EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN MIKRO PADA NASABAH PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEMBANTU CILILITAN
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Disusun oleh:
TEZA RYANDI NIM: 107046102368
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN MIKRO PADA NASABAH PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEMBANTU CILILITAN
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh:
Teza Ryandi NIM: 107046102368
Di bawah bimbingan Pembimbing I:
Pembimbing II:
Dr. H. Yayan Sopyan, M.Ag. NIP: 196810141996031002
Drs. Heldi, M.Pd. NIP: 196304141993031002
KONSENTASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432H/2011M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 30 Juni 2011
Teza Ryandi NIM. 107046102368
ABSTRAK Teza Ryandi, NIM: 107046102368. Efektivitas Pembiayaan Mikro Pada Nasabah PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Cililitan. Skripsi, FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA, 1432 H/2011 M. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Efektivitas Pembiayaan Mikro Pada Nasabah PT Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Pembantu (Capem) Cililitan dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan nasabah pembiayaan mikro selama pembiayaan berlangsung. Analisis data menggunakan perhitungan manual dengan rumus standar deviasi dan mean (rata-rata nilai) tiap kelompok pernyataan untuk mengetahui persepsi atau penilaian nasabah terhadap efektivitas pembiayaan mikro di BSM Capem Cililitan serta analisis regresi linear berganda menggunakan software SPSS 16.0 untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nasabah selama masa pembiayaan. Angket ini terdiri atas enam kategori pernyataan dan terdapat 4 variabel yang dianalisis, yaitu variabel pendapatan nasabah setelah mendapat pembiayaan sebagai variabel dependent, sedangkan variabel independent terdiri atas pendapatan nasabah sebelum pembiayaan, pokok angsuran,dan margin. Penelitian dilakukan di Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Pembantu (Capem) Cililitan yang beralamat di Jalan Raya Bogor KM 19 No.1, Kramat Jati, Jakarta Timur. Data dalam penelitian ini didapatkan dengan wawancara terhadap staff pembiayaan mikro BSM dan menyebar angket atau questioner pada nasabah pembiayaan mikro. Rumusan penelitian ini adalah seberapa efektif penyaluran pembiayaan mikro berdasarkan penilaian oleh nasabah pembiayaan ditinjau dari segi akses nasabah, besar pembiayaan, margin, jangka waktu pelunasan, dan besar angsuran; dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan usaha nasabah selama program pembiayaan mikro. Penelitian ini menggunakan teori efektivitas oleh T. Hani Handoko, tentang kegunaan dan ketepatan. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research). Hasil perhitungan manual dengan standar deviasi dan mean didapat bahwa nilai dari standar deviasi adalah 1,581 dan mean dari tiap kelompok pernyataan berada pada kisaran nilai 4, lebih tinggi dari standar deviasi sebagai patokan yang berarti bahwa penyaluran pembiayaan mikro tergolong efektif. Sedangkan dengan regresi linear berganda didapat bahwa margin memiliki kontribusi/pengaruh yang sangat besar sebagai pengurang dari pendapatan nasabah dengan konstanta -2,413 yang berarti bahwa tiap kenaikan sebesar 1 satuan (juta rupiah) maka pendapatan nasabah akan berkurang sebesar 2,413 satuan (juta rupiah), sebaliknya jika margin berkurang 1 satuan (juta rupiah) maka pendapatan akan meningkat sebesar 2,413 satuan (juta rupiah). Dapat dikatakan bahwa dalam pembiayaan mikro ini, margin masih termasuk cukup tinggi. Namun secara rata-rata, pendapatan nasabah mengalami kenaikan sebesar 13,39%. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan pembiayaan mikro pada BSM Capem Cililitan tergolong efektif.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbi al-‘alamin, segala puji dan syukur tak hentinya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Zat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan segala nikmat dan anugerah, hingga skripsi yang berjudul “EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN MIKRO PADA NASABAH PT BANK SYARIAH
MANDIRI
CABANG
PEMBANTU
CILILITAN”
ini
dapat
terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan alam baginda Nabi besar Muhammad SAW. Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy), Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Merupakan suatu kehormatan bagi penulis dapat mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga penulis, almamater dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Sebagai bentuk penghargaan, penulis sampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada: 1.
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Dr. Euis Amalia, M.Ag. selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak Mu’min Rauf, M.Ag. selaku Sekretaris Program Studi Muamalat.
ii
3.
Dr. H. Yayan Sopyan, M.Ag. sebagai Dosen Pembimbing I dan Drs. Heldi, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah berjasa meluangkan waktunya memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
4.
Dosen dan karyawan Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pengetahuan dan bantuan kepada penulis.
5.
Ayahanda tercinta Bapak M. Adi Santoso dan Ibunda Sutinah yang telah memberikan dukungan baik secara moril, materiil, serta doa yang selalu dipanjatkan sehingga penulis diberi kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6.
Adikku tersayang, Tya Ryandini yang juga terus memberikan motivasi dan dukungan baik dalam bentuk moril dan materil serta kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7.
Keluarga besar penulis yang telah memberikan support dan doa.
8.
Bapak M. Danang Wicaksono selaku Pj. Kepala Cabang Pembantu, Bapak Sapto Aji selaku kepala (supervisor) pembiayaan mikro, Bapak Bayu Septiono selaku asisten analis mikro, Bapak Agus Budianto selaku pelaksana marketing mikro, dan seluruh pihak PT Bank Syariah Mandiri khususnya Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Cililitan yang telah bersedia membantu dalam penelitian.
9.
Petugas pengawas perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, petugas pengawas perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah yang membantu peneliti dalam memberikan fasilitas penyediaan literatur untuk penulisan skripsi ini.
iii
10. Untuk sahabat-sahabat seperjuangan di kelas PS A 07, angkatan 2007 yang tidak bisa
disebutkan
satu-persatu
yang
selalu
menghadirkan
kehangatan,
kebersamaan, kekompakan, dan keceriaan selama kita kuliah bersama. Hal ini tak akan pernah terlupakan. Semoga kebersamaan kita tetap terjaga. 11. Elvira Ria Seli Cahyanti yang telah memberikan motivasi, semangat, dan doa kepada penulis. 12. Untuk teman-teman KKS kampung Babakan Ciesek, desa Cipayung, Mega Mendung, Bogor yang telah memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini dan telah memberikan warna-warni kegiatan KKS. 13. Dan semua pihak yang tidak mampu penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberi dukungan moril, materiil, dan juga doa hingga selesainya karya ilmiah ini. Semoga amal baik dan jasa yang telah diberikan para pihak kepada penulis diterima oleh Allah SWT dan diberikan pahala yang berlipat ganda. Dengan segala kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam karya ilmiah ini, besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah kita. Aamiin. Jakarta, 30 Juni 2011
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................................ v DAFTAR TABEL .................................................................................................... viii DAFTAR ILUSTRASI ............................................................................................... x
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 8 C. Batasan dan Rumusan Masalah ....................................................... 9 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 9 E. Metodologi Penelitian ................................................................... 10 F. Tinjauan Studi Terdahulu.............................................................. 19 G. Sistematika Penulisan ................................................................... 23
BAB II
KAJIAN TEORITIS ......................................................................... 25 A. Teori Efektivitas .................................................................................. 25 B. Pengertian Pembiayaan ................................................................ 28 C. Jenis-Jenis Pembiayaan Bank Syariah .......................................... 32
v
1. Konsep Modal Kerja ............................................................... 33 2. Penggolongan Modal Kerja..................................................... 34 D. Pengertian Sektor Usaha dan Kriterianya ..................................... 46 1. Pengertian Sektor Usaha ................................................... 46 2. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah .................... 47
BAB III
GAMBARAN UMUM ...................................................................... 50 A. Profil PT Bank Syariah Mandiri ................................................... 50 1. Sejarah Berdiri PT Bank Syariah Mandiri .............................. 50 2. Visi, Misi, dan Shared Values PT Bank Syariah Mandiri....... 52 B. Profil Bank Syariah Mandiri KCP Cililitan .................................. 54 C. Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) .......................................... 56 1. Pengertian dan Tujuan Penyaluran KUR ................................ 56 2. Ketentuan KUR ....................................................................... 56 D. Program Pembiayaan Mikro Pada BSM ....................................... 58
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 69 A. Analisis Deskriptif ........................................................................ 69 1. Deskripsi Responden ......................................................... 69 2. Uji Validitas ...................................................................... 70 3. Uji Reliabilitas .................................................................. 71 4. Deskripsi Tanggapan Responden ...................................... 72
vi
5. Analisis Efektivitas Berdasarkan Tanggapan Responden . 82 B. Analisis Regresi Linear Berganda ................................................. 88 1. Analisis Asumsi Klasik ........................................................... 88 2. Rumusan Hipotesis ................................................................. 93 3. Analisis Regresi Linear Berganda ........................................... 93
BAB V
PENUTUP ........................................................................................ 100 A. Kesimpulan ................................................................................. 100 B. Saran ............................................................................................ 102
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 104
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1.
Total Aset Gross, Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga, FDR, dan NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasarkan propinsi .. 4
Tabel 1.2.
Tinjauan Studi Terdahulu.................................................................... 19
Tabel 2.1.
Produk-produk pembiayaan ................................................................ 32
Tabel 4.1.
Jenis Kelamin Responden ................................................................... 69
Tabel 4.2.
Profesi Utama Responden ................................................................... 70
Tabel 4.3.
Syarat dalam pengajuan pembiayaan .................................................. 72
Tabel 4.4.
Tahap pengajuan pembiayaan ............................................................. 72
Tabel 4.5.
Biaya administrasi pembiayaan........................................................... 73
Tabel 4.6.
Pembiayaan sesuai dengan kebutuhan usaha ...................................... 73
Tabel 4.7.
Pembiayaan mencukupi kebutuhan usaha ........................................... 74
Tabel 4.8.
Pembiayaan memenuhi kebutuhan usaha............................................ 74
Tabel 4.9.
Margin tergolong ringan ..................................................................... 75
Tabel 4.10.
Pembagian keuntungan ....................................................................... 75
Tabel 4.11.
Nasabah masih dapat untung setelah bagi hasil .................................. 76
Tabel 4.12.
Jangka waktu pelunasan ...................................................................... 77
Tabel 4.13.
Ketepatan nasabah membayar angsuran ............................................. 77
Tabel 4.14.
Nasabah tidak telat mengangsur ......................................................... 78
Tabel 4.15.
Nasabah tidak dikenakan denda keterlambatan .................................. 78
Tabel 4.16.
Pokok angsuran tergolong ringan........................................................ 79
viii
Tabel 4.17.
Pokok angsuran tidak mengganggu usaha .......................................... 79
Tabel 4.18.
Nasabah dapat penuhi kebutuhan lain selama angsuran ..................... 80
Tabel 4.19.
Fasilitas pembiayaan dari BSM bermanfaat ....................................... 80
Tabel 4.20.
Peningkatan omzet usaha nasabah ...................................................... 81
Tabel 4.21.
Peningkatan keuntungan usaha nasabah ............................................. 81
Tabel 4.22.
Pembiayaan menyejahterakan nasabah ............................................... 82
Tabel 4.23.
Variables entered/removed ................................................................. 94
Tabel 4.24.
Model Summary .................................................................................. 94
Tabel 4.25.
Interpretasi koefisien korelasi ............................................................. 94
Tabel 4.26.
Analysis of Variance (ANOVA) ........................................................ 95
Tabel 4.27.
Coefficients.......................................................................................... 97
ix
DAFTAR ILUSTRASI
Gambar 1.1.
Aset, DPK, PYD Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah ......... 3
Gambar 2.1.
Skema bai’ al-murabahah ................................................................... 41
Gambar 2.2.
Skema bai’ al istishna’ ........................................................................ 43
Gambar 2.3.
Skema bai’ al-salam ............................................................................ 44
Gambar 3.1.
Struktur organisasi BSM KCP Cililitan .............................................. 55
Gambar 3.2.
Struktur organisasi div. pembiayaan mikro ........................................ 55
Gambar 4.1.
Grafik garis normalitas ........................................................................ 88
Gambar 4.2.
Scatterplot ........................................................................................... 92
x
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan. Berawal dari diskusi tersebut diadakan sebuah lokakarya. Pada tanggal 18-20 Agustus 1990, MUI menyelenggarakan lokakarya Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat.1 Hasil lokakarya tersebut kemudian dibahas lebih mendalam pada Munas IV MUI di Hotel Sahid Jaya Jakarta, 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan Munas tersebut dibentuklah kelompok kerja untuk mendirikan bank Islam di Indonesia. Dan pada 1 November 1991, akte pendirian Bank Muamalat Indonesia, bank syariah pertama di Indonesia ditandatangani. Pada awalnya, landasan hukum untuk operasional bank syariah hanya berdasarkan pada Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Dalam UU tersebut prinsip syariah masih samar, yang dinyatakan sebagai prinsip bagi hasil.2 Perkembangan selanjutnya, UU No. 7 Tahun 1992 lebih disempurnakan pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 mengatur lebih rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan 1
iB LifeStyle, “Sejarah Perkembangan Industri Perbankan di Indonesia” http://ib.eramuslim.com/2008/12/01/sejarah-perkembangan-industri-perbankan-syariah-diindonesia/. Artikel diakses pada tanggal 29 Desember 2010 bertempat di Kramat Jati, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia. 2 Direktori Syariah. Republika, Maret 2007.
1
2
dan diterapkan oleh bank syariah yang menandai perkembangan perbankan syariah di era reformasi. Kemudian kedua UU tersebut disempurnakan dengan undang-undang yang terbaru, yaitu Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. Bank
syariah
adalah
bank
yang
beroperasi
dengan
tidak
mengandalkan pada bunga.3 Bank syariah merupakan salah satu lembaga keuangan syariah. Lembaga keuangan syariah (yang selanjutnya disingkat LKS) yang legitimate sesuai dengan hukum Islam adalah LKS yang mematuhi rambu-rambu dalam mengelola lembaga keuangan syariah di bawah ini agar tidak meragukan siapa pun yang terlibat di dalamnya, yaitu:4 a)
Menjauhkan diri dari unsur riba.
b)
Menerapkan sistem jual-beli.
c)
Menerapkan sistem bagi hasil. Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, pengertian dari perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.5
3
Muhammad. Manajemen Dana Bank Syari’ah. (Yogyakarta: Ekonisia, 2004). Hlm.
1. 4
Karnaen A. Perwataatmadja, Hendri Tanjung. Bank Syariah:Teori, Praktik, dan Peranannya. Cetakan pertama. (Jakarta: Celestial Publishing, 2007). Hlm. 54-58. 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Bab 1 Pasal 1.
3
Perkembangan Bank Syariah di Indonesia pada periode Desember 2009 hingga Desember 2010 dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Sumber: Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah, Desember 2010. Gambar 1.1. Aset, DPK, PYD Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Dari grafik di atas terlihat bahwa perkembangan aset, dana pihak ketiga, dan jumlah pembiayaan yang diberikan perbankan syariah relatif mengalami peningkatan setiap periode. Tingginya tingkat pembiayaan yang diberikan pada perbankan syariah juga dapat terlihat pada tabel total aset, pembiayaan, dana pihak ketiga, FDR (Financing to Deposite Ratio), dan NPF (Non Performing Finance) berdasarkan provinsi seperti di bawah ini:
4
Sumber: Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah, Desember 2010. Tabel 1.1. Total Aset Gross, Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga, FDR, dan NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasarkan propinsi
Berdasarkan tabel 1.1, dapat terlihat bahwa untuk provinsi DKI Jakarta total aset Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) sebesar Rp. 79.000 miliar atau Rp. 79 triliun, untuk pembiayaan sebesar Rp. 26.900 miliar atau Rp. 26,9 triliun dengan persentase pembiayaan terhadap simpanan (FDR) sebesar 77,10% dan NPF sebesar 3,37% . Meskipun FDR
5
perbankan syariah di provinsi DKI Jakarta tidak mencapai 100%, namun secara keseluruhan rata-rata nilai FDR perbankan syariah adalah 109,96%. Dengan nilai rata-rata FDR perbankan syariah yang berada di atas 100% menunjukkan bahwa perbankan syariah telah memainkan peran sebagai lembaga intermediary dalam memberikan fasilitas pembiayaan bagi dunia usaha di Indonesia. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa dunia usaha di Indonesia terbagi menjadi 4 sektor perekonomian, yaitu sektor usaha mikro, kecil, menengah, dan besar. Yang dimaksud dengan dunia usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah dan Usaha Besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan berdomisili di Indonesia.6 Menurut data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah7, pada tahun 2009 jumlah usaha yang tergolong Usaha Mikro adalah sebesar 52.176.795 atau sebanyak 98,88% pangsa pasar yang dikuasai. Usaha Kecil sebesar 546.675 atau sebanyak 1,04% pangsa pasar yang dikuasai. Usaha Menengah sebesar 41.133 atau sebanyak 0,08% pangsa pasar yang dikuasai. Dan Usaha Besar sebesar 4.677 atau sebanyak 0,01% pangsa pasar yang dikuasai. Dengan demikian, sektor usaha yang menguasai sebagian besar usaha di Indonesia dan sekaligus sebagai lokomotif perekonomian
6
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah. 7 http://www.depkop.go.id. Diakses pada hari Selasa 8 Desember 2010 bertempat di Kramat Jati, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia. Data sangat sementara.
6
nasional adalah sektor usaha mikro. Jumlah tenaga kerja yang direkrut oleh sektor usaha mikro pun adalah yang terbesar dibandingkan dengan ketiga sektor usaha lainnya, yaitu sebesar 90.012.694 orang. Meskipun demikian, sektor usaha mikro menghadapi permasalahan yang sangat krusial bagi kelangsungan atau pertumbuhan sektor tersebut, yaitu permasalahan modal atau pendanaan. Pemerintah telah membuat kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor usaha mikro yaitu dengan mengeluarkan program berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi masyarakat yang ingin membuka atau memulai usaha khususnya di sektor usaha mikro. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dilaksanakan oleh bank-bank pemerintah seperti Bank Rakyat Indonesia (untuk bank konvensional) dan Bank Syariah Mandiri (satu-satunya bank syariah yang ditunjuk menyalurkan KUR). Berdasarkan penelitian oleh Latif Adam, seorang peneliti pada Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2E LIPI), pada tataran operasional setidaknya terdapat dua problem atau permasalahan dalam penyaluran KUR, yaitu:8 1. Bunga KUR jauh lebih tinggi ketimbang bunga kredit konvensional. 2. Masih terjadi penyaluran KUR yang tidak tepat sasaran.
8
Kliping Digital, Latif Adam, “Beberapa Catatan Kritis untuk KUR” http://www.mediacenterkopukm.com/detail-berita.php?bID=7545. Artikel diakses pada 5 Maret 2011 bertempat di Kramat Jati, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia.
7
Sejalan dengan temuan dari Latif Adam, dalam artikel pada laman sentrakukm.com9 disebutkan bahwa penyaluran KUR terganjal oleh tingginya bunga pinjaman dan susahnya akses penyaluran. Sebagaimana diketahui, pembiayaan oleh Lembaga Keuangan atau Lembaga Keuangan Syariah, misalnya bank syariah, dikatakan efektif apabila dapat mendorong kinerja atau mengembangkan usaha nasabah yang dibiayai oleh bank syariah tersebut. Dalam efektivitas pembiayaan pada sektor usaha mikro berkaitan dengan nisbah bagi hasil yang ditetapkan apakah memberatkan pihak nasabah atau tidak, perkembangan usaha nasabah yang menerima pembiayaan, kemudahan akses nasabah untuk mendapatkan pembiayaan, dan tingkat pengembalian pembiayaan. Dalam mendukung program pemerintah tersebut, Bank Syariah Mandiri memiliki program penyaluran KUR. Selain mendukung program pemerintah dalam penyaluran KUR, Bank Syariah Mandiri juga memiliki program pembiayaan bagi usaha mikro tersendiri yang diberi nama “Warung Mikro”. Dalam penelitian ini, peneliti memilih Bank Syariah Mandiri Cabang Cililitan dengan alasan karena Bank Syariah Mandiri merupakan Bank Umum
9
Masalah Klaim Penjaminan KUR Macet Selesai. http://www.sentrakukm.com/index.php/kur/335-masalah-klaim-penjaminan-kur-macetselesai. Artikel diakses pada 2 April 2011, bertempat di Kramat Jati, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia.
