perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Tahun 2008-2009 di Kelurahan Semanggi
Disusun Oleh : Novi Kurniawati D 0105109
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pembimbing
Drs. Wahyu Nurharjadmo, M.si NIP. 19641123 198803 1 001
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Telah diterima dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Pada Hari
:
Tanggal
:
Panitia Penguji
Ketua
: Dra sri Yuliani M, Si NIP. 196307301990032002
(........................)
Sekretaris
: Dra Retno Suryawati M, Si NIP. 196001061987022001
(........................)
Penguji
: Drs. Wahyu Nurharjadmo M, Si NIP. 196411231988031001
(........................)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dekan
Drs. Supriyadi SN, SU NIP. 19531028 198103 1 001
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Dan katakanlah “ Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga RasulNya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. “ ( QS. At-Taubah 105 )
“Ketika kita hidup untuk kepentingan pribadi, hidup ini tampak sangat pendek dan kerdil. Ia bermula saat kita mulai mengerti dan akan berakhir bersama berakhirnya usia kita yang terbatas. Tapi apabila kita hidup untuk orang lain, yakni hidup untuk memperjuangkan sebuah fikrah, maka kehidupan ini terasa panjang dan memiliki makna yang dalam. Ia bermula bersama mulainya kehidupan manusia dan membentang beberapa masa setelah kita berpisah dengan permukaan bumi.” (Sayyid Quthb)
”Perbaiki akhiratmu niscaya Allah perbaiki urusan duniamu dan perbaiki hubunganmu dengan Allah maka Dia akan memperbaiki urusanmu dengan semua manusia.” (Umar bin Abdul Aziz)
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini, penulis persembahkan kepada : ¨
Bapak – Ibu, terima kasih atas doa, dukungan dan pengertiaanya selama ini....
¨
Mbak Ika – Mr As’ad
¨
Mbak Ely – Mr Bimo
¨
Adek Rois nan jauh disana
¨
Dede’ Dzirwa dan Kuwais
¨
Teman-teamn seperjuangan dikampus tercinta ini…
Kalian adalah inspirasi, spirit,dan motivasi buat penulis
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim Segala puji dan syukur semoga selalu terlimpah kehadiran Allah SWT, sang penggenggam semesta, shalawat serta salam semoga terhaturkan kepada Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah....dengan proses yang cukup panjang, membawa penulis pada akhir penyusunan skripsi yang berjidul “Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Tahun 2008-2009 di Kelurahan Semanggi. Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Administrasi Negara , Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta. Penulis merasa bersyukur kepada Allah SWT dan berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini hingga selesai. Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada : 1. Bapak Drs. Wahyu Nurharjadmo M.Si, selaku Pembimbing Skripsi, yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini ; 2. Ibu Dra. Sudaryanti, selaku Pembimbing Akademik penulis, yang telah memberikan dukungan dan motivasi selama proses akademik di kampus ini.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Bapak Drs. Agus Santoso, MM selaku Kepala Kelurahan Semanggi dan jajarannya. 4. Bapak Rozie selaku ketua LKM Mandiri Semanggi 5. Bapak Santosa dan teman –teman fasilitaor kelurahan Semanggi. Terima kasih untuk kemudahannya dan bantuannya dalam pencarian data. 6. Masyarakat Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta.
Surakarta, Januari 2011
Novi Kurniawati
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL………………………………………………………
i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………….……
ii
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………...
iii
HALAMAN MOTTO..................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................
v
KATA PENGANTAR................................................................................
vi
DAFTAR ISI...............................................................................................
vii
DAFTAR TABEL......................................................................................
viii
DAFTAR BAGAN.....................................................................................
iv
ABSTRAK..................................................................................................
x
ABSTRACK...............................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..
1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………..….
1
B. Rumusan Masalah……………………………………………
10
C. Tujuan………………………………………………………...
10
D. Manfaat……………………………………………………….
11
BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………….
13
A. Evaluasi Implementasi Kebijakan Publik...…………………..
13
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan………………………………………......................
30
C. Evaluasi Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan ………..….
37
D. Kerangka Pemikiran………………………………………….
41
E. Definisi Konseptual dan Operasional…………………………
44
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………..
48
A. Jenis Penelitian……………………………………………….
48
B. Lokasi Penelitian……………………………………………..
48
C. Jenis dan Sumber Data…………………………………….....
49
D. Teknik Pengumpulan Data……………………………………
50
E. Teknik Pengambilan Sampel…………………………………
51
F. Validitas Data…………………………………………………
51
G. Analisis Data………………………………………………….
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………….
55
A. Profil Kelurahan Semanggi…………………………………..
55
B. Proses Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan…………….
57
1. Tahap Persiapan………………………………………….
58
2. Tahap Pelaksanaan……………………………………….
63
a. Rembug Keswadayaan Masyarakat…………………
63
b. Kegiatan Refleksi Kemiskinan……………………….
65
c. Pemetaan Swadaya…………………………………...
67
d. Pembentukan LKM………………………………….
75
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Penyusunan PJMP…………………………………..
78
f. Pelaksanaan Kegiatan……………………………….
79
3. Review Program…………………………………………
83
4. Rembug Warga Tahunan………………………………..
89
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotan ……………………………………………
94
1. Sumber Daya……………………………………………..
94
2. Sikap Pelaksana…………………………………………..
97
3. Komunikasi……………………………………………….
98
4. SOP………………………………………………………..
100
5. Dukungan Publik………………………………………….
101
BAB V PENUTUP……………………………………………………….
108
A. Kesimpulan…………………………………………………..
108
B. Saran………………………………………………………….
110
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..
113
LAMPIRAN
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1: Jumlah Gakin di Surakarta...............................................................
8
Tabel 2: Data Penduduk.................................................................................
56
Tabel 3: Pelaksanaan sosialisasi awal PNPM Mandiri di Semanggi..............
62
Tabel 4: Kajian Sarana Prasarana Lingkungan...............................................
68
Tabel 5: Kajian Ekonomi................................................................................
69
Tabel 6: Kajian Kesehatan.............................................................................
71
Tabel 7: Kajian Pendidikan.............................................................................
73
Tabel 8: Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan........................................
74
Tabel 9: Hasil Kegiatan BLM I......................................................................
80
Tabel 10: Hasil Kegiatan BLM II..................................................................
81
Tabel 11: Hasil Kegiatan BLM III.................................................................
82
Tabel 12: Hasil Aspirasi Masyarakat terhadap LKM....................................
84
Tabel 13: Hasil Kesepakatan tim Review.....................................................
85
Tabel 14: Matrikulasi Hasil Penelitian.........................................................
105
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR BAGAN
Halaman Bagan 1: Faktor Penentu Implementasi Menurut Edward III.........................
22
Bagan 2: Variabel yang Mempengaruhi Kinerja Implementasi......................
24
Bagan 3: Implementasi Sebagai Proses Politik dan Administrasi.................
25
Bagan 4: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi...........................
26
Bagan 5: Kerangka Pemikiran.......................................................................
43
Bagan 6: Analisa Model Interaktif.................................................................
53
Bagan 7: Struktur Organisasi LKM................................................................
78
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK NOVI KURNIAWATI, D0105109. Judul Evaluasi Implementasi Program Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Tahun 2008-2009 di Kelurahan Semanggi, Prodi Administrasi Negara, FAKULTAS ILMU SOSIALDAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011. Kemiskinan merupakan masalah utama pembangunan yang sifatnya kompleks dan multi dimensional. Melihat realita kemiskinan yang terjadi di Indonesia, diperlukan program-program pengentasan kemiskinan yang langsung dan tepat sasaran. Oleh karena itu, pada tahun 2008 pemerintah pusat mencanangkan program PNPM Mandiri yang dilaksanakan serentak di seluruh daerah. Konsep pemberdayaan masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan bertujuan untuk mendorong penduduk miskin secara kolektif terlibat dalam proses pengambilan keputusan sampai pada level implementasi keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi PNPM Mandiri Perkotaan di Semanggi serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi program tersebut. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Lokasi penelitian di Kelurahan Semanggi. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder serta teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dokumentasi dan observasi. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive. Untuk menguji validitas data menggunakan trianggulasi data sedangkan analisis data menggunakan model interaktif. Pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan melalui beberapa tahapan yaitu : Tahap persiapan atau sosialisasi awal, Tahap pelaksanaan yang terdiri dari rembug warga, refleksi kemiskinan, pemetaan swadaya, pembentukan LKM, penyusunan RPJP dan pelaksanaan kegiatan. Tahapan selanjutnya review program dan rembug warga tahunan. Implementasi program ini terlaksana cukup baik, dapat dilihat dari kuantitas dan kualitas kegiatan yang hasilkan. Proses implementasi sudah sesuai dengan juklak-juknis PNPM Mandiri Perkotaan. Ada beberapa faktor pendukung dalam program ini, yaitu sumber daya, komunikasi, SOP, sikap pelaksana. Dan faktor penghambat adalah partisipasi atau dukungan publik. Saran yang dapat penulis berikan pada pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan di Semanggi untuk kedepannya antara lain : meningkatkan sosialisasi semua kegiatan PNPM Mandiri perkotaan, Rekomitmen atau restrukturisasi pengurus LKM, mengadakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan skill siap kerja, menindaklanjuti semua pelatihan yang telah diadakan serta memberikan penyuluhan yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan.
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
NOVI KURNIAWATI ,D0105109. Entitled EVALUATION OF THE IMPLEMENTATION OF NATIONAL DEVELOPMENT PROGRAMS OF COMMUNITY EMPOWERMENT (PNPM Mandiri Perkotaan) 2008-2009 in Semanggi District, Public Administration Department, FACULTY OF SOCIAL AND POLITIC SCIENCE SEBELAS MARET UNIVERSITY SURAKARTA 2011 Poverty is the main problem of complex and multi dimensional development. Looking at the reality of poverty in Indonesia, it requires programs of poverty reduction directly to the target. Thus, in 2008, the central government launched the program of PNPM Mandiri which was held simultaneously across the region. The concept of community empowerment to alleviate poverty aims to encourage poor people collectively involved in the decision making process until the implementation level decision. The purpose of of this research is to identify the factors that influence the implementation of the program. So that, the success or inhibitor factors are obtained within its implementation. This study uses descriptive research. Study site is in Semanggi district. Type of data used is primary and secondary data along with technique of collecting data by interview, documentation, and observation. This study uses purposive sampling technique. To test the validity of the data is using triangulation of data, while data analysis using an interactive model. The implementation of this program through several stages, namely: the preparation phase or early socialization, it consists of discussion between residents, a reflection of poverty, self mapping, the formation of LKM, the preparation of RPJP and the establishment of the program. The next stage is of program review and annual discussion between residents. This program is implemented fairly well. It can be seen from the quality and quantity resulted in. The process of implementation has been related to the standard program of PNPM Mandiri district. There are some proponent factors in this program. Those are source, communication, SOP, and disposition. The barrier factors are participation or public supporter. The writer would like to give suggestions to the implementation of PNPM Mandiri in Semanggi for the future include: Increasing socialization of all activities of PNPM programs, recommitment and restructuring the management of LKM, conducting trainings to improve skills ready to work, following up of all the trainings that have been held as well as providing information relating to hygiene environment.
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user xv
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Kemiskinan terus menjadi fenomena sepanjang sejarah Indonesia
sebagai nation state. Catatan merah dari sebuah Negara yang salah memandang dan mengurus kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah utama pembangunan yang sifatnya kompleks dan multi dimensional. Persoalan kemiskinan bukan hanya berdimensi ekonomi tetapi juga sosial, budaya, politik bahkan ideologi. Kemiskinan telah membuat jutaan anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan mengakses kesehatan dan pelayanan publik, kurangnya lapangan kerja, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga, menguatnya arus urbanisasi ke kota dan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan secara terbatas. Kemiskinan telah membatasi hak-hak rakyat dan kemiskinan menjadi alasan yang sempurna rendahnya Human Development Indext (HDI) Jumlah penduduk miskin menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008, setiap 100 penduduk Indonesia terdapat 15 orang miskin atau secara total ada 35.000.000 penduduk miskin. Pemerintah menyatakan bahwa terjadi penurunan angka kemiskinan dari tahun-tahun sebelumnya. Data kemiskinan tersebut dikeluarkan BPS sebelum Kenaikan BBM pada tanggal 24 Mei 2008 dan krisis global terjadi. Sehingga dapat diasumsikan bahwa kemungkinan besar jumlah penduduk miskin Indonesia bertambah , menurut Pusat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
Penelitian Ekonomi (P2E) yang disampaikan pada 28 Mei 2008 menyebutkan bahwa, dampak kenaikan harga BBM membuat jumlah penduduk miskin menjadi 41,7 juta jiwa atau 21,9 persen dari penduduk Indonesia. Komitmen untuk menghapuskan kemiskinan dari peta dunia telah disepakati, dengan disetujuinya dan ditandatanganinya deklarasi Millenium pada bulan September tahun 2000 oleh 19 negara, Indonesia masuk didalamnya. Program Pembangunan Millenium (Mellenium Development Goals/MDGs) merupakan suatu komitmen dari berbagai bangsa di dunia untuk mengurangi angka kemiskinan dunia menjadi separuhnya pada tahun 2015. Sebagai tindaklanjut dari kesepakatan global dan tanggungjawab moral untuk membebaskan manusia dari kemiskinan, maka pemerintah beserta stakeholder yang terkait berkewajiban untuk membuat program-program atau kebijakan untuk mengurangi kemiskinan. Dalam beberapa tahun terakhir ini, pemerintah telah mengeluarkan program pro rakyat yang secara langsung mengena pada sasarannnya. Melihat realita kemiskinan yang terjadi di indonesia, diperlukan program-program pengentasan kemiskinan yang langsung dan tepat sasaran. Ada tiga klaster atau lapisan program pemerintah untuk pengurangan kemiskinan dan pengangguran, antara lain : 1. Klaster I Bantuan dan perlindungan langsung Klaster ini diibaratkan sebagai ikan. Melalui program ini pemerintah memberikan bantuan pada 19,1 warga miskin atau rumah tangga sasaran (RTS) dan kelompok rentan lainnya. Bantuan berupa : a. Bantuan Operasional Sekolah (BOS). commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Beras untuk rakyat miskin (Raskin), yang diberikan sebanyak 15 kg/bulan dengan harga Rp 1.600, 00/kg. c. Program Keluarga Harapan (PKH), yang diberikan kepada RTSM, dimana setiap RTSM mendapat alokasi dana antara Rp 600.000 – Rp 2.200.000. d. Jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), dimana pemegang kartu jamkesmas bias berobat gratis baik di puskesmas maupun RSUD kelas tiga. e. Bantuan sosial untuk pengungsi atau korban bencana f. Bantuan untuk penyandang cacat g. Bantuan untuk kelompok lanjut usia (lansia) h. Dan lain sebagainya 2. Klaster II Pemberdayaan masyarakat (PNPM Mandiri) Klaster ini diibaratkan sebagai kail. Melalui program ini pemerintah melaksanakan program-program yang tergabung dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyrakat (PNPM) Mandiri. Yang dilaksanakan oleh 13 departemen dan 1 lembaga. 3. Klaster III Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pengusaha kecil. Klaster ini diibratkan sebagai perahu. Melalui program ini pelaku usaha kecil dan menengah
(UKM) memperolah kredit usaha rakyat
(KUR) dari bank-bank milik Negara, yakni Bank BRI, BNI, Mandiri, syariah mandiri, Bukopin dan BTN. Dengan ketentuan sebagai berikut : commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Pemerintah memberi jaminan melalui PT Asuransi Kredit Indonesia (PT Askindo) sebesar Rp 1,4 triliun. b. Pemberian kredit tanpa agunan khususnya dibawah 5 juta. c. Persyaratan berupa proposal yang meyakinkan. d. Alokasi KUR sampai dengan 2009 sebesar Rp 34 triliun. (Sambung hati 9949, edisi 50, 2009) Konsep atau strategi pengentasan kemiskinan dengan melibatkan partisipasi masyarakat pada saat ini menjadi isu sentral. Pemberdayaan masyarakat dalam berbagai program atau kebijakan dirasa sangat efektif untuk dapat menyelesaikan permasalah-permasalahan yang ada sekarang. Pemberdayaan masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan bertujuan mendorong penduduk miskin untuk secara kolektif terlibat dalam proses pengambilan keputusan sampai pada level implementasi keputusan. Masyarakat miskin bukan sebagai objek melainkan sebagai subjek. Keberdayaan
penduduk
miskin
ditandai
dengan
dengan
semakin
bertambahnya kesempatan kerja yang diciptakan sendiri oleh penduduk miskin secara kolektif, kemudian juga ditandai dengan meningkatnya kapasitas penduduk miskin secara kolektif dalam mengelola organisasi pembangunan secara mandiri. Untuk
meningkatkan
efektivitas
pengentasan
kemiskinan
dan
penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2007. Melalui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya pengentasan commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran
kritis dan kemandirian masyarakat, terutama
masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan subyek upaya pengentasan kemiskinan. Tujuan umum dari program ini adalah Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Tujuan khusus antara lain : 1. Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil, dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke
dalam
proses
pengambilan
keputusan
dan
pengelolaan
pembangunan. 2. Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor). 3. Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat, dan kelompok peduli lainnya, untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat, serta kapasitas pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya. 5. Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal. 6. Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan tekhnologi tepat guna, informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat Program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat dapat dikategorikan sebagai berikut: a. PNPM-Inti: terdiri dari program/kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis kewilayahan, yang mencakup Program Pengembangan Kecamatan (PPK),
Program
Penanggulangan
Kemiskinan
Perkotaan
(P2KP),
Pengembangan Infrastruktur Sosial dan Ekonomi Wilayah (PISEW), dan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK). b.
PNPM-Penguatan:
terdiri
dari
program-program
pemberdayaan
masyarakat berbasis sektoral, kewilayahan, serta khusus untuk mendukung penanggulangan kemiskinan yang pelaksanaannya terkait pencapaian target tertentu. Pelaksanaan program-program ini di tingkat komunitas mengacu pada kerangka kebijakan PNPM Mandiri. Sedangkan loakasi PNPM Mandiri diutamakan pada kecamatan yang memiliki kriteria sebagai berikut : a.
Memiliki jumlah penduduk miskin cukup besar commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b.
Tingkat pelayanan dasar rendah
c.
Tingkat kapsitas fiskal rendah
d.
Memiliki desa atau kelurahan tertinggal
Oleh karena itu, lokasi PNPM Mandiri terdiri dari dua katagori yaitu PNPM Mandiri perkotaan dan PNPM Mandiri pedesaan. Dengan pengintegrasian berbagai program pemberdayaan masyarakat ke dalam kerangka kebijakan PNPM Mandiri, cakupan pembangunan diharapkan dapat diperluas hingga ke daerah-daerah terpencil dan terisolir. Efektivitas dan efisiensi dari kegiatan yang selama ini sering berduplikasi antar proyek diharapkan juga dapat diwujudkan. Mengingat proses pemberdayaan pada umumnya membutuhkan waktu 5-6 tahun, maka PNPM Mandiri akan dilaksanakan sekurang-kurangnya hingga tahun 2015. Pelaksanaan PNPM Mandiri yang berdasar pada indikator-indikator keberhasilan
yang
terukur
akan
membantu
Indonesia
mewujudkan
pencapaian target-target MDGs. Berdasarkan surat edaran Menteri Keuangan RI Nomor : SE2354/MK.02/2009 tentang Perubahan APBN tahun 2009 disebutkan bahwa anggaran untuk program PNPM mandiri senilai Rp 191,3 M.
Anggaran
untuk mengentaskan kemiskinan ini patut untuk direspon positif oleh pelaksana program yaitu pemerintahan daerah. Anggaran ini juga wajib dikawal, agar tujuan dari program PNPM dengan anggaran yang cukup banyak tersebut tepat sasaran. commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kota Surakarta menjadi salah satu daerah yang mendapatkan program PNPM Mandiri Perkotaan. Kota Surakarta termasuk wilayah yang mempunyai kecamatan dengan kriteria PNPM Mandiri Perkotaan. Berdasarkan data Pemerintah Kota Surakarta, jumlah penduduk adalah 561.509 jiwa, jumlah penduduk miskin 104.766 jiwa atau 29.199 kepala keluarga (2007). Jumlah penduduk miskin ini mengalami peningkatan 15.251 jiwa dari tahun 2006 sebesar 89.515 jiwa. Mata pencaharian penduduk kota terdiri dari buruh, pedagang, pegawai, dan sektor informal (Surakarta Dalam Angka, BPS Surakarta, 2006). Sedangkan berdasarkan
SK Walikota Surakarta nomor
470/36/1/2007 tentang kondisi keluarga miskin Surakarta berdasarkan kecamatan, sebagai berikut : Tabel 1 Jumlah Gakin di Kota Surakarta No 1 2 3 4 5
Nama Kecamatan Laweyan Serengan Pasar Kliwon Jebres Banjarsari Total
Jumlah Gakin
Jumlah Jiwa Gakin
4.407 2.372 5.296 6.230 7.874 25.117
14.658 7.932 18.208 21.615 29.481 88.474
Sumber : Pattiro/Konsorsium Solo 2008 Konsekuensi Kota Surakarta menjadi daerah pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan adalah menyiapkan dana pendampingan. Menurut Wakil Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, Dana yang dikucurkan pemerintah pusat dalam program PNPM Mandiri Perkotaan di Solo senilai Rp 6,7 miliar, sementara Pemkot Solo diwajibkan menyiapkan dana pendamping senilai Rp to userdi 6,57 miliar. PNPM Mandiricommit Perkotaan
kota Surakarta diawal masa
perpustakaan.uns.ac.id
9 digilib.uns.ac.id
peluncurannya, sempat ditolak oleh Pemkot Surakarta karena beberapa alasan, terutama berkaitan dengan alokasi dana pendampingan untuk program ini. Selain itu, Pemkot sendiri belum dapat meng-cover program-program Pemkot sendiri yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan juga. Pada proses awal program PNPM Mandiri Perkotaan ini dilakasankan, dirasa cukup sulit oleh tim PNPM, kecuali 7 kelurahan yaitu Panularan, Penumping, Purwosari, Sriwedari, Keprabon, Timuran dan Mangkubumen. Tujuh kelurahan ini relatif kondusif dibanding 51 wilayah kelurahan lainnya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program ini, antara lain berkaitan dengan keberadaan lembaga pemberdayaan masyarakat di tingkat kelurahan (LPMK) yang sudah beberapa tahun lalu menjadi sarana setiap kelurahan untuk meningkatkan kualitas masyarakatnya dengan tujuan mengurangani kemiskinan di Kota Surakarta. LPMK ini dirancang oleh Pemkot Surakarta dengan alokasi anggaran dari APBD
yaitu dana
pembangunan kelurahan (DKP). Oleh karena itu, Pemkot dan masyarakat kota Surakarta sendiri takut PNPM akan over laping dengan keberadaan LPMK. Kelurahan Semanggi merupakan salah satu Kelurahan yang kurang kondusif dalam pelaksanaan awal PNPM Mandiri Perkotaan. Pada dasarnya ,Kelurahan Semanggi termasuk dalam kriteria Kelurahan yang berhak melaksanakan PNPM Mandiri Perkotaan. Berdasarkan data dari tim PNPM Mandiri, di Kelurahan Semanggi terdapat 2911 Kepala Keluarga (KK) yang masuk katagori miskin. Sedangkan berdasarkan data BPS tahun 2009 terdapat commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1380 KK miskin. Bank data Kelurahan Semanggi juga menunjukkan bahwa banyak masyarakat Semanggi diusia produktif belum atau tidak bekerja sebesar 2.356 jiwa, pekerjaan mayoritas masyarakat Semanggi adalah buruh, karyawan dan mengurus rumah tangga.
