KUALITAS GARAM, PERILAKU PEMBELIAN GARAM, SERTA KADAR YODIUM DALAM URIN IBU FlAMIL DI JAWA BARAT O M :Iman Sumarm; V i a Kartika; Sri Prihatini don Emvi Sarasnd ~
~
k
r
k
p
i
n
c
t
s
~
~
-
y
o
d
w
~
r
c
f
n
r
amlvemai tdmldl u m m m b n p r m l a a i gondek h k m a h klrclal nmunulpr p r e v a M w o k dan b e h a In& b a pub ~ hhun ZOOa DPIm ~ w p MW g bdomda b e r & l d meyadlsusi pram sewn u n l v e d SeIPrnn yodbld garam SCUPB ltnhersal klum tcrcnpai p d k d m Ibu Palam membcfl garam PIrU bPnyPL acncmtuban bnransl y o d h n~dth116go &Lpls Itu b c k a p a p e n ~menanjrddmnbnhwa Sch* yodiw delam paaPukPn Untvk it0 dlprluknn WoTrnPIf sMu yodbni prPm, WUdm pemWmu pram sc* haburysnap d e q u ~kPdnr yodlum y q dI~dlurinilrhnrid~itetctnhdibdmbn~~420%deea di setlap koeanutan di P1-ophs1Jam BnmC Dl &p desa te+& dhkukaa m n t temsdap M ibu b a d dm margarad ppry dlpilfh m acak Sub osrnpd ibu hunD dip* ucam a d uekltar 4 o r = per dcse ierplllh untuL pnpkuntn e k 4 m s I yodhm Pi d h mh. Di drsp tersebut d b h k a n L P I bad= y d u w dPhm 4 5 maam spmpl paraa sang dijunl dl beberrpo M. Dd 5143 armpel yang dipedlma 2I.l0/*mcmpunyai W a r yadium > 39 ppm 70% m c n , g t m g !odium 4 30 ppn dan 23% tidak rnengmdmg yodium. I)ari 4-28 Ibu Lsmil aampri p d a s a d menddl gurun, 57% mcmilih gumn beqdkun, IL7% mgejm memltIb gp19m tldak b e r y d u m dam 343%lid& peduii. Scbesar 119.6% I k k a d membell ~ l o ~ n 41, wmmag-rary dese Medim & h i pelcun di dabxu UIIII7 0 pg5 y ~ n gmmqj&m nahe keh-an yodlmn. Tldllk diternukan hbroylrul hut nntur propod g u m jodfiun > 30 ppm, propod lba-ibu ymhg sengajn mcmM garam kkpd(Irm d m p n pmporsi ibu hsrnn d mc b W yodim@ d h wln > I00 pglL ynng merrunpldraaa t d m lpPhvaryan yodiunt TYnb hubmgan y q b a t amdam propmi @nuny a d h m :,30 ppm pmpod ikkiba plng =F.@ IIWIII~~ ~ ~ I I Ubc~ndtum dmgm pmporsl Iba h.atl d e w ebkmsi yadbn d.lnm sria > 100 propod Ibo h.ndl d e n m e l u h s l Y-<~')P*
s
wanz:
~~
~~
B
eberapa pengalaman di berbagai negara (Amerika Latin, Afrika) menunjnkkan bahwa penggunaan garam yodium secara universal terbukti mermrunkan prevalensi gondok (1, 2, 3). Hai ini lebih diyalankan oleh pengalaman Guatemala yang menuttjdckm bahwa ketika terjad~kekacauan dimana ketersediaan garam beryodium juga tergangga prevaiensi gondok meningkat. Karena itu tidak berlebihad bih Worid Health Organization (WHO)menyarankan penggunaan garam beryodiurn untuk penanggulangan gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) (4). Sejak WHO mengeluarkan deklarasi den rencana k e ~ a t a nuntuk menghilangkan gangguan &]bat kekurangm yodium (GAKY)pada tahun lW5 (5), Indonesia bertekad @ I,, untuk membebaskan din &ri lahirnja W n baru pada tahm 2000 (6). Sasaran ini akan dicapai-dengan program pngka pendek dengan distribusi kapsul minyak beryodium dan,yodisasi garam secara universal. Sasaran jangka pen&k distnisi kapsui minyak 6eryod1um sudah dimulai s e e tahun 1993, menggantikan suntikan minyak beqodium 4-ang dilaksanakan sejak tahun I974 (7).
