PERAN CITRA INSTANSI SEBAGAI PEMODERASI PADA PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN NILAI PELANGGAN TERHADAP KEPUASAN PUBLIK DALAM PENGURUSAN PERIZINAN (Studi pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kerinci)
Oleh
SURMAYADI NPM. 1210018212089
Program Studi Manajemen
Peran Citra Instansi sebagai Pemoderasi pada Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Nilai Pelanggan terhadap Kepuasan Publik dalam Pengurusan Perizinan ¹
Surmayadi., Sefnedi, Ph.D., Dr. Haryanto Program Pascasarjana Magister Ilmu Manajemen Universitas Bung Hatta email:
[email protected]
¹
ABSTRACT The purpose of this research was to inversigate the moderating effect of corporate image on the relationship between service quality, customer value and publik satisfaction at Office of Capital Investment and Integrated Service Kerinci Regency. The research population was all people who have been receiving servives at Office of Capital Investment and Integrated Service Kerinci Regency. This research performed proportional cluster random sampling to get the samples. In order to test hypotheses, this study conducted moderated regression analyses (MRA). The results of analysis found that a) Service quality positively and significantly influenced public satisfaction. b) Customer value positively and significantly influenced public satisfaction. d) Corporate image positively and significantly influenced public satisfaction. e) Corporate image was found as moderating variable and stengthened the relationship between service quality, customer value and public satisfaction. The findings of this research recommended that in order to increase the degree of public satisfaction future, it is needed to enhancing service quality and customer value, as well as corporate image. Keywords: Service Quality, Customer Value, Corporate Image and Satisfaction.
Pendapat tersebut dapat diartikan
PENDAHULUAN Pelaksanaan
daerah
bahwa Pemerintah mempunyai tugas
berlandaskan Undang-Undang Nomor
memberikan pelayanan yang sebaik-
22 Tahun 1999 tentang pemerintahan
baiknya kepada masyarakat karena
daerah,
sudah
dimana
otonomi
Otonomi
daerah
sebagai wujud konkrit pelaksanaan asas
desentralisasi
dalam
menjadi
peran
Pemerintah
sebagai abdi rakyat dan abdi Negara. Salah
satu
faktor
kunci
pemerintah
daerah
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
keberhasilan
Tujuan
dibentuknya
ditentukan oleh kemampuan aparatur
pemerintahan adalah untuk menjaga
birokrasi dalam menjalankan tugas dan
suatu sistem ketertiban masyarakat
fungsinya yaitu sebagai pelayan publik
agar dapat menjalani kehidupannya
kepada masyarakat secara profesional
secara wajar (Rasyid, 1997).
dan akuntabel. Apabila publik dapat
utama
terlayani dengan baik oleh aparatur
Badan
birokrasi, maka dengan sendirinya
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
aparatur
Pintu Kabupaten Kerinci.
birokrasi
menempatkan
mampu
posisi
kedudukannya
yaitu
sebagai
Penanaman
Modal
dan
dan
Adapun bentuk layanan perizinan
civil
yang diberikan oleh Badan Penanaman
servant atau public service.
Modal
Salah satu organisasi pemerintah yang memberikan pelayanan perizinan
dan
Pelayanan
Perizinan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kerinci dapat dilihat sebagai berikut:
kepada publik atau masayarakat adalah Tabel 1. Jenis dan Jumlah Layanan Perizinan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kerinci Tahun 2013 No Jenis Layanan Jumlah Persentase (%) 1 SITU 664 44,44 2 SIUP 260 17,40 3 TDP 273 18,27 4 Izin Gangguan 164 10,98 5 GMB 86 5,76 6 TDG 6 0,40 7 Izin Usaha Angkutan 35 2,34 8 Izin Pariwisata 3 0,20 9 Izin Apotek 3 0,20 Jumlah 1.494 100,00 Sumber: Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kerinci, 2013
membandingkan antara harapan dan Sebagaimana
sebuah
kenyataan.
organisasi publik, Badan Penanaman
Untuk
Modal
dan
lazimnya
Pelayanan
Perizinan
mengungkap
fenomena
terkait dengan kepuasan publik dalam
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kerinci
mengurus
dituntut untuk mampu memberikan
melakukan pengamatan awal terhadap
pelayanan
30 orang masyarakat yang pernah
yang
baik
kepada
surat
perizinan,
penulis
masyarakat atau publik yang pada
menerima
gilirannya akan dapat menciptakan
Badan
kepuasan publik. Menurut Kotler dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
Keller (2011) kepuasan merupakan
Pintu
perasaan senang atau kecewa yang
pengamatan menemukan bahwa rata-
dirasakan
rata keluhan publik dalam pengurusan
oleh
sesorang
setelah
layanan Penanaman
Kabupaten
perizinan
pada
Modal
dan
Kerinci.
