PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI KALANGAN REMAJA OLEH SAT NARKOBA POLRES PASAMAN
JURNAL
DisusunOleh :
ERWIN SANRA NPM :1010005600019
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG 2015 1
PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI KALANGAN REMAJA OLEH SAT NARKOBA POLRES PASAMAN
Nama ERWIN SANRA, NPM : 1010005600019, Fakultas Hukum Unitas, 2015
ABSTRAK Penyalahgunaan narkotika dikalangan remaja merupakan masalah yang sangat komplek, tidak hanya masalah hokum pidanan, melainkan menyangkut penyalahgunaan narkotika dikalangan remaja, maka dilakukan upaya penanggulangannya dengan menggunakan berbagai kebijakan baiki dari pemerintah maupun masyaarakakt. Upaya penaggulangan penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja oleh satnarkoba polres pasaman adalah dengan melakukan pengawasan rterhadap tempat-tempat yang diduga keras sebagai jalur lalu lintas peredaran gelap narkotika dan bekerja sama dengan pendidik untuk melakukan pengawasan terhadap sekolah dan siswanya. Hambatan yang ditemui dalam penaggulangan adalah kurangnya kerjasama Polisi dengan masyarakat, dan terbatasnya sarana dan prasaranan serta mahalnya biaya operasional. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan adalah melalui program promotif (pembinaan) dan preventif (pencegahan). Yang takkalah penting program yang dijalankannya iotu represif yang di tujukan untuk menindak para produsen, Bandar, pengedar, dan pemakai narkotika.
A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja merupakan masalah yang sangat kompleks, bukan hanya merupakan masalah hukum pidana, melainkan menyangkut dengan kelangsungan bangsa dan negara. Sebagaimana kita ketahui, generasi muda adalah tonggak keberlangsungan masa depan Indonesia Penyalahgunaan narkotika telah mencapai proporsi yang begitu meresahkan, sehingga masa depan generasi muda sedang berada dalam ancaman kehancuran. Sulit bagi siapapun untuk menghindar dari kenyataan. Berdasarkan data-data yang dibeberkan oleh berbagai sumber pemerintahan maupun LSM, data terakhir dari Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan bahwa jumlah pengguna narkoba mencapai 3,2 juta orang atau 1,5 persen dari jumlah penduduk di Indonesia.1 Perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi yang canggih disamping mempunyai dampak positif dalam kehidupan manusia juga menimbulkan dampak negatifsalah satunya penyalahgunaan narkotika. Akibat makin canggihnya teknologi transportasi dan komunikasi tersebut semakin meningkat intensitas lalu lintas perdagangan narkotika. Penyalahgunaan dan pemakaian narkotika secara berkesinambungan dan secara berlebihan dapat berakibat fatal dan menyebabkan ketergantungan terhadap pengguna narkotika itu. Dengan demikian pengguna narkotika akan berusaha untuk memperoleh dengan cara bagaimanapun juga dan tidak lagi mengindahkan norma-norma sosial, agama maupun hukum yang berlaku..
1
Menurut G.P Hoefnages upaya penanggulangan kejahatan secara garis besar dapat dibagi dua yaitu : 1. Lewat jalur Penal (Hukum Pidana) 2. Lewat Jalur Non Penal (Bukan / diluar Hukum Pidana) Upaya penanggulangan kejahataan lewat jalur penal lebih menitik beratkan pada sifat “Repressive“ (Penindasan, pemberantasan, penumpasan) sesudah kejahatan terjadi. Usaha penaggulangan penyalahgunaan narkotika dengan jalur penal juga merupakan bagian dari usaha penegakan hukum (khususnya penegakan hukum pidana). Penegakan hukum pidana melalui bekerjanya sistem peradilan pidana, merupakan prioritas utama yang keberhasilannya tetap di harapkan, lagi pula pada bidang penegakan hukum ini pulalah yang dipertaruhkan makna, Negara berdasarkan atas hukum. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membahas dan mengajinya yang dituangkan dalam suatu karya tulis berbentuk skripsi dengan judul “PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI KALANGAN REMAJA OLEH SAT NARKOBAPOLRES PASAMAN” B. Rumusan Masalah Berdasarkanlatarbelakangmasalahtersebut, permasalahandapatdirumuskansebagaiberikut : 1. Apa yang menjadi faktor penyebab penyalahgunaan narkotika di dikalangan remaja diwilayah hukum Polres Pasaman? 2. Bagaimanakah upaya yang dilakukan dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja oleh Sat Narkoba Polres Pasaman? 3. Apa hambatan yang di temui dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja oleh Sat Narkoba Polres Pasaman? 4. Bagaimana cara penyelesaian terhadap hambatan dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja oleh Sat Narkoba Polres Pasaman? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui faktor penyebab penyalahgunaan narkotika dikalangan remaja diwilayah hukum Polres Pasaman. 2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja oleh Sat Narkoba Polres Pasaman. 3. untuk mengetahui hambatan dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja oleh Sat Narkoba Polres Pasaman. 4. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja oleh Sat Narkoba Polres Pasaman.
