Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga . . . (Romadoni Tricahyani)
TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENDUDUK ASLI DI SEKITAR PERUMAHAN DESA POTORONO KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 Social Welfare of the Native People Living in the Housing Complex of Potorono Subdistrict of Banguntapan Bantul Regency 2014 Oleh: Romadoni Tricahyani, Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Karakteristik sosial ekonomi rumah tangga penduduk Desa Potorono, 2) Tanggapan kepala rumah tangga penduduk terhadap adanya pembangunan perumahan di Desa Potorono, 3) Tingkat kesejahteraan rumah tangga penduduk dengan adanya perumahan di Desa Potorono. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan keruangan sebagai pendekatan keilmuan. Populasi penelitian adalah rumah tangga penduduk asli di sekitar perumahan sejumlah 1.681 KRT. Pengambilan sampel menggunakan rumus slovin hingga ditentukan jumlah sampel sebesar 94 KRT. Teknik pengumpulan data yang digunakan editing, koding, dan tabulasi. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan tabel frekuensi yang dinyatakan dengan angka dan persentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Karakteristik rumah tangga responden a) 52,13% responden memiliki tingkat pendidikan SMA/SMK, 45,57% ART memiliki tingkat pendiddikan SMA/SMK b) 60,64% RT responden memiliki jumlah ART sebanyak 4-5 jiwa, 29,9% RT responden memiliki jumlah tanggungan sebanyak dua jiwa c) 22,34% responden bermatapencaharian swasta, 26,79% ART yang berkerja bermatapencaharian buruh d) 71,28% RT responden memiliki total pendapatan Rp 500.000,00 - Rp 2.400.000,00 2) Tanggapan kepala rumah tangga mengenai adanya perumahan a) 44,69% tidak menyetujui adanya perumahan, b) 47,87% tidak diuntungkan dengan adanya perumahan c) 52,13% tidak dirugikan dengan adanya perumahan d) 41,49% merasa tidak nyaman dengan adanya perumahan e) 65,96% menyatakan kondisi desa tetap aman dengan adanya perumahan. 3) Tingkat kesejahteraan Rumah Tangga meliputi 50,00% RT berada pada tingkat kesejahteraan tahap I, 26,60% RT berada pada tingkat pra sejahteran, 13,83% RT berada pada tingkat kesejahteraan II, 6,38% RT berada pada tingkat kesejahteraan III, 3,19% RT berada pada tingkat kesejahteraan III plus.
Kata Kunci: tingkat kesejahteraan, rumah tangga, perumahan, sosial, ekonomi
1
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga . . . (Romadoni Tricahyani)
ABSTRACT The purpose of this study is to determine: 1) The social-economic of the people living in the village of Potorono, 2) Response from the head of the family by the construction of the housing complex in the village of Potorono, 3) The social welfare of the people living in the village of Potorono by the presence construction of the housing complex. This research is done using a descriptive quantitative method by using a room approach as a scientific method. This research population are the native people living around the housing complex for about 1.681 families. The sample collecting used is a slovin formula until getting the final total sample of 94 families. The research data is analyzed using a frequency table which is stated with numbers and percentage. The result of this research shows that 1) Characteristics of the household respondents a)52,13% family respondents has an education level of Senior High School/Vocational High School, 45,57% members of the family with an education level of Senior High School/Vocational High School b) 60,64% family respondents with an amount of 4-5 lives (members of the family), 29,9% families having 2 number of dependents c) 22,34 respondents having a private livelihood (swasta), 26,79% working as a labor d) 71,28% family respondent having a total income salary for about Rp. 500.000,00 – Rp. 2.400.000,00 2)Response from the head of the family about the presence of the housing complex a)44,69% does not agree with the existence of the housing complex b)47,87% do not get any benefit with the existence of the housing complex c) 52,13% are not harmed with the existence of the housing complex d) 41,49% feel uncomfortable with the existence of the housing complex e) 65,96% stated that the condition of the village is still safe with the presence of the housing complex 3) The social welfare of the people consider of 50,00% families are on the level of wellbeing stage I, 26,60% families are pre-prosperous, 13,83% families are on the level of well-being stage II, 6,38% families are on the level of well-being stage III, 3,19% families are on the level of well-being stage III plus.
Key words: Social Welfare, Families, Housing Complex, Social, Economy
2
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga . . . (Romadoni Tricahyani) I.
perdesaan terutama ditepian kota yang
PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu
berbatasan dengan kota. Banyak daerah
negara dengan jumlah penduduk yang
hijau telah menjadi permukiman atau
besar.
bangunan lainnya.
Berdasarkan
hasil
sensus
penduduk dari Badan Pusat Statistik
Kebutuhan
permukiamn
(BPS) tahun 2010 disebutkan bahwa
semakin
jumlah penduduk Indonesia saat ini
ditangkap oleh para investor atau
adalah
pemilik
237.641.326
jiwa,
dengan
meningkat
yang
modal
untuk
kemudian
membangun
pertumbuhan penduduk antara tahun
hunian baru. Pemilik modal semakin
2000 hingga 2010 sebesar 1,49%
gencar berinvestasi ke berbagai daerah
(BPS.go.id). Pertumbuhan penduduk
untuk membeli lahan yang kemudian
yang tinggi menimbulkan berbagai
dibagun
permasalahan
Kebutuhan
dalam
kegiatan
menjadi
perumahan.
permukiman
yang
pembangunan. Semakin besar jumlah
meningkat tidak sebanding dengan luas
penduduk menuntut kebutuhan akan
lahan yang tersedia, sehingga alih
permukiman
fungsi
Saat ini banyak bermunculan
lahan
permukiman
pertanian merupakan
menjadi hal
yang
permukiman baru di berbagai kota
lazim dilakukan. Alih fungsi lahan ini
besar di Indonesia karena tingginya
sudah banyak terjadi di berbagai
pertumbuhan
wilayah di Indonesia tidak terkecuali
penduduk
dan
meningkatnya arus urbanisasi. Pola perpindahan
penduduk
Daerah Istimewa Yogyakarta.
