PROPOSAL CSO GRANT SCHEMES NAME OF THE APPLICANT PROJECT TITLE
CONTACT DETAILS (Tel., address, fax)
ICCO REGIONAL OFFICE SOUTH EAST ASIA& PACIFIC MEMBAWA SKEMA KAMPUNG HIJAU KALTIM KE STANDAR INTERNATIONAL UNTUK COMMUNITY FOREST ICCO Regional Office South East Asia& Pacific JL Tukad Batanghari IX no.8 Denpasar BALI 80225 P: 0361 8955 801 F: 0361 8955 805 Regional manager: Kees de Ruiter E:
[email protected] Project manager: Yoga Sofyar E:
[email protected]
AMOUNT OF GRANT REQUESTED
IDR 906.920.000 (74,857 USD)
AMOUNT OF TOTAL BUDGET
IDR 1.206.920.000 (99,857 USD)
DURATION OF THE PROJECT
1 December 2014 - 31 May 2015
TARGET GROUPS/BENEFICIARIES
1. Dalam mengembangkan program ini yang menjadi sasaran ialah 55 KK di 2 RT yang masuk kedalam formasi perwakilan dalam Kelompok Pengelola Hutan Desa ‘Karst’ Merabu. Mayoritas penduduknya ialah masyarakat keturunan Dayak Sub Suku Lebo dengan 60% memeluk Kristen dan 40% Muslim. 2. Dalam pengembangan program ini, yang menjadi kelompok sasaran ialah 323 KK yang terdapat di Muara Siran, dimana akan dibagi menjadi 3 kelompok penerima manfaatlangsung.
GEOGRAPHICAL FOCUS
1. Ekosistem Karst di Kampung Merabu, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur 2. Ekosistem Rawa Gambut di Desa Muara Siran Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
Part I- BRIEF PROJECT DESCRIPTION (max 1000 words) Proyek ini bertujuan untuk penyelamatan ekosistem karst dan ekosistem rawa gambut di Kalimantan Timur melalui skema program Desa Hijau. Hal ini seiring dengan semangat pencanangan pembangunan provinsi Kalimantan Timur yaitu “pembangunan ekonomi rendah karbon” yang merupakan bagian upaya penurunan gas rumah kaca (GRK) sebesar 26%, serta implementasi Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD GRK) Kaltim dan Strategi dan Rencana Aksi Provinsi (SRAP) Implementasi REDD+ (Kaltim). Adapun output dari pengembangan usulan proposal ini ialah: 1. Peningkatan kapasitas kelembagaan desa dan kelembagaan ekonomi masyarakat, dalam pengelolaan kawasan hutan dan lahan gambut di tingkat tapak 2. Pengelolaan kawasan di tingkat tapak dalam mendukung daya dukung lingkungan dan kearifan lokalnya 3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat desa dalam nilai tambah sumber penghidupannya Dalam pelaksanaan proyek ini, terdapat 2 desa/kampung yang menerima manfaatnya secara langsung. Penerima manfaat secara langsung dari proyek ini ialah masyarakat masyarakat yang berada di dalam Kampung Merabu, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur dengan skema Hutan Desa yang dikelola oleh Kelompok Pegelola Hutan Desa Merabu Kerima’ Puri. Dimana sebanyak 55 KK yang terdapat di 2 RT mendapatkan manfaatnya secara langsung, penerima manfaat lainnya ialah masyarakat seluruh desa, serta wilayah lain yang mengandalkan karst Merabu sebagai tempat cadangan air di mata air Nyadeng dan sepanjang Sungai Lesan. Penerima manfaat secara langsung dari Desa Muara Siran ialah kelompok nelayan, petani ikan, dan perempuan. Dimana manfaatnya juga akan dirasakan oleh masyarakat desa Muara Siran yang berjumlah 323 Kepala Keluarga (KK). Selain itu manfaatnya juga akan sangat dirasakan kepada desa-desa di ekosistem gambut Mahakam Tengah. Pengelolaan hutan secara lestari adalah cara penurunan dan pengurangan emisi karbon dari deforestasi dan degradasi hutan. Masyarakat lokal atau adat sedari dulu telah aktif melakukan pengelolaan hutan secara lestari, walau pun dalam sekala kecil dan untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan peningkatan ekonomi mereka yang sangat bergantung pada keberadaan hutan. Sistem pengelolaan hutan yang dilakukan masyarakat tersebut disebut Sistem Hutan Kerakyatan (SHK) atau Community Based Forest Management (CBFM). Selaras dengan upaya gerakan Sistem Hutan Kerakyatan (SHK) yaitu mendorong adanya pengakuan dan perluasan wilayah kelola rakyat, pengakuan dan kepastian hak masyarakat local atas wilayah hutannya dan kontribusi wilayah SHK bagi penurunan emisi karbon dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+), Plan Vivo yang memuat prinsip kelestarian dari pengelolaan jasa ekosistem atau karbon hutan, partisipasi masyarakat dan pencegahan deforestasi-degradasi hutan adalah alat untuk pencapaian tujuan-tujuan dari gerakan SHK, gerakan Masyarakat lokal dan mitigasi perubahan iklim. Kalimantan Timur memiliki hamparan Pegunungan Iran yang membentang hingga ke wilayah Kalimantan barat, Sabah, Brunai. Pada gugusan tengahnya berada di Pegunungan Mangkalihat yang membagi juga 2 wilayah proyek ialah di Berau dan Kutai Kartanegara (Kathy McKinnon, et.all, 2000). 1. Ekosistem Karst di Kampung Merabu, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur Kampung Merabu yang terletak di 1⁰26′40.18″ N 117⁰17′28.05″ E ketinggian wilayahnya diantara 786 feet.Kondisi geologi di wilayah ini ialah didominasi oleh jenis batuan kapur, batuan sedimen – pasir dan kerikil, batuan sedimen termasuk cadangan minyak dan batubara. Kondisi Tanahnya di dominasi oleh Rendolls (batuan berkapur), Dystropepts,
Tropudults (tanah Masam). Kondisi iklimnya (Oldeman dkk, 1980) curah hujan masuk ke dalam kelas E1 dimana Bulan Basahnya kurang dari 3 bulan dan bulan keringnya kurang dari 2 bulan. Dimana curah hujan pada bulan basah lebih dari 200 mm/bulan, sedangkan pada bulan kering kurang dari 100 mm/bulan. Dengan demikian, vegetasi alami di wilayah Karst ini ialah Hutan Dipterocarpaceae dataran rendah danHutan pegunungan kapur. 2. Ekosistem Rawa Gambut di Desa Muara Siran Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur Kampung Muara Siran yang terletak 0⁰05’00.58 N 116⁰35’04.48 ketinggian wilayahnya diantara 16 feet. Kondisi geologi di wilayah ini didominasi oleh endapan alluvium dan gambut, batuan sedimen juga termasuk cadangan minyak dan batubara, batuan vulkanik tua. Kondisi tanahnya Tropaquepts, Dystropepts, Tropohemists (gambut). Kondisi iklimnya (Oldeman dkk, 1980) curah hujan masuk ke dalam kelas C2 dan D1 dimana Bulan Basahnya diantara 3 – 6 bulan dan bulan keringnya diantara 3 hingga kurang dari 2 bulan. Dimana curah hujan pada bulan basah lebih dari 200 mm/bulan, sedangkan pada bulan kering kurang daro 100 mm/bulan. Dengan demikian, vegetasi di wilayah Muara Siran di dominasi oleh hutan rawa gambut dan Hutan rawa air tawar serta Hutan Dipterocarpaceae dataran rendah. Pelibatan banyak pihak dalam mendukung pembangunan yang rendah karbon dan pengurangan emisi dengan mencegah deforestasi dan degradasi lahan melalui Desa Hijau sangat diperlukan melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusianya maupun kesejahteraan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alamnya. Keberterimaan warga menjadi hal yang dipastikan, agar kegiatan dapat berjalan dengan baik dan memberikan dampak yang optimal. Selain itu juga pembangunan rendah karbon untuk mendukung perencanaan pengelolaan dalam kawasan ekosistem karst dan rawa gambut melalui partisipasi masyarakat desa secara langsung. Di akhir program ini diharapkan memperoleh hasil berupa adanya rencana pengelolaan kawasan hutan/gambut oleh warga, yang dikuatkan dengan peraturan desa, serta diakui oleh Pemerintah Kabupaten. Sebagai dampak ikutan, diharapkan akan terjadi keberlanjutan layanan ekologis, termasuk flora-fauna, serta meningkatnya pendapatan keluarga di kampung/desa. Dan unit hutan yang dikelola oleh masyarakat ini akan di daftarkan untuk mendapatkan sertifikat plan vivo (www.planvivofoundation.org) untuk community forest.
