BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Berdsarkan hasil penelitian dan pembahsan Pengaruh Nilai Tukar (IDR/USD), BI Rate dan Laju Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Perkembangan Nilai Tukar (IDR/USD), BI Rate dan Laju Inflasi dan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 a. Perkembangan Nilai Tukar (IDR/USD di Indonesia pada tahun 20082012 secara umum mengalami fluktuasi. Nilai tukar mengalami pelemahan yang signifikan pada tahun 2009 hingga awal semester 2009. Pada tahun berikutnya fluktuasi nilai tukar cenderung stabil dam menguat karena perkembangan dunia bisnis mulai membaik terutama pada sektor properti. Selain itu, melemahnya Dolar AS akibat data ekonomi yang mengecewakan membuat para pelaku pasar khusunya investor asing untuk memburu Rupiah, yang pada akhirnya berpengaruh positif pada pergerakan Rupiah. b. Perkembangan Tingkat Suku Bunga (BI Rate) di Indonesia secara umum pada tahun 2008-2012 cenderung berfluktuasi dengan tingkat suku bunga tertinggi pada tahun 2008 sebesar 8,67% yang disebabkan oleh
124
125
melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar akibat krisis ekonomi. Tingkat suku bunga terendah adalah pada tahun 2012 yaitu sebesar 5,77% yang bergerak cukup stabil dari 2010 hingga 2012, karena mulai stabilnya perekonomian di Indonesia. c. Perkembangan Tingkat Inflasi di Indonesia periode 2008-2012 secara umum mengalami kejadian yang berfluktuatif setiap tahunnya. Dengan tingkat inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2008 dan tingkat inflasi terendah terjadi ditahun 2011. Pada tahun 2008 inflasi mencapai 2.5 dibulan juni dan terendah terjadi di akhir tahun yankni bulan desember , bila dicermati dengan seksama inflasi yang terjadi pada tahun 2008 ini dikarenakan pada tahun 2009 akan diadakanya pemilahan presiden pada bulan april tahun 2009 sehingga inflasi meningkat di tahun 2008. Pada tahun 2009 inflasi cenderung menurun dibandingkan pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2008 terlihat pada bulan april inflasi mengalami penurunan hingga -0.31 dan inflasi tertinggi di bulan September pada tahun 2009. Hal ini terjadi karena harga-harga bahan pokok pada tahun 2009 ditentukan oleh pemerintah. Dilanjutkan lagi dengan tahun 2010 laju inflasi tetap berfluktuatif namun tidak sebesar pada tahun 2008 namun yang perlu kita cermati ditahun 2010 ada laju tingkat inflasi yang mengalami fluktuatif cukup signifikan yakni pada bulan juli sebesar 1.57 dan pada bulan sebelumnya sebesar 0.97. Dan tahun 2011 laju inflasi dikuartal pertama dibuka dengan penurunan dibulan maret dan april
126
dampak dari menurunya tingkat infalsi ini adlaah dapat merangsang konsumsi masyrakat meningkat kemudian ditahun selanjutnya tahun 2012 laju inflasi tetap sama sepreti tahun-tahun sebelumnya tetap berfluktuatif namun ditahun 2012 ini laju inflasi Indonesia berfluktiaf dengan kisaran yang normal. d. Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008-2012 secara umum setiap tahunya mengalami kenaikan dan penurunan secara fluktuatif atau tidak berurutan namun bila dicermati dengan seksama setiap tahunya dari tahun 2008 sampai dengan 2012 IHSG mengalami kenaikan dimana pada setiap tahunya point IHSG selalu mengalami penguatan.
2. Pengaruh Nilai Tukar (IDR/USD), BI Rate, Laju Inflasi dan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 secara Simultan. Pengaruh Nilai Tukar (IDR/USD), BI Rate dan Laju Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 , berdasarkan uji regresi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signiikan. Sedangkan hasil uji korelasi menunjukkan bahwa Tingkat Inflasi, Nilai Tukar (IDR/USD) dan
127
Tingkat Suku Bunga memiliki hubungan yang searah dengan keeratan yang sangat kuat terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012 3. Pengaruh Nilai Tukar (IDR/USD), BI Rate dan Laju Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 20082012 secara Parsial
a. Nilai Tukar (IDR/USD) memiliki keeratan hubungan rendah atau tidak signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012. Hal tersebut dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan Rizky Septian (2012) yang menyatakan bahwa nilai tukar tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. b. BI Rate memiliki keeratan hubungan yang sangat kuat atau signifkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 20082012.Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizky Septian (2012) menyatakan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh terhadap harga saham. Dan tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Achmad Ath Thobbary (2009) menyatakan bahwa tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap IHSG. c. Tingkat Inflasi memiliki keeratan hubungan sangat rendah atau tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan searah dengan Indeks Harga Saham Gabungan
128
di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012. Hal teresebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmacd Ath Thobary (2009). Dari semua hipotesis yang ada dapat disimpulkan bahwa variabel
nilai
tukar(IDR/USD),BI rate dan Laju Inflasi berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012. Hal ini dapat dikatakan, penelitian ini sesuai dengan teori dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan juga bahwa variabel nilai tukar(IDR/USD),BI rate dan Laju Inflasi memiliki keeratan hubungan yang sangat kuat terhadap Indeks Harga Saham Gabungan, hal tersebut juga sesuai dengan fenomena yang terjadi berdasarkan media informasi (Kompas online, 2013). 5.2 Saran a. Memperhatikan faktor nilai tukar(IDR/USD),BI rate dan Laju Inflasi sebelum mengambil keputusan berinvestasi. Informasi-informasi tersebut telah terbukti berpengaruh terhadap pergerakan harga saham secara simultan dan faktor-faktor tersebut juga dapat mempengaruhi harga saham secara
parsial,
sehingga
dapat
digunakan
sebagai
bagian
dari
pertimbangan untuk memprediksi harga saham dan kemudian dapat mengambil keputusan dalam berinvestasi.
129
b. Menggunakan informasi-informasi lainnya juga yang dapat digunakan untuk referensi dalam pengambilan keputusan berinvestasi karena tentu banyak faktor lain yang mempengaruhi pergerakan harga saham selain faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini. c. Bagi Pemerintah Bijak dalam mengendalikan kondisi perekonomian di Indonesia, agar berjalan sehat dan stabil yang akan memberikan meningkatnya gairah investasi dalam negeri. d. Bagi Peneliti Selanjutnya Menggunakan variabel penelitian yang lebih luas lagi, misalnya penggunaan risiko sistematis dan tidak sistematis agar lebih tercermin variabel apa saja yang berpengaruh terhadap harga saham suatu perusahaan.