EVALUASI KUALITAS APLIKASI INTEGRATED LIBRARY INFORMATION SYSTEM (INLIS) BAGI PELAKSANAAN TUGAS KEPUSTAKAWANAN DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI
NURHADISAPUTRA
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir Evaluasi Kualitas Aplikasi Integrated Library Information System (INLIS) bagi Pelaksanaan Tugas Kepustakawanan di Perpustakaan Nasional RI, adalah karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Tugas Akhir ini. Bogor, September 2011
Nurhadisaputra NRP G652080085
ABSTRACT NURHADISAPUTRA. Software Quality Evaluation of Integrated Library Information System (INLIS) for the Librarianship Task Implementation in the National Library of Indonesia. Under direction of PUDJI MULJONO dan SRI WAHJUNI. Integrated Library Information System (INLIS) is software used to perform the task of librarianship, which was developed by National Library of Indonesia in cooperation with PT. Quadra Solutions since 2005 until now. This research is conducted to evaluate INLIS based on three characteristics of the software quality: functionality of the software, portability of the software and usability of the software. Black box testing used in this research is to evaluate functionality and portability of the software, and survey research is used to accommodate the usability of the software. Result of functionality test shows that INLIS accomplished 100% in Security system for different user levels, 35.9% in work form that is used to perform librarianship task, 13% in help menus availability, 100% in record control, 100% in identification of creator, 100% in export and import data; in portability test shows that INLIS accomplished 100%, which means INLIS is adaptable in different environments. In usability test, the research shows 42.48% of respondents are not agree with statements in understandibility questionnaire, 50% of respondents are not agree with statements in operability questionnaire, and 43.75% of respondents are not agree with statements in attractiveness questionnaire. Recommendation of the research is prioritized to improve INLIS to eliminate bugs and other lacks. Keywords: Integrated Library Information System (INLIS), Software Quality Evaluation, Library Software.
RINGKASAN NURHADISAPUTRA. Evaluasi Kualitas Aplikasi Integrated Library Information System (INLIS) Bagi Pelaksanaan Tugas Kepustakawanan di Perpustakaan Nasional RI. Dibimbing oleh PUDJI MULJONO dan SRI WAHJUNI. Aplikasi Integrated Library Information System (INLIS) adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan tugas-tugas kepustakawanan, yang dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) bekerjasama dengan PT. Quadra Solutions sejak tahun 2005 hingga saat ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi INLIS berdasarkan tiga karakteristik kualitas sebuah aplikasi, yaitu: fungsionalitas, portabilitas dan kebergunaannya sebagai sebuah aplikasi. Penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu metode pengujian Black box yang dilakukan untuk menguji sistem dan metode kuesioner untuk mendapatkan hasil dari pengguna sistem. Hasil dari pengujian yang berkaitan dengan fungsionalitas aplikasi, INLIS berhasil memenuhi 100% fungsi pengamanan berbagai tingkatan pengguna, 35.9% pemenuhan form kerja yang berlaku pada sebuah database perpustakaan setingkat nasional, 13% ketersediaan menu bantuan, 100% ketersediaan kontrol cantuman, 100% ketersediaan data mengenai identitas pengentri, dan 100% dalam ketersediaan fasilitas ekspor dan impor. Hasil dari pengujian mengenai portabilitas INLIS, pengujian dilakukan dengan mengujikan INLIS pada browser yang berbeda-beda, didapatkan hasil bahwa INLIS dapat berjalan di Mozilla Firefox 4.0, Internet Explorer 7.0, Safari 4.0.5, dan Opera 10. Hasil dari penyebaran kuesioner kepada pengguna INLIS didapatkan hasil bahwa sebanyak 42.48% responden tidak setuju dengan pernyataan terhadap kemudahan INLIS untuk dimengerti, sebanyak 50% responden tidak setuju dengan pernyataan berkaitan operabilitas INLIS, dan 43.75% responden tidak setuju dengan pernyataan berkaitan atraktivitas INLIS. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu adanya perbaikan dan pengembangan INLIS, dan hal yang paling penting untuk dilakukan adalah penambahan menu bantuan yang sangat membantu bagi pengguna ketika berinteraksi dengan INLIS, untuk selanjutnya pendidikan dan pelatihan bagi para pengguna sangat diperlukan agar INLIS dapat diberdayakan secara maksimal. Kata Kunci : Integrated Library Information System (INLIS), Evaluasi Qualitas Aplikasi Komputer, Aplikasi Perpustakaan.
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin IPB
EVALUASI KUALITAS APLIKASI INTEGRATED LIBRARY INFORMATION SYSTEM (INLIS) BAGI PELAKSANAAN TUGAS KEPUSTAKAWANAN DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI
NURHADISAPUTRA G652080085
Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Teknologi Informasi untuk Perpustakaan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tugas Akhir: Rindang Karyadin, S.T., M.Kom.
Judul
: Evaluasi Kualitas Integrated Library Information System (INLIS) bagi Pelaksanaan Tugas Kepustakawanan di Perpustakaan Nasional RI Nama : Nurhadisaputra NRP : G652080085 Program Studi : Teknologi Informasi untuk Perpustakaan
Disetujui, Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Pudji Muljono, M.Si. Ketua
Ir. Sri Wahjuni, M.T. Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi MTP
Dekan Sekolah Pascasarjana IPB
Aziz Kustiyo, S.Si., M.Kom.
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr.
Tanggal Ujian : 27 September 2011
Tanggal Lulus :
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui beasiswa yang penulis terima dari Perpustakaan Nasional RI, meskipun dengan perjuangan yang tidak mudah karena penulis harus mengerahkan segala daya, upaya, pikiran dan waktu untuk mencapainya. Penelitian ini berjudul Evaluasi Kualitas Aplikasi Integrated Library Information System (INLIS) bagi Pelaksanaan Tugas Kepustakawanan di Perpustakaan Nasional RI. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember 2010 hingga April 2011. Lokasi penelitian ini bertempat di instansi dimana penulis bekerja yaitu di Perpustakaan Nasional RI yang berlokasi di jalan Salemba Raya No. 28 A Jakarta. Penulis menyadari bahwa untuk menyelesaikan penulisan karya ilmiah yang sempurna tidak mudah, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Pudji Muljono, M.Si dan Ibu Ir. Sri Wahjuni, M.T. selaku pembimbing atas arahan dan masukannya. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Rindang Karyadin, S.T., M.Kom. selaku penguji pada sidang tugas akhir, serta seluruh keluarga dan rekan-rekan di kampus maupun di Perpustakaan Nasional RI, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga Allah SWT selalu memberikan ridho-Nya pada setiap niat baik kita. Amin. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, September 2011
Nurhadisaputra
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 13 Oktober 1977 yang merupakan anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan bapak Ihsanuddin dan ibu Nurhayati. Pada tahun 2004 penulis menyelesaikan kuliahnya di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta pada Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Ilmu Jurnalistik dengan gelar sebagai Sarjana Sosial. Setelah mendapatkan gelar sarjananya tersebut penulis sempat bekerja JakTV terlebih dahulu sebelum menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada tahun 2005. Pada tahun 2009 penulis mendapatkan beasiswa pendidikan Pascasarjana di Institut Pertanian Bogor yang diperoleh dari institusi tempat penulis bekerja.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .......................................................................................
xxi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xxiii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xxiv PENDAHULUAN Latar Belakang .....................................................................................
1
Rumusan Masalah ................................................................................
3
Tujuan ..................................................................................................
3
Manfaat ................................................................................................
4
Ruang Lingkup ....................................................................................
4
TINJAUAN PUSTAKA Sistem Informasi ..................................................................................
5
Sistem Informasi Perpustakaan .............................................................
10
Kualitas Perangkat Lunak .....................................................................
12
Pengujian Perangkat Lunak ..................................................................
17
Sistem Informasi Perpustakaan INLIS ..................................................
18
Kepustakawanan ..................................................................................
26
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................................
31
Objek Penelitian ...................................................................................
32
Model dan Variabel Penelitian .............................................................
32
Tahapan Penelitian ...............................................................................
34
Validitas dan Reliabilitas ......................................................................
35
Analisis Data ........................................................................................
36
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengolahan Bahan Pustaka ...................................................................
39
Arsitektur dan Teknologi INLIS ...........................................................
41
Fungsionalitas ......................................................................................
45
Sistem Pengamanan Berbagai Tingkatan .......................................
45
Workform (Form isian) ..................................................................
46
xx
Halaman Menu bantuan pada setiap menu/sub menu ....................................
55
Record control (Kontrol cantuman) ...............................................
56
Adanya identitas pengentri ............................................................
56
Ekspor dan impor data ...................................................................
56
Portabilitas ...........................................................................................
59
Usability ..............................................................................................
60
Understandibility ...........................................................................
60
Operabilitas ...................................................................................
63
Attractiveness ................................................................................
69
Pembahasan .........................................................................................
72
Aplikasi INLIS berdasarkan Pengujian Black Box .........................
72
Usability aplikasi INLIS berdasarkan Kuesioner ............................
73
SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ...................................................................................
75
Saran .............................................................................................
76
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
77
LAMPIRAN ...............................................................................................
79
DAFTAR TABEL Halaman 1
Metode Pengujian INLIS berdasarkan Karakteristik ISO 9126 .............
2
Pengujian Tag Kategori M pada Koleksi Buku, Serial, Kartografi,Video, film dan Manuskrip ..................................................
3
49
Pengujian Tag Kategori A 440 – 830 pada Koleksi Buku, Serial, Kartografi, Video, film dan Manuskrip ......................................
6
48
Pengujian Tag Kategori A 010 – 362 pada Koleksi Buku, Serial, Kartografi, Video, film dan Manuskrip ......................................
5
47
Pengujian Tag Kategori M pada Koleksi Berkas Komputer, Rekaman Suara, Campuran, Microfische dan Buku Teks ......................
4
34
50
Pengujian Tag Kategori A 010 – 362 pada Koleksi Berkas Komputer, Rekaman Suara, Campuran, Microfische dan Buku Teks ............................................................................................
7
52
Pengujian Tag Kategori A 352 – 830 pada Koleksi Berkas Komputer, Rekaman Suara, Campuran, Microfische dan Buku Teks ............................................................................................
53
8
Hasil Pengujian Fungsionalitas Modul Katalogisasi INLIS ...................
57
9
Kemudahan INLIS untuk dipelajari ......................................................
60
10 Kemudahan INLIS untuk dioperasikan .................................................
61
11 Efesiensi waktu bekerja dengan INLIS .................................................
61
12 Peningkatan kinerja dari penggunaan INLIS .........................................
62
13 Kejelasan dan kemudahan menu serta form INLIS ...............................
62
14 Ketepatan feedback INLIS ...................................................................
63
15 Ketersediaan fasilitas “undo & redo” pada INLIS ................................
64
16 Peringatan “error message” pada INLIS ...............................................
64
17 Konsep kata yang mudah dimengerti dan dipahami pada INLIS ...................................................................................................
65
18 Kemudahan menemukan informasi pada INLIS ...................................
65
19 Ketersediaan fasilitas “help index” pada INLIS ....................................
66
20 Pengulangan (Redudancy) data pada INLIS ..........................................
66
xxii
Halaman 21 Waktu akses yang cepat pada INLIS ....................................................
67
22 Kelengkapan fitur yang tersedia pada INLIS ........................................
67
23 Kecepatan proses simpan data (saving) pada INLIS ..............................
68
24 Daya tarik grafis INLIS ........................................................................
69
25 Kenyamanan dalam menggunakan INLIS .............................................
69
26 Kemudahan perbaikan aplikasi INLIS ..................................................
70
27 Tidak adanya kesalahan fungsi pada INLIS ..........................................
70
DAFTAR GAMBAR Halaman 1
Model Sistem .......................................................................................
5
2
Model Hubungan Elemen-elemen Sistem .............................................
6
3
Siklus Informasi ...................................................................................
7
4
Konsep Sistem Informasi .....................................................................
7
5
Hubungan Kualitas, Perangkat Lunak dan Karakteristik ......................
14
6
Model Kualitas ISO 9126 .....................................................................
14
7
Diagram Flow Aplikasi INLIS .............................................................
21
8
Model penelitian ..................................................................................
33
9
Alur Kerja Bidang Pengolahan Bahan Pustaka Perpusnas .....................
41
10 Arsitektur 3 tier INLIS .........................................................................
42
11 Graphic User Interface pada login INLIS ............................................
46
12 Tampilan MARC pada INLIS ..............................................................
55
13 Kontrol Cantuman pada INLIS .............................................................
56
14 Identitas pengentri pada INLIS .............................................................
56
15 Menu ekspor dan impor dalam INLIS ..................................................
57
16 Hasil rata-rata jawaban terhadap understandibility INLIS ......................
63
17 Hasil rata-rata jawaban terhadap portabilitas INLIS ..............................
68
18 Hasil rata-rata jawaban terhadap attractiveness INLIS .........................
71
19 Hasil pengujian Usability keseluruhan ..................................................
71
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1
Uji Validitas dan Validitas ...................................................................
79
2
Representasi data Penelitian .................................................................
81
3
Kuesioner .............................................................................................
89
4
Skenario Uji .........................................................................................
92
PENDAHULUAN Latar Belakang Kemajuan dunia Teknologi Informasi (TI) telah merambah hampir ke seluruh bidang kehidupan manusia. Berbagai hal yang sebelumnya hanyalah sebuah angan-angan kini telah menjadi kenyataan dengan hadirnya TI di dunia. Dengan hadirnya TI pekerjaan mungkin dilakukan tanpa atau dengan sedikit sekali campur tangan manusia. Dalam dunia perpustakaan, kehadiran TI sangat membantu dalam banyak hal, mulai dari proses klasifikasi hingga temu kembali informasi. Berbagai aplikasi untuk perpustakaan, baik itu yang berlisensi maupun yang open source, terus bermunculan dan berkembang mengikuti tuntutan-tuntutan pasar. Aplikasi-aplikasi perpustakaan yang berlisensi seperti Sistem Informasi Perpustakaan Terpadu IBRA yang dikembangkan oleh PT. Teratama Technology System, yang saat ini sudah mencapai versi 4, merupakan salah satu dari sekian banyak aplikasi perpustakaan berlisensi yang mendapat antusias cukup besar dari dunia perpustakaan di Indonesia, ini terlihat dari banyaknya institusi-institusi perpustakaan yang menggunakan aplikasi IBRA tersebut 1. Selain itu, aplikasi perpustakaan yang bersifat open-source seperti Greenstone Digital Library yang dikembangkan oleh Waikato University dalam New Zealand Digital Library Project (NZDL) di New Zealand, atas dukungan dan kerjasama dengan UNESCO serta The Human Info NGO, Belgia2, cukup mendapat perhatian besar dari dunia perpustakaan, karena dianggap sebagai motor penggerak semangat open-source di dunia perpustakaan yang saat ini menjadi alternatif pilihan dari aplikasi-aplikasi berlisensi. Tidak sedikit aplikasi-aplikasi perpustakaan baik yang berlisensi maupun yang bersifat open-source tersebut menyatakan bahwa aplikasi yang mereka kembangkan dapat mengakomodir seluruh proses bisnis yang ada dalam dunia 1
2
Syafar. 2009. Sistem Informasi Perpustakaan Terpadu IBRA. http://safari.web.id/info-dvertising/291/sisteminformasi-perpustakaan-terpadu-ibra.html. diunduh pada 25 Maret 2010. Prasetya, Wasi Tri. 2008.Greenstone Digital Library. LIPI. http://www.pdii.lipi.go.id/ greenstone-digitallibrary-2.html
2
perpustakaan. Namun terkadang kurangnya informasi serta proses bisnis dalam tiap-tiap perpustakaan yang berbeda-beda, dan kebutuhan aplikasi perpustakaan yang tidak hanya sekedar pada proses katalogisasi dan sirkulasi membuat aplikasiaplikasi perpustakaan tersebut dianggap tidak mampu mengakomodir proses bisnis yang ada dalam perpustakaan secara menyeluruh, dan banyak perpustakaan harus mengembangkannya sendiri agar sesuai dengan proses bisnis yang dilakukannya dan kebutuhan yang dimilikinya. Demikian pula dengan Perpustakaan Nasional RI yang sejak tahun 1992 menggunakan Virtua, yaitu versi web dari aplikasi perpustakaan yang dikembangkan oleh Virginia Tech Library System (VTLS). Dalam perjalannanya, Perpustakaan Nasional RI merasa bahwa Virtua sudah tidak dapat lagi menunjang seluruh kebutuhan yang diinginkan, serta mahalnya lisensi yang harus selalu dibayarkan setiap tahunnya kepada VTLS, menjadi titik awal pemikiran bahwa Perpustakaan Nasional RI harus mengembangkan sendiri aplikasi yang benarbenar mampu mengakomodir seluruh proses bisnis yang terjadi dan memenuhi seluruh kebutuhan yang diinginkan oleh Perpustakaan Nasional RI. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, penerapan teknologi informasi dalam perpustakaan tidak hanya sebagai penunjang dalam pelaksanaan tugas subtantif saja namun juga harus mampu sebagai penunjang tugas administratif. Berdasarkan pemikiran tersebut, Perpustakaan Nasional RI bekerjasama dengan PT. Quadra Solutions mengembangkan sebuah Sistem Informasi Perpustakaan Terpadu yang diberi nama INLIS (INtegrated LIbrary System) yang merupakan sistem informasi berbasis WEB yang dapat diakses dari manapun,
sehingga
mempermudah
proses
penelusuran
informasi
oleh
penggunanya. Sistem Informasi perpustakaan INLIS (INtegrated LIbrary System) adalah sebuah sistem informasi perpustakaan yang berfungsi sebagai sebuah sistem berbasis teknologi informasi untuk mendukung pelaksanaan tugas subtantif dan administratif perpustakaan, khususnya di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Sistem Informasi INLIS dikembangkan secara bertahap mulai pada
3
tahun 2005 dan hingga saat ini baru 4 modul yang berjalan dari 5 modul direncanakan. Sistem
Informasi
Perpustakaan
INLIS
dianggap
paling
mampu
mengakomodir seluruh proses bisnis yang terjadi di Perpustakaan Nasional RI dan diharapkan mampu menciptakan sebuah Katalog Induk Nasional dimana seluruh perpustakaan lain tidak perlu lagi memasukkan input katalog jika bahan pustaka tersebut telah dibuatkan katalognya oleh satu perpustakaan. Dalam penerapan INLIS, Perpustakaan Nasional RI telah memberikan perhatian yang besar dalam pengembangannya, dan pengembangan sumber daya manusia pun tak luput dari perhatian dengan tujuan INLIS dapat diberdayakan secara maksimal. Untuk itu diperlukan sebuah analisis untuk melihat efektifitas penggunaan dan
pemanfaatan
INLIS
dalam
pelaksanaan/penyelesaian
tugas-tugas
kepustakawanan agar pengembangan INLIS dapat memberikan kontribusi yang besar bagi pelaksanaan pekerjaan yang lebih efisien dan efektif. Rumusan Masalah Masalah pokok yang mendasari pemilihan topik dalam penelitian ini adalah sejauhmana INLIS yang dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional RI sebagai pengganti dari aplikasi perpustakaan yang lama dapat mengakomodir kriteriakriteria yang berlaku pada sebuah aplikasi perpustakaan, serta bagaimana tingkat kebergunaan aplikasi tersebut pada penggunaannya sebagai penunjang kinerja pustakawan. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui seberapa lengkap fasilitas dan fitur yang dimiliki Integrated Library Information System (INLIS) dalam fungsinya sebagai sistem informasi perpustakaan.
2.
Untuk mengetahui seberapa jauh pemberdayaan Integrated Library Information System (INLIS) ini dalam hal efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas-tugas kepustakawanan di Perpustakaan Nasional RI.
