EKSISTENSI TRANSPORTASI LAUT PADA PELAYARAN RAKYAT Andy Wahyu Hermanto Staf Pengajar Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang Jl. Singosari No. 2A Semarang, 50242 E -mail :
[email protected]
Abstract: Public sailing is a sub-national marine transportation system that uses a means of motor sailing boat (KLM), motor sailboat (PLM), and plays a role linking the major ports, secondary and tertiary as well as regional and local feeder port. Shipping business management kinship with people using a simple organizational system and not formal, operating a fleet of cruise people did not depend on port infrastructure and can reach remote ports that are difficult to reach by the national shipping. Achievement of productivity about 18% to 20% of total domestic freight (excluding liquid bulk cargo/bulk/special). Approaches and methods used to uncover the extent of the performance of operational feasibility and technical aspects and the role of people's national shipping is a prototype monitoring field study KLMP 360 GRT on operational performance in the harbor and at the time of sailing. The existence of sea transport shipping people support the development of the central role of regional and local economic activity, and appears to be too influenced by the economic recession. Technical conditions (stability, systems and construction) is generally considered good and have a high level of seaworthiness to sail and meet the standards of the International Maritime Organization (IMO) and ISO 6954 on construction vibration criteria. Key words : Sailing Buissines, operational performance, the prototype fleet.
Abstrak: Pelayaran umum adalah bagian sebuah sistem transportasi laut nasional yang menggunakan sarana Kapal Layar Motor (KLM), Perahu Layar Motor (PLM), dan memainkan peran yang menghubungkan pelabuhan utama, sekunder dan tersier serta pengumpan pelabuhan regional dan lokal . Pengiriman bisnis manajemen kekerabatan dengan orang yang menggunakan sistem organisasi sederhana dan tidak formal, operasi armada pelayaran orang tidak tergantung pada infrastruktur pelabuhan dan dapat mencapai pelabuhan terpencil yang sulit dijangkau oleh pelayaran nasional. Pencapaian produktivitas sekitar 18% sampai 20% dari total angkutan domestik (tidak termasuk kargo curah cair/bulk/khusus). Pendekatan dan metode yang digunakan untuk mengungkap tingkat kinerja operasional dan aspek kelayakan teknis dan peran pelayaran nasional rakyat adalah prototipe pemantauan studi lapangan KLMP 360 GRT mengenai kinerja operasional di pelabuhan dan pada saat berlayar. Keberadaan orang pengiriman transportasi laut mendukung pengembangan peran sentral kegiatan ekonomi regional dan lokal, dan tampaknya terlalu dipengaruhi oleh resesi ekonomi. Kondisi Teknis (stabilitas, sistem dan konstruksi) umumnya dianggap baik dan memiliki tingkat kelayakan yang tinggi untuk berlayar dan memenuhi standar Organisasi Maritim Internasional (IMO) dan ISO 6954 pada kriteria getaran konstruksi. Kata kunci: bisnis pelayaran, kinerja operasional, armada prototipe.
PENDAHULUAN
kekeluargaan dalam jumlah yang relatif kecil
Pelayaran
kegiatan
dibanding dengan usaha pelayaran lainnya.
operasionalnya merupakan salah satu sub-
Pelayaran Rakyat melayani perangkutan antar
sistem dari sistem angkutan laut nasional,
pelabuhan dengan Perahu Layar Motor (PLM),
umumnya
Kapal Layar Motor (KLM) dan Kapal Motor (KM)
menengah
rakyat
dikelola ke
oleh
bawah,
dalam
golongan
ekonomi oleh
menggunakan kapal atau perahu kayu dan
pengusaha pribumi yang berasal dari Bugis-
menggunakan layar, sebagai penggeraknya.
