79
TALENTA PSIKOLOGI Vol. III, No. 1, Februari 2014
PENGARUH PELATIHAN KONTROL DIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODETEHNIK GERAKAN MENGONTROL PERILAKU MEROKOK (TGMPM) UNTUK MENGURANGI PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMK HARAPAN KARTASURA Maslichah Raichatul Janah Program studi Psikologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sahid Surakarta Abstraction Smoking behavior is behavior that is dangerous to health so that on every pack of cigarettes and cigarette advertisements are required to include the dangers of smoking . However, the dangers of smoking behavior seems not too reduce interest teenagers to smoke . Data from the WHO shows that 30 % of smokers are young people , 24% of young men in Indonesia smoke . Surveys conducted in vocational Hope Kartasura showed that 71 % smoked , and 60 % smoked because the invitation of friends . Based on these facts , the self-control training is expected to reduce the smoking behavior of students . Among the number who smoke , most started smoking in their teens , one of the psychological aspects that influence adolescent smoking or not smoking is self-control . Adolescents with high self-control will be able to cope with the pressure to smoke . This study aims to determine the effectiveness of self-control training using the Smoking Control Movement Technique ( SCMT ) to reduce smoking behavior in students of SMK Harapan Kartasura . This study was conducted experiment with Completely Randomized Design design - Between subjec . Subjects numbered 10 students consisting of 3 students who have low smoking behavior , 4 people who have smoking behavior was and 3 students who have high smoking behavior . Measuring instrument used was a questionnaire Smoking Behavior , interviews , observation , and self-control training module using the Smoking Control Movement Emotional Technique ( SCMT ) . Measurements were taken before and after training . Hypothesis test used was the Wilcoxon test for the pretest and posttest . The results of this study showed no significant effect between self-control training using the Smoking Control Movement Emotional Technique ( SCMT ) to reduce smoking behavior . Training self control when applied to smoking behavior and low groups were obtained effective results , but when applied to the smoking behavior of high group obtained results ineffective .
Keywords : self-control training , SCMT method , Smoking Behavior
80
TALENTA PSIKOLOGI Vol. III, No. 1, Februari 2014
Abstraksi Perilaku merokok merupakan perilaku yang membahayakan kesehatan sehinga pada setiap bungkus rokok dan iklan rokok diharuskan untuk mencantumkan bahaya merokok. Namun demikian perilaku bahaya merokok nampaknya tidak terlalu mengurangi animo remaja untuk merokok. Data dari WHO menunjukan bahwa 30% jumlah perokok adalah kaum muda, 24% remaja pria di Indonesia juga merokok. Survei yang dilakukan di SMK Harapan Kartasura menunjukan bahwa 71% merokok, dan 60% merokok karena ajakan teman. Berdasarkan fakta tersebut maka pelatihan kontrol diri diharapkan dapat mengurangi perilaku merokok pada siswa. Diantara berapa yang merokok, sebagian mulai merokok pada usia belasan tahun, salahsatu aspek psikologis yang mempengaruhi remaja merokok atau tidak merokok adalah kontrol diri. Remaja dengan kontrol diri tinggi akan mampu mengatasi tekanan untuk merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pelatihan kontrol diri dengan menggunakan metode Smoking Control Movement Technique (SCMT) untuk mengurangi perilaku merokok pada siswa SMK Harapan Kartasura. Penelitian ini dilakukan secara eksperiment dengan desain Completely Randomized Design – Between Subjec. Subjek penelitian berjumlah 10 siswa yang terdiri dari 3 siswayang memiliki perilaku merokok rendah, 4 orang yang memiliki perilaku merokok sedang dan 3 siswayang memiliki perilaku merokok tinggi. Alat ukur yang digunakan adalah angket Perilaku Merokok, wawancara, observasi, dan modul pelatihan kontrol diri dengan menggunakan metode Emotional Smoking Control Movement Technique (SCMT). Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah pemberian pelatihan. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Wilcoxon untuk pretest dan posttest. Hasil penelitian ini menunjukan ada pengaruh yang sangat signifikan antara pelatihan kontrol diri dengan menggunakan metodeEmotional Smoking Control Movement Technique (SCMT) untuk mengurangi perilaku merokok. Pelatihan kontrol diri ketika diterapkan pada perilaku merokok kelompok rendah dan sedang diperoleh hasil yang efektif, namun ketika diterapkan pada perilaku merokok kelompok tinggi diperoleh hasil tidak efektif.
Kata Kunci : Pelatihan kontrol diri, metode SCMT, Perilaku Merokok
81
TALENTA PSIKOLOGI Vol. III, No. 1, Februari 2014
Meskipun demikian merokok
PENDAHULUAN Masalah rokok pada hakikatnya sudah menjadi masalah nasional bahkan internasional. Setiap individu dan masyarakat dunia tahu bahwa merokok itu menganggu kesehatan, Perilakumerokok dilihat dari sudut pandang sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang disekelilingnya.