4
Manfaat Manfaat yang diharapkan dari penyusunan tugas akhir ini adalah: 1.
Memberikan bahan acuan, model pemikiran dan pertimbangan bagi para pustakawan pada umumnya dan pihak manajemen Perpustakaan Nasional RI pada khususnya, sehingga dapat memaksimalkan pemanfaatan INLIS dalam penyelesaian tugas-tugas kepustakawanan di Perpustakaan Nasional RI.
2.
Meningkatkan serta memaksimalkan pemanfaatan aplikasi INLIS dalam pelaksanaan tugas-tugas kepustakawanan di Perpustakaan Nasional RI Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini mencakup :
1.
Identifikasi sistem informasi perpustakaan INLIS.
2.
Menganalisis dan menguji sistem informasi perpustakaan INLIS pada tahapan implementasi khususnya pada modul katalogisasi.
3.
Menganalisis pemberdayaan sistem informasi perpustakaan INLIS dalam pemanfaatannya sebagai sebuah aplikasi perpustakaan.
4.
Pengujian terhadap sistem dilakukan pada tahapan implementasi dengan metode Black box yang melihat tolak ukur hasil keluaran sistem dari masukan yang diberikan.
5.
Pengujian pada sistem dilakukan hanya pada tiga karakteristik kualitas aplikasi yang ada pada ISO 9126 yaitu, fungsionalitas, portabilitas dan usability. Pada akhimya, tesis ini diharapkan dapat menjadi dasar pengambilan
keputusan atau rekomendasi bagi manajemen di Perpustakaan Nasional RI untuk melakukan implementasi INLIS secara lebih efisien dan efektif.
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan menguraikan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan teori yang digunakan sebagai landasan teoritis penelitian. Tinjauan pustaka dibagi menjadi enam bagian yang terdiri dari sistem informasi, sistem informasi perpustakaan, kualitas perangkat lunak, pengujian perangkat lunak, sistem informasi perpustakaan INLIS, dan kepustakawanan. Sistem Informasi Pengertian sistem menurut Murdick (1993) adalah seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainya untuk suatu tujuan bersama. Sedangkan definisi sistem menurut Jogiyanto (2000) sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai satu tujuan yang telah ditetapkan. Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud dan tujuan yang sama. Kamus Webster’s Unbriged dalam Al Fatta (2007) mendefinisikan sistem sebagai elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan atau organisasi. Definisi sistem informasi menurut Mukhtar (1999), adalah suatu pengorganisasian peralatan untuk mengumpulkan, menginput, memproses, menyimpan, mengatur, mengontrol, dan melaporkan informasi untuk pencapaian tujuan perusahaan. Ciri pokok sistem menurut Gapspert dalam Al Fatta (2007) ada empat, yaitu sistem itu beroperasi dalam suatu lingkungan, terdiri atas unsurunsur, ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama. Empat komponen, yakni masukan, pengolahan, keluaran dan balikan atau control ditunjukkan pada Gambar 1 di bawah. Masukan / Input
Pengolahan / Processing
Keluaran / Output
Gambar 1 Model Sistem. (Al Fatta, 2007)
6
Sementara Mc. Leod (1996) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Sumber daya mengalir dari elemen output dan untuk menjamin prosesnya berjalan dengan baik maka dihubungkan mekanisme kontrol. Untuk lebih jelasnya elemen sistem tersebut ditunjukkan pada Gambar 2 sebagai berikut: Tujuan
Mekanisme Kontrol
Input
Transformasi g
Output
Gambar 2 Model Hubungan Elemen-elemen Sistem. (Mc Leod, 1996) Pengertian-pengertian di atas secara jelas memberikan definisi bahwa sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang saling teroganisasi, saling berinteraksi dan saling bergantung sama lain. Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sebuah sistem harus memiliki masukan (input), proses dan keluaran (output). Informasi menurut Davis (2002) adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang. Mc Leod (1996) juga mengatakan bahwa informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti. Informasi menurut Mc Fadden (1999) adalah data yang telah diproses sedemikian
rupa
sehingga
meningkatkan
pengetahuan
seseorang
yang
menggunakannya. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang masih mentah yang belum dapat berbicara banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut sehingga menjadi sebuah informasi yang berguna untuk membuat suatu keputusan atau melakukan suatu tindakan. Data yang ditangkap dianggap sebagai input, diproses kembali melalui model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Menurut Burch dan Grudnitski
7
(1986), siklus ini disebut dengan Siklus Informasi (Information Cycle) atau Siklus Pengolahan Data ( Data Processing Cycle) (Gambar 3.). Proses (Model) Input (Data)
Dasar Data
Output (information )
Data ditangkap
Penerima
Hasil Tindakan
Keputusan tindakan
Gambar 3 Siklus Informasi. (Burch dan Grudnitski, 1986) Pengertian-pengertian di atas secara jelas memberikan definisi bahwa informasi adalah data-data suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang saling teroganisasi, saling berinteraksi dan saling bergantung sama lain. Sistem Informasi Manajemen (SIM) menurut definisi Kertahadi (1995) adalah suatu
alat untuk menyajikan informasi dengan cara sedemikian rupa
sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Tujuannya adalah untuk menyajikan informasi guna pengambilan keputusan pada perencanaan, pemrakarsaan, pengorganisasian, pengendalian kegiatan operasi subsistem suatu perusahaan dan menyajikan sinergi organisasi pada proses. Sistem informasi berdasarkan konsep masukan, proses dan keluaran (input, processing, output – IPO) dapat dilihat pada Gambar 4 berikut. Input Data
Pengolahan / Processing
Output Data
Gambar 4 Konsep Sistem Informasi. (Al Fatta, 2007)
8
Leitch dan Davis (1983) mengemukakan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporanlaporan yang diperlukan. Sedangkan definisi sistem informasi menurut Sutabri (2005), adalah proses komunikasi dimana informasi masukan (input) direkam, disimpan dan diproses untuk menghasilkan informasi keluaran (output) yang berupa keputusan tentang perencanaan, pengoperasian dan pengawasan. Sistem informasi menurut Burch dan Grudnitski (1986) terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan, yaitu: 1.
Blok masukan Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar. 2.
Blok model Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematika yang
akan memanipulasi data dan data yang tersimpan di basisdata dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. 3.
Blok keluaran Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan menajemen serta semua pemakai sistem. 4.
Blok teknologi Teknologi merupakan alat dalam sistem informasi. Teknologi digunakan
untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan data dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (human atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Teknisi dapat berupa orang-orang yang mengetahui teknologi dan membuatnya dapat beroperasi. Misalnya teknisi adalah operator komputer, pemprograman,
9
operator pengolahan kata, spesialis telekomunikasi, analisis sistem, penyimpanan data dan lain sebagainya. 5.
Blok Basisdata Basisdata (database) merupakan kumpulan dari data yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memenipulasinya. Data perlu disimpan di dalam basisdata untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basisdata perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Operasi data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpananya.
Basisdata
diakses
atau
dimanipulasi
dengan
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management Sistem). 6.
Blok kendali Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana
alam, api, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancangdan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahankesalahan dapat langsung cepat diatasi Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasaran. Pengertian-pengertian di atas secara jelas memberikan definisi bahwa sistem informasi secara umum adalah suatu susunan yang sistematik dan teratur dari jaringan-jaringan aliran informasi yang saling berhubungan dalam prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam organisasi dengan maksud memberikan data kepada pengguna, baik data yang bersifat internal maupun data yang bersifat eksternal untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai suatu tujuan.
10
Sistem Informasi Perpustakaan Sistem Informasi Perpustakaan dikembangkan dari pemikiran dasar bagaimana melakukan otomatisasi terhadap berbagai proses bisnis dalam suatu perpustakaan. Sistem Informasi Perpustakaan (SIPERPUS) merupakan sebuah sistem yang terintegrasi untuk menyediakan informasi guna mendukung operasi, manajemen, dan fungsi pengambilan keputusan dalam Perpustakaan. Sistem Informasi Perpustakaan (SIPERPUS) merupakan perangkat lunak yang didesain khusus untuk mempermudah pendataan koleksi perpustakaan, katalog, data anggota/peminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi perpustakaan. Keseluruhannya
administrasi
dan
operasional
perpustakaan
serta
dapat
menghasilkan bentuk- bentuk laporan yang efektif dan berguna bagi manajemen perpustakaan (Lutfian, 2009). Sistem informasi perpustakaan menurut Siregar (2007) adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi pelayanan publik yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi peminjaman, pengembalian dan perpanjangan buku dan pembuatan laporan harian, bulanan ataupun tahunan guna mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Sistem informasi perpustakaan menurut Harmawan (2009) merupakan sistem automasi perpustakaan. Sistem perpustakaan memiliki modul-modul yang terintegrasi dari sistem yang satu ke sistem yang lain. Modul-modul yang dapat terintegrasi yaitu: 1.
Modul Pengadaan Pengadaan merupakan kegiatan pokok dari perpustakaan atau pusat
dokumentasi karena kegiatan ini mengusahakan buku-buku yang dibutuhkan bekerja secara sistematis sehingga dapat ada dalam koleksi. Modul pengadaan ini berfungsi untuk membuat daftar usulan buku dan daftar pengadaan buku. 2.
Modul Pengkatalogan Katalog adalah daftar barang yang berada pada suatu tempat, sedangkan
katalog perpustakaan adalah daftar bahan pustaka yang ada dalam perpustakaan,
11
yang tujuannya adalah untuk memudahkan para anggota perpustakaan untuk mengetahui koleksi perpustakaan dengan cepat. Adapun fungsi modul pengatalogan adalah untuk mengelola data koleksi buku maupun koleksi berkala. 3.
Modul keanggotaan Keanggotaan perpustakaan sagat perlu untuk mempermudah pengguna
dalam meminjam koleksi perpustakaan.
Pengurusan keanggotaan setiap
perpustakaan memiliki kebijakan sendiri. Modul keanggotaan berfungsi untuk mengelola data anggota seperti penambahan, pengeditan dan penghapusan data anggota. 4.
Modul sirkulasi Sirkulasi adalah proses transaksi keluar dan masuknya koleksi perpustakaan
yang melibatkan anggota perpustakaan. Pamuntjak (2000) mengemukakan: “Peminjaman
buku
atau
sirkulasi
adalah kegiatan pengedaran koleksi
perpustakaan, baik untuk dibaca di dalam perpustakaan maupun untuk keluar perpustakaan. Pelayanan dapat diberikan dengan sistem pelayanan terbuka dan dengan sistem pelayanan tertutup”. 5.
OPAC Otomasi perpustakaan akan memudahkan pengguna/pustakawan dalam
menelusur informasi khususnya katalog melalui OPAC (Online Public Access Catalog). Pengguna/ pustakawan dapat menelusur suatu judul buku secara bersamaan. Disamping itu, mereka juga dapat menelusur buku dari berbagai pendekatan, misalnya melalui judul, kata kunci, pengarang, kata kunci pengarang, subyek, kata kunci subyek, dan sebagainya, sedangkan apabila menggunakan katalog manual, pengguna/pustakawan hanya dapat akses melalui tiga pendekatan yaitu judul, pengarang, dan subyek (Harmawan, 2009). Sistem informasi perpustakaan digunakan untuk memudahkan para pustakawan dalam mengorganisir dan memberikan layanan bahan pustaka yang dimilikinya serta memudahkan pengguna untuk mencari bahan pustaka dibutuhkan. Pembuatan sistem informasi perpustakaan sangat diperlukan pada semua perpustakaan baik yang menggunakan pelayanan tertutup, maupun
12
pelayanan terbuka. Sekalipun dalam sistem pelayanan terbuka pengguna dapat masuk ke ruang penyimpanan koleksi untuk mencari dan menemukan sendiri bahan pustaka yang di butuhkan, namun keberadaan sebuah sistem informasi perpustakaan sangat diperlukan karena pengguna perpustakaan dapat langsung mengetahui status keberadaan bahan pustaka yang diinginkan. Pengertian-pengertian di atas secara jelas memberikan definisi bahwa sistem informasi perpustakaan adalah sistem yang digunakan dalam perpustakaan untuk menjembatani proses-proses yang ada dalam perpustakaan baik itu yang bersifat manajerial maupun operasional, serta menjembatani antara pustakawan sebagai pengelola perpustakaan dengan pengguna. Sistem informasi perpustakaan harus mampu menyediakan setidaknya 4 modul utama yaitu modul keanggotaan, modul katalogisasi, modul sirkulasi dan modul OPAC. Kualitas Perangkat Lunak Definisi kualitas, di antaranya menurut Armand Vallin Feigenbaum dalam Berander dkk (2005), menjelaskan bahwa kualitas ditentukan oleh pelanggan, tidak ditentukan oleh pembuatnya, tidak oleh penjualnya, juga tidak oleh manajemen. Kualitas didasarkan atas pengalaman nyata pelanggan dengan suatu produk atau jasa, diukur menurut kebutuhannya, dinyatakan eksplisit atau implisit, disadari atau hanya dirasakan, keseluruhannya subyektif. The Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) dalam Simarmarta (2010) mendefinisikan kualitas sebagai “the degree to which a system, component or process meets customer or user needs or expectations”, ini diartikan bahwa kualitas adalah tingkatan pada sistem, komponen, atau proses yang sesuai kebutuhan atau harapan dari pelanggan atau pengguna. Menurut definisi Steve McConnell’s dalam Simarmata (2010) kualitas perangkat lunak dibagi dalam dua hal yaitu: kualitas internal dan kualitas eksternal. Karakteristik kualitas eksternal merupakan bagian-bagian dari suatu produk yang berhubungan dengan para pemakainya, sedangkan karakteristik kualitas internal tidak secara langsung berhubungan dengan pemakai.
13
Pengertian-pengertian di atas secara jelas memberikan definisi bahwa untuk menilai kualitas perangkat lunak dapat didasarkan pada karakteristik perangkat lunak itu sendiri dan berdasarkan pada pemenuhan kebutuhan pengguna perangkat lunak tersebut. Dari pemahaman tersebut maka dapat dipahami bahwa untuk menentukan kualitas perangkat lunak haru melakukan pengujian terhadap perangkat lunak tersebut serta melakukan pengujian terhadap penggunanya. Definisi
kualitas
menurut
The
International
Standards
Organization (ISO) mendefinisikannya sebagai: “the totality of features and characteristics of a product or service that bear on its ability to satisfy specified or implied needs”, yang diartikan bahwa kualitas adalah totalitas fitur-fitur dan karakteristik-karakteristik dari produk atau layanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu atau kebutuhan tersirat. ISO menyoroti pada fitur-fitur dan karakteristik dari produk atau layanan dalam kemampuannya memenuhi kebutuhan yang ditentukan. menyediakan model yang berbasikan obyek dalam 3 konteks dasar yaitu: quality, requirements dan characteristics. Kualitas perangkat lunak adalah keberadaan karakteristik dari suatu produk yang dijabarkan dalam kebutuhannya, artinya kita harus melihat terlebih dahulu karakteristik
apa
yang
berhubungan
atau
tidak
dengan
kebutuhan
yang diiinginkan oleh pemakai. Mengetahui karakteristik tersebut diperlukan untuk mengurangi kontra produktif dari kualitas perangkat lunak yang dimaksud dan relevan atau tidak perangkat lunak tersebut untuk kebutuhan suatu organisasi. Pada Gambar 5 di bawah menunjukkan hubungan antara perangkat lunak, dimana untuk memenuhi suatu kebutuhan diperlukan karakteristik yang sesuai. Keberadaan
hubungan
antara
kebutuhan
dan
karakteristik
dimungkinkannya statemen yang jelas tentang kualitas suatu produk.
menjadikan
14
Gambar 5 Hubungan Kualitas, Perangkat Lunak dan Karakteristik. (Simarmata, 2010) Berander dkk (2005) selanjutnya menyebutkan terdapat beberapa model kualitas secara terstruktur dan kuantitatif, di antaranya menurut International Organization for Standardization (ISO) 9126 yang berisi mengenai standar evaluasi kualitas perangkat lunak dan merupakan pengembangan dari ISO 90001. Ada enam ukuran kualitas yang ditetapkan oleh ISO 9126, yaitu fungsionalitas, kehandalan (reliability), kebergunaan (usability), efisiensi, portabilitas, serta keterpeliharaan (maintainability). Penelitian ini menggunakan beberapa faktor model kualitas ISO 9126, karena model tersebut memiliki seperangkat kriteria yang relevan untuk menguji aplikasi INLIS. Model kualitas tersebut dapat digambarkan secara ringkas sebagai berikut:
Gambar 6 Model Kualitas ISO 9126. (Berander dkk, 2005)
15
ISO 9126 mengidentifikasi enam karakteristik kualitas perangkat lunak utama serta sub-karakteristiknya untuk melengkapi enam karakteristik tersebut, yaitu: 1.
Functionality: kemampuan perangkat lunak dalam memenuhi fungsi produk perangkat
lunak yang menyediakan kepuasan kebutuhan pengguna.
Fungsionalitas perangkat lunak mempunyai 5 sub-karakteristik, yaitu : a. Suitability: Kemampuan perangkat lunak untuk menyediakan serangkaian fungsi yang sesuai untuk tugas-tugas tertentu dan tujuan pengguna; b. Accuracy: Kemampuan perangkat lunak dalam memberikan hasil yang presisi dan benar sesuai dengan kebutuhan; c. Security: Kemampuan perangkat lunak untuk mencegah akses yang tidak diinginkan, menghadapi penyusup (hacker) maupun otorisasi dalam modifikasi data; d. Interoperabilitas: Kemampuan perangkat lunak untuk berinteraksi dengan satu atau lebih sistem tertentu; e. Compliance: Kemampuan perangkat lunak dalam memenuhi standar dan kebutuhan sesuai peraturan yang berlaku. 2.
Reliability: kemampuan perangkat lunak untuk perawatan dengan level performansi. Reliability atau keandalan perangkat lunak mempunyai 3 subkarakteristik, yaitu : a. Maturity: Kemampuan perangkat lunak untuk menghindari kegagalan sebagai akibat dari kesalahan dalam perangkat lunak; b. Fault tolerance: Kemampuan perangkat lunak untuk mempertahankan kinerjanya jika terjadi kesalahan perangkat lunak; c. Recoverability: Kemampuan perangkat lunak untuk membangun kembali tingkat kinerja dan memulihkan data yang rusak.
3.
Efficiency: kemampuan yang berhubungan dengan sumber daya fisik yang digunakan ketika perangkat lunak dijalankan. Efesiensi perangkat lunak memiliki 2 sub-karakteristik, yaitu :
16
a. Time behavior: Kemampuan perangkat lunak dalam memberikan respon dan waktu pengolahan yang sesuai saat melakukan fungsinya; b. Resource behavior: Kemampuan perangkat lunak dalam menggunakan sumber daya yang dimilikinya ketika melakukan fungsi yang ditentukan 4.
Maintainability: kemampuan yang dibutuhkan untuk membuat perubahan perangkat lunak. Maintanability memiliki 4 sub-karakteristik, yaitu : a. Analyzability:
Kemampuan
perangkat
lunak
dalam
mendiagnosis
kekurangan atau penyebab kegagalan; b. Changeability: Kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi tertentu; c. Stability: Kemampuan perangkat lunak untuk meminimalkan efek tak terduga dari modifikasi perangkat lunak; d. Testability: Kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi dan divalidasi perangkat lunak lain 5.
Portability: kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan perangkat lunak yang dikirim ke lingkungan berbeda. Portability memiliki 4 subkarakteristik, yaitu : a. Adaptability: Kemampuan perangkat lunak untuk diadaptasikan pada lingkungan yang berbeda-beda; b. Instalability:
Kemampuan perangkat
lunak
untuk diinstal dalam
lingkungan yang berbeda-beda; c. Co-existence: Kemampuan perangkat lunak untuk berdampingan dengan perangkat lunak lainnya dalam satu lingkungan dengan berbagi sumber daya d. Replaceability: Kemampuan perangkat lunak untuk digunakan sebagai sebagai pengganti perangkat lunak lainnya 6.