untuk
c&erah endemik berat untuk aman diberikan kepsda ibu hamil (8) dan sudah dibuktkm di Indonesia (9) dan negara lain juga disarankan oleh WHO (10). Garam beryodium sudah diperkedcan di Indonesia sejak penjajahan Belanda (1927) untnk daerah Tengger dan Dieng (1 1). Pada tahun 1975 dikeluarkan Surat Kqmtusan Menteri Kesehatan tentang yodisasi garam, yang kemudian dipcrkuat dengan Sural Keputusan Bersama 4 Menteri pa& tahun 1985. Seiring dengan upaya penrngkatan kuaLitas sumberdaya mamisia Indonesia sejak tahun 1993 Indonesia bertekad secara bertlrhap membuat semm garam di Indonesia seaua universal chyodmsi. Tern saja perilaku masyarakat terhadap garam -urn tidak lagi m e n . pmtbq biIa semua garam sudah mengandung yodium dalam lcadar yang cukup. Namm proses untuk umapai yodisasi garam secara universal m e r l u k a n walctu karena baqaknya petani garam kecil di Indonesia. Untuk mengetahui kemungkimn tempinya sasaran tahun 2000 yang bebas lahvnya kretin bam, perlu diketahui bagaimma status yodisasi gamm saat ini. Selain itu perlu juga diketahui perilaku t h dalam pemberian garam. ~engguaaankapsul minyak beryodium
mmperccpat penunman- GAKY terutama h5hisme ini
Penditianird'berbnjenmuntukmempctkirakan~garambetyadmmdiJawa Barat dengan cara pengukuran kada yodium di dalam garam yang diJual di warungwarung di desa sem pilihan ibu pada saat membeli garam. Selain itu juga dilakukan pengukwiu~kadar yodium di dalam urin sebaga~ upaya untuk memperkirakan kedcupan konsumsiyodium dalam masyarakat.
cara Penclirian dhkukan di Propinsi Jaw Barat Semua kecamrnan (926) di Propimi Jawa Barat dipilih sebagai sampel. Di setiap kemmatim secara acak dipirih 200h desa, minimal 2 desa per IuxamUm. Dengan cara ini terpilih 1530 sampel desa. D i setiap desa tern dilakukan penytlsrman daftar ibu hamil, dari daftar ini terpilih secara acak 30 t h barnil sebagai sarnpel. Daiam penelitian ini terliput 45928 saxupel ibu hamil dan ibu menyusui. Irlfonnasi perilah ibu dalam membeli garam dikumpulkan dari sampel ibn bamil(30 orang/desa). Dari sampel ibu hamil dm menini dipilih sub sampel untuk mengukor kadar yodium yang dikeluarkan melaiui urin Pengambilan sob sampel dilakukan dengan memilih secara acak 4 ibu hamil/menyusui dari setiap 30 sampel ~hhamil di setiap sampel desa %banyak 6263 sampel win dapat
Dimashg-masingdesadesaujikadaryodhmdidalam~yangBijualdi wamng S-I yang diambil adalah 5 garam y m g berbeda, bailr merek maupun benSarnpel garam yang dapat diperiksa berjwnlab 5 143.
wa-
FWilaku i h tentaug pcmilihan garam yang dibeli dhmp&an tdadap sampel i h hamil yang dipalpasi keknjar g o n b y a .
dengan
Ksaar yodim di ddam garam dildav dengan iodioatest yaug dipmduksi deb KindaFarma Denganalatinibanyamdiidentifik;asi kadarybdiumdiatas 30 ppm, kurang dari 30 ppm am tidak ada. Kadar iodium di dalam urin diukm dari sob sunpel ibu bamd (4 cmmg per desa) deqm metode "acid digrmon" sesuai dengan anjuran WHO, Unicef dan ICCIDD tahm 1994. Yang din%ur adalah rasio ycxhum yaeg diddmi rnelahri ~ g r a Karena m kesalitan ~ dalampqambih nrinsehm 24 jam, sesuai dengan kmsulltasi WHO, Unicef and ICClDD tatnm 1994 maka dignnakan min
sewakta. ..
EI.rsI
Scprti~diatasyodhasiyodisasi~secaralmmenal~ ~ ~ e n s i $ a P d d r d i G u a t ~ d a n ~ ~ d i ~ S e j a l r t a 1993 Indoocsia bertekad untok m e k h h n p c b s i garam szcm Cmivasat. Hal ini
. .
