V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. KONDISI PERUSAHAAN a. Proses Produksi Proses produksi merupakan bagian terpenting dalam sebuah industri. Proses produksi yang diterapkan oleh PT. Triteguh Manunggal Sejati (TRMS) termasuk ke dalam proses layout dengan tipe operasi kontinyu, dimana proses produksi mengikuti aturan proses untuk menghasilkan sebuah produk. PT. TRMS merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pangan dengan produk utama adalah jeli. Produk jeli dan proses produksi dibagi menjadi dua jenis, yaitu jeli drink dan jeli nondrink, sedangkan proses produksinya dibagi menjadi dua lini produksi yaitu lini produksi drink dan lini produksi nondrink. Pada dasarnya aliran proses kedua lini produksi adalah sama, perbedaan terletak pada komposisi dan waktu proses. Lini produksi drink menghasilkan produk yang digolongkan sebagai minuman adapun produknya antara lain jeli drink rasa jeruk (JDO 1), jeli drink rasa jambu (JDO 3), jeli drink rasa apel (JDO 9), bolo drink (JBC 1) dan koko drink (JBC 4). Jeli drink mempunyai konsistensi yang lemah sehingga mudah dinikmati dengan cara disedot sebagai minuman, sedangkan jeli nondrink diposisikan sebagai makanan ringan. Produk nondrink antara lain terdiri atas super cup lokal 10, jumbo cup lokal, jumbo cup premium, super cup lokal 14. Keragaman produk dalam setiap lini menyebabkan penjadwalan yang ketat pada setiap jadwal produksi. Penelitian ini difokuskan pada lini produk drink. Waktu alir yang diperlukan untuk menghasilkan satu batch produksi adalah 30 menit. Pada lini produksi drink terdapat dua jenis mesin yaitu mesin JB 3 dan mesin JB 4, kedua mesin memiliki waktu alir produksi dan kapasitas yang sama. Proses pembuatan jeli terdiri atas beberapa tahap, yaitu proses pemasakan, pengisian kedalam cup (filling), pasteurisasi, pendinginan awal (pre cooling), persiapan pendinginan kedua (pre cooling
31
2), proses pendinginan (cooling), pengeringan dengan menggunakan blower dan terakhir adalah proses pengepakan. Adapun Gambaran dari proses produksi jeli ini terdapat pada Gambar 11.
Gambar 12. Proses produksi jumbo drink b. Perencanaan Produksi Perencanaan dan pengendalian produksi PT. TRMS dilakukan oleh departemen Production Planing and Inventory Control (PPIC). Departemen ini bertanggung jawab dalam melakukan perencanaan produksi meliputi perencanaan produksi, penjadwalan produksi, pengendalian persediaan material, bahan baku dan produk jadi serta penggudangan. Perencanaan merupakan bagian yang penting dalam melakukan proses produksi, dimana penjadwalan termasuk di dalamnya. Salah satu input untuk melakukan
32
penjadwalan adalah data pesanan (sales order), sales order merupakan jumlah pesanan yang dipesan oleh distributor. Aliran informasi pesanan berawal dari permintaan konsumen melalui distributor pabrik yaitu PT. Sinar Niaga Sejahtera (SNS), yang merupakan perusahaan distributor dibawah PT. Garuda Food. Permintaan konsumen berasal dari retail-retail yang selanjutnya masuk ke distributor pusat. Distributor pusat akan menginformasikan kepada departemen PPIC PT.TRMS dalam bentuk sales order (data pesanan). Data pesanan akan diterima oleh staf departemen PPIC dan disampaikan pada rapat sales order di akhir minggu. Laporan sales order tersebut mencakup jumlah pesanan konsumen dalam satu minggu yang akan dievaluasi dalam rapat.
Rapat diikuti oleh beberapa departemen antara lain departemen
produksi, pembelian, PPIC dan departemen teknik. Salah satu hasil keputusan rapat adalah jumlah pesanan yang dapat dipenuhi oleh perusahaan. Hal yang menjadi pertimbangan dalam penentuan pemenuhan jumlah pesanan adalah kesiapan dari setiap departemen. Kesiapan tersebut meliputi jumlah bahan baku dan bahan kemasan, kondisi mesin, serta tenaga kerja. Keputusan dalam rapat
akan dikonfirmasikan kepada pihak distributor
berbentuk sales confirmation (SC). Tahapan selanjutnya adalah proses penjadwalan produk yang telah dikonfirmasikan dalam SC. Pada proses penjadwalan salah satu bagian yang penting
adalah
pengurutan
jenis
produk
yang
akan
diproduksi.
Di perusahaan proses pengurutan mengacu pada jumlah produk yang dipesan untuk minggu berikutnya, namun persediaan produk saat dilakukan pengecekan jumlahnya tidak mencukupi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan jadwal produksi adalah kapasitas produksi, persediaan produk jadi di gudang dan jumlah persediaan bahan baku maupun bahan pendukung. Jenis produk yang diproduksi dalam sehari biasanya adalah produk yang sama. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi downtime (waktu menganggur) akibat pembersihan tangki yang
33
berulang-ulang, namun hal tersebut tidak bersifat mutlak dan disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Hasil penjadwalan akan dikirim pada departemen produksi dan hasil akhirnya berupa produk jadi sebelum dikirim ke gudang. Apabila produk jadi tersebut sesuai dengan standar, maka produk akan masuk ke gudang. Proses pemesanan sampai pengiriman produk jadi ke kosumen yang diterapkan di PT. TRMS terdapat pada Gambar 13.
Gambar 13.
Aliran informasi pesanan dan perencanaan produksi PT. TRMS
34
B. PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI Penjadwalan merupakan proses terakhir pada tahapan perencanaan sebelum dilakukan proses produksi. Penjadwalan pada lantai produksi perlu dilakukan untuk memudahkan operator mengetahui produk yang akan di produksi lebih dahulu, proses ini disebut teknik pengurutan. Penentuan teknik yang digunakan dalam penjadwalan produksi mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya volume produksi, keragaman produk, keadaan proses operasi, dan kompleksitas dari pekerjaan itu sendiri. Pada saat melakukan perencanaan penjadwalan PT. TRMS hal yang menentukan adalah persediaan di gudang. Produk yang akan dijadwalkan pada penelitian ini hanya produk yang berada di lini drink, produk tersebut antara lain produk minuman jeli rasa jeruk (JDO 1), jeli rasa jambu biji (JDO 3), jeli rasa apel (JDO 9), minuman bolo (JBC 1) dan koko drink dengan nata de coco (JBC 4). Alasan dipilih produk-produk ini karena jumlah permintaan yang besar dan selalu ada pada setiap periode pemesanan. Persoalan yang dihadapi perusahaan dalam penjadwalan antara lain, keterlambatan kedatangan material, mesin tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan banyaknya pesanan. Banyaknya produk yang akan diproduksi
menyebabkan
perlunya
suatu
teknik
penjadwalan
untuk
menentukan produk yang terlebih dahulu diproduksi, sehingga pesanan dapat selesai tepat waktu, tepat jumlah dan tepat kualitas. Persoalan yang sering terjadi adalah kesulitan dalam menentukan produk yang akan diprioritaskan. Teknik penjadwalan yang digunakan untuk membantu dalam pembuatan jadwal produksi ini yaitu Short Processing Time (SPT), Long Processing Time (LPT) dan critical ratio (CR).
35
C. KONFIGURASI MODEL Penjadwalan
produksi dibutuhkan oleh semua industri termasuk
industri jeli. Program aplikasi Triteguh Manunggal Sejati Production Schedule 1.0 atau lebih singkatnya disebut TRIMS PS 1.0 merupakan paket program aplikasi komputer yang bertujuan untuk membantu proses penjadwalan produksi. Program TRIMS 1.0 akan digunakan oleh departemen PPIC dalam melakukan proses penjadwalan yang lebih detail pada lini produksi drink. TRIMS 1.0 terdiri atas sistem manajemen basis data, sistem manajemen basis model dan sistem manajemen dialog. Tiga model utama program TRIMS 1.0 yaitu model persediaan, model kebutuhan dan model penjadwalan produksi. Model persediaan terdiri atas dua sub model yaitu sub model persediaan produk jadi. Model kebutuhan terdiri atas model kebutuhan batch produksi dan model kebutuhan material kemasan. Model penjadwalan produksi menggunakan dua mesin yaitu mesin JB 3 dan mesin
JB 4.
Verifikasi program ini dilakukan di PT. TRMS, Tangerang. Pokok bahasan pada penelitian ini yaitu pada jenis produk drink, antara lain jeli rasa jeruk (JDO 1), jeli rasa jambu (JD0 3), jeli rasa apel (JDO 9), bolo drink (JBC 1) serta koko drink (JBC 4). Model penjadwalan TRIM PS 1.0 ini tidak hanya berfungsi sebagai model penjadwalan, juga dapat berfungsi sebagai pengendali produksi. Pada program ini terdapat fasilitas pengecekan material dimana dapat diketahui apabila terjadi kekurangan material. Model ini memperhitungkan waktu proses pada setiap tahapan produksi dimana pada perusahaan penjadwalan tidak memperhitungkan waktu tersebut. Model ini akan berjalan optimal apabila model diintegrasikan dengan model persediaan dan pemesanan yang online.
36
Tabel 1. Jenis produk yang akan masuk kedalam penjadwalan No 1
Deskripsi Produk
Jenis Produk
Produk minuman dengan Jeli
Bolo
Gambar Produk
Drink
butiran alginat dan terdiri (JBC 1) atas campuran jeruk dan lemon
2
Produk minuman nata de Jeli coco dengan rasa leci .
3
Kombinasi
Koko
Drink
(JBC 4)
produk Jeli drink rasa jeruk
minuman dan makanan. (JDO 1) Jeli rasa jeruk.
4
Kombinasi
produk Jeli
drink
rasa
minuman dan makanan. jambu (JDO 3) Jeli rasa jambu.
5
Kombinasi
produk Jeli drink rasa apel
minuman dan makanan. (JDO 9) Jeli rasa apel.
Sumber : PT. TRMS
Output dari penjadwalan ini diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik seperti meminimalkan rata-rata waktu penyelesaian produk dan meminimalkan jumlah keterlambatan. Apabila program TRIMS PS 1.0 dijalankan maka yang pertama muncul adalah splash.
37
Gambar 14.Tampilan splash screen
Menu selanjutnya yang muncul adalah menu login yang meminta pengguna memasukkan nama dan kata kunci. Tampilan login pada program terdapat pada Gambar 15.
Gambar 15. Tampilan menu login Halaman utama akan tampil setelah pengguna memasukkan kata kunci. Halaman utama terdiri atas empat menu utama yaitu menu file, menu input data, menu output data dan about. Pada menu file terdapat menu exit, fungsinya untuk keluar dari program aplikasi ini. Menu input data berisi semua menu yang terdapat proses pemasukan data ke dalam program. Menu ini terdiri atas 3 sub menu meliputi persediaan produk jadi, persediaan material dan menu pesanan produksi. Menu output data berisikan sub menu hasil dari pengolahan data dari menu input data yang terdiri atas sub menu
38
kebutuhan batch produksi, penjadwalan produksi dan laporan penjadwalan. Tampilan menu halaman utama terdapat pada Gambar 16.
