Tingkat Kesejahteraan ............ (Citra Bakti Utami)
TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA TENAGA KERJA PEREMPUAN INDUSTRI BATIK DI DESA TRUSMI KULON KECAMATAN PLERED KABUPATEN CIREBON THE LEVEL OF HOUSEHOLD WELFARE OF BATIK INDUSTRIES FEMALE LABORS IN TRUSMI KULON VILLAGE, PLERED DISTRICT, CIREBON REGENCY. Oleh: Citra Bakti Utami, Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Faktor persebaran industri batik di Desa Trusmi Kulon yang tidak merata. 2) Sumbangan pendapatan tenaga kerja perempuan industri batik terhadap total pendapatan rumah tangga. 3) Tingkat kesejahteraan rumah tangga tenaga kerja perempuan industri batik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan keruangan. Populasi dalam penelitian ini hanya dibatasi pada tenaga kerja perempuan industri batik di Desa Trusmi Kulon yang sudah berumah tangga sebanyak 212 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah propotional random sampling, yaitu dari 11 RT dan diambil 25% dari populasi sehingga didapatkan sebanyak 53 responden. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, wawancara, dan kuesioner. Teknik pengolahan data yang dilakukan yaitu pemeriksaan (editing), (coding), dan tabulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tabel frekuensi dengn hasil berupa data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Faktor persebaran industri batik di Desa Trusmi Kulon yang tidak merata. 2) Dari 53 responden tenaga kerja perempuan industri batik di Desa Trusmi Kulon rata-rata menyumbangkan pendapatannya sebesar 34,70% terhadap total pendapatan rumah tangga. 3) Tingkat kesejahteraan rumah tangga responden sebagian besar tergolong dalam sejahtera tahap III plus, yaitu berjumlah 33 rumah tangga dengan persentase 62,27%. Sedangkan 20 rumah tangga responden tergolong dalam sejahtera tahap III dengan persentase 37,73%. Kata Kunci : Tingkat Kesejahteraan, Tenaga Kerja, Industri Batik
i
Tingkat Kesejahteraan ............ (Citra Bakti Utami)
ABSTRACT This study aimed at determining, 1 ) factors of the uneven spread of the batik industry at Desa Trusmi Kulon . 2 ) Contribution of income of batik industries’ female labors to total household income . 3 ) The level of household welfare of batik industries’ female labors. This research was a descriptive study with spatial approach. The population in this study was limited only to 212 female labors in the batik industry of Desa Trusmi Kulon who were already married. The sampling technique used was proportional random sampling, i.e. from 11 RT, 25 % of the population was taken to obtain 53 respondent. Methods of data collection were observations, documentations, interviews , and questionnaires . Data processing techniques were examination ( editing) , ( coding ) , and tabulation . The data analysis technique was frequency table analysis which obtained quantitative data. The results showed that : 1 ) factors of the uneven spread of the batik industry at Desa Trusmi Kulon. 2 ) Of the 53 respondents, it was known that they contributed 34.70 % to total household income . 3 ) The level of household welfare of the respondents mostly belonged to the prosperous stage III + , which were to 33 families with a percentage of 62.27 % while the other 20 families belonged to the prosperous phase III with a percentage of 37.73 % . Keywords: The level household welfare, Labor, Batik Industries
ii
Tingkat Kesejahteraan ............ (Citra Bakti Utami)
dengan subsistem manusia. Subsistem
PENDAHULUAN Industri merupakan salah satu
fisis yang mendukung pertumbuhan
kegiatan perekonomian non pertanian
dan
yang memiliki peluang besar terhadap perluasan
lapangan
penyerapan industri
kerja
komponen-komponen
dan
tenaga
kerja.
Sektor
merupakan
sektor
utama
yaitu
lahan,
bahan
energi, iklim dengan segala proses alamiahnya. Subsistem manusia yang
ini memberikan sumbangan terbesar dalam pembentukan PDB (Produk
mempengaruhi
pertumbuhan
perkembangan
industri
komponen-komponen
Domestik Bruto) Indonesia selama
dan
meliputi
tenaga
kerja,
kemampuan teknologi, tradisi, keadaan
sepuluh tahun terakhir (Eva Banowati,
politik,
2012: 172). Saat ini di Indonesia
keadaan
pemerintahan,
transportasi, komunikasi, konsumen
sudah banyak berdiri industri mulai
pasar,
dari industri rumahan (home industry),
dsb.
