PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS (RETURN ON EQUITY) PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE TAHUN 2012 - 2015) TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Disusun Oleh : AFRAMA RINDA NIM.1200759
PROGRAM STUDI AKUNTANSI AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM 2016
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Pada dasarnya setiap perusahaan baik yang bergerak dibidang dagang, jasa maupun manufaktur memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh laba dan menjaga kesinambungan perusahaan dimasa akan datang. Di era grlobalisasi saat ini, semakin menambah permasalahan bagi manajemen suatu perusahaan didalam mewujudkan usahanya dan menjalankan aktivitas perusahaan. secara umum, keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya seringkai didasarkan pada tingkat laba yang diperoleh. Akan tetapi,laba yang besar belum tentu menjadi ukuran bahwa perusahaan tersebut telah bekerja efesien. Tingkat efensiensi baru diketahui dengan cara membandingkan laba yang didapat dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut (profitabilitas). Menurut kasmir (2008:196) adalah sebagai berikut : “Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan anatara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa priode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut”. Penerapan sistem penjualan secara kredit yang dilakukan perusahaan merupakan salah satu usaha perusahaan dalam rangka meningkatkan penjualan. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi akan menimbulkan apa yang disebut dengan
piutang. Piutang timbul ketika perusahaan menjuan barang dan jasa secara kredit. Piutang meliputi semua tagihan dalam bentuk utang kepada perorangan,badan usaha,atau pihak tertagih lainnya. Menurut Kasmir (2008:176) adalah sebagai berikut : “Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu priode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu priode. Semangkin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semangkin rendah (bandingkan dengan rasio dengan tahun sebelumnya) dan tentunya dalam kondisi ini bagi perusahaan semakin baik. Selain besarnya jumlah piutang yang dimiliki, kecepatan kembalinya piutang menjadi kas juga sangat menentukan besarnya profitabilitas perusahaan. Kecepatan pelunasan piutang menjadi kas kembali ini disebut dengan perputaran piutang. perputaran piutang tidak hanya digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola piutang secara efesien tetapi juga dapat digunakan sebagai media meningkatkan profitabilitas perusahaan. Adapun data perusahaan tentang perputaran piutang dan perputaran persediaan perusahaan manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di BEI Pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Table 1.1 Perputaran piutang, perputaran persediaan dan return on equity pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI Pada tahun 2012-2015 Nama Tahun Perputaran Perputaran ROE Perusahaan piutang persediaan
PT Astra
2012
4,07385022
0,253212194 11,93153988
2013
3,959320372 0,209976645 13,04798439
Internasional, Tbk
2014
3,814892571 0,184138052 12,83983704
2015
3,455834897 0,123390736 10,429534
2012
4,8930618
2013
7,540323018 0,110685451 7,753664737
2014
8,246376734 0,940722102 7,374067293
2015
6,75509234
2012
4,958174006 0,132920012 5,021122192
PT Indo Kordsa, 2013 Tbk 2014
5,810088562 0,034030624 5,076244127
2015
7,074219553 0,068733101 3,950911762
2012
13,91658052 0,126568558 7,844352244
2013
13,84910921 0,082424479 7,480342465
2014
13,21494662 0,049133955 5,905395001
2015
11,54247868 0,00200025
2012
5,663138891 0,206675363 9,19054014
2013
5,478733563 0,021020753 7,489026469
2014
5,656558426 0,050206812 6,427409024
2015
4,968959702 0,058086346 5,950073056
2012
4,748228071 0,157501736 5,481910462
2013
4,107578894 0,093265935 4,792022079
2014
3,172420523 0,009654867 4,948309952
2015
2,542285776 0,003358025 5,852872519
2012
6,500426481 0,117958211 2432,220356
PT Astra Otoparts, Tbk
PT Goodyear Indonesia, Tbk
PT Gajah Tunggal, Tbk
PT Indomobil Sukses Internasional, Tbk
0,207090884 7,374887294
0,031813807 6,761267109
6,651945606 0,092446612 4,370272133
5,423331462
PT Indospring, Tbk
PT Multistrada Arah sarana, Tbk
PT Nipress, Tbk
PT Prima Alloy Steel Universal, Tbk
2013
6,188791061 0,084209565 3733,240132
2014
5,754492312 0,070127456 4332,517857
2015
5,100478106 0,001007276 3262,985812
2012
12,26661639 0,000859574 1029,558439
2013
10,09365805 0,009597026 1004,669827
2014
7,750194406 0,001471046 1371,623697
2015
6,786784742 0,077750522 2993,083142
2012
4,620983989 0,106941899 5079,396409
2013
4,382034226 0,143558885 5761,269218
2014
3,488770877 8,5433E-05
2015
3,045124319 5,03627E-05 4190,191681
2012
4,55662644
2013
4,086015789 0,032468447 2310,812657
2014
4,274130352 0,016535681 2478,709556
2015
4,521648965 0,008933741 1906,089017
4858,055736
0,055532409 2631,939