Part II- SITUATION ANALYSIS (max 1 page) Pemerintah provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2009 mencanangkan “Kaltim Green” dalam pelaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan pada 7 Januari 2010 bersama stakeholder lainnya mendeklarasikan Pembangunan Ekonomi Rendah karbon atau Program Kaltim Hijau (Low Carbon Growth Strategy). Yang dilanjutkan dengan SK Gubernur Kalimantan Timur No.522/K.215/2010 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan di Kaltim. Dengan pencanangan tersebut, maka pemerintah kabupaten juga didorong mengembangkan suatu konsep pembangunan yang rendah karbon melalui desa hijau di wilayah dengan ekosistem khas Kalimantan Timur. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.19/2012 tentang Program Kampung Iklim juga merupakan upaya dalam penurunan gas rumah kaca (GRK) sebesar 26%. Dengan kondisi ini, model pengelolaan hutan dengan Sistem Hutan Kerakyatan (SHK) merupakan salah satu bagian jawaban dalam mewujudkan Hutan Lestari. Oleh karena ini, pengembangan yang bisa dilakukan ialah dengan melakukan proses sertifikasi Plan Vivo yang merupakan salah satu standar dalam system pengelolaan hutan lestari dengan dihubungkan melalui stock karbon dan nilai tambah ekonomi yang diperoleh oleh masyarakat secara berkelanjutan melalui kelompok ekologi, kelompok social dan kelompok perempuan dalam memperoleh nilai tambah sumber pendapatan keluarga sebagai penerima manfaat. Perlindungan wilayah hutan yang dilakukan oleh masyarakat baik akses, manfaat maupun tata produksinya. Proses ini juga dapat dikembangkan melalui tahapan sertifikasi lanjutannya pada tahap PDD – validasi maupun sertifikat. Hal ini tentu juga mempertimbangkan status legalitas kawasan dan juga kepastian di komunitasnya akan komoditi yang akan dikembangkan selain dari pencadangan karbon (Stock Carbon). Untuk memulainya Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2011 membentuk Forum Pengelola Karst Sangkulirang Mangkalihat melalui SK Gubernur No 660/K833/2011 yang terdiri dari para pihak yang peduli terhadap karst. Dan pada tahun 2012 diterbitkan peraturan gubernur no 67/2012 tentang perlindungan dan pengelolaan ekosistem Karst Sangkulirang Mangkalihat. Di tingkat tapak, masyarakat kampung Merabu telah memulai melakukan pengelolaan kawasan karst yang berada di wilayah administrasi kampung mereka. Berdasarkan SK penetapan Menteri Kehutanan No 28/MenhutII/2014 tanggal 9 Januari 2014, mereka mendapatkan areal Hutan Desa seluas 8,205 hektar. Untuk pengelolaannya mereka telah membentuk lembaga pengelola hutan desa yang diberi nama Kerima’ Puri dan sudah berbadan hukum. Dengan keadaan ini maka kampung Merabu ini dapat didorong sebagai model kampung pengelola karst dan kampung hijau. Kawasan Gambut Mahakam Tengah di Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan kawasan gambut yang ditetapkan oleh Bupati Kutai Kartanegara sebagai kawasan perlindungan melalui Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 590/526/001/A.Ptn/2013 seluas 72 ribu hektar kawasan gambut di luar kawasan hutan yang berada di Kutai Kartanegara. Dengan adanya SK Bupati tersebut, maka juga dilakukan penundaan pemberian izin baru pada kawasan gambut Mahakam Tengah, monitoring dan pengendalian pemanfaatan lahan gambut, serta upaya pengembalian lahan gambut untuk mempertahankan fungsi ekosistem lahan gambut dan keanekaragaman hayati. Di Desa Muara Siran terdapat setidaknya 27.768,3 hektar kawasan gambut dengan ketebalan 1- 8 meter. Arahan dari RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara (2013 – 2033) bahwa ekosistem gambut Mahakam Tengah merupakan kawasan strategis untuk kepentingan daya dukung lingkungan hidup. Untuk itu, Desa Muara SIran telah mempunyai strategi mempertahankan lahan gambut melalui pembuatan Tata Ruang Desa dan Badan Usaha Desa.