Usability: kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan perangkat lunak. Usability perangkat lunak memiliki 3 sub-karakteristik, yaitu : a. Understandibility: Kemampuan perangkat lunak dalam kemudahan untuk dipahami;
17
b. Operabilitas: Kemampuan perangkat lunak dalam kemudahan untuk dioperasikan; c. Attractiveness: Kemampuan perangkat lunak dalam menarik pengguna ISO 9126 adalah standar terhadap kualitas perangkat lunak yang diakui secara internasional. Terpenuhinya item-item pada ISO 9126 pada sebuah perangkat lunak tidak serta merta memberikan sertifikat ISO terhadap perangkat lunak tersebut karena standar ISO juga harus dipenuhi dari sisi manajemen pembuat perangkat lunak tersebut, dengan kata lain jika manajemennya tidak memenuhi standar ISO maka hasil kerjanyapun tidak dapat diberikan sertifikat standar ISO. Penelitian menggunakan standar ISO 9126 sebagai pengujian terhadap kualitas perangkat lunak INLIS. Penelitian ini hanya meneliti tiga karakteristik yang terdapat pada ISO 9126, yaitu fungsionalitas, portabilitas dan usability. Pengujian Perangkat Lunak Pengujian merupakan bagian tak terpisahkan dari suatu perangkat lunak. Proses pengujian juga mempengaruhi masa penggunaan suatu perangkat lunak. Semakin rinci proses pengujian yang dilakukan, akan semakin lama rentang waktu yang diperlukan antara maintenance satu dan selanjutnya. Definisi pengujian perangkat lunak menurut Myers (2004) adalah proses menjalankan program dengan maksud menemukan kesalahan. Sedangkan menurut IEEE (1990) pengujian perangkat lunak adalah sebuah proses yang dijalankan pada sebuah sistem operasi atau komponennya pada kondisi tertentu, dengan pengamatan atau pencatatan hasil yang kemudian dievaluasi dari beberapa aspek sistem dan komponen. Pengujian perangkat lunak ini juga merupakan proses analisis item perangkat lunak untuk mendeteksi perbedaan antara kondisi yang ada dengan yang diinginkan dan mengevaluasi fitur item perangkat lunak. Pengujian perangkat lunak adalah proses untuk memberikan informasi tentang kualitas produk yang diuji. Pengujian tidak terbatas pada proses eksekusi sebuah program atau aplikasi dengan tujuan menemukan kesalahan namun dapat juga untuk mengetahui sejauhmana kualitas perangkat lunak yang dibuat.
18
Dalam penelitian ini pengujian perangkat lunak digunakan untuk menganalisa sejauhmana perangkat lunak INLIS mampu memenuhi item-item yang menjadi penilaian ISO 9126. Sudut pandang pengujian ini dilakukan untuk mencegah subjektivitas responden jika dilakukan analisa sistem dengan melakukan survey terhadap pengguna INLIS. Pengujian sistem dapat digunakan berbagai metode, diantaranya pengujian black box dan pengujian white box. Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan dalam pengujian sistem menggunakan metode black box, metode ini digunakan dengan asumsi tidak mengenal struktur internal dari program. Pengujian black box berkonsentrasi untuk menemukan kondisi dimana program tidak berjalan sesuai dengan spesifikasi (fungsional), berusaha menemukan kesalahan fungsi yang tidak benar atau tidak ada, kesalahan interface, kesalahan pada struktur data atau akses database, serta kesalahan perilaku atau performa. Menurut Myers (2004) Pengujian black box testing digunakan untuk menguji fungsi-fungsi khusus dari perangkat lunak. Kebenaran perangkat lunak yang diuji hanya dilihat berdasarkan keluaran yang dihasilkan dari data atau kondisi masukan yang diberikan untuk fungsi yang ada tanpa melihat bagaimana proses untuk mendapatkan keluaran tersebut. Dari keluaran yang dihasilkan, kemampuan program dalam memenuhi kebutuhan pemakai dapat diukur sekaligus dapat diiketahui kesalahan-kesalahannya. Menurut Beizer (1995) pada pengujian dengan black box testing, seorang penguji tidak akan secara langsung berhubungan dengan control flow, data flow, dan code program. Seorang penguji memperhatikan kesesuaian antara output dari input yang diberikan. Untuk bisa menemukan semua kesalahan menggunakan strategi ini, diperlukan exhaustive input testing (menggunakan segala macam kemungkinan sebagai input). Input tidak hanya valid input, tetapi juga kombinasi yang mungkin dimasukkan. Sistem Informasi Perpustakaan INLIS Sistem Informasi Perpustakaan Terpadu (INtegrated LIbrary System/INLIS), yaitu sebuah sistem berbasis teknologi informasi yang didesain dan dikembangkan
19
untuk mendukung pelaksanaan tugas subtantif dan administratif perpustakaan, khususnya di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Perpustakaan Nasional sebelum mengembangkan INLIS telah menerapkan otomasi perpustakaan dengan menggunakan Virtua yaitu aplikasi sistem informasi perpustakaan versi web dari The Virginia Tech Library System (VTLS), sebuah perangkat lunak perpustakaan produk Amerika Serikat untuk mendukung pekerjaan pengkatalogan dan penelusuran informasi. Fasilitas Virtua yang dioperasikan di Perpustakaan Nasional RI saat itu terbatas pada modul pengkatalogan (cataloging) dan OPAC (Online Public Access Catalog). Virtua merupakan sistem perpustakaan dengan basisdata Oracle 8i, yang sudah memenuhi standar INDOMARC (INDOnesian format for MAchine Readable Catalog) dan MARC (Machine Readable Catalog) pada umumnya. Dinamika perkembangan bisnis proses perpustakaan berubah sedemikian rupa sehingga Perpustakaan Nasional RI merasa Virtua tidak dapat lagi mengakomodir seluruh proses bisnis yang terjadi. Perpustakaan Nasional RI juga merasa perlu adanya suatu sistem informasi terpadu sebagai pendukung seluruh proses manajerial dilingkungan perpustakaan. INLIS pada awalnya dirancang dan dikembangkan khusus untuk kepentingan pembangunan pangkalan data Katalog Induk Nasional (Union Catalog) yang lengkap yang dapat diakses melalui internet secara cepat dan mudah oleh pengguna perpustakaan di manapun. Penerapan teknologi informasi perpustakaan di Indonesia yang masih sangat heterogen dan melihat bahwa INLIS sendiri dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan berbagai tugas di perpustakaan, maka INLIS dikembangkan menjadi sebuah sistem perpustakaan yang lebih komprehensif dan terpadu. INLIS sebagai sebuah sistem yang digunakan untuk mengelola berbagai basisdata bibliografis dan mengorganisasikan jaringan kerja sama antar perpustakaan, maka penerapan format standar dalam struktur data bibliografisnya merupakan syarat mutlak. Oleh karenanya, fasilitas pengembangan basisdata bibliografis yang disediakan dalam INLIS dikembangkan dengan mengacu kepada INDOMARC. INDOMARC sendiri diadopsi dari USMARC (United State
20
Machine Readable Catalog) dan MARC21, standar pengkatalogan terbacakan mesin yang digunakan dalam lingkup internasional. Penerapan MARC akan sangat mendukung upaya Perpustakaan Nasional dalam membangun berbagai basis data nasional (national databases) untuk kepentingan seluruh perpustakaan yang ada di Indonesia maupun di luar negeri. Untuk itu kajian yang berkesinambungan terhadap sistem informasi berbasis MARC, yang perkembangannya sangat dinamis, akan sangat membantu Perpustakaan Nasional dalam pengembangan pangkalan data berstandar dan dapat dimanfaatkan dalam lingkup internasional. Sistem informasi INLIS rencananya terdiri dari 5 Modul Utama, yaitu : 1.
Modul Akuisisi (Acquisition)
2.
Modul Pengkatalogan (Cataloging)
3.
Modul Penelusuran (OPAC)
4.
Modul Sirkulasi (Circulation)
5.
Modul Keanggotaan (Patron) Saat ini baru 4 modul yang telah digunakan, yaitu modul pengkatalogan,
modul penelusuran, modul sirkulasi dan modul keanggotaan. Walaupun merupakan sistem informasi yang terintegrasi, namun modul-modul dalam aplikasi INLIS diciptakan untuk bisa berdiri sendiri-sendiri (standalone).
21
Berikut adalah diagram flow dari aplikasi INLIS :
BUDGET MAINT.
PROSES PENGADAAN
BOOK SELLER MAINT.
BOOK FUND MAINT.
ITEMS BOOKS MAINT.
PROSES TRANSFER ANTAR PERPUS
BIBLIOGRAPHY RECORD
BOOKS AVAILABILITY STATUS
PROSES PELAYANAN PUBLIK
AUTHORITY RECORD
REGISTRATION PROCESS
BORROWERS MAINT.
KETERANGAN :
OPAC
Acquisition Modul
Circulation Modul
Patron Modul
Cataloging Modul
OPAC Modul
Gambar 7 Diagram Flow Aplikasi INLIS. (PT. Quadra Solution, 2006) Penjelasan Diagram Flow Aplikasi INLIS: 1.
Modul Pengkatalogan (Cataloging Modul) Dalam modul pengkatalogan terdapat dua fasilitas, yaitu fasilitas
Bibliography Record (Cantuman Bibliografi) dan Fasilitas Authority Format (File Kendali). Bibliography Record adalah fasilitas untuk memasukkan data katalog. Authority format mempunyai fitur untuk membangun dan memelihara File Kendali (Authority File) untuk lima jenis Tajuk (headings), mencakup :
22
a. File Kendali untuk Tajuk Pengarang (Author Headings) b. File Kendali untuk Tajuk Subjek (Subject Headings) c. File Kendali Tajuk Nama Badan Korporasi (Corporate Body Name Headings) d. File Kendali Tajuk Nama Geografis (Geographic Name Headings) e. File Kendali Tajuk Nama Pertemuan (Meeting Name Headings). File kendali berisi daftar tajuk yang digunakan dan tajuk yang tidak boleh digunakan. File kendali juga harus dapat menunjukkan keterkaitan antara tajuktajuk yang sejenis. Dengan mengacu kepada File Kendali, seorang pengkatalog dapat memilih tajuk yang sesuai dan benar untuk bahan pustaka yang dibuatkan katalognya dan dapat menunjukkan kepada pengguna tajuk-tajuk yang mungkin dapat dijadikan sebagai alternatif dalam penelusuran. Daftar tajuk yang boleh dan tidak boleh dipakai akan terus berkembang. Oleh karenanya, diperlukan fasilitas yang memungkinkan pustakawan untuk memelihara file kendali (menambah, menghapus, membuat link dalam daftar tajuk yang boleh dan tidak boleh dipakai). Sebagaimana halnya data bibliografis, MARC juga menyediakan format standar untuk pembuatan file kendali. 2.
Modul Sarana Penelusuran atau OPAC (Online Public Catalog) Modul Sarana Penelusuran merupakan sebuah sistem temu kembali
informasi (information retreival system), yaitu sarana bagi pengguna perpustakaan untuk menelusur (searching) bahan pustaka yang diperlukannya dengan melakukan kegiatan temu kembali informasi (information retreival) melalui data bibliografis (katalog, indeks, dan sebagainya.) yang mewakili koleksi sebuah perpustakaan. Pada umumnya, pengguna OPAC dapat dikategorikan ke dalam kelompok: Pengguna Pemula (Novice User) dan Pengguna Ahli (Advanced User), oleh karenanya diterapkan teknik penelusuran yang bervariasi dalam sistem dan temu kembali informasi ini. Penelusuran berdasarkan tajuk dapat dilakukan dengan merujuk tiga (3) jenis Tajuk (headings) yang dijadikan dasar penelusuran, yaitu: judul, pengarang, dan subjek. Melalui penelusuran model ini, pengguna dapat meminta sistem untuk
23
mencari informasi yang diperlukan berdasarkan Tajuk tertentu ke dalam ruas (field) tertentu saja. Sebagai contoh, bila pengguna meminta sistem untuk memanggil (retreive) bahan pustaka dengan subjek “Politik”, maka sistem akan mencari ke ruas-ruas yang berisi tajuk subjek untuk memanggil dan menampilkannya di layar dalam bentuk daftar tajuk subjek yang dijajarkan secara alfabetis dan diawali dengan kata politik. Di belakang setiap tajuk dilengkapi dengan jumlah bahan pustaka menggunakan tajuk tersebut. Bila pengguna memilih salah satu tajuk, maka sistem akan menampilkan daftar seluruh judul bahan pustaka yang mempunyai subjek yang bersangkutan. Bila pengguna memilih salah satu judul, maka sistem akan menampilkan entri katalog judul tersebut. Langkah yang serupa dapat dilakukan untuk penelusuran berdasarkan Judul dan Pengarang. Penelusuran kata kunci dapat dilakukan untuk semua ruas atau secara spesifik ke ruas pengarang, subjek atau judul saja. Penelusuran dapat menampilkan suatu daftar alfabetis berdasarkan kata kunci yang dicari, di mana kata kunci yang cocok berada di paling atas dari daftar itu. Di samping itu penelusuran dapat pula menampilkan sejumlah kata yang ditemukan secara eksak dari kata kunci yang dimasukkan. Argumen pencarian untuk penelusuran kata kunci, termasuk pencarian string (rangkaian kata-kata) kata kunci, adalah 26 karakter pertama. Sistem mendukung penelusuran untuk nomor panggil dengan format Library of Congress (LC), Dewey Decimal Classification (DDC), dan Universal Decimal Classification (UDC). Untuk perpustakaan yang menerapkan klasifikasi berdasarkan Dewey Decimal Classification System, misalnya
Perpustakaan
Nasional RI, nomor panggil dibentuk dari {[Nomor klas] [3 huruf pertama nama pengarang] [1 huruf pertama judul]}. Contoh:
buku berjudul “Sejarah, cita-cita dan pengaruhnya Konferensi
Asia-Afrika Bandung” karangan H. Roeslan Abdulgani, diberi nomor panggil 327.09 ABD s Semua penelusuran menghasilkan beberapa entri yang hampir mendekati argumen penelusuran. Bila cocok, akan tampil sebagai entri pertama pada layar
24
Nomor Panggil ini. Bila tidak ada yang cocok, beberapa entri akan mendahului atau mengikuti argumen pencarian akan ditampilkan. Penelusuran Bibliografis dan Nomor Kendali termasuk didalamnya nomor ISSN (Internasional Standard Serial Number), ISBN (International Standard Book Number), LCCN, OCLC, Bib-ID (Nomor Bibliografi), Auth-ID (Nomor Kendali), dan Item-ID (Nomor Koleksi). Teknik temu kembali Boolean juga diterapkan pada INLIS yang merupakan teknik perluasan atau penyempitan relasi antar kata kunci dengan menggunakan operator “dan” (and), "bukan” (not), serta “atau” (or). Penelusuran Boolean memungkinkan pengguna untuk meminta sistem agar mengkombinasikan lebih dari satu kata kunci atau model penelusuran untuk mendapatkan hasil retreival yang lebih luas atau lebih spesifik. 3.
Modul Sirkulasi (Circulation Modul) Dalam modul ini meliputi fungsi-fungsi : a. Pelaporan statistik keanggotaan, misalnya: jumlah transaksi pendaftaran dan perpanjangan keanggotaan per tahun; Frekuensi keaktifan anggota; statistik anggota berdasarkan jenis keanggotaan, gender, wilayah domisili, dan sebagainya. b. Pemeliharaan data aset koleksi, misalnya: Koleksi apa saja yang dipunyai, tahun terbit, jumlah eksemplar yang dipunyai, kondisi fisik koleksi, lokasi penyimpanan, dan lain-lain. c. Status keberadaan koleksi, misalnya: Jumlah koleksi, jumlah yang dipinjam berapa, jumlah yang ada di perpustakaan, status tanggal pengembalian, dan lain-lain. d. Transaksi peminjaman, pengembalian, perpanjangan pinjaman oleh anggota. e. Proses peminjaman oleh perpustakaan lainnya (interlibrary loan) f. Pencatatan denda keterlambatan pengembalian
25
g. Mencatat anggota yang terlambat mengembalikan, alasan keterlambatan, jumlah denda yang dikenakan disesuaikan dengan jenis koleksi yang dipinjam. h. Pencatatan status kondisi fisik saat dikembalikan. i.
Pelaporan statistik sirkulasi, misalnya: jumlah transaksi peminjaman per tahun, frekuensi keterpakaian setiap bahan pustaka, subjek yang paling banyak diminati; keterpakaian per judul, dan sebagainya.
4.
Modul Keanggotaan (Patron Modul) Dalam modul keanggotaan ini terdapat fungsi-fungsi : a. Penyediaan fasilitas pembangunan basisdata Anggota Perpustakaan, yang memuat informasi tentang Nama, alamat, pekerjaan, status, nomor telpon, dan lain-lain. b. Administrasi Keanggotaan c. Mencatat transaksi pendaftaran, tanggal awal masuk menjadi anggota, masa akhir berlakunya keanggotaan, perpanjangan masa keanggotaan, dan sebagainya. d. Jenis Keanggotaan e. Mencatat jenis anggota (Umum, Mahasiswa, Perusahaan) berikut fasilitas yang bisa digunakan dan pembatasan yang diterapkan untuk masingmasing jenis anggota. f. Profil Keanggotaan g. Mencatat
keaktifan
anggota,
mencatat
prilaku
anggota
dalam
menggunakan fasilitas perpustakaan, misalnya: berapa kali terlambat dalam mengembalikan buku, pelanggaran-pelanggaran yang pernah dilakukan, dan sebagainya. Modul yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini adalah modul Pengkatalogan (Cataloging Modul), karena pada modul inilah pustakawan berinteraksi secara intens dengan aplikasi INLIS. Dalam modul ini pustakawan
26
adalah sebagai pengguna akhir (end-user) yang dalam pekerjaan sehari-harinya sangat bergantung kepada aplikasi INLIS. Kepustakawanan Kepustakawanan menurut Perpustakaan Nasional RI dalam Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya adalah kegiatan utama dalam lingkungan unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi (perpusdokinfo) yang meliputi kegiatan pengadaan, pengolahan dan pengelolaan bahan pustaka/sumber informasi, pendayagunaan dan pemasyarakatan informasi, baik dalam bentuk karya cetak, karya rekam maupun multi media, serta kegiatan pengkajian atau kegiatan lain untuk pengembangan perpusdokinfo, termasuk pengembangan profesi. Kepustakawanan tidak dapat dipisahkan dari perpustakaan sebagai tempat bernaung dan pustakawan sebagai profesi yang melaksanakan tugas kepustakawanan. Tugas kepustakawanan sangat beragam dan yang paling utama adalah bagaimana mengadakan, mengolah, mengelola dan mendayagunakan informasi sehingga dapat bermanfaat. Informasi itu sendiri mempunyai bentuk yang sangat beragam, baik itu berbentuk buku, majalah, jurnal, audio-visual dan lain sebagainya sehingga perlu untuk di klasifikasi untuk dapat ditemukan kembali oleh pengguna. Tugas klasifikasi pengelompokan,
artinya
menurut
Sulistyo
mengumpulkan
Basuki (1991) benda/entitas
adalah proses
yang
sama
serta
memisahkan benda/entitas yang tidak sama. Secara umum dapat dikatakan bahwa batasan klasifikasi adalah usaha menata alam pengetahuan ke dalam tata urutan sistematis. Hamakonda dan Tairas (1995) mengatakan bahwa klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis daripada sejumlah obyek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama. Klasifikasi bahan pustaka adalah proses awal dalam pengolahan bahan pustaka yang dimiliki untuk membantu pemakai perpustakaan dalam melakukan
27
penelusuran bahan pustaka yang dibutuhkan secara mudah dan cepat, diperlukan suatu sistem klasifikasi. Sistem klasifikasi dalam dunia perpustakaan adalah : 1.
