P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Uji in Vitro Infus Daun Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Batu Ginjal Kalsium Oksalat (In Vitro Test of Avocado Leaves Infuse (Persea americana Mill.) on kidney stone Calcium Oxalate) Tuty Taslim*, & Suzana Devi Akademi Farmasi Prayoga Padang *Corresponding email:
[email protected] ABSTRAK Telah dilakukan penelitian uji in vitro infus daun alpukat (Persia americana Mill) terhadap batu ginjal Kalsium Oksalat. Perendaman 100 mg Kalsium Oksalat dalam larutan 5%, 10% dan 15% infusa daun alpukat dilakukan selama 7 hari berturut-turut. Dan dilakukan penghitungan kadar kalsium terlarut dengan metoda Spektrofotometri Serapan Atom. Hasil penelitian menunjukkan infusa daun alpukat tidak dapat melarutkan kalsium oksalat secara in vitro dan terlihat pengurangan kadar kalsium oksalat terlarut dengan bertambahnya waktu. Kata Kunci: kalsium oksalat, infusa, daun alpukat, SSA PENDAHULUAN Penggunaan
guna dan berdaya guna dibina, dibimbing, serta obat
tradisional
telah
berlangsung sejak berabad-abad yang lalu, dan
dimanfaatkan untuk pelayanan kesehatan (SKN, Depkes RI, 1982).
sampai saat ini masih banyak digunakan
Salah satu tanaman yang ada dan secara
meskipun fasilitas pengobatan modern sudah
turun
tersedia. Pengobatan tradisional adalah seluruh
tradisonal adalah infusa atau seduhan daun
pengetahuan dan praktik baik yang dapat
Alpukat (Persea americana Mill) dari familia
dijelaskan maupun tidak, yang digunakan
Lauraceae
menetapkan
khasiatnya dipakai sebagai diuretik yang dapat
diagnosis,
penyembuhan
pencegahan
terhadap
dan
gangguan
didasarkan
pada
pengalaman
yang
digunakan
sebagai
berdasarkan
obat
salah
satu
meluruhkan batu ginjal (Soedibyo M., 1998).
keseimbangan fisik, mental atau sosial serta sepenuhnya
menurun
Penyakit batu ginjal merupakan salah satu penyakit yang sering ditemui dan dialami
praktis dan pengamatan yang diteruskan dari
oleh
satu generasi ke generasi berikutnya secara
umumnya dialami oleh pria. Rutinitas pekerjaan
tertulis maupun lisan (WHO Technical Report
yang membuat pola makan menjadi tidak
Series 622, 1978). Dalam Sistem Kesehatan
teratur, kurangnya konsumsi air putih, jarang
Nasional
bahwa
buang air kecil atau sering ditahan, banyak
pengobatan tradisional yang terbukti berhasil
mengkonsumsi makanan dan minuman yang
(SKN)
tercantum
pula
banyak
masyarakat
Indonesia
yang
61
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
mengandung bahan kimia, bahan pengawet,
METODE PENELITIAN
obat-obatan tertentu, faktor genetik dan lain-
Penelitian
ini
dilakukan
di
lain merupakan resiko untuk pembentukan batu
Laboratorium Farmasetika Akademi Farmasi
ginjal.
Prayoga dan Laboratorium Kopertis Wilayah X.
Batu
ginjal
secara
sederhana
dikategorikan atas batu kalsium atau calcareous
sedangkan
identifikasi jenis daun alpukat di
dan batu non kalsium atau non-calcareous.
Laboratorium Herbarium ANDA di jurusan
Menurut Orson D. Moe, 2006 jenis batu ginjal
Biologi FMIPA Universitas Andalas.
berdasarkan komposisi mineral penyusunnya terbagi atas jenis batu kalsium (baik dalam
Alat
bentuk oksalat, fosfat), asam urat, batu Struvite
Spektrofotometer Serapan Atom Varian
(magnesium amonium fosfat), sistin, amonium
dengan
urat ataupun batu campuran. Dari semua batu
Erlemeyer, panci infusa, beker glas, labu ukur,
ginjal tersebut proporsi mineral penyusun batu
ayakan 40/60, pipet tetes, penangas air,
terbanyak adalah jenis batu kalsium oksalat
desikator, corong, timbangan digital, gelas ukur,
yaitu sebesar 40-60% (Cahyono, 2009).
pipet gondok, kaca arloji, oven, kertas saring
Terdapat beberapa pengobatan terhadap
lampu
katoda
Ca,
karet
hisap,
Whatman no. 42.
