NPM :

Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR DAUN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SDN SIDOWAREG 2 KECAMATAN PLEMAHAN KABUPATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD FKIP UN PGRI Kediri

Oleh :

YULI KRISTIANA NPM : 12.1.01.10.0081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UN PGRI KEDIRI 2016

Yuli Kristiana| 12.1.01.10.081 FKIP– Pendidikan Guru Sekolah Dasar

simki.unpkediri.ac.id || 1||








PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR DAUN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SDN SIDOWAREG 2 KECAMATAN PLEMAHAN KABUPATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2015/2016 YULI KRISTIANA NPM : 12.1.01.10.0081 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan-Pendidikan Guuru Sekolah Dasar [email protected] Drs. Samijo, M.Pd. dan Dian Devita Yohanie, M.Pd.

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK YULI KRISTIANA : Pengaruh Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Kemampuan Menjelaskan Hubungan Antara Struktur Daun Tumbuhan dan Fungsinya Pada Siswa Kelas IV SDN Sidowareg 2 Kecamatan Pelemahan Kabupaten Kediri Tahun Ajaran 2015/2016, Skripsi, PGSD, FKIP UN PGRI Kediri, 2016. Penelitian ini dilatar belakangi hasil pengamatan peneliti, bahwa pada materi hubungan antara struktur daun tumbuhan dan fungsinya kelas IV, siswa SDN Sidowareg 2 kesulitan untuk menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dan fungsinya yang telah dipelajari. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran guru belum menentukan model pembelajaran yang tepat untuk materi hubungan antara struktur daun tumbuhan dan fungsinya . Siswa kesulitan untuk menguasai materi ajar sehingga kemampuan memahami dan menjelaskan siswa belum tercapai secara maksimal. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan model CTL agar tujuan pembelajarannya tercapai. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini memiliki 3 perumusan masalah sebagai berikut: (1) bagaimana kemampuan siswa menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dan fungsinya tanpa menggunakan model pembelajaran CTL siswa kelas IV SDN Sidowareg 1 Kec. Plemahan Kab. Kediri 2015/2016 ? (2) bagaimana kemampuan siswa menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dan fungsinya dengan menggunakan model pembelajaran CTL siswa kelas IV SDN Sidowareg 2 Kec. Plemahan Kab. Kediri 2015/2016? (3) adakah pengaruh penggunaan model pembelajaran CTL terhadap kemampuan siswa menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dan fungsinya siswa kelas IV SDN Sidowareg 2 Kec Plemahan Kab. Kediri 2015/2016? ? Penelitian ini menggunakan teknik penelitian post-test only control design. Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan subjek penelitian siswa kelas IV SDN Sidowareg 1 dan 2 Kabupaten Kediri. Teknik pengumpulan data berupa tes, dan instrumennya tes tertulis berupa soal pilihan ganda Analisis data yang digunakan adalah statistik inferensial dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan 5 %. Hasil analisis yang dilakukan nilai thitung (7,371) > ttabel ( 2,704 ) dan nilai rata-rata kelas IV tanpa menggunakan model CTL (63,71) di antara 0-74 < KKM (70) dan nilai kelas IV dengan model (ctl) (82,36) di antara 75-85 > KKM (70). Artinya ada pengaruh model contextual teaching and learning (CTL) terhadap kemampuan menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dan fungsinya siswa kelas IV SDN Sidowareg 2 Kab. Kediri 2014/2015. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh sangat signifikan model contextual teaching and learning terhadap kemampuan menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dan fungsinya siswa kelas IV SDN Sidowareg 2 Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri 2015/2016. Kata kunci : model contextual teaching and learning (CTL), kemampuan menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dan fungsinya.




I. LATAR BELAKANG MASALAH Keberhasilan

suatu

pendidikan

banyak bergantung pada bagaimana

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga suatu proses penemuan.

proses pembelajaran yang dialami oleh peserta didik, seperti yang tercantum dalam PP No. 19 tahun 2005. “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

secara

interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang memotivasi

peserta

didik

untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang

kreativitas

cukup

dan

bagi

prakarsa,

kemandirian

sesuai

dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”. Pernyataan diatas menunjukkan

Mata pelajaran IPA disekolah dasar bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan

memperoleh

keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang

Maha

Esa

berdasarkan

keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam

ciptaannya,

mengembangkan

pengetahuan dan pemahaman konsep IPA

yang

bermanfaat

dan

dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif

dalam

kesadaran

tentang

hubungan saling mempengaruhi antara

betapa pentingnya proses pembelajaran

IPA,

yang dilakukan guru di sekolah, dan

membuat

bahkan

yang

kesadaran untuk menghargai alam dan

tujuan

segala keteraturan, sebagai salah satu

sebagai

menentukan

komponen

pencapaian

memecahkan

masalah

keputusan.