yang tidak
Jumlah
penduduk
Daerah
terkendali karena banyaknya daya tarik
Istimewa Yogyakarta berdasarkan hasil
yang
untuk
sensus penduduk tahun 2010 sebesar
berbagai
3.457.491 Jiwa, dengan pertumbuhan
menarik
berpindah
penduduk
tempat
karena
alasan.
penduduk antara tahun 2000 hingga
Tingginya
tingkat
urbanisasi
2010
sebesar
1,04%
(BPS.go.id).
mengakibatkan kepadatan di daerah
Selain pertumbuhan penduduk yang
perkotaan sehingga terjadi perluasan
tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta
kota
sekitarnya.
merupakan daerah yang banyak dituju
Menurut Bintarto (1983: 77) perluasan
oleh para pendatang dari berbagai kota
kota
di Indonesia. Besarnya penduduk yang
ke
daerah-daerah
dan
berharta
datangnya
kedaerah
orang-orang
perdesaan
telah
mendiami
banyak mengubah tata guna lahan di
Yogyakarta 3
Daerah menimbulkan
Istimewa berbagai
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga . . . (Romadoni Tricahyani) permasalahan
terutama
dalam
hal
penggunaan lahan untuk dijadikan
pemenuhan kebutuhan papan untuk
permukiman.
tinggal. Sebagian besar pendatang
Kecamatan
Banguntapan
menginginkan tinggal di perkotaan
semakin
dilirik
investor
karena
sehingga
menambah
kepadatan
di
letaknya yang berbatasan langsung
daerah
perkotaan.
Hal
ini
dengan Kota Yogyakarta. Tercatat
menimbulkan perkembangan kota ke
dalam
daerah sekitar. Perkembangan daerah
http://www.pip2bdiy.org/perumahan_b
Kota
antul.php terdapat 47 perumahan di
Yogyakarta
menyebar
ke
situs
berbagai daerah seperti Kabupaten
Kecamatan
Sleman dan Kabupaten Bantul.
Perumahan yang ada di Kabupaten
Dikutip melalui Harian Jogja yang
dimuat
dalam
Bantul.
situs
Banguntapan
Jumlah
ini
dari
akan
115
terus
bertambah dilihat dari semakin banyak
http://www.harianjogja.com/baca/2014
perubahan
/01/06/pertumbuhan-properti-diy-
terjadi di Kecamatan Banguntapan dan
mengarah-ke-bantul-kulonprogo-
masih terdapat perumahan baru yang
479865
Kabupaten
Bantul
mulai
pengunaan
lahan
yang
belum terdaftar. Salah satu desa di
menjadi incaran pertumbuhan properti
Kecamatan
di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
pertumbuhan perumahan yang cukup
Setidaknya daerah ini mulai dilirik
pesat adalah Desa Potorono.
banyak
pengembang
terlebih
harga
perumahan, di
memiliki
Desa Potorono merupakan salah
Kota
satu desa di Kecamatan Banguntapan
Yogyakarta dan Kabupaten Sleman
yang terletak tidak jauh dari pusat kota
yang terus meningkat. Sebagian besar
Yogyakarta dengan akses yang mudah
perumahan
dari berbagai arah. Permukiman di
kelas
tanah
yang
menengah
atau
dengan harga Rp200 jutaan itu kini
sekitar
sudah banyak dibangun di Bantul.
yakni dekat dengan tempat melakukan
Tingginya
minat
pendatang
kota
kegiatan
memiliki
sehingga
keuntungan
hemat
biaya
untuk bertempat tinggal di Kabupaten
transportasi. Namun bagi kalangan
Bantul
menengah
memberikan
andil
dalam
keatas,
kenyamanan
perkembangan wilayah karena lahan
bertempat tinggal menjadikan alasan
yang
tersedia
kebutuhan
akan
tetap
sedangkan
utama mereka tinggal di perumahan
lahan
meningkat
yang terpisah dari kota
sehingga banyak mengalami perubahan 4
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga . . . (Romadoni Tricahyani) Perumahan di Desa Potorono
sehingga pembangunan perumahan di
tersebar di lima dusun yaitu Dusun
Desa Potorono mengalih fungsikan
Mertosanan
lahan yang semula area persawahan
Kulon,
Dusun
Banjardadap, Dusun Potorono, Dusun
menjadi perumahan.
Salakan dan Dusun Mertosanan Wetan.
Perubahan
penggunaan
lahan
Tabel. 1 Data Perumahan Desa
memberikan berbagai dampak bagi
Potorono
penduduk asli Desa Potorono yang
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Perumahan Puri Mas Kotagede Pondok Permai Banguntapan Sakinah Idaman Samara Regency Potorono Residen Perum Pemda DIY Bale Indah Kotagede Pondok Indah Banguntapan
berlatar belakang pertanian. Banyak
Dusun
petani dan buruh tani yang kehilangan
Mertosanan Kulon
pekerjaan
Namun
yang
pembangunan
perumahan
membuka lapangan pekerjaan baru
Banjardadap
yang dapat memberikan tambahan pendapatan bagi penduduk asli Desa Potorono. Munculnya Mertosanan Wetan
permukiman
baru
memicu perkembangan perekonomian di Desa Potorono. Saat ini mulai
Griya Mayungan Salakan Asri 10 Puri Potorono Potorono Asri Sumber: Data Primer data
lahan
dikerjakan dijual untuk perumahan.
