Prosiding Seminar Nasional
Efektifitas Pembelajaran Menulis Puisi dengan Metode Quantum di Sekolah Dasar
Harsono Universitas Madura, Pamekasan Email:
[email protected]
ABSTRAKS Pembelajaran sastra sampai saat ini masih dirasakan sebagai pembelajaran sulit bagi guru bahasa. Kesulitan yang dirasakan terletak pada keberadaannya di sekolah yang menyatu dengan pembelajaran bahasa Indonesia, materi, bahan ajar penunjang, sampai metode serta cara penyampaiannya. Salah salah satu pembelajaran yang dianggap sulit adalah menulis puisi. Adanya anggapan yang bisa menulis puisi adalah orang yang berbakat terhadap puisi telah menjadikan pembelajaran menulis puisi sebagai kegiatan yang cenderung tidak disukai oleh peserta didik. Persoalan tersebut memerlukan paradigma baru untuk menerjemahkan pembelajaran menulis puisi berupa metode pembelajaran yang tepat. Metode yang dianggap tepat adalah metode Quantum. Metode Quantum merupakan antithesis terhadap metode konvensional yang dianggap tidak dapat menerjemahkan kemampuan terpendam peserta didik. Metode Quantum dianggap efektif baik dari segi proses maupun hasil karena bisa merangkum modalitas belajar peserta didik yang berbeda-beda serta menciptakan demokratisasi belajar yang menghargai keragaman. Simpulan yang dapat ditarik dari hasil temuan
310
Forum Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya Provinsi Jawa Timur
Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Dewasa Ini
ini adalah : (1). Dari segi proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode quantum lebih efektif daripada metode konvensional. Efektvitas tersebut dapat diketahui dari respon siswa dalam keikutsertaan dan partisipasinya ketika proses pembelajaran berlangsung. (2). Dari segi hasil, efektifitas Metode Quantum dapat diketahui dari siswa yang mencapai KKM 90 % sedangkan yang tidak mencapai KKM 10 % dari 20 siswa. Keywords : pembelajaran, puisi, dan quantum
PENDAHULUAN Pembelajaran sastra di Indonesia ternyata tidak pernah lepas dari berbagai persoalan, baik yang berkaitan dengan keberadaannya di sekolah yang menyatu dengan pembelajaran bahasa Indonesia, materi, bahan ajar penunjang, sampai metode serta cara penyampaiannya. Berbagai diskusi dan kajian telah diadakan untuk memecahkan masalah tersebut, tetapi masalah tidak pernah selesai. Di lembaga pendidikan formal, pengajaran sastra dari hari ke hari semakin sarat dengan berbagai persoalan. Tampaknya, pengajaran sastra memang pengajaran yang bermasalah sejak dahulu. Keluhan-keluhan para guru, subjek didik, dan sastrawan tentang rendahnya tingkat apresiasi sastra selama ini menjadi bukti konkret adanya sesuatu yang tidak beres dalam pembelajaran sastra di lembaga pendidikan formal.
