KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya laporan ini yang merupakan Ringkasan Eksektutif pekerjaan “Studi Penyusunan Konsep Standar di Bidang Prasarana Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan”. Kegiatan studi ini dilaksanakan berdasarkan Surat Perjanjian no. PL. 102/21/19-BLTD-2011 tanggal 15 Maret 2012 antara Pejabat Pembuat Komitmen Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Darat dan Perkeretaapian dengan PT. Atrya Swascipta Rekayasa. Studi ini dilaksanakan mengingat berdasarkan pengamatan, banyak dijumpai fasilitas prasarana di pelabuhan sungai, danau dan penyeberangan di Indonesia dirasa masih kurang memenuhi standar pelayanan operasional, sehingga berdampak pada keamanan, transportasi.
kenyamanan Melalui
menyumbangkan suatu
dan
studi
kelancaran ini,
Tim
pengguna Studi
jasa
bermaksud
konsep untuk standarisasi beberapa
fasilitas prasarana pelabuhan terkait permasalahan tersebut di atas. Pada kesempatan ini Tim Studi mengucapkan terima kasih kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan atas kepercayaan yang diberikan untuk melaksanakan kegiatan studi ini. Ucapan terima kasih pula disampaikan kepada semua pihak i
yang turut membantu dalam rangka pengumpulan data maupun kelancaran dalam pelaksanaan studi ini.
Bandung,
November 2012
PT. Atrya Swascipta Rekayasa
Tim Studi
ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...........................................................................I DAFTAR ISI.......................................................................................III DAFTAR TABEL ................................................................................V DAFTAR GAMBAR.......................................................................... VI BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................. 1-1 A. LATAR BELAKANG ...................................................................... 1-1 B. RUMUSAN MASALAH ................................................................. 1-2 C. MAKSUD DAN TUJUAN STUDI ....................................................... 1-3 D. MANFAAT STUDI ....................................................................... 1-3 E. RUANG LINGKUP STUDI ............................................................... 1-4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................ 2-1 A. KERANGKA PIKIR STUDI .............................................................. 2-1 B. PENGERTIAN DAN KETENTUAN UMUM............................................ 2-2 C. FASILITAS PELABUHAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN ............ 2-4 D. PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PELABUHAN ......................... 2-5 E. OPERASIONAL FASILITAS PELABUHAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN ............................................................................. 2-6 F. PRASARANA FASILITAS SANDAR DAN TAMBAT .................................. 2-7 1. PRASARANA FASILITAS SANDAR........................................................... 2-7 2. PRASARANA FASILITAS TAMBAT .......................................................... 2-7 G. FASILITAS PRASARANA BONGKAR MUAT ......................................... 2-8 1. TIPE PRASARANA BONGKAR MUAT...................................................... 2-8 2. PLENGSENGAN ................................................................................. 2-8 3. PONTOON ....................................................................................... 2-8 4. MOVABLE BRIDGE ............................................................................ 2-8 H. PRASARANA PELINDUNG PELABUHAN ............................................ 2-8 1. KONSTRUKSI BREAKWATER................................................................. 2-9 2. KONSTRUKSI GROIN .......................................................................... 2-9 I. KOLAM PELABUHAN .................................................................... 2-9 J. ALUR PELAYARAN ....................................................................... 2-9 BAB 3 METODE STUDI ................................................................. 3-1 A. METODE PELAKSANAAN STUDI ..................................................... 3-1 B. JANGKA WAKTU DAN LOKASI STUDI ............................................... 3-1 C. SUMBER DATA .......................................................................... 3-1 D. METODA PENGUMPULAN DATA.................................................... 3-2 iii