9
Berdasarkan
karena
muncul berbagai minimarket, penyedia jasa laundry, bengkel mobil, jasa cuci kendaraan, restoran yang tersebar di berbagai
monografi
daerah
sebagai
Desa Potorono tahun 2008 Desa
kebutuhan
Potorono memiliki wilayah potensial
transportasi di Desa Potorono juga
untuk lahan pertanian. Lebih dari
mengalami perubahan dengan semakin
setengah
padatnya
luas
wilayah
merupakan
masyarakat.
pemenuh
kendaraan
di
Kondisi
jalanan.
kawasan budidaya pertanian dengan
terutama di jam saat pagi dan sore hari.
tingkat kesuburan yang cukup tinggi
Berbagai perubahan akibat munculnya
dan didukung irigasi teknis pada
perumahan ini menimbulkan berbagai
sebagian besar areal persawahan yang
tanggapan dari rumah tangga penduduk
ada. Perkembangnya perumahan saat
Desa Potorono sebab ada yang merasa
ini telah mendesak area persawahan
diuntungkan
dengan
keadaan
ini
namun terdapat juga warga yang tidak 5
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga . . . (Romadoni Tricahyani) setuju maupun belum siap menerima
menyebabkan
perubahan yang terjadi.
terpinggirkan. Keberadaan pendatang
Berdasarkan
data
monografi
penduduk
asli
dapat mempengaruhi kondisi sosial
Desa Potorono tahun 2008 sebagian
penduduk
besar
Potorono
penduduk di Desa Potorono. Adanya
bermata pencaharian sebagai petani
berbagai tanggapan dari penduduk
pemilik maupun buruh tani, dengan
Desa Potorono tentang pembangunan
berubahnya fungsi lahan pertanian
kompleks perumahan melatarbelakagi
menjadi
penulis untuk meneliti pengaruh terkait
penduduk
permukiman
menyebabkan sosial
Desa
terjadinya
ekonomi
baru perubahan
penduduk.
berupa interaksi antar
tingkat
kesejahteraan,
sehingga
Tidak
munculah gagasan yang dituangkan
sedikit penduduk yang mengalami
dalam judul “Tingkat Kesejahteraan
perubahan mata pencaharian karena
Rumah Tangga Penduduk Asli di
menurunnya pekerjaan di pertanian,
Sekitar Perumahan Desa Potorono
disisi lain adanya banyak perumahan
Kecamatan
memunculkan mata pencaharian baru
Kabupaten Bantul Tahun 2014”
seperti petugas keamanan, petugas
II.
kebersihan, asisten rumah tangga, dan berbagai
pekerjaan
dibidang
Banguntapan
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
jasa
Penelitian ini
merupakan
lainnya. Berubahnya mata pencaharian
Penelitian
deskriptif
akan mempengaruhi pendapatan yang
dengan
diperoleh.
Penelitian deskriptif merupakan
pendekatan
kuantitatif keruangan.
Penghuni kompleks perumahan
penelitian yang lebih mengarah
memiliki karakteristik yang berbeda
pada pengungkapan suatu masalah
dengan penduduk asli desa, baik dari
atau keadaan sebagai mana adanya
segi sosial maupun ekonomi. Hal ini
dan mengungkapkan fakta-fakta
akan terlihat dari pola kehidupan
yang
sehari-hari, warga perumahan terkesan
kadang diberikan interpretasi atau
eksklusif dibandingkan penduduk asli,
analisis. Teknik analisis data yang
sehingga
digunakan adalah teknik analisis
kelas
menimbulkan
ekonomi
tercermin
dan
dengan
perbedaan sosial
yang
ada,
walaupun
kadang-
kuantitaif yaitu penelitian berupa
munculnya
angka-angka
dan
analisis
kesenjangan ekonomi. Timbul kesan
menggunakan statistik (Sugiyono,
esklusif penduduk perumahan dan
2011: 7). Pendekatan Geografi 6
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga . . . (Romadoni Tricahyani) yang dipakai dalam penelitian ini
tangga
adalah pendekatan keruangan yang
bertempat
menekankan
perumahan
pada
manusia
aktivitas
yaitu
mengungkapkan penduduk
yang
Desa
Potorono
yang
tinggal pada
diluar
dusun
yang
dengan
memiliki kompleks perumahan.
aktivitas
Dusun yang menjadi populasi
dari
yaitu 5 dusun yang memiliki
penyebarannya, interelasinya, dan
kompleks perumahan yaitu Dusun
deskripsinya dengan gejala-gejala
Potorono, Dusun Salakan, Dusun
lain
yang
aktivitas
ditinjau
berkenaan
dengan
Mertosanan
tersebut
(Nursid
Mertosanan Kulon dan Dusun
Sumaatmaja 1988;191)
Banjardadap,
B. Waktu Dan Tempat Penelitian
Desa
Potorono
Dusun
dengan
jumlah
seluruh populasi sebanyak 1.681
Penelitian ini dilaksanakan di
Wetan,
kepala rumah tangga. Pengambilan
Kecamatan
sampel
menggunakan
rumus
Banguntapan Kabupaten Bantul,
Slovin hingga ditentukan sampel
Daerah
penelitian berjumlah 94 KRT.
Istimewa
Yogyakarta.
Waktu pelaksanaan penelitian ini
D. Teknik Pengumpulan Data dan
adalah bulan Januari sampai Juni
Instrumen Penelitian
2015
1. Observasi
C. Subyek Penelitian
Observasi
variabel penelitian adalah
digunakan
untuk mengetahui kondisi fisik
segala sesuatu yang akan menjadi
daerah
obyek pengamatan penelitian.
sebenarnya.