Sehingga dapat diketahui bahwa
Kelurahan Semanggi merupakan Kelurahan yang sangat dekat dengan kemiskinan dan dampak dari kemiskinan tersebut. Permasalahan kemiskinan yang cukup
kompleks di Kelurahan
Semanggi, mengharuskan PNPM Mandiri Perkotaan mampu menjawab dan menyelesaikan permasalahan kemiskinan tersebut. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian terkait evaluasi implementasi program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi. Penelitian ini difokuskan pada proses implementasinya serta faktor-faktor apa saja yang memepengaruhinya. Dengan adanya proses evalusasi ini, diharapkan menjadi bahan pertimbangan untuk proses implementasi pada tahun berikutnya.
B.
Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis
memberikan batasan penelitian melalui rumusan permasalah sebagai berikut : 1. Bagaimana proses implementasi Program Pengentasan Kemiskinan PNPM-Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi? Apakah sesuai dengan juklak-Juknis PNPM Mandiri Perkotaan ? 2. Faktor-fakktor apa saja yang mempengaruhi implementasi PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi ? commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C.
Tujuan Penelitian 1. Tujuan Operasional a. Dengan penelitian ini diharapkan akan diketahui proses implementasi PNPM Mandiri di Kelurahan Semanggi. b. Dengan penelitian ini diharapakan dapat di ketahui faktorfaktor yang mempengaruhi implementasi PNPM Mandiri di Kelurahan Semanggi 2. Tujuan Fungsional Untuk memberikan masukan atas evaluasi kebijakan terhadap pelaksanaan program pengentasan kemiskinan PNPM –Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi sehingga menjadi bahan pertimbangan untuk pelaksanaan program ini kedepannya. 3. Tujuan Individu Untuk memenuhi persyaratan guna meraih gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D.
Manfaat Penelitian 1. Sebagai aplikasi teori yang telah dipelajari tentang kebijakan publik, evaluasi kebijakan, implementasi kebijakan, dan PNPM-Mandiri Perkotaan. 2. Dimanfaatkan sebagai bahan informasi yang dapat memberi gambaran tentang keberadaan kebijakan program Pembangunan commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM-Mandiri Perkotaan) di kota Surakarta khususnya Kelurahan Semanggi. 3. Dimanfaatkan sebagai bahan informasi dan acuan pihak tertentu yang berkaitan dengan pelaksanaan program PNPM – Mandiri Perkotaan di kota Surakarta khususnya Kelurahan Semanggi
commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Evaluasi Implementasi Kebijakan Publik Kebijakan publik merupakan aktivitas-aktivitas pokok atau seluruh
sarana prasarana dan untuk mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Kebijakan publik sendiri menurut Thomas Dye dalam Subarsono (2005:2) adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan (publik policy is whatever governments choose to do or not to do). Kebijakan publik tersebut dibuat oleh badan pemerintah, bukan organisasi swasta serta kebijakan publik menyangkut pilihan yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh badan pemerintah. Menurut Carl Fredrich
dalam Budi Winarno (2002: 16), kebijakan
adalah suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, yang memberikan hambatanhambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan, atau untuk merealisasikan suatu sasaran atau suatu maksud terteantu. Kebijakan tidak hanya dipahami sebagai tindakan yang dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga kelompok maupun individu. Menurut James Anderson (Budi Winarno, 2002:16), kebijakan merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
persoalan. Konsep kebijakan ini lebih memusatkan pada apa yang sebenarnya dilakukan dan bukan pada apa yang diusulkan atau dimaksudkan. Konsep ini juga membedakan kebijakan dari keputusan yang merupakan pilihan diantara alternatif yang ada. Adapun kebijakan publik menurut Anderson dalam Hanif Nurcholis (2005:159) mengartikan kebijakan publik sebagai kebijakan-kebijakan yang dikembangkan
oleh
badan-badan
Selanjutnya, Anderson menjelaskan
dan
pejabat-pejabat
pemerintah.
bahwa terdapat lima hal yang
berhubungan dengan kebijakan publik, antara lain : b.
Pertama, tujuan atau kegiatan yang berorientasi tujuan haruslah menjadi perhatian utama pelaku acak atau peristiwa yang tiba-tiba terjadi.
c.
Kedua, kebijakan merupakan pola model tindakan pejabat pemerintah mengenai keputusan-keputusan diskresinya secara terpisah.
d.
Ketiga, kebijakan harus mencakup apa yang secara nyata pemerintah perbuat, bukan apa yang mereka maksud untuk berbuat, atau apa yang mereka katakana akan dikerjakan.
e.
Keempat, bentuk kebijakan bisa berupa hal yang positif atau negative.
f.
Kelima,
kebijakan
publik
dalam
bentuknya
yang
positif
didasarkan pada ketentuan hukum dan wewenang. Sedangkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
15 digilib.uns.ac.id
tujuan kebijakan publik adalah dapat dicapai kesejahteraan masyarakat melalui peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah. Terdapat tiga kegiatan pokok yang berkenaan dengan proses kebijakan publik, yaitu : perumusan kebijakan, implementasi kebijakan dan Evaluasi kebijakan. Sehingga, diperlukan proses yang bertahap sampai tujuan dari program atau kebijakan dapat terlaksana dan dapat dinilai hasilnya. Dan untuk menilai seberapa jauh kebijakan membuahkan hasil maka dilakukan proses evaluasi kebijakan dari implementasi kebijakan, yaitu membandingkan antara hasil yang diperoleh dengan tujuan atau target kebijakan yang ditentukan (Darwin, 1994: 34). Evaluasi kebijakan dalam Riant nugroho (2003:183) adalah kegiatan yang menyangkut penilaian kebijakan mencakup substansi, implementasi dan dampak. Evaluasi biasanya ditujukan untuk menilai sejauh mana kefektifan kebijakan publik guna dipertanggungjawabkan kepada konstituennya. Sejauh mana tujuan dicapai. Evaluasi dipergunakan untuk mengetahui kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Menurut Thomas B. Smith dalam Asian journal of public administration (2005) menyatakan bahwa : “Policy evaluation activities are invisible and when an evaluation is done it is mainly for public relations purposes and auditing.”(aktifitas-aktifitas evaluasi kebijakan bukanlah aktifitas yang terlihat dan ketika sebuah evaluasi dilakukan, hal ini hanyalah semata-mata untuk menyelaraskan tujuan dan fakta) Menurut Lester dan stewart dalam Budi Winarno. (2002: 166), evaluasi user kebijakan dapat dibedakan kecommit dalam to dua tugas yang berbeda. Tugas pertama
perpustakaan.uns.ac.id
16 digilib.uns.ac.id
adalah menentukan konsekuensi-konsekuensi apa yang akan ditimbulkan oleh suatu kebijakan dengan cara menggambarkan dampak-dampaknya. Tugas kedua adalah menilai keberhasilan atau kegagalan dari suatu kebijakan berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan. James Anderson (1975 : 151-152) membagi evaluasi (implementasi) kebijakan publik menjadi 3 tipe. Tipe pertama, evaluasi kebijakan publik yang dipahami sebagai kegiatan fungsional. Bila evaluasi kebijakan dipahami sebagai kegiatan fungsional, maka evaluasi kebijakan dipandang sebagai kegiatan yang sama pentingnya dengan kebijakan itu sendiri. Kedua, evaluasi yang memfokuskan diri pada bekerjanya kebijakan atau program-program tertentu. Tipe evaluasi seperti ini berangkat dengan pertanyaan-pertanyaan dasar yang menyangkut : 1.
Apakah program dilaksanakan dengan semestinya ?
2.
Berapa biayanya ?
3.
Siapa yang menerima manfaat ?
4.
Apakah terdapat duplikasi atau kejenuhan dengan programprogram lain?
5.
Apakah ukuran-ukuran dasar dan prosedur-prosedur secara sah diikuti?
Maka evaluasi seperti ini, lebih berbicara sesuatu mengenai kejujuran atau efesiensi dalam pelaksanaan program. Ketiga, evaluasi kebijakan sistematis, yang melihat secara objektif program-program kebijakan yang ditujukan untuk mengukur dampaknya bagi masyarkat dan sejauh mana tujuan-tujuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
17 digilib.uns.ac.id
yang telah dinyatakan telah dicapai. Evaluasi ini diarahkan untuk melihat dampak yang ada dari suatu kebijakan dengan berpijak pada sejauh mana kebijakan tersebut menjawab kebutuhan atau masalah masyarakat. Maka pertanyaan-pertanyaan yang relevan antara lain : 1.
Apakah kebijakan yang dijalankan mencapai tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya ?
2.
Berapa biaya yang dikeluarkan serta keuntungan apa yang didapat ?
3.
Siapa yang menerima keuntungan dari program yang telah dijalankan ?
Evaluasi dengan tipe ini memberikan suatu pemikiran tentang dampak dari kebijakan dan merekomendasikan perubahan-perubahan kebijakan dengan mendasarkan kenyataan yang sebenarnya kepada para pembuat kebijakan dan masyarakat umum. (Budi Winarno, 2002, 168). Evaluasi kebijakan dilakukan untuk mengetahui 4 aspek yaitu: 1) Proses pembuatan kebijakan, 2) Proses implementasi kebijakan, 3) Konsekuensi kebijakan, 4) Efektivitas dampak kebijakan (Wibowo, 1993: 9). Secara keseluruhan dalam Samodra Wibowo (1993 : 10-11), evaluasi kebijakan publik memiliki empat fungsi, yaitu : 1.
Eksplanasi. Melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan program dan dapat dibuat suatu generalisasi tentang pola-pola commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hubungan antar berbagai dimensi realitas yang diamati. Dari evaluasi ino evaluator dapat mengidentifikasikan masalah, kondisi, dan aktor yang mendukung keberhasilan atau kegagalan kebijakan. 2.
Kepatuhan. melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan oleh para pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainnya sesuai dengan standard dan prosedur yang ditetapkan oleh kebijakan.
3.
Audit. Melalui evaluasi dapat diketahui, apakah output benarbenar sampai ke tangan kelompok sasaran kebijakan, atau justru ada kebocoran atau penyimpangan.
4.
Akunting. Dengan evaluasi dapat diketahui apa akibat sosialekonomi dari kebijakan tersebut.
Untuk mengetahui bekerjanya kebijakan atau program-program maka dilakukan evaluasi implementasi kebijakan. Menurut
Ripley
(Riyanto,
1997: 35) dalam jurnal spirit publik (2008 : 217), evaluasi implementasi kebijakan adalah evaluasi yang dirumuskan sebagai berikut : 1. Ditujukan untuk melakukan evaluasi terhadap proses 2. Dilaksanakan dengan menambah pada perspektif apa yang terjadi selain kepatuhan 3. Dilakukan untuk mengevaluasi dampak jangka pendek. Mengenai konsep imlpementasi sendiri, Definisi implementasi menurut Pariata Westra dkk (2002, 65) adalah sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
19 digilib.uns.ac.id
“those action by publik or private indiduals (or groups) that ar directed at the achievment of objectives set forth in priorpolicy decision”. (“Tindakantindakan yang dilakukan baik oleh individu-invidu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainay tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan”.)
Implementasi kebijakan dalam Budi Winarno (2002:102) merupakan tahap yang krusial dalam proses kebijakan publik. Suatu program kebijakan harus diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang diinginkan. Konsep implementasi kebijakan pada dasarnya dipandang dalam pengertian yang luas, merupakan alat administrasi hukum dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur, dan teknik yang bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang diinginkan. Implementasi pada sisi lain merupakan fenomena yang kompleks yang mungkin dapat dipahami sebagai proses, keluaran (output) maupun sebagai hasil. Sementara itu, Van meter dan Van Horn (Budi winarno, 2002:102) membatasi implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu (atua kelompok-kelompok) pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan kebijakan sebelumnya. Menurut Mazmanian dan Sabatier (1989) dalam Laurence J O'Toole Jr Journal of Public Administration Research and Theory (2000) menyatakan : “Policy implementation is what develops between the establishment of an apparent intention of the part of government to do something or to stop doing something, and the ultimate impact in the world action. Some scholars include here both the assembly of policy actors and action.”( Implementasi commit to user kebijakan adalah apa yang berkembang antara pembentukan niat jelas dari
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bagian pemerintah untuk melakukan sesuatu atau berhenti melakukan sesuatu, dan dampak utama dalam aksi dunia. Sebagian ahli yang dimaksud disini, berperan sebagai aktor kebijakan dan pelaksana). Implementasi kebijakan merupakan jembatan yang menghubungkan formulasi kebijakan dengan hasil (outcome) kebijakan yang diharapkan. Menurut Anderson (1979: 68) dalam jurnal spirit publik (2008 : 217), ada 4 aspek yang perlu dikaji dalam implementasi kebijakan yaitu: 1) Siapa yang mengimplementasikan, 2) Hakekat dari proses administrasi, 3) Kepatuhan, dan 4) Dampak dari pelaksanaan kebijakan. Sementara itu menurut Ripley & Franklin(1986,54) masih dalam jurnal spirit publik (2008 : 217), ada dua hal yang menjadi fokus perhatian dalam implementasi, yaitu compliance (kepatuhan) dan What”s happening ?
(Apa
yang
terjadi
).
Kepatuhan menunjuk
pada
apakah
para
implementor patuh terhadap prosedur atau standard aturan yang telah ditetapkan.
Sementara
untuk “what’s
happening”
mempertanyakan
bagaimana proses implementasi itu dilakukan, hambatan apa yang muncul, apa yang berhasil dicapai, mengapa dan sebagainya. Untuk melihat Keberhasilan suatu implementasi kebijakan maka dikenal beberapa model implementasi kebijakan. Antara lain : 1.
Model Geoege C. Edward III (1980) Implementasi kebijakan adalah tahap pembuat kebijakn antara
pembentukan kebijakan dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan bagi commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masyarakat yang dipengaruhinya. Ada empat faktor atau variabel yang mempengaruhi implementasi kebijakan. Keempat variabel saling berhubungan satu sama lain (Gambar I) dan varibel tersebut Antara lain: a.
Komunikasi
Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementator mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran darim kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran (target group) sehingga mengurangi distorsi implementasi. Apabila tujuan
dan
sasaran
tidak
diketahui
kelompok
sasaran
maka
kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran. b.
Sumber Daya
Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi apabila implementator kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumberdaya tersebut dapat berwujud sumberdaya manusia, yaitu kompetensi implementator, dan sumberdaya financial. Sumberdaya adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan agar efektif. c.
Disposisi atau kecenderungan-kecederungan
Disposisi
adalah
watak
dan
karakteristik
yang
dimiliki
oleh
implementator, seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Apabila implementator mempunyai disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti yang diingkan oleh pembuat kebijakan dan sebaliknya. dampak dari kecenderungcommit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kecederungan pelaksana kebijakan adalah akan banyak kebijakan masuk zona ketidakacuhan. Ada kebijakan yang dikerjakan secara efektif karena mendapat dukungan langsung dari para pelaksana kebijakan, namun kebijakan lain mungkin akan bertentangan dengan pandangan pelaksana kebijakan,
sehingga akan menghambat implementasi
kebijakan. d.
Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Bagan 1 Faktor penentu implementasi menurut Edward III Komunikasi
Sumberdaya Implementasi Disposisi
Struktur Birokrasi Sumber Edward III, 1980 : 148
2.
Teori Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn (1975) Menurut Meter dan Horn , ada lima variabel yang mempengaruhi
kinerja implementasi (Gambar 4), yakni : commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a.
Standar dan sasaran kebijakan, harus jelas dan terukur sehingga
dapat direalisir. b.
Sumberdaya, implementasi kebijakan perlu dukungan sumberdaya
baik sumberdaya manusia (human resources) maupun sumberdaya nonmanusia (non-human resources). c.
komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas, dalam
banyak program implementasi program perlu dukungan dan kordinasi dengan instansi terkait. d.
karakteristik agen pelaksana, yaitu mencakup struktur birokrasi,
norma-norma dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu program. e.
Kondisi sosial, ekonomi dan politik. Variabel ini mencakup
sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi. f.
Disposisi (kecenderungan) implementator, mencakup tiga hal,
yakni : - respon implementator terhadap kebijakan, yang mempengaruhi kemauan implementator untuk melaksanakan kebijakan, - kognisi, pemahaman terhadap kebijakan, - intensitas disposisi implementator yakni preferensi nilai yang dimiliki oleh implementator. Arah kecenderungan-kecederungan pelaksana terhadap ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan juga merupakan suatu hal yang sangat penting. Para pelaksana kebijakan mungkin akan gagal dalam melaksanakan commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kebijakan-kebijakan dengan tepat karena mereka menolak tujuan-tujuan yang terkandung dalam kebijakan tersebut, dan sebaliknya. Bagan 2 Variabel yang memepngaruhi kinerja implementasi Komunikasi antar organisasi dan kegiatan pelaksana
Kinerja implementasi
Ukuran dan Tujuan organisasi
Karakteristik badan pelaksana
Disposisi pelaksana
Sumberdaya
Lingkungan eko, sos, pol
Sumber : Van Meter dan Horn, 1975 :463
3.
Teori Merilee S. Grindle (1980) Keberhasilan implementasi menurut Merilee S. Grindle (1980)
dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni isi kebijakan (content of policy) dan lingkungan kebijakan (context of implementation) (Gambar 3). Variabel isi kebijakan mencakup : 1) sejauh mana kepentingan kelompok sasaran atau target groups termuat dalam isi kebijakan, 2) Jenis manfaat yang diterima oleh target group, 3) sejauhmana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan, 4) apakah letak program sudah tepat, 5) apakah sebuah kebijakan sudah menyebutkan commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
implementatornya dengan rinci, 6) apakah sebuah program didukung oleh sumberdaya yang memadai. Sedangkan variabel lingkungan kebijakan mencakup : 1) seberapa besar kekuasaan, kepentingan, dan strategi yang dimiliki oleh para aktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan, 2) karakteristik institusi dan rezim yang berkuasa, 3) tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran. Bagan 3 Implementasi sebagai proses politik dan administrasi Tujuan kebijakan Isi kebijakan : 1. kepentingan kelompok sasaran 2. tipe manfaat 3. derajat perubahan yang diinginkan 4. letak pengambilan keputusan 5. pelaksanaan program 6. sumberdaya yang dilibatkan Lingkungan implementasi : 1. kekuatan, kepentingan dan stretegi aktor yang terlibat. 2. karakteristik lembaga dan penguasa 3. kepatuhan dan daya tanggap
Tujuan yang ingin dicapai Program aksi dan proyek individu Yang didisain dan dibiayai Apakah program yang dijalankan Sesuai yang direncanakan ?
Keberhasilan implementasi Kebijakan
commit to user
Hasil kebijakan : 1. dampak pada masyarakat, individu dan kelompok. 2. perubahan dan penerimaan masyarakat
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sumber : Grindle, Merilee, 1980 : 11
4.