(Sumber : www.idx.co.id dan data di olah) Berdasarkan table 1.1 terlihat bahwa perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan otomotif di Bursa Efek Indonesia priode tahun 2012-2015 mengalami fluktuasi, dimana PT Atra Internasional,Tbk perputaran piutang dan perputaran persediaan pada tahun 2013-2015 mengalami penurunan, sedangkan ROE Pada tahun 2013 mengalami kenaikan,sedangkan pada PT Astra Otoparts, Tbk perputaran persediaan pada tahun 2014
mengalami kenaikan dan perputaran persediaan dan REO
mengalami penurunan pada tahun 2012-201 sedangkan pada PT Indo Kordsa, Tbk mengalami kenaikan perputaran piutang pertahun nya dan perputaran persediaan dan ROE
juga mengalami penurunan pertahun nya, pada PT Goodyear Indonesia, Tbk perputaran piutang, perputaran persediaan dan ROE pada tahun 2012-2013 mengalami kenaikan dan pada tahun 2015 mengalami penuruna, pada PT Gajah Tunggal, Tbk perputaran piutang, perputaran persediaan dan ROE mengalami penurunan dan kenaikan. Pada PT Indomobil Sukses Internasional, Tbk perputaran piutang pada tahun 2012-2013 mengalami kenaikan dan pada tahun 2014-2015 mengalami penurunan, perputaran persediaan pada tahun 2012 mengalami kenaikan dan pada tahun 2013-2015 mengalami penurunan, ROE pada tahun 2012 mengalami kenaikan pada tahun 2013-2014 mengalami penurunan dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan lagi,pada PT Indospring, Tbk perputaran piutang, perputaran persediaan dan ROE mengalami kenaikan dan penurunan, Pada PT Multistrada Arah Sarana, Tbk perputaran piutang pada tahun 2012-2013 mengalami kenaikan dan pada tahun 20142015 mengalami kenaikan, perputaran persediaan pada tahun 2012-2014 mengalami penurunan dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan, ROE pada tahun 2013 mengalami penurunan dan pada tahun 2014-2015 mengalami kenaikan, Pada PT Nipress, Tbk perputan piutang mengalami penurunan, perputaran persediaan mengalami kenaikan padan tahun 2012-2014 dan terjadi penurunan pada tahun 2015, ROE terjadi kenaikan pada tahun 20122013 dan terjadi penurunan kembali pada tahun 2014-2015, Pada PT Prima Alloy Steel Universal, Tbk Perputaran piutang, perputaran persediaan, ROE pada Tahun 2012-2015 penurunan dan kenaikan. Dari 10 perusahaan di atas dapat kita lihat perputaran piutang yang paling tinggi terjadi pada PT Goodyear Indonesia, Tbk , Dan perputaran persediaan yang paling tinggi terjadi pada PT Nipress, Tbk, Dan ROE yang paling tinggi pada PT Astra Internasional, Tbk.
Berdasarkan uraian diatas,maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas (Return On Equity) pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Priode tahun 2012-2015)”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan masalah di atas,dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan, antara lain : 1. Perputaran piutang pada PT Goodyear Indonesia, Tbk mengalami kenaikan yang paling tinggi di antara 10 perusahaan yang menjadi objek oenelitian. 2. Perputaran persediaan pada PT Nipress, Tbk mengalami kenaikan yang paling tinggi di antara 10 perusahaan yang menjadi objek oenelitian. 3. ROE pada PT Astra Internasional, Tbk mengalami kenaikan yang paling tinggi di antara 10 perusahaan yang menjadi objek oenelitian. C.
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian diatas,maka penulis membuat rumusan masalah sebagai beriku: 1. Apakah perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 2. Apakah perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan otomotif yang tefdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 3. Apakah perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
D. BATASAN MASALAH Batasan masalah bertujuan untuk mendapatkan alur pembahasan yang baik dan terarah sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Agar lebih terarah dan terfokus karena dibatasi biaya dan waktu, maka fokus masalah dibatasi pada masalah pengaruh perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap return on equity (ROE) dan yang menjdi objek penelitian adalah perusahaan Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Menimbang karna keterbatasan waktu dan tempat maka yang menjadi objek penelitian sebanyak 10 perusahaan yaitu : PT Astra Internasional. Tbk , PT Astra Otoparts. Tbk, PT Indo Kordsa. Tbk, PT Goodyear Indonesia. Tbk, PT Gajah Tunggal. Tbk, PT Indomobil Sukses Internasional. Tbk, PT Indospring. Tbk, PT Multistrada Arah Sarana, Tbk, PT Nipress, Tbk, PT Prima Alloy Steel Universal. Tbk. E. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas Perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b. Untuk mengetahui Pengaruh
Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas otomotif
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. c. Untuk mengetahui Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas Perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. F. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi yang memberikan sumbangan pengetahuan untuk peneliti dimasa yang akan datang, yang akan melakukan penelitian yang lebih tentang perputaran piutang dan perputaran persediaan dan propitabilitas perusahaan. 2.
