Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8
EFEKTIFITAS EDUKASI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEPATUHAN FIVE MOMENT FOR HAND HYGIENE DI RUANG PERAWATAN INTENSIF THE EFFECTIVENESS OF EDUCATION IMPROVING MOTIVATION AND ADHERENCE FIVE MOMENTS FOR HAND HYGIENE IN INTENSIVE CARE ROOM Cemy Nur Fitria* dan Sulastri Program studi DIII Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta, Jln. Tulang Bawang Selatan 26 Kadipiro Surakarta, No telp 02710734955 *Email:
[email protected] ABSTRAK Hand hygiene adalah tehnik mencuci tangan dengan menggunakan antiseptik pencuci tangan. Patient Safety challenge merumuskan inovasi strategi penerapan hand hygiene untuk petugas kesehatan adalah melakukan cuci tangan sebelum bersentuhan dengan pasien, sebelum melakukan prosedur bersih/ steril, setelah bersentuhan cairan tubuh pasien resiko tinggi, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien Edukasi merupakan proses perubahan perilaku yang dinamis dengan media video. Tujuan jangka panjang dapat mencegah infeksi nosokomial di ruang perawatan intensif. Tujuan penelitian adalah bagaimanakah efektifitas edukasi five moment for hand hygiene dalam meningkatkan motivasi dan kepatuhan perawat di ruang perawatan intensif. Metode penelitian eksperimen dengan pre test and post test with control group, sampel diambil secara total sampling. Penelitian selama 14 hari, pemberian edukasi five moment for hand hygiene dengan media video akan diberikan sekali pada perawat secara bertahap . Uji yang digunakan dengan uji independent t-test. Sampel dengan total sampling dan penentuan kelompok kontrol dan intervensi dengan random sampling. Hasil uji t berpasangan motivasi dengan nilai 0,007 (p< 0,05), hasil uji t berpasangan kepatuhan dengan nilai significancy 0,000 (p< 0,05), nilai t tidak berpasangan motivasi 0,100 (p >0,05). Hasil uji t tidak berpasangan kepatuhan 0,018 (p<0,05). Simpulan terdapat perbedaan yang bermakna nilai motivasi sebelum dan sesudah edukasi five moment hand hygiene, terdapat perbedaan yang bermakna nilai kepatuhan sebelum dan sesudah edukasi, tidak terdapat perbedaan bermakna nilai motivasi kelompok intervensi dan kontrol, ada perbedaan yang bermakna nilai kepatuhan antara kelompok intervensi dan kontrol. Kata Kunci : Five Moment For Hand Hygiene, Motivasi, Kepatuhan, Perawat
ABSTRACT Safety Challenge formulate innovation strategies application of hand hygiene for health workers is to wash hands before contact with the patient, before performing the procedure clean / sterile, after touching body fluids high-risk patients, after contact with patients, after contact with the environment around the patient Education is a process changes in dynamic behavior with video media. Long-term goals can prevent nosocomial infections in intensive care. The aim of research is how the effectiveness of education five moments for hand hygiene in increasing the motivation and compliance of nurses in intensive care. Methods of experimental study with pre-test and post-test with control group, the sample was taken by total sampling. Research over the past 14 days, giving education five moments for hand hygiene with video media will be given once the nurse gradually. Test used to test independent t-test. Samples with total sampling and determination of the control group and the intervention by random sampling. Paired t-test results of motivation with a value of 0.007 (p <0.05), the results of 6
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8