Teori Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier (1983) Menurut Mazmanian dan Sabatier (1983), ada tiga kelompok
variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi, yakni : 1) karakteristik dari masalah (tractability of the problems), 2) karakteristik kebijakan/undang-undang
(ability
of
statute
to
structure
implementation), 3) variabel lingkungan (nonstatutory variabels affecting implementation). Berikut gambarnya : Bagan 4 Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi Mudah/tidaknya masalah dikendalikan : 1. kesulitan teknis 2. keragaman perilaku kelompok sasaran 3. prosentase kelompok sasaran dibanding jumlah populasi 4. ruang lingkup perubahan perilaku yang diinginkan
Kemampuan kebijakan untuk merestrukturkan proses implementasi 1. kejelasan dan konsistensi tujuan 2. digunakan teori kausal yang memadai 3. ketepatan alokasi sumber daya 4. keterpaduan hierarki dalam dan diantara pelaksana 5. aturan-aturan keputusan dari badan pelaksana 6. rekrutmen pejabat pelaksana 7. akses formal pihak luar
Variasi diluar kebijakan yang mempengaruhi proses implementasi 1. kondisi sosio-ekonomi dan teknologi 2. dukungan publik 3. sikap dan sumber-sumber yang dimiliki kelompok pemilih 4. dukungan dari pejabat atasan 5. komitmen dan keterampilan kepemimpnan pejabat-pejabat pelaksana
Tahap-tahap dalam proses implementasi (variabel tergantung) Output kebijakan dari badanbadan pelaksana
Kepatuhan kelompok sasaran terhadap output kebijakan
Dampak nyata output kebijakan commit to user
Dampak output kebijakan sebagaimana dipersepsi
Perbaikan mendasar dalam undangundang
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sumber : Mazmanian A dan Sabatier, Paul A, 1983 Karakteristik masalah : a. Tingkat kesulitan teknis dari masalah yang bersangkutan. Di satu sisi ada beberapa masalah sosial secara teknis mudah dipecahkan, dipihak lain terdapat masalah-masalah sosial yang relatif sulit dipecahkan. Olehkarena itu, sifat masalah itu sendiri akan mempengaruhi mudah tidaknya suatu program diimplementasikan b. Tingkat kemajemukan dari kelompok sasaran. Suatu program akan relatif mudah diimplementasikan apabila kelompok sasaran adalah homogen. Sebaliknya, apabila kelompok sasran heterogen maka implementasi program akan relatif sulit. c. Proporsi kelompok sasaran terhadap total populasi. Sebuah program
akan
relatif
sulit
diimplementasikan
apabila
sasarannya mencakup semua populasi. Sebaliknya, program akan mudah diimplementasikan apabila jumlah kelompok sasaran tidak terlalu besar. d. Cakupan perubahan perilaku yang diharapkan. Sebuah program yang bertujuan memberikan pengetahuan atau bersufat
kognitif
akan
relatif
akan
relatif
mudah
diimplementasikan daripada program yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat. commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Karakteristik kebijakan : a. Kejelasan isi kebijakan. Semakin jelas dan rinci isi kebijakan akan mudah diimplementasikan kerena implementator mudah memahami menterjemahkan dalam tindakan nyata. b. Seberapa jauh kebijakan mempunyai dukungan teoritis. Kebijakan yang memiliki dasar teoritis memiliki sifat yang lebih manyap karena sudah teruji, walaupun beberapa lingkungan sosial tertentu perlu ada modifikasi. c. Besarnya alokasi sumberdaya financial terhadap kebijakan tersebut. Keuangan adalah faktor krusial untuk setiap program sosial. Dan setiap program memerlukan dukungan staff untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan administrasi dan teknis dll. d. Seberapa besar adanya keterpautan dan dukungan antar berbagai institusi pelaksana. Kegagalan program sering disebabkan kurangnya koordinasi vertikal dan horisontal antarinstansi yang terlibat dalam implementasi program. e. Kejelasan dan konsistensi aturan yang ada pada badan pelaksana. f. Tingkat komitmen aparat terhadap tujuan kebijakan. g. Seberapa
luas
akses
kelompok-kelompok
luar
untuk
berpartisipasi dalam implementasi kebijakan. Suatu program yang memberikan peluang luas bagi masyarakat untuk terlibat relatif mendapat dukungan daripada sebaliknya. commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lingkungan Kebijakan : a. Kondisi sosial ekonomi masyarakat dan tingkat kemajuan teknologi. Masyarakat yang terbuka dan terdidik akan relatif mudah
untuk
menerima program
pembaruan
daripada
masyarakat yang masih tradisional. b. Dukungan publik terhadap kebijakan. Kebijakan
yang
memberikan insentif biasanya mudah mendapatkan dukungan publik, dan sebaliknya. c. Sikap dari kelompok pemilih
dari kelompok masyarakat
memberikan pengaruh pada implementasi kebijakan. Sikap tersebut dapat berupa intervensi terhadap keputusan atau kritikan-kritikan terhadap badan-badan pelaksana. d. Tingkat komitmen dan ketrampilan dari aparat
dan
implementator. Pada akhirnya, komitmen aparat pelaksana untuk merealisasikan tujuan kebijakan merupakan variabel yang paling krusial. Berdasarkan teori – teori yang telah dibahas diatas, maka penelitian evaluasi implementasi ini memfokuskan kinerja implementasi program pada proses kepatuhan implementator terhadap prosedur atau standar yang telah ditetapkan serta identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi program tersebut. Adapun faktor – faktor yang menjadi pengaruh kuat dalam penelitian adalah bagaimana sumber daya baik sumber daya manusia mau pun dana, proses komunikasi yang terjadi, disposisi atau keinginan dari para commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelaksana program, bagaimana kesesuaian dengan prosedur yang telah ditetapkan serta dukungan masyarakat pada program dalam penelitian ini. Sehingga, dengan adanya faktor-faktor tersebut dapat diketahui faktor keberhasilan atau penghambat program.
B.
Pembangunan
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM)
Mandiri Perkotaan PNPM Mandiri dalam buku pedoman umum mempunyai pengertian program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan
program-program
penanggulangan
kemiskinan
berbasis
pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan, dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan. Kunci
dari
program
ini
adalah
pemberdayaan
masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat sendiri mempunyai pengertian upaya untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan
kualitas
hidup,
kemandirian,
dan
kesejahteraannya.
Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai. commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tujuan umum dari program ini adalah Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Tujuan khusus antara lain : 1. Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil, dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke
dalam
proses
pengambilan
keputusan
dan
pengelolaan
pembangunan. 2. Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor). 3. Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat, dan kelompok peduli lainnya, untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan. 4. Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat, serta kapasitas pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya. 5. Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal. 6. Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan tekhnologi tepat guna, commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
PNPM-Mandiri
menekankan
prinsip-prinsip
dasar
dalam
pelaksanaannya, harapannya baik tim pelaksana, masyarakat dan stakeholder lainnya mampu bergerak secara profesional sehinngga tercapai tujuan yang diinginkan. Prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut ini: 1. Bertumpu pada pembangunan manusia, pelaksanaan PNPM Mandiri senantiasa bertumpu pada peningkatan harkat dan martabat manusia seutuhnya. 2. Otonomi, dalam pelaksanaan PNPM Mandiri, masyarakat memiliki kewenangan secara mandiri untuk berpartisipasi dalam menentukan dan mengelola kegiatan pembangunan secara swakelola. 3. Desentralisasi, kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan dilimpahkan kepada pemerintah daerah atau masyarakat sesuai dengan kapasitasnya. 4. Berorientasi pada masyarakat miskin, semua kegiatan yang dilaksanakan
mengutamakan
kepentingan
dan
kebutuhan
masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung. 5. Partisipasi, masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap proses pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong royong menjalankan pembangunan. 6. Kesetaraan mempunyai
dan
keadilan
kesetaraan
gender, dalam
commit to user
laki-laki
perannya
dan di
perempuan
setiap
tahap
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembangunan dan dalam menikmati secara adil manfaat kegiatan pembangunan. 7. Demokaratis,
setiap
pengambilan
keputusan
pembangunan
dilakukan secara musyarawah dan mufakat dengan tetap berorientasi pada kepentingan masyarakat miskin. 8. Transparan dan akuntabel, masyarakat harus memiliki akses yang memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dipertanggunggugatkan baik secara moral, teknis, legal, maupun administratif. 9. Prioritas, pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan pemenuhan kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan dengan mendayagunakan secara optimal berbagai sumberdaya yang terbatas. 10. Kolaborasi,
semua
pihak
yang
berkepentingan
dalam
penanggulangan kemiskinan didorong untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi antar pemangku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan. 11. Keberlanjutan,
Setiap
mempertimbangkan
pengambilan
kepentingan
keputusan
peningkatan
harus
kesejahteraan
masyarakat tidak hanya saat ini tapi juga di masa depan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
12. Sederhana, semua aturan, mekanisme dan prosedur dalam pelaksanaan PNPM Mandiri harus sederhana, fleksibel, mudah dipahami, dan mudah dikelola, serta dapat dipertanggungjawabkan oleh masyarakat Selain prinsip-prinsip diatas, dalam menjalankan program PNPM ini, digunakan juga
pendekatan atau upaya-upaya rasional dalam mencapai
tujuan program dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan program yaitu pembangunan yang berbasis masyarakat dengan: 1. Menggunakan
kecamatan
sebagai
lokus
program
untuk
mengharmonisasikan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program. 2. Memposisikan masyarakat sebagai penentu/pengambil kebijakan dan pelaku utama pembangunan pada tingkat lokal. 3. Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dalam proses pembangunan partisipatif. 4. Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan karakteristik sosial, budaya dan geografis. 5. Melalui proses pemberdayaan yang terdiri atas
pembelajaran,
kemandirian, dan keberlanjutan. Program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat dapat dikategorikan dalam dua level. Harapan dari katagori ini yaitu pembagian tugas yang jelas antar level supaya tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaannya. Kedua katagori tersebut mempunyai fungsi commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang berbeda. Yaitu PNPM inti dan PMPM penguatan. PNPM-Inti terdiri dari program/kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis kewilayahan, yang mencakup
Program
Pengembangan
Kecamatan
(PPK),
Program
Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP), Pengembangan Infrastruktur Sosial dan Ekonomi Wilayah (PISEW), dan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK). Sedangkan PNPM-Penguatan terdiri dari program-program pemberdayaan masyarakat berbasis sektoral, kewilayahan, serta
khusus
untuk
mendukung
penanggulangan
kemiskinan
yang
pelaksanaannya terkait pencapaian target tertentu. Pelaksanaan programprogram ini di tingkat komunitas mengacu pada kerangka kebijakan PNPM Mandiri. Dari pembagian katagori diatas, program-program tersebut dapat dikomponenkan dalam empat fungsi besar antara lain : Pertama, Pengembangan Masyarakat yaitu Komponen pengembangan masyarakat mencakup serangkaian kegiatan untuk membangun kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat yang terdiri dari pemetaan potensi, masalah dan kebutuhan
masyarakat,
perencanaan
partisipatif,
pengorganisasian,
pemanfaatan sumberdaya, pemantauan, dan pemeliharaan hasil-hasil yang telah dicapai. Untuk mendukung rangkaian kegiatan tersebut, disediakan dana pendukung kegiatan pembelajaran masyarakat, pengembangan relawan, dan operasional pendampingan masyarakat; dan fasilitator, pengembangan kapasitas, mediasi dan advokasi. Peran fasilitator terutama pada saat awal commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pemberdayaan, sedangkan relawan masyarakat adalah yang utama sebagai motor penggerak masyarakat di wilayahnya. Kedua, bantuan Langsung Masyarakat komponen Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) adalah dana stimulan keswadayaan yang diberikan kepada kelompok masyarakat untuk membiayai sebagian kegiatan yang direncanakan oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan, terutama masyarakat miskin. Ketiga, Peningkatan Kapasitas Pemerintahan dan Pelaku Lokal adalah serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan pelaku lokal/kelompok peduli lainnya agar mampu menciptakan kondisi yang kondusif dan sinergi yang positif bagi masyarakat terutama kelompok miskin dalam menyelenggarakan hidupnya secara layak. Kegiatan terkait dalam komponen ini antara lain seminar, pelatihan, lokakarya, kunjungan lapangan yang dilakukan secara selektif, dan sebagainya. Keempat, Bantuan Pengelolaan dan Pengembangan Program meliputi kegiatan-kegiatan untuk mendukung pemerintah dan berbagai kelompok peduli lainnya dalam pengelolaan kegiatan seperti penyediaan konsultan manajemen, pengendalian mutu, evaluasi, dan pengembangan program. Dalam menjalankan program ini, pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintahan daerah sampai pemerintahan terkecil disuatu wilayah dengan didampingi konsultan serta fasilitator dari tingkat kecamatan sampai desa. Banyaknya stakeholder yang terlibat dalam program ini sebagai wujud commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tanggungjawab bersama terhadap pengentasan kemiskinan yang mempunyai efek multidimensi. Berdasarkan pembahasan diatas maka dalam penelitian ini ingin mengetahui program Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, alasan fokus penelitian ini adalah karena lokasi penelitain masuk dalam kriteria daerah yang berhak mendapatkan programPNPM Mandiri serta lokasi penelitian berada pada kecamatan di wilayah perkotaan.
C.
Evaluasi
Implementasi
Program
Pembangunan
Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Evaluasi merupakan salah satu rangkaian dalam proses kebijakan publik. Proses ini cukup strategis untuk mengetahui kualitas kebijakan yang dilaksanakan. Evaluasi implementasi ditujukan pada proses pelaksanaan kebijakan atau program. Terdapat dua hal yang menjadi fokus perhatian dalam implementasi, yaitu kepatuhan terhadap prosedur atau standard dalam proses implementasi , serta faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses implementasi Evaluasi implementasi program PNPM mandiri Perkotaan merupakan suatu proses untuk menilai kinerja program tersebut. Untuk melihat proses implementasi, maka dalam penelitian ini memfokuskan pada kepatuhan terhadap petunjuk pelaksanaan dan teknis (Juklak-Juknis) PNPM Mandiri Perkotaan serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses implementasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
38 digilib.uns.ac.id
Faktor-faktor strategis yang mempengaruhi implementasi PNPM mandiri tersebut antara lain : 1.
Sumber daya Sumber daya merupakan segenap sumber ( fisik maupun non fisik) yang dimiliki oleh seseorang atau instansi. Sumber daya dalam konteks implementasi dapat digolongkan menjadi dua jenis sumber daya yakni : a.
SDM (sumber daya manusia), meliputi kuantitas dan kualitas
(kompetensi) SDM yang menjalankan program (implementator) b.
SDO ( Sumber daya organisasi), meliputi seluruh sumber daya
yang dimiliki organisasi guna mendukung proses implementasi suatu program atau kebijakan, diantaranya dana. Sumber daya inilah yang menjadi penentu terwujudnya program yang akan dilaksanakan. 2.
Sikap Pelaksana / disposisi Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementator, seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Apabila implementator mempunyai disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti yang diingkan oleh pembuat kebijakan dan sebaliknya. dampak dari kecenderungkecederungan pelaksana kebijakan adalah akan banyak kebijakan masuk zona ketidakacuhan. Ada kebijakan yang dikerjakan secara efektif karena mendapat dukungan langsung dari para pelaksana kebijakan, namun kebijakan lain mungkin akan bertentangan dengan pandangan commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelaksana kebijakan,
sehingga akan menghambat implementasi
kebijakan. Sikap pelaksana menjadi faktor pendukung untuk kesuksesan suatu program. 3.
Komunikasi Keberhasilan
implementasi
kebijakan
mensyaratkan
agar
implementator mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran serta dari mana kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran (target group) sehingga mengurangi distorsi implementasi. Implementasi yang efektif, meminta para pelaksana (implementor) tidak sekedar dengan suatu petunjuk yang jelas, tetapi yang penting adalah adanya konsisten komunikasi dari atas ke bawah, dalam arti arus komunikasi yang terjadi harus jelas dan tegas. Bila tidak, maka akan membuka peluang bagi para pelaksana untuk menafsirkan kebijakan tersebut. Atau dengan kata lain, perlu dihindari adanya suatu hal yang dapat menimbulkan suatu kegaduhan, kebingungan diantara para pelaksana, sebagai akibat dari adanya kelonggaran-kelonggaran dalam menafsirkan kebijakan tersebut. Terpenting lagi harus adanya ketetapan dan keakuratan informasi kebijakan, sehingga para pelaksana dapat mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tujuan yang sebenarnya ingin dicapai dari implementasi kebijakan tersebut, dan mereka dapat mengetahui dengan tegas dan jelas, apa yang seharusnya mereka lakukan. commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selain konsistensi komunikasi, para pelaksana harus mengetahui apa yang menjadi tujuan yang hendak dicapai dalam implementasi kebijakan tersebut. Ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan untuk implementasi suatu kebijakan harus disampaikan pada orang-orang yang tepat, dan mereka harus menjadi jelas, akurat, konsisten terhadap ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan tersebut. Jika tidak, maka akan terjadi salah pengertian di antara mereka dalam mengimplementasikan suatu kebijakan dan hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. 4.
Struktur Birokrasi (SOP/juklak-juknis) Indikator minimal dari hal ini adalah SOP / standart operational prosedure. Dengan adanya SOP ini diharapkan dalam implementasi kebijakan sesuai dengan arah yang diinginkan, tidak melenceng dari yang diharapkan. SOP yang dimaksud dalam program PNPM Mandiri Perkotaan
adalah petunjuk pelaksanaan dan teknis (Juklak-Juknis).
Juklak-Juknis ini menjadi pedoman dan panduan utama implementator dalam melaksanakan tugasnya. 5.
Dukungan Publik Dukungan publik terhadap kebijakan mempunyai faktor yang strategis juga. Publik dalam hal ini kelompok sasaran atau target group dari
program
atau
kebijakan
sangat
mempengaruhi
terhadap
keberhasilan suatu implementasi program. Kebijakan atau program yang memberikan insentif biasanya mudah mendapatkan dukungan publik, dan sebaliknya. Dukungan target group sangat beragam, dapat commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berupa
partisipasi
dalam
kegiatan,
kepatuhan
terhadap
hasil
musyawarah, atau yang lainnya.
D.
Kerangka Pemikiran Kemiskinan merupakan tantangan pembangunan disetiap pemerintahan
baik pusat maupun wilayah di Indonesia yang harus segera untuk diselesaikan. Pemerintahan pusat sudah mempunyai i’tikad yang baik untuk segera
menyelesaikan
masalah
kemiskinan
di
Indonesia
dengan
mengeluarkan kebijakan program penanggulangan kemiskinan dengan berbagai lapisan kegiatan yang langsung dan tepat sasaran. Hal ini bisa dilihat dengan program-program pemerintah yang terdiri dari berbagai klaster yang mempunyai target yang berbeda-beda tetapi mempunyai tujuan yang sama. Antara lain yaitu : Bantuan operasional sekolah (BOS), jaminan kesehatan masyarakat, pemberdayaan masyarakat, bantuan usaha mandiri dan lain sebagainya. Tahun 2007 Presiden Bambang Yudhoyono mensosialisasikan program Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri. Program
PNPM
bertujuan
untuk
Meningkatnya
kesejahteraan
dan
kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Maka, pelaksanaannya pada tahun 2008 untuk semua daerah di Indonesia. Pelaksana program PNPM ini adalah pemerintahan daerah dengan mengalokasikan dana pendampingan dalam anggaran pembangunan belanja daerah serta masyarakat sebagai commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelaksana dilapangan dengan pendampingan dari
tim PNPM Mandiri
(fasilitator). Dalam proses implementasi program PNPM Mandiri terdapat panduan atau juklak-juknis kegiatan PNPM, jadi dalam implementasi program PNPM harus sesuai dengan juklak-juknis yang telah ditetapkan. Dari juklak-juknis tersebut program PNPM dilaksanakan. Untuk menilai kinerja implementasi, maka maka dilakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi, yaitu komunikasi, Sumberdaya, Disposisi, Struktur Birokrasi, dan dukungan publik (kelompok sasaran) . Ketika implementasi sesuai dengan perencanaan dan dilaksanakan dengan petunjuk yang ada maka dapat dikatakan implementasi tersebut sukses atau sebaliknya, ketika tidak sesuai dengan perencanaan dan petunjuk yang ada maka dapat dipastikan implementasi tersebut gagal. Keberhasilan dalam implementasi program PNPM Mandiri Perkotaan adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri.
commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bagan 5 Kerangka Pikir
Tahapan Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan : Program PNPM Mandiri Perkotaan
juklak-juknis pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan
Pelaksanaan Program PNPM Mandiri Perkotaandi kelurahan Semanggi
1. Persiapan atau Sosialisasi awal 2. Pelaksanaan a. Rembug Keswadayaan Masyarakat (RKM) atau Rembug Warga b. Refleksi Kemiskinan c. Pemetaan Swadaya d. Pembentukan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) e. Penyusunan Program Jangka Menengah Pronangkis 2009-2011 dan Rencana Tahunan 2009 f. Pelaksanaan Kegiatan 3. Review Program 4. Rembug Warga Tahunan
Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi : 1. Sumberdaya 2. komunikasi 3. Disposisi / sikap pelaksana 4. SOP/Juklak-juknis 5. Dukungan publik (kelompok sasaran)
commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E.
Definisi Konseptual dan Operasional 1. Definisi Konseptual a. Evaluasi Implementasi Merupakan kegiatan yang menyangkut penilaian terhadap proses kinerja kebijakan atau program. b. Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan PNPM
Mandiri
Perkotaan
adalah
program-program
penanggulangan kemiskinan nasional berbasis pemberdayaan masyarakak melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan, dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat
dalam
upaya
penanggulangan
kemiskinan
yang
berkelanjutan. Program ini dilaksanakan pada tingkat kecamatan di Kota. c. Evaluasi Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan Evaluasi implementasi program PNPM mandiri merupakan suatu proses untuk menilai kinerja program tersebut. Peoses penilaian mefokuskan pada kepatuhan terhadap petunjuk pelaksanaan dan teknis (Juklak-Juknis) dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan serta identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi proses implementasi program PNPM Mandiri Mandiri Perkotaan. .
commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Definisi Operasional a. Evaluasi Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan tahun 2008-2009 di Kelurahan Semanggi Evaluasi
implementasi
program
pembangunan
nasional
pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri Perkotaan adalah proses menilai kinerja pelaksanaan program PNPM mandiri Perkotaan tahun 2008-2009 di Kelurahan Semanggi. Untuk menilai pelaksanaan
program PNPM Mandiri Perkotaan tersebut maka
digunakan dua indikator yaitu : 1. Kepatuhan terhadap petunjuk pelaksanan dan teknis ( JuklakJuknis) 2. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program PNPM tersebut, antara lain : 1. Sumber daya Sumber daya yang memadai dan mendukung sangat diperlukan agar implementasi dapat berjalan dengan lancar. Sumber daya yang dibutuhkan dalam implementasi PNPM Mandiri Perkotaan ini antara lain : a. Fasilitator sebagai pendamping untuk pelaksanaan PNPM, Lurah, LKM serta KSM atau masyarakat. b. Adanya sumber dana yang memadai
commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Sikap Pelaksana / disposisi Apabila implementator mempunyai disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti yang diingkan oleh pembuat kebijakan dan sebaliknya. dampak dari kecenderung-kecederungan pelaksana kebijakan adalah akan banyak kebijakan masuk zona ketidakacuhan. Ada kebijakan yang dikerjakan secara efektif karena mendapat dukungan langsung dari para pelaksana kebijakan, namun kebijakan lain mungkin akan bertentangan dengan pandangan pelaksana kebijakan, sehingga akan menghambat implementasi kebijakan. Apakah diposisi yang dimiliki oleh stakholder yang terkait baik atau sebaliknya. Stakeholder yang terlibat atau pelaksana dalam program PNPM Mandiri Perkotaan di Surakarta terkhusus Kelurahan Semanggi antara lain : a. Kepala kelurahan Semanggi dan jajarannya b. Konsultan dan fasilitator PNPM Mandiri di Kelurahan Semanggi c. Lembaga Kswadayaan Masyarakat (LKM) d. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) atau masyarakat 3. Komunikasi Komunikasi merupakan sarana untuk menghubungkan tujuan program
dengan
pelaksana
program
agar
program
dapat
direalisasikan dengan baik. Komunikasi antar pelaksana harus dijalankan dengan baik. Pola komunikasi yang dibangun adalah commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
top-down dan buttom- up karena proses implementasi melibatkan banyak elemen. Pola komunikasi juga dapat dilaksanakan secara formal maupun informal untuk menunjang kelancaran pelaksanaan program. 4. Struktur Birokrasi Indikator minimal dari hal ini adalah SOP / standart operational prosedure atau petunjuk pelaksanan dan teknis (Juklak-Juknis). Dengan adanya SOP (Juklak-Juknis) PNPM Mandiri Perkotaan ini diharapkan dalam implementasi kebijakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan 5. Dukungan Publik Dukungan publik merupakan prasyarat utama dalam proses implementasi program PNPM Mandiri Perkotaan, karena pada dasarnya program ini ditujukan pada pemberdayaan masyarakat atau warga miskin secara langsung. Dukungan publik dapat berupa : a. Partisipasi masyarakat dalam musyawarah atau semua kegiatan PNPM b. Swadaya masyarakat baik dana, tenaga dan waktu. c. Kesediaan menjadi pengurus
commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian bermakna cara ilmiah untuk mendapatkan jawaban mengenai suatu masalah. Metode merupakan unsur yang penting dalam penelitian untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Metode penelitian merupakan pendekatan untuk memenuhi tujuan penelitian dengan prosedur dan urutan untuk menjawab pernyataan penelitian (Y. Slamet : 25) Adapun metode penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : A.
