DUKUNGAN PEMBiBlTAN DAN BUDIDAYA TANAMAN WW HUTAN UNTUK KELESarARiAN lNlDUSTRl PULP DAN MERTAS Dr. Makmefr Oamanik Manager Penelitian dan Pengembangan PT Inti Indorayon Utama
FT.Inti Indorayon Utamaa, adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri Pulp dan Rayon. Meskipun PT. h t i Indorayon Utama memperoleh HPI-I yang cukup Iuas di daerah lingkar Danau Toba, kehadiran PT. Inti Indorayon Utama tidak sekedar memanfaatkan kayu dari hutan yang ada. Sebab selain tidak mencukupi juga iidak berkesizlambungan. Dikarenakan hutan alam yang ada dimuka bumi ini jenisnya sangat beragam, tentunya akan beragam pula terhadap kandungan sellulosa (Holo sellulosa dan alpha sellulosa), li , pentosan serta basic density dan ketebalan kulit kayu (Tabel lampiran I). Keadaan ini akan berdampak terhadap penanganan kayu (pembuatan chipper), proses pulp, dan muiu produk berikuinya (rayon atau kertas). Disarnping itu, tanaman hutan alam yang ada dapat dikatakan tanaman yang pertumbuhannya sangat lambat (slow growth). Menyadari hal itu, untuk memudahkan penanganan kayu, proses pengolahan pulp serta meningkatkan rnuiu produk selanjutnya (kertas atau rayon), dan T'. Inti Indorayon Utarna membangun pusat pernbibitan berkesinambungan, I dan Hutan Tanaman Industri (HTI) dengan jenis tanaman yang perhmbuhamya cepat, dan memberikan kualitas pulp yang tinggi, sehingga produk selanjutnya (kertas atau rayon) mempunyai kualitas baik.
2. Pernilihan 3enis Tanaman HTI PT. Inti Indorayon Utama, sebelurn melakukan penanaman dalam skala besar, sebagai pengganti tanarnan pinus dan hutan alam terlebih dahulu melakukan survey dan pengarnatan terhadap tanaman yang tumbuh di sekitar areal IIPWI. Berdasarkan studi dan temuan lapang (kesesuaian lahan), FT. Inti Indorayon Utama mernilih tanaman Eucalyptus (tanaman berdaun lebar) untuk kegiatan HTI ; disamping tanaman Pinus sp dan Acacia sp. Disamping berdasarkan kesesuaian lahan, pemilihan jenis tanarnan Eucalyptus, Pinus sp dan Acacia sp juga didasarkan atas keunggulan comparative (mempunyai regenerasi yang tinggi, dapat tumbuh pada tanah dengan kesuburan rendah, relatif tahan terhadap kebakaran, dan dapat memproduksi biomasa dengan cepat) dan ekonomis (dapat dijadikan bahan baku pulp & rayon) yang dirnilikinya. Karena areal H P W I PT. Inti Indorayon tersebar diberbagai kondisi, jenis tanah, iklim, dan ketinggian tempat, maka dibuat tabel penyebaran jenis tanaman. Tabel 1 menunjukkan penyebaran jenis tanaman dengan jenis tanah, kedalaman effective akar, dan ketinggian tempat. Dari tabel ini terlihat, tanaman Eucalyptus dapat tumbuh pada berbagai kekggian dan jenis tanah, narnun diprioritaskan pada tanah yang rnemiliki kedalaman effektif > 60 cm, tanaman Acacia dapat tumbuh baik di berbagai jenis tanah, dan ditanam pada tanah-tanah yang memiliki kedalaman effective 40 - 60 cm, pertumbuhan tanaman ini akan lebih baik bila ditanam didataran rendah. Tanaman pinus memi4iki pertumbuhan yang sangat lambat (dibanding Eucalyptus dan Acacia), tanaman ini akan turnbuh baik jika ditanarn di dataran tinggi walaupun di berbagai jenis tanah (pada tanah-tanah yang mengalami degradasi). Dengan kata lain, semua kondisi lahan yang ada dapat tertanami dan termadaatkan secara optimal. Karena pada waktu itu Teknologi Eucalyptus belurn banyak diketahui dan dikembangkan di Indonesia, maka pada awal1988 PT.Inti Indorayon Utama membentuk Dept. Research and Development yang bertujuan untuk mengkaji teknologi Eucalyptus melalui penelitian-penelitian silvicultur, pemuliaan pohon Clan pengendalian terhadap hama dan penyakit, baik untuk jangka pendek, menengah dan panjang. Melalui penelitian ini, pada masa mendatang, kebutuhan akan bahan baku pulp dan rayon tetap terpenuhi.