Part III- STRATEGY (max 2 pages) Dalam menuju kawasan hutan karst dan gambut yang dikelola dengan baik, sehingga memberikan manfaat bagi ekosistem dan ekonomi, serta sosial-budaya bagi masyarakat dilakukan pentahapan proses pelaksanaan. Tahapan ini dibagi menjadi 5 (lima), yaitu: 1. Tahap persiapan Pada tahapan ini dilakukan identifikasi para pihak di tingkat kampung/desa, kabupaten, provinsi dan nasional, yang menjadi pendorong pencapaian tujuan program. Proses ini juga dilakukan dengan assessment cepat (RRA) pada tingkat desa, sehingga diperoleh gambaran sosial-budaya dan ekonomi, beserta kelembagaan dan kebijakannya, berikut dengan profil dari wilayah desa, wilayah hutan karst/gambut, serta kapasitas yang dimiliki. 2. Tahap perencanaan Pada tahapan ini, dilakukan dua hal yang berjalan linier, yaitu penyusunan rencana jangka menengah dan jangka pendek desa, pengesahan rencana tata ruang wilayah desa, dilanjutkan dengan penyusunan rencana pengelolaan kawasan hutan/gambut desa, beserta pemetaan (inventory) potensi hutan (gambut, non-kayu, kayu) di kawasan hutan/gambut yang akan dikelola dan diusahakan. Penyusunan ini juga diikuti dengan penyusunan rencana bisnis sederhana, untuk mendukung usaha wisata dan pemanfaatan hasil hutan non kayu, serta perikanan. 3. Tahap validasi Tahapan ini dilakukan melalui penghitungan potensi karbon bersama dengan masyarakat. 4. Tahap implementasi Program yang dilakukan meliputi: Peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan, peningkatan kapasitas kelembagaan ekonomi perempuan, peningkatan kapasitas pemanfaatan dan pengolahan hasil hutan non-kayu, kayu dan perikanan, dan penyiapan serta penguatan kelembagaan koperasi (atau sejenisnya). 5. Tahap verifikasi Verifikasi dilakukan pasca proyek. Proses verifikasi sederhana dilakukan melalui proses evaluasi partisipatif bersama masyarakat, dengan mengukur perubahan yang terjadi pada masyarakat, sosial-ekonomi, serta biodiversitas dan kualitas ekosistem pada kawasan. Pendekatan yang dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini ialah dengan melibatkan masyarakat langsung dalam melakukan setiap tahapan kegiatan. Selain itu metoda Rapid Rural Assesment yang dimodifikasi KpSHK(modul Pendokumentasian Sistem Hutan Kerakyatan) digunakan di awal program untuk memotret kondisi desa (sosial-budaya, ekonomi, kelembagaan, kebijakan). Proses diskusi dengan pihak pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat juga dilakukan dalam memperoleh dukungan untuk mengembangkan Desa Hijau secara lebih optimal. Dalam pengembangan potensi yang ada di masing-masing desa, dikembangkan beberapa strategi yang dilakukan, meliputi: 1. Penguatan Kelembagaan Desa Kelembagaan Desa merupakan salah satu kekuatan yang penting untuk dikuatkan.UU No. 6/2014 tentang Desa telah menempatkan Desa sebagai wilayah otonom yang dapat mengelola kekayaan alam desa dengan beragam dukungan yang harus dikembangkan. Penguatan kelembagaan desa dilakukan dengan penguatan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, penguatan Tata Batas Desa, Penataan Ruang Wilayah Desa, serta pengembangan peraturan desa untuk menguatkan hal-hal tersebut. Desa Merabu telah memiliki RPJMDes, hal
yang serupa menjadi penting dilakukan di Desa Muara Siran. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah menjadi bagian yang penting untuk dilindungi dengan Peraturan Desa. 2. Penguatan Kelembagaan Pengelola Kawasan Hutan Karst/Gambut dan Kelembagaan Ekonomi Masyarakat Potensi hutan dan gambut, merupakan kekayaan alam yang penting dikelola dengan baik di desa-desa tersebut. Kelembagaan pengelola yang sudah dibangun, penting untuk dikuatkan. Kapasitas utama yang harus dimiliki adalah perencanaan program, pengetahuan teknis pengelolaan kawasan, serta kapasitas pengelolaan keuangan. Hal lain yang penting dikembangkan adalah kemampuan untuk promosi dan membangun jaringan di luar wilayah, agar produk yang disiapkan dapat diserap pasar, serta pengembangan ekonomi lokal yang berbasis pada potensi lokal desa seperti hasil hutan non kayu, ekowisata dan perikanan. Secara khusus, keberadaan SK Penetapan Areal Kerja Hutan Desa yang diperoleh Kampung Merabu, perlu dilanjutkan pada proses yang lebih maju, agar memperoleh Hak Pengelolaan Hutan Desa dari Gubernur, serta dapat mulai operasional sesuai dengan perencanaan yang disusun oleh masyarakat. Kelembagaan pengelola hutan desa di Kampung Merabu yang telah dibentuk juga penting untuk dilakukan peningkatan kapasitas, terutama terkait perencanaan program, pengelolaan keuangan dan pengembangan ekonomi lokal kampung. Kawasan gambut di desa Muara Siran, yang disiapkan untuk dikonservasi, memiliki peluang yang besar dalam mendukung upaya restorasi lahan gambut, serta mendukung upaya REDD+ dan penurunan emisi Indonesia. Aktivitas utama yang dilakukan adalah penyusunan rencana pengelolaan kawasan (hutan desa/kawasan gambut) yang dilakukan secara partisipatif di desa.
Tahapan-tahapan diatas sejalan dengan skema community forest Plan Vivo. Konsorsium CBFM ICCOKPSHK akan meneruskan ke tahap pendaftaran untuk sertifikasi Plan Vivo jika pengelola tingkat kampung melihat sertifikasi community forest international layak dilakukan pada unit hutan ini.
Risk Analysis Ancaman terbesar dari proyek ini adalah ijin perluasan perkebunan di kawasan proyek yang disebutkan diatas. Hal ini dapat dimitigasi dengan melakukan komunikasi intens dengan lembaga lembaga pemerintah,seperti KPHP Berau Barat dan Dinas Kehutanan Kabupaten Berau, serta Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kutai Kartanegara, agar konversi lahan tidak dilakukan.
