Analisis Karakteristik Usaha Kecil Di Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon Oleh : R. Misriah Ariyani S.,SE.,MM., Dra. Susi Sugiarsih, M.Si., dan Sukarno, SE.,M.Si. Dosen Fakultas Ekonomi UNTAG Cirebon
ABSTRAKSI Peran Usaha Kecil terhadap perkembangan ekonomi Indonesia sangat besar, dengan demikian diperlukan adanya dukungan dari pemerintah dalam regulasi maupun pelaksanaannya. Dengan adanya keberpihakan dari pemerintah kepada Usaha Kecil maka akan berdampak positif pada perkembangan perekonomian Indonesia. Manfaat/Kegunaan hasil penelitian diharapkan dapat mengembangkan ilmu ekonomi khususnya program manajemen dan sebagai masukan bagi pelaku usaha kecil maupun pemerintah dalam rangka penyerapan tenaga kerja, pengembangan usaha. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan studi lapangan dan studi perpustakaan, dengan mengambil sampel 90 responden, hal itu untuk memperoleh gambaran karakteristik Usaha Kecil di Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon yang menjadi objek penelitian. Berdasarkan Jenis Kelamin responden sebanyak 90 orang yang melakukan usaha kecil lebih banyak laki-laki yaitu 61 orang dengan prosentase 68%, sedangkan jumlah responden wanita yaitu 29 orang dengan prosentase 32%. Berdasarkan Usia/Umur responden 90 orang yang melakukan usaha kecil lebih banyak yang berusia antara 41 -50 tahun sebanyak 39%, sedangkan Berdasarkan Jenis Usaha responden 90 orang yang melakukan usaha kecil lebih banyak berjenis usaha Perdagangan jumlah responden 35 0rang = 39%. Hasil analisis besarnya Chi-Square (X2) antara Karakteristik Permodalan (X1) dengan karakteristik Manajemen (X2) adalah sama/signifikan.
Halaman |1 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
Besarnya Chi-Square (X2) antara Karakteristik Permodalan (X1) dengan Karakteristik Pemasaran (X3) adalah tidak sama/tidak signifikan. Besarnya Chi-Square (X2) antara Karakteristik Permodalan (X1) dengan Karakteristik Produksi (X4) adalah sama/signifikan. Besarnya Chi-Square (X2) antara Karakteristik Manajemen (X2) dengan Karakteristik Pemasaran (X3) adalah tidak sama /tidak signifikan. Besarnya Chi-Square (X2) antara Karakteristik Manajemen (X2) dengan Karakteristik Produksi (X4) adalah sama/signifikan. Besarnya Chi-Square (X2) antara Karakteristik Pemasaran (X3) dengan Karakteristik Produksi (X4) adalah sama/signifikan.
KATA KUNCI: Karakteristik Usaha Kecil PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian Indonesia tidak terlepas dari peran Usaha Kecil dengan demikian diperlukan adanya dukungan dari pemerintah dalam regulasi maupun pelaksanaannya. Dengan adanya keberpihakan dari pemerintah kepada Usaha Kecil maka akan berdampak positif pada perkembangan perekonomian Indonesia. Dengan melihat kilas balik ke belakang Usaha Kecil dapat terus eksis dengan terjadinya krisis moneter yang berlanjut ke krisis ekonomi pada tahun 1998. Dampak krisis ekonomi tersebut banyak tenaga kerja dari perusahaan menengah dan besar terjadi pemutusan tenaga kerja (PHK) besar-besaran, akibatnya pengangguran bertambah. Di sinilah terlihat peran Usaha Kecil yang dapat menyerap tenaga kerja terampil dan tidak terampil bahkan yang terdidikpun ada, pada saat terpuruknya perekonomian Indonesia sampai mengalami krisis ekonomi tersebut. Penyebaran Usaha Kecil sangat tinggi sekali di setiap kota di Indonesia, tetapi di lain pihak dalam pelaksanaan Usaha Kecil banyak sekali hambatanhambatannya baik secara internal maupun eksternal. Hambatan internal diantaranya manajemennya masih sederhana, penggunaan teknologi masih sederhana, modalnya masih terbatas, karena kesulitan dalam memenuhi persyaratan memperoleh pinjaman, dari perbankan dan lain-lain. Hambatan eksternal diantaranya tidak memperoleh izin usaha dari pemerintah, karena Halaman |2 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
keterbatasan dana/modal dan lain-lain. Menurut Ilyas (2004: 133), kendala yang dihadapi Usaha Kecil untuk memperoleh kredit bank karena beberapa faktor, yaitu: a). pendekatan perbankan khususnya bank umum yang lebih mementingkan persyaratan formal yang sulit dipenuhi UK; b). kondisi dan karakteristik UK belum sesuai dengan keinginan perbankan; c). peraturan perundang-undangan belum mampu menciptakan sistem dan mekanisme untuk menjembatani kesenjangan antara sikap dan pendekatan bank dengan kondisi dan karakteristik UK. Berdasarkan kendala-kendala tersebut di atas, peran dari pemerintah sangat dibutuhkan sekali diantaranya hadirnya KUR, PNPM Mandiri sangat terasa sekali bagi Usaha Kecil dan lain-lainnya. 2.Identifikasi Masalah Dengan melihat uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat didentifikasikan masalah analisis karakteristik Usaha Kecil di Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon Usaha Kecil banyak sekali hambatan-hambatannya baik secara internal maupun eksternal. Hambatan internal diantaranya manajemennya masih sederhana, penggunaan teknologi masih sederhana, modalnya masih terbatas, karena kesulitan mengenai memenuhi persyaratan memperoleh pinjaman, dari perbankan dan lain-lain. Hambatan eksternal diantaranya tidak memperoleh izin usaha dari pemerintah, karena keterbatasan dana/modal dan lain-lain. Dengan permasalahan yang dihadapi usaha kecil cukup banyak maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja, kesejahteraan keluarga pelaku usaha kecil dan perekonomian Indonesia. 3.Rumusan Masalah. Dari uraian tersebut di atas dapat diidentifikasikan perumusan masalah antara lain: 1. Bagaimana Karakteristik Permodalan Usaha Kecil di Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon? 2. Bagaimana Karakteristik Manajemen Usaha Kecil di Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon? 3. Bagaimana Karakteristik Pemasaran Produk/Jasa yang di hasilkan Usaha Kecil di Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon? 4. Bagaimana Karakteristik Produksi Usaha Kecil di Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon? 4.Tujuan Penelitian. Halaman |3 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
Tujuan penelitian ini diharapkan memperoleh gambaran karakteristik Usaha Kecil di Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon, yaitu: 1. Untuk mengetahui Karakteristik Permodalan Usaha Kecil di Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon? 2. Untuk mengetahui Karakteristik Manajemen Usaha Kecil di Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon? 3. Untuk mengetahui Karakteristik Pemasaran Produk/Jasa yang di hasilkan Usaha Kecil di Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon? 4. Untuk mengetahui Karakteristik Produksi Usaha Kecil di Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon? 5.Manfaat Penelitian. Manfaat/Kegunaan hasil penelitian diharapkan dapat mengembangkan ilmu ekonomi khususnya program manajemen dan sebagai masukan bagi pelaku usaha kecil maupun pemerintah dalam rangka penyerapan tenaga kerja.