1 Suara merdeka.com, 19/2/11 , Kejahatan Narkoba
2
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang hendak di capai berupa: 1. Manfaat teoritis Secara teoritis dapat memberikan sumbangan pemikiran ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan hukum pada umumnya, dan pengkajian hukum khususnya yang berkaitan dengan upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika dikalangan remaja oleh Sat Narkoba Polres Pasaman. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi pemikiran dan pertimbangan serta sumbangan pemikiran bagi aparat penegak hukum yaitu Polri, khususnya untuk anggota Sat Narkoba Polres Pasaman. E. Metode Penelitian Guna tercapainya sumber yang akurat standar karyailmiah maka penulis melakukan penelitian dengan metode sebagai berikut: 1. Pendekatan masalah Dalam menjawab permasalahan diatas digunakan pendekatan yuridis sosiologis. 2. Jenis dan sumber data : a) Data primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dilapangan (fieldresearch) dari masyarakat. b) Data sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui penelitian pustaka dan studi dokumen berupa bahan hukum. Data ini terdiri atas: 1. Bahan hukum primer, Yaitu bahan-bahan hukum yang bersifat mengikat, Seperti Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 2. Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti hasil-hasil penelitian, hasil karya ilmiah dari kalangan hukum, serta bahan-bahan yang diperoleh dari Sat Narkoba Polres Pasaman. 3. Teknik dan alat pengumpulan data 1. Studi dokumen. 2. Wawancara 3. Pengolahan dan analisis data Setelah semua data dikumpulkan, dilakukan pengolahan data dan analisis data. a. Pengolahan Data 1. Editing adalah : memperbaiki data yang tidak betul menjadi betul atau memisahkan data yang masih kasar menjadi halus dan bermakna. 2. Coding adalah : Setelah data diperiksa dan diteliti maka data tersebut dikumpulkan untuk dicocokan dengan kebutuhan dalam rangka penulisan skripsi. 3. Tabulating : Memasukan data yang sudah dikelompokkan ke dalam tabel-tabel agar mudah di pahami
3 http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/, tgl 15 Mei, jam. 02.00 wib
3
b.Analisis data Analisa data yang digunakan adalah analisis kualitatif yaitu menganalisa fakta-fakta yang ditemui di lapangan kemudian dikaitkan dengan norma hukum yang berlaku, dan tidak menggunakan rumusan atau data angka. F. Tinjauan Remaja Dan Dasar Hukumnya Remaja berasal dari kata latin adolesence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolesence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pada masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan pengertian remaja menurut Zakiah Darajat (1990: 23) adalah: masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.3 G. Pengertian Narkotika Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Sedangkan pengertian psikotropika adalah : merupakan zat alami atau sintetis yang tidak termasuk narkotika yang dapat mempengaruhi susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku pengguna. Berdasarkan rumusan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 diatas, penulis dapat menarik kesimpulan, bahwa tanaman atau barang yang ditetapkan sebagai narkoba atau bukan setelah melalui uji klinis dan labotarium oleh Depertemen Kesehatan. H. Jenis-Jenis Narkotika “Kenali sebelum terjebak Narkotika “ merupakan peringatan sementara. Tapi mungkin tidak banyak orang (terutama korban narkotika) yang memahami arti penting dibalik pesan sederhana itu. Meski pun media masa banyak menyiarkan berita tentang narkotika, tidak sedikit orang terjerat dengan narkotika dan efek yang di timbulkan. masuk akal jika karena kesadaran terhadap bahaya narkotika tidak cukup dipahami, orang tidak takut untuk mencoba mengenal narkotika, padahal begitu mengenalnya orang sulit memutus hubungan dengan narkotika . Secara garis besar narkotika dibagi dengan 3 macam : 1. Narkotika Alamiah Yang termasuk narkotika alamiah adalah bahan–bahan yang berasal dari tanaman atau hasil pemprosesannya yaitu berbagai Jenis opium dan candu, Morfin, Ganja, kokain. Narkotika alamiah ini termasuk juga dalam pengertian narkotika dalam arti sempit. 1 Suara merdeka.com, 19/2/11 , Kejahatan Narkoba
4
2.