paired t test compliance with significancy value of 0.000 (p <0.05), unpaired t motivational value of 0.100 (p> 0.05). Results unpaired t test compliance of 0.018 (p <0.05).Conclusions significant difference motivational value before and after the education five moments of hand hygiene, there is a significant difference in the value of compliance before and after education, there were no significant differences in the value of motivational intervention and control groups, there were significant differences value of compliance between intervention and control groups. Key Word: Five Moments For Hand Hygiene, Motivation, Adherence, Nurse PENDAHULUAN Hand hygiene adalah tehnik mencuci tangan dengan menggunakan antiseptic pencuci tangan (Tiejen, Linda,2004). Menurut WHO (2009) Patient Safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan hand hygiene untuk petugas kesehatan dengan My five moments for hand hygiene adalah melakukan cuci tangan yaitu sebelum bersentuhan dengan pasien, sebelum elakukan proseur bersih/ steril, setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien resiko tinggi, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien Penelitian menurut Larson, Quiros D, Lin SX (2007) bahwa setelah dilakukan promosi program WHO dalam pengendalian infeksi, 40 rumah sakit melaporkan kepatuhan tenaga kesehatan yang melakukan hand hygiene sebelum dan setelah ke pasien bervariasi antara 24 % sampai 89 % (rata- rata 56,6 %). Edukasi merupakan proses perubahan perilaku yang dinamis, yang harus dilaksanakan, dicapai, seseorang menerima dan menolak informasi, sikap, maupun praktek baru, yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat. Demonstrasi dapat dilakukan secara langsung atau menggunakan media video. Proses pembelajarn menjadi lebih jelas dan lebih konkret, dapat menghindari verbalisme, lebih mudah memahami sesuatu, lebih menarik, peserta didik dirangsang untuk mengamati, menyesuaikan teori dengan kenyataan dan dapat melakukan sendiri (redemonstrasi) (Suliha,et al, 2002). Edukasi keselamatan pasien (Patient Safety) di rumah sakit selayaknya ditindaklanjuti dengan monitoring dan evaluasi kenyataan yang ada di unit kerja pelayanan (KKPRS, RSUP dr. Sutomo,2010). Edukasi juga akan menstimulasi seseorang untuk memberikan motivasi dari eksternal perawat dalam melakukan kepatuhan five moment for hand hygiene. Edukasi dengan menggunakan media video kepada perawat tujuannya untuk mengetahui efektif atau tidak edukasi my five moment for hand hygiene dalam meningkatkan motivasi dan kepatuhan perawat, tujuan jangka panjang adalah dapat mencegah infeksi nosokomial di ruang perawatan intensif Menurut Pasal 43 UU No 44 tahun 2009 Rumah Sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien. Infeksi terkait dengan perawatan kesehatan melalui pemasangan alat-alat medis yang invasif di Instalasi Perawatan Intensif merupakan salah satu faktor penting yang mengancam pemulihan pasien selama perawatan kesehatan berlangsung. Pasien ini mempunyai risiko yang tinggi untuk mendapatkan infeksi nosokomial. Pada umumnya pasien di Instalasi Perawatan Intensif memiliki faktor risiko berupa penyakit yang mendasarinya serta gangguan imun, sehingga pemasangan alat invasif berlama-lama dapat mempermudah pasien untuk mendapatkan infeksi nosokomial (Darmadi, 2008). Tenaga kesehatan secara umum merupakan satu kesatuan tenaga yang terdiri dari tenaga medis, tenaga perawatan, tenaga paramedis non perawatan dan tenaga non medis. Semua katagori tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit, tenaga perawat merupakan tenaga terbanyak dan mereka mempunyai waktu kontak dengan pasien lebih lama dibandingkan tenaga kesehatan yang lain, sehingga mereka mempunyai peranan penting dalam menentukan baik buruknya mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit (KARS, 2006).Penelitian menurut Larson, Quiros D, Lin SX (2007) bahwa setelah dilakukan promosi program WHO dalam pengendalian infeksi, 40 rumah sakit melaporkan kepatuhan tenaga kesehatan yang melakukan hand hygiene sebelum dan setelah ke pasien bervariasi antara 24 % sampai 89 % (rata- rata 56,6 %). Tujuan penelitian efektifitas edukasi five moment for hand hygiene dalam meningkatkan motivasi dan kepatuhan perawat.