Makassar, Madura, Mandar, dan Buton melalui
Menurut
pemupukan
angkutan pelayaran rakyat terhadap jumlah
modal
diusahakan
perorangan
atau
Eksistensi Transportasi Laut Pada Pelayaran Rakyat – Andy Wahyu Hermanto
Istopo,Capt
(1996)
bahwa
peran
71
muatan yang terangkut antar pulau dalam
kapasitas produksi armada sebesar 18,6 ton
negeri (tidak termasuk angkutan khusus dan
/GT per tahun.
kapal asing) adalah berkisar 16% s/d 24% perPOLA JARINGAN PELAYARAN RAKYAT
tahun secara nasional. Nampak bahwa kegiatan pelayaran rakyat tidak dipengaruhi oleh resesi
Dalam studi literatur, sering kita jumpai
ekonomi dibandingkan dengan produktivitas
bahwa segenap pelayaran rakyat senantiasa
pelayaran nusantara pada tahun 2001 s/d 2005
menghubungkan
yang anjlok rata-rata 9,24 ton muatan/dwt per
pengumpan (feeder port) regional dan lokal,
tahun, bahkan pada tahun 2005 drastis anjlok
berfungsi melayani kegiatan alih muat nasional
ke level produksi 5,7 ton muatan per dwt per
skala
tahun.
pelayanan dan jangkauan skala kecil dan relatif
regional
pelabuhan-pelabuhan
atau
lokal
dengan
volume
Perkembangan jumlah armada sangat
dekat, serta berperan sebagai pengumpan
berfluktuasi dan kapasitas ruang muat pada
pelabuhan utama sekunder atau tersier dan
tahun 2006 berjumlah 226.619 GRT dengan
pelabuhan-pelabuhan
2.789 unit atau rata-rata berbobot 74 GRT /unit.
Peranan pelayaran rakyat nampak melayani
Pada tahun 2007 meningkat menjadi 397.618
pelabuhan-pelabuhan
tersier
GT, kenaikan rata-rata mencapai 8,53% /tahun,
pengumpan
atau
dengan bobot armada 150 GT /unit. Terjadi
pengangkutan komoditi sembilan bahan pokok,
pertumbuhan rata-rata bobot armada sebesar
pupuk dan bahan-bahan bangunan. Menurut
9,17% /unit.
Jinca, MY (1999),
Jumlah muatan yang diangkut
tahun 2008 sebesar 3.840.000 ton dengan
regional
regional
pelayanan
berada
atau
lokal.
utama lokal,
dan
terutama
bahwa volume semua pada
kisaran
besaran
armada 200 s/d 300 GRT. Tabel 1. Pola jaringan pelayaran. Pelabuhan-pelabuhan yang dihubungkan Pelabuhan Utama Pelabuhan Pengumpan (Trunk Port) (Feeder Port) Sekunder Tersier Sekunder Tersier
Jaringan Pelayaran
Utama Sekunder Utama Tersier Pengumpan Regional Pengumpan Lokal
Jaringan
Alokasi Besaran Armada / GRT
Pelayanan Armada
PLM / KLM Pelayaran Rakyat 400 s.d. 200 GRT Kurang dari 200 GRT
Sumber : Jinca, MY (1999).
Struktur fisik komoditas yang diangkut armada
pelayaran
rakyat
sangat
heterogen,
baik
umumnya
masih
jumlah,
bentuk
yang diangkut masih relatif rendah, bentuk kemasan masih bersifat karungan dos atau karton,
sistem
penanganan
muatan
kemasan, nilai komoditi dan volume jenis
menggunakan tenaga buruh. Umumnya kapal
muatan.
dari
layar motor mengangkut beras, pupuk, kayu,
kantongan dengan nilai mata dagangan relatif
dan barang-barang campuran, dan general
sangat rendah, nilai rata-rata koefisien volume
cargo. Gambaran jenis komoditi yang diangkut
Bentuk
kemasan
3
mayoritas
adalah berkisar 2,15 m per ton. Nilai barang
adalah sebagaimana dalam tabel 2.
72 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 12 – Januari 2010, hal: 71 – 78
Tabel 2. Jenis-jenis muatan pelayaran rakyat No.
Jenis Muatan
Bentuk Kemasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Terigu Beras Gula pasir Garam Jagung Kopra/Kelapa Kemiri Asam Bawang Merah/Putih Biji Coklat Cengkeh Pupuk Semen Kayu Olahan Kayu Gelondongan Rotan Aspal Bahan-bahan Bayam Kendaraan/Sepeda Motor Barang-barang Elektronik 20 TV, Video, Kulkas Barang-barang Perabot 21 Rumah Tangga 22 Barang-barang Campuran Sumber : Purba, Radian (2001).