Manfaat Praktis Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai
berikut: 1. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat bagi penulis untuk menambah pengetahuan penulis, khususnya dibidang keuangan perusahaan yang menyangkut aspek profitabilitas perusahaan berdasarkan pengaruh piutang dan persediaan. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan untuk mengelola piutang dan persediaan suatu perusahaan dengan baik agar bias meningkatkan laba keuangan perusahaan secara signifikan. 3. Bagi Pembaca khususnya di lingkungan perguruan tinggi, hasil peneltian ini diharapkan dapat berguna sebagai acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk mengembangkan dan menganalisis lebih jauh studi tentang hal-hal yang berkaitan. 4. Bagi Akademi Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjut nya dimasa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Profitabilitas Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal lainnya. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yang dikenal juga dengan nama rasio rentabilitas. Pengertian profitabilitas menurut Harahap (2008 : 304) adalah rasio yang menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dengan nilai aktiva”.Menurut Kasmir (2011:196), yang menyatakan bahwa Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Pengertiaan Profitabilitas menurut Brealey Myers Marcus, dalam Megasari yang diterjemahkan oleh Sabran, Bob (2013) adalah : “Pengembalian atas aset (ROE) adalah alat analisis yang mengukur kinerja perusahaan dengan rasio laba bersih terhadap total aset, dimana menggunakan laba bersih ditambahkan dengan bunga sebagai pembilang, karena mengukur tingkat pengembalian atas seluruh aset perusahaan”. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur tingkat efektifitas pengelolaan (manajemen) perusahaan yang ditunjukkan oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. 2.
Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas juga memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pemilik
usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak di luar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan.
Menurut Kasmir (2011:197) yang menyatakan bahwa tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu: 1.
Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
2.
Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
3.
Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4.
Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5.
Untuk mengukur produtivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Manfaat dari rasio profitabilitas: 1.
Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.
2.
Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
3.
Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4.
Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5.
Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
3.
Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio
profitabilitas yang dapat digunakan. masing-masing jenis rasio profitabilitas digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapa periode. Menurut Irawati, dalam Ardiansyah (2012) menyatakan bahwa dalam rasio keuntungan atau profitability ratios ini ada beberapa rumusan yang digunakan di antaranya adalah :
a. Gross Profit Margin b. Operating Profit Margin c. Operating Ratio d. Net Profit Margin e. Return On Assets f. Return On Equity g. Return On Investment h. Earning Per Share (Eps) Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rasio ROE (Return on equity) untuk menghitung rasio profitabilitas.
4.
Pengertian Return On Equity Return on equity adalah suatu rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya
tingkat pendapat (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. secara umum, semangkin tinggi rasio ini menunjukkan semangkin tingginya pula tingkat penghasilan yang diperoleh para pemegang saham atau pemilik perusahaan. Menurut kasmir (2008:204) adalah hasil pengembalian equitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. semangkin tinggi rasio ini, semangkin baik, artinya posisi pemilik perusahaan semangkin kuat, demikian pula sebaliknya. Rumus yang digunakan adalah:
ROE
B. Piutang Pada dasarnya banyak perusahaan yang melakukan penjualan produk, baik barang maupun jasa akan mempunyai piutang. Piutang ini terjadi sebagai akibat dari kebijaksanaan penjuan barang atau jasa yang dilakukan secara kredit. Menurut Mulya, dalam Muttaqin (2015) menyatakan bahwa piutang uang atau bentuk lainnya kepada seseorang atau suatu perusahaan”. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa piutang adalah hasil penjualan kredit yang dilakukan oleh perusahaan. Menurut Kasmir (2010 : 78) menyatakan bahwa :”Piutang merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lainnya yang memiliki jangka waktu yang tidak lebih satu tahun”. Sedangkan menurut Soemarso, dalam Iiyas (2015) yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut :”Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggarankelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggarankelonggaran yang diberikan biasanya dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan”. 1.
Tujuan Piutang Dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan, maka pada
umumnya perusahaan melakukan penjualan secara kredit.oleh karena itu, pada saat penyerahan produk tidak tidak terjadi penerimaan kas dan justru menimbulkan piutang.disaat terjadinya piutang maka terjadi aliran kas masuk pada perusahaan.
Penjualan kredit dapat merangsang pembeli maupun pelanggan agar membeli dalam jumlah besar yang membutuhkan investasi pada aktiva lancar dan menimbulkan biaya lainnya. Menurut Kasmir (2011:293) menyatakan bahwa Ada 3 tujuan piutang, yaitu: a. Meningkatkan penjualan b.
Meningkatkan laba
c. Menjaga loyalitas pelanggan Meningkatkan penjualan dapat diartikan agar omset penjualan meningkat atau bertambah dari waktu ke waktu. dengan penjualan kredit diharapkan penjualan dapat meningkat sebagian besar pelanggan kemungkinan tidak mampu membeli secara tunai. meningkatkan penjualan memang tidak identik meningkatkan laba atau keuntungan. namun, dalam prakteknya,apabila penjualan meningkat, kemungkinan besar laba akan meningkat pula. hal ini akan terlihat pada omzet penjualan yang dimilikinya. jadi dengan memberikan penjualan secara kredit akan mampu meningkatkan penjualan sekaligus keuntungan. 2. Jenis-Jenis Piutang Piutang yang timbul akibat adanya penjualan secara kredit menurut Carl S.Warren all (2005:392) yang diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrahani dan Hendrawan diklasifikasikan menjadi tiga kelompok: 1.Piutang Usaha Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Piutang akan dicatat dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang usaha semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam waktu yang relatif pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar.
2.Wesel Tagih Wesel tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan di saat perusahaan telah menerbitkan surat utang formal. sepanjang wesel tagih diperkirakan akan tertagih dalam setahun, maka biasanya diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar. wesel biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari. 3. Piutang Lain-lain Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. jika piutang ini diharapkan akan tertagih dalam waktu satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. jika penagihannya lebih dari satu tahun, maka piutang diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan di bawah judul investasi. piutang lain-lain ini meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan. 3. Pengertian Perputaran Piutang Piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar. periode perputaran piutang dihubugkan oleh syarat pembayarannya. Semakin lunak syarat pembayarannya maka semakin lama modal tersebut terikat dalam piutang yang berarti tingkat perputarannya semakin rendah. Menurut Kasmir (2011:176) yang menyatakan bahwa “Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode”.
