Evaluasi Pelaksanaan Five Momenths for Hand Hygiene dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial Apriliana Kurniawati, Liena Sofiana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan; Jalan Prof. Dr. Soepomo Janturan Warungboto Umbulharjo Yogyakarta, telp. 0274 563515.
Abstract Hand whasing is an important means of preventing nosocomial infections. Therefore, hand hygiene is the most important measure to avoid the transmission of harmful germs and prevent nosocomial infections. The effort of the enhancement of human resources, facilities and training or campaign of hand washing has been implemented, so need to sought as evaluation. The aim of this study was to know the implementation of the five moments for hand hygiene in Al Araf ward. This was qualitative descriptive research. The observed suject of this research were 18 nurse taken with total sampling. The technique of data collecting was conducted by interview and check list. The data analysis used triangulation of sources and method. The results showed that implementation of the moment 1 was 27,78%, moment 2 was 33,33%, moments 3 and 4 was 100% and moment 5 was 94,44%. The results showed that nurse already implement the five moments for hand hygiene as set by World health Organization (WHO) standard, was 72,11%. Input of the five moments implementation in the Al Araf ward that related tohuman resources, infrastructure and the regulation has been well enough. The process of implementation showed that nurses were not implemented the hand hygiene, their reason are hurry and unaccustomed. Output of the implementation of five moments for hand hygiene showed that the rate of minimal compliance. Keywords: Evalution, five moments, Hand hygiene. 1. PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat komplek. Kompleksitasnya tidak hanya dari segi jenis dan macam penyakit yang harus memperoleh perhatian dari para petugas kesehatan untuk menegakkan diagnosa dan menentukan terapinya, namun juga adanya berbagai macam peralatan medis dari yang sederhana hingga yang modern dan canggih1. Infeksi nosokomial merupakan masalah besar yang dihadapi rumah sakit, tidak hanya menyebabkan kerugian sosial ekonomi, tetapi juga
mengakibatkan penderita lebih lama di rumah sakit. Infeksi ini menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh dunia. Infeksi ini terus meningkat dari 1% di beberapa Negara Eropa dan Amerika, sampai lebih dari 40% di Asia, Amerika Latin dan Afrika2. World Health Organization (WHO) tahun 2009, mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is care, yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan hand hygiene untuk petugas kesehatan dengan my five moments for hand hygiene, yaitu sebelum bersentuhan dengan pasien, sebelum melakukan
prosedur bersih/steril, setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien resiko tinggi, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien3. Data dari petugas Tim PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) di RSU PKU Muhammadiyah Bantul tahun 2014 belum menerapkan prinsip five moments for hand hygiene secara maksimal, disebutkan bahwa di momen satu yaitu pada saat sebelum sentuh dengan pasien sebesar 0%, momen dua yaitu sebelum prosedur bersih atau aseptik sebesar 5%, momen tiga setelah kontak dengan cairan tubuh pasien sebesar 90%, setelah kontak dengan pasien sebesar 95% dan setelah kontak dengan lingkungan pasien sebesar 95%. Hasil ini menunjukkan bahwa kesadaran untuk melakukan hand hygiene petugas kesehatan masih kurang. Maka dari itu rumah sakit menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait dengan five moments for hand hygiene sesuai dengan WHO. Hasil dari observasi di RSU PKU Muhammadiyah Bantul di bagian rawat inap dewasa khususnya Bangsal Al Araf ditemukan 5 orang petugas kesehatan khususnya perawat yang tidak melakukan lima momen kebersihan tangan secara lengkap. Jumlah perawat di Bangsal Al Araf sendiri mencapai 20 orang, jumlah paling banyak dibanding dengan bangsal-bangsal lain. Informasi yang didapat dari petugas Tim PPI