Secara makro peran pelayaran rakyat
Karung/zak Karung plastik Karung Karung Karung Karung Karung Karung Balasse/karung Karung Karung Karung/zak Karung/zak Batangan Batangan Batangan Drum Multikemasan Unit
Indonesia
adalah
Rp. 400.000,s/d 1.000.000 3 per ton/m
Sangat Bervariasi
Unit Multikemasan
ASPEK TEKNIS DAN OPERASIONAL Berdasarkan hasil analisis lengkung
sangat
stabilitas pada berbagai kondisi terhadap KLM
penentu, karena kenyataan operasionalnya,
Pinisi 360 GRT menunjukkan bahwa hipotesa
Pelayaran Rakyat menghubungkan pusat-pusat
batasan
kegiatan nasional. Kegiatan wilayah dan lokal
International
yang merupakan ( Suyono RP, 2003 ) :
adalah terpenuhi, sehingga kelayakan stabilitas
1.
Pusat-pusat pengolahan atau pengumpul
PRT KLM Tipe Pinisi 360 GRT dinilai baik atau
barang dan simpul transportasi dengan
tingkat laik lautnya tinggi untuk berlayar. Dari
tingkat layanan nasional atau propinsi.
grafik
Pusat-pusat pengolahan atau pengumpul
disimpulkan bahwa ditinjau dari aspek getaran
barang dan simpul transportasi
yang
pemilihan jumlah dan putaran propeller sudah
menghubungkan
atau
sangat baik. Resonansi antara getaran yang
2.
timur
Sangat Bervariasi
Peti/kardus
dikaitkan dengan pengembangan wilayah di kawasan
Nilai Muatan
satu
propinsi
beberapa kabupaten. 3.
Pusat-pusat simpul perairan
transportasi
perkembangan
kurva
stabilitas
Maritime
frekuensi
yang
diberikan
Organization
getar
KLM
(IMO)
dapat
dipicu propeller dengan lambung kapal tidak
pengolahan
yang
kelaikan
barang
dengan dapat
sektor
dan
kawasan mendorong
strategis
wilayah pengembangan ekonomi.
dalam
bisa terjadi karena frekuensi propeller selalu di bawah
frekuensi
natural
lambung
kapal.
Menurut Benfort Harry (2002), hal itu terbukti dari hasil pengukuran yang menunjukkan bahwa getaran yang terjadi didominasi oleh motor induk.
Eksistensi Transportasi Laut Pada Pelayaran Rakyat – Andy Wahyu Hermanto
73
Gambar 1. Kurva frekuensi natural getar, getaran motor, dan propeller. Sumber : Benfort Harry (2002).
Gambar 2. Kurva kebutuhan tenaga angin penggerak kapal layar motor (Sumber : Triatmodjo, Bambang (1996)).
Pemilihan motor juga sudah cukup baik,
oleh arah dan kecepatan angin dan luas bidang
mengingat bahwa resonansi hanya bisa terjadi
tangkap angin pada layar KLM, gaya dorong
pada putaran sekitar 1.500 rpm untuk jangka
ditentukan oleh penggerak utama layar dan
waktu
lama.
getaran
terhadap
sangat tergantung dari kinerja sistem peng-
kapal
belum
gunaan layar. Rata-rata efektif waktu peng-
membahayakan, terlihat dari amplitudo getaran
gunaan tenaga angin adalah berkisar 6 hari per
atau lendutan yang terjadi adalah relatif kecil
bulan dengan kecepatan angin rata-rata 11
(pada gading dan kulit tercatat 0,012 mm), maka
knot. Dengan demikian, eksistensi layar sebagai
regangan
kecil.
penggerak utama agak sulit dipertahankan
Penggunaan layar sebagai penggerak utama
untuk KLM ukuran lebih besar dari 100 GRT
pada kapal layar motor (KLM) sangat ditentukan
(lihat gambar 2 dan 3).
kekuatan
Pengaruh konstruksi
yang
terjadi
juga
sangat
74 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 12 – Januari 2010, hal: 71 – 78
Untuk prototipe KLM
Pinisi 360 GRT kecepatan maksimal yang
dipertimbangkan untuk membatasi besarnya
diperoleh adalah 5 knot dan kecepatan rata-rata
tenaga
hanya berkisar 4,1 knot. Menurut Bambang
motorisasi pelayaran rakyat.