Gambar 16 . Tampilan menu halaman utama 1. Menu Input Data Menu input data terdiri atas sub menu yang berfungsi sebagai tempat memasukkan data yang akan digunakan pada menu-menu berikutnya. Menu ini terdiri atas sub menu persediaan produk jadi, order produksi, kebutuhan material kemasan dan sub menu persediaan material. a. Persediaan Produk Jadi Pada menu persediaan produk jadi berguna untuk mengetahui persediaan akhir produk jadi di gudang. Basis data dan model yang digunakan adalah persediaan. Pada menu ini pengguna dapat melakukan proses penambahan, penghapusan atau pengubahan. Untuk mengetahui jumlah persedian pengguna terlebuh dahulu mengisi jumlah persediaan awal, jumlah masuk dan jumlah keluar. Tampilan menu persediaan produk jadi terdapat pada Gambar 17. Output dari model persediaan ini merupakan masukan untuk menu order produksi.
39
Gambar 17. Menu persediaan produk jadi b. Order Produk Produksi dan Model Kebutuhan Material Pada menu ini terdapat dua model yaitu model order produksi dan model kebutuhan material. Model order produk produksi berguna untuk mengetahui jumlah produk yang akan diproduksi. Input model order produksi ini berupa data tahun, bulan, minggu periode penjadwalan, due date (batas waktu), tanggal mulai, tanggal pengecekan, jumlah order dan data persediaan produk jadi minggu sebelumnya. Tanggal mulai adalah tanggal dimulainya produk masuk ke lini produksi untuk diproduksi, sedangkan tanggal pengecekan berguna untuk menghitung nilai CR. Tanggal pengecekan adalah tanggal pada saat akan disusun jadwal produksi. Untuk data jumlah persediaan didapatkan dari basis data persediaan produk jadi. Input ini dimasukkan ketika departemen PPIC mendapatkan order dari distributor. Output dari model ini yaitu jumlah produk yang akan di produksi. Output ini akan muncul ketika ditekan tombol hitung, hasil perhitungan jumlah diproduksi akan masuk kedalam basis data pesanan, selain itu akan menjadi masukan untuk perhitungan
40
pada model kebutuhan material dan kebutuhan batch. Tampilan menu order produksi terdapat pada Gambar 18.
Gambar 18. Menu order produksi Pada
model order produksi terdapat juga model kebutuhan
material dimana input perhitungan model ini yaitu data jumlah di produksi yang berasal dari model order produksi di mana data jenis produk, bulan,minggu dan tahun adalah sama dengan model tersebut. Pada menu ini kebutuhan material di bagi menjadi dua yaitu kebutuhan material berdasarkan jenis produk (by produk) dan kebutuhan material berdasarkan kelompok produk (by group produk). Hal ini disebabkan kondisi nyata di perusahaan material tersebut dibagi menjadi dua kelompok. Material yang dihitung berdasarkan jenis produk adalah seal dan karton, sedangkan untuk cup dan sedotan dihitung berdasarkan kelompok produknya. Output dari model ini adalah jumlah material yang dibutuhkan oleh produk yang akan diproduksi. Model ini selain
41
menggunakan data dari basis data pesanan juga menggunakan masukkan dari basis data nilai konversi. Nilai-nilai ini digunakan dalam penghitungan kebutuhan material. Nilai konversi ini adalah jumlah satuan terkecil material yang biasa digunakan pada
PT. TRMS.
Tabel 2. Konversi material Jenis material
Satuan
Cup Seal Sedotan karton
Dus Roll Ball Pcs
Konversi dalam satuan terkecil 2250 Cup / Dus 1740 Cup / Roll 400 Pak / Ball 1 Psc
Sumber : PT. TRMS
Nilai konversi ini dapat diubah apabila terjadi perubahan nilai konversi yang digunakan oleh perusahaan. Tampilan nilai konversi terdapat pada Gambar 19.
Gambar 19. Tampilan nilai konversi Output yang dihasilkan dari model kebutuhan material adalah jumlah kebutuhan material yang diperlukan untuk memenuhi jumlah produksi. Material tersebut antara lain cup dalam satuan dus, seal dalam satuan roll, sedotan dalam satuan ball, karton dalam satuan pcs. Tampilan dari model produksi dan kebutuhan material ini terdapat pada Gambar 18.
42
c. Persediaan Material Pada menu persediaan material tampilan awal saat menu ini tampil terdapat pilihan input, cek persediaan, pesan dan home. Input digunakan untuk memasukkan jumlah persediaan material yang tersedia pada waktu saat periode berlangsung. Data yang dimasukkan untuk menu input persediaan yaitu dengan memilih bulan, tahun, minggu dan jenis produk. Input berupa jumlah persediaan material cup, seal, karton dan sedotan disesuaikan dengan persediaan yang ada. Sama halnya dengan kebutuhan material, persediaan material juga dikelompokkan berdasarkan kelompok produk dan jenis produk. Pada menu ini terdapat fasilitas tambah, reset dan hapus. Tampilan input persediaan material terdapat pada Gambar 20.
Gambar 20. Manu persediaan material Menu ini terdapat fasilitas cek material, jika ingin mengetahui apakah jumlah persediaan material sudah mencukupi kebutuhan atau tidak maka. Proses pengecekan dilakukan dengan menekan tombol cek persediaan. Untuk melakukan pengecekan ini terlebih dahulu memilih bulan, minggu, tahun dan jenis produk yang diinginkan. Ketika tombol cek
43
persediaan tersebut di tekan maka akan tampak jumlah kelebihan persediaan dan
kekurangan persediaan.
Jika
persediaan material
mengalami kekurangan maka akan tampak berwarna merah beserta jumlah kekurangan
material.
Namun
apabila
material
tidak
mengalami
kekurangan maka akan tampak jumlah kelebihan sisa persediaan yang ditunjukaan dengan warna hijau. Tampilan pengecekan material terdapat pada Gambar 21.
Gambar 21. Tampilan halaman pengecekan material Jika material mengalami kekurangan maka pengguna dapat melakukan pemesanan dengan menekan tombol pesan. Tampilan yang muncul ketika menekan tombol pesan adalah sub menu rencana kedatangan, fungsi sub menu ini untuk mengetahui kapan material tersebut datang sehingga proses penjadwalan dapat dilakukan. Untuk melakukukan proses pemesanan pengguna memilih tanggal pesan, jenis produk, jenis material, kemudian mengetikkan jumlah material yang dipesan serta lama lead time (waktu tunggu). Output yang dihasikan berupa tanggal kedatangan, tanggal kedatangan akan terisi secara otomatis dengan menekan tombol
. Pada sub menu ini juga terdapat
fasilitas penambahan dan penghapusan. Hasil dari menu ini akan disimpan pada basis data pemesanan. Pada menu terdapat dua buah Tabel
44
dimana Tabel pertama merupakan data produk yang akan melakukan pemesanan material sedangkan Tabel yang kedua berfungsi sebagai daftar produk yang mengalami penundaan penjadwalan. Jenis produk dan tanggal masuk pada menu ini sama dengan data yang dipilih pada pemesanan sedangkan tanggal masuk ini sama dengan tanggal kedatangan. Tanggal masuk artinya tanggal ketika produk tersebut dapat masuk kedalam proses penjadwalan. Tampilan rencana kedatangan terdapat pada Gambar 22.
Gambar 22. Tampilan rencana kedatangan 2. Menu Output Data Menu output data merupakan sub-sub menu yang menggunakan masukkan dari menu input data yang digunakan dalam model-model yang terdapat pada output data. Pada menu ini tidak ada proses pemasukkan data namun terdapat fasilitas untuk pegubahan data.
45
a. Kebutuhana Batch Model kebutuhan batch ini digunakan untuk mengetahui jumlah kebutuhan batch yang akan diproduksi dan lama waktu yang diperlukan untuk memproduksi batch tersebut. Untuk menggunakan model ini diperlukan input data diantaranya bulan, minggu, tahun dan jenis produk yang akan digunakan untuk memanggil data jumlah diproduksi yang berasal dari basis data pesanan. Ketika telah dipilih kemudian tekan tombol ”select” maka data jumlah diproduksi akan secara otomatis terisi, sedangkan masukkan berupa volume batch dan waktu alir secara otomatis ada ketika menu tampil. Volume batch dan waktu alir ini sifatnya fleksibel dan dapat di ubah apabila terdapat perubahan. Output model berupa kebutuhan batch dan total waktu produksi dan otomatis akan terisi ketika menekan tombol hitung. Proses penghitungan yang terjadi adalah jumlah diproduksi (dus) dibagi dengan kapasitas per batch produksi dalam satuan dus. Total waktu produksi di hitung berdasarkan jumlah kebutuhan pemasakan batch dikalikan dengan waktu alir produksi per batch. Hasil perhitungan dari menu ini akan menjadi masukkan dalam menu penjadwalan produksi. Pada menu ini terdapat fasilitas tambah dan hapus sehingga memungkinkan pengguna untuk melakukan proses penambahan dan pengurangan. Tombol home berguna untuk kembali ke halaman muka. Tampilan model ini terdapat pada Gambar 23:
46
Gambar 23. Menu kebutuhan batch b. Menu Penjadwalan Menu penjadwalan produksi terdapat beberapa pilihan yaitu query, mesin JB 3 dan mesin JB 4. Pada menu ini terjadi proses pemanggilan
data dari basis data kebutuhan batch yang secara
otomatis muncul ketika tab query akif. Query merupakan inisiasi dari data yang akan dijadwalkan. Query ini merupakan data dari kebutuhan batch. Data yang ingin dijadwalkan dipilih menurut bulan, minggu dan tahun, selanjutnya pilih teknik penjadwalan yang diinginkan. Teknik yang digunakan pada penjadwalan ini adalah Shortest Processing Time (SPT), Longest Processing Time (LPT) dan Critical Ratio (CR). Tahapan selanjutnya adalah proses pengiriman ke mesin. Tampilan awal menu penjadwalan terdapat pada Gambar 24.
47
Gambar 24. Tampilan pejadwalan produksi Pada teknik penjadwalan SPT, proses yang terjadi adalah program akan mengurutkan data yang telah diseleksi berdasarkan waktu proses terpendek. Teknik LPT proses yang terjadi adalah data yang telah diseleksi akan diurutkan berdasarkan waktu proses yang paling panjang, apabila memilih teknik penjadwalan Critical Ratio (CR) maka data yang akan dijadwalkan diurutkan berdasarkan nilai CR terkecil. Tahapan selanjutnya setelah teknik penjadwalan dipilih yaitu menempatkan produk yang akan dijadwalkan sesuai dengan urutan, kemudian satu per satu produk dikirim ke masing-masing mesin yang telah menyelesaikan proses produksi paling awal. Mesin yang digunakan adalah mesin JB 3 dan JB 4. Proses yang terjadi ketika penempatan produk pada mesin adalah terjadi penghitungan waktu selesai proses dan jumlah terlambat. Waktu selesai proses ini berupa tanggal selesai, sedangkan keluaran lain berupa terlambat ditentukan oleh due date (batas akhir penyelesaian) dan waktu selesai. Proses perhitungan terdapat pada keterangan dibawah ini: Jika waktu selesai (tanggal selesai) lebih kecil dari due date (batas waktu) maka nilai terlambat sama dengan 0 tetapi jika due date lebih
48
besar dari pada waktu selesai proses maka nilai terlambat adalah selisih antara waktu selesai proses dengan due date dalam satuan hari. Hasil dari proses penjadwalan ini terdapat pada halaman mesin masing-masing berdasarkan teknik penjadwalan yang telah dilakukan. Penjadwalan ini dapat direvisi jika terdapat tambahan produk, order atau produk yang terdapat pada produk tertunda akan masuk setelah material terpenuhi. Proses revisi penjadwalan dilakukan pada halaman teknik penjadwalan di masing-masing mesin dengan mengubah waktu mulai pada kolom edit yang telah disediakan. Produk-produk yang telah di produksi tidak akan terseleksi lagi.