1. DATA SEKUNDER............................................................................... 3-2 2. DATA PRIMER .................................................................................. 3-2 E. ANALISIS PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIS..................................... 3-3 BAB 4 LAPORAN SURVEY LAPANGAN.................................... 4-1 A. LOKASI MERAK ......................................................................... 4-1 1. TINJAUAN UMUM PELABUHAN PENYEBERANGAN MERAK ....................... 4-1 2. FASILITAS PRASARANA PELABUHAN PENYEBERANGAN MERAK ................. 4-2 B. LOKASI PALEMBANG................................................................... 4-3 1. TINJAUAN UMUM PELABUHAN PENYEBERANGAN PALEMBANG ................ 4-3 2. FASILITAS PRASARANA PELABUHAN PENYEBERANGAN PALEMBANG .......... 4-4 C. LOKASI PALANGKARAYA .............................................................. 4-5 1. TINJAUAN UMUM PELABUHAN RAMBANG ............................................ 4-5 2. FASILITAS PRASARANA PELABUHAN RAMBANG ...................................... 4-6 D. LOKASI MEDAN ........................................................................ 4-7 1. TINJAUAN UMUM ............................................................................. 4-7 2. FASILITAS PRASARANA ....................................................................... 4-9
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR Gambar 3-2 Bagan Alur Pelaksanaan Analisis ................................................. 3-3
vi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Transportasi sungai, danau dan penyeberangan merupakan tiga jenis angkutan yang mempunyai banyak persamaan. Ketiga jenis angkutan
tersebut
merupakan
angkutan
perairan,
yang
memerlukan sarana dan prasarana yang sama, seperti kapal dan dermaga. Walupun ketiganya banyak mempunyai persamaan, namun ketiganya tidak membentuk suatu jaringan. Masingmasing jenis angkutan tersebut merupakan angkutan tersendiri atau justru merupakan bagian dari jaringan transportasi yang lain. Angkutan penyeberangan pada umumnya merupakan bagian dari sistem jaringan jalan atau jalan kereta api. Angkutan sungai merupakan angkutan dari dan ke pedalaman dengan terminal di pantai/pelabuhan. Sedangkan, angkutan danau pada umumnya merupakan angkutan lokal yang menghubungkan satu pantai dengan pantai yang lain dari danau yang bersangkutan. Penyelenggaraan transportasi sungai, danau dan penyeberangan terkait dengan prasarana transportasi baik dalam pengoperasian, wilayah kerja (DLKr/DLKp), pembangunan fasilitas laut maupun fasilitas
darat
serta
kenavigasian
masih
terkait
dengan
perhubungan laut. Terkait hal di atas dinilai masih terjadi tarik menarik kewenangan dan wilayah operasi antara transportasi laut, pemerintah daerah dan PT. ASDP Indonesia Ferry. Meskipun domain regulasi keselamatan pelayaran menjadi tanggung jawab 1-1
Ditjen Perhubungan Laut, namun mengingat adanya kewenangan dan tanggung jawab yang berbeda dalam penyelenggaraan angkutan SDP, maka diperlukan adanya standar untuk prasarana transportasi SDP dengan memperhatikan karakteristik perairan dan tidak terlepas mengacu pada Undang-Undang, Peraturan Pemerintah maupun Keputusan Menteri Perhubungan terkait dengan penyelenggaran angkutan SDP agar pelayanan terhadap keamanan, keselamatan dan kenyamanan pada transportasi publik menjadi perhatian bersama secara serius. Sehubungan dengan permasalahan dan ketentuan di atas, maka dipandang perlu dilakukan studi penyusunan konsep standar di bidang prasarana transportasi sungai, danau dan penyeberangan untuk mewujudkan transportasi sungai, danau dan penyeberangan yang efektif, efisien, aman, cepat, lancar, tertib, teratur dan nyaman dengan standar prasarana yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. B. Rumusan Masalah Pelabuhan merupakan bagian dari sistem transportasi yang salah satunya dibutuhkan untuk melayani kegiatan bongkar muat barang dan penumpang. Agar proses kegiatan tersebut dapat berjalan dengan aman, nyaman dan lancar maka diperlukan prasarana yang memadai. Persoalan transportasi sungai, danau dan penyeberangan terkait dengan prasarana yang sering dijumpai adalah prasarana yang tersedia kurang memadai atau tidak memenuhi standar teknis maupun operasional yang benar sehingga timbul kendala dalam 1-2
pengoperasiannya. Sehubungan dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka perlu disusun suatu konsep standar di bidang prasarana transportasi sungai, danau dan penyeberangan mengacu kepada Undang-Undang, Peraturan Pemerintah maupun Keputusan Menteri Perhubungan serta peraturan dan standar luar negeri yang relevan untuk diterapkan di Indonesia. Selanjutnya standar prasarana ini harus dilaksanakan semua pihak yang terkait, agar dalam penyediaan prasarana transportasi sungai, danau dan penyeberangan baik dalam pembangunan maupun operasinya sesuai dengan standar prasarana yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. C. Maksud dan Tujuan Studi Maksud kegiatan studi adalah mengevaluasi konsep penyusunan standar di bidang prasarana transportasi sungai, danau dan penyeberangan. Sedangkan tujuan studi adalah untuk mendapatkan tingkat efisiensi dan efektifitas serta keselamatan pelayanan operasional di bidang transportasi sungai, danau dan penyeberangan.
D. Manfaat Studi Studi Penyusunan Konsep Standar di
Bidang Prasarana
Transportasi SDP adalah berupa penyusunan standar prasarana yang
dilaksanakan
secara
efektif
dan
esisien.