Klasifikasi Artifisial Sistem ini adalah mengelompokan bahan pustaka berdasarkan ciri atau sifat-
sifat lainnya, misal pengelompokan menurut pengarang, atau berdasarkan ciri fisiknya, misalnya ukuran, warna sampul, dan sebagainya. 2.
Klasifikasi Utility Pengelompokan bahan pustaka dibedakan berdasarkan kegunaan dan
jenisnya. Misal, buku bacaan anak dibedakan dengan bacaan dewasa. Buku pegangan siswa di sekolah dibedakan dengan buku pegangan guru. Buku koleksi referens dibedakan dengan koleksi sirkulasi (berdasar kegunaannya). 3.
Klasifikasi fundamental Pengelompokan bahan pustaka berdasarkan ciri subyek atau isi pokok
persoalan yang dibahas dalam suatu buku. Pengelompokan bahan pustaka berdasarkan sistem ini mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya: a. Bahan pustaka yang subyeknya sama atau hampir sama, letaknya berdekatan. b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menilai koleksi yang dimiliki dengan melihat subyek mana yang lemah dan mana yang kuat. c. Memudahkan pemakai dalam menelusur informasi menurut subyeknya. d. Memudahkan pembuatan bibliografi menurut pokok masalah. e. Untuk membantu penyiangan atau weeding koleksi. Klasifikasi fundamental banyak digunakan oleh perpustakaan besar maupun kecil. Dalam sistem tersebut buku dikelompokan berdasarkan subyek, sehingga memudahkan pemakai dalam menelusur suatu informasi. Yang termasuk klasifikasi fundamental adalah :
28
1.
Klasifikasi DDC (Dewey Decimal Classification). DDC merupakan sistem klasifikasi yang populer dan paling banyak
pemakainya. Klasifikasi ini dalam pengembangannya menggunakan sistem desimal dengan angka arab sebagai simbol notasinya. 2.
Klasifikasi UDC (Universal Decimal Classification). UDC sebenarnya merupakan perluasan dari klasifikasi DDC. Pertama kali
diterbitkan pada 1905 dengan nama Classification Decimal yang dikembangkan oleh FID (Federation International Documentation). UDC pembentukan notasinya menggunakan satu angka atau lebih. Klasifikasi ini mempunyai Tabel tambahan yang berfungsi untuk menyatakan adanya hubungan antar subyek satu dengan lainnya atau dengan aspek-aspek tertentu yang ada dalam pokok persoalan. 3.
Klasifikasi LC (Library of Congress Classification) Klasifikasi ini mulai dikembangkan pada 1899 dan diterbitkan pertama kali
pada 1901. Klasifikasi ini disusun dengan menggunakan huruf dan angka sebagai simbol atas dasar urutan abjad. Usai proses klasifikasi hal kedua yang paling utama dalam tugas kepustakawanan adalah katalogisasi yaitu proses pembuatan katalog dimana dalam katalog dicantumkan data penting yang terkandung dalam bahan pustaka, baik ciri fisik maupun isi intelektual, seperti nama pengarang, judul buku, penerbit dan subyek. Jadi katalogisasi adalah proses pengambilan keputusan yang menuntut kemampuan mengintepretasikan dan menerapkan berbagai standar sehingga hal-hal penting dari bahan pustaka terekam menjadi katalog. Tujuan katalogisasi adalah merupakan sarana yang efisien membantu pengguna perpustakaan dalam memperoleh dokumen. Menurut Cutter dalam Hamakonda dan Tairas (1995) tujuan katalog adalah sebagai berikut: 1.
Memungkin seseorang mememukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan pengarang, judul atau subyek.
2.
Menunjukan buku yang dimiliki perpustakaan berdasarkan pengarang tertentu, berdasarkan subyek tertentu, atau dalam jenis literatur tertentu.
29
3.
Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya. Menurut bentuknya (fisik katalog) antara lain :
1.
Book catalogue atau printed book adalah bentuk katalog paling tua yang dulunya digunakan di Perpustakaan Amerika. Ciri katalog ini adalah mahal pembuatannya dan tidak fleksibel terhadap perubahan koleksi perpustakaan Disamping itu perpustakaan harus menyediakan beberapa eksemplar untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
2.
Sheaf Catalogue, jenis ini terbuat dari kertas karton berukuran 10 X 20 cm, yang kemudian dijilid/dibendel dimana seetiap jilid berisi 50 kartu. Jenis ini kurang berkembang karena tidak fleksibel terhadan perubahan koleksi perpustakaan.
3.
Microform catalogue (COM = Computer Output Microform), jenis katalog ini menjadi populer dengan adanya perkembangan komputer. Microform atau microfiche adalah hasil dari COM tersebut secara periodik perlu diperbaharui sebelum edisi terbaru dibuat. COM catalogue tidak fleksibel terhadap koleksi perpustakaan seperti jenis katalog sebelumnya, jenis katalog ini harus dibuat banyak.
4.
Card Catalogue (katalog kartu), jenis katalog ini yang paling umum di perpustakaan seluruh dunia, sebelum peran komputer menggantikannya. Setiap entri dituangkan dalam kartu standar berukuran 7.5 X 12,5 cm. Kumpulan entri ini kemudian disusun secara sistematis berdasarkan pengarang, subyek, judul dan call number ke dalam almari katalog. Katalog kartu sangat fleksibel terhadap perubahan koleksi perpustakaan, karena jenis katalog
ini
akan
dengan
mudah
diadakan
penambahan
dan
pengurangan/penyusutan atau perubahan terhadap entrinya bisa dilakukan pada kartu itu sendiri, dan kemudian di-file kembali. 5.
OPAC (Online Public Catalogue) Dalam perkembangan perpustakaan akhir-akhir ini banyak perpustakaan
memanfaatkan kecanggihan komputer. Koleksi perpustakaan terekam dan
30
tersimpan dalam sebuah database, dimana pemustaka bisa akses melalui komputer yang disediakan. Database dapat diakses baik lokal, regional maupun internasional. Bentuk katalog ini yang paling fleksibel dan paling modern : penambahan, penyusutan atau perubahan terhadap entri bahan pustaka dapat dilakukan setiap saat dan sangat cepat. Sehingga hasilnya akan segera diketahui, yang paling menguntungkan bagi pemustaka, karena mereka bisa mengakses dengan menggunakan access point yang divariasikan. Beberapa keunggulan OPAC antara lain : Filing tidak diperlukan lagi. Database dapat di update secara online atau remote, tersedianya menu help dan cross reference : dapat diproduksi dalam bentuk katalog lain, misalnya CD-ROM (Compact Disk Read Only Memory), dapat dihubungkan dengan database lain, perubahan
secara
global
dapat
dilakukan,
namun
demikian,
beberapa
kelemahannya seperti, lebih sensitif terhadap “spelling” karena setiap kesalahan eja akan muncul hasil yang tidak diinginkan, atau pengguna akan menjadi bingung dengan munculnya terlalu banyak bibliografi; perlu adanya training bagi pemustaka; dan tidak akan berfungsi jika listrik padam.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran dari variabel penelitian (Sugiyono, 2003). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai aplikasi perpustakaan INLIS dan persepsi penggunanya terhadap kehandalan INLIS sebagai sebuah aplikasi perpustakaan. Traver Travens dalam Husein (2001) menjelaskan bahwa, “Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan melakukan pengujian terhadap sistem informasi perpustakaan INLIS, melakukan pengamatan, dan survei guna mendapatkan hasil yang maksimal. Penelitian ini akan melakukan uji sistem terhadap modul Katalogisasi serta melakukan pengamatan dan survey terhadap pengguna akhir (end-user) sistem informasi perpustakaan INLIS yaitu pustakawan pada unit kerja katalogisasi di Perpustakaan Nasional RI yang dalam pelaksanaan kerjanya berhubungan langsung dengan aplikasi INLIS. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Perpustakaan Nasional RI karena system informasi perpustakaan INLIS hanya dapat berjalan di jaringan LAN (Local Area Network) sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan penelitian di luar lingkungan Perpustakaan Nasional RI. Pelaksanaan pengamatan dan penyebaran kuesioner dilakukan terhadap para pustakawan yang aktif dalam pelaksanaan kerjanya berhubungan langsung dengan aplikasi INLIS. Penelitian ini dilakukan dengan dua tahapan yaitu tahapan pengujian terhadap sistem INLIS dengan metode black box dan pengujian dengan melakukan kuesioner pada responden. Penelitian tahapan pertama yaitu pengujian terhadap aplikasi INLIS dimulai pada bulan Desember 2010 dan penyebaran
32
kuesioner dilakukan pada bulan Februari 2011 hingga April 2011. Data hasil dari pengujian dan pengamatan sistem dikumpulkan dan dianalisis lebih lanjut, data hasil kuesioner untuk selanjutnya dimodifikasi menjadi data komputer dan diolah lebih lanjut dengan menggunakan aplikasi komputer. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini ada 2 yaitu aplikasi perpustakaan INLIS yaitu aplikasi yang digunakan untuk memasukkan data bibliografi dari koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan. Penelitian terhadap aplikasi INLIS ini dilakukan dengan metode black box
yang dilakukan dengan memberikan masukkan
terhadap sistem dan melihat keluaran yang dihasilkan sistem. Objek kedua penelitian ini adalah para pustakawan di Perpustakaan Nasional RI khususnya para pustakawan kataloger yang dalam rutinitas kerjanya berkaitan erat dengan aplikasi INLIS hal ini dilakukan untuk melihat sejauhmana aplikasi INLIS diterapkan di Perpustakaan Nasional RI. Model dan Variabel Penelitian Penelitian awal adalah menganalisa item-item pada ISO 9126 yang dapat diujikan terhadap INLIS, kemudian menganalisis aplikasi INLIS dengan metode black box yaitu penelitian terhadap fungsi-fungsi dari sebuah aplikasi dengan melihat keselarasan antara input dan output yang dihasilkan. Penelitian black box ini bertujuan untuk melihat sejauhmana fungsi-fungsi yang ada pada aplikasi INLIS dapat berjalan sebagaimana mestinya. Ilustrasi model penelitian ditunjukkan pada Gambar 8.
33
Gambar 8 Model penelitian Hasil identifikasi ISO 9126, dari enam karakteristik kualitas sebuah aplikasi ditetapkan hanya tiga karakteristik saja yang dijadikan variabel dalam penelitian ini, yaitu fungsionalitas, portabilitas dan usability. Tiga karakteristik lainnya yaitu reliability, efesiensi dan maintanability tidak menjadi fokus penelitian karena penulis merupakan pengguna luar yang tidak memiliki akses untuk masuk ke dalam manajemen INLIS. Pengujian hanya dilakukan pada penggunaan INLIS dari sisi client dan tidak masuk dalam lingkup server. INLIS sebagai program yang telah terkemas rapi tidak mungkin dimodifikasi sebagaimana deskripsi yang diberikan pada ISO 9126. Tiga karakteristik yang terdapat pada ISO 9126, yaitu fungsionalitas, portabilitas dan kebergunaan (Usability) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.
34
Tabel 1 Metode Pengujian INLIS berdasarkan Karakteristik ISO 9126. Karteristik
Deskripsi
kemampuan perangkat lunak dalam menutupi fungsi produk Functionality perangkat lunak yang menyediakan kepuasan kebutuhan user kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan perangkat Portability lunak yang dikirim ke lingkungan berbeda kemampuan yang berhubungan dengan Usability penggunaan perangkat lunak
Metode Pengujian
Ket.
Black box
Menguji kelengkapan INLIS mengacu pada standar modul katalogisasi dengan melakukan pengujian dengan melihat input dan hasil output
Black box
Menguji portabilitas dengan menjalankan INLIS dengan lingkungan yang berbeda-beda
Kuesioner
Mengajukan angket kepada user
Tahapan Penelitian Tahapan penelitian dimulai dengan menganalisi item-item yang terdapat pada ISO 9126 yang dapat diujikan terhadap INLIS, kemudian melakukan pengujian terhadap sistem informasi perpustakaan INLIS dengan pengujian black box, melakukan observasi di lapangan tempat pustakawan melakukan rutinitas pekerjaan yang berhubungan dengan aplikasi INLIS, selanjutnya menyebarkan kuesioner terhadap para pustakawan guna mendapat hasil yang maksimal. Objek penelitian adalah aplikasi INLIS dan Pustakawan Kataloger di Perpustakaan Nasional RI yang dalam pelaksanaan kerjanya berhubungan langsung dengan aplikasi INLIS. Untuk jumlah total pustakawan kataloger yang menggunakan aplikasi INLIS sekitar 28 orang dengan tugas yang berbeda-beda. Hasil dari pengujian sistem dan kuesioner tersebut akan dimodifikasi menjadi data komputer yang kemudian diolah dengan bantuan aplikasi komputer.
35
Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dilakukan untuk menguji butir-butir kuesioner yang akan dilakukan terhadap pustakawan yang bekerja dengan INLIS, uji validitas ini menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Karl Pearson. Selanjutnya butir-butir kuisioner yang valid diuji tingkat reliabilitasnya dengan menggunakan teknik alpha cronbach. Perhitungan dilakukan dengan program komputer PASW Statistics Data Editor 18.0 for Windows. Uji validitas instrumen yang dilakukan dengan menggunakan uji validitas konstrak. Uji validitas konstrak yaitu menyusun indikator pengukuran operasional berdasarkan kerangka teori konsep yang akan diukur. Secara sederhana dapat dikemukan, bahwa validitas konstrak dari sebuah instrumen ditentukan dengan jalan mengkorelasikan antara skor masing-masing item dengan total skor masingmasing item. Jika r-hitung lebih besar dari r-tabel pada taraf kepercayaan tertentu, berarti instrumen tersebut memenuhi kriteria validitas. Taraf kepercayaan yang digunakan dalan uji validitas item pada penelitian ini adalah 95% dengan jumlah responden 15 (N=15). Item-item yang memiliki nilai r hitung > r tabel (0,514) itu item yang digunakan dalam penelitian. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan metode alpha cronbach diukur berdasarkan skala alpha cronbach 0 sampai 1. Jika skala itu itu dikelompok ke dalam lima kelas dengan reng yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterprestasikan sebagai berikut : 1.
Nilai alpha cronbach 0,00 s.d. 0,20, berarti kurang reliabel
2.
Nilai alpha cronbach 0,21 s.d. 0,40, berarti agak reliabel
3.
Nilai alpha cronbach 0,42 s.d. 0,60, berarti cukup reliabel
4.
Nilai alpha cronbach 0,61 s.d. 0,80, berarti reliabel
5.
Nilai alpha cronbach 0,81 s.d. 1,00, berarti sangat reliabel (Triton, 2006) Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode alpha cronbach
untuk menentukan apakah setiap instrumen reliabel atau tidak. Dari hasil
36
reliabilitas dengan menggunakan metode alpha cronbach menunjukan bahwa nilai alpha cronbach dari semua variabel berada pada kisaran 0,835-0,956, ini berarti dapat disimpulkan bahwa semua item untuk tiap variabel reliabel sampai sangat reliabel Pada penghitungan validitas dan reliabilitas mengenai understandibility, didapatkan hasil bahwa nilai r hitung pada tiap item > r tabel (0,514), dengan demikian kuesioner dinyatakan valid. Untuk nilai reliabilitas angket diperoleh nilai alpha cronbach dari variabel understandibility sebesar 0.888 yang berarti sangat reliabel. Penghitungan validitas dan reliabilitas mengenai operabilitas, didapatkan hasil bahwa nilai r hitung pada tiap item > r tabel (0,514), dengan demikian kuesioner dinyatakan valid. Untuk nilai reliabilitas angket diperoleh nilai alpha cronbach dari variabel operabilitas sebesar 0.956 yang berarti sangat reliabel. Pada penghitungan mengenai attractiveness, didapatkan hasil bahwa nilai r hitung pada tiap item > r tabel (0,514), dengan demikian kuesioner valid. Untuk nilai reliabilitas angket diperoleh nilai alpha cronbach dari variabel attractiveness sebesar 0.956 yang berarti sangat reliabel. Analisis Data Analisis data yang dilakukan adalah analisis secara deskriptif, dimana data yang
diterima
kemudian
diseleksi,
disederhanakan,
difokuskan,
mengabstraksikan, mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional sesuai dengan tujuan penelitian, serta mendeskripsikan data hasil penelitian itu dengan menggunakan
tabel
sebagai
alat
bantu
untuk
memudahkan
dalam
menginterpretasikan. Data hasil penelitian pada masing-masing tabel tersebut diinterpretasikan (pengambilan makna) dalam bentuk naratif (uraian) dan dilakukan penyimpulan. Pada dasarnya, analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (a) reduksi data, (b) paparan data, dan (c) penyimpulan. 1.
Reduksi data adalah proses penyederhanaan data hasil penelitian yang dilakukan melalui proses seleksi, pengelompokkan data sesuai dengan tujuan
37
penelitian dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. 2.
Paparan data adalah proses penampilan atau penyajian data secara lebih sederhana dalam bentuk tabel untuk diinterpretasikan dalam bentuk naratif. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari keseluruhan paparan
atau penyajian data yang telah dideskripsikan untuk diformulakan dalam bentuk kalimat yang singkat dan padat sebagai jawaban terhadap tujuan penelitian.
39
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Di dalam bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian berikut pembahasannya sesuai dengan pokok permasalahan dan ruang lingkup penelitian mengenai evaluasi aplikasi Integrated Library Information System (INLIS) dengan mengacu pada karakteristik sebuah aplikasi komputer berdasarkan standar ISO 9126. Penelitian ini dilakukan dengan mengujikan fitur-fitur yang terdapat di INLIS untuk mendapatkan hasil pada karakteristik aplikasi yang bersifat fungsional, reliabilitas dan portabilitas, serta menyebarkan kuesioner terhadap pengguna INLIS untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam hal usability sebuah aplikasi komputer. Pengolahan Bahan Pustaka Modul katalogisasi INLIS adalah modul yang dibangun untuk membuat sebuah basisdata koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan Nasional RI. Dalam menjalankan modul ini, tidak terlepas dari alur kerja yang berlaku di Bidang Pengolahan Bahan Pustaka di Perpustakaan Nasional RI. Pengolahan bahan pustaka merupakan langkah yang harus dilakukan dalam suatu perpustakaan, sejak bahan pustaka datang ke perpustakaan sampai saat siap untuk dimanfaatkan atau dipinjam oleh pemakai. Setiap bahan pustaka yang masuk menjadi milik perpustakaan, oleh karena itu bahan pustaka tersebut harus diinventarisasi/registrasi. Pencatat bahan pustaka biasanya dilakukan pada buku induk, yaitu buku folio bergaris yang dibagi ke dalam kolom-kolom untuk mencatat identitas bahan pustaka. Pengolahan bahan pustaka adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah bahan pustaka tersebut selesai diproses oleh tim pengadaan atau penerimaan, adapun uraian kerja pengolahan bahan pustaka di Perpustakaan Nasional RI adalah sebagai berikut : 1.
Registrasi Bahan Pustaka Registrasi bahan pustaka meliputi pengelompokkan jenis bahan pustaka (buku teks, majalah, jurnal, bulletin, prosiding dan laporan penelitian), pencatatan indentitas buku ke dalam buku induk,
40
indentitas bahan pustaka dengan stempel, penomoran bahan pustaka berdasarkan judul dan jumlah eksemplar. Kegiatan registrasi ini dilakukan secara manual dengan menuliskan data-data fisik dari buku tersebut. 2.