Part IV- RESULTS FRAMEWORK& WORK PLAN Outcome: Terbentuknya kelembagaan pemerintahan desa dan pengelola kawasan hutan karst/gambut desa yang memiliki dokumen perencanaan, serta meningkatnya usaha ekonomi masyarakat EXPECTED OUTPUTS And baseline, indicators including annual targets Output 1. Tersedianya perencanaan desa dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Desa yang terlembagakan Baseline: • Desa Merabu • Sudah ada RPJMDes • Belum ada RTRWDesa • Desa Muara SIran • Belum ada RPJMDes • Sudah ada draft RTRWDesa Indicators: • Terbitnya Perdes RPJMDes • Terbitnya Perdes RTRWDes
PLANNED ACTIVITIES List activity results Peningkatan kapasitas pemerintahan desa/ kampung RTRW Desa partisipatif
TIMEFRAME (month) 1
2
3
4
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Peraturan Desa tentang RPJM X Desa dan Perdes tentang RTRW Desa
INPUTS
RESPONSIB LE PARTY
Pelatihan tata kelola pemerintahan kampung/ desa
BIOMA
1) Pelatihan pemetaan/ GIS 2) Pemetaan partisipatif 3) FGD Klarifikasi RTRW Desa dengan RTRW Kabupaten
BIOMA, KpSHK
Pendampingan penyusunan perdes
Pemerintah Desa, BIOMA
1) Plot inventory 2) Penyusunan modul informasi kawasan
KpSHK
Target : • Ada 1 dokumen mengenai kondisi existing wilayah di 2 desa dengan konsep Tata Ruang dengan pemerintah kabupaten • Ada 2 peta standar yang dihasilkan dan diakui oleh pihak kabupaten • Ada 2 dokumen RPJMDES dan RTRW Desa yang sudah masuk ke meja Bupati Output 2. 2a. Adanya dokumen usulan Ijin Hak Pengelolaan Hutan Desa di Merabu yang sudah disampaikan kepada Gubernur 2b. Adanya dokumen usulan pengelolaan kawasan gambut desa
Profil potensi kawasansesuai standar yang diakui Standar PlanVivo dan modul informasi kawasan
X
Outcome: Terbentuknya kelembagaan pemerintahan desa dan pengelola kawasan hutan karst/gambut desa yang memiliki dokumen perencanaan, serta meningkatnya usaha ekonomi masyarakat EXPECTED OUTPUTS And baseline, indicators including annual targets yang sudah disampaikan kepada Bupati Baseline: • Desa Merabu • Sudah ada SK Menhut Pencadangan Areal Kerja Hutan Desa • Sudah terbentuk Lembaga Pengelola Hutan Desa “Kerima’Puri” • Desa Muara SIran • Sudah ada kawasan yang diidentifikasikan dikelola sebagai kawasan pengelolaan gambut desa • Sudah terbentuk BUMDes
PLANNED ACTIVITIES List activity results Penguatan kelembagaan pengelola hutan karst/gambut desa
TIMEFRAME (month) 1
X
2
3
4
X
INPUTS
RESPONSIB LE PARTY
1) Pelatihan Pengelolaan Kawasan Hutan/Gambut 2) Pertemuan penyusunan Rencana Kerja Hutan Desa/Gambut
BIOMA
Penyusunan business plan
BIOMA
1) Lokalatih pembentukan kelompok eknonomi masyarakat 2) Pelatihan alternative livelihood
KpSHK
Indicators: • Diterimanya dokumen usulan oleh Kantor Gubernur dan Kantor Bupati Target : • 1 Dokumen usulan rencana pengelolaan hutan dari masingmasing desa masuk ke meja Bupati di 2 kabupaten. • PendaftaranSkema planvivo Output 3. Pembentukan kelompok ekonomi
Business Plan Ekowisata
Baseline: • Desa Merabu • Sudah ada Kebun Bibit Rakyat • Sudah dimulai penanaman karet • Desa Muara SIran • Usaha keramba apung sudah berjalan
Penguatan kelompok ekonomi warga
Indicators: • Tersedianya dokumen business plan
X
X
X
X
X
Outcome: Terbentuknya kelembagaan pemerintahan desa dan pengelola kawasan hutan karst/gambut desa yang memiliki dokumen perencanaan, serta meningkatnya usaha ekonomi masyarakat EXPECTED OUTPUTS And baseline, indicators including annual targets
• Adanya industri wood pellet yang berjalan
• Laporan keuangan usaha warga Target : • 1 dokumen business plan ekowisata, 1 usaha wood pellet yang berjalan, 2 usaha ekonomi masyarakat (sekurangnya 1 kelompok perempuan)
PLANNED ACTIVITIES List activity results
TIMEFRAME (month) 1
2
3
4
INPUTS
RESPONSIB LE PARTY
Part V- MANAGEMENT ARRANGEMENTS (max 1 page) Management proyek akan mengikuti management proyek ICCO-KPSHK yang sekarang menangani 16 unit CBFM (community based forest management) di Kalimantan, Sumatra, Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara untuk melakukan standarisasi community forest yang mengikuti skema plan vivo (www.planvivofoundation.org) Sedangkan untuk proyek ini dilaksakan bersama antaraICCO ( Interchurch Coalition for development) Konsorsium Pendukungan Sistem Hutan Kerakyatan (KpSHK), dan Yayasan Biosfer-Manusia (BIOMA). ICCO (http://www.iccokia.org/southeastasia/) merupakan sebuah LSM Belanda yang telah bekerja selama 50 tahun dalam bidang pembangunan dimana salah satu programnya adalah fair climate. ICCO Kantor regional di Bali berkerja di enam Negara: Indonesia, PNG, Philippines, Vietnam, Cambodia and Myanmar. Kantor regional ini telah bekerja selama lima tahun dengan rata rata per tahunnya mengelola anggaran sebesar 5,5 juta Euro. Dengan pengalaman dan kapasitas ini, ICCO berkompentensi untuk mengambil peran untuk menjalankan, mengadopsi serta mengembangkan proyek ini dalam program fair climate ICCO. Selain itu ICCO juga MoU dengan Depdagri untuk menjalankan operasi hingga 2017 (dapat diperpanjang). MoU yang merupakan ijin operasi secara sah ini membuat ICCO mempunyai komitmen untuk terus mengembangkan programnya di Indonesia.ICCO dalam project ini akan mengambil peran sebagai quality control proses plan vivo dan pengembangan carbon market di Eropa.Dalam hal ini akan dikerjakan oleh Yoga Sofyar, S.Hut. KpSHK (Konsorsium Pendukung Sistem Hutan Kerakyatan www.kpshk.org) adalah sebuah organisasi jaringan yang didirikan pada tahun 1997 atas inisiatif beberapa ornop, organisasi masyarakat adat, kalangan peneliti dan individu yang peduli dengan persoalan sumber-sumber kekayaan alam, khususnya hutan di Indonesia. Sejak berdiri, KpSHK diposisikan sebagai sebuah motor gerakan yang mendukung secara sistematik cara-cara pengelolaan hutan yang dikembangakan secara turun-temurun oleh masyarakat adat maupun masyarakat lokal di dalam dan di sekitar hutan. Visi KpSHK adalah “Terwujudnya kedaulatan rakyat dalam pengelolaan sumber kekayaan alam, khususnya hutan”. Peran yang akan dilakkukan KPSHK adalah quality control substansi dari standar planvivo dan juga komponen dari system hutan kerakyatan. Nurhidayat Moenir akan berperan sebagai Manger Spasial dan Sony Yusuf akan berperan sebagai Manager Keuangan. Yayasan BIOMA didirikan pada 20 Juni 1998 dengan visi “Kelestarian fungsi dan manfaat sumber daya alam dan lingkungan bagi kelangsungan kehidupan biota dan peningkatan keberadaan serta kesejahteraan manusia khususnya masyarakat lokal”. Selama ini Yayasan BIOMA melakukan aktivitas pengembangan pengelolaan sumberdaya alam berbasis masyarakat, fasilitasi dan pengembangan masyarakat desa, pengentasan kemiskinan masyarakat pedesaan sekitar hutan, pengelolaan daerah aliran sungai terpadu, resolusi konflik, pemetaan partisipatif dan kebijakan tata ruang, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, pengembangan ekowisata berbasis masyarakat, serta pertanian organik terpadu. Perannya adalah berkoordinasi dengan KPSHK dan ICCO dalam implemantasi lapangan termasuk komunikasi dengan pemerintah daerah di Sumatra Barat. Apian Noor dan danang Suto Budi akan menjadi Koordinator dan Asisten lapang.
