KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Rencana Strategis (Rentra) Tahun 2015-2019
Balai Karantina
Pertanian Kelas I
Denpasar dapat diselesaikan dengan baik. Untuk mewujutkan Visi” Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar adalah menjadi Unit Pelaksana Tindakan Karantina yang tangguh dan terpercaya dalam mencegah masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK” Guna mencapai Visi tersebut diatas ditempuh melalui Perencanaan yang matang dan didukung seluruh unsur terkait termasuk Sumber Daya Manusia yang Profesional ,sarana prasarana yang memadai serta kajian
ilmiah yang
senantiasa mengikuti perkembangan dan moderenisasi dimana setiap pelaksanaan tindak karantina selalu memiliki integritas, kompetensi, jujur bertanggung jawab ,kreatif dan efisiensi Penyusunan Rencana Strategis Tahun 2015-2019 bertujuan agar dapat tersusunnya kebijakan program serta kegiatan strategi pembangunan yang terpadu dan bersifat antisipatif terhadap tantangan pembangunan. Sebagai tolok ukur untuk menilai kinerja organisasi dan keberhasilan Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan Kami menyadari bahwa penyusunan Renstra 2015-2019 ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik untuk perbaikan sangat kami harapkan sehingga Rencana kerja ini
pada tahun mendatang
akan semakin baik. Denpasar, 08 Juni 2016 Kepala Balai
Drh. Saiful Muhtadin,MM NIP.19610815.199003.1.002
DAFTAR ISI
Kata Pengantar DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
…………………………………………….. …………………………………………….. ……………………………………………..
1. PENDAHULUAN ……….…………………………………….. 2. TUJUAN ……….…………………………………….. 3. PROFIL UNIT PELAKSANA TEKNIS .......................................... 3.1. Karakteristik UPT ................................................................. 3.2. Geografis ............................................................................. 3.3. Data frekuensi/ Volume Lalulintas ....................................... 3.3.1. Data Operasional Karantina Hewan ......................... 3.3.2. Data perasional Karantina Tumbuhan ..................... 4. PERMASALAHAN …………………………………………………. 4.1. Operasional ……………………………………………………. 4.1.1. Peraturan Perundang-Undangan …………………… 4.1.2. Tindakan Perlakuan Karantina Tumbuhan ………… 4.2. Non Operasional ………………………………………………. 4.2.1. Sumber Daya Manusia ………………………………… 4.2.2. Sarana dan Prasarana …………………………………. 5. ANALISA RESIKO …………………………………………………… 5.1. Kekuatan ………………………………………………………… 5.2. Kelemahan ………………………………………………………. 5.3. Peluang …………………………………………………………... 5.4. Tantangan ……………………………………………………….. 6. RENCANA KERJA (2015 – 2016) …………………………………. 6.1. Penguatan Kelembagaan ……………………………………… 6.1.1. Koordinasi ………………………………………………… 6.1.2. In Line Inpection ………………………………………… 6.1.3. Akreditasi SMM ISO/IEC 17025 ……………………….. 6.1.4. Akreitasi SMM ISO 9001 ……………………………….. 6.2. Penguatan SDM ………………………………………………… 6.2.1. Inhousetraining ………………………………………….. 6.2.2. Pembinaan Mental ………………………………………. 7. LAMPIRAN MATRIK RENCANA KERJA (2015-2019) …………..
i ii iii 1 3 4 4 5 8 8 12 16 16 16 18 19 19 20 22 22 23 23 24 24 24 24 25 26 28 29 29 31
DAFTAR TABEL Hal
Tabel .1. Tabel .2. Tabel.3. Tabel.4.
Data Luas Wilayah Tiap Kabupaten di Provinsi Bali .......... Data Tindakan Karantina Hewan Ekspor Tahun 2015 ....... DataTindakan Karantina Hewan Impor Tahun 2015 ......... Data Tindakan Karantina Hewan Domestik Keluar Tahun 2015 ....................................................................... Tabel.5. Data Tindakan Karantina Hewan Domestik Masuk Tahun 2015 ....................................................................... Tabel.6. Data Tindakan Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan Karantina Hewan Tahun 2015 ........................................... Tabel.7. Data Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor Tahun 2015 ....................................................................... Tabel.8. Data Tindakan Karantina Tumbuhan Impor Tahun 2015 .................................................................................. Tabel.9. Data Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk Tahun 2015 ....................................................................... Tabel.10. Data Karantina Tumbuhan Antar Area Keluar Tahun 2015 .................................................................................. Tabel.11. Data Jumlah Pegawai Lingkup BKP Kelas I Denpasar Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................................... Tabel.12. Data Analisis Kebutuhan Jumlah Pegawai Tahun 2015 .................................................................................. Tabel.13. Data Penguatan Kelembagaan In Line Inspection Karantina Tumbuhan Tahun 2015 ..................................... Tabel 1.4. Data Pengembangan Ruang lingkup Akreditasi 2015-2019 Laboratorium Uji Karantina Hewan ................................... Tabel 15. Data Pengembangan Ruang Lingkup Akreditasi 20152019 Laboratorium Karantina Tumbuhan .......................... Tabel.16. Rencana Kerja Penguatan SMM 9001 : 20008 Tahun 2015-2019 ......................................................................... Tabel.17. Rencana Kerja Penguatan SDM (Inhousetraining) Karantina Hewan Tahun 2015-2019 ................................ Tabel.18. Rencana Kerja Penguatan SDM (Inhousetraining) Karantina Tumbuhan Tahun 2015-2019 ..........................
6 8 9 9 10 11 12 13 13 14 15 19 20 26 27 29 30 31
1. PENDAHULUAN Lingkungan strategis global
yang meningkat sangat cepat dan
pesat di bidang teknologi tranportasi dan komunikasi membawa pengaruh meningkatnya volume dan frekwensi lalu lintas manusia, barang, jasa, hewan, tumbuhan dan produknya baik antar pulau di dalam suatu negara maupun antar negara yang kemudian dapat menyebabkan meningkatnya ancaman terhadap resiko penularan penyakit dan penyebaran hama penyakit hewan karantina serta organisme pengganggu tumbuhan karantina. Melaksanakan perlindungan sumber daya
alam
hayati (bio
safety),
pelestarian keanekaragaman hayati (bio diversity), keamanan pangan (food safety), adalah sejalan dengan peran karantina pertanian, karena menjadi ujung tombak di tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran guna mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) yang dapat mengancam sumber daya alam hayati, pelestarian keanekaragaman hayati dan keamanan pangan Perjanjian Sanitasi dan Fitosanitasi (SPS-Agrements) yang mulai berlaku seiring dengan terbentuknya WTO pada tanggal 1 Januari 1995, perjanjian ini mengatur tentang applikasi keamanan pangan (food safety)
dan peraturan
mengenai kesehatan tumbuhan dan hewan (quarantine).