Dilihat
dari
sisi
individu yang bersangkutan, ada beberapa riset yang mengandung pernyatan tersebut. Dilihat dari sisi kesehatan,
pengaruh
bahan-bahan
kimia yang dikandung rokok seperti nikotin,
tar
dan
CO
(karbonmonoksida) akan memacu kerja dari susunan syaraf pusat dan susunan syaraf simpatis sehingga mengakibatkan darah meningkat dan detak Kendel
jantung &
bertambah Hammen
Komalasari dan Helmi, 2000).
cepat. (dalam
pada
sebagian
masyarakat
merupakan suatu tren kebiasaan yang sangat
menyenangkan,
kebiasaan
merokok banyak diikuti oleh kaum muda sebagai ajang gaul dan gaya supaya
diakui
dalam
pergaulan
dilingkunganya.Kebanyakan perokok mulai menghisap rokok pada waktu usia belasan tahun. Sejumlah peneliti menegaskan sebagian orang mulai merokok antara usia 11-13 tahun dan 85 % mulai merokok sebelum usia 18 tahun. Pada usia 15 tahun terdapat sebanyak 46,5 % pelajar laki-laki yang mengatakan pernah mencoba merokok, padahal pada usia 11 tahun tercatat 20,8% yang pernah mencoba (Haryati
dalam
Wismanto
dan
Sarwo, 2007). Meskipun pada awalnya remaja yang
mencoba
merokok
kurang
dapat menikmati rokok pertamanya
82
TALENTA PSIKOLOGI Vol. III, No. 1, Februari 2014
karena membuat si perokok merasa
dari 35 siswa memiliki keinginan
pahit di mulut, mual dan pusing,
untuk berhenti merokoknamun meski
namun
telah dicoba sulit untuk dilakukan.
karena
dorongan
sosial
(dorongan teman-teman), perilaku pertama tersebut menjadi menetap Berkaitan
dengan
penelitian
Kebanyakan bahwa
orang
berpikir
para
perokok
alasan
mengkonsumsi rokok adalah karena
yang ingin dilakukan berdasarkan
nikmat
penelitian terdahulu dilakukan survei
menghilangkan kebiasaan terebut,
awal. Peneliti telah menyebar angket
meski ada keinginan untuk berhenti
di
Kejuruan
merokok, secara tidak disadar rasa
Harapan Kartasura untuk mengetahui
keinginan untuk berhenti merokok
perilaku merokok yang dilakukan
yang sulit tercapai dipengaruhi oleh
siswa tersebut.
emosi negatif yang ada pada diri kita,
Sekolah
siswa
Menengah
yang
memiliki
Ada 71% dari 96 menjadi
perilaku
responden
meroko,
60%
dan
sulit
untuk
yang menimbulkan 1001 alasan kita sehingga kita memutuskan memilih
mereka merokok karena diajak oleh
merokok.
teman. Sebanyak 50% dari 69 siswa
emosi negatif adalah terganggunya
merokok
sekolah,
sistim energi tubuh. Dan emosi-
kebanyakan mereka merokok tidak
emosi negatif yang tak terselesaikan,
mempertimbangkan tempat dan tidak
menjadi
dapat mengendalikan keinginannya
hampir semua penyakit fisik kita.
karena nikmat melakukan perilaku
Sedangkan
tersebu. Sedangkan sebanyak 80%
penyembuhan barat sekarang ini
diligkungan
Penyebab segala macam
penyebab
utama
pada
praktek-praktek
83
TALENTA PSIKOLOGI Vol. III, No. 1, Februari 2014
masih mengabaikan fakta bahwa
masih membutuhkan subsidi dari
emosi negatif adalah penyebab dari
orang tua.
85% penyakit fisik. Dan itulah
adanya kontrol diri yang tertanam
mengapa EFT sering kali berhasil
pada
pada kasus-kasus yang tidak dapat
menimbulkan perilaku negatif seperti
ditangani
halnya
dengan
terapi
atau
Berdasarkan uraian diatas dapat bahwa
perilaku
merokok merupakan perilaku yang secara disadari membahayakan diri sendiri maupun orang didekatnya, meskipun demikian banyak para perokok yang sulit untuk mengurangi bahkan
menghilangkan
perilaku
merokok tersebut, dikarenakan tidak tahu
cara
untuk
menghentikan
maupun kurangnya kontrol diri pada individu
tersebut.
memprihatinkan
jika
siswa
Sangat perilaku
merokok banyak dilakukan oleh anak SMK sebagai seorang pelajar yang belum memiliki penghasilan dan
SMK
perilaku
dipandang
pengobatan konvensional.
disimpulkan
Salah satunya tidak
Harapan
merokok
masyarakat
yang sebagai
perilaku negatif. Oleh karena itu perlunya penanaman kontrol diri dijadikan salah satu penunjang untuk mengubah
perilaku
negatif
keperilaku positif diharapkan siswa mampu
mengurangi,
menghilangkan
perilaku
bahkan merokok
yang telah tertanam pada siswa SMK Harapan mendidik dirinya
keperilaku dan dan
yang
lebih
bermanfaat
bagi
orang-orang
di
sekitarnya. Dengan mengontrol diri menggunakan Control
metode
Movement
Smoking Technique
(SCMT),diharapkan siswa lebih tahu
84
TALENTA PSIKOLOGI Vol. III, No. 1, Februari 2014
akan cara-cara apa yang dilakukan
merokok disebabkan melihat orang
ketika kembali ingin merokok.
tuanya
Meskipun bahaya rokok tertera dalam bungkus rokok dan iklan rokok, akan tetapi hal ini tidak menjadikan
para
perokok
jera.
