Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
LAPORAN PENELITIAN
Daya Hambat Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana, Mill.) Terhadap Pertumbuhan Enterococcus faecalis (The Inhibition Effect of Avocado Leaves Extract (Persea americana, Mill.)to the Growth of Enterococcus faecalis) Felina Lucia Charyadie, Soegijanto Adi*, Rima Parwati Sari** *Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah **Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya
ABSTRACT Background: Root canal treatment is the most common method to perserve a tooth from infection of the root canal mixed bacteria. Enterococcus faecalis is one of the bacteria that often causes failure of the root canal treatment. Persea americana leaves extract has antibacterial activities because of containing active compounds such as alkaloid, flavonoid, saponin, and tanin that may cause inhibit the growth of certain bacteria. Based on previous study Persea americana leaves extract proven to be able inhibit the growth of Staphylococcus aureus and Streptococcus mutans which are the same type with Enterococcus faecalis. Purpose: The aim of this study was to examine the inhibition effect of Persea americana leaves extract in concentrations of 25%, 50%, and 100% to the growth of Enterococcus faecalis bacteria. Methods: This study was using diffusion method in BHI gelatin, and incubated anaerobically at 37°C for 48 hours. Result: The mean of the inhibition effect of Persea americana leaves extract in one of each concentrations, 25%, 50%, and 100% are 8.99 mm, 10.73 mm, and 11.8 2mm, while the positive control group (ChKM) is 10.53 mm. Data were analyzed with ANOVA (one way) test and the result showed that there are significant differences (p<0.05) between all groups. LSD test showed that there are significant differences in all groups except the ChKM group and the 50% group. Conclusion: Persea americana leaves extracts having inhibition effect to the growth of Enterococcus faecalis bacteria. Keywords: Root canal treatment, Enterococcus faecalis bacteria, Persea americana leaves extract. Correspondence: Soegijanto Adi, Department of Conservation, Faculty of Dentistry, Hang Tuah University, Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Phone 0816511661
1
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
ABSTRAK Latar Belakang:Perawatan saluran akar adalah salah satu perawatan yang biasanyadilakukan untuk mempertahankan gigi yang telah terinfeksi oleh bakteri mixed pada saluran akar. Enterococcus faecalis adalah salah satu bakteri yang sering menyebabkan terjadinya kegagalan perawatan saluran akar. Ekstrak daun alpukat telah diketahui memiliki aktivitas antibakteri karena mengandung senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri. Berdasarkan penelitian sebelumnya ekstrak daun alpukat terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans yang merupakan golongan bakteri yang sama dengan bakteri Enterococcus faecalis. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat ada tidaknya daya hambat ekstrak daun alpukat dalam konsentrasi 25%, 50%, dan 100% terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis. Metode: Penelitian dilakukan dengan metode difusi pada media BHI agar dan diinkubasi secara anaerob pada 37°C selama 48 jam. Hasil:Hasil perhitungan rerata diameter zona hambat ekstrak daun alpukat dalam konsentrasi 25%, 50%, dan 100% masing-masing sebesar 8.99 mm, 10.73 mm, dan 11.82 mm, sedangkan pada kelompok kontrol positif (ChKM) sebesar 10.53 mm. Data kemudian dianalisis dengan uji ANOVA (one way) dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada seluruh kelompok karena nilai (p<0.05). Hasil uji LSD menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada seluruh antar kelompok kecuali kelompok ChKM dengan kelompok perlakuan konsentrasi 50% karena nilai (p>0.05). Kesimpulan:Ekstrak daun alpukat terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis Kata Kunci: Perawatan saluran akar, Bakteri Enterococcus faecalis, Ekstrak daun alpukat Korespondensi: Soegijanto Adi, Bagian Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah, Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Telp 0816511661
penetrasi
PENDAHULUAN Perawatan
saluran
akar
dentin,
bakteri maka
melalui
tindakan
tubulus preparasi
merupakan prosedur perawatan yang
saluran akar yang disertai irigasi
bermaksud mempertahankan gigi dan
kurang
kenyamanannya agar dapat diterima
membebaskan saluran akar dari bakteri
secara
dengan baik, sehingga perlu dilakukan
biologik
oleh
jaringan
sekitarnya. Kemampuan bakteri untuk
cukup
untuk
dapat
pemberian obat-obatan saluran akar.2
tetap bertahan di dalam saluran akar,
Diantara berbagai jenis bakteri
memegang peranan penting terhadap
yang terdapat pada saluran akar,
timbulnya
bakteri
kegagalan
perawatan
saluran akar.1
cukup
faecalis
merupakan bakteri yang umumnya
Mengingat anatomi ruang pulpa yang
Enterococcus
rumit
serta
jauhnya
ditemukan pada perawatan saluran akar yang gagal. Hal ini dibuktikan
2
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
dari beberapa hasil penelitian yang
beberapa antibiotik. Beberapa obat-
dilakukan dengan metode kultur dan
obatan saluran akar selain relatif mahal
metode polymerase chain reaction
juga
(PCR), prevalensi keberadaan bakteri
kelemahan/keburukan,
Enterococcus faecalis pada perawatan
golongan obat non spesifik yaitu
saluran akar yang gagal semakin
Chlorophenol
meningkat dari tahun 1964 – 2004
(ChKM) yang bersifat toksik, dapat
sebesar
24%
hingga
77%.3
memiliki
beberapa contohnya
Kamfer
menyebabkan
iritasi
Menthol
dan
nekrosis
Enterococcus faecalis memiliki faktor-
jaringan lunak, berbau menyengat,
faktor
rasanya
virulen
seperti
aggregation
substance (AS), surface adhesion, sex
tidak
enak,
serta
dapat
5
menimbulkan reaksi alergi.
pheromones, lipoteichoic acid (LTA),
Saat ini banyak dikembangkan
extracellular superoxide production
penggunaan
(ESP), gelatinase, hyalurodinase, AS-
alternatif, mengingat sifat resistensi
48, dan cytolysin. Faktor-faktor inilah
bakteri
yang
Enterococcus
beberapa kelemahan dari obat-obatan
faecalis dapat bertahan hidup di dalam
saluran akar terdahulu. Salah satu
saluran akar sebagai organisme tunggal
tanaman yang dapat dimanfaatkan
dan
adalah
menyebabkan
resisten
antimikrobial
terhadap
obat-obat
sehingga
sulit
dieliminasi dari saluran akar secara 4
sempurna.
tanaman
Enterococcus
tanaman
sebagai
faecalis
alpukat
dan
(Persea
americana mill.). Ekstrak daun alpukat diketahui
memiliki
kandungan
senyawa aktif seperti alkaloid, saponin,
Pemberian obat-obatan saluran
dan
flavonoid
yang
mampu
akar digunakan dengan tujuan untuk
menghambat pertumbuhan beberapa
mengeliminasi bakteri yang tidak dapat
bakteri. Beberapa diantaranya adalah
dihilangkan dengan proses chemo-
bakteri Staphylococcus aureus dan
mechanical
Streptococcus
seperti
bakteri
2
Berdasarkan
penelitian sebelumnya ekstrak daun
sifat kimianya, obat-obatan saluran
alpukat 50% dan 100% terbukti cukup
akar dibagi menjadi golongan obat non
efektif
spesifik dan golongan obat spesifik
pertumbuhan
yaitu dapat berupa satu atau kombinasi
mutans.Selain
Enterococcus faecalis.
mutans.
dapat bakteri sebagai
Berdasarkan
menghambat Streptococcus antibakteri, 3
Vol 8 No. 1 Februari 2014
kelebihan
lain
ISSN : 1907-5987
senyawa
flavonoid
MATERI DAN METODE
dalam daun alpukat juga dapat bersifat
Jenis
penelitian
ini
adalah
sebagai antioksidan, analgesik, dan
penelitian eksperimental laboratoris in
antiinflamasi
vitro dan rancangan penelitian the post
sehingga
dapat
mengurangi kerusakan jaringan pulpa,
test
rasa
Parameter penelitian ini adalah zona
sakit,
dan
keradangan
pada
penyakit pulpa dan periapikal. 6
only
control
group
design.
jernih yang dihasilkan oleh bahan uji.
Bakteri Staphylococcus aureus
Kelompok
sampel
penelitian
ini
dan Streptococcus mutans merupakan
menggunakan 3 kelompok perlakuan
golongan bakteri yang sama dengan
(ekstrak daun alpukat 25%, 50%, dan
Enterococcus faecalis yaitu bakteri
100%)
gram
(kontrol positif menggunakan ChKM
positif
anaerob
fakultatif.
dan
kelompok
dan
alpukat seharusnya dapat dijadikan
aquades steril). Pembagian kelompok
sebagai suatu alternatif bahan alami
ini bertujuan untuk mengetahui adanya
yang dapat dikembangkan sebagai obat
perbedaan
sterilisasi saluran akar. Selain bahan
berbagai konsentrasi. Sampel dalam
uji dengan konsentrasi 50% dan 100%,
penelitian
penelitian ini juga menguji konsentrasi
Enterococcus
yang
25%.
disetarakan dengan larutan Mc Farland
Diharapkan konsentrasi yang lebih
0,5. Besar sampel yang digunakan
kecil juga memiliki daya antibakteri
untuk tiap kelompok sebanyak 6
pada
sampel, sehingga total sampel yang
kecil
yaitu
pertumbuhan
bakteri
negatif
kontrol
Berdasarkan hal tersebut ekstrak daun
lebih
kontrol
2
daya
menggunakan
hambat
ini
dalam
adalah
biakan
faecalis
yang
Enterococcus faecalis sehingga dapat
digunakan
mengurangi efek sitotoksisitasnya.
Penelitian dilakukan di Laboratorium
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang daya hambat ekstrak daun alpukat (Persea americana,
Mill.)
adalah
Mikrobiologi
30
Fakultas
sampel.
Kedokteran
Gigi Universitas Hang Tuah. Alat
yang digunakan
adalah
terhadap
blender, timbangan digital, water bath,
pertumbuhan Enterococcus faecalis
rotary evaporator vakum, penyaring
dalam berbagai konsentrasi.
Buchner,
tabung
reaksi
dan
rak,
autoclave, erlenmeyer dan pengaduk 4
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
kaca, kertas saring berbentuk lingkaran
100% didapat dari 2 gr ekstrak pekat
diameter
dan 2 ml aquades steril. Untuk
5
mm,
beaker
glass,
inkubator, petridish, spuit, burner,
konsentrasi
osse, mikropipet, vortex, anaerobic
pengenceran dengan mengambil 1 mg
jar, lidi kapas steril, digital calipers
ekstrak konsentrasi 100% dan 1 ml
krisbow dengan ketelitian 0.01 mm,
aquades steril. Selanjutnya konsentrasi
dan syringe mikroporus membrane
25% didapat dari 1 mg ekstrak
diameter
yang
konsentrasi 50% dan 1 ml aquades
bakteri
steril. Ekstrak daun alpukat yang akan
Enterococcus faecalis, ekstrak daun
diuji terlebih dahulu disterilkan dengan
alpukat, ChKM, aquades steril, etanol
syringe
96%, media Brain Heart Infusion
diameter 0,2 µm untuk mencegah
(BHI)
kontaminasi.
0,2
µm.
diperlukan
Bahan
adalah
agar,
media
Brain
Heart
Infusion (BHI) cair, dan larutan standar Mc Farland 0,5.
50%
mikroporus
Penelitian
dilakukan
membrane
dilakukan
dengan
metode difusi pada media BHI agar.
Ekstrak daun alpukat dibuat dari
Pada
kelompok
perlakuan,
kertas
serbuk daun alpukat yang ditambahkan
saring berbentuk lingkaran berdiameter
pelarut etanol 96% dan digoyang
5 mm dicelupkan dalam ekstrak daun
dengan
alpukat selama 10 detik. Kertas saring
menggunakan
water
bath
dengan kecepatan 120 rpm selama 1
untuk
jam. Serbuk daun alpukat kemudian
dicelupkan dalam ChKM dan untuk
dimaserasi selama 24 jam pada suhu
kelompok kontrol negatif dicelupkan
kamar, lalu difiltrasi dengan penyaring
dalam aquades steril. Kertas saring
Buchner, dan dilakukan maserasi ulang
diletakkan pada tiap zona media BHI
terhadap residu selama 24 jam. Proses
agar dengan menggunakan pinset steril
ini dilakukan hingga 3 kali sehingga
dan agak ditekan-tekan, kemudian
didapatkan 3 filtrat. Ketiga filtrat
petridish
tersebut
dan
anaerobic jar dan diinkubasi selama 2
vakum
x 24 jam dengan suhu 37˚C. Zona
evaporator dengan suhu 50˚C sampai
hambat yang dihasilkan berupa zona
didapatkan ekstrak pekat. Pembuatan
jernih (clear zone) disekitar kertas
Ekstrak
saring dan diukur menggunakan digital
kemudian
dipekatkan
dengan
daun
dicampur rotary
alpukat
konsentrasi
kelompok
kontrol
dimasukkan
ke
positif
dalam
5
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
calipers (dalam satuan mm). Zona
Tabel 1. Hasil Rerata Zona Hambat
jernih diukur pada bidang horizontal, vertikal, dan diagonal lalu dibagi 3 sehingga didapatkan rerata (mean) diameter zona hambat. Besar diameter zona
jernih
yang
dihasilkan
menunjukkan adanya daya hambat
Berdasarkan data hasil penelitian (Tabel 1) menunjukkan bahwa terdapat daya hambat ekstrak daun alpukat dengankonsentrasi 25%, 50%, dan
ekstrak daun alpukat. Data
dianalisis
dengan
uji
statistik Shapiro Wilk untuk melihat apakah data yang didapat berdistribusi normal.
Dilanjutkan
dengan
uji
statistik Levene Test untuk mengetahui apakah data yang didapat homogen variansnya. Data kemudian dilakukan uji statistik Oneway Anova (ANOVA) untuk
melihat
perbedaan
antar
kelompok dan selanjutnya dilakukan uji Least Significant Difference (LSD) untukmengetahui
100%
terhadap
pertumbuhanEnterococcus
faecalis.
Daya hambat terkecil dihasilkan oleh ekstrak daun alpukat konsentrasi 25% sebesar 8.99 mm, dan daya hambat terbesar dihasilkan oleh ekstrak daun alpukat
konsentrasi
100%
sebesar
11.82 mm. Terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun alpukat maka daya hambat yang dihasilkan juga semakin besar (Gambar 1).
perbedaan
kemaknaan diantara setiap kelompok.
HASIL Hasil perhitungan
penelitian rerata
berupa
diameter
dan
standar deviasi zona hambat ekstrak daun alpukat terhadap pertumbuhan Enterococcus faecalis.
Gambar 1. Grafik Hasil Rerata Zona Hambat
6
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
Tabel 2.Hasil Uji ANOVA
menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna karena nilai p>0.05, hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan rerata daya hambat yang dihasilkan
(*) adalah terdapat perbedaan bermakna
kelompok ChKM (10.53 mm) dan Hasil uji ANOVA (tabel 2)
ekstrak daun alpukat 50% (10.73 mm)
menunjukkan terdapat perbedaan yang
memiliki
bermakna
signifikan.
pada
masing-masing
perbedaan
yang
tidak
kelompok karena nilai p<0.05, maka disimpulkan alpukat pertumbuhan
bahwa
ekstrak
dapat
daun
menghambat
bakteri
Enterococcus
faecalis dan perlu dilanjutkan dengan
PEMBAHASAN Daun alpukat menurut penelitian sebelumnya
mengenai
analisis
fitokimia beberapa tumbuhan obat menunjukkan bahwa daun alpukat
uji LSD.
memiliki kandungan senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid, saponin,
Tabel 3.Hasil Uji LSD
dan tanin.9 Senyawa-senyawa ini dapat bekerja
sebagai
senyawa
aktif
antibakteri. Alkaloid akan berikatan dengan
menunjukkan
uji
LSD adanya
(tabel
sel
sehingga
menimbulkan perubahankeseimbangan
(*) adalah terdapat perbedaan bermakna
Hasil
DNA
genetik pada rantai DNA.10 Flavonoid 3)
perbedaan
bersifat
lipofilik,
bekerja
dengan
membentuk ikatan kompleks dengan
bermakna antara ekstrak daun alpukat
protein
ekstraseluler
25% terhadap ekstrak daun alpukat
senyawa
50% dan 100%, ekstrak daun alpukat
mengikat dan mengendapkan protein.11
50% terhadap ekstrak daun alpukat
Saponin memiliki ujung hidrofobik
100%, dan ChKM terhadap ekstrak
yang akan berikatan pada protein
daun alpukat 25% dan 100%. ChKM
membran sel melalui ikatan gugus
dengan ekstrak daun alpukat 50%
polar, sedangkan gugus non polar
tanin
serta
bekerja
adanya dengan
saponin akan berikatan dengan lemak 7
Vol 8 No. 1 Februari 2014
sel.12
membran
ISSN : 1907-5987
Akan
tetapi,
dimungkinkan karena viskositasnya
pemeriksaan skrining fitokimia hanya
yang kental sehingga aliran (flow)
sebatas
atau
bahan uji lebih lambat. Selain itu, bisa
tidaknya senyawa aktif dalam suatu
juga dikarenakan ChKM memiliki
bahan uji. Pemeriksaan tersebut tidak
daya larut dalam air yang rendah, daya
dapat
dari
alir yang tinggi, difusi yang lambat
senyawa aktif yang terkandung di
pada media agar, dan sifat penguapan,
dalamnya. Untuk memeriksa kadar
oleh karena itu pada penelitian in vitro
dari senyawa-senyawa aktif tersebut
tampak daya hambat yang dihasilkan
perlu dilakukan pengujian dengan
ChKM
teknik tertentu dan peralatan yang
penelitian
lebih
metode
mengindikasikan
(KLT).
merupakan bahan yang sangat efektif
membuktikan
menunjukkan
canggih,
kromatografi
ada
kadar
misalnya
lapis
tipis
Beberapa metode lain yang dapat dilakukan
diantaranya
secara
fisika,
pemeriksaan
pemeriksaan organoleptis,
kromatografi
dan
pemeriksaan spektofotometri.9
daun
alpukat
100%
Sebaliknya
pada
metode
dilusi,
dengan
bahwa
ChKM
sebagai antiseptik.8 Enterococcus
faecalis
adalah
bakteri yang memilki kemampuan resisten hampir pada semua obat antiseptik.
Daya hambat yang dihasilkan ekstrak
terbatas.
Bakteri
ini
memiliki
kemampuan resistensi intrinsik dan resistensi yang didapat (acquired).
menghasilkan daya hambat terbesar
Resistensi
bahkan bila dibandingkan dengan daya
karakteristik
hambat kelompok ChKM. Hal ini bisa
hampir atau semua strain spesies yang
jadi disebabkan karena pengaruh dari
mana gen untuk resistensi intrinsik
kadar kandungan senyawa aktif dan
tersebut
dari kepekatan bahan uji. Kepekatan
sedangkan resistensi yang didapat
bahan uji bisa mempengaruhi berat
(acquired)
molekulnya yang menjadi lebih besar
didapat karena mutasi DNA atau
sehingga
viskositasnya
lebih
adanya
kental.7Pada
ekstrak
alpukat
melalui
daun
intrinsik
adalah
suatu
pada
terdapat
pada
dibawa
adalah
dalam
resistensi
pembentukan transfer
kromoson,
yang
DNA
baru
plasmid
dan
100% memiliki efek antibakteri yang
transposon. Gen resisten pada bakteri
lebih
ini disimpan di plasmid sehingga dapat
lama
dibandingkanChKM,
8
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ditransfer
ISSN : 1907-5987
saja.13
kapan
Dengan
2.
Cleaning and Shaping. In: Walton RE,
resistensi inilah bakteri Enterococcus
Torabinejad M. Endodontics principles and
faecalis dapat resisten terhadap banyak obat
termasuk
diasumsikan
ChKM, bahwa
practice, 4th ed. India: Thomson Press.p.
maka bakteri
Johnson WT dan Noblet WC. 2009.
258-83.
3.
Stuart CH, Schwartz SA, Beeson TJ, Owatz CB. 2006. Enterococcus faecalis: Its role in
Enterococcus faecalis juga memiliki
root canal treatment failure and current
kemungkinan resisten terhadap ekstrak
concepts in retreatment.JOE, 32(2): 93-8.
daun alpukat karena mekanisme kerja
4.
Suchitra U dan Kundabala M. 2006.
yang sama berdasarkan kandungan
Enterococcus
fenol yang terkandung didalamnya.
pathogen. medIND journals.p.11-3.
Disimpulkan ekstrak daun alpukat
5.
An Endodontic
Fouad AF. 2009. Endodontic Microbiology. USA: Wiley-Blackwell.p. 249.
dapat digunakan sebagai alternatif obat sterilisasi saluran akar namun belum
faecalis:
6.
Fauzia dan Larasati A. 2008. Uji Efek Ekstrak Air dari Daun Avokad (Persea
bisa mengatasi resistensi Enterococcus
gratissima) terhadap Streptococcus Mutans
faecalis.
dari Saliva dengan Kromatografi Lapisan Tipis (TLC) dan Konsentrasi Hambat Minimum (MIC). Majalah Kedokteran
SIMPULAN Hasil
Nusantara,41(3):173-8.
penelitian
disimpulkan
bahwa
ini ekstrak
alpukat(Persea Mill.)konsentrasi 100%
dapat
7.
daun
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2008.
americana, 25%,
mempunyai
50%,
daya
Kumpulan
Fakultas
dan
hambat
Staf Pengajar Departemen Farmakologi
Kuliah
Kedokteran
Farmakologi.
Sriwijaya,
Ed.2.,
Jakarta: EGC.h.163-4.
8.
Athanassiadis B, Abbott PV, Walsh LJ.
terhadap pertumbuhan Enterococcus
2007. The use of calcium hydroxide,
faecalis.
antibiotics and biocides as antimicrobial medicaments
in
endodontics.
AustralianDental Journal Supplement,52:
DAFTAR PUSTAKA
S82-S64.
1.
Cogulu D, Uzel A,Oncag O, Aksoy SC,
fromhttp://espace.library.uq.edu.au/eserv.ph
Eronat C. 2007. Detection of Enterococcus
p?pid=UQ:13789&dsID=Antimicrobial_me
faecalis in necrotic teeth root canals by
dicaments_in_endodontics.pdf
culture and polymerase chain reaction
Jan 12, 2013.
methods. European Journal of Denstistry,1: 216-21.
9.
Sangi,
dkk.
Available
2008.
Analisis
Accessed
Fitokimia
Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa Utara. Chem. Prog,1(1):53-47.
9
Vol 8 No. 1 Februari 2014
10.
ISSN : 1907-5987
Rinawati ND. 2011. Daya Antibakteri
12.
IS
dan
Nurhayati
L.
2006.
Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete L.)
Bioaktivitas Ulva reticulate Forsskal. Asal
terhadap
Gili
Bakteri
Vibrio
alginolyticus.
Universitas Institut Teknologi Sepuluh Nopember. h.8-7.
11.
Noer
Kondo
Lombok
Timur
terhadap
Bakteri. Jurnal Biotika, 5(1): 60-45.
13.
Marsa RD. 2010. Efek Antibakteri Ekstrak
Katja DG, Suryanto E, Wehantouw F.
Lerak
2009.
Enterococcus faecalis (Penelitian In Vitro).
Potensi Daun
Americana
Mill.)
Alpukat (Persea Sebagai
Sumber
Antioksidan Alami. Chem. Prog, 2(1): 64-
Skripsi,
dalam
Pelarut
Universitas
Etanol
Sumatera
terhadap
Utara,
Medan.h. 21-4, 41-3.
58.
10
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
LAPORAN PENELITIAN
Daya Hambat Ekstrak Daun Mangrove (Avicennia marina)Terhadap Pertumbuhan Bakteri Mixed periodontopatogen (The Inhibition Effect of Avicennia marina Mangrove Leaves Extract to The Growthof Mixed periodontopathogen bacteria) Adrianus Bagus Krisnata, Yoifah Rizka*, Dian Mulawarmanti** *Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya **Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya
ABSTRACT Background: Periodontitis is a periodontal tissue disease in which one of main factors is caused by bacteria periodontopathogen. Some antibiotics had been used to eliminate the mixed periodontopathogen on periodontitis and antibiotic resistance has increased rapidly during the last decade. Avicennia marina is one of mangrove species which has potent as a source of antibacterial compound, such as flavonoid, alkaloid, terpenoid, tannin, and saponin.Purposes: The aim of this research was to study the inhibitory effect of mangrove leaves (Avicennia marina) on the growth of mixed periodontopathogen. Methods: Mangrove leaves was extracts with ethanol 96%. The antibacterial effect of Avicennia marina extract to the growth of mixed periodontopathogen that were tested by diffusion methods on Brain Heart Infusion (BHI) medium with 3 concentration 750 g/ml, 1500 g/ml and 3000 g/ml, each consisted of 6 samples. The Inhibition effect were examined by measuring the clear zone surrounding diffusion disc with a digital calipers , stated in millimeters. Results : Data were analized with ANOVA (one way) test and result showed the significant different (p < 0,05) between all groups and it was found that there is inhibition growth power of mixed periodontopathogen bacterial by leaves extract of Avicennia marina with concentration 750 g/ml (6,8067 ± 0,03386), 1500 g/ml (6,9067 ± 0,03266), 3000 g/ml (7,2167 ± 0,02582), DMSO 1% (6 ± 0,0000) and minosiklin 0,1% (48,835 ± 0,4764).Conclusions: Leaves extract of Avicennia marina could inhibit the growth of mixed periodontopathogen bacteria. Keywords: Avicennia marina, antibacterial, periodontal disease,mixed periodontopathogen, inhibitory effect. Correspondence: Yoifah Rizka, Department of Periodontology, Faculty of Dentistry, Hang Tuah University, Arief Rahman Hakim 150, Sukolilo, Surabaya, Phone 0315945964,5945894, Fax. 5946261, Email :
[email protected]
11
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
ABSTRAK Latar Belakang: Periodontitis merupakan sebuah penyakit periodontal dimana faktor utamanya adalah bakteri periodontopatogen. Antibiotik telah digunakan untuk membunuh bakteri mixed periodontopathogen pada periodontitis dan resistensi antibiotik meningkat pesat dalam decade terakhir. Kandungan antibakteri dari alam mempunyai keunggulan sebagai obat alternatif.Avicennia marina adalah salah satu jenis mangrove yang mempunyai kandungan anti bakteri seperti flavonoid, alkaloid, terpenoid, tannin, dan saponin.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek daya hambat ekstrak daun mangrove (Avicennia marina) terhadap pertumbuhan bakteri mixed periodontopathogen dengan berbagai konsentrasi. Metode: Daun mangrove diekstrak dengan etanol 96%. Efek antibakteri dari ekstrak Avicennia marina terhadap bakteri mixed periodontopathogen diuji dengan menggunakan metode difusi pada media Brain Heart Infusion (BHI) dengan 3 konsentrasi 750 µg/ml, 1500 µg/ml and 3000 µg/ml dimana tiap kelompok terdiri dari 6 sampel. Efek daya hambat diteliti dengan mengukur daerah jernih pada disk menggunakan kaliper digital satuan millimeter.Hasil: Data dianalisa dengan uji one way ANOVA dan hasilnya menunjukkan perbedaan signifikan (p < 0,05) antara semua kelompok dan terdapat daya hambat pertumbuhan bakteri mixed periodontopatogen oleh ekstrak daun mangrove (Avicennia marina) dengan konsentrasi 750µg/ml(6,8067 ± 0,03386), 1500 µg/ml(6,9067 ± 0,03266), 3000 µg/ml(7,2167 ± 0,02582), DMSO 1% (6 ± 0,0000) dan minosiklin 0,1% (48,835 ± 0,4764). Simpulan: Ekstrak daun mangrove (Avicennia marina) dapat menghambat pertumbuhan bakteri mixed periodontopatogen. Kata kunci: Avicennia marina, antibakteri, penyakit periodontal, Mixed periodontopathogen, daya hambat. Korespondensi: Yoifah Rizka, Bagian Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi,Universitas Hang Tuah, Jl. Arief Rahman Hakim 150, Sukolilo, Surabaya, Telp 031-5945964,5945894, Fax. 5946261, Email :
[email protected]
mucronata,
PENDAHULUAN Indonesia memiliki mangrove
Sonneratia
caseolari.3
Tumbuhan mangrove jenis Avicennia
yang terluas di dunia dan keragaman
marina
paling
banyak
ditemukan
hayati yang terbesar serta strukturnya
karena memiliki batas toleran yang
yang bervariasi.1 Mangrove Indonesia
cukup tinggi terhadap perairan dengan
Center tahun 2006 memperlihatkan
kondisi yang ekstrim salinitas yang
luas hutan mangrove di Indonesia
tinggi, kondisi berlumpur, mampu
mencapai 25% dari total 18 juta
tumbuh dengan baik pada salinitas
hektare mangrove di dunia.2
yang mendekati air tawar sampai di
dengan 90%.4 Ekstrak daun mangrove
Indonesia jenisnya bermacam-macam,
Avicennia marina banyak ditemukan
tetapi
senyawa-senyawa
Tumbuhan
hanya
Avicenniamarina,
mangrove
didominasi
oleh
Rhizophora
aktif
meliputi
flavonoid, alkaloid, terpenoid, tannin,
12
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
dan saponin daripada kulit, batang,
Penyakit
periodontal
pada
getah, akar dan buah.5Ekstrak daun
umumnya dibagi menjadi dua macam
mangrove
yaitu gingivitis jika mengenai jaringan
mampu
aktivitas
menunjukkan
antimikrobanya
terhadap
gingiva
dan
periodontitis
jika
bakteri gram negatif, gram positif dan
mengenai jaringan periodontal lebih
jamur meliputi Staphylococcusaureus,
luas
Staphylococcus
sementum,
epidermides,
yaitu
ligamen dan
peridontal,
tulang
alveolar.11
Escherichia coli, Bacillus subtilis,
Bakteri-bakteri patogen yang diduga
Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella
memiliki
pneumonia,
penyebab
kerusakan
Rhyzopus oryzae, Candida albicans
periodontal
adalah
dan Saccharomyces cerevisiae. Hal itu
actinomycetemcommitans
menunjukkan bahwa senyawa aktif
Porphyromonas gingivalis,Tannerella
tersebut mempunyai antibakteri.6
forshytensis,
Aspergilus
Penggunan berlebihan
dan
niger,
antibiotik tidak
tepat
peranan
penting sebagai
Actinobacillus
Prevotella
yang
Fusobacterium
pada
Selenomonas
jaringan
(Aa),
intermedia, neucleatum,
dan
Capnocytophaga
beberapa kasus, dapat ,menyebabkan
yang merupakan bakteri-bakteri jenis
antimikrobial.7
anaerob gram negatif.12 Bakteri-bakteri
masalah
kekebalan
Resistensi
bakteri
ini
merupakan
tersebut yang disebut dengan bakteri
ancaman keberhasilan terapi terhadap
Mixed
penyakit infeksi baik dirumah sakit,
berada dalam rongga mulut pasien
pelayanan kesehatan lain, maupun di
dengan kelainan periodontitis.
masyarakat.8
periodontopathogen
yang
Terapi periodontal selain dengan
Penyakit periodontal merupakan
cara scaling dan root planning, juga
penyakit pada jaringan pendukung gigi
dilakukan
yang terutama disebabkan oleh bakteri.
dimana dapat diberikan secara sistemik
Inflamasi
tulang
maupun secara lokal.13
adanya
Pemberian
merupakan
dan
kehilangan
tanda-tanda
pemberian
antibiotik,
antibiotika
secara
penyakit periodontal.9 Di Indonesia,
lokal mempunyai keuntungan yaitu
penyakit
secara
periodontal
menduduki
langsung
mencapai
daerah
urutan kedua setelah karies dan masih
target yang spesifik, sehingga dosis
merupakan masalah di masyarakat.10
maupun konsentrasinyadapat dikurangi 13
Vol 8 No. 1 Februari 2014
serta
efek
ISSN : 1907-5987
sampingnya
juga
BAHAN DAN METODE
berkurang.14
Penelitian ini adalah penelitian
Ada
beberapa
antimikroba
yang
pengobatan
penyakit
golongan
efektif
true eksperimental laboratoris dengan
untuk
rancangan the post test only control
periodontal.
group design. Sampel penelitian ini
Minosiklin sebagai salah satu dari
menggunakan
golongan
dapat
periodontopatogen yang diambil dari
digunakan sebagai pilihan pada kasus
biakan penderita dengan diagnosis
periodontitis, di bidang kedokteran
periodontitis yang diinokulasi pada
gigi,
pemakaian
media Brain Heart Infusion (BHI) cair
minosiklin terus meningkat, karena
dengan teknik pengambilan sampel
minosiklin
menggunakan
antimikroba
yang
kecenderungan
mempunyai
kelebihan
dibandingkan antibiotika lainnya untuk terapi
penyakit
bakteri
Mixed
simple
random
sampling.
periodontal.
Daun Avicennia marina diambil
Keuntungan minosiklin adalah efektif
dari
melawan
bakteri
wilayah I Wonorejo Surabaya. Daun
negatif
Avicennia marina yang sudah kering
anaerob, konsentrasi yang tinggi pada
dan halus seberat 1,1 kg diekstrak
gingival crevikular fluid (GCF), dan
menggunakan pelarut etanol 96% 3
efek antimikroba yang baik dengan
liter
pelepasan yang pelan pada poket
menghasilkan ekstrak seberat 96 gram.
pertumbuhan
periodontophatogen
15
periodontal. di
atas,
penelitian
gram
Berdasarkan penjelasan
maka
perlu
mengenai
Balai
Pengelolaan
dengan
cara
Mangrove
maserasi
Subyek pada penelitian dibagi
dilakukan
dalam 5 kelompok yaitu kelompok
hambat
kontrol negatif dengan DMSO 1%,
daya
ekstrak daun mangrove (Avicennia
kelompok
marina) terhadap pertumbuhan bakteri
menggunakan minosiklin 0,1%, dan 3
Mixed
kelompok
periodontopatogen
yang
kontrol
diberi
ekstrak
positif
daun
merupakan etiologi utama penyakit
mangrove Avicennia marina dengan
periodontal, sehingga nantinya dapat
konsentrasi 750 µg/ml, 1500 µg/ml
bermanfaat sebagai obat alternatif
dan 3000 µg/ml sehingga total sampel
dalam bentuk
yang digunakan pada penelitian ini
obat
kumur untuk
mengobati penyakit periodontal.
adalah 30 sampel. 14
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
Bakteri
Mixed
Tahap
periodontopatogen
setelah
mencelupkan
dengan
sebelumnya telah dicelupkan ke dalam
pada
ekstrak daun Avicennia marina selama
obyek glass untuk dibuat preparat yang
10 detik pada kelompok perlakuan.
kemudian akan dilakukan pengecatan
Untuk kelompok kontrol, kertas saring
untuk melihat jenis bakteri yang
dicelupkan pada DMSO 1% untuk
mendominasi.