Perjanjian ini
memberikan ruang peran kepada karantina pertanian menjadi semakin strategis Aktifitas pelaksanaan tindakan karantina pertanian yang meliputi kegiatan: deteksi HPHK dan OPTK, status kesehatan dan sanitasi media pembawa HPHK dan OPTK, kelayakan sarana prasarana karantina dan alat angkut. pengamatan serta perlakuan. Pemeriksaan 1
kesehatan atau sanitasi media
pembawa dilakukan secara fisik, pemeriksaan klinis, pemeriksaan kemurnian atau keutuhan secara organoleptik pada produk pertanian, pemeriksaan laboratorium, patologi, uji biologis, uji diagnostika atau teknik dan metode pemeriksaan lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2000 dan Nomor 14 tahun 2002). Keseluruhan aktifitas ini sesungguhnya merupakan wujud mata rantai kegiatan teknis fungsional karantina pertanian yang pelaksanaannya menuntut profesionalisme petugas karantina pertanian. Peran dan fungsi karantina pertanian yang semakin strategis, memerlukan peningkatan kemampuan petugas, sarana dan prasarana, untuk mendukung pelaksanaan tindakan karantina pertanian yang semakin profesional, dan diharapkan nantinya juga dapat meningkatkan kinerja, melindungi
sumber
daya
alam
hayati
(bio
sehingga dapat
safety),
pelestarian
keanekaragaman hayati (bio diversity), dan keamanan pangan (food safety). Peran strategis yang terus bergulir ini mengharuskan karantina pertanian untuk memperkuat institusi perkarantinaan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar periode 2015-2019 dilaksanakan dengan mengacu kepada Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan
Jangka
Panjang
(RPJP)
2005-2025,
dan
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Renstra Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program dan kegiatan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Balai Karantina Pertanian kelas I Denpasar selama lima tahun (2015-2019). Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini serta yang akan dihadapi dalam pembangunan pertanian. 2
Renstra Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar 2015-2019 merupakan implementasi dari Rencana Pembangunan
jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019 bidang Karantina pertanian . Dokumen Rensra ini selanjutnya digunakan sebagai acuan dan arahan dalam merencanakan dan melaksanakan Tugas dan Fungsi Karantina secara menyeluruh,terintegrasi dan sinergis baik didalam maupun antar Instansi terkait.
2. TUJUAN Tujuan Penyusunan Rencana Strategis Balai Karantina Pertanian selama lima Tahun adalah : a. Tersusunnya kebijakan program serta kegiatan dan strategi pembanguan yang tertuang dalam bentuk dokumen perencanaan pembanguanan yang terpadu dan bersifat antisipatif terhadap tantangan pembangunan selama lima Tahun
b. Tersusunnya Rencana Kerja dan Anggaran Balai Karantina Pertanian kelas I Denpasar secara Cermat dan dapat dipertanggung jawabkan
c. Dana Yang dialokasikan dalam DIPA TA.2015-2019 Terencana, dan terprogram sesuai dengan sekala Prioritas serta mendukung Pelaksanaan tugas dan Fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar.
d. Sebagai Tolok Ukur dan Acuan untuk menilai kinerja organisasi dan keberhasilan Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
3
3. PROFIL UNIT PELAKSANA TEKNIS 3.1.
Karakteristik UPT Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
:
22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang “Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian” Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar merupakan Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, dengan wilayah kerja Bandar Udara Ngurah Rai, Pelabuhan Laut Benoa, Pelabuhan Laut Celukan Bawang, Pelabuhan Laut Padang Bai, Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk dan Kantor Pos Denpasar.
Tugas pokok Balai Karantina Pertanian kelas I Denpasar adalah melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan
serta
pengawasan
keamanan
hayati.
Dengan
memperhatikan dan mensinergikan visi Badan Karantina Pertanian yaitu “Menjadi Karantina Pertanian yang Tangguh dan Terpercaya”, maka ditetapkan visi Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar adalah :
“ Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar yang
Tangguh dan Terpercaya “.
Karena Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar merupakan Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian maka Visi Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar sejalan dengan Visi Badan Karantina Pertanian yaitu Menjadi instansi yang Tangguh dan Terpercaya dalam Perlindungan Kelestarian Sumber Daya Alam Hayati Hewani dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan.
4
Untuk mewujudkan Visi Badan Karantina Pertanian dan Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar menetapkan Misi sebagai berikut : 1. Melindungi kelestarian sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan dari hama penyakit hewan karantina (HPHK), dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK); 2. Mendukung terwujudnya keamanan pangan 3. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian melalui sertifikasi Karantina. 4. Memperkuat kemitraan perkarantinaan 5. Meningkatkan Citra dan Kualiats Layanan Publik 3.2.