8
Syariah (BUS) milik negara yang membantu pemerintah dalam penyaluran KUR dan memiliki program pembiayaan mikro tersendiri selain program KUR, lokasi cabang bank dekat dengan pusat perdagangan yaitu di daerah Kramat Jati. Sedangkan alasan peneliti memilih nasabah sektor usaha mikro karena sektor tersebut yang mendominasi perekonomian nasional. Oleh karena hal tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Efektivitas Pembiayaan Mikro Pada Nasabah PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Cililitan”. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
B.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti
mengidentifikasi
permasalahan yang akan diteliti pada penyaluran pembiayaan mikro pada bank syariah khususnya di Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu (Capem) Cililitan, di antaranya: 1. Prosedur dalam pembiayaan mikro. 2. Faktor-faktor yang akan diteliti pengaruhnya terhadap perkembangan usaha nasabah selama mendapatkan pembiayaan, yaitu penghasilan nasabah sebelum mendapatkan pembiayaan, besar pembiayaan (plafond), pokok angsuran, dan margin. 3. Tingkat pengembalian.
9
C.
Batasan dan Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti membatasi masalah pada nasabah yang mengajukan pembiayaan mikro sektor produktif, faktor yang mempengaruhi
perkembangan
usaha
nasabah
setelah
mendapatkan
pembiayaan dan prosedur dalam pembiayaan mikro. Kemudian dirumuskan pertanyaan-pertanyaan yang akan membantu dalam pelaksanaan penelitian, yaitu sebagai berikut: 1.
Apakah penyaluran pembiayaan mikro berdasarkan penilaian oleh nasabah pembiayaan tergolong efektif?
2.
Berapa besar dampak pembiayaan terhadap perkembangan usaha nasabah?
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui tingkat keefektifan penyaluran pembiayaan mikro berdasarkan penilaian oleh nasabah pembiayaan. b. Untuk mengetahui dampak pembiayaan terhadap perkembangan usaha nasabah. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat penelitian ini dari segi akademis atau teoritis adalah:
10
1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi pembaca skripsi ini, dan bagi pribadi peneliti. 2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian sejenis dan dapat menjadi bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada. b. Manfaat penelitian ini dari segi praktis adalah: 1) Membantu memberikan bahan masukan bagi pemerintah dalam penyaluran pembiayaan bagi usaha mikro melalui perbankan syariah. 2) Dapat meningkatkan kinerja bank terutama dalam hal perbaikan mekanisme penyaluran pembiayaan mikro sehingga pembiayaan tersebut efektif dan dapat meningkatkan peran bank sebagai lembaga intermediary. 3) Menambah informasi bagi masyarakat tentang pembiayaan sektor usaha mikro pada bank syariah
E.
Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yang berdasarkan pada orientasi hasil jumlah (kuantitas). Metode kuantitatif adalah salah satu model menemukan kebenaran konsep, hubungan konsep-konsep melalui wilayah-wilayah yang luas dengan populasi tanpa atau menggunakan
11
sampel dalam jumlah besar.10 Agar terciptanya penelitian yang valid, penelitian ini menggunakan survey dengan format deskriptif analisis, yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata.11 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini berupa penelitian lapangan yang dilakukan di kantor BSM capem Cililitan dan tempat tinggal responden masing-masing. 3. Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh organisasi yang menerbitkannya atau menggunakannya.12 Untuk data primer bersumber dari nasabah dan pihak Bank Syariah Mandiri Cabang Cililitan untuk mengetahui efektivitas penyaluran pembiayaan. Sedangkan data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan merupakan pengolahnya. Data ini diperoleh dari sumber-sumber bacaan, seperti buku-buku referensi, jurnal, bahan bacaan yang diperoleh dari internet, dan lain sebagainya. 4. Variabel Penelitian
10
Ipah Farihah. Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006). Hlm.39. 11 Consuello G Sevilla. Pengantar Metode Penelitian. (Jakarta: UII Press, 1993). Hlm: 35. 12 Soeratno dan Lincolin Arsyad. Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis. (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2003). Hlm. 76.
12
Pembiayaan Pada Bank Syariah
Pembiayaan Produktif Pada Bank Syariah
Pembiayaan Mikro pada Bank Syariah X
Pendapatan sebelum Perkembangan Usaha Nasabah Pembiayaan Mikro dari Segi Pendapatan
1
Y
X Besar pembiayaan
2
X Pokok angsuran Margin bagi hasil
3
X 4
Keterangan: : variabel dependen (terikat) : variabel independen (bebas) : analisis regresi linier berganda 5. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data diambil dengan menggunakan angket (kuesioner) dilakukan oleh peneliti dan dengan bantuan dari Bank Syariah Mandiri capem Cililitan kepada nasabah pembiayaan mikro. Serta dengan wawancara kepada pihak BSM Capem Cililitan. Angket (kuesioner) terdiri atas tiga bagian. Pembagian angket (kuesioner) adalah sebagai berikut: a. Bagian pertama berisi tentang data diri responden yang meliputi nama responden, alamat responden, jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir,
13
pekerjaan/profesi utama, status pernikahan, status responden dalam keluarga, dan jumlah anggota keluarga yang ditanggung. Bagian pertama dari angket ini merupakan deskripsi demografi responden pembiayaan mikro. b. Bagian kedua berisi tanggapan responden mengenai pembiayaan di Bank Syariah Mandiri capem Cililitan. Dalam bagian kedua ini, terdiri atas 18 pertanyaan yang masing-masing pertanyaan berisi kriteria penilaian, yaitu nomor 1 – 3 tentang persyaratan pengajuan pembiayaan, nomor 4 – 6 tentang cukup/tidaknya jumlah pembiayaan bagi kepentingan usaha nasabah, nomor 7 – 9 tentang margin yang ditetapkan pihak BSM, nomor 10 – 12 tentang tepat/tidaknya nasabah membayar angsuran, nomor 13 – 15 tentang besaran angsuran yang harus nasabah bayarkan apakah memberatkan/tidak, nomor 16 – 18 berisi kesimpulan akhir nasabah terhadap manfaat pembiayaan bagi usahanya. c. Bagian ketiga berisi karakteristik usaha responden, karakteristik pembiayaan, dan dampak pembiayaan terhadap usahanya. 6. Responden Responden yang dijadikan sebagai obyek penelitian adalah responden yang mengajukan pembiayaan mikro untuk pengembangan usaha (modal kerja atau investasi). Untuk daftar nasabah pembiayaan mikro dari bulan Februari 2010 sampai bulan April 2011 terdapat 83 orang total nasabah yang terdaftar sebagai nasabah pembiayaan mikro, sebanyak 30 nasabah terdaftar
14
sebagai nasabah pembiayaan mikro untuk pengembangan usaha mereka. Sedangkan sisanya, terdaftar sebagai nasabah pembiayaan mikro konsumtif seperti pembiayaan untuk renovasi rumah. Domisili responden mayoritas dekat dengan BSM capem Cililitan, namun ada juga nasabah yang berdomisili jauh dari BSM capem Cililitan seperti di Bambu Apus, Cibubur, Cileungsi, Cipinang Asem, Depok, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebagusan, Kwitang, Lubang Buaya, Mekarsari, Pancoran, Pengadegan, dan Tambun-Bekasi. Untuk nasabah yang berdomisili dekat dengan BSM capem Cililitan, pengisian angket dilakukan dengan cara mendatangi tempat tinggal nasabah. Sedangkan untuk nasabah yang berdomisili jauh dari BSM capem Cililitan, pengisian angket dilakukan dengan cara menghubungi nasabah yang bersangkutan melalui telepon atau melalui pesan singkat/SMS (Short Message Service). Selain dengan kedua cara tersebut, mayoritas pengisian angket oleh nasabah dilakukan di tempat penelitian yaitu di BSM capem Cililitan. Responden dipilih berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: 1. Responden merupakan nasabah yang mengambil pembiayaan mikro khusus untuk tujuan produktif. 2. Responden merupakan nasabah yang mengambil program Pembiayaan Usaha Mikro (PUM) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). 3. Periode yang diambil dalam pembiayaan mikro adalah mulai dari Februari 2010 sampai dengan April 2011.
15
4. Nasabah pembiayaan harus memiliki alamat yang jelas dan memiliki nomor kontak yang dapat dihubungi. 5. Diutamakan nasabah yang berdomisili dekat dengan Bank Syariah Mandiri capem Cililitan mengingat terdapat keterbatasan. 6. Keterbatasan dalam pengambilan sampel berhubungan dengan waktu, tenaga, biaya, dan jarak. Gay menyatakan bahwa ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan pada desain penelitian yang digunakan, yaitu sebagai berikut:13 1. Metode deskriptif, minimal 10% populasi. Untuk populasi relatif kecil minimal 20% populasi. 2. Metode deskriptif-korelasionel, minimal 30 subjek. 3. Metode ex post facto, minimal 15 subjek per kelompok. 4. Metode eksperimental, minimal 15 subjek per kelompok. Bila menggunakan rumusan Gay, maka jumlah responden yang harus diambil adalah sebanyak 30 orang, mengingat desain penelitian ini adalah dengan metode deskriptif-korelasionel.
13
Muhamad. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif. (Jakarta: Rajawali Pers PT RajaGrafindo Persada, 2008). Hlm. 181.
16
7. Teknik Pengolahan Data a. Editing Editing adalah penelitian kembali catatan-catatan yang didapatkan setelah melakukan wawancara. Editing dilakukan terhadap rekaman jawaban yang telah dituliskan ke dalam daftar pertanyaan oleh pencari data di lapangan. Dalam editing, yang akan diteliti kembali adalah lengkapnya pengisian, keterbacaan tulisan, kejelasan makna jawaban, konsistensi jawaban satu sama lain, relevansi jawaban, dan keseragaman satuan data (misalnya: jika satuan ditetapkan adalah Hektar (Ha), maka satuan tersebut yang terus dipakai atau yang dijadikan standar dalam penelitian). b. Koding Yang dimaksud dengan koding adalah usaha untuk mengklasifikasikan jawaban-jawaban para responden menurut macamnya.14 Dalam koding terdapat dua langkah yaitu: menentukan kategori-kategori yang akan digunakan, dan mengalokasikan jawaban individual pada kategori-kategori tersebut.
14
Hlm. 129.
Soeratno dan Lincolin Arsyad. Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis.
17
c. Tabulasi Proses penghitungan frekuensi yang terbilang di dalam masing-masing kategori disebut tabulasi.15 Dengan tabulasi data lapangan akan segera tampak ringkas dan bersifat rangkuman. d. Verifikasi Verifikasi adalah pemeriksaan benar tidaknya hasil survey yang telah didapatkan dengan cara: penyelidikan dari sumber-sumber kesalahan (bias) yang mungkin ada di dalam penelitian; dan evaluasi tentang tingkat akseptabilitas (acceptability) hasil, baik atas dasar teoritis maupun empiris. 8. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Teknik analisis tersebut sesuai untuk menggambarkan atau mendeskripsikan keterkaitan antara beberapa variabel. Dan untuk membantu penelitian, maka peneliti akan menggunakan software pengolah data statistic, SPSS for Windows version 16.0. Kemudian untuk mengolah data dari angket tertutup yaitu bagian B dari angket, menggunakan perhitungan mean (rata-rata) dan standar deviasi. a. Mean merupakan jumlah rata-rata dari sekumpulan data yang memberikan gambaran tentang sesuatu hal.16 Rumusnya adalah:
15
Soeratno dan Lincolin Arsyad. Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis.
Hlm. 136 16
Purbayu Budi Santosa dan Muliawan Hamdani. Statistika Deskriptif Dalam Bidang Ekonomi dan Niaga. (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007). Hlm. 68.
18
𝑋=
𝑛 𝑖=1 𝑋𝑖
𝑛
Persamaan 1.1. Rumus mean 𝑋 = Rata-rata Xi = Pengamatan ke-i n
= Jumlah Pengamatan
b. Standar Deviasi adalah seberapa jauh nilai pengamatan tersebut di sekitar nilai rata-rata.17 Rumusnya adalah:
𝛿=
(𝑋 − 𝑋)2 𝑁
Persamaan 1.2. Rumus standar deviasi δ
: Standar deviasi
𝑋 : Nilai Data 𝑋 : Mean (rata-rata) N : Banyak Data 9. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Mandiri Capem Cililitan yang beralamat di Jalan Raya Bogor KM 19 No.1, Kramat Jati, Jakarta Timur. Pemilihan Bank Syariah Mandiri Capem Cililitan adalah karena lokasi cabang bank dekat dengan pusat perdagangan yaitu di daerah Kramat Jati dan untuk
17
Elvira Ria Seli Cahyanti. “Respons Murid SDN Kedoya Utara 04 Pagi Terhadap Tayangan Video Animasi Kisah-Kisah Nabi Untuk Peningkatan Pengetahuan Keagamaan”. (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010). Hlm. 13.
19
memudahkan penelitian dari segi waktu, tenaga, biaya, dan jarak. Waktu penelitian dilakukan pada 2 Mei 2011 sampai dengan 16 Mei 2011,
F.
Tinjauan Studi Terdahulu
No.
Identitas
Penelitian Terdahulu
Pembeda
Penelitian 1 Peneliti:
Tujuan :
Perbedaan dengan
Mengetahui efektivitas
penelitian sekarang
105046101624
pendampingan yang dilakukan dalam
adalah dari tujuan
Konsentrasi Perbankan
menunjang keberhasilan usaha debitur
penelitian. Penelitian
Alfiah
Fakultas Lokasi penelitian:
Syariah
sekarang untuk
Syariah & Hukum UIN
Studi kasus pada BPRS Harta Insan
mengetahui efektivitas
Syarif
Karimah, Cipadu, Larangan,
penyaluran pembiayaan
Tangerang
mikro yang terdapat di
Hidayatullah
Jakarta 2010 Judul:
Metode penelitian:
Efektivitas Pendampingan
Bank
Pembiayaan Syariah
Rakyat
Harta
Karimah
Insan
Keberhasilan
Jenis penelitian deskriptif
(Program KUR dan
Analisis Koefisien Korelasi
Warung Mikro)
Spearman untuk mengukur hubungan
berdasarkan persepsi
linear
nasabah. Efektivitas
Dalam Hasil penelitian:
Menunjang Usaha
Debitur
Bank Syariah Mandiri
yang dimaksud adalah
Jenis pendampingan pada debitur
dengan melihat
berupa: jenis pendampingan
perkembangan usaha
perencanaan usaha, bimbingan dan
nasabah dan tingkat
konsultasi, monitoring dan evaluasi,
pengembalian setelah
serta pembinaan motivasi.
mendapatkan pembiayaan .
2 Peneliti: Nurlaela Sari 103046228392
Tujuan :
Perbedaan penelitian
Mengetahui sistem strategi
Nurlaela Sari dengan
pemasaran Bancassurance yang
penelitian sekarang
Konsentrasi
Asuransi
dipakai oleh Asuransi BRIngin Life
adalah Penelitian
Syariah
Fakultas
Syariah.
sekarang
20
Syariah & Hukum UIN
Mengetahui strategi dalam
menitikberatkan pada
Syarif
meningkatkan volume nasabah
efektivitas pembiayaan
Bancassurance.
berdasarkan persepsi
Hidayatullah
Jakarta 2008 Judul:
Lokasi penelitian:
nasabah tersebut.
Efektivitas
Strategi
Perusahaan Asuransi BRIngin Life
Efektivitas yang
Pemasaran
BRIngin
Syariah Gd. Granadi Lt.1, Jalan HR
dimaksud adalah dengan
Life Syariah Melalui
Rasuna Said, Blok X-1, Kav. 8-9,
melihat dampak
Bancassurance
Kuningan, Jakarta 12950
pembiayaan mikro
Metode penelitian:
terhadap perkembangan
Jenis penelitian deskriptif
usaha nasabah. Dengan
Pendekatan Kualitatif
lokasi penelitian pada
Hasil penelitian:
Bank Syariah Mandiri
Strategi yang dilakukan oleh Asuransi
Cabang Cililitan,
BRIngin Life Syariah dalam
Kramat Jati, Jakarta
pemasaran Bancassurance bermain
Timur.
dengan tarif dan pelayanan 3 Peneliti:
Tujuan:
Persamaan penelitian
Menjelaskan efektivitas produk
Matroji dengan
105046101684
tabungan khusus siswa (TAKWA)
penelitan ini adalah
Konsentrasi Perbankan
yang merupakan salah satu produk
mengetahui efektivitas
Syariah,
funding dari Bank Perkreditan
produk, menggunakan
Syariah & Hukum UIN
Rakyat Syariah (BPRS) kota Bekasi
analisis regresi linier.
Syarif
terhadap peningkatan dana pihak
Sedangkan perbedaan
ketiga.
penelitian Matroji
Untuk mengetahui keunggulan dan
dengan penelitian ini
Matroji
Fakultas
Hidayatullah
Jakarta 2010 Judul:
Efektivitas
Produk
mekanisme produk tabungan khusus
adalah penelitian ini
Tabungan
Khusus
siswa (TAKWA).
menggunakan regresi
Siswa Dalam
(TAKWA) Lokasi Penelitian: Peningkatan
linier berganda, bila
BPRS kota Bekasi yang bertempat di
Matroji meneliti tentang
Dana Pihak Ketiga Dari
Jalan Ir. H. Juanda, Ruko Mitra
produk tabungan,
Sektor Pendidikan Pada
Pratama Bekasi Blok G No.2, Bekasi
penelitian ini meneliti
BPRS Kota Bekasi
Timur.
tentang produk
Metode Penelitian:
pembiayan mikro pada
BSM capem Cililitan.
Pendekatan Kuantitatif
21
Wawancara, studi dokumenter, observasi, dan studi kepustakaan
Purposive sampling
Metode analisis regresi linear
Hasil Penelitian:
Dana Produk Tabungan Khusus Siswa (TAKWA) berpegaruh kuat terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) BPRS kota Bekasi. Pengaruh yang diberikan sebesar 65,5%, sedangkan sisanya sebesar 34,5% dipengaruhi oleh faktor lain.
Produk Tabungan Khusus Siswa (TAKWA) sangat efektif dalam meningkatkan DPK BPRS kota Bekasi .
4 Peneliti:
Tujuan:
Perbedaan penelitian
Puji Lestari
Menganalisis apakah ada pengaruh
Puji Lestari dengan
204046102967
yang signifikan antara besaran biaya
penelitian ini adalah
Konsentrasi Perbankan
promosi di Bank Mega Syariah
bahwa dalam penelitian
Syariah, Program Studi
terhadap jumlah dana pihak ketiga dan
Puji Lestari
Muamalat,
untuk mengetahui jumlah biaya
menganalisis pengaruh
Syariah dan Hukum,
promosi yang dikeluarkan oleh PT
biaya promosi terhadap
Universitas
Islam
Bank Syariah Mega Indonesia
dana pihak ketiga
Negeri
Syarif Lokasi Penelitian:
Fakultas
Hidayatullah
Jakarta
2008 Judul: Efektivitas
Kantor Pusat PT Bank Syariah Mega
saat ini adalah
Indonesia Jalan Kapten P Tendean
menganalisis efektivitas
No. 12-14 Mampang Prapatan, Jakarta
penyaluran pembiayaan
Pengaruh Metode Penelitian:
Besaran Biaya Promosi Penghimpunan
sedangkan penelitian
Analisis regresi linear dan korelasi
Dana Hasil Penelitian:
mikro dan pengaruh pokok angsuran, margin, dan penghasilan nasabah
Pihak Ketiga di PT
Terdapat pengaruh dan hubungan
sebelum mendapat
Bank
yang positif dan kuat antara besaran
pembiayaan terhadap
biaya promosi dengan jumlah dana
penghasilan nasabah
Syariah
Indonesia
Mega
22
5 Peneliti:
pihak ketiga.
setelah mendapat
Besar dan kecilnya jumlah besaran
pembiayaan pada Bank
biaya promosi dapat mempengaruhi
Syariah Mandiri Capem
jumlah dana pihak ketiga.
Cililitan.
Tujuan :
Perbedaan dengan
Menganalisis faktor-faktor yang
penelitian sekarang
H14050914
memengaruhi pembiayaan usaha
adalah lokasi penelitian
DEPARTEMEN ILMU
kecil pada LKMS khususnya KJKS
dan bentuk organisasi
EKONOMI
BMT BUS Lasem.
yang dijadikan studi.
Menganalisis efektivitas pembiayaan
Pada Skripsi Sholikha
usaha kecil pada LKMS khususnya
Oktavi K, lokasi
KJKS BMT BUS Lasem
penelitian yaitu di
Sholikha Oktavi K.
