Hasil Ketik Ulang dari Dokumen Asli (Dokumen asli terlampir di bawah) : Pos Kota Minggu, 26 November 1995
Teguh Karya panen raya dalam FSI 95 2 sinetronnya menyabet 14 nominasi JAKARTA (Pos Kota) – Sutradara-sutradara film kawakan, terutama yang berbasis teater tetap mengambil peran dominan pada nominasi Festival Sinetron 1995 yang diumumkan semalam. Lewat dua sintron karyanya, Teguh Karya panen raya, dengan meraih 14 nominasi! Tapi kejuatan lainnya datang lagi dari Imam Tantowi, yang selama ini dikenal sebagai sutradara laga (action). Sukses tahun lalu dengan Madu Racun dan Anak-Anak Singkong yang menyabet gelar Penulisan cerita asli terbaik, kini hadir dengan Jejak Sang Guru yang menyabet 10 nominasi! Di sekotor pemeranan aktor-aktris, wajah-wajah baru yang tak hanya cantik, juga melesat. Mendapat pengamatan serius juri, seperti Clara Chinta, Cut Keke, Sandy Nayoan dan bintang film yang lama menghilang, tapi kini comeback; Anita Carolina Muhede. Dari pendatang baru tambil Ninok Wiryono dan Ny. Pertiwi Hasan. Teguh Karya, menyabet nominasi terbanyak. Dengan Grup Teater Populer asuhannya, tahun ini menangguk panen dari ke-2 sinetron seri yang dibuatnya : Indonesia Berbisik serta Pakaian dan Kepalsuan. Dua-duanya telah diputar SCTV. Dari Pakaian dan Kepalsuan Teguh menyabet 8 nominasi untuk sektor Penyutradaraan, Pemeran Utama Wanita, Pemeran Pembantu Pria, Pemeran Pembantu Wanita, Penyunting Pasca Produksi, Penata Artistik, Penata Suara, dan Penata Musik. Lewat Pakaian dan Kepalsuan, Teguh menggambarkan manusia-manusia yang dengan sombong mengungkapkan dirinya sebagai pahlawan-pahlawan revolusi yang gagah berani, 3 orang pengunjung restoran di tahun 1950-an berkisah tentang keberaniannya melawan musuh. Seorang pejuang yang
sesungguhnya kemudian membuka kedok mereka, yang ternyata tukang obat, rentenir dan penipu. Drama karya penulis Achdiat Kartamihardja ini diangkat ke sinetron dari panggung teater. Dari Indonesia Berbisik Teguh Karya menyabet 6 nominasi untuk sektor Penyutradaraan, Teleplay, Penulis Cerita Asli, Pemeran Pembantu Wanita, Penata Sinefotografi, dan Penata Suara. Indonesia Berbisik, bertutur tentang masa-masa perjuangan yang remantik di awal Kemerdekaan RI, ketika lagu Indonesia Raya dan usaha perjuangan tidak bisa disuarakan dengan lantang, melainkan dengan berbisik. Sementara itu Arifin C. Noer dengan Keris-nya menyabet 8 nominasi dari sektor Penyutradaraan, Teleplay, Pemeran Utama Pria, Pemeran Pembantu Wanitam, Penulis Cerita Asli, Penata Sinefotografi, Penata Artistik dan Penyunting Pasca Produksi. Keris adalah Warisan Arifin C. Noer. Pada proses penyelesaiannya, sutradara asal Cirebon ini sakit dan kemudian meninggal. Keris mengisahkan konflik keluarga Eyang Karso (Didi Petet), dengan isteri muda dan cucu-cucunya, yang sedang berebut warisan. Harta yang dipuja oleh Eyang Karso berupa keris yang dianggap sakti dan berjasa, tapi ternyata palsu. Sebuah kontes bisa dideteksi penenangnya dengan mengamati siapa jurinya. Demikian pula kiranya FSI 1995 kali ini. Menilik nama yang terpasang adalah nama-nama mapan yang diketuai Dr. Amoroso Katamsi, dengan anggota Idris Sardi, DR. Marwan Daud Ibrahim, Jajang Pamoentjak, El Manik, dan George Kamarullah, maka yang lahir juga orang -orang yang sudah mapan, tanpa mengurangi perhatiannya pada nama-nama baru. Tembus jalur Drama Iman Tantowi, sutradara generasi 80-an, dalam pada itu, yang telah berhasil menembus FSI lewat jalur drama, tahun lalu, kembali berjaya dengan karyanya: Jejak Sang Guru. Mengisahkan guru SD (Mang Udel) yang tua, miskin, dan dirundung sakit-sakitan, setelah berhasil mendidik orang-orang yang sukses. Satu-satunya yang “gagal” adalah tukang becak yang justru sangat sayang dan memperhatikannya (Yono Daryono). Sutradara Grup Teater Tegal, yang melejit di film lewat serial Saur Sepuh dan lama dikenal sebagai sutradara laga (action) ini tekun dalam mendalami drama, dan ketekunannya menghasilkan 10 nominasi kali ini, yakni untuk sektor Penulisan Cerita Asli, Penyutradaraan, Teleplay, Pemeran Utama Pria (2 orang), Pemeran Utama Wanita, Penata Artistik, Penyunting Pasca Produksi, Penata Musik dan Penata Suara. Dari sektor aktor dan aktris nama-nama senior seperti Deddy Sutomo, Didi Petet, Mang Udel, El Manik, serta Niniek L. Karim lewat Menghitung Hari, Cut Keke (sebagai Maryati dalam Nyai Dasima), Clara Shinta, putri sulung dramawan WS. Rendra, dan Anita Carolina Muhede, jelas merupakan angin segar dunia akting, yang bintang -bintangnya kini dikejar oleh selera telenovela. Berikut hasil selengkapnya dari Pengumuman Unggulan FSI 1995, semalam. Disusun secara alpabhetis.