penggerak
yang
ekonomis
untuk
Triatmodjo (1996), kondisi seperti ini perlu
Gambar 3. Kurva kebutuhan tenaga penggerak mesin bantu kapal layar motor. Sumber : Sudjatmiko, FDC (2002).
sudah
Rata-rata penurunan biaya produksi
mengandalkan mesin bantu sebagai penggerak
dapat dicapai sekitar 34% untuk sistem propulsi
utama kapal layar, terutama bagi perahu-perahu
mesin, 38% untuk propulsi layar dan 56% untuk
atau KLM dengan ukuran di atas 200 GRT.
kombinasi
Kecepatan KLM yang diinginkan oleh operator
pengoperasian dengan menggunakan alat bantu
berkisar 8 knot, bahkan beberapa operator
B/M memberikan keuntungan maksimal.
Diperkirakan
sekitar
70%
perahu
sistem
propulsi.
Alternatif
sudah menggunakan mesin untuk kecepatan KLM sampai dengan 9 knot. Kondisi ini dapat
MANAJEMEN USAHA PELAYARAN
menambah waktu layar, dan tendensi lainnya
Struktur organisasi usaha pelayaran
menggunakan alat angkut B/M (1 s/d 2 ton).
rakyat khususnya yang menggunakan kapal dan
Dengan demikian tendensi-tendensi tersebut
perahu layar tipe pinisi terdiri dari punggawa
diatas menurut operator berorientasi untuk
darat, punggawa laut, dan sawi (Djaelani, 2003).
meningkatkan produktivitas armada pelayaran
Struktur organisasi pelayaran rakyat terkesan
rakyat. Menurut Sudjatmiko, FDC (2002), bahwa
sangat sederhana, tidak ada pembagian tugas
pengoperasian KLM dapat dilakukan dengan
dan wewenang secara formal. Namun dalam
alternatif propulsi mesin, kombinasi propulsi
prakteknya, masing-masing telah mengetahui
mesin
tugas
dan
layar.
Kenyataan
di
lapangan
dan
wewenangnya,
baik
yang
menunjukkan bahwa untuk KLM dengan ukuran
menyangkut hak maupun kewajiban, sebagai
diatas
berikut :
300
GRT
rata-rata
mengandalkan
propulsi mesin sebagai penggerak utama.
1. Tugas dan Wewenang Punggawa
Eksistensi Transportasi Laut Pada Pelayaran Rakyat – Andy Wahyu Hermanto
75
a. Punggawa Darat sebagai pemilik modal dan
bertindak
menentukan
sebagai
kebijakan
manajer, kerja
dan
tersebut
dilatarbelakangi
oleh
faktor
kekerabatan dan faktor saling percaya dalam kegiatan operasional pelayaran rakyat terkait
berkewajiban untuk menyiapkan segala
dengan berbagai pihak sebagai berikut :
jenis atau bahan yang berkaitan dengan
1. Pihak pengguna kapal atau pemilik muatan
produksi jasa transportasi laut, baik dalam
2. Pihak pemilik kapal atau punggawa darat
bentuk
3. Pihak
finansial
ataupun
material
keperluan sehari-hari para ABK dan punggawa laut selama dalam pelayaran. b. Punggawa Laut adalah pelaksana yang
nakoda
untuk
menentukan
yang
dipercayakan
mengageni kapal 4. Pihak punggawa laut dan sawinya atau pihak nakoda dan ABK. Pihak
memimpin aktivitas pelayaran, bertindak sebagai
keagenan
komunikasi
pengguna langsung
kapal
atau
melakukan
tidak
langsung
kebijakan-kebijakan teknis ketika sedang
terhadap pemilik kapal, ini biasa terjadi dalam
berlayar. Punggawa laut bertanggung
kondisi supply ruang kapal sangat terbatas,
jawab atas keselamatan sawinya selama
kadang pemilik muatan bersedia memberikan
dalam
pula
komisi kepada punggawa laut sekitar 1 s/d 5%
keselamatan armada dan peralatan yang
dari tarif umum yang berlaku dalam bentuk
digunakan.
volume barang yang diangkut.
