BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kondisi Taman Kanak-Kanak di Indonesia Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Kondisi ini menuntut Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia untuk meningkatkan mutunya agar dapat menjadi generasi penerus bangsa yang berkompeten dan dapat membangun Indonesia menjadi negara yang lebih baik. Salah satu cara untuk mencapai cita-cita bangsa adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan. Taman kanak-kanak (TK) merupakan tahap awal pembelajaran untuk membentuk kepribadian individual generasi Indonesia yang nantinya diharapkan bisa menjadi penerus bangsa yang berkompeten dan berbakti kepada negara. TK adalah jenjang pendidikan anak usia dini (usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Tujuan dari pendidikan TK adalah agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pentingnya pendidikan untuk anak usia dini diperkuat oleh Unicef yang menunjukkan bahwa hampir 70% anak yang putus sekolah dari Sekolah Dasar karena mereka tidak siap untuk berinteraksi dan mengikuti pendidikan di Sekolah Dasar. Dalam Undang-UndangUndang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 ayat 3 disebutkan bahwa : Taman kanak-kanak merupakan Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal, yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik/motorik, dan seni. Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal, pada akhir tahun 2009 dari 28,8 juta anak usia 0-6 tahun yang memperoleh layanan PAUD baru sekitar 53,7%, baik yang terlayani melalui Taman Kanak-kanak, Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain dan satuan PAUD sejenis. Data menunjukkan hingga tahun 2010 jumlah lembaga TK yang tersebar di seluruh Indonesia baru mencapai 60.003 TK, yang terdiri atas 56.814 TK Swasta (94,69%), 1.060 TK Negeri (1,77%) dan TK-SD satu Atap sekitar 2.129 TK (3,55%). Jumlah lembaga TK tersebut diatas, hingga saat ini belum mempu memberikan layanan bagi anak
1
usia dini, khususnya 4 – 6 tahun. Masih rendahnya APK PAUD selama ini antara lain adalah masih terbatasnya jumlah lembaga TK dan sebagian besar dari lembaga yang ada belum menjangkau seluruh daerah, terutama didaerah-daerah terpencil, pedalaman, pedesaan, dan daerah perbatasan. Berdasarkan sumber dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 2011, Pada tahun 2004 tercatat bahwa jumlah Angka Partisipasi Kasar APK-PAUD baru mencapai 12,7 juta (27%) dan tahun 2008 APK-PAUD telah mencapai 15,1 juta (50,6%) serta diharapkan pada tahun 2009 akan mencapai 15,3 juta (53,6%). Berdasarkan kondisi tersebut pemerintah telah menetapkan rencana 5 tahun ke depan APK-PAUD diharapkan mencapai 21,3 juta (72,6%). Secara bertahap harapan untuk mencapai jumlah APK-PAUD tersebut terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. 1 Target Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia Tahun 2010 – 2014
Target / Sasaran
Tahun Pencapaian Target 2010
2011
2012
2013
2014
Estimasi Jumlah Anak Usia 0-6 tahun
30,18 Juta
30,2 Juta
30,3 Juta
30,35 Juta
30,4 Juta
Target Sasaran PAUD (Formal & Nonformal)
17,4 Juta (57,8%)
18,7 Juta (61,8%)
19,9 Juta (65,7%)
21 Juta (69,3%)
22,1 Juta (72,6%)
Target PAUD Formal
5,8 Juta (19,3%)
5,85 Juta (19,37%)
5,9 Juta (19,5%)
5,95 Juta (19,6%)
6 Juta (19,7%)
Target PAUD Nonformal
11,6 Juta (38,5%)
12,85 Juta (42,43%)
14 Juta (46,2%)
15,05 Juta (49,7%)
16,1 Juta (52,9%)
Sumber : Direktorat PAUD (2011)
Berdasarkan data-data yang ada dapat disimpukan bahwa masih banyak anak usia dini di Indonesia yang belum terlayani pendidikannya. Selain itu setiap tahun terjadi peningkatan pada jumlah anak usia dini di Indonesia, yang juga berpengaruh pada meningkatnya kebutuhan pendidikan PAUD, baik informal maupun formal. Untuk itu, guna mendukung rencana pemerintah untuk mencapai target APKPAUD serta sebagai salah satu solusi untuk penanggulangan permasalahan kebutuhan pendidikan anak usia dini yang meningkat tersebut adalah dengan pembangunan
lembaga
PAUD
yang
baru
serta
dengan
melakukan
perbaikan/pengembangan lembaga PAUD (baik nonformal maupun formal) yang sudah ada.