Perpaduan
semua
komponen itulah yang mendukung
industri menengah dan industri besar. sudut
industri
mentah atau bahan baku, sumber daya
dalam perekonomian Indonesia. Sektor
Menurut
perkembangan
maju
mundurnya
suatu
industri
(Nursid Sumaatmadja, 1988 : 179).
pandang
geografi, industri sebagai suatu sistem merupakan perpaduan subsistem fisis iii
Tingkat Kesejahteraan ............ (Citra Bakti Utami)
Tumbuhnya sektor baru di
yang tidak merata karena
perdesaan, yaitu kegiatan industri kecil
berpusat dibeberapa titik saja.
merupakan salah satu potensi penting
Masalah yang terkait dalam
dalam sistem perekonomian perdesaan sekaligus
sebagai
pemecahan
masalah
kesempatan terutama
alternatif
kerja
setelah
ketenagakerjaan industri batik, yaitu
bagi
perekrutan
kurangnya
di
perdesaan,
sektor
pertanian
berperan
yang
merupakan
salah
terjadinya
berbagai
satu
penyebab
masalah
yang
kerja perempuan. Banyaknya kaum
meningkatkan
perempuan
ekonomi masyarakat. Wilayah
kerja
terkait dengan rumah tangga tenaga
berperan dalam penyediaan lapangan dan
tenaga
didominasi oleh kaum perempuan
semakin surut. Industri kecil juga
kerja
hanya
yang
bekerja
mengakibatkan perempuan berperan pengembangan
ganda.
Selain
itu,
masalah
yang
industri batik yang ada di Kabupaten
muncul adalah banyaknya warga Desa
Cirebon berada di Kecamatan Plered
Trusmi Kulon yang masih dalam usia
tepatnya di Desa Trusmi Kulon.
sekolah, tetapi sudah masuk dalam
Masalah yang dihadapi di wilayah ini
dunia kerja. Hal tersebut terjadi karena
salah satunya adalah akses jalan
faktor ekonomi yang kurang memadai
menuju sentra industri batik yang
untuk
terbatas dan peresebaran industri batik
jenjang yang lebih tinggi.
iv
melanjutkan
pendidikan
ke
Tingkat Kesejahteraan ............ (Citra Bakti Utami)
Masalah
yang
muncul
METODE PENELITIAN Desain penelitian adalah suatu
selanjutnya adalah upah tenaga kerja
rencana
perempuan industri batik yang belum maksimal.
Upah
yang
didapatkan
tenaga kerja perempuan industri batik ini menyumbang pendapatan total rumah tangga yang nantinya akan berpengaruh
terhadap
tentang
cara
mengumpulkan,
mengolah
menganalisis
data
sistematis,
dan
penelitian
dapat
dan secara
terarah
agar
dilaksanakan
secara efisien dan efektif sesuai
tingkat
dengan tujuannya (Moh. Pabundu
kesejahteraan rumah tangga.
Tika, 2005:12). Sebelum seorang Keberadaan industri batik di
peneliti
Desa Trusmi Kulon Kecamatan Plered melatarbelakangi
penulis
untuk
membuat
kerja,
rancangan
terlebih
dahulu. Penelitian ini merupakan
dengan tingkat kesejahteraan rumah tenaga
kegiatannya
meneliti, mereka harus memulai
meneliti pengaruhnya yang terkait
tangga
memulai
penelitian
sehingga
deskriptif
dengan
pendekatan keruangan. munculah gagasan yang dituangkan Penelitian
dalam judul “Tingkat Kesejahteraan Rumah
Tangga
Tenaga
Kecamatan
adalah
penelitian yang mengarah pada
Kerja
Industri Batik Di Desa Trusmi Kulon
deskriptif
Plered
pengungkapan
atau
sebagaimana
adanya
keadaan dan
mengungkapkan fakta-fakta yang
Kabupaten Cirebon”
v
Tingkat Kesejahteraan ............ (Citra Bakti Utami)
ada
walaupun
kadang-kadang
2. Pendapatan
diberikan interpretasi dan analisis
atau
data
3. Sumbangan pendapatan tenaga kerja
yang
tangga tenaga kerja industri
memperhatikan fenomena
total
4. Tingkat kesejahteraan rumah
diolah dan disajikan dalam analisa
penyebaran
terhadap
pendapatan rumah tangga
diperoleh di lapangan kemudian
keruangan
kerja
industri batik
(Moh. Pabundu Tika, 2005 : 4). Informasi
tenaga
batik
tertentu
(keruangan). Analisa keruangan
Populasi dalam penelitian ini
yang harus diperhatikan adalah
adalah seluruh tenaga kerja industri
yang
batik yang sudah berumah tangga
pertama,
penyebaran
penggunaan ruang yang telah ada
di
dan kedua, penyediaan ruang yang
berjumlah 212 orang.