Geografis Secara geografis Provinsi Bali terletak pada 8°3'40" - 8°50'48" Lintang Selatan dan 114°25'53" - 115°42'40" Bujur Timur. Relief dan topografi Pulau Bali di tengah-tengah terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur. Provinsi Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Batas fisiknya adalah sebagai berikut:
Utara
: Laut Bali
Timur
: Selat Lombok (Provinsi Nusa Tenggara Barat)
Selatan
: Samudera Indonesia
Barat
: Selat Bali (Propinsi Jawa Timur)
Secara administrasi, Provinsi Bali terbagi menjadi delapan kabupaten dan satu kota, yaitu Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Karangasem, Klungkung, Bangli, Buleleng, dan Kota Denpasar yang juga merupakan ibukota provinsi. Selain Pulau Bali Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau kecil lainnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Nusa 5
Lembongan, dan Nusa Ceningan di wilayah Kabupaten Klungkung, Pulau Serangan di wilayah Kota Denpasar, dan Pulau Menjangan di Kabupaten Buleleng. Luas total wilayah Provinsi Bali adalah 5.634,40 ha dengan panjang pantai mencapai 529 km. Tabel.1. Data Luas Wilayah Tiap Kabupaten di Provinsi Bali Luas (km2)
Kabupaten
Ibukota
Jembrana
Negara
841,80
Persentase (100%) 14,94
Tabanan
Tabanan
839,30
14,90
Badung
Badung
420,09
7,43
Denpasar
Denpasar
123,98
2,20
Gianyar
Gianyar
368,00
6,53
Klungkung
Semarapura
315,00
5,59
Bangli
Bangli
520,81
9,25
Karangasem
Amlapura
839,54
14,90
Buleleng
Singaraja
1365,88
24,25
Jumlah
5,634,40
100,00
Sumber: Master Plan Penunjang Investasi Provinsi Bali Tahun 20102014
Wilayah Provinsi Bali terbagi menjadi wilayah daratan dan wilayah laut dengan total luas wilayah mencapai 5.636,66 Km2 atau sebesar 0,29% dari luas kepulauan Indonesia. Wilayah Bali secara umum beriklim laut tropis. Sepanjang Tahun 2013, suhu/temperatur udara tertinggi di wilayah Bali terjadi di Kabupaten Buleleng mencapai 28,6oC denga kelembaban Udara 75%, sebaliknya suhu terendah terjadi di Kabupaten Tabanan yang mencapai 20,2oC dengan tingkat kelembaban udara cukup tinggi sebesar 80%. Kabupaten Tabanan memiliki curah hujan tertinggi yang mencapai 3.348,1 mm. Sebaliknya,
6
curah hujan terendah terjadi di Kabupaten Jembrana yang mencapai 1.936,2 mm.
Struktur ekonomi Provinsi Bali pada tahun 2013 didominasi sektor Perdagangan (29,89%), Pertanian (16,82%) dan jasa (11,08%). Pada sektor perkebunan kontribusi sub sektor perkebunan kelapa menjadi yang terbesar. Untuk sektor pengolahan, Sektor perdagangan kontribusi sub sektor perdagangan besar dan eceran mempunyai andil terbesar, diikuti oleh restoran dan hotel.
Komoditi unggulan Provinsi Bali yaitu sektor pertanian, perkebunan, perikanan,
peternakan
dan
jasa
.
Sektor
pertanian
komoditi
unggulannya adalah jagung, kedelai, kentang, pisang, ubi jalar, dan ubi kayu, perkebunan komoditi unggulannya adalah kakao, karet, kopi, kelapa, cengkeh, jambu mete, jarak, kapuk, lada, tembakau, dan vanili. Sektor perikanan komoditi yang diunggulkan berupa Perikanan Tangkap, Budidaya Jaring Apung, Budidaya Keramba, Budidaya Kolam, Budidaya Laut, Budidaya Saluran Irigasi, Budidaya Sawah, dan Budidaya Tambak.Sektor Peternakani yang diunggulkan berupa sapi, babi, kambing, kerbau, kuda dan domba. Sedangkan sub sektor jasa komoditi unggulannya adalah wisata alam dan wisata budaya.
Sebagai penunjang kegiatan perekonomian, di provinsi ini tersedia satu bandar udara, yaitu Bandara Ngurah Rai yang terletak di Kota Denpasar. Di Provinsi ini juga terdapat tiga jalan, Yaitu jalan Negara, jalan Provinsi dan jalan Kabupaten/Kota. Panjang Jalan Negara adalah 535,23 km, panjang jalan Provinsi adalah 860,53 km, sedangkan panjang jalan Kabupaten/Kota adalah 6.170,23. Untuk transportasi laut tersedia sepuluh pelabuhan, antara lain Pelabuhan Benoa, Pelabuhan Sangsit Buleleng pesisir utara Kota Singaraja, Pelabuhan Celukan 7
Bawang, Pelabuhan Ferry Gilimanuk, Pelabuhan Laut Padangbai, Pelabuhan Laut Benoa. Untuk industri tersedia satu kawasan industri, yaitu Kawasan Industri Celukan Bawang yang didukung juga oleh fasilitas listrik dan telekomunikasi. 3.3.
Data Frekuensi/ Volume Lalulintas 3.3.1. Data Operasional Karantina Hewan Tabel.2. Data Tindakan Karantina Hewan Ekspor Tahun 2015 KOMODITI
JUMLAH (Ekor/kg)
HEWAN
FREKUENSI (kali)
KETERANGAN
1.380
6
450
22
1 komoditi : Burung
41.800
58
1 komoditi : kepompong
BAH
9.497
68
8 komoditi : Opsetan,sarang burung walet, kepala kerbau,tanduk sapi,tanduk rusa,tulang sapi,kepala sapi,tanduk kerbau,telur bebek
HBAH
2.990
37
7 komoditi : daging olahan, kulit ular, bulu ayam,kulit buaya,kulit sapi,bulu ayam,handycraf
BENDA LAIN
1
UNGGAS SERANGGA
8
1
2 komoditi ; reptil, kelinci
1 komoditi : obat hewan
Tabel.3. DataTindakan Karantina Hewan Impor Tahun 2015 KOMODITI
JUMLAH (Ekor/kg)
FREKUENSI (kali)
23.228
5
BAH
119.847
87
5 komoditi : daging sapi, daging kambing, gading mammoth, tanduk rusa,tanduk fosil
HBAH
105.301
38
3 komoditi : keju, yoghurt, kulit buaya
876
2
2 komoditi : pakan ternak,enzim
HEWAN
BENDA LAIN
KETERANGAN 2 komoditi ; DOC, reptil
Tabel.4. Data Tindakan Karantina Hewan Domestik Keluar Tahun 2015 KOMODITI
JUMLAH (Ekor/kg)
HEWAN
UNGGAS
KETERANGAN
66.540
4.815
10 komoditi ; sapi potong, sapi bibit, babi potong, babi bibit, anjing pelacak,buaya,ular ,iguana,tokek,kelin ci
12.156.341
1590
5 komoditi : DOC, Ayam potong, burung, ayam
26
24
7.428.992
2.813
SERANGGA
BAH
FREKWENSI (kali)
9
2 komoditi : semut rang – rang,semut jepang 8 komoditi : daging ayam, daging sapi, daging babi, daging kalkun, daging kambing, telur konsumsi,
sarang burung walet,daging penyu hijau
HBAH
1.723.518
1.976
7 komoditi : daging olahan,keju,susu pasteurisasi,kulit babi
Benda Lain
53
39
6 komoditi :Vaksin,semen,ser um,hormone,obat hewan,N2 cair
Tabel.5. Data Tindakan Karantina Hewan Domestik Masuk Tahun 2015 KOMODITI
JUMLAH (Ekor/kg) 23.241
FREKUENSI (kali) 1.104
UNGGAS
12.321.537
1.019
SERANGGA BAH
1 36.354.751
1 2.812
1.682.059
1.342
30.709.855
1.802
HEWAN
HBAH
Benda Lain
10
KETERANGAN 12 komoditi ; kerbau potong, kambing potong, kambing bibit, reptil, kelinci, anjing pelacak, hewan aquatik, satwa,sapi bali,kadal kuning,iguana,kurakura 5 komoditi : DOC, burung 1 komoditi : lalat 10 komoditi : daging ayam, daging sapi, daging kambing, daging bebek, daging kangguru, daging kalkun, telur konsumsi, telur tetas, sarang burung walet, madu 8 komoditi : daging olahan, yoghurt, keju, cream, butter, susu pasteurisasi/olahan, kulit domba/sapi. 2 komoditi :Vaksin, pakan ternak
Tabel.6.
