16 TALENTA PSIKOLOGI Vol. IV, No. 1, Februari 2015
THE CORRELATION OF CONFORMITY AND SELF CONTROL WITH SMOKING BEHAVIOR AT GIRL ADOLESCENT IN SURAKARTA
Elfira Wahyu Hapsari Harahap Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sahid Surakarta E-mail :
[email protected]
Abstrak This research purpose to knowing the correlation between conformity withsmoking behavior at girl adolescent in Surakarta, to knowing the correlationbetween self control with smoking behavior at girl adolescent in Surakarta and toknowing the correlation between conformity and self control with smoking behaviorat girl adolescent in Surakarta. This research used quantitative correlation approach with using scale ascollector of research data which is in conformity scale form, self control scale andsmoking behavior scale. Population in this research is girl adolescent in Surakartawith sample as much as 55 persons are taken by incidental sampling. The dataanalyze technique in this research use the double linear regression analysis assisteduse SPPS Statistical Package for Social Sciences) for Windows Release 21,0program. The double linier regression analysis result that there is significancecorrelation between conformity with smoking behavior at girl adolescent inSurakarta get obtained ρ value equal to 0,039 < 0,05. So also there is significancecorrelation between self control with smoking behavior at girl adolescent inSurakarta, proofed to be obtain ρ value equal to 0,000 < 0,05. By together is alsoknown that there is significance correlation between conformity and self control withsmoking behavior at girl adolescent in Surakarta, proof ρ value equal to 0,000 <0,05. Excelsior conformity so higher the girl adolescent smoking behavior andprogressively goodness self control of hence progressively lower the girl adolescentsmoking behavior in Surakarta. Key word: smoking behavior, conformity, self control
17 TALENTA PSIKOLOGI Vol. IV, No. 1, Februari 2015
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan perilaku merokok pada remaja putri di Surakarta, untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan perilaku merokok pada remaja putri di Surakarta, dan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dan kontrol diri dengan perilaku merokok pada remaja putri di Surakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional dengan menggunakan skala sebagai alat pengumpul data penelitian yang berupa skala konformitas, skala kontrol diri dan skala perilaku merokok. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri di Surakarta, dengan sampel sebanyak 55 orang dan diambil secara incidental sampling. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier ganda dengan dibantu menggunakan program SPPS (Statistical Package for Social Sciences) for Windows Release 21,0. Hasil analisis regresi linier berganda diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara konformitas dengan perilaku merokok pada remaja putri di Surakarta dengan diperoleh ρ value sebesar 0,039 < 0,05. Begitu juga ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri dengan perilaku merokok pada remaja putri di Surakarta, dibuktikan dengan ρ value sebesar 0,000 < 0,05. Secara bersama-sama juga diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara konformitas dan control diri dengan perilaku merokok pada remaja putri di Surakarta, terbukti ρ value sebesar 0,000 < 0,05. Semakin tinggi konformitas maka semakin tinggi perilaku merokok remaja putri dan semakin baik kontrol diri maka semakin rendah perilaku merokok remaja putri di Surakarta. Kata kunci: konformitas, kontrol diri, perilaku merokok
18 TALENTA PSIKOLOGI Vol. IV, No. 1, Februari 2015
satunya adalah masalah yang terkait
PENDAHULUAN Berkaitan
dengan
hubungan
dengan
perilaku
merokok.
Perilaku
sosial, remaja harus menyesuaikan iri
merokok dilihat dari berbagai sudut
dengan
lingkungan
pandang manapun sangat merugikan,
meningkatnya
baik untuk diri sendiri maupun oranglain
pengaruh kelompok teman sebaya (peer
yang berada di sekelilingnya.Banyak
group). Kuatnya
pengaruh kelompok
remaja berfikir bahwa denganmerokok
sebaya terjadi karena remaja lebih
maka stres hilang dan merasabangga
banyak berada di luar rumah bersama
jika
dengan teman sebaya sebagai kelompok.
Mereka
Keinginan
dampak negatif daritindakan yang di
orang
keluarga,
di
luar
seperti
mengubah keyakinan atau
dilihat
oleh
teman-temannya.
cenderung
tidakmemikirkan
perilaku agar terlihat sama dengan yang
lakukan.
lain
kenikmatan yang diperoleh dari rokok
disebut
dengan
konformitas
(Monks, 2004).
Merekahanya
(Komalasari, 2002).