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Nusantara PGRI Kediri
311
Prosiding Seminar Nasional
Pembelajaran sastra, secara umum akan menjadi sarana pendidikan moral. Karya sastra yang bernilai tinggi di dalamnya terkandung pesan-pesan moral yang tinggi. Sastra seperti ini dapat menjadi medium untuk menggerakkan dan mengangkat manusia pada harkat yang lebih tinggi. Melalui pembelajaran sastra, siswa diharapkan menjadi warga yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang luhur. Upaya untuk mewujudkan idealisme pembelajaran sastra itu antara lain diperlukan perubahan paradigma pembelajaran sastra, baik secara teoretis-konseptual maupun segi teknis implementasinya, seperti metode, strategi, materi, langkahlangkah penyajian, media pembelajaran, evaluasi, dan lebih penting lagi tentang perumusan tujuan pengajaran. Keseluruhan komponen teknis tersebut haruslah didesain sedemikian rupa sehingga pembelajaran sastra yang sejatinya dapat menjadi sarana peningkatan daya nalar dan kreativitas siswa dapat diwujudkan. Dalam kegiatan praksis pembelajaran puisi, seorang guru hendaknya melaksanakan tehnik implementasi yang tepat. Ketepatan yang dimaksud adalah kemampuan merangkum modalitas belajar siswa yang berbeda-beda dengan penggunaan yang tepat sehingga dapat menghargai keragaman belajar siswa dan tercapainya demokratisasi belajar serta terciptanya lingkungan belajar yang kondusif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Metode yang dianggap tepat adalah metode Quantum. Metode Quantum adalah salah satu solusi alternatif untuk mendekati praksis pendidikan dengan paradigma yang mampu menggambarkan hakekat belajar, pembelajaran secara komprehensif, proses demokratisasi belajar, dan menghargai keragaman
312
Forum Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya Provinsi Jawa Timur
Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Dewasa Ini
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDI Al Munawwarah Pamekasan. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Data dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran menulis puisi, sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah semua hal yang terlibat dalam pembelajaran menulis puisi. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan dokumentasi. Teknik yang digunakan untuk memeriksa kesahihan data adalah triangulasi data dan triangulasi metodologis. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Quantum Teaching memiliki karakteristik keaktifan yang tinggi, karena pembelajaran berlangsung secara nyaman dan santai dalam suasana orkestra. Siswa diberi kesempatan untuk melatih kemampuan menulis puisi, dapat saling memotivasi, dan meningkatkan kemampuan menulis puisi. Pengolahan pembelajaran dengan metode ini dapat menimbulkan daya tarik siswa untuk belajar sehingga siswa tergerak niatnya untuk belajar. Pada akhirnya, siswa pun mengerahkan segenap kemampuannya dalam proses pembelajaran dengan kemauan sendiri. Penggunaan Metode Quantum pada pembelajaran menulis puisi akan menjadi piranti untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini diasumsikan karena Metode Quantum beroreintasi pada proses belajar yang nyaman dan menyenangkan sehingga peserta didik tidak merasa bosan di tengah-tengah proses pembelajaran. Gambaran tersebut didasarkan pada pendapat Suyatno bahwa Metode Quantum merupakan metode pendidikan yang dirancang dengan system induktif, moving action,
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Nusantara PGRI Kediri
313
Prosiding Seminar Nasional
multipendekatan, partisipatori, dan melibatkan diri secara sadar dan tidak sadar. Kemudian, tahapannya diatur melalui persepsi, identifikasi diri, aktualisasi diri, penguatan diri, pengukuhan diri, dan refleksi. Alam digunakan sebagai sarana dasar dalam mengenal diri. Kemudian, strategi penemuan konsep dilakukan (2004:30). Quantum Teaching merangkaikan yang paling baik dan kompatibel dengan otak, yang pada akhirnya akan melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami dan kemampuan murid untuk berprestasi. Quantum Teaching mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar (DePorter, 2007:4). Quantum Teaching adalah system pengajaran yang menggairahkan dan bertumpu pada prinsip-prinsip dan tehnik-tehnik Quantum Learning di ruang-ruang kelas di sekolah. Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Dan Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelasinteraksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar (DePorter, 2007:3). Quantum teaching bersandar pada konsep bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dalam dunia mereka. Inilah azaz utama dari Quantum Teaching, alasan di balik segala startegi, model, dan keyakinan Quantum Teaching, segala hal yanng dilakukan dalam kerangka Quantum Teaching, setiap interaksi dengan siswa, setiap rancangan kurikulum, dan setiap metode instruksional