penyakit batu ginjal yang dikenal dalam masyarakat. Antara lain yaitu dengan cara
Bahan
operasi
Daun alpukat, CaCl2. 2H2O Merck , (NH4)2C2O4
untuk
mengeluarkan
batu
ginjal,
penghancuran batu dengan sinar radiasi, dan pemakaian obat-obatan
baik
Merck, aquades, larutan standar Ca 1000 ppm.
obat sintetis
ataupun obat tradisional. Banyak tumbuh-
Prosedur Kerja
tumbuhan yang digunakan untuk meluruhkan
1. Pengambilan sampel
batu ginjal, diantaranya adalah penelitian-
Sampel yang digunakan adalah daun segar
penelitian dari daun tempuyung, dan daun
yang tumbuh subur di daerah Duku Lubuk
alpukat (Sartika dkk, 2013, Taslim dkk, 2014)
Buaya Padang
daun sukun (Maharani, 2012) daun kumis
2. Identifikasi daun alpukat
kucing (Kamal Z, 2003), rambut jagung (Nesa
Identifikasi daun alpukat akan dilakukan di
dkk, 2013) putri malu (Ristiono dkk, 2012).
laboratorium ANDA jurusan Biologi FMIPA
Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, peneliti ingin memakai informasi dan kebiasaan masyarakat
dengan
3. Pembuatan simplisia
bagaimana
Daun alpukat yang digunakan adalah daun
pengaruh dari infus daun alpukat terhadap batu
alpukat segar dan bewarna hijau tua. Semua
ginjal
mencoba
daun tanaman yang di uji coba dibersihkan
menganalisa Kalsium oksalat yang mungkin
dari kotoran, dibilas dengan air mengalir
terlarutkan
variasi
hingga bersih lalu ditiriskan. Selanjutnya
konsentrasi infus daun alpukat. Sedangkan
dikeringkan dengan oven pada suhu 40ºC
Kalsium yang terlarut akan diukur dengan
sampai berat konstan untuk mencegah
menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom.
terjadinya pembusukan oleh jamur dan
kalsium
meneliti
Universitas Andalas
oksalat
dalam
infus
dengan dengan
bakteri. Daun alpukat yang sudah kering 62
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
diserbuk dan diayak dengan ayakan nomor
b.
40 dan ditimbang.
Dipipet masing-masing 1, 2, 3, 4 dan 5 ml larutan standar Ca 100 ppm,
4. Pembuatan batu ginjal atau endapan Kalsium
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml
oksalat
dan ditambahkan aquades sampai 100
a.
Pembuatan
larutan
CaCl2
0,5
M:
Ditimbang 14,702 g CaCl2. 2H2O dan
b.
c.
Masing-masing
konsentrasi
tersebut
mL
spektrofotometer serapan atom dengan
Pembuatan larutan (NH4)2C2O4 0,5 M:
menggunakan lampu katoda logam
Ditimbang 14,211 g (NH4)2C2O4 dan
Calsium pada panjang gelombang 422,7
dilarutkan dengan akuades sampai 200
nm. d.
Dituang ke dalam beker glass 200 ml CaCl2 0,5 M ditambah larutan 200 ml
dianalisis
larutan
dilarutkan dengan akuades sampai 200
mL c.
ml. dengan
Dibuat kurva kalibrasi dalam bentuk persamaan garis linier.
7. Menentukan berat kalsium oksalat yang
(NH4)2C2O4 0,5 M sehingga terbentuk
terlarutkan dalam infus daun alpukat :
endapan kalsium oksalat, kemudian
100 mg kalsium oksalat dimasukkan ke
disaring dengan menggunakan kertas
dalam 100 ml cairan infus 5% dan dibiarkan
saring Whatman no. 42, filtrat dibuang
selama 1 minggu berturut-turut sambil
dan
Oksalat
sekali-sekali diaduk. Saring masing-masing
dipanaskan dalam oven pada 105ºC
larutan tersebut setiap hari dengan kertas
selama 2 jam, kemudian didinginkan
saring.
dalam
kalsium
endapan
Kalsium
desikator.
Berat
endapan
Dan
lakukan
yang
penetapan
terlarutkan
dengan atom
alat
kalsium oksalat ditimbang sehingga
spektrofotometer
bobot konstan.
menggunakan persamaan garis linier. Setiap
5. Pembuatan larutan infus 5%, 10% dan 15%
serapan
kadar dengan
larutan infus yang berkurang karena proses
Diambil 5 gram, 10 gram dan 15 gram
penyaringan dicukupkan kembali dengan
simplisia
larutan infus yang baru. Demikian juga
yang
telah
diserbukkan,
dan
masing-masingnya dimasukkan ke panci
perlakuan
yang
sama
dilakukan
untuk
infus dan ditambahkan air sampai 100 ml
sampel kalsium oksalat yang direndam
kemudian simplisia dipanaskan pada suhu
dalam cairan infus 10% dan 15%.