akan digunakan untuk berbagai kegunaan
yang
Desa
Trusmi
Penelitian
dirancangkan
mengambil
dengan mengumpulkan data lokasi
Kulon
ini sampel
yang
peneliti 25%
dari
jumlah populasi yang ada. Teknik
dan data bidang.
pengambilan
Variabel dalam penelitian ini
sampel
dengan
menggunakan sampel proporsinal
adalah :
(propotional random sampling). .
1. Persebaran industri batik di
Sampel diambil berdasarkan RT
Desa Trusmi Kulon
yang ada di Desa Trusmi Kulon
vi
Tingkat Kesejahteraan ............ (Citra Bakti Utami)
yang berjumlah 16 RT. Peneliti
B. Pembahasan
mendata jumlah tenaga kerja yang
1.
tersebar
Persebaran Industri Batik yang Tidak
di
16
RT,
setelah
didapatkan data jumlah tenaga
Faktor
yang
Mempengaruhi
Merata.
kerja perempuan industri batik
Faktor persebaran industri batik di
yang sudah berumah tangga lalu
Desa Trusmi Kulon yang tidak merata
dihitung 25% dari jumlah populasi
berkaitan dengan prinsip persebaran.
untuk dijadikan sampel penelitian
Prinsip
sehingga didapatkan 53 responden.
fenomena atau
ini
membahas
mengenai
masalah alam dan
manusia yang tersebar di permukaan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
bumi
yang
tidak
merata.
Untuk
A. Hasil Penelitian Karakteristik
menetapkan
lokasi
suatu
industri
Umum Responden
berbagai
1. Umur Responden
faktor
yang
ikut
2. Status Perkawinan Responden
dipertimbangkan dalam menentukan
3. Tingkat Pendidikan Responden
lokasi, antara lain ketersediaan bahan
4. Jumlah Anggota Rumah Tangga
baku, upah buruh, jaminan keamanan,
Responden
fasilitas penunjang, daya serap pasar
5. Jenis Pekerjaan Responden 6.
Sistem
Pembayaran
Upah
lokal, dan aksesibilitas dari tempat
Responden
produksi ke wilayah pemasaran yang
7. Mata Pencaharian Responden Non
dituju.
Industri Batik 8. Mata Pencaharian Suami Responden
vii
Tingkat Kesejahteraan ............ (Citra Bakti Utami)
Faktor persebaran industri batik
industri batik adalah Rp. 1.100.000,
yang tidak merata disebabkan karena
sedangkan
aksesibilitas
responden dari industri batik adalah
yang
terbatas.
Desa
pendapatan
Trusmi Kulon terdiri dari 16 RT, tetapi
Rp.
industri batik hanya ada di RT 6, RT 7,
rendahnya
RT 8, RT 9, dan
RT 10. Lokasi
peneliti menjadikan kedalam lima
tersebut menjadi pusat keberadaan
kategori, yaitu sangat rendah, rendah,
industri
sedang, tinggi, dan sangat tinggi.
batik
karena
lokasinya
520.000.
terendah
Klasifikasi
pendapatan
tinggi
responden
strategis dekat dengan jalan raya
Berdasarkan
utama Kabupaten Cirebon sehingga
tinggi rendahnya pendapatan, maka
memudahkan
aksesibilitas
diketahui responden paling banyak
memudahkan
memiliki pendapatan dengan kategori
untuk
pemasaran wisatawan
dan atau
pendatang
yang
perhitungan
kategori
sangat rendah, yaitu berjumlah 24
berkunjung ke sentra industri batik Di
orang
Desa Trusmi Kulon.
sedangkan responden yang memiliki
orang Pendapatan responden industri batik satu
responden
penelitian
diperoleh
45,30%,
dengan
persentase
7,53%.
Responden yang memiliki pendapatan
dengan
kategori sangat tinggi 8 orang dengan
responden lain tentu tidak sama. Dari hasil
persentase
pendapatan kategori sedang hanya 4
2. Pendapatan Responden
antara
dengan
persentase
data
15,10%.
Pendapatan
responden yang termasuk kategori
pendapatan tertinggi responden dari
sangat rendah dan rendah berkisar viii
Tingkat Kesejahteraan ............ (Citra Bakti Utami)
antara
Rp.