UNGGULAN DRAMA LEPAS: Jejak Sang Guru (Sutdr, Imam Tantowi PT. Marfenila’s), Pakaian dan Kepalsuan (Teguh Karya – PT. SCTV), Senyum yang Terampas (Aria Kusumadewa – PT. Katrina Estetika Cinema), Topeng Sang Kekasih (Supranyata – TVRI Sta. Yogya). UNGGULAN DRAMA SERI: Indonesia Berbisik (Teguh Karya – PT. SCTV), Keris (Arifin C. Noer – PT. Piranti Pirsa Nuda), Menghitung Hari (Enison Sinaru – PT. Tri Sabda Production), Nyai Dasima (Ali Shahab – PT. Sentra Focus Audio Visual), Si Doel Anak Sekolah (Rano – PT. Karno’s Film). UNGGULAN KOMEDI SERI: Dukun Palsu (Putu Wijaya – PT. Putu Widjaya Mandiri Production), Flamboyan 108 – Eps. Oh Mertua 1 & 2 (Debbie Sahertian – PT. Tripar Multivision Plus), Gara-gara Eps. Pesta Emas (Hadi Purnama – PT. Tripar Multivision Plus), Pepesan Kosong (Ali Shahab – PT. Sentra Focus Audio Visual). UNGGULAN PENYUTRADARAAN: Arifin C. Noer (Keris), Enison Sinaro (Menghitung Hari), Iman Tantowi (Jejang Sang Guru), Putu Widjaya (Dukun Palsu), Teguh Karya (Pakaian dan Kepalsuan). UNGGULAN PEMERAN UTAMA WANITA: Anita Carolina Muhede (Inang Partilhang), Clara Shinta (Pakaian dan Kepalsuan), Cut Keke (Nyai Dasima), Hertiwi Hasan (Jejak Sang Guru), Yati Surachman (Dukun Palsu). PEMERAN PEMBANTU UTAMA PRIA: Charlie Sahetapy (Nyai Dasima), (Pakaian dan Kepalsuan), Fuad Idris (Menghitung Hari), Yoyok Aryo (Topeng Sang Kekasih), Zaenal Abidin Domba (Pakaian dan Kepalsuan). UNGGULAN PEMERAN PEMBANTU WANITA: Aline Sehertina (Nyai Dasima), Niniek L. Karim (Indonesia Berbisik), Ninok Wiryono (Keris), Ully Artha (Pakaian dan Kepalsuan), Yuningsih (Topeng Sang Kekasih). UNGGULAN TELEPLAY: Agus SP (Topeng Sang Kekasih), Alex Komang & Teguh Karya (Indonesia Berbisik), Arifin C. Noer (Keris), Imam Tantowi (Jejak Sang Guru), Putu Widjaya (D ukun Palsu). UNGGULAN PENULIS CERITA ASLI: Alex Komang & Teguh Karya (Indonesia Berbisik), Arifin C. Noer (Keris), Imam Tantowi (Jejak Sang Guru), Puntung CM Pudjadi (Patung, Wid NS & Agus SP (Topeng Sang Kekasih). UNGGULAN PENATA SINEMATOGRAFI: Edi Suryono (Senyum yang Terampas), Nurhidayat (Indonesia Berbisik), Rudy Kurwet (Menghitung Hari), Sri Atmo (Biola Bangsakoe), Winaldha Melalatoa (Keris). UNGGULAN PENATA ARTISTIK: Adjie Mamat Borneo, Eddy STB & Dodot Laksono (Indonesia Berbisik), Adji Mamat Borneo (Keris), Barnas Wijaya (Jejak Sang Guru), Eddy STB & Dodot (Pakaian dan Kepalsuan), Zaenal Arifin (Biola Bangsakoe). UNGGULAN PENYUNTING PASCA PRODUKSI: Gunawan Panggaru (Pakaian dan Kepalsuan), Imam Tantowi (Jejak Sang Guru), Rizal Basri (Menghitung Hari), Tony Siswanto (Si Doel Anak Sekolahan), Tri Utomo (Keris).
UNGGULAN TATA SUARA: Adi Molana (Si Doel Anak Sekolahan), Awal (Jejak Sang Guru), Usman ES (Indonesia Berbisik), Usman ES (Pakaian dan Kepalsuan), Wahyudi Dhono (Senyum yang Terampas). UNGGULAN PENATA MUSIK: Djajang Perianto (Pakaian dan Kepalsuan), Joel Chrizal (Jejak Sang Guru), Purwa Tjaraka (Si Doel), Soedharnoto (Biola Bangsakoe). (ww/72)