Hasil
perizinan adalah 52,7%. Tingginya
persentase keluhan yang dirasakan
lebih besar dari pengorbanan yang
oleh publik merupakan indikasi atau
lakukan maka paroduk atau jasa yang
fenomena
dikonsumsi bernilai.
masih
masyarakat menerima
kurang
atau
puasnya
publik
Berdasarkan
kajian
literatur
perizinan
pada
empiris, ditemukan bahwa pengaruh
Modal
dan
variabel kualitas pelayanan terhadap
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
kepuasan belum bersifat konklusif.
Pintu Kabupaten Kerinci
Dengan kata lain bahwa sebagian
Badan
layanan
dalam
Penanaman
Dalam
literatur
manajemen
peneliti menemukan bahwa kualitas
pemasaran dijelaskan bahwa diantara
pelayanan
faktor-faktor
terhadap
yang
dapat
berpengaruh kepuasan
signifikan
dan
sebagian
mempengaruhi kepuasan pelanggan
peneliti lain menemukan pengaruh
adalah
pelayanan
yang tidak siginifikan. Hal yang sama
(Parasuraman, Barry dan Zeithalm,
juga terjadi pada pengaruh variabel
1991). Menurut Kotler dan Keller
nilai
(2011)
dimana sebagian peneliti menemukan
kualitas
kualitas
pelayanan
segala
pelangga
bahwa
oleh penyedia jasa yang diberikan
signifikan terhadap kepuasan
kepada penerima jasa dalam upaya
sebagian peneliti lain menemukan
memenuhi
pengaruh yang tidak signifikan.
keinginannya
dan
yang terkait
dengan
Menurut
penggan
kepuasan
bentuk aktivitas yang dilaksanakan
kebutuhan
nilai
terhadap
Sekaran
berpengaruh
dan
dan
Bougie
dimensi kualitas pelayanan (tangibles,
(2010) bila hubungan dua variabel
empathy, reliability, responsiveness
belum bersifat konklusif maka peneliti
dan assurance).
berikutnya dapat mempertimbangkan
Faktor
dapat
untuk menempatkan variabel moderasi.
mempengaruhi kepuasan pelanggan
Variabel moderasi merupakan variabel
adalah
yang
nilai
lain
yang
pelanggan
(customer
dapat
memperkuat
atau
value). Menurut Griffin (2003) nilai
memperlemah pengaruh variabel bebas
pelanggan merupakan perbandingan
terhadap variabel terikat.
antara manfaat yang diperoleh dengan pengorbanan yang dilakukan.
Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis
mempertimbangkan
citra
Dengan demikian dapat dipahami
instansi sebagai variabel pemoderasi,
bahwa apabila manfaat yang diperoleh
dimana variabel citra instansi (citra perusahaan) sebelumnya pernah diuji
sebagai
variabel
terhadap
berdasarkan
kepuasan. Dengan demikian maka
proporsional
dapat
bebas
digambarkan
jenis
layanan)
dan
kerangka
konseptual penelitian sebagai berikut.
