perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS XII TPTL2 SMK NEGERI 2 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
TESIS Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister Program Studi Magister Teknologi Pendidikan
Oleh : RUSWADI S 810809220
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit2011 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS XII TPTL 2 SMK NEGERI 2 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Disusun oleh: RUSWADI NIM: S 810809220
Disetujui oleh: Dewan Pembimbing Jabatan
Pembimbing I
Nama
Tanda Tangan
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.
Pembimbing II Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd.
……………… 23-2-2011
……………… 25-2-2011
Mengetahui Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. commit to user
ii
Tanggal
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN TESIS
UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS XII TPTL 2 SMK NEGERI 2 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Disusun oleh: RUSWADI NIM: S 810809220
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Jabatan
Ketua
Nama
Tanda Tangan Tanggal
Prof. Samsi Haryanto, M.Pd.
……………
17-3-2011
Sekretaris Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.
……………
17-3-2011
Anggota 1. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd.
……………
17-3-2011
…………….
17-3-2011
2. Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd. Mengetahui, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Direktur,
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
Prof. Drs. Suranto, M.Sc, PhD. NIP. 195708201985031004 commit to user
iii
Prof. Dr. H. Mulyoto, M.Pd NIP. 194307121973011001
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Sesungguhnya setelah kesusahan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan). Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu menggantungkan. (QS. Al-Insyiroh: 6-8)
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulisan tesis yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS XII TPTL2 SMK NEGERI 2 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011” dapat diselesaikan dengan lancar oleh penulis. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan tesis ini. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada: 1. Bapak Prof. Dr. dr. Moch Syamsulhadi, Sp Kj, selaku rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bapak Prof. Drs. Suranto, M. Sc. Ph.D selaku direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dan sekaligus sebagai pembimbing I. 4. Ibu Dr. Nunuk Suryani, M. Pd, selaku sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Bapak Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd, selaku pembimbing II, yang dengan sabar telah memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan tesis ini. commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Seluruh staf pengajar Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ilmu selama ini. 7. Seluruh karyawan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu dan memberikan pelayanan dengan baik selama ini. 8. Tim Penguji Tesis Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan perbaikan tesis ini. 9. Bapak Drs. Subono, selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen yang telah memberikan kesempatan penulis dan ijin untuk mengadakan penelitian. 10. Rekan guru dan karyawan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen yang telah membantu kelancaran dalam penelitian ini. 11. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu demi kelancaran penyusunan tesis ini. Peneliti sadar bahwa laporan penelitian ini banyak memiliki kekurangan. Karena itu, peneliti berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun sehingga peneliti dapat melakukan penelitian dengan lebih sempurna. Mudah-mudahan laporan penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, Maret 2011 Penulis,
Ruswadi commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI JUDUL …………………………………………………………………………..
i
PENGESAHAN PEMBIMBING .………………………………………………
ii
PENGESAHAN PENGUJI TESIS ...……………………………………………
iii
MOTTO ....................……………………………………………………………
iv
PERSEMBAHAN ....……………………………………………………………
v
PERNYATAAN ...................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ..…………………………………………………………
vii
DAFTAR ISI .. ………………………………………………………………….
ix
DAFTAR TABEL ........... ………………………………………………………
xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................
xiii
ABSTRAK .....................……………………………………………………….
xiv
ABSTRACT .................………………………………………………………...
xvi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...............................................
1
B. Rumusan Masalah .........................................................
9
C. Tujuan Penelitian ..........................................................
9
D. Manfaat Penelitian ........................................................
9
KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ............. ……………………………..
11
1.Belajar dan Pembelajaran Efektif ............... ...……….
11
a. Teori Belajar ......................……………………….
11
b. Faktor commit yang Mempengaruhi Keefektifan Belajar ..... to user
13
vii
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III
digilib.uns.ac.id
c. Hasil Belajar .............................................................
14
d. Teori Pembelajaran ...................................................
16
e. Pembelajaran Efektif ..................................................
20
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK .....................
21
3.Pembelajaran Kooperatif ...............................................
22
a. Definisi Pembelajaran Kooperatif .............................
22
b. Unsur-Unsur dalam Pembelajaran Kooperatif .........
23
4. Teori Menulis .... ..........................................................
24
5. Model Pembelajaran Tipe Jigsaw ................................
32
B. Penelitian yang Relevan ................................................
34
C. Kerangka Berpikir .........................................................
37
D. Hipotesis ........................................................................
37
METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian ..........……………………………….
38
1. Lokasi Penelitian .....................................................
38
2. Waktu Penelitian .....................................................
40
B. Subjek Penelitian ..........……………………………….
40
C. Methode Penelitian…………………………………….
41
D. Prosedur Penelitian ...............………………………….
46
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................
49
1. Sumber Data ............................................................
49
2. Teknik Pengumpulan Data ......................................
49
Indikator Keberhasilan .................................................. commit to user
51
F.
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
G. Teknik Analisa Data ...................................................... BAB IV
BAB V
52
HASIL PENELITIAN DAN TEMUAN PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ..........................................
54
1. Kegiatan Pra Tindakan ............................................
54
2. Pelaksanaan Tindakan Kelas ...................................
60
a. Siklus Pertama ..................................................
60
b. Siklus Kedua ......................................................
74
c. Sklus Ketiga ......................................................
86
3. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................
92
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ..……………………………………………
98
B. Implikasi ......................................................................
100
C. Saran
….........…………………………………….
100
DAFTAR PUSTAKA ...………………………………………………………
104
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..………………………………………………….
106
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Peningkatan Nilai pada Siklus 1 ..................................................
71
Tabel 4.2 Aspek Penilaian Tes Siklus 1.......................................................
71
Tabel 4.3 Peningkatan Nilai pada Siklus II..................................................
82
Tabel 4.4 Aspek Penilaian Tes Siklus II ......................................................
82
Tabel 4.5 Peningkatan Nilai pada Siklus III ................................................
89
Tabel 4.6 Aspek Penilaian Tes Siklus III .....................................................
90
Tabel 5 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian..................................................
96
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Analisis Hasil Evaluasi Belajar (Pre-Tes) …………….. 106
Lampiran 2
: Analisis Hasil Evaluasi Belajar (Tes Siklus 1) ………... 107
Lampiran 3
: Analisis Hasil Evaluasi Belajar (Tes Siklus 2) ………... 108
Lampiran 4
: Analisis Hasil Evaluasi Belajar (Tes Siklus 3) ………... 109
Lampiran 5
: Silabus Pembelajaran ......................................………... 110
Lampiran 6
: RPP Siklus 1 ....................................................………... 112
Lampiran 7
: RPP Siklus 2 ....................................................………... 116
Lampiran 8
: RPP Siklus 3 ....................................................………... 120
Lampiran 9
: Catatan Lapangan 1. Hasil Observasi Pratindakan .........123
Lampiran 10 : Catatan Lapangan 2. Hasil Observasi Siklus 1 Pertemuan 2 ................................................................... 124 Lampiran 11 : Catatan Lapangan 2. Hasil Observasi Siklus 2 Pertemuan 1 ................................................................... 127 Lampiran 12 : Catatan Lapangan 2. Hasil Observasi Siklus 3 Pertemuan 2 ................................................................... 130 Lampiran 13 : Foto-Foto Penelitian ....................................................... 131
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Ruswadi,
S
810809220.
2011.
UPAYA
MENINGKATKAN
HASIL
PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS XII TPTL2 SMK NEGERI 2 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/201. Tesis : Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian
ini
bertujuan
untuk
(1)
meningkatkan
mutu
proses
pembelajaran menulis surat resmi siswa kelas XII TPTL2 SMK Negeri 2 Sragen dan (2) meningkatkan hasil kemampuan menulis surat resmi siswa setelah diberi pelajaran melalui strategi belajar kooperatif jigsaw. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode Classroom Action Research yang biasa disebut CAR atau lebih dikenal dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran secara bersiklus. Dalam setiap siklus memiliki empat langkah yaitu : (1) tahap perencanaan (planning), (2) tahap pelaksanaan tindakan (acting), (3) tahap observasi (observing), dan (4) tahap refleksi (reflecting). Sedangkan subjek penelitian adalah siswa kelas XII berjumlah 34 Siswa SMK Negeri 2 Sragen terdiri dari Siswa putra 34 dan 1 orang guru. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara : 1) pengamatan, 2) wawancara, 3) dokumen, dan 4) keterampilan menulis surat resmi digunakan tes menulis. Pengujian analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara trianggulasi sumber data trianggulasi metode pengumpulan data. Teknik analisis data kualitatif menggunakan deskriptif komparatif, teknik analisis data kuantitatif menggunakan teknik statistic deskriptif. Hasil penelitian adalah : 1) Penggunaan strategi koooperatif learning jigsaw dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran menulis siswa kelas XII SMK Negeri 2 Sragen. 2) Penggunaan strategi kooperatif learning dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas XII SMK Negeri 2 Sragen. Penerapan strategi commit to user pembelajaran kooperatif learning – Jigsaw ternyata mampu meningkatkan xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kemampuan siswa dalam menulis/mengarang. Hal ini terindikasi adanya peningkatan jumah siswa yang mengalami ketuntasan belajar dari siklus I hingga siklus III. Disamping itu juga adanya peningkatan nilai rata – rata kemampuan menulis narasi dari siklus I hingga siklus III. Siklus I jumlah siswa yang tuntas mencapai 11 siswa (32.35%) dan nilai rata – ratanya adalah 65.64, Pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 24 siswa (75%). Dan nilai rata – rata mencapai 69.5 Sehingga dilanjutkan tindakan siklus III. Hasilnya cukup memuaskan, karena jumlah siswa tuntas mencapai 31 siswa (91.17%). Dan reratanya mencapai 73.2
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Ruswadi, S 810809220 2011. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS XII TPTL2 SMK NEGERI 2 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/201. Thesis : The Graduate Program in Education Technology, Graduate Program, Sebelas maret University, Surakarta 2011. The aims of this research to improve : (1) the quality of formal letters writing learning process of the students in Grade XII of SMK Negeri 2 Sragen, and (2) the results of formal letters writing ability of the students following the writing learning with Jigsaw cooperative learning strategy. This research is a classroom action research aimed at solving the problems in the learning through four cycles. Each cycle covered (1) planning, (2) action, (3) observation, and (4) reflection. The subjects of the research were 34 students and all of them are male in Grade XII SMK Negeri 2 Sragen and a class teacher. Its data were gathered through 1) observation, 2) in-depth interview, 3) content analysis (document analysis), and 4) test of formal letters writing skill. The data were validated through data source and data gathering method triangulations. The data were then analyzed by means of qualitative and quantitative technique of analysis. The former used the comparative descriptive technique, whereas the latter used the descriptive statistic one. The results of the research are as follows: 1) The use of Jigsaw Cooperative Learning strategy can improve the writing interest of the students in Grade XII SMK Negeri 2 Sragen. 2) The use of Jigsaw Cooperative Learning strategy can improve the writing skill of the students in Grade XII SMK Negeri 2 Sragen. The application of Jigsaw cooperative learning strategy apparently is able to improve the students’ writing ability as indicated by the increased number of the students completing their writing subject matter from Cycle I through Cycle III. Besides, the average scores of their narration writing also increase from Cycle I commit to user through Cycle III. In Cycle I, the number of students completing their writing subject xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
is 11 (32.35%), and their average scores are 65.64. In cycle II, the number of students completing their writing subject matter is 24 (75 %), and their average scores are 69.5. In Cycle III, the number of students completing their writing subject matter is 31 (91.17 %), and their average scores are 73.2; this result is somewhat satisfactory compared to the first and second cycles.
commit to user
xv
digilib.uns.ac.id1
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang penting, yang dipelajari mulai dari jenjang pendidikan tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Hakikat diberikannya mata pelajaran bahasa Indonesia dijenjang pendidikan menengah adalah sebagai wahana komunikasi dan alat ekspresi budaya telah terbukti mampu mempersatukan dan memelihara eksistensi bangsa Indonesia. Setiap berbahasa yang positif harus melandasi kemahiran berbahasa. Pengembangan kemahiran berbahasa Indonesia di jalur pendidikan formal (sekolah) dilaksanakan melalui mata diklat Bahasa Indonesia. Dengan demikian, pada hakikatnya mata diklat Bahasa Indonesia adalah wahana bagi peserta didik untuk
mengembangkan
kemahiran
berbahasa
Indonesia,
menumbuhkan
kesadaran berbahasa, yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan bernalar dan membangun karakter, kesetiaan, kebanggan, dan kecintaan terhadap bahasa dan bangsa Indonesia. Mengingat pentingnya kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia bagi kehidupan bangsa dan negara Indonesia, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang penting pula. Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dapat dilakukan beberapa jalur, antara lain jalur media massa, media cetak, maupun elektronik, jalur pendidikan, dan jalur kelembagaan. commit to user
digilib.uns.ac.id2
perpustakaan.uns.ac.id
Di antara jalur-jalur tersebut jalur pendidikan merupakan jalur yang paling efektif dan efisien. Oleh karenanya, bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran pokok dan menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Akhir Nasional (UAN). Pembinaan san pengembangan Bahasa Indonesia di jalur pendidikan saat ini diatur dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Sejalan dengan fungsi mata pelajaran bahasa Indonesia, maka hakikat diberikannya mata pelajaran bahasa Indonesia dijenjang pendidikan menengah adalah sebagai wahana komunikasi dan alat ekspresi budaya telah terbukti mampu mempersatukan dan memelihara eksistensi bangsa Indonesia. Setiap berbahasa yang positif harus melandasi kemahiran berbahasa. Pengembangan kemahiran
berbahasa
Indonesia
di
jalur
pendidikan
formal
(sekolah)
dilaksanakan melalui mata diklat Bahasa Indonesia. Dengan demikian, pada hakikatnya mata diklat Bahasa Indonesia adalah wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan kemahiran berbahasa Indonesia, menumbuhkan kesadaran berbahasa, yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan bernalar dan membangun karakter, kesetiaan, kebanggan, dan kecintaan terhadap bahasa dan bangsa Indonesia. Tujuan utama pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas/Kejuruan dan Madrasah Aliyah adalah untuk: (1) Membekali siswa sejumlah konsep bahasa untuk mengetahui dan membekali keterampilan membaca, menyimak, berbicara dan menulis. commit to user
digilib.uns.ac.id3
perpustakaan.uns.ac.id
(2) Membekali siswa dengan konsep bahasa untuk mengatasi masalah bahasa dalam kehidupan sehari-hari terutama yang terjadi di lingkungan setingkat individu, rumah tangga, desa, kecamatan, kabupaten, propinsi dan nasional. (3) Membekali siswa sejumlah konsep bahasa Indonesia yang diperlukan untuk mendalami ilmu bahasa Indonesia pada jenjang selanjutnya. (4) Membekali siswa nilai-nilai serta etika berbahasa dalam kehidupan seharihari. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tingkat SMK, terutama kelas XII, pelajaran menulis adalah bagian dari kompetensi yang dikembangkan dan dibekalkan kepada peserta didik setelah aspek membaca. Standar Kompetensi menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII adalah “berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
setara dengan kualifikasi
Unggul”, dengan Kompetensi Dasar “ menulis surat dengan memperhatikan jenis surat sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi”. Dengan kata lain, siswa kelas XII harus memiliki kemampuan menulis surat resmi yang sesuai dengan kriteria kinerja yaitu: (1) Surat pemberitahuan / edaran, ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi. (2) Surat undangan, ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi. (3) Surat penawaran dan pesanan ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi. (4) Pesan ditulis oleh peserta diklat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id4
(5) Perjanjian sederhana ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi. (6) Surat lamaran kerja ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi (Sumber: Memahami Bahasa Indonesia untuk SMK Tingkat 3). Tetapi, realitas menunjukkan bahwa kemampuan menulis surat resmi siswa kelas XII-Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik (TPTL) SMK Negeri 2 Sragen tahun ajaran 2010/2011 sangat rendah. Hal tersebut tentu saja menimbulkan keprihatinan tersendiri, mengingat mereka telah memperoleh materi menuis surat resmi sejak bangku Sekolah Menengah Tingkat Pertama. Rendahnya kemampuan menulis mereka tercermin dari : (1) Siswa merasa enggan dan merasa kesulitan apabila diberi tugas menulis. (2) Sebagian besar hasil tulisan siswa tidak sesuai dengan ketentuan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). (3) Struktur kalimat yang tidak jelas, serta kekurangan kemampuan siswa membedakan secara hakiki surat dinas, resmi dan pribadi. (4) Siswa kesulitan di dalam mengembangkan ide di dalam menulis. (5) Nilai rata-rata kelas untuk pelajaran menulis tidak memenuhi KKM. Nilai rata-rata kelas mata pelajaran menulis pada semester 1 hanya 5.9. Padahal, KKM untuk mata pelajaran menulis adalah 7.0. Peneliti mencoba untuk menemukan penyebab rendahnya kemampuan menulis siswa dengan melakukan observasi di kelas, tes tertulis, wawancara preriset terhadap beberapa siswa, guru, dan orang tua siswa. Penulis melakukan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id5
observasi di kelas selama pelajaran bahasa Indonesia terutama pada saat peajaran menulis. Selain itu, peneliti juga meminta siswa untuk membuat surat resmi. Pre-tes dilaksanakan untuk mengukur tingkat kemampuan menulis siswa. Siswa diminta untuk menulis surat resmi, yaitu surat undangan dari Ketua OSIS kepada para pengurus OSIS untuk mengadakan rapat Panitia Idul Adha. Kriteria penilaian tulisan siswa meliputi; sistematika penulisan, penulisan sesuai EYD, isi sesuai perintah, dan kebersihan dan kerapihan.