Bakteri
yang
kontrol negatif dan minosiklin 0,1%
mendominasi
yaitu
bakteri
untuk kontrol positif selama 10 detik.
pengecatan,
Meletakkan kertas saring tersebut pada
suspensi bakteri tersebutdisetarakan
media agar Mixed periodontopatogen
kekeruhannya dengan larutan standar
dengan menggunakan pinset steril agak
Mc Farland 0,5 atau setara dengan
ditekan–tekan. Memasukkan petri dish
konsentrasi 1,5x108 CFU/ml.
ke dalam inkubator selama 2x24 jam
diinkubasikan, mikropipet
diambil
yang
gramnegatif.
diletakkan
Setelah
berikutnya kertas
yaitu
saring
yang
menyiapkan
dengan suhu 370C dalam suasana
petridisk yang telah berisi bakteri
anaerob. Pengukuran zona hambat
Mixed
periodontopatogen
yaitu selisih diameter zona jernih
media
BHI
agar.
mencelupkan
kertas
Selanjutnya,
dengan
Setelah saring
itu yang
sebelumnya telah dicelupkan ke dalam ekstrak daun Avicennia marina selama
dikurangi
diameter
kertas
saring
menggunakan digital kalipers dalam satuan millimeter (mm). Dari
hasil
penelitian
perlu
10 detik pada kelompok perlakuan.
dilakukan tes normalitas (Uji Shapiro
Untuk kelompok kontrol, kertas saring
Wilk karena besar sampel < 50).
dicelupkan pada aquadest steril selama
Setelah itu menggunakan uji one way
10 detik. Meletakkan kertas saring
Anova (satu arah) yang dilanjutkan
tersebut
dengan uji LSD (Least Significant
pada
media
agar
periodontopatogen menggunakan
pinset
Mixed dengan
steril
Difference).
agak
ditekan – tekan. Memasukkan petri
HASIL PENELITIAN
dish ke dalam inkubator selama 2x24
Dari hasil penelitian tentang
jam dengan suhu 370C dalam suasana
daya hambat ekstrak daun mangrove
anaerob.
Avicennia
marina
terhadap 15
Vol 8 No. 1 Februari 2014
pertumbuhan
ISSN : 1907-5987
bakteri
periodontopatogen
Mixed
adalah
berikut:
sebagai
Tabel 1. Diameter zona hambat terhadap bakteri Mixed periodontopatogen (dalam satuan mm)
Berdasarkan
tabel
µg/ml
menunjukkan
menunjukkan bahwa tidak terdapat
hambat
terhadap
daya hambat pada kelompok kontrol
periodontopatogen dan semakin tinggi
negatif DMSO 1%, sedangkan pada
konsentrasi ekstrak Avicennia marina,
kelompok
semakin besar pula zona hambat yang
perlakuan
1
diatas
ekstrak
daun
Avicennia marina dengan konsentrasi
adanya bakteri
daya Mixed
dihasilkan.
750 µg/ml, 1500 µg/ml dan 3000
55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Daya Hambat (mm) K
750
K
1500
3000
Gambar 1. Gambar rata-rata diameter zona hambat
Berdasarkan gambar 1 di atas
jauh lebih besar dibandingkan dengan
dapat dilihat bahwa daya hambat pada
kelompok perlakuan ekstrak Avicennia
kelompok
marina.
kontrol
positif
menggunakan minosiklin 0,1% yang
16
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
terhentinya
PEMBAHASAN Hasil
analisa
penelitian
protein.15
sintesis
ini
Antibiotik yang memiliki mekanisme
menggunakan uji statistik ANOVA dan
kerja menghambat sintesis protein
LSD dengan signifikansi 5% (p<0,05)
mempunyai daya antibakteri sangat
terlihat perbedaan bermakna antara
kuat.16
kelompok kontrol positif (minosiklin
Hasil kontrol negatif DMSO 1 %
0,1 %) dengan rerata sebesar 48,835
(6,00 mm) dan kelompok perlakuan
mm dan kelompok kontrol negatif
Avicennia marina pada konsentrasi
(DMSO 1%) dengan rerata sebesar
750
6,00 mm. Hal itu membuktikan bahwa
Avicennia marina 1500 μg/ml (6,9067
DMSO
daya
mm), ekstrak Avicennia marina 3000
hambat dan tidak mempengaruhi hasil
μg/ml (7,2167 mm), serta pada uji
dari penelitian, sedangkan minosiklin
statistik ANOVA dan LSD dengan
merupakan
signifikansi 5% (p<0,05) pada semua
1%
tetrasiklin lipofilik
tidak
memiliki
antibiotik dimana
yang
golongan
sifatnya
mampu
adalah
menembus
μg/ml
(6,8067
mm),ekstrak
konsentrasi memiliki perbedaan yang bermakna.Hal
itu
membuktikan
membran lemak di dinding sel dan
bahawa adanya daya hambat ekstrak
menghambat sintesis atau merusak
daun
asam
pertumbuhan
nukleat
sel
bakteri
dan
Avicennia
marina
terhadap
bakteriMixed
menghambat sintesis protein pada
periodontopatogen
ribosomnya, Paling sedikit terjadi 2
adanya senyawa aktif yang terkandung
proses dalam masuknya antibiotik ke
dalam ekstrak daun Avicennia marina
dalam bakteri gram negatif, pertama
antara
secara difusi pasif melalui kanal
terpenoid, tannin dan saponin.5
hidrofilik,
kedua
melalui
lain
dikarenakan
flavonoid,
alkaloid,
sistem
Flavonoid merupakan senyawa
transpor aktif. Setelah masuk antibiotik
polar yang umumnya mudah larut
berikatan seraca reversibel dengan
dalam pelarut polar seperti etanol,
ribosom 30S dan mencegah ikatan
methanol,
tRNA–aminoasit
pada
kompleks
aseton.Flavonoid merupakan golongan
mRNA-ribosom.
Hal
tersebut
terbesar dari senyawa fenol, senyawa
mencegah perpanjangan rantai peptida
fenol
yang sedang tumbuh dan berakibat
menghambat
butanol
mempunyai
sifat
pertumbuhan
dan
efektif virus, 17
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
bakteri dan jamur. Mekanisme kerja
menyebabkan
flavonoid
bakteri.16
dalam
menghambat
kematian
sel
Penelitian
pada
sebelumnya
pertumbuhan bakteri adalah flavonoid
menunjukkan pada konsentrasi 400 –
menyebabkan
500
terjadinya
kerusakan
μg/ml
alkaloid
mampu
gram
negatif
permeabilitas dinding sel bakteri dan
membunuhbakteri
flavonoid
mampu
maupun gram positif.18
motilitas
bakteri.17
mempunyai
sifatnya
menghambat Flavonoid bakteriostatik,
Terpenoid mempunyai manfaat penting
sebagai
obat
tradisional,
tetapi pada konsentrasi yang semakin
antibakteri, antijamur dan gangguan
tinggi flavonoid mampu membunuh
kesehatan. Senyawa terpenoid dapat
bakteri gram negatif maupun gram
menghambat
pertumbuhan
positif.18
mengganggu
proses
Alkaloid memiliki kemampuan sebagai
antibakteri.
alkaloid
yaitu
mengganggu
Mekanisme
dengan
komponen
peptidoglikan
pada
cara
penyusun
sel
bakteri,
terbentuknya
membran
dan
atau
membran
atau
dinding
terbentuk sempurna.
atau 17
dengan
dinding sel
terbentuk
sel, tidak tidak
Karena mekanisme itulah
terpenoid
lebih
bersifat
sehingga lapisan dinding sel tidak
bakteriostatik.20 Senyawa – senyawa
terbentuk
ini
secara
utuh
dan
yang
mempunyai itu
dapat
aktivitas
menyebabkan kematian sel tersebut. Di
bakteristatik
meningkat
dalam senyawa alkaloid juga terdapat
menjadi bakterisid, jika kadar senyawa
gugus basa yang mengandung reaksi
antibakteri itu ditingkatkan melebihi
nitrogen yang akan bereaksi dengan
kadar hambat minimal.21
senyawa asam amino yang menyusun
Senyawa tannin menyebabkan
dinding sel bakteri dan DNA bakteri.
denaturasi protein dengan membentuk
Reaksi ini mengakibatkan perubahan
kompleks
struktur dan susunan asam amino,
kekuatan nonspesifik seperti ikatan
dimana akan menimbulkan perubahan
hidrogen
keseimbangan genetik pada pada rantai
sebagaimana
DNA
sehingga
kerusakan
yang
akan
mengalami
kovalen,
akan
mendorong
mikroba
terjadinya lisis sel bakteri yang akan
menempel
dengan
dan
protein
efek
hidrofobik
pembentukan menginaktifkan
terhadap pada
melalui
ikatan adhesi
molekul
untuk
sel
inang, 18
Vol 8 No. 1 Februari 2014
menstimulasi
sel-sel
ISSN : 1907-5987
yang
Antar perlakuan ekstrak daun
berperan dalam sespon imun selular.22
Avicennia marina dengan konsentrasi
Tannin
rendah
750 μg/ml (6,8067 mm), 1500 μg/ml
mempunyai sifat bakteriostatik, tetapi
(6,9067 mm), dan 3000 μg/ml (7,2167
tannin dengan konsentrasi 12,5 - 50
mm)
μg/ml mempunyai sifat bakterisid baik
semakin besar konsentrasi ekstrak
untuk bakteri gram negatif
daun Avicennia marina semakin besar
pada
fagosit
konsentrasi
maupun
gram positif.23
yang
menunjukkan
bahwa
pula zona hambat pertumbuhan bakteri
Saponin merupakan glukosida
Mixed
periodontopatogen
yang
yang larut dalam air dan etanol, tetapi
dihasilkan. Hal itu disebabkan pada
tidak larut dalam eter. Saponin bekerja
konsentrasi
sebagai
semakin besar kandungan bahan aktif
antibakteri
dengan
yang
mengganggu stabilitas membran sel
dan
bakteri sehingga menyebabkan sel
antibakterinya.
bakterilisis,
jadi
mekanisme
kerja
semakin
semakin
besar
juga
besar,
efek
Hasil penelitian tampak adanya
saponin termasuk dalam kelompok
perbedaan
antibakteri
hambat pertumbuhan bakteri Mixed
yang
mengganggu
diameter
permeabilitas membran sel bakteri,
periodontopatogen
yang
pada
membran
mengakibatkan sel
perlakuan
yang
zona
signifikan
kelompok
kontrol
menyebabkan
positif (minosiklin) dengan konsentrasi
keluarnya berbagai komponen penting
ekstrak Avicennia marina konsentrasi
dalam sel bakteri yaitu protein, asam
750 μg/ml, 1500 μg/ml, dan 3000
nukleat dan nukleotida.17 Karena sifat
μg/ml. Hal itu dikarenakan bakteri
itulah saponin pada konsentrasi 1 – 12
Mixed periodontopatogen didominasi
μg/ml
menghambat
oleh bakteri gram negatif. Kandungan
pertumbuhan bakteri gram negatif
protein porin pada membran terluar
E.coli sehingga saponin mempunyai
dinding sel
tidak
dan
kerusakan
selisih
bisa
sifat bakteriostatik.
24
bakteri
gram
negatif
Saponin juga
bersifat hidrofilik. Kemungkinan porin
tidak mampu menghambat bakteri
yang terkandung pada membran terluar
gram negatif dan jamur tetapi saponin
tersebut
mampu
molekul komponen ekstrak lebih sukar
menghambat
bakteri gram positif.25
pertumbuhan
menyebabkan
molekul-
masuk ke dalam sel bakteri. struktur 19
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
dinding sel bakteri ini berlapis tiga
ekstrak
yang tersusun atas peptidoglikan dan
mempunyai efek antibakteri terhadap
lipid dengan kadar yang tinggi (11-22
bakteri Mixed periodontopatogen. Hal
%). Selain itu, 20 % membran luar
ini disebabkan dalam ekstrak daun
bakteri mengandung lipid sehingga
Avicennia marina terdapat berbagai
senyawa metabolit sekunder ini sulit
senyawa aktif flavonoid, alkaloid,
masuk ke dalam membran luar dinding
terpenoid, tannin dan
sel,
berfungsi
mampu berperan dan memberikan
mencegah masuknya bahan kimia dari
hasil yang efektif sebagai antibakteri.
luar.16
Besarnya diameter zona hambat pada
dimana
lipid
ini
Senyawa aktif Avicennia marina
daun
minosiklin
Avicennia
marina
saponin yang
dibandingkan
dengan
mempunyai
cara
kerja
yang
ekstrak Avicennia marina membuat
mengganggu
lapisan
peptidoglikan
peneliti berinisiatif untuk menjadikan
yang
merupakan
komponen
luar
bahan alam ini sebagai preventif di
bakteri sehingga lapisan dinding sel
bidang kedokteran gigi yaitu untuk
tidak terbentuk secara utuh. Hal itu
menjaga oral hygiene dengan sediaan
dikarenakan lapisan lipid bakteri gram
sebagai obat kumur.
negatif yang sangat tebal sehingga
Penelitian ini masih
bersifat
senyawa Avicennia marina kesulitan
kualitatif yaitu menunjukkan adanya
untuk menembus lapisan tersebut.
daya hambat ekstrak daun Avicennia
Sedangkan minosiklin seperti pada
marinaterhadap pertumbuhan bakteri
penjelasan diatas yang mampu masuk
Mixed
melewati membran menyerang DNA
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
bakteri
karena
bersifat
bakteri sehingga sintesis DNA bakteri Perbedaan
tersebut,
sehingga
marinalebih
bersifat
sedangkan bakterisid.
cara
SIMPULAN Terdapat daya hambat ekstrak
kerja
daun mangrove (Avicennia marina)
Avicennia
terhadap pertumbuhan bakteri Mixed
bakteriostatik,
periodontopatogen pada konsentrasi
minosiklin Sesuai
sehingga
lipofilik,
dengan lebih brusaknya struktur DNA
terganggu.
periodontopatogen
dengan
bersifat
750 μg/ml, 1500 μg/ml, 3000 μg/ml
hasil
dengan semakin besar konsentrasi
penelitian ini, dapat diketahui bahwa
semakin
besar
pula
daya 20
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
hambatnya.Konsentrasi yang memiliki
4.
Susanto AH, Soedarti T, Purnobasuki H. 2012. Struktur Komunitas Mangrove Di
daya hambat paling optimal terhadap
Sekitar
pertumbuhan
bakteri
periodontopatogen adalah
3000
penggunaan
Mixed
secara
in
μg/ml.
Surabaya,Program
vitro
0,1%
Suramadu Study
S-1
Sisi Biologi,
Departemen Biologi fakultas Sains dan Teknologi,
Namun,
minosiklin
Jembatan
Universitas
Airlangga,
Surabaya. 5.
WibowoC, dkk. 2009.Pemanfaatan pohon
mempunyai daya hambat yang lebih
mangrove api-api (Avicennia spp.) sebagai
besar
bahan
bila
dibandingkan
dengan
pangan
dan
obat.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/
ekstrak daun Avicennia marina.
123456789/45052/Pemanfaatan%20Pohon %20Mangrove.pdf?sequence=1.
UCAPAN TERIMA KASIH
tanggal 5 Mei 2012.
Ucapan terima kasih kepada
6.
Tuah
Laboratorium Farmasi
Surabaya Fitokimia
Universitas
Leaf Exstracs of Certain Mangrove Plants
dan
Collected from Godavari Estuarine of
Fakultas
Konaseema delta India. Journal Med Arom
Airlangga
Surabaya atas kesempatan dan fasilitas
Kumar VA, Amnani K, Siddhardha B. 2011. In Vitro Antimicrobial Activity of
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang
Diakses
Plants, 1(2): 136-132. 7.
Hooton,
TM
and
Levy,
SB.
2001.
Confronting The Antibiotics Resistence
yang diberikan untuk pelaksanaan
Crisis: Making Appropriate
penelitian ini.
Therapeutic
Decisions in Community Medical Practice, Medscape Portals, Inc. 8.
DAFTAR PUSTAKA
Wahjono H dan Kristina TN. 2008. Auditing
1.
Noor YR, Khazali, Suryadiputra. 2006. Panduan
Pengenalan
Mangrove
di
Indonesia.PHKA-WIIP. Bogor. 2.
9.
Obat.
http://herypurba.blog.unair.ac.id/files/2010/ 02/botani_mangrove-pemanfaatan-potensimangrove-sebagai-tanaman-obat.pdf. Diakses tanggal 5 Mei 2012.
sebagai
Penanganan
Penyakit
dan
Educated-guess Infeksi.
Media
Putri AR. 2009. Inflamasi dan Kehilangan
Fakultas
Purnobasuki H. 2004. Potensi Mangrove Tanaman
Antibiogram
Kuman
Tulang pada Penyakit Periodontal. Skripsi,
Oseana, 19(2):23-15.
sebagai
Medan
Medika Indonesiana, 43 (1):22-17.
Bayu A. 2009. Hutan Mangrove Sebagai Salah Satu Sumber Produk Alam Laut.
3.
Peta
Kedokteran
Gigi,
Universitas
Sumatera Utara, Medan. 10.
Amalina R. Actinobacillus
2010.
Perbedaan
Jumlah
Actinomycetemcomitans
pada Periodontitis Agresif berdasarkan Jenis Kelamin. Majalah Sultan Agung, 114.
Available
from
http://unissula.ac.id/newver/images/jurnal/J
21
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
uli/rizki%20-periodontitis%20agresif-.pdf.
11.
19.
Diakses tanggal 30 Juni 2012.
Activity Against Resistent Bacterial and
Newman MG, Takei HH, Klokkevoid PR,
Cytotoxicity of Four Alakaloid Toxin
Carranza
Isolated
FA.
2006.Clinical
th
edition, St Louis:
Periodontology, 10
13.
Samaranayake.
2006.
Essential
Brasiliensis.
Toxixon,
20.
Meng Xue, Zhiying Wang, Hui Lv.2010.
Addison Churchil Livingstone. p 283-275.
Volatile Matter from Four Flower Plants
Widyastuti
Species. Indian J. Agric. Res,44 (3) : 167–
dan
Rizka
Y.
2006.
157. 21.
Jaya
AM.
2010.
Isolasi
dan
Uji
Kedokteran Gigi.1(1): 13-9.
EfektivitasAntibakteri Senyawa Saponin
Nilawati Niha dan Wibisono Poernomo A.
dari
2003.
dan
pudica).Skripsi. Jurusan Kimia Fakultas
metronidazole 25% pada perawtan adult
Sains dan teksnologi Universitas Islam
periodontitis. Dental Jurnal Edisi Khusus
Negeri, Malang
Efektifitas
tetrasiklin
1%
22.
Akar
Putri
Malu(Mimosa
Rahman FA. 2009. Daya Anti Mikroba
Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi,
Tanaman
Elysabeth. 2009. Farmakologi dan Terapi.
http://fatma.student.umm.ac.id/2010/11/15/
Edisi
109/ . Diakses tanggal 19 November 2012.
5.
Jakarta.
Penerbit
Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. p. 585
23.
Hayashi
Berkhasiat
Shinji,
Keiji
Obat.
Funatogawa,
Rinawati ND. 2011. Daya Antibakteri
Yoshikazu Hirai. 2008. Antibacterial Effect
Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete l.)
of Tannin in Children and Adult. Botanical
Terhadap
medicines in clinical practice, Vol 3(111):
Bakteri
Vibrio
alginolyticus.
Tugas Akhir, Surabaya : Jurusan Biologi, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam,
Institut
Teknologi
146-141. 24.
Sepuluh
Darsana
Arabski M, dkk. 2012. Effect of Saponin Againts
Nopember. 17.
Sponge
Constituents and Bacteriostatic Activity of
ilmiah Nasional. UNAIR. h.152-150.
16.
Marine
Microbiology for Dentistry, thirdedition;
dengan Terapi Non Bedah. Denta Jurnal
15.
the
Vol4(7): 891-885.
Pengurangan Kedalaman Poket Periodontal
14.
from
Arenosclera
Saunders.p 245-241. 12.
Torres Yohatra R, dkk. 2002. Antibacterial
Clinical
E.coli
Stains
and
Eukaryotic Cell Line. Journal of Biometric
I Gede Oka,
Besung INK,
Mahatmi Hapsari. 2012. Potensi Daun
and biotechnology VI 2012. 25.
Soetan K, dkk. 2006. Evaluation of the
Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore)
Antimicrobial Activity of Saponin Extract
Steenis) dalam Menghambat Pertumbuhan
of Sorghum Bicolor. African Journal of
Bakteri Escherichia Coli secara In Vitro.
Bioteknologi,Vol5(23):2407-2405.
Indonesia Medicus Veterinus, 1(3) : 351337. 18.
Fenska JE. 2008.The Antimicrobial Effects of
Flavonoid
Extracts
on
Selected
Bacteria.Miami. Miami High School.
22
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
LAPORAN PENELITIAN
Daya Hambat Ekstrak Nannochloropsis oculataTerhadap Pertumbuhan Bakteri Enterococcusfaecalis (Inhibition effect of Nannochloropsis oculata Extract to the Growth of Enterococcus faecalis Bacteria) Ayu Fadhilah, Kristanti Parisihni*, Henu Sumekar** *Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah **Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah
ABSTRACT Background: Enterococcus faecalis is one caused bacteria of root canal infections. ChKM is mostly used as sterilization agent in endodontic treatment but has some disadvantages. Nannochloropsis oculata extract has been reported to have antibacterial effects for gramnegative bacteria, so could be potentially developed as a root canal sterilization agent. Purpose: The aim of this study was to determine the inhibitory effect of Nannochloropsis oculata extract to the growth of E. faecalis. Methods: This study was an experimental study with post test only control group design and were tested by diffusion methods with 4 groups concentration of 10%, 20%, 40%, 80%, and 2 controls groups using DMSO 1% as negative control, and ChKM as positive control, each group consisted of 5 samples. The inhibition effect were examined by measure the diameter of the clear zone around the disc. Data were analyzed by one way ANOVA test and followed by LSD test. Result: Results showed that there were clear zone around the disc, the greater concentration of the extract the greater diameter of the clear zone. Mean of inhibition zone at concentrations of 10% (6.2160 mm), 20% (6.5880 mm), 40% (8.0020 mm), 80% (9.5160 mm), DMSO 1% (6 mm) and ChKM (10.9940 mm). It had been proved that N oculata extract could inhibit the growth of E. faecalis (p<0,05). The largest diameter of the clear zone was in the concentration of 80%. Conclution: Nannochloropsis oculata extract could inhibit the growth of Enterococcus faecalis and the mosteffectiveinhibitory concentrationis 80% butitsmaller thanpositive control(ChKM). Key words:Endodontic treatment, antibacterial, Nannochloropsis oculata Enterococcus faecalis Correspondence: Kristanti Parisihni, Department of Microbiology, Faculty of Dentristry, Hang Tuah University, Arif Rahman Hakim 150, Surabaya 60111 Indonesia, Phone 0315912191, e-mail:
[email protected]
23
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
ABSTRAK Latar belakang: Enterococcus faecalis merupakan salah satu bakteri penyebab infeksi pada saluran akar. Perawatan saluran akar terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya yaitu sterilisasi saluran akar .ChKM merupakan obat yang sering digunakan pada tahapan ini, namun obat ini masih memiliki kekurangan.Ekstrak Nannochloropsis oculata diketahui memiliki efek antibakteri terhadap bakteri gram negatif, sehingga potensial untuk dikembangkan sebagai obat sterilisasi saluran akar. Tujuan: Untuk mengetahui kemampuan ekstrak Nannochloropsis oculata dalam menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis. Metode: Penelitian eksperimental dengan desain penelitian the post test only control group. Efek antibakteri ekstrak Nannochloropsis oculata terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis diuji menggunakan metode difusi dengan 4 konsentrasi dan 2 kontrol, yaitu 10%, 20%, 40%, 80%, dan kontrol negatif menggunakan DMSO 1% serta kontrol positif menggunakan ChKM, dimana tiap kelompok terdiri dari 5 sampel. Daya hambat diperiksa dengan mengukur diameter zona jernih disekitar kertas saring. Analisis data menggunakan uji one way ANOVA diikuti dengan uji LSD. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya zona jernih disekitar kertas saring dari ekstrak Nannochloropsis oculata, makin besar konsentrasi maka makin besar diameter zona hambatnya. Rata – rata zona hambat pada konsentrasi 10% (6,2160 mm), 20% (6,5880 mm), 40% (8,0020 mm), 80% (9,5160 mm), untuk kontrol negatif DMSO 1% (6 mm) dan kontrol positif ChKM (10,9940 mm). Ini menunjukkan bahwa ekstrak Nannochloropsis oculata dapat menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis (p<0,05). Diameter terbesar dari zona jernih di sekitar kertas saring terdapat pada konsentrasi 80%. Kesimpulan: Ekstrak Nannochloropsis oculata dapat menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis dengan konsentrasi hambat yang paling efektif adalah 20% namun daya hambatnya masih lebih kecil bila dibandingkan kontrol positif (ChKM). Kata kunci: Perawatan endodontik, antibakteri, Nannochloropsis oculata, Enterococcus faecalis Korespondensi: Kristanti Parisihni, Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah, Jl. Arif Rahman Hakim 150, Surabaya 60111 Indonesia, Telp 0315912191, e-mail:
[email protected]
pulpa. Apabila terjadi keradangan pada
PENDAHULUAN Karies gigi merupakan suatu
pulpa salah satu perawatan yang dapat
infeksi endogenous yang menyebabkan
dilakukan oleh dokter gigi adalah
terjadinya demineralisasi enamel dan
perawatan saluran akar.
bisa berlanjut pada dentin oleh karena asam
yang
mikroorganisme memetabolisme
Bakteri
paling
oleh
diisolasi
plak
yang
terinfeksi adalah obligat anaerob.2 Sundqvist
saluran
(2006)
yang
menemukan
gigi yang tidak dilakukan perawatan
sejumlah
lambat laun akan mencapai pulpa dan
Enterococcus faecalis (E. faecalis),
mengakibatkan
Streptococcus anginosus, Bacteroides
keradangan
pada
bakteri
akar
banyak
diproduksi
karbohidrat.1Karies
dari
yang
anaerob
seperti
24
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
gracilis, dan Fusobacterium nucleatum
akar
pada perawatan saluran akar yang
memegang
gagal.3 Penelitian menunjukkan bahwa
patogenesis pulpa dan periradikular
dari 100 pengisian saluran akar yang
serta
gagal disertai periodontitis apikalis,
karena
keberadaan
bakteri
perananpenting
keberhasilan
dari
dalam
perawatan
5
saluran akar.
terdapat bakteri fakultatif sebanyak 69
Perawatan
kasus
endodontik
% dan 50 % diantaranya merupakan
membutuhkan
Enterococci. Walaupun Enterococcus
sterilisasi yang mampu mengeliminasi
biasanya ditemukan pada saluran akar
endotoksin bakteri yang telah melekat
yang tidak dirawat dalam jumlah
pada
sedikit, bakteri ini sering ditemukan
tereliminasi
pada perawatan saluran akar yang
instrumentasi saluran akar.Penggunaan
gagal dan dapat menyebabkan infeksi
obat sterilisasi saluran akar selama
saluran akar yang persisten.3
perawatan
Enterococcus
faecalissering
penggunaan
struktur
gigi
yang
tidak
saat
proses
sempurna
endodonti
obat
harus
dapat
mensterilisasi dan mengurangi jumlah
terdeteksi sebagai spesies pada infeksi
mikroorganisme
patogen
rongga mulut, termasuk periodontitis
saluran akar. Salah satu obat sterilisasi
marginalis, infeksi pada saluran akar
saluran akar yang sering digunakan
dan periradikular abses. Enterococcus
adalah golongan fenol, seperti ChKM
faecalis terbukti dapat bertahan hidup
dan
di
Cresofene.
Obat
dalam
sterilisasi
dalam
saluran
akar
sebagai
golongan fenol ini memiliki beberapa
organisme
tunggal
dan
resisten
kelemahan yaitu bau yang menyengat,
terhadap bahan-bahan antimikrobial
rasa tidak enak, dapat terserap oleh
yang umum digunakan sehingga sulit
tumpatan
dieliminasi dari saluran akar secara
menyebar ke rongga mulut sehingga
sempurna.4
pasien akan mengeluhkan rasa yang
Perawatan saluran akar terdiri dari
tiga
preparasi,
tahapan
penting
sterilisasi
pengisian.Eliminasi
yaitu dan
mikroorganisme
tidak
enak
dan
dan
bersifat
dapat
allergen
sehingga dapat menyebabkan reaksi imun
yang
dapat
membahayakan
pulpa.6
dari akar yang terinfeksi telah menjadi fokusutama dalam perawatan saluran
sementara
Untuk mengeliminasiE. faecalis dari
saluran
akar
dan
melihat 25
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
kelemahan beberapa obat sterilisasi
Griffithsia,
tersebut, perlu dikembangkan obat
Gracilaria dan Euchema telah dikenal
sterilisasi saluran akar yang berasal
luas
dari bahan alami serta memiliki daya
karagenan
antibakteri yang baik.
industri gel. Begitupun Sargasssum,
Dua
pertiga
luas
wilayah
Indonesia terdiri dari lautan dan
di
Ulva,
sebagai
Enteromorpha,
sumber
yang
potensial
dibutuhkan
oleh
Chlorella, Nannochloropsis yang telah dimanfaatkan sebagai adsorden logam
dalamnya terdapat bermacam-macam
berat,
makhluk hidup baik berupa tumbuhan
Gelidium sebagai sumber senyawa
maupun hewan. Salah satu makhluk
bioaktif,
hidup yang tumbuh dan berkembang di
Sargassummuticum yang mengandung
perairan laut adalah alga laut. Ditinjau
senyawa alginate yang berguna dalam
secara
industri farmasi. Pemanfaatan berbagai
biologi,
alga
merupakan
Osmudaria,
Laminariales
kelompok tumbuhan yang berklorofil
jenis
terdiri dari satu atau banyak sel dan
biometanol
berbentuk koloni. Di dalam alga terkandung seperti
bahan-bahan
hormon,
poliskarida
dan
alga
lain dan
pupuk organik.
organik
Hypnea
dan
dan
adalah
sebagai
biodiesel
ataupun
7
Hasil penelitian menunjukkan
vitamin,
mineral,
bahwa
senyawa
bioaktif.
Oculata
ekstrak
Nannochloropsis
memiliki
sifat
sebagai
Sejauh ini pemanfaatan alga sebagai
antibakteri,8 salah satunya mampu
komoditas perdagangan atau bahan
menghambat
pertumbuhan
bakteri
9
baku industri masih relatif kecil jika
Vibrio alginolitycus. Penelitian Kafaie
dibandingkan dengan keanekaragaman
dkk,
jenis alga yang ada di Indonesia.
Nannochloropsis
Padahal
memiliki
komponen
kimiawi
yang
menunjukkan
bahwa
oculata
tidak
efek toksisitas.10
Tujuan
terdapat dalam alga sangat bermanfaat
penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagi bahan baku industri makanan,
kemampuan ekstrak Nannochloropsis
7
kosmetik, farmasi dan lain-lain. Alga
merupakan
salah
oculata satu
sumber potensial senyawa bioaktif yang
dapat
digunakan
sebagai
antibakteri.8 Berbagai jenis alga seperti
dalam
pertumbuhan
menghambat
bakteri
Enterococcus
faecalis. Berdasarkan peneliti
ingin
data
tersebut,
mengembangkan 26
Vol 8 No. 1 Februari 2014
Nannochloropsis
ISSN : 1907-5987
sebagai
diperoleh jumlah sampel keseluruhan
alternatif obat sterilisasi saluran akar
adalah 30 sampel. Sampel penelitian
yang memiliki kemampuan antibakteri
diambil secara acak (random) dari
dan tidak memiliki efek toksisitas
populasi.11
menjadi
oculata
alasan
dilakukannya
Bahan yang digunakan meliputi
penelitian dengan cara mengeksplor
suspensi bakteri Enterococcus faecalis,
sumber daya laut yang kedepannya
ekstrak
bisa
bidang
dengan konsentrasi 10%, 20%, 40%
kedokteran gigi. Salah satu penelitian
dan 80%, ChKM, etanol 96 %, DMSO
yang harus dilakukan adalah pengujian
1%, larutan Mc Farland 0,5, media
daya hambat ekstrak Nannochloropsis
BHI (Brain Heart Infusion) cair, media
oculata terhadap pertumbuhan bakteri
BHI (Brain Heart Infusion) agar.
dimanfaatkan
di
Enterococcus faecalis sebagai bakteri
Nannochloropsis
oculata
Bakteri Enterococcus faecalis
yang sulit dieliminasi dari saluran akar
didapatkan
dari
dan resisten terhadap antimikrobial
Mikrobiologi
Fakultas
yang umum digunakan.
Gigi Universitas Airlangga Surabaya.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
daya
Nannochloropsis pertumbuhan
hambat oculata
bakteri
Laboratorium Kedokteran
Pembuatan ekstrak Nannochloropsis
ekstrak
oculata dilakukan di Laboratorium
terhadap
Fitokimia dan Farmakognosi Fakultas
Enterococcus
Farmasi
Universitas
Airlangga
faecalis pada konsentrasi 10%, 20%,
Surabaya, dan untukpenelitian uji daya
40% dan 80%, dibandingkan dengan
hambat dilakukan di Laboratorium
obat sterilisasi saluran akar ChKM.