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara terperinci terhadap gejala sosial seperti sistematis, factual, akurat mengenai sifat-sifat, fakta-fakta serta hubungan fenomena yang
diselidiki.
Dalam
penelitian
ini,
peneliti
berusaha
untuk
mendeskripsikan bagaiman pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan di kelurahan Semanggi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di kelurahan Semanggi. B.
Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Semanggi, alasan dalam
pemelihan lokasi penelitian ini karena Kelurahan Semanggi merupakan salah satu Kelurahan yang kurang kondusif dalam pelaksanaan awal
PNPM
Mandiri Perkotaan . Selain alasan tersebut, berdasarkan data BPS tahun 2009 commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyebutkan bahwa terdapat 1.380 masyarakat miskin di daerah Semanggi. Dan mayoritas masyarakat Semanggi bekerja sebagai buruh dan sektor informal. Sehingga Kelurahan Semanggi masuk dalam daftar daerah yang berhak mendapatkan program PNPM Mandiri Perkotaan. C.
Jenis dan Sumber Data Data adalah suatu fakta atau keterangan dari objek yang diteliti. Data
yang diperlukan adalah data yang mendukung dengan penelitian yaitu proses implementasi PNPM Mandiri Perkotaan di Surakarta. Adapun data yang digunakan adalah : a. Data primer Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber pertama untuk tujuan penelitian yang dilakukan dan mendapatkan hasil dari sebernanya pada objek yang diteliti. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Soejono Soekanto (1986) yaitu data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama, yaitu pelaku, masyarakat melalui penelitian. Data primer dalam penelitian ini antara lain : 1
Fasilitator PNPM Mandiri kelurahan Semanggi
2
Kepala Kelurahan Semanggi
3
Lembaga Keswadayaan Masyarakat
4
Masyarakat Kelurahan Semanggi
b. Data sekunder
commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Data ini diperoleh dari dokumen, laporan, peraturan perundangan, dan internet yang berkaitan dengan PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi. D.
Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara. Teknik wawancara yang diterapkan adalah wawancara tidak terstruktur yang disebut wawancara mendalam (in-depth interviewing). wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat “open-ended”, dan mengarah pada kedalaman informasi , serta dilakukan dengan cara yang tidak secara formal terstruktur guna menggali pandangan subjek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasi secara lebih jauh dan mendalam. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan kepada : Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan Kelurahan Semanggi, Kepala Kelurahan Semanggi, pengurus LKM dan Masyarakat Kelurahan Semanggi. b. Dokumentasi Untuk mendukung kebenaran hasil analisis data yang diperoleh dari wawancara, maka diperlukana dukungan dari sumber data sekunder yaitu dokumentasi yang relevan. Teknik pengambilan data tertulis, bersumber pada catatan-catatan tertulis maupun gambar atau visual terkait PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi. c. Observasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
51 digilib.uns.ac.id
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar (HB Sutopo, 2002:64). Dalam pelaksanaan teknik ini sering berupa pengamatan terhadap sebuah gejala sosial. Dalam penelitian ini, teknik observasi atau pengamatan dilakukan terkait pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi. E.
Teknik Pengambilan Sampel Sampel merupakan suatu bagian dari populasi yang diteliti dan
dianggap menggambarkan populasinya. Oleh karena penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif , maka dalam pengambilan sampel dilakukan secara sengaja atau menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini digunakan karena dipandang lebih mampu menangkap kelengkapan dan kedalaman data di dalam menghadapi realitas yang tidak tunggal. Pilihan sampel diarahkan pada sumber data atau informan yang dipandang memiliki atau mengetahui data penting yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Maka peneliti memilih informan utama sebagai nara sumber yang berasal dari Tim PNPM Mandiri Perkotaan , Lurah Semanggi, pengurus LKM dan masyarakat Kelurahan Semanggi. F.
Validitas Data Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan
penelitian harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Menurut Burhan Bungin (2003:58-62), validitas (kesahihan) dan reabilitas (keterandalan) merupakan tolak ukur penelitian ilmiah. Upaya yang digunakan untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
52 digilib.uns.ac.id
mengembangkan validitas data yang diperoleh adalah dengan teknik trianggulasi. Teknik ini digunakan bagi peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif. Cara ini digunakan supaya informasi yang didapat luas dan lengkap. Trianggulasi sendiri dilakukan dengan 4 cara yaitu trianggulasi metode (penelitian menggunakan lintas metode dalam pengumpulan data), trianggulasi sumber data ( memilih berbagai sumber data baik dari wawancara nara sumber, dokumen, peraturan dll), trianggulasi
peneliti
(validitas berbagai peneiliti) dan trianggulasi teori (menggunakan perspektif lebih dari satu teori) (HB Sutopo,2000). Dalam penelitian ini sendiri menggunakan teknik trianggulasi metode, trianggulasi teori dan trianggulasi sumber data. G.
Analisis Data Dalam penelitian ini data yang terkumpul sebagian besar adalah data
kualitatif, oleh karena itu peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif, yang dimaksudkan untuk memperoleh gambaran khusus yang bersifat menyeluruh tentang apa yang tercakup dalam permasalahan yang dilakukakn di lapangan pada waktu pengumpulan data. Sedangkan teknik analisis data yang dianggap relevan adalah menggunakan model analisis interaktif yakni model analisis yang memerlukan tiga komponen berupa reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (HB sutopo, 2000). Antara tiga hal tersebut sebagai sesuatu yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, yang dimaksudkan untuk membangun wawasan umum yang bersifat analisis. commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Analisis model interaktif dijelaskan dalam gambar berikut ini : Bagan 6 Analisi Model Interaktif Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Sumber : HB Sutopo, 2000, 96 Analisis Model interaktif sebagaimana digambarkan diatas terdiri dari langkah-langkah berikut : a. Proses Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara (wawancara, dokumentasi). b. Tahap Reduksi Data, yaitu proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan dilapangan. Reduksi data berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung. c. Tahap Penyajian Data, yaitu sebagai sekumpulan informasi yang tersusun secara sistematis yang memberikan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. d. Tahap Penarikan Kesimpulan (Verifikasi), yaitu menyimpulkan hasil dari data yang diperoleh. Setiap data yang menunjang diklarifikasikan kembali dengan informan dilapangan. Apabila commit to user hasil klarifikasi memperkuat
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
simpulan atas data, maka pengumpulan data untuk komponen siap dihentikan.
commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Profil Kelurahan Semanggi Kelurahan Semanggi merupakan salah satu Kelurahan yang berada di
Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. Secara geografis Kelurahan Semanggi mempunyai luas wilayah sebesar 166, 62 Ha dan merupakan Kelurahan terbesar kedua di Kota Surakarta setelah Kelurahan Kadipiro. Batas – batas wilayah Kelurahan Semanggi adalah sebagai berikut : Sebelah Utara
: Kelurahan Kedunglumbu
Sebelah Selatan
: Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Timur
: Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Barat
: Kelurahan Pasar Kliwon dan Kelurahan Joyosuran
Selain berbatasan dengan wilayah-wilayah diatas, Kelurahan Semanggi juga berbatasan dengan sungai Bengawan Solo dan Kali Jenes. Kondisi inilah yang membuat sebagian Kelurahan Semanggi terkena banjir pada musim hujan beberapa tahun terakhir ini, karena kondisi tanggul dan bendungan yang sudah tidak memadai lagi. Berdasarkan bank data Kelurahan Semanggi tahun 2010
jumlah
penduduk sebesar 32.934 jiwa terdiri dari 16.438 laki-laki dan 16.496 perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebesar 8.806 rumah tangga. Persebaran penduduk pada Kelurahan ini, tersebar pada 23 RW dan 132 RT. Dan berdasarkan data penerimaan BLT tahun 2009, jumlah masyarakat yang commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tergolong miskin yang berhak menerima BLT sebesar 1.380 jiwa. Banyak dijumpai kaum urban atau pendatang dari luar Kota Surakarta yang menetap di Kelurahan Semanggi, sehingga menambah kepadatan penduduk pada daerah ini. Selain menambah kepadatan penduduk, kaum urban menambah masalah sosial yang terjadi di Kelurahan Semanggi seperti kriminalitas, pengangguran, dan kemiskinan. Sedangkan kondisi masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan dan pekerjaan adalah sebagai berikut : Tabel 2 Data penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dan pekerjaan No
Pendidikan (umur 5th keatas)
1 2 3 4 5
Tdk/blm sekolah : 3.434 Belum tamat SD : 2.441 Tidak tamat SD : 2.252 Tamat SD : 7.362 SLTP/sederajat : 6.201
Pekerjaan (umur 17th keatas)
Belum/tdk bekerja : 29.379 Buruh : 3.255 Guru/dosen : 192 Karyawan : 5.864 Mengurus rumah tangga : 4.619 6 SLTA/sederajat : 8.157 Pelajar/mahasiswa : 2.213 7 Diploma III/SM : 805 PNS : 254 8 Diploma IV/S1 : 924 TNI/Polri : 38 9 Strata 2 : 58 Pensiunan/purnaw : 357 10 Strata 3 :9 Wiraswasta : 2.938 Lain-lain : 2.376 Sumber : Bank data Kelurahan Semanggi Juli 2010 Dari data diatas, dapt dilihat bahwa masih banyak masyarakat Semanggi yang hidup dibawah garis kemiskinan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang dienyam oleh masyarakat Semanggi, mayoritas hanya pada level sekolah menengak ke bawah. Sehingga menjadi salah satu penyebab kualitas SDM pada Kelurahan ini rendah. Dilihat dari jenis pekerjaan yang banyak digeluti oleh masyarakat yaitu sebagai buruh dan karyawan menunjukkan commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bahwa banyak masyarakat yang bekerja pada sektor informal atau bekerja pada usaha-usah kecil seperti sablon, pemulung, percetakan dan lain-lain. Dan sebesar 29.379 orang adalah pengangguran atau belum bekerja, kondisi ini menambah daftar masalah sosial yang berada di Semanggi. Sehingga secara pendapatan, masih banyak kepala keluarga belum mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
B.
Proses Implementasi PNPM – Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan
intervensi
semua
pihak
secara
bersama
dan
terkoordinasi.
Untuk
meningkatkan efektifitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan program pembangunan nasional pemberdayaan masyarakat PNPM-Mandiri pada tahun 2007. PNPM Mandiri merupakan program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Program ini menjadikan swadaya dan partisipasi masyarakat sebagai tumpuhan utama dalam melaksanakan program-program penanggulangan kemiskinan. PNPM-Mandiri tersebar di seluruh pelosok indonesia dengan pendampingan dari konsultan atau fasilitator PNPM-Mandiri disetiap kecamatannya. Program PNPM-Mandiri mulai disosialisasikan disetiap daerah mulai tahun 2008 yang lalu. Proses sosialisasi ini membutuhkan waktu yang cukup commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lama mengingat program ini merupakan program baru dimasyarakat yang membutuhkan penyesuaian di masing-masing daerah. Dan Kota Surakarta merupakan daerah yang mengalami sedikit kendala pada proses implementasi awal program PNPM Mandiri Perkotaan. Ada beberapa kendala pada proses sosialisasi di Kota Surakarta. Kendala ini berkaitan dengan kesiapan pemerintah daerah untuk menyiapkan dana pendampingan. Disinilah tugas strategis
fasilitator
atau
pendamping
untuk
memahamkan
kepada
pemerintahan daerah dan masyarakat untuk dapat menerima dan menjalankan program PNPM Mandiri Perkotaan ini tanpa menimbulkan masalah yang baru. Dan pada perkembangannya, PNPM Mandiri Perkotaan
mampu
diterima dan dilaksanakan oleh masing-masing Kelurahan di Kota Surakarta. Dan salah satunya adalah Kelurahan Semanggi di Kota Surakarta. Kelurahan terbesar kedua di Kota Surakarta, dengan masalah-masalah sosial dan kemiskinannya, menjadikan program PNPM Mandiri perkotaan menjadi harapan besar untuk menyelesaikan probem tersebut. Adapun Tahapan-tahapan implementasi program PNPM-Mandiri di Kelurahan Semanggi, yaitu : 1. Tahap Persiapan atau Sosialisasi awal Tahap persiapan ini pada dasarnya adalah penyiapan para pelaku terkait, baik ditingkat pusat maupun daerah agar lebih memahami PNPM Mandiri Perkotaan dan mendorong integrasi dan sinkronisasi kegiatan-kegiatan baik di pusat maupun daerah.
Serangkaian kegiatan pada tahapan ini adalah
serangkaian pertemuan (loby, koordinasi, silatirahmi sosial), seminar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
59 digilib.uns.ac.id
lokakarya dan sosialisasi awal pada pemerintahan daerah. Pada tahap inilah PNPM Mandiri Perkotaan di Surakarta mengalami proses yang cukup lama dari masuknya program PNPM Mandiri Perkotaan bulan Juni 2008 sampai bulan September 2008. Serangkaian kegiatan ini dilaksanakan oleh tim PNPM Mandiri perkotaan pada tingkat Kota dan Fasilitator Kelurahan pada tingkat Kelurahan dan masyarakat. Sosialisasi pada tingkat kota mengalami beberapa masalah. Selama rentan waktu 4 bulan ini, muncul berbagai
isu terkait PNPM Mandiri
Perkotaan di Kota Surakarta, antara lain terkait isu politik, dana pendampingan dan over laping program dari Pemkot. Sehingga Sosialisasi PNPM ditingkat kota belum mendapat kepastian. Isu-isu terkait PNPM mandiri Perkotaan berkembang di masyarakat dan media-media di Surakarta. Isu politik banyak berhembus, Isu – isu tersebut mendapat pengamatan dari para pengamat politik di Solo, seperti yang diungkapkan oleh pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dr Aidul Fitri Ciada : “Pada intinya, mereka setuju dengan progam PNPM. Namun untuk menerima PNPM tidak bisa begitu saja karena Wawali dan Walikota berasal dari Parpol yang berbeda dengan pimpinan pemerintah pusat. Wawali berperan sebagai pihak penolak untuk memberikan penegasan kepada Parpol yang dia naungi berikut para konstituen.”( sumber : www.solopos.co.id) Sedangkan menurut Pengamat sosial dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Dr Drajat Tri Kartono :
“Solo butuh banyak program pengentasan kemiskinan. Bukan hanya PNPM, lanjut dia, namun juga program lain yang berasal dari beragam funding. commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Namun demikian, sambung Drajat, yang menjadi kendala pelaksanaan program pengentasan kemiskinan seringnya adalah birokrasi dan Parpol”. ( sumber : www.solopos.co.id) Tetapi, konfirmasi dari Babak Santoso, selaku tim PNPM Mandiri Perkotaan Kelurahan Semanggi menyatakan banhwa :
“isu politik itu tidak benar, mungkin karena sosialisi PNPM ini berbarengan dengan masa-masa kampanye atau persiapan pemilu 2009 jadi dihubungkan dengan itu. Yang pasti, karena Pemkot pada waktu itu banyak kerjaan jadi sikap dari tim PNPM menunggu respon dan persiapan dari Pemkot Solo”.(wawancara 23 juli 2010) Sedangkan untuk masalah over laping program penanggulangan kemiskinan, di Kelurahan Semanggi sendiri tidak mempermasalahkan hal tersebut. Karena,
Kelurahan Semanggi sangat mengharapkan bantuan-
bantuan untuk menyelesaiakan permasalahan kemisknan yang ada sekarang. Prinsipnya,
selama program penanggulangan kemiskinan tersebut legal,
terkoordinasikan dengan baik antara pemerintahan desa, tim pelaksana dan masyarakat tidak menjadi permasalahan. Seperti yang diutarakan oleh Bapak Agus Santoso selaku Lurah Semanggi :
“ kami sangat welcome dengan PNPM Mandiri, karena pro dengan penanggulangan kemiskinan dan tidak menjadi masalah walaupun telah ada program seperti DKP, dan beberapa program dari dinas-dinas di Pemkot. Yang penting terkoordinasikan dengan baik antara stakeholder yang ada”.(wawancara 20 Juli 2010) Terkait dana pendampingan, hal inilah yang menjadi pertimbangan terbesar dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kota Surakarta. Dana pendampingan yang harus disediakan oleh APBD kota Solo adalah 50% dari total Bantuan Langsung masyarakat (BLM). Dana tersebut harus commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
61 digilib.uns.ac.id
disediaakan Pemkot Surakarta karena Kota Surakarta masuk katagori Kota atau daerah yang mempunyai kapasitas fiskal sedang. Pada posisi inilah, Pemkot Surakarta merasa kesulitan dengan tanggungjawab penyediaan dana sekitar Rp 6,5 miliar karena belum mempersiapkannya. Dan posisi APBD berada pada pertengahan tahun anggaran sehingga belum masuk pada APBD tahun 2008. Dengan koordinasi antara tim PNPM dengan Pemkot serta DPRD Kota Surakarta maka diambil solusi atau kesepakatan bahwa dana pendampingan diwujudkan dengan sharing dana dari APBD dan dana PNPM Mandiri perkotaan dalam wujud program bersama yaitu posyandu dan perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH). Seperti yang diungkapkan Bapak Santoso, selaku faskel PNPM Semanggi :
“Dengan diambilnya solusi sharing dana tersebut maka Pemkot Solo pun oke..sehingga program PNPM Mandiri dapat diteruskan pada tingakt bawah yaitu semua kelurahan yana ada di Solo. Dan pada perkembangannya sekarang, kita malah diuntungkan dengan sharing dana tadi karena dana untuk RTLH sebesar Rp 400juta lebih dari 50%”. (wawancara 23 Juli 2010) Tepat pada bulan September Pemkot Surakarta mensetujui adanya program PNPM Mandiri di Surakarta dengan berbagai pertimbangan. Oleh karena itu proses sosialisasi berlanjut pada tingkat kelurahan dan masyarakat yaitu memahamkan program PNPM Mandiri Perkotaan dan merencanakan kerja pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan kepada pemerintahan desa dan masyarakat Semanggi. Akan tetapi, Proses sosialisasi awal di Kelurahan Semanggi telah terlaksana pada bulan Agustus – September. Keputusan Sosialisasi awal PNPM mandiri Perkotaan dimasyarakat didahulukan adalah commit to fasilitator user keputusan bersama antara korkot dan kelurahan dengan izin dari
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pemerintahan kota dan kelurahan sembari menunggu keputusan dari Pemkot Surakarta. Seperti yang diutarakan oleh Faskel Semanggi :
“ sosialisasi PNPM di Solo memang mengalami keterlambatan terutama pada tingkat kota, oleh karena itu dari kami dengan kesepakatan dari korkot dan atas izin dari pemkot dan kelurahan kami melakukan sosialisasi ditingkat masyarakat. Kami sosialisasikan PNPM di RT/RW di Semanggi. Dan alhamdulillah kami diterima baik oleh pak lurah dan masyarakat.” (Wawancara 26 November 2010) Sosialisasi pada tingkat Kelurahan dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2008, di Balai Kelurahan Semanggi dengan dihadiri oleh 27 warga. Dan hasil dari Sosialisasi pada tingkat Kelurahan adalah menerima sosialisasi PNPM Mandiri Perkotaan dan bisa dilanjutkan di masyarakat. Sosialisasi PNPM Mandiri perkotaan di tingkat basis atau masyarakat telah dilaksanakan pada bulan agustus – September. Berikut adalah rinciannya :
Tabel 3 Pelaksanaan Sosialisasi awal PNPM Mandiri Perkotaan Semanggi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tanggal 11 Agustus 2008 12 Agustus 2008 30 Agustus 2008 1 September 2008 1 September 2008 2 September 2008 3 September 2008 4 September 2008 5 September 2008 6 September 2008
Lokasi dan Sasaran Sosialisasi RT 4 RT 5 RW 15 RW 14 RW 13 RW 11-12 RW 9-10 RW 7-8 RT 2 RW 3
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009 Tahap persiapan atau sosialisasi ini merupakan tahapan yang sangat penting untuk keberlanjutan program PNPM Mandiri perkotaan di Semanggi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
63 digilib.uns.ac.id
Disinilah tugas utama Fasilitator Kelurahan (Faskel) dibantu Pemerintahan desa untuk dapat merealisasikan program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi dengan sosialisasi –sosialisasi yang dapat diterima oleh masyarakat dan mendekatkan masyarakat dengan partisipasinya pada program PNPM Mandiri Perkotaan . Dan sosialisasi awal berakhir pada bulan September 2008, sehingga berlanjut pada proses berikutnya yaitu tahap pelaksanaan.
2.
Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan program PNPM mandiri Perkotaan ini merupakan serangkaian kegiatan yang berorientasi pada siklus
rembug kesiapan
masyarakat, refleksi kemiskinan, pemetaan swadaya, pembentukan LKM, perencanaan partisipatif menyusun PJM Pronangkis dan renta serta pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan oleh masyarakat dengan stimulan oleh Kelompok swadaya masyarakat (KSM). Berikut adalah siklus pada tahap pelaksanaan : a. Rembug Keswadayaan Masyarakat (RKM) atau Rembug Warga Kegiatan Rembug warga merupakan kegiatan awal dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi. Rembug warga ini
difasilitasi oleh Bapak Agus Santoso selaku Lurah Semanggi dan
jajarannya. Peserta dari kegiatan ini antara lain : warga masyarakat, tokoh masyarakat, Ketua RT/Rw dan stakholder lainnya serta Fasilitator Kelurahan (faskel) selaku tim pendampingan dalam pelaksanaan PNPM commit to user Mandiri di Kelurahan Semanggi. Tujuan dari rembug warga adalah
perpustakaan.uns.ac.id
64 digilib.uns.ac.id
memberikan pemahan akan gambaran umum konsep dan proses kegiatan PNPM Mandiri, Mensepakati untuk melaksanakan program PNPM Mandiri Perkotaan di Semanggi, dan mensepakati jadwal kerja PNPM Mandiri perkotaan di Semanggi. Proses ini berjalan cukup baik, dukungan dari pemerintahan desa serta partisipasi dari masyarakat. Rembug warga ini dilaksanakan pada tanggal 23 September 2008 di Balai Kelurahan Semanggi dengan jumlah peserta 141 warga. Partisipasi masyarakat baik perempuan maupun laki-laki cukup bagus. Hal ini seperti diungkapkan oleh Lurah Kelurahan Semanggi, Bapak agus Santoso : “ Partisipasi warga saya cukup bagus dalam rembug warga ini, karena warga menginginkan program yang pro dengan kebutuhan mereka, walau diawal-awal proses ini masih banyak hal-hal yang dibingungkan (wawancara tanggal 20 Juli 2010)”
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Santoso selaku faskel Semanggi : “ Tugas kami sangat terbantu dengan difasilitasi dari pak Lurah sehingga kami dapat diterima oleh warga. Partisipasi warga cukup bagus walaupun belum sesuai dengan harapan tapi kami optimis program ini dapat berjalan dengan baik di Kelurahan ini “. (wawancara 23 Juli 2010)
Ditambahkan juga oleh faskel yang lain ( mbak Wuri ) : “ partisipasi masyarakat di rembug warga ini sangat baik menurut kami, walaupun belum sesuai target maksimal yaitu 2 % dari penduduk dewasa akantetapi partisipasi masyarakat Semanggi merupakan partisipasi paling banyak dibandingkan dengan kelurahan di kota Surakarta. Dan keterwakilan laki-laki dan perembuan seimbang yaitu laki-laki 67 orang dan perempuan 74 orang”. (wawancara 23 Juli 2010)
Rembug warga ini manghasilkan kesepakatan bahwa pemerintahan desa dan masyarakat bersepakat untuk pelaksanakan program PNPM Mandiri to user dari kesepakatan ini adalah Perkotaan di Semanggi. commit Konsekuensi
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masyarakat siap menyediakan relawan untuk melaksanakan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan. Relawan ini dibentuk dalam struktur Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). b. Kegiatan Refleksi kemiskinan Kegiatan Refleksi kemiskinan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan rembug warga. Kegiatan refleksi kemiskinan ini dilaksanakan dengan terjun langsung pada basis masyarakat terkecil yaitu RT/RW. Dalam menjalankan kegiatan ini, faskel Semanggi dibantu oleh Ketua RT/RW yang berada di Kelurahan Semanggi. Proses terjun langsung pada basis masyarakat ini bertujuan untuk menggali aspirasi warga miskin dan kaum termarginalkan mengenai
persoalan
kemiskinan,
mensepakati
langkah-langkah
menanggulangi kemsikianan serta menumbuhkan kekritisan dan kepedulian warga terhadap persoalan kemiskinan yang mereka hadapi. Kegiatan refleksi kemiskinan di Kelurahan Semanggi dilaksanakan dalam waktu 2 bulan yaitu antara bulan Oktober – November. Proses ini membutuhkan waktu yang cukup lama mengingat wilayah Semanggi yang cukup luas serta pentingnya kegiatan ini untuk menganalisis kebutuhan masyarakat miskin. Dan yang perlu menjadi perhatian fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan
adalah
daya
kritis
atau
keberanian
masyarakat
untuk
menyampaikan kondisi mereka. Seperti yang diungkapkan oleh faskel Semanggi, Bapak Santoso : “ Refleksi kemiskinan ini dilakukan untuk mengetahui realita atau kondisi to user apa saja yang mereka inginkan. yang sesungguhnya terjadi commit dan kebutuhan
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sehinggga kami melakukan kegiatan ini langsung pada masyarakat dan kami mengetahui langsung keluhan dan keinginan mareka. Walaupun masyarakat masih kurang kritis tapi ini adalah pembelajaran awal bagi masyarakat agar lebih peka dengan kondisi mereka dan lingkunganya”.(wawancara 23 Juli 2010) Ditambahkan juga oleh pak Rozi perwakilan masyarakat yang menghadiri rembug warga, menyatakan bahwa : “Saya mengikuti sosialisasi PNPM sampe tahap ini, dengan diadakan kegiatan refleksi kemiskinan ini pemerintah jadi tahu apa yang diingkan masyarakat sehingga program ini tepat sasaran. Kegiatan ini juga menjadi sarana masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya. Akan tetapi partisipasi dari warga yang kurang mampu memang belum terlihat maksimal dilihat dari kehadiran mereka di forum ini”. (wawancara 27 Juli 2010)
Hal senada juga diutarakan oleh Pak Agus Santoso selaku Lurah Semanggi : “Kegiatan ini menjadi input yang baik bagi pemerintah pusat dan kami di Kelurahan. Kami mengetahui dengan pasti apa keluhan dari masyarakat dan apa yang mereka inginkan. Yang perlu untuk ditingkatkan adalah keberanian masyarakat untuk menyampaikannya, karena yang saya lihat belum semuanya terutama masyarakat miskin untuk menyampaikan itu”. (wawancara 20 Juli 2010) Hasil dari refleksi kemiskinan berupa masalah-masalah kemiskinan yang dihadapi oleh
masyarakat Semanggi baik laki-laki maupun
perempuan. Adapun hasil dari refleksi kemiskinan ini mencakup berbagai aspek penting dalam masyarakat, antara lain berkaitan dengan : 1
Sarana prasaran lingkungan perumahan
2
Ekonomi berkaitan dengan pendapatan, lapangan pekerjaan dan pengangguran
3
Kesehatan, kesadaran akan kebersihan serta kemampuan untuk berobat
commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4
Pendidikan,
ketrampilan
dan
kemampuan
masyarakat
untuk
mensekolahkan anak-naknya. Hasil dari refleksi kemiskinan ini menjadi dasar atau bahan utama pada pemetaan swadaya atau tahapan selanjutnya. c. Pemetaan Swadaya Kegiatn Pemetaan swadaya adalah tindak lanjut dari
hasil proses
kegiatan refleksi kemiskinan. Setelah masyarakat menyamapaikan semua masalah-msalahnya dan kebutuhan mereka maka dipetakan swadaya masyarakatnya. Proses ini bertujuan untuk mengetahui titik titik kemiskinan, permasalahan-permasalahn yang muncul dimasyarakat serta menggali solusi dari masyarakat itu sendiri. Pemetaan swadaya dibagi pada beberapa bidang kajian yang sangat berkaitan langsung dengan kebutuhan hak dasar masyarakat. Pembagian bidang-bidang tersebut berdasarkan hasil dari refleksi kemiskinan yang telah dilaksanakan yaitu sarana prasarana, ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Pemetaan swadaya menghasilkan daftar profil keluarga miskin, peta profil persoalan dan potensi setempat (ekonomi, sosial, SDM, prasarana, pemukiman dll) serta profil kebutuhan nyata masyarakat. Pemetaan swadaya ini berlangsung pada bulan November 2008 dan
hasil rekap
pemetaan swadaya terlaksana pada
tanggal 10 November 2008 di Balai kelurahan yang dihadiri 27 orang. Hasil dari pemetaan swadaya antara lain : 1. Peta profil masalah, kebutuhan, potensi, di Kelurahan Semanggi, berikut adalah hasil kajian dan pemetaannya : commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a.
Hasil Kajian Sarana prasarana lingkungan perumahan Tabel 4
Kajian sarana prasarana lingkungan perumahan Kelurahan Semanggi No
1
2
3 4
5
6 7
1 2
3
4 5
6
7
1
Uraian Masalah
Lokasi
Penyebab masalah
Masalah yang dihadapi oleh perempuan Kurang RW I Tidak bisa dibuat tersediannya air sumur bersih Tambahan MCK, RW III Antrian panjang air bersih, tidak punya mck posyandu pribadi Banyak RTLH RW V Tidak mampu membangun Sering terjadi RW VII, Belum ada genangan air XXI saluran air yang dipekarangan memadai dan rumah sampah yg menumpuk Kondisi RW IX Kurang lingkungan yg kesadaran dlm kumuh kebersihan lingkungan Got mampet RW XII Sampah. Terbatasnya mck Rumah tdk sehat RW XV Kurang vertilisasi, tdk ada genting kaca Masalah yang khusus dihadapi laki-laki Kurang lancarnya RW I Jalan umum transportasi rusak Sulitnya mencari RW III tempat untuk rapat Masih banyak RW IV, Saluran blm saluran yang XV direhab, tdk ada rusak dan dana mampet Lingkungan msh RW V Blm ada saluran kumuh air limbah/IPAL Banyak RTLH RW VII Menempati tanah shg kumuh HP
Kondisi ideal yang diharapkan
Penyediaan bersih
air
Upaya yang bisa dilakukakan
Pembuatan bor
sumur
Bantuan dari pemerintah Dibuat parit atau selokan yg memadai
Pengerukan kerja bakti
walet,
Lingkungan yg asri dan memenuhi standar kesehatan
Bantuan penyuluhan kebersihan
petugas dlm
Rumah sehat
Membuat vertilisasi, genting kaca
Perbaikan jalan yg memenuhi syarat Pembangunan gedung serba guna
Perbaikan
Penambaham mck, posyandu
Rehab PAM umum
dan
saluran, mck
Bantuan IPAL Pemerintah melakukan penertiban
Pertemean warga ditempat yg berpindah-pindah Pengerukan saluran, kerja baktimembuat saluran air Membuat sederhana
sgr
Kurangnya waktu TW IX Waktu terbuang Bantuan petugas unt pemerhati unt mencari dlm bid lingkungan lingkungan nafkah Mck, saluran RW XII pembuat tanggul, banjir Masalah bersama yang dihadapi oleh laki-laki dan perempuan Kurangnya RW II Rendahnya Tercukupinya kesadaran pengetahuan sapras lingkungan commit to user masyarakat ttg rumah sehat dan
Pemerintah sgr melaksanakan gerakan desain semanggi Upaya dilingkungan rumah sendiri
Menambah sapras lingkungan dan penyadaran penanggulangan
Potensi untuk menyelesaikan masalah
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sapras 2
RW III
4
Penerangan jalan kurang Selokan mampet dan rusak Banjir
5
3
Tambahan mercury
RW III
Sudah aus
RW III, XIX
Sudah rusak
Bebas banjir
Jalan setapak
RW III
Sudah rusak
6
RTLH
RW IV, V, IX, X, XVII
7
Banyak saluran yg rusak
RW IV, XVII
8
Banjir di wil kali jenes Cuaca panas
RW XVI
Penumpukan sampah hingga berhari-hari Jalan rusak di pinggir kali
RW XVI, XVII RW XVII
Masy kurang mampu, kurang vertilisasi, bny sarang nyamuk Sering terjadi banjir, saluran air mampet Pembuangan sampah di kali Kurang penghijauan di tiap jalan Bak sampah rusak
Pembangunan jalan/perbaikan Perlu bantuan dana, rumah layak huni, rumah sehat, PAM, mck Diperbaiki saluran air yang memadai
9
10
11
RW XVI
penyebab kerusakan lingk Penerangan pribadi Kerja bakti
Betonisasi yg sudah berlobang
Pengerukan jenes Penghijauan
kali
Kerja bakti, perbaikan tata ruang yang memadai Swadaya Perbaikan rumah, bantuan pembangunan perumahan Pengerukna saluran
Kerja bakti kali warga
bersih
Adanya TPS gratis
diperbaiki
Menutup dgn semen
lobang2
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009 b.
Hasil Kajian Ekonomi Tabel 5 Kajian ekonomi Kelurahan Semanggi
No
1
2
3 4
Uraian Masalah
Lokasi
Penyebab masalah
Kondisi ideal yang diharapkan
Masalah yang dihadapi perempuan Kurangnya dana RW I, Tidak punya unt kebutuhan XVI, pekerjaan tetap sehari-hari XVII Banyaknya RW II Pendapatan perempuan yg suami yg kurang bekerja mencukupi Gaji suami tdk RW III, Gaji dibawah mencukupi VIII UMR Mahalnya bahan RW IV< Daya beli masy pokok sehari-hari XIX, turun XXI
5
Penghasilan dibawah UMK
RW V
6
Banyak remaja
RW VII
para yg
Pekerjaan tetap
tdk
Upaya yang bisa dilakukakan
Adanya bantuan modal unt usaha
Meningkatkan usaha kecil
Kebutuhan rumah tangga tercukupi
Penyediaan lapangan kerja dan kenaikan upah Dagang, kerja sampingan Mengadakan kelompok usaha, berhemat walau pas-pasan
Tambahan pendapatan Menyerap lapangan pekerjaan, murahnya harga bahan pokok Penyediaan lapangan kerja
to user Tidakcommit punya Membuka keterampilan dan lapangan kerja
Menciptakan lapangna kerja sendiri Diadakan diklat yg tepat guna
Potensi untuk menyelesaikan masalah SDM
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8
menganggur Kenginginan menambah pendapatan Pekerjaan tdk tetap
9
Tidak ada modal
RW XV
10
Tidak punya keterampilan
RW XXII
7
1
2 3
4 5
6
1
2
3
4
5
6
pendidikan Pendidikan rendah
Adanya pekerjaan yg layak
Pelatihan tenaga kerja, modal kerja
RW X
Penghasilan tdk tetap
Diberikan lapangan pekrjaan
Tidak punya penghasilan sendiri Lapangan kerka sulit
Modal
Tergantung program pemerintah Ingin usaha kevilkecilan
RW IX
Masalah khusus yang dihadapi laki-laki Kurangnya RW I, Tdk puny penghasilan VIII, pekerjaan tetap, XV, pendidikan XVII rendah Banyaknya laki- RW II Lap kerja yg laki yg tdk kerja terbatas Kurangnya lap RW III kerja, pendapatan tdk tetap, biaya hidup tinggi Sulitnya mencari RW IV, Lap pekerjaan lap kerja X terbatas Tidak bisa RW V Harga kebutuhan mencukupi tinggi kebutuhan hidup Banyaknya RW VII Sistem pedagang kecil yg perdagangan dan bangkrtut permodalan
Pendidikan kursus keterampilan, bantuan modal
Usaha jualan
Terciptanya lapangan kerja, peningkatan penghasilan, modal Kebutuhan lap kerja yg memadai Pembukaan lap kerja baru
Diadakan pelatihan pakai
Menambah lap pekerjaan Lap kerja dan pinjaman lunak
Membuka kelompok usaha Wiraswasta
Pemerintah memberikan pinjaman lunak jangka panjang Masalah bersama yang dihadapi laki-laki dan perempuan Kurangnya RW I Tidak puny Terciptanya lap penghasilan unt penghasilan pekerjaan keluarga tetap Biaya hidup terlalu RW III Turunya harga tinggi barang dan pendidikan yg terjangkau,kehidup an yg layak Minimnya RW IV, Penghasilan tdk Pembentukan pra penghasilan XXII seauai koperasi, UKM masyarakat kebutuhan, tdk punya keterampilan Koperasi atau pra RW VII Kurang modal Pemerintah koperasi shg tdk melakukanpenyelu berkembang han ttg kopersi dan bantuan pinjam modal Perekonomian RW VIII Pendidikan Peningkatan keluarga rendah, penghasilan dan penghasilan pembukaan lap erja kecil, tdk punya keterampilan Pekerjaan dan RW IX, Kurangnya SDM Agar mudah dlm pendampatan yg XXI yg layak usaha / bekerja commit to user layak
SDM siap
Membula lap kerja Dagang, wiraswasta
Diadakan pelatihan siap pakai Dagang, wiraswaata, penambahan bantuan modal dari pemerintah Membentuk koperasi, UKM, Pelatihan
Kerja sampingan dan pelatihan
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009 c.
Hasil Kajian Kesehatan Tabel 6 Kajian Kesehatan Kelurahan Semanggi
No
1 2
3
4
5
6 7
8
1
Uraian Masalah
Lokasi
Penyebab masalah
Masalh khusus yang dihadapi perempuan Sarang nyamuk RW I Sanitasi kurang berfungsi Kesehatan yg RW II Kurang rendah pengetahuan hidup sehat Sanitasi kurang RW III, Kurang kesadaran memenuhi X dalm bid kesehatan kesehatan Biaya kesehatan RW III, Pemerintah kurang mahal dan XXI peduli pelyanan yg tdk baik Wanita hamil tdk RW IV Keadaan ekonomi terpantau, lansia tdk terpantau kesehatannya Tidak mampu beli obat MCk
RW V
Obat mahal
RW VII, XIX
Bnayak warga yang memakai mck umum
Kurang terjaminnya kesehatan hamil
RW VIII
Kurangnya pendapatn keluarga
ibu
Masalah khusus yang dihadapi laki-laki Biaya RW I, Terbatasnya fungsi pengobatan XIX, jamkesmas mahal XXI
2
Gizi buruk
RW III
3
Banyak laki-laki yg sering sakitsakitan
RW IV
Keadaan ekonomi keluarga yg sangat minim
4
Lingkungan kumuh
RW V
Kurang kesadaran ttg kebersihan
Kondisi ideal yang diharapkan
Upaya yang bisa dilakukakan
Sanitasi lancar
Perbaikan sanitasi Memberikan pemyuluhan kesehatan
Kesehatan kaum perempuan terjaga
ttg
Bersih
Pelayanan kesehatan yg baik, dan biaya murah Smua sehat, dapt melahirkan dengan lancar, kondisi lansia sehat dan terurus Harga murah Dibuatkan saluran IPAl, sanitasi yg selama ini belum ada Terjaminnya kesehatan ibu hamil
Pemberian gizi unt ibu dan anak, adanya peningkayan pelayanan rawat jalan, gratis unt warga kurang mampu Makanan tambahan yg bergizi Kondisi laki-laki lansia yg sehat, tercukupi gizi dan terurus Berseri
commit to user
Pengobatan alternatif
Menjaga kebersihan lingkungan dan mempelajari ilmu gizi Perhatian pemerintah, diberi gizi rutin setiap seminggu sekali
Bekerja dgn maksimal Pemerintah memberi bantuan kesehatan dan posyandu lansia Kerja bakti, bantuan pemerintah, sarana kebersihan
Potensi untuk menyelesaikan masalah
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5
6
1
2
3
4
5
6
7
Balita
RW VII
Belum mapu Diberikan bantuan memenihi gizi unt makanan unt balita balita sesuai yg kurang gizi standar Kelelahan, flu RW VIII Lingkungan yg Penataan dan pilek kurang baik, lingkungan yg baik, kurang dana unk adanya dana unk kebersihan kesehatan Masalah bersama yang dihadapi oleh laki-laki dan perempuan Banyaknya balita RW IV, Kurangnya Ibu menyadari akan yang kurang gizi XVI kesadaran ibu, pentingnya dating keadaan ekonomi ke posyandu, mimin tercukupi gizi balita dan tumbuh menjadi SDM yang berkualitas Jaminan TW V Ekonomi lemah Lingkungan sehat kesehatan dan kurang kesadaran Buruknya RW VII Kurangnya Puskesmas keliling kesehatan kesadaran ibu dan penyuluhan hamil untuk tentang kesehatan memeriksakan di setiap RT/Rw kehamilannya Jaminan RW VIII Kurang dana dan Terjaminnya kesehatan lingkungan yang kesehatan dan tidak baik lingkungan yang sehat Pelatihan dan Rw XVII Warga awam Dapat menjaga penyuluran kader terhadap kesehatan kesehatan di lingkungan keluarga dan masyarakat Bantuan sarana RW Tidak ada alat Posyandu yang dan prasarana XXIII penunjang memadai kesehatan kesehatan Demam berdarah RW Banyak sarang Pemberantasan dan diare XXIII nyamuk, musim jentik-jentik buah banyak lalat nyamuk
8
Biaya rumah sakit mahal
Rw XXIII
Tidak mampu
Biaya rumah sakit terjangkau
9
Kesehatan Keluarga
RW XXIII
Pola makan yang tidak sesuai standar kesehatan
Menjaga kesehatan keluarga
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009
commit to user
Pemetahuan ttg kesehatan, keterampilan dan kerja Penambahan makanan tambahan posyandu
di
Penyuluhan dari pemerintah
Pengetahuan tentang kesehatan dan keterampilan dalam bekerja Lewat posyandu
Kerjasama dengan puskesmas Melakukan program 3 M Menjaga makanan supaya tidak dihinggapi lalat Menjaga lingkungan supaya bersih, pola makan yang memadai kesehatan Menjaga lingkungan supaya bersih, pola makan yang memadai kesehatan
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d.
Hasil Kajian Pendidikan Tabel 7 Kajian Pendidikan Kelurahan Semanggi
No
Uraian Masalah
1
Kondisi ideal yang diharapkan
Upaya yang bisa dilakukakan
Masalh khusus yang dihadapi perempuan Pendidikan Rw I, Biaya tidak ada minim Rw X
Adanya peningkatan SDA dan pendapatan
2
PAUD kurang maksimal
Rw I
dan belum
Sarana dan prasarana terpenuhi
Adanya pelatihan dan pendidikan murah Bantuan dana
3
Mahalnya harga buku pendidikan Rendahnya pendidikan Tidak ada keterampilan
RW III Biaya pendidikan terlalu tinggi Tingkat pendidikan rendah
Buku paket dari P dan K Biaya pendidikan murah Peningkatan Keterampilan
4 5
6
7
1 2
3
4
1
2
3
4
Lokasi
Rw V Rw VIII
Penyebab masalah
Sarana prasarana lengkap
Tidak dapat Rw XVI Tidak ada biaya meneruskan kuliah Penyuluhan RW Anak tidak belajar kepada ibu-ibu XVII pada waktunya Masalah khusus yang dihadapi laki-laki Pendidikan Rw I Biaya tidak ada minim Bantuan biaya Rw III, Biaya mahal untuk Rw VII mendapatkan sekolah yang berkualitas Banyaknya anak Rw V, Tidak mampu, putus sekolah Rw VII, biaya mahal Rw X Pekerjaan tetap
tidak
Adanya peningkatan SDA Perbaikan system pendidikan yang adil
Adanya pelatihan
Perlu penyadaran dan pendampingan dari pemerintah
Kejar paket A, B, C, penyuluhan akan pentingnya pendidikan Membuka lapangan kerja baru
Peningkatan pekerjaan yang lebih baik dan mapan Masalah bersama yang dihadapi oleh laki-laki dan perempuan Terbatasnya dana Rw I Tidak ada biaya Bisa memenuhi biaya untuk anak SD 9 pendidikan anak Th Ada sebagian Rw II, Biaya tinggi, Dapat mengikuti warga yang putus XXIII minat rendah, pendidikan dengan sekolah lingkungankurang murah mendukung
Banyak aanak yang putus sekolah Banyaknya anak yang putus sekolah
Rw VIII
Bisa diikutkan program pelatihan keterampilan/kursus Anak mau belajar
Tingkat pendidikan rendah
Rw III
RW IV, XVII
Pembukaan lapangan pekerjaan Biaya mahal
sekolah
Kursus keterampilan Mengikuti Pelatihan keterampilan Adanya kursus program dari pemerintah Penyuluhan kepada orang tua
Biaya sekolah murah
commit to user
Perhatian pada anak-anak dalam pendidikan
Bantuan beasiswa
Memberi penyadaran dan bantuan dana pendidikan dan kursus keterampilan Pemberian kegiatan yang positif Bantuan beasiswa melalui BOS
Potensi untuk menyelesaikan masalah
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5
Gerakan wajib belajar kurang Pendidikan rendah Tidak ada keterampilan dan pekerjaan tidak tetap
Rw IV
8
Pendidikan lanjutan mahal
RW IX, XVII
9
Kurang tahu arti pendidikan
Rw X
10
Biaya pendidikan mahal
RW XV, XIX, XXI
6 7
RW V Rw VIII
Sarana penunjang kurang Ekonomi lemah
Adanya penunjang Bantuan
sarana
Tingkat pendidikan rendah
Peningkatan keterampilan dan pekerjaan yang lebih baik
Diadakan belajar kelompok Pelatihan dan belajar mengajar Mengikuti pelatihan dan membuka lapangan pekerjaan baru Adanya BLK, Adanya beasiswa bagi anak yang berprestasi Program dari pemerintah
Pendidikan lanjutan dapat terjangkau
Pemahaman dari petugas agar tahu pentingnya pendidikan Tidak punya penghasilan sendiri, tidak punya keterampilan
Masyarakat miskin dapat mengenyam pendidikan Biaya pendidikan murah dan gratis, Lokasi sekolah terjangkau
Mencari tambahan penghasilan, subsidi silanggratis untuk rwarga miskin
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009 e.