TINJAUAN PUSTAKA 1.Pengertian Usaha Kecil Mengingat luasnya kehidupan ekonomi suatu daerah mulai dari pengadaan bahan baku, pembuatan, transportasi, distribusi dari pabrik atau dari produsen ke konsumen, mulai dari kota sampai ke seluruh pelosok daerah, maka ruang gerak usaha dunia swasta masih terbuka luas. Kecamatan Plered Cirebon masih memerlukan banyak pengusaha dan perusahaan kecil. Dalam perkembangan dunia usaha hingga saat ini eksistensi atau kehidupan perusahaan kecil tetap terjamin. Keyakinan ini semakin berdasar melihat tekad Pemerintah dalam membina perusahaan kecil seperti dirumuskan dalam Pasal 16 UU No.20/2008 tentang UMKM. Dalam UU tersebut jelas-jelas disebut : “ Pemerintah, dan Pemerintah Daerah memfasilitasi pengembangan usaha dalam bidang : - Produksi dan pengelolaan. - Pemasaran. - Keuangan. - Sumber daya manusia. - Desain dan teknologi. Sebagaimana kita ketahui bahwa perusahaan kecil ialah perusahaan yang belum dikelola secara atau lewat manajemen modern dengan tenaga-tenaga Halaman |4 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
profesional dengan jumlah karyawan dan jumlah penjualan atau omset pertahun terkadang tidak begitu jelas, karena tergantung situasi dan kondisi. Namun sesuai dengan isi pasal 1 ayat 1, dan Pasal 5 Undang-undang Tentang Usaha Kecil, kini rumusan dan kriteria (ukuran-ukuran) Usaha Kecil menjadi agak jelas sesuai isi Pasal 1 ayat 1 UU No. 9/1995, Tentang Usaha Kecil disebutkan : “ Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini”. Selanjutnya secara lebih terinci UU No. 9/1995 untuk pertama kali setelah ditunggu puluhan tahun, dirumuskan apa saja atau kriteria untuk dapat digolongkan dalam usaha kecil. Isi lengkap Pasal 5 ayat 1 dan 2 UU No. 9/1995 adalah sebagai berikut: (1) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah),tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau; b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,(satu miliar rupiah) c. Milik Warga Negara Indonesia d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar e. Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. (2) Kriteria sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hurup a dan b, nilai nominalnya, dapat diubah sesuai dengan perkembangan perekonomian, yang diatur dengan peraturan pemerintah”. Kriteria Usaha Kecil menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) digolongkan berdasarkan jumlah asset dan omset yang dimiliki oleh sebuah usaha, yaitu: Tabel 1: K R I T E R I A U S A H A B E R D A S A R
K E C I L D A N M E N E N G A H P E R K E M B A N G A N
Halaman |5 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
Kriteria
No Usaha
Asset Omzet 1 Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta 2 Usaha Kecil > 50 Juta – 500 Juta > 300 Juta – 2,5 Miliar 3 Usaha Menengah > 500 Juta – 10 Miliar > 2,5 Miliar – 50 Miliar Rumusan dan kriteria usaha kecil berubah dengan keluarnya UU No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Adapun rumusan Usaha Kecil menjadi : “ Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini.” (Pasal 1.2) Adapun kriteria Usaha Kecil dirumuskan dalam Pasal 6 ayat (2) ialah : Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,(dua milyar lima ratus juta rupiah).” Persyaratan atau kriteria usaha kecil seperti dirumuskan dalam UU N0. 9/1995 dan UU No. 20 Tahun 2008 ini cukup lentur (fleksibel) dan dapat dipedomani sebagai pegangan awal dalam membuka, meneruskan dan mengembangkan perusahaan kecil. Mengingat perusahaan kecil hampir semuanya dikelola oleh keluarga, dan umumnya tidak mempraktekan manajemen yang tepat maka biasanya kebanyakan diantara para pengusaha kecil hanya berhasil menjadi pengusaha musiman. Hal senada dikemukakan H. Suwarman (2007:17) Usaha Kecil merupakan kegiatan usaha yang mempunyai posisi yang sangat strategis dalam perekonomian Indonesia. Hal ini terbukti pada saat krisis ekonomi, Usaha Kecil telah memberikan kontribusi nyata. Usaha Kecil sebagai penyelamat perekonomian bangsa, bukan hanya mampu bertahan dari keterpurukan justru Halaman |6 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
peranannya meningkat, antara lain banyak menyerap tenaga kerja kurang terampil yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh usaha besar (UB) Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Usaha kecil adalah suatu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, umumnya tidak berbadan hukum dan mempunyai posisi yang sangat strategis dalam perekonomian Indonesia, strategis disini mampu memberikan kontribusi nyata dalam mengatasi keadaan krisis ekonomi. Selain memberikan nilai positif terhadap perekonomian Indonesia dari pengusaha kecil atau usaha kecil tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan kecil dengan segala kelemahannya juga mampu memberikan nilai tambah lainnya yang merupakan salah satu sendi kehidupan ekonomi Indonesia karena : 1. Perusahaan kecil menyediakan lapangan kerja untuk berjuta-juta rakyat Indonesia. 2. Perusahaan kecil ikut membayar pajak. 3. Perusahaan kecil merupakan ujung tombak industri nasional. 4. Perusahaan kecil menjadi padagang perantara dan pengumpul hasil panen petani. 5. Perusahaan kecil memproduksi banyak sektor kebutuhan pokok rakyat banyak. 6. Perusahaan kecil terdapat di setiap sudut Indonesia yang jumlahnya diperkirakan sekitar 40 juta perusahaan pada tahun 2000. Dari fakta di atas menjadi jelas bahwa perusahaan kecil sangat penting atau vital dalam kehidupan ekonomi Indonesia. Demi kelangsungan hidup dan pertumbuhan, maka usaha kecil harus terus menerus meningkatkan penampilan, pelayanan dan praktek manajemennya dengan kata lain meningkatkan kualitas produknya. Di samping itu terdapat berbagai hambatan dan kendala yang dihadapi usaha kecil dalam mewujudkan kemampuan dan peranannya secara optimal, baik yang bersifat eksternal maupun internal, dalam bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, permodalan, sumber daya manusia, dan teknologi, serta iklim usaha yang belum mendukung bagi perkembangannya. Dijabarkan di dalam UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan menengah yang merupakan kelanjutan dari UU No. 9 Tahun 1995 tentang usaha kecil. Hal yang baru ialah pembagian bidang usaha menjadi tiga kelompok kegiatan yaitu Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengah yang Halaman |7 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
secara keseluruhan merupakan potret kegiatan konkrit yang sebelumnya dicakup dalam Usaha Kecil. Dalam rumusan menimbang, UU No. 20 Tahun 2008 disebutkan : “ b. Bahwa sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVI/MPR-RI/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah perlu diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, peran, dan potensi strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang, dan berkeadilan. “ c. Bahwa pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebagaimana dimaksud dalam huruf b, perlu diselenggarakan secara menyeluruh, optimal, dan berkesinambungan melalui pengembangan iklim yang kondusif, pemberian kesempatan berusaha, dukungan, perlindungan, dan pengembangan usaha seluas-luasnya, sehingga mampu meningkatkan kedudukan, peran, dan potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja, dan pengentasan kemiskinan.” Untuk memudahkan memahami semangat baru dalam konteks UU No. 20 Tahun 2008 ini, dirumuskan apa yang dimaksud dengan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah, berikut kriterianya: “ Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. “ Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. “ Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih Halaman |8 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Demi mempermudah pemahaman, maka dalam UU No. 20 Tahun 2008 dirumuskan kriteria dari tiap-tiap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. (1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) (2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,(lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah) (3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,(lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah) Dalam UU No. 20 Tahun 2008 mengatur lebih rinci tentang bagaimana membina, memajukan dan memberi kemudahan perizinan bagi Usaha mikro, Kecil, dan Menengah. 2. Karakteristik Usaha Kecil Dari seluruh jumlah perusahaan kecil atau usaha kecil di indonesia, kebanyakan atau umumnya usaha kecil dikelola oleh satu orang saja yaitu pemilik bersama anggota keluarganya. Atau paling banter di bantu 1 atau 2 Halaman |9 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
orang tenaga pembantu “all round” yang tidak jelas statusnya, apakah sebagai tenaga penjualan atau pembukuan, tukang bungkus, kurir, tukang tagih, pembantu produksi, dan lain-lain. Menurut B.N Marbun (2011:127) dalam prakteknya ada juga Usaha kecil yang mempekerjakan beberapa orang tenaga tetap, tenaga paroh waktu, atau musiman, terutama pada pabrik kecil, restoran, pertukangan, dan toko yang umumnya mempekerjakan beberapa atau banyak orang. Namun kalau ditanyakan tentang susunan organisasi, batas wewenang, sistem penggajian, seleksi masuk, pesangon, aturan cuti, kenaikan pangkat, masa pensiun, nama jabatan, jenjang karir, penataran serta hal-hal lain yang menyangkut keorganisasian dan personalia, maka biasanya dan umumnya mereka tidak bisa menjawab, mereka hanya memberi jawaban sekedar asal ada saja. Sedangkan menurut pendapat Balton (1971) menyatakan bahwa pimpinan/pengurus perusahaan skala kecil-menengah pada umumnya kurang atau tidak mengenyam pendidikan formal atau mempunyai pendapat yang lemah terhadap perlunya pendidikan dalam pelatihan. Di antara usaha skala kecil terdapat jenis kegiatan yang disebut kerajinan yang bisa dibedakan yaitu kerajinan yang bermutu tinggi dan yang bermutu rendah. Kerajinan yang bermutu mempunyai nilai seni yang tinggi dan pembelinya dari kalangan tertentu, sedang yang bermutu rendah untuk dijual lokal dengan harga yang relatif murah. Adapun pendapat dari Gaedeke and Tootelian (1991) juga berdasarkan pendapat komite untuk pengembangan ekonomi (Committee of Economic Development) dalam buku Tiktik Sartika P dan Abdul Rachman S, (2002:) mengajukan