PENGARUH RASIO LIKUIDITAS DAN RASIO SOLVABILITAS TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN SUBSEKTOR PERTANIAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Oleh : ERNI NIM : 12000850
PROGRAM STUDI AKUNTANSI AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM 2016
HALAMAN PERSETUJUAII TUGAS AKHIR
Judul Tugas
Akhir
: Pengaruh Rasio
Likuiditas dan Rasio Solvabilitas Terhadap
Profitabilitas Pada Perusahaan Subsector Pertanian Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
Nama TMiI.IIM Program Studi Institusi
:
20ll'2015
ERNI
: ?013112000850 : Akuntansi : Akademi Akuntansi Permata Harapan Batam
Batam, Agustus 2016 Ketua Program Studi
fue (Hermaya Ompusunggu, SE.,M. Ak)
DosenPembimbing
W
(Wildayati, SPd.,MPd.E)
PENGARUH RASIO LIKUIDITAS DAN RASIO SOLVABILITAS TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN SUBSEKTOR PERTANIAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015
Oleh : ERNI
Dosen Pembimbing : Wildayati, S.Pd., M.Pd.E
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh rasio likuiditas dan solvabilitas terhadap profitabilitas perusahaan Pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data penelitian ini laporan keuangan perusahaan pertanian yang dimulai pada tahun 2011 hingga tahun 2015 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian berjumlah 6 perusahaan atau 30 data observasi yang dipilih dengan metode Purposive Sampling. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas yang dalam penelitian ini perhitungannya menggunakan Current Ratio, rasio solvabilitas yang dalam penelitian ini perhitungannya menggunakan Debt to Asset Ratio dan profitabilitas yang perhitungannya menggunakan Return On Asset. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa Current Ratio secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Asset pada level of significance lebih dari 5% (yaitu sebesar 14,5%) dan Debt to Asset Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset pada level of significance kurang dari 5% (yaitu sebesar 0,00%), sedangkan secara simultan Current Ratio dan Debt to Asset Ratio berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Return On Asset) pada level of significance kurang dari 5% (masing-masing sebesar 0,00%). Koefisien determinasi sebesar 39,4%, hal ini berarti variabel likuiditas (Current Ratio) dan solvabilitas (Debt to Asset Ratio) mampu menjelaskan variabel profitabilitas sebesar 39,4% dan sisanya sebesar 60,6% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
Kata kunci : Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas
i
THE EFFECT OF LIQUIDITY RATIO AND SOLVABILITY RATIO TO PROFITABILTY RATIO ON SUBSECTOR OF AGRICULTURE COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2011-2015
By : ERNI
Advisor Lecturer : Wildayati, S.Pd., M.Pd.E
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out how great the influence of liquidity and solvability ratio to the profitability subsector of agriculture companies which listed on Indonesia Stock Exchange. The research data has been obtained in the form of financial statement subsector of agriculture companies which was started from the years of 2011 until 2015 which are listed in Indonesia Stock Exchange. The research samples were 6 companies or 30 observation data witch had close by purposive sampling. The liquidity ratio used as the variable in which the calculation has been carried out by using Current Ratio, solvability ratio used as the variable in which the calculation has been carried out by using Debt to Asset Ratio and profitability ratio in which the calculation is done by using Return On Asset. The result proving that the Current Ratio in partial there are currently against the influence of Return On Assets at level of significance 5% (as 14,5%) and Debt to Asset Ratio in partial there are significantly influence on Return On Assets at level of significance 5% (as 0,00%), while Simultaneously, Current Ratio, and Debt to Assets Ratio have significant influence on profitability (Return On Asset) at level of significance 5% (as 0,00%). The coefficient of determination is 39,4%%, it means that liquidity (Current Ratio) and solvability (Debt to Asset Ratio) variables are be able to explain profitability variable as much as 39,4%, and the rest of 60,6% explained by other variables not include in the model.
Keywords: Liquidity, Solvability, Profitability.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan Tugas Akhir ini yang berjudul : “Pengaruh Rasio Likuiditas dan Rasio Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada perusahaan subsector pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015”. Sebagaimana diketahui bahwa penulisan Tugas Akhir ini merupakan sebuah kewajiban penulis sebagai mahasiswa untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai gelar ahli madya pada program studi Akuntansi di Akademi Akuntansi Permata Harapan, Batam. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dalam segi Bahasa, mengetik maupun menyusun sistematika dalam laporan ini akibat adanya keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Penulis dengan senang hati menerima kritikan dari para pembaca yang bersifat membangun, agar dapat menjadi masukan yang berharga bagi penulis untuk melakukan perbaikan pada laporan ini di masa-masa mendatang. Semoga Tugas Akhir ini dapat berguna untuk para pembaca dan khususnya bagi mahasiswa/siswi Akademi Akuntansi Permata Harapan, Batam. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini sulit terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dukungan
iii
dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada: 1.
Kiatwansyah Yasmin, SE,MBA selaku Pembina Yayasan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Akademi Akuntansi Permata Harapan.
2.
Bapak Joko Setiawan.SE.,MM selaku direktur Akademi Akuntansi Permata Harapan.
3.
Hermaya Ompusunggu,SE.,M.Ak Selaku Ketua Program Studi Akuntansi di Akademi Akuntansi Permata Harapan.
4.
Wildayati,S.Pd,M.Pd.E Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan sabar dan bijaksana dalam membimbing serta memberikan arahan, petunjuk, nasihat, saran, serta semangat kepada saya sampai terselesaikannya penulisan Tugas Akhir ini.
5.
Para Dosen dan seluruh staff pengajar Akademi Akuntansi Permata Harapan Gici Business School Batam yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
6.
Yang terkasih keluarga yang tiada henti mendoakan, memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini baik dari segi spirit maupun dari segi materi yang sangat berarti bagi penulis.
7.
Seluruh sahabat dan rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberi bantuan dan dorongan dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.
iv
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan dalam arti sesungguhnya. Untuk itu tegur sapa serta masukan yang konstruktif sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga penyusunan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pada pembaca pada umumnya.
Batam, Agustus 2016 Penulis
ERNI 2013/12000850
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN TA HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN ABSTRAK .......................................................................................................
i
ABSTRACT ......................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Batasan Masalah.....................................................................
5
C. Rumusan Masalah ..................................................................
6
D. Tujuan Penelitian ..................................................................
6
E. Manfaat Penelitian .................................................................
7
LANDASAN TEORI A. Landasan Teori ....................................................................... 1.
9
Laporan Keuangan ..........................................................
9
a. Laporan Posisi Keuangan .......................................
10
vi
b. Laporan Laba-Rugi Komprehensive ......................
11
c. Laporan Arus Kas ....................................................
12
2.
Manfaat Analisa Laporan Keuangan ..............................
13
3.
Analisis Ratio ..................................................................
14
4.
Bentuk – Bentuk Ratio ....................................................
14
a. Rasio Likuditas ........................................................
15
b. Rasio Solvabilitas ...................................................
17
c. Rasio Profitabilitas ...................................................
20
Hubungan Antar Variabel ...............................................
22
a. Current Ratio dengan Return On Assets ..................
22
b. Debt to Assets Ratio dengan Return On Assets ........
24
B. Penelitian Terdahulu ..............................................................
24
C. Kerangka Konseptual .............................................................
29
D. Hipotesis Penelitian................................................................
30
5.
BAB III
METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian .............................................................
31
B. Populasi dan Sampel ..............................................................
32
1. Populasi .............................................................................
32
2. Sampel ...............................................................................
32
C. Data Penelitian ......................................................................
33
1. Jenis dan Sumber Penelitian ..............................................
33
a. Jenis Data ...................................................................
33
b. Sumber Data ...............................................................
33
vii
BAB IV
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ....
34
1. Variabel Penelitian ............................................................
34
a. Variabel Dependen .....................................................
34
b. Variabel Independen ..................................................
34
E. Teknik Pengumpulan Data .....................................................
36
1. Penelitian Kepustakaan ...................................................
36
2. Dokumentasi ...................................................................
37
F. Metode Analisis Data .............................................................
37
1.
Statistik Deskriptif ..........................................................
37
2.
Uji Asumsi Klasik ...........................................................
38
a. Uji Normalitis ..........................................................
38
b. Uji Multikolinearitas ................................................
39
c. Uji Autokoleksi ........................................................
41
d. Uji Heteroskedastisitas.............................................
41
3.
Model Regresi Berganda .................................................
42
4.
Pengujian Hipotesis.........................................................
43
a.
Uji t .........................................................................
43
b.
Uji F .........................................................................
45
c.
Uji Koefisien Determinasi (R2)................................
46
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Obyek Penelitian ...................................................
48
B. Hasil Analisis Data.................................................................
49
1.
Statistik Deskriptif ..........................................................
viii
49
2.
BAB V
Uji Asumsi Klasik ...........................................................
51
a. Uji Normalitis ..........................................................
52
b. Uji Multikolinearitas ................................................
55
c. Uji Autokoleksi ........................................................
56
d. Uji Heteroskedastisitas.............................................
57
3.
Model Regresi Berganda .................................................
58
4.
Pengujian Hipotesis.........................................................
60
a. Uji t .........................................................................
60
b. Uji F .........................................................................
61
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)................................
62
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................
63
1.
Pengaruh CR Terhadap ROA..........................................
63
2.
Pengaruh DAR Terhadap ROA.......................................
64
3.
Pengaruh CR dan DAR Terhadap ROA .........................
64
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ................................................................................
66
B. Saran.......................................................................................
67
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
68
LAMPIRAN .....................................................................................................
70
RIWAYAT HIDUP ..........................................................................................
81
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Daftar data CR,DAR dan ROA perusahaan pertanian .................
4
Tabel 3.1
Operational Variabel Penelitian ...................................................
36
Tabel 3.2
Hipotesis Secara Partial ...............................................................
44
Tabel 3.3
Hipotesis Secara Simultan ...........................................................
45
Tabel 4.1
Dekripsi Variabel Penelitian Perusahaan Sampel ........................
49
Tabel 4.2
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov (K-S) ................................
53
Tabel 4.3
Hasil Uji multikolinearitas ...........................................................