drtMgokkan~~program-peaanggnlangao~yang d i t a n g a n i o k h t i m ~Untnkmqetahirealisasi . Uari tekaddi ata~ptrln c i h t i h i kadar yodium ddam garam yang dijual di desadea
KactaryadmmdarieddtrrrSsampelgannnyangdijostdi~~didwa
sampcl diqjikm di dalam laparan ini. Sebanysk 5143 sampd garam dari 1530 desa &ai 526kecamm (semoa kecaaadandiprapinsi JawaBarat)di@i kadarpodimnnya N a n n m d e n g i m a l a t y a n g ~ d a l a m p e n e l i t i a nyaitn-h!~aQpat ~~yodnrmdiam30ppm,~yodimndibawab30ppm~kadsr yOamm 0 (ti&& dapat d i M dengan alat ini, Isarena dit'bauah bata kadar yadkYn hermaah faog dapat Weksi diengan alat ini). !%man garam lmpchm di tiap! D a d Tingkat II ~~) di Jarra Barat dis@m di TaW 1. S a S . 3 uannn dsri 5143 sunpel galam yang d i p b a , hanyi? 27.1% kads , ' sgarat (di a t . 30 ppm), ddam pmpol.si y m g besat (7W/' -yaaS Qempnayai kadar yodinm lnuang dari 30 ppm, sedaugbn 2.m ti& mclzgamdung podnun (tidsk tiapt dideteksi dengan idnattst). Namun ~ a l l q dfpmm E 3 l p yadmm hanya taxbar di 12 dari 25 Dati ZI di Jawa Bamt, yang sermranya manpakan daerah k a b q e a Kabopaten dmgm propasi sampel taqm yodi~llm di adas d;m W'adalah !Mxmg, b g a a propwsi 23.8% menyasul I(abupaten Bogor 10.1% IMqatm Gar& 9.m KarPwaag 8.5% clan Bekasi 5.4% Sedanglgn gafam tanp gadimn di bawah 5% adalah lbbmptcn Sukabnrm, JijmduEg, '
-
~admhya,Krmiog;m,Cirebon,IndmmyadanPnrwakartaGelainkabt4Jatenyang berdebm di ba@ eqphpamai Utara Jawa Barat, yaitu Subang, Kmmmg, Bdrasi cwtajaga~yaagtettetakrtlatifseiatandimaoaditemukaagaiamyartgti~ ~cag-g yaQna Praporsi P g cularp -7 yaiu Kabnpaten Bosor Gantt. Asal garam yang dijuat di doa khp&en itti ti& ditelusuri di dalam penelitian ini.
Sumamo, Iman; dkk
Tabel 1. Sebaran garam nmumt kecukupan kadar y o d h menurut Dati I1 di h p i n s i Jawa Barat Kodt
1.
2. 4. 3. 5. 6. 7. 8. 9. 10 1 1. 12. 3 14. 15. 16.
17.
IS. 19. 20. 7 1.
72. 73. 74. 75
G
v
-
KabrrpaaenPandegtm~ KabupatmLebak
KabUpsteo"tr!(JT Kabupaten S abumi Kabupaten Clanjur Kabupaten Bandung Kabupaten Gamt Kabupaten Tasikmalaya Kabupaten Ciamis Kabupaten Kuningan Kabupaten Cirebon Kabupaten Maiafehgka Kabupaten S u m d m g
Kabupaten lndramayu Kahpaten Subang Kabupaten Purwakarta Kabupaten Karawang Kabupaten Bekasi Kabupaten TangKabupaten Serwg Kotamadya Bogor Kotamadya Sukabumi Kotamadya Bandung Kotamadya Cirebon Kotamadya Tangerang
Jms Bnrat
P e w tsplpCl deUgan hdnryo4imn >3Oppm e30ppm Oppm
23.0 45.6 32.6 29.3 6.0
41.8
25.6 22.7 21.0 19.3 20.8 33.9 26.5 22.1 28.7 29.8 9.0 16.3 33 3
77.0 54.4
57.3 68.8 94.0 56.7 64.5 76.2 79.0 78.2 78.7
66.1
33.3
73.5 77.5 47.6 69.4 82.6 78.3 66.7 77.7 65.1 46.7 52.2 51.9 66.7
27.1
70.0
22.3
34.9 53.3 47.8 48.1
0 0 10.1 1.9 0
1.4
9.9 11 0 2.5
0.5 0
0
0.4
23.8 0.8 8.4 5.4 0 0
0 0 0
Jumhh ampel
1% 195 368 208 215 347 273 273 291 280 342 218 170 267 164 124 199
IM 192 247
0
43 15 209 54 69
2.9
5143
0
Perilaku pembelian garam menjadi sangat penting mengingat masih ada garam di pasaran yang kurang kandungan yochumnya bahkan ada yang tidak mengandung m u m sama mi.Tabel 2 menyajikan penlaku sampel ibu hamil Warn membeli garam di warung-warung di desa. Sebesar 57 % dari sampel ibu harnil sengaja memilih garam bayodium pada saat membeli garam, 8.7% sengaja mernbeli gatam tidak beryodium, sedangkan 34.4% tidak peduli kandungan yodium dari garam yang diilinya. Bib diperhatikaa lcbih lanjut tam@ ada tiga kabupaten di mana lebih dari 20% sampel sengaja membeli g m m yang tidak beryodtum, yaitu Kabupaten Serang, Kamwang dan yang tertinggi Kabupaten T3ekasi (3 1.9%). Sedangkan di Kabupaten Subang 19.6% dan di Kabupaten Indmnayu 15.4%. &&upaten-kabupaten ini sangat dekat dengan praduksi garam rakyat di pantai utara Jam Barat. Kabqmtn di bagian sdatan Jawa Barat yang mempunyai prsporsi sampel yang sengaja membeti garam yang tidak bayodium cukup tinggi (di atas 10%) adalah Kabupaten Sukabumi, Ciamis dan baMran di Kabupaten Bogor 42.2%.