menyebutkan bahwa di RSU PKU Muhammadiyah Bantul baru melakukan monitoring ataupun evaluasi sebanyak 2 kali selama periode tahun 2012 sampai 2014 terkait dengan hand hygiene. Kegagalan dalam pelaksanaan hand hygiene ini sering dipicu oleh keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM), peraturan rumah sakit serta fasilitas cuci tangan, dan kendala yang paling memprihatinkan adalah kurangnya kepatuhan untuk menaati prosedur. Berdasarkan hal tersebut pihak RSU PKU Muhammadiyah Bantul perlu memperbaiki dan mengevaluasi serta meningkatkan kepatuhan terkait five moments for hand hygiene yang direkomendasikan oleh WHO agar lebih maksimal lagi dalam pelaksanaanya, terutama dimomen sebelum kontak dengan pasien dan momen sebelum tindakan asepsis, padahal dimomen satu dan dua ini sangatlah penting untuk dilakukan hand hygiene, karena dapat menurunkan terjadinya angka infeksi di rumah sakit. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik mengambil judul evaluasi pelaksanaan five moments for hand hygiene di RSU PKU Muhammadiyah Bantul khususnya di Bangsal Al Araf. 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul dan subyek
penelitian yang diobservasi berjumlah 18 orang perawat, sedangkan yang diwawancarai terdiri dari 1 kepala bangsal dan 1 komite pencegahan dan pengendalian infeksi dan 2 perawat. Instrumen yang digunakan adalah berupa panduan wawancara dan lembar observasi. Variabel yang diuji adalah variabel tunggal, yaitu pelaksanaan five moments for hand hygiene di bangsal Al Araf RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Teknik Analisis data yang digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan triangulasi yaitu sumber dan metode. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN RSU PKU Muhammadiyah Bantul merupakan rumah sakit yang sedang berkembang. RSU PKU Muhammadiyah Bantul selalu berusaha memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Saat ini RSU PKU Muhammadiyah Bantul telah mendapatkan sertifikat ISO 9001-2008 untuk Pelayanan Kesehatan Standar Mutu Internasional. Lokasi dalam penelitian ini adalah di bangsal Al Araf RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Bangsal Al Araf merupakan bangsal kelas 3 yang memilki perawat paling banyak dibanding dengan bangsal lain. Jumlah perawat di Bangsal Al Araf sebanyak 20 orang. 1) Evaluasi input pelaksanaan five moments for hand hygiene Input sebagai masukan dari kegiatan yang ada dalam pelaksanaan terkait dengan five moments for hand hygiene.
Adapun secara lengkap input dalam pelaksanaan five moments for hand hygiene meliputi: a) SDM (Sumber daya manusia) terkait pelaksanaan five moments for hand hygiene. Jumlah SDM yang ada adalah sebagai pendukung dalam meningkatan mutu pelayanan rumah sakit terutama dalam memberikan pelayanan yang baik yang akan memberikan rasa aman kepada pasien. Hasil wawancara tentang SDM dengan kepala bangsal terkait dengan pelaksanaan five moments for hand hygiene perawat di bangsal Al Araf. “…sebenarnya mereka itu sudah paham dan tahu apalagi kita sudah akreditasi kemarin.”. “…masalah mereka paham, mereka paham, mereka tahu, tapi kenapa kok ada dari lima momen itu ada hal-hal yang memang hasilnya pasti minimalis tidak maksimal seperti itu”. Berdasarkan hasil wawancara diatas dismpulkan bahwa SDM di bangsal Al Araf terkait dengan pelaksanaan five moments for hand hygiene sudah cukup baik hanya saja dari lima momen kebersihan tangan hasilnya belum maksimal. Dari lima momen hand hygiene masih ada beberapa momen yang tidak dilakukan oleh perawat yaitu di momen satu dan dua. Upaya peningkatan SDM terkait dengan pelaksanaan five
moments for hand hygiene di RSU PKU Muhammadiyah Bantul sangat berpengaruh pada tingkat keberhasilan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi. Program sosialisasi cuci tangan juga dilakukan dengan cara mengadakan workshop. “…workshop sudah pernah di PPI, salah satunya tentang cuci tangan, tentang 6 langkah dan 5 saat itu sudah dijelaskan seperti itu”. “…perawat sudah ada pelatihan-pelatiham sudah pernah juga dilakukan training dari tim PPI, semua perawat disini pasti ikut semuanya” (KB) “workshop pernah dilakukan, sekitar bulan November 2014” (tim PPI). Hasil wawancara dari kedua responden yang memiliki jabatan yang berbeda dapat disimpulkan bahwa di RSU PKU Muhammadiyah Bantul pernah melakukan workshop dalam upaya peningkatan sumber daya manusia terkait dengan pelaksanaan five moments for hand hygiene.