Hasil Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan Tabel 8 Kajian Kelembagaan dan Kepemimpinan Kelurahan Semanggi
No
Nama lembaga
Lokasi
Mekanisme pembentukan
Mekanisme pemilihan
1
Karang taruna
Rw dan Kelurahan
Musyawarah langsung
Musayawara h
2
Paguyuban Bapakbapak Koperasi Ibu-Ibu LPMK
Rw, Rt
Usulan warga
Demokrasi
Rw, Rt
Usulan warga
Demokrasi
Rw, Rt
Usulan warga
Demokrasi
3 4
Kriteria anggota/pemim pin Jujur, adil,tidak memihak, terbuka, tanggung jawab, demokratif Jujur, mau, mampu Jujur, mampu Jujur, mampu
Model kepemimpi nan Tegas, antusias, cerdas
Badan hukum
Model pengambilan keputusan Suara terbanyak
Melaksanaka n usulan warga-warga
SK Lurah
Demokrasi
mau, mau,
Demokrasi SK Waliko ta
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009 2. Jumlah profil keluarga miskin di Kelurahan Semanggi sebesar 2.911 kepala keluarga (KK). Dari data pemetaan swadaya diatas, dapat diketahui masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat Semanggi, kondisi yang diinginkan serta commit to user
Demokrasi
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kemampuan mereka untuk keluar dari masalah tersebut. Dan dapat dilihat bahwa masyarakat Semanggi masih jauh dari dari kondisi ideal atau kondisi yang mereka inginkan, hal ini dapat dilihat dari segi sarana prasarana lingkungan atau rumah yang masih jauh dari kelayakan yang disebabkab oleh banyak hal. Selain itu masalah kesehatan, ekonomi dan pendidikan juga masih rendah dikarenakan kemampuan masyarakat untuk mencapai kondisi ideal juga lemah. Sehingga dari pemetaan masalah tersebut, dapat disimpulkan terdapat 2.911 KK yang masuk keluarga miskin. Pemetaan swadaya
inilah
yang
menjadi
titik
tolak
dalam
merencanakan
penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Semanggi. d. Pembentukan LKM Pada tahapan ini, dibetuklah
lembaga atau kelompok swadaya
masyarakat yang dibentuk, diakui, dan dikelola oleh masyarakat secara transparan dan bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan bersama. Pembentukan pengurus lembaga ini, berdasarkan perwakilan masing – masing RW. Proses pembentukan LKM ini berjalan cukup baik dengan mekanisme pemilihan secara terbuka, sehingga terpilihlah 13 pengurus berdasarkan suara terbanyak. Maka terbentuklah 13 pengurus Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Mandiri. LKM Mandiri ini dibentuk pada tanggal 20 November 2008 di Balai Kelurahan yang dihadiri oleh Bapak lurah dan jajarannya, Faskel Kelurahan Semanggi serta warga masyarakat. Akan tetapi, diawal forum musyawarah pembentukan LKM ini jumlah yang hadir belum memenuhi quorum yaitu minimal dihadiri commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
76 digilib.uns.ac.id
oleh 2 % dari penduduk dewasa Kelurahan Semanggi yang sebesar 18 ribu orang. Sehingga dalam kegiatan ini minimal dihadiri oleh 300 warga. Walaupun tidak terpenuhi, pemilihan pengurus LKM tetap terlaksana disesuai dengan mekanisme forum yang ada. Hal ini diutarakan oleh Pak Santoso selaku faskel Semanggi : “ Pada tahap ini dibentuk pengurus LKM dengan mekanisme pemilihan terbuka dengan kehadiran minimal 2% penduduk dewasa atau sekitar 300 orang. Pada kenyataannya forum belum memenuhi karena masyarakat yang hadir tidak mencapai 100 orang . Tapi kita tetap lanjutkan dengan tata tertib yang telah kita buat dan akhirnya kita bisa melakukan mekanisme ini dengan baik dan sangat demokratis”.(wawancara 23 Juli 2010)
Partisipasi masyarakat untuk kehadiran pada forum ini masih belum maksimal. Banyak faktor yang menyebabkan ketidakhadiran masyarakat pada forum ini antara lain karena waktu , aktivitas masyarakat dan belum menjadi kesadaran bersama masyarakat untuk menjadi bagian pada forum ini. Terkait partisipasi masyarakat pada forum ini, Pak Agus Santoso selaku Lurah Semanggi menyampaikan pendapatnya : “ Untuk menghadirkan 2% penduduk dewasa Semanggi pada forum ini masihlah sangat sulit mengingat segala hal yang menjadi kesibukan mereka. Yang pasti dengan kehadiran yang ada setiap elemen sudah terwakili laki-laki perempuan, mampu kurang mampu dan yang lainnya. Untuk mengharapkan kehadiran 100 % disetiap rapat sangatlah sulit dengan kondisi sekarang ini”.(wawancara 20 Juli 2010)
Ditambahkan juga oleh Pak Santoso selaku faskel Semanggi :
“ Kami menyadiri untuk menghadirkan 100 % atau 2 % masyarakat sangatlah tidak mudah. Mengingat segala faktor yang menyebabkan itu baik dari kesadaran masyarakatnya atau masyarakat belum sepenuhnya commitforum to usermereka. Tapi kami cukup puas menjadikan forum ini adalah
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan ini karena semua dapat diatasi dengan baik dengan hasil yang baik pula. Semoga dengan terpilihnya kepengurusan ini PNPM di Semanggi berjalan dengan baik”.(wawancara 23 Juli 2010)
Untuk membantu kerja pengurus LKM maka dibentuklah unit pelaksana yang terdiri dari tiga bagian yang dipilih secara terbuka oleh masyarakat serta sukarela dari masyarakat untuk menjadi pelaksana pada forum yang sama, UP tersebut yaitu : 1
Unit Pelaksana Lingkungan (UPL), berkaitan dengan peningkatan sarana prasaran lingkungan seperti perbaikan jalan, selokan MCK dll.
2
Unit Pelaksana Sosial (UPS), berkaitan dengan peningkatan kualitas SDM seperti ketrampilan, training menyetir.
3
Unit Pelaksana Keuangan (UPK) seperti bantuan dana bergulir
Unit-unit
pelaksana
diatas
bertanggungjawab
dalam
membentuk
Kelompok swadaya masyarakat (KSM) sebagai pelaksanan dilapangan semua kegiatan PNPM serta bertanggung jawab kepada LKM Mandiri. Dari pembentukan ini terpilihlah Bapak Syahrir Rozhie SH sebagai koordinator LKM Mandiri dan 12 orang sebagai anggota serta Berikut struktur LKM Mandiri beserta unit pelaksana :
commit to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bagan 7 Struktur Organisasi LKM Mandiri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
NAMA SYAHRIR – ROZIE,SH SUPARNO, HS,BE,Dipl,S.Pd,ST,MM SRI ISMIATI MAMIK SUGIANTO SENEN, SE JOKO LEO PURWANTO MOH.EFFENDY SUYANTO, S.Ag ALB. SUTRISNO SIRILAN RADITE RIAWANTO KUSRINI SABARI AMAL
JABATAN KOORDINATOR ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA KESEKRETARIATAN 1. SUMARSONO 2. HERI SUKARDI
PENGAWAS 1. JUWADI 2. IBU PURWONO HADI
UPL 1. ARIS SUKIMAN 2. SURAMTO 3. WIDODO MARJONO, Dipl 4. SURADI 5. SIHNOWO
UPS 1. ANDRIARSO 2. WIJI SRI WIDODO 3. SUWARNI 4. IBU ABDUL RAHMAN 5. VERA KARTIKA.G, SH
UPK 1. Drs. MARNO 2. Drs. WIDI EKO.S 3. SULAIMAN 4. TRI ATMAJI 5. JOKO SIHONO
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009 e. Penyusunan Program Jangka Menengah Program Penanganan Kemiskinan (Pronangkis) 2009-2011 dan Rencana Tahunan (Renta) 2009 Tahapan setelah kegiatan pemetaan swadaya dan pembentukan LKM adalah penyususnan program jangka menengah pronangkis. Tahapan penyusunan rencana ini, mempunyai tujuan untuk membahas berbagai kebutuhan pembangunan, menyepakati prioritas pembangunan, menyusun commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
rencana jangka pendek dan menengah berdasarkan visi bersama, serta potensi sumber pembiayaannya. Tahapan ini dilaksanakan oleh LKM dengan struktur dibawahnya serta pendampingan dari faskel Semanggi. Adapun hasil PJM Pronangkis Kelurahan Semanggi Tahun 2009 – 2011disampaikan pada lampiran. Setelah tersusun PJM Pronangkis maka disusunlah Rencana Tahunan (Renta 2009) sebagai landasan dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan
selama tahun 2009.
Renta 2009 disampaikan pada lampiran. f. Pelaksanaan Kegiatan LKM Mandiri sebagai motor penggerak program PNPM Mandiri Perkotaan mempunyai tugas untuk merencanakan kegiatan berdasarkan peta kemiskinan dan PJM Pronangkis Semanggi. Kegiatan yang direncanakan
merupakan
kegiatan
yang
diprioritaskan
dalam
penaggulangan kemiskinan di Semanggi berdasarkan renta yang telah disusun. Setelah dipilih kegiatannya, kemudian diusulkan dalam bentuk proposal kegiatan kepada faskel untuk mencairkan dana kegiatan. Proses pelaksanaan kegiatan di masyarakat dilaksanakan oleh kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang sudah dibentuk sebelumnya berdasarkan kesepakatan warga setempat. KSM dibentuk oleh unit pelaksana yang dibentuk LKM. Unit Pelaksana disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan , dalam bentuk sosial, lingkungan atau ekonomi. Pencairan dana dilaksanakan olek faskel kemudian diserahkan kepada pengurus LKM. Kemudian ditindaklanjuti oleh KSM serta warga dengan commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pendampingan oleh unit pelaksana di LKM untuk realisasi kegiatan. Berdasarkan tahun anggaran 2009, dana PNPM Mandiri Perkotaan telah cair sebanyak Rp 350 juta dalam bentuk Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). Rincian dana tersebut antara lain : 1
BLM I tercairkan Rp 150 juta, dana ini diperuntukkan untuk perbaikan lingkungan yaitu selokan- selokan dan fasilitas pendidikan usia dini (PAUD). BLM I ini diprioritaskan pada lingkungan karena kondisi lingkungan yang sangat memprihatinkan. Berikut adalah rincian dana BLM I : Tabel 9 Hasil kegiatan BLM I Kelurahan Semanggi
No 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12
KSM Losari Gotong Royong Rukun Makmur Indira Putra Marga Raharja Mentari Losari Damai Mojo Jaya Semanggi Peduli Kusuma Losari Enggal Waras Kenanga IIIC
Lokasi RT 03/III
Kegiatan Perbaikan saluran air
Nilai usulan 3.909.000
BLM 3.360.000
Swadaya 594.000
RT05/I
7.495.0000
6.250.000
1.245.000
RW XI RT 04/VI
Renovasi MCK umum Pavingisasi Saluran air
8.255.000 10.070.000
6.632.000 7.817.000
1.632.000 2.253.000
RT 04/II RT 04/III
Saluran air Saluran air
3.077.000 4.868.000
2.602.000 3.960.000
475.000 908.000
RT 04/V RT 07/IV
Saluran air Saluran air
5.897.000 8.689.000
4.629.000 6.400.000
1.268.000 2.289.000
RW I
PAUD
63.200.000
50.000.000
13.200.000
Kel Semanggi RT 06/IV
7.572.000
6.750.000
822.500
2.167.000
1.800.000
367.000
Kenangan III
RT 01/IV
Renovasi MCK Umum Bantuan Keg posyandu dan PMT Balita Bantuan Keg posyandu dan PMT Balita
2.091.000
1.800.000
291.000
127.290.500
3.000.000 105.000.000
25.290.500
Biaya Operasional Total
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009 2
BLM II berbentuk sharing dana antara dana PNPM Mandiri dari commit user APBN dengan APBD Kota to Surakarta. Sahring dana ini berbentuk
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bantuan pada 28 posyandu balita (masing-masing posyandu Rp 1,8 juta), 12 posyandu lansia (masing-masing posyandu Rp 1,2 juta) dan dana perbaikan untuk rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak 200 rumah (masing-masing rumah Rp 2 juta). Sehingga total sharing dana sebesar Rp 464.800.000,-. Berikut adalah rincian dana BLM II dalam bentuk bantuan pada posyandu : Tabel 10 Hasil kegiatan BLM II Kelurahan Semanggi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nama Posyandu Matahari IA Matahari IB Matahari II Matahari III Kenanga III Kenanga III A Kenanga III B Kenanga III C Kenanga II Kenanga I Kenanga IV A Kenanga IV B Mawar III Mawar I Mawar V Mawar IV Mawar II Murba Indah IV Murba Indah II Murba Indah I Murba Indah V Murba Indah III Cempaka I Cempaka II Cempaka III Cempaka IV Cempaka V Kenanga V Punabakti Kenanga II Seger Waras Noto Harjo Ngudi Waras I Ngudi Waras II Ngudi Waras 17 Ngudi Wars III Cepaka Aisiyah Ngudi Waras 22 Estu Utomo
Ketua Endang Hartono M A Mulyati Suharsih Juwadi Sri Sunarti Endang Prwani P Murnugrahaningsih Sri Rahayu R Haryani Suprapti Sumarno Sutini Atun Bambang Sunariyah Endang Sri Suwarsi MDM Suwarni Basuki Sri Wijiati Rohani Wiyoto Endah Tristiyani Hardiyanto Budi Maryati B Rahmayanti Siti Kusnindar Sri Rusmiyati M M A Sri Soekesi Sriwidati Markukuh Tarmini Sumardi Sutini sahid Siti Suryani A Sri Mulyani Sri Mukanah S Heru Bagyanti S M M Sutarsih S Sugiprapti S M V Setyowati Murtini Heru Bagyanti Zaenab Handini Paryanti commit to user Muh Irsam
Alamat Rt 4/Rw I Rt 7/Rw I Rt 4/ Rw II Rt 3 / Rw III Rt I/Rw IV Rt I/Rw IV Rt 8/Rw IV Rt 6 RwIV Rt 6 Rw V Rt 1 Rw VI Rt 3 Rw VII Rt 5 Rw VII Rt 1 Rw VIII Rt 4 Rw 9 Rt 1 Rw X Rt 4 Rw XI Rt 4 Rw XII Rt 2 Rw XIII Rt 2 Rw XIV Rt 2 Rw XV Rt 4 Rw XVI Rt 3 Rw XVII Rt 3 Rw 18 Rt 1 Rw XIX Rt 3 Rw XX Rt 2 Rw XXI Rt 3 Rw 22 Rt 3 Rw XXIII Rt 4 Rw I Rt 6 rw V Rt 3 Rw III Rt 1 Rw VI Rt 5 Rw XV Rt 5 Rw XII Rt 3 Rw 17 Rt 3 Rw III Rt 8 Rw XIX Rt 2 Rw XVII Rw XXII Rt 8 Rw IV
BLM 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009 3
BLM III tercairkan Rp 70 juta dalam bentuk perbaikan selokan, training setir mobil dan bantuan modal bergulir sebesar Rp 20 juta. Berikut rincian dana BLM III : Tabel 11 Hasil kegiatan BLM III Kelurahan Semanggi
No 1
KSM Banjir Kanal
RW/RT RT 06-07 Rw 12
2
Krida Mukti
3 4
Empat Belas Mandiri Mandiri 18
RT 02-03 Rw 15 RT 03-04 Rw 18 RT 01 RW 18
5
Sampangan
RT 01 RW 22
6
Guyub Rukun 3
RW 19
7
Kencana Murni
Kel Semanggi
8
Serayu 3
RT 03 RW 14
9
Mandiri 21
RT05 RW21
10
Anggrek
RT05 RW 05
11
Simponi
RT 3 RW 23
12
Melati
RT02 RW 02
13
Rosela
RT 07 RW 04
14
Panca Usaha
RT 04 RW 03
15
Mekar Jaya
RT 03 RW 06
Total
Kegiatan Perbaikan goronggorong Perbaikan saluran Perbaikan jalan Perbaikan saluran Perbaikan saluran Perbaikan saluran Pelatihan setir mobil Pinjaman bergulir Pinjaman bergulir Pinjaman bergulir Pinjaman bergulir Pinjaman bergulir Pinjaman bergulir Pinjaman bergulir Pinjaman bergulir BOD
BLM 5.150.000
Swadaya 2.404.000
Total 7.554.000
4.720.000
2.346.000
7.066.000
5.070.000
2.791.000
7.861.000
9.909.000
3.790.000
13.699.000
9.554.000
5.572.000
15.126.000
5.797.000
2.317.000
8.114.000
7.800.000
600.000
8.400.000
2.500.000
1.000.000
3.500.000
2.500.000
950.000
3.450.000
2.500.000
600.000
3.100.000
2.500.000
1.125.000
3.625.000
2.500.000
925.000
3.425.000
2.500.000
1.970.000
4.470.000
2.500.000
900.000
3.400.000
2.500.000
1.00.000
3.500.000
2.000.000 70.000.000
28.290.000
96.290.000
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009 Dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan
diatas,
cukup berjalan dengan baik dan dapat bermanfaat untuk masyarakat Seamnggi. Sebagai contoh adalah pembangunan PAUD untuk RW 1 daerah Loasari, partisipasi warga sangat baik dari segi dana maupun commit to user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tenaga sehingga pembangunan PAUD terselesaikan dengan baik dan sampai sekarang pembelajaran di PAUD sudah berjalan dengan kualitas pembelajaran yang meningkat. Selain itu, bantuan terhadap posyandu juga sangat membantu pelayanan kesehatan terhadap masyarakat terutama balita dan lansia. Seperti Posyandu Kenanga di RW IV, dengan adanya bantuan dana sebesar Rp 1.800.000 mampu untuk meningkatkan gizi balita sebanyak 90 anak, olehkarena itu
Posyandu Kenanga menjadi
posyandu percontohan untuk kelurahan-kelurahan yang lain. Dan untuk bantuan perbaikan lingkungan seperti perbaikan selokan/saluran air, pavingisasi, perbaikan MCK dan jalan cukup dirasa manfaatnya oleh masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih kondusif. Dari sekian kegiatan PNPM yang dilaksanakan pada tahun 2009, masih terdapat RW atau RT yang belum tersentuh dengan program PNPM Mandiri perkotaan . Hal ini menjadi evaluasi bagi masyarakat untuk partisipasinya, LKM dan fasilitatot agar program PNPM mandiri Perkotaan dapat merata di semua titik-titik kemiskinan di Semanggi dan dapat dirasakan manfaatnya oleh semua masyarakat. 3.
Review Program (RP) Review program merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan . Kegiatan ini dilaksanakan oleh LKM sebagai penyelenggara dan dihadiri oleh seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan yaitu KSM, perwakilan warga/Ketua RT-RW, jajaran pemerintahan desa dan faskel sebagai commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
monitoring.
Review
program
ini
bertujuan
untuk
menyampaikan
perkembangan kegiatan, membahas permasalahan serta
merencanakan
kegiatan program PNPM Mandiri Perkotaan untuk waktu berikutnya. Di kelurahan Semanggi, LKM Mandiri telah melaksanakan review program sebanyak tiga kali yaitu pada bulan September, Oktober, dan November 2009. Riview program ini meliputi tiga hal yaitu : review terhadap program, kelembagaan dan keuangan. Tiga hal tersebut menjadi landasan dalam memantai atau mengontrol perkembangan program-program PNPM Mandiri Perkotaan serta referensi dalam merancang program-program PNPM Mandiri Perkotaan berikutnya. Berikut adalah hasil review kelembagaan antara lain : Tabel 12 Hasil aspirasi dari masyarakat terhadap LKM No
1.
2.
3.
4.
5.
Aspirasi dan Harapan Masyarakat KelurahanTerhadap Kelembagaan LKM LKM mensosialisasikan dan menginformasikan setiap kegiatan ( Lingkungan, Sosial, Ekonomi) kepada warga masyarakat hingga tingkat basis sebagai wujud transparansi, baik secara langsung maupun melalui media yang ditempel di papan informasi, agar masyarakat mengetahui keberadaan LKM dan kegiatan PNPM-MP. LKM selektif dengan melakukan survey secara langsung agar program yang disusun sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan tepat sasaran. LKM selalu melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan dan pengambilan keputusan. LKM bisa membangun hubungan baik ( sinergitas ) dengan Pemerintah Kelurahan dan Lembaga Kelurahan yang ada.
Komitmen Masyarakat Kelurahan dalam mendukung kelembagaan LKM
Keterangan
Masyarakat mendukungan dan berpartisipasi untuk terlibat dalam kegiatan yang difasilitasi LKM.
Hadir dan aktif dalam pelaksanaan kegiatan.
Masyarakat memberikan informasi yang benar dalam mengajukan usulan kepada LKM, dalam melakukan survey.
Melihat lokasi.