No
Data Tindakan Penahanan, Penolakan Pemusnahan Karantina Hewan Tahun 2015
KOMODITI
PENAHANAN
PENOLAKAN
dan
PEMUSNAHAN
KET.
1.
ANJING
3 kali
3 kali
-
Domestik
2.
KUCING
2 kali
2 kali
-
Domestik
3.
UNGGAS
35 kali
12 kali
23 kali
Dom, Impor
4.
ULAR
-
1 kali
Impor (Pos)
5.
DAGING
11 kali
6 kali
4 kali
Dom, Impor
6.
KULIT HEWAN
3 kali
-
2 kali
Impor
7.
SAPI POTONG
1 kali
1 kali
-
Keluar Dom
8.
TANDUK, TULANG
13 kali
13 kali
Impor
1 kali
11
-
3.3.2. Data Operasional Karantina Tumbuhan Tabel.7. Data Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor Tahun 2015 NO
GOLONGAN
KG
BATANG
M3
BOTOL
FREK.
1.
A (Berupa Bibit tanaman hidup)
30
715
0
939
35
2.
B (berupa hasil tanaman hidup berupa bunga potong segar,buah segar ,biji dan kacangan kacangan )
327116,006
2230
0
0
2163
3.
C (berupa hasil tanaman mati yg telah diolah maupun belum diolah berupa bumbu,handicraf t dan furniture,serbuk, gula merah, rumput laut,rumput gajah dll )
192281,636
1297,5
57308,85
0
2798
12
Tabel. 8. Data Tindakan Karantina Tumbuhan Impor Tahun 2015 NO
GOLONGAN
1
A ( Berupa Bibit Tanaman Hidup)
2
KGS
BATAN G
KEMASAN
M3
FREK.
0
300
0
0
1
B (Hasil Tanaman hidup berupa Biji,beras,bunga Potong Segar,Kava dll)
5104892,35
0
0
0
18
3
C (hasil Tanaman Mati Berupa Bumbu,Daun,BijiBijian Kering, kayu dll)
258429,48
0
12
190
363
4
D (benda lain berupa Kemasan Kayu)
0
0
40
0
7
Tabel.9. Data Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk Tahun 2015 NO
GOLONGAN
1.
A (Bibit Tanaman hidup berupa Benih,Pohon,s tek)
2.
3.
KG
BTG
M3
FREK
27850,85
242587
0
1587
B (hasil tanaman Hidup Berupa buah segar,bunga potong segar dll)
944285,086
441392,5
0
2203
C (hasil Tanaman Mati berupa Sayuran Segar,
612424,68
6350
3256,3376
367
13
Kentang Beku,Kayu Kelapa,Batok Kelapa dll) 4.
D (benda lain berupa umbut Kelapa sawit)
10
0
0
1
Tabel.10. Data Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area Keluar Tahun 2015 NO
GOLONGAN
1.
A (Bibit Tanaman hidup berupa Benih,Pohon,s tek)
2.
3.
KG
BTG
BOTOL
FREK
964
203708
3
317
B (hasil tanaman Hidup Berupa buah segar,bunga potong segar dll)
749789,85
26949
0
1942
C (hasil Tanaman Mati berupa Sayuran Segar, Bumbu Kering,buah kering daun kering dll)
392160,2
405
0
363
14
Tabel.11.
Data Tindakan Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan Karantina Tumbuhan Tahun 2015
NO
NAMA KOMODITAS
ASAL
JML
1
BIBIT TANAMAN HIAS DAN SAYURAN
CHINA
42 KEMASAN
2
BENIH PADI
CHINA
3
BIBIT KELAPA
4
TOLAK
MUSNAH
22
22
22
20 KGS
1
1
1
THAILAND
2 BUAH
1
1
1
BENIH SAYURAN
SINGAPURA
2 KEMASAN
2
2
2
5
BENIH TANAMAN
JERMAN
2 KEMASAN
2
2
2
6
BENIH TANAMAN
INGGRIS
4 KEMASAN
4
4
4
7
BENIH REMPAH
THAILAND
1 KEMASAN
1
1
1
8
BIBIT TANAMAN HIAS
PRANCIS
1 KEMASAN
1
1
1
9
BIBIT TANAMAN HIAS
AUSTRALIA
1 KEMASAN
1
1
1
10
AKAR TANAMAN
CHINA
1 KEMASAN
1
1
1
11
BENIH TANAMAN
TURKI
1 KEMASAN
1
1
1
12
TANAMAN HIDUP
JEPANG
2 POHON
1
1
1
13
BENIH SAYURAN
VIETNAM
1 KEMASAN
1
1
1
14.
JAMUR
CHINA
1 KEMASAN
1
1
1
15
BENIH TANAMAN
USA
45 KEMASAN
1
1
1
16
BIBIT TANAMAN HIAS
USA
24 BATANG
1
1
1
17
CABE KERING
AUSTRALIA
3 KG
1
1
1
15
TH
18
KAYU
GHANA
19
BERAS DAN BUMBU
INDIA
20
BENIH PADI
JEPANG
12 M3
1
1
1
50 KGS
1
1
1
1 KEMASAN
1
1
1
1. PERMASALAHAN 1.1. Operasional 1.1.1. Peraturan Perundang-Undangan Dasar hukum pelaksanaan tindakan karantina hewan meliputi: Undang-Undang No.16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan; Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2000 tentang Karantina Tumbuhan. Secara operasional beberapa ketentuan Peraturan Pemerintah telah dijabarkan dalam sejumlah Keputusan Menteri Pertanian, dan beberapa diantaranya juga telah
dilengkapi
dengan
petunjuk
teknis.