Sangat disayangkan apabila hal ini dilakukan oleh para pelajar. Salah satu pemicu munculnya perilaku merokok,
dikarenakan
kurangnya
kontrol diri pada setiap masingmasing
individu.
Remaja
cenderung
lebih
mementingkan
komunitasnya
dan
melakukan
konformitas. Penampilan bagi kaum muda menjadi modal utama dalam bergaul tidak saja dengan sesama jenis, tetapi juga dengan lawan jenis. Merokok merupakan cara untuk bisa
rumusan
yang
masalah
ajukan
adalah
kontrol
diri
perilaku
merokok.
Maka
yang
apakah efektif
merokok
penulis pelatihan
mengurangi siswa
SMK
Harapan. Namun demikian masih perlu dikaji kembali, sehubungan dengan penulis
rumusan
tersebut,
mengadakan
maka
penelitian
dengan judul : “Apakah Pelatihan Kontrol Diri dengan Menggunakan Metode Smoking Control Movement Technique (SCMT) Efektif untuk Mengurangi Perilaku Merokok Pada Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Di SMK Harapan Kartasura?”. LANDASAN TEORI Merokok
menurut
Sitepoe
diterima secara sosial. Jadi, sebagian
(2003) adalah membakar tembakau
dari
merokok
kemudian dihisap rokoknya baik
teman-teman
menggunakan rokok maupun pipa.
sebayanya. Walaupun ada juga yang
Terdapat dua komponen saat asap
mereka
disebabkan
yang
tekanan
85
TALENTA PSIKOLOGI Vol. III, No. 1, Februari 2014
rokok dihisap, yaitu komponen yang
sederhana
lekas menguap berbentuk gas dan
stimulus yang sama belum tentu
komponen
gas
minimbulkan reaksi yang sama, dan
komponen
pada dasarnya kebiasaan merupakan
terkondensasi
yang
bersama
menjadi
Kurt Lewin (dalam Komalasari & Helmi, 2000) berpendapat bahwa perilaku merokok merupakan fungsi lingkungan
dan
individu.
Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktor lingkungan juga disebabkan oleh faktor-faktor dari dalam. Dalam konteks ini, dapat disimpulkan
bahwa
perilaku
merokok selain disebabkan oleh pergaulan dengan teman sebaya dan imitasi
komplek,
artinya
tindakan manusia yang tampak baik
partikulat.
dari
dan
dalam
keluarga,
juga
disebabkan oleh kemampuan kontrol diri yang kurang. Munculnya masalah kebiasaan tersebut, Azwar (dalam Masroni, 2006)mengatakan bahwa kebiasaan merupakan reaksi yang dapat bersifat
menyangkut mental sampai aktifitas fisik. Manifestasi dari proses mental yang dapat diobservasi dan dapat diukur dengan berbagai cara baik secara langsung atau tidak langsung yang terwujud dalam gerakan atau sikap tidak saja badan atau ucapan tetapi menurut suatu bentuk struktur yang tetap. Melihat akibat dan masalah yang akan ditimbulkan dari kebiasaan bahaya merokok tersebut harusnya muncul keinginan untuk menghentikannya. Tertanamnya kontrol diri yang ada pada diri individu diharapkan mampu membantu mengontrol setiap perilaku yang akan dilakukan seperti halnya
perilaku
merokok.
Suatu
86
TALENTA PSIKOLOGI Vol. III, No. 1, Februari 2014
menghasilkan
2010). Dapat diambil kesimpulan
konsekuensi yang positif akan tetapi
bahwa kontrol diri dapat dijadikan
juga dimungkinkan menghasilkan
sebagai
konsekuensi
preventif seperti halnya perilaku
perilaku
kadang
yang
negatif.
Oleh
karnanya kontrol diri selain berupa kemampun untuk
mendapatkan
intervensi
yang
bersifat
merokok. Kebanyakan
orang
berpikir
para
perokok
konsekuensi positif juga merupakan
bahwa
kemampuan
mengkonsumsi rokok adalah karena
untuk
mengatasi
alasan
konsekuensi negatif (Widiana dkk,
nikmat
2004).
menghilangkan kebiasaan terebut, Kontrol diri merupakan salah
dan
sulit
untuk
meski ada keinginan untuk berhenti
dapat
merokok, secara tidak disadar rasa
digunakan
keinginan untuk berhenti merokok
individu selama proses-proses dalam
yang sulit tercapai dipengaruhi oleh
kehidupan,
dalam
emosi negatif yang ada pada diri kita,
menghadapi kondisi yang terdapat
yang menimbulkan 1001 alasan kita
dilingkungan sekitarnya. Para ahli
sehingga kita memutuskan memilih
berpendapat bahwa kontrol diri dapat
merokok.
digunakan sebagai suatu intervensi
emosi negatif adalah terganggunya
yang
dapat
sistim energi tubuh. Dan emosi-
mereduksi efek-efek psikologis yang
emosi negatif yang tak terselesaikan,
negatif
menjadi
satu
potensi
dikembangkan
yang dan
termasuk
bersifat
dari
preventif
stressor-stressor
lingkungan (Ghufron dan Risnawita,
Penyebab segala macam
penyebab
utama
pada
hampir semua penyakit fisik kita.