55
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi .................................................................
56
Tabel 4.5
Hasil Uji Regresi berganda ..........................................................
58
Tabel 4.6
Hasil Uji t .....................................................................................
60
Tabel 4.7
Hasil Uji F ....................................................................................
62
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)..........................................
63
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran .................................................................
29
Gambar 4.1
Uji Normalitas (Histogram) .....................................................
54
Gambar 4.2
Uji Normalitas (Normal P-P Plot) ............................................
54
Gambar 4.3
Uji Heteroskedastisitas .............................................................
57
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lam 1 Perhitungan Ratio Keuangan pada perusahaan BEI ..........................
70
Lam 2
Uji Analisis Deskriftif........................................................................
71
Lam 3
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov (K-S) .....................................
72
Uji Normalitas dalam bentuk Histogram ..........................................
73
Uji Normalitas dalam bentuk Normal P-P Plot .................................
73
Lam 4
Uji Multikolinearitas ..........................................................................
74
Lam 5
Uji Autokorelasi.................................................................................
75
Lam 6
Uji Heteroskedastisitas dalam bentuk Scatterplot .............................
76
Lam 7
Uji Regresi Berganda .........................................................................
77
Lam 8
Uji Secara Parsial (Uji t) ....................................................................
78
Lam 9
Uji Secara Simultan (Uji F) ...............................................................
79
Lam 10 Uji Koefisien Determinasi (R2) .........................................................
80
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu kegiatan usaha yang dijalankan oleh suatu perusahaan, tentulah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen. Pertama, pemilik menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankan. Kedua, pemilik menginginkan bahwa usaha yang dijalankan nantinya tidak hanya untuk satu periode kegiatan saja. Ketiga, perusahaan tetap mampu untuk menghasilkan atau menyediakan berbagai jenis barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat umum. Keempat, usaha yang dijalankannya akan dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat, baik yang berada dalam lingkungan perusahaan maupun diluar lingkungan perusahaan. Agar tujuan tersebut tercapai, manajemen perusahaan harus mampu membuat perencanaan yang tepat dan akurat. manajemen juga harus mampu mengawasi dan mengendalikan kegiatan usaha yang dijalankannya apabila terjadi penyimpangan. Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami perkembangan dan mengarah pada sistem ekonomi pasar bebas, perusahaanperusahaan semakin terdorong untuk meningkatkan daya saing. Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang maksimal. Laba mencerminkan kinerja keuangan suatu perusahaan. Bilamana perusahaan menetapkan asset yang besar, kemungkinan yang terjadi pada tingkat
1
2
likuiditas akan aman, akan tetapi harapan untuk mendapatkan laba yang besar akan turun yang kemudian akan berdampak pada profitabilitas perusahaan ataupun sebaliknya. Makin tinggi likuiditas, maka makin baiklah posisi perusahaan di mata kreditur oleh karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa perusahaan akan dapat membayar kewajibannya tepat pada waktunya. Selain dari masalah pengelola asset, perusahaan juga harus bisa menghadapi masalah sumber dana. Pemenuhan sumber dana juga bisa didapat dari intern perusahaan, yaitu dengan penarikan modal melalui penjualan saham, atau dari laba ditahan perusahaan yang tidak dibagi dan digunakan kembali sebagai modal, atau perusahaan menerbitkan obligasi untuk masyarakat. Dari sisi eksternal perusahaan, bisa melalui peminjaman dari kreditur, yaitu: bank atau lembaga non bank. Semakin besar proporsi hutang pada struktur modal suatu perusahaan, semakin tinggi pula beban tetap dan komitmen pembayaran kembali yang ditimbulkan.
Jika
perusahaan
menggunakan
lebih
banyak
hutang
dibandingkan dengan modal sendiri, maka solvabilitas akan semakin besar karena beban bunga yang harus ditanggung juga akan bertambah tinggi, dan hal ini akan mengakibatkan profitabilitas suatu perusahaan menurun. Penelitian ini mencoba melihat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yang di lihat melalui profitabilitas dengan menggunakan perhitungan Return On Assets (ROA). Kemudian melihat dari beberapa aspek dengan menggunakan rasio likuiditas dengan menggunakan
3
Current Ratio (CR) dan rasio solvabilitas dengan menggunakan Debt to Asset Ratio (DAR), apakah berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahan tersebut dalam mendapatkan profitabilitas perusahaan. Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang bergerak di bidang pertanian. Beberapa perusahaan dipilih dikarenakan memiliki beberapa faktor yang memang di butuhkan yaitu memiliki laporan keuangan yang lengkap dan di publikasikan dimulai dengan tahun 2011 hingga 2015. Dalam
sebuah
menyimpulkan
laporan
suatu
keuangan
kinerja
keuangan
dari
beberapa
perusahaan
periode tersebut
dapat apakah
mengalami kemajuan, kemunduran atau stabil. Dalam mengukur sebuah kinerja keuangan perusahaan dapat menggunakan suatu analisis rasio yang perhitungannya terdapat pada angka akun tertentu dengan akun-akun yang lainnya pada sajian laporan keuangan perusahaan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Pengertian rasio keuangan menurut James C Van Horne merupakan indek yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan menbagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan
4
dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Dengan melihat laporan keuangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia selama beberapa tahun ini dimana data current ratio, debt to asset ratio dan return on asset dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi pada Tabel 1.1 pada perusahaan di bawah ini: Tabel 1.1 Daftar Data Current Ratio, Debt to Asset Ratio dan Return On Asset pada Perusahaan Pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015 Nama
Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
Sampoerna Agro Tbk (SGRO)
Tahun
CR
DAR
ROA
CR
DAR
ROA
2011
126,54%
17,43%
24,48%
158,95%
26,72%
15,86%
2012
68,46%
24,59%
20,29%
110,85%
35,55%
7,96%
2013
45,00%
31,42%
12,72%
105,07%
40,20%
2,64%
2014
58,47%
36,24%
14,13%
80,15%
44,96%
6,22%
2015
79,90%
45,62%
3,23%
127,00%
53,16%
3,39%
Dari tabel 1.1 diatas dapat dilihat perbandingan antara rasio likuiditas (CR), dan solvabilitas (DAR) terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan. Pada masing-masing rasio, dimana CR PT. Astra Agro Lestari Tbk pada tahun sebesar 126,54% mengalami penurunan sampai tahun 2013 sebesar 45,00% pada tahun 2014 - 2015 mengalami kenaikan menjadi 79,90%. Sedangkan PT. Sampoerna Agro Tbk pada tahun 2011 sebesar 158,95% menggalami penurunan sampai tahun 2014 sebesar 80,15% dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan menjadi 127%. DAR Pada PT. Astra Agro Lestari Tbk
5
pada tahun 2011 sebesar 17,43% mengalami kenaikan sampai tahun 2015 sebesar 45,62% dan PT Sampoerna Agro Tbk pada tahun 2011 sebesar 26,72% mengalami kenaikan sampai tahun 2015 sebesar 53,16%. sedangkan ROA PT Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2011 dengan persentase sebesar 24,48% hingga menurun drastis pada tahun 2015 persentasenya sebesar 3,23%. PT Sampoerna Agro Tbk pada tahun 2011 dengan persentase sebesar 15,86% mengalami penurunan sampai tahun 2013 sebesar 2,64%, pada tahun 2014 naik menjadi 6,22% dan pada tahun 2015 turun menjadi 3,39%. Dari penjelasan di atas (Return On Asset) ROA dari tahun 2011-2015 dalam beberapa perusahaan mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh Currect Ratio (CR) dan Debt to Asset Ratio (DAR). Faktor-faktor yang mempengaruhi Currect Ratio (CR) dan Debt to Asset Ratio (DAR) antara lain yaitu aktiva lancar (kas, piutang dan persediaan) dan hutang lancar (hutang usaha dan wesel tagih). Dari berbagai faktor tersebut diduga penyebab tinggi rendahnya tingkat profitabilitas atau ROA perusahaan sedangkan yang diharapkan profitabilitas perusahaan mengalami kenaikan yang diimbangi dengan kenaikan tingkat keuntungan atau laba perusahaan, maka alternatif solusinya adalah mengatur rasio likuiditas (CR) dan rasio solvabilitas (DAR). Dalam penelitian ini peneliti meneliti perusahaan subsektor pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini ditulis dengan judul “Pengaruh Rasio Likuiditas & Rasio
6
Solvabilitas terhadap Profitabilitas perusahaan subsector pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
B. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dan agar lebih fokusnya penelitian ini, maka penelitian ini dibatasi pada pengaruh Rasio Likuiditas (liquidity ratio) yang perhitungannya menggunakan Current Ratio (CR) dan Rasio Solvabilitas (Solvability ratio) yang perhitungannya menggunakan Debt to Asset Rasio (DAR) terhadap Profitabilitas yang perhitungannya menggunakan Return On Asset (ROA). Objek yang akan diteliti adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode 2011-2015 pada bidang Pertanian.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana pengaruh
rasio
likuiditas
terhadap
profitabilitas
di
perusahaan Pertanian yang terdaftar di BEI Periode 2011-2015? 2.
Bagaimana pengaruh rasio solvabilitas terhadap profitabilitas di perusahaan Pertanian yang terdaftar di BEI Periode 2011-2015?
3.
Bagaimana pengaruh rasio likuiditas & rasio solvabilitas terhadap profitabilitas di perusahaan Pertanian yang terdaftar di BEI Periode 2011-2015?
7
D. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang ditetapkan, maka penulis menetapkan tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas terhadap profitabilitas parsial pada perusahaan subsektor Pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2.
Untuk mengetahui pengaruh rasio solvabilitas terhadap profitabilitas parsial pada perusahaan subsektor Pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3.
Untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas dan rasio solvabilitas terhadap profitabilitas parsial pada perusahaan subsektor Pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan oleh penulis dari penelitian ini baik secara praktis maupun secara teoritis adalah sebagai berikut : 1. Kegunaan Teoritis Di lihat secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan sumbangan pemikiran yang dapat dalam menambah pengetahuan current ratio, debt to asset return dan return on assets.