2
1.1.2. Pengaruh Taman Kanak-Kanak Terhadap Perkembangan Psikologi Anak Masa usia Taman Kanak-Kanak, yakni usia 4 hingga 6 tahun, anak mengalami perkembangan yang sangat pesat. Masa ini sering juga disebut masa keemasan (golden age) dalam perkembangan kehidupan anak. Ebbeck (Masitoh,2004:2.11) mengemukakan bahwa : Anak mulai berkembang pesat pada usia 3-6 tahun, dimana pada usia tersebut anak mengalami masa pertumbuhan yang paling hebat sekaligus paling sibuk, memiliki keterampilan dan kemampuan walaupun belum sempurna atau disebut juga fase fundamental yang akan menentukan kehidupan anak dimasa yang akan datang. Pengembangan potensi anak paling tepat dilaksanakan pada usia tersebut karena perkembangan mental dan kecerdasan anak berlangsung secara maksimal, yakni sekitar 80%. Perkembangan yang terjadi tidak hanya dari segi psikomotor (berlari, melompat, melempar, dll) , tetapi juga dari segi interaksi sosial diluar lingkungan keluarga. Anak belajar untuk berkomunikasi dengan teman baru dan juga guru yang mengajar. Pada usia ini anak-anak juga memahami dirinya sebagai individu yang memiliki atribut tertentu dan kepemilikan yang tinggi terhadap barang pribadinya. Potensi-potensi yang ada pada anak usia ini harus diarahkan agar dapat berkembang secara optimal dan memberikan efek positif bagi tiap individu anak di masa yang akan datang. Dalam situasi ini, peran Taman Kanak-kanak sebagai tahap awal pembelajaran untuk membentuk kepribadian sangatlah penting. Namun realitanya pendidikan Taman Kanak-kanak masa kini lebih mementingkan pencapaian prestasi dibandingkan pembentukan karakter dan perilaku anak. Sejak usia dini anak-anak difokuskan pada persaingan nilai dan ditekan untuk memahami materi pelajaran yang banyak dan berat. Sepintas hal ini memang positif untuk anak. Anak di usia dini dapat mengetahui pengetahuan yang banyak dan membanggakan orang tua. Namun sebenarnya hal ini akan memberikan efek yang sangat negatif untuk anak di masa depan. Pemberian materi dan pengetahuan yang berlebihan akan mengganggu perkembangan mental anak. Sejak usia dini anak sudah mulai membandingkan tingkat kesuksesan dengan temannya dan diajarkan untuk saling bersaing. Hal ini memicu anak untuk merasa stress dan tertekan. Berdasarkan beberapa literatur yang ada mengenai pendidikan anak untuk usia dini, anak-anak usia dini seharusnya diajarkan untuk bekerja sama dengan temantemannya dengan perasaan gembira. Selain itu, bermain juga dapat menjadi salah 3
satu media pembelajaran yang baik Bermain merupakan kebahagiaan bagi anakanak karena dengan bermain mereka bisa mengekspresikan berbagai perasaanya serta belajar bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Selain itu dari segi arsitektur, desain TK yang ada di Indonesia sebagian besar belum peka terhadap perilaku dan kebutuhan anak-anak tersebut. Banyak yang menganggap bahwa desain bangunan sekolah yang terpenting adalah kebutuhan visual dan fasilitas saja, seperti ruangan kelas yang besar, area bermain outdoor yang luas dengan permainan yang lengkap, dan warna-warna yang cerah supaya anak