Gambar 25. Teknik penjadwalan pada mesin JB 3 dan JB 4 Model penjadwalan produksi ini dapat dilakukan revisi jika terdapat penambahan pesanan. Penjadwalan produksi yang telah jadi dapat di ubah ataupun ditambahkan ke dalam input sebelumnya. Pengguna dapat melakukan revisi apabila terjadi penambahan atau terjadi kesalahan. Jadwal produksi yang telah jadi pada periode Februari minggu ke dua terdapat tiga jenis produk yaitu JDO 1, JDO 3 dan JBC 1 dengan waktu mulai tanggal 11/02/2008 dan due date tanggal 16/02/2008. Hasil penjadwalan yang telah jadi, pada mesin JB 3 teknik SPT terdapat 2 produk yaitu JBC 1 dan JDO 1, sedangakan hasil penjadwalan
49
pada JB 4 terdapat produk JDO 3. Tampilan input penjadwalan dan jadwal
produksi
sebelum
penambahan
pesanan
terdapat
pada
Gambar 26, 27 dan 28.
Gambar 26. Tampilan input penjadwalan sebelum penambahan pesanan
Gambar 27. Tampilan penjadwalan sebelum penambahan pesanan pada teknik SPT mesin JB 3.
50
Gambar 28. Tampilan penjadwalan sebelum penambahan pesanan pada teknik SPT mesin JB 4 Jadwal produksi yang telah ada dapat diubah apabila terdapat penambahan. Pada input penjadwalan terdapat penambahan pesanan JDO 9 dengan waktu mulai 13/02/2008. Pada mesin jb 3 produk masih mengerjakankan pekerjaan sampai tanggal 13/02/2008. Pada mesin JB 4, mesin telah selesai menyelesaikan pekerjaan pada tanggal 12, sehingga produk tambahan dapat masuk pada mesin ini. Penjadwalan dilakukan pada tanggal 13/02/2008 dan selesai pada tanggal itu juga. Tampilan input penjadwalan, penjadwalan pada mesin JB 3 dan JB 4 terdapat pada Gambar 29, 30 dan 31.
Gambar 29. Tampilan input penjadwalan setelah penambahan pesanan
51
Gambar 30. Tampilan hasil penjadwalan setelah penambahan pada mesin JB 3
Gambar 31. Tampilan hasil penjadwalan setelah penambahan pada mesin JB 4 d. Laporan Laporan ini merupakan laporan hasil proses penjadwalan dan penghitungan nilai pegukuran kinerja penjadwalan berupa nilai ratarata waktu penyelesaian produk dan rata-rata keterlambatan. Untuk menampilkan data yang akan dilaporkan pengguna terlebih dahulu memilih data penjadwalan berdasarkan bulan, minggu dan tahun. Kemudian pilih teknik penjadwalan setelah itu tekan hitung. Proses perhitungan yang terjadi ketika menekan tombol hitung adalah program akan menghitung laju alir proses (flow time) dan total waktu terlambat. Perhitungan waktu alir ini akan menghitung berdasarkan jumlah record yang ada. Rumus perhitungan flow time adalah
52
n
F (n i 1) pi / n i 1
Katerangan : F
: waktu rata-rata penyelesaian produk (mean flow time)
n
: Jumlah Produk
Pi
: waktu proses produk ke i
Pada menu akan menghitung juga jumlah terlambat dan nilai rata-rata penyelesaian produk (mean flow time) pada setiap metode berdasarkan masing-masing mesin.
Data yang digunakan terlebih
dahulu diseleksi berdasarkan bulan, minggu dan tahun dengan menekan tombol cari. Selain menghitung nilai terlambat, pada menu ini terdapat penghitungan rata-rata terlambat permesin yang didapatkan dari nilai keterlambatan dibagi dengan jumlah produk yang terlambat. Setelah itu nilai rata-rata waktu penyelesaian dan rata-rata nilai terlambat dibagi dengan jumlah mesinnya. Hasil keluaran dari menu ini dihubungkan dengan program Microsof Exel dengan menekan tombol laporan dan langsung dapat di cetak atau di modifikasi tampilannya.
Gambar 32. Laporan penjadwalan produksi
53
Gambar 33. Laporan mean flow time dan rata-rata terlambat 3. Menu Tentang Program Menu ini memuat semua informasi yang berhubungan dengan program aplikasi ini baik mengenai cara penggunaan program hingga informasi mengenai pembuat program. a. Tentang pembuat program Menu ini berisikan informasi mengenai data diri pembuat program, yang meliputi nama , alamat, nomor telepon, email serta foto diri.
Gambar 34. Tentang pembuat program
54
b. Tentang Program Menu tentang program ini berisi informasi lisensi program aplikasi penjadwalan produksi, serta informasi mengenai versi dari program ini sendiri. Tampilan tentang program ini terdapat pada Gambar 34.
Gambar 35. Tentang program c. Bantuan Menu ini merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh program aplikasi ini. Menu bantuan ini dihubungkan dengan panduan penggunaan program, jika pengguna mengalami kesulitan dalam mengoperasikan program ini. Panduan penggunaan program terdapat pada lampiran.
55
D. ALIRAN PENJADWALAN TRIMS PS 1.0 Aliran penjadwalan dengan menggunakan program TRIMS PS 1.0 terdapat pada Gambar 36.
o o o
Mulai
Input: Persediaan awal Jumlah Produk Masuk Jumlah Produk keluar
Model Persediaan Produk jadi
Total Persediaan Produk
Output: Persediaan akhir
Input: Jumlah order Model produksi Tambah Order
Jumlah diproduksi
Output: Jumlah diproduksi
Nilai konversi
o o
Input: Bulan ,Tahun Miinggu, Jenis Produk Jumlah Diproduksi
o o o o
Model Kebutuhan Material
Input: Bulan ,Tahun Miinggu, Jenis Produk Jumlah Diproduksi Kapasitas Tangki Produksi Waktu alir Proses Model Kebutuhan Tangki
Output: Jumlah Kebutuhan Material o Cup o Seal o Karton o Sedotan
o o
Output: Jumlah Kebutuhan Tangki Total waktu proses
Ya o o o
Input: Tanggal Pesan Jenis Material Lead Time
Model Penjadwalan Produksi cukup
Pesan
Tidak Model Penjadwalan Produksi Teknik SPT, LPT dan CR
Tanggal Kedatangan
Up date penjadwalan
Ya
SPT Sorting By Waktu proses Ascending
LPT Sorting By Waktu proses Descending
CR Sorting by CR Ascending
Jadwal
Order baru
Tidak Selesai
Gambar 36. Diagram alir penjadwalan program TRIMS PS 1.0 Penjadwalan produksi menggunakan progam TRIMS 1.0 dimulai dengan melihat persediaan produk jadi yang terdapat digudang. Selanjutnya masuk kedalam model order produksi, model ini berguna untuk mengetahui jumlah pesanan yang akan diproduksi dengan mempertimbangkan persediaan
56
digudang. Setelah didapatkan jumlah produk yang akan diproduksi, maka akan dihitung kebutuhan bahan pendukung yang diperlukan. Pada model kebutuhan material ini dilihat kebutuhan material berdasarkan jenis produk dan kelompok produk, untuk material cup dan sedotan disesuaikan dengan kelompok produknya. Untuk mengetahui apakah persediaan yang ada mencukupi atau tidak, maka dilakukan pengecekan material berdasarkan minggu,bulan, tahun dan jenis produk. Jika terjadi kekurangan material maka dilakukan pemesanan material. Tahapan selanjutnya adalah penghitungan waktu yang diperlukan untuk memproduksi setiap pesanan, proses ini terdapat pada menu kebutuhan batch. Setelah didapatkan jumlah kebutuhan pemasakan dan waktu proses, maka berikutnya adalah masuk kedalam model penjadwalan produksi. Penjadwalan produksi dilakukan dengan menggunakan teknik pengurutan (sequencing). Teknik yang digunakan yaitu teknik Shortest Processing Time (SPT), Longest Procesing Time (LPT) dan Critical Ratio (CR). Teknik SPT, urutan penjadwalan berdasarkan waktu proses terpendek. Teknik LPT, penjadwalan berdasarkan waktu yang terpanjang sedangkan teknik CR, penjadwalan berdasarkan nilai CR yang terkecil. Penjadwalan dapat diubah apabila terdapat perubahan misalkan terdapat penambahan pesanan. Pada menu penjadwalan lihat pada mesin JB 3 dan JB 4, pilih mesin yang telah menyelesaikan pekerjaan pada tanggal produk baru tersebut mulai diproduksi. Proses yang terjadi adalah produkproduk yang belum diproduksi akan dijadwal ulang dan hasilnya berupa jadwal produksi baru. E. VERIFIKASI PENJADWALAN PRODUKSI Salah satu kendala yang menghambat kegiatan produksi di PT. TRMS adalah banyaknya pesanan produk yang masuk sedangkan mesin yang ada terbatas yaitu mesin JB 3 dan JB 4. Kendala-kendala seperti ini yang mengakibatkan terjadinya keterlambatan selain faktor-faktor teknis yang lain. Keterlambatan terjadi karena tidak terdapat material atau material terlambat datang pada lantai produksi. Hal tidak adanya informasi yang tepat antar
57
bagian produksi, gudang dan PPIC. Selama ini pihak produksi yang melakukan pengebonan material tidak menghitung secara tepat jumlah produk yang diperlukan untuk produksi. Kondisi tersebut berakibat terjadinya kekurangan pasokan material
yang
menghambat
kegiatan
produksi.