Dari
peraturan
perundangan tersebut masih ada beberapa peraturan menteri yang harus ada sesuai ketentuan UU No. 16 Tahun 1992 dan perlu dilakukan harmonisasi antara peraturan pusat dan daerah, seperti : 1. Prosedur pemasukan unggas ke Provinsi Bali Terdapat perbedaan persyaratan pemasukan unggas antara Undang-Undang nomor.16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2000 tentang Karantina Hewan, Peraturan Menteri Pertanian nomor.37 tahun 2014 tentang Tindakan Karantina Hewan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Unggas, serta Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor .316a tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis Tindakan Karantina Hewan Terhadap Media Pembawa HPAI dengan Peraturan Gubenur Bali Nomor.44 Tahun2005 tentang Penutupan 16
Sementara Pemasukan dan Transit Unggas dari Luar Pulau Bali. Solusi yang dilakukan oleh Balai karantina Pertanian Kelas I Denpasar yaitu : 1. BKP Kelas I Denpasar melaksanakan ketentuan pada pamakai jasa untuk memenuhi seluruh persyaratan pemasukan unggas ke Provinsi Bali. 2. Perlunya sinkronisasi aturan pemasukan unggas yang berlaku secara Nasional. 2. Prosedur pemasukan Pemasukan Ternak, Hewan/Satwa, Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewan dari Provinsi Tertular Penyakit Anthrax Ke Provinsi Bali. Terdapat
perbedaan
persyaratan
pemasukan
Ternak,
Hewan/Satwa, Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewan dari Provinsi Tertular Penyakit Anthrax Ke Provinsi Bali antara Undang-Undang nomor.16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2000 tentang Karantina Hewan, serta Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian
Nomor .
153/KPTS/KH010/L/02/2014
Tindakan
tentang
Pedoman
Karantina Hewan Terhadap Ruminansia Sebagai Media Pembawa Anthrax dengan Peraturan Gubenur Bali Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pelarangan Sementara Masuknya
Ternak, Hewan/Satwa, Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewan dari Provinsi Tertular Penyakit Anthrax Ke Provinsi Bali.
17
Solusi yang dilakukan oleh Balai karantina Pertanian Kelas I Denpasar yaitu : 1. BKP Kelas I Denpasar melaksanakan ketentuan pada pamakai
jasa
untuk
memenuhi
seluruh
persyaratan
pemasukanTernak, Hewan/Satwa, Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewan ke Provinsi Bali. 2. Perlunya
sinkronisasi
aturan
pemasukan
Ternak,
Hewan/Satwa, Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewan yang berlaku secara Nasional.
1.1.2. Tindakan Perlakuan Karantina Tumbuhan 1. Pelaksanaan tindakan karantina oleh pihak ketiga yang telah diregistrasi melalui progran Skim Audit Badan Karantina Pertanian belum sepenuhnya sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan. Solusi yang dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi tindakan karantina perlakuan yang dilakukan oleh pihak ketiga serta menyarankan kepada skim audit Barantan agar dilakukan perbaikan sistem audit tidak hanya sekedar audit kecukupan tetapi melakukan audit kelayakan. 2. Kekurangan Sumber Daya Manusia untuk mendukung pelayanan tindakan karantina tumbuhan sesuai dengan ketentuan dan sistem aplikasi yang telah ditetapkan yaitu eplaq sistem dan manajemen user.
18
1.2. Non Operasional 1.2.1. Sumber Daya Manusia Jumlah pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar berjumlah 112 orang pegawai negeri sipil, dengan latar belakang pendidikan terdiri dari 20 orang Pasca Sarjana (dokter hewan) dan 17 orang sarjana pertanian, 2 orang Sarjana Biologi, 1 orang Sarjana Hukum, 3 orang Sarjana Ekonomi, 6 orang Sarjana Administrasi Negara, 20 SLTA (IPA), 16 orang SLTA
(IPS),
6
orang
SLTA
(SMEA),
19
orang
SLTA
(SNAKMA/SPP-SPMA), 1 orang SLTA (STM). Dari komposisi jumlah pegawai tersebut 5 orang merupakan pejabat struktural.
Tabel.12.
Jumlah Pegawai Lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar Berdasarkan Tingkat Pendidikan (2015).
Unit Kerja Balai Bandara Ngurah Rai Pelabuhan Laut Benoa Pelabuhan Celukan Bawang Pelabuhan Padang Bai Pelabuhan Gilimanuk Jumlah
L
P
S2
S1
SLTA
D3
Jumlah
29 15 4
23 10 2
12 5 1
17 6 0
21 11 5
2 3 0
52 25 6
2
2
1
1
2
0
4
6
0
3
1
1
1
6
17 73
2 39
3 25
2 27
14 54
0 6
19 112
Dengan memperhatikan tabel di atas dan berdasarkan analisis beban kerja dan analisis jabatan masih dibutuhkan jumlah pegawai dan kompetensi pegawai sebagai berikut :
19
Tabel.13. Data Analisis Kebutuhan Jumlah Pegawai Tahun 2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8
Jabatan
Kondisi Saat ini PNS CPNS HNR 5 0 0 19 0 0 15 0 0 33 0 0 14 0 0 1 0 0
Struktural Medik Vet POPT Ahli Paramedik Vet POPT Terampil Analis Kepegawaian Administrasi Satpam,Sopir, Kebersihan Jumlah
Kebutuhan
Kurang
5 21 16 40 26 2
0 2 1 7 12 1
25 0
0 0
0 16
40 0
15 0
112
0
16
150
38
1.2.2. Sarana Dan Prasarana Sarana dan prasarana pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar
yang
merupakan
infrastruktur
untuk
menunjang
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi karantina, terdiri dari : a. Tanah
seluas
29.552,5
m2
bersertifikat
yang
terletak
dibeberapa lokasi di wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar . b. Bangunan kantor Balai dan Wilayah Kerja belum memenuhi kebutuhan penerapan Standar Pelayanan Publik berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2011. c. Laboratorium
Karantina
Hewan
kondisi
saat
ini
yang
memerlukan perbaikan sebagai berikut : Perluasan ruang lingkup yang membutuhkan penambahan ruang pengujian yang semula ada 4 bagian (Bakteriologi, Parasitologi, Virologi dan Biomolekuler), menjadi 5 bagian ditambah bagian kesmavet, ruang pencucian alat dekontaminasi, perluasan bagian virologi dan biomolekuler, dan berdasarkan Surat Kepala Badan Karantina No. 5539/PL.130/L.1/7/2014, perihal Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Laboratorium sebagai 20
laboratorium referen untuk pengujian keamanan pangan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Belum adanya kesesuaian bahan konstruksi untuk memudahkan pembersihan dan desinfeksi : lantai masih porselin tanpa lapisan vinyl, meja masih mempunyi sudut lancip yang menyulitkan pembersihan, sekat ruang masih menggunakan triplek. d. Instalasi Karantina Hewan dan Tumbuhan, beberapa kandang hewan ( 2 unit kandang babi rusak berat, 7 unit kandang sapi rusak berat, 1 unit kandang sapi rusak ringan, 1 unit kandang unggas rusak berat), 1 unit rumah timbangan hewan dan timbangannya, 3 unit screen house rusak berat serta1 unit incenerator rusak berat. e. Peralatan Laboratorium Karantina Hewan dan Tumbuhan masih membutuhkan peralatan untuk peningkatan pengujian Deteksi Avian Influenza dengan metode PCR dan Pengujian Residu
Hormon
dan
Antibiotika.