87
TALENTA PSIKOLOGI Vol. III, No. 1, Februari 2014
Sedangkan
praktek-praktek
adanya
gangguan
sistem
energi
penyembuhan barat sekarang ini
dalam tubuh dimana tubuh manusia
masih mengabaikan fakta bahwa
memiliki
emosi negatif adalah penyebab dari
sebuah getaran matriks yang tidak
85% penyakit fisik. Dan itulah
terlihat
mengapa EFT sering kali berhasil
mengelilingi tubuh kita dan disebut
pada kasus-kasus yang tidak dapat
sebagai meridian, cakra, aura, dan
ditangani
kekuatan hidup universal lainnya
dengan
terapi
atau
Menggunakan
metode
Emotioanl Freedom Technique (EFT) merupakan serangkaian metode yang berorentasi pada sistem energi tubuh, melepaskan
gangguan
individu
emosional
dan
dari fisik.
Dengan adanya metode ini, menjadi awal munculnya psikologi energi. Psikologi
energi
paradigma
baru
merupakan dari
bentuk
pendekatan konvensional mengenai gangguan berdasarkan
psikologis
yang
energi
seperti
menembus
dan
(Courtney & Kent, 2003).
pengobatan konvensional.
untuk
sistem
dan
pemahaman
terapi, bahwa
gangguan psikologis terjadi karena
Aspek-aspek perilaku merokok Perilaku
merokok
dapat
dilihat dari empat aspek menurut Lavental
dan
Clearyada
(dalam
Indirawati dan Nashori, 2007) yaitu: a. Fungsi merokok: individu yang
menjadikan
merokok
sebagai
penghibur bagi berbagai keperluan
menunjukan
bahwa merokok memiliki fungsi
yang
penting kehidupannya.
begitu bagi
88
TALENTA PSIKOLOGI Vol. III, No. 1, Februari 2014
b. Tempat
Faktor yang mempengaruhi
merokok:
individu yang melakukan
individu
melakukan
perilaku
aktivitas merokok dimana
merokok, diantaranya faktor yang
saja bahkan diruang yang
mempengaruhi
dilarang untuk merokok
menurut
menunjukan
bahwa
beberapa faktor yang mempengaruhi
perilaku merokok sangat
perilaku merokok pada remaja yaitu :
perilaku
Shiffam
merokok
(1993)
ada
a. Pengawasan orang tua
tinggi. c. Intensitas
Remaja
merokok:
yang
seseorang yang merokok
kebiasaan
dengan
batang
kalangan orang tua
banyak
terlalu ketat memberikan aturan-
jumlah
rokok menunjukan
perilaku
merokok sangat tinggi. d. Waktu
merokok:
aturan.
merokok
mempunyai
Hal
berasal
dari
yang tidak
pertama
yang
ditemukannya bahwa pengawasan atau anjuran dari orang tua sedikit
seseorang yang merokok
banyak
disegala
(pagi,
untuk tidak merokok. Hal ini berarti
malam)
bahwa para orang tua harus berada di
perilaku
samping
siang,
waktu sore,
menunjukan
merokok sangat tinggi. Faktor-faktor mempengaruhi merokok
berpengaruh bagi siswa
siswa-siswanya,
yakni
dengan memberikan aturan-aturan
yang
dalam berperilaku. Terutama di saat-
perilaku
saat senggang, orang tua harus terus memonitor
apa
yang
dilakukan.
89
TALENTA PSIKOLOGI Vol. III, No. 1, Februari 2014
akan
siswa muda. Namun, cara tersebut
berpengaruh terhadap perkembangan
nampak kurang berpengaruh pada
mental
pribadi
kelompok siswa yang orang tuanya
siswa, ditambah kesibukan orang tua,
tidak terlalu ketat dalam mengawasi
serta ketidakpengertian jiwa dan
mereka.
Kehidupan
keluarga
dan
penempatan
Pada
problem siswa merupakan suatu
iklan
rokok
salah
potensi yang dapat menyebabkan
satunya yang selalu ditampilkan
kerenggangan orang tua dan siswa.
adalah
rokok
peringatan
bahaya
merokok. Akan tetapi sejauh ini
b. Kehadiran iklan rokok Iklan
label
dapat
belum
terungkap
bagaimana
menghambat usaha orang tua untuk
efektifitas label peringatan bahaya
melaranganaknya
merokok terhadap perilaku merokok.
merokok.
untuk
Iklan
tidak
c. Pengaruh teman sebaya
terbukti
mempengaruhi perilaku kaum muda
Suatu peristiwa yang sangat
untuk tetap merokok meski orang tua
bermakna bagi remaja yaitu remaja
mereka
mulai
melarangnya.
