Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014
GAMBARAN TELUR NEMATODA USUS PADA KUKU PETUGAS SAMPAH DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH CIANGIR KELURAHAN KOTA BARU KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA Undang Ruhimat. Herdiyana Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
ABSTRAK
Sampah merupakan masalah yang tak pernah terselesaikan hingga saat ini, meskipun beberapa negara maju telah menindak tegas orang-orang yang suka membuang sampah sembarangan, namun belum juga membuat para pembuang sampah sembarangan menjadi jera, apalagi dengan negara berkembang yang bahkan belum memiliki undangundang yang jelas mengenai permasalahan ini. Metode penelitian bersifat deskriptif, dan dilakukkan terhadap 30 orang petugas sampah, dilaksanakan di laboratorium STIKes BTH Tasikmalaya dengan metode pemeriksaan sedimentasi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari kotoran kuku petugas sampah di Tempat Pembuangan Akhir Ciangir. Kelurahan Kota Baru Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, terdapat 25 sampel negatif dan 5 sampel positif, dengan presentase 16,67 % yang mengandung telur cacing Nematoda Usus. Jenis telur cacing yang ditemukan adalah Ascaris lumbricoides dan 83,33 % sampel yang negatif.
Kata Kunci : nematode usus, petugas sampah
dibuang di sembarang tempat yang dekat
PENDAHULUAN Sampah merupakan masalah yang
dengan pemukiman masyarakat, sehingga
tak pernah terselesaikan hingga saat ini,
mengakibatkan parasit dan bakteri dari
meskipun beberapa negara maju telah
sampah tersebut dapat dengan mudah
menindak tegas orang-orang yang suka
menyebarkan
membuang sampah sembarangan, namun
(Soedarto, 1992).
belum juga membuat para pembuang
Pada
sampah
sembarangan
menjadi
jera,
penyakit
dasarnya
di
masyarakat
permasalahan
tentang sampah tidak bisa kita
hindari
apalagi dengan negara berkembang yang
dari kehidupan sehari-hari. Semakin hari
bahkan belum memiliki undang-undang
jumlah sampah di permukaan bumi ini
yang jelas mengenai permasalahan ini.
terus bertambah banyak. Sampah ini
Penyakit-penyakit yang ditimbulkan
masih menjadi masalah utama di dunia.
tersebut telah menjadi masalah kesehatan
Banyak dampak negatif yang ditimbulkan
masyarakat.
oleh sampah. Salah satunya sebagai
Hal ini disebabkan karena
masih sangat banyaknya sampah yang
150
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014
tempat berkembang biaknya parasit dan
penyakit parasit sangat erat hubungannya
bakteri penyebab penyakit di masyarakat.
dengan
Tumpukan sampah menjadi tempat yang nyaman bagi bakteri, kuman dan
dan
menyebarkan
dan
rendahnya
pengetahuan suatu masyarakat (Soedarto, 1992).
virus sebuah penyakit untuk berkembang biak
kemiskinan
Berdasarkan latar belakang masalah
penyakitnya.
maka penulis tertarik untuk mengetahui
Penyebaran penyakit tersebut selanjutnya
Gambaran Telur Nematoda Usus pada
dikenal sebagai infeksi yang menyerang
kuku
manusia.
Pembuangan
Menurut
kamus
Online
petugas
sampah Akhir
di
Tempat
(TPA)
Sampah
Wikipedia, infeksi merupakan kolonisasi
Ciangir Kelurahan Kota Baru Kecamatan
(penyerbuan) yang dilakukan oleh spesies
Cibeureum Kota Tasikmalaya.
asing terhadap organisasi inang dan membahayakan inang dalam hal ini adalah manusia. Spesies asing atau organisme penginfeksi menggunakan sarana yang dimiliki
oleh
inang
untuk
METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian
dapat
menjelaskan
dapat berupa bakteri, parasit, fungi, virus,
cacing yang bentuknya panjang, silindrik (gilig) tidak bersegmen dan tubuhnya bilateral simetrik. Panjang cacing ini antara 2 mm dan 1 meter.
manusia terdapat dalam organ usus, jaringan dan sistem peredaran darah. cacing
ini
menimbulkan
manifestasi klinik yang berbeda-beda bergantung pada spesiesnya dan organ yang dihinggapi ( Brown , 1969 : 9 ). Di negara kaya dan maju, banyak dapat
Kota Tasikmalaya. B.