Masyarakat terlibat dan hadir dalam setiap kegiatan yang difasilitasai LKM.
Masyarakat akan mendukung upaya LKM dalam rangka membangun hubungan baik dengan Pemerinta Kelurahan dan Lembaga Kelurahan. LKM bisa memberikan solusi Masyarakan akan berkonsultasi dalam menyelesaikan dengan commit to LKM user dalam permasalahan yang ada ditingkat menyelesaikan permasalahan
Selalu berkoordinasi dengan pemerintah Kelurahan.
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6.
7.
masyarakat yang berkaitan dengan pelaksanaan pelaksanaan kegiatan ( sosial, Ekonomi, Lingkungan ) dalam rangka penanggulangan kemiskinan. LKM berupaya membangun kemitraan ( Chanelling) dengan dinas terkait ,perusahaan dan pihak- pihak terkait untuk merealisasikan programprogramnya. LKM perlu melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan secara periodik sebagai bahan laporan Pertanggung Jawaban kepada Masyarakat.
yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan PNPM –MP.
Masyarakat akan mendukung program LKM yang bisa disinergikan dengan rpihak lain.
Masyarakat akan mendukung dengan ikut monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiata .
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Perkotaan Semanggi 2009 Dan berikut adalah hasil kesepakatan tim review kelembagaan untuk proses – proses kegiatan berikutnya untuk meningkatkan koordinasi dan partisipasi masyarakat. Tabel 13 Hasil kesepakatan tim review Kelembagaan
No 1.
2.
3.
Pelaksana/ Penanggungjaw Peserta ab Koordinasi dengan ketua Adanya kesepakatan Seluruh Tim Ketua RT RT dalam rangka jadwalpelaksanaan kegiatan menentukan tanggal pelaksanaan Review tk basis. Pelaksanaan kegiatan Mendorong masyarakat Seluruh Tim Warga RT tigkat basis agar mampu melakukan review secara partisipatif dan bertanggung jawab. Penyepakatan hasil Adanya kesepakatan Tim dan LKM PerwakilanWa Refleksi di tingkat aspirasi, harapan dan rga Kelurahan Kelurahan. komitmen masyarakat dan LKM terhadap kelembagaan LKM. Kegiatan
Tujuan
Tempat
Rumah Bapak 1 Minggu RT
Rumah warga
1 Bulan
Balai Kelurahan
1 Hari
Sumber : Data tim PNPM Mandiri Semanggi 2009 Dari review kelembagaan tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat masih sangat berharap dengan adanya program PNPM Mandiri perkotaan di Kelurahan Semanggi. Oleh karena itu, kepercayaan terhadap LKM sangat commit to user
Waktu
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tinggi untuk dapat menyelesaiakan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat melalui program-program PNPM Mandiri Perkotaan. Review program yang kedua yaitu keuangan. Kegiatan ini diadakan bertujuan untuk mengetahui transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan LKM baik yang dilaksanakan oleh sekretariatan maupun dilaksakan oleh UP-UP yang ada di LKM. Hasil dari review keuangan antara lain : 1
Laporan keuangan dengan saldo akhir Rp. 11.701.742,-
2
Temuan Review Keuangan a.
Rekonsiliasi dan Rekening Bank 1)
LKM membuka rekening di Bank Pembangunan Daerah Cabang Surakarta, yaitu dengan nomor rekening 3-002-008334
2)
Penandatanganan aplikasi, surat kuasa pengambilan dana dari Bank dilakukan oleh 3 orang LKM. Pendapatan bunga Bank maupun biaya administrasi Bank juga telah dicatat pada buku Bank.
3)
Bank dan Kas
Sekretaris 1)
Semua transfer dari KPPN dan pihak lain sudah masuk rekening LKM, yaitu tanggal 18 Maret 2009. sebesar Rp 60.000.000,-. Setoran maupun pengambalian dana dari Bank selalu dicatat dalam buku kas dan dicatat pada saat setoran dan commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengambilan dana dari Bank (sesuai dengan tanggal yang tercantum dalam buku tabungan). 2)
Buku kas sudah ditutup tiap akhir bulan dan saldo kas akhir bulan Agustus menjadi saldo awal kas bulan September (bulan yang disample).
3)
Setiap penerimaan kas menggunakan
bukti kas masuk,
demikian pula halnya dengan pengeluaran kas selalu menggunakan bukti kas keluar. b.
Penerimaan 1)
Bukti kas mempunyai nomor bukti urut dan sistematis dan jelas menunjukkan sumber penerimaan,tetapi tanda tangan kurang lengkap.
2)
Panitia belum membuat surat konfirmasi kepada pemberi dana.
c.
Pengeluaran 1)
Semua pengeluaran telah didukung dengan bukti kas keluar dan telah ditandangani oleh koordinator LKM atau anggota LKM.
2)
engeluaran untuk Kegiatan Lingkungan dan Sosial dibayarkan sesuai perencanaan dan proposal
3)
Semua pengeluaran sudah dicatat di buku catatan uang keluar dan buku besar
d.
Pelaporan
commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1)
LPJ Panitia/KSM lengkap, benar didukung dokumen atau bukti penggunaan dana kegiatan dan rincian dana swadaya.
2)
Laporan Keuangan sudah dibuat secara rutin dan belum secara rutin diberikan kepada pihak yang terkait (PJOK, Fasilitator dan Lurah).
3)
Laporan bulanan, baru ditempel di 1 papan pengumuman yang tersedia yaitu di RW III.
e.
Buku Besar Sekretaris sudah membuat buku Lingkungan, Sosial, Ekonomi dan BOP dan dicatat secara sendiri-sendiri sesuai dengan penggunaan
f.
Administrasi 1)
BAPPUK, Berita acara dan Notulen, Proposal Panitia/KSM, LPJ Panitia/KSM , Buku Tabungan, Bukti Kas, Dokumen Keluar Masuk disimpan dengan baik
2)
Belum ada Kontrak kerja UP-UP dan Sekretaris
3)
Bukti Kas masuk maupun bukti kas keluar, sudah diarsipkan dengan baik
g.
Penggajian Belum adanya sistem penggajian.
Berdasarkan review keuangn tersebut, maka direkomendasi sebagai berikut : 1
Sebaiknya
LKM
mensosialisasikan
dalam terhadap
setiap semua
commit to user
pengambilan warga
kebijakan
masyarakat,
supaya
perpustakaan.uns.ac.id
89 digilib.uns.ac.id
masyarakat mengerti serta memahami apa-apa yang ada pada LKM Semanggi Mandiri. 2
LKM sebaiknya selalu menjalin hubungan yang sinergi dengan seluruh elemen yang ada agar dapat tercipta hubungan yang baik sehingga harapan kita bersama, yaitu upaya penanggulangan kemiskinan dapat tercapai.
Untu review program, data sudah terlampirkan pada data hasil-hasil pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri
Perkotaan di Semanggi. Dengan
rincian, BLM I telah tercairkan sebesar Rp 150 juta dengan 12 kegiatan. Untuk BLM II telah tercairkan sebesar Rp 464.800.000,- untuk bantuan 28 posyandu balita (masing-masing posyandu Rp 1,8 juta), 12 posyandu lansia (masing-masing posyandu Rp 1,2 juta) dan dana perbaikan untuk rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak 200 rumah (masing-masing rumah Rp 2 juta). Sedangkan BLM IIItercairkan Rp 70 juta dengan 15 kegiatan dibidang sosial dan lingkungan. 4.
Rembug Warga Tahunan (RWT) Rembug warga tahunan adalah rangkaian atau siklus akhir dari proses pelaksanaan program PNPM Mandiri. RWT wajib dilaksanakan oleh LKM Mandiri yang dilaksanakan minimal 1 tahun sekali. RWT di Kelurahan Semanggi telah terlaksana 1 kali pada tanggal 27 Desember 2009 untuk periode BLM tahun 2009. Peserta RWT adalah warga, KSM, Ketua RT dan RW perangkat Kelurahan serta faskel selaku pendamping. Kegiatan ini merupakan rapat pertanggungjawaban kegiatan dan keuangan kepada commit to user
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masyarakat. Selain tujuan tersebut, RWT juga merupakan sarana evaluasi terhadap
LKM
sebagai
lembaga
yang
menangui
kegiatan-kegiatan
penanggulangan kemiskinan di Semanggi. Selain itu RWT juga dapat menjadi sarana evaluasi terhadap partisipasi masyarakat sendiri dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri. Berikut adalah hasil dari RWT Tahun 2009 di Kelurahan Semanggi : a. LKM sebagai lembaga pimpinan kolektif dan penggerak modal sosial untuk penanggulangan kemiskinan di wilayah kelurahan Semanggi, berikut adalah evalusinya : 1
LKM sudah menjalankan kebijakan serta aturan main secara demokratis
mengenai
hal-hal
yang
berhubungan
dengan
penanggulangan kemiskinan. 2
LKM
belum
sepenuhnya
menjalankan
pengorganisasian
masyarakat untuk merumuskan visi, misi, rencana strategis. 3
LKM sudah menjalankan review PJM Pronangkis.
4
LKM
sudah
menjalankan
monitoring,
pengawasan
dan
mengendalikan pelaksanaan keputusan-keputusan yang diambil. 5
LKM belum sepenuhnya meverifikasi penilaian yang telah dilaksanakan UP-Up.
6
LKM sudah menjalankan pengawalan terlembaganya nilai-nilai dan prinsip kemasyarakatan di Kelurahan Semanggi.
7
LKM belum sepenuhnya mengontrol dan memasukkan terhadap kebijakan pemerintah. commit to user
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8
LKM belum sepenuhnya membnagun kerjasama dengan pihak luar.
b. LKM
sebagai
penanggulangan
penggerak kemiskinan
dan dapat
pengendali berjalan.
agar
program
Berikut
aadalah
indikasinya : 1
Kerjasama dan kepercayaan diantara anggota LKM sudah berjalan
2
Kerjasama dan kepercayaan antara
LKM dengan masyarakat
sudah berjalan 3
Kerjasama dan kepercayaan antar warga sudah berjalan
4
Kerjasama anatar LKM dengan pihak luar belun sepenuhnya terlaksana.
c. LKM dalam menjalankan kebijakannya dibantu oleh unit-unit pengelola, sehingga LKM sudah lebih focus didalam membuat kebijakan san memonitoring segala kegiatan. Berikut adalah evalusinya : 1
Warga
masyarakat
belum
sepenuhnya
mengetahui
segala
informasi tentang kegiatan yang dilakukkan LKM terutama masalah keuangan. 2
LKM cukup mengadakan pertemuan dengan warga.
3
Masyarakat sudah mengetahui sasaran dari kegiatan-kegitan yang telah dilakukan oleh LKM, apakah dana bergulir atau sarana prasarana maupun kegiatan sosial. commit to user
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4
Penerima manfaat program sudah tepat sasaran, dan merupakan warga miskin yang tercantum pada data warga miskin.
5
Bilamana ada permasalah tentang kemiskinan masyarakat belum mengadukan permasalahan terhadap LKM.
6
LKM dalam menyusun program sudah melibatkan masyarakat.
7
Masyarakat sudah
sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan
penanngulangan kemiskinan yang difasilitasi oleh LKM. 8
Relawan sering membantu kegiatan-kegiatan penanggulangan kemiskinan yang difasilitasi LKM
Dari hasil RWT diatas, peran LKM sebagai penanggung jawab semua kegiatan PNPM di Semanggi sudah cukup baik, tetapi yang perlu ditingkatkan oleh LKM adalah meningkatkan sosialisisi serta partisipasi masyarakat dalam semua kegiatan serta meningkatkan keaktifan semua anggota LKM dalam mengelola tugas dan kewenanga mereka. Seperti yang diungkapkan oleh Faskel Semanggi : “ Berakhirnya BLM III menandakan sudah satu tahun PNPM berjalan dengan adanya RWT ini kita mengetahui letak kekurangan kita dalam pelaksanaan PNPM. Dan menjadi PR terbesar kita bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat baik pada rapat maupun pelaksanaan program dan menjadi evaluasi untuk LKM Mandiri harus lebih aktif kembali untuk mensukseskan agenda-agenda penanggulanagan kemsikinan di Semanggi”. (wawancara 23 Juli 2010) Diungkapkan juga oleh Pak Rozie selaku koordinator LKM : “ Kami menyadari masih banyak kekurangan LKM dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab kami. Dan menjadi PR untuk kita adalah bagaimana program ini lebih memasyarakat lagi sehingga partisipasi masyarakat untuk menjalankan program PNPM lebih baik “.(17 Juli 2010) commit to user
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ditambahkan juga oleh Pak agus Santoso selaku Lurah Semanggi : “ Dengan adanya RWT ini menjadi evaluasi bersama buat kita terutama kami selaku jajaran pemerintahan di Kelurahan Semanggi. Dengan adanya program-program PNPM kami sangat terbantu dan kami pun mempunyai tugas juga untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam setiap agenda PNPM”.(wawancara 20 Juli 2010)
Bardasarkan proses pelaksanaan maka dapat disimpulkan bahwa
PNPM Mandiri Perkotaan diatas,
program PNPM Mandiri Perkotaan di
Kelurahan Semanggi berjalan cukup baik. Program PNPM Mandiri perkotaan di Kelurahan Semanggi sudah berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada, tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam proses implementasi sudah dilaksanakan. Hal ini dapat dibuktikan dengan berita acara disetiap tahapannya. Dapat dilihat jug peran LKM, KSM dan semua elemen yang terkait berusaha untuk menjalankan program penanggulangan kemiskinan ini dengan sebaik-baiknnya. Usaha semua elemen yang terkait dapat dilihat dari banyaknya kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan yang terealisasi dengan baik. Tetapi, masih banyak juga yang perlu untuk ditingkatkan yaitu meningkatkan partisipasi atau Semanggi
swadaya masyarakat secara merata diseluruh Kelurahan
sehingga,
terjadi
pemerataan
penanggulangan kemiskinan.
commit to user
pembangunan
dalam
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi 1. Sumber Daya Sumber daya merupakan faktor yang sangat penting dalam proses implemntasi program PNPM Mandiri Perkotaan ini, Sumber daya yang melaksanakan program PNPM Mandiri Perkotaan di Semanggi, antara lain : a.
Sumber Daya Manusia 1
Fasilitator PNPM Mandiri Perkotaan Kelurahan (Faskel) Fasilitator bertugas dalam pendampingan pelaksanaan program
PNPM di Kelurahan- kelurahan. Terdiri dari lima orang yang bertanggungjawab pada 9 Kelurahan salah satunya adalah Kelurahan Seamanggi. Terbagi dalam tugas masing-masing antara lain bertanggungjawab pada komponen kegiatan lingkungan, sosial dan keuangan. Dengan kapasitas mereka yang berlatar belakang Sarjana Tehnik dan Ekonomi, faskel mampu menyelesaiakan tugastugas mereka dengan baik karena, kerja sama yang dibangun masing-masing faskel cukup baik. adalah
Bukti dari keberhasilan faskel
diterimanya dan dijalankannya program PNPM Mandiri
Perkotaan oleh masyarakat Kelurahan Semanggi. 2
Lurah atau perangkat Desa Lurah sebagai Kepala Kelurahan Semanggi, Bapak Agus
Santosa mempunyai peran yang strategis dalam menfasilitasi commit to user
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan ini. Peran kepala kelurahan antara lain : terselenggaranya
sosialisasi awal,
terselenggarannya pertemuan pengurus RT/RW, koordinasi dan sinkronisasi kegiatan
yang terkait kegiatan
penanggulangan
kemiskinan, pembentukan LKM, mendukung penyusunan PJM Pronangkis dll. Seperti yang diungkapkan Bapak Santoso, selaku faskel Semanggi : “ Kami sangat terbantu dengan fasilitasi dari bapak Lurah, karena beliau mampu menjadi penghubung antara fasilitator dengan warga Semanggi. Dari awal sampai sekarang peran pak Agus sangat membantu keberjalanan program PNPM”. (wawancara 23 Juli 2010) Oleh karena itu, dukungan serta komitmen dari seorang Lurah sangat berpengaruh pada pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan. Dapat dilihat program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi dapat dilaksanakan dengan baik sampai saat ini. 3
Lembaga Kswadayaan Masyarakat (LKM) Pengurus LKM Mandiri di Semanggi terdiri dari 13 pengurus
inti yang mewakili masing- masing RW dan dipilih dengan suara terbanyak. Dibantu oleh relawan-relawan dari masyarakat yang diberbantukan pada unit pelaksanaan (UP) lingkungan , sosial dan ekonomi. Masing-masing UP terdiri dari 5 personil. LKM Mandiri adalah motor penggerak di masyarakat dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri. Akan tetapi, karena beberapa kondisi membuat commit to user
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
personil tidak semua dapat aktif dalam kepengurusan ini. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Santoso, selaku faskel Semanggi : “ Evaluasi untuk LKM sendiri yaitu tidak semua pengurus bisa aktif karena banyak dari mereka yang lebih disibukkan dengan usahausah atau aktivitas mereka masing-maisng. Jadi, Pak Rozi dibantu 2 atau 3 pengurus lainnya yang lebih sering aktif untuk pelaksanaan PNPM di Semanggi. Kondisi ini kami maklum karena pengurus LKM tidak di gaji jadi memang prioritas bapak-bapak disana terbagi”. (wawancara 23 Juli 2010)
Kondisi ketidakaktifan semua personil LKM inilah yang perlu untuk menjadi evalusi dalam struktur LKM karena dapat menghambat kinerja atau ekselarasi dari program-program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi. Diperlukan rekomitmen terhadap semua personil yang kurang aktif dalam menjalankan tugasnya. 4
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) KSM merupakan ujung tombak pelaksanaan program PNPM di
lapangan atau masyarakat. Dilihat dari berbagai kegiatan yang telah terlaksana, keberadaan KSM sudah cukup baik pada masing-masing kegiatan
sampai
kegiatan
pembangunan
tersebut
selesai.
Pembentukan KSM inilah yang membuktikan bahwa masyarakat mampu berpartisipasi dengan baik dengan kesadaran mereka. a.
Dana
Dana merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu program penanggulangan kemiskianan. Dan sering sekali dana menjadi hambatan suatu program atau kegiatan terhenti karena commitpelaksanaan to user keterbatasan dana. Untuk PNPM Mandiri Perkotaan di
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kelurahan
Semanggi
tidak
ada
permasalahan
dalam
hal
pendananaan. Selain dana dari APBN dan APBD, kegiatan PNPM dibantu dengan adanya swadaya dari masyarakat. Dan dilihat dari beberapa kegiatan PNPM Mandiri di Semanggi, swadaya dari masyarakat bagus karena adanya keinginan dan kesadaran dari warga. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Rozi selaku Koordinator LKM Mandiri : “ Sejauh ini dalam pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri tidak begitu ada kendala dalm hal dana, karena yang memegang ATM adalah pengurus LKM jadi tergantung dari kita untuk mengusulkan proposal kegiatannya. Dan swadaya masyarakat cukup bagus di beberapa kegiatan seperti pembangunan PAUD di RW I dan Selokan. Di PAUD itu dari dana yang dianggarkan 50 juta dari PNPM, dana pembangunan mencapai 90 juta-an jadi selebihnya swadaya dari warga”. (wawancara 17 Juli 2010)
2. Sikap Pelaksana atau disposisi Sikap pelaksana merupakan keinginan baik atau benar-benar tulus tanpa tendensi dari pelaksana program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi untuk melaksanakan program tersebut. Pelaksana dalam hal ini yaitu Faskel, Lurah Semanggi dan LKM, dan KSM. Elemen-elemen tersebut merupakan kunci pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan di masyarakat. Keinginan untuk mengentaskan kemiskinan di Kelurahan Semanggi dimiliki oleh semau elemen yang terkain. Seperti yang diutarakan oleh Lurah Semanggi : “ Saya mendukung sekali program PNPM ini karena program ini yang diinginkan warga di Semanggi. Yang meningkatkan kesejahteraan warga dan swadaya masyarakat. Tetapi memang butuh kesabaran untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
98 digilib.uns.ac.id
dapat menjalankan program ini di Seamnggi”. (wawancara 20 Juli 2010)
Diperkuat dengan pendapat faskel Semanggi : “ PNPM di Semanggi itu cukup bagus, dukungan dari pak Agus selaku Lurah dan peran LKM yang cukup baik membuat program-program PNPM dapat terlaksana dengan baik. Dibanding Kelurahan lain yang kami dampingi sekarang”. (wawancara 23 Juli 2010)
Dan untuk Faskel Semanggi sendiri, kerja dan semangat mereka cukup baik. Selain karena Faskel adalah tugas atau konsekuensi dari pekerjaan, Faskel juga mempunyai kebanggan atau kesadaran untuk menjalankan tugas mereka dengan baik. Pekerjaan ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Bapak Santoso selaku Faskel Semanggi : “ Pekerjaan ini membuat kami harus bebar-benar bekerja untuk masyarakat, gaji bukan segala-galanya karena ketika mementingkan itu lebih baik saya menerima pekerjaan yang lain yang lebih baik gajinya. Hal yang lebih membanggakan , ketika ada kepuasan dari masyarakat atas program PNPM Mandiri dengan ucapan terima kasih dari mereka cukup membuat kami puas dan bahagia. (wawancara 23 Juli 2010) Melihat respon dan kemauan semua stakeholder yang terkait sangat baik maka tidak menjadi masalah dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri di Kelurahan Semanggi. 3.
Komunikasi Komunikasi yang dibangun dalam proses implementasi PNPM
Mandiri adalah botton up dan top down antara faskel, Lurah, LKM dan masyarakat. Koordinasi yang dibangun oleh semua elemen menjadi commitmenyamakan to user sarana komunikasi untuk pemahaman, rencana ,
99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kesepakatan dan tujuan bersama. Koordinasi ini dijalankan secara formal dan informal serta
dilakukan secara periodik atau sesuai
kebutuhan. Koordinasi secara periodik dan formal antara lain : a.
Rapat triwulan LKM dengan masyarakat
b.
Rapat bulanan anggota LKM
c.
Rapat koordinasi LKM se Kecamatan
d.