Narkotika Sintesis. Narkotika sintesis yang termasuk dalam pengertian yang luas adalah zat–zat hasil kimiawi yang berupa “Psychotropic substances“ seperti barbiturates, metadon, LSD dan Straucodorom . 3. Narkotika semi sintesis. Yaitu narkotika yang dibuat dari : Alkalioda, Ophium dengan ini Penathern dan diproses secara kimiawi untuk menjadi bahan obat yang berkhasiat sebagai narkotika seperti heroin dan kodein. Menurut Undang–Undang Narkotika No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika maka narkotika di golongkan kedalam tiga golongan . a. Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan, pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan, (Heroin / Putau, Kokain, Ganja) b. Narkotika golongan II adalah narkotika berkhasiat pengobatan digunakan dalam terapi untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan, (Morfin, Petedin). c. Narkotika golongan III adalah narkotika berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan untuk terapi dan tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan, (kodein). Berikut ada beberapa jenis narkotika yang bisa disalahgunakan oleh para remaja saat ini yaitu : a. Ganja / cannabis. b. Heroin. c. Morfin. d. Cocain. e. Codein. f. Exstacy. I. Pengertian Penyalahgunaan Narkotika Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika merumuskan narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Biasanya dalam praktek ilmu kedokteran, dimana keberadaan narkotika ini diperlukan karena dapat menghilangkan rasa sakit dan nyeri pada saat dilakukannya tindakan medis, sehingga kesadaran dapat hilang dalam waktu tertentu untuk dilakukan operasi, tanpa adanya rekomendasi dari dokter dalam pengunaanya, ukuran dan dosisnya tidak terukur, dapat berakibat pada ketergantungan atau kecanduan sehingga mempengaruhi saraf otak dan organ tubuh lainya. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tantang narkotika. Demikian juga penegasan Pasal 59 Undang-Undang No 5 Tahun 1997 tentang psikotropika menegaskan, bahwa penyalahgunaan narkotika adalah pengunaan narkotika diluar keperluan medis, tanpa pengawasan dokter dan merupakan perbuatan melanggar hukum. Pengertian diatas menurut Adi Wahyudi, jika dikaitkan dengan perkembangan penyalahgunaan narkoba dalam prakteknya diawali dengan suatu
3 http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/, tgl 15 Mei, jam. 02.00 wib
5
proses dari taraf coba-coba ketaraf pengunaan untuk hiburan, pengunaan situasional, pengunaan teratur sampai kepada ketergantungan memasuki taraf coba-coba bisa saja terseret kepada taraf ketergantungan. Oleh karena sifat narkoba mempunyai daya menimbulkan ketergantungan yang tinggi. Penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan dengan cara ditelan, dihisap seperti rokok, disedot dengan hidung, disuntikan kedalam pembuluh darah batik (intravena), disuntikan kedalam otot atau disuntikan kedalam lapisan bawah kulit. Pengunaan narkotika secara suntik dengan mengunakan jarum suntik secara bergilir dapat menimbulkan ketularan penyakit HIV/AIDS, hepatitis, dan penyakit infeksi lainya yang ditularkan melalui darah atau cairan tubuh. Pengunaan narkoba secara berulang kali akan menimbulkan ketergantungan yang makin lama akan memerlukan dosis yang semakin tinggi untuk menghasilakan kasiat yang sama (Menimbulkan daya toleransi). Jika pemakaian narkoba dihentikan atau dikurangi secara mendadak akan menimbulkan gejala putus narkoba (withdrawal syndrome), yaitu perasaan nyeri seluruh tubuh. Dalam penyalahgunaan narkotika, tidak hanya pemakai saja yang dapat dikenakan pidana, berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, (KUHP) tentang penyertaan dalam melakukan perbuatan pidana, baik pelaku yang menyuruh melakukan, yang turut serta melakukan dan penganjur maupun pembantu dapat disebut sebagai pelaku perbuatan pidana. Adapun pasal dalam kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang menyebutkan mengenal hal tersebut adalah Pasal 55 yaitu sebagai berikut : Pasal 55 Undang-Undang Narkotika Nomor 35 Tahun 2009. 