konsep tentang usaha skala kecil/menengah dengan lebih menekankan pada kualitas/mutu daripada kriteria kuantitatif untuk membedakan perusahaan usaha kecil-menengah tersebut, yaitu pertama ialah kepemilikan, kedua operasinya terbatas pada lingkungan atau kumpulan pemodal, ketiga wilayah operasinya terbatas pada lingkungan sekitarnya, meskipun pemasaran dapat melampaui wilayah lokalnya, keempat adalah ukuran dari perusahaan dalam industri bersangkutan lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan lainnya dalam bidang usaha yang sama. Ukuran yang dimaksud bisa jumlah pekerja/karyawan atau satuan lainnya yang signifikan. Sedangkan menurut Melky Salmon Aiboy karakteristik usaha kecil adalah sebagai berikut: 1. Umumnya bersifat usaha keluarga H a l a m a n | 10 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Posisi kunci dipegang pemilik Keuangan keluarga dan perusahaan cenderung berbaur Tidak menuntut mekanisme pertanggung jawaban yang ketat Motivasi tinggi Tidak terdapat spesialisasi dalam manajemen Menggunakan teknologi sederhana dalam proses produksi Hasil produksi dipasarkan di pasar lokal atau dalam negeri Lemah dalam manajemen, permodalan, pemasaran, dan administrasi 10. Mudah berganti usaha 11. Umumnya tidak memiliki jaminan yang cukup 12. Standar industri indonesia atau lokal 13. Kebanyakan adalah warga negara indonesia asli Menurut pendapat Tiktik S.P dan Abdul R.S (2002) karakteristik lainnya dari pengusaha kecil di Indonesia ditinjau dari segi manajemen, yaitu sebagai berikut: 1. Pemilik sebagai pengelola 2. Berkembang dari usaha kecil-kecilan, karena itu kepercayaan diri yang berlebihan 3. Tidak membuat perencanaan tertulis 4. Kurang membuat catatan/pembukuan tertib 5. Pendelegasian wewenang secara lisan 6. Kurang mampu mempertahankan mutu 7. Sangat tergantung pada pelanggan dan pemasok disekitar usahanya 8. Kurang membina saluran informasi 9. Kurang mampu membina hubungan perbankan Menurut Tiktik S.P dan Abdul R. S (2002) karakteristik pengusaha kecil bila dilihat dari segi keuangan, adalah sebagai berikut: 1. Memulai usaha kecil-kecilan, bermodal sedikit dana dan ketrampilan pemiliknya 2. Terbatasnya sumber dana dari perbankan
H a l a m a n | 11 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
3. Kemampuan memperoleh pinjaman bank relatif rendah/kurang mampu sediakan jaminan, proposal kredit, dan lain-lain 4. Kurang akurat perencanaan anggaran kas 5. Tidak memiliki catatan harga pokok produksi, perhitungan sangat kasar 6. Kurang memahami tentang perlunya pencatatan keuangan/akuntansi 7. Kurang paham tentang prinsip-prinsip penyajian laporan keuangan dan kemampuan analisisnya 8. Kurang mampu memilih informasi yang berguna bagi usahanya. 3.Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1. Kerangka Pemikiran Karakteristik-Karakteristik Usaha Kecil (X). Gambar 1. Kerangka Pemikiran X2 X1
X3 X4
X3
X2
X4
X3
X4 H a l a m a n | 12
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
Usaha kecil merupakan suatu aktivitas masyarakat salah satu penopang pekonomian nasional yang perlu dibina dan dukung oleh semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Peran usaha kecil telah memberikan kontribusi nyata dalam penyelamat perekonomian bangsa, bukan hanya mampu bertahan dari keterpurukan justru peranannya meningkat, antara lain banyak menyerap tenaga kerja kurang terampil yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh Usaha Besar (UB) dan juga menyerap tenaga kerja baru. Dengan demikian berdasarkan gambar kerangka pemikiran di atas dalam penelitian ini penulis ingin meneliti pentingnya pengetahuan karakteristik-karakteritik usaha kecil berdasarkan pengelompokkan data. Pengelompokan data itu penting untuk diketahui dalam pengembangan pengetahuan khususnya mengenai usaha kecil, antara lain: pengelompokkan data modal dengan manajemen adalah sama, pengelompokkan data antara modal dengan pemasaran adalah sama, pengelompokan data modal dengan produksi adalah sama. Disamping itu untuk mngetahui pengelompokkan data manajemen dengan pemasaran adalah sama dan pengelompokkan data manajemen dengan produksi adalah sama. Juga untuk mengetahui pengelompokkan data antara pemasaran dengan produksi adalah sama. 2.Hipotesis Pengujian hipotesis dengan Chi-Square (X2) atau Chi-Kwadrat atau Kai Kwadrat. Dalam penelitian ini, merupakan pengujian hipotesis lebih dari dua kategori, peristiwa atau keadaan yang terlibat adalah lebih dari dua kategori, seperti sangat baik/sangat setuju, baik/setuju, cukup baik/cukup setuju, tidak baik/tidak setuju, dan sangat tidak baik/sangat tidak setuju. Pada dasarnya, langkah-langkah pengujian hipotesis lebih dari dua kategori sama dengan pengujian hipotesis dua kategori. Menurut M. Iqbal hasan (2005:189) dan Sudjana (2004:181), langkahlangkah pengujian sbb: 1.Menentukan formula dan kriteria hipotesis, yaitu: 1). Hipotesis H0 : Karakteristik pemilik modal usaha kecil dengan H a l a m a n | 13 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
karakteristik manajemen usaha kecil tidak sama. Hipotesis Ha : Karakteristik pemilik modal usaha kecil dengan karakteristik manajemen usaha kecil sama. 2). Hipotesis H0 : Karakteristik pemilik modal usaha kecil dengan karakteristik pemasaran usaha kecil tidak sama. Hipotesis Ha : Karakteristik pemilik modal usaha kecil dengan karakteristik pemasaran usaha kecil sama. 3). Hipotesis H0: Karakteristik pemilik modal usaha kecil dengan karakteristik produksi usaha kecil tidak sama. Hipotesis Ha : Karakteristik pemilik modal usaha kecil dengan karakteristik produksi usaha kecil sama. 4). Hipotesis H0 : Karakteristik manajemen usaha kecil dengan karakteristik produksi usaha kecil tidak sama. Hipotesis Ha : Karakteristik manajemen usaha kecil dengan karakteristik pemasaran usaha kecil sama. 5). Hipotesis H0 : Karakteristik manajemen usaha kecil dengan karakteristik produksi usaha kecil tidak sama. Hipotesis Ha : Karakteristik manajemen usaha kecil dengan karakteristik produksi usaha kecil sama. 6). Hipotesis H0 : Karakteristik pemasaran usaha kecil dengan karakteristik produksi usaha kecil tidak sama. Hipotesis Ha : Karakteristik pemasaran usaha kecil dengan karakteristik produksi usaha kecil sama. 2.Menentukan taraf nyata dan X2 . Daerah kritisnya terletak pada distribusi X2 ditentukan dengan derajat bebas (db) = (b-1)(k-1) dan untuk taraf nyata α = 0,05 atau 5% ke sebelah kanan X 2 dari daftar. 3.Menentukan nilai uji statistik. Adapun menurut George Kress ( 1999:312) rumus Chi-Square (X2) adalah sbb: X2 = ∑ (fo – fo)2 fc Keterangan: fo = the various observed frequencies.
H a l a m a n | 14 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
fc = the various expected frequencies.
4.Membuat kesimpulan. Menyimpulkan penerimaan (Ha) dan penolakan (Ho). Untuk memudahkan proses penghitungan pengujian Chi-Square dalam penelitian ini penulis menggunakan program Microsoft Excel.
METODE PENELITIAN Metode/Tehnik Pengumpulan Data. Sumber data penelitian ini terbagi dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Untuk memperoleh data primer penulis menggunakan metode/tehnik pengumpulan data yang diambil pada masyarakat untuk memperoleh gambaran karakteristik Usaha Kecil di Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon yang menjadi objek penelitian adalah meliputi : 1.Studi Lapangan Yaitu
peneliti
mengadakan
penelitian
pada
masyarakat
untuk
memperoleh gambaran karakteristik Usaha Kecil di Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon yang menjadi objek penelitian secara langsung, meliputi ; a.
Observasi Dalam teknik ini peneliti mengumpulkan data dengan cara pengamatan secara langsung pada objek penelitian yaitu pada masyarakat untuk memperoleh gambaran karakteristik Usaha Kecil di Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon.
b.
Angket (Kuisioner) Mengajukan daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden dengan jumlah populasi sebanyak 90 H a l a m a n | 15
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
responden dan penulis mengambil sampel 90 responden yang merupakan sampling pertimbangan, untuk menjadi sampel dengan alternatif jawaban sebagai berikut : -
Sangat Setuju (SS) dengan skor 5
-
Setuju (S) dengan skor 4
-
Cukup Setuju (C) dengan skor 3
-
Tidak Setuju (TS) dengan skor 2
-
Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1.
2.Studi Kepustakaan. Yaitu mempelajari berbagai macam bahan bacaan, seperti buku-buku teori, jurnal ilmian, dokumen, media elektronik, peraturan pemerintah, undangundang, dan lain-lain, hal ini merupakan cara untuk memperoleh data sekunder. Operasional Variabel Operasional Variabel ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2: Operasional Variabel Variabel Dimensi Indikator/Pernyataan 1. Modal usaha KarakteristikPermodalan. sebesar antara Karakteristik >30 juta – 500 Usaha Kecil (X). juta rupiah? Sumber: Undang No. 20 2. Omzet/Pendapata Tahun 2008 tentang n per tahunnya Usaha Mikro, Kecil dan sekitar > 200 Juta Menengah (UMKM) dan – 2,5 Miliar. Melky Salmon Aiboy 3. Jumlah karyawan antara 5-30 orang 4. Umumnya tidak memiliki jaminan yang cukup, bila
Ukuran Ordinal
Ordinal
Ordinal Ordinal
H a l a m a n | 16 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
Manajemen.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
berhubungan dengan lembaga keuangan untuk melakukan pinjaman/kredit dalam pengembangan usaha. Usaha umumnya bersifat usaha keluarga. Posisi kunci atau Manajemen dipegang pemilik modal. Keuangan keluarga dan perusahaan cenderung berbaur. Mempunyai izin usaha dari Pemerintah. Administrasi umum maupun keuangan mekanisme pertanggung jawaban tidak ketat/longgar. Motivasi berusaha sangat tinggi. Tidak terdapat spesialisasi dalam
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
H a l a m a n | 17 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
Pemasaran
Produksi
manajemen. 8. Lemah dalam manajemen dan administrasi. 9. Mudah berganti usaha. 10. Kebanyakan yang melakukan usaha kecil adalah pribumi asli. 1. Hasil produksi dipasarkan di pasar lokal atau dalam negeri. 1. Dalam proses produksi menggunakan teknologi sederhana. 2. Barang yang dihasilkan atau yang dijual Standar Industri Indonesia atau lokal.