Sumam, Intan; dkk
Tabel 2. Sebaran ibu hamil menurut perilaku pembelian garam menurut Dati II di Propinsi Jawa Barat
NO
1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 I 1. 12. 13. 14. 1 5. 16. 17. 18. 19. 20. 7 1. 72. 73. 74. 75
KabupateWamadya
Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten B or Kabupatm ~ E a b u m i Kabupaten Cianjur Kabupaten Bandung Kabupaten Ganrt Kabupaten Taslkrnalaya Kabupaten Ciamis Kabupaten Kuningan Kabupaten Cirebon Kabupaten Majalengka Kabupaten Sumedang Kabupaten Indramayn Kabupaten Suban Kabupaten d a r t a Kabupaten Karawang Kabupaten Bekasi Kabupaten Tangerang Kabupaten Serang Kdamadya Rogor Kotaaadya Sukabumi Kotamadya Bandung Kohmadya Cirebon Kotamadva Tanpang
Jawa Barat
P e n n dalam rnembeli y n m
'
!
Jumlah rampel
Benwlium
Tidak beryodium
Tidak peduli
61.8 34.8 65.7 58.1 62.6 69.5 69.8 66.7 46.3 6a.O 49.8 64.0 54.8 45.3 50.6 43.1 30.1 40.3 45.6 39.2 92.8 98.7 87.7 82.7
2.5 4.8 42.2
87.4
7.1 1.5 6.2 2.7 10.3 6.2 9.2 3.2 5.0 15.4 19.6 0.2 22.8 3 1.9 0.8 23.0 4.2 0 1.4 4.2 3.8
35.9 60.4 33.0 32.5 30.3 29.0 24.0 30.0 43.4 27.8 41 O . 32.8 40.2 39.3 29.8 56.7 47.1 27.8 53.6 37.8 3.0 1.3 10.9 12.1 8.8
2006 1742 3249 2375 1855 3042 261 9 267 1 2414 2285 2558 200 1 1658 1918 1524 1200 1837 1678 1836 2583 360 300 1567 260 390
57.0
8.7
34.3
45928
11.5
d
Tempat pembelian garam memberikan informasi cara penyebaran garam sampai ke konsumen. Tabel 3. mejajikan informasi danrnana rumahtangga memperoleh garam. Secara umum sebagian besar ibu nunahtangga di Jawa Barat (89.6%) rnembeli garam cb m g desa tempat tinggal mereka, rnenyusul pasar (5.2%) pedagang Pedagang keliling keliling (3.9%) dan yang terkecil adalah pembelian di toko (0.m)). ternyata mempunyai peran yang cukup penting Qiam distribusi garam ke nunah tangga di beberapa daerah tingkat 11. Di Kabupaten Indramayu 27.8% dari sampel ibu hamil biasa rnembeli garam di +gang keliling. di Krtbupaten Bekasi 21.6% & Kabupaten Subang 16.9%dan & Kabupaten Karawang 13.2%. Keempat kabupaten ini berada dekat dengan daerah petani garam. Sedangkan daerah dimana > 10% sampel ibu hamil rnembeli garam di pasar adalah Kabupaten Majalengka dan Kotmadya Cirebon.
-
Ras-mmrm
-. W
m
1. 2.
-hr&@tng
KabnpatenLebak
90.5 98.5 92.6
4. 5. 6.
-%&mu KabupetenS
97.5 98.4
7.
K&lp&nGand
8. 9. 10 11. 12.
3
14.
15. 16.
17. 18. 19.
20.
: ;73. 74. 75
KabnpstenChjw
KabnpaMBandrms
KabqwcnTaslhaalays K&nqden Ciemis Ka&upalenKumngm I(abupte0 C~wboo KabupatenMqalagka Kebupaten S m d a n g KabqWenInmamayU
Katumten-
Kabupaten KabupatenKabupatenEkk~s KawTm KabqmtenSemg
=zL
902 94.3 93.7 93.3 96.2 88.8 80.7 44.3 68.4 78.5 96.3
Tab
7.1 1.3 5.9 1.9 1.1
0.1 0 0.4 0.1 0.3 0.5
7.5
5.1 5.6
93.2 870 99.7
3.6
80.7
69.6
lW.6
0.4
0.3
0.4 0.4
6.1 2.9 2.4 16.1 4.7 0.8 2.6 1.5 43 7.1 2.7
87.7 88.4 KaCamadva B Ko&m&a Cireh , 81.5 K ~ ~ a T a n g94-2 ~
J n n Buclt
Pmmr
2.4 2.1
1.0
0
1.1
1.4 132 31.6 3 15 x.3 0 0.1 0 1.0
1.4 5.3 2.2
2.7 1.5
1.7
02 0.4 02 0.3 0.3 0 0.1
02 6.1
0.8 1.2 12
1.2
0.6 0 0.5 0.1 0.2
1.6 02 0.6 0 0 0.1 0 0
0 27.8 16.9
2.8 1.8
\
9.0 15.4
I . i , hh
0.8
87 ' 0.5
6.7
P * .