90ºC selama 15 menit. Infus kemudian disaring. Apabila jumlah infus tidak cukup maka ampas daun diperas dan disiram dengan air panas hingga jumlah 100 ml. 6. Pembuatan kurva kalibrasi a.
Dipipet 10 ml larutan standar Ca 1000 ppm dan dimasukkan ke labu ukur 100 ml. Ditambahkan aquades sampai 100 ml
maka
didapat
larutan
standar
dengan konsentrasi 100 ppm 63
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Tabel 1. : Rancangan kerja kalsium oksalat yang terlarutkan dalam infus daun alpukat Lama perendaman
H1
H2
H3
H4
H5
H6
H7
Kadar Infus 5% 10% 15% Keterangan : - Lama perendaman adalah waktu perendaman Kalsium oksalat dalam larutan infus daun alpukat dengan kadar 5%, 10% dan 15% - Kadar infus adalah konsentrasi infus yang dibuat - H1 dan seterusnya adalah hari ke 1 dan seterusnya - Cairan infus sesudah lama perendaman mulai hari 1 sampai ke 7 akan diuji dengan menghitung kadar kalsium terlarut secara spektrofotometri serapan atom.
8. Analisa data
5.
Kadar logam Ca terlarut dalam infus 10%
Data akan diolah dengan program SPSS ANOVA
pada hari ke 1 dan hari ke 7 berdasarkan
satu arah
kadar logam Ca yang memang ada dalam infus (TP) dan kadar logam Ca sesudah
HASIL DAN DISKUSI
diberikan perlakuan dengan perendaman
Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Kalsium Oksalat (DP). 6.
Kadar logam Ca terlarut dalam infus 15% pada hari ke 1 dan hari ke 7 berdasarkan
1.
2.
Serbuk Calsium Oksalat yang dihasilkan
kadar logam Ca yang memang ada dalam
adalah serbuk berwarna putih dengan berat
infus (TP) dan kadar logam Ca sesudah
11,54 gram
diberikan perlakuan dengan perendaman
Kurva
kalibrasi
logam
Ca
dengan
menggunakan AAS adalah sebagaimana
Kalsium Oksalat (DP). 7.
Hasil analisis data ditunjukkan oleh tabel 2.
yang ditunjukkan oleh gambar 1. 3.
4.
Konsentrasi logam Ca yang terlarut dalam
Serbuk
kalsium
mereaksikan
oksalat
infus alpukat pada panjang gelombang
dengan
422,7 nm dari hari ke 1 sampai hari ke 7
(NH4)2C2O4.
(gambar 2).
endapan, kemudian disaring dan dikeringkan di
Kadar logam Ca terlarut dalam infus 5%
oven pada suhu 1050C. Endapan dikeringkan
pada hari ke 1 dan hari ke 7 berdasarkan
pada suhu 1050C, karena jika suhu yang
kadar logam Ca yang memang ada dalam
digunakan lebih tinggi, maka endapan yang
infus (TP) dan kadar logam Ca sesudah
dihasilkan dapat berubah menjadi Kalsium
diberikan perlakuan dengan perendaman
Karbonat pada suhu 500ºC ataupun Kalsium
Kalsium Oksalat (DP).
Oksida pada suhu 950⁰C (Harjadi, 1993). Setelah
Endapan
CaCl2
didapatkan
yang
dengan membentuk
64
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
kering endapan Kalsium Oksalat dihaluskan
digerus dengan tujuan untuk memperbesar luas
menggunakan lumpang dan stamfer dan diayak
permukaan
hingga terbentuk serbuk Kalsium Oksalat yang
pelarutan. Setelah itu serbuk kalsium oksalat
berwarna putih dan kelarutannya di dalam air
diayak agar besar partikel serbuk seragam dan
sebesar 0,00067 gram/100 mL pada suhu 20°C
kelarutannya dalam infusa daun alpukat merata.
