Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014
AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT
TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK
Pengujian aktivitas analgetika infusa daun alpukat dilakukan dengan melihat writhing reflex (geliat) setelah pemberian asam asetat secara intraperitonial kepada mencit jantan. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan jumlah geliat setelah pemberian infusa daun alpukat dengan kontrol negatif (PGA 0,5%) dan kontrol positif (Asetosal). Efek writhing reflex (geliat) dihitung setelah 30 menit pemberian asam asetat, respon writhing reflex diamati dengan selang waktu 5 menit selama 30 menit. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dosis uji III yang diberi infusa daun alpukat dosis 0.026 gram/20 gram bb mencit mempunyai nilai efektivitas analgetika lebih besar dibandingkan dengan dosis uji I yang diberi infusa daun alpukat dosis 0,0065 gram/ 20 gram bb mencit, dan dosis uji II yang diberi infusa daun alpukat dosis 0,013 gram/ 20 gram bb mencit. Kata kunci : Analgetika, Induksi Asam Asetat, Daun Alpukat
samping. Prototip obat golongan ini
PENDAHULUAN
adalah aspirin, karena itu obat golongan Nyeri
adalah
perasaan
sensori
dan
emosional yang tidak enak dan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan.
ini sering disebut sebagai obat mirip aspirin (Wilmana & Gan, 2007; Neal, 2006).
Keadaan psikis sangat mempengaruhi nyeri, misalnya emosi dapat menimbulkan
Tempat kerja utama NSAID adalah enzim
sakit
siklooksigenase (COX), yang mengatalisis
(kepala)
atau
memperhebatnya,
tetapi dapat pula menghindarkan sensasi
konversi
asam
arakidonat
rangsangan nyeri. Nyeri merupakan suatu
prostaglandin
perasaan pribadi dan ambang toleransi
Prostaglandin
nyeri berbeda-beda bagi setiap orang.
komponen inflamasi. (Stringer, Janet L,
Batas nyeri untuk suhu adalah konstan,
2009).
dan
menjadi
endoperoksida.
memodulasi
komponen-
o
yakni pada 44-45 C (Tan Hoan Tjay, 2002).
Efek
merugikan
NSAID
(termasuk
aspirin) yang paling sering terjadi adalah Golongan antiinflamasi nonsteroid (AINS)
luka pada gastrointestinal (Stringer, Janet
merupakan salah satu obat yang banyak
L, 2009). Efek samping lainnya yaitu
diresepkan dan digunakan tanpa resep
gangguan fungsi trombosit karena terjadi
dokter. Obat – obat ini memiliki banyak
penghambatan biosíntesis tromboksan A2
persamaan dalam efek terapi maupun efek
(TXA2)
yang
mengakibatkan 41
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014
perpanjangan waktu perdarahan (Wilmana
untuk memperoleh potongan yang
& Gan, 2007). Dewasa ini penelitian
kecil sehingga mempermudah proses
terhadap
terus
pengeringan. Daun yang telah bersih
berkembang untuk mencari pengobatan
dan dirajang dikeringkan dengan
alternatif yang lebih aman untuk obat
cara
analgetik.
akan
langsung sinar matahari, setelah itu
dilakukan pengujian aktivitas analgetika
disortasi kering dari bahan-bahan
infusa daun alpukat (Persea americana).
asing yang masih menempel pada
bahan
Pada
alam
hayati
penelitian
ini
menjemur
tanpa
terkena
daun kering. Daun yang sudah TUJUAN PENELITIAN
dinyatakan bersih dan kering dibuat
Tujuan penelitian adalah mengetahui dan
serbuk sampai
menguji aktivitas analgetika dari infusa
disimpan pada tempat yang tertutup
daun alpukat (Persea americana) dengan
rapat.
metode Induksi kimia asam asetat.