Dengan
dilaksanakannya studi ini yang nantinya harus dilaksanakan oleh 1-3
semua pihak yang terkait, diharapkan dapat terwujudnya transportasi sungai, danau dan penyebrangan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien dengan standar prasarana yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan. E. Ruang Lingkup Studi Studi Penyusunan Konsep Standar di Bidang Prasarana Transportasi
Sungai,
Danau
dan
Penyeberangan
adalah
penyusunan standar prasarana yang dilaksanakan secara efektif dan efisien, dengan kegiatan/ruang lingkup studi sebagai berikut: 1) Inventarisasi kegiatan-kegiatan bidang transportasi SDP; 2) Inventarisasi dan evaluasi kebijakan di bidang prasarana transportasi SDP; 3) Inventarisasi
kebutuhan
standar
di
bidang
prasarana
transportasi SDP; 4) Menyusun rancangan 10 (sepuluh) naskah akademik konsep standardisasi di bidang prasarana transportasi SDP, yang meliputi: a) Standar fasilitas sandar dan tambat untuk angkutan sungai dan danau; yaitu bollard dan fender. b) Standar fasilitas sandar dan tambat untuk angkutan penyeberangan; yaitu bollard dan fender c) Standar perawatan fasilitas dermaga angkutan sungai dan danau; yaitu dermaga, fender dan bollard d) Standar
perawatan
fasilitas
dermaga
angkutan
penyeberangan; yaitu dermaga, fender dan bollard e) Standar prasarana pengamanan pelabuhan penyeberangan; yaitu breakwater dan groin 1-4
f) Standar kolam pelabuhan angkutan penyeberangan; yaitu dimensi dan kedalaman untuk kapal yang beroperasi g) Standar fasilitas bongkar muat untuk angkutan sungai dan danau; yaitu plengsengan, ponton dan movable bridge h) Standar
fasilitas
bongkar
muat
untuk
angkutan
penyeberangan; yaitu plengsengan, ponton dan movable bridge i) Standar fasilitas alur pelayaran angkutan sungai dan danau; yaitu lebar, kedalaman dan air draft (ruang bebas udara) j) Standar fasilitas alur pelayaran angkutan penyeberangan; yaitu lebar, kedalaman dan air draft (ruang bebas udara) Pengumpulan data pada kegiatan ini dilakukan di Medan, Palembang, Palangkaraya dan Merak.
1-5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Pikir Studi Penyelenggaraan transportasi sungai, danau dan penyeberangan terkait dengan operasi, pembangunan dermaga serta perambuan dan navigasi masih terkait dengan perhubungan laut, sehingga dinilai masih terjadi tarik menarik kewenangan dan wilayah operasi antara transportasi laut, pemerintah daerah dan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero). Selama ini tugas pokok dan fungsi Direktorat LLASDP Direktorat Jenderal Perhubungan Darat tidak hanya membina kapal pada penyeberangan jarak dekat, akan tetapi juga jarak jauh. Terkait domain regulasi keselamatan pelayaran menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Dengan adanya kewenangan dan tanggung jawab yang berbeda dalam penyelenggaran angkutan SDP, maka perlu adanya standar prasarana transportasi SDP agar pelayanan transportasi terkait keselamatan, keamanan dan kenyamanan terhadap masyarakat lebih terjamin dan menjadi perhatian semua pihak yang terkait. Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka dipandang perlu untuk dilaksanakan Penyusunan Konsep Standar di Bidang Prasarana Transportasi SDP untuk mewujudkan transportasi sungai, danau dan penyeberangan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien dengan standar prasarana yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. 2-1
B. Pengertian dan Ketentuan Umum Beberapa pengertian dan ketentuan umum dalam penyusunan konsep standar prasarana transportasi sungai, danau dan penyeberangan yaitu: 1)
Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metoda yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan
syarat-syarat
keselematan,
keamanan,
kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan lingkungan hidup dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-sebesarnya. 2)
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan, menerapkan dan merevisi standar, yang dilaksanakan secara tertib dan bekerjasama dengan semua pihak.
3)
Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional.
4)
Angkutan Sungai dan Danau adalah kegiatan angkutan dengan menggunakan kapal yang dilakukan di sungai, danau, waduk, rawa, anjir, kanal, dan terusan untuk mengangkut penumpang, barang dan/atau hewan yang diselenggarakan oleh perusahaan angkutan sungai dan danau.
5)
Angkutan penyeberangan adalah angkutan yang dilakukan untuk melayani lintas penyeberangan yang berfungsi sebagai jembatan bergerak yang menghubungkan jaringan jalan atau 2-2
jaringan jalur kereta api yang terputus karena adanya perairan, dan mengangkut penumpang dan kendaraan berserta muatannya. 6)
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang
pelabuhan
serta
sebagai
tempat
perpindahan intra dan antar moda transportasi. 7)
Kepelabuhanan meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan berlayar, tempat perpindahan intra dan/atau antar moda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah.
8)
Pelabuhan Laut adalah pelabuhan yang dapat digunakan untuk melayani kegiatan angkutan laut dan/atau angkutan penyeberangan yang terletak di laut atau di sungai.
9)
Pelabuhan Sungai dan Danau adalah pelabuhan yang digunakan untuk melayani angkutan sungai dan danau yang terletak di sungai dan danau.
10) Pelabuhan Penyeberangan adalah pelabuhan umum untuk kegiatan angkutan penyeberangan.