Perusahaan dalam melakukan penjadwalan belum menggunakan suatu teknik penjadwalan tertentu yang mempertimbangkan rata-rata waktu penyelesaian produk sehingga waktu penyelesaian produksi tidak dapat diprediksi. Adanya permasalahan tersebut menyebabkan diperlukan suatu model yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Model TRIMS PS 1.0 merupakan model yang dapat membantu pihak-pihak terkait dalam menyelesaikan permasalahan diatas. Model ini dapat meminimasi terjadinya kekurangan pasokan bahan material dan dapat meminimasi keterlambatan. Model ini dilengkapi dengan alternatif model penjadwalan produksi dengan menggunakan teknik pengurutan (sequencing) aturan prioritas. Model penjadwalan tersebut terdiri atas tiga macam alternatif teknik yaitu berdasarkan waktu pemrosesan terpendek atau Shortest Processing Time (SPT), berdasarkan waktu pemrosesan terpanjang atau Longest Processing Time (LPT) dan berdasarkan tingkat kepentingan atau Critical Ratio (CR). Penjadwalan yang dilakukan mempertimbangkan waktu alir dan waktu setup dan pemasakan. Data yang digunakan untuk verifikasi adalah data sales order aktual bulan Januari-Maret 2008. Model penjadwalan produksi merupakan suatu model yang bertujuan untuk mendapatkan suatu jadwal produksi dengan membandingkan waktu penyelesaian rata-rata dan waktu keterlambatan rata-rata dari ketiga teknik penjadwalan yang telah disebutkan sebelumnya. Jadwal produksi yang dihasilkan telah menempatkan produk pada masing-masing mesin, sehingga dapat mempermudah dalam pengerjaan di lantai produksi. Waktu mulai penjadwalan merupakan waktu awal periode yang telah ditetapkan pada saat sales order datang. Penjadwalan yang ada diasumsikan sebagai awal periode penjadwalan, sehingga kedua mesin dalam keadaan menganggur. Penjadwalan dimulai
58
dengan menghitung jumlah produk yang akan diproduksi, penghitungan jumlah yang diproduksi ini berdasarakan jumlah sales order dan persediaan produk jadi yang ada. Adapun jumlah produk yang diproduksi berdasarkan periode penjadwalan terdapat pada lampiran.. Tabel 3. Jumlah order, persediaan dan produksi bulan Januari Minggu 1-4 2008 Minggu
Jenis Produk
Jumlah Order
Jumlah Persediaan
Jumlah Diproduksi
Due Date
1
JDO 1
24458
25405
0
05/01/2008
1
JDO 3
68008
28820
39188
05/01/2008
1
JDO 9
24945
13070
11875
05/01/2008
1
JBC 1
6400
7780
0
05/01/2008
1
JBC 4
15943
4068
11875
05/01/2008
2
JDO 1
53617
20961
32656
12/01/2008
2
JDO 3
31300
17050
14250
12/01/2008
2
JDO 9
6870
2120
4750
12/01/2008
2
JBC 1
13950
9200
4750
12/01/2008
2
JBC 4
14169
4669
9500
12/01/2008
3
JDO 1
55700
24231
31469
19/01/2008
3
JDO 3
59659
26409
33250
19/01/2008
3
JDO 9
12738
6800
5938
19/01/2008
3
JBC 1
13534
8784
4750
19/01/2008
3
JBC 4
7213
2463
4750
19/01/2008
4
JDO 1
87430
44680
42750
02/02/2008
4
JDO 3
73768
35768
38000
02/02/2008
4
JDO 9
55229
11479
43750
02/02/2008
4
JBC 1
53287
16470
36817
02/02/2008
4
JBC 4
14048
4548
9500
02/02/2008
1
JDO 1
53950
25450
28500
09/02/2008
1
JDO 3
29629
20129
9500
09/02/2008
1
JDO 9
31249
12249
19000
09/02/2008
1
JBC 1
11145
11833
0
09/02/2008
1
JBC 4
50417
13011
37406
09/02/2008
2
JDO 1
60330
22924
37406
16/02/2008
2
JDO 3
59353
16603
42750
16/02/2008
2
JDO 9
23928
14428
9500
16/02/2008
2
JBC 1
16255
11505
4750
16/02/2008
2
JBC 4
8304
12597
0
16/02/2008
3
JDO 1
67899
20399
47500
23/02/2008
3
JDO 3
87887
13074
74813
23/02/2008
3
JDO 9
45108
16608
28500
23/02/2008
3
JBC 1
1635
11176
0
23/02/2008
3
JBC 4
16932
12182
4750
23/02/2008
4
JDO 1
64780
17874
46906
01/03/2008
4
JDO 3
54776
31026
23750
01/03/2008
4
JDO 9
28288
18788
9500
01/03/2008
4
JBC 1
2155
10853
0
01/03/2008
4
JBC 4
8973
11767
0
01/03/2008
59
Minggu
Jenis Produk
Jumlah Order
Jumlah Persediaan
Jumlah Diproduksi
Due Date
1
JDO 1
59246
32527
26719
1
JDO 3
56001
27501
28500
08/03/2008 08/03/2008
1
JDO 9
22610
16672
5938
08/03/2008
1
JBC 1
3684
14800
0
08/03/2008
1
JBC 4
20396
15646
4750
08/03/2008
2
JDO 1
23425
30002
0
15/03/2008
2
JDO 3
57226
23976
33250
15/03/2008
2
JDO 9
28352
18852
9500
15/03/2008
2
JBC 1
17450
14481
2969
15/03/2008
2
JBC 4
21169
15231
5938
15/03/2008
3
JDO 1
79133
27477
51656
22/03/2008
3
JDO 3
6331
20450
0
22/03/2008
3
JDO 9
3692
21032
0
22/03/2008
3
JBC 1
2765
14152
0
22/03/2008
3
JBC 4
310
14816
0
22/03/2008
4
JDO 1
21500
24952
0
29/03/2008
4
JDO 3
66305
38399
27906
29/03/2008
4
JDO 9
32711
23211
9500
29/03/2008
4
JBC 1
23323
13823
9500
29/03/2008
4
JBC 4
19152
14402
4750
29/03/2008
Tabel diatas merupakan rincian pesanan mulai bulan Januari - Maret 2008, penjadwalan dilakukan diawal periode setiap minggu. Due date merupakan tanggal batas waktu penyerahan pesanan. Periode pertama bulan Januari 2008 dimulai pada tanggal 31-05 Januari 2008, periode kedua tanggal 07-12 Januari 2008, periode ketiga dimulai tanggal 14-19 Januari 2008. Penjadwalan dilakukan dengan dua mesin yang digunakan secara bergantian dengan mendahulukan mesin yang telah menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu. Dan juga akan dilihat penjadwalan apabila mesin penjadwalan dilakukan dengan menggunakan dua mesin secara bersamaan. 1. Penjadwalan Dengan Kedua mesin yang digunakan secara bergantian a. Hasil Penjadwalan Teknik SPT (Short Processing Time) Berikut ini merupakan hasil penjadwalan teknik SPT dengan menggunakan dua mesin secara bergantian. Periode yang digunakan dalam penjadwalan adalah Minggu pertama-keempat bulan JanuariMaret 2008. Hasil penjadwalan dengan teknik SPT terdapat pada Tabel 4 sampai dengan Tabel 9.
60
Tabel 4. Penjadwalan produksi SPT mesin JB 3 bulan Januari 2008 Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
Waktu Proses (Hari)
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
Terlambat
1
JBC 4
11875
0,71
02/01/2008
01/03/2008
05/01/2008
0
1
JDO 3
39188
2,13
03/01/2008
01/05/2008
05/01/2008
0
2
JBC 1
4750
0,33
07/01/2008
07/01/2008
05/01/2008
0
2
JBC 4
9500
0,58
07/01/2008
08/01/2008
12/ 01/2008
0
2
JDO 1
32656
1,79
08/01/2008
10/01/2008
12/ 01/2008
0
3
JBC 4
4750
0,33
14/01/2008
14/01/2008
19/01/2008
0
3
JDO 9
5938
0,4
14/01/2008
14/01/2008
19/01/2008
0
3
JDO 3
33250
1,83
14/01/2008
16/01/2008
19/01/2008
0
4
JBC 4
9500
0,58
21/01/2008
22/01/2008
02/02/2008
0
4
JDO 3
38000
2,06
22/01/2008
24/01/2008
02/02/2008
0
4
JDO 9
43750
2,38
24/01/2008
26/01/2008
02/02/2008
0
Tabel 5. Penjadwalan produksi SPT mesin JB 4 bulan Januari 2008 Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
Waktu Proses (Hari)
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
Terlambat
1
JDO 9
11875
0,71
01/02/2008
01/03/2008
05/01/2008
0
2
JDO 9
4750
0,33
01/07/2008
01/07/2008
01/12/2008
0
2
JDO 3
14250
0,83
01/07/2008
01/08/2008
01/12/2008
0
3
JBC 1
4750
0,33
14/01/2008
14/01/2008
19/01/2008
0
3
JDO 1
31469
1,73
14/01/2008
16/01/2008
19/01/2008
0
4
JBC 1
36817
2,02
21/01/2008
24/01/2008
02/02/2008
0
4
JDO 1
42750
2,31
24/01/2008
27/01/2008
02/02/2008
0
Penjadwalan pada Tabel diatas menggunakan teknik SPT dengam menggunakan 2 mesin yang digunakan secara bergantian. Produk yang akan diproduksi ditempatkan pada mesin yang telah menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu. Dari Tabel diatas terlihat bahwa rata-rata setiap minggu terdapat 5 jenis pesanan produk yang harus dikerjakan oleh mesin JB 3 dan JB 4, sehingga untuk menentukan pesanan mana yang harus diproduksi lebih dulu diperlukan suatu aturan pengurutan. Bulan Januari 2008 waktu mulai produksi yaitu pada tanggal 31/12/2007 (minggu 1), 07/01/2008 (minggu 2), 14/01/2008 (minggu 3) dan 21/01/2008 (minggu 4). Berdasarkan hasil penjadwalan produksi pada Tabel 4 dan 5 tidak terdapat produk yang mengalami keterlambatan atau waktu selesai produksi melebihi batas waktu (due date).