1. Dipidana sebagai pembuat (dader) sesuatu perbuatan pidana: a. Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan. b. Mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja mengajurkan orang lain supaya melakukan perbuatan penyalahgunaan narkotika. 2. Terhadap penganjur hanya perbuatan yang sengaja dianjurkan sajalah yang diperhitungkan beserta akibat-akibatnya. Pasal 56 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika. Dipidana sebagai membantu (medeplichtige) sesuatu kejahatan: a. Mereka yang sengaja memberikan bantuan pada waktu kejahatan dilakukan. b. Mereka yang sengaja memberikan kesempatan, sarana atau keterangan untuk melakukan kejahatan. Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, tindak pidana psikotropika yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997, dan tindak pidana narkotika Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009. Tindak pidana narkotika seperti yang telah disebutkan diatas, merupakan tindak pidana Khusus. Tindak pidana ini tergolong kepada kejahatan terorganisir yang jaringannya telah melampaui batas negara (organizing internasional crime) menurut Muladi, unsur-unsur dan organizing internasional crime adalah: 1 Suara merdeka.com, 19/2/11 , Kejahatan Narkoba
6
1. Adanya organisasi kejahatan (crime group) yang solid, baik karena ikatan etnis, kepentingan politis maupun kepentingan-kepentingan yang lain dengan kode etik yang keras; 2. Adanya kelompok pelindung (protector) yang antara lain aparat penegak hukum dan lain sebagainya: 3. Kelompok-kelompok masyarakat yang menikmati hasil kejahatan mereka seperti pecandu obat bius dan lain sebagainya. J. Akibat Penggunaan Narkotika Akibat penggunaan narkotika diluar lingkungan kedokteran tidak dibenarkan sehingga hal tersebut merupakan suatu bentuk penyalahgunaan, penyalahgunaan narkotika dapat dilakukan dengan berbagai macam carapenyuntikan, penghisapan, pembelahan pada kulit dengan memasukkan kedalam sayatan tadi, itu semua mempunyai bahaya sendiri–sendiri. Apabila seseorang menggunakan narkotika tanpa campur tangan dari dokter atau tanpa ketentuan dari dokter, akan mengakibatkan pemakaian narkotika yang tidak teratur. Adapun efek–efek yang dapat ditimbulkan karna ketergantungan akibat dari penyalahgunaan narkotika terhadap tubuh ini : a. Dependent. Atau ketergantungan merupakan salah satu dari Drug addiction (Ketagihan sebagai akibat dari keracunan secara periodik atau kronis)akibatnya sangat sulit untuk menjauhkan diri dari pemakaian narkotka. . b. With Drawal. Yaitu gejala–gejala yang timbul mengakibatkan gangguan Physio-pdychis yang hebat, gangguan ini di tandai dengan kemunduran mental pada orang tesebut. c. Tolerance. Suatau keadaan dimana untuk mendapatkan efek yang sama dengan narkotika diperlukan dosis yang semakin lama semakin besar. d. Escolation. Keadaan dimana seseorang akan menyalahgunakan narkotika ini tidak puas dengan hanya satu jenis dari narkotika e. Euphoria. Yaitu perasaan gembira karena efeknya narkotika, walaupun perasaan ini tidaklah nyata, hanya berupa impian atau khayalan semata orang yang bersangkutan akan merasa seolah-olah hidupnya diliputi hal–hal yang mengembirakan serta jauh dari problema hidup yang biasanya memberatkan dirinya. f. Dellirium. Yaitu suatu keadaan dimana kesadaran seseorang yang bersangkutan menurun dengan disertai perasaan gelisah yang hebat yang terjadi secara mendadak, hingga menyebabkan gangguan koordinasi gerakan–gerakan motorik. g. Hallucination. Yaitu suatu keadaan dimana seseorang yang memakai narkotika secara over dosis akan mengalami kesalahan persepsi pada panca indera. h. Drawsines.