2-3
11) Terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam sandar dan tempat kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dan naik turun penumpang, dan/atau tempat bongkar muat barang. 12) Kolam Pelabuhan adalah perairan di depan dermaga yang digunakan untuk kepentingan operasional sandar dan olah gerak kapal. 13) Kolam Sandar adalah perairan yang merupakan bagian dari kolam pelabuhan yang digunakan untuk kepentingan operasional menyandarkan/menambatkan kapal di dermaga. 14) Alur Pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari. C. Fasilitas Pelabuhan Sungai, Danau dan Penyeberangan Prasarana
transportasi
sungai,
danau
dan
penyeberangan
merupakan fasilitas pelabuhan yang diperuntukan bagi sarana angkutan sungai, danau dan penyeberangan agar dapat memenuhi fungsinya. Pelabuhan yang melayani kegiatan angkutan sungai dan danau disebut pelabuhan sungai dan danau, sedangkan pelabuhan yang melayani kegiatan angkutan penyeberangan disebut pelabuhan penyeberangan (pasal 6 KM 53 Tahun 2002). Peran, fungsi dan jenis pelabuhan sebagaimana dalam Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan.
2-4
D. Pembangunan dan Pengembangan Pelabuhan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan,
disebutkan
bahwa
pembangunan
pelabuhan hanya dapat dilakukan berdasarkan Rencana Induk Pelabuhan Nasional dan Rencana Induk Pelabuhan. Pembangunan pelabuhan sungai dan danau oleh penyelenggara pelabuhan dilakukan setelah diperolehnya ijin yang diajukan oleh penyelenggara pelabuhan kepada bupati/walikota. Pengajuan ijin tersebut harus memenuhi persyaratan teknis kepelabuhanan dan kelestarian lingkungan. Persyaratan teknis kepelabuhanan yang harus dipenuhi dalam pengajuan ijin tersebut di atas meliputi: 1. Studi kelayakan, paling sedikit memuat: a. kelayakan teknis; dan b. kelayakan ekonomis dan finansial. 2. Desain teknis, paling sedikit memuat: a. kondisi tanah; b. konstruksi; c. kondisi hidrooceanografi; d. topografi; dan e. penempatan dan konstruksi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran, alur pelayaran, dan kolam pelabuhan serta tata letak dan kapasitas peralatan di pelabuhan.
2-5
Sedangkan persyaratan kelestarian lingkungan berupa studi lingkungan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.
E. Operasional Fasilitas Pelabuhan Sungai, Danau dan Penyeberangan Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa setiap pelabuhan wajib memiliki Rencana Induk Pelabuhan. Sehingga baik dalam penyediaan maupun pemeliharaan fasilitas pelabuhan dilakukan sesuai dengan Rencana Induk Pelabuhan. Hal ini sebagaimana dalam PP No. 61 Tahun 2009 Pasal 63 yaitu: (1) Penyediaan fasilitas pelabuhan pada pelabuhan yang belum diusahakan
secara
komersial
dilakukan
oleh
Unit
Penyelenggara Pelabuhan. (2) Penyediaan dan pemeliharaan fasilitas pelabuhan dilakukan sesuai dengan Rencana Induk Pelabuhan. (3) Dalam penyediaan dan pemeliharaan fasilitas pelabuhan, penerapannya didasarkan pada rencana desain konstruksi untuk fasilitas pokok dan fasilitas penunjang. (4) Fasilitas pelabuhan dirancang sesuai dengan kapasitas kemampuan pelayanan sandar dan tambat di pelabuhan termasuk penggunaan jenis peralatan yang akan digunakan di pelabuhan.
2-6
F. Prasarana Fasilitas Sandar dan Tambat 1. Prasarana Fasilitas Sandar Fasilitas sandar merupakan salah satu fasilitas pada dermaga yang berfungsi sebagai pelindung dermaga dari benturan kapal saat merapat. Pada proses merapatnya kapal di dermaga, kemungkinan akan terjadi benturan antara kapal dengan dermaga yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada dermaga atau kapal atau bahkan keduanya. Hal ini dikarenakan besarnya energi yang dihasilkan pada saat kapal membentur dermaga, meskipun kecepatan kapal saat merapat rendah. Semakin besar ukuran kapal pada kecepatan merapat yang sama, maka energi yang dihasilkan akan semakin besar. Untuk menghindari kemungkinan kerusakan pada dermaga maupun kapal, maka dermaga dilengkapi dengan fasilitas sandar yang disebut fender untuk menyerap energi tersebut. a) Tipe fender b) Panel dan rangka baja c) Jarak dan perletakan fender d) Dasar penentuan fender e) Penentuan energi sandar kapal
2. Prasarana Fasilitas Tambat Prasarana fasilitas tambat adalah fasilitas yang disediakan di dermaga untuk menambatkan atau mengikat tali kapal, baik 2-7
pada saat kapal melakukan manuver sandar maupun selama kapal bersandar di dermaga. Fasilitas tambat harus mampu menahan gaya tarik kapal akibat pengaruh angin, arus, gelombang maupun hempasan air dari kapal lain yang lewat. Pada struktur dermaga harus disediakan fasilitas tambatan sedemikian rupa sehingga kapal yang direncanakan sandar di dermaga dapat tertambat dengan aman. Fasilitas tambatan tali kapal yang dipasang di dermaga ini biasa disebut bollard. a) Tipe bollard b) Jarak interval bollard c) Gaya traktif bollard G. Fasilitas Prasarana Bongkar Muat 1. Tipe Prasarana Bongkar Muat 2. Plengsengan 3. Pontoon 4. Movable Bridge
H. Prasarana Pelindung Pelabuhan Prasarana pelindung pelabuhan pada umumnya berupa konstruksi breakwater, revetment dan konstruksi groin. Konstruksi
breakwater
berfungsi
sebagai
pelindung
pelabuhan dari pengaruh gelombang, sedangkan revetment berfungsi sebagai pelindung lereng untuk mencegah erosi dan konstruksi groin berfungsi untuk menahan transpor sedimen. 2-8