IV.3 Pembuatan Infusa Daun Alpukat
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
laboratorium
halus, kemudian
Daun alpukat kering sebanyak 13
dilakukan
secara
eksperimental
dengan
melalui tahapan kerja sebagai berikut :
gram
ditimbang,
dimasukan
panci
dan
ditambahkan air sebanyak 100 ml. Selanjutnya
IV.1 Pengumpulan bahan
dalam
kemudian
dipanaskan
di
atas
tangas air selama 15 menit terhitung
Bahan baku yang digunakan ialah
mulai suhu 90°C
daun alpukat (Persea Americana)
diaduk, kemudian diserkai selagi
yang
panas
diperoleh
dari
desa
sambil sesekali
secukupnya. air
Kemudian
Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik,
ditambah
hingga
diperoleh
Kabupaten Tasikmalaya.
volume infus sebanyak 100 ml. Sehingga diperoleh infus dengan
IV.2 Pembuatan Simplisia
konsentrasi
13%.
Kemudian
Bahan baku yang masih basah
dilakukan
diolah lebih lanjut menjadi simplisia
dengan dosis yang akan diberikan
kering yang dapat disimpan, dengan
kepada mencit.
cara sortasi basah dari daun yang terkena hama penyakit atau kotoran, kemudian
dicuci
dengan
menggunakan air yang mengalir sampai tidak tersisa kotoran yang
pengenceran
sesuai
Perhitungan dosis infus daun alpukat ini diambil dari penggunaan di masyarakat yaitu sebanyak 5 gram daun
alpukat
kemudian
dikonversikan terhadap mencit yaitu
menempel. Setelah bersih dirajang 42
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014
Dosis I adalah 0.5 x 0,0078 yaitu 0,0065 gram/ 20 gram bb mencit. Dosis II adalah 5 gram x 0.0026 yaitu 0,013 gram/20 gram bb mencit. Dosis III adalah 2 x 0.0078 yaitu 0.026 gram/20 gram bb mencit. intraperitonial
IV.4 Penyiapan Hewan Percobaan
kemudian
respon
geliat diamati dengan selang waktu Sebelum
percobaan
mencit
5 menit selama 30 menit.
diadaptasikan terlebih dahulu selama 7 hari, selama adaptasi mencit
Perhitungan % proteksi geliat (efek
diamati kesehatannya dengan cara
analgetika)
menimbang
persamaan Handerson dan Forsaith
bobot
badan
dan
yaitu
menggunakan
mengamati tingkah lakunya setiap %Proteksi geliat=100-[(P/K)x 100]
hari. Mencit yang digunakan dalam percobaan adalah mencit yang sehat
Keterangan : P (jumlah kumulatif
yaitu mencit yang selama proses
geliat hewan uji setelah pemberian
pemeliharaan
obat yang ditetapkan), K (jumlah
tersebut
bobot
badannya tetap atau berubah tidak
kumulatif geliat hewan uji kontrol)
lebih dari 10%. Dan secara visual Perhitungan % efektivitas analgetik
tidak menunjukkan adanya kelainan tingkah laku dan penyimpangan
Efektifitas analgetika =
lainnya dari keadaan normal. % proteksi bahan uji x 100% IV.5 Pengujian Aktivitas Analgetika
% proteksi asetosal
Dua puluh ekor mencit dibagi menjadi 5 kelompok secara acak,
IV.6 Analisis data
dan dipuasakan selama 18 jam. Analisis data yang akan digunakan
Kelompok I diberi PGA 0,5 %,
pada penelitian ini adalah analisis
kelompok II diberi asetosal dosis 1,3
data secara statistik dengan ANAVA
mg/20 g bb mencit, kelompok III
(SPSS 12).
diberi infusa daun alpukat dosis 0,0065 gram/ 20 gram bb mencit,
HASIL PERCOBAAN dan
kelompok IV diberi infusa daun
PEMBAHASAN
alpukat dosis 0,013 gram/ 20 gram
V.1.