61
Tabel 6. Hasil penjadwalan SPT bulan Februari 2008 pada mesin JB 3 Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
Waktu Proses (Hari)
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
Terlambat
1 1 2 2 3 3
JDO 3 JDO 1 JBC 1 JDO 1 JBC 4 JDO 1
9500 28500 4750 37406 4750 47500
0,58 1,58 0,33 2,04 0,33 2,56
02/04/2008 02/05/2008 02/11/2008 02/12/2008 18/02/2008 18/02/2008
02/05/2008 02/07/2008 02/12/2008 15/02/2008 18/02/2008 21/02/2008
02/09/2008 02/09/2008 16/02/2008 16/02/2008 23/02/2008 23/02/2008
0 0 0 0 0 0
4 4
JDO 9 JDO 1
9500 46906
0,58 2,54
25/02/2008 26/02/2008
26/02/2008 29/02/2008
03/01/2008 03/01/2008
0 0
Tabel 7. Hasil penjadwalan produksi SPT bulan Februari 2008 mesin JB 4 Minggu
1 1 2 2 3 3 4
Jenis
Jumlah
Produk
diproduksi
JDO 9 JBC 4 JDO 9 JDO 3 JDO 9 JDO 3 JDO 3
19000 37406 9500 42750 28500 74813 23750
Waktu
Waktu
Proses
Mulai
(Hari) 1,08 2,04 0,58 2,31 1,58 4 1,33
02/04/2008 02/05/2008 02/11/2008 02/12/2008 18/02/2008 20/02/2008 25/02/2008
Waktu
Due
Selesai
Date
02/05/2008 02/07/2008 02/12/2008 14/02/2008 20/02/2008 24/02/2008 27/02/2008
02/09/2008 02/09/2008 16/02/2008 16/02/2008 23/02/2008 23/02/2008 03/01/2008
Terlambat
0 0 0 0 0 0 0
Tabel 6 dan 7 merupakan hasil penjadwalan produksi pada bulan Februari 2008 dengan menggunakan dua mesin yaitu JB 3 dan JB 4. waktu mulai produksi pada bulan ini yaitu tanggal 04/02/2008, 11/02/2008, 18/02/2008 dan 25/02/2008. Periode bulan Februari semua pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan tidak ada yang melewati due date. Tabel 8. Hasil penjadwalan SPT bulan Maret 2008 pada mesin JB 3 Minggu 1 1 2 2 3 4 4
Jenis Produk JBC 4 JDO 1 JBC 1 JDO 9 JDO 1 JBC 4 JBC 1
Jumlah diproduksi 4750 26719 2969 9500 51656 4750 9500
Waktu Proses (Hari) 0,33 1,48 0,23 0,58 2,79 0,33 0,58
Waktu Mulai 03/03/2008 03/04/2008 03/10/2008 03/10/2008 17/03/2008 24/03/2008 24/03/2008
Waktu Selesai
Due Date
03/04/2008 03/06/2008 03/10/2008 03/11/2008 20/03/2008 24/03/2008 25/03/2008
03/08/2008 03/08/2008 15/03/2008 15/03/2008 22/03/2008 29/03/2008 29/03/2008
Terlambat 0 0 0 0 0 0 0
62
Tabel 9. Hasil penjadwalan SPT bulan Maret 2008 pada mesin JB 4 Minggu 1 1 2 2 4 4
Jenis Produk JDO 9 JDO 3 JBC 4 JDO 3 JDO 9 JDO 3
Jumlah diproduksi 5938 28500 5938 33250 9500 27906
Waktu Proses 0,4 1,58 0,4 1,83 0,58 1,54
Waktu Mulai (hari)
Waktu Selesai
Due Date
03/03/2008 03/03/2008 03/10/2008 03/10/2008 24/03/2008 25/03/2008
03/03/2008 03/05/2008 03/10/2008 03/12/2008 25/03/2008 27/03/2008
03/08/2008 03/08/2008 15/03/2008 15/03/2008 29/03/2008 29/03/2008
Terlambat 0 0 0 0 0 0
Periode penjadwalan pada bulan ini dimulai pada 03/03/2008, 10/03/2008. 17/03/2008 dan 24/03/2008. Berdasarkan Tabel 8 dan 9 hasil penjadwalan produksi pada bulan Maret, semua pekerjaan pada bulan ini dapat selesai tepat pada waktunya dan tidak ada produk yang terlambat. b. Hasil Penjadwalan Teknik LPT (Longest Processing Time) Penjadwalan dengan menggunakan teknik LPT menghasilkan urutan yang berbeda dengan teknik SPT. Teknik LPT pengurutan penjadwalan berdasarkan waktu proses yang terpanjang. Hasil penjadwalan dengan teknik ini terdapat pada Tabel 10- Tabel 15. Tabel 10. Penjadwalan produksi LPT mesin JB 3 bulan Januari 2008 Jenis Produk
Minggu
Jumlah diproduksi
Waktu Proses (Hari)
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
Terlambat (Hari)
1
JDO 3
39188
2,13
02/01/2008
04/01/2008
01/05/2008
0
2
JDO 1
32656
1,79
01/07/2008
01/09/2008
01/12/2008
0
2
JDO 9
4750
0,33
01/09/2008
01/10/2008
01/12/2008
0
3
JDO 3
33250
1,83
14/01/2008
16/01/2008
19/01/2008
0
3
JBC 4
4750
0,33
16/01/2008
17/01/2008
19/01/2008
0
4
JDO 9
43750
2,38
21/01/2008
24/01/2008
02/02/2008
0
4
JBC 1
36817
2,02
24/01/2008
27/01/2008
02/02/2008
0
Tabel 11. Penjadwalan produksi LPT mesin JB 4 bulan Januari 2008 Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
Waktu Proses (Hari)
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
Terlambat (Hari)
1
JDO 9
11875
0,71
03/01/2008
04/01/2008
01/05/2008
0
1
JBC 4
11875
0,71
02/01/2008
03/01/2008
01/05/2008
0
2
JDO 3
14250
0,83
01/07/2008
01/08/2008
01/12/2008
0
2
JBC 4
9500
0,58
01/08/2008
01/09/2008
01/12/2008
0
2
JBC 1
4750
0,33
01/09/2008
01/10/2008
01/12/2008
0
3
JDO 1
31469
1,73
14/01/2008
16/01/2008
19/01/2008
0
3
JDO 9
5938
0,4
16/01/2008
17/01/2008
19/01/2008
0
3
JBC 1
4750
0,33
17/01/2008
18/01/2008
19/01/2008
0
4
JDO 1
42750
2,31
21/01/2008
24/01/2008
02/02/2008
0
63
Minggu
Jenis Produk
Waktu Proses (Hari)
Jumlah diproduksi
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
Terlambat (Hari)
4
JDO 3
38000
2,06
24/01/2008
27/01/2008
02/02/2008
0
4
JBC 4
9500
0,58
27/01/2008
28/01/2008
02/02/2008
0
Tabel 10 dan 11 merupakan hasil penjadwalan produksi bulan Januari 2008. Berdasarkan Tabel tersebut periode bulan Januari semua pekerjaan dapat selesai tepat waktu dan tidak ada yang melebihi due date. Tabel 12. Penjadwalan produksi LPT mesin JB 3 bulan Februari 2008
1 1
JBC 4 JDO 3
37406 9500
Waktu Proses (Hari) 2,04 0,58
2 2 3 3 4
JDO 3 JBC 1 JDO 3 JBC 4 JDO 1
42750 4750 74813 4750 46906
2,31 0,33 4 0,33 2,54
Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
02/04/2008 02/07/2008
02/07/2008 02/07/2008
02/09/2008 02/09/2008
0 0
16/02/2008 16/02/2008 23/02/2008 23/02/2008 03/01/2008
0 0 0 0 0
02/11/2008 14/02/2008 18/02/2008 23/02/2008 25/02/2008
14/02/2008 15/02/2008 22/02/2008 23/02/2008 28/02/2008
Terlambat (Hari)
Tabel 13. Penjadwalan produksi LPT mesin JB 4 bulan Februari Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
Waktu Proses (Hari)
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
Terlambat (Hari)
1 1 2
JDO 1 JDO 9 JDO 1
28500 19000 37406
1,58 1,08 2,04
02/04/2008 02/06/2008 02/11/2008
02/06/2008 02/08/2008 14/02/2008
02/09/2008 02/09/2008 16/02/2008
0 0 0
2 3 3 4 4
JDO 9 JDO 1 JDO 9 JDO 3 JDO 9
9500 47500 28500 23750 9500
0,58 2,56 1,58 1,33 0,58
14/02/2008 18/02/2008 21/02/2008 25/02/2008 27/02/2008
15/02/2008 21/02/2008 23/02/2008 27/02/2008 28/02/2008
16/02/2008 23/02/2008 23/02/2008 03/01/2008 03/01/2008
0 0 0 0 0
Pada periode Februari 2008 berdasarkan Tabel 12 dan 13 , hasil penjadwalan
periode
ini
tidak
ada
produk
yang
mengalami
keterlambatan. Tabel 14. Penjadwalan produksi LPT mesin JB 3 bulan Maret 2008 Minggu 1 1 2 3 4
Jenis Produk JDO 3 JBC 4 JDO 3 JDO 1 JDO 3
Jumlah diproduksi 28500 4750 33250 51656 27906
Waktu Proses (Hari) 1,58 0,33 1,83 2,79 1,54
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
03/03/2008 03/05/2008 03/10/2008 17/03/2008 24/03/2008
03/05/2008 03/06/2008 03/12/2008 20/03/2008 26/03/2008
03/08/2008 03/08/2008 15/03/2008 22/03/2008 29/03/2008
Terlambat (Hari) 0 0 0 0 0
64
Tabel 15. Penjadwalan produksi LPT mesin JB 4 bulan Maret 2008 Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
Waktu Proses (Hari)
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
Terlambat (Hari)
1 1 2 2 2 4 4
JDO 1 JDO 9 JDO 9 JBC 4 JBC 1 JDO 9 JBC 1
26719 5938 9500 5938 2969 9500 9500
1,48 0,4 0,58 0,4 0,23 0,58 0,58
03/03/2008 03/05/2008 03/10/2008 03/12/2008 03/11/2008 25/03/2008 24/03/2008
03/05/2008 03/06/2008 03/11/2008 13/03/2008 03/12/2008 26/03/2008 25/03/2008
03/08/2008 03/08/2008 15/03/2008 15/03/2008 15/03/2008 29/03/2008 29/03/2008
0 0 0 0 0 0 0
4
JBC 4
4750
0,33
26/03/2008
27/03/2008
29/03/2008
0
Tabel 14 dan 15 merupakan Tabel hasil penjadwlan dengan teknik LPT (Longest Processing Time) periode bulan Maret 2008 dimana pengurutan dilakukan berdasarkan waktu proses produksi terpanjang. Semua produk pada periode ini tidak ada yang mengalami keterlambatan. c. Hasil Penjadwalan Teknik CR (Critical Ratio) Penjadwalan dengan teknik CR memberikan hasil yang sama dengan LPT, urutan penjadwalan dengan teknik CR berdasarkan nilai CR yang terkecil. Nilai CR merupakan perbandingan antara waktu yang tersisa sampai batas waktu (due date) dengan lama waktu proses. Hasil penjadwalan dengan teknik CR menggunakan dua mesin bergantian terdapat pada Tabel 16- Tabel 21. Tabel 16. Penjadwalan produksi CR mesin JB 3 bulan Januari 2008 Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
1
JDO 3
39188
1
JDO 9
2
JDO 1
2 2
Waktu Proses (Hari)
Tgl Pengecekan
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
Terlambat (Hari)
2,13
28/12/2007
01/02/2008
01/04/2008
01/05/2008
0
3,76
11875
0,71
28/12/2007
01/04/2008
01/05/2008
01/05/2008
0
11,27
32656
1,79
01/04/2008
01/07/2008
01/09/2008
01/12/2008
0
4,47
JBC 4
9500
0,58
01/04/2008
01/09/2008
01/10/2008
01/12/2008
0
13,79
JDO 9
4750
0,33
01/04/2008
01/10/2008
01/11/2008
01/12/2008
0
24,24
3
JDO 3
33250
1,83
01/11/2008
14/01/2008
16/01/2008
19/01/2008
0
4,37
3
JDO 9
5938
0,4
01/11/2008
16/01/2008
17/01/2008
19/01/2008
0
20
3
JBC 1
4750
0,33
01/11/2008
17/01/2008
18/01/2008
19/01/2008
0
24,24
4
JDO 9
43750
2,38
18/01/2008
21/01/2008
24/01/2008
02/02/2008
0
6,3
4
JDO 3
38000
2,06
18/01/2008
24/01/2008
27/01/2008
02/02/2008
0
7,28
4
JBC 4
9500
0,58