314
Forum Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya Provinsi Jawa Timur
Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Dewasa Ini
dibangun atas prinsip konsep bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dalam dunia mereka. (DePorter, 2007:6). Adapun maksud dari konsep bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dalam dunia mereka. adalah mengingatkan guru pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama untuk mendapatkan hak mengajar. Pertama, guru harus membagun jembatan autentik memasuki kehidupan murid. Karena sertifikat mengajar atau dokumen yang mengizinkan seseorang mengajar atau melatih hanya berarti bahwa orang tersebut memiliki wewenang untuk mengajar. Hal tersebut tidak berarti orang tersebut mempunyai hak mengajar. Mengajar adalah hak yang harus diraih dan diberikan oleh siswa bukan oleh Departemen Pendidikan. Belajar dari segala defenisinya adalah kegitan full-contact. Dengan kata lain belajar melibatkan semua aspek kepribadian manusia, pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh. Disamping pengetahuan, sikap, dan keyakinan sebelumnya serta persepsi masa mendatang. Dengan demikian, karena belajar berurusan dengan orang secara keseluruhan, hak untuk memudahkan belajar tersebut harus diberikan oleh pelajar dan diraih oleh guru. Menurut DePorter (2007:7) pada dasarnya Quantum Teaching juga memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Serupa dengan Azaz Utama. bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dalam dunia mereka. Prinsipprinsip ini mempengaruhi seluruh aspek Quantum Teaching. Prinsip-prinsip tersebut adalah berikut ini. segalanya berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan jika layak dipelajari, maka layak pula
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Nusantara PGRI Kediri
315
Prosiding Seminar Nasional
dirayakan. Kerangka perancangan Quantum Teaching terdiri dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demontrasikan, Ulangi, dan Rayakan dan dapat diakronimkan dengan TANDUR. Unsur-unsur tersebut membentuk basis structural keseluruhan yang melandasi Quantum Teaching (DePorter, 2007: 88). Tumbuhkan adalah menyertakan anak didik, memikatnya, dan memuaskan AMBAK. Maksud dari tumbuhkan adalah ,guru harus menumbuhkan minat siswa. Menumbuhkan minat menulis puisi,bisa juga dikaitkan dengan tokoh-tokoh yang sudah sukses dalam bidang puisi,misalnya D. Zawawi Imron, dan tokoh tokoh yang lain. Dapat juga memberikan motivasi, bahwa menulis puisi dapat menambah kecakapan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, mempunyai kecerdasan emosional dan social, serta dapat menjadi orang kreatif dalam kehidupan. Alami adalah memberikan pengalaman belajar dan menumbuhkan kebutuhan untuk mengetahui. Pada tahap ini guru dapat menunjukkan sebuah bunga. Siswa ditugaskan merenungkan satu kalimat pendek tentang bunga mawar. Kemudian menuliskannya di papan tulis secara bergantian Namai adalah memberikan data disaat minat telah memuncak. Pada tahap ini setelah kalimat yang dituliskan siswa tentang mawar terkumpul, maka guru menyebutnya sebagai sebuah puisi tentang mawar. Kemudian guru menugaskan siswa untuk membuat defenisi puisi. Demontrasikan adalah memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru, sehingga mereka mengahayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi. Pada tahap ini, siswa diminta untuk membacakan puisinya di depan kelas. Siswa yang lain
316
Forum Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya Provinsi Jawa Timur
Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Dewasa Ini
memberikan pendapat (berupa saran, kritik, dan pujian). Setelah semua siswa tampil, mereka memilih pembaca terbaik terbaik dalam sepotong kertas dengan memilih, terbanyak layak mendapat bintang prestasi banyak pula. Pada tahap ini juga, siswa diberikan untuk menunjukkan bahwa mereka tahu.Kemampuan mereka mengenal bagianbagian puisi dan teknik penulisan yang baik dapat dijadikan bekal bagi mereka untuk membenahi puisinya. Setelah siswa membenahi,berilah kesempatan siswa untuk menunjukkan karyanya dan juga menunjukkan bahwa mereka tahu dan berhasil menulis puisi. Ulangi adalah merekatkan gambaran. Ulangi apa yang telah anda lakukan.Dalam hal ini ,guru menegaskan kembali secara singkat apa yang telah disampaikan kepada siswa,diantaranya tentang konsep puisi,bangun struktur puisi yang meliputi baris, bait, rima