Hasil tes tertulis siswa
menunjukkan bahwa lebih dari 50% tulisan siswa tidak sistematis, hasil tulisan siswa tidak sesuai dengan EYD (36%), isi tulisan tidak sesuai dengan perintah (67%), dan tulisan kurang bersih dan rapi (40%). Data pre-tes menunjukkan bahwa lebih dari 80% siswa kelas XII-TPTL SMK Negeri 2 Sragen tidak memenuhi KKM. KKM menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 70. Dari 34 siswa, hanya 11.7% siswa atau hanya 4 siswa yang nilainya memenuhi KKM. Sementara itu, nilai rata-rata pretes untuk pelajaran menulis adalah 59.3. Dengan membandingkan nilai rata-rata kelas dan nilai KKM, dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan menulis surat resmi siswa kelas XII-TPTL tergolong rendah. Untuk memperoleh data yang lengkap dan akurat, peneliti melakukan wawancara informal terhadap beberapa siswa terkait dengan kesulitan mereka dalam menulis. Peneliti menanyakan penyebab kesulitan mereka pada pelajaran menulis. Berdasarkan hasil wawancara, kebanyakan siswa merasa kesulitan dalam menulis karena mereka jarang praktik menulis, tidak terbiasa menulis, dan juga tidak suka menulis. Selama pelajaran bahasa Indonesia dalam kelas, maupun commit to user
digilib.uns.ac.id6
perpustakaan.uns.ac.id
belajar di rumah, siswa lebih banyak fokus untuk mengerjakan soal-soal persiapan ujian atau tes. Waktu mereka untuk menulis sangat terbatas. Berdasarkan hasil pengamatan latar belakang social ekonomi keluarga siswa, fakta menunjukkan bahwa sekitar 50% siswa berasal dari Keluarga Pra Sejahtera. Hal tersebut menyiratkan bahwa kemungkinan mereka memperoleh tambahan pengetahuan di luar sekolah sangat kecil. Siswa yang mengikuti les, atau tambahan pelajaran di luar sekolah sangat sedikit. Bahkan beberapa dari mereka ada yang harus membantu orang tua bekerja setelah sekolah. Jadi, mereka hanya mengandalkan memperoleh ilmu di sekolah. Dan apabila ilmu yang diperoleh dari guru dan sekolah kurang maksimal, maka kemampuan mereka juga menjadi kurang maksimal juga. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII-TPTL pada saat diampu guru lain, peneliti menemukan fakta bahwa penyampaian materi kurang kondusif. Guru hanya menerangkan materi secara satu arah, siswa mendengarkan dan menulis penjelasan guru, dan untuk mengukur kemampuan siswa, guru meminta mereka mengerjakan soal-soal latihan atau mengadakan ulangan harian. Apa yang telah dilaksanakan oleh guru seperti tersebut diatas memiliki beberapa kelemahan antara lain; (1) siswa tidak memiliki kesempatan untuk berekspresi, (2) siswa menjadi tidak kreatif, dan (3) ruang lingkup siswa secara social selama pelajaran menjadi terbatas. Siswa tidak dapat beriskusi, bertukar pikiran, berekspresi dengan teman mereka selama pembelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id7
Selain itu, guru mengajar dengan melakukan aktifitas yang rutin dan sama, tanpa menyadari bahwa hal tersebut menyebabkan siswa menjadi bosan. Akibatnya, siswa tidak dapat memahami materi sepenuhnya karena motivasi dan partisipasi mereka turun atau hilang karena rasa bosan tersebut. Hal tersebut sejalan dengan apa yang telah disampaikan oleh Brown, “Routine activities in learning can make the students bored. As a result, their motivation and participation in learning will decrease” (Brown, 2001: 48). Guru-guru juga mengalami kesulitan di dalam memberikan pelajaran menulis surat. Hambatan yang dialami oleh guru adalah rendahnya minat siswa dalam pembelajaran menulis. Metode pembelajaran yang kurang variatif serta kurang menarik minat siswa, sehingga hasilnya kurang memuaskan. Jadi, secara umum, hasil pembelajaran menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SMK masih rendah. Rendahnya hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia juga tercermin dari hasil belajar mata pelajaran siswa kelas XII TPTL, SMK Negeri 2 Sragen. Hal ini dapat diketahui dari rata-rata nilai teori serta berlatih memecahkan masalah bahasa Indonesia di lingkungan pendidikan dan masyarakat. Berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas, maka peneliti merencanakan untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengattasi masalah kesulitan menulis surat resmi pada siswa kelas XII-TPTL SMK Negeri 2 Sragen tahun ajaran 2010/2011. Menurut Muslikah, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya melalui refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil commit to user
digilib.uns.ac.id8
perpustakaan.uns.ac.id
belajar siswa akan meningkat (Muslikah, 2010: 33). Sementara menurut Suwandi bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pengamatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suwandi, 2008: 15-16). Peneliti merencanakan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Jigsaw adalah metode pembelajaran kooperatif yang diadopsi oleh Slavin di Universitas John Hopkins (Trianto, 2009: 73). Pembelajaran dengan metode Jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru menanyakan siswa apa yang mereka ketahui tentang topik tersebur. Kegiatan sumbang saran tersebut dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif siswa agar siap menghadapi pelajaran yang baru. Kemudian guru membagi siswa dalam kelompok. Guru membagi topik kepada tiap kelompok untuk dipelajari. Kemudian tiap kelompok mengirim 1 orang untuk menjadi tim ahli (expert team). Tim ahli akan berdiskusi mengenai topik mereka dalam kelompok tersebut sehingga menjadi pengetahuan yang utuh yang mengintegrasikan pengetahuan antar konsep. Selanjutnya mereka kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan dan mendiskusikan pengetahuan yang mereka peroleh (Suprijono, 2009: 89-90). Lebih lanjut, menurut Slavin dalam Supriyanto (2009: 91), langkah-langkah pembelajaran Jigsaw adalah: (1) Pendahuluan
commit to user
digilib.uns.ac.id9
perpustakaan.uns.ac.id
Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok (home group). Setiap siswa diberi tugas untuk menguasai dan memahami bagian tugas yang menjadi tanggung jawabnya. (2) Pembentukan kelompok (Focused Exploration) Anggota home group yang sudah memahami materi membentuk kelompok fokus yang mendiskusikan materi yang dikuasainya. (3) Pelaporan dan Penajaman (Reporting and Resharping) Para siswa kembali pada kelompok semula. Kemudian ia melaporkan hasil penguasaan materi dari kelompok fokus. (4) Integrasi dan Evaluasi Guru mengevaluasi tentang materi yang didapatkan pada pembelajaran dan diskusi saat itu. Manfaat dari metode Jigsaw ini adalah siswa dapat memperoleh lingkup pembelajaran yang lebih luas dan mendalam mengenai beberapa topik dalam satu sesi pembelajaran (Trianto, 2009: 156). Melalui penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan guru, diharapkan akan ada peningkatan pada beberapa poin. Pertama, kemampuan menulis siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia akan meningkat. Kedua, nilai rata-rata ulangan harian yang diharapkan setelah penelitian adalah 70 atau mencapai nilai batas ketuntasan belajar mata pelajaran bahasa Indonesia. Ketiga, siswa menjadi aktif dan termotivasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas XII TPTL di SMKN 2 Sragen? 2. Apakah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas XII TPTL di SMKN 2 Sragen?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas XII TPTL di SMKN 2 Sragen. 2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas XII TPTL di SMKN 2 Sragen.
D. Manfaat Penelitian Dalam mengadakan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam menjawab masalah-masalah yang dihadapi di sekolah dalam mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia, oleh sebab itu penulis secara rinci mengemukakan manfaat penelitian ini adalah mendorong guru untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan manfaat : 1. Manfaat Teoritis commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw bagi siswa SMK Negeri 2 Sragen. b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan bahan acuan bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi Siswa Meningkatkan hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa kelas XII TPTL SMK Negeri 2 Sragen. b. Manfaat bagi Guru Melatih guru dalam memvariasi model pembelajaran terutama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran bahasa Indonesia. c. Manfaat bagi Sekolah Memberikan pengetahuan umum tentang model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas sehingga dapat dijadikan pedoman bagi guru lain. d. Manfaat bagi Perpustakaan Sekolah Menambah khasanah perpustakaan sekolah tentang upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia melalui penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw.
commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori Teori-teori yang melatar belakangi penelitian ini antara lain adalah teori tentang pembelajaran, teori tentang pembelajaran kooperatif, dan teori tentang pembelajaran tipe Jigsaw. 1. Belajar dan Pembelajaran yang Efektif Belajar dan pembelajaran adalah satu kesatuan. Pembelajaran berasal dari kata dasar ’belajar’. Pembelajaran merupakan terjemahan dari ’learning’, baik belajar maupun pembelajaran berpusat pada peserta didik. a. Teori Belajar Definisi belajar secara lengkap dikemukakan oleh Slavin (2000) seperti dikutip oleh Trianto (2009 yang mendefinisikan belajar sebagai; Learning is usually defined as a chane in individual caused by experience. Changes caused by development (such as growing taller) are not instances of learning. Neither are characteristics of individuals that are present as birth (such as reflexes and respons to hunger or pain). However, humans do so much learning from the day of their birth (and some say earlier) that learning and development are inseparably linked (Slavin dalam Trianto, 2009: 16). Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi
melalui
pengalaman,
dan
bukan
karena
pertumbuhan
atau
to user perkembangan tubuhnya commit atau karakteristik seseorang sejak lahir. Proses
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri. Menurut Morgan dalam Dimyati dan Mudjiono (1994: 98) belajar didefinisikan sebagai setiap hasil dari latihan atau pengalaman. Definisi ini mencakup tiga unsur, yaitu: (1) belajar adalah perubahan tingkah laku (2) perubahan tersebut terjadi karena latihan atau pengalaman bukan karena unsur kedewasaan, dan (3) perubahan tersebut harus relatif permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama Secara psikologi, belajar merupakan proses jiwa yang didalamnya terdapat fungsi-fungsi jiwa yang harus dikembangkan. Fungsi-fungsi jiwa itu antara lain merasa, berfikir, minat, kemampuan dan sebagainya yang semuanya itu dapat dilatih. Menurut Hamalik (2007) belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, tetapi lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan (Hamalik, 2007: 27). Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri: 1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
14 digilib.uns.ac.id
2) Berkesinambungan dengan perilaku lainnya. 3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup. 4) Positif atau berakumulasi. 5) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan. 6) Permanen atau tetap. 7) Bertujuan da terarah. 8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan (Trianto, 2009: 4). b. Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Belajar Menurut Staton dalam Suprijono (2009: 26-27), ada enam faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar, yaitu: (1) motivasi, yakni keinginan untuk belajar. Motivasi terjadi dari dua faktor yaitu: a) pengertian yang jelas tentang apa yang akan dipelajari dan, b) pengertian yang jelas tentang alasan-alasan mengapa mempelajarinya itu penting, (2) konsentrasi, yakni pemusatan segenap perhatian pada situasi belajar tertentu. Proses belajar bertambah cepat bila konsentrasi diperkuat, (3) reaksi, yakni penyerahan sesuatu bantuan untuk memungkinkan terjadinya proses belajar, (4) organisasi, yakni menempatkan bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan yang berarti, (5) Comprehension, yakni langkah terakhir dalam proses belajar dan, (6) repetisi (ulangan), yakni pengawetan terbesar dari proses belajar. Ulangan adalah pencegah kelupaan, tetapi harus disertai pemikiran dan tujuan. commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sementara itu, menurut Hamalik (2007), belajar yang efektif sangat dipengaruhi faktor-faktor kondisional yang ada. Faktor-faktor tersebut adalah: (1) Faktor kegiatan, pengunaan dan ulangan. (2) Belajar memerlukan latihan, dengan jalan: relearning, recalling, dan reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai dapat lebih mudah dipahami. (3) Belajar akan lebih berhasil bila siswa merasa berhasil dan mendapat kepuasannya. (4) Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil dalam belajarnya atau tidak. (5) Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar. (6) Pengalaman masa lampau (bahan apersepsi) dan pengertian-pengertian yang dimiliki oleh siswa, besar peranannya dalam proses belajar. (7) Faktor kesiapan belajar (8) Faktor minat dan usaha. (9) Faktor-faktor fisiologis. (10) Faktor intelegensi (Hamalik, 2007: 32-33). c. Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik (Sudjana 1999:3). Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar, sebagaimana diketahui bahwa commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hasil belajar merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dan pengaruh lingkungan (Sudjana, 1999:11). Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu kata “prestasi” dan “belajar”. Poerwadarminta (2004: 787) “prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan dan dikerjakan”. Selanjutnya Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud RI (1995 : 787) merumuskan
“bahwa
pada
hakekatnya
belajar
adalah
penguasaan
pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai test atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. Dengan demikian prestasi belajar adalah hasil maksimal dari suatu pekerjaan atau kecakapan untuk menambah atau mengumpulkan sejumlah pengetahuan atau kecakapan. Prestasi belajar juga dapat dikatan sebagai hasil yang dicapai individu melalui usaha yang dialami secara langsung dan merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan, ketrampilan, maupun kecakapan daalm situasi tertentu. Dapat juga dikatakan hasil maksimal dari apa yang diupayakan oleh siswa. Pretasi ini secara nyata dapat dilihat dalam bentuk kuantitatif yakni angka. Prestasi belajar ini antara siswa satudgn yang lainnya berbeda. Siswa yang belajar baik, tepat dalam menggunakan waktu belajar cenderung akan mempunyai prestasi belajar yang baik. Begitu juga sebaliknya. Pengertian prestasi belajar disini diartikan dengan prestasi belajar bahasa indonesia. Nilai atau prestasi belajar bahasa Indonesia ditekankan pada vocabulary, reading, listening, writing, dan speaking. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam mengikuti program commitoleh to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengajaran pada waktu tertentu dalam bentuk nilai (Depdikbud, 1990: 140). Hasil belajar siswa adalah akumulasi nilai pada raport. Bermacam-macam prestasi diantaranya adalah: prestasi baik, prestasi cukup, prestasi kurang. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam prestasi belajar antara lain: faktor individu, faktor lingkungan belajar, dan faktor materi pembelajaran. Beberapa cara untuk menentukan hasil belajar dengan menggunakan tes tertulis, tes lisan, tes perbuatan atau ketrampilan proses. Untuk mencapai suatu hasil belajar yang baik dan memuaskan, banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu para pendidik diharapkan mengetahuinya, sehingga dapat mengatur dan atau menggunakan faktor-faktor tersebut agar sedapat mungkin menguntungkan dalam proses interaksi belajar-mengajar. Suryabrata (2001: 183), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar (faktor eksogen), dan juga faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar (faktor indogen). Faktor-faktor yang berasal dari luar (eksogen) dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu : faktorfaktor non sosial dan faktor-faktor sosial. Sedangkan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar (endogen) dapat dibedakan pula menjadi dua golongan, yaitu faktor-faktor fisiologis serta faktor-faktor psikologis.
d. Teori Pembelajaran Pembelajaran adalah upaya pembimbingan terhadap siswa agar siswa itu secara sadar dan terarah keinginan untuk belajar dan memperoleh hasil belajar sebaik-baiknya, sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa yang bersangkutan.
commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar maksimal perlu memperhatikan Sesungguhnya
faktor-faktor terlalu
banyak
yang
mempengaruhi
faktor
yang
dapat
proses
belajar.
diketahu
yang
mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran itu. Semua faktor yang mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran itu dapat pula digolongkan menjadi faktor-faktor yang berasal dari orang yang belajar mandiri maupun yang berasal dari luar orang yang bersangkutan. Menurut Morgan dan kawan-kawan (2006 : 98) belajar didefinisikan sebagai setiap hasil dari latihan atau pengalaman. Definisi ini mencakup tiga unsur, yaitu (1) belajar adalah perubahan tingkah laku (2) perubahan tersebut terjadi karena latihan atau pengalaman bukan karena unsur kedewasaan, dan (3) perubahan tersebut harus relatif permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama
Secara psikologi, belajar merupakan proses jiwa yang
didalamnya terdapat fungsi-fungsi jiwa yang harus dikembangkan. Fungsifungsi jiwa itu
antara lain merasa, berfikir, minat, kemampuan dan
sebagainya yang semuanya itu dapat dilatih. Pada uraian diatas dinyatakan bahwa seseorang belajar dengan melalui aktivitas dalam suatu sistem penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, pemikiran, kegiatan fisik atau ,aktivitas motor. Siswa harus aktif berusaha dalam belajar, apakah suatu keterampilan menerima informasi, pengertian, kebiasaan, suatu pendapat, sikap, minat atau tuntutan dari lingkungan. Belajar adalah suatu proses yang diawali dengan aktivitas-aktivitas atau suatu perubahan yang diakhiri dengan reaksi untuk menghadapi situasi baru commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
19 digilib.uns.ac.id
yang dapat memberikan perubahan pada karakteristik anak sesuai dengan kematangannya. Kimble and Garmezy yang dikutip oleh Snelbecker (2004 : 75), Learning is a relatively permanent change in a behavioral tendency that occurs a result of reinforced practice. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang merupakan hasil dari penguatan praktek. Garry and Kingsley yang dikutip oleh Snelbecker (2004: 98) menyatakan, bahwa learning is the process by which behavior (in the broad sense) is originated or changed trough practice or training. (Snelbecker; 2004: 121). Belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti luas) yang diubah melalui praktek atau latihan. Bigge yang dikutip oleh Snelbecker (2004 : 57), memberi definisi belajar sebagai; learning. in contrast with matl/ration. is a change iniliving individua which is not heralded by his genetic in heritance. It may be a change in insight, behavior, perception, or motivation. or a combination of these [Snelbecker 2004: 13]. Belajar yang diaktifkan dengan kematangan adalah suatu perubahan dalam kehidupan individu yang tidak dipengaruhi oleh faktor warisan. Be1ajar memungkinkan adanya perubahan dalam insight, tingkah laku, persepsi, motivasi atau gabungan dari semuanya. Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak adapat dipisahkan dari kegiatan manusia, sebab kebutuhan manusia makin lama makin bertambah banyak, baik kuantitas maupun kualitas. Tanpa belajar manusia tidak akan mungkin dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Belajar pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
20 digilib.uns.ac.id
seseorang yang menghasilkan perubahan pada dirinya, baik dalam bentuk pengetahuan dan ketrampilan maupun dalam bentuk sikap dan nilai positif selama berlangsung kegiatan pembelajaran. Pembelajaran sebagai pengganti istilah mengajar, pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seorang atau tim untuk melakukan kegiatan belajar sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. (Tohar, 2004: 1). Kegiatan mengajar mencakup tahap-tahap: perencanaan, strategi mengajar, persiapan pelaksanaan, termasuk penciptaan iklim belajar mengajar yang serasi dan pemberian motivasi belajar, penilaian prestasi belajar hingga pelaksanaan pengajaran remidial bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Bagi tenaga kependidikan ada beberapa tahapan yang dilakukan supaya proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, menurut Tohar (2004: 36) tahap-tahap dalam pembelajaran adalah : 1) Perumusan tujuan pengajaran, merupakan pernyataan tentang apa yang diharapkan untuk diketahui, dilakukan dan dihayati oleh siswa setelah menyelesaikan suatu kegiatan belajar. 2) Pengembangan alat evaluasi, adalah suatu yang digunakan untuk mempermudah seseorang untuk mengumpulkan informasi dan memanfaatkannya sebagai penimbang dan pengambilan keputusan. Untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan, pengajaran disusun alat evaluasi dengan perubahan tingkah laku diantaranya adalah : tes lisan, tertulis, perbuatan. Jika tertulis berbentuk essei, obyektif, melengkapi angket studi kasus. 3) Analisis Tugas Belajar dan Identifikasi commit to userKemampuan Siswa
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kemampuan yang ingin dicapai sebagai tujuan pengajaran, diurai atas unsur-unsur tingkah laku yang membentuk kemampuan tersebut. Unsurunsur yang telah diidentifikasi tersebut diseleksi sehingga hanya unsurunsur yang diidentifikasi karakteristik individual siswa seperti : kecerdasan, bakat, kebiasaan belajar, motivasi belajar, kemampuan awal dan kebutuhan belajar siswa terutama menyangkut kesulitan belajar. 4) Penyusunan Strategi Belajar Mengajar Strategi belajar mengajar hakekatnya ialah rencana kegiatan belajar yang dipilih guru untuk dilaksanakan baik oleh siswa maupun oleh guru dalam rangka usaha pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Penyusunan strategi belajar ini menyangkut uraian tentang jadwal kegiatan, tempat pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, format lama waktu pertemuan. Kriteria yang digunakan dalam memilih strategi ialah : efisiensi, efektifitas dan keterlibatan siswa. 5) Diskusi atau tanya jawab, kerja kelompok, perorangan. Diskusi dilakukan di dalam kelas saat berlangsungnya proses belajar mengajar dan dilakukan oleh guru dan siswa baik secara individu maupun kelompok. 6) Monitoring belajar mengajar. Melakukan monitoring terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa apakah bisa berjalan sesuai tujuan yang ditetapkan atau tidak (Tohar, 2000 : 38).
e. Pembelajaran Efektif Untuk menumbuhkan motivasi belajar dalam rangka untuk meraih prestasi, dapat dilakukan dengan berbagai upaya diantaranya adalah sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
22 digilib.uns.ac.id
1) Menumbuhkan keyakinan dan percaya diri bahwa seseorang dapat melaksanakan tugas atau belajar dengan baik, dan keyakinan tersebut akan mampu berkembang bila ada upaya yang bersungguh-sungguh. 2) Dalam melaksanakan tugas atau belajar untuk mencapai prestasi dilakukan dengan rasa ikhlas dan senang, serta mempunyai tujuan yang jelas. 3) Antara tujuan yang ingin dicapai dan keberhasilan yang dicapai pada diri seseorang ada keterkaitannya. 2. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tujuan utama pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas/Kejuruan dan Madrasah Aliyah adalah untuk: 1) Membekali siswa sejumlah konsep bahasa untuk mengetahui dan membekali keterampilan membaca, menyimak, berbicara dan menulis. 2) Membekali siswa dengan konsep bahasa untuk mengatasi masalah bahasa dalam kehidupan sehari-hari terutama yang terjadi di lingkungan setingkat individu, rumah tangga, desa, kecamatan, kabupaten, propinsi dan nasional. 3) Membekali siswa sejumlah konsep bahasa Indonesia yang diperlukan untuk mendalami ilmu bahasa Indonesia pada jenjang selanjutnya. 4) membekali siswa nilai-nilai serta etika berbahasa dalam kehidupan seharihari. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tingkat SMK, terutama kelas XII, pelajaran menulis adalah bagian dari kompetensi yang dikembangkan dan dibekalkan kepada peserta didik setelah aspek membaca. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
Standar Kompetensi menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII adalah “berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
setara dengan kualifikasi
Unggul”, dengan Kompetensi Dasar “ menulis surat dengan memperhatikan jenis surat sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi”. Dengan kata lain, siswa kelas XII harus memiliki kemampuan menulis surat resmi yang sesuai dengan kriteria kinerja yaitu: (1)
Surat pemberitahuan / edaran, ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi.