bb
Analgetika Metode Induksi Kimia
mencit,
diberi
infusa
daun
Hasil
Pengujian
Aktivitas
alpukat dosis 0.026 gram/ 20 gram
Berdasarkan hasil pengamatan selama
bb mencit. Seluruh kelompok pada
pengujian aktivitas analgetika infusa daun
menit ke-30 diinduksi dengan asam
alpukat dengan metode induksi kimia
asetat dosis 50 mg/Kg BB secara
dapat dilihat pada grafik di bawah ini : 43
Rata-rata Jumlah Geliat
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014
16 14 12 10 8 6 4 2 0
Kontrol Negatif Kontrol Positif Dosis I Dosis II Dosis III 5'
10'
15'
20'
25'
30'
Menit Ke -
Gambar V.1 Grafik rata-rata jumlah geliat tiap 5 menit selama 30 menit Hasil yang didapat dari pengamatan
besar dan pada menit ke 25 terjadi
jumlah geliat tiap 5 menit, terlihat bahwa
penurunan jumlah geliat dapat dilihat pada
pada menit ke 15, sebagian besar dari
gambar
V.1
dan
tabel
V.1.
perlakuan menunjukkan geliat yang paling
Tabel V.1 Rata-rata Jumlah Geliat tiap 5 Menit Selama 30 Menit Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif Kontrol Positif Dosis I Dosis II Dosis III
5 4 ± 1.3 2±1.4 4±1.9 3±2.2 4±3.0
10 9±5.3 2±1.4 9±5.2 7±4.8 4±3.0
Menit Ke 15 20 12±9.4 9±5.7 3±1.3 4±1.5 12±5.0 13±6.1 13±2.2 12±2.5 6±4.4 3±3.2
25 11±6.5 4±2.4 9±5.2 6±0.5 4±2.9
30 14±2.2 5±3.1 11±7.2 8±3.7 4±2.1
Berdasarkan data jumlah geliat selama 30
dalam mereduksi nyeri yang ditimbulkan
menit, terlihat bahwa nilai jumlah geliat
oleh
pada pemberian kontrol negatif paling
intraperitonial. Sedangkan pada kelompok
besar dibandingkan dengan jumlah geliat
sediaan uji yang ditimbulkan paling besar
pada pemberian sediaan uji infusa daun
yaitu pada dosis uji infusa daun alpukat
alpukat dan kontrol positif yaitu asetosal.
(0,0065 gram/ 20 gram bb mencit).
Hal ini disebabkan tidak adanya aktivitas
Semakin besar dosis uji infusa daun
farmakologis kontrol negatif yaitu hanya
alpukat yang diberikan semakin kecil
diberi PGA 0,5 %
jumlah geliat yang ditimbulkan oleh hewan
pemberian
asam
asetat
secara
percobaan.
44
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014
Tabel V.2 Hasil Uji Anova Aktivitas Analgetika Infusa Daun Alpukat Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Between Groups
6545.700
4
1636.425
4.215
.017
Within Groups
5823.250
15
388.217
Total
12368.950
19
Untuk
mengetahui
perbedaan
dengan kontrol positif dan dosis uji III
jumlah geliat antar kelompok perlakuan
kecuali dengan dosis uji I dan dosis uji II
dilakukan
dengan
tidak ada perbedaan yang bermakna.
menggunakan one way ANOVA dengan
Sedangkan jika dibandingkan dengan
taraf kepercayaan 0.5% dapat dilihat pada
kontrol positif dosis uji I dan uji II
tabel V.2. dari hasil ANOVa diperoleh
terdapat perbedaan bermakna dan dosis uji
perbedaan bermakna dengan p: 0.017
III tidak terdapat perbedaan bermakna.