Mikrobiologi Universitas
ini
Hang
Kedokteran
Tuah
Surabaya.
Penelitian dilaksanakan pada bulan
MATERI DAN METODE Penelitian
Fakultas
tergolong
April 2012 – Februari 2013.
penelitian true experimental dengan
Sampel Nannochloropsis oculata
rancangan penelitian the post test only
diambil dari Balai Budidaya Air Payau
control group design.11
Sitobondo. Proses ekstraksi dilakukan
Besar sampel pada penelitian ini
dengan metode maserasi, dengan cara
adalah sebanyak 5 sampel untuk setiap
600 gram bubuk Nannochloropsis
kelompok
oculata direndam kedalam 500 ml
perlakuan,
sehingga
27
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
larutan etanol 96% selama 24 jam
permukaan lempeng BHI agar steril
kemudian disaring dengan corong
dengan menggunakan kapas lidi steril.
buchner yang diletakkan diatas labu
30
cakram
kertas
saring
hisap yang telah dihubungkan dengan
disiapkan. 5 cakram kertas saring
pompa
dan
masing – masing dicelupkan kedalam
penyaringan ekstrak ini dilakukan
bahan antibakteri yaitu ekstrak N.
sebanyak
hasil
oculata 10% 2 ml selama 10 detik. 5
penyaringan dievaporasi dengan alat
cakram kertas saring masing – masing
yaitu vacum rotavapour selama 7 – 8
dicelupkan kedalam bahan antibakteri
jam. Kemudian didapatkan hasil akhir
yaitu ekstrak N. oculata 20% 2 ml
berupa
Nannochloropsis
selama 10 detik. 5 cakram kertas
oculata sebanyak 29 gram.9Persiapan
saring masing – masing dicelupkan
ekstrak
kedalam
vacum.
3
Perendaman
kali.
ekstrak
Filtrat
Nannochloropsis
oculata
dengan berbagai konsentrasi di dalam –
tabung
antibakteri
yaitu
ekstrak N. oculata 40% 2 ml selama 10
steril
dengan
detik. 5 cakram kertas saring masing –
pengenceran
DMSO
masing dicelupkan kedalam bahan
tabung
menggunakan
bahan
12
1%.
antibakteri yaitu ekstrak N. oculata Bakteri Enterococcus faecalis
80% 2 ml selama 10 detik. 5 cakram
biakan murni berupa biakkan dalam
kertas
BHI cair yang sudah diinkubasi selama
dicelupkan kedalam larutan ChKM 2
24
anaerob,
ml selama 10 detik. Dan 5 cakram
selanjutnya kekeruhannya disetarakan
kertas saring lainnya masing – masing
dengan standar Mc Farland 0,5.
dicelupkan kedalam DMSO 1% 2 ml
jam
dalam
Daya
suasana
hambat
diuji
saring
masing–masing
selama 10 detik.
menggunakan metode difusi (metode
Kertas saring tersebut kemudian
Kirby – Bauer). Pertama, disiapkan 1
diletakkan pada media BHI agar
tabung reaksi. Tabung reaksi diisi
Enterococcus
dengan
menggunakan
BHI
cair
yang
telah
faecalis pinset
steril
dengan agak
diinokulasikan dengan 1 ml suspensi
ditekan – tekan. Petri dish dimasukkan
bakteri Enterococcus faecalis yang
kedalam inkubator selama 2x24 jam
setara dengan larutan Mc. Farland 0,5.
dengan suhu 37° C dalam sungkup
Biakan bakteri diusapkan pada seluruh
anaerob. Setelah 48 jam, diameter 28
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
zona hambat yang terbentuk berupa
Tabel 1. Hasil uji statistik deskriptif
area jernih (clear zone) disekitar kertas saring diukur dengan menggunakan digital calipers (dalam satuan mm). Pengukuran tersebut dilakukan dari
batas
jernih
terakhir
yang
berdekatan dengan koloni di sebelah kiri hingga batas kanan yang diukur pada
jarak
daerah
terpanjang.Biasanya
jernih
diameter
zona
hambat yang timbul menunjukkan adanya daya antibakteri pada masingmasing
konsentrasi
ekstrak
Nannochloropsis oculata. Teknik analisa data yang dipakai untuk membandingkan daya hambat
Gambar 1. Grafik rerata diameter zona hambat (mm)
pemberian ekstrak Nannochloropsis oculata dengan konsentrasi 10%, 20%, 40% dan 80% terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis adalah dengan uji one way analysis of varians (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji LSD.13
Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka setiap kelompok kontrol dan kelompok
diuji
normalitasnya dengan menggunakan uji Shapiro – Wilk (karena sampel yang digunakan < 50).13 Hasil
uji
Shapiro
–
Wilk
menunjukkan bahwa data berdistribusi
HASIL Tabel dibawah ini menunjukkan rerata
perlakuan
zona
Nannochloropsis
hambat
ekstrak
oculata
sesudah
perlakuan pada kelompok kontrol.
normal dan hasil uji Levene didapatkan nilai signifikansi 0,07, sehingga dapat disimpulkan
bahwa
data
hasil
penelitian homogen (p> 0,05). Data
penelitian
yang
berdistribusi normal dan variansnya homogen kemudian dianalisis dengan
29
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
menggunakan uji parametrik yaitu one
PEMBAHASAN
way ANOVA untuk mengetahui adanya perbedaan
antara
kontrol
dengan
kelompok
positif
perlakuan
Penyakit
pulpa dan jaringan
sekitar akar gigi secara langsung maupun
tidak
langsung
ada
konsentrasi 10%, 20%, 40% dan 80%
hubungannya dengan mikroorganisme.
dari ekstrak Nannochloropsis oculata
Bakteri yang paling banyak diisolasi
pada masing – masing sampel .
dari saluran akar yang terinfeksi
Hasil diperoleh
uji
one way ANOVA
dengan pulpa terbuka adalah obligat
signikansi
anaerob.2
nilai
sebesar
Sundqvist
0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan
sejumlah
adanya
perbedaan
Enterococcus
kontrol
positif
masing
kelompok
makna
antara
bakteri
menemukan
anaerob
faecalis
seperti
(E.faecalis),
–
Streptococcus anginosus, Bacteroides
yang
gracilis, dan Fusobacterium nucleatum
memiliki konsentrasi berbeda – beda.
pada perawatan saluran akar yang
Berdasarkan
maka
gagal.3 Saat ini, bakteri Enterococcus
dilanjutkan dengan uji LSD. Dari hasil
faecalis berada pada peringkat ketiga
uji LSD diketahui bahwa ekstrak
bakteri pathogen nasokomial, serta
Nannochloropsis
resisten
pada
beberapa
antibiotik
seperti
aminoglikosida,
penisilin,
semua
dengan
masing
perlakuan
hal
tersebut
oculata
perlakuan
terhadap
menunjukkan
perbedaan yang bermakna (p< 0,05).
tetrasiklin,
Untuk menentukan perbedaan yang
vankomisin.
dominan ditentukan dengan rerata zona
mekanisme
hambat yang paling baik yaitu ekstrak
level pH cytoplasmic tetap optimal
Nannochloropsis
pada
menyebabkan bakteri tersebut juga
konsentrasi 80%. Dimana daya hambat
resisten terhadap antimikroba kalsium
dengan konsentrasi tertinggi memiliki
hidroksida.
zona hambat yang paling baik jika
mampu
dibandingkan dengan konsentrasi 10%,
sumber energi dan dapat bertahan
20% dan 40%, namun daya hambatnya
hidup
masih lebih rendah jika dibandingkan
termasuk pH alkali yang ekstrim, juga
dengan kontrol (+).
pada berbagai suhu.14
oculata
kloramphenikol, Selain yang
itu,
dan adanya
mempertahankan
Enterococcus
faecalis
mengkatabolisme
berbagai
dalam
berbagai
lingkungan
30
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
Perawatan saluran akar terdiri dari
tiga
tahapan
yaitu
hasil penelitian tersebut menunjukkan
preparasi, sterilisasi dan pengisian.5Hal
bahwa ekspresi sel CD4 terbentuk
yang
perawatan
akibat adanya suatu pemaparan bahan
endodontik adalah aktivitas reduksi
antigen atau bahan Nannochloropsis
atau
yang
oculata, yang mampu membangkitkan
anatomi
respons imun secara seluler.9Melalui
ruang pulpa yang sangat rumit serta
senyawa ini berbagai jenis senyawa
jauhnya penetrasi bakteri ke dalam
metabolit
tubulus
tindakan
diantaranya Terpenoid, Alkaloid dan
preparasi saluran akar disertai irigasi
Flavonoid. Oxylipin ini salah satunya
tidak dapat membebaskan saluran akar
bersifat
dari
satunya
terpenting
eliminasi
menginfeksi.15
dari
bakteri
Mengingat
dentin,
bakteri,
penting
system imun ikan kerapu. Berdasarkan
maka
sehingga
diperlukan
sekunder
diproduksi
antibakteri,8salah
sebagai mampu
menghambat
medikamen saluran akar atau sterilisasi
pertumbuhan
saluran akar.6
alginolitycus pada konsentrasi 20%,
Pada penelitian ini terlihat bahwa ekstrak
Nannochloropsis
mampu
menghambat
oculata
pertumbuhan
25%,
30%,
berkemampuan pada
bakteri
dan
Vibrio
35%
membunuh
konsentrasi
40%
dan bakteri koloni.9
bakteri Enterococcus faecalis pada
Penelitian Kafaie dkk, menunjukkan
semua kelompok perlakuan dengan
bahwa Nannochloropsis oculata tidak
konsentrasi 10%, 20%, 40% dan
memiliki efek toksisitas terhadap sel
80%.Telah diketahui pada penelitian
plasma dan jaringan pada tikus.10
sebelumnya, ekstrak Nannochloropsis
Senyawa
terpenoid
diduga
Oculata mengandung senyawa turunan
memilikiaktivitasantiradang,antikarsin
dari oksidasi lemak yang disebut
ogenik,antihypercholesterolemia,antih
oxylipin.Senyawa
ini
epatoprotective dan anti serangga oleh
mempunyai efek fisiologis pada ikan
adanya kandungan taraxerol, lupeol, α-
kerapu yang dapat ditunjukkan pada
amyrin, β-amyrin dan germanicol.16
oxylipin
sel CD4.Hasil ekspresi sel CD4 yang telah
dipapar
Vibrio
alginolyticus
Senyawa mekanisme
alkaloid kerja
memiliki
penghambatan
secara in vivo menunjukkan adanya
dengan cara mengganggu komponen
reaksi silang antara antigen dengan
penyusun
peptidoglican
pada
sel 31
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
bakteri, sehingga lapisan dinding sel
lipid dan berpotensi menginaktifkan
tidak
oksigen triplet.19
terbentuk
secara
utuh
dan
menyebabkan kematian sel tersebut. Didalam
senyawa
alkaloid
juga
Peneliti sebagai
menggunakan
ChKM
positif.20,21ChKM
kontrol
terdapat gugus basa yang mengandung
termasuk dalam derivat senyawa fenol,
reaksi nitrogen yang akan bereaksi
yang
dengan
senyawa fenol dalam menghambat sel
senyawa
asam
amino
dimana
mekanisme
menyusun dinding sel bakteri dan
bakteri,
DNA
mendenaturasi
protein
sel
mengakibatkan terjadinya perubahan
menghambat
fungsi
selaput
struktur dan susunan asam amino,
(transpor zat dari sel satu ke sel yang
sehingga
menimbulkan
lain) dan menghambat sintesis asam
perubahan keseimbangan genetik pada
nukleat sehingga pertumbuhan bakteri
rantai DNA sehingga akan mengalami
dapat
kerusakan
mekanisme
bakteri.
Reaksi
akan
yang
akan
ini
mendorong
yaitu
kerja
terhambat. kerja
dengan
cara bakteri,
Salah ChKM
sel
satu dalam
terjadinya lisis sel bakteri yang akan
menghambat bakteri sama dengan
menyebabkan
mekanisme
kematian
sel
pada
bakteri.17
kerja
flavonoid
yang
merupakan kandungan didalam ekstrak
Flavonoid adalah struktur phenol
Nannochloropsis oculata.
yang memiliki satu kelompok carbonyl
Diameter zona hambat diukur
dengan ekstrasel dan larut protein,
dan diuji statistik menggunakan one
dengan
way
ikatan
tersebut
dapat
ANOVATest
menghambat sintesis protein dari sel
kesalahan
bakteri.
untuk
Hal
memberikan Senyawa
tersebut aktivitas
golongan
lah
yang
antibakteri.18
flavonoid
sebesar
dengan
tingkat
5%.
Kemudian
membandingkan
hubungan
antara zona hambat pada konsentrasi
dan
satu dengan yang lain digunakan Post
turunan flavonol lain yang diperoleh
Hoch Test berupa uji Least significant
dapat berperan sebagai antioksidan,
Difference (LSD) atau uji beda nyata
aktifitas
dan
terkecil.13 Dari analisa statistik tersebut
sebagai antihistamin alami. Flavonoid
terlihat adanya perbedaan bermakna
dapat menghambat peroksidasi dari
antara
menghambat
jamur
kelompok
kontrol
positif
(ChKM), kelompok kontrol negatif 32
Vol 8 No. 1 Februari 2014
(DMSO
1%),
ISSN : 1907-5987
dengan
kelompok
80%.Konsentrasi yang paling efektif
perlakuan (ekstrak Nannochloropsis
dalam
occulata).
bakteri Enterococcus faecalis adalah
Dari hasil penelitian, terlihat bahwa makin besar konsentrasi ekstrak
80%,
menghambat
namun
pertumbuhan
masih
lebih
kecil
hambatannya dibandingkan ChKM.
Nannochloropsis oculata maka makin besar pula diameter zona hambatnya. Rata
–
rata
zona
hambat
UCAPAN TERIMA KASIH
pada
Ucapan terima kasih ditujukan
konsentrasi 10% (6,2160 mm), 20%
kepada
Fakultas
Kedokteran
(6,5880 mm), 40% (8,0020 mm) dan
Universitas Hang Tuah dan Balai
80% (9,5160 mm). Berdasarkan data
Budidaya Air Payau Situbondo atas
tersebut, diketahui bahwa rata – rata
kesempatan
zona hambat pada konsentrasi 80%
diberikan untuk pelaksanaan penelitian
hampir mendekati rata – rata zona
ini.
dan
fasilitas
Gigi
yang
hambat pada kontrol positif ChKM yaitu sebesar 10,9940 mm, sehingga
DAFTAR PUSTAKA
ekstrakNannochloropsis oculata dapat
1.
dikembangkan
sebagai
Samaranayake
LP.
2006.
Essential
microbiology for dentistry. Edinburgh:
material
Churcil Livingstone. p. 270-267.
kedokteran gigi dalam hal ini sebagai
2.
Squiera JF, IN Rocas. 2008. Endodontic
obat sterilisasi saluran akar yang
microbiology in : endodontic principles and
berasal dari alam (sumber daya laut)
practice 4th ed. Michigan: Saunders. p 46-38
karena memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan
3.
activity of a new endodontic sealer against
bakteri
Enterococcus faecalis. J Can Dent Assoc.
Enterococcusfaecalis yang merupakan bakteri yang sulit dieliminasi dari
72(7): 637. 4.
dalam saluran akar.
M,
Suchitra.
Enterococcus
faecalis:
an
2002.
endodontic
Ford, T.R.P. 2004. Endodontics in clinical practice, 5th ed. Ediburg London New York
SIMPULAN
Oxford Philadelphia St Louis Sydney
Ekstrak Nannochloropsis oculata menghambat
Kundabala
pathogen. J Endod. p. 11-3 . 5.
mampu
Bodrumlu E, Semiz M. 2006. Antibacterial
pertumbuhan
bakteri Enterococcus faecalis pada
Toronto. p. 7-1. 6.
Walton RE, Torabinejad M. 2008. Prinsip dan praktek ilmu endodonsi. Alih bahasa:
konsentrasi 10%, 20%, 40% dan 33
Vol 8 No. 1 Februari 2014
7.
ISSN : 1907-5987
Narlan S, Winiati S, Bambang N. ed ke-3.
actions : Short Review. Indian Journal
Jakarta: EGC. h 278-41.
Physiol Pharmacol, 49(2): 125 – 31 .
Putra SE. 2007. Alga laut sebagai biotarget industri.
Available
http://www.energi.lipi.go.id
8.
from
Enterococcus faecalis in necrotic teeth
Accesed
rooth canals by culture and polymerase
April, 2012.
chain reaction methods. European Journal
Chasanah E. 2007. Bioaktif dari biota laut
of Dentistry, 23(1): 145-52.
untuk
9.
.
15. Cogulu D, Atac Uzel. 2007. Detection of
mendukung
industri
16. Bayu Asep. 2009. Hutan mangrove sebagai
bioteknologi.Availablefromhttp://elip.pdii.li
salah satu sumber produk alam laut. Jakarta
pi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/by
:
Id/267190 . Accesed April, 2012.
Oseana, 34(2): 23-15.
Pusat
Penelitian
Oseanografi-LIPI.
Yanuhar U, Asus M, Bambang I, Rahmi N.
17. Rinawati ND. 2011. Daya antibakteri
2011. Eksplorasi dan pengembangan bahan
tumbuhan majapahit (Crescentia cujete I)
aktif
terhadap bakteri Vibrio alginolyticus. Tugas
mikroalga
oculata)
laut
sebagai
(Nannochloropsis
antibakteri
Vibrio
Akhir, Surabaya: Jurusan Biologi, Fakultas
alginolyticus dan respons imun secara in
Matematika
vivo pada ikan kerapu. Humback grouper.
Institut Teknologi Sepuluh November.h. 9.
Berk. Penel Hayati Edisi Khusus: 6C (1-5).
Ilmu
Pengetahuan
Alam,
18. Ravikumar S. et al., 2011. Antibacterial
10. Kafaie S, SP Loh dan N Mohtarrudin. 2011.
activity of chosen mangrove plants against
Acute and subacute toxilogical assessment
bacterial
of Nannochloropsis oculata in rats. Africal
Applied Science Journal, 14(8):1202-1198.
Journal
of
Agricultural
Research,
specified
pathogens.
World
19. Bandaranayake WM. 2002. Bioactivities,
7(7):1225-1220.
bioactive
11. Sudibyo. 2009. Statistik penelitian aplikasi
compounds
constituens
of
and
chemical
mangrove
plants.
penelitian di bidang kesehatan. Universitas
Netherlands: Kluwer Academic Publisher.
Negeri Surabaya: Surabaya. University
Wetlands Ecology and Managements.p.
Press.h. 96.
452-421.
12. Patel JD, Anshu Kumar S, Vipin Kumar.
20. Bachtiar SY, Wahju Tjahjaningsih dan
2009. Evaluation of some medicinal plants
Nanik Sianita. 2012. Pengaruh ekstrak alga
used
cokelat
in
preparations
traditional for
wound
healing
antibacterial
property
(Sargassum
pertumbuhan
sp.)
bakteri
terhadap Escherichia
against some pathogenic bacteria. Journal
coli.Journal of Marine and Coastal Science,
of
1(1): 60-53.
Clinical
Immunology
and
Immunopathology Research, 1(1): 012-007.
21. Osswald
13. Dahlan S. 2011. Statistik untuk kedokteran
2005.
The
problem
of
endodontitis and managing it through conservative dentistry.p. 134 – 14.
dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.h. 87.
R.
.
14. Prakash P, Gupta N. 2005. Therapeutic uses of Ocimum sanctum Linn (Tulsi) with a note on eugenol and its pharmacological
34
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
LAPORAN PENELITIAN
KhasiatEkstrakSargassumsp. TerhadapKepadatanKolagen pada ProsesPenyembuhan Ulkus Traumatikus (Effectivity Extract of Sargassum Sp. TowardsDensity of Collagen in Traumatic UlcusHealing) Asa Karina, Syamsulina Revianti*, Isidora Karsini S.** *Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah **Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah
ABSTRACT Background: Oral traumatic ulcus is the most common oral soft tissue lession in people and cause pain, difficulty in speaking, eating and swallowing. Sargassum sp. is a marine natural resources that can be used as an alternative therapy that contains saponins, flavonoids, vit. K, vit.C, Fe, Mg, Zn useful in wound healing. Objectives: To prove the effectivity of the extract Sargassum sp. towards density of collagen in oral traumatic ulcus healing. Materials and Methods: This research used the post test only control group design. Twenty five male Wistar rats divided into 5 groups which consist of 5 rats in each group. Traumatic ulcus were performed in all of the labial mucosa. K1 group was treated with aquadest as a control group, K2 group was treated with hyaluronic acid 0,2% as a control positive, K3 group was treated with extract of Sargassum sp. 25%, K4 group was treated with extract of Sargassum 50%, and K5 was treated with extract of Sargassum sp. 75%. The extract Sargassum sp. were applied topically once a day to experiment groups until seventh day. At the eighth day, rat were sacrificed at labial mucosa being biopsied and preparated for histopatological examination with Masson’s Trichrom staining to analized the collagen density. Results: This data were analized with Kruskal-Wallis and Mann-Whitney U test. There are significant differences in the density of collagen in K1 (x = 1.00) and K2 (x = 2.00), K1 and K4 (x = 1.80), K5 (x = 3.00) and K1, K2 and K5, K3 (x = 1.40) and K5, K4 and K5. Conclusions: ExtractSargassum sp. 25% is not effective towards collagen density in traumatic ulcus healing. Sargassum sp. 50% and 75% were effective towards collagen density in traumatic ulcus healing, especially Sargassum sp. 75% is the most effective. There are significant differences between Sargassum sp. 75% and hyaluronic acid 0,2% towards collagen density on traumatic ulcus healing. Sargassum sp. 75% can increase collagen density more than hyaluronic acid 0,2%. Key words: Sargassum sp., collagen, masson's trichrom, traumatic ulcus. Correspondence: Syamsulina Revianti, Department of Oral Biology,Faculty of Dentistry, Hang Tuah University, Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Phone 0315946261, 031-5945894, email:
[email protected]
35
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
ABSTRAK Latar Belakang:Ulkus sering dijumpai pada masyarakat dan menyebabkan rasa nyeri, kesulitan berbicara, makan maupun menelan. Sargassum sp. adalahsumber daya alam laut yang dapat dimanfaatkan sebagai terapi alternatif yang mengandung saponin, flavonoid, vit.K, vit. C, Fe, Mg, Zn berguna dalam penyembuhan luka.Tujuan: Mengetahui efektivitas ekstrak Sargassum sp. kepadatan kolagen dalam penyembuhan ulkus traumatikus. Bahan dan Metode: Tikus Wistar berumur 6 bulan, jenis kelamin jantan dan berat badan 200-300 gram. Tikus Wistar dibagi menjadi 5 kelompok.Tikus Wistar diaklimatisasi selama 1 minggu. Pada hari ke-8 tikus Wistar diberi traumatikus ulkus mukosa labial menggunakanamalgam stopper yang telah dipanaskan. Pada hari ke-9, tikus Wistar diberi perlakuan (aquades, asam hialuronat, Sargassum sp. 25%,50%, dan75% selama 7 hari). Pada hari ke-16 tikus dikorbankan dan biopsi insisi di bibir bawah. Membuat preparat dengan pengecatan Masson’s Trichrom untuk melihat kolagen.Hasil: Terdapat perbedaan kepadatan kolagen secara signifikan di K1 (x=1,00) dan K2 (x=2,00), K1 dan K4 (x=1,80), K5 (x=3,00) dan K1, K2 dan K5, K3 (x=1,40) dan K5, dan K4 dan K5. Kesimpulan: Sargassum sp. 25% adalah tidak berkhasiat, Sargassum sp. 50% dan 75% berkhasiat terhadap kepadatan kolagen pada penyembuhan ulkus traumatik.Konsentrasi yang paling efektif adalah Sargassum sp 75%. Adaperbedaan nyata antaraSargassum sp. 75% dan asam hialuronat terhadap kepadatan kolagen pada traumatikus penyembuhan ulkus. Kata kunci: Sargassum sp., kolagen, masson’s trichrom, traumatic ulcer. Correspondence: Syamsulina Revianti, Bagian Biologi Oral, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Telp 0315946261, 031-5945894, email:
[email protected]
Pada prinsipnya perawatan ulkus
PENDAHULUAN Ulkus merupakan suatu bentuk lesi dimana epitelium hilang, berbatas jelas
dan
membentuk
cekungan.1
traumatikus seharusnya mengeliminasi nyeri
dan
pasien,
ketidaknyamanan memperpendek
pada waktu
Ulkus yang paling sering dijumpai
perawatan,
pada
ulkus
penyembuhan, dan mereduksi ukuran
traumatikus dan Stomatitis Aftosa
lesi.4 Obat yang sering digunakan
Rekuren (SAR).2 Ulkus traumatikus
untuk terapi SARadalah obat analgesik
merupakan lesi rongga mulut yang
untuk mengurangi rasa sakit, agent
umum dan dapat disebabkan oleh
antiseptik untuk mengurangi infeksi
trauma, iritasi basis akrilik, sikat gigi
sekunder,
yang terlalu kuat, iritasi karena gigi
menghilangkan berbagai gejala yang
yang patah, dan kesalahan penggunaan
timbul
alat kedokteran gigi.3
kemudian steroid topikal sebagai anti
masyarakat
adalah
mempercepat
antibodi
akibat
inflamasi.5
topikal
infeksi
Aplikasi
waktu
untuk
sekunder,
kortikosteroid
36
Vol 8 No. 1 Februari 2014
secara
topikal
ISSN : 1907-5987
dapat
membantu
mengurangi
rasa
nyeri.
penggunaan
kortikosteroid
Namun
glikosaminoglikan (GAG) utama yang dikeluarkan
selama
perbaikan
dalam
jaringan.Asam hialuronat diproduksi
rencana perawatan ulkus traumatikus
oleh fibroblas selama proliferasi pada
masih kontroversial karena beberapa
penyembuhan
dokter
menggunakan
migrasi dan mitosis dari fibroblas dan
kortikosteroid mengalami kegagalan
sel epitel.Kolagen merupakan protein
dalam pengobatannya, namun ada pula
paling melimpah dalam tubuh yang
yang
menggunakan
sangat
terapi
penyembuhan
yang
berhasil
kortikosteroid traumatikus
untuk 6
merangsang
dibutuhkan luka.
pada
proses
Hidroksiprolin
satu
merupakan penguat kestabilan dari
pengobatan yang digunakan sekarang
kolagen disebabkan ikatan hidrogen
di pasaran adalah asam hialuronat
intramolekul
0,2%.7
jembatan
Proses
kronis. Salah
ulkus
luka
penyembuhan
luka
merupakan suatu proses kompleks dan
dan
remodeling
jaringan
membentuk
air.Hidroksilasiprolinmemerlukan asamaskorbat(vitaminC).10
terkait satu sama lain, dari perbaikan jaringan
yang
Salah satu kekayaan hayati laut Indonesia
adalah
rumput
sebagai respons atas terjadinya jejas.8
laut.11Sargassum sp. adalah alga laut
Pada
yang merupakan salah satu sumber
proses
membutuhkan
regenerasi aktif
jaringan
makronutrien
daya
alam
laut
yang
dapat
(karbohidrat, lemak, dan protein) dan
dimanfaatkan sebagai terapi alternatif.
mikronutrien (mineral dan vitamin).
Penelitian
Asam
Sargassumsp.,
Hialuronat
komponen
(AH)
terbesar
adalah
ini
menggunakan karena
alga
Sargassum
matriks
sp.mudah
diperoleh
ekstraseluler yang bersifat menarik air
Indonesia,
dan
dan banyak ditemukan pada jaringan
utamanya sebagai sumber alginat dan
9
di
kandungan
perairan kimia
tumbuh atau rusak. Asam hialuronat
mengandung protein, vitamin C, tanin,
merupakan bagian penting dari matriks
iodium, fenol, dan anti bakteri.12 Pada
ekstraseluler dan merupakan bagian
penelitian terdahulu digunakan ekstrak
penting dari matriks ekstraseluer dan
β-Glukan yang diambil dari Sargassum
merupakan
sp. dengan 2 konsentrasi yaitu, 50%,
salah
satu
37
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
dan 75%. Terdapat perbedaan antara
test only control group design untuk
kepadatan
pada
pengamat yang ditujukan pada 5 (lima)
pengaplikasian gel β-glukan 50 % hari
kelompok yang masing- masing dipilih
ke-7 terlihat kepadatan kolagen yang
secara random.
memenuhi kriteria padat, dibandingkan
Alat
kolagen
yang
digunakan
pada
dengan kelompok asam hialuronat
penelitian ini adalah kandang hewan
yang bervariasi antara renggang hingga
coba,
padat. Tidak terdapat perbedaan yang
anatomi,
nyata antara pengaplikasian gel β-
tempat gel Sargasum sp., spiritus
glukan 75% dibandingkan dengan
burner,
cotton buds,
asam hialuronat. Dosis efektif dalam
scalpel,
handscone,
pengaplikasian topikal gel β-glukan
(merah, hitam, dan biru), tabung
pada ulkus traumatikus adalah dengan
erlenmeyer
konsentrasi 50%. Kolagen pertama kali
ekstrak Sargassum sp., blender, freeze
terdeteksi pada hari ke-3 setelah luka,
dryer, micro pipet, tabung untuk
meningkat terus sampai minggu ke-3,
spesimen mukosa labial tikus Wistar.
mencapai puncaknya pada hari ke-7 dan fase maturasi berlangsung mulai ke-7.13
hari
penelitian
stopper,
pinset
pinset
chirurgis,
tabung
untuk
handle dan spidol
tempat
warna
whole
Bahan yang digunakan pada penelitian
ini
adalah
alga
coklat
ini
(Sargassum sp.) yang diperoleh dari
khasiat
Sumenep, Madura, aquadest, HPMC
terhadap
(Hidroksi Propil Metil Sellulosa) (Pro
kepadatan kolagen pada penyembuhan
Analisis), asam hialuronat 0,2%, dietyl
ulkus traumatikus.
eter, pakan tikus, dan alkohol 70%
bertujuan
Pada
amalgam
mengetahui
ekstrakSargassum
sp.
untuk sterilisasi alat, larutan formalin buffer (larutan formalin 10% dalam
BAHAN DAN METODE Penelitian
ini
merupakan
phospat buffer saline pada pH 7,0),
penelitian trueeksperimental karena
bahan- bahan untuk membuat sediaan
dalam
histopatologis
penelitian,
peneliti
dapat
beserta
bahan
mengontrol kemungkinan munculnya
pewarnaan Masson’s trichrom, dan
semua
mikroskop.
variabel
mempengaruhi
luar proses
yang
dapat
dan
hasil
penelitian.14Rancangan penelitian post
Waktu
penelitian mulai
dari
bulan April 2012 – Januari 2013. 38
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
Tempat penelitian pada penelitian ini
(kelompok yang diberi perlakuan ulkus
adalah
Coba
traumatikus, diberi pakan standart dan
Laboratorium Ilmu Biokimia Fakultas
aquadest secara per oral dan diberi
Kedokteran Universitas Hang Tuah
ekstrak
Surabaya,
konsentrasi 50%), dan K5 (kelompok
di
Unit
Hewan
Laboratorium
Sintesis
Sargassum
yang
Airlangga, dan Laboratorium Patologi
traumatikus, diberi pakan standart dan
Anatomi Gedung Diagnostic Center
aquadest secara per oral dan diberi
(GDC) Rumah Sakit Dr. Soetomo
ekstrak
Surabaya.
konsentrasi 75%).Tikus diaklimatisasi selama
perlakuan
dengan
Kimia Fakultas Farmasi Universitas
Gel Sargassum sp. hasil ekstraksi
diberi
sp.
Sargassum
7
sp.
hari.Pada
hari
ulkus
dengan
ke-8,
alga coklat dilihat dengan campuran
dilakukan pembuatan traumatik ulkus
bahan HPMC (pro analisis) sehingga
pada
didapatkan konsentrasi 25%, 50%, dan
bawah tikus Wistardibawah anastesi
75%.15
umum
Selanjutnya mempersiapkan
daerahsentral
mukosa
(berdasarkan
labial
persetujuan
tikus Wistar sesuai dengan kriteria
Komisi Etik Fakultas Kedokteran Gigi
sampel sebanyak 25 ekor tikus. Tikus
Universitas Hang Tuah).Pada hari ke-
dibagi menjadi 5 kelompok yang
9, dilakukan pengamatan apakah sudah
masing- masing kelompok berisi 5
terbentuk ulkus atau tidak.Apabila
tikus yaitu K1 (kelompok yang diberi
ulkus telah terbentuk, tikus diberikan
perlakuan ulkus traumatikus dan hanya
perlakuan sehari sekali selama 7
diberi pakan standart dan aquadest
hari.Pada hari ke-16 tikus dikorbankan
secara per oral), K2 (kelompok yang
dengan biopsi eksisi pada bibir bawah
diberi perlakuan ulkus traumatikus,
(diameter 1 cm).Selanjutnya dibuatkan
diberi pakan standart dan aquadest
preparat dan dilakukan pengecatan
secara per oral dan diberi obat yang
Masson’s Trichrom untuk melihat
mengandung asam hialuronat 0,2%),
kepadatan kolagen.
K3 (kelompok yang diberi perlakuan ulkus
traumatikus,
diberi
pakan
HASIL PENELITIAN
standart dan aquadest secara per oral
Penelitian ini bertujuan untuk
dan diberi ekstrak Sargassum sp.
mengetahui khasiat ekstrakSargassum
dengan
sp. terhadap kepadatan kolagen pada
konsentrasi
25%),
K4
39
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
penyembuhan ulkus traumatikus. Data hasil pemeriksaan kepadatan kolagen merupakan data dengan skala ordinal sehingga
dilakukan
nonparametrik
uji
hipotesis
Kruskal-Wallis
dilanjutkan dengan uji beda MannWhitney
U.