(2)
Surat undangan, ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi.
(3)
Surat penawaran dan pesanan ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi.
(4)
Pesan ditulis oleh peserta diklat.
(5)
Perjanjian sederhana ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi.
(6)
Surat lamaran kerja ditulis oleh peserta diklat sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi (Sumber: Memahami Bahasa Indonesia untuk SMK Tingkat 3).
3. Pembelajaran Kooperatif a. Definisi Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru (Suprijono, 2009: 54). Pembelajaran kooperatif commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar (Solihatin, 2007:5). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran, guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang mendukun pembelajaran kontekstual. Dalam format pembelajaran kooperatif, setelah guru menyampaikan materi pelajaran, para siswa tergabung
dalam
kelompok-kelompok
kecil
untuk
berdiskusi
dan
menyelesaikan soal latihan, kemudian menyerahkan hasil kerja kelompok kepada guru. Selanjutnya guru memimpin diskusi tentang pekerjaan kelompok tersebut yang membutuhkan penjelasan atau klarifikasi. b. Unsur – Unsur dalam Pembelajaran Kooperatif Roger dan Johnson (dalam Suprijono: 2009) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pemelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsure dalam pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsure tersbut adalah: commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Positive Interdepence ( saling ketergantungan positif). Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bias dilaksanakan. 2) Personal Responsibility (tanggung jawab perseorangan). Tugas dalam pembelajaran kooperatif dibuat sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bias dilaksanakan. 3) Face to face promotive interaction (interaksi promotif). Dalam pembelajaran kooperatif setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan. 4) Interpersonal skill (komunikasi antar anggota). Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keteramipaln berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat. 5) Group processing (pemrosesan kelompok). commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi hasil kerja sama agar selanjutnya dapat bekerjasama dengan lebih efektif 4. Teori Menulis Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak berlangsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Dalam
kegiatan
menulis
ini
penulis
haruslah
terampil
memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis ini tidaklah akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur. Menulis juga merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu atau intregatif, yang ditujukan untuk menghasilkan sesuatu yang disebut karangan. Sekurang-kurangnya ada tiga kelompok kemampuan yang tergabung dalam perbuatan menulis, yaitu : a. Penguasaan bahasa tertulis yang akan berfungsi sebagai media karangan, meliputi: kosakata, struktur, ejaan,. Pragmatik, dan sebagainya. b. Penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan dikarang c. Penguasaan tentang jenis-jenis karangan dan teknik menulis yaitu tentang bagaimana merangkai isi karangan dengan menggunakan bahasa tertulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan, seperti makalah, cerpen, puisi, dan sebagainya. commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Seseorang tidak mungkin terampil menulis kalau hanya menguasai satu atau dua saja di antara ketiga komponen diatas. Betapa banyak orang yang menguasai bahasa Indonesia secara tertulis tetapi tidak dapat menghasilkan karangan karena tidak tahu apa yang akan dikarang dan bagaimana menulisnya. Betapa banyak pula orang yang yang mengetahui banyak hal untuk dikarang dan tahu pula bagaimana bahasa tertulis, tetapi tidak dapat menulis karena tidak tahu caranya. Dalam kehidupan modern keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah berlebihan bila dikataan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri
orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar.
Menulis dipergunakan oleh seorang terpelajar untuk mencatat /merekam, meyakinkan, melaporkan/ memberitahukan, dan mempengaruhi, dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusyn pikiran dan mengutarakannya dengan jelas. Kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata dan struktur kalimat yang jelas. Untuk memberikan gambaran pembelajaran menulis dengan baik, berikut disajikan konsep pembelajaran menulis. Secara garis besar, konsep pembelajaran menulis sebagai berikut: a. Kemampuan menulis itu pada hakikatnya merupakan hasil dari sebuah proses. Dengan konsep dasar seperti ini maka kesempatan menulis akan diperoleh siswa dengan melalui proses, yang antara lain adalah pelatihan. Sungguh omong kosong belaka bila seorang mampu menulis tanpa commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melalui proses pelatihan. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran menulis, kegiatan pelatihan perlu mendapat perhatian yang cukup memadai dari guru sebagai pengelola pembelajaran menulis. Semakin banyak porsi pelatihan maka semakin besar kemungkinan siswa untuk mampu menulis. b. Kemampuan
menulis
mengorganisasikan
itu
pikiran
pada
hakikatnya
sehingga
kejernihan
kemampuan dalam
untuk
penalaran
merupakan hal yang esensial. Keruntutan dalam pengaturan jalan pikiran perlu mendapatkan perhatian yang cukup. c. Kemampuan menulis secara hakiki merupakan kemampuan menggunakan diksi dan struktur bahasa. Kecermatan dalam pemilihan kata serta penggunaan struktur secara benar pada hakikatnya merupakan hal yang sangat penting peranannya dalam proses penulisa. d. Meskipun menulis merupakan keterampilan berbahasa yang produktif, dilihat dari proses pelaksanaannya menulis dapat merupakan respons dari sebuah stimulus, baik itu melalui penyimakan, pembicaraan, maupun pembacaan. Dengan demikian pelatihan keterampilan menulis dapat dilakukan melalui kegiatan awal aeperti menyimak, berbicara, maupun membaca (Adidarmojo, 2001) Pembelajaran keterampilan menulis tidak dapat dipisahkan dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Sesuai dengan kedudukan dan fungsinya, pada dasarnya tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam berbagai peristiwa komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, serta commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mempunyai
sikap
keterampilan
positif
menulis
terhadap
berkenaan
bahasa
Indonesia.
Pembelajaran
dengan
pembinaan
kemampuan
menggunakan bahasa secara tertulis. Sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia tersebut dapatlah dikemukakan tujuan pembelajaran keterampilan menulis adalah agar siswa mampu : a. Mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan nonsastra; dan b. Mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan sastra Pembelajaran menulis dalam bahasa Indonesia tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran bahasa. Jadi, pembelajaran menulis tidak merupakan kegiatan sampingan. Pembelajaran menulis merupakan pembelajaran keterampilan
penggunaan
bahasa
Indonesia
dalam
bentuk
tertulis.
Keterampilan menulis hasil keterampilan mendengar, berbicara, dan membaca. Komunikasi pada abad ke-21 ini lebih banyak berlangsung secara tertulis, khususnya bagi masyarakat maju. Dalam pembelajaran menulis perlu diperhatikan beberapa prinsip berikut ini. a. Menulis tidak dapat dipisahkan dari membaca. Pada jenjang pendidikan dasar, pembelajaran menulis dan membaca terjadi secara serentak. b. Pembelajaran menulis adalah pembelajaran disiplin berpikir dan disiplin berbahasa. commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Pembelajaran menulis adalah pembelajaran tata tulis atau ejaan dan tanda baca. d. Pembelajaran menulis berlangsung secara berjenjang. Bermula dari menyalin sampai dengan menulis ilmiah. Kondisi atau keadaan awal pembelajaran kompoetensi menulis siswa mengalami kesulitan itulah sebabnya penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam menulis. Berdasarkan identifikasi masalah ditemukan bahwa kesulitan siswa dalam dalam menulis dapat diklarifikasikan menjadi enam kelompok, yaitu: kesulitan menentukan topik pidato yang akan ditulis, kesulitan memilih kata, kesulitan dalam menerapkan ejaan, kesulitan menyusun kalimat efektif, kesulitan menghubungkan kalimat-kalimat menjadi paragraf yang baik, dan kesulitan dalam menulis wacana yang koheren. Dari tahun ke tahun, persoalan tersebut selalu dihadapi guru dan siswa dan belum mendapatkan terapi yang baik. Salah satu solusi untuk mengurangi kesulitan tersebut supaya kompetensi menulis
meningkat digunakan pembelajaran menulis dengan
metode kontektual yang meimplementasikan elemen- elemen bertanya, inkuiri, diskusi, pemodelan, konstruktiristik penilaian dan refleksi pada tahap kegiatan pramenulis, menulis dan revisi (menyunting) Keterampilan menulis merupakan pengungkapan gagasan atau perasaan secara tertulis dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Agar yang diungkapkan secara tertulis dapat dipahami oleh pembaca atau commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
31 digilib.uns.ac.id
komunikatif, maka penggunaan diksi (pilihan kata), struktur kalimat, kepaduan kalimat, serta ejaan dan tanda baca memiliki peranan yang cukup besar dalam kaitannya dengan menulis. Adapun materi pokok dari kompetensi dasar menulis indikatornya adalah mampu menulis dengan sistematika dan bahasa yang efektif. Johnson dan Medinus (2004: 87) mengemukakan bahwa banyaknya stimulus informasi tentang menulis yang diberikan pada anak sebelum masuk sekolah lebih berpengaruh daripada pengaruh perkembangan aspek atau fungsi ontogenik. Salah satu stimulus informasi tentang membaca adalah kesadaran fonologis pada anak-anak sekolah menengah. Menurut Bryant, dkk. (2003: 69) kesadaran fonologis pada anak sekolah menengah merupakan salah satu perolehan peningkatan keterampilan menulis yang dapat menjadi prasyarat atau fasilitator bagi keterampilan menulis selanjutnya. Jika dihubungkan dengan konsep dasar menulis, pernyataan dan temuan tersebut sangat relevan. Hirsh dalam Alsa (2004: 16) misalnya, mengemukakan bahwa menulis merupakan proses asosiatif antara huruf dengan bunyi-bunyi yang mewakili huruf atau kata-kata tersebut yang terutama akan tampak bila diamati pada individu yang sedang belajar menulis dengan berusaha menciptakan auditory-image terhadap simbol-simbol tersebut. Menulis adalah mengeja atau melafalkan sesuatu yang tertulis dan mengucapkannya. Menulis merupakan perkembangan keterampilan yang bermula dari kata dan berlanjut kepada menulis kritis. Membaca juga merupakan suatu proses psikologis dan sensoris (Harjasujana dan Mulyati, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
32 digilib.uns.ac.id
2006, 2007: 5-25). Proses-proses yang menjadi dasar konsep menulis tersebut menurut Hirsh dalam Alsa (2004: 16) akan tampak jelas diamati pada individu yang sedang belajar membaca dengan berusaha menciptakan auditory-image terhadap simbol-simbol tersebut. Menulis di sekolah merupakan salah satu aspek yang sangat penting sebab hasilnya akan menjadi landasan untuk memahami ilmu-ilmu yang amat luas, lebih khusus lagi untuk pengajaran bahasa Indonesia (Dardjowidjojo, 2005: 19). Oleh karena itu, penyiapan peningkatan kesadaran fonologis pada anak usia sekolah menengah menjadi sesuatu yang amat bermanfaat bagi mereka pada saat membaca permulaan. Seperti dijelaskan Dardjowidjojo (2005: 19) bahwa keterampilan menulis permulaan merupakan salah satu kunci keberhasilan karena dengan cara seperti itu para siswa akan lebih mampu menggali informasi dari berbagai sumber tulisan. Menulis adalah dasar bagi kegiatan menulis lanjutan. Selain itu, menulis merupakan bagian pengajaran yang penting untuk ditekankan di kelas-kelas rendah (1 dan 2). Tujuan membaca permulaan adalah (1) mengenalkan pada siswa huruf-huruf dalam abjad, sebagai tanda suara atau bunyi; (2) melatih keterampilan siswa untuk mengubah huruf-huruf dalam kata menjadi suara; dan (3) mengetahui huruf-huruf dalam abjad dan melatih keterampilan siswa untuk menyuarakan dan dalam waktu singkat dapat mempraktikkannya dalam menulis lanjut. Ehri (Torgessen dan Wagner, 2004:183) menunjukkan empat kemungkinan hubungan antara kesadaran fonologis dengan kemampuan commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menulis (dalam hal ini kesadaran sintaksis termasuk ke dalam kemampuan sintaksis), yakni: (1) kemampuan membaca, (2) kemampuan fonologis spesifik dapat menjadi fasilitator dalam mempercepat pemerolehan keterampilan membaca anak, (3) kemampun fonologis spesifik kemungkinan berkorelasi dengan keterampilan membaca. Teori-teori permulaan menunjukkan bahwa kemampuan anak-anak menunjukkan bunyi-bunyi yang diucapkan diperlukan mereka untuk mempelajari pemetaan/pengenalan bunyi-bunyi huruf ke dalam bunyi-bunyi ujaran. Karena bunyi-bunyi dari suatu kata yang diucapkan digabung ke dalam unit akustik (bunyi), bunyi-bunyi secara tersendiri dalam suatu kata tidak dengan mudah/cepat kelas kelihatan. Anak-anak yang tidak mampu menunjukkan bunyi-bunyi dari suatu kata dan yang tidak mampu memisahkan suatu kata yang diucapkan ke dalam komponen bunyi cenderung memiliki tingkat kesulitan dalam belajar menulis. Chomsky
(2005:
78)
memandang
bahwa
pemerolehan
dan
perkembangan bahasa anak-anak terjadi melalui interaksi-interaksi anak dengan lingkungannya, khususnya lingkungan bahasa, yang dikenal dengan S-R. Strateginya dikenal dengan tiruan dan uji-coba. Namun, kebenaran pandangan Behavioris ini tidak seratus persen benar. Karena pembuktian berikutnya menunjukkan bahwa terdapat kelemahan mendasar, yakni anakanak usia 3,0-5,0 sudah mampu memproduksi kalimat yang belum pernah didengarnya di lingkungannya. Di samping itu, jauh sebelumnya dia sudah dapat memahami ujaran-ujaran orang dewasa. commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Model Pembelajaran Tipe Jigsaw Jigsaw adalah metode pembelajaran kooperatif yang diadopsi oleh Slavin di Universitas John Hopkins (Trianto, 2009: 73). Pembelajaran dengan metode Jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru menanyakan siswa apa yang mereka ketahui tentang topik tersebur. Kegiatan sumbang saran tersebut dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif siswa agar siap menghadapi pelajaran yang baru. Kemudian guru membagi siswa dalam kelompok. Guru membagi topik kepada tiap kelompok untuk dipelajari. Kemudian tiap kelompok mengirim 1 orang untuk menjadi tim ahli (expert team). Tim ahli akan berdiskusi mengenai topik mereka dalam kelompok tersebut sehingga menjadi pengetahuan yang utuh yang mengintegrasikan pengetahuan antar konsep. Selanjutnya mereka kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan dan mendiskusikan pengetahuan yang mereka peroleh (Suprijono, 2009: 89-90).Langkah-langkah pembelajaran Jigsaw menurut Slavin dalam Trianto (2009: 56-61) adalah sebagai berikut : 1) Pendahuluan Pada fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok yang dinamakan home group, sampai dengan home group disesuaikan dengan materi yang akan dibahas dan memberikan alasan pentingnya topik tersebut, guru berupaya membuat siswa tertarik. Setiap siswa kemudian diberi tugas untuk menguasai dan memahami bagian tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Pembentukan Kelompok (Facused Ecploration) Anggota dari focus group ini berasal dari anggota home group dimana mereka sudah membawa dan memahami sub pokok bahasan yang dibahas di dalam home group-nya. Dalam mendiskusikan materi, masing-masing anggota harus berani mengutarakan idenya sebagai bentuk klarifikasi terhadap materi yang telah dikuasainya, sehingga setiap anggota memiliki konsep yang sama tentang materi yang menjadi tanggung jawabnya. Guru diharapkan menyiapkan soal yang terkait dengan materi yang dibahsanya. Materi baru ini, siswa harus mengerjakan/menyelesaikan tes atau soal yang terkait dengan penjelasan guru. Hasil dari tes tersebut akan sangat terkait dengan posisi kelompoknya. 3) Pelaporan dan Penajaman (reporting and resharping) Para siswa kembali kepada kelompoknya semula (home group). Dalam kelompoknya ini dia melaporkan hasil penguasaan materi dari masingmasing anggota focus group dan meminta rekan-rekan lainnya untuk menanyakan atau meminta penjelasan tentang materi yang telah berhasil dikuasai. 4) Integrasi dan Evaluasi Dalam fase ini guru menyusun tugas/tes yang diberikan kepada setiap kelompok dengan fokus utama mengingatkan mereka pada materi yang telah dikuasai secara kelompok. Evaluasi mencakup pada materi yang telah di kuasai secara kelompok. Evaluasi mencakup pada materi yang telah commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dibahas dengan cara menyelesaikan soal-soal latihan baik secara kelompok maupun individu.
Kelompok Asal 5 atau 6 anggota yang heterogen dikelompokan
.