18/01/2008
27/01/2008
28/01/2008
02/02/2008
0
25,86
65
CR
Tabel 17. Penjadwalan produksi CR mesin JB 4 bulan Januari 2008 Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
Waktu Proses (Hari)
Tgl Pengecekan 28/12/2007
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
1
JBC 4
11875
0,71
2
JDO 3
14250
0,83
01/04/2008
2
JBC 1
4750
0,33
01/04/2008
3
JDO 1
31469
1,73
01/11/2008
14/01/2008
16/01/2008
19/01/2008
3
JBC 4
4750
0,33
01/11/2008
16/01/2008
17/01/2008
19/01/2008
4
JDO 1
42750
2,31
18/01/2008
21/01/2008
24/01/2008
4
JBC 1
36817
2,02
18/01/2008
24/01/2008
27/01/2008
Terlambat (Hari)
CR
01/02/2008
01/03/2008
01/05/2008
0
11,27
01/07/2008
01/08/2008
01/12/2008
0
9,64
01/12/2008
0
24,24
0
4,62
0
24,24
02/02/2008
0
6,49
02/02/2008
0
7,43
01/08/2008
01/09/2008
Tabel 18. Penjadwalan produksi CR mesin JB 3 bulan Februari 2008
1 1 2 2 3 3
JBC 4 JDO 9 JDO 3 JDO 9 JDO 3 JDO 9
37406 19000 42750 9500 74813 28500
Waktu Proses (Hari) 2,04 1,08 2,31 0,58 4 1,58
4 4
JDO 1 JDO 9
46906 9500
2,54 0,58
Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
Tgl Pengecekan
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
Terlambat (Hari)
02/01/2008 02/01/2008 02/08/2008 02/08/2008 15/02/2008 15/02/2008
02/04/2008 02/07/2008 02/11/2008 14/02/2008 18/02/2008 22/02/2008
02/07/2008 02/09/2008 14/02/2008 15/02/2008 22/02/2008 23/02/2008
02/09/2008 02/09/2008 16/02/2008 16/02/2008 23/02/2008 23/02/2008
0 0 0 0 0 0
3,92 7,41 3,46 13,79 2 5,06
22/02/2008 22/02/2008
25/02/2008 28/02/2008
28/02/2008 29/02/2008
03/01/2008 03/01/2008
0 0
3,15 13,79
CR
Tabel 19. Penjadwalan produksi CR mesin JB 4 bulan Februari 2008
1 1 2 2 3
JDO 1 JDO 3 JDO 1 JBC 1 JDO 1
28500 9500 37406 4750 47500
Waktu Proses (Hari) 1,58 0,58 2,04 0,33 2,56
3 4
JBC 4 JDO 3
4750 23750
0,33 1,33
Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
Tgl Pengecekan
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
Terlambat (Hari)
02/01/2008 02/01/2008 02/08/2008 02/08/2008 15/02/2008
02/04/2008 02/05/2008 02/11/2008 14/02/2008 18/02/2008
02/05/2008 02/06/2008 14/02/2008 15/02/2008 21/02/2008
02/09/2008 02/09/2008 16/02/2008 16/02/2008 23/02/2008
0 0 0 0 0
5,06 13,79 3,92 24,24 3,13
15/02/2008 22/02/2008
21/02/2008 25/02/2008
22/02/2008 27/02/2008
23/02/2008 03/01/2008
0 0
24,24 6,02
CR
Tabel 20. Penjadwalan produksi CR mesin JB 3 bulan Maret 2008 Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
Waktu Proses (Hari)
Tgl Pengecekan
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
Terlambat (Hari)
CR
1
JDO 3
28500
1,58
29/02/2008
03/03/2008
03/05/2008
03/08/2008
0
1
JDO 9
5938
0,4
29/02/2008
03/05/2008
03/06/2008
03/08/2008
0
20
2
JDO 3
33250
1,83
03/07/2008
03/10/2008
03/12/2008
15/03/2008
0
4,37
2
JBC 1
2969
0,23
03/07/2008
03/12/2008
13/03/2008
15/03/2008
0
34,78
3
JDO 1
51656
2,79
14/03/2008
17/03/2008
20/03/2008
22/03/2008
0
2,87
4
JDO 3
27906
1,54
21/03/2008
24/03/2008
26/03/2008
29/03/2008
0
5,19
4
JDO 9
9500
0,58
21/03/2008
26/03/2008
27/03/2008
29/03/2008
0
13,79
66
5,06
Tabel 21. Penjadwalan produksi CR mesin JB 4 bulan Maret 2008 Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
Waktu Proses (Hari)
Tgl Pengecekan
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
Terlambat (Hari)
CR
1
JDO 1
26719
1,48
29/02/2008
03/03/2008
03/05/2008
03/08/2008
0
1
JBC 4
4750
0,33
29/02/2008
03/05/2008
03/06/2008
03/08/2008
0
24,24
2
JDO 9
9500
0,58
03/07/2008
03/10/2008
03/11/2008
15/03/2008
0
13,79
2
JBC 4
5938
0,4
03/07/2008
03/11/2008
03/11/2008
15/03/2008
0
20
4
JBC 1
9500
0,58
21/03/2008
24/03/2008
25/03/2008
29/03/2008
0
13,79
4
JBC 4
4750
0,33
21/03/2008
25/03/2008
26/03/2008
29/03/2008
0
24,24
Berbeda halnya dengan penjadwalan SPT dan LPT yang melakukan proses pengurutan berdasarkan lama waktu proses produksi, pada teknik penjadwalan CR pengurutan produk produk berdasarkan nilai CR dari yang terkecil sampai
yang terbesar. Nilai CR ini selain
dipengaruhi oleh lama waktu proses produksi juga dipengaruhi oleh tanggal pengecekan dan due date.
Tanggal pengecekan yaitu tanggal
dimana dimulainya penyusunan/pembuatan jadwal produksi. Semakin kecil nilai CR maka semakin berpeluang suatu produk mengalami keterlambatan, oleh karena itu didahulukan produk yang memiliki nilai CR yang terendah. Hasil penjadwalan CR sama dengan teknik penjadwalan SPT, hal ini dikarenakan pada saat penghitungan nilai CR, yang menjadi penyebut adalah lama waktu proses sehingga nilai CR yang dihasilkan menjadi kecil. Semakin lama waktu proses yang diperlukan maka nilai CR yang didapat akan semakin kecil. Pada periode penjadwalan bulan JanuariMaret 2008 dengan menggunakan teknik penjadwalan CR, dapat dilihat tidak ada produk yang selesai melebihi batas waktu (due date).
67
5,41
2. Hasil Penjadwalan Produksi dengan Dua Mesin Bersamaan Penjadwalan produksi dengan menggunakan dua mesin dijalankan secara bersamaan bertujuan untuk melihat keefektifan hasil penjadwalan dengan menggunakan dua mesin yang digunakan secara bergantian. a. Shortest Processing Time (SPT) Berikut ini merupakan hasil penjadwalan dengan menggunakan teknik SPT dengan dua mesin bersamaan. Pada dasarnya teknik penjadwalan ini sama yaitu mengurutkan berdasarkan waktu proses terpendek, namun perbedaan terletak pada penggunaan mesin yang langsung digunakan secara bersamaan. Hasil dari penjadwalan produksi menggunakan teknik ini terdapat pada Tabel 22- Tabel 24. Tabel 22. Penjadwalan produksi SPT Januari 2008 dua mesin bersamaan Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
Waktu Proses (Hari)
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
Terlambat (Hari)
1
JDO 9
11875
0,4
01/02/2008
01/02/2008
01/05/2008
0
1
JBC 4
11875
0,4
01/02/2008
01/02/2008
01/05/2008
0
1
JDO 3
39188
1,1
01/02/2008
01/03/2008
01/05/2008
0
2
JDO 9
4750
0,21
01/07/2008
01/07/2008
01/12/2008
0
2
JBC 1
4750
0,21
01/07/2008
01/07/2008
01/12/2008
0
2
JBC 4
9500
0,33
01/07/2008
01/07/2008
01/12/2008
0
2
JDO 3
14250
0,46
01/08/2008
01/08/2008
01/12/2008
0
2
JDO 1
32656
0,94
01/12/2008
0
3
JBC 1
4750
0,21
14/01/2008
14/01/2008
19/01/2008
3
JBC 4
4750
0,21
14/01/2008
14/01/2008
19/01/2008
0
3
JDO 9
5938
0,23
14/01/2008
14/01/2008
19/01/2008
0
3
JDO 1
31469
0,92
15/01/2008
15/01/2008
19/01/2008
0
3
JDO 3
33250
0,96
16/01/2008
17/01/2008
19/01/2008
0
4
JBC 4
9500
0,33
21/01/2008
21/01/2008
02/02/2008
0
4
JBC 1
36817
1,04
21/01/2008
23/01/2008
02/02/2008
0
4
JDO 3
38000
1,08
23/01/2008
25/01/2008
02/02/2008
0
4
JDO 1
42750
1,21
25/01/2008
27/01/2008
02/02/2008
0
4
JDO 9
43750
1,23
26/01/2008
27/01/2008
02/02/2008
0
01/08/2008
01/09/2008
0
68
Tabel 23. Penjadwalan produksi SPT Februari 2008 dua mesin bersamaan Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
Waktu Proses (Hari)
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
Terlambat (Hari)
1
JDO 3
9500
0,33
02/04/2008
02/04/2008
02/09/2008
0
1
JDO 9
19000
0,58
02/04/2008
02/05/2008
02/09/2008
0
1
JDO 1
28500
0,83
02/05/2008
02/06/2008
02/09/2008
0
1
JBC 4
37406
1,06
02/06/2008
02/07/2008
02/09/2008
2
JBC 1
4750
0,21
02/11/2008
02/11/2008
16/02/2008
0
2
JDO 9
9500
0,33
02/11/2008
02/11/2008
16/02/2008
0
2
JDO 1
37406
1,06
02/11/2008
02/12/2008
16/02/2008
0
2
JDO 3
42750
1,21
02/12/2008
13/02/2008
16/02/2008
0
3
JBC 4
4750
0,21
18/02/2008
18/02/2008
23/02/2008
0
3
JDO 9
28500
0,83
18/02/2008
19/02/2008
23/02/2008
0
3
JDO 1
47500
1,33
19/02/2008
21/02/2008
23/02/2008
0
3
JDO 3
74813
2,04
21/02/2008
23/02/2008
23/02/2008
4
JDO 9
9500
0,33
25/02/2008
25/02/2008
03/01/2008
0
4
JDO 3
23750
0,71
25/02/2008
26/02/2008
03/01/2008
0
4
JDO 1
46906
1,31
26/02/2008
27/02/2008
03/01/2008
0
0
0
Tabel 24. Penjadwalan produksi SPT Maret 2008 dua mesin bersamaan Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
Waktu Proses (Hari)
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
Terlambat (Hari)
1
JBC 4
4750
0,21
03/03/2008
03/03/2008
03/08/2008
0
1
JDO 9
5938
0,23
03/03/2008
03/03/2008
03/08/2008
0
1
JDO 1
26719
0,79
03/03/2008
03/04/2008
03/08/2008
0
1
JDO 3
28500
0,83
03/04/2008
03/05/2008
2
JBC 1
2969
0,17
03/10/2008
03/10/2008
2
JBC 4
5938
0,23
03/10/2008
03/10/2008
15/03/2008
0
2
JDO 9
9500
0,33
03/10/2008
03/10/2008
15/03/2008
0
2
JDO 3
33250
0,96
03/11/2008
15/03/2008
0
3
JDO 1
51656
1,44
17/03/2008
18/03/2008
22/03/2008
0
4
JBC 4
4750
0,21
24/03/2008
24/03/2008
29/03/2008
0
4
JBC 1
9500
0,33
24/03/2008
24/03/2008
29/03/2008
0
4
JDO 9
9500
0,33
24/03/2008
24/03/2008
29/03/2008
0
4
JDO 3
27906
0,81
24/03/2008
25/03/2008
29/03/2008
0
03/10/2008
03/08/2008
0
15/03/2008
0
Berdasarkan hasil penjadwaln produksi dengan menggunakan teknik SPT dapat dilihat bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pesanan menjadi dua kali lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan dua mesin yang digunakan bergantian. Hasil penjadwalan periode Januari-Maret dengan menggunakan teknik ini tidak ada pesanan produk yang mengalami keterlambatan.