Batas
derajat
kemaknaanapabila p < 0,05 dengan interval kepercayaan 95%. Analisis data
dilakukan
dengan
program
komputer SPSS 19 Uji deskripstif merupakan jenis analisis deskriptif yang menampilkan tabulasi silang yang menunjukkan suatu distribusi bersama dan pengujian hubungan antara 2 variabel atau lebih. Analisis deskriptif ini digunakan untuk uji ketergantungan antara masingmasing kelompok dengan kepadatan kolagen
Tabel 1. Tabel deskriptif kepadatan kolagen
Gambar 1. Grafik kepadatan kolagen
Tabel
diatas
menunjukkan
distribusi kepadatan kolagen pada setiap subyek dalam masing- masing kelompok perlakuan.Pada kelompok K1 terdapat 5 subyek dengan kriteria kolagen renggang.Pada kelompok K2 terdapat 1 subyek dengan kriteria kolagen renggang, 3 subyek dengan kriteria kolagen sedang dan 1 subyek dengan kriteria kolagen padat.Pada kelompok K3 terdapat
3 subyek
dengan kriteria kolagen renggang dan 2 subyek dengan kriteria kolagen sedang.Pada kelompok K4 terdapat 1 subyek
dengan
kriteria
kolagen
renggang, 4 subyek dengan kriteria kolagen sedang.Pada kelompok K5 terdapat 5 subyek dengan kriteria kolagen padat.
40
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
Tabel 2. Hasil analisis kepadatan kolagen
kelompok,
kemudian
dilanjutkan
dengan uji Mann-Whitney U.
Tabel 3. Hasil analisis Kruskal-Wallis disertai dengan nilai rerata dan simpangan baku
Uji Mann-Whitney U digunakan untuk
mengetahui
apakah
ada
perbedaan yang signifikan antara dua kelompok dengan derajat kemaknaan p<0,05.
Tabel 4. Hasil uji beda dengan MannWhitney U
Gambar 1. Kepadatan kolagen a. Kelompok 1, b. Kelompok 2, c. Kelompok 3, d. Kelompok 4, dan e. Kelompok 5.
Selanjutnya
dilanjutkan
tes
nonparametrik dengan menggunakan uji
Kruskal-Wallis
dengan
Berdasarkan data hasil penelitian
derajat
kemaknaan p=0,05. Berdasarkan hasil
diatas
didapatkan
data
kepadatan
uji Kruskal-Wallis diperoleh p=0,002
kolagen dengan uji nonparametrik
(p<0,05) yang menunjukkan adanya
yaitu uji Kruskal-Wallis dengan nilai
perbedaan yang signifikan pada semua
signifikan p=0,002 (p<0,05). Hasil dari
41
Vol 8 No. 1 Februari 2014
uji
ISSN : 1907-5987
Kruskal-Wallis
menunjukkan
hewan
coba
karena
memiliki
adanya perbedaan yang signifikan,
metabolisme tubuh yang hampir sama
kemudian
dengan
dilanjutkan
dengan
uji
manusia.
Dengan
bedaMann-Whitney U untuk melihat
menggunakan tikus, hasilnya dapat
signifikansi
digeneralisasikan pada manusia.16
data
2
kelompok.
Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney U
Kolagen pertama kali terdeteksi
didapatkan bahwa terdapat perbedaan
pada hari ke-3 setelah luka. Meningkat
yang
kepadatan
terus sampai minggu ke-3. Kolagen
kolagen pada K1 dibandingkan dengan
mencapai puncaknya pada hari ke-7
K2
dan fase maturasi berlangsung mulai
signifikan
(p=0,017),
dengan
K4
antara
K1
dibandingkan
(p=0,014),
K1
hari ke-7, maka pada penelitian ini
dibandingkan dengan K5 (p=0,003),
dilakukan
K2 dibandingkan dengan K5 (p-0,017),
kolagen pada hari ke-7.13
K3
dibandingkan
kepadatan
K5
Penelitian ini menggunakan alga
dibandingkan
coklat Sargassum sp. dalam keadaan
dengan K5 (p=0,004). Kolagen pada
segar yang diperoleh dari perairan
K2 lebih padat secara signifikan
Sumenep,
dibanding K1.Kolagen pada K4 lebih
sertifikat dari Fakultas Sains dan
padat secara signifikan dibandingkan
Teknologi,
K1. Kolagen pada K5 lebih padat
Alga coklat merupakan biota laut yang
secara
kaya akan kandungan senyawa organik
(p=0,005),
dan
dengan
perhitungan
K4
signifikan
dibandingkan
K1,K2,K3,dan K4.
dan
Madura
dan
mendapat
Universitas
anorganik
Airlangga.
yang
dapat
dimanfaatkan dalam beberapa aspek, akan tetapi masih banyak yang belum
PEMBAHASAN Sampel yang digunakan dalam
bisa memanfaatkan Sargassum ini
penelitian ini sebanyak 25 ekor tikus
khususnya dibidang kedokteran gigi.
Wistar
Peran
jantan
dengan
dasar
Sargassum
sp.
ulkus
terhadap
pertimbangan sifat jenis kelamin jantan
penyembuhan
yang lebih mudah dikontrol dalam
adalah mengurangi inflamasi, berperan
proses penyembuhan karena tidak
dalam
terpengaruh oleh faktor hormonal pada
meningkatkan migrasi neutrofil dan
saat menstruasi. Tikus Wistar sebagai
transformasi limfosit, meningkatkan
pembekuan
traumatikus
darah,
42
Vol 8 No. 1 Februari 2014
proliferasi
fibroblas,
ISSN : 1907-5987
dan
memacu
pembentukan kolagen.16,17
75%. Hal ini bisa disebabkan karena kandungan
Hasil pada penelitian ini adalah
antioksidan
pada
Sargassum sp. yang berperan adalah
terdapat perbedaan yang signifikan
flavonoid
antara kepadatan kolagen pada tikus
meningkatkan proliferasi sel fibroblas
yang diberi aquadest dibandingkan
untuk pembentukan kolagen dan dapat
dengan
mengurangi
tikus
yang
diberi
asam
yang
berperan
dalam
inflamasi.Selain
hialuronat 0,2%. Kolagen pada tikus
antioksidan ada juga protein yang
yang diberi asam hialuronat 0,2% lebih
sangat penting dalam pemeliharaan
padat secara signifikan dibanding tikus
dan perbaikan jaringan tubuh. Apabila
yang diberi aquadest. Hal ini bisa
jumlah persediaan protein dalam tubuh
disebabkan karena asam hialuronat
rendah
menginbisi
fibroblas,
turunnya
fibroblas yang terekspos dengan AH
sehingga
secara
penyembuhan luka. Sedangkan apabila
proliferasi
signifikan
meningkatkan
akan
dapat
proses
menyebabkan
sintesis
kolagen
memperlambat
proses
sintesis protein non kolagen serta
jumlah
sintesis
memadai maka proses penyembuhan
kolagen
hialuronat
absolut.Asam
menstimulasi
sintesis
kolagen lebih banyak daripada sintesis
persediaan
protein
cukup
luka akan dapat berlangsung secara cepat atau optimal.16
protein non kolagen. Asam hialuronat
Saponin juga berperan penting
berperan penting dalam mempengaruhi
dalam penyembuhan luka. Senyawa ini
kecepatan migrasi sel pada proses
mempunyai struktur yang hampir mirip
penutupan
dengan senyawa aktif dalam ginseng,
angiogenesis,
luka,
inflamasi,
reepitelisasi
dan
proliferasi sel.11
ganoderma, terkenal
dan
tumbuhan
lainnya.Dari
herbal
beberapa
Pada tikus yang diberi ekstrak
penelitian diketahui bahwa senyawa ini
Sargassum sp. dengan konsentrasi
bisa berfungsi sebagai antikanker dan
25%, 50% dan 75%, konsentrasi yang
anti inflamasi. Saponin merupakan
paling
senyawa
efektif
terhadap
kepadatan
yang
penting
dalam
kolagen pada proses penyembuhan
penyembuhan luka. Saponin dapat
ulkus
memacu pembentukan kolagen, yaitu
traumatikus
adalah
ekstrak
Sargassum sp. dengan konsentrasi 43
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
protein struktur yang berperan dalam
banyak mengandung nutrisi yang dapat
proses penyembuhan luka.17
mempercepat
penyembuhan
ulkus
Beberapa vitamin dan mineral
traumatikus dan nutrisi terbanyak ada
dalam Sargassum sp. juga berperan
pada ekstrak Sargassum sp. dengan
dalam penyembuhan luka.Vitamin C
konsentrasi 75%.
berperan
meningkatkan
migrasi
Terdapat
perbedaan
yang
neutrofil dan transformasi limfosit,
signifikan antara kepadatan kolagen
penting untuk sintesis kolagen, dan
pada tikus yang diberi asam hialuronat
untuk
menjaga
daya
tahan
0,2% dibandingkan dengan tikus yang
berperan
untuk
diberi ekstrak Sargassum sp. dengan
meningkatkan fase inflamasi awal,
konsentrasi 75%. Kolagen pada tikus
membantu
epitel.
yang diberi ekstrak Sargassum sp. 75%
Vitamin K berperan dalam proses
lebih padat secara signifikan dibanding
pembekuan
tikus yang diberi asam hialuronat
tubuh.Vitamin
A
diferensiasi
darah
sel
dan
penutupan
luka.17
0,2%. Hal ini bisa disebabkan karena
MineralCa
berperan
mengendalikan
dalam
ekstrak
Sargassum
sp.
dengan
pembekuan
konsentrasi 75% yang didalamnya
darah.mineral Fe dan Mg berpengaruh
banyak mengandung nutrisi yang dapat
pada proses pertumbuhan sel dan
meningkatkan
kepadatan
pemeliharaan
dalam
penyembuhan
sebagai
jaringan,
kofaktor
berfungsi
untuk
sintesis
proses
kolagen ulkus
traumatikus.
kolagen, mineral Zn juga berperan dalam penyembuhan luka, selain itu juga mampu meningkatkan imunitas.
SIMPULAN Ekstrak Sargassum sp. dengan
Kandungan abu pada rumput laut lebih
konsentrasi
tinggi dibandingkan dengan sayuran
terhadap
seperti
penyembuhan
bayam
dan
sayuran
25%
tidak
kepadatan
berkhasiat
kolagen
pada ulkus
lainnya.Bagian batang dan daun pada
traumatikus.Ekstrak
rumput laut mempunyai kandungan
dengan konsentrasi 50% berkhasiat
abu yang tinggi sehingga diperoleh
terhadap
kandungan
penyembuhan
pula.Pada
mineral ekstrak
yang
tinggi
Sargassum
sp.
Ekstrak
Sargassum
kepadatan ulkus
Sargassum
kolagen
sp.
pada
traumatikus. sp.
dengan 44
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987 www.thejedp.com. Accessed at 22 Juni,
konsentrasi 75% berkhasiat terhadap
2012.
kepadatan kolagen pada penyembuhan 3.
ulkus traumatikus. Konsentrasi ekstrak
Cunningham SJ and Quinn FB. 2002. Ulcerative Lesions of The Oral Cavity.
Sargassum sp. yang paling efektif
Available
dalam
www.utmb.edu/otoref/grnds/Ulcer-oral-
meningkatkan
kedapatan
021016/Ulcer-oral-021016-slidesB.pdf
kolagen pada proses penyembuhan ulkus traumatikus adalah konsentrasi
from
.
Accessed at 10 Juni, 2012. 4.
Katsambas
AD
and
Lotti
TL.
2003.
75%. Ada perbedaan yang signifikan
European Handbook of Dermatological
antara aplikasi topikal gel ekstrak
Treatment., 2nd ed., Philadelphia: Elsevier
Sargassum sp. dengan konsentrasi
5.
Oral
75% dan asam hialuronat terhadap peningkatan kepadatan kolagen pada
Field A and LongmanL. 2003. Tyldesley’s Medicine.,
Liverpool:
Oxford
University Press. 6.
Neville BD, Damm DD, Bouquot JE. 2002. Oral & Maxillofacial Pathology., 2nd ed.,
penyembuhan ulkus traumatikus.
Philadelphia : W.B. Sauders.p. 258-255 7.
UCAPAN TERIMA KASIH
Maxillo Infection. 4th Ed. Philadelphia: WB
Pada kesempatan ini ucapan terima
kasih
Laboratorium
disampaikan Biokimia
Topazian RG, Goldberg MH.2002. Oral and
kepada
Saunders co. p. 25. 8.
Fakultas
Ibelgaufts
H.
2002.
Wound
Cytokines
&
Cells
Online
Encyclopedia.
Healing., Pathfinder Available
Kedokteran Universitas Hang Tuah
frommwww.coper.cfi.htm. Accessed at 10
dan Laboratorium Patologi Anatomi
Juni, 2012.
Gedung Diagnostic Center (GDC)
9.
Schultz GS, Ladwig G, Wysocki A. 2005. Extracelluler Matrix: Review of Its Roles on
Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya
Acute and Chronic Wounds. Available from
yang telah memberikan kesempatan
www.worldwidewounds.com/2005/august/S
melakukan penelitian ini.
chultz/Extrace-Matric-Acute-ChronicWounds.html. Accessed at 20 Juni 2012. 10. MacKay DND and Miller ALND. 2003.
DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
Nutritional Support for Wound Healing
Greenberg MS. 2003. Ulserative, Vesicular,
Alternative Medicine Review. Available
and Bulous Lesions in Burket’s Oral
from
Medicine Diagnosis and Treatment., 10th
www.pilonidal.org/books/betaglucan.pdf.
Ed., New York: BC Decker Inc. p. 65-63.
Accessed at 15 Juli, 2012.
Terry
TSI
and
McDowell
J.
2002.
11. Zailani K dan Purnomo H. 2011. Studi
Differential Diagnosis: Is it Herpes or
Kandungan dan Identifikasi Fukosantin dari
Aphtous., Vil 3 no. 1. Available from
Tiga Jenis Rumput Laut Cokelat (Sargassum
45
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
cinereum, Sargassum echinocarpum dan
15. Putri KH.2011. Pemanfaatan rumput Laut
Sargassum filipendula) dari Padike Talongo
Coklat (Sargassum sp) sebagai Serbuk
Sumenep
Minuman
Madura.
Skripsi,
Brawijaya
University, Malang.
Pelangsing.
Skripsi,
Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
12. Kadi A dan Genisa SA. 1993. Produksi,
16. Triyono.
2005.
Perbedaan
Tampilan
Sebaran Jenis, Kandungan Bahan Kimia,
Kolagen di Sekitar Luka Insisi pada Tikus
Rumput Laut Nilai Ekonomi.Available from
Wistar yang Diberi Infiltrasi Penghilang
www.elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/s
Nyeri Levobupivakain dan yang Tidak
earchkatalog/downloadDatabyId/7059/7059.
Diberi Levobuvipakan (Studi Histokimia).
pdf. Accessed at 10 Juni, 2012.
Available
13. Novriansyah,
Robin.
2008.
Perbedaan
Kepadatan Kolagen di Sekitar Luka Insisi Tikus
Wistar
Konvensional
yang dan
Dibalut Penutup
Kasa Oklusif
from
http://eprints.undip.ac.id/16709/1/Bambang_ Triyono.pdf. Accessed at 22 Juni, 2012. 17. Arissandi Dian. 2009. Pengaruh Basis Gel
Poloxamer
dan
Karbopol
terhadap
Hidrokoloid Selama 2 dan 14 Hari. Tesis,
Penyembuhan Luka Bakar Gel Ekstrak
Universitas Diponegoro, Semarang.
Etanol Umbi Wortel (Daucus carota L.) pada
14. Sudibyo.
2008.
Metodologi
Penelitian
Kulit Punggung Kelinci. Skripsi, Fakultas
Aplikasi Penelitian Bidang Kesehatan Buku
Farmasi
Universitas
2, Surabaya: Unesa University Press. p. 4-2.
Surakarta.p.5.
Muhammadiyah,
46
Vol 9 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
LAPORAN PENELITIAN
Perbedaan Kekasaran Permukaan Enamel Gigi Sapiyang Diulasi Gel Ekstrak Cangkang Kerang Darahyang Ditambahkan Fluor (The Difference of Enamel Surface Roughness In Bovine TeethAfter Application of Anadara Granosa Shell Gel Extract andthe Addition of Fluor) Fajar Alexander, Sularsih*, Aprilia** *Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah **Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah
ABSTRACT Background: Anadara granosa is one of the best fishery commodity in Indonesia. Anadara granosa shell waste extract contains calcium and addition fluor that is important to maintain tooth remineralization. Purpose : The aim of this study was to evaluate the surface roughness of enamel in bovine after application of anadara granosa shell gel extract and the addition of fluor for 3, 14, and 28 days. Material and Methods: Thirty six freshly extracted bovine teeth were collected. The sample were randomly assigned to three controls and three observations (n=6). T01, T02, and T03 as the control group which placebo was applied after microabrassion for 3, 14, and 28 days. O1, O2, and O3 as the observation group which anadara granosa shell gel extract and the addition of fluor was applied after microabrassion for 3, 14, and 28 days. The remaining specimens all was soaked twice a day for ten minutes. The sample were soaked in artificial saliva and evaluated after 30 days using surface roughness tester. The result were tabulated and analyzed using one way anova. Result: There was significant differences the surface roughness of enamel after aplication of anadara granosa shell gel extract and addition of flour between 3 and 28 days application.. The surface roughness of enamel in observation group was smaller than the control group. Conclusion: There was significant differences the surface roughness of enamel after application of anadara granosa shell gel extract and addition of fluor in observation group during 28 days. Keywords:
Anadara granosa shell gel extract, fluor, surface roughness of enamel, bovineteeth.
Correspondence:Sularsih, Department of Materials Science and Technology Dentistry,Faculty of Dentistry, Hang Tuah University, Arief Rakhman Hakim 150, Sukolilo, Surabaya, Phone031-5945964,5945894, Fax. 5946261, Email :
[email protected]
47
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
ABSTRAK Latar Belakang: Kerang darah adalah salah satu komoditas perikanan terbaik di Indonesia. Limbah cangkang kerang darah yang mengandung kalsium dan ditambahkan fluor berfungsi untuk remineralisasi gigi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan besar kekasaran permukaan enamel gigi sapi yang diulasi gel ekstrak cangkang kerang darah yang ditambahkan fluor selama 3, 14, dan 28 hari. Metode: Sampel terdiri dari 36 gigi sapi yang baru diekstraksi. Sampel dipilih secara random dan dibagi menjadi 3 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan dengan jumlah sampel (n=6). Kelompok kontrol T01, T02, T03 yang diulasi etsa dan gel plasebo selama 3 , 14, dan 28 hari. Kelompok perlakuan O1, O2, O3 yang diulasi etsa dan gel ekstrak cangkang kerang darah yang ditambahkan fluor selama 3, 14, dan 28 hari.Pengaplikasian gel pada kelompok kontrol dan perlakuan dilakukan 2x setiap 12 jam sehari dan sampel disimpan dalam saliva buatan. Setelah hari ke 30, sampel diuji kekasaran permukaan enamel dengan menggunakan surface roughness tester. Data kekasaran permukaan enamel yang telah didapat dianalisis statistik dengan menggunakan one way anova. Hasil: Ada perbedaan kekasaran permukaan enamel yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan lama pengulasan selama 3 hari dan 28 hari. Kekasaran permukaan enamel kelompok perlakuan lebih kecil daripada kelompok kontrol. Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan dengan lama pengulasan gel ekstrak cangkang kerang darah yang ditambahkan fluor pada kelompok perlakuan selama 28 hari Kata Kunci: Gel ekstrak cangkang kerang darah, fluor, kekasaran permukaan enamel, gigi sapi. Korespondensi: Sularsih, Bagian Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah, Jl.Arief Rakhman Hakim No.150, Sukolilo, Surabaya, Telp031-5945964,5945894, Fax. 5946261, Email :
[email protected]
kerang yang bagus yang diambil untuk
PENDAHULUAN Kerang
(Anadara
dibuat handycraft.Sisanya yang tidak
granosa) merupakan salah satu jenis
bagus dan berbau dibuang disekitar
kerang yang berpotensi dan bernilai
bibir
ekonomis
dikembangkan
pembuangan sampah dan menjadi
sebagai sumber protein dan mineral
limbah alam. Pemanfaatan cangkang
untuk memenuhi kebutuhan pangan
kerang darah dalam dunia medis, yaitu
masyarakat
potensi kalsium dari cangkang kerang
untuk
Indonesia.
masyarakat
Kebanyakan
Indonesia
menggunakan sebagai
Darah
daging
asupan
kerang
makanan
hanya saja dan
pantai
atau
di
tempat
darah sebagai bahan rehabilitas tulang dan gigi.1,2 Cangkang
kerang
darah
membuang kulit kerangnya.Banyaknya
mengandung kalsium yang tinggi.
sisa
Berdasarkan pemeriksaan dengan
cangkang
kerang
tidak
x-
dimanfaatkan karena dianggap tidak
ray fluorescence (XRF) dan x-ray
dapat didaur ulang. Hanya cangkang
diffraction
(XRD),
kandungan 48
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
cangkang kerang darah terdiri dari :
lebih tahan terhadap asam sehingga
CaO 97,93%, SiO0,17%, Fe2O3 0,04%,
dapat
MgO 0,85% dan lainnya kurang dari
demineralisasi
dan
1,00%3. Menurut Setiabudhi (2012)
remineralisasi
yang
terdapat
kadar
menghambat
kalsium
dalam
perbaikan karies.6,7
dan
proses
meningkatkan merangsang
penghentian
lesi
cangkang
kerang
darah
sebesar
98,61%4.
Kalsium
adalah
mineral
Karies gigi adalah suatu proses
penting untuk pertumbuhan tulang dan
terjadinya pelepasan kalsium pada
gigi dengan proses remineralisasi gigi5.
enamel,
Selain itu dibutuhkan pula fluor dalam
terjadinya
mencegah proses terjadinya karies.
permukaan gigi yang ditumpuki oleh
Adapun fluor dapat dijumpai di dalam
plak gigi. Enamel gigi disusun oleh
bahan makanan dan minuman.6
kristal-kristal yang terdiri dari berbagai
sehingga
menyebabkan
bercak
putih
pada
Pencegahan karies dengan fluor
mineral, komponen utamanya adalah
dapat dilakukan pada masa pra erupsi
kompleks calcium phosphate, yang
dan pasca erupsi. Tindakan yang
disebut
dilakukan
memberikan
merupakan mineral yang berperan
fluoridasi pada air minum sehingga
dalam pembentukan jaringan keras
gigi akan kuat dan tahan terhadap
gigi. Dari 1200 gram kalsium yang
serangan karies biasanya ini dilakukan
terdapat di dalam tubuh, sekitar 90%
pada masa pra erupsi, sedangkan pada
terdapat dalam jaringan keras (tulang
masa
dan
dengan
pasca
erupsi
salah
satu
hydroxyapatite.Kalsium
gigi).
Peningkatan
kebutuhan
diantaranya dengan berkumur-kumur
kalsium dapat terjadi pada masa
memakai
larutan
pertumbuhan, kehamilan, menyusui,
diperoleh
efek
fluor
topikal
sehingga dari
fluor
dan
defisiensi
kalsium.Kalsium
terhadap enamel. Cara fluor bekerja
mempunyai berbagai fungsi dalam
dengan
tubuh,
bakteri
menghambat plak
metabolisme
adalah
dapat
pembentukan tulang dan pembentukan
memfermentasi karbohidrat melalui
gigi.4 Kekasaran permukaan enamel
perubahan hidroksil apatit pada enamel
disebabkan
menjadi
hidroxyapatite, dan jika terlalu banyak
fluor
yang
diantaranya
apatit.
Pemberian
fluordapat menghasilkan enamel yang
maka
oleh
dapat
hilangnya
mengakibatkan 49
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
terbentuknya kavitas. Adanya fluoride
CPP-ACP ke bagian dalam email
pada saat pembentukan enamel atau
untuk menggantikan mineral yang larut
aplikasi
topikal
pada
permukaan
sehingga dapat terjadi remineralisasi.12
enamel
menyebabkan
penurunan
Fungsi dari kalsium dan fluoride
kelarutan
permukaan
enamel.
dengan
Penambahan fluoride mempengaruhi
adalah
kekerasan,
dan
pertumbuhan remineralisasi yang telah
stabilitas enamel. Apabila fluoride
hilang akibat terjadinya demineralisasi,
dalam
dimana fluoride masuk ke dalam
aktivitas
jumlah
menstabilkan
kimia,
sedikit enamel
akan dengan
pemberian
secara
untuk
enamel
rods
mempercepat
untuk
menghambat
menurunkan kelarutan terhadap asam,
kerusakan
menurunkan
dan
metabolisme kalsium dapat terjadi
meningkatkan remineralisasi.8 Kadar
tanpa harus terganggu oleh bakteri dan
fluoride yang sering digunakan pada
plak.13
demineralisasi
pasta gigi maupun tooth mouse adalah
pada
topikal
sehingga
Maki Oshiro (2007) menyatakan
9,10
bahwa
Berbagai metode serta teknik
permukaan
0,2%.
enamel,
ada
perbedaan enamel
kekasaran
pada
aplikasi
pencegahan karies sering dilakukan,
Casein
Phosphopeptide-Amorphous
salah
Calcium
Phosphate
satunya
meningkatkan email.
adalah
kekuatan Mathias
dengan permukaan (2009)
plus
fluoride
(CPP-ACP) selama 3 hari, 14 hari, dan 28
hari
secara
topikal
dengan
memperkenalkan suatu bahan yang
pengukuran SEM (Scanning Electron
dapat digunakan untuk pencegahan
Microscopy).14
karies, yaitu Casein PhosphopeptideAmorphous Calcium Phosphate plus fluoride
(CPP-ACP).11
Bahan
ini
Dari uraian di atas gel ekstrak cangkang
kerang
darah
yang
ditambahkan fluor memiliki potensi
berbentuk pasta berisi suatu protein
sebagai
bahan
yang
susu kasein yang mengandung mineral
remineralisasi. Oleh karena itu peneliti
kalsium fosfat dan fluoride. Email gigi
ingin mengetahui perbedaan besar
yang mengalami proses demineralisasi
kekasaran permukaan enamel gigi sapi
dapat diperbaiki dengan pemberian ion
(bovine) yang diulasi gel ekstrak
kalsium dan fosfat yang terdapat pada
cangkang
kerang
menunjang
darah
yang 50
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
ditambahkan fluor selama 3 hari, 14
dengan placebo) sebanyak 2x sehari
hari, dan 28 hari.
dan dibagi dalam kelompok T01 3 hari, T02 14 hari, T03 28 hari. kelompok perlakuan sebanyak 6 gigi insisivus
BAHAN DAN METODE Penelitian
ini
tergolong
sapi yang diulas etsa dan gel ekstrak
penelitian eksperimental laboratoris
cangkang
dengan
rancangan
ditambahkan fluoride sebanyak 2x
penelitian post test only group design.
sehari dan dibagi dalam kelompok T1 3
Sampel penelitian menggunakan gigi
hari, T2 14 hari, T3 28 hari.
menggunakan
insisivus sapi dengan kriteria, berusia ± 3
tahun,
mahkota
erupsi
dalam
kerang
darah
yang
Pengukuran dilakukan setelah 30 hari
menggunakan
alat
surface
keadaan utuh, mahkota tidak abrasi,
roughness tester dengan cara spesimen
mahkota tidak fraktur/ retak, mahkota
diletakkan dengan posisi melintang
tidak ada karies.15
pada meja alat pengukur (surface
Bahan yang digunakan pada saat penelitian
antara
lain
Etsa
asam
roughness) sampai jarum pengukur dapat
bergerak
bebas
phospat 37%, Normal saline, Saliva
permukaan
buatan, Sediaan gel ekstrak cangkang
Permukaan yang diukur rata ± 10 mm
kerang, Gigi sapi dari Rumah Potong
untuk
Hewan
kekasaran, yaitu pada bagian tengah –
Kedurus
Kota
Surabaya,
yang
menyentuh
dilewati
akan
jarum
diukur.
pengukur
fluoride, NaCl (Natrium Chloride),
tengah
KCl
CaCl2
dapat dipantau posisi jarum pengukur
(Calcium Chloride), NaHCO3, CmcNa
harus menyentuh permukaan spesimen
(Carboxyl Methyl Cellulose-Natrium),
dengan benar, yaitu menyentuh dengan
nipasin, dan nipasol.
tanpa tekanan.Tombol start ditekan
(Potassium
Teknik
Chloride),
sampel
maka alat jarum pengukur) akan
menggunakan simple random sampling
bergerak dengan kecepatan 1 mm/det.
dan dibagi menjadi 6 kelompok secara
Setelah selesai pengukuran, pada layar
acak,
kontrol
monitor akan ditampilkan data-data
sebanyak 6 gigi insisivus sapi yang
tentang keadaan permukaan spesimen,
hanya diulas etsa, tanpa gel ekstrak
yaitu Rz yang menunjukkan rata-rata
cangkang kerang darah (tetapi diulas
aritmatik lima perbedaan ujung puncak
dimana
pengambilan
labial. Pada layar monitor
kelompok
51
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
tertinggi dan ujung puncak terendah bentukan kekasaran terhadap panjang permukaan yang diukur dalam satuan mikron. Pengukuran tiap spesimen dilakukan sebanyak satu kali, serta spesimen pemotongan
tidak
perlu
baik
secara
dilakukan
3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
placebo gel ekstrak cangkang kerang darah (perlakua n)
3 14 28 hari hari hari
vertikal,
maupunhorizontal. Gambar 1. Grafik rerata hasil uji kekasaran
HASIL Nilai rerata dan simpang baku hasil uji kekasaran permukaan enamel
permukaan enamel gigi sapi antara kontrol dan kelompok perlakuan selama 3, 14, dan 28 hari
gigi sapi antara kontrol dan kelompok perlakuan selama 3, 14, dan 28 hari dapat dilihat pada tabel 1 dan gambar 1.
Tabel 1.Nilai rerata dan simpang baku hasil uji kekasaran permukaan enamel gigi sapi
Berdasarkan gambar 1, rerata besar permukaan enamel gigi yang diulasi gel ekstrak cangkang kerang darah
yang
ditambahkan
fluoride
selama 3, 14, dan 28 hari antara kelompok kontrol dan perlakuan, pada
antara kontrol dan kelompok perlakuan
kelompok
perlakuan
menunjukkan
selama 3, 14, dan 28 hari
hasil rerata yang lebih kecil. Diantara lama pengulasan gel ekstrak cangkang kerang darah ditambahkan fluoride selama 3,14, dan 28 hari rerata besar kekasaran permukaan enamel gigi yang
diulasi
selama
28
hari
menunjukkan rerata paling kecil. Rerata dan simpang baku hasil kekasaran permukaan enamel gigi sapi dianalisa
dengan
uji
saphirowilk
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal (p>0,05) sehingga memenuhi
52
Vol 8 No. 1 Februari 2014
persyaratan
ISSN : 1907-5987
menggunakan
uji
terhadap
lama
pengulasan
antara
parametrik. Uji Levene menunjukkan
kelompok kontrol dan gel perlakuan
nilai probabilitas > 0,05, maka asumsi
selama 3, 14, dan 28 hari dapat dilihat
homogen
pada tabel 3
terpenuhi,
sehingga
memenuhi persyaratan menggunakan Tabel 3. Taraf signifikan besar kekasaran
uji parametrik. Hasil uji independent sample test antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan selama 3, 14, dan 28 hari
permukaan enamel gigi sapi terhadap lama pengulasan antara kelompok kontrol dan perlakuan selama 3, 14, dan 28 hari.
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Taraf signifikan besar kekasaran permukaan
enamel
gigi
sapi
antara
kelompok plasebo dan gel ekstrak cangkang kerang darah selama 3, 14, dan 28 hari.
Hasil uji one-way anova besar kekasaran permukaan enamel gigi sapi terhadap
lama
kelompok Hasil uji independent sample test
pengulasan
kontrol
dan
antara
perlakuan
selama 3, 14, dan 28 hari menunjukkan
antara kelompok plasebo dan gel
bahwa
ekstrak cangkang kerang darah selama
bermakna pada kelompok gel ekstrak
3, 14, dan 28 hari menunjukkan bahwa
cangkang kerang darah 3 hari dan 28
tidak ada perbedaan yang bermakna
hari (p<0,05). Tidak ada perbedaan
(p>0,05). Dengan demikian tidak ada
yang bermakna antara hari ke 3 sampai
perbedaan dari hasil pengukuran besar
hari ke 14 maupun hari ke 14 sampai
kekasaran permukaan enamel yang
hari ke 28 (p>0,05) pada kelompok
dilihat
perlakuan,
perbandingannya
antara
terdapat
serta
perbedaan
pada
yang
kelompok
kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol tidak ada perbedaan yang
kontrol selama 3, 14, dan 28 hari.
bermakna pada hari ke 3, 14, sampai
Hasil uji one-way anova besar kekasaran permukaan enamel gigi sapi
hari ke 28 (p>0,05). Dengan demikian kelompok
perlakuan
menunjukkan
53
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
adanya perbedaan yang bermakna pada
adalah bahan organik dan air. Bahan
besar kekasaran permukaan enamel
anorganik pada enamel terdiri dari
gigi
kalsium 36,7%, fosfat 17,4%. Enamel
sapi
ekstrak
setelah cangkang
pengulasan kerang
gel darah
sebagian
besar
terdiri
dari
yangditambahkan fluor selama 28 hari
hidroksiapatit dan sebagian kecil fluor
dibandingkan kelompok kontrol yang
apatit.16 Kalsium merupakan mineral
diulasi dengan gel plasebo.
yang berperan dalam pembentukan jaringan keras gigi. Dari 1200 gram kalsium yang terdapat di dalam tubuh,
PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk
sekitar 90% terdapat dalam jaringan
mengembangkan
keras (tulang dan gigi). Peningkatan
pemanfaatan ekstrak cangkang kerang
kebutuhan kalsium dapat terjadi pada
darah yang ditambahkan dengan fluor
masa
dalam
menyusui,
menunjang
proses
pertumbuhan,
kehamilan,
dan
defisiensi
demineralisasi dan remineralisasi gigi.
kalsium.Kalsium mempunyai berbagai
Cangkang
memiliki
fungsi dalam tubuh, diantaranya adalah
kadar kalsium yang sangat tinggi,
pembentukan tulang dan pembentukan
diketahui
gigi.Fungsi
kerang
dari
darah
mulai
dilakukan
utama
kalsium
adalah
penelitian dalam dunia medis yang
mengisi kepadatan tulang.Jumlahnya
membutuhkan cangkang kerang darah
di tulang dan gigi terdiri dari 99%
untuk perkembangan dalam pembuatan
kalsium.
biomaterial
dalam tubuh, termasuk di dalam cairan
implan,
yang
dimana
berguna sumber
untuk kalsium
menjadi alasan utama dari penelitian tersebut.2
Setiabudhi
(2012)
Selebihnya
tersebar
luas
intraseluler dan ekstraseluler.4 Selain sangat
kalsium,
penting
peran
dalam
fluor proses
menyatakan bahwa terdapat kadar
remineralisasi dan demineralisasi gigi.
kalsium dalam cangkang kerang darah
Manfaat dari fluor itu sendiri berguna
4
sebesar 98,61%. Struktur jaringan gigi
untuk menghambat enzim yang terlibat
terdiri dari jaringan keras gigi (enamel,
dalam
dentin, sementum) dan jaringan lunak
pengangkutan
gigi (pulpa). Komponen enamel terdiri
glukosa dalam streptococcus oral dan
dari 96% bahan anorganik, sisanya
juga membatasi penyediaan bahan
pembentukan dan
asam
serta
penyimpanan
54
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
asam
Pada penelitian ini bahan fosfat (PO42-)
dalam sintesis polisakarida.13 Adanya
tidak digunakan karena tidak tersedia
fluor pada saat pembentukan enamel
dipasaran, dan hanya HPO42- yang
atau aplikasi topikal pada permukaan
dijual dipasaran. Berdasarkan teori
enamel
penurunan
Mount
(2005)
enamel.