Konformitas
muncul
ketika
Sebagian
remaja
individu meniru sikap atau tingkah laku
disebabkan
orang lain dikarenakan tekanan yang
Mungkin
nyata maupun yang dibayangkan oleh
kasihsayang
mereka. Tekanan untuk mengikuti teman
pelajaran,
sebaya menjadi sangat kuat pada masa
Jadi,untuk
remaja (Santrock, 2003). Konformitas
melepaskan
segala
teman
fikiran,mereka
pun
sebaya
pada
remaja
dapat
menjadi positif atau negatif. Hal permasalahan
memikirkan
yang bagi
sering remaja
karena karena
tekanan tidak
keluarga, dihina
merokok
mendapat
gagal
dan
hidup.
dalam
sebagainya.
mendapatkan ketenangan, ketegangan merokok
atas
dorongan teman-temannya atau akibat menjadi
tekananyang datang dari dalam diri
salah
merekasendiri. Setelah dicoba, rokok
19 TALENTA PSIKOLOGI Vol. IV, No. 1, Februari 2015
dapatmemberi
sedikit
kelegaan
atau
jangka
panjang
dariperilaku
sementarawaktu tanpa memikirkan efek
merokok. Untuk mengatasi keadaan
sampingyang
tersebut, remaja membutuhkan suatu
lebih
berkepanjangan manfaatnya secara
buruk
dan
dibanding
yanghampir
dengan
tidak
perlahan-lahanremaja
mekanis
meyang
ada,
mereka
dalam
pun
mengarahkan perilakunya. Mekanisme
menjadi perokok (Husaini,2006). Sears bahwa
(2006),
banyak
membantu
mengatur
dan
yang dimaksud adalah kontrol diri.
menyatakan
Calhoun
dan
Acocella
yang
(dalamGhufron, 2011) mendefinisikan
menyebutkan bahwa merokok itu bisa
kontroldiri sebagai pengaturan proses-
berkembangdengan pesat di kalangan
prosesfisik, psikologis, dan perilaku
remaja.Karena menurut mereka, masa
seseorang dengan kata lain serangkaian
remaja adalah yang paling gampang
proses yang membentuk dirinya sendiri.
dipengaruhi (labil).
Remaja dengan
Kontrol diri juga berkaitan dengan
kematangan emosi yang baik cenderung
mengendalikan emosi serta dorongan-
akan
dorongan
merespon
pendapat
dapat
segala
sesuatunya
yang
ada
dalamdirinya.
dengan baik sehingga konformitas yang
Seseorang yang memiliki kontrol diri
muncul akan bersifat positif.
akan
Namun,
mempertimbangkan
segala
remaja
yang kematangan emosinya
konsekuensi yang akan terjadisebelum
kurang
baik,
akan
memutuskan sesuatu untuk bertindak.
melakukan konformitas yang negatif dan
Seorang yang memiliki kontrol diri yang
akan melakukan apa saja agar tidak
baik akan mampu mengarahkan energi
ditolak
emosi
oleh
cenderung
anggota
kelompoknya.
ke
saluranekspresi
yang
Remaja tidak sadar dan belum bisa
bermanfaat dan dapatditerima secara
memperhitungkan akibat jangka pendek
sosial.
20 TALENTA PSIKOLOGI Vol. IV, No. 1, Februari 2015
Tujuan dalam penelitian ini untukmengetahui
hubungan
antarakonformitas
dengan
merokok
putri
remaja
hubungan
antara
antara
1. Peniruan Keinginan
samadengan orang lain baik secara
diSurakarta,
terbuka atau ada tekanan (nyata atau
kontrol
diri
dibayangkan)
menyebabkan
konformitas.
putri diSurakarta dan untuk mengetahui
2. Penyesuaian
antara
untuk
perilaku
denganperilaku merokok pada remaja
hubungan
individu
konformitas
dan
Keinginan
individu
untuk
kontrol diri dengan perilaku merokok
dapatditerima orang lain menyebabkan
pada remaja putri di Surakarta.
individu
bersikap
terhadaporang
konformitas
lain.
Individu
TINJAUAN PUSTAKA
biasanya melakukan penyesuaian pada
Konformitas
normayang ada pada kelompok.
Sarwono (2007), menjabarkan konformitas
sebagai
bentuk
3. Kepercayaan Semakin
besar
perilakusama dengan orang lain yang
keyakinanindividu pada informasi yang
didorong oleh
benardari orang lain semakin meningkat
keinginan
sendiri.