Definisi dan Operasional Variabel Kepuasan publik adalah perasaan senang atau kecewa yang dirasakan
Kualitas Pelayanan (X1)
oleh Kepuasan Publik (Y)
perizinan Modal
Nilai Pelanggan (X2)
publik
dalam
pada dan
pengurasan
Badan
Penanaman
Pelayanan
Perizinan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kerinci Citra Instansi (M)
dengan cara membandingkan antara harapan dan kenyataan (Kotler dan
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Keller, 2011) dan diukur dengan 5 item (Anthanassopoulos dkk, 2001). Kualitas pelayanan adalah segala
METODE PENELITIAN
bentuk layanan yang diberikan oleh
Populasi dan Sampel Populasi
dalam
penelitian
ini
Badan
Penanaman
Modal
dan
adalah seluruh masyarakat atau publik
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
yang
Pintu
menerima
layanan
dalam
Kabupaten
Kerinci
dalam
pengurusan perizinan selama Tahun
memenuhi kebutuhan dan keinginan
2013 yaitu sebanyak 1.494 orang.
publik pada pengurusan perizinan yang
Untuk menentukan jumlah atau ukuran
dikur dengan 22 item (Parasuraman
sampel
dkk, 1991)
minimal
penelitian
ini
menggunakan pendapat Slovin dalam
Nilai pelanggan adalah Penilaian
Sekaran dan Bougie (2010) dengan
keseluruhan masyarakat atau publik
perhitungan sebagai berikut.
terhadap utilitas sebuah surat perizinan
n = N / (1 + N e2)
berdasarkan persepsi mereka tentang
n = 1.494 / (1 + 1.494. 0,052)
apa yang mereka terima dan apa
n = 315,5 (dibulatkan menjadi 316)
mereka korbankan (Kotler dan Keller,
Sedangkan sampel
yang
teknik digunakan
penarikan adalah
proportional cluster random sampling
2011) dan diukur dengan 7 item (Rachmat, 2009) Citra instansi adalah Sekumpulan
yaitu penarikan sampel acak sederhana
asosiasi
yang
dipersepsikan
berdasarkan klaster (pengelompokan
masyarakat atau publik terhadap Badan
Penanaman
Modal
dan
Perizinan
Terpadu
Pelayanan
Satu
Pintu
pertanyaan valid atau tidak, maka digunakan nilai corrected item-total
Kabupaten Kerinci yang memberikan
correlation.
layanan perizinan (Setiadi, 2004) dan
pertanyaan memiliki nilai corrected
diukur dengan 6 item (Diskha &
item-total correlation lebih besar dari
Djumila, 2012).
0,30 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
terdiri
dari
uji
merupakan alat uji untuk mengetahui suatu
butir
pertanyaan
dinyatakan valid atau tidak. Untuk mengetahui
dan
butir
sebaliknya
Sedangkan reliabilitas merupakan
intrumen
validitas dan reliabilitas. Validitas
apakah
valid,
suatu
(Maholtra, 2009).
Uji Instrumen Uji
Apabila
apakah
pertanyaan-
alat uji untuk mengetahui kehandalan variabel. Uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha lebih lebih besar dari 0,70 (Sekaran dan Bougie, 2010). Ringkasan hasil uji instrumen dapat dilihat
sebagai
berikut:
Tabel 2. Hasil Uji Instrumen Variabel Kepuasan Publik (Y) Kualitas Pelayanan (X1) Nilai Pelanggan (X2) Citra Instansi (M)
Jumlah item 5 22 7 6
Tidak Valid 1 1
Valid
Cronbach’s Alpha 0,814 0,962 0,767 0,701
5 22 6 7
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014 responden
Deskripsi Variabel Hasil analisis deskriptif tentang
(TCR)
masing-masing
variabel dapat dilihat sebagai berikut:
skor rata-rata dan tingkat capaian Tabel 3. Skor Rata-Rata dan TCR No Variabel Skor Rata-Rata Kepuasan Publik (Y) 1 3,99 Kualitas Pelayanan (X ) 2 3,83 1 Nilai Pelanggan (X2) 3 3,31 Citra Instansi (M) 4 3,81 Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
Uji asumsi klasik terdiri dari uji uji
Keterangan Cukup Puas Cukup Baik Cukup Bernilai Baik
Berdasarkan hasil analisis tentang uji
Uji Asumsi Klasik
normalitas,
TCR (%) 79,88 76,60 66,20 76,12
asumsi klasik ditemukan bahwa semua
linearitas,
uji
uji
dan
uji
Smirnov), linearitas (compare means),
heteroskedastisitas (Suliyanto, 2011).
mulikolinearitas (Tolerence dan VIF),
multikolonearitas
normalitas
(Kolmogorov-
dan heteroskedastisitas (Uji Glajser)
pelanggan (X2) terhadap kepuasan
memenuhi persyarakatan.
publik (Y). Hasil analisis MRA dapat dilihat pada Tabel 4.17 berikut ini Hipotesis H1 dalam penelitian ini
Pengujian Hipotesis Untuk
melakukan
pengujian
adalah produk berpengaruh signifikan
hipotesis, penelitian ini menggunakan
terhadap keputusan pembelian kopi
moderated regression analysis (MRA).