untuk
meningkatkan
proses
(Anonim, 2015). Kalsium Oksalat kemudian
Gambar 1. Kurva kalibrasi logam Ca pada panjang gelombang 422,7 nm
Gambar 2. Grafik hubungan kadar logam Ca terlarut dalam infus 5%, 10% dan 15% pada hari ke 1-7
Pada
proses
infus,
mengandung hasil metabolit sekunder seperti
konsentrasi infus yang semula direncanakan
flavonoid, saponin, tannin, alkaloid, fenol dan
10%, 20% dan 40% diubah menjadi 5%, 10%
mineral lainnya seperti antara lain Ca, K, Na, Zn
dan 15%, karena infus yang terjadi terlalu pekat
dll (Trubus, 2013). Untuk mempercepat proses
sehingga
penyaringan
penyaringan dan menghindari oksidasi oleh
dengan menggunakan kain flanel dan memakan
cahaya, digunakan penyaringan vakum dengan
waktu yang sangat lama. Hasil infus yang
menggunakan kertas saring Whatman no 42.
menyulitkan
didapat sangat
mudah
pembuatan
untuk
teroksidasi karena
65
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Gambar 3.
Kadar logam Ca terlarut dalam infus 5% pada hari ke 1 dan hari ke 7 tanpa perlakuan (TP) dan dengan perlakuan (DP)
Gambar 4.
Kadar logam Ca terlarut dalam infus 10% pada hari ke 1 dan hari ke 7 tanpa perlakuan (TP) dan dengan perlakuan (DP)
Gambar 5.
Kadar logam Ca terlarut dalam infus 15% pada hari ke 1 dan hari ke 7 tanpa perlakuan (TP) dan dengan perlakuan (DP)
66
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Endapan Kalsium Oksalat yang direndam
alpukat tidak menunjukkan terjadinya kenaikan
dalam infus alpukat di dalam labu ukur diukur
kelarutan dari hari ke hari, melainkan terjadi
kadar
penurunan kadar logam Ca terlebih lebih pada
logam
Ca
yang
terlarut
dengan
menggunakan AAS, dan seperti yang terlihat
infus dengan konsentrasi 10% dan 15%.
pada gambar 2 konsentrasi dari logam Ca yang diharapkan dapat larut dalam infus daun Tabel 2. Hasil pemilihan fase gerak untuk analisis ibuprofen
Infus 5% + Ca Sulfat
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
23.025
6
3.837
752.435
.000
.071
14
.005
Total
23.096
20
Between Groups
220.473
6
36.745
22965.937
.000
.022
14
.002
Total
220.495
20
Between Groups
256.480
6
42.747
88007.676
.000
.007
14
.000
256.486
20
Between Groups Within Groups
Infus 10% + Ca Sulfat
Within Groups
Infus 15% + Ca Sulfat
Within Groups Total
Keberadaan logam Ca dalam infus saja (tanpa
perlakuan)
juga
dihitung
perbedaan kadar logam Ca yang terdeteksi pada
untuk
saat pengujian kandungan logam Ca dengan
mengetahui seberapa besar penambahan logam
AAS. Uji kemudian dilanjutkan dengan uji LSD,
Ca yang diasumsikan akan dapat melarut dalam
dan
infus. Dalam kenyataannya seperti yang terlihat
perendaman Calsium Oksalat terhadap masing
dari gambar 3, 4 dan 5 logam Ca yang ada dalam
masing
infus tanpa perlakuan lebih tinggi dari pada
signifikan terhadap penurunan kadar logam
logam Ca yang telah diperlakukan dengan
Calsium dalam infus.
uji
menunjukkan konsentrasi
bahwa infus
lama
hari
berpengaruh
perendaman Kalsium Oksalat baik pada hari ke 1 maupun pada hari ke 7. Percobaan juga dievaluasi dengan memeriksa pH dari larutan
KESIMPULAN Berdasarkan
penelitian
yang
telah
infus yang berkisar antara 6,3 – 6,4 dan hasilnya
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa infus
juga menunjukkan hal yang sama.
daun alpukat tidak dapat melarutkan Kalsium
Analisis
menggunakan
Oksalat secara in vitro. Dan semakin lama waktu
Anova satu arah menunjukkan nilai F hitung >
perendaman serbuk Kalsium Oksalat maka
dari F tabel dan nilai Sig. yang < α 0,05 dari tiap-
kadar Kalsium yang terlarut dalam infus daun
tiap konsentrasi infus. Ini menunjukkan bahwa
alpukat semakin berkurang.