Menurut Sartono, dalam Muttaqin (2015) pengertiaan perputaran piutang adalah : ”Priode pengumpulan piutang atau perputaran piutang yaitu rata-rata hari yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi kas”. Berdasarkan pendapat para ahli di atas peneliti berkesimpulan bahwa, jika semakin cepat perputaran piutang maka semakin efektif perusahaan dalam mengelola piutangnya. Menurut Kasmir, (2008 : 176) rumus perputaran piutang adalah sebagai berikut :
Semakin tinggi (turn over) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit. Perputaran Piutang ini menunjukkan berapa kali sejumlah modal yang tertanam dalam piutang yang berasal dari penjualan kredit berputar dalam satu periode. dengan kata lain, rasio perputaran piutang bisa diartikan berapa kali suatu perusahaan dalam setahun mampu “membalikkan” atau menerima kembali kas dari piutangnya. semakin tinggi tingkat perputaran piutang berarti semakin cepat dana yang diinvestasikan pada piutang dagang dapat ditagih menjadi uang tunai atau menunjukkan model kerja yang tertanam dalam piutang rendah. sebaliknya jika tingkat perputaran piutang rendah berarti piutang dagang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat ditagih dalam bentuk uang tunai. C. Persediaan
Investasi modal dalam aktiva lancar yang paling besar adalah pada persediaan, adanya persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar dan secara terus menerus mengalami perubahan, oleh karena itu investasi dalam persediaan adalah suatu bentuk investasi yang adanya dipentingkan oleh perusahaan. Pengertiaan persediaan menurut Prianthara, dalam Megasari (2013) adalah sebagai berikut : “Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan dalam kegiatan perusahaan”. Menurut Kasmir (2008;41) menyatakan bahwa “Persediaan merupakan sejumlah barang yang disimpan oleh perusahaan dalam suatu tempat (gudang). Persediaan merupakan cadangan perusahaan untuk proses produksi atau penjualan pada saat dibutuhkan”. Pengertiaan persediaan menurut Munawir, dalam Megasari (2013) adalah sebagai berikut : Persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih digudang atau belum laku terjual”. Maka persediaan adalah sejumlah barang yang yang dimiliki perusahaan untuk dijual yang tersedia digudang, dimana merupakan cadangan perusahaan untuk proses produksi atau penjualan pada saat dibutuhkan. Kesimpulan dari definisi-definisi diatas, pengertian persediaan adalah Suatu jenis aktiva yang dimiliki perusahaan sampai tanggal neraca dan digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan”. 1. Jenis-jenis Persediaan
Menurut Munawir (2007;16) menyatakan bahwa “Untuk perusahaan perdagangan yang dimaksud dengan persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih digudang atau belum laku dijual”. Adapun tipe-tipe perusahaan menurut Rangkuti, dalam Anugraha (2011) adalah sebagai berikut : a)
Persediaan alat-alat kantor (Supplies) Persediaan yang diperlukan dalam menjalankan fungsi organisasi dan tidak menjadi bagian dari produk akhir. Tipe persediaan alat-alat kantor diantaranya adalah : kertas, pensil, tinta,dll
b) Persediaan bahan baku (Raw Material) Item yang dibeli dari pada supplier untuk digunakan sebagai input dalam proses produksi. Bahan baku ini akan mengalami transformasi atau dikonversi menjadi bahan akhir. Tipe dari bahan baku diantaranya adalah : kayu, papan, dll. c) Persediaan barang dalam proses Bagian dari produk akhir tapi masih dalam proses pengerjaan, karena masih menunggu item yang lain untuk diproses.
d) Persediaan barang jadi Persediaan produk akhir yang siap untuk dijual, didistribusikan atau disimpan. 2. Perputaran Persediaan Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai perputaran persediaan, beberapa ahli telah mengemukakan pendapatnya tentang perputaran persediaan diantaranya:
Pengertiaan perputaran persediaan menurut Syamsuddin, dalam Megasari (2013) adalah sebagai berikut : “Perputaran persediaan adalah alat analisi untuk mengukur likuiditas atau aktivitas dari inventory di dalam suatu perusahaan yang diukur dengan tingkat perputaran atau turn over dari inventory tersebut”. Pengertian menurut Pudjiastuti, dalam Megasari (2013) adalah sebagai berikut : “Perputaran persediaan adalah rasio yang mengukur berapa lama rata-rata barang berada di gudang, pemikirannya adalah bahwa kenaikan persediaan disebabkan oleh peningkatan aktivitas, atau karena perubahan kebijakan persediaan, kalau terjadi kenaikan persediaan yang tidak propisional dengan peningkatan aktivitas, berarti terjadi pemborosan dalam pengelolaan persediaan”. Pengertiaan perputaran persediaan menurut Kasmir (2012 : 180) adalah sebagai berikut : “Perputaran persediaan adalah rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode dan dikenal dengan nama rasio perputaran persediaan (inventory turn over) serta dapat menunjukan berapa kali jumlah barang persediaan diganti dalam satu tahun”. Pengertiaan perputaran persediaan menurut Tunggal, dalam Megasari (2013) adalah sebagai berikut : “Perputaran persediaan adalah petunjuk tentang kecepatan barang bergerak melalui usaha”. Pengertiaan perputaran persediaan menurut Harahap (2011 : 308) adalah sebagai berikut : “Menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semangkin cepat perputarannya semakin baik karena dianggap kegiatan penjualan berjalan cepat”.