Pada
merambah
pergaulan
orang
cara
Dalam pergaulan menimbulkan suatu
membujuk lewat citra dalam iklan ini
kenikmatan tersendiri yang selama
terbukti cukup berpengaruh. Dalam
ini didasarkan. Pada kesetiakawanan
uji stastik terungkap bahwa iklan
diperlihatkan
rokok ''bertanggung jawab'' terhadap
menyodorkan rokok. Hal tersebut
40% perokok dari kelompok siswa-
dapat menimbulkan solidaritas dan
lebih
ketat,
dalam
dan
kelompok remaja yang pengawasan tuanya
di
dunia
kelompok.
keramahan
90
TALENTA PSIKOLOGI Vol. III, No. 1, Februari 2014
motivasi untuk dapat diterima oleh
dan kontrol pengalaman masa lalu
kelompok teman sebaya.
(retrospective control).
Definisi Operasional
METODE PENELITIAN
Perilaku
Merokok
adalah
Subjek yang akan digunakan
suatu tindakan yang dilakukan dalam
dalam penelitian ini adalah siswa
kegiatan merokok itu sendiri dari
SMK
menyalakan rokok hingga menghisap
memiliki perilaku merokok kategori
batang rokok. Aspek-aspek yang
rendah, sedang dan tinggi. Seleksi
digunakan
subjek penelitian dilakukan dengan
dalam
penelitian
ini
Harapan
Kartasurayang
menurutSoekadji (dalam Prabandari,
memberikan
2000) yaitu aspek Frekuensi sering
merokok kepada 96 siswa. Angket
tidaknya perilaku muncul.
perilaku
Pelatihankontrol
diri
adalah
angket
perilaku
merokok
berdasarkan
disusun aspek-aspek
bagaimana individu mengendalikan
menurutSoekadji (dalam Prabandari,
emosi serta dorongan-dorongan dari
2000) yaitu aspek Frekuensi sering
dalam dirinya.Aspek kontrol diri
tidaknya perilaku muncul.
berdasarkan konsep Averil (dalam Sarafino,
1994),
yaitu
kontrol
Dari 96 siswa ada 28 siswa yang melakukan perilaku merokok
perilaku (behaviorcontrol), kontrol
dilingkungan
kognitif
dan
keinginan untuk mengurangi peilaku
keputusan
merokoknya. Dari pihak sekolah
kontrol
menetapkan secara acak 10 siswa
informasi (informational control),
yang dijadikan subjek penelitian
(cognitivcontrol)
mengontrol (decisionalcontrol),
sekolah
dan
ada
91
TALENTA PSIKOLOGI Vol. III, No. 1, Februari 2014
dengan kategori rendah, sedang dan
control), dan kontrol pengalaman
tinggi. sesuai dengan norma dibawah
masa lalu (retrospective control).
ini.
HASIL Tabel 1
Data-data yang telah terkumpul
Norma Kelompok Angket Perilaku Merokok SKOR KATEGORI 1-3 Rendah (R) 4-6 Sedang (S) 7-9 Tinggi (T) Rancangan
eksperimen
digunakan
adalah
Randomized
Design
yang
Completely –
Between
Subjec (Ghozali, 2008). Keseluruhan kelompok diberi pelatihan
perlakuan berupa
kontrol
menggunakan Control
diri
metode
dengan Smoking
Movement
Technique
(SCMT) yang disusun berdasarkan Aspek
kontrol
diri
berdasarkan
konsep
Averil
(dalam
Sarafino,
1994),
yaitu
kontrol
perilaku
(behaviorcontrol), kontrol kognitif (cognitivcontrol) keputusan kontrol
dan
mengontrol
(decisionalcontrol), informasi
(informational
pada
penelitian
dianalisis
ini
dengan
kemudian
menggunakan
teknik nonparametrik uji Wilcoxon. Angka-angka yang digunakan untuk mengetahui
perubahan
perilaku
merokok diperoleh dari nilai angket perilaku
merokok
sebelum
dan
setelah diberi pelatihan kontrol diri dengan
menggunakan
Smoking
metode
Control
Movement
Technique (SCMT). Perhitungan data selengkapnya
dilakukan
dengan
menggunakan
program
SPSS.
dengan hasil sebagai berikut. Tabel 3 Hasil penghitungan Wilcoxon Keseluruhan Kelompok
Kelompok Rendah
Kelompok Sedang
Kelompok Tinggi
Z
Z
Z
Z
-2.913
a
Asymp. Sig. (2-tailed)
-1.732
a
Asymp. Sig. (2-
a
-1.604a
Asymp. Sig. (2-
Asymp. Sig. (2-
-1.890
92
TALENTA PSIKOLOGI Vol. III, No. 1, Februari 2014
.004
tailed)
tailed)
.083
.059
tailed) Emtional Freedom Technique (EFT) .109
efektif untuk mengurangi perilaku merokok pada siswa SMK kategori Hasil diatas Z = -2913 dengan p perokok rendah di SMK Harapan. = 0.004 untuk uji dua sisi (two tail). Hasil kelompok sedang Z = -
Untuk memperoleh uji satu sisi maka p harus dibagi dua 0,004/2 = 0,002, nilaip-value 0,002< 0,01 yang berarti sangat signifikan.Hipotesis diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa pelatihan
kontrol
menggunakan Control
diri
metode
Movement
1.890 dengan p = 0.059 untuk uji dua sisi (two tail). Untuk memperoleh uji satu sisi maka p harus dibagi dua 0,059/2 = 0,029, nilai
dengan
p-value 0,029< 0,05 yang berarti
Smoking
signifikan.Dapat disimpulkan bahwa
Technique
pelatihan
kontrol
diri
(SCMT) efektif untuk mengurangi
menggunakan
perilaku merokok pada siswa SMK
Freedom Technique (EFT) efektif
Harapan Kartasura.