Pengambilan Sampel 1. Dari jumlah keseluruhan Petugas Sampah
adalah
109
Petugas
Sampah, sampel di ambil dari
Nematoda yang ditemukan pada
pada
Telur
Kota Baru Kecamatan Cibeureum
nema artinya benang Nematoda adalah
Sebaliknya
gambaran
Sampah yang terletak di Kelurahan
Nematoda berasal dari kata Yunani
parasit
deskriptif,
Nematoda Usus pada Kuku Petugas
prion dan viroid.
penyakit
bersifat
dimana hasil akan menguraikan dan
memperbanyak diri. Spesies asing tersebut
Keberadaan
ini
di
berantas.
negara miskin dan
terbelakang memperlihatkan prevalensi
Petugas Sampah dengan syarat sebagai berikut : a. Petugas sampah yang tidak memakai sarung tangan b. Sampel hanya diambil dari orang
yang
bertugas
mengambil sampah saja. Sampel yang di ambil sebanyak 30 orang Kuku Petugas Sampah di Kelurahan Kota Baru Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.
yang lebih tinggi. Dengan demikian
151
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014
C. Alat Alat-alat yang akan digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut :
Tabel Alat-alat yang digunakan dalam penelitian antara lain : No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Alat Cawan petri Centrifuge Deck glass Mikroskop Objek glass Pinset Pipet tetes Tabung Centrifuge
Spesifikasi Ø = 10 cm Model 800 2 x 2 cm Binokuler 7,2 x 2,5 cm Plastik
Jumlah 5 buah 1 unit 30 buah 1 buah 30 buah 1 buah 1 buah 2 buah
D. Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut :
Tabel Daftar Bahan yang Digunakan Pada Penelitian No 1
Nama Bahan Larutan NaOH
Spesifikasi 0,25 %
6. Sedimen
E. Prosedur Kerja
kuku
dilakukan sedimentasi,
petugas dengan
dengan
dengan
pipet,
kemudian
diletakkan pada objek glass dan
sampah
ditutup dengan deck glass.
metode cara
diambil
menggunakan
Pemeriksaan telur cacing dari kotoran
Jumlah 100 ml
7. Sedimen
kerja
tersebut
kemudian
diperiksa di bawah mikroskop
sebagai berikut :
dengan perbesaran objektif 10X
1. Potong kuku petugas sampah.
dan 40X.
2. Kemudian masukkan potongan
(Jangkung , 2002 : 21).
kuku tersebut ke dalam cawan petri yang mengandung larutan
HASIL PENELITIAN
NaOH 0,25%.
A. Hasil Penelitian
3. Larutan NaOH 0,25% yang berisi
Hasil penelitian telur cacing
potongan kuku dimasukkan ke
nematoda
dalam tabung sentrifuge.
diperoleh 5 sampel positif dan 25
4. Diputar selama 3 menit pada
usus
dari
30
sampel
sampel negatif. Hasil pemeriksaan
kecepatan 2000 rpm.
dapat dilihat pada tabel 6.1.
5. Cairan supernatant dibuang. B.
Pengolahan Data
152
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014
Dari penelitian ini, dari 30
π = besarnya presentase
sampel yang diperiksa diperoleh 5
x = jumlah sampel positif
sampel
n = jumlah sampel
positif.