Sedangkan pengertiaan perputaran persediaan menurut Irawati, dalam Ardiansyah (2012) adalah sebagai berikut : ”Inventory turn over adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas kemampuan dana suatu perusahaan yang tertanam dalam inventory atau persediaan yang berputar dalam suatu priode tertentu atau likuiditas dari inventory dan perkiraan untuk adanya overstock. Semangkin cepat persediaan berputar semangkin efektif perusahaan dalam mengelola persediaan (inventory)”. Rumus yang digunakan yaitu:
Berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa tingkat perputaran persediaan mengukur kemampuan perusahaan dalam melakukan perputaran barang dagangannya dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang atau mengimbangi tingkat penjualan yang telah ditentukan, serta efisiensi persediaan dapat dilihat dari tingkat perputaran persediaan. Semakin cepat perputaran persediaan maka akan semakin efisien penggunaan persediaan dalam suatu perusahaan. D. Penelitian Terdahulu
No
1
Nama Penelitian dan Tahun Dewi Kusuma (2013)
Judul
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Variabel
Pengaruh perputaran piutang, perputaran persediaan tingkat likuiditas terhadap profitabilitas (ROE) Perusahaan Manufaktur yang
Variabel Independen Perputaran piutang perputaran persediaan dan
Kesimpulan
Tidak ada pengaruh antara perputaran piutang terhadap tingkat profitabilitas (ROE) Tidak ada pengaruh antara perputaran persediaan terhadap tingkat profitabilitas (ROE)
terdaftar DI BEI
profitabilitas (ROE)
Tidak ada pengaruh secara simultan antara perputaran piutang, perputaran persediaan dan tingkat likuiditas terhadap tingkat profitabilitas (ROE)
2
Julia (2011)
Pengaruh perputaran piutang dan persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan garmen dan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Variabel Independen Perputaran piutang perputaran persediaan dan profitabilitas (ROE)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 10 perusahaan garmen dan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 20082011, maka dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas.
3
Muhammad Amrul Muttaqin (2015)
Pengaruh perputaran piutang dan likuiditas terhadap profitabilitas (pada perusahaan Farmasi yan g terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Variabel Independen Perputaran piutang perputaran persediaan dan profitabilitas (ROE)
Hubungan antara perputaran piutang dengan profitabilitas (ROE) pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia termasuk dalam katagori hubungan yang rendah.
4.
Deannes Isyuwardha na (2015)
Pengaruh perputaran kas,Perputaran Persediaan Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris pada sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2013).
Variabel Independen Perputaran piutang perputaran persediaan dan profitabilitas (ROE)
Variabel perputaran kas memiliki nilai tinggi yang terdapat pada PT Siantar Top Tbk. Variabel perputaran persediaan memiliki nilai tertinggi pada PT Nippon Indosari Corporindo Tbk. Variabel perputaran piutang memiliki nilai tertinggi pada PT Fast Food Indonesia Tbk. Variabel profitabilitas memiliki
nilai tertinggi pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
5.
Ratih Anugraha (2011)
Analisis perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Variabel Independen Perputaran piutang perputaran persediaan dan profitabilitas (ROE)
Secara parsial perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap Return On Equity. Secara parsial perputaran piutang berpengaruh positif terhadap Return On Equity.
6.
Qorotul Ainiyah (2016)
Pengaruh perputaran piutang,perputaran persediaan dan Debt To Equity Ratio Terhadap Profitabilitas
Variabel Independen Perputaran piutang perputaran persediaan dan profitabilitas (ROE)
Seacara simultan variabel perputaran piutang,perputaran persediaan dan debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas yang di ukur dengan Return On Equity.
7.
Restu Megasari (2013)
Pengaruh Rasio Utang dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada perusahaan Tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Variabel Independen Perputaran piutang perputaran persediaan dan profitabilitas (ROE)
Perputaran persediaan memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap ROE Pada perusahaan Tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
8.
Fransischa Zhendy Kurnia (2013)
Pengaruh perputaran kas,perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan food and baverge yang go public di bursa efek indonesia.
Variabel Independen Perputaran piutang perputaran persediaan dan profitabilitas (ROE)
Secara parsial menunjukkan bahwa perputaran piutang berpengaruh signifikan baik Sedangkan perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap return on Equity
9.
Ruli Ardiansyah (2012)
Pengaruh perputaran kas, Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.
Variabel Independen Perputaran piutang perputaran persediaan dan profitabilitas (ROE)
Secara parsial perputaran persediaan dan perputaran piutang mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
10.
Khemala Febriani Mardhika (2012)
Pengaruh perputaran Persediaan dan Arus Kas terhadap Profitabilitas pada PT Kimia Farma (PERSERO)
Variabel Independen Perputaran piutang perputaran persediaan dan profitabilitas (ROE)
Secara parsial perputaran persediaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
11.