69
b. Longest Processing Time (LPT) Penjadwalan produksi dengan teknik
pengurutan LPT dengan
menggunakan dua mesin secara bersamaan, penjadwalan diurutkan berdasrkan waktu proses terpanjang. Hasil penjadwalan dengan teknik ini terdapat pada Tabel 25-27. Tabel 25. Penjadwalan produksi LPT Januari 2008 dua mesin bersamaan Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
Waktu Proses (Hari)
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
Terlambat (Hari)
1
JDO 3
39188
1,1
01/02/2008
01/04/2008
01/05/2008
0
1
JDO 9
11875
0,4
01/04/2008
01/04/2008
01/05/2008
0
1
JBC 4
11875
0,4
01/04/2008
01/04/2008
01/05/2008
0
2
JDO 1
32656
0,94
01/07/2008
01/08/2008
01/12/2008
0
2
JDO 3
14250
0,46
01/08/2008
01/08/2008
01/12/2008
0
2
JBC 4
9500
0,33
01/08/2008
01/08/2008
01/12/2008
0
2
JDO 9
4750
0,21
01/09/2008
01/09/2008
01/12/2008
0
2
JBC 1
4750
0,21
01/09/2008
01/09/2008
3
JDO 3
33250
0,96
14/01/2008
15/01/2008
19/01/2008
0
3
JDO 1
31469
0,92
15/01/2008
16/01/2008
19/01/2008
0
3
JDO 9
5938
0,23
16/01/2008
16/01/2008
19/01/2008
0
3
JBC 1
4750
0,21
16/01/2008
16/01/2008
19/01/2008
0
3
JBC 4
4750
0,21
16/01/2008
16/01/2008
19/01/2008
4
JDO 9
43750
1,23
21/01/2008
23/01/2008
02/02/2008
0
4
JDO 1
42750
1,21
23/01/2008
25/01/2008
02/02/2008
0
4
JDO 3
38000
1,08
25/01/2008
27/01/2008
02/02/2008
0
4
JBC 1
36817
1,04
27/01/2008
29/01/2008
02/02/2008
0
4
JBC 4
9500
0,33
29/01/2008
30/01/2008
02/02/2008
0
01/12/2008
0
0
Tabel 26. Penjadwalan produksi LPT Februari 2008 dua mesin bersamaan Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
Waktu Proses (Hari)
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
Terlambat (Hari)
1
JBC 4
37406
1,06
02/04/2008
02/05/2008
02/09/2008
0
1
JDO 1
28500
0,83
02/05/2008
02/06/2008
02/09/2008
0
1
JDO 9
19000
0,58
02/06/2008
02/07/2008
02/09/2008
0
1
JDO 3
9500
0,33
02/07/2008
2
JDO 3
42750
1,21
02/11/2008
2
JDO 1
37406
1,06
13/02/2008
15/02/2008
16/02/2008
0
2
JDO 9
9500
0,33
15/02/2008
15/02/2008
16/02/2008
0
2
JBC 1
4750
0,21
15/02/2008
15/02/2008
16/02/2008
0
3
JDO 3
74813
2,04
18/02/2008
21/02/2008
23/02/2008
0
3
JDO 1
47500
1,33
21/02/2008
22/02/2008
23/02/2008
0
3
JDO 9
28500
0,83
22/02/2008
23/02/2008
23/02/2008
0
3
JBC 4
4750
0,21
23/02/2008
25/02/2008
23/02/2008
0
4
JDO 1
46906
1,31
25/02/2008
27/02/2008
03/01/2008
0
4
JDO 3
23750
0,71
27/02/2008
28/02/2008
03/01/2008
0
4
JDO 9
9500
0,33
28/02/2008
28/02/2008
03/01/2008
0
02/07/2008 13/02/2008
02/09/2008
0
16/02/2008
0
70
Tabel 27. Penjadwalan produksi LPT Maret 2008 dua mesin bersamaan Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
Waktu Proses (Hari) 0,83
Waktu Mulai
Waktu Selesai
03/03/2008
03/04/2008
Due Date
Terlambat (Hari)
1
JDO 3
28500
03/08/2008
0
1
JDO 1
26719
0,79
03/04/2008
03/05/2008
03/08/2008
0
1
JDO 9
5938
0,23
03/05/2008
03/05/2008
03/08/2008
0
1
JBC 4
4750
0,21
03/05/2008
03/05/2008
2
JDO 3
33250
0,96
03/10/2008
03/11/2008
15/03/2008
0
2
JDO 9
9500
0,33
03/11/2008
03/11/2008
15/03/2008
0
2
JBC 4
5938
0,23
03/11/2008
03/11/2008
15/03/2008
0
2
JBC 1
2969
0,17
03/11/2008
03/11/2008
15/03/2008
0
3
JDO 1
51656
1,44
17/03/2008
18/03/2008
22/03/2008
0
4
JDO 3
27906
0,81
24/03/2008
25/03/2008
29/03/2008
0
4
JBC 1
9500
0,33
25/03/2008
25/03/2008
29/03/2008
0
4
JDO 9
9500
0,33
25/03/2008
25/03/2008
29/03/2008
0
4
JBC 4
4750
0,21
25/03/2008
25/03/2008
29/03/2008
0
03/08/2008
0
Berdasarkan hasil penjadwalan teknik LPT periode Januari-Maret 2008 dengan menggunakan dua mesin bersamaan didapatkan bahwa tidak ada produk yang mengalami keterlambatan. c. Critical Ratio (CR) Teknik penjadwalan CR yang digunakan pada dasarnya sama yang membedakan hanya pada penggunaan dua mesin yang dijalankan secara bersamaan. Hasil penjadwalan produksi dengan teknik ini terdapat pada Tabel 28- Tabel 30. Tabel 28. Penjadwalan produksi CR Januari 2008 menggunakan dua mesin bersamaan Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
Waktu Proses (Hari)
Tgl Pengecekan
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
1
JDO 3
39188
1,1
28/12/2007
01/02/2008
01/04/2008
01/05/2008
0
7,27
1
JDO 9
11875
0,4
28/12/2007
01/04/2008
01/04/2008
01/05/2008
0
20
1
JBC 4
11875
0,4
28/12/2007
01/04/2008
01/04/2008
01/05/2008
0
20
2
JDO 1
32656
0,94
01/04/2008
01/07/2008
01/08/2008
01/12/2008
0
2
2
JDO 3
14250
0,46
01/04/2008
01/08/2008
01/08/2008
01/12/2008
0
2
2
JBC 4
9500
0,33
01/04/2008
01/08/2008
01/08/2008
01/12/2008
0
2
2
JDO 9
4750
0,21
01/04/2008
01/09/2008
01/09/2008
01/12/2008
0
2
2
JBC 1
4750
0,21
01/04/2008
01/09/2008
01/09/2008
01/12/2008
0
2
3
JDO 3
33250
0,96
01/11/2008
14/01/2008
15/01/2008
19/01/2008
0
8,33
3
JDO 1
31469
0,92
01/11/2008
15/01/2008
16/01/2008
19/01/2008
0
8,7
3
JDO 9
5938
0,23
01/11/2008
16/01/2008
16/01/2008
19/01/2008
0
34,78
3
JBC 1
4750
0,21
01/11/2008
16/01/2008
16/01/2008
19/01/2008
0
38,1
3
JBC 4
4750
0,21
01/11/2008
16/01/2008
16/01/2008
19/01/2008
0
38,1
4
JDO 9
43750
1,23
18/01/2008
21/01/2008
23/01/2008
02/02/2008
0
12,2
Terlambat (Hari)
71
CR
Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
Waktu Proses (Hari)
Tgl Pengecekan
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
4
JDO 1
42750
1,21
18/01/2008
23/01/2008
25/01/2008
02/02/2008
0
12,4
4
JDO 3
38000
1,08
18/01/2008
25/01/2008
27/01/2008
02/02/2008
0
13,89
4
JBC 1
36817
1,04
18/01/2008
27/01/2008
29/01/2008
02/02/2008
0
14,42
4
JBC 4
9500
0,33
18/01/2008
29/01/2008
30/01/2008
02/02/2008
0
45,45
Terlambat (Hari)
CR
Tabel 29. Penjadwalan produksi CR Februari 2008 menggunakan dua mesin bersamaan Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
Waktu Proses (Hari)
Tgl Pengecekan
1
JBC 4
37406
1,06
1
JDO 1
28500
0,83
1
JDO 9
19000
1
JDO 3
2 2
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
Terlambat (Hari)
02/01/2008
02/04/2008
02/05/2008
02/09/2008
0
7,55
02/01/2008
02/05/2008
02/06/2008
02/09/2008
0
9,64
0,58
02/01/2008
02/06/2008
02/07/2008
02/09/2008
0
13,79
9500
0,33
02/01/2008
02/07/2008
02/07/2008
02/09/2008
0
24,24
JDO 3
42750
1,21
02/08/2008
02/11/2008
13/02/2008
16/02/2008
0
6,61
JDO 1
37406
1,06
02/08/2008
13/02/2008
15/02/2008
16/02/2008
0
7,55
2
JDO 9
9500
0,33
02/08/2008
15/02/2008
15/02/2008
16/02/2008
0
24,24
2
JBC 1
4750
0,21
02/08/2008
15/02/2008
15/02/2008
16/02/2008
0
38,1
3
JDO 3
74813
2,04
15/02/2008
18/02/2008
20/02/2008
23/02/2008
0
3,92
3
JDO 1
47500
1,33
15/02/2008
20/02/2008
21/02/2008
23/02/2008
0
6,02
3
JDO 9
28500
0,83
15/02/2008
21/02/2008
22/02/2008
23/02/2008
0
9,64
3
JBC 4
4750
0,21
15/02/2008
23/02/2008
23/02/2008
23/02/2008
0
38,1
4
JDO 1
46906
1,31
22/02/2008
25/02/2008
27/02/2008
03/01/2008
0
6,11
4
JDO 3
23750
0,71
22/02/2008
27/02/2008
28/02/2008
03/01/2008
0
11,27
4
JDO 9
9500
0,33
22/02/2008
28/02/2008
28/02/2008
03/01/2008
0
24,24
CR
Tabel 30. Penjadwalan produksi CR Maret 2008 menggunakan dua mesin bersamaan Minggu
Jenis Produk
Jumlah diproduksi
Waktu Proses (Hari)
Tgl Pengecekan
1
JDO 3
28500
0,83
1
JDO 1
26719
0,79
1
JDO 9
5938
0,23
2
JDO 3
33250
0,96
03/07/2008
03/10/2008
03/11/2008
15/03/2008
0
8,33
2
JDO 9
9500
0,33
03/07/2008
03/11/2008
03/11/2008
15/03/2008
0
24,24
2
JBC 4
5938
0,23
03/07/2008
03/11/2008
03/11/2008
15/03/2008
0
34,78
2
JBC 1
2969
0,17
03/07/2008
03/11/2008
03/11/2008
15/03/2008
0
47,06
3
JDO 1
51656
1,44
14/03/2008
17/03/2008
18/03/2008
22/03/2008
0
5,56
4
JDO 3
27906
0,81
21/03/2008
24/03/2008
25/03/2008
29/03/2008
0
9,88
4
JBC 1
9500
0,33
21/03/2008
25/03/2008
25/03/2008
29/03/2008
0
24,24
4
JDO 9
9500
0,33
21/03/2008
25/03/2008
25/03/2008
29/03/2008
0
24,24
4
JBC 4
4750
0,21
21/03/2008
25/03/2008
25/03/2008
29/03/2008
0
38,1
Waktu Mulai
Waktu Selesai
Due Date
Terlambat (Hari)
29/02/2008
03/03/2008
03/04/2008
03/08/2008
0
29/02/2008
03/04/2008
03/05/2008
03/08/2008
0
10,13
29/02/2008
03/05/2008
03/05/2008
03/08/2008
0
34,78
CR 9,64
Bedasarkan hasil penjadwalan produksi periode Januari-Maret 2008 teknik penjadwalan CR memberikan hasil yang sama dengan penjadwalan LPT. Hasil penjadwalan CR sama dengan LPT disebabkan pada saat menghitung nilai CR apabila penyebutnya bernilai besar maka
72
nilai CR akan bernilai kecil, variabel yang berfungsi sebagai penyebut adalah lama proses. Pada teknik ini pengurutan produksi pesanan berdasarkan nilai CR yang terendah. Sama halnya dengan LPT, pada teknik penjadwalan dengan teknik CR tidak terdapat produk yang mengalami keterlambatan. 3. Pembahasan Hasil dari ketiga aturan pengurutan diatas, selanjutnya dihitung rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan (MF) dan rata-rata keterlambatan (ML) pada setiap periode penjadwalan produksi beserta jumlah produk yang mengalami keterlambatan. Waktu penyelesaian sejumlah produk (flow time) adalah jumlah waktu yang dihabiskan oleh pekerjaan dari awal masuk produksi sampai waktu pekerjaan tersebut selesai diproses. Rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan merupakan jumlah rata-rata waktu penyelesaian dari semua pekerjaan yang ada. Tabel 31. Hasil perhitungan MF dan ML serta jumlah produk terlambat periode Januari 2008 menggunakan dua mesin bergantian Dua Mesin Bergantian SPT Minggu
LPT
CR
MF (Hari)
ML (Hari)
Jml Produk Terlambat (Unit)
1
1,245
0
0
1,6
0
0
1,6
0
0
2
1,26
0
0
1,645
0
0
1,645
0
0
3
1,205
0
0
2,055
0
0
2,055
0
0
4 RataRata
2,965
0
0
3,635
0
0
3,635
0
0
1,805
0
0
2,445
0
0
2,445
0
0
MF (Hari)
ML (Hari)
Jml Produk Terlambat
MF (Hari)
ML (Hari)
Pada Tabel 31 dapat dilihat perbandingan antara aturan SPT, LPT dan CR. Perhitungan
flow time (waktu penyelesaian produk rata-rata)
dengan menggunakan aturan SPT didapatkan waktu penyelesaian pesanan adalah 1,805 hari, sedangkan LPT dan CR adalah sebesar 2,44 hari. Untuk rata-rata keterlambatan pada aturan SPT sebesar 0 hari, sedangkan untuk LPT dan CR sebesar 0. Untuk jumlah produk yang terlambat, pada aturan ketiga aturan yang digunakan tidak ada produk yang terlambat.