7
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan pre test and post test with control group, sampel diambil secara total sampling tetapi ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Penelitian ini dilakukan dengan cara, sebelum di lakukan edukasi five moment for hand hygiene dilakukan pengukuran tingkat motivasi dan tingkat kepatuhan, kemudian edukasi five moment for hand hygiene pada kelompok eksperimen, dan hanya pemberian leaflet saja pada kelompok kontrol, kemudian baru dilakukan post test yaitu pengukuran tingkat motivasi dan kepatuhan kembali. Penelitian ini dilakukan selama 10 hari, pemberian edukasi five moment for hand hygiene dengan media video akan dberikan sekali pada perawat secara bertahap sesuai dengan jadwal kerjanya. Penilaian tingkat motivasi dengan kuesioner dilakukan setelah edukasi dan kepatuhan akan dinilai setelah melakukan five moment for hand hygiene dengan frekuensi 10 kali masing masing responden dengan melakukan observasi. Hasil penilaian akan ditabulating baik pre maupun post edukasi dari kelompok eksperimen maupun kontrol. Setelah selesai pengumpulan data penelitian akan dilakukan analisis hasil penelitian dengan menggunakan program SPSS 16 untuk menjawab hipotesis. Uji yang digunakan untuk mengetahui keefektifan edukasi five moment for hand hygiene dengan uji independent t-test.Uji yang digunakan dengan uji independent t-test. Sampel dengan total sampling dengan N: 30 dan penentuan kelompok kontrol dan intervensi dengan random sampling
HASIL DAN PEMBAHASAN Responden yang mempunyai pengalaman kerja lebih dari 10 tahun sebanyak 50 %. Pengalaman kerja lebih dari sepuluh tahun merupakan modal utama bagi seseorang yang sudah terbiasa dengan sebuah aturan dan tugas kewajibannya. Perawat yang berpengalaman di sebuah rumah sakit ini dapat menerapkan program keselamatan pasien dengan baik terutama dalam rutinitas penerapan 5 momen cuci tangan. Umur responden kurang dari 30 tahun 33,3 %, umur antara 30-39 sebanyak 36,6 %, umur 40-49 sebanyak 40 %. Umur terbanyak adalah merupakan umur dewasa yang sudah matang secara psikologis untuk melakukan pekerjaan dengan baik sesuai standar keselamatan pasien. Jenis kelamin terbanyak perempuan yang berada di ruang ICU (Intensive Care Unit) dan PICU (Perinatologi Intensive Care Unit) 80 %. Jenis kelamin perempuan yang banyak di profesi perawat terutama di ruang perawatan intensif mempunyai kelebihan berkaitan dengan pribadinya yang lembut dan keibuan (mother instinc) dalam mengelola pasien sesuai dengan konsep teori keperawatan dan dapat diterapkan di ruang khusus intensif. Nilai rerata dari hasil penelitian ini adalah motivasi perawat ada peningkatan dari pre test sebesar 72,90 menjadi 80 dengan kategori nilai tersebut menunjukkan perawat mempunyai motivasi dengan kategori cukup menjadi tinggi setelah dilakukan edukasi. Gambaran motivasi perawat sebelum dan sesudah edukasi five moment four hand hygiene dengan media video mempunyai nilai rerata yang termasuk kategori tinggi dengan ada peningkatan 7,1. Hasil uji t berpasangan motivasi dengan nilai 0,007 (p< 0,05), hasil uji t berpasangan kepatuhan dengan nilai significancy 0,000 (p< 0,05), nilai t tidak berpasangan motivasi 0,100 (p >0,05). Hasil uji t tidak berpasangan kepatuhan 0,018 (p<0,05). Hasil dari kuesioner motivasi yang telah disebarkan kepada responden, bahwa faktor instrinsik yang ada pada responden meliputi unsur motif dan harapan dengan rata rata menjawab cukup nilainya dan setelah perlakuan menjadi tinggi. Perbedaan kepatuhan perawat yang menjadi lebih baik dari sebelumnya dikarenakan telah diberikan sebuah perlakuan edukasi. Proses edukasi ini sebagai proses pengalihan atau transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta membentuk keterampilan dan kemahiran yang dapat dilakukan melalui komunikasi yang baik dan efektif, (Notoatmodjo,S. 2005). Responden menilai rata- rata tinggi dari faktor internal kejiwaan dan mental manusia seperti aneka keinginan, harapan kebutuhan, dorongan dan kesukaan yang mendorong individu untuk berperilaku kerja dalam melakukan 5 momen cuci tangan guna mencapai tujuan yang dikehendakinya program keselamatan pasien atau mendapatkan kepuasan atas aplikasi pekerjaan di tempat bekerja. Pada penelitian ini motivasi perawat masih dipengaruhi faktor dari luar seperti insentif promosi pangkat, tunjangan profesi, pengakuan sebagai manusia utuh, loyalitas pimpinan dalam memenuhi kebutuhan pegawai dan mendiskusikan penerapan program keselamatan pasien dalam menerapkan 5 momen cuci tangan. Motivasi dari luar yang lain perawat membutuhkan nasehat dan simpatik atas persoalan keselamatan pasien. Motivasi eksternal merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan program keselamatan pasien dengan sasaran pencegahan infeksi melalui 5 moment cuci tangan di