u
~ i ) ,
0.1 0 0 0.7 0.2 02
2006 1742 3249
2375 1855 3042 2619 2671 2414 2285 2558 2001 1658 1918 1524
12a) 1837
0
1678 1836 2583 360
0 0.1 0
300 1567 269
0
3N
Q2
43928
0
I
~yollrrr,clola*rivirr -,
TaW4 ~ ~ t k s b e s i ~ u m ~ s d b ~ i b n B a m d l b mcnyumiditfapDati iIdi JawaBarat. DiiE25Dati I[ Ui Jawa Baratbqa 5 pang meslpanpai mcctianelrskresi yodmm ~ndaini miaa %7tasI00 fl, balrhm ads dm Dati 11 dmgm media kadar podmm di Warn urin 1bawah SO &, vaihr K&!patea ~sdaaKabopeknParwakWa.Pt;:capsnraetilZS~yadiaadi&imuria s d a l a h 3 8 ~ , m ~ k 4 t k 2 3 % & g l m p d i b u ~ ~ y a b r m ~ ~ ~ m d d u i m i n d i ~ 3 8 ) I g n a t a u k ~M ku m ~ asbdaeg n g sampgi-
~8oWapcrllslmpad&angaranr~kadaryodimud&eEemurin
~ ~ t o n h s i T a b d 5 ~ k o r d a s i ~ ~ p t r i l a pembelian garam, kadar yodium di dalam garam dan kadar yodim di dalam uria Pusengaram~kadaryodhmdiatas30ppmltrernpnrgaikarefasipositifyaag redah dengan median kadar yodium di dslam min, denproporsi sampel dengan kadargablumdi dalamarindi atas 100 &I &an . mmnpmpi hbmgan negatifyang nendah dengin pqmrsi sampcl kadar yodimn di dalam arin kurang dafi SO @. DemiIdan puI8 piupmi sunpel yang manbeli @-am bcrjdium &qan k&ga nilai yactium di ddam arie Rompsit variabel propwsi param dengaa gadar -Wum ysng cukupdh11kan deagaa praporsi smpcfyaug m & a mcmbefi garam beryodium, juga mempraypi tinkbnlasi yang sama dengan kdga pdmh kadar yodium di dslaar tuin walaaprn dengan tin* korelasi yang nlatif lcbih tine.W d a p m arah korelasi sodah logig semakin tinggi proporsi garam dtngan kadar yodium yang mmcnohi~semaklntinggi~yadiumdalam~~lasi~dan semakin mdah p q m i sampei dengan kadar yadium di dalam urin < 49 Crgn (korelasi mgdtit), mmm Oarmalasi tidak ada ylmg s i g d b a (a), lcamajmnfah kasrrs haqa 25.
.
Tabel 5. Mftrik ko&PPi periiaku peodbcliaa grrrm demgm krdar yodim dalam urin pada tingkat Dati 11di hopinsi Jawa Bamt Ihmmsi Gamm Persen Sengaja Beti KadarYodium Persca k'odiasl Cukup Yodium Garam > 30 ppm Garam Beryodium Dalam Urin '
Median
>loo@ L
<49
P@
0 11 0 13 -0 25
0.2 1 0.25 -0.32
0.23 0.24 -0.36
* hopom g a m dengan kadar yodim culcup kali poporsi ibu yang memilih garam m
u m
Pemeriksaankadar yodium di dalam garam yang &pal di warung-warring di desa sampel menunbahna hanya 27.1% yang mempunyai kadar yodium yang memenuhi penyamtan, namun hanya 2.9% yang tidak mengandung m u m sama stkati. Hal im rnermnjuld;an bahwa pada umunmya garam yang dijual di pasar mengandung yodium. Penemuan in.jauh lebih buruk dari penemuan survey cepat yang dilakukan pada tahun 19% Pada survey tersebut Qtemukan bahwa di Jawa Barat 52.9% garam mengimluq yodium memenuhi syarat (12). DaIarn penelitian ini ditemukan sebmw 70% sampel garam mempunyai kadar yodium yang tidak memenuhi syarat. Hasil penelitian >ang dilakukan oleh Moeljanto (13) pada tahun 1985 di Indonesia ditemuban bah~agaram yang mengmdung 40 ppm + 25% berlusar antara 10-200/.. &ymgaya kedm h a d ini tidak dapat dibandingkan karena batas yang digunakem berbeda. Banyaknya garam dengan kadar yodium di bawah batas yang dianjurkan mmgkin tej& karena yodium t m k u r a n m g pada pn>ses penyimpmq seperti yang telah ditunjulrkan Qlam penelitian di Puslitbang Gizi oleh Sutrisno (14) pada tahun 1987 dan Irawati pada t a h n 1993 (15). Keadaan ini dapat diperbaiki dengan perbarkan tekndogi iodisasi garam di pabrik-pabrik pengelolaan garam. KCcilnya propom garam yang tidak b e q d u m membcrikan indikasi bQhwa pa& prinsipnya sebagian besar produsen m u rnelakokan