520.000-Rp.
752.000
pendapatan terendah responden dari
dengan pendapatan harian rata-rata Rp
non
industri
20.000-Rp. 30.000 adalah responden
300.000/bulan.
yang bekerja sebagai pembatik.
rendahnya peneliti
3. Pendapatan Responden dari Non
Kebutuhan hidup yang semakin
terpaku
pada
satu
maka
mata
tinggi
responden,
kedalam
tiga
memiliki
Berdasarkan hasil
responden
responden responden,
hanya
beberapa
yang
memiliki
saja
responden hanya 6 responden yang
guna menambah pendapatan rumah
53
diketahui
batik. Berdasarkan perhitungan dari 53
memiliki pekerjaan non industri batik
dengan
perhitungan
pekerjaan sampingan non industri
bagi responden. Sebagian responden
tangga mereka.
Berdasarkan
responden
pencaharian saja. Hal ini berlaku pula
dari
pendapatan
Rp.
kategori tinggi rendahnya pendapatan,
meningkat menuntut orang untuk tidak
diketahui
Klasifikasi
menjadikan
tinggi.
wawancara
adalah
kategori, yaitu rendah, sedang, dan
Industri Batik
hanya
batik
pekerjaan
sampingan,
termasuk
1
kategori
pendapatan rendah dengan persentase
6
16,67%, 1 responden berpendapatan
responden diantaranya yang memiliki
sedang dengan persentase 16,67%, dan
pekerjaan lain non industri batik dan
4 responden berpendapatan tinggi
diperoleh data pendapatan tertinggi
dengan
responden dari non industri batik
persentase
66,67%.
Pendapatan yang diperoleh responden
adalah Rp. 550.000/bulan, sedangkan
dari pekerjaan sampingan non industri ix
Tingkat Kesejahteraan ............ (Citra Bakti Utami)
batik masuk dalam perhitungan total
anggota
rumah tangga responden. Kegiatan
adalah
dalam
yang
pendapatan terendah anggota rumah
mengharuskan responden bekerja 8
tangga responden adalah Rp. 630.000.
jam dalam sehari dan 6 hari dalam
Klasifikasi
tinggi
seminggu
pendapatan
responden
industri
batik
tidak
memungkinkan
rumah
responden
2.350.000,
sedangkan
Rp.
tangga
rendahnya peneliti
responden bekerja di tempat lain
menjadikan kedalam lima kategori,
sehingga
kecil
yaitu sangat rendah, rendah, sedang,
responden yang mempunyai pekerjaan
tinggi dan sangat tinggi. Berdasarkan
sampingan non industri batik.
perhitungan kategori tinggi rendahnya
hanya
sebagian
pendapatan, maka diketahui anggota
3. Pendapatan Anggota Rumah Tangga
rumah tangga Anggota rumah tangga responden di
banyak berpendapatan sangat rendah,
daerah penelitian memiliki pekerjaan
yaitu 20 orang dengan persentase
yang bervariasi, diantaranya tukang kayu,
buruh
bangunan,
37,73%, sedangkan sebagian kecil
sopir,
responden memiliki anggota rumah
pedagang, buruh pabrik, dan ada pula yang
bekerja
Perbedaan
di
jenis
mempengaruhi
industri pekerjaan
jumlah
responden paling
tangga berpendapatan rendah, yaitu 6
batik.
orang
ini
dengan
sedangkan
pendapatan
persentase
anggota
rumah
11,32%, tangga
responden yang memiliki pendapatan
yang merekan terima. Hasil penelitian
tinggi dan sangat tinggi masing-
diperoleh data pendapatan tertinggi
x
Tingkat Kesejahteraan ............ (Citra Bakti Utami)
masing berjumlah 10 orang dengan
tinggi rendahnya pendapatan, maka
persentase 18,87%.
diketahui
pendapatan total rumah
tangga responden sangat rendah, yaitu
4. Pendapatan Total Rumah Tangga
19 orang dengan persentase 35,85%, Besar kecilnya pendapatan responden dari
industri
batik,
14 orang memiliki total pendapatan
pendapatan
rumah
responden dari non industri batik,
responden.
Dari
rumah hasil
dengan
total pendapatan rumah tangga tinggi
tangga responden akan mempengaruhi pendapatan
sedang
persentase 26,41%, 8 orang memiliki
maupun pendapatan anggota rumah
total
tangga
dengan persentase 15,18%, 6 orang
tangga
memiliki total pendapatan rendah dan
penelitian
sangat
diperoleh data total pendapatan rumah
tinggi
dengan
persentase
masing-masing 11,32%.
tangga responden yang tertinggi adalah Rp.