FAKULTAS EKONOMI
DAN
MANAJEMEN
Lokasi penelitian:
INSTITUT
daerah Lasem,
PERTANIAN BOGOR
Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Rembang, Jawa Tengah
2009
(KJKS) BMT Bina Umat Sejahtera
pada KJKS BMT
(BUS), Kecamatan Lasem, Kabupaten
Lasem. Sedangkan yang
Rembang, Jawa Tengah.
sekarang adalah di
Judul: Analisis Faktor-Faktor Yang
Memengaruhi Metode penelitian:
Pengambilan
analisis deskriptif dan statistik
Dan data kualitatif dan kuantitatif Pembiayaan Hasil penelitian: Kecil Pada Faktor-faktor yang memengaruhi
daerah Kramat Jati, Jakarta Timur dengan
Pembiayaan
studi pada Bank Syariah
Efektif
Mandiri Cabang
Usaha Lembaga
Keuangan
Mikro Syariah
secara signifikan pengambilan pembiayaan di KJKS BMT BUS Lasem adalah biaya peminjaman, jangka waktu angsuran, dan ada tidaknya agunan. Efektivitas pembiayaan pada LKMS khususnya KJKS BMT BUS Lasem berdasarkan hasil penilaian responden dapat dikategorikan cukup efektif
Tabel 1.2. Tinjauan Studi Terdahulu
Pembantu Cililitan.
23
G. Sistematika Penulisan Penulisan
skripsi
ini
berpedoman
pada
BUKU
PEDOMAN
PENULISAN SKRIPSI yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2007. Penyusunan karya ilmiah ini akan dikelompokkan ke dalam lima bab. Masing-masing bab akan dibagi ke dalam sub-sub bab dengan penyusunan sebagai berikut: BAB I:
PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan studi terdahulu, dan sistematika penulisan.
BAB II:
KAJIAN TEORITIS Pada bab ini akan disajikan teori efektivitas, pengertian pembiayaan, jenis-jenis pembiayaan bank syariah, dan pengertian sektor usaha dan kriterianya.
BAB III:
GAMBARAN UMUM Pada bab ini akan memuat profil dari PT Bank Syariah Mandiri (BSM) seperti: sejarah berdiri BSM; visi, misi, dan shared value BSM; profil BSM Capem Cililitan; struktur organisasi BSM Capem Cililitan; struktur organisasi divisi pembiayaan mikro BSM Capem Cililitan; program Kredit Usaha Rakyat
24
(KUR); program pembiayaan mikro yang dimiliki oleh BSM; ketentuan khusus aplikasi pembiayaan; margin masing-masing produk pembiayaan mikro; penyelesaian masalah macetnya angsuran/pelunasan; kendala yang dihadapi dalam penyaluran pembiayaan mikro dan penyelesaiannya. BAB IV:
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini terdapat analisis deskriptif berupa tabel deskripsi umum responden, tabel profesi utama responden, uji validitas untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen penelitian, uji reliabilitas
untuk
mengetahui
tingkat
ketepatan
suatu
instrument, dan tabel tanggapan responden dengan metode frekuensi relatif berisi skor yang diperoleh berdasarkan pendapat nasabah pembiayaan mikro tentang pembiayaan yang didapatkan kemudian menggunakan analisis standar deviasi dengan
mean.
Pada
bab
ini
juga
dijabarkan
uji
multikolinieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastis, dan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui besaran hubungan dan pengaruh dari variabel-variabel yang ada. BAB V:
PENUTUP Pada bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran.
BAB II KAJIAN TEORITIS
A.
Teori Efektivitas Kata efektivitas berasal dari kata efektif, termasuk adjektiva, yaitu kelas kata yang menjelaskan nomina atau pronominal, yang bermakna: 1) ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), 2) manjur atau mujarab (tentang obat), 3) dapat membawa hasil, berhasil guna (tentang usaha, tindakan), 4) mulai berlaku (tentang undang-undang, peraturan).18 Sedangkan menurut Badudu, efektif berarti:19 1) mempunyai efek, pengaruh atau akibat, 2) memberikan hasil yang memuaskan, 3) memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, bekerja dengan sebaik-baiknya, 4) mulai berlaku tentang undang-undang, 5) berhasil guna atau mangkus. Hasan Sadili menjelaskan bahwa efektivitas bermakna menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan. Suatu usaha dikatakan efektif jika usaha itu mencapai tujuannya. Secara ideal, efektivitas dapat dinyatakan dengan
18
Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed. 2. Cet. 9. (Jakarta: Balai Pustaka, 1997). Hlm. 250. 19 Badudu. Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001). Hlm. 371.
25
26
ukuran-ukuranyang agak pasti. Misalnya usaha X 60% efektif dalam pencapaian tujuan Y.20 Pembiayaan merupakan fungsi intermediary dari bank, yaitu memberikan atau menyalurkan dana dari pihak yang memiliki dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Dalam rangka menjalankan fungsi intermediary
tersebut,
yaitu
berupa
pembiayaan,
diperlukan
suatu
perencanaan yang efektif sehingga pembiayaan yang disalurkan oleh bank tepat guna dan tepat sasaran. Beberapa kriteria dapat digunakan untuk menilai efektivitas perencanaan, yaitu mencakup kegunaan, ketepatan dan obyektivitas, ruang lingkup, efektivitas biaya, akuntabilitas, dan ketepatan waktu.21 Kegunaan. Agar berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan fungsifungsinya yang lain, suatu rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan, dan sederhana. Hal ini memerlukan analisa, peramalan, pengembangan rencana
dengan
mempertimbangkan
segala
sesuatu
dan
pembuatan
perencanaan sebagai porses yang berkesinambungan. Ketepatan dan obyektivitas. Rencana-rencana harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata, dan akurat. Berbagai keputusan dan
20
Alfiah. “Efektivitas Pendampingan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah dalam Menunjang Keberhasilan Usaha Debitur”. (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010). Hlm. 18-19. 21 T. Hani Handoko. Manajemen. (Yogyakarta: BPFE bekerja sama dengan LMP2M AMP-YKPN, 1986). Ed. II. Hlm. 103.
27
kegiatan manajemen lainnya hanya efektif bila didasarkan atas informasi yang tepat. Ruang lingkup. Perencanaan perlu memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan (comprehensiveness), kepaduan (unity), dan konsistensi. Berapa luas cakupan rencana? Menyangkut kegiatan-kegiatan apa saja? Bagaimana kerangka hubungan antar kegiatan? Satuan-satuan kerja atau departemendepartemen mana yang terlibat? Efektivitas biaya. Efektivitas biaya perencanaan dalam hal ini adalah menyangkut waktu, usaha, dan aliran emosional. Akuntabilitas. Ada dua aspek akuntabilitas perencanaan: 1. Tanggung jawab atas pelaksanaan perencanaan dan 2. Tanggung jawab atas implementasi rencana. Ketepatan
waktu.
Para
perencana
harus
membuat
berbagai
perencanaan. Berbagai perubahan yang terjadi sangat cepat akan dapat menyebabkan rencana tidak tepat atau sesuai untuk berbagai perbedaan waktu. Skripsi oleh Sholikha Oktavi K., seorang mahasiswi Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, tahun 2009, bahwa efektivitas dalam penyaluran pembiayaan mikro adalah dengan melihat prosedur pembiayaan dan dampak pembiayaan terhadap peningkatan pendapatan dan keuntungan.
28
T. Hani Handoko dalam Matroji, bahwa efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat untuk pencapaian tujuan.22
B.
Pengertian Pembiayaan Bank sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution) selain melakukan kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat, ia juga akan menyalurkan dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Istilah kredit banyak dipakai dalam sistem perbankan konvensional yang berbasis pada bunga (interest based). Sedangkan dalam perbankan syariah dikenal dengan istilah pembiayaan (financing) yang berbasis pada keuntungan riil yang dikehendaki (margin) ataupun bagi hasil (profit sharing).23 Portofolio pembiayaan (financing) merupakan bagian terbesar dari aktiva bank, karena pembiayaan merupakan aktivitas utama dari usaha perbankan. Dengan demikian maka pendapatan bagi hasil atau keuntungan jual-beli yang merupakan instrumen pembiayaan perbankan syariah merupakan sumber pendapatan yang dominan.24
22
Matroji. “Efektivitas Produk Tabungan Khusus Siswa (TAKWA) Dalam Peningkatan Dana Pihak Ketiga Dari Sektor Pendidikan Pada BPRS Kota Bekasi”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010). Hlm. 26. 23 Abdul Ghofur Anshori. Perbankan Syariah di Indonesia. (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, Mei 2007). Cet. I. Hlm. 98. 24 Zainul Arifin. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. (Jakarta: Pustaka Alvabet, Mei 2006). Cet. 4. Hlm. 208.
29
Menurut Muhammad, pembiayaan, secara luas, berarti pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah.25 Menurut Rifaat Ahmad Abdul Karim dalam M. Syafi‟i Antonio, pengertian pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit.26 Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, pengertian pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna; d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa 25
Muhammad. Manajemen Bank Syariah. (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005).
Hlm. 304. 26
Muhammad Syafi‟i Antonio. Islamic Banking Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. (Jakarta: Gema Insani, 2001). Cet. 1. Hlm. 160.
30
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil. Pembiayaan dalam perbankan syariah menurut Al-Harran (1999) dapat dibagi tiga:27 1. Return bearing finance, yaitu bentuk pembiayaan yang secara komersial menguntungkan, ketika pemilik modal mau menanggung risiko kerugian dan nasabah juga memberikan keuntungan. 2. Return free financing, yaitu bentuk pembiayaan yang tidak untuk mencari keuntungan yang lebih ditujukan kepada orang yang membutuhkan (poor), sehingga tidak ada keuntungan yang dapat diberikan. 3. Charity financing, yaitu bentuk pembiayaan yang memang diberikan kepada orang miskin dan membutuhkan, sehingga tidak ada klain terhadap pokok dan keuntungan. Hal senada terkait pembiayaan juga terdapat pada buku oleh M. Syafi‟i Antonio. Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal berikut:28
27
Ascarya. Akad & Produk Bank Syariah. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007).
Hlm.122. 28
Hlm. 160.
Muhammad Syafi‟i Antonio. Islamic Banking Bank Syariah Dari Teori ke Praktik.
31
1. Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi. 2. Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal berikut:29 1. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan: peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi; dan untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place30 dari suatu barang. 2. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.
29
Muhammad Syafi‟i Antonio. Hlm. 160. http://www.warsidi.com/2009/12/place-utility.html, Warsidi, Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman, Utility of Place atau Place Utility adalah nilai yang diciptakan oleh suatu bisnis dengan menyediakan produk di tempat yang diinginkan customer. Sebagai contoh, tempe mendoan khas Purwokerto tidak tersedia dengan mudah di Jakarta. Manajer sebuah restoran di Jakarta memutuskan untuk menyediakan mendoan. 30
32
C.
Jenis-Jenis Pembiayaan Bank Syariah Produk-produk pembiayaan bank syariah dapat menggunakan empat pola yang berbeda.31 1.
2.
3.
4.
Pola bagi hasil, untuk investment financing:
Musyarakah
Mudharabah
Pola jual beli, untuk trade financing:
Murabahah
Salam
Istishna
Pola sewa, untuk trade financing:
Ijarah
Ijarah muntahiya bittamlik
Pola pinjaman, untuk dana talangan:
No. 1
Qardh Produk Pembiayaan
Modal kerja
Prinsip Mudharabah, musyarakah, murabahah, salam
2
Investasi
Mudharabah, musyarakah, murabahah, istishna,
ijarah,
ijarah
muntahiya
bittamlik 3
Pengadaan barang investasi, aneka Murabahah, ijarah muntahiya bittamlik,
31
Ascarya. Akad & Produk Bank Syariah. Hlm.123.
33
4
barang
musyarakah mutanaqisah
Perumahan, property
Murabahah, ijarah muntahiya bittamlik, musyarakah mutanaqisah
5
Proyek
Mudharabah, musyarakah
6
Ekspor
Mudharabah, musyarakah, murabahah
7
Produk agribisnis/sejenis
Salam, salam parallel
8
Manufaktur, konstruksi
Istishna,istishna parallel
9
Penyertaan
Musyarakah
10
Surat berharga
Mudharabah, qardh
11
Sewa beli
Ijarah muntahiya bittamlik
12
Akuisisi asset
Ijarah muntahiya bittamlik
Tabel 2.1. Produk-produk pembiayaan32 Pembiayaan pada Bank Syariah terdiri atas berbagai macam jenis, di antaranya pembiayaan produktif dan pembiayaan konsumtif. Pembiayaan produktif terdiri atas pembiayaan modal kerja syariah dan pembiayaan investasi syariah. 1. Konsep Modal Kerja Konsep modal kerja mencakup tiga hal, yakni:33
32
Ascarya. Akad & Produk Bank Syariah. Hlm.124. Adiwarman A. Karim. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010). Ed. IV. Hlm. 231. 33
34
a. Modal Kerja (working capital assets) Modal kerja adalah modal lancar yang dipergunakan untuk mendukung operasional perusahaan sehari-hari sehingga perusahaan dapat beroperasi secara normal dan lancar. b. Modal Kerja Bruto (gross working capital) Modal kerja bruto (gross working capital) merupakan keseluruhan dari jumlah aktiva lancar (current assets). Pengertian modal kerja bruto didasarkan pada jumlah atau kuantitas dana yang tertanam pada unsurunsur aktiva lancar. c. Modal Kerja Netto (net working capital) Modal kerja netto (net working capital) merupakan kelebihan aktiva lancar atas utang lancar. Dengan konsep ini, sejumlah tertentu aktiva lancar harus digunakan untuk kepentingan pembayaran utang lancar dan tidak boleh dipergunakan untuk keperluan lain. 2. Penggolongan Modal Kerja Berdasarkan penggunaannya, modal kerja dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) golongan, yaitu:34
34
Adiwarman A. Karim. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Hlm. 232.
35
a. Modal kerja permanen Modal kerja permanen berasal dari modal sendiri atau dari pembiayaan jangka panjang. Sumber pelunasan modal kerja permanen berasal dari laba bersih setelah pajak ditambah dengan penyusutan. b. Modal kerja seasonal Modal kerja seasonal bersumber dari modal jangka pendek dengan sumber pelunasan dari hasil penjualan barang dagangan, penerimaan hasil tagihan termin, atau dari penjualan hasil produksi. Pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tergolong pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan modal kerja. Berdasarkan pemenuhan kebutuhan, pembiayaan modal kerja dibagi menjadi dua, yaitu pembiayaan modal kerja peningkatan produksi dan pembiayaan modal kerja untuk perdagangan. 1. Pembiayaan Modal Kerja Peningkatan Produksi Unsur-unsur modal kerja terdiri dari komponen-komponen alat likuid (cash), piutang dagang (receivables), dan persediaan (inventory) yang umumnya terdiri dari bahan baku (raw material), persediaan barang setengah jadi (work in process), dan persediaan barang jadi (finished goods). Oleh karena itu pembiayaan modal kerja merupakan salah satu kombinasi dari pembiayaan likuiditas (cash financing), pembiayaan
36
piutang (receivable financing), dan pembiayaan persediaan (inventory financing). 35 a. Pembiayaan Likuiditas (Cash Financing)36 Pembiayaan ini pada umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang timbul akibat terjadinya ketidaksesuaian (mismatched) antara cash inflow dan cash outflow pada perusahaan nasabah. Fasilitas yang biasanya diberikan oleh bank konvensional adalah Fasilitas Cerukan (overdraft facilities) atau yang biasa disebut kredit Rekening Koran. Atas fasilitas ini, bank memperoleh imbalan berupa bunga atas jumlah rata-rata pemakaian dana yang disediakan. Bank syariah dapat menyediakan fasilitas semacam itu dalam bentuk qard timbal-balik, compensating balance. Melalui fasilitas ini nasabah harus membuka rekening giro wadi’ah dan bank tidak memberikan bonus wadi’ah tersebut. Bila nasabah mengalami mismatched maka dapat menarik dana melebihi saldo yang tersedia hingga negatif sampai maksimum jumlah yang disepakati dalam aqad. Bank tidak dibenarkan meminta imbalan, kecuali sebatas biaya administrasi.
35 36
Zainul Arifin. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Hlm. 201. Zainul Arifin. Hlm. 202.
37
b. Pembiayaan Piutang (Receivable Financing)37 Kebutuhan pembiayaan ini timbul pada perusahaan yang menjual barang dengan kredit, tetapi jumlah maupun jangka waktunya melebihi kapasitas modal kerja yang dimiliki. Pada bank konvensional adalah dengan memberikan fasilitas berupa: 1) Pembiayaan Piutang (receivable financing) Bank memberikan pinjaman dana kepada nasabah untuk mengatasi kekurangan dana karena masih tertanam dalam piutang dengan imbalan bunga. Bank meminta cessie atas tagihan nasabah tersebut. Pada dasarnya nasabah berkewajiban untuk menagih sendiri piutangnya. Tetapi bila bank merasa perlu, dengan cessie tersebut bank berhak untuk menagih langsung kepada pihak yang berutang. Hasil penagihan pertama digunakan untuk melunasi pinjaman beserta bunga, bila ada kelebihan dikreditkan ke rekening nasabah. Bila piutang tidak tertagih, nasabah wajib membayar kembali pinjaman tersebut berikut bunganya. Bagi bank syariah, dapat dilakukan dalam bentuk qard di mana bank tidak boleh meminta imbalan kecuali biaya administrasi. 2) Anjak Piutang Fasilitas ini diberikan oleh bank konvensional dalam bentuk pengambilalihan piutang nasabah. Untuk keperluan tersebut nasabah mengeluarkan draft (wesel tagih) yang diaksep oleh pihak yang berutang, 37
Zainul Arifin. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Hlm. 202.
38
ataupun promissory notes (surat promes) yang diterbitkan oleh pihak yang berutang, kemudian di-endors oleh nasabah. Draft atau promes tersebut dibeli oleh bank dengan diskon sebesar tingkat bunga yang berlaku atau disepakati untuk jangka waktu yang tertera pada draft atau promes tersebut. Bila saat jatuh tempo ternyata tidak tertagih (unpaid), maka nasabah wajib membayar kepada bank sebesar nilai nominal draft tersebut. Bagi
bank
syariah,
bank
dapat
memberikan
fasilitas
pengambilalihan piutang, yaitu hiwalah. Tetapi untuk fasilitas ini, bank tidak dibenarkan meminta imbalan kecuali biaya layanan atau biaya administrasi dan biaya penagihan. c. Pembiayaan Persediaan (Inventory Financing)38 Bank syariah mempunyai mekanisme tersendiri untuk memenuhi kebutuhan pendanaan persediaan, yaitu antara lain dengan menggunakan prinsip jual-beli (al-bai’) dalam dua tahap. Tahap pertama, bank mengadakan (membeli dari supplier secara tunai) barang-barang yang dibutuhkan nasabah. Tahap kedua, bank menjual kepada nasabah pembeli dengan pembayaran tangguh dan mengambil keuntungan yang disepakati bersama antara bank dengan nasabah, ada beberapa skema jual beli yang dipergunakan untuk menangani kebutuhan tersebut, yaitu sebagai berikut:
38
Muhammad Syafi‟i Antonio. Islamic Banking Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Hlm. 163.
39
1) Bai’ al-Murabahah. Murabahah diartikan sebagai suatu perjanjian antara bank dengan nasabah dalam bentuk pembiayaan pembelian atas sesuatu barang yang dibutuhkan oleh nasabah. Obyeknya bisa berupa barang modal maupun barang kebutuhan sehari-hari.39 Dasar hukumnya adalah: 1. Firman Allah Q.S. al-Nisâ‟: 29
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah
kamu
membunuh
dirimu.
Sesungguhnya
Allah
Maha
Penyayang kepadamu”. (Q.S. al-Nisâ‟: 29)
2. Firman Allah Q.S. al-Baqarah: 275
39
Abdul Ghofur Anshori. Perbankan Syariah di Indonesia. Hlm. 100.
40
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah para penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (Q.S. al-Baqarah: 275) 3.
Hadis Nabi SAW yang artinya: Dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka.” (HR. al –Baihaqi dan ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh ibnu Hibban).
4.
Fatwa DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah Pembiayaan murabahah ini dapat diberikan kepada nasabah yang
hanya membutuhkan dana untuk pengadaan bahan baku dan bahan penolong. Sementara itu, biaya proses produksi dan penjualan, seperti upah tenaga kerja, biaya pengepakan, biaya distribusi, serta biaya-biaya lainnya dapat ditutup dalam jangka waktu sesuai dengan lamanya
41
perputaran modal kerja tersebut, yaitu dari pengadaan persediaan bahan baku sampai terjualnya hasil produksi dan hasil penjualan diterima dalam bentuk tunai (cash). Berikut ini adalah Skema bai’ al-murabahah40 1.
Negosiasi & Persyaratan 2.
BANK
Akad Jual Beli
3. Beli Barang
6. Bayar SUPPLIER PENJUAL
NASABAH 4. Kirim
5.Terima Barang & Dokumen
Gambar 2.1. Skema bai‟ al-murabahah 2) Bai’ al-Istishna’ Istishna’ didefinisikan sebagai kegiatan jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan.41 Dasar hukumnya adalah: 1.