Part VI- MONITORING AND EVALUATION (max 1 page) Tim melakukan diskusi bersama dengan pihak desa dan juga kelompok sasaran tentang keberhasilan kegiatan serta menbuat rencana kegiatan kedepan yang dapat diukur dan dikawal bersama-sama. Outcomes:
Monitoring method
Terbentuknya kelembagaan pemerintahan desa dan pengelola kawasan hutan karst/gambut desa yang memiliki dokumen perencanaan, serta meningkatnya usaha ekonomi masyarakat
• Interview
Target:
Indicator:
Monitoring method
Dua Perdes di masing-masing desa pada bulan keempat
• Terbitnya Perdes RPJMDes • Terbitnya Perdes RTRWDes
• Review lembar evaluasi pre- dan
• Diterimanya dokumen usulan oleh Kantor
• Review dokumen • Review lembar evaluasi pre- dan
Satu dokumen rencana pengelolaan hutan karst/gambut desa di masingmasing desa
Satu dokumen business plan ekowisata, 1 dokumen identifikasi HHBK, 4 usaha ekonomi masyarakat (sekurangnya 2 kelompok perempuan)
Gubernur dan Kantor Bupati • Dokumen dalam bentuk PIN (project idea note) akan di daftarkan di Planvivo foundation.
• Tersedianya dokumen business plan • Tersedianya dokumen hasil identifikasi potensi HHBK
pasca- pelatihan
• Interview peserta pelatihan • Participant observation.
pasca- pelatihan
• Focus group discussion • Interview kelompok sasaran • Review catatan pendampingan • Interview kelompok sasaran
• Adanya industri warga wood pellet • Laporan keuangan usaha warga
Monitoring dilakukan pada akhir bulan ketiga. Monitoring memuat rekomendasi tindak lanjut untuk penguatan pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Proses evaluasi dilakukan pada dua minggu menjelang akhir program, dilakukan menggunakan metode focus group discussion. Dokumen hasil evaluasi akan memuat rekomendasi untuk pengembangan program. Monitoring dan evaluasi internal dilakukan oleh Manager Proyek (ICCO). Monitoring dan evaluasi eksternal akan dilakukan oleh BP REDD+, DDPI Kaltim, BLH Provinsi Kaltim, Pokja TKHL-REDD+ Kutai Kartanegara, Pokja REDD+ Berau dan KPHP Model Berau Barat. Pada akhir proyek,pelaksana program bersama perwakilan masyarakat kedua desa secara khusus membawa dokumen hasil akhir kegiatan untuk diberikan kepada pihak Bupati sebagai bagian dari pelaporan kegiatan di dua desa. Selain itu, pelaksana program juga melakukan diskusi bersama dengan pemerintah provinsi dan pemerintah Pusat (BP REDD+, Bappenas, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), di akhir program, terkait dengan capaian program pengembangan desa hijau di 2 desa, sehingga diharapkan akan ada tindaklanjut dari proses peningkatan kapasitas kelembagaan yang telah dilakukan serta dukungan pengembangan ekonomi mikro di 2 desa. Sedangkan di level international Skema Green Village akan di lanjutkan ke dalam proses sertifikasi Plan Vivo dimana bersama 16 unit hutan yang lain akan dikelola oleh sekertariat bersama ICCO – KPSHK.
Part VII- SUMMARY BUDGET
ID
General Category of Expenditures
Unit Cost
Quantity
Total (IDR)
A
PERSONNEL
252,000,000
B
TRANSPORTATION
192,830,000
C
PREMIERS
137,800,000
D
Training/Seminar/Workshop, etc
246,200,000
E
Contracts (Audit)
20,000,000
F
Equipment/Furniture (Specify)
33,000,000
G
Other (Specify)
-
H
Miscellaneous
16,450,000
I
Follow up PlanVivo Process (ICCO)
300,000,000 Total
USD
IDR
AMOUNT OF GRANT REQUESTED
74,857
898,280,000
ICCO CONTRIBUTION
25,000
300,000,000
AMOUNT OF TOTAL BUDGET
99,857
1,198,280,000
Duly authorized to signon behalf of the applicant: Name
Kees de Ruiter
Position
Regional Manager
Date
17 November 2014
Signature
1,198,280,000
Annex 1: Budget detail 1 USD = 12.000 IDR ID
General Category of Expenditures
Unit Cost
Quantity
Total (IDR)
A
Personnel
A01
Manager Proyek (daily work)
30
2,000,000
60,000,000
A02
Manager Spasial dan Pengelolaan Hutan (daily work)
72
1,000,000
72,000,000
A03
Manager Keuangan
6
8,000,000
48,000,000
A04
Koordinator Desa
6
8,000,000
48,000,000
A05
Cashier
6
4,000,000
24,000,000
Sub Total
252,000,000
B
TRANSPORTATION
B01
Training Tata Kelola Pemerintahan kampung/desa
B0101
Airfare & tax untuk Tata Kelola Kampung di 2 lokasi
B010101
Airfare Samarinda - Berau (1 orang, 1 kali, 2 trip)
2
1,000,000
2,000,000
B010102
Airport tax (1 orang, 1 kali, 2 trip)
2
55,000
110,000
B010103
Local transportation (1 orang, 2 kali, 2 trip)
4
115,000
460,000
B010104
Car Rent (1 mobil, 2 lokasi, 2 trip)
4
1,500,000
6,000,000
B010105
Boat Rent (1 boat 1 lokasi, 2 trip)
2
250,000
500,000
B02
Training Pemetaan & GIS
B0201
Airfare & tax untuk Pemetaan & GIS di 2 lokasi
B020101
Airfare Jakarta - Balikpapan (1 orang, 2 kali, 2 trip)
4
1,000,000
4,000,000
B020102
Airfare Balikpapan - Berau (1 orang, 1 kali, 2 trip)
2
1,000,000
2,000,000
B020103
Airfare Samarinda - Berau (1 orang, 1 kali, 2 trip)
2
1,000,000
2,000,000
B020104
Airport tax (1 orang, 2 kali, 2 trip)
4
55,000
220,000
B020105
Airport tax (2 orang, 2 kali, 2 trip)
8
55,000
440,000
B020106
Local transportation (2 orang, 2 kali, 2 trip)
8
115,000
920,000
B020107
Car Rent (1 mobil, 2 lokasi, 2 trip)
4
1,500,000
6,000,000
B020108
Boat Rent (1 boat 1 lokasi, 2 trip)
2
250,000
500,000
B03
Pendampingan pertemuan kampung untuk konsultasi publik & penyusunan Perdes
B0301
Airfare & tax untuk konsultasipublik & penyusunan Perdes
B030101
Airfare Samarinda - Berau (1 orang, 1 kali, 2 trip)
2