Ordinal
Ordinal Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Sumber: Pengolahan data tahun 2013. Metode Penarikan Sampel. Menurut M. Iqbal Hasan (2005:84) sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto 2010:174), sampel yaitu untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Dimana populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian. H a l a m a n | 18 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
Dengan demikian sampel yang penulis teliti adalah seluruh sampel sebanyak 90 responden yang berusaha dengan skala kecil. Metode Analisi Data. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan hasil yang sesuai, diharapkan analisis data yang akurat, peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu dengan cara peneliti melihat langsung pelaksanaan karateristik usaha kecil, kemudian menganalisa data yang diperoleh secara aktual, sehingga dapat memberikan penjelasan mengenai Karakteristikkarakteristik Usaha Kecil Di Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan memperoleh manfaat tertentu. Penelitian menurut tingkat eksplanasinya (tingkat kejelasan) menggunakan penelitian deskriptif analisis. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain, dalam metode ini mengunakan teknik studi kasus, dimana menurut Suharsimi Arikunto (2005:238) pada studi kasus peneliti mencoba menggambarkan subjek penelitian di dalam keseluruhan tingkah laku, yaitu tingkah laku itu sendiri beserta hal-hal yang melingkunginya, di dalam studi kasus peneliti mencoba untuk mencermati sebuah unit secara mendalam. Pendekatan analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis statistik yang dipakai dalam penelitian adalah statistik non parametrik. Menurut Sugiyono (2007:224): “Statistik non parametrik digunakan untuk menguji hipotesis bila datanya berbentuk nominal atau ordinal, dan tidak berlandaskan asumsi bahwa distribusi data harus normal“. Uji Validitas. Berdasarkan data dilakukan perhitungan dengan teknik korelasi “product moment” diperoleh koefesien korelasi butir rgg (r-hitung) untuk 17 butir instrumen (kuesioner) dengan sampel sebanyak 15 orang (n=15) yang layak menjadi sampel, diperoleh nilai-nilai koefesien korelasi untuk uji validitas dan α = 5% atau 0,05 rtabel = 0,514. Dengan demikian dari hasil perhitungan menggunakan MS. Excel 2007 dengan formula =CORREL(), sehingga seluruh pernyataan kuesioner dapat dinyatakan valid (sahih) atau tepat digunakan sebagai instrumen penelitian dan dapat diteruskan untuk analisis berikutnya. Uji Reliabilitas. Setelah dilakukan perhitungan dengan teknik korelasi “pearson” belah H a l a m a n | 19 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
dua diperoleh koefesien korelasi reliabilitas “spearmanbrown” yaitu sbb: Tabel 3 X ganjil
Xgenap
31
30
26
29
30
24
29
28
30
30
36
30
30
27
31
27
30
27
30
27
34
29
32
26
34
33
31
29
15
18
R gj-gp Rgg
0.7936 0.884924
r tabel 0.514 Pengolahan data tahun 2013
Jadi kesimpulannya berdasarkan tabel di atas dapat melihat hasil koefesien reliabilitas spearman-brown, dikatakan bahwa instrumen yang digunakan reliabel jika nilai rgg atau rhitung > rtabel (0,884924 > 0,514), artinya suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah tergolong baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN H a l a m a n | 20 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
Sejarah Singkat Kabupaten Cirebon Dan Kecamatan Plered. 1. Sejarah Singkat Kabupaten Cirebon Letak Geografi. Kabupaten Cirebon berada di daerah pesisir Laut Jawa. Berdasarkan letak geografisnya, wilayah Kabupaten Cirebon berada pada posisi 6°30’–7°00’ Lintang Selatan dan 108°40’-108°48’ Bujur Timur. Bagian utara merupakan dataran rendah, sedang bagian barat daya berupa pegunungan, yakni Lereng Gunung Ciremai. Letak daratannya memanjang dari barat laut ke tenggara. Wilayah Kabupaten Cirebon dibatasi oleh:
Utara Kabupaten Indramayu Barat laut Kabupaten Majalengka, Selatan Kabupaten Kuningan, Timur Kota Cirebon dan Kabupaten Brebes (Jawa Tengah)
Sejarah Sejarah Pemerintahan Bupati (1800 sampai sekarang) yakni: 1. 1800-1808 R. Sinuk (Muchamad) 2. 1808-1828 R. Ngabei Suradiningrat 3. 1828-1843 Kanjeng Kyai R. Adipati Baudenda Suradiningrat 4. 1843-1847 R. Tumenggung Baudenda Suradiningrat 5. 1847-1877 R. Adipati Surya Dirja 6. 1877-1902 R. Adipati Suraadiningrat 7. 1902-1918 R. Adipati Salmon Salam Suryadiningrat 8. 1920-1927 R.M. Panji Aryiodinoto 9. 1928-1942 R.Tg. Suriadi (Aria, Adipati, Pangeran) 10. 1942-1943 M. Sewaka 11. 1943-1945 M. Oemar Said 12. 1945-1947 Mr. R. Ma'mun Sumadipraja 13. 1947-1950 R. Sidik Baratadirdja H a l a m a n | 21 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
14. 1950-1951 R. Mochamad Michrad 15. 1951-1954 M. Radi Martadinata 16. 1954-1956 R. Moestofa Soerjadi 17. 1956-1957 R. Djoko Sa'id Prawiro Widjojo (Pj. Bupati) 18. 1957-1958 R. Sulaeman Tanudiradja (Kepala Daerah) 19. 1957-1958 Machbub Badjurie (Kepala Daerah) 20. 1958-1960 R. Kamar Suriawidjaya (Pj. Bupati Cirebon) 21. 1960-1965 R. Harum Zainal Abidin 22. 1965-1966 R. Soemitro (Pj. Bupati Kepala Daerah Cirebon) 23. 1966-1973 Kol. Inf. H. R. Anwar Soetisna 24. 1973-1978 Kol. Inf. Hasan Soegandhi 25. 1978-1983 Drs. H. Mr. Gunawan Bratasasmita 26. 1983-1988 Kol. Caj. H. Memed Tohir 27. 1988-1993 Kol. Art. H. Suwendho 28. 1993-1998 Kol. Kav. H. Rachmat Djoehana 29. 1998-2003 H. Sutisna, S.H. 30. 2003-2008 Drs. H. Dedi Supardi, M.M. 31. 2008-Sekarang Drs. H. Dedi Supardi, M.M. Pembagian administratif. Kabupaten Cirebon terdiri atas 40 kecamatan, yang dibagi lagi atas 412 desa dan 12 kelurahan. Pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon di Kecamatan Sumber, yang berada di sebelah selatan Kota Cirebon. Tiga kecamatan yang baru terbentuk pada tahun 2007 adalah Kecamatan Jamblang (Pemekaran Kecamatan Klangenan sebelah timur), Kecamatan Suranenggala (Pemekaran Kecamatan Kapetakan sebelah selatan), dan Kecamatan Greged (Pemekaran Kecamatan Beber sebelah timur). Kependudukan. Cirebon merupakan salah satu kabupaten terpadat di Jawa Barat. Penduduk Kabupaten Cirebon terus bertambah, meski demikian dari sensus ke sensus, tren rata-rata laju pertumbuhan penduduk dari sensus ke sensus semakin melambat. Hasil sementara dari pengolahan data SP2010-L1.P212, SP2010-C2, H a l a m a n | 22 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
dan SP2010-L2 (kondisi 15 Juli 2010) sebesar 2.065.142 jiwa dengan komposisi 1.057.501 jiwa penduduk laki-laki dan 1.007.641 jiwa penduduk perempuan. Budaya. Kebudayaan yang melekat pada masyarakat Cirebon merupakan perpaduan berbagai budaya yang datang dan membentuk ciri khas tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pertunjukan khas masyarakat Cirebon antara lain Tarling, Tari Topeng Cirebon, Sintren, Kesenian Gembyung, dan Sandiwara Cirebonan. Kota ini juga memiliki beberapa kerajinan tangan di antaranya Topeng Cirebon, Lukisan Kaca, Bunga Rotan, dan Batik. Salah satu ciri khas batik asal Cirebon yang tidak ditemui di tempat lain adalah motif Mega Mendung, yaitu motif berbentuk seperti awan bergumpalgumpal yang biasanya membentuk bingkai pada gambar utama. Pendidikan Sarana pendidikan sudah ada dan lengkap dari pendidikan terendah sampai Perguruan Tinggi ada.
Bahasa. Penduduk Cirebon di bagian utara umumnya menggunakan bahasa Jawa Dialek Cirebon sebagai bahasa sehari-hari. Transportasi. Cirebon berada di jalur pantura, sebagai pintu gerbang utama provinsi Jawa Barat di sebelah timur, yakni di Kecamatan Losari. Pada waktu musim
H a l a m a n | 23 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
mudik, jalur ini merupakan salah satu yang terpadat di Indonesia. Cirebon juga terdapat jalan tol Palimanan-Kanci. Prasarana. 1. Stasiun kereta api (Stasiun kejaksan), (Stasiun perujakan), (Sta. Ciledug, Karangsuwung, Sindanglaut, Waruduwur, Losari, Babakan, Cangkring, Bangodua, Arjawinangun, dan Kaliwedi). 2. Terminal ((Terminal Harjamukti) Ciledug dan Weru). Pariwisata. 1. Wisata Belanja, yaitu: Batik Trusmi, asar Kue Setu, dll. 2. Wisata Ziarah, meliputi: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l.
Makam Sunan Gunung Jati Situs Batu Tulis huludayeuh Petilasan Cimandung Situs Pasanggrahan Balong Biru Balong Keramat Tuk Makam keramat Megu Situs Lawang Gede Makam Nyi Mas Gandasari Makam Syekh Magelung Sakti Makam Talun Makam Buyut Trusmi Makam P. Jakatawa dan Syeh Bentong .