Menurut Fuhrmann (2006), konformitas
ketepatan
yangcukup kuat tidak jarang membuat
conform terhadap orang lain.
individu
4. Kesepakatan
melakukan
sesuatu
yang
merusak atau melanggar norma sosial (anti sosial) Taylor (2009) membagi aspek konformitas menjadi lima, yaitu:
informasi
yang
memilih
Sesuatu yang sudah menjadi keputusan kekuatan
bersama sosial
menjadikan yang
menimbulkan konformitas.
mampu
21 TALENTA PSIKOLOGI Vol. IV, No. 1, Februari 2015
5. Ketaatan
Averill(dalam Ghufron, 2011) terdapat
Respon yang timbul sebagai akibat
dari
kesetiaan
atau keter
tundukan individu atas otoritas tertentu, sehingga otoritas dapat membuat orang
tigajenis kontrol diri yang meliputi limaaspek, yaitu : 1. Kemampuan
perilaku(Behavioral Control)
menjadi conform terhadap hal-hal yang disampaikan.
Selain
kelima
mengontrol
Kemampuan
mengontrol
aspek
perilaku didefinisikan sebagai kesiapan
tersebut aspek lain konformitas adalah
atau tersedianya suatu respon yang dapat
kerelaan dan perubahan.
secara
Kontrol Diri
memodifikasi suatu keadaan yangtidak
Ghufron mengartikankontrol pengaturan
diri
proses-proses
langsung
(2011),
menyenangkan.
sebagai
inidiperinci
fisik,
mempengaruhiatau
Kemampuan
lebih
duakomponenyaitu
lanjut a).
psikologis
dan
perilaku
seseorang.
mengontrol
Dengan
kata
lain
merupakan
(regulatedadministration),
ke
dalam
kemampuan pelaksanaan yaitu
serangkaian proses yang membentukdiri
kemampuan individu untuk menentukan
sendiri. Kontrol diri dianggap sebagai
siapa yang mengendalikan situasi atau
lawan dari kontrol eksternal. Kontrol
keadaan,dirinya sendiri atau sesuatu
diri
diluardirinya
berkaitan
dengan bagaimana
dan
b)kemampuan
individu mengendalikan emosi serta
mengontrolstimulus
dorongan dari dalamdirinya dengan
modifiability), merupakan kemampuan
menggunakan sikap yang
untuk mengetahui bagaimana dan kapan
sehingga
rasional
mampu membuat keputusan
dan mengambil tindakan yang efektif. Berdasarkan
konsep
suatustimulus dihadapi.
(stimulus
yang tidak dikehendaki
22 TALENTA PSIKOLOGI Vol. IV, No. 1, Februari 2015
2. Kemampuan
mengontrol
kognitif/menafsirkan
peristiwa
3. Kemampuan
keputusan(Decisional Control).
(CognitiveControl) Kontrol
mengontrol
Kemampuan
kognitif
yaitu
keputusan
mengontrol
merupakan
kemampuan
kemampuan individu dalam mengolah
seseorang untuk memilih hasil atausuatu
informasi
tindakan
yang
tidak
diinginkan
secara
hati-hati
dan
dengancara menginterpretasi, menilai,
berdasarkan pada sesuatu yang diyakini
atau menggabungkan suatu kejadian
atau
dalam suatu kerangka kognitif sebagai
mengemukakan ada 3 aspek dalam
adaptasi
kontrol diri yaituUcapan,
psikologis
mengurangi inidiperinci
atau
tekanan. lebih
duakomponen
Kemampuan
lanjut
yaitu
ke
dalam
a). kemampuan
memperoleh (informationgain)
untuk
informasi
objek,
disetujuinya.
Semiun
(2006),
Penilaian
dan Penentuan Keputusan yang
berakhir pada sebuah Tindakan yang akan dilakukan. Perilaku Merokok
dengan
informasi
dimiliki,individu
dapat
reaksi seseorang dengan cara mengisap
mengantisipasi keadaan tersebut dengan
rokok yang dapat diamati atau diukur
berbagai pertimbangan secara
dengan melihat volume atau frekuensi
yang
relatif
Perilaku
objektif dan b). kemampuan melakukan
merokok
penilaian(appraisal), yaitu melakukan
2004).
penilaianberarti
rokokyang
individu
berusaha
merokok merupakan
seseorang Padahal
(Soetjiningsih,
semakin
terisap,
perokok
banyak akan
menilai dan menafsirkan suatu keadaan
mengalami berbagai macam penyakit.
atauperistiwa
Rokok
dengan
cara
dapat
meynenangkan
bagi
memperhatikan segi-segi positif secara
sebagian orangyang merokok, tetapi
objektif.
menyebalkan bagi orang yang tidak
23 TALENTA PSIKOLOGI Vol. IV, No. 1, Februari 2015
merokok. (Mangoenprasodjo, 2005). Menurut
4. Waktu merokok
Laventhal
Seseorang disegala
dapatdilihat dari beberapa aspek sebagai
malam) dan dipengaruhi oleh keadaan
berikut :
yang dialami pada saat itu, misalnya
1. Fungsi merokok
ketika berkumpul dengan teman, cuaca
merokok
ditunjukkan
siang,
sore,
dingindan setelah di marahi orang tua,
dengan perasaan yang dialami perokok,
menunjukkan
perasaan positif (tenang) maupun negatif
yangtinggi.