Pengkatalogan Pengkatalogan merupakan kegiatan untuk membuat wakil-wakil dokumen.
Kegiatannya meliputi pembuatan entri utama, jejakan, penentuan tajuk subjek dan nomor klasifikasi. Pada kegiatan pengkatalogan inilah fungsi modul INLIS dijalankan, yaitu dengan memasukkan data-data yang berkaitan dengan koleksi bahan pustaka agar mudah ditemukan kembali. 3.
Proses Klasifikasi Klasifikasi adalah mengelompokkan seluruh koleksi menurut kelas/
kelompok tertentu, biasanya menurut subyek atau isi buku. Tujuannya adalah semua subyek yang sama dari setiap bahan pustaka dapat dikelompokkan menjadi satu dan tersusun dengan baik, sehingga mudah dicari kembali. Hasil klasifikasi adalah penentuan nomor kelas dan kelompok koleksi informasi menurut isi dan subyek dengan berpedoman pada Pedoman standar DDC (Dewey Decimal Classification) dan UDC (Universal Decimal Classification) dan daftar tajuk subyek. 4.
Penataan bahan pustaka/Shelving Penataan bahan pustaka merupakan tahap akhir sebuah pengolahan bahan
pustaka, dimana setiap bahan pustaka ditempatkan di rak-rak buku berdasarkan kelas sehingga mudah untuk ditemukan. Alur kerja pada proses pengolahan bahan pustaka ini dapat dilihat pada Gambar 9.
41
Gambar 9 Alur Kerja Bidang Pengolahan Bahan Pustaka Perpusnas. (Perpusnas, 2009) Arsitektur dan Teknologi INLIS Arsitektur yang diterapkan dalam INLIS adalah arsitektur 3 tier yang membagi sistem menjadi 3 lapisan, yaitu client, aplication server dan database server. Arsitektur Aplikasi 3-tiers diklaim paling mampu mengakomodasi kebutuhan dalam pengembangan sistem aplikasi perpustakaan INLIS. Gambar 10
42
dibawah menunjukkan arsitektur 3 tier yang diterapkan di Perpustakaan Nasional RI.
Gambar 10 Arsitektur 3 tier INLIS. (Quadra Solutions, 2006) Aplikasi INLIS adalah aplikasi yang dirancang untuk diakses oleh banyak pemakai (multiuser) dengan otoritas yang berbeda-beda pada tiap-tiap kelompok pengguna. Jumlah pengguna yang banyak ini membutuhkan sebuah arsitektur yang dapat menunjang kinerja dan high availability, sehingga penggunaan arsitektur 3 tier yang dipadu dengan teknologi Oracle 10g dianggap sangat mampu menjadi solusi terbaik dalam memenuhi kebutuhan yang diinginkan Perpustakaan Nasional RI. Oracle 10g merupakan suatu produk database yang menggunakan konsep Relational Database Management System, yang merupakan dasar yang dipakai dalam teknologi database dewasa ini. Dalam versi ini, Oracle database menambahkan fitur-fitur baru yang di antaranya sebagai berikut: 1.
Database Clusters, dengan menggunakan teknologi Real Application Clusters (RAC). Salah satu fungsi dari RAC adalah memberikan perlindungan terhadap kelangsungan data dalam perusahaan sehingga apabila terjadi crash
43
pada salah satu server database, maka tidak akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Hal ini disebabkan karena teknologi RAC memungkinkan untuk membuat beberapa database server menjadi seolah-olah satu database server, sehingga apabila ada database server yang down, kinerja database server tersebut akan diambil-alih oleh server-server yang lain. Dalam INLIS fasilitas RAC ini sangat berguna karena INLIS memiliki 2 server database untuk menunjang kinerja di Perpusnas. Teknologi RAC ini sangat berguna bila server pertama sebagai server utama mengalami crash, maka tugas sebagai server utama dipindahkan ke server kedua, sehingga tidak mengganggu kinerja INLIS. 2.
Row-Level Locking, fitur ini dapat melakukan lock tidak hanya pada tabellevel saja, akan tetapi dimungkinkan untuk melakukan lock lebih jauh lagi sampai pada row-level. Sehingga setiap pengguna dapat melakukan akses data dalam suatu tabel secara bersamaan, lebih cepat dan lebih akurat. Row-Level-Locking sangat berguna diterapkan pada database INLIS, karena
dalam sebuah database perpustakaan memungkinkan sebuah data diakses secara bersamaan. Digunakannya teknologi Row-Level-Locking ini maka dimungkinkan mengakses data secara bersamaan. 3.
Data Partitioning, Oracle 10g memungkinkan untuk melakukan partisi ke suatu tabel maupun indeks. Hal ini akan dapat meningkatkan kemampuan dalam melakukan manajemen data. Dalam sebuah database perpustakaan seperti INLIS yang memiliki tabel
berukuran sangat besar (jumlah barisnya sangat banyak) maka partitioning membantu untuk membagi sebuah data yang besar menjadi beberapa partisi yang lebih kecil sehingga mudah dikelola. Pembuatan partisi-partisi ini memungkinkan performa yang lebih baik dan sangat membantu untuk memanajemen data yang ada. 4.
Oracle 10g OLAP (Integrated Online Analytical Processing), Oracle memiliki fungsi OLAP (yang sebelumnya hanya dapat kita temui pada OLAP database) yang terintegrasi dengan baik ke dalam relational database, sehingga kita tidak memerlukan database lain selain Oracle itu sendiri.
44
Dalam sebuah database perpustakaan jumlah record data bertambah dengan sangat pesat dengan melibatkan ribuan transaksi, maka diperlukan suatu mekanisme pengolahan data yang terpadu dengan teknologi OLAP. Analisis data menggunakan OLAP dapat memberikan tingkatan analisis dengan kapabilitas query yang kompleks, perbandingan kecenderungan data, data mining serta reporting. OLAP menghasilkan informasi secara multidimensi, artinya mampu melihat data dari berbagai sudut pandang. Hal tersebut membuat pihak penentu kebijakan atau DSS (Decission Support System) akan lebih mudah dalam melakukan proses analisa terhadap data-data historis yang berasal dari data-data transaksional untuk memberikan kebijakan dan keputusan strategis demi kepentingan perusahaan. 5.
Oracle 10g Data Mining & Data Warehousing, fitur ini memberikan kemudahan untuk mengembangkan aplikasi Business Intellegent yang bertujuan
untuk
membantu
dalam
menentukan
strategi
perusahaan
berdasarkan analisis data yang di-generate oleh Oracle 10g Data Mining. 6.
Virtual Private Database (VPD), fitur ini memberikan dan meningkatkan fleksibilitas jaminan keamanan sampai pada row-level security. Hal ini akan membuat aplikasi menjadi semakin aman sewaktu melakukan transaksi melalui Internet. VPD merupakan teknologi yang dapat membatasi akses kepada pengguna
terhadap baris-baris data dari beberapa objek database. VPD memfasilitasi database untuk memodifikasi query berdasarkan security policy yang terdapat pada paket policy. Sebuah security policy sangat berkaitan dengan tabel atau view yang dituju. 7.
Intelegent Self-Managing, untuk para DBA (database administrator), fitur ini akan membuat proses database tuning dan database manajemen menjadi lebih mudah.
8.
Flashback Query, fitur ini memungkinkan untuk melihat status data mundur beberapa waktu (flash back) sampai batas yang ditentukan, sehingga apabila terjadi kesalahaan data pada waktu yang lalu, maka dapat dilakukan koreksi tanpa harus melakukan database recovery.
45
Fungsionalitas Fungsionalitas yaitu kemampuan perangkat lunak dalam menutupi fungsi produk perangkat lunak yang menyediakan kepuasan kebutuhan user, dalam hal ini pustakawan. Kelengkapan fungsi katalogisasi sebuah sistem informasi perpustakaan harus mengacu pada karakteristik modul katalogisasi dan standar katalogisasi yang berlaku, yaitu MARC (Machine-Readable Cataloging) dan AACR2 (Anglo-American Cataloguing Rules). Adapun karakteristik Modul Kalogisasi adalah sebagai berikut: Adapun karakteristik Modul Kalogisasi dapat digambarkan sebagai berikut: 1.
Sistem pengamanan untuk berbagai tingkatan pengguna
2.
Workform (Form isian).
3.
Menu bantuan pada setiap menu/sub menu.
4.
Record control (Kontrol cantuman).
5.
Adanya identitas pengentri.
6.
Ekspor dan impor data. (Widodo, 2009)
Sistem Pengamanan Berbagai Tingkatan Pengguna dalam modul katalogisasi INLIS di bagi menjadi 4 jenis, yaitu: pengguna dengan otoritas klasifikasi, pengguna dengan otoritas katalogisasi, pengguna dengan otorisasi sebagai korektor dan pengguna dengan otorisasi sebagai administrator. Teknlogi pengamanan yang digunakan dalam INLIS guna membatasi otorisasi pengguna adalah Oracle ESSO (Enterprise Single Sign-On). Oracle ESSO merupakan aplikasi yang yang memberikan otentifikasi terhadap pengguna INLIS dan fasilitas yang dapat aksesnya, setiap pengguna harus masuk kedalam INLIS dengan password yang dimilikinya, dan user id yang sama tidak dapat digunakan secara bersamaan. Pengguna akan masuk ke dalam Aplikasi INLIS sesuai dengan otoritasnya yang diberikan oleh administrator (Gambar 11).
46
Gambar 11 Graphic User Interface pada login INLIS. Dalam pengujian yang pada sistem pengamanan untuk berbagai tingkatan ini dilakukan melalui pengujian pada fitur Login, yaitu dengan memasukkan user id dan password baik yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar sebagai pengguna. Hasil dari pengujian tersebut didapatkan hasil bahwa INLIS tidak dapat diakses dengan user id yang belum terdaftar dan kesalahan dalam memasukkan password. Aplikasi INLIS hanya bisa diakses oleh user id yang telah terdaftar dan otoritas pada setiap user id berlaku dengan sangat baik. Workform (Form isian) Work form yang berlaku di Perpustakaan Nasional mengacu kepada MARC dan AACR2. MARC membagi tiga opsi dalam penggunaan data bibliografis bagi perpustakaan dengan lingkup nasional, yaitu: 1.
Tag-tag dengan kategori M yaitu data bibliografis yang wajib dicantumkan pada katalog bahan pustaka dari setiap jenis bahan pustaka yang dimiliki. Tag-tag dengan kategori M ini merupakan tag yang bersifat dasar bagi sebuah data bibligrafis.
47
2.
Tag-tag dengan kategori A yaitu data bibliografis yang wajib dicantumkan jika data tersebut memang ditemukan pada bahan pustaka secara fisik. Tidak semua bahan pustaka memiliki kesamaan fisik dan ciri sehingga antara tiap jenis
bahan
pustaka
mempunya
perlakuan
yang
berbeda
dalam
mencantumkan data bibliografisnya. 3.
Tag-tag dengan kategori O yaitu data bibliografis yang diberikan kebebasan bagi perpustakaan untuk memilih untuk menggunakan atau tidak. Namun dalam tag kategori O ini MARC juga membatasi bahwa jika memang bahan pustaka yang dimaksud dimiliki oleh perpustakaan, maka beberapa tag kategori O ini wajib untuk dicantumkan. Hasil pengujian Workform INLIS pada tag kategori M yaitu data bibliografis
yang wajib dicantumkan pada katalog bahan pustaka dari setiap jenis bahan pustaka yang dimiliki ditunjukkan pada Tabel 2 dan Tabel 3 di bawah. Tabel 2 Pengujian Tag Kategori M pada Koleksi Buku, Serial, Kartografi,Video, film dan Manuskrip Pengujian No.
Tag
Keterangan
D01
001
D02
003
D03
005
D04
008
D05
040
D06 D07
245 300
Nomor Kendali Identitas Nomor Tanggal & Jam pemakaian terakhir Ruas tetap deskripsi fisik Sumber pengkatalogan Judul Deskripsi Fisik
Jenis Koleksi Opsi
Buku
Serial
Kartografi
Video & Film
Manuskrip
M
Otomatis
Otomatis
Otomatis
Otomatis
Otomatis
M
Otomatis
Otomatis
Otomatis
Otomatis
Otomatis
M
Otomatis
Otomatis
Otomatis
Otomatis
Otomatis
M
√
√
√
√
√
M
√
√
√
√
√
M M
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
Ket: M
: Data bibliografis yang wajib dicantumkan pada katalog bahan pustaka dari setiap jenis bahan pustaka yang dimiliki.
Otomatis
: Data terisikan otomatis oleh sistem komputer.
√
: Ketersediaan ruas tag sebagai data bibliografis. Tabel 2 di atas mengenai pengujian terhadap tag-tag yang masuk ke dalam
kategori M pada jenis koleksi buku, serial, kartografi, video dan film, serta
48
manuskrip didapatkan hasil bahwa INLIS berhasil memenuhi 100% pencantuman data bibliografis yang masuk kedalam kategori wajib yang ditentukan oleh MARC. Pengujian juga dilakukan terhadap sub ruas yang ada pada tiap-tiap tag tersebut dengan memasukkan data kedalam sub ruas dan melihat hasil masukkan data tersebut apakah sesuai dengan harapan yang diinginkan. Tabel 3 Pengujian Tag Kategori M pada Koleksi Berkas Komputer, Rekaman Suara, Campuran, Microfische dan Buku Teks Pengujian No.
Tag
Keterangan
D01 D02
001 003
D03
005
D04
008
D05
040
D06 D07
245 300
Nomor Kendali Identitas Nomor Tanggal & Jam pemakaian terakhir Ruas tetap deskripsi fisik Sumber pengkatalogan Judul Deskripsi Fisik
Jenis Koleksi Opsi
Berkas Komputer
Rekaman Suara
Campuran
Microfische
Buku teks
M M
Otomatis Otomatis
Otomatis Otomatis
Otomatis Otomatis
Otomatis Otomatis
Otomatis Otomatis
M
Otomatis
Otomatis
Otomatis
Otomatis
Otomatis
M
√
√
√
√
√
M
√
√
√
√
√
M M
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
Ket: M
: Data bibliografis yang wajib dicantumkan pada katalog bahan pustaka dari setiap jenis bahan pustaka yang dimiliki.
Otomatis
: Data terisikan otomatis oleh sistem komputer.
√
: Ketersediaan ruas tag sebagai data bibliografis. Tabel 3 di atas mengenai pengujian terhadap tag-tag yang masuk ke dalam
kategori M pada jenis koleksi berkas komputer, rekaman suara, bahan pustaka campuran, microfische dan buku teks didapatkan hasil bahwa INLIS berhasil memenuhi 100% pencantuman data bibliografis yang masuk kedalam kategori wajib yang ditentukan oleh MARC. Pengujian juga dilakukan terhadap sub ruas yang ada pada tiap-tiap tag tersebut dengan memasukkan data kedalam sub ruas dan melihat hasil masukkan data tersebut apakah sesuai dengan harapan yang diinginkan.
49
Tabel 4 Pengujian Tag Kategori A 010 – 362 pada Koleksi Buku, Serial, Kartografi, Video, film dan Manuskrip Pengujian No.
Jenis Koleksi Opsi
Buku
Serial
Kartografi
Video & Film
Manuskrip
A
√
x
x
√
X
Nomor BNI
A
√
√
√
√
√
020
International Standar Book Number
A
√
x
x
x
X
D11
022
International Standar Serial number
A
x
√
√
x
X
D12 D13 D14 D15 D16
024 028 041 043 084
A A A A A
x x √ √ x
x x √ √ x
x x √ √ x
√ √ √ √ x
X x √ √ √
D17
100
A
x
x
√
√
√
D18
110
A
√
x
√
√
√
D19
111
Entri utama - Nama pertemuan
A
√
x
√
√
x
D20
130
Entri utama - Judul seragam
A
√
x
√
√
√
D21 D22 D23 D24 D25
222 240 246 247 250
Judul kunci Judul seragam Bentuk judul lain Judul sebelumnya Pernyataan edisi
A A A A A
x √ x x √
x √ √ x √
x √ x x √
x √ √ √ √
x √ x x √
D26
254
Pernyataan presentasi musik
A
x
x
x
x
x
D27
256
Karakteristik berkas komputer
A
x
x
x
x
x
D28
257
Negara tempat produksi bahan
A
x
x
x
√
x
D29
260
Penerbitan, distribusi, dsb (impresum)
A
√
√
√
√
√
D30
310
Frekwensi publikasi terkini
A
x
x
x
x
x
D31
340
Medium fisik
A
x
√
x
x
√
D32
342
Data referensi Geospasial
A
x
x
√
x
x
D33
343
Data koordinat bidang miring
A
x
x
√
x
x
D34
352
A
x
x
√
x
x
D35
362
A
x
x
x
x
x
Tag
Keterangan
D08
010
Nomor Library of Congress
D09
016
D10
Identitas Standar lain Nomor Penerbit Kode Bahasa Kode Wilayah Nomor panggil lain Entri utama - Nama orang Entri utama - Nama korporasi
Penyajian Bahan digital Tanggal penerbitan dan/atau rancangan urutan
50
Ket: A
: Data bibliografis yang wajib dicantumkan pada katalog bahan pustaka jika data bibliografis tersebut ditemukan secara fisik di bahan pustaka.
√
: Ketersediaan ruas tag sebagai data bibliografis.
x
: Tidak tersedianya ruas tag sebagai data bibliografis.
Tabel 5 Pengujian Tag Kategori A 440 – 830 pada Koleksi Buku, Serial, Kartografi, Video, film dan Manuskrip Pengujian No.
Jenis Koleksi Opsi
Tag
Buku
Serial
Kartografi
Video & Film
Manuskrip
A
x
√
x
x
√
A
√
√
√
√
√
A
x
x
x
√
x
A
x
x
x
√
x
Keterangan Pernyataan seri/Entri tambahan Pernyataan seri Catatan kredit produksi Catatan peserta atau pelaku
D36
440
D37
490
D38
508
D39
511
D40
515
Catatan penyimpangan penomoran
A
x
√
x
√
√
D41 D42 D43
525 533 534
Catatan suplemen Catatan reproduksi Catatan versi asli
A A A
√ √ √
√ x x
√ x √
√ x √
√ x x
D44
550
Catatan lembaga penerbitan
A
√
x
√
x
x
D45
600
Entri tambahan subjek - Nama orang
A
√
√
x
√
√
D46
610
Entri tambahan subjek - Nama korporasi
A
√
x
x
√
x
D47
611
Entri tambahan subjek - Nama pertemuan
A
√
x
x
√
x
D48
630
Entri tambahan subjek - Judul seragam
A
√
√
x
√
√
D49
648
Entri tambahan subjek - Kronologis
A
x
x
x
x
x
D50
650
Entri tambahan subjek - Topik
A
√
√
√
√
√
D51
651
Entri tambahan subjek - Nama wilayah
A
√
√
√
√
√
D52
700
Entri tambahan nama orang
A
√
√
x
√
√
D53
710
Entri tambahan nama korporasi
A
√
√
√
√
√
D54
711
Entri tambahan nama pertemuan
A
x
x
x
√
x
D55
730
Entri tambahan judul seragam
A
√
√
√
√
√
51
Pengujian No.
Jenis Koleksi Opsi
Tag
Buku
Serial
Kartografi
Video & Film
Manuskrip
A
√
√
x
√
x
A A A
x x x
√ x x
x x x
√ x x
√ x x
Keterangan Entri tambahan judul lain Entri bahasa asli Entri pendahuluan Entri lanjutan
D56
740
D57 D58 D59
765 780 785
D60
800
Entri tambahan seri Nama orang
A
√
x
x
√
x
D61
810
Entri tambahan seri Nama korporasi
A
√
x
√
x
x
D62
811
Entri tambahan seri Nama pertemuan
A
√
x
x
x
x
D63
830
Entri tambahan seri Judul seragam
A
√
x
√
x
x
Ket: A
: Data bibliografis yang wajib dicantumkan pada katalog bahan pustaka jika data bibliografis tersebut ditemukan secara fisik di bahan pustaka.