Kerinci.
Tujuan menggunakan MRA dalam
adalah harga berpengaruh signifikan
penelitian ini adalah untuk mengetahui
terhadap keputusan pembelian kopi
peranan variabel citra instansi
Kerinci. Hasil pengujian H1 dan H2
(M)
sebagai pemoderasi pada pengaruh
Sedangkan
hipotesis
H2
dapat dilihat sebagai berikut:
kualitas pelayanan (X1) dan nilai Tabel 4.Hasil Moderated Regression Analysis Konstanta, Variabel Bebas dan Moderasi Konstanta (a) Kualitas Pelayanan (X1) Nilai pelanggan (X2) Citra Instansi (M) X1M X2M F hitung R2
Model 1 Koefisien Regresi 1,724 0,477 0,134 68,224 0,500
Sig. 0,000 0,000 0,005 0,000
Model 2 Koefisien Regresi 1,012 0,425 0,117 0,335 62,564 0,572
Model 3 Koefisien Regresi 0,506 1,124 0,766 0,598 0,297 0,311 45,098 0,610
Sig. 0,000 0,000 0,231 0,000 0,000
Sig. 0,000 0,000 0,000 0,081 0,003 0,000 0,000
Sumber: Data Primer yang diolah, 2014 Tabel 3 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
demikian, hipotesis pertama (H1) dapat diterima. 2. Koefisien regresi variabel nilai
Model 1 1. Koefisien regresi variabel kualitas
pelanggan (X2) diperoleh sebesar
pelayanan (X1) diperoleh sebesar
0,234 dengan signifikan 0,003 atau
0,477 dengan signifikan 0,000 atau
lebih
lebih
kecil
pengujian
dari hipotesis
kecil
0,05.
Hasil
pengujian
ini
dapat
diartikan
dari hipotesis
bahwa
0,05.
Hasil
ini
dapat
variabel
nilai
diartikan bahwa variabel kualitas
pelanggan berpengaruh signifikan
pelayanan berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan publik. Dengan
terhadap kepuasan publik Dengan
demikian, hipotesis kedua (H2) dapat diterima.
3. Nilai R2 diperoleh sebesar 0,572 yang
berarti
bahwa
variasi
3. Nilai F hitung diperoleh sebesar
kepuasan publik dijelaskan oleh
68,224 dengan signifikan 0,000
variabel kualitas pelayanan, nilai
atau lebih kecil dari 0,05. Dengan
pelanggan,
demikian,
sebesar 57,2%, dimana sisanya
dapat
disimpulkan
bahwa model 1 dinyatakan layak. 4. Nilai R2 diperoleh sebesar 0,500 yang
berarti
bahwa
variasi
dan
citra
instansi
sebesar 42,8% dijelaskan
oleh
variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam Model 2
kepuasan publik dijelaskan oleh
Model 3
variabel kualitas pelayanan dan
1. Koefisien regresi variabel X1M
nilai
pelanggan
sebesar
50%,
(interaksi antara kualitas pelayanan
sebesar
50%
dan citra instansi) adalah 0,297 dan
dijelaskan oleh variabel-variabel
signifikan sebesar 0,003 atau lebih
lain yang tidak termasuk dalam
kecil dari 0,05. Dengan demikian
Model 1.
dapat disimpulkan bahwa citra
dimana
sisanya
Model 2
instansi berperan sebagai variabel
1. Koefisien regresi variabel citra
moderasi pada pengaruh kualitas
instansi (M) diperoleh sebesar
pelayanan
0,335 dengan signifikan 0,000 atau
publik.
lebih
kecil
kepuasan
0,05.