(gelisah).
(pagi,
merokok
(dalamHusaini, 2006), perilaku merokok
Fungsi
waktu
yang
perilaku
merokok
Seseorang menjadikan
Sedangkan aspek-aspek perilaku
rokok sebagai penghibur dan memiliki
merokok menurut Saputra (2005)adalah
fungsi penting bagi kehidupannya.
sebagai berikut:
2. Intensitas merokok
a. Aspek Identitas diri
Seseorang dengan
yang
jumlah
yangbanyak
merokok
Aspek ini berkaitan dengan hal-
rokok
hal yang menyangkut keinginan remaja
satu
untuk memperlihatkan pada orang lain
batang
dalam
waktu
hari,menunjukkan perilaku merokoknya
sebagai
sangat tinggi.
mendapatkan jati diri.
3. Tempat merokok
b. Aspek Afeksi
Individu yang
melakukan
tanda
telah
statuskejiwaan
ruangan yang dilarang untukmerokok
olehpengaruh
orang
menunjukkan
Agarditerima
di
merokoknya sangat tinggi.
perilaku
dan
Aspek ini berkaitan dengan
aktivitas merokok dimana saja, bahkandi
bahwa
dewasa
tertentu,remaja
yang
di
sebabkan
lain/
eksternal.
dalam
kelompok
menerima
prasyarat-
prasyarattertentu dari kelompok itu.
24 TALENTA PSIKOLOGI Vol. IV, No. 1, Februari 2015
Prasyarat-prasyarat itu salah satunya
dapat ditinggalkan (ritual habit). Setiap
adalah merokok.
saat perokok harus membuka bungkus
c. Aspek Emosional
rokok,
menyalakannya
lalu
Aspek ini berkaitan dengan hal-
mengisapnya, merokok setiap sehabis
hal yang menjadi faktor pendorong
makan, merokok sambil minum kopidan
remaja
lain-lain. Jika perokok ditanyamengenai
merokok,
kurangnya
misalnya
perhatian
ketegangan
diri,
memberontak penenang
akibat
orang sebagai
orang
tua,
gejolak
emosi,
tua,
rasa
rokok
yang
tanda
sebenarnya
mereka
sebagai
kenikmatan
tetapi
dan
sebagainya.
terjadi
begitu
merekahisap, tidak merasakan
perilaku
mereka
diluar
kendali
saja
perokok itu sendiri.
d. Aspek Ketagihan Aspek ini merupakan aktivitas
METODE PENELITIAN
terlanjur akibat adanya berbagai aspek sebelumnya.
Penelitian
ini
menggunakan
Ketagihan
berkaitan
metode
ketergantungan,
sehingga
korelasional dengan konformitas dan
disadari
kontrol diri sebagai vaiabel bebas
individu
danperilaku merokok sebagai variabel
maupun orang lain, tetap saja dilakukan
tergantung. Penelitian ini dilakukanpada
karena
remaja putri di Surakarta dengan sampel
dengan merokok
walaupun
membahayakan
remaja
tergantung
kesehatan
telah
pada
terlanjur
zat-zat
yang
sebanyak
pendekatan kuantitatif
55
orang
terkandung dalam rokok.
incidental
e. Automatic Habit
pengumpulan data menggunakan skala.
Aspek ini berkaitan dengan kebiasaan dalam merokok yang tidak
sampling.
dengantenik Metode
Teknik analisis data mengunakananalisis regresi linier ganda.
25 TALENTA PSIKOLOGI Vol. IV, No. 1, Februari 2015
HASIL DAN PEMBAHASAN
(0,130 > 0,05) dan kontroldiri dengan
Pengujian Asumsi
perilaku merokok (0,072 >0,05). Jadi
1. Uji Normalitas
dapat disimpulkan bahwavarian ketiga
Berdasarkan
uji
data tersebut yaitu konformitas, kontrol
konformitas
diri dan perilaku merokok mempunyai
(independent) diperoleh nilai KSZ =
hubungan yang homogen. Maka hal ini
1,201; skalakontrol diri (independent)
telah
diperolehnilai KSZ = 0,724 dan skala
homogenitas.