1. Konstruksi Breakwater 2. Konstruksi Groin I.
Kolam Pelabuhan Kolam pelabuhan adalah perairan di depan dermaga yang digunakan untuk kepentingan operasional sandar dan olah gerak kapal. Dengan demikian kolam pelabuhan harus tenang, memiliki luas dan kedalaman yang cukup, agar kapal dapat berlabuh dengan aman dan memudahkan bongkar muat barang.
J.
Alur Pelayaran
Alur Pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari. Hal-hal perlu diperhitungkan dalam penetapan alur pelayaran.
2-9
BAB 3 METODE STUDI A. Metode Pelaksanaan Studi Studi Penyusunan Konsep Standar di Bidang Prasarana Transportasi SDP dilaksanakan melalui survei di lapangan dalam pengumpulan data primer dan sekunder, serta melakukan analisis untuk merumuskan konsep standar prasarana di
bidang transportasi
sungai,
danau dan
penyeberangan. Disamping pengumpulan data primer dan sekunder, melakukan pula diskusi dengan instansi-instansi di lokasi survey terkait dengan fasilitas prasarana yang ada. B. Jangka Waktu dan Lokasi Studi Kegiatan Studi Penyusunan Konsep Standar di Bidang Prasarana Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan dilaksanakan dalam waktu selama 8 (delapan) bulan. Adapun tempat kegiatan dilaksanakan di Jakarta, sedangkan pelaksanaan survey pengumpulan data di lapangan dilakukan di Medan, Palembang, Palangkaraya dan Merak. C. Sumber Data Data sekunder dan primer yang dikumpulkan melalui survey lapangan di 4 (empat) lokasi, masing-masing di lokasi Medan, Palembang, Palangkaraya dan Merak meliputi sebagai berikut: 3-1
1. Lokasi Medan dilakukan di Pelabuhan Ajibata, Pelabuhan Nainggolan dan Pelabuhan Simanindo. 2. Lokasi
Palembang
dilakukan
di
Pelabuhan
Penyeberangan Palembang 3 Ilir. 3. Lokasi Palangkaraya dilakukan di Pelabuhan Rambang. 4. Lokasi Merak dilakukan di Pelabuhan Penyeberangan Merak. Data yang diperlukan mencakup data prasarana transportasi yang tersedia di pelabuhan lokasi survey, dalam hal ini fasilitas sandar dan tambat, fasilitas bongkar muat, fasilitas prasarana pengaman pelabuhan, fasilitas kolam pelabuhan, fasilitas alur pelayaran dan prosedur pemeliharaan yang diterapkan. Adapun pihak-pihak yang terkait sebagai sumber data adalah penyelenggara pelabuhan, operator kapal dan pengguna jasa/penumpang.
D. Metoda Pengumpulan Data Data penunjang yang diperlukan untuk analisis studi ini terdiri dari: 1. Data sekunder 2. Data primer 3-2
E. Analisis Penyusunan Naskah Akademis Pada tahap analisis penyusunan naskah akademis, secara singkat dapat dilihat dalam bagan alur pelaksanaan analisis naskah akademis.