ketiga
data
konsentrasi
dengan
infus
ini
mempunyai 67
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
UCAPAN TERIMA KASIH Terima Koordinator
kasih
Kopertis
untuk melakukan Penelitian Pemula. Juga kepada Wilayah
X
Bapak
kepada Akademi Farmasi Prayoga yang telah
melalui
memberikan fasilitas pemakaian labor sehingga
SIMLITABMAS yang memberikan kesempatan
selesainya penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi edisi 2. EGC. Jakarta Anonim, 2015, Citric acid Plant from Pineapple Waste by submerged Fermentation using Aspergillus niger, Laporan Tugas Akhir Program studi D3 Teknik Kimia, FTI-ITS Surabaya, diunduh melalui http://digilib.its.ac.id/public/ITS-nondegree-88862306030032-chapter1.pdf pada tanggal 30 Oktober 2015 Antia, BS. Je Okokon. dan PA Okon. 2005. Hypoglycemic activity of aqueous leaf extract of Persea americana Mill. Research Letter, Volume 37, Issue 5, Page 325-326. www.ijp-online.com Cahyono, J.B.S. 2009. Batu Ginjal Bagaimana Mencegah dan Menanganinya ?. Kanisius. Yogyakarta. Efendi,M.E. & Wardatun,S. 2012. Potensi sari buah semangka merah (Citrullus vulgaris rubrum) dan sari buah semangka kuning (Citrullus vulgaris flavum) sebagai peluruh batu ginjal kalsium oksalat secara in vitro. Ekologia. Vol.13 No.1 : 6-11. https://eprints.uad.ac.id/id/eprints/1396 Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT.Gramedia Kamal, Z. dkk, 2003. Identifikasi dan Penentuan Kadar Kalsium Terlarut dalam fraksi Air dan Etil Asetat dalam Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus) dengan Spektrofotometri Serapan Atom. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir. P3TM-BATAN, Jogyakarta Maharani, E.T dkk. 2012. Analisis Kalium dan Prosentase daya Larut Calsium Oksalat oleh Kalium dalam Air Teh Daun Sukun (Artocarpus altilis), LPPM. Unimus. Maryati, Sri, dkk. 2007. Telaah Kandungan Kimia Daun Alpukat (Persea americana Mill.). Skripsi Sekolah Farmasi ITB http://bahan-alam.fa.itb.ac.id Miranda,M.M.F.S. S.S. Costa., M.G.M. Santos., M.H.C. Lagrota., A.P. Almeida., dan M.D. Wigg. 1997.In Vitro Activity Of Extracts Of Persea Americana
Leaves On Acyclovir-Resistant And Phosphonoacetic Resistant Herpes Simplex Virus. Journal Phytomedicine. Vol. 4. Issue 4. December 1997. Pages 347–352. Nesa dkk. 2013. Efek Diuretik dan Daya Larut Batu Ginjal Dari Ekstrak Etanol Rambut Jagung (Zea mays L.). Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III. Fak Farmasi Unand. Orson, D.Moe. 2006. Kidney Stone: Pathophysiologi and Medical Management. Lancet : 367: 333-44. Owolabi, M.A., Coker dan S.I. Jaja. 2010. Bioactivity of the phytoconstituents of the leaves of Persea americana. Journal of Medicinal Plants Research Vol. 4(12), pp. 1130-1135, 18 Juni, 2010. Parmar M.S. Kidney Stones. BMJ 2004: 1420-4 Pearce , E.C. 2010. Anatomi dan Fisiologi Manusia untuk Paramedis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Price, S.A, Wilson, L.M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit vol. 2. Edisi 6. EGC. Jakarta. Ristiono, H. dkk. 2012. Uji Aktifitas Fraksi Etanol dan Fraksi Air Decocta Herba Putri Malu (Mimosa pudica L.) terhadap peluruhan batu ginjal Kalsium Oksalat secara in Vitro. Skripsi Fak. Farmasi. Univ. Ahmad Dahlan. Rukmana, H.R. 2012. Seri Budi Daya Alpukat. Cetakan ke 9. Kanisius. Jogyakarta Sartika,D. dkk. 2013. Uji in Vitro Tanaman Potensial Anti Urolithiasis, Skripsi S1 jurusan Biologi FMIPA, Universitas Riau. Soedibyo, M. 1998. Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan. Balai Pustaka. Jakarta. Taslim, T. dkk. 2014. Uji Daya Larut Kalsium Oksalat Dalam Infus Daun Alpukat (Persea americana Mill.) secara Kompleksometri. Akfar Prayoga Padang Trubus spesial collection. 2013. Daun alpukat baik untuk ginjal. Vol. 2 No. XLIV: 23 Watson, D.G. 2007. Buku Ajar untuk Mahasiswa Farmasi dan Praktisi Kimia Farmasi. Edisi 2. EGC. Jakarta.
68