Dalam penelitian ini terdapat
dilakukan dilapangan dengan
variabel penelitian, yaitu:
mengecek
1. Karakteristik sosial ekonomi
kenampakan obyek yang terkait
2. Tanggapan
pada peta dengan kenampakan
tangga
kepala
penduduk
rumah terhadap
obyek
penelitian
yang
Metode
secara
yang
langsung
sebenarnya
di
pembangunan perumahan di
lapangan,
Desa Potorono.
perumahan yang berada di Desa
3. Tingkat kesejahteraan rumah
dalam observasi antara lain
Populasi dalam penelitian ini seluruh
sebaran
Potorono. Alat yang digunakan
tangga
adalah
yaitu
ini
kepala
daftar catatan dan kamera
rumah 7
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga . . . (Romadoni Tricahyani) 2. Wawancara
E. Teknik Analisis Data
Wawancara
dilakukan
Teknik analisis data yang
untuk memperoleh data primer
digunakan
mengenai karakteristik sosial
adalah teknik analisis deskriptif
ekonomi responden, tanggapan
kuantitaif yaitu penelitian berupa
responden
adanya
angka-angka. Data disusun dan
keberadaan peruamahan dan
disajikan dalam bentuk dalam
tingkat
kesejahteraan
rumah
bentuk tabel frekuensi, dinyatakan
tangga
responden
dengan
dengan angka dan persentase. Data
mengenai
pada
adanya perumahan di Desa
di
Potorono.
diinterpretasi
Pelaksanaan
wawancara instrumen
menggunakan penelitian
tabel dan
ini
kemudian disimpulkan
kemudian dideskripsikan sehingga
berupa
menjadi suatu informasi
pedoman wawancara.
yang
mudah dimengerti dan dipahami
3. Dokumentasi
sesuai dengan rumusan masalah
Metode
dokumentasi
dan tujuan penelitian.
digunakan untuk mendapatkan data
dalam
penelitian
sekunder
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
mengenai
A. Deskrispsi Daerah Penelitian
informasi dari sumber-sumber
1. Kondisi Geografis Penelitian
tertulis dengan mencatat dan
a. Lokasi
menyalin berbagai dokumentasi
Letak
astronomis
yang ada di kantor Kepala Desa
Desa Potorono yaitu berada
Potorono dan instasi terkait
diantara 7o49’16”LS sampai
yang
dengan
7o50’36”LS dan 110o24’18”
penelitian ini. Dokumen yang
BT sampai 110o25’52” BT.
diperlukan untuk penelitian ini
Desa
antara
data
luas wilayah 483,93 hektar
Potorono,
yang terdiri dari sembilan
bersangkutan
lain
monografi
adalah Desa
Profil Desa Potorono dan Peta
Potorono
memiliki
dusun dan 76 RT.
administtratif. Instrumen yang
Desa Potorono secara
digunakan untuk dokumentasi
administrasi berbatasan
adalah ceklis.
dengan:
8
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga . . . (Romadoni Tricahyani) 1) Sebelah utara berbatasan dengan
beragam.Penggunaan lahan
Kabupaten
Desa
Sleman
Potorono
yaitu
sebanyak 46,54% tata guna
2) Sebelah
timur
lahan di Desa Potorono
berbatasan
dengan
berupa lahan persawahan.
Kecamatan
Piyungan
Penggunaan
Kabupaten Bantul 3) Sebelah
lahan
terbanyak
selatan
kedua
sebesar
24,04% merupakan wilayah
berbatasan dengan Desa
permukiman.
Jambidan
lahan yang paling kecil
Kecamatan
Banguntapan
yaitu
4) Sebelah barat berbatasan
Penggunaan
0,23%
digunakan
sebagai perkantoran.
dengan Desa Baturetno
2. Kondisi Demografis
dan Desa Wirokerten
a. Jumlah
Kecamatan
dan
Kepadatan
Jumlah
penduduk
Penduduk
Banguntapan b. Topografi
Desa Potorono Tahun 2014
Desa
Potorono
adalah 11.656 jiwa yang
merupakan daerah dengan
terdiri
permukaan
penduduk
datar
memiliki
yang
ketinggian
ketinggian
65-80
atas
5.807
meter
5.849
jiwa
laki-laki
dan
jiwa
penduduk
perempuan. Jumlah kepala
diatas permukaan air laut.
rumah
Kemiringan
2.831 KRT. Luas wilayah
lahan
Desa
tangga
sebanyak 4,84km2.
Potorono berkisar antara 0-
483,93ha
2%, yang artinya daerah ini
Kepadatan penduduk Desa
relatif datar.
Potorono
memiliki
Potorono luas
adalah
2.408
jiwa/km2.
c. Penggunaa Lahan Desa
atau
b. Komposisi Penduduk
wilayah
1) Komposisi
Penduduk
483,93 hektar atau 16,9%
Menurut
Umur
dari
Jenis Kelamin
dan
luas
Kecamatan
Banguntapan
dengan
Kelompok umur
yang
terbesar yaitu sebanyak
pemanfaatan
lahan
9
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga . . . (Romadoni Tricahyani) 70,97% penduduk Desa
Potorono sebesar 40,9
Potorono berusia antara
yang
15 tahun sampai 64
menjadi
41,
artinya
tahun. Sebesar 21,75%
setiap
100
jiwa
penduduk
dengan
penduduk usia produktif
kelompok
umur
mempunyai tanggungan
dibawah
15
Persentase umur
tahun.
sebesar
kelompok
terkecil
sebesar
yaitu
laki-laki
penduduk
jiwa
Jenis
mata
pencaharian
penduduk
di
Potorono
Desa
bila
terbanyak
yaitu
dengan
sebanyak
27,23%
perempuan
masing-masing
Mata
Pencaharian
Jumlah
dibandingkan
non
Penduduk
Menurut
lebih dari 65 tahun.
seimbang
usia
2) Komposisi
dengan kelompok umur
relatif
jiwa
produktif.
penduduk
penduduk
41
penduduk
7,28%
merupakan
dibulatkan
sebagai
5.849
buruh
lepas,
(50,18%)
harian
sedangkan
persentase
mata
penduduk laki-laki dan
pencaharian yang paling
5.807
kecil
jiwa
(49,82%)
yaitu
1,25%
penduduk
perempuan.
adalah TNI/Polri. Desa
Besarnya
Sex
Ratio
Potorono
Desa
lahan
pertanian
Potorono yaitu sebesar
cukup
luas,
100,72 yang dibulatkan
sedikit penduduk yang
menjadi
bermatapencaharian
penduduk
setiap
101, 100
artinya
penduduk
sebagai
perempuan terdapat 101
yang namun
petani
yaitu
sebanyak 1,45%.
penduduk laki-laki.