HPO42-
tidak
cadangan
untuk
pembuatan
menyebabkan
kelarutan
permukaan
Penambahan
fluor
kekasaran,
mempengaruhi
aktivitas
kimia,
dan
stabilitas enamel. Apabila fluor dalam jumlah
sedikit
akan
keseimbangan
menyatakan
bahwa
berperan
dalam
HA
karena
HA
mengandung PO43- dibanding HPO42sehingga kristal HA akan larut.17
menstabilkan
Pada penelitian ini waktu yang
enamel dengan menurunkan kelarutan
digunakan
terhadap
menurunkan
ekstrak cangkang kerang darah adalah
meningkatkan
3, 14, dan 28 hari, karena berdasarkan
asam,
demineralisasi
dan
remineralisasi.8
dalam
pengulasan
gel
penelitian yang dilakukan Oshiro dkk
Hasil penelitian yang dilakukan
(2007) yang membandingkan porositas
oleh Maki Oshiro (2007) menyatakan
tubuli dentin dalam jangka waktu
bahwa
kekasaran
tersebut dengan menggunakan SEM
aplikasi
(Scanning Electron Microscopy) sudah
ada
permukaan
perbedaan enamel
pada
Casein
Phosphopeptide-Amorphous
cukup
Calcium
Phosphate
fluoride
pengaruh pengulasan.14 Pada penelitian
(CCP-ACP) selama 3 hari, 14 hari, dan
ini pengulasan gel ekstrak cangkang
28 hari secara topikal. Salah satu
kerang darah dalam sehari dilakukan
indikator
plus
efektif
untuk
mengetahui
terjadinya
proses
dua kali, hal ini mengacu pada
gigi
adalah
penelitian
remineralisasi
yang
dilakukan
oleh
pembentukan kembali sebagian kristal
Paramitha (2011) dan menurut aturan
apatit
larut
pemakaian yang dibuat oleh pabrik
dikarenakan demineralisasi, sehingga
pada penggunaan CCP-ACP.15 Alasan
mengurangi
lain bahwa kandungan yang terdapat
pada
enamel
yang
enamel
kekasaran dapat
yang
permukaan menyebabkan
terbentuknya kavitas.17 Selain
fluor,
pada
CCP-ACP
dan
sediaan
gel
ekstrak cangkang kerang darah yang fosfat
(PO42-)
ditambahkan
fluor
mempunyai
berperan dalam proses remineralisasi. 55
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
kesamaan bahan yaitu pada kadar
permukaan enamel. Lama pengulasan
kalsium dan fluoride.
gel ekstrak cangkang kerang darah
Pada penelitian ini menggunakan
yang ditambahkan fluor selama 14 hari
gigi sapi permanen insisivus rahang
belum
bawah
extracted).
terhadap perbedaan waktu pengulasan
permanen
antara 3 hari dan 28. Hal tersebut
insisivus rahang bawah pada penelitian
kemungkinan karena faktor sediaan gel
ini karena gigi insisivus sapi rahang
ekstrak cangkang kerang darah yang
bawah memiliki bentuk yang sama
ditambahkan
dengan bentuk gigi insisivus pada
konsistensinya masih terlalu padat
rahang bawah manusia, dan mudah
dibandingkan dengan bahan topikal
didapatkan
lain seperti CCP-ACP, sehingga terjadi
(bovine
Penggunaan
fresh
gigi
dari
sapi
rumah
potong
hewan.14,16
menunjukkan
pengaruh
fluor
dimana
kesulitan pada saat absorbsi. Selain itu
Hasil uji one-way anova besar
faktor bentuk anatomi gigi insisivus
kekasaran permukaan enamel gigi sapi
rahang bawah sapi yang berbeda-beda
terhadap
dan permukaan gigi yang kurang rata
lama
pengulasan
antara
kelompok perlakuan selama 3, 14, dan
pada
28 hari menunjukkan
kesulitan pada pengukuran.
perbedaan
secara bermakna pada lama pengulasan selama
28
hari.
ini,
menyebabkan
Fungsi dari kalsium dan fluoride
analisis
dengan
menunjukkan bahwa perkembangan
adalah
terjadi setelah pengulasan selama 28
pertumbuhan remineralisasi yang telah
hari, tidak ada perbedaan antara lama
hilang akibat terjadinya demineralisasi.
pengulasan selama 3 hari dan 14 hari,
Bahan
fluoride
dan 14 hari dengan 28 hari, tetapi ada
enamel
rods
perbedaan pengulasan antara 3 hari
kerusakan pada enamel dan akan
dan 28 hari. Jadi dapat disimpulkan
berikatan kuat dengan ion-ion bebas
bahwa lama pengulasan gel ekstrak
Ca2+ dan HPO42- membentuk kristal
cangkang
fluorapatit
kerang
Hasil
penelitian
darah
yang
pemberian
secara
untuk
topikal
mempercepat
masuk untuk
ke
dalam
menghambat
[Ca10(PO4)6(OH).F]
ditambahkan fluor selama 14 hari pada
sehingga metabolisme kalsium dapat
penelitian ini belum menunjukkan
terjadi tanpa harus terganggu oleh
pengaruh terhadap besar kekasaran
bakteri dan plak.13 Faktor - faktor yang 56
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
mempengaruhi kekasaran permukaan
dapat digunakan sebagai biomaterial
enamel pada manusia secara umum
kedokteran
dipengaruhi oleh diet yang tidak
terjadinya remineralisasi, serta dapat
seimbang terutama karbohidrat yang
menekan angka karies gigi di masa
tinggi
depan.
kandungan
tingginya
aktivitas
sukrosanya, bakteri
gigi
untuk
menunjang
karies
terutama bakteri Streptococcus mutans,
SIMPULAN
dan struktur gigi itu sendiri yang
Terdapat
perbedaan
yang
kurang baik.15 Pada penelitian ini
bermakna pada kekasaran permukaan
faktor lainnya yang mempengaruhi
enamel dengan lama pengulasan gel
pengukuran
permukaan
ekstrak cangkang kerang darah yang
enamel adalah lama waktu pengulasan
ditambahkan fluor selama 3 hari dan
gel ekstrak cangkang kerang darah
28 hari.
kekasaran
yang ditambahkan fluor. Dari hasil penelitian didapatkan rerata jumlah kekasaran permukaan
DAFTAR PUSTAKA 1.
PKSPL.
2004.
Pengembangan
enamel antara kelompok kontrol lebih
Penelitian Budidaya
dan
Perikanan
(Kerang Darah) di Kabupaten Boalemo
besar
dibandingkan
perlakuan. dengan
Hal
ini
pemberian
cangkang
kerang
kelompok menunjukkan gel
ekstrak
darah
kekasaran
dan PKSPL. Laporan Penelitian. p.24-15. 2.
Wheeler’s.
2003.
Dental
Anatomy,
Physiology, and Occlusion. United States.
yang
ditambahkan fluor dapat menurunkan besar
Provinsi Gorontalo. Kerjasama BAPPEDA
p. 6. 3.
Wiraningsih.
2010.
Sintesis
kalsium
permukaan
pirosofat dari kulit kerang darah (anadara
enamel.Semakin lama pengulasan gel
granosa) melalui metode presipitasi. Tesis,
ekstrak cangkang kerang darah yang ditambahkan
dengan
menurunkan
besar
fluor
Universitas Andalas. p.2-1. 4.
Mustakimah,dkk.
2012.
Decomposition
dapat
Study of Calcium Carbonate in Cockle
kekasaran
Shell. World engineering congres 2010, 2nd – 5th August, Kuching. Sarawak, Malaysia.
permukaan enamel. Lama pengulasan
Conference on advance Processes and
gel selama 28 hari signifikan berbeda dibandingkan lama pengulasan 3 hari.
Materials. Vol. 7, No. 1: 10 – 1. 5.
Setiabudhi M. 2012. Kadar kalsium gigi
Gel ekstrak cangkang kerang darah
sapi setelah pengulasan dengan gel ekstrak
yang ditambahkan fluor diharapkan
kerang darah (anadara granosa). Skripsi,
57
Vol 8 No. 1 Februari 2014
6.
Universitas Hang Tuah, Surabaya. p.9-5,
using CPP-ACP: An in vitrostudy. J
11-10, 18-13, 27-26.
Conserv Dent. Vol 12. p. 225.
Ito D. 2010. Optimal level of calcium intake
7.
ISSN : 1907-5987
for
caries
prevention.
Tesis.
casein phophopeptide-amorphous calcium
Universitas Kedokteran Gigi. Toronto. p.3-
phosphate pada white spot gigi desidui.
1.
Tesis,
Lubis S. 2001. Fluor dalam pencegahan
Yogyakarta. p. 78-71.
karies gigi. Skripsi. Universitas Sumatera
8.
Universitas
Gadjah
Mada,
14. Herdiyati Y. 2010. Penggunaan Fluor
Utara. Medan. p.10-3.
Dalam Kedokteran Gigi. Tesis, Bandung,
Angela A. 2005. Pencegahan primer pada
Universitas Padjadjaran. p. 12.
anak yang berisiko karies tinggi. Maj. Ked.
15. Oshiro M, Yamaguchi K, et al. 2007. Effect
Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 3 Juli–
of CCP-ACP paste on tooth mineralization:
September
an FE-SEM study. Journal of Oral Science.
2005:
134–130.
Medan:
Universitas Sumatera Utara. 9.
13. Afanty A. 2009. Pengaruh aplikasi pasta
Vol 49, no. 2: 120-115.
Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ. 2006.
Art
of
2011.
Perbandingan
kekasaran permukaan enamel terhadap
ed. Mosby Inc. St. Louis,
lama pengulasan Casein phosphopeptide-
Missouri. p.24-18, 122, 182, 246-8, 497-8,
amorphous calcium phosphate berfluoride.
517-8, 637.
Skripsi, Universitas Hang Tuah, Surabaya.
th
science
K.
operative
dentistry. 5
and
16. Paramitha
10. Arida D. 2009. Efek pemberian fluoride varnish di kedokteran gigi. Skripsi, USU. p. 6.
17. Nurliza C. 2002. Program Pencegahan Erosi Gigi Dengan Berkumur Larutan
11. Walsh LJ. 2010. MI paste, MI paste plus. Anthology
p. 25-20.
of
applications.
Baking Soda 1% Untuk Menurunkan Kadar Asam Sulfat di Dalam Rongga Mulut Pada
http://www.gcamerica.com/products/hp/MI
Karyawan Pabrik Alumunium Sulfat. Tesis.
Paste/mipaste_cookbook.pdf. Accesed 24-
Medan, Universitas Sumatera Utara. p.5
6-2010
18. Mount GJ, Hume WR. 2005. Preservation
12. Mathias J, S Kavitha, S Mahalaxmi. 2009.
and restoration of tooth structure. 2nd ed.
A comparison of surface roughness after
Knowledge book and software. Australia. p.
micro abrasion of enamel with and without
2, 25, 39, 87, 212.
58
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
LAPORAN PENELITIAN
Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Mangrove (Avicennia marina) Terhadap Kesembuhan Ulkus Traumatikus (The effect of the extract of mangrove leaf (Avicennia marina) towards the healing of traumatic ulcer) Arvian Novanolo Mendrofa, Isidora Karsini S*, Dian Mulawarmanti**
*Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah **Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah
ABSTRACT Background: Avicennia marina which has role in wound healing process, but its effect in wound healing in oral mucosa has not been researched yet. Purposes: To prove the effect of extract avicennia marina against traumatic ulcer and effective concentration of the extract of avicennia marina in traumatic ulcer healing. Methods: The subjects of this research are 25 wistar rats that were randomized into 5 different groups; K0 control, K1 were given hyaluronic acid, P1 were given extract of avicennia marina 10%, P2 were given extract of avicennia marina 20%, and P3 were given extract of avicennia marina 40%. The subject is wounded using amalgam stopper that has been heated before. Subject was given topical application once dailyuntil seven days. The ulcer diameter was measured at the second day and day 8 using caliper digital. The data obtained were analyzed using Kruskal-Wallis test.Results: The result showed signification of p<0,05, showing that there’s difference in diameters between two groups. The average diameter differences of traumatic ulcer among rats are: K0 =0.5700 mm ± .09721, K1 = 0.8380 mm ± .04438, P1 = 0.7240 mm ± .08385, P2 = 0.8440 mm ± .02074, and P3 = 0.9500 mm ± .03674. Conclusions: Avicennia marina extract concentration of 10%, 20% and 40% have effect in the healing of traumatic ulcer, and avicennia marina 40% is the most effective concentration against traumatic ulcer healing. Keywords:Avicennia marina, traumatic ulcer diameter, wound healing Correspondence: Isidora Karsini S, Department of Oral Pathology, Faculty of Dentistry, Hang Tuah University, Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Phone 0315912191, e-mail :
[email protected]
59
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
ABSTRAK Latar Belakang:Perawatan saluran akar adalah salah satu perawatan yang biasanyadilakukan untuk mempertahankan gigi yang telah terinfeksi oleh bakteri mixed pada saluran akar. Enterococcus faecalis adalah salah satu bakteri yang sering menyebabkan terjadinya kegagalan perawatan saluran akar. Ekstrak daun alpukat telah diketahui memiliki aktivitas antibakteri karena mengandung senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri. Berdasarkan penelitian sebelumnya ekstrak daun alpukat terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans yang merupakan golongan bakteri yang sama dengan bakteri Enterococcus faecalis. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat ada tidaknya daya hambat ekstrak daun alpukat dalam konsentrasi 25%, 50%, dan 100% terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis. Metode: Penelitian dilakukan dengan metode difusi pada media BHI agar dan diinkubasi secara anaerob pada 37°C selama 48 jam. Hasil: Hasil perhitungan rerata diameter zona hambat ekstrak daun alpukat dalam konsentrasi 25%, 50%, dan 100% masing-masing sebesar 8.99 mm, 10.73 mm, dan 11.82 mm, sedangkan pada kelompok kontrol positif (ChKM) sebesar 10.53 mm. Data kemudian dianalisis dengan uji ANOVA (one way) dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada seluruh kelompok karena nilai (p<0.05). Hasil uji LSD menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada seluruh antar kelompok kecuali kelompok ChKM dengan kelompok perlakuan konsentrasi 50% karena nilai (p>0.05). Kesimpulan: Ekstrak daun alpukat terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis Kata Kunci: Perawatan saluran akar, bakteri Enterococcus faecalis, ekstrak daun alpukat Correspondence : Isidora Karsini S, Bagian Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah, Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Telp 0315912191, e-mail :
[email protected]
tak sengaja, luka bakar dari makanan
PENDAHULUAN Ulkus pada
merupakan
jaringan
kerusakan yang
umumnya terjadi pada palatum, cedera
hilangnya
sebagian
akibat kuku jari yang mencungkil-
hingga
melebihi
cungkil mukosa mulut.2Prevalensi TU
membran basalis atau dapat mencapai
pada mukosa rongga mulut cukup
menyebabkan struktur
lamina
epitel
propia.
1
mukosa
dan minuman yang terlalu panas
Sedangkan,
ulkus
tinggi
yaitu
sekitar
83,6%.3
traumatikus adalah suatu lesi pada
Kebanyakan
orang
sering
rongga
mengabaikan
terjadinya
ulkus
olehbahan
mulut
yangdisebabkan
kimia,panas,
listrik,
traumatikus, padahal ulkus traumatikus
kekuatan mekanik, kontak dengan gigi
yang berkepanjangan atau resistensi
yang patah, cengkraman gigi tiruan
dan tidak kunjung sembuh atau luka
sebagian atau mukosa tergigit secara
yang
kurang
baikpenyembuhannya
60
Vol 8 No. 1 Februari 2014
dapat
menjadi
ISSN : 1907-5987
ulkus
traumatikus
kronis.4
antiradang
dan
Flavonoid
Akhir-akhir
ini
ini
mulai
antioksidan
antikarsinogenik.
berperan dengan
sebagai menghambat
digunakan asam hialuronat 0,2 %
peroksidasi dari lipid dan berpotensi
sebagai salah satu obat terapi ulkus
menginaktifasi oksigen triplet.8
traumatikus. merupakan
Asam suatu
ekstraselular
disekresikan jaringan.
bagian
dan
glikosaminoglikan
hialuronat
merangsang
MATERI DAN METODE
merupakan utama
selama
Asam
matriks
yang
perbaikan
Penelitian merupakan
yang
dilakukan
penelitian
true
experimental laboratory. Rancangan
hialuronat
dapat
penelitian ini adalah
penyembuhan
luka,
control group design. Sampel yang
migrasi, dan mitosis dari fibroblas dan
digunakan
sel epitel.5 Namun penggunaan asam
sebanyak 25 ekor tikus wistar jantan
hialuronat dapat menyebabkan alergi
dengan dasar pertimbangan sifat jenis
atau
dan
kelamin jantan yang lebih mudah
6
dikontrol dalam proses penyembuhan
Asam hialuronat terdapat di semua
karena tidak terpengaruhi oleh faktor
organ tubuh manusia, tetapi lebih
hormonal pada saat menstruasi. Tikus
banyak di jaringan mesenkimal.7
wistar dipilih sebagai hewan coba
reaksi
hipersensitivitas
harganya yang masih relatif mahal.
Avicennia salah
satu
mengandung
marina
jenis
merupakan
mangrove
beberapa
yang
dalam
post test only
penelitian
ini
karena memiliki metabolisme tubuh yang hampir sama dengan manusia.10
senyawa
Pada
penelitian
ini
tikus
metabolit sekunder seperti; saponin,
diadaptasi dalam kandang ukuran 40
flavonoid, dan triterpenoid. Saponin
cm x 30 cm x 14 cm dan ditempatkan
yang berperan sebagai antimikroba,
dalam ruangan yang cukup udara dan
antiradang, antibiotik, obat hemolitik,
cahaya. Makanan diberikan tiap pagi,
8
hipoglikemi, dan sitotoksik, selain itu
siang,
dari beberapa penelitian diketahui
minuman diberikan dalam botol 300
bahwa saponin dapat berfungsi sebagai
ml yang dilengkapi pipa kecil dan diisi
inflamasi.9
air matang. Hewan coba diadaptasikan
sebagai
selama 1 minggu untuk mendapatkan
antikanker Triterpenoid
dan
anti berperan
dan
malam.
Sedangkan
61
Vol 8 No. 1 Februari 2014
kesehatan
umum
ISSN : 1907-5987
yang
baik
dan
penyesuaian dengan lingkungan.11 Pada
hari
pertama
pada kelompok P2, aplikasi topikal gel daun mangrove Avicennia marina gel
masing-
40% pada kelompok P3. Aplikasiobat
masing tikus Wistar sebelum mendapat
secara topikal dilakukan 1 kali sehari
perlakuan dilakukan anastesi secara
selama 7 hari.
inhalasi dengan menggunakan ether
Dari hasil penelitian diatas maka
bertujuan agar hewan coba tidak
data
mengalami
saat
menggunakan statistik analitik dan
perlakuan awal. Kemudian membuat
kemudian dilakukan uji normalitas dan
ulkus dengan menggunakan amalgam
homogenitas.
stopper
ukuran
penelitian ini adalah skala data ratio.
penampang ± 3 mm yang telah
Bila data terdistribusi secara normal
dipanaskan diatas burner yang diberi
dan memiliki varian yang homogen
spiritus.
maka dilanjutkan dengan uji hipotesis
rasa
yang
Pada
sakit
pada
mempunyai
hari
kedua
dilakukan
penelitian
dengan
dianalisis
Skala
dengan
data
menggunakan
dalam
statistik
pengamatan apakah sudah terbentuk
parametrik yaitu One Way ANOVA
ulkus atau tidak. Jika sudah terbentuk
yang kemudian dilanjutkan dengan
ulkusyang ditandai dengan adanya lesi
menggunakan
berbentuk
putih
signifikan. Bila dalam uji normalitas
dengan sentral kekuningan yang berisi
distribusi data tersebut tidak normal
eksudat
tepi
ataupun tidak homogen maka dapat
Ulkus diukur
dilakukan transformasi data. Apabila
dengan menggunakan kaliper digital
setelah dilakukan transformasi data
yang dilakukan pada hari kedua dan
tetap tidak ada perubahan maka dapat
hari kedelapan.
dilakukan
bulat,
berwarna
fibrinosa
kemerahan (eritem).
dengan 1
LSD
uji
dengan
hipotesis
taraf
dengan
Aplikasi topikal aquades steril
menggunakan statistik non parametrik
pada kelompok K0, aplikasi topikal gel
yaitu Kruskal-Wallis yang kemudian
Asam hialuronat 0,2% pada kelompok
dilanjutkan
K1, aplikasi topikal gel daun mangrove
Mann-Whitney dengan taraf signifikan.
Avicennia marina
gel
dengan
menggunakan
10% pada
kelompok P1, aplikasi topikal gel daun mangrove Avicennia marina gel 20% 62
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
ANOVA yang kemudian dilanjutkan
HASIL Rerata
dan
simpangan
baku
dengan
menggunakan
LSD.
Data
selisih diameter penyembuhan ulkus
berdistribusi tidak normal atau data
traumatikus pada kelompok perlakuan
tersebut tidak homogen dilakukan
serta kelompok kontrol positif (asam
transformasi data.
hialuronat
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
0,2%)
dan
kelompok
kontrol negatif (aquadest) dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil rerata dan simpang baku selisih
diameter
penyembuhan
ulkus
traumatikus
Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal Dari
dan
(p > 0.05) pada semua kelompok,
diameter
namun berdasarkan tabel 3 diatas dapat
penyembuhan ulkus traumatikus diatas
dilihat bahwa varians data tidak sama
dapat
simpang
data baku
hasil selisih
dilihat
pengurangan traumatikus kelompok
rerata
bahwa
terjadi
karena memiliki nilai signifikansi (p <
diameter
ulkus
0.05). Dari hasil tersebut maka harus
paling
banyak
pada
dilakukan
perlakuan
ekstrak
daun
varians data sama.
transformasi
data
agar
mangrove Avicennia marina 40%. Sedangkan
pengurangan
diameter
ulkus traumatikus paling sedikit terjadi pada
kelompok
kontrol
Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Setelah Transformasi Data
negatif
(aquadest). Data di uji dengan menggunakan statistik parametrik yaitu One Way
63
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
Berdasarkan tabel 4 diatas dapat
Berdasarkan tabel 6 diatas dapat
dilihat bahwa varians data tetap tidak
dilihat bahwa terdapat perbedaan yang
sama karena memiliki nilai signifikansi
bermakna antara selisih diameter pada
(p < 0.05). Dari hasil tersebut maka
kelompok K0 dibandingkan dengan
sebagai alternatif dapat menggunakan
kelompok K1 (p=0.009), kelompok K0
uji non parametrik yaitu Kruskal-
dibandingkan dengan kelompok P1
Wallis.
(p=0.033), kelompok K0 dibandingkan dengan
Tabel 5. Hasil Uji Kruskal-Wallis
kelompok
P2
(p=0.009),
kelompok K0 dibandingkan dengan kelompok P3 (p=0.008), kelompok K1 dibandingkan dengan kelompok P3 (p=0.009), kelompok P1 dibandingkan
Berdasarkan
tabel
5
diatas
dengan
kelompok
P2
(p=0.012),
dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan
kelompok P1 dibandingkan dengan
selisih diameter antara dua kelompok
kelompok P3 (p=0.008), kelompok P2
karena memiliki nilai signifikansi (p <
dibandingkan dengan kelompok P3
0.05), untuk mengetahui kelompok
(p=0.009).
yang
mempunyai
bermakna
maka
perbedaan dapat
yang
dilanjutkan
dengan uji Mann-Whitney.
PEMBAHASAN Hasil penelitian yang di uji statistik rata-rata selisih diameter pada
Tabel 6. Hasil Uji Mann-Whitney
kelompok P2 lebih tinggi dibanding kelompok P1, K1 dan K0. Namun ratarata selisih diameter dari kelompok P2 tidak terlalu besar terhadap kelompok K1. Hal ini dimungkinkan karena P2 memiliki kadar kandungan saponin, flavonoid, asam amino, serta vitamin C yang tidak terlalu tinggi, sehingga
Keterangan: * : Mempunyai perbedaan bermakna (p <
dapat diasumsikan bahwa ekstrak P2 memiliki kemampuan yang hampir
0.05)
64
Vol 8 No. 1 Februari 2014
sama
dengan
ISSN : 1907-5987
K1
terhadap
penyembuhan ulkus traumatikus.
relatif
kecil,
tersebut
hialuronat oleh fibroblas selama tahap
kelompok K1 lebih tinggi dibanding
proliferasi.5
kelompok P1 dan kelompok K0. Hal
Proses
ini dikarenakan asam hialuronat adalah
traumatikus
komponen
kelompok
matriks
hal
didukung oleh adanya produksi asam
Rata-rata selisih diameter pada
terbesar
namun
ekstra
penyembuhan
ulkus
yang
terjadi
pada
berlangsung
lebih
P3
seluler yang sifatnya menarik air dan
optimal dibandingkan kelompok P1,
banyak ditemukan pada jaringan yang
kelompok P2, kelompok K1, dan
tumbuh atau rusak. Asam hialuronat
kelompok K0. Hal ini diduga karena
merupakan bagian penting dari matriks
kadar nutrisi yang terdapat dalam P3
ekstraseluler dan juga salah satu GAG
mencukupi kebutuhan metabolik bagi
utama
penyembuhan
yang
dikeluarkan
selama
ulkus
traumatikus,
perbaikan jaringan.5 Asam hialuronat
terutama pada fase proliferasi dimana
diproduksi oleh fibroblas selama fase
terjadi
proliferasi pada penyembuhan luka
membutuhkan banyak asupan energi.
merangsang migrasi dan mitosis dari
Selain itu, P3 memiliki kandungan
fibroblas dan sel epitel,5,12 selain itu
yang
dapat dimungkinkan karena kadar
penyembuhan ulkus traumatikus lebih
kandungan pada P1 seperti: saponin,
tinggi dibandingkan pada P1 dan P2.
flavonoid, asam amino, serta vitamin C
Kandungan
yang relatif rendah sehingga terjadi
seperti:
penyembuhan ulkus traumatikus yang
amino, serta vitamin C yang cukup
lebih
tinggi. Percepatan penyembuhan pada
baik
pada
kelompok
K1
dibandingkan P1.
P3
Rata-rata selisih diameter pada kelompok P1 lebih tinggi dibanding
proses
epitelisasi
berkhasiat
juga
produksi
terhadap
berkhasiat
saponin,
tersebut,
flavonoid,
didukung asam
yang
oleh
asam
adanya
hialuronat
oleh
fibroblas selama tahap proliferasi.5
kelopok K0. Hal ini dimungkinkan
Kelompok P1, P2, P3 dapat lebih
karena adanya kandungan pada P1
cepat
seperti:
asam
disebabkan banyak kandungan yang
amino, serta vitamin C. Sekalipun
terdapat dalam Avicennia marina yang
kandungan yang terdapat dalam P1
berperan dalam proses penyembuhan
saponin,
flavonoid,
dibandingkan
dengan
K0
65
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
dari ulkus traumatikus. Saponin dapat
acid, dan camosin.14 Asam amino
berperan sebagai anti mikroba, anti
glycine adalah asam amino dengan
radang, antibiotik, obat hemolitik,
konsentrasi tertinggi pada Avicennia
hipoglikemi, dan sitotoksik,8 selain itu
marina.
dari beberapa penelitian diketahui
Glycine merupakan salah satu
bahwa saponin dapat berfungsi sebagai
komponen utama pembentuk kolagen
antikanker dan anti inflamasi.9 Saponin
pada tubuh manusia yang bekerja
merupakan senyawa penting dalam
secara sinergis bersama asam amino
proses penyembuhan luka. Saponin
esensial lainnya untuk membentuk
dapat memacu pembentukan kolagen
sebuah polipeptida yang merangsang
yaitu protein struktur yang berperan
perbaikan
dalam proses penyembuhan luka.
penyembuhan,15 selain itu Avicennia
Senyawa
golongan
jaringan
dan
proses
flavonoid
marina juga mengandung vitamin C
dapat berperan sebagai antioksidan
yang cukup tinggi di bagian daun
dengan menghambat peroksidasi dari
15,32 mg.16
lipid dan berpotensi menginaktifasi 8
Vitamin
C
berperan
oksigen triplet, serta anti inflamasi
meningkatkan migrasi neutrofil dan
yang dapat mengurangi peradangan
transformasi limfosit, penting dalam
serta membantu mengurangi rasa sakit
sintesis kolagen, dalam pembentukan
bila
terjadi
pembengkakan
pendarahan
atau
ikatan antara
pada
ulkus
pembentukan
13
traumatikus.
serat kolagen yaitu triple
helix
colagen,dimana kolagen merupakan
Kandungan lain pada Avicennia
protein yang membantu pembentukan
marina yang berperan dalam proses
jaringan ikat dikulit ligament dan
penyembuhan
traumatikus
untuk menjaga daya tahan tubuh.5,17
adalah asam amino. Asam amino
Vitamin C diketahui bisa mempercepat
glisin, betaine, asparagine merupakan
penyembuhan
asam amino yang terdapat pada ekstrak
fungsinya yang juga dapat menangkap
Avicennia marina.8 Asam amino yang
radikal bebas sehingga memutus ikatan
berperan dalam proses penyembuhan
Reactive Oxygen Species (ROS).18
ulkus
luka yaitu, arginine, glycine, lysine, proline, glucosamine, D-glucoronic
ulkus
Berdasarkan
hasil
dikarenakan
penelitian
yang telah dilakukan, kelompok P3 66
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987 Philadelphia, US: Lippincott Williams &
memiliki penyembuhan paling cepat
Wilkins. p. 297-295.
dibandingkan dengan kelompok P1 dan P2. Sangat besar kemungkinan
4.
Mitchell RN, Kumar V, Abbas AK, Fausto N. 2009. Robbins and Cotran. Buku Saku
terjadi proses penyembuhan ulkus
Dasar Patologis Penyakit. Edisi 7 (Pocjet
traumatikus yang lebih cepat dengan
Companion
menggunakan
konsentrasi
to
Robbins
and
Cotran
th
edition).
Pathologic Basis of Disease, 7
ekstrak
Alih
Avicennia marina yang lebih tinggi.
bahasa:
Andry
Hartanto.
Editor:Inggrid Tania et al. Jakarta: EGC. h.75-29.
SIMPULAN
5.
Ekstrak memiliki
Avicennia pengaruh
kesembuhan
ulkus
Nutritional Support for Wound Healing.
marina
Alternative
terhadap
Number
traumatikus.
Medicine
4:
377-359.
Review.
Vol.8,
Available
from
http://www.pilodinal.org/_assets/pdf/nutriti on.pdf. Accessed in June 25th, 2012.
Konsentrasi ekstrak Avicennia marina 10% tidak memiliki pengaruh lebih
MacKay DND and Miller ALND. 2003.
6.
Kapoor, Pranav, Shabina Sachdeva, and Silonie
baik sedangkan konsentrasi 20%, 40%
Sachdeva.
2010.
Topical
Hyaluronic Acid in the Management of
terbukti memiliki pengaruh lebih baik
Oral
Ulcers.
Available
from
dibandingkan asam hialuronat 0,2%
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/P
terhadap
MC3132908. Accesed in August 8th 2012.
traumatikus. Avicennia
kesembuhan
ulkus
Konsentrasi
ekstrak
marina
40%
7.
2002. Oral Maxillofacial Infection. 4th
adalah
merupakan konsentrasi yang paling
Topazian RG, Goldberg MH, Hupp JR.
edition. USA: WB Saunders. p. 25.
8.
efektif.
Bayu A. 2009. Hutan Mangrove Sebagai Salah Satu Sumber Produk Alam Laut. Available
http://isdj.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/34209
DAFTAR PUSTAKA 1.
1523.pdf. Accessed in June 13th, 2012.
Regezi JA, Sciubba JJ, Jordan RCK. 2008. Oral Pathologic Correlations. 5th edition. St.
9.
Jakarta: PT. Argo Media Pustaka.
Langlais RP, Miller CS. 2000. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut Yang Lazim. Jakarta: Hipokrates. p. 94.