3 http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/, tgl 15 Mei, jam. 02.00 wib
7
Yaitu suatu keadaan dimana orang yang menyalahgunakan narkotika ini kesadaran nya seperti setengah tidur dengan pikiran kacau . i. Weaknes. Yaitu suatu keadaan dimana orang yang menyalahgunakan narkotika ini akan mengalami lemah fisik dan psikis atau bahkan keduanya sekaligus. 2. Efek terhadap fisik dan mental. Selain efek–efek yang telah penulis sebutkan diatas, kita dapat melihat efekefek tersebut fisik dan mental lainnya: a. Efek terhadap fisik. 1) Efek bagi pemakai ganja atau mariyuana. Dalam jangka lama belum diketahui dengan pasti, namun reaksi yang nyata dari tubuh yaitu: a) Denyutan jantung semakin cepat. b) Temperatur badan menurun. c) Mata menjadi merah. d) Kadar gula dalam darah berubah. e) Nafsu makan bertambah. f) Tubuh kehilangan air. 2) Efek bagi pemakai heroin. a) Rasa lapar dan haus kering. b) Pupil mata berkontraksi. c) Pembuangan air besar mengalami kesukaran ( kontipasi ). d) Rasa sakit diperingan. e) Rangsangan seks tertekan. Pengguna heroin pada orang yang sudah di hinggapi adiksi atau ketergantungan fisik pada obat: a) Berkeringat. b) Menggigil karena rasa kedinginan. c) Diare. d) Nausea ( perasaan tidak enak bagian perut, nafsu makan hilang disertai dengan rasa mau muntah. e) Kejang pada perut dan kaki. 3) LSD ( Lysergic Acid Diethylamida ). Reaksi yang dapat dirasakan pada orang yang memakai LSD ini adalah: a) Kecepatan denyut jantung meninggi. b) Tekanan darah dan temperature tubuh naik. c) Pupil mata melebar. d) Pernafasan menjadi tidak teratur. 4) Amphetamine. Reaksi atau efek lainnya yaitu: a) Memicu perilaku kasar. b) Pembuluh darah menjadi rusak. c) Pupil mata melebar. d) Mulut menjadi kering. e) Tekanan darah naik. f) Metabolisme menjadi aktif. 1 Suara merdeka.com, 19/2/11 , Kejahatan Narkoba
8
5) Exstacy. Efek yang dapat dilihat dari pemakai exstacy adalah : a. Diare. b. Rasa haus teramat sangat. c. Hiperaktif. d. Gemetar tak terkontrol. e. Denyut nadi sangat cepat. f. Kehilangan selera makan. 6) Shabu–shabu. Efek terhadap tubuh adalah: a. Berat badan menyusut. b. Impoten. c. Kejang-kejang. d. Halusinasi. e. Kerusakan usus, ginjal, jantung dan lain–lain. 7) Barbiturates. Efek yang dapat dilihat adalah: a. Menekan atau mengurangi aktifitas syaraf. b. Menekan atau mengurangi otot–otot kerangka tubuh dan jantung. c. Menurunkan tekanan darah. b. Efek terhadap mental. 1) Mariyuana atau ganja. Gejala-gejala: a) Kesadaran tentang waktu dan jarak satu menit dirasakan seperti satu jam. b) Apa yang dekat dilihat jauh. c) Reflek dan pemikiran yang tepat, jelas akan dipengaruhi oleh ganja akan arti yang negatif. d) Gelala-gejala ini juga dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas. 2) Heroin a) Hilangnya perasaan takut dan sedih. b) Tidak dapat menyesuaikan diri dengan realitas-realitas kehidupan. c) Ia berada dalam keadaan seperti mimpi. 