1,000,000
2,000,000
B030102
Airport tax (1 orang, 1 kali, 2 trip)
2
50,000
100,000
B030103
Local transportation (1 orang, 2 kali, 2 trip)
4
115,000
460,000
B030104
Car Rent (1 mobil, 2 lokasi, 2 trip)
4
1,500,000
6,000,000
B030105
Boat Rent (1 boat 1 lokasi, 2 trip)
2
250,000
500,000
B04
Workshop klarifikasi RTRW Desa dan RTRW Kabupaten
B0401
Airfare & tax untuk Workshop RTRW Desa dan RTRW Kabupaten
B040101
Airfare Jakarta - Balikpapan (2 orang, 2 kali, 2 trip)
8
1,000,000
8,000,000
B040102
Airfare Balikpapan - Berau (2 orang, 1 kali, 2 trip)
4
1,000,000
4,000,000
B040103
Airfare Samarinda - Berau (2 orang, 1 kali, 2 trip)
4
1,000,000
4,000,000
B040104
Airport tax (2 orang, 2 kali, 2 trip)
8
55,000
440,000
B040105
Airport tax (2 orang, 2 kali, 2 trip)
8
55,000
440,000
B040106
Local transportation (2 orang, 2 kali, 2 trip)
8
115,000
920,000
B040107
Car Rent (2 mobil, 2 lokasi, 2 trip)
8
1,500,000
12,000,000
B040108
Boat Rent (1 boat 1 lokasi, 2 trip)
2
250,000
500,000
B05
Inventory Potensi kawasan sesuai standard yang diakui plan vivo
B0501
Airfare & tax untuk Inventory Potensi kawasan
B050101
Airfare Jakarta - Balikpapan (2 orang, 2 kali, 2 trip)
8
1,000,000
8,000,000
B050102
Airfare Balikpapan - Berau (2 orang, 1 kali, 2 trip)
4
1,000,000
4,000,000
B050103
Airfare Samarinda - Berau (2 orang, 1 kali, 2 trip)
4
1,000,000
4,000,000
B050104
Airport tax (1 orang, 2 kali, 2 trip)
4
55,000
220,000
B050105
Airport tax (2 orang, 2 kali, 2 trip)
8
55,000
440,000
B050106
Local transportation (2 orang, 2 kali, 2 trip)
8
115,000
920,000
B050107
Car Rent (1 mobil, 2 lokasi, 2 trip)
4
1,500,000
6,000,000
B050108
Boat Rent (1 boat 1 lokasi, 2 trip)
2
250,000
500,000
B06
Pelatihan pengelolaan kawasan hutan/gambut
B0601
Airfare & tax untuk pelatihan pengelolaan kawasan hutan
B060101
Airfare Samarinda - Berau (2 orang, 1 kali, 2 trip)
4
1,000,000
4,000,000
B060102
Airport tax (2 orang, 1 kali, 2 trip)
4
50,000
200,000
B060103
Local transportation (1 orang, 2 kali, 2 trip)
4
115,000
460,000
B060104
Car Rent (1 mobil, 2 lokasi, 2 trip)
4
1,500,000
6,000,000
B060105
Boat Rent (1 boat 1 lokasi, 2 trip)
2
250,000
500,000
B07
Pertemuan penyusunan Rencana kerja Hutan Desa / Gambut
B0701
Airfare & tax untuk pertemuan penyusunan rencana kerja Hutan Desa/gambut
B070101
Airfare Samarinda - Berau (2 orang, 2 kali, 2 trip)
8
1,000,000
8,000,000
B070102
Airport tax (2 orang, 2 kali, 2 trip)
8
55,000
440,000
B070103
Local transportation (1 orang, 2 kali, 2 trip)
4
115,000
460,000
B070104
Car Rent (1 mobil, 2 lokasi, 2 trip)
4
1,500,000
6,000,000
B070105
Boat Rent (1 boat 1 lokasi, 2 trip)
2
250,000
500,000
B08
Penyusunan modul Informasi hutan/gambut
B0801
Airfare & tax untuk penyusunan modul informasi gambut
B080101
Airfare Samarinda - Berau (2 orang, 1 kali, 2 trip)
4
1,000,000
4,000,000
B080102
Airport tax (2orang, 1 kali, 2 trip)
4
50,000
200,000
B080103
Local transportation (1 orang, 2 kali, 2 trip)
4
115,000
460,000
B080104
Car Rent (1 mobil, 2 lokasi, 2 trip)
4
1,500,000
6,000,000
B080105
Boat Rent (1 boat 1 lokasi, 2 trip)
2
250,000
500,000
B09
Penyusunan business plan Ekowisata
B0901
Airfare & tax untuk penyusunan business plan ekowisata
B090101
Airfare Balikpapan - Berau (2 orang, 1 kali, 2 trip)
4
1,000,000
4,000,000
B090102
Airport tax (2 orang, 1 kali, 2 trip)
4
55,000
220,000
B090103
Local transportation (1 orang, 2 kali, 2 trip)
4
115,000
460,000
B090104
Car Rent (1 mobil, 2 lokasi, 2 trip)
4
1,500,000
6,000,000
B090105
Boat Rent (1 boat 1 lokasi, 2 trip)
2
250,000
500,000
B10
Pelatihan Alternative Livelihood
B1001
Airfare & tax pelatihan Alternative Livelihood
B100101
Airfare Balikpapan - Berau (3 orang, 1 kali, 2 trip)
6
1,000,000
6,000,000
B100102
Airport tax (3 orang, 1 kali, 2 trip)
6
55,000
330,000
B100103
Local transportation (1 orang, 2 kali, 2 trip)
4
115,000
460,000
B100104
Car Rent (1 mobil, 2 lokasi, 2 trip)
4
1,500,000
6,000,000
B100105
Boat Rent (1 boat 1 lokasi, 2 trip)
2
250,000
500,000
B11
Training Pembentukan kelompok ekonomi
B1101
Airfare & tax untuk kelompok ekonomi
B110101
Airfare Jakarta - Balikpapan (2 orang, 2 kali, 2 trip)
8
1,000,000
8,000,000
B110102
Airfare Balikpapan - Berau (1 orang, 1 kali, 2 trip)
2
1,000,000
2,000,000
B110103
Airfare Samarinda - Berau (2 orang, 1 kali, 2 trip)
4
1,000,000
4,000,000
B110104
Airport tax (2 orang, 2 kali, 2 trip)
8
55,000
440,000
B110105
Airport tax (3 orang, 1 kali, 2 trip)
6
55,000
330,000
B110106
Local transportation (2 orang, 2 kali, 2 trip)
8
115,000
920,000
B110107
Car Rent (1 mobil, 2 lokasi, 2 trip)
4
1,500,000
6,000,000
B110108
Boat Rent (1 boat 1 lokasi, 2 trip)
2
250,000
500,000
B12
Monitoring dan Evaluasi Internal
B1201
Airfare & tax untuk Monitoring dan Evaluasi
B120101
Airfare Jakarta - Balikpapan (1 orang, 2 kali, 2 trip)
4
1,000,000
4,000,000
B120102
Airfare Denpasar - Balikpapan (1 orang, 2 kali, 2 trip)
4
1,000,000
4,000,000
B120103
Airfare Balikpapan - Berau (2 orang, 2 kali, 2 trip)
4
1,000,000
4,000,000
B120104
Airport tax (2 orang, 4 kali, 2 trip)
8
55,000
440,000
B120105
Local transportation (2 orang, 4 kali, 2 trip)
8
115,000
920,000
B120106
Car Rent (1 mobil, 2 kali, 2 trip)
4
1,500,000
6,000,000
B120107
Boat Rent (1 boat, 2 kali, 2 trip)
2
250,000
500,000
Sub Total
192,830,000
C
PREMIERS