3.
Sendih S dan Gunawan. 2006. Keajaiban Teripang Penyembuhan Mujarab dari Laut.
Louis: WB Saunders. p. 24-21.
2.
from
10.
Rukmini Ambar. 2007. Regenerasi Minyak Goreng Menekan
Bekas
dengan
Kerusakan
Arang Organ
Sekam Tubuh.
Delong L,et al. 2008. General and Oral
Available
Pathology
http://p3m.amikom.ac.id/p3m69%20%20R
for
The
Dental
Higienist.
on
EGENERASI%20MINYAK%20GORENG
67
Vol 8 No. 1 Februari 2014
11.
12.
13.
ISSN : 1907-5987
%20BEKAS%20DENGAN%20ARANG%
extract (HTE). Boeletin Latinoamericano y
20SEKAM%20MENEKAN%20KERUSA
del Caribe de Plantas Medicinales y
KAN%20ORGAN%20TUBUH.pdf.
Aromaticas
Accesed at Desember 07, 2012.
Available
Kusumawati D. 2004. Biologi Hewan Coba
http://redalyc.uaemex.mx/redalyc/pdf/856/8
Bersahabat dengan Hewan Coba. Gajah
5615225012.pdf. Accesed on November 10,
Mada University Press. p. 22-5.
2012.
Murray RK, Granner DK, Mayes PA,
16.
No.5 :
429-414. from
Wibowo C, Kusmana C, Suryani A, Hartati Y, Oktadiyani P. 2009. Pemanfaatan Pohon
25. Jakarta: EGC. h. 680-662.
Mangrove Api-api (Avicennia spp) Sebagai Bahan Pangan dan Obat. Available from
Abdullah Y. 2008. Efektivitas Ekstrak Daun Paci-paci Leucas lavandulaefolia
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/
untuk Pencegahan dan Pengobatan Infeksi
123456789/45052/Pemanfaatan%20Pohon
Penyakit
%20Mangrove.pdf?sequence=1. Accessed
MAS
Motile
Aeromonad
dan Hematologi Ikan Lele Dumbo Clarias sp.
Available
in June 1st, 2012.
17.
Pongsipulung GR, Paulina VYY, Yos Banne. 2012. Formulasi dan Pengujian
from
http://repository.ipb.ac.id/handle/12345678
Salep Ekstrak Bonggol Pisang Ambon
9/57527. Accesed in Des 28th, 2012.
(Musa Paradisiaca Var. Sapientum (L.)) Terhadap Luka Terbuka Pada Kulit Tikus
Gam LH, et al. 2006. Proteomic analysis of snakehead fish (Channa Striata) muscle
Putih
tissue. Malaysian Journal Biochemistry and
norvegicus).
Molecular
fromhttp://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/p
Biology,
No
14:
Available
32-25.
px?FileName=584.pdf.
Accessed
on
November 29, 2012. Daud CKD,et al. 2010. Amino and fatty acid compositions in haruan traditional
Jantan
Alur
Wistar
(Rattus Available
harmacon/article/viewFile/462/370.
from
Accessed in Des 26th, 2012.
http://majlis.fsktm.um.edu.my/document.as
15.
9
Rodwell VW. 2003. Biokimia Herper. Edisi
Septicaemia Ditinjau dari Patologi Makro
14.
Vol.
18.
Niki E, N. Noguchi, M. Iwatsuki, and Y.Kato. 1996. Dynamics of Antioxidation by Phenolic Antioxidant: AOCS Press. p. 81.
68
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
LAPORAN PENELITIAN
Potensi Antibakteri Ekstrak Tumbuhan Mangrove Rhizophora mucronata Terhadap Pertumbuhan Bakteri Mixedperiodontopatogen (Antibacterial Potency Of Rhizophora mucronata’s Ekstrak AgainstMixedperiodontopathogen) Dwi Andriani*, Yoifah Rizka** *Biologi Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya **Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya
ABSTRACT Background: Mangrove especially Rhizophora mucronata is plant from coast that can be the alternative medicine as antibacterial in periodontal disease due to its componen tannin. Purpose:Todetermine the antimicrobial extracts of leaves, stems and roots of mangrove (Rhizophora mucronata) on periodontopathogen Mixed bacterial growth. Methods: This research was experimental laboratoris. Treatment group consisted of six(6) groups with different concentrations 1.56 %, 3.125 %, 6.25 %, 12.5 %, 25 %, 50%of extracts from roots , stems and leaves of Rhizophora mucronata. Negative control group DMSO 1%, whereas the positive control group was given tetracycline disc. Antibacterial examination of the mixed periodontopathogen by diffusion method in Mueller Hinton (MH) agar. Extract was prepared by percolation methods 83 % ethanol. Measurement of inhibition zone was using digital calipers (mm). All the data were analysed with Kruskall-walis and Mann Withney-U. Results:there is significant different (p=0; p <0.05) between extract the root, bark, and leaves of Rhizophoramucronatawith positive control at all concentrations. The root’s extract (p=0,317 and 0,85), barks’s extract (p= 0,536 and 0,127)and leave’s extract (p= 0,536 and 0,127)has no significant difference with the negative control, except Rhizophoramucronata bark is significant different with negative control at concentration of 25% (0,019) and 50% (0,019).Conclusion: Bark’s extract showed inhibit zone againts bacteria mixed periodontopathogen at concentration of 25% and 50%. Root and leaf extracts showed has no inhibitionagainst bacteria. Key words:Mixed periodontopathogen, mangrove, Rhizophora mucronata, antibacterial Correspondence: Dwi Andriani, Department of Oral Biology, Faculty of Dentistry, Hang Tuah University, Arif Rahman Hakim 150, Surabaya 60111 Indonesia, Phone 031-5912191, e-mail :
[email protected]
69
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
ABSTRAK Latar Belakang: Mangrove terutama Rhizophora mucronata adalah tanaman pantai yang dapat menjadi pengobatan alternatif sebagai antibakteri pada penyakit periodontal karena memiliki komponen tannin. Tujuan: Untuk menentukan daya antimikroba ekstrak daun, batang dan akar bakau (Rhizophora mucronata) pada pertumbuhan bakteri mixed periodontopathogen. Methods: Jenis Penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. Kelompok perlakuan terdiri dari enam (6) kelompok dengan konsentrasi yang berbeda 1,56%, 3,125%, 6,25%, 12,5%, 25%, 50% ekstrak dari akar, batang dan daun Rhizophora mucronata. Kelompok kontrol negatif DMSO 1%, sedangkan kelompok kontrol positif diberi tetrasiklin disc. Pemeriksaan antibakteri dari mixed periodontopathogen dengan metode difusi dalam Mueller Hinton (MH) agar. Ekstrak dibuat dengan metode perkolasi 83% etanol. Pengukuran zona hambatan menggunakan kaliper digital (mm). Semua data dianalisis dengan Kruskall-wali dan Mann Whitney-U. Hasil: ada perbedaan yang signifikan (p = 0, p <0,05) antara ekstrak akar, battang, dan daun Rhizophora mucronata dengan kontrol positif pada semua konsentrasi. Ekstrak akar (p = 0.317 dan 0,85), ekstrak batang (p = 0.536 dan 0.127) dan ekstrak daun (p = 0.536 dan 0.127) tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan kontrol negatif, kecuali ekstrak batang Rhizophora mucronata signifikan berbeda dengan kontrol negatif pada konsentrasi 25% (0,019) dan 50% (0,019). Kesimpulan: Ekstrak batang menunjukkan zona hambat terhadap bakteri mixed periodontopathogen pada konsentrasi 25% dan 50%. Akar dan daun ekstrak menunjukkan tidak memiliki hambatan terhadap bakteri. Kata kunci : Mixed periodontopatogen, mangrove, Rhizophora mucronata, antibakteri Korespondensi: Dwi Andriani, Bagian Biologi Oral, FakultasKedokteran Gigi Universitas Hang Tuah, Jl. Arif Rahman Hakim 150, Surabaya 60111 Indonesia, Telp 031-5912191, email :
[email protected]
peradangan dan juga perubahan resesif
PENDAHULUAN Penyakit periodontal merupakan
pada gingiva dan jaringan periodontal
kelainan dalam rongga mulut yang
disebabkan
memiliki prevalensi cukup tinggi di
spesifik dengan berbagai manifestasi
masyarakat hampir diseluruh dunia. Di
klinis,
Inggris, 54% orang dewasa memiliki
keradangan,
poket
kegoyangan gigi hingga terjadinya
periodontal
4
mm
lebih.1Levineet,almenemukan
atau 25,9%
dari subyek yang diteliti menderita
oleh
dimulai
mikroorganisme
dari
perdarahan,
kehilangan
tulang,
kehilangan gigi.4,5 Faktor
etiologi
utama
pada
periodontitis kronis dan agresif.2Di
penyakit periodontal adalah bakteri
Indonesia,
penyakit
yang berakumulasi pada dental plak
periodontal pada semua kelompok
(biofilm) dipermukaan gigi dan poket
umur
adalah
periodontal
prevalensi 96,58%.3 merupakan
Penyakit
gingiva (plaksubgingiva).6 Spesies sub
suatu
gingival tertentu kebanyakan terdiri
70
Vol 8 No. 1 Februari 2014
dari
bakteri
ISSN : 1907-5987
Gram-negatif
yang
ini
antara
lain
taninmemiliki
dihubungkan dengan etiologi penyakit
mekanisme
periodontal
ekstraseluler mikroba, sehingga dapat
destruktif
seperti
:
menghambat
enzim
Actinobacillus
mengakibatkan kematian pada bakteri
actinomycetemcomitans,Porphyromon
tersebut sedangkan kandungan lainnya
as gingivalis (P. gingivalis), Provotella
seperti Alkaloid, Flavanoid, Terpenoid
Intermedia
dan
dan
beberapa
spesies
7
bakteroid lainnya.
kemampuan
Selain perawatan scaling and root
Saponin
planningterkadang
juga
anti
memiliki
bakteri
dengan
merusak membran bakteri.10,11,12
dibutuhkan
Ekstrak
daun
Rhizophora
antibiotik sebagai terapi tambahan
mucronata memiliki efek antibakteri
untuk menurunkan jumlah bakteri
pada spektrum yang luas.13 Kulit
periodontal.8Meskipun
batang, daun, dan bunga Rhizophora
memiliki efek inhibitor kuat, diketahui
mucronata telah diteliti memiliki sifat
penggunaan
antibakteri
penyebab
antibiotik
telah
terhadap
menimbulkan fenomena baru dengan
positif
munculnya resistensi, reaksi alergi dan
negatif.12Dibidang
reaksi
toksik.9
kondisi
Berkaitan
tersebut,
antimikroba
alternatif
dengan
diperlukan yang
dapat
digunakan untuk menurunkan aktifitas
sebagai
batang
Rhizophora
alternatif
semakin
gram
kedokteran
gigi,
bakau
besar
mucronata
mempunyai
daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Mixed periodontopatogen.14 Berdasarkan
obat
gram
maupun
Ekstrak
bakteri. Pemanfaatan sumber daya alam
bakteri
latar
belakang
diatas dan adanya potensi antibakteri dari
tanaman
mangrove,
peneliti
berkembang penggunaannya karena
tertarik untuk membandingkan daya
sifatnya yang alami dan relative aman,
hambat ekstrak daun, kulit batang, dan
tumbuhan
akar
mangrove
Rhizophora
mangrove
dengan
mucronata
spesies
mucronatasalah satunya. Tumbuhan
Rhizophora
ini diketahui sebagai tanaman obat
bakteri
yang dapat digunakan untuk mengobati
sehingga dapat dijadikan bahan dasar
angina, desentri, hematuria dan lain-
pengobatan alternatif untuk penyakit
lain. Kandungan kimia aktif tumbuhan
periodontal.
Mixed
terhadap
periodontopatogen,
71
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
0,02µm.
METODE Penelitian ini termasuk jenis
Metode
antibakteri
pemeriksaan
terhadap
Mixed
penelitian laboratorium (Experimental
periodontopatogen dengan cara difusi
Research)
penelitian
pada media Mueller Hinton (MH).
experimental, dengan menggunakan
Sebelum melakukan inokulasi, bakteri
rancangan penelitian post test only
disetarakan dengan larutan Mc.Farland
control group design.Kelompok dibagi
0,5. Kertas saring yang sebelumnya
3 yairu kelompok kontrol positif (K1),
telah dicelupkan ke dalam ekstrak R.
Kelompok kontrol negatif (K2) dan
mucronata selama 10 detik kemudian
kelompok perlakuan (K3). Kelompok
diletakkan pada media agar kelompok
perlakuan terdiri dari enam kelompok
perlakuan. Untuk kelompok kontrol
yang diberi konsentrasi ekstrak dari
negatif, kertas saring dicelupkan pada
akar, batang dan daun
DMSO1% selama 10 detik, sedangkan
atau
Rhizophora
mucronata berbeda tiap kelompoknya
untuk
yaitu, 1,56%; 3,125%; 6,25%; 12,5%;
langsung
25%; 50%. Pada kelompok kontrol
Media agardiinkubator selama 2x24
negatif dengan DMSO1%, sedangkan
jam dengan suhu 370C dalam suasana
kelompok
anaerob. Pengukuran zona hambat
kontrol
positif
diberi
tetrasiklin disc.
kontrol
positif,
diletakkan
tetradisc
pada
media.
ekstrak Rhizophora mucronata yang
Metode ekstrak tumbuhan bakau
berupa area jernih di sekitar kertas
besar (Rhizophoramucronata) adalah
saring dengan menggunakan digital
ekstrak etanol 83% dari daun, batang
calipers (dalam satuan mm).
dan
akar
tumbuhan
Rhizophora
Semua
data
hasil
mucronata masing-masing 10g dengan
dilakukan
menggunakan
Perkolasi.
deskriptif dan analisis statistik dengan
mucronata
menggunakan SPSS 17.0.
Ektrak
metode
Rhizophora
tabulasi,
uji
penelitian tatistik
dilarutkan dengan larutan DMSO1% diencerkan sesuai dengan konsentrasi 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125% dan
HASIL PENELITIAN Setelah
dilakukan
rangkaian
1,56%. Proses pencampuran dengan
penelitian daya hambat ekstrak Akar,
menggunakan vortex dan disaring
Kulit Batang dan Daun Rhizophora
dengan microporus membrane
mucronata
Φ
dengan
beberapa 72
Vol 8 No. 1 Februari 2014
konsentrasi
terhadap
ISSN : 1907-5987
pertumbuhan
Tuah,
didapatkan berupa
data
hasil
rata-rata
zona
bakteri Mixed periodontopatogen di
pengamatan
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
hambat pertumbuhan adalah sebagai
Kedokteran Gigi Universitas Hang
berikut :
Gambar 1. Grafik Rerata Daya Hambat Tumbuhan R.mucronata
Berdasarkan
hasil
penelitian
Mann Withney-U dengan signifikansi
dengan menggunakan metode difusi
p<0,05,
diketahui daya hambat tertinggi pada
pertumbuhan
kontrol (+) yaitu diatas 20 mm.
periodontopatogen
Sedangkan
ekstrak
tumbuhan Rhizophora mucronata jauh
tumbuhan mangrove, terbesar pada
lebih rendah dibandingkan dengan
ekstrak
tetradisc
daya
batang
hambat
konsentrasi
50%
(Gambar 1). Terdapat perbedaan signifikan pada kelompok kontrol positif dan tiap
bahwa
daya bakteri
(Gambar
oleh
2).
hambat Mixed ekstrak
Hal
ini
menunjukkan bahwa tetrasiklin lebih baik
dibandingan
dengan
ekstrak
tumbuhanini.
kelompok. Hasil ini diperoleh dari uji
73
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
Gambar 2. Grafik signifikansi Mann Withney-U Tumbuhan Mangrove R.Mucrona
Hasil uji Mann Withney-U juga
penyakit
periodontal
menunjukkan tidak adanya perbedaan
periodontitis
yang
pemberian
signifikan
masing-masing
maka
terapi
antibakteri
dengan
merupakan
kelompok perlakuan dengan ekstrak
upaya
Rhizophora
terhadap
penyebab utama. Salah satu antibakteri
kelompok DMSO1% sebagai kontrol
atau antibiotik yang sering digunakan
negatif, kecuali pada kelompok kulit
adalah
batang dengan konsentrasi 25% dan
Tetrasiklin
50% (Gambar 2). Hal ini menunjukkan
antimikroba yang tinggi (26-28mm)
bahwa bagian kulit batang adalah yang
sesuai dengan The Classification of
terbaik dalam menghambat bakteri
Growth
Mixed
mucronata
periodontopatogen.
untuk
terutama
mengatasi
tetrasiklin terbukti
Inhibition 15
derivatnya.
memiliki
Response
oleh
Greenwood.
zona
karena tetrasiklin bekerja dengan cara
antibakteri adalah 7 mm dan pada
mengikatkan dirinya pada subunit 30S
konsentrasi
50% diameter zona 8,6
dari ribosom bakteri, sehingga dapat
mm, dibandingkan dengan kontrol
menghambat sintesis protein dengan
negatif
menghalangi
25%
(6mm)
diameter
memang
terdapat
perbedaan diameter zona hambatnya.
ini
efek
Pada
konsentrasi
Hal
dan
faktor
disebabkan
pelekatan
tRNA-
aminoasil yang bermuatan. Adanya gangguan sintesis protein pada bakteri berakibat
PEMBAHASAN Bakteri Mixedperiodontopatogen merupakan
etiologi
utama
pada
sangat
fatal
yaitu
terhambatnya atau terhentinya sintesis protein
dan
dapat
mengakibatkan
74
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
kematian sel bakteri.16 Namun setelah
menggunakan etanol p.a (83%) sebagai
diketahui bahwa tetrasiklin sebagai
pelarutnya.
antibiotik
mengingat lebih sederhana dan tidak
non
alamiah
memiliki
beberapa kekurangan seperti yang telah
dijelaskan
penggunaan
sebelumnya,
antibiotik
memerlukan
ini
digunakan
energi
untuk
12
pemanasan.
tidak
Pada konsentrasi 25% diameter
sesuai dengan aturan pakai dapat
zona antibakteri adalah 7 mm dan pada
menyebabkan residu dalam jaringan
konsentrasi
organ yang dapat menyebabkan reaksi
mm, dibandingkan dengan kontrol
alergi,
negatif
resistensi,
yang
Metode
dan
mungkin
keracunan sehingga cukup berbahaya.
9
50% diameter zona 8,6
(6mm)
memang
terdapat
perbedaan diameter zona hambatnya.
Selain itu tetrasiklin memiliki efek
Hasil uji Mann Withney-U
samping
menunjukkan tidak adanya perbedaan
pada
pemakaian
jangka
panjang dapat menyebabkan terjadinya
yang
disgenesis berupa perubahan warna
kelompok perlakuan dengan ekstrak
intrinsik gigi permanen yang sifatnya
Rhizophora
17
menetap.
signifikan
juga
masing-masing
mucronata
terhadap
Maka pemilihan ekstrak
kelompok DMSO1% sebagai kontrol
kulit batang Rhizophora mucronata
negatif, kecuali pada kelompok kulit
sebagai antibakteri alam alternatif
batang dengan konsentrasi 25% dan
dalam menangani penyakit periodontal
50%. Hal ini menunjukkan bahwa
merupakan
ekstrak kulit batang memiliki daya
pilihan
yang
dapat
diaplikasikan.
hambat walaupun kecil dibandingkan
Menggunakan tiga bagian dari
dengan kontrol maupun dengan ekstrak
bakau besar (Rhizophora mucronata)
dari akar dan daun. Menurut The
yaitu
dan
Classification of Growth Inhibition
mencari
bagian
Response oleh Greenwood,15 zona
termudah
dalam
hambat dibawah 10 mm dikatakan
mendapatkan bahan, mengingat bakau
tidak memiliki daya hambat sehingga
merupakan tanaman yang dilindungi.
konsentrasi 50% pada ekstrak kulit
Pembuatan
batang masih belum memenuhi syarat.
akar,
kulit
daundiharapkan terbaik
mucronata
dan
batang
ekstrak dilakukan
Rhizophora dengan
menggunakan metode perkolasi dan
Pada
penelitian
sebelumnya
oleh
yang
dilakukan
Firdianto14 daya 75
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
hambat yang paling efektif pada
p<0,05 didapatkan bahwa daya hambat
konsentrasi 80 mg/ml sebesar 13,55
pertumbuhan
mg/ml. Dengan konsentrasi diatas 50%
periodontopatogen
ekstrak
tumbuhan Rhizophora mucronata jauh
ini
dapat
pertumbuhan
menghambat
bakteri
Mixed
periodontopatogen.
bakteri
Mixed
oleh
ekstrak
lebih rendah dibandingkan dengan tetradisc. Terdapat beberapa alasan
Komponen
pada
ekstrak
yang menyebabkan hal ini dapat
tumbuhan mangrove ini mungkin saja
terjadi.
tidak cukup kuat untuk menghambat
periodontopatogen
pertumbuhan
bakteri
bakteri
Mixed
Pertama,
gram
Bakteri
Mixed
didominasi
oleh
negatif,
sedangkan
18
menyatakan
periodontopatogen dan hanya mampu
menurut Iskandaret.al
mengambat
pada
bahwa kandungan protein porin pada
konsentrasi yang rendah. Beberapa
membran terluar dinding sel bakteri
bakteri dengan metode ekstrak yang
gram
berbeda dapat dihambat oleh ekstrak
Kemungkinan porin yang terkandung
batang rhizophora jenis ini. Pimpliskar
pada
et.al
menyebabkan
bakteri
dalam
menyimpulkan
tertentu
penelitiannya
membran
bersifat
terluar
hidrofilik.
tersebut
molekul-molekul
batang
komponen ekstrak lebih sukar masuk
Rhizophora mucronata menghambat
ke dalam sel bakteri. Selain itu, 20 %
S.aureus, E.coli, dan S.typhi dengan
membran luar bakteri mengandung
konsentrasi 0,5 mg/mL dengan metode
lipid
pengekstrak water dan acetone, dan 1
sekunder ini sulit masuk ke dalam
mg/mL
dari
membran luar dinding sel, dimana lipid
ekstrak metanol dan etanol.19,20 Hal ini
ini berfungsi mencegah masuknya
menunjukkan metode ekstrak juga
bahan kimia dari luar. Kedua, ekstrak
mempengaruhi daya hambat bahan
yang digunakan adalah ekstrak kasar,
terhadap bakteri.
dimana
pada
ekstrak
negatif
pneumatophore
Berdasarkan
hasil
sehingga
ekstrak
senyawa
tersebut
metabolit
memiliki
penelitian,
kandungan senyawa polar dan non
diperoleh perbedaan signifikan pada
polar yang bersatu sehingga daya kerja
kelompok kontrol positif dan tiap
senyawa bioaktifnya kurang optimal.16
kelompok. Hasil ini diperoleh dari uji Mann Withney-U dengan signifikansi 76
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987 terhadap Ciprofloxacin berdasarkan teknik
SIMPULAN Ekstrak
kulit
Polymerase
batang
Chain
Reaction.
Jurnal
Kedokteran YARSI, 17 (1) : 020-011.
menunjukkan adanya zona inhibisi pada konsentrasi
8.
25% dan 50%,
Tanjung A. 2001. Pemberian Minosiklin padda
Perawatan
Fakultas
sedangkan ekstrak akar dan daun tidak
Kedokteran
Sumatera
menunjukkan zona inhibisi terhadap
Periodontal. Gigi
Utara.
Skripsi.
Universitas
Available
at
http://respiratory.usu.ac.id/bitstream/12345
bakteri Mixed periodontopatogen.
6789/8128/950600001.pdf. diakses 12 Juni 2013.
DAFTAR PUSTAKA 1.
9.
Daly, B., Watt, R. G., Batchelo, P. et.al.
3.
Saunders. p. 245-241.
edition, St Louis:
Levine L, V Baev, R Lev, A Stabholz and
Kandungan
Ashkenazi. 2006. Aggressive Periodontitis
Terkondensasi Pada Tegakan Rhizophora
Among Young Israeli Army Personel. J
mucronata
Periodontol, 77:1392-6.
Tumpangsari di Blanakan Purwakarta.
Tampubolon, Nurmala Situmorang. 2010. Karies
Gigi
Terhadap
dan
Penyakit
Kualitas
Hidup. at:
Zat
Pada
Ekstraktif
Ekosistem
11. Hidayaningtyas
Tanin
Tambak
P.
2008.
PerbandinganEfekAntibakteri SeduhanDaunSirih
(Piper
Air betle
Linn)
TerhadapStreptococcus
http://repository.usu.ac.id/handle/12345678
mutansPadaWaktuKontakdanKonsentrasi
9/20526 diakses 29 Januari, 2014.
yang
Hatta M. 2011. Penyakit Periodontal dan
UniversitasDiponegoro Semarang.
Hubungannya
dengan
Atherosklerosis.
Berbeda.
Skripsi
12. Ravikumar S, Gnanadesigan M, Suganthi P,
Skripsi. Universitas Hasanudin Makasar.
Ramalakshmi
Kamma JJ, Slots J. 2003. Herpesviral-
Potential of Chosen Mangrove Plants
bacterial
aggresive
Against Isolated Urinary Tract Infectious
periodontitis. J.Clin. Periodontal, vol 30:
Bacterial Pathogens. International Journal
426-420.
of Medicine and Medical Sciences Vol.
Yoshino
infection
T.
in
2007.
Genotypic
Phenotypic
and
Characterization
OfPorphyromonasGingivalis In Relation To Virulence.
Thesis,
Sweden:
Goteborg
Rieuwpassa I.E Deteksi
Mutasi
Porphyromonas
A.
2010.Antibacterial
2(3) pp. 99-94, Maret 2010.Available form: http:www.academicjournal.org/ijmms diaksespada: 9 Januari 2013. 13. Joel EL, Bhimba V. 2010. Isolation and characterization of secondary metabolites
University. p. 20-6. 7.
Clinical
10. Kariem, Ichwan Doel. 2002. Distribusi
Available
6.
2006. th
Dental Public Health. New York, Oxford
Periodontal
5.
FA.
Periodontology, 10
Dampak
4.
Carranza
2003. Trends in Oral Health. Essential
University Press. 2.
Newman MG, Takei HH, Klokkevoid PR,
dan
Hatta M.2009.
Gen Gingivalis
Gyrase
A
Resisten
from the mangrove plant Rhizophora mucronata . Asian Pacific Journal of Tropical Medicine. p. 602-4.
77
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
14. Firdianto G. 2013. Daya Hambat Kulit Batang
Spesies
Mangrove
Rhizophora
mucronata Terhadap Pertumbuhan Bakteri Mixed
Skripsi. Medan: Fakultas Kedokteran Gigi Unversitas Sumatera Utara. 18. Iskandar, Y., D. Rusmiati, dan R.R. Dewi.
periodonthopatogen.
2005. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Surabaya
Etanol Rumput Laut (Eucheuma cottonii)
:FakultasKedokteran Gigi Universitas Hang
Terhadap Bakteri Escherichia coli Dan
Tuah.
Bacillus cereus. Universitas Padjadjaran
KaryaTulisAkhir.
15. Greenwood.
1995.
Susceptibility Antimicrobial
Antibiotics,
(Sensitivity) And
Test,
Chemoterapy.
Mc.
Graw Hill Company, USA. 16. Rinawati
DN.
L.)
Evaluation
of
Antimicrobial
2008.
Mumbai Coast. Journal of Advanced Scientific Research, 3(3): 33-30. 20. Plimpiskar M, Shinde P, Savakare V,
Skripsi,
JadhavV, Jadhav BL.2012. Comparative
November
Performance of Antimicrobial Principles of
InstitutTeknologiSepuluh Surabaya, Jawa Timur. 2007.
2012.
TerhadapBakteriVibrio
alginolycticus.
17. Aprilisa.
19. Plimpiskar MR, Jadhav RN, Jadhav BL.
principles of Rhizophora species along
DayaHambatTumbuhanMajapahit(Crescent iacujute
Jatinangor, Sumedang.
Pengaruh
Mangroves Tetrasiklin
Terhadap Perubahan Warna Gigi Anak.
Mumbai
Rhizopora
Coast.
Species
Indo-Global
Along
Research
Journal of Pharmaceutical Sciences, Vol. 2 Issue
4:
429-426.
78
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
LAPORAN KASUS
Mini Screw sebagai Temporary Anchorage Devices pada Kasus Bimaxillary Dental Protrusion denganFree End Di Rahang Bawah (Mini Screw as Temporary Anchorage Devices in Bimaxillary Dental Protrusion and Free End Mandibular Posterior Teeth ) Arya Brahmanta Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya
ABSTRACT Background: Orthodontic treatment on the bimaxillary dental protrusion is to reduce the proclination of the mandibular and maxillary anterior teeth. Lost of posterior teeth (free end) often occured in adult cases and required additional skeletal anchorage. Purpose: Mini screw implant orthodontic as temporary anchorage devices is indicated to help this movement without worried about loss anchorage. Case: In this case report, a woman , 38 years old presented class I malocclusion with bimaxillary dental protrusion and free end mandibular posterior teeth.Case Management: The patient was treated using standart edgewise orthodontic appliance with mini screw implant as temporary anchorage devices.Conclusion: The result of this treatment indicated that mini screw can be consider an effective therapy choice Keywords: Bimaxillary dental protrusion, free end mandibular teeth, mini screw implant Correspondence : Arya Brahmanta, Department of Orthodonti, Faculty of Dentistry, Hang Tuah University, Arif Rahman Hakim 150 Surabaya. Phone (031) 5912191, Email:
[email protected]
79
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
ABSTRAK Pendahuluan: Perawatan Ortodonti pada kasus Protrusi bimaksiler adalah dengan cara mengoreksi proklinasi dari gigi geligi anterior rahang atas dan rahang bawah. Pada kasus kehilangan banyak pada gigi posterior (free end) seringkali dijumpai pada penderita dewasa, sehingga dibutuhkan penjangkaran yang kuat (skeletal anchorage). Tujuan: Mini screw implant orthodontic sebagai alat bantu penjangkaran yang bersifat sementara dapat digunakan untuk koreksi kelainan tersebut, tanpa kekhawatiran adanya kehilangan penjangkaran. Kasus: Pada laporan kasus ini , seorang wanita, usia 38 tahun dengan diagnosis Maloklusi kelas I Angle disertai Protrusi bimaksiler dan kehilangan gigi geligi posterior rahang bawah. Tatalaksana kasus: Penderita ini telah dirawat dengan menggunakan peranti cekat ortodonti (standart edgewise) dan mini screw implant sebagai alat penjangkaran tambahan sementara. Simpulan: Hasil dari perawatan ini menunjukkan bahwa miniscrew dapat dijadikan sebagai pilihan terapi yang efektif. Kata kunci: Protrusi bimaksiler, kehilangan gigi geligi posterior rahang bawah, mini screw implant. Korespondensi: Arya Brahmanta, Bagian Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah. Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya. Telp (031) 5912191, Email:
[email protected]
sementara
PENDAHULUAN Pada
perawatan
ortodonti,
penjangkaran merupakan faktor yang sangat penting diperhatikan untuk mencapai
hasil
perawatan
yang
(TADs)
temporary
anchorage devices. Salah satu jenis TADs adalah miniscrew. Miniscrew
banyak
digunakan
dalam perawatan ortodonti karena
maksimal. Menurut (Proffit, 2007)
mempunyai
penjangkaran
seperti metode insersi yang sederhana,
didefinisikan
sebagai
beberapa
pertahanan terhadap pergerakan gigi
nyaman
yang tidak diinginkan atau sebagai
kerjasama pasien, mudah aplikasinya
reaksi
dan merupakan alat penjangkar yang
dari
diinginkan
gigi
posterior
pada
yang
mekanoterapi
penutupan ruangan.1 Penjangkaran menjadi sedang
tidak
membutuhkan
kuat.1,2,3 Secara
umum,
miniscrew
terbagi
memiliki diameter 1,2 – 2 mm dengan
maksimum,
panjang 6 – 15 mm. Miniscrew
sendiri
penjangakaran dan
dan
keuntungan
minimal.
Untuk
digunakan
untuk
berbagai
tujuan
mendapatkan penjangkaran maksimum
dalam perawatan ortodontik, termasuk
salah satunya dapat diperoleh dengan
diantaranya adalah penutupan ruang,
implant
perawatan open bite, up righting gigi
sebagai
alat
penjangkar
80
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
posterior,intrusi gigi anterior maupun posterior dan retraksi gigi.
4
LAPORAN KASUS Penderita wanita, usia 38 tahun
Bimaxillary dental protrusion
datang ingin meratakan gigi atas dan
mempunyai karakteristik dentoalveolar
bawahnya
dari gigi anterior atas dan bawah yang
untukmemperbaiki
protrusif sehingga menyebabkan profil
Pasien belum pernah dirawat ortodonti
wajah menjadi cembung.5 Perawatan
sebelumnya.
kasus
yang
maju
penampilannya.
bimaxillary dental protrusion
ditujukan
untuk
mengurangi
kecembungan wajah dan protrusi bibir melalui retraksi gigi anterior
Diagnosa Pemeriksaan
ekstra
oral
yang
menunjukkan profil cembung, muka
dilakukan secara en masse untuk
ovoid, kepala brakisefalik dan bibir
menghasilkan perubahan profil wajah.6
inkompeten
Gigi posterior yang hilang (free
simetris.
dengan
bentuk
Pemeriksaan
intra
muka oral
end) dapat menimbulkan kerugian
kebersihan mulut sedang , fase geligi
pada
tetap. Mutilasi gigi regio 36,37,38 dan
gigi
tetangga
maupun
gigi
lawannya seperti terjadi drifting dan
46,47,48.
over erupsi pada gigi lawan. Pada
35.Pada pemeriksaan fungsional tidak
kondisi intra oral kehilangan banyak
didapatkan kelainan. Analisis model
gigi diregio posterior
didapatkan diskrepansi
maka akan
Mahkota
porselen
pada
rahang atas
menimbulkan kesulitan saat hendak
kurang tempat 7 mm dan rahang
melakukan retraksi gigi anterior karena
bawah kurang tempat 4 mm. Kelainan
diperlukannya penjangkar, untuk itu
kelompok gigi terdapat protrusi pada
dalam
akan
rahang atas dan pada rahang bawah.
menampilkan kasus bimaxillary dental
Tumpang gigit 2 mm dan jarak gigit 4
protrusion
yang
mm. Hubungan kaninus kanan dan kiri
kehilangan gigi posteriornya (free end)
atas terhadap kaninus kanan dan kiri
di rahang bawah dikoreksi dengan
bawah
bantuan miniscrew
implant sebagai
Kemungkinan etiologi adanya faktor
alat penjangkar sementara (TADs)
herediter bimaxillary dental protrusion
temporary anchorage devices.
dan mutilasi gigi regio 36, 37, 38 dan
laporan
pada
kasus
ini
pasien
gigitan
neutroklusi.