b) Sarana dan prasarana terkait dengan pelaksanaan five moments for hand hygiene. Sarana dan prasarana di RSU PKU Muhammadiyah Bantul merupakan hal yang akan mendukung proses pelayanan yang akan diberikan dan sarana dan prasarana dalam kondisi baik dan memadahi untuk menunjang pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di Bangsal Al Araf RSU PKU Muhammadiyah Bantul, sarana dan prasarana berupa fasilitas wastafel, air bersih, sabun antiseptik, alkohol handrub, kertas tisu sekali pakai, tempat sampah, tersedia poster 5 momen, tersedia poster prosedur hand hygiene, dan tersedia SOP hand hygiene merupakan hal yang sangat dibutuhkan dan diperlukan dalam pemberian pelayanan.
Tabel 1. fasilitas hand hygiene di Bangsal Al Araf Bulan Juni 2015 Fasilitas Keterangan Tersedia wastafel Ada Air bersih mengalir Ada Tersedia sabun/alkohol handrub Ada Tisu Ada Tempat sampah Ada Tersedia poster 5 saat Ada Tersedia poster prosedur hand hygiene Ada Tersedia SOP hand hygiene Ada “…Fasilitas sudah cukup baik, sudah ada wastafelnya
beserta sabun, tisu, kemudian ada air bersih, tempat sampah
untuk membuang tisunya…” (P1). “…semuanya ada, mau dengan handwash maupun handrub bisa” (P2) Hasil checklist dan wawancara dengan Tim PPI RSU PKU Muhammadiyah Bantul menjelaskan bahwa “Fasilitasnya sudah, sudah diatas standar, di tempat tidur pasien sudah ada alkohol handrubnya…” Hasil wawancara ketiga responden diatas dapat disimpulkan bahwa untuk fasilitas sarana dan prasarana terkait dengan pelaksanaan five moments for hand hygiene di bangsal Al Araf sudah cukup baik. Hanya saja jumlah fasilitas di Bangsal Al Araf ada beberapa yang perlu ditambahkan seperti poster pengingat lima momen kebersihan tangan. c) Peraturan/SOP terkait dengan pelaksanaan five moments for hand hygiene Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi resiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan. Rumah sakit harus mengadopsi pedoman cuci tangan/hand hygiene dari lembaga internasional membuat kebijakan dan prosedur lengkap perihal cuci tangan/hand hygiene. Peraturan/SOP di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Hasil
wawancara terkait dengan peraturan/SOP adalah : “Kalau untuk peraturan kita mengacu dari WHO dan Depkes, sama panduan manajerial ke PPIan, kalau untuk langkahlangkah cuci tangan kita mengacu pada WHO sama yang lima momen ”(Tim PPI) Hal ini menunjukkan bahwa peraturan/SOP di RSU PKU Muhammadiyah Bantul terkait dengan five moments for hand hygiene mengacu pada peraturan dari WHO dan Departemen Kesehatan. 2) Evaluasi process terkait pelaksanaan five moments for hand hygiene Peran petugas kesehatan adalah sebagai pelaksana langsung dalam upaya pencegahan infeksi pada perlunya peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit. Petugas rumah sakit melakukan cuci tangan dengan cara yang benar yaitu 7 langkah tepat cuci tangan, dapat menggunakan handrub atau sabun. Cuci tangan dilakukan sebelum dan setelah kontak dengan pasien atau sebelum memasuki ruang perawatan pasien dan setelah meninggalkan ruang pasien. Hasil checklist dan wawancara dengan ketua bangsal Al Araf di RSU PKU Muhammadiyah Bantul terkait dengan pelaksanaan