yodisasi, kareaa itu yang penting adalah pembinaan. termasuk perbailran teknologi bila diperlukan. Bila 97% dari garam yang dipasarkan mempunyai kadar yodium yang memenuhi syarat maka kemungbnan konsunsl odium masyarakat Jawa Barat akan dapat memenuhi kebutuhan. Sayangnya dari studi ini tidak tersedia infonnasi berapa persen garam yang dijual berlabel garam tkzydum Demikian pula info& pmporsi garam yang mengandung ksdar yodium yang memenuhi syarat dari garam yang berlabel beryodium. Kemungkinan besar garam yang beryochum cukup dan kurang dari 30 ppm adalah g m m yang berlabel beryodium. Kalau asumsi ini benar, maka pembinaan dengan pendehtan hukum mugkin akan dapat dilakukan. Hal yang perlu mendapat perhatian adalah Dati I1 dimana proparsi garam tanpa yodium sangat besar sepertl Kabupaten Subang (23.8%). Bogor (10.1%), Garut (9.9%) serta Karawang (8.4%). Daerah Kabupaten Subang sangat dekat dengan prolfusen garam @etani garam) tradisional di Pantai Utara (daerah Eretan), ymg kemungkinan
Sumamo, Zman; dkk
produlrsinpa d i m di daerah Subang dan Karawang. Tetapi gararn di Kabupaten Bogor Yang menqwbn basil produksi pabrik tidak diketahui asalnya. Sayangnya karena masalah telcnis, disbibusi garam tak beqod~umatau yodiumnya kurang dalam kabupaten tidak dapat disajlkan di sini. Bila distribusinya hanya pads kecamatan tertentu upaya pmnggulangannya &pat dipusatkan pada kecamatan bermasalah. Mengingat masih banyak garam dengan kadar yodium yang tidak memenuhi syarat bahkan ada yang tidak mengandung yodium sama sekali, perilaku ibu mmahtangga ddam mefnilih garam menjadi sangat penting. Dari 45928 sampel ibu bamil, 57% menyatakan sengaja me& garam yang beryodium pada saat membeli garam. Namun yaag mengejutkan 8.7% menyatakan sengaja membeli garam yang tidak beqa.bum dengan alasan harga dan rasa. Sayangnya informi ini pun tidak tercatat dengan ba& karena diluar ruang lingkup dari studi pemetaan GAKY ini. Diantara kedua kutub ini ada 34.3% dari sampcl ibu hamil yang tidak begrtu -m apakah garam yang dibeli mengandmg yodium atau tidak. Perilah kelompok ini tidak akan menimbuhn masalah bila semua garam mengandung yodium. Namun karena tidak semua garam beryodium, kelompok ini petlu mendapat motivasi untuk memilih garam beryodium. Kelompok ini munglan lebih mudah untuk dipendiidingkan dengan mereka yang sudah punya sikap menolak garam beryodium.Melihat rnasih relatifbesaraya pmporsi ibu harm1 yang tidak secara sengaja memilih garam beryodium dan masih adanya garam tidak beryodium di pasar, maka perlu dilakukan penyuluhan yang dapat memotivasi mereka untuk sengaja memilih garam beryodium. Untuk memberikan rase aman dengan kepastian bahwa yang mereka pilih adalah garam dengan kadar yodium yang cukup, perlu diberikan keahlian dan alat (seperti iodinatest) kepada masyarakat. Penolakan garam yang yodiumnya kurang memenuhi syarat juga dapat memberikan pengaruh hilangya garam tidak beryodium dari pasar karena tidak tahu. Sebagian besar (89.6%) rumahtangga sunpel memperoleh garam dari warung yang ada di desa. Ini berarti pemantauan kadar yodium &lam garam dapat dilakukan di gmir-gnxir. Rata-rata ebkresi yodium dalam urin adalah 70 pgL atau di bawah batas normal 100 Crgn. Kalau d i l W hanya 27.1% dari garam yang dijual memenuln minimal kadar yodium 30 ppm dan hanya 5% yang sengaja memilih garam beryodium, rnaka nilai tkskresi @urn dalam urin 70 p@L adalah ha1 yang wajar. Apabila proporsi ibu yang mengkonsumsi kapsul betyodim sebagai sumber y d ~ u mlainnya di Jawa Barat hanya 10.6% (15). Ditambah