Hadis Nabi yang artinya: “Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.” (HR. Tirmidzi dari „Amr bin „Auf)
2.
Kaidah Fiqh yang artinya: 40
Muhammad Syafi‟i Antonio. Islamic Banking Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Hlm. 107. 41 Abdul Ghofur Anshori. Perbankan Syariah di Indonesia. Hlm. 100.
42
“Pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya”
3. Fatwa DSN-MUI No.06/DSN-MUI/IV/2000 tentang Istishna. Melalui fasilitas ini, bank melakukan pemesanan barang dengan harga yang disepakati kedua belah pihak (biasanya sebesar biaya produksi ditambah keuntungan bagi produsen, tetapi lebih rendah dari harga jual) dan dengan pembayaran di muka secara bertahap. Bank meneliti spesifikasi dan kualitas work in process. Kewajiban dan tanggung jawab pengusaha
adalah keberhasilan proses
produksi
tersebut
sampai
menghasilkan barang jadi sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang telah diperjanjikan. Bila produksi gagal, pengusaha wajib menggantinya, apakah dengan cara memproduksi lagi atau dengan cara membeli dari pihak lain. Setelah barang selesai, produk tersebut statusnya menjadi milik bank. Bank menjual produk tersebut pada potential buyer, yaitu nasabah dengan mengambil keuntungan. Berikut ini adalah Skema bai’ alIstishna’42
42
Muhammad Syafi‟i Antonio. Islamic Banking Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Hlm. 115.
43
NASABAH KONSUMEN (PEMBELI)
PRODUSEN PEMBUAT 1.Pesan
4.Jual
2.Beli
BANK PENJUAL
3.Jual
Gambar 2.2. Skema bai‟ al istishna‟ 3) Bai’ al-Salam Salam adalah jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh.43 Dasar hukumnya adalah: 1.
Firman Allah Q.S. al-Baqarah: 282 yang cuplikan ayatnya adalah: “Hai orang-orang yang beriman! Jika kamu bermu’amalah tidak secara tunai sampai waktu tertentu, buatlah secara tertulis…”
2.
Firman Allah Q.S. al-Ma‟idah: 1 yang cuplikan ayatnya adalah: “Hai orang-orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu…”
3.
Hadis Nabi SAW yang artinya: “Barangsiapa melakukan salaf (salam), hendaknya ia melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas, untuk jangka waktu yang diketahui” (HR. Bukhari).
43
Abdul Ghofur Anshori. Perbankan Syariah di Indonesia. Hlm. 100.
44
4.
Fatwa DSN-MUI No.05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Salam. Untuk produksi yang prosesnya tidak dapat diikuti, seperti
produksi pertanian, bank dapat memberikan fasilitas bai’ al-salam. Bank melakukan pemesanan barang kepada nasabah dengan pembayaran di muka secara sekaligus dan nasabah berkewajiban men-deliver barang tersebut pada tanggal yang disepakati dalam kontrak. Berikut ini adalah skema bai’ al-salam44 Produsen ditunjuk oleh bank PRODUSEN PENJUAL
4.Kirim Pesanan
3.Kirim Dokumen 2.Pemesanan barang nasabah dan bayar tunai
PRODUSEN PENJUAL
5.Bayar
BANK SYARIAH
1.Negosiasi pesanan dengan kriteria
Gambar 2.3. Skema bai‟ al-salam Di antara ketiga hal tersebut, murabahah yang paling banyak digunakan dalam praktik perbankan syariah di Indonesia. Karena dengan murabahah bank dapat menentukan besaran keuntungan yang diharapkan di awal proses pembiayaan. Murabahah bisa diimplementasikan untuk memenuhi kebutuhan barang modal ataupun barang konsumsi yang dibutuhkan nasabah.
44
Muhammad Syafi‟i Antonio. Islamic Banking Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Hlm. 113.
45
2. Pembiayaan Modal Kerja Untuk Perdagangan 1) Perdagangan Masal Dalam perdagangan masal, yaitu perdagangan yang dilakukan dengan target pembeli siapa saja yang datang membeli barang yang telah disediakan di tempat penjual, baik pedagang eceran (retailer) maupun pedagang besar (whole seller), pada umumnya perputaran modal kerjanya (working capital turnover) sangat tinggi. Pedagang harus memiliki persediaan yang cukup. Untuk pembiayaan modal kerja jenis ini, skema yang teepat adalah mudharabah. 2) Perdagangan Berdasarkan Pesanan Perdagangan ini tidak dilakukan atau diselesaikan di tempat penjual, karena pada umumnya merupakan bentuk perdagangan antarkota, antarpulau, atau antarnegara. Pembeli memesan barangbarang yang dibutuhkan kepada penjual berdasarkan contoh barang dan harganya. Biasanya pembeli hanya akan membayar apabila barang yang dipesan telah diterima untuk menghindari risiko ketidaksesuaian barang yang dipesan. Apabila barang telah dikirim, penjual menghadapi risiko tidak dibayarnya barang yang dikirim. Untuk mengatasi masalah tersebut, terdapat fasilitas letter of credit (L/C) pada bank konvensional. Bank syariah juga memiliki fasilitas L/C tentunya dengan prinsip syariah dengan akad wakalah, bank syariah mendapat fee; akad murabahah, bank syariah menerima keuntungan
46
berdasarkan kesepakatan dengan nasabah; akad musyarakah, bank syariah dan nasabah secara bersama membiayai impor barang yang kemudian diperdagangkan dan bank syariah mendapat nisbah bagi hasil sesuai kesepakatan antara bank dan nasabah.
D.
Pengertian Sektor Usaha dan Kriterianya 1. Pengertian Sektor Usaha Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, pengertian dari keempat sektor usaha mikro, kecil, menengah, dan besar adalah: a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
47
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. d. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia. 2. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pasal 6 menyebutkan kriteria usaha mikro, kecil, dan menengah:45 a. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut: 1) memiliki kekayaan bersih paling banyakRp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). b. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
45
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
48
1) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). c. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: 1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) samapi dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). d. Kriteria sebagaimana dimaksud nilai nominalnya dapat diubah sesuai dengan perkembangan perekonomian yang diatur dengan Peraturan Presiden.
BAB III GAMBARAN UMUM
A.
Profil PT Bank Syariah Mandiri 1. Sejarah Berdiri PT Bank Syariah Mandiri46 Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada 46
Mandiri Syariah. http://www.syariahmandiri.co.id/category/infoperusahaan/profil-perusahaan/. Artikel diakses pada tanggal 19 April 2011, bertempat di Kramat Jati, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia.
49
50
tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya Undang-Undang (UU) Nomor 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Tim
Pengembangan
Perbankan
Syariah
memandang
bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur BI No.1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/
51
1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. 2. Visi, Misi, dan Shared Values PT Bank Syariah Mandiri Menurut Wibisono dalam Jurnal Manajemen, visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan.
47
Atau dapat dikatakan
bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Visi dari PT Bank Syariah Mandiri adalah: Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha. Menurut Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono dalam Jurnal Manajemen, misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa. 48 Misi dari PT Bank Syariah Mandiri adalah: a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan 47
Jurnal Manajemen, Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Bahan Kuliah Manajemen. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/definisi-visi-misi-dan-strategi-dan.html. Artikel diakses pada tanggal 28 April 2011, bertempat di Kramat Jati, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia. 48 Jurnal Manajemen, Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Bahan Kuliah Manajemen.
52
b. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM c. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat d. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal e. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang
sehat. Shared Values PT Bank Syariah Mandiri Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”, yaitu: Excellence
: Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan
yang terpadu dan berkesinambungan. Teamwork
:
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
Humanity
: Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.
Integrity
:
Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.
Customer Focus :
Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan
53
untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan.
B.
Profil Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cililitan Sebelum menjadi Kantor Cabang Pembantu (KCP), Bank Syariah Mandiri (BSM) Cililitan berbentuk Kantor Kas (KK). Bank Syariah Mandiri KK Cililitan mulai dibuka pada tahun 2005 dan berkantor di Pusat Grosir Cililitan (PGC). Dalam bentuknya sebagai KK, BSM KK Cililitan hanya memberikan fasilitas pada nasabah berupa transaksi penyetoran dan penarikan uang, tidak melayani kliring dan belum memberikan pelayanan pembiayaan. Kemudian pada Oktober 2009, BSM KK Cililitan berubah menjadi BSM KCP Cililitan yang beralamat di Jl. Raya Bogor KM 19 No.1, Kramat Jati, Jakarta Timur. Lokasi BSM KCP Cililitan tidak jauh dari kantor sebelumnya di PGC. Susunan/struktur organisasi dari Bank Syariah Mandiri KCP Cililitan terdiri atas Penanggung Jawab/Kepala Kantor Cabang Pembantu sebagai pemimpin teratas; Divisi Marketing yang terdiri atas Pelaksana Marketing Support (PMS), Pembiayaan Mikro, dan Gadai Emas; Divisi Operasional dipimpin oleh Officer Operasional yang memimpin Back Office, Teller,
54
Customer Service, dan Security. Berikut ini adalah struktur organisasi Bank Syariah Mandiri KCP Cililitan:49 Kepala Kantor Cabang Pembantu
Operasional
Marketing
Pelaksana Marketing Support
Pembiayaan Mikro
Officer Operasional
Gadai Emas
Back Office
Teller
Customer Service
Security
Gambar 3.1. Struktur organisasi BSM KCP Cililitan Sedangkan untuk divisi pembiayaan mikro pada Bank Syariah Mandiri KCP Cililitan, struktur organisasinya adalah sebagai berikut: Kepala KCP Kepala (Supervisi) Pembiayaan Mikro Assisten Analis Mikro
Administrasi
Marketing Mikro
Gambar 3.2 Struktur organisasi div. pembiayaan mikro
49
Wawancara pribadi dengan Bayu Septiono, asisten analis mikro Bank Syariah Mandiri Capem Cililitan. Jakarta, 5 Mei 2011.
55
C.
Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) 1. Pengertian dan Tujuan Penyaluran Kredit Usaha Rakyat:50 a. Kredit Usaha Rakyat, yang selanjutnya disingkat KUR, adalah kredit/ pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi (UMKM-K) dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. b. KUR adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank. c. Pemerintah memberikan penjaminan terhadap resiko KUR sebesar 70% sementara sisanya sebesar 30% ditanggung oleh bank pelaksana.
Penjaminan
KUR
diberikan
dalam
rangka
meningkatkan akses UMKM-K pada sumber pembiayaan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. d. KUR disalurkan oleh 6 bank pelaksana yaitu Mandiri, BRI, BNI, Bukopin, BTN, dan Bank Syariah Mandiri (BSM) 2. Ketentuan KUR:51 a. Penyaluran KUR diatur oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan
50
Bank Indonesia (BI), Serba-serbi KUR. http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/DDE3BFBD-3879-45FDA30E-30E4E5AD5B11/18235/Suplemen4.pdf. Artikel diakses pada 26 Mei 2011, bertempat di Kramat Jati, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia. 51 Serba-serbi KUR
56
Kredit Usaha Rakyat yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 10/PMK.05/2009. b. Beberapa ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemerintah dalam penyaluran KUR adalah sebagai berikut : 1) UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha produktif yang feasible namun belum bankable dengan ketentuan: a) merupakan debitur baru yang belum pernah mendapat kredit/ pembiayaan dari perbankan yang dibuktikan dengan melalui Sistem Informasi Debitur (SID) pada saat Permohonan Kredit/Pembiayaan diajukan dan/ atau belum pernah
memperoleh
fasilitas
Kredit
Program
dari
Pemerintah; b) khusus untuk penutupan pembiayaan KUR antara tanggal Nota Kesepakatan Bersama (MoU) Penjaminan KUR dan sebelum addendum I (tanggal 9 Oktober 2007 s.d. 14 Mei 2008), maka fasilitas penjaminan dapat diberikan kepada debitur yang belum pernah mendapatkan pembiayaan kredit program lainnya; c) KUR yang diperjanjikan antara Bank Pelaksana dengan UMKM-K yang bersangkutan.
57
2) KUR disalurkan kepada UMKM-K untuk modal kerja dan investasi dengan ketentuan : a) Untuk kredit sampai dengan Rp5.000.000 (lima juta rupiah), tingkat bunga kredit/margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar/setara 24% (dua puluh empat persen) efektif per tahun. b) Untuk kredit di atas Rp5.000.000 (lima juta rupiah) sampai dengan Rp500.000.000 (lima ratus juta rupiah), tingkat bunga kredit/margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar/setara 16% (enam belas persen) efektif per tahun. 3) Bank pelaksana memutuskan pemberian KUR berdasarkan penilaian terhadap kelayakan usaha sesuai dengan asas-asas perkreditan yang sehat, serta dengan memperthatikan ketentuan yang berlaku. D.
Program Pembiayaan Mikro Pada Bank Syariah Mandiri Dalam bentuknya sebagai KCP, BSM KCP Cililitan sudah dapat melayani nasabah dengan fasilitas kliring dan memberikan pelayanan pembiayaan. Pelayanan pembiayaan khusus untuk sektor mikro pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu (Capem) Cililitan dimulai pada tanggal 10 Februari 2010. Program yang dimaksud adalah BSM Warung Mikro. Masih dalam tahun yang sama setelah BSM Capem Cililitan memulai program BSM
58
Warung Mikro, pada tanggal 3 Desember 2010 BSM Capem Cililitan memulai program pembiayaan KUR (Kredit Usaha Rakyat). Peruntukkan pembiayaan adalah: 1. Perorangan: a. Golongan berpenghasilan tetap (Golbertap) seperti PNS, pegawai swasta, dsb. b. Wiraswasta/Profesi 2. Badan usaha Produk pembiayaan yang merupakan produk dari Bank Syariah Mandiri adalah: 1. Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM-Tunas): a. Limit pembiayaan minimal Rp2.000.000,- (dua juta rupiah) sampai dengan Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). b. Jangka waktu maksimal 36 bulan. c. Biaya administrasi sesuai ketentuan BSM. 2. Pembiayaan Usaha Mikro Madya (PUM-Madya): a. Limit pembiayaan di atas Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sampai dengan Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). b. Jangka waktu maksimal 36 bulan. c. Biaya administrasi sesuai ketentuan BSM.
59
3. Pembiayaan Usaha Mikro Utama (PUM-Utama): a. Limit pembiayaan di atas Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah). b. Jangka waktu maksimal 48 bulan. c. Biaya administrasi sesuai dengan ketentuan BSM. Dalam program pembiayaan mikro BSM, tidak terdapat perbedaan persyaratan dalam pengajuan pembiayaan, baik untuk program warung mikro maupun program KUR. Persyaratannya adalah sebagai berikut: 1. Wiraswasta/Profesi: a. Usaha telah berjalan minimal 2 tahun. b. Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah dan maksimal 55 tahun saat pembiayaan lunas. c. Surat keterangan/izin usaha. 2. Perorangan Golbertap: a. Status pegawai tetap dengan masa dinas minimal 1 (satu) tahun. b. Usia maksimal 21 tahun pada saat pengajuan dan maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo fasilitas pembiayaan. c. Surat keterangan/izin usaha. 3. Badan Usaha: a. Usaha telah berjalan minimal 2 tahun.
60
b. Surat keterangan/izin usaha. c. Akte pendirian/perubahan perusahaan. Selain syarat-syarat tersebut di atas, ada satu syarat tambahan khusus untuk program KUR yaitu bahwa nasabah yang mengajukan pembiayaan KUR pada BSM tidak diperbolehkan sedang menerima pembiayaan produktif (modal kerja atau investasi). Akan tetapi, nasabah tersebut tetap diperbolehkan mengajukan pembiayaan apabila sedang menerima pembiayaan konsumtif. Akad yang digunakan pada program warung mikro dan KUR adalah murabahah dengan mayoritas penerima pembiayaan adalah pedagang kecil. Akad murabahah dipilih karena sangat mudah diaplikasikan dan bank dapat menentukan margin di awal karena merupakan transaksi jual-beli sehingga bank lebih mudah dalam mendapatkan keuntungan. Dalam akad murabahah, pada prinsipnya bank yang harus membelikan barang kebutuhan nasabah, namun karena adanya keterbatasan sehingga bank mewakilkan nasabah untuk membeli kebutuhan nasabah tersebut Adapun prosedur/tahap dalam pengajuan pembiayaan adalah sebagai berikut:52 1. Nasabah melengkapi dokumen-dokumen yang dibutuhkan.
52
Wawancara pribadi dengan Bayu Septiono, asisten analis mikro Bank Syariah Mandiri Capem Cililitan. Jakarta, 5 Mei 2011.
61
2. Pihak BSM melakukan BI checking atau pengecekan riwayat pembiayaan nasabah pada database yang dimiliki Bank Indonesia. 3. Pihak BSM melakukan survey terhadap nasabah yang mengajukan pembiayaan. 4. Pihak BSM membuatkan form Nota Analisa Pembiayaan (NAP) yang wajib diisi oleh nasabah. NAP berfungsi sebagai proposal pembiayaan nasabah. 5. Setelah pengisian NAP, kemudian dianalisis untuk diproses apakah disetujui atau ditolak. Bila disetujui, selanjutnya ditandatangani oleh kepala warung mikro. 6. Setelah mendapat tanda tangan kepala warung mikro, selanjutnya diajukan kepada kepala cabang pembantu untuk ditandatangani. 7. Akad pembiayaan antara BSM dengan nasabah dan nasabah menandatangani perjanjian pembiayaan dengan BSM. 8. Pencairan dana untuk program PUM-Madya dan PUM-Utama adalah 1 hari setelah BSM melakukan verifikasi dengan notaris. Sedangkan untuk program PUM-Tunas, pencairan dana dilakukan pada hari yang sama. Dalam penyaluran pembiayaan mikro, Bank Syariah Mandiri Capem Cililitan tidak membidik sektor usaha tertentu. Bahkan pembiayaan mikro pada BSM Capem Cililitan ini juga bisa ditujukan bagi jenis pembiayaan
62
konsumtif. Terdapat syarat/ketentuan khsusus untuk aplikasi pembiayaan mikro, yaitu:53 1. Usaha sudah berjalan minimal 2 tahun. 2. Memiliki surat keterangan usaha dari RT, RW, dan Kelurahan. 3. Memiliki catatan transaksi pada buku tabungan dalam kurun waktu 3 bulan terakhir. 4. Memiliki copy rekening listrik dan telepon, serta memiliki copy Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) Pajak Bumi dan Banagunan (PBB). 5. Memiliki copy dan/atau menunjukkan identitas diri yaitu KTP dan Kartu Keluarga (KK). 6. Pemohon pembiayaan mikro harus memiliki rumah tinggal tidak diperkenankan mengajukan permohonan bila mengontrak rumah untuk menghindari sesuatu yang buruk, kecuali berdasarkan referensi pihak yang bertanggung jawab atau pihak yang dapat dipercaya. 7. Pemohon memiliki jaminan dengan nilai 30% dari plafon. Margin yang ditetapkan untuk masing-masing produk pembiayaan adalah sebagai berikut:
53
Wawancara pribadi dengan Bayu Septiono, asisten analis mikro Bank Syariah Mandiri Capem Cililitan. Jakarta, 5 Mei 2011.