senang sehingga dapat belajar dengan semangat. Namun sebenarnya hal terpenting yang harus diperhatikan adalah aspek psikologi anak secara mendalam, bagaimana perilaku anak pada usia tersebut, kebutuhan apa yang harus di wadahi, bagaimana interaksi sosial anak tersebut baik dengan teman sebaya ataupun dengan guru pengajarnya. Untuk itu, guna mendapatkan desain TK yang ramah anak, diperlukan kajian yang mendalam terhadap perilaku dan lingkungan anak. 1.1.3. Permasalahan dan Kondisi TK Pertiwi Gondanglegi TK Pertiwi Gondanglegi yang terletak di daerah Merdikorejo, Tempel, Sleman, Yogyakarta, merupakan salah satu TK berakreditasi A yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelumnya, TK Pertiwi Gondanglegi menempati lokasi yang hanya berjarak beberapa meter dari site yang baru lalu kemudian pada tahun 2008 TK ini mengalami pengembangan dan pindah ke site yang ada sekarang. Luas lahan TK Pertiwi Gondanglegi saat ini
1.800 m2.
Gambar 1. 1 Site TK Pertiwi Gondanglegi
Sumber : maps.google.co.id (Di akses pada 22/11/2012 18:05)
4
Setiap tahun, jumlah murid yang masuk terus meningkat. Tercatat pada tahun 2010 murid di TK ini berjumlah 68 murid, tahun 2011 melunjak menjadi 98 murid, dan tahun 2012 bertambah menjadi 111 murid. Sehingga dapat diprediksi tahuntahun selanjutnya calon murid yang mendaftar ke TK Pertiwi Gondanglegi akan semakin banyak. Namun, dengan semakin banyaknya murid, jumlah kelas yang ada sekarang tidak dapat menampung seluruh anak. Sesuai dengan peraturan Walikota Yogyakarta nomor 30 tahun 2007 pasal 5, anak murid di TK ini pun dibagi atas 2 jenis kelas, kelas A untuk usia 4-5 tahun, kelas B untuk anak usia 5-6 tahun. Kelas ideal yang berukuran 8x8 dan mampu menampung 25 anak, hanya berjumlah 3 kelas, yakni kelas A1, A2, dan B2. Sedangkan untuk anak kelas B1 dan B3 menempati Ruang TU (tata usaha) dan Ruang Guru sebagai kelas, dengan kapasitas sekitar 20 anak. Untuk guru pengajar, yang jumlahnya 17 orang (10 orang guru tetap, 7 orang guru ekstra) saat ini tidak memiliki ruangan dan biasanya beristirahat di ruangan dapur atau ruang kepala sekolah. Namun ruangan TU sekaligus perpustakaan telah selesai dibangun dan akan segera ditempati. Untuk rencana ke depan, TK Pertiwi Gondanglegi akan melakukan perluasan lahan dan menambah daya tampung anak dengan menambah fasilitas ruangan kelas. Selain itu terdapat rencana untuk membangun kolam renang sebagai fasilitas tambahan. 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Rumusan Masalah Umum (Non Arsitektural)
Bagaimana Redesain TK Pertiwi Gondanglegi dengan Pendekatan Studi Perilaku dan Lingkungan dapat mengurangi angka anak usia dini yang belum terlayani pendidikannya?
Bagaimana Redesain TK Pertiwi Gondanglegi dengan Pendekatan Studi Perilaku dan Lingkungan dapat menjadi solusi permasalahan meningkatnya kebutuhan pendidikan PAUD sebagai akibat dari bertambahnya jumlah anak usia dini di Indonesia setiap tahun?
Bagaimana
Redesain TK Pertiwi Gondanglegi dengan Pendekatan Studi
Perilaku dan Lingkungan dapat mendukung rencana pemerintah untuk mencapai target APK-PAUD?