8
2. Kegunaan Praktis a. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan data menjadi tambahan pengetahuan bagi penulis tentang keterkaitan antara teori yang diperoleh dengan kenyataan yang ada dalam penelitian. b. Bagi Akademik Penelitian
ini
diharapkan
mampu
memberikan
sumbangan
pengetahuan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, serta menjadi pembanding atau penunjang dalam penelitian selanjutnya. c. Bagi Investor Bagi investor maupun calon investor, penelitian ini dapat memberikan masukan dalam pengambilan keputusan ketika akan berinvestasi pada perusahaan subsektor telekomunikasi. d. Bagi Perusahaan Bagi perusahaan, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam peningkatan kinerja keuangan perusahaan serta menerapkan alat ukur kinerja perusahaan yang dapat membantu menilai posisi dan kinerja keuangan perusahaan sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan layak tidaknya suatu proyek dilakukan.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan serta materi penjelasan harus merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Laporan keuangan ini dibuat untuk para pemakai laporan sesuai dengan kepentingannya (stakeholders). Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan antara lain penanam dana atau modal yang membutuhkan informasi tentang posisi keuangan dan masa depan perusahaan, kreditur dan supplies (pemasok) perusahaan akan menilai sehat tidaknya keuangan perusahaan dan menilai risiko terhadap kredit yang akan diberikan kepada perusahaan. Lembaga pemerintah memerlukan informasi mengenai aktivitas keuangan perusahaan guna untuk keperluan perpajakan dan perundang-undangan. Karyawan dan organisasi juga berkepentingan terhadap stabilitas dan profitabilitas dari perusahaan tempat mereka bekerja dan para akademis yang berkepentingan untuk penelitian dan pendidikan. Tujuan
laporan
keuangan
adalah
menyediakan
laporan
yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan 9
10
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan menginformasikan kepada kita bagaimana hasil usaha dan bagaimana posisi keuangan usaha tersebut. Laporan keuangan yang sering disajikan adalah neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas serta laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham Secara umum unsur utama dari laporan keuangan terdiri dari : a. Laporan Posisi Keuangan. Laporan posisi keuangan atau yang lebih dikenal dengan neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi aktiva kewajiban dan modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun tiap saat dan merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu. Oleh karena itu, setiap perusahan diharuskan untuk menyajikan laporan keuangan dalam bentuk neraca. Neraca biasanya disusun pada periode tertentu untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini bila diperlukan. Biasanya hal ini sering dilakukan pihak manajemen pada saat tertentu. Menurut James C Van Horne, neraca adalah ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva dengan total kewajiban ditambah total ekuitas pemilik. Laporan ini mencakup posisi aktiva (harta kekayaan), kewajiban, modal dan informasi mengenai sifat dan jumlah investasi. Komponen atau isi yang terkandung dalam suatu aktiva dibagi menjadi tiga, yaitu : aktiva lancer, aktiva tetap, dan aktiva lainnya. Kemudian kewajiban
11
dibagi menjadi dua jenis, yaitu : kewajiban lancer (utang jangka pendek), dan utang jangka panjang. Sementara komponen modal terdiri dari : modal setor, laba yang ditahan dan lainnya.
b. Laporan Laba-Rugi Komprehensive (Income Statement) Jenis laporan keuangan lainnya selain neraca adalah laporan laba rugi. Berbeda dengan neraca yang melaporkan informasi tentang kekayaan, utang, dan modal, laporan laba rugi memberikan informasi tentang hasil-hasil usaha yang diperoleh perusahaan. Laporan laba rugi juga berisi jumlah pendapatan yang diperoleh dan jumlah biaya yang dikeluarkan. Pengertian laba rugi ini sesuai yang dikatakan James C.Van Horne, yaitu ringkasan pendapatan dan biaya perusahaann selama periode tertentu diakhiri dengan laba atau rugi pada periode tersebut. Laporan laba-rugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber–sumber pendapatan yang diperoleh. Dan juga tergambar jumlah biaya dan jenis–jenis biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dari jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini terdapat selisih yang disebut laba atau rugi. Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, perusahaan dikatakan laba. Sebaliknya bila jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya, perusahaan dikatakan rugi.
12
Pada dasarnya alasan
utama pentingnya perhitungan laba rugi
adalah bahwa laporan laba rugi dapat menyediakan informasi kepada investor dan kreditur yang dapat membantu meramal jumlah, waktu dan ketidakpastian dari arus kas masa depan. Ramalan yang akurat atas arus kas masa depan membantu investor untuk menilai kelayakan ekonomi perusahaan dan kreditur untuk menentukan kemungkinan dari pembayaran kembali kalinya terhadap perusahaan. Menentukan kemungkinan dari pembayaran kembali kalinya terhadap perusahaan. Kedua, perhitungan
laba rugi membantu
pemakai menentukan
resiko tingkat ketidakpastian dari kegagalan mencapai suatu arus tertentu. Selain itu juga digunakan oleh pihak lain seperti pelanggan untuk menentukan kemampuan suatu perusahaan memberikan barang dan jasa yang dibutuhkan. Demikian juga serikat pekerja berguna untuk menelah secara cermat sebagai dasar untuk pembahasan mengenai tingkat gaji yang diterima, serta bagi pemerintah untuk merumuskan pajak, kebijakan fiskal dan moneter.
c. Laporan Arus Kas ( Cash Flow Statement ) Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kasadalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang
13
dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan. Manfaat informasi arus kas : pertama Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas pada masa yang akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya. Kedua Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungj awaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan. Dan yang ketiga adalah Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas).
2. Manfaat Analisa Laporan Keuangan Tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah:
Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu;
Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan perusahaan;
Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki;
Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan untuk penilaian kinerja manajemen.
14
Langkah yang dilakukan dalam analisis keuangan adalah:
Mengumpulkan laporan keuangan dan data yang diperlukan selengkap mungkin;
Melakukan pengukuran-pengukuran atau perhitungan-perhitungan dengan rumus-rumus tertentu.
Melakukan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran;
Membuat laporan tentan posisi keuangan perusahaan;
Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisis tersebut
3. Analisis Rasio Pengertian rasio keuangan menurut James C Van Horne merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka akuntansi dan diperoelh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaa. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.
4. Bentuk-bentuk Rasio Keuangan Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.
15
a. Rasio Likuditas Rasio
Likuiditas
merupakan
rasio
yang
menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio Likuiditas dapat digunakan untuk mengukur mampukah perusahan memenuhi kewajiban jangka pendeknya, jika mampu maka perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang baik dalam memenuhi kewajibannya. Oleh karena itu pos-pos yang di hitung adalah neraca pada bagian asset lancar dan hutang lancar. Dengan kata lain jika perusahaan mempunyai kewajiban yang harus segera di bayar, maka harus ada asset yang dapat dengan mudah di gunakan untuk membayar kewajiban (hutang) tersebut. Jenis - jenis dari rasio likuiditas antara lain: a) Rasio Lancar (Current Ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. b) Rasio Cepat (Quick Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau hutang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai perusahaan. c) Rasio Kas (Cash Ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
16
d) Rasio Perputaran Kas merupakan rasio yang mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. e) Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membanding kan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.
Rasio likuiditas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah rasio lancar atau current ratio (CR). Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rasio lancar dapat dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. Apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, kondisi perusahaan belum dapat dikatakan baik. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya penggunaan kas dengan sebaik mungkin. Perhitungan rasio ini bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa jauh jumlah asset lancar perusahaan dapat menjamin dari kreditor jangka pendek. Semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin pembayaran hutang jangka pendek perusahaan kepada kreditor. Biasanya rasio lancar yang direkomendasikan adalah sekitar 2, tetapi
17
jika rasio lancar kurang dari 1, mencerminkan adanya risiko perusahaan untuk tidak mampu memenuhi liabilitas yang jatuh tempo. Semakin tinggi rasio lancar maka akan semakin aman pada posisi kreditor, tetapi pada perusahaan dapat berarti lain, apabila rasio terlalu tinggi dapat di artikan perusahaan mempunyai kelebihan pada asset lancarnya. Kesulitan pada likuiditas dapat di ketahui lebih dini dari pembayaran hutang pada pemasok yang tertunda, pembayaran gaji karyawan yang tertunda, atau naiknya kredit modal kerja yang di sertai dengan perpanjangan pelunasanya. Current
Ratio
(Rasio
lancar)
dapat
di
hitung
dengan
menggunakan formula berikut:
Ratio Lancar =
aktiva lancar kewajiban lancar
b. Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Analisis solvabilitas perusahaan berbeda dengan analisis likuiditas. Pada analisis likuiditas jangka waktu biasanya pendek untuk peramalan arus kas. Dan untuk analisis solvabilitas menggunakan jangka waktu yang panjang untuk peramalanya.
18
Struktur modal mengacu pada sumber pendanaan perusahaan. Pendanaan dapat di peroleh dari modal ekuitas yang relatif permanen hingga sumber pendanaan jangka pendek sementara yang lebih berisiko.
Saat
memperoleh
pendanaan
perusahaan
akan
menginvestasikanya pada berbagai asset. Asset mencerminkan sumber keamanan sekunder bagi pemberi pinjaman dan diperoleh dari pinjaman yang dijamin oleh asset tertentu hingga asset yang tersedia sebagai pengaman umum bagi kreditor tanpa jaminan. Elemen kunci solvabilitas jangka panjang lainya adalah laba (earnings) atau kemampuan untuk menghasilkan laba (earnings power) yang menunjukan kemampuan berulang untuk menghasilkan kas dari operasi. Ukuran berbasis laba sangat penting dan merupakan indicator handal atas kekuatan keuangan. Laba merupakan sumber kas yang paling diinginkan dan dapat diandalkan untuk pembayaran bunga dan pokok utang jangka panjang dan beban tetap lainya. Arus laba yang stabil merupakan ukuran penting atas kemampuan perusahaan untuk meminjam saat kekurangan kas. Hal itu juga merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk bangkit dari kondisi kesulitan keuangan. Jenis - jenis rasio solvabilitas antara lain: a) Debt to Assest Ratio (Debt Ratio) merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.