five moments di Bangsal Al tangan lalu lari ke Araf menjelaskan bahwa: pasien..”(P1). “Selama ini kalau yang “ ketika pasien mencet bel sesudah sih sudah pasti kita langsung terburu-buru. dilakukan tapi yang Kalau untuk alasannya sebelum itu yang masih mungkin karena tidak agak jarang perawat mau terbiasa saja, kita sering melakukannya, seperti terlalu aktif ke pasien tapi itu”. kalau untuk setelah itu cuci Hal yang sama juga tangan…”(P2). disampaikan oleh ketua tim PPI RSU PKU Muhammadiyah Hasil wawancara Bantul untuk pelaksanaan kedua responden dapat five moments di Bangsal Al disimpulkan bahwa alasan Araf perawat tidak melakukan five “Kalau Al Araf baru 60%, moments for hand hygiene karena kalau untuk adalah kerena terburu- buru sebelum itu tidak pernah dan tidak terbiasa melakukan cuci tangan, kalau sesudah hand hygiene pada momen itu pasti cuci tangan…” sebelum. Hasil wawancara 3) Evaluasi output pelaksanaan kedua responden diatas five moments for hand dapat disimpulkan bahwa hygiene untuk kepatuhan Tabel hasil pelaksanaan five moments for pelaksanaan dalam hand hygiene masih kurang, melakukan five moments for terutama pada momen hand hygiene terhadap sebelum. Alasan perawat perawat di bangsal Al Araf tidak melakukan five pada bulan Juni. moments for hand hygiene diantaranya sebagai berikut: “ …karena terlalu terburuburu ke pasien mencet bel langsung pakai sarung Tabel 2. Pelaksanaan five moments for hand hygiene di Bangsal Al Araf Bulan Juni 2015 No Indikasi five moments for hand Jumlah Persentase hygiene (%) Ya Tidak 1 Sebelum kontak dengan pasien 5 13 27,78 2 Sebelum tindakan aseptik 6 12 33,33 3 Setelah dengan cairan tubuh pasien 18 0 100
4 5
Setelah kontak dengan pasien Setelah kontak dengan lingkungan pasien
18 17
0 1
100 94,44
Berdasarkan Tabel 2 Responden (perawat) yang didapatkan bahwa perawat yang diwawancarai menyatakan bahwa melakukan hand hygiene sebelum untuk pelaksanaan five moments kontak dengan pasien sebesar for hand hygiene masih belum 27,78%. Pada momen 2 yaitu sesuai dengan standar WHO tahun sebelum melakukan tindakan 2009. Masih ada perawat yang aseptik tingkat presentase perawat tidak melakukan lima saat untuk cukup tinggi dibandingkan dengan kebersihan tangan. Hasil checklist sebelum kontak dengan pasien kepatuhan five moments for hand yakni sebesar 33,33%. Sebanyak 18 hygiene di Bangsal Al Araf RSU PKU perawat melakukan hand hygiene Muhammadiyah Bantul masih pada momen 3 yaitu setelah kontak belum sesuai dengan standar dengan cairan tubuh pasien yakni skoring kepatuhan yang ditetapkan sebesar 100%, dan didapatkan oleh WHO tahun 2012 yaitu masih bahwa persentase perawat yang dibawah 75% dimana rata-rata lima melakukan hand hygiene setelah momen kebersihan tangan di kontak dengan pasien sama Bangsal Al Araf sebesar 72,11%. dengan data persentase perawat Tabel hasil kepatuhan SOP dalam setelah kontak dengan pasien yakni melakukan hand hygiene terhadap 100%. Sementara itu pada momen 5 perawat di bangsal Al Araf RSU hanya sekitar 5,56% yang tidak PKU Muhammadiyah Bantul pada melaksanakan hand hygiene setelah bulan Juni. kontak dengan lingkungan pasien. Tabel 3. Kepatuhan hand hygiene perawat terhadap SOP Tahun 2015 Kepatuhan Jumlah Persentase (%) Patuh Tidak patuh Total Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa perawat yang patuh terhadap SOP sebesar 50% sedangkan perawat yang tidak patuh terhadap SOP sebesar 50%. Tabel 2
9 9 18
50 50 100 dijelaskan bahwa sebagian besar reponden (perawat) yang melaksanaakan hand hygiene sesuai dengan SOP RSU PKU Muhammadiyah Bantul masih dibawah standar minimal.
