ANALISIS PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PENGRAJIN SONGKOK DI KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK Ahmad Ali Masykuri dan Yoyok Soesatyo Prodi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya ABSTRACT The grow of UKM industry in Indonesia is very phenomenal nowadays. This is included the songkok industry which is located in Bungah Subdistrict Gresik. It’s because the success of business is not apart from the characteristic of an entrepreneur in moving its business. Therefore, there will be a research about the influence of entrepreneurship behavior towards the success of business. Regarding to the problem, this research attempts to: 1) knowing how much the influence of entrepreneurship behavior towards the success of business and 2) knowing the success business of entrepreneurship songkok enterpreise at Bungah Subdistrict Gresik. The research utilizes descriptive quantitative research. To add more, the method used in this research is explanatory survey. Independent variable (X) is the entrepreneurship behavior, whereas dependent variable (Y) is the success of business. The research samples are 27 respondents who are songkok entrepreneurs in Bungah Subdistrict Gresik. For the technique analysis, it is used simple linear regression analysis. The result of research shows that the influence of entrepreneurship behavior towards the success of business is 33%. Form the result, it can be concluded that songkok entrepreneurs in Bungah Subdistrict Gresik should optimize entrepreneurship behavior to increase the success of their businesses. It is due to the fact that entrepreneur behavior has a positive influence towards the success of business. Key Words: Entrepreneurship Behavior, the Success of Business ABSTRAK Berkembangnya Industri UKM di Indonesia menjadi fenomena yang menarik saat ini. Termasuk diantaranya Industri songkok yang ada di Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik. Hal ini dikarenakan keberhasilan suatu usaha tidak lepas dari peran seorang wirausaha dalam menjalankan usaha tersebut. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian mengenai pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha.Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk 1.) Mengetahui pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha dan 2.) Mengetahui keberhasilan usaha songkok di Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Dengan metode yang digunakan adalah explanatory survey. Yang menjadi variabel bebas (X) adalah perilaku kewirausahaan, sedangkan variabel terikat (Y) adalah keberhasilan usaha. Ukuran sampel penelitian adalah 27 Responden yang merupakan para pengusaha Songkok di Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik. Teknik analisis menggunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa besarnya pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha adalah sebesar 33%. Hal ini menunjukan bahwa para pengusaha songkok di Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik harus mengoptimalkan perilaku kewirausahaan untuk meningkatkan keberhasilan usaha. Karena perilaku kewirausahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap keberhasilan usaha. Kata Kunci: Perilaku Kewirausahaan, Keberhasilan Usaha
Amerika Serikat, misalnya, pada tahun 2007
PENDAHULUAN Salah satu masalah besar yang dihadapi bangsa
Indonesia
persoalan
pada tahun 2005 mencapai 7,2 persen, dan
pengangguran. Jumlah penduduk yang tidak
Indonesia baru memiliki 0,18 persen wirausaha
seimbang
dari total penduduk.
dengan
adalah
memiliki 11,5 persen wirausaha, Singapura
ketersediaan
lapangan
pekerjaan telah mengakibatkan masyarakat
Mayoritas
wirausaha
di
Indonesia
tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap.
banyak didominasi oleh sektor usaha kecil
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia
menengah
(2012),
di
dihadapkan pada kawasan perdesaan, dimana
Indonesia pada Agustus 2012 mencapai 7,6 juta
kegiatan perekonomian masyarakat banyak
orang dari total angkatan kerja. Di Gresik, Jawa
disokong oleh kegiatan usaha yang masih
Timur jumlah pengangguran terbuka pada
didominasi oleh usaha-usaha skala mikro dan
Agustus 2012 mencapai 6,7 juta orang, jumlah
kecil. Menurut undang-undang tentang usaha
tersebut mengalami peningkatan dari tahun
kecil (2008), usaha kecil merupakan bagian
2011. Data statistik tersebut menujukkan bahwa
integral dunia usaha nasional yang mempunyai
persoalan pengangguran usia produktif di
kedudukan, potensi, dan peranan yang sangat
Indonesia merupakan masalah yang tidak dapat
penting dan strategis dalam mewujudkan tujuan
dipandang sebelah mata. Terkait hal itu,
pembangunan nasional pada umumnya dan
mengingat semakin terbatasnya daya serap
tujuan pembangunan ekonomi pada khususnya.
jumlah
pengangguran
terbuka
tenaga kerja dan minimnya lapangan di
(UKM),
Kewirausahaan
terlebih
lagi
menunjuk
ketika
pada
Indonesia, banyak pihak meyakini bahwa cara
semangat, sikap dan perilaku sebagai teladan
terbaik
tingkat
dalam keberanian mengambil resiko yang telah
pengangguran di Indonesia adalah dengan
diperhitungkan berdasar atas kemauan dan
menciptakan wirausahawan.
kemampuan sendiri. Menurut Mudjiarto (2006),
untuk
menurunkan
Berkaca dari negara yang sudah maju,
banyak aspek yang masih menjadi kendala bagi
untuk menjadi negara dengan perekonomian
UKM, antara lain akses permodalan, akses
kuat, Indonesia membutuhkan wirausahawan
teknologi dan informasi, akses manajemen
dalam
pakar
perusahaan. Penyebab dari kendala semacam ini
kewirausahaan dari Amerika Serikat, David
diduga kuat adalah lemahnya karakter perilaku
McCelland
dalam
kewirausahaan
menegaskan
untuk
jumlah
besar.
Seorang
Mudjiarto menjadi
negara
(2006),
yang
dimiliki
dan
belum
yang
kokohnya peran manajerial dalam mengelola
makmur, suatu negara harus memiliki minimum
usaha pada lingkungan yang sedang berubah.
dua persen wirausaha dari total penduduk.
Hal tersebut seringkali terlupakan dalam setiap
pembahasan mengenai UKM.
Kondisi usaha
sendiri bisnisnya. Songkok hitam juga masih
kecil menengah Indonesia yang demikian ini,
diakui sebagai songkok nasional. Apa yang
jika kurang mendapat binaan yang serius di
dilakukan
masa mendatang, khususnya dalam menghadapi
mempertahankan pasar didasari dengan inovasi
pasar bebas yang nantinya akan berdampak
serta
serius
kecil
menengah (UKM) bidang tersebut yang telah
menengah daerah ataupun di Indonesia pada
digeluti sejak lama tidak gulung tikar. Menurut
umumnya.