46, 47, 48. 81
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
Gambar 1. Foto extra oral dan intra oral pasien sebelum perawatan
Analisis sefalometrik didapatkan profil cembung FH-NP 83º , NAP 7º
dengan hubungan maksila dan
mandibulaterhadap basis kranium :
Gambar 2. Foto panoramic dan lateral
SNA 78º; SNB 76º ; ANB
cephalometri pasien.
2
º;dengan inklinasi RA RB protrusi IRencana
grs NA 35º ; I-grs NB 55º ; Inter Insisal
88º
protrusion lunakdengan
(bimaxillary ).
Analisis Rickett’s
dental jaringan Lip
Analysis:bibir atas dan bibir bawah maju. Analisis foto panoramik terlihat mutilasi pada regio 36,37,38 dan 46,47,48. Supra posisi pada regio 16,17 dan 26,27. Sisa akar pada regio 48.Mahkota gigi tiruan tetap pada regio 45.
untuk
koreksi
protrusion
perawatan
adalah
Bimaxillary
dengan
dental
pencabutan
premolar pertama kanan dan kiri di rahang atas dan dengan menggunakan mini screw implant ortodonti untuk retraksi secara en masse pada gigi anterior rahang bawah. Pada kasus ini tidak
diperkenankan
adanya
kehilangan penjangkaran dan dengan adanya free end di rahang bawah maka diputuskan menggunakan mini screw implant
ortodonti.
Pada
akhir
perawatan akan dilakukan pembuatan gigi tiruan pada regio posterior rahang bawah. 82
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
TATA LAKSANA KASUS Perawatan Pertama pasien diinstruksikan untuk menjaga kebersihan mulutnya, pembersihan karang gigi, pencabutan sisa akar pada regio 48 dan pencabutan regio
14,24
sebelum
dilakukan
perawatan ortodonti aktif. Dilakukan tahap
leveling dan
aligning pada rahang atas dan rahang
Gambar 3. Pemasangan miniscrew implant
bawah hingga busur mencapai ukuran
pada free end rahang bawah
0,016 NiTi. Hal ini kemudian diikuti dengan penempatan 2 buah mini screw implant ortodonti diameter 1,8 mm dan
Kemajuan perawatan Kontrol
dilakukan
setiap
4
panjang 8 mm, di regio molar pertama
minggu sekali untuk mengganti elastik
rahang bawah
chain disesuaikan
sebagai
kemudian
satu
dilakukan
retraksi
penjangkar
minggu
kemudian
regio
anterior
dengan kekuatan
yang dibutuhkan dan juga memeriksa keadaan
klinis mini
screw implant
dengan elastik chain. Distalisasi pada
ortodonti (mobilitas). Dalam 18 bulan
regio
dicapai hasil retraksi yang dinginkan.
35,34,33,43,44,45.
Retraksi
kaninus atas kanan dan kiri guna
Relasi
mempersiapkan tempat untuk koreksi
anterior pada
bimaxillary
protrusion.
dilanjutkan. Protrusi gigi anterior atas
Releveling dengan busur ukuran 0,016
dan bawah berkurang. Perubahan pada
x 0,016 NiTi.
ekstra oral terlihat baik, kecembungan
dental
kaninus
Kelas
I. Retraksi
rahang atas masih
wajah pasien berkurang dan pasien merasa puas dengan perubahan pada profil wajahnya. Upaya perrbaikan masih
terus
didapatkan
dilakukan hasil
dan
sampai stabilitas
perawatan ortodonti yang maksimal.
83
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
palatum, retro molarpad, korteks bukal maksila dan mandibula. Penempatan mini implant perlu mempertimbangkan anatomi
jaringan
lunak,
jarak
interradikuler, morfologi sinus, lokasi saraf
dan
kedalaman
tulang
Gambar 4. Kemajuan perawatan, perubahan
bukolingual. Selain hal tersebut yang
proklinasi anterior rahang atas dan bawah
perlu dipertimbangkan saat memasang mini implant adalah kualitas tulang
PEMBAHASAN Mini
yaitu rasio antara korteks dan trabekula
implant
miniscrew
/
ortodonti
plates
/
merupakan
tulang. Dimana korteks tulang lebih kuat,
tahan
terhadap
deformitas
Temporary anchorage device (TADs)
daripada
yang digunakan
menambah
makin tebal korteks tulang makin
perawatan
stabil. 10
penjangkaran ortodonti.
Mini
untuk pada implant
tulang
trabekular,
maka
ortodonti
Posisi pemasangan miniscrew
membutuhkan osseointregrasi untuk
harus diperhatikan dengan baik untuk
stabilitas. Salah satu keuntungan dari
keberhasilannya. Menurut Park et al,
sistem ini adalah dapat meletakkan
posisi pemasangan miniscrew adalah
penjangkar yang bersifat kuat, stabil,
dengan sudut 300– 400 terhadap sumbu
absolut di regio anterior maupun
gigi pada maksila, sedangkan pada
posterior sehingga kekuatan dapat
mandibula sebaiknya bersudut 10
langsung dan terkontrol.
7,8
Miniscrew
mempunyai diameter antara 1,3 – 2,0 mmdengan panjang antara 6 – 15 mm.
20
0
0
–
terhadap sumbu gigi. Sudut yang
tajam saat insersi dapat menyebabkan
9
iritasi jaringan lunak dan miniscrew
Menurut Miyawaki kestabilan
dapat meleset dari kontaknya dengan
miniscrew sebagai penjangkar di regio
tulang kortikal.9 Pada pengguanaan
posterior dipengaruhi beberapa faktor
miniscrew untuk retraksi anterior perlu
seperti densitas tulang dan ketebalan
diperhatikan ketinggianya agar gaya
tulang kortikal. Tempat insersi Mini
dapat melalui center of resisitance dari
implant tergantung indikasi dan faktor
gigi anterior
biomekaniknya,sering terdapat pada
dapat lebih maksimal.11
sehingga hasil retraksi
84
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
Perawatan ortodonti pada kasus Bimaxillary
dental
protrusion
DAFTAR PUSTAKA 1.
WR.
2007.
Contemporary
Orthodontic. 3 rd . St. Louis : Mosby, Inc.
ditujukan untuk mengurangi proklinasi gigi insisif atas dan bawah serta
Profft
p. 685 – 677 2.
Park S, Bae M, Kyung M, Sung H. 2004.
mengurangi proklinasi bibir atas dan
Micro – implant anchorages for treatment
bawah. Pada rahang atas dilakukan
of skeletal Class I bialveolar protruison. J
pencabutan
pada
regio
premolar
Clin Orthod. p. 74 , 710 - 703 3.
Kyung HM, Park S, Bae SM, Sung JH,
pertama untuk tempat bagi koreksi
Kim IB.2003. Development of orthodontic
prokinasi gigi anterior rahang atas.
micro – implants for intraoral anchorage. J
Pada rahang bawah tidak dilakukan
Clin Orthod, 37(6) : 321-8
pencabutan gigi dikarenakan telah
4.
Young CP,Seung YL, Doo HK, Sung HJ. 2003. Intrusion of posterior teeth using mini
terdapat banyak ruangan pada regio
– screw implants. Am J Orthod Dentofacial
36, 37, 38 dan 46, 47, 48 karena
Orthop, 123:694- 690.
mutilasi
untuk
pemasangan
itu
miniscrew
dilakukan
5.
2005. Bimaxillary dentoalveolar protrusion:
implant
Traits and Orthodontics correction. Angle
ortodonti sebagai (TADs) temporary anchorage devices agar bisa digunakan
Bills DA, Handelman CS, Be Gole EA.
Orthod, 75: 339-333. 6.
Leonardi R, Annunziata A, Licciardello V, Barbato E. 2010. Soft tissue Changes
sebagai penjangkar saat dilakukan
following the extraction of premolars in
koreksi en masse gigi anterior rahang
non growing patient with bimaxilarry
bawah yang mengalami proklinasi.
protrusion. Angle Orthod, 80 : 216- 211 7.
Nanda R, Kapila S. 2010. Current Therapy in Orthodonthic , Mosby Elsevier.
SIMPULAN 8.
Pemakaian miniscrew implant
Clinical Applications of the Miniscrew
ortodonti lebih efisien dan efektif bila dibandingkan dengan alat ortodontik lainnya pada kasus bimaxillary dental
Canaro A, Velo, Leone, Siciliani. 2007.
Anchorage System. J Clin Orthod. 9.
Park HS, Jeong SH, Kwon OW. 2006. Fsctor affecting the clinical succes of screw implants used as orthodontic anchorage.
protrusion dengan free end dirahang
Am J Orthod Dentofacial Orthop, 130: 25 –
bawah. Miniscrew implant ortodonti
18.
sebagai (TADs) temporary anchorage devices
dapat
penjangkar
pada
dipakai gerakan
anterior secara en masse.
sebagai retraksi
10. Miyawaki, et al. 2003. Factor associated with the stability of titanium screw placed in the posterior region for orthodontic anchorage. Am J Orthod Dentofacial Orthop, 124: 378- 373.
85
Vol 8 No. 1 Februari 2014 11. Moon CH, Lee DG, Lee HS, Im JS, Baek SH. 2008. Factor associated with the succes
ISSN : 1907-5987 upper and lowwer posterior buccal region. Angle
Orthod,
78:
106-01.
rate of orthodontic miniscrew placed in the
86
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
LAPORAN KASUS
Oral Candidosis pada Ibu Rumah Tangga (IRT) yang Didiagnosis HIV dan AIDS (Oral candidosis on a house wife with HIV & AIDS diagnosis ) Dwi Setianingtyas*, Nafiah*, Cane L*, Astrid P**,Ramadhan HP*** *Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah dan poli Oral DiagnosisGigi dan Mulut RSAL Dr Ramelan Surabaya. **Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya *** Radiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya.
ABSTRACT Background: Oral candidosis is a mucocutaneus desease. It is be attacking for several circumstance, which decreased imun system condition, such as HIV & AIDS infection. Objective: This paper reported the management of oral candidosis on a house wife 53 years old with HIV infection. Case management: The therapy drugs had been given were, topical antimicotic, systemic antimicotic, multivitamin, mouth wash, borax glyserin and milk peptisol contain ismacronutrient and micronutrient. Beside drugs the above suggestion for good oral hygiene. Conclusion: The management of oral candidosis must to be joint good oral health and good nutrition.. Key words: Oral candidosis, management, house wife, HIV infection Correspondence: Dwi Setianingtyas, Department of Oral Pathology, Faculty of Dentistry, Hang Tuah University,Arief Rahman Hakim 150 Surabaya 60111,Phone (031) 5945864, Ext 204, Fax : 031-847, Email :
[email protected]
87
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
ABSTRAK Latar belakang: Oral candidosis adalah penyakit mukokutan. Menyerang pada beberapa keadaan yang menurunkan sistem imun, seperti infeksi HIV & AIDS. Tujuan: Tulisan ini melaporkan tatalaksana kasus oral candidosis pada ibu rumah tangga, usia 53 tahun. Tata laksana kasus: Diberikan obat-obatan berupa anti jamur topikal, antijamur sistemik, multivitamin, obat kumur, borax glyserin dan susu peptisol yang berisi mikronutrient dan makronutrient. Disamping obat-obatan juga diedukasi untuk peningkatan oral hygiene. Kesimpulan: Tata laksana kasus dari oral candidosis harus ada erpaduan pada kesehatan mulut dan nutrisi yang bagus Kata kunci :Oral candidosis, tatalaksana, ibu rumah tangga, infeksi HIV Korespondensi: Dwi Setianingtyas, Bagian Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah. Jl. Arief Rahman Hakim 150 Surabaya 60111, Telp. (031) 5945864, Ext 204,Fax : 031-847, Email :
[email protected]
mengandung, persalinan dan menyusui
PENDAHULUAN Sebagaimana
kita
maklumi
)
;
(2)
secara
transeksual
bersama bahwa kasus HIV & AIDS
(homoseksual); (3) secara horisontal,
(Human Immunodeficiency Virus &
yaitu kontak antar darah atau produk
Acquired
darah
Immuno
Deficiency
yang
terinfeksi.2.3
AIDS
Syndrome) di Indonesia akan terus
dikelompokkan dalam infeksi menular
bertambah banyak, Oleh karena itu
seks (IMS) karena paling banyak
petugas
para
ditularkan melalui hubungan seks (95
dokter dituntut untuk lebih waspada
%).4 Dari Keterangan diatas pada
terhadap berbagai macam kelainan
transmisi yang secara transeksual bisa
yang berhubungan dengan infeksi HIV
terjadi
& AIDS. Beberapa kelainan di Rongga
pekerjaannya tinggal berjauhan dan
mulut dan kulit bahkan menjadi gejala
dalam
klinis pertama yang dapat mudah
sehingga memungkinkan suami harus
dikenal dan dilihat pada orang dengan
berhubungan dengan PSK (Perempuan
infeksi HIV & AIDS tersebut.1
Pekerja
kesehatan
utamanya
Transmisi (penularan) HIV &
waktu
suami
yang
lama
Sosial).
dengan
Pada
karena
istri,
hubungan
dengan PSK yang tanpa pengaman,
AIDS masuk ke dalam tubuh manusia
akan
melalui 3 cara, yaitu : (1)
Penyakit
secara
pada
mengakibatkan Menular
tertularnya
Seksual,
disini
vertikal dari ibu yang terinfeksi HIV &
adalah HIV & AIDS. Selanjutnya bila
AIDS
suami sudah pulang, pasti si suami
masuk
ke
anak
(selama
88
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
akan berhubungan suami istri juga
diri berupa Universal Precaution (UP)
tanpa
baik
pengaman.
kemungkinan
besar
pekerjaannya
sebagai
Sehingga istri
bagi
kita
sebagai
operator,
yang
perawat gigi juga penderita lain yang
Rumah
selanjutnya akan kita rawat, sehingga
Tangga (IRT) ikut terjangkit penyakit
terhindar dari transmisi (penularan)
infeksi HIV & AIDS.2.5
secara horizontal.
Ibu
Dari tulisan artikel di Jawa Pos (30 November 2011) yang mendapat
LAPORAN KASUS
sumber dari Dinas Kesehatan Jawa
Pada tanggal 29 Desember 2011
Timur (Jatim), bahwa profesi IRT
datang ke salah satu Rumah Sakit di
rawan kena HIV & AIDS.Bahkan
Surabaya,seorang perempuan 53 tahun
jumlahnya dua kali lebih banyak
dengan keluhan gigi kiri atas (64)
daripada profesi PSK.Kasus HIV &
goyang dan ingin membuat gigi tiruan
AIDS di Jatim berdasar pekerjaan
baru.Sebenarnya
hingga
pernah mempunyai gigi tiruan, tapi
September
2011,
profesi
terbanyak adalah IRT (639 penderita).
hilang
Terbanyak
dengankesibukan
kedua
setelah
profesi
wiraswasta.6 Tujuan
penderita
ketlisut
sudah
bersamaan
ketika
suaminya
meninggal dunia secara mendadak. penulisan
ini
untuk
Kurang lebih 9 bulan yang lalu
melaporkan tata laksana kasus Oral
(Maret2011). Penderita bercerita sejak
Candidosis (OC) pada penderita yang
suaminya meninggal, Berat Badannya
diagnosisnya ditegakkan berdasarkan
turun sekitar 10 kg karena tidak bisa
anamnesis, manifestasi klinis yang
makan dan
karakteristik dan ditegakkan dengan
teringat suami. Penderita sedang dalam
pemeriksaan
Dengan
perawatan di Dokter spesialis Penyakit
demikian penting bagi dokter gigi
(Internist) dalam karena seluruh mulut
untuk mengetahui secara klinis lesi
terdapat
khas rongga mulut pada penderita HIV
sariawan yang sangat nyeri. Penderita
& AIDS.Hal ini perlu agar dapat
sudah menghabiskan sebanyak 5 botol
mendeteksi lebih dini dan memberikan
obat Nystatin Oral suspension (yang 1
tata laksana secara tepat dan adekuat.
botol mendapat resep dokter, yang 4
Paling penting adalah untuk proteksi
lagi beli sendiri), Dari anamnesis
laboratorium.
dilanda kesedihan bila
bercak
keputihan
disertai
89
Vol 8 No. 1 Februari 2014
sementara
penulis
ISSN : 1907-5987
mulai
curiga
penderita menderita HIV & AIDS.
laborotorium
patologi
klinik
didapatkan CD4 =84 dan CD3 =186.
Penulis kemudian menggali lebih
Pada tanggal 19-12-2011.Lidah masih
dalam lagi tentang riwayat kesehatan
sariawan, warna putih, badan lemah,
selanjutnya.
meninggal
kemarin muntah dan diare sehari 3
dikarenakan udun dan herpes pada usia
kali.Tensi : 110 / 90. Di konsul ke poli
yang relatif muda , yaitu 57 tahun.
Gastro Intestinal dengan Diagnosis
Suami penderita bekerja sebagai pelaut
masih
yang dan pulang setiap 6 bulan sekali.
sekitar 3 bulan, mual : positif , muntah
Penderita juga bercerita pada kulitnya
: positif
timbul
bila
Erystatin, prednisone dan ada beberapa
mengkomsumsi obat-obatan tertentu.
yang tidak terbaca pada rekam medis
Oleh dokter spesialis penyakit dalam
penderita.
Suami
bercak
kehitaman
setempat di konsul ke VCT (Voluntary
OC.
Didapatkan
dan diare : positif. Terapi
Hasil pemeriksaan laboratorium
Counselling Testing), tapi penderita
klinik
mengaku , bila
didapatkan Lekosit
hasilnya
negatif.
stomatitis
pada
tanggal
6-12-2011
: 5800 (Normal
Penderita juga mengaku sulit makan,
4000 – 10 000/mm), Hemoglobin :
bila ingin makan, maka makanan
10,7 (Normal 11,5–16) dan Trombosit
tersebut harus di blender dulu.
: 315 000(Normal 150– 450 rb/
Riwayat
pemeriksaan
di
mm3).Pada tanggal 12-6- 2011 yang
poliklinik terkait didapat kan. Pada
lalu juga ada riwayat Gula Darah
tanggal
Puasa 178 (Normal 76- 110).
5-12-2011.
Internist
menemukan lidah putih. Diagnosisnya
Pada pemeriksaan Intra Oral
OC. Mendapat terapi Sohobion dan
pada regio palatum molle kanan dan
Interhistin 10 tablet untuk dikomsumsi
mukosa labial kiri atas menunjukkan
masing-masing
dan
adanya bercak keputihan seperti kepala
tablet
susu, dapat dikerok, meninggalkan
diminum sehari 3 kali, tanpa dijelaskan
daerah kemerahan, multiple, batas
dosisnya.
jelas, bentuk ireguler dan nyeri. Selain
ketokonazol
sehari sebanyak
sekali, 20
Pada tanggal 6-12-2011 hasil konsul dari poli VCT penderita di
itu pada mukosa bucal fold regio kiri atas
ada
ulser,
singel,bentuk
diagnosis Suspect HIV & AIDS. Hasil 90
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
lonjong,diameter 15mm, batas jelas,
mengurangi
tepi ada indurasi dan nyeri.
sekunder.
Pada pemeriksaan Ekstra oral
Hygiene
terjadinya Juga
infeksi
diberikan
Education
Dental
supaya
terjadi
pada kaki kanan dan kiri terdapat,
peningkatan kebersihan rongga mulut.
makula,
Penderita diminta
hiperpigmentasi,
multipel,
batas jelas, tidak sakit dan tidak gatal.
kemudian
kontrol
7 hari
untuk
melihat
perkembangannya. TALAKSANA KASUS. Kunjungan I (29 Desember 2012) Dari
anamnesis,
pemeriksaan
Kunjungan II (5 Januari 2012 – hari ke 8)
klinis dan melihat data-data yang ada
Rekam medis yang datang pada
di rekam medik dari poli-poli lain.
kontrol pertama pada kunjungan ke II
Diagnosis akhir pada penderita adalah
ini telah menyatakan bahwa penderita
OC yang dicurigai karena infeksi HIV
dinyatakan positif menderita HIV &
&
AIDS.Dengan hasil CD4 yang makin
AIDS.
Selanjutnya
penderita
mendapat terapi antimikotik topikal
menurun
berupa
Penderita tidak bisa datang tepat
Nystatin
oral
suspension,
yaitu
73dan
CD3
180.
penggunaannya diteteskan pada daerah
waktukontrol
ke
dokter
gigi
yang ada bercak putihnya kemudian
dikarenakan
setelah
terapi
harus
dikulum sehari 3 kali.Dikarenakan
menjalani
jamur banyak dan sudah lama, maka
terkait.Hasil
ditambah antimikotik secara sistemik,
merasa lebih nyaman, hanya masih
yaitu Ketokonazol 200 mg sehari 3
kurang nafsu makan nya dan bila
kali. Obat yang diminum ditambah
makan masih di blender.Penderita
vitamin B dan C. Karena penderita
ingin benar-benar sembuh agar bisa
kesulitan
diberikan
sehat kembali dan minta diberi obat
nutrisi tambahan berupa susupeptisol
yang paling bagus. Penderita sudah
yang mengandung susu dan suplemen
mengkomsumsi obat sesuai aturan dan
kesehatan
obat sudah habis.
untuk
serta
makan
Obat
kumur
Chlorhexidin gluconate yang isinya
pemeriksaan anamnesis
Pemeriksaan
Intra
di
poli
penderita
Oralsemua
antara lain mengandung antiseptik dan
bercak keputihan sudah hilang. Hanya
anti
tinggal di palatum molleregio kanan.
mikotik.
Gunanya
untuk
91
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
Ditemukanstomatitis di regio labial kanan atas. Sedang pemeriksaan extra oral pada kaki masih tetap tidak ada perubahan. Terapi
yang
diberikan
meneruskan nystatin oral suspension, susu peptisol, vitamin B dan C. Untuk obat
kumur
dihentikan
sementara
karena dana yang tidak mencukupi.
Gambar 2. Pada Palatum mollekanan bercak putih dapat dikerok meninggalkan daerah kemerahan dan nyeri
Untuk lesi ulser diterapi menggunakan Borax
Glyserin.
Penderita
di
instruksikan untuk mengerok lidah dengan sikat gigi bayi yang bulu sikatnya halus tanpa menggunakan pasta gigi juga dianjurkan untuk kontrol 7 hari kemudian.
GAMBAR
KUNJUNGAN
Gambar 3. Pada mukosa labial kiri bercak putih dapat dikerok meninggalkan daerah kemerahan dan nyeri
PERTAMA (29 Desember 2011)
Gambar 1. Pada Lidah tampak bercak putih yang dapat dikerok, meninggalkan daerah kemerahan dan nyeri
Gambar 4. Pada mukosa bukal fold kiri atas: ulser, single, bentuk lonjong, Ø 15 mm, batas jelas, tepi indurasi dan nyeri
92
Vol 8 No. 1 Februari 2014
Gambar 5.Pada mukosa bukal kiri bawah bercak putih dapat dikerok meninggalkan daerah kemerahan dan nyeri.
ISSN : 1907-5987
Gambar 8. Pada kaki kiri tampak makula, hiperpigmentasi, multipel, bentuk bulat, tidak gatal dan tidak nyeri
GAMBAR KUNJUNGAN KEDUA ( 5 Januari 2012- Hari ke 8)
Gambar 6. Pada mukosa labial fold kiri atas bercak putih dapat dikerok meninggalkan daerah kemerahan dan nyeri.
Gambar 9.Pada mukosa labial kiri atas tidak ada kelainan dan sudah sembuh.
Gambar 7. Pada kaki kanan tampak makula, hiperpigmentasi, multipel, bentuk bulat, tidak gatal dan tidak nyeri
Gambar 10. Pada mukosa labial kanan atas: ulser, single, bentuk bulat, Ø 15 mm,batas jelas, dasar ulser putih kekuningan, tepi indurasi, dan nyeri
93
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
bila sudah matang virus tersebut baru keluar dan selanjutnya masuk ke dalam sel limfosit CD4 lainnya, berkembang biak dan selanjutnya merusak sel tersebut. Sel limfosit CD4 berperan sebagai pengatur utama respon imun.4 Gambar 11.Pada Lidah bercak putih tampak menipis dan sudah tidak sakit.
Target utama dari HIV adalah membran CD4.7 CD kepanjangan dari Cluster Designation atau Cluster of
PEMBAHASAN Difinisi AIDS adalah kumpulan gejala yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang didapat, disebabkan infeksi virus HIV. Virus ini menyerang
dan
merusak
sel-sel
Differentiation. glikoprotein
Sasaran utama virus HIV adalah subset limfosit yang berasal dari thymus, yaitu sel helper / inducer. Pada permukaan
sel
ini
terdapat
molekul glikoprotein disebut CD4, diketahui
berikatan
dengan
glikoprotein envelope virus HIV. HIV yang sudah masuk ke dalam sel limfosit
CD4
tersebut
akan
mengadakan multiplikasi dengan cara menumpang
integral
dari
menimbulkan energi sementara sel T terhadap antigen pada respon imun.8 Kadar CD4 (T4) sekitar 500 – 8
1000.
CD 7
normal
diatas
600
8
sel/mm3. Sutedjo mengatakan bahwa
infeksi.1.2.4.5
yang
bagian
merupakan
reseptor sel T (TcR), berperan untuk
limfosit T CD 4+, sehingga kekebalan penderita rusak dan rentan terhadap
CD3
dalam
proses
pertumbuhan sel inangnya. Didalam sel limfosit CD4, HIV mengadakan replikasi dan merusak sel tersebut, dan
kadar CD4 pada HIV dibawah ini menandakan,
bila
CD4
500-1000
berarti terjadi sindrom retroviral akut, gejala intermiten, OC dan ulser. Bila CD4
dibawah
gangguan
500,
maka
AIDS
terjadi kronis.
Limfadenopati, OC, lesi oral, muntah, diare dan TBC. Pada CD4 dibawah 200 akan terjadi gejala parah AIDS, peningkatan masalah kanker, kelainan paru dan susunan syaraf pusat. Yang terakhir bila CD4 dibawah 200, maka terjadi peningkatan probabilitas infeksi oportunistik dan mortalitas.3.8
94
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
Pada kasus ini, pada kunjungan
candidosis(Acut
pertama didapatkan CD4 hanya 84,
candidosis
kemudian menurun menjadi 73 pada
candidosis,
kunjungan selanjutnya. Maka menurut
candidosis),
9
/
pseudomembaran thrush,
erythematous
chronic
hyperplastic
Angular
cheilitis,
Putra , bila CD4 kurang dari 200 maka
Recurrent Aphthous ulcer, xerostomía,
sudah dipastikan menderita AIDS.
cervical caries occuring in association
Karena memang diagnosis berdasarkan
withxerostomía, necrotizing stomatitis
pada keberadaan anti HIV dalam darah
(progresive), depapilated tongue, ulser
tepi atu pengukuran dari jumlah CD4.
persisten
Sedangkan menurut ciri-ciri stadium
Submandibular lymphadenopathy dan
klinis infeksi HIV pada penderita ini
squamous cell carcinoma, salivary
diperkirakan memasuki stadium 2,
gland
karena
petechiae
pada
stadium
2
terjadi
penurunan Berat Badan kurang 10%
(non
healing
enlargement
ulcers),
dan
palatal
secondary
to
thrombocytopenia. 5.7.10 Menurut Murtiastutik4
dari Berat Badan penderita, adanya
bahwa
manifestasi mukokutaneus dan infeksi
OC merupakan penyakit paling sering
saluran nafas atas rekuren. Dengan
ditemukan.
performan scale 2 : simptomatis dan
berpendapat bahwa OC jarang pada
aktifitas masih normal. 2.4.5
orang
Macam manifestasi lesi Rongga
Nasrodin2
Sebab
muda
yang
sehat,
namun
merupakan MARKER untuk infeksi
mulut pada penderita HIV & AIDS
HIV,
adalah Kaposi’s sarcoma, Non –
tertekan dan perjalanan menjadi AIDS
Hodkin
HIV-related
dapat terjadi. OC harus dimonitor
periodontitis, Linear gingival erythema
setiap saat, penyebaran ke sistem
(LGE),
ulceratif
respirasi
Necrotizing
ulceratif
menyebabkan
Herpetic
stomatitis
Lymphoma,
Necrotizing
Ginggivitis, periodontitis, (Herpes
labialis),
atau
sistem
imun
digestif
dapat
morbiditas
yang
signifikan.
zoster
Pada penderita dalam kasus ini
(shingles), Oral hairy leukoplakia of
juga didapatkan pada seluruh tungkai
the tongue (oral viral leukoplakia),
kaki kanan dan kiri ditemukan makula,
condyloma acuminata (Warts),HPV
hiperpigmentasi, batas jelas, multipel,
associated
tidak gatal dan tidak nyeri. Sesuai
with
Herpes
menunjukkan
warts,
oral
95
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
Murtiastutik4
pendapat
tentang
mendapat perhatian. Ketika lndividu
diantara individu yang terinfeksi HIV
dinyatakan terinfeksi HIV, sebagian
beberapa
besar menunjukkan perubahan karakter
tipe
kelainan
akan
berkembang sekitar 80%. Penyakit
psikososial
kulit
umum
dalam
stress,
terjadi
adalah
depresi, merasa kurangnya dukungan
erupsi
obat.
sosial, perubahan perilaku). Efek dari
diagnosisnya
adalah
infeksi HIV pada individu tersebut
suspek erupsi obat morbiliform atau
mendorong reaksi penolakan hingga
dermatitis1.4 Kelainan kulit muncul
syok
hampir secara umum terjadi pada
bulan, hingga tahun dan kondisi ini
perjalanan
potensial
dermatitis
yang
(hidup
atau
Kemungkinan
penyakit
HIV
sebagai
yang
berlangsung
semakin
berbulan-
mendorong
akibat dari defisiensi imun yang timbul
progresivitas infeksi HIV ke AIDS.
atau berhubungan dengan pengobatan
Jadi karakter psikososial erat terkait
yang didapat penderita selama ini.
dengan
Tata laksana penderita AIDS secara
umum
dukungan
istirahat,
stressor,
yang
memadai
psikologis dan psikososial.
makronutrien
dan
infeksi
HIV.Penderita umumnya dihadapkan 3
adalah
nutrisi
berbasis
progresivitas
yaitu
Untuk
stressor
terapi
biologis,
yang
telah
mikronutrien untuk penderita HIV &
dilakukan pada tanggal 5 Desember
AIDS, konseling termasuk pendekatan
2011 lalu kurang memberikan respon,
psikologis
kemungkinan
dan
psikososial,
karena
terapi
yang
membiasakan gaya hidup sehat ,
diberikan kurang berfungsi oleh karena
seperti rutin senam.2 Pada kasus ini
hitung
konseling sudah dilakukan di poli VCT
responnya,
Rumah Sakit tempat penderita dirawat.
memuaskan. Juga kurang melibatkan
Sebab
menurut
Putra,9
bahwa
diagnosis terinfeksi HIV & AIDS merupakan suatu kejadian yang mirip
sel
CD4
yang
sehingga
menurun
sering
tidak
peningkatan Oral Hygiene, pemberian obat kumur serta tambahan nutrisi. Penulis sudah melakukan tata
dengan bencana besar, karena penyakit
laksana
infeksi
prognosis
penanganan OC pada penderita HIV &
kurang baik, sehingga strategi untuk
AIDS RSUD Dr Soetomo Surabaya11
mengurangi tekanan psikologis perlu
dengan pemberian Nystatin topikal 4-5
ini
mempunyai
sesuai
dengan
Protap
96
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
kali sesudah makan. Untuk efektifitas
yang menyebabkan menurunnya fungsi
preparat ini tergantung lamanya kontak
biologis tubuh. Nutrisi sangat penting
antara suspensi dan mukosa yang
dalam tata laksana penderita HIV &
terkena.Harus ditahan didalam mulut
AIDS, selain mendorong perubahan
beberapa
kea rah perbaikan juga berperan untuk
menit
ditelan.Setelah
sebelum
pemberian
obat
menekan progresivitas AIDS.2
dianjurkan tidak makan atau minum
Banyak
penderita
mendapat
selama 20 menit.Respon terapi terlihat
keuntungan dengan meningkatkan oral
dalam
hygiene dan seringnya melakukan
5
hari
pertama.Tambahan
berupa ketokonasol sistemik dan obat
kebersihan
kumur.
seperti
Penambahan dikarenakan kalsium
vitamin
mengkomsumsi
diet yogurt
disini
acidophilis, Echinacea dan antioksidan
C
bersama
sangat bermanfaat.Pada penderita OC.
berbagai
vitamin,
2
vitamin
dan
mulut.Perubahan
Pada kasus ini penderita diminta
misalnya B6 dan E penting dalam
menjaga kebersihan mulut. Karena bila
mempertahankan
tidak akan memperparah kasus OC.
gigi,
intregitas
tulang,
jaringan ikat, serta
dinding
pembuluh
darah.