Gambar 3-1 Bagan Alur Pelaksanaan Analisis
3-3
BAB 4 LAPORAN SURVEY LAPANGAN
Batasan laporan hasil survey prasarana pelabuhan yang dituangkan
dalam
bab
ini
meliputi
fasilitas-fasilitas
prasarana pelabuhan yang terkait dengan studi. Adapun lokasi survey pengambilan data dilakukan di lokasi Merak yaitu di Pelabuhan Penyeberangan Merak, di lokasi Palembang yaitu di Pelabuhan Penyeberangan Palembang, di lokasi Palangkaraya yaitu di Pelabuhan Sungai Rambang dan di lokasi Medan yaitu di Pelabuhan Penyeberangan Danau Ajibata, Pelabuhan Penyeberangan Danau Simanindo dan Pelabuhan Danau Nainggolan. A. Lokasi Merak Lokasi survey di Merak dalam studi ini merupakan survey transportasi penyeberangan di Pelabuhan Penyeberangan Merak. 1. Tinjauan Umum Pelabuhan Penyeberangan Merak Pelabuhan Penyeberangan Merak merupakan pelabuhan umum yang melayani lintas penyeberangan Merak – Bakauheni dengan jarak tempuh 15 mile. Pelabuhan Penyeberangan Merak dikelola oleh PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak. Khusus untuk Dermaga IV, penggelolaannya di bawah PT. Infinity Indosakti KSO dengan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero). Lintas 4-1
penyeberangan Merak - Bakauheni merupakan lintas penyeberangan komersil antar provinsi sesuai KM. 64 Tahun 1989
menghubungkan
Provinsi
Banten
dan
Provinsi
Lampung. 2. Fasilitas Prasarana Pelabuhan Penyeberangan Merak a. Fasilitas Sandar dan Tambat Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa Pelabuhan Penyeberangan Merak saat ini mengoperasikan 5 (lima) unit dermaga, dengan type dermaga yang berbeda-beda. b. Fasilitas Prasarana Pengamanan Pelabuhan Prasarana pengaman pelabuhan yang ada di Pelabuhan Penyeberangan Merak yaitu breakwater. Di Pelabuhan Merak terdapat dua unit Breakwater yaitu di sisi Dermaga I dan di sisi bagian Dermaga IV dan V. Breakwater disisi muka Dermaga IV dan Dermaga V saat ini masih dalam fase konstruksi. c. Fasilitas Kolam Pelabuhan Posisi Pelabuhan Merak berada di balik Pulau Merak dengan kedalaman perairan cukup dalam hingga 25 m. Sedangkan kedalaman kolam pada masing-masing dermaga yaitu: - Dermaga I
: -5.5 m
- Dermaga II
: -6.5 m
- Dermaga III
: -6.5 m 4-2
- Dermaga IV
: -6.5 m
- Dermaga V
: -10.0 m
d. Fasilitas Bongkar Muat Pelabuhan
Penyeberangan
Merak
saat
ini
mengoperasikan 5 (lima) unit dermaga, seluruhnya menggunakan fasilitas bongkar muat movable bridge. Dermaga I, Dermaga II dan Dermaga III, disamping menggunakan Movable Bridge, juga dilengkapi dengan side ramp (elevated) untuk kendaraan-kendaraan kecil. Namun side ramp Dermaga II saat ini belum beroperasi.
e. Alur Pelayaran Pengertian alur pelayaran di Pelabuhan Penyeberangan Merak ini adalah lebar selat dari pelabuhan ke Pulau Merak yang digunakan untuk lalu lintas kapal. Lebar terkecil alur pelayaran di Pelabuhan Merak diambil dari kedalaman -6.5 m (LWS) adalah sekitar 200 m. B. Lokasi Palembang Lokasi survey di Palembang dalam studi ini merupakan survey transportasi penyeberangan sungai di Pelabuhan Penyeberangan Palembang. 1. Tinjauan Umum Pelabuhan Penyeberangan Palembang Survey lokasi pelabuhan di Palembang dititikberatkan di 35 Ilir yaitu di Pelabuhan Penyeberangan 35 Ilir Palembang. 4-3
200 m
Pelabuhan Penyeberangan Palembang merupakan pelabuhan umum yang melayani lintas penyeberangan Palembang – Muntok (P. Bangka) dengan jarak tempuh 90 mile. Pelabuhan Penyeberangan Palembang dikelola oleh Dinas Perhubungan
Kota
Palembang.
Lintas
penyeberangan
Palembang - Muntok, merupakan lintas penyeberangan komersil antar provinsi sesuai KM. 43 Tahun 1998 menghubungkan Sumatera Selatan dan Bangka Belitung. 2. Fasilitas Prasarana Palembang
Pelabuhan
Penyeberangan
a. Fasilitas Sandar dan Tambat Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa di Pelabuhan Penyeberangan Palembang terdapat 2 buah dermaga, masing-masing dermaga dolphin dan ponton. Kondisi dermaga yang akan diuraikan dibawah ini hanya mencakup dermaga dolphin, mengingat dermaga ponton sudah tidak dioperasikan.
b. Fasilitas Bongkar Muat Fasilitas bongkar muat yang tersedia pada dermaga dolphin di Pelabuhan Penyeberangan Palembang berupa fasilitas bongkar muat type mechanic movable yaitu Movable Bridge. c. Alur Pelayaran
4-4
Bahwasannya Pelabuhan Penyeberangan Palembang berada di Sungai Musi yang digunakan sebagai alur pelayaran lalu lintas kapal-kapal besar. Pasang surut Sungai Musi adalah sebagai berikut: HHWS
4.10 m
MHWS
3.70 m
MSL
2.05 m
LLWS
0.00 m
Dalam operasionalnya, kapal-kapal yang beroperasi harus melewati jembatan Ampera. Jembatan Ampera memiliki ruang bebas 8,70 m pada kondisi pasang tinggi tertinggi (HHWS).