pelayaran,
demikian
Pihak pemilik
kapal lebih banyak mempercayakan proses-
2. Tugas dan Kewajiban Sawi Sawi merupakan komponen yang paling
proses negoisasi muatan kepada keagenan
rendah kedudukannya dalam struktur kerja
atau langsung kepada punggawa laut, biasanya
usaha pelayaran rakyat. Tugas seorang sawi
disetiap KLM terdapat orang kepercayaan di
adalah membantu punggawa laut (nakoda)
kapal sebagai pengawas mewakili pemilik dan
dalam pelayaran. Jumlah sawi dalam setiap
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
kapal berkisar 8 s/d 12 orang, sesuai dengan
operasional. Hubungan kerja pihak-pihak terkait
besaran armada pelayaran rakyat. Keahlian
dalam pelayaran rakyat sebagaimana dalam
sawi diperoleh dari pengalaman berlayar dan
gambar 3. Menurur
pernah bekerja pada dok galangan kapal yang
memperbaiki dan
membuat
kapal
Hadisuwarno
(2005),
punggawa laut mempunyai hubungan atau komunikasi untuk semua pihak dan muatan,
secara tradisional. Wujud tata-kelakuan para pengelola
serta
keagenan
dan
sawi).
Produktivitas
usaha pelayaran rakyat adalah pranata-pranata
operasional kapal ditentukan oleh punggawa
yang berorientasi pada fungsi dan hubungan
laut dan bertanggung jawab penuh terhadap
kerja antara manajer, nakoda, dan sawi serta
konektisitas masalah di darat atau termasuk
mempunyai
keluarga sawinya yang ditinggal berlayar.
lainnya.
keterkaitan
satu
dengan
yang
Keharmonisan pola hubungan kerja
76 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 12 – Januari 2010, hal: 71 – 78
mengalami
musibah
dan
sebagainya
dari
punggawa darat. Bentuk lain sistem bagi hasil adalah sebagai berikut : 1. Punggawa darat memberikan gaji tetap kepada punggawa laut ( nakoda dan ahli mesin diesel ) berkisar Rp. 300.000,- s/d Rp. 500.000,- per bulan, tergantung dari besaran KLM dan kemampuan punggawa darat menanggung semua Biaya Operasi Pelayaran termasuk BBM, logistik, biayaGambar 4. Hubungan Kerja dan Fungsional Operasional KLM (Sumber : Hadisuwarno (2005)).
Dalam hubungan kerja usaha pelayaran rakyat terdapat aturan bagi hasil yaitu 50% untuk pemilik kapal.
Bagian ini, merupakan
biaya modal usaha, peralatan, perlengkapan serta bahan lainnya untuk keperluan pelayaran dan 50% untuk punggawa laut dan sawinya, yang
merupakan
mereka.
pendapatan
bersih
bagi
Penghasilan para sawi dan bantuan
dari punggawa diserahkan ke keluarganya yang sementara
ditinggal
bilamana
mengalami
kekurangan atau musibah. Permintaan bantuan ini dapat dilakukan kapan saja, selain itu masa pengembaliannya
tidak
punggawa,
menuntut
tidak
ditentukan adanya
oleh suatu
jaminan, baik dalam bentuk barang maupun persyaratan lainnya. Namun demikian, mereka yang meminta bantuan setelah kembali dari berlayar barulah disampaikan jumlah dan jenis bantuan yang diminta oleh keluarganya dan selanjutnya dapat pula diperhitungkan dalam pendapatan sistem bagi hasil. Hal-hal semacam inilah yang menjadi penyebab keharmonisan hubungan kerja usaha pelayaran rakyat. Selain itu, para sawi kadang-kadang memperoleh bonus berupa beras, kacang hijau, gula serta bantuan pemeliharaan kesehatan bila salah satu
biaya pelabuhan, dan biaya kelancaran operasional. mendapat
Punggawa 2/3
dari
darat
/
pemilik
pendapatan
bersih
operasional kapal. Sawi dan punggawa laut mendapat
1/3
dari
operasional kapal.
bagian
pendapatan
Nilai ini akan dibagi
berdasarkan jumlah ABK kapal termasuk nakoda, ahli diesel dan spsawi-sawi lainnya. 2. Sistem Cina, sistem penggajian terdiri dari gaji tetap, gaji rate pelayaran dan tambahan komisi. logistik
Semua biaya operasional dan ABK
di
kapal
ditanggung
oleh
punggawa Cina atau pemilik kapal layar motor. Besar gaji tetap bagi nakoda dan KKM
berkisar
400.000,-.