perilaku merokok (dependent) diperoleh
3. Uji Linieritas
normalitasdari
hasil
skala
nilaiKSZ = 0,678. Nilai signifikansi (Asymp.Sig2-tailed)
dari
memenuhi
asumsi
dasar
Berdasarkan uji linieritas antara
skala
konformitas dengan perilaku merokok
konformitas sebesar 0,111; skala kontrol
diperoleh nilai p = 0,508 (p>0,05), hasil
diri sebesar 0,670 dan skala perilaku
tersebut menunjukkan bahwa variabel
merokok 0,747. Karena signifikansi
konformitas dengan perilaku merokok
ketiga variabel lebih dari 0,05, maka
memiliki korelasi yang searah (linier).
nilai residual tersebut telah memenuhi
Selanjutnya,
distribusi normal.
antara kontrol diri dengan perilaku
2. Uji Homogenitas
merokok diperoleh nilai p =0,079
Kriteria pengujian adalah jika
berdasarkan
ujilinieritas
(p>0,05), hasil tersebut menunjukkan
signifikan < 0,05 maka varian kelompok
bahwa
data tidak sama dan jika signifikan
perilaku merokok memiliki korelasi
dilihat > 0,05 maka varian kelompok
yang searah (linier).
data adalah homogen dari output dapat dilihat
bahwa
signifikan
>0,05
konformitas dengan perilaku merokok
variabel
kontroldiri
dengan
26 TALENTA PSIKOLOGI Vol. IV, No. 1, Februari 2015
kontrol diri dengan perilaku merokok.
Pengujian Hipotesis Analisis Regresi Linier Berganda Hasil pengolahan data dengan menggunakan
bantuan
komputer
program SPPS (Statistical
Package
forSocial
Windows
Sciences)
for
Berdasarkan hasil perhitungan Release21,0 dari model yang disusun, antara
variabel
konformitas
dengan
yaitu konformitas, kontrol diri dan perilaku
merokok
koefisien
regresi
diperoleh
nilai
perilaku merokok digunakan analisis regresilinier
ganda
diperoleh
(R)
sebesar𝜌
=
hasil 0,039(𝜌<0,05).
Hasil
tersebut
sebagaiberikut: menunjukkan
ada
hubungan
yang
signifikan antara konformitas dengan perilaku
merokok.
Semakin
tinggi
konformitas maka semakin tinggi pula Perhitungan
untuk
menguji
hipotesis menggunakan teknik analisis
perilaku
merokok.
Selanjutnya,
berdasarkan hasil perhitungan antara variabel kontrol diri dengan variabel
ANOVA dalam regresi linier ganda. Berdasarkan hasil perhitungan antara variabel
konformitas,
kontrol
diri
dengan perilaku merokok diperoleh nilai analisis
regresi
=0,000(𝜌<0,05).
linier Hasil
ganda
(R)
tersebut
menunjukkan ada hubungan yang sangat signifikan
antara
konformitas
dan
perilaku
merokok
diperoleh
nilai
koefisien regresi (R) sebesar𝜌 = 0,000 (𝜌<0,05). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kontrol diridengan perilaku merokok. Hal iniberarti variabel kontrol diri dapat digunakan
sebagai
prediktor
(variabelbebas) untuk memprediksikan
27 TALENTA PSIKOLOGI Vol. IV, No. 1, Februari 2015
ataumengukur
variabel
perilaku
kategorisasi.
merokok.Semakin tinggi kontrol diri
Kategorisasi
maka semakin rendah pula perilaku
Hasil
penelitian
diketahui
merokok.
variabel konformitas mempunyai rerata
Deskripsi Hasil Penelitian
(mean) sebesar 126. Hal ini berarti
Berdasarkan
data
penelitian
konformitas
pada
subjek
penelitian
yang telah dianalisis maka diperoleh
tergolong tinggi. Variabelkontrol diri
deskripsis
mempunyai rerata (mean)sebesar 95,9.
tatistik
masing-masing
variabel yang dapat dilihat pada tabel 3
Hal ini berarti kontroldiri pada subjek penelitian tergolong tinggi. Variabel perilaku merokok mempunyai rerata (mean) sebesar74,6. Hal ini berarti
Hasil deskripsi pada tabel di
perilaku merokok pada subjek penelitian
atas menunjukkan variabel konformitas
tergolong rendah. Hasil kategori dan
memiliki skor maksimal sebesar 160skor
frekuensi secara lengkap dapat dilihat
minimal 75 dan nilai mean ataurata-rata
pada tabel4, 5 dan 6.