3. Banyu Panas Palimanan. 4. Plangon. 5. Wanawisata Ciwaringin 6. Wanawisata Ciwaringin. 7. Situ Patok. 8. Cikalahang. H a l a m a n | 24 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
Galeri kuliner. Cirebon dikenal dengan wisata kuliner yakni: tahu Gejrot, tahu goreng dengan taburan gula merah. 2.Sejarah Singkat Kecamatan Plered. Kecamatan Plered merupakan salah satu kecamatan pada Kabupaten Cirebon Propinsi Jawa barat tentunya semua letak geografis, sejarah kepemimpinan, budaya pariwisata, usaha dan lain-lain itu tidak terlepas dari sejarah Kabupaten Cirebon sesuai yang sudah dijelaskan di atas. Kecamatan Plered, terdiri dari 10 Desa, yaitu: 1. Cangkring. 2. Gamel. 3. Kaliwulu. 4. Panembahan. 5. Pangkalan. 6. Sarabau. 7. Tegalsari. 8. Trusmi Kulon. 9. Trusmi Wetan. 10. Wotgali. Kegiatan perekonomian di Kecamatan Plered cukup pesat, dimana terbagi atas: A. Jenis Usaha, terbagi 3 jenis yaitu: 1. Industri. 2. Jasa. 3. Perdagangan. B. Skala usaha, terbagi 3 jenis yaitu: 1. Mikro. 2. Kecil. 3. Menengah. Dalam penelitian ini, peneliti hanya focus pada penelitian skala usaha kecil, dimana hasil penelitian jenis usaha kecil terdiri dari industri, jasa dan perdagangan, dapat terinci dan dapat di lihat pada lampiran 1 tabel 3.1, lebih rinci lagi dikelompokkan antara lain: H a l a m a n | 25 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
1. Meubel. 2. Konveksi. 3. Kue 4. Perdagangan. 5. Gabin 2D. 6. Batik. 7. Sandal. 8. Dodol. 9. Makanan Ringan. 10. Cat Motor. Karakteristik-karakteristik Usaha Kecil Di Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon. Penelitian ini sesuai dengan teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrumen penelitian yang berbentuk kuesioner. Daftar pernyataan tertutup disusun dalam pola jawaban positip, daftar pernyataan yang sudah disediakan alternatif jawabannya. Keseluruhan jawaban diklasifikasikan ke dalam 5 (lima) katagori dengan mempergunakan skala Likert. Untuk jawaban sangat baik/sangat setuju nilainya 5, jawaban baik/setuju nilainya 4, jawaban cukup baik/cukup setuju nilainya 3, jawaban tidak baik/tidak setuju nilainya 2 dan sangat tidak baik/sangat tidak setuju nilainya 1. Analisis deskriptif yang bertujuan memberikan gambaran dari masingmasing Karakteristik-karakteristik Usaha Kecil Di Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon. Variabel penelitian didasarkan pada jawaban kuesioner responden. Dari karakteristik-karakteristik usaha kecil tersebut disusun sebanyak 17 pernyataan yang disebarkan kepada 90 orang responden. Pada masing-masing diberikan alternatif jawaban dengan pendekatan skala Likert. Untuk mengkuantifikasikan setiap alternatif jawaban pada kuesioner dari pernyataan yang dimaksud diberi bobot nilai berjenjang berikut untuk alternatif jawaban data yang dihasilkan : Berdasarkan identitas/biodata responden dapat dianalisis sebagai berikut: 1. Berdasarkan Jenis Kelamin. Dalam penelitian ini seluruh responden sebanyak 90 orang, dengan perincian jumlah responden laki-laki yaitu 61 orang dengan H a l a m a n | 26 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
prosentase 68%, sedangkan jumlah responden wanita yaitu 29 orang dengan prosentase 32%. Jadi kesimpulannya yang melakukan usaha kecil berdasarkan jenis kelamin lebih banyak laki-laki. 2. Berdasarkan Usia/Umur. Dalam penelitian ini seluruh responden sebanyak 90 orang, dengan pengelompokkan usia sbb: Usia/Umur responden yang melakukan usaha kecil antara 17 – 29 tahun = 0 %, Usia/umur antara 21 – 30 tahun = 7%, Usia/umur 31 40 tahun = 8%, Usia/umur antara 41 – 50 tahun = 39%, Usia/umur 51 – 60 tahun = 37% dan Usia/umur > 60 tahun = 10%. Jadi kesimpulannya responden yang melakukan usaha kecil lebih banyak yang berusia antara 41 -50 tahun sebanyak 39%. 3.Berdasarkan Jenis Usaha. Dalam penelitian ini seluruh responden sebanyak 90 orang, dengan pengelompokkan jenis usaha sbb: Jumlah responden 18 0rang = 20% yang berjenis usaha meubel, jumlah responden 4 0rang = 4% yang berjenis usaha konveksi, jumlah responden 5 0rang = 6% yang berjenis usaha kue, jumlah responden 35 0rang = 39% yang berjenis usaha Perdagangan, jumlah responden 2 0rang = 2% yang berjenis usaha gabin 2D, jumlah responden 9 0rang = 10% yang berjenis usaha batik, jumlah responden 2 0rang = 2% yang berjenis usaha sandal, jumlah responden 2 0rang = 2% yang berjenis usaha dodol, jumlah responden 10 0rang = 12% yang berjenis usaha makanan ringan, dan jumlah responden 3 0rang = 3% yang berjenis usaha cat motor, Jadi kesimpulannya responden yang melakukan usaha kecil jumlah responden 35 0rang = 39% yang berjenis usaha Perdagangan. Uji Validitas Dan Reabilitas Data. Berdasarkan data dilakukan perhitungan dengan teknik korelasi “product moment” diperoleh koefesien korelasi butir rgg (r-hitung) untuk 17 butir instrumen (kuesioner) dengan sampel sebanyak 90 orang (n=90) yang H a l a m a n | 27 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
layak menjadi sampel, diperoleh nilai-nilai koefesien korelasi untuk uji validitas dan α = 5% atau 0,05 rtabel = 0,207, maka untuk variabel Karakteristik Usaha Kecil (X) dapat dilihat pada tabel berikut ini dari hasil perhitungan menggunakan MS. Excel 2007 dengan formula =CORREL(), sehingga seluruh pernyataan kuesioner dapat dinyatakan valid (sahih) atau tepat digunakan sebagai instrumen penelitian dan dapat diteruskan untuk analisis berikutnya. Setelah dilakukan perhitungan dengan teknik korelasi “pearson” belah dua diperoleh koefesien korelasi reliabilitas “spearmanbrown” yaitu sbb: Tabel 4: X ganjil
Xgenap
31
30
26
29
30
24
29
28
30
30
36
30
30
27
31
27
30
27
30
27
34
29
32
26
34
33
31
29
15 30 30 30
18 28 23 27
H a l a m a n | 28 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
30 35 30 26 30 30 32 28 28 32 31 36 35 34 33 33 33 30 29 30 32 26 29 25 30 33 30 35 28 33
28 27 22 24 24 28 24 25 26 26 22 29 28 32 29 26 29 22 24 28 23 24 26 24 28 28 26 28 27 28
H a l a m a n | 29 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
30 31 30 31 31 31 35 41 29 31 33 30 28 30 32 31 34 32 31 29 31 33 34 32 32 32 33 35 26 29 33
28 27 26 28 28 28 28 33 23 27 28 27 27 28 28 26 28 28 26 26 28 28 27 28 29 29 28 25 26 25 27
H a l a m a n | 30 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
33 33 28 29 27 29 28 25 27 29 29
28 26 25 23 26 23 24 24 27 25 25
R gj-gp Rgg r tabel
0.620183 0.765571 0.207
Pengolahan data tahun 2013
Jadi kesimpulannya berdasarkan tabel di atas dapat melihat hasil koefisien reliabilitas spearman-brown, dikatakan bahwa instrumen yang digunakan reliabel jika nilai rgg atau rhitung > rtabel (0,765571 > 0,207), artinya suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah tergolong baik. Analisis Kuisioner Variabel Karakteristik Usaha Kecil. Untuk mengetahui dan memudahkan dalam melakukan analisa maka hasil jawaban setiap karakteristik usaha kecil di Kecamatan Plered. Selanjutnya dari jawaban yang tertera di atas kemudian dialokasikan ke dalam tabel sebagai berikut: Tabel 5: Hasil Penelitian Berdasarkan Kuisioner Variabel Karakteristik Usaha Kecil Sangat Cukup Tidak Sangat No. Indikator Setuju Setuju Setuju Setuju Tidak H a l a m a n | 31 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
Setuju 1
2
3
4
5
6
7
Modal usaha sebesar antara >30 juta – 500 juta rupiah? Prosentase (%) Omzet/Pendapatan per tahunnya sekitar > 200 Juta – 2,5 Miliar. Prosentase (%) Jumlah karyawan antara 5-30 orang. Prosentase (%) Umumnya tidak memiliki jaminan yang cukup, bila berhubungan dengan lembaga keuangan untuk melakukan pinjaman/kredit dalam pengembangan usaha. Prosentase (%) Usaha umumnya bersifat usaha keluarga. Prosentase (%) Posisi kunci atau Manajemen dipegang pemilik modal. Prosentase (%) Keuangan keluarga dan perusahaan cenderung berbaur. Prosentase (%)
5
12
9
63
1
5.56
13.33
10.00
70.00
1.11
4
5
8
73
0
4.44
5.56
8.89
81.11
0.00
3
26
9
51
1
3.33
28.89
10.00
56.67
1.11
1
64
9
16
0
1.11
71.11
10.00
17.78
0.00
2
70
5
13
0
2.22
77.78
5.56
14.44
0.00
6
78
2
1
3
6.67
86.67
2.22
1.11
3.33
2
67
7
14
0
2.22
74.44
7.78
15.56
0.00
H a l a m a n | 32 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
8
9
10
11
12
13
14
15
Mempunyai izin usaha dari Pemerintah. Prosentase (%) Administrasi umum maupun keuangan mekanisme pertanggung jawaban tidak ketat/longgar. Prosentase (%) Motivasi berusaha sangat tinggi. Prosentase (%) Tidak terdapat spesialisasi dalam manajemen. Prosentase (%) Lemah dalam manajemen, dan administrasi. Prosentase (%) Mudah berganti usaha. Prosentase (%) Kebanyakan yang melakukan usaha kecil adalah pribumi asli. Prosentase (%) Hasil produksi dipasarkan di pasar lokal atau dalam negeri. Prosentase (%)
16
Dalam proses produksi menggunakan teknologi
2
30
23
34
1
2.22
33.33
25.56
37.78
1.11
3
60
16
11
0
3.33
66.67
17.78
12.22
0.00
27
52
9
2
0
30.00
57.78
10.00
2.22
0.00
2
58
14
16
0
2.22
64.44
15.56
17.78
0.00
5
61
12
7
5
5.56 1 1.11
67.78 12 13.33
13.33 11 12.22
7.78 54 60.00
5.56 12 13.33
10
78
2
0
0
11.11
86.67
2.22
0.00
0.00
5
67
11
7
0
5.56
74.44
12.22
7.78
0.00
3
57
9
20
1
H a l a m a n | 33 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
sederhana.