Hasil
2. Koefisien regresi variabel X2M
ini
dapat
(interaksi antara nilai pelanggan
citra
dan citra instansi) adalah 0,311 dan
signifikan
signifikan sebesar 0,000 atau lebih
terhadap kepuasan publik. Dengan
kecil dari 0,05. Dengan demikian
demikian, hipotesis ketiga (H3)
dapat disimpulkan bahwa citra
dapat diterima.
instansi berperan sebagai variabel
pengujian diartikan instansi
dari
terhadap
hipotesis bahwa
variabel
berpengaruh
2. Nilai F hitung diperoleh sebesar
moderasi
62,564 dengan signifikan 0,000
pelanggan
atau lebih kecil dari 0,05. Dengan
publik.
demikian,
dapat
disimpulkan
3. Pada
pada
Model
pengaruh
terhadap
1
nilai
kepuasan
ditemukan
R2
bahwa model penelitian tentang
sebesar 0,500 sedangkan R2 Model
pengaruh citra instansi terhadap
3 adalah 0,610. Dengan demikian
kepuasan publik dinyatakan layak.
terjadi peningkatan R2 sebesar
0,110, sehingga dapat disimpulkan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kerinci.
bahwa
citra
variabel
instansi
sebagai
Sebaliknya, jika semakin tidak baik
pemoderasi
telah
kualitas pelayanan maka akan semakin
pengaruh
kualitas
memperkuat
rendah
kepuasan
publik
dalam
pelayanan dan nilai pelanggan
pengurusan
perizinan
terhadap kepuasan publik dalam
Penanaman
Modal
pengurusan perizinan pada Badan
Perizinan
Terpadu
Penanaman Modal dan Pelayanan
Kabupaten Kerinci. Hasil penelitian ini
Perizinan
didukung
Terpadu
Satu
Pintu
oleh
pada
dan
Badan
Pelayanan
Satu
temuan
Pintu
penelitian
Kabupaten Kerinci sebesar 11%,
terdahulu (Auli, 2013; Ajeng, Sri &
sehingga demikian H4 dan H5
Sendhang, 2013; Jaka, 2012; Rinda &
dapat diterima
Nur, 2012) Hasil pengujian hipotesis kedua (H2) diketahui bahwa variabel nilai
PEMBAHASAN
Hasil pertama
pengujian (H1)
hipotesis
diketahui
bahwa
pelanggan terhadap
berpengaruh kepuasan
signifikan
publik
dalam
pada
Badan
pelayanan
pengurusan
perizinan
terhadap
Penanaman
Modal
kepuasan publik dalam pengurusan
Perizinan
Terpadu
perizinan
Penanaman
Kabupaten Kerinci. Hal ini dapat
Perizinan
dibuktikan dimana pada Model 1
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kerinci.
diperoleh koefisien regresi variabel
Hal ini dapat dibuktikan dimana pada
nilai pelanggan sebesar 0,234 dengan
Model 1 diperoleh koefisien regresi
signifikan sebesar 0,003 atau lebih
variabel kualitas pelayanan sebesar
kecil dari 0,05.
variabel
kualitas
berpengaruh
Modal
pada dan
signifikan
Badan Pelayanan
0,477 dengan signifikan sebesar 0,000
Temuan ini dapat diinterpretasikan
Pelayanan
Satu
Pintu
Temuan ini dapat diinterpretasikan bahwa
atau lebih kecil dari 0,05.
dan
jika
semakin
tinggi
nilai
pelanggan yang dipersepsikan oleh
bahwa jika semakin baik kualitas
publik
pelayanan maka akan semakin tinggi
perizinan
kepuasan publik dalam pengurusan
Modal
perizinan
Penanaman
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kerinci
Perizinan
maka akan semakin tinggi kepuasan
Modal
pada dan
Badan Pelayanan
dalam pada dan
menerima Badan Pelayanan
layanan
Penanaman Perizinan
publik dalam pengurusan perizinan
pada Badan Penanaman Modal dan
Perizinan
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
Kabupaten Kerinci yang dipersepsikan
Pintu Kabupaten Kerinci. Sebaliknya,
oleh publik maka akan semakin tinggi
jika semakin rendah nilai pelanggan
kepuasan publik dalam pengurusan
yang dipersepsikan oleh publik dalam
perizinan
menerima
Modal
pada
Badan
Pintu
Penanaman
pada
Modal
dan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kerinci.