C01
Pendampingan Masyarakat atau Kelompok Penerima Manfaat
C0101
Fee Pendamping desa (2 desa)
72
5,000,000
360,000,000
C0101
Akomodasi (2 desa)
12
1,000,000
12,000,000
C02
Pemetaan RTRW dan Hutan Karst/Gambut
C0201
Fee GIS Analyst (2 wilayah, 1 kali)
C03
Inventory Plot di 2 tempat
2
7,500,000
15,000,000 -
C0301
Persiapan inventory plot (2 wilayah, 1 kali)
2
3,000,000
6,000,000
C0302
Fee tenaga ahli (2 orang, 1 wilayah)
2
8,000,000
16,000,000
C0303
Konsumsi partisipan (2 wilayah, 7 partisipan, 5 hari)
70
100,000
7,000,000
C04
Penyusunan Modul Informasi Kars dan Gambut
C0401
Fee penulis modul (2 orang, 2 wilayah)
C0402
Pencetakan (100 eksemplar, 2 kali cetak)
C05
Proses Planvivo di 2 tempat
C0501
Fee untuk Desk review PIN Plan Vivo
2
9,000,000
18,000,000
C0502
Fee untuk pendampingan penyusunan Technical Specifications
2
2,400,000
4,800,000
C0503
Fee untuk Persiapan PDD Plan Vivo
2
6,000,000
12,000,000
4
8,000,000
32,000,000
100
150,000
15,000,000 -
Sub Total
137,800,000
D
Training/Seminar/Workshop, etc
D01
Training Tata Kelola Pemerintahan kampung/desa
D0101
Training Tata kelola pemerintahan di Muara Siran
D010101
Transportasi Lokal (10 orang, 2 hari)
20
115,000
2,300,000
D010102
Paket Meeting (10 orang, 2 hari)
20
150,000
3,000,000
D010103
Training Kit (10 orang)
10
25,000
250,000
D010104
Panitia Lokal (3 orang)
3
350,000
1,050,000
D010105
Fee fasilitator (2 hari, 1 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D010106
Fee Narasumber (1 hari, 2 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D010107
Perdiem (3 orang, 2 hari)
6
350,000
2,100,000
D0102
Training Tata kelola pemerintahan di Merabu
D010201
Transportasi Lokal (10 orang, 2 hari)
20
115,000
2,300,000
D010202
Paket Meeting (10 orang, 2 hari)
20
150,000
3,000,000
D010203
Training Kit (10 orang)
10
25,000
250,000
D010204
Panitia Lokal (3 orang)
3
350,000
1,050,000
D010205
Fee fasilitator (2 hari, 1 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D010206
Fee Narasumber (1 hari, 2 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D010207
Perdiem (3 orang, 2 hari)
6
350,000
2,100,000
D02
Training Pemetaan & GIS
D0201
Training pemetaan & GIS di Muara Siran
D020101
Transportasi Lokal (10 orang, 2 hari)
20
115,000
2,300,000
D020102
Paket Meeting (10 orang, 2 hari)
20
150,000
3,000,000
D020103
Training Kit (10 orang)
10
25,000
250,000
D020104
Panitia Lokal (3 orang)
3
350,000
1,050,000
D020105
fee fasilitator (2 hari, 1 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D020106
fee Narasumber (2 hari, 2 orang)
4
1,500,000
6,000,000
D020107
Perdiem (3 orang, 2 hari)
6
350,000
2,100,000
D0202
Training pemetaan & GIS di Merabu
D020201
Transportasi Lokal (10 orang, 2 hari)
20
115,000
2,300,000
D020202
Paket Meeting (10 orang, 2 hari)
20
150,000
3,000,000
D020203
Training Kit (10 orang)
10
25,000
250,000
D020204
Panitia Lokal (3 orang)
3
350,000
1,050,000
D020205
fee fasilitator (2 hari, 1 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D020206
fee Narasumber (2 hari, 2 orang)
4
1,500,000
6,000,000
D020207
Perdiem (3 orang, 2 hari)
6
350,000
2,100,000
D03
Workshop klarifikasi RTRW Desa dan RTRW Kabupaten
D0301
Workshop klarifikasi RTRW di Muara Siran
D030101
Transportasi Lokal (20 orang, 1 hari)
20
115,000
2,300,000
D030102
Paket Meeting (20 orang, 1 hari)
20
150,000
3,000,000
D030103
Training Kit (20 orang)
20
25,000
500,000
D030104
Panitia Lokal (3 orang)
3
350,000
1,050,000
D030105
fee fasilitator (1 hari, 1 orang)
1
1,500,000
1,500,000
D030106
fee Narasumber (1 hari, 2 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D030107
Perdiem (3 orang, 1 hari)
3
350,000
1,050,000
D0302
Workshop klarifikasi RTRW di Merabu
D030201
Transportasi Lokal (10 orang, 1 hari)
10
115,000
1,150,000
D030202
Paket Meeting (10 orang, 1 hari)
10
100,000
1,000,000
D030203
Training Kit (10 orang)
10
25,000
250,000
D030204
Panitia Lokal (3 orang)
3
350,000
1,050,000
D030205
fee fasilitator (1 hari, 1 orang)
1
1,500,000
1,500,000
D030206
fee Narasumber (1 hari, 2 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D030207
Perdiem (3 orang, 1 hari)
3
350,000
1,050,000
D04
Training Pengelolaan kawasan hutan/gambut
D0401
Training pengelolaan kawasan gambut di Muara Siran
D040101
Transportasi Lokal (10 orang, 2 hari)
20
115,000
2,300,000
D040102
Paket Meeting (10 orang, 2 hari)
20
150,000
3,000,000
D040103
Training Kit (10 orang)
10
25,000
250,000
D040104
Panitia Lokal (3 orang)
3
350,000
1,050,000
D040105
fee fasilitator (2 hari, 1 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D040106
fee Narasumber (2 hari, 1 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D040107
Perdiem (3 orang, 2 hari)
6
350,000
2,100,000
D0402
Training pengelolaan kawasan hutan di Merabu
D040201
Transportasi Lokal (10 orang, 2 hari)
20
115,000
2,300,000
D040202
Paket Meeting (10 orang, 2 hari)
20
100,000
2,000,000
D040203
Training Kit (10 orang)
10
25,000
250,000
D040204
Panitia Lokal (3 orang)
3
350,000
1,050,000
D040205
fee fasilitator (2 hari, 1 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D040206
fee Narasumber (2 hari, 1 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D040207
Perdiem (3 orang, 2 hari)
6
350,000
2,100,000
D05
Pertemuan penyusunan Rencana kerja Hutan Desa / Gambut
D0501