63
1. Produk Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM-Tunas) adalah 36% efektif sesuai dengan periode angsuran, atau setara dengan ±1,7% per bulan. 2. Produk Pembiayaan Usaha Mikro Madya (PUM-Madya) adalah 32% efektif sesuai dengan periode angsuran, atau setara dengan ±1,5% per bulan. 3. Produk Pembiayaan Usaha Mikro Utama (PUM-Utama) adalah 28% efektif sesuai dengan periode angsuran, atau setara dengan ±1,2% per bulan. 4. Program Kredit Usaha Rakyat adalah 22% efektif sesuai dengan periode angsuran, atau setara dengan ±1,1% per bulan. Jumlah keseluruhan nasabah pembiayaan mikro pada Bank Syariah Mandiri Capem Cililitan adalah 83 orang. Periode tahun 2010, sejak dimulainya pembiayaan mikro sampai Desember 2010 terdapat 42 orang nasabah pembiayaan mikro. Sedangkan pada periode Januari 2011 sampai dengan April 2011 terdapat 41 orang nasabah. Dari jumlah tersebut, khusus pembiayaan mikro sektor produktif terdapat 30 orang nasabah. Domisili atau tempat tinggal para nasabah tersebut mayoritas dekat dengan lokasi Bank Syariah Mandiri Capem Cililitan yaitu Cililitan, Condet, Halim, Kampung Tengah, dan Kramat Jati. Namun tidak sedikit nasabah yang berdomisili cukup jauh dari Bank Syariah Mandiri Capem Cililitan, di
64
antaranya Bambu Apus, Cibubur, Cileungsi, Depok, Kebayoran Baru, Mekarsari, dan bahkan ada nasabah yang berdomisili di Tambun-Bekasi. Bank Syariah Mandiri Capem Cililitan menggunakan fasilitas auto debit online bagi nasabah yang membayar angsuran pembiayaan. Tidak diperkenankan untuk collecting angsuran nasabah secara langsung. Oleh karena itu sebelum mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Bank Syariah Mandiri, nasabah pemohon pembiayaan diharuskan memiliki rekening pada Bank Syariah Mandiri. Hal ini memudahkan nasabah karena dapat melakukan pembayaran angsuran pembiayaan di Bank Syariah Mandiri yang terdekat dengan domisili nasabah dan juga memudahkan Bank Syariah Mandiri dalam collecting angsuran. Selama periode 2010 sampai dengan April tahun 2011, tidak terdapat masalah berarti dalam pengembalian, pelunasan, dan pembayaran angsuran oleh nasabah. Namun dari 83 nasabah, terdapat 2 nasabah yang mengalami masalah dalam pembayaran angsuran. Permasalahan tersebut diakibatkan faktor teknis berupa keterlambatan penerimaan pembayaran kontrak kerjasama antara nasabah dengan pihak lain sehingga nasabah bermasalah dalam pembayaran angsuran dan juga disebabkan karena kurangnya kesadaran nasabah dalam membayar angsuran. Tahap-tahap yang ditempuh oleh Bank Syariah Mandiri Capem Cililitan dalam menyelesaikan permasalahan macetnya angsuran/pelunasan adalah sebagai berikut:
65
1. Menanyakan pada nasabah mengenai permasalahan yang dialami nasabah sehingga terjadi macetnya pelunasan. 2. Memberikan tempo lebih lama, maksimal satu bulan. 3. Bila tempo satu bulan telah lewat, maka pihak Bank Syariah Mandiri memberikan Surat Peringatan I (pertama) pada nasabah dalam tempo satu bulan. 4. Setelah diberikan Surat Peringatan I (pertama), nasabah masih tidak menyelesaikan macetnya pelunasan, maka pihak Bank Syariah Mandiri memberikan Surat Peringatan II (kedua) dalam tempo sembilan puluh hari. 5. Setelah diberikan Surat Peringatan II (kedua) dan telah lewat dari sembilan puluh hari nasabah masih belum menyelesaikan macetnya
pelunasan,
maka
pihak
Bank
Syariah
Mandiri
memberikan Surat Peringatan III (ketiga) 6. Bila Surat Peringatan III (ketiga) tidak dipatuhi, maka sebagai langkah akhir, dengan terpaksa pihak Bank Syariah Mandiri mengeksekusi jaminan. Namun, pada kenyataannya pihak Bank Syariah Mandiri tidak sampai mengeksekusi jaminan. Umumnya, setelah nasabah diberikan tempo lebih lama, nasabah dapat menyelesaikan macetnya pelunasan.
66
Kendala yang dihadapi oleh Bank Syariah Mandiri Capem Cililitan dalam menyalurkan pembiayaan mikro, di antaranya adalah:54 1. Umumnya calon nasabah pembiayaan mikro tidak memiliki jaminan (agunan). 2. Setelah ditelusuri oleh pihak Bank Syariah Mandiri, ternyata calon nasabah pembiayaan mikro tidak memiliki usaha seperti yang dimaksudkan atau usaha fiktif. 3. Batas maksimum usia calon nasabah adalah 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan dan tidak sedikit nasabah yang berusia lebih dari 55 tahun pada saat jatuh tempo, sehingga pihak Bank Syariah Mandiri tidak dapat menyetujui pembiayaan. 4. Pesaing
yang memiliki program sejenis dengan program
pembiayaan mikro yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri. Untuk menyelesaikan kendala tersebut di atas, langkah yang ditempuh oleh pihak Bank Syariah Mandiri Capem Cililitan adalah: 1. Bila calon nasabah tidak memiliki jaminan, maka pihak yang masih hubungan keluarga dengan calon nasabah dapat memberikan jaminan. Atau bisa tanpa jaminan jika terdapat perjanjian antara instansi yang terkait calon nasabah dengan pihak Bank Syariah
54
Wawancara pribadi dengan Bayu Septiono, asisten analis mikro dan Agus Budianto, pelaksana marketing mikro Bank Syariah Mandiri Capem Cililitan. Jakarta, 5 Mei 2011.
67
Mandiri dan instansi tersebut bertanggung jawab terhadap calon nasabah. 2. Melakukan penelusuran terhadap usaha calon nasabah sebelum realisasi pembiayaan. 3. Bila calon nasabah akan berusia lebih dari 55 tahun pada saat jatuh tempo, maka keluarga terdekat calon nasabah yang lebih muda, misalnya anak dari calon nasabah dapat mengajukan pembiayaan dengan syarat berumur 21 tahun atau telah menikah dan berpenghasilan. 4. Untuk menyiasati persaingan dengan competitor, Bank Syariah Mandiri memberikan kemudahan-kemudahan bagi calon nasabah pembiayaan mikro.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang responden yang menjadi obyek penelitian dan memberikan gambaran mengenai tanggapan responden atas pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syariah Mandiri. 1. Deskripsi Responden Jenis kelamin responden Frequency Valid
Laki-laki Perempuan Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
21
70.0
70.0
70.0
9
30.0
30.0
100.0
30
100.0
100.0
Tabel 4.1. Jenis kelamin responden Berdasarkan tabel di atas, jumlah responden laki-laki sebanyak 21 orang (70%) dan responden perempuan sebanyak 9 orang (30%). Jumlah keseluruhan responden adalah 30 orang. Umur responden berkisar 24 tahun sampai dengan 53 tahun. Deskripsi responden terdapat pada bagian lampiran.
68
69
Profesi utama responden Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Pegawai Negeri
1
3.3
3.3
3.3
Karyawan Swasta
2
6.7
6.7
10.0
Guru
1
3.3
3.3
13.3
Pedagang
14
46.7
46.7
60.0
Wirausaha
11
36.7
36.7
96.7
1
3.3
3.3
100.0
30
100.0
100.0
Dokter umum/spesialis Total
Tabel 4.2. Profesi utama responden Pada tabel di atas terlihat bahwa mayoritas responden berprofesi sebagai pedagang, yaitu sebanyak 14 orang atau 46,7% dari total responden dan terdapat 11 orang responden atau 36,7% dari total responden yang berprofesi sebagai wirausahawan. Dengan demikian, membuktikan bahwa Bank Syariah Mandiri peduli dengan usaha mikro. 2. Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya.55 Hubungan antara suatu tes atau pengukuran dengan suatu kriteria biasanya digambarkan dengan nilai korelasi, yang disebut dengan koefisien
55
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. Ed. Metode Penelitian Survai. (Jakarta: LP3ES, 1989). Cet. XVIII, Februari 2006 (revisi). Hlm. 124.
70
validitas yang lebih besar dari 0,60 dan koefisien validitas yang berkisar antara 0,30 – 0,40 dapat dianggap cukup tinggi.56 Berdasarkan analisis menggunakan program SPSS 16.0 didapat hasil bahwa koefisien validitas dari masing-masing pernyataan terhadap total peniliaian responden adalah berkisar antara 0,336 – 1. Karena koefisien validitas masing-masing pernyataan lebih dari 0,30 pada nilai pearson correlation, dengan demikian setiap instrument pernyataan dalam angket ini dapat dikatakan valid. Tabel hasil uji validitas terdapat pada lampiran. 3. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur suatu gejala yang sama.57 Uji reliabilitas ini menggunakan metode perhitungan Alpha Cronbach, yaitu metode penghitungan reliabilitas yang dikembangkan oleh Cronbach. Dengan rumus:58 R = α = R=
2
𝑆 2 (1− 𝑆𝑖 ) 𝑆2 𝑁−1 𝑁
Persamaan 4.1. Rumus penghitungan reliabilitas
56
Ety Rochaety, dkk. Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS. (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2009). Hlm. 57. 57 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. Ed. Metode Penelitian Survai. Hlm. 141. 58 Ety Rochaety, dkk. Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS. Hlm. 55.
71
Dengan bantuan program SPSS 16.0 didapat bahwa nilai reliabilitas Alpha Cronbach adalah 0,761. Dengan standar nilai (patokan) reliabilitas sebesar 0,60 maka dapat dikatakan bahwa instrument pernyataan angket ini adalah reliabel. Tabel uji reliabilitas terdapat pada lampiran. 4. Deskripsi Tanggapan Responden Syarat dalam pengajuan pembiayaan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
S
17
56.7
56.7
56.7
SS
13
43.3
43.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
Tabel 4.3. Syarat dalam pengajuan pembiayaan Pernyataan nomor 1 dari angket bagian B adalah persyaratan dalam mengajukan pembiayaan mudah untuk Anda penuhi. Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden yang menjawab setuju (S) ada 17 orang dengan persentase valid 56,7% dan yang menjawab sangat setuju (SS) ada 13 orang dengan persentase valid 43,3%.
Tahap dalam pengajuan pembiayaan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
S
17
56.7
56.7
56.7
SS
13
43.3
43.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
Tabel 4.4. Tahap pengajuan pembiayaan Pernyataan nomor 2 dari angket bagian B adalah tahap dalam mengajukan pembiayaaan di BSM mudah dan tidak panjang atau lama waktunya.
72
Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden yang menjawab setuju (S) ada 17 orang dengan persentase valid 56,7% dan yang menjawab sangat setuju (SS) ada 13 orang dengan persentase valid 43,3%. Biaya administrasi pembiayaan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
S
17
56.7
56.7
56.7
SS
13
43.3
43.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
Tabel 4.5. Biaya administrasi pembiayaan Pernyataan nomor 3 dari angket bagian B adalah biaya administrasi untuk mendapatkan pembiayaan tergolong ringan. Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden yang menjawab setuju (S) ada 17 orang dengan persentase valid 56,7% dan yang menjawab sangat setuju (SS) ada 13 orang dengan persentase valid 43,3%.
Pembiayaan sesuai dengan kebutuhan usaha Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
1
3.3
3.3
3.3
S
13
43.3
43.3
46.7
SS
16
53.3
53.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
Tabel 4.6. Pembiayaan sesuai dengan kebutuhan usaha Pernyataan nomor 4 dari angket bagian B adalah besar pembiayaan yang diberikan BSM sesuai dengan kebutuhan usaha Anda. Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden yang menjawab tidak setuju (TS) ada 1 orang dengan persentase valid 3,3%; yang menjawab setuju (S) ada 13 orang dengan
73
persentase valid 43,3%; dan yang menjawab sangat setuju (SS) ada 16 orang dengan persentase valid 53,3%. Pembiayaan mencukupi kebutuhan usaha Frequency Valid
TS
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
3.3
3.3
3.3
S
14
46.7
46.7
50.0
SS
15
50.0
50.0
100.0
Total
30
100.0
100.0
Tabel 4.7. Pembiayaan mencukupi kebutuhan usaha Pernyataan nomor 5 dari angket bagian B adalah besar pembiayaan untuk usaha yang Anda terima dari BSM mencukupi kebutuhan usaha Anda. Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden yang menjawab tidak setuju (TS) ada 1 orang dengan persentase valid 3,3%; yang menjawab setuju (S) ada 14 orang dengan persentase valid 46,7%; dan yang menjawab sangat setuju (SS) ada 15 orang dengan persentase valid 50%. Pembiayaan memenuhi kebutuhan usaha Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
3.3
3.3
3.3
S
15
50.0
50.0
53.3
SS
14
46.7
46.7
100.0
Total
30
100.0
100.0
Tabel 4.8. Pembiayaan memenuhi kebutuhan usaha Pernyataan nomor 6 dari angket bagian B adalah Anda dapat memenuhi semua kebutuhan pengembangan usaha. Berdasarkan tabel di atas,
74
dari 30 responden yang menjawab sangat tidak setuju (STS) ada 1 orang dengan persentase valid 3,3%; yang menjawab setuju (S) ada 15 orang dengan persentase valid 50%; dan yang menjawab sangat setuju (SS) ada 14 orang dengan persentase valid 46,7%. Margin tergolong ringan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
5
16.7
16.7
16.7
S
15
50.0
50.0
66.7
SS
10
33.3
33.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
Tabel 4.9. Margin tergolong ringan Pernyataan nomor 7 dari angket bagian B adalah margin atau persen bagi hasil ysaha yang ditentukan oleh BSM tidak merugikan Anda. Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden yang menjawab tidak setuju (TS) ada 5 orang dengan persentase valid 16,7%; yang menjawab setuju (S) ada 15 orang dengan persentase valid 50%; dan yang menjawab sangat setuju (SS) ada 10 orang dengan persentase valid 33,3%. Pembagian keuntungan antara nasabah dengan BSM tidak merugikan nasabah Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
5
16.7
16.7
16.7
S
14
46.7
46.7
63.3
SS
11
36.7
36.7
100.0
Total
30
100.0
100.0
Tabel 4.10. Pembagian keuntungan antara nasabah dengan BSM tidak merugikan nasabah
75
Pernyataan nomor 8 dari angket bagian B adalah pembagian keuntungan antara Anda dengan BSM tidak merugikan Anda. Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden yang menjawab tidak setuju (TS) ada 5 orang dengan persentase valid 16,7%; yang menjawab setuju (S) ada 14 orang dengan persentase valid 46,7%; dan yang menjawab sangat setuju (SS) ada 11 orang dengan persentase valid 36,7%. Nasabah masih mendapatkan untung setelah bagi hasil dengan BSM Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
5
16.7
16.7
16.7
S
13
43.3
43.3
60.0
SS
12
40.0
40.0
100.0
Total
30
100.0
100.0
Tabel 4.11. Nasabah masih dapat untung setelah bagi hasil Pernyataan nomor 9 dari angket bagian B adalah Anda masih mendapatkan keuntungan dari usaha setelah bagi hasil dengan BSM. Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden yang menjawab tidak setuju (TS) ada 5 orang dengan persentase valid 16,7%; yang menjawab setuju (S) ada 13 orang dengan persentase valid 43,3%; dan yang menjawab sangat setuju (SS) ada 12 orang dengan persentase valid 40%.
76
Jangka waktu pelunasan tergolong lama Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
S
17
56.7
56.7
56.7
SS
13
43.3
43.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
Tabel 4.12. Jangka waktu pelunasan Pernyataan nomor 10 dari angket bagian B adalah jangka waktu pelunasan
yang
diberikan
oleh
BSM
tergolong
lama
sehingga
memudahkan Anda membayar angsuran/cicilan. Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden yang menjawab setuju (S) ada 17 orang dengan persentase valid 56,7% dan yang menjawab sangat setuju (SS) ada 13 orang dengan persentase valid 43,3%. Nasabah tepat waktu membayar angsuran Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
1
3.3
3.3
3.3
S
17
56.7
56.7
60.0
SS
12
40.0
40.0
100.0
Total
30
100.0
100.0
Tabel 4.13. Ketepatan nasabah membayar angsuran Pernyataan nomor 11 dari angket bagian B adalah Anda dapat membayar angsuran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan/tepat waktu membayar angsuran. Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden yang menjawab tidak setuju (TS) ada 1 orang dengan persentase valid 3,3%; yang
77
menjawab setuju (S) ada 17 orang dengan persentase valid 56,7%; dan yang menjawab sangat setuju (SS) ada 12 orang dengan persentase valid 40%. Nasabah tidak pernah telat bayar angsuran Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
1
3.3
3.3
3.3
S
17
56.7
56.7
60.0
SS
12
40.0
40.0
100.0
Total
30
100.0
100.0
Tabel 4.14. Nasabah tidak telat mengangsur Pernyataan nomor 12 dari angket bagian B adalah Anda tidak pernah mengalami keterlambatan membayar angsuran/cicilan. Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden yang menjawab tidak setuju (TS) ada 1 orang dengan persentase valid 3,3%; yang menjawab setuju (S) ada 17 orang dengan persentase valid 56,7%; dan yang menjawab sangat setuju (SS) ada 12 orang dengan persentase valid 40%. Nasabah tidak pernah membayar denda karena terlambat mengangsur Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
1
3.3
3.3
3.3
S
17
56.7
56.7
60.0
SS
12
40.0
40.0
100.0
Total
30
100.0
100.0
Tabel 4.15. Nasabah tidak dikenakan denda keterlambatan Pernyataan nomor 13 dari angket bagian B adalah Anda tidak pernah membayar denda karena keterlambatan. Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden yang menjawab tidak setuju (TS) ada 1 orang dengan persentase
78
valid 3,3%; yang menjawab setuju (S) ada 17 orang dengan persentase valid 56,7%; dan yang menjawab sangat setuju (SS) ada 12 orang dengan persentase valid 40%. Pokok angsuran tergolong ringan Frequency Valid
TS
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
5
16.7
16.7
16.7
S
13
43.3
43.3
60.0
SS
12
40.0
40.0
100.0
Total
30
100.0
100.0
Tabel 4.16. Pokok angsuran tergolong ringan Pernyataan nomor 14 dari angket bagian B adalah pokok angsuran/cicilan yang harus Anda bayarkan tergolong ringan. Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden yang menjawab tidak setuju (TS) ada 5 orang dengan persentase valid 16,7%; yang menjawab setuju (S) ada 13 orang dengan persentase valid 43,3%; dan yang menjawab sangat setuju (SS) ada 12 orang dengan persentase valid 40%. Pokok angsuran tidak mengganggu usaha nasabah Frequency Valid
TS
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
10.0
10.0
10.0
S
14
46.7
46.7
56.7
SS
13
43.3
43.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
Tabel 4.17. Pokok angsuran tidak mengganggu usaha Pernyataan nomor 15 dari angket bagian B adalah pokok angsuran/cicilan yang harus Anda bayarkan tidak mengganggu perkembangan usaha Anda. Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden yang menjawab
79
tidak setuju (TS) ada 3 orang dengan persentase valid 10%; yang menjawab setuju (S) ada 14 orang dengan persentase valid 46,7%; dan yang menjawab sangat setuju (SS) ada 13 orang dengan persentase valid 43,3%. Nasabah masih dapat penuhi kebutuhan lain selama bayar angsuran Frequency Valid
TS
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
6.7
6.7
6.7
S
15
50.0
50.0
56.7
SS
13
43.3
43.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
Tabel 4.18. Nasabah dapat penuhi kebutuhan lain selama angsuran Pernyataan nomor 16 dari angket bagian B adalah selama membayar angsuran/cicilan Anda masih dapa memenuhi kebutuhan yang lain. Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden yang menjawab tidak setuju (TS) ada 2 orang dengan persentase valid 6,7%; yang menjawab setuju (S) ada 15 orang dengan persentase valid 50%; dan yang menjawab sangat setuju (SS) ada 13 orang dengan persentase valid 43,3%. Fasilitas pembiayaan memberikan manfaat kepada nasabah Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
1
3.3
3.3
3.3
S
13
43.3
43.3
46.7
SS
16
53.3
53.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
Tabel 4.19. Fasilitas pembiayaan dari BSM bermanfaat Pernyataan nomor 17 dari angket bagian B adalah fasilitas pembiayaan dari Bank Syariah Mandiri (BSM) mempunyai manfaat bagi perkembangan usaha Anda. Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden yang menjawab
80
tidak setuju (TS) ada 1 orang dengan persentase valid 3,3%; yang menjawab setuju (S) ada 13 orang dengan persentase valid 43,3%; dan yang menjawab sangat setuju (SS) ada 16 orang dengan persentase valid 53,3%. Omzet usaha nasabah meningkat setelah pembiayaan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
5
16.7
16.7
16.7
S
12
40.0
40.0
56.7
SS
13
43.3
43.3
100.0
Total
30
100.0
100.0
Tabel 4.20. Peningkatan omzet usaha nasabah Pernyataan nomor 18 dari angket bagian B adalah tingkat pendapatan/omzet dari usaha Anda meningkat setelah mendapatkan pembiayaan dari BSM. Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden yang menjawab tidak setuju (TS) ada 5 orang dengan persentase valid 16,7%; yang menjawab setuju (S) ada 12 orang dengan persentase valid 40%; dan yang menjawab sangat setuju (SS) ada 13 orang dengan persentase valid 43,3%. Keuntungan usaha nasabah meningkat setelah pembiayaan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
6
20.0
20.0
20.0
S
19
63.3
63.3
83.3
5
16.7
16.7
100.0
30
100.0
100.0
SS Total
Tabel 4.21. Peningkatan keuntungan usaha nasabah Pernyataan nomor 19 dari angket bagian B adalah setelah mendapatkan pembiayaan dari BSM, keuntungan yang Anda dapat dari usaha yang ditekuni meningkat. Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden yang
81
menjawab tidak setuju (TS) ada 6 orang dengan persentase valid 20%; yang menjawab setuju (S) ada 19 orang dengan persentase valid 63,3%; dan yang menjawab sangat setuju (SS) ada 5 orang dengan persentase valid 16,7%. Pembiayaan berdampak pada kesejahteraan nasabah Frequency Valid
TS S SS Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
6
20.0
20.0
20.0
19
63.3
63.3
83.3
5
16.7
16.7
100.0
30
100.0
100.0
Tabel 4.22. Pembiayaan menyejahterakan nasabah Pernyataan nomor 20 dari angket bagian B adalah kesejahteraan hidup Anda dan keluarga meningkat seiring dengan perkembangan usaha Anda. Berdasarkan tabel di atas, dari 30 responden yang menjawab tidak setuju (TS) ada 6 orang dengan persentase valid 20%; yang menjawab setuju (S) ada 19 orang dengan persentase valid 63,3%; dan yang menjawab sangat setuju (SS) ada 5 orang dengan persentase valid 16,7%. 5. Analisis Efektivitas Berdasarkan Tanggapan Responden Pada bagian ini, analisis efektivitas pembiayaan berdasarkan tanggapan responden menggunakan rumus standar deviasi. Standar deviasi atau juga sering kali dinamakan simpangan baku atau penyimpangan baku, merupakan ukuran penyebaran yang terbaik karena dapat digunakan untuk membandingkan suatu rangkaian data dengan yang lainnya.59
59
Purbayu Budi Santosa dan Muliawan Hamdani. Statistika Deskriptif Dalam Bidang Ekonomi dan Niaga. (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007). Hlm. 104.