Karantina
Tumbuhan
(Scaning electron mikroskop untuk pengujian nematoda dan mikologi, Nested PCR dan real time PCR untuk pengujian bakteriologi, Biomolekuler, sekuen DNA dan Bank Kontrol Positif DNA). f. Unit Alat kedokteran untuk diagnose klinik dalam keadaan rusak berat. g. Belum memiliki peralatan untuk mengukur standar tindakan perlakuan yang dilakukan oleh pihak ketiga (Mc Tester, Masker Full Face, dll). h. Belum memiliki ruang arsip. i.
Alat pengolah data eksisting belum memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan master plan teknologi informasi Barantan.
21
j. Meubelair yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan standar pelayanan publik dan kebutuhan laboratorium. 2. ANALISA RESIKO STRENGTHS, WEAKNESSES, OPPORTUNITIES, DAN THREATS (SWOT) 2.1. Kekuatan 1. Karantina merupakan salah satu dari 3 unsur teknis customs, imigration, and quarantine – CIQ) yang berdasarkan ketentuan International harus ada di tempat pemasukan dan pengeluaran suatu Negara. 2. Karantina telah memeiliki landasan hukum yang kuat dalam operasionalnya yang terdiri dari Undang-Undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan/ Peraturan Menteri, Juklak/Juknis, Manual serta mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan Perkarantinaan
Hewan
dan
Tumbuhan
serta
Pengawasan
Keamanan Hayati. 3. Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar telah memiliki Sumber Daya
Manusia
yang
berkompeten
dalam
penyelenggaraan
perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati, yang terdiri dari Tenaga Fungsional Karantina Hewan ( Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner), Fungsional Karantina Tumbuhan (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan – POPT, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), POLSUS, dan Intelijen Karantina. 4. Mempunyai sarana dan prasarana operasional pokok di seluruh Wilayah Kerja yang mampu mendukung terlaksananya operasional pengawasan dan pelayanan karantina. 5. Dari aspek pendanaan selain APBN rupiah murni, Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar mempunyai PNBP yang sampai saat ini merupakan PNBP yang tersebar di Wilayah Kerja.
22
2.2. Kelemahan 1. BKP Kelas I Denpasar masih memerlukan penyesuaian terhadap strategis perlindungan sumber daya hayati dan keamanan pangan. 2. Kebijakan teknis operasional standar teknik dan metode masih perlu dilengkapi untuk meningkatkan cakupan pengendalian resiko dan akuntanbilitas pelaksanaan pengawasan dan pelayanan. 3. Kualitas kompetensi dan jumlah Sumber Daya Manusia masih memerlukan peningkatan mengikuti meningkatnya beban kerja operasional. 4. Sarana dan prasarana Teknologi dan system informasi belum cukup untuk menerapkan roadmap teknologi informasi barantan. 5. Sarana dan prasarana operasional masih memerlukan penataan dan peningkatan kualitas mengikuti peningkatan beban operasional dan kepuasan masyarakat dalam pelayanan. 2.3. Peluang 1. SPS agreement mendukung peran karantina menjadi lebih maksimal dan dapat dipergunakan sebagai instrument teknis perdagangan dunia. 2. Adanya fokus pemerintah pada pembangunan jangka menengah (RPJM 2015 – 2019) untuk kedaulatan pangan dan target swasembada pangan strategis (Padi, Jagung, Kedelai dan Daging). 3. Kesadaran masyarakat meningkat untuk mendapatkan pangan yang sehat/ keamanan pangan. 4. Sertifikasi karantina pertanian meningkatkan akses pasar ekspor komoditas pertanian. 5. Dalam era otonomi pemerintah daerah fungsi penyelenggaraan karantina pertanian masih kewenangan Pemerintah Pusat.
23
2.4. Tantangan 1. Meningkatnya volume dan kompleksitas perdagangan berpengaruh terhadap meningkatnya ancaman kelestarian Sumber Daya Alam Hayati hewan dan tumbuhan. (HPHK, OPTK, IAS, GMO). 2. Meningkatnya tuntutan kualitas pelayanan oleh masyarakat dan kewajiban
untuk
melaksanakan
standar
pelayanan
publik
berdasarkan UU No. 25 Tahun 2011. 3. Fungsi otonomi daerah menyebabkan disharmonisasi Peraturan Perundangan Pusat dan Peraturan Daerah. 4. Makin beragamnya jenis media pembawa HPHK/ OPTK dari berbagai Negara. 5. Meningkatnya modus pemasukan dan pengeluaran secara illegal media pembawa HPHK/ OPTK. 3. RENCANA KERJA (2015 – 2019) 3.1. Penguatan Kelembagaan (koordinasi) in line inspection : 3.1.1. Koordinasi Rapat Koordinasi antar instansi terkait di pelabuhan laut, pelabuhan penyebrangan, bandar udara, instansi teknis Pemda
dan
Kepolisian
bertujuan
untuk
meningkatkan
pengawasan dan mendukung operasional tindakan karantina dan pelaksanaan penegakan hukum. Sosialisasi dan Pameran Pembangunan untuk meningkatkan pemahaman tentang karantina
dan partisipasi masyarakat
dalam membantu melaksanakan tugas pokok dan fungsi karantina. Operasi
Pangawasan
Lalulintas
Komoditas
Karantina
bertujuan untuk penguatan pelaksanaan tindakan karantina dan mencegah terjadinya pelanggaran di bidang karantina.