Pertemuan penyusunan rencana kerja gambut di Muara Siran
D050101
Transportasi Lokal (10 orang, 2 hari)
20
115,000
2,300,000
D050102
Paket Meeting (10 orang, 2 hari)
20
150,000
3,000,000
D050103
Training Kit (10 orang)
10
25,000
250,000
D050104
Panitia Lokal (3 orang)
3
350,000
1,050,000
D050105
fee fasilitator (2 hari, 1 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D050106
fee Narasumber (2 hari, 1 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D050107
Perdiem (1 orang, 2 hari)
2
350,000
700,000
D0502
Pertemuan penyusunan rencana kerja hutan di Merabu
D050201
Transportasi Lokal (10 orang, 2 hari)
20
115,000
2,300,000
D050202
Paket Meeting (10 orang, 2 hari)
20
150,000
3,000,000
D050203
Training Kit (10 orang)
10
25,000
250,000
D050204
Panitia Lokal (3 orang)
3
350,000
1,050,000
D050205
fee fasilitator (2 hari, 1 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D050206
fee Narasumber (2 hari, 1 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D050207
Perdiem (3 orang, 2 hari)
6
350,000
2,100,000
D06
Penyusunan modul Informasi hutan/gambut
D0601
Transportasi Lokal (10 orang, 1 hari)
10
115,000
1,150,000
D060101
Paket Meeting (10 orang, 1 hari)
10
150,000
1,500,000
D060102
Panitia Lokal (3 orang)
3
350,000
1,050,000
D060103
Training Kit (10 orang)
10
25,000
250,000
D060104
fee fasilitator (1 hari, 1 orang)
1
1,500,000
1,500,000
D060105
fee Narasumber (1 hari, 1 orang)
1
1,500,000
1,500,000
D060106
Perdiem (3 orang, 1 hari)
3
350,000
1,050,000
D07
Penyusunan Bisnis plan ekowisata
D0701
Penyusunan bisnis plan di Muara Siran
D070101
Transportasi Lokal (10 orang, 1 hari)
10
115,000
1,150,000
D070102
Paket Meeting (10 orang, 1 hari)
10
150,000
1,500,000
D070103
Training Kit (10 orang)
10
25,000
250,000
D070104
Panitia Lokal (3 orang)
3
350,000
1,050,000
D070105
fee fasilitator (1 hari, 1 orang)
1
1,500,000
1,500,000
D070106
fee Narasumber (1 hari, 1 orang)
1
1,500,000
1,500,000
D070107
Perdiem (3 orang, 1 hari)
3
350,000
1,050,000
D0702
Penyusunan bisnis plan di Merabu
D070201
Transportasi Lokal (10 orang, 1 hari)
10
115,000
1,150,000
D070202
Paket Meeting (10 orang, 1 hari)
10
150,000
1,500,000
D070203
Training Kit (10 orang)
10
25,000
250,000
D070204
Panitia Lokal (3 orang)
3
350,000
1,050,000
D070205
fee fasilitator (1 hari, 1 orang)
1
1,500,000
1,500,000
D070206
fee Narasumber (1 hari, 1 orang)
1
1,500,000
1,500,000
D070207
Perdiem (3 orang, 1 hari)
3
350,000
1,050,000
D08
Training Pembentukan kelompok ekonomi
D0801
Training pembentukan kelompok ekonomi di Muara Siran
D080101
Transportasi Lokal (30 orang, 2 hari)
60
115,000
6,900,000
D080102
Paket Meeting (30 orang, 2 hari)
60
150,000
9,000,000
D080103
Training Kit (30 orang)
30
25,000
750,000
D080104
Panitia Lokal (3 orang)
3
350,000
1,050,000
D080105
fee fasilitator (2 hari, 1 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D080106
fee Narasumber (2 hari, 1 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D080107
Perdiem (3 orang, 2 hari)
6
350,000
2,100,000
D0802
Training pembentukan kelompok di Merabu
D080201
Transportasi Lokal (10 orang, 2 hari)
20
115,000
2,300,000
D080202
Paket Meeting (10 orang, 2 hari)
20
150,000
3,000,000
D080203
Training Kit (10 orang)
10
25,000
250,000
D080204
Panitia Lokal (3 orang)
3
350,000
1,050,000
D080205
fee fasilitator (2 hari, 1 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D080206
fee Narasumber (2 hari, 1 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D080207
Perdiem (3 orang, 2 hari)
6
350,000
2,100,000
D09
Training alternative livelihood
D0901
Training pengolahan wood pellet di Muara Siran
D090101
Transportasi Lokal (30 orang, 2 hari)
60
115,000
6,900,000
D090102
Paket Meeting (30 orang, 2 hari)
60
150,000
9,000,000
D090103
Training Kit (30 orang)
30
25,000
750,000
D090104
Panitia Lokal (3 orang)
3
350,000
1,050,000
D090105
fee fasilitator (2 hari, 1 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D090106
fee Narasumber (2 hari, 1 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D090107
Perdiem (1 orang, 2 hari)
2
350,000
700,000
D0902
Training alternative livelihood di Merabu
D090201
Transportasi Lokal (10 orang, 2 hari)
20
115,000
2,300,000
D090202
Paket Meeting (10 orang, 2 hari)
20
150,000
3,000,000
D090203
Training Kit (10 orang)
10
25,000
250,000
D090204
Panitia Lokal (3 orang)
3
350,000
1,050,000
D090205
fee fasilitator (2 hari, 1 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D090206
fee Narasumber (2 hari, 1 orang)
2
1,500,000
3,000,000
D090207
Perdiem (3 orang, 2 hari)
6
350,000
2,100,000
Sub Total E
Contracts (Audit)
E01
Audit
246,200,000
1
20,000,000
Sub Total
20,000,000 20,000,000
F
Equipment/Furniture (Specify)
F01
Kamera (1 unit, 2 lokasi)
2
4,500,000
9,000,000
F02
GPS (2 unit, 2 lokasi)
4
6,000,000
24,000,000
G
Sub Total
33,000,000
Sub Total
-
Other (Specify)
H
Miscellaneous
H01
Telp, Listrik & Internet
H02
Communication (2 desa)
H03
Stationary
6
1,000,000
6,000,000
12
600,000
7,200,000
1
3,250,000
3,250,000
Sub Total I
Follow up Plan Vivo Process (ICCO)
I01
Pembiayaan untuk tindak lanjut proses PlanVivo
16,450,000
1
300,000,000
300,000,000
Sub Total
300,000,000
Total
1,198,280,000
USD
IDR
AMOUNT OF GRANT REQUESTED
74,857
898,280,000
ICCO CONTRIBUTION
25,000
300,000,000
AMOUNT OF TOTAL BUDGET
99,857
1,198,280,000