19
b) Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. c) Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri d) Times Interest Earned merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. e) Fixed Charge Coverage merupakan rasio yang dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease contract).
Dalam rasio solvabilitas (laverage ratio) ini, yang menjadi fokus penelitian ini adalah Debt to Asset Ratio (DAR). Debt to Asset Ratio (DAR) menunjukan seberapa besar total asset yang dimiliki perusahaan yang didanai oleh seluruh krediturnya. DAR diperoleh dengan cara :
Debt to Asset Ratio =
Total Hutang Total Aktiva
Makin tinggi DAR maka akan menunjukan makin berisiko perusahaan karena makin besar utang yang digunakan untuk pembelian asetnya.
20
c. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Mendengar kata profit cenderung mengacu pada suatu keuntungan
yang
di
dapatkan,
maka
dengan
menggunakan
perhitungan Rasio Profitabilitas ini maka perusahaan atau masyarakat pun akan mampu menghitung suatu kemampuan menghasilkan keuntungan. Profitabilitas
mendapat
tempat
tersendiri
dalam
penilaian
perusahaan. Hal ini mudah dipahami karena secara sadar perusahaan didirikan memang untuk memperoleh laba. Jenis - jenis rasio profitabilitas antara lain: a) Profit Margin on Sales merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. b) Return on Investment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan perusahaan. c) Return on Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. d) Return on Assets (ROA) merupakan salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal.
21
e) Laba per Lembar Saham Biasa merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham.
Dalam rasio profitabilitas ini yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Return on Asset (Rasio laba atas asset). Istilah lain dari laba atas asset adalah tingkat pengembalian atas asset. Tujuan pehitungan rasio ini adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh asset yang digunakan dapat menghasilkan laba. Return on asset mencerminkan seberapa besar return yang dihasilkan atas setiap rupiah uang yang ditanamkan dalam bentuk asset. Dengan harapan semakin tinggi ROA maka akan semakin baik. ROA tingkat profitabilitasnya selalu dikaitkan dengan penggunaan asset yang digunakan dalam menghasilkan laba. Dalam perhitungannya dapat menggunkan formula sebagai berikut:
=
Kelebihan dan kekurangan ROA Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan ROA sebagai berikut: Kelebihan ROA a) ROA mudah dihitung dan dipahami.
22
b) Merupakan alat pengukur prestasi manajemen yang sensitive terhadap setiap pengaruh keadaan keuangan perrusahaan. c) Manajemen menitikberatkan perhatiannya pada perolehan laba yang maksimal. d) Sebagai tolak ukur prestasi manajemen dalam memanfaatkan assets yang dimiliki perusahaan untuk memperoleh laba. e) Mendorong tercapainya tujuan perusahaan. f) Sebagai alat mengevaluasi atas penerapan kebijakan-kebijakan manajemen.
Kekurangan ROA a) Kurang mendorong manajemen untuk menambah assets apabila nilai ROA yang diharapkan ternyata terlalu tinggi. b) Manajemen cenderung focus pada tujuan jangka pendek bukan pada tujuan jangka panjang, sehingga cenderung mengambil keputusan jangka panjang yang lebih menguntungkan tetapi berakibat negatif dalam jangka panjangnya.
5. Hubungan antar Variabel a. Current Ratio dengan Return On Assets Ratio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar likuiditas perusahaan. Rasio lancar merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini
23
dapat
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
membayar
kewajiban jangka pendeknya. Sebuah perusahaan dalam menjalankan operasinya membutuhkan dana yang sangat besar, baik untuk produksi maupun untuk investasi. Kebutuhan dana ini tidak dapat sepenuhnya dipenuhi menggunakan modal sendiri. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan peminjaman dana ke pihak lain ataupun melakukan penundaan pembayaran beberapa kewajiban. Utang yang dimiliki oleh perusahaan harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak menambah beban bagi perusahaan yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerugian. Rasio hutang dalam sebuah laporan keuangan menunjukkan seberapa besar asset yang dibiayai dengan hutang. Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan hutang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang. Dengan mengetahui seberapa besar persentase utang yang dimiliki, perusahaan dapat mencegah terjadinya gagal bayar. Perusahaan yang memiliki rasio lancar yang semakin besar, maka menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini menunjukkan perusahaan melakukan penempatan dana yang besar pada sisi aktiva lancar. Penempatan dana yang terlalu besar pada sisi aktiva memiliki dua efek yang sangat berlainan. Di satu sisi, likuiditas perusahaan semakin baik. Namun
disisi lain, perusahaan kehilangan
kesempatan
untuk
24
mendapatkan tambahan laba, karena dana yang seharusnya digunakan untuk investasi yang menguntungkan perusahaan, dicadangkan untuk memenuhi likuiditas. Semakin besar rasio ini, semakin besar likuiditas perusahaan.
b. Debt to Assets Ratio dengan Return On Assets Menurut Van Horne (2009), semakin tinggi rasio Debt to Total Asset, semakin besar risiko keuangannya. Peningkatan risiko yang dimaksud adalah kemungkinan terjadinya default (gagal bayar) karena perusahaan terlalu banyak melakukan pendanaan aktiva dari hutang. Berdasarkan Pecking Order Theory, semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa semakin besar biaya yang harus ditanggung perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang dimilikinya. Hal ini dapat
menurunkan
profitabilitas
(ROA)
yang
dimiliki
oleh
perusahaan.
B. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai rasio profitabilitas telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Penelitian ini diambil dari berbagai jurnal yang telah diterbitkan oleh lembaga penelitian maupun instansi-instansi pendidikan. Adapun penelitian terdahulu dijelaskan sebagai berikut : Sefty Setyafani Sansasilia (2015), melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh rasio likuiditas dan rasio solvabilitas terhadap profitabilitas
25
perusahaan perbankan”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan melalui Uji kelayakan model menggunakan Uji F dan Koefisien Determinasi Simultan (R2) maka hasilnya dapat diketahui bahwa model layak untuk diteliti lebih lanjut. Hasil dari Uji Hipotesis dengan menggunakan Uji t diperoleh hasil yaitu variabel rasio likuiditas (Current Ratio) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas (Return on Assets) dan variabel rasio solvabilitas (Debt to Assets Ratio) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (Return on Assets). Aminatuzzahra (2010), melakukan penelitian dengan judul “analisis pengaruh current ratio, debt to equity ratio, total asset turnover, net profit margin terhadap return on equity”. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa data CR, DER, TAT, NPM secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap ROE perusahaan manufaktur di BEI periode 2005-2009 pada level of significance kurang dari 5% (masing-masing sebesar 0,000%). Sementara secara simultan (CR, DER, TAT, dan NPM) terbukti signifikan berpengaruh terhadap ROE perusahaan manufaktur di BEI pada level kurang dari 5% yaitu sebesar 0,000%. Kemampuan prediksi dari keempat variabel tersebut terhadap ROE sebesar 97,9% sebagaimana ditunjukkan oleh besarnya adjusted R square sebesar 97,9%, sedangkan sisanya 2,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Nidya Afrinda (2013), melakukan penelitian ini dengan judul “pengaruh rasio Likuditas (Current Ratio, Cash Ratio, dan Quick Ratio) dan Solvabilitas (Debt to Total Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Long Term Debt to
26
Equity Ratio) terhadap Profitabilitas (Return on Assets) pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Current Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Assets (ROA), Cash Ratio berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap ROA, Quick Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, Debt to Total Assets Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap ROA, sedangkan Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Secara simultan Current Ratio, Cash Ratio, Quick Ratio, Debt to Total Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2012. Koefisien determinasi sebesar 30,6%, hal ini berarti variabel likuiditas dan solvabilitas mampu menjelaskan variabel profitabilitas sebesar 30,6% dan sisanya sebesar 69,4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Arief Basuki (2012), melakukan penelitian dengan judul “pengaruh variabel cash ratio (CR), debt to total assets ratio (DAR), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), dan net profit margin (NPM) terhadap dividend payout ratio (DPR) pada perusahaan otomotif Indonesia yang listed di BEI periode 2007-2011”. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa variabel CR, DAR, DER dan ROA secara parsial tidak signifikan terhadap DPR pada level of significance lebih dari 5%.Namun CR dan ROA berpengaruh positif
27
sedang DAR dan DER berpengaruh negatif. Variabel NPM terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Sedangkan secara bersamasama (CR, DAR, DER, ROA, dan NPM) terbukti signifikan berpengaruh terhadap DPR pada level kurang dari 5%. Kemampuan prediksi dari kelima variabel tersebut terhadap DPR sebesar 58,90% sebagaimana ditunjukkan oleh besarnya adjusted R square sebesar 58,90% sedangkan sisanya 40,80% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini. Elyas Setiawan (2015), melakukan penelitian dengan judul “pengaruh current ratio, inventory turnover, debt to equity ratio, total asset turnover, sales, dan firm size terhadap ROA”. Hasil uji t, menunjukkan current ratio dan inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA),sedangkan debt to equity ratio, total asset turnover, dan sales, tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Hasil uji F memperlihatkan hasil current ratio, inventory turnover, debt to equity ratio, total asset turnover, dan sales, berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA). M. Khafidz Mansur (2015), melakukan penelitian dengan judul “pengaruh likuiditas dan solvabilitas terhadap profitabilitas”. Adapun hasil dari penelitian ini, di dapat bahwa likuiditas yang diproyeksikan dengan Current Ratio (CR) dan solvabilitas yang diproyeksikan dengan Total Debt to Aset Ratio (DAR) secara bersama-sama dapat berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan yang diproyeksikan dengan Return on Aset Ratio (ROA), tetapi
28
secara sendiri (parsial) likuiditas yang diproyeksikan dengan Current ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan akan tetapi pada solvabilitas yang diproyeksikan dengan Total Debt to Aset Ratio (DAR) berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas yang diproyeksikan dengan Return on Aset ratio (ROA). Nyoman Kusuma Adnyana Mahaputra (2012), melakukan penelitian dengan judul “ pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI”. Hasil pengujian menunjukkan bahwa current ratio, debt to equity, total assets turnover, dan profit margin memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal ini mengindikasikan bahwa rasio-rasio tersebut mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan investasi. Dina Arlina (2015), melakukan penelitian ini dengan judul “analisis pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), dan debt to assets ratio (DAR) terhadap return on assets (ROA) pada perusahaan transportasi yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI)”. hasil penelitian ini membuktikan bahwa current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), dan debt to assets ratio (DAR) secara parsial tidak terdapat pengaruh terhadap return on assets (ROA), sedangkan secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
29
C. Kerangka Konseptual Kerangka pemikiran disusun untuk menggambarkan hubungan antara pengaruh ruh variabe variabel independen dengan variabel dependen. Variabel independen disimbolkan dengan (X), sedangkan variabel dependen disimbolkan (Y). Likuiditas (Current Current Ratio Ratio), Solvabilitas (Debt Debt to Assets Ratio) adalah merupakan variabel independen, sedangkan Profitabilitas (Return Return On Assets) Assets merupakan variabel dependen. Dimana Current Ratio berpengaruh erpengaruh terhadap Return On Assets Assets, Debt to Assets Ratio berpengaruh erpengaruh terhadap Return On Assets dan Current Ratio dan Debt to Assets Ratio erpengaruh terhadap Return On Assets. Kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1
30
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah dugaan pernyataan sementara yang diungkapkan secara deklaratif yang menjadi jawaban dari sebuah permasalahan. Pernyataan tersebut diformulasikan dalam bentuk variabel agar bisa di uji secara empiris. Dari uraian masalah yang ada, maka hipotesis untuk penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Ho1 : tidak terdapat pengaruh secara parsial current ratio terhadap return on assets. Ha1 : terdapat pengaruh secara parsial current ratio terhadap return on assets. Ho2 : tidak terdapat pengaruh secara parsial debt to assets ratio terhadap return on assets. Ha2 : terdapat pengaruh secara parsial debt to assets ratio terhadap return on assets. Ho3 : tidak terdapat pengaruh secara simultan current ratio dan debt to assets ratio terhadap return on assets. Ha3 : terdapat pengaruh secara simultan current ratio dan debt to assets ratio terhadap return on assets.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai
tingkatan
tertinggi
dibandingkan dengan
diskriptif
dan
komparatif karena dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. Sugiyono (2003: 11) Penelitian ini menguji analisis pengaruh current ratio, debt to assets ratio terhadap return on assets pada perusahaan pertanian di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan menggunakan data sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya melainkan melalui media perantara berupa bukti catatan, atau laporan historis yang tersusun rapi dalam arsip yang dipublikasikan oleh pihak lain. Sumber yang dipakai untuk mendapatkan data – data tersebut yaitu yang diperolah dari Indonesia Index Exchange (IDX), yang berupa laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan subsector Pertanian periode 2011 sampai 2015 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data tersebut diperoleh dari situs resmi dari Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
31
32
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2015 dengan sektor Pertanian. Pemilihan populasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dikarenakan kemudahan akses data dan informasi.
2. Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini mengunakan metode purposive samping, merupakan metode sampling yang setiap anggota populasi memiliki peluang sama untuk terpilih sebagai sampel. Sampel adalah sebagian saja dari seluruh jumlah populasi, yang diambil dari populasi dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dianggap mewakili seluruh anggota populasi. Adapun metode pemilihan sampel dari populasi yang digunakan adalah purposive sampling, beberapa kriteria untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Seluruh perusahaan pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2011-2015 b. Perusahaan sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum tahun 2010
33
C. Data Penelitian 1. Jenis dan Sumber Penelitian a. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data informasi yang berupa simbol angka atau bilangan. Berdasarkan simbol-simbol angka tersebut, perhitungan secara kuantitatif dapat dilakukan untuk menghasilkan suatu kesimpulan yang berlaku umum di dalam suatu parameter. Nilai data bisa berubah-ubah atau bersifat variatif. Jenis data penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh/ dikumpulkan dan disatukan oleh studistudi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsiparsip resmi.
b. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Website Http://www.idx.co.id/ serta data yang dibutuhkan berupa laporan keuangan tahunan (annual report) yang diterbitkan oleh perusahaan, jurnal-jurnal dan literatur-literatur lainnya yang berhubungan dengan objek penelitian.
34
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian adalah variabel dependen dan variabel independen. a. Variabel dependen (Y) Menurut
Syofian
Sireger
(2013:10),
Variabel
dependent
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas). Variabel ini juga sering disebut varabel terikat, variabel renspons atau endogen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Assets (ROA). Variabel ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Return On Asset=
Laba Bersih Total Aktiva
b. Variabel Independen (X) Menurut Syofian Sireger (2013:10), Variabel bebas (Independent) adalah variabel yang menjadi sebab atau merubah/memengaruhi variabel lain (variabel dependent). Variabel Independen disebut juga sebagai variabel bebas, prediktor, stimulus, eksogen atau antecendent. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen antara lain:
Current Ratio (Rasio lancar) Rasio Lancar (Current Ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
35
jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rasio ini menunjukan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka pendek dapat dipenuhi dengan aktiva yang diharapkan menjadi uang tunai dalam waktu dekat. Current
Ratio
(Rasio
lancar)
dapat
di
hitung
dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Ratio Lancar =
aktiva lancar kewajiban lancar
Debt to Assets Ratio (DAR) Debt to Asset Ratio (DAR) adalah rasio yang melihat perbandinga
hutang
perusahaan.
Yaitu
mengukur
jumlah
persentase dari jumlah dana yang diberikan oleh kreditur berupa hutang terhadap jumlah asset perusahaan. para kreditur lebih menyukai debt to assets ratio yang moderat, karena resiko yang terjadi terhadap perusahaan dapat dengan mudah dikendalikan apabila terjadi secara ekstrim likuidasi perusahaan. Rasio tersebut dirumuskan sebagai berikut:
Debt to Asset Ratio =
Total Hutang Total Aktiva
36
Untuk memperjelas konsep dan operasionalisasi dan variabel yang diteliti baik variable independen maupun variabel dependen, maka peneliti menyajikan table operational variabel sebagai berikut:
E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan pengumpulan data, yaitu: 1.
Penelitian Kepustakaan Dalam rangka memperoleh landasan dan konsep yang kuat agar dapat memecahkan permasalahan, maka penulis mengadakan penelitian
37
kepustakaan dengan membaca buku, literature, hasil penelitian yang sejenis, dan media lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 2.
Dokumentasi Pengumpulan data dengan cara mencatat data dari laporan-laporan, catatan, dan arsip-arsip yang ada di beberapa sumber, seperti di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan media internet sebagai penulusuran informasi mengenai teori maupun data-data penelitian yang diperlukan.
F. Metode Analisis Data Metode analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi berganda (multiple regressions). Metode ini digunakan untuk menguji satu variabel dependen dengan variabel independen lebih dari satu. Pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak (software) statistic SPSS (statistical package for social sciences) versi 2.0. Data-data tersebut dianalisis dengan tahapan uji statistic deskriptif, uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi), dan uju=I hipotesis (uji T, uji F, dan uji adjusted R square).
1. Statistik Deskriptif Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil peneitian berdasarkan satu sampel (Syofian Siregar 2013:126). Analisis dekriptif ini dilakukan dengan pengujian hipotesis deskriptif. Hasil analisis apakah hipotesis penelitian
38
dapat digeneralisasikan atau tidak. Jika hipotesis (Ha) dterima, berarti hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Uji statistik dalam analisis dekriptif adalah bertujuan untuk menguji hipotesis (pertanyaan sementara) dari penelitian yang bersifat dekriptif. Penerapan jenis ini uji statistik untuk penelitian yang bersifat dekriptif sangat tergantung dari skala pengukurannya, seperti: nominal, ordinal dan interval/rasio.
2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi berganda. Sebelum melakukan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian perlu dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi; uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas data dapat diketahui dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik atau histogram dari residualnya. Data normal dan tidak normal dapat diuraikan sebagai berikut (Ghozali, 2009). Dalam penelitian ini menggunakan dua cara uji normalitas yaitu:
39
a. Uji Kolmogorov –Smirnov (K-S), pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan dalam uji ini adalah : a) Jika didapatkan angka signifikan > 0,05, yang berarti menunjukkan bahwa berdistribusi normal. b) Jika didapatkan angka signifikan < 0,05, yang berarti menunjukkan bahwa tidak berdistribusi normal. b. Grafik Normal Probability Plot, ketentuan yang digunakan sebagai berikut : a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal tersebut maka model regresi yang digunakan memenuhi asumsi normalitas. b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal tersebut maka model regresi yang digunakan tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas Yang dimaksud dengan multiolinearitas persamaan regeresi berganda yaitu kolerasi antara varibael-variabel bebas diantara satu dengan yang lainnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkolerasi,
maka
variabel-variabel
tidak
orthogonal.
Untuk
mengetahui apakah ada kolerasi diantara variabel-variabel bebas dapat diketahui dengan melihat dari nilai tolerance yang tinggi. Untuk
40
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Menganalisis metrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antara variabel indenpenden ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen
tidak
berarti
bebas
dari
multikolinearitas.
Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, variance inflation factor (VIF) kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh varianel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel indenpenden menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
41
menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.
c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model linear dan kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada t-1 (sebelumnya). Jika terdapat kolerasi, maka dinamakan ada problem autukolerasi. Autokolerasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya
ketidaksamaan
variance
dari
residual
untuk
semua
pengamatan pada model regresi. Persyaratan yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas mempunyai suatu keadaan bahwa variance dari suatu residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda (Ghozali, 2011). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah terikat dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya)
42
yang telah di-studentized. Dasar pengambilan keputusannya dilakukan dengan melihat scatter plot: a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang
menyempit),
teratur maka
(bergelombang,
melebar
mengidendikasikan
kemudian
telah
terjadi
heteroskedastisitas. b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka
0
pada
sumbu
Y,
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
3. Model Regresi Berganda Menurut Syofian Siregar (2013:301), Regresi berganda adalah pengembangan dari regresi linier sederhana, yaitu sama-sama alat yang digunakan untuk memprediksi permintaan di masa akan datang berdasarakan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent) terhadap satu variabel tak bebas (dependent) yang digunakan. Perbedaan penerapan metode ini hanya terletak pada jumlah variabel bebas (independent) yang digunakan. Penerapan metode regresi berganda jumlah variabel bebas (independent) yang digunakan lebih dari satu yang mempengaruhi satu variabel tak bebas (dependent). Rumus Regresi Linier Berganda: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 …+ bnXn
43
Di mana: Y = Variabel terikat, X1 = Variabel bebas pertama, X2 = Variabel bebas kedua, X3 = Variabel bebas ketiga, Xn = Variabel bebas ke-n, a dan b1 serta b2 = konstanta.