24
3.1.2. In Line Inspection Dalam memenuhi
persyaratan negara tujuan tentang kualitas
komoditas ekspor, seringkali terkendala pada pelaksanaan tindakan KT. Karena Waktu permohonan ekspor dengan jadwal keberangkatan komoditas sangat pendek sehingga tidak cukup waktu melaksanakan sertifikasi kesehatan tumbuhan di tempat pengeluaran. Hal lain yang menjadi kendala adalah tidak tersedianya fasilitas khusus untuk pemeriksaan di tempat pengeluaran, sehingga bisa menyebabkan rusaknya komoditas ekspor saat diperiksa, dan berdampak
pada rendahnya
penerimaan komoditas pertanian Indonesia di pasar internasional. Sesuai kebijakan Barantan yaitu pengembangan sistem sertifikasi ekspor dengan prioritas pelaksanaan tindakan KT di luar tempat pengeluaran, pemeriksaan kualitas komoditas ekspor agar memenuhi persyaratan negara tujuan dapat dilakukan di luar tempat pengeluaran
(in-line inspection). In-line inspection
merupakan tindakan KT di luar tempat pengeluaran yang dapat dilakukan selama dalam keseluruhan proses produksi atau sebagian dari proses produksi. In-line inspection bertujuan agar proses tindakan KT terhadap komoditas yang akan diekspor mulai dari tempat produksi hingga tempat pengeluaran dapat dilaksanakan
sesuai
ketentuan
peraturan
perundangan.
Diharapkan dengan adanya In-line inspection ini kualitas komoditas ekspor bisa terjaga dan ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan penerimaan komoditas ekspor dari Indonesia ke pasar Internasional.
25
Tabel.14. Data Penguatan Kelembagaan In line Inspection Karantina Tumbuhan Tahun 2015. No 1.
3 Pilar Karantina Pertanian Penguatan Kelembagaan (Koordinasi) : In-line Inspection - Buah Mangga tujuan Singapura - Buah Manggis tujuan Malaysia - Buah Manggis tujuan China - Bunga Potong Waterlily tujuan Amerika Serikat
2015
1 kali
2016
1 kali
3 kali 1 kali
2 kali
TAHUN 2017 2018
2019
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
1 kali
3.1.3. Akreditasi SMM ISO/IEC 17025 Untuk meningkatkan kualitas tindakan karantina hewan dan tumbuhan serta produknya laboratorium karantina dituntut mempunyai standar kinerja yang diakui secara Nasional maupun Internasional, sehingga laboratorium tersebut perlu di Akreditasi oleh Badan yang berwenang yaitu BSN-KAN. Komite Akreditasi Nasional merupakan satu-satunya lembaga pemerintah yang mempunyai kewenangan untuk mengukur sistem dan kinerja suatu laboratorium sesuai dengan pedoman ISO/IEC 17025-2008 dimana laboratorium yang lulus akreditasi akan diberikan sertifikat Akreditasi resmi dari KAN. Laboratorium
Balai Karantina
Pertanian Kelas I Denpasar telah Diakreditasi oleh KAN sejak tanggal 17 Januari 2013 dengan No. ID : LP-691 IDN.
26
Tabel.15. Data Pengembangan Ruang Lingkup Akreditasi 2015-2019 Laboratorium Uji Karantina Hewan
No.
Tahun Biomolekuler Persiapan PCR AI Persiapan PCR Jembrana
1
2015
2
2016
sda
3 4
2017 2018
5
2019
sda Persiapan PCR AI Persiapan PCR Jembrana sda
Ruang Lingkup Pengujian Parasitologi Virologi Bakteriologi Persiapan Persiapan Uji Persiapan Akreditasi HA/HI Reakreditasi Trypanosoma Elisa AI TPC dan , sp Elisa Rabies akreditasi RBT Trypanosoma Persiapan Uji Persiapan sp HA/HI Reakreditasi Elisa AI TPC dan Elisa Rabies akreditasi RBT sda sda sda sda sda Salmonella E Coli
Elissa Cysticercosis
sda
sda
Kesmavet
Elisa resid u antibiotik a
sda
Tabel.16. Data Pengembangan Ruang Lingkup Akreditasi 2015-2019 Laboratorium Uji Karantina Tumbuhan RUANG LINGKUP PENGUJIAN No .
TAHUN
1.
2015
2.
2016
Entomologi
Mikologi
Virologi
Bakteriologi
DI-Fruit Fly 1. B. umbrosa 2. B. albistrigata 3. B. caudata 4. B. papayae 5. B. cucurbitae 6. B. carambolae
Bloter Test 1.Helmintosp orium solani
DAS ELISA - TuMV
DAS ELISA 1. CMM
DI-Fruit Fly 1. B. umbrosa 2. B. albistrigata 3. B. caudata 4. B. papayae 5. B. cucurbitae 6. B. carambolae
Bloter Test 1.Helmintosp orium solani
DAS ELISA - TuMV
DAS ELISA 1. CMM
27
Nemato logi
3.
2017
DI 1. 2. 3.
4.
2018
5.
2019
Sitophilus oryzae Areacerus sp Tribolium castaneum
DI-Root Knot Nemato da Globode ra rostochi ensis
DI Pseudococcus sp
DI 1. Rhyzoperta dominica 2. Oryzapilus sp
PCR -TuMV -GLraV
DI Balansia oryzae
PCR Bactrocera spp
PCR - Pantoea stewartii PCR - PRSV
3.1.4. Sertifikasi SMM ISO 9001 Tantangan global menuntut akan pentingnya mutu dan usaha untuk meningkatkan pelayanan aparatur pemerintahan dengan cara melakukan perbaikan secara konsisten dan terus menerus. Persoalan mutu merupakan isu kritis bagi institusi milik pemerintah di Indonesia mengingat makin tingginya tuntutan publik atas kinerja institusi pemerintah. Terwujudnya pelayanan publik yang berkualitas (prima) merupakan salah satu ciri pemerintahan yang baik (Good Governance) sebagai tujuan dari pendayagunaan aparatur negara.