3. Pengembangan Bibit Tanaman HTP di Pembibitan Dalam upaya menjamin keberlanjutan penyediaan bahan baku, PT Inti Indorayon Utarna telah mengembangkan Research and Development yang pada tahap awal difokuskan pada kegiatan pengembangan bibit tanaman HTI dan pembudidayaamya.
,@~~~~:~<):,"
~uftg
i(efias
Tabel 1.
Jenis Tanaman yang Meinungkinkan untuk Didistribusikan di HPWn P. Sidempuan
L Lime Stone
I
1 E.carnaldulensis
t
I
I
I
I
I
I
I
I E. carnaldulensis
1
I
I
sand -
I
Sedimentary rock
I
E ;?ll~ta ( A aur~cul~iorrn~s ] A aur~cul~form~sA aur~cul~forrn~sE carnaldilensis E carnalduiens~s I E carnaldulens~s!E camaldulens~sI E E hvbnd - camaldul~nsts - - -. .,1 ,- E degiupta E pelltta E pellita E pelllta I
I
I
I
PT.Inti Indorayon Utama memiliki pusat pembibitan, berlokasi di Porsea, disamping itu juga memiliki pembibitan tambahan, yang terletak di sektor Habinsaran, sektor Tele dan sektor P. Sidempuan. Dengan total luas areal kurang lebih 10 ha, dengan kapasitas produksi rata-rata 20.000.000 bibit per tahun. Sejak tahun 1990, pusat pembibitan di Indorayon telah menggunakan "root trainer system" untuk produksi bibit Eucalyptus. Sedangkan untuk species lainnya seperti : Pinus, Acacia dan jenis lokal mas& menggunakan sistem polybag. Pusat pembibitan di Indorayon, disarnping memproduksi bibit secara generatif (benih), juga telah mengembangkan bibit dengan vegetatif (stek). Karena tehnik generatif (benih) merupakan hal yang umum dilakukan, maka tulisan ini khusus menjelaskan produksi bibit secara vegetatif (stek) dengan sistem makro propagation. Dengan menggunakan sistem vegetatif propagation dan melalui pernuliaan pohon, diharapkan bibit yang dihasilkan dari pusat pembibitan di Indorayon menjadi bibit yang berkualitas lebih baik. Program pemuliaan Tanaman Eucalyptus di Indorayon ditunjukkan Tabel 2.
Beberapa tahapan dan persyaratan yang dilalui untuk mendapatkan bahan stek, antara lain :
4.1.
Pemz'lihan Pohon Plus
Pohon yang akan dijadikan sumber bahan stek terlebih dahulu dipilih, dasar pemilihan adalah 1 pohon terbaik dari 5 pohon pembanding dlsekefilingnya dengan kriteria sebagai berikut : e
Diameter dan tinggi lebih besar (volume kayu > 40%)
e
Bentuk pohon lurus (tajuk tebal dan simetris, tidak bercabang, dan batang tidak bengkok atau spiral) Sehat (tahan terhadap hama dan penyakit)
*
Kemampuan bertunas besar Kemampum berakar dari coppice besar Elasil serta mutu pulp dan dissolving pulp tinggi
Tabel 2. Program Pemuliaan Tanaman Eucalyptus
Pernilihan Species 8 Provenance vann tnrhaik
I
I Jangkp Panfang
Jangka pendewmenengah
+ I
f
Pernilihan penampilan tanaman yang terbaik
Pemilihan lndividu Pohon y n g terbaik dalam orovenance
+
Pengujian 8 Pemilihan
Perbanyakan stek pucuk
stek
DUCU~
I Persilangan
Tanpa Persilangan
Generasi l kebun benih
I
r
+
Pengujian 8 seliksi
)
* Kebun benih
I
Penanaman di HTI
dalam Skala
Besar
11
i Perbanyakan
I
Penyimpanan stek unggui
4.2.