5
1.2.2. Rumusan Masalah Khusus (Arsitektural)
Bagaimana Redesain TK Pertiwi Gondanglegi dengan Pendekatan Studi Perilaku dan Lingkungan dapat menampung murid dalam jumlah yang lebih besar?
Bagaimana Redesain TK Pertiwi Gondanglegi dengan Pendekatan Studi Perilaku dan Lingkungan dapat mewadahi dan memfasilitasi perilaku anak murid berdasarkan keragaman karakter dan psikologisnya serta membentuk perilaku yang berpendidikan baik, terampil, mandiri, dan berakhlak mulia?
Bagaimana Redesain TK Pertiwi Gondanglegi dengan Pendekatan Studi Perilaku dan Lingkungan dapat menerjemahkan metode pembelajaran sambil bermain?
Bagaimana Redesain TK Pertiwi Gondanglegi dengan Pendekatan Studi Perilaku dan Lingkungan dapat menyediakan sebuah lingkungan yang berkualitas bagi anak murid untuk saling berinteraksi dengan teman-teman sebayanya dan juga guru pengajar?
1.3. Tujuan dan Sasaran 1.3.1. Tujuan Redesain TK Pertiwi Gondanglegi Yogyakarta yang mampu menampung anak murid dalam jumlah yang lebih besar dengan lingkungan yang lebih berkualitas sebagai respon terhadap meningkatnya kebutuhan terhadap pendidikan anak usia dini. Kosnsep desain yang diusulkan berdasarkan studi perilaku anak dan lingkungannya.
1.3.2. Sasaran Redesain
Taman
Kanak-kanak
Pertiwi
Gondanglegi
Yogyakarta
untuk
meningkatkan kualitas pendidikan sehingga membentuk anak murid yang berpendidikan baik, mandiri, terampil, dan berakhlak mulia serta dapat menjadi penerus bangsa yang berkompeten dan dapat membangun Indonesia menjadi negara yang lebih baik.
6
1.4. Lingkup Metode Pembahasan 1.4.1. Lingkup Pembahasan
Prinsip perancangan Taman Kanak-Kanak sesuai dengan standar arsitektur
Kajian pustaka mengenai perkembangan anak usia dini
Kajian pustaka Arsitektur Perilaku dan Lingkungan untuk membentuk perilaku anak murid sesuai dengan kepribadian, karakter, dan psikologis anak
Studi lapangan TK Pertiwi Gondanglegi Yogyakarta sebagai objek desain yang dipilih
1.4.2. Metode Pembahasan
Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mendapatkan data atau informasi penulisan laporan ini dengan melakukan pengumpulan berbagai data, antara lain : 1.
Studi Literatur Mencari literatur mengenai semua hal yang berhubungan dengan Taman Kanak-Kanak, perkembangan anak usia dini serta Arsitektur Perilaku dan Lingkungan untuk memperoleh data pendukung yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat.
2.
Observasi Lapangan Melakukan observasi secara langsung untuk mendapatkan gambaran serta kondisi sekolah dengan pendekatan perilaku dan lingkungan. Observasi dilaksanakan dengan wawancara, pemetaan perilaku berdasarkan tempat (place-centered mapping) dan pemetaan perilaku berdasarkan pelaku (person-centered mapping) di TK Pertiwi Gondanglegi Yogyakarta.
3.
Studi Kasus Melakukan perbandingan terhadap beberapa Taman Kanak-Kanak untuk mengetahui dan mendapatkan bagaimana contoh desain perancangan yang sesuai dengan karakter anak.
Metode Analisis Mengolah data-data dari studi literatur dan observasi lapangan untuk merumuskan kebutuhan, persyaratan-persyaratan serta alternatif konsep perancangan arsitektur Redesain TK Pertiwi Gondanglegi Yogyakarta dengan Pendekatan Studi Perilaku dan Lingkungan
7
Metode Sintesis Mengolah dan menarik kesimpulan dari analisis untuk disusun menjadi konsep perancangan arsitektur Redesain TK Pertiwi Gondanglegi Yogyakarta dengan Pendekatan Studi Perilaku dan Lingkungan.