M.Rofiuddin
bagi
perkembangan
usaha
para
penetrasi
perajin
pasar,
setiap
songkok
agar
dalam
usaha
pengusaha
kecil
songkok
Salah satu wilayah dari Jawa Timur
memiliki perilaku dalam mengorganisasikan
yang memiliki banyak Industri berada di
sumber daya untuk menciptakan nilai tambah
Kabupaten
Gresik.
untuk produk songkoknya kendati songkok
Perekonomian masyarakat Gresik
banyak
putih merajalela di pasaran, akan tetapi songkok
ditopang dari sektor industri. Menurut data dari
hitam Bungah masih laku dan banyak diminati
BPS JATIM (2012), sebanyak 6.34 persen
masyarakat Indonesia. Perilaku kewirausahaan
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dari Industri
inilah yang membuat usaha songkok tetap
pengolahan dan 10.06 persen dari perdagangan.
berkembangan dengan baik.
Begitu pula UKM yang terdapat di Kecamatan Bungah,
Kabupaten
dikenal
tentu saja industri manapun ingin mencapai
sebagai kampung songkok karena mempunyai
sasaran yang telah ditetapkan. Dengan kata lain
UKM yang tersebar di seluruh pelosok desa.
mereka ingin mencapai keberhasilan usaha.
Tumbuhnya
dengan
Menurut Albert Wijaya dalam Suryana (2009)
Kabupaten Gresik yang merupakan salah satu
yang mengemukakan bahwa “Faktor yang
tujuan wisata religi baik wisatawan domestik
merupakan tujuan yang kritis dan menjadi
dan regional.
ukuran dari keberhasilan suatu perusahaan
UKM
Gresik
ini
yang
Berkaitan dengan pengembangan usaha,
sejalan
Menurut salah satu pengrajin songkok
adalah
adalah
laba”. Keberhasilan
usaha
M.Rofiudin manyatakan bahwa para produsen
merupakan utama dari sebuah perusahaan
songkok selalu bersemangat dan bekerja keras
dimana segala aktivitas yang ada didalamnya
untuk mewujudkan keinginannya demi masa
ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan.
depan
yang
Rata-rata
setiap
Bulan ramadhan memang selalu di
mengutamakan
untuk
nanti oleh usaha kecil menengah yang bergerak
memperhatikan kualitas songkoknya agar tidak
dibidang songkok, maupun sarung. Menurut
kalah dengan produk songkok lainnya, setiap
hasil
pengusaha songkok menangani dan mengawasi
pengusaha songkok pada Maret 2013, para
pengusaha
lebih songkok
baik.
observasi
peneliti
pada
beberapa
pengrajin songkok di Gresik, mendapatkan
Rumusan Masalah
order hingga tiga kali lipat dari pada hari-hari
1. Bagaimana
pengaruh
perilaku
biasanya. Untuk memenuhi permintaan pesanan
kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha
dan keberhasilan usaha yang dicapai para
pada UKM pengrajin songkok di Kecamatan
pengusaha songkok menambah jam kerja tenaga
Bungah Kabupaten Gresik?
kerjanya yang didominasi kaum pemuda.
2. Bagaimana keberhasilan UKM pengrajin
Keberhasilan ini sangat dirasakan oleh para
songkok di Kecamatan Bungah Kabupaten
pengusaha songkok di Kecamatan Bungah
Gresik?
Kabupaten Gresik. Hal tersebut salah satunya
Tujuan
berkaitan dengan perilaku kewirausahaan, hal
1. Untuk
menganalisa
pengaruh
perilaku
ini dikarenakan keberhasilan suatu usaha tidak
kewirausahaan terhadap keberhasilan suatu
lepas dari peran seorang wirausaha dalam
usaha pada UKM pengrajin songkok di
menjalankan usaha tersebut. Disisi lain banyak
Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik.
UKM yang mengalami banyak hambatan,
2. Untuk
menganalisa
keberhasilan
UKM
namun UKM songkok ini mampu menghadapi
pengrajin songkok di Kecamatan Bungah
permasalahan-permasalahan tersebut.
Kabupaten Gresik.
Dengan adanya perilaku wirausaha dalam diri pengusaha diharapkan akan mampu
KAJIAN PUSTAKA
membangun usaha dan mencapai keberhasilan
1. PERILAKU KEWIRAUSAHAAN
usaha. Dari keberhasilan usaha nanti akan
Menurut Leland E. Hinsie dalam Alma
tercipta wirausaha yang berkompeten, dari
(2013), “Character is defined as the pattern
ruang lingkup kecil ke lingkup yang lebih besar
of behavior characteristic for a given
dengan harapan untuk membangun wirausaha di
individual”.
Indonesia lainnya dan mengurangi angka
disamapikan dengan sifat dan perilaku. Teori
pengangguran nasional.
perilaku dalam Fadiati (2011), menyatakan
Sifat-sifat
watak
dapat
Melihat fenomena ini, perlu untuk
bahwa perilaku kewirausahaan seseorang
diadakan kajian (penelitian) mengenai Analisis
adalah hasil dari sebuah kerja yang bertumpu
Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan
pada konsep dan teori bukan karena sifat
Usaha pada Usaha Kecil Menengah, dimana
kepribadian seseorang atau berdasarkan
yang menjadi objek penelitian adalah pelaku
intuisi. Jadi menurut teori ini kewirausahaan
usaha kecil menengah pengrajin songkok di
dapat
Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik.
sistematik dan terencana.
.
dipelajari
dan
dikuasai
secara
Seorang wirausaha merupakan individu
mengorganisasikan
:
Kebanyakan
yang mempunyai ciri dan watak untuk
wirausahawan mampu memadukan bagian-
berprestasi lebih tinggi dari kebanyakan
bagian dari usahanya dalam usahanya.
individu-individu lainnya, hal ini dapat
Mereka
dilihat dalam Mudjiarto (2006) dijelaskan
“komandan” yang berhasil. i) Berorientasi
bahwa David Mc Clelland menyatakan ada 9
pada uang : Uang yang dikerjar oleh para
karakteristik utama yang terdapat dalam diri
wirausawan
tidak
seorang
memenuhi
kebutuhan
wirausaha
yang
meliputi,
a)
umumnya
diakui
sebagai
semata-mata
untuk
pribadi
dan
Dorongan berprestasi : Semua wirausaha
pengembangan usaha saja, tetapi juga dilihat
yang berhasil memiliki keinginan besar
sebagai
untuk mencapai suatu prestasi. b) Bekerja
keberhasilan.
keras
:
Sebagian
besar
wirausahawan
ukuran
prestasi
Keuntungan
kerja
dan
dan
kerugian
“mabuk kerja”, demi mencapai sasaran yang
kewirausahaan identik dengan keuntungan
ingin
Memperhatikan
dan kerugian pada usaha kecil milik sendiri,
kualitas : Wirausahawan menangani dan
peggy Lambing dan Charles L. Kuehl (2000)
mengawasi
dalam
dicita-citakan.
sendiri
c)
bisnisnya
sampai
Suryana
mandiri, sebelum ia memulai dengan usaha
keuntungan
baru lagi. d) Sangat bertanggung jawab :
sebagai berikut :
Wirausahawan sangat bertanggung jawab atas usaha mereka, baik secara moral, legal, maupun
mental.
e)
Berorientasi
pada
imbalan : Wirausahawan mau berprestasi, kerja keras dan bertanggung jawab, dan mereka
mengharapkan
imbalan
yang
dan
(2009),
mengemukakan
kerugian
berwirausaha
a. Keuntungan berwirausaha 1) Otonomi.
Pengelolaan yang
bebas misalnya menjadi “bos” yang penuh kepuasan. 2) Tantangan awal. tantangan awal atau perasaan bermotivasi yang
sepadan dengan usahanya. Imbalan itu tidak
tinggi
hanya berupa uang, tetapi juga pengakuan
menggembirakan, peluang untuk
dan
mengembangkan konsep usaha
penghormatan.
f)
Optimis
:
merupakan
yang
Wirausahawan hidup dengan doktrin semua
yang
waktu baik untuk bisnis, dan segala sesuatu
keuntungan sangat memotivasi
mungkin. g) Berorientasi pada hasil karya
wirausaha.
yang baik : Seringkali wirausawan ingin mencapai
sukses
yang
menonjol,
dan
menuntut segala yang first class. h) Mampu
dapat
hal
menghasilkan
3) Control financial. Bebas dalam mengelola keuangan dan merasa kekayaan sebagai milik sendiri.
b. Kerugian berwirausaha
dengan meningkatnya bahan baku yang
Disamping
beberapa
dibutuhkan berarti meningkat pada jumlah
keuntungan seperti diatas, dengan
buruhnya (baik buruh produksi maupun
berwirausaha
pemasaran) sekaligus mencirikan perluasan
juga
memiliki
jaringan pemasaran”.
beberapa kerugian, yaitu : 1) Pengorbanan personal.
Pada
awalnya wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk kepentingan keluarga, rekreasi, hampir semua waktu dihabiskan
2) Beban tanggungjawab. Dalam hal ini wirausaha harus mengelola fungsi
bisnis
baik
pemasaran, keuangan, personil maupun
penggandaan
dan
pelatihan. Kecilnya
margin
(2009) laba perusahaan masih merupakan tujuan yang kritis dan menjadi ukuran keberhasilan usaha, tetapi bukan tujuan akhir dari suatu usaha. Dikatakan sangat penting, karena apabila tidak memperoleh
untuk kegiatan bisnis.
semua
Menurut Albert Widjaja dalam Suryana
laba, maka usaha tidak dapat memeberikan manfaat bagi pemilik kepentingannya. Ini berarti usaha tidak dapat memberikan kenaikan gaji, tidak bisa memperluas usaha. Menurut Khairiyahtul
keuntungan
Riyanti
(2002)
Anwar
(2011)
dalam Variabel
dan
keberhasilan usaha akan diukur berdasarkan
kemungkinan gagal. Dalam hal ini karena
empat indikator yang diadopsi berdasarkan
wirausaha menggunakan keuangan milik
indikator
sendiri, maka margin laba/keuntungan yang
produksi, pelanggan, dan lokasi berusaha.
diperoleh akan relatif kecil dan kemungkinan
Begitu pula dengan pendapat Suryana
gagal juga ada.
(2003)
2. KEBERHASILAN USAHA Menurut
Dedi
haryadi
mengenai
yang
pelipatan
menyatakan
modal,
indikator
Keberhasilan Usaha yakni peningkatan dalam
Modal, Pendapatan, Volume penjualan,
Lindrayanti (2003) “Keberhasilan usaha
Output
biasanya dicirikan dengan membesarnya
Menurut Ifrina Nuritha (2013) Indikator
skala usaha yang dimilikinya. Hal tersebut
dalam variabel tingkat keberhasilan usaha
bisa dilihat dari volume produksinya yang
terdiri dari jumlah pelanggan, jumlah
tadinya biasa menghabiskan sejumlah bahan
transaksi,
baku perhari meningkat menjadi mampu
penjualan, perolehan laba bersih dan waktu
mengolah bahan baku yang lebih banyak
pencapaian BEP.
produksi
volume
dan
Tenaga
penjualan,
Kerja.
omset
Menurut penyebab
Suryana
(2009)
keberhasilan
faktor
menjadi suatu output. Dalam aktifitasnya
berwirausaha
produsen (perusahaan) mengubah berbagai
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu :
faktor produksinya menjadi barang dan jasa.
a. Kemampuan dan kemauan. Orang
Faktor prduksi dibedakan menjadi faktor
yang tidak memiliki kemampuan
produksi
tetapi banyak kemauan dan orang
produksi variable (Variable input) (Sukirno,
yang memiliki kemauan tetapi tidak
2005).
memiliki
kemampuan,
tetap (fixed
input) dan
faktor
keduanya
Dalam teori Sukirno (2005) ini input
tidak akan menjadi wirausaha yang
atau sumber daya yang di gunakan dalam
sukses.
proses
produksi
disebut
faktor-faktor
b. Tekad yang kuat dan kerja keras.
produksi yakni Manusia (Tenaga Kerja),
c. Mengenal peluang yang ada dan
Modal, Kewirausahaan.
berusaha
meraihnya
ketika
ada
kesempatan. Menurut penyebab
barang atau jasa diperlukan faktor-faktor
Suryana
(2009)
kegagalan
faktor
produksi seperti bahan baku, tenaga kerja,
berwirausaha
modal, dan keahlian pengusaha. Semua
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu : a. Tidak
kompeten
dalam
faktor-faktor produksi yang dipakai adalah hal
menejerial.
merupakan
pengorbanan
dari
proses
produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran
b. Kurang berpengalaman. c. Kurang
Sukirno (2005) Untuk menghasilkan
dapat
untuk menentukan harga pokok barang.
mengendalikan
keuangan.
Fungsi produksi menjelaskan hubungan
antara
d. Gagal dalam perencanaan.
produksi
e. Lokasi yang kurang memadai.
Faktor
f. Kurangnya pengawasan peralatan.
istilah input ,sedangkan hasil produksi
g. Sikap
disebut
yang
kurang
sungguh-
sungguh.
dengan
faktor-faktor
produksi
hasil
produksi.
dikenal
dengan
sebagai output hubungan
kedua variable (input dan output)
h. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan kewirausahaan.
tersebut
dapat
dinyatakan
dalam
bentuk persamaan, sebagai berikut : Q = f (K,L,N dan T) Q adalah output, sedangkan
3. TEORI PRODUKSI Produksi
adalah
suatu
kegiatan
K,L,R,dan T merupakan input. Input
memproses suatu input (faktor produksi)
K adalah jumlah modal, Ladalah
jumlah tenaga kerja, N adalah sumber
adalah
daya,
sebagai berikut:
dan
Besarnya
T
adalah
jumlah
teknologi.
output
yang
entitas
yang
memiliki
kriteria
a. Kekayaan bersih lebih dari Rp
dihasilkan tergantung dari penggunaan
50.000.000,00
input-input tersebut. Jumlah output
rupiah)
dapat
cara
banyak Rp 500.000.000,00 (lima
jumlah
ratus juta rupiah) tidak termasuk
input K,L dan N atau meningkatkan
tanah dan bangunan tempat usaha;
teknologi. Untuk memperoleh hasil
dan
ditingkatkan
meningkatkan
yang
dengan
penggunaan
efisien,
produsen
(lima
sampai
puluh
dengan
juta paling
dapat
b. Memiliki hasil penjualan tahunan
melakukan penggunaan input yang
lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga
lebih efisien
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
4. USAHA KECIL MENENGAH Menurut Kementrian Negara Koperasi
Usaha Menengah adalah entitas
dan Usaha Kecil Menengah (2008) definisi
usaha yang memiliki kriteria sebagai
UKM (Usaha Kecil Menengah) adalah
berikut:
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
a. Kekayaan bersih lebih dari Rp
perseorangan atau rumah tangga maupun
500.000.000,00
suatu badan bertujuan untuk memproduksi
rupiah)
barang atau jasa untuk diperniagakan secara
banyak
Rp
komersial dan mempunyai omset penjualan
(sepuluh
milyar
sebesar satu miliar rupiah atau kurang.
termasuk tanah dan bangunan tempat
Usaha Menengah adalah kegiatan ekonomi
usaha; dan
yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah
tangga
maupun
suatu
(lima
sampai
ratus
dengan
juta paling
10.000.000.000,00 rupiah)
tidak
b. Memiliki hasil penjualan tahunan
badan
lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua
bertujuan untuk memproduksi barang atau
milyar lima ratus juta rupiah) sampai
jasa untuk diperniagakan secara komersial
dengan
dan mempunyai omzet penjualan lebih dari
50.000.000.000,00
1 miliar.
milyar rupiah).
Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2008 ini, yang disebut dengan usaha kecil
paling
banyak (lima
Rp puluh
Beberapa Karakteristik Usaha Kecil adalah:
a. Jenis barang atau komoditi yang
dengan
teratur,
sehingga
diusahakan umumnya sudah tetap
memudahkan untuk auditing dan
tidak gampang berubah.
penilaian atau pemeriksaan termasuk
b. Lokasi/tempat
usaha
umumnya
sudah menetap tidak berpindahpindah.
c. Telah
melakukan
pengelolaan
c. Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, sudah
oleh perbankan;
keuangan
mulai
perusahaan
dipisahkan
aturan
dan
atau
organisasi
perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll; d. Sudah memiliki segala persyaratan
dengan
legalitas antara lain izin tetangga,
keuangan keluarga, sudah membuat
izin usaha, izin tempat, NPWP,
neraca usaha.
upaya pengelolaan lingkungan dll;
d. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan
legalitas
lainnya
e. Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;
termasuk NPWP. e. Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki
pengalaman
dalam
daya manusia yang terlatih. Menurut
berwirausaha. f. Sebagian sudah akses ke perbankan
besar
Suryana
(2009)
kelemahan usaha kecil menengah dapat dikategorikan kedalam dua aspek, yakni
dalam hal keperluan modal. g. Sebagian
Pada umumnya telah memiliki sumber
belum
dapat
a. Kelemahan Struktural, kelemahan
membuat manajemen usaha dengan
struktural
baik seperti business planning.
dalam
struktur
usaha,
dalam
bidang
manajemen
Kriteria usaha menengah : a. Pada
umumnya
telah
memiliki
organisasi,
merupakan
kelemahan misalnya
pengendalian
dan mutu,
manajemen dan organisasi yang
pengadopsian dan pengawasan dan
lebih baik, lebih teratur bahkan lebih
terbatasnya akses pasar.
modern, dengan pembagian tugas yang
jelas
antara
lain,
bagian
b. Kelemahan kurangnya
Kultural, akses
informasi
yakni dan
keuangan, bagian pemasaran dan
lemahnya berbagai persyaratan lain
bagian produksi;
guna memperoleh akses permodalan,
b. Melakukan
manajemen keuangan
dengan menerapkan sistem akuntansi
pemasaran dan bahan baku.
Sedangkan kecil
kelebihan
menengah
menurut
usaha
melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas
Suryana
yaitu Perilaku Kewirausahaan (X), terhadap
(2009), antara lain : a. Memiliki
variabel terikat yakni Keberhasilan Usaha UKM
kebebsasan
untuk
bertindak.
Pengrajin Songkok (Y). Dalam penelitian ini populasinya adalah 27
Flesksibel dan tidak mudah goncang.
pemilik
atau
pelaku
UKM
pengrajin
songkok di Kecamatan Bungah Kabupaten METODE PENELITIAN
Gresik.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan metode explanatory research. Penelitian kuantitatif
ini
dimulai
dengan
kegiatan
Teknik
pengumpulan
data
digunakan dalam penelitian observasi,
anget,
yang
ini yaitu
dokumentasi
dan
wawancara. Dan metode analisis data yang
menjajaki permasalahan yang akan menjadi
digunakan adalah analisis regresi linier
pusat peneliti Sugiono (2012) mendefinisikan
sederhana. Model analisis regresi sederhana
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
dengan persamaan sebagai berikut:
sebagai metode penelitian yang berlandaskan
Y = a + b X+ e
pada filsafat positifisme, digunakan untuk
Dimana:
meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
Y = Keberhasilan Usaha
pengumpulan data menggunakan instrumen
X = Perilaku Kewirausahaan
penelitian,
analisis
kuantitatif/statistik,
data
dengan
tujuan
bersifat untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
e
=
Error
(tingkat
kesalahan
pengganggu)
Dalam penelitian ini yang menjadi pusat peneliti yaitu perilaku kewirausahaan pelaku UKM dan keberhasilan usaha UKM tersebut. Kemudian peneliti mendefinisikan
HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk
mengetahui
pengaruh
perilaku
serta menformulasikan masalah peneliti dengan
kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha
jelas dan mudah dimengerti.
maka perlu dilakukan teknik analisa untuk
Sebelum penelitian ini dilakukan perlu
mengetahui data yang diperoleh. Uji yang
dibuat rancangan penelitian sebagai acuan
digunakan yakni uji asumsi klasik sebagai
rencana
berikut:
kerja
agar
penelitian
terarah.
Rancangan penelitian ini bertujuan untuk
Uji Normalitas
Berdasarkan
hasil
uji
normalitas
diperoleh hasil:
dengan nilai signifikasinya sebesar 0.118 lebih besar dari 0,05.
Tabel Hasil Uji Normalitas Variabel Nilai JB Perilaku Kewirausahaan, Keberhasilan Usaha
0,754879
Uji Autokorelasi Kesimpulan Normal
Autokorelasi
adalah
korelasi
atau
hubungan yang terjadi antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu maupun tersusun dalam
sumberr: Hasil olah data EVIEWS
Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji
rangkaian ruang. Salah satu pengujian yang
Jarque-Bera dapat diketahui bahwa residual
umum digunakan untuk mengetahui adanya
model penelitian mempunyai nilai signifikasi
autokorelasi
lebih besar dari 0,05 (sig>0,05). Hasil pengujian
berjumlah kurang dari 100 data yaitu dengan
dengan
Jarque-Bera
menggunakan uji statistik Durbin-Watson stat.
menunjukkan angka 0,754879>0,05. Sehingga
Berikut ini akan di sajikan uji autokorelasi pada
dapat disimpulkan bahwa semua variabel
penelitian ini:
penelitian berdistribusi normal.
Hasil Uji Autokorelasi
menggunakan
adanya heteroskedastitas dengan menggunakan uji White. Jika variabel independen tidak signifikan secara statistic tidak mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi tiak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini adalah hasil uji heteroskedastisitas terhadap model
Kesimpulan Non Autokorelasi
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa uji statistic
Durbin-Watson
stat
menghasilkan
kesimpulan tidak ada masalah autokorelasi. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil perhitungan nilai Durbin-Watson stat sebesar 1.907406 yang berarti menunjukkan tidak terdapat autokorelasi karena berada ada daerah 1,54<1.907406<2,46.
regresi pada penelitian ini: Hasil Uji Heteroskendastisitas
0.118
digunakan
Sumberr: Hasil olah data EVIEWS
tejadi heteroskedastitas dan untuk mengetahui
4.267009
yang
1.907406
Model regresi yang baik adalah tidak
Sig.
data
Hasil Durbin-Watson stat.
Uji Heteroskedastisitas
Obs*R-square
jika
Kesimpulan Non Heteroskedastisitas
Sumberr: Hasil olah data EVIEWS
Tabel di atas menunjukkan bahwa uji
Uji Linearitas Uji
linieritas
digunakan
untuk
mengetahui kebenaran bentuk model empiris yang digunakan dan menguji variabel yang relevan
untuk
dimasukkan
dalam
model
white menghasilkan kesimpulan tidak ada
empiris. Untuk uji linieritas dalam penelitian ini
masalah heteroskendastisitas, hal ini dibuktikan
digunakan Uji Ramsey (Ramsey RESET test),
dimana kriterianya bila probabilitas F hitung > α (5%), maka spesifikasi model sudah benar.
Diketahui bahwa hasil uji t untuk variabel perilaku kewirausahaan
Berdasarkan uji linearitas menggunakan
diperoleh nilai t hitung sebesar 0.0017
Ramsey Reset test menunjukkan bahwa dalam
dan nilai signifikasi sebesar 0,0000
model
pada α = 5%. Artinya pada model
lolos
uji
linearitas,
karena
nilai
probability F.Statistik bernilai 0.4569> 0,05.
regresi dinyatakan lolos uji t karena
Uji Analisis Regresi Sederhana
nilai signifikasi < 0,05. Jika dikaitkan
Untuk mengetahui pengaruh perilaku
dengan perilaku kewirausahaan sebagai
kewirausajaan (X) terhadap keberhasilan usaha
variabel bebas, maka hipotesis yang
(Y), maka digunakan teknik analisis regresi
menyatakan “tidak ada hubungan yang
linier sederhana. Dari hasil olah data tersebut
signifikan antara variabel independen
dapat
model
dengan variabel dependen” ditolak.
persamaan regresi linier sederhana sebagai
Sedangkan hipotesis yang menyatakan
berikut:
“ada hubungan yang signifikan antara
Y = 1.82240543736+0.519039852218*X+e
variabel independen dengan variabel
Uji Hipotesis
dependen” diterima. Berarti bahwa
digunakan
untuk
menyusun
besarnya
a) Uji t Berdasarkan
hasil
analisis
perilaku
berpengaruh
kewirausahaan
terhadap
keberhasilan
regresi di atas pengujian hipotesis yang
usaha pengrajin songkok di Kecamatan
terdiri dari uji t. Uji t merupakan
Bungah Kabupaten Gresik.
pengujian untuk menunjukkan pengaruh secara individu variabel bebas yang ada di dalam model terhadap variabel terikat. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas
menjelaskan
variasi
variabel
b) Kofeisian Diterminasi Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan
bahwa
secara
perilaku
terikat. Apabila niali t hitung lebih besar
kewirausahaan
dari t tabel dan nilai signifikansi lebih
mempunyai
kecil dari 0,05 (sig<0,05), maka dapat
terhadap
disimpulkan variabel bebas secara parsial
Berdasarkan konsep perilaku kewirausahaan
berpengaruh signifikan terhadap variabel
kuantitatif,
terikat.
menunjukkan nilai sebesar 0,33. Hal ini
pengusaha
pengaruh keberhasilan
koefisien
songkok
yang
signifikan
usaha
UKM.
determinasi
menunjukkan
bahwa
kewirausahaan
dan
perilaku
keberhasilan
usaha
kewirausahaan sebesar satu, maka akan mengakibatkan
peningkatan
berpengaruh sebesar 33 persen terhadap
keberhasilan
usaha
keberhasilan
sedangkan
0.519039852218 persen. Dengan asumsi
sisanya sebesar 67 persen dipengaruhi oleh
variabel yang lain dianggap tetap dan
faktor lain diluar model penelitian.
sebaliknya.
usaha
UKM.
pada sebesar
Hal tersebut didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu. Menurut
Pembahasan a. Pengaruh
Perilaku
Kewirausahaan
Suryana
(2009),
pola
tingkah
laku
Terhadap Keberhasilan Usaha UKM
kewirausahaan tergambar dalam perilaku
songkok
dan Seperti yang telah disebutkan
kemampuan
tersebut
kewirausahaan.
terlihat
dalam
Hal
perilaku
sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk
kewirausahaan
mengetahui sejauh mana pengaruh perilaku
songkok
kewirausahaan pemilik usaha songkok
kepribadian yang bisa dilihat dan diamati
terhadap
dari
keberhasilan
usahanya.
Dari
para
yang
segi
pengusaha
diantaranya
kreativitas,
UKM seperti
disiplin
diri,
analisis data dengan menggunakan regresi
kepercayaan diri, keberanian mengahdapi
sederhana maka dapat dijelaskan degan
resiko, memiliki dorongan dan kemauan
menggunakan
kuat, hubungan yang dapat dilihat dari
persamaan
LNY
=
1.82240543736 + 0.519039852218*LNX.
indikator
Dimana Y merupakan variabel independen
antarpersonal,
(keberhasilan
X
manajemen pengusaha, pemasaran yang
merupakan variabel independen (perilaku
dapat dilihat dari kemampuan dalam
kewirausahaan).
menentukan
usaha)
Nilai
sedangkan
dan
hubungan
kepemimpinan
produk
dan
dan
harga,
sebesar
perilklanan, dan promosi. Keahlian dalam
apabila
mengatur,
variabel perilaku kewirausahaan dianggap
penentuan
konstan atau tidak mengalami perubahan,
penjadwalan, serta pengaturan pribadi.
1.8224054373
konstanta
komunikasi
dapat
diartikan
maka keberhasilan usaha (Y) akan bernilai
diwujudkan
dalam
tujuan,
Jika
hasil
bentuk
perencanaan,
analisis
regresi
sebesar 1.8224054373. Dengan asumsi
sederhana
dikaitkan
variabel yang lain dianggap tetap dan
wawancara
dengan
sebaliknya.
terjadi
songkok H.Muh. Rofi’udin, H.Maghfur,
perilaku
H.Untung dan pengusaha lainnya, maka
peningkatan
Sedangkan pada
apabila
variabel
dengan para
hasil
pengusaha
perilaku kewirausahaan memang sangat
b.
Gambaran Keberhasilan Usaha UKM
dibutuhkan dalam mengembangkan usaha
Songkok
dan menajalankan usaha dengan baik untuk
Kabupaten Gresik
mencapai
tujuan
dari
Kecamatan
Bungah
yakni
Selain hasil analisis regresi,
keberhasilan usaha. Sikap percaya diri,
hasil wawancara dengan para pengusaha
berani mengambil resiko, sikap memimpin
songkok H.Muh. Rofi’udin, H.Maghfur,
yang benar dan selalu optimis memandang
H.Untung dan pengusaha lainnya juga
masa depan akan selalu dibutuhkan para
menyebutkan jika para pengusaha songkok
pengusaha
mengakui
songkok
usaha
Di
untuk
mencapai
bahwa
keberhasilan
usaha
keberhasilan usahanya. Para pengusaha
memang terjadi pada setiap periode. Dalam
songkok memiliki kemampuan inovatif
penelitian
yang sangat baik dan para pengusaha
diukur dengan indikator yang meliputi
mampu
kepercayaan diri, berorientasi pada tugas
menerima
teknologi
baru
dan
dalam
menerapkan usaha
yang
dijalankan untuk kemajuan usahanya. Sedangkan kerugian
dalam
perilaku
dan
keorisinilan
dan
berorientasi pada masa depan. Peningkatan akumulasi
modal
songkok berdasarkan hasil wawancara
pendapatan
yang
dengan
di
dengan harga yang relatif bertambah naik
Kecamatan Bungah mengatakan bahwa,
setiap tahunnya. Peningkatan tenaga kerja
banyak
daripada
juga bertambah dan menghasilkan produksi
harga
bertambah dan volume penjualan juga
para
kerugiannya.
pengusaha
usaha
kewirausahaan
dan hasil, keberanian mengambil resiko, kepemimpinan,
keuntungan
menjalankan
ini
songkok
keuntungannya Keuntungannya,
songkok selalu mengalami kenaikan yang
dapat
dilihat
semakin
dari
meningkat
meningkat.
cukup signifikan dan hampir tidak pernah
Untuk permodalannya UKM
turun. Kerugiannya yakni pelanggan yang
songkok lebih memilih pada modal pribadi
menunggak pembayarannya. Tapi dari
atau memilih untuk menggunakan hutang
pengusaha
juga
pengusaha
langsung
diam
karena
dagang dari para pemasok bahan baku dan
menagih
tagihan
menahan
sebagian
kerumah pelanggan, dan tidak memenrima
dihasilkan
dari
pembelian secara kredit dengan orang
alternatif hutang. Sebagian besar segala
tersebut, hal ini mencerminkan perilaku
keputusan tersebut didasari akan beberapa
kewirausahaan yang baik.
alasan sebagai berikut :
tidak
laba pada
yang
telah
menggunakan
a. Sifat usaha dengan pemasukan yang tidak
menentu
musiman
dan
cenderung
dibandingkan
Modal, Pendapatan, Volume penjualan, Output
produksi
dan
Tenaga
Kerja.
dengan
Menurut Ifrina Nuritha (2013) Indikator
beban bunga yang dibayarkan relatif
dalam variabel tingkat keberhasilan usaha
tinggi dan cenderung tetap. Maka
terdiri dari jumlah pelanggan, jumlah
akan mempengaruhi resiko usaha
transaksi,
dan laba yang dihasilkan.
penjualan, perolehan laba bersih dan waktu
b. Hutang lancar dari para pemasok bahan
baku
dirasa
volume
penjualan,
omset
pencapaian BEP.
lebih
Untuk
tingkat
keberhasilan
menguntungkan dan memudahkan
pengusaha songkok dari angket yangsudah
mereka
modal
disebar, hasil penelitian pada indikator
tambahan atas produktivitas yang
pendapatan tingkat keberhasilan usaha
bersifat
demi
pengusaha songkok sebesar 78% dan
dan
output produksi tingkat keberhasilan usaha
yang
pengusaha songkok sebesar 90%. Dapat
dimiliki. Walaupun harga bahan
disimpulkan mayoritas keberhasilan usaha
baku yang didapatkan relatif lebih
responden atau para pengusaha songkok
tinggi akan tetapi hutang yang
produk dan pendapatan usahanya selalu
diberikan tanpa agunan, bersifat
meningkat
keterpecayaan
terikat
menambahkan produk-produk baru dalam
waktu (fleksibel) dalam pelunasan
usahanya, meskipun sering mendapatkan
hutangnya.
banyak
dalam
mencari
terus
menerus
mempertahankan memperkerjakan
karyawan
dan
Keberhasilan songkok
tidak
usaha
tergambarkan
UKM
seperi
dan
produk
pengusaha
gagal
sering
dalam
sekali
produksi.
yang
Dalam
peneltitian
kali
ini
dikemukakan oleh Riyanti (2002) dalam
peneliti menemukan beberapa kendala
Khairiyahtul
Anwar
(2011)
Variabel
pengusaha
keberhasilan
usaha
akan
diukur
UKM
songkok
dalam
mengembangkan usahanya, diantaranya :
berdasarkan empat indikator yang diadopsi
a. Sistem penjualan yang digunakan
berdasarkan indikator mengenai pelipatan
bersifat konsinyasi ataupun tempo,
modal, produksi, pelanggan, dan lokasi
sehingga UKM perlu mencari dana
berusaha. Begitu pula dengan pendapat
tambahan dari sumber dana pribadi
Suryana (2003) yang menyatakan indikator
ataupun sumber sumber lain agar
Keberhasilan Usaha yakni peningkatan
bisa tetap berproduksi.
b. Banyak agen pelanggan yang tidak
dapat menghasilkan perkembangan usaha
bisa membayar tagihan tepat pada
dan keberhasilan usaha dengan baik. Rata-
waktunya, hal ini disebabkan sifat
rata para pengusaha songkok tidak pernah
produk yang cenderung musiman.
memimpin usaha lain sebelum usaha
Karena pemberian / penitipan barang
songkok, artinya bahwa para pengusaha
dagangan kepada pelanggan ataupun
songkok
murni
agen - agen UKM yang ada di dalam
songkok.
Walaupun
kota maupun luar kota, sepenuhnya
kebanyakan adalan usaha turun menurun.
atas dasar kepercayaan. Sehingga
Sukirno
sebagai
pengusaha
usaha
tersebut
(2005)
Untuk
banyak piutang tak tertagih yang
menghasilkan barang atau jasa diperlukan
dialami
faktor-faktor produksi seperti bahan baku,
oleh
UKM,
disamping
karena sifat produk yang sudah
tenaga
mulai banyak pesaing, para agen dan
pengusaha. Semua faktor-faktor produksi
pelanggan tidak merasa terbebani
yang
apabila
pengorbanan dari proses produksi dan
nantinya
barang
yang
kerja,
dipakai
modal,
dan
adalah
keahlian
merupakan
dititipkan tidak laku, karena tidak
juga berfungsi
adanya uang muka ataupun jaminan
menentukan harga pokok barang dan
yang
tingkat keberhasilan usahanya.
diberikan
pelanggan,
para
dan
agen
/
kadangkala
melakukan penipuan.
sebagai
ukuran
untuk
Informasi dan keterampilan yang diperlukan untuk membuka usaha songkok
c. Bahan baku kain bludur yang impor
menurut
para
pengusaha
songkok
dari luar negeri harganya selalu naik.
menyatakan bahwa baik orang pendidikan
d. Tenaga kerja yang kurang membuat
atau nonpendidikan bisa membuka usaha
produksi berlangsung lama, dan
songkok, baik bisa menjahit atau tidak bisa
kalau ada pesanan yang banyak,
jahit bisa berwirausaha songkok, cukup
tenaga kerja selalu tidak sanggup
mengetahui
dan sering tidak menerima pesanan
memasarkannya dan tentu perlu sikap
dalam jumlah banyak. Kebanyakan
wirausaha yang baik dan benar supaya bisa
tenaga kerja adalah remaja-remaja
memanage usaha dengan baik.
setempat
terbukti pada salah satu tenaga kerja
yang
rata-rata
masih
sekolah.
proses
produksinya,
Hal itu
pengusaha songkok yang awalnya banyak
Dengan perilaku kewirausahaan
yang tidak bisa jahit dan karena selalu
yang dimiliki oleh para pengusaha songkok
belajar menjahit, membuat songkok akan
terlihat mudah dan cepat diselesaikan.
yang selalu meningkat dari tahun ke tahun.
Modal untuk membuka usaha songkok bisa
Dari
dibilang cukup banyak. Dan dari hasil
sekarang, banyak mengalami kemajuan
wawancara kurang lebih 4 sampai 5 tahun
walaupun pernah mengalami penurunan
usaha songkok untuk mencapai “break
dan kehilangan pegawai, tetapi tidak
event point.
terlalu
Kebanyakan pengusaha songkok di Kecamatan
membuka
usaha
mempengaruhi
sampai
macetnya
perkembangan usahanya.
mempromosikan
Rencana para pengusaha songkok
produk atau songkoknya dengan mengikuti
di Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik
pameran UKM dari pemerintah atau dari
dalam mengembangkan usaha di masa
pihak-pihak swasta. Tidak banyak juga
depan menurut hasil wawancara yakni
yang mempromosikan produknya melaui
memperbanyak reveresni motif
media
sudah
dari media dan sumber apapun yang bisa
online
pre-order.
jadi referensi. Hal tersebut termasuk
antara
pengusaha
perilaku kewirausahaan pengusaha yang
songkok yakni dengan menjaga kualitas,
senantiasa inovatif dan kreatif dalam
persaingan sehat, tidak menaruh produk di
mengembangkan usahanya. Disisi lain para
toko yang sama yang ada merk lainnya, hal
pengusaha songkok berusaha tetap menjaga
ini karena kebanyakan pengusaha songkok
kualitas dan meneruskan usahanya lewat
adalah masih keluarga atau teman dan tetap
anak-anak
menjaga silaturahmi. Sebagian pengusaha
Kebanyakan usaha songkok ini adalah
mengatakan
usaha
massa
menerapkan Model
Bungah
awal
dan
sebagian
sistem
persaingan
mempromosikan
bawha usaha
wal dengan
mula cara
memilih lokasi pemasaran atau daerah-
atau
turun
generasi
menurun
songkok
berikutnya.
dan
inspirasi
usahanya adalah orang tuanya yang tidak lain adalah perintis usahanya.
daerah yang mayoritas muslimnya banyak kemudian mengenalkan dan menitipkan ke pengusaha didaerah tersebut. Menurut hasil wawancara dengan
KESIMPULAN 1.
Terdapat signifikan
pengaruh antara
positif
dan
perilaku
para pengusaha songkok di Kecamatan
kewirausahaan terhadap keberhasilan
Bungah H.Muh. Rofi’udin, H.Maghfur,
usaha pada UKM pengrajin songkok
H.Untung dan pengusaha lainnya mengenai
di Kecamatan Bungah Kabupaten
keberhasilan usahanya, rata- rata para
Gresik.
pengusaha merasakan keberhasilan usaha
2.
Keberhasilan usaha pada Usaha Kecil Menengah
di
Undang-Undang Usaha Mikro Kecil dan
Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik
Menengah (UMKM) UU RI No.20 Tahun
dapat dikatakan berkembang dengan
2008, Jakarta: Sinar Grafika.
baik,
pengrajin
hal
tersebut
songkok
Kementerian Negara Koperasi dan UKM. 2009.
terlihat
dari
Lindrayanti.
2003.
Sikap
bertambahnya jumlah output produksi
Dalam
dan pendapatan setiap pengusaha yang
Keberhasilan Usaha Pedagang Buah Di
selalu meningkat. Setiap pengusaha
Pasar Guntur Garut. Bandung : Skripsi
mampu menerima dan menerapkan
Upi.
Hubungannya
Dengan
teknologi baru dalam usaha yang
Manurung, Adler Haymans. 2005. Wirausaha :
dijalankan untuk kemajuan usahanya.
Bisnis UKM. Kompas media nusantara :
Disisi lain harga songkok selalu
Jakarta
mengalami kenaikan.
Mudjiarto
dan
Wahid,
Membangun
Buchari.
Aliaras.
Keperibadian
2006. Dan
Kewirausahaan. Graha ilmu : Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA Alma,
Kewirausahaan
2013.
Kewirausahaan.
Bandung: Alfabeta.
Nuritha, Ifrina. 2013. Lokasi
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Identifikasi Pengaruh
Usaha
Keberhasilan
Terhadap Usaha
Tingkat
Minimarket
Pendekatan Praktik. Jakarta:PT Rineka
Waralaba di Kabupaten Jember dengan
Cipta.
Sistem
Informasi
Geografis.
Jurnal
Ajija, Shochrul, dkk. 2011. Cara Cerdas
Sistem Informasi, Program Studi Sistem
Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba
Informasi, Universitas Jember (UNEJ), I
Empat.
(1): 825-835
Badan Pusat Statistik. 2012 JATIM Dalam Angka.
BPS
Provinsi
Jawa
Timur.
Surabaya.
BPS
Provinsi
Jawa
Timur.
Surabaya. Fadiati, Ari, dkk. 2011. Menjadi Wirausaha Sukses. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Arief,
dkk.
2012.
Strategi
Pengembangan Usaha Kecil Menengah Sektor
Badan Pusat Statistik. 2012. Gresik Dalam Angka.
Rahmana
Industri
Pengolahan.
Jurnal
Teknik Industri, (Online), Vol 13, No 1, (http://ejournal.umm.ac.id/index.php/indu stri/article/viewFile/635/658_umm_scient ific_journal.pdf, diakses 27 November 2012). Rante Yohanes. 2010. Pengaruh Budaya Etnis dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap
Kinerja Usaha Mikro Kecil Agribisnis di Provinsi
Papua
Fakultas
Ekonomi,
Universitas
Cenderawasih,
Papua.
JURNAL
MANAJEMEN
DAN
KEWIRAUSAHAAN, VOL.12, NO. 2, SEPTEMBER 2010: 133-141. Sadono
Sukirno.
2005. Pengantar
Mikroekonomi. Raja Grafindo Persada, Jakarta Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suryana.
2003.
Kewirausahaan:
Pedoman
Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta : Salemba Empat.
Suryana. 2009. Kewirausahaan: Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta : Salemba Empat.