Imam Rajiman
Pengaruh perputaran Variabel putang dan Struktur Independen
Perputaran Piutang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
(2014)
modal terhadap Profitabilitas (pada perusahaan Pembiayaan yang terdaftar di BEI)
E.
Perputaran piutang perputaran persediaan dan profitabilitas (ROE)
(ROE) pada perusahaan Pembiyaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Kerangka Pemikiran Untuk mendukung misi perusahaan, salah satunya adalah dengan melakukan
penjualan kredit yang secara tidak langsung dapat meningkatkan profitabilitas perusahhaan. Dari penjualan kredit tersebut yang dapat menimbulkan adanya piutang. Semangkin besar proporsi dan jumlah kredit, semangkin besar pula piutang yang dimiliki oleh perusahaan. Kerangka pemikiran adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis besar alur logika berjalannya sebuah penelitian. Kerangka pemikiran dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian (research question), dan merepresentasikan suatu himpunan dari beberapa konsep serta hubungan diantara konsep-konsep tersebut. Selain itu persediaan yang terlalu lama tidak terjual akan menurun harga jual dari barang persediaan itu sendiri dalam artinya nilainya akan turun sehingga perusahaan akan mengalami rugi dan turunnya tingkat pengembalian atas aset, karena persediaan merupakan salah satu komponen dari aktiva lancar perusahaan yang dimiliki untuk dijual dalam operasi bisnis normal (Warfield, dalam Megasari, 2013). Dari uraian diatas, dapat ditarik satu kerangka pemikiran dengan bagan sebagai berikut :
Gambar 2.2
Perputaran piutang
H1
(X1) H3 Profitabilitas (Y) Perputaran persediaan H2 (X2) F. Hubungan Antar Variabel 1. Hubungan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas (ROE) Menurut Halsey, dalam Muttqin (2015). “Semangkin besar proporsi piutang dari penyaluran kredit yang dilakukan maka akan diikuti dengan peningkatan laba, sehingga akan meningkatkan profitabilitas”. Penelitian yang dilakukan Fitrah (2015) menyatakan bahwa secara parsial dapat hubungan yang rendah dengan arah positif antara perputaran piutang dengan profitabilitsa (ROE) pada perusahaan sektor pertambangan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian yang dilakukan Muttaqin (2015) menyatakan bahwa hubungan antara perputaran piutang dengan profitabilitas (ROE) pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia termasuk dalam kategori hubungan yang rendah.
2. Hubungan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas (ROE) Menurut Wiliams dalam Megasari (2013) yang mengemukakan bahwa : “Perusahaan yang memiliki tingkat laba yang rendah sering membutuhkan tingkat perputaran persediaan yang tinggi agar dapat beroperasi secara menguntungkan karena akan menaikkan tingkat pengembalian atas aset. Penelitiaan yang dilakukan Megasari (2013) menyatakan bahwa perputaran persediaan memiliki pengaruh pisitif namun tidak signifikan terhadap ROE Pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. maka dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan itu mempengaruhi ROE. Karena semangkin besar efisien di dalam mengola persediaan, semangkin tinggi pula tingkat pengembalian atas total aset dan laba yang diperoleh oleh perusahaan melalui produk atau barang-barang yang terjual. 3. Hubungan Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas (ROE) Antara perputaran piutang,perputaran persediaan terhadap profitabilitas adalah memiliki pengaruh.Dengan kata lain adapun kenaikan perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh terhadap kenaikan penjualan ataupun pendapatan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Priode Tahun 2012-2015. G. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakakn oeleh Megasari (2013) maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1: Adanya pengaruh signifikan antara perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas (ROE) H2: Adanya pengaruh signifikan antara perputaran persediaan terhadap profitabilitas(ROE) H3: Adanya pengaruh signifikan secara simultan antara perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas(ROE)
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Penelitian kasual adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel (x) mempengaruhi variabel lain (y). B. Tempat dan waktu penelitian Guna memperoleh data penulis tugas akhir yang berjudul Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas
(Return On Equity) pada
perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Priode tahun 2012 sampai dengan tahun 2015)”.penulis mengadakan penelitian pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Priode 2012-2015. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Sebelum menentukan sampel maka peneliti menentukan dahulu populasi, definisi populasi menurut Sugiyo, dalam IIyas (2015) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Adapun perusahaan yang menjadi populasi pada BEI adalah : Table 3.1 Perusahaan otomotif yang menjadi populasi No 1
Nama perusahaan PT Astra Internasional. Tbk
Kode ASII
2
PT Astra Otoparts. Tbk
AUTO
3
PT Indo Kordsa. Tbk
BRAM
4
PT Goodyear Indonesia. Tbk
GDYR
5
PT Gajah Tunggal. Tbk
GJTL
6
PT Indomobil Sukses Internasional. Tbk
IMAS
7
PT Indospring. Tbk
INDS
8
PT Multistrada Arah Sarana, Tbk
MASA
9
PT Nipress, Tbk
NIPS
10
PT Prima Alloy Steel Universal. Tbk.