3) LSD ( Lysergic Acid Diethylamida ). a) Panik yaitu rasa takut, kuatir akan kehilangan ingatan. b) Yaronia, yakni rasa curiga menguasai pikirannya. c) L. S. D. dapat menguasai meditor-meditor kimiawi dalam otak dan menyebabkan perubahan dalam aktivitas berfikir. c. Efek Sosial a. Berbuat yang tidak senonoh dengan orang lain yang berakibat tidak saja bagi diri yang berbuat melainkan akan mendapatkan hukuman masyarakat yang berkepentingan. b. Mengambil milik orang lain demi memperoleh uang untuk membeli atau mendapatkan obat-obatan berbahaya tersebut. c. Menimbulkan bahaya bagi ketentraman dan keselamatan umum antara lain tidak menyesal apabila berbuat kesalahan akibat reaksi atau pengaruh narkotika tersebut.
3 http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/, tgl 15 Mei, jam. 02.00 wib
9
d.
Mengganggu ketertiban umum seperti mengendarai kendraan bermotor dengan kecepatan tinggi tanpa memperdulikan keselamatan orang lain disekitanya
K.Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkotika Oleh Remaja Di Wilayah Hukum Polres Pasaman faktor penyebab penyalahgunaan narkotika dikalangan remaja adalah : 1. Faktor keluarga. 2. Rasa ingin tahu. 3. Terpancing oleh bujukan teman pergaulan. 4. Menghilangkan rasa takut. 5. Untuk merasakan bangga diri. L. Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika Di kalangan Remaja Oleh Sat Narkoba Polres Pasaman Upaya yang dilakukan oleh Pihak kepolisian dan pemerintah sangatlah besar dalam mencegah terjadinya penyalahgunaan Narkotika dan sejenisnya. Melalui pengendalian dan pengawasan langsung terhadap jalur peredaran gelap narkotika dengan tujuan agar potensi kejahatan tidak berkembang menjadi ancaman faktual. Berdasarkan hasil penelitian penulis dan wawancara dengan kanit satnarkoba bripka Rusli Hidaya adalah : Langkah yang ditempuh antara lain dengan tindakan sebagai berikut : 1. Melakukan pengawasan terhadap tempat-tempat yang diduga keras sebagai jalur lalu lintas gelap peredaran Narkotika, seperti Melakukan razia ditempat-tempat hiburan malam dan melakukan pemeriksaan terhadap pengunjungnya. Langkah selanjutnya adalah represif atau penindakan yaitu dengan menindak dan memberantas penyalahgunaan narkotika melalui jalur hukum yang dilakukan oleh para penegak hukum atau aparat keamanan yang dibantu oleh masyarakat. Kemudian kuratif atau pengobatan yang bertujuan untuk penyemhuhan para korban baik secara medis maupun dengan media lain. Dan selanjutnva rehabilitatif agar setelah pengobatan selesai para korban tidak kambuh lagi. Rehabilitasi berupaya menyantuni dan memperlakukan secara wajar para korban narkotika agar dapat kembali ke masyarakat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani 2. Bekerja sama dengan pendidik untuk melakukan pengawasan terhadap sekolah dan siswanya. 3. Selain sekolah dan keluarga, masyarakat memiliki peranan yang tidak kalah pentingnya dalam mencegah berkembangnya penyalahgunaan narkotika. Menciptakan kesehatan lingkungan adalah salah satu upaya yang perlu digalakkan, mengingat lingkungan yang sehat akan berpengaruh terhadap kesadaran akan pentingnya kesehatan bagi anggota masyarakat.