82
Secara matematis, deviasi standar suatu rangkaian data dapat diartikan sebagai akar kuadrat rata-rata dari selisih kuadrat data terhadap rata-rata data. Jadi, apabila dirumuskan, maka standar deviasi adalah:
𝛿=
(𝑋 − 𝑋)2 𝑁
Persamaan 4.2. Rumus standar deviasi Keterangan: δ
: Standar deviasi
𝑋
: Nilai Data
𝑋
: Mean (rata-rata)
N
: Banyaknya Data Berdasarkan perhitungan, didapat bahwa nilai standar deviasi adalah
1,581 (pembulatan hingga 3 angka desimal). Setelah mengetahui nilai dari standar deviasi, untuk selanjutnya menggunakan mean atau rata-rata nilai dari tiap kelompok pernyataan, sebagai berikut: a. Proses Awal Kelompok pernyataan proses awal terdiri atas 3 pernyataan, yaitu persyaratan, tahap, dan administrasi. Setelah olah data dengan perhitungan manual, maka didapat mean untuk kelompok pernyataan ini adalah 4,433 (pembulatan hingga 3 angka desimal).
83
Selanjutnya, mean dari kelompok pernyataan ini dibandingkan dengan nilai standar deviasi yaitu 1,581. Didapat bahwa mean > standar deviasi, 4,433 > 1,581. Dengan demikian, proses awal dalam pembiayaan di BSM Capem Cililitan termasuk efektif. b. Kesesuaian besar pembiayaan dengan kebutuhan usaha Kelompok pernyataan kesesuaian besar pembiayaan dengan kebutuhan usaha terdiri atas 3 pernyataan, yaitu pembiayaan sesuai dengan kebutuhan usaha, pembiayaan mencukupi kebutuhan usaha, dan kebutuhan usaha terpenuhi dari pembiayaan. Setelah olah data dengan perhitungan manual, maka didapat mean untuk kelompok pernyataan ini adalah 4,422 (pembulatan hingga 3 angka desimal). Selanjutnya, mean dari kelompok pernyataan ini dibandingkan dengan nilai standar deviasi yaitu 1,581. Didapat bahwa mean > standar deviasi, 4,422 > 1,581. Dengan demikian, besar pembiayaan yang diberikan efektif/sesuai dengan kebutuhan usaha nasabah. c. Margin Kelompok pernyataan margin terdiri atas 3 pernyataan, yaitu margin tergolong ringan, pembagian keuntungan tidak memberatkan, dan masih mendapat keuntungan setelah dipotong margin. Setelah olah data dengan perhitungan manual, maka didapat mean untuk kelompok pernyataan ini adalah 4,033 (pembulatan hingga 3 angka desimal).
84
Selanjutnya, mean dari kelompok pernyataan ini dibandingkan dengan nilai standar deviasi yaitu 1,581. Didapat bahwa mean > standar deviasi, 4,033 > 1,581. Dengan demikian, margin yang ditetapkan tergolong efektif. d. Jangka waktu pelunasan Kelompok pernyataan jangka waktu pelunasan terdiri atas 4 pernyataan, yaitu jangka waktu pelunasan yang diberikan tergolon lama, nasabah dapat membayar angsuran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, nasabah tidak mengalami keterlambatan membayar angsuran, dan nasabah tidak dikenakan denda keterlambatan. Setelah olah data dengan perhitungan manual, maka didapat mean untuk kelompok pernyataan ini adalah 4,358 (pembulatan hingga 3 angka desimal). Selanjutnya, mean dari kelompok pernyataan ini dibandingkan dengan nilai standar deviasi yaitu 1,581. Didapat bahwa mean > standar deviasi, 4,358 > 1,581. Dengan demikian, jangka waktu pelunasan yang ditetapkan tergolong efektif. e. Pokok angsuran Kelompok pernyataan pokok angsuran terdiri atas 3 pernyataan, yaitu pokok angsuran tergolong ringan, angsuran tidak mengganggu usaha, dan masih dapat penuhi kebutuhan lain selama membayar angsuran. Setelah olah data dengan perhitungan manual, maka didapat
85
mean untuk kelompok pernyataan ini adalah 4,200 (pembulatan hingga 3 angka desimal). Selanjutnya, mean dari kelompok pernyataan ini dibandingkan dengan nilai standar deviasi yaitu 1,581. Didapat bahwa mean > standar deviasi, 4,200 > 1,581. Dengan demikian, pokok angsuran yang ditetapkan tergolong efektif. f. Efek pembiayaan Kelompok pernyataan efek pembiayaan terdiri atas 4 pernyataan, yaitu pembiayaan bermanfaat bagi usaha nasabah, omzet nasabah mengalami peningkatan, keuntungan nasabah mengalami peningkatan, dan kesejahteraan nasabah mengalami peningkatan. Setelah olah data dengan perhitungan manual, maka didapat mean untuk kelompok pernyataan ini adalah 4,025 (pembulatan hingga 3 angka desimal). Selanjutnya, mean dari kelompok pernyataan ini dibandingkan dengan nilai standar deviasi yaitu 1,581. Didapat bahwa mean > standar deviasi, 4,025 > 1,581. Dengan demikian, pembiayaan memberikan efek positif bagi usaha nasabah. Setelah
mengetahui
masing-masing
efektivitas
dalam
tiap
kelompok pernyataan, selanjutnya dibuat pemeringkatan nilai tiap kelompok pernyataan menggunakan mean dari tiap kelompok pernyataan, yaitu: 1) Peringkat I
: Proses awal, mean 4,433.
86
2) Peringkat II
: Kesesuaian besar pembiayaan dengan kebutuhan
usaha, mean 4,422. 3) Peringkat III : Jangka waktu pelunasan, mean 4,358. 4) Peringkat IV : Pokok angsuran, mean 4,200. 5) Peringkat V
: Margin, mean 4,033.
6) Peringkat VI : Efek pembiayaan, mean 4,025. Berdasarkan peringkat di atas, terlihat bahwa proses awal pembiayaan memiliki nilai paling tinggi dan dengan demikian berada pada peringkat I sedangkan margin dan efek pembiayaan menempati posisi dua terendah. Namun, secara umum mean dari tiap kelompok pernyataan bernilai lebih tinggi dari nilai standar deviasi yang ditetapkan sebagai acuan. Dengan demikian, pembiayaan mikro yang terdapat pada BSM Capem Cililitan dapat digolongkan efektif. Hal ini juga didukung dengan data mengenai penghasilan nasabah setelah mendapatkan pembiayaan mikro dari BSM capem Cililitan yang secara rata-rata mengalami peningkatan penghasilan sebesar 13,39%. Data mengenai penghasilan nasabah terdapat pada bagian lampiran 1.
87
B.
Analisis Regresi Linier Berganda 1. Analisis Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Untuk mendeteksi normalitas adalah dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik.
60
Dasar pengambilan keputusan
adalah: 1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Berikut ini adalah grafik untuk mendeteksi normalitas:
Gambar 4.1. Grafik garis normalitas
60
Matroji. Efektivitas Produk Tabungan Khusus Siswa (TAKWA) Dalam Peningkatan Dana Pihak Ketiga Dari Sektor Pendidikan Pada BPRS Kota Bekasi. Hlm. 60.
88
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa setiap titik (dot) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, data telah memenuhi asumsi pertama dalam asumsi klasik, yaitu telah memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinearitas (multicollinearity) Istilah kolinearitas ganda (multicollinearity) diciptakan Ragner Frish di dalam bukunya: Statsitical Confluence Analysis by Means of Complete Regression System. Aslinya istilah itu berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak (perfect or exact) di antara variabel-variabel bebas dalam regresi.61 Sunyoto, dalam Iim Qo‟imuddin, suplemen 3, mengatakan bahwa jika: 1)
Nilai tolerance (α) hitung < α
2)
Nilai VIF hitung > VIF, dimana VIF = 1/α
maka variabel bebas mengalami multikolinearitas. Sebaliknya jika: 1)
Nilai tolerance (α) hitung > α
2)
Nilai VIF hitung < VIF, dimana VIF = 1/α
maka tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas.62 Dalam hal ini, nilai tolerance (α) harus > 0,05 dan nilai standar VIF = 1/0,05 = 20, di mana VIF hitung harus < 20.
61
J. Supranto. Ekonometri. (Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia, Januari 2004). Hlm.
13. 62
Iim Qo‟imuddin. Bahan Ajar Mata Kuliah Statistik 2. Suplemen 3.doc. (T.t. T.p. T.th.). Hlm. 1.
89
Berdasarkan tabel coefficients yang terdapat pada lampiran 9 yang berfungsi untuk mengetahui gejala multikolinearitas, didapat bahwa nilai VIF untuk masing-masing variabel adalah: 1)
Rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan: 2,340.
2)
Besar pembiayaan yang nasabah dapat: 16,832.
3)
Pokok angsuran yang nasabah bayar: 23,403.
4)
Margin yang ditetapkan bank: 7,405.
Sedangkan nilai tolerance untuk masing-masing variabel adalah: 1)
Rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan: 0,427.
2)
Besar pembiayaan yang nasabah dapat: 0,059.
3)
Pokok angsuran yang nasabah bayar: 0,043.
4)
Margin yang ditetapkan bank: 0,135. Berdasarkan ketentuan, nilai tolerance (α) > 0,05 dan nilai VIF < 20,
terdapat gejala kolinearitas yaitu antara X2 (besar pembiayaan) dengan X3 (pokok angsuran). Dengan demikian untuk memenuhi asumsi klasik yaitu tidak adanya multikolinearitas, maka peneliti memutuskan bahwa variabel besar pembiayaan dipindahkan dari perhitungan sehingga hasilnya menjadi: Nilai VIF untuk masing-masing variabel adalah: 1)
Rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan: 2,191.
2)
Pokok angsuran yang nasabah dapat: 5,026.
3)
Margin yang ditetapkan bank: 7,162.
Sedangkan nilai tolerance untuk masing-masing variabel adalah:
90
1)
Rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan: 0,456.
2)
Pokok angsuran yang nasabah dapat: 0,199.
3)
Margin yang ditetapkan bank: 0,140. Seperti yang terdapat pada lampiran 13. Dengan ketentuan nilai
tolerance (α) > 0,05 dan nilai VIF < 20, maka masing-masing variabel memenuhi asumsi klasik, yaitu tidak terdapat multikolinearitas. Untuk perhitungan selanjutnya hanya akan menggunakan 3 variabel, yaitu rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan (X1), pokok angsuran (X2), dan margin (X3), dari yang sebelumnya 4 variabel. c. Uji Autokorelasi Salah satu asumsi dari model regresi linear klasik ialah bahwa tidak ada autokorelasi atau korelasi serial (autocorrelation or serial correlation).63 Sudarmanto dalam Iim Qo‟imuddin, suplemen 3 menyebutkan, autokorelasi merupakan korelasi antara anggota seri observasi yang disusun menurut urutan waktu atau urutan tempat, atau korelasi yang timbul pada dirinya sendiri.64 Ketentuan ada/tidaknya auto korelasi adalah:65 1) DW < dL
: tolak H0
2) DW > 4-dL
: tolak H0
3) dU < DW < 4-DU
: terima H0
63
J. Supranto. Ekonometri. Hlm. 82. Iim Qo‟imuddin. Suplemen 3.doc. (T.t. T.p. T.th.). Hlm. 4. 65 J. Supranto. Ekonometri. Hlm. 105. 64
91
4) dL
DW ≤ dU atau 4-dU
DW
4-dL
: inconclusive
di mana H0: tidak terdapat autokorelasi. Berdasarkan tabel model summary yang terdapat pada lampiran 11, nilai Durbin-Watson (DW) adalah sebesar 2,200. Nilai dL = 1,21 dan dU = 1,65 sementara 4-dU = 2,35. Sesuai dengan ketentuan nomor 3, dengan demikian H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa model penelitian tidak mengalami masalah autokorelasi. d. Uji Heteroskedastisitas Sunyoto dalam Iim Qo‟imuddin, suplemen 3 menyebutkan, dalam persamaan regresi berganda juga perlu diuji mengenai sama atau tidaknya varians dari residual observasi yang satu dengan observasi yang lain.
Gambar 4.2. Scatterplot Berdasarkan grafik scatterplot di atas, bila pada sumbu Y (Regression Standardized Predicted Value) ditarik sebuah garis lurus pada nilai nol (0)
92
maka dapat terlihat bahwa titik (dot) menyebar di sekitar garis lurus tersebut dan tidak membuat pola tertentu seperti pola melingkar, menyempit, melebar, atau bergelombang. Dengan demikian memenuhi asumsi klasik yaitu data homoskedastis (seragam). 2. Rumusan Hipotesis H0:
Tidak ada pengaruh antara rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan, pokok angsuran, dan margin (secara bersama-sama) terhadap rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan.
Ha:
Terdapat
pengaruh antara rata-rata pendapatan nasabah sebelum
pembiayaan, pokok angsuran, dan margin (secara bersama-sama) terhadap rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan. Kriteria pengujian hipotesis: Uji F: untuk menguji hipotesis secara keseluruhan 1) Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak. 2) Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima. Atau dengan melihat nilai signifikansi level (sig.) dengan ketentuan jika nilai sig. < 0,05 maka H0 ditolak.66 3. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda ini menggunakan alat bantu berupa software SPSS 16.0. Dengan menggunakan SPSS 16.0, didapat hasil sebagai berikut: 66
Iim Qo‟imuddin. Suplemen 2.pdf. (T.t. T.p. T.th.). Hlm. 9.
93
Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered
Variables Removed
Margin yang ditetapkan bank, Rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan dari usaha yang ditekuni, Pokok angsuran yang nasabah bayara
Method
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan dari usaha yang ditekuni
Tabel 4.23. Variables entered/removed Tabel di atas menunjukkan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel bebas terdiri atas rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan dari usaha yang ditekuni, pokok angsuran, dan margin. Sedangkan variabel terikatnya adalah rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan dari usaha yang ditekuni. Model Summaryb Model 1
R
R Square a
1.000
1.000
Adjusted R Square 1.000
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
.67823625756
2.200
a. Predictors: (Constant), Margin yang ditetapkan bank, Rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan dari usaha yang ditekuni, Pokok angsuran yang nasabah bayar b. Dependent Variable: Rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan dari usaha yang ditekuni
Tabel 4.24. Model Summary Tabel di atas selain digunakan untuk mengetahui gejala autokorelasi, juga digunakan untuk mengetahui korelasi semua variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut ini adalah tabel interpretasi koefisien: Interval koefisien
Tingkat hubungan
0,000-0,199
Sangat rendah
94
0,200-0,399
Rendah
0,400-0,599
Sedang/cukup kuat
0,600-0,799
Kuat
0,800-1,000
Sangat kuat
Tabel 4.25. Interpretasi koefisien korelasi Berdasarkan tabel model summary di atas, korelasi di antara variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat dapat dijelaskan dengan nilai R, yaitu sebesar 1,000 atau dengan kata lain, korelasi antara variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat adalah sebesar 100% dan dengan demikian, berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi, dapat dikatakan memiliki korelasi yang sangat kuat. Sedangkan nilai R square pada tabel model summary di atas menunjukkan besarnya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat/terpengaruh. Berdasarkan tabel model summary di atas, nilai R square adalah 1,000 yang menunjukkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh 100% terhadap variabel terpengaruh/terikat. Nilai pengaruh yang mencapai 100% dikarenakan terdapat satu variabel bebas yang berpengaruh sangat besar terhadap variabel terpengaruh, yaitu variabel pendapatan nasabah sebelum pembiayaan. ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
Df
Mean Square
178820.407
3
59606.802
11.960
26
.460
178832.367
29
F 1.296E5
a. Predictors: (Constant), Margin yang ditetapkan bank, Rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan dari usaha yang ditekuni, Pokok angsuran yang nasabah bayar
Sig. .000a
95
ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
Mean Square 3
59606.802
11.960
26
.460
178832.367
29
Residual Total
Df
178820.407
F
Sig.
1.296E5
.000a
a. Predictors: (Constant), Margin yang ditetapkan bank, Rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan dari usaha yang ditekuni, Pokok angsuran yang nasabah bayar b. Dependent Variable: Rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan dari usaha yang ditekuni
Tabel 4.26. Analysis of Variance (ANOVA) Pada tabel ANOVA di atas, nilai F dan Sig. dapat digunakan untuk menguji hipotesis yang telah disebutkan sebelumnya pada bagian B 2: rumusan hipotesis, yaitu: H0:
Tidak ada pengaruh antara rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan, pokok angsuran, dan margin (secara bersama-sama) terhadap rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan.
Ha:
Terdapat
pengaruh antara rata-rata pendapatan nasabah sebelum
pembiayaan, pokok angsuran, dan margin (secara bersama-sama) terhadap rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan. Berdasarkan data di atas, nilai F hitung adalah 1,296E5 = 1,296 X 105 sementara nilai F tabel adalah 2,975 dan nilai sig. adalah 0,000. Karena nilai F hitung > F tabel (1,296E5 > 2,975) dan nilai sig. < 0,05 (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak. Sehingga hipotesa nol (H0) yang menyatakan tidak ada pengaruh antara rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan, pokok angsuran, dan margin (secara bersama-sama) terhadap rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan, ditolak. Dengan demikian terbukti bahwa terdapat
96
pengaruh antara rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan, besar pembiayaan, pokok angsuran, dan margin (secara bersama-sama) terhadap rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan. Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
-.556
.207
Rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan dari usaha yang ditekuni
1.284
.003
Pokok angsuran yang nasabah bayar
-.438 -2.413
Margin yang ditetapkan bank
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
-2.684
.012
1.008
424.409
.000
.456
2.191
.251
-.006
-1.743
.093
.199
5.026
1.006
-.010
-2.399
.024
.140
7.162
a. Dependent Variable: Rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan dari usaha yang ditekuni
Tabel 4.27 Coefficients Tabel coefficients di atas, selain berfungsi untuk mengetahui apakah ada gejala multikolinearitas, juga berfungsi untuk membuat model regresi dan mengetahui dominasi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Membuat model regresi: Pada tabel coefficients di atas pada kolom B, menjelaskan koefisien masing-masing variabel, yaitu: Constant
= -0,556
Rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan = 1,284 Pokok angsuran yang nasabah bayarkan
= -0,438
Margin yang ditetapkan bank
= -2,413
Dengan demikian, model regresi dari pembiayaan mikro ini adalah: Y = -0,556+1,284X1-0,438X2-2,413X3
97
Keterangan: Y
: Rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan dari usaha yang
ditekuni X1
: Rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan
X2
: Pokok angsuran yang nasabah bayarkan
X3
: Margin Bila masing-masing koefisien (X1 sampai dengan X3) diberikan nilai 1
(dalam jutaan rupiah), maka nilai dari Y adalah -2,123(dalam jutaan rupiah). Sedangkan interpretasi konstanta dari masing-masing variabel bebas adalah sebagai berikut: 1) Jika variabel bebas pertama (X1) diberikan nilai 1 dan variabel bebas yang lainnya diberikan nilai 0, maka Y = -0,556+1,284 = 0,728(dalam jutaan rupiah). Dengan demikian, setiap peningkatan (penurunan) 1 (dalam jutaan rupiah) maka Y akan meningkat (menurun) senilai 0,728 (dalam jutaan rupiah). 2) Jika variabel bebas kedua (X2) diberikan nilai 1 dan variabel bebas yang lainnya diberikan nilai 0, maka Y = -0,556-0,438 = -0,994 (dalam jutaan rupiah). Dengan demikian, setiap peningkatan (penurunan) 1 (dalam jutaan rupiah) maka Y akan menurun (meningkat) senilai 0,994 (dalam jutaan rupiah). 3) Jika variabel bebas ketiga (X3) diberikan nilai 1 dan variabel bebas yang lainnya diberikan nilai 0, maka Y = -0,556-2,413= -1,857 (dalam jutaan
98
rupiah). Dengan demikian, setiap peningkatan (penurunan) 1 (dalam jutaan rupiah) maka Y akan menurun (meningkat) senilai 1,857 (dalam jutaan rupiah). Dominasi masing-masing variabel bebas: X1
= 1,284
X2
= -0,438
X3
= -2,413 Berdasarkan penjabaran koefisien dari masing-masing variabel di atas,
maka variabel yang berkontribusi positif terhadap variabel Y (rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan) adalah variabel X1 (rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan) dan yang berkontribusi negatif adalah X2 (pokok angsuran) dan X3 (margin). Peningkatan pada X1 akan berbanding lurus dengan peningkatan Y (rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan dari usaha yang ditekuni), sedangkan peningkatan pada X2 dan X3 akan berbanding terbalik dengan Y (rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan dari usaha yang ditekuni). Dapat terlihat bahwa X3 (margin) memiliki kontribusi yang sangat besar sebagai pengurang dari pendapatan nasabah. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam pembiayaan mikro ini, margin masih termasuk cukup tinggi.