PRAS
Pada tahun 2012s/d 2015 (Sumber :www.idx.co.id) 2016 2. Sampel Menurut Sugiyo, dalam IIyas (2015) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representative (mewakili) yaitu kesimpulan yang harus diambil dari sampel tersebut akan diberlakukan untuk seluruh populasi, karena jika tidak representative akan menyebabkan pengambilan kesimpulan yang salah. Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh populasi. Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah yang banyak, maka harus dilakukan teknik pengambilan sampling yang tepat. Adapun dalam penelitian ini peneliti menggunakan purposive
sampling adalah
pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan, Menurut Sugiyono, dalam IIyas (2015) teknik sampling adalah “Merupakan teknik pengambilan sampel”.
sebagai berikut :
Syarat-syarat dalam menentukan sampel pada purposive sampling adalah sebagai berikut :
1.
Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan.
2.
Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat- sifat, atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi
3.
Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi Dalam penelitian ini yang dapat dijadikan sample yaitu : 1. Perusahaan : PT Astra Internasional. Tbk , PT Astra Otoparts. Tbk, PT Indo Kordsa. Tbk, PT Goodyear Indonesia. Tbk, PT Gajah Tunggal. Tbk, PT Indomobil Sukses Internasional. Tbk, PT Indospring. Tbk, PT Multistrada Arah Sarana. Tbk, PT Nipress. Tbk, PT Prima Alloy Steel Universal. Tbk. 2. Data yang di ambil sudah di audit Dengan demikian maka peneliti mengambil seluruh data populasi laporan keuangan tahunan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia priode tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 yang menjadi sample sebanyak 40 data.
D. Jenis dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia . data yang
diperoleh merupakan data sekunder yang diperoleh dengan cara pengumpulan dokumen dokumen atau data-data dengan cara mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang dimiliki perusahaan terkait, umumnya tentang laporan keuangan. 1. Metode dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang datanya diperoleh dari buku, internet, atau dokumen lain yang menunjang penelitian yang dilakukan. dokumen merupakan catatan mengenai peristiwa yang sudah berlalu. peneliti mengumpulkan dokumen yang dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang menurut Sugiyono, dalam Anugraha (2011) dalam hal ini peneliti menggunakan dokumen laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Studi pustaka (Library Research) Peneliti juga mengambil data dari studi pustaka adapun menurut Sugiyono, dalam Anugraha (2011) menyatakan bahwa studi perpustakaan, selain dari mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai ke mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang sehingga
kesimpulan
dapat
diperoleh.
penelitian
ini
dilakukan
dengan
mengumpulkan data-data dari berbagai bahan pustaka yang relevan dan referensi lain yang berhubungan dengan materi yang akan dikaji. penelitian ini berguna untuk memperoleh data sekunder sebagai landasan teoritis dalam membandingkan, membahas dan menganalisis data yang diperoleh dari penelitian lapangan. E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut (Sugiyono, dalam Anugraha (2011) metode pengumpulan data kualitatif yang paling Independen terhadap semua metode pengumpulan data dan teknik analisis data adalah wawancara secara mendalam, observasi partisipasi, bahan documenter, serta metodemetode baru seperti metode bahan visual dan metode penelusuran bahan internet. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Dokumentasi Dokumentasi adalah cara yang dilakukan dengan menelaah dan mengkaji catatan/laporan dan dokumen – dokumen lain yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti, dalam hal ini mengenai laporan tahunan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Studi kepustakaan Studi
kepustakaan
merupakan
penelitian
yang
dilakukan
dengan
cara
mengumpulkan data, mencatat, mempelajari text book dan buku–buku atau referensi, seperti jurnal, media cetak lainnya di perpustakaan,internet berkaitan dengan masalah yang dihadapi. Studi kepustakaan berfungsi untuk mendapatkan informasi bersifat teoritis yang akan diteliti sehingga penelitian memiliki landasan yang kuat sebagai suatu hasil ilmiah. F. Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, dalam Anugraha (2011) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut sugiono, dalam Anugraha (2011) menyatakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang dietapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 variabel independent (variable X) dan variable dependent (variable Y) yaitu : 1.
Variabel Independent (X) Pengertian variabel independent menurut Sugiyono, dalam Megasari (2013) adalah sebagai berikut : “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependent)”. Yang menjadi variabel independent atau variabel bebas pada penelitian ini adalah :
a.
perputaran Piutang sebagai variabel pertama (X1) Perputaran piutang dihitung dengan membagi penjualan kredit dengan saldo rata-rata piutang. Piutang yang dimiliki oleh suatu prusahaan mempunyai hubungan erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dapat dihitung dengan menggunakan rasio perputara piutang.
b.
perputaran Persediaan sebagai variabel kedua (X2) Perputaran persediaan (inventory turnover) mengukur antara volume barang dagang yang dijual dengan jumlah persediaan yang dimiliki selama periode berjalan.
2.
Variabel Dependent (Y) Pengertian variabel terikat menurut Sugiyono, dalam Megasari (2013) adalah sebagai berikut : “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel dependent atau variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah:
Rasio profitabilitas (ROE) dimaksudkan untuk mengukur efiensi penggunaan aktiva perusahaan (sekelompok aktiva perusahaan) yang ingin dikaitkan dengan penjualan yang berhasil diciptakan. G. Definisi Operasional 1. Perputaran Piutang menurut Kasmir (2010 : 176) adalah “Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu priode”. Dengan demikian dapat diketahui bahwa semangkin tinggi rasio perputaran piutang menandakan bahwa modal yang digunakan oleh perusahaan semangkin efisien. 2. Perputaran persediaan menurut kasmir (2008 : 41) adalah persediaan merupakan sejumlah barang yang di simpan oleh perusahaan dalam satu tempat (gudang). 3. Return On Equity menurut kasmir (2008 : 204) adalah hasil pengembalian equitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.semangkin tinggi rasio ini, semangkin baik, artinya posisi pemilik perusahaan semangkin kuat, demikian pula sebaliknya. H. Metode Analisis Data Pengertian Metode Analisis menurut Narimawati, dalam Megasari (2013) adalah sebagai berikut : “Metode analisis adalah proses mancari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa menyusun kedalam pola, memilih yang mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.
Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian ini menggunakan data dari laporan keuangan yang berupa angka dan akan melalui proses analisis verifikatif, dengan demikian penelitian ini juga dikatakan penelitian kuantitatif”. 1. Analisis Deskriptif Menurut Sugiono (2004:169) analisis deskriptif adalah statistik yang di gunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. 2. Uji Asumsi Klasik Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik yang merupakan dasar model regrensi linier berganda. Hal ini dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hopotesis. Pengujian asumsi klasik meliputi : a. Uji Asumsi Normalitas Menurut Santoso, dalam Megasari (2013) uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. salah satu cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik. Analisis grafik adalah salah satu cara termudah untuk melihat residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. jika
distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. dasar pengambilan keputusan pengujian ini antara lain : a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengubah arah garis diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi normal, sehingga model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas untuk mendeteksi normalitas data dapat juga dilakukan dengan uji KolmogorovSmirnov. caranya adalah dengan menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian yaitu sebagai berikut :
a. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi data adalah normal b. Jika probabilitas < 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal. Untuk melihat apakah data yang dianalisis memiliki resudial berada di sekitar nol (data normal) dengan menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 18 for Windows.
b. Uji Asumsi Auto Korelasi Menurut AL-Gifari, dalam Megasari (2013) adalah sebagai berikut : “Uji korelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ada korelasi atau anggota sampel. Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan
melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut : Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dapat dilihat dari uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut : a. Nilai D-W di bawah -2 berarti diindikasi ada autokorelasi positif. b. Nilai D-W diantara -2 sampai +2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi. c. Nilai D-W di atas +2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif. c. Uji Asumsi Heteroskedastisitas Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi yang
semestinya.
Dengan
demikian,
agar
koefisien-keofisien
regresi
tidak
menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan dari model regresi. Menurut
Gujarati, dalam Megasari (2013) adalah sebagai berikut “ “Untuk
menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-Rank Spearman yaitu denga mengkorelaskan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolute dari residual (error) ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogeny). Sedangkan jika kondisinya nilai Sig correlations spearman’s
>
alpha
(tingkat
ketelitian
=
5%),
maka
tidak
terjadinya
heteroskedastisitas”. Selain itu, dengan menggunakan program SPSS, heteroskedastisitas juga bisa dilihat dengan menggunakan grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependent yaitu ZPRED dengan residual SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Sabaliknya, jika tidak membentuk pola tertentu yang teratur, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. d. Uji Asumsi Multikolinieritas menurut Gujarati, dalam Megasari (2013) uji asumsi multikolinieritas adalah sebagai berikut : “Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberaa atau semua variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat diantara semua variabel independent maka konsekuensinya adalah : 1.
Koefisien-koefisien regresi tidak dapat ditaksir
2.
Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara regresi semangkin besar
yang mengakibatkan
standar erronya semangkin
besar pula. Cara yang
digunakan untuk mendeteksi
ada tidaknya
Y= a + b X1 + bX2 + e
dengan mengguakan
multikolinieritas adalah variance inflation Factors
(VIF).
I. Analisis Regresi Berganda Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2007: 137) hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris. Selain itu juga untuk mengetahui sejauh mana besarnya pengaruh antara variable terikat baik secara secara simulatan maupun parsial. spesifikasi ini menggunakan analisis regresi (Persamaan Regresi berganda ) adalah sebagai berikut :
Keterangan:
J.
Y
=
Profitabilitas
a
=
Konstanta
b
=
Koefisien persamaan regresi prediktor X1, X2
X1
=
Perputaran Piutang
X2
=
Perputaran Persediaan
e
=
Faktor pengganggu (error)
Uji Parsial (T-Test) Menurut Ghozali, dalam Suminar (2014) uji statistik t pada dasarnya menunjukan
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Hipotesis dirumuskan sebgai berikut : H0 : Xi = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. H0 : Xi = 0, artinya ada pengaruh yang secara signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikansi t statistik > 0,05 atau –ttabel < thitung < ttabel, maka H0 diterima. Hal ini berarti bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. 2.
Jika nilai signifikansi t statistik > 0,05 atau thitung > ttabel atau thitung < -ttabel, maka H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
K.
Uji Simultan (F - Test) Menurut Ghozali, dalam Suminar (2014) uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. hipotesis nol (H0) menyatakan bahwa semua variabel independen yang dimasukan dalam model tidak mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen, sedangkan Hi menyatakan bahwa semua variabel independen mempunyai pengaruh secara signifikas terhadap variabel dependen. H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel H0 ditolak apabila Fhitung > Ftabel Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka regresi dapat digunakan untuk uji hipotesis. 2.
Jika nilai signifikansi > 0,05 maka regresi tidak dapat digunakan untuk uji hipotesis.