1 Suara merdeka.com, 19/2/11 , Kejahatan Narkoba
10
M. Hambatan Dalam Penangulangan Penyalahgunaan Narkotika Di Kalangan Remaja Oleh Sat Narkoba Polres Pasaman Dari hasil penelitian penulis dalam pelaksanaan penyidikan terhadap tindak pidana narkotika di Polres Pasaman, dan wawancara pada tanggal 25 Juni 2015 dengan Bapak Brigadir kepala Rusli Hidayah selaku Kanit Sat Narkoba Polres Pasaman, ada beberap hambatan yang dialami penyidik yaitu : 1. Kurangnya kerjasama antara Polisi (Penyidik) dengan masyarakat. 2. Pelaku tindak pidana narkotika menghilangkan jejak setelah terjadinya tindak pidana penyalahgunaan narkotika. setelah mereka mengetahui bahwa mereka berada dalam daftar pencarian orang (DPO). 3. Terbatasnya sarana dan prasarana. 4. Mahalnya Biaya Operasional. N.
Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika Dikalangan Remaja Oleh Sat Narkoba Polres Pasaman.
Metode pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan Narkotika yang paling efektif dan mendasar adalah metode promotif dan preventif. Dan upaya yang paling praktis dan nyata adalah represif dan upaya yang manusiawi adalah kuratif serta rehabilitatif. 1. Promotif Bentuk program yang ditawarkan antara lain pelatihan, dialog interaktif dan lainnya pada kelompok belajar, kelompok olah raga, seni budaya, atau kelompok usaha. Pelaku program yang sebenarnya paling tepat adalah lembaga-lembaga masyarakat yang difasilitasi dan diawasi oleh pemerintah. 2. Preventif kegiatan dalam program preventif ini seperti kampanye anti narkotika program pemberian informasi satu arah dan pembicara kepada pendengar tentang bahaya penyalahgunaan narkotika. Kampanye ini hanya memberikan informasi saja kepada para pendengarnya, tanpa disertai sesi tanya jawab. Biasanya yang dipaparkan oleh pembicara hanyalah garis besarnya saja dan bersifat informasi umum. 3. Penyuluhan seluk beluk narkotika. Metode dalam program ini biasa disampaikan oleh tenaga profesional seperti dokter, psikolog, polisi, ahli hukum ataupun sosiolog sesuai dengan tema penyuluhannya. 4. Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya. Pada program ini pengenalan narkotika akan dibahas lebih mendalam yang nantinya akan disertai dengan simulasi penangulangan termasuk latihan pidato, latihan diskusi dan latihan menolong penderita nara sumber dan pelatih yang bersifat tenaga profesional. 5. Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan distribusi narkotika di masyarakat. Pada program ini sudah menjadi tugas bagi para aparat terkait seperti polisi, Departemen Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Represif
3 http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/, tgl 15 Mei, jam. 02.00 wib
11
Ini merupakan program yang ditujukan untuk menindak para produsen, bandar, pengedar dan pemakai narkoba secara hukum.
O. Kesimpulan Disini dapat penulis menarik kesimpulan terhadap bagaimana upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja oleh Sat Narkoba Polres Pasaman adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja diwilayah hukum Polres Pasaman adalah : a. Orang tua tidak dapat bertanggung jawab secara penuh terhadap kebutuhan anaknya khususnya dalam bidang moril. b. Tingginya rasa ingin tahu remaja terhadap sesuatu yang baru. c. Terpancing oleh bujukan teman dalam pergaulan. d. Untuk menghilangkan rasa takut terhadap ancaman dari luar e. Untuk memperoleh kebanggaan diri ditengah pergaulan 2. upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja oleh Sat Narkoba Polres Pasaman adalah sebagai berikut: Pemberantasan penggunaan dan pengedaran narkotika dapat dilakukan melalui pendidikan terpadu, pada semua jenjang, jenis, dan tingkat pendidikan, dirumah, disekolah dan didalam masyarakat dengan meningkatkan kesadaran semua warga (pendidik dan peserta didik), orang tua dan anak, pemuka dan warga masyarakat akan bahaya narkotika. Melalui pendidikan terpadu diharapkan timbulnya rasa kesadaran diri anak, pendidik, orang tua dan pemuka masyarakat bahwa narkotika berbahaya dan harus dijauhi. 