Persentase
pemeriksaan telur cacing nematoda
Maka presentase cacing nematoda
usus pada kuku petugas sampah di
usus yang positif pada penelitian ini
Tempat Pembuangan Akhir Ciangir
adalah :
Kelurahan Kota Baru Kecamatan Cibeureum yang positif dapat dilihat dalam rumus berikut : π=
Presentase telur nematoda usus yang positif : π=
5 30
x 100 %
= 16,67 %
𝑥 𝑛
(Sudjana, 2005)
keterangan : Tabel Hasil Pemeriksaan Telur Cacing Nematoda Usus Pada Kuku Petugas Sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Ciangir Kelurahan Kota Baru Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama sampel A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD
Hasil Positif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Positif Negatif Negatif Negatif Positif Positif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Positif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
Jenis telur cacing Ascaris lumricoides Ascaris lumbricoides Ascaris lumbricoides Ascaris lumbricoides Ascaris lumbricoides -
153
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian diketahui
Setelah
dilakukan
penelitian
bahwa dari kotoran kuku petugas sampah
terhadap kuku Petugas sampah diTPA
di Tempat Pembuangan Akhir Ciangir
Ciangir, maka didapatkan hasil sebagai
Kelurahan
berikut, diperoleh 5 sampel positif dengan
Kota
Baru
Kecamatan
Cibeureum Kota Tasikmalaya, terdapat
persentase hasil positif 16,67 %.
16,67% yang mengandung telur cacing Nematoda Usus. Jenis telur cacing yang ditemukan adalah Ascaris lumbricoides.
DAFTAR PUSTAKA Binarti
Parasitologi
Kesadaran petugas sampah akan
Djaenudin Natadisastra dan Agoes Ridad, Parasitologi
tersebut
dapat berfungsi sebagai larutan isotonis dan dapat memperjelas bagian-bagian telur cacing, serta tidak merusak telur cacing dalam jangka waktu tertentu. Selain itu larutan NaOH 0,25% dapat mengendapkan telur cacing, karena seperti diketahui berat jenis NaOH lebih rendah dari pada berat jenis telur cacing, sehingga yang diperiksa pada mikroskop adalah bagian sedimennya. Pemilihan metode sedimentasi ini karena pada sampel kuku petugas sampah diperkirakan jumlahnya
Hasil penelitian diatas bisa saja bila
memperhatikan
petugas
sampah
kebersihannya.
Karena
dengan memperhatikan kebersihan adalah suatu cara untuk mencegah terjangkitnya penyakit cacingan.
EGC;
H.
M.
Muslim,
Parasitoogi
Untuk
Keperawatan, EGC; Jakarta, 2005. http://doktersehat.com/penyakitberbahaya-yang-harus-dihindarisaat-musim-
/#ixzz2IBw0InpK
Inge Susanto, Parasitologi Kedokteran, Edisi IV, FKUI; Jakarta, 2009. Istilah Lingkungan untuk Manajeman, Ecolink, Kesehatan Lingkungan; Jakarta. 1996. Jangkung
Samidjo
Onggowaluyo,
parasitologi Medik II; Bandung 2002. Jangkung
Samidjo
Onggowaluyo,
Parasitologi Medik I; Bandung,
tidak banyak (Samidjo, 2002 :45).
berubah
Kedokteran,
Jakarta, 2005.
telur cacing dilakukan dengan metode
0,25%. Larutan NaOH 0,25%
Kedokteran, IKAPI
Meredith Corporation, 1969.
Pada penelitian ini pemeriksaan
sedimentasi menggunakan larutan NaOH
Penuntun
Brown HW. Basic Clinical Parasitology.
telur cacing masuk ke jari kuku tangan dari sampah – sampah yang diambil.
Buku
Jabar; Bandung, 1988.
pentingnya memakai APD masih rendah ketika bertugas sehingga memungkinkan
Rukmono,
2000. Koes Irianto, Parasitologi, Penerbit CV Yrama Widya; Bandung, 2009. Soedarto,
Buku
Kedokteran,
Ajar CV
Parasitologi Sagung
Seto;
Jakarta, 2011.
154
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014
Soedarto.
Helmintologi
kedokteran.
Jakarta :EGC, 1992. Sriasi
Gandahusada, Kedokteran,
Edisi
Parasitologi III,
FKUI;
Jakarta, 1998. Srisasi
Gandahusada,
Parasitologi
Kedokteran, Edisi II, FKUI; Jakarta, 1992. Sudjana, Metoda Statistika, Bandung, 2005. Zulkoni
Akhsin,
Parasitologi,
Mulia
Medika; Yogyakarta, 2010.
155