3.400.000,
sedangkan
5. Sumbangan Pendapatan dari Tenaga
total
Kerja Industri Batik terhadap Total
pendapatan rumah tangga responden
Pendapatan Rumah Tangga
yang terendah adalah Rp. 1.150.000. Dalam
mengklasifikasikan
rendahnya
pendapatan
tinggi
Besar
kecilnya
pendapatan
responden
yang diperoleh responden dari industri
peneliti menjadikan kedalam lima
batik akan memberikan sumbangan
kategori, yaitu sangat rendah, rendah,
terhadap
total
sedang, tinggi dan sangat tinggi.
tangga
responden.
Berdasarkan
perhitungan
perhitungan
kategori
xi
pendapatan
dari
rumah
Berdasarkan 53
responden
Tingkat Kesejahteraan ............ (Citra Bakti Utami)
sumbangan pendapatan dari industri
Trusmi
batik terhadap total pendapatan rumah
penjumlahan jawaban “ya” dari tiap-
tangga yang tertinggi sebesar 50%,
tiap indikator dengan range sebagai
sedangkan sumbangan yang terendah
berikut :
sebesar 21,42% dan diketahui dari 53
Kulon
berdasarkan
hasil
a. Rumah tangga pra sejahtera = 0-4
responden rata-rata menyumbangkan pendapatannya terhadap
dari
total
industri
pendapatan
b. Rumah tangga sejahtera tahap I
batik rumah
= 5-9
tangga sebesar 34,70%. c. Rumah tangga sejahtera tahap II 6.
Tingkat
Kesejahteraan
Rumah
=
10-14
Tangga d. Rumah tangga sejahtera tahap III = Tingkat kesejahteraan rumah tangga
tenaga
kerja
15-19
perempuan e. Rumah tangga sejahtera tahap III
industri batik di Desa Trusmi Kulon plus diketahui
dengan
= 20-22
melakukan
pendataan berdasarkan indikator dari
Hasil pendataan yang dilakukan oleh
Badan Koordinasi Keluarga Berencana
peneliti,
Nasional (BKKBN). Kemudian dari
kesejahteraan rumah tangga responden
sini
diklasifikasikan tingkat
sebagian
besar
tergolong
kesejahteraan rumah tangga tenaga
sejahtera
tahap
III
kerja perempuan industri batik di Desa
berjumlah 33 rumah tangga dengan
dapat
xii
diketahui
tingkat
plus,
dalam yaitu
Tingkat Kesejahteraan ............ (Citra Bakti Utami)
persentase
62,27%,
sedangkan
20
1. Faktor Persebaran Industri Batik yang Tidak Merata
rumah tangga responden tergolong
Desa Trusmi Kulon terdiri dari
dalam sejahtera tahap III dengan Berdasarkan
16 RT dimana industri batik hanya
pendataan yang dilakukan oleh peneliti
ada di RT 6, RT 7, RT 8, RT 9,
mengenai tingkat kesejahteraan rumah
dan RT 10. Faktor persebaran
tangga, dapat diketahui bahwa tingkat
industri batik di Desa Trusmi
kesejahteraan rumah tangga tenaga
Kulon
kerja perempuan industri batik di Desa
disebabkan karena aksesibilitas
Trusmi
yang
persentase
37,73%.
Kulon
tergolong
tinggi.
yang
terbatas
tidak
di
merata
DesaTrusmi
Tingkat kesejahteraan rumah tangga
Kulon Lokasi tersebut menjadi
responden ini tidak hanya ditentukan
pusat keberadaan industri batik
oleh
karena lokasinya dekat dengan
pendapatan
responden
dari
industri batik saja. Hal ini disebabkan
jalan
karena sebagian besar anggota rumah
Cirebon sehingga memudahkan
tangga responden maupun responden
dalam aksesibilitas pemasaran.
sendiri juga bekerja pada non industri batik
sehingga
dapat
raya
utama
Kabupaten
2. Sumbangan Pendapatan dari Industri Batik terhadap Total
menambah
Pendapatan Rumah Tangga
pendapatan dari industri batik.