Kelompok Ahli (Tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tim-tim asal)
B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain berjudul ”Using Think-Pair-Share in the College Classroom” (2001) oleh Sarah Ledlow. Penelitian ini juga menggunakan metode pembelajaran kooperatif, tetapi dengan menggunakan tipe Think-Pair-Share (TPS). Penelitian internasional pertama sebagai bahan bandingan yang ditulis oleh Shear pada tahun 2006 dengan judul Poe’s Fiction: The Hypnotic Magic of The Senses. Penelitian ini berisikan tentang analisis unsur2 dramatis penting dari commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
novel-novel karya Edgar Alan Poe, yaitu pikiran individual, dibentuk dan dibuat oleh hidupnya perasaan. Sedangkan pikiran yang didisiplinkan dari karakter2nya cenderung untuk menilai lingkungan sekitarnya sebagai masalah yang harus diselesaikan, pikiran sebagai sebuah repon emosional pada dasarnya adalah sebuah reaktor yang mengubah dan menyerap data sensorik menjadi pengalaman, membentuk proses pematangan sebuah karakter yang secara meyakinkan menjadikannya meyakinkan secara dramatis. Penelitian internasional ke dua dilakukan oleh Goldberg pada tahun 2003 dengan judul Writing Away From Home: Migratory Moments In Short Strories. Penelitian
ini
mensurvey
karya
Sonia
Guralnik,
yang
secara
jelas
menggambarkan secara paralel pengalaman penulis sendiri sebagai imigran muda rusia keturunan yahudi di chile. Dia meneliti bahwa karya2 guralnik menunjukkan gambaran kontras antara nilai2 kemanusiaan pada cerita2 awal hingga penggambaran tentang ketidakseimbangan sosial, eksploitasi, dan meneriakkan tentang sikap2 interpersonal pada karya-karya selanjutnya. Golberg menggaris bawahi semua karakter utama pada karya2 guralnik mempunyai sikap ambigu tentang eksistensi dirinya sendiri yang disebabkan oleh perpindahan benua atau perpindahan dari kondisi tertentu yang digambarkan oleh gulanik dalam karya2 nya, perasaan tentang perpindahan psikologis dan tubuh sangatlah terasa. Penelitian ke tiga yang dilakukan oleh Konrad dan Test pada tahun 2007 dengan judul Effects of GO 4 IT … NOW! Strategy Instruction on the Written IEP Goal Articulation and Paragraph – Writing Skills of Middle School Students with commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
38 digilib.uns.ac.id
Disabilities, mengetengahkan tentang Gerakan reformasi pada standar sekarang, yang menekankan pada kemampuan pengajaran akdemis pada siswa, memberikan harapan pada siswa dengan keterbatasan. Tetapi, ada kekhawatiran bahwa gerakan ini akan terlalu berfokus pada kemampuan akademis dan mengesampingkan kemampuan kemandirian diri. Salah satu solusi yang mungkin adalah dengan mengadakan intervensi dimana kemampuan kemandirian diri dan kemampuan akdemis diajarkan secara bersamaan. Penelitian ini menemukan efek dari pola pembelajaran tersebut (LAKUKAN SEKARANG) dengan 12 siswa dengan keterbatasan fisik yang tinggi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan fungsional antara strategi pembelajaran dengan kemampuan siswa dalam mengartikulasi tujuan program pembelajaran individual (IEP) dalam menulis dan kemampuan menulis paragraf pada paragarf IEP tujuan Siswa. Penelitian keempat dilakukan oleh Norton pada tahun 2004 dengan judul Student Learning Portofolios: How They Are Being Implemented In Educational Administration Programs. Penelitian ini berisikan tentang Variasi belajar murid telah menjadi sangat populer pada administrasi pendidikan diakrenakan oleh banyaknya kegunaan dan aplikasinya. Disini, Norton mendokumentasikan sifat dan pengembangan kegunaanya di seluruh dunia. Penelitian internasional terakhir sebagai pembanding adalah yang dilakukan oleh Simpson pada tahun 2004 dengan judul Voicing The Text: The Making of An Oral Poetics in Olive Senior’s Short Fiction. Penelitian ini berisikan tentang Pembuatan puisi lisan atau perkembangan dari keindahan bahasa lisan, sebagaimana diekspresikan secara bebas, pada karya fiksi india commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
barat mengubah dari budaya tutur menjadi budaya tulis dimana karya sastra ditulis demi menyesuaikan dengan dengan kondisi2 dan keadaan paska kolonial. Dengan menliti cerita pendek olive Senior, yang dibaca pada cahaya terang pada esaynya dan komen wawancara, simon menggaisbawahi bahwa ada kemungkinan olive mnggunakan sumber2 lisan untuk mengembangkan dan memperkaya penulisan ceruta pendek kontemporer. Posisi penelitian yang dilakukan penulis dengan kelima penelitian di atas adalah penelitian ini bersifat memperkuat dan menambah perbendaharaan tulisan tentang ‘menulis’. Kelima penelitian di atas juga dijadikan sebagai bahan acuan tentang teknik dan strategi menulis bagi siswa di sekolah menengah kejuruan.
C. Kerangka Berpikir Model pembelajaran tipe Jigsaw dapat melatih siswa bekerjasama dan berpikir logis terstruktur dan membantu siswa dalam memecahkan masalah. Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil pembelajaran menulus bahasa Indonesia siswa kelas XII TPTL1 SMK Negeri 2 Sragen tahun pelajaran 2010/2011.
D. Hipotesis Berdasarkan
paparan
teori
pembelajaran
dan
deskripsi
metode
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah bahwa diduga melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
meningkatkan hasil pembelajaran menulis mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas XII-TPTL di SMKN 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010 / 2011. .
commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 2 Sragen dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas XII TPTL1 tahun pelajaran 2010/2011. SMK Negeri 2 Sragen beralamat di Jl. Dr. Sutomo No.4 Sragen, kode pos 57212 dan nomor
telepon
(0271)
891316.
Sekolah
ini
memiliki
website
www.smkn2sragen.sch.id dan memiliki email
[email protected]. Status sekolah ini adalah negeri dan merupakan salah satu Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) di kabupaten Sragen.
SMK 2 Sragen
memiliki visi; “Menghasilkan tamatan yang beriman dan bertakwa, kompeten, kompetitif, berkepribadian nasional dan berwawasan global”. Sedangkan misi SMK Negeri 2 Sragen adalah; “(1) Membentuk kepribadian yang berakhlak mulia dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) Meningkatkan mutu sumber daya manusia melalui peningkatan knowledge, skills, dan attitude, (3) Menyiapkan tamatan yang berkualitas seutuhnya dan mampu bersaing ditingkat nasional maupun internasional, (4) Membentuk sikap dan perilaku peserta didik yang berakar pada nilainilai budaya bangsa Indonesia,
(5) Menyiapkan tamatan agar
mampu mengadaptasikan diri terhadap perkembangan ilmu dan teknologi, dan (6) Menyiapkan tamatan yang mandiri dan berjiwa entrepreneur. commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
SMK Negeri 2 Sragen menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008, dan dilengkapi dengan manajemen berbasis IT (Information Technology), sehingga semua manajemen sekolah diatur secara online dan realtime dengan SIM (Sistem Informasi dan Manajemen) Sekolah. Sedangkan kurikulum yang dimiliki SMK Negeri 2 Sragen adalah melaksanakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan Kurikulum Spektrum 2008 dengan pendekatan: (1) Kurikulum Berbasis Dunia Kerja, Pelatihan Berbasis Kompetensi, Pelatihan Berbasis Produksi, (2) Kurikulum Muatan Lokal,
(3) Kurikulum hasil sinkronisasi
program, (4) SKKNI, (5) Memenuhi Standar Kompetensi Lulusan, (6) Menerapkan pembelajaran berbasis IT, dan
(7) Menggunakan
Bahasa Inggris pada pelajaran sains, kecuali bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Hingga tahun diklat 2010/2011 jumlah rombongan kelas mencapai 43 kelas, dan tiap kelas berjumlah rata-rata 32 siswa yang terbagi dalam 5 program keahlian yaitu; (1) Teknik Konstruksi Kayu, (2) Teknik Pemanfaatan Energi Listrik, (3) Teknik Permesinan, (4) Teknik Mekanik Otomotif, (5) Teknik Komputer dan Jaringan. Dengan luas tanah seluruhnya 27.410 m2 dan luas bangunan 5.856 m2, SMK Negeri 2 Sragen memiliki fasilitas sekolah anatara lain; ruang kelas lengkap dengan PC dan proyektor, laboratrium bahasa, laboratorium computer, laboratorium CNC, laboratorium PLC, mushola, bengkel Suzuki, lapangan sepakbola, sport center, dan free hotspot 24 jam. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
43 digilib.uns.ac.id
2. Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2010/2011, dimulai bulan Oktober 2010 hingga bulan Februari 2011. bulan Oktober 2010 hingga awal Januari 2011 merupakan kegiatan persiapan yang meliputi perizinan, 0bservasi awal, penyusunan proposal, dan seminar proposal. Sedangkan pada pertengahan bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Februari 2011 peneliti akan melakukan penelitian di lapangandan penyusunan laporan akhir. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan mulai bulan Oktober 2010 sampai dengan Februari 2011. Adapun jadwal penelitian meliputi: (1) Pembuatan proposal: Oktober 2010 (2) Pengembangan Landasan Teoretis: Oktober 2010-November 2010 (3) Penyusunan Instrumen: Desember 2010-Januari 2011 (4) Pengambilan Data: Januari 2011-Februari 2011 (5) Analisis Data: Februari 2011 (6) Penyusunan Laporan: Februari 2011
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas XII TPTL1 SMK Negeri 2 Sragen tahun pelajaran 2010/2011 terdiri dari 36 siswa, yang semuanya adalah lakilaki. Dasar pertimbangan dipilihnya di SMK Negeri 2 Sragen adalah bahwa penulis adalah salah satu guru mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
44 digilib.uns.ac.id
tersebut. Dengan demikian hasil yang diperoleh nantinya dapat dijadikan acuan dalam pengembangan pengelolaan kualitas pembelajaran terutama pelajaran bahasa Indonesia di SMK Negeri 2 Sragen..
C. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setting penelitian adalah SMK Negeri 2 Sragen yang berada di lokasi lingkungan masyarakat menengah ke atas. Objek penelitian adalah proses pembelajaran keterampilan menulis dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, sedangkan subjek penelitian adalah guru yang memiliki permasalahan dalam pembelajaran keterampilan menulis dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Bentuk penelitian tindakan ini bersifat koloboratif partisipatorik, melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Rancangan penelitian: Tindakan dilakukan putaran demi putaran sampai tercapainya tujuan PTK. Pada setiap akhir putaran atau siklus dilakukan evaluasi dan refleksi. Tujuannya adalah untuk melihat hal-hal yang telah dicapai dan yang belum dicapai pada setiap tindakan. Berdasarkan evaluasi dan refleksi kemudian dilakukan penyempurnaan terhadap hal-hal yang kurang, guna mengatasi secara keseluruhan masalah-masalah dalam pembelajaran keterampilan menulis menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 2. Langkah-langkah tindakan: sebelum melakukan tindakan di kelas, disusun langkah-langkah yang akan ditempuh, yaitu: (1) melatih guru yang akan commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melakukan tindakan, yaitu latihan pelaksanaan model konsiderasi dengan materi: (a) konsep, perinsip-prinsip model konsiderasi, (b) membuat skenario
pembelajaran,
(c)
memilih
materi
pembelajaran
dan
mengaitakannya dengan masalah-masalah yang ada disekitar peserta didik, terutama masalah-masalah yang mengandung situasi konflik moral yang akan di konsiderasikan. Situasi ini disesuaikan dengan pokok bahasan yang akan disampaikan, (d) cara melakukan pengajaran model konsiderasi, (e) melatih keterampilan tanya jawab dan diskusi guna mengungkap sikap, pendapat, wawasan guru dan peserta didik tentang nilai moral dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan (f) membuat catatan lapangan; (2) mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan, seperti buku-buku teks, RPP, dan media pengajaran, (3) mempersiapkan alat observasi berupa lembar observasi kegiatan guru dan peserta didik, menyediakan notebook untuk catatan lapangan, alat-alat tulis, dan camera foto, dan (4) membuat skenario pembelajaran. 3. Perencanaan waktu; waktu yang direncanakan dalam kegiatan ini selama 5 bulan dengan rincian waktu; a) pertemuan awal,nb) pengurusan izin tindakan, c) penetapan jadwal kegiatan, d) pelatihan guru, e) melakukan tindakan, f) monitoring/ evaluasi. 4. Pelaksanaan kegiatan dan pengamatan: kegiatan di kelas dilakukan oleh guru bidang studi bersama peneliti secara koloborasi. Kegiatan ini dilakukan dalam beberapa tahapan, baik pada kegiatan guru maupun pada peserta didik. Setiap pelaksanaan tahapan yang dilakukan guru maupun commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
peserta didik dilakukan pemantauan yang berbentuk lembaran pedoman observasi yang telah disiapkan. Pemantauan ini dilakukan oleh peneliti bersama guru kolaborator. 5. Refleksi: dilakukan pada setiap akhir pelaksanaan tindakan. Dalam refleksi ini guru dan peneliti membahas pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, mengevaluasi setiap tidakan dan hasil yang telah dicapai dari tindakan yang dilakukan di dalam kelas. Bila terdapat kekurangan dan kelemahan, maka dicarikan solusinya agar lebih meningkatnya kualitas pembelajaran pada tindakan berikutnya. Namun bila terdapat kekuatan dan kebaikan pelaksanaan, maka hal tersebut makin ditingkatkan dan dipertahankan pada tindakan berikutnya. 6. Revisi
rancangan:
penyempurnaan
rancangan
dilakukan
dengan
mempertimbangkan dan melihat hasil diskusi dan evaluasi peneliti dan guru. Kemudian dibuat rancangan baru dengan perbaikan pada hal-hal yang memiliki kelemahan guna pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya. 7. Kriteria keberhasilan: indikator keberhasilan yang diperkirakan dalam penelitian tindakan ini sebagai berikut: (1) meningkatnya hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, dilihat dari keseriusan dan gairah peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung, (2) meningkatnya keterlibatan peserta didik, dilihat dari keaktifan peserta didik pada saat diskusi antar peserta didik, peserta didik dengan guru pada saat tanya jawab antara guru dan peserta didik, (3) meningkatnya hasil belajar peserta didik, dilihat dari perubahan sikap dan perilaku mereka di dalam commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelas, di lingkungan sekolah, dan dari hasil tes formatif peserta didik, dan (4) keberhasilan lainnya adalah meningkatnya kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan model konsiderasi dan meningkatnya kemampuan guru dalam melakukan PTK yang pada gilirannya meningkatkan keprofesionalan guru yang bersangkutan. Peneliti menggunakan PTK karena alasan sebagai berikut. Pertama, peneliti sebagai guru di kelas XII TPTL1 ingin meneliti permasalaan yang dihadapi siswa terutama dalam pelajaran bahasa Indonesia. Kedua, peneliti berusaha membantu siswa memecahkan masalah dalam pelajaran Bahasa Indonesia dengan mengadakan action research.n Adapun skema penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut :
commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
KONDISI AWAL
TINDAKAN
KONDISI AKHIR
Guru: Menerapkan metode konvesional dalam pembelajaran menulis bahasa Indonesia
Menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran menulis bahasa Indonesia
Diduga melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil pembelajaran menulis mata pelajaran bahasa Indonesia siswa Skema Kerangka kelas XII TPIL2 Berpikir SMKN 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 commit to user
Siswa : Hasil pembelajaran bahasa Indonesia rendah
Tahap tindakan tiap siklus Menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw secara terstruktur dalam berkelompok (1 kelompok 5-6 anak) pada pelajaran bahasa Indonesia
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Prosedur Penelitian 1. Refleksi awal Fase ini dilakukan melalui pengamatan di sekolah secara keseluruhan. Yaitu meliputi pengamatan proses pembelajaran di kelas, wawancara dan berdiskusi dengan guru kolaborator pada kelas yang bersangkutan. Permasalahan yang ada kemudian didaftar dan dikelompokkan menjadi fokus penelitian di kelas XII TPTL2. Akhir-akhir ini peneliti merasa siswa merasa kesulitan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terutama menulis terutama menulis surat-surat resmi yang bersifat formal. Sebelum penelitian tindakan kelas dimulai, peneliti terlebih dahulu bertemu dengan guru kolaborator untuk mempertegas keterlibatannya sebagai bagian dari penelitian. Pada tahap ini peneliti memberikan penjelasan keterlibatannya, apa yang harus dilakukan, serta bagaimana melakukannya.. 2. Fact finding analysis Dari hasil pre tes diketahui bahwa nilai rata-rata kelas hanya 59.35 . penyebab utamanya adalah kurangnya waktu untuk menulis dan cara penyampaian materi pembelajaran menulis yang kurang kondusif. Pada fase ni, permasalahn sudah dikelompokkan, kemudian didiskusikan dengan pihak
terkait
pemecahannya,
dan serta
dilakukan berada
pemilihan dalam
dipecahkan.
commit to user
berdasarkan
jangkauan
kemungkinan
kemampuan
untuk
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Perencanaan tindakan Atas dasar masalah dan penyebabnya, peneliti berencana menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Secara
rinci
permasalahan
yang
terpilih
berdasarkan
kemungkinan pemecahannya yaitu; (a) Siswa mengalami kesulitan dalam menulis. (b) Siswa kurang bersemangat dalam pelajaran menulis. (c) Siswa kurang menguasai perbendaharaan kata, diksi, struktur dalam kalimat. (d) Siswa kurang berani menyatakan ide. (e) Siswa kurang percaya diri. (f) Siswa kurang termotivasi dalam belajar. Berdasarkan fase-fase diatas, maka disusunlah tindakan-tindakan yang diberikan dalam kerangka prosedur mengutamakan aktifitas siswa yaitu: (1) penggunaan strategi pembelajaran kooperatif dengan cara membangun iklim yang merangsang perilaku kerjasama (2) menggunakan materi yang berbeda (3) pengelolaan kelas yang mengutamakan aktifitas siswa (4) pemberian motivasi yang tinggi tindakan diatas dilaksanakan selama tiga siklus, dengan perincian waktu selama delapan kali tatap muka, da alokasi waktu untuk tiap tatap muka adalah 2 X 45 menit atau 90 menit. Jumlah tatap muka secara keseluruhan adalah 8 X 90 menit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
51 digilib.uns.ac.id
4. Pelaksanaan tindakan Peneliti menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ketika mengajar, khususnya untuk topik menulis surat dinas resmi. Setiap siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan kegiatan refleksi. Tahap ini adalah tahap pelaksanaan atas rancanagan atau rencana tindakan yang telah disusun. Peneliti adalah sebagai guru pelaksana tindakan kelas sekaligus guru pengamat, sedangkan guru kolaborator sebagai pengamat atas segala aktifitas yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. 5. Pengamatan hasil tindakan Peneliti menggunakan teknik tes, wawancara, dan pengamatan/observasi untuk melihat efek penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran menulis mata pelajaran bahasa Indonesia. Pada saat pelaksanaan, sesuai sifat rencana yang fleksibel, maka rencana dapat berubah sesuai kondisi lapangan. Bersama dengan tahap ini dilakukan pula pengamatan pada proses tindakan, efeknya, serta efektivitasnya dalam mengatasi masalah 6. Refleksi Tahap ini merupakan pengkajian terhadap proses yang terjadi dan masalah yang muncul, serta segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Pelaksanaan refleksi ini adalah melalui hasil diskusi atau urun pendapat dari pihak yang terkait dalam penelitian. Peneliti mengkaji hasil implementasi metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw beserta kelebihan commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan
kelemahannya.
Refleksi
dilaksanakan
bersama-sama
dengan
kolaborator.