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
Sebaliknya, jika semakin tidak baik
Pintu Kabupaten Kerinci maka akan
citra Badan Penanaman Modal dan
semakin rendah pula kepuasan publik
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
dalam
Pintu
Penanaman
pengurusan
dan
Satu
perizinan
Badan
layanan
Terpadu
Pelayanan
perizinan
pada
Modal
dan
dipersepsikan oleh publik maka akan
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
semakin rendah kepuasan publik dalam
Pintu
Hasil
pengurusan
perizinan
penelitian ini didukung oleh temuan
Penanaman
Modal
penelitian terdahulu (Nurul, 2012; Rita
Perizinan
Terpadu
dkk, 2013; Sri & Wisnalmawati, 2011;
Kabupaten Kerinci. Hasil penelitian ini
Ajeng dkk, 2013).
didukung
Badan
Penanaman
Kabupaten
Kerinci.
Hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) diketahui bahwa variabel citra instansi
berpengaruh
terhadap
kepuasan
pengurusan
perizinan
Penanaman
Modal
Perizinan
Terpadu
signifikan
Kabupaten
Perizinan
oleh
Kerinci
yang
pada
dan
Badan
Pelayanan
Satu
temuan
Pintu
penelitian
terdahulu (Eman & Ayman, 2013; Rita, dkk 2013, Nurul, 2012). Hasil pengujian hipotesis keempat
publik
dalam
(H4) diketahui bahwa variabel citra
pada
Badan
instansi
dan
Pelayanan
Satu
berperan
sebagai
variabel
pemoderasi dan memperkuat pengaruh
Pintu
kualitas pelayanan terhadap kepuasan
Kabupaten Kerinci. Hal ini dapat
publik dalam pengurusan perizinan
dibuktikan dimana pada Model 2
pada Badan Penanaman Modal dan
diperoleh koefisien regresi variabel
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
citra instansi sebesar 0,335 dengan
Pintu Kabupaten Kerinci.
signifikan sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05.
Temuan penelitian ini memberikan makna bahwa jika semakin baik citra
Temuan ini dapat diinterpretasikan
Badan
Penanaman
Modal
dan
bahwa jika semakin baik citra Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
Penanaman
Pintu
Modal
dan
Pelayanan
Kabupaten
Kerinci
yang
dipersepsikan oleh publik maka akan
terhadap
semakin
variabel
pengurusan
perizinan
kualitas pelayanan terhadap kepuasan
Penanaman
Modal
publik dalam pengurusan perizinan
Perizinan
Terpadu
pada Badan Penanaman Modal dan
Kabupaten Kerinci. Sebaliknya, jika
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
semakin
Pintu Kabupaten Kerinci. Sebaliknya,
Penanaman
Modal
jika semakin tidak baik citra Badan
Perizinan
Terpadu
Penanaman
Modal
Kabupaten Kerinci yang dipersepsikan
Perizinan
Terpadu
kuat
pengaruh
dan
Pelayanan
Satu
kepuasan
tidak
publik
dalam
pada
Badan
dan
Pelayanan
Satu
baik
Pintu
citra
dan
Badan
Pelayanan
Satu
Pintu
Pintu
oleh publik maka akan semakin lemah
Kabupaten Kerinci yang dipersepsikan
pengaruh variabel nilai pelanggan
oleh publik maka akan semakin lemah
terhadap
pengaruh variabel kualitas pelayanan
pengurusan
perizinan
terhadap
kepuasan
pengurusan
perizinan
Penanaman
Modal
Perizinan
Terpadu
publik
dalam
Penanaman
Modal
pada
Badan
Perizinan
Terpadu
dan
Pelayanan
Satu
dalam
pada
Badan
dan
Pelayanan
Satu
Pintu
Kabupaten Kerinci PENUTUP
Hasil pengujian hipotesis kelima (H5) diketahui bahwa variabel citra berperan
publik
Pintu
Kabupaten Kerinci.