C. Lokasi Palangkaraya Lokasi survey di Palangkaraya dalam studi ini merupakan survey
transportasi
sungai
di
Pelabuhan
Rambang,
Palangkaraya. 1. Tinjauan Umum Pelabuhan Rambang Survey lokasi pelabuhan di Palangkaraya dititikberatkan di Pelabuhan Rambang, Palangkaraya. Pelabuhan Sungai Rambang Palangkaraya berada di Sungai Kahayan. Sungai Kahayan merupakan salah satu sungai di Kalimantan Tengah memiliki panjang sekitar 600 km dengan lebar rata-rata 450 m dan kedalaman rata-rata 7 m. Namun karena karakter Sungai Kahayan yang merupakan sungai pasang surut 4-5
dengan beda pasang surut hingga mencapai sekitar 4 m, pada musim-musim hujan sungai akan pasang naik tinggi hingga meluap ke bantaran dan pada musim kering/kemarau, sungai akan surut hingga di beberapa tempat alur sungai menjadi dangkal sehingga tidak sepanjang tahun sungai ini dapat dilayari. Hal ini mengakibatkan angkutan sungai berkapasitas besar tidak dapat beroperasi secara maksimal. Kondisi ini semakin
bertambah buruk dengan adanya pendangkalan
akibat endapan lumpur yang makin bertambah setiap tahunnya. 2. Fasilitas Prasarana Pelabuhan Rambang a. Fasilitas Sandar dan Tambat Fasilitas sandar dan tambat di Pelabuhan Rambang meliputi sebagai berikut. Type
Fasilitas Tambat Fasilitas Sandar
Continuous Quay, berupa konstruksi platform beton (deck on pile) di atas tiang pancang beton (CSP) 12 unit bollard baja - 10 unit sistem fender @ 2 unit fender, - bahan karet elastomeric type V 300 H (V-shape) - Jarak : 4 m.
b Fasilitas Bongkar Muat Fasilitas bongkar muat di Pelabuhan Rambang berupa Ponton. 4-6
Item Panjang Lebar Konstruksi Penggerak Kapasitas
Ponton I 10 m 5m Kayu Alami (air sungai) -
Ponton II 10 m 5m Kayu Alami (air sungai) -
c. Alur Pelayaran Pelabuhan Penyeberangan Rambang berada di Sungai Kahayan dengan panjang 600 m sedangkan panjang sungai yang dapat dilayari sepanjang 500 m, dengan kedalaman rata-rata 7 m. Dengan kondisi pasang surut sangat tinggi yaitu mencapai 4 m, pada musim kemarau alur sungai tidak dapat digunakan untuk lalu lintas kapal terutama kapal-kapal besar. D. Lokasi Medan Lokasi survey di Medan dalam studi ini merupakan survey transportasi danau di Danau Toba, dengan lokasi pengambilan data di Pelabuhan Ajibata, Pelabuhan Simanindo dan Pelabuhan Nainggolan. 1. Tinjauan Umum a. Pelabuhan Ajibata Pelabuhan Ajibata terletak di Parapat, merupakan pelabuhan danau yang melayani angkutan penyeberangan di Danau Toba, Sumatera Utara lintas penyeberangan Ajibata – Tomok dengan jarak tempuh 3 mile. Pelabuhan 4-7
Danau Ajibata dikelola oleh perusahaan swasta yaitu PT. Gunung Hijau Megah. Lintas penyeberangan Ajibata Tomok, merupakan lintas penyeberangan komersil dalam provinsi sesuai KM. 64 Tahun 1989 menghubungkan Kabupaten Parapat dan Kabupaten Samosir. b. Pelabuhan Simanindo Pelabuhan Simanindo terletak di Kabupaten Samosir, menempati
areal
seluas
4.225,80
m2
merupakan
pelabuhan danau di Danau Toba. Pelabuhan Simanindo disamping melayani angkutan penyeberangan, melayani pula angkutan penumpang dari kapal-kapal rakyat. Angkutan penyeberangan yang beroperasi melayani lintas penyeberangan Simanindo
Simanindo
dibawah
Perhubungan
–
Tigaras.
pengelolaan
Provinsi
Sumatera
Pelabuhan
KSO Utara
Dinas
dan
PT.