3) Komposisi
Angka
Penduduk
Menurut Pendidikan
ketergantungan penduduk
memiliki
Persentase Desa
tingkat 10
pendidikan
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga . . . (Romadoni Tricahyani) penduduk yang baling
b. Fasilitas Peribadatan
banyak sebesar 34,26% adalah
tingkat
Sebesar
97,95%
SMA
penduduk Desa Potorono
atau SMK dan yang
beragama Islam, sedangkan
menduduki
persentase
yang
persentase
paling
yaitu
sedikit
3,29%
tingkat
terkecil
yaitu
0,03% penduduk memeluk
yaitu
agama
diploma.
Hindu.
Potorono
Desa
memiliki
23
Tingkat pendidikan di
masjid dan mushola yang
Desa
tersebar
Potorono
dikategorikan sedang. 3. Kondisi
Fasilitas
diseluruh
Desa
Pelayanan
desa.
Potorono
tidak
memiliki sarana peribadatan
Umum Sosial Ekonomi
agama lain selain tempat
a. Fasilitas Pendidikan
peribadatan Agama Islam
Fasilitas pendidikan
sehingga
di Desa Potorono cukup
pemeluk
memadai.
Agama Islam mengunjungi
taman
Gedung untuk
penduduk agama
selain
kanak-kanak
tempat
sebanyak 6 gedung dengan
berada
tenaga pengajar 27 guru dan
Potorono untuk melaksakan
memiliki siswa 253, gedung
berbagai
untuk
keagamaan.
sekolah
dasar
sebanyak 4 dengan tenaga
Gedung
di
luar
yang Desa
kegiatan
c. Fasilitas Kesehatan
pengajar 39 guru dan 857 siswa.
peribadatan
Desa
untuk
Potorono
memiliki
Fasilitas
sekolah menengah pertama
kesehatan
sebanyak 1 gedung dengan
yaitu 10 posyandu, enam
tenaga pengajar 31 guru dan
kantor praktik dokter, tiga
memiliki 324 siwa. Desa
balai kesehatan ibu dan
Potorono juga terdapat 1
anak,
perguruan
swasta
pengobatan, hingga rumah
tenaga
sakit swasta. Kondisinya
pengajar sebanyak 13 dan
juga cukup baik sehingga
memiliki 3600 mahasiswa.
membantu
dengan
tinggi jumlah
11
yang
puskesmas,
lengkap
balai
dalam
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga . . . (Romadoni Tricahyani) perkembangan
dan
responden
pembangunan
Desa
produktif.
Potorono
itu
sendiri.
Tersedianya
berada
diusia
2. Tingkat Pendidikan
fasilitas
Persentase
tingkat
kesehatan yang memadai
pendidikan
pada suatu daerah akan
sebanyak 52,13% responden
mendukung
adalah
tingkat
SMA.
Persentase
mutu
terjaminnya
kesehatan
suatu
daerah.
terbesar
yaitu
pendidikan tingkat
pendidikan responden terkecil
d. Fasilitas Perdagangan dan
sebanyak
Jasa
tidak Persentase
fasilitas
7,45%
sekolah.
responden Pendidikan
sebagian besar responden hanya
perdaganga dan jasa yang
sampai
paling
sebesar
Menengah Atas atau Sekolah
71,53% adalah pasar hasil
Menengah Kejuruan saja, hal
bumi/tradisional/harian,
ini
sedangkan
rumah tangga yang rendah dan
banyak
terdapat
tingkat
dikarenakan
Sekolah
pendapatan
beberbagai jenis fasilitas
masih
jasa dan perdagangan yang
kemiskinan
memiliki persentase kecil
hanya sedikit responden yang
yaitu
melanjutkan pendidikan pada
sebanyak
0,69%
berupa industri caroseri/cat
dijumpai menyebabkan
tingkat yang lebih tinggi.
mobil, SPBU, Pengecer gas
Persentase
dan bahan bakar minyak.
pendidikan
B. Identitas Responden
tingkat
anggota
rumah
tangga responden yang paling
1. Umur Responden Umur
banyak
besar responden
yaitu
43,57%
adalah
SMA/SMK. Persentase tingkat
sebanyak 40,43% responden
pendidikan
berusia antara 45-54 tahun.
tangga yang terkecil hanya
Sedangkan sebagian kecil yaitu
2,34% anggota rumah tangga
3,19% berusia 65-74 tahun.
responden yaitu Taman Kanan-
Berdasarkan data tersebut dapat
kanan (TK).
disimpulkan bahwa sebagian
anggota
Keberadaan
besar kepala rumah tangga
memberikan 12
rumah
perumahan
pengaruh
pada
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga . . . (Romadoni Tricahyani) tingkat pendidikan responden
4. Jumlah
maupun anggota rumah tangga
Tangga
responden karena banyaknya peluang baru
lapangan
yang
dengan
tanggungan
seiring
Potorono.
di
Sebagian
rumah
46,81%
tanggungan rumah tangga 1
besar
jiwa. Persentase terkecil yaitu
karena adanya perumahan lebih
tanggungan
mengutamakan
keterampilan
sebanyak 5 jiwa.
sehingga
memerlukan
Persentase
tingkat pendidikan yang tinggi. Anggota
bekerja
responden sebanyak antara
jumlah
rumah
tangga
terbesar
47,87%
memiliki
anggota rumah tangga yang
Tangga
anggota
memiliki
sebanyak
Rumah
Persentase
jumlah
Desa
1,06%
3. Jumlah
tangga
memiliki
pekerjaan baru yang muncul
tidak
jumlah
responden yang terbesar yaitu
meningkatnya
perekonomian
Rumah
Persentase
pekerjaan
tercipta
Tanggungan
sebanyak
1
jiwa.
jumlah
Persentase terkecil yaitu hanya
rumah
tangga
7,45%
yang
tertinggi
jumlah enggota rumah tangga
60,64%
berjumlah
yang bekerja sebanyak 3 jiwa.