untuk mengurangi perilaku merokok
Hasil kelompok rendah Z = 1.732 dengan p = 0.083 untuk uji dua
0,083/2 = 0,042, nilai p-value 0,042< 0,05 yang berarti signifikan. Dapat disimpulkan bahwa pelatihan kontrol diri dengan menggunakan metode
Emtional
pada siswa SMK Harapan yang tergolong sedang. Hasil kelompok tinggi Z = -
sisi (two tail). Untuk memperoleh uji satu sisi maka p harus dibagi dua
metode
dengan
1.604 dengan p = 0.109 untuk uji dua sisi (two tail). Untuk memperoleh uji satu sisi maka p harus dibagi dua 0,109/2 = 0,054, nilai p-value 0,054 >
0,05
yang
berarti
tidak
93
TALENTA PSIKOLOGI Vol. III, No. 1, Februari 2014
signifikan.Dapat disimpulkan bahwa
perilaku merokok tinggi pelatihan ini
pelatihan
diperoleh hasil kurang efektif.
kontrol
menggunakan
diri
dengan
metode
Control
Movement
(SCMT)
kurang
Smoking
Para ahli berpendapat bahwa
Technique
kontrol diri dapat digunakan sebagai
efektif
untuk
suatu
intervensi
yang
bersifat
mengurangi perilaku merokok pada
preventif selain dapat mereduksi
siswa SMK dengan kategori tinggi.
efek-efek psikologi yang bersifat
PEMBAHASAN
preventif mampu mereduksi efek-
Hasil akhir yang diharapkan oleh
peneliti
efektifitas dengan
adalah
pelatihan
mengetahui kontrol
Control
Technique
stressor-stressor
lingkungan
(Siswadi, 2009).
metode
Banyak orang berpikir bahwa
Movement
alasan para perokok mengkonsumsi
untuk
rokok adalah karena nikmat dan sulit
menggunakan
Smoking
diri
efek psikologis yang negatif dari
(SCMT)
mengurangi perilaku merokok siswa
untuk
SMK.
terebut, meski ada keinginan untuk
Diperoleh
kontroldiri
dengan
hasil
pelatihan
menggunakan
menghilangkan
berhenti
merokok,
kebiasaan
secara
tidak
metode Smoking Control Movement
disadar rasa keinginan untuk berhenti
Technique (SCMT) efektif digunakan
merokok
untuk siswa SMK Harapan yang
dipengaruhi oleh emosi negatif yang
memiliki perilaku merokok rendah
ada
dan
menimbulkan 1001 alasan sehingga
sedang.
Sedangkan
untuk
yang
pada
memutuskan
sulit
diri
untuk
kita,
tercapai
yang
memilih
94
TALENTA PSIKOLOGI Vol. III, No. 1, Februari 2014
merokok. Penyebab segala macam
perubahan
emosi negatif adalah terganggunya
dipengaruhi oleh faktor pemberian
sistim energi tubuh dan emosi-emosi
pelatihan juga faktor dari dalam diri
negatif
terselesaikan,
mereka, beberapa partisipan dapat
utama
mengaplikasikan
yang
menjadi
tak
penyebab
pada
tersebut
selain
suatu
kegiatan
dalam pelatihan kedalam kehidupan
hampir semua penyakit fisik. Hurlock (dalam Ghufron dan
sehari-hari, hal ini terlihat dari hasil
Risnawati, 2010) mengatakan bahwa
wawancara dengan partisipan dan
kontrol
hasil
diri
berkaitan
dengan
bagaimana individu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dari
monitoring
melalu
buku
monitoring diri. Menurut
Hurlock,
(dalam
dalam dirinya. Mengontrol emosi
Ghufron dan Risnawita, 2010) secara
berarti
situasi
garis besar mengemukakan faktor-
dengan menggunakan sikap yang
faktor yang mempengaruhi kontrol
rasional
diri diantaranya faktor internal yaitu
mendekati
untuk
suatu
merespon
situasi
tersebut dan mencegah munculnya
usia,
reaksi yang berlebihan.
seseorang
Hasil analisa individual dapat diambil
kesimpulan,
setelah
semakin maka,
kemampuan
bertambah
usia
semakin
baik
mengontrol
diri
seseorang. Faktor eksternal, yaitu
melakukan pelatihan kontrol diri
lingkungan
dengan menggunakan metode EFT
orangtua
mayoritis
mengalami
kemampuan kontrol diri seseorang.
penurunan dalam perilaku merokok.