Standar Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 merupakan konsensus internasional yang berkenaan dengan praktek manajemen yang baik (good management practices) dengan tujuan untuk memastikan suatu organisasi dari waktu ke waktu senantiasa dapat menyampaikan produk atau jasa sesuai 28
dengan persyaratan pelanggannya (pelayanan prima). Selain itu ISO 9001:2008 juga menyediakan kerangka kerja yang sistematis sehingga bukan saja bermanfaat untuk peningkatan pelayanan, tetapi juga mengintegrasikan program-program dari Kementerian Pertanian dan peraturan perundangan lainnya.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, telah menerapkan sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dan disertifikasi sejak tanggal 3 Februari 2014 oleh Lembaga Sertfikasi yang telah diakreditasi oleh KAN dengan nomor sertifikat QMS/ 471.
Adapun Rencana Kerja Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 sebagai berikut : Tabel. 17. Rencana Kerja Penguatan SMM 9001:2008 Tahun 2015-2019 NO
TEMA PENGUATAN SDM 2016 2017
2015 1 2
Survailance
Resertifikasi Penambahan Ruang lingkup Wilker Padang Bai, Gilimanuk dan Celukan BAwang
Survailance
2018
Survailance
2019 Resertifikasi
3.2. Penguatan SDM 3.2.1. Inhousetraining KH dan KT Untuk
meningkatkan
kepercayaan
stake
holder
terhadap
pemeriksaan karantina pertanian dan hasil uji laboratorium, maka laboratorium harus menerapkan Good Laboratory Practice dan standar mutu pengujian sesuai dengan sistem mutu internasional, 29
yaitu ISO/IEC 17025:2008 sehingga laporan hasil uji dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Agar pelayanan kepada pengguna jasa dan masyarakat luas berjalan optimal serta hasilnya akurat, teliti dan dapat dipercaya, maka laboratorium harus ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai serta petugas dan sumber daya manusia yang handal dan professional. Untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang handal dan professional sesuai dengan Panduan Mutu Laboratorium Karantina Pertanian BKP Kelas I Denpasar PM 5.2 Point 5.2.2 dan Dokumen Prosedur 21 dilaksanakan
Program
pendidikan
dan
pelatihan
terhadap
petugas/ sumber daya manusia yang dilaksanakan sesuai dengan pengembangan ruang lingkup pengujian. Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka Balai Karantina Kelas I Denpasar mengadakan Kegiatan In Housetraining Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk peningkatan kompetensi sumber daya manusia baik di bidang laboratorium maupun teknis lapangan.
Tabel.18.
Rencana Kerja Penguatan SDM Karantina Hewan Tahun 2015-2019
NO 1
2
2015 DETEKSI FORMALIN PD PRODUK PANGAN ELISA RESIDU ANTIBIOTIKA PD PRODUK PANGAN
(inhousetraining)
TEMA PENGUATAN SDM 2016 2017 2018 ELISA PCR ELISA PRRS CYSTICERCOSIS JEMBRANA PD TERNAK BABI ELISA RABIES PENILAIAN ELISA PD HPR IKH/IKPH SALMONELLA SP PADA PRODUK HEWAN
30
2019 RESIDU HORMON
RESIDU LOGAM BERAT
Tabel.19.
NO 1.
Rencana Kerja Penguatan SDM Karantina Tumbuhan 2015-2019.
3 Pilar Karantina Pertanian Penguatan SDM (Inhouse Training KT)
(inhousetraining)
TAHUN 2015
2016
2017
2018
2019
Identifikasi Morfologi Serangga Hama Gudang (Araecerus fasciculatus, Hipotenemus hampeii, Sitophillus oryzae, Tribolium sp, Rhizopertha dominica, Trogoderma granarium) Teknik Dasar Kloning DNA Bactrocera spp
Identifikasi Morfologi Kutu Putih Teknik Dasar Kloning virus PRSV
Identifikasi Morfologi Nematoda Globodera rostochiensis Identifikasi Molekuler Nematoda Globodera rostochiensis
Identifikasi Morfologi Pseudococcus sp Identifikasi Molekuler Balansia oryzae
Identifikasi Morfologi Pseudococcus sp Teknik Dasar Kloning DNA Pantoea stewartii
3.2.2. Pembinaan Mental Pegawai Untuk dapat menggerakkan atau mengarahkan dengan tepat sehingga pegawai dapat bekerja lebih efisien guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
organisasi,
maka
unsur
manusia dalam organisasi khususnya pegawai atau aparatur pemerintah perlu mendapat perhatian yang serius dari setiap organisasi. Salah satu kunci keberhasilan suatu organsiasi dalam
usaha pencapaian
kemampuan
serta
tujuan
sangat
ditentukan
keterampilan pegawainya
oleh
disamping
kemampuan untuk menggerakkan dan mengarahkan bawahan atau pegawai dari pimpinan organisasi itu sendiri yang tangguh, professional dan terpercaya, yang memiliki disiplin tinggi dalam 31
melaksanakan tugas maupun pegawai yang berkualitas maka diperlukan pembinaan mental pegawai baik secara rohani maupun organisasi. Kegiatan Pembinaan Mental pegawai ini bertujuan sebagai Pembinaan pelaksanaan
terhadap tugas
petugas
sehari-hari
karantina guna
dalam
rangka
membangun
kondisi
organisasi yang kondusif, efektif dan efisien dalam mencapai sasarannya;
Meningkatkan
pengetahuan
petugas
karantina
terhadap pengembangan tim (tim building), pengembangan kepemimpinan (leadership), pengelolaan perubahan (managing change),
pengembangan
budaya
organisasi
(culture
development), perencanaan strategis (strategik planning) dan pengembangan
diri
(personal
development);
Meningkatkan
kemampuan petugas karantina menghadapi berbagai tantangan dan hambatan dalam setiap penyelesaian tugas-tugas yang dihadapi. 4. LAMPIRAN MATRIK RENCANA KERJA (2015 – 2019) (Terlampir di Excell).
32
33
34
35