126. Hasil deskripsi variabel kontrol diri memiliki skor maksimalsebesar 119, skor minimal 73 dan nilai meanatauratarata 95,9 .Hasil deskripsi variabel skor
Hasil frekuensi dan prosentase
maksimal sebesar 109,skor minimal 39
menunjukkan dari 55 subjek yang
dan mean atau rata-rata 74,6. Nilai-nilai
diteliti
ini
memiliki konformitas dalam kategori
selanjutnyadigunakandalamperhitungan
rendah; 7 subjek (12,7%) memiliki
perilaku
merokok
memiliki
terdapat
1
subjek
(1,8%)
28 TALENTA PSIKOLOGI Vol. IV, No. 1, Februari 2015
konformitas dalam kategori sedang;
kategori
37subjek (67,3%) memiliki konformitas
subjek(50,9%)
dalam
merokok dalam kategori rendah; dan 12
kategori
subjek(18,2%)
tinggi;
memiliki
dan
10
konformitas
dalam kategori sangat tinggi.
sangat
rendah;
memiliki
subjek(21,8%)
28
perilaku
memiliki
perilaku
merokok dalam kategori sedang.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier ganda antara Hasil frekuensi dan prosentase menunjukkan dari 55 subjek yang diteliti terdapat 13 subjek (23,6%) memiliki kontrol diri dalam kategor isedang; 37 subjek (67,3%) memiliki kontrol diri dalam kategori tinggi; dan 5 subjek (9,1%) memiliki kontrol diri dalam kategori sangat tinggi.
konformitas dan kontrol diri dengan perilaku
merokok
nilaiAdjusted
R
terlihat
Square
(R2)
bahwa atau
koefisien determinasi adalah 0,458 atau sebesar
45,8%.
Hasil
ini
memperlihatkan bahwa model penduga dari variabel perilaku merokok dapat dijelaskan pada variabel konformitas dan
kontrol
sedangkan
diri
sebesar
45,8%
sisanya
sebesar
54,2%
dijelaskan variabel lain diluar model penelitian. Adapun variabel lain yang Hasil frekuensi dan prosentase
dapat
menyebabkan
remaja
putri
menunjukkan dari 55 subjek yang
merokok yaitu pengaruh orang tua,
diteliti terdapat 15 subjek (27,3%)
pengaruh iklan dan faktor kepribadian
memiliki
(Mu’tadin,
perilaku
merokok
dalam
2002).
Orangtua
sangat
29 TALENTA PSIKOLOGI Vol. IV, No. 1, Februari 2015
berpengaruh
sekali
dalampembinaan
perilakuanak-anaknya.Remaja mudah terpengaruhuntuk
akan
berperilaku
berkaitan
dengan
masaperkembangannya, ketikamereka
merokok.Remaja
dirinya.
berasal
dari
krisis
aspekpsikososial yang dialami pada
merokokjikamelihat orang tua mereka yang
adanya
keluargayang kurang bahagia, dimana
yaitu
sedang
masa
mencari
jati
Hasil tersebut menunjukkan ada
orangtua tidak begitu memperhatikan
hubungan
anak-anaknya
juga
memicu
konformitas dan kontrol diri dengan
remajauntuk
berperilaku
merokok,
perilaku merokok pada remaja putri di
dapat
yang
dibandinganak-anak muda yang berasal
Surakarta.
darikeluarga yang bahagia.
konformitasdan
Begitupun
pengaruh
iklan,
signifikan
Hal
berarti diri
prediktor
dapat
(variabel
remaja akan mudah terpengaruh untuk
bebas)
berperilaku merokok jika melihat iklan
mengukur variabel perilaku merokok.
di media massa dan elektronik yang
Semakintinggi
menampilkan gambaran bahwaperokok
semakin rendah pula perilaku merokok.
adalah
Adapun semakin tinggi kontrol dirimaka
lambang
glamour.
kedewasaanatau
Ditambahkan
Nainggolan
(2001)
lagi
bahwa
oleh papan-
untuk
ini
kontrol
digunakansebagai
antara
semakin begitu
memprediksikan
konformitas
rendah sebaliknya
atau
maka
perilaku merokok, semakin
rendah
papaniklan serta rayuan suaran ikmatnya
kontrol diri maka semakin tinggi pula
rokok melalui siaran radio atau televisi,
perilaku merokok.
sangat
membujuk seseorang untuk
Konformitas dan kontrol diri
merokok. Faktor kepribadian yang tidak
dengan perilaku merokok pada remaja
bisa lepas dari kehidupan masa remaja.
putri memiliki hubungan dikarenakan
Dimana perilaku merokok pada remaja
konformitas merupakan kecenderungan
30 TALENTA PSIKOLOGI Vol. IV, No. 1, Februari 2015
remaja untuk menyesuaikan keinginan
subjek penelitian tergolong
kelompok teman sebayanya dankontrol
Artinya
diri merupakan serangkaian proses yang
miliki tergolong tinggi
membentuk
sehingga
perilaku, penampilan dan pandangan.