maupun pilihan kata serta teknik penulisan puisi yang baik. Upaya mengulang kembali ini diharapkan agar materi yang telah disampaikan guru benar-benar melekat di benak siswa Rayakan adalah merayakan hasil belajar sesuai dengan prinsip jika layak dipelajari maka layak dirayakan (TIM KPI, 2004:48). Perayaan merupakan salah satu prinsip dari Quantum Teaching. Mengadakan perayaan bagi siswa akan mendorong mereka memperkuat tanggung jawab dan mengawali proses belajar mereka sendiri. Perayaan akan mengajarkan kepada mereka mengenai motivasi hakiki. Perayaan akan membangun keinginan untuk sukses. Beberapa bentuk perayaan menyenangkan yang bisa digunakan adalah : tepuk tangan, tiga kali hore, wuss, jentikan jari, poster umum, catatan pribadi, kejutan, pengakuan kekuatan, dan
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Nusantara PGRI Kediri
317
Prosiding Seminar Nasional
pernyataan afirmasi (DePorter, 2007:30-31). Penerjemahan guru terhadap konsep, azaz, prinsip, dan rancangan pembelajaran Quantum Teaching di atas akan memunculkan efektifitas menulis puisi ditinjau dari penilaian proses dan hasil. Efektifitas proses bisa dicapai apabila siswa aktif, responsive, kreatif, dan kemauan kuat untuk mengikuti pembelajaran tumbuh dan muncul dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dapat diketahui dengan hasil pengamatan efektifitas proses sebagai berikut berikut,
318
Forum Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya Provinsi Jawa Timur
Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Dewasa Ini
Hasil penialian proses di atas menggambarkan bahwa Metode Quantum dapat menjadikan siswa memiliki keaktifan, kedisiplinan, dan tanggung jawab yang tinggi terhadap kegiatan belajar, karena pembelajaran berlangsung secara nyaman dan santai dalam suasana osrkestra. Pembelajaran dengan Metode Quantum diibaratkan seperti mengubah energy menjadi cahaya dengan member keleluasaan dan kesempatan untuk menulis puisi. Motivasi prestasi siswa dioptimalkan dengan pengolahan pembelajaran yang dapat menimbulkan daya tarik siswa untuk belajar sehingga siswa tergerak niatnya untuk belajar. Sedangkan efektifitas hasil dalam pembelajaran menulis dengan metode Quantum didasarkan pada pencapaian nilai siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dari kompetensi menulis puisi seperti berikut,
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Nusantara PGRI Kediri
319
Prosiding Seminar Nasional
Berdasarkan identifikasi daftar nilai menulis puisi di atas yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal terdapat pada subjek 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20. Sedangkan yang tidak mencapai KKM terdapat pada subjek 4 dan 16. Jadi siswa yang mencapai nilai berdasarkan kriteria ketuntasan minimal ada 90 % sedangkan yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal ada 10 % dari 20 siswa. SIMPULAN Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis puisi dengan metode Quantum Teaching dapat menumbuhkan daya tarik siswa untuk belajar. Di dalamnya terciptanya hubungan dan interaksi guru dan murid yang aktif sehingga tidak terkesan kaku lagi dan berlangsung secara searah. Hal ini disebabkan, karena pembelajaran menulis puisi berlangsung secara santai, nyaman, dan dikondisikan dalam suasana orkestra, sehingga metode ini efektif digunakan untuk semua umur. Meski demikian, sebaik apapun teori metode yang dikembangkan, tetapi penerjemahannya bergantung kepada guru yang mempraktikkannya. Oleh karena itu, khusus untuk penerapannya menuntut perubahan pola pikir para pelaksana pengajaran, budaya pengajaran dan pendidikan, serta struktur organisasi sekolah dan struktur pembelajaran. Jika perubahan-perubahan tersebut dapat dilakukan maka pembelajaran apresiasi.
320
Forum Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya Provinsi Jawa Timur
Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Dewasa Ini
DAFTAR PUSTAKA DePorter, Bobbi. et. al 2007. Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Bandung : Kaifa. DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. 2007. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : Kaifa. Suyatno. 2004.Teknik Pembelajaran Bahasa Dan Sastra.Surabaya ;SIC. Tim Bina Karya Guru. 2006. Bina Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga. Tim Penulis KPI. 2004. Kiat Mengajar Dengan Quantum Teaching. Surabaya : KPI
PERTANYAAN 1. Menurutnya, pembelajaran puisi belum mengena dari teknik quantum teach yang dijelaskan. JAWABAN 1. Yang penting seorang anak bisa menulis puisi walaupun secara sederhana, atau hanya sebatas mereka.
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Nusantara PGRI Kediri
321