Prosentase (%) Barang yang dihasilkan atau yang dijual Standar 17 Industri Indonesia atau lokal. Prosentase (%) Rata-rata Prosentase (%) Pengolahan data tahun 2013.
3.33
63.33
10.00
22.22
1.11
3
71
12
4
0
3.33 5.12 5.69
78.89 51.06 56.73
13.33 9.88 10.98
4.44 22.71 25.23
0.00 1.41 1.57
Berdasarkan hasil perhitungan dalam tabel tersebut di atas dari variabel Karakteristik Usaha Kecil, dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Karakteristik usaha kecil pada pernyataan: Modal usaha sebesar antara >30 juta – 500 juta rupiah? Hasil analisisnya sebagian sebesar 5.56% dari responden menyatakan sangat setuju, 13.33% responden menyatakan setuju, 8.89% responden menyatakan cukup setuju, dan 81.11% dari responden menyatakan tidak setuju. b. Karakteristik usaha kecil pada pernyataan: Omzet/Pendapatan per tahunnya sekitar > 200 Juta – 2,5 Miliar. Hasil analisisnya sebagian sebesar 4.44% dari responden menyatakan sangat setuju, 5.56% responden menyatakan setuju, % responden menyatakan cukup setuju, % dari responden menyatakan tidak setuju, dan % dari responden menyatakan sangat tidak setuju. c. Karakteristik usaha kecil pada pernyataan: Jumlah karyawan antara 530 orang. Hasil analisisnya sebagian sebesar 3.33% dari responden menyatakan sangat setuju, 28.89% responden menyatakan setuju, 10.00% responden menyatakan cukup setuju, 56.67% dari responden menyatakan tidak setuju, dan 1.11% dari responden menyatakan sangat tidak setuju. d. Karakteristik usaha kecil pada pernyataan: Umumnya tidak memiliki jaminan yang cukup, bila berhubungan dengan lembaga keuangan untuk H a l a m a n | 34 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
e.
f.
g.
h.
i.
j.
melakukan pinjaman/kredit dalam pengembangan usaha. Hasil analisisnya sebagian sebesar 1.11% dari responden menyatakan sangat setuju, 71.11% responden menyatakan setuju, 10.00% responden menyatakan cukup setuju, dan 17.78% dari responden menyatakan tidak setuju. Karakteristik usaha kecil pada pernyataan, Usaha umumnya bersifat usaha keluarga. Hasil analisisnya sebagian sebesar 2.22% dari responden menyatakan sangat setuju, 77.78% responden menyatakan setuju, 5.56% responden menyatakan cukup setuju, dan 14.44% dari responden menyatakan tidak setuju. Karakteristik usaha kecil pada pernyataan: Posisi kunci atau Manajemen dipegang pemilik modal. Hasil analisisnya sebagian sebesar 6.67% dari responden menyatakan sangat setuju, 86.67% responden menyatakan setuju, 2.22% responden menyatakan cukup setuju, 1.11% dari responden menyatakan tidak setuju, dan 3.33% dari responden menyatakan sangat tidak setuju. Karakteristik usaha kecil pada pernyataan: Keuangan keluarga dan perusahaan cenderung berbaur. Hasil analisisnya sebagian sebesar 2.22% dari responden menyatakan sangat setuju, 74.44% responden menyatakan setuju, 7.78% responden menyatakan cukup setuju, dan 15.56% dari responden menyatakan tidak setuju. Karakteristik usaha kecil pada pernyataan: Mempunyai izin usaha dari Pemerintah. Hasil analisisnya sebagian sebesar 2.22% dari responden menyatakan sangat setuju, 33.33% responden menyatakan setuju, 25.56% responden menyatakan cukup setuju, 37.78% dari responden menyatakan tidak setuju, dan 1.11% dari responden menyatakan sangat tidak setuju. Karakteristik usaha kecil pada pernyataan: Administrasi umum maupun keuangan mekanisme pertanggung jawaban tidak ketat/longgar. Hasil analisisnya sebagian sebesar 3.33% dari responden menyatakan sangat setuju, 66.67% responden menyatakan setuju, 17.78% responden menyatakan cukup setuju, dan 12.22% dari responden menyatakan tidak setuju. Karakteristik usaha kecil pada pernyataan: Motivasi berusaha sangat tinggi. Hasil analisisnya sebagian sebesar 30.00% dari responden menyatakan sangat setuju, 57.78% responden menyatakan setuju, 10.00% H a l a m a n | 35
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
responden menyatakan cukup setuju, dan 2.22% dari responden menyatakan tidak setuju. Karakteristik usaha kecil pada pernyataan: Tidak terdapat spesialisasi dalam manajemen. Hasil analisisnya sebagian sebesar 2.22% dari responden menyatakan sangat setuju, 64.44% responden menyatakan setuju, 15.56% responden menyatakan cukup setuju, dan 17.78% dari responden menyatakan tidak setuju. Karakteristik usaha kecil pada pernyataan: Lemah dalam manajemen, permodalan, pemasaran, dan administrasi. Hasil analisisnya sebagian sebesar 5.56% dari responden menyatakan sangat setuju, 67.78% responden menyatakan setuju, 13.33% responden menyatakan cukup setuju, 7.78% dari responden menyatakan tidak setuju, dan 5.56% dari responden menyatakan sangat tidak setuju. Karakteristik usaha kecil pada pernyataan: Mudah berganti usaha. Hasil analisisnya sebagian sebesar 1.11% dari responden menyatakan sangat setuju, 13.33% responden menyatakan setuju, 12.22% responden menyatakan cukup setuju, 60.00% dari responden menyatakan tidak setuju, dan 13.33% dari responden menyatakan sangat tidak setuju. Karakteristik usaha kecil pada pernyataan: Kebanyakan yang melakukan usaha kecil adalah pribumi asli. Hasil analisisnya sebagian sebesar 11.11% dari responden menyatakan sangat setuju, 86.67% responden menyatakan setuju, dan 2.22% responden menyatakan cukup setuju. Karakteristik usaha kecil pada pernyataan: Hasil produksi dipasarkan di pasar lokal atau dalam negeri. Hasil analisisnya sebagian sebesar 5.56% dari responden menyatakan sangat setuju, 74.44% responden menyatakan setuju, 12.22% responden menyatakan cukup setuju, dan 7.78% dari responden menyatakan tidak setuju. Karakteristik usaha kecil pada pernyataan: Dalam proses produksi menggunakan teknologi sederhana. Hasil analisisnya sebagian sebesar 3.33% dari responden menyatakan sangat setuju, 63.33% responden menyatakan setuju, 10.00% responden menyatakan cukup setuju, 22.22% dari responden menyatakan tidak setuju, dan 1.11% dari responden menyatakan sangat tidak setuju. Karakteristik usaha kecil pada pernyataan: Barang yang dihasilkan atau yang dijual Standar Industri Indonesia atau lokal. Hasil analisisnya H a l a m a n | 36
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
sebagian sebesar 3.33% dari responden menyatakan sangat setuju, 78.89% responden menyatakan setuju, 13.33% responden menyatakan cukup setuju, dan 4.44% dari responden menyatakan tidak setuju. Hasil angket yang demikian, maka dapat disimpulkan bahwa pada umumnya pelaksanaan Analisis Karakteristik Usaha Kecil di Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon sudah baik. Analisis Karakteristik Usaha Kecil Di Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon. Untuk mengetahui seberapa besar Karakteristik Usaha Kecil Di Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon (X), penulis menggunakan analisis Chi-Square (X2). Adapun menurut George Kress rumus Chi-Square (X2) adalah sbb: X2 = ∑ (fo – fo)2 fc Keterangan: fo = the various observed frequencies. fc = the various expected frequencies.
Hasil penelitian berdasarkan kuesioner kepada responden yang diambil oleh penulis berjumlah 90 orang dengan menjawab beberapa pertanyaan. Hasil jumlah jawaban kuesioner variabel bebas (X) dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel: 6: Hasil Nilai Angket Variabel Karakteristik Usaha Kecil Kecamatan Plered (X).