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Program pembiayaan mikro yang terdapat pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu (Capem) Cililitan termasuk efektif. Ini didapat dari data yang diperoleh, dikelola, dan dianalisis dengan perhitungan manual dan dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. Teknik analisis perhitungan manual menggunakan perhitungan frekuensi relatif, mean, standar deviasi. Sedangkan analisisi regresi linear berganda menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. Perhitungan menggunakan frekuensi relatif, mean, dan standar deviasi digunakan untuk mengetahui penilaian nasabah penerima pembiayaan mikro pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu (Capem) Cililitan terhadap efektivitasnya. Sedangkan perhitungan dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja selama proses pembiayaan, yang mempengaruhi penghasilan nasabah. Dengan demikian, kesimpulannya adalah: 1. Dari perhitungan standar deviasi, dihasilkan nilai 1,581 (pembulatan hingga 3 angka desimal) sebagai acuan/standar efektivitas pembiayaan mikro berdasarkan persepsi nasabah. Selanjutnya menggunakan mean dari tiap kelompok pernyataan sebagai perbandingan dengan nilai standar
99
100
deviasi. Ketentuannya adalah jika mean > standar deviasi, maka dapat dikatakan efektif dan jika mean < standar deviasi, maka dapat dikatakan tidak efektif. Secara umum, mean dari tiap kelompok pernyataan bernilai lebih besar dari pada standar deviasi, dengan demikian dapat dikatakan efektif. 2. Berdasarkan perhitungan menggunakan analisis regresi linear berganda, terdapat dua faktor yang berpengaruh besar (dominan) terhadap pendapatan nasabah setelah memperoleh pembiayaan. Kedua faktor tersebut masing-masing berkontribusi dominan positif dan dominan negatif. Faktor yang berkontribusi dominan positif adalah rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan dengan nilai konstanta 1,282 atau dengan kata lain berbanding lurus dengan pendapatan nasabah setelah memperoleh pembiayaan. Sedangkan faktor yang berkontribusi dominan negatif adalah margin dengan nilai konstanta -2,413 atau dengan kata lain berbanding terbalik dengan pendapatan nasabah setelah memperoleh pembiayaan dan menjadi pengurang dari pendapatan nasabah. Namun secara umum, pendapatan nasabah setelah memperoleh pembiayaan mikro oleh BSM Capem Cililitan mengalami peningkatan sebesar 13,39%. Terbukti dari 30 nasabah pembiayaan mikro, hanya terdapat 5 nasabah yang mengalami penurunan pendapatan. Dengan demikian, program pembiayaan mikro pada BSM Capem Cililitan dapat dikatakan efektif karena telah berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan nasabah.
101
B.
Saran Adapun saran dari peneliti berdasarkan temuan yang ada, yaitu: 1. Bagi PT Bank Syariah Mandiri diharapkan dapat lebih mengembangkan produk pembiayaan khususnya pembiayaan untuk sektor mikro mengingat sektor mikro berkontribusi besar terhadap perekonomian masyarakat secara real. Diharapkan agar lebih berinovasi dalam akad pembiayaan, tidak hanya menggunakan akad murabahah. Diharapkan pula untuk dapat memberikan margin seringan mungkin agar tidak terlalu membebani nasabah demi kelangsungan dan perkembangan usaha nasabah sektor mikro dan demi memperbesar pangsa pasar yang dapat diraih dalam pembiayaan mikro. Mekanisme penyaluran pembiayaan mikro (PUMTunas, PUM-Madya, PUM-Utama) dan program KUR saat ini termasuk efektif. Semoga dapat meningkatkan kinerja PT Bank Syariah Mandiri dalam pelayanan pada program pembiayaan mikro yang saat ini tergolong efektif. 2. Bagi
pemerintah
diharapkan
dapat
mempermudah
persyaratan,
mengurangi margin, dan memperbaiki mekanisme atau tata cara penyaluran KUR atau program pembiayaan usaha mikro sejenis sehingga masyarakat lebih mudah dalam mengakses program tersebut. Dari temuan di
lapangan,
banyak
calon
nasabah
pembiayaan
mikro
yang
mempertanyakan kebenaran iklan di televisi yang menyatakan bahwa program KUR tanpa jaminan, namun kenyataannya pada saat penelitian
102
berlangsung yaitu awal bulan Mei 2011 hingga pertengahan bulan Mei 2011, tetap dimintakan jaminan yaitu senilai 30% dari besar pembiayaan (plafond). Selain itu, margin yang ditetapkan juga masih terbilang tinggi. Diharapkan agar pada pelaksanaan KUR tahap selanjutnya, margin dapat dibuat seringan mungkin dan apabila memungkinkan untuk besaran pembiayaan (plafond) tertentu dapat dibebaskan sepenuhnya dari jaminan. Diharapkan pula agar kerjasama pemerintah dengan perusahaan penjamin seperti Jamkrindo (Jaminan Kredit Indonesia) dan Askrindo (Asuransi Kredit Indonesia) dapat terjalin semakin baik sehingga apabila terjadi masalah kemacetan dalam pelunasan pembiayaan oleh pihak nasabah, pihak bank penyalur KUR tidak dirugikan dan mudah mengajukan klaim. 3. Bagi masyarakat umum, agar mempersiapkan segala hal sebaik mungkin sehingga mengerti tata cara dan persyaratan dalam KUR atau pembiayaan usaha mikro sejenis dengan memperbanyak mencari informasi tentang pembiayaan usaha mikro atau KUR melalui media massa (elektronik dan cetak) dan dengan cara datang langsung ke bank-bank penyalur pembiayaan mikro, yaitu Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Mandiri, BNI, BTN, Bukopin, dan Bank Pembangunan Daerah (BPD). Diharapkan pula kesadaran dalam pembayaran angsuran sehingga tidak merugikan pihak nasabah maupun pihak bank.
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur‟an al-Karim. Alfiah. “Efektivitas Pendampingan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah Dalam Menunjang Keberhasilan Usaha Debitur”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Anshori, Abdul Ghofur. Perbankan Syariah di Indonesia. Cet. I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, Mei 2007. Antonio, Muhammad Syafi‟i. Islamic Banking Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Cet. 1. Jakarta: Gema Insani, 2001. Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Cet. 4. Jakarta: Pustaka Alvabet, Mei 2006. Ascarya. Akad & Produk Bank Syariah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007. Badudu. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001. Cahyanti, Elvira Ria Seli. “Respons Murid SDN Kedoya Utara 04 Pagi Terhadap Tayangan Video Animasi Kisah-Kisah Nabi Untuk Peningkatan Pengetahuan Keagamaan”. Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Direktori Syariah. Republika, Maret 2007. Farihah, Ipah. Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. Handoko, T. Hani. Manajemen. Ed. II. Yogyakarta: BPFE bekerja sama dengan LMP2M AMP-YKPN, 1986. J. Supranto. Ekonometri. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia, Januari 2004. Karim, Adiwarman A. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Ed. IV. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010. Lestari, Puji. “Efektivitas Pengaruh Besaran Biaya Promosi Penghimpunan Dana Pihak Ketiga di PT Bank Syariah Mega Indonesia”. Skripsi S1 Fakultas
103
104
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. Matroji. “Efektivitas Produk Tabungan Khusus Siswa (TAKWA) Dalam Peningkatan Dana Pihak Ketiga Dari Sektor Pendidikan Pada BPRS Kota Bekasi”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Muhamad. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Pers PT RajaGrafindo Persada, 2008. Muhammad. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005. . Manajemen Dana Bank Syari’ah. Yogyakarta: Ekonisia, 2004. Oktavi K, Sholikha. “Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pengambilan Pembiayaan Dan Efektif Pembiayaan Usaha Kecil Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Manajamen, Institut Pertanian Bogor, 2009. Perwataatmadja, Karnaen A. dan Tanjung, Hendri. Bank Syariah: Teori, Praktik, dan Peranannya. Jakarta: Celestial Publishing, 2007. Qo‟imuddin, Iim. Bahan Ajar Mata Kuliah Statistik 2. Suplemen 3.doc. T.t. T.p. T.th. . Bahan Ajar Mata Kuliah Statistik 2. Suplemen 2.pdf. T.t. T.p. T.th. Rochaety, Ety. dkk. Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2009. Santosa, Purbayu Budi dan Hamdani, Muliawan. Statistika Deskriptif Dalam Bidang Ekonomi dan Niaga. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007. Sari, Nurlaela. “Efektivitas Strategi Pemasaran BRIngin Life Syariah Melalui Bancassurance”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. Ed. Metode Penelitian Survai. Cet. XVIII. Februari 2006 (revisi). Jakarta: LP3ES, 1989. Sevilla, Consuello G. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UII Press, 1993.
105
Soeratno dan Arsyad, Lincolin. Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2003. Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed. 2. Cet. 9. Jakarta: Balai Pustaka, 1997. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. Wawancara pribadi dengan Bayu Septiono, asisten analis mikro Bank Syariah Mandiri Capem Cililitan. Jakarta, 5 Mei 2011. Wawancara pribadi dengan Bayu Septiono, asisten analis mikro dan Agus Budianto, pelaksana marketing mikro Bank Syariah Mandiri Capem Cililitan. Jakarta, 5 Mei 2011. Bank
Indonesia (BI), Serba-serbi http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/DDE3BFBD-3879-45FD-A30E30E4E5AD5B11/18235/Suplemen4.pdf.
KUR.
http://www.depkop.go.id. iB
LifeStyle, “Sejarah Perkembangan Industri Perbankan di Indonesia” http://ib.eramuslim.com/2008/12/01/sejarah-perkembangan-industriperbankan-syariah-di-indonesia/.
Jurnal Manajemen, Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Bahan Kuliah Manajemen. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/definisi-visi-misi-danstrategi-dan.html. Kliping Digital, Latif Adam, “Beberapa Catatan Kritis untuk http://www.mediacenterkopukm.com/detail-berita.php?bID=7545.
KUR”
Mandiri Syariah. http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/profilperusahaan/ Masalah Klaim Penjaminan KUR Macet Selesai. http://www.sentrakukm.com/index.php/kur/335-masalah-klaim-penjaminankur-macet-selesai.
106
Warsidi, Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal http://www.warsidi.com/2009/12/place-utility.html.
Soedirman.
Lampiran-lampiran
ANGKET PENELITIAN EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN MIKRO PADA NASABAH PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PEMBANTU CILILITAN Angket ini digunakan sebagai alat pengambilan data yang menjadi bahan dalam rangka penyusunan Skripsi oleh Teza Ryandi, Mahasiswa Perbankan Syariah, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Mohon Bapak/Ibu memberikan jawaban dengan sejujurjujurnya dan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Jawaban yang jujur dan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya sangat membantu dalam penelitian ini. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu. A. Identitas Responden 1.
Nama
:
2.
Alamat
:
3.
Jenis kelamin*
:
1) Laki-laki 2) Perempuan 4.
Umur
: …………………tahun
5.
Pendidikan terakhir*
: 4) Tamat
1) Tidak Sekolah
SMA/MA/SMK/SMA keagamaan
2) Tamat
5) Diploma (D-2, D-3)
SD/MI/SD keagamaan
6) Sarjana (S-1)
3) Tamat
7) Pascasarjana (S-2, S-3)
SMP/MTs/SMP keagamaan 6.
7.
Pekerjaan/profesi utama
:
1) Pelajar/Mahasiswa
4) Guru
2) Pegawai Negeri
5) Pedagang
3) Karyawan Swasta
6) Lainnya, sebutkan:
Status pernikahan*
:
1) Belum menikah 2) Sudah menikah 8.
Status dalam keluarga* 1) Kepala Keluarga 2) Istri 3) Anak
:
9.
Jumlah anggota keluarga ditanggung**:………………….orang
(* lingkari jawaban yang sesuai) (**diisi jika ada) B. Tanggapan Responden Mengenai Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri Capem Cililitan* (beri tanda √ pada kolom jawaban yang tersedia)
Keterangan: STS
: Sangat Tidak Setuju (sangat tidak sesuai dengan kondisi yang dialami)
TS
: Tidak Setuju (tidak sesuai dengan kondisi yang dialami)
S
: Setuju (sesuai dengan kondisi yang dialami)
SS
: Sangat Setuju (sangat sesuai dengan kondisi yang dialami)
No.
Pertanyaan
1
Persyaratan dalam mengajukan pembiayaan mudah untuk Anda penuhi
2
Tahap dalam mengajukan pembiayaan di BSM mudah dan tidak panjang atau tidak lama waktunya
3
Biaya administrasi untuk mendapatkan pembiayaan tergolong ringan
4
Pembiayaan yang diberikan BSM sesuai dengan kebutuhan usaha Anda
5
Besar pembiayaan untuk usaha yang Anda terima dari BSM mencukupi kebutuhan usaha Anda
6
Anda dapat memenuhi semua kebutuhan pengembangan usaha dan masih terdapat sisa uang dari pembiayaan yang didapat
7
Margin atau persen bagi hasil usaha yang ditentukan oleh BSM tergolong ringan/tidak memberatkan
8
Pembagian keuntungan antara Anda dengan BSM tidak merugikan Anda
9
Anda masih mendapatkan keuntungan dari usaha setelah bagi hasil dengan BSM
10
Jangka waktu pelunasan yang diberikan oleh BSM tergolong lama sehingga memudahkan Anda membayar angsuran/cicilan
11
Anda dapat membayar angsuran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan/tepat waktu membayar angsuran
12
Anda tidak pernah mengalami keterlambatan membayar angsuran/cicilan
13
Anda tidak pernah membayar denda keterlambatan cicilan/angsuran
14
Pokok angsuran/cicilan yang harus Anda bayarkan tergolong ringan
15
Pokok angsuran/cicilan yang harus Anda bayarkan tidak mengganggu perkembangan usaha Anda
STS
TS
S
SS
16
Selama membayar angsuran/cicilan Anda masih dapat memenuhi kebutuhan yang lain
17
Fasilitas pembiayaan dari Bank Syariah Mandiri (BSM) mempunyai manfaat bagi perkembangan usaha Anda.
18
Tingkat pendapatan/omzet dari usaha Anda meningkat setelah mendapatkan pembiayaan dari BSM
19
Setelah mendapatkan pembiayaan dari BSM, keuntungan yang Anda dapat dari usaha yang ditekuni meningkat
20
Kesejahteraan hidup Anda dan keluarga meningkat seiring dengan perkembangan usaha Anda
C. Karakteristik Usaha Responden dan Dampak Pembiayaan Terhadap Perkembangan Usaha (* lingkari jawaban yang sesuai dengan kondisi yang dialami) (** diisi sesuai dengan kondisi yang dialami)
1.
Apa bidang usaha yang Anda tekuni?* 1) Perdagangan (pedagang warung,
4) Kuliner (pembuat kue, masakan,
pedagang asongan, pedagang kaki
makanan
lima, pedagang pasar)
restoran/rumah makan)
2) Konveksi
(penjahit,
pembuat
pakaian, tailor) 3) Percetakan
ringan,
pemilik
5) Elektronik (reparasi alat elektronik, warnet/rental
komputer,
jual
voucher/pulsa isi ulang, dll) 6) Lainnya, sebutkan:
2.
3.
Sudah berapa lama Anda menekuni bidang usaha tersebut?* 1)
Kurang dari 3 tahun
2)
3-5 tahun
3)
Lebih dari 5 tahun
Berapa rata-rata pendapatan/omzet Anda tiap bulan dari usaha yang ditekuni sebelum mendapat pembiayaan?** Rp
4.
Berapa besar pembiayaan yang Anda dapatkan?** Rp
5.
Berapa pokok angsuran/cicilan per bulan yang harus Anda bayarkan?** Rp
6.
Berapa persen bagi hasil per bulan yang ditetapkan antara Anda dengan bank, yang harus Anda berikan?** ………%
7.
Berapa rata-rata pendapatan/omzet Anda tiap bulan dari usaha yang ditekuni setelah mendapat pembiayaan?** Rp
8.
Berapa lama jangka waktu pelunasan pembiayaan yang disepakati?* 1) 12 bulan (1 tahun)
5) 60 bulan (5 tahun)
2) 24 bulan (2 tahun)
6) Lainnya, sebutkan:
3) 36 bulan (3 tahun) 4) 48 bulan (4 tahun) 9.
Apakah dalam pembiayaan terdapat jaminan yang harus Anda berikan?* 1) Ya 2) Tidak (jika tidak terdapat jaminan, langsung ke nomor 11)
10. Jika dalam pembiayaan terdapat jaminan, berapa rupiah nilai jaminan yang Anda berikan?** Rp 11. Apa tujuan Anda dalam pengajuan pembiayaan?* 1) Investasi (penambahan modal untuk rehabilitasi/perbaikan tempat usaha, perluasan usaha, pendirian usaha baru) 2) Modal kerja (penambahan modal untuk kelangsungan usaha, penambahan stock barang, membayar gaji pegawai, membayar sewa tempat usaha) 3) Lainnya, sebutkan: 12. Apa akad yang digunakan dalam pembiayaan tersebut?* 1) Murabahah (perjanjian jual beli dengan pelunasan berupa diangsur, dicicil) 2) Istishna’ (perjanjian pemesanan barang dengan pembayaran diangsur) 3) Salam (perjanjian pemesanan barang dengan pembayaran lunas di muka) 4) Mudharabah (perjanjian kerja sama dengan masing-masing pihak ada pemilik modal, misalnya bank, dan ada pemilik usaha yang tidak punya modal) 5) Musyarakah (perjanjian kerja sama dengan masing-masing pihak ada pemiliki modal dan ada pemilik usaha, keduanya punya modal dengan jumlah modal tertentu dan keduanya sama-sama bekerja dalam usaha tersebut) 6) Qardh (pinjaman sejumlah uang yang pelunasannya sama dengan jumlah uang yang dipinjam tanpa ada tambahan) 7) Rahn (gadai) 8) Lainnya, sebutkan: 13. Bagaimana dampak pembiayaan dari BSM terhadap usaha Anda dari segi pendapatan/omzet tiap bulan?**
Pendapatan/omzet tiap bulan
Sebelum dapat pembiayaan
Setelah dapat pembiayaan
Rp
Rp
WAWANCARA Lokasi
:
Kantor Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Cililitan Lantai III Jalan Raya Bogor KM 19
No.1, Kramat Jati, Jakarta Timur. Tanggal
:
5 Mei 2011
1. T: Kapan mulai dibuka/beroperasinya Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Cililitan? B: Sebelum menjadi Kantor Cabang Pembantu (KCP), Bank Syariah Mandiri (BSM) Cililitan berbentuk Kantor Kas (KK). Bank Syariah Mandiri KK Cililitan mulai dibuka pada tahun 2005 dan berkantor di Pusat Grosir Cililitan (PGC). BSM KK Cililitan hanya memberikan fasilitas pada nasabah berupa transaksi penyetoran dan penarikan uang, tidak melayani kliring dan belum memberikan pelayanan pembiayaan. Oktober 2009, BSM KK Cililitan berubah menjadi BSM KCP Cililitan yang beralamat di Jl. Raya Bogor KM 19 No.1, Kramat Jati, Jakarta Timur. 2. T: Bagaimana struktur organisasi yang terdapat pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Cililitan? B: Struktur organisasi dari Bank Syariah Mandiri KCP Cililitan terdiri atas Penanggung Jawab/Kepala Kantor Cabang Pembantu sebagai pemimpin teratas; Divisi Marketing yang terdiri atas Pelaksana Marketing Support (PMS), Pembiayaan Mikro, dan Gadai Emas; Divisi Operasional dipimpin oleh Officer Operasional yang memimpin Back Office, Teller, Customer Service, dan Security. 3. T: Apa saja program pembiayaan mikro yang terdapat pada Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Pembantu (Capem) Cililitan? B: Program yang dimaksud adalah BSM Warung Mikro dan program pembiayaan KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang merupakan program dari pemerintah. 4. T: Kapan dimulainya program pembiayaan mikro tersebut pada BSM Capem Cililitan? B: BSM Warung Mikro dimulai pada tanggal 10 Februari 2010. Sedangkan KUR dimulai pada tanggal 3 Desember 2010.