Dll
Koordinasi secara informal disesuaikan dengan kebutuhan pada kondisikondisi tertentu. Koordinasi ini dapat dilakukan oleh lintas elemen seperti LKM- Lurah, faskel –Lurah dan yang lainnya. Seperti yang diutarakan Bapak Santoso, selaku Faskel Semanggi : “ Untuk menyamakan kegiatan atau program PNPM dengan pemerintah pusat atau daerah, kami sering berkoordinasi dengan Bapak Lurah sesuai dengan kebutuhan kami. Hal ini kami lakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan semua kegiatan PNPM atas acc beliau, jadi koordinasi ini sering kami lakukan”. (wawancara 23 Juli 2010) Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Rozi selaku Koordinator LKM Mandiri Semanggi : “ Koordinasi sering saya lakukann secara informal terutama bila berkaitan dengan pemerintahan desa terutama kepada Pak Agus, bisa dibilang sharing antara Lurah dengan warganya karena saya juga mewakili warga. Dan hal ini lebih cepat dan tetap tidak melanggar aturan yang berlaku”. (wawancara 17 Juli 2010)
Pola komunikasi yang sudah diterapkan sudah cukup baik dalam mewujudkan program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan commit to user
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Semanggi.
Sehingga tidak terjadi masalah yang
berkaitan dengan
komunikasi antar pelaksana program. 4. SOP atau Juklak-Juknis Untuk
melaksanakan
program
PNPM
Mandiri
ini,
faskel
mempunyai buku panduan umum dan pelaksanaan. Buku inilah yang menjadi pedoman pelaksanaan Faskel dan LKM serta elemen yang lain. Dan selama berjalannya program PNPM Mandiri di Semanggi, setiap tahapan-tahapn dilakukan sesuai dengan petunjuk atau aturan yang ada dan semuanya terdokumentasikan dengan baik. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Bapak Santoso, selaku faskel di Semanggi : “ Kami bekerja berdasarkan juklak-juknis yang sudah kami terima dari pusat atau dari pelatihan-pelatihan kami. Semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan, pendanaan, pengawasan, evaluasi dan yang lainnya sudah diatur. Jadi kami tidak bisa seenaknnya, dan yang pasti kami selalu diaudit oleh lembaga independent seperti BPK, dari pusat dan daerah dan yang akan datang world bank. Dan semua hasil setiap tahapan terdokumentasikan semaunya”. (wawancara 23 Juli 2010)
Hal tersebut juga sama pendapatnya oleh bapak Rozi selaku Koordinatot LKM Mandiri : “ Semua kerja LKM sudah diatur jadi kami tinggal menjalankkan semuanya. Semua yang berkaitan dengan PNPM Mandiri baik dari administrasi, dana dan yang lainnya sudah diatur dengan jelas. Jadi kami tidak mempunyai kewenangan atau seenaknya”. (wawancara 17 Juli2010) Berdasarkan wawancara diatas, PNPM Mandiri di Kelurahan Semanggi sudah sesuai dengan Juklak-Juknis yang telah ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
5.
101 digilib.uns.ac.id
Dukungan Publik Dukungan publik ini dapat berbentuk partisipasi masyarakat
dalam musyawarah atau kegiatan, swadaya materi atau tenaga dan kesediaan warga untuk menjadi pengurus. Ketiga hal tersebut menjadi kunci dalam menjalankan kegiatan dalam program PNPM Mandiri Perkotaan. Partisipasi masyarakat Semanggi dapat dikatakan cukup baik , hal ini dapat dilihat dari program-program yang telah dilaksanakan selama tahun 2008-2009. Tetapi ketika dilihat dari kualitas partisipasi masyarakat maka dapat dikatakan kurang baik. Adapaun kondisi yang terjadi di masyarakat Semanggi yang berkaitan dengan partisipasi antara lain sebagai berikut : 1.
Kehadiran masyarakat pada forum-forum rapat yang seharusnya dihadiri minimal 20 % dari masayarakat Semanggi tidak terpenuhi hampir disemua rapat di setiap tahapan pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan. Seperti pada forum rembug warga, pemetaan kemiskinan, pemilihan pengurus LKM dll.
2. Partisipasi masyarakat tidak merata di seluruh Kelurahan Semanggi. Hal ini disebabkan salah satunya adalah kurangnya sosialisasi terkait PNPM Mandiri Perkotaan sehingga masyarakat tidak dapat berkontribusi dalam kegiatan ini. Seperti yang diutarakan oleh bu Mimin warga RW I : “ saya tidak tahu mb, belum pernah ada sosialisasi dari pak RW/Rt di tempat saya. Tapi saya pernah lihat di Rw sebelah kok ada perbaiakan saluran air dan ada plak PNPM Mandiri”. (wawancara commit to user 24 Juli 2010)
perpustakaan.uns.ac.id
102 digilib.uns.ac.id
Hal senada juga diutarakan oleh Bapak Amir warga RW 6 : “ saya tidak tahu, belum pernah dengar PNPM itu apa,,dan klo ada kegiatan insyallah saya usahakan ikut .” (wawancara 24 Juli 2010) Selain faktor sosialisasi, faktor keinginan dari masyarakat sendiri yang kurang . Hal ini disebabkan oleh kesibukan warga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari atau bekerja sehingga tidak dapat berpartisipasi dalam program PNPM Mandiri Perkotaan ini. Seperti yang diungkapkan oleh Pak Agus warga RW 4 : “ iya saya tahu kegiatan buat selokan, tapi klo minggu atau hari biasanya saya kerja dan klo malam diajak rapat udah capek. Jadi memang gak bisa ikut”. (wawancara 24 Juli 2010)
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Dewi warga di RW 5 : “ Tahu klo ada kegiatan-kegiatan di RW tapi udah sibuk dengan kerja, jadi seringnya gak ikut”. (wawancara 24 Juli 2010) Jadi pogram PNPM Mandiri perkotaan di Kelurahan Semanggi dapat berjalan cukup baik karena peran dari beberapa tokoh atau kepala RT atau TW yang aktif untuk menggerakkan warganya. Ketika tokoh-tokoh di masyarakat tidak aktif maka berdampak pada keterlibatan masyarakat dalam program PNPM Mandiri Perkotaan. 3. Swadaya masyarakat terutama dalam dana tidak merata disemua wilayah Kelurahan Semanggi. Swadaya ini tergantung pada kondisi kesejahteraan warga disetiap RW atau RT. Sehingga commit user kegiatan. terjadi ketimpangan dalamtohasil
perpustakaan.uns.ac.id
103 digilib.uns.ac.id
4. Kesadaran dan kewajiban masyarakat dalam pengajuan proposal kegitan dan pembuatan laporan pertanggungjawaban (LPJ) rendah. Masyarakat menginginkan hal yang bersifat instan tidak menginginkan proses yang berbelit-belit atau formal. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Rozi selaku Koordinator LKM Mandiri Seamnggi : “ Masyarakat maunya instan, dapat dana langsung dikerjakan. Jadi dalam pembuatan proposal dan LPJ seringnya LKM atau Feskel yang mengerjakan. Masyarakat tidak mau rumit-rumit. Karena ketika pembuatan proposal tidak sesuai dengan standar bakunya juaga salah apalagi kalau LPJ tidak sesuai dengan kenyataan”. (wawancara 17 Juli 2010)
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Santoso , selaku faskel Semanggi : “ Hambatan dalam proses perealisasian program PNPM Mandiri yaitu pembuatan proposal dan LPJ. Masyarakat pengenya tidak ribet. Maunya kegiatan disepakati dapat dana, dilaksanakan. Jadinya yang sering turun tangan ya saya dan teman-teman. Tapi masalah ini harus segera diselesaikan. Masyarakat perlu dibelajarkan dengan hal-hal tersebut. PR faskel”. (waawancara 23 Juli 2010)
Sehingga proses yang seharusnya dikerjakan masyarakat, harus dibantu atau dikerjakan oleh pengurus LKM atau faskel PNPM Mandiri Perkotaan. Dampak dari kondisi ini, banyak program tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Berdasarkan identifikasi faktor-faktor diatas, dapat disimpulkan bahwa program PNPM commit Mandiritodiuser Kelurahan Semanggi cukup berjalan
104 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan baik. Didukung dengan faktor sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun dana, disposisi dari implementator dan komunikasi yang baik serta pelaksanaan program yang sesuai dengan juklak-juknis. Sedangkan partisipasi masyarakat menjadi faktor yang kurang mendukung dalam implementasi program PNPM Mandiri Perkotaan ini. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mendukung kesuksesan implementasi program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi.
commit to user
105 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 14 Matrikulasi Hasil Penelitian No
Indikator penelitian Hasil Penelitian Tahapan-tahapan Pelaksanaan PNPM Mandiri di Semanggi : 1 Tahap Persiapan Sosialisasi awal mengalami kendala pada tingkat kota. Dilakukan sosialisasi awal pada /Sosialisasi awal tingkat Kelurahan dan masyarakat terlebih dahulu bersamaan menunggu kepastian atau persetujuan dari pemkot. Tepat pada bulan September Pemkot Surakarta mensetujui PNPM Mandiri. 2 Tahap Pelaksanaan a. Rembug Keswadayaan Masyarakat (RKM) atau Rembug Warga Kegiatan ini berjalan dengan baik dengan hasil masyarakat menerima program PNPM Mandiri dan siap menjadi relawan untuk menjadi pengurus dan pelaksana. Partisipasi masyarakat pada forum ini belum maksimal secara kuantitas. b. Refleksi Kemiskinan Menganalisis segala kebutuha dan keinginan masyarakat. Ada 4 bidang yang menjadi aspek penting kebutuhan masyarakat, antara lain : sarana prasarana lingkungan, ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Dari hasil analisis ini disimpulkan bahwa kebutuhan masyarakat Semanggi akan 4 aspek tersebut masih kurang. c. Pemetaan Swadaya Kegiatan ini adalah tidak lanjut dari dari refleksi kemiskinan dan menghasilkan kebutuhan rinci baik laki-laki maupun perempuan terhadap sarana prasarana lingkungan, ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Dan disimpulkan ada 2.911 KK yang termasuk keluarga miskin. d. Pembentukan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Terbentuk kepengurusan dengan 13 anggota LKM yang dikoordinatori oleh Bapah Syahrir rozie SH dan dibantu oleh anggota –anggota unit peleksana (UP) yang terdiri dari 3 bagian yaitu lingkungan, sosial dan ekonomi. Pada ini jumlah masyarakat yang hadir commit tokegiatan user belum memenuhi quarum mekanisme
106 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pemilihan pengurus LKM karena kurang dari 2 % masyarakat yang hadir. Tapi forum tetap dilanjutkan dengan mekanisme yang ada. e. Penyusunan Program Jangka Menengah Pronangkis Penyusunan ini dilakukan oleh pengurus LKM dan Fasilitator PNPM dan menghasilkan program kerja sampai tahun 2011. Dan dirinci pada rencana kerja setiap tahunnya. f. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan-kegiatan PNPM Mandiri terbagi dalam 3 BLM yaitu : BLM I telah tercairkan sebesar Rp 150 juta dengan 12 kegiatan. BLM II telah tercairkan sebesar Rp 464.800.000,- untuk bantuan 28 posyandu balita (masing-masing posyandu Rp 1,8 juta), 12 posyandu lansia (masing-masing posyandu Rp 1,2 juta) dan dana perbaikan untuk rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak 200 rumah (masing-masing rumah Rp 2 juta). Sedangkan BLM IIItercairkan Rp 70 juta dengan 15 kegiatan dibidang sosial dan lingkungan. g. Review Program Kegiatan ini dilakukan untuk mengevalusi 3 hal yaitu kelembagaan /LKM, Keuangan dan program. Dari ketiga hal tersebut disimpulkan bahwa LKM cukup baik menjalankan tugasnya dan yang menjadi evaluasi besar adalah partisipasi masyarakatnya yang belum maksimal baik secara kuantitas maupun kualitas. Dan Sosilisasi PNPM perlu untuk ditingkatkan kembali. Untuk dana tidak ada masalah dan cukup transparan. h. Rembug Warga Tahunan Dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 2009 dan merupakan forum pertanggungjawaban LKM kepada masyarakat.
1
Faktor-faktor yang mempengaruhi : Sumber daya : A. Sumber daya manusia
A. sumber daya manusia yang terlibat dalam pelaksanaan program PNPMterdiri dari : 1. Tim Fasilitator terdiri 4 orang yang bertanggung jawab pada masing-masing bidang Bidang- bidang kerja terdiri dari commit tokerjanya. user lingkungan, ekonomi dan sosial.
perpustakaan.uns.ac.id
2
3
4
5
107 digilib.uns.ac.id
2. Pengurus LKM Mandiri terdiri dari 13 orang yang dibantu oleh anggota-anggotanya dalam Unit pelaksana (UP) 3. KSM merupakan kepanitian dari masyarakat yang dibentuk setiap diadakan kegiatan dari program PNPM Mandiri. Semua sumber daya manusia yang terlibat dalam pelaksnaan program PNPM Mandiri di Semanggi cukup berkontribusi dengan baik. Tetapi, untuk pengurus LKM menjadi evaluasi tersendiri terkait ketidakaktifan semua pengurus LKM dalam menjalankan tanggungjawabnya. B. Sumber daya Organisasi Program PNPM mendapat dukungan penuh dalam pendanaan setiap kegiatan darai program tsb. Pendanaan berasal dari APBN, APBD dan swadaya masyarakat. Sikap Pelaksana / Disposisi Disposisi pejabat kelurahan dan tim Fasilitator sanagt baik, hal ini dapat dilihat dari kesadaran akan tanggungjawab dan kerjasama yang baik antara kelurahan dan tim fasilitator dalam mensukseskan setiap agenda PNPM Mandiri di Semanggi. Dilihat dari LKM, dan KSM disposisinya cukup baik hal ini dibuktikan dengan kesediaan mereka untuk menjadi pengurus dan panitia walaupun belum secara maksimal menjalankan fungsi dan tanggungjawabnya. Komunikasi Komunikasi yang dibangun bersifat botton-up, top-down baik dan formal-informal. Tidak ada masalah anatar stakeholder yang terkait dalam program PNPM Mandiri SOP/ Juklak-Juknis Program PNPM Mandiri dilaksanakan berdasarkan juklak-juknis yang telah ditetapkan oleh pemerintahan pusat. Untuk pelaksanaan diSemanggi sesuai dengan Juklak-Juknis hal ini dapat dibuktikan dengan terdokumentasikan semuanya setiap kegiatan dan keputusan yang telah dilaksanakan. Dukungan Publik Dukungan public dapat berupa kesediaan masyarakat untuk menjadi pengurus LKM dan KSM dan swadaya masyarakat dalam bentuk waktu, pemikiran, dana dan tenaga. Dalam hal partisipasi inilah belum semua masyarakat mempunyai kesadaran untuk terlibat commit toSemanggi user dan mensukseskan program PNPM..
108 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
B.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil beberpa kesimpulan. Yaitu : 1.
Implementasi program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi berjalan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari kuantitas dan kualitas kegiatan yang telah terlaksana. Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi sudah sesuai dengan Juklak-Juknis yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari proses implementasi yang telah dilaksanakan. Yaitu: Tahapan pertama persiapan atau sosialisasi awal, proses ini berlangsung dari tingkat kota ke kelurahan. Dilakukan oleh tim fasilitator dengan melibatkan pemerintahn kota atau kelurahan. Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan terdiri dari : Rembug Keswadayaan Masyarakat (RKM) atau Rembug Warga yang menghasilkan kesepakatan bahwa masyarakat siap melaksanakan PNPM Mandiri Perkotaan dengan segala konsekuensinya, Refleksi Kemiskinan bertujuan untuk menggali masalah dan potensi masyarakat, Pemetaan Swadaya merupakan pemetaan segala masalah dan potensi masyarakat. Proses selanjutnya dalam tahapan pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan adalah Pembentukan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) sebagai lembaga yang dibentuk masyarakat commit to user
109 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
secara
langsung
dan
demokratis
yang
bertujuan
untuk
mengakomodir segala hal yang dibutuhkan masyarakat terhadap Program PNPM Mandiri Perkotaan di Semanggi. Selanjutnya, penyusunan Program Jangka Menengah Pronangkis 2009-2011 dan Rencana Tahunan 2009 sebagai dasar pelaksanaan Kegiatan yang dirioritaskan. Tahapan ketiga, implementasi PNPM Mandiri Perkotaan di Semanggi adalah Review Program merupakan forum untuk mengevaluasi setiap kegiatan yang telah dilakukan dan untuk mempersiapkan
program-program
yang
akan
dilaksanakan
berikutnya. Tahapan keempat Rembuk Warga Tahunan (RWT), merupakan forum pertanggungjawaban pengurus LKM selama setahun dan forum untuk mempersiapkan rencana kerja untuk tahun berikutnya. 2.
Pelaksanaan program PNPM Mandiri dipengaruhi oleh banyak faktor
yang melingkupi program tersebut.
Faktor –faktor
mempengaruhi keberhasilan pelaksanan program PNPM Mandiri Perkotaan antara lain : a.
Sumber daya Sumber daya terdiri dari sumber daya manusia dan sumber
daya organisasi. Sumber daya manusia yang terlibat antara lain : Fasilitator Kelurahan (Faskel) Pengurus Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) pengurus Kelompok swadaya masyarakat commit to user
110 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(KSM) Sumber daya organisasi yang utama adalah dana. Semua sumber daya sangat mendukung program ini. b.
Komunikasi Komunikasi dibangun secara botton up dan top down antar
sesama stakeholder. Koordinasi ini dijalankan secara formal dan informal serta
dilakukan secara periodik atau sesuai kebutuhan.
Komunikasi berjalan dengan baik, tidak ada kendala. c.
Struktur Birokrasi atau Juklak-Juknis Kesesuaian pelaksanaan program PNPM dengan Juklak-Juknis
merupakan salah satu indikator keberhasilan program tersebut. Implementasi PNPM Mandiri di Semanggi sesuai dengan JuklakJuknis. d.
Sikap Pelaksana / Disposisi Kepahaman dan kemauan bersama para pelaksana program
PNPM Mandiri merupakan titik awal keberhasilan dari pelaksanaan program PNPM Mandiri. Semua pelaksana program PNPM Mandiri di Semanggi mempunyai disposisi yang baik. Sedangkan faktor yang kurang mendukung pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi adalah faktor
dukungan Publik atau partisipasi masyarakat. Partisipasi
dapat berbentuk keterlibatan masyarakat dalam rapat, pelaksanaan kegiatan dan kesediaan masyarakat untuk menjadi pengurus. Partisipasi masyarakat Semanggi cukup baik tetapi belum sesuai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
111 digilib.uns.ac.id
dengan yang diharapkan. Sehingga pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan kurang maksimal. Olehkaren itu, diperlukan solusi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. C.
Saran Program pembangunan nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM)
Mandiri merupakan program penanggulangan kemiskinan yang dicanangkan oleh pemerintah pusat untuk dilaksanakan oleh semua daearah di Indonesia. Program ini dicanangkan sampai tahun 2015 dan pemerintah pusat melalui APBN telah menganggarkan dana yang cukup besar disetiap tahunnya. Oleh karena itu, berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tahun pertama pelaksanaan program yaitu tahun 2009, maka perlu adanya saran agar implementasi program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi untuk beberapa tahun kedepan lebih baik, yaitu : 1
Meningkatkan sosialisasi semua kegiatan yang berkaitan dengan PNPM Mandiri di Semanggi melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan, papanpapan pengumuman atau melalui forum-forum yang diselenggarakan oleh aparat Kelurahan Semanggi. Sosialisasi ini perlu digalakkan kembali untuk meningkatkan kesadaran partisipasi masyarakt. Karena, sampai saat ini masih dijumpai pengurus RT dan masyarakat yang belum mengetahui program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Semanggi.
2
Rekomitmen atau restrukturisasi pengurus LKM Mandiri yang tidak aktif. Hal ini perlu dilaksanakan mengingat tanggungjawab LKM yang commit to user
112 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
cukup berat terhadap kesuksesan pelaksanaan program PNPM Mandiri di Semanggi. Sehingga diperlukan kerja tim yang baik pada kepengurusan LKM Mandiri. 3
Mengadakan pelatihan-pelatihan keterampilan atau skill yang bertujuan untuk mengurang pengagguran terutama pengagguran usia produktif. Pelatihan ini dapat bekerjasama dengan pemilik home-home industri yang berada di Semanggi, seperti home industri pakaian batik, kerajinan dari batik, kerajinan dari sapu lidi dan yang lainnya.
4
Selain mengadakan pelatihan, diperlukan tindak lanjut dari pelatihan tersebut. Tindak lanjut dapat berupa stimulus dana untuk meningkatkan usaha bagi yang telah memiliki usaha kecil atau memberikan modal bergulir untuk peserta pelatihan yang belum memiliki usaha. Sehingga dengan bantuan dana tersebut dapat meningkatkan pendapatan atau membuka lapangan kerja yang baru.
5
Memberikan penyuluhan yang berkaitan dengann kesehatan atau kebersihan lingkungan tempat tinggal. Kelurahan Semanggi merupakan daerah rawan banjir dan termasuk pada kawasan kumuh untuk sebagian daerah Semanggi. Sehingga dengan penyuluhan tersebut dapat meningkatkan standar kesehatan masyarakat dan lingkungan tempat tinggal mereka.
commit to user
113 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Buku Agus Subarsono, Drs. M. Si, M.A. 2005. Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Budi Winarno. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta : Media Pressindo M. Irfan Islamy. Dr, 2003. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta : Bumi aksara Riant
Nugroho
Dwijiwijoto.
2003.
Kebijakan
Publik
Formulasi,
Implementasi, dan Evaluasi. Jakarta : PT Gramedia Samodra Wibawa. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik, Jakarta : Raja Grafindo Persada H. B Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian. Surakarta : Sebelas Maret University Press Priata westra, dkk. 2002 Manajemen Pembangunan Daerah. Jakarta : Ghalia Indonesia Tim Pengendalian PNPM Mandiri. 2007/2008. Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Tim PNPM Mandiri Perkotaan. 2008. Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan 2008 Bersama Membangun Kemandirian Dalam Pengembangan Lingkungan Permukiman Yang Berkelanjutan. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya commit to user
114 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Alif Basuki, Yanu Endar Prasetyo. 2007. Satu Langkah Bersama Untuk : MeMuseum-kan kemiskinan Saatnya Suara Si Miskin Didengar Dan menjadi Dasar Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Daerah . Surakarta : FASCHO Grafika Referensi lain : Wahyu Nurharjadmo. 2008. Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda di Sekolah Kejuruan. Surakarta : Jurnal Spirit Publik. Surakarta Thomas B. Smith, 2005. Policy Evaluation in Third World Countries : Some Issues and Problems. Asian Journal of Public Administration. Laurence J O'Toole Jr. 2000. Research on Policy Implementation: Assessment and prospects. Journal of Public Administration Research and Theory Buletin Sambung Hati 9949. Edisi 50 /9-15 Maret Pemkotsolo.go.id www.solopos.co.id Direktorat Jenderal Cipta Karya.go.id
commit to user
115 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user