No 1 2 3 4
Karakteristik Usaha Kecil Permodalan Manajemen Pemasaran (X1) (X2) (X3)
Produksi (X4)
X
3.5
3.6
5
3
15.1
2
3.7
4
3
12.7
2.5
3.3
4
3.5
13.3
2.5
3.5
4
4
14
H a l a m a n | 37 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
2.5
4
4
3
13.5
3.5
4
4
4
15.5
2.5
3.6
4
3.5
13.6
2.75
3.6
4
3.5
13.85
2.5
3.6
4
3.5
13.6
2.5
3.6
4
3.5
13.6
3
3.8
4
4.5
15.3
2.5
3.8
4
3
13.3
3
4.2
5
4
16.2
2.75
3.7
4
4
14.45
1.25
2.1
3
1.5
7.85
16
2.5
3.6
4
4
14.1
17
2.5
3.5
4
3.5
13.5
18
2.5
3.6
4
3.5
13.6
19
2.5
3.6
4
4
14.1
20
3
3.6
5
4.5
16.1
21
3
2.8
4
4
13.8
22
2
3
4
4
13
23
2.5
3.2
4
4
13.7
24
2
3.8
4
4
13.8
25
2.5
3.4
4
4
13.9
26
2
3.3
4
4
13.3
27
2
3.4
4
4
13.4
28
3.5
3.3
3
4
13.8
29
3.75
3.7
3
4
14.45
30
3.25
4
4
4
15.25
31
3.75
3.6
4
4
15.35
32
2.5
4.2
5
4.5
16.2
33
3
3.8
4
4
14.8
H a l a m a n | 38 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
34
2.75
3.6
4
4
14.35
35
3.25
3.7
4
4
14.95
36
3
2.8
4
4
13.8
37
2.5
3.7
4
3
13.2
38
2
3.8
4
4
13.8
39
2.5
3.4
4
3.5
13.4
40
2
3.2
3
3.5
11.7
41
2.25
3.4
4
4
13.65
42
2.25
3.2
4
3
12.45
43
2.5
3.6
4
4
14.1
44
2.75
3.8
4
4
14.55
45
2.75
3.5
3
3.5
12.75
46
3.5
3.8
4
3.5
14.8
47
2.5
3.6
4
4
14.1
48
2.75
3.8
4
4
14.55
49
3.5
3.5
5
2
14
50
3
3.6
3
3.5
13.1
51
2.25
3.5
4
4
13.75
52
2.5
3.7
4
4
14.2
53
2.5
3.7
4
4
14.2
54
2.5
3.7
4
4
14.2
55
3.5
3.8
3
4
14.3
56
4.75
4.1
4
5
17.85
57
3
3.5
3
2.5
58
3
3.5
3
4
59
4
3.5
3
3.5
60
2.5
3.7
4
3
13.2
61
3.5
3.3
2
3
11.8
62
2.5
3.7
4
3.5
13.7
12 13.5 14
H a l a m a n | 39 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
63
2.75
3.8
4
3.5
14.05
64
2.5
3.8
3
3
12.3
65
3.25
3.7
4
4
14.95
66
2.5
3.8
4
4
14.3
67
2.5
3.5
4
4
14
68
3
3.3
4
3
13.3
69
2.5
3.7
4
4
14.2
70
3
3.7
4
4
14.7
71
3.5
3.5
4
4
15
72
2.5 4.5 4.5 3.5 3.5 2.5 2.5 3 3 3 2.5 3 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 0.5575
3.8 3.3 3.3 3.5 3.6 3.4 3.4 3.6 3.7 3.5 3.5 3 3.5 3.4 3 2.9 3.2 3.6 3.5 0.5880
4
0.7009
4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 0.7213
0.207
0.207
0.207
0.207
73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
R hitung R tabel
4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 2 2
14.3 14.8 14.8 15 14.1 10.9 12.9 14.6 14.7 14.5 11 13 11 10.9 13.5 12.4 13.7 11.1 11
Pengolahan data tahun 2013 H a l a m a n | 40 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
Analisis menghitung besarnya Chi-Square (X2) dan Uji hipotesis. Tabel 7: X1X2
X2 STS TS CS S SS Jml
0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 1
0 4 15 1 1 21
0 4 53 9 2 68
0 0 0 0 0 0
Frekuensi Teoritis 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.01 0.09 0.76 0.11 0.03
0.23 1.87 15.87 2.33 0.70
0.76 6.04 51.38 7.56 2.27
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
88.01 0.09 0.76 0.11 0.03 89.00
0.23 2.44 0.05 0.76 0.13 3.61
0.76 0.69 0.05 0.28 0.03 1.81
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Chi X
JML Tabel DF
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
16.00
1 8 68 10 3 90
94.42
26.3
Pengolahan data tahun 2013 Dari tabel di atas, penulis menghitung besarnya Chi-Square (X2) antara H a l a m a n | 41 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
Karakteristik Permodalan (X1) dengan karakteristik Manajemen (X2) dengan menggunakan program SPSS 13 for windows dan Microsoft Excel, maka diperoleh Chi-Square (X2) = 94,42. Jadi X 2 hitung sebesar 94,42 sedangkan pada X 2 tabel pada n = 90 adalah sebesar 26,3, sehingga X 2hitung > X 2tabel atau 94,42 >26,3. Ini artinya bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian hipotesis terbukti karakteristik pemilik modal usaha kecil adalah sama/signifikan dengan karakteristik manajemen usaha kecil. Tabel 8: X1X3
X3 X1 STS TS CS S SS Jml
STS
TS
CS
S
SS
Jml
0 0 3 2 0 5
0 0 6 1 0 7
1 1 7 2 0 11
0 7 52 5 3 67
0 0 0 0 0 0
Frekuensi Teoritis 0.00 0.44 3.78 0.56 0.17
0.08 0.62 5.29 0.78 0.23
0.12 0.98 8.31 1.22 0.37
0.74 5.96 50.62 7.44 2.23
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.08 0.62 0.10 0.06 0.23 1.09
6.30 0.00 0.21 0.49 0.37 7.37
0.74 0.18 0.04 0.80 0.26 2.03
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Chi X
JML
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 8 68 10 3 90
10.50
H a l a m a n | 42 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
Tabel DF
16.00
26.3
Pengolahan data tahun 2013 Dari tabel di atas, penulis menghitung besarnya Chi-Square (X2) antara Karakteristik Permodalan (X1) dengan Karakteristi Pemasaran (X3) dengan menggunakan program SPSS 13 for windows dan Microsoft Excel, maka diperoleh Chi-Square (X2) = 10,50. Jadi X 2 hitung sebesar 10,50, sedangkan pada X 2 tabel pada n = 90 adalah sebesar 26,3, sehingga X 2hitung < X 2tabel atau 10,50 < 26,3. Ini artinya bahwa H0 diterima dan Ha ditolak, dengan demikian hipotesis tidak terbukti karakteristik pemilik modal usaha kecil adalah tidak sama/tidak signifikan dengan karakteristik pemasaran usaha kecil. Tabel 9: X1X4
X4 X1 STS TS CS S SS Jml
STS
TS
CS
S
SS
Jml
0 0 3 0 1 4
1 0 0 1 0 2
0 2 16 3 2 23
0 6 49 6 0 61
0 0 0 0 0 0
Frekuensi Teoritis 0.00 0.36 3.02 0.44 0.13
0.02 0.18 1.51 0.22 0.07
0.26 2.04 17.38 2.56 0.77
0.68 5.42 46.09 6.78 2.03
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1 8 68 10 3 90
H a l a m a n | 43 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
Chi X
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
JML Tabel DF
43.02 0.18 1.51 2.72 0.07 47.50
0.26 0.00 0.11 0.08 1.98 2.43
0.68 0.06 0.18 0.09 2.03 3.05
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
52.97
16
26.3
Pengolahan data tahun 2013 Dari tabel di atas, penulis menghitung besarnya Chi-Square (X2) antara Karakteristik Permodalan (X1) dengan Karakteristik Produksi (X4) dengan menggunakan program SPSS 13 for windows dan Microsoft Excel, maka diperoleh Chi-Square (X2) = 52,97. Jadi X 2 hitung sebesar 52,97 sedangkan pada X 2 tabel pada n = 90 adalah sebesar 26,3, sehingga X 2hitung > X 2tabel atau 52,97 >26,3. Ini artinya bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian hipotesis terbukti karakteristik pemilik modal usaha kecil adalah sama/signifikan dengan karakteristik produksi usaha kecil. Tabel 10: X2X3
X3 X2 STS TS CS S SS Jml
STS
TS
CS
S
SS
Jml
0 0 5 0 0 5
0 3 4 0 0 7
1 2 8 0 0 11
0 16 51 0 0 67
0 0 0 0 0 0
Frekuensi Teoritis 0.00
0.08
0.12
0.74
0.00
1 21 68 0 0 90
H a l a m a n | 44 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
Chi X
JML Tabel DF
1.17 3.78 0.00 0.00
1.63 5.29 0.00 0.00
2.57 8.31 0.00 0.00
15.63 50.62 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.08 1.14 0.31 0.00 0.00 1.54
6.30 0.13 0.01 0.00 0.00 6.44
0.74 0.01 0.00 0.00 0.00 0.76
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
8.73
16
26.3
Pengolahan data tahun 2013 Dari tabel di atas, penulis menghitung besarnya Chi-Square (X2) antara Karakteristik Manajemen (X2) dengan Karakteristik Pemasaran (X3) dengan menggunakan program SPSS 13 for windows dan Microsoft Excel, maka diperoleh Chi-Square (X2) = 8,73. Jadi X 2 hitung sebesar 8,73, sedangkan pada X 2 tabel pada n = 90 adalah sebesar 26,3, sehingga X 2hitung < X 2tabel atau 8,73 < 26,3. Ini artinya bahwa H0 diterima dan Ha ditolak, dengan demikian hipotesis tidak terbukti karakteristik manajemen usaha kecil adalah tidak sama/tidak signifikan dengan karakteristik pemasaran usaha kecil. Tabel 11: X2X4
X4 X2 STS TS CS
STS
TS 0 0 4
CS 1 0 1
S 0 8 15
SS 0 13 48
Jml 0 0 0
1 21 68
H a l a m a n | 45 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
S SS Jml
0 0 4
0 0 2
0 0 23
0 0 61
0 0 0
Frekuensi Teoritis 0.00 0.93 3.02 0.00 0.00
0.02 0.47 1.51 0.00 0.00
0.26 5.37 17.38 0.00 0.00
0.68 14.23 46.09 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
43.02 0.47 0.17 0.00 0.00 43.66
0.26 1.29 0.33 0.00 0.00 1.87
0.68 0.11 0.08 0.00 0.00 0.86
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Chi X
JML Tabel DF
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
16
0 0 90
46.40
26.3
Pengolahan data tahun 2013 Dari tabel di atas, penulis menghitung besarnya Chi-Square (X2) antara Karakteristik Manajemen (X2) dengan Karakteristik Produksi (X4) dengan menggunakan program SPSS 13 for windows dan Microsoft Excel, maka diperoleh Chi-Square (X2) = 46,40. Jadi X 2 hitung sebesar 46,40, sedangkan pada X 2 tabel pada n = 90 adalah sebesar 26,3, sehingga X 2hitung > X 2tabel atau 46,40 >26,3. Ini artinya bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian hipotesis terbukti karakteristik manajemen usaha kecil adalah sama/signifikan dengan karakteristik produksi usaha kecil. Tabel 12: X3X4
H a l a m a n | 46 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
X4 X3 STS TS CS S SS Jml
STS
TS
CS
S
SS
Jml
0 0 2 2 0 4
0 1 0 1 0 2
7 2 13 1 0 23
0 8 52 1 0 61
0 0 0 0 0 0
Frekuensi Teoritis 0.00 0.49 2.98 0.22 0.00
0.16 0.24 1.49 0.11 0.00
1.79 2.81 17.12 1.28 0.00
4.74 7.46 45.41 3.39 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.16 2.34 1.49 0.00 0.00 3.98
15.18 0.23 0.99 0.00 0.00 16.41
4.74 0.04 0.96 0.00 0.00 5.74
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Chi X
JML Tabel DF
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
16
7 11 67 5 0 90
26.13
26.3
Pengolahan data tahun 2013 Dari tabel di atas, penulis menghitung besarnya Chi-Square (X2) antara Karakteristik Pemasaran (X3) dengan Karakteristik Produksi (X4) dengan menggunakan program SPSS 13 for windows dan Microsoft Excel, maka diperoleh Chi-Square (X2) = 26. Jadi X 2 hitung sebesar 26, sedangkan pada X 2 tabel pada n = 90 adalah sebesar 26, sehingga X 2hitung > X 2tabel atau 26 > 26. Ini artinya bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian hipotesis terbukti H a l a m a n | 47 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
karakteristik pemasaran usaha karakteristik produksi usaha kecil.