3. Banyak langkah-langkah yang dapat kita tempuh untuk penanggulangan penyalahgunaan narkotika diantaranya: a. Secara preventif dengan mencegah terjadinya gejala-gejala penyalahgunaan narkotika. b. Secara Represif dengan adanya tindakan-tindakan hukum yang dilakukan untuk memberantas gejala penyalahgunaan narkotika. P. Saran 1. Diharapkan instansi pendidikan khususnya sekolah-sekolah dapat menerapkan disiplin yang tinggi terhadap siswanya. Sekolah juga diharapkan melaksakan program ”Sekolah Bebas Narkoba” dengan membangun budaya anti narkotika. Disamping itu pemberian informasi tentang bahaya dan kerugian pemakai narkotika juga sangat efektif dalam pencegahan penyalah gunaan narkotika. 2. Pihak penegak hukum sebaiknya memberikan sanksi yang seberatberatnya kepada para pengedar dan pemakai narkotika agar mereka jera untuk mengulangi tindakan ini dan menjadi pelajaran bagi yang lain, karena narkotika sangat merugikan masa depan generasi muda dan menjadi pemicu tindak kejahatan lainnya. 3. Penegakan hukum terhadap pengedaran narkotika akan sangat sulit dilakukan tanpa peran serta masyarakat. 1 Suara merdeka.com, 19/2/11 , Kejahatan Narkoba
12
4. Kepada orang tua, diharapkan menyeimbangi antara kebutuhan materi maupun moril, serta memberikan perhatian maksimal untuk tumbuh kembang anaknya. Orang tua juga harus mengontrol pergaulan anak sehari - hari agar tidak terjebak dengan pergaulan yang negatif.
3 http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/, tgl 15 Mei, jam. 02.00 wib
13
DAFTAR PUSTAKA A. BUKU-BUKU Arif, Barda Nawawi 1998.Bebeapa Aspek kebjakan Penegakan pengembangan Hukum Pidana. Bandung PT.Citra Aditiya. Arif, Barda Nawawi dan Muladi1998.Teori – teori dan kbijakan Pidana.Ed revisi.Bandung. Maroo, Moh Taifik dkk. Tindak Pidana Narkotika.Ghalia Indonesia. Ma’roef, Ridha 2005. Narkotika masalah dan Bahayanya.Jakarta.CV.Marga Djaja 1979. Rozak,Abdul. 2006. Remaja dan bahaya Narkoba. Jakarta. Prenada Media. Sasangka, Hari. 2003. Narkotika dan pidana.Bandung.CV. Bandar Maju.
Psikotropika
dalam
hukum
Siswanto, Sunarso. 2008. Penegakan Hukum Psikotropika Dalam Kajian Sosiologi Hukum. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada. Soejono, D. 1982. Pathologi Sosial. Alumni. Bandung.cet.III. B. PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Undang-undang Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Kepolisian. Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 Perubahan atas Undang-undang No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Polri. C. SUMBER LAIN Togar M. Sianipar : Perkembangan Kejahatan Narkoba makalah dalam seminar narkoba di Departemen Kehakiman dan Ham tanggal 22 juli 2003. Taufikurrohman, c, http:/mtmcairo.Multiply.Com/journal/Remaja Permasalahan Social. http:,/wwww.ubb.ac.jctwjdyaswara,BNN, judul Kriminalitas Pasaman, 30-04-2015,jam.11.15.
dan
Data dari Polres
wwww.seribd.com/doc/pengertian.tgl2-5-2015, jam.1.30.44, narkoba menurut para ahli. 1 Suara merdeka.com, 19/2/11 , Kejahatan Narkoba
14
Wawancara dengan Kanit Sat Narkoba Polres Pasaman. Htt:,/alhasyi.blokspot.com/2012/07/cara-penangggulangan-narkoba-pada remaja.html,tgl 11 mei, jam01.15 wib. http:,/belajarpsitropikologi.com/pengertian-remaja/, tgl 15 mei, jam 02.15 wib.
3 http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/, tgl 15 Mei, jam. 02.00 wib
15