√
: Ketersediaan ruas tag sebagai data bibliografis.
x
: Tidak tersedianya ruas tag sebagai data bibliografis. Tabel 4 dan 5 Pengujian Tag Kategori A pada koleksi buku, serial,
kartografi, video dan film, serta manuskrip, didapatkan hasil: 1.
Untuk jenis koleksi buku, INLIS berhasil memenuhi 53,57 % dari 56 data bibliografis yang masuk dalam kategori A.
2.
Untuk jenis koleksi serial, INLIS berhasil memenuhi 39,28% dari 56 data bibliografis yang masuk dalam kategori A.
3.
Untuk jenis koleksi kartografi, INLIS berhasil memenuhi 92,86% dari 56 data bibliografis yang masuk dalam kategori A.
4.
Untuk jenis koleksi video dan film, INLIS berhasil memenuhi 62,50% dari 56 data bibliografis yang masuk dalam kategori A.
5.
Untuk jenis koleksi manuskrip, INLIS berhasil memenuhi 41,07% dari 56 data bibliografis yang masuk dalam kategori A.
52
Tabel 6 Pengujian Tag Kategori A 010 – 362 pada Koleksi Berkas Komputer, Rekaman Suara, Campuran, Microfische dan Buku Teks Pengujian No.
Jenis Koleksi Opsi
Berkas Komputer
Rekaman Suara
Campuran
Micro fische
Buku teks
Nomor Library of Congress
A
√
x
x
x
x
016
Nomor BNI
A
√
√
√
√
√
D10
020
International Standar Book Number
A
x
x
x
√
x
D11
022
A
√
x
x
x
x
D12
024
A
x
√
x
x
x
D13 D14 D15 D16
028 041 043 084
A A A A
x √ √ √
√ √ √ x
x x √ x
x x x x
x √ √ x
D17
100
A
√
√
√
x
√
D18
110
A
√
√
x
x
√
D19
111
Entri utama - Nama pertemuan
A
√
√
x
x
x
D20
130
Entri utama - Judul seragam
A
√
√
x
x
x
D21 D22 D23 D24 D25
222 240 246 247 250
Judul kunci Judul seragam Bentuk judul lain Judul sebelumnya Pernyataan edisi
A A A A A
√ √ √ x √
x x x x √
x x x x x
x x x x x
x x √ x √
D26
254
Pernyataan presentasi musik
A
x
√
x
x
x
D27
256
Karakteristik berkas komputer
A
x
x
x
x
x
D28
257
A
x
x
x
x
x
D29
260
A
√
√
x
x
√
D30
310
A
√
x
x
x
√
D31
340
A
x
x
√
x
x
D32
342
A
x
x
x
x
x
D33
343
A
x
x
x
x
x
D34
352
A
x
x
x
x
x
D35
362
A
√
x
x
x
√
Tag
Keterangan
D08
010
D09
International Standar Serial number Identitas Standar lain Nomor Penerbit Kode Bahasa Kode Wilayah Nomor panggil lain Entri utama - Nama orang Entri utama - Nama korporasi
Negara tempat produksi bahan Penerbitan, distribusi, dsb (impresum) Frekwensi publikasi terkini Medium fisik Data referensi Geospasial Data koordinat bidang miring Penyajian Bahan digital Tanggal penerbitan dan/atau rancangan urutan
53
Ket: A
: Data bibliografis yang wajib dicantumkan pada katalog bahan pustaka jika data bibliografis tersebut ditemukan secara fisik di bahan pustaka.
√
: Ketersediaan ruas tag sebagai data bibliografis.
x
: Tidak tersedianya ruas tag sebagai data bibliografis.
Tabel 7 Pengujian Tag Kategori A 352 – 830 pada Koleksi Berkas Komputer, Rekaman Suara, Campuran, Microfische dan Buku Teks Pengujian No.
Tag
Keterangan
D36
440
Pernyataan seri/Entri tambahan
D37
490
D38
508
D39
511
D40
515
D41 D42 D43
525 533 534
D44
550
D45
600
D46
610
D47
611
D48
630
D49
648
D50
650
D51
651
D52
700
D53
710
Pernyataan seri Catatan kredit produksi Catatan peserta atau pelaku Catatan penyimpangan penomoran Catatan suplemen Catatan reproduksi Catatan versi asli Catatan lembaga penerbitan Entri tambahan subjek - Nama orang Entri tambahan subjek - Nama korporasi Entri tambahan subjek - Nama pertemuan Entri tambahan subjek - Judul seragam Entri tambahan subjek - Kronologis Entri tambahan subjek - Topik Entri tambahan subjek - Nama wilayah Entri tambahan nama orang Entri tambahan nama korporasi
Jenis Koleksi Opsi
Berkas Komputer
Rekaman Suara
Campuran
Micro fische
Buku teks
A
x
√
x
x
√
A
x
x
x
x
x
A
x
√
x
x
x
A
x
√
x
x
x
A
x
x
x
x
√
A A A
x x x
x x x
x x x
x x x
x √ x
A
x
x
x
x
x
A
√
√
√
x
√
A
√
x
√
x
√
A
√
√
x
x
√
A
x
√
x
x
x
A
x
√
x
x
x
A
√
√
√
x
√
A
√
√
√
x
√
A
√
√
x
x
√
A
√
√
x
x
√
54
Pengujian No.
Jenis Koleksi Opsi
Berkas Komputer
Rekaman Suara
Campuran
Micro fische
Buku teks
A
√
√
x
x
√
A
x
√
x
x
x
A
x
x
x
x
x
A A A
x √ √
x x x
x x x
x x x
x x x
Entri tambahan seri Nama orang
A
x
x
x
x
x
810
Entri tambahan seri Nama korporasi
A
x
x
x
x
x
D62
811
Entri tambahan seri Nama pertemuan
A
x
x
x
x
x
D63
830
Entri tambahan seri Judul seragam
A
x
x
x
x
x
Tag
Keterangan
D54
711
Entri tambahan nama pertemuan
D55
730
D56
740
D57 D58 D59
765 780 785
D60
800
D61
Entri tambahan judul seragam Entri tambahan judul lain Entri bahasa asli Entri pendahuluan Entri lanjutan
Ket: A
: Data bibliografis yang wajib dicantumkan pada katalog bahan pustaka jika data bibliografis tersebut ditemukan secara fisik di bahan pustaka.
√
: Ketersediaan ruas tag sebagai data bibliografis.
x
: Tidak tersedianya ruas tag sebagai data bibliografis. Tabel 6 dan 7 Pengujian Tag Kategori A pada koleksi berkas komputer,
rekaman suara, bahan pustaka campuran, microfische, dan buku teks , didapatkan hasil: 1.
Untuk jenis koleksi berkas komputer, INLIS berhasil memenuhi 48,21 % dari 56 data bibliografis yang masuk dalam kategori A.
2.
Untuk jenis koleksi rekaman suara, INLIS berhasil memenuhi 44,64% dari 56 data bibliografis yang masuk dalam kategori A.
3.
Untuk jenis koleksi campuran, INLIS berhasil memenuhi 12,5% dari 56 data bibliografis yang masuk dalam kategori A.
4.
Untuk jenis koleksi microfische, INLIS berhasil memenuhi 3,57% dari 56 data bibliografis yang masuk dalam kategori A.
55
5.
Untuk jenis koleksi buku teks, INLIS berhasil memenuhi 37,50% dari 56 data bibliografis yang masuk dalam kategori A. Tabel 5, Tabel 6, Tabel 7 dan Tabel 8 mengenai pengujian terhadap tag-tag
yang masuk kedalam kategori A didapatkan hasil bahwa INLIS tidak mendukung pencantuman data bibliografis MARC dengan kategori A secara baik. Pengujian juga dilakukan terhadap sub ruas yang ada pada tiap-tiap tag tersebut dengan memasukkan data kedalam sub ruas dan melihat hasil masukkan data tersebut apakah sesuai dengan harapan yang diinginkan. Berdasarkan hasil pengujian terhadap sub ruas tersebut didapatkan hasil bahwa sub ruas yang ada pada tag juga berlaku dengan baik. (Gambar 12)
Gambar 12 Tampilan MARC pada INLIS Menu bantuan pada setiap menu/sub menu Hasil pengujian mengenai ketersediaan menu bantuan pada setiap menu dan sub menu yang ada didapatkan hasil bahwa tidak didapati menu bantuan yang dapat dijadikan referensi bagi pengguna ketika menemui masalah dalam memilih
56
menu yang dikehendaki. Menu bantuan seharusnya merupakan alat paling mudah bagi pengembang aplikasi INLIS untuk memberikan penjelasan dari setiap menu yang tersedia sehingga pengguna dapat dengan mudah mempelajari INLIS. Record control (Kontrol cantuman) Hasil pengujian terhadap ketersediaan kontrol cantuman dalam INLIS didapatkan hasil bahwa kontrol cantuman secara otomatis terinput ketika kataloger memasukkan data bibliografis ke dalam INLIS. Gambar 13 menunjukkan adanya No. Cantuman atau tag 035 pada INLIS.
Gambar 13 Kontrol Cantuman pada INLIS Adanya identitas pengentri Hasil pengujian terhadap identitas pengentri, INLIS secara otomatis memunculkan nama pengentri sesuai dengan user id pengguna ketika login pada aplikasi. Hal tersebut memudahkan untuk menelusur siapa petugas yang memasukkan, memodifikasi dan yang mengkoreksi setiap entri yang ada pada INLIS. Gambar 14 di bawah menunjukkan form identitas pengentri dan petugas yang memodifikasi.
Gambar 14 Identitas pengentri pada INLIS Ekspor dan impor data Ekspor dan impor data merupakan sebuah keharusan dalam sebuah aplikasi perpustakaan karena jika data bibliografis sudah pernah dientrikan tidak perlu dientri ulang kembali. Berdasarkan hasil pengujian didapati hasil bahwa INLIS sudah memfasilitasi menu ekspor dan impor data sehingga memudahkan untuk melakukan pertukaran data antar perpustakaan. Gambar 15 di bawah
57
menunjukkan tampilan ekspor data pada INLIS. Adapun tahapan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: 1.
Dari menu utama klik sub menu Export Import Katalog
2.
Masukan range nomor kendali data katalog yang akan diekspor
3.
Klik tombol Cari untuk mengeluarkan data yang akan diekspor
4.
Masukan nama file untuk data export
5.
Tekan tombol Export untuk mengeksekusi perintah export.
Gambar 15 Menu ekspor dan impor dalam INLIS Hasil pengujian terhadap keseluruhan fungsionalitas INLIS berdasarkan karateristik sebuah modul katalogisasi dan standar MARC ditunjukkan pada Tabel 8 berikut: Tabel 8 Hasil Pengujian Fungsionalitas Modul Katalogisasi INLIS No. Fungsionalitas Modul Katalogisasi 1. Security system for different user levels (sistem pengamanan untuk berbagai tingkatan pengguna) 2. Workform (Form kerja) 3. Help menues at any menu (Menu bantuan pada setiap menu/sub menu) 4. Record control (Kontrol cantuman) 5. Identification of creator (Adanya identitas pengentri) 6. Export and import data
% Nilai terpenuhi
Skoring
100
5
35,9
3
13
1
100
5
100
5
100
5
58
Keterangan skoring: - Skor 1 nilai terpenuhi 0-20% yang berarti sangat tidak baik. - Skor 2 nilai terpenuhi 21-40% yang berarti tidak baik. - Skor 3 nilai terpenuhi 41-60% yang berarti kurang baik. - Skor 4 nilai terpenuhi 61-80% yang berarti baik. - Skor 5 nilai terpenuhi 81-100% yang berarti sangat baik. Hasil dari uji fungsionalitas INLIS didapatkan hasil sebagai berikut: 1.
Karakteristik Security system for different levels (sistem pengamanan untuk berbagai tingkatan pengguna) pada INLIS mendapat skor 5 yang berarti INLIS mampu menjamin 100% sistem pengamanan berbagai tingkatan pengguna.
2.
Karakteristik penggunaan workform (form kerja) yang mengacu pada standar MARC, INLIS mendapat skor 3 karena total pemenuhan workform MARC hanya sebesar 35,9% dari seluruh workform yang ditetapkan.
3.
Karakteristik ketersediaan menu bantuan pada setiap menu dan sub menu pada INLIS mendapat skor 1, karena dari seluruh menu dan sub menu yang terdapat pada INLIS tidak ditemukan menu bantuan. Menu bantuan pada INLIS merupakan dokumen terpisah dari aplikasi sehingga mendapat persentase 13% dari keharusan adanya menu bantuan pada setiap menu dan sub menu.
4.
Karakteristik kontrol cantuman pada INLIS mendapat skor 5 yang berarti INLIS mampu menjamin 100% kontrol terhadap cantuman.
5.
Karakteristik adanya identitas pengentri pada INLIS mendapat skor 5 yang berarti INLIS mampu menjamin 100% kebenaran terhadap identitas pengentri.
6.
Karakteristik tersedianya fitur ekspor dan impor pada INLIS mendapat skor 5 yang berarti INLIS mampu memberikan fasilitas ekspor dan impor yang sangat baik. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa INLIS
memenuhi 72,65% karakteristik fungsionalitas yang harus dipenuhi pada sebuah modul katalogisasi. Kekurangan INLIS adalah banyaknya form isian kategori A
59
(daftar bibliografis yang wajib diisikan jika ditemukan pada bentuk fisiknya) yang tidak terpenuhi serta minimnya menu bantuan yang sebenarnya sangat membantu pengguna ketika berinteraksi dengan INLIS. Portabilitas Dalam pengujian portabilitas atau kemampuan perangkat lunak untuk dijalankan pada lingkungan berbeda yang dilakukan terhadap INLIS adalah dengan menjalankan aplikasi INLIS melalui lingkungan yang berbeda-beda. INLIS merupakan aplikasi berbasis web sehingga pengujian dilakukan dengan aplikasi perambah (browser) yang berbeda-beda. Saat ini, browser yang popular digunakan adalah Mozilla Firefox 4.0, Internet Explorer 7.0, Safari 4.0.5 dan Opera 10. Proses awal untuk masuk ke dalam aplikasi INLIS adalah dengan menjalankan
browser,
kemudian
memasukkan
http://192.168.0.11:8889/forms90/f90servlet?config=connsalemba,
alamat (proses
ini
hanya berlaku bagi staf yang tidak memiliki otoritas didalam INLIS, staf yang punya otoritas di INLIS hanya tinggal memanggil melalui shortcut INLIS yang diberikan oleh pengembang) pada saat tampil, pengguna akan diminta untuk menginstall Oracle Jinitiator 1.3.1.17 yaitu Java Runtime Oracle Application Server maupun Oracle Enterprise Manager Application dari Oracle database Versi 8i / 9i yang menjembatani antara server dengan client. Hasil tes portabilitas INLIS pada empat browser tersebut didapatkan hasil: 1.
Proses instalasi INLIS pada browser Mozilla Firefox 4.0 dapat dilakukan namun browser harus melakukan refresh setelah instalasi Oracle Jinitiator untuk dapat menampilkan INLIS.
2.
Proses instalasi INLIS pada browser Internet Explorer 7.0 berjalan sangat baik dan browser langsung dapat menampilkan INLIS tanpa harus melakukan refresh browser maupun restart browser.
3.
Proses instalasi INLIS pada browser Safari 4.0.5 dapat dilakukan namun pengguna
harus
melakukan restart
menampilkan INLIS.
terhadap
browser untuk dapat
60
4.
Proses instalasi INLIS pada browser Opera 10 berjalan sangat baik dan browser langsung dapat menampilkan INLIS tanpa harus melakukan refresh browser maupun restart browser. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, diambil kesimpulan bahwa INLIS
100% dapat memenuhi kriteria portabilitas yang disayaratkan bagi sebuah perangkat lunak. Usability Pengumpulan data untuk karakteristik perangkat lunak yang bersifat usability dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada pengguna INLIS khususnya mereka yang berinteraksi dengan modul katalogisasi. Usability mempunyai sub-karakter yaitu understandibility, operabilitas dan attractiveness. Hasil penyebaran kuesioner tersebut didapatkan hasil sebagai berikut: Understandibility Karakteristik understandibility atau kemudahan untuk dipahami, peneliti mengajukan 5 pernyataan kepada pengguna, yaitu: kemudahan untuk dipelajari, kemudahan untuk dioperasikan, penghematan waktu dalam bekerja, peningkatan kinerja serta menu dan form yang jelas dan mudah dipahami. Hasil penelitian terhadap responden mengenai kemudahan aplikasi INLIS untuk dipelajari, dapat dilihat pada Tabel 9 berikut: Tabel 9 Kemudahan INLIS untuk dipelajari Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak baik Total
Frekwensi 4 1 11 10 2 28
Persentase 14.3 3.6 39.3 35.7 7.1 100
Tabel 9 di atas, menunjukkan hasil bahwa sebanyak 39,3% responden menjawab kurang baik, 35,7% menjawab tidak baik, 14,3% menjawab sangat baik, 7,1% menjawab sangat tidak baik dan 3,6% menjawab baik. Ini menunjukkan bahwa responden beranggapan INLIS tidak mudah untuk dipelajari.
61
Penelitian terhadap responden mengenai kemudahan aplikasi INLIS dalam dioperasikan, dapat dilihat pada Tabel 10 berikut: Tabel 10 Kemudahan INLIS untuk dioperasikan Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak baik Total
Frekwensi 3 2 9 13 1 28
Persentase 10.7 7.1 32.1 46.5 3.6 100
Tabel 10 di atas menunjukkan hasil bahwa sebanyak 46,4% responden menjawab tidak baik, 32,1% menjawab kurang baik, 10,7% menjawab sangat baik, 7,1% menjawab sangat baik dan 3,6% menjawab sangat tidak baik. Ini menunjukkan bahwa responden beranggapan INLIS tidak mudah untuk dioperasikan. Hasil penelitian terhadap responden mengenai efesiensi waktu dalam bekerja dengan menggunakan aplikasi INLIS, dapat dilihat pada Tabel 11 berikut: Tabel 11 Efesiensi waktu bekerja dengan INLIS Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak baik Total
Frekwensi 3 1 13 9 2 28
Persentase 10.7 3.6 46.5 32.1 7.1 100
Tabel 11 di atas menunjukkan hasil bahwa sebanyak 46,4% responden menjawab kurang baik, 32,1% menjawab tidak baik, 10,7% menjawab sangat baik, 7,1% menjawab sangat tidak baik dan 3,6% menjawab baik. Ini menunjukkan bahwa responden beranggapan INLIS tidak terlalu memberikan efesiensi waktu dalam bekerja. Hasil penelitian terhadap responden mengenai peningkatan kinerja dari penggunaan aplikasi INLIS, dapat dilihat pada Tabel 12 berikut:
62
Tabel 12 Peningkatan kinerja dari penggunaan INLIS Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak baik Total
Frekwensi 3 3 9 13 0 28
Persentase 10.7 10.7 32.1 46.5 0 100
Tabel 12 di atas menunjukkan hasil bahwa sebanyak 46,4% responden menjawab tidak baik, 32,1% menjawab kurang baik, 10,7% responden menjawab baik dan sangat baik. Tidak ada responden yang menjawab sangat tidak baik. Ini menunjukkan bahwa responden beranggapan INLIS tidak memberikan efek terhadap peningkatan kinerja. Hasil penelitian terhadap responden mengenai kejelasan dan kemudahan menu dan form yang terdapat pada aplikasi INLIS, dapat dilihat pada Tabel 13 berikut: Tabel 13 Kejelasan dan kemudahan menu serta form INLIS Frekwensi Persentase Sangat baik 2 7.1 Baik 3 10.7 Kurang baik 7 25.0 Tidak baik 15 53.6 Sangat tidak baik 1 3.6 Total 28 100 Tabel 13 di atas menunjukkan hasil bahwa sebanyak 53,6% responden menjawab tidak baik, 25% menjawab kurang baik, 10,7% menjawab baik, 7,1% menjawab sangat baik dan 3,6% menjawab sangat tidak baik. Ini menunjukkan bahwa responden beranggapan menu dan form yang terdapat pada INLIS tidak jelas dan tidak mudah. Dari tabel-tabel mengenai karakteristik understandibility, didapatkan hasil rata-rata sebanyak 42.88 responden memberikan penilaian tidak baik terhadap understandibility INLIS. Hasil rata-rata penghitungan terhadap karakteristik understandibility ditunjukkan pada Gambar 16.