lagi fakta yang ditemukm pada beberapa penelitian akhir-akhir ini menmjukkan bahwa penggunaan bumbu tertentu terutama asam dalam pengolahan menghtlangkan kadar yodmrn dalam proporsi yang sangat tinggi, bahkan pembuatan samba1 hampir menghilanglran seluruh kadar yadium (Arya, 1993 dm 19%), serta penelitian yang dilakukan Puslitbang Gizi. Kehilangan yodium dengan cwa pemasakan berbagai jenis masakan di Indonesia berkisar antara 54.4% sampai 99% (16). Kalau ha1 ini banar, rnaka iodisasi garam tidak ada gunanya. Namun melihat pengalaman negaranegara Amenka Latin dan Afrika yang juga banyak meriggundm rempah-rempah m e n u n . bahwa iodisasi garam menurunkan prevalensi gondok menimbulkan teka teki yang setius. Bila kita merujuk pada penelitian kadar yodium daIam pemasakan, tampaknya iodisasi garam tidak ada gunanya karena semua atau sebgian besar yodium dalam garusak. Namun bila kita lihat pengalaman negara-negara Amerika Latin
dan Afrika menmjukkan bahwa iodisasi garam sangat -4 salah satu yang tejadi d a h h balnva ptxuasakm yodium membentuk w w a lain yang tidak bka dideteksi dengan tirasi yang digunakan untuk menguji kadar y o d i m dalammasakaa Rendahuya korelasi antara kadar ywbum dalam win dengan kadar yodium dalam garam dengan prilaku pembelian garam dan komposit peubah untuk ptoksi konsumsi garam dapat terjadi karena beberapa alasan tersebut di atas, yaitu adanya faktor konsumsi kapsul rninyak beryodium dan suntiltan rninyak beryodim serta serta adanya kerusakan yodium pada saat pengolahan makanan. Faktor lain juga munglan adany-a konsumsi zat penghambat yodium. Konsumsi goiterogenik banyak diungkapkan sebagai fUa penting terjadiqa goiter di negara-negara berkembang t e n di Afiika, dimana konsumsi slngkong relatif tinggi (17.18%). Namun beberapa ahli bergendapat bahwa bila kadar yodim dalam garam cukup, maka goiterogenik tidak banyak mempengaruh keadaan kecukupan yod~wn.Namun penelitian-penelihan yang menunjukkan hilangnya atau tidak dapat terdetelcsinya yodium dalam makanan, menimbullcan pertanyam apakah benar goiterogenik tidak berpengaruh. Hal ini munglan juga dipengar& oleh banyaknya zat g o i t e r o w yang dikonsuxllsi. Musinmusim dimana konsumsi slngkong meningkat menggantikan rnakanan pokok ada k e m w n a n pembentukan thicynate meningkat (19). Selain itu dikenali juga adanya kontaminasi bakteri dan kes&han air minum yang berpengaruh terhadap prevalensi gondok (20).
Dari 5143 sampel garam yang bemsai dari s e l d (526) kecamatan 1530 desa di Propimi Jawa Barat, 2.9% tidak terdeteksi yodump,70?4dengan kadar yodium kurang &xi 30 ppm dan 27.1% dengaa kadar yod~umdi atas 30 ppm. 2. Dari 49528 sampel ibu hamil dan men57% sengaja memilih garam beyxjinm pada saat membeli garam, 8.7% sengaja memilih garam tidak beryodium dm sisanya 34.30/0 mcmbeli seadanya di warung maupun penjaja atau 1.
3. 4.
5.
toko. Sebagianbesar sampel i h hamil da.menynsai h l i garam di warung desa tempat tinggal mereka. Median kadar yodim dalam urin berkisar antara 44 p@ sampai 120 Clgn dengan media keseluruhan 70 pg/L yang mermnjukkan keoenderungan kelManganyodium. Tidak d i m korelasi yang erat antara propmi garam dengan kadar yadium yangcukupsertaproporsiibuWyangsengajamembdi~bery~di suatu wilayah dengan kadar yid~umdalam win ibu hamil dan menyusui.
-
Imglllusi dam Saran 1.
besarnya -si sampel garam yang beryodimn ~ ~ k u r a r i g d a30r ppm, i dapat memberikan irzdiLasi adanya kemauan dari pengusaha garam untuk melakakan penambahan yodium dalam garam,
Sumamo, Zman; dkk
2.