Pembuatan Stumping
Setelah dilakukan pemilihan pohon, pohon tersebut dipotong hingga setinggi 15 - 20 cm dari permkaan tanah, dengan kemiringan potongan kurang lebih 20%, keadaan ini dimaksud agar air tidak tergenang di permukaan bekas potongan. Pada bekas potongan tersebut ditutupi dengan lilin/cat, hal tersebut bertujuan untuk menghindari kontaminasi jamur.
4.3.
Panen Coppice (Tunas)
Pada umur 60 hari setelah pemotongan (pembuatan stumping) akan tumbuh tunas-tunas (coppice), tunas-tunas tersebut akan dipanen setelah mempunyai ketinggian 30 - 40 cm dengan jumlah rata-rata 40 - 50 coppice.
4.4.
Perlakuan Panen Coppice
Coppice-coppice yang teIah dipanen dimasukkan ke dalam ember berisi air yang dicampur dengm fungisida benlate, dosis 2 gr/l air. Hal ini bertujuan untuk mencegah terkontaminasinya coppice dari jamur yang ada di lingkungmnya.
4.5.
Pembuatan Stek (Cuffi'ng)
Coppice-coppice yang telah dipanen tersebut dipotong-potong untuk dijadikan bahan stek, dengan ukuran panjang 7 - 10 cm. Pernotongan miring pada bahan stek bertujuan untuk memperluas bidang sentuh antara media tumbuh dengan bahan stek.
4.6.
Pevlakucen Ilovrnon dan m d i a Tunzbuh
Setelah perendaman dengan Benlate (2 gr/liter air), bahan stek tersebut dioleskan dengan zat perangsang akar yaitu Rootone F. Kemudian ditanam ke media tube dengan komposisi 60% peat : 40% pasir. Selanjutnya dipindahkan ke mist house (ruangan dengan sistem penyiramm berkabut).
4.7.
Mist house
Di dalam mist house, bahm-bahan stek tersebut dirawat selama 1 bulan. Dalam ruangan ini suhu dan kelembaban diusahakan stabil dengan 90%, dan suhu 280 - 300 C, keadaan ini akan kelembaban rata-rata mempercepat proses pembentukan callus menjadi akar. Hingga saat ini keberhasifan PT.Inti Indorayon Utama daIam menghasilkan bibit dengan sistem stek telah mencapai 60%.
+
Setelah satu bulan di dalam mist house, bahm-bahan stek tersebut dipindahkan ke growing area dengan naungan (shade cloth 50%). Pada area ini bibit stek telah mendapat gerlakuan puguk, dosis (Urea 0.02 @/bibit + TSP 0.05 gr/bibit) dengan interval 2 x seminggu. Setelah 2 minggu, bibit stek tersebut dipindahkan ke area terbuka, dirawat dan dipupuk dengan dosis yang sama hingga bibit berumur 2.5 - 3 bulan, yang rata-rata tinggi bibit stek kurang lebih 25 cm. Pada keadaan ini bibit stek siap untuk ditanam di lapangan. Secara keseluruhan tehnik pengadaan bahan stek (bibit) dapat difihat pada Garnbar I.
5.
Produksi Bibit Eucalyptus dengan Stek
Untuk memproduksi bibit dalam skala besar, tidak terlepas dari ketersediaan areal kebun klone (clonal garden), sebab penanaman klone secara luas di kebun klone berkorelasi positif terhadap jumlah bibit yang diproduksi. Beberapa tahapan kegiatan pekerjaan di kebun klone dalam rangka produksi bahan stek ditunjukkan Gambar 2, dan sbb :
5.2.
Penanaman di Kebun KIone
Bibit yang ditanam di kebun klone adalah hasii dari klone yang teruji, dengan menggunakan tehnik pengadaan stek (tahap 2 s/d 8). Di kebun clone tersebut, bibit di tanam dengan jarak 0.75 rn x 0.5 m dengan lubang tanam 25 x 25 x 25 cm. Atau di polybag besar.