4. Pengujian Hipotesis Tujuan dari penelitian adalah untuk menguji hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari perumusan permasalahan penelitian. Suatu penelitian harus dapat menghasilkan keputusan apakah hipotesis penelitian akan diterima atau ditolak. Uji hipotesis dilakukan melalui uji t, Uji F dan uji koefisien determinasi. a. Uji t Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Signifikan artinya berarti atau pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan). Adapun tahapan dalam pengujian ini adalah : a) Merumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternative (Ha)
44
b) Pengambilan keputusan 1) T sig banding alfa (α = 5%)
Jika nilai probabilitas > alfa (α = 5%) maka variable independen tidak berpengaruh secara parcial terhadap variable dependen. Jadi jika hasil hipotesis ipotesis pertama nilai probabilitas > alfa (α = 5%), maka variable Current Ratio tidak berpengaruh secara parsial terhadap Return On Assets.
Jika nilai probabilitas < alfa (α = 5%) maka variabe variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variab variabel dependen.
Jadi
jika
hasil
hipotesis
pertama nilai
probabilitas < alfa (α = 5%) maka variabe variabel Current Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Return On Assets.
45
b. Uji F Uji simultan dengan F-test F test dilakukan untuk mengetahui seberapa besar signifikan pengaruh variabel independen secara bersama-sama dengan variabel dependennya. Langkah--langkah pengujian sebagai berikut:
Merumuskan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) secara keseluruhan antara variabel independen yaitu Current Ratio dan Debt to Assets terhadap variable dependen yaitu Return On Assets Assets.
Menentukan nilai signifikansi α yaitu 5% atau 0,05 dan deraj derajat bebas (d = k ; n – k - l), untuk mengetahui daerah Ftabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan. Nilai Fhitung dibandingkan dengan nilai Ftabel berdasarkan tingkat signifikan (α)=5% dan derajat kebebasan pembilang = k,, dan derajat kebebasan penyebut
46
= n – k – l. kriteria pengujian hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut: a) Fhitung > Ftable, dengan α = 5% , maka Ho ditolak artinya signifikan. b) Fhitung < Ftable, dengan α = 5% , maka Ho diterima artinya tidak signifikan.
c. Uji Keofisien Determinasi (Adjusted R2) Uji Adjusted R2 menunjukkan adanya korelasi atau hubungan antara variabel independen dan dependennya. Uji Adjusted R2 menjelaskan hubungan antar variabel dan adanya factor lain yang mempengaruhi hubungan tersebut. Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. R2 merupakan besaran non negatif dan besarnya koefisien determinasi adalah antara angka nol sampai angka satu (0 ≤ R2 ≤ 1). Nilai Adjusted R2 yang kecil berarti kemampuan variabel - variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Analisis koefisiensi determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen yang dinyatakan dalam persentase. Untuk mencari besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan koefisien determinan dengan rumus:
47
KD = R2 x 100% Keterangan: KD
= Koefisien Determinasi
R2
= Koefisien Korelasi
100% = pengali yang menyatakan dalam persentase
Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (cross sectional) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antar masing – masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskriptif Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah perusahaan sub sector pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 adalah 22 (dua puluh dua) perusahaan. setelah dilakukan penelitian sampel dengan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: 1.
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai emiten selama 5 tahun berturut-turut selama periode penelitian hingga sampai tahun 2015.
2.
Perusahaan yang memiliki data yang lengkap selama periode penelitian tahun 2011-2015 untuk faktor-faktor yang diteliti, yaitu Current Assets, Debt to Assets Ratio, dan Return on Assets.
3.
Perusahaan yang memliki laba positif selama periode penelitian tahun 2011-2015. Berdasarkan kriteria diatas, maka yang menjadi sampel adalah sebanyak
6 (enam) perusahaan. Dengan mengunakan metode penggabungan data (pooling) maka diperoleh data penelitian sebanyak 5 x 6 = 30 (empat puluh) data observasi. Data yang digunakan penelitian ini adalah data keuangan perusahaan sektor Pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.
48
49
B. Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Analisis deskriptif dari data yang diambil untuk penelitian ini adalah dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 yaitu sebanyak 30 (tiga puluh) data pengamatan. Deskripsi variabel dalam statistik deskriptif yang digunakan pada penelitian ini meliputi nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi dari variabel dependen yaitu return on assets dan variabel independen yaitu current ratio dan debt to assets ratio. Statistik dekriptif menggambarkan karakter sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Distribusi statistik dekriptif untuk masing-masing variabel terdapat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 berikut: Dekripsi Variabel Penelitian Perusahaan Sampel Descriptive Statistics
N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
ROA
30
,0115
,2505
,089537
,0625425
CR
30
,4500
8,0600
2,576153
2,3048531
DAR
30
,1316
,7747
,346350
,1764978
Valid N (listwise)
30
Sumber : Hasil Output SPSS Versi 2.0 (2016)
50
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif di atas dengan menggunakan software SPSS versi 2.0 untuk sampel (N) 30, diperoleh informasi sebagai berikut : a. Variabel Return on Assets (ROA) menunjukan bahwa nilai minimum yang dimiliki Return On Assets pada tabel 4.1 diatas sebesar 0,0115 yang dimiliki oleh Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) pada tahun 2015 dan nilai maksimum sebesar 0,2505 yang dimiliki oleh PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) pada tahun 2011 dan mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,089537 yang menunjukkan sebsear 8,9% pengembalian aktiva yang digunakan dalam 1 (satu) tahun semakin tinggi nilai Return On Assets maka akan semakin baik dan Return On Assets memiliki standart deviasi atau tingkat penyimpangan sebesar 0,0625425. b. Variabel Current Ratio (CR) menunjukan bahwa nilai minimum yang dimiliki Current Ratio pada tabel 4.1 diatas sebesar 0,4500 yang dimiliki oleh Astra Agro Lestari Tbk (AALI) pada tahun 2013 dan nilai maksimum sebesar 8,0600 yang dimiliki oleh BISI International tbk (BISI) pada tahun 2012 dan mempunyai nilai ratarata sebesar 2,576153 yang artinya 257,61% tingkat kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dan Current Ratio memiliki standart deviasi atau tingkat penyimpangan sebesar 2,3048531
51
c. Variabel Debt to Assets Ratio (DAR) menunjukan bahwa nilai minimum yang dimiliki Debt to Asset Ratio pada tabel 4.1 diatas sebesar 0,1316 yang dimiliki oleh BISI International tbk (BISI) pada tahun 2012 dan nilai maksimum sebesar 0,7747 yang dimiliki oleh Dharma Samudra Fishing Ind, Tbk (DSFI) pada tahun 2011 dan mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,34635 yang artinya 34,63% tingkat pengukuran jumlah aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang dan Debt to Asset Ratio memiliki standart deviasi atau tingkat penyimpangan sebesar 0,1764978.
Nilai rata-rata yang terdapat pada tabel diatas dapat menjelaskan bahwa apabila rata-rata dari masing-masing variabel lebih kecil dari standar deviasi maka dapat dikatakan hasil yang kurang baik, dikarenakan standar deviasi merupakan hal yang penyimpangan dari data variabel tersebut cukup tinggi karena lebih besar daripada rata-ratanya. Sebaliknya jika nilai rata-rata dari masing-masing variabel lebih besar dari standar deviasi maka dikatakan memiliki hasil yang baik.
2. Uji Asumsi Klasik Metode analisis yang digunakan oleh peneliti adalah metode analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda berguna untuk menguji pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen dalam suatu penelitian. Sebelum melakukan uji hipotesis penelitian ini, terlebih
52
dahulu peneliti akan melakukan uji asumsi klasik, hal tersebut berguna untuk melihat apakah data telah terdistribusi dengan normal dengan uji normalitas, dan untuk melihat apakah penelitian tersebut terjadi multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas atau tidak. Uji asumsi klasik harus memenuhi:
Data telah terdistribusi normal.
Non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.
Non-autokorelasi, artinya kesalahan penggangu dalam model regresi tidak saling korelasi.
Homoskedasitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain adalah konstan atau sama.
a. Uji normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan dua metode yang secara umum digunakan oleh peneliti lainnya, yaitu analisis
statistic
dengan
menggunakan
uji
non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan analisi grafik normal probability plot.