8
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 ruang perawatan intensif. Kepatuhan merupakan bagian dari ranah perilaku yang merupakan sebuah performance/ penampilan dari hasil belajar melalui proses edukasi. Edukasi degan media video yang telah dilakukan tentang five moment for hand hygiene yang dapat dinilai dan diobservasi secara langsung dalam penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ceramah dan demonstrasi melalui media video. Notoatmodjo,S. (2005). Keunggulan metode ini dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, dapat menghindari verbalisme, lebih mudah memahami sesuatu, lebih menarik, peserta didik dirangsang untuk mengamati, menyesuaikan teori dengan kenyataan dan dapat melakukan sendiri/ redemonstrasi. Suliha, et.al. (2002). Beberapa hasil evaluasi dengan observasi pada kepatuhan ada peningkatan yang relatif tinggi pada perawat sebelum kontak dengan lingkungan sekitar pasien dari sebelum dilakukan edukasi. Momen ini perlu untuk selalu ditingkatkan untuk mencegah infeksi nosokomial pada orang lain.
KESIMPULAN Kesimpulan penelitian ini Responden yang mempunyai pengalaman kerja lebih dari 10 tahun sebanyak 50 %. Umur responden terbanyak 40-49 tahun 40 %. Nilai rerata dari hasil penelitian ini adalah motivasi perawat ada peningkatan dari pre test sebesar 72,90 menjadi 80. terdapat perbedaan yang bermakna nilai motivasi sebelum dan sesudah edukasi five moment for hand hygiene pada kelompok intervensi, tidak terdapat perbedaan bermakna nilai motivasi kelompok intervensi dan kontrol. Terdapat perbedaan yang bermakna nilai kepatuhan sebelum dan sesudah edukasi antara kelompok intervensi dan kontrol.
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kami ucapkan kepada Pimpinan dan seluruh civitas akademika STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta yang telah mendukung dari segi materiil maupun non materiil sehingga penyusunan penelitian ini dapat terwujud dengan lancar. Kepada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta yang telah memberi kesempatan dan kerjasama yang baik untuk dapat digunakan sebagai lokasi penelitian hingga penelitian ini dapat selesai. Harapannya penelitian ini dapat digunakan sebagai wacana keilmuan di bidang pendidikan serta merekomendasikan pentingnya penerapan tehnik cuci tangan melalui 5 momen di ruang perawatan intensif bagi semua perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang aman.
DAFTAR PUSTAKA Darmadi, (2008), Infeksi Nosokomial : Problematika Dan Pengendaliannya. Jakarta: Penerbit Salemba Medika Denise M. Korniewicz, FAAN Maher El-Masri Exploring the factors associated with hand hygiene compliance of nurses during routine clinical practiceJurnal: Applied Nursing Research 23 (2010) 86–90, www.elsevier.co/locate/apnr, diakses 8 April 2014 Depkes RI, 2009, Undang undang Republik Indonesia No 44 Tentang Rumah Sakit,http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._44_Th_2009_ttg_Rumah_Sakit.pdf, diakses 9 April 2014 DepKes RI. (2006). Panduan Kesehatan RI Joint
Nasional
Keselamatan
Pasien
di
Rumah Sakit, Departemen
Commision International, 2009, Adherence:Overcoming the http://www.jointcommission.org/assets/1/18/hh_monograph.pdf, diakses April 2014
Challenges,
Larson El, Quiros D, Lin SX. (2007) Dissemination of the CDC’s hand hygiene guideline and impact on Infection Rates. Am J Infect Control Notoatmodjo, Soekidjo,(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Suliha., Herawani., et.al. (2002). Pendidikan Kesehatan, EGC, Jakarta
9
Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : 978-602-14930-3-8 Tiejen, Linda. (2004). Panduan pencegahan infeksi untuk pelayanan kesehatan dengan sumber daya terbatas. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroraharjo World Health Organization (2009) WHO guidelines on hang hygiene in health care. First Global Patient Safety Challenge Clean Care is Safer Care
10