Meningkatkan

pendidikan di sekolah. Oleh karena itu

ciptaan

pendidikan dasar adalah pendidikan

pengetahuan, konsep dan keterampilan

yang

IPA sebagai dasar untuk melanjutkan

banyak

menentukan

kualitas

pendidikan pada jenjang berikutnya. keberhasilan

menangani

pendidikan merupakanlangkah

strategis

dasar untuk

membenahi sistem pendidikan pada level diatasnya. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Memperoleh

bekal

pendidikan ke SMP.

masalah

sekolah

Tuhan.

dan

Berdasarkan pemikiran tersebut maka

seorang

guru

harus

dapat

mendesain suatu pembelajaran yang efektif, bermakna dan menyenangkan. Salah

satu

kemampuan

dalam

mendesaian proses pembelajaran ini

berkaitan dengan cara mencari tahu

adalah

tentang alam secara sistematis, sehingga

pendekatan atau model pembelajaran

IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

yang sesuai dengan tuntutan yang

Yuli Kristiana | 12.1.01.10.0081 FKIP– Pendidikan Guru Sekolah Dasar

kepandaian

dalam

memilih



berkembang saat ini, yaitu membuat

Oleh

karena

itu

supaya

siswa aktif dan guru hanya sebagai

pembelajaran IPA dapat meningkatkan

fasilitator.

hasil

belajar

siswa,

dan

agar

Saat ini sering dijumpai bahwa

pembelajarannya dapat lebih bermakna

guru yang berperan aktif dalam suatu

serta menyenangkan dapat dilakukan

proses pembelajaran, guru berperan

dengan

sebagai pemberi informasi dan masih

karena menurut Johnson (2002 : 14)

cenderung

pendekatan CTL merupakan konsep

memberikan

kemampuan

model

yang berifat teoritis, konsep-konsep

belajar

yang

mengaitkan

diajarkan

hanya

sekedar

yang

pembelajaran

membantu

antara

materi

CTL

guru yang

pengetahuan. Pengalaman belajar yang

diajarkan dengan situasi dunia nyata,

diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak

dan mendorong siswa untuk membuat

berorientasi

standar

hubungan-hubungan antara pengetahuan

dasar.

yang dimilikinya dengan penerapannya

Pembelajaran lebih bersifat teacher-

dalam kehidupan sehari-hari. Dalam

centered,Sehingga siswa bersifat pasif

pendekatan CTL proses pembelajaran

dalam aktivitas belajarnya.

berlangsung alamiah

kompetensi

tercapainya dan

kompetensi

dalam bentuk

Seorang guru hanya ceramah saja,

kegiatan siswa bekerja dan mengalami

kesan pembelajaran yang terjadi bersifat

langsung, jadi siswa dituntut untuk aktif

text booksehingga materi hanya terbatas

dan guru hanya membimbing serta

pada sumber buku semata. Adapun hasil

mengarahkan.

belajar siswa pada pelajaran IPA di

Berdasarkan uraian diatas saya

kelas IV SDN Sidowarek 2 Kecamatan

ingin

Pelemahan

bermakna serta menyenangkan dengan

Kabupaten

Kediri

menunjukkan hasil belajar yang kurang maksimal, hasil belajar siswa masih di

membuat

pembelajaran

yang

mengadakan penelitian yang berjudul : Pengaruh

Model

Contextual

bawah Kriteria Ketuntasan Minimal

Teaching

(KKM).

Terhadap Kemampuan Menjelaskan

Nilai

Jumlah siswa

Persen

76-100 51-75 26-50 0-25

8 9 10 2

27 % 31 % 34 % 6%

harian tahun sebelumnya Yuli Kristiana | 12.1.01.10.0081 FKIP– Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Learning

(CTL)

Hubungan Antara Struktur Daun Tumbuhan

Tabel 1.1 Rekap data nilai ulangan

And

Dan

Fungsinya

Pada

Pembelajaran IPA Kelas IV SDN Sidowarek 2 Kecamatan Pelemahan Kabupaten Kediri Tahun Ajaran 2015/2016. simki.unpkediri.ac.id || 6||


Desain

dari

Post-Test

Only

Control Design adalah sebagai berikut:

II. METODE Teknik penelitian yang digunakan

R

dalam penelitian kuantitatif ini adalah penelitian

eksperimental.

Teknik

penelitian

eksperimental

dengan

X

O1

R

O2

Keterangan:

menggunakan dua kelas yaitu kelas

R

: Sebelum perlakuan

eksperimen

X

:Perlakuan dengan

yang

mendapat

perlakukan dan kelas kontrol sebagai

model CTL

pembanding.

O1, O2 : Hasil ( Post test )

Teknik

eksperimental menjadi

penelitian

kemudian

dua

Eksperimental

yaitu:

dibagi (a)

Design

Pre

(eksperimen

III.