a. Pembahasan 1) Evaluasi input pelaksanaan five moments for hand hygiene a) SDM (sumber daya manusia) terkait pelaksanaan five moments for hand hygiene Penelitian yang dilakukan di RSU PKU Muhammadiyah untuk meningkatkan kemampuan, ketrampilan serta meningkatkan kepatuhan bagi petugas ataupun perawat yang menjadi bagian peningkatan mutu sumber daya manusia dan kualitas rumah sakit adalah dengan mengadakan workshop pelatihanpelatihan atau sosialisasi terhadap pelaksanaan hand hygiene meliputi enam langkah dan lima saat. Pelatihan ataupun workshop dapat memberikan dampak positif terhadap sikap perawat dalam melakukan hand hygiene. Proses sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan dapat
meningkatkan tingkat kepatuhan cuci 4 tangan . Adanya tim monitoring dari tim PPI merupakan bagian dari fungsi pengarahan ataupun penggerakan yang berperan untuk mempertahankan agar segala kegiatan yang telah diprogramkan dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Semakin sering suatu pekerjaan dimonitoring maka kinerja yang dihasilkan oleh petugas akan akan semakin baik karena akan lebih mengetahui lebih banyak kesalahan atau kekurangan dalam kinerja salah satunya dalam melakukan hand hygiene5. b) Fasilitas sarana dan prasarana terkait pelaksanaan five moments for hand hygiene Hasil observasi dan wawancara tentang kelengkapan fasilitas sarana dan prasarana hand hygiene yang disediakan di Bangsal Al Araf tersedia dengan baik. Di bangsal Al Araf bahwa untuk kelas 3 terkendala dengan ketersediaan tissu dan juga handrub ataupun antiseptik. Kelengkapan fasilitas yang disediakan untuk hand hygiene di RSU PKU Muhammadiyah Bantul sudah diatas standar, namun kepatuhan tingkat hand hygiene dalam lima momen kebersihan tangan masih dalam
batas minimum. Pada umumnya kelengkapan fasilitas yang diberikan rumah sakit dengan baik tidak ada hubungannya dengan kepatuhan perawat dalam melakukan hand 6 hygiene . c) Peraturan/SOP terkait pelaksanaan five moments for hand hygiene Adanya peraturan/SOP di rumah sakit diharapan terbentuk standar minimal penularan penyakit, sehingga siapapun yang terlibat dalam kegiatan aktivitas tidak tertular infeksi di rumah sakit. Standar akreditasi rumah sakit tahun 2012 menyatakan bahwa rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan kesehatan7. Penjabaran dari standar itu adalah penerapan program cuci tangan. Peraturan/SOP di RSU PKU Muhammadiyah Bantul merujuk pada pedoman yang diterima secara internasional, misalnya dari WHO atau
Departemen Kesehatan. RSU PKU Muhammadiyah dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi baru dilaksananakan 2 kali dalam periode tahun 2012 sampai 2014. Hal ini tidak sesuai dengan peraturan rumah sakit bahwa menurut Tim PPI RSU PKU Muhammadiyah Bantul untuk pelaksanaan memonitoring ataupun evaluasi seharunya dilakukan sehari sekali atau 1 bulan sekali dengan jumlah sampel 100 orang. Pengawasan dari pimpinannya berpeluang lebih patuh sebesar 21 kali dibandingkan dengan responden yang kurang mendapatkan pengawasan 8 dari pimpinannya . 2) Evaluasi prosess pelaksanaan five moments for hand hygiene Berdasarkan hasil observasi dan wawancara ratarata perawat mengabaikan hand hygiene terkait dengan five moments adalah pada momen satu dan dua yaitu pada momen sebelum kontak dengan pasien dan sebelum tindakan aseptik. Petugas kesehatan ataupun perawat kurang menyadari bahwa tangannya dapat membuat pasien terkontaminasi kuman dari tindakan sebelumnya, setelah menyentuh pasien sebelumnya atau barang disekitar pasien.