5.2,
Pernotongan Tanaman Clone
Pemotongan dapat dilakukan setelah tanaman bemmur 5 bulan (diameter collar kurang lebih 2 cm), ha1 ini bertujuan untuk mendapatkan mata coppice yang optimal, tinggi pemotongan tanaman dari tanah berkisar 30 - 40 cm, ha1 ini bertujuan agar coppice yang dipanen lebih banyak dan lebih mudah untuk berakar.
5.3.
Pemavrgkasan/ Pemanenan
Setefah 15 hari dari pemotongan tanaman, mata-mata coppice bermunculm, dan coppice-coppice baru dapat dipangkas atau panen setelah berumur 45 hari dari kemunculan mata coppice atau 60 hari dari pemotongan tanaman. Hasil pemangkasan dapat dijadikan bahan untuk stek.
Pnnilihaa p h n n plus
1 @I@
f3
Gambar I. Teknik Pengadaan Stek
Proses pengadaan bahsn rick
Garnbar 2. Produksi Bibit Eucalytus Skala Besar dengan Sistem Stek
Kebun klone akan dipangkas atau panen kembali setelah 15 - 20 hari kemudian, setelah itu tanaman klone dibiarkan hingga 45 hari untuk dilakukan pemangkasan berikutnya, kemudian dipotong kembali untuk menghasilkan coppice-coppice baru. Setiap pemangkasan diikuti penyemprotan dengan pestisida/ insektisida.
5.4.
B a b s TYakfu Pemo tongan dan Pmangkasan
Pekerjaan pemotongan dan pemangkasan dapat tems dilakukan hingga bemmur 3 - 4 tahun terganitung dari jenis klonenya, kemudian dilakukan pernbongkaran tanaman d m pengistirahatan tanah (F 3 bulan). Pembatasan pemanenan bahan tanaman hingga 3 - 4 tahun, dan pembongkaran bahan tanaman serta pengislirahatan tanah di kebun klone bertujuan untuk mencegah atau memutuskan siklus hidup dari hama atau penyakit baik yang ada di tanah maupun yang ada di batang tanaman.
5.5.
Produki Bibit Stek per Tahiun
Pernanenan bahan stek dari tanaman klone dfiasilkan dari pekejaan pemangkasan d m pemotongan. Pada pekerjaan pemangkasan pertarna (setelah 45 hari dari pemotongan) dapat dihasakan 8 - 12 tunas tanaman, sedangkan pada pekejaan pemangkasan kedua dapat dihasilkan 15 - 25 tunas tanaman dengan kata lain, rata-rata tunas (coppice) yang dihasillcan perbibit tanaman dikebun klone adalah 30 tunas, bila 1 tunas dapat menghasaan 2 bahan stek, maka akan dihasilkan 60 bahan stek per 2 bulan, jadi dalam waktu 1 tahun akan dihasitkan 360 bahan stek. Dikarenakan tingkat keberhasaan bahan stek menjadi bibit hanya 60%, maka jumlah bibit stek yang dihasilkan pertahumya sebanyak 216. Bila dalam 1 ha terdapat 15.000 bibit tanaman, dalam 3 ha per tahumya akan dihasilkan 3.240.000 bibit stek. Dengan mengpnakan bibit dari sistem perbanyakan secara stek melalui tehnik pemuliaan pohon di pembibitan, kebutuhan bahan baku dimasa mendatang dapat terpenuhi dan berkesinambungan.
+
Berdasarkan hasil pengukuran Permanent Sample Plot (PSP) terhadap pertumbuhan tanaman yang ditanam tahun 1988 dan 1996, terlihat bahwa volume kayu hanya berkisar 18 m3/hdthn pada penanaman fhn 1988, pada tanaman thn 1996 volume kayu telah mencapai 24 30 m3/ha/fhn. Tahapantahapan peningkatan pertumbuhan tanaman di IFTI Indorayon ditunjukkan Tabel 3. Dengan terjadinya peningkatan volume kayu/ha/thn berarti kebutuhan area menjadi berkurang dan total luas penebangan pohon/thn menjadi berkurang, keterangan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4. Dengan kata lain, adanya perbaikan tehnik silvikultur dan pemuliaan pohon akan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan mutu pulp yang dihasilkan, sehingga kebutuhan lahanpun dapat dikurangi.