(p<0.05) sehingga dilanjutkan dengan post
Hal ini disebabkan jumlah geliat yang
hoc test uji LSD. Hasil uji LSD jumlah
ditimbulkan oleh dosis uji III jauh berbeda
geliat selama 30 menit antara kelompok
dengan
perlakuan.
adanya aktivitas analgetika sedangkan jika
analisis
adanya
statistik
kontrol
negatif
menunjukan
dibandingkan dengan kontrol positif, dosis Hasil analisis statistik dengan LSD taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa terdapat kelompok
perbedaan perlakuan
bermakna kontrol
antar negatif
uji
III
tidak
menunjukan
adanya
perbedaan yang bermakna hal ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas analgetika dosis uji III sama dengan kontrol positif.
Tabel V.3 Persen (%) proteksi terhadap induksi nyeri asam asetat Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif Kontrol Positif Dosis I Dosis II Dosis III
Jumlah geliat selama 30 menit ± SD 59 ±27.8 19±8.7 56±25.2 47±11.2 24±18.2
karena
% proteksi 0 66.07 5.08 20.34 59.32
Berdasarkan hasil persen proteksi terhadap
III
mempunyai
induksi nyeri asam asetat pada table V.3
proteksi lebih besar yaitu sebesar 59.32 %
dapat dilihat dosis uji yang paling baik
tetapi lebih rendah jika dibandingkan
jika dibandingkan dengan kontrol negatif,
dengan
kontrol
nilai
persen
positif.
dosis uji I dan dosis uji II adalah dosis uji
45
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014
Tabel V.4 Persen (%) Efektivitas analgetika kelompok uji terhadap asetosal Kelompok Perlakuan
% Proteksi
% Efektivitas Analgetika
Kontrol Negatif
0
0
Kontrol Positif
66.07
100
Dosis I
5.08
7.69
Dosis II
20.34
30.79
Dosis III
59.32
89.78
Hasil pengujian efektivitas analgetika
http://manfaatdankandungan.blogspot.com
kelompok uji terhadap asetosal dapat
/2012/11/manfaat-daun-buah-dan-
dilihat dosis uji I sebesar 7.69%, dosis uji
biji-alpukat.html.
II sebesar 30.79 dan dosis uji III adalah
2014].
sebesar 89.78%. Hal tersebut menunjukan
[19
Maret
Stringer, Janet L. 2009. Konsep Dasar
bahwa dosis uji III mempunyai nilai
Farmakologi
efektivitas
mahasiswa. Jakarta : EGC.
analgetika
lebih
besar
dibandingkan dengan dosis uji I dan dosis uji II.
Panduan
Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja. 2003. Obat-obat Penting Khasiat Penggunaan
SIMPULAN
geliat
dan
Efek-efek
Sampingnya. Edisi Ke-5. Jakarta :
Kesimpulan dari penelitian ini dilihat dari jumlah
untuk
yang
ditimbulkan
Gramedia. Winarti, Lina & Wantiyah. 2011. Uji Efek
menunjukkan bahwa kontrol negatif, dosis
Analgetika
uji I dan dosis uji II menimbulkan geliat
Temu
yang lebih besar dari pada dosis uji III dan
pandurata
kontrol positif. Sedangkan jika dilihat dari
Pada Mencit Jantan Galur Swiss.
persen proteksi dan efektivitas analgetika
Majalah Obat Tradisional, 16 (1).
dosis uji III lebih besar dibandingkan dengan dosis uji I dan II.
Ekstrak
Kunci
Rimpang
(Boesenbergia
(Roxb.)
Schlechter)
Wilmana, P.F & Gan S. 2007. Analgesik – Antipiretik
Antiinflamasi
Non
Steroid dan Obat Gangguan Sendi DAFTAR PUSTAKA
Lainnya. Dalam Ganiswara S.G.
Mamun, Nurholis. D. 2012. Manfaat
Farmakologi dan Terapi Ed 5.
Daun, Buah dan Biji Alpukat.
Jakarta : Bagian Farmakologi FK-
[Online]. Tersedia:
UI. Hal 230 - 23
46