89,1
Kesesuaian jumlah permintaan obat yang diminta dan jumlah yang diterima dari Puskesmas Tempel I ke UPT POAK Sleman tahun 2014
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Obat Vaksin Polio (IPV) Hemafort tab salut Vaksin DPT-HB-HIB (Pentavalen) Amoksisilin 500 mg Parasetamol 500 mg Vaksin - ADS 0.5 ml Vaksin Campak OAT FDC Kat. I Vaksin BCG
Satuan dosis tablet dosis kaplet tablet pcs dosis paket dosis
2014 Permintaan Pemberian 1400 1000 31600 28400 750 750 39700 36200 92000 87200 2500 2400 500 500 9 9 1200 1000
% 73,8 89,5 100 91,1 97,7 96,3 100 100 83,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Vaksin HB Uniject Retinol 200.000 IU Ibuprofen 400 mg. Zinc tab. 20 mg Vitamin B komplek Vaksin - Td Metformin HCl 500 mg Natrium diklofenak 50 mg tab Medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg Captopril 25 mg Antasida DOEN Rata-rata %
dosis kapsul tablet tablet tablet dosis tablet tablet
130 4700 18400 5200 23000 1100 17100 8400
130 4700 14400 4500 17400 1100 15200 8150
100 100 76,6 86,7 78,1 100 91,3 96,8
vial tablet tablet
300 21100 21300
300 18300 17800
100 86,9 88,5 91,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Lampiran 12. Daftar 10 Penyakit Terbesar Tahun 2013 di Puskesmas Sleman No. Kode Nama Penyakit 1 J00 Commond cold 2 I10 Hipertensi 3 M62 Gangguan lain pada jaringan otot 4 J06 Infeksi Saluran Pernafasan Akut 5 K04 Penyakit jaringan pulpa dan periapikal 6 K30 Dispepsia 7 R51 Sakit Kepala 8 E11 Diabetes Melitus 9 J02 Faringitis akut 10 R50 Demam tanpa sebab
Jumlah pasien 6088 4698 4369 3131 2887 2110 1817 1765 1761 1451 30077
% 20,24 15,62 14,53 10,41 9,599 7,015 6,041 5,868 5,855 4,824 100
Daftar 10 Penyakit Terbesar Tahun 2014 di Puskesmas Sleman No. Kode Nama Penyakit 1 J00 Commond cold 2 I10 Hipertensi 3 M62 Myalgia 4 J06 Infeksi Saluran Pernafasan Akut 5 K04 Penyakit jaringan pulpa dan periapikal 6 J02 Faringitis akut 7 K30 Dispepsia 8 R51 Sakit Kepala 9 R50 Demam tanpa sebab 10 E11 Diabetes Melitus
Jumlah pasien 5950 4054 3790 3245 2652 1842 1621 1607 1532 1458 27751
% 21,441 14,608 13,657 11,693 9,5564 6,6376 5,8412 5,7908 5,5205 5,2539 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Lampiran 13. Contoh Form LPLPO Puskesmas Tempel I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Lampiran. 14 PANDUAN PERTANYAAN
1. Dari daftar tersebut, dapatkah Ibu/Bapak menggolongkan mana obat vital, esensial, dan non esensial? 2. Berikan alasan mengapa Ibu/Bapak mengelompokkan hal ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
BIOGRAFI PENULIS
Megasari Delfia, dilahirkan di Kota Cirebon pada tanggal 13 Agustus 1993. Anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Ferdiyanto dan Ibu Lina Herlina. Penulis menempuh pendidikan di SDN Kartini I Cirebon (1999-2005), SMPN 5 Cirebon (2005-2008), SMAN 6 Cirebon (2008-2011) dan saat ini sedang melanjutkan jenjang perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan perguruan tinggi, penulis terlibat dalam beberapa Kepanitiaan dalam kegiatan Desa Mitra, Kepanitian ISMAFARSI dalam kegiatan Kampanye Informasi Obat “Healthy For Beauty” dan beberapa seminar yang diadakan di Universitas Sanata Dharma. Pengalaman kerja yang pernah dilakukan selama berjalannya perkuliahan diantaranya sebagai Shopkeeper di Slackers selama dua tahun (2012-2014), SPG Rown di The Parade 5 dan Kickfest Yogyakarta (2015), SPG Throox di Showcase JEC Yogyakarta (2015), SPG Rown di Showcase JEC Yogyakarta (2016), dan sampai sekarang Admin Basicleaner (2015-2016).