Sedangkan menurut Nelson (dalam
peserta
keluarga
terutama
menentukan
bagaimana
95
TALENTA PSIKOLOGI Vol. III, No. 1, Februari 2014
Ghufron,
2003)
faktor-faktor
mengemukakan
yang
memengaruhi
meskipun pelatihan kontrol diri telah diberikan
pengarauh ikut
lingkungan
kontrol diri pada seseorang adalah:
keluargapun
andil
faktor orangtua, faktor budaya, dan
mensukseskan
faktor kognisi.
mengurangi perilaku merokok
keinginanya
dalam untuk
Sesuai dengan pendapat ahli
Menurut pendapat Sari, dkk
diatas dapat dilihat dari analisa
(2003) perilaku merokok muncul
individu bisa diambil kesimpulan
karena adanya faktor internal (faktor
bahwa, ada beberapa indivudu yang
psikologis, seperti perilaku merokok
nampak
dilakukan untuk mengurangi stres)
memiliki
kontrol
diri
ditunjukan ketika partisipan merokok
dan
diusia muda semakin bertambahnya
lingkungan
usia ada keinginan untuk mengurangi
terpengaruh oleh teman sebaya).
perilaku
meskipun
Sedangkan menurut Sumiarti ( dalam
hanya berjalan beberapa hari bahkan
Maman, 2009), perilaku merokok
minggu. Sedangkan ada beberapa
dapat timbul karena adanya dua
orangtua partisipan yang melarang
faktor: a). Faktor internal adalah
untuk melakukan perilaku merokok
faktor yang berasal dari dalam
sehingga adanya efek jera ketika
individu
melakukan
di
keterikatan pada aktivitas merokok,
rumah. Namun mayoritas partisipan
dengan ketertarikan itu ada dua
memiliki orangtua yang melakukan
kemungkinan yang ada terjadi, yang
perilaku
pertama individu akan terpengaruh
merokoknya
perilaku
merokok,
merokok
sehingga
faktor
eksternal
(faktor
sosial,
seperti
tersebut
yaitu
rasa
96
TALENTA PSIKOLOGI Vol. III, No. 1, Februari 2014
dan
akhirnya
memilih
merokok
konfromitas dengan kelompoknya
sedangkan yang kedua individu yang
pada
tidak terpengaruh memilih untuk
faktor internal yang mempengaruhi
tidak merokok. Dengan kata lain
adanya keadaan stres atau tekanan
pilihan merokok datang dari individu
pada diri partisipan karena partisipan
itu sendiri. b). Faktor eksternal
juga
adalah faktor yang berasal dari luar
kenaikan
individu
lingkungan,
karena diputus dengan pacarnya.
individu melihat orang merokok
Sehingga ada beberapa partisipan
kemudian individu tersebut tertarik
yang mengalami hal semacam itu.
yaitu
dari
diri
partisipan.
sedang
Sedangkan
melakukan
sekolah,
bahkan
ujian stres
untuk mencoba merokok. Dapat juga
Sesuai dengan pembahasan di
merokok karena alasan pergaulan
atas, penelitian ini terdapat beberapa
dan adanya sikap konform dengan
keterbatasan atau kelemahan yaitu:
kelompoknya.
1). Pada saat menunggu dari post-test
Sesuai dengan pendapat ahli
ke follow up tidak adanya observasi
diatas dapat dilihat dari analisa
bayangan, dampaknya apabila hal ini
individu bisa diambil kesimpulan
tidak dilakukan peneliti mendapatkan
bahwa, mayoritas partisipan rata-rata
informasi
kembali
hanya terbatas dan tidak memiliki
merokok
melakukan dikarenakan
perilaku faktor
informasi
dari
subjek
pembanding,
penelitian
yang
lingkungan baik lingkungan rumah
digunakan sebagai bukti kebenaran
maupun lingkungan sekolah atau
dari informasi yang telah subjek
teman sebaya karena adanya sikap
peneliti
berikan.
Oleh
karenaitu
97
TALENTA PSIKOLOGI Vol. III, No. 1, Februari 2014
untuk peneliti selanjutnya sebaiknya
asumsinya
tidak melupakan hal ini. Dikarnakan
mengalami penurunan dan subjek
hal
dengan perilaku merokok tinggi
ini
memberikan
membantu
peneliti
informasi
mengenai
kurang
sudah
mampu
pasti
terlihat
dampak
efek ataupun pengaruh pelatihan
pelatihannya.
diluar dari pengamatan peneliti. 2).
alangkah
Metode pelatihan hanya dilakukan
menggunakan
satu kali, seharusnya dilakukan tiga
dengan kategori sedang. 4). Metode
kali pelatihan, sehingga dampaknya
pelatihan ini baru bisa dilakukan bagi
hasil dari pelatihan kurang mampu
perilaku merokok kategori rendah
memberikan
terhadap
dan sedang khususnya di SMK
subjek penelitian. 3). Sebaiknya
Harapan Kartasura. Sehingga untuk
subjek
diambil
perilaku merokok kategori tinggi
memiliki perilaku merokok sedang,
belum mampu diterapkan dengan
sehinga pengaruh dari pelatihan ini
menggunakan pelatihan TGMPM ini,
dapat
dikarnakan pelatihan ini terbukti
pengaruh
penelitian
terlihat
yang
dengan
nampak,
Dengan
akan
demikian
baiknya
apabila
subjek
penelitian
dengan asumsi pengaruh pelatihan
dapat
ini menjadikan perilaku merokoknya
intervensi yang bersifat preventif. 5).
akan
Trainer merupakan psikolog dan
turun
atau
naik.