-
Tabel 3. Tahapan-tahapan Peningkatan Pertumbuhan Tanaman Hutan Tanaman Industri di PT Inti Indorayon Utarna
MAI : rata-rata 18 mflhaltahun kan sistem polybag
2.
Perbaikan Tehnik-tehnik pembibitan dari benih - Melakukan seleksi bibit - Menggunakan Root trainer sistem (Tube)
-
Mengganti media tumbuh bibit dengan gambut : pasir Menetapkan sistem pemupukan Direct seedling
1990 1991 1991 1991 1991
Pertumbuhan tanaman tidak seragam MAt : rata-rata 18 20 m3lhakhun
-
Menggunakan benih terseleksi tetapi pohon induk belum terseleksi - Menetapkan grading benih - Kesehatan benih - Penanganan benih
1992
Pertumbuhan tanaman masih beragam MA1 : rata-rata 20 22 m3lhaltahun
Penggunaan benih-benih dari kebun benih
1995
Pertumbuhan tanaman masih beragam MA1 : rata-rata 22 26 m3lhaltahun
1996
Pertumbuhan tanamen lebih seragam MA1 :rata-rata 24 -30 m3lhaltahun
1999
Peftumbuhan tanaman diharapkan lebih bagus dan lebih seragam MA1 : > 30 m3lhaftahun
7. Penggunaan bibit dari bahan stek plastis, dengan 2001
Pertumbuhan tanaman diharapkan iebih bagus dan lebih seragam MAI :> 30 m3lhaltahun
8. Penggunaan bibit dari bahan stek hasil perkawinan clone plastik (Generasi I)
Pertumbuhan tanaman diharapkan lebih bagus dan lebih seragam
3.
4.
-
-
5.
Benih dari pohon yang telah diseleksi (sehat & besar) Pohon-pohon induk telah diidentifikasi Pefbaikan teknik pemupukan dan perneliharaan tanaman
Penggunaan bibit dari bahan stek (clonning)
-
-
Melakukan pernilihan pohon plus Membangun kebun stek Menentukan hormon perangsang akar (IBA & Rootone F) Menentukanjaraktanam yang cocok untuk pertumbuhan tanaman stek di lapangan. Perbaikantehnik pernupukan dan perneliharaan tanaman
6. Penggunaan bibit dari bahan stek yang terbaik
untuk setiap tapak tanah dengan jarak tanam dan pemupukan yang tepat, serta pemeliharaan tanarnan yang ekonomis. jarak tanaman dan pemupukan yang tepat, serta perneliharaan tanarnan yang ekonomis.
2004
-
-
,%2s;c/r/<: .si,-fl!! Pu1p d m Kerfas
Tabel 4. 3umlah Bersih Areal yang Diperlukan untuk Kesinambungan HI7
Luas Penebangan
Catatan: Tabel di atas mengasumsikan areal sama dengan produktivitas yang ada di dalam HTI dan satu rotasi 8 tahun
PSP 146
- XPR
Dengan peneman-penemuan terbaru, diharapkan dimasa mendatang pertumbuhan tanaman di E-ITI Indorayon dapat melebihi 30 m3/ha/thn, dan ketergantungan terhadap tanaman hutan aIam dapat teratasi. Perkembangan penelitian ke arah teknologi kayu (alpha sellulosa) melalui pemuliaan pohon diharapkan dimasa mendatang R & D Indorayon dapat menemukan generasi baru, sehingga pembangunan dan pengembangan HTI di Indonesia dalam memproduksi pulp dan rayon dapat disejajarkan dengan negara maju.
Local Nai~le Source
Botanical Name
Hoti~tg
Quercus SPP
Haundolok
Eugenia SPP
Modanfledant
Letsia fixma
1O/o NaOH
Sampinur Buttga
Podocarpus ilnbricatuu
Ram
Tamatia rubiginosa
Prakpak
Schima SPP
__
Naggas Styrax sermlatus Martolu
Schima watlichi
Antahase
Wein mannia blutnei
Sitarak
Macaranga SPP
Api-api
Adinandra pmosa
LIapas-l~apas
Exbucklan dia populnea
-1orbo-horbo
ralora rubm
kludar-mudar
Homfieldia SPP
E. salignu
E. saligsn
3. urophylla
E. uropllylla