Hal ini bisa disebabkan karena perawat lupa atau sibuk atau mungkin karena faktor lain yaitu menghindari tangan menjadi kering akibat terlalu sering melakukan hand hygiene dengan menggunakan handrub, selain itu teknik perawat untuk memutus rantai infeksi adalah dengan menggunakan sarung tangan. Kurangnya kesadaran perawat dalam mengimplementasikan five moments for hand hygiene seutuhnya adalah tingginya mobilitas perawat dalam ruangan tersebut, secara praktis perawat lebih banyak menggunakan sarung tangan dengan anggapan dirinya sudah lebih terproteksi. Hal ini memicu turunnya angka kepatuhan dalam melakukan hand 9 hygiene . 3) Evaluasi output pelaksanaan five moments for hand hygiene Berdasakan hasil observasi pada 18 responden di Bangsal Al Araf RSU PKU Muhammadiyah Bantul didapat angka tertinggi 100% ditemukan pada momen tiga dan empat yaitu sesudah kontak dengan pasien dan setelah kontak dengan cairan tubuh pasien, sedangkan angka terendah adalah sebelum kontak dengan pasien
sebesar 27,78%. Peningkatan ini bisa terjadi karena pada umumnya perawat lebih memproteksi diri sendiri apabila kontak dengan cairan tubuh pasien seperti darah, urin, dsb. Penelitian terdahulu untuk kepatuhan perawat melakukan hand hygiene masih sangat rendah yaitu 48,3%9. Rata-rata kepatuhan dari indikasi lima momen sebesar 71,2%. Hal ini tidak sesuai dengan standar skoring menurut WHO bahwa untuk standar ratarata minimal adalah <75%. Berdasarkan hasil observasi terkait dengan pelaksanaan hand hygiene sesuai dengan SOP sebesar 50%. Perawat harus memiliki pengetahuan cuci tangan dengan benar sesuai dengan SOP yang ada di rumah sakit, supaya pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit dapat dikurangi serta meningkatkan kualitas pelayanan agar pasien dapat merasa aman dan nyaman. 4. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Evaluasi input dilakukan terhadap SDM, fasilitas, dan peraturan. Sumber daya manusia di RSU PKU Muhammadiyah Bantul sudah cukup baik. Rata-rata perawat yang bekerja berpendidikan minimal D3 keperawatan. Pihak RSU PKU
Muhammadiyah Bantul juga menunjang peningkatan SDM terkait dengan five moments for hand hygiene dengan mengadakan pelatihan-pelatihan ataupun workshop, selain itu juga tim PPI melakukan monitoring, hanya saja kurang maksimal dalam pelaksanaannya. RSU PKU Muhammadiyah Bantul juga memfasilitasi sarana prasarana terkait dengan hand hygiene sudah di atas standar walau masih terganjal dengan ketersediaan alkohol handrub. Pelaksanaan five moments for hand hygiene juga didukung dengan adanya peraturan, dimana peraturan terkait five moments hand hygiene mengacu pada WHO dan Depkes RI. Evaluasi process dilihat dari kegiatan pelaksanaan five moments for hand hygiene perawat di bangsal Al Araf belum berjalan maksimal. Dari pelaksanaan lima momen untuk kebersihan tangan masih ada perawat yang tidak melakukan dimana hal ini belum sesuai dengan standar rumah sakit dan peraturan dari WHO tahun 2009. Rata-rata kepatuhan perawat untuk melakukan five moments for hand hygiene yang sering tidak dilakukan adalah pada momen satu dan dua. Hal ini dikarenakan perawat terlalu sibuk dan tidak terbiasa karena sudah menggunakan sarung tangan. Evaluasi output pelaksanaan five momnets for hand hygiene di Bangsal Al Araf RSU PKU Muhammadiyah Bantul dilihat dari