Pembangunan Prasarana Sumatera Utara. c. Pelabuhan Nainggolan Sama halnya dengan Pelabuhan Simanindo, Pelabuhan Nainggolan juga terletak di Kabupaten Samosir dibawah pengelolaan KSO Dinas Perhubungan Sumatera Utara dan PT. Pembangunan Prasarana Sumatera Utara. Pelabuhan penyeberangan
Nainggolan di
Danau
melayani Toba
angkutan
dengan
lintas
penyeberangan Nainggolan – Muara. 4-8
2. Fasilitas Prasarana a. Pelabuhan Ajibata 1) Fasilitas Sandar dan Tambat Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa Pelabuhan Ajibata terdapat 2 buah plengsengan yang berfungsi sebagai landing facilities. Plengsengan ini berfungsi ganda yaitu disamping sebagai fasilitas untuk sandar namun juga untuk bongkar muat kendaraan maupun penumpang yang naik/turun kapal. Meskipun berfungsi sebagai landing fasilities, namun fasilitas-fasilitas untuk sandar kapal tidak tersedia. 2) Fasilitas Kolam Pelabuhan Pelabuhan Ajibata berada di tepi Danau Toba dengan kedalaman kolam 5 m saat pasang dan 4 m saat surut dan areal turning basin untuk manuver kapal cukup luas. 3) Fasilitas Bongkar Muat Fasilitas bongkar muat di Pelabuhan Ajibata berupa plengsengan sebanyak 2 buah. Item Panjang Lebar Konstruksi Penggerak Kapasitas
Plengsengan I 6,5 m 6.1 m stone masonry fix - Ton
Plengsengan II 5m 5,5 m stone masonry fix - Ton
4) Alur Pelayaran 4-9
Lintas Penyeberangan Ajibata – Tomok adalah lintas penyeberangan di danau dengan jarak lintasan sekitar 3 mile. Perairan Danau Toba merupakan perairan cukup dalam, dengan beda pasang surut 1 m. b. Pelabuhan Simanindo 1) Fasilitas Sandar dan Tambat Di Pelabuhan Simanindo terdapat 2 (dua) unit dermaga dengan tipe dan fungsi pelayanan yang berbeda. Satu unit dermaga berupa tipe dolphin untuk melayani angkutan penyeberangan,
satu
unit
lainnya
dermaga
tipe
continuous quays untuk melayani penumpang kapalkapal rakyat. a) Dermaga Penyeberangan Type Fasilitas Tambat Fasilitas Sandar
Lead in Jetty, berupa konstruksi dolphin terdiri dari 2 unit mooring 2 unit bollard baja Tidak tersedia
b) Dermaga Kapal Rakyat Type
Fasilitas Tambat Fasilitas Sandar
Qontinuous Quays, berupa konstruksi platform dari bahan kayu diatas di atas tiang pancang 4 unit bollard baja Tidak tersedia
4-10
2) Fasilitas Kolam Pelabuhan Pelabuhan
Simanindo
memiliki
kedalaman
kolam
pelabuhan sekitar 4 m dengan areal turning basin untuk manuver kapal cukup luas. 3) Fasilitas Bongkar Muat Fasilitas bongkar muat yang beroperasi di Pelabuhan Simanindo berupa plengsengan. Spesifikasi fasilitas bongkar muat tersebut dapat dijelaskan dalam tabel berikut. Item Panjang Lebar Konstruksi Penggerak Kapasitas
Dolphin 13,00 m 10,00 m Beton bertulang Fix 20 Ton
4) Alur Pelayaran Sama halnya dengan lintas penyeberangan Ajibata – Tomok, lintas
penyeberangan Simanindo – Tigaras
memiliki kedalaman alur yang cukup dalam pula dan sepanjang alur tidak terdapat rintangan. c. Pelabuhan Nainggolan 1) Fasilitas Sandar dan Tambat Pelabuhan Nainggolan mengoperasikan 1 (satu) unit dermaga dolphin untuk melayani kapal jenis LCT dengan 4-11
bobot 206 GRT. Spesifikasi dermaga tersebut tidak jauh berbeda dengan dermaga di Simanindo, yaitu hanya memiliki mooring dolphin tanpa breasting. Type
Lead in Jetty, berupa konstruksi dolphin terdiri dari 2 unit mooring 2 unit bollard baja Tidak tersedia
Fasilitas Tambat Fasilitas Sandar
2) Fasilitas Kolam Pelabuhan Kolam pelabuhan di Pelabuhan Nainggolan sekitar 4 m dengan areal turning basin yang luas. 3) Fasilitas Bongkar Muat Fasilitas bongkar muat di Pelabuhan Nainggolan berupa konstruksi plengsengan. Spesifikasi fasilitas bongkar muat tersebut dapat dijelaskan dalam tabel berikut. Item Panjang Lebar Konstruksi Penggerak Kapasitas
Dolphin 12,00 m 10,00 m Beton bertulang Fix 20 Ton
4) Alur Pelayaran Sama halnya dengan lintas penyeberangan Ajibata – Tomok
maupun
Simanindo
-
Tigaras,
lintas
penyeberangan Nainggolan – Muara juga memiliki kedalaman alur yang cukup dalam dan tidak terdapat rintangan. 4-12