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber Data Sumber data penelitian ini meliputi a) tempat dan peristiwa, yakni kegiatan pembelajaran menulis surat resmi yang berlangsung di dalam kelas dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw; b) informan, yaitu guru kelas XII TPTL2 teman sejawat dan siswa kelas XII TPTL2 SMK Negeri 2 Sragen, c) dokumen yang berupa foto kegiatan pembelajaran menulis, hasil tes siswa, buku pelajaran, silabus dan RRP. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai hasil tes pembelajaran menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan data kualitatif berupa informasi tentang keefektifan pembelajaran di dalam kelas ketika guru mengajar bahasa Indonesia dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 2. Teknik Pengumpulan data Data kuantitatif (nilai) dikumpulkan dengan teknik tes, dan data kualitatif dikumpulkan dengan teknis pengamatan dan wawancara. Teknik pengumpulan data yang dilakukan tergantung pada ruang lingkup dan tujuan penelitian yang dilakukan. Metode dasar dalam penelitian kualitatif adalah observasi dan wawancara (Muhadjir, 2002: 58). commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sehingga teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan studi kepustakaan dan dokumentasi. a. Teknik Observasi Teknik Observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar (Sutopo, 2002: 64). Tujuan dari observasi adalah untuk mendeskripsikan setting kegiatan yang terjadi, orang yang terlibat dalam kegiatan, waktu dan makna yang diberikan oleh para pelaku yang diamati tentang peristiwa yang bersangkutan (Muhadjir, 2002: 58). Observasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi langsung. Dalam hal ini peneliti melakukan observasi langsung dengan mendatangi peristiwanya, yaitu melakukan pengamatan ke lokasi penelitian di SMK Negeri 2 Sragen. b. Teknik Wawancara Wawancara merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh keterangan secara lisan guna mencapai tujuan tertentu. Wawacara ini bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia serta pendapat-pendapat mereka (Muhadjir, 2002: 95). Secara umum ada dua jenis wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur yang disebut wawancara mendalam (Sutopo, 2002: 58). Dalam wawancara ini dilakukan dengan mengadakan komunikasi langsung dengan pihak-pihak yang dapat mendukung diperolehnya data commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti guna memperoleh data baik lisan ataupun tulisan atas sejumlah data yang diperlukan. Metode wawancara yang digunakan adalah metode campuran, dengan menggabungkan metode terpimpin (terstruktur) dengan metode bebas (tidak terstruktur) dengan cara peneliti membuat panduan wawancara dalam mengembangkan secara bebas sebanyak mungkin sesuai kebutuhan data yang diperoleh. Metode wawancara ini dilakukan dalam rangka memperoleh data primer serta pendapat-pendapat dari Kepala Sekolah dan para guru di SMK Negeri 2 Sragen tentang peningkatan kompetensi dan hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas XII TPTL. c. Analisis Dokumentasi Studi dokumen dilakukan dengan penelitian mengenai dokumendokumen yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar mata pelajaran menulis bahasa Indonesia siswa kelas XII TTL SMK Negeri 2 Sragen. Penggunaan keempat metode dalam penelitian ini, dilakukan untuk saling melengkapi. Metode dokumentasi diharapkan melengkapi metode observasi atau sebaliknya. Metode wawancara untuk mendalami dan melakukan cek ulang terhadap sekolah.
commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
F. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan tindakan kelas ini adalah 80 % atau lebih siswa kelas XII TPTL2 mencapai nilai lebih dari 70 atau lebih dari 80 % atau lebih siswa masuk dalam kategori nilai B.
Tabel 1. Indikator Keberhasilan Pembelajaran No
Nilai
Kategori
Catatan
1.
X ≥ 80
A
Sangat Baik
2.
70 – 79
B
Baik
3.
60 – 69
C
Sedang
4.
Dibawah 60
D
Kurang
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam PTK ini bersifat deskriptif analitik kritik dan analistis. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data penelitian adalah : 1. Klasifikasi Data Klasifikasi data merupakan pengelompokan data berdsakn kriteria tertentu untuk mencari homogenitas yang dinginkan. Dalam penelitian ini klasifikasi digunakan untuk mengelompokan hasil belajar siswa dari kegiatan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 2. Penafsiran Data commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
56 digilib.uns.ac.id
Penafsiran data bertujuan untuk mengambil kesimpulan sementara data yang telah diperoleh. Penafsiran merupakan langkah awal untuk pembahasan masalah secara mendalam. 3. Evaluasi Data Data yang telah diklasifikasikan kemudian dievaluasi untuk mendapatkan kebenaran antara hasil penafsiran denagn ralitas sesungguhnya. Apakah data tersebut dapat dipertanggungjawabakan dalam penelitian atau tidak, apakah penafsiran yang disampaikan sesuai dengan rumusan yang telah ditetapkan dan sebagainya. Hasil evaluasi dapat dipergunakan sebagai feed back (umpan balik) untuk mengukur sejauh mana data yang diperoleh dalam penelitian tersebut merupakan sesuatu yang bermanfat ataukah tidak. Apabila dirasa kurang dapat mencapai KKM yang diinginkan, maka prosedur penelitian dapat dilakukan secara berulang. 4. Penarikan Kesimpulan Tujuan akhir dari setiap penelitian adalah mendapatkan kesimpulan mengenai apa yang telah disampaikan dengan hasil penelitian. Kesimpulan merupakan hasl tertinggi dalam suatu penelitian. Dengan diperolehnya kesimpulan, maka masalah yang disajikan, dibahas dan dicarikan jalan keluarnya akan nampak dengan jelas. Dengan demikian maka kesimpulan merupakan penjabaran sistematis dari seluruh kegiatan penelitian. Cara pengambilan kesimpulan berdasarkan sifat interaktif berada pada semua model analisis yang terdiri dari reduksi data, sajian data dan verifikasi tersebut saling berkaitan dan berinteraksi, tak bisa dipisahkan dari kegiatan commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengumpulan data. Dalam bentuk ini guru tetap tidak bergerak di antara tiga komponen analisis (reduksi data, sajian data, verifikasi) dengan proses pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung.
commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi penelitian ini merupakan jawaban atas permasalahan yang dijelaskan pada bab sebelumnya. Secara garis besar, Bab IV menguraikan tiga hal pokok yaitu: (1) Kegiatan pratindakan, (2) Pelaksanaan tindakan siklus I sampai dengan siklus III, dan (3) Pembahasan penelitian. 1. Kegiatan Pratindakan a. Pembahasan tentang Permasalahan dalam Pembelajaran Menulis Surat Resmi Sebelum melaksanakan tindakan kelas, peneliti melakukan konsultasi dengan teman-teman sejawat pada minggu pertama bulan Oktober 2010 untuk
membahas
permasalahan
yang
dihadapi
selama
proses
pembelajaran yang dilaksanakan selama ini. Dari hasil konsultasi dengan teman-teman sejawat diketahui bahwa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya mengarang/menulis surat resmi, siswa memperoleh nilai yang sangat rendah. Lebih dari 80 % dari jumlah siswa kelas XII TPTL 2 tidak memenuhi nilai KKM yang ditentukan yaitu 62. Dalam diskusi tersebut, guru-guru mata pelajaran Bahasa Indonesia secara terbuka mengungkapkan masalah yang dihadapi terutama pada pengajaran menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kesulitan siswa dalam menulis disebabkan beberapa faktor, yaitu factor situasi commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembelajaran menulis di kelas, faktor guru, dan juga faktor siswa sendiri. Banyak siswa beranggapan bahwa belajar menulis kurang memberi manfaat dalam kehidupan nyata, terutama dunia kerja mereka yang didominasi praktek perteknikan. Pendapat siswa tersebut harus segera diluruskan karena kalau tidak, akan berakibat kurangnya minat siswa pada pembelajaran menulis. Berkurangnya minat mengakibatkan siswa semakin malas menulis dan membuat pelajaran menulis menjadi bertambah sulit. Hasil pengamatan pratindakan adalah; (1) Siswa tersibukkan dengan kegiatan praktik sehingga mereka cenderung mengabaikan pelajaran menulis. (2) Siswa banyak yang tidak menyukai kegiatan tulis menulis. (3) Pembelajaran yang sering dilakukan di kelas adalah metode ceramah yang berpusat pada guru sehingga kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk banyak menulis, dan berakibat pada hasil yang sangat kurang. (4) Guru
masih
mengalami
kesulitan
dalam
mengembangkan
keterampilan menulis, aktivitas dan sikap karena penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat. (5) Aktivitas siswa belum tampak karena siswa sebagai pendengar.
commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Pembahasan
tentang
Upaya
Peningkatan
Kualitas
Proses
Pembelajaran Berdasarkan uraian permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran sebagaimana tersebut diatas, maka peneliti dan teman sejawat berusaha untuk menemukan solusinya sebagai upaya perbaikan kualitas pembelajaran sehingga keterampilan menulis dapat meningkat secara optimal. Dalam hal ini, guru dituntut untuk merencanakan pembelajaran yang terfokus pada upaya melibatkan secara aktif sehingga siswa bukan lagi sebagai objek, tetapi sebagai subjek belajar dan ini sesuai dengan tuntutan kurikulum saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jadi guru diharapkan dapat mengorganisir proses pembelajaran menulis sedimikian rupa sehingga akhir tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif sesuai pa yang diharapkan. Oleh karena itu, pembelajaran menulis harus dirancang dan disajikan dengan lebih menarik melalui proses pembelajaran
yang
bernuansa
kooperatif
untuk
mengembangkan
keterampilan, sikap dan aktivitas siswa sehingga hasil belajar yang tercapai lebih optimal. c. Menyusun Perencanaan Pembaharuan Pembelajaran 1) Pelaksanaan Pratindakan Pelaksanaan pratindakan bertujuan untuk mengetahui kondisi awal terhadap siswa kelas XII TPTL2 SMK Negeri 2 Sragen tahun pelajaran 2010 / 2011. Materi pre tes adalah menulis surat undangan. commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Siswa diminta untuk menulis surat resmi, yaitu surat undangan dari Ketua OSIS kepada para pengurus OSIS untuk mengadakan rapat Panitia Idul Adha. Kriteria penilaian tulisan siswa meliputi; sistematika penulisan, penulisan sesuai EYD, isi sesuai perintah, dan kebersihan dan kerapihan. Hasil tes tertulis siswa menunjukkan bahwa lebih dari 50% tulisan siswa tidak sistematis, hasil tulisan siswa tidak sesuai dengan EYD (36%), isi tulisan tidak sesuai dengan perintah (67%), dan tulisan kurang bersih dan rapi (40%). Data pre-tes menunjukkan bahwa lebih dari 80% siswa kelas XIITPTL SMK Negeri 2 Sragen tidak memenuhi KKM. KKM menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 70. Dari 34 siswa, hanya 11.7% siswa atau hanya 4 siswa yang nilainya memenuhi KKM. Sementara itu, nilai rata-rata pre-tes untuk pelajaran menulis adalah 59.3. Dengan membandingkan nilai rata-rata kelas dan nilai KKM, dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan menulis surat resmi siswa kelas XII-TPTL tergolong rendah. Berdasarkan hasil observasi kelas sebelum pretes, diketahui bahwa kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia selama ini masih berorientasi pada metode ceramah. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat materi sehingga siswa menjadi pasif. Selain itu, siswa juga kurang pro aktif, kurang bergairah dalam pembelajaran menulis karena mereka beranggapan nenulis kurang memberi manfaat. commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ditambah lagi, kesibukan mereka dalam praktek perteknikan menjadikan pelajaran menulis semakin dikesampingkan oleh mereka. Sikap siswa semacam ini ternyata membawa akibat terhadap rendahnya kemampuan menulis di sekolah sebagaimana hasil tes awal terurai di atas. Hal ini perlu segera mendapat erhatian guru dan mengatasinya dengan cara mengubah paradigma pembelajaran. Pembelajaran yang digunakan haruslah dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran dan siswa bertindak sebagai subjek belajar dan bukan lagi sebagai objek dalam belajar. 2) Menetapkan Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menulis Solusi pembelajaran yang dipilih oleh peneliti dalam hal ini adalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Strategi pembelajaran tipe jigsaw dipilih karena peneliti mempertimbangkan kondisi dan sikap siswa yang kurang tertarik dalam pembelajaran menulis. Selanjutnya guru kolaborator dan peneliti sepakat untuk menerapkan strategi ini pada siswa kelas XII TPTL2 agar kebiasaan belajar siswa dapat terpola sanpai pada tingkat berikutnya. Proses pembelajaran membekalinya
ini
mengoptimalkan
dengan
sikap
peran
saling
serta
siswa
ketergantungan
dan
positif,
tanggungjawab individu dan kerjasama serta dapat mengembangkan jiwa sosial siswa dalam belajar. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang sering dilakukan sebagai jawaban tuntutan kurikulum. commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Penyamaan Persepsi antara Peneliti sebagai Guru Pelaksana Tindakan dan Guru Kolaborator tentang Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Agar memperoleh persepsi yang sama tentang tujuan penelitian, peneliti dan kolaborator mendiskusikan hal pokok terlebih dahulu sebelummenyusun rancangan dan melaksanakan tindakan. Dari hasil diskusi penyamaan strategi, peneliti dan guru kolaborator sama-sama mencatat point-point materi dan aktivitas yang harus dilaksanakan siswa serta merancang pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya mereka juga melakukan proses untuk menetapkan sistem penilaian. Di samping itu, guru menentukan jumlah kelompok yang masingmasing kelompok terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan yang heterogen. Guru membagi siswa kelas XII TPTL 2 menjadi 6 kelompok, yang masing-masing kelompok diketuai oleh siswa yang menduduki ranking 1 sampai 6. Selain itu, peneliti juga memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran kepada siswa, membagi tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok, menyampaikan tata cara siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru dan kolaborator juga menyiapkan peralatan dan strategi untuk memantau efektifitas kerja kelompok secara bergiliran dan membantu siswa untuk memaksimalkan kerja kelompok, dan merangkum materi pelajaran. Guru dan kolaborator commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
akhirnya merancang desain pembelajaran kooperatif dengan teknik jigsaw. d. Menyusun Rancangan Tindakan Pembelajaran Menulis Surat Resmi Rancangan tindakan yang dbuat oleh guru dan kolaborator adalah rancangan
pembelajaran
kooperatif
tipe
jigsaw.
Dalam
desain
pembelajaran ini peran guru disamping sebagai fasilitator juga sebagai manajer dan konsultan dalam memberdayakan kerja kelompok. Guru bertugas mengawasi aktifitas siswa selama proses pembelajaran yaitu keterampilan kooperatif yang muncul. Adapaun keterampilan kooperatif yang dimaksud adalah sikap bekerjasama dan saling membantu dalam diskusi, saling menghargai pendapat teman, berani berpendapat sopan, adil, jujur, sabar, dan memiliki azas konsistensi yang tinggi. Rancanagn pembelajaran disusun sebanyak 3 siklus dengan 2 kali pertemuan untuk pembelajaran dan 1 kali untuk melaksanakan tes dengan tema surat resmi. Setelah akhir penerapan tindakan, guru dan kolaborator berdiskusi sebagai langkah refleksi dari tindakan. Dari hasil pengkajian refleksi maka guru dan kolaborator melakukan revisi rancangan sesuai permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan tindakan sebelumnya. 2. Pelaksanaan Tindakan Kelas Pelaksanaan tindakan kelas melalui 3 siklus yang berulang dan berkelanjutan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yakni: (a) tahap commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perencanaan (planning), (b) implementasi tindakan (acting), (c) observasi (observing), dan tahap refleksi (reflecting). a. Siklus Pertama 1) Perencanaan Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru kolaborator menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi menulis ‘Surat Undangan Resmi’. Materi tersebut diterapkan dalam dua kali pertemuan dengan kegiatan perubahan yang berbeda. Pertemuan pertama merupakan diskusi kelompok ahli, pertemuan kedua merupakan diskusi dan presentasi kelompok asal, dan pertemuan ketiga digunakan untuk tes. Pada saat diskusi kelompok ahli, kegiatan pelatihan difokuskan pada penyusunan draf surat undangan resmi. Pada diskusi kelompok asal, kegiatan difokuskan pada menulis mengembangkan draf dan kegiatan presentasi pengembangan kerangka. Setelah itu dilakukan penilaian secara individu untuk mengukur kemampuan siswa. Agar pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berjalan lancar sesuai harapan, peneliti memberikan penjelasan dan masukan kepada guru kolaborator tentang tata cara pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw. Instrumen yang dipersiapkan antara lain adalah lembar pengamatan dan lembar kerja siswa.
commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Implementasi Tindakan Langkah-langkah pembelajaran siklus I mencakup kegiatankegiatan sebagai berikut: a) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pelaksanaan strategi pembelajaran menulis dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 30 November 2010 pada jam keenam dan ketujuh yaitu pukul 11.00 sampai dengan pukul 12.45. Guru terlebih dahulu membuka pelajaran dengan salam kemudian mengabsen siswa dengan memanggil nama mereka satu persatu. Sebelum memasuki materi pokok, guru bertanya jawab ringan tentang menulis. Guru kemudian menyampaikan kompetensi dasar yang harus dilalui
oleh
siswa
melalui
beberapa
indikator.
Guru
menyampaikan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dan agar
siswa
tertarik
dengan
pembelajaran
tersebut
guru
menyampaikan manfaat penerapan model pembelajaran tersebut. Guru menyampaikan bahwa manfaat model pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran ini dapat memupuk kerjasama siswa, menonjolkan nilai gotong royong, dan menanamkan keyakinan pentingnya membina kerjasama dengan orang lain. commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sifat individualisme akhirnya akan merugikan diri sendiri. Dengan penjelasan seperti diatas maka siswa diharapkan akan lebih termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran. Selanjtnya siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami mengenai tata cara dan strategi pembelajaran yang akan mereka laksanakan. Selanjutnya guru membagi siswa dalam 7 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan yang heterogen. Masing-masing kelompok dipimpin oleh siswa yang menduduki ranking 1 sampai dengan ranking 6 di kelas. Kemudian guru membagikan lembar kerja kepada masing-masing kelompok. Setiap kelompok mendapatkan tugas membuat draft surat undangan resmi. Kelompok-kelompok tersebut mengirimkan satu orang perwakilan untuk menjadi kelompok ahli. Kelompok ahli berkumpul dan berdiskusi untuk membahas draft karangan surat undangan resmi. Dalam pembahasan kelompok ahli, guru memberikan bimbingan kepada siswa sebagai pengetahuan untuk disampaikan ketika siswa kembali ke kelompok semula. Setelah mengadakan diskusi dalam kelompok ahli, siswa diminta kembali ke kelompok masing-masing untuk memperbaiki hasil kerja kelompoknya. Di dalam kelompok tersebut mereka commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
saling memberi dan menerima masukan dari hasil kerja mereka masing-masing. Dalam kelompoknya siswa saling memperbaiki dalam membuat draft surat undangan resmi. Apabila ada penulisan yang kurang baik, mereka melakukan revisi dan penambahan apabila ada yang kurang. Setelah selesai berdiskusi, siswa diminta untuk mengumpulkan hasil kerja mereka.
Pada siklus pertama
pertemuan pertama ini, pembelajaran sampai pada tahap pembuatan draft dan mulai mengembangkan draft. Presentasi, revisi dan proses pengeditan akan dilanjutkan pada pertemuan kedua. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerja mereka. Kemudian guru membuat resume tentang surat-surat resmi. Guru mengukur kemampuan siswa pada pembelajaran saat itu dengan bertanyajawab tentang pengertian surat resmi, macam-macam surat resmi, dan cirri-cirinya. Guru memberi pertanyaan secara lisan. Siswa yang bersedia menjawab mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan guru. Apabila jawaban mereka kurang tepat maka teman yang lain memperbaiki jawaban mereka. Seteah sesi tanya jawab selesai, guru memberi kesempatan lagi kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti tentang materi tersebut. Setelah siswa mengerti penjelasan dari guru kemudian pelajaran diakhiri dengan mengucapkan salam. commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Pertemuan Kedua Siklus pertama pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 3 Desember 2010 pada pukul 7.45 sampai dengan pukul 9.15. Pembelajaran ini merupakan kelanjutan dari pertemuan pertama yaitu tentang menulis surat undangan resmi. Dipilihnya materi ini karena siswa banyak menemui ragam surat-surat resmi dalam kehidupan sehari-hari dan juga akan menemuinya di dunia kerja
nanti.