hasil observasi dengan menggunakan checklist yang diadopsi dari rumah sakit. Angka kepatuhan dalam pelaksanaan five moments for hand hygiene pada momen 1 persentasenya 27,78%, momen 2 persentasenya 33,33%, pada momen 3 dan 4 persentasenya 100% dan momen 5 persentasenya 94,44%. Kepatuhan dalam menjalankan hand hygiene sesuai SOP persentasenya ialah 50%. Saran 1) Bagi RSU PKU Muhammadiyah Bantul a) RSU PKU Muhammadiyah Bantul sebaiknya selalu mengadakan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap perawat maupun petugas kesehatan lainnya dalam melakukan five moments for hand hygiene yang sesuai dengan SOP yang ditetapkan guna meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan dari pihak rumah sakit. b) Sebaiknya di Bangsal Al Araf menambah fasilitas terutama pada promosi kesehatan. Menambah poster five moments di bagian yang mudah dilihat oleh perawat. Hal ini bertujuan sebagai pengingat agar selalu melaksanakan apa yang sudah ditetapkan di rumah sakit. c) Sebaiknya pihak PPI, kepala bangsal dan perawat atau
2)
petugas kesehatan lainnya selalu berkoordinasi masalah atau kendala dengan baik terkait dengan pelaksanaan five moments for hand hygiene agar tidak terjadi miskomunikasi guna meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan terkait dengan pelaksanaan hand hygiene di rumah sakit. Kepada peneliti lain Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan instrumen dan metode penelitian observasional analitik untuk melihat faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan perawat dalam menjalankan five moments for hand hygiene di rumah sakit.
4.
5.
6.
7.
DAFTAR PUSTAKA 8. 1. Darmadi, 2008, Infeksi Nosokomial, Problematika dan Pengendaliannya, Salemba Medika, Jakarta. 2. Rikayanti, K.H., Arta, S. K., 2013, Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan perilaku Mencuci Tangan Petugas Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Badung Tahun 2013, Artikel Penelitian, II (1) : 21-31, Bali. 3. World Health Organization, 2009, WHO Guidelines on Hand
9.
Hygiene in Health Care: First Global Patient Safety Challenge Clean Care is Care Safer Care. Ernawati, E. R., Asih T., Wiyanto, S., 2014, Penerapan Hand Hygiene Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit, Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28 (1) : 89-90, Mojokerto. Bahar, B., Pasinringi. A, S., Atihuta. A, J., 2010, “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Mutu Pelayanan di RSUD Dr M. Haulussy Ambon”. Jurnal Manajemen Keperawatan, Vol 1 (2): 45-60. Suryoputri, D, A., Perbedaan Angka Kepatuhan Cuci Tangan Petugas Kesehatan di RSUP Dr. Kariadi, Karya Tulis Ilmiah, Program Pendidikan Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Tahun 2011. Komisi Akreditasi Rumah Sakit, 2012, Instrumen Akreditasi Rumah Sakit, Jakarta. Andaruni, E., Manik, M. J., Natalia, S., 2014, Implementasi five moments for hand hygiene oleh perawat unit perawatan intensife rumah, Jurnal, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Ilmu Kesehatan UPH. Damanik, S. M., Susilaningsih, F. S., Ammrullah, A. A., 2012, Kepatuhan Hand Hygiene di Rumah Sakit Immanuel Bandung, Jurnal Keperawatan, Fakultas eperawatan Bandung.