Apabila
digunakan
perilaku merokok kategori rendah
memiliki
dan
subjek
lembaga
dengan
sertifikat
yang
kategori perilaku merokok rendah
lembaga
khursus,
tinggi
penelitian
dijadikan
maka
subjek
sebagai
sertifikat pelatihan
lisensi utama
suatu
dari bukan
diadakan
oleh
sehinga
lebih
98
TALENTA PSIKOLOGI Vol. III, No. 1, Februari 2014
berkompeten menyampaikan materi tersebut.
Dampaknya
apabila
dilakukan oleh trainer yang tidak ahlinya maka kurang berkompeten memberikan
pengaruh
terhadap
pelatihan dengan maksimal. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa pelatihan kontrol diri dengan menggunakan metode Smoking
Control
Movement
Technique
(SCMT)
mampu
mengurangi
perilaku
merokok
kategori rendah dan tinggi sesuai dengan norma kelompok di SMK Harapan.
Sedangan
merokok kategori tinggi
perilaku terbukti
kurang efektif untuk mengurangi perilaku merokok. DAFTAR PUSTAKA Courtney, S., & Kent, A. (2003). The association for meridian energy therapis yearbook
2003. Eastboume: Rising.
Dragon
Ghufron& Risnawita, S. (2010). Teori-teori Psikologi. Jogjakarta. Ar-ruzz media. Ghufron, N.M. (2003). Hubungan Kontrol Diri dan Persepsi Remaja Terhadap Penerapan Disiplin Orangtua Dengan Prokrastinasi Akademik. Tesis (tidak diterbitkan). Program Studi Psikologi.Program Pasca sarjanah Yogyakarta.Universitas Gadjah Mada. Hasnida dan Kemala. (2005). Hubungan Antara Stres dan Perilaku Merokok pd Remaja Laki-laki. Jurnal Psikologia.vol.1 No.2 Desember 2005. Komalasari& Helmi. (2000). FaktorFaktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi, 28: 37-47. Masroni. (2006). Hubungan Kontrol Diri dengan Kebiasaan Merokok Pada Mahasiswa Semester VI Dan Mahasiswa Semester VIII STIKES Ngudi Waluyo Ungaran. Skripsi (Tidak Diterbitkan) Ungaran : Program Study Ilmu Keperawatan. Prabandari, Y.S. 2000. Pendidikan Kesehatan Melalui Seminar Dan Diskusi Kelompok Sebagai Alternatif Penaggulangan Perilaku Merokok Pada Remaja SLTA. Di Kodya Yogyalkarta. Tesis (Tidak Diterbitkan) Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.
99
TALENTA PSIKOLOGI Vol. III, No. 1, Februari 2014
Sarafino, E.P. (1994). Health Psychology: Bio Psychological Interaction. New York.
Sitepoe, M. (2003). Kekhususan Rokok Di Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Sari, Ari, Tris, Ochtia, Ramdhani, Neila, Eliza, dan Mira. (2003). Empati dan Perilaku Merokok di Tempat Umum. Jurnal Psikologi, 30: 81-90.
Wismanto,B & Sarwo,B. (2007). Strategi Penghentian Perilaku Merokok. Semarang. Uneversitas Katolik Soegijapranata.
Ghozali, I,M. (2008). Desain Penelitian Eksperimental (Teori, Konsep dan Analisis Data dengan SPSS 16,0). Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Widiana. Retnowati. dan Hidayat (2004). Kontrol Diri dan Kecendrungan Kecanduan Internet. Humanitas: Indonesia Psychological Journal Vol 1 No. 1 Januari 2004 : 6-16.
100
TALENTA PSIKOLOGI Vol. III, No. 1, Februari 2014
PERSYARATAN NASKAH UNTUK TALENTA PSIKOLOGI 1. Artikel merupakan hasil penelitian/ setara dengan hasil penelitian di bidang psikologi. 2. Artikel ditulis dengan bahasa Indonesia / Inggris ± 20 halaman kuarto spasi ganda, dilengkapi dengan abstrak dan kata kunci. Biodata singkat penulis dan identitas penelitian dicantumkan sebagai catatan kaki pada halaman pertama naskah. Artikel juga dapat dikirimkan dalam disket dengan format Microsoft Word atau via email. 3. Artikel (hasil penelitian) memuat : Judul Nama Penulis Abstrak bahasa Inggrisdan Indonesia Kata kunci Pendahuluan (tanpa subjudul) Metode Hasil Pembahasan Simpulan Daftar Rujukan 4. Artikel ( setara hasil penelitian / review artikel) memuat : Judul Nama penulis Abstrak dalam bahasa Indonesia dan Inggris Kata kunci Pendahuluan (tanpa subjudul) Penutup Daftar rujukan 5. Penulis yang artikelnya dimuat wajib memberi kontribusi biaya cetak sebesar Rp. 50.000. 6. Artikel dikirim sebanyak 2 eksemplar dan disketnya dikirimkan paling lambat 2 bulan sebelum bulan penerbitan kepada : TALENTA PSIKOLOGI d.a Prodi Psikologi Fakultas Kesehatan Universitas Sahid Surakarta Jl. Adisucipto, No 154, Jajar, Surakarta Telp. 0271 – 743493 ext 227 E-mail :
[email protected] 7. Kepastian pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis. Artikel yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan kecuali atas permintaan penulis.