selalu mengikuti apa
Aspek perilaku yakni tingkah laku yang
apabila
diri
remaja
sendiri,
saja yang dilakukan kelompok sebayanya,
dimungkinkan
mempengaruhi
remaja
teman akan
melakukan
telah
tinggi.
aspek konformitas yang di
disepakati
yang meliputi
dengan
kelompok,
aspek penampilan yakni penampilan yang tidak
ingin
disebut
perilaku merokok. Begitu pula apabila
menyimpang
remaja memiliki pertahanan kontrol diri
yakni ciri khas atau pandangan individu
yang baik, dimungkinkan
lain tentang dirinya.
akan
tidak mempengaruhi remaja melakukan perilaku
merokok.
mengindikasikan
Hal
bahwa
dan
aspek
perilaku pandangan
Variabel kontrol diri mempunyai
ini
rerata empirik (ME) sebesar 95,95. Hal
kontrol
ini berarti kontrol diri pada subjek
dirimampu memberikan respon yang
penelitian
baik terhadap remaja untuk berbuat yang
aspek kontrol diri yang dimiliki oleh
baik dan sesuai dengan norma sosial
subjek tergolong tinggi, yang meliputi
yang
aspek,
kemampuan
sehingga remaja tidak akan mengikuti
perilaku,
kognitif/penafsiran peristiwa
gaya
dan
ada
atau
lingkungan
tindakan
masyarakat,
dari
teman
sebayanya.
keputusan.
tinggi. Artinya
Aspek
mengontrol
kemampuan
mengontrol perilaku yakni subyek lebih
Berdasarkan diketahui
tergolong
variabel
hasil
analisis
konformitas
bisamengatur dilakukan,
tindakan tenang
yang
dalam
akan
masalah
mempunyai rerata empirik (ME) sebesar
dantidak mudah terpancing emosi, aspek
126.Hal ini berarti konformitas pada
kemampuan
mengontrol
31 TALENTA PSIKOLOGI Vol. IV, No. 1, Februari 2015
kognitif/penafsiran subjek
peristiwa
akanlebih
mengerjakan
yakni
teliti
sesuatu
dan
segala
mengontrol
yang berhubungan
sebelum
dengan keadaan yang dialami pada saat
berpikir
itu.
dahulu sebelum bertindak dan aspek kemampuan
sesuatu
Hasil
penelitian
ini
keputusan
menunjukkan ada hubungan yang
yakni subyek mampu memilih hasil atau
signifikan antara konformitas dengan
suatu tindakan secara hati-hati dan berdasarkan
pada
sesuatu
yang
perilaku merokok dan ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri
diyakini atau disetujuinya.
dengan perilaku merokok. Hal ini Variable
perilaku
merokok
berarti variabel konformitas dapat mempunyai rerata empirik (ME) sebesar 74,64. Hal ini berarti perilaku merokok pada
subjek
rendahnya
penelitian Artinya
tergolong
aspekperilaku
digunakan
sebagai
prediktor
bebas)
untuk
atau
mengukur
(variabel memprediksikan
merokok yang dimiliki oleh subjek
variabel perilaku merokok. Dan juga
tergolong rendah, yang meliputi fungsi,
variabel kontrol diri dapat digunakan
intensitas, tempat danwaktu merokok.
sebagai prediktor (variabel bebas)
Aspek fungsi merokok yang berkaitan
untuk
dengan perasaan yang dialami perokok, aspek
intensitas
merokok
berkaitan
memprediksikan
atau
mengukur variabel perilaku merokok . Namun, generalisasi dari hasil-hasil
dengan jumlah batang rokok yang
penelitian ini terbatas pada populasi dikonsumsi
perokok,
aspek
tempat
tempat merokok berkaitan
dengan
penelitian
dilakukan,
tempat
untukmelakukan aktivitas merokok dan aspek waktu merokok berkaitan dengan
sehingga bila ingin diterapkan pada ruang lingkup yang lebih luas dengan karakteristik yang berbeda, maka
32 TALENTA PSIKOLOGI Vol. IV, No. 1, Februari 2015
perlu dilakukan penelitian ulang
regresi sebesar 0,039 atau 𝜌<
dengan
menggunakan
atau
0,05.
menambah
variabel-variabel
lain
yang
belum
2.