Responden menyumbangkan
KESIMPULAN DAN SARAN
rata-rata pendapatannya
dari industri batik sebesar 34,70%
A. Kesimpulan xiii
Tingkat Kesejahteraan ............ (Citra Bakti Utami)
terhadap total pendapatan rumah
kerja perempuan industri batik di
tangga. Sumbangan responden yang
Desa
tertinggi terhadap total pendapatan
disimpulkan
rumah
50%,
kesejahteraan rumah tangga tenaga
sedangkan sumbangan responden
kerja perempuan industri batik di
terhadap total pendapatan rumah
Desa Trusmi
tangga
tinggi.
tangga
yang
sebesar
terendah
sebesar
21,42%.
Tenaga
tingkat
Kulon tergolong
Kerja Pemilik industri batik di Desa
a. Tingkat kesejahteraan rumah responden
Trusmi Kulon diharapkan dapat
sebagian
membantu
besar tergolong dalam rumah
itu
dengan persentase 62,27%
tahap
berupa
tunjangan
b. Tingkat kesejahteraan rumah sejahtera
meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerjanya, baik
tangga sejahtera tahap III plus
tangga
bahwa
maka
1. Bagi Industri Batik
Perempuan Industri Batik
tangga
Kulon,
B. Saran
3. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga
Trusmi
kenaikkan
ataupun
upah,
lain-lainnya,
karena sebagian besar tenaga kerja
III
industri
memiliki persentase 37,73%.
batik
memiliki
upah
bulanan yang jauh dari jumlah UMR di Kabupaten Cirebon.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang tingkat
2. Bagi Tenaga Kerja
kesejahteraan rumah tangga tenaga xiv
Tingkat Kesejahteraan ............ (Citra Bakti Utami)
Tenaga kerja hendaknya tidak
Bintarto dan Surastopo Hadisumarno. 1991. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES
hanya terpaku pada pendapatan dari
Cirebonkab.bps.go.id/kecamatanplered _dalam_angka/tahun_2014/151, diakses tanggal 20 Agustus pukul 19.20 WIB
industri batik saja, tetapi mampu mencari pekerjaan sampingan yang menghasilkan pendapatan dari non
Ebcirebon.com, diakses tanggal 8 Mei 2014 pukul 20.10 WIB
industri batik, hal ini diharapkan
Eva Banowati. 2012. Geografi Indonesia. Yogyakarta : Ombak
untuk dapat meningkatkan tingkat
Eva Yunindha H. 2013. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Tenaga Kerja Industri Carica di Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo. Skripsi. Pendidikan Geografi UNY.
kesejahteraan rumah tangganya, karena seiiring dengan perkembangan jaman kebutuhan hidup manusia semakin meningkat.
Gilarso, T. 1992. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Makro. Yogyakarta: Kanisius
Jika tidak diimbangi dengan pendapatan yang lebih besar, maka
Kokon Sundari. 1999. Batik Pesisir. Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia
tingkat kesejahteraan rumah tangganya akan tergolong rendah.
Mantra, Ida Bagoes. 2007. Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
DAFTAR PUSTAKA Agus Dwiyanto, dkk. 1996. Penduduk dan Pembangunan. Yogyakarta : Pusat Penelitian Kependudukan UGM
Marsudi Djojodipuro. 1992. Teori Lokasi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Ance Gunarsih. 2006. Klimatologi Pengaruh Iklim. Yogyakarta : Kanisius
Moh.Pabundu Tika. 1997. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT. BumiAksara
xv
Tingkat Kesejahteraan ............ (Citra Bakti Utami)
Monika Seles. 2011. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Tenaga Kerja Perkebunan Kelapa Sawit Agro Nusa Investama di Desa Sebatih Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Barat. Skripsi. Pendidikan Geografi UNY.
Undang-undang No. 25 Tahun 1997 Tentang Ketenagakerjaan (Pdf) Undang-undang No. 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian (Pdf) Undang-undang No. 47 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar 12 tahun (Pdf)
Monografi Desa Trusmi Kulon Tahun 2013 Mubyarto. 1987. Prospek Perdesaan. Yogyakarta: BPFE UGM Nursid Sumaatmadja. 1981. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Bandung : Alumni Singarimbun Masri. 1996. Penduduk dan Perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Soedarso. 1998. Seni Lukis Batik Indonesia. Yogyakarta : Taman Budaya Provinsi DIY Sudono Aji. 2012. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Teh Di Desa Pagerharjo Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulonprogo. Skripsi. Pendidikan Geografi UNY. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta Suharyono dan Moch. Amien. 1994. Pengantar Filsafat Geografi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
xvi