53
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov (K-S) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N Mean Std. Deviation Absolute Most Extreme Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Normal Parametersa,b
30 0E-7 ,04699272 ,139 ,139 -,078 ,759 ,612
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Output SPSS Versi 2.0 (2016)
Dari Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov (K-S) yang dilakukan, pada tabel 4.2 diatas memiliki distribusi normal karena nilai Kolmogorov – Smirmov (K-S) tersebut memiliki tingkat signifikan 0,612 yang lebih besar dari 0,05. Hasil uji yang dilakukan dengan menggunakan normalitas pp-plot pada gambar 4.2 dibawah ini, menunjukkan titik - titik menyebar normal disekitar garis dan mengikuti arah garis diagonal variabel dependen, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas data. Hasil uji yang dilakukan dengan menggunakan normalitas dari model regresi dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
54
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas
Sumber : Hasil Output SPSS Versi 2.0 (2016)
55
b. Uji Multikolinearitas Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas antar variabel independen digunakan variance inflation factor (VIF). Variabel yang menyebabkan multikolinearitas dapat diketahui dengan melihat nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau nilai Variance Inflation Factor (VIP) yang besar dari 10. Sampel hasil yang ditunjukkan dalam output SPSS maka besarnya variance inflation factor VIF dari masing-masing variabel independen dapat dilihat pada table 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Uji multikolinearitas Model
Coefficientsa Correlations Partial Part
Collinearity Statistics Tolerance VIF
(Constant) 1
CR
-,278
-,217
,731
1,369
DAR
-,652
-,645
,731
1,369
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Hasil Output SPSS Versi 2.0 (2016)
Dari Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa nilai tolerance variabel current ratio (CR) dan debt to asset ratio (DAR) adalah 0,731. Nilai VIF variabel current ratio (CR) dan debt to asset ratio (DAR) adalah 1,369. Berdasarkan nilai tolerance untuk semua variabel lebih besar dari 0,1 (tolerance ≥ 0,1) dan nilai VIF lebih kecil dari 10 (VIF ≤ 10),
56
maka dapat disimpulkan bahwa Current Ratio dan Debt to Asset Return tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model linear dan kolerasi antara kesalahan pengangguran pada periode t dengan kesalahan penganggu pada t-1 (sebelumnya). Adapun hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada table 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model 1
R
R Square
,660a
,435
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
,394
,0487021
DurbinWatson 1,166
a. Predictors: (Constant), DAR, CR b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Hasil Output SPSS Versi 2.0 (2016)
Kriteria dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dapat dengan melakukan uji Durbin-Watson menurut Sunyoto (2011:91) adalah a) Terjadi autokorelasi positif jika nilai DW dibawah -2 (DW < -2), b) Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada diantara -2 dan + 2 atau -2 ≤ DW ≤ +2,
57
c) Terjadi autokorelasi negative jika nilai DW di atas +2 atau DW > +2. Pada tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa nilai dari DurbinWatson pada penelitian ini adalah 1,166 yang berada di antara -2 dan +2 , maka dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam setiap model
regresi
terjadi
ketidaksamaan
variance
dari
residual
pengamatan antara satu pengamatan dengan pengamatan lain. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat dari gambar 4.3 berikut ini:
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil Output SPSS Versi 2.0 (2016)
58
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat diperoleh bahwa scatter plot membentuk titik-titik yang menyebar secara acak dengan tidak membentuk pola yang jelas, serta sudah tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
3. Model Regresi Berganda Menurut Syofian Siregar (2013:301), Regresi berganda adalah pengembangan dari regresi linier sederhana, yaitu sama - sama alat yang digunakan untuk memprediksi permintaan di masa akan datang berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tak bebas yang digunakan. Berikut ini adalah hasil uji dari analisis regresi berganda :
Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients B
(Constant) 1 CR DAR a.
Std.Error
Standardized Coefficients
Correlations t
Sig.
Beta
Zero-order
,200
,030
6,647
,000
-,007
,005
-,254 -1,502
,145
,138
-,268
,060
-,755 -4,463
,000
-,623
Dependent Variable: ROA
Sumber : Hasil Output SPSS Versi 2.0 (2016)
59
Dari tabel 4.5 diatas maka diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 Y = 0,200 - 0,007X1 - 0,268X2
Keterangan : Y
= Return On Assets (ROA)
X1
= Current Ratio (CR)
X2
= Debt to Asset Ratio (DAR)
a
= Konstanta
Dari persamaan linier berganda tersebut menunjukkan bahwa:
Konstanta sebesar 0,200; artinya jika Current Ratio (X1) dan Debt to Asset Ratio (X2) nilainya adalah 0 (nol), maka Return On Assets (Y) nilainya sebesar 0,200.
Koefisien regresi variabel Current Ratio (X1) sebesar -0,007; artinya jika Current Ratio mengalami kenaikan 1 satuan, maka variabel Return On Assets (Y) akan mengalami penurunan sebesar -0,007. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi pengaruh negatif antara Current Ratio dengan Return On Assets, semakin tinggi Current Ratio maka semakin menurun Return On Assets dan sebaliknya.
Koefisien regresi variabel Debt to Asset Ratio (X2) sebesar -0,268; artinya jika Debt to Asset Ratio mengalami kenaikan 1 satuan, maka variabel Return On Assets (Y) akan mengalami penurunan sebesar -
60
0,268. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi pengaruh negatif antara Debt to Asset Ratio dengan Return On Assets, semakin tinggi Debt to Asset Ratio maka semakin menurun Return On Assets dan sebaliknya.
4. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan beberapa uji yaitu uji F, uji t, dan uji keofisien determinasi. a. Uji Secara Parsial (Uji t) Uji t dilakukan untuk melihat besarnya pengaruh dan tingkat signifikasi dari setiap variabel independen yang berskala ratio terhadap variabel dependen, dilihat dari nilai signifikasi dari setiap variabel independen pada persamaan regresi. Hasil uji t pada penelitian ini disajikan pada table 4.6 di bawah ini: Tabel 4.6 Hasil Uji t Coefficientsa
Model
1
a.
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
6,647
,000
B
Std.Error
Beta
(Constant)
,200
,030
CR
-,007
,005
-,254
-1,502
,145
DAR
-,268
,060
-,755
-4,463
,000
Dependent Variable: ROA
Sumber : Hasil Output SPSS Versi 2.0 (2016)
61
Dari Tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa current ratio memiliki thitung sebesar -1,502 dengan signifikansi 0,145 lebih besar dengan tingkat signifikansi 0,05 maka Ho1 diterima dan Ha1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa current ratio secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return on asset. Dan dapat diketahui bahwa debt to asset ratio memiliki thitung sebesar -4,463 dengan signifikansi 0,000 lebih kecil dengan tingkat signifikansi 0,05 maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa debt to asset ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return on asset.
b. Uji Secara Simultan (Uji F) Uji
F adalah uji kelayakan model (goodness of fit) yang
dilakukan dalam analisis regresi linear. Menurut pendapat dari Ghozali (2013:98) Uji statistic F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen (terikat). Hasil uji t pada penelitian ini disajikan pada table 4.7 di bawah ini:
62
Tabel 4.7 Hasil Uji F ANOVAa Model
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
,049
2
1 Residual
,064
27
Total
,113
29
F
,025 10,412
Sig. ,000b
,002
a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), DAR, CR
Sumber : Hasil Output SPSS Versi 2.0 (2016)
Berdasarkan Tabel 4.7 diatas, hasil ANOVA atau Uji F menunjukkan bahwa nilai regresi memiliki signifikasi 0,000, nilai lebih kecil dari 0.05 atau nilai signifikan < α sehingga Ho3 ditolak dan Ha3 diterima yang artinya terdapat pengaruh secara bersama-sama (simutlan) signifikan antara current asset dan debt to assets ratio terhadap return on assets.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji ini bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berdasarkan hasil output SPSS besarnya nilai adjusted R2 dapat dilihat pada table 4.8 berikut ini:
63
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Change Statistics Model
1
R
,660a
R Adjusted Std. Error of Square R Square the Estimate ,435
,394
R Square Change
,0487021
,435
F Change df1
10,412
a. Predictors: (Constant), DAR, CR b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Hasil Output SPSS Versi 2.0 (2016) Dari Tabel 4.8 dapat dilihat nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,394 atau 39,4% dari variabel return on Assets dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh current ratio dan debt to asset ratio. Sedangkan sisanya 60,6% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabelvariabel yang lain.
C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh Current Ratio terhadap Return On Assets Berdasarkan hasil penelitian diatas yang telah diuraikan secara statistik dengan menggunakan program SPSS maka dapat dilihat bahwa current ratio memiliki thitung sebesar -1,502 dengan signifikasi 0,145 lebih besar dengan tingkat signifikansi 0,05 maka Ho1 diterima dan Ha1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa current ratio secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return on asset. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sefty Setyafani
2
64
Sansasilia (2015) dengan sampel dan pengamatan yang berbeda, yang sama mengatakan bahwa current rasio berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return on asset.
2. Pengaruh Debt to Assets Ratio terhadap Return On Assets Berdasarkan hasil penelitian diatas yang telah diuraikan secara statistik dengan menggunakan program SPSS maka dapat dilihat bahwa debt to asset ratio memiliki thitung sebesar -4,463 dengan signifikansi 0,000 lebih kecil dengan tingkat signifikansi 0,05 maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa debt to asset ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return on asset. Hasil penelitian terdahulu yang konsisten dengan penelitian ini yaitu Nidya Afrinda (2013) dengan sampel dan pengamatan yang berbeda, yang sama mengatakan bahwa debt to asset ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return on asset.
3. Pengaruh Current Ratio dan Debt to Assets Ratio terhadap Return On Assets Berdasarkan hasil penelitian diatas yang telah diuraikan secara statistik dengan menggunakan program SPSS maka dapat dilihat bahwa nilai regresi memiliki signifikasi 0,000, nilai lebih kecil dari 0.05 atau nilai signifikan < α sehingga Ho3 ditolak dan Ha3 diterima yang artinya terdapat pengaruh secara bersama-sama (simutlan) signifikan antara current asset dan debt to assets ratio terhadap return on assets. Hasil
65
penelitian terdahulu yang konsisten dengan penelitian ini yaitu M. Khafidz Mansur (2015) dengan sampel dan pengamatan yang berbeda, yang sama mengatakan bahwa current rasio dan debt to asset ratio berpengaruh signifikan terhadap return on asset.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian yang bertujuan untuk meneliti pengaruh current ratio, dan debt to assets return terhadap return on assets, penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1. Variabel rasio likuiditas yang dalam perhitungannya menggunakan current ratio (CR) menunjukan nilai koefisien t sebesar -1,502 dengan nilai probabilitas sebesar 0,145. Dengan nilai probabilitas yang lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa rasio likuiditas yang perhitungannya menggunakan Current Ratio (CR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas yang perhitungannya menggunakan Return on Asset (ROA). 2. Variabel rasio solvabilitas yang dalam perhitungannya menggunakan debt to asset ratio (DAR) menunjukan nilai koefisien t sebesar -4,463 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000. Dengan nilai probabilitas yang kurang dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa rasio solvabilitas secara signifikan berpengaruh terhadap profitabilitas Return on Asset (ROA). 3. Nilai probabilitas F sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas yang digunakan yaitu sebesar 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini layak untuk diteliti lebih lanjut.