Ada hubungan yang sangat
disertakan
dalam
signifikan antara kontrol diri
ataupun
dengan
dengan perilaku merokok pada
menambah serta memperluas ruang
remaja putri di Surakarta. Hal
lingkup
dengan
ini diketahui dari hasil uji
perbedaan
korelasi regresi sebesar 0,000
penelitian
ini,
penelitian
memperhatikan karakteristik
individu,
atau 𝜌< 0,05.
maupun
lingkungan sosial budaya yang ada.
3.
Ada hubungan yang sangat signifikan antara konformitas dan
PENUTUP
kontrol
diri
dengan
perilaku merokok pada remaja
Berdasarkan hasil analisis data telah
putri di Surakarta. Hal ini
dilakukan dari penelitian ini, maka
diketahui dari hasil uji korelasi
penulis
regresi
dan
pembahasan
yang
mengemukakan
beberapa
sebesar
0,000
atau
kesimpulan sebagai berikut:
𝜌<0,05.
1.
Adapun saran dalam penelitian
Ada hubungan yang signifikan antara
konformitas
dengan
perilaku merokok pada remaja
ini yaitu: a.
Diharapkan
bagi
remaja,
putri di Surakarta. Hal ini
mampu
meningkatkankontrol
diketahui dari hasil uji korelasi
dirinya agar tidak terpengaruh teman sebaya dan jangan selalu
33 TALENTA PSIKOLOGI Vol. IV, No. 1, Februari 2015
ikut-ikutan dengan apa saja
diberi sanksi jika keluar malam
yang dilakukan teman sebaya.
dan itu semua akan menjadi
Karena
sebuah kebiasaan yang tidak
apa
yang
mereka
lakukan belum tentu semuanya benar
b.
dan
sesuai
dengan
baik. c.
Generalisasi
dari
hasil
norma.
penelitian ini terbatas pada
Diharapkan bagi orang tua,
populasi
dapat
dilakukan,
meningkatkan
tempat
penelitian
karena
kedua
pengawasan terhadap putra-
variabel memilki sifat yang
putrinya yang baru beranjak
berbeda
remaja khususnya remaja putri.
diharapkan
Karena saat ini banyak sekali
selanjutnya
remaja
penelitian di ruang lingkup
putri
yang
oleh
karena
bagi agar
peneliti melakukan
menghabiskan waktu di luar
yang
rumah dengan kelompok teman
karakteristik
sebayanya daripada di rumah
Diharapkan juga bagi peneliti
dengan keluarga. Dan jangan
selanjutnya
sekali-kali membebaskan anak-
menghubungkan
anaknya untuk bermain diluar
merokok dengan variabel lain
jam
larut
untuk
akan
melengkapi
sekolah
malam.
sampai
Sehingga
merusak cara berpikir mereka yang selalu dibebaskan tanpa
lebih
itu
diteliti
pengumpulan
luas
dengan
yang
berbeda.
untuk perilaku
dengan
juga
metode data
seperti
34 TALENTA PSIKOLOGI Vol. IV, No. 1, Februari 2015
wawancara,
observasi
dan
dokumentasi
Nainggolan. 2001. Anda Mau Berhenti Merokok?Bandung:Indonesia Publising House. Santrock, J.W. 2003. AdolescenceEdisi VI.Jakarta: GeloraAksara Pratama.
DAFTAR PUSTAKA Fuhrmann, B.S. 2006. Adolescence Adolecent. Illinois: ADivision of Scott Foresmanand Company. Husaini,Aiman. 2006.Tobat Merokok .Depok: Pustaka Iman.
Saputra, S. 2005. Rokokterhadap Jakarta:Arcan.
Pengaruh Kesehatan.
Sarwono, W.S. 2007.PsikologiRemaja. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Komalasari. 2002. Perilaku Merokok Avin. http://Avin,komalasari. staff.ugm.ac.id/2002/jurnal. Diakses tanggal 09April 2014 08.25 WIB.
Sears, D.O. 2006. Psikologi SosialJilid 2. Jakarta: Erlangga.
Mangoenprasodjo, Setiono. 2005.Hidup Sehat Tanpa Rokok.Yogyakarta: PradiptaPublishing.
Soetjiningsih. 2004.TumbuhKembang Remaja danpermasalahannya. Jakarta :CV. Sagung Seto.
Monks,
F.J. Knoers, A.M.P. Haditono,S.R. 2004. PsikologiPerkembangan. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Mu’tadin. 2002. Remaja rokok.Diakses tanggal Maret2014 12.50 WIB.
dan 17
Semiun, Y. 2006. Kesehatan Mental.Yogyakarta : Kanisius.
Taylor, S.E., Peplau, L.A & Sears,D.O. 2009. Psikologi SosialEdisi XII. Jakarta: Kencana.