3.
k m m itu pembinaan kepada kdompok ini, baik dari segi teknis dan non teknis sangat diperlukan mtuk mensukseskan yodisasi garam secara universal. Perlu dilakukan penelitian cara mengukur kadar yodium dalam masakan untuk memastikan kebenaran hilangnya y b u m dalam pernasalcan, karena disaw fihak banyak bdch bahwa y d s a s i garam m r a universal menurunkan prwalemi gondok, namun pemeriksaan kadar - d u r n dengan titrasi menunjukkan berkurangnya kadar yodium yang dapat dideteksi. Perlu dilakukan peningkatan kernampaan masyarakat untuk dapat mengidenufikasi garam dengan kadar yodium yang sesuai dengan anjuran. Cara ini disatu fihak mempercepat peningkatan konsumsi y d u m dari gram dan dilain fihak juga menumnkan penjualan garam dengan kadar yodium yang tidak menlenu hi syarat .
Rujmkaa 1. Stewart C.; et al. Salt iodine variation within extended Guatemala community: The failure of intuitive apsumption. FNE 19%. 17(3):258-261. 2. Kavisbe F.P. Can Afica meet the goal of eliminating iodine-defckncv disorder bv the p a r 2000. FNB 19%,17(3):262-267. 3. Mannar MGV.Control of iodine deJciency disorder by iodinatio* ofsalt: Strategy
lor developing countries in Hetzel et al.(eds). The prevention and control of iodine deficiency disorders. Amsterdam: Elsevier Science Publisher, 1987. 4. WHO. Indicator for uswssing iodine dejciency disorder and their control througt salr iodization. Geneva: World Health Organization, Unicef, ICCIDD, 1994. 5. WHO. The world declaration and plan of action fir nutrition. Geneva : World Health Organbkn, m b e r 1993. 6. Indonesia. Garis-gmis Besar Haluan .Vegara. Pelita W,1993. 7. Direbrat Gizi. Program penunggulangan gwrdok endernik di Indonesia. Jakarta: Direktorat Gizi Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Dep Kes.RI. 1976. 8. Dulberg E.; Widjaya dan Djokomoeljanto. Evaluation of iodination program in Cenb-a1 Java with reference to the pwention of endemic cretinism and motor coordination defects. Current problems in thymid research. Exerpta Medica, AOTA 1981:394 p. 9. Durn J.T.Iodized oil in the treatment and prophylaxis of IDD. in: Hetzel a.ai.(eds). The prevention and c o d pf iodine deficiency disor&rs Amsterdam: Elsevier Science Publisher, 1987. 10. WHO. Safe use uf iodizet oil to prevent iodine deficiency in pregnant wornen. Bulletin of lhe World Health Organization, 1996,74(1): 1-3. 11. Delange F. Administration of iodized oil duringpregnanqv: a summary of the published evidence. Bull.of the World Health Organization 19%, 74(1): 101 107. 12. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. info pangan dun gizi 1996, VII(1): IS. 13. Djokomoeljanto R Hasil studi tentanggangguan akibat kurang yodium (G4KY) di Indonesia dun pemetaan nasional ga@ 1997. Disajlkan dalam temu ilmiah dan simposiurn nasional I11 penyakit keienjar timid, Nopember 1996 di Semafang. 14. Soetrisno, U.Beberapafaktoryong dapat menumnkan kadar yodium dalam garam beryadiurn, PeneIitian Gizi dan Makanan 1985,8(2):20-28. 15. Irawati, A. Kador zat iodium dari g a r m beryodium selama proses pengemman, penyirnpanan dun penangunan di rumahtangga di wiloyah Bogor. Bogor: Penelitian Gizi dan Makanan 1993,16(6):38-44. 16. Abunain, D.; dkk. Studi pemetaan g a b di Propinsi Jawa Barat. Bogor: Puslitbang Gizi Direktorat Bina Cilzi Masyarakat 1996.
-
-
-
17. Dabro, A.M.; dkk. Kestabilm iodiunr &lam garam pada berbagai jenis m a k n n
di Indonesia. Dalam: Kumpulan naslcah temu ifiniah clan shposium nasional III penyaklt kelenjar h i d . Semamg: Badan Penerbit Uaiversitas Dipmegoro 19% : 285-293. 18. Boardoux, P.; et al. Evidence that cmsuva ingestion increase rkiaymate
f m t i o n : a possible et~ology factor in endemic goitre. J.Clin.Endocrinologyand metabolism 1978,46(4):613-62 1. 19. &tan E.; Cooksey RC clan Lmdsay RH.Factor other than iodine defiency in endemic goitre. Goitergen and protein-colorit? malmtrition. In Toward the eradication of endemic goitre, cretcnism and iodine deficiency 1986, pp.2844. 20. Gaitan, E.; tt al. Goferprevalence and bacterial contamination oJwater supplies. J . C l i n . E n d ~ I o g yand metabolism, 1980,5 1(5):957-961.