63
50 42.88
45 40
35
Persentase %
35 30 25 20 15
10.7 7.14
10
4.28
5 0 Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
SangatTidakBaik
Gambar 16 Hasil persentase rata-rata jawaban terhadap understandibility INLIS Operabilitas Karakteristik operabilitas atau kemampuan dalam beroperasi, peneliti mengajukan 10 pernyataan kepada pengguna, yaitu: ketepatan feedback, fasilitas “undo & redo”, Error message, konsep kata yang mudah dipahami dan dimengerti, kemudahan menemukan informasi, fasilitas “help index”, tidak adanya pengulangan data, waktu akses, kelengkapan fitur, waktu simpan (saving). Hasil penelitian terhadap responden mengenai ketepatan feedback INLIS, dapat dilihat pada Tabel 14 berikut: Tabel 14 Ketepatan feedback INLIS Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak baik Total
Frekwensi 5 1 6 16 0 28
Persentase 17.9 3.6 21.4 57.1 0 100
Tabel 14 di atas menunjukkan hasil bahwa sebanyak 57,1% responden menjawab tidak baik, 21,4% menjawab kurang baik, 17,9% menjawab sangat baik, 3,6% menjawab baik dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak
64
baik. Ini menunjukkan anggapan responden bahwa INLIS tidak memberikan feedback yang tepat ketika mereka mengoperasikannya. Hasil penelitian terhadap responden mengenai ketersediaan fasilitas “undo & redo” pada INLIS, dapat dilihat pada Tabel 15 berikut: Tabel 15 Ketersediaan fasilitas “undo & redo” pada INLIS Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak baik Total
Frekwensi 0 3 10 14 1 28
Persentase 0 10.7 35.7 50.0 3.6 100
Tabel 15 di atas menunjukkan hasil bahwa sebanyak 50% responden menjawab tidak baik, 35,7% menjawab kurang baik, 10,7% menjawab baik, dan 3,6% menjawab sangat tidak baik. Ini menunjukkan anggapan responden bahwa INLIS tidak memberikan fasilitas “undo & redo”. Hasil penelitian terhadap responden mengenai ketersediaan peringatan “error message” pada INLIS, dapat dilihat pada Tabel 16 berikut: Tabel 16 Peringatan “error message” pada INLIS Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak baik Total
Frekwensi 3 2 11 12 0 28
Persentase 10.7 7.1 39.3 42.9 0 100
Tabel 16 di atas menunjukkan hasil bahwa sebanyak 42,9% responden menjawab tidak baik, 39,3% menjawab kurang baik, 10,7% menjawab sangat baik, dan 7,1% menjawab baik. Ini menunjukkan anggapan responden bahwa INLIS tidak memiliki peringatan “error message” yang dapat membantu pengguna untuk mengetahui kesalahan yang terjadi.
65
Hasil penelitian terhadap responden mengenai penggunaan konsep kata yang mudah dimengerti dan dipahami pada INLIS, dapat dilihat pada Tabel 17 berikut: Tabel 17 Konsep kata yang mudah dimengerti dan dipahami pada INLIS Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak baik Total
Frekwensi 3 1 8 16 0 28
Persentase 10.7 3.6 28.6 57.1 0 100
Tabel 17 di atas menunjukkan hasil bahwa sebanyak 57,1% responden menjawab tidak baik, 28,6% menjawab kurang baik, 10,7% menjawab sangat baik dan 3,6% menjawab baik dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak baik. Ini menunjukkan anggapan responden bahwa penggunaan konsep kata pada INLIS tidak mudah untuk dimengerti dan dipahami. Hasil penelitian terhadap kemudahan menemukan informasi pada INLIS, dapat dilihat pada Tabel 18 berikut: Tabel 18 Kemudahan menemukan informasi pada INLIS Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak baik Total
Frekwensi 0 4 10 12 2 28
Persentase 0 14.3 35.7 42.9 7.1 100
Tabel 18 di atas menunjukkan hasil bahwa sebanyak 42,9% responden menjawab tidak baik, 35,7% menjawab kurang baik, 14,3% menjawab baik dan 7,1% menjawab sangat tidak baik. Ini menunjukkan anggapan responden bahwa menemukan informasi pada INLIS tidak mudah. Hasil penelitian terhadap kemudahan aplikasi INLIS untuk dipelajari, dapat dilihat pada Tabel 19 berikut:
66
Tabel 19 Ketersediaan fasilitas “help index” pada INLIS Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak baik Total
Frekwensi 1 3 16 6 2 28
Persentase 3.6 10.7 57.1 21.4 7.1 100
Tabel 19 di atas menunjukkan hasil bahwa sebanyak 57,1% responden menjawab kurang baik, 21,4% menjawab tidak baik, 10,7% menjawab baik, 7,1% menjawab sangat tidak baik dan 3,6% menjawab sangat baik. Ini menunjukkan anggapan responden bahwa INLIS tidak memiliki fasilitas “help index”. Hasil penelitian terhadap tidak terjadinya pengulangan data pada INLIS, dapat dilihat pada Tabel 20 berikut: Tabel 20 Pengulangan (Redudancy) data pada INLIS Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak baik Total
Frekwensi 3 1 11 13 0 28
Persentase 10.7 3.6 39.3 46.4 0 100
Tabel 20 di atas, didapatkan hasil bahwa sebanyak 46,4% responden menjawab tidak baik, 39,3% menjawab kurang baik, 10,7% menjawab sangat baik, dan 3,6% menjawab baik. Ini menunjukkan anggapan responden bahwa INLIS terjadi pengulangan pada data yang dimasukkan. Hasil penelitian terhadap waktu yang cepat pada akses INLIS, dapat dilihat pada Tabel 21 berikut:
67
Tabel 21 Waktu akses yang cepat pada INLIS Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak baik Total
Frekwensi 1 5 8 12 2 28
Persentase 3.6 17.9 28.6 42.9 7.1 100
Tabel 21 di atas menunjukkan hasil bahwa sebanyak 42,9% responden menjawab tidak baik, 28,6% menjawab kurang baik, 17,9% menjawab baik, 7,1% menjawab sangat tidak baik dan 3,6% menjawab sangat baik. Ini menunjukkan anggapan responden bahwa waktu yang dibutuhkan ketika mengakses INLIS tidak cukup cepat. Hasil penelitian terhadap kelengkapan fitur yang tersedia pada INLIS, dapat dilihat pada Tabel 22 berikut: Tabel 22 Kelengkapan fitur yang tersedia pada INLIS Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak baik Total
Frekwensi 4 3 6 15 0 28
Persentase 14.3 10.7 21.4 53.6 0 100
Tabel 22 di atas menunjukkan hasil bahwa sebanyak 53,6% responden menjawab tidak baik, 21,4% menjawab kurang baik, 14,3% menjawab sangat baik, dan 10,7% menjawab baik. Ini menunjukkan anggapan responden bahwa fitur yang terdapat pada INLIS tidak lengkap. Hasilpenelitian terhadap kecepatan proses simpan data (saving) pada INLIS, dapat dilihat pada Tabel 23 berikut:
68
Tabel 23 Kecepatan proses simpan data (saving) pada INLIS Frekwensi 5 1 10 10 2 28
Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak baik Total
Persentase 17.9 3.6 35.7 35.7 7.1 100
Tabel 23 di atas menunjukkan hasil bahwa sebanyak 35,7% responden menjawab baik dan kurang baik, 17,9% menjawab sangat baik, 7,1% menjawab sangat tidak baik, dan
3,6% menjawab baik. Ini menunjukkan anggapan
responden bahwa waktu yang dibutuhkan untuk menyimpan data pada INLIS tidak cukup cepat. Dari tabel-tabel mengenai karakteristik portabilitas, didapatkan hasil ratarata sebanyak 45% responden memberikan penilaian tidak baik terhadap portabilitas INLIS. Hasil rata-rata penghitungan terhadap karakteristik portabilitas ditunjukkan pada Gambar 17. 50 45
45 40
Persentase %
35
34.28
30 25 20 15 10 5
8.94 8.58 3.2
0
Gambar 17 Hasil persentase rata-rata jawaban terhadap portabilitas INLIS
69
Attractiveness Karakteristik attractiveness atau daya tarik, peneliti mengajukan 4 pernyataan kepada pengguna, yaitu: tampilan grafik INLIS, kenyamanan dalam penggunaan, kemudahan dalam perbaikan, dan tidak ditemukannya fungsi yang salah. Hasil penelitian terhadap daya tarik tampilan grafis INLIS, dapat dilihat pada Tabel 24 berikut: Tabel 24 Daya tarik grafis INLIS Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak baik Total
Frekwensi 0 4 10 14 0 28
Persentase 0 14.3 35.7 50.0 0 100
Tabel 24 di atas menunjukkan hasil bahwa sebanyak 50% responden menjawab tidak baik, 35,7% menjawab kurang baik, 14,3% menjawab baik, dan tidak ada responden yang menjawab sangat baik dan sangat tidak baik. Ini menunjukkan anggapan responden bahwa INLIS tidak mempunyai tampilan grafis yang mempunyai daya tarik bagi pengguna. Hasil penelitian terhadap kemudahan aplikasi INLIS dalam kenyamanan penggunaan, dapat dilihat pada Tabel 25 berikut: Tabel 25 Kenyamanan dalam menggunakan INLIS Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak baik Total
Frekwensi 4 2 14 8 0 28
Persentase 14.3 7.1 50.0 28.6 0 100
Tabel 25 di atas menunjukkan hasil bahwa sebanyak 50% responden menjawab kurang baik, 28,6% menjawab tidak baik, 14,3% menjawab sangat baik
70
dan 7,1% menjawab baik. Ini menunjukkan anggapan bahwa responden merasa kurang
nyaman
dalam
melaksanakan
pekerjaan
kesehariannya
dengan
menggunakan INLIS. Hasil penelitian kemudahan dalam perbaikan aplikasi INLIS, dapat dilihat pada Tabel 26 berikut: Tabel 26 Kemudahan perbaikan aplikasi INLIS Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak baik Total
Frekwensi 6 1 5 16 0 28
Persentase 21.4 3.6 17.9 57.1 0 100
Tabel 26 di atas menunjukkan hasil bahwa sebanyak 57,1% responden menjawab tidak baik, 21,4% menjawab baik, 17,9% menjawab kurang baik, dan 3,6% menjawab baik. Ini menunjukkan anggapan responden bahwa INLIS tidak mudah untuk diperbaiki ketika terjadi kerusakan. Hasilpenelitian terhadap kebenaran fungsi yang ada pada INLIS, dapat dilihat pada Tabel 27 berikut: Tabel 27 Tidak adanya kesalahan fungsi pada INLIS Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik Sangat tidak baik Total
Frekwensi 2 2 11 11 2 28
Persentase 7.1 7.1 39.3 39.3 7.1 100
Tabel 29 di atas menunjukkan hasil bahwa sebanyak 39,3% responden menjawab kurang baik dan tidak baik, 7,1% responden menjawab sangat baik, baik dan sangat tidak baik. Ini menunjukkan anggapan responden bahwa terdapat kesalahan fungsi pada INLIS. Dari tabel-tabel mengenai karakteristik attractiveness, didapatkan hasil ratarata bahwa sebanyak 43.8% responden memberikan penilaian tidak baik terhadap
71
attractiveness INLIS. Hasil rata-rata penghitungan terhadap karakteristik understandibility ditunjukkan pada Gambar 18. 50
45
43.8
Persentase %
40 35.7
35 30 25 20 15 10.7
10
8
5
1.8
0
Gambar 18 Hasil rata-rata jawaban terhadap attractiveness INLIS Hasil
keseluruhan
terhadap
usability
INLIS
yang
mencakup
understandibility, operabilitas dan attractiveness berdasarkan jawaban responden didapatkan hasil bahwa INLIS masih sangat kurang memperhatikan usability. Persentase rata-rata dari jawaban responden terhadap tingkat usability INLIS
Persentase %
ditunjukkan pada gambar 19. 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
SangatTi dakBaik
Attractiveness
10.7
8
35.7
43.8
1.8
Understandibility
10.7
7.14
35
42.88
4.28
Operability
8.94
8.58
34.28
45
3.2
Gambar 19 Hasil pengujian Usability keseluruhan
72
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian mengenai fungsionalitas, portabilitas dan usability ini, maka akan dikemukakan bahasan-bahasan terhadap hasil penelitian. Pembahasan ini dibagi menjadi 2 kategori berdasarkan dari metode penelitian yaitu penelitian yang dilakukan dengan melakukan uji coba terhadap sistem dan penelitian dengan melakukan survey terhadap pengguna sistem tersebut. Aplikasi INLIS berdasarkan Pengujian Black Box Pengujian black box yang dilakukan terhadap aplikasi INLIS adalah untuk mengetahui
karakteristik
sebuah sistem
komputer
dari
sudut
pandang
fungsionalitas dan portabilitas. Adapun untuk karakteristik fungsionalitas sebuah aplikasi perpustakaan mempunyai sub-karakter yaitu: Sistem pengamanan untuk berbagai tingkatan yang diberlakukan INLIS sudah sangat baik dengan diberlakukannya sistem enkripsi pada hubungan komunikasi antara browser dengan server sehingga orang yang tidak memiliki akses tidak dapat masuk kedalam sistem. Workform atau form kerja pada INLIS yang merupakan fitur utama dalam sebuah aplikasi perpustakaan. Standar sangat tinggi yang di berlakukan oleh MARC bagi perpustakaan pada tingkat nasional merupakan sebuah antisipasi agar informasi yang disimpan perpustakaan tidak dapat ditemukan dan untuk proses pertukaran data antar perpustakaan. Pengujian terhadap form kerja yang ada pada INLIS ternyata tidak sesuai dengan apa ditetapkan oleh MARC bagi sebuah perpustakaan pada level nasional sehingga ini sangat memungkinkan informasi atau dokumen yang dimiliki oleh perpustakaan tidak dapat ditelusur kembali untuk digunakan. Hasil dari pengujian terhadap INLIS form kerja yang paling mendekati sempurna terdapat pada jenis koleksi kartografi yang memenuhi 92,86% dari form kerja yang harus terpenuhi, sedangkan jenis koleksi yang lain masih jauh dari apa yang telah ditentukan oleh MARC. Menu bantuan pada setiap menu dan sub menu yang ada pada INLIS sangat minim sehingga pustakawan sangat kesulitan ketika menemui hambatan dalam
73
melakukan pekerjaan. Menu bantuan hanya ada pada menu utama INLIS sehingga jika pengguna sudah masuk kedalam sub menu dan menemukan hambatan maka dia harus kembali ke menu utama untuk melihat solusi yang ada pada bantuan di menu utama, hal ini sangat menyulitkan dan menghambat produktifitas dari pustakawan. Record control atau kontrol cantuman serta tersimpannya identitas pengentri pada INLIS berlaku sangat baik sesuai dengan standar yang berlaku pada aplikasi perpustakaan. Kontrol cantuman dan identitas pengentri ini terinput kedalam sistem secara otomatis ketika pustakawan memasukkan data bibliografis. Ekspor dan impor data dalam sebuah aplikasi perpustakaan sangat penting untuk dapat dilakukan karena dalam perpustakaan pertukaran data bibliografi sering dilakukan antar perpustakaan. Pada aplikasi INLIS pertukaran data dengan proses ekspor dan impor dapat dilakukan dan hal ini berlaku sangat baik. Usability aplikasi INLIS berdasarkan Kuesioner Hasil dari kuesioner yang dilakukan terhadap pustakawan yang bekerja dengan INLIS diketahui bahwa aplikasi INLIS masih mempunyai banyak kekurangan. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata jawaban responden responden terhadap pernyataan yang diberikan. Kebanyakan responden menyatakan ketidak setujuannya terhadap pernyataan yang diberikan, ini membuktikan bahwa INLIS belum mampu memberikan kenyamanan bagi pengguna. Sebagian besar responden menilai understandibility, operabilitas dan attractiveness yang ada pada INLIS masih sangat kurang dan masih memerlukan perbaikan dan pengembangan. Dari perbandingan antara hasil pengujian yang dilakukan dengan pengujian black box dan dengan metode kuesioner keduanya mempunyai hasil yang saling mendukung. Dibeberapa hal, INLIS sudah cukup mampu memberikan kenyamanan pada penggunanya namun disisi lain INLIS masih harus mendapat perbaikan dan pengembangan.
SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut: INLIS sebagai sebuah aplikasi perpustakaan yang dibangun secara khusus oleh Perpustakaan Nasional RI untuk mempermudah tugas pustakawan dalam mengelola bahan pustaka yang ada ternyata tidak dapat memenuhi karakteristik yang berlaku bagi sebuah aplikasi perpustakaan pada level nasional. Dari hasil pengujian terhadap fungsionalitas INLIS ditemukan kekurangan pada hal workform yang merupakan inti dari sebuah aplikasi perpustakaan khususnya pada level nasional, masih banyaknya ruas MARC yang tidak terakomodir akan membuat data yang dimasukkan ke dalam database sangat minim yang berdampak sulitnya untuk melakukan temu balik informasi. Fitur menu bantuan yang sebenarnya dapat memudahkan para pustakawan ketika berinteraksi dengan INLIS tidak dimanfaatkan dengan baik oleh pengembang INLIS, sehingga seringkali ketidaktahuan pengguna terhadap fitur yang dimiliki INLIS karena tidak adanya menu bantuan tersebut. Hal tersebut sangat mengganggu dalam hal efesiensi dan efektifitas kerja para pustakawan. Pendidikan dan pelatihan awal pada pegawai yang bertugas dengan INLIS tidak sangat cukup untuk menjelaskan INLIS secara lengkap sehingga fitur menu bantuan tetap diperlukan untuk meminimalisir ketidaktahuan pengguna. Sistem pengamanan yang diberlakukan pada INLIS cukup menjamin tidak terjadi kesalahan otoritas bagi para pengguna INLIS dan data yang dimasukkan ke dalam INLIS dapat ditelusur kembali jika terjadi kesalahan. Karakteristik portabilitas INLIS yang di ujikan pada empat browser yaitu Mozilla Firefox 4.0, Internet Explorer 7.0, Safari 4.0.5 dan Opera 10 menunjukkan bahwa INLIS mampu untuk dijalankan di keempat browser tersebut, sekalipun setiap browser mempunyai perlakuan yang berbeda ketika awal dilakukan instalasi INLIS. Pada
penelitian
usability
yang
mempunyai
sub-karakteristik
understandibility, operabilitas dan attractiveness didapatkan hasil persentase rata-
76
rata paling tinggi yaitu sebanyak 42.88% responden menilai INLIS tidak baik dalam hal understandibility atau kemudahan sebuah aplikasi untuk dipahami, sebanyak 45% responden menilai INLIS tidak baik dalam hal operabilitas atau kemudahan INLIS untuk dioperasikan, dan sebanyak 43.8% responden menilai INLIS tidak baik pula dalam hal attractiveness atau daya tarik sebuah aplikasi. Hal tersebut membuktikan bahwa INLIS bukanlah sebuah aplikasi perpustakaan yang mudah untuk dipelajari dan dioperasikan, butuh pendidikan khusus bagi pegawai untuk bisa bekerja dengan INLIS. Saran Sebagai sebuah aplikasi komputer, INLIS secara usia masih sangat belia sehngga masih sangat perlu pengembangan dan perbaikan agar bisa secara optimal menjalankan fungsinya sebagai sebuah aplikasi perpustakaan yang sangat baik. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi acuan bagi Perpusnas maupun pihak pengembang INLIS sejauhmana perbaikan maupun pengembangan yang diperlukan agar INLIS menjadi lebih baik lagi. Minimnya informasi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan bagi para pegawai mengenai INLIS mungkin juga menjadi penyebab kurangnya pengetahuan pegawai terhadap fitur-fitur yang dimiliki oleh INLIS. Menu bantuan yang terlalu minim sangat tidak dapat mengakomodir secara baik fungsi-fungsi yang terdapat dalam INLIS, sehingga diperlukan pengembangan yang berkaitan dengan fitur bantuan guna memudahkan pengguna dalam menggunakan INLIS.