kecil
adalah
sama/signifikan
dengan
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.1. Berdasarkan Jenis Kelamin responden sebanyak 90 orang yang melakukan usaha kecil lebih banyak laki-laki yaitu 61 orang dengan prosentase 68%, sedangkan jumlah responden wanita yaitu 29 orang dengan prosentase 32%. 1.2. Berdasarkan Usia/Umur responden 90 orang yang melakukan usaha kecil lebih banyak yang berusia antara 41 -50 tahun sebanyak 39%, sedangkan yang lainnya antara 17 – 29 tahun = 0 %, Usia/umur antara 21 – 30 tahun = 7%, Usia/umur 31 - 40 tahun = 8%, Usia/umur antara 41 – 50 tahun = 39%, Usia/umur 51 – 60 tahun = 37% dan Usia/umur > 60 tahun = 10%. 1.3. Berdasarkan Jenis Usaha responden 90 orang yang melakukan usaha kecil lebih banyak berjenis usaha Perdagangan jumlah responden 35 0rang = 39%, sedangkan yang lainnya jumlah responden 18 0rang = 20% yang berjenis usaha meubel, jumlah responden 4 0rang = 4% yang berjenis usaha konveksi, jumlah responden 5 0rang = 6% yang berjenis usaha kue, jumlah responden 35 0rang = 39% yang berjenis usaha Perdagangan, jumlah responden 2 0rang = 2% yang berjenis usaha gabin 2D, jumlah responden 9 0rang = 10% yang berjenis usaha batik, jumlah responden 2 0rang = 2% yang berjenis usaha sandal, jumlah responden 2 0rang = 2% yang berjenis usaha dodol, jumlah responden 10 0rang = 12% yang berjenis usaha makanan ringan, dan jumlah responden 3 0rang = 3% yang berjenis usaha cat motor, 1.4 Besarnya Chi-Square (X2) antara Karakteristik Permodalan (X1) dengan karakteristik Manajemen (X2) dengan maka diperoleh Chi-Square (X2) = 94,42, dapat ditarik kesimpulan X 2 hitung sebesar 46,40, sedangkan pada X 2 tabel pada n = 90 adalah sebesar 26,3, sehingga X 2hitung > X 2tabel atau 46,40 >26,3. Ini artinya bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian H a l a m a n | 48 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
karakteristik manajemen usaha karakteristik produksi usaha kecil.
kecil
adalah
sama/signifikan
dengan
1.5. Besarnya Chi-Square (X2) antara Karakteristik Permodalan (X1) dengan Karakteristik Pemasaran (X3) dengan maka diperoleh Chi-Square (X2) = 10,50, dapat di tarik kesimpulan X 2 hitung sebesar 10,50, sedangkan pada X 2 tabel pada n = 90 adalah sebesar 26,3, sehingga X2hitung < X 2tabel atau 10,50 < 26,3. Ini artinya bahwa H0 diterima dan Ha ditolak, dengan demikian terbukti karakteristik pemilik modal usaha kecil adalah tidak sama/tidak signifikan dengan karakteristik pemasaran usaha kecil. 1.6. Besarnya Chi-Square (X2) antara Karakteristik Permodalan (X1) dengan Karakteristik Produksi (X4) dengan maka diperoleh Chi-Square (X2) = 52,97. Jadi kesimpulannya X 2 hitung sebesar 52,97 sedangkan pada X 2 tabel pada n = 90 adalah sebesar 26,3, sehingga X 2hitung > X 2tabel atau 52,97 >26,3. Ini artinya bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian terbukti karakteristik pemilik modal usaha kecil adalah sama/signifikan dengan karakteristik produksi usaha kecil. 1.7. Besarnya Chi-Square (X2) antara Karakteristik Manajemen (X2) dengan Karakteristik Pemasaran (X3) dengan maka diperoleh Chi-Square (X2) = 8,73. Jadi dapat ditarik kesimpulan X 2 hitung sebesar 8,73, sedangkan pada X 2 tabel pada n = 90 adalah sebesar 26,3, sehingga X 2hitung < X 2tabel atau 8,73 < 26,3. Ini artinya bahwa H0 diterima dan Ha ditolak, dengan demikian terbukti karakteristik manajemen usaha kecil adalah tidak sama /tidak signifikan dengan karakteristik pemasaran usaha kecil. 1.8. Besarnya Chi-Square (X2) antara Karakteristik Manajemen (X2) dengan Karakteristik Produksi (X4) dengan maka diperoleh Chi-Square (X2) = 46,40. Jadi dapat ditarik kesimpulan X 2 hitung sebesar 46,40, sedangkan pada X 2 tabel pada n = 90 adalah sebesar 26,3, sehingga X 2hitung > X 2tabel atau 46,40 >26,3. Ini artinya bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian terbukti karakteristik manajemen usaha kecil adalah sama/signifikan dengan karakteristik produksi usaha kecil.
H a l a m a n | 49 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
1.9. Besarnya Chi-Square (X2) antara Karakteristik Pemasaran (X3) dengan Karakteristik Produksi (X4) dengan, maka diperoleh Chi-Square (X2) = 26. Jadi kesimpulannya X 2 hitung sebesar 26, sedangkan pada X 2 tabel pada n = 90 adalah sebesar 26, sehingga X 2hitung > X 2tabel atau 26 > 26. Ini artinya bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian terbukti karakteristik pemasaran usaha kecil adalah sama/sifnifikan dengan karakteristik produksi usaha kecil. 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut : 2.1. Hasil perhitungan Karakteristik Pemasaran Usaha Kecil (X3) adalah tidak sama/ tidak signifikan ini berarti hasil produksi usaha kecil sudah mampu memasarkan produknya ke luar negeri atau ekspor. Untuk itu perlu upaya dan dukungan dari pemerintah untuk mengembangkan usaha kecil. 2.2. Untuk pengembangan usaha kecil peran pemerintah daerah dengan mengupayakan mempermudah ijin usaha, bantuan permodalan dengan bunga rendah dan pembinaan managerial khususnya bagi usaha kecil, perlindungan melalui regulasi yang pro usaha kecil atas pengaruh globalisasi perdagangan bebas sehingga kesempatan kerja semakin besar dan banyak tenaga kerja yang terserap.
H a l a m a n | 50 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
DAFTAR PUSTAKA
Balton, (1971), Commitee, Small Firms: Report of the Committee Firms, London, Her Majesty’s Stationary Office. H. Suwarman (2007), Manfaat Pemberian Kredit Bagi Usaha Kecil, Wawasan Tridharma Majalah Ilmiah Kopertis Wilayah IV Nomor 3 Tahun XX, Bandung. Hasan M. Iqbal, 2005, Pokok-Pokok Materi Statistik 2, Cetakan ke-3, Jakarta, Bumi Aksara. Ilyas, H.A., (2004), Reformasi Sistem Pembiayaan Usaha Kecil, Global Mahardika Publications & Modal Research, Jakarta. Komarudin Ahmad (1997), Dasar-Dasar Manajemen Modal Kerja, Jakarta, PT. Rineka Cipta. Kress George (1999), Marketing Research,Second Edition, Calivornia, Reston. M. Tohar (2000), Permodalan dan Perkreditan Koperasi, Yogyakarta, Kensus. Marbun, B.N, (2011), Manajemen Perusahaan Kecil, Aplikasi Di Indonesia, Jakarta, Pustaka Sinarharapan. Sartika P Tiktik dan Rachman S. Abdul, (2002), Ekonomi Skala kecil/menengah & Koperasi, Jakarta, Ghalia Indonesia. Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,Cetakan Kesebelas, Penerbit Alfabeta Bandung. ------------, 2012, Statistik Untuk Penelitian, Cetakan Ke 21 Oktober, Bandung, Penerbit Alfabeta. Sudjana, 2004, Statistika, Bandung, PT. Tarsito. SUMBER LAIN: http://melkysalmon.blogspot,com/2012/03. Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).Rincian tugas, Fungsi Dan Tata Kerja Kecamatan, Pemerintah kabupaten Cirebon, 2008. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, 2013. H a l a m a n | 51 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013
H a l a m a n | 52 JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
Vol. 7 Edisi 4 September-Desember 2013