66
67
B. Saran Dari hasil analisis dan kesimpulan di atas, maka berikut ini beberapa saran yang mungkin dapat berguna untuk penelitian di masa yang akan dating, antara lain: 1. Bagi peneliti selanjutnya a. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan lebih banyak perusahaan, sehingga dapat digunakan sebagai dasar generalisasi. b. Penelitian ini membatasi pengamatan selama lima tahun yaitu dari tahun 2011-2016, sehingga masih perlu diuji validitasnya untuk tahun-tahun mendatang. c. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah variabel independen lain guna memperluas penelitian dan pengetahuan mengenai ratio keuangan 2. Bagi Manajemen, dalam rangka meningkatkan profitabilitas perusahaan, pihak manajemen harus memperhitungkan komposisi-komposisi ratio lainnya selain Current Ratio, Debt to Assets Ratio, dan ROA. Karena rasio-ratio tersebut dapat digunakan oleh para investor sebagai pertimbangan sebelum melakukan investasi pada perusahaan. Karena apabila rasio- rasio tersebut dalam kondisi optimal, maka kinerja operasional dan profitabilitas akan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Aminatuzzahra,2010. Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin terhadap ROE. Skripsi. Semarang : Universitas Diponegoro. Arief Basuki, (2012). “pengaruh variabel cash ratio (CR), debt to total assets ratio (DAR), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), dan net profit margin (NPM) terhadap dividend payout ratio (DPR) pada perusahaan otomotif Indonesia yang listed di BEI periode 2007-2011”. Skripsi, Semarang : Universitas Diponegoro. Dina Arlina, (2015). “analisis pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), dan debt to assets ratio (DAR) terhadap return on assets (ROA) pada perusahaan transportasi yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI)”. Skripsi, Batam : Akademi Akuntansi Permata Harapan Elyas Setiawan, 2015. “pengaruh current ratio, inventory turnover, debt to equity ratio, total asset turnover, sales, dan firm size terhadap ROA”. Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Kamsir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers. M.Khafidz Mansur, 2015. “Pengaruh Likuiditas dan solvabilitas terhadap profitabilitas” Skripsi. Semarang : Universitas Islam Negeri Walisongo. Nidya Afrinda. 2013. Analisis Pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi. Palembang: Universitas Sriwijaya. Nyoman Kusuma Adnyana Mahaputra. 2012. “Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI”. Skripsi. Universitas Mahasaraswati Denpasar. Sefty Setyafani Sansasilia, 2015. Pengaruh rasio likuiditas dan rasio solvabilitas terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 4, Nomor 6, Juni 2015 Sugiarto M. Acc.MBA. Pengantar Akuntansi ; 1-12/EKMA 4115/4sks/ sugiarto. - Cet.3; Ed.2.--.Jakarta
68
69
Syofian Siregar. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta : Kencana.
70
LAMPIRAN 1 Perhitungan Ratio Keuangan pada Perusahaan di BEI Nama
No 1
2
3
4
5
6
tahun
Hasil CR
Hasil DAR
Hasil ROA
AALI
Astra Agro Lestari Tbk
2011
1,2654
0,1743
0,2448
AALI
Astra Agro Lestari Tbk
2012
0,6846
0,2459
0,2029
AALI
Astra Agro Lestari Tbk
2013
0,4500
0,3142
0,1272
AALI
Astra Agro Lestari Tbk
2014
0,5847
0,3624
0,1413
AALI
Astra Agro Lestari Tbk
2015
0,7990
0,4562
0,0323
BISI
BISI International tbk
2011
6,0800
0,1575
0,0976
BISI
BISI International tbk
2012
8,0600
0,1316
0,0815
BISI
BISI International tbk
2013
7,6324
0,1327
0,0800
BISI
BISI International tbk
2014
7,2471
0,1365
0,0888
BISI
BISI International tbk
2015
6,3686
0,1524
0,1238
DSFI
Dharma Samudra Fishing Ind, Tbk
2011
3,3200
0,7747
0,0439
DSFI
Dharma Samudra Fishing Ind, Tbk
2012
3,7522
0,6218
0,0406
DSFI
Dharma Samudra Fishing Ind, Tbk
2013
1,0937
0,5918
0,0460
DSFI
Dharma Samudra Fishing Ind, Tbk
2014
1,5240
0,5584
0,0439
DSFI
Dharma Samudra Fishing Ind, Tbk
2015
1,4959
0,5265
0,0448
LSIP
PP London Sumatra Indonesia Tbk
2011
4,8193
0,1402
0,2505
LSIP
PP London Sumatra Indonesia Tbk
2012
3,2730
0,1684
0,1477
LSIP
PP London Sumatra Indonesia Tbk
2013
2,4852
0,2047
0,0956
LSIP
PP London Sumatra Indonesia Tbk
2014
2,4963
0,1963
0,1067
LSIP
PP London Sumatra Indonesia Tbk
2015
2,2210
0,1707
0,0704
SGRO
Sampoerna Agro Tbk
2011
1,5895
0,2672
0,1586
SGRO
Sampoerna Agro Tbk
2012
1,1085
0,3555
0,0796
SGRO
Sampoerna Agro Tbk
2013
1,0507
0,4020
0,0264
SGRO
Sampoerna Agro Tbk
2014
0,8015
0,4496
0,0622
SGRO
Sampoerna Agro Tbk
2015
1,2700
0,5316
0,0339
SIMP
Salim Ivomas Pratama Tbk
2011
1,6933
0,4053
0,0883
SIMP
Salim Ivomas Pratama Tbk
2012
1,4831
0,3945
0,0571
SIMP
Salim Ivomas Pratama Tbk
2013
0,8286
0,4407
0,0215
SIMP
Salim Ivomas Pratama Tbk
2014
0,8712
0,4705
0,0367
SIMP
Salim Ivomas Pratama Tbk
2015
0,9358
0,4564
0,0115
71
LAMPIRAN 2
DATA OUTPUT SPSS VERSI 2.0
Uji Analisis Deskriftif Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
ROA
30
,0115
,2505
,089537
,0625425
CR
30
,4500
8,0600
2,576153
2,3048531
DAR
30
,1316
,7747
,346350
,1764978
Valid N (listwise)
30
72
LAMPIRAN 3
DATA OUTPUT SPSS VERSI 2.0
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov (K-S) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N Mean Std. Deviation Absolute Most Extreme Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Normal Parametersa,b
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
30 0E-7 ,04699272 ,139 ,139 -,078 ,759 ,612
73
Uji Normalitas dalam bentuk Histogram
Uji Normalitas dalam bentuk Normal P-P P P Plot
74
LAMPIRAN 4
DATA OUTPUT SPSS VERSI 2.0
Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model
Correlations Partial
Collinearity Statistics
Part
Tolerance
VIF
(Constant) 1
CR
-,278
-,217
,731
1,369
DAR
-,652
-,645
,731
1,369
a. Dependent Variable: ROA
75
LAMPIRAN 5
DATA OUTPUT SPSS VERSI 2.0
Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model
R
R Square
1
,660a
,435
a. Predictors: (Constant), DAR, CR b. Dependent Variable: ROA
Adjusted R Std. Error of the Square Estimate ,394
,0487021
DurbinWatson 1,166
76
LAMPIRAN 6
DATA OUTPUT SPSS VERSI 2.0
Uji Heteroskedastisitas dalam bentuk Scatterplot
77
LAMPIRAN 7
DATA OUTPUT SPSS VERSI 2.0
Uji Regresi berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients B
(Constant) 1 CR DAR a.
Std.Error
Standardized Coefficients
Correlations t
Sig.
Beta
Zero-order
,200
,030
6,647
,000
-,007
,005
-,254 -1,502
,145
,138
-,268
,060
-,755 -4,463
,000
-,623
Dependent Variable: ROA
78
LAMPIRAN 8
DATA OUTPUT SPSS VERSI 2.0
Uji Secara Parsial (Uji t) Coefficientsa
Model
1
a.
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
6,647
,000
B
Std.Error
(Constant)
,200
,030
CR
-,007
,005
-,254
-1,502
,145
DAR
-,268
,060
-,755
-4,463
,000
Dependent Variable: ROA
Beta
79
LAMPIRAN 9
DATA OUTPUT SPSS VERSI 2.0
Uji Secara Simultan (Uji F) ANOVAa Model Regression
Sum of Squares
df
Mean Square
,049
2
,025
1 Residual
,064
27
,002
Total
,113
29
a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), DAR, CR
F 10,412
Sig. ,000b
80
LAMPIRAN 10
DATA OUTPUT SPSS VERSI 2.0
Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Change Statistics Model
1
R
,660a
R Adjusted Std. Error of Square R Square the Estimate ,435
a. Predictors: (Constant), DAR, CR b. Dependent Variable: ROA
,394
,0487021
R Square Change ,435
F Change
10,412
df1
2
81
DAFTAR RIWAYAT HIDUP CURICULUM VITAE DATA PRIBADI PERSONAL DETAILS Nama Lengkap Full Name NIM Nim Alamat Address Tempat Tgl lahir Date Of Birth Jenis Kelamin Gender Agama Religion Kebangsaan Nationality / citizenship Pekerjaan Work Email Email
: Erni : 12000850 : Winsor Phase no 03-16 : Tg.Balai Karimun, 22 Sep 1994 : Perempuan : Buddha : Indonesia : Staff Acc :
[email protected]
PENDIDIKAN FORMAL FORMAL EDUCATION 2013-2016
Akademi Akuntansi Permata Harapan, Batam
2009-2012
Sekolah Menengah Kejuruan Widya, Batam
2006-2009
Sekolah Menengah Pertama Kristen Immanuel, Batam
2000-2006
Sekolah Dasar Kristen Immanuel, Batam
1998-2000
Taman Kanak-Kanak Kristen Immanuel, Batam
RIWAYAT PEKERJAAN WORK EXPERIENCE 1. Juni 2012 – Febuari 2013
: admin di CV. Citra Karyasindo Prakarsa (subcon PT. ASL Shipyard)
2. Maret 2013 – sampai saat ini
: Accounting di CV. Multiconcepr Idea