73
Jml Produk Terlambat (unit)
Tabel 32. Hasil perhitungan MF dan ML serta jumlah produk terlambat periode Januari 2008 menggunakan dua mesin bersamaan Dua Mesin Bersamaan SPT Minggu
LPT
CR
MF (Hari)
ML (Hari)
Jml Produk Terlambat (Unit)
MF (Hari)
ML (Hari)
Jml Produk Terlambat
MF (Hari)
ML (Hari)
Jml Produk Terlambat (Unit)
1
0,515
0
0
0,75
0
0
0,75
0
0
2
0,475
0
0
0,815
0
0
0,815
0
0
3
0,54
0
0
0,98
0
0
0,98
0
0
4 RataRata
1,27
0
0
1,665
0
0
1,665
0
0
0,700
0
0
1,053
0
0
1,053
0
0
Pada Tabel 32 terlihat perbandingan antara aturan SPT, LPT dan CR dengan menggunakan dua mesin yang dijalankan secara bersamaan. Dapat dilihat perhitungan MF dengan menggunakan aturan SPT didapatkan rata-rata penyelesaian pesanan adalah 0,7 hari, sedangkan nilai MF untuk aturan LPT dan CR adalah sebesar 1,053 hari dengan jumlah keterlambatan rata-rata dan jumlah produk terlambat sebesar 0. Jika dibandingkan antara Tabel 30 dengan Tabel 31, penggunaan dua mesin secara bersamaan akan membuat waktu produksi menjadi lebih cepat. Untuk aturan pengurutan antara SPT, LPT dan CR, didaptkan rata waktu penyelesaian pesanan (MF) yang paling kecil adalah pada aturan SPT diikuti LPT dan CR. SPT dapat meminimasi waktu penyelesaian pekerjaan sehingga dapat mengurangi waktu menunggu pesanan dalam antrian. dalam antrian. Tabel 33. Hasil perhitungan MF dan ML serta jumlah produk terlambat berdasarkan penjadwalan perusahaan Januari 2008 Metode Perusahaan Minggu
MF (Hari)
ML (Hari)
1
1,265
0
Jml Produk Terlambat (Unit) 0
2
1,537
0
0
3
2,407
0
0
4
4,540
0
0
Rata-Rata
2,437
0
0
74
Tabel 33 merupakan hasil penghitungan berdasarkan penjadwalan yang dilakukan oleh perusahaan, dapat dilihat bahwa jika dibandingkan dengan hasil penjadwalan dengan menggunakan aturan pengurutan SPT, LPT dan CR, nilai rata-rata waktu penyelesaian produk yang dilakukan oleh perusahaan adalah lebih besar. Tabel 34. Hasil perhitungan MF dan ML serta jumlah produk terlambat periode Februari 2008 menggunakan dua mesin bergantian Dua Mesin Bergantian SPT
LPT
Minggu
CR
MF (Har)
ML (Hari)
Jml Produk Terlambat (Unit)
MF (hari)
ML (Hari)
Jml Produk Terlambat (Unit)
1
1,735
0
0
2,225
0
0
2,225
0
0
2
1,545
0
0
2,405
0
0
2,405
0
0
3
2,595
0
0
2,915
0
0
3,76
0
0
4 RataRata
1,59
0
0
2,08
0
0
2,08
0
0
1,866
0
0
2,406
0
0
2,618
0
0
MF (Hari)
ML (Hari)
Jml Produk Terlambat (Unit)
Pada Tabel 34 penjadwalan dilakukan dengan menggunakan mesin secara bergantian, dapat dilihat dengan menggunakan teknik penjadwalan SPT nilai MF untuk periode bulan Februari 2008 adalah sebesar 1,866 hari sedangkan pada teknik penjadwalan LPT dan CR sebesar 2,406 hari dan 2,618 hari. Untuk nilai rata-rata kketerlambatan dan jumlah produk terlambat pada periode ini tidak ada pesanan dan jumlah produk yang mengalami keterlambatan. Tabel 35. Hasil perhitungan MF dan ML serta jumlah produk terlambat periode Februari 2008 dua mesin bersamaan Dua Mesin Bersamaan SPT Minggu
LPT
CR
MF (hari)
ML (Hari)
Jml Produk Terlambat (Unit)
1
0,725
0
0
1,03
0
0
1,03
0
0
2
0,645
0
0
1,11
0
0
1,11
0
0
3
1,005
0
0
1,755
0
0
1,755
0
0
4 RataRata
0,62
0
0
0,945
0
0
0,945
0
0
0,749
0
0
1,210
0
0
1,210
0
0
MF (Hari)
ML (Hari)
Jml Produk Terlambat (Unit)
MF (Hari)
ML (Hari)
Jml Produk Terlambat (Unit)
75
Pada Tabel 35 penjadwalan dilakukan dengan menggunakan dua mesin secara bersamaan. Waktu proses yang dihasilkan jika menggunakan cara ini menjadi lebih kecil. Nilai rata-rata penyelesaian produk (MF) dengan teknik SPT adalah sebesar 0,749 hari sedangkan untuk aturan LPT dan CR mempunyai nilai sebesar 1,210. Untuk nilai rata-rata keterlambatan pada ketiga aturan pengurutan tidak ada pesanan yang mengalami keterlambatan. Tabel 36. Hasil perhitungan MF dan ML serta jumlah produk terlambat berdasarkan penjadwalan perusahaan bulan Februari 2008 Metode Perusahaan MF
ML
Jml
(Hari)
(Hari)
Produk Terlambat
1
3,426
0
(Unit) 0
2
6,737
1
1
3
6,364
0
0
4
3,617
0
0
Rata-Rata
5,036
0,250
1
Minggu
Nilai rata-rata waktu penyelesaian produk untuk periode Februari adalah 5,036 hari sedangkan untuk rata-rata keterlambatan adalah 1 hari. Total rata-rata terlambat untuk periode Februari adalah 0,25 hari. Jumlah produk terlambat untuk periode ini adalah 1 buah produk. Tabel 37. Hasil perhitungan MF dan ML serta jumlah produk terlambat periode Maret 2008 menggunakan dua mesin bergantian Dua Mesin Bergantian SPT Minggu MF (Hari)
LPT
ML (Hari)
Jml Produk Terlambat (Hari)
MF (Hari)
CR
ML (Hari)
Jml Produk Terlambat (unit)
MF (hari)
ML (Hari)
Jml Produk Terlambat (unit)
1
1,13
0
0
1,715
0
0
1,715
0
0
2
0,92
0
0
1,375
0
0
1,365
0
0
3
1,395
0
0
1,395
0
0
1,395
0
0
4 RataRata
0,985
0
0
1,31
0
0
1,29
0
0
1,108
0
0
1,495
0
0
1,492
0
0
76
Pada Tabel 37 didapatkan hasil , nilai MF untuk teknik SPT dengan menggunakan dua mesin bergantian adalah sebesar 1,108 hari, sedangkan nilai MF untuk LPT dan CR adalah 1,495 hari dan 1,492 hari. Untuk nilai keterlambatan dan jumlah produk terlambat, tidak ada pesanan yang mengalami keterlambatan Tabel 38. Hasil perhitungan MF dan ML serta jumlah produk terlambat periode Maret 2008 menggunakan dua mesin bersamaan Dua Mesin Bersamaan LPT Jml MF ML Produk (Hari) (hari) Terlambat (unit) 0,795 0 0 0,685 0 0 0,72 0 0 0,64 0 0
SPT Minggu
1 2 3 4 RataRata
MF (Hari)
ML (hari)
0,495 0,375 0,72 0,415
0 0 0 0
Jml Produk Terlambat (unit) 0 0 0 0
0,501
0
0
0,71
0
0
CR MF (Hari)
ML (hari)
0,795 0,685 0,72 0,64
0 0 0 0
Jml Produk Terlambat (unit) 0 0 0 0
0,71
0
0
Tabel 38 merupakan hasil penjadwalan periode bulan Maret dengan menggunakan dua mesin secara bersamaan, dapat dilihat bahwa nilai MF untuk aturan pengurutan SPT sebesar 0,501 hari sedangkan untuk LPT dan CR adalah sebesar 0,71 hari. Pada periode nilai rata-rata keterlambatan dan jumlah produk yang terlambat bernilai 0. Tabel 39. Hasil perhitungan MF dan ML serta jumlah produk terlambat berdasarkan penjadwalan perusahaan bulan Maret 2008 Metode Perusahaan Minggu
MF (Hari)
ML (Hari)
1
4,872
0
0
2 3 4 Rata-Rata
3,287 2,788
1 0
1 0
3,473 3,605
0 0,250
0 1
Jml Produk Terlambat (Unit)
Tabel 39 merupakan hasil penjadwalan bulan Maret berdasarkan urutan penjadwalan perusahaan. Nilai MF periode ini adalah 3,605 hari dengan jumlah rata-rata keterlambatan sebesar 1 hari dan jumlah produk terlambat adalah 1 unit.
77
Hasil penjadwalan
yang
diperoleh
menunjukkan
yang digunakan memberikan
bahwa hasil
ketiga
yang baik.
teknik Jika
dibandingkan hasil penjadwalan penelitian dengan menggunakan teknik pengurutan dan penjadwalan perusahaan, ketiga aturan dalam penelitian menghasilkan nilai rata-rata penyelesaian dan nilai keterlambatan yang lebih kecil. Dari ketiga aturan pengurutan SPT memberikan nilai waktu rata-rata penyelesaian produk yang minimum. SPT tidak selalu memberikan hasil yang terbaik, ketiga aturan tersebut sama baiknya karena setiap aturan memiliki tujuan tertentu.
78