4
sampai
Persentase
jumlah
5
jiwa.
responden
Banyaknya
anggota
tangga
memiliki
anggota
yang
rumah
bekerja
akan
rumah tangga yang terendah
mempengaruhi total pendapatan
yaitu hanya 4,26% memiliki
rumah
jumlah anggota rumah tangga
memberikan
lebih dari 5 jiwa. Setiap satu
tingkat
rumah tangga responden terdiri
tangga.
dari ayah, ibu, dan dua orang
tangga
yang
akan
dampak
untuk
kesejahteraan
rumah
5. Mata Pencaharian
anak. Jumlah anggota rumah
Persentase
terbesar
tangga responden menunjukan
sebanyak 22,34% responden
bahwa program KB di Desa
memiliki
Potorono cukup berhasil karena
swasta atau memiliki usaha
sebagian
sendiri.
besar
penduduk
memiliki dua orang anak saja.
bermatapencaharian
Persentase
terkecil
hanya 2,13% responden ber,ata pencaharian sebagai pensiunan 13
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga . . . (Romadoni Tricahyani) dan
assiten
Pekerjaan
rumah
swasta
tangga.
Rp500.000,00
responden
sampai
Rp2.400.000,00.
Persentase
antara lain membuka usaha di
terkecil hanya 1,06% responden
sekitar pusat pertumbuhan Desa
memiliki pendapatan rata-rata
Potorono yang berada di jalan
setiap
pleret penghubung Kecamatan
Rp8.100.001,00
Banguntapan dan Kecamatan
Rp10.000.000,00.
Pleret K.abupaten Bantul.
disimpulkan bahwa pendapatan
Persentase terbesar yaitu sebanyak rumah
39,29% tangga
buruh.
terkecil
Persentase
Dapat
masih
dibawah
Rp2.000.000,00. Persentase terbesar yaitu
hanya 1,79% anggota rumah
sebanyak
tangga
rumah
responden
bermatapencaharian
sampai
tergolong masih rendah yaitu
responden sebagai
antara
rata-rata responden setiap bulan
anggota
bermatapencaharian
bulan
71,43%
anggota
tangga
responden
sebagai
memiliki pendapatan rata-rata
petani dan satpam. Berdasarkan
setiap bulan sebesar antara
data tersebut diketahui bahwa
Rp300.000,00
sebagian besar responden dan
Rp1.040.000,00.
anggota rumah tangga bermata
terkecil
pencaharian
anggota
di
bidang
sampai
yatu
Persentase hanya
rumah
5,36% tangga
perdagangan dan jasa yaitu
responden memiliki rata-rata
sebagai
pendapat
buruh
dan
bekerja
berbulan
antara
swasta, meskipun wilayah Desa
Rp3.260.001,00
sampai
Potorono
sangat
Rp4.000.000,00.
Berdasarkan
dibidang
pertanian.
data
menunjukan
penghasilan dianggap
dari masih
potensial Karena pertanian
tersebut
bahwa pendapatan responden
kurang
masih rendah.
mencukupi untuk memenuhi
Persentase terbesar yaitu
kehidupan sehari-hari.
sebanyak 71,28% rumah tangga
6. Pendapatan Rumah Tangga
responden
memiliki
total
Persentase
pendapatan
rata-rata
setiap
terbesar
sebanyak 78,72% pendapatan
bulan
rata-rata
Rp500.000,00
responden
diantara 14
sebesar
antara sampai
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga . . . (Romadoni Tricahyani) Rp2.400.000,00.
Persentase
sebesar 40,42% responden
terkecil hanya 1,06% reponden
setuju
memiliki total pendapatan rata-
perumahan
rata
Potorono.
setiap
bulan
antara
Rp8.100.001,00
sampai
dengan di
Desa
Persentase
terkecil
Rp10.000.000,00.
adanya
yaitu
14,89%
responden menjawab ragu-
Berdasarkan data tersebut
ragu. responden yang tidak
sebagian besar rumah tangga
setuju adanya perumahan
responden
memiliki
lebih banyak dibandingkan
rata-rata
dengan
penghasilan
total
responden
masih rendah yaitu dibawah
menjawab
Rp2.000.000,00
perumahan
karena
sebagian besar anggota rumah
Potorono.
tangga
disimpulkan
responden
bermatapencaharian
yang
setuju
adanya
di
Desa Sehingga bahwa
sebagai
keberadaan
kompleks
buruh harian lepas dengan jam
perumahan
sebagai
kerja yang panjang, sehingga
permukiman baru di Desa
sebagian besar anggota rumah
Potorono
tangga sudah tidak memiliki
oleh sebagian besar
kesempatan pekerjaan
untuk
memiliki
sampingan
tidak
disetujui
Persentase
guna
tertinggi
sebanyak
47,62%
menambah penghasilan rumah
responden
tangga.
adanya perumahan dengan
C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Tanggapan
Rumah
alasan
Tangga
perumahan
setuju
dapat
mengurangi lahan pertanian
Penduduk
di
a. Tanggapan
tidak
Persetujuan
Desa
Potorono.
Persentase terkecil hanya
Adanya Perumahan
4,76%
responden
tidak
Persentase
terbesar
setuju adanya perumahan
sebanyak
44,69%
dengan alasan perumahan
setuju
tidak memberikan manfaat
dengan adanya perumahan
bagi masyarakat dan lahan
di
subur
yaitu
responden
Desa
tidak
Potorono.
Persentase terbanyak kedua 15
yang
dimiliki
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga . . . (Romadoni Tricahyani) terpaksa
dijual
kepada
tidak
diuntungkan
lebih
pengembang perumahan.
besar dari pada responden
Persentase
terbesar
yang merasa diuntungkan
39,47%
dengan adanya perumahan
sebanyak
responden menjawab setuju dengan
alasan
di Desa Potorono.