1.5. Keaslian Penulisan Terdapat beberapa contoh penulisan tentang perancangan Taman Kanak-kanak, Pendekatan Seting Perilaku, atau sejenisnya, namun sejauh penulis ketahui, penulisan mengenai Redesain Taman Kanak-kanak Gondanglegi Yogyakarta Pendekatan Studi Perilaku dan Lingkungan belum pernah dilakukan sebelumnya. Satu judul yang mendekati yakni Pengembangan Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah Yogyakarta Pendekatan Studi Perilaku dan Lingkungan dengan Penulis Mahendra Manulat Parameswara (06/194435/TK/31814) adapun terdapat perbedaan pada objek yang diamati. Penulisan yang mengambil studi kasus Taman Kanak-kanak serta Pendekatan Seting Perilaku antara lain: Tabel 1. 2 Keaslian Penulisan No.
1.
2.
3.
4.
5.
Judul Desain Sekolah Taman Kanak-Kanak dengan Metode “Microscopic Design” di Yogyakarta Taman Kanak-Kanak dengan Pendekatan Konsep Teritorialitas pada Bangunan Redesain Kompleks Banguan TK SD Pangudi Luhur Yogyakarta Pendekatan Kebutuhan Spasial pada Perkembangan Karakteristik dan Perilaku Anak Pengembangan Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah Yogyakarta Pendekatan Studi Perilaku dan Lingkungan Redesain TK Pertiwi Gondanglegi Yogyakarta Pendekatan Studi Perilaku Dan Lingkungan
Nama Pemilik
Objek
Tema/Pendekatan
Fanitra Pedi Atmanti 06/197731/TK/32108
Taman KanakKanak
Metode Microscopic Design
Maulani Faradina Salilana 07/250212/TK/32343
Taman KanakKanak
Konsep Teritorialitas pada Bangunan
Dimitria Intan 08/268916/TK/34142
Kompleks Taman KanakKanak dan Sekolah Dasar
Kebutuhan Spasial pada Perkembangan Karakteristik dan Perilaku Anak
Mahendra Manulat Parameswara 06/194435/TK/31814
Panti Asuhan
Studi Perilaku dan Lingkungan
Bunga Sakina 09/280108/TK/34657
Taman KanakKanak
Studi Perilaku dan Lingkungan
Sumber: Analisis (2012)
8
1.6. Sistematika Penulisan
BAB I .
Berisi tentang latar belakang permasalahan. rumusan
PENDAHULUAN
masalah umum dan khusus, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan, keaslian penulisan, sistematika penulisan, serta kerangka berpikir penulis.
BAB II.
Berisi tentang berbagai tinjauan teori mengenai Taman
TINJAUAN TEORI
Kanak-kanak serta teori arsitektur perilaku-lingkungan.
BAB III.
Membahas
studi
lapangan
Taman
Kanak-kanak
STUDI KASUS DAN STUDI
Gondanglegi Tempel dan studi kasus. Adapun studi
LAPANGAN
kasus adalah tinjauan mengenai bangunan-bangunan taman kanak-kanak baik secara umum, maupun dengan pendekatan yang sesuai dengan perilaku anak dan kontekstual lingkungan, serta bangunan lain yang menggunakan pendekatan sejenis.
BAB IV.
Berisi tentang analisis tapak serta hasil pengamatan
PENDEKATAN KONSEP
teknik pemetaan perilaku berdasar Pelaku (Personcentered Mapping) dan pemetaan perilaku berdasar Tempat (Place-centered Mapping) pada Taman Kanakkanak Gondanglegi Tempel. Hasil analisis tersebut kemudian mengarahkan kepada konsep bangunan yang akan digunakan.
BAB V.
Membahas konsep perencanaan dan perancangan
KONSEP PERANCANGAN
Bangunan Taman Kanak-Kanak yang di dapat dari pendekatan studi perilaku dan lingkungan
9