instansi
kepuasan
sebagai
variabel
Kesimpulan 1. Tingkat kepuasan yang dirasakan publik
pada
Kantor
Badan
pemoderasi dan memperkuat pengaruh
Penanaman Modal dan Pelayanan
nilai pelanggan terhadap kepuasan
Perizinan
publik dalam pengurusan perizinan
Kabupaten Kerinci masuk kedalam
pada Badan Penanaman Modal dan
kategori cukup puas, sementara
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
kualitas pelayanan masuk kedalam
Pintu Kabupaten Kerinci. Temuan
kategori cukup baik (belum baik),
penelitian
makna
nilai pelanggan termasuk kedalam
bahwa jika semakin baik citra Badan
kategori cukup baik (belum baik)
Penanaman
Modal
dan
Perizinan
Terpadu
ini
memberikan
dan
Pelayanan
Satu
citra
Terpadu
instansi
Satu
Pintu
termasuk
Pintu
kedalam kategori cukup baik dan
Kabupaten Kerinci yang dipersepsikan
masih jauh dari kategori sangat
oleh publik maka akan semakin kuat
baik.
pengaruh variabel nilai pelanggan
2. Rendahnya dirasakan Badan
tingkat publik
kepuasan
pada
Penanaman
Kantor
Modal
yang
dipersepsikan
oleh
masyarakat atau publik.
dan
5. Sementara itu citra instansi juga
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
merupakan variabel yang penting
Pintu
Kerinci
dan dapat memperkuat dampak
kualitas
kualitas
Kabupaten
disebabkan
karena
pelayanan
dan
pelayanan yang diberikan oleh
pelanggan
Kantor Badan Penanaman Modal
publik
dan Pelayanan Perizinan Terpadu
Penanaman Modal dan Pelayanan
Satu
Perizinan
Pintu
Kabupaten
Kerinci
belum dapat dikatakan baik, serta
terhadap
nilai
pada
kepuasan
Kantor
Terpadu
Badan
Satu
Pintu
Kabupaten Kerinci
nilai pelanggan yang dirasakan oleh
publik
layanan
dalam
juga
menerima
belum
dapat
Faktor merubah
lain
yang
dampak
dapat kualitas
pelayanan dan nilai pelanggan terhadap kepuasan publik pada Kantor Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
Pintu
Kabupaten
Kerinci
adalah citra instansi, namun dalam hal ini menurut responden citra instansi belum dapat dikatakan
atau
kepuasan Badan
upaya
meningkatkan
menerima layanan perizinan pada Badan
Penanaman
Modal
dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kerinci, maka Badan
Penanaman
Modal
dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten
Kerinci
hendaknya lebih berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan, nilai pelanggan dan citra instansi. Hal ini disebabkan karena hasil
baik. 4. Tinggi
1. Dalam
kepuasan publik khususnya dalam
dikatakan baik. 3.
Implikasi
rendahnya
publik
Penanaman
pada
tingkat Kantor
Modal
dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kerinci sangat ditentukan oleh baik atau buruknya kualitas pelayanan serta tinggi atau rendahnya nilai pelanggan layanan
penelitian ini telah membuktikan bahwa variabel kualitas pelayanan, nilai pelanggan dan citra instansi memiliki pengaruh yang berarti terhadap
keputusan
kepuasan
publik dalam menerima layanan perizinan
pada
Kantor
Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan
Terpadu
Satu
Pintu
Kabupaten Kerinci. 2. Peningkatan
perizinan, dan b) menjaga dan
meningkatkan reputasi instansi
kualitas
pelayanan
dimata masyarakat
sebagaimana yang dijelaskan diatas dilakukan
dengan
cara
memperhatikan dimensi reliability, responsiveness,
assurance,
Saran Peneliti Berikutnya 1. Peneliti
yang
disarankan
akan
agar
datang
menggunakan
seluruh anggota populasi sebagai
tangibles, dan empathy 3. Perbaikan variabel nilai pelanggan
responden penelitian agar dapat
dapat dilakukan dengan cara a)
menghindari
memberikan kepastian layanan dan
sampel.
distorsi
penarikan
b)
2. Peneliti yang akan dapat dapat
menemukan metode kerja yang
mereplikasi model penelitian ini
lebih
dan
kecepatan
layanan,
baik
dan
agar
dapat
selanjutnya
diujikan
memperpendek waktu penyelesaian
Badan
perizinan.