HASIL DAN KESIMPULAN

Daftar distribusi Post test kelas eksperimen

yang belum baik) dan (b) true

12

Eksperimental

(eksperimen

10

yang dianggap sudah baik) Camphel

8

dan

Design

Stanley

dalam

Arikunto

(2010:123).

menggunakan

6 4 2

Penelitian yang digunakan adalah

0 70,5 77,5 84,5 91,5 98,5

True Ekserimental Design karena dalam desain ini dapat mengontrol

Berdasarkan

semua

diketahui bahwa siswa dengan diberi

variabel

luar

yang

data

yang

memperngaruhi jalannya eksperimen.

perlakuan

Dengan

validitas

pembelajaran contextual teaching and

pelaksanaan

learning (ctl) yang disebut kelas

rancangan penelitian dapat menjadi

eksperimen memiliki nilai terendah

tinggi.

yaitu 70 dan nilai tertinggi 97. Untuk

demikian

internal/kualitas

Ciri

utama

dari

True

menggunakan

diperoleh

Eksperimental Design adalah bahwa

tabel

sampel

untuk

menggunakan rentang nilai (R) adalah

eksperimen maupun kelompok kontrol

25. Banyaknya kelas interval adalah 5

diambil secara random dari populasi

dan nilai rata-rata (Mean) adalah

tertentu. Jadi cirinya adalah adanya

82,36.

kelompok kontrol dan sampel dipilih

KKM yang sudah ditentukan oleh

secara random.

guru.

yang

digunakan


daftar

Sudah

distribusi

model

melampaui

diatas

standart



Daftar distribusi Post test kelas

dinyatakan masih dibawah rata-

kontrol

rata. Hal ini dapat dibuktikan

12

dengan nilai rata-ratanya 63,71

10

terletak dibawah 74 (KKM).

8

2. Kemampuan

6

menjelaskan

4

hubungan antara struktur daun

2

tumbuhan dan fungsinya dengan

0 45,5

50,5

60,5

70,5

80,5

menggunakan model contextual teaching and learning (CTL) pada

Berdasarkan data diketahui

bahwa

yang diperoleh, siswa

dengan

siswa kelas IV SDN Sidowareg 2 Kecamatan Plemahan Kabupaten

perlakuan tanpa menggunakan model

Kediri Tahun Ajaran 2015/2016

pembelajaran contextual teaching and

dinyatakan sudah diatas rata-rata.

learning (ctl) yang disebut kelas

Hal ini dapat dibuktikan dengan

kontrol memiliki nilai terendah yaitu

nilai rata-ratanya 82,36 terletak

45 dan nilai tertinggi yaitu 80. Untuk

diatas 74 (KKM).

tabel

daftar

distribusi

diatas

3. Ada

pengaruh

signifikan

menggunakan rentang nilai (R) adalah

penggunaan

25. Banyaknya kelas interval yang

teaching

diambil adalah 5 kelas, panjang kelas

terhadap kemampuan menjelaskan

interval adalah 5 dan nilai rata-rata


(Mean) adalah 63,71. Masih dibawah

tumbuhan dan fungsinya pada

standar KKM yang ditentukan oleh

siswa kelas IV SDN Sidowareg 2

guru.

Kecamatn Plemahan Kabupaten

Kesimpulan dari pembahasan tersebut

Kediri Tahun Ajaran 2015/2016.

yaitu:

Hal ini dapat dibuktikan dari thitung

1. Kemampuan

and

model

contextual

learning

(CTL)

menjelaskan

sebesar 7.371 dan ttabel sebesar


2.021 taraf signifikan 5% dan

tumbuhan dan fungsinya tanpa

sebesar 2.704 taraf signifikan 1%.

menggunakan model contextual

Hal ini menunjukkan bahwa thitung

teaching and learning (CTL) pada

> ttabel, sehingga Ho ditolak dan Ha

siswa kelas IV SDN Sidowareg 1

terbukti benar .

Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri Tahun Ajaran 2015/2016




IV.

DAFTAR PUSTAKA Akhmad Sudrajad. 2008. Pembelajaran Kontekstual. (http://akhmadsudrajat.wordpr

Sagala, Syaiful. Model Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sugiyanto.2008.Model-Model

ess.com/2008/01/29/pembelaja

Pembelajaran

rankontekstual/ diunduh 23

Inovatif.Surakarta : UNS Press

februari 2016)

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT Rineka Cipta. Carey, Dick.1985. Model Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Chaplin.1999.Rangkuman Abilit, Ciputat: Quantum Teaching. https://geografiunlam.files.wordpre

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Suprijono., Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Tjitrosoepomo, 2009. Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: UPI Press. Trianto. 2007. Model pembelajaran

ss.com/2013/09/pengaruh-

terpadu dalam Teori dan

penerapan-model-ctl.pdf

Praktek. Jakarta:Prestai

John, Elaine. 2002. Contextual Teaching & Learning. Bandung: MLC Musqifon, H.M. 2012. Panduan

Pustaka T Hidayat. 2010. Rangkuman pengetahuan alam lengkap. Jombang: Lintas media

Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya. Robbins.2001.Faktor yang mempengaruhi Kemampuan. Lombok: Holistica. Rusman. 2012. Model-model pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers



NPM :

Recommend Documents