Siswa
akan
lebih
mudah
memahami
dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari apabila sejak sekolah sudah diperkenalkan dan mampu membuat, memahami, dan mengenali macam-macam surat resmi. Pembelajaran saat ini berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Fokus kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ini adalah menulis surat undangan resmi dan melakukan presentasi hasil kerja mereka di depan kelas per kelompok untuk saling berbagi ilmu pengetahuan dan menyamakan persepsi. Disini siswa melakukan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Guru meminta siswa menyiapkan materi sebagai bahan diskusi draft surat undangan resmi pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan inti, setelah guru menyampaikan indikator kompetensi yang harus dikuasai siswa, tanpa diperintah lagi, siswa membentuk anggota kelompok untuk melaksanakan presentasi. commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kemudian, siswa melanjutkan pembelajaran yang belum selesai
yaitu
melakukan
Sebelumnya,
siswa
kelompoknya.
Mereka
presentasi
berdiskusi
hasil
dahulu
mematangkan
karangannya.
dengan
rumusan
anggota
draft
surat
undangan resmi, membahas formatnya dan melakukan perbaikan terhadap hasil pengedraftan mereka. Setelah proses diskusi kelompok selesai, siswa mengadakan presentasi per kelompok. Presentasi tersebut mengenai hasil tulisan danb kerja masingmasing kelompok tentang surat undangan resmi. Guru kolaborator mengadakan pengamatan terhadap aktivitas siswa dengan mengisi blangko pengamatan yang telah dipersiapkan. Guru memberikan bantuan apabila ada kelompok yang memerlukan bimbingan. Setelah semua kelompok melakukan presentasi hasil kerja mereka, siswa diharapkan memperoleh persepsi yang sama mengenai surat undangan resmi. Berdasarkan hasil diskusi, siswa menyempurnakan atau melakukan revisi terhadap hasil menulisnya. Alokasi kegiatan ini adalah 20 menit untuk sesi diskusi masing-masing kelompok, 40 menit untuk presentasi tiap-tiap kelompok, 10 menit untuk merumuskan bersama hasil presentasi kelas. Kemudian di akhir waktu pembelajaran, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Guru memberi informasi kepada siswa bahwa pada commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pertemuan selanjutnya mereka akan melaksanakan tes menulis untuk siklus pertama. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengingatkan siswa untuk lebih banyak berlatih menulis dan akhirnya guru menutup kelas dengan salam.
c) Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga siklus pertama dilaksanakan pada hari Jumat, 10 Desember 2010 pukul 10.30 sampai dengan pukul 12.45. Pertemuan ketiga ini akan digunakan untuk melaksanakan tes siklus 1. Setelah mengadakan tes, guru dan kolaborator bermaksud mengadakan refleksi pembelajaran siklus 1 dan wawancara
formal
terhadap
beberapa
siswa.
Refleksi
dimaksudkan untuk meninjau kembali kegiatan pembelajaran selama 1 siklus, menganalisis kelebihan dan kelemahannya untuk dapat diperbaiki di siklus selanjutnya. Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama dan mengabsen kehadiran siswa. Pada hari tersebut, siswa yang hadir lengkap berjumlah 34 orang. Kemudian sebelum memulai tes, guru memulai kegiatan pembelajaran dengan melakukan review pembelajaran tentang surat menyurat. Setelah itu, guru memberi informasi kepada siswa bahwa mereka akan melakukan tes menulis secara individu. Guru membagikan lembar soal dan lembar jawab. Siswa diminta mengerjakan soal secara individu. commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mereka diminta membuat surat undangan resmi, yaitu surat undangan kepada anggota panitia masjid sekolah
untuk
berkumpul di sekretariat dan membahas tentang pembagian zakat fitrah di sekolah. Siswa mengerjakan tes dengan tenang dan serius. Tidak ada siswa yang berbuat gaduh atau menggangu temannya, sehingga dalam waktu tidak lebih dari 20 menit, siswa mampu menulis surat undangan resmi hingga selesai. Setelah selesai membuat surat undangan resmi, mereka mengumpulkan hasil tulisan mereka di meja guru dan kembali ke bangku mereka masing-masing. Guru mengumpulkan
hasil
tulisan
siswa,
menghitungnya,
dan
menyusunnya sesuai nomor urut siswa. Pada akhir pembelajaran, guru melakukan refleksi kegiatan pembelajaran selama siklus pertama. Dalam refleksi ini, guru dan kolaborator bertanya jawab dengan siswa mengenai kelebihan dan kekurangan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Siswa juga diminta untuk memberikan kritik dan saran selama kegiatan pembelajaran sekaligus sebagai perbaikan bagi pelaksanaan siklus selanjutnya. Guru dan kolaborator meninggalkan kelas tepat pada saat bel berbunyi. Sebelum meninggalkan kelas,
guru tidak lupa
mengingatkan siswa untuk lebih rajin belajar dan mengucapkan salam.
commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Observasi dan Monitoring. Pengamatan dan monitoring sungguh sangat penting untuk lakukan sebab dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengetahui tiap-tiap kemajuan siswa. Hal itu telah dilaksanakan oleh penulis sebagai peneliti dan peninjau sepanjang implementasi tindakan ketika para siswa sedang lakukan aktivitas mereka. Dengan pengamatan dan monitoring pelajaran dan pengajaran siklus yang pertama, penulis mengetahui berapa banyak efektivitas mengajar berhubungan
dengan
teknik
dan
pendekatan
guru
sedang
menggunakan. Pengamatan lakukan oleh penulis dalam rangka mengamati keikutsertaan para siswa dan menguji permasalahan mereka selama menulis di kelas. Teknik adalah pengamatan aktif, wawancara informal, analisis dokumen, terdiri dari tape rekaman. Kegiatan siswa selama proses pembelajaran siklus I diamati oleh guru dan kolaborator dan dicatat dalam blangko pengamatan. Dari hasil pengamatan selama 3 pertemuan di siklus pertama didapatkan hasil sebagai berikut; a) Pengamatan terhadap Siswa Siklus pertama pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 30 November 2010 ada jam keenam dan ketujuh, yaitu pada pukul 10.30 sampai dengan 12.45. pembelajaran berlangsung di kelas XII TPTL2. Pada siklus 1 pertemuan pertama dilaksanakan, banyak siswa terlihat belum terlalu aktif dan agak commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
canggung karena baik guru maupun siswa belum terbiasa melaksanakan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Terlihat ada beberapa siswa yang kurang focus dalam mengikuti diskusi kelompok. Setelah guru maupun kolaborator mendekati dan menasehati, siswa tersebut kembali mengikuti pelajaran dengan baik. Meskipun demikian, aktivitas siswa dalam menerima penjelasan guru masih cukup tinggi. Aktivitas siswa dalam berdiskusi membuat kelas menjadi gaduh dan ramai. Guru masih terlihat kesulitan mengatasi situasi tersebut. Siswa masih saling berkomentar
ketika
diberi
tugas
untuk
menulis
atau
mengarang.kebanyakan siswa merasa kesulitan, namun guru memberi motivasi kepada siswa, misalnya ungkapan seperti layaknya seorang teman memberi saran kepada temannya. Guru mendorong siswa agar tidak lekas putus asa. Mereka harus saling membantu dan bekerjasama dengan temannya, yang diam dan pasif harus berupaya untuk menyumbangkan pendapatnya. Demikian upaya guru dalam memotivasi para siswa. Ternyata upaya ini cukup berhasil, siswa berusaha untuk aktif dalam diskusi dan memberikan pendapatnya dalam diskusi dan presentasi kelompok. Hasil pengamatan pada pengamatan kedua siklus 1 adalah bahwa siswa sudah mulai aktif dan menikmati kegiatan pembelajaran kooperatif. Rasa malu atau canggung untuk commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berbicara di hadapan orang lain mulai berkurang. Akan tetapi siswa terlihat kurang memanfaatkan waktu dengan baik. Hal ini terlihat pada saat siswa diminta untuk merebisis draft tulisan, mereka tidak segera melaksanakan perintah guru, tetapi masih berbincang-bincang dengan teman-temannya. Mereka kurang menyadari bahwa alokasi waktu untuk melaksanakan kegiatan tiap sesi sangat terbatas, sehingga mereka kurang bias memanfaatkan waktu dengan baik. Kefiatan siswa selama menulis juga tidak luput dari pengamatan guru dan kolaborator. Dari hasil pengamatan pada saat menulis, banyak siswa yang kurang siap. Beberapa dari mereka hanya sekedar mengamati hasil pekerjaan teman satu kelompoknya tanpa segera melaksanakan tugas dari guru. Terlihat juga beberapa siswa yajg kurang berminat atau kurang bersemangat menulis. Ada kesan bahwa mereka belum tahu apa yang
akan
dituliskan,
siswa
tersebut
belum
benar-benar
memahami tugas yang diberikan. Akan tetapi secara umum, siswa sudah aktif dalam kegiatan di kelompoknya. Untuk membuat draft penulisan. Draft yang disususn
siswa
terlihat
belum
sistematis.
Siswa
kurang
memanfaatkan waktu untuk menuiskan hasil karangannya. Demikian pula pada saat siswa mengembangkan draft karangan menjadi tulisan surat undangan resmi. Tulisan yang dihasilkan commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kurang begitu baik karena dikerjakan tanpa memperhitungkan waktu yang sesuai. Pada kegiatan diskusi, beberapa siswa masih terlihat pasif dalam diskusi. Mereka belum banyak komentar atau memberikan saran
dan
komentar
sebagai
kontribusinya
dalam
kerja
kelompok.hal tersebut dikarenakan mereka kurang terbiasa melakukan diskusi kelas. Siswa belum banyak mengeluarkan pendapat atau berbicara secara formal di depan teman-temannya. b) Pengamatan terhadap Hasil Tes Siklus 1 Selama proses kegiatan pembelajaran siklus 1, banyak dari para siswa adalah pasif. Kebanyakan mereka namun mngerjakan tes dan mereka banyak bertanya kepada temannya, meskipun guru meminta mereka untuk melakukannya secara individu.. Tetapi, ada beberapa para siswa yang mulai mempertunjukkan minat mereka pada pembelajaran menulis. Tabel yang berikut adalah hasil pekerjaan siswa setelah mereka melaksanakan Tes Siklus 1.
FASE
PRE-TES
SIKLUS 1
PENINGKATAN
Nilai rata-Rata
59.35
65.64
6.29
Perolehan KKM
11.7%
32.35%
20.65%
Table 4.1. Peningkatan Nilai pada Siklus 1 commit to user
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Peningkatannya adalah 20.65%. Data dianalisa untuk menemukan masalah dan solusi, sedangkan pencapaian nilai untuk tiap elemen penulisan adalah sebagai berikut;
Aspek Nilai Rata-Rata
Isi
Organisasi Penulisan
Wacana
Kosakata
Syntaksis
Mekanisme Penulisan
66.6
67.6
63
65.4
65
64.4
Tabel 4.2. Aspek Penilaian Tes Sklus 1 Hasil penilaian menulis siswa menunjukkan bahwa para siswa mendapat skor yang paling tinggi dalam aspek organisasi. Tulisan mereka dapat dimengerti. Pilihan kata-kata mereka cukup. Tetapi, beberapa siswa masih menemui kesulitan mengembangkan gagasan mereka dalam bentuk tertulis.
4) Refleksi Refleksi hasil implementasi di siklus yang pertama meliputi peningkatan dan permasalahan sepanjang aplikasi mengajar menulis dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Refleksi juga memberi beberapa rekomendasi pada guru dan kolaborator tentang apa yang mereka perlu lakukan untuk siklus yang berikutnya. Berdasarkan
hasil
pengamatan
guru
kolaborator
yang
dituangkan dalam catatan lapangan dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia selama ini masih berorientasi pada metode ceramah. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat materi commit to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sehingga siswa menjadi pasif. Selain itu, siswa juga kurang pro aktif, kurang bergairah dalam pembelajaran menulis karena mereka beranggapan nenulis kurang memberi manfaat. Ditambah lagi, kesibukan mereka dalam praktek perteknikan menjadikan pelajaran menulis semakin dikesampingkan oleh mereka. Sikap siswa semacam ini ternyata membawa akibat terhadap rendahnya kemampuan menulis di sekolah sebagaimana hasil tes awal terurai di atas. Hal ini perlu segera mendapat perhatian guru dan mengatasinya dengan cara mengubah paradigma pembelajaran. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa siswa sangat menyukai belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Mereka
menyatakan
bahwa
dengan
belajar
dengan
menggunakan tipe jigsaw, belajar menjadi lebih hidup dan menyenangkan. a) Peningkatan Siklus 1 (1)
Tulisan mereka menjadi lebih bervariasi dan cara mereka mengembangkan gagasan itu bervariasi juga.
(2)
Aktivitas kelas menjadi semakin aktif.
(3)
Motivasi siswa meningkat.
(4)
Mereka tampak senangan dan nyaman
commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Kelemahan Siklus 1 (1) Beberapa para siswa masih pasif dalam proses belajar mengajar. Beberapa di antara mereka merasa ragu untuk menjawab pertanyaan guru secara lisan. (2) Beberapa para siswa masih pasif dan diam sepanjang diskusi dan tidak mengungkapkan gagasan bagi kelompoknya. (3) Di (dalam) melakukan aktivitas, para siswa cenderung ramai. (4) Ketika guru meminta mereka untuk melakukan tugas secara individu, beberapa siswa hanya tergantung pada teman mereka. c) Rekomendasi (a) Penting untuk melanjut siklus yang kedua
masalah siswa
masih belum dipecahkan masih. (b) Menyediakan dukungan penuh pada siswa untuk membangun kepercayaan diri mereka sedemikian sehingga mendukung mereka dalam menulis. (c) Guru perlu memberi suatu motivasi tinggi dan untuk mendukung mereka. e) Meningkatkan peran guru untuk membuat kelas aktif. b. Siklus Kedua Setelah menyelesaikan siklus 1, guru dan kolaborator membahas hasil yang telah diperoleh di siklus 1. Mereka menyimpulkan bahwa mereka akan melanjutkan penelitian tersebut ke siklus berikutnya. Di siklus commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berikutnya, guru melakukan serangkaian aktivitas terdiri dari perencanaan tindakan (planning), menerapkan tindakan (implementing the action) yang terdiri dari tiga pertemuan dan masing-masing terdiri dari untuk membuka kelas (Opening the class), aktivitas utama (main activities), dan penutup (closing). Berikut adalah informasi detil tentang hal di atas; 1) Perencanaan Sebelum melaksanakan tindakan, guru melakukan beberapa aktivitas. Aktivitas itu adalah: (a) berdiskusi dengan kolaborator; (b) merancang
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP),
(c)
menyiapkan materi; (d) menyiapkan media; (e) menyiapkan evaluasi; (f) menyiapkan kerja kelompok untuk masing-masing pertemuan. Yang berikut adalah informasi yang detil tentang aktivitas diatas; (a) berdiskusi dengan kolaborator Tujuannya adalah untuk memperoleh persepsi yang sama tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Penulis dan kolaborator membahas bagaimana cara menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam proses belajar mengajar. Setelah memahami tentang strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, kemudian mereka membahas tentang kondisi psikologis siswa. Tujuannya adalah untuk memahami karakteristik siswa di kelas tersebut sehingga penulis mempunyai persepsi sama dengan kolaboratornya. (b) merancang RPP commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Guru dan kolaborator merancang tiga pertemuan untuk siklus kedua ini. Dua pertemuan untuk diskusi dan presentasi dan satu pertemuan untuk tes. (c) menyiapkan materi Materi yang dipersiapkan adalah pembelajaran menulis surat undangan dinas. (d) menyiapkan evaluasi Guru dan kolaborator menyiapkan lembar evalusi dan pengamatan untuk mencatat kegiatan dan perkembangan siswa selama pembelajaran berlangsung. (e) menyiapkan kerja kelompok Untuk merencanakan kerja kelompok, guru membagi siswa dalam 7 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 atau 4 siswa dengan kemampuan yang heterogen dalam masing-masing kelompok. Anggota kelompok diubah lagi dari siklus yang pertama. 2) Implementasi Tindakan a) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama siklus kedua berlangsung pada hari Selasa, tanggal 27 Desember 2010. Tema pembelajaran menulis pada siklus kedua ini adalah menulis surat undangan dinas. Setelah bel berbunyi pada pukul 11.00, penulis dan kolaborator masuk kelas bersama-sama. Guru duduk di depan commit to user
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelas dan menghadap siswa, sedang kolaborator duduk di sudut kelas. Ia bermaksud mengamati semua aktivitas terjadi di dalam kelas itu. Guru memberi salam terlebih dahulu, "Selamat pagi, anak-anak!" dan mereka menjawab dengan semangat. Setelah salam, guru kemudian mengecek kehadiran siswa satu persatu. Dia meminta mereka untuk mengacungkan jari tangan mereka ketika namanya dipanggil. Sementara itu, untuk siswa yang absen, guru meminta mereka mengatakan 'Absen'. Total siswa kelas XII TPTL2 adalah 34 para siswa. Selanjutnya guru membagi siswa dalam 7 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan yang heterogen. Masing-masing kelompok dipimpin oleh siswa yang menduduki ranking 1 sampai dengan ranking 6 di kelas. Kemudian guru membagikan lembar kerja
kepada
masing-masing
kelompok.
Setiap
kelompok
mendapatkan tugas membuat draft surat undangan dinas. Guru menjelaskan, surat undangan resmi, yang telah dibahas dalam siklus 1, agak berbeda dengan surat undangan dinas. Surat undangan dinas biasanya menyertakan kop surat dan stempel instansi pembuat surat. Bahasa yang digunakan surat undangan dinas sama resminya dengan surat undangan resmi. Setelah memberikan penjelasan detil mengenai surat undangan dinas, guru meminta siswa membentuk kelompok ahli. Kelompok ahli beranggotakan 6 orang yang terdiri dari perwakilan tiap commit to user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelompok yang mengirimkan satu orang perwakilan untuk menjadi kelompok ahli. Kelompok ahli berkumpul dan berdiskusi untuk membahas draft karangan surat undangan dinas. Diskusi berjalan dengan lancer dan dalam pantauan penuh guru kelas. Dalam pembahasan kelompok ahli, guru memberikan bimbingan kepada siswa sebagai pengetahuan untuk disampaikan ketika siswa kembali ke kelompok semula. Sementara kelompok ahli berdiskusi, guru kolaborator membagikan lembar kerja kepada anggota kelompok lainnya.
Mereka diminta membuat draft
karangan surat undangan resmi. Perintah dan petunjuk pengerjaan sudah tercantum dalam lembar kerja dan soal yang dibagikan. Setelah mengadakan diskusi dalam kelompok ahli, siswa diminta kembali ke kelompok masing-masing untuk memperbaiki hasil kerja kelompoknya. Di dalam kelompok tersebut mereka saling memberi dan menerima masukan dari hasil kerja mereka masing-masing. Dalam kelompoknya siswa saling memperbaiki dalam membuat draft surat undangan resmi. Apabila ada penulisan yang kurang baik, mereka melakukan revisi dan penambahan apabila ada yang kurang. Setelah selesai berdiskusi, siswa diminta untuk mengumpulkan hasil kerja mereka.