Desa
Persentase
terbesar
Potorono semakin terlihat
sebanyak
maju di berbagai bidang
responden menjawab tidak
seiring dengan banyaknya
diuntungkan dengan alasan
pertumbuhan
adanya perumahan merusak
perumahan.
Persentase terkecil 5,13%
lingkungan
responden
pengolahan
menyatakan
37,78%
karena limbah
setuju dengan pembangunan
sampah
perumahan dengan alasan
Persentase
suasana desa semakin ramai
6,67% responden menjawab
dengan
tidak diuntungkan karena
banyaknya
perumahan
di
Desa
buruk.
terkecil
yaitu
alasan penghuni perumahan
Potorono.
tidak mau berbaur dengan
b. Tangagapan
Keuntungan
penduduk asli.
dengan Adanya Perumahan
Persentase
Persentase
terbesar
sebanyak
sebanyak
47,87%
responden
yaitu
yang
dan
responden
merasa
terbesar 44,74% menjawab
tidak
diuntungkan dengan alasan
diuntungkan dengan adanya
adanya perumahan dapat
perumahan
menyerap tenaga kerja dari
di
Desa
Potorono.
Persentase
penduduk
terbanyak
berikutnya
Persentase
sekitar. terkecil
yaitu
sebesar 40,43% responden
7,89%
diuntungkan dengan adanya
memberikan alasan adanya
perumahan.
Persentase
perumahan
memberikan
11,70%
keuntungan
perbaikan
terkecil
yaitu
responden menjawab raguragu. bahwa
Dapat
berbagai fasilitas.
diketahui
responden
responden
c. Tanggapan
yang
Kerugian
dengan Adanya Perumahan 16
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga . . . (Romadoni Tricahyani) Persentase
terbesar
Potorono.
Persentase
sebanyak
52,13%
berikutnya
sebanyak
yaitu
responden menjawab tidak
37,23%
mendapat kerugian dengan
menjawab
adanya
dengan adanya perumahan.
perumahan.
Persentase
berikutnya
sebanyak
tetap
Persentase
39,36%
ragu.
dengan adanya perumahan.
tersebut
Persentase
bahwa
yaitu
nyaman
terkecil
yaitu
menjawab
ragu-
Berdasarkan
data
21,05%
responden merasa dirugikan
terkecil
responden
dapat
diketahui
responden
8,51% responden menjawab
menjawab
ragu-ragu. Hasil tersebut
lebih banyak dibandingkan
menunjukan lebih banyak
dengan
responden yang menjawab
menjawab
tidak dirugikan dari pada
nyaman
yang menjawab dirugikan.
perumahan.
Persentase yaitu
terbesar
sebanyak 27,03%
responden dirugikan
dengan
reponden
yang
tetap
merasa
dengan
adanya
terbesar
sebanyak
28,21%
responden
alasan
nyaman
Persentase yaitu
menjawab
tidak
yang
nyaman
merasa
tidak
dengan
adanya
kehilangan
pekerjaan
perumahan
dibidang
pertanian.
menjadi ramai dan padat.
Persentase
terkecil
yaitu
Persentase
5,41% responden menjawab
10,26%
dirugikan
menjawab
dengan
karena
alasan
jalan
terkecil
yaitu
responden tidak
nyaman
adanya gangguan dengan
dengan adanya perumahan
sistem irigasi sawah.
karena
d. Tanggapan
Kenyamanan
yaitu
nyaman
penduduk
terbesar
merasa dengan
perumahan
di
antara perumahan
dengan penduduk asli.
sebanyak 41,49%
responden
terjalin
komunikasi
dengan Adanya Perumahan Persentase
tidak
e. Tanggapan
tidak
Keamanan
dengan Adanya Perumahan
adanya Desa
yaitu 17
Persentase
terbesar
sebanyak
65,96%
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga . . . (Romadoni Tricahyani) responden menjawab tidak
Sekitar Perumahan Berdasarkan
aman.
Indikator
Persentase
berikutnya sebesar 24,47%
yang
Ditetapkan
BKKN
responden menjawab tetap
Tingkat
kesejahteraan
aman. Persentase terkecil
Rumah
Tangga
meliputi
yaitu
responden
50,00%
rumah
tangga
ragu-ragu.
responden berada pada tingkat
Respoden yang menjawab
kesejahteraan tahap I, 26,60%
tetap aman lebih banyak
rumah tangga responden berada
dibandingkan
pada tingkat pra sejahteran,
9,57%
menjawab
yang
menjawab tidak aman. Alasan menjawab
13,83%
responden tidak
rumah
tangga
responden berada pada tingkat
aman
kesejahteraan II, 6,38% ruma
karena di wilayah tempat
tangga responden berada pada
tinggalnya kerap dijumpai
tingkat kesejahteraan III, 3,19%
tindak
seperti
rumah tangga responden berada
pencurian
pada tingkat kesejahteraan III
kejahatan
pembegalan,
barang berharga, pencurian
plus.
di tempat usaha. Sebagian besar
responden
menjwab
tidak
Kondisi
yang
kesejahteraan
aman
penduduk
tingkat rumah
asli
di
tangga sekitar
bertempat tinggal di Dusun
perumahan Desa Potorono yaitu
Mertosanan
sebanyak 50,00% rumah tangga
Kulon
dan
Banjardadap. Kedua dusun
responden
tersebut berada di sekitar
kesejahteraan tingkat I, dan
Jalan
hanya 3,19% rumah tangga
Karang Turi-Pleret
yang
merupakan
paling
ramai
Potorono. tersebut jumlah
di
Kedua juga
responden yang berada pada
Desa
tingkat
dusun
III
menunjukan
memiliki
perumahan
kesejahteraan
yang
masih rendah.
Asli
plus.
Hal
ini
bahwa
tingkat
rumah
tangga
penduduk setelah pembangunan
2. Tingkat Kesejahteraan Rumah Penduduk
pada
jalan
paling banyak.