5. T: Bagaimana prosedur pengajuan pembiayaan pada program tersebut? B: 1. Nasabah melengkapi dokumen-dokumen yang dibutuhkan. 2. Pihak BSM melakukan BI checking atau pengecekan riwayat pembiayaan nasabah pada database yang dimiliki Bank Indonesia. 3. Pihak BSM melakukan survey terhadap nasabah yang mengajukan pembiayaan. 4. Pihak BSM membuatkan form Nota Analisa Pembiayaan (NAP) yang wajib diisi oleh nasabah. NAP berfungsi sebagai proposal pembiayaan nasabah. 5. Setelah pengisian NAP, kemudian dianalisis untuk diproses apakah disetujui atau ditolak. Bila disetujui, selanjutnya ditandatangani oleh kepala warung mikro. 6. Setelah mendapat tanda tangan kepala warung mikro, selanjutnya diajukan kepada kepala cabang pembantu untuk ditandatangani. 7. Akad pembiayaan antara BSM dengan nasabah dan nasabah menandatangani perjanjian pembiayaan dengan BSM. 8. Pencairan dana untuk program PUM-Madya dan PUM-Utama adalah 1 hari setelah BSM melakukan verifikasi dengan notaris. Sedangkan untuk program PUM-Tunas, pencairan dana dilakukan pada hari yang sama. 6. T: Sektor usaha apa yang dibidik dalam pembiayaan mikro pada BSM Capem Cililitan? B: Bank Syariah Mandiri Capem Cililitan tidak membidik sektor usaha tertentu. Bahkan pembiayaan mikro pada BSM Capem Cililitan ini juga bisa ditujukan bagi jenis pembiayaan konsumtif. 7. T: Berapa margin yang ditetapkan pada program pembiayaan mikro tersebut? B: 1. Produk Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM-Tunas) adalah 36% efektif sesuai dengan periode angsuran, atau setara dengan ±1,7% per bulan. 2. Produk Pembiayaan Usaha Mikro Madya (PUM-Madya) adalah 32% efektif sesuai dengan periode angsuran, atau setara dengan ±1,5% per bulan. 3. Produk Pembiayaan Usaha Mikro Utama (PUM-Utama) adalah 28% efektif sesuai dengan periode angsuran, atau setara dengan ±1,2% per bulan. 4. Program Kredit Usaha Rakyat adalah 22% efektif sesuai dengan periode angsuran, atau setara dengan ±1,1% per bulan. 8. T: Apakah dalam program pembiayaan tersebut, nasabah diharuskan menyediakan jaminan? Bila ya, biasanya berupa apa? Berapa persentase nilai jaminan yang diberikan terhadap pembiayaan yang diberikan? B: Nilai jaminan adalah 30% dari plafon. Biasanya berupa BPKB motor atau mobil.
9. T: Berapa banyak jumlah nasabah yang mendapatkan pembiayaan mikro dari BSM Capem Cililitan pada tahun 2010? B: Periode tahun 2010, sejak dimulainya pembiayaan mikro sampai Desember 2010 terdapat 42 orang nasabah pembiayaan mikro. 10. T: Berapa banyak jumlah nasabah yang mendapatkan pembiayaan mikro dari BSM Capem Cililitan pada tahun 2011, dari Januari hingga April? B: Periode Januari 2011 sampai dengan April 2011 terdapat 41 orang nasabah. 11. T: Di mana saja sebaran lokasi tempat tinggal atau tempat usaha nasabah pembiayaan mikro pada BSM Capem Cililitan? B: Tempat tinggal para nasabah tersebut mayoritas dekat dengan lokasi Bank Syariah Mandiri Capem Cililitan yaitu Cililitan, Condet, Halim, Kampung Tengah, dan Kramat Jati. 12. T: Bagaimana cara BSM Capem Cililitan dalam collecting angsuran pada nasabah? B: Bank Syariah Mandiri Capem Cililitan menggunakan fasilitas auto debit online bagi nasabah yang membayar angsuran pembiayaan. Tidak diperkenankan untuk collecting angsuran nasabah secara langsung. Oleh karena itu sebelum mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Bank Syariah Mandiri, nasabah pemohon pembiayaan diharuskan memiliki rekening pada Bank Syariah Mandiri. 13. T: Bagaimana tingkat pengembalian, pelunasan, pembayaran angsuran oleh nasabah pembiayaan mikro pada tahun 2010? B: Selama periode 2010 sampai dengan April tahun 2011, tidak terdapat masalah berarti dalam pengembalian, pelunasan, dan pembayaran angsuran oleh nasabah. Namun dari 83 nasabah, terdapat 2 nasabah yang mengalami masalah dalam pembayaran angsuran. Permasalahan tersebut diakibatkan faktor teknis berupa keterlambatan penerimaan pembayaran kontrak kerjasama antara nasabah dengan pihak lain sehingga nasabah bermasalah dalam pembayaran angsuran dan juga disebabkan karena kurangnya kesadaran nasabah dalam membayar angsuran.
14. T: Bagaimana cara BSM Capem Cililitan dalam mengatasi macetnya angsuran atau pelunasan? B: 1. Menanyakan pada nasabah mengenai permasalahan yang dialami nasabah sehingga terjadi macetnya pelunasan. 2. Memberikan tempo lebih lama, maksimal satu bulan. 3. Bila tempo satu bulan telah lewat, maka pihak Bank Syariah Mandiri memberikan Surat Peringatan I (pertama) pada nasabah dalam tempo satu bulan. 4. Setelah diberikan Surat Peringatan I (pertama), nasabah masih tidak menyelesaikan macetnya pelunasan, maka pihak Bank Syariah Mandiri memberikan Surat Peringatan II (kedua) dalam tempo sembilan puluh hari. 5. Setelah diberikan Surat Peringatan II (kedua) dan telah lewat dari sembilan puluh hari nasabah masih belum menyelesaikan macetnya pelunasan, maka pihak Bank Syariah Mandiri memberikan Surat Peringatan III (ketiga). 6. Bila Surat Peringatan III (ketiga) tidak dipatuhi, maka sebagai langkah akhir, dengan terpaksa pihak Bank Syariah Mandiri mengeksekusi jaminan. Kenyataannya pihak Bank Syariah Mandiri tidak sampai mengeksekusi jaminan. Umumnya, setelah nasabah diberikan tempo lebih lama, nasabah dapat menyelesaikan macetnya pelunasan. 15. T: Akad apa digunakan dalam penyaluran pembiayaan mikro oleh BSM Capem Cililitan? Mengapa? B: Akad yang digunakan pada program warung mikro dan KUR adalah murabahah dengan mayoritas penerima pembiayaan adalah pedagang kecil. Akad murabahah dipilih karena sangat mudah diaplikasikan dan bank dapat menentukan margin di awal karena merupakan transaksi jual-beli sehingga bank lebih mudah dalam mendapatkan keuntungan. 16. T: Faktor apa saja yang menjadi kendala dalam penyaluran pembiayaan mikro pada BSM Capem Cililitan? B dan A: 1. Umumnya calon nasabah pembiayaan mikro tidak memiliki jaminan (agunan). 2. Setelah ditelusuri oleh pihak Bank Syariah Mandiri, ternyata calon nasabah pembiayaan mikro tidak memiliki usaha seperti yang dimaksudkan atau usaha fiktif. 3. Batas maksimum usia calon nasabah adalah 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan dan tidak sedikit nasabah yang berusia lebih dari 55 tahun pada saat jatuh tempo, sehingga pihak Bank Syariah Mandiri tidak dapat menyetujui pembiayaan.
4. Pesaing yang memiliki program sejenis dengan program pembiayaan mikro yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri. 17. T: Bagaimana cara BSM Capem Cililitan dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam penyaluran pembiayaan tersebut? B dan A: 1. Bila calon nasabah tidak memiliki jaminan, maka pihak yang masih hubungan keluarga dengan calon nasabah dapat memberikan jaminan. Atau bisa tanpa jaminan jika terdapat perjanjian antara instansi yang terkait calon nasabah dengan pihak 2. Bank Syariah Mandiri dan instansi tersebut bertanggung jawab terhadap calon nasabah. 3. Melakukan penelusuran terhadap usaha calon nasabah sebelum realisasi pembiayaan. 4. Bila calon nasabah akan berusia lebih dari 55 tahun pada saat jatuh tempo, maka keluarga terdekat calon nasabah yang lebih muda, misalnya anak dari calon nasabah dapat mengajukan pembiayaan dengan syarat berumur 21 tahun atau telah menikah dan berpenghasilan. 5. Untuk menyiasati persaingan dengan competitor, Bank Syariah Mandiri memberikan kemudahan-kemudahan bagi calon nasabah pembiayaan mikro. Keterangan: T B
: Teza Ryandi (pewawancara). : Bayu Septiono (asisten analis mikro, narasumber I).
A
: Agus Budianto (pelaksana marketing mikro, narasumber II).
Lampiran 1: Data nasabah pembiayaan mikro Nomor
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
18. 19.
Nama responden
Achmad Muqodam Alamsyah Ruddin Andi Wiyanto Cardi Chaidir Nurhasan Dody Permana Emi Mawardi Erwan Setiawan Freddi Suryadi Iwan Darmawel Khaled Muhammad Kurniasih M Donny Priyanto M. Dedi Irawan Manih Binti Jaman Musiar Nur Kumala Sari Nuryono Rahmat
Alamat
Umur
Pendapatan sebelum pembiayaan (juta rupiah)
Besar pembiayaan (juta rupiah)
Besar angsuran (juta rupiah)
Margin (juta rupiah)
Pendapatan setelah pembiayaan (juta rupiah)
Perubahan pendapatan nasabah (juta rupiah)
Persentase perubahan pendapatan
Kramat Jati Kampung Dukuh Kebayoran Baru Kebon Pala
41
22,4
10
1.00462054
0,3
27
4.6
17.38%
49
1,8
25
1.08885985
0,22225
1
-0.8
-44.44%
30 40
33,6 40
60 65
2.17771961 2.68863268
0,5334 0,5057
41 48
7.4 8
22.02% 20.00%
Cililitan
31
7,35
5
0.50231027
0,15
9
1.65
22.45%
Cibubur
33
11,2
35
1.99316076
0,4655
12
0.8
7.14%
Cijantung
36
33,6
10
1.00462067
0,17
41
7.4
22.02%
Kwitang
39
3,5
40
1.30663171
0,3556
3
-0.5
-14.29%
Condet Kampung Tengah
50
7
10
0.590474
0,15
8
1
14.29%
38
6,6
5
0.295237
0,075
8
1.4
21.21%
Cileungsi Mekarsari
24 33
15 100,8
10 100
0.55254115 3.48521407
0,3 0,583
18 127
3 26.2
20.00% 25.99%
Kramat Jati
44
336
50
1.9931599
1,335
427
91
27.08%
Cipayung
30
14
5
0.25939071
0,04585
17
3
21.43%
Bambu Apus Cililitan
53 52
60 12,6
50 8
2.84737253 0.36643026
0,665 0,08
74 15
14 2.4
23.33% 19.05%
Kampung Tengah Tambun Pancoran
28 44 52
13,552 22 6,825
7 100 10
0.65516051 4.13635759 0.45803783
0,12831 1,167 0,1
16 21.5 8
2.448 -0.5 1.175
18.06% -2.27% 17.22%
20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Basuki Rasimun Ratna Atikah Riyanto Sri Windayani Sriyono Alrifai Sugeng Haryanto Suhari'is Suradi Syahrial Yekti Andaru K Yenny Shofiah
Condet Lubang Buaya Pengadegan Lubang Buaya
47
12,6
10
1.00462067
0,17
15
2.4
19.05%
43 31
2,5741 27,86
10 35
1.00462054 1.52440369
0,3 0,31115
2 33.5
-0.5741 5.64
-22.30% 20.24%
50
20
10
0.51878144
0,0917
24.5
4.5
22.50%
Depok
42
23,75
5
0.295237
0,075
28.5
4.75
20.00%
Kebagusan Cipinang Kramat Jati Kramat Jati
37 43 51 44
8,4 62,5 16 78
30 50 40 21
1.30663181 2.1777197 1.74217551 1.19589645
0,2667 0,4445 0,6 0,2793
9.5 77.5 18 96.5
1.1 15 2 18.5
13.10% 24.00% 12.50% 23.72%
Kramat Jati
28
15,6
100
4.39107863
1,167
15
-0.6
-3.85%
34 10 10 Rata-rata perubahan pendapatan nasabah
1.00462054
0,3
11.5
1.5 7.596296667
15.00% 13.39%
Jagakarsa
Lampiran 2: Data angket persepsi nasabah (skala semi-likert) Pernyataan No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
2
4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4
3
4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4
4
4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4
5
4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4
6
4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4
7
4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4
8
4 2 4 5 4 4 5 2 5 4 5 4
9
4 2 4 5 4 4 5 2 5 4 5 4
10
4 2 5 4 4 5 5 2 5 4 5 5
4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4
11
4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4
12
4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4
13
4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4
14
4 2 4 5 4 5 4 2 5 4 5 4
15
5 2 5 5 4 5 5 2 5 4 4 4
16
5 2 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4
17
4 4 5 4 4 5 5 2 5 5 4 5
18
4 2 5 5 4 4 5 2 5 5 4 4
19
4 2 4 4 2 5 4 2 4 4 4 4
20
4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5
13 4 4 4 5 5 14 5 5 5 5 4 15 5 5 5 5 5 16 4 4 4 5 5 17 5 5 5 4 4 18 4 4 4 4 4 19 5 5 5 5 5 20 4 4 4 5 5 21 4 4 4 2 2 22 5 5 5 4 4 23 4 4 4 5 5 24 5 5 5 5 4 25 4 4 4 5 5 26 4 4 4 4 5 27 5 5 5 4 4 28 4 4 4 5 5 29 5 5 5 4 4 30 4 4 4 5 5 Mean 4,433 4,422 Keterangan: Horizontal (mendatar) : Nomor Pernyataan
5 5 5 5 4 4 5 5 1 4 5 4 5 4 4 5 4 4
4 4 5 5 4 2 5 5 2 5 4 4 4 4 4 5 2 4
4 5 5 5 4 2 5 5 2 5 4 4 4 4 4 5 2 4 4,033
4 5 4 5 4 2 4 4 2 5 4 5 4 4 5 5 2 4
4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5
4 5 4 5 4 2 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4,358
Vertikal (menurun)
4 5 4 5 4 2 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4
4 5 4 5 4 2 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4
5 5 4 5 5 2 5 4 2 4 5 4 4 5 4 5 2 4
5 5 4 5 5 4 4 4 2 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4,200
5 5 4 5 4 2 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4
5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5
5 4 5 5 5 2 4 4 2 5 5 4 4 5 4 5 2 4 4,025
5 4 4 5 4 2 4 4 2 4 4 4 4 5 4 5 2 4
: Nomor Urut Responden
Semi Skala likert: 1= Sangat Tidak Setuju (STS) 2 = Tidak Setuju 4= Setuju 5= Sangat Setuju
X 1 2 4 5 Jumlah
F 30 30 30 30 120
F.X 30 60 120 150 360
Lampiran 3: Standar Deviasi 𝑋=∑(F.X)/∑F 3
X-𝑋 -2 -1 1 2
(X - 𝑋)2 4 1 1 4
F. (X - 𝑋)2 120 30 30 120 300
5 4 5 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 5 4 5 2 4
Variance (𝛿 2 )
=
Standar deviasi (𝛿)
=
F.(X − 𝑋)
2
= 2,5
F 𝛿 2 = 1,581 (pembulatan 3 angka desimal)
Lampiran 4: Hasil uji validitas Pernyataan Pearson Correlation Sig.(2 tailed) N
1 0.336
2 0.336
3 0.336
4 0.651
5 0.639
6 0.644
7 0.906
8 0.922
9 0.886
10 0.456
11 0.566
12 0.566
13 0.566
14 0.921
15 0.791
16 0.742
17 0.655
18 0.895
19 0.866
20 0.794
0.70 30
0.70 30
0.70 30
0.000 30
0.000 30
0.000 30
0.000 30
0.000 30
0.000 30
0.011 30
0.001 30
0.001 30
0.001 30
0.000 30
0.000 30
0.000 30
0.000 30
0.000 30
0.000 30
0.000 30
Sumber: SPSS 16.0, data diolah.
Lampiran 5: Hasil uji reliabilitas
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
% 30
a
Total
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.761
21
Regresi Berganda 4 Variabel Lampiran 6: Variabel-variabel Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered Margin yang ditetapkan bank, Rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan dari usaha yang ditekuni, Besar pembiayaan yang nasabah dapat, Besar angsuran yang nasabah bayara
Variables Removed
Method
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan dari usaha yang ditekuni
Lampiran7: model summary Model Summaryb Model
R
R Square a
1
1.000
Std. Error of the Estimate
Adjusted R Square
1.000
1.000
Durbin-Watson
.68077145161
2.173
a. Predictors: (Constant), Margin yang ditetapkan bank, Rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan dari usaha yang ditekuni, Besar pembiayaan yang nasabah dapat, Besar angsuran yang nasabah bayar b. Dependent Variable: Rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan dari usaha yang ditekuni
Lampiran 8: Anova ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
178820.780
4
44705.195
11.586
25
.463
178832.367
29
F
Sig. .000a
9.646E4
a. Predictors: (Constant), Margin yang ditetapkan bank, Rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan dari usaha yang ditekuni, Besar pembiayaan yang nasabah dapat, Besar angsuran yang nasabah bayar b. Dependent Variable: Rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan dari usaha yang ditekuni
Lampiran 9: Coefficients Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
-.451
.239
Rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan dari usaha yang ditekuni
1.283
.003
.016
Besar pembiayaan yang nasabah dapat Besar angsuran yang nasabah bayar Margin yang ditetapkan bank
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
-1.892
.070
1.007
408.891
.000
.427
2.340
.018
.006
.898
.378
.059
16.832
-.871
.544
-.012
-1.601
.122
.043
23.403
-2.246
1.026
-.010
-2.188
.038
.135
7.405
a. Dependent Variable: Rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan dari usaha yang ditekuni
Regresi Berganda 3 Variabel Lampiran 10: Variabel-variabel Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Removed
Variables Entered Margin yang ditetapkan bank, Rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan dari usaha yang ditekuni, Besar angsuran yang nasabah bayara
Method
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan dari usaha yang ditekuni
Lampiran 11: Model summary Model Summaryb Model
R 1.000a
1
R Square
Adjusted R Square
1.000
Std. Error of the Estimate
1.000
Durbin-Watson
.67823625756
2.200
a. Predictors: (Constant), Margin yang ditetapkan bank, Rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan dari usaha yang ditekuni, Besar angsuran yang nasabah bayar b. Dependent Variable: Rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan dari usaha yang ditekuni
Lampiran 12: Anova ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
Df
Mean Square
178820.407
3
59606.802
11.960
26
.460
178832.367
29
F
Sig.
1.296E5
a. Predictors: (Constant), Margin yang ditetapkan bank, Rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan dari usaha yang ditekuni, Besar angsuran yang nasabah bayar b. Dependent Variable: Rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan dari usaha yang ditekuni
.000a
Lampiran 13: Coefficients Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
(Constant)
-.556
.207
Rata-rata pendapatan nasabah sebelum pembiayaan dari usaha yang ditekuni
1.284
.003
Besar angsuran yang nasabah bayar
-.438 -2.413
Margin yang ditetapkan bank
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
-2.684
.012
1.008
424.409
.000
.456
2.191
.251
-.006
-1.743
.093
.199
5.026
1.006
-.010
-2.399
.024
.140
7.162
a. Dependent Variable: Rata-rata pendapatan nasabah setelah pembiayaan dari usaha yang ditekuni
Lampiran 14: Histogram, kurva normal, dan scatterplot