Pada pertemuan
pertama ini, pembelajaran sampai pada tahap pembuatan draft dan mulai mengembangkan draft. Presentasi, revisi dan proses pengeditan akan dilanjutkan pada pertemuan kedua. commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada akhirnya kegiatan, guru memberi beberapa latihan berhubungan dengan topik yang telah mereka pelajari. Latihan dilaksanakan secara individu. Guru memberi waktu 15 menit untuk menyelesaikan latihan. Setelah 15 menit, guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaan kelompok dan individu ke meja tulis guru. Setelah menyelesaikan semua aktivitas pada hari itu, kemudian guru mengakhiri kelas dengan mengatakan terima kasih kepada siswa yang telah berpartisipasi di kelas tersebut dengan aktif dan dengan penuh perhatian. Di samping, ia juga mengingatkan mereka untuk mempersiapkan pertemuan mendatang dengan sesi presentasi. Guru kemudian mengucapkan salam dan meninggalkan kelas. b) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 31 Desember 2010. Pembelajaran ini merupakan kelanjutan dari pertemuan pertama yaitu tentang menulis surat undangan dinas. Pembelajaran saat ini berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Siswa melakukan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Guru meminta siswa menyiapkan materi sebagai bahan diskusi draft surat undangan dinas pada pertemuan sebelumnya. Kemudian, guru menyampaikan indikator kompetensi yang harus dikuasai siswa. Siswa membentuk anggota kelompok untuk melaksanakan presentasi. commit to user
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kemudian, siswa melanjutkan pembelajaran yang belum selesai
yaitu
Sebelumnya,
melakukan siswa
presentasi
berdiskusi
hasil
dahulu
karangannya.
dengan
anggota
kelompoknya. Mereka menyempurnakan rumusan draft surat undangan dinas, membahas formatnya dan melakukan beberapa perbaikan terhadap draft hasil diskusi mereka. Setelah proses diskusi kelompok selesai, siswa mengadakan presentasi per kelompok. Presentasi tersebut mengenai hasil tulisan dan kerja masing-masing kelompok tentang surat undangan dinas. Diskusi berjalan dengan lancer, bahkan lebih lancar daripada
diskusi
siklus sebelumnya. Sesekali terdengar kegaduhan dan tawa karena ada beberapa anak yang melontarkan lelucon di kelas. Guru dan kolaborator bertugas sebagai fasilitator dan pengontrol jalannya diskusi dan presentasi di kelas agar berjalan sesuai pokok pembahasan. Guru
kolaborator
mengadakan
pengamatan
terhadap
aktivitas siswa dan guru pengajar dengan mengisi blangko pengamatan yang telah dipersiapkan. Guru memberikan bantuan apabila ada kelompok yang memerlukan bimbingan. Setelah semua kelompok melakukan presentasi hasil kerja mereka, siswa diharapkan memperoleh persepsi yang sama mengenai surat undangan dinas. Kemudian berdasarkan hasil diskusi, siswa menyempurnakan atau melakukan commit to user
revisi
terhadap
hasil
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menulisnya. Alokasi kegiatan ini adalah 20 menit untuk sesi diskusi masing-masing kelompok, 40 menit untuk presentasi tiaptiap kelompok, 10 menit untuk merumuskan bersama hasil presentasi kelas. Kemudian di akhir waktu pembelajaran, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Guru memberi informasi kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya mereka akan melaksanakan tes menulis untuk siklus pertama. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengingatkan siswa untuk lebih banyak berlatih menulis dan akhirnya guru menutup kelas dengan salam. c) Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga siklus kedua dilaksanakan tanggal 3 Januari 2011 pada hari Selasa. Guru memberi informasi kepada siswa bahwa hari ini adalah pertemuan terakhir siklus kedua, dan mereka akan melaksanakan tes menulis secara individu. Setelah tes, beberapa di antara mereka akan diminta untuk melaksanakan wawancara dengan guru kolaborator. Setelah membagi lembar soal dan lembar jawaban, siswa diminta untuk menulis surat undangan dinas dengan tema dan instansi yang telah ditentukan die mbar soal. Para siswa mengerjakan tes dengan serius. Guru berpindah dari satu meja ke meja lain untuk memeriksa dan mengawasi para siswa. Dalam hal ini, guru tidak memberikan commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bantuan kepada mereka. Mereka mengerjakan tes secara individu dan bebas. Kelas menjadi tenang. Tidak ada siswa yang gaduh atau bercakap-cakap dengan siswa lain. Hanya 40 menit yang diperlukan siswa untuk menyelesaikan tugas tersebut. Setelah mereka telah menyelesaikan tes, mereka mengumpulkan hasil kerja mereka ke meja tulis guru dan kembali ke kursi mereka dengan tenang. Para siswa membicarakan tes dengan teman mereka dengan suara rendah. Setelah melakukan semua aktivitas, guru menutup kelas dengan mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan dan kehadiran siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kelas itu dengan baik. Tetapi, sebelum menutup kelas, guru tidak lupa untuk mengingatkan mereka untuk belajar lebih keras, agar mereka bisa menguasai menulis dengan baik. Akhirnya guru mengucapkan salam perpisahan pada siswa. 3) Observasi Secara umum kegiatan belajar mengajar di siklus 2 berjalan lebih baik dibandingkan dengan siklus pertama. Para siswa lebih bersemangat mengikuti pelajaran menulis. Mereka juga lebih termotivasi dan aktif dalam pelajaran. Mereka nampak tertarik dalam proses belajar bersama-sama, berdiskusi, dan presentasi serta memecahkan masalah bersama-sama. Hasil kerja mereka juga lebih baik daripada siklus sebelumnya. Nilai siswa terutama pada mata commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelajaran menulis menjadi lebih baik pada siklus kedua ini. Siswa juga lebih memperhatikan dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut dinilai baik karena kondisi pembelajaran menjadi semangat dan hidup. Sebagai hasilnya, siswa tidak merasa bosan karena variasi kegiatan pembelajaran yang mereka lakukan. Tabel yang berikut adalah hasil pekerjaan siswa setelah mereka melaksanakan Tes Siklus 2.
FASE
SIKLUS 1
Nilai rata-Rata Perolehan KKM
SIKLUS 2
PENINGKATAN
65.64
69.5
3.86
32.35%
71%
42.65%
Table 4.3: Peningkatan Nilai pada Siklus 2 Peningkatannya adalah
42.65 %. Data dianalisa untuk
menemukan masalah dan solusi, sedangkan pencapaian nilai untuk tiap elemen penulisan adalah sebagai berikut;
Aspek Nilai Rata-Rata
Isi
Organisasi Penulisan
Wacana
Kosakata
Syntaksis
Mekanisme Penulisan
70
68.3
71.1
67.9
68.8
72
Tabel 4.4. Aspek Penilaian Tes Siklus 2 Hasil penilaian menulis siswa menunjukkan bahwa para siswa mendapat nilai yang paling tinggi dalam aspek mekanisme penulisan. Tulisan mereka dapat tersusun dengan baik. Pilihan kata-kata mereka cukup. commit to userKesulitan dalam mengembangkan
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
gagasan mereka dalam bentuk tertulis sudah berkurang karena mereka terus dilatih untuk menulis dengan rapi dan terorganisir. 4) Refleksi Tujuan refleksi ini adalah untuk menguji hasil akhir siklus kedua. Refleksi
ini
digunakan
sebagai
suatu
rekomendasi
untuk
menyelesaikan masalah yang ada di siklus sebelunya. Materi pembelajaran menulis masih sama dengan siklus I yaitu menulis surat resmi. Hanya saja pada siklus II ini siswa belajar menuls surat undangan resmi. Dipilihnya materi ini karena siswa banyak menemui ragam surat-surat resmi dalam kehidupan sehari-hari dan juga akan menemuinya di dunia kerja nanti. Siswa akan lebih mudah memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan seharihari apabila sejak sekolah sudah diperkenalkan dan mampu membuat, memahami, dan mengenali macam-macam surat resmi. Fokus kegiatan pembelajaran adalah menulis surat undangan resmi dan melakukan presentasi hasil kerja mereka di depan kelas per kelompok untuk saling berbagi ilmu pengetahuan dan menyamakan persepsi. Disini siswa melakukan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Guru meminta siswa menyiapkan materi sebagai bahan diskusi draft surat undangan resmi pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan inti, setelah guru menyampaikan indikator kompetensi yang harus dikuasai siswa, tanpa diperintah lagi, siswa membentuk anggota kelompok untuk melaksanakan presentasi. commit to user
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kemudian, siswa melanjutkan pembelajaran yang belum selesai yaitu melakukan
presentasi
berdiskusi
dahulu
hasil dengan
karangannya. anggota
Sebelumnya,
kelompoknya.
siswa Mereka
mematangkan rumusan draft surat undangan resmi, membahas formatnya dan melakukan perbaikan terhadap hasil pengedraftan mereka. Setelah proses diskusi kelompok selesai, siswa mengadakan presentasi per kelompok. Presentasi tersebut mengenai hasil tulisan danb kerja masing-masing kelompok tentang surat undangan resmi. Guru kolaborator mengadakan pengamatan terhadap aktivitas siswa dengan mengisi blangko pengamatan yang telah dipersiapkan. Guru memberikan bantuan apabila ada kelompok yang memerlukan bimbingan. Setelah semua kelompok melakukan presentasi hasil kerja mereka, siswa diharapkan memperoleh persepsi yang sama mengenai surat undangan resmi. Berdasarkan
hasil
diskusi,
siswa
menyempurnakan
atau
melakukan revisi terhadap hasil menulisnya. Alokasi kegiatan ini adalah 20 menit untuk sesi diskusi masing-masing kelompok, 40 menit untuk presentasi tiap-tiap kelompok, 10 menit untuk merumuskan bersama hasil presentasi kelas. Kemudian
di
akhir
waktu
pembelajaran,
guru
memberi
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Guru memberi informasi kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya mereka akan melaksanakan tes menulis untuk commit to user
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
siklus pertama. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengingatkan siswa untuk lebih banyak berlatih menulis dan
akhirnya guru
menutup kelas dengan salam. a) Peningkatan Kemampuan Siswa di Siklus 2 (1) Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw akan berjalan dengan baik apabila siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran menulis kelas. (2) Ada interaksi yang erat antar siswa selama diskusi. Mereka melaksanakan diskusi untuk memecahkan masalah secara tertulis. Hal tersebut menimbulkan peningkatan aspek menulis antara lain isi, organisasi, sintaksis dan wacana. (3) Meningkatnya perhatian siswa, pemahaman dan motivasi di dalam) pembelajaran menulis. (4) Banyak siswa menjadi aktif untuk mengungkapkan gagasan selama diskusi. (5) Motivasi dan rasa percaya diri siswa meningkat. b) Kelemahan Pelaksanaan Siklus 2 (1) Perlu untuk lebih meningkatkan kemandirian siswa, banyak siswa yang masih tergantung pada temannya. (2) Ada beberapa siswa yang masih pasif dan tertutup. (3) Motivasi siswa dalam menulis masih perlu ditingkatkan.
commit to user
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Rekomendasi (1) Berdasarkan analisa peningkatan dan masalah yang ada pada siklus kedua ini, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. (2) Siswa perlu lebih banyak berlatih menulis. c. Siklus Ketiga 1) Perencanaan Seperti halnya dilakukan di siklus kedua, di siklus ketiga ini guru dan kolaborator melaksanakan serangkaian aktivitas antara lain; (1) berdiskusi dengan kolaborator tentang pelaksanaan kegiatan di siklus ketiga, (2) menyiapkan RPP dan materi pembelajaran, (3) menyiapkan lembar observasi dan evaluasi dan (4) menyiapkan kelompokkelompok diskusi. Berdasarkan observasi dan refleksi siklus 2, maka rencana kegiatan siklus 2 antara lain adalah: (a) mengurangi dominasi guru sehingga siswa belajar lebih bebas dan mandiri, (b) memberi kesempatan pada siswa untuk berpikir bersama kelompoknya. Berdasarkan hasil kajian peneliti, guru harus benar-benar membuat desainpeelitian dengan baik. 2) Implementasi Tindakan Pembelajaran tindakan ketiga merupakan pelatihan ulang dari siklus sebelumnya. Hal ini dilakukan agar siswa memperoleh nilai commit to user
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
maksimal dalam pembelajaran menulis dan nilainya mencapai KKM. Siklus 3 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan selama 4 jam pelajaran. Pelaksanaan siklus 3 ini didasari refleksi siklus 2 dengan nilai ratarata 69.5 yang menunjukkan belum tercapainya KKM untuk mata pelajaran menulis bahasa Indonesia. a) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama siklus 3 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 11 Januari 2011 di ruang kelas XII TPTL2. materi menulis pada siklus ketiga ini adalah menulis surat lamaran kerja. Pemilihan topik ini karena siswa akan dihadapkan pada membuat surat lamaran kerja pada saat mendatang di dunia kerja. Pada pertemuan pertama, guru terlebih dahulu mengadakan apersepsi yaitu review pembelajaran menulis pada pertemuan sebelumnya. Apersepsi dilakukan untuk menyegarkan kembali ingatan
siswa
pada
pembelajaran
sebelumnya,
sekaligus
meningkatkan motivasi siswa terhadap pelajaran menulis. Guru memberikan pernyataan dan pertanyaan yang serta mendorong siswa untuk tidak bosan menulis dan guru berdialog dengan siswa untuk mengulas masalah penulisan. Guru kemudian menjelaskan kembali tata cara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus ketiga ini. Pada kegiatan ini guru mengarahkan materi menulis surat lamaran kerja pada kelompok ahli dan meminta mereka untuk commit to user
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
membuat draft tulisan. Sementara itu pada kelompok asal, guru juga memberikan tugas yang sama. Kemudian siswa yang termasuk dalam kelompok ahli kembali ke dalam kelompok asal. Selanjutnya siswa yang tergabung dalam kelompok-kelompok tersebut mempunyai tugas mengembangkan draft tersebut menjadi surat lamaran pekerjaan. Masing-masing anggota kelompok berdiskusi, mengemukakan pendapat sehingga pekerjaan yang dihasilkan adalah sebuah tulisan yang utuh dan padu. Siswa dengan arahan guru saling memberi arahan dan masukan pada temannya bila ada kalimat-kalimat yang janggal dan tidak pas. Metode yang digunakan adalah metode menemukan, bertanya, masyarakat belajar, dan penilaian yang sebenarnya. Waktu yang dialokasikan untuk tahap ini adalah 50 menit. Dalam hal ini siswa dan guru menyimpulkan dan memberi penguatan pada hasil tulisan siswa. Pada 10 menit terakhir, guru melaksanakan sesi tanya jawab dengan siswa. Dan setelah tanya jawab selesai, guru kemudian menutup pelajaran dengan salam. b) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada Jumat tanggal 14 Januari 2011 di ruang kelas XII TPTL2. Pertemuan kedua ini merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya dengan materi yang sama commit to user
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yaitu menulis surat lamaran kerja.pada pertemuan kedua, kegiatan diawali dengan dialog dan pengarahan mengenaii seputar pengembangan draft karangan menjadi karangan yang utuh dan padu. Waktu yang digunakan adalah 10 menit. Kemudian, siswa melanjutkan aktivitas menyusun surat lamaran kerja berdasarkan draft yang telah disusun. Selama siswa melakukan aktivitas, guru mengamati dan memberikan arahan terhadap siswa yang memerlukan bimbingan. Setelah menyelesaikan tulisannya, mereka mendiskusikannya dalam kelompok. Mereka saling mengoreksi pekerjaan siswa lain dan saling memberi masukan agar hasil tulisannya menjad lebih baik. Bersama temannya siswa akan lebih berani mengemukakan pendapat dan bekerjasama. Pada akhir pembelajaran guru bersama-sama dengan siswa mengadakan refleksi mengenai pembelajaran yang dilaksanakan. Alokasi waktu yang digunakan untuk menutup pelajaran adalah 10 menit. 3) Observasi Dalam hal ini, penulis dan kolaborator melakukan pengamatan implementasi pembelajaran ketika siswa sedang melakukan aktivitas mereka. Teknik yang digunakan untuk mengamati adalah sebagai berikut: (1) pretes dan postes, (2) wawancara, dan (3) pengamatan kelas.
commit to user
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan pengamatan dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua, bisa jadi diketahui bahwa; (1) Kemampuan menulis siswa meningkat, terutama menulis surat resmi. Hasil post-test telah memenuhi KKM walaupun ada beberapa siswa yang gagal; (2) Para siswa
menjadi
lebih
aktif
dalam
melakukan
aktivitas
dan
berpartisipasi tinggi dalam pelajaran; (3) Situasi kelas menjadi lebih hidup dan menyenangkan. Tabel yang berikut adalah hasil pekerjaan siswa setelah mereka melaksanakan Tes Siklus 3.
FASE
SIKLUS 2
SIKLUS 3
PENINGKATAN
Nilai rata-Rata
69.5
73.2
3.7
Perolehan KKM
75 %
91.17 %
16.17 %
Table 4.5: Peningkatan Nilai pada Siklus 3 Peningkatannya adalah
16.17 %. Data dianalisa untuk
menemukan masalah dan solusi, sedangkan pencapaian nilai untuk tiap elemen penulisan adalah sebagai berikut;
Aspek Nilai Rata-Rata
Isi
Organisasi Penulisan
Wacana
Kosakata
Syntaksis
Mekanisme Penulisan
73
70.6
68
68
70
70.8
Tabel 4.6. Aspek Penilaian Tes Siklus III
commit to user
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil penilaian menulis siswa menunjukkan bahwa nilai siswa telah memenuhi KKM. Tulisan mereka dapat tersusun dengan baik. Pilihan kata-kata mereka cukup baik. 4) Refleksi Hasil proses proses belajar mengajar dengan menggunakan stratrgi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menunjukkan peningkatan dari siklus satu ke siklus tiga. Peningkatan yang terjadi cukup signifikan terutama dalam meningkatkan kemampuan menulis surat resmi. Hal tersebut bisa dilihat dari hasil kondisi kelas dimana secara psikologis para siswa telah didukung dan termotivasi untuk menguasai menulis. Di samping itu]dapat juga dilihat dengan membandingkan pretes, post tes siklus yang pertama dan kedua dan post-tes siklus yang ketiga. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa motivasi siswa mengalami peningkatan. Jumlah siswa pasif dalam pelajaran berkurang. Rasa percaya diri mereka dalam menjawab pertanyaan guru meningkat. Banyak di antara mereka bisa melakukan tugas dari guru dengan baik. Mereka juga aktif dalam melaksanakan diskusi, presentasi, dan tugas menulis dari guru tepat waktu. Para siswa bisa mematuhi aturan aturan yang berlaku dalam diskusi dan presentasi dengan bak pula. Dari hasil refleksi, bisa disimpulkan bahwa siklus yang ketiga mencapai hasil terbaik dalam hal peningkatan motivasi siswa terutama dalam menulis meskipun masih ada beberapa para siswa yang harus commit to user
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diberi
perhatian
lebih,
sedemikian
sehingga
mereka
akan
mendapatkan hasil optimal dalam pelajaran menulis. Berdasarkan hasil temuan dari siklus pertama sampai ketiga, didapatkan rekomendasi bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sangat disarankan dengan memperhatikan beberapa kondisi yaitu: (1) guru harus mampu mengatur kelas sebaik-baiknya, (2) guru harus mempunyai kreativitas dan inovasi untuk menciptakan kondisi agar siswa mampu belajar dan melakukan segala aktivitas, (3) guru tidak harus selalu berada di kursinya atau berdiri di satu tempat, dan (4) guru harus memberi instruksi secara tegas/eksplisit.