Membantu
SIMPULAN
meningkatkan absorpsi zat besi nonhenil,
meningkatkan
terhadap
infeksi
resistensi
primer
maupun
Bila ada penderita datang dengan kondisi dincurigaiadanya lesi HIV & AIDS
di
rongga
sebaiknya
oksidan yang larut dalam air terbukti
penderita untuk dikonsul ke poli VCT
menurunkan symptom dan derajat
untuk mengetahui jumlah CD4 demi
beratnya
kepentingan penderita sendiri dan kita
infeksi
akibat
sebagai
selama berlangsungnya infeksi.2
memberikan tata laksana dengan tepat
dengan
susu
peptisol,
medis
mengarahkan
virus.Kebutuhan vitamin C meningkat
Terapi disini juga dikombinasi
tenaga
bisa
maka
oportunistik dan berperan sebagai anti
penyakit
kita
mulut,
agar
bisa
dan adekuat.
sebab
dibutuhkan dukungan nutrisi. Pada
DAFTAR PUSTAKA
penderita yang terinfeksi HIV sering
1.
mengalami gangguan asupan nutrisi
Murtiastutik D. 2009. Atlas HIV & AIDS dengan kelainan kulit. Edisi pertama.
97
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
Airlangga University Press. Kampus C
2.
Burket’s Oral medicine secrets. Hainley &
Nasrodin. 2007. HIV & AIDS pendekatan
Beltus. Inc Philadelphia.p.183-7.
pertama.
4.
Airlangga
University
6.
8.
Press.
Sutedjo AY. 2006. Buku saku Mengenal penyakit
melalui
hasil
pemeriksaan
Kampus C Unair. Surabaya. h. 15; 37-27;
laboratorium. Cetakan pertama. Penerbit
177-99.
Amara books. Jogyakarta. h. 140-2.
Little JW, Falace DA, Miller CS & Rhodus
9.
Putra
ST.
2005.
Psikoneuroimunologi
NL. 2008. Dental management of the
Kedokteran. Gramik Fakultas Kedokteran
medically compromised patient. Mosby
Unair.RSU Dr Soetomo. Surabaya. h. 141-
elsevier. p. 280
137;177.
Murtiastutik D. 2008. Buku ajar Infeksi
10.
Scully C & Cawson RA. 1999. Colour
menular seksual. Cetakan ke 2. Airlangga
guide.
University
Churchill livingstone. Edinburg. p. 159.
press.
Surabaya.
h.
220-
211;253-8 5.
Sonis ST, Fazio Rc & Fang LCT. 2003.
Unair. Surabaya. h. 2.
biologi molekuler klinis dan sosial. Edisi
3.
7.
11.
Oral
desease.
Second
edition.
Barakbah J, Soewandojo E & Nasrodin.
Setianingtyas D. Deteksi dini melalui oral
2009. Protap HIV & AIDS. RSU Dr
infeksi
Soetomo Surabaya / Fakultas Kedokteran
HIV
&
AIDS
&
Universal
Precaution. Temu ilmiah Rumkital Dr
Unair.
Cetakan
Ramelan. Tanggal 16 April 2009.
University
pertama.
Press.
h.
Airlangga 307-47.
Jawa Pos Metropolis. 2011. Ibu rumah tangga rawan kena. Jumlahnya dua kali lebih banyak dari PSK. Surabaya.h. 25.
98
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
LAPORAN KASUS
Penatalaksanaan Urtikaria Akut Di Rongga Mulut (Management Of Acute Urticaria In Oral Cavity) Herlambang Prehananto*, Dwi Setianingtyas** *PPDGS Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya *Poli Oral Medicine Departemen Gigi dan Mulut Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya
ABSTRACT Introduction: Acute urticaria is a skin response with clear boundaries , occurs in the superficial epidermis . Acute urticaria suffered by patients who are less than 6 weeks after exposure alergren . Acute urticaria is a reaction caused by systemically circulating antigen , thus causing a good reaction in the mucosa and skin . In lesions that appear on the oral mucosa commonly referred to as allergic stomatitis .Objective: This case report discusses the management of acute urticaria in the oral cavity with the etiology of inhalant allergens .Case Male patients aged 43 years suffering from acute urticaria was referred to the Oral Diagnosis poly Naval Hospital dr . Ramelan Surabaya . On clinical examination of the oral cavity obtained on oral mucosal erosions and papules on the dorsal tongue , and teeth are suspected of focal infection . Case Management: Patients referred for release denture and tooth decay to be treated as well as the scaling due to focal infection is suspected . Conclusion: Giving betadine gargle to avoid secondary infections in the oral cavity . Key words: Allergic stomatitis, urticaria, acute. Correspondence: Herlambang Prehananto, PPDGS Oral Pathology,Faculty of Dentistry, Airlangga University, Prof DR Moestopo No.47 Surabaya 60132, Phone (031) 5030255 ext123, HP : 08562508507, email :
[email protected]
99
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
ABSTRAK Pendahuluan: Urtikaria akut adalah respons kulit dengan batas yang jelas, terjadi pada epidermis superfisial. Urtikaria akut diderita oleh pasien yang kurang dari 6 minggu setelah paparan alergren.Urtikaria akut merupakan reaksi yang terjadi akibat antigen yang beredar secara sistemik, sehingga menyebabkan reaksi baik pada mukosa dan kulit.Pada lesi yang muncul di mukosa mulut biasa disebut dengan stomatitis alergika.Tujuan: Laporan kasus ini membahas tentang penatalaksanaan urtikaria akut pada rongga mulut dengan etiologi alergen dari inhalan. Kasus: Pasien laki-laki berusia 43 tahun menderita urtikaria akut dirujuk ke poli Oral Diagnosis Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya. Pada pemeriksaan klinis rongga mulut didapatkan erosi pada mukosa rongga mulut dan papula pada dorsal lidah, serta terdapat gigi yang dicurigai menjadi fokal infeksi. Tata Laksana Kasus: Pasien dirujuk untuk melepaskan gigi tiruan dan gigi berlubang untuk dilakukan perawatan serta scalling karena di curigai sebagai fokal infeksi. Kesimpulan: Pemberian betadine kumur untuk menghindari infeksi sekunder di rongga mulut. Kata kunci :Stomatitis alergika, urtikaria, akut. Korespondensi:Herlambang Prehananto, PPDGS Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga, Jl. Prof DR Moestopo No.47 Surabaya 60132, Telepon : (031) 5030255 ext123, HP : 08562508507, email :
[email protected]
pernah sekali mengalami serangan
PENDAHULUAN Urtikaria
merupakan
respons
urtikaria
akut
dalam
kulit dengan batas yang jelas, terjadi
hidupnya.Diagnosis
pada epidermis superfisial, berupa
dapat
urtika, yaitu lesi eritematous dan
riwayat
menonjol (1- 2 mm sampai beberapa
pemeriksaan
cm) yang timbul dan hilang dalam
menyebabkan pembesaran pembuluh
beberapa jam disertai rasa gatal yang
darah kapiler disertai peningkatan
hebat.
diklasifikasikan
permeabilitas dinding pembuluh darah,
menurut lamanya, yaitu urtikaria akut
sebagian besar cairan plasma melewati
urtikaria kronis.1 Urtikaria akut
endotel dinding pembuluh darah keluar
bila bentol kemerahan dengan ukuran
ke jaringan. Hal ini mengakibatkan
yang bervariasi serta gatal, timbul dan
hipovolaemia yang berarti turunnya
tidak lebih dari 6 minggu.2 Sedang
tekanan darah secara berlebihan.1,4
dan
Urtikaria
urtikaria kronis berlangsung lebih dari atau sama dengan 6 minggu.2,3
populasi
di
Rumah
pasien,
berdasar
akut catatan
anamnesis,
dan
klinis.Urtikaria
Urtikaria
akut
biasanya
menimbulkan rasa gatal yang hebat
Urtikaria akut terjadi pada 1520%
ditegakkan
urtikaria
Sakit
Dermatologi di Inggris dan setidaknya
disertai bercak merah di seluruh tubuh, telapak tangan dan kaki. Timbul rasa panas
dan
terjadinya
ulser
pada 100
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
Rongga Mulut (RM), disertai keluhan
pada RM. Pada anamnesis, ternyata
pusing, lemah, perasaan tidak enak
awalnya pasien melakukan kegiatan di
badan.Bronkospasmus
lapangan yang penuh debu limbah
(pengerutan
otot bronkus) yang mengakibatkan
sekitar
sesak nafas. Hiperperistaltik yang
pasien merasa sesak nafas dan muncul
menyebabkan
disertai
bentol-bentol pada seluruh tubuhnya
muntah. Kejang otot tubuh karena
dan rasa tidak enak pada mukosa RM
rasa
mual 1
adanya gangguan pusat syaraf. Urtikaria
latihan.
Kemudian
sejak tanggal 22 Oktober 2013. Karena dapat
rasa gatal yang berlebihan dan merasa
menyebabkan munculnya lesi pada
berat bila bernafas kemudian pasien
permukaan mukosa RM. Reaksi ini
berobat ke poli Kulit dan Kelamin
dapat terjadi akibat antigen yang
RSAL dr. Ramelan Surabaya. Dokter
beredar
memberinya obat eritromycin 500 mg
secara
akut
tempat
sistemik,
yang
menyebabkan reaksi baik pada mukosa
diminum
dan kulit.
diminum
Reaksi
antigen-antibodi
3 kali sehari, loratadin sehari
sekali,
dapat menyebabkan penyakit klinis
Methylprednisolon salep digunakan 3
pada mulut dan wajah. Jenis anafilatik
kali sehari 2 oles, antihistamin 3 kali
atau jenis segera ditandai dengan
sehari, cimetidin 3 kali sehari, dan
edema seperti misalnya urtikaria.3
dipenhydramin.
Kemudian
pasien
dikonsulkan ke departemen gigi dan KASUS Pada tanggal 11 November 2013, pasien laki-laki berusia 43 tahun
mulut, poli THT dan penyakit dalam untuk dilakukan penelusuran penyakit yang mungkin menyertai.
datang ke bagian Oral Medicine
Keadaan umum pasien cukup,
Departemen Gigi dan Mulut Rumah
Glasgow Coma Scale (GCS) 4 5 6,
Sakit Angkatan Laut (RSAL) Dr
tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 84
Ramelan Surabaya atas konsulan dari
kali/menit. Pasien tidak mempunyai
poli rawat inap kulit dan kelamin
riwayat
dengan keluhan utama gatal diseluruh
Pemeriksaan
kulit. Selain itu Dokter Spesialis Kulit
pada seluruh kulit muka dan hampir
dan Kelamin (Sp.KK) juga meminta
seluruh tubuh dimulai lengan, kaki,
untuk mencari adanya fokal infeksi
punggung dan dada pasien terdapat
alergi ekstraoral
sebelumnya. didapatkan
101
Vol 8 No. 1 Februari 2014
papula
dan
ISSN : 1907-5987
makula,
multipel,
hematokrit 45,0 (37,0 – 54,0 %), SGPT
jelas,
22 (0 – 45 U/L), SGOT 25 (0 – 35
diameter 2-3 mm, terasa gatal.Pada
U/L), BUN 12,3 (8,0 – 23,0 mg/dL),
pemeriksaan
limfe
kreatinin 1,4 (0,9 – 1,5 mg/dL), gula
submandibularis, palpasi kanan dan
darah acak (GDA) 116 mg/dl, laju
kiri teraba, kenyal, dapat digerakkan,
endap darah (LED) 35 mm/jam.
berwarana
merah,
berbatas
kelenjar
bentuk bulat, ukuran sekitar 1x1x1 cm, dan sakit.
TATA LAKSANA KASUS
Pemeriksaan intraoral pada regio palatum,
nampak
erosi,
Kunjungan I (11 November 2013)
bilateral,
Pada kunjungan awal , dari
multipel, warna merah, berbatas jelas,
anamnesis dan pemeriksaan klinis
bentuk irreguler, luas sekitar 3 mm,
kasus ini didiagnosis klinis sebagai
dan terasa sakit. Pada lidah nampak
stomatitis alergika, dengan diagnosis
papula, multipel, bilateral, diameter 1
banding
mm, berbatas jelas, berwarna putih.
Selanjutnya pasien dikonsulkan ke
Nampak gigi 21 dan 37 hilang, gigi 22
laboratorium
karies gangren pulpa, dan gigi 36
dilakukan pemeriksaan rontgen foto
terdapat tumpatan komposit. Secara
panoramik untuk mengetahui adanya
umum Oral hygene (OH) pasien jelek
fokal infeksi.
karena banyak kalkulus dan stain pada seluruh
permukaan
Radiologi
yang
untuk
didapat
dari
pemeriksaan rontgen foto terdapat
dikarenakan pasien adalah perokok dan
karies pada gigi 22 yang memakai gigi
seluruh permukaan mukosa RM terasa
tiruan tetap, karies superfisialis gigi 46
parestesi.
dan gangren pulpa (GP) gigi 36. pemeriksaan
hal
Hasil
multiformis.
ini
Pada
gigi,
eritema
penunjang
Pasien dirujuk untuk melepaskan
darah lengkap didapatkan Sel Darah
gigi tiruan pada gigi 22, dilakukan
Putih (SDP) 20,7 (4,0 – 10,0 10³/μL),
penumpatan pada gigi 22 dan 46, dan
granulosit 18,3 (2,0 – 7,0 10³/μL),
ekstraksi gigi 36. Pasien diinstruksikan
limfosit 7,5 (20,0 – 40,0 %), granulosit
untuk kumur dengan betadine gargle
88,3 (50,0 – 70,0 %), sel darah merah
sehari
(SDM) 4,92 (3,50 – 5,50 10³/μL),
multivitamin diberikan sehari sekali.
hemoglobin 15,0 (11,0 – 16,0 g/dL),
Pasien disarankan kontrol
4
kali
tanpa
dibilas
dan
seminggu 102
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
setelahnya tetapi pasien melakukan
susah untuk dihubungi dan tidak ada
pulang paksa dari rawat inap kemudian
kunjungan
berikutnya.
Gambar 1. Kunjungan 1 (A) Tampak papula dan makula pada permukaan punggung, (B) kaki, (C) dada, (D) tangan, dan (E) wajah. (F) Terdapat bentukan papula diseluruh permukaan dorsal lidah dan (G) tampak erosi, kemerahan yang berbatas jelas. (H) Gigi karies 21 dan 22 yang dicurigai menjadi fokal infeksi.
Dari data rekam medis pada
dengan hasil SDP 19, 5 (4,0 – 10,0
tanggal 1 Desember 2013 pasien
10³/μL), granulosit 16,5 (2,0 – 7,0
kembali melakukan rawat inap (MRS)
10³/μL), limfosit 8,9 (20,0 – 40,0 %),
lagi di RSAL dr. Ramelan Surabaya
granulosit 84,3 (50,0 – 70,0 %). Sehari
dengan
dan
kemudian dilakukan lagi pemeriksaan
kemerahan di kulit seluruh tubuh yang
penunjang dengan hasil SDP 20,9 (4,0
tak
Pada
– 10,0 10³/μL), granulosit 16,9 ( 2,0 –
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
7,0 10³/μL), limfosit 11,8 (20,0 – 40,0
umum pasien cukup, GCS 4 5 6,
%), granulosit 80,7 (50,0 – 70,0 %),
tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 88
dan LED 35 mm/jam, SGPT 52 (0 – 45
x/menit, suhu badan 36°C.
U/L), SGOT 18 (0 – 35 U/L), GDP 65
keluhan
kunjung
rasa
gatal
sembuh.
Pada tanggal 1 Desember 2013 dilakukan
pemeriksaan
penunjang
(70 – 105 mg/dL). Sembilan hari kemudian
dilakukan
pemeriksaan 103
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
penunjang lagi dengan hasil SDP 15,4
PEMBAHASAN
(4,0 – 10,0 10³/μL), granulosit 12,3
Urtikaria dapat timbul tiap hari
(2,0- 7,0 10³/μL), limfosit 13,9 (20,0 –
atau intermiten, lamanya beberapa
40,0 %), granulosit 79,9 (50,0 – 70,0
menit sampai beberapa jam bahkan
%).
penunjang
beberapa hari. Dapat terjadi pada
tujuh belas hari setelah perawatan
semua umur baik laki-laki maupun
adalah SDP 21,7 (4,0 – 10,0 10³/μL),
perempuan, dengan faktor etiologi
granulosit 19,1 (2,0 – 7,0 10³/μL),
yang jelas antara lain yaitu reaksi obat,
limfosit 6,2 (20,0 – 40,0 %), granulosit
reaksi
87,7 (50,0 – 70,0 %) dan Mean
produk dari
Corpuspular Volume (MCV) 100,9
infeksi dari bakteri maupun virus.
(80,0 – 100,0 fL).
Namun
Hasil
pemeriksaan
Tindakan yang dilakukan dengan
terhadap
bahan
makanan,
pembuluh darah, dan
kadang
kala
etiologinya
idiopatik.3,4
pemberian delladryl intra muscular
Pada kasus ini seorang pria usia
(i.m) dan dexametasoneintra vena
43 tahun, tidak ada riwayat alergi
(i.v). Dokter juga memberikan resep
makanan maupun alergi yang lain,
eritromycin 500mg diminum 3 kali
riwayat atopik
sehari, dexametasone diminum sehari
keluhan
urtikaria
3 kali 2 tablet, loratadine diminum
minggu.
Jika
sehari sekali, CTM diminum sehari 3
kemerahan) dengan bentuk dan ukuran
kali,
yang bervariasi, gatal, timbul tersebar
dan
bedak
salisil
untuk
mengurangi rasa gatal di kulit. Setelah
dilakukan
tidak jumpai, serta kurang urtikaria
dari
6
(bentol
diseluruh kulit tubuh, tidak ada riwayat
perawatan
atopi dalam keluarga, tidak ada riwayat
selama 17 hari keadaan pasien belum
alergi dan gejala berkepanjangan, dan
membaik,
kurang dari 6 minggu disebut uritkaria
dengan
warna
merah
ditubuh masih menetap tetapi gatal
akut.
pada tubuh sudah menghilang.Pasien
Penyakit alergi umumnya terjadi
disarankan untuk tetap melakukan
jika
sistem
imun
salah
dalam
perawatan untuk dilakukan observasi
merespons paparan suatu bahan yang
lebih lanjut, tetapi pasien melakukan
dalam keadaan normal sebenarnya
pulang paksa karena alasan ingin
tidak berbahaya, misalnya tepungsari
berobat jalan.
(pollen), rumput atau debu rumah, 104
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
dengan mengadakan reaksi berlebihan
imun tubuhnya akan mengenali antigen
untuk
yang
tersebut sebagai benda asing dan
diduga merupakan benda asing. Bahan
segera berupaya mengatasinya. Sistem
ini disebut sebagai alergen.3
imun
menyingkirkan
Pada
pasien
munculnya
bahan
ini
urtikaria
diduga
dikarenakan
serbuk
saribunga
(polen),
segera
membentuk
sejumlah besar antibodi yang disebut immunoglobulin E (IgE).5
alergen inhalan. Alergen dari inhalan berupa
tubuh
Jika alergen bertemu IgE yang spesifik
terhadapnya,
maka
akan
sporajamur, debu, bulubinatang, dan
melekat pada antibodi mirip anak
aerosol,
kunci
umumnya
lebih
mudah
dalam
lubang
kuncinya.
menimbulkan urtikaria alergik (tipe I).
Perlekatan ini akan merangsang sel
Reaksi ini sering dijumpai pada pasien
tempat IgE melekat untuk melepaskan
atopi dan disertai gangguan napas.5
dan
Dikarenakan
memicu terjadinya proses inflamasi
pasien
berada
pada
tempat dengan paparan udara yang
membentuk
histamin,
yang
atau keradangan.5
penuh debu dari limbah maka pasien
Penatalaksanaan urtikaria akut
mengeluh sesak nafas dan timbul
dengan menghindari NSAID, aspirin,
bentol yang disertai rasa gatal.
penghambat angiotensin converting
Pada alergi terhadap debu atau
enzyme (ACE), alkohol, kelelahan fisik
tepungsari (pollen), setiap antibodi
dan stres karena dapat menyebabkan
tertentu yang bereaksi terhadap satu
urtikaria non immunologik. NSAID
jenis alergen tertentu saja.Misalnya
dan
antibodi
bereaksi
urtikaria karena menghambat sintesis
terhadap tepungsari bunga regweed.
prostaglandin dari asam arakhidonat,
Molekul IgE mempunyai sifat khusus,
obat
karena IgE merupakan satu-satunya
menyebabkan
antibodi yang mampu merekat erat
alkohol, kelelahan fisik dan stress
pada badan sel mast, yaitu sel jaringan
dapat merangsang pembuluh darah
(tissues cells) dan basofil (sel darah).5
kapiler
Jika mengalami
tertentu
yang
seseorang pasien kontak
atau
alergi
aspirin
dapat
penghambat
ACE
dapat
angioedema,
sedang
menjadi
peningkatan
menimbulkan
vasodilatasi
permeabilitas
dan yang
paparan
berakibat terjadinya transudasi cairan
dengan suatu alergen, maka sistem
dan pengumpulan cairan setempat 105
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
sehingga secara klinis tampak edema
beberapa faktor, data mutakhir telah
disertai kemerahan.2
menerangkan hubungan antara flora
Pemberian terapi medikamentosa
normal usus manusia dengan alergi.7
bersifat simtomatis.Obat lini pertama
Penyebab
adalah
II
bersumber dari bakteri yang ada di RM
second-generation)
dan tenggorokan seperti Streptococcus
antihistamin
(Nonsedating
generasi
loratadine, cetrizine. Waktu pemberian antihistamin
lainnya
dapat
mutans dan Streptococcus aureus.8
mengikuti
Penatalaksanaan pada stomatitis
urtikaria.Penambahan
alergika di RM pemberian obat kumur
antihistamin AH2 (simetidin) pada
antiseptik diharapkan bisa mengurangi
beberapa
paparan mikroorganisme yang bisa
ritme
sebaiknya
alergi
diurnal
kasus
memberikan
perbaikan.Jika pruritus menonjol pada
memperparah
malam hari bahkan tidak jarang pasien
Selanjutnya pasien dirujuk ke poli
cemas
ditambahkan
periodonsia
klasik
yang
pembersihan calculus atau scalling dan
diberikan 1 kali sehari pada malam
poli konservasi untuk menumpat gigi
hari.Apabila semua tahapan terapi
yang berlubang.
maka
antihistamin
yang
dapat generasi
diberikan
tersebut
belum
keadaan
untuk
Seharusnya
RM.
dilakukan
pasien
menjalani
memberikan hasil dapat diberikan
rujukan tersebut tetapi dari awal pasien
kortikosteroid, dan pemberiannya tidak
di rujuk ke departemen gigi dan mulut
lebih dari 3 minggu. Penggunakan
pasien
eritromycin
untuk
koorperatif.Pasien merasa tidak ada
menghindari adanya infeksi sekunder.2
hubungan antara alerginya dengan
digunakan
Langkah
selanjutnya
dokter
menunjukan
keadaan
RMnya,
sifat
walaupun
tidak
sudah
Sp.KK merujuk pasien ke departemen
dijelaskan secara seksama tetapi pasien
gigi dan mulut, poli THT dan poli
masih merasa tidak percaya.Pasien
penyakit dalam RSAL dr. Ramelan.
juga sudah dua kali melakukan pulang
Hal ini dikarenakan dicurigai adanya
paksa ketika menjalani rawat inap. Hal
fokal infeksi yang bisa menyebabkan
ini yang membuat pasien susah untuk
terjadinya
menjalani kontrol ke departemen gigi
urtikaria.
Populasi
mikrobiota di usus manusia bersifat dinamik
dan
dipengaruhi
dan mulut.
oleh 106
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987 2.
SIMPULAN
Suryana, Ketut., Adiguna, Made Suastika. 2006 Seorang Wanita Dengan Uritkaria
Uritkaria akut dapat disebabkan
Kronik Idiopatik; J Peny Dalam Volume 7
oleh fokal infeksi dari RM. Bakteri pada gigi berlubang dan calculus dapat menyebabkan
timbulnya
akut.Pemeriksaan kerjasama
dari
Nomer 2; Denpasar. p.5 – 2. 3.
Katz, Stephen I., Gilchrest, Barbara A.,
urtikaria
penunjang pasien
Paller,
dan
Amy
S.,
Leffell,
David
J.
2003.Fitzpatrick’s Dermatology In General
sangat
Medicine 7th; Mc Graw-Hill Companies; United State. p. 342 – 330.
membantu dalam terapi kesembuhan 4.
urtikaria akut.
Wolff, Klause., Goldsmith, Lowella A.,
Greenberg, M., Glick, M. 2003. Burkets Oral Medicine Diagnosis & Treatment 10th; BC Decker Inc; New jersey. p. 216-215.
UCAPAN TERIMAKASIH
5.
Ucapan terimakasih kepada poli
jurnal
2008.
Prevalensi
Berkala
IImu
Kesehatan
Kulit
Kelamin Vol. 20 No. I:3 – 1. 6.
Ramelan Surabaya atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan untuk
Suryadi.
Urtikaria di Kota Palembang Tahun 2007;
Oral Medicine Departemen Gigi dan Mulut Rumah Sakit Angkatan Laut dr.
Tjekyan,
Soedarto. 2012. Alergi dan Penyakit Sistem Imun; Sagung Seto; Jakarta. p. 17-13.
7.
Wikaningrum, R., Rochani, Jekti. T., Djannatun, T., Widiyanti, D., Pane, Abdul.
penulisan laporan kasus ini.
R. 2008.Bacterial Populations in Neonatus Faeces : A Preliminary study; Jurnal
DAFTAR PUSTAKA
Kedokteran Yarsi vol. 16 No. 2; Mei –
1.
Agustus; p : 89 – 86.
Manggala, Yudha. 2008Kesesuaian Hasil Identifikasi Alergen Pada Pasien Dengan Riwayat
Urtikaria
Akut
Menggunakan
Metode Uji Tusuk (Prick Test) Dan Metode Wawancara
(Anamnesis);
8.
Chisholm,
Cary;
Guttate
http://emedicine.medscape.com;
Psoriasis; accesed
March 15 2014; 09:30:00.
Universitas
Dipenogoro; Semarang. p. 15 – 10.
107
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
LAPORAN KASUS
Systemic Observation-Surgical Periodontic Approach In The Managementof Amlodipine Induced GingivalEnlargement Rahmidian Safitri, Hardini Dyah Astuti, Poernomo Agoes Periodontology Department Airlangga University
ABSTRACT Background: Drug induced gingival enlargement is frequently observed in patients taking three main group of drugs like calcium channel blockers (CCBs), immunosuppressant’s and anticonvulsants. Amlodipine belongs to the dihydropyridine-a third generation calcium channel blockers agents that may cause the side effect of drug-induced gingival enlargement and oral bacteria intervention due to calculus retention. This case report describes the management of gingival enlargement in a hypertensive patient taking amlodipine. Purpose: This case report was aimed to discuss the treatment and maintenance of systemic observationsurgical periodontic approach to restore gingival enlargement. Case: A 47-years old man was referred to the Department of Periodontology, Faculty of Dentistry, Airlangga University complaining of swellings and bleeding on his gingiva in all region. He felt very uncomfortable as the swelling interfered while chewing and sometimes there was bleeding spontaneously and halitosis. He had hypertension since 5 years and was on medications Captopril 12,5 mg daily during 4 years and Amlodipine 5mg daily during last 1 year. A provisional diagnosis and systemic observation-periodontal phases treatment were taken to restore gingival enlargement condition. Case Management: Systemic observation of medication use, periodontal phases treatment such as scaling root planning, periodontal surgery as flap surgery, home oral hygiene maintenance, control recall every month during first 3 months were taken. Conclusion:The successful of combination carefully systemic observationsurgery periodontal approach are promising to maintain Amlodipine induced gingival enlargement. Key Words: Amlodipine, gingival enlargement, systemic observation, surgical periodontic Correspondence: Rahmidian Safitri, Department of Periodontology, Faculty of Dentistry, Airlangga University, Prof DR Moestopo No.47 Surabaya 60132, Phone (031) 5030255 ext 123, email :
[email protected]
immunosuppressants. Although
INTRODUCTION
the
Drugs associated with gingival
pharmacologic effect of each of these
enlargement can be broadly divided
drugs is different and directed toward
into three categories: anticonvulsants,
various primary target tissues, all of
calcium
them seem to act similarly on a
channel
blockers,
and
108
Vol 8 No. 1 Februari 2014
secondary
target
ISSN : 1907-5987
the
during 4 years and Amlodipine 5 mg
gingival connective tissue, causing
daily during last 1 year. Some months
common clinical and histopathological
after using Amlodipin, he developed
findings.1
gingival hyperplasia.
Amlodipine
tissue,
i.e.,
belongs
to
The clinical appearance of
thedihydropyridine-a third generation
thetissue
calcium channel blockers agents that
hyperplastic tissue was red, smooth
may cause the side effect of drug-
and shiny in all region, with no pain
induced gingival enlargement and oral
on touch, and bled easily on probing
bacteria intervention due to calculus
(Fig.1). Gingival tissue around the
retention.
crown reached the occlusal tooth
CCBs
are
commonly
was
surface,
of
Some
measuring more than 5 mm, plaque
studies have addressed the risk of
and calculus (Fig. 2). A provisional
gingival hyperplasia during the use of
diagnosis and systemic observation-
CCBs, it was often based on case
periodontal phases treatment were
reports (Seymour et al. 1994, Bhatia et
taken to restore gingival enlargement
al. 2007) or on a cross-sectional study
condition.
diseases.
periodontal
and
prescribed and used for the treatment cardiovascular
with
exophytic
pockets
(Meisel et al. 2005).2
CASE A 47-years old man was referred to the Department of Periodontology, Faculty
of
Dentistry,
Airlangga
University complaining of swellings
Fig 1. Gingival hyperplasia in all teeth region
and bleeding on his gingiva in all region. He felt very uncomfortable as the swelling interfered while chewing and sometimes there was bleeding spontaneously and halitosis. He had hypertension since 5 years and was on medications Captopril 12,5 mg daily
Fig. 2 Pocket measurement more than 5 mm
109
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
CASE MANAGEMENT
The dental treatment included scaling
and
root
planning
and
instructions on appropriate method for brushing teeth. Refferal to internist was made, due to the possibility of medication changing. The rontgen
Fig
panoramic result showing severe
with bone graft
bone
loss
in
the
4. Conventional flap surgery added
regio
16,17,18,27,28,31,32,41,42 (Fig.3).
Fig 5. Mattress suturing was done Fig 3.Rontgen panoramic showing severe
Follow up was done one to
bone loss
three monthly, once each month. The
conventional
planning
were
gingivectomy
for
moved reduce
surgery from gingival
Upon
examination
at
3
month
review, the periodontal pockets were generally
reduced.
There
is
no
pocket into flap surgery added with
hyperplasia gingival recurrency during
bone graft (Fig.4& Fig.5). While the
examination. Regular oral hygiene
gingival hyperplasia was relieved, but
reinforcement and scaling was done
there are severe bone loss in some
for him. One year after completion of
region.
the
Commercially
available
surgery,
disappearance
of
chlorhexidine rinse (0.12%) was used
hyperplasia gingiva and satisfactory
to help control plaque accumulation
periodontal condition were confirmed
and to
(Fig 6).
reduce the development of
gingival inflammation. 110
Vol 8 No. 1 Februari 2014
ISSN : 1907-5987
factor
in
the
development
and
expression of the gingival changes.5 In this
present
case
the
local
environmental factors such as poor plaque control and multiple retained roots at the initial presentation may act
as
risk
factors
that
had
contributed to worsen the existing Fig. 6 Clinical review after one year
gingival enlargement and therefore
periodontal treatment
complicate
the
oral
hygiene
6
procedures. DISCUSSION
Physicians should be able to
The pathogenesis of hyperplasia gingiva
is
uncertain
and
the
treatment is still largely limited to the maintenance of an improved level of oral hygiene and surgical removal of the overgrown tissue. Several factors may
influence
the
relationship
between the drugs and gingival tissues, were including age, genetic predisposition,
changes
in
oral
cavity
related to the health of the patients. Thus, there is a need collaboration between general doctors or internist in this case with dental practicioner in the care of drug induced gingival enlargement, to have holistic result both systemic and good clinical outcome.
pharmacokinetic
variables, and alteration in gingival connective
identify
tissue
homeostasis,
REFERENCES 1.
Dongaribagtzoglou A, Cutter C. 2004.
histopathology, ultra-structural factors,
The
inflammatory changes and drug action
pathogenesis, and clinical management of
Associated
an association between the oral hygiene
induced hyperplasia gingiva. This
inflammation may be important risk
factors,
Gingival
Enlargement.
J
Periodontol,75:1431-1424. 2.
Kaur G, Verhamme KMC, Dieleman JP, Vanrolleghem A, van Soest EM, Stricker BHCh,
suggests that plaque-induced gingival
risk
drug-associated gingiva enlargement. Drug-
on growth factors.4 Most studies show
status and the severity of drug-
prevalence,
Sturkenboom
Association
between
MCJM. calcium
2010. channel
blockers and gingival hyperplasia. J Clin
111
Vol 8 No. 1 Februari 2014
3.
Periodontol,37:630-625. doi:10.1111/j.1600-
Seymour RA. 1992. The incidence and
051X.2010.01574.x.
severityof
Upadhyay Y. Amlodipine-Induced Gingival
overgrowth. J Clin Periodontol,19: 314-311.
Overgrowth: A Case Report. IOSR Journal
4.
6.
nifedipineinduced
gingival
Ikawa K, Ikawa M, Shimauchi H, Iwakura
of Dental and Medical Sciences (JDMS.
M and Sakamoto S. 2002. Treatment of
Volume 3, Issue 4 (Jan.-Feb. 2013), PP 20-
gingival overgrowt induced by manidipine
17. www.iosrjournals.org.
administration: a case report. J Periodontol,
Seymour, R. A., Ellis, J. S., Thomason,
72: 122-115.
J. M., Monkman, S. Idle, J. R. 1994.
5.
ISSN : 1907-5987
7.
Taib Ha, Ali TBTb, Kamin Sb. 2007. Case
Amlodipine induced gingival overgrowth.
Report-Amlodipine-induced
Journal of Clinical Periodontology,21 :
overgrowth:
a
283-281.
Orofacial
Sciences,
case
gingival
report.Archivesof 2:
64-61.
Barclay S, Thomason JM, Idle JR and
112