DAFTAR PUSTAKA Al Fatta H. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Cetakan I. Yogyakarta: Andi Offset. Basuki H, Abdurrachman E. 2001. Analisis Peranan Perangkat Lunak Komputer Bersifat Open Source (Linux)Bagi Efisiensi dan Efektivitas Pemanfaatan Teknologi Informasi. Jakarta: Univeritas Bina Nusantara. Beizer B. 1995. Black-Box Testing: Techniques for Functional Testing of Software and Systems. New York: John Wiley and Sons Inc. Berander P, dkk. 2005. Software Quality Attributes and Trade-Offs. Blekinge Institute of Technology. http://www.bth.se/tek/besq.nsf/ 5A52350A52726F51C12570A8004CB613/$FILE/Software_quality_attribu tes.pdf. [5 April 2010]. Burch J, Grudnitski G. 1986. Information Systems Theory and Practice. New York: John Wiley & Sons Inc. Davis GB. 1999. Management Information System: Conceptual Foundation, Structure and Developmen. New York: McGraw Hill. Davis GB. 2002. Sistem Informasi Manajemen. (edisi Bahasa Indonesia). Jakarta: CV. Teruna Grafica. Hamakonda TP, Tairas JNB. 1995. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey. Jakarta: Penerbit BPK Gunung Mulia. Harmawan. 2009. Sistem Otomasi Perpustakaan. http://tartojogja.wordpress.com/ 2008/10/29/sistem-otomasi-perpustakaan/. [03 Maret 2010]. Husein U. 2001, Strategic Management in Action: Konsep, Teori, dan Teknik Menganalisis Manajemen Strategis, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. IEEE. 1990. IEEE Standards Collection: Glossary EngineeringTerminology. IEEE Standard 610.12-1990.
of
Software
ISO 9126: The Standard of Reference, http://www.cse.dcu.ie/essiscope/sm2/ 9126ref.html. [15 Maret 2010]. Jogiyanto. 1995. Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur. Yogyakarta: Andi Offset. Jogiyanto. 2000. Sistem Informasi Berbasis Komputer. Yogyakarta: Penerbit BPFE. Kertahadi. 1995. Sistem Informasi Manajemen. Malang: Penerbit IKIP Malang. Leitch RA, Davis KR. 1983. Accounting Information System. Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall.
78
Lutfian. Sofware Informasi Perpustakaan. http://www.lutfian.com/sisteminformasi-perpustakaan.htm. [3 Maret 2010]. MARC 21 Format for Bibliographic Data, National Level Full and Minimal Requirements, 1999 Edition, http://www.loc.gov/marc/bibliographic /nlr/.[20 Maret 2010] McFadden FR, Hoffer JA, Prescott MB. 1999, Modern Database Management. Addison-Wesley Educational Publishers. McLeod R. 1996. Sistem Informasi Manajemen. (edisi Bahasa Indonesia). Jakarta: Prenhallindo. Mukhtar AM. 1999. Audit System Informasi. Jakarta: Rineka Cipta. Murdick R. 1993. Sistem Informasi Untuk Manajemen. Cetakan V. Jakarta: Erlangga. Myers GJ. 2004. The Art Of Software Testing. 2nd edition. New York: John Wiley and Sons Inc. Pamunjak S, Rusina. 2000. Pedoman Penyelenggaran Perpustakaan. Jakarta: Djambatan. PT. Quadra Solutions. 2006. Laporan Modul Aplikasi Komputer Perpustakaan ”Indonesian Integrated Library System” (INLIS). Jakarta.PT. Quadra Solutions. 2006. Overview INLIS. Jakarta. Simamarta J. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: Andi Offset. Siregar B. 2007. Gedung dan Perlengkapan Perpustakaan. Medan: Program Studi Ilmu Perpustakaan. Fakultas Sastra: USU. Sugiyono. 2003. Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kelima, Bandung: Alfabeta. Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: PT. Garamedia Pustaka Utama. Sutabri T. 2004. Analisa sistem informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi. Suyadi P. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE. Syafar. 2009. Sistem Informasi Perpustakaan Terpadu IBRA. http://safari.web.id/info-advertising/291/sistem-informasi-perpustakaanterpadu-ibra.html. [25 Maret 2010]. Triton BP. 2006. SPSS 13.00 Terapan : Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Andi Offset. Widodo WH. 2009. Membangun Automasi Kebutuhan Spesifikasi Software. Solo:UNS.
Perpustakaan: Tinjauan
LAMPIRAN Lampiran 1 Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil interpretasi data kuesioner Rs
Understadibilitas
Portabilitas
attractiveness
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
17
18
19
1
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
3
4
4
4
3
3
3
4
3
2
2
1
1
2
2
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
3
3
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
3
4
1
1
1
3
2
1
3
1
1
3
2
1
3
1
1
3
2
1
1
5
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
6
3
1
3
2
1
1
2
1
1
2
2
1
2
1
3
2
2
1
3
7
3
3
3
3
4
4
4
3
4
3
3
4
3
4
3
4
3
4
3
8
3
3
3
3
4
4
4
3
4
3
3
4
2
4
3
4
3
4
3
9
4
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
3
3
3
4
3
4
3
4
10
5
4
5
3
4
3
3
4
3
5
3
3
4
3
5
3
3
3
5
11
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
3
4
4
4
3
12
3
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
4
3
4
4
13
3
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
5
4
3
4
4
4
3
14
1
3
2
2
4
2
4
3
2
3
3
2
2
2
2
4
3
2
2
15
4
4
4
4
4
4
3
4
4
2
3
4
4
4
4
3
3
4
4
Hasil Uji Validitas Kuesioner mengenai Understandibility
item 1 2 3 4 5
Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted 12.8000 12.7333 12.8000 12.6000 12.5333
11.886 10.495 11.457 14.114 13.552
Corrected Item- Cronbach's Total Alpha if Item Correlation Deleted .738 .861 .883 .824 .810 .843 .657 .882 .583 .894
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner mengenai Understandibility Cronbach's Alpha .888
N of Items 5
80
Hasil Uji Validitas Kuesioner mengenai Operabilitas Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
28.4667 28.2000 28.4667 28.4667 28.3333 28.6667 28.4667 28.3333 28.4667 28.5333
Corrected Item- Cronbach's Total Alpha if Item Correlation Deleted
66.124 77.457 67.838 66.124 77.381 74.952 66.124 71.381 66.124 73.267
.945 .681 .899 .945 .557 .813 .945 .717 .945 .656
.945 .957 .947 .945 .960 .952 .945 .955 .945 .957
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner mengenai Operabilitas Cronbach's Alpha .956
N of Items 10
Hasil Uji Validitas Kuesioner mengenai Attractiveness Scale Mean if Item Deleted 16 17 18 19
9.1333 9.6000 9.4000 9.4667
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation 7.552 6.686 4.543 6.267
.607 .782 .839 .559
Cronbach's Alpha if Item Deleted .825 .759 .711 .846
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner mengenai Attractiveness Cronbach's Alpha .835
N of Items 4
81
Lampiran 2 Representasi data Penelitian VAR00001 Value Standard Attributes
N Central Tendency and Dispersion
Position Label Type Format Measurement Role Valid Missing Mean Standard Deviation Percentile 25 Percentile 50 Percentile 75
1 <none> Numeric F8.2 Scale Input 28 0 3.1786 1.12393 3.0000 3.0000 4.0000
VAR00002 Value Standard Attributes
N Central Tendency and Dispersion
Position Label Type Format Measurement Role Valid Missing Mean Standard Deviation Percentile 25 Percentile 50 Percentile 75
2 <none> Numeric F8.2 Scale Input 28 0 3.2500 1.04083 3.0000 3.5000 4.0000
VAR00003 Value Standard Attributes
N Central Tendency and Dispersion
Position Label Type Format Measurement Role Valid Missing Mean Standard Deviation Percentile 25 Percentile 50 Percentile 75
3 <none> Numeric F8.2 Scale Input 28 0 3.2143 1.03126 3.0000 3.0000 4.0000
82
VAR00004 Value Standard Attributes
N Central Tendency and Dispersion
Position Label Type Format Measurement Role Valid Missing Mean Standard Deviation Percentile 25 Percentile 50 Percentile 75
4 <none> Numeric F8.2 Scale Input 28 0 3.1429 1.00791 3.0000 3.0000 4.0000
VAR00005 Value Standard Attributes
N Central Tendency and Dispersion
Position Label Type Format Measurement Role Valid Missing Mean Standard Deviation Percentile 25 Percentile 50 Percentile 75
5 <none> Numeric F8.2 Scale Input 28 0 3.3571 .98936 3.0000 4.0000 4.0000
VAR00006 Value Standard Attributes
N Central Tendency and Dispersion
Position Label Type Format Measurement Role Valid Missing Mean Standard Deviation Percentile 25 Percentile 50 Percentile 75
6 <none> Numeric F8.2 Scale Input 28 0 3.1786 1.15642 3.0000 4.0000 4.0000
83
VAR00007 Value Standard Attributes
N Central Tendency and Dispersion
Position Label Type Format Measurement Role Valid Missing Mean Standard Deviation Percentile 25 Percentile 50 Percentile 75
7 <none> Numeric F8.2 Scale Input 28 0 3.4643 .74447 3.0000 4.0000 4.0000
VAR00008 Value Standard Attributes
N Central Tendency and Dispersion
Position Label Type Format Measurement Role Valid Missing Mean Standard Deviation Percentile 25 Percentile 50 Percentile 75
8 <none> Numeric F8.2 Scale Input 28 0 3.1429 .97046 3.0000 3.0000 4.0000
VAR00008 Value Standard Attributes
N Central Tendency and Dispersion
Position Label Type Format Measurement Role Valid Missing Mean Standard Deviation Percentile 25 Percentile 50 Percentile 75
8 <none> Numeric F8.2 Scale Input 28 0 3.1429 .97046 3.0000 3.0000 4.0000
84
VAR00010 Standard Attributes
N Central Tendency and Dispersion
Position Label Type Format Measurement Role Valid Missing Mean Standard Deviation Percentile 25 Percentile 50 Percentile 75
Value 10 <none> Numeric F8.2 Scale Input 28 0 3.4286 .83571 3.0000 3.5000 4.0000
VAR00011 Standard Attributes
N Central Tendency and Dispersion
Position Label Type Format Measurement Role Valid Missing Mean Standard Deviation Percentile 25 Percentile 50 Percentile 75
Value 11 <none> Numeric F8.2 Scale Input 28 0 3.1786 .86297 3.0000 3.0000 4.0000
VAR00012 Standard Attributes
N Central Tendency and Dispersion
Position Label Type Format Measurement Role Valid Missing Mean Standard Deviation Percentile 25 Percentile 50 Percentile 75
Value 12 <none> Numeric F8.2 Scale Input 28 0 3.2143 .95674 3.0000 3.0000 4.0000
85
VAR00013 Standard Attributes
N Central Tendency and Dispersion
Position Label Type Format Measurement Role Valid Missing Mean Standard Deviation Percentile 25 Percentile 50 Percentile 75
Value 13 <none> Numeric F8.2 Scale Input 28 0 3.3214 .98333 3.0000 3.5000 4.0000
VAR00014 Standard Attributes
N Central Tendency and Dispersion
Position Label Type Format Measurement Role Valid Missing Mean Standard Deviation Percentile 25 Percentile 50 Percentile 75
Value 14 <none> Numeric F8.2 Scale Input 28 0 3.1429 1.11270 2.5000 4.0000 4.0000
VAR00015 Standard Attributes
N Central Tendency and Dispersion
Position Label Type Format Measurement Role Valid Missing Mean Standard Deviation Percentile 25 Percentile 50 Percentile 75
Value 15 <none> Numeric F8.2 Scale Input 28 0 3.1071 1.19689 3.0000 3.0000 4.0000
86
VAR00016 Standard Attributes
N Central Tendency and Dispersion
Position Label Type Format Measurement Role Valid Missing Mean Standard Deviation Percentile 25 Percentile 50 Percentile 75
Value 16 <none> Numeric F8.2 Scale Input 28 0 3.3571 .73102 3.0000 3.5000 4.0000
VAR00017 Standard Attributes
N Central Tendency and Dispersion
Position Label Type Format Measurement Role Valid Missing Mean Standard Deviation Percentile 25 Percentile 50 Percentile 75
Value 17 <none> Numeric F8.2 Scale Input 28 0 2.9286 .97861 3.0000 3.0000 4.0000
VAR00018 Standard Attributes
N Central Tendency and Dispersion
Position Label Type Format Measurement Role Valid Missing Mean Standard Deviation Percentile 25 Percentile 50 Percentile 75
Value 18 <none> Numeric F8.2 Scale Input 28 0 3.1071 1.22744 2.5000 4.0000 4.0000
87
VAR00019 Standard Attributes
N Central Tendency and Dispersion
Position Label Type Format Measurement Role Valid Missing Mean Standard Deviation Percentile 25 Percentile 50 Percentile 75
Value 19 <none> Numeric F8.2 Scale Input 28 0 3.3214 .98333 3.0000 3.0000 4.0000
89
Lampiran 3 Kuesioner
Jakarta,
Januari 2011
Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr.Sdri Pegawai Perpustakaan Nasional RI
Assalaamualaikum Wr. Wb. Dengan hormat, Sehubungan dengan penelitian yang saya lakukan untuk memenuhi studi saya di Jurusan Magister Teknologi Informasi untuk Perpustakaan (MTIP), Fakultas Ilmu Komputer, Institut Ilmu Pertanian, Bogor, yang berjudul “EVALUASI KUALITAS APLIKASI INTEGRATED LIBRARY INFORMATION SYSTEM (INLIS) BAGI PELAKSANAAN TUGAS KEPUSTAKAWANAN DI PERPUSTAKAAN
NASIONAL
RI”,
maka
saya
mohon
kesediaan
bapak/ibu/sdr/sdri untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner yang saya ajukan. Atas kesediaan bapak/ibu/sdr/sdri untuk mengisi kuesioner ini saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Nurhadisaputra NRP. G652080085
90
I. UMUM Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda anggap paling sesuai 1. Jenis Kelamin : a. Laki-laki
b. Wanita
a. 20 – 29 tahun
b. 30 – 39 tahun
c. 40 – 49 tahun
d. > 50 tahun
2. Usia :
3. Pendidikan terakhir : a. SLTA
b. Diploma 2
c. Diploma 3
d. Sarjana S1
e. Sarjana S2
4. Masa Kerja : b. 3 – 5 tahun
a. < 3 tahun c. > 5 tahun
II. KHUSUS Petunjuk Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda anggap paling sesuai, di mana jawaban terdapat skor skala nilai yang telah ditetapkan, yaitu: Sangat tidak Setuju (STS) = skor 1
Tidak Setuju (TS)
= skor 2
Kurang Setuju (KS)
= skor 3
Setuju (S)
= skor 4
Sangat Setuju (SS)
= skor 5
No. Pernyataan 1. INLIS mudah untuk dipelajari 2. INLIS mudah untuk dioperasikan INLIS membantu menyelesaikan pekerjaan lebih 3. cepat INLIS meningkatkan kinerja saya sebagai 4. pustakawan
STS
TS
N
S
SS
91
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Menu dan form yang harus diisikan pada INLIS sangat jelas dan mudah dipahami INLIS selalu memberikan informasi atas apa yang terjadi melalui feedback yang tepat Dalam INLIS terdapat fasilitas “undo & redo” yang memudahkan bila terjadi kesalahan “Error message” yang muncul sangat membantu untuk mengetahui kesalahan yang dibuat Konsep kata-kata yang digunakan dalam INLIS mudah untuk dimengerti dan dipahami Sangat mudah menemukan informasi yang diinginkan pada INLIS Sangat mudah menemukan “help index” pada INLIS Dalam INLIS tidak pernah terjadi pengulangan data pada input yang sama Waktu yang dibutuhkan untuk proses akses INLIS sangat cepat Fitur INLIS sangat lengkap untuk sebuah aplikasi perpustakaan Proses yang dibutuhkan untuk menyimpan data pada INLIS sangat cepat Tampilan INLIS sangat menarik Saya merasa nyaman bekerja menggunakan INLIS Ketika terjadi kerusakan, INLIS sangat mudah untuk diperbaiki Dalam pengoperasiannya tidak ditemukan fungsi yang salah
93
Lampiran 4 Skenario Uji SKENARIO UJI
Skenario uji yang dilakukan terhadap INLIS meliputi: 1.
Use case Login a. Menguji kemampuan INLIS dalam validasi terhadap user id dan password yang dimasukan oleh pemakai. b. Menguji kemampuan INLIS dalam melakukan proses selanjutnya berdasarkan otoritas pemakai.
2.
Use case Katalog a. Menguji kemampuan INLIS dalam menampilkan user id pada workform (kesesuaian antara login id dan data user id di workform). b. Menguji kemampuan INLIS dalam menampilkan
workform data
bibliografis berdasarkan jenis bahan pustaka. c. Menguji kemampuan INLIS dalam menampilkan ruas kendali data bibliografis. d. Menguji kemampuan INLIS dalam menampilkan nomor cantuman atau ruas 035 data bibliografis. e. Menguji kemampuan INLIS dalam menampilkan ruas tetap atau ruas 008 secara lengkap berdasarkan jenis bahan pustaka yang akan diinput. f. Menguji kemampuan INLIS untuk menampilkan berbagai jenis bahan pustaka pada pilihan jenis koleksi. g. Menguji kemampuan INLIS untuk menampilkan tingkat bibliografi dari jenis bahan pustaka. h. Menguji kemampuan INLIS dalam menampilkan ruas data bibliografis berdasarkan jenis bahan pustaka. i. Menguji kemampuan INLIS dalam menampilkan sub ruas pada data bibliografis berdasarkan jenis bahan pustaka. j. Menguji kemampuan INLIS dalam menyimpan data bibliografis ke basis data.
94
k. Menguji kemampuan INLIS dalam penelusuran data bibliografis yang sudah pernah diinputkan. l. Menguji kemampuan INLIS dalam memasukkan sisipan pada data bibliografis. m. Menguji kemampuan INLIS dalam memasukkan sisipan cover bahan pustaka. n. Menguji kemampuan INLIS dalam menampilkan gambar cover bahan pustaka. o. Menguji kemampuan INLIS dalam editing data bibliografis. p. Menguji kemampuan INLIS dalam menghapus entri data bibliografis. q. Menguji kemampuan INLIS dalam membatalkan entri data bibliografis. r. penyimpanan menampilkan 3.
Use Case Export dan Import a. Menguji kemampuan INLIS dalam menampilkan data bibliografis berdasarkan nomor kendali b. Menguji kemampuan INLIS dalam ekspor data bibliografis.