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menulis Menulis surat resmi merupakan kompetensi dasar dalm kurikulum yang diajarkan pada siswa kelas XII di sekolah menengah kejuruan. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tingkat SMK, terutama kelas XII, pelajaran menulis adalah bagian dari kompetensi yang dikembangkan dan dibekalkan kepada peserta didik setelah aspek membaca. Standar Kompetensi menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII adalah “berkomunikasi dalam bahasa Indonesia setara dengan kualifikasi Unggul”, dengan Kompetensi Dasar “ menulis surat dengan memperhatikan jenis surat sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi”. Dengan kata lain, siswa kelas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
99 digilib.uns.ac.id
XII harus memiliki kemampuan menulis surat resmi yang sesuai dengan kriteria kinerja. Tindakan yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Jigsaw adalah metode pembelajaran kooperatif yang diadopsi oleh Slavin di Universitas John Hopkins. Pembelajaran dengan metode Jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru menanyakan siswa apa yang mereka ketahui tentang topik tersebur. Kegiatan sumbang saran tersebut dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif siswa agar siap menghadapi pelajaran yang baru. Manfaat dari metode Jigsaw ini adalah siswa dapat memperoleh lingkup pembeajaran yang lebih luas dan mendalam mengenai beberapa topik dalam satu sesi pembelajaran. Melalui penelitian tindakan kelas ini ada peningkatan pada beberapa poin. Pertama, kemampuan menulis siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia akan meningkat. Kedua, nilai rata-rata ulangan harian yang diharapkan setelah penelitian adalah 70 atau mencapai nilai batas ketuntasan belajar mata pelajaran bahasa Indonesia. Ketiga, siswa menjadi aktif
dan termotivasi
dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk membangkitkan interaksi personal yang efektif di dalam kelompok melalui diskusi. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang mendukun pembelajaran kontekstual. Dalam format pembelajaran kooperatif, setelah guru menyampaikan materi pelajaran, para siswa tergabung dalam kelompokcommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
100 digilib.uns.ac.id
kelompok kecil untuk berdiskusi dan menyelesaikan soal latihan, kemudian menyerahkan hasil kerja kelompok kepada guru. Selanjutnya guru memimpin diskusi tentang pekerjaan kelompok tersebut yang membutuhkan penjelasan atau klarifikasi. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw telah dilaksanakan sebanyak tiga siklus dan masing-masing siklus sebanyak 3 pertemuan. Berdasarkan hasil obseravsi dari siklus 1 sampai dengan siklus 3 pembelajaran menulis surat resmi dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mengalami penningkatan. Peningkatan mencakup peningkatan kualitas pembelajaran meulis dan peningkatan kemampuan menulis siswa kelas XII TPTL2 SMKN 2 Sragen. Sampai pada akhir siklus tiga, penulis telah mewawancarai beberapa siswa terkai dengan penerapan tindakan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai strategi mengajar untuk mengetahui seberapa besar pengaruh strategi ini dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa. Berdasarkan pada hasil wawancara, dan pengamatan, penulis menyimpulkan bahwa kkeefektifan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut: a. Ketika siswa ditanya bagaimana mereka belajar dengan menggunakan jigsaw learning, kebanyakan mereka menyukai penggunaan jigsaw learning. Pertimbangan mereka adalah jigsaw learning sebagai variasi belajar dan lebih menyenangkan, sebab mereka dapat belajar dengan berdiskusi, membuat presentasi, dan menulis bebas. Mereka tidak menjadi bosan sebab mereka dapat belajar dengan bebas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
101 digilib.uns.ac.id
b. Ketika mereka ditanya apakah mereka merasakan kemajuan kemampuan belajar dengan menggunakan jigsaw learning, mereka menjawab bahwa dengan menggunakan jigsaw learning mereka belajar dengan lebih rileks, kreatif dan mandiri. Mereka juga mempunyai banyak waktu untuk belajar dengan bebas dalam diskusi dan aktivitas presentasi. Ini berarti bahwa ada suatu kemajuan dalam hal belajar. c. Ketika mereka ditanya apakah mereka mendapatkan gangguan dengan penggunaan jigsaw learning, mereka menjawab bahwa mereka tidak merasakan manapun gangguan. 2. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menulis Setelah strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diterapkan dalam pembelajaran menulis, didapat peningkatan kemampuan siswa dalam menulis. Hal ini terlihat dari catatan hasil observasi yaitu; a. Kemampuan menulis siswa meningkat Sebelum tindakan, siswa kelas XII TPTL2 memiliki kemampuan menulis yang rendah. Data pre-tes menunjukkan bahwa lebih dari 80% siswa kelas XII-TPTL SMK Negeri 2 Sragen tidak memenuhi KKM. KKM menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 70. Dari 34 siswa, hanya 11.7% siswa atau hanya 4 siswa yang nilainya memenuhi KKM. Sementara itu, nilai rata-rata pre-tes untuk pelajaran menulis adalah 59.3. Dengan membandingkan nilai rata-rata kelas dan nilai KKM, dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan menulis surat resmi siswa kelas XII-TPTL tergolong rendah. Hal ini tercermin dari perolehan nilai commit to user
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
rata-rata kelas yang senantiasa meningkat dari siklus 1 sampai dengan siklus 3. Pada siklus 1 jumlah siswa yang tuntas adalah 11 siswa (32.35%), sebelumnya pratindakan hanya 4 siswa (11.71 %). Ada peningkatan 7 siswa (20.65 %). Sedangkan nilai rata-rat yang dicapai pada siklus 1 adalah 65.64. Sebelumnya pada pretes nilai rata-rata yang dicapai siswa hanya 59.35. Pada siklus kedua ada peningkatan sebanyak 13 siswa (42.65%) sehingga jumlah siswa yang tuntas ada 24 siswa (75%), dengan nilai rata-rata mencapai 69.5. Pada hasil tindakan siklus ketiga, nilai rata-rata siswa adalah 73.2. hasilnya cukup memuaskan. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 31 siswa, artinya 91.17 % nilai siswa memenuhi KKM. Peningkatan yang diraih adalah 16.17 %. Secara detil dapat dilihat pada table dibawah ini;
Tabel 5: Rekapitulasi Data Hasil Penelitian Siklus I
Siklus II
Siklus III
Catatan Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Tuntas
11
32.35%
24
71%
31
91.17%
Tidak Tuntas
23
67.65%
10
29%
3
8.83%
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pengajaran menulis dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas XII TPTL2 SMKN 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. commit to user
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Siswa menjadi aktif dalam melaksanakan aktivitas dalam kelas dan mereka mempunyai motivasi tinggi Sebelum dilakukan tindakan, pembelajaran menulis dilakukan dengan menggunakan pendekatan konvensional. Pembelajaran ini didominasi oleh segi-segi teoretik. Guru banyak menjelaskan tentang draft karangan, memnentukan tema tulisan, menyusun kerangka dan mengembangkan karangan. Siswa mencatat semua penjelasan guru dan pembelajaran hanya berjalan searah. Dengan demikian siswa menjadi sangat pasif dalam pembelajaran. Namun setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diterapkan dalam karangan, siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Siswa menjalin komunikasi secara langsung dengan guru dan teman sekelompok. Keterlibatan siswa selama siklus I, II, dan III berangsunr angsur meningkat. c. Situasi kelas lebih hidup dan menyenangkan Karena siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, maka suasana kelas menjadi hidup dan menyenangkan. Mereka saling bertukar pikiran, menyatakan pendapat dan saran kepada teman. Terjadi hubungan interaktif antar siswa maupun siswa dengan guru. Dalam hal ini, guru bertindak sebagai fasilitator dan sumber. Siswa dapat belajar dengan bebas, mandiri, bertanggungjawab dan dengan cara yang menyenangkan.
commit to user
104 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak tiga siklus antara lain adalah: 1) Penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas XII TPTL2 SMK Negeri 2 Sragen dalam hal meningkatkan kualitas pembelajaran menulis surat resmi dan mningkatkan keaktifan dan partisipasi
siswa
dalam
proses
pembelajaran.
2)
Penggunaan
strategi
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas XII TPTL2 SMKN 2 Sragen. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat diketahui dari hasil pengamatan keaktifan dan partisipasi siswa dalam pembelajaran menulis. Sedangkan peningkatan kemampuan menulis dapat dilihat dari hasil tes selama tiga siklus. Peningkatan-peningkatan tersebut antara lain adalah: 1. Peningkatan pembelajaran
kualitas
pembelajaran
dengan
kooperatif tipe jigsaw dapat
menggunakan dilihat
dari
strategi
pelaksaaan
pembelajaran interaktif antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, sehingga terjadi komunikasi yang hidup. Pembelajaran dengan proses bekerja secara berkelompok berlangsung dengan terstruktur dan heterogen. Pada awal pembelajaran, yaitu pada siklus pertama,
memang ada hambatan dan
pembelajaran belum berjalan dengan optimal, tetapi pada siklus selanjutnya, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
105 digilib.uns.ac.id
proses kerja kelompok berjalan dengan lancar. Proses kerja kelompok dapat dilaksanakan oleh semua siswa dengan bersemangat dan penuh motivasi. Aktivitas dan dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah mulai tampak pada siklus kedua. Pembelajarn berjalan semakin optimal pad siklus ketiga dimana siswa sudah memahami tentang manfaat pembelajaran. Jumlah siswa aktif semakin meningkat. Mereka saling membantudan memecahkan masalah, saling bertanya dan mengemukakan pendapat dilaksanakan dengan lancar. 2. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ternyata mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis terutama menulis surat resmi. Hal ini terindikasi dari meningkatnya jumlah siswa yang lulus memenuhi Kriteria Ketuntasa Minimal (KKM) yaitu 70 untuk mata pembelajaran menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil tes dari siklus 1 sampai siklus 3. Pada siklus 1 jumlah siswa yang tuntas adalah 11 siswa (32.35%), sebelumnya pratindakan hanya 4 siswa (11.71 %). Ada peningkatan 7 siswa (20.65 %). Sedangkan nilai ratarat yang dicapai pada siklus 1 adalah 65.64. Sebelumnya pada pretes nilai rata-rata yang dicapai siswa hanya 59.35. Pada siklus kedua ada peningkatan sebanyak 13 siswa (42.65%) sehingga jumlah siswa yang tuntas ada 24 siswa (71%), dengan nilai rata-rata mencapai 69.5. Pada hasil tindakan siklus ketiga, nilai rata-rata siswa adalah 73.2. hasilnya cukup memuaskan. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 31 siswa, artinya 91.17 % nilai siswa memenuhi KKM. Peningkatan yang diraih adalah 16.17 %. commit to user
106 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Implikasi Dalam
kesimpulan
telah
dinyatakan
bahwa
Peningkatan
kualitas
pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dilihat dari pelaksaaan pembelajaran interaktif antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, sehingga terjadi komunikasi yang hidup. Pembelajaran dengan proses bekerja secara berkelompok berlangsung dengan terstruktur dan heterogen. Pada awal pembelajaran, yaitu pada siklus pertama, memang ada hambatan dan pembelajaran belum berjalan dengan optimal, tetapi pada siklus selanjutnya, proses kerja kelompok berjalan dengan lancar. Proses kerja kelompok dapat dilaksanakan oleh semua siswa dengan bersemangat dan penuh motivasi. Aktivitas dan dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah mulai tampak pada siklus kedua. Pembelajarn berjalan semakin optimal pad siklus ketiga dimana siswa sudah memahami tentang manfaat pembelajaran. Jumlah siswa aktif semakin meningkat. memecahkan
masalah,
saling
bertanya
Mereka saling membantudan dan
mengemukakan
pendapat
dilaksanakan dengan lancar. Disamping
itu
penerapan
strategi
pembelajaran
kooperatif
dapat
meningkatkan kemapuan menulis siswa kelas XII TPTL2 SMKN 2 Sragen. Hal ini tercermin dari hasil tes yang senantiasa meningkat secara signifikan mulai dari siklus 1 sampai dengan siklus 3. Pada siklus 1 jumlah siswa yang tuntas adalah 11 siswa (32.35%), sebelumnya pratindakan hanya 4 siswa (11.71 %). Ada peningkatan 7 siswa (20.65 %). Sedangkan nilai rata-rata yang dicapai pada siklus 1 adalah 65.64. Sebelumnya pada pretes nilai rata-rata yang dicapai siswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
107 digilib.uns.ac.id
hanya 59.35. Pada siklus kedua ada peningkatan sebanyak 13 siswa (42.65%) sehingga jumlah siswa yang tuntas ada 24 siswa (75%), dengan nilai rata-rata mencapai 69.5. Pada hasil tindakan siklus ketiga, nilai rata-rata siswa adalah 73.2. hasilnya cukup memuaskan. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 31 siswa, artinya 91.17 % nilai siswa memenuhi KKM. Peningkatan yang diraih adalah 16.17 %. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terbukti efektif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII TPTL2 SMKN2 Sragen. Oleh karena itu, strategi pembelajaran ini perlu diterapkan dan dikembangkan dalam pembelajaran manapun terutama pembelajaran menulis. Guru harus menguasai strategi pembelajaran ini agar dapat dipraktikkan secara efektif pada kegiatan pembelajaran.guru hendaknya tidak hanya mengandalkan system pembelajaran menulis yang diketahuinya saja, tetapi juga harus secara aktif belajar dan menimba ilmu sehingga pembelajarannya lebih efektif dan berdaya guna. Dengan diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran menulis dapat mengantarkan siswa sehingga memiliki kemampuan menulis sebagaimana tuntutan KKM 70, dan ketuntasan klasikal 80 %. Dengan demikian strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dipilih sebagai metode pilihan dalam rangka mengantarkan siswa untuk memperoleh kemampuan menulis. Berdasarkan hasil pengamatan di kelas selama tindakan, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ternyata mampu menarik keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran dapat benar-benar diminati siswa. Mereka commit to user
108 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dapat belajar dengan senang, tidak tertekan, tidak bosan, dan merasa bahwa materi yang dipelajarinya bermanfaat bagi dirinya. Disamping itu pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat memupuk rasa kerjasama siswa, saling menunjang, mandiri, percaya diri, bertanggung jawab dan berani mengemukakan gagasan. Pembelajaran menjadi aktif, siswa bias saling sharing dengan teman maupun dengan guru. Hal-hal yang dapat diterapkan oleh guru untuk memotivasi siswa sebagai implikasi dari penelitian ini adalah: 1. Melibatkan emosi siswa. Karena kegiatan menulis tidak hanya terkait dengan logika (perencanaan, outline, tata bahasa, penyuntingan dsb) tetapi juga terkait dengan emosi (semangat, imajinasi), maka peran emosi harus didahulukan karena dengan emosi inilah gagasan-gagasan baru bias muncul dan berkembang. 2. Kerjasama. Iklim kerjasama antar guru perlu dibangun dan ditingkatkan. Guru sebaiknya melibatkan teman sejawat dalam menyiapkan pembelajaran di kelas. Dengan adanya kerjasama segala kelemahan dan masalah bias diselesaikan. 3. Reflektif Kemampuan reflektif mendorong guru unrtuk mengkaji kemajuan dan perkembngan siswa, sehingga dapat memberikan jalan keluar yang efektif untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran.guru juga dapat memberi support dan penghargaan bagi siswa yang dapat menulis dengan baik.
commit to user
109 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Senang Menulis Siswa perlu didorong untuk senantiasa menyukai menulis. Apabila hal ini dilakukan, maka siswa akan terbiasa dan senang menuls yang pada akhirnya tidak mustahil mereka menjadi ahli dalam bidang tulis menulis.
C. Saran Berkaitan dengan simpulan dan implikasi diatas dapat diajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Guru-guru yang belum pernah menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw hendaknya berusaha menambah wawasan terkait dengan pembelajaran tersebut. 2. Guru-guru dapat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, karena pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. 3. Guru hendaknya menilai tulisan siswa tidak hanya dari hsilnya saja, tetapi juga proses kreatifnya. 4. Siswa hendaknya banyak belajar dan menulis, sebagaiman belajar dengan strategi kooperatif agar kemampuannya semakin maksimal. 5. Kepala sekolah hendaknya mendorong guru-gurunya agar meningkatkan pemahaman tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dengan demikian siswa tidak hanya belajar menulis dari tema atau judul yang disampaikan saja, tetapi dapat menulis secara bebas dan kreatif. commit to user
110 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
111 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Ali, M. 1987. Penelitian Pendidikan, Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung Brown, H. Douglas. 2001. Teaching by Principles. Longman, San Francisco State University. Depdikbud. 1990. Peraturan Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Armas Duta Jaya. Dimyati, Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Depdikbud Hamalik,O. 200 I. Media Pendidikan. Citra Aditya Bhakti. Bandung Jamaludin. 2001. Pembelajaran yang Efektif Seri Informasi Pendidikan Agama Islam No.7. Departemen Agama RI. Jakarta. Kusumo, l.W. dan Mulyadi,U. 1988. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bina Aksara. Jakarta Ledlow, Susan. 2001. Using Think-Pair-Share in the College Classroom. Arizona State University MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Sragen. 2009. Memahami Bahasa Indonesia untuk SMK Kelas 3. Sragen Maimun.A.dkk.2001. Sekolah for Tomorrow Sekolah Masa Depan. Seri Informasi Pendidikan Agama Is/am no. /3. f)cpartclllcn Agama Rl.Jakarta Mastuki. 2001. Menelusuri Pertumbuhan Sekolah di Indonesia. Seri Informasi Pendidikan Agama Islam No.6. Departemen Agama RI. Jakarta. Mudhoffir. 1999. Teknologi Instruksional. Remaja Rosda Karya Offset. Jakarta. Muslikah. 2010. Sukses Profesi Guru dengan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta. Interprebook Nasution. 1991. Pengembangan Kurikulum. Citra Aditya Bhakti. Bandung __________.1999. Teknologi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta Reigeluth.C.M. and Garfinke.commit 1994. Systemic to user Change in Education. Educational Technology Publication Englewood Cliffs. New Jersey
perpustakaan.uns.ac.id
112 digilib.uns.ac.id
Siberman, Mel. (Pengantar: Prof. Dr. Komaruddin Hidayat). 2009. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta. Pustaka Insan Madani Solihatin, Etin. 2007. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta. Bumi Aksara Sells.B.B. and Rickey. R.C. 1994. Instructional Technology: The Definition Domain of Field. Edisi Terjemahan oleh Mahasiswa S2 Program Studi Tekno1ogi Pembelanjaan PPS IKIP Malang Angkatan 1996. AECT. Wangshiton DC. Snelbecker, G. E. 1974. Learning Theory. Instructional Theory and Psychoeducational Design. Me. Graw Hill Book Company. New York. Soekamto, T. dan Winataputra, U. S. 1996. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. PAU-PPAI. Jakarta. Soenaewan. 1991. Pendekalan Sistem dalam Pendidikan. UNS Press. Surakarta. Suparman, A.. 1996. Design lnstruksional. PAU-PPAI. Jakarta. Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar Baru Algesindo Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Suwandi, Sarwiji. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Surakarta. Panitia Setifikasi Guru Rayon 13 Surakarta Tim Dosen FKIP-IKIP Malang. 1987. Pengantar Dasar-dasar Kependidikan. Usaha Nasional. Surabaya Trianto, M.Pd. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Konsep Dasar, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta. Prenada Media Grup commit to user
113 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user