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
4. Disamping
memperhatikan
variabel kualitas pelayanan dan
Penanaman
Modal
pada dan
Pintu daerah Kabupaten lainnya. 3. Peneliti
berikutnya
juga
dapat
nilai pelanggan, Kantor Badan
mengembangkan model penelitian
Penanaman Modal dan Pelayanan
ini
Perizinan
atau menambahkan variabel lain
Terpadu
Kabupaten
Kerinci
Satu
Pintu
hendaknya
dengan
yang
mempertimbangkan
mempengaruhi
lebih berusaha untuk meningkatkan
publik
citra
produk, dan distribusi.
instansinya.
Hal
ini
seperti
harga,
kepuasan promosi,
disebabkan karena hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel
DAFTAR PUSTKA
citra instansi mampu memperkuat
Ajeng, U.I., Sri, S., dan Sendhang, N. (2013). Pengaruh Nilai Pelanggan dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan. Diponegoro Journal of Social and Politic. Vol 1 No 8. Anthanassopoulos., Antreas., Spiros. G dan Vlassis. S (2001). Behavioral Responses to Customer Satisfaction: An Empirical Study.
pengaruh kualitas pelayanan dan nilai pelanggan terhadap kepuasan publik. Perbaikan citra instansi tersebut dapat dilakukan dengan cara
yaitu
bersikap
a)
pegawai
bersahabat
lebih
(koperatif)
kepada masyarakat yang mengurus
European Journal of Marketing, Vol 35, No 5/6 687-707. Auli, L.Y (2013). Persepsi tentang Kualitas Pelayanan, Nilai Ptoduk dan fasilitas terhadap Kepuasan Pelanggan. Management Analysis Journal 2 (1) Diskha, M., Jumilah, H., dan Teddy, C. (2010). Analisis Kepuasan Pasien sebagai Mediasi Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan terhadap Citra Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol 10. No 3. Eman, M.E., dan Ayman, Y.S (2013). The impact of corporate image and reputation on service quality, customer satisfaction and customer loyalty: testing the mediating role. Case analysis in an international service company. The Business & Management Review, Vol.3 Number-2. Griffin. (2003). Marketing Management, Mc. Graw Hill, Seventh Edition, New York. Terjemahan Andi. Jaka, Jamakas (2012). Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Masyarakat di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tulungagung. Jurnal Otonomi Vol 12 No.3. Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. (2011). Manjemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2. Jakarta : PT. Erlangga Malhotra K. N. (2009). Aplikasi Riset Pemasaran. Terjemahan. Bumi Aksara, Jakarta. Nurul, Qamariah (2012). Pengaruh Kualitas Layanan dan Citra Institusi terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol 10 No 1. Parasuraman, A., Berry, L.L., & Zeithaml, V.A. (1991). Refinement and Reassessment of the SERVQUAL Scale. Journal of
Retailing, Vol. 67, No.4 (Winter), 420-450 Rachmad, Hidayat (2009). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas Produk dan Nilai Nasabah terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Bank Mandiri. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vo,11 No 1. Rasyid, Rias (1997), Kajian Awal Birokrasi Pemerintahan & Politik Orde Baru, Penerbit Yarif Watampone, Jakarta Rinda, N dan Nur, Iriawan (2012). Analisis Pengaruh Kualitas Layanan, Kepuasan Pelanggan, dan Kepercayaan terhadap Loyalitas Pelanggan Flexi Mobile Broadband di Wilayah Surabaya dengan Pendekatan SEM Bayesian. Jurnal Sains dan Seni ITS. Vol 1 No.1 Rita, A., Taher, A., Umar, N., dan Suharyono (2013). Effect of Service Quality and Product Quality to Corporate Image, Customer’s Satisfaction and Customer’s Trust. IOSR Journal of Business and Management (IOSRJBM). Volume 9, Issue 6 Sekaran, Uma dan Bougie, Roger. (2010). Business.
Research A
Methods
Skill
for
Building
Approach. Fifth Edition. A John Wiley and Sons, Ltd, Publication. Setiadi, Nugroho J. (2004). Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Prenada Media Sri, K., dan Wisnalmawati (2011). Pengaruh Pengetahuan Produk, Nilai dan Kualitas yang Dipersepsikan terhadap Kepuasan Pelanggan Mobil Toyota. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol 5 No 1