Rp. 300.000,- s/d Rp.
Sedangkan
ABK
atau
sawi
berkisar Rp. 100.000,- s/d Rp. 200.000,-. Gaji rate pelayaran dan komisi diberikan setiap
kali
berlayar
dalam
satu
rate
pelayaran. Besar gaji ini tergantung dari jabatan atau status ABK di kapal layar motor, biasanya berkisar 1 s/d 2 kali lipat dari gaji bulanan
tetap.
Selain
itu,
ABK
juga
mendapat penghasilan berkisar 1 s/d 5% diperoleh
dari
pemilik
muatan
yang
dipercayakan pembagiannya pada nakoda atau punggawa laut.
Eksistensi Transportasi Laut Pada Pelayaran Rakyat – Andy Wahyu Hermanto
77
PENUTUP Kesimpulan
Saran Usaha
1. Armada pelayaran rakyat dalam operasionalnya
mempunyai
sistem
kelebihan
sebagai berikut: i) tidak bergantung pada infrastruktur pelabuhan; ii) KLM mampu menjangkau pelabuhan terpencil yang sulit dijangkau armada pelayaran nusantara; iii) tarif yang ditawarkan relatif cukup murah karena investasi armada tidak merupakan
pelayaran
rakyat
diharapkan
akan
menjadi usaha industri jasa transportasi dengan sistem
manajemen
tradisional
atau
kekeluargaan. Adapun status sosial punggawa sebagai
pemilik
modal
merupakan
sosok
pimpinan yang disegani, bertanggung jawab penuh terhadap biaya operasional dan jaminan kehidupan keluarganya pelaut yang sedang ditinggal berlayar.
usaha yang padat modal. Ekonomi produksi usaha
angkutan
laut
pelayaran
rakyat
nampaknya tidak terlalu dipengaruhi oleh resesi ekonomi dibanding armada kapal nusantara. 2. Perkembangan pelayaran
sarana
rakyat
transportasi
cenderung
semakin
dengan kecepatan 8 s/d 9 knot. Fungsi layar penggerak
utama
bergeser
perlahan-lahan menjadi penggerak motor diesel. Alternatif teknologi pengoperasian KLM dengan dominasi sistem propulsi mesin dan
dilengkapi
alat
bantu
B/M
Benfort Harry, 2002, A Method for deriving the Cost of Capital Recovery for Commercial Sailing Ships, Cambridge University, London.
laut
membesar yaitu skala 350 s/d 450 GRT
sebagai
DAFTAR PUSTAKA
dapat
meningkatkan kapasitas dan menurunkan
Djaelani, 2003, Analisis Bongkar Muat dan Rancangan Alat Angkat pada Pelayaran Rakyat, PT. Yodya Area, Makassar. Hadisuwarno, 2005, Eksistensi Kecanggihan Teknologi Kapal Laut, Teknologi Maritim, Jakarta, hal. 11-15. Istopo, Capt, 1996, Kapal dan Muatannya, PT. Panca Niaga, Jakarta. Jinca, MY, 1999, Monitoring Operasional Prototipe KLM Pinisi, LPPM-Unhas, Makassar.
biaya produksi. 3. Sistem pengupahan yang diterapkan adalah
Purba, Radian, 2001, Angkutan Muatan Laut, PT. Angkasa Raya, Jakarta.
sistem bagi hasil antara pemilik modal dengan punggawa laut dan Sawi, dan semua biaya-biaya
operasional
dan
konsumsi
ditanggung oleh pemilik. Punggawa laut dan sawi umumnya mendapat gaji gaji tetap per bulan antara 500.000,-
Rp. 300.000,dan
s/d
Rp.
ditambah bonus atas
Sudjatmiko, FDC, 2002, Pelayaran Niaga, Jakarta. Suyono, R.P. Capt, 2003, Putra, Jakarta.
Pokok-pokok Satya Widia,
Shipping,
Argya
Triatmodjo, Bambang, 1996, Pelabuhan, Beta Offset, Yogyakarta.
prosentase bagi hasil.
78 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 12 – Januari 2010, hal: 71 – 78