Tangga
berada
di 18
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga . . . (Romadoni Tricahyani) IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
pendapatan
A. KESIMPULAN
Rp500.000,00-
Berdasarkan hasil penelitian
rata-rata
Rp2.400.000,00,
dan pembahasan yang telah
ART
dilakukan, maka kesimpulan
berkeja
penelitian sebagai berikut:
perpenghasilan
1.
Karakteristik sosial ekonomi
Rp300.000,00-
rumah
tangga
responden
Rp1.040.000,00,
yaitu
52,13%
responden
total
71,43%
responden
yang rata-rata
71,28%
pendapatan
rumah
memiliki tingkat pendidikan
tangga responden rata-rata
SMA/SMK Anggota
dan
45,57%
Rp500.000,00-
Rumah
Tangga
Rp2.400.000,00,
(ART) responden memiliki
menunjukan
tingkat
rumah
pendidikan
SMA/SMK
menunjukan
tangga
penghasilan responden
masih rendah.
tingkat pendidikan rumah
2. Tanggapan
responden
tangga responden tergolong
mengenai adanya perumahan
sedang.
yaitu
rumah
Sebesar tangga
60,64% responden
sebesar
44,69%
responden menyatakan tidak
memiliki jumlah ART antara
menyetujui
4-5 jiwa. 29,79% rumah
perumahan. Sebesar 47,87%
tangga responden memiliki
responden tidak diuntungkan
jumlah tanggungan sebanyak
dengan adanya perumahan.
dua jiwa. Sebesar 22,34%
Sebesar 52,13% responden
responden
menjawab tidak dirugikan
bermatapencaharian swasta,
dengan adanya perumahan.
26,79%
responden
Sebesar 41,49% responden
yang
bekerja
merasa tidak nyaman dengan
bermatapencarian
sebagai
adanya perumahan. Sebesar
ART
buruh,
sebagian
besar
65,96%
adanya
responden
responden dan ART bekerja
menyatakan kondisi
di sektor perdagangan dan
aman
jasa.
perumahan.
Sebesar
responden
78,72% memiliki 19
meskipun
tetap ada
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga . . . (Romadoni Tricahyani) 3. Tingkat
kesejahteraan
Rumah
Tangga
agar tidak merugikan sektor
(RT)
pertanian.
responden yaitu sebanyak 50,00%
RT
berada
pada
kesejahteraan
pemerintah
Potorono
tingkat
mediator
untuk
menghubungkan
antara
26,60%
I. RT
dapat
Desa
responden
tahap
Sebanyak
2. Bagi
pihak
menjadi
pengembang
responden merupakan rumah
perumahan,
penghuni
tangga prasejahtera. Sebesar
perumahan
dengan
13,83%
RT
penduduk asli agar dapat
berada
pada
kesejahteraan
responden tingkat tahap
terjalin
II.
baik. 3. Bagi
Sebesar
6,38%
RT
responden
berada
pada
komunikasi
yang
masyakarat
Desa
Potorono
dapat
tingkat kesejahteraan tahap
menyesuaikan diri dengan
III, dan 3,19% RT responden
berbagai
berada
tingkat
terjadi dalam waktu yang
kesejahteraan tahap III plus.
singkat baik sosial maupun
Data tersebut menunjukan
ekonomi.
pada
bahwa tingkat kesejahteraan rumah
tangga
4. Bagi
responden
perubahan yang
masyarakat
Potorono dapat menerima
dengan adanya perumahan
dengan
masih rendah.
pendatang
B. SARAN
baik
banyaknya
namun
tetap
menjaga norma-norma yang
Berdasarkan hasil penelitian,
sudah dipegang teguh.
maka peneliti ingin menyampaikan
5. Bagi
beberapa saran antara lain: 1. Bagi
Desa
pemerintah
Potorono
mahasiswa
perlu
penelitian
lebih
adanya Desa
lanjut mengenai perubahan
dapat
sosial
ekonomi
melaksanakan kontrol untuk
adanya
pengembangan
perumahan
wilayah
permukiman agar area yang
Potorono.
dialih fungsikan benar-benar lahan yang tidak produktif 20
dengan
pembangunan di
Desa
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga . . . (Romadoni Tricahyani) Eva Banowati. 2012. Geografi Indonesia. Yogyakarta: Ombak
DAFTAR PUSTAKA Arifah Putri Oktafiani. 2012. Dampak Adanya Perumahan Joho Baru Terhadap Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Rumah Tangga di Desa Joho Kecamatan Sukoharjo Tahun 2003 – 2011. Skripsi. tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta
Gilarso T. 1992. Pengantar Ekonomi Bagian Mikro. Yogyakarta: Kanisius Ida Bagoes Mantra. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Masri Singarimbun dan Sofian Efendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES
Badan Pusat Statistik. 1993. Hasil Survai Sosial Ekonomi Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 1993. Yogyakarta: BPS
Nursid Sumaatmaja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Bandung: Alumni
-----------. 1994. Statistik Kesejahteraan Rumah Tangga. Jakarta: CV Citra Mekar Abadi.
Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara
BKKBN. 2014. Tata Cara Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan Pendataan Keluarga Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan pembangunan Keluarga. Jakarta: BKKBN
Said
Rusli. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta: LP3ES
Ilmu
Sri Soertiningsih Aditono dan Omas Bulan Samosir. 2010. Dasar-dasar Demografi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Press
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Bintarto. 1983. Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Bintarto & Surastopo Hadisumarno. 1991. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES
Suharyono dan Moch. Amien. 2013. Pengantar Filsafat Geografi. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. 2002. Metode Penelitian Jakarta: Bumi Aksara
Suryosubroto. 2010. Beberapa Aspek Dasardasar kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Febnina Setia Abiasta. 2011. Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk di Desa Adisana Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes Tahun 2000 